PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS),...
Transcript of PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS),...
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), STRUKTUR
MODAL, RISIKO PERUSAHAAN, ROA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada perusahaan yang termasuk dalam daftar Leading
Companies Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2017)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh :
Try Susilo Komar
NIM : 111108200091
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
v
DATA RIWAYAT HIDUP
(Curriculum Vitae)
I. Data Pribadi
Nama : Try Susilo Komar
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Maret 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nama Ayah : Syukur
Nama Ibu : Siti Gebyarningsih
Anak Ke Dari : 3 dari 3 bersaudara
Status : Balum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kecapi V No 20 RT 005 RW 005, Kel. Jagakarsa,
Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI
Jakarta, 12620
No. Telp : 0812 9860 2464
E-mail : [email protected]
II. Pendidikan Formal
SDN 06 Jakarta : Tahun 1999 – 2005
MTsN 4 Jakarta : Tahun 2005 – 2008
SMAN 38 Jakarta : Tahun 2008 – 2011
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2011 – 2018
III. Pengalaman Organisasi
1. Koordinator Departemen Hubungan Luar Kampus HMJ Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2013 – 2014.
2. Koordinator Aksi an Advokasi PMII Komisariat Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Cabang Ciputat Periode 2013-2014.
vi
IV. Pengalaman Kerja
1. Part of owner Batik Bima Clothing Store.
2. Part of owner Umar Moslem Clothing Store.
3. Manager Production of Male.id Clothing store.
V. Keahlian
1. Komputer : Microsoft Office (Word, Excel, Power Point), Internet
vii
THE EFFECTS OF IOS, CAPITAL STRUCTURE, CAPITAL RISK, AND
ROA ON FIRM VALUE
(Empirical study on companies that are included in the list of
Leading Companies listed on the Indonesia stock exchange Period 2011-2017)
ABSTRACT
This research aim to analyze the influence of Investment Opportunity Set
(IOS), Capital Structure, Corporate Risk, and Return on Asset (ROA) towards
Corporate values. This research using corporate sample which registered in Leading
Companies at Indonesia Stock Exchange Period 2011-2017. The number of
companies which being sampled on this research are 29, with observation over 7
years, based on judgment method sampling. Hypothesis testing on this research is
using analysis method multiple linear regression. The result of this research shows
that IOS have a positive effect and significant towards corporate values, Capital
structure is not influential and significant towards the corporate values, The
Corporate risk have a positive effect and significant towards corporate values, ROA
have a positive effect and significant towards corporate values. And
simultaneously, on this research all independent variables take effect on
independent variables.
Keywords: IOS, Capital Structure, Capital Risk, Roa, Firm Value
viii
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), STRUKTUR
MODAL, RISIKO PERUSAHAAN, ROA TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada perusahaan yang termasuk dalam daftar Leading
Companies Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2017)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Investment
Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Risiko Perusahaan, dan Return on Asset
(ROA) terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan
yang terdaftar dalam Leading Companies di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-
2017. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah 29,
dengan pengamatan selama 7 tahun, berdasarkan metode judgment sampling.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IOS berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan, Struktur Modal tidak berpengaruh dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan, Risiko Perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, ROA berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Nilai Perusahaan. Serta secara simultan pada penelitian ini seluruh
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kata Kunci: IOS, Struktur Modal, Risiko Perusahaan, ROA, Nilai Perusahaan
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ’Alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah
SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita
semua karena hanya dengan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Struktur Modal,
Risiko Perusahaan, Return On Asset (ROA), Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Termasuk dalam Daftar Leading
Companies Periode 2011 – 2017 di Bursa Efek Indonesia)” ini. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar kita Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabatnya
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai
masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah
semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan,
bimbingan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya dari pihak lain, yakni
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Orangtua saya, Alm Bapak Syukur dan Ibu Siti Gebyarningsih yang selalu
memberikan dukungan baik moril maupun materil, selalu memberikan kasih
sayang dan doa yang terbaik untuk hidup saya.
2. Ibu Atiqah, SE, M.S.AK selaku Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan
waktu atas ilmu, saran, arahan, nasehat yang sangat berharga selama
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin,
SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak
Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid. Administras i
Umum dan Bapak Dr Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid.
Kemahasiswaan.
4. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si.Ak. selaku Ketua Jurusan Akutansi dan Bapak Hepi
Prayudiawan, S.E., M.M.,Ak,CA. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.
x
5. Bapak Hepi Prayudiawan, S.E., M.M.,Ak,CA. selaku Pembimbing Akademik.
6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis
selama menempuh masa studi.
7. Abang kandung saya Eko susilo dan Dwi susilo yang selalu mendorong di
dalam dan di luar kuliah saya.
8. Rahmi Fitriyah, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa dalam
penyelesaian skripsi ini.
9. Brama, Dimas, Enyo, Giri, Vito dan sahabat-sahabat yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, dalam menemani dan memotivasi penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
10. Caesar, Mufti, Bilal, Reza, Rifki, Aji, Walad, Adi, Bea, Eway, Mojo, David,
Oon, Jambul dan sahabat-sahabat UIN Jakarta saya yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang menemani an memotivasi penulis alam
penyelesaian skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua
pihak atas bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai. Akhir kata, penulis mengharapkan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Jakarta, Mei 2018
Try Susilo Komar
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF.................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 10
A. Tinjauan Literatur .................................................................................. 10 1. Trade Off Theory ........................................................................... 10
2. Investment Opportunity Set........................................................... 13 3. Struktur Modal ............................................................................... 17 4. Risiko Perusahaan .......................................................................... 21
5. Return On Asset............................................................................. 22 6. Nilai Perusahaan............................................................................. 25
B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat.................. 28 1. Hubungan Investment Opportunitu Set dengan Nilai Perusahaan . 28 2. Hubungan Struktur Modal dengan Nilai Perusahaan ..................... 29
3. Hubungan Risiko Perusahaan dengan Nilai Perusahaan................ 31 4. Hubungan Return On Asser dengan Nilai Perusahaan ................. 32
C. Penelitian Terdahulu.............................................................................. 33 D. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 36
xii
BAB III METODOLOGI PENILITIAN ...................................................... 37
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 37 B. Metode Penentuan Sampel.................................................................... 38 C. Metode Pengumpullan Data ................................................................. 38
D. Metode Analisis Data ........................................................................... 40 1. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 40
a. Uji Normalitas ......................................................................... 40 b. Uji Multikolinieritas ................................................................ 42 c. Uji Heteroskeastisitas .............................................................. 44
d. Uji Autokorelasi ...................................................................... 45 2. Uji Hipotesis ................................................................................... 46
a. Uji t ......................................................................................... 46 b. Uji F........................................................................................ 47 c. Uji Keofisien Determinasi ..................................................... 48
3. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 48 E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................ 49
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN.................................................. 55
A. Gambaran Umum Objek Penelitian....................................................... 55 B. Analisis Hasil dan Pembahasan............................................................. 57
1. Statistik Deskriptif .......................................................................... 57
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 58
a. Uji Normalitas ......................................................................... 58
b. Uji Multikolinieritas ................................................................ 61
c. Uji Autokorelasi .................................................................... 62
d. Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 63
3. Uji Hipotesis ................................................................................... 65
a. Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 66
b. Uji Simultan (F)...................................................................... 66
c. Uji Parsial (t) .......................................................................... 67
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 73
A. Kesimpulan ............................................................................................ 73
B. Implikasi ................................................................................................ 73
C. Saran .................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 76
LAMPIRAN .................................................................................................... 80
xiii
DAFTAR TABEL
2.1 Penelitian Terdahulu.................................................................................. 33
3.1 Operasional Variabel ................................................................................. 54
4.1 Kriteria Pemilihan Sampel ........................................................................ 56
4.2 Sampel Perusahaan Leading...................................................................... 56
4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Seluruh Sampel .......................................... 57
4.4 Tabel Klomogorov Smirnov ...................................................................... 60
4.5 Tabel Multikolinieritas .............................................................................. 62
4.6 Tabel Uji Autokorelasi .............................................................................. 63
4.7 Tabel Uji Gletser ....................................................................................... 65
4.8 Tabel Uji Koefisien Determinasi ............................................................... 66
4.9 Tabel Uji F ............................................................................................... 67
4.10 Tabel Uji t................................................................................................ 68
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 36
4.1 Grafik Histogram ....................................................................................... 59
4.2 Grafik Normal P-Plot ............................................................................... 60
4.3 Grafik Scatterplot ...................................................................................... 64
DAFTAR LAMPIRAN
1 Lampiran I .............................................................................................. 83
2 Lampiran II ............................................................................................. 96
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan yang telah go public memiliki tujuan untuk meningkatkan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai
perusahaan (Salvatore, 2005). Nilai perusahaan sangat penting karena dengan
nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran
pemegang saham (Brigham et al., 1996). Semakin tinggi harga saham semakin
tinggi pula nilai perusahaan, yang tentunya menjadi keinginan para pemilik
perusahaan guna menunjukkan kemakmuran pemegang saham.
Memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean tujuan yang ingin dicapai
adalah aliran bebas barang, jasa, dan tenaga kerja terlatih, serta aliran investasi
yang lebih bebas. Berdasarkan Keputusan Presiden NO.6/2014, tentang
peningkatan daya saing menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, pemerintah
Indonesia sudah menyiapkan pengembangan perusahaan, agar bisa bersaing
dalam pasar bebas ASEAN. Dengan persaingan ekonomi yang semakin
terbuka, menuntut perusahaan di Indonesia agar lebih bisa menarik investor
dengan cara meningkatkan nilai perusahaan.
Bagi investor, nilai perusahaan merupakan konsep penting karena nilai
perusahaan merupakan indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara
keseluruhan, dengan nilai perusahaan yang tinggi juga menunjukkan kinerja
perusahaan yang baik. Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm
2
yaitu untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the
firm) (Salvatore, 2005). Di samping itu, menurut Martono (2005), tujuan dari
pendirian suatu perusahaan adalah mencapai keuntungan atau laba yang
sebesar-besarnya, memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham,
dan memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya.
Dari tujuan-tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak
banyak berbeda, hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing
perusahaan berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Nilai perusahaan tersebut dapat mencerminkan nilai aset yang dimiliki
perusahaan seperti surat-surat berharga, contohnya saham. Saham merupakan
salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan di mana tinggi
rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten (Martono,
2005). Kondisi di mana kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan
kinerja suatu perusahaan menjadi lebih rendah daripada apa yang diharapkan
suatu perusahaan dikarenakan adanya keadaan yang tidak pasti di masa
mendatang merupakan risiko perusahaan. Dengan memahami risiko yang
mungkin muncul pada perusahaan, perusahaan mampu untuk mencegah hal-
hal tersebut dan dapat menstabilkan kinerja mereka. Dengan demikian
perusahaan akan mampu dalam mencapai target, meminimalisir kegagalan
dalam perusahaan, serta dapat menciptakan peluang yang menguntungkan
untuk perusahaan.
Keluarnya peraturan Bank Sentral per 30 September 2013 yang tertuang
dalam Surat Edaran (SE) BI No.15/40/DKMP tentang Penerapan Manajemen
3
Risiko memaksa manajemen perusahaan memiliki kemahiran dalam penentuan
struktur modal yang tepat bagi perusahaan agar mampu terus bertahan dan terus
tumbuh dalam industri. Pilihan untuk lebih condong pada utang atau modal
sendiri akan muncul, apabila terjadi kesalahan dalam penentuan sumber dana
bisa berakibat fatal dalam kondisi dimana bank sentral melakukan pembatasan
besaran kredit untuk kredit pemilikan properti maupun kredit konsumsi
beragun properti. Salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kinerja perusahaan adalah mengukur kemampuan struktur
modal dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan dan nilai
perusahaan yang dapat meningkatkan kemakmuran dari pemilik perusahaan.
Struktur modal berkaitan dengan jumlah utang dan modal sendiri yang
digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang optimal
mampu menciptakan kondisi keuangan yang kuat dan stabil.
Bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat di bidang pasar
modal dan tersedianya dana dari para calon investor yang berminat
menginvestasikan modalnya. Struktur modal telah menjadi salah satu faktor
pertimbangan investasi yang cukup penting. Hal ini berkaitan dengan risiko
dan pendapatan yang akan diterima investor. Investor memerlukan informasi
perusahaan seperti laporan keuangan untuk melihat struktur modal perusahaan.
Para investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya
berasal dari laporan keuangan perusahaan.
4
Perimbangan antara modal asing dengan modal sendiri disebut sebagai
struktur modal (Sutrisno, 2001). Teori struktur modal menjelaskan tentang
pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Teori ini
menerangkan bahwa kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan rasio
antara utang dan ekuitas ialah bertujuan untuk memaksimumkan nilai
perusahaan. Teori menyangkut struktur modal adalah teori yang menjelaskan
kebijakan pendanaan perusahaan utang dan ekuitas untuk memaksimumkan
nilai perusahaan (Husnan, 2004).
Struktur keuangan merupakan cara aktiva perusahaan dibelanjai/dibiayai
sedangkan struktur modal merupakan pembiayaan pembelanjaan perusahaan
yang berasal dari utang jangka panjang, saham preferen/prioritas dan modal
saham biasa, (tetapi tidak termasuk utang jangka pendek). Struktur modal
dalam suatu perusahaan adalah hanya sebagian dari struktur keuangannya
(Weston dan Brigham, 1985). Struktur modal yang akan memaksimumkan
nilai perusahaan adalah struktur modal yang optimal (Husnan, 2004).
Nilai perusahaan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain yaitu
kinerja keuangan. Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal,
harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai
perusahaan. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan sangat ditentukan
oleh kinerja keuangan perusahaan yang disajikan dalam laporan keuangan.
Semakin baik kinerja keuangan perusahaan, perusahaan akan dianggap
menguntungkan oleh calon investor sehingga para calon investor bersedia
membayar lebih mahal terhadap saham perusahaan tersebut. Salah satu rasio
5
yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah ROA (Return on
Asset), yang digunakan dalam penelitian ini.
Return on asset adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana
yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi
perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya. ROA merupakan perbandingan antara net income terhadap
total asset. Alasan penggunaan variabel ROA dalam penelitian ini adalah
karena ROA memiliki banyak keunggulan, salah satunya adalah ROA dapat
mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif
terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan
(Zuraedah, 2010).
Tidak dipungkiri bahwa pertumbuhan dan peningkatan nilai perusahaan
merupakan hal yang paling diharapkan dari perusahaan dan para stakeholder.
Gaver (1993) menyebutkan bahwa Investment of Opportunity Set merupakan
nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran
yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, yang pada saat ini
merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan
return yang lebih besar. Menurut Smith dan Watts (1992), pertumbuhan
perusahaan dapat diproksikan dengan berbagai macam kombinasi nilai
Investment of Opportunity Set. Investment of Opportunity Set perusahaan
merupakan komponen penting dari nilai pasar. Hal ini disebabkan Investment
of Opportunity Set dari suatu perusahaan mempengaruhi cara pandang manajer,
6
pemilik, investor, dan kreditor terhadap perusahaan. Investment of Opportunity
Set sendiri merupakan keputusan investasi yang melakukan kombinasi antara
aktiva yang dimiliki (assets in place) dengan pilihan atau opsi investasi di masa
yang akan datang yang dapat mempengaruhi pertumbuhan aktiva perusahaan
atau proyek yang memiliki net present value positif, di mana pada akhirnya hal
tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengambil judul “Pengaruh
Investment Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Risiko Perusahaan,
Return On Asset (ROA), Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan yang Termasuk dalam Daftar Leading Companies Periode
2011 – 2017 di Bursa Efek Indonesia)
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian S. Repi., S. Murni., D.
Adare (2016). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
sebagai berikut:
1. Variabel yang digunakan penelitian terdahulu S. Repi., dkk (2016)
menggunakan ROA, ROE, Risiko Perusahaan, LDR, NPL. Sedangkan,
dalam penelitian ini, peneliti menambahkan variabel independen lain,
yaitu Struktur Modal dan Investment of Opportunity Set.
2. Variabel yang digunakan penelitian terdahulu Hermuningsih, dkk (2013)
menggunakan variabel independen Growth Oppurtunity, sedangkan
variabel independen ROA dan Struktur Modal yang merupakan persamaan
dari penelitian ini.
7
3. Studi Empiris yang digunakan penelitian terdahulu S. Repi., dkk (2016)
menggunakan subsektor perbankan. Sedangkan pada penelitian ini
menggunakan perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam daftar leading
companies.
Leading companies merupakan perusahaan–perusahaan terbuka yang
nilai sahamnya mendominasi dalam Pasar Modal dan terdaftar dalam Bursa
Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 29 leading
company yang secara konsisten selama periode 2011-2017.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang hendak
diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Investment of Opportunity Set (IOS) berpengaruh signifikan
terhadap Nilai Perusahaan?
2. Apakah Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Perusahaan?
3. Apakah Risiko Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Perusahaan?
4. Apakah Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Perusahaan?
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh Investment of
Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh Struktur Modal
terhadap Nilai Perusahaan.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh Risiko
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh Return On Assets
(ROA) terhadap Nilai Perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan
dan kontribusi sebagai berikut :
1. Bagi calon investor
Dengan adanya kajian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
pada saat melakuan investasi.
2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengaplikasikan
variabel-variabel penelitian ini untuk membantu meningkatkan nilai
perusahaan serta sebagai bahan pertimbangan emiten untuk mengevaluasi,
9
memperbaiki, dan meningkatkan kinerja manajemen di masa yang akan
datang.
3. Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan teori mengenai Investment of Opportunity Set, Struktur
Modal, Risiko Perusahaan, Return On Assets, dan pada suatu perusahaan
serta pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan.
4. Bagi penelitian yang akan datang
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan wacana di
bidang keuangan sehingga dapat bermanfaat penelitian selanjutnya
mengenai nilai perusahaan pada masa yang akan datang.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Trade-off Theory
Menurut trade-off theory yang diungkapkan oleh Myers
(2001), “Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat utang
tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan
hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress).
Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah biaya
kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan biaya
keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya
kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory dalam menentukan
struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain
pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan
(financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi
pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat
penggunaan utang. Sejauh manfaat lebih besar, penambahan hutang
masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan
hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak
diperbolehkan.
Model trade off tidak dapat menentukn secara tepat struktur
modal yang optimal karena sulit untuk menentukan secara tepat PV
11
biaya financial distress dan PV agency cost. Namun demikian mode
ini memberikan 3 masukan penting (Lukas Setia, 2008):
1. Perusahaan yang memili aktiva tinggi variabilitas
keuntungannya akan memiliki probabilitas financial distress
yang besar. Perusahaan semacam ini harus menggunakan
sedikit hutang.
2. Aktiva tetap yang khas (tidak umum), aktiva yang tidak
nampak (intangible asset) dan kesempatan bertumbuh akan
kehilangan banyak jika terjadi financial distress. Perusahaan
yang menggunakan aktiva semacam ini seharusnya
menggunakan sedikit hutang.
3. Perusahaan yang membayar pajak tinggi (dikenai tingkat
pajak yang besar) sebaiknya lebih banyak menggunakan
hutang dibanding perusahaan yang membayar pajak lebih
rendah.
Menurut (Brigham:2001), hutang mempunya keuntungan pada:
1. Biaya bunga yang mempengaruhi penghasilan kena pajak,
sehingga hutang menjadi lebih rendah.
2. Kreditur hanya mendapatkan biaya bunga yang bersifat relatif
tetap, kelebihan keuntungan akan menjadi klaim bagi pemilik
perusahaan.
Dalam static trade off theory, terdapat dua implikasi penting
yaitu perusahaan dengan resiko bisnis tinggi lebih baik menggunakan
12
sedikit hutang. Hal ini akan memperbesar biaya bunga serta
menurunkan laba, sehingga perusahaan mangalami biaya kesulitan
keuangan.
Menurut Erwin Prasetya dalam bukunya yang berjudul
“hutang akan baik-baik saja apabila penggunannya baik, konseptual
dan berkomitmen” agar tidak terjebak kedalam keputusan berhutang
yang keliru, ada minimal 3 pertanyaan kunci yang perlu diajukan
sebelum memutuskan berhutang:
1. Untuk apa hutang tersebut digunakan
2. Berapa besar hutang yang ingin dan mampu anda ambil
3. Bagaimana hutang itu bisa dilunasi dalam keadaan darurat.
Static trade off theory mengemukakan bahwa hutang
mempunyai dua sisi. Sisi positif dari hutang adalah bahwa
pembayaran bunga akan mengurangi pembayaran kena pajak.
Penghematan pajak ini akan meningkatkan nilai pasar perusahaan.
Hutang menguntungkan perusahaan karena adanya perbedaan
perlakuan pajak terhadap bunga dan deviden serta pembayaran bunga
diperhitungkan sebagai biaya dan mengurangi penghasilan kena
pajak, sehingga jumlah pajak yang dibayar perusahaan-perusahaan
berkurang. Sebaliknya, pembagian deviden kepada pemegang saham
tidak mengurangi pembayan-pebayaran pajak perusahaan. Jadi, dari
sisi pajak akan lebih menguntungkan jika perusahaan membiayai
13
investasi dengan hutang karena adanya penghematan pajak. Menurut
teori ini, semakin besar laba (EBIT) yang dihasilkan oleh perusahaan,
semakin besar pula tingkat hutangnya agar pajak yang dibayar
berkurang. Namun demikian, besarnya hutang ini dibatasi oleh
besarnya biaya-biaya kepailitan dan biaya tekanan keuntungan yang
timbul menjelang perusahaan bangkrut (cost of financial distress).
2. Investment Oppurtunity Set (IOS)
Menurut Martono dan Agus, (2005) merupakan penanaman
dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset
(aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan
datang. Nilai perusahaaan semata-mata ditentukan oleh keputusan
investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi
itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan
dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan (Fama, 1978).
Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh
pihak luar. Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya
dengan keputusan investsasi anatara lain Myers (1977) yang
memperkenalkan Investment Opportunities Set (IOS). IOS memberi
petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan tergantung pada
pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Jadi prospek
perusahaan dapat ditaksir dari Investment Opportunity Set (IOS), yang
didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in
14
place) dan pilihan investasi di masa akan datang dengan net present
value positif.
Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan
tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu
perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure
perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dengan
demikian IOS bersifat tidak dapat di observasi, sehingga perlu dipilih
suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam
perusahaan, misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan dan
lain-lain. Proksi IOS yang digunakan dalam bidang akuntansi dan
keungan digolongkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu IOS berbasis harga,
IOS berbasis investasi, dan IOS berbasis varian (Kallapur dan
Trombley, 2001):
a. Proksi IOS berbasis harga (price-based proxies)
Proksi IOS yang berbasis pada harga merupakan proksi
yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan
sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi berdasarkan
anggapan yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan
perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham,
dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang
lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset
in place) dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang
15
didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu
ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan.
Proksi IOS yang merupakan proksi berbasis harga adalah:
market of equity plus book value of debt, ratio of book to market
value of asset, ratio of book to market value of equity, ratio of
book value of property, plant, and equipment to firm value, ratio
of replacement value of assets to market value, ratio of
depreciation expense to value dan earning price ratio.
b. Proksi IOS berbasis investasi (investment-based proxies)
Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang
percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang
tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan.
Proksi IOS yang merupakan proksi IOS berbasis investasi
adalah: ratio R&D expense to firm value, ratio of R&D expense
to total assets, ratio of R&D expense to sales, ratio of capital
addition to firm value, dan ratio of capital addition to asset book
value.
c. Proksi IOS berbasis pada varian (variance measures).
Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement)
merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan
menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran
untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti
variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva. Proksi
16
IOS yang berbasis varian adalah: VARRET (variance of total
return), dan Market model Beta.
Menurut Nurcahyo dan Putriani (2009) menyebutkan bahwa
investment opportunity set dapat diukur melalui market to book value
of equity. Maksud pemilihan proksi ini karena dapat mencerminkan
besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di
masa yang akan datang akan melebihi return dari ekuitas yang
diinginkan. Apabila suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya
dengan baik dalam menjalankan usaha, maka semakin besar
kemungkinan perusahaan tersebut untuk bertumbuh, maka harga
saham perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat, dan pada
akhirnya semakin meningkat pula nilai suatu perusahaan. Secara
matematis variabel investment opportunity set diformulasikan sebagai
berikut:
Menurut Sri Hasnawati (2005) menyebutkan bahwa investment
opportunity dapat diukur melalui market to book value of assets,
Secara matematis variabel investment opportunity diformulasikan
sebagai berikut :
MBVA=Asset– TotalEkuitas+(JUBxClossingPrice)
TotalAsset
MBVE=(SahamBeredar HargaPenutupan)
TotalEquity
17
Penggunaan rasio ini atas dasar pemikiran bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan terrefleksi dari harga saham Kallapur dan
Tombley, (2001). Rasio nilai pasar terhadap nilai buku
menggambarkan biaya pendirian historis dan aktiva fisik perusahaan.
Suatu perusahaan yang berjalan baik dengan staf manajemen yang
kuat dan sebuah organisasi yang berfungsi secara efisien akan
mempunyai nilai pasar yang lebih besar atau sekurang-kurangnya
sama dengan nilai buku aktiva fisiknya. Rasio market to book value
of assets ini berbanding lurus denagn nilai IOS, semakin besar market
book value of assets suatu peusahaan, maka semakin bagus pula nilai
IOSnya.
3. Struktur Modal
Struktur modal adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan
kebutuhan belanja perusahaan, dimana dana yang diperoleh
menggunakan kombinasi atau panduan sumber yang berasal dari dana
jangka panjang yang terdiri dua sumber utama, yakni yang berasal
dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan Ali 2010).
Struktur modal adalah pembelanjaan permanen di dalam
mencerminkan pertimbangan antara hutang jangka panjang dan modal
sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen
atau dana jangka panjang. Dengan demikian maka struktur modal
hanya merupakan sebagian saja dari struktur keuangan. Struktur
18
keuangan mencerminkan perimbangan baik dalam artian absolut
maupun relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek
maupun jangka panjang) dengan modal sendiri. Struktur modal
(capital structure) adalah sesuatu yang berkaitan dengan struktur
pembelanjaan permanen perusahaan yang terdiri dari hutang jangka
panjang dan modal sendiri (Rodoni dan Indoyama, 2007).
Menurut trade-off theory yang diungkap oleh (Myers, 2001),
Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat utang tertentu,
dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama
dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress). Biaya kesulitan
keuangan (financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy
costs) atau reorganization, dan biaya keagenan (agency costs) yang
meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Trade-
off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal
memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan
(agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi
tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric
information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan utang. Sejauh
manfaat lebih besar, penambahan hutang masih diperkenankan.
Apabila pengorbanan karena pengginaan hutang sudah lebih besar,
maka tambahan hutang sudah tidak boleh diperbolehkan.
Menurut Moeljadi (2006) terdapat tiga teori utama yang
menjelaskan tujuan perusahaan memaksimumkan kekayaan pemegang
19
saham. Ketiga teori itu berupaya menjelaskan suatu permasalahan
bagaimana struktur modal dapat memaksimumkan nilai perusahaan.
Ketiga teori tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Teori Tradisional
Pendekatan tradisonal menyatakan bahwa ada struktur
modal optimal yang dapat memaksimumkan nilai pasar
perusahaan dengan cara meminimumkan nilai pasar perusahaan
dengan cara meminimumkan biaya modal rata-rata (avarage cost
of capital).
b. Pendekatan Mogdiliani dan Millier (MM) Tanpa Pajak
Teori yang dikembangkan oleh Mogdiliani dan Millier
mengasumsikan bahwa pasar modal bersifat sempurna dan tidak
ada pajak. Dalam teori ini Mogdiliani dan Millier (MM)
menyatakan bahwa nilai perusahaan dan posisi kemakmuran
pemegang saham tidak dipengaruhi struktur modal.
c. Pendekatan Mogdiliani dan Millier dengan pajak
Asumsi yang diubah adalah pajak terhadap penghasilan
perusahaan (corporate income taxes). Dengan adanya pajak ini,
MM menyimpulkan bahwa penggunaan hutang atau leverage
akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang
adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak (a-tax
deductible expense).
20
Struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan
membiayai aktivanya dan dapat dilihat seluruh sisi kanan dari neraca
yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan
modal pemegang saham. Sedangkan struktur modal perusahaan adalah
pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham
preferen, dan modal pemegang saham. Jadi, struktur modal suatu
perusahaan hanya merupakan sebagian dari struktur keuangannya.
Sedangkan struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan
permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh hutang,
ekuitas saham preferen, dan saham biasa.
Pada dasarnya, keputusan pendanaan (financing) perusahaan
berkaitan dengan penentuan sumber-sumber dana yang digunakan
untuk membiayai usulan - usulan investasi yang telah diputuskan
sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan dana tersebut dapat disediakan
atau diperoleh dari sumber internal maupun eksternal perusahaan.
Apabila perusahaan memenuhi kebutuhan dananya dari sumber
internal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan internal
(internal financing) yaitu dalam bentuk laba ditahan. Sebaliknya, jika
perusahan memenuhi kebutuhan dananya dari sumber eksternal, maka
perusahaan tersebut melakukan pendanaan eksternal (external
financing). Pemenuhan kebutuhan dana secara eksternal dipisahkan
menjadi 2 yaitu pembiayaan hutang (debt financing) dan pendanaan
modal sendiri (equity financing). Pembiayaan hutang diperoleh
21
melalui pinjaman, sedangkan pendanaan modal sendiri berasal dari
emisi atau penerbitan saham.
4. Risiko Perusahaan
Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidak
pastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan
keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan pada saat ini,
(Fahmi, 2010). Fahmi (2010) menyatakan bahwa manajemen risiko
adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu
organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai
permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan
manajemen secara komprehensif dan sistematis. Risiko dapat dibagi
menjadi dua, yaitu risiko sistematis (Systematic Risk) dan risiko tidak
sistematis (Unsystematic Risk), Fahmi (2010):
a. Risiko Sistematis atau systematic risk adalah risiko yang tidak
bisa didiversifikasikan atau dengan kata lain risiko yang sifatnya
mempengaruhi secara menyeluruh. Systematic risk disebut juga
dengan market risk atau risiko umum.
b. Risiko Tidak Sistematis atau unsystematic risk, yaitu hanya
membawa dampak pada perusahaan yang terkait saja. Jika suatu
perusahaan mengalami unsystematic risk maka kemampuan
untuk mengatasinya masih akan bisa dilakukan, karena
perusahaan bisa menerapkan berbagai strategi untuk
mengatasinya seperti diversifikasi portofolio. Strategi lain yang
22
bisa diterapkan pada saat harga sekuritas perusahaan jatuh adalah
dengan menerapkan berbagai strategi investasi. Unsystematic
risk disebut juga dengan risiko spesifik atau risiko yang dapat
didiversifikasikan.
Penelitian ini menggunakan risiko sistematis (systematic risk
atau market risk atau nondiversifiable risk). Fahmi & Hadi (2009)
dalam bukunya menyatakan bahwa besarnya risiko suatu saham
ditentukan oleh beta (β). Beta menunjukan hubungan (gerakan)
antara saham dan pasarnya (saham secara keseluruhan). Menurut
Wulandari (2009), rumus beta sebagai berikut:
M
Miswanto (2013), beta saham (β) dapat dihitung melalui
hubungan fungsional (regresi linear) antara rate of return saham
sebagai variabel dependen dan rate of return portofolio pasar (indeks
pasar) sebagai variabel independen.
5. Return On Asset (ROA)
Menurut Robert (1997) dalam mengukur tingkat profitabilitas
ada beberapa rasio yang bisa dipakai yaitu gross profit margin, net
profit margin, rate of return on total asset, rate of return on
investment, dan return on equity.
23
a. Gross Profit Margin (GPM)
Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan penjualan dalam
menghasilkan laba kotor. Sehingga bisa diketahui tingkat
penjualan yang berhasil dilakukan akan memberikan tingkat
pendapatan yang berupa laba kotor yang ditentukan dengan
ketentuan laba kotor dibagi dengan penjualan bersih.
b. Net Profit Margin (NPM)
Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan penjualan dalam
menghasilkan laba bersih. Laba yang diperbandingkan pada profit
margin adalah dengan ketentuan laba sebelum pajak (earnings
after tax) dibagi dengan penjualan bersih.
c. Rate Of Return on Total Asset
Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan total aktiva
menghasilkan laba bersih. Rasio ini ditentukan dengan ketentuan
laba bersih dibagi dengan total aktiva.
d. Rate Of Return on Investment
Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan aktiva rata-rata
dalam menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini ditentukan
dengan ketentuan laba setelah dipotong pajak dibagi dengan total
aktiva rata-rata.
e. Return On Equity
Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan modal sendiri
dalam keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Rasio ini
24
diukur dengan ketentuan laba setelah dipotong pajak dibagi
dengan modal sendiri rata-rata.
f. Earning Power
Earning Power adalah hasil kali net profit margin dengan
perputaran aktiva. Earning Power merupakan tolak ukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan aktiva
yang digunakan. Rasio ini menunjukkan pula tingkat efisiensi
investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva. Apabila
perputaran aktiva meningkat dan net profit margin tetap maka
earning power juga meningkat. Dua perusahaan mungkin akan
mempunyai earning power yang sama meskipun perputaran
aktiva dan net profit margin keduanya berbeda.
Return On Asset (ROA) menurut Hanafi dan Halim (2004)
adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai
perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai
aset tersebut.
ROA merupakan indikator kemampuan sebuah unit usaha
untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit
usaha tersebut. Return On Asset mengukur kinerja operasi yang
menunjukkan sejauh manakah aktiva dikaryakan. Rasio ini mengukur
seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi
yang ada untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio ini, semakin
25
baik suatu perusahaan. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan
kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:
a. Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk
operasi dalam hubungannya dengan volume penjualan yang
diperoleh dengan aktiva tersebut.
b. Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan
dengan ongkos-ongkos yang diperlukan.
c. Adanya inefisiesnsi baik dalam produksi, pembelian maupun
pemasaran.
d. Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.
ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi
negatif pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang di
investasikan secara keseluruhan aktiva yang belum mampu
menghasilkan laba. Rumus yang digunakan untuk mengukur ROA
adalah sebagai berikut:
.
6. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap
perusahaan terbuka, yang sering dikaitkan dengan harga saham
(Sujoko dan Soebianto, 2007). Harga saham dan nilai perusahaan
mengikhtisarkan penilaian kolektif investasi tentang seberapa baikkah
keadaan suatu perusahaan, baik kinerja saat ini maupun proyek masa
ROA=TotalAktiva
LabaBersihx100%
26
depannya. Oleh sebab itu, peningkatan harga saham mengirimkan
sinyal positif dari investor kepada manajer. Dan inilah keunggulan
penting perusahaan go public. Perusahaan tertutup tidak bisa
menggunakan harga saham sebagai ukuran kinerja (Myers dan Majluf
1984).
Menurut Christiawan dan Tarigan, 2007), terdapat beberapa
konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain:
a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam
anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam
neraca perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham
kolektif.
b. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari
proses tawarmenawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa
ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham.
c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan
nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai
intrinsik ini bukan sekadar harga dari sekumpulan aset, melainkan
nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan
menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
d. Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar
konsep akuntansi.
e. Nilai likuidasi itu adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu
27
merupakan bagian para pemegang saham. Nilai likuidasi bisa
dihitung berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu
perusahaan akan likuidasi.
Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh profitabilitas
(Hermuningsih, 2013). Meningkatkan laba perusahaan dan
memaksimumkan nilai perusahaan merupakan tujuan perusahaan yang
saling berkaitan untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang
saham, sehingga tujuan tersebut akan menjadi kriteria penting untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Haraphap dan Wardhani (salah satu cara untuk
mengukur nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Tobins’Q.
Rasio Q adalah rasio pasar terhadap nilai buku yang dihitung dari
rasio harga pasar ekuitas perusahaan ditambah hutang dibagi dengan
nilai aset perusahaan. Selain menggunakan Tobins’Q , dalam menilai
value of firm dapat menggunakan metode PBV (Price Book Value).
Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk
manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari
pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan
berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan
nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di
pasar.
28
B. Keterkaitan antar Variabel Terikat dengan Variabel Bebas
1. Hubungan Investment Oppurtunity Set (IOS) dengan Nilai
Perusahaan
Fama (1978). mengatakan bahwa nilai perusahaan semata-
mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat
diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk
mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan
investasi perusahaan. Keputusan investasi tidak dapat diamati secara
langsung.
Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan
keputusan investasi antara lain oleh Myers (1977) yang
memperkenalkan IOS. IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana
nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa
yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari
Investment Opportunity Set (IOS). IOS didefinisikan sebagai
kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan
investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif.
Dalam teori manajemen keuangan, ada trade-off antara risiko
dan retrun. Jika risiko suatu investasi lebih tinggi, return yang
diharapakan juga tinggi dan banyak para manajer mengetahui risiko
untuk mempertimbangkan dalam menilai dan mengambil keputusan
investasi. Penilaian dan pemahaman trade-off antara risiko dan
return membentuk landasan untuk memaksimalkan kesejahteraan
29
pemegang saham. Secara umum investor enggan terhadap risiko
(overse risk). Jika risiko lebih besar, investor mengharapkan return
yang lebih besar. Return yang tinggi tidak selalu disertai investasi
berisiko. Investasi yang berisiko tidak akan dilakukan oleh investor
jika investasi tidak memberi harapan tingkat return yang tinggi atau
nilai perusahaan yang baik.
Dengan demikian banyak perusahaan melakukan investasi
yang menguntungkan bagi perusahaan tentunya dengan memilih
risiko yang terkecil, hal ini akan bertujuan untuk mencapai tujuan
perusahaan dalam mencapai profitabilitas yang nantinya jika
profitabilitas tercapai akan dapat membagikann deviden yang besar,
dan secara tidak langsung harga saham naik, dan tentunya
berpengaruh pada naiknya nilai perusahaan. Hal ini sama dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Astriani (2013) yang
menyatakan investment opportunity set (IOS) berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian keterkaitan antara
investment opportunity set (IOS) dengan nilai perusahaan dapat
dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:
Ha1 : IOS berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2. Hubungan Struktur Modal dengan dengan Nilai Perusahaan
Pemilik sebuah perusahaan mungkin dapat mempergunakan
hutang yang berjumlah relatif besar untuk membatasi manajernya.
Rasio hutang yang tinggi akan meningkatkan ancaman kebangkrutan
30
untuk menjadi lebih berhati-hati dan tidak menghambur-hamburkan
uang para pemegang saham. Pengambil alihan perusahaan dan
pembelian melalui hutang dirancang untuk meningkatkan efisiensi
dengan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para manajer
(Brigham dan Houston, 2004).
Struktur modal terkait dengan harga saham. Aturan struktur
finansial konservatif menghendaki agar perusahaan tidak mempunyai
hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri, dalam
keadaan bagaimanapun. Pada sisi lain, konsep cost off capital
menyatakan bahwa perusahaan akan berusaha untuk memperoleh
struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal
rata-rata. Minimalisasi biaya modal rata-rata ini tidak mengharuskan
komposisi jumlah modal eksternal yang lebih sedikit dari jumlah
modal sendiri.
Bagi perusahaan, penentuan struktur modal dengan
menggunakan hutang pada tingkat tertentu (sejauh manfaat lebih
besar, tambahan hutang masih diperkenankan) sebagai sumber
pendanaannya dapat meningkatkan profitabilitas dan nilai perusahaan
(Mahatma Dewi dan Wirajaya, 2013). Dengan demikian keterkaitan
antara struktur modal dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan
melalui hipoestis sebagai berikut:
Ha2 : Struktur Modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
31
3. Hubungan Risiko Perusahaan dengan Nilai Perusahaan
Risiko Perusahaan merupakan penyimpangan antara sesuatu
yang diharapkan dengan sesuatu yang terjadi. Risiko Perusahaan
terdiri dari dua yaitu risiko sistematis perusahaan adalah risiko yang
datang dari luar atau yang dipengaruhi oleh variable external dan
risiko tidak sistematis adalah risiko yang datang dari dalam
perusahaan. Risiko Perusahaan yang diukur dengan BETA
merupakan risiko sitematis perusahaan semakin tinggi risiko
perusahaan maka return yang diharapkan akan semakin tinggi
sehingga nilai perusahaan juga akan tinggi. Namun kenyataannya
risiko yang semakin tinggi akan menimbulkan biaya bunga yang
tinggi sehingga kemungkinan risiko kebangkrutan akan semakin
tinggi. Risiko perusahaan berpengaruh negatif artinya peningkatan
risiko perusahaan akan menurunkan nilai perusahaan dan sebaliknya
penurunan risiko perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan.
Hal tersebut dikarenakan investor tersebut berpikir bahwa risiko yang
tinggi akan menimbulkan ketidakpastian sehingga mereka
mengpresepsikan risiko yang akan menurunkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian (Wibowo, 2012) yang
menemukan bahwa Risiko Perusahaan atau Risiko Sistematis
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Ha3 : Risiko Perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
32
4. Hubungan Return On Asset (ROA) dengan Nilai Perusahaan
Menurut Hanafi dan Hakim (2004) Return on Asset (ROA)
adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan yang
menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang
dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk
mendanai asset tersebut. Hasil pengembalian investasi yang diukur
dari laba bersih setelah pajak terhadap total asset menunjukkan
produktivitas dari seluruh kinerja peusahaan. Semakin kecil atau
rendah rasio ini maka akan semakin kurang baik kinerja
peusahaannya. Demikian pula sebaliknya apabila semakin besar atau
tinggi rasio ini maka akan semakin baik kinerja perusahaan.
Return On Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk
menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki
perusahaan (Haryati dan Ayem, 2014). Penelitian yang di lakukan
oleh Pertiwi dan Pratama (2012) dan Haryati dan Ayem (2014)
menemukan hasil bahwa ROA berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Dengan demikian, keterkaitan antar Profitabilitas dengan nilai
perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:
Ha4 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
33
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel dan Metode Penelitian sebelumnya Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan S.Repi, S.MurniD. Adare (2016)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Nilai perusahaa
n Subsektor Perbankan pada BEI
dalam Menghada
pi MEA
Menggunakan variabel
independen risiko
perusahaan, ROA
Menghilangkan variabel LDR, NPL. Data yang digunakan seluruh perusahaan bukan hanya sector perbankan
Risiko perusahaan berpengaruh (-) signifikan terhadap nilai perusahaan
ROA berpengaruh
(+) signifikan terhadap
nilai perusahaan
Haryati, Winur dan Ayem, Sri (2014)
Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity, dan Earning Per Share terhadap Nilai Perusahaan
Menggunakan variabel independen Return On Asset
Menganti variabel independen Debt to Equity dan Earning Per Share menjadi Struktur Modal, leverage, dan Investment Opportunity Set
Return On Asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Ta’dir E. Prasetia, dkk (2014)
Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif Yang
Menggunakan variabel independen Struktur Modal dan Risiko Perusahaan. Menggunakan variabel dependen
Mengganti variabel independen Ukuran Perusahaan menjadi ROA, Laverage dan IOS Data yang digunakan
Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Risiko Perusahaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan secara
34
Terdaftar di BEI
Nilai Perusahaan
bukan perusahaan otomotif.
simultan. Struktur Modal dan Risiko Perusahaan berpengaruh positif (+) tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif (+) signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Hermuningsih, Sri (2013)
Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity¸ Struktur Modal, terhadap Nilai Perusahaan
Menggunakan variabel struktur modal sebagai variabel independen dan nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Menggunakan data sekunder
Mengganti proksi ROE menjadi ROA
Mengganti variabel Growth Opportunity menjadi pertumbuhan perusahaan dan investment opportunity set
Profitabilitas, growth opportunity, struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
Dewi, Ayu Sri Mahatma dan Wirajaya Ary (2013)
Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan pada Nilai
Menggunakan variabel independen struktur modal
Mengganti variabel ukuran perusahaan menjadi risiko perusahaan, leverage dan investment opportunity set.
Struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas berpengaruh
35
Perusahaan Mengganti proksi profitabilitas ROE menjadi ROA
terhadap nilai perusahaan
Muniandy, Balachandran, Hillier John (2013)
Internal Corporate Governance, Investment Opportunity Set firm Performance in South Africa
Menggunakan variabel independen Invesment Opportunity Set. Menggunakan data sekunder
Menghilangkan variabel board independence dan financial performance. Menambahkan variabel independen, risiko perusahaan, struktur modal, ROA, dan leverage
Investment Opporunity Set berpengaruh negatif terhadap Good Corporate Governance
Yuliani, dkk (2012)
Diversification, Investment Opportunity Set, Envinronmental Dynamics and Firm Value (Empirical Study of Manufacturing Sectors in Indonesia Stock Exchange)
Menggunakan variabel independen investment opportunity set dan variabel dependen nilai perusahaan
Mengganti variabel diversification dan environmental dynamics menjadi struktur modal, pertumbuhan perusahaan, dan ROA.
Investment Opporunity Set berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
36
D. Kerangka Pemikiran
Hubungan variabel independen, dan variabel dependen dalam
penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Struktur Modal (X2)
ROA (X3)
Metode : Analisis Regresi Linier Berganda 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas b. Uji Multikolonieritas c. Uji Heterokedastisitas d. Uji Autokorelasi 2. Uji Hipotesis a. Uji t (Parsial) b. Uji F (Simultan) c. Uji Adjusted R Square
Interpretasi
Risiko Perusahaan (X1)
Bursa Efek Indonesia (BEI)
H1
H2
H3 Risiko Perusahaan (X3)
Pengaruh IOS, Struktur Modal, Risiko Perusahaan, ROA Terhadap Nilai Perusahaan
ROA (X4)
Nilai Perusahaan (Y)
H4
Perusahaan leading (konsisten) yang terdaftar di BEI
IOS (X1)
Struktur Modal (X2)
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Penelitian dilakukan
dimulai dari pengumpulan data yang berhubungan langsung dengan objek
penelitian, menginvestarisasikan, mengolah data hingga akhirnya diperoleh
gambaran yang jelas tentang pokok permasalahan yang diteliti.
Ruang lingkup penelitian ini adalah melihat pengaruh Risiko
Perusahaan, Struktur Modal, Return On Asset (ROA), dan Investment
Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan. Adapun yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang leading secara konsisten selama 5 tahun, yaitu tahun
2011 sampai dengan tahun 2017. Data yang diambil merupakan skala tahunan.
Sedangkan jenis data yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah data
runtun waktu (time series).
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya
akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
leading secara konsisten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode tahun 2011 sampai dengan 2017. Pengambilan sampel dalam penelitian
38
ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dalam hal ini
lebih khusus pada penggunaan metode judgment sampling. Judgment sampling
merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh
dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang umumnya disesuaikan dengan
tujuan atau masalah penelitian (Indrianto dan Supomo, 1999).
Adapun kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan yang termasuk dalam daftar 50 leading company periode
penelitian
2. Data laporan keuangan perusahaan yang tersedia selama periode
penelitian
3. Perusahaanmemilikisamplesemuadatayangdibutuhkansecaralengkap
4. Perusahaanmemiliki data harga penutupan saham akhir tahun dimana
sahamtersebutaktifdiperdagangkanselamaperiodepenelitian.
5. Perusahaanyangsecarakonsistenmasukdalamdaftar leadingcompany
selamaperiodepenelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, sumber data menjadi hal penting dalam
menentukan teknik pengumpulan data. Ada dua macam sumber data yang bias
digunakan dalam penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam
penelitian ini digunakan data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian
39
yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau telah
diperoleh dan dicatat oleh pihak lain yang umumya berupa bukti, catatan atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan atau yang
tidak dipublikasikan. Data sekunder lebih mudah untuk diperoleh karena sudah
tersedia dan peneliti tinggal mengolah data tersebut. Dalam menggunakan data
sekunder peneliti harus lebih hati-hati karena suatu data yang dilaporkan sumber
yang berbeda ada kemungkinan datanya juga berbeda (Indriantoro dan Supomo,
2002).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan
dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan
cara:
1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan.
Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa
jurnal, buku, skripsi dan thesis.
2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format
elektronik. Data ini antara lain berupa laporan keuangan yang terdapat di
PRPM BEI dan yang di publikasikan di situs BEI yang berupa file komputer
dari internet.
40
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh Risiko Perusahaan,
Struktur Modal, Return On Asset (ROA), dan Investment Opportunity Set (IOS)
terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
linier berganda dengan menggunakan program komputer (software) SPSS versi
20 dan Microsoft Excel 2010. Berikut adalah metode yang digunakan dalam
menganalisis data pada penelitian ini:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual
yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau
tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual
terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya.
Unstuk mendeteksi apakah nilai residual terstandarisasi berdistribusi
normal atau tidak, maka dapat digunakan metode analisis grafik dan
metode statistik.
Disamping itu, pengujian normalitas dengan analisis grafik dapat
memberikan hasil yang subyektif. Artinya, antara orang yang satu
dengan yang lain dapat berbeda dalam menginterpretasikannya, maka
penulis menggunakan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov.
Pengujian normalitas distribusi data populasi dilakukan dengan
41
menggunakan nilai Asymp. Sig.(2-tailed). Kriteria yang digunakan yaitu
H0 diterima apabila nilai Asymp. Sig.(2-tailed) > dari tingkat alpha yang
telah ditetapkan (5%), karenanya dapat dinyatakan bahwa data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Apabila data terdistribusi
normal, maka data tersebut memenuhi persyaratan untuk melakukan
pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t dan uji-F sehingga data
tersebut dapat diuji untuk pengambilan keputusan penelitian (Gunawan
Sudarmanto, 2005).
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan bila data tidak normal,
diantaranya adalah:
1) Jika jumlah sampel besar, kita perlu menghilangkan nilai outliner
dari data. Kita bisa membuang nilai-nilai yang ekstrem, baik atas
atau bawah. Nilai ekstrem ini disebut outliers. Pertama kita perlu
membuat grafik, dengan sumbu x sebagai frekuensi dan y sebagai
semua nilai yang ada dalam data kita. Dari sini kita akan bisa
melihat nilai mana yang sangat jauh dari kelompoknya. Nilai
inilah yang kemudian perlu dibuang dari data kita, dengan asumsi
nilai ini muncul akibat situasi yang tidak biasanya.
2) Melakukan transformasi data. Ada banyak cara untuk
mentransform data kita, misalnya dengan mencari akar kuadrat
dari data kita, dan lain-lain.
42
3) Menggunakan alat analisis nonparametric, analisis ini disebut juga
analisis yang distribution free. Sayangnya analisis ini seringkali
mengubah data menjadi lebih rendah dari tingkatannya. Misal
kalau sebelum data kita termasuk data interval dengan analisis ini
akan diubah menjadi data ordinal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi yang terbentuk adanya korelasi antar variabel independen
dan bila terjadi korelasi berarti terjadinya problem multikolinieritas.
Model regresi dikatakan baik bila tidak terjadi korelasi antar variabel
independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan
VIF < 10 dan nilai korelasi antar variabel independen < 0,5 maka model
dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinieritas (Oramahi, 2007).
Jika model mengandung multikolinieritas yang serius yakni
korelasi yang tinggi antar veriabel independen, maka ada beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk menyembuhkannya:
1) Menghilangkan Variabel Independen
Salah satu metode sederhana yang bisa dilakukan adalah
dengan menghilangkan salah satu variabel independen yang
mempunyai hubungan linier kuat. Namun menghilangkan variabel
43
independen di dalam suatu model akan menimbulkan bias
spesifikasi model regresi.
2) Transformasi Variabel
Transformasi variabel dapat dilakukan dengan cara melakukan
transformasi kedalam bentuk diferensi pertama (first difference).
Bentuk diferensiasi pertama ini akan mengurangi masalah
multikolinieritas. Transformasi variabel ini akan tetap menimbulkan
masalah berkaitan dengan masalah variabel gangguan. Kesalahan
pengganggu Vt mungkin tidak memenuhi salah satu asumsi daripada
model regresi linier klasik yang mengatakan bahwa kesalahan
pengganggu tidak berkorelasi antara yang satu dengan lainnya, akan
tetapi kemungkinan besar berkorelasi serial (serially correlated).
3) Penambahan Data
Masalah multiko pada dasarnya merupakan persoalan sampel.
Oleh karena itu, masalah multikolinieritas seringkali bisa diatasi jika
kita menambah jumlah data. Ketika kita menambah jumlah data
karena ada masalah multikolinieritas antara X1 dan X2 maka akan
menyebabkan varians dari β1 akan mengalami penurunan. Jika
varian mengalami penurunan maka otomatis standard error juga
akan mengalami penurunan. Dengan kata lain, jika multiko
menyebabkan variabel independen tidak signifikan mempengaruhi
variabel dependen melalui uji t, maka dengan penambahan jumlah
44
data maka sekarang variabel independen menjadi signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah
variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan.
Gejala heteroskedastisitas ditunjukkan oleh koefisien regresi dari
masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya. Jika
nilai probabilitas lebih besar dari nilai alpha (Sig. > α), maka dapat
dipastikan model tidak mengandung gejala heteroskedastisitas
(Gunawan Sudarmanto, 2005).
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas, yaitu melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar
analisis: (1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas; (2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas (Imam Ghozali, 2012).
Ada beberapa cara mengatasi gejala heteroskedastisitas. Salah
satunya menurut J.Supranto (1983), jika varian heteroskedastik
45
diketahui, maka cara yang paling mudah untuk memecahkan masalah
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan metode kuadrat terkecil
tertimbang. Dimana timbangannya untuk mengurangi pengaruh dari
nilai observasi yang ekstrim. Namun dalam prakteknya varian
heteroskedastik jarang diketahui sehingga kita harus membuat berbagai
asumsi tentang varian heteroskedastik tersebut dan kemudian kita
membuat transformasi terhadap data yang akan dipergunakan di dalam
model dengan maksud agar data yang sudah dirubah bentuknya itu
mempunyai kesalahan pengganggu dengan varian yang tetap dan
tercapai keadaan yang homoskedastis.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji model linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-sebelumnya (Oramahi, 2007). Adanya autokorelasi dapat
mengakibatkan penaksir mempunyai varian tidak minimum dan uji-t
tidak dapat digunakan, karena akan memberikan kesimpulan yang salah.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada-tidaknya masalah
autokorelasi, yaitu menggunakan metode Durbin-Watson dan metode
Run Test sebagai salah satu uji statistik non-parametrik. Uji Durbin-
Watson (Uji D-W) merupakan uji yang sangat populer untuk menguji
ada-tidaknya masalah autokorelasi dari model empiris yang diestimasi.
(Gunawan Sudarmanto, 2005).
46
Menurut Oramahi (2007), untuk mendeteksi terjadi autokorelasi
atau tidak dapat dilihat melalui nilai Durbin Watson (DW) yang bisa
dijadikan patokan untuk mengambil keputusan adalah:
1) Bila nilai D-W < -2, berarti ada autokorelasi positif
2) Bila nilai D-W diantara -2 sampai dengan +2, berarti tidak terjadi
autokorelasi
3) Bila nilai D-W +2, berarti ada autokorelasi negative
Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang
seharusnya signifikan (lihat angka F dan signifikansinya), menjadi
tidak layak untuk dipakai. Autokorelasi dapat diatasi dengan berbagai
cara antara lain dengan melakukan transformasi data dan menambah
data observasi.
2. Uji Hipotesis
Data yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari variabel-
variabel yang akan diteliti. Pengolahan data menggunakan software
Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi 20. Dalam pengujian ini menggunakan
Uji Statistik meliputi Uji-t dan Uji-F.
a. Uji-t
Uji t digunakan untuk menguji apakah setiap variabel
(independen) secara masing-masing parsial atau individual memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (dependen) pada
tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan menganggap variabel bebas
47
bernilai konstan. Langkah-langkah yang harus dilakukan dengan uji-t
yaitu dengan pengujian yaitu: (Nachrowi dan Usman, 2006).
Hipotesis: Ho : βi = 0 artinya masing-masing variabel bebas tidak ada
pengaruh yang signifikan dari variabel terikat.
H1 : βi ≠ 0 artinya masing-masing variabel bebas ada pengaruh yang
signifikan dari variabel terikat.
Bila probabilitas > α 5% variabel bebas tidak signifikan atau tidak
mampu mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Ho terima, Ha
tolak).
Bila probabilitas < α 5% variabel bebas signifikan atau mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat (Ho tolak, Ha terima).
b. Uji-F
Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketetapan model
(goodness of fit). Uji F ini juga sering disebut uji simultan, untuk menguji
apakah variabel bebas yang digunkan dalam model mampu menjelaskan
perubahan nilai variabel terikat atau tidak. Adapun cara pengujian dalam
uji F ini, yaitu dengan menggunakan suatu variabel yang disebut dengan
tabel ANOVA (Analysis of Variance) dengan melihat nilai signifikan
(Sig. < 0,05 atau 5%). Jika nilai signifikan > 0,05 maka H1 ditolak,
sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05 maka H1 diterima.
48
c. Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel
bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi koefisien determinasi,
semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi
pDeterierubahan pada variabel terikatnya (Suliyanto, 2011).
Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap
jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi, dimana
setiap penambahan satu variabel bebas dan pengamatan dalam model
akan meningkatkan R2 meskipun variabel yang dimasukkan itu tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk
mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi
yang telah disesuaikan, Adjusted R Square (R2 adj). Koefisien
determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah
dikorelasi dengan memasukkan unsur jumlah variabel dan ukuran sampel
yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien determinasi yang
disesuaikan, maka nilai koefisien determinasi yang disesuaikan itu dapat
naik atau turun akibat adanya penambahan variabel baru dalam model
(Suliyanto, 2011).
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Umi Narimawati (2008), analisis regresi linier berganda
adalah suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk
meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel
49
tergantung dengan skala interval. Metode analisis data yang digunakan
adalah model regresi berganda, yaitu regresi yang digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Pengaruh regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = α0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + …… + βnXn + ε
Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan (NP)
α0 = Konstanta
β1,2,3,4,5 = Koefisien Variabel Independen
X1 = Risiko Perusahaan (RP)
X2 = Struktur Modal (SM)
X3 = Return On Asset (ROA)
X4 = Investment Opportunity Set (IOS)
ε = Nilai residu
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Risiko
Perusahaan, Struktur Modal, Return On Asset, Laverage, dan Investment
Opportunity Set (IOS).
50
a. Risiko Perusahaan (X1)
Risiko Perusahaan terdiri dari dua yaitu risiko sistematis perusahaan
adalah risiko yang datang dari luar atau yang dipengaruhi oleh
variabel ekternal dan risiko tidak sistematis adalah risiko yang datang
dari dalam perusahaan. Jones (2002) mengatakan Risiko Sistematis
(systematic risk), yakni risiko yang berpengaruh terhadap semua
investasi dan tidak dapat dikurangi atau dihilangkan dengan jalan
melakukan diversifikasi, risiko ini timbul akibat pengaruh keadaan
perekonomian, politik dan sosial budaya, dimana mempunyai
pengaruh secara keseluruhan. Hartono (2010) mengatakan Risiko
yang diukur dengan Beta merupakan suatu pengukur volatilitas
(volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap
return pasar. Hartono (2010) mengatakan Risiko yang diukur dengan
Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu
sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar.
b. Struktur Modal (X2)
Struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER)
adalah perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan
total ekuitas perusahaan pada seluruh perusahaan go public yang
terdaftar di BEI tahun 2011 – 2017. Satuan pengukuran DER adalah
dalam persentase.
Total Debt
Total Equity DER =
51
c. Return On Asset (X3)
Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan adalah Return On
Asset (ROA). Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur
efiktivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA atau ROI diperoleh
dengan cara membandingkan antara net income after tax (NIAT)
terhadap total asset.
d. Investment Opportunity Set (IOS) (X5)
Menurut Sri Hasnawati (2005) dalam penelitiaanya
menyebutkan investment opportunity dapat diukur melalui :
1) Total Assets Growth
2) Market to book value of total equity
3) Earning to price ratio
4) Ratio capital expenditure to BVA
5) Current assets to total assets
Dari kelima pengkuran diatas, pengukuran menggunakan
market to book value of equity memiliki pengaruh yang besar terhadap
nilai perusahaan. Oleh karena itu dalam penelitian ini mengambil
Laba bersih setelah pajak
Total Asset ROA =
52
market to book value of equity digunakan sebagai proksi dari
investment opportunity. Penggunaan rasio ini didasari atas pemikiran
MVE BVE yang mencerminkan pasar menilai return investasi dimasa
depan akan lebih besar dari return yang diharapkan dari ekuitasnya.
Dalam penelitian Astriani (2014), secara matematis variabel market to
book value of equity diformulasikan sebagai berikut :
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen, yaitu Variabel yang dipengaruhi atau
tertanggung oleh variabel lain. Variabel Dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Nilai Perusahaan (Tobins Q). Tobins Q adalah
perbandingan antara market value of equity ditambah debt dengan book
market value ditambah dengan hutang (debt). Indikator yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rasio Tobin’s Q. Rasio-
q (Q) merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif
manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam
kekuasaannya (Herawaty, 2008). Rasio ini merupakan konsep yang
berharga yang menunjukan estimasi pasar keuntungan saat ini tentang
MBVE=
( umlah Saham Beredar )
Equity
53
nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Rasio ini
diukur melalui rumus:
Keterangan:
Tobins Q = Nilai perusahaan
MVE = Nilai Ekuitas Pasar (Equity Market Value)
D = Nilai buku dari total hutang
BVE = Nilai buku dari equitas (Equity Book Value)
MVE diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan
(closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir
tahun sedangkan BVE diperoleh dari hasil selisih total asset perusahaan
dengan total kewajibannya (Herawaty, 2008).
Jika Q > 1 maka investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang
memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi.
Namun jika Q < 1 maka investasi dalam aktiva tidaklah menarik
(Herawaty, 2008).
Selengkapnya untuk definisi dan pengukuran operasional variabel
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.
Tobins Q = MVE + D
BVE +D
54
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Risiko
Perusahaan ROE = EAT x 100%
Total Equity Rasio
Struktur Modal
(Hermuningsih,
2013)
DER = Total Debt Total Equity
Rasio
Return On Asset
(ROA) (Haryati
dan Ayem, 2014)
ROA = Laba bersih setelah pajak Totalaktiva
Rasio
Investment
Opportunity Set
(IOS) (Astriani,
2013)
MBVE = (Jumlah saham beredar x closing price) Total Equity
Rasio
Nilai Perusahaan
(Hermuningsih,
2013)
Tobin’s Q = MVE + D BVE + D
Rasio
55
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan–
perusahaan terbuka yang nilai sahamnya mendominasi dalam Pasar Modal
dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan 50 leading company yang secara konsisten selama
periode 2011-2017. Penilaian beberapa perusahaan tersebut berdasarkan pada
kinerja jangka panjang terutama dari sisi penjualan dan laba bersih. Maka
dari itu peneliti ingin meneliti bagaimana pengaruh variabel risiko
perusahaan, struktur modal, return on asset, investment opportunity set
terhadap variabel nilai perusahaan yang dimiliki perusahaan tersebut.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling, dalam hal ini lebih khusus pada
penggunaan metode judgment sampling. Judgment sampling merupakan tipe
pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
menggunakan pertimbangan tertentu yang umumnya disesuaikan dengan
tujuan atau masalah penelitian (Indrianto dan Supomo, 1999).
56
Tabel 4.1
Kriteria Pemilihan Sample
Kriteria Jumlah
Perusahaan yang termasuk dalam daftar 50 leading company periode
penelitian
86
Data laporan keuangan perusahaan yang tersedia selama periode
penelitian
57
Perusahaan memiliki sample semua data yang dibutuhkan secara
lengkap
32
Perusahaan memiliki data harga penutupan saham akhir tahun
dimana saham tersebut aktif diperdagangkan selama periode
penelitian
38
Perusahaan yang secara konsisten masuk dalam daftar leading
company selama periode penelitian
29
Tabel 4.2 Sampel Perusahaan Leading
No Kode Emiten 1 ADRO Adaro Energy, Tbk 2 AALI Astra Agro Lestari, Tbk 3 ASII Astra Internasional, Tbk 4 BBCA Bank Central Asia, Tbk 5 BNGA Bank CIMB Niaga, Tbk 6 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk 7 BMRI Bank Mandiri (Persero), Tbk 8 BBNI Bank Negara Indonesia, Tbk 9 BBRI Bank Rakyat Indonesia 10 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk 11 BYAN Bayan Resources, Tbk 12 BSDE Bumi Serpong Damai, Tbk 13 CPIN Charoen Pokphand Indonesoa, Tbk
57
B. Analisis Hasil dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan pengujian secara kemaknaan pengaruh
variabel IOS, Struktur Modal, Risiko Perusahaan dan ROA terhadap Nilai
Perusahaan, terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi variabel
penelitian dengan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif
memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Selengkapnya
mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.3.
14 GGRM Gudang Garam, Tbk 15 HMSP HM Sampooerna, Tbk 16 INTP Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 17 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 18 INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk 19 ISAT Indosat, Tbk 20 JSMR Jasa Marga (Persero), Tbk 21 KLBF Kalbe Farma, Tbk 22 LPKR Lippo Karawaci, Tbk 23 MNCN Media Nusantara Citra, Tbk 24 PGAS Perusahaan Gas Negara, Tbk 25 SMAR SMART, Tbk 26 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk 27 UNVR Unilever Indonesia, Tbk 28 UNTR United Tractors, Tbk 29 EXCL XL Axiata, Tbk
58
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Seluruh Sampel
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.3, variabel independen Nilai Perusahaan
memiliki nilai minimum 0,06, Sedangkan untuk nilai maksimumnya
sebesar 5,26 dan nilai rata-rata sebesar 0,9752 dengan standar deviasinya
sebesar 0,8118. Variabel Independen IOS memiliki nilai minimum 0.002,
Sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar 7,933 dan nilai rata-rata
sebesar 0,9141 dengan standar deviasinya sebesar 1,47.
Variabel Struktur Modal memiliki nilai minimum sebesar 0,94 dan
nilai maksimumnya sebesar 39,78 dengan standar deviasinya sebesar
1,376. Variabel Risiko Perusahaan memiliki nilai minimum sebesar -0,87
dan nilai maksimumnya sebesar 10,00 dengan standar deviasinya sebesar
0,78. Serta variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar 0,005 dan nilai
maksimumnya sebesar 1,10 dengan standar deviasinya 0,8118.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
terhadap variabel independen dan variabel dependen. Adapun dalam
penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah Investment
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
IOS 203 ,002 7,93 ,9141 1,47059
SM 203 ,04 39,79 1,3769 3,11846
RP 203 -,87 10,00 ,2821 ,78862
ROA 203 ,005 1,10 ,0780 ,10924
NP 203 ,06 5,26 ,9752 ,81187
Valid N (listwise) 203
59
Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Risiko Perusahaan dan Return On
Asset (ROA) sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah nilai
perusahaan. Agar model regresi yang dipakai menghasilkan nilai yang
sesuai, terlebih dahulu data harus memenuhi empat uji asumsi klasik. Uji
asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk
mendeteksi normalitas data, penelitian ini menggunakan analisis
grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan dengan melihat
Normal Probability Plot (P-P Plot) dan menggunakan teori
Klomogorov Smirnov.
Grafik 4.1
G Sumber: Data Sekunder diol
60
Grafik 4.2 Grafik Normal P-Plot
Sumber: Data Sekunder diol
Tabel 4.4 Tabel Klomogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 203
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,20027455
Most Extreme Differences Absolute ,057
Positive ,057
Negative -,044
Test Statistic ,057
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
61
Sumber : Data sekunder diolah
Dari grafik 4.1 diatas diperoleh grafik normal plot dapat
disimpulkan bahwa kedua grafik ini menunjukkan bahwa model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Karena pada grafik histogram
(Grafik 4.1) data menunjukkan distribusi normal dan pada grafik
normal plot (Grafik 4.2) data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal.
Serta pada table 4.4 diperoleh nilai Asymp Sig sebesar 0,200,
nilai ini nya lebih besar dari batas minimum data berdistribusi normal
yakni sebesar 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
normal.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk
mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan
melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta
besaran korelasi antar variabel independen. Berikut ini adalah tabel
yang menunjukkan hasil uji multikolonieritas.
62
Tabel 4.5 Tabel Multikolonieritas
Sumber data: Diolah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
multikolonieritas menunjukkan tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hasil yang sama, tidak ada
satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi ditemukan adanya autokorelasi dalam analisis regresi.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah
autokorelasi. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji
autokorelasi.
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
IOS ,986 1,014
SM ,881 1,136
RP ,881 1,136
ROA ,986 1,014
a. Dependent Variable: NP
63
Tabel 4.6
Tabel Uji Autokorelasi
Sumber: Data Sekunder Diolah
Dari tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar
1,966. Dengan jumlah predictor sebanyak 4 buah (k-4) dan sampel
sebanyak 203 (n=203), berdasarkan tabel D-W dengan tingkat
signifikansi 5%, maka dapat ditentukan nilai (dl) adalah sebesar
1,7381 dan (du) adalah sebesar 1,7990. Dengan demikian nilai D-W >
(dl) yang menandakan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif dalam
model regresi, atau dengan kata lain, penelitian ini terbebas dari
masalah autokorelasi. Namun menurut Santoso (2010), untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai Durbin-Watson. Regresi yang bebas dari
autokorelasi memiliki nilai Durbin-Watson diantara -2 sampai +2.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,969a ,939 ,938 ,20229 1,966
a. Predictors: (Constant), ROA, RP, IOS, SM
b. Dependent Variable: NP
64
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastis. Sebaliknya jika
tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Serta menggunakan Uji Gletser untuk meregres
nilai absolute residual terhadap varialbel independen. Adapun hasil uji
heteroskedastisitas dalam penelitian ini sebagai berikut.
Grafik 4.3
Grafik Scatterplot
Sumber: Data Sekunder Olah
Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas pada gambar 4.3 di
atas dapat dilihat bahwa grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik
65
menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi nilai perusahaan berdasarkan masukan
variabel independen Investment Opportunity Set (IOS), Struktur
Modal, Risiko Perusahaan, dan Return On Asset (ROA).
Tabel 4.7
Uji Gletser
Pada tabel 4.7 diatas dijelaskan bahwa nilai signifikansi
masing masing variabel berada diatas 0,05 yang artinya tidak terdapat
heteroskeastisitas, sehingga pada penelitian ini dapat dilanjutkan.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression
analysis), yaitu dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statistik t,
dan uji statistik F.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,120 ,013 9,358 ,000
VAR00001 ,026 ,006 ,297 1,367 ,176
VAR00002 ,002 ,003 ,040 ,563 ,574
VAR00003 -,002 ,012 -,013 -,182 ,855
VAR00004 ,088 ,081 ,074 1,093 ,276
a. Depennt Variable: RES2
66
a. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.8 Tabel Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data Sekunder Diolah
Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.8 menunjukkan nilai
Adjusted R Square (Adjusted R 2) sebesar 0,938 atau 93,8%, nilai ini
menunjukkan bahwa variabel nilai perusahaan dapat dijelaskan sebesar
93,8% oleh variable investment opportunity set (IOS), Struktur Modal,
Risiko Perusahaan, dan Return On Asset (ROA) sedangkan sisanya
6,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam
model penelitian ini, seperti kepemilikan manajerial, current ratio,
earning per share, economic value added.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F ini juga sering disebut uji simultan, untuk menguji apakah
variabel bebas yang digunkan dalam model mampu menjelaskan
perubahan nilai variabel terikat atau tidak. Berikut ini adalah tabel 4.7
yang menunjukkan hasil uji statistik F.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,969a ,939 ,938 ,20229 1,966
a. Predictors: (Constant), ROA, RP, IOS, SM
b. Dependent Variable: NP
67
Tabel 4.9
Tabel Uji F
Sumber: Data Sekunder Diolah
Tabel 4.9 diatas menunjukkan hasil uji statistik F dengan nilai F-
hitung sebesar 763,933 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.
Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 5% yang dapat disimpulkan
bahwa variabel Investment Opportunity Set (IOS), Struktur Modal,
Risiko Perusahaan dan Return On Asset (ROA) berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
c. Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t
dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 4.7 dibawah ini.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 125,041 4 31,260 763,933 ,000b
Residual 8,102 198 ,041 Total 133,143 202
a. Dependent Variable: NP
b. Predictors: (Constant), ROA, RP, IOS, SM
68
Tabel 4.10
Tabel Uji t
Sumber: Data Sekunder Diolah
Dari tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa koefisien model regresi
memiliki nilai konstanta sebesar 0,459 dengan nilai t hitung 22,080 dan
nilai sig. sebesar 0,000. Konstanta sebesar 0,459 menandakan bahwa jika
variabel independen konstan maka rata-rata nilai perusahaan adalah
sebesar 0,459.
1. Hipotesis 1 Variabel IOS terhadap Variabel Nilai Perusahaan
a. Tidak terdapat pengaruh antara variabel IOS terhadap variabel Nilai
Perusahaan
b. Terdapat pengaruh antara variabel IOS terhadap variabel Nilai
Perusahaan
IOS mempunyai t hitung sebesar 54,806 dengan probabilitas
signifikansi adalah 0,000 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif
sebesar 0,968. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa IOS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,459 ,021 22,080 ,000
IOS ,534 ,010 ,968 54,806 ,000
SM -,003 ,005 -,012 -,643 ,521
RP ,048 ,019 ,047 2,519 ,013
ROA ,028 ,013 ,032 2,912 ,042
a. Dependent Variable: NP
69
mempengaruhi nilai perusahaan secara positif. Hal ini berarti Ha1
diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah
dilakukan oleh Hidayah (2015) yang menyatakan bahwa IOS
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan perusahaan mampu mengelola tambahan modal saham
perusahaan untuk meningkatkan aktiva produktif sehingga berpotensi
dalam meningkatkan pertumbuhan perusahaan. IOS berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan Hal ini menandakan
bahwa perusahaan dengan nilai pasar yang tinggi dinilai baik oleh
investor karena dapat memberikan return yang baik melalui harga
saham yang tinggi.
2. Hipotesis 1 Variabel Struktur Modal terhadap Variabel Nilai
Perusahaan
a. Tidak terdapat pengaruh antara variabel Struktur Modal terhadap
variabel Nilai Perusahaan
b. Terdapat pengaruh antara variabel Struktur Modal terhadap variabel
Nilai Perusahaan
Struktur Modal mempunyai t hitung sebesar -0,643 dengan
probabilitas signifikansi 0,521 dan nilai beta yang dihasilkan adalah
negatif sebesar -0,012. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di atas 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa struktur
modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan Hal ini berarti Ha2 ditolak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh
70
Martusua (2012) yang menyatakan bahwa Struktur Modal tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak
mendukung trade of theory yang menyatakan bawa (dengan asumsi titik
target struktul modal yang belum optimal) peningkatan rasio hutang pada
struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut pernyataan
Brigham dan Houstan (2001) menyatakan bahwa penggunaan utang yang
lebih besar dapat meningkatkan nilai perusahaan harena penggunaan utang
dapat menghemat pajak. Sedangkan menurut Moigliani and Millers
menyatakan bahwa seberapapun banyaknya penggunaan utang tidak akan
berpengaruh terhadap harga saham dan nilai perusahaan, hal itu
dikarenakan oleh penggunaan tang akan menyebabkan biaya ekuitas naik
dengan tingkat yang sama seperti tingkat pendapatan yang dihasilkan. Hal
ini juga disebabkan karena pasar modal Indonesia, pergerakan harga
saham dan penciptaan nilai tambah perusahaan disebabkan faktor
psikologis pasar. Maka dari itu alasan ditolaknya hipotesis ke 2 ini
dikarenakan besar kecilnya utang yang dimiliki perusahaan tidak terlalu
diperhatikan oleh investor karena investor lebih melihat bagaimana pihak
manajemen perusahaan menggunakan dana tersebut dengan efektif dan
efisien untuk mencapai nilai tambah bagi nilai perusahaan.
3. Hipotesis 3 Variabel Risiko Perusahaam terhadap Variabel Nilai
Perusahaan
a. Tidak terdapat pengaruh antara variabel Risiko Perusahaan terhadap
variabel Nilai Perusahaan
71
b. Terdapat pengaruh antara variabel Risiko Perusahaan terhadap
variabel Nilai Perusahaan
Risiko Perusahaan mempunyai t hitung sebesar 2,519 dengan
probabilitas signifikansi 0,013 dan nilai beta yang dihasilkan adalah
negatif sebesar 0,047. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa risiko
perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti Ha3
diterima. Penilitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh S.Repi,
S.Murni Aare (2016) yang menyatakan bahwa Risiko Perusahaan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dalam dunia investasi dikenal
adanya hubungan yang kuat antara risiko dan keuntungan. Jika risiko
tinggi maka keuntungan akan tinggi, begitu pula sebaliknya. Jika
pendapatan rendah maka risiko juga akan rendah, yang akan berdampak
pada nilai perusahaan melalui meningkatnya permintaan saham.
4. Hipotesis 4 Variabel ROA terhadap Variabel Nilai Perusahaan
a. Tidak terdapat pengaruh antara variabel ROA terhadap variabel
Nilai Perusahaan
b. Terdapat pengaruh antara variabel ROA terhadap variabel Nilai
Perusahaan
ROA mempunyai t hitung sebesar 2,912 dengan probabilitas
signifikansi adalah 0,042 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif
sebesar 0,032. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ROA
72
mempengaruhi mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini berarti Ha4
diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan
oleh Fahrizal (2013). Ini menunjukkan bahwa semakin baik kinerja
keuangan perusahaan semakin tinggi nilai perusahaan. Hasil ini konsisten
dengan teori dan pendapat Mogdiliani dan Miller dalam Fahrizal (2014)
yang menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power
dari aset perusahaan. Hasil yang positif menunjukkan bahwa semakin
tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin
tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini berdampak
pada peningkatan nilai perusahaan yang dalam hal ini return saham satu
tahun ke depan.
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara
mekanisme Invest Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Risiko
Perusahaan, Return On Asset (ROA) terhadap Nilai Perusahaan. Berikut
adalah kesimpulan dari hasil penelitian
1. Berdasarkan uji regresi linier berganda ditemukan bahwa, variabel
investment opportunity set, risiko perusahaan dan return on asset
berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan
sedangkan variabel struktur modal tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
2. Hasil uji regresi juga ditemukan bahwa varibel investment opportunity
set (IOS) adalah varibel independen yang paling dominan
mempengaruhi nilai perusahaan karena memiliki nilai beta paling
tinggi.
B. Implikasi
Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan implikasi
bagi beberapa pihak diantaranya yaitu perusahaan, investor, pemerintah
dan akademisi, penelitian serta pembaca lainnya.
1. Bagi manajemen perusahaan, diharapkan untuk dapat memperbaiki
dan meningkatkan produktifitas aktiva. Variabel return on assets
74
(ROA) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, sehingga manajemen harus dapat memanfaatkan aset
yang dimiliki agar aset tersebut dapat menghasilkan laba bagi
perusahaan. Semakin tinggi rasio ROA, semakin baik nilai perusahaan
tersebut. Dengan begitu minat para investor untuk berinvestasi juga
akan semakin tinggi.
2. Bagi investor, diharapkan untuk tidak memperhatikan besarnya laba
perusahaan saja tanpa mengetahui kemampuan laba tersebut dalam
menghasilkan kas bagi perusahaan karena itu hanya merupakan
gambaran atas kinerja perusahaan dalam jangka pendek. Selain itu
investor juga perlu memperhatikan kinerja dari perangkat tata kelola
organisasi perusahaan agar memperoleh informasi corporate action
yang lebih baik sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan
investasi selanjutnya. Variabel return on assets (ROA) dan investment
opportunity set (IOS) memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan, sehingga sebelum berinvestasi para investor
harus melihat apakah rasio ROA dan IOS pada suatu perusahaan
tinggi atau tidak. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik suatu
perusahaan. Jika tujuan perusahaan dalam mencapai profitabilitas
tercapai, maka perusahaan akan dapat membagikan deviden yang
besar, dan secara tidak langsung harga saham naik, dan tentunya
berpengaruh pada naiknya nilai perusahaan.
75
C. Saran
1. Periode penelitian ini hanya selama sepuluh tahun (2011-2017)
sehingga sampel yang dihasilkan dirasa belum mewakili keseluruhan
kondisi perusahaan
2. Objek penelitian ini hanya menggunakan perusahaan yang Leading
secara konsisten di Bursa Efek sehingga hasil penelitian belum dapat
digeneralisasi.
3. Indikator penelitian ini hanya sebatas menggunakan mekanisme
Investment Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Risiko Perusahaan,
dan ROA yang mempengaruhi Nilai Perusahaan. Dan alangkah lebih
baik jika menambahkan beberapa variabel lain seperti Pertumbuhan
Perusahaan, Leverage dan Ukuran Perusahaan.
76
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rodoni dan Herni Ali. 2010, “Manajemen Keuangan”. Mitra Wacana Media. Jakarta
Ang, Robert.1997. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia”. Media Staff Indonesia. Jakarta Astriani, Eno Fuji. 2014, “Pengaruh Kepemilikan Manaejerial, Leverage,
Profitabilitas, Ukuran Perusahaa, Ukuran Perusahaan dan Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.
Brealey., Myers., Marcus.2001, “Fundamentals of corporate finance”. New Jersey: Prentice
Hall, inc Brigham, E.F.dan Gapenski, LouisC. 1996, “Intermadiate finance management” (5th
ed.). Harbor Drive: The Dryden Press. Dewi,Ayu Sri Mahatma dan Ary Wirajaya . 2013, ”Pengaruh Struktur Modal,
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan”. E-Journal Akuntansi Universitas Yudayana
Dhita Ayudia Wulandari. 2009, “Analisis Faktor Fundamental terhadap Harga
Saham Industri Pertambangan dan Pertanian di BEI”. Jurnal Akuntansi & Keuangan Oktober 2009. Universitas Gunadarma
Fahmi, Irham. 2010, “Manajemen Resiko”. Alfabeta. Bandung Fama, Eugene F. 1978, “The Effects of a Firm’s Investment and Financing Decisions
on the Welfare of Its Security Holders”. The American Economic Review Gaver,J.J., dan K.M.Gaver.1993, “Additional Evidence on the Association between
the Investment Opportunity Set and Corporate Financing, Deviden and Compensation Policies”. Journal of Accounting and Economic.
George, J. M., G. R. Jones. 2002. “Understanding and Managing Organizational
Behavior. Prentice Hall. New Jersey. Ghozali, Imam. 2012, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS”.
Universitas Diponegoro. Yogyakarta.
Hermuningsih, Sri. 2013, “Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Sruktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik Di Indonesia” .Yogyakarta: University of Sarjanawiyata Taman siswa Yogyakarta.
Hasnawati, Sri. 2005, “Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen
terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal
77
Hanafi, M.M. 2004. “Manajemen Keuangan”. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Herawaty, Vinola. 2008. “Peran Praktek Corporate Governance sebagai Moderating
Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi 11
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2004. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Indriantoro, Nurdan Supomo, Bambang 1999. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen”. BPFE. Yogyakarta. .
Irham Fahmi & Yovi L Hadi. 2009. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”.
Bandung: Alfabeta. Jogiyanto, Hartono. 2010. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Edisi Ketujuh.
BPFE. Yogyakarta Kallapur, Sanjay dan Trombley, Mark A. 2001. “The Invesment Opportunity Set
Determinant, Consequences and Measurement”. Manajerial Finance
Martono dan D. Agus Harjito, 2005, “Manajemen Keuangan. Penerbit Ekonisia”. Penerbit Yogyakarta
Miswanto. 2013, “Pengukuran Risiko Bisnis dan Risiko Pendanaan dalam
Perusahaan”. Jurnal Economia. Moeljadi. 2006, ”Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif”,
BPFE. Yogyakarta.
Martono dan D. Agus Harjito. 2005. “Manajemen Keuangan”. Penerbit Ekonisia: Yogyakarta.
Muniandy, Balachandran, Jhon Hillier, dan Suvan Naidu. 2013, “Internal Corporate
Governance, Investment Opportunity Set, and Firm Performance in South Africal”, Jurnal Akuntansi
Nurcahyo, Bagus dan A.D Putriani Anugrah. “Analysis Of The Effect of Investment
Opportunity Set (IOS) on Return Stock Company Manufacturing Sector”, Jurnal Universitas Gunadarma
Prasetia, Switli, Sri Murni, and Decky Adare. 2016, "Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Nilai Perusahaan Subsektor Perbankan Pada BEI Dalam Menghadapi MEA." Jurnal EMBA
Rodoni, Ahmad dan Indoyama Nasaruddin. 2007. “Modul Manajemen Keuangan”.
78
Salvatore, Dominick, 2005. “Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global”.
Salemba Empat: Jakarta Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/40/DKMP perihal “Penerapan Manajemen
Risiko memaksa manajemen perusahaan memiliki kemahiran dalam penentuan struktur modal”.
Sutrisno, 2001, “Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama
Cetakan Kedua, Ekonisia”, Yogyakarta. Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2004, “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”. UPP
AMP YKPN, Yogyakarta. Smith, C.W. Jr. dan R.L. Watts. 1992, “The Investment Opportunity Set and
Corporate Financing, Dividend, and Compensation Policiesî”. Journal of Financial Economics
Suliyanto. 2011. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”.
ANDI. Yogyakarta. Sudarmanto, R.Gunawan. 2005, “Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS”.
Graha Ilmu. Yogyakarta Sujoko dan Soebiantoro, U, 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage,
Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.
Tarigan, Robinson, 2007. “Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi”, PT. Bumi
Aksara, Cetakan Keempat, Jakarta
Tri Kartika Pertiwi dan Ferry Madi Ika Pratama. 2012, “Pengaruh Kinerja Keuangan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Food And Baverage”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan
Umi Narimawati. 2008. “Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi”. Agung Media. Bandung
Winur, Haryati, Dan Sri Ayem. 2014.“Pengaruh Return On Assets, Debt To Equity
Ratio, Dan Earning Per Share Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bei Periode 2009-2011).” Jurnal Akuntansi,
www.idx.co.id
79
Weston, J.F., dan E.F. Brigham. 1985, “Manajemen Keuangan”. Penerjemah Djoerban Wahid. Edisi Ketujuh. Jilid II Erlangga. Jakarta.
Zuraedah, Isnaeni Ken. 2010, “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Respontibility Sebagai Variaber Pemoderasi. Universitas Pemabngunan Nasioanal Veteran, Jakarta.
80
LAMPIRAN
81
Lampiran 1
DAFTAR SELURUH SAMPLE PERUSAHAAN
No Kode Emiten
1 ADRO Adaro Energy, Tbk
2 AALI Astra Agro Lestari, Tbk
3 ASII Astra Agro Lestari, Tbk
4 BBCA Bank Central Asia, Tbk
5 BNGA Bank CIMB Niaga, Tbk
6 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk
7 BMRI Bank Maniri (Persero), Tbk
8 BBNI Bank Negara Indonesia, Tbk
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia
10 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk
11 BYAN Bayan Resources, Tbk
12 BSDE Bumi Serpong Damai, Tbk
13 CPIN Charoen Pokphand Indonesoa, Tbk
14 GGRM Gudang Garam, Tbk
15 HMSP HM Sampooerna, Tbk
16 INTP Indocement Tunggal Prakasa, Tbk
17 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
18 INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk
19 ISAT Indosat, Tbk
20 JSMR Jasa Marga (Persero), Tbk
21 KLBF Kalbe Farma, Tbk
22 LPKR Lippo Karawaci, Tbk
23 MNCN Media Nusantara Citra, Tbk
24 PGAS Perusahaan Gas Negara, Tbk
25 SMAR SMART, Tbk
26 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk
27 UNVR Unilever Indonesia, Tbk
28 UNTR United Tractors, Tbk
29 EXCL XL Axiata, Tbk
82
Lampiran 1
DATA OLAHAN TAHUN 2011
Keterangan :
IOS : Investment Opportunity Set
SM : Struktur Modal
RISIKO : Risiko Perusahaan
ROA : Return On Asset
NP : Nilai Perusahaan
No Kode Emiten IOS SM RISIKO ROA NP
1 ADRO Adaro Energy, Tbk 0.2344 0.32471 1.3102 0.02098 0.42202 AALI Astra Agro Lestari, Tbk 0.0989 0.24171 0.0730 0.18823 0.88503 ASII Astra Internasional, Tbk 0.0632 1.37336 0.3074 0.07030 0.60534 BBCA Bank Central Asia, Tbk 2.0234 0.17462 0.0745 0.00018 1.87135 BNGA Bank CIMB Niaga, Tbk 0.0581 0.84951 0.2825 0.06059 0.57216 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk 0.0816 0.82300 0.3749 0.07447 0.49627 BMRI Bank Mandiri (Persero), Tbk 5.6239 0.92002 0.1013 0.07882 3.40838 BBNI Bank Negara Indonesia, Tbk 0.0474 0.95752 0.3781 0.01659 0.5351
83
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia 0.0623 1.41370 0.3170 0.10131 0.611510 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk 0.7481 0.78892 -0.0136 0.01539 0.859211 BYAN Bayan Resources, Tbk 0.2194 0.79312 0.2491 0.04672 0.680012 BSDE Bumi Serpong Damai, Tbk 5.6017 0.80758 0.5873 0.12378 3.545813 CPIN Charoen Pokphand Indonesoa, Tbk 2.7299 0.92600 0.0937 0.02458 1.898214 GGRM Gudang Garam, Tbk 0.0633 0.53880 0.0036 0.02899 0.691015 HMSP HM Sampooerna, Tbk 0.0075 0.65141 0.0417 0.05705 0.399016 INTP Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 0.3867 1.17630 -0.1124 0.00074 0.718217 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 0.0194 1.16247 0.2092 0.03788 0.471418 INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk 0.7773 1.85065 0.3429 0.07283 0.921919 ISAT Indosat, Tbk 5.9629 0.52541 0.0284 0.24033 4.253520 JSMR Jasa Marga (Persero), Tbk 0.0014 0.33847 0.0464 1.10116 0.748221 KLBF Kalbe Farma, Tbk 0.0050 0.53358 0.0031 0.00122 0.351222 LPKR Lippo Karawaci, Tbk 4.6145 1.07952 0.1566 0.07261 2.738123 MNCN Media Nusantara Citra, Tbk 0.0280 2.45520 0.1952 0.01393 0.297524 PGAS Perusahaan Gas Negara, Tbk 0.0642 0.81927 0.2046 0.13953 0.485625 SMAR SMART, Tbk 3.1986 0.64661 0.1610 0.14492 2.335226 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk 0.1606 0.59050 0.2260 0.10734 0.729727 UNVR Unilever Indonesia, Tbk 1.0869 0.87320 0.3014 0.12682 1.046428 UNTR United Tractors, Tbk 3.2319 1.52820 0.1609 0.02811 1.882829 EXCL XL Axiata, Tbk 0.1534 2.28075 0.3353 0.00343 0.3516
84
DATA OLAHAN TAHUN 2012
Keterangan :
IOS : Investment Opportunity Set
SM : Struktur Modal
RISIKO : Risiko Perusahaan
ROA : Return On Asset
NP : Nilai Perusahaan
No Kode Emiten IOS SM RISIKO ROA NP
1 ADRO Adaro Energy, Tbk 0.0020 4.96083 -0.0158 0.39356 0.83262 AALI Astra Agro Lestari, Tbk 3.8604 0.44882 0.4154 0.13840 2.97433 ASII Astra Internasional, Tbk 0.1438 1.46908 0.3817 0.07411 0.46334 BBCA Bank Central Asia, Tbk 0.0802 2.52009 0.3385 0.03222 0.73875 BNGA Bank CIMB Niaga, Tbk 0.7647 0.94689 0.1372 0.03818 0.87916 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk 0.1576 0.78648 0.1000 0.07236 0.64807 BMRI Bank Mandiri (Persero), Tbk 0.5536 0.54920 0.0189 0.11702 0.71188 BBNI Bank Negara Indonesia, Tbk 0.2085 0.87633 0.6174 0.00881 0.57829 BBRI Bank Rakyat Indonesia 0.0685 1.26648 0.2290 0.12223 0.471410 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk 0.3058 0.33909 0.0836 0.10402 0.481611 BYAN Bayan Resources, Tbk 1.7125 0.92262 0.0977 0.01205 1.370612 BSDE Bumi Serpong Damai, Tbk 0.5182 1.31500 0.5127 0.08669 0.655813 CPIN Charoen Pokphand Indonesoa, Tbk 0.0531 2.68564 0.1921 0.02554 0.7431
85
14 GGRM Gudang Garam, Tbk 1.3154 0.81182 0.3165 0.06404 1.174115 HMSP HM Sampooerna, Tbk 0.0339 0.74230 0.0561 0.02264 0.593416 INTP Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 1.0359 1.26317 0.5102 0.04396 1.015917 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 1.3511 1.16195 0.0980 0.04970 1.162418 INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk 0.2146 1.93261 0.2559 0.08023 0.414219 ISAT Indosat, Tbk 0.9737 0.76355 0.3713 0.09791 0.985120 JSMR Jasa Marga (Persero), Tbk 0.9153 0.40905 0.1012 0.03120 0.939921 KLBF Kalbe Farma, Tbk 0.0050 0.52994 -0.0031 0.00076 0.656922 LPKR Lippo Karawaci, Tbk 0.1968 1.59570 0.7843 0.04452 0.690623 MNCN Media Nusantara Citra, Tbk 1.6366 1.97369 0.1797 0.05956 1.214124 PGAS Perusahaan Gas Negara, Tbk 0.0674 1.00406 0.1641 0.02974 0.532625 SMAR SMART, Tbk 0.2410 1.90395 0.1422 0.07142 0.738626 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk 1.2005 0.69268 0.1668 0.06704 1.118527 UNVR Unilever Indonesia, Tbk 0.3141 0.74385 0.0462 0.08877 0.753628 UNTR United Tractors, Tbk 0.8897 39.78961 0.2187 0.04082 0.997329 EXCL XL Axiata, Tbk 1.3554 1.94529 -0.0741 0.00736 1.1207
86
DATA OLAHAN TAHUN 2013
Keterangan :
IOS : Investment Opportunity Set
SM : Struktur Modal
RISIKO : Risiko Perusahaan
ROA : Return On Asset
NP : Nilai Perusahaan
No Kode Emiten IOS SM RISIKO ROA NP
1 ADRO Adaro Energy, Tbk 0.0237 1.25632 0.4377 0.65720 0.45372 AALI Astra Agro Lestari, Tbk 0.1446 1.13878 -0.2021 0.02912 0.60003 ASII Astra Internasional, Tbk 1.1834 1.34712 0.1927 0.09819 1.07814 BBCA Bank Central Asia, Tbk 0.0249 2.49245 0.2548 0.03712 0.29355 BNGA Bank CIMB Niaga, Tbk 0.0522 1.98632 0.0583 0.01873 0.68266 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk 1.7551 0.79647 0.1066 0.08018 1.42037 BMRI Bank Mandiri (Persero), Tbk 0.6219 0.64998 0.2612 0.10585 0.98308 BBNI Bank Negara Indonesia, Tbk 0.1204 0.41956 0.0600 0.05852 0.38039 BBRI Bank Rakyat Indonesia 2.9943 1.02470 0.8036 0.15498 1.985010 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk 0.2183 0.36100 0.0749 0.08919 0.895111 BYAN Bayan Resources, Tbk 0.0131 1.29590 0.3121 0.02015 0.570112 BSDE Bumi Serpong Damai, Tbk 7.3018 1.23190 0.1757 0.08800 3.823513 CPIN Charoen Pokphand Indonesoa, Tbk 0.0537 3.10611 0.2232 0.02173 0.2566
87
14 GGRM Gudang Garam, Tbk 0.0065 0.41433 0.0548 0.00974 0.297615 HMSP HM Sampooerna, Tbk 0.6634 0.84423 0.1044 0.03579 0.817516 INTP Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 0.9961 1.47435 0.7222 0.11708 0.806717 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 1.2066 0.44553 0.1112 0.11101 1.142918 INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk 3.6593 1.56640 0.1259 0.09022 2.036219 ISAT Indosat, Tbk 4.0652 0.72035 0.0176 0.05592 2.944320 JSMR Jasa Marga (Persero), Tbk 0.2866 1.90761 0.6524 0.15215 0.754621 KLBF Kalbe Farma, Tbk 0.4905 0.58592 0.0354 0.00045 0.678822 LPKR Lippo Karawaci, Tbk 0.4775 1.68084 0.1987 0.06205 0.551123 MNCN Media Nusantara Citra, Tbk 0.0849 0.22647 0.1422 0.14988 0.253924 PGAS Perusahaan Gas Negara, Tbk 0.6338 1.33209 0.3051 0.04646 0.843025 SMAR SMART, Tbk 0.3640 3.06205 0.5412 0.06065 0.335826 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk 0.7382 0.38168 0.0900 0.13710 0.810527 UNVR Unilever Indonesia, Tbk 1.5678 0.84043 0.1436 0.06410 1.308528 UNTR United Tractors, Tbk 0.1322 6.61671 0.1752 0.00128 0.148729 EXCL XL Axiata, Tbk 0.1354 0.83947 0.6291 0.06403 0.5300
88
DATA OLAHAN TAHUN 2014
Keterangan :
IOS : Investment Opportunity Set
SM : Struktur Modal
RISIKO : Risiko Perusahaan
ROA : Return On Asset
NP : Nilai Perusahaan
No Kode Emiten IOS SM RISIKO ROA NP
1 ADRO Adaro Energy, Tbk 0.8163 3.02864 0.1255 0.35628 0.91702 AALI Astra Agro Lestari, Tbk 0.4802 0.99684 -0.2001 0.06762 0.74133 ASII Astra Internasional, Tbk 0.0079 3.40617 0.2950 0.02522 0.77484 BBCA Bank Central Asia, Tbk 1.2965 2.73493 0.3024 0.03550 1.07945 BNGA Bank CIMB Niaga, Tbk 0.0172 1.88976 0.0450 0.02485 0.35206 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk 0.4879 0.76961 -0.0668 0.05942 0.71067 BMRI Bank Mandiri (Persero), Tbk 1.5071 0.50077 -0.0291 0.06859 1.33798 BBNI Bank Negara Indonesia, Tbk 0.1037 0.32262 0.0151 0.07195 0.83459 BBRI Bank Rakyat Indonesia 0.3501 0.54893 0.1509 0.03907 0.580410 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk 1.6687 0.35578 0.0402 0.07796 1.493211 BYAN Bayan Resources, Tbk 0.0128 1.33661 0.0317 0.00557 0.433412 BSDE Bumi Serpong Damai, Tbk 0.2252 0.56316 0.4034 0.01855 0.504313 CPIN Charoen Pokphand Indonesoa, Tbk 0.5260 3.35172 0.1236 0.01381 0.8911
89
14 GGRM Gudang Garam, Tbk 0.0056 0.55234 0.1060 0.01010 0.647815 HMSP HM Sampooerna, Tbk 0.0000 1.58323 0.2485 0.00457 0.612916 INTP Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 2.8575 1.04314 0.3052 0.13720 1.909217 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 0.7125 0.69783 0.2241 0.06393 1.008618 INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk 5.1899 0.75686 0.0854 0.18633 3.384919 ISAT Indosat, Tbk 2.0638 0.65901 0.1545 0.09931 1.641220 JSMR Jasa Marga (Persero), Tbk 0.0493 1.22624 0.1977 0.12841 0.471321 KLBF Kalbe Farma, Tbk 1.1238 1.15605 0.3371 0.05971 1.057422 LPKR Lippo Karawaci, Tbk 2.8127 2.37392 0.4091 0.03928 1.537323 MNCN Media Nusantara Citra, Tbk 0.0894 1.49175 1.5433 0.08535 0.437224 PGAS Perusahaan Gas Negara, Tbk 7.9334 0.69531 0.1367 0.15496 5.089825 SMAR SMART, Tbk 2.5575 2.81760 0.0994 0.03560 1.408026 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk 0.4878 0.39995 0.1673 0.11807 1.062727 UNVR Unilever Indonesia, Tbk 0.0623 0.78330 0.2382 0.02436 0.474228 UNTR United Tractors, Tbk 2.1800 6.14019 -0.0486 0.00206 1.165329 EXCL XL Axiata, Tbk 0.0884 0.57291 0.0180 0.10767 0.6920
90
DATA OLAHAN TAHUN 2015
Keterangan :
IOS : Investment Opportunity Set
SM : Struktur Modal
RISIKO : Risiko Perusahaan
ROA : Return On Asset
NP : Nilai Perusahaan
No Kode Emiten IOS SM RISIKO ROA NP
1 ADRO Adaro Energy, Tbk 0.0952 0.22800 0.0185 0.19674 0.26322 AALI Astra Agro Lestari, Tbk 5.7580 1.04561 -0.1143 0.09507 3.32603 ASII Astra Internasional, Tbk 0.0012 0.09755 3.7800 0.00005 0.91224 BBCA Bank Central Asia, Tbk 0.0932 0.67231 -0.0661 0.03982 0.45785 BNGA Bank CIMB Niaga, Tbk 0.3935 1.71148 0.0084 0.02578 0.77636 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk 0.7083 0.91078 0.0447 0.00808 0.89407 BMRI Bank Mandiri (Persero), Tbk 0.1306 1.05980 -0.0062 0.02696 0.57798 BBNI Bank Negara Indonesia, Tbk 0.5041 0.39370 0.0959 0.03746 0.64429 BBRI Bank Rakyat Indonesia 0.2255 0.86493 0.2891 0.03517 0.657110 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk 0.3562 0.58661 0.4108 0.06396 0.594311 BYAN Bayan Resources, Tbk 0.2817 1.95411 0.3469 0.01291 0.756912 BSDE Bumi Serpong Damai, Tbk 0.2952 0.82325 0.3339 0.01689 0.710413 CPIN Charoen Pokphand Indonesoa, Tbk 0.1002 0.55150 0.2130 0.08127 0.4200
91
14 GGRM Gudang Garam, Tbk 0.3652 0.52481 -0.0054 0.00856 0.583715 HMSP HM Sampooerna, Tbk 0.0000 1.45555 -0.0432 0.00265 0.407216 INTP Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 0.0209 0.92880 0.1657 0.03188 0.492417 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 1.9117 0.96326 0.1544 0.03890 1.464418 INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk 7.8944 0.68962 0.1803 0.19883 5.264119 ISAT Indosat, Tbk 0.0017 0.49370 0.1133 0.04217 0.331720 JSMR Jasa Marga (Persero), Tbk 1.6567 0.97214 0.0307 0.08570 1.333021 KLBF Kalbe Farma, Tbk 2.0452 1.11785 0.1762 0.07785 1.437922 LPKR Lippo Karawaci, Tbk 0.0311 1.95400 0.2245 0.04690 0.672023 MNCN Media Nusantara Citra, Tbk 2.6205 1.00768 0.4521 0.06074 1.807224 PGAS Perusahaan Gas Negara, Tbk 2.0366 0.68607 0.1468 0.13547 1.801025 SMAR SMART, Tbk 0.1589 0.50995 0.5391 0.10345 0.442926 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk 3.1199 0.35341 0.0342 0.10447 2.566327 UNVR Unilever Indonesia, Tbk 0.0121 1.54128 0.7716 0.01995 0.398328 UNTR United Tractors, Tbk 0.1390 3.54894 0.4693 0.01537 0.810729 EXCL XL Axiata, Tbk 1.5360 0.56001 0.0845 0.08426 1.3436
92
DATA OLAHAN TAHUN 2016
Keterangan :
IOS : Investment Opportunity Set
SM : Struktur Modal
RISIKO : Risiko Perusahaan
ROA : Return On Asset
NP : Nilai Perusahaan
No Kode Emiten IOS SM RISIKO ROA NP
1 ADRO Adaro Energy, Tbk 0,0396 0,78208 0,1660 0,00243 0,4611
2 AALI Astra Agro Lestari, Tbk 0,0606 0,20732 1,6977 0,04060 0,8784
3 ASII Astra Internasional, Tbk 2,7095 0,61328 0,1182 0,19586 2,0597
4 BBCA Bank Central Asia, Tbk 0,2174 0,20257 0,1119 0,14772 0,3492
5 BNGA Bank CIMB Niaga, Tbk 0,0005 0,25124 0,0494 0,00348 0,7996
6 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk 0,4716 0,36503 0,0124 0,00472 0,6129
7 BMRI Bank Mandiri (Persero), Tbk 0,0097 18,26668 10,0047 0,00238 0,9486
8 BBNI Bank Negara Indonesia, Tbk 0,0692 0,26915 0,3397 0,07291 0,8425
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia 0,8163 3,02864 0,1255 0,35628 0,9170
10 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk 0,0632 1,37336 0,3074 0,07030 0,6053
11 BYAN Bayan Resources, Tbk 0,0249 2,49245 0,2548 0,03712 0,2935
12 BSDE Bumi Serpong Damai, Tbk 0,3935 1,71148 0,0084 0,02578 0,7763
13 CPIN Charoen Pokphand Indonesoa, Tbk 0,5536 0,54920 0,0189 0,11702 0,7118
93
14 GGRM Gudang Garam, Tbk 0,1037 0,32262 0,0151 0,07195 0,8345
15 HMSP HM Sampooerna, Tbk 0,7481 0,78892 ‐0,0136 0,01539 0,8592
16 INTP Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 0,0131 1,29590 0,3121 0,02015 0,5701
17 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 0,2952 0,82325 0,3339 0,01689 0,7104
18 INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk 1,3154 0,81182 0,3165 0,06404 1,1741
19 ISAT Indosat, Tbk 0,0000 1,58323 0,2485 0,00457 0,6129
20 JSMR Jasa Marga (Persero), Tbk 0,0194 1,16247 0,2092 0,03788 0,4714
21 KLBF Kalbe Farma, Tbk 3,6593 1,56640 0,1259 0,09022 2,0362
22 LPKR Lippo Karawaci, Tbk 0,0017 0,49370 0,1133 0,04217 0,3317
23 MNCN Media Nusantara Citra, Tbk 0,0050 0,52994 ‐0,0031 0,00076 0,6569
24 PGAS Perusahaan Gas Negara, Tbk 2,8127 2,37392 0,4091 0,03928 1,5373
25 SMAR SMART, Tbk 0,0642 0,81927 0,2046 0,13953 0,4856
26 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk 0,3640 3,06205 0,5412 0,06065 0,3358
27 UNVR Unilever Indonesia, Tbk 3,1199 0,35341 0,0342 0,10447 2,5663
28 UNTR United Tractors, Tbk 0,8897 39,78961 0,2187 0,04082 0,9973
29 EXCL XL Axiata, Tbk 0,0884 0,57291 0,0180 0,10767 0,6920
94
DATA OLAHAN TAHUN 2017
Keterangan :
IOS : Investment Opportunity Set
SM : Struktur Modal
RISIKO : Risiko Perusahaan
ROA : Return On Asset
NP : Nilai Perusahaan
No Kode Emiten IOS SM RISIKO ROA NP
1 ADRO Adaro Energy, Tbk 0,0367 1,15141 0,2173 0,00380 0,4819
2 AALI Astra Agro Lestari, Tbk 1,0410 0,24264 0,3536 0,04208 1,0330
3 ASII Astra Internasional, Tbk 0,0223 1,16818 0,3620 0,05319 0,5491
4 BBCA Bank Central Asia, Tbk 0,1453 0,20576 0,0560 0,09638 0,9499
5 BNGA Bank CIMB Niaga, Tbk 0,1937 0,28055 0,0302 0,00450 0,3704
6 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk 0,0245 1,06284 0,8178 0,05672 0,5271
7 BMRI Bank Mandiri (Persero), Tbk 0,0111 0,46867 ‐0,8723 0,03127 0,6885
8 BBNI Bank Negara Indonesia, Tbk 0,3985 0,24966 0,0564 0,06332 0,5187
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia 0,0952 0,22800 0,0185 0,19674 0,2632
10 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk 0,1438 1,46908 0,3817 0,07411 0,4633
11 BYAN Bayan Resources, Tbk 1,2965 2,73493 0,3024 0,03550 1,0794
95
12 BSDE Bumi Serpong Damai, Tbk 0,0816 0,82300 0,3749 0,07447 0,4962
13 CPIN Charoen Pokphand Indonesoa, Tbk 0,6219 0,64998 0,2612 0,10585 0,9830
14 GGRM Gudang Garam, Tbk 0,5041 0,39370 0,0959 0,03746 0,6442
15 HMSP HM Sampooerna, Tbk 0,3058 0,33909 0,0836 0,10402 0,4816
16 INTP Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 0,0128 1,33661 0,0317 0,00557 0,4334
17 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 2,7299 0,92600 0,0937 0,02458 1,8982
18 INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk 0,0065 0,41433 0,0548 0,00974 0,2976
19 ISAT Indosat, Tbk 0,0000 1,45555 ‐0,0432 0,00265 0,4072
20 JSMR Jasa Marga (Persero), Tbk 1,3511 1,16195 0,0980 0,04970 1,1624
21 KLBF Kalbe Farma, Tbk 5,1899 0,75686 0,0854 0,18633 3,3849
22 LPKR Lippo Karawaci, Tbk 0,0014 0,33847 0,0464 1,10116 0,7482
23 MNCN Media Nusantara Citra, Tbk 0,4905 0,58592 0,0354 0,00045 0,6788
24 PGAS Perusahaan Gas Negara, Tbk 0,0311 1,95400 0,2245 0,04690 0,6720
25 SMAR SMART, Tbk 0,0674 1,00406 0,1641 0,02974 0,5326
26 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk 2,5575 2,81760 0,0994 0,03560 1,4080
27 UNVR Unilever Indonesia, Tbk 1,0869 0,87320 0,3014 0,12682 1,0464
28 UNTR United Tractors, Tbk 0,1322 6,61671 0,1752 0,00128 0,1487
29 EXCL XL Axiata, Tbk 1,5360 0,56001 0,0845 0,08426 1,3436
96
Lampiran 2
a. Uji Statistik Deskriptif
b. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
IOS 203 ,002 7,93 ,9141 1,47059
SM 203 ,04 39,79 1,3769 3,11846
RP 203 -,87 10,00 ,2821 ,78862
ROA 203 ,005 1,10 ,0780 ,10924
NP 203 ,06 5,26 ,9752 ,81187
Valid N (listwise) 203
97
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 203
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,20027455
Most Extreme Differences Absolute ,057
Positive ,057
Negative -,044
Test Statistic ,057
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
98
2. Uji Multikolonieritas
3. Uji Autokorelasi
4. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
IOS ,986 1,014
SM ,881 1,136
RP ,881 1,136
ROA ,986 1,014
a. Dependent Variable: NP
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,969a ,939 ,938 ,20229 1,966
a. Predictors: (Constant), ROA, RP, IOS, SM
b. Dependent Variable: NP
99
5. Uji Gletser
C. Uji Hipotesis
1. UJi Koefisien Determinasi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,120 ,013 9,358 ,000
IOS ,026 ,006 ,297 1,367 ,176
SM ,002 ,003 ,040 ,563 ,574
RP -,002 ,012 -,013 -,182 ,855
ROA ,088 ,081 ,074 1,093 ,276
a. Dependent Variable: RES2
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,969a ,939 ,938 ,20229 1,966
a. Predictors: (Constant), ROA, RP, IOS, SM
b. Dependent Variable: NP
100
2. UJi Simultan (Uji F)
3. Uji Parsial (Uji t)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 125,041 4 31,260 763,933 ,000b
Residual 8,102 198 ,041
Total 133,143 202
a. Dependent Variable: NP
b. Predictors: (Constant), ROA, RP, IOS, SM
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
(Constant) ,459 ,021 22,080 ,000
IOS ,534 ,010 ,968 54,806 ,000
SM -,003 ,005 -,012 -,643 ,521
RP ,048 ,019 ,047 2,519 ,013
ROA ,028 ,013 ,032 2,912 ,042
a. Dependent Variable: NP