PENGARUH IRADIASI GAMMA TERHADAP AKTIVITAS ENZJM …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
Transcript of PENGARUH IRADIASI GAMMA TERHADAP AKTIVITAS ENZJM …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
PENGARUH IRADIASI GAMMA TERHADAP AKTIVITAS ENZJM AMI LASEDAN SELULASE DARI KAPANG A. niger dan R. orYZBe
Sri Hariani Sjarief*, Lydia Andini*, danDadang Sudrajat*
i\llSTRAK
I'ENGAUUHIRADIASI GAMMATERJIADAP AKTIVITAS ENZItf AtflLASK DAN SI':LULASE DARI
KAPANG A. niger DAN R. oryzae. Tehnik i.radiasi dengan sinal' gom",,,- digllnakan dala",
percabaan ini dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas en?im dari kapang. Dosis
dar i 0 sampa i 5 kGy d j heri kan pada kapang A. niger dan R. oryzae. Perkembangon
mikraba diamat.i dengan menghi tung jumlah koloni yang tumbllh di samping melakukan
analisis terhadap aktivitos en?im amUase dan selulase yang berada dalam larlltan
filtrat. Dari percobaan ini t.erlihat bahwa jllmlah mikroba yang dapat tumbllh
t.et'gantung dari dosis yang diberikan. Dari penghitllngan jumlah kolani setelah
iradiasi menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan semakin kecil
kemungk inan ko Ion i yang dapat tumbllh. Bahkan pada dos is 1,5 dan 4,0 kGy yang
dibedkan pada R. oryzae dan A. niger hampir tidak memperlihatkan adanya
pertllmbuhan koloni. Kapang ini baru memperlihatkan pertumbuhan pada hari ketu,juhdalam larutan Sabollraud Dextrose. Iradiasi pada kapang ternyata memberikan pengaruh
yang kecil terhadap peningkatan akt ivitas enzim yang diproduksi, t.erutama unt.ukenzim amilase. Namun dari sisi lain, dosis 1,5 dan 4,0 kGy yang diberikan pada R.
oryzae akan meningkatkan aktivitas enzim sellJ]ase jauh lebih tinggi secara
statistik daripada kantrol (pc= 0,05).
AllSTRACT
GAMMAIRRADIATION KFI'ECTS ON TilE ACTIVITY OF AMYLASZ AND CKI,LUI.ASI!: KNZYMES
I'RODUCKT>BY A. niger and R. oryzae. On the purpose to in crease the enzymatic
production of moulds, a radiation t.echnique was carried out.. Doses of 0 to 5 kGy
had been applied on A. niger and R. orYZBI? The development of microbes were
observed by measuring the number of colonies survived, whilst the amylase and
cellulase analyses are being done. From this experiment it is observed that the to
tal number of microbes survived depend on the dose given. The number of colonies
survived after irradiation showed the suppression of colonies growth by the
increasing of the dose given. Eventually it was occured with irradiated R. orYZBeand A. niger on 1,5 and 4,0 kGy, which showed almost no colonies were being surviv
ed. But in 7 days after irradiation wis being administered th~ growth of moulds
• rusat Aplikasi tsotop dan Radiasi, BATAN
4D5
were appeared in Sabouraud Dextrose broth. In this experiment irradiation of moulds
give evidence of its small ~~ffects to the increasing activity of enzymes, primarily
for the a~yla5et Dut un the other sidefi it incroaQgg tho eollul~~~ A~tiblly oP I.
oryzae which is statistically significance compared to control (p<= 0,05).
PENDAHULUAN
Enzim amilase dan sellliase adalah salah satu produk yang di
hasilkan oleh mikroba dan ban yak digunakan dalam berbagai industri
baik minuman, makanan dan industri tekstil. Meningkatnya pemakaian
bahan ini, perlu dipikirkan eara untuk memproduksi bahan lebih
cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak ~Ila. Beberapa eara telah
dicoba memanipulasi jasad renik iIli baik dengan jaIan radiasi
maupun dengan menggunakan zat kimia ataupun dengan menggunakan
berbagai jenis substrat yang dapat meningkatkan produksi enzim ini
(1,2,3).Beberapa kapang diketahui mempunyai kemampuan memproduksi en
zim amilase dan selulase dari berbagai substrat antara lain Aspergillus, Rhizopus, Trichoderma ataupun Sporotrichum (1,4,5). Hasil
penelitian TAMADA, et al (3) dengan meradiasi T. reesei didapatkan
bahwa dosis 2 kGy dapat menaikan produksi enzim selulase 1,8 kali
lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh kapang yang tidak
diiradiasi. Melihat pengaruh positip dari iradiasi ini pada produksi
enzim dari kapang, maka dalam penel iUan ini dicoba melihat penga
ruh iradiasi pada peningkatan enzim ami lase dan selulase dari A.niger dan R. oryzae.
BAHAN DAN METODE
Mikroba. Pada penelitian ini digunakan 2 macam mikroba yang ma
suk jenis kapang A. niger dan R. oryzae. Kedua kapang ini diperoleh
dari IPB (Insti tut Pertani an Bogar). Untuk radiasi dis iapkan biakan
kedua kapang dengan lImur biakan 4 hari, di mana kapang telah
membentuk spora. Pada saat iradiasi spora dilarutkan dalam larutan
bllfer fosfat yang terdi ri dari 13,6 g KH2P04, 2 g Na2S04' 0,2 g
MgS04. 7H20, 0,01 g Ca(N03)2. 4H20, 0,5 mg FeS04.7H20 dalam satuliter akuades steril (MOSLEY,1967)(6). pH larutan dibuat menjadi 7,2
dengan menambahkan KOH.
496
iradiator
dan Radiasi,
yang diberi
4 dan 5 kGy.
dalam bufer
lradiasi. Penyinaran dilakukan dengan menggunakan
karet Alam (IRKA) yang berada di Pusat Aplikasi Isotop
Pasar Jumat, dengan laju dosis sebesar 8 kGy/jam. Dosis
kan pada kedua kapang yaitu 0; 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3;
Kapang di iradiasi dalam bentuk spora yang dilarutkan
fosfat sebanyak 2 ml untllk set.lap dosis.
Rancangan Percobaan. Percobaan dilakukan dengan
lam rancangan acak lengkap dan ulangan sebanyak 3 kali.
faktorial da
Parameter. Parameter pengukuran yang dlpakai dalam percobaan
lnl ialah untuk mengetahui:
a. Perkembangan populasi kapang setelah iradiasi dengan menghi
tung jumlah koloni yang tumbuh pada media padat Sabouraud Dex
trose dengan menggunakan metode TPC (Total Plate Count).
b. Aktivitas enzim. Setelah kapang diiradiasi diambil 1 ml larutan
dari setiap dosis untuk kemudian diinokulasikan ke dalam larutan
Sabouraud Dextrose (SDB). Campuran iui diinkubasi pada suhu ruang
selama 7 had agar proses enzimatis berjalan. Analisis enzim
ami lase dan selulase dilakukan dengan menggunakan metode MANDELS,
et al (7).
BASIL DAN PEMBAIIASAN
JumlalJ Kapang yang Diiradiasi. Untuk mencapai keseragaman jum
lah dan kepadatan spora kapang yang akan diiradiasi, maka dilakukan
pelarutan spora kapang yang dibiakkan selama 4 had di suhu ruang
dalam bufer fosfat pada perbandingan 1:50. Kemudian dari larutan
ini dibagikan ke dalam beberapa tabung yang siap untuk diiradiasi,
sedang sebagian lagi diukur dengan spektrofotometer untuk dilihat
densi tas larutan spora, di samping juga dilakukan penghi tungan
spora melalui Haemocytometer dan metode TPC. Hasil penghitungan dan
pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1, yang ternyata bahwa jumlah 1
ml spora dalam 50 ml bufer fosfat mengandung sebanyak 2400-4200
spora yang identik dengan densi tas larutan sebesar 0,55-0,65 pada
panjang gelombang 660 nm.
497
Tabel 1. Jumlah spora kapang yang diiradiasi dengan sinar gamma.
N~N-~~~~~~~w~"ftn~""""~""~.'.'I'U"'b'U"UUUUUU~~UU~ _
Jumlah mikroba dihitung dengan
HaemocytometerSampel
Ulangan
A B rataan
TPCSpektro
OD
660 nm
A. niger 128002150247529900,652
26502750270031400,613
28003100295034200,55
R. oryzae
121002100210045300,622
27502550265041900,603
28005050392541200,69-----------------------------------------------------------------
Dengan jumlah spora sebesar nilai tersebut di alas, dilakukan
iradiasi dengan laju dosis 8 kGy/jam. Setelah iradiasi sampel didi
amkan selama 2 hari di suhu ruang, dan baru kemudian dilakukan
peoghitungan koloni dengan metode IPC.
Populasi Kapang Setelah Iradiasi. Dilihal dad jumlah populasi
kapang pada saat iradiasi, yai lu sebanyak 2400-4200 atau identik
dengan log jumlah populasi sebesar 3,38-3,62,ternyata pada penghi
lungan hari kedua selelah iradiasi berkembang menjadi lebih banyak,
terutama pada dosis 0,5 sampai 1 kGy (Tabel 2, Gbr. 1). Pada inku
basi selama 2 had set.elah iradiasi, spora mengalami pertumbuhan
sebagaimana biasa walau tetap berada dalam larutan bufer fosfat.
Diharapkan dalam bufer fosfat dengan pH 7,2 tidak akan terjadi
perbanyakan dari mikroba yang berada di dalamnya. Namun ternyala
pada penghitungan populasi kedua kapang melalui metode TPC, memper
lihalkan lonjakan jumlah populasi selama 2 hari didiamkan di suhu
ruang.
Lonjakan populasi kapang ioi lebih banyak dilakukan secara a
sexual dengan jalan fragmenlasi membenluk oidia dari mycelium yang
lumbuh dari spora (8). Walaupun dari kapang yang diiradiasi sampai
1 kGy mengalami lonjakan populasi, jumlahnya masih berada di bawah
populasi kapang yang tidak dj iradiasi. Pengaruh iradiasi semakin
terlihat pada dosis yang lebih tinggi lagi baik pada A. niger mau-
498
pun pada R. oryza.e. Dari Gbr 1., penurunan populasi kapang akibat
jradiasi sangat jelas pada dosis ],5 dan 4 kGy, sedang pada dosis 2
dan 5 kGy kembali memperlihatkml kenaikan populasi walaupun tidak
seberapa besar. Kemungkillan dosis 2 kGy dan 5 kGy merangsang aktivi
tas sel untuk membelah.
Tabel 2. Pengaruh iradiasi terhadap perkembangan populasi dan
aktivitas enzim amilase dan selulase dari A. niger dan
R. oryza.e.
Aktivitas enzim unit/ml F
Sampel
Dosis
(kGy)
Populasi
(log) amilase selulase
A.niger 0,07,870,3520,042
0,56,51 0,2300,045
1,0
5,30 0,2530,050
1,5
0,57 0,4200,042
2,0
1,640,4160,048
2,5
1,160,4310,050
3,0
0,29 0,4600,041
4,0
0,01 0,4670,050
5,0
2,39 0,4530,049
R. oryza.e
0,06,51 0,3770,047
0,5
5,210,3630,040
1,0
6,43 0,3810,042
1,5
0,0 0,4310,067
2,0
2,45 0,4060,039
2,5
2,30 0,4170,051
3,0
1,020,4130,058
4,0
0,52 0,4310,062
5,0
2,95 0,3880,042----------------------------------------------------------------BNJ 0,05
1,920,220,015
KK (%)
19,9218,310,] 3----------------------------------------------------------------
Keterangan : BNJ =
KK =
F =
bed a nyata jujur
koefisien keragamanFiltrat
499
Pengaruh Iradiasi Terhadap Aktivitas Produksi Enzi. dari Kedua
Kapang. Pada proses fermentasi selama 7 hari di dalam larutan
Sabouralld JSDB~, JHakllkan pengukuran enzlm amlJase Jan selulase
yang dihasilkan oleh kedua kapang. Hasil yang diperoleh dapat di
lihat pada Tabel 2, Gbr. 2 dan 3, yang memperlihatkan naik turunnya
produksi enzim sesuai dengan dosis yang dibedkan.
Gambar 2 menunjukkan aktivitas produksi enzim ami lase dari A.
niger dan R. oryzae. Pada Gambar tersebut terl ihat ada kenaikan pro
duksi enzim dad A. niger akibat iradiasi. Kenaikan itu terjadi
pada dosis 1,5 kGy setelah mengalami penurunan pada dosis 0,5 kGy
dad 0,35 menjadi 0,23 unit/ml F. Produksi enzim ini meningkat
sampai menjadi 0,47 unit/ml F pada dosis 4 kGy. Demikian pula pada
R. oryzae yang juga memperlihatkan aktivitas produksi amilase yang
mengalami kenaikan sehubungan dengan dosis yang diberikan walau
tidak sejelas sepert.i yang diperlihatkan oleh A. niger. Kenaikan
akti vi tas produksi enz im ini hanya dapat mencapai 0,43 unit/ml F
dari 0,38 unit/ml F enzim amilase yang dihasilkan oleh A. niger
yang tidak diiradiasi. Dari perhitungan statistik ternyata kenaikan
aktivitas produksi enzim ini tidak menunjukkan perbedaan yang nya
ta antara kapang iradiasi dengan kapang yang tidak diiradiasi pada
p=0,05, dan ternyata pula iradiasi mempunyai pengaruh kecil pada
aktivitas produksi enzim ami lase dari ke 2 kapang tersebut. Penga
ruh iradiasi ini terhadap A. niger hanya ditunjukkan oleh nilai r =
0,54 sedang untuk R. oryzae hubungan itu terlihat pada r = 0,37.
Di lihat dad jumlah ami lase yang teranalisis dad R. oryzae, naik
turunnya enzim amilase akibat iradiasi tidak terlihat nyata diban
dingkan dengan A. niger. Pada A. niger produksi enzim yang terendah
terjadi pada dasis 0,5 kGy yaitu sebanyak 0,23 unit/ml F, sedang
praduksi yang tertinggi dicapai pada dasis 4 kGy sebanyak 0,467
unit/ml F. Perbedaan nilai ini dengan kontral tidak nyata secara
statistik (Tabel 2).
Aktivitas enzim selulase dapat dilihat pada Gambar 3. Disini
diperlihatkan bahwa kenaikan aktivitas enzim selulase akibat iradi
asi terhadap ke 2 kapang memberikan hasil yang tidak terlalu
mencalak, terutama untuk A. niger (p<=0,05). Pada R. oryzae kenaikan
aktivitas yang cukup tinggi terlihat pada dasis 1,5 dan 4 kGy,
yaitu sebesar 0,067 dan 0,062 unit/ml F yang mana hasil ini lebih
500
tinggi dibandingkan dengan kapang yang tidak diiradiasi (0,047 unit/
ml F). Kenaikan aktivitas enzim selulase dad R. oryzae ini cukupnyata pada p<=O, 05 (Tabel 2). Dad GambaI' 2 dan 3 ternyata bahwa
pengaruh iradiasi terhadap aktivitas enzim selulase tidak begitubesar bahkan sangat kecil sekali. Hal ini dapat dilihat pada nilai
r dari A. niger yang sebesar 0,056, sedang untuk R. oryzae 1'=0,098.
Dilihat dari kemampuan kapang mempr~duksi enzim selulase, ternyataR. oryzae mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dadpada A. niger
(p<= 0,05, Tabel 2).Bila ditinjau dari perkembangan populasi dan aktivitas pro
duksi enzim setelah iradiasi dilakukan, ada kecenderungan naiknya
jumlah enzim dalam larutan filtrat yang tidak sebanding dengan
jumlah populasi kapang. Pada Tabel 2, populasi kapang mempunyaikecenderungan semakin menurun sebagai akibat iradiasi, sebaliknyajumlah enzim mengalami kenaikan. Keadaan ini d itemukan pula olehTAMADA(3). Ia memperki rakan tingginya jumlah enzim dalam larutan
filtrat disebabkan oleh terjadinya lisis sel kapang pada dosis diatas 1,5 kGy di samping pada dosis inipun dimulai kematian dari seltersebut.
Namun, pengamatan visual dari proses enzimatis yang berjalan
selama seminggu terlihat bahwa dosis 1,5 kGy hampir tidak memperlihatkan pertumbuhan kapang dalam larutan (Tabel 3). Pertumbuhanmycelium kapang yang diiradiasi pada umumnya terlihat pada had ke 3dari proses enzimatis, kecuali pada kapang yang diiradiasi dengandosis 4 kGy yang baru memperlihatkan pertumbuhan pada had ke 7untuk R. oryzae. Pertumbuhan hampir tidak terlihat sampai akhirproses fermentasi dari A. niger pada dosis yang sarna. Jikapunada sangat sediki t dan agak tersamar. Pada pengamatan visual ini
terli hat pula pembentukan spora dari kapang pada hari ke 7 prosesfermentasi, termasuk juga kapang yang diiradiasi dengan dosis 5
kGy, walaupun jumlah sporanya t idak sebanyak jumlah spora . yangdihasilkan oleh kapang yang tidak diiradiasi terutama untuk A.niger. Bagi R. oryzae pertumbuhan mycelium baru terlihat pada harike 3 dari proses fermentasi dengan dosis yang sarna. Dari pengamatanv isui 1 ini terbukti bahwa kapang yang di iradiasi selama didiamkandalam mediumnya akan mengalami pertumbuhan membentuk sel baru
meskipun barangkali Jumlah sel yang terbentuk tidak sebanyak
501
kapang yang tidak diiradiasi. Dilihat dad jumlah populasi dan
besarnya aktivitas enzim yang dihasilkan, dapat diperkirakan bahwa
kapang yang tidak dliradiasi untuk mendegradasi substratnya, karena
dengan jumlah populasi yang lebih sedikit kapang iradiasi dapat
memecah substratnya dengan kemampuan aktivitas enzim yang hampir
sama atau lebih tinggi sedikit dari kapang yang tidak diiradiasi.
Pada pengamatan bentuk koloni kapang yang diiradiasi, umumnya
memper lihatkan perubahan diameter koloni yang tumbuh sebanding
dengan semakin tinggi dosis yang disertai pula dengan menurunnya
populasi. Keadaan ini pernah pula dilaporkan oleh MEYRATH, et al
(4). Agaknya semakin turun populasi semakin besar diamet~r koloni,
Tabel 3. Pertumbuhan kapang selama proses fermentasi dalam larutan SDB (Sabouraud Dextrose Broth).
Dosis (kGy)
sampel
Harike o 0,5 1 1,5 2 2,5 3 4 5
A. niger
R. oryzae
2 +++-------+
3++++++
-++-+-++
7*********-******-+***
2
+++3
-+++++++++-+++++ +++-7 *********+******+++***
semakin
terben tuk
Keterangan : +++ = pertumbuhan mycelium banyak++ = pertumbuhan mycelium sedang+ = pertumbuhan mycelium sedikit*** = terbentuk spora
diduga karena persaingan untuk mendapatkan makananpun
kecil. Selama seminggu proses fermentasi, spora mulai
umumnya pada had ke 7.
KESIMPULAN
Radiasi Gamma dengan laju dosis 8 kGy/jam memperlihatkan peng-
502
aruhnya terhadap penurunan populasi kapang A. niger dan R. orYZ8e
Penurunan populasi ini tidak diikuti oleh penurunan aktivitas
enzim ami lase dan selulase. Sebaliknya ada kenaikan aktivitas
produksi enzim pada kapang yang diiradiasi walau tidak
memperphatkan perbedaan yang nyata dengan kapang yang tidak
diiradiasi terutama pada pembentukan enzim amilase. Pengaruh
iradiasi terhadap aktivitas produksi enzim itu memang ada, tetapi
sangat kecil a.l. pengaruh iradiasi ini terhadap aktivitas enzim
amilase dari A. niger yang dinyatakan dengan r=0,54, sedang bagi R.
orYZ8e r=O,37. Pengaruh iradiasi ini lebih nyata terlihat pad a
aktivitas enzim selulase dari R. orYZ8e di mana pada dosis 1,5 dan 4
kGy mengalami kenaikan yang cukup nyata pada p(=O,05. Besarnya
aktivitas enzim selulase yang diproduksi adalah 0,067 unit/ml F di
mana nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan,kontrol yang
hanya memberikan aktivitas sebesar 0,047 unit/ml F. Bahkan pengaruh
iradiasi ini terhadap aktivitas enzim selulase dapat dikatakan
sangat kecil sekali yaitu misalnya ,untuk A. niger dinyatakan
dengan r=0,056, sedang untuk R. oryzae dengan r=0,098. Dilihat
dari pertumbuhan dan jumlah populasi kapang yang diiradiasi lebih
rendah dari pada kapang yang tidak diiradiasi, maka mungkin dapat
dinj.-atakandi sini bahwa kapang iradiasi dapat menghasilkan enzim
dengan kemampuan me.mecah zat lebih tinggi daripada kontrol yang
dapat memproduksi enzim lebih banyak dengan populasinya yang lebih
tinggi pula. Untuk maksud tersebut di atas, maka perlu kiranya
dilakukan penelitian lebih lanjut.
UCAPAN TERIMAKASIH
Atas terselenggaranya penelitian ini, penulis mengucapkan
terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh sdr. A.Damayanti,
Hamdi dan Radi Harsono. Ucapan ini penulis tujukan pula pada Drs.
Tantono Subagyo, Ph.D., yang telah membantu dalam pengolahan data.
DAFl'AR PUSTAKA
1. REJEKI, S., Pemanfaatan limbah ampas tapioka untuk produksi enzimamilase, amiloglukosidase dan selulase dari A. niger L51/ NRRLA-112, 64, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB (1986).
503
2. KUME, T., and TAMURA, N., Change in digestibility of raw starch
by gamma irradiation. Starch/ Starke, 39, 3, S (1987) 71.
~. '!Mlfil, Y., UA!ABU, ~., anJ U11'!U, t., ~I'ecls 01 gamma-ray ir-radiation on cellulase secretion of T. reesei, J. Ferment.Technol., 65, 6(1987) 703.
4. MEYRATH, J., BAHN, M., and HAN, H.E., "Induction of amylase pro
ducing mutans in A. oryzae by different irradiations", Radiati
on and Radioisotopes for Industrial Microorganisms (Proc. Symp.Vienna, 1971), IAEA, Vienna (1971) 137.
5. BEECH, G.A., MELVIN, M.A., and TAGGART, J., Food, Drink and Bio
technology, Biotech. Princip. and Application, BlackwellScient. Public., Oxford-London (1985) 73.
6. MOSELEY, B.E.B., The isolation and some properties of radiation
sensitive mutants of Micrococcus radiodurans., J. Gen. MicrobioI., 49, (1967) 293.
7. MANDELS, M., STERNBERG, D., "Symposium enzymatic conversion of
cellulotic materials" Technology Applications, Biotech. Bioeng.Symp. (1976) 21.
8. ALEXOPOULOS, C.J., Introductory Mycology. John. Wiley & Sons,London (1966) 14.
504
Gambar 1. pengaruh iradiasi terhadap perkembangan populasi kapang ~. ni~er dan ~. ~
'"a....1
0.5
• A. niger+R.~
iiII
; I
/-. (8 i
\y--·~· I i~ .1 1,5 2 2,5Oasis i radiasi (kGy)
O~~~t0,08 -
0,02
0,01
0,51 ~ _
~ /);'~~:_.----'~
~~.:J:CI :::~:~.~ ~ I
!~O'2[ I
o ,1 ~
I
o I>----"'-----'-_--'-_-'-- __ '------'-_~--'--------!0,5 1,5 2 2,5
Oasis i radi asi (kGy)
Gambar 2. Pengaeuh iradiasi terhadap aktivitas produksienzim amilase kapang t.. ni~er dan ~ ~
• A. niger
+R.~
u'loCJ1
0,5 1 1,5 2 2,5Oasis i-radiasi (kGy)
Gambar 3. pengaruh iradiasi terhadap akti vi tas produksien:z.im selulase dari kapang ~ 'rtlger dai1~"'oryzae
DISKUSI
Pada dosis yang lebih tinggi (5 kGy) terlihat A. niger. R. oryzae
produksinya naik, tetapi produksi enzim menu run apakah penyebabnya ?
SRI HARIANI
Kenaikan populasi pada dosis 5 kGy tidak sebesar pada populasi
kapang tanpa radiasi, sedang akti vitas enz im yang diproduksi oleh
kapang iradiasi 5 kGy tatapi masih tinggi atau sarna dibandingkan
dengan kapang tanpa radiasi
SUPRIYATI
Dari hasil penelitian ternyata aktivitas enzim hubungannya tidak
linier dengan dosis radiasi mohon dijelaskan faktor penyebabnya ?
SRI HARIANI
Faktor penyebabnya belum diketahui.
1. DJATMIKO
Apakah yang dimaksud jumlah populasi kapang ? Mengapa tidak menghi
tung jumlah sporanya dengan kimasitometer sehingga tidak terukur.
SRI HARIANI
Jumlah populasi kapang 24 jam setelah racliasi yai tu jumlah spora
yang dapat tumbuh di medium agar sabovand. Penghitungan spora kapang
dilakukan dengan haemocytometer di samping juga dilakukan pengencer
an sesuai dengan konsentrasi standar untuk bakteri yang digunakan
yai tu sebesar lOx. Penghi tungan spora dengan cara ini dilakukan
pada saat kapang akan diiradiasi (iradiasi dalam bentuk spora).
MARIA LINA
Dosis di atas 1,5 kGy untuk R. Oryzae dan 4 kGy untllk A. Niger,
disebutkan bahwa populasi kapang meningkat setalah mengalami penu
runan. Bagaimana produksi enzim pada dosis tersebut apakah cende
rung naik atau turun, jika turun mohon penjelasan.
506
SRI HARIANI
Produksi enzim di atas dosis 1,5 dan 4,0 kGy tetap mengalami pe
ningkatan, baik untuk enzim ami lose maupun selulase. Peningkatan
produksi enzim tersebut lebih tinggi daripada kontrol meskipun tidak
be~beda nyata.
SUGI ARTO
Apakah produksi enzim yang meningkat sebagai akibat suatu perlakuan,
adalah semakin besarnya daya membiak sel ataukah kemampuan sel indi
vidual membentuk enzim. Pada dosis 1,4 dan 4 kGy ada peningkatan
enzim. Apakah ada korelasi dengan jumlah sel kapang. Apakah kenaik
kan atu mungkin kebetulan saja ?
SRI HARIANI
Produksi enz im yang men ingkat dalam peneli tian ini lebih banyak
disebabkan oleh kemampuan sel kapang secara individu untuk mening
katkan produksi enzimnya. Peningkatan aktivitas enzim pada dosis 1,4
dan 4 kGy agaknya tidak ada korelasinya dengan jumlah populasi
kapang. Pada penelitian lebih lanjut terlihat bahwa pada proses
fermentasi selama 7 hari untuk kapang R. Oryza.e yang diiradiasi
dengan 5,0 kGy menghasilkan peningkatan produksi enzim amilose di
bandingkan dengan kapang yang tidak diiradiasi sedang populasi ber
kembang dengan jumlah yang hampir sarna. Aktivitas enzim amilose yang
dicapai oleh kapang tanpa radiasi sebesar 1,5 unit/m 1 F, sedang
kapang radiasi menghasilkan 2,31 unit/ml F.
NIKHAM
1. Mengapa pertumbuhan kapang yang diiradiasi koloninya lebih kecil
daripada yang tanpa diiradiasi. Apakah ini suatu hasil mutasi ?
2. Bagaimana hubungan antara dosis radiasi dengan produksi enzym
dari kapang tersebut ?
SRI HARIANI
1. Koloni kapang yang diradiasi lebih besar daripada kapang yang
tidak diradiasi, diduga penyebabnya adalah
507
- Persaingan untuk mendapatkan makanan dari kapang iradiasi lebih
kecil dibandingkan dengan kapang yang tidak diradiasi.
- Hadiasi rnenstirnulasi sel untuk rnernbelah cepat.
2. Hubungan antara kapang iradiasi dengan produksi enzim yang
dihasilkan, ada kecenderungan meningkat.
NURHAYATI
Mohon dijelaskan apakah ada kemungkinan terjadinya mutasi pada
kapang (A. Niger, R. Orizae) yang meningkat pertumbuhannya pada
dosis iradiasi antara 1,5 - 4 kGy ?
SRI HARIANI
Kemungkinan ada namun perlu pembuktian. Mutasi dapat saja terjadi
pada dosis an tara 1,5 - 4 kGy dan hal ini perlu dibuktikan apakah
perubahan yang terjadi tersebut bersifat tetap.
ANDI DJAJANEGARA
Oasis 1,5 kGy menurunkan populasi kapang secara drastis, sedangkan
dosis 2,0 kGy meningkat lagi. Apakah mungkin terjadi error pada
pengamatan perhi tungan, mel ihat penurunan populasi kapa.ng setsiah
1,0 kGy menurun secara linier. Mohon penjelasan standard yang dipa.
kai untuk membandingakan antara populasi akibat radiasi dan mengapa
populasi dengan dasis 1,5 kGy naik.
SRI HARIANI
Dari beberapa kali hasil perhitungan populasi kapang dengan metode
TPC di temukan gambaran bahwa setelah dosis 1,5 kGy ada kenaikan
populasi walaupun tidak besar. Perlu diketahui bahwa penghi tungan
populasi kapang dilakukan setelah 24 jam dari saat radiasi. Dan
sebagaimana dipaparkan dalam tabel 4, ada pertumbuhan kapang iradia
si beberapa hari setelah iradiasi. Kemungkinan kapang dapat memulih
kan diri lagi dari akibat radiasi dan mengumpulkan tenaga lagi untuk
dapat tumbuh walau mungkin ada caeat yang disandangnya. Pertumbuhan
kapang yang diiradiasi dalam pereabaan ini seialu dibandingkan
dengan pertumbuhan kapang yang tidak diiradiasi.
508
,