PENGARUH KAP, CAR, SIZE, DAN NOM...
Transcript of PENGARUH KAP, CAR, SIZE, DAN NOM...
PENGARUH KAP, CAR, SIZE, DAN NOM TERHADAP
FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh :
NIMAS RANI PURBASARI
NIM: 1111046100050
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
i
PENGARUH KAP, CAR, SIZE, DAN NOM TERHADAP
FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh :
NIMAS RANI PURBASARI
NIM: 1111046100050
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Hari ini Selasa, 27 Maret 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Nimas Rani Purbasari
2. NIM : 1111046100050
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh KAP, CAR, SIZE, dan NOM terhadap Financing to
Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2012-2016
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Maret 2018
PANITIA UJIAN:
1. Ketua : AM. Hasan Ali, M.A.
NIP. 19751201 200501 1 005 (…………….……)
2. Sekretaris : Dr. Abdurrauf, M.A.
NIP. 19731215 200501 1 002 (…………….........)
3. Pembimbing : Edi Setiadi, S.E, M.M.
NIP. - (……..…………...)
4. Penguji I : Dr. Sofyan Rizal, S.E, M.Si
NIP. 19760430 201101 1 002 (…………….........)
5. Penguji II : AM. Hasan Ali, M.A.
NIP. 19751201 200501 1 005 (…………….........)
iv
ABSTRAK
Nimas Rani Purbasari. 1111046100050. Pengaruh KAP, CAR, SIZE, dan NOM
terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2012-2016. Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh KAP, CAR, SIZE,
dan NOM terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) pada bank umum syariah di
Indonesia, baik secara simultan maupun secara parsial. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data runtut bulanan dari Januari 2012 – Desember
2016 yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam laporan statistik
bulanan perbankan syariah. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi
Linear Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen (KAP, CAR,
SIZE, dan NOM) berkontribusi sebesar 65,9% terhadap FDR. Secara simultan
maupun parsial variabel independen (KAP, CAR, SIZE, dan NOM) berpengaruh
signifikan terhadap FDR.
Kata Kunci: FDR, KAP, CAR, SIZE, NOM
Pembimbing: Edi Setiadi, SE, MM
v
ABSTRACT
Nimas Rani Purbasari. 1111046100050. The effect of KAP, CAR, SIZE,
and NOM on the Financing to Deposit Ratio (FDR) and the object of this study
are Commercial Sharia Banks in Indonesia period 2012-2016. Concentration of
Islamic Banking, Muamalat Studies Program, Faculty of Sharia and Law. Syarif
Hidayatullah State Islamic University ,Jakarta.
The purpose of this study is to examine the effect of KAP, CAR, SIZE, and
NOM on the Financing to Deposit Ratio (FDR) and the object of this study are
Commercial Sharia Banks in Indonesia, either simultaneously or partially. The
data used in this research are the monthly data that are started from January
2012 until December 2016 the data obtained from published by the Financial
Services Authority in the yearly statistical report of Islamic Banking, The
analytical method used was multiple regression.
The results showed that independent variable (KAP, CAR, SIZE, and
NOM) contributing 65,9% to FDR. Simultaneously and partially independent
(KAP, CAR, SIZE, and NOM) variable has significant effect on FDR.
Keywords : FDR, KAP, CAR, SIZE, NOM
Supervisor : Edi Setiadi, SE, MM
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah wa syukurillah. Segala puji penulis haturkan kepada Allah
SWT karena atas ridho, rahmat, nikmat, karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH KAP, CAR,
SIZE DAN NOM TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO PADA
BANK UMU SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012-2016”. Shalawat serta
salam selalu dicurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW sang
pencerah yang membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang
benderang saat ini.
Penyusunan skripsi ini bertujuan sebagai salah salah satu syarat dalam
menyelesaikan program studi Muamalat Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat
kekurangan yang mungkin perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terkait
dengan tema yang sama dan juga penulis menyadari bahwa dalam proses
penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung dari pihak lain.
Pada kesempatan ini, penulis bermaksud untuk mengucapkan rasa terima
kasih yang teramat sangat kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, baik
yang tertulis maupun tidak tertulis dalam kesempatan kali ini.
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syariah Dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM.Hasan Ali, MA, selaku Ketua Program Studi Muamalat, dan
Bapak Abdurrauf, LC, MA selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarifhidayatullah Jakarta
3. Bapak Edi Setiadi, SE, MM selaku dosen pembimbing yang berperan banyak
dalam memberikan bimbingan, arahan, koreksi, saran dan selalu sabar
membimbing penulis Terima kasih atas ilmu dan kesabaranya yang bapak
berikan selama ini.
vii
4. Bapak Dr. Alimin Mesra, M.Ag, selaku dosen penasihat akademik yang telah
banyak memberikan bantuan dan masukan dalam banyak hal.
5. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas ilmu yang diberikan kepada penulis,
semoga ilmu ini dapat bermanfaat dunia dan akhirat.
6. Rasa cinta yang sangat mendalam penulis berikan kepada kedua orang tua
penulis yang selalu sabar menanti skripsi penulis cepat selesai Almarhum
Ayahandaku tersayang Samidjo dan Ibundaku tersayang Sri Sumaryati S.Pd.
yang membuat dorongan terbesar penulis untuk menyelesaikan perkuliahan.
7. Kepada Kakak dan Adikku tercinta Listya Maya Anggraini dan Wisnu
Sukrisna Aji yang telah memberikan semangat baik moril maupun materil
kepada penulis sampai skripsi ini terselesaikan.
8. Sahabat-sahabat penulis tersayang Sherty Junita, Afrizal Fathoni Amnan,
Rizal Kurniawan, Bayu Prasetyo, dan Amelia Rhaudiatun yang selalu
membantu dan memberi motivasi agar bisa mengikuti atau bersama-sama
untuk diwisuda. Terima kasih atas suka dan duka dari kalian.
9. Untuk teman-teman Perbankan syariah 2011, Maharani Prima Aisyah,
Indriyani Lubis, Agnesh Sherfina, Herdian Yusfan, Indra Dwi Prasetyo dan
teman teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis,
terimakasih atas canda tawa kalian selama proses perkuliahan hingga skripsi
ini selesai.
10. Untuk teman-teman kontrakan tebet Abdurahman Zuhad, Deden Eka, Hasnan
Aji terimakasih penulis sampaikan untuk kalian yang telah memberikan
tempat untuk mengerjakan skripsi dan selalu memberi semangat kepada
penulis hingga skripsi ini selesai.
11. Untuk teman-tman sepermainan, Selvina Amalia, Pratiwindya Ruhita,
Septiandi Dwi Nugraha, dan Aziz Pilar Syefiaji yang tiada hentinya
memberikan motivasi demi terselesaikannya skripsi ini.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...................................................... i
LEMBAR PENGESAHAAN PANITIA PENGUJI ................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................... 6
D. Perumusan Masalah............................................................. 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 7
F. Kerangka Teori .................................................................... 8
G. Sistematika Penulisan ........................................................ 10
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Likuiditas Bank Syariah .................................................... 12
1. Pengertian Likuiditas .................................................. 12
2. Macam-macam Rasio Likuiditas ................................ 14
ix
B. Financing to Deposit Ratio (FDR) .................................... 16
C. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) ...................................... 17
D. Capital Adequacy Ratio (CAR)......................................... 20
E. Ukuran Bank (SIZE) ......................................................... 22
F. Net Operating Margin (NOM) .......................................... 23
G. Tinjauan Studi Terdahulu .................................................. 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 31
B. Metode Pengumpulan Data ............................................... 31
C. Operasional Variabel Penelitian ........................................ 32
D. Hipotesis ............................................................................ 35
E. Metode Analisis................................................................. 36
1. Uji Asumsi Klasik ...................................................... 38
2. Uji Hipotesis ............................................................... 47
F. Kerangka Kerja ................................................................. 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................... 47
B. Analisis Regresi................................................................. 52
C. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................. 54
D. Pembahasan ....................................................................... 57
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................ 62
B. Saran .................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 65
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Perhitungan FDR Bank AB Desember 2010 ........................... 17
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian KAP ......................................................................... 19
Tabel 2.3 Contoh Perhitungan KAP Bank AB Desember 2010 ........................... 20
Tabel 2.4 Contoh Perhitungan CAR Bank AB Desember 2010 ........................... 22
Tabel 2.5 Contoh Perhitungan CAR Bank AB Desember 2010 ........................... 23
Tabel 2.6 Kriteria Penilaian NOM ........................................................................ 24
Tabel 2.7 Contoh Perhitungan NOM Bank AB Desember 2010 .......................... 25
Tabel 2.8 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 25
Tabel 4.1 Data FDR, KAP, CAR, SIZE dan NOM .............................................. 47
Tabel 4.2 Uji Normalitas Jarque – Bera ............................................................... 49
Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas .............................................................................. 50
Tabel 4.4 Uji White Heteroskedasrisitas ............................................................... 51
Tabel 4.5 Uji Lagrange Multiple Test ................................................................... 52
Tabel 4.6 Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square....................................... 53
Tabel 4.7 Hasil Koefisien Determinasi ................................................................. 55
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F ............................................................................... 55
Tabel 4.9 Hasil Uji t .............................................................................................. 56
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Perkembangan FDR BUS di Indonesia ................................................. 3
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia perbankan khususnya perbankan syariah
memegang peran penting dalam memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Ini dapat dilihat dari penurunan laju pertumbuhan
perbankan syariah yang menandakan salah satu penyebab terjadinya
perlambatan ekonomi pada tahun 2013, dimana pada tahun 2013 mengalami
pertumbuhan hanya 24,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan
tahun sebelumnya 34,0% (yoy).1 Bank sebagai lembaga kepercayaan
masyarakat dan merupakan bagian dari sistem moneter mempunyai
kedudukan strategis sebagai penunjang pembangunan ekonomi.
Hal ini berkaitan erat dengan fungsi penting perbankan sebagai
lembaga intermediasi. Dimana bank berfungsi untuk menghimpun dana dari
pihak yang mempunyai kelebihan dana dan menyalurannya kepada pihak yang
kekurangan dana. Bank dianggap berhasil dalam melaksanakan fungsinya
dalam intermediasi apabila bank tersebut dapat mengelola besarnya proporsi
dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan dimana bank
tersebut tetap memperhatihan aspek resiko agar resiko pembiayaan tidak
menyebabkan resiko gagal bayar yang dapat memperbesar peluang suatu bank
dalam kondisi bermasalah (kebangkrutan).
1 OJK, Publikasi Laporan Perkembangan Keuangan Syariah 2013, h.2.
2
Namun pada tahun 2013 terlihat bahwa FDR BUS masih tercatat
sebesar 95,9% pada akhir periode laporan yang mencerminkan FDR
perbankan syariah tetap relatif tinggi. Sedangkan data terkini pada tahun 2014
bulan Desember memperlihatkan bahwa FDR BUS tercatat menurun menjadi
86,66%.
Rasio pembiayaan terhadap pendanaan (Financing to Deposit
Ratio/FDR) perbankan syariah dinilai akan efektif untuk mendukung
perolehan imbal hasil tinggi jika berada pada kisaran 95%-98%. Hal itu berarti
berarti dari 100% dana yang terkumpul dari masyarakat, sebanyak 95%-98%
diantaranya disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Riyanto, Direktur Utama
PT. Bank Syariah Bukopin (BSB), mengatakan kisaran angka tersebut sangat
efektif untuk memberikan imbal hasil yang kompetitif. Sebab, margin yang
dihasilkan dari pembiayaan kepada nasabah cenderung lebih tinggi
dibandingkan jika dana ditempatkan pada instrumen lain seperti fasilitas
simpanan Bank Indonesia dan sukuk.2
Perkembangan tingkat FDR BUS yang ada di Indonesia dapat kita lihat
dari grafik di bawah ini:
2 “Rasio Pembiayaan (FDR) Bank Syariah yang Ideal 98%”, artikel ini diakses pada
tanggal 17 Maret 2015 pukul 14.10 WIB pada link
http://syariah.bisnis.com/read/20140314/232/210856/rasio-pembiayaan-fdr-bank-syariah-yang-
ideal-98
3
Grafik 1.1 Perkembangan FDR BUS di Indonesia
Sumber: data diolah dari OJK
Dilihat dari grafik di atas FDR BUS mengalami penurunan dari tahun
2012 ke tahun 2014 dari 120,65% menjadi 86,66%. Penurunan ini
menunjukkan pula bahwa bank syariah tidak bisa memaksimalkan dalam
melakukan pembiayaan ke masyarakat ataupun ke sektor riil.3 Hal ini juga
menunjukkan bahwa bank syariah tidak bisa mengefektifkan dana yang
dihimpunnya. Rendahnya tingkat FDR BUS ini dapat pula memperlihatkan
bahwa dana pihak ketiga (DPK) yang semakin banyak yang tidak diimbangi
dengan besarnya pembiayaan akan menurunkan tingkat FDR perbankan
syariah.4
3 Oky Rosandy, “Analisis Kausalitas Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non
Performing Financing (NPF) dan Inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Perbankan
Syariah di Indonesia Periode Januari 2004 – September 2012,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h.26.
4 Dian Nuriyah Solissa, “Pengaruh SBI Syariah terhadap Tingkat FDR Perbankan Syariah
(Analisis Simulasi Kebijakan),” (Tesis Fakultas Ekonomi dan Keuangan Syariah, Universitas
Indonesia, 2009), h.6
0
20
40
60
80
100
120
140
2012 2013 2014 2015 2016
FDR
FDR
4
Padahal Bank Indonesia (BI) tidak menetapkan batas atas rasio
pembiayaan terhadap DPK atau FDR perbankan syariah, terkait harmonisasi
aturan GWM-LDR di perbankan konvensional. Bank Sentral tetap berupaya
mendorong pertumbuhan perbankan syariah. Tidak adanya pembatasan atau
penurunan dari tingkat FDR perbankan syariah dikarenakan perbankan syariah
masih perlu untuk terus bertumbuh pesat.5
FDR secara pemahaman hampir sama dengan konsep LDR dimana
keduanya sama-sama berfungsi untuk mengukur tingkat likuiditas perbankan
dan juga melihat rasio dari jumlah dana yang disalurkan atau total pembiayaan
dengan rasio jumlah dana yang diterima atau Dana Pihak Ketiga (DPK)
ditambah modal sendiri, hanya saja FDR tidak menganut sistem bunga dalam
menyalurkan dana ataupun pembiayaannya. Pengelolaan likuiditas merupakan
suatu fungsi yang terpenting yang dilakukan oleh perbankan syariah
khususnya karena dapat menggambarkan fungsi bank sebagai lembaga
intermediasi berjalan dengan baik atau tidak dan juga berkaitan erat dengan
tingkat profitabilitas perbankan syariah itu sendiri.6
Pencapaian keberhasilan fungsi intermediasi bank yang terlihat melalui
LDR yang pemahamannya hampir sama dengan FDR dapat disebabkan oleh
berbagai hal penting dalam bank. Pertama, kecukupan modal bank atau sering
5 “Tak Batasi FDR, BI Tetap Dukung Ekspansi Perbankan Syariah”, %”, artikel ini
diakses pada tanggal 17 Maret 2015 pukul 15.05 WIB pada link
http://www.infobanknews.com/2013/11/tak-batasi-fdr-bi-tetap-dukung-ekspansi-perbankan-
syariah/
6 Oky Rosandy, “Analisis Kausalitas Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non
Performing Financing (NPF) dan Inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Perbankan
Syariah di Indonesia Periode Januari 2004 – September 2012,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h.22.
5
disebut dengan capital adequacy ratio. Kedua, kemampuan intermediasi
perbankan dapat dinilai melalui ukuran bank yang tercermin melalui total
aktiva bank tersebut. Ketiga, pada dasarnya bisnis bank yang membentuk
aktiva produktif dapat memberi income bagi bank. Keempat, aktivitas bisnis
bank tidak terlepas dari biaya operasional.7
Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas dan mengingat pentingnya
mengetahui faktor penentu FDR perbankan syariah dalam mewujudkan
persaingan yang kompeten dengan perbankan konvensional dan mendukung
pertumbuhan perbankan syariah yang lebih pesat lagi serta masih sedikitnya
penelitian di bidang perbankan syariah khususnya FDR, maka pada
kesempatan kali ini penulis tertarik membahas tentang “PENGARUH KAP,
CAR, SIZE, DAN NOM TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO
(FDR) PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012-
2016.
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana tingkat Financing to Deposit Ratio (FDR) perbankan
syariah di Indonesia?
2. Bagaimana Kinerja KAP, CAR, SIZE, dan NOM dalam kurun waktu
penelitian?
7 Muchammad Syafi’i, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit
Ratio (Studi pada 10 Bank Terbesar di Indonesia),” (Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas
Brawijaya, 2015).
6
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi FDR perbankan syariah di
Indonesia dan Faktor apa yang paling Dominan memberikan pengaruh
terhadap FDR?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti membatasi permasalahan
yang akan diteliti pada Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif (KAP),
CAR, SIZE, dan NOM terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank
Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2016, diantaranya:
1. Data KAP, CAR, SIZE, dan NOM yang digunakan diambil dari
Publikasi Laporan Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Data Financing to Deposit Ratio (FDR) dilihat dari Publikasi
Laporan Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK).
3. Dikarenakan keterbatasan data UUS yang dipublikasikan dan agar
lebih fokus dan spesifik dalam penelitian ini penulis akan meneliti
sebatas faktor-faktor yang mempengaruhi FDR di Bank Umum
Syariah (BUS) di Indonesia dalam kurun waktu Januari 2012
sampai Desember 2016 yang dilihat dari rasio KAP, CAR, SIZE,
dan NOM perbankan syariah di Publikasi Laporan Statistik
Perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK).
7
D. Perumusan Masalah
Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah
penulisan skripsi ini penulis merumuskan masalah penelitian, yaitu :
1. Apakah variabel KAP, CAR, SIZE, dan NOM berpengaruh terhadap
Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum Syariah secara
simultan?
2. Apakah variabel KAP, CAR, SIZE, dan NOM berpengaruh terhadap
Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum Syariah secara
parsial?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh KAP, CAR, SIZE, dan NOM
berpengaruh terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) pada bank
umum syariah secara simultan.
b. Untuk mengetahui pengaruh KAP, CAR, SIZE, dan NOM
berpengaruh terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) pada bank
umum syariah secara parsial.
2. Manfaat Penelitian
a. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti
pribadi.
8
b. Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat
dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada
maupun yang akan dilakukan.
c. Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tentang perbankan syariah khususnya
faktor-faktor yang mempengaruhi Financing to Deposit Ratio (FDR)
pada bank umum syariah.
d. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber rujukan bagi para
praktisi perbankan syariah di Indonesia untuk menentukan Financing to
Deposit Ratio (FDR) yang ideal bagi bank umum syariah di Indonesia.
e. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk
menerbitkan regulasi yang bertujuan memaksimalkan dan
mengoptimalkan Financing to Deposit Ratio (FDR) bank umum
syariah di Indonesia bagi regulator perbankan (Bank Indonesia).
F. Kerangka Teori
Bagan Kerangka Teori
independent variable
dependent variable
KAP
CAR
SIZE
NOM
FDR
9
Likuiditas pada bank syariah merupakan suatu fungsi yang terpenting
karena dapat menggambarkan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi
berjalan dengan baik atau tidak dan juga berkaitan erat dengan tingkat
profitabilitas perbankan syariah itu sendiri. Pencapaian keberhasilan fungsi
intermediasi bank yang terlihat melalui LDR yang pemahamannya hampir
sama dengan FDR dapat disebabkan oleh berbagai hal penting dalam bank.8
Diantaranya yaitu pertama, kecukupan modal bank atau sering disebut
dengan capital adequacy ratio. Nilai CAR yang tinggi meningkatkan financial
resources untuk menutupi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran
pembiayaan. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank
tersebut untuk menanggung resiko dari setiap pembiayaan serta mampu
membiayai kegiatan operasional dan memberikan konstribusi yang cukup
besar bagi profitabilitas.
Kedua, kemampuan intermediasi perbankan dapat dinilai melalui
ukuran bank yang tercermin melalui total aktiva bank tersebut. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Muchammad Syafi’I 2015 hubungan antara
ukuran bank yang dilihat dari total aktiva terhadap LDR mempunyai pengaruh
yang positif, ini dikarenakan terindikasi dengan sebagian besar total aktiva
bank merupakan kredit yang disalurkan. Dimana kontribusi total aktiva Bank
Umum Syariah lebih dominan dibandingkan dengan total aktiva Unit Usaha
Syariah. Dibuktikan dengan 76,63% total aktiva perbankan syariah dihasilkan
oleh Bank Umum Syariah.
8 Muchammad Syafi’i, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit
Ratio (Studi pada 10 Bank Terbesar di Indonesia),” (Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas
Brawijaya, 2015).
10
Ketiga, pada dasarnya bisnis bank yang membentuk aktiva produktif
dapat memberi income bagi bank. Kualitas aktiva produktif merupakan
standar pengukuran kinerja bank syariah, untuk menjaga kinerja yang baik
maka kualitas aktiva produktif perlu dijaga. Demikian juga dengan rasio
antara pembiayaan dan sumber-sumber daya dengan memperhatikan
penyebaran sumber daya dan penyebaran resiko sehingga aktiva produktif
perusahaan benar-benar dapat menjadi kontribusi pendapatan bagi bank
tersebut.9 Untuk menilai income yang dihasilkan dari aktiva produktif
tersebut, bank syariah menggunakan net operating margin (NOM) sebagai
rasio pengukur. NOM juga merupakan analog dari NIM yang digunakan oleh
bank konvensional. Hubungan antara NIM dengan LDR mempunyai pengaruh
yang positif karena semakin besar NIM mengindikasikan fungsi intermediasi
byang berjalan dengan lancar.10
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
kerangka teori dan konsep, dan sistematika penulisan.
9 Drs. Zainul Arifin, MBA, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: CV.
Alvabet, 2003), h.9. 10 Syahnia Manurung, “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Intermediasi Bank
Melalui Pendekatan Lan to Deposit Ratio(LDR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Tahun 2006-2013,” Jurnal Gunadarma, h.3.
11
BAB II : KAJIAN TEORITIS
Pada bab ini akan disajikan teori terkait Likuiditas Bank Syariah,
Financing to Deposit Ratio (FDR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Ukuran Bank (SIZE), Net Operating Margin (NOM)
dan Tinjauan Kajian Terdahulu.
BAB III : METODE PENELITIAN
Mengenai ruang lingkup penelitian, pengumpulan data, operasional
variabel penelitian, hipotesis dan analisis.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Mengenai gambaran umum objek penelitian mulai dari perkembangan
FDR, KAP, CAR, SIZE, dan NOM dari tahun 2012-2016, serta penemuan dan
pembahasan yang terdiri dari hasil uji asumsi klasik, analisis regresi, hasil
pengujian hipotesis dan pembahasan mengenai hasil.
BAB V : PENUTUP
Bagian ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.
12
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Likuiditas Bank Syariah
1. Pengertian Likuiditas
Dari sudut aktiva, likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah seluruh
asset menjadi bentuk tunai (cash), sedangkan dari sudut pasiva , likuiditas
adalah kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan
portofolio liabilitas. Apabila dikaitkan dengan lembaga bank, likuiditas berarti
kemampuan bank setiap waktu dalam untuk membayar utang jangka
pendeknya apabila tiba-tiba ditagih oleh nasabah atau pihak-pihak terkait.11
Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban-kewajibannya terutama kewajiban jangka pendeknya.
Suatu bank dinyatakan likuid apabila bank tersebut dapat memenuhi
kewajiban hutangnya, dapat membayar kembali semua simpanan nasabah,
serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi
penangguhan.12
Dalam kegiatan operasional, bank dapat mengalami kelebihan atau
kekurangan likuiditas. Apabila terjadi kelebihan, maka hal itu dianggap
sebagai keuntungan bank. Sedangkan jika terjadi kekurangan, maka bank
memerlukan sarana untuk menutupi kekurangan tersebut.
11 Edy Setiadi, Buku Materi Kuliah Manajemen Treasury Bank Syariah (Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah, 2013), Ed.1, h.188. 12 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Ciputat: UIN
Jakarta Press, 2013), cet.1, h.105.
13
Oleh karena itu, untuk menjaga agar likuiditas bank berada pada posisi
yang tepat dibutuhkan pengelolaan yang baik. Dengan melakukan majemen
likuiditas maka bank akan dapat memelihara likuiditas yang dianggap sehat
dengan ciri-ciri sebagai berikut:13
a. Memiliki jumlah aset likuid, cash asset (uang kas, rekening pada bank
sentral dan bank lainnya) setara dengan kebutuhan likuiditas yang
diperkirakan
b. Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan, tetapi memiliki surat-surat
berharga yang segera dapat dialihkan menjadi kas, tanpa harus
mengalami kerugian baik sebelum atau sesudah jatuh tempo
c. Memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara
menciptakan uang, misalnya dengan menjual surat berharga dengan
repurchase agreement
d. Memenuhi rasio pengukuran likuiditas yang sehat yaitu:
1) Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga
a) Merupakan ukuran untuk menilai kemampuan bank dalam
memenuhi kebutuhan likuiditas akibat penarikan dana oleh
pihak ketiga dengan menggunakan alat likuid bank yang tersedia.
b) Alat likuid bank terdiri atas uang kas, saldo giro pada bank
sentral dan bank koresponden.
13 Edy Setiadi, Buku Materi Kuliah Manajemen Treasury Bank Syariah (Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah, 2013), Ed.1, h.194.
14
c) Semakin besar rasio ini, semakin besar kemampuan bank
memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tetapi disisi lain
mengidentifikasikan semakin besar idle money.
2) Ratio pembiayaan terhadap total dana pihak ketiga
a) Finance to deposit ratio (FDR), yang menggambarkan
perbandingan pembiayaan yang disalurkan dengan jumlah DPK
yang disalurkan.
b) Rasio ini harus dipelihara pada posisi tertentu yaitu 75-100%.
Jika rasio di bawah 75% maka bank dalam kondisi kelebihan
likuiditas, dan jika di atas 100% maka bank dalam kondisi
kurang likuid. Menurut kriteria Bank Indonesia, rasio sebesar
115% keatas nilai kesehatan likuiditas bank adalah nol.
2. Macam-macam Rasio Likuiditas
a. Quick Ratio
Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan
giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang
dimiliki oleh bank.
b. Investing Policy Ratio
Investing Policy Ratio merupakan kemampuan bank dalam melunasi
kewajibannya kepada para deposan dengan cara melunasi surat-surat
berharga yang dimilikinya.
15
c. Banking Ratio
Banking Ratio bertujuan untuk mengukur tingkat likuiditas bank
dengan membandingkan jumlah kredit atau loan dalam bank
konvensional, sedangkan pada bank syariah diukur dengan
pembiayaan atau financing yang disalurkan dengan jumlah deposit
yang dimiliki.
d. Asset to Loan/Financing Ratio
Asset to Loan/Financing Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur jumlah kredit/pembiayaan yang disalurkan dengan jumlah
harta yang dimiliki bank.
e. Invesment Portofolio Ratio
Invesment Portofolio Ratio merupakan ratio untuk mengukur tingkat
likuiditas dalam investasi surat berharga.
f. Cash Ratio
Cash Ratio merupakan ratio untuk mengukur kemampuan bank
melunasi kewajiban yang harus segera dibayarkan dengan harta likuid
yang dimiliki bank.
g. Loan/Financing To Deposit Ratio
Loan To Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi
jumlah kredit atau yang diberikat dibandingkan dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Sedangkan Financing
To Deposit Ratio dalam bank syariah merupakan perbandingan antara
16
pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun perbankan syariah.
h. Current Ratio
Current Ratio merupakan ratio yang dihasilkan dari perbandingan
antara aktiva lancar (current assets) dengan kewajiban lancar (current
liabilities).
B. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Dalam kamus Bank Indonesia, FDR merupakan rasio pembiayaan
terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang diterima oleh bank. FDR sering
dianalogkan dengan LDR, rasio yang digunakan bank konvensional. Loan to
Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit
yang diberkian dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri
yang digunakan.14 Begitu juga dengan FDR sebagai rasio likuiditas bank syariah
dapat mengukur komposisi jumlah pembiayaan yang diberikan dibandingkan
dengan jumlah dana pihak ketiga dan modal sendiri yang digunakan.
Bank Indonesia menetapkan rasio FDR sebesar 110% dan bila melebihi
angka tersebut, diberi nilai pembiayaan nol (0), hal ini menunjukkan bahwa bank
syariah tersebut mempunyai tingkat likuiditas yang kurang baik dan berpengaruh
terhadap tingkat kesehatan bank. Perhitungan nilai pembiayaan yaitu: pertama,
untuk rasio FDR sebesar 110% atau lebih, nilai pembiayaan = 0, kedua, untuk
rasio FDR di bawah 110%, nilai pembiayaan = 100. Besarnya tingkat FDR dipicu
14 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012, Ed.Rev), h.319.
17
oleh besarnya pembiayaan yang disalurkan, semakin besar pembiayaan yang
disalurkan, maka semakin besar pula tingkat FDR.
Rumus perhitungan FDR yaitu:
𝐹𝐷𝑅 =Total Pembiayaan
Dana Pihak Ketiga + ekuitas× 100%
Tabel 2.1 Contoh Perhitungan FDR Bank AB Desember 2010
C. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Aktiva produktif adalah penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun
valuta asing untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk pembiayaan, surat
berharga syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, penyertaan modal,
No Pos-pos Jumlah FDR
Aktiva
1 Murabahah 7000
2 Salam -
3 Istishna 700
4 Mudharabah 3200
5 Musyarakah 3000
6 Qardh 1000
7 Rahn -
8 Ijarah 400
Total pembiayaan 15300
Passiva
1 Tabungan 6000
2 Deposito 7500
3 Giro 2000
4 Ekuitas 3000
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎+𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 x 100%
15300
15500+3000 x 100% = 82.70%
18
penyertaan modal sementara, penempatan pada bank lain, komitmen dan
kontijensi pada transaksi rekening administratif, dan bentuk penyediaan dana yang
lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.15 Untuk melihat apakah aktiva
produktif telah digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal yaitu dengan
melakukan penilaian terhadap kualitas aktiva produktif tersebut. Selain itu,
penilaian kualitas aktiva produktif ini juga bertujuan untuk menilai kondisi aset
bank, termasuk antisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk)
yang akan muncul. Kualitas aktiva produktif dapat didasarkan pada penilaian
cadangan kerugian penurunan nilai terhadap aset produktifnya. Menurut Bank
Indonesia cadangan kerugian penurunan nilai adalah penyisihan yang dibentuk
apabila nilai aset keuangan setelah penurunan kurang dari nilai aset keuangan
awal.
Jadi, rasio kualitas aktiva produktif sebagai rasio dalam penilaian kualitas
aset sangat berguna untuk mengetahui bagaimana pihak bank dapat mengelola
aktiva yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan
pendapatan atau keuntungan semaksimal mungkin.16 Di Indonesia kualitas aktiva
produktif dinilai berdasarkan tingkat ketertagihannya yaitu lancar, dalam
perhatian khusus, kredit kurang lancar, kredit diragukan, atau kredit macet.17
15 Edy Setiadi, Buku Materi Kuliah Manajemen Treasury Bank Syariah (Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah, 2013), Ed.1, h.137. 16 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Ciputat: UIN
Jakarta Press, 2013), cet.1, h.96. 17 Peraturan Bank Indonesia (PBI), No. 5/7/2003 tentang Aktiva Produktif
19
KAP = 𝐴𝑃𝑌𝐷 (𝐷𝑃𝐾,𝐾𝐿,𝐷,𝑀)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓× 100%
Rumus perhitungan KAP yaitu:18
Keterangan:
APYD adalah Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan adalah aktiva
produktif yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan
penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai
berikut:
1. 25% dari aktiva produktif yang digolongkan Dalam Perhatian
Khusus.
2. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan Kurang Lancar.
3. 75% dari aktiva produktif yang digolongkan Diragukan.
4. 100% dari aktiva produktif yang digolongkan Macet.
Tabel 2.2 Kriteria penilaian KAP
Kriteria Keterangan
Peringkat 1: KAP > 0,99 Tinggi
Peringkat 2: 0,96 < KAP ≤ 0,99 Cukup Tinggi
Peringkat 3: 0,93 < KAP ≤ 0,96 Rendah
Peringkat 4: 0,90 < KAP ≤ 0,93 Cukup Rendah
Peringkat 5: KAP ≤ 0,90 Sangat Rendah
Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan BI,2012
18 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Ciputat: UIN
Jakarta Press, 2013), cet.1, h.96.
20
Tabel 2.3 Contoh Perhitungan KAP Bank AB Desember 2010
No Pos-pos L DPK KL D M Jumlah
1
Surat berharga
syariah 5000 - - - 50 5050
2 Pembiayaan 16500 300 400 55 400 17655
Murabahah 7000 150 300 - 100 7550
Salam 500 - - 30 50 580
Isthisna 1500 - 50 5 25 1580
Mudharabah 4000 100 50 - 25 4175
Musyarakah 3500 50 - 20 200 3770
Jumlah 21500 300 400 55 450 22705
APYD 25% 50% 75% 100%
75 200 41.25 450 766.25
KAP
D. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio ini menunjukkan kecukupan modal yang ditetapkan lembaga
pengatur yang khusus berlaku bagi industri-industri yang berada di bawah
pengawasan pemerintah misalnya bank dan asuransi. Rasio modal dengan aktiva
tertimbang menurut resiko (ATMR) ini berlaku di bank. Penentuan ATMR ini
ditentukan Bank Indonesia.19 Rasio utama pada permodalan adalah rasio
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau lebih dikenal sebagai
rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kewajiban pemenuhan modal
minimum yang harus dimiliki oleh bank.20 CAR memperlihatkan seberapa besar
jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko, yang dibiayai dari modal
19 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali
Press, 2010), h.307. 20 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Banten: UIN
Jakarta Press, 2013), h.93.
𝐴𝑃𝑌𝐷 (𝐷𝑃𝐾,𝐾𝐿,𝐷.𝑀)
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 x 100%
766.25
22705 x 100% = 3.37%
21
CAR = 𝑀𝑡𝑖𝑒𝑟1+ 𝑀𝑡𝑖𝑒𝑟2+ 𝑀𝑡𝑖𝑒𝑟3−𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑡𝑎𝑎𝑛
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜× 100%
sendiri. Oleh sebab itu hubungan antara CAR dengan LDR diduga memiliki
pengaruh yang positif karena jika tingkat kecukupan modal meningkat maka
fungsi intermediasi juga akan semakin meningkat.21
Pada bank syariah menurut ketentuan BI (PBI No. 15/12/PBI 2013) CAR
minimum 8%, 9%, 10%, dan 11%-14% dari total Aset Tertimbang Menurut
Resiko (Risk Weight Assets) masing-masing untuk bank dengan profil resiko
berturut-turut 1, 2, 3 dan 4 atau 5.22
Rumus untuk menghitung CAR yaitu:23
Keterangan:
M tier1 : Modal inti
M tier2 : Modal pelengkap
M tier3 : Modal pelengkap tambahan
Penyertaan : Penanaman dana bank dalam bentuk saham pada perusahaan yang
bergerak di bidang keuangan syariah atau jenis transaksi tertentu
berdasarkan prinsip syariah yang berakibat bank memiliki atau
akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang
keuangan syariah.
21 Syahnia Manurung, “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Intermediasi Bank
melalui Pendekatan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Tahun 2006-2013”, (Jurnal Universitas Gunadarma), h.2. 22 Edy Setiadi, Buku Materi Kuliah Manajemen Treasury Bank Syariah (Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah, 2013), Ed.1, h.215. 23 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Banten: UIN
Jakarta Press, 2013), h.93.
22
ATMR : Nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan
masing-masing bobot resiko aktiva tersebut. Aktiva yang paling
tidak beresiko diberi bobot 0% dan aktiva yang paling beresiko
diberi bobot 100%. Dengan demikian ATMR menunjukkan nilai
aktiva beresiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah
yang cukup.
Tabel 2.4 Contoh Perhitungan CAR Bank AB Desember 2010
E. Ukuran Bank (SIZE)
Suatu ukuran yang menunjukkan besar kecil suatu perusahaan yang dapat
dilihat dari total penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan total aktiva. Ukuran
yang didapat dari total asset yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Menurut
Abdullah (2003), aktiva bagi perusahaan merupakan sumber daya yang dimiliki
untuk dikelola dengan baik guna mendatangkan penghasilan. Dan aktiva terbesar
bank merupakan pembiayaan. Ini berarti bank dengan total aktiva yang besar
berpotensi untuk menyalurkan pembiayaan yang besar.
Rumus perhitungan total aktiva:
Total Aktiva = Jumlah Aktiva Lancar + Jumlah Aktiva Tetap
No Pos-pos Jumlah CAR
1 Modal inti 1500
2 Modal pelengkap 400
3 Modal pelengkap tambahan -
4 Penyertaan -
5
Aktiva tertimbang menurut
risiko kredit dan resiko pasar 14400
(𝑀𝑡𝑖𝑒𝑟1+𝑀𝑡𝑖𝑒𝑟2+𝑀𝑡𝑖𝑒𝑟3) −𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑡𝑎𝑎𝑛
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 x 100%
(1500+400)
14400 x 100% = 7.64%
23
Tabel 2.5 Contoh Perhitungan SIZE Bank AB Desember 2010
No Pos-pos Jumlah
1 Kas 600
2 Penempatan pada BI 4500
3 Penempatan pada bank lain 300
4 Surat berharga 2000
5 Piutang 15000
6 Pembiayaan 8500
7 Aktiva tetap dan inventaris 400
8 lain-lain 600
Total aktiva 31900
F. Net Operating Margin (NOM)
Dalam bank konvensional Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio
yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva
produktifnya untuk mendapatkan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih
diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Adapun kredit yang
diberikan merupakan aktiva produktif yang dominan dalam menghasilkan
pendapatan bunga. Jadi hubungan antara NIM dengan LDR mempunyai pengaruh
yang positif karena semakin besar NIM mengindikasikan fungsi intermediasi yang
berjalan lancar.24
Net Operating Margin merukapan rasio rentabilitas untuk mengetahui
kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui perbandingan
pendapatan operasional dan beban operasional dengan rata-rata aktiva produktif.25
Selain itu, Net Operating Margin juga dapat diartikan sebagai rasio utama
24 Syahnia Manurung, “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Intermediasi Bank
melalui Pendekatan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Tahun 2006-2013”, (Jurnal Universitas Gunadarma), h.3. 25 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Banten: UIN
Jakarta Press, 2013), h.101.
24
NOM = (𝑃𝑂−𝐷𝐵𝐻)−𝐵𝑂
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓× 100%
rentabilitas pada bank syariah untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif
dalam menghasilkan laba.26
Rumus perhitungan NOM yaitu:27
Keterangan:
PO : Pendapatan operasional adalah pendapatan operasional setelah distribusi
bagi hasil dalam 12 bulan terakhir.
DBH : Distribusi bagi hasil adalah hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah
temporer.
BO : Biaya operasional adalah beban operasional termasuk kekurangan PPAP
yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan dalam 12 bulan terakhir.
Tabel 2.6 Kriteia penilaian NOM
Kriteria Keterangan
Peringkat 1: NOM > 3% Tinggi
Peringkat 2: 2% < NOM ≤ 3% Cukup Tinggi
Peringkat 3: 1,5% < NOM ≤ 2% Rendah
Peringkat 4: 1% < NOM ≤ 1,5% Cukup Rendah
Peringkat 5: NOM ≤ 1% Sangat Rendah
Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan BI,2012.
26 Bank Indonesia, Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank(Jakarta: Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral, 2012), h.183. 27 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Banten: UIN
Jakarta Press, 2013), h.101.
25
Tabel 2.7 Contoh Perhitungan NOM Bank AB Desember 2010
No Pos-pos Jumlah NOM
1 Pendapatan operasional 4000
2 Distribusi bagi hasil 1500
3 Beban operasional 1500
4 Rata-rata aktiva produktif 5000
G. Tinjauan Studi Terdahulu
Tabel 2.8
Penelitian Terdahulu
No Identitas
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Alat
Analisis
Hasil
1. Syahnia
Manurung,
Universitas
Gunadarma
Analisis Faktor
yang
Mempengaruhi
Fungsi
Intermediasi
Bank Melalui
Pendekatan
Loan to
Deposit Ratio
(LDR) pada
PT. Bank
Variabel
dependen
adalah Loan
to Deposit
Ratio.
Variabel
independen
adalah
CAR, NPL,
BI Rate,
NIM, dan
Analisis
regresi
linier
berganda
Secara simultan CAR,
NPL, BI Rate, NIM, dan
GWM secara bersama-
sama berpengaruh
signifikan terhadap LDR.
Secara parsial CAR,
NPL, BI Rate, NIM, dan
GWM berpengaruh
signifikan terhadap LDR.
Besar sumbangan
Variabel X terhadap
(𝑃𝑂−𝐷𝐵𝐻) −𝐵𝑂
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 x 100%
(4000−1500) −1500
5000 x 100% = 20%
26
Tabungan
Negara
(Persero) Tbk
Tahun 2006 -
2013
GWM variabel Y sebesar 73%.
2. Mita Puji
Utari,
Universitas
Diponegoro
(Manajemen)
2011
Analisis
Pengaruh
CAR, NPL,
ROA, dan
BOPO
terhadap LDR
(Studi Kasus
pada Bank
Umum Swasta
Nasional
Devisa di
Indonesia
Periode 2005-
2008
Variabel
dependen
yaitu LDR.
Variabel
independen
yaitu CAR,
NPL, ROA,
dan BOPO
Analisis
regresi
linier
berganda
Variabel CAR
berpengaruh positif tidak
signifikan terhdap LDR
dengan tingkat
signifikansi 0,192 > 0,05,
NPL berpengaruh negatif
signifikan terhadap LDR
dengan tingkat
signifikansi 0,000 < 0,05,
ROA berpengaruh
negative tidak signifikan
terhadap LDR dengan
tingkat signifikansi 0,560
> 0,05, BOPO
berpengaruh positif
signifikan terhadap LDR
dengan tingkat
signifikansi 0,001 < 0,05.
27
Kelima variabel
berpengaruh sebesar
24,4% terhadap LDR.
3. Muchammad
Syafi’i,
Universitas
Brawijaya
(Ilmu
Ekonomi)
2015
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Loan to
Deposit Ratio
(Studi pada 10
Bank Terbesar
di Indonesia)
Variabel
dependen
yaitu LDR.
Variabel
independen
yaitu CAR,
SIZE, KAP,
BOPO, dan
PDN
Analisis
regresi
data
panel
Secara parsial variabel
CAR, SIZE, KAP, BOPO
berpengaruh signifikan
terhadap LDR.
Sedangkan PDN tidak
berpengaruh signifikan
terhadap LDR. Secara
simultan semua variabel
independen secara
bersama-sama
berpengaruh signifikan
terhadap LDR.
4. Rafikha
Rustianah
Mustafidan,
Universitas
Islam Negeri
Sunan
Kalijaga
(Keuangan
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Likuiditas pada
Bank Umum
Syariah di
Indonesia
Periode 2007-
Variabel
dependen
yaitu FDR.
Variabel
independen
yaitu DPK,
NPF, CAR,
ROA, ROE,
Analisis
regresi
linier
berganda
Variabel DPK, NPF,
CAR, ROA, ROE, NIM,
Penempatan pada SBIS
dan PUAS berpengaruh
simultan secara
signifikan terhadap FDR.
Tetapi dalam pengujian
secara parsial NIM dan
28
Islam) 2013 2012 NIM,
Penempatan
pada SBIS
dan PUAS
PUAS tidak berpengaruh
signifikan tehadap FDR.
5. Oky
Rosandy,
Universitas
Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah
(Ilmu
Ekonomi dan
Studi
Pembanguna
n) 2013
Analisis
Kausalitas
Sertifikat Bank
Indonesia
Syariah
(SBIS), Non
Performing
Financing
(NPF) dan
Inflasi
terhadap
Financing to
Deposit Ratio
(FDR)
Perbankan
Syariah di
Indonesia
Periode Januari
2004 –
Variabel
dependen
yaitu FDR.
Variabel
independen
yaitu
Sertifikat
Bank
Indonesia
Syariah
(SBIS), Non
Performing
Financing
(NPF) dan
Inflasi
Vector
Autoregr
essive
(VAR)
Terdapat hubungan
kausalitas dua arah antara
SBIS dan NPF terhadap
FDR, sedangkan inflasi
dan FDR hanya terdapat
hubungan satu arah yaitu
inflasi terhadap FDR.
Hasil IRF menunjukkan
bahwa dampak FDR
untuk inflasi adalah
negative dan permanen.
Sedangkan FDR untuk
SBIS adalah positif dan
permanen, begitu juga
dampak FDR untuk NPF
adalah positif dan
permanen.
29
September
2012
6. Dian Nuriyah
Solissa,
Universitas
Indonesia
(Ekonomi
dan
Keuangan
Syariah).
2009
Pengaruh SBI
Syariah
terhadap
Tingkat FDR
Perbankan
Syariah
(Analisis
Simulasi
Kebijakan)
Variabel
dependen
yaitu FDR.
Variabel
independen
yaitu SBI
Syariah
Analisis
regresi
linier
berganda,
metode
simulasi
dengan
mengajuk
an
scenario,
dan
pengguna
an teknik
liniear
program
ming.
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan tingginya
tingkat FDR Perbankan
Syariah disebabkan oleh
tingginya imbal hasil
pembiayaan yang
mencapai 14,71% dan
adanya batasan minimal
tingkat FDR sebesar
80%. Diajukannya
kebijakan berupa
penurunan batas minimal
tingkat FDR yang
optimal sebesar 60% dan
batasan maksimum
outstanding SBIS sebesar
4% x DPK.
7 Billy Arma
Pratama,
Universitas
Diponegoro
Analisis
Faktor-Faktor
yang
mempengaruhi
Variabel
dependen
yaitu kredit
perbankan.
Analisis
regresi
linier
berganda.
Berdasarkan penelitian
diperoleh hasil bahwa
DPK berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
30
(Manajemen)
2010
kebijakan
penyaluran
kredit (studi
pada bank
umum di
Indonesia
periode tahun
2005 -2009).
Variabel
independen
yaitu DPK,
CAR, NPL,
dan SBI.
penyaluran kredit
perbankan. CAR dan
NPL berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
penyaluran kredit
perbankan. Dan SBI
tidak signifikan terhadap
kredit perbankan.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dibuat oleh peneliti
yang berjudul “Pengaruh KAP, CAR, SIZE dan NOM terhadap Financing to
Deposit Ratio Perbankan Syariah di Indonesia periode 2012-2016” yaitu Variabel
dependen yang digunakan adalah FDR perbankan syariah di Indonesia.
Sedangkan variabel Independen yang digunakan pada penelitian ini adalah KAP,
CAR, SIZE dan NOM. Kurun waktu penelitian dimulai dari bulan Januari 2012
sampai dengan Desember 2016. Objek penelitian yaitu Perbankan Syariah di
Indonesia yang termasuk dalam BUS yang ada di Indonesia.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kuantitatif,
yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-
variabel penelitian dalam angka, dan melakukan analisis data dengan prosedur
statistika atau permodelan matematis.28 Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh KAP, CAR, SIZE, dan NOM terhadap
Financing to Deposit Ratio (FDR). Penelitian dibatasi dengan menganalisa
laporan keuangan gabungan pada Perbankan Syariah di Indonesia dalam
rentan waktu Januari 2012 sampai Desember 2016 yang tercantum dalam situs
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
B. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersifat time series. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk
sudah jadi, hasil dari pengumpulan dan pengolahan pihak lain.29 Serangkaian
kegiatan untuk memperoleh data sekunder untuk kelengkapan penelitian ini
antara lain:
1. Pengumpulan Data Secara Kepustakaan (Library Research)
28 Efferin Sujoko, dkk, Metode Penelitian Untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis,
(Jawa Timur: Bayu Media Publishing, Juni, 2004); Cet-1, h.18. 29 Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi Regresi dan alur
dalam Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2011); Cet-2, h. 17
32
Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji teori yang diperoleh dari literatur,
artikel, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu sehingga peneliti dapat
memahami literatur yang berkaitan dengan penelitian yang bersangkutan.
2. Penelitian Internet (Internet Researh)
Mencari data dari laporan keuangan gabungan perbankan syariah yang
terdapat dalam kolom Publikasi Laporan Statistik Perbankan Indonesia di
situs www.bi.go.id atau www.ojk.go.id. Data tersebut meliputi Financing
to Deposit Ratio, KAP, CAR, SIZE, dan NOM Bank Umum Syariah dari
Januari 2012 sampai dengan Desember 2016.
C. Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian terdiri dari satu variabel terikat
(dependent variable) yakni Financing to Deposit Ratio dan 4 (empat) variabel
bebas (independent variable) yang berupa KAP (Kualitas Aktiva Produktif),
CAR (Capital Adequacy Ratio), SIZE (Ukuran Bank), NOM (Net Operating
Margin).
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar kembali penarikan
dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi
jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK).
33
Secara sistematis FDR dapat dirumuskan sebagai berikut: (Sesuai
SE BI No.6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004)
𝐹𝐷𝑅 =Total Pembiayaan
Dana Pihak Ketiga + ekuitas× 100%
Tinggi rendahnya FDR menunjukkan tingkat likuiditas bank
tersebut.30 Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar
kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio
ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank.31 Rasio yang tinggi
menunjukkan bahwa suatu bank syariah memberikan pembiayaan dari
seluruh dananya atau relatif tidak likuid. Sebaliknya, rasio yang rendah
menunjukkan bank yang lkuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap
untuk dipinjamkan. Oleh karena itu, rasio ini juga sebagai pemberi isyarat
apakah suatu pembiayaan masih dalam mengalami ekspansi atau
sebaliknya harus dibatasi. Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No.
26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993, besarnya FDR telah ditentukan oleh
Bank Indonesia sekitar 80% - 110%. Yang berarti bank boleh memberikan
kredit atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak ketiga yang berhasil
dihimpun asalkan tidak melebihi 110%.32
30 Julius R. Latumaerissa, Mengenal Apek-Aspek Operasional Bank Umum, (jakarta:
Bumi Aksara, 1999), h.23. 31 Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003),
h.118. 32 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h.55.
34
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
a. (X1) Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva produktif,
yaitu penanaman dana bank dalam rupiah atau valuta asing dalam bentuk
kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan penyertaan.
Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva produktif
digunakan untuk menghasilkan laba/pendapatan secara maksimal. Di
Indonesia kualitas aktiva produktif dinilai berdasarkan tingkat
ketertagihannya yaitu lancar, dalam perhatian khusus, kredit kurang
lancar, kredit diragukan, atau kredit macet.33 Rumus perhitungan KAP
yaitu:34
KAP =APYD (DPK, KL, D, M)
Total Aktiva Produktif× 100%
b. (X2) Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh
aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga,
tagihan pada abank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank
disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank,
seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain-lain.35 Rumus
perhitungan CAR adalah:
CAR =Modal sendiri
ATMR× 100%
33 Peraturan Bank Indonesia (PBI), No. 5/7/2003 tentang Aktiva Produktif 34 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN
Jakarta Press, 2013), h.96 35 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), h.122.
35
c. (X3) Ukuran Bank (SIZE)
Ukuran bank adalah kriteria untuk menentukan besar atau kecilnya
suatu bank. Besar atau kecilnya suatu bank dapat dilihat dari total aktiva
yang dimiliki bank tersebut. Dan aktiva terbesar bank merupakan
pembiayaan. Bank dengan total aktiva yang besar berpotensi untuk
menyalurkan pembiayaan yang besar.
Rumus perhitungan total aktiva:
Total Aktiva = Jumlah Aktiva Lancar + Jumlah Aktiva Tetap
d. (X4) Net Operating Margin (NOM)
Rasio rentabilitas ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui perbandingan
pendapatan operasional dan beban operasional dengan rata-rata aktiva
produktif. Rumus perhitungan NOM yaitu:
NOM =Pendapatan Operasional − Dana Bagi Hasil
Rerata Aktiva Produktif× 100%
D. Hipotesis
1. Uji Statistik F (Uji Simultan)
H0 : β = 0, diduga variabel KAP, CAR, SIZE, dan NOM secara simultan
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel FDR.
H1 : β ≠ 0, diduga variabel KAP, CAR, SIZE, dan NOM secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel FDR.
36
2. Uji Statistik t (Uji Parsial)
Hipotesis 1
H0 : KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap FDR.
H1 : KAP berpengaruh signifikan terhadap FDR.
Hipotesis 2
H0 : CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap FDR.
H2 : CAR berpengaruh signifikan terhadap FDR.
Hipotesis 3
H0 : SIZE tidak berpengaruh signifikan terhadap FDR.
H3 : SIZE berpengaruh signifikan terhadap FDR.
Hipotesis 4
H0 : NOM tidak berpengaruh signifikan terhadap FDR.
H4 : NOM berpengaruh signifikan terhadap FDR.
E. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis regresi linier berganda, yaitu regresi yang menggunakan lebih dari
satu variabel independen. Metode analisis linier berganda bertujuan
menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu
variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua
atau lebih variabel bebas.36
36 Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2013 – Cet.III),
h.135.
37
Apabila dinyatakan dalam persamaan matematika, model regresi linier
berganda untuk menguji hipotesis ini adalah sebagai berikut:
𝑌𝑡 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑡 + 𝛽3𝑋3𝑡 + 𝛽4𝑋4𝑡 + 𝑒𝑡
Dimana:
Y : Financing to Deposit Ratio (FDR)
α : Konstanta
β : Koefisien Regresi
X1 : Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
X2 : Capital Adequacy Ratio (CAR)
X3 : Ukuran Bank (SIZE)
X4 : Net Operating Margin (NOM)
E : Error term, diasumsikan 0
Adapun untuk melakukan metode ini penulis harus melakukan beberapa
pengujian untuk mendapatkan model penelitian terbaik. Pengujian itu antara
lain: uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, uji autokorelasi), dan uji hipotesis.
38
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah nilai residual
terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal. Ada beberapa metode yang
bisa digunakan untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau
tidak. Metode itu antara lain melalui histogram dan uji yang
dikembangkan oleh Jarque Bera. Uji statistik Jarque Bera ini
menggunakan perhitungan skweness dan kurtosis. Adapun formula uji
statistik Jarque Bera adalah sebagai berikut:
𝐽𝐵 = 𝑛
6(𝑆2 +
(𝐾 − 3)2
4)
Keterangan:
n : Jumlah sampel
S : Koefisien skweness
K : Koefisien kurtosis
Jika suatu variabel didistribusikan secara normal, maka nilai koefisien S=0
dan K=3. Maka residual akan dinyatakan terdistribusi normal ketika nilai
Jaque Bera sama dengan nol. Adapun hipotesis dari uji Jarque Bera adalah
sebagai berikut:
H0 : Data terdistribusi normal
39
H1 : Data tidak terdistribusi normal
Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Signifikan, H0 diterima
Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak
Jika statistik 𝐽𝐵 = 𝑋(𝛼,2)2 atau −𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 , maka keputusan adalah
terima H0 yang berarti asumsi kenormalan terpenuhi.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah model
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi
yang BLUE semestinya tidak mengandung multikolinearitas.
Multikolinearitas dapat dideteksi dengan cara:37
1) Menghitung koefisien korelasi antar variabel independen.
2) Melihat apabila R2 tinggi namun tidak ada atau sedikit t-
statistik yang signifikan.
3) Melakukan regresi antar satu variabel independen dengan
variabel independen lainnya. Jika hasil R2 tinggi maka ada
kemungkinan terdapat multikolinearitas.
4) Menggunakan VIF (Variance Inflanatory Factor)
Jika VIF < 5 artinya tidak ada multikolinearitas
Jika 5 < VIF , 10 artinya ada multikolinearitas moderat
Jika VIF > 10 ada multikolinearitas yang tinggi
37 Dwi Yulianti, Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, dan Nilai Tukar Terhadap
Tingkat Pengembalian Saham Sektor Industri Barang Konsumsi dan Sektor Properti dan Real
Estat,” (Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2009)
40
5) Menggunakan Eigen Value (k)
Jika k < 100 artinya tidak ada multikolinearitas
Jika 100 < k < 10.000 artinya ada multikolinearitas moderat
Jika k > 10.000 ada multikolinearitas yang tinggi
6) Menggunakan Condition Index (CI)
Jika CI < 10 artinya tidak ada multikolinearitas
Jika 10 < CI < 100 artinya ada multikolinearitas moderat
Jika CI > 100 ada multikolinearitas yang tinggi
Pada penelitian ini pendeteksian adanya multikolinearitas dengan
menggunakan uji efisiensi korelasi (r) sebagai aturan main (role of
thumb). Jika koefisien korelasi cukup tinggi misalnya diatas 0,8 maka
diduga terdapat multikolinearitas dalam model. Sebaliknya jika
koefisien relatif rendah maka diduga model tidak terdapat
multikolinearitas. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai
berikut:
Bila r < 0,8 (tidak ada multikolinearitas)
Bila r > 0,8 (ada multikolinearitas)
Untuk menyelesaikan masalah multikolinearitas dapat dilakukan
dengan berbagai cara, seperti:38
1) Menambah lebih banyak observasi.
2) Mengeluarkan salah satu variabel yang memiliki hubungan
korelasi yang kuat.
38 Dedi Rosadi, Ekonometrika dan Alanisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews,
(Yogyakarta: Andi, 2013), h.53
41
3) Mentransformasikan variabel independen, seperti misalnya
mengkombinasikan variabel-variabel independen kedalam satu
indeks.
4) Melakukan analisis regresi ridge
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian residual dari satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan
heteroskedastisitas. Pendeteksian heterokedastisitas yang penulis
gunakan dilakukan memalui Uji White. Dengan langkah-langkah
pengujian sebagai berikut:39
1) Estimasi persamaan dengan melakukan regresi, dan dapatkan
residualnya. Misalnya hasil regresi adalah sebagai berikut:
𝑌𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑡 + 𝑒𝑡
2) Selanjutnya lakukan regresi auxiliary:
Regresi auxiliary tanpa perkalian antar variabel
independen (no cross terms)
ȇ𝑡2 = 𝛼0 + 𝛼1𝑋1𝑡 + 𝛼2𝑋2𝑡 + 𝛼3𝑋1𝑡
2 + 𝛼4𝑋2𝑡2 + 𝑣𝑡
Regresi auxiliary dengan perkalian antar variabel
independen (cross terms)
39 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews,
(Yogyakarta: UUP STIM YKPN, 2013), h.126.
42
ȇ𝑡2 = 𝛼0 + 𝛼1𝑋1𝑡 + 𝛼2𝑋2𝑡 + 𝛼3𝑋1𝑡
2 + 𝛼4𝑋2𝑡2 + 𝛼4𝑋1𝑡𝑋2𝑡 + 𝑣𝑡
3) Hipotesis nol dalam uji ini adalah tidak ada heteroskedastisitas.
Uji White didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan
R2 yang akan mengikuti distribusi chi-squares dengan degree
of freedom sebanyak variabel independen tidak termasuk
konstanta dalam regresi auxiliary. Nilai hitung statistic chi-
squares (X2) dapat dicari dengan formula sebagai berikut:
𝑛𝑅2~𝑋𝑑𝑓2
4) Jika nilai chi-squares hitung yaitu nR2 lebih besar dari nilai X2
kritis dengan derajat kepercayaan tertentu ( 𝛼 ) maka ada
heteroskedastisitas dan sebaliknya jika chi-squares hitung lebih
kecil dari nilai X2 kritis menunjukkan tidak adanya
heteroskedastisitas.
H0 : Tidak ada heteroskedastisitas
H1 : Ada heteroskedastisitas
Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → H0 diterima
Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → H0 ditolak
Jika di dalam suatu model terdapat masalah heteroskedastisitas, maka
dapat diatasi dengan beberapa cara antara lain dengan metode
Generelaized Least Squares dan dengan metode White. Generelaized
Least Squares biasanya digunakan ketika varian dari variabel
43
gangguan telah diketahui, sedangkan metode White digunakan ketika
varian variabel gangguan tidak diketahui. Metode White
mengembangkan hetercedasticity-corrected standard error.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi bisa didefinisikan sebagai “korelasi di antar anggota
observasi yang diurut menurut waktu (seperti deret berkala) atau ruang
(seperti data lintas-sektoral)”.40 Uji autokorelasi digunakan untuk
mengetahui apakah model regresi ada korelasi antara residual pada
periode t dengan residual pada periode sebelum t (t-1). Cara
mendeteksi adanya autokorelasi pada suatu model dapat menggunakan
metode Breusch-Godfrey yang lebih umum dikenal dengan uji
Lagrange Multiplier (LM Test) dengan membandingkan nilai
probabilitas R-Squared dengan α = 0.05.
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis :
H0: tidak terdapat autokorelasi
H1: terdapat autokorelasi
Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → H0 diterima
Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → H0 ditolak
Apabila probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0.05 maka model tersebut
tidak terdapat autokorelasi. Apabila probabilitas Obs*R2 lebih kecil
dari 0.05 maka model tersebut terdapat autokorelsi.
40 Damodar Gujarati, Dasar-dasar Ekonometrika, ed.3, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.369.
44
2. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menjelaskan seberapa besar variabel
dependen dapat dijelaskan oleh variabel independennya dalam model.
Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin
mendekati 0 besarnya kofisien determinasi, semakin kecil pula
pengaruh variabel bebas terhadap nilai terikat (dengan kata lain
semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai
variabel dependen). Sebaliknya, semakin mendekati 1 besarnya
koefisien determinasi, semakin besar pula pengaruh semua varibel
bebas terhadap variabel terikat.41
b. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikat (dependen).42 Untuk
melakukan uji F hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : Variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen
H1 : Variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen
Untuk mengetahui apakah H0 ditolak atau gagal ditolak maka perlu
dibandingkan antara nilai F-statistik dan nilai F tabel, atau probabilitas
41 Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, (Yogyakarta: BPFE, 2013), h. 68. 42 Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h.
258.
45
F-statistik (P-value) masing-masing variabel independen dengan alpha
(α).
Jika F-statistik > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Atau jika P-value < α, maka H0 ditolak dan H1 diterima
c. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara parsial terhdap variabel dependen.43 Hipotesis untuk melakukan
uji t pada penelitian adalah sebagai berikut:
H0 : Variabel independen x tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen
H1 : Variabel independen x berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen
Uji t juga dilakukan dari melihat nilai signifikan dengan kriteria
berikut:44
Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak dan menerima H1
Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima dan menolak H1
43 Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h.
252. 44 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2007), h. 127.
46
F. Kerangka Kerja
Perbankan Syariah di Indonesia
Bank Umum Syariah
Laporan Keuangan Gabungan Januari 2012 –
Desember 2016
KAP (X1)
CAR (X2)
SIZE (X3)
NOM (X4)
FDR (Y)
Uji Asumsi Klasik
Normalitas
Multikolinearitas
Heteroskedastisitas
Autokorelasi
Uji hipotesis
Uji t Uji F Koefisien Determinasi
Analisis
Kesimpulan dan Saran
47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan analisis regresi dan pengujian hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan pengujian mengenai asumsi klasik untuk mengetahui ada tidaknya
pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik yang berupa uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Hasil olah data statistik dalam skripsi ini menggunakan aplikasi Eviews 8.0
dengan menggunakan input berupa data mentah FDR, KAP, CAR, SIZE, dan
NOM dari bulan Januari 2012 sampai Desember 2016.
Tabel 4.1 Data FDR, KAP, CAR, SIZE, dan NOM dari tahun 2012-2016
Tahun Bulan FDR KAP CAR SIZE NOM
2012:1 114.83 96.64 16.27 115295 1.72
2 116.95 95.89 15.91 114306 1.36
3 116.57 96.66 15.33 118951 1.63
4 116.76 96.62 14.97 112624 1.37
5 118.40 96.89 13.40 114951 1.54
6 120.01 95.74 16.12 120455 1.83
7 117.58 98.03 16.12 120705 1.68
8 118.46 97.89 13.63 123830 1.44
9 120.09 98.21 14.98 129065 2.08
10 118.23 97.88 14.54 132252 1.73
11 118.38 97.90 14.60 135892 1.53
12 120.65 97.34 14.14 147581 2.04
2013:1 117.65 96.92 15.29 143746 2.34
2 118.42 96.65 15.20 145924 2.22
3 121.50 96.61 14.30 153730 2.29
4 120.05 96.66 14.72 153442 2.25
5 119.88 96.54 14.28 158849 2.02
6 121.71 96.78 14.32 161011 2.05
7 119.86 96.91 15.28 163433 2.23
48
Tahun Bulan FDR KAP CAR SIZE NOM
8 119.36 96.59 14.71 166383 1.77
9 121.05 96.80 14.19 170218 1.46
10 120.24 96.64 12.45 171400 1.55
11 121.46 96.50 12.23 174056 1.49
12 95.87 96.96 14.42 180360 1.82
2014:1 94.94 96.40 16.76 175300 1.45
2 97.77 96.09 16.71 176010 0.87
3 98.11 95.98 16.20 181148 1.38
4 95.50 95.77 16.68 183864 1.45
5 93.55 95.68 16.85 185347 0.93
6 95.21 95.87 16.21 186848 0.84
7 94.03 95.54 14.76 193518 0.85
8 93.05 95.53 14.73 192051 0.68
9 93.90 95.29 14.60 195085 0.68
10 93.90 94.85 15.25 196253 0.43
11 89.91 94.53 15.66 197539 0.62
12 86.66 95.22 15.74 204961 0.52
2015:1 88.85 94.25 14.16 197385 0.97
2 89.37 94.02 14.38 197854 0.86
3 89.15 94.24 14.43 198553 0.75
4 89.57 94.25 14.50 198151 0.68
5 90.05 94.24 14.37 200416 0.69
6 90.05 94.10 14.09 200217 0.55
7 90.13 94.17 14.62 200797 0.53
8 90.72 93.96 15.05 200080 0.48
9 90.82 94.06 15.15 204025 0.52
10 90.67 93.95 14.96 201427 0.55
11 90.26 94.07 15.31 203848 0.57
12 88.03 94.81 15.02 213423 0.52
2016:1 87.86 94.04 15.11 209613 2.20
2 87.30 93.87 15.44 210592 0.94
3 87.52 94.09 14.90 213061 1.00
4 88.11 94.10 15.43 212298 1.00
5 89.31 93.86 14.78 211358 0.17
6 89.32 94.51 14.72 216118 0.78
7 87.58 94.57 14.86 217479 0.69
8 87.53 94.36 14.87 216766 0.53
9 86.43 95.03 15.43 241937 0.65
10 86.88 95.03 15.27 241629 0.50
11 86.27 94.99 15.78 246361 0.74
12 85.99 95.73 15.95 254184 0.68
49
Sumber : Data Statistik Perbankan Indonesia
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Hal ini dapat diprediksi dengan melihat nilai
Jarque Bera dan Probability. Jika nilai JB < X2(0,05;4) atau p-value > 0,05 maka
data berdistribusi normal.
Berdasarkan Uji Jarque Bera, dapat dilihat pada tabel histogram di bawah
ini, bahwa nilai JB = 5,412980 lebih kecil dari X2(0,05;4) = 9,48773 dan nilai
probabilitasnya diatas 0,05 yaitu 0,066771 maka data berdistribusi normal.
Tabel 4.2 Tabel Uji Normalitas Jarque – Bera
Sumber: data diolah
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengukur tingkat asosiasi
(keeratan) hubungan / pengaruh antar variabel bebas melalui besaran koefisien
korelasi (r). Cara mendeteksi apakah terjadi multikolinieritas dalam data atau
tidak adalah dengan menggunakan uji efesiensi korelasi (r) sebagai aturan
Series; Residuals
Sample 2012M01 2016M12 Observations 60
Mean 0.000000 Median -0.290391 Maximum 20.23474 Minimum -22.56428 Std. Dev. 7.248198 Skewness 0.220673 Kurtosis 4.430058
Jarque-Bera 5.412980 Probability 0.066771
50
main (role of thumb). Jika koefisien korelasi cukup tinggi misalnya diatas 0,8
maka diduga terdapat multikolinearitas dalam model.
Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews 8.0 maka terlihat hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.3 Tabel Uji Multikolinieritas
KAP CAR LN_SIZE NOM
KAP 1
-0.005770148773589
812 0.120383204589102
7 0.5123569976880178
CAR
-0.005770148773589
812 1 0.004554763313478
856
-0.0902890831434772
6
LN_SIZE 0.120383204589102
7 0.004554763313478
856 1 -
0.2931996384568369
NOM 0.512356997688017
8
-0.090289083143477
26
-0.293199638456836
9 1
Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai korelasi variabel
independen antara KAP dan CAR maupun sebaliknya sebesar
0.005770148773589812, antara KAP dan LN_SIZE maupun sebaliknya
sebesar 0.1203832045891027, antara KAP dan NOM maupun sebaliknya
sebesar 0.5123569976880178, antara CAR dan LN_SIZE maupun sebaliknya
sebesar 0.004554763313478856, antara CAR dan NOM maupun sebaliknya
sebesar 0.09028908314347726, antara LN_SIZE dan NOM maupun
sebaliknya sebesar 0.2931996384568369. terlihat dari tabel di atas nilai
korelasi variabel independen (yaitu KAP, CAR, SIZE dan NOM) tertinggi
mencapai 0.5123569976880178 yaitu antara KAP dan NOM maupun
sebaliknya. Karena nilai 0.5123569976880178 < 0.8 maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat multikolinieritas dalam model.
51
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah Uji White. Pengujian
heteroskedastisitas dilakukan dengan bantuan komputer Eviews 8.0, dan
diperoleh hasil regresi seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Tabel Uji White Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.998861 Prob. F(14,43) 0.4714
Obs*R-squared 14.23337 Prob. Chi-Square(14) 0.4325
Scaled explained SS 20.38332 Prob. Chi-Square(14) 0.1185
Sumber: data diolah
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai Obs*R2 adalah 14.23337 dan
probabilitas chi-square sebesar 0.4325 yang lebih besar dari nilai α sebesar
0.05, ini berarti H0 diterima dan membuktikan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui ada atau tidaknya
autokorelasi dalam suatu model dapat menggunakan uji Lagrange Multiplier
(LM Test) atau yang disebut juga dengan Breusch-Godfrey dengan
membandingkan nilai probabilitas R-Squared dengan α = 0.05.
52
Uji autokorelasi ini juga dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi-Square.
Jika probabilitas Chi-Square lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05 maka
data tidak terdapat autokorelasi dan sebaliknya jika probabilitas Chi-Square
lebih kecil dari 0.05 maka data terdapat autokorelasi.
Pengujan autokorelasi ini dilakukan dengan aplikasi Eviews 8.0 dan
diperoleh hasil regresi seperti tabel di bawah ini:
Tabel 4.5 Tabel Uji Lagrange Multiple Test
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.236135 Prob. F(2,50) 0.7905
Obs*R-squared 0.533350 Prob. Chi-Square(2) 0.7659 Sumber: data diolah
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai Obs*R-Squared adalah 0.533350
dan probabilitas Chi-Square sebesar 0.7659 yang lebih besar dari nilai α
sebesar 0.05. karena nilai probabilitas Chi-Square > α = 5% maka H0 diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak terdapat masalah autokorelasi.
B. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengukur pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel terikat. Pengolahan data menggunakan software
Eviews 8.0 dengan menggunakan metode regresi linier berganda atau
Ordinary Least Square (OLS) yang ditampilkan pada tabel berikut:
53
Tabel 4.6 Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square
Dependent Variable: FDR
Method: Least Squares
Date: 03/28/18 Time: 10:32
Sample: 2012M01 2016M12
Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -511.0040 131.0188 -3.900235 0.0003
KAP -4.912213 1.458572 -3.367824 0.0014
CAR -2.838277 0.679363 -4.177853 0.0001
LN_SIZE 14.14556 2.745893 5.151532 0.0000
NOM 12.57058 2.878998 4.366305 0.0001 Sumber: data diolah
Dari tabel di atas maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
FDR = - 511.0040 - 4.912213 KAP – 2.838277 CAR + 14.14556
LN_SIZE + 12.57058 NOM
Dari hasil data OLS tersebut menunjukkan jika variabel independen (KAP,
CAR, SIZE dan NOM) itu sama dengan 0 atau konstan, maka FDR akan
bernilai -511.0040. Sehingga tabel di atas dapat memberikan gambaran bahwa
melalui hasil regresi berganda dengan menggunakan OLS menunjukkan hasil
sebagai berikut:
1. Dari hasil perhitungan Eviews menunjukkan nilai koefisien regresi
KAP adalah sebesar 4.912213 yang berarti bahwa setiap peningkatan 1
satuan KAP akan menurunkan FDR sebesar 4.912213 dengan asumsi
variabel bebas lain tetap.
2. Dari hasil perhitungan Eviews menunjukkan nilai koefisien regresi
CAR adalah sebesar 2.838277 yang berarti bahwa setiap peningkatan 1
54
satuan CAR akan menurunkan FDR sebesar 2.838277 dengan asumsi
kondisi variabel bebas lain tetap.
3. Dari hasil perhitungan Eviews menunjukkan nilai koefisien regresi
SIZE adalah sebesar 14.14556 yang berarti bahwa setiap peningkatan 1
satuan SIZE akan menaikkan FDR sebesar 14.14556 dengan asumsi
kondisi variabel bebas lain tetap.
4. Dari hasil perhitungan Eviews menunjukkan nilai koefisien regresi
NOM adalah sebesar 12.57058 yang berarti bahwa setiap peningkatan
1 satuan NOM akan menaikkan FDR sebesar 12.57058 dengan asumsi
kondisi variabel bebas lain tetap.
C. Hasil Pengujian Hipotesis
1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien Determinasi (Adjusted R2) berguna untuk mengukur
seberapa jauh komponen model dalam menerangkan variasi variabel
dependennya. Persamaan regresi linier berganda semakin baik apabila
nilai koefisien determinasi semakin besar (mendekati 1) dan cenderung
meningkat nilainya sejalan dengan peningkatan jumlah variabel bebas.45
Hasil data yang dianalisis menggunakan Eviews 8.0 dapat diliat pada tabel
berikut:
45 Anwar Sanusi, Metode Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h.136.
55
Tabel 4.7 Tabel Hasil Koefisien Determinasi
R-squared 0.683341 Mean dependent var 103.5205
Adjusted R-squared 0.659442 S.D. dependent var 12.88054
S.E. of regression 7.516740 Akaike info criterion 6.954405
Sum squared resid 2994.573 Schwarz criterion 7.132029
Log likelihood -196.6777 Hannan-Quinn criter. 7.023593
F-statistic 28.59314 Durbin-Watson stat 1.053167
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai koefisien determinasi
(Adjusted R2) sebesar 0.659442 atau sebesar 65,9%. Hal ini menunjukkan
variabel independen (KAP, CAR, SIZE dan NOM) berkontribusi sebesar
65,9% terhadap FDR. Sedangkan sisanya sebesar 34,1% dipengaruhi oleh
variabel lain diluar model.
2. Uji Statistik F
Uji F digunakan untuk melihat apakah variabel independen mampu
secara bersama-sama (simultan) menjelaskan variabel dependen.
Tabel 4.8 Tabel Hasil Uji Statistik F
R-squared 0.683341 Mean dependent var 103.5205
Adjusted R-squared 0.659442 S.D. dependent var 12.88054
S.E. of regression 7.516740 Akaike info criterion 6.954405
Sum squared resid 2994.573 Schwarz criterion 7.132029
Log likelihood -196.6777 Hannan-Quinn criter. 7.023593
F-statistic 28.59314 Durbin-Watson stat 1.053167
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil nilai F-statistic sebesar
28.59314 dan F-tabel dengan df: α, (k-1), (n-k) atau 0.05, (5-1), (58-5)
56
adalah 2.55, yang berarti nilai F-statistic > F-tabel, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Selain itu nilai probabilitas sebesar 0.00, yang berarti P-value < α
= 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
variabel KAP, CAR, SIZE, dan NOM secara bersama-sama dan nyata
(signifikan) mempunyai pengaruh terhadap variabel FDR.
3. Uji Statistik t
Uji t digunakan untuk melihat pengaruh suatu variabel bebas
terhadap variabel dependennya. Pengujian secara parsial dilakukan dengan
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Dengan menggunakan uji t
tabel dengan signifikansi α = 0.05, didapat t tabel dengan perhitungan
berikut, α ; df = (n-k) atau 0.05; df = (58-5) adalah 1.67412. Hasil
pengujian statistik t dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.9 Tabel Hasil Uji t
Dependent Variable: FDR
Method: Least Squares
Date: 03/28/18 Time: 10:32
Sample: 2012M01 2016M12
Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -511.0040 131.0188 -3.900235 0.0003
KAP -4.912213 1.458572 -3.367824 0.0014
CAR -2.838277 0.679363 -4.177853 0.0001
LN_SIZE 14.14556 2.745893 5.151532 0.0000
NOM 12.57058 2.878998 4.366305 0.0001 Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil Uji t yang dihitung menggunakan Eviews 8.0
maka dapat diambil keputusan sebagai berikut:
a) Pengujian terhadap variabel KAP
57
KAP memiliki t hitung (-) 3.367824 lebih besar dari t-tabel
1.67412 dan nilai probabilitas 0.0014 lebih kecil dari α = 0.05, maka
H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan variabel KAP secara
parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap FDR.
b) Pengujian terhadap variabel CAR
CAR memiliki t hitung (-) 4.177853 lebih besar dari t-tabel
1.67412 dan nilai probabilitas 0.0001 lebih kecil dari α = 0.05, maka
H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan variabel CAR secara
parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap FDR.
c) Pengujian terhadap variabel SIZE
SIZE memiliki t hitung 5.151532 lebih besar dari t-tabel 1.67412
dan nilai probabilitas 0.0000 lebih kecil dari α = 0.05, maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Dapat disimpulkan variabel SIZE secara parsial
berpengaruh signifikan positif terhadap FDR.
d) Pengujian terhadap variabel NOM
NOM memiliki t hitung 4.366305 lebih besar dari t-tabel 1.67412
dan nilai probabilitas 0.0001 lebih kecil dari α = 0.05, maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Dapat disimpulkan variabel NOM secara parsial
berpengaruh signifikan positif terhadap FDR.
D. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa FDR dapat dijelaskan oleh KAP,
CAR, SIZE, dan NOM sebagai berikut:
1. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
58
Dari hasil pengolahan data dan perhitungan data yang dibantu
dengan Eviews 8.0 variabel KAP memiliki nilai signifikan sebesar
3.367824 yang menunjukkan variabel ini berpengaruh signifikan terhadap
FDR. Tanda negatif pada koefisien regresinya, menunjukkan bahwa
apabila terdapat peningkatan nilai KAP maka nilai FDR akan menurun.
Hal ini sesuai dengan landasan teori mengenai cadangan kerugian
penurunan nilai. Dimana cadangan itu sendiri dibentuk melalui income
yang dihasilkan bank, sehingga semakin kecil cadangan yang dibentuk
semakin kecil income yang disisihkan untuk dana cadangan kerugian. Hal
ini menimbulkan peningkatan modal bank dan berdampak pada
meningkatnya kemampuan bank membiayai aktiva beresiko. Sebaliknya
dengan adanya peningkatan kualitas aktiva produktif yang tergolong pada
aktiva produktif bermasalah akan mempengaruhi pembentukan PPAP
yang semakin besar pula dalam suatu bank syariah sehingga peluang suatu
bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar yang nantinya akan
menurunkan kinerja bank dan berimplikasi terhadap tingkat income bank
tersebut.
2. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Dari hasil pengolahan data dan perhitungan data yang dibantu
dengan Eviews 8.0 variabel CAR memiliki nilai signifikan sebesar
4.177853 yang menunjukkan variabel ini berpengaruh signifikan terhadap
FDR. CAR berpengaruh negatif terhadap FDR, hasil tersebut mendukung
penelitian Billy Pratama (2010) dan Seandy Nandadipa (2010) bahwa
59
CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap LDR. Dari perhitungan
maka hasil ini menolak teori bahwa CAR positif terhadap LDR. Sama
dengan hasil dari perhitungan yang peneliti lakukan bahwa teori CAR
positif terhadap FDR ditolak. FDR yang tinggi menandakan bank syariah
banyak meminjamkan / melakukan ekspansi pembiayaan. Saat sebuah
bank bank syariah melakukan ekspansi pembiayaan, perlu diperhatikan
bahwa pembiayaan tersebut memiliki risiko. Semakin besar pembiayaan
yang diberikan, risiko pembiayaan yang dihadapi semakin besar pula.
Secara otomatis nilai ATMR juga akan mengalami kenaikan, maka nilai
CAR bank syariah akan turun (kecil).
3. Ukuran Bank (SIZE)
Dari hasil pengolahan data dan perhitungan data yang dibantu
dengan Eviews 8.0 variabel SIZE memiliki nilai signifikan sebesar
5.151532 yang menunjukkan variabel ini berpengaruh signifikan terhadap
FDR. Tanda positif pada koefisien regresinya, menunjukkan bahwa
apabila terdapat peningkatan nilai SIZE maka nilai FDR juga akan
meningkat.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan dapat disimpukan
bahwa SIZE memiliki hubungan searah dengan FDR. Artinya jika SIZE
bank syariah diperbesar, maka FDR nya akan semakin besar. Bank syariah
di Indonesia memiliki potensi menyalurkan pembiayaan lebih besar, hal
ini terindikasi dengan sebagian besar total aktiva bank syariah merupakan
pembiayaan yang disalurkan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
60
dilakukan oleh Serpil (2013) di negara Turki yang menyimpulkan bahwa
bank-bank dengan total aset besar di Turki menyalurkan kredit lebih tinggi
dibandingkan bank-bank pada umumnya.46 Dan dijelaskan juga dalam
publikasi perkembangan keuangan syariah 2013 bahwa sampai saat ini
pembiayaan masih merupakan pilihan utama penempatan dana perbankan
syariah dibandingkan penempatan lainnya seperti penempatan pada bank
lain ataupun surat-surat berharga. Ini berarti bank dengan total aktiva yang
besar berpotensi untuk menyalurkan pembiayaan yang besar.
4. Net Operating Margin (NOM)
Dari hasil pengolahan data dan perhitungan data yang dibantu
dengan Eviews 8.0 variabel NOM memiliki nilai signifikan sebesar
4.366305 yang menunjukkan variabel ini berpengaruh signifikan terhadap
FDR. Tanda positif pada koefisien regresinya, menunjukkan bahwa
apabila terdapat peningkatan nilai NOM maka nilai FDR juga akan
meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa NOM memiliki hubungan
searah dengan FDR. Hal ini berarti peningkatan NOM akan menyebabkan
peningkatan FDR dan sebaliknya penurunan NOM akan menyebabkan
penurunan FDR. Penyebabnya adalah semakin tinggi NOM
mengindikasikan semakin tinggi pendapatan bersih suatu bank yang
berasal dari aktiva produktifnya. Dalam publikasi perkembangan keuangan
46 Muchammad Syafi’i, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit
Ratio (Studi pada 10 Bank Terbesar di Indonesia),” (Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas
Brawijaya, 2015), review junal Serpil, “Determinants of Commercial Banks’ Lending Behavior :
evidence from Turkey,” (Asian Journal of Empirical Research, 2013) .
61
syariah 2013 yang diterbitkan oleh OJK menunjukkan bahwa pembiayaan
yang disalurkan merupakan aktiva produktif yang jumlahnya paling besar.
Kenyataan ini mestinya diresponi oleh pihak manajemen bank-bank
syariah untuk terus meningkatkan penyaluran pembiayaannya karena
terbukti dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi. Penyaluran
pembiayaan yang besar tentunya akan menumbuhkan dana pihak ketiga
(DPK) yang besar juga sebagai sumber dana bank dalam menyalurkan
pembiayaannya. Hal ini selaras dengan pendapat Syahnia Manurung
dalam penelitiannya yang menyebutkan bahwa hubungan NIM dengan
LDR mempunyai Pengaruh yang positif karena semakin besar NIM
mengindikasikan fungsi intermediasi yang berjalan lancar.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan
model analisis regresi linier berganda mengenai pengaruh variabel
independen yang terdiri dari Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Ukuran Bank (SIZE), dan Net Operating Margin
(NOM) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR), maka penelitian ini
dapat diambil kesimpulan yang merupakan jawaban dari perumusan masalah
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji F (simultan) dapat dilihat bahwa semua variabel
independen yang digunakan pada penelitian ini berpengaruh signifikan
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen, yaitu KAP,
CAR, SIZE, dan NOM berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
FDR perbankan syariah.
2. Berdasarkan hasil uji t (parsial) dapat dilihat bahwa:
a. Variabel KAP berpengaruh signifikan terhadap variabel FDR dan
memiliki hubungan negatif. Nilai koefisien KAP sebesar (-) 4.912213
dan tingkat signifikansi (-) 3.367824.
63
b. Variabel CAR berpengaruh signifikan terhadap variabel FDR dan
memiliki hubungan negatif. Nilai koefisien CAR sebesar (-) 2.838277
dan tingkat signifikansi (-) 4.177853.
c. Variabel SIZE berpengaruh signifikan terhadap variabel FDR dan
memiliki hubungan positif. Nilai koefisien SIZE sebesar 14.14556
dan tingkat signifikansi 5.151532.
d. Variabel NOM berpengaruh signifikan terhadap variabel FDR dan
memiliki hubungan positif. Nilai koefisien NOM sebesar 12.57058
dan tingkat signifikansi 4.366305.
B. Saran
1. Bagi para praktisi bank syariah, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
perbankan syariah harus lebih memperhatikan rasio KAP, CAR, SIZE, dan
NOM yang memiliki hubungan signifikan dalam mempengaruhi tingkat
FDR perbankan syariah di Indonesia agar posisi tingkat rasio FDR bisa
tetap stabil dan tidak melewati batas tingkat FDR yang telah ditentukan
oleh Bank Indonesia.
2. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya dan diharapkan
untuk dapat melanjutkan meneliti lebih jauh lagi mengenai Likuiditas
khususnya yang diproxykan oleh Financing to Deposit Ratio (FDR)
sehingga bisa bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel diluar
64
dari yang sudah diteliti, menambah objek penelitian dan rentan waktu yang
lebih panjang sehingga nantinya diharapkan hasil yang akan diperoleh
dapat lebih tergeneralisasi.
65
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi. Yogyakarta: BPFE, 2013.
Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: CV. Alvabet,
2003.
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.
Gujarati, Damodar. Dasar-dasar Ekonometrika. Ed.3. Jakarta: Erlangga, 2006.
Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Rajawali Press, 2010.
Ihsan, Dwi Nur’aini. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah . cet.1.
Ciputat: UIN Jakarta Press, 2013.
Indonesia, Bank. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank. Jakarta: Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral,
2012.
Kasmir. Manajemen Perbankan. Ed.Rev. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Latumaerissa, Julius R. Mengenal Apek-Aspek Operasional Bank Umum. Jakarta:
Bumi Aksara, 1999.
Manurung, Syahnia. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Intermediasi
Bank Melalui Pendekatan Lan to Deposit Ratio(LDR) pada PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk Tahun 2006-2013.” Jurnal
Gunadarma.
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia, 2005.
Muhidin, Sambas Ali dan Maman, Abdurrahman. Analisis Korelasi Regresi dan
alur dalam Penelitian. Cet.2. Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Mustafidan, Rafikha Rustianah. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas
pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2007-2012.” Skripsi
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
2013.
Peraturan Bank Indonesia (PBI), No. 5/7/2003 tentang Aktiva Produktif
66
Pratama, Billy Pratama. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Penyaluran Kredit (Studi pada Bank Umum di Indonesia Periode TAhun
2005-2009).” Tesis Magister Manajemen, Universitas Diponegoro,
2010.
Priyatno, Duwi. Buku Saku Analisis Data SPSS . Yogyakarta: Media Kom, 2011.
Rochaety, Ety, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS.
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007.
Rosadi, Dedi. Ekonometrika dan Alanisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews.
Yogyakarta: Andi, 2013.
Rosandy, Oky. “Analisis Kausalitas Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),
Non Performing Financing (NPF) dan Inflasi terhadap Financing to
Deposit Ratio (FDR) Perbankan Syariah di Indonesia Periode Januari
2004 – September 2012.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Sanusi, Anwar. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat, 2013.
Sanusi, Anwar. Metodologi Penelitian Bisnis. Cet.III. Jakarta: Salemba Empat,
2013.
Setiadi, Edy. Buku Materi Kuliah Manajemen Treasury Bank Syariah . Ed.1.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2013.
Solissa, Dian Nuriyah. “Pengaruh SBI Syariah terhadap Tingkat FDR Perbankan
Syariah (Analisis Simulasi Kebijakan).” Tesis Fakultas Ekonomi dan
Keuangan Syariah, Universitas Indonesia, 2009.
Sujoko, Efferin, dkk. Metode Penelitian Untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan
Praktis. cet.1. Jawa Timur: Bayu Media Publishing, Juni, 2004.
Sunyoto, Danang. Analaisis Laporan Keuangan untuk Bisnis. Yogyakarta: CAPS,
2013.
Syafi’i, Muchammad. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan to
Deposit Ratio (Studi pada 10 Bank Terbesar di Indonesia).” Jurnal
Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya, 2015.
Utari, Mita Puji. “Analisis Pengaruh CAR, NPL, ROA, dan BOPO terhadap LDR
(Studi Kasuspada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia
Periode 2005-2008).” Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas
Diponegoro, 2011.
Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan
Eviews. Yogyakarta: UUP STIM YKPN, 2013.
67
Yulianti, Dwi. “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, dan Nilai Tukar Terhadap
Tingkat Pengembalian Saham Sektor Industri Barang Konsumsi dan
Sektor Properti dan Real Estat.” Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia, 2009.
http://syariah.bisnis.com/read/20140314/232/210856/rasio-pembiayaan-fdr-bank-
syariah-yang-ideal-98
http://www.infobanknews.com/2013/11/tak-batasi-fdr-bi-tetap-dukung-ekspansi-
perbankan-syariah/
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
LAMPIRAN 1 : DATA FDR, KAP, CAR, SIZE, DAN NOM
(dalam persentase)
Tahun Bulan FDR KAP CAR SIZE NOM
2012:1 114.83 96.64 16.27 11.65 1.72
2 116.95 95.89 15.91 11.64 1.36
3 116.57 96.66 15.33 11.68 1.63
4 116.76 96.62 14.97 11.63 1.37
5 118.40 96.89 13.40 11.65 1.54
6 120.01 95.74 16.12 11.69 1.83
7 117.58 98.03 16.12 11.70 1.68
8 118.46 97.89 13.63 11.72 1.44
9 120.09 98.21 14.98 11.76 2.08
10 118.23 97.88 14.54 11.79 1.73
11 118.38 97.90 14.60 11.81 1.53
12 120.65 97.34 14.14 11.90 2.04
2013:1 117.65 96.92 15.29 11.87 2.34
2 118.42 96.65 15.20 11.89 2.22
3 121.50 96.61 14.30 11.94 2.29
4 120.05 96.66 14.72 11.94 2.25
5 119.88 96.54 14.28 11.97 2.02
6 121.71 96.78 14.32 11.98 2.05
7 119.86 96.91 15.28 12.00 2.23
8 119.36 96.59 14.71 12.02 1.77
9 121.05 96.80 14.19 12.04 1.46
10 120.24 96.64 12.45 12.05 1.55
11 121.46 96.50 12.23 12.06 1.49
12 95.87 96.96 14.42 12.10 1.82
2014:1 94.94 96.40 16.76 12.07 1.45
2 97.77 96.09 16.71 12.07 0.87
3 98.11 95.98 16.20 12.10 1.38
4 95.50 95.77 16.68 12.12 1.45
5 93.55 95.68 16.85 12.12 0.93
6 95.21 95.87 16.21 12.13 0.84
7 94.03 95.54 14.76 12.17 0.85
8 93.05 95.53 14.73 12.16 0.68
9 93.90 95.29 14.60 12.18 0.68
10 93.90 94.85 15.25 12.18 0.43
11 89.91 94.53 15.66 12.19 0.62
12 86.66 95.22 15.74 12.23 0.52
2015:1 88.85 94.25 14.16 12.19 0.97
Tahun Bulan FDR KAP CAR SIZE NOM
2 89.37 94.02 14.38 12.20 0.86
3 89.15 94.24 14.43 12.20 0.75
4 89.57 94.25 14.50 12.20 0.68
5 90.05 94.24 14.37 12.21 0.69
6 90.05 94.10 14.09 12.21 0.55
7 90.13 94.17 14.62 12.21 0.53
8 90.72 93.96 15.05 12.21 0.48
9 90.82 94.06 15.15 12.23 0.52
10 90.67 93.95 14.96 12.21 0.55
11 90.26 94.07 15.31 12.23 0.57
12 88.03 94.81 15.02 12.27 0.52
2016:1 87.86 94.04 15.11 12.25 2.20
2 87.30 93.87 15.44 12.26 0.94
3 87.52 94.09 14.90 12.27 1.00
4 88.11 94.10 15.43 12.27 1.00
5 89.31 93.86 14.78 12.26 0.17
6 89.32 94.51 14.72 12.28 0.78
7 87.58 94.57 14.86 12.29 0.69
8 87.53 94.36 14.87 12.29 0.53
9 86.43 95.03 15.43 12.40 0.65
10 86.88 95.03 15.27 12.40 0.50
11 86.27 94.99 15.78 12.41 0.74
12 85.99 95.73 15.95 12.45 0.68
LAMPIRAN 2
ESTIMATION OUTPUT
UJI NORMALITAS – HISTOGRAM
Series; Residuals
Sample 2012M01 2016M12 Observations 60
Mean 0.000000
Median -0.290391 Maximum 20.23474 Minimum -22.56428 Std. Dev. 7.248198 Skewness 0.220673 Kurtosis 4.430058
Jarque-Bera 5.412980 Probability 0.066771
UJI MULTIKOLINIERITAS
UJI HETEROSKEDASTISITAS – UJI WHITE
UJI AUTOKORELASI – LM TEST
LM TEST SETELAH DILAKUKAN FIRST DIFFERENCE