Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu...

89
A. Judul PENGARUH INTERAKSI ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTs. NURUL IKHSAN NW SALUT TAHUN PELAJARAN 2012/2013 B. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia secara normatif. Pendidikan tidak hanya diperoleh di lembaga-lembaga pendidikan tetapi semua faktor dapat digunakan sebagai sumber pendidikan. Terutama lingkungan yang berperan atau berpengaruh terhadap keberhasilan prestasi belajar. Dalam tujuan pendidikan nasional menurut UU (20, 2003) tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk 1

Transcript of Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu...

Page 1: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

A. Judul

PENGARUH INTERAKSI ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

DI MTs. NURUL IKHSAN NW SALUT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

B. Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk baik buruknya

pribadi manusia secara normatif. Pendidikan tidak hanya diperoleh di

lembaga-lembaga pendidikan tetapi semua faktor dapat digunakan sebagai

sumber pendidikan. Terutama lingkungan yang berperan atau berpengaruh

terhadap keberhasilan prestasi belajar.

Dalam tujuan pendidikan nasional menurut UU (20, 2003) tentang

sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Proses pembelajaran tidak bisa terlepas dari berbagai faktor yang

mempengaruhi dan menunjang keberlangsunganya pembelajaran. Salah satu

penunjang utamanya adalah, adanya interaksi dan motivasi belajar bagi

peserta didik dari orang tua masing-masing dan bimbingan yang terstruktur

1

Page 2: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

dan terkonstruksi dengan baik dari guru atau pendidik sebagai fasilitator

berperan aktif mengarahkan dan memfasilitasi peserta didik dalam belajar

untuk memperoleh ilmu, pengalaman, dan ketrampilan kepada peserta didik

sebagai subyek belajar.

Ketika seorang guru atau pendidik mampu melaksanakan interaksi

yang baik dan efektif, maka peserta didik akan mendapatkan kemudahan

dalam berkomunikasi dengan guru atau pendidiknya. Interaksi guru atau

pendidik dengan peserta didik di sekolah juga sering disebut interaksi

edukatif. Menurut Suryosubroto, (2002 :156) “ Interaksi edukatif adalah

hubungan timbal balik antara guru atau pendidik (pendidik tau peserta

didik/murid) dalam suatu sistem pengajaran”.

Tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru atau

pendidik semata, tetapi orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk

lebih giat belajar. Menurut Nanang Fatah, (2004:89) Dalam memotivasi atau

memberikan motivasi akan berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh

orang yang diberi motivasi sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.

Keyataan bahwa peserta didik kurang berinteraksi dengan guru atau pendidik

di kelas dalam mengikuti pelajaran, peserta didik juga mengerjakan pekerjaan

rumah, kondisi ini menunjukkan kurangnya perhatian orang tua terhadap

anak.

Berdasar uraian di atas, serta hasil dari observasi peneliti selama

melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MTs. Nurul Ikhsan

NW Salut, peneliti terdorong untuk mengungkap lebih jauh hal tersebut

2

Page 3: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

dengan mengambil judul penelitian “Pengaruh interaksi dan motivasi orang

tua terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Terpadu

di MTs. Nurul Ikhsan NW Salut tahun ajaran 2012/2013”.

C. Rumusan masalah

Berdasar latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah

yang akan diteliti dapat dirumuskan yaitu apakah ada pengaruh antara

interaksi orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata

pelajaran IPS Terpadu di MTs. Nurul Ikhsan NW Salut Tahun Pelajaran

2012/2013?

D. Batasan masalah

Batasan masalah merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

penulisan proposal ini. Dalam pembatasan masalah yang tepat dan benar,

maka arah dari pembahasan masalah akan sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai.

Penyusunan Proposal ini, penulis memberikan batasan mengenai :

1. Interaksi orang tua terhadap motivasi belajar Peserta Didik.

2. Proses Pembelajaran IPS Terpadu di MTs. Nurul Ikhsan NW Salut.

3

Page 4: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, Adapun tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi orang tua terhadap motivasi

belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Terpadu di MTs. Nurul Ikhsan

NW Salut Tahun Pelajaran 2012/2013.

F. Manfaat penelitian

1. Manfaat secara teoritis

a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada

khususnya maupun masyarakat pada umumnya mengenai pengaruh

interaksi orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata

pelajaran IPS Terpadu di MTs. Nurul Ikhsan NW Salut Tahun

Pelajaran 2012/2013

b. Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai keaktifan

Peserta Didik dalam proses pembelajaran dan motivasi belajar

maupun prestasi terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata

pelajaran IPS Terpadu Di MTs. Nurul Ikhsan NW Salut Tahun

Pelajaran 2012/2013.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan

penelitian yang sejenis pada waktu yang akan datang.

4

Page 5: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

2. Manfaat praktis

a. Menyebarluaskan informasi mengenai arti pentingnya keaktifan

Peserta Didik dalam proses pembelajaran dan motivasi belajar untuk

mendukung pencapaian prestasi belajar secara optimal.

b. Sebagai calon pendidik, pengetahuan dan pengalaman selama

mengadakan penelitian ini dapat ditransformasikan kepada peserta

didik pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

G. Tinjauan pustaka dan perumusan hipotesis

1. Penegasan pengertian istilah

a. Interaksi orang tua

Monks mengemukakan bahwa interaksi pada dasarnya

pengaruh atau hubungan timbal balik. Dalam suatu interaksi terjadi

proses sosial, karena dalam proses interaksi selalu melibatkan orang

lain atau pihak lain untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat

timbal balik. Interaksi sosial yaitu hubungan manusia dengan

manusia lainnya atau hubungan manusia dengan kelompok atau

hubungan kelompok dengan kelompok. Noor dalam Jamilah

(2005:30) Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan

masyarakat. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial

yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antar

kelompok maupun antar individu dengan keluarga dimana kelakuan

5

Page 6: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

individu yang satu akan mempengaruhi, memperbaiki, mengubah,

atau memperburuk tingkah laku individu yang lain.

Menurut H. Bonner, interaksi sosial adalah suatu hubungan

dua atau lebih individu manusia, dimana tingkah laku individu yang

satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki tingkah laku

individu yang lain atau sebaliknya (Gerungan,1991:57).

b. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Pengertian dasar motivasi ialah “Keadaan internal

organisme (baik manusia ataupun hewan) yang mendorongnya

untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti

pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah”

(Gleitman, dalam Muhibbin, 1995 : 136).

Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Motivasi intrinsik, dan 2)

Motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan

yang berasal dari dalam diri peserta didik sendiri yang dapat

mendorongnya melakukan tindakan belajar. Adapun motivasi

ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu

peserta didik yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan

belajar.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dalam perspektif

kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi peserta didik adalah

6

Page 7: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak

bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan

mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan

keterampilan untuk masa depan, umpamanya, memberi pengaruh

lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan

dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orangtua dan

pendidik.

2. Landasan teori

a. Interaksi orang tua

1) Pengertian interaksi

Interaksi sebagai peristiwa lebih mempengaruhi satu sama

lain ketika dua orang atau hadir bersama. Mereka menciptakan

suatu hasil satu sama lain, atau berkomunikasi satu sama lain.

Jadi di dalam setiap kasus interaksi, tindakan setiap orang untuk

mempengaruhi individu lain. (Thilbaut dan Kelly dalam Jamilah,

2005:30)

Adapun menurut Chaplin interaksi adalah (a) satu relasi

dua sistem yang terjadi sedemikian rupa sehingga kejadian yang

berlangsung pada satu system akan mempengaruhi kejadian pada

suatu sistem yang lain (b) satu hubungan sosial sedemikian rupa

sehingga individu yang bersangkutan saling mempengaruhi satu

sama lain. (Chaplin,1999:254)

7

Page 8: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

interaksi adalah hubungan antara satu individu atau lebih dimana

individu satu dapat mempengaruhi individu lainnya atau

sebaliknya, saling berbicara, dan lain sebagainya. Jadi dalam

interaksi tersebut terjadi adanya hubungan timbal balik antara

individu satu dengan yang lainnya.

2) Syarat-syarat Terjadinya Interaksi

Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila

tidak memenuhi dua syarat yaitu:

a) Adanya kontak sosial

Kontak merupakan tahap pertama dari terjadinya

interaksi. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk,

yaitu:

1. Antara individu

2. Antara individu dengan kelompok atau sebaliknya

3. Antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.

Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau skunder,

Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan

langsung bertemu dan berhadapan muka, seperti apabila

orang-orang tersebut berjabat tangan, saling senyum dan

seterusnya. Sebaliknya kontak skunder memerlukan perantara,

misalnya A berkata pada B, bahwa C mengagumi

permainannya sebagai pemegang perantara utama, salah satu

8

Page 9: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

sandiwara. A sama sekali tidak bertemu dengan C, akan tetapi

telah terjadi kontak antara mereka, oleh karena masing-

masing memberi tanggapan walaupun dengan perantara B.

Sedangkan kontak skunder dapat dilakukan melalui alat-alat

misalnya, telepon atau radio.

b) Adanya komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi berarti bahwa seseorang memberi arti

pada perilaku oranglain, perasaan-perasaan apa yang ingin

disampaikan oleh orang tersebut. Orangyang bersangkutan

kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin

disampaikan oleh orang tersebu (Soekanto,1990:115)

Menurut Walgito (1994:75) komunikasi

merupakan proses penyampaian dan penerimaan lambang-

lambang yang mengandung arti, baik yang berwujud

informasi-informasi, pemikiran-pemikiran, pengetahuan

ataupun yang lain-lain dari penyampaian atau

komunikator kepada penerima atau komunikan.

Menurut Walgito bahwa didalam komunikasi

terdapat adanya beberapa unsur:

a. Komunikator atau penyampai, dalam hal ini dapat

berwujud antara lain orang yang sedang bicara, orang

yang sedang menulis, orang yang sedang menggambar

9

Page 10: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

b. Pesan atau message yang disampaikan oleh

komunikator, yang dapat berwujud pengetahuan,

pemikiran, ide, sikap dan sebagainya. Pesan ini

berkaitan dengan lambang-lambang yang mempunyai

arti.

c. Media atau saluran, yaitu merupakan perangkat yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dari

komunikator. Ini yang sering disebut sebagai media

komunikasi. Media komunikasi dapat berwujud media

komunikasi cetak dan non cetak, dapat verbal dan non

verbal

d. Penerima pesan atau komunikan, ini dapat berupa

seorang individu, tetapi juga dapat sekelompok

individu-individu. komunikan ini dapat terbentuk

antara lain sebagai pendengar, penonton, ataupun

pembaca.

2. Proses Komunikasi

Proses komunikasi terbagi beberapa tahap, yakni

secara primer dan secara skunder.

a. Proses komunikasi secara primer adalah proses

penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada

orang lain dengan menggunakan lambing (symbol)

sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam

10

Page 11: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar,

warna dan sebagainya, yang secara langsung mampu

menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator

kepada komunikan

b. Proses komunikasi secara skunder adalah proses

penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media

kedua setelah memakai lambang sebagai media

pertama Seorang komunikator menggunakan media

kedua dalam melancarkan komunikasinya, dikarenkan

komunikasi sebagai sasaranya berada di tempat yang

relatif jauh atau jumlahnya banyak, seperti surat,

telepon, majalah, radio, dan banyak lagi.

(Onong,1985:15-21)

3) Faktor yang mempengaruhi Komunikasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi menurut

Yuki dalam Onong (1988:71) ada tiga, yaitu:

a. Mendapatkan perhatian, jika pesan disampaikan tetapi

penerima mengabaikan maka usaha komunikasinya gagal

b. Pemahaman pesan dari penerima, jika penerima tidak

mengerti pesan tersebut tidaklah akan berhasil dalam

memberikan informasi dan mempengaruhinya

11

Page 12: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

c. Kesediaan menerima pesan dari penerima pesan, jika suatu

pesan di mengerti penerima mungkin tidak meyakini

informasinya benar, sekalipun komunikator benar-benar

memberikan arti yang dikatakan

4) Faktor Penghambat Komunikasi

Menurut Ninik dalam Onong (1993:92) hambatan-

hambatan dalam proses komunikasi dapat timbul dalam berbagai

macam bentuk. Pada umumnya dapat digolongkan dalam tiga

kategori, yaitu:

a. Hambatan Bahasa

Bahasa menjadi salah satu hambatan-hambatan dalam proses

komunikasi, karena kata-kata dalam bahasa memiliki makna

yang berbeda-beda antara orang yang satu dengan yang lain.

Jika dalam komunikasi antara orangtua dan anak mengalami

hambatan maka secara tidak langsung kan berpengaruh

terhadap motivasi belajarnya.

b. Hambatan Manusiawi

Hambatan ini dipandang sebagai masalah serius dalam segala

bentuk komunikasi yang berasal dari manusianya sendiri,

dimana masing-masing mempunyai kemampuan dan

kepekaan sendiri-sendiri maupun pengalaman manusia itu

sendiri

12

Page 13: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

c. Hambatan Teknis

Hambatan ini biasanya disebabkan karena adanya keterbatas

fasilitas dan peralatan komunikasi. Dapat juga hambatan

komunikasi disebabkan karena kurangnya penerangan dan

penjelasan dari komunikator

5) Jenis-jenis Interaksi

Dalam setiap interaksi senantiasa di dalamnya

mengimplikasikan adanya komunikasi antar pribadi. Demikian

pula sebaliknya, setiap komunikasi antar pribadi senantiasa

mengandung interaksi, sulit untuk memisahkan antara keduanya.

Atas dasar itu, Shaw membedakan interaksi menjadi tiga jenis

yaitu:

a. Interaksi Verbal, terjadi apabila dua orang atau lebih

melakukan kontak satu sama lain dengan menggunakan

artikulasi. Prosesnya terjadi dalam bentuk saling tukar

percakapan satu sama lain

b. Interaksi Fisik, terjadi manakala dua orangtua atau lebih

melakukan kontak dengan menggunakan bahasa-bahasa

tubuh.

c. Interaksi emosional, terjadi manakala individu melakukan

kontak satu sama lain dengan melakukan curahan perasaan

(M.Ali&Asrori, 2004:88)

13

Page 14: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

Selain tiga jenis interaksi diatas, Nichols membedakan

jenis-jenis interaksi berdasarkan banyaknya individu yang terlibat

dalam proses tersebut serta pola interaksi yang terjadi,

berdasarkan hal tersebut ada dua jenis interaksi, yaitu:

a) Interaksi dyadic, terjadi manakala hanya ada dua orang yang

terlibat didalamnya atau lebih dari dua orang tetapi arah

interaksinya hanya terjadi dua arah

b) Interaksi tryadic, terjadi manakala individu yang terlibat di

dalamnya lebih dari dua orang dan pola interaksi di dalam

keluarga (M.Ali& M. Asrori, 2004:88)

6) Bentuk-bentuk Interaksi

Bentuk-bentuk interaksi dapat berupa kerja sama (co-

operation) persaingan (competition) dan bahkan dapat juga

berbentuk pertentangan atau pertikaian (konflik). (Soejono,

1988:58) Menurut Kimball Young dalam bukunya Soejono

bentuk-bentuk proses sosial adalah:

a. Oposisi (opposition) yang mencakup persaingan dan

pertentangan atau pertikaian

b. Kerjasama yang menghasilkan akomodasi dan

c. Differentiation yang merupakan suatu proses dimana orang

perorang didalam masyarakat memperoleh hak-hak dan

kewajiban yang berbeda dengan orang lain dalam masyarakat

14

Page 15: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

atas dasar perbedaan usia, seks dan pekerjaan (Soejono,

1988:59)

7) Faktor-faktor Dalam Interaksi Sosial

Kelangsungan interaksi sosial dipengaruhi oleh empat

faktor yaitu:

a) Imitasi

Imitasi dapat diartikan “peniruan” dalam interaksi

sosial faktor imitasi sangat penting jika yang diimitasi adalah

sesuatu yang baik. Imitasi positif dapat merangsang

perkembangan kepribadian seseorang dan dapat mendorong

seseorang untuk melakukan perbuatan baik. Imitasi juga bisa

bersifat negatif dan memberi pengaruh buruk bila imitasi itu

menimbulkan terjadinya kesalahan kolektif, kebiasaan

menerima sesuatu tanpa kritik dan hambatan berfikir kritis.

b) Sugesti

Menurut W.A. Gerungan sugesti merupakan suatu

proses dimana seorang individu menerima suatu cara

memandang atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang

lain tanpa kritik terlebih dahulu. Dalam sugesti hampir mirip

dengan imitasi, perbedaannya ialah bahwa dalam sugesti

seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya

yang kemudian diterima oleh orang lain, sedangkan pada

imitasi orang mengikuti sesuatu diluar dirinya. Menurut Bimo

15

Page 16: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

sugesti adalah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri

sendiri maupun yang datang dari orang lain yang pada

umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang

bersangkutan. Macam-macam sugesti ditinjau dari sebab

terjadinya adalah:

1. Sugesti karena Hambatan Berfikir

Dalam proses sugesti terjadi gejala bahwa orang yang

dikenai sugesti mengambil alih pandangan orang lain

tanpa memberikan pertimbangan atau kritik terlebih

dahulu.

2. Sugesti karena Disosiasi

Sugesti ini mudah terjadi pada orang yang pikirannya

terhambat akibat kelelahan atau rangsangan emosi, juga

pada orang-orang yang sedang mengalami disosiasi

pikiran atau kebingungan karena menghadapi kesulitan-

kesulitan hidup yang terlalu kompleks melebihi

kemampuannya.

3. Sugesti karena Otoritas atau Prestasi

Sugesti ini terjadi pada seseorang yang menerima

pandangan atau sikap tertentu karena pandangan atau

sikap tertentu karena pandangan atau sikap tersebut

diberikan oleh orang yang ahli dalam bidangnya atau

16

Page 17: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

orang yang mempunyai prestasi sosial yang tinggi,

misalnya sugesti yang digunakan dalam propaganda.

4. Sugesti karena Mayoritas

Banyak orang sering cenderung menerima suatu

pandangan atau ucapan seseorang apabila pandangan atau

ucapan tersebut didukung oleh sebagian besar orang dari

golongannya, kelompoknya atau masyarakat (mayoritas).

Mereka cenderung menerima pandangan itu tanpa

pertimbangan yang yang cermat karena orang banyak

sudah menerimanya.

5. Sugesti karena Kehendak untuk Percaya

Sugesti karena kehendak untuk percaya ialah sugesti

untuk meyakinkan diri sendiri. Mengenai hal ini, ada

suatu pendapat bahwa sugesti justru membuat seseorang

sadar akan adanya sikap-sikap dan pandangan-pandangan

tertentu pada orang banyak. Sugesti itu membuat dia

menerima suatu sikap atau pandangan tertentu karena

sikap atau pandangan itu sebenarnya sudah terdapat pada

dirinya tetapi masih dalam keadaan terpendam.

c) Identifikasi

Identifikasi ialah suatu proses penyamaan diri oleh

seorang individu terhadap pribadi lain secara aktif, tetapi

berlangsung tanpa disadari. (Soetarno, 1992:23) Pribadi yang

17

Page 18: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

dijadikan obyek identifikasi adalah tokoh yang dicintai,

disegani atau dikagumi karna kekhasan pribadinya. Pada

umumnya tokoh tersebut menimbulkan gejolak emosional

yang kuat, dan citranya tertanam di dalam hati orang yang

mengidentikasi. Tokoh-tokoh ini misalnya ibu, bapak, orang-

orang terpelajar, orang-orang terkenal dan lain-lain. Jadi,

kesamaan jiwa antara seseorang dengan tokoh tertentu bukan

terjadi karena faktor keturunan saja, tetapi juga karena proses

identifikasi.

d) Simpati

Simpati mengandung pegertian menarik hati, atau

perasaan tertarik orang yang satu kepada yang lain. Simpati

timbul bukan karena penilaian rasio, melainkan karena

penilaian perasaan. Dapat terjadi seseorang tiba-tiba merasa

tertarik kepada orang lain dan rasa tertarik itu seakan-akan

terjadi dengan sendirinya, bukan karena suatu ciri tertentu,

melainkan karena keseluruhan tingkah laku orang tersebut.

Peranan simpati cukup nyata dalam hubungan persahabatan

antara dua orang atau lebih. Hubungan cinta kasih antara

manusia biasanya didahului oleh perasaan simpati ini. Simpati

dapat berkembang secara perlahan-lahan dan dapat pula

timbul secara tiba-tiba.

18

Page 19: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

b. Interaksi Orangtua Dengan Anak

Keluarga merupakan wadah yang pertama-tama dan

merupakan dasar yang fundamental bagi perkembangan dan

pertumbuhan anak. Disinilah pertama-tama anak mengenal norma

sosial, pengenalan pertama terjadi setelah mengadakan interaksi

sosial, belajar memperhatikan keinginan orang lain, pengalaman-

pengalaman dalam interaksi sosial dikeluarga turut menentukan pula

cara bertindak dan bereaksi pergaulan sosial yang lebih besar seperti

dalam masyarakat (Kartono,1992:128)

Menurut Sarlito bahwa keluarga merupakan lembaga primer

sebagai ajang pertama seseorang belajar melakukan interaksi sosial.

Sebelum seorang anak mengenal norma-norma dan nilai-nilai dari

masyarakat umum, pertama kali ia menyerap norma-norma dan nilai-

nilai yang berlaku dalam keluarga untuk dijadikan bagian dari

pengaruh orangtua dan anak-anaknya.

Dengan demikian seorang sejak awal kehidupannya sudah

dikenai langsung dengan peranan sosial sehingga dapat dikatakan

keluarga merupakan tempat persemaian yang paling dominan bagi

perkembangan anggota-anggotanya, bahkan bertanggung jawab atas

berhasil tidaknya perkembangan yang harus dilalui oleh anggota

keluarga tersebut (Sarlito,1998:111-112)

Keberhasilan keluarga sebagian besar tergantung dari

kemampuan mereka dalam berinteraksi dan menyatukan setiap

19

Page 20: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

anggota keluarga mereka. Apabila hal ini sudah tercapai,

dimungkinkan adanya kerjasama antar anggota keluarga sehingga

persaingan, keadaan menolak hingga anak diperlakukan tidak sama,

tidak terjadi lagi dalam keluarga (Balson,1992:128)

Dalam konteks bimbingan orangtua terhadap anak, Hoffman

mengemukakan tiga jenis pola asuh orangtua, yaitu:

1. Pola asuh bina kasih (induction) adalah yang diterapkan orangtua

dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memberikan

penjelasan yang masuk akal terhadap setiap keputusan dan

perlakuan yang diambil bagi anaknya.

2. Pola asuh unjuk kuasa (power assertion) adalah pola asuh yang

diterapkan orangtua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa

memaksakan kehendaknya untuk dipatuhi oleh anak meskipun

sebenarnya anak tidak dapat menerimanya.

3. Pola asuh lepas kasih (love withdrawal) adalah pola asuh yang

diterapkan orangtua dalam mendidik anaknya dengan cara

menarik sementara cinta kasihnya ketika anak tidak menjalankan

apa yang yang dikehendaki orangtuanya maka cinta kasihnya itu

dikembalikan seperti sediakala.

Dalam konteks pengembangan kepribadian anak, termasuk

didalamnya pengembangan hubungan sosial, pola asuh yang

disarankan oleh Hoffman untuk diterapkan adalah pola asuh bina

kasih (induction). Artinya, setiap keputusan yang diambil oleh

20

Page 21: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

orangtua terhadap anaknya harus senantiasa disertai dengan

penjelasan atau alasan yang rasional. Dengan cara demikian, anak

akan dapat mengembangkan pemikirannya untuk kemudian

mengambil keputusan mengikuti atau tidak terhadap keputusan atau

perlakuan orangtua (M. Ali&M. Asrori, 2004:102)

Menurut Dinkmeyer dan McKay, karakteristik dari hubungan

antara orangtua dan anak yaitu:

a) Perhatian dan kepedulian timbal balik

b) Empati untuk satu sama lain

c) Keinginan untuk mendengarkan satu sama lain/saling menghargai

d) Pembagian pikiran atau perasaan ketimbang menyembunyikan

dan menahan kemarahan/saling terbuka

e) Dukungan dan penerimaan untuk satu sama lain

(Balson,1992:74).

Sedangkan Gunarsa menjelaskan bahwa karakteristik

orangtua-anak dapat terjalin sebagai berikut:

a) Saling menerima: Setiap anggota keluarga saling menerima

segala kelemahan, kekurangan dan kelebihannya

b) Saling mempercayai: Ibu dan Ayah hendaknya mengembangkan

suasana saling mempercayai dan secara timbal balik merasakan

apa yang dirasakan anak.

c) Perhatian: Perhatian dapat diartikan sebagai menaruh hati pada

seluruh keluarga

21

Page 22: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

d) Mengembangkan rasa simpati merupakan faktor utama bagi

terbentuknya hubungan yang harmonis orangtua anak

e) Menghormati dan menghargai: dalam melakukan interaksi

dengan kelurga

f) hendaknya diciptakan suasana saling menghormati dan

menghargai Saling mengerti: orangtua dan anak hendaknya

mengembangkan rasa saling pengertian satu sama lain, dengan

demikian orangtua dapat memberikan bantuan dan nasehat bila

diperlukan (Gunarsa,1992:34).

c. Motivasi Belajar

1. Pengertian motivasiMenurut Ahmadi dan Syuhadi (1986:67) “motivasi adalah

hal-hal yang mendorong aktivitas-aktivitas yang merupakan

alasan dilakukannya suatu perbuatan”. Sedangkan menurut

Donald (Hamalik, 2001:158) “motivasi adalah perubahan energi

dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya

perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”.

Frandsen (Ahmadi dan Shuyadi, 1986:67) menyebutkan

hal yang mendorong (motivasi) seseorang untuk belajar sebagai

berikut:

a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang

lebih luas.

b. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan

untuk selalu belajar.

22

Page 23: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua,

guru dan teman-teman.

d. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila

menguasai pelajaran.

Woolfolk (Semiawan, 1998/1999) mengartikan motivasi

sebagai suatu keadaan internal yang dapat menaikkan,

mengarahkan dan memelihara perilaku. Hal ini didukung pula

oleh pendapat Sardiman (2001) yang menyatakan untuk dapat

belajar dengan baik diperlukan proses dan memotivasi yang baik

pula.

Dari pendapat-pendapat di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa dalam kegiatan belajar, maka motivasi

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri

peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada

kegiatan, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar

itu dapat tercapai.

Jadi motivasi belajar memiliki peranan yaitu

menumbuhkan gairah peserta didik, senang dan bersemangat

untuk belajar. Peserta didik yang memiliki motivasi kuat, akan

mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Itulah para ahli psikologi pendidikan mulai memperhatikan soal

23

Page 24: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

motivasi yang baik. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa

motivasi itu tidak pernah dikatakan baik, apabila tujuan-tujuan

yang diinginkan juga tidak baik.

2. Jenis-Jenis Motivasi dalam Belajar

Hamalik (2001:162-163) membagi motivasi menjadi dua

jenis yaitu sebagai berikut:

a. Motivasi intrinsik yaitu suatu dorongan yang berasal dari

dalam individu. Motivasi intrinsik sering juga disebut

motivasi murni. Motivasi yang sebenarnya timbul dalam diri

peserta didik sendiri. Sebagai contoh seorang peserta didik

yang senang membaca, tidak perlu ada yang menyuruh atau

mendorongnya, peserta didik tersebut sudah rajin mencari

buku-buku untuk dibacanya. Maka yang dimaksud dengan

motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang

terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai

contoh kongkrit, seorang peserta didik itu melakukan belajar,

karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau

keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya. Jadi sesuai

contoh di atas bahwa seorang peserta didik belajar memang

benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan

karena ingin pujian atau hadiah.

b. Motivasi ekstrinsik yaitu suatu dorongan yang berasal dari

luar diri individu/faktor-faktor dari luar situasi, seperti: angka,

24

Page 25: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

hadiah dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik dapat juga

dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya belajar

dimulai dan diluruskan berdasarkan dorongan dari luar yang

tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan di sekolah, sebab

pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat peserta

didik atau sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu

seringkali para peserta didik belum memahami untuk apa ia

belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah. Karena itu

motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru

sehingga para peserta didik mau dan ingin belajar.

Berdasarkan kedua jenis motivasi di atas, sesungguhnya

sulit untuk menentukan mana yang lebih baik, motivasi intrinsik

atau ekstrinsik. Memang yang dikehendaki ialah timbulnya

motivasi intrinsik pada peserta didik, akan tetapi motivasi ini

tidak mudah dan tidak selalu dapat timbul. Adanya tanggung

jawab guru agar pengajaran peserta didik berhasil dengan baik,

maka membangkitkan motivasi ekstrinsik ini menjadi kewajiban

guru untuk melaksanakannya. diharapkan lambat laun akan

timbul kesadaran sendiri pada peserta didik untuk belajar.

25

Page 26: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Sardiman (2001:83) membagi fungsi motivasi dalam

belajar menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak

atau motor yang melepaskan energi.

Fungsi motivasi yang pertama yaitu mendorong

manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi, maksunya bahwa motivasi dalam hal

ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang

akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan

Fungsi yang kedua yaitu menentukan arah perbuatan,

yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian,

motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus

dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan

Fungsi yang ketiga yaitu menyeleksi perbuatan, yakni

menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan

yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut. Seorang peserta didik yang akan menghadapi ujian

dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan

26

Page 27: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain

atau membaca komik, sebab tidak sesuai dengan tujuan.

Berdasarkan fungsi motivasi tersebut, maka sesungguhnya

motivasi memiliki peranan yang sangat besar dalam kegiatan

belajar. Motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Dengan demikian

motivasi itu mempengaruhi adanya kegiatan. Di samping itu

motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi. Seorang peserta didik melakukan suatu usaha

karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam

belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain

bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari

adanya motivasi, maka seorang peserta didik yang belajar itu akan

dapat melahirkan prestasi yang baik.

d. IPS Terpadu

1) Hakekat Pengajaran IPS Terpadu.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu

Pengetahuan Sosial Terpadu di tingkat SMP/MTs, meliputi

bahan kajian: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi. Bahan kajian

itu menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata

pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik

agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,

memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala

ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah

yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri

maupun yang menimpa kehidupan masyarakat (Nursid

Sumaatmaja, 1998:20)

27

Page 28: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

Dalam implementasinya, perlu dilakukan berbagai studi

yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan efektivitas

layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu

inovasi pendidikan. Salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas

implementasi kurikulum, perlu dikembangkan berbagai model

pembelajaran kurikulum.

Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model

implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan

pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar

(SD/MI) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA/MA).

Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu

pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik

secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan

menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik

(Depdikbud, 1996:3).

Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat

memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah

kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-

kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian,

peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai

konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan

aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru

sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi

para peserta didik. Pengalaman belajar lebih menunjukkan kaitan

unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih

efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang

kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep), sehingga

peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan

pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, serta

kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya

28

Page 29: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu (Williams,

1976:116).

Namun demikian, pelaksanaannya di sekolah SMP/MTs

pembelajaran IPS sebagian besar masih dilaksanakan secara

terpisah. Pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

mata pelajaran IPS masih dilakukan sesuai dengan bidang kajian

masing-masing (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi) tanpa ada

keterpaduan di dalamnya. Hal ini tentu saja menghambat

ketercapaian tujuan IPS itu sendiri yang dirumuskan atas dasar

realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan

interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial

(sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, budaya).

Hal ini disebabkan antara lain: (1) kurikulum IPS itu sendiri

tidak menggambarkan satu kesatuan yang terintegrasi, melainkan

masih terpisah-pisah antarbidang ilmu-ilmu sosial; (2) latar

belakang guru yang mengajar merupakan guru disiplin ilmu

seperti geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, antropologi

sehingga sangat sulit untuk melakukan pembelajaran yang

memadukan antardisiplin ilmu tersebut; serta (3) terdapat

kesulitan dalam pembagian tugas dan waktu pada masing-masing

guru ”mata pelajaran” untuk pembelajaran IPS secara terpadu.

(4) meskipun pembelajaran terpadu bukan merupakan hal yang

baru namun para guru di sekolah tidak terbiasa melaksanakannya

sehingga ”dianggap” hal yang baru.

Atas dasar pemikiran di atas, maka dalam rangka

implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta

untuk memenuhi ketercapai pembelajaran, maka diperlukan

pedoman pelaksanaan model pembelajaran IPS Terpadu pada

tingkat SMP/MTs. Hal ini penting, untuk memberikan gambaran

tentang pembelajaran terpadu yang dapat menjadi acuan dan

29

Page 30: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

contoh konkret dalam kerangka implementasi Standar

Kompetensi Dan Kompetensi Dasar.

2) Tujuan Pembelajaran IPS Terpadu

Tujuan penyusunan model pembelajaran IPS Terpadu pada

tingkat SMP/MTs pada dasarnya untuk memberikan pedoman

yang dapat dijadikan sebagai kerangka acuan bagi guru dan

pihak terkait. Secara rinci, penyusunan model ini diantaranya

bertujuan untuk:

a) memberikan wawasan dan pemahaman tentang

pembelajaran terpadu, khususnya paduan pembelajaran IPS

pada tingkat SMP/MTs.

b) membimbing guru agar memiliki kemampuan

melaksanakan pembelajaran terpadu antardisiplin ilmu-ilmu

sosial pada mata pelajaran IPS.

c) memberikan keterampilan kepada guru untuk dapat

menyusun rencana pembelajaran dan penilaian secara

terpadu dalam pembelajaran IPS.

d) memberikan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman bagi

pihak terkait, sehingga mereka dapat memberikan dukungan

terhadap kelancaran dan ketepatan pelaksanaan

pembelajaran terpadu.

e) memberikan acuan dasar dalam pelaksanaan pembelajaran

IPS Terpadu di SMP/MTs.

3) Ruang Lingkup Pembelajaran IPS Terpadu

Ruang lingkup penyusunan model pembelajaran IPS

Terpadu antara lain mencakup hal-hal berikut:

a) Pemetaan kompetensi yang dapat dipadukan dari masing-

masing Kompetensi Dasar yang sudah ditetapkan dalam

Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk IPS tingkat

SMP/MTs.

30

Page 31: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

b) Pengembangan strategi model pembelajaran IPS Terpadu

pada tingkat SMP/MTs.

c) Pengembangan penilaian model pembelajaran IPS Terpadu

pada tingkat SMP/MTs.

d) Pengembangan contoh model rencana pembelajaran IPS

Terpadu pada tingkat SMP/MTs untuk kelas VII, VIII, dan

IX.

4) Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari

berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah,

geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu

Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena

sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari

aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah,

geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi

sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang

diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial:

sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi,

filsafat, dan psikologi sosial.

Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu

yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi

memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan

wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan

berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode.

Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan

dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-

aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan

spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya

terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu

tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan

dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial

31

Page 32: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran,

kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara

intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial

dan studi-studi sosial.

5) Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Karateristik mata pelajaran IPS SMP/MTs antara lain

sebagai berikut:

a) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-

unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik,

kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora,

pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001).

b) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari

struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi,

yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok

bahasan atau topik (tema) tertentu.

c) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga

menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan

dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

d) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat

menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat

dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan

pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial

serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti

pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan

keamanan (Daldjoeni, 1981).

e) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami

fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.

Ketiga dimensi tersebut terlihat pada tabel berikut.

Dimensi dalam kehidupan manusia Ruang Waktu

Nilai/Norma

32

Page 33: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

Area dan substansi pembelajaran Alam sebagai tempat dan

penyedia potensi sumber daya Alam dan kehidupan yang selalu

berproses, masa lalu, saat ini, dan yang akan datang Kaidah atau

aturan yang menjadi perekat dan penjamin keharmonisan

kehidupan manusia dan alam.

Contoh Kompetensi Dasar yang dikembangkan Adaptasi

spasial dan eksploratif Berpikir kronologis, prospektif,

antisipatif Konsisten dengan aturan yang disepakati dan kaidah

alamiah masing-masing disiplin ilmu Alternatif penyajian dalam

mata pelajaran Geografi Sejarah Ekonomi, Sosiologi atau

Antropologi (Sardiman, 2004)

6) Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap

masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental

positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan

terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik

yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa

masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-

program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik.

Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai

sejarah dan kebudayaan masyarakat.

b) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu

menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial

yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan

masalah-masalah sosial.

c) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta

membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah

yang berkembang di masyarakat.

33

Page 34: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

d) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah

sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya

mampu mengambil tindakan yang tepat.

e) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

membangun diri sendiri agar survive yang kemudian

bertanggung jawab membangun masyarakat.

(Awan Mutakin, 1998)

7) Konsep Pembelajaran Terpadu dalam Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS)

Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut

dengan pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu

pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun

kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta

prinsip-prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3).

Salah satu di antaranya adalah memadukan Kompetensi

Dasar. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat

memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah

kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-

kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian,

peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai

konsep yang dipelajari.

Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program

pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun

ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini,

dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu,

kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan

cabang-cabang ilmu yang lain. Topik/tema dapat dikembangkan

dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang. Bisa

membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari

berbagai disiplin atau sudut pandang, contohnya banjir,

34

Page 35: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

pemukiman kumuh, potensi pariwisata, IPTEK, mobilitas sosial,

modernisasi, revolusi yang dibahas dari berbagai disiplin ilmu-

ilmu sosial.

8) Model Integrasi Berdasarkan Topik

Dalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan

berdasarkan topik yang terkait, misalnya ‘Kegiatan ekonomi

penduduk’. Kegiatan ekonomi penduduk dalam contoh yang

dikembangkan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup

dalam IPS. Kegiatan ekonomi penduduk dalam hal ini ditinjau

dari persebaran dan kondisi fisis-geografis yang tercakup dalam

disiplin Geografi.

Secara sosiologis, Kegiatan ekonomi penduduk dapat

mempengaruhi interaksi sosial di masyarakat atau sebaliknya.

Secara historis dari waktu ke waktu kegiatan ekonomi penduduk

selalu mengalami perubahan. Selanjutnya penguasaan konsep

tentang jenis-jenis kegiatan ekonomi sampai pada taraf mampu

menumbuhkan krteatifitas dan kemandirian dalam melakukan

tindakan ekonomi dapat dikembangkan melalui kompetensi yang

berkaitan dengan ekonomi.

9) Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan

Model pembelajaran terpadu pada IPS yang lainnya adalah

berdasarkan permasalahan yang ada, contohnya adalah

“Pemukiman Kumuh”. Pada pembelajaran terpadu, Pemukiman

Kumuh ditinjau dari beberapa faktor sosial yang

mempengaruhinya. Di antaranya adalah faktor ekonomi, sosial,

dan budaya. Juga dapat dari faktor historis kronologis dan

kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap aturan/norma.

10) Strategi Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu

a) Perencanaan

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu

bergantung pada kesesuaian rencana yang dibuat dengan

35

Page 36: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat, kebutuhan,

dan kemampuan). Untuk menyusun perencanaan

pembelajaran terpadu perlu dilakukan langkah-langkah

berikut ini:

1. Pemetaan Kompetensi Dasar

2. Penentuan Topik/tema

3. Penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam

indikator sesuai topik/tema

4. Pengembangan Silabus

5. Penyusunan Desain/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

b) Penjabaran Kompetensi Dasar ke dalam Indikator

Setelah melakukan langkah Pemetaan Kompetensi Dasar

dan Penentuan Topik/Tema sebagai pengikat keterpaduan,

maka Kompetensi-kompetensi Dasar tersebut dijabarkan ke

dalam indikator pencapaian hasil belajar yang nantinya

digunakan untuk penyusunan silabus.

c) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)/Skenario Pembelajaran

Setelah teridentifikasi peta Kompetensi Dasar dan topik

yang terpadu, selanjutnya adalah menyusun desain/rencana

pelaksanaan pembelajaran. Pada pembelajaran IPS Terpadu,

sesuai dengan Standar Isi, keterpaduan terletak pada strategi

pembelajaran. Hal ini disebabkan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar telah ditentukan dalam Standar Isi.

Rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut merupakan

realisasi dari pengalaman belajar peserta didik yang telah

ditentukan pada silabus pembelajaran terpadu. Komponennya

terdiri atas: identitas mata pelajaran, Kompetensi Dasar yang

hendak dicapai, materi pokok beserta uraiannya, langkah

pembelajaran, alat media yang digunakan, penilaian dan

tindak lanjut, serta sumber bahan yang digunakan

36

Page 37: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

11) Implikasi Pembelajaran IPS Terpadu

a) Guru

Oleh karena pembelajaran IPS Terpadu merupakan

gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang

biasanya terdiri atas beberapa mata pelajaran seperti

Geografi, Sosiologi/Antropologi, Ekonomi, dan Sejarah,

maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah

melainkan menjadi satu kesatuan. Hal ini memberikan

implikasi terhadap guru yang mengajar di kelas.

Seyogianya guru dalam pembelajaran IPS dilakukan oleh

seorang guru mata pelajaran yakni guru IPS Terpadu.

Di sekolah pada umumnya guru-guru yang tersedia

terdiri atas guru-guru disiplin ilmu seperti guru Geografi,

Sosiologi/Antropologi, Ekonomi, dan Sejarah. Guru

dengan latar belakang tersebut tentunya sulit untuk

beradaptasi ke dalam pengintegrasian disiplin ilmu-ilmu

sosial, karena mereka yang memiliki latar belakang

Geografi tidak memiliki kemampuan yang optimal pada

Ekonomi dan Sejaran, begitu pula sebaliknya. Di samping

itu, pembelajaran IPS Terpadu juga menimbulkan

konsekuensi terhadap berkurangnya beban jam pelajaran

yang diemban guru-guru yang tercakup ke dalam IPS,

sementara ketentuan yang berkaitan dengan kewajiban

atas beban jam mengajar untuk setiap guru masih tetap.

Untuk itu, dalam pembelajaran IPS dapat dilakukan

dengan dua cara, yakni: (1) team teaching, dan (2) guru

tunggal. Hal tersebut disesuaikan dengan keadaan guru

dan kebijakan sekolah masing-masing.

1. Team Teaching

Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan

cara team; satu topik pembelajaran dilakukan oleh

37

Page 38: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

lebih dari seorang guru. Setiap guru memiliki tugas

masing-masing sesuai dengan keahlian dan

kesepakatan. Kelebihan sistem ini antara lain adalah:

(1) pencapaian KD pada setiap topik efektif karena

dalam tim terdiri atas beberapa yang ahli dalam ilmu-

ilmu sosial, (2) pengalaman dan pemahaman peserta

didik lebih kaya daripada dilakukan oleh seorang guru

karena dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai

konsep dan pengalaman, dan (3) peserta didik akan

lebih cepat memahami karena diskusi akan berjalan

dengan narasumber dari berbagai disiplin ilmu.

Kelemahan dari sistem ini antara lain adalah jika tidak

ada koordinasi, maka setiap guru dalam tim akan

saling mengandalkan sehingga pencapaian KD tidak

akan terpenuhi. Selanjutnya, jika kurang persiapan,

penampilan di kelas akan tersendat-sendat karena

skenario tidak berjalan dengan semestinya, sehingga

para guru tidak tahu apa yang akan dilakukan di dalam

kelas. Untuk itu maka diperlukan beberapa langkah

seperti berikut: (a) Dilakukan penelaahan untuk

memastikan berapa KD dan SK yang harus dicapai

dalam satu topik pembelajaran. Hal ini berkaitan

dengan berapa guru bidang studi IPS yang dapat

dilibatkan dalam pembelajaran pada topik tersebut.

(b) Setiap guru bertanggung jawab atas tercapainya

KD yang termasuk dalam SK yang ia mampu, seperti

misalnya SK-1 oleh guru dengan latar belakang

Sosiologi/Antropologi, SK-2 oleh guru dengan latar

belakang Geografi, dan seterusnya. (c) Disusun

skenario pembelajaran dengan melibatkan semua guru

yang termasuk ke dalam topik yang bersangkutan,

38

Page 39: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

sehingga setiap anggota memahami apa yang harus

dikerjakan dalam pembelajaran tersebut. (d) Sebaiknya

dilakukan simulasi terlebih dahulu jika pembelajaran

dengan sistem ini merupakan hal yang baru, sehingga

tidak terjadi kecanggungan di dalam kelas.

(e) Evaluasi dan remedial menjadi tanggung jawab

masing-masing guru sesuai dengan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar, sehingga

akumulasi nilai gabungan dari setiap Kompetensi

Dasar dan Standar Kompetensi menjadi nilai mata

pelajaran IPS.

2. Guru Tunggal

Pembelajaran IPS dengan seorang guru merupakan hal

yang ideal dilakukan. Hal ini disebabkan: (1) IPS

merupakan satu mata pelajaran, (2) guru dapat

merancang skenario pembelajaran sesuai dengan topik

yang ia kembangkan tanpa konsolidasi terlebih dahulu

dengan guru yang lain, dan (3) oleh karena tanggung

jawab dipikul oleh seorang diri, maka potensi untuk

saling mengandalkan tidak akan muncul.

Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan dalam

pembelajaran IPS terpadu yang dilakukan oleh guru

tunggal, yakni: (1) oleh karena mata pelajaran IPS

terpadu merupakan hal yang baru, sedangkan guru-

guru yang tersedia merupakan guru bidang studi

sehingga sangat sulit untuk melakukan penggabungan

terhadap berbagai bidang studi tersebut, (2) seorang

guru bidang studi geografi tidak menguasai secara

mendalam tentang sejarah dan ekonomi sehingga

dalam pembelajaran IPS terpadu akan didominasi oleh

bidang studi geografi, serta (3) jika skenario

39

Page 40: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

pembelajaran tidak menggunakan metode yang

inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan

menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna.

Untuk tercapainya pembelajaran IPS Terpadu yang

dilakukan oleh guru tunggal tersebut, maka dapat

dilakukan beberapa hal sebagai berikut:

a. Guru-guru yang tercakup ke dalam mata

pelajaran IPS diberikan pelatihan bidang-bidang

studi di luar bidang keahliannya, seperti guru

bidang studi Sejarah diberikan pelatihan tentang

bidang studi Geografi dan Ekonomi.

b. Koordinasi antarbidang studi yang tercakup

dalam mata pelajaran IPS tetap dilakukan, untuk

mereviu apakah skenario yang disusun sudah

dapat memenuhi persyaratan yang berkaitan

dengan bidang studi di luar yang ia mampu.

c. Disusun skenario dengan metode pembelajaran

yang inovatif dan memunculkan nalar para

peserta didik sehingga guru tidak terjebak ke

dalam pemaparan yang parsial bidang studi.

d. Persiapan pembelajaran disusun dengan matang

sesuai dengan target pencapaian Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai dengan

topik yang dihasilkan dari pemetaan yang telah

dilakukan.

b) Peserta didik

Dilihat dari aspek peserta didik, pembelajaran IPS

Terpadu memiliki peluang untuk pengembangan

kreativitas akademik. Hal ini disebabkan model ini

menekankan pada pengembangan kemampuan analitik,

40

Page 41: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

kemampuan asosiatif, serta kemampuan eksploratif dan

elaboratif. Pembelajaran IPS Terpadu ini akan lebih

dipahami peserta didik jika dalam penyajiannya lebih

mengupas pada permasalahan sosial yang ada, terutama

permasalahan sosial di lingkungan peserta didik itu

sendiri.

Selain itu, model pembelajaran IPS Terpadu dapat

mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk

mengenal, menerima, menyerap, dan memahami

keterkaitan atau hubungan antara konsep, pengetahuan,

nilai atau tindakan yang terdapat dalam beberapa indikator

dan Kompetensi Dasar. Dengan mempergunakan model

pembelajaran IPS Terpadu, secara psikologik, peserta

didik digiring berpikir secara luas dan mendalam untuk

menangkap dan memahami hubungan-hubungan

konseptual yang disajikan guru. Selanjutnya, peserta didik

akan terbiasa berpikir terarah, teratur, utuh, menyeluruh,

sistemik, dan analitik. Dengan demikian, pembelajaran

model ini menuntun kemampuan belajar peserta didik

lebih baik, baik dalam aspek intelegensi maupun

kreativitas.

c) Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki peran yang penting dalam

pembelajaran termasuk dalam pembelajaran terpadu. Oleh

karena pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan

perpaduan dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam

ilmu-ilmu sosial, maka dalam pembelajaran ini

memerlukan bahan ajar yang lebih lengkap dan

komprehensif dibandingkan dengan pembelajaran

monolitik. Dalam satu topik pembelajaran, dalam hal ini,

diperlukan sejumlah sumber belajar yang sesuai dengan

41

Page 42: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

jumlah Standar Kompetensi yang merupakan jumlah

bidang studi yang tercakup di dalamnya. Jika

pembelajaran dalam satu topik tersebut mencakup seluruh

SK (4 Standar Kompetensi), maka ia akan memerlukan

bahan ajar yang mencakup empat bidang studi yakni

Sosiologi/Antroplogi, Geografi, Sejarah, dan Ekonomi.

Sumber belajar utama yang dapat digunakan dalam

pembelajaran IPS Terpadu dapat berbentuk teks tertulis

seperti buku, majalah, brosur, surat kabar, poster dan

informasi lepas, atau berupa lingkungan sekitar seperti:

lingkungan alam, lingkungan sosial sehari-hari. Seorang

guru yang akan menyusun materi perlu mengumpulkan

dan mempersiapkan bahan kepustakaan atau rujukan

(buku dan pedoman yang berkaitan dan sesuai) untuk

menyusun dan mengembangkan silabus. Pencarian

informasi ini, sebenarnya dapat pula memanfaatkan

perangkat teknologi informasi mutakhir seperti

multimedia dan internet.

Bahan yang akan digunakan dapat berbentuk buku sumber

utama Sosiologi/Antropologi, Geografi, Sejarah, dan

Ekonomi maupun buku penunjang lainnya. Di samping

itu, bahan bacaan penunjang seperti jurnal, hasil

penelitian, majalah, koran, brosur, serta alat pembelajaran

yang terkait dengan indikator dan Kompetensi Dasar

ditetapkan. Sebagai bahan penunjang, dapat juga

digunakan disket, kaset, atau CD yang berisi cerita atau

tayangan yang berkaitan dengan bahan yang akan

dipadukan. Guru, dalam hal ini, dituntut untuk rajin dan

kreatif mencari dan mengumpulkan bahan-bahan yang

diperlukan dalam pembelajaran. Keberhasilan seorang

guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu

42

Page 43: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

tergantung pada wawasan, pengetahuan, pemahaman, dan

tingkat kreativitasnya dalam mengelola bahan ajar.

Semakin lengkap bahan yang terkumpulkan dan semakin

luas wawasan dan pemahaman guru terhadap materi

tersebut maka berkecenderungan akan semakin baik

pembelajaran yang dilaksanakan.

Bahan yang sudah terkumpul selanjutnya dipilah,

dikelompokkan, dan disusun ke dalam indikator dari

Kompetensi Dasar. Setelah bahan-bahan yang diperlukan

terkumpul secara memadai, seorang guru selanjutnya perlu

mempelajari secara cermat dan mendalam tentang isi

bahan ajar yang berkaitan dengan langkah kegiatan

berikutnya.

d) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang harus tersedia dalam

pembelajaran IPS Terpadu pada dasarnya relatif sama

dengan pembelajaran yang lainnya, hanya saja ia memiliki

kekhasan tersendiri dalam beberapa hal. Dalam

pembelajaran IPS Terpadu, guru harus memilih secara jeli

media yang akan digunakan, dalam hal ini media tersebut

harus memiliki kegunaan yang dapat dimanfaatkan oleh

berbagai bidang studi yang terkait dan tentu saja terpadu.

Misalnya, peta yang digunakan tidak hanya peta yang

dapat digunakan untuk Standar Kompetensi yang

berkaitan dengan Geografi saja melainkan juga seyogianya

dapat digunakan untuk mencapai Standar Kompetensi

yang lainnya. Dengan demikian, efisiensi pemanfaatan

sarana dapat terlaksana dalam pembelajaran ini.

Namun demikian, dalam pembelajaran ini tidak menutup

kemungkinan untuk menggunakan sarana yang relatif

lebih banyak dari pembelajaran monolitik. Hal ini

43

Page 44: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

disebabkan untuk memberikan pengalaman yang terpadu,

peserta didik harus diberikan ilustrasi dan demonstrasi

yang komprehensif untuk satu topik tertentu. Guru dalam

pembelajaran ini diharapkan dapat mengoptimalkan sarana

yang tersedia untuk mencapai tujuan pembelajaran

IPS Terpadu.

H. Metode penelitian

1. Jenis penelitian

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan

pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu

yang dihadapi (Nana Syaodik Sukmadinata, 2009:52). Sebuah sumber

menyebutkan bahwa metode penelitian adalah “cara yang teratur dan

terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan),

cara kerja yang bersistem untuk melaksanakan sesuatu kegiatan guna

mencapai tujuan yang ditentukan” (Masrial, 1993:19).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

merupakan jalan atau cara yang diperlukan dalam penelitian untuk

mencapai tujuan kebenaran ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan

dan sekaligus menjawab pertanyaan yang ada dalam penelitian.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan secara

empiris artinya bahwa gejala-gejala yang akan diteliti sudah ada secara

wajar dan tidak perlu diadakan eksperimen. Hal ini sesuai dengan

pendapat Suharsimi (2002:5) yang mengatakan bahwa penelitian non-

44

Page 45: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

eksperimen hanya meneliti apa yang sudah ada. Oleh karena itu, data

yang akan diteliti baik variable bebas tentang Interaksi orang tua maupun

variable terikat tentang motivasi belajar peserta didik tidak perlu

dilakukan percobaan atau eksperimen.

2. Populasi dan sampel

a. Populasi

Arikunto (2002:108) menjelaskan bahwa populasi adalah

keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan menurut Margono

(2000:118) populasi adalah seluruh obyek yang menjadi perhatian

peneliti dalam ruang lingkup, waktu yang ditentukan peneliti.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik

kelas VIII MTs. Nurul Ikhsan NW Salut yang berjumlah 30 peserta

didik.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 1998:117). Dalam pengambilan sampel ini tidak ada satu

ketetapan yang mutlak, berapa persen sampel harus diambil. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi “sebenarnya tidak ada

ketetapan mutlak itu tidak perlu menimbulkan keraguan pada

seseorang penyelidik”.

Arikunto memberikan anjuran bahwa dalam pengambilan

sampel, apabila jumlah subyek kurang dari 100 orang, lebih baik

jumlah tersebut diambil semua, sehingga penelitiannya menjadi

45

Page 46: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

penelitian populasi, selanjutnya apabila jumlah subyek besar atau

lebih dari 100 orang maka dapat diambil antara 10%-15 % atau 20%-

25% atau lebih (Arikunto,1998:120)

Berdasarkan pendapat diatas, maka pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan tehnik sampel yaitu populasi sampling.

Populasi sampling menurut hadi dan Singarimbun (1989:152) adalah

pengambilan sampel penelitian secara keseluruhan jumlah populasi

yang ada. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari

100.

3. Data penelitian

a. Jenis dan sumber data

Dalam penelitan kuantitatif, analisa data dilakukan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul,

kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data

berdasarkan variabel, mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden, menyajikan data, melakukan perhitungan untuk

merumuskan masalah, melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan.

Ditinjau dari jenisnya, menurut suharsimi(1998:245), data

dapat dikategorikan kedalam:

46

Page 47: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

1. Data kualitatif, yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata

atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk

memperoleh kesimpulan.

2. Data kuantitatif, yaitu data yang berwujud angka-angka hasil

perhitungan ataupun data yang diperoleh dengan mengubah data

kualitatif yang dikuantitatifkan. Dengan mengetahui jenis data,

maka dapat ditentukan tekhnik analisanya, apakah menggunakan

analisa statistik atau non statistik.

Dalam penelitian ini data yang akan diperoleh berupa

angka-angka hasil angket dan hasil tes. Karena berupa angka-angka

maka analisa yang digunakan adalah analisa statistik.

b. Tekhnik pengumpulan data

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, agar peneliti menjawab

semua masalah dan tujuan yang telah ditetapkan, maka dalam

penelitian ini untuk mengumpulkan data, penulis akan menggunakan

metode sebagai berikut:

1) Metode observasi

Metode observasi atau pengamatan adalah kegiatan

pemuatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan

menggunakan seluruh alat indra (Arikunto. 1998:146). Bentuk

observasi yang dilakukan adalah observasi non sistematis yakni

observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak

47

Page 48: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

menggunakan instrumen pengamatan. Tujuan dipakainya metode

observasi ini adalah untuk mengamati secara langsung situasi

populasi penelitian yang terkait dengan variabel-variabel dalam

penelitian

2) Metode Test

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat

lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok (Arikunto,1998:139). Alat tes yang digunakan

disini adalah alat tes yang sifatnya terstandart, adapun alat tes

yang digunakan oleh peneliti disini adalah alat tes motivasi

belajar (TKV) dari Munandar dengan tujuan untuk mengukur

tingkat motivasi belajar siswa di MTs. Nurul Ikhsan NW Salut

3) Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi yang diselidiki peneliti adalah

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya

(Arikunto,1998:149). Metode ini digunakan dengan cara

memeriksa dan mencatat dokumen yang ada seperti sejarah

berdirinya MTs. Nurul Ikhsan NW Salut , tentang keadan guru,

data siswa serta hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini.

4) Metode Angket

48

Page 49: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

a. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk variabel

interaksi orangtua-anak adalah dengan menggunakan metode

angket. Bentuk angket dalam penelitian ini menggunakan

skala likert, Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang

kejadian atau gejala sosial. Metode ini menggunakan

distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya.

Pertanyaan dalam skala ini ada yang berbentuk

menyenangkan dan tidak menyenangkan. Pengumpulan data

dengan angket ini disebarkan di MTs. Nurul Ikhsan NW

Salut dengan cara membagikan angket kepada siswa didalam

kelas, memberikan penjelasan tentang cara mengerjakan serta

membuka pertanyaan kepada siswa yang merasa belum

mengerti.

4. Variabel penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai suatu konsep yang memiliki nilai

ganda, atau dengan perkataan lain suatu faktor yang jika diukur akan

menghasilkan skor yang bervariasi. Variabel penelitian merupakan gejala

yang menjadi obyek penelitian(Yatim,1996: 11) Variabel adalam hal ini

diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan

peneliti (Rahman, 1998 : 52). Sering pula diartikan bahwa variabel

penelitian itu sebagai faktor – faktor yang berperan dalam peristiwa atau

49

Page 50: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

gejala yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (1999 : 97)

variabel yaitu obyek penelitian yang bervariasi.

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Interaksi orang tua

terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII pada mata

pelajaran IPS Terpadu di MTs. Nurul Ikhsan NW Salut tahun

pelajaran 2012/2013

b. Variabel Terikat.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar peserta

didik kelas VIII pada mata pelajaran IPS Terpadu materi ekonomi

di MTs. Nurul Ikhsan NW Salut tahun pelajaran 2012/2013.

5. Analisis data

Dalam buku metodologi penelitian pendidikan dijelaskan bahwa

dalam setiap penelitian, disamping perlu menggunakan metode penelitian

yang tepat, juga memilih tekhnik dan alat pengumpul data yang relevan.

Penggunaan tekhnik dan alat pengumpul data yang tepat, memungkinkan

diperolehnya data yang objektif dan akurat (Margono, 2000:158).

Dalam penelitan kuantitatif, analisa data dilakukan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, kegiatan dalam analisi

data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel, mentabulasi data

berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data, melakukan

50

Page 51: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

perhitungan untuk merumuskan masalah, melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan.

Dalam penelitian ini data yang akan diperoleh berupa angka-angka

hasil angket dan hasil tes. Karena berupa angka-angka maka analisa yang

digunakan adalah analisa statistik. Untuk menganilis pengaruh antara

variabel tingkat interaksi orangtua-anak dan variabel motivasi belajar,

maka rumus yang digunakan dalam menganalisa kedua variabel tersebut

adalah product moment dari pearson

Formula Korelasi Product Moment Perason

(Suharsimi Arikunto, 2005:327)

6. Pengujian hipotesis

51

Page 52: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

Setelah peneliti mengadakan penelahan yang mendalam terhadap

berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah

berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis dapat diartikan

sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

“Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari

suatu penelitian” (Fraenkel dan Wallen dalam Yatim Riyanto, 2001 : 16).

Atas dasar pendapat di atas, hipotesis yang diajukan masih perlu diuji

kebenarannya. Hipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini berbentuk

alternatif yang terdiri dari hipotesa mayor dan hipotesa minor. Sesuai

dengan teknik analisis yang digunakan seperti disebutkan di atas, maka

hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nihil (Ho).

(Ha) Ada pengaruh yang positif dan signifikan pengaruh Interaksi orang tua

terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Terpau di

MTs. Nurul Ikhsan NW Salut tahun pelajaran 2012/2013

(Ho) Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan pengaruh Interaksi orang tua

terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Terpau di

MTs. Nurul Ikhsan NW Salut tahun pelajaran 2012/2013

Untuk keperluan pengujian hipotesis digunakan teknik Dua

proporsi z-test (En=Two-proportion z-test) tidak digabung.

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang positif dan

signifikan tentang pengaruh Interaksi orang tua terhadap motivasi belajar

peserta didik pada mata pelajaran IPS Terpadu di MTs. Nurul Ikhsan NW

Salut tahun pelajaran 2012/2013.

52

Page 53: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

n1 p1 > 5 dan n1(1 − p1) > 5 dan n2 p2 > 5 dan n2(1 − p2) > 5 dan observasi

independen.

Dengan keterangan:

= x/n = Proporsi sampel, (kecuali ditentukan sebelumnya)

= Dugaan proporsi populasi

= proporsi 1

= proporsi 2

= Dugaan perbedaan proporsi

= Jumlah sampel

= Jumlah sampel 1

= Jumlah sampel 2

Lehmann, E.L.; Romano, Joseph P. (2005).

a. Tolak Ho, apabila z hitung > z tabel pada taraf uji 95 %

dan derajat kebebasan (dk = n1 + n2 -2). Dan sebaliknya apabila z hitung

< z tabel maka Ho diterima pada taraf uji yang sama.

b. Ho di tolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan

dan menerima Ho artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan

I. Jadwal kegiatan penelitian

NO KEGIATAN

BULANJULI2012

AGUSTUS2012

SEPTEMBER2012

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 51 Persiapan2 Penyusunan Proposal3 Konsultasi Proposal

53

Page 54: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

4 Perizinan5 Penyusunan Skripsi6 Konsultasi Skripsi7 Seminar

Adapun tempat melakukan penelitian ini yaitu di Kelas VIII MTs. Nurul

Ikhsan NW Salut Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara

Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan

mulai dari bulan Juli sampai dengan bulan September tahun 2012

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek.

Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rhineka Cipta

Budiyono. 2000. Statistik Dasar Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rhineka Cipta.

Fatah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Hadi, Sutrisno. 2000. Metode Research Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset.

54

Page 55: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

Hakim. A.M. Mendidik Anak Secara Bijak; Panduan Keluarga Muslim Modern.

Bandung. Marja

Halloran. 1978. Cara membina hubungan baik dengan orang lain. Jakarta:

Penerbit Bumi Aksara

Hawari. D. 1997. Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.

Yogyakarta: Dana Bhakti Primayasa

Hurlock. 1990. Kreativitas yang perlu dikembangkan. Jakarta. Penerbit PT.

Gunung Mulia.

Iif, Sofyan, Tatik. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta :

Prestasipustaka

Jamilah. 2005. Kemampuan Interaksi Sosial Pada Anak Tunagrahita. (Skripsi

tidak diterbitkan). UIN Malang.

Jordan E.A. 2002. Bengkel Kreativitas (10 Cara Menemukan Ide-ide Pamungkas).

Jakarta. Kaifa.

Kartono, Kartini. 1984. Psikologi Umum. Bandung: Penerbit ALUMNI.

Kerlinger, F.N. 1990. Azas-azas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Kuntoro, A. Sodiq. 1985. Dimensi Manusia dalam Pemikiran Pendidikan.

Yogyakarta: Nurcahaya.

Maricha. F. 2002. Pengaruh kreativitas Verbal Terhadap Prestasi Belajar Siswa.

(Skripsi tidak diterbitkan). UIIS. Malang

Munandar, U. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta. PT. Gramedia. Rineka Cipta.

55

Page 56: Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono . 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono . 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Undang-undang republik Indonesia no.20 tahun 2003 tentang system pendidikan

nasional(sisdiknas) Jakarta :Gramedia

E.L.; Romano, Joseph P. (2005). Testing Statistical Hypotheses (edisi ke-3E).

New York: Springer.

______.1988. Psikologi Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga

___________. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT.

http://blog.unila.ac.id/pargito/2010/07/17/hakekat-pendidikan-ips

56