PENGARUH JOB RESOURCES DAN WORKPLACE...
Transcript of PENGARUH JOB RESOURCES DAN WORKPLACE...
PENGARUH JOB RESOURCES DAN WORKPLACE
SPIRITUALITY TERHADAP WORK ENGAGEMENT
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh :
FITRI MARIYA AMIN
NIM : 1110070000039
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H/2015 M
i
PENGARUH JOB RESOURCES DAN WORKPLACE
SPIRITUALITY TERHADAP WORK ENGAGEMENT
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh :
FITRI MARIYA AMIN
NIM : 1110070000039
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H/2015 M
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan
Untuk mama tercinta Yurnensi dan ibu tersayang Yuhelti
Untuk Alm papa M.Amin
Untuk kakak Aisyah Amin, Fauzyah Amin, adik Rais Amin
Cinta kasih yang takkan pernah terbalaskan oleh kata-kata.
Hidup akan terasa manis ketika kita merasakan pahit.
Fitri Mariya Amin
The best way to predict your future is to create it
Peter F. Drucker
vi
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi
B) Maret 2015
C) Fitri Mariya Amin
D) Pengaruh Job Resources dan Workplace Spirituality terhadap Work
Engagement
E) xiv + 68 halaman + lampiran
F) Work engagement sangat dibutuhkan setiap organisasi baik itu perusahaan
swasta ataupun instansi pemerintahan. Banyaknya sorotan terhadap work
engagement pada PNS yang dinilai kurang memuaskan maka penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan pengaruhjob resourcesdan workplace
spirituality terhadap work engagemet.
Populasi penelitian ini karyawan dari Kementerian Sosial di Jakarta sebanyak
1.500 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ininon-
probability sampling yaitu purposive sampling. Sampel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 298 orang. Sebanyak 500 kuesioner
disebarkan namun kuesioner yang kembali sebanyak 298 kuesioner. Uji
validitas alat ukur menggunakan teknik Confirmatory Factor Analysis (CFA)
dengan bantuan software Lisrel. Analisis data menggunakan Multiple
Regression Analysis pada taraf signifikansi 0,005 dengan bantuan software
SPSS 17.
Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang
signifikanjob resources dan workplace spirituality terhadap work engagement
dengan signifikansi 0,000 (<0,005). Besar sumbangan yang diberikan oleh
job resources dan workplace spirituality terhadap work engagement
adalah43,4% dan 56,6% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil uji
hipotesis minor menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari feedback
performance, meaning of work dan sense of connected to community terhadap
work engagement. Penelitian selanjutnya disarankan dapat mengkaji ulang
dan mengembangkan penelitian ini, diantaranya dengan cara menambahkan
variabel baru yang dapat mempengaruhi work engagement.
G) Bahan bacaan : 33; buku 6 + jurnal : 23 + artikel : 4
ABSTRACT
A) Faculty of Psychology
B) March 2015
C) Fitri Mariya Amin
D) The Effect of Job Resources and Workplace Spirituality to Work Engagement
E) xiv + 68 page + appendix
F) At this point work engagement is needed in any type of organization. It could
be in private companies or government agencies. There are many highlights
of the work engagement on civil that considered lesssatisfactory. This study
aims to determine the effect of job resources and workplace spirituality to
work engagemet.
The population of this study used 1.500 peoples in Ministry of Social Jakarta.
The sample used in this study as many as 298 peoples. The sampling
technique used in this study is a non-probability sampling that purposive
sampling. A total of 500 questionnaires have been spreading, but they
returned only 298 a questionnaire.Test validity of measuring instrument using
the technique of Confirmatory Factor Analysis (CFA) with the help of
LISRELsoftware. The data were analyzed using Multiple Regression
Analysis at 0.005 of the significance level with SPSS 17.
The test hypotheses in this studyshows that there was a significant effect of
job resources and workplace spirituality to work engagementwith a
significance of 0.000 (<0.005). R Square 43,4% and the rest 56,6% can be
influenced by others variabels . Results of hypothesis minor significant 3-
dimensional effect, the feedback performance, inner life, and a sense of
connected to community to work engagement. Researchers hope the
implications of this research can be reviewed and may be developed in future
studies by adding other variables that are related to work engagement.
G) Reading material: 33; books: 6 + journals : 23 + article : 4
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan izin-Nya,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH JOB
RESOURCES DAN WORKPLACE SPIRITUALITY TERHADAP WORK
ENGAGEMENT”. Shalawat beserta salam juga peneliti curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Penelitian skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan jajarannya serta seluruh staff beserta cicitas
akademik Fakultas Psikologi. Terima kasih atas segala dukungan, bimbingan,
dan arahannya selama ini.
2. Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si selaku dosen pembimbing I dan
Miftahuddin, M.Si selaku dosen pembimbing II. Terima kasih atas ilmu,
dukungan, bantuan, tenaga, waktu dan pikiran yang diberikan kepada peneliti.
Semoga Allah membalas budi baik bapak dengan sebaik-baiknya.
3. Terima kasih yang tak terhingga kepada dua wanita terhebat di hidup peneliti,
mama Yurnensi, M.Pdi dan ibu Yuhelti, M.Pdi. Terima kasih untuk do’a yang
tak pernah putus, dukungan moral dan materi, untuk kasih sayang, semangat
dan nasehat yang tak terhingga. Terima kasih untuk papa M. Amin (Alm),
skripsi ini peneliti persembahkan untukmu, semoga papa bahagia dan selalu
dekat dengan Allah SWT.
4. Terima kasih untuk kakak Aisyah Amin, S.Si, M.Pfis, abang Rifki Muhendra,
M.Si, kakak Fauzyah Amin, Amd,Farm dan kepada adik tersayang Rais
Amin. Terima kasih untuk do’a, semangat dan perhatian yang diberikan.
5. Terima kasih untuk uni Ir. Yarsi Berlianti yang telah menjadi ibu selama
empat tahun di Jakarta. Terima kasih untuk seluruh keluarga yang ada di
Jakarta, Bandung, Air Molek, Pekanbaru yang telah memberikan semangat
positif kepada peneliti.
6. Terima kasih untuk Neneng Tati Sumiati M,Si, Psi selaku dosen Pembimbing
Akademik. Terima kasih atas bimbingannya di dalam maupun diluar
perkuliahan.
7. Terima kasih kepada uda Indra Hardianto atas bantuan selama ini, terima
kasih telah mendengarkan segala keluh kesah dengan sabar, dan terima kasih
untuk perhatian dan semangat yang selalu ada saat jatuh.
8. Terima kasih kepada Puti Febrayosa, M.Si untuk bantuannya dalam
pengolahan data, terima kasih untuk waktu, ilmu yang kakak berikan. Terima
kasih kepada teman-teman penelitian payung “Model JD-R”, teman-teman
kelas A psikologi 2010. Terima kasih teman-teman kosan Al-muna, serta
semua pihak yang belum sempat peneliti tuliskan.
Ciputat, Maret 2015
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR ORISINALITAS ................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1-14
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah .................................................. 10
1.2.1 Perumusan masalah ..................................................................... 10
1.2.2 Pembatasan masalah .................................................................... 11
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 12
1.3.1 Tujuan penelitian ......................................................................... 12
1.3.2 Manfaat penelitian ....................................................................... 12
1.3.2.1 Manfaat teoritis ............................................................... 12
1.3.2.2 Manfaat praktis ............................................................... 13
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................ 13
BAB 2 LANDASAN TEORI ....................................................................... 15-30
2.1 Work Engagement .................................................................................. 15
2.1.1 Definisi work engagement .......................................................... 15
2.1.2 Dimensi work engagement ......................................................... 18
2.1.3 Pengukuran work engagement .................................................. 19
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi work engagement ........... 19
2.2 Job Resources ......................................................................................... 20
2.2.1 Definisi job resources ................................................................. 20
2.2.2 Dimensi job resourcesi ............................................................... 21
2.2.3 Pengukuran job resources........................................................... 22
2.3 Workplace Spirituality ........................................................................... 23
2.3.1 Definisi workplace spirituality................................................... 23
2.3.2 Dimensi workplace spirituality .................................................. 24
2.3.3 Pengukuran workplace spirituality ............................................ 25
2.4 Kerangka Berpikir .................................................................................. 26
2.5 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 29
2.5.1 Hipotesis Mayor ........................................................................... 29
2.5.2 Hipotesis Minor ............................................................................ 30
BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................ 31-53
3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ........................ 29
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian .. 29
3.3 Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 32
3.4 Uji Validitas Konstruk ........................................................................... 34
3.4.1 Uji validitas konstruk job resources .......................................... 36
3.4.1.1 Social support .................................................................. 36
3.4.1.2 Autonomy ......................................................................... 38
3.4.1.3 Quality relationship with supervisor ............................ 39
3.4.1.4 Feedback performance ................................................... 40
3.4.2 Uji validitas konstruk workplace spirituality ........................... 41
3.4.2.1 Inner life ........................................................................... 41
3.4.2.2 Meaning of work ............................................................. 42
3.4.2.3 Sense of connected to community ................................. 44
3.4.3 Uji validitas konstruk work engagement .................................. 45
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 47
3.6 Prosedur Penelitian ................................................................................ 49
BAB 4 HASIL PENELITIAN ..................................................................... 51-61
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................................... 51
4.2 Hasil Analisis Deskriptif ....................................................................... 52
4.2.1 Kategorisasi skor variabel penelitian ........................................ 54
4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian .............................................................. 55
4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian ............................................ 55
4.3.2 Pengujian proporsi varian masing-masing IV .......................... 59
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN .................................... 62-66
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 62
5.2 Diskusi ..................................................................................................... 63
5.3 Saran ....................................................................................................... 65
5.3.1 Saran teoritis ................................................................................. 65
5.3.2 Saran praktis ................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blue print skala job resources ................................................................. 33
Tabel 3.2 Blue print skala workplace spirituality ................................................... 34
Tabel 3.3 Blue print skala UWES ............................................................................. 35
Tabel 3.4 Muatan faktor social support .................................................................. 38
Tabel 3.5 Muatan faktor autonomy ........................................................................... 39
Tabel 3.6 Muatan faktor quality relationship with supervisor .............................. 40
Tabel 3.7 Muatan faktor feedback performance ..................................................... 41
Tabel 3.8 Muatan faktor inner life ............................................................................ 43
Tabel 3.9 Muatan faktor meaning of work ............................................................... 44
Tabel 3.10 Muatan faktor sense of connected to community ................................... 45
Tabel 3.11 Muatan faktor work engagement ............................................................. 47
Tabel 3.12 Muatan faktor work engagement ............................................................. 48
Tabel 4.1 Deskripsi subjek penelitian berdasarkan data demografis.................... 53
Tabel 4.2 Analisis deskriptif ...................................................................................... 54
Tabel 4.3 Norma skor variabel .................................................................................. 55
Tabel 4.4 Kategorisasi skor variabel......................................................................... 56
Tabel 4.5 Tabel R square ............................................................................................ 57
Tabel 4.6 Tabel anova ................................................................................................. 57
Tabel 4.7 Tabel koefisien regresi .............................................................................. 58
Tabel 4.8 Tabel proporsi varian ................................................................................ 61
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Berpikir Penelitian .................................................................... 31
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Path Diagram
Contoh Syntax CFA Totalitas Kerja
Contoh Output CFA Totalitas Kerja
Kusioener
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan
masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika
penulisan.
1.1 Latar Belakang Masalah
Bekerja merupakan bagian dari kebutuhan hidup setiap orang. Setiap harinya
dapat dilihat betapa ada banyak orang yang berangkat di pagi hari dan pulang di
malam hari untuk bekerja. Tujuannya tidak lain adalah bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup khususnya pribadi dan keluarga.
Di Indonesia terdapat berbagai bentuk pekerjaan yang tersedia. Adanya
gaji yang tetap setiap bulan serta tunjangan dan jaminan sosial membuat
persaingan untuk menjadi karyawan di perusahaan tertentu meningkat dan ketat,
baik itu menjadi karyawan di perusahaan negeri atau swasta. Salah satu bentuk
pekerjaan yang banyak peminatnya dari tahun ke tahun adalah menjadi pegawai
negeri sipil. Hal tersebut disebabkan oleh adanya beberapa fasilitas yang lebih dan
jaminan kehidupan hingga masa tua nanti yang akan didapatkan oleh pegawai
negeri sipil.
Untuk menjadi karyawan atau pun pegawai negeri sipil tidaklah mudah.
Selain dituntut tingkat intelektual yang tinggi, juga diperlukan semangat,
komitmen, dan disiplin yang tinggi serta totalitas kerja pada organisasi. Terdapat
2
banyak hal yang akan menjadi sorotan terhadap karyawan ketika berada di kantor
seperti kehadiran, absensi serta aktivitas karyawan di pagi hari. Hal tersebut
menjadi gambaran sikap para pegawai di kantor yang beragam bagi setiap orang.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada bulan Februari 2014 terhadap
sebuah instansi pemerintah di Jakarta menunjukkan adanya perbedaan sikap para
karyawan di pagi hari ketika sesampainya di kantor. Ada diantaranya yang setelah
melakukan absen pagi segera melakukan perkerjaannya, namun ada juga
karyawan yang mengobrol sambil minum kopi atau sibuk dengan kepentingan
sendiri.
Sebuah penelitian juga dilakukan oleh lembaga riset internasional, Gallup
Worldwide (2013) untuk melihat tingkat motivasi kerja para karyawan. Gallup
melakukan survei terhadap 73 ribu responden dari 141 negara termasuk Indonesia.
Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa hanya 8% karyawan di Indonesia yang
benar-benar memiliki tingkat engagement yang tinggi, komitmen, dan motivasi
yang kuat terhadap pekerjaan mereka. Sementara itu 92% karyawan di Indonesia
melakukan pekerjaan sebagai rutinitas harian, pagi berangkat kerja, tugas selesai,
pulang, dan terima gaji di akhir bulan. Bekerja dengan rutinitas seperti itu menarik
sekali untuk dilihat lebih dalam pada instansi pemerintahan dimana totalitas kerja
dipertanyakan sekali mengingat bahwa di perusahaan swasta seorang karyawan
bisa saja diberhentikan pada waktu tertentu jika memiliki kinerja dan totalitas
kerja yang kurang.
3
Kabar buruknya, kinerja pegawai negeri sipil di sejumlah instansi dinilai
buruk oleh sebuah badan pengamat mengingat banyaknya kasus korupsi di
instansi pemerintahan. Tidak hanya itu, di sejumlah media banyak sekali terdapat
kabar pegawai negeri sipil yang bolos atau lalai dalam melakukan tugasnya Hal
tersebut menjadi sorotan tinggi hingga saat ini mengingat bahwa tidak sedikit
biaya yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah untuk pegawainya.
Fenomena tersebut menjadi sebuah permasalahan yang menarik untuk
diteliti khususnya di instansi pemerintahan mengingat bahwa setiap karyawan
memiliki tugas dan kewajiban yang berbeda. Adanya bentuk sikap yang beragam
terhadap tanggungjawab tersebut memberi pengaruh terhadap work engagement
pegawai. Tentunya instansi pemerintah atau pun organisasi swasta akan
melakukan berbagai hal dan tindakan untuk menjaga work engagement pegawai
dalam mencapai sasaran. Agustian (dalam Mujiasih & Ratnaningsih, 2012)
mengatakan bahwa work engagement tidak hanya diperlukan dalam perusahaan
swasta, tetapi juga dibutuhkan dalam instansi pemerintah dan perusahaan negara
(BUMN) bahkan dalam setiap organisasi. Work engagement yang tinggi membuat
seseorang merasa keberadaaanya dalam organisasi bermakna untuk kehidupannya
sehingga menyentuh tingkat terdalam yang pada ujungnya akan meningkatkan
kinerja organisasi.
Saat ini organisasi mengharapkan karyawannya dapat menjadi karyawan
yang proaktif dan inisiatif, berkolaborasi dengan baik, bertanggungjawab terhadap
pengembangan dirinya, dan mempunyai komitmen untuk memberikan kualitas
kerja yang tinggi. Karyawan yang seperti ini adalah karyawan yang penuh energi,
4
memiliki dedikasi, dan merupakan orang-orang yang larut dalam pekerjaannya.
Dengan kata lain, organisasi membutuhkan karyawan yang memiliki work
engagement (Bakker & Schaufeli, 2008).
Harter, Schmidt, dan Hayes (2005), menunjukkan bahwa level dari
engagement karyawan memiliki hubungan yang positif dengan performa unit
bisnis, seperti kepuasan dan loyalitas pelanggan, keuntungan, produktifitas,
turnover, dan keselamatan. Harter et.al., menyimpulkan bahwa work engagement
sangat berarti untuk outcomes yang akan didapatkan dalam bisnis, dan work
engagement sangat penting untuk organisasi (Bakker, Hakanen, Demerouti, &
Xanthopoulou, 2007). Work engagement (totalitas kerja) sangat dibutuhkan dalam
suatu organisasi, karena banyak dampak positif yang akan didapatkan oleh
organisasi. Bakker dan Damerouti (2008) mengatakan bahwa work engagement
(totalitas kerja) membantu karyawan untuk melihat pengaruh yang terjadi dalam
kehidupannya. Sikap positif dan level aktifitas dari engagement karyawan
membuat umpan balik positif diri karyawan itu sendiri, dalam hal apresiasi,
pengakuan, dan keberhasilan. Banyak karyawan yang mengatakan bahwa antusias
tidak hanya terjadi dalam bekerja, tetapi juga di luar dunia pekerjaan, seperti
olahraga, hobi-hobi yang kreatif, dan sebagai sukarelawan.
Work engagement juga merupakan hal yang penting untuk organisasi karena
dapat diimplikasikan untuk performa karyawan. Energi dan fokus yang terdapat
dalam work engagement menyebabkan karyawan memberikan potentisal yang
penuh kedalam pekerjaan. Energi tersebut fokus dalam meningkatkan kualitas dari
tanggungjawab kerja yang dilakukan. Karyawan memiliki kapasitas dan motivasi
5
untuk konsentrasi penuh kepada tugas (Bakker, & Leiter, 2010). Work
engagement menjadi bahan penelitian yang menarik beberapa tahun belakangan.
Engagement adalah hal yang sangat penting dalam organisasi sejak
dikontribusikan dalam jajaran teratas. Sebagai contoh, penelitian yang
mengungkapkan bahwa work engagement secara positif berhubungan dengan
aturan dalam dan aturan luar dari performa, dan kepuasaan klien (Bakker & Bal,
2010).
Work Engangement juga menjadi topik yang menarik dalam dunia klinis,
walaupun work engangement dalam dunia klinis jarang diteliti dan relatif lebih
kecil diketahui sebagai sebuah prediktor dan memiliki konsekuensi yang kecil.
Bagaimanpun obejektifitas dari kusioner penelitian ini telah diujikan dalam model
kemungkinan isntitusional dan prediktor individual dan hasilnya adalah adanya
hubungan yang signifikan terhadap kepuasaan kerja dan kepuasan hidup (Mache,
Vitzthum, Klapp, Danzer, 2013).
Work engagement adalah suatu perasaan yang positif, memenuhi,
berhubungan dengan kerja yang dapat dikarakteristikan dengan vigor (tenaga,
dedication (dedikasi), dan absorption (keterlarutan dalam bekerja) (Bakker,
Schaufeli, Leiter & Taris, 2008). Vigor (tenaga) dikarakterisktikan dengan level
yang tinggi dari energi, mental yang kuat saat bekerja, bersedia menginvestasikan
usaha yang besar dalam suatu pekerjaan, tekun dalam menghadapi kesulitan.
Dedication (dedikasi) dikarakteristikan sebagai rasa yang signifikan, antusias,
inspiratif, mempunyai harga diri dan menyukai tantangan. Absorption
(keterlarutan dalam bekerja) dikarakteristikan sebagai konsentrasi penuh, dan
6
mempunyai ketertarikan pada suatu pekerjaan, merasa bahwa waktu cepat berlalu,
dan merasa sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan (Bakker & Bal, 2010).
May, Gilson dan Harter (2004) mengenalkan tiga dimensi work engagement yang
hampir sama dengan yang dikemukakan sebelumnya, namun dengan label yang
berbeda yaitu komponen fisik, (physical component), komponen emosional
(emotional componet) dan komponen kognitif (cognitive componet ; Bakker,
Hakanen, Demerouti, & Xanthopoulou, 2007).
Kahn (1990) merupakan orang pertama yang menteorikan tentang work
engagement. Dia menggambarkan bahwa keterikatan karyawan adalah menjadi
penuh secara fisik, kognitif, dan emosional yang berkoneksi dengan aturan-aturan
kerja mereka (Bakker, 2011). Khan (1990) juga mengkonsepkan engagement
dalam pekerjaan sebagai kekuatan dari anggota organisasi itu sendiri terhadap
pekerjaan mereka (Bakker, Hakanen, Demerouti, & Xanthopoulou, 2007).
Work engagement berbeda dari kepuasan kerja yang dikombinasikan dengan
kesenangan bekerja yang tinggi (dedication), dengan aktifitas yang tinggi (vigor,
absorption). Kepuasan kerja (job satisfacion) adalah tipikal yang lebih kepada hal
pasif dari kesejahteraan karyawan. Work engagement berbeda dari aliran
hubungan kerja yang lebih kepada peforma yang lama. Work engagement juga
berbeda dari motivasi, yang mana lebih kepada kognisi dan afeksi (Bakker, 2011).
Daily diary menunjukkan bahwa work engagement memiliki variasi yang
baik dalam diri seseorang. Karyawan yang secara umum total dalam pekerjaan,
karyawan lebih kurang total dalam satu hari yang spesifik tergantung dari
7
banyaknya ketersedian job resoureces. Oleh karena itu, sangat penting untuk
karyawan dikelilingi oleh banyaknya semberdaya pada lingkungan pekerjaan
(sperti adanya dukungan, menerima umpan balik, dan adanya kebebasan untuk
membuat keputusan) dari hari kehari (Breevaart, Bakker, & Demerouti, 2013).
Selama tiga dekade banyak penelitian yang telah menunjukkan bahwa job-
characteristic (karakter pekerjaan) dapat menimbulkan dampak terhadap
kesejahteraan karyawan (seperti ; job strain, burnout, work engagement).
Penelitian telah menunjukan bahwa job demand seperti tekanan kerja yang tinggi,
tuntutan emosional, dan aturan yang ambigu dapat menyebabkan gangguan tidur,
kelelahan, dan kesehatan yang menurun (Halbesleben & Bunckleyy, 2004),
sedangkan job resource seperti dukungan sosial, umpan balik dari performa, dan
otonomi akan menimbulkan proses motivasi yang berkaitan dengan belajar, work
engagement, dan komitmen organisasi (Bakker & Demerouti, 2006).
Menurut Frenche et. al. (1982) selama beberapa dekade telah banyak variasi
model yang telah menjelaskan bagaimana karakteristik pekerjaan memengaruhi
kesejahteraan karyawan. Sebuah model yang sangat memengaruhi dari
karakteristik pekerjaan dalam kesejahteraan adalah model Job Demands-Resource
(JD-R). JD-R ini memberikan pengaruh dengan proses yang berbeda. Job
resource memberikan proses motivasi, dimana job resource meningkatkan
kesejahteraan dalam berusaha, hal ini membimbingnya untuk menuju work
engagement (totalitas kerja), komitmen dan motivasi lainnya seperti perilaku
masyarakat organisasi (Brenninkmeijer & Damerouti et.al., 2010).
8
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan secara konsisten bahwa job
resource seperti dukungan sosial dari kolega dan supervisor, umpan balik
performa, keberagaman skil, otonomi, dan mempelajari adanya kesempatan secara
positif berhubungan dengan work engagement ( Bakker , Schaufeli, Leiter &
Taris, 2008). Job resource lebih kepada hal fisik, sosial, dan aspek organisasi dari
pekerjaan yang mana ; 1) menurunkan tuntutan pekerjaan dan mengasosiaksikan
pengeluaran psikologis dan fisiologis; 2) berfungsi untuk mencapai tujuan kerja;
atau 3) menstimulasi perkembangan personal, proses belajar, dan pengembangan
(Bakker & Demerouti, 2007; Schaufeli & Bakker, 2004 dalam Bakker, Schaufeli,
Leiter & Taris, 2008). Sebagai pemicu terjadinya proses motivasi, job resources
di asumsikan dapat meningkatkan totalitas kerja yang mana, dapat berhubungan
dengan hasil yang positif seperti komitmen dalam organisasi (Hakanen, Schaufeli,
& Ahola, 2008).
Job resources diasumsikan dapat menjadi sebuah motivasi instrinsik karena
membantu perkembangan karyawan, mempelajari dan mengembangkan, atau
menjadi sebuah motivasi ekstrinsik karena merupakan isntrumen untuk mencapai
tujuan. Singkatnya, umpan balik yang tepat dapat membantu mengembangkan
pembelajaran, dan dapat meningkatkan kompetensi kerja, sedangkan kebebasan
memutuskan dan dukungan sosial mendukung kebutuhan untuk mandiri dan
kebutuhan untuk dimiliki, dan dihargai (Bakker et.al., 2004). Feedback yang tepat
dapat membantu perkembangan pembelajaran, yang mana meningkatkan
kompetensi kerja, sedangkan kebebasan untuk membuat keputusan dan dukungan
sosial dibutuhkan untuk autonomy dan adanya rasa memiliki dan respek (Bakker,
9
2009). Dalam beberapa kasus, job resources memenuhi kebutuhan dasar manusia,
seperti kebutuhan akan otonomi, berhubungan, dan berkompetensi (Deci & Ryan,
1985; Ryan & Federick, 1977; Van den Brock, Vansteenkiestie, De Witte & Lens,
2008 dalam Bakker et.al. , 2008). Oleh karena itu, karyawan akan menjadi lebih
total dalam bekerja karena mereka mendapatkan pemenuhan kebutuhan dari hal
tersebut, dan menjadikan mereka bekerja lebih baik (Xanthopoulou et.al., 2009)
Job resources berperan sebagai motivasi ekstrinsik, karena lingkungan kerja
yang menawarkan banyak sumber yang membantu keinginan untuk
mendedikasikan suatu usaha dan kemampuan untuk mengerjakan tugas.
Singkatnya, dukungan dari kolega dan performance feedback dapat meningkatkan
kemungkinan untuk sukses dalam mencapai tujuan suatu pekerjaan. Konsisten
dengan hal tersebut, banyak penelitian yang telah menunjukkan bahwa adanya
hubungan yang positif anatara job resources dan work engagament. Contohnya,
Schaufeli dan Bakker (2004) menemukan bukti bahwa untuk hubungan yang
positif antara job resources (performance feedback, sosial support, dan
supervisory coaching) dengan work engagement (vigor, dedication, absorption)
pada karyawan Belanda yang bekerja pada sebuah perusahaan asuransi,
perusahaan kesehatan, dan layanan keamanan dll. Mereka menggunakan struktur
equation modeling untuk melihat bahwa job resources secara eksklusif
memprediksi work engagement, dan work engagement adalah sebuah mediator
dari hubungan job resources dan intesnsitas turnover (Bakker, 2009).
10
Penelitian longitudinal saat ini secara umum mengkonfirmasi adanya
hubungan positif anatara job resoureces dan work engagement. Mauno, Kinnunen,
dan Ruokolainen (2007) selama dua tahun mendesain intuk menginvestigasi work
engagement yang berlangsung pada Finish care personel (N=409). Job resources
memprediksi work engagement lebih baik daripada job demands. Job control dan
organisasi yang didasarkan self-esteem membuktikan adalah prediktor yang paling
baik untuk tiga dimensi work engagement (Bakker, 2009). Shaufeli, Bakker, dan
Rhenen (2007) juga menunjukkan hasil bahwa peningkatan pada social support,
autonomy, opurtutinities to learn and develop, and performance feedback secara
positif menjadi prediktor untuk work engagement setelah adanya kontrol pada
dasar work engagement.
Selain job resources penulis juga ingin meneliti workplace spirituality
sebagai salah satu faktor yang dapat memengaruhi work engagement. Dalam
beberapa tahun terakhir telah berkembang ketertarikan dalam teori workplace
spirituality, bahkan beberapa bagian ada yang menyebutnya sebagai “sebuah
kebangkitan spiritual dalam dunia kerja Amerika” (Garcia & Zamor, 2003). Sejak
akhir tahun 1990 an pihak publikasi seperti Wall Street Journal, Business Week,
Fortune dan yang lainnya melaporkan sebuah keinginan pertumbuhan diantara
karyawan untuk makna dan tujuan dalam bekerja, untuk sebuah dimensi spiritual
untuk kehidupan organisasi ( Dunchon. & Plowman, Ashmos, 2005).
Workplace spirituality adalah topik baru untuk suatu organisasi dan
merupakan topik dengan pengembangan teoritikal yang sedikit (Dehler & Welsh,
11
2003; Fry, 2003;Giacalone & Jurkiewicz,2003 dalam Dunchon & Plowman,
2005). Sebuah tempat bekerja dapat dikatakan menjadi spiritual ( spirit yang
bersahabat) adalah ketika dikenali bahwa karyawan mempunyai inner life
(kehidupan batin) yang memupuk dan dipupuk oleh makna dalam bekerja yang
dapat dilihat dalam konteks komunitas (Dunchon & Plowman, 2005).
Workplace spirituality selama ini dianggap merupakan sebuah konstruk
personal yang tinggi dan konstruk filosofi, hampir seluruh ilmu akademik
mengakui bahwa spiritualitas memengaruhi sebuah rasa keutuhan, keterhubungan
dalam bekerja, dan nilai-nilai yang dalam. Workplace spirituality memengaruhi
usaha untuk menemukan satu tujuan yang penting dalam hidup, untuk
membangun hubungan yang kuat dengan teman bekerja atau orang-orang lain
yang terlibat dalam pekerjaan, dan untuk memiliki konsistensi antara keyakinan
seseorang dengan nilai-nilai dari organisasi tersebut (Mitroff & Denton, 1999
dalam Milliman, Czaplewski & Ferquson, 2003).
Menurut Rego dan Cunha (2008), spiritualitas didalam dunia kerja bukan
hanya tentang agama, atau tentang seseorang yang masuk kedalam suatu
keyakinan tertentu (Laabs, 1995; Cavanagh, 1999). Bukan tentang hal yang
membutuhkan sebuah koneksi pada suatu tradisi agama tertentu, tetapi lebih
berdasarkan pada nilai dan filosofi seseorang. Ini adalah tentang cara pandang
karyawan terhadap diri mereka sendiri untuk menjadi spiritual dengan jiwa yang
terpelihara dalam bekerja, seseorang yang mengalami tujuan dan makna dalam
bekerja, dan merasa terhubung dengan orang lain dalam lingkungannya bekerja
12
(Mitroff & Denton, 1999; Ashmos & Dunchon, 2000; Harrington et.al. , 2001;
Milliman et.al. , 2003).
Workplace spirituality dapat bermanfaat dalam dunia pekerjaan diarea
kreativitas, kejujuran dan kepercayaan, pemenuhan personal, dan komitmen yang
akan mengacu pada meningkatnya performa organisasi (Krishnakumar & Neck,
2002). Berdasarkan uraian di atas penelitian ini memfokuskan pada pengaruh job
resources dan workplace spirituality terhadap work engagement.
1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1.2.1 Pembatasan masalah
Penelitian ini dibatasi pada variabel yang akan diteliti yaitu pengaruh job
resources dan workplace spirituality terhadap work engagement yang batasan
istilahnya adalah sebagai berikut:
1. Work engagement adalah suatu perasaan yang positif, memenuhi,
berhubungan dengan kerja yang dapat dikarakteristikan dengan vigor (tenaga,
dedication (dedikasi), dan absorption (keterlarutan dalam bekerja).Bakker,
Schaufeli, Leiter, & Taris, 2008.
2. Job resources lebih kepada aspek fisik, psikologis, atau organisasi pekerjaan
yang mana 1) berfungsi untuk mencapai tujuan pekerjaan, 2) mengurangi
tuntutan pekerjaan dan pengeluaran fisiologis dan psikologis yang terkait, 3)
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan personal (Bakker, Demerouti,
Eumewa, 2005).
13
3. Workplace spirituality (spiritualitas ditempat bekerja) adalah pengakuan
bahwa seorang karyawan memiliki kehidupan batin yang memupuk dan
dipupuk oleh pekerjaan yang berarti didalam masyarakat (Ashmos &
Dunchon, 2000).
1.2.2 Perumusan masalah
Dari latar belakang yang telah penulis uraikan tentang pengaruh job resources dan
workplace spirituality terhadap work engagement, maka masalah yang
dirumuskan adalah sebagai berikut:
a. Apakah ada pengaruh job resources dan workplace spirituality terhadap
work engagement?
b. Apakah dimensi-dimensi dari job resources yaitu social support, autonomy,
quality relationship with supervisor, feedback performance dan workplace
spirituality yaitu inner life, meaning of work, sense of connected to
community memiliki pengaruh terhadap work engagement?
1.3.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh job resource dan
workplace spirituality terhadap work engagement. Selain itu untuk melihat
pengaruh dari masing-masing dimensi job resources dan workplace spirituality
terhadap work engagement.
14
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
praktis seperti penjelasan berikut:
1.3.2.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan ilmu
pengetahuan psikologi, khususnya pada bidang psikologi industri dan organisasi.
Penelitian ini juga dapat mengembangkan terori job resource, workplace
spirituality dan work engagement.
1.3.2.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
instansi pemerintah. Terutama instansi tempat penelitian dalam membangun
totalitas kerja para karyawan yang didasarkan pada variabel-variabel yang diteliti.
1.4 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab, sistematika penulisan mengacu pada APA
(American Psychological Association) style dan buku panduan penulisan skripsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014-2015. Adapun sistematika penulisan
skripsi ini teridiri dari :
BAB 1 : PENDAHULUAN
15
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas dasar-dasar teori yang digunakan untuk mendukung penelitian
yang akan dilakukan, yaitu teori mengenai definisi work engagement, dimensi-
dimensi work engagement, faktor-faktor yang memengaruhi work engagement
dan pengukuranwork engagement,definisi job resource dimensi job resource
pengukuran job resource dan definisiworkplace spirituality, dimensi-
dimensiworkplace spirituality pengukuran workplace spirituality yang merupakan
variabel dalam penelitian ini serta akan dilengkapi dengan kerangka berpikir.
BAB 3 : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan penjelasan mengenai populasi, sampel dan teknik pengambilan
sampel. Variabel penelitian, definisi operasional, alat ukur yang digunakan,uji
validitas konstruk, prosedur penelitian dan teknik analisis data.
BAB 4 : HASIL PENELITIAN
Bab ini membahas tentang hasil temuan yang didapat dari hasil penelitian.
Pembahasan mengenai gambaran umum subjek penelitian, hasil analisis
deskriptif, kategorisasi skor variabel penelitian, hasil pengujian hipotesis dan
pembahasn hasil pengujian hipotesis.
BAB 5 : KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
16
Bab ini membahas kesimpulan atas hasil penelitian serta saran-saran yang terkait
dengan penelitian ini sehingga diharapkan dapat berguna untuk penelitian
selanjutnya.
17
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang terdiri dari definisi
teori, dimensi-dimensi dari variabel, alat ukur yang digunakan untuk penelitian,
kerangka berpikir serta hipotesis penelitian.
2.1 Work Engagement
2.1.1 Definisi Work Engagement
Federman (2009) dalam bukunya menjelaskan tentang apa definisi dari work
engangement adalah kesepakatan seseorang untuk berkomitmen dengan sebuah
organisasi yang berdampak pada bagaimana cara mendalami pekerjaannya dan
melihat seberapa lama jabatannya. Engagement adalah hal yang mencakup faktor
emosi dan rasional yang berkaitan dengan kerja dan pengalaman kerja secara
keseluruhan. Faktor emosional mengikat kepuasaan personal seseorang dan
merasakan inspirasi dan afirmasi yang mereka dapatkan dari bekerja dan menjadi
bagian dalam organisasi mereka. Faktor rasional secara umum berkaitan dengan
hubungan antara individu dengan korporasi yang lebih luas. Contohnya, seberapa
tingkat pemahaman karyawan terhadap anturan mereka sendiri, dan aturan unit
mereka, tergantung pada objektivitas perusahaan. (Perrin, 2003).
Work engagement didefinisikan sebagai sesuatu keterlibatan penuh yang
positif, memenuhi, hubungan kerja yang berkaitan dengan pikiran yang
dikarakteristikan oleh vigor, dedikasi, dan keterlarutan dalam bekerja.
18
Engagement lebih kepada suatu aaspek afektif-kognitif yang gigih dan dapat
menular yang tidak berfokus kepada objek partikular, kejadian, individual ataupun
perilaku (Mache, Vitzhum, Klapp, Danzer, 2013). Mecey at.al., mendefinisikan
work engagement sebagai perasaan seseorang akan tujuan dan terfokus pada
energi, terbukti dengan terlihatnya inisiatif personal terhadap orang lain, adaptif,
berusaha, dan tekun dalam mencapai tujuan organisasi (Simon, 2010).
Work engagement juga didefinisikan sebagai keterlibatan penuh secara fisik,
secara kognitif, dan secara emosional yang berkoneksi dengan aturan kerja.
Keterikatan atau totalitas lebih fokus kepada energi yang langsung menuju kepada
tujuan organisasi. Totalitas karyawan lebih seperti kerja keras melalui
peningkatan level dari upaya diskresioner daripada mereka yang tidak total
(Bakker, 2011). Work engagement adalah sebuah pekerjaan yang positif berkaitan
dengan psikologikal state yang dikarakteristikan oleh sebuah jaminan
kesejahteraan yang berkontribusi untuk kesuksesan organisasi (Bakker, & Leiter,
2010).
Maslach et.al., (1996) mendefinisikan work engagement adalah hal yang
dikarakteristikan oleh energi, keterlibatan dan profesional efikasi, yang
berlawanan dengan dimensi burnout (Bakker, 2009). Jones dan Harter (2005)
mendefinisikan work engagement sebagai keterlibatan dan kepuasaan individu
dengan sangat antusias dalam pekerjaan mereka.
Khan (1990) membuat konsep keterikatan kognitif dan emosional. Khan
mendiskusikan terdapat tiga kondisi psikologikal, termasuk psikologikal
19
kebermaknaan, psikologikal keamanan, dan psikologikal ketersediaan, yang mana
dianggap masuk kedalam keterikatan (totalitas) seseorang. Psikologikal
kebermaknaan merepresntasikan perasaan yang positif yang seorang dapatkan dari
investasi fisik mereka, kognitif, dan energi emosional dalam melaksanakan tugas.
Psikologikal keamanan lebih kepada yang memperbesar jangkauan individu
bahwa mereka merasa mereka dipercaya dan dapat percaya orang-orang disekitar
mereka. Psikologikal ketersedian lebih kepada individu meyakini bahwa mereka
memerlukan sumber termasuk fisik, emosional, dan sumber kognitif untuk
mengikat diri mereka dengan pekerjaan (Zhu, Avolio, & Walumbwa, 2009).
Pada intinya work engagement menangkap bagaimana pengalaman para
karyawan pada pekerjaan mereka sebagai sesuatu yang merangsang dan energik
dan sesuatu yang mereka inginkan untuk menyediakan waktu dan usaha
(komponen vigor) dan sebagai satu hal yang menyenangkan dan sesuatu yang
dapat memberikan konsentrasi penuh (Bakker, 2014). Selanjutnya Rothbard dan
Patil (2010) mendefinisikan work engagement sebagai kehadiran psikologikal
karyawan dalam tugas atau “being there”. Ini adalah perhatian sesoerang yang
terfokus, keterlarutan mereka dan ketersedian energi mereka yang mengarah pada
pencapain tujuan kerja (Bakker, 2014).
Work engagement dalam penelitian ini sebagaimana dikemukakan oleh
Bakker et.al., 2008 adalah suatu perasaan yang positif, memenuhi, berhubungan
dengan kerja yang dapat dikarakteristikan dengan vigor (tenaga, dedication
(dedikasi), dan absorption (keterlarutan dalam bekerja). Vigor dikarakteristikan
sebagai tingkat level energi yang tinggi dan kekuatan mental selama bekerja.
20
Dedication lebih kepada menjadi lebih kuat ketika terlibat dalam suatu pekerjaan
dan merasakan hal yang signifikan, antusias, dan tertantang. Absorption
dikarakteristikan oleh konsentrasi penuh dan merasa bahagia dalam satu
pekerjaan, yang mana waktu terasa cepat berlalu dan merasa sulit untuk
memisahkan diri dari pekerjaan. Singkatnya karyawan yang total dalam bekerja
memiliki level energi yang tinggi dan mereka antusia terhadap pekerjaan mereka
(Bakker, 2009).
2.1.2 Dimensi Work Engagement
Bakker et.al. (2008) menjelaskan bahwa work engagment memiliki 3 dimensi,
yaitu:
1. Vigor
Vigor dikarakteristik sebagai level tertinggi dari energi dan mental yang kuat
saat bekerja, akan melakukan usaha terbesar dalam satu pekerjaan, dan gigih
walaupun dalam menghadapi kesulitan.
2. Dedication
Dedication lebih kepada mendalami pekerjaan, dan mengalami perasaan yang
signifikan, seperti antusias, inspiratif, bangga, dan tertantang.
3. Absorption
Absorption dikarakteristikan kepada menjadi sangat konsentrasi dan
menikmati pekerjaan dimana waktu berlalu begitu cepat dan merasa sulit
untuk memisahkan diri dari pekerjaan.
21
2.1.3 Pengukuran Work Engagement
Pengukuran work engagement pada penelitian ini menggunakan Utrecht Work
Engagement Scale (UWES) dengan 17 item mengacu pada teori yang
dikemukakan oleh Schaufeli & Bakker (2004). UWES terdiri dari 17 item yang
mengukur ketiga dimensi dari work engagement yaitu vigor 6 item, dedication 5
item, dan untuk absorption 6 item. Skala UWES telah divalidasi dibeberapa
negara sperti Cina, Finlandia, Yunani, Afrika Selatan, Spanyol dan Belanda
(Bakker, 2009). Seluruh dari investigasi ini menggunakan analisis faktor
komfirmatori (CFA) dan menunjukkan hasil yang fit dari hipotesis struktur tiga-
faktor terhadap data yang lebih unggul untuk model faktor alternatif.
2.1.4 Faktor- faktor yang memengaruhi work engagement
Menurut Akhtar, Boustani, Tsivrikos, dan Chamrorro-Premuzic (2014) ada
beberapa faktor yang dapat memengaruhi work engagment, yaitu:
1. Big Five, berdasarkan definisi dari work engagement yang konsisten terhadap
ativasi dan energi, telah distujui bahwa dimensi dari tipe kepribadian
merefleksikan sebuah kecenderungan pada sebuah engagement karena
karakteristik perilaku mereka. Hal yang disarankan adalah extraversion,
agreeableness, openness, dan conscientiousness.
2. Trait El, merupakan salah satu persepsi dari well-being dan kepuasaan kerja,
yang mana berpengaruh terhadap engagement. Ravichandran, Arasu, dan
Kumar (2011) menyimpulkan bahwa tingginya leves dari trait el dapat
mempengaruhi tingginya engagement.
22
Menurut Bakker et. al. (2008) terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi
work engagement, yaitu job resources dan personal resources. Sejalan dengan itu,
Xanthopulou, Bakker, Demerouti, dan Schaufeli (2008) juga mengatakan bahwa
job resources dan personal resources secara positif berkaitan dan berpengaruh
terhadap work engagement. Menurut Rego dan Cunha (2007) workplace
spirituality dapat menjelaskan bagaimana karyawan memiliki komitmen dalam
organisasi dan meningkatkan performa organisasi. Komitmen ini berarti bahwa
karyawan memberikan usaha yang sangat tinggi untuk mencapai tujuan dari
organisasi. Dari uraian diatas penulis mengambil faktor-faktor yang memengaruhi
work engagement adalah job resources dan workplace spirituality.
2.2 Job Resources
2.2.1 Definisi job resources
Menurut Schaufeli dan Bakker (2004) dalam Hu, Schaufeli dan Taris (2013) Job
resources adalah hal yang positif mengevalusai fisik, sosial, atau organisasi dari
pekerjaan yang berfungsi dalam mencapai tujuan pekerjaan, mengurangi tuntutan
kerja, dan menstimulasi pertumbuhan personal dan mengembangkan berdasarkan
proses motivasi.
Job resources mempengaruhi motivasi atau work engagement ketika
tuntutan kerja tinggi. Asumsi ini didasarkan pada premis-premis conservation of
resources (COR) theory. Job resources dapat memainkan peran motivasi
instrinsik karena hal tersebut mendorong perubahan karyawan, pembelajaran dan
23
pengembangan atau memainkan peran motivasi ekstrinsik karena hal tersebut
berperan penting dalam pencapaian tujuan kerja (Schaufeli & Bakker, 2004).
Job resourcees dalam penelitian ini sebagaimana yang dikemukakan oleh
Bakker et.al., (2005) job resources lebih kepada aspek fisik, psikologis, atau
organisasi pekerjaan yang mana 1) berfungsi untuk mencapai tujuan pekerjaan, 2)
mengurangi tuntutan pekerjaan dan pengeluaran fisiologis dan psikologis yang
terkait, 3) menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan personal.
2.2.2 Dimensi job resources
Bakker et.al (2005) dimensi job resources terdiri dari 4, yaitu :
1. Dukungan Sosial (social support)
Dukungan sosial merupakan resources (sumber daya) yang secara langsung
berfungsi dalam mencapai tujuan kerja. Dukungan instrumental dari rekan-
rekan dapat membantu untuk mendapatkan pekerjaan yang dilakukan pada
waktunya dan arena itu dapat mengurangi dampak dari kelebihan beban kerja
pada strain (ketegangan), termasuk burnout.
2. Otonomi (Autonomy)
Pada satu sisi otonomi berarti kebebasan karyawan saat melakukan tugas dan
disisi lainnya otonomi berfokus pada kecepatan seseorang. Otonomi kerja
sangat penting bagi kesehatan karyawan, terutama karena otonomi yang lebih
besar dikaitkan dengan lebih banyak kesempatan untuk mengatasi stres.
Otonomi dapat bertindak sebagai penyangga terhadap pengaruh dari tuntutan
24
kerja. Semakin besar otonomi seseorang maka seamkin besar kesempatan
untuk mengatasi stres.
3. Kualitas hubungan dengan atasan (Qualitty realionship with supervisor)
Kualitas hubungan dengan supervisor dapat mempengaruhi tuntutan kerja
pada burnout, karena apresiasi pemimpin dan dukungan menempatkan
tuntutan kerja dalam perspektif lain. Apresiasi dan dukungan pemimpin juga
dapat membantu pekerja dalam emnghadapi tuntutan pekerjaan, mendukung
kinerja dan mencegah memburuknya keadaan karyawan.
4. Umpan balik kinerja (Feedback Performance)
Umpan balik kinerja yang konstruktif tidak hanya membantu karyawan
melakukan pekerjaan meeka lebih efektif, tetapi juga meningkatkan
komunikasi antara supervisor dan karyawan. Ketika informasi yang spesifik
dan akurat disediakan dalam cara yang konstruktif, baik karyawan dan
supervisor dapat membantu mencegah masalah pekerjaan dan meminimalisasi
kejutan saat review kerja.
2.2.3 Pengukuran job resources
Pengukuran Job resources menggunakan 4 skala yang berbeda. untuk dimensi
dukungan sosial menggunakan skala yang dikembangkan oleh Bakker et.al
(2004), untuk dimensi otonomi juga mengunakan skala Bakker et.al (2004)
mengenai otoritas keputusan, dan untuk skala kualitas hubungan dengan atasan
diukur dengan menggunakan skala yang diadaptasi dari Graen dan Uhl-Bien
(1991) dan skala leader-member exchange (Le Blanc, 1994) dan dimensi umpan
25
balik kinerja menggunakan skala yang dikembangkan oleh Bakker, Damerouti,
Taris, Schaufeli, dan Schreurs (2003).
2.3 Workplace Spirituality
2.3.1 Definisi workplace spirituality
Workplace spirituality selama ini dianggap merupakan sebuah konstruk personal
yang tinggi dan konstruk filosofi, hampir seluruh ilmu akademik mengakui bahwa
spiritualitas mempengaruhi sebuah rasa keutuhan, keterhubungan dalam bekerja,
dan nilai-nilai yang dalam. Workplace spirituality mempengaruhi usaha untuk
menemukan satu tujuan yang penting dalam hidup, untuk membangun hubungan
yang kuat dengan teman bekerja atau orang-orang lain yang terlibat dalam
pekerjaan, dan untuk memiliki konsistensi antara keyakinan seseorang dengan
nilai-nilai dari organisasi tersebut (Milliman, Czaplewski dan Ferquson, 2003).
Spiritualitas didalam dunia kerja bukan hanya tentang agama, atau tentang
seseotang yang masuk kedalam suatu keyakinan tertentu (Rego & Cunha, 2008)
Bukan tentang hal yang membutuhkan sebuah koneksi pada suatu tradisi agama
tertentu, tetapi lebih berdasarkan pada nilai dan filosofi seseorang. Ini adalah
tentang cara pandang karyawan terhadap diri mereka sendiri untuk menjadi
spiritual dengan jiwa yang terpelihara dalam bekerja, seseorang yang mengalami
tujuan dan makna dalam bekerja, dan merasa terhubung dengan orang lain dalam
lingkungannya bekerja (Milliman et.al., 2003).
26
Banyak tokoh yang berpendapat tentang definisi dari workplace spirituality.
Kebanyakan mengungkapkan bahwa workplace spirituality yang didalamnya
termasuk dari makna tujuan dan menjadi terhubung dengan orang lain (Ashmos &
Dunchon, 2000; Conger, 1994; Giacalone & Jurkiewicz, 2003; Mirvis, 1997; Vail,
1998,2000). Vail (2000) melihat spiritual sebagai hal yang harus dilakukan oleh
manusia mencari makna kehidupan, dan berpendapat bahwa mencari makna
kehidupan bagi sebgaian orang dewasa seringkali mengantrakan mereka kepada
mencari singifikansi dengan pekerjaan mereka (Dunchon & Plowman, 2005).
Giacalone dan Jurkiewicz (2003) mengungkapkan bahwa spiritualitas
ditempat bekerja adalah nilai-nilai yang didapatkan dengan mendukung
pengalaman transendensi karyawan melalui proses kerja dan memfasilitasi rasa
terhubung dengan orang lain dengan cara memberikan perasaan bahagia
(Dunchon & Plowman, 2005).
Workplace spirituality dalam penelitian ini sebagimana yang
dikemukanakan oleh Ashmos dan Dunchon (2000), workplace spirituality
(spiritualitas ditempat bekerja) adalah pengakuan bahwa seorang karyawan
memiliki kehidupan batin yang memupuk dan dipupuk oleh pekerjaan yang
berarti didalam masyarakat.
2.3.2 Dimensi workplace spirituality
Ashmos dan Dunchon (2000) mengemukakan bahwa terdapat tiga dimensi dari
workplace spiritualty, yaitu :
27
1. Inner life (kehidupan batin)
Kehidupan batin merupakan bagaimana cara memahami kekuatan Ilahi dan
bagaimana cara menggunakannya untuk kehidupan lahiriah yang lebih
memuaskan.
2. Meaning of work (makna bekerja)
Menurut Fox (dalam Ashmos & Dunchon, 2000), hidup dan mata
perncaharian adalah dua sisi yang tidak dapat dipisahkan dan terpisah
melainkan berasal dari sumber yang sama yaitu spirit. Spirit berarti hidup,
hidup dan mata pendaharian adalah dua hal yang menyangkut kehidupan
dengan makna, tujuan, kedamaian, dan perasaan memiliki kontribusi terhadap
komunitas yang lebih luas. Sebuah spiritualtas dalam bekerja adalah suatu hal
tentang membawa hidup dan pekerjaan berjalan bersama dan spirit
didalamnya.
3. Sense of Connection to Community (perasaan terhubung dengan komunitas)
Spiritualitas di tempat kerja tidak hanya bagaimana mengekspresikan
kebutuhan-kebutuhan batin dengan mencari pekerjaan yang bermakna,
melainkan bagaimana hidup dapat terhubung dengan orang lain. Merasa
menjad bagian dari suatu komunitas adalah bagian terpenting dalam
perkembangan spiritual.
2.3.3 Pengukuran workplace spiritualty
Pengukuran yang digunakan adalah Workplace Spirituality Scale yang
dikembangkan oleh Ashmos dan Dunchon (2000). Isntrumen ini mencakup
28
pengalaman pribadi informan, yaitu persepsi mereka terhadap kehidupan batin
mereka, makna dan tujuan bekerja, dan perasaan terhubung dengan komunitas
ditempat bekerja. Dalam skala ini terdapat 21 item untuk 3 dimensi, yaitu : 5 item
untuk inner life, 7 item untuk meaning of work, dan 9 item untuk community.
2.4 Kerangka Berpikir
Setiap organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai guna menuju kesuksesan.
Organisasi dalam mencapai tujuan harus memiliki karyawan yang total dalam
bekerja. Work engagement (totalitas karyawan) akan memberikan dampak yang
positif terhadap organisasi. Bakker et.al. (2008) mengatakan bahwa work
engagement (totalitas kerja) adalah suatu hal yang positif, memenuhi, yang
berhubungan dengan pikiran dalam bekerja. Karyawan yang total dalam bekerja
ditandai dengan semangat saat bekerja, memiliki dedikasi yang tinggi, dan
menganggap apa yang mereka kerjakan adalah sesuatu yang menyenangkan.
Dalam hal ini untuk mencapai atau menjadikan karyawan total dalam
bekerja ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Job resource dalam 3
dekade telah diteliti dan memperlihatkan hubungan yang signifikan dan positif
terhadap work engagement (Schaufeli & Bakker, 2004). Job resources adalah hal
yang berbentuk fisik, psikologis, sosial, dan aspek organisasi yang dapat
mengurangi tuntutan pekerjaan, mengasosiasi kerugian fisiologis dan psikologis,
bergungsi untuk mencapai tujuan kerja, menstimulasi perkembangan personal,
pembelajaran, dan pembangunan (Shaufeli & Bakker, 2004).
29
Job resources memiliki 4 dimensi yang mana setiap dimensi tersebut dapat
mempengaruhi work engagement, seperti yang dikatakan oleh Van der Doef dan
Maes (1995) dalam Bakker, Damerouti (2005), bahwa social support merupakan
sumber yang mudah berfungsi dalam mencapai tujuan kerja. Dari uraian tersebut
maka penulis ingin melihat apakah benar social support dapat mempengaruhi
work engagement. Dimensi selanjutnya adalah quality relationship with
supervisor yang mana ketika terdapat hubungan yang baik menurut Mache,
Vitzthum, Klapp, dan Danzer (2013) mengatakan bahwa orang-orang yang
mempunyai rating yang tinggi terhadap “pengaruh dalam bekerja”, “kesempatan
untuk berkembang”, dan “kualitas yang baik dalam kepemimpinan” juga dapat
menghasilkan skor yang tinggi untuk work engagement.
Otonomi kerja atau kemandirian seseorang dalam melaksanakan pekerjaan
juga dapat berdampak pada totalitas kerja seseorang. Kemadirian kerja atau
otonomi kerja dapat mengurangi stress dalam bekerja karena karyawan melakukan
pekerjaan tanpa ada beban dari sekitar, mereka mengerjakan pekerjaan dengan
mandiri, dengan cara-cara yang mereka anggap efektif dalam mencapai tujuan.
Feedback performance atau umpan balik dari kinerja juga dapat mempengaruhi
totalitas kerja karyawan. Ketika karyawan mendapatkan umpan balik dari apa
yang telah dikerjakannya, maka karyawan tersebut akan termotivasi untuk
menjadi lebih baik karena merasa hasil kerjanya tersebut dihargai.
Work engagement (totalitas kerja) tidak hanya dapat dilihat dari hal fisik dan
psikologis, tetapi juga dapat dilihat dari segi spiritualitas. Workplace spirituality
30
(spiritualitas di tempat kerja) tidak hanya membahas tentang keyakinan dalam
beragama yaitu bagaimana berhubungan dengan Tuhan, tetapi juga bagaimana
berhubungan dengan manusia. Ashmos dan Dunchon (2000) mengatakan bahwa
karyawan yang memiliki spiritualitas adalah karyawan yang memiliki kehidupan
batin yang memupuk dan dipupuk oleh pekerjaan yang memiliki arti di dalam
masyarakat.
Dari uraian diatas peneliti ingin melakukan penelitian yang melihat seberapa
besar pengaruh job resources (social support, autonomy, quality relationship with
supervisor, feedback performance) dan workplace spirituality (inner life, meaning
of work, sense of connected to community) terhadap work engagement.
31
Job Resources
Workplace Spirituality
Gambar 2.1 Skema berpikir penelitian
2.5 Hipotesis Penelitian
Karena penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan analisis statistik,
maka pada dasarnya hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis nihil. Hipotesis
yang diajukan pada penelitian ini terdapat hipotesis mayor dan hipotesis minor.
2.5.1 Hipotesis Mayor
Work Engagement
Social Support
Autonomy
Feedback
Performance
Quality Relationship
With Supervisor
Inner Life
Meaning of Work
Sense of connected
to community
32
Ada pengaruh yang signifikan job resources dan workplace spirituality terhadap
work engagement.
2.5.2 Hipotesis Minor
H1 : Ada pengaruh yang signifikan social support terhadap work engagement.
H2 : Ada pengaruh yang signifikan autonomy terhadap work engagement.
H3 : Ada pengaruh yang signifikan quality relationship with supervisor terhadap
work engagement.
H4 : Ada pengaruh yang signifikan feedback performance terhadap work
engagement.
H5 : Ada pengaruh yang signifikan inner life terhadap work engagement.
H6 : Ada pengaruh yang signifikan meaning of work terhadap work engagement.
H7 : Ada pengaruh yang signifikan sense of connected to community terhadap
work engagement.
33
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai populasi, sampel dan teknik pengambilan
sampel, variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, uji validitas konstruk,
teknik analisis data, dan prosedur penelitian.
3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang saat ini
masih aktif bekerja di Kementerian Sosial di Jakarta. Populasi pegawai yang saat
ini bekerja pada instansi Kementrian Sosial kurang lebih sebanyak 1500 pegawai
(menurut biro kepegawaian Kementerian Sosial pada Agustus 2014). Penelitian
ini pada awalnya ingin mengambil sebanyak 500 sampel, karena jumlah ini dirasa
sudah terbilang cukup dalam mewakili keseluruhan populasi yang terdapat dalam
instansi pemerintahan Kementerian Sosial tersebut.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non
probability sampling yaitu puroposive sampling dimana adanya karakteristik yang
diterapkan dalam pengambilan sampel, karena kemungkinan terpilihnya dari
setiap responden anggota populasi tidak dapat dipastikan. Karakteristik dari
sampel adalah 1) merupakan pegawai negeri sipili (PNS), 2) PNS telah bekerja
selama 6 bulan atau lebih. Sebanyak 500 kusioner dibagikan pada anggota
pegawai masing-masing biro di kantor Kementrian Sosial, melalui bantuan
beberapa pihak yang berwenang dalam instansi tersebut. Peneliti menintipkan
sebanyak 500 kusioner kepada bagian kepegawaian selam 4 minggu untuk
34
dibagikan, namun jumlah kusioner yang terkumpul adalah 298, maka sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 298 pegawai.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian
Pada penelitian ini yang dijadikan variabel terikat (Dependent Variable) adalah
Work Engagement (totalitas kerja) dengan 3 dimensi, yaitu : Vigor, Decication,
Absorption. Variabel bebas (Independent Variable) dalam peneltian ini terdapat 2
variabel, yaitu Job Resource dengan 4 dimensi yaitu, dukungan sosial (social
support), otonomi (auntonomy), hubungan baik dengan atasan (quality relaionship
with supervisor) dan umpan balik pekerjaan (feedback performance), Workplace
spirituality dengan 3 dimensi yaitu: Inner life, meaning of work, dan sense of
connected to community.
Adapun definisi operasional dari variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Work engagement adalah suatu perasaan yang positif, memenuhi,
berhubungan dengan kerja yang dapat dikarakteristikan dengan vigor (tenaga,
dedication (dedikasi), dan absorption (keterlarutan dalam bekerja), dimana
skor work engagement tersebut diukur dari alat ukur UWES dengan
mengukur 3 dimensi dari totalitas kerja yaitu vigor, dedication, dan
absorption.
2. Job resources lebih kepada aspek fisik, psikologis, atau organisasi pekerjaan
yang mana 1) berfungsi untuk mencapai tujuan pekerjaan, 2) mengurangi
tuntutan pekerjaan dan pengeluaran fisiologis dan psikologis yang terkait, 3)
35
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan personal. Menurut Bakker
et.al. (2005), job resources terdiri dari 4 dimensi, yaitu :
a. Dukungan sosial adalah dukungan yang berasal dari rekan-rekan kerja,
skor dukungan sosial ini diukur dengan menggunakan alat ukur yang
dikembangkan oleh Bakker et. al. (2004).
b. Otonomi adalah kebebasan karyawan saat melakukan tugas, dan berfokus
pada kecepatan kerja seseorang, dimana skor dari otonomi diukur dengan
menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Bakker et. al. (2004).
c. Kualitas hubungan dengan atasan adalah apresaiasi dan dukungan yang
diberikan atasan kepada bawahan. Skor kualitas hubungan dengan atasan
dilihat dengan menggunakan alat ukur yang diadaptai dari Graen dan Uhl-
Bien (1991) dan skala leader-member exchange (Le Blanc, 1994).
d. Umpan balik pekerjaan adalah informasi hasil dari kinerja yang terlah
dilakukan oleh karyawan. Skor umpan balik kinerja diukur dengan alat
ukur yang dikembangkan oleh Bakker et.al. (2003).
3. Workplace spirituality (spiritualitas ditempat bekerja) adalah pengakuan
bahwa seorang karyawan memiliki kehidupan batin yang memupuk dan
dipupuk oleh pekerjaan yang berarti didalam masyarakat. Menurut Ashmos
dan Dunchon (2000), terdapat 3 dimensi dari workplace spirituality, yaitu:
a. Inner life (kehidupan batin) adalah pemahaman mengenai kekuatan ilahi
dan bagaimana cara menggunakannya untuk kehidupan lahiriah yang lebih
memuaskan. Skor kehidupan batin dinilai dengan mnggunakan alat ukur
36
yang dikembangkan oleh Ashmos dan Duchon (2000) yaitu Workplace
Spirituality Scale.
b. Meaning of work (makna bekerja) adalah sesuatu yang membawa hidup
dan pekerjaan berjalan bersama. Skor makna kerja dinilai dengan
mnggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Ashmos dan Duchon
(2000) yaitu Workplace Spirituality Scale.
c. Sense of connected to community (perasaan terhubung dengan komunitas)
adalah bagaimana hidup dapat terhubung dengan orang lain didalam
pekerjaan. Skor perasaan terhubung dengan komunitas dinilai dengan
mnggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Ashmos dan Duchon
(2000) yaitu Workplace Spirituality Scale.
3.3 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
kusioner dengan menggunakan skala Likert yang memiliki 5 rentangan dari STS
(Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), AS (Agak Sesuai), S (Sesuai), dan SS
(Sangat Sesuai). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 3
alat ukur, yaitu :
1. Instrumen job resources
Untuk mengukur job resources terdapat alat ukur yang telah disusun berdasarkan
4 dimensi yang telah ditetapkan oleh Bakker et.al (2005), yaitu dukungan sosial,
otonomi, kualitas hubungan dengan atasan dan umpan balik kinerja. Adapun blue
print skala job resources dapat dijelaskan pada tabel 3.1 berikut:
37
Tabel 3.1
Blue print skala job resources Dimensi Indikator Item
Favorable
Jumlah Contoh Item
Dukungan sosial Mendapat dukungan
dari rekan kerja.
Mendapat bantuan
dan saran dari rekan
ker
1, 2, 3 3 Sampai saat ini saya
berhubungan baik
dengan rekan kerja.
Otonomi .memiliki
kemampuan inovasi
dalam bekerja.
9, 10, 11 3 saya memiliki
pengaruh langsung
terhadap keputusan
dalam bekerja.
Kualitas hubungan
yang baik dengan
atasan
Mendapat
penghargaan atas
kompetensi dan
keterampilan.
Memiliki hubungan
baik dengan atasan
4, 5, 8, 13 4 Saya bisa
mengandalkan
atasan saya ketika
menemukan
kesulitan kerja.
Umpan balik kinerja. Mendapatkan
informasi yang
memadai tentang
kinerja yang
dilakukan.
Mendapat pujian dari
hasil kerja.
6, 7, 12, 14 4 Saya menerima
informasi yang
cukup mengenai
hasil kerja saat ini.
2. Instrumen Workplace spirituality
Untuk mengukur workplace spirituality alat ukur yang digunakan adalah yang
disarankan oleh Ashmos & Duchon (2000) yaitu Workplace Spirituality Scale.
Alat ukur ini mengukur 3 dimensi workplace spirituality yaitu, inner life, meaning
of work, dan sense of connected to community. Instrumen ini terdiri dari 21 item
yang disusun dengan 7 rentang respon skala Likert dimulai dari sangat tidak
sesuai samapi sangat sesuai. Blue print dari skal tersebut dapat dijelaskan dalam
tabel 3.2 berikut ;
38
Tabel 3.2
Blue print skala workplace spirituality Dimensi Indikator Item
Favorable
Jumlah Contoh Item
Inner life Mengenai identitas dari diri
sendiri.
Memahami tentang nilai-
nilai spiritual yang ada pada
dirinya.
17, 18, 19,
20,21
5 Berdo’a adalah
bagian penting
hidup saya
Meaning of
work Merasa percaya bahwa apa
yang dikerjakan dapat
diterima oleh orang banyak.
Memahami makna dari
pekerjaan yang dilakukan.
10, 11, 12, 13,
14, 15, 16
7 Saya percaya
orang lain merasa
senang dengan
hasil pekerjaan
saya.
Sense of
connected to
community
Merasa hidupnya terhubung
dengan orang lain.
Terdapat rasa kepedulian
terhadap orang lain.
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9
9 Saya merasa
menjadi bagian
dari sebuah
komunitas
ditempat saya
bekerja.
3. Instrumen Work engagement
Alat ukur yang digunakan untuk work engagement adalah alat ukur yang
disarankan oleh Bakker et.al (2004) yaitu Utrecht Work Engagement Scale
(UWES). Alat ukur ini terdapat 17 item untuk mengukur vigor, dedication, dan
absorption. Adapun blue print skala UWES dijelaskan pada tabel 3.3
Tabel 3.3
Blue print skala UWES Dimensi Indikator Item Jumlah Contoh Item
Favorable Unfav
Vigor Merasa senang saat
melakukan pekerjaan.
Semangat dalam bekerja.
Keberanian untuk
berusaha sekuat tenaga
dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan.
1, 3, 4, 5, 6 2 6 Saya selalu
merasa senang
berangkat
bekerja
Dedication Dapat menginspirasi diri
sendiri dalam bekerja.
Antusias dalam
melakukan pekerjaan
7, 8, 9, 10, 11, - 5 Saya bangga
dengan
pekerjaan
yang saya
lakukan
Absorption Merasa bahwa waktu
cepat berlalu saat
melakukan pekerjaan dan
larut dalam pekerjaan
12, 13, 14, 15,
16, 17
- 6 Saya merasa
terhanyut dala
pekerjaan,
saat saya
bekerja
39
3.4 Uji Validitas Konstruk
Untuk uji validitas alat ukur yang digunakan, peneliti menggunkan CFA
(Confirmatory Factor Analysis) dengan bantuan software Lisrel 8.70. Umar
(2011) menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan kriteria
hasil CFA yang baik adalah :
1. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chi-Square
yang dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan (p > 0,05) berarti
semua item hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai Chi-Square
signifikan (p < 0,05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model
pengukuran yang diuji sesuai langkah berikutnya.
2. Jika nilai Chi-Square signifikan (p < 0,05), maka dilakukan modifikasi model
pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan
pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item selain mengukur konstruk yang
ingin diukur, item tersebut juga mengukur hal lain (mengukur lebih dari satu
konstruk atau multidimensional). Jika setelah beberapa kesalahan pengukuran
dibebaskan untuk saling berkorelasi dan akhirnya diperoleh model fit, maka
model terakhir inilah yang akan digunakan pada lngakah selanjutnya.
3. Jika telah dipeoleh model fit, maka dilakukan analisis item dengan melihat
apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai nilai
koeefisien positif. Jika t-value untuk koeefisien muatan faktor suatu item
lebih besar dari 1,96 (absolut), maka item tersebut dinyatakan signifikan
dalam mengukur faktor yang hendak diukur (tidak di drop).
40
4. Setelah itu dilihat apakah ada item yang muatannya negatif. Perlu dicatat
bahwa alat ukur yang bukan mengukur kemampuan (misal : personality
inventory), jika ada pernyataan negatif perlu dilakukan penyesuaian arah
skoringnya yang diubah menjadi positif. Jika sudah dibalik, maka berlaku
perhitungan umum dimana item bermuatan faktor negatif di-dorp.
5. Langkah selanjutnya, melihat loading factor yang merupakan besar korelasi
(kovarian) antar indikator dengan konstruk latennya setelah diperoleh dari
model yang fit. Bobot yang diperlukan dalam loading factor sebesar 0,5 atau
lebih yang dianggap akan memiliki validasi yang cukup kuat untuk
menjelaskan konstruk laten. Jika sudah sesuai, maka item tersebut dinyatakan
valid dalam mengukur faktor yang hendak diukur (tidak di-drop).
Untuk kemudahan di dalam penafsiran hasil analisis maka penulis
mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam skala baku (Z score) menjadi
T score yang memiliki mean = 50 dan standar deviasi (SD) = 10 sehingga tidak
ada responden yang mendapat skor negatif.
Adapun rumus T score adalah :
T Score = (10 x factor score) + 50
Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan LISREL 8.70.
41
3.4.1 Uji validitas konstruk job resources
3.4.1.1 Social support
Penelliti menguji apakah 3 item pada dimensi social support apakah ada yang
bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur
social support (dukungan sosial). Analisis pertama kali menggunakan CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata hasilnya tidak fit, dengan Chi-
Square = 15,94 , df=1, P-value= 0,00007, RMSEA= 0,224. Namun setelah
dilakukan modifikasi sebanyak 1 kali terhadap model dengan membebaskan
korelasi pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian diperoleh
model fit dengan chi square = 0,00 df=0, P-value= 1.0000o, RMSEA = 0,000.
Berdasarkan data tersebut dengan p-value > 0,05 (tidak signifikan), artinya model
satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur
satu faktor saja yaitu social support.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koeefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat t bagi
setiap koeefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan
dan begitu sebaliknya. Kooefisien muatan faktor untuk social support disajikan
dalam tabel 3.4
42
Tabel 3.4
Muatan faktor social support
No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan
1. 0.33 0.12 2.62 V
2. 0.49 0.06 8.79 V
3. 0.96 0.04 22.67 V
Keterangan : tanda V = Signifikan (t>1,96)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua item tersebut signifikan
(t>1,96), yang artinya semua item tersebut diikutsertakan dalam analisis.
3.4.1.2 Autonomy
Penelliti menguji apakah 3 item pada dimensi autonomy apakah ada yang bersifat
unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur
autonomy (otonomi). Analisis pertama kali menggunakan CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata hasilnya langsung fit, dengan Chi-Square =
0,00 , df=0, P-value= 1,00000, RMSEA= 0,00. Berdasarkan data tersebut dengan
p-value > 0,05 (tidak signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat
diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu autonomy.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koeefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat t bagi
setiap koeefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan
dan begitu sebaliknya. Kooefisien muatan faktor untuk auntonomy disajikan
dalam tabel 3.5
43
Tabel 3.5
Muatan faktor autonomy
No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan
1. 0.48 0.09 5.41 V
2. 0.73 0.12 6.20 V
3. 0.39 0.08 4.91 V
Keterangan : tanda V = Signifikan (t>1,96) X= tidak signifikan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua item tersebut signifikan
(t>1,96), yang artinya semua item tersebut diikutsertakan dalam analisis.
3.4.1.3 Quality relationship with supervisor
Penelliti menguji apakah 4 item pada dimensi quality relationship with supervisor
apakah ada yang bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar
hanya mengukur quality relationship with supervisor (kualitas hubungan dengan
atasan). Analisis pertama kali menggunakan CFA yang dilakukan dengan model
satu faktor, ternyata hasilnya tidak fit, dengan Chi-Square = 10,48 , df=2, P-
value= 0,00530, RMSEA= 0,119. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak
1 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi pengukuran diantara item-
item yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan chi square =2,11
df=1, P-value= 0,14591, RMSEA = 0,061. Berdasarkan data tersebut dengan p-
value > 0,05 (tidak signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat
diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu quality
relationship with supervisor.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
44
koeefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat t bagi
setiap koeefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan
dan begitu sebaliknya. Kooefisien muatan faktor untuk quality relationship with
supervisor disajikan dalam tabel 3.6
Tabel 3.6
Muatan faktor quality realtinship with supervisor
No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan
1. 0.54 0.08 6.51 V
2. 0.57 0.09 6.69 V
3. 0.45 0.08 5.47 V
4. 0.45 0.08 5.46 V
Keterangan : tanda V = Signifikan (t>1,96) X= tidak signifikan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua item tersebut signifikan
(t>1,96), yang artinya semua item tersebut diikutsertakan dalam analisis.
3.4.1.4 Feedback performance
Penelliti menguji apakah 4 item pada dimensi feedback performance (umpan balik
kinerja) apakah ada yang bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut
benar-benar hanya mengukur feedback performance (umpan balik kinerja) analisis
pertama kali menggunakan CFA yang dilakukan dengan model satu faktor,
ternyata hasilnya tidak fit, dengan Chi-Square = 29.40 , df=2, P-value= 0,0000,
RMSEA= 0,215. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 1 kali terhadap
model dengan membebaskan korelasi pengukuran diantara item-item yang
dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan chi square =0,25 df=1, P-
value= 0,61500, RMSEA = 0,000. Berdasarkan data tersebut dengan p-value >
0,05 (tidak signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,
bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu feedback performance.
45
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koeefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat t bagi
setiap koeefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan
dan begitu sebaliknya. Kooefisien muatan faktor untuk feedback performance
disajikan dalam tabel 3.7
Tabel 3.7
Muatan faktor feedback performance
No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan
1. 0.47 0.06 7.42 V
2. 0.44 0.06 6.96 V
3. 0.72 0.07 11.09 V
4. 0.82 0.07 12.30 V
Keterangan : tanda V = Signifikan (t>1,96) X= tidak signifikan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua item tersebut signifikan
(t>1,96), yang artinya semua item tersebut diikutsertakan dalam analisis.
3.4.2 Uji validitas workplace spirituality
3.4.2.1 Inner life
Penelliti menguji apakah 5 item pada dimensi inner life (kehidupan batin)apakah
ada yang bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya
mengukur inner life (kehidupan batin), analisis pertama kali menggunakan CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata hasilnya tidak fit, dengan Chi-
Square = 118,98 , df=5, P-value= 0,0000, RMSEA= 0,277. Namun setelah
dilakukan modifikasi sebanyak 3 kali terhadap model dengan membebaskan
46
korelasi pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian diperoleh
model fit dengan chi square =2,76 df=2, P-value= 0,25165, RMSEA = 0,036.
Berdasarkan data tersebut dengan p-value > 0,05 (tidak signifikan), artinya model
satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur
satu faktor saja yaitu inner life (kehidupan batin).
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koeefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat t bagi
setiap koeefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan
dan begitu sebaliknya. Kooefisien muatan faktor untuk inner life (kehidupan
batin) disajikan dalam tabel 3.8
Tabel 3.8
Muatan faktor inner life
No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan
1. 0.68 0.06 12.26 V
2. 0.79 0.05 15.28 V
3. 0.93 0.05 17.93 V
4. 0.83 0.06 14.03 V
5. 0.68 0.05 13.38 V
Keterangan : tanda V = Signifikan (t>1,96) X= tidak signifikan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua item tersebut signifikan
(t>1,96), yang artinya semua item tersebut diikutsertakan dalam analisis.
3.4.2.2 Meaning of work
Penelliti menguji apakah 7 item pada dimensi meaning of work (makna dalam
bekerja) apakah ada yang bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut
47
benar-benar hanya mengukur meaning of work (makna dalam bekerja) analisis
pertama kali menggunakan CFA yang dilakukan dengan model satu faktor,
ternyata hasilnya tidak fit, dengan Chi-Square = 108,48 , df=14, P-value= 0,0000,
RMSEA= 0,151. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 5 kali terhadap
model dengan membebaskan korelasi pengukuran diantara item-item yang
dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan chi square =12,44 df=9, P-
value= 0,18972, RMSEA = 0,036. Berdasarkan data tersebut dengan p-value >
0,05 (tidak signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,
bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu meaning of work
(makna dalam bekerja).
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koeefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat t bagi
setiap koeefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan
dan begitu sebaliknya. Kooefisien muatan faktor untuk meaning of work (makna
dalam bekerja) disajikan dalam tabel 3.9
Tabel 3.9
Muatan faktor meaning of work
No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan
1. 0.76 0.05 15.48 V
2. 0.78 0.05 15.95 V
3. 0.95 0.04 21.29 V
4. 0.78 0.05 16.01 V
5. 0.51 0.05 9.49 V
6. 0.73 0.05 13.37 V
7. 0.78 0.05 15.31 V
Keterangan : tanda V = Signifikan (t>1,96) X= tidak signifikan
48
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua item tersebut signifikan
(t>1,96), yang artinya semua item tersebut diikutsertakan dalam analisis.
3.4.2.3 Sense of connected to community
Penelliti menguji apakah 9 item pada dimensi Sense of Connected to Community
apakah ada yang bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar
hanya mengukur Sense of Connected to Community ,analisis pertama kali
menggunakan CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata hasilnya
tidak fit, dengan Chi-Square =290,86 , df=27, P-value= 0,0000, RMSEA= 0,181.
Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 5 kali terhadap model dengan
membebaskan korelasi pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka
kemudian diperoleh model fit dengan chi square =22,21 df=17, P-value= 0,17666,
RMSEA = 0,032. Berdasarkan data tersebut dengan p-value > 0,05 (tidak
signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa
seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu Sense of Connected to
Community.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koeefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat t bagi
setiap koeefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan
dan begitu sebaliknya. Kooefisien muatan faktor untuk Sense of Connected to
Community disajikan dalam tabel 3.10
49
Tabel 3.10
Muatan faktor Sense of Connected to Community
No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan
1. 0.62 0.05 11.69 V
2. 0.76 0.05 15.01 V
3. 0.81 0.05 16.07 V
4. 0.62 0.05 11.49 V
5. 0.80 0.05 15.40 V
6. 0.63 0.05 11.58 V
7. 0.72 0.05 13.12 V
8. 0.64 0.05 12.27 V
9. 0.70 0.06 12.33 V
Keterangan : tanda V = Signifikan (t>1,96) X= tidak signifikan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua item tersebut signifikan
(t>1,96), yang artinya semua item tersebut diikutsertakan dalam analisis.
3.4.3 Uji validitas work engagement
Pada uji validitas konstruk work engagement, peneliti ingin melihat apakah 17
item pada konstruk ini unidimensional yaitu item tersebut benar-benar hanya
mengukur konstruk work engagement. Pada analisis pertama kali dengan
menggunakan analisis satu faktor menggunakan CFA, dan ternyata hasilnya tidak
fit, chi square= 1658,71, df=119, p-value= 0,00000, RMSEA= 0,209. Karena
model tersebut tidak fit, maka dilakukan modifikasi dengan cara membebaskan
item-item yang saling berkorelasi. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 50 kali
hasilnya menjadi fit dengan hasil chi square = 83,97, df= 69, p-value= 0,10296,
RMSEA= 0,027.Berdasarkan data tersebut dengan p-value > 0,05 (tidak
signifikan), artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa
seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu Work engagement.
50
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koeefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat t bagi
setiap koeefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan
dan begitu sebaliknya. Kooefisien muatan faktor untuk work engagement
disajikan dalam tabel 3.11
Tabel 3.11
Muatan faktor Work Engagement
No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan
1. 0.65 0.05 12.32 V
2. 0.46 0.06 8.06 V
3. 0.58 0.06 10.58 V
4. 0.51 0.06 7.88 V
5. 0.37 0.06 6.58 V
6. 0.44 0.05 7.93 V
7. 0.28 0.06 5.03 V
8. 0.70 0.05 13.87 V
9. 0,86 0,05 17.40 V
10. 0.82 0.05 15.72 V
11. 0.50 0.05 9.32 V
12. 0.04 0.06 0.71 X
13. 0.41 0.06 7.43 V
14. 0.54 0.06 8.53 V
15. 0.43 0.05 7.43 V
16. 0.59 0.05 10.90 V
17. 0.57 0.05 10.73 V
Keterangan : tanda V = Signifikan (t>1,96) X= tidak signifikan
Dari tabel 3. 11 diatas dapat dilihat bahwa ada 16 item signifikan (t>1.96)
dan 1 item yang tidak signifikan (t<1.96), yaitu item no 12. Dengan demikian,
item no 12 tidak diikutsertakan dalam analisis perhitungan faktor skor.
Setelah itu kembali dilakukan uji CFA dengan tidak diikutsertakannya item
yang tidak signifikan (t<1.96) dan didapatkan hasil Chi square=80.68, df= 63 P-
51
value= 0.06606, RMSEA= 0.031. Kemudian muatan faktor work engagement
dijelaskan pada tabel 3.12 berikut.
Tabel 3.12
Muatan faktor Work Engagement
No Koefisien Standard Error Nilai t Signifikan
1. 0.67 0.05 12.53 V
2. 0.46 0.06 8.19 V
3. 0.58 0.06 10.49 V
4. 0.63 0.08 2.05 V
5. 0.36 0.05 6.58 V
6. 0,43 0.05 8.00 V
7. 0.30 0.06 5.24 V
8. 0.71 0.05 13.90 V
9. 0.87 0.05 17.65 V
10. 0.58 0.05 15.94 V
11. 0.49 0.05 9.16 V
13. 0.39 0.06 6.86 V
14. 0.42 0.06 7.55 V
15. 0.42 0.06 7.48 V
16. 0.60 0.05 11.01 V
17. 0.60 0.05 11.18 V
Keterangan : tanda V = Signifikan (t>1,96) X= tidak signifikan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan
(t>1.96) dan semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien
muatan faktor dari item tersebut sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat
favorable. Dengan demikian tidak ada item-item diatas yang akan di-drop.
3.5 Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah regresi berganda (multiple
regression). Teknik ini digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dan
ditujukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari independent variable (IV),
yaitu joob resourece dan workplace spirituality terhadap dependendt variable
(DV) yaitu work engagement.
52
Teknik regresi berganda ini merupakan metode statistika yang digunakan
untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependendt; respon;Y)
dengan lebih dari satu variabel bebas (independent; prediktor; X). Dalam
penelitian ini, IV sebanyak 7, sedangkan DV sebanyak 1 variabel sehingga
susunan persamaan regresi penelitian adalah
Keterangan:
y = work engagement
a = intercept (konstan)
b = koefisien regresi untuk masing-masing X
x1 = job resource – social support
x2 = job resource – autonomy
x3 = job resource – quality relationship with supervisor
x4 = job resource – feedback performance
x5 = workplace spirituality – inner life
x6 = workplace spirituality – meaning of work
x7 = workplace spirituality – sense of connected to community
Sebelum melakukan regresi berganda, peneliti melakukan korelasi product
moment pada seluruh variabel penelitian, sebab dalam regresi idealnya IV tidak
berkorelasi dengan IV lainnya, tetapi IV sebaiknya beerkorelasi dengan DV.
y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6+ b7x7 + e
53
3.6 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adlah sebagai berikut :
1. Menentukan judul dan rumusan penelitian, mengumpulkan materi yang
terkait dengan variabel penelitian, menentukan teori mana yang akan
digunakan.
2. Menentukan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu skala
work engagement, job resources, dan workplace spirituality.
3. Mengadaptasi alat ukur baku yang digunakan dalam penelitian, yaitu alat
ukur work engagement UWES-17 yang disusun oleh Shaufeli et.al (2002),
alat ukur job resources, dan workplace spirituality yang disusun oleh Ashmos
& Dunchon (2000).
4. Mengajukan persetujuan kepada pembimbing mengenai alat ukur yang akan
digunakan.
5. Menentukan sampel penelitian, yaitu keryawan aktif selama 6 bulan pada
Kementerian Sosial Jakarta dengan menggunakan teknik non probability
sampling.
6. Meminta kesedian responden memberikan waktu untuk menjadi partisipan
penelitian dengan menghubungi pihak yang bersangkutan.
7. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan seperi pulpen dan reward,
sebagai ungkapan terima kasih karena telah berpartisipasi. Setelah
mendapatkan izin, maka pengambilan data dapat dilakukan dengan
memberikan alat ukur yang telah disiapkan kepada sampel penelitian dimulai
54
tanggal 30 Juni 2014 sampai 14 Juli 2014. Penelitian ini dibantu oleh
karyawan Kementerian Sosial.
8. Karyawan memberikan alat ukur satu persatu kepada responden penelitian,
memastikan responden memahami cara pengisian skala.
9. Setelah responden selesai mngerjakan skala, karyawan tersebut memberikan
reward sebagai ungkapan terima kasih karena telah berpartisipasi dalam
penelitian.
55
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan.
Pembahasan tersebut meliputi gambaran umum subjek penelitian, hasil analisis
deskriptif, kategorisasi skor variabel penelitian, hasil pengujian hipotesis dan
pembahasan hasil pengujian hipotesis.
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Tabel 4.1
Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Data Demografis
Data demografi N= 298
Jenis kelamin
Laki laki 120 (40%)
Perempuan 178 (60%)
Tingkat pendidikan terakhir
SD 3 (1%)
SMP 11 (4%)
SMA 69 (23%)
S1 42 (14%)
S2 138 (46%)
S3 35 (12%)
Status Pernikahan
Belum menikah 30 (10%)
Menikah 259 (87%)
Janda 7 (2%)
Duda 2 (1%)
Jumlah penghasilan
Rp 1.000.000,00 – Rp 3.000.000,00 128 (43%)
Rp 3.000.001,00 – Rp 5.000.000,00 144 (26%)
Rp 5.000.001,00 – Rp 7.000.000,00 24 (8%)
Lebih dari Rp 7.000.000,00 2 (1%)
Lama
bekerja
6 bulan – 5 tahun 46 (15%)
5 tahun 1 bulan – 10 tahun 76 (26%)
10 tahun 1 bulan – 15 tahun 28 (9%)
15 tahun 1 bulan – 20 tahun 28 (9%)
20 tahun 1 bulan – 25 tahun 75 (25%)
25 tahun 1 bulan – 30 tahun 28 (9%)
Lebih dari 30 tahun 17 (6%)
56
4.2 Hasil Analisis Deskriptif
Dalam hasil analisis deskriptif ini akan dipaparkan nilai maksimum, minimum,
mean, standar deviasi serta kategorisasi tinggi, sedang, dan rendah skor variabel
penelitian. Gambaran dari hasil analisis deskriptif tersebut dapat dilihat pada tabel
4.2 berikut;
Tabel 4.2
Analisis deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Social Support 298 16.93 65.36 50.0000 9.99500
Autonomy 298 24.56 70.12 50.0000 7.59297
QWS 298 20.68 68.05 50.0000 7.75980
Feedback 298 27.71 73.93 50.0000 8.43690
Inner life 298 23.04 67.47 50.0000 9.02033
Meaning of work 298 24.37 71.25 50.0000 9.39102
Community 298 15.13 73.74 50.0000 9.29379
Work engagement 298 22.16 77.74 50.0000 9.31177
Berdasrkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai minimum untuk
variabel social support adalah 16, 93 dan nilai maximum 65,36 dengan standar
deviasi 9,995. Nilai minimum variabel autonomy adalah 24,56 dan nilai
maksimum 70,12 dengan standar deviasi 7,5929. Nilai minimum untuk quality
relationship with supervisor adalah 20,68 dan nilai maksimum 68,05 dengan
standar deviasi 7,75980. Nilai minimum untuk variabel feedback performance
adalah 27,71 dan nilai maksimum 73,93 dengan standar deviasi 8,43690. Nilai
minimum untuk variabel inner life adalah 23,04 dan nilai maksimum 67,47
dengan standar deviasi 9,02330. Nilai minimum untuk variabel meaning of work
57
adalah 24,37 dan nilai maksimum 71,25 dengan standar deviasi 9,39102. Nilai
minimum untuk variabel sense of connected to community adalah 15,13 dan nilai
maksimum 73,74 dengan standar deviasi 9,29379. Nilai minimum untuk variabel
work engagement adalah 22,16 dan nilai maksimum 77,74 dengan standar deviasi
9,31177. Untuk mean seluruh variabel sama yaitu 50.
Nilai terendah dan nilai terttinggi dapat terlihat dari tabel 4.1 diatas, yaitu
nilai terendah adalah sense of connected to community 15,13 dan yang tertingi
adalah work engagement 77,74.
4.2.1 Kategorisasi skor variabel penelitian
Pada penelitian ini variabel-variabel yang menjadi bahan penelitian dibagi
menjadi 3 kategoriasi, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kategoriasi variabel ini
bertujuan untuk menenpatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang
terpisah secara berjenjang secara kontinum.
Sebelum mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan
rendah, sedang dan tinngi, peneliti terlebih dahulu menetapkan norma seperti yang
terdapat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Norma skor variabel
Kategorisasi Rumus
Rendah X < Mean – SD
Sedang Mean – SD ≤ Mean + SD
Tinggi X > Mean + SD
58
Selanjutnya akan dijelaskan perolehan persentase kategorisasi untuk
vairabel-variabel dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Kategorisasi Skor Variabel
Kategorisasi Skor Variabel
Variabel Frekuensi Persentase
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
Work Engagement 50 216 32 17 72 11
Social support 13 228 57 4 77 19
Autonomy 25 254 19 8,4 85.2 6.4
QRWS 27 241 30 9 81 10
Feedback performance 33 237 28 11 80 9
Inner life 40 218 40 13.4 73 13.4
Meaning of Work 53 218 27 18 73 9
Sense of connected to
community
46 225 27 15 76 9
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase terbesar semua
variabel ada dalam kategori sedang. Work engagement 72%, social support 77%,
autonomy 85,2%, quality realtianship with supervisor 81%, feedback
performance 80%, inner life 73%, meaning of work 73% dan sense of connected
to community 76%.
4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian
4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian
Pada sub bab ini peneliti akan menjelaskan tentang analisis yang digunakan untuk
melihat pengaruh masing-masing variabel bebas (IV) terhadap variabel terikat
(DV). Analisis ini menggunakan teknik regresi berganda ( multiple regression)
dengan bantuan software SPSS 17. Pada analisis regresi ini terdapat 3 hal yang
akan dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%)
59
varians DV yang dijelaskan oleh IV, kedua apakah secara keseluruhan IV
berpengaruh secara signifikan terhadap DV, kemudian yang terakhir adalah
melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV.
Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui
berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV. Dapat dilihat dari tabel
4.5 berikut :
Tabel 4.5
Tabel R Square
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of The
Estimate
1. .659a
.434 .420 7.08878
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perolehan R square adalah sebesar
0,434 atau 43,4%, artinya proporsi varians dari work engagement yang dijelaskan
oleh semua IV yaitu social support, quality relationship with supervisor,
autonomy, feedback performance, inner life, meaning of work, sense of connected
to community adalah sebesar 43,4%, sedangkan 56,6% sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain diluar penelitian ini.
Langkah kedua peneliti menganalisis dampak seluruh IV terhadap DV yaitu
work engagement. Untuk mendapatkan hasilnya dilihat dari hasil uji F yang
dijelaskan pada tabel 4.6 berikut.
60
Tabel 4.6
Tabel Anova
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 11179.846 7 1597.121 31.783 .000a
Residual 14572.724 290 50.251
Total 25752.570 297
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Sig diketahui < 0,05 yang
berarti hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari
seluruh IV yaitu social support, autonomy, quality relationship with supervisor,
feedback performance, inner life, meaning of work dan sense of connected to
community terhadap totalitas kerja ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang
signifikan dari seluruh Independen Variabel yaitu social support, autonomy,
quality relationship with supervisor, feedback performance, inner life, meaning of
work dan sense of connected to community terhadap DV yaitu work engagement.
Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi tiap IV. Jika nilai t > 1,96
dan nilai sig < 0,05 berarti variabel tersebut signifikan berdampak pada DV.
Analisis dari koefisien regresi tersebut dapat dilihat dari tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7
Tabel Koefisien Regresi
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(constant) 15.106 3.720 4.061 .000
Social support .018 .043 .019 .421 .674
Autonomy -.111 .064 -.091 -1.743 .082
QRSW -.089 .071 -.075 -1.266 .207
Feedback .216 .066 .196 3.270 .001
Inner life .058 .063 .056 .922 .357
Meaning of work .431 .076 .435 5.713 .000
Community .175 .0.74 .174 2.347 .020
61
Berdasarkan tabel 4.7 tersebut dapat dipaparkan persamaan koefisien regresi
sebagai berikut : WE = 15,106 + 0,018 social support - 0,111 autonomy - 0,089
quality relationship with supervisor + 0,216 feedback performance + 0,058 inner
life + 0,431 meaning of work + 0,175 sense of connected to community.
Untuk melihat lebih lanjut signifikan atau tidaknya koefisien regresi dapat
dilihat dari kolom sig, jika sig<0,05 maka koefisien regresi yang dihasilkan
signifikan pengaruhnya terhadap work engagement atau sebaliknya. Dari hasil di
atas koefisien regresi dari feedback performance, meaning of work dan community
signifikan memberikan pengaruh terhadap work engagement dan sisanya tidak
signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-
masing IV adalah sebagai berikut :
1. Variabel social support
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,018 dan sig 0,674 (>0,05), artinya
social support tidak signifikan memberikan pengaruh terhadap work
engagement.
2. Variabel autonomy
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,111 dengan signifikansi 0,082
(>0,05), artinya variabel autonomy tidak signifikan memberikan pengaruh
terhadap work engagement.
3. Variabel quality relationship with supervisor
Diperoleh nilai koefisien regresi -0,089 dengan signifikansi 0.207 (>0,05),
artinya variabel ini tidak signifikan memberikan pengaruh terhadap work
engagement.
62
4. Variabel feedback performance
Diperoleh nilai koefisien regresi 0,216 dengan signifikansi 0,001 (<0,05),
artinya variabel feedback performance memberikan pengaruh secara
signifikan terhadap work engagement. Nilai koefisien feedback performance
menunjukkan arah positif, artinya semakin tinggi feedbcak performance maka
semakin tinggi work engagement.
5. Variabel inner life
Diperoleh nilai koefisien 0,058 dengan signifikansi 0,367 (>0,05), artinya
variabel inner life tidak signifikan memberikan pengaruh terhadap work
engagement.
6. Variabel meaning of work
Diperoleh nilai koefisien regresi 0,431 dengan signifikansi 0,000 (<0,05),
artinya variabel meaning of work memberikan pengaruh secara signifikan
terhadap work engagement. Nilai koefisien meaning of work menunjukkan
arah positif, artinya semakin tinggi meaning of work maka semakin tinggi
work engagement.
7. Variabel sense of connected to community
Diperoleh nilai koefisien regresi 0,175 dengan signifikansi 0,020 (<0,05),
artinya variabel community memberikan pengaruh secara signifikan terhadap
work engagement. Nilai koefisien community menunjukkan arah positif,
artinya semakin tinggi community maka semakin tinggi work engagement.
63
4.3.2 Pengujian proporsi varian masing-masing IV
Peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varian dari masing-
masing IV terhadapt work engagement. Besarnya proporsi varian pada work
engagement dapat dilihat dari tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8
Proporsi varian
IV R square R Square
Change
Sumbangan Sig.F
Change
keterangan
X1 .012 .012 1.2% .060 X
X12 .058 .046 4.6% .000 V
X123 .113 .054 5.4% .000 V
X1234 .177 .064 6.4% .000 V
X12345 .298 .121 12.1% .000 V
X123456 .423 .125 12.5% .000 V
X1234567 .434 .011 1.1% .020 V
Keterangan : V : Signifikan, X : tidak Signifikan
X1 : Social support
X2 : Autonomy
X3 : Quality Relationship With Supervisor
X4 : Feedback Performance
X5 : Inner Life
X6 : Meaning of Work
X7 : Sense of connected to community
Dari tabel diatas dapat dijelaskan informasi sebagai berikut :
1. Variabel social support memberikan sumbangan sebesar 1,2% dalam varians
work engagement. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik
dengan F= 3,568 dan df=296 dan Sig F Change=0,060..
2. Variabel autonomy memberikan sumbangan sebesar 4,6% dalam varians
work engagement. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F=
14,553 dan df=295 Sig F change=0,000.
64
3. Variabel quality relationship with supervisor memberikan sumbangan sebesar
5,4% dalam varians work engagement. Sumbangan tersebut signifikan secara
statistik dengan F= 17,973 dan df=294 dan Sig F Change= 0,000.
4. Variabel feedback performance memberikan sumbangan sebesar 6,4% dalam
varians work engagement. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik
dengan F= 22,817 dan df=293 dan Sig F Change= 0,000.
5. Variabel inner life memberikan sumbangan sebesar 12,1% dalam varians
work engagement. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan
F=50,525 dan df=292 dan Sig F Change= 0,000.
6. Variabel meaning of work memberikan sumbangan sebesar 12,5% dalam
varians work engagement. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik
dengan F= 63,189 dan df=21 dan Sig F Change= 0,000.
7. Variabel sense of connected to community memberikan sumbangan sebesar
1,1% dalam varians work engagement. Sumbangan tersebut signifikan secara
statistik dengan F= 5,510 dan df=290 dan Sig F Change= 0,020.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa 6 IV dari 7 mempengaruhi work
engagement secara signifikan, dilihat dari R2
Change. IV tersebut adalah
autonomy, quality relationship with supervisor, feedback performance, inner life,
meaning of work, sense of connected to community.
65
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi
tentang hasil penelitian serta saran teoritis dan saran praktis untuk penelitian
selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab 4, dapat ditarik
kesimpulan dalam penelitian ini yaitu, “Ada pengaruh yang signifikan variabel
job resource (social support, autonomy, quality relationship with supevisor,
feedback performance) dan workplace spirituality (inner life, meaning of work,
sense of connected to community) terhadap variabel work engagement”. Hal ini
berarti bahwa hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh antara job
resource (social support, autonomy, quality relationship with supevisor, feedback
performance) dan workplace spirituality (inner life, meaning of work, sense of
connected to community) terhadap variabel work engagement ditolak.
Dari hasil uji hipotesis minor yangg menguji signifikansi masing-masing
koefisien regresi terhadap dependent variable (DV), diperoleh 3 koefisien regresi
yang signifikan berpengaruh yaitu feedback performance, meaning of work, dan
sense of connected to community. Dilihat dari signifikan atau tidaknya proporsi
varians sumbangan kontribusi masingg-masing IV, terdapat 6 IV yang signifikan
mempengaruhi DV kecuali social supporrt.
66
5.2 Diskusi
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 4 dimensi job resources hanya ada
1 dimensi yang signifikan mempengaruhi work engagement yaitu feedback
performance dilihat dari koefisien regresi 0,001. Feedback performance selain
memberikan pengaruh yang positif terhadap work engagement ia juga
memberikan arah yang positif dengan sumbangan proporsi varian sebesar 6,4%,
yang artinya semakin tinggi feedback performance maka semakin tinggi work
engagement seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Bakker et.al (2005) feedback
tidak hanya membantu karyawan untuk bekerja lebih baik, tetapi juga membantu
untuk mengimprovisasi komunikasi antara atasan dan karyawan. Jadi bila
karyawaan mendapatkan feedback yang baik dari atasan, maka karyawan akan
mudah memperbaiki dan meningkatkan kinerja mereka, sehingga mereka akan
total dalam bekerja.
Dimensi lain dari job resources tidak signifikan berpengaruh terhadap work
engagementi. Autonomy tidak signifikan berpengaruh terhadap work engagement
dilihat dari nilai koefisien regresi -0,0089 dan signifikansi 0.027 (>0,05). Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shaufeli
et.al. (2009) yang mengatakan bahwa autonomy berpengaruh positif terhadap
work engagement, Shaufeli et.al mengatakan apabila autonomy seseorang tinggi,
maka akan membantu pengembangan diri seseorang dan menjadikannya total
dalam bekerja. Dalam penelitian ini autonomy tidak signifikan berpengaruh dapat
diakibatkan oleh sampel yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS), yang mana
67
mereka terbias diarahkan dalam melakukan pekerjaan dan tidak ada kebebasan
secara individu.
Sama halnya dengan autonomy, social support dan quality relationship with
supervisor juga tidak signifikan berpengaruh terhadap work engagement. Hal ini
bertentangan dengan hasil penelitian dari Xanthopoulou et.al (2009) yang
mengatakan apabila adanya hubungan atasan dan karyawan dalam melaksanakan
tugasnya, dan memberi saran yang lebih baik, maka karyawan akan optimis dan
akan total dalam bekerja secara konsisten. Perbedaan hasil penelitian ini dapat
berbeda mungkin dikarenakan dukungan dan arahan dari atasan tidak mendorong
karyawan untuk total dalam bekerja namun sebaliknya, ketika atasan tidak
memberikan arahan dan saran kepada karyawan dapat menjadikan karyawan
merasa lebih tertantang dalam melakukan pekerjaan dan total dalam bekerja.
Dimensi selanjutnya yang memepangaruhi work engagement adalah
meaning of work dan sense of connected to community dari workplace spirituality.
Meaning of work secara signifikan memberikan pengaruh terhadap work
engagement dilihat dari koefisien regresi dengan signifikansi 0,000. Meaning of
work juga memberikan sumbangan sebesar 12,5% dengan arah yang positif.
Artinya, semakin tinggi meaning of work seseorang maka semakin tinggi
workplace spirituality seseorang. Hasil penelitian ini sejalan dengan Milliman
et.al (2003) yang mengatakan bahwa meaning of work adalah representasi
bagaimana karyawan berinteraksi dengan orang lain setiap harinya. Ekspresi dari
meaninf of work adalah ketika seseorang memiliki motivasi dalam dirinya dan
kepercayaan dan yakin dapat bergabung masuk dalam aktifitas-aktifitas yang
68
memberikan makna untuk hidupnya dan hidup orang lain. Asumsi ini menjelaskan
bahwa apabila seseorang dapat memaknai apa yang menjadi tujuannya bekerja,
maka ia akan semakin total dalam melakukan pekerjaannya tersebut.
Social support tidak signifikan berpengaruh terhadap work engagement,
mungkin dikarenakan oleh dukungan dari sekitar tidak dapat mendorong motivasi
untuk bekerja lebih baik. Kebiasaan bekerja sendiri menjadi faktor mengapa
social support tidak menjadi berpengaruh terhadap work engagement.
Sense of connected to community juga memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap work engagement dilihat dari koefisien regresi 0,020 dan
sumbangannya sebesar 1,1% dengan arah yang positif, artinya semakin tinggi
sense of connected community seseorang maka semakin tinggi pula work
engagement. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Dunshon & Plowman (2005) ketika seseorang merasa menjadi bagian dari
komunitas dan mengidentifikasi diri mereka dengan tujuan kelompok, itu akan
menaikkan tujuan kerja yang akan dicapai oleh organisasi. Inner life tidak
berpengaruh terhadap work engament. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Duchon & Plowman (2005) yang mengatakan
bahwa karyawan yang memiliki inner life yang tinggi maka akan membuat
karyawan total dalam bekerja sehingga menaikkan tingkat kinerja karyawan.
Secara keseluruhan penelitian ini menemukan adanya perbedaan hasil
penilitian dengan penelitian sebelumnya dikarenakan adanya perbedaan dari
tempat peneilitian. Pada penelitian sebelumnya work engagement selalu diteliti
69
dalam perusahaan atau instansi swasta sehingga variabel yang terdapat dalam
penelitian ini signifikan berpengaruh terhadap work engagement. Dikarenakan
penelitian ini dilakukan dalam instansi pemerintahan maka hasil yang didapatkan
sangat berbeda yang dapat disebabkan beberapa faktor, seperti budaya kerja, dan
dalam instansi pemerintah karyawan yang merupakan PNS selalu mendapatkan
gaji bulanan yang pasti sehingga ada beberapa yang kurang menyadari akan tugas
yang harus dilakukan.
5.3 Saran
Peneliti menyadari banyak kekurangan dalam penelitian ini. oleh karena itu
peneliti memberikan beberapa saran yang terdiri dari saran teoritis dan saran
praktis berdasarkan hasil dan keterbatasan penelitian tersebut.
5.3.1 Saran teoritis
1. Pada penelitian ini variabel atau faktor yang digunakan adalah job resources
dan workplace spirituality. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat
43,4% faktor tersebut mempengaruhi work engagement, maka sangat
dianjurkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan variabel-variabel lain
untuk menjadi faktor seperti personal resources, psychology capital dan lain-
lain.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 298 orang yang
merupakan karyawan Kementerian Sosial atau PNS. Penelitian selanjutnya
disarankan untuk memperbanyak jumlah sampel agar hasil yang didapat lebih
menggambarkan kondisi sebenarnya.
70
3. Pada penelitian ini terdapat 3 variabel yang signifikan berpengaruh terhadap
work engagement, yaitu feedback performance, meaning of work, dan sense
of connected to community, sehingga penulis menyarankan agar variabel-
variabel tersebut dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
5.3.2 Saran praktis
Terkait hasil penelitian yang signifikansi pengaruhnya terhadap work engagement
adalah feedback performance, meaning of work, dan sense of community dapat
disarankan sebagai berikut :
1. Terkait hasil dari signifikansi feedback performance yaitu 0,001 (< 0.005),
yang artinya bahwa feedback performance signifikan berpengaruh terhadap
work engagement, maka dapat disarankan agar karyawan pada Kementerian
Sosial mampu meningkatkan umpan balik kinerja dengan cara menjaga
komunikasi yang baik antara atasan dan karyawan, melakukan pertemuan-
pertemuan yang terkait dengan pembahasan kinerja.
2. Terkait hasil dari signifikansi meaning of work yaitu, 0,000 (< 0,005), yang
artinya bahwa meaning of work secara signifikan berpengaruh terhadap work
engagement, maka dapat disarankan agar karyawan Kemensterian Sosial
dapat mengerti dengan baik dari makna dan tujuan dari pekerjaan dengan cara
menjadi diri sendiri dalam bekerja, bersemangat dan fokus dalam bekerja dan
menganggap bahwa bekerja adalah hal yang mulia.
3. Terkait hasil dari signifikansi sense of connected to community yaitu 0,020 (<
0,005) yang artinya bahwa sense of connected to community signifikan
71
berpengaruh terhadap work engagement maka dapat disarankan agar
karyawan Kementerian Sosial dapat meningkatkan arti komunitas bagi
karyawan dengan cara memberikan apresiasi kepada karyawan yang
melakukan pekerjaan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Akhtar, R., Boustani, L., Tsivrikos, D., & Chamorro-Premuzic, T. (2014). The
engageable personality : Personality and trait el as predictors of work
engagement. Personality and Individual Differences, 73 , 44-49. Retrivied
from http://dx.doi.org/10.1016/j.paid.2014.08.040
Ashmos, D.P., & Dunchon, D. (2000). Spirituality at work : A conceptualization
and measure. Journal of Management Inquiry, 9 (2), 134-145 Retrieved
from http://202.154.59.182/ejournal/files/ProQuest_54883215.pdf
Bakker, A.B. (2009). Building engagement in the workplace. In R.J. Burke &
C.L. Cooper (Eds.). The peak performing organization. Oxon, UK:
Routledge
Bakker, A.B. (2011). An evidence-based model of work engagement. Association
for Psychological Science, 20 (4), 265-269.doi:10.117/0963721411414534.
Bakker, A.B., & Bal, P.M. (2010). Weekly work engagement and performance : A
study among starting teachers. Journal of Occupational and Organizational
Psychology, 83, 189-206.doi.10.1348/09631709X402596.
Bakker, A.B., & Damerouti, E. (2006). The job demands-resources model: State
of the art. Journal of Manegerial Psychology 22(3), 309-
328.doi.10.1108/02683940710733115.
Bakker, A.B., Demerouti, E., & Euwema, M.C. (2005). Job resources buffer the
impact of job demands on burnout. Jounal of Occupational Helath
Psychology, 10 (2), 170-180.doi.10.1037/1076-8998.10.2.170.
Bakker, A.B., & Demerouti, E. (2008). Toward a model of work engagement.
Career Development International, 13(3), 209-
223.doi.10.1108/136204308100870476.
Bakker, A.B., Hakanen, J.J., Demerouti, E., & Xanthopoulou, D. (2007). Job
resources boost work engagement, particulary when job demands are high.
Journal of Educational Psychology. 99 (2),274-284.doi.10.1037/0022-
0663.99.2.274
Bakker, A.B., & Leiter, M.P. (2010). Handbook of essential theory and research.
New York : Psychology Pers
Bakker, A.B., & Scahufeli, W.B. (2008). Positive organizational behavior :
Engaged employees in flourishing organizations. Journal of Organizational
Behavior, 29, 147-154.doi.10.1002/job.515
Breevaart, K., Bakker, A.B., & Demerouti, E. (2013). Daily self-management and
employee work engagement. Journal of Vocational Behavior. 84(4), 31-38.
http://dx.doi.org/10.1016/j.job.2013.11.002
Bakker, A.B., Schaufeli, W.B., Leiter, M.P., & Taris, T.W. (2008). Work
engagement: An emerging concept in occupational health psychology. Work
& stress , 22(3), 187-200. doi.10.1080/02678370802392649.
Brennikmeijer, V., Demerouti, E., Blanc, P.M., & Emmerik, I.J.H. (2010).
Regulatory focus at work : The moderatoring role of regulatory focus in the
job demand-resources model. Career Development Internationasl, 15 (7),
708-728.doi.10.1108/13620431011094096.
Duchon, D., & Plowman, D.A. (2005). Nurturing the spirit at work : Impact on
work unit performance. The Leadership Quarterly, 16 (5), 807-
833.doi.10.1016/j.leaqua.2005.07.008.
Federman, B. (2009). Employee engagement. San Fransisco; Jossey-Bass
Hu, Q., schaufeli, W.B., & Taris, T.W. (2013). Does equity mediate the effects of
job demands and job resources on work outcomes?. Career Development
International, 18 (4), 357-376.doi. 10.1108/CDI-12-2012-0126.
Krishnakumar,S., & Neck, C.P. (2002). The “what”, “why”, and “how”
spirituality at workplace. Journal Managerial Psychology, 17 (3), 153-
164.doi.10.1108/02683940210423060.
Mache, S., Vitzthum, K., Klapp, B.F., & Danzer, G. (2013). Surgeon’s work
engagement : Influencing factors and relations to job and life satisfaction.
The Surgeon, 12, 181-190. Retrievied from
http://dx.do.org/10.1016/j.surge.2013.11.015.
Milliman, J., Czaplewski, A.J., & Furguson, J. (2003). Workplace spirituality and
employee work attitudes: An exploratory empirical assesment. Journal of
Organization Change, 16 (4), 426-447.doi.10.1108/09534810310484172.
Perrin, T. (2003). Working today : Understanding what drives employee
engagement. US; Towers Perrin Talent Report.
Rego, A., & Cunha, M.P. (2008). Workplace spirituality and organizational
commitment : An empirical study. Journal of Organizational Change, 21
(1), 53-75.doi.10.1108/09534810810847039
Shaufeli, W.B., Bakker, A.B., & Rhenen, W.V. (2009). How changes in job
demands and resources predict burnout, work engagement, and sickness
absenteeism. Journal of Organizational Behavior, doi.10.1002/job.595.
Shaufeli, W.B., Bakker, A.B., Salanova, M. (2006). The measurement of work
engagement witj a short qutionare. Educational and Psychological
Measurement, 66 (4), 701-716.doi.10.1177/0013164405282471.
Schaufeli, W.B., Taris, T,W., & Rhenen, W.V. (2008). Workaholism, burnout,
and work engagement : Three of a kind or three different kinds of employee
well-being?. Applied Psycgology : An International Review, 57 92), 173-
203.doi.10.1111/j.1464-0597.2007.00285.x.
Umar, J. (2011). Analisis faktor konfirmatori. Bahan Ajar Peminatan Psikometri,
Tidak Dipublikasikan. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Xanthopoulou, D., Bakker, A.B., Demerouti, E., & Schaufeli, W.B. (2009). Work
engagement and financial returns : A diary study on the role of job and
personal resources. Journal of Occupational Psychology, 82, 183-
200.doi.10.1348/096317908X285633.
Xanthopoulou, D., Bakker, A.B., Demerouti, E., & Shaufeli, W.B. (2008).
Reciprocal relationship between job resources, personal resources, and work
engagement. Journal of Vocational Behavior, 74, 235-
244.doi.10.1016/j/job.2008.11.03
Zhu, W., avolio, B.J., & Walumbwa, F.O. (2009). Moderating role of follower
characteristics with transformational leadership and follower work
engagement. Group & Organization Management, 34 (5), 590-
619.doi.10.1177/1059601108331242.
LAMPIRAN
1. Path Diagram Work Engagement sebelum di drop.
2. Path Diagram work engagement setelah di drop.
3. Path Diagram social support
4. Path Diagram autonomy
5. Path Diagram quality relationship with supervisor
6. Path Diagram feedback performance
7. Path Diagram inner life
8. Path Diagram meaning of work
9. Path Diagram sense of connected to community
10. Contoh Syntax work engagement sebelum di drop.
UJI VALIDITAS ENGAGEMENT ALL
DA NI=17 NO=298 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17
PM SY FI=ENGAGEMENT.COR
MO NX=17 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
WE
FR LX 1 1 - LX 17 1
FR TD 6 5 TD 14 13 TD 17 16 TD 11 7 TD 15 14 TD 15 13 TD 4 3 TD 11 6 TD 11 5 TD 7 6 TD
7 5 TD 17 14 TD 16 14 TD 16 15 TD 14 8 TD 16 4 TD 12 3 TD 12 4
FR TD 17 8 TD 15 2 TD 9 6 TD 14 12 TD 15 12 TD 13 12 TD 17 15 TD 8 7 TD 11 8 TD 13 9 TD
15 9 TD 3 2 TD 15 1 TD 16 10 TD 17 12 TD 2 1 TD 12 5 TD 9 4 TD 10 4 TD 10 3
FR TD 4 1 TD 10 9 TD 7 4 TD 4 2 TD 15 11 TD 6 1 TD 14 1 TD 12 1 TD 13 1 TD 14 9 TD 14 10
TD 14 2
PD
OU SS TV MI AD=OFF
11. Contoh Syntax work engagement setelah di drop
UJI VALIDITAS WE DROP DA NI=16 NO=298 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 PM SY FI=ENGAGEMENTDROP.COR MO NX=16 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK WE FR LX 1 1 - LX 16 1 FR TD 6 5 TD 13 12 TD 16 15 TD 11 7 TD 14 13 TD 14 12 TD 4 3 TD 11 6 TD 11 5 TD 7 6 TD
7 5 TD 16 13 TD 15 13 TD 15 14 FR TD 13 8 TD 15 4 TD 16 8 TD 14 2 TD 9 6 TD 8 7 TD 11 8 TD 3 2 TD 14 9 TD 14 1 TD 15 10
TD 12 9 TD 2 1 TD 8 4 TD 16 7 TD 10 3 FR TD 13 1 TD 12 1 TD 7 1 TD 10 9 TD 10 4 TD 9 4 TD 4 1 TD 4 2 TD 7 4 TD 16 4 TD 13 9 PD OU SS TV MI
12. Contoh Output work engagement sebelum di drop
DATE: 3/ 6/2015 TIME: 10:26
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file D:\data ipit\data\we\WEALL.Spl:
UJI VALIDITAS NGAGEMENT ALL DA NI=17 NO=298 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 PM SY FI=ENGAGEMENT.COR MO NX=17 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK WE FR LX 1 1 - LX 17 1
FR TD 6 5 TD 14 13 TD 17 16 TD 11 7 TD 15 14 TD 15 13 TD 4 3 TD 11 6 TD 11 5 TD 7 6 TD
7 5 TD 17 14 TD 16 14 TD 16 15 TD 14 8 TD 16 4 TD 12 3 TD 12 4 FR TD 17 8 TD 15 2 TD 9 6 TD 14 12 TD 15 12 TD 13 12 TD 17 15 TD 8 7 TD 11 8 TD 13 9
TD 15 9 TD 3 2 TD 15 1 TD 16 10 TD 17 12 TD 2 1 TD 12 5 TD 9 4 TD 10 4 TD 10 3 FR TD 4 1 TD 10 9 TD 7 4 TD 4 2 TD 15 11 TD 6 1 TD 14 1 TD 12 1 TD 13 1 TD 14 9 TD 14
10 TD 14 2 PD OU SS TV MI AD=OFF
UJI VALIDITAS NGAGEMENT ALL
Number of Input Variables 17 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 17 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 298
UJI VALIDITAS NGAGEMENT ALL
Correlation Matrix
X1 X2 X3 X4 X5 X6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 1.00 X2 0.42 1.00 X3 0.34 0.11 1.00 X4 0.12 0.10 0.39 1.00 X5 0.24 0.19 0.27 0.26 1.00 X6 0.31 0.21 0.32 0.32 0.87 1.00 X7 0.17 0.21 0.20 0.30 0.55 0.62 X8 0.47 0.32 0.42 0.33 0.32 0.35 X9 0.58 0.40 0.47 0.18 0.31 0.30 X10 0.54 0.37 0.35 0.15 0.27 0.32 X11 0.35 0.19 0.33 0.33 0.60 0.71 X12 -0.13 -0.05 0.24 0.23 0.04 0.11 X13 0.16 0.21 0.32 0.21 0.13 0.14 X14 0.13 0.17 0.35 0.29 0.20 0.22 X15 0.06 0.02 0.34 0.25 0.13 0.14 X16 0.39 0.31 0.34 0.09 0.24 0.25 X17 0.40 0.32 0.32 0.22 0.18 0.22
Correlation Matrix
X7 X8 X9 X10 X11 X12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X7 1.00 X8 0.38 1.00 X9 0.30 0.64 1.00 X10 0.24 0.59 0.63 1.00 X11 0.57 0.50 0.41 0.42 1.00 X12 0.07 0.04 0.01 0.01 0.10 1.00 X13 -0.06 0.21 0.22 0.29 0.16 0.35 X14 0.01 0.33 0.30 0.29 0.24 0.36 X15 -0.03 0.24 0.21 0.32 0.24 0.37
X16 0.12 0.39 0.53 0.56 0.27 -0.02 X17 0.05 0.30 0.49 0.48 0.23 -0.08
Correlation Matrix
X13 X14 X15 X16 X17 -------- -------- -------- -------- -------- X13 1.00 X14 0.64 1.00 X15 0.41 0.58 1.00 X16 0.24 0.46 0.42 1.00 X17 0.29 0.51 0.33 0.70 1.00
UJI VALIDITAS NGAGEMENT ALL
Parameter Specifications
LAMBDA-X
WE -------- X1 1 X2 2 X3 3 X4 4 X5 5 X6 6 X7 7 X8 8 X9 9 X10 10 X11 11 X12 12 X13 13 X14 14 X15 15 X16 16 X17 17
THETA-DELTA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 18 X2 19 20 X3 0 21 22 X4 23 24 25 26 X5 0 0 0 0 27 X6 28 0 0 0 29 30 X7 0 0 0 31 32 33 X8 0 0 0 0 0 0 X9 0 0 0 37 0 38 X10 0 0 40 41 0 0 X11 0 0 0 0 44 45
X12 49 0 50 51 52 0 X13 54 0 0 0 0 0 X14 58 59 0 0 0 0 X15 66 67 0 0 0 0 X16 0 0 0 74 0 0 X17 0 0 0 0 0 0
THETA-DELTA
X7 X8 X9 X10 X11 X12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X7 34 X8 35 36 X9 0 0 39 X10 0 0 42 43 X11 46 47 0 0 48 X12 0 0 0 0 0 53 X13 0 0 55 0 0 56 X14 0 60 61 62 0 63 X15 0 0 68 0 69 70 X16 0 0 0 75 0 0 X17 0 79 0 0 0 80
THETA-DELTA
X13 X14 X15 X16 X17 -------- -------- -------- -------- -------- X13 57 X14 64 65 X15 71 72 73 X16 0 76 77 78 X17 0 81 82 83 84
UJI VALIDITAS NGAGEMENT ALL
Number of Iterations = 88
LISREL Estimates (Maximum Likelihood)
LAMBDA-X
WE -------- X1 0.65 (0.05) 12.32 X2 0.46 (0.06) 8.06 X3 0.58 (0.06)
10.58 X4 0.51 (0.06) 7.88 X5 0.37 (0.06) 6.58 X6 0.44 (0.05) 7.93 X7 0.28 (0.06) 5.03 X8 0.70 (0.05) 13.87 X9 0.86 (0.05) 17.40 X10 0.82 (0.05) 15.72 X11 0.50 (0.05) 9.32 X12 0.04 (0.06) 0.71 X13 0.41 (0.06) 7.06 X14 0.54 (0.06) 8.53 X15 0.43 (0.06) 7.43 X16 0.59 (0.05) 10.90
X17 0.57 (0.05) 10.73
PHI
WE -------- 1.00
THETA-DELTA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 0.56 (0.05) 11.25 X2 0.11 0.78 (0.04) (0.07) 2.64 11.90 X3 - - -0.13 0.66 (0.04) (0.06) -3.09 11.51 X4 -0.19 -0.13 0.07 0.74 (0.05) (0.05) (0.05) (0.07) -4.23 -2.65 1.32 10.47 X5 - - - - - - - - 0.88 (0.07) 12.33 X6 0.03 - - - - - - 0.71 0.80 (0.02) (0.06) (0.07) 1.75 11.18 12.09 X7 - - - - - - 0.13 0.42 0.48 (0.04) (0.05) (0.05) 3.36 7.78 8.85 X8 - - - - - - - - - - - - X9 - - - - - - -0.24 - - -0.07 (0.04) (0.02) -5.50 -4.16 X10 - - - - -0.14 -0.26 - - - - (0.03) (0.04)
-4.08 -5.93 X11 - - - - - - - - 0.41 0.48 (0.05) (0.05) 8.05 9.15 X12 -0.13 - - 0.16 0.13 -0.05 - - (0.04) (0.04) (0.05) (0.02) -3.02 3.71 2.79 -2.30 X13 -0.11 - - - - - - - - - - (0.04) -2.59 X14 -0.22 -0.09 - - - - - - - - (0.04) (0.04) -5.03 -2.47 X15 -0.21 -0.15 - - - - - - - - (0.04) (0.04) -5.10 -3.49 X16 - - - - - - -0.18 - - - - (0.04) -4.77 X17 - - - - - - - - - - - -
THETA-DELTA
X7 X8 X9 X10 X11 X12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X7 0.89 (0.07) 12.49 X8 0.15 0.50 (0.03) (0.04) 4.67 11.77 X9 - - - - 0.25 (0.04) 6.42 X10 - - - - -0.09 0.33 (0.03) (0.04) -2.83 7.53 X11 0.42 0.11 - - - - 0.75 (0.05) (0.03) (0.06) 8.28 4.17 12.52
X12 - - - - - - - - - - 0.98 (0.08) 12.42 X13 - - - - -0.13 - - - - 0.31 (0.03) (0.05) -3.75 5.85 X14 - - 0.01 -0.15 -0.12 - - 0.32 (0.03) (0.04) (0.04) (0.05) 0.40 -3.67 -3.12 6.34 X15 - - - - -0.14 - - 0.07 0.32 (0.03) (0.03) (0.05) -4.20 2.50 6.34 X16 - - - - - - 0.07 - - - - (0.03) 2.49 X17 - - -0.06 - - - - - - -0.10 (0.03) (0.04) -2.11 -2.59
THETA-DELTA
X13 X14 X15 X16 X17 -------- -------- -------- -------- -------- X13 0.83 (0.07) 11.93 X14 0.40 0.70 (0.05) (0.07) 7.76 10.42 X15 0.23 0.35 0.81 (0.05) (0.05) (0.07) 4.82 6.80 12.13 X16 - - 0.16 0.19 0.64 (0.04) (0.04) (0.05) 3.81 4.57 11.67 X17 - - 0.19 0.09 0.35 0.66 (0.04) (0.04) (0.04) (0.05) 4.43 2.19 7.91 12.15
Squared Multiple Correlations for X - Variables
X1 X2 X3 X4 X5 X6
-------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.43 0.21 0.34 0.26 0.13 0.19
Squared Multiple Correlations for X - Variables
X7 X8 X9 X10 X11 X12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.08 0.50 0.75 0.67 0.25 0.00
Squared Multiple Correlations for X - Variables
X13 X14 X15 X16 X17 -------- -------- -------- -------- -------- 0.17 0.29 0.18 0.36 0.33
Goodness of Fit Statistics
Degrees of Freedom = 69 Minimum Fit Function Chi-Square = 87.14 (P = 0.069) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 83.97 (P = 0.11) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 14.97 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 42.28) Minimum Fit Function Value = 0.29 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.050 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.14) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.027 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.045) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.98 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.85 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.80 ; 0.94) ECVI for Saturated Model = 1.03 ECVI for Independence Model = 15.83 Chi-Square for Independence Model with 136 Degrees of Freedom = 4668.77 Independence AIC = 4702.77 Model AIC = 251.97 Saturated AIC = 306.00 Independence CAIC = 4782.62 Model CAIC = 646.53 Saturated CAIC = 1024.66 Normed Fit Index (NFI) = 0.98 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.99 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.50 Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.00 Relative Fit Index (RFI) = 0.96 Critical N (CN) = 339.19
Root Mean Square Residual (RMR) = 0.042 Standardized RMR = 0.042 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.97 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.93 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.44
UJI VALIDITAS NGAGEMENT ALL
Modification Indices and Expected Change
No Non-Zero Modification Indices for LAMBDA-X
No Non-Zero Modification Indices for PHI
Modification Indices for THETA-DELTA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 - - X2 - - - - X3 0.91 - - - - X4 - - - - - - - - X5 0.01 0.04 0.05 0.34 - - X6 - - 0.00 0.42 0.97 - - - - X7 3.72 4.09 0.25 - - - - - - X8 0.05 0.04 0.05 1.62 1.21 0.12 X9 0.08 0.02 0.25 - - 0.86 - - X10 0.00 0.25 - - - - 0.27 0.71 X11 3.26 3.50 0.38 0.56 - - - - X12 - - 1.55 - - - - - - 0.27 X13 - - 1.65 2.30 0.14 0.08 0.02 X14 - - - - 1.01 0.69 0.01 0.00 X15 - - - - 2.44 0.26 0.08 0.20 X16 0.42 0.26 0.00 - - 1.74 0.46 X17 0.37 0.30 0.02 2.08 0.87 1.21
Modification Indices for THETA-DELTA
X7 X8 X9 X10 X11 X12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X7 - - X8 - - - - X9 3.33 0.80 - - X10 1.67 0.14 - - - - X11 - - - - 2.23 1.62 - - X12 1.24 0.61 0.33 0.01 0.28 - - X13 4.63 0.95 - - 0.44 0.01 - - X14 0.52 - - - - - - 0.41 - - X15 2.49 0.38 - - 0.01 - - - - X16 0.16 0.33 0.30 - - 0.01 0.74 X17 1.72 - - 0.05 0.02 0.32 - -
Modification Indices for THETA-DELTA
X13 X14 X15 X16 X17
-------- -------- -------- -------- -------- X13 - - X14 - - - - X15 - - - - - - X16 0.08 - - - - - - X17 1.87 - - - - - - - -
Expected Change for THETA-DELTA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 - - X2 - - - - X3 -0.04 - - - - X4 - - - - - - - - X5 0.00 0.01 -0.01 -0.01 - - X6 - - 0.00 0.01 0.02 - - - - X7 -0.06 0.08 0.02 - - - - - - X8 -0.01 -0.01 0.01 -0.06 0.02 -0.01 X9 0.01 0.00 -0.02 - - -0.03 - - X10 0.00 -0.02 - - - - -0.01 -0.02 X11 0.05 -0.06 -0.02 0.03 - - - - X12 - - -0.06 - - - - - - 0.02 X13 - - 0.06 0.06 -0.02 0.01 0.00 X14 - - - - -0.04 0.03 0.00 0.00 X15 - - - - 0.06 0.02 0.01 -0.01 X16 -0.02 0.02 0.00 - - 0.02 -0.01 X17 0.02 0.02 0.00 -0.07 -0.02 0.02
Expected Change for THETA-DELTA
X7 X8 X9 X10 X11 X12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X7 - - X8 - - - - X9 0.06 0.03 - - X10 0.04 0.01 - - - - X11 - - - - -0.04 0.03 - - X12 0.04 0.03 -0.02 0.00 0.02 - - X13 -0.07 -0.03 - - -0.03 0.00 - - X14 -0.02 - - - - - - 0.02 - - X15 -0.05 -0.02 - - 0.01 - - - - X16 0.01 -0.02 0.02 - - 0.00 -0.04 X17 -0.04 - - -0.01 -0.01 -0.01 - -
Expected Change for THETA-DELTA
X13 X14 X15 X16 X17 -------- -------- -------- -------- -------- X13 - - X14 - - - - X15 - - - - - - X16 -0.01 - - - - - - X17 0.05 - - - - - - - -
Maximum Modification Index is 4.63 for Element (13, 7) of THETA-DELTA
UJI VALIDITAS NGAGEMENT ALL
Standardized Solution
LAMBDA-X
WE -------- X1 0.65 X2 0.46 X3 0.58 X4 0.51 X5 0.37 X6 0.44 X7 0.28 X8 0.70 X9 0.86 X10 0.82 X11 0.50 X12 0.04 X13 0.41 X14 0.54 X15 0.43 X16 0.59 X17 0.57
PHI
WE -------- 1.00
Time used: 0.156 Seconds
13. Contoh Output work engagement setelah di drop
DATE: 3/ 6/2015 TIME: 10:27
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file D:\data ipit\data\we\ENGAGEMENTDROP.ls8:
UJI VALIDITAS WE DROP DA NI=16 NO=298 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 PM SY FI=ENGAGEMENTDROP.COR MO NX=16 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK WE FR LX 1 1 - LX 16 1 FR TD 6 5 TD 13 12 TD 16 15 TD 11 7 TD 14 13 TD 14 12 TD 4 3 TD 11 6 TD 11 5 TD 7 6 TD
7 5 TD 16 13 TD 15 13 TD 15 14 FR TD 13 8 TD 15 4 TD 16 8 TD 14 2 TD 9 6 TD 8 7 TD 11 8 TD 3 2 TD 14 9 TD 14 1 TD 15
10 TD 12 9 TD 2 1 TD 8 4 TD 16 7 TD 10 3 FR TD 13 1 TD 12 1 TD 7 1 TD 10 9 TD 10 4 TD 9 4 TD 4 1 TD 4 2 TD 7 4 TD 16 4 TD 13 9 PD OU SS TV MI
UJI VALIDITAS WE DROP
Number of Input Variables 16 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 16 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 298
UJI VALIDITAS WE DROP
Correlation Matrix
X1 X2 X3 X4 X5 X6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 1.00 X2 0.42 1.00 X3 0.34 0.11 1.00 X4 0.12 0.10 0.39 1.00 X5 0.24 0.19 0.27 0.26 1.00 X6 0.31 0.21 0.32 0.32 0.87 1.00 X7 0.17 0.21 0.20 0.30 0.55 0.62 X8 0.47 0.32 0.42 0.33 0.32 0.35 X9 0.58 0.40 0.47 0.18 0.31 0.30 X10 0.54 0.37 0.35 0.15 0.27 0.32 X11 0.35 0.19 0.33 0.33 0.60 0.71 X12 0.16 0.21 0.32 0.21 0.13 0.14 X13 0.13 0.17 0.35 0.29 0.20 0.22 X14 0.06 0.02 0.34 0.25 0.13 0.14
X15 0.39 0.31 0.34 0.09 0.24 0.25 X16 0.40 0.32 0.32 0.22 0.18 0.22
Correlation Matrix
X7 X8 X9 X10 X11 X12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X7 1.00 X8 0.38 1.00 X9 0.30 0.64 1.00 X10 0.24 0.59 0.63 1.00 X11 0.57 0.50 0.41 0.42 1.00 X12 -0.06 0.21 0.22 0.29 0.16 1.00 X13 0.01 0.33 0.30 0.29 0.24 0.64 X14 -0.03 0.24 0.21 0.32 0.24 0.41 X15 0.12 0.39 0.53 0.56 0.27 0.24 X16 0.05 0.30 0.49 0.48 0.23 0.29
Correlation Matrix
X13 X14 X15 X16 -------- -------- -------- -------- X13 1.00 X14 0.58 1.00 X15 0.46 0.42 1.00 X16 0.51 0.33 0.70 1.00
UJI VALIDITAS WE DROP
Parameter Specifications
LAMBDA-X
WE -------- X1 1 X2 2 X3 3 X4 4 X5 5 X6 6 X7 7 X8 8 X9 9 X10 10 X11 11 X12 12 X13 13 X14 14 X15 15 X16 16
THETA-DELTA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 17 X2 18 19 X3 0 20 21 X4 22 23 24 25 X5 0 0 0 0 26 X6 0 0 0 0 27 28 X7 29 0 0 30 31 32 X8 0 0 0 34 0 0 X9 0 0 0 37 0 38 X10 0 0 40 41 0 0 X11 0 0 0 0 44 45 X12 49 0 0 0 0 0 X13 52 0 0 0 0 0 X14 57 58 0 0 0 0 X15 0 0 0 63 0 0 X16 0 0 0 68 0 0
THETA-DELTA
X7 X8 X9 X10 X11 X12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X7 33 X8 35 36 X9 0 0 39 X10 0 0 42 43 X11 46 47 0 0 48 X12 0 0 50 0 0 51 X13 0 53 54 0 0 55 X14 0 0 59 0 0 60 X15 0 0 0 64 0 0 X16 69 70 0 0 0 0
THETA-DELTA
X13 X14 X15 X16 -------- -------- -------- -------- X13 56 X14 61 62 X15 65 66 67 X16 71 0 72 73
UJI VALIDITAS WE DROP
Number of Iterations = 11
LISREL Estimates (Maximum Likelihood)
LAMBDA-X
WE --------
X1 0.67 (0.05) 12.53 X2 0.46 (0.06) 8.19 X3 0.58 (0.06) 10.49 X4 0.63 (0.08) 7.65 X5 0.36 (0.05) 6.58 X6 0.43 (0.05) 8.00 X7 0.30 (0.06) 5.24 X8 0.71 (0.05) 13.90 X9 0.87 (0.05) 17.65 X10 0.82 (0.05) 15.94 X11 0.49 (0.05) 9.16 X12 0.39 (0.06) 6.86 X13 0.42 (0.06) 7.55 X14 0.42
(0.06) 7.48 X15 0.60 (0.05) 11.01 X16 0.60 (0.05) 11.18
PHI
WE -------- 1.00
THETA-DELTA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 0.57 (0.05) 11.36 X2 0.11 0.78 (0.04) (0.07) 2.75 11.91 X3 - - -0.15 0.67 (0.04) (0.06) -3.44 11.64 X4 -0.31 -0.20 -0.01 0.60 (0.07) (0.06) (0.06) (0.10) -4.68 -3.47 -0.18 6.26 X5 - - - - - - - - 0.87 (0.07) 12.31 X6 - - - - - - - - 0.71 0.80 (0.06) (0.07) 11.16 12.11 X7 -0.09 - - - - 0.12 0.41 0.48 (0.03) (0.04) (0.05) (0.05) -2.66 2.85 7.67 8.76 X8 - - - - - - -0.11 - - - - (0.06)
-1.98 X9 - - - - - - -0.36 - - -0.07 (0.07) (0.02) -5.12 -4.41 X10 - - - - -0.13 -0.36 - - - - (0.03) (0.06) -3.78 -5.60 X11 - - - - - - - - 0.41 0.48 (0.05) (0.05) 8.01 9.18 X12 -0.13 - - - - - - - - - - (0.04) -3.05 X13 -0.16 - - - - - - - - - - (0.04) -4.26 X14 -0.23 -0.16 - - - - - - - - (0.04) (0.04) -5.56 -3.72 X15 - - - - - - -0.27 - - - - (0.05) -5.07 X16 - - - - - - -0.15 - - - - (0.06) -2.72
THETA-DELTA
X7 X8 X9 X10 X11 X12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X7 0.89 (0.07) 12.52 X8 0.14 0.49 (0.03) (0.04) 4.21 11.32 X9 - - - - 0.25 (0.04) 6.44 X10 - - - - -0.09 0.34 (0.03) (0.04)
-2.98 7.99 X11 0.42 0.11 - - - - 0.75 (0.05) (0.03) (0.06) 8.15 3.96 12.49 X12 - - - - -0.13 - - - - 0.85 (0.04) (0.07) -3.60 12.10 X13 - - 0.09 -0.07 - - - - 0.47 (0.03) (0.03) (0.05) 3.25 -2.13 9.06 X14 - - - - -0.18 - - - - 0.25 (0.04) (0.05) -5.10 5.05 X15 - - - - - - 0.08 - - - - (0.03) 2.96 X16 -0.06 -0.10 - - - - - - - - (0.03) (0.03) -2.14 -3.37
THETA-DELTA
X13 X14 X15 X16 -------- -------- -------- -------- X13 0.81 (0.06) 12.92 X14 0.39 0.82 (0.05) (0.07) 7.94 12.16 X15 0.21 0.14 0.64 (0.03) (0.03) (0.05) 6.07 4.05 11.89 X16 0.20 - - 0.33 0.64 (0.03) (0.04) (0.05) 5.95 7.99 11.81
Squared Multiple Correlations for X - Variables
X1 X2 X3 X4 X5 X6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.44 0.22 0.33 0.40 0.13 0.19
Squared Multiple Correlations for X - Variables
X7 X8 X9 X10 X11 X12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.09 0.51 0.75 0.66 0.24 0.15
Squared Multiple Correlations for X - Variables
X13 X14 X15 X16 -------- -------- -------- -------- 0.18 0.18 0.36 0.36
Goodness of Fit Statistics
Degrees of Freedom = 63 Minimum Fit Function Chi-Square = 83.96 (P = 0.040) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 80.68 (P = 0.066) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 17.68 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 44.88) Minimum Fit Function Value = 0.28 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.060 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.15) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.031 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.049) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.96 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.76 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.70 ; 0.85) ECVI for Saturated Model = 0.92 ECVI for Independence Model = 15.27 Chi-Square for Independence Model with 120 Degrees of Freedom = 4503.63 Independence AIC = 4535.63 Model AIC = 226.68 Saturated AIC = 272.00 Independence CAIC = 4610.78 Model CAIC = 569.56 Saturated CAIC = 910.80 Normed Fit Index (NFI) = 0.98 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.99 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.52 Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.00 Relative Fit Index (RFI) = 0.96 Critical N (CN) = 326.47
Root Mean Square Residual (RMR) = 0.039 Standardized RMR = 0.040
Goodness of Fit Index (GFI) = 0.97 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.93 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.45
UJI VALIDITAS WE DROP
Modification Indices and Expected Change
No Non-Zero Modification Indices for LAMBDA-X
No Non-Zero Modification Indices for PHI
Modification Indices for THETA-DELTA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 - - X2 - - - - X3 0.50 - - - - X4 - - - - - - - - X5 2.32 0.61 0.02 0.40 - - X6 1.46 0.29 0.23 1.33 - - - - X7 - - 3.02 0.01 - - - - - - X8 1.32 0.11 0.00 - - 1.64 0.73 X9 0.94 0.63 0.51 - - 0.49 - - X10 0.13 0.42 - - - - 0.04 0.50 X11 0.75 2.02 0.04 0.50 - - - - X12 - - 2.81 0.57 0.32 0.18 0.05 X13 - - 2.50 1.30 0.33 0.30 1.83 X14 - - - - 0.40 0.34 0.03 1.67 X15 0.43 0.55 0.02 - - 2.15 0.20 X16 0.53 1.75 0.59 - - 0.36 0.00
Modification Indices for THETA-DELTA
X7 X8 X9 X10 X11 X12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X7 - - X8 - - - - X9 0.78 0.36 - - X10 0.32 1.38 - - - - X11 - - - - 0.84 1.30 - - X12 2.93 0.48 - - 0.35 0.32 - - X13 0.72 - - - - 4.17 0.81 - - X14 1.21 1.08 - - 0.00 3.68 - - X15 0.56 0.29 0.59 - - 0.30 0.06 X16 - - - - 0.31 0.03 0.92 0.10
Modification Indices for THETA-DELTA
X13 X14 X15 X16 -------- -------- -------- -------- X13 - - X14 - - - - X15 - - - - - -
X16 - - 2.88 - - - -
Expected Change for THETA-DELTA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 - - X2 - - - - X3 -0.03 - - - - X4 - - - - - - - - X5 -0.03 0.02 0.00 -0.02 - - X6 0.02 -0.01 0.01 0.03 - - - - X7 - - 0.07 0.00 - - - - - - X8 -0.04 0.01 0.00 - - 0.03 -0.02 X9 0.03 -0.03 -0.03 - - -0.02 - - X10 -0.01 -0.02 - - - - 0.00 -0.01 X11 0.02 -0.05 0.01 -0.03 - - - - X12 - - 0.07 0.03 -0.02 0.01 0.00 X13 - - -0.06 0.04 0.02 -0.01 0.02 X14 - - - - 0.03 -0.03 0.00 -0.02 X15 -0.02 0.02 0.00 - - 0.03 -0.01 X16 0.02 0.04 -0.03 - - -0.01 0.00
Expected Change for THETA-DELTA
X7 X8 X9 X10 X11 X12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X7 - - X8 - - - - X9 0.03 0.02 - - X10 0.02 0.04 - - - - X11 - - - - -0.03 0.03 - - X12 -0.05 -0.03 - - 0.02 -0.02 - - X13 -0.02 - - - - -0.07 0.02 - - X14 -0.04 -0.04 - - 0.00 0.06 - - X15 -0.02 -0.02 0.02 - - -0.01 -0.01 X16 - - - - -0.02 0.01 -0.02 0.01
Expected Change for THETA-DELTA
X13 X14 X15 X16 -------- -------- -------- -------- X13 - - X14 - - - - X15 - - - - - - X16 - - 0.07 - - - -
Maximum Modification Index is 4.17 for Element (13,10) of THETA-DELTA
UJI VALIDITAS WE DROP
Standardized Solution
LAMBDA-X
WE -------- X1 0.67 X2 0.46 X3 0.58 X4 0.63 X5 0.36 X6 0.43 X7 0.30 X8 0.71 X9 0.87 X10 0.82 X11 0.49 X12 0.39 X13 0.42 X14 0.42 X15 0.60 X16 0.60
PHI
WE -------- 1.00
Time used: 0.094 Seconds
Data Responden
Inisial : ....................................................................
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (*)
Pendidikan terakhir : SD/SMP/SMA/DIPLOMA/S1/S2/S3 (*)
Alamat email : ....................................................................
Divisi : ....................................................................
Jumlah Tanggungan : ....................................................................
Jumlah Penghasilan : Rp...............................................................
Starus : Belum/Menikah/Janda/Duda (*)
Lama Bekerja : ........................tahun..........................bulan
Nama tugas/ Jabatan : ....................................................................
Uraian Tugas : ....................................................................
BAGIAN PERTAMA
Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Bapak/Ibu/Sdr/i menilai diri
Bapak/Ibuk/Sdr/i saat ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat
kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i pada setiap
pernyataan. (1= Sangat tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = agak sesuai, 4 = sesuai,
5 = sangat sesuai).
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
S1 Saya selalu merasa senang berangkat bekerja
S2 Di tempat saya bekerja, saya sering merasa tidak
bertenaga
S3 Saya selalu tekun bekerja, meskipun ada hal yang
tidak sesuai dengan harapan saya
S4 Saya dapat bekerja dalam waktu yang lama pada
satu periode pekerjaan
S5 Saya memiliki mental yang sangat kuat dalam
pekerjaan saya
S6 Saya merasa sangat kuat dan bersemangat dalam
pekerjaan saya
D7 Bekerja menurut saya sangatlah menantang
D8 Pekerjaan saya menginspirasikan diri saya dalam
setiap aspek kehidupan saya
D9 Saya sangat antusias dengan segala hal yang
berhubungan dengan pekerjaan saya
D10 Saya bangga dengan pekerjaan yang saya lakukan
D11 Berkaitan dengan pekerjaan saya, saya telah
menemukan satu pekerjaan yang sangat bermakna
dan penuh harapan
LR12 Pada saat sedang bekerja saya bisa lupa dengan
sekeliling saya
LR13 Waktu berjalan tak terasa ketika saya sedang
bekerja
LR14 Saya merasa terhanyut dalam pekerjaan saat saya
bekerja
LR15 Sungguh sulit untuk mengalihkan saya dari
pekerjaan ketika saya sedang mengerjakannya
LR16 Saya sangat menyelami pekerjaan saya
LR17 Saya merasa bahagia ketika saya bekerja sangat
intense
BAGIAN KEDUA
Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Bapak/Ibu/Sdr/i menilai diri
Bapak/Ibuk/Sdr/i saat ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat
kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i pada setiap
pernyataan. (1= Sangat tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = agak sesuai, 4 = sesuai,
5 = sangat sesuai).
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
JR1 Sampai saat ini saya berhubungan baik dengan
rekan kerja
JR2 Saya membutuhkan bantuan rekan kerja saat
menyelesaikan pekerjaan
JR3 Saya bisa mengandalkan rekan kerja ketika
menemukan kesulitan dalam bekerja
JR4 Saya tahu persis apa yang atasan saya pikirkan
mengenai kinerja saya selama ini
JR5 Saya bisa mengandalakn atasan saya ketika
menemukan kesulitan dalam bekerja
JR6 Saya mendapat pujian dari atasan saat bekerja
JR7 Saya berprestasi dalam bekerja
JR8 Saya mendiskusikan setiap masalah mengenai
pekerjaan saya dengan atasan secara langsung
JR9 Saya memiliki pengaruh langsung terhadap
keputusan-keputusan dalam bekerja
JR10 Saya memiliki cara berbeda dalam menyelesaikan
pekerjaan
JR11 Pekerjaan yang saya lakukan saat ini bervariasi
JR12 Saya menerima informasi yang cukup mengenai
tujuan kerja
JR13 Atasan saya menginformasikan isu penting
mengenai perusahaan
JR14 Saya menerima informasi yang cukup mengenai
hasil kerja saat ini
BAGIAN KETIGA
Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Bapak/Ibu/Sdr/i menilai diri
Bapak/Ibuk/Sdr/i saat ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat
kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i pada setiap
pernyataan. (1= Sangat tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = agak sesuai, 4 = sesuai,
5 = sangat sesuai).
No Pernyataan
Pilihan
Jawaban
1 2 3 4 5
S1 Saya merasa menjadi bagian dari sebuah komunitas
ditempat saya bekerja (departemen, unit, dll)
S2 Atasan saya mendorong perkembangan personal saya
S3 Saya memiliki beberapa pengalaman dalam pekerjaan
yang merupakan hasil dari perkembangan personal
S4 Ketika saya merasa takut, saya dianjurkan untuk
membicarakannya
S5 Ketika saya memiliki kepedulian saya menghadirkannya
ke orang yang tepat
S6 Dalam bekerja, kita berkerja bersama untuk
menyelesaikan konflik melalui cara yang positif
S7 Saya dievaluasi secara adil disini
S8 Saya didorong untuk mengambil resiko ditempat kerja
S9 Saya merasa dihargai ditempat kerja
S10 saya merasa senang dalam pekerjaan saya
S11 Saya percaya orang lain merasa senang dengan hasil
pekerjaan saya
S12 Semangat saya diberi energi oleh pekerjaan saya
S13 Pekerjaan yang saya lakukan berhubungan dengan apa
yang saya pikir penting dalam hidup
S14 Saya menunggu untuk pergi bekerja hampir setiap hari
S15 Saya melihat hubungan antara pekerjaan saya dan
kebaikan sosial yang lebih besar dari komunitas saya
S16 Saya memahami arti dari pekerjaan saya
S17 Saya merasa hidup saya penuh harapan
S18 Nilai-nilai spiritualitas saya mempengaruhi keputusan
yang saya buat
S19 Saya menganggap diri saya orang yang spiritual
S20 Berdo’a adalah bagian penting dalam hidup saya
S21 Saya peduli terhadap kesehatan spiritual rekan kerja saya
BAGIAN KEEMPAT
Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Bapak/Ibu/Sdr/i menilai diri
Bapak/Ibuk/Sdr/i saat ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat
kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i pada setiap
pernyataan. (1= Sangat tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = agak sesuai, 4 = sesuai,
5 = sangat sesuai).
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
K1 Menyelesaikan sebagian besar pekerjaan saya
K2 Menganalisis situasi dan menentukan tindakan
yang tepat secara akurat
K3 Menampikan penguasaan tugas-tugas dalam
pekerjaan saya
K4 Membuat keputusan yang tepat
K5 Memperhatikan detai tugas dan menghindari
membuat kesalahan
K6 Menggunakan sumber daya secara efektif
K7 Membuat keputusan yang tepat dalam menghadapi
hambatan daam pekerjaan
K8 Menghasilkan standar kerja berkualitas tinggi
T9 Memenuhi tenggat waktu (deadline) dalam
keadaan apapun
BAGIAN KELIMA
Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Bapak/Ibu/Sdr/i menilai diri
Bapak/Ibuk/Sdr/i saat ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat
kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i pada setiap
pernyataan. (1= Sangat tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = agak sesuai, 4 = sesuai,
5 = sangat sesuai).
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
W1 Dalam banyak hal, hidup saya mendekati ideal
W2 Kondisi hidup sya sangat bagus
W3 Saya puas dengan hidup saya
W4 Sejauh ini saya sudah mendapatkan hal-hal penting
yang saya mau dalam hidup
W5 Jika saya bisa mengubah hidup saya, saya hampir
tidak mau mengubah hal sedkitpun
BAGIAN KEENAM
Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Bapak/Ibu/Sdr/i menilai diri
Bapak/Ibuk/Sdr/i saat ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat
kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i pada setiap
pernyataan. (1= Sangat tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = agak sesuai, 4 = sesuai,
5 = sangat sesuai).
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
B1 Saya merasa emosi saya terkuras dalam pekerjaan
saya
B2 Saya merasa lelah setiap saya bangun di pagi hari
saat harus berangkat bekerja
B3 Bekerja sepanjang hari benar-benar menegangkan
bagi saya
B4 Saya merasa frustasi dengan pekerjaan saya
B5 Saya merasa saya bekerja teralu keras
B6 Bekerja dengan banyak orang membuat saya
tertekan
B7 Saya merasa saya memperlakukan orang ain seperti
menghadapi benda, bukan orang
B8 Saya telah menjadi lebih berperasaan terhadap
orang sejak saya mengambil pekerjaan ini
B9 Saya khawatir pekerjaan ini telah membuat saya
keras hati
B10 Saya merasa saya tidak benar-benar pedui terhadap
orang-orang di sekitar saya
B11 Saya merasa orang-orang di sekitar saya
menyalahkan dan membenci saya
B12 Saya dapat memahami perasaan teman-teman kerja
saya dengan mudah
B13 Saya merasa dapat mempengaruhi orang lain secara
positif
B14 Saya merasa sangat energik
B15 Saya dapat menciptakan suasana santai dalam
pekerjaan saya
BAGIAN KETUJUH
Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Bapak/Ibu/Sdr/i menilai diri
Bapak/Ibuk/Sdr/i saat ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat
kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i pada setiap
pernyataan. (1= Sangat tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = agak sesuai, 4 = sesuai,
5 = sangat sesuai).
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
O1 Saya merasa percaya diri dapat menyelesaikan
semua masalah yang saya hadapi
Con2 Saya merasa percaya diri menampilkan karya saya
daam pertemuan apapun yang saya hadiri
Con3 Saya yakin saya dapat berkontribusi pada kemajuan
perguruan tinggi dimana saya bekerja
Con4 Saya yakin sekali dapat memberi masukan pada
organisasi saya dalam menyususn dan mencapai
target-target kerjanya
Con5 Saya yakin dan percaya dengan kemampuan saya
ketika harus berhubungan dengan orang lain di luar
perguruan tinggi untuk mendiskusikan berbagai
masalah yang relevan
Con6 Saya percaya diri dalam mempresentasi informasi
yang terkait dengan perkembangan pengetahuan di
hadapan kolega
Op7 Saya dapat menemukan jalan keluar dari setiap
tekanan kolega
Op8 Pada saat ini, saya merasa sangat enerjik dalam
mencapai target kerja saya
Op9 Selalu ada jalan keluar untuk setiap masalah
Op10 Saya merasa yakin bahwa saya akan meraih
kesuksesan dalam karir saya
Op11 Saya memiliki banyak cara untuk sukses dalam
karir saya sebagai dosen
Ho1l2 Saya memiliki target-target kerja yang saya susun
untuk diri saya dalam karir sebagai dosen
Dl13 Saat saya selesai dari satu pekerjaan, saya kesulitan
untuk bangkit dan pindah ke pekerjaan lainnya
Dl14 Saya biasanya dapat mengelola kesulitan dalam
satu atau banyak hal di dalam mengerjakan
pekerjaan
Dl15 Saya adaah tanggungjawab saya pribadi, begitu
juga dalam pekerjaan
Dl16 Saya biasanya mengalami ketegangan pada saat
saya memuai satu pekerjaan
Dl17 Saya dapat menjalani kehidupan seberapa sulitpun
itu, karena saya pernah melewatinya
Dl18 Saya merasa dapat menyelesaikan semual hal
dalam pekerjaan dengan baik
H19 Saya selalu berharap yang terbaik meskipun saya
tidak begitu memahami apa yang saya hadapi
H20 Jika terjadi kesaahan atau kegagalan dalam
pekerjaan dan kehidupan saya, itu memang sudah
semestinya terjadi
H21 Saya seau melihat dari sudut yang jernih apapun
yang saya aami dalam pekerjaan dan kehidupan
saya
H22 Saya selalu optimis dengan apa yang akan saya
alami di masa depan, sama halnya dengan
keyakinan saya mengenai masa depan pekerjaan
saya
H23 Dalam pekerjaan saya sebagai dosen, sungguh saya
tidak begitu menginginkannya
H24 Dalam pekerjaan dan kehidupan, saya selalu
beranggapan bahwa dalam setiap kemalangan
sekalipun selalu ada titik cerah kebaikan dan
keberuntungan
H25 Saya dianggap orang yang serius
H26 Saya dapat dipercaya
H27 Saya orang yang penting
H28 Saya dapat membuat sebuah perubahan
H29 Saya berharga
H30 Saya suka menolong
H31 Saya cukup bisa diandalkan
H32 Saya bisa diajak bekerja sama
H33 Saya adalah orang yang dapat dipercaya
H34 Saya orang yang efisien
BAGIAN KEDELAPAN
Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Bapak/Ibu/Sdr/i menilai diri
Bapak/Ibuk/Sdr/i saat ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat
kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i pada setiap
pernyataan. (1= Sangat tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = agak sesuai, 4 = sesuai,
5 = sangat sesuai).
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
JD1 Apakah anda memiliki terlalu banyak pekerjaan
untuk dikerjakan?
JD2 Apakah anda bekerja dibawah tekanan?
JD3 Apakah anda penuh perhatian dalam banyak hal
diwaktu yang sama?
JD4 Apakah anda harus memberikan perhatian terus
menerus terhadap pekerjaan anda?
JD5 Apakah pekerjaan anda menuntut secara
emosional?
JD6 Dalam pekerjaan anda, apakah anda dihadapkan
dengan hal-hal pribadi yang secara persona
menyentuhmu?
JD7 Apakah anda menghadapi situasi emosional dalam
pekerjaan anda?
JD8 Dalam pekerjaan anda, apakah anda berurusan
dengan klien yang tak henti-hentinya mengeluh,
meskipun anda selalu melakukan segala sesuatu
untuk membantu mereka?
JD9 Dalam pekerjaan anda, apakah anda berurusan
dengan klien yang menuntut?
JD10 Apakah anda harus berurusan dengan klien yang
tidak memperlakukan anda dengan hormat dan
sopan?
BAGIAN KESEMBILAN
Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Bapak/Ibu/Sdr/i menilai diri
Bapak/Ibuk/Sdr/i saat ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat
kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i pada setiap
pernyataan. (1= Sangat tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = agak sesuai, 4 = sesuai,
5 = sangat sesuai).
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
JC1 Saya mencoba membangun kapabilitas diri
JC2 Saya mencoba membuat diri saya profesional
JC3 Saya mencoba mempelajari hal baru ketika bekerja
JC4 Saya memastikan bahwa saya menggunakan
kapasistas yang saya miliki secara maksimal
JC5 Saya memutuskan bagaimana saya akan meakukan
sesuatu
JC6 Saya memastikan bahwa pekerjaan saya tidak
berbahaya secara mental
JC7 Saya memastikan bahwa pekerjaan saya berbahaya
secara emosional
JC8 Saya mengatur pekerjaan saya sedemikian rupa
sehingga tidak perlu berurursan dengan orang yang
bermasaah dengan saya secara emosional
JC9 Saya mengatur pekerjaan saya sedemikian rupa
sehingga meminimalisir saya untuk berhubungan
dengan orang-orang yang harapannya tidak realistis
JC10 Saya mencoba memastikan bahwa saya tidak harus
membuat keputusan yang sulit saat bekerja
JC11 Saya meminta atasan saya untuk mengawasi
pekerjaan saya
J12 Saya bertanya pada atasan saya apakah ia puas
dengan yang saya kerjakan
J13 Saya mencari inspirasi dari atasan saya
J14 Saya meminta rekan kerja untuk memberikan saya
umpan-balik atas performa saya
JC15 Saya meminta petunjuk pada rekan kerja saya
JC16 Ketika pekerjaan yang menarik datang, saya
langsung menawarkan diri saya sebagai orang yang
mengerjakan pekerjaan itu
JC17 Apabila ada kebijkan baru di kantor, saya adalah
salah satu orang yang pertama belajar dan
mencobanya
JC18 Ketika tidak banyak yang diakukan di kantor, saya
melihat kesempatan untuk memulai proyek baru
JC19 Saya seringkali mengambi tanggung jawab
tambahan meskipun saya tidak dibayar untuk itu
JC20 Saya mencoba membuat pekerjaan saya lebih
menantang dengan cara memeriksa hubungan
antara aspek yang mendasari pekerjaan saya
BAGIAN KESEPULUH
Pernyataan di bawah ini menggambarkan bagaimana Bapak/Ibu/Sdr/i menilai diri
Bapak/Ibuk/Sdr/i saat ini. Gunakan skala berikut untuk menunjukkan tingkat
kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/i pada setiap
pernyataan. (1= Sangat tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = agak sesuai, 4 = sesuai,
5 = sangat sesuai).
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
AC1 Saya menyadari akan perlunya suatu perubahan
AC2 Saya percaya bahwa perusahaan telah bersiap
untuk suatu perubahan
AC3 Saya percaya bahwa dengan meakukan perubahan
akan banyak memberikan keuntungan yang jelas
pada sistem saat ini
AC4 Saya menyadari bahwa perubahan yang terjadi di
perusahaan saya saat ini telah sukses dilakukan
oleh organisasi lain
AC5 Saya yakin bahwa para pemimpin akan
menyertakan penggunaan teknologi yang
dibutuhkan dalam membuat perubahan
AC6 Saya mengakui bahwa atasan saya mendukung
adanya perubahan
AC7 Saya mengakui bahwa rekan kerja saya mendukung
adanya perubahan
AC8 Saya percaya bahwa pemimpin akan berkomitmen
sebagai tenaga kerja yang handal untuk membuat
perubahan
AC9 Saya yakin bahwa perubahan akan memberikan
keuntungan bagi karyawan secara pribadi
AC10 Saya percaya bahwa perubahan akan membuat
pekerjaan saya lebih mudah
AC11 Saya merasa bahwa perubahan akan menawarkan
peuang karir yang lebih besar kepada saya
AC12 Saya mengakui adanya penghargaan pribadi bagi
karyawan yang meakukan perubahan