Pengaruh Jarak Tanam Dan Varietas Terhadap Tingkat ...

6
Bulen Penelian Tanaman Serealia Vol. 3, No. 1, Juni 2019 9 Pengaruh Jarak Tanam Dan Varietas Terhadap Tingkat Serangan Hama Utama Pada Tanaman Jagung Ria Fauriah M. 1,* dan Serli Anas 2 1 Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Kementerian Pertanian, Jl. Raya Jakenan Jaken Km. 05, Jaken, Pati, Jawa Tengah, Indonesia 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, Kementerian Pertanian, Indonesia 1,* E-mail: [email protected] Abstrak Serangan hama menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil produksi pada tanaman jagung. Tingginya populasi hama di pertanaman dapat menyebabkan tingginya tingkat serangan hama yang pada akhirnya akan menurunkan produksi tanaman. Penggunaan varietas yang tahan dan pengelolaan jarak tanam merupakan salah satu hal penting untuk menekan serangan hama di pertanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan varietas terhadap tingkat serangan hama di pertanaman jagung. Penelitian ini dilakukan di Desa Bulontio Timur, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, pada bulan Mei hingga Agustus 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah, yang terdiri atas petak utama yaitu perlakuan jarak tanam legowo (50-100) cm x 20 cm (populasi 66.666 tanaman/ha) dan tegel/persegi (80 cm x 20 cm (populasi 62500 tanaman/ha), serta anak petak yang ditanami empat varietas jagung: Bima 19 URI, Bima 20 URI, Bisma, dan Pulut URI, dengan 4 kali ulangan. Pengamatan dilakukan secara visual di lapangan dengan menghitung persentase tanaman yang terserang. Hasil menunjukkan bahwa jenis hama dominan yang menyerang tanaman yaitu penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), belalang (Valanga nigricornis), dan penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera).Varietas Pulut URI lebih tahan terhadap hama pengerek batang jagung, tetapi lebih peka terhadap serangan hama belalang dan penggerek tongkol jagung dibanding dengan varietas Bima-19, Bima-20, dan Bisma. Populasi tanaman 66.666 tanaman/ha dengan sistem tanam legowo mempunyai serangan hama penggerek batang dan belalang dibanding dengan populasi 62.500 tanaman/ha dengan sistem tanam tegel/persegi. Kata Kunci: Hama, Jagung, Varietas, Jarak tanam Abstract Pests is one of the factors that affect the production of maize crop. The high pest populations in the crop can lead to high levels of pest attacks which will eventually decrease crop production. The use of resistant varieties and spacing management is one of the important things to control pest attack in plantations. The purpose of this research was to determine the effect of plant spacing and varieties of pest attack levels in maize crop. This research was conducted in East Bulontio Village, Sumalata Subdistrict, North Gorontalo Regency, from May to August 2016. The research used Split Plot Design, which consists of the main plot of double row (50-100) cm x 20 cm (plant populasi 66.666/ha) and single row 80 cm x 20 cm (plant populasi 62500 /ha)legowo and tegel plant spacing treatment, and the subplot was varieties (Bima 19 URI, Bima 20 URI, Bisma, and Pulut URI) repeated 4 times. Observation was carried out visually in the field by calculating of the percentage of plants that were attacked. The results showed that the dominant types of pests that attacked the plant were corn borer (Ostrinia furnacalis), grasshopper (Valanga nigricornis), and pod borer Helicoverpa armigera. Pulut URI variety is more resistant to corn borer, but more sensitive to grasshopper attacks compared to Bima-19, Bima-20, and Bisma varieties. The plant population of 66,666 plants ha with double row planting sistem has attacks on stem and grasshopper borer compared to 62,500 plants / ha with single row. Keywords: Pests, Maize, Varieties, Plant Spacing jagung yang potensial dengan luas tanam 129.131ha dan prouktivitas 4,98 t/ha pada tahun 2015 (BPS Gorontalo 2016) Produktivitas tersebut masih rendah dibanding potensi varietas hibrida NK-22, NK77 dan Bisi-2 yang banyak Pendahuluan Jagung merupakan komoditas unggulan utama setelah beras dalam mendukung swasembada pangan di Indonesia. Gorontalo sebagai salah satu provinsi di Indonesia penghasil

Transcript of Pengaruh Jarak Tanam Dan Varietas Terhadap Tingkat ...

Page 1: Pengaruh Jarak Tanam Dan Varietas Terhadap Tingkat ...

Buletin Penelitian Tanaman Serealia Vol. 3, No. 1, Juni 2019

9

Pengaruh Jarak Tanam Dan Varietas Terhadap Tingkat Serangan Hama Utama Pada Tanaman Jagung

Ria Fauriah M.1,*dan Serli Anas2

1Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Kementerian Pertanian, Jl. Raya Jakenan Jaken Km. 05, Jaken, Pati, Jawa Tengah, Indonesia2Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, Kementerian Pertanian, Indonesia

1,*E-mail: [email protected]

AbstrakSerangan hama menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil produksi pada tanaman jagung. Tingginya populasi hama di pertanaman dapat menyebabkan tingginya tingkat serangan hama yang pada akhirnya akan menurunkan produksi tanaman. Penggunaan varietas yang tahan dan pengelolaan jarak tanam merupakan salah satu hal penting untuk menekan serangan hama di pertanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan varietas terhadap tingkat serangan hama di pertanaman jagung. Penelitian ini dilakukan di Desa Bulontio Timur, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, pada bulan Mei hingga Agustus 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah, yang terdiri atas petak utama yaitu perlakuan jarak tanam legowo (50-100) cm x 20 cm (populasi 66.666 tanaman/ha) dan tegel/persegi (80 cm x 20 cm (populasi 62500 tanaman/ha), serta anak petak yang ditanami empat varietas jagung: Bima 19 URI, Bima 20 URI, Bisma, dan Pulut URI, dengan 4 kali ulangan. Pengamatan dilakukan secara visual di lapangan dengan menghitung persentase tanaman yang terserang. Hasil menunjukkan bahwa jenis hama dominan yang menyerang tanaman yaitu penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), belalang (Valanga nigricornis), dan penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera).Varietas Pulut URI lebih tahan terhadap hama pengerek batang jagung, tetapi lebih peka terhadap serangan hama belalang dan penggerek tongkol jagung dibanding dengan varietas Bima-19, Bima-20, dan Bisma. Populasi tanaman 66.666 tanaman/ha dengan sistem tanam legowo mempunyai serangan hama penggerek batang dan belalang dibanding dengan populasi 62.500 tanaman/ha dengan sistem tanam tegel/persegi.

Kata Kunci: Hama, Jagung, Varietas, Jarak tanam

Abstract Pests is one of the factors that affect the production of maize crop. The high pest populations in the crop can lead to high levels of pest attacks which will eventually decrease crop production. The use of resistant varieties and spacing management is one of the important things to control pest attack in plantations. The purpose of this research was to determine the effect of plant spacing and varieties of pest attack levels in maize crop. This research was conducted in East Bulontio Village, Sumalata Subdistrict, North Gorontalo Regency, from May to August 2016. The research used Split Plot Design, which consists of the main plot of double row (50-100) cm x 20 cm (plant populasi 66.666/ha) and single row 80 cm x 20 cm (plant populasi 62500 /ha)legowo and tegel plant spacing treatment, and the subplot was varieties (Bima 19 URI, Bima 20 URI, Bisma, and Pulut URI) repeated 4 times. Observation was carried out visually in the field by calculating of the percentage of plants that were attacked. The results showed that the dominant types of pests that attacked the plant were corn borer (Ostrinia furnacalis), grasshopper (Valanga nigricornis), and pod borer Helicoverpa armigera. Pulut URI variety is more resistant to corn borer, but more sensitive to grasshopper attacks compared to Bima-19, Bima-20, and Bisma varieties. The plant population of 66,666 plants ha with double row planting sistem has attacks on stem and grasshopper borer compared to 62,500 plants / ha with single row.

Keywords: Pests, Maize, Varieties, Plant Spacing

jagung yang potensial dengan luas tanam 129.131ha dan prouktivitas 4,98 t/ha pada tahun 2015 (BPS Gorontalo 2016) Produktivitas tersebut masih rendah dibanding potensi varietas hibrida NK-22, NK77 dan Bisi-2 yang banyak

PendahuluanJagung merupakan komoditas unggulan

utama setelah beras dalam mendukung swasembada pangan di Indonesia. Gorontalo sebagai salah satu provinsi di Indonesia penghasil

Page 2: Pengaruh Jarak Tanam Dan Varietas Terhadap Tingkat ...

Ria Fauriah M. dan Serli Anas: Pengaruh Jarak Tanam dan Varietas ...

10

dikembangkan petani di Gorontalo yaitu 12- 13 t/ha

Salah satu faktor yang sering menjadi kendala dalam peningkatan produktivitas tanaman jagung adalah serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) hama. Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (2016) dan Adnan (2009), terdapat enam hama utama pada tanaman jagung yaitu penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), penggerek tongkol (Helicoverpa armigera), belalang kembara (Locusta migratoria), lalat bibit (Atherigona), ulat tanah (Agrotis ipsilon), dan ulat grayak (Spodoptera litura).

Menurut Adnan (2009), O. furnacalis tergolong hama utama pada jagung di Asia. Di Indonesia, hama ini menyebar luas di Nusa Tenggara, Sulawesi, Papua, dan Sumatera. Selain jagung, inang dari O. furnacalis yaitu tanaman sorgum yang mirip dengan tanaman jagung. Jika dilihat dari sisi kerugian yang dapat ditimbulkan, hama ini merupakan penyebab kerugian kedua setelah penyakit bulai.

Penggerek batang jagung (O. furnacalis) menyerang pada fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung. Serangga ini dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga 80%, dimana kehilangan hasil meningkat jika serangan terjadi pada masa generatif tanaman. Imago meletakkan telur saat tanaman memasuki umur 2 minggu setelah tanam (MST) hingga keluarnya bunga jantan. Pada fase generatif dimana bunga jantan terbentuk, larva instar I-III memakan daun muda tanaman, sedangkan larva instar IV-VI melubangi bagian batang jagung dan masuk ke dalam batang dan menggerek hingga titik tumbuh. Ciri khas serangan hama ini berupa lubang kecil di daun, lubang gerekan di batang, bunga jantan, atau pangkal tongkol, dan rusaknya tongkol jagung (Pabbage et al. 2015).

Hama belalang merupakan hama yang sering kali menimbulkan kerugian bagi para petani jagung. Valanga nigricornis (Burm.) (Orthoptera: Acrididae) adalah salah satu hama yang memiliki banyak inang antara lain jagung, tebu, singkong, jati, kapas, kapuk, kelapa, mangga, jarak, pisang, kopi, kakao, dan lain sebagainya.

Satu siklus V. nigricornis dapat berkisar antara 3-5 bulan dengan satu betina dapat meghasilkan 158 telur. Telur berwarna coklat diletakkan di tanah sedalam 5-8 cm. Nimfa akan muncul pagi hari dan naik ke pertanaman dan akan aktif di siang hari. Cakupan inang yang banyak serta kemampuan bertelur yang relatif tinggi membuat hama ini relatif mudah berkembang. Serangan belalang dengan intensitas serangan tinggi dapat menyebabkan daun jagung habis. Hal ini yang kemudian menimbulkan kerugian bagi para petani terutama dalam hal pakan ternak (Žulfahmi dan Maryana 2013).

Penggerek tongkol jagung merupakan salah satu hama pada fase generatif tanaman yang banyak menimbulkan kerusakan pada hasil pertanian. Hama penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera) merupakan serangga dari kelompok ngengat yang larvanya menjadi salah satu hama penting pada pertanaman kapas dan jagung. Menurut Ompusunggu et al. (2015), hama pengerek tongkol jagung (H. armigera) merupakan hama yang sering dijumpai pada pertanaman jagung. Di Sulawesi Tengah, serangga ini menyerang lahan pertanian pada setiap musim penanaman jagung, dengan intensitas serangan hingga 69%. Penggerek tongkol jagung (H.armigera) merupakan hama yang bersifat polifagous karena tanaman inangnya banyak dan dapat ditemukan di mana-mana, serta belum ada varietas yang tahan terhadap serangan hama ini

Berbagai strategi untuk mengurangi serangan hama pada tanaman jagung antara lain penggunaan varietas tahan dan budidaya yang optimal melalui pengaturan jarak tanam. Strategi ini ramah lingkungan, mudah dan murah serta dapat menekan resiko terjadinya resistensi hama sasaran. Varietas jagung komposit mempunyai perbedaan ketahanan terhadap penggrek batang (Subiadi dan Sipi 2018).

Pengaturan jarak tanam yang tepat dan optimal diperlukan untuk memperoleh hasil yang maksimum. Jarak tanam selain berpengaruh terhadap persaingan hara dan gulma juga berpengaruh terhadap pengendalian populasi hama. Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan penurunan produksi karena selain

Page 3: Pengaruh Jarak Tanam Dan Varietas Terhadap Tingkat ...

Buletin Penelitian Tanaman Serealia Vol. 3, No. 1, Juni 2019

11

terjadi kompetisi unsur hara tanaman (Maruapey 2011), juga mengakibatkan perpindahan hama dari satu tanaman ke tanaman yang lainnya menjadi lebih mudah. Pengaturan jarak tanam yang optimal dapat menciptakan mikro habitat sekitar tanaman menjadi tidak menguntungkan untuk reproduksi dan kehidupan organisme hama sehingga diharapkan dapat menekan berkembangnya hama tanaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh varietas dan jarak jarak tanam terhadap hama utama tanaman jagung.

Bahan dan MetodePenelitian dilaksanakan pada bulan Mei

sampai Agustus 2016, di Desa Bulontio Timur, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan petak utama yaitu perlakuan jarak tanam legowo 2:1 (50-100) cm x 20 cm (populasi 66.666 tanaman/ha) dan tegel/persegi (80 cm x 20 cm (populasi 62500 tanaman/ha), anak petak terdiri atas perlakuan empat varietas yaitu Bima-19 URI, Bima-20 URI, Bisma, dan Pulut URI yang diulang sebanyak empat kali. Luas setiap petak perlakuan adalah 5 x 2 m2 . Persiapan lahan dengan pengolahan tanah sempurna (OTS). Penanaman dengan 1 biji per lubang tanam. Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada saat tanaman fase vegetatif 14 HST, dan 35 HST, serta fase generatif 77 HST. Pengamatan dilakukan dengan metode scoring tingkat serangan hama di pertanaman serta menghitung jumlah tanaman terserang pada setiap ulangan. Data diolah dan disajikan dalam

bentuk tabel dan grafik tingkat serangan hama utama di pertanaman jagung.

Perhitungan jumlah serangan hama di pertanaman dilakukan dengan menghitung jumlah tanaman yang terserang pada setiap titik yang telah dilakukan pada setiap perlakuan. Selanjutnya diolah menggunakan rumus sebagai berikut (Wowor et al. 2017):

Intensitas(%) = ������ ������� ���� ��������������� ������� ���� ������� � ���%

Hasil dan PembahasanHasil pengamatan menunjukkan bahwa

terdapat tiga jenis hama utama yang ada di pertanaman jagung, yaitu penggerek batang jagung (O. furnacalis), belalang (V. nigricornis), dan penggerek tongkol jagung (H. armigera). Lihawa et al. (2010) melaporkan bahwa jenis penggerek batang jagung yang ditemukan banyak di beberapa Kabupaten di Gorontalo yaitu O. furnacalis. Tuliabu et al. (2015), melaporkan bahwa salah satu hama utama di pertanaman jagung di Gorontalo adalah hama penggerek tongkol jagung.

Tingkat serangan hama penggerek batang jagung (O. furnacalis), belalang (V. nigricornis), dan penggerek tongkol jagung (H. armigera) pada tanaman jagung sebagai berikut:

Penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis)

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa serangan hama penggerek batang jagung (O. furnacalis) meningkat dengan peningkatan umur tanaman/fase pertumbuhan tanaman.

Page 4: Pengaruh Jarak Tanam Dan Varietas Terhadap Tingkat ...

Ria Fauriah M. dan Serli Anas: Pengaruh Jarak Tanam dan Varietas ...

12

Gambar 1. Rata-rata persentase tanaman terserang hama Penggerek batang jagung (O. furnacalis).

75 hst. Pulut URI tampaknya lebih tahan terhadap penggerek bantang dibanding degan varietas lainnya, karena mempunyai tingkat serangan yang paling rendah yaitu 9,34% dan 2,86 % masing-masing pada sistem tanam legowo dan sistem tanam tegel/persegi, dibanding varietas Bima-19 mempunyai tingkat serangan yang tertinggi, yaitu 36,36% untuk sitem tanam legowo dan 23,57% untuk sistem tanam tegel/persegi.

Belalang (Valanga nigricornis)Hasil pengamatan menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan serangan hama belalang (V.nigricornis) pada setiap perlakuan.

Pada umur tanaman 14 hst belum ditemukan adanya serangan hama penggerek batang. Pada umur 35 hst serangan penggerek batang sudah ditemukan namun masih sangat rendah, yaitu pada varietas Bima-19, Bima-20 dan Pulut-URI dengan sistem tanam legowo (0,51-1,18%), dan varietas Bima-20, Bisma, dan Pulut-URI dengan sistem tanam tegel/persegi (0,34-1,18%). Pengamatan pada umur 75 HST, semua varietas terserang hama penggerek batang dengan tingkat serangan pada sistem tanam legowo 9,34 – 36,3 % dan pada sistem tanam tegel/persegi adalah 2,86 -23,57% (Gambar 1). Terdapat perbedaan tingkat serangan penggerek batang antar varietas, khususnya pada intensitas serangan pada umur

Gambar 2. Rata-rata persentase tanaman terserang hama belalang (V. nigricornis).

Page 5: Pengaruh Jarak Tanam Dan Varietas Terhadap Tingkat ...

Buletin Penelitian Tanaman Serealia Vol. 3, No. 1, Juni 2019

13

Hama belalang sudah ditemukan pada umur 14 hst namun masih sangat rendah, yaitu 2,36 – 5,89% pada sistem legowo dan 1,85 - 2,19% pada sistem tanam tegel/persegi. Hama belalang meningkat pada umur 35 hst menjadi 10,44-18,18% dan 7,41-11,78% masing-masing pada sistem tanam legowo dan sistem tanam tegel/persegi dan pada umur 75 HST menjadi 34,8 – 67,8% untuk sistem tanam legowo dan 26,94 – 48,15% untuk sistem tanam tegel/persegi (Gambar 2).

Tingkat serangan hama belalang berbeda antar varietas, khususnya pada intensitas serangan pada umur 75 hst. Pulut URI lebih peka dibanding dengan varietas lainnya yang ditunjukkan oleh tingkat serangan yang paling tinggi pada sistem tanam legowo yakni 67,8% dan pada sistem tanam legowo dan sistem tanam tegel/persegi 48,15% % sedangkan varietas lainnya mempunyai intenstas serangan hama belalang 34,668 – 44,1% pada sistem tanam legowo dan 26,94 – 39,06% pada sistem tanam tegel.

Tampaknya sistem tanam legowo mempunyai tingkat serangan hama pengerek batang dan belalang yang lebih tinggi dibanding sistem tanam tegel/persegi, hal ini kemungkinan disebakan karena populasi tanam yang digunakan pada sistem legowo lebih banyak/lebih rapat dibanding sistem tanam tegel/persegi yaitu populasi 66.666 tanaman/ha sedangkan sistem tanam persegi hanya 62.500 tanaman/ha, sehingga temperatur dan kelembaban dibawah tajuk tanam lebih rendah yang menyebabkan perkembangan populasi hama lebih menguntungkan.

Penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera)

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan serangan hama penggerek tongkol jagung pada setiap perlakuan. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa serangan penggerek tongkol jagung masih rendah yakni hanya 6,89 – 17,5% untuk sistem tanam legowo dan 5,5 – 8,90% untuk sistem tanam tegel/persegi. Varietas Pulut URI dengan jarak tanam legowo mempunyai intensitas serangan hama

penggerek tongkol tertinggi yaitu 17,85%. Hal ini lebih tinggi dibandingkan dengan varietas dengan jarak tanam lainnya. Varietas Bima 20 URI legowo dan Bima 19 URI tegel merupakan varietas dengan persentase tanaman yang terserang rendah yaitu 6,89 % dan 5,56 %.

Tabel 1. Rata-rata persentase tanaman terserang hama penggerek tongko jagung

(Helicoverpa armigera)

Varietas Legowo Tegel/persegiBima-19 URI 7,41 5,56Bima-20 URI 6,89 7,4Bisma 9,97 8,90Pulut URI 17,85 8,08

Berdasarkan hasil penelitian ini, terlihat bahwa perbedaan varietas memberikan pengaruh terhadap tingkat serangan hama, sedangkan perbedaan jarak tanam tidak memberikan pengaruh terhadap serangan hama. Kemampuan adaptasi dan sifat varietas yang spesifik lokasi menjadi faktor yang menyebabkan perbedaan hasil yang di peroleh dari setiap wilayah.

Varietas unggul baru jagung (VUB) pada umumnya memiliki daya hasil yang tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit dan kondisi lingkungan setempat yang berbeda atau memiliki sifat yang khusus dan spesifik (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan 2016).

Penelitian lain terkait serangan hama, menunjukkan bahwa persentase serangan hama jagung berbeda-beda di tiap lokasi. Penggunaan varietas yang tahan terhadap hama merupakan faktor yang penting dalam perkembangan hama. Pengaruh dari jarak tanam juga salah satu faktor penting dalam mengendalikan hama, dimana hal tersebut dapat menimbulkan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung (Pratama et al. 2015).

Kesimpulan1. Hama utama yang menyerang tanaman jag-

ung yaitu penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), belalang (Valanga nigricornis),

Page 6: Pengaruh Jarak Tanam Dan Varietas Terhadap Tingkat ...

Ria Fauriah M. dan Serli Anas: Pengaruh Jarak Tanam dan Varietas ...

14

dan penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera).

2. Varietas Pulut URI lebih tahan terhadap hama pengerek batang jagung, tetapi lebih peka ter-hadap serangan hama belalang dan penggerek tongkol jagung dibanding dengan varietass Bima-19, Bima-20, dan Bisma.

3. Serangan hama penggerek batang dan belal-ang pada penanaman jagung dengan populasi 66.666 tanaman/ha dengan sistem tanam legowo lebih tinggi dibanding populasi 62.500 tanaman/ha dengan sistem tanam persegi.

Ucapan Terima KasihKami mengucapkan terima kasih banyak

kepada seluruh staf Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, penyuluh BP3K Kecamatan Sumalata, serta para petani Desa Bulontio Timur yang telah ikut serta memberikan dukungan sehingga kegiatan penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

Daftar PustakaAdnan, A M. 2009. Teknologi penanganan hama

utama tanaman jagung. Prosiding Seminar Nasional Serealia. Hal: 454-469.

BPS Gorontalo. 2016. Propinsi Gorontalo dalam Angka. Badan Pusat Statistik Gorontalo. 389 hlm.

Lihawa, Mohamad, Witjaksono, dan N. S.Putra. 2010. Survei Penggerek Batang Jagung Dan Kompleks Musuh Alaminya Di Gorontalo. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 16 (2): 82–87.

Maruapey, A. 2011. Pengaruh jarak tanam dan jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan gulma dan hasil jagung manis. Seminar Nasional Serealia. Hal: 103–12.

Ompusunggu, D. Sabrina, S. Oemry, dan L. Lubis. 2015. Uji efektivitas jamur Metarhizium anisopliae (Metch.) dan Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV) terhadap larva penggerek tongkol jagung Helicoperva armigera Hubner (Lepidoptera: Noctuidae) di lapangan. J. Online Agroekoteknologi 3 (2): 779–84.

Pabbage, M.S., A.M. Adnan, dan N. Nonci. 2007. Pengelolaan Hama Prapanen Jagung.. Dalam Sumarno, Suyamto, A. Wijono, Hermanto dan H. Kasim (editor). Buku Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Hal: 274–304.

Pratama, S. Addy, A.B. Kaligis, and J. Rimbing. 2015. Populasi Dan persentase serangan hama penggerek batang (Ostrinia furnacalis Guenee) pada tanaman jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt) di Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon. Cocos 6 (11): 1-13.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2016. Pedoman Umum PTT Jagung. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Subiadi dan S. Sipi. 2018. Tingkat serangan hama penggerek batang jagung Ostrinia furnacalis Guenee (Lepidoptera: Crambidae) pada beberapa varietas jagung komposit. J. Pangan 27(3): 179 – 186.

Taulu, L.A. 2014. Pengaruh pemupukan terhadap tingkat serangan OPT kacang tanah di Sulawesi Utara. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang Dan Umbi. Hal: 672-678.

Tuliabu, Ramlan, J. Pelealu, J.B. Kaligis, dan M.F. Dien. 2015. Populasi hama penggerek tongkol jagung Helicoverpa armigera (Lepidoptera:Noctuidae) di Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Jurnal Eugenia 21 (1): 1–5.

Wowor, E.K., J.B. Kaligis, dan C.S. Rante. 2017. Persentase serangan Leucinodes orbonalis Gueene (Lepidoptera; Crambidae) pada buah terong di Kelurahan Wailan dan Kakaskasen Dua Kecamatan Tomohon Utara. Cocos:1-11.

Žulfahmi dan N. Maryana. 2013. Parasitoid Sarcophagidae (Diptera) pada Valanga nigr icornis (Orthoptera:Acrididae) : Identifikasi Dan Biologi.” IPB.