PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER...

22
PENGARUH INVENTORY TURNOVER, RECEIVABLE TURNOVER, WORKING CAPITAL TURNOVER, CASH TURNOVER DAN SALES GROWTH TERHADAP NET PROFIT MARGIN RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013 VEDA ALMIRA Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Email: [email protected] ABSTRAK Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi pemilik atau para pemegang saham. Salah satu upaya untuk mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan labanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yang mempengaruhi net profit margin terdiri dari inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash turnover dan sales growth. Penelitian ini dilakukan pada perusaahaan manufaktur bidang aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2013 dengan populasi penelitian sebanyak 40 perusahaan dan sampel yang diteliti 13 perusahaan dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa regresi linear berganda. Berdasarkan hasil uji parsial hanya variabel cash turnover yang memiliki pengaruh signifikan terhadap net profit margin, sedangkan variabel inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover dan sales growth tidak berpengaruh secara signifikan terhadap net profit margin pada perusaahaan manufaktur bidang aneka industri yang terdaftar di BEI. Namun secara simultan inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash turnover dan sales growth berpengaruh signifikan terhadap net profit margin margin pada. Nilai adjusted R square sebesar 19,4% yang berarti bahwa variabel inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash turnover dan sales growth mampu menjelaskan sebesar 19,4% penyebab terjadinya variasi atau perubahan yang terjadi pada net profit margin sedangkan sisanya sebesar 80,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Kata Kunci: Net Profit Margin, Inventory Turnover, Receivable Turnover, Working Capital Turnover, Cash Turnover, Sales Growth.

Transcript of PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER...

Page 1: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

PENGARUH INVENTORY TURNOVER, RECEIVABLE TURNOVER,

WORKING CAPITAL TURNOVER, CASH TURNOVER DAN SALES

GROWTH TERHADAP NET PROFIT MARGIN RATIO PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANEKA INDUSTRI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013

VEDA ALMIRA

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji

Email: [email protected]

ABSTRAK

Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan

sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi pemilik atau para pemegang

saham. Salah satu upaya untuk mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha

memaksimalkan labanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yang

mempengaruhi net profit margin terdiri dari inventory turnover, receivable

turnover, working capital turnover, cash turnover dan sales growth. Penelitian ini

dilakukan pada perusaahaan manufaktur bidang aneka industri yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2013 dengan populasi penelitian

sebanyak 40 perusahaan dan sampel yang diteliti 13 perusahaan dengan teknik

pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Metode analisa

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa regresi linear berganda.

Berdasarkan hasil uji parsial hanya variabel cash turnover yang memiliki

pengaruh signifikan terhadap net profit margin, sedangkan variabel inventory

turnover, receivable turnover, working capital turnover dan sales growth tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap net profit margin pada perusaahaan

manufaktur bidang aneka industri yang terdaftar di BEI. Namun secara simultan

inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash turnover

dan sales growth berpengaruh signifikan terhadap net profit margin margin pada.

Nilai adjusted R square sebesar 19,4% yang berarti bahwa variabel inventory

turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash turnover dan sales

growth mampu menjelaskan sebesar 19,4% penyebab terjadinya variasi atau

perubahan yang terjadi pada net profit margin sedangkan sisanya sebesar 80,6%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Net Profit Margin, Inventory Turnover, Receivable Turnover,

Working Capital Turnover, Cash Turnover, Sales Growth.

Page 2: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

PENDAHULUAN

Persaingan industri manufaktur di Indonesia semakin ketat, hal ini dapat

dilihat dari jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI). Walaupun sama-sama bergerak dibidang perusahaan manufaktur, namun

karakteristik jenis usaha perusahaan-perusahaan tersebut berbeda. Begitu pula

halnya dengan kemampuan perusahaan-perusahaan tersebut dalam menghasilkan

profit (laba). Sebuah perusahaan harus berusaha menampilkan yang terbaik, juga

harus ditunjang dengan strategi yang matang dalam segala segi termasuk dalam

kinerja keuangan perusahaan. Bertambahnya pesaing setiap saat, baik pesaing

yang berorientasi lokal maupun pesaing yang berorientasi internasional, maka

setiap perusahaan berlomba-lomba agar dapat keuntungan yang lebih besar dari

perusahaan-perusahaan lainnya.

Laba merupakan salah satu komponen terpenting dalam menjalankan roda

perusahaan, karena laba adalah tambahan pendapatan berupa harta, benda dan

uang yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas atau kegiatan operasional

dalam menjalankan sebuah perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk mencapai

laba ini sering disebut dengan istilah profitabilitas atau rentabilitas. Menurut

Fahmi (2012:135), profitabilitas mengukur efektivitas perusahaan secara

keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang

diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi.

Profitabilitas digunakan sebagai dasar untuk mengukur kinerja keuangan

perusahaan, hal ini dilakukan mengingat daya tarik bisnis (businees

attractiveness) merupakan salah satu indikator penting dalam persaingan usaha,

sedangkan indikator daya tarik bisnis dapat diukur dari profitabilitas usaha, seperti

ROA, REO, NPM. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan net

profit margin merupakan rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan

perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini di

interpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya

perusahaan pada periode tertentu. Rasio ini membandingkan antara keuntungan

bersih setelah pajak terhadap penjualan bersih. Jika rasio ini semakin tinggi berarti

menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat

Page 3: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

penjualan tertentu. Apabila rasio ini rendah menunjukkan penjualan yang terlalu

rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk penjualan

tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.

Ada beberapa isu permasalahan lain yang penulis temukan dalam riset

penulisan ini, adapun beberapa isu permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Laba bersih perusahaan mengalami kondisi yang berfluktuasi dari tahun ke

tahun, sehingga perlu ditingkatkan lagi untuk pengolaannya agar dapat

meningkatkan profitabilitas (NPM) keuangan perusahaan.

2. Tingkat penjualan yang berfluktuasi dianggap menjadi salah satu

permasalahan yang mempengaruhi tinggi rendahnya profitabilitas (NPM)

perusahaan.

3. Pengelolaan kinerja keuangan perusahaan dianggap perlu untuk ditingkatkan

lagi agar tingkat profitabilitas (NPM) perusahaan dapat diketahui dengan

jelas.

Dari uraian latar belakang dan beberapa isu di atas yang mempengaruhi net

profit margin (NPM), maka penelitian iniberjudul tentang “Pengaruh Inventory

Turnover, Receivable Turnover, Working Capital Turnover, Cash Turnover

dan Sales Growth Terhadap Net Profit Margin Ratio Pada Perusahaan

Manufaktur Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2011-2013”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan

permasalahaan yaitu sebagai berikut:

1. Apakah inventory turnover berpengaruh terhadap net profit margin ratio?

2. Apakah receivable turnover berpengaruh terhadap net profit margin ratio?

3. Apakah working capital turnover berpengaruh terhadap net profit margin

ratio?

4. Apakah cash turnover berpengaruh terhadap net profit margin ratio?

5. Apakah sales growth berpengaruh terhadap net profit margin ratio?

Page 4: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

6. Apakah inventory turnover, receivable turnover, working capital, cash

turnover dan sales growth berpengaruh secara simultan terhadap net profit

margin ratio?

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Menurut Rudianto (2009:16), “laba usaha adalah selisih antara pendapatan

yang diperoleh perusahaan pada suatu periode dengan beban usaha yang

dikeluarkannya pada periode tersebut. Laba diartikan pengembalian atau

kelebihan setelah modal berhasil dijaga untuk tidak menurun, maka dibutuhkan

rasio profitabilitas (NPM). Menurut Syamsuddin (2011:62), net profit margin

adalah merupakan rasio antara laba bersih yaitu penjualan sesudah dikurangi

dengan seluruh beban termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Sedangkan

menurut Harahap (2010:304), angka ini menunjukkan berapa besar persentase

pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Rasio ini sangat penting

bagi manajer operasi kerena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan

yang ditetapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban.

Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan

dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Net profit margin diartikan sebagai

keuntungan netto per rupiah penjualan, dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut (Syamsuddin, 2011:62):

Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)

Persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, bahan dalam proses

yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut

(Rudianto, 2009:236). Rasio perputaran ini melihat sejauh mana tingkat

perputaran persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Menurut Munawir

(2011:77), “perputaran persediaan adalah merupakan ratio atau jumlah harga

pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh

perusahaan”. Sedangkan menurut Harahap (2010:308), perputaran persediaan ini

Net profit after taxes

Net sales

Page 5: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal,

semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan

berjalan cepat. Rasio perputaran persediaan digunakan untuk mengukur berapa

kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode.

Apabila rasio yang diperoleh tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara

efisien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula apabila perputaran

persediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak

produktif dan banyak barang persediaan yang menumpuk, hal ini akan

mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian yang rendah. Adapun rumus

perputaran persediaan adalah (Harahap, 2010:308):

Receivable Turnover (Perputaran Piutang)

Piutang merupakan harta perusahaan atau koperasi yang timbul karena

terjadinya transaksi penjualan secara kredit atas barang dan jasa yang dihasilkan

oleh perusahaan. Menurut Rudianto (2009:224), menyatakan bahwa pengertian

piutang adalah klaim perusahaan atas uang, barang atau jasa kepada pihak lain

akibat transaksi di masa lalu. Piutang terjadi karena penjualan barang dagangan

secara kredit dan berkurang atau lenyapnya piutang karena: retur penjualan,

diterima pembayaran per kas, diterima pembayaran berupa wesel, dihapuskan

karena tidak tertagih.

Perputaran piutang merupakan periode terkaitnya modal dalam piutang yang

tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat

pembayarannya, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang berarti

bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah

(Riyanto, 2011:90) atau menurut Kasmir (2013:176), semakin tinggi rasio

menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah

(dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi

perusahaan semakin baik, sebaliknya jika rasio semakin rendah ada over

Cost of good sold

Inventory average

Page 6: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

invesment dalam piutang. Perputaran piutang ini juga bagian dari rasio aktivitas.

Adapun rumus menurut Subramanyam dan Wild (2010:45), adalah sebagi berikut:

Working Capital Turnover (Perputaran Modal Kerja)

Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva

lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, Bank, surat-surat berharga, piutang,

persediaan dan aktiva lancar lainnya (Kasmir, 2013:250). Modal kerja

mengandung dua pengertian, yaitu gross working capital yang merupakan

keseluruhan dari aktiva lancar dan net working capital yang merupakan selisih

antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Periode perputaran modal kerja

(working capital turnover period) dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam

komponen-komponen modal kerja sampai pada saat kembali lagi menjadi kas.

Semakin pendek periode tersebut berarti semakin cepat perputaran modal kerja

dan efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan tinggi. Sebaliknya semakin

pajang periode perputaran modal kerja berarti semakin lambat perputaran modal

kerja dan efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan rendah. Lama periode

perputaran modal kerja tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari

masing-masing komponen dari modal kerja tersebut (Riyanto, 2011).

Menurut Kasmir (2013:182), perputaran modal kerja merupakan salah satu

rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama

periode tertentu, artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu

periode atau dalam suatu periode. Apabila perputaran modal kerja rendah dapat

diartikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja, hal ini disebabkan karena

rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar.

Demikian pula sebaliknya jika perputaran modal kerja tinggi mungkin disebabkan

tingginya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu kecil,

berikut rumus dari rasio perutaran modal kerja (Kasmir, 2013:182):

Net sales Receivable average

Net sales

Working capital average

Page 7: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

Cash Turnover (Perputaran Kas)

Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi

perusahaan. Termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para

langganan dan simpanan perusahaan di Bank dalam bentuk giro atau permintaan

deposit, yaitu simpanan di Bank yang dapat diambil kembali setiap saat oleh

perusahaan (Munawir, 2010:14). Makin besar kas yang ada dalam perusahaan

berarti makin tinggi likuiditasnya, ini berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko

yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi

perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas

yang berlebih, berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan

kelebihan investasi dalam kas, karena makin besar kas berarti makin banyak uang

yang mengangur sehingga akan memperkecil profitabilitasnya.

Menurut James (dalam Kasmir, 2013:140-141), rasio perputaran kas

berfungsi mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan

untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Modal kerja dalam pengertian

ini dikatakan sebagai modal bersih yang dimiliki perusahaan. Artinya rasio ini

digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan

(utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Perputaran kas dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut (Subramanyan dan Wild, 2010:45):

Sales Growth (Pertumbuhan Penjualan)

Penjualan memiliki pengaruh yang strategis bagi sebuah perusahaan, karena

penjualan yang dilakukan harus didukung dengan harta atau aktiva dan bila

penjualan ditingkatkan maka aktiva juga harus ditambah, Weston dan Brigham

(dalam Nugroho, 2011). Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang

sangat penting dan menentukan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan

perusahaan dalam memperoleh laba untuk kelangsungan hidup perusahaan.

Dengan mengetahui penjualan dari tahun sebelumnya, perusahaan dapat

mengoptimalkan sumber daya yang ada. Menurut Brigham dan Houston

Net sales

Cash average

Page 8: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

(2010:39), mengemukakan bahwa pertumbuhan penjualan merupakan perusahaan

dengan penjualan relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak

pinjaman dan menanggung beban tetap tinggi dibandingkan dengan perusahaan

yang penjualannya tidak stabil.

Rasio pertumbuhan penjualan menggambarkan prestasi pertumbuhan

penjualan dari tahun ke tahun, mengetahui penjualan dari tahun sebelumnya,

perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada. Untuk mengukur

pertumbuhan penjualan adalah sebagai berikut, untuk mengukur pertumbuhan

penjualan maka digunakkan rumus (Harahap 2010:309):

Kerangka Konseptual

Variabel Independen

Variabel Dependen

Hipotesis

H1 : Inventory turnover berpengaruh terhadap net profit margin

H2 : Receivable turnover berpengaruh terhadap net profit margin

H3 : Cash turnover berpengaruh terhadap net profit margin

H4 : Working capital turnover berpengaruh terhadap net profit margin

H5 : Sales growth berpengaruh terhadap net profit margin

Sales this year - Sales last year

Sales last year

Recievable Turnover (x2)

Working Capital

Turnover (x3)

Cash Turnover (x4)

Sales Growth (x5)

Net Profit Margin (y)

Inventory Turnover (x1)

Page 9: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

METODE PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data dan Penelitian Menurut Jenis Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah metode dokumentasi yang berupa laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui Indonesia

Capital Market Directory. Sedangkan penelitian menurut jenis data yaitu metode

kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau

data kualitatif yang diangkakan, maka penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian

dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudiaan

diinterprestasikan (Sugiyono, 2004:143).

Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:60). Dalam penelitian

ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen (Sugiyono, 2012:59) yang terdiri dari inventory turnover, receivable

turnover, working capital turnover, cash turnover, sales growth. Variabel

dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:59) dalam penelitian ini yaitu net profit

margin.

Metode Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Populasi yang peneliti

peroleh melalui situs sesuai publikasi Indonesia Capital Market Directory

(ICMD) disitus resmi www.idx.co.id adalah sebanyak 40 perusahaan manufaktur

dibidang aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun

2011-2013.

Page 10: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode purposive sampling. Purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012).

Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan secara lengkap

selama periode 2011-2013.

2. Perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian selama periode 2011-2013.

3. Perusahaan tersebut tidak menyajikan mata uang asing selama periode 2011-

2013.

Berdasarkan kriteria di atas diketahui bahwa ada 40 perusahaan manufaktur

bidang aneka industri yang terdaftar di BEI pada tahun 2011–2013. Namun sesuai

dengan kriteria sampel adalah sebanyak 13 perusahaan.

Metode Analisis Data

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai maximum,

minimum, rata-rata dan standar deviation (simpang baku) data yang digunakan

dalam penelitian.

Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi

klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan

bermanfaat. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji Normalitas, uji

Multikolinieritas, uji Heteroskedastisitas. Analisis regresi linier berganda

digunakan untuk mengetahui hubungan secara linear antara variabel independen

dengan variabel dependen.

Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian

secara parsial (Uji t), pengujian secara simultan (Uji F) dan Uji R menunjukkan

korelasi berganda, yaitu korelasi antara dua atau lebih variabel independen

terhadap variabel dependen dan Uji Adjusted R Square untuk mengetahui

prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependen (Y).

Page 11: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini dengan menggunakan

metode purposive sampling, maka yang memenuhi kriteria untuk dijadikan

sampel adalah sebanyak 13 perusahaan. Berikut tabel proses pengambilan sampel

sesuai kriteria-kriteria yang ditentukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Proses Pengambilan Sampel

Kriteria Jumlah

Perusahaan manufaktur aneka industri yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia dari tahun 2011-2013. 40

1) Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan

secara lengkap selama tahun 2011-2013. (12)

2) Perusahaan yang mengalami kerugian selama tahun 2011-

2013. (4)

3) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangannya dalam

mata uang asing selama tahun 2011-2013. (11)

Jumlah Sampel 13

Sumber: Pengolahan data dengan teknik purposive sampling (2016).

Berikut nama-nama perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini,

dapat dilihat di bawah ini:

Sampel Penelitian

No. Kode Emiten Nama Perusahaan

1. ASII Astra International Tbk.

2. AUTO Astra Auto Part Tbk.

3. BATA Sepatu Bata Tbk.

4. IMAS Indomobil Sukses International Tbk.

5. INDS Indospring Tbk.

6. JECC Jembo Cable Company Tbk.

7. KBLM Kabelindo Murni Tbk.

8. LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk.

9. NIPS Nippres Tbk.

10. SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk.

11. SMSM Selamat Sempurna Tbk.

12. UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk.

13. VOKS Voksel Electric Tbk.

Sumber: www.idx.co.id (2016).

Page 12: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran nilai

minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation).

Hasil deskriptif dapat dilihat berikut ini:

Descriptive Statistic

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Inventory turnover 39 1.346 15.393 5.67321 3.629823

Receivable turnover 39 2.635 6.832 4.94177 1.061725

Working capital turnover 39 .004 14.947 3.63513 3.399302

Cash turnover 39 .071 49.684 22.33656 14.809391

Sales growth 39 .011 .538 .19538 .155367

Net profit margin 39 .004 .241 .07149 .055034

Valid N (listwise) 39

Sumber: Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa:

a. Jumlah data (N) penelitian ini adalah 39 data. Hal ini berdasarkan jumlah

sampel sebanyak 13 perusahaan dengan periode waktu 3 tahun.

b. Inventory turnover memiliki nilai minimum 1,346, nilai maksimum 15,393

serta nilai mean sebesar 5,67321 dan nilai standar deviasi sebesar 3,629823.

c. Receivable turnover memiliki nilai minimum sebesar 2,635, nilai maksimum

6,832 serta nilai mean sebesar 4,94177 dan nilai standar deviasi sebesar

1,061725.

d. Working capital turnover memiliki nilai minimum sebesar 0,004, nilai

maksimum 14,947 serta nilai mean sebesar 3,63513 dan nilai standar deviasi

sebesar 3,399302.

e. Cash turnover memiliki nilai minimum sebesar 0,071, nilai maksimum

49,684 serta nilai mean sebesar 22,33656 dan nilai standar deviasi sebesar

14,809391.

f. Sales growth memiliki nilai minimum sebesar 0,011, nilai maksimum 0,538

serta nilai mean sebesar 0,19538 dan nilai standar deviasi sebesar 0,155367

g. Net profit margin memiliki nilai minimum 0,004, nilai maksimum 0,241 serta

nilai mean sebesar 0,07149 dan nilai standar deviasi sebesar 0,055034.

Page 13: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

penggangu atau residual memiliki distribusi normal.

One–Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Inventory

turnover

Receivable

turnover

Working

capital

turnover

Cash

turnover

Sales

growth

Net

profit

margin

N 39 39 39 39 39 39

Normal

Paramete

rsa,,b

Mean 5.67321 4.94177 3.63513 22.33656 .19538 .07149

Std.

Deviatio

n

3.629823 1.061725 3.399302 14.809391 .155367 .055034

Most

Extreme

Differenc

es

Absolute .149 .098 .143 .159 .147 .146

Positive .149 .077 .129 .159 .147 .146

Negative -.117 -.098 -.143 -.086 -.118 -.110

Kolmogorov-

Smirnov Z .933 .615 .891 .990 .919 .910

Asymp. Sig. (2-

tailed) .349 .844 .405 .281 .367 .379

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data. Sumber: Data diolah menggunakan SPSS versi 22 (2016).

Berdasarkan hasil kolmogorov-smirnov di atas dapat diketahui bahwa nilai

kolmogorov-smirnov dari masing-masing variabel dengan tingkat probabilitas

signifikan berada di atas 0,05 maka hal ini menyatakan data berdistribusi normal.

Histogram Dependen Variabel NPM Hasil Uji Normalitas P-Plot NPM

Page 14: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

Dilihat dari gambar diagram histogram tidak condong ke kiri dan kanan

sehingga data berdistribusi normal. Sedangkan pada kurva penyebaran P-Plot

titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis

diagonal, maka disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antara variabel independen. Berikut hasil output uji

multikolinieritas dapat dilihat di bawah ini:

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

Inventory turnover .735 1.360

Receivable turnover .872 1.147

Working capital turnover .721 1.387

Cash turnover .947 1.056

Sales growth .854 1.170

a. Dependent variable: net profit margin. Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas VIF dari masing-masing variabel

memiliki angka VIF < 10 Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi

multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

Uji Autokorelasi

Pengujian ini bertujuan mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan

Durbin-Watson. Hasil output pengujian autokorelasi dapat dilihat sebagai berikut:

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .548a .300 .194 .049394 2.053

a. Predictors: (Constant), inventory turnover, receivable turnover, working

capital turnover, cash turnover, sales growth.

b. Dependent variabel: net profit margin. Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).

Page 15: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

Berdasarkan hasil uji autokorelasi nilai statistik Durbin-Watson sebesar

2,053 dari jumlah sampel sebanyak 39 dengan jumlah variabel berjumlah 5 (n=39,

k=5), maka batas bawah (dl) = 1,2176 du = 1,7886. Maka disimpulkan Durbin-

Watson sebesar 2,053 lebih besar dari batas atas (du) 1,7886 sehingga hasil

penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut hasil

output uji heteroskedastisitas dapat dilihat sebagai berikut:

Grafik Scatterplot Sumber: Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).

Dari grafik scatterplot tampak bahwa titik-titik menyebar secara acak serta

tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar di atas

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Page 16: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat penelitian ini menggunakan uji

statistik glejser. Berikut hasil output pengujian statistik glejser dapat dilihat

sebagai berikut:

Hasil Uji Statistik Glejser

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) ,069 ,024 2,904 ,007

Inventory turnover ,000 ,001 -,018 -,101 ,920

Receivable turnover -,002 ,004 -,078 -,473 ,640

Working capital

turnover -,001 ,002 -,132 -,729 ,471

Cash turnover ,000 ,000 -,161 -1,022 ,314

Sales growth -,060 ,031 -,326 -1,961 ,058

a. Dependent variabel: AbsUt Sumber: Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).

Berdasarkan hasil statistik glejser dilihat bahwa nilai signifikansi dari

masing-masing variabel memiliki nilai probabilitas lebih besar dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dipakai untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut hasil uji

regresi:

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) .129 .044

Inventory turnover -.001 .003 -.068

Receivable turnover 3.060 .008 .001

Working capital turnover -.001 .003 -.071

Cash turnover -.002 .001 -.495

Sales growth -.032 .056 -.090

a. Dependent variable: net profit margin. Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).

Page 17: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

Dari uji regresi linear berganda maka diperoleh persamaan matematis:

Y = 0,129 - 0,001X1+ 3,060 X2 - 0,001X3 - 0,002X4 -0,032X5 + e

a. Nilai konstanta sebesar 0,129 menyatakan jika inventory turnover (X1),

receivable turnover (X2), working capital turnover (X3), cash turnover (X4),

sales growth (X5) bernilai 0, maka NPM nilainya adalah 0,129.

b. Nilai inventory turnover (X1) sebesar -0,001 menyatakan setiap penambahan

1% inventory turnover, maka NPM akan meningkat sebesar -0,001.

c. Nilai receivable turnover (X2) sebesar 3,060 menyatakan setiap penambahan

1% receivable turnover, maka NPM akan meningkat sebesar 3,060.

d. Nilai working capital turnover (X3) sebesar -0,001 menyatakan setiap

penambahan 1% working capital turnover, maka NPM akan meningkat

sebesar -0,001.

e. Nilai cash turnover (X4) sebesar -0,002 menyatakan setiap penambahan 1%

cash turnover, maka NPM akan meningkat sebesar -0,002.

f. Nilai sales growth (X5) sebesar -0,032 menyatakan setiap penambahan 1%

sales growth, maka NPM akan meningkat sebesar -0,032.

Pengujian Hipotesis

Uji Parsial (Uji t)

Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen secara

individu terhadap variabel dependen. Untuk menentukan apakah hipotesis

diterima atau ditolak dilakukan dengan cara membandingkan thitung dengan ttabel

dan nilai tingkat signifikansi 0,05 maka diperoleh output sebagai berikut:

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) .129 .044 2.942 .006

Inventory turnover -.001 .003 -.068 -.401 .691

Receivable turnover 3.060 .008 .001 .004 .997

Working capital turnover -.001 .003 -.071 -.412 .683

Cash turnover -.002 .001 -.495 -3.311 .002

Sales growth -.032 .056 -.090 -.569 .573

Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).

Page 18: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

Berdasarkan hasil uji parsial di atas maka dapat diketahui hasil pengujian

hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Inventory turnover memiliki nilai thitung sebesar -0,401 < ttabel sebesar 1,639

(dk=n-k-1=39-5-1=33) dan hasil signifikansi sebesar 0,691 > 0,05 maka

disimpulkan bahwa H1 ditolak.

b. Receivable turnover memiliki nilai thitung sebesar 0,004 < ttabel sebesar 1,639

(dk=n-k-1=39-5-1=33) dan hasil signifikansi sebesar 0,997 > 0,05 maka

disimpulkan bahwa H2 ditolak.

c. Working capital turnover memiliki nilai thitung yaitu sebesar -0,412 < ttabel

sebesar 1,639 (dk=n-k-1=39-5-1=33) dan hasil signifikansi sebesar

0,683>0,05 maka disimpulkan bahwa H3 ditolak.

d. Cash turnover memiliki nilai thitung sebesar -3,311 > ttabel sebesar 1,639 (dk=n-

k-1=39-5-1=33) dan hasil signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 maka

disimpulkan bahwa H4 diterima.

e. Sales growth memiliki nilai thitung sebesar -0,569 < ttabel sebesar 1,639 (dk=n-k-

1=39-5-1=33) dan hasil signifikansi sebesar 0,573 > 0,05 maka disimpulkan

bahwa H5 ditolak.

Uji Simultan (Uji f)

pengujian ini bertujuan melihat apakah semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel

dependen. Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% dan tingkat kesalahan dalam

analisa (ɑ) sebesar 5%. Berikut hasil data pengujian secara simultan:

Hasil Uji Simultan (Uji f)

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression ,035 5 ,007 2,835 ,031b

Residual ,081 33 ,002

Total ,115 38

a. Dependent variable: net profit margin.

b. Predictors: (Constant), inventory turnover, receivable turnover, working

capital turnover, cash turnover, sales growth. Sumber: Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).

Page 19: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

Berdasarkan data di atas, diketahui nilai Fhitung sebesar 2,835 > Ftabel sebesar

2,50 (dk=(n-k):(k-1)=33:5) dengan tingkat signifikansi 0,031 < 0,05. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel independen berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap NPM.

Koefisien Determinasi (Uji R2)

Pengujian ini bertujuan melihat berapa besar kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah antara nol sampai satu.

Jika nilainya mendekati 1 maka hubungannya semakin erat, tetapi jika mendekati

0 maka hubungannya semakin lemah. Hasil output pengeolahan data adalah

berikut ini:

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .548a .300 .194 .049394

a. Predictors: (Constant), inventory turnover, receivable turnover,

working capital turnover, cash turnover, sales growth.

b. Dependent variabel: net profit margin Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 23 (2016).

Berdasarkan nilai koefisien determinasi diperoleh nilai R sebesar 0,548

dan Adjusted R Square sebesar 0,194 atau 19,4% yang berarti semua variabel

independen mampu menjelaskan sebesar 19,4% penyebab terjadinya variasi yang

terjadi pada NPM sedangkan sisanya sebesar 80,6% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan:

1. Inventory turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap net profit

margin pada perusahaan manufaktur bidang aneka industri di BEI periode

2011-2103.

2. Receivable turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap net profit

margin pada perusahaan manufaktur bidang aneka industri di BEI periode

2011-2103.

Page 20: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

3. Working capital turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap net

profit margin ditolak pada perusahaan manufaktur bidang aneka industri di

BEI periode 2011-2103.

4. Cash turnover secara parsial berpengaruh terhadap net profit margin pada

perusahaan manufaktur bidang aneka industri di BEI periode 2011-2103.

5. Sales growth secara parsial tidak berpengaruh terhadap net profit margin

pada perusahaan manufaktur bidang aneka industri di BEI periode 2011-

2103.

6. Inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash

turnover dan sales growth secara bersama-sama berpengaruh terhadap net

profit margin pada perusahaan manufaktur bidang aneka industri di BEI

periode 2011-2103.

Saran

1. Bagi investor atau calon investor disarankan untuk melakukan analisis pada

Inventory turnover, receivable turnover, working capital turnover, cash

turnover dan sales growth terhadap net profit margin sebelum menanamkan

modal disektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia sehingga hasil

analisis dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan

investasi yang lebih tepat.

2. Bagi penelitian selanjutnya disarankan menambahkan objek penelitian

dengan memperluas berbagai sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia sehingga diperoleh hasil penelitian yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Sri., dan Dwi, Ari. (2010). Manajemen Keuangan Lanjutan. Cetakan

Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Brigham F. Eugene., dan Houston. Joel. (2010). Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan. Edisi Kesebelas. Jakarta: Salemba Empat.

Fahmi, Irham. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. Bandung:

Alfabeta.

Page 21: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

Ghizali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21. Edisi Ketujuh. Semarang: UNDIP.

Harahap, Sofyan Syafri. (2010). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi.

Pertama, Cetakan Sembilan. Jakarta: Rajawali Pers.

Husnan, Saud., dan Pudjiastuti, Enny. (2004). Dasar-dasar Manajemen

Keuangan. Edisi Ke-empat. Yogyakarta: Upp Amp Ykpn.

Kadir, Abdul. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Net Profit

Margin Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Pada Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Akuntansi. Vol. 13, No. 1, April. Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia Banjarmasin.

Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Edisi. Ke-empat, Cetakan Ke-enam.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Munawir, S. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-empat. Cetakan

Ketiga Belas. Yogyakarta: Liberty.

Murni, Sri.,dkk. (2013). Modal Kerja Pengaruhnya Terhadap Net Profit Margin

pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal

EMBA. Vol. 2 No. 2 Juni 2014. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Manajemen. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Mulyadi. (2010). Sistem Akuntasi. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Noratika, Dewi. (2014). Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang,

Perputaraan Kas dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin

Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2009-2013. Jurnal Ekonomi Akuntansi UMRAH. Posted

by Adi Pranadipa On August 28, 2014.

Nugroho, Elfianto. (2011). Analisis Pengaruh Likuiditas, Pertumbuhan

Penjualan, Perputaran Modal Kerja, Ukuran Perusahaan dan Leverage

Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2005-2009). Skripsi. Fakultas Ekonomi.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Rahma, Aulia. (2011). Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap

Profitabilitas Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur PMA dan

Page 22: PENGARUH INVENTORY TURNOVER RECEIVABLE TURNOVER …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo

PMDN yang Terdaftar di BEI Periode 2004-2008). Skripsi. Fakultas

Ekonomi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Riyanto, Bambang. (2011). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Ke-

empat. Yogyakarta: BPFE.

Rudianto. (2009). Pengantar Akuntansi: Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan

Keuangan. Edisi Kesatu. Jakarta: Erlangga.

Sari, Febi Nurindah. Ritonga, Kirmizi., dan Azlina, Nur (2014). Pengaruh

Perputaran Barang Jadi, Debt to Equity Ratio dan Pertumbuhan Penjualan

Terhadap Profitabilitas Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012. JOM FEKON. Vol. 1 No. 2

Oktober 2014. Universitas Riau Pekanbaru.

Subowo. (2015). Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Kas, Perputaran

Piutang, Perputaran Persediaan dan Perputaran Modal Kerja Terhadap

Laba Usaha (Studi Kasus pada Perusahaan Food and Beverage yang

Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013). Jurnal Akuntansi.

Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D . Bandung:

Alfabeta.

Suhayati, Ely., dan Anggadini, Sri Dewi. (2009). Akuntansi Keuangan. Edisi

Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sunyoto, Danang. (2011). Metodologi Penelitian untuk Ekonomi (Alat Statistik &

Analisis Ouput Komputer). Cetakan Pertama. Yogyakarta: CAPS.

Syamsuddin, Lukman. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep

Aplikasi Dalam: Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan.

Edisi Baru. Jakarta: PT. Rajawali Pers.

Subramanyam, K. R., dan Wild, Jhon Julian. (2010). Analisis Laporan Keuangan.

Buku Kedua. Alih Bahasa: Dewi Yanti. Jakarta: Saleba Empat.

Van Horne, James C., dan Wachowicz, Jhon M. (2009) Prinsip-prinsip

Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Eapat.