Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

20
127 Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mayz.L) Pada Tingkat Umur Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) The Effect Spacing of Growth and Yield Corn (Zea mayz.L) of The Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq) Grade Aged M.NUR 1 , ASRUL 2 , DAN RAFIUDDIN 2 1 Magister Agroteknologi , Fakultas Pertanian UniversitasHasanuddin, Makassar 2 Prodi Magister Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar Email : [email protected] Diterima 05 Juni 2018 / Direvisi 05 Juni 2018 / Disetujui 12 Desember 2018 ABSTRAK Penelitian pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil jagung pada tingkat umur kelapa sawit dilakukan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan tingkat umur kelapa sawit serta interaksi antara jarak tanam dan tingkat umur kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan hasil jagung. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Mamuju Tengah Propinsi Sulawesi Barat, dari bulan Juli sampai Oktober tahun 2016. Percobaan dalam bentuk Rancangan Acak Kelompok 1 faktor, perlakuannya adalah jarak tanam 50 cm x 25 cm, 60 cm x 25 cm dan 70 cm x 25 cm. Perlakuan dilakukan pada kelapa sawit umur 1,5 tahun, 2,5 tahun dan 3,5 tahun dan tanpa kelapa sawit, dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jarak tanam 70 cm x 25 cm terbaik pada semua tingkat umur, dan jagung pada kelapa sawit umur 2,5 tahun secara umum terbaik, terutama pada laju tumbuh relatif (9,93 g tan 2 .minggu -1 ) , hasil biji pipilan (5,58 ton ha -1 ), dan ada interaksi. Kata kunci : Pertumbuhan vegetatif, indeks luas daun, Intensitas cahaya, hasil biji, indeks panen. ABSTRACT The research spacing of corn growth and yield of the palm oil various aged is to know the effect of the spacing, palm oil grade aged, and interaction. The research was conducted in Central Mamuju regency. West Sulawesi from July to October, 2016. Experiments in the form of RAK 1 factor , the treatment is spacing of 50 cm x 25 cm, 60 cm x 25 cm and 70 cm x 25 cm, performed on palm oil aged 1.5 years, 2.5 years, 3.5 years and without palm oil, and repeated 3. The result showed for 70 cm x 25 cm is the best for all grade aged. The best especially in general for, relative growth rate ( 9.93 g. plant- 2 .week - 1 ), grain yield (5.58ton ha -1 ) of corm of aged 2.5 yr palm oil and there is interaction. Keywords: Vegetative growth, life area index, sunlight intensity, grain yield, harvest index

Transcript of Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Page 1: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

127

Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mayz.L) Pada Tingkat Umur

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)

The Effect Spacing of Growth and Yield Corn (Zea mayz.L) of The Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq) Grade Aged

M.NUR1, ASRUL2, DAN RAFIUDDIN2

1Magister Agroteknologi , Fakultas Pertanian UniversitasHasanuddin, Makassar 2Prodi Magister Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar

Email : [email protected]

Diterima 05 Juni 2018 / Direvisi 05 Juni 2018 / Disetujui 12 Desember 2018

ABSTRAK

Penelitian pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil jagung pada tingkat umur kelapa sawit dilakukan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan tingkat umur kelapa sawit serta interaksi antara jarak tanam dan tingkat umur kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan hasil jagung. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Mamuju Tengah Propinsi Sulawesi Barat, dari bulan Juli sampai Oktober tahun 2016. Percobaan dalam bentuk Rancangan Acak Kelompok 1 faktor, perlakuannya adalah jarak tanam 50 cm x 25 cm, 60 cm x 25 cm dan 70 cm x 25 cm. Perlakuan dilakukan pada kelapa sawit umur 1,5 tahun, 2,5 tahun dan 3,5 tahun dan tanpa kelapa sawit, dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jarak tanam 70 cm x 25 cm terbaik pada semua tingkat umur, dan jagung pada kelapa sawit umur 2,5 tahun secara umum terbaik, terutama pada laju tumbuh relatif (9,93 g tan2.minggu-1) , hasil biji pipilan (5,58 ton ha-1), dan ada interaksi.

Kata kunci : Pertumbuhan vegetatif, indeks luas daun, Intensitas cahaya, hasil biji, indeks panen.

ABSTRACT

The research spacing of corn growth and yield of the palm oil various aged is to know the effect of the spacing, palm oil grade aged, and interaction. The research was conducted in Central Mamuju regency. West Sulawesi from July to October, 2016. Experiments in the form of RAK 1 factor , the treatment is spacing of 50 cm x 25 cm, 60 cm x 25 cm and 70 cm x 25 cm, performed on palm oil aged 1.5 years, 2.5 years, 3.5 years and without palm oil, and repeated 3. The result showed for 70 cm x 25 cm is the best for all grade aged. The best especially in general for, relative growth rate ( 9.93 g. plant-2.week- 1 ), grain yield (5.58ton ha-1) of corm of aged 2.5 yr palm oil and there is interaction. Keywords: Vegetative growth, life area index, sunlight intensity, grain yield, harvest index

Page 2: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Buletin Palma Volume 19 No. 2, Desember 2018: 127 - 146

128

PENDAHULUAN

Indonesia mempunyai luas areal sawit

mencapai 12,3 juta hektarare (ha). Jumlah tersebut

terdiri Perkebunan Rakyat (PR) 4,76 juta ha,

Perkebunan Negara Besar (PNB) 753 ribu ha dan

Perkebunan Swasta Besar (PBS) 6,8 juta ha, dan

luas lahan kelapa sawit belum menghasilkan

sekitar 2,4 juta ha. Adapun produksi minyak sawit

nasional mencapai 35,36 juta ton dengan

produktivitas 3,82 kg/ha. (BPS, 2017).

Pada tahun 2017 Indonesia mengimpor

jagung pipil untuk kebutuhan ternak sebesar 290

ribu ton jagung pipil untuk kebutuhan pakan

ternak. Akan tetapi merupakan jagung untuk

bahan pemanis sweetener dan gluten pada

industri makanan dan minuman. Artinya sudah

swasembada jagung karena seluruh kebutuhan

jagung pakan ternak sudah diproduksi sendiri

(BPS, 2017). Impor jagung Indonesia pada periode

September 2018 mencapai 72.710.184 kilogram

atau 72.710 ton. Secara tahunan dari Januari

hingga September, impor jagung mencapai 481.471

ton naik jika dibandingkan posisi yang sama pada

tahun lalu sebesar 360.355 ton. Nilai impor jagung

tahun ini sampai September mencapai USD 105

juta, sementara tahun lalu USD 80 juta. Adapun

negara terbesar pemasok jagung ke Indonesia

adalah Argentina sebesar 217.382 ton sejak awal

tahun hingga September. Kemudian disusul

berturut-turut oleh Amerika Serikat (AS), Brasil,

Australia, dan Thailand, (BPS 2018).

Permintaan hasil komoditas jagung terus

meningkat dari tahun ke tahun baik untuk pangan,

maupun untuk pakan ternak. Peningkatan

permintaan jagung untuk pangan sebesar 4,57 %

dan untuk pakan ternak adalah sebesar 7,38 % per

tahun (Bappenas, 2014). Namun demikian

produksi jagung hanya mengalami peningkatan

sebesar 3,08 % pada tahun 2014 dan 3,18 % pada

tahun 2015 dengan produksi jagung sekitar 19,61

juta ton sehingga masih diperlukan inpor sekitar 3

juta ton untuk kebutuhan ternak (BPS, 2016). Hal

ini menunjukkan bahwa produksi jagung nasional

belum mampu memenuhi kebutuhan dalam

negeri, baik untuk pangan maupun untuk pakan

ternak, oleh karena itu peningkatan produksi

jagung sangat perlu dilakukan.

Sistem tanam polikultur kelapa sawit

adalah mengusahakan tanaman perkebunan,

hortikultura, dan tanaman semusim sebagai

tanaman sela diantara kelapa sawit. Jenis tanaman

sela tergantung kondisi kelapa sawit, lahan, iklim,

status teknologi, dan bentuk usaha taninya. Pola

tanam polikultur kelapa sawit lebih

menguntungkan dibandingkan dengan sistem

monokultur apabila dilakukan dengan benar dan

tepat. Keuntungan polikultur kelapa sawit yaitu

produktivitas lahan lebih tinggi, jenis komoditas

yang dihasilkan beragam, memperoleh hasil

tambahan, memperbaiki kesuburan tanah,

mencegah erosi, hemat dalam pemakaian sarana

produksi dan resiko kegagalan dapat dikurangi.

Subah dan Tayeb (1999) melaporkan

bahwa pada pertanaman kelapa sawit umur 0 - 1

tahun, 1 - 2 tahun dan 2 - 3 tahun, luas lahan yang

dapat dimanfaatkan untuk tanaman sela berturut-

turut adalah 50 - 80%, 35 - 50% dan 15 - 35%. Hasil

penelitian Broughton (1976), menjelaskan bahwa

panjang pelepah dan akar kelapa sawit sampai

umur 2 tahun tidak lebih dari 2 m sehingga masih

memungkinkan untuk ditanami tanaman sela.

Pernyataan yang sama oleh Tjahyana et al., (2000)

dalam Ruskandi, (2003), bahwa tumpangsari

tanaman dapat meningkatkan jumlah bunga

betina dan buah kelapa yang satu famili dengan

tanaman kelapa sawit pada setiap tahunnya,

peningkatan jumlah bunga betina sebesar 30 %

dan buah jadi 20 %.

Penerapan teknologi pola tanam

polikultur kelapa sawit akan meningkatkan

produktivitas lahan dan pendapatan petani.

Peningkatan produktivitas lahan dikawasan

perkebunan kelapa sawit muda dalam jangka

panjang akan membantu mewujudkan ketahanan

pangan nasional, khususnya swasembada jagung

di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh jarak tanam dan tingkat umur kelapa

sawit dan interaksinya terhadap pertumbuhan dan

hasil jagung.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Desa Karossa,

Desa Mora Kecamatan Karossa, Kabupaten

Page 3: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jagung (Zea Mayz.L) Pada Tingkat Umur Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) (M. Nur, et al.)

129

Mamuju Tengah, Sulawesi Barat pada bulan Juli

sampai Oktober 2016.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah benih jagung varietas P35, pupuk Urea,

SP36, KCL, herbisida, Insektisida, Rodentisida, dan

tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM)

varietas unggul Simalungun dari Medan yang

berumur 1,5 tahun, 2,5 tahun, dan 3,5 tahun.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah hand sprayer, cangkul, parang, warning

net, bambu, balok, plat seng, cat, pilox, meteran,

tali rapiah, patok, kayu penugal, alat pengebor

tanah, oven, Miniatur Spectrometer, timbangan

analitik, camera, Moisture content, dan Chlorophil

Content meter, papan pengalas, spidol, mistar, dan

alat tulis menulis.

Penelitian dilaksanakan dalam bentuk

percobaan Rancangan Acak Kelompok 1 faktor,

perlakuannya adalah jarak tanam, yaitu jarak

tanam 50 cm x 25 cm, 60 cm x 25 cm, dan

70 cm x 25 cm. Perlakuan dilakukan pada 4 lokasi

yaitu: tanpa kelapa sawit, lokasi kelapa sawit

umur 1,5 tahun, lokasi kelapa sawit umur 2,5

tahun, dan lokasi kelapa sawit umur 3,5 tahun.

Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali.

Ukuran petak percobaan tanaman jagung adalah 5

x 5 m, ditanam 1 biji per lubang. Pengolahan tanah

adalah sistem tanpa olah tanah (TOT), benih

direndam dengan insektisida Regent 80 WG dosis

1.6 g/ 15 liter air untuk 10 kg benih. Pemupukan

dilakukan dengan dosis Urea 300 kg ha-1, SP 36

100 kg ha-1, dan KCl 100 kg ha-1. Pemupukan

pertama diberikan pada saat tanaman umur 10

HST, dengan dosis Urea 150 kg, ha-1, SP36 50 kg

ha-1, dan KCl 50 kg ha-1, sedangkan pada

pemupukan kedua dilaksanakan pada umur pada

saat tanaman 30 HST menggunakan dosis yang

sama. Penyiangan dilakukan dengan

menggunakan herbisida.

Parameter yang diamati pada

pertumbuhan vegetatif tanaman jagung meliputi:

indeks luas daun, jumlah serapan intensitas

cahaya matahari, bobot kering total tanaman (g),

laju tumbuh relatif, indeks klorofil daun, bobot

1000 biji kering (g), bobot hasil biji kering (ton ha-1)

dan indeks panen.

1. Indeks luas daun ( ILD )

Dihitung berdasarkan perbandingan luas daun

total, terhadap luas area tanah yang ditutupi

tajuk ( canopy ) dengan rumus :

ILD = LD / GA

Dimana :

LD = Luas Daun Total

GA = Luas Penutupan Tajuk

Dilakukan pada saat tanaman jagung berumur

3 MST, 6 MST, 9 MST, dan 12 MST.

2. Bobot kering total tanaman sampel ( g.tan-1 )

Tanaman sampel dibersihkan, kemudian

dikering ovenkan pada suhu 80ºC selama 2 x

24 jam sampai bobotnya tetap (konstanta),

selanjutnya bahan tanaman ditimbang,

dilakukan pada umur 3 MST, 6 MST, 9 MST

dan 12MST.

3. Intensitas cahaya matahari ( x 100 Lux )

Pengukuran intensitas cahaya matahari pada

tanaman jagung dilakukan pada umur

3 MST, 6 MST, 9 MST, dan 12 MST. Pengamatan

dilakukan pada pukul 08.00 pagi, 13.30 siang,

dan 16.00 sore dengan menggunakan Digital

Light meter. Posisi pengukurannya yaitu satu

Digital Light Meter diletakkan dibawah tajuk

tanaman yang terletak pada sepertiga tajuk dari

atas, dan satu Digital Light Meter lagi diletakkan

tepat diatas tajuk tanaman pada selama 2 menit

pada masing-masing sampel tanaman.

4. Relative Growth Rate ( RGR )

Relative growth rate ( RGR ) atau Laju tumbuh

relatif ( LTR ), dengan rumus sebagai berikut:

RGR = ( g .m-2.hari-1 )

Dimana:

W1 : Bobot kering total tanaman pada saat

pengamatan pertama (g)

W2 : Bobot kering total tanaman pada saat

pengamatan kedua (g)

T1 : Waktu pengamatan pertama ( hari )

T2 : Waktu pengamatan kedua ( hari ).

Dilakukan pada saat tanaman jagung berumur

3 MST, 6 MST, 9 MST dan 12 MST.

Page 4: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Buletin Palma Volume 19 No. 2, Desember 2018: 127 - 146

130

5. Bobot 1000 biji kering (g)

Bobot 1000 biji kering dihitung setelah biji

jagung dipipil, diambil secara acak dan

dikeringkan hingga kadar air 14% dengan

menggunakan alat pengukur kadar air yaitu

Moisture Content, kemudian biji ditimbang

masing-masing per sampel sebanyak 1000 biji,

bobot masing – masing dihitung pada saat

panen.

6. Bobot hasil biji pipilan (ton ha-1)

Bobot hasil biji diperoleh dari hasil pipilan pada

luas petak sampel yang dikonversikan dalam

satuan ton ha-1.

Konversi ton ha-1 = x bobot biji

jagung pada petak

7. Indeks panen

Indeks panen merupakan parameter yang

menunjukkan efisiensi translokasi fotosintat

kebiji. Indeks panen diperoleh dengan rumus

berikut (Gardner et al., 2008)

Indeks Panen (IP) =

Data hasil pengamatan yang diperoleh dari

penelitian dianalisis menggunakan program STAR

(Statistik Tool Agriculture Research).

Data penunjang pada penelitian adalah hasil

analisis kimia tanah dari Departemen Ilmu Tanah

Universitas Hasanuddin Makassar pada Tabel 1,

dan Rata-rata pertumbuhan vegetatif kelapa sawit

berbagai umur pada Tabel 2.

Hasil analisis kimia tanah menunjukkan

bahwa kandungan N Kjeldahl (%), K₂ O HCI 2 % (

mg l00gr ), dan pH tanah relatif sama kecuali

pada kandungan P₂ O₅ HCI 25 % ( mg l00gr ),

tertinggi kandungan P₂ O₅ HCI 25 % ( mg l00gr )

adalah terdapat pada lokasi kelapa sawit umur 3,6

tahun. Hasil analisis kimia tanah berbagai lokasi

kelapa sawit disajikan pada Tabel 1.

Rata-rata pertumbuhan vegetatif kelapa

sawit (TBM) pada berbagai umur menunjukkan

bahwa pertumbuhan vegetatif kelapa sawit

tertinggi terdapat pada kelapa sawit umur 3,6

tahun. Pertumbuhan vegetatif kelapa sawit (TBM)

terdapat pada Tabel 2.

Tabel 1. Hasil analisis kimia tanah sebelum penelitian pada berbagai jarak tanam pada uji multilokasi untuk

pertumbuhan dan hasil tanaman jagung Table 1. Result of pre-research soil chemical analysis in various spacing on multi-location test for growth and corn

yield

Parameter Tanah

Soil parameter

Hasil analisa tanah pada uji multi lokasi Result of soil analysis on multi-location test

Tanpa Kelapa sawit Palm oil no

Kelapa sawit umur 1,6 tahun

Palm oil aged 1.6 yr

Kelapa sawit umur 2,6 tahun

Palm oil aged 2.6 yr

Kelapa sawit umur 3,6 tahun

Palm oil aged 3.6 yr

N Kjeldahl (%)

P₂ O₅ HCI 25 % (mg l00gr )

K₂ O HCI 2 % ( mg l00gr )

pH

0,11

( rendah ) low

22,78

( sedang ) medium

19,17

( sangat rendah ) Very low

4,8

( masam ) Sour

0,13

( rendah ) low

18,72

( rendah ) low

20,44

( sangat rendah ) Very low

4,78

( masam ) sour

0,11

( rendah ) low

20,92

( rendah ) low

20,35

( sangat rendah ) Very low

4,7

( masam ) sour

0,11

( rendah ) low

23,71

( sedang ) medium

19,75

( sangat rendah ) Very low

4,9

( masam ) sour

Page 5: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jagung (Zea Mayz.L) Pada Tingkat Umur Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) (M. Nur, et al.)

131

Tabel 2. Rata – rata pertumbuhan vegetatif kelapa sawit tanaman belum menghasil ( TBM ) pada

berbagai tingkat umur

Table 2. Mean of palm oil vegetative growth of immature plant in various grade aged

Umur Aged

Jumlah pelepah

(helai/sheet) Number of

midrib

Panjang pelepah

(cm) Length of

midrib

Panjang petiol (cm)

Length of petiol

Luas Tajuk (cm2)

Width of crown

panjang anak daun

(cm) Length of sub-leave

Jumlah anak daun

kiri (helai/sheet) Sub-number of left leave

Jumlah anak daun kanan

(helai/sheet) Sub-number of

right leave

Kelapa sawit 1,5 tahun Palm oil aged 1.5 yr

20,33 153,42 38,44 37505,88 49,17 42,49 41,08

Kelapa sawit 2,5 tahun Palm oil aged 2.5 yr

38,92 256,61 73,07 165758,00 68,58 94,86 94,41

Kelapa sawit 3,5 tahun Palm oil aged 3.5 yr

51,67 341,90 101,36 300242,70 83,90 104,94 104,86

HASIL DAN PEMBAHASAN

Komponen pertumbuhan vegetatif jagung

Indeks Luas Daun Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak

tanam pada kelapa sawit berbagai umur

berpengaruh nyata terhadap indeks luas daun pada umur 9 MST dan ada interaksi antara jarak tanam dan umur kelapa sawit. Pengaruh jarak tanam pada kelapa sawit berbagai umur disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Indeks luas daun tanaman jagung pada umur 9 MST, berbagai jarak tanam pada kelapa sawit

berbagai tingkat umur.

Tabel 3. Leaf area index of corn plant for aged 9 week-1, in various spacing for palm oil various grade aged

Jarak tanam Spacing

Indeks luas daun pada Leaf area index for

Tanpa kelapa

sawit Without palm oil

Kelapa sawit umur 1,5 tahun

Palm oil aged 1.5 yr

Kelapa sawit umur 2,5 tahun

Palm oil aged 2.5 yr

Kelapa sawit umur 3,5 tahun

Palm oil aged 3.5 yr

50 cm x 25 cm 60 cm x 25 cm 70 cm x 25 cm

2,22 d 2,52 c 2,74 b

2,27 d 2,71 b 3,12 a

2,17 de 2,43 c 2,77 b

2,07 de 2,35 c 2,65 b

BNT0.05 0,13 Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan tidak

berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%. Note: Numbers in the column followed by different lettery are significantly difference at HSD 0.05

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada

umur 9 MST, indeks luas daun tertinggi diperoleh

pada jagung yang ditanam diantara kelapa sawit

umur 1,5 tahun dengan jarak tanam 70 cm x 25 cm

yaitu 3,12 dan berbeda nyata dengan perlakuan

lainnya dan ada interaksi antara jarak tanam dan

tingkat umur kelapa sawit. Interaksi antara tingkat

umur kelapa sawit dengan indeks luas daun pada

berbagai jarak tanam terlihat bahwa indeks luas

daun tanaman jagung semakin menurun seiring

dengan bertambahnya umur tanaman jagung.

Secara umum terlihat bahwa tanaman jagung yang

ditanam diantara kelapa sawit umur 1,5 tahun

dengan jarak tanam 70 cm x 25 cm memiliki indeks

Page 6: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Buletin Palma Volume 19 No. 2, Desember 2018: 127 - 146

132

luas daun yang tertinggi. Interaksi antara tingkat

umur kelapa sawit dengan indeks luas daun pada

berbagai jarak tanam menunjukkan adanya

perbedaan tingkat kenaikan indeks luas.

Gambaran interaksi antara tingkat umur kelapa

sawit dengan indeks luas daun pada berbagi jarak

tanam terlihat pada Gambar 1.

Pada gambar 1 menunjukkan bahwa

jagung yang ditanam pada jarak tanam 70 cm x 25

cm meningkat pada umur 6 MST dan tertinggi

pada umur 9 MST, kemudian menurun pada

umur 12 MST.Hal ini diduga karena pada jarak

tanam yang lebar, luas penutupan tajuk proposinal

dengan luas lahan yang dinaungi oleh tajuk kelapa

sawit, akibatnya air dan unsur hara dalam tanah

tersedia sehingga energi untuk pertumbuhan

vegetatif jagung besar dan menyebabkan

pertumbuhan vegetatif juga tinggi. (Maruapey

2011). Mnx,

Selain dipengaruhi oleh jarak tanam, juga

diduga dipengaruhi oleh tingkat umur kelapa

sawit. Pada kelapa sawit umur 1,5 tahun, luas

penutupan tajuk kelapa sawit proposional dengan

luas pertanaman jagung yang dinaungi sehingga

kelembaban tanah terjaga sehingga air dan unsur

hara tersedia akibatnya energi untuk pertumbuhan

vegetatif jagung besar dan menyebabkan indeks

luas daun jagung besar.

Kisaran indeks luas daun optimal bagi

tanaman budidaya adalah sekitar 3 sampai 5,

indeks luas daun tertinggi yang diperoleh tidak

optimal dan lebih rendah dari hasil penelitian

yang sama oleh Wahyudin dkk ( 2015 ) berbagai

jarak tanam dengan pupuk kandang pada jagung

hybrida P-12, diperoleh hasil indeks luas daun

tertinggi sebesar 6,18 yaitu di atas indeks luas

daun tanaman budidaya pada umumnya. Hal ini

diduga karena pada lokasi pelaksanaan penelitian

adalah lahan tadah hujan pada tanah ultisol, dan

nilai pH 4,7 - 4,9 ( masam ), N total 0,11% – 0,13%

( rendah ), P2O5 18,72 – 23.71 % ( rendah ), dan

K2O HCl 25% (sangat rendah ). Hal ini diperkuat

oleh pernyataan yang dikemukakan oleh

Goldsworthy dan Fischer ( 1992 ) dalam Agrita

(2012) bahwa faktor yang mempengaruhi besarnya

indeks luas daun antara lain adalah jarak tanam

dan ketersediaan unsur hara nitrogen. Jarak tanam

secara langsung dapat mempengaruhi kerapatan

populasi suatu tanaman. Nitrogen adalah salah

satu unsur hara makro esensial bagi tanaman yang

diperlukan dalam pembentukan dan pertumbuhan

vegetatif tanaman dan sebagai bahan dasar

penyusunan protein serta pembentukan klorofil.

Hal tersebut dipertegas oleh Gardner et

al.,(2008) bahwa jagung merupakan tanaman yang

sangat peka terhadap pemupukan. Kekurangan N

pada tanaman akan mengalami pertumbuhan

lambat, kerdil, daun hijau menjadi kekuningan,

daunnya sempit, daun-daun tua menjadi cepat

menguning dan mati. Unsur N merupakan bahan

penyusun asam amino, amida, dan basa nitrogen

seperti purin serta nucleoprotein yang berperan

dalam proses pembesaran dan pembelahan sel.

Unsur N juga berperan sebagai senyawa

pembentuk klorofil oleh karena itu unsur N sangat

penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman

termasuk tinggi tanaman.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

IND

EK

S L

UA

S D

AU

N

PERLAKUAN

3 MST

6 MST

9 MST

12 MST

Gambar 1. Diagram batang indeks luas daun jagung umur 6 MST, 9 MST, dan 12 MST pada berbagai jarak tanam dan

tingkat umur kelapa sawit.

Figure 1. Diagram bole of leaf area index of corn for aged 6 week-1, 9 week-1, and 12 week-1 for spacing various and grade aged

Page 7: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jagung (Zea Mayz.L) Pada Tingkat Umur Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) (M. Nur, et al.)

133

Intensitas Cahaya Matahari ( x 100 Lux )

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak

tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah

serapan intensitas cahaya matahari yang diterima

tanaman pada umur 3 MST dan ada interaksi

antara jarak tanam jagung dengan tingkat umur

kelapa sawit. Pengaruh jarak tanam pada tingkat

umur kelapa sawit terhadap jumlah serapan

intensitas cahaya matahari, disajikan pada Tabel 4.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

umum intensitas cahaya matahari yang diterima

tanaman jagung semakin menurun seiring dengan

bertambahnya umur tanaman jagung. Jumlah

intensitas cahaya matahari yang diterima oleh

tanaman jagung, tertinggi yang ditanam pada

lokasi tanpa kelapa sawit pada jarak tanam

70 cm x 25 cm, yaitu sebesar 841,33 lux dan

berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan ada

interaksi dengan tingkat umur kelapa sawit.

Penurunan penerimaan intensitas cahaya matahari

pada berbagai jarak tanam dan tingkat umur

kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2, menunjukkan bahwa pada

umur 3 MST, tanaman jagung yang ditanam pada

lahan tanpa kelapa sawit dengan jarak tanam

70 cm x 25 cm, jumlah intensitas cahaya matahari

yang diterima adalah sebesar 841,33 lux,

selanjutnya menurun pada umur 6 MST yaitu

sebesar 747,42 lux, dan paling rendah pada umur

12 MST yaitu sebesar 745,92 lux. Hal ini diduga

dipengaruhi oleh jarak tanam, pada jarak tanam

70 cm x 25 cm adalah jarak tanam yang lebar

sehingga tidak terjadi persaingan antara tajuk

tanaman, akibatnya jumlah intensitas cahaya yang

diterima maksimal jika dibandingkan dengan jarak

tanam lainnya sehingga mempunyai jumlah

intensitas cahaya matahari yang tertinggi diserap

oleh tanaman.

Selain dipengaruhi oleh jarak tanam juga

diduga dipengaruhi oleh tingkat umur kelapa

sawit. Pada jagung yang ditanam pada area tanpa

kelapa sawit jumlah intensitas cahaya matahari

yang diserap lebih banyak karna tidak dinaungi

oleh tajuk kelapa sawit, sebaliknya jagung yang

ditanam diantara kelapa sawit berbagai tigkat

umur ternaungi sehingga jumlah instensitas

cahaya matahari yang diserap oleh tanaman tidak

optimal.

Tabel 4. Jumlah intensitas cahaya matahari yang diserap tanaman jagung pada umur 3 MST pada

berbagai jarak tanam dan tingkat umur kelapa sawit. Table 4. Total sunlight intensity thay absorbed by corn plant for aged 3 weeks-1 in various spacing and palm oil

grade aged

Jarak tanam

Spacing

Jumlah intensitas cahaya matahari yang diserap tanaman ( x 100 lux ) pada

Total sunlight intensity that absorbed by plant ( x 100 lux ) for

Tanpa Kelapa sawit

Without palm oil

Kelapa sawit umur 1,5 tahun

Palm oil aged 1.5 yr

Kelapa sawit umur 2,5 tahun

Palm oil aged 2.5 yr

Kelapa sawit umur 3,5 tahun

Palm oil aged 3.5 yr

50 cm x 25 cm

60 cm x 25 cm

70 cm x 25 cm

790,00 de

824,67 b

841,33 a

784,67 de

795,00 cd

806,00 c

686,00 i

711,00 h

734,00 f

628,00 j

679,00 i

726,00 g

BNT0.05 11,06

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan baris menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%.

Note: Numbers in the column followed by different lettery are significantly difference at HSD 0.05

Page 8: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Buletin Palma Volume 19 No. 2, Desember 2018: 127 - 146

134

Gambar 2. Diagram batang intensitas cahaya matahari yang diserap jagung umur 3 MST, 6 MST, 9 MST,

dan 12 MST, pada berbagai jarak tanam dan tingkat umur kelapa sawit . Figure 2. Diagram bole of total sunlight intensity that absorbed by corn ( x 100 lux ) for aged 3 week-1, 6 week-1, 9

week-1, and 12 week-1 for various spacing and grade aged.

Gambar 2, menunjukkan bahwa pada

umur 3 MST, tanaman jagung yang ditanam pada

lahan tanpa kelapa sawit dengan jarak tanam 70

cm x 25 cm, jumlah intensitas cahaya matahari

yang diterima adalah sebesar 841,33 lux,

selanjutnya menurun pada umur 6 MST yaitu

sebesar 747,42 lux, dan paling rendah pada umur

12 MST yaitu sebesar 745,92 lux. Hal ini diduga

dipengaruhi oleh jarak tanam, pada jarak tanam 70

cm x 25 cm adalah jarak tanam yang lebar

sehingga tidak terjadi persaingan antara tajuk

tanaman, akibatnya pertumbuhan luas daun total

lebih maksima. Penyerapan cahaya matahari oleh

tanaman dipengaruhi oleh luas daun tanaman.

Luas daun total tanaman bergantung pada

perubahan jumlah dan ukuran daun (Sektiwi dkk.,

2012). Luas daun bertambah berarti meningkat

pula penyerapan cahaya oleh daun, sehingga

berpengaruh pada proses fotosintesis untuk

menghasilkan asimilat yang digunakan sebagai

sumber energi pertumbuhan dalam membentuk

organ-organ vegetatif fase pertumbuhan,

sedangkan pada fase generaif asimilat yang

disimpan pada jaringan organ-organ vegetatif

akan diremobilisasi dalam pembentukan organ

reproduktif, seperti pengisian biji (Board dan

Kahlon, 2012).

Selain dipengaruhi oleh jarak tanam juga

diduga dipengaruhi oleh tingkat umur kelapa

sawit. Pada jagung yang ditanam pada area tanpa

kelapa sawit jumlah intensitas cahaya matahari

yang diserap lebih banyak karna tidak dinaungi

oleh tajuk kelapa sawit, sebaliknya jagung yang

ditanam diantara kelapa sawit berbagai tigkat

umur ternaungi sehingga jumlah instensitas

cahaya matahari yang diserap oleh tanaman tidak

optimal. Radiasi matahari yang ditangkap klorofil

pada tanaman yang mempunyai hijau daun

merupakan energi dalam proses fotosintesis.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Jumin

(2008) bahwa pengaruh unsur cahaya pada

tanaman tertuju pada pertumbuhan vegetatif dan

generatif. Tanggapan tanaman terhadap cahaya

ditentukan oleh sintesis hijau daun, kegiatan

stomata ( respirasi, transpirasi), pembentukan

anthosianin, suhu dari organ-organ

permukaan, absorpsi mineral hara, permeabilitas,

laju pernafasan, dan aliran protoplasma. Secara

teoritis, semakin besar jumlah energi yang tersedia

akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis.

Pernyataan yang senada dikemukakan

oleh Tjasjono, (1995) bahwa hasil fotosintesis

adalah bahan utama dalam pertumbuhan dan

produksi tanaman pangan. Selain meningkatkan

laju fotosintesis, peningkatan cahaya matahari

biasanya mempercepat pembungaan dan

pembuahan. Sebaliknya, penurunan intensitas

radiasi matahari akan memperpanjang masa

pertumbuhan tanaman.

Hal tersebut dipertegas oleh AAK, (1983)

bahwa sinar matahari merupakan sumber dari

energi yang menyebabkan tanaman dapat

membentuk gula. Tanpa bantuan dari sinar

matahari, tanaman tidak dapat memasak makanan

yang diserap oleh tanah, yang mengakibatkan

tanaman menjadi lemah atau mati.

Page 9: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jagung (Zea Mayz.L) Pada Tingkat Umur Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) (M. Nur, et al.)

135

Bobot Kering Total Tanaman (g)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh nyata terhadap bobot kering total tanaman pada umur 12 MST dan ada

interaksi antara jarak tanam dengan tingkat umur kelapa sawit. Pengaruh jarak tanam pada kelapa sawit berbagai tingkat umur terhadap bobot kering total tanaman disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Bobot kering total jagung umur 12 MST pada berbagai jarak tanam dan tingkat umur kelapa sawit Table 5. Total dry weight of corn for aged 12 week-1 in various spacing and palm oil grade aged

Jarak tanam

Spacing

Bobot kering total tanaman (g) pada

Total dry weight of plant (g) for

Tanpa kelapa sawit

Without palm oil

Kelapa sawit

umur 1,5 tahun

Palm oil aged 1.5 yr

Kelapa sawit

umur 2,5 tahun

Palm oil aged 2.5 yr

Kelapa sawit

umur 3,5 tahun

Palm oil aged 3.5 yr

50 cm x 25 cm

60 cm x 25 cm

70 cm x 25 cm

246,80 ef

254,43 ef

270,00 d

238,53 efg

259,63 de

308,63 b

251,93 ef

281,13 c

338,73 a

168,43 h

190,07 g

220,67 g

BNT0.05 19,94

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%.

Note: Numbers in the column followed by different lettery are significantly difference at HSD 0.05

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot

kering total tanaman yang dimiliki oleh tanaman

jagung semakin bertambah seiring dengan

bertambahnya umur tanaman. Bobot kering total

tanaman (g) tertinggi diperoleh pada umur

12 MST yaitu pada jagung yang ditanam dengan

jarak tanam 70 cm x 25 cm diantara kelapa sawit

umur 2,5 tahun (338,75 g) dan berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya, dan ada interaksi

antara jarak tanam dan tingkat umur kelapa sawit.

Interaksi yang nyata antara jarak tanam

pada kelapa sawit berbagai tingkat umur terhadap

bobot kering total tanaman menunjukkan bahwa

adanya perbedaan tingkat kenaikan bobot kering

total tanaman pada interaksi berbagai jarak tanam

dengan tingkat umur kelapa sawit. Gambaran

interaksi antara jarak tanam dan tingkat umur

kelapa sawit terhadap bobot kering tanaman

terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram batang bobot kering total tanaman jagung (g) pada umur 3 MST, 6 MST, 9 MST, dan

12 MST, pada berbagai jarak tanam dan tingkat umur kelapa sawit. Figure 3. Diagram bole total dry weight of corn for aged 3 week-1, 6 week-1, 9 week-1 and 12 week-1 in various

spacing and palm oil grade aged

Page 10: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Buletin Palma Volume 19 No. 2, Desember 2018: 127 - 146

136

Pada Gambar 3, menunjukkan bahwa

bobot kering total tanaman semakin meningkat

dengan semakin bertambahnya umur tanaman

(3,6,9 dan 12 , MST). Hal ini diduga dipengaruhi

oleh jarak tanam, pada jarak tanam yang lebar,

tidak terjadi persaingan antara tanaman dalam

menyerap intensitas cahaya matahari, air dan

unsur hara, sehingga energi pertumbuhan

tanaman pada bobot kering total tanaman besar.

Selain dipengaruhi oleh jarak tanam, juga

diduga dipengaruhi oleh tingkat umur kelapa

sawit. Jagung yang ditanam diantara kelapa sawit

umur 2,5 tahun, luas tajuk kelapa sawit yang

menutupi pertanaman jagung proposional

sehingga kelembaban tanah terutama pada musim

kemarau optimal, sehingga air dan unsur hara

menjadi tersedia bagi tanaman dan menyebabkan

bobot kering total tanaman besar pada umur

12 MST. Hal ini sependapat dengan

Surbakti et al., (2013) yang menyatakan dalam

kondisi lingkungan yang baik untuk melakukan

fotosintesis dapat menghasilkan ( 60 - 80 )% hasil

asimilatnya ditranslokasikan kebagian tanaman

yang lainnya pada organ pertumbuhan dan

produksi. Pertumbuhan dan produksi akan

meningkat apabila didukung oleh faktor

lingkungan misalnya cahaya dan air (Bunyamin

dan Aqil 2009), tetapi pada saat penelitian ini

kebutuhan air tidak dapat tercukupi karena pada

saat penelitian ini dilaksanakan bertepatan dengan

mulainya musim kering pada saat fase

pertumbuhan tanaman sudah mengalami

kekurangan air jadi pertumbuhan dan produksi

tanaman tidak mendapatkan hasil dengan

maksimal.

Pernyataan tersebut dipertegas oleh

Kresnatinta et al., (2013) bahwa jagung merupakan

tanaman yang sangat peka terhadap pemupukan,

kekurangan atau kelebihan salah satu jenis unsur

makro akan menyebabkan perubahan secara

fisiologis pada tanaman. Absorbsi N oleh tanaman

jagung berlangsung selama pertumbuhannya, oleh

karena itu untuk mendapatkan hasil yang baik

maka unsur hara makro dan mikro dalam tanah

harus cukup tersedia selama fase pertumbuhan

tersebut.

Laju Tumbuh Relatif (g.tan-2.minggu-1)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak

tanam pada kelapa sawit berbagai tingkat umur

berpengaruh nyata terhadap laju tumbuh relatif

pada umur 9 – 12 MST dan ada interaksi antara

jarak tanam dengan tingkat umur kelapa sawit.

Pengaruh jarak tanam pada tingkat umur kelapa

sawit disajikan pada Tabel 6.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada

umur 9 – 12 MST, laju tumbuh relatif tertinggi

terdapat pada tanaman jagung yang ditanam

dengan jarak tanam 70 cm x 25 cm diantara

kelapa sawit umur 2,5 tahun (9.93 g.tan-2.minggu-1)

dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan

ada interaksi antara jarak tanam dan tingkat umur

kelapa sawit. Secara umum terlihat bahwa laju

tumbuh relatif tertinggi terdapat pada jagung yang

ditanam pada jarak tanam 70 cm x 25 cm.

Interaksi yang nyata antara jarak tanam

dengan tingkat umur kelapa sawit terhadap laju

tumbuh relatif tanaman jagung menunjukkan

bahwa adanya perbedaan tingkat laju tumbuh

relatif. Gambaran interaksi antara jarak tanam

dengan tingkat umur kelapa sawit terhadap laju

tumbuh relatif dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 11: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jagung (Zea Mayz.L) Pada Tingkat Umur Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) (M. Nur, et al.)

137

Tabel 6. Laju tumbuh relatif tanaman jagung umur 9 - 12 MST pada berbagai jarak tanam pada kelapa sawit berbagai tingkat umur.

Table 6. Relative growth rate of corn plant for aged 9 – 12 week-1 in various spacing and palm oil grade aged

Jarak tanam Spacing

Laju tumbuh relatif ( g.tan-2.minggu- 1 ) pada Relative growth rate ( g.plant-2.wk- 1 ) for

Tanpa kelapa sawit Without palm oil

Kelapa sawit umur 1,5 tahun Palm oil aged 1.5 yr

Kelapa sawit umur 2,5 tahun Palm oil aged 2.5 yr

Kelapa sawit umur 3,6 tahun Palm oil aged 3.5 yr

50 cm x 25 cm

60 cm x 25 cm

70 cm x 25 cm

8,26 bc

7,96 bcde

8,04 bcd

6,54 h

7,75 bcdef

8,55 b

6,88 fghi

7,24 defgh

9,93 a

5,86 b

6,43 fgh

7,61 cdefg

BNT0.05 0,88

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%.

Note: Numbers in the column followed by different lettery are significantly difference at HSD 0.05

Gambar 4. Diagram batang laju tumbuh relatif jagung pada umur 6 – 9 MST, dan 9 – 12 MST, pada berbagai jarak tanam dan tingkat umur kelapa sawit. Figure 4. Diagram bole of relative growth rate of corn for aged 3 – 6 week-1, 6 – 9 week-1 and 9 – 12 week-1 in

various spacing and palm oil grade aged.

Gambar 4, menunjukkan bahwa pada umur

3 - 6 MST, tanaman jagung yang ditanam diantara

kelapa sawit umur 2,5 tahun pada jarak tanam

70 cm x 25 cm, mempunyai laju tumbuh relatif

sebesar 1,73 g.tan-2.minggu-1, dan meningkat pada

umur 6 – 9 MST (3.47 g.tan-2.minggu-1), dan

tertinggi pada umur 9 – 12 MST (9.93 g.tan-

2.minggu-1). Hal ini diduga dipengaruhi oleh jarak

tanam, pada jarak tanam yang lebar tidak terjadi

persaingan antara tanaman dalam menyerap air,

intensitas cahaya matahari dan unsur hara

sehingga energi pertumbuhan vegetatif tanaman

jagung besar, akibatnya laju tumbuh relatif

tanaman besar.

Selain dipengaruhi oleh jarak tanam, juga

diduga dipengaruhi oleh tingkat umur kelapa

sawit. Tanaman jagung yang ditanam diantara

kelapa sawit umur 1,5 tahun, terserang penyakit

bulai pada umur 9 MST sehingga laju

pertumbuhan jagung terhambat, akibatnya tidak

optimal. Pada jagung yang ditanam diantara

kelapa sawit umur 2,5 tahun, luas penutupan tajuk

kelapa sawit cukup proposional dengan luas

pertanaman yang dinaungi tajuk sehingga

kelembaban tanah cukup stabil akibatnya air dan

unsur hara cukup tersedia dan menyebabkan

energi pertumbuhan jagung maksimal. Pada

kelapa sawit umur 3,5 tahun, luas penutupan tajuk

kelapa sawit terhadap luas pertanaman jagung

tidak proposional sehingga jumlah intensitas

cahaya matahari yang diterima jagung tidak

maksimal akibatnya energi pertumbuhan rendah,

Page 12: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Buletin Palma Volume 19 No. 2, Desember 2018: 127 - 146

138

sebaliknya pada lokasi tadah hujan yang tanpa

kelapa sawit terjadi kekeringan pada puncak

musim kemarau akibatnya kelembaban tanah

rendah sehingga air dan unsur hara juga rendah

dan menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak

maksimal.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Bunyamin

dan Aqil (2009), pertumbuhan dan produksi akan

meningkat apabila didukung oleh faktor

lingkungan misalnya cahaya dan air, tetapi pada

saat penelitian ini kebutuhan air tidak dapat

tercukupi karena pada saat penelitian ini

dilaksanakan bertepatan dengan mulainya musim

kering yang mana pada saat fase pertumbuhan

tanaman sudah mengalami kekurangan air dan

terserang penyakit bulai sehingga energi

pertumbuhan dan hasil jagung tidak mendapatkan

hasil dengan maksimal.

Berikut gambar penampilan vegetatif jagung

pada berbagai jarak tanam dan pada kelapa sawit

berbagai tingkat umur terdapat pada Gambar 5.

Gambar 5 a. Penampilan vegetatif jagung pada berbagai jarak tanam pada lokasi tanpa kelapa sawit

Figure 5 a. Figure vegetative of corn for various spacing for location without of palm oil

Gambar 5 b. Penampilan vegetatif jagung pada berbagai jarak tanam pada kelapa sawit umur 1,5 tahun Figure 5 b. Figure vegetative of corn for various spacing for palm oil aged 1.5 year

Gambar 5 c. Penampilan vegetatif jagung pada berbagai jarak tanam pada kelapa sawit umur 2,5 tahun Figure 5 c. Figure vegetative of corn for various spacing for palm oil aged 2.5 year

JT. 60 CM X 25 CM JT. 50 CM X 25 CM JT. 70 CM X 25 CM

JT. 60 CM X 25 CM JT. 70 CM X 25 CM JT. 50 CM X 25 CM

JT. 50 CM X 25 CM JT. 60 CM X 25 CM JT. 70 CM X 25 CM

Page 13: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jagung (Zea Mayz.L) Pada Tingkat Umur Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) (M. Nur, et al.)

139

Gambar 5 d. Penampilan vegetatif jagung pada berbagai jarak tanam pada kelapa sawit umur 3,5 tahun Figure 5 d. Figure vegetative of corn for various spacing for palm oil aged 3.5 year. Komponen Hasil Jagung

Bobot 1000 biji (g) Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak

tanam pada kelapa sawit berbagai tingkat umur berpengaruh nyata terhadap bobot 1000 biji (g)

dan ada interaksi antara jarak tanam dengan tingkat umur kelapa sawit. Pengaruh jarak tanam pada kelapa sawit berbagai tingkat umur disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Bobot 1000 biji (g) jagung pada berbagai jarak tanam pada kelapa sawit berbagai tingkat umur Table 8. Grain yield 1000 (g), in various spacing of corn for palm oil various grade aged

Jarak tanam Spacing

Bobot 1000 biji (g) tanaman jagung pada Grain yield 1000 (g) of corn plant, for

Tanpa kelapa

sawit Without palm oil

Kelapa sawit umur 1,5 tahun

Palm oil aged 1.5 yr

Kelapa sawit umur 2,5 tahun

Palm oil aged 2.5 yr

Kelapa sawit umur 3,5 tahun

Palm oil aged 3.5 yr

50 cm x 25 cm

60 cm x 25 cm

70 cm x 25 cm

2630,00 g

2670,00 f

2790,00 c

2370,79 jk

2399,33 i

2902,49 b

2688,43 e

2736,27 d

3118,80 a

2332,34 l

2382,76 ij

2423,87 h

BNT0.05 17.90

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%.

Note: Numbers in the column followed by different lettery are significantly difference at HSD 0.05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot

kering 1000 biji tertinggi terdapat pada tanaman

jagung yang ditanam dengan jarak tanam

70 cm x 25 cm diantara kelapa sawit umur 2,5

tahun (3118.80 g) dan berbeda nyata dengan

tanaman jagung yang ditanam pada jarak tanam

60 cm x 25 cm ( 2736.27 g ), maupun pada jarak

tanam 50 cm x 25 cm ( 2688.43 g ). Hal ini diduga

dipengaruhi oleh jarak tanam, pada jarak tanam

70 cm x 25 cm kerapatan tanaman lebar, jumlah

cahaya matahari yang diserap proposional dengan

luas tanah yang dinaungi oleh tajuk tanaman

jagung sehingga tajuk tanaman tidak saling

menaungi, akibatnya tidak terjadi persaingan

terhadap cahaya matahari untuk fotosintesis, tidak

adanya persaingan menyebabkan tanaman akan

memperoleh energi secara maksimal untuk energi

pertumbuhan organ generatif pada bobot kering

1000 biji. Sebaliknya pada jarak tanam yang rapat,

terjadi persaingan pada cahaya, air dan unsur hara

dalam tanah sehingga energi pertumbuhan

generatif tanaman jagung rendah, akibatnya

pertumbuhan generatif rendah. Fotosintesis

dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu cahaya

JT. 60 CM X 25 CM JT. 70 CM X 25 CM JT. 50 CM X 25 CM

Page 14: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Buletin Palma Volume 19 No. 2, Desember 2018: 127 - 146

140

matahari, CO2, suhu, air dan unsur hara. Bilamana

salah satu faktor kurang tersedia atau kelebihan

maka akan memberikan pengaruh negatif pada

laju fotosintesis dan mengakibatkan pertumbuhan

dan hasil rendah .

Selain dipengaruhi oleh jarak tanam, juga

diduga dipengaruhi oleh tingkat umur kelapa

sawiti. Pada fase generatif tanaman sangat

membutuhkan sumberdaya lingkungan yang

optimal, tetapi pada lokasi penelitian adalah lokasi

tadah hujan dan terjadi kekurangan air karena

puncak musim kemarau. Pada kelapa sawit umur

2,5 tahun mempunyai luas tajuk yang proposional

dengan luas tanah yang dinaungi pada

pertanaman jagung sehingga kelembaban tanah

optimal, akibatnya air dan unsur hara cukup

tersedia sehingga energi pertumbuhan generatif

lebih maksimal dibanding dengan jagung yang

ditanam diantara kelapa sawit umur 1,5 tahun,

kelapa sawit umur 3,5 tahun maupun pada jagung

yang tanpa kelapa sawit.

Wahyudin dkk., (2016) pada perlakuan

berbagai jarak tanam pada jenis jagung Pioneer,

yaitu sebesar 300 g pada bobot 1000 biji. Hal ini

diduga dipengaruhi oleh kerapatan jarak tanam

dan lingkungan tumbuh tanaman. Jarak tanam

yang lebih lebar dan waktu penelitian berlangsung

pada pertengahan musim kemarau dan berada

pada area diantara kelapa sawit umur 2,5 tahun,

sehingga serapan cahaya dan kelembaban tanah

proposional dengan luas tanah yang ditutupi oleh

tajuk kelapa sawit sehingga tidak terjadi

persaingan antara tanaman terhadap cahaya

matahari, air dan unsur hara dan menyebabkan

fotosintesis tanaman besar, akibatnya energi untuk

pertumbuhan vegetatif dan generatif besar dan

mengakibatkan bobot kering biji lebih besar.

Sebaliknya pada jarak tanam yang lebih rapat

terjadi persaingan terhadap cahaya matahari, air

dan unsur hara, dan sebaliknya jika terlalu lebar

dan tanpa naungan akan terjadi defisit air

sehingga pertumbuhan dan hasil akhir tanaman

menjadi rendah.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh

pendapat yang dikemukakan oleh Agrita ( 2012 ),

bahwa komponen hasil bobot 1000 biji

dipengaruhi oleh faktor genotip dan lingkungan.

Ukuran biji maksimum dapat tercapai pada suhu

rata - rata 25 °C.

Hasil biji pipilan (ton ha-1)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak

tanam pada kelapa sawit berbagai tingkat umur

berpengaruh nyata terhadap hasil biji pipilan dan

ada interaksi antara jarak tanam dan tingkat umur

kelapa sawit. Pengaruh jarak tanam pada kelapa

sawit berbagai tingkat umur disajikan pada

Tabel 9.

Tabel 9. Hasil biji pipilan jagung, berbagai jarak tanam pada kelapa sawit berbagai tingkat umur Table 9. Grain yield (ton ha-1) in various spacing on palm oil for various aged grade

Jarak tanam Spacing

Hasil biji (ton ha-1) jagung pada Grain yield (ton ha-1) corn for

Tanpa kelapa

sawit Without palm oil

Kelapa sawit umur 1,5 tahun

Palm oil aged 1.5 yr

Kelapa sawit umur 2,5 tahun

Palm oil aged 2.5 yr

Kelapa sawit umur 3,5 tahun

Palm oil aged 3.5 yr

50 cm x 25 cm

60 cm x 25 cm

70 cm x 25 cm

4,04 gh

4,43 e

4,68 c

3,81 i

4,21 f

4,62 cd

4,12 fg

4,87 b

5,58 a

3,22 k

3,49 j

4,00 gh

BNT0.05 0,16

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%.

Note: Numbers in the column followed by different lettery are significantly difference at HSD 0.05

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil

biji tertinggi terdapat pada tanaman jagung yang

ditanam dengan jarak tanam 70 cm x 25 cm

diantara kelapa sawit umur 2,5 tahun, yaitu 5,58

Page 15: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jagung (Zea Mayz.L) Pada Tingkat Umur Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) (M. Nur, et al.)

141

ton ha-1, dan berbeda nyata dengan semua

perlakuan lainnya.

Hal ini diduga dipengaruhi oleh jarak

tanam, pada jarak tanam yang lebar tidak terjadi

persaingan dalam mengambil cahaya matahari, air

dan unsur hara sehingga energi untuk

pertumbuhan organ generatif lebih maksimal

dibandingkan dengan jagung yang ditanam

dengan jarak tanam yang lebih rapat.

Selain dipengaruhi oleh jarak tanam, juga

diduga dipengaruhi oleh tingkat umur kelapa

sawit. Pada fase generatif tanaman sangat

membutuhkan sumberdaya lingkungan yang

optimal, tetapi pada lokasi penelitian adalah lokasi

tadah hujan dan terjadi kekurangan air karena

puncak musim kemarau. Pada kelapa sawit umur

2,5 tahun mempunyai luas tajuk yang proposional

dengan luas tanah yang dinaungi pada

pertanaman jagung sehingga kelembaban tanah

optimal, akibatnya air dan unsur hara cukup

tersedia sehingga energi pertumbuhan generatif

jagung lebih maksimal dibanding dengan kelapa

sawit umur 1,5 tahun, kelapa sawit umur 3,5 tahun

maupun pada jagung yang tanpa kelapa sawit.

Hasil penelitian sama dengan hasil

penelitian Bunyamin dan Awaluddin (2012)

bahwa jumlah populasi 71.429 tanaman ha-1 atau

jarak tanam 70 x 20 cm yang terbaik terhadap

pertumbuhan dan hasil jagung semi (baby corn)

dibanding dengan jumlah populasi 83.333 atau

jarak tanam 60 x 20 cm maupun pada jumlah

populasi 100.000 atau jarak tanam 50 x 20 cm.

Selanjutnya hasil penelitian Effendi (2008) bahwa

terjadi interaksi antara perlakuan jarak tanam dan

defoliasi bunga jantan pada peubah diameter

tongkol. Perlakuan kombinasi jarak tanam 70 x 20

cm dan defoliasi bunga jantan diperoleh diameter

tongkol yang lebih besar dibandingkan dengan

kombinasi perlakuan lainya sebesar 14.50 cm.

Hasil penelitian yang sama Ilham

wahyudin dkk (2016) menunjukkan bahwa

penggunaan jarak tanam 100 x 30 cm pada varietas

yang sama Pioneer menghasilkan pertumbuhan

dan produksi (berat tongkol 155.24g, panjang

tongkol 14.95 cm, dan berat 100 biji 30 g) tertinggi

dari pada hasil pertumbuhan dan produksi pada

jarak tanam 70 x 30 cm maupun jarak tanam 40 x

30 cm.

Hal ini sejalan dengan pernyataan yang

oleh Silaban (2013) bahwa jarak tanam pada

tanaman jagung berhubungan dengan luas atau

ruang tumbuh yang ditempatinya dalam

penyediaan unsur hara, air dan cahaya. Jarak

tanam yang terlalu lebar kurang efisien dalam

pemanfaatan lahan, bila terlalu sempit akan terjadi

persaingan yang tinggi yang mengakibatkan

produktivitas rendah. Pengaturan kepadatan

populasi tanaman dan pengaturan jarak tanam

pada tanaman budidaya dimaksudkan untuk

menekan kompetisi antara tanaman. Setiap jenis

tanaman mempunyai kepadatan populasi tanaman

yang optimum untuk mendapatkan produksi yang

maksimum. Apabila tingkat kesuburan tanah dan

air tersedia cukup, maka kepadatan populasi

tanaman yang optimum ditentukan oleh kompetisi

di atas tanah daripada di dalam tanah atau

sebaliknya.

Hal ini sejalan dengan pernyataan

Karokaro, dkk (2015) bahwa jarak tanam akan

berpengaruh terhadap produksi tanaman karena

berkaitan dengan ketersediaan unsur hara, cahaya

matahari serta ruang bagi tanaman. Jika terjadi

kompetisi pada tanaman maka pertumbuhan

vegetatif dan generatif terganggu dan

mengakibatkan hasil seperti ukuran biji kecil

sehingga bobot biji pipilan kering per tanaman

rendah.

Hal yang senada dikemukan oleh

Salisbury dan Ross (2011) bahwa jika tidak

terdapat penyinaran atau kurang mendapat

cahaya dari matahari maka hasilnya akan

berkurang. Temperatur optimum untuk

pertumbuhan jagung adalah antara 23 - 27 C.

Pertumbuhan tanaman jagung sangat

membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung

yang ternaungi, pertumbuhannya akan

terhambat/ merana, dan memberikan hasil biji

yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk

buah.

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan

Anonim (2013) bahwa selain dipengaruhi oleh

jarak tanam juga dipengaruhi oleh kesuburan

tanah yang merupakn factor produksi yang

mempunyai sumbangan cukup besar yaitu sekitar

55% terhadap hasil produksi dan pengaturan jarak

tanam pada tanaman budidaya dimaksudkan

untuk menekan kompetisi antara tanaman. Setiap

Page 16: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Buletin Palma Volume 19 No. 2, Desember 2018: 127 - 146

142

jenis tanaman mempunyai kepadatan populasi

tanaman yang optimum untuk mendapatkan

produksi yang maksimum. Apabila tingkat

kesuburan tanah dan air tersedia cukup, maka

kepadatan populasi tanaman yang optimum

ditentukan oleh kompetisi di atas tanah daripada

di dalam tanah atau sebaliknya.

Pernyataan yang sama dikemukakan oleh

Akil dan Hadijah ( 2007 ), bahwa hasil pipilan

kering yang tinggi dapat berkaitan dengan jarak

tanam yang digunakan dengan anjuran jarak

tanam optimal yaitu dengan jarak tanam 75 cm x

20 cm dengan satu tanaman per lubang, atau jarak

tanam 75 cm x 40 cm dengan dua tanaman per

lubang.

Hal yang senada dikemukan oleh Salisbury

dan Ross (2011) bahwa jika tidak terdapat

penyinaran dari matahari, hasilnya akan

berkurang. Temperatur optimum untuk

pertumbuhan jagung adalah antara 23 - 27 0C.

Pertumbuhan tanaman jagung sangat

membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung

yang ternaungi, pertumbuhannya akan

terhambat/merana, dan memberikan hasil biji

yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk

buah.

Hal tersebut dipertegas oleh Williams (2013)

bahawa pengaturan jarak tanam sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman. Hal ini akan berpengaruh pada luas

daun, berat kering tanaman, sistem perakaran,

banyaknya sinar matahari yang diterima, dan

banyaknya unsur hara yang diserap dari dalam

tanah. Penggunaan jarak tanam yang tepat akan

menaikkan hasil, tetapi penggunaan jarak tanam

yang kurang tepat akan menurunkan hasil.

Selain pengaturan jarak tanam, faktor

kesuburan tanah merupakan faktor produksi yang

mempunyai sumbangan cukup besar (sekitar 55

%) terhadap keberhasilan produksi (Anonim,

2013).

Indeks panen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak

tanam pada kelapa sawit berbagai tingkat umur

berpengaruh nyata terhadap indeks panen dan ada

interaksi antara jarak tanam dengan tingkat umur

kelapa sawit. Pengaruh jarak tanam pada kelapa

sawit berbagai tingkat umur disajikan pada

Tabel 10.

Tabel 10. Indeks panen jagung pada berbagai jarak tanam pada kelapa sawit berbagai tingkat umur Table 10. Harvest indeks in various spacing of corn and of palm oil in various grade aged

Jarak tanam Spacing

Indeks panen jagung pada Harvest indeks corn for

Tanpa kelapa sawit

Without Palm oil

Kelapa sawit umur 1,5 tahun

Palm oil aged 1.5 yr

Kelapa sawit umur 2,5 tahun

Palm oil aged 2.5 yr

Kelapa sawit umur 3,5 tahun

Palm oil aged 3.5 yr

50 cm x 25 cm

60 cm x 25 cm

170 cm x 25 cm

0,42 de

0,46 bc

0,47 b

0,38 fg

0,39 f

0,45 bcd

0,47 b

0,51 a

0,53 a

0,35 hi

0,36 fgh

0,39 f

BNT0.05 0,03

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%.

Note: Numbers in the column followed by different lettery are significantly difference at HSD 0.05

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks

panen tertinggi terdapat pada tanaman jagung

yang ditanam diantara kelapa sawit umur

2,5 tahun dengan jarak tanam 70 cm x 25 cm, yaitu

sebesar 0,53, dan berbeda nyata dengan perlakuan

lainnya dan ada interaksi antara jarak tanam dan

umur kelapa sawit.Hal ini diduga dipengaruhi

oleh jarak tanam, pada jarak tanam yang lebar

tidak terjadi persaingan dalam mengambil

sumberdaya lingkungan yang dibutuhkan seperti

Page 17: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jagung (Zea Mayz.L) Pada Tingkat Umur Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) (M. Nur, et al.)

143

cahaya matahari, air dan unsur hara sehingga

energi pertumbuhan lebih maksimal, sebaliknya

pada jagung yang ditanam dengan jarak tanam

yang rapat terjadi persaingan dalam menperoleh

cahaya matahari, air dan unsur hara sehingga

energi pertumbuhan tidak maksimal akibatnya

indeks panen tanaman jagung rendah.

Selain dipengaruhi oleh jarak tanam, juga

diduga dipengaruhi oleh umur kelapa sawit. Pada

lokasi penelitian adalah tadah hujan, pada lokasi

tanpa kelapa sawit, pada umur 3 HST sampai

umur 25 HST tidak ada air hujan sehingga

tanaman mengalami stress kekeringan, akibatnya

pertumbuhan awal tanama tidak optimal bahkan

kerdil dan menyebabkan pertumbuhan generatif

juga tidak maksimal. Pada jagung yang ditanam

diantara kelapa sawit umur 1,5 tahun pada umur 9

MST terserang penyakit bulai sehingga energi

pertumbuhan dan hasil tidak maksimal,

sedangkan jagung yang ditanam pada kelapa

sawit umur 3,5 tahun, intensitas cahaya matahari

rendah sehingga menyebabkan translokasi

potosintat rendah akibatnya pertumbuhan dan

hasil rendah. Pada kelapa sawit umur 2,5 tahun,

luas penutupan tajuk kelapa sawit cukup

proposional dengan luas tanah pertanaman jagung

yang dinaungi sehingga kelembaban tanah pada

musim kemarau cukup optimal akibatnya jumlah

air dan unsur hara tersedia sehingga energi untuk

pertumbuhan dan hasil jagung optimal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

indeks panen tertinggi terdapat pada tanaman

jagung yang ditanam diantara kelapa sawit umur

2,5 tahun dengan jarak tanam 70 cm x 25 cm, yaitu

sebesar 0,53, dan berbeda nyata dengan perlakuan

lainnya dan ada interaksi antara jarak tanam dan

umur kelapa sawit.Hal ini diduga dipengaruhi

oleh jarak tanam, pada jarak tanam yang lebar

tidak terjadi persaingan dalam mengambil

sumberdaya lingkungan yang dibutuhkan seperti

cahaya matahari, air dan unsur hara sehingga

energi pertumbuhan lebih maksimal, sebaliknya

pada jagung yang ditanam dengan jarak tanam

yang rapat terjadi persaingan dalam menperoleh

cahaya matahari, air dan unsur hara sehingga

energi pertumbuhan tidak maksimal akibatnya

indeks panen tanaman jagung rendah.

Selain dipengaruhi oleh jarak tanam, juga

diduga dipengaruhi oleh umur kelapa sawit. Pada

lokasi penelitian adalah tadah hujan, pada lokasi

tanpa kelapa sawit, pada umur 3 HST sampai

umur 25 HST tidak ada air hujan sehingga

tanaman mengalami stress kekeringan, akibatnya

pertumbuhan awal tanama tidak optimal bahkan

kerdil dan menyebabkan pertumbuhan generatif

juga tidak maksimal. Pada jagung yang ditanam

diantara kelapa sawit umur 1,5 tahun pada umur 9

MST terserang penyakit bulai sehingga energi

pertumbuhan dan hasil tidak maksimal,

sedangkan jagung yang ditanam pada kelapa

sawit umur 3,5 tahun, intensitas cahaya matahari

rendah sehingga menyebabkan translokasi

potosintat rendah akibatnya pertumbuhan dan

hasil rendah. Pada kelapa sawit umur 2,5 tahun,

luas penutupan tajuk kelapa sawit cukup

proposional dengan luas tanah pertanaman jagung

yang dinaungi sehingga kelembaban tanah pada

musim kemarau cukup optimal akibatnya jumlah

air dan unsur hara tersedia sehingga energi untuk

pertumbuhan dan hasil jagung optimal.

Hal sesuai dengan hasil penelitian yang

diperoleh Asrol dan Fahrulrosi ( 2015 )

bahwa jarak tanam yang lebih lebar pada lahan

ultisol memberikan pengaruh terbaik terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.

Secara teoritis makin tinggi hasil biji kering

tanaman maka makin besar pula indeks panennya.

Hal tersebut dipertegas oleh pernyataan

Surbakti et al, ( 2013 ) bahwa dalam kondisi

lingkungan yang baik untuk melakukan

fotosintesis akan menghasilkan 60 - 80 %

hasil asimilatnya ditranslokasikan kebagian

tanaman yang lainnya pada organ pertumbuhan

dan produksi. Pertumbuhan dan produksi akan

meningkat apabila didukung oleh faktor

lingkungan misalnya cahaya dan air ( Bunyamin

dan Aqil 2009 ), tetapi pada saat penelitian ini

kebutuhan air tidak dapat tercukupi karena pada

saat penelitian ini dilaksanakan bertepatan dengan

mulainya musim kering yang mana pada saat fase

pertumbuhan tanaman sudah mengalami

kekurangan air jadi pertumbuhan dan produksi

tanaman tidak mendapatkan hasil dengan

maksimal.

Selain dari penyinaran, unsur hara juga

berperan penting dalam pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung (Sirappa dan Razak

2010). Dengan jarak tanam 70 cm x 25 cm

Page 18: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Buletin Palma Volume 19 No. 2, Desember 2018: 127 - 146

144

persaingan untuk mendapatkan unsur hara dapat

terhindari, persaingan untuk mendapatkan unsur

hara bukan saja terjadi antar tanaman dengan

gulma tetapi dapat juga terjadi pada antar sesama

tanaman ( Franky et al. 2010 ). Hal ini sependapat

dengan Catharina (2009) yang menyatakan bahwa

pada jarak tanam tertentu akan mengakibatkan

persaingan yang sangat ketat yang mengakibatkan

adanya penurunan produksi yang diakibatkan

oleh persaingan dalam memperebutkan unsur

hara. Kerapatan menggambarkan jumlah atau

banyaknya jenis suatu individu dalam satuan luas

tertentu. Kerapatan ini ditentukan berdasarkan

jumlah individu rata-rata dibagi luas area

pengamatan.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian

Saragih dkk, ( 2013 ) dalam Wahyudi ( 2017 )

bahwa tanaman jagung mengambil N sepanjang

hidupnya, maka untuk mendapatkan hasil yang

baik maka unsur hara N harus cukup tersedia

dalam media tanam jagung. Defisiensi unsur hara

N pada masa vegetatif dapat mempengaruhi

kemampuan tanaman untuk menyerap unsur P (

Pracaya, 2008).

Berikut gambar pertumbuhan generatif

jagung pada berbagai jarak tanam dan tingkat

umur kelapa sawit pada Gambar 6 berikut.

Gambar 6 a. Penampilan hasil tongkol biji jagung pada berbagai jarak tanam di lokasi tanpa kelapa sawit

Figure 6 a. Figure yield cob seed of corn for various spacing for location without of palm oil

Gambar 6 b. Penampilan tongkol biji jagung pada berbagai jarak tanam diantara kelapa sawit umur 1,5 tahun Figure 6 b. Figure yield cob seed of corn for various spacing between of palm oil aged 1.5 year

Gambar 6 c. Penampilan hasil tongkol jagung pada berbagai jarak tanam diantara kelapa sawit umur 2,5

tahun. Figure 6 c. Figure yield cob seed of corn for various spacing between of palm oil aged 2.5 year

JT. 50 cm x 25 cm JT. 60 cm x 25

cm

cm

JT. 70 cm x 25

cm

cm

JT. 50 cm x 25 cm JT. 60 cm x 25

cm

cm

JT. 70 cm x 25

cm

cm

JT. 50 cm x 25 cm JT. 60 cm x 25 cm JT. 70 cm x 25 cm

Page 19: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jagung (Zea Mayz.L) Pada Tingkat Umur Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) (M. Nur, et al.)

145

Gambar 6 d. Penampilan hasil tongkol biji jagung pada berbagai jarak tanam diantara kelapa sawit umur 3,5 tahun

Figure 6 d. Figure yield cob seed of corn for various spacing between of palm oil aged 3.5 year

KESIMPULAN 1. Jarak tanam 70 cm x 25 cm adalah stabil dan

terbaik pada semua lokasi penanaman jagung. 2. Jagung yang ditanam diantara kelapa sawit

umur 2,5 tahun secara umum terbaik, terutama hadap, laju tumbuh relatif ( 9,93 g tan2.minggu-1 ), dan hasil biji ( 5,58 ton ha-1 ) dan ada interaksi antara jarak tanam dengan tingkat umur kelapa sawit.

3. Untuk pola pertumbuhan yang optimal antara kelapa sawit belum menghasilkan dengan jagung maka disarankan menggunakan jarak

tanam 70 cm x 25 cm.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Badan Litbang Kementerian Pertanian yang telah memberi kesempatan dan biaya pendidikan kepada saya sampai selesai, demikian juga bapak kepala Balai Penelitian Tanaman Palma Bapak Dr. Ir. Ismail Maskromo, M.Si dan semua teman-teman peneliti Bapak Fatrik Pasang dkk, yang telah memberikan arahan bimbingan dan motivasi selama saya kuliah. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Mansyur, Pak Syarif, Pak Rote dan Pak Budi yang telah membantu selama di lapangan penelitian demikian juga Ibu Fivi yang telah membantu selama di labaroratorium jurusan Budidaya tanaman Unhas serta pak Basri, teknisi jurusan Budidaya Tanaman Unhas.

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius.

Agrita, D. A, 2012. Pengaruh Kombinasi Pupuk Fospat dengan Pupuk Kotoran Ayam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.) Hibrida Varietas Bisi-2

pada Inceptisol Jatinangor, Sumedang. Jurnal Kultivasi 12 (1) 2012.

Akil, M. dan A.D. Hadijah, 2007. Budidaya Jagung dan Diseminasi Teknologi. Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros, Maros.

Anonim, 2013. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( RPJMN ) Bidang Pangan dan Pertanian 2015-2019. Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta.

Asrol, dan Fahrulrozi, 2015. Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Berbagai Jarak Tanam di Tanah Ultisol. Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: 2252-6188 (Print), ISSN: 2302-3015 (Online, www.jlsuboptimal.unsri.ac.id) Vol. 4, No.1: 66-70, April 2015

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2014. Direktorat Pangan dan Pertanian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional : Jakarta Pusat.

Board, J. E. and Kahlon, C.S.2012. Contribution of Remobilized Total Dry Matter to Soybean Yield. Journal of Crop Improvement Volume 26, Issue 5 pages 641-654.

BPS. 2016. Badan Pusat Statistik Indonesia. www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 27 Juni 2018.

BPS. 2017. Badan Pusat Statistik Indonesia. www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 5 Desember 2018.

BPS. 2018. Badan Pusat Statistik Indonesia. www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 5 Desember 2018.

Bunyamin Z dan Aqil M. 2009 Pengaruh sistem pertanaman sisipan terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Prosiding Seminar Nasional Serelia.

Bunyamin Z, dan Awaluddin. 2012. Pengaruh Populasi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Semi (Baby corn). Prosiding Seminar Nasional Balai Serealia di Makassar, 2012.

Broughton, W. J. 1976. Effect of various covers on the performance of Elaeis guineensis Jacq. On

JT. 50 cm x 25 cm JT. 60 cm x 25 cm JT. 70 cm x 25 cm

Page 20: Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung ...

Buletin Palma Volume 19 No. 2, Desember 2018: 127 - 146

146

different soils. The proceedings of the Malaysian international agriculture of oil palm conference. The incorporated society of planters, Kuala Lumpur. P: 501-525.

Catharina TS. 2009. Respon tanaman jagung pada sistem monokultur dengan tumpangsari kacang-kacangan terhadap ketersediaan unsur hara N dan nilai kesetaraan lahan di lahan kering. Ganec Swara Edisi Khusus 3(3).

Effendi,S.2008. Cropping system suatu cara untuk stabilisasi produksi pertanian. Penataran PPS Bidang Agronomi dalam pola bertanam. Lembaga Penelitian Bogor.

Franky JP; Johanes EX, Rogi dan Runtunuwu SD. 2010. Model pertumbuhan dan produksi jagung hibrida pada perlakuan pemberian nitrogen serta pemangkasan tasel. Eugenia 16(3).

Gardner, F., P. Pearce and R. B. Mitchell. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta, p 428.

Goldsworthy dan Fisher. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya. Tropik (terjemahan dari The Physiology of Tropical Field Crops oleh Tohari). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

I.Wahyuddin.H. Hawalid, E. Hawayanti, 2016. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida (Zea mays L.) Pada Pemberian Pupuk Hayati Dengan Jarak Tanam Berbeda diahan Lebak. Jurnal Klorofil XI - 1 : 20 – 25, Juni 2016. ISSN 2085-9600.

Jiyanto, 2012. Teknologi Budidaya Jagung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat.

Jumin, H.B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Karokaro, S. J. E.X. Rogi D. S. dan Tumewu. R.P. 2015. Pengaturan Jarak Tanam Padi (Oryza Sativa L.) Pada Sistem Tanam Jajar Legowo. Jurnal penelitian. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/cocos/artic le/download /9570/9150. Diakses tanggal 11Dember 2018.

Kresnatita, S., Koesriharti dan M. Santoso. 2013. Pengaruh Rabuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis. Indonesian Green Technology Journal. 2 (1): 8 – 17.

Maruapey A. 2011. Pengaruh jarak tanam dan jenis pupuk kanang terhadap pertumbuhan gulma dan hasil jagung manis. Seminar Nasional Serelia 2011.

Pracaya. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman hal: 394-396. Penebar Swadaya. Jakarta

Sirappa MP dan Razak N. 2010. Peningkatan produktivitas jagung melalui pemberian pupuk NPK dan pupuk kandang pada lahan kering di Maluku. Prosiding Pekan Serelia Nasional.

Silaban, E.T. Purba, E. dan Ginting J. 2013. Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays sacaratha Sturt. L) Pada Berbagai Jarak Tanam Dan Waktu Olah Tanah. Jurnal Online Agroekoteknologi. Juni 2013. 1(3) ISSN No. 2337-6597.

Subah, I and O. M. Tayeb, 1999. Crops integration in oil palm. Comference papers. Seminar on maximizing land use through integrated farming, Kuala Lumpur.

Surbakti MF, Ginting S, dan Ginting J. 2013. Pertumbuhan dan produksi jagung Zea mays l. parietas pioner-12 dengan pemangkasan daun dan pemberian pupuk NPKMg. Jurnal Online Agroteknologi 1(3).

Sektiwi, T Ariya., N Aini., dan H.S. Sebayang, 2012. Kajian Model Tanam dan Waktu Tanam dalam Sistem Tumpangsari terhadap Pertumbuhan dan produksi Benih Jagung. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Artikel Penelitian 15 hlm.

Tjahyana et al, 2000. Manipulasi jarak dan sistem tanam kelapa untuk pola tanam. Laporan Hasil Penelitian Bagian Proyek Penelitian Pola tanam Kelapa. Loka Penelitian Pola Tanam Kelapa, Pokuwen.

Tjasjono Bayong. 1995. Klomatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Wahyuddin.H. Hawalid, E. Hawayanti, 2015. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida (Zea mays L.) Pada Pemberian Pupuk Hayati Dengan Jarak Tanam Berbeda diahan Lebak. Jurnal Klorofil XI - 1 : 20 – 25, Juni 2016. ISSN 2085-9600.

Wahyuddin.H. Hawalid, E. Hawayanti, 2016. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida (Zea mays L.) Pada Pemberian Pupuk Hayati Dengan Jarak Tanam Berbeda diahan Lebak. Jurnal Klorofil XI - 1 : 20 – 25, Juni 2016. ISSN 2085-9600.

Wahyudin, A. ∙ Y. Yuwariah ∙ F.Y. Wicaksono ∙ R.A.G. Bajri, 2017. Respons jagung (Zea mays L.) akibat jarak tanam pada sistem tanam legowo (2:1) dan berbagai dosis pupuk nitrogen pada tanah inceptisol Jatinangor, Jurnal Kultivasi Vol. 16 (3) Desember 2017.