PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH...

28
1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1 Arina Zakiyyatun Nisa, 2 Erma Sofiani 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, FKIK, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 Staf Konservasi Gigi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, FKIK, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstract Tooth discoloration may bring unpleasant experience and has complained by patient especially in anterior region of teeth. Chemical solvent that often use for bleaching is Hydrogen Peroxide which has sensitive experience as side effect such as skin and mucosal membranes ischemic. These side effects bring a lot of demand to find new material used for bleaching, honey is one of them. Honey contains of glucose and glucose oxidase enzyme, in several situations has an ability to break down to be hydrogen peroxide. Aim of this study was to determine the influence of honey towards discoloration of tooth enamel (in vitro). Design of this study was in vitro laboratory experimental. Material of this study was cotton tree honey and longan honey which follows dilution process with aquades addition and centrifuge 200rpm in room temperature. Sample were 20 post extraction permanent teeth divided into 4 groups, positive control group hydrogen peroxide 3%, negative control aquades, cotton tree honey group 20% dilution concentration, longan honey group 20% dilution concentration. Measurement of color level completed using spectrophotometer and shade guide. Result of this study showed that there is an influence of longan honey 20% dilution concentration toward discoloration of tooth enamel both in spectrophotometer and shade guide measurement. This study has completed using wilcoxon analysis. Hydrogen peroxide in cotton tree honey was able to whiten the teeth in dilution reaction, this result is not comparable with bleach like hydrogen peroxide 3%. Key words: Honey oxidation result, Bleaching, Hydrogen Peroxide Abstrak Perubahan warna gigi atau diskolorasi gigi tentunya mengganggu dan menjadi keluhan terutama pada gigi anterior. Bahan kimia pemutih gigi yang biasa digunakan adalah hidrogen peroksida yang mempunyai efek samping

Transcript of PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH...

Page 1: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

1

PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA

ENAMEL GIGI (IN VITRO)

1Arina Zakiyyatun Nisa,

2Erma Sofiani

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, FKIK, Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta 2Staf Konservasi Gigi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, FKIK, Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract

Tooth discoloration may bring unpleasant experience and has complained

by patient especially in anterior region of teeth. Chemical solvent that often use

for bleaching is Hydrogen Peroxide which has sensitive experience as side effect

such as skin and mucosal membranes ischemic. These side effects bring a lot of

demand to find new material used for bleaching, honey is one of them. Honey

contains of glucose and glucose oxidase enzyme, in several situations has an

ability to break down to be hydrogen peroxide.

Aim of this study was to determine the influence of honey towards

discoloration of tooth enamel (in vitro). Design of this study was in vitro

laboratory experimental. Material of this study was cotton tree honey and longan

honey which follows dilution process with aquades addition and centrifuge

200rpm in room temperature. Sample were 20 post extraction permanent teeth

divided into 4 groups, positive control group hydrogen peroxide 3%, negative

control aquades, cotton tree honey group 20% dilution concentration, longan

honey group 20% dilution concentration. Measurement of color level completed

using spectrophotometer and shade guide.

Result of this study showed that there is an influence of longan honey 20%

dilution concentration toward discoloration of tooth enamel both in

spectrophotometer and shade guide measurement. This study has completed using

wilcoxon analysis. Hydrogen peroxide in cotton tree honey was able to whiten the

teeth in dilution reaction, this result is not comparable with bleach like hydrogen

peroxide 3%.

Key words: Honey oxidation result, Bleaching, Hydrogen Peroxide

Abstrak

Perubahan warna gigi atau diskolorasi gigi tentunya mengganggu dan

menjadi keluhan terutama pada gigi anterior. Bahan kimia pemutih gigi yang

biasa digunakan adalah hidrogen peroksida yang mempunyai efek samping

Page 2: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

2

sensitif bagi penderita yaitu iskhemik pada kulit dan membran mukosa. Efek

samping tersebut mendorong untuk mencari bahan alternative lain salah satunya

adalah madu. Madu mengandung glukosa dan enzim glukosa oksidase yang dalam

kondisi tertentu memiliki kemampuan untuk memecah glukosa menjadi hidrogen

peroksida.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh madu terhadap

perubahan warna enamel gigi (in vitro). Jenis penelitian ini adalah eksperimental

laboratories secara in vitro. Penelitian ini menggunakan jenis madu randu dan

madu kelengkeng yang dilakukan proses dilusi dengan penambahan aquades

kemudian dilakukan setrifugasi 200 rpm dalam suhu ruangan. Jumlah sampel 20

gigi permanen pasca ekstraksi dibagi dalam 4 kelompok sampel yaitu kelompok 1

(kontrol positif) dengan bahan kimia hidrogen peroksida (H2O2) 3 %, kelompok 2

(kontrol negatif) dengan aquades, kelompok 3 (madu randu) konsentrasi dilusi 20

%, kelompok 4 (madu kelengkeng) konsentrasi dilusi 20 %. Pengukuran derajat

warna gigi dilakukan dengan alat spectrophotometer dan shade guide.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh jenis madu terhadap

perubahan warna enamel gigi yaitu pada jenis dilusi madu kelengkeng 20%

berdasarkan analisis wilcoxon baik pada pengukuran spectrophotometer dan

shade guide. Bahan hidrogen peroksida dalam kandungan madu randu dapat

memutihkan gigi dalam suatu reaksi dilusi walaupun hasilnya belum sebanding

dengan bahan pemutih yang tersedia seperti hidrogen peroksida 3%.

Kata kunci : Hasil oksidasi madu, bleaching, hidrogen peroksida

PENDAHULUAN

Estetika sudah menjadi

kebutuhan utama setiap orang

terutama dalam kedokteran gigi.

Perubahan warna yang terjadi pada

email atau dentin tentunya akan

sangat mengganggu dan menjadi

keluhan terutama bila terjadi pada

gigi anterior. Keluhan atau masalah

perubahan warna gigi ini biasa

disebut dengan diskolorasi gigi.1

Diskolorasi gigi ini dapat hanya

terjadi pada satu gigi, beberapa gigi,

atau semua gigi dan juga dapat hanya

terjadi pada permukaan, tetapi juga

dapat melibatkan stuktur gigi.2

Diskolorasi gigi ini dapat

diklasifikasikan menjadi dua macam,

yaitu diskolorasi intrinsik dan

Page 3: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

3

diskolorasi ekstrinsik. Diskolorasi

intrinsik adalah pewarnaan gigi yang

diakibatkan oleh noda yang terdapat

di dalam email dan dentin, misalnya

stain tetrasiklin. Diskolorasi

ekstrinsik ditemukan pada

permukaan luar gigi dan biasanya

lokal, seperti noda atau stain

tembakau.3

Faktor ekstrinsik yang menyebabkan

diskolorasi gigi terjadi karena

kebersihan mulut yang tidak baik

karena pengendapan makanan

sehingga dapat menyebabkan gigi

berwarna hijau, jingga, kuning, atau

cokelat. Pengaruh dari makanan

misalnya kopi, teh, kunyit dan lain-

lain. Pengaruh rokok dan tembakau

menghasilkan warna cokelat sampai

hitam pada bagian leher gigi.

Distribusi dan perubahan warna

karena rokok dan tembakau ini

tergantung pada tipe, jumlah dan

lamanya kebiasaan merokok. Contoh

lain penyebab diskolorasi gigi adalah

bahan tumpatan dari logam.2

Pemutihan gigi atau yang

lebih dikenal dengan istilah

bleaching adalah suatu cara

pemutihan kembali gigi yang

berubah warna sampai mendekati

warna gigi asli dengan proses

perbaikan secara kimiawi. Tujuan

prosedur pemutihan adalah

merestorasi warna normal pada gigi

dengan mengubah warna noda pada

gigi menggunakan bahan oksidator

atau reduktor yang bertujuan untuk

fungsi estetika. Salah satu bahan

pemutih gigi adalah hidrogen

peroksida yang merupakan oksidator

kuat yang jernih, tak berwarna, tak

berbau dan tidak mudah terbakar

yang umumnya digunakan untuk

memutihkan gigi pada konsentrasi

30%.4

Page 4: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

4

Bahan kimia hidrogen

peroksida harus ditangani dengan

hati-hati karena mempunyai efek

samping iskemik pada kulit dan

membran mukosa menyerupai luka

bakar kimiawi.3 Banyaknya

penderita yang sensitif terhadap

bahan bleaching dan besarnya biaya

yang harus dikeluarkan untuk

melakukan perawatan ini membuat

banyak peneliti untuk mencari bahan

alternatif lain yang lebih aman dan

lebih murah untuk digunakan sebagai

bahan bleaching.4 Efek samping dari

penggunaan bahan kimia pemutih

gigi tersebut, mendorong masyarakat

untuk menggunakan bahan yang

berasal dari alam, salah satunya

adalah madu.

Madu merupakan produk lebah

yang terbuat dari nektar yang

dikumpulkan lebah madu dari

berbagai tumbuhan berbunga.

Berdasarkan sumber nektarnya

beberapa jenis madu diantaranya

adalah madu kelengkeng yang

berasal dari bunga kelengkeng dan

madu randu yang berasal dari bunga

randu.5 Madu ketika teroksidasi

ternyata melepaskan senyawa

hidrogen peroksida yang fungsinya

sama-sama untuk memutihkan gigi

dan dikemukakan bahwa hasil

oksidasi madu menghasilkan reactive

oxygen species (ROS), diantaranya

hidrogen peroksida (H2O2) dan

superoksida. Diketahui bahwa

hidrogen peroksida (H2O2)

merupakan salah satu bahan yang

dapat digunakan untuk bahan

pemutih gigi (bleaching).6

Secara umum, semua jenis madu

memiliki kandungan gula tinggi

tetapi kadar air rendah dan

mempunyai tingkat keasaman, serta

mencegah pertumbuhan mikroba.

Page 5: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

5

Kebanyakan jenis madu

menghasilkan hidrogen peroksida

bila diencerkan (proses dilusi) karena

aktivasi enzim glukosa oksidase,

yang mengoksidasi glukosa menjadi

asam glukonat dan hidrogen

peroksida.7

Hidrogen peroksida yang berasal

dari bahan kimia murni bersifat

mengiritasi jaringan sedangkan

hidrogen peroksida yang berasal dari

madu tidak merusak ataupun

mengiritasi jaringan dikarenakan

mengandung antioksidan alami dan

berbagai enzim yang terkandung

dalam madu.5

Madu memiliki komponen

penting untuk memproduksi

hidrogen peroksida dengan metode

slow-release. Mekanisme slow-

release pada madu yang

menghasilkan hidrogen peroksida

adalah suatu reaksi kimia. Madu

mengandung glukosa dan enzim

glukosa oksidase. Dalam kondisi

tertentu enzim glukosa oksidase

memiliki kemampuan untuk

memecah glukosa menjadi hidrogen

peroksida namun tidak memiliki

kondisi yang sesuai untuk terjadinya

reaksi kimia tersebut. Untuk

mengaktifkan dan memulai dalam

pemecahan glukosa dalam madu,

enzim glukosa oksidase

membutuhkan pH antara 5,5 hingga

8,0. PH madu yang tidak didilusi

adalah antara 3,2 dan 4,5 yang mana

terlalu rendah untuk mengaktifkan

enzim tersebut.8

hidrogen peroksida diproduksi

secara enzimatis dalam madu. Enzim

glukosa oksidase disekresikan dari

kelenjar hipofaringeal lebah ke

dalam nektar untuk membantu

pembentukan madu dari nektar.9

Hidrogen peroksida dan keasaman

Page 6: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

6

madu dihasilkan dari proses reaksi

sebagai berikut :

Gambar 1. Proses pembentukan

hidrogen peroksida

Pada pengenceran madu atau dilusi,

Aktivitas meningkat dengan adanya

faktor 2500 sampai 50.000, sehingga

memberikan "slow release"

antiseptik pada tingkat yang

antibakteri tetapi tidak merusak

jaringan. Penurunan aktivitas

antibakteri ditunjukkan atas madu

yang didilusi sampai empat kali.

Reagen yang digunakan untuk

menghitung kadar hidrogen

peroksida dalam madu dengan

perubahan warna. Semakin pekat

warnanya maka semakin tinggi pula

konsentrasi hidrogen peroksida pada

madu. Warna yang dihasilkan,

diketahui bahwa madu konsentrasi

20% memiliki kadar hidrogen

peroksida setara dengan hidrogen

peroksida murni 1000

mikrogram/plate.10

90 jenis madu dikatakan bahwa

tingkat rata-rata dan akumulasi H2O2

terdapat dalam madu konsentrasi 20%

setelah 1 jam.11

Antara madu

kelengkeng dan madu randu

menyebutkan bahwa kandungan

kadar beta karoten yang terdapat

pada madu kelengkeng lebih kecil

dari kadar beta karoten madu randu.

Besarnya aktivitas antiradikal bebas

dan kadar beta karoten pada madu

kelengkeng adalah 82,10 % dan

1,9687 mg/100 g sedangkan untuk

madu randu yaitu 69,37 % dan

3,6327 mg/100 g.12

Berdasarkan uraian di atas,

maka penting dilakukan penelitian

Glukosa + H2O + O2 asam glukonat + H2O2

Page 7: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

7

ini untuk mengkaji dan mengetahui

pengaruh jenis madu terhadap

perubahan warna enael gigi (in vitro),

yang nantinya diharapkan dapat

menjadi salah satu pilihan terapi

efektif dan efisien dengan efek

samping yang minimal.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama

satu bulan, yaitu terhitung mulai

bulan Agustus 2013 sampai

September 2013 di Laboratorium

Biokimia Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta dan di

laboratorium tekstil Universitas

Islam Indonesia.

Jenis penelitian ini adalah

eksperimental laboratories secara in

vitro. Penelitian ini menggunakan

jenis madu randu dan madu

kelengkeng yang dilakukan proses

dilusi dengan penambahan aquades

kemudian dilakukan setrifugasi

dengan kecepatan 200 rpm dalam

suhu ruangan. Elemen gigi incisivus,

caninus dan premolar permanen

pasca ekstraksi yang berjumlah 20

buah yang sesuai dengan kriteria

inklusi dan eksklusi tersebut dibagi

menjadi 4 kelompok sampel yang

masing-masing 5 buah gigi yaitu

kelompok 1 (kontrol positif) dengan

bahan kimia hidrogen peroksida

(H2O2) 3 %, kelompok 2 (kontrol

negatif) dengan aquades, kelompok 3

(madu randu) konsentrasi dilusi 20

%, kelompok 4 (madu kelengkeng)

konsentrasi dilusi 20 %. Pengukuran

derajat warna gigi dilakukan dengan

alat spectrophotometer dan shade

guide.

Madu kelengkeng dan madu

randu masing-masing dijadikan

Page 8: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

8

konsentrasi sebesar 20% dengan

penambahan aquades steril.

Kemudian dilakukan sentrifugasi

dengan kecepatan 200 rpm dalam

suhu ruangan.13

Masing-masing gigi post-

ekstraksi tiap kelompok sampel

diberi nomor urut. Kemudian bagian

akar diolesi dengan cat kuku warna

putih bening hingga bagian servikal

dengan tujuan untuk menutup akar

sehingga larutan teh hitam tidak

berpenetrasi ke dalam tubulus dentin.

Seluruh gigi post-ekstrasi direndam

dalam larutan teh hitam hingga

terjadi perubahan warna dari warna

asalnya selama 12 hari.4

Pengukuran derajat perubahan

warna gigi dilakukan beberapa kali,

antara lain:

1. Pengukuran warna enamel gigi

sebelum didiskolorasi

menggunakan shade guide dan

spectrophotmeter.

2. Pengukuran warna enamel gigi

setelah didiskolorasi dalam

larutan teh hitam menggunakan

shade guide dan

spectrophotmeter.

3. Pengukuran kembali warna

enamel gigi setelah diberi

perlakuan terhadap masing-

masing kelompok menggunakan

shade guide dan

spectrophotmeter.

Dilakukan pencatatan dari hasil

perubahan warna pada masing-

masing gigi.

Proses bleaching dilakukan

dengan cara merendam sampel gigi

selama 1 jam setiap harinya dalam

kurun waktu 2 minggu. Dasarnya

ialah pemakaian home bleaching

yang umumnya baru terlihat setelah

2 minggu pengaplikasian.

Page 9: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

9

Analisis dilakukan dengan

paired t-test untuk mengetahui

pengaruh sebelum dan sesudah

perlakuan dilanjtkan dengan one way

ANOVA untuk mengetahui

perbedaan keefektivitasan antara

hasil oksidasi madu kelengkeng dan

madu randu terhadap derajat

perubahan warna enamel gigi (secara

in vitro). Selanjutnya dilakukan uji

LSD 0,05 (Least Significant

Difference) untuk mengetahui

perbedaan antara masing-masing

kelompok.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil selisih pengukuran

perubahan warna enamel gigi

sebelum dan sesudah perendaman

tiap kelompok perlakuan pada

pengukuran spectrophotometer dan

shade guide.

Tabel 1. Nilai dE*ab sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol positif dan

kelompok kontrol negatif dengan Spectrophotometer.

NO

dE*ab

Kontrol + Interval

Kontrol - Interval

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 102,92 103,11 -0,19 102,68 102,71 -0,03

2 103,1 103,06 0,04 102,93 103,05 -0,12

3 102,21 100,62 1,59 103,1 103,06 0,04

4 101,88 100,33 1,55 101,77 101,7 0,07

5 101,99 100,47 1,52 102,93 103,05 -0,12

Rata-rata 0,902 Rata-rata -0,032

Page 10: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

10

Tabel 2. Nilai dE*ab sebelum dan sesudah pada kelompok dilusi madu randu dan

kelompok dilusi madu kelengkeng dengan Spectrophotometer.

NO

dE*ab

Madu Randu Interval

Madu Kelengkeng Interval

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 102,55 102,63 -0,08 102,92 102,75 0,17

2 103,1 103,06 0,04 102,88 102,68 0,2

3 101,83 101,68 0,15 101,77 101,7 0,07

4 101,82 101,63 0,19 101,93 101,8 0,13

5 102,88 102,68 0,2 101,85 101,7 0,15

Rata-rata 0,1 Rata-rata 0,144

Pada tabel 1 dan 2 nilai

dE*ab pada Spectrophometer

sebelum lebih besar dari nilai

sesudah perendaman sehingga

didapat nilai interval positif. Hal ini

menunjukkan

terjadinya selisih angka yang

menurun berarti terjadi penyerapan

warna ke arah terang. Penyerapan

warna ini disebabkan oleh berbagai

faktor, yang akan dijelaskan lebih

rinci pada pembahasa

Page 11: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

11

Tabel 3. Nilai sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol positif dan kelompok

kontrol negatif dengan Shade guide

NO

Shade Guide

Kontrol + Interval

Kontrol - Interval

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 A3 A1 7 A3 A3 0

2 A3 B1 8 B3 B3 0

3 A3 A1 7 A3,5 A3,5 0

4 A3 B2 6 A3,5 A3,5 0

5 A3 B1 8 A3 A3 0

Rata-rata 7,2 Rata-rata 0

Tabel 4. Nilai sebelum dan sesudah pada kelompok dilusi madu randu dan

kelompok dilusi madu kelengkeng dengan Shade guide.

NO

Shade Guide

Madu Randu Interval

Madu Kelengkeng Interval

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 B2 B1 2 D4 B1 7

2 A3 A2 4 B3 A2 6

3 A2 A1 3 B3 A2 6

4 A3,5 A3,5 0 A4 A3 6

5 A3 A3 0 B3 D2 7

Rata-rata 1,8 Rata-rata 6,4

Berdasarkan tabel 3 dan 4

nilai shade guide sesuai urutan nilai

orientasi warna menunjukkan selisih

dengan angka yang besar dan positif

hal ini menujukkan perubahan warna

ke arah terang. Makin besar selisih

angka pada nilai orentasi warna

shade guide makin ke arah terang.

Dari data dE*ab dan shade

guide tersebut dilakukan terlebih

dahulu uji

Page 12: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

12

normalitas untuk setiap data sebelum

dan sesudah dengan

spectrophotometer dan shade guide

untuk menentukan uji hipotesis yang

akan dilakukan selanjutnya. Pegujian

normalitas dilakukan dengan uji

normalitas Shapiro-Wilk karena

sampel yang digunakan kecil (n ≤

50). Berikut data hasil uji

normalitasnya :

1. Spectrophotometer

Tabel 5. Data uji normalitas sebelum spectrophotometer

Tests of Normality

KELOMPOK Kolmogorov-

Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Sebelum Kontrol positif 0,247 5 0,200* 0,869 5 0,264

Kontrol negatif 0,298 5 0,166 0,789 5 0,066

Madu randu 0,247 5 0,200* 0,872 5 0,276

Madu kelengkeng 0,322 5 0,099 0,768 5 0,043

Tabel 6. Data uji normalitas sesudah spectrophotometer

Tests of Normality

KELOMPOK Kolmogorov-

Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Sesudah Kontrol positif 0,334 5 0,070 0,743 5 0,026

Kontrol negatif 0,317 5 0,113 0,708 5 0,011

Madu randu 0,276 5

0,200*

0,857 5 0,217

Madu kelengkeng 0,327 5 0,086 0,749 5 0,029

Page 13: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

13

Berdasarkan dari tabel 5 dan

6 untuk hasil uji normalitas Shapiro-

Wilk sebelum dan sesudah pada

pengukuran dengan

spectrophotometer diperoleh hasil

bahwa nilai p<0,05 untuk setiap

kelompok kontrol positif, kelompok

kontrol negatif, kelompok dilusi

madu randu dan kelompok dilusi

madu kelengkeng. Hal ini

menunjukan bahwa terdistribusi data

tidak normal.

Data pengukuran

spectrophotometer yang terdistribusi

tidak normal akan dilanjutkan

dengan uji hipotesis non parametrik

yaitu uji Wilcoxon.

Tabel 7. Data uji Wilcoxon spectrophotometer

Test Statisticsc

Sesudah

Kontrol (+) –

Sebelum

Kontrol (+)

Sesudah

Kontrol(-) –

Sebelum

Kontrol (-)

Sesudah

Madu Randu

– Sebelum

Madu Randu

Sesudah

Madu

Kelengkeng

– Sebelum

Madu

Kelengkeng

Z -1,483a -,677

b -1,483

a -2,023

a

Asymp. Sig. (2-

tailed)

,138 ,498 ,138 ,043

Berdasarkan tabel 7

hasil uji Wilcoxon untuk

pengukuran perubahan warna

melalui spectophotometer

diperoleh nilai signifikansi

untuk kelompok dilusi madu

Page 14: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

14

kelengkeng 20 % yaitu 0,043

(p<0,05) artinya terdapat

perbedaan nilai dE*ab yang

bermakna antara sebelum dan

sesudah pada kelompok madu

kelengkeng dengan

konsentrasi 20% dengan lama

perendaman 1 jam.

Normalitas data

spectrophotometer yang

diperoleh tidak terdistribusi

normal maka untuk alternatif

uji one way ANOVA yang

dipilih adalah uji Kruskal

Wallis dengan hasil data

sebagai berikut

Tabel 8. Hasil uji Kruskal

wallis data

spectrophotometer

Test Statisticsa,b

SELISI

H

Chi-square 5,516

Df 3

Asymp.

Sig.

0,138

Dengan uji Kruskal –

Wallis, diperoleh nilai p =

0,138. Oleh karena nilai p >

0,05, maka dapat diambil

kesimpulan tidak terdapat

perbedaan antara sebelum

dan sesudah pada setiap

kelompok perlakuan dengan

pengukuran

spectrophotometer.

Page 15: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

15

1. Shade guide

Tabel 9. Data uji normalitas sebelum shade guide

KELOMPOK Kolmogorov-

Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Sebelumsg Kontrol negatif 0,254 5 0,200* 0,803 5 0,086

Madu randu 0,252 5 0,200* 0,943 5 0,685

Madu kelengkeng 0,332 5 0,075 0,873 5 0,278

Tabel 10. Data uji normalitas sesudah shade guide

Tests of Normality

Kelompok Kolmogorov-

Smirnova Shapiro-Wilk

Statisti

c Df Sig. Statistic Df Sig.

Sesudah sg Kontrol positif 0,231 5 0,200* 0,881 5 0,314

Kontrol negatif 0,254 5 0,200* 0,803 5 0,086

Madu randu 0,193 5 0,200* 0,933 5 0,619

Madu kelengkeng 0,272 5 0,200* 0,942 5 0,680

Berdasarkan dari tabel

9 dan 10 untuk hasil uji

normalitas Shapiro-Wilk

sebelum dan sesudah pada

pengukuran dengan shade

guide didapatkan hasil bahwa

nilai p > 0,05 untuk setiap

kelompok kontrol positif,

kelompok kontrol negatif,

kelompok dilusi madu randu

dan kelompok dilusi madu

kelengkeng. Hal ini

menunjukan bahwa

penyebaran data terdistribusi

normal.

Page 16: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

16

Data pengukuran

shade guide yang terdistribusi

normal akan dilanjutkan

dengan uji non parametrik

Wilcoxon. Berikut data hasil

pengujiannya

Tabel 11. Data uji wilcoxon shade guide

Test Statisticsc

SesudahKont

rolP -

SebelumKont

rolP

SesudahKOn

trolN -

SebelumKont

rolN

SesudahMad

uRandu -

SebelumMad

uRandu

SesudahMad

uKelengkeng

-

SebelumMad

uKelengkeng

Z -2,041a ,000

b -1,604

a -2,070

a

Asymp. Sig. (2-

tailed)

,041 1,000 ,109 ,038

Berdasarkan tabel 11

hasil uji Wilcoxon untuk

pengukuran perubahan warna

melalui shade guide pada

kelompok kontrol positif dan

kelompok dilusi madu

kelengkeng diperoleh nilai

signifikasi p < 0,05 artinya

terdapat perbedaan rerata

yang bermakna dari nilai

shade guide kelompok

kontrol positif dengan

hidrogen peroksida 3 % dan

dilusi madu kelengkeng

dengan konsentrasi 20%

dengan lama perendaman 1

jam. Hasil uji wilcoxon untuk

kelompok kontrol negatif dan

kelompok dilusi madu randu

diperoleh nilai signifikansi p

> 0,05 artinya tidak terdapat

perbedaan rerata yang

Page 17: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

17

bermakna dari nilai shade

guide pada kelompok

tersebut.

Tabel 12. Hasil uji one way

ANOVA shade guide

SELISIHSG

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

4,012 3 16 ,026

Berdasarkan

hasil uji homogentitas pada

tabel 12 menunjukkan bahwa

p = 0,026 yaitu p < 0,05

artinya bahwa variansi data

berbeda atau tidak homogen.

Karena varian data tidak

sama maka hasil uji ANOVA

pada tabel berikutnya tidak

valid, untuk itu dilakukan uji

dengan Kruskal Wallis.

Tabel 13 Hasil uji Kruskal-

Wallis shade guide

Test Statisticsa,b

SELISIHS

G

Chi-square 15,825

Df 3

Asymp.

Sig.

,001

Berdasarkan

tabel 13 data hasil uji

Kruskal-Wallis untuk

pengukuran dengan shade

guide diperoleh nilai p =

0,001. Oleh karena nilai p <

0,05, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa paling

tidak terdapat perbedaan

antara sebelum dan sesudah

setiap perlakuan kelompok.

Untuk mengetahui kelompok

mana yang mempunyai

perbedaan, maka harus

dilakukan analisis Post Hoc

untuk uji Kruskal-Wallis

adalah dengan Mann-Whitney

U. Berikut hasil datanya

Page 18: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

18

Tabel 14. Hasil data uji Mann-Whitney

No Mann-Whitney Asymp. Sig. (2-Tailed)

1

Kontrol

Positif

Kontrol Negatif 0,005*

2 Dilusi Madu Randu 0,008*

3

Dilusi Madu

Kelengkeng 0,049*

4 Kontrol

Negatif

Dilusi Madu Randu 0,054

5

Dilusi Madu

Kelengkeng 0,005*

6

Dilusi Madu

Randu

Dilusi Madu

Kelengkeng 0,032*

Pada tabel 14 dapat

ditarik kesimpulan bahwa

kelompok yang mempunyai

perbedaan adalah pada nilai

signifikansi p < 0,05 yaitu

pada kelompok kontrol

positif dengan kelompok

kontrol negatif, kelompok

kontrol positif dengan

kelompok dilusi madu randu,

kelompok kontrol positif

dengan kelompok dilusi

madu kelengkeng, kelompok

kontrol negatif dengan

kelompok dilusi madu randu,

kelompok kontrol negatif

dengan kelompok dilusi

madu kelengkeng dan

kelompok dilusi madu randu

dengan kelompok dilusi

madu kelengkeng. Antara

kelompok kontrol negatif

dengan kelompok dilusi

madu randu tidak terdapat

perbedaan yang akan

dijelaskan lebih rinci pada

pembahasan.

Urutan perbedaan

yang berpengaruh antara

Page 19: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

19

kelompok yang satu dengan

kelompok yang lain yaitu

sebagai berikut

Tabel 15. Urutan perbedaan nilai Mann-Whitney tiap kelompok

No Mann-Whitney

Asymp. Sig.

(2-Tailed)

1 Kontrol Positif Kontrol Negatif 0,005*

2 Kontrol Negatif

Dilusi Madu

Kelengkeng 0,005*

3 Kontrol Positif Dilusi Madu Randu 0,008*

4

Dilusi Madu

Randu

Dilusi Madu

Kelengkeng 0,032*

5 Kontrol Positif

Dilusi Madu

Kelengkeng 0,049*

6 Kontrol Negatif Dilusi Madu Randu 0,054

Antara kelompok

kontrol positif dengan

kelompok dilusi madu

kelengkeng mempunyai nilai

p = 0,049 artinya mendekati

signifikansi p > 0,05. Hal

tersebut menyatakan bahwa

terdapat perbedaan antara

kelompok dilusi madu

kelengkeng dengan kelompok

kontrol positif terhadap

perubahan warna enamel gigi

namun tidak signifikan.

A. PEMBAHASAN

Madu merupakan

produk lebah yang sudah

banyak dikenal dan diteliti.

Madu terbuat dari nektar

yang dikumpulkan lebah

madu dari berbagai tumbuhan

berbunga. Lebah akan

menyimpan nektar di

sarangnya dalam bentuk

Page 20: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

20

madu sebagai makanan

mereka sendiri. Lebah madu

mengumpulkan nektar bunga

dan serbuk sari dengan

kandungan yang kaya akan

allelochemicals dan fenol.

Oksidasi kandungan tersebut

menghasilkan reactive

oxygen species (ROS) yang

diantaranya terdapat H2O2

dan superoxide. Diketahui

bahwa hidrogen peroksida

(H2O2) merupakan salah satu

bahan yang dapat digunakan

untuk bahan pemutih gigi

atau bleaching.6

Berdasarkan sumber

nektarnya beberapa jenis

madu diantaranya adalah

madu kelengkeng dan madu

randu. Madu kelengkeng dan

madu randu termasuk dalam

madu monofloral atau madu

yang berasal dari satu jenis

bunga yaitu bunga

kelengkeng dan bunga

randu.5

Untuk mengetahui

adanya pengaruh jenis madu

antara madu kelengkeng dan

madu randu terhadap

perubahan warna gigi

dilakukan penelitian dengan

menggunakan sejumlah

sampel gigi post ekstraksi.

Sampel gigi terlebih dahulu

diukur intensitas cahanyanya

dengan spectrophotometer

dilanjutkan dengan shade

guide. Selanjutnya dilakukan

perendaman dengan larutan

teh hitam untuk perlakuan

diskolorasi ekstrinsik selama

12 hari. Lamanya perlakuan

diskolorasi ini berdasarkan

penelitian pendahuluan

Page 21: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

21

bahwa terjadi perubahan

warna dari A2 menjadi D4.

Perubahan warna atau

diskolorasi ekstrinsik dengan

teh karena teh mengandung

tannin yang dapat

membentuk stain

dibandingkan dengan kopi

yang hanya mengandung

kromogen tapi rendah akan

tannin. Teh cukup agresif dan

merupakan stainer

dibandingkan kopi menurut

Mark S. Wolff, DDS, PhD,

ketua departemen cariology

dan komprehensif perawatan

di New York University

School of Dentistry di New

York City.14

Pada penelitian ini

teknik bleaching yang

digunakan adalah external

bleaching khususnya merujuk

pada teknik home bleaching.

Bahan bleaching yang biasa

digunakan adalah karbamid

peroksida 10-15% atau

sebanding dengan hidrogen

peroksida 3%.16

Sampel penelitian

yang digunakan sebanyak 20

buah gigi ekstraksi yang

sesuai dengan kriteria inklusi

dan eksklusi. Sampel yang

digunakan dalam penelitian

ini ditentukan menggunakan

rumus dan hasil besar sampel

untuk tiap kelompok adalah 5.

Terdapat 4 kelompok yaitu

kelompok kontrol positif

dengan perendaman bahan

kimia hidrogen peroksida

(H2O2) 3%, kelompok

kontrol negatif dengan

perendaman aquades,

kelompok dilusi madu randu

Page 22: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

22

konsentrasi 20 % dan

kelompok dilusi madu

kelengkeng konsentrasi 20%.

Masing-masing kelompok

diberi perlakuan dengan

konsentrasi 20 % dan

perendaman selama 1 jam,

hal ini sesuai dengan

Kwakman dan Zaat (2012)

dari 90 jenis madu tingkat

rata-rata dan akumulasi

hidrogen peroksida terdapat

dalam madu konsentrasi 20%

setelah 1 jam.11

Berdasarkan tabel

data angka dE*ab dari

pengukuran

spectrophotometer dapat

dilihat bahwa pada kelompok

kontrol positif memiliki

interval data yang lebih besar

di bandingkan dengan

kelompok lainnya. Hal ini

menunjukkan penyerapan

warna ke arah terang. Salah

satu faktor yang berpengaruh

dari alat spectrophotometer

adalah sumber cahaya (Ultra

violet) untuk pengukuran

penyerapan warna yang

nantinya dapat dilihat dan di

catat dalam bentuk angka.16

Faktor penyerapan

warna gigi pada penelitian ini

berbeda tergantung dari

ketebalan email tiap masing-

masing gigi, warna awal gigi

yang berbeda dan kondisi

gigi yang berbeda yaitu

kondisi gigi pasca pencabutan

yang tidak lagi disuplai oleh

pembuluh darah dan syaraf

serta tidak sesuai dengan

kondisi gigi di dalam rongga

mulut yang sebenarnya.

Page 23: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

23

Hasil penelitian baik

pada pengukuran dengan

spectrophotometer dan shade

guide pada kelompok kontrol

positif dan kelompok dilusi

madu kelengkeng terdapat

perbedaan rerata sebelum dan

sesudah perlakuan tetapi

tidak signifikan. Hal ini

disebabkan karena kadar

glukosa pada madu

kelengkeng dan madu randu

berbeda.17

Kandungan

senyawa murni hidrogen

peroksida 3 % tidak

sebanding dengan kandungan

hidrogen peroksida yang

terdapat di dalam madu.

Perbedaan karakteristik

hidrogen peroksida yang

terdapat di dalam masing-

masing madu terutama pada

madu kelengkeng yang

memiliki kandungan glukosa

yang lebih tinggi

dibandingkan dengan madu

randu diantaranya adalah

jenis gula pereduksi tiap

madu yang berbeda. Kadar

glukosa yang tinggi akan

mengahasilkan kadar

hidrogen peroksida yang

tinggi pula.8 Proses produksi

madu oleh lebah itu sendiri

merupakan proses yang

kompleks, seperti musim,

asal tanaman atau bunga yang

berbeda, pengolahan dan juga

diet lebah sehingga

kemungkinan besar terjadi

perbedaan kadar dan

komposisi gula pereduksi di

antara berbagai jenis madu

yang beredar di masyarakat.

Kebanyakan jenis

madu menghasilkan hidrogen

Page 24: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

24

peroksida bila diencerkan

(proses dilusi) karena aktivasi

enzim glukosa oksidase, yang

mengoksidasi glukosa

menjadi asam glukonat dan

hidrogen peroksida.7

Hasil pengukuran pH

madu randu dan madu

kelengkeng merk nusantara

yang dipakai pada penelitian

ini sebesar 4,1 dan 4,5 yaitu

sesuai dengan kadar pH madu

pada umumnya sedangkan

setelah dilakukan dilusi

dengan konsentrasi sebesar

20% dengan penambahan

aquades steril Kemudian

dilakukan sentrifugasi dengan

kecepatan 200 rpm dalam

suhu ruangan menunjukkan

besar pH dilusi madu randu

konsentrasi 20% sebesar 7,2

dan besar pH dilusi madu

kelengkeng 20 % sebesar 6,2.

Hal tersebut menunjukkan

besar pH yang sesuai untuk

dapat mengaktifkan enzim

glukosa oksidase untuk

menghasilkan kadar hidrogen

peroksida.13

Hasil data uji Mann

Whitney (shade guide)

menunjukan antara kelompok

kontrol negatif dengan

kelompok dilusi madu randu

tidak terdapat perbedaan yang

signifikan dibandingkan

dengan kelompok lainnya

yang mengalami perbedaan

yang signifikan. Hal ini bisa

dilihat dari tabel selisih shade

guide yaitu pada selisih

antara kontrol negatif yang

menunjukan angka 0 dan

dilusi madu randu sebesar 0,8

yang mana selisih antara

Page 25: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

25

keduanya yaitu – 0,8. Dapat

disimpulkan bahwa tidak

terdapat perbedaan antara

kedua kelompok tersebut dan

sesuai dengan uji Mann

Whitney.

Dalam pelaksanaan

penelitian terdapat beberapa

kendala yang mempengaruhi

hasil penelitian. Pada

pengukuran dengan

spectrophotometer

diantaranya adalah spesimen

tiap gigi yang berbeda-beda

pada ketebalan email dan

warna awal yang

mempengaruhi hasil

penyerapan warna yang

berbeda–beda pula, hal ini

disebabkan karena kesulitan

memperoleh spesimen gigi

yang sama. Posisi gigi saat

disinari oleh

spectrophotometer tidak

tepat sama dan posisi

mahkota gigi yang akan

disinari tidak tepat berada di

tengah arah penyinaran sinar.

Hal ini dikarenakan kesulitan

dalam penempatan posisi gigi

dalam alat.

Kendala dalam

pengukuran shade guide yaitu

hasil yang subjektif. Esan

(2008) menyebutkan bahwa

persepsi warna pada shade

guide memang tidak selalu

sama dengan hasil yang bisa

diprediksi denga tepat, hal ini

dipengaruhi oleh pemahaman

variabel terhadap persepsi

warna (hue, chroma dan

value) seperti cahaya,

lingkungan dan klinisi yang

melakukan (subjektif).18

Page 26: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

26

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah

dilakukan dapat dismpulkan

bahwa

1. Adanya pengaruh jenis madu

terhadap perubahan warna

enamel gigi yaitu pada jenis

dilusi madu kelengkeng 20%

berdasarkan analisis Wilcoxon

baik pada pengukuran

spectrophotometer dan shade

guide.

2. Berdasarkan hasil uji Kruskal

Wallis pada pengukuran

spectrophotometer nilai

signifikansi p > 0,05 yang

artinya tidak terdapat perbedaan

yang signifikan pada setiap

kelompok dengan pengukuran

spectrophotometer.

3. Berdasarkan hasil uji Mann

Whitney pada pengukuran shade

guide terdapat perbedaan antara

kelompok dilusi madu

kelengkeng dengan kelompok

kontrol positif terhadap

perubahan warna enamel gigi

namun tidak signifikan.

4. Bahan hidrogen peroksida dalam

kandungan madu kelengkeng 20

% dapat memutihkan gigi dalam

suatu reaksi dilusi walaupun

hasilnya belum sebanding

dengan bahan pemutih yang

tersedia seperti hidrogen

peroksida 3%.

B. SARAN

1. Diadakan penelitian lanjutan

untuk menguji jenis madu

terhadap gigi vital secara in vivo

yang efektif.

2. Diadakan penelitian lanjutan

untuk mengetahuai kadar enzim

glukosa oksidase sendiri dalam

madu yang berperan dalam

Page 27: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

27

pemecahan glukosa menjadi

hidrogen peroksida.

3. Diadakan penelitian lanjutan

untuk mengetahui efek bahan

bleaching dalam penelitian

terhadap jaringan keras dan

jaringan lunak.

4. Diadakan penelitian serupa

dengan sampel baik deri segi

jumlah, warna awal yang sama,

atau sesuai kondisi keadaan

rongga mulut.

5. Diadakan penelitian dengan

jenis variasi madu yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sundoro, Edi Hartini. Serba

Serbi Ilmu Konservasi Gigi.

UI Press: Jakarta. 2007

2. Tarigan, Rasinta. Perawatan

Pulpa Gigi (Endodonti).

Jakarta: EGC. 2006

3. Grossman, Louiss. I. dkk.

Ilmu Endodontic Dalam

Praktek. Jakarta: EGC. 1995

4. Juwita Margaretha, Devi

Rianti, Asti Meizarini.

Perubahan Warna Enamel

Gigi Setelah Aplikasi Pasta

Buah Stroberi Dan Gel

Karbamid Perosida 10%

(Effect Of Strawberry Paste

And Carbamide Peroxide Gel

10% Towards The Brightness

Enamel Tooth). Material

Dental Journal. 2009

Volume 1(1) Hlm 16-20.

5. Suranto, Adji. Khasiat &

Manfaat Madu Herbal.

Jakarta : AgroMedia Pustaka.

2004

6. Korayem, Ahmad M.,

Khodairy, Mohamed M.,

Abdel-Aal, Abdel-Aal A., El-

Sontaby, Ayman A.M. The

Protective Strategy Of

Antioxidant Enzymes

Against Hydrogen Peroxide

In Honey Bee (Apis

Mellifera) During Two

Different Seasons. Journal Of

Biology And Earth Science,

2012. B93-B109.

7. Mohapatra,D.P.,Thakur.V.,Br

ar.,S.K. Antibacterial

Efficacy Of Raw And

Processed Honey.

Biotechnology Research

International, 2011.1-6

8. Honeymark. The Hydrogen

Peroxide Producing Capacity

of Honey. 2009

http;//honeymark.articlealley.

com/the-hydrogen-peroxide-

producing-capacity-of-honey-

880552.html

9. Olaitan, Peter.B., Adeleke,

Olufemi.E., Ola, Iyabo O.

Honey: A Reservoir For

Microorganism And An

Inhibitory Agent For

Microbes. African Health

Sciences,2007. 7(3), 159-

165.

Page 28: PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34862.pdf1 PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI (IN VITRO) 1Arina Zakiyyatun Nisa,

28

10. White, J.W. Inhibine and

Glucose Oxidase in Honey –

A Review. American Bee

Journal : 1966. Vol 106 No.

6.

11. Kwakman,P.H.S. dan

Zaat,S.A.J. Antibacterial

Components of Honey.

IUBMBLife 2012. 64, 48–55.

12. Parwata, I. M., Ratnayani, K.,

& Listya, A. Aktivitas

Antiradikal Bebas Serta

Kadar Beta Karoten Pada

Madu. Jurnal Kimia . 2010. 4

(1) , 54-62.

13. Chen, Cuilan., Campbell,

Leona T., Blair, Shona E.,

Carter, Dee A. The effect of

standard heat and filtration

processing procedures on

antimicrobial activity and

hydrogen peroxide levels in

honey. Frontiers In

Microbiology : 2012. Volume

3, Article 265.

14. Mark S. Wolff. Foods snd

Habits that Stain Your Teeth.

2005.

http://www.webmd.com/oral-

health/features/foods-stain-

teeth-feature

15. Haywood V.B. History,

Safety and Effectiveness of

Current Bleaching

Techniques and Applications

of Nightguard Vital

Bleaching

Technique.Quintessence

International. 1992. 23:7.

471-488.

16. Triyati, Etty.

Spektrofotometer Ultra

Violet dan Sinar Tampak

serta aplikasinya dalam

oseanologi.. Oseana. 1995.

10 (1), 39-47.

17. Ratnayani, K., S, N. M., &

Gitadewi, I. G. Penentuan

Kadar Glukosa Dan Fruktosa

Pada. Jurnal Kimia. 2008. 2

(2) , 77-86

18. Esan, Temitope Ayodeji.,

Bamise, Cornelius Takunbo.,

Akeredolu, Patricia

Adetokunbo., Helen,

Onakpoya Oluwatoyin.,

Oziegbe, Elizabeth

Obhioneh. Evaluation Of

Shade Matching

Practicesamong Nigerian

Dentists. De Clínica e

Pesquisa Odontológica.

2008. Rev. Clín. Pesq.

Odontol., Curitiba, Vol 4, n.

3, p. 161-168