PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES YOUTUBE · 2018-11-13 · PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES YOUTUBE...

download PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES YOUTUBE · 2018-11-13 · PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES YOUTUBE CHANNEL GITA SAVITRI DEVI DALAM SEGMEN BEROPINI TERHADAP PERILAKU MODELLING FOLLOWERS

If you can't read please download the document

Transcript of PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES YOUTUBE · 2018-11-13 · PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES YOUTUBE...

  • PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES YOUTUBE

    CHANNEL GITA SAVITRI DEVI DALAM SEGMEN

    BEROPINI TERHADAP PERILAKU MODELLING

    FOLLOWERS REMAJA

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

    untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

    (S.Sos.)

    Oleh:

    Adinda Putri

    NIM: 11140510000105

    JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1440 H / 2018 M

     

  • PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES YOUTUBE

    CHANNEL GITA SAVITRI DEVI DALAM SEGMEN

    BEROPINI TERHADAP PERILAKU MODELLING

    FOLLOWERS REMAJA

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

    untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

    (S.Sos.)

    oleh:

    Adinda Putri

    NIM: 11140510000105

    Dosen Pembimbing

    Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd

    NIP. 19690322 199603 2 001

    JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1440 H / 2018 M

     

  • PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Skripsi yang berjudul “Pengaruh Intensitas Mengakses

    YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen Beropini

    terhadap Perilaku Modelling Followers Remaja” telah diujikan

    dalam Sidang Munaqasyah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Senin, 24

    September 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

    syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Program

    Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

    Jakarta, 24 September 2018

    Sidang Munaqasyah

    Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

    Dr. Suhaimi, M. Si Thalita S. Rosyidiani, M. I. Kom NIP. 19670906 199403 1 002 NIP. 19910217 201801 2 004

    Anggota

    Penguji I Penguji II

    Dra. Rochimah Imawati, M.Psi Kalsum Minangsih, M.A NIP. 19661203 201411 2 001 NIP. 19770424 200710 2 002

    Dosen Pembimbing

    Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd

    NIP. 19690322 199603 2 001

     

  • LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini Peneliti menyatakan bahwa:

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

    untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

    Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan

    skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan

    yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

    karya asli saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya

    orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

    berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    Jakarta, 24 September 2018

    Adinda Putri

     

  • i

    ABSTRAK Adinda Putri

    NIM: 11140510000105

    Pengaruh Intensitas Mengakses YouTube Channel Gita

    Savitri Devi dalam Segmen Beropini terhadap Perilaku

    Modelling Followers Remaja.

    Social Networking digunakan pengguna untuk melakukan

    hubungan sosial dalam dunia virtual, contohnya YouTube. Salah

    satu influencer muda adalah Gita Savitri Devi. Gita secara aktif

    memanfaatkan saluran YouTube-nya untuk berbagi vlog yang

    inspiratif dan menggunakan akun Instagramnya untuk sharing

    tentang semua aktivitasnya dalam kehidupan sehari-sehari.

    Merujuk dari latar belakang tersebut maka penelitian ini

    bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu

    bagaimana pengaruh intensitas mengakses YouTube channel Gita

    Savitri Devi dalam segmen beropini terhadap perilaku modelling

    followers remaja?

    Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik

    dengan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan

    adalah penelitian asosiatif, serta metode yang digunakan adalah

    survei. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik probability

    sampling, yaitu proportionate stratified random sampling dengan

    jumlah responden 100 orang. Metode pengumpulan data yang

    digunakan adalah data primer berupa angket dan sekunder.

    Teori pada penelitian ini menggunakan Teori Intensitas dan

    Perilaku Modelling. Menurut Ajzen aspek intensitas yaitu Sikap

    (perhatian dan penghayatan), durasi dan frekuensi. Perilaku

    modelling adalah perilaku seseorang dibentuk dan dipelajari

    melalui model dengan cara mengamati, dan membentuk suatu

    perilaku baru dalam diri. Modelling memiliki 4 aspek, yaitu

    perhatian, pengingatan, reproduksi motorik dan motivasional.

    Hasil dari penelitian ini adalah H1 diterima artinya,

    pengaruh antara intensitas mengakses YouTube Channel Gita

    Savitri Devi dalam segmen beropini terhadap perilaku modelling

    followers remaja bersifat positif. Pengaruh yang positif di sini

    diartikan, hubungan antara variabel X dan Y searah. Intensitas

    mengakses YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam segmen

    beropini memengaruhi perilaku modelling sebesar 26,1%.

    Kata Kunci: Intensitas, Modelling, Gita Savitri Devi, YouTube,

    dan Followers.

     

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur marilah kita panjatkan

    kehadirat Allah SWT, yang selalu mencurahkan rahmat dan

    karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul “Pengaruh Intensitas Mengakses YouTube Channel

    Gita Savitri Devi dalam Segmen Beropini terhadap Perilaku

    Modelling Followers Remaja”. Shalawat serta salam semoga

    selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad

    SAW yang telah membawa umat manusia kepada jalan

    kebenaran.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

    sempurna dan banyak kekurangannya. Namun, penulis berusaha

    untuk mempersembahkan skripsi ini dengan sebaik-baiknya agar

    dapat memiliki manfaat bagi banyak pihak. Segala kritikan dan

    saran yang membangun dari berbagai pihak sebagai bahan

    koreksi dan bekal bagi penulis di masa yang akan datang. Skripsi

    ini ditulis guna memenuhi salah satu persyaratan yang telah

    ditentukan dalam menempuh program strata satu (S1) dan

    memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.). Oleh karena itu,

    peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

    1. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu

    Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

    2. Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Wakil Dekan I Bidang

    Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

     

  • iii

    Komunikasi. Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag, Wakil Dekan

    II Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta

    Dr. Suhaimi, M.Si, Wakil Dekan III Bidang

    Kemahasiwaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi.

    3. Drs. Masran, MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi

    dan Penyiaran Islam.

    4. Fita Fathurokhmah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan

    Komunikasi dan Penyiaran Islam.

    5. Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd, selaku Dosen

    Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk

    membimbing saya, memberikan arahan serta inspirasi

    yang amat berharga bagi Peneliti. Serta selalu

    memberikan dukungan disetiap sesi bimbingan.

    6. Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing

    Akademik dan Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah

    dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan

    berbagai ilmu, pengalaman serta bimbingan kepada

    peneliti selama dalam masa perkuliahan.

    7. Perpustakaan fakultas dan perpustakaan universitas

    yang telah bersedia meminjamkan buku kepada

    peneliti.

    8. Orang tua saya, Ibu Irma Juniarti, Papa Iwan Azwar,

    serta seluruh kakak saya Andra, Rezy dan Reno yang

    apabila tanpa dukungan dan kasih sayang mereka saya

    tidak akan mungkin bisa mencapai perjalanan hingga

    sejauh ini.

     

  • iv

    9. Kepada Achmad Fauzi Suharno yang menemani saya

    sejak SMA sampai saat ini, selalu memberikan

    dukungan dan membantu saya dalam pembuatan

    skripsi.

    10. SQUAD yang selalu menyemangati ketika

    mengerjakan skripsi, Humairah, Andita Putri G, Elsa

    Carinta Putri, Abdul Mukhlis Arofi, Abdullah Hanif,

    Rialdi Pratama, Dimas Lazuardy, Novi Handayani dan

    Amiradhana Salsabila.

    11. Teman-Teman dari KPI B Angkatan 2014 dan KPI

    2014 yang selalu menjadi teman berjuang selama awal

    perkuliahan hingga saat ini.

    12. Sahabat Saya yang selalu mendengarkan keluh kesah

    saya saat mengerjakan skripsi Ariestia, Mira, Belin,

    Erma, Hera, Nurul, Diana.

    13. Sepupu tercinta Nurrizky Safitri, Fauzan Gustavio,

    Nurhidayat Putra yang selalu menyemangati peneliti

    untuk selalu mengerjakan skripsi.

    14. Teman-teman HMJ KPI Periode 2015/2016 dan LSO

    KONTRAS, yang sudah memberikan pengalaman

    berorganisasi kepada peneliti.

    15. KKN Primavera 046 2017 terutama Nurul Lita

    Nurzain yang selalu menyemangati saya di masa KKN

    dan perkuliahan.

    16. Followers Gita Savitri Devi yang telah membantu

    mengisi kuesioner.

     

  • v

    17. Orang-orang yang telah memberikan dukungan,

    mohon maaf peneliti tidak dapat menyebutkan satu

    persatu.

    Peneliti berharap semoga skripsi ini mampu memberikan

    manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

    Demikianlah pengantar yang dapat peneliti sampaikan, akhir kata

    peneliti mohon maaf jika terdapat kesalahan penulisan dalam

    skripsi ini.

    Jakarta, 24 September 2018

    Adinda Putri

     

  • vi

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ...................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ..................................................................... ii

    DAFTAR ISI ................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ............................................................................ x

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xi

    DAFTAR DIAGRAM ..................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

    A. Latar Belakang .................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ............................................................ 6

    C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 7

    1. Pembatasan Masalah ...................................................... 7

    2. Perumusan Masalah ....................................................... 7

    D. Tujuan Penelitian ................................................................ 7

    E. Manfaat Penelitian .............................................................. 8

    1. Manfaat Teoritik ............................................................ 8

    2. Manfaat Praktis .............................................................. 8

    F. Tinjauan Pustaka ................................................................. 8

     

  • vii

    BAB II LANDASAN TEORI ........................................................ 12

    A. Perilaku Modelling ............................................................ 12

    1. Pengertian Perilaku Modelling ................................... 12

    2. Aspek Perilaku Modelling ............................................ 17

    3. Faktor – faktor yang memengaruhi Perilaku Modelling19

    B. Intensitas ........................................................................... 20

    1. Pengertian Intensitas .................................................... 20

    2. Aspek Intensitas ........................................................... 22

    C. Media Baru (New Media) ................................................. 24

    D. Media Sosial ..................................................................... 26

    E. YouTube ........................................................................... 26

    F. Followers .......................................................................... 28

    G. Remaja .............................................................................. 28

    H. Kerangka Berpikir............................................................. 30

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................... 32

    A. Paradigma Penelitian ........................................................ 32

    B. Pendekatan Penelitian ....................................................... 33

    C. Jenis Penelitian ................................................................. 33

    D. Metode Penelitian ............................................................. 34

    E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................ 35

    1. Subjek dan Objek ......................................................... 35

    2. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 35

     

  • viii

    F. Metode Pengumpulan Data ............................................... 36

    1. Data Primer .................................................................. 36

    2. Data Sekunder .............................................................. 36

    G. Populasi dan Sampel ......................................................... 37

    1. Populasi ........................................................................ 37

    2. Sampel.......................................................................... 37

    H. Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 38

    I. Variabel Penelitian ............................................................ 39

    J. Definisi Operasional dan Indikator ................................... 40

    K. Hipotesis Penelitian .......................................................... 42

    L. Teknik Pengumpulan Data................................................ 43

    1. Studi Kepustakaan ....................................................... 43

    2. Observasi...................................................................... 43

    3. Angket atau Kuesioner ................................................. 44

    M. Teknik Pengolahan Data ................................................... 45

    1. Pengeditan .................................................................... 45

    2. Pemberian Kode (Coding) ........................................... 45

    3. Pemrosesan Data .......................................................... 46

    N. Teknik Analisis Data ........................................................ 46

    1. Uji Validitas ................................................................. 47

    2. Uji Reliabilitas ............................................................. 48

    3. Uji Normalitas .............................................................. 49

     

  • ix

    4. Uji Linieritas ................................................................ 50

    5. Analisis Korelasi Sederhana ........................................ 51

    6. Analisis Regresi Linier Sederhana ............................... 52

    BAB IV GAMBARAN UMUM .................................................... 54

    A. Profil Gita Savitri Devi ..................................................... 54

    B. Karya Gita Savitri Devi .................................................... 60

    C. YouTube Channel Gita Savitri Devi ................................ 62

    BAB V TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......... 66

    A. Temuan Penelitian ............................................................ 66

    1. Karakteristik Responden .............................................. 66

    2. Pengelola Uji Instrumen .............................................. 68

    B. Pembahasan ...................................................................... 83

    BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................. 86

    A. Simpulan ........................................................................... 86

    B. Saran ................................................................................. 87

    1. Saran Teoritik............................................................... 87

    2. Saran Praktis ................................................................ 88

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 89

    LAMPIRAN ................................................................................... 93

     

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Video Beropini memiliki banyak komentar positif ......... 5

    Tabel 3.1 Dimensi dan Blue Print Variabel X dan Y .................... 42

    Tabel 3.2 Kategori Koefisien Reliabilitas ..................................... 49

    Tabel 3.3 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ................... 52

    Tabel 4.1 Judul Video Beropini ..................................................... 63

    Tabel 5.1 Data Responden Berdasarkan Usia................................ 66

    Tabel 5.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 67

    Tabel 5.3 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....... 68

    Tabel 5.4 Hasil Analisis Uji Validitas Variabel X ........................ 69

    Tabel 5.5 Hasil Analisis Uji Validitas Variabel Y ........................ 70

    Tabel 5.6 Hasil Analisis Uji Reliabilitas ....................................... 71

    Tabel 5.7 Hasil Analisis Uji Normalitas ........................................ 72

    Tabel 5.8 Hasil Analisis Uji Linieritas .......................................... 74

    Tabel 5.9 Hasil Analisis Korelasi Sederhana ................................ 76

    Tabel 5.10 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Descriptive) . 78

    Tabel 5.11 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Model

    Summary) ....................................................................... 78

    Tabel 5.12 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (ANOVA) ...... 79

    Tabel 5.13 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Coefficients) 80

     

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...................................................... 31

    Gambar 4.1 Tugas Akhir Gita Savitri Program S1 Kimia Murni ... 54

    Gambar 4.2 Gita menjadi Relawan di turuntangan.org .................. 55

    Gambar 4.3 Gita bagian dari ruangguru.com dan Narasumber Radio

    PPI Dunia .................................................................. 56

    Gambar 4.4 Gita berkolaborasi dengan @wardahbeauty pada acara

    DMFW ....................................................................... 57

    Gambar 4.5 Gita bekerja sama dengan kitabisa.com ...................... 58

    Gambar 4.6 Gita menjadi Kreator Konten Indonesia di Kancah

    Internasional .............................................................. 58

    Gambar 4.7 Gita mengikuti acara YouTube Space di London ....... 59

    Gambar 4.8 Gita menjadi bintang tamu acara Inflow Summits ...... 60

    Gambar 4.9 Buku Rentang Kisah ................................................... 61

    Gambar 4.10 Single Gita dengan Paulus menjadi chart ‘Indonesia

    Viral’ ......................................................................... 61

    Gambar 4.11 Playlist video dalam YouTube Channel Gita ............ 62

    DAFTAR DIAGRAM

    Diagram 5.1 Diagram Asumsi Normalitas ...................................... 82

     

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Naluri komunikasi yaitu dorongan untuk terus berupaya

    menyampaikan pesan kepada manusia lain. Definisi sederhana

    komunikasi adalah usaha penyampaian pesan kepada sesama

    manusia. Komunikasi terdiri atas dua jenis, yaitu komunikasi

    antar personal dan komunikasi massa. Komunikasi antar personal

    adalah proses penyampaian informasi, ide, dan sikap dari

    seseorang kepada orang lain. Komunikasi massa adalah

    bagaimana proses dalam menyampaikan ide, informasi serta

    sikap kepada orang lain dan menggunakan radio siaran, televisi,

    majalah serta film1.

    Media massa adalah alat yang digunakan dalam

    penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak

    (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis,

    seperti surat kabar, film, radio, TV2. Perilaku Modelling khalayak

    dapat berubah karena adanya media massa. Perubahan perilaku

    khalayak ini disebut efek media. Efek dari media massa tersebut

    harus berkaitan dengan pesan. Salah satu jenis media masa,

    adalah media online. Media online adalah salah satu bagian dari

    1 Ikhlasniati, Al, Tesis: Pengaruh Media Massa terhadap Kesadaran

    Bencana Pada Remaja di Kota Payakumbuh, Universitas Pertahanan

    Indonesia, 2016, hlm. 9. 2 Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja

    Grafindo Persada, 2002), hlm. 134.

     

  • 2

    New Media karena media ini berhubungan dengan digital atau

    internet. Media ini terbentuk dari interaksi antara manusia dengan

    komputer dan internet secara khususnya. Salah satunya adalah

    Social Networking. Everett M. Rogers mengatakan bahwa

    perkembangan media komunikasi ada empat era, yaitu era

    komunikasi tulisan, cetak, telekomunikasi, dan interaktif3. Oleh

    karena itu, media baru adalah media yang berkembang pada era

    komunikasi interaktif.

    Social Networking atau jaringan sosial merupakan medium

    yang paling populer dalam kategori media sosial. Medium ini

    merupakan sarana yang bisa digunakan pengguna untuk

    melakukan hubungan sosial, termasuk konsekuensi atau efek dari

    hubungan sosial tersebut di dunia virtual4. Situs berbagi media

    (Media Sharing) merupakan situs media sosial yang

    memungkinkan anggota untuk menyimpan dan berbagi gambar,

    podcast, video secara online. Salah satu contoh media sharing

    adalah YouTube. YouTube adalah media sosial yang digunakan

    untuk berbagi video. Dalam YouTube itu sendiri memiliki

    beberapa konten, seperti Tutorial, Cover, Do It Yourself,

    Gamming, Challenge, Reaction maupun Vlog. Dalam Vlog dapat

    berisi tentang hidup, pikiran, opini, dan ketertarikan. Vlog juga

    dapat disebut semacam televisi sederhana.

    Saat ini, banyak YouTube Channel yang mengunggah video

    provokasi dan SARA. Selain itu, media sosial hendak menjadi

    3Abrar, Ana Nadhya, Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu

    Komunikasi, (Yogyakarta: LESFI, 2003), hlm. 17-18. 4 Nasrullah, Rulli, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

    Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), hlm. 11.

     

  • 3

    ajang pamer seseorang untuk berlomba-lomba memperlihatkan

    eksistensinya. Namun, dilihat dari sisi positifnya media sosial

    banyak melahirkan influencer muda. Influencer adalah adalah

    seseorang yang memiliki pengaruh kuat terhadap followers

    mereka, seperti artis, selebgram, blogger, YouTuber, dan lain

    sebagainya. Salah satunya adalah Gita Savitri Devi. Ia disebut

    sebagai seorang influencer yang menginspirasi, karena videonya

    yang memiliki nilai edukatif, inspiratif serta berani

    mengutarakannya pendapatnya tentang masalah yang lagi viral di

    Indonesia maupun dunia. Salah satu playlistnya yaitu beropini.

    Gita memanfaatkan YouTube-nya dengan cara

    membuat vlog yang inspiratif.

    “Aku pengen orang-orang yang menonton biar

    punya mindset yang lebih mengglobal dan aware about

    everythings. Jadi, enggak cuma bahas tentang make up,

    OOTD (outfit of the day), enggak jadi generasi yang kerjanya

    lebih sering ke café, upload foto ke Instagram. Aku mau

    menyampaikan, ada hal yang bisa dikerjakan biar hidup kita

    lebih berguna”. Ujar Gita saat diwawancarai oleh salah satu

    presenter Indonesian Morning Show apa tujuan Gita

    membuat Vlog.

    Gita ingin melakukan hal baik dan berkontribusi untuk

    Indonesia dengan caranya sendiri. Video Gita sering

    mendapatkan komentar positif dari para penontonnya. Gita selalu

    mengajak followersnya untuk berpikir sebelum

    berbicara/bertindak dan harus selalu berperilaku baik sesuai

    dengan norma dimanapun kita berada. Islam mengajarkan untuk

    bagaimana komunikasi yang baik. Jika seseorang berbicara

    dengan suatu perkataan, hendaknya merenungkan sebelum

     

  • 4

    berucap. Jika ada manfaatnya, maka ia baru berbicara. Namun

    jika tidak, hendaklah ia menahan lisannya. Selain itu, kita juga

    harus berpikir sebelum bertindak misalnya menulis, atau

    menyebarkan suatu berita, terlebih kita sekarang berada di zaman

    yang penuh dengan fitnah. Riwayat Hadits sebagai berikut:

    ِ َواْليَْوِم اآلِخِر فَْليَقُْل َخْيًرا أَْو ِليَْصُمْت َمْن َكاَن يُْؤِمُن بِاَّلله

    Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari

    akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka

    diamlah”. (HR. Bukhari dan Muslim).

    Dalam segmen beropini, Gita Savitri Devi menjelaskan

    tentang suatu kasus yang sedang terjadi dan mengutarakan

    opininya, serta mengajak followers untuk “open minded”

    terhadap suatu hal. Gita Savitri Devi mendapatkan penghargaan

    dari YouTube karena pengaruhnya dalam media sosial serta

    konten YouTubenya yang dinilai positif. Gita Savitri Devi

    dinobatkan sebagai salah satu kandidat wanita yang berasal dari

    Indonesia dalam program YouTube Creators for Change Fellows

    di London. Berdasarkan standar kelayakan peneliti diawal

    sebelum melakukan penelitian, peneliti melihat beberapa video

    yang mendapatkan banyak komentar positif dan banyak penonton

    yang menyukai video beropini. Dengan hasil tersebut, peneliti

    tertarik untuk meneliti pengaruh video beropini Gita terhadap

    perilaku modelling followers remaja.

     

  • 5

    Tabel 1.1

    Video Beropini yang memiliki banyak komentar positif

    No Judul Video Tanggal Publikasi

    1 Muslim ban di Amerika |

    Beropini eps. 2 31 Januari 2017

    2 Cita-cita | Beropini eps. 3 19 Februari 2017

    3 Ber-Islam feat. Rizka

    Rahmayani | Beropini eps. 4 12 Maret 2017

    4 Fake news di media sosial |

    Beropini eps. 5 15 Maret 2017

    5 Setelah S1, what's next? |

    Beropini eps. 6 30 Maret 2017

    6 Body positivity, beauty standard,

    loving yourself | Beropini eps. 9 28 April 2017

    7 Masjid liberal di Berlin |

    Beropini eps. 12 6 Juli 2017

    8 Life update + ngobrol tentang

    Hate Speech | Beropini eps. 13 13 Agustus 2017

    9 Lepas kerudung sambil bikin

    rujak | Beropini eps.17 21 November 2017

    10 Don't lose hope | Beropini eps.

    18 19 Desember 2017

    11 What I Think About Marriage |

    Beropini eps. 22 2 Maret 2018

    12 Oke, jadi begini... | Beropini eps.

    24 26 Maret 2018

    Sumber: www.youtube.com/92sav

    Berdasarkan hal tersebut, peneliti menggunakan teori-teori

    yang relevan untuk memecahkan masalah-masalah yang akan

    diteliti. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Menurut

    Ajzen teori intensitas memiliki aspek Sikap (perhatian dan

    penghayatan), durasi dan frekuensi. Selanjutnya, perilaku

    modelling sebagai proses belajar melalui observasi dimana

    tingkah laku dari seorang individu atau kelompok, sebagai model,

     

  • 6

    berperan sebagai rangsangan bagi pikiran, sikap, atau tingkah

    laku sebagai bagian dari individu yang mengobservasi model

    yang ditampilkan.

    Menurut Albert Bandura, modelling melibatkan proses-

    proses kognitif, jadi tidak hanya meniru, lebih dari sekedar

    menyesuaikan diri dengan tindakan orang lain karena sudah

    melibatkan perepresentasian informasi secara simbolis dan

    menyimpannya untuk digunakan di masa depan, Perilaku

    modelling memiliki 4 aspek, yaitu perhatian (attention),

    pengingatan (retention), reproduksi motorik, motivasional. Oleh

    karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih

    mendalam yang dituangkan dalam bentuk penelitian berjudul

    “PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES YOUTUBE

    CHANNEL GITA SAVITRI DEVI DALAM SEGMEN

    BEROPINI TERHADAP PERILAKU MODELLING

    FOLLOWERS REMAJA.

    B. Identifikasi Masalah

    Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat

    diidentifikasi sebagai berikut:

    1. Mengapa banyak YouTube Channel yang mengunggah

    video mengandung unsur provokasi dan SARA?

    2. Mengapa media sosial menjadi ajang untuk pamer?

    3. Apakah video beropini Gita Savitri Devi dapat mengubah

    opini seseorang dalam menanggapi suatu permasalahan?

     

  • 7

    C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1. Pembatasan Masalah

    Agar penelitian tidak melebar kepada sesuatu hal yang

    lain maka peneliti membuat batasan masalah penelitian ini

    tentang “Pengaruh Intensitas Mengakses YouTube

    Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen Beropini. Selain

    itu, peneliti juga membatasi videonya Gita Savitri Devi

    yang memiliki nilai edukatif serta video yang dapat

    mengubah opini seseorang.

    2. Perumusan Masalah

    Dilihat dari latar belakang penelitian ini, peneliti

    menemukan hal yang menarik untuk dijadikan sebagai

    acuan penelitian. Oleh karena itu, didapatkan perumusan

    masalah yang akan diteliti, yaitu Bagaimana pengaruh

    intensitas mengakses YouTube channel Gita Savitri Devi

    dalam segmen beropini terhadap perilaku modelling

    followers remaja?

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah di atas,

    peneliti memiliki tujuan yang harus dicapai, yaitu untuk

    mengetahui bagaimana pengaruh yang ditimbulkan dari intensitas

    mengakses YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam segmen

    beropini terhadap perilaku modelling followers remaja.

     

  • 8

    E. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan tujuan penelitian di atas, peneliti memiliki

    tujuan yang harus dicapai, yaitu:

    1. Manfaat Teoritik

    Sebagai acuan ilmiah maupun referensi dalam

    pengembangan Ilmu Komunikasi secara umum serta

    pengembangan Komunikasi dan Penyiaran Islam,

    khususnya pada tataran kajian Komunikasi Massa dan

    Psikologi Komunikasi.

    2. Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi

    yang positif dalam perkembangan studi tentang

    Komunikasi Massa saat ini, khususnya bagi peneliti dan

    akademisi serta umumnya bagi masyarakat luas yang

    tergabung dalam ruang lingkup Social Networking

    maupun tontonan yang bersifat religiusitas.

    F. Tinjauan Pustaka

    Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui dan

    menjelaskan bagaimana pembentukan perilaku modelling remaja

    ketika melihat video segmen beropini dalam YouTube Gita

    Savitri Devi. Untuk menghindari unsur plagiat, peneliti

    menemukan beberapa penelitian yang sedikit memiliki kesamaan,

    yaitu:

    1. Penelitian Eribka Ruthellia David dengan judul

    Pengaruh Konten Vlog dalam YouTube terhadap

    Pembentukan Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi

     

  • 9

    Universitas Sam Ratulangi memiliki hasil penelitian,

    yaitu Terjadi hubungan searah antara konten Vlog dan

    sikap mahasiswa. Jika konten Vlog sering ditonton,

    maka akan terjadi pembentukan sikap pada mahasiswa

    Ilmu Komunikasi. Mahasiswa senang dan gemar

    menonton Vlog, ingin mencoba hal-hal yang ada dalam

    Vlog, bahkan memiliki keinginan untuk menjadi

    Vlogger.

    Penelitian ini memiliki persamaan, yaitu membahas

    tentang konten vlog di YouTube. Perbedaannya peneliti

    sebelumnya meneliti vlog secara keseluruhan,

    sedangkan saya meneliti vlog Gita Savitri Devi hanya

    yang segmen beropini saja. Peneliti sebelumnya

    menggunakan responden Mahasiswa Ilmu Komunikasi

    Universitas Sam Ratulangi, sedangkan saya followers

    remaja Gita Savitri Devi. Peneliti sebelumnya

    menggunakan teori S-O-R, sedangkan penelitian ini

    menggunakan teori intensitas dan modelling (modelling

    berakar dari teori belajar sosial). Peneliti sebelumnya

    menggunakan pembentukan sikap mahasiswa sebagai

    variabel terikat, sedangkan saya menggunakan perilaku

    modelling.

    2. Penelitian Rizka Monanda dengan judul Pengaruh Media

    Sosial Instagram @awkarin terhadap Gaya Hidup Hedonis

    di Kalangan Followers Remaja. Hasil penelitian ini adalah

    Pengaruh Media Sosial Instagram @awkarin terhadap

    Gaya Hidup Hedonis di Kalangan Followers Remaja

     

  • 10

    berada pada kategori “rendah” karena banyak followers

    yang memiliki gaya hidup atau penghasilan tidak sama

    dengan @awkarin.

    Penelitian ini memiliki persamaan, yaitu membahas

    tentang pengaruh media sosial dan menggunakan

    responden followers remaja. Perbedaannya adalah peneliti

    sebelumnya meneliti selebgram @awkarin, sedangkan

    saya meneliti influencer Gita Savitri Devi. Peneliti

    sebelumnya meneliti media sosial Intagram, sedangkan

    saya meneliti YouTube. Peneliti sebelumnya

    menggunakan teori S-O-R, sedangkan penelitian ini

    menggunakan menggunakan teori intensitas dan

    modelling (modelling berakar dari teori belajar sosial).

    Peneliti sebelumnya menggunakan gaya hedonis,

    sedangkan saya menggunakan modelling.

    3. Penelitian Adinda Mellyaningsih dengan judul Motif

    Subscriber Menonton channel YouTube Raditya Dika.

    Hasil penelitiannya adalah Motif subscriber menonton

    YouTube Channel Raditya Dika, diantaranya adalah motif

    hiburan dan relaksasi, motif hubungan antar pribadi, motif

    informasi, dan motif persahabatan. Hasil penelitian

    menemukan bahwa motif yang memiliki angka tertinggi

    adalah motif hiburan dan relaksasi, motif terendah adalah

    motif persahabatan.

    Penelitian ini memiliki persamaan, yaitu membahas

    tentang YouTube channel. Perbedaan peneliti sebelumnya

    meneliti motif menonton, sedangkan saya meneliti

     

  • 11

    pengaruh intensitas mengakses YouTube channel. Peneliti

    sebelumnya hanya meneliti subscriber, sedangkan saya

    followers akun Intagram @gitasav. Peneliti sebelumnya

    menggunakan teori Uses and Gratification, sedangkan

    saya menggunakan teori intensitas dan modelling

    (modelling berakar dari teori belajar sosial). Peneliti

    sebelumnya menggunakan motif subscriber menonton

    YouTube channel, sedangkan saya menggunakan perilaku

    modelling.

     

  • 12

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Perilaku Modelling

    1. Pengertian Perilaku Modelling

    a. Perilaku Modelling Secara Umum

    Perilaku Modelling berakar dari teori belajar sosial

    yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Permodelan

    (modelling) yaitu mencontohkan dengan menggunakan

    belajar observasional (pengamatan)5. Perilaku

    modelling adalah perilaku seseorang dibentuk dan

    dipelajari melalui model dengan cara mengamati,

    selanjutnya meniru perilaku dari subjek (model) untuk

    membentuk suatu perilaku baru dalam dirinya. Perilaku

    ini dapat dilakukan oleh anak-anak maupun remaja.

    Modelling menunjukan perilaku seseorang atau

    beberapa orang kepada model yang ditiru. Modelling

    menurut Bandura adalah proses belajar yang dilakukan

    dengan cara mengamati model dan peniruan tersebut

    menghasilkan perubahan perilaku dalam diri

    seseorang6.

    Prosedur dalam modelling adalah memanfaatkan

    seluruh proses belajar dengan menggunakan

    5 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 214.

    6 Nursalim, Mochamad, Strategi Konseling, (Surabaya: Unesa

    University, 2005), hlm. 63.

     

  • 13

    pengamatan, di mana perilaku seseorang memiliki

    peran untuk merangsang pikiran, sikap atau perilaku

    untuk meniru seorang model7. Modelling merupakan

    proses belajar mengamati tingkah laku seorang model

    yang memiliki peran sebagai rangsangan bagi pikiran

    individu, sikap, bahkan perilaku. Oleh karena itu, tahap

    dasar modelling adalah sebagai proses belajar observasi

    terhadap seorang model yang menjadi sebuah

    perangsang dalam suatu gagasan, sikap, bahkan

    perilaku lalu ditiru dan menjadi suatu perubahan

    tingkah laku dalam diri seseorang yang meniru model

    tersebut.

    Modelling simbolik merupakan cara yang dilakukan

    seseorang dengan menggunakan media, seperti buku

    pedoman, film, video, dengan cara memperagakan atau

    mendemonstrasikan perilaku yang telah dimiliki.

    Kesimpulannya, modelling simbolik merupakan cara

    meniru model dengan menggunakan media video, film,

    buku pedoman, dan cara memperagakan atau

    mendemonstrasikan perilaku yang telah ada dalam diri

    si peniru model. Teori belajar sosial menekankan

    peranan yang dimainkan oleh seseorang dalam

    interaksi antar seseorang yang melihat belajar

    modelling. Teori ini sering digunakan dalam

    7 Purwanto, Edi, Modifikasi Perilaku (Alternatif Anak Berkebutuhan

    Khusus), (Jakarta : Pustaka Belajar, 2012), hlm.129-130.

     

  • 14

    mengembangkan pembahasan terhadap karakteristik

    individu dalam kepribadiannya.

    Bandura memberikan pernyataan tentang modelling,

    yaitu melibatkan proses kognitif. Tidak hanya meniru,

    perilaku modelling ini lebih dari menyesuaikan diri

    dengan tindakan orang lain. Hal ini melibatkan

    informasi secara simbolis yang direpresentasikan serta

    menyimpannya untuk digunakan pada masa depan.

    Teknik modelling ini melibatkan proses kognitif karena

    melibatkan penambahan atau pengurangan tingkah laku

    yang telah diamati8. Peniruan dilakukan melalui

    pengamatan terkadang orang yang ditiru (perilaku

    model), meskipun itu tidak dilakukan terus menerus.

    Proses belajar ini disebut pembelajaran melalui

    pengamatan (observational learning).

    Bandura menyarankan agar teori belajar sosial

    diperbaiki karena sebelumnya teori ini hanya

    mementingkan perilaku tanpa mempertimbangkan

    aspek mental seseorang. Semua pembelajaran tidak

    instan dan pembelajaran cenderung lebih singkat.

    Albert Bandura mengemukakan bahwa peniruan atau

    modelling dipelajari oleh banyak orang, bahkan tanpa

    penguat (reinforcement) yang diterimanya. Proses ini

    dinamakan pembelajaran melalui pengamatan

    (observational learning).

    8 Komalasari, Gantina, dkk, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta:

    Indeks, 2011), hlm. 176.

     

  • 15

    Dalam modelling terdapat dua konsep, yaitu coping

    model dan mastery model. Mastery model yaitu

    memperlihatkan atau menampilkan perilaku ideal,

    contohnya bagaimana seseorang menangani ketakutan.

    Coping model yaitu memperlihatkan atau menampilkan

    bagaimana seseorang tidak merasa takut untuk

    menghadapi suatu hal atau kejadian yang pada awalnya

    menakutkan9. Pengaruh dari perilaku modelling

    menurut Albert Bandura adalah:

    1) Pengambilan respon dan memperlihatkan dalam

    sebuah perilaku atas apa yang diperoleh dari

    pengamatannya dengan pola perilaku yang baru.

    2) Respon takut menghilang karena melihat si model

    melakukan sesuatu yang membuat si pengamat

    takut, tetapi yang dilakukan model tidak berakibat

    apa-apa bahkan positif.

    3) Pengambilan respon dari respon yang diperlihatkan

    si model memberikan jalan untuk ditiru10.

    b. Perilaku Modelling dalam Konsep Islam

    Modelling dapat juga digunakan untuk membentuk

    sebuah tingkah laku yang baru serta dapat memperkuat

    tingkah laku yang sudah terbentuk sebelumnya. Efek

    dari modelling adalah peniru model melakukan tingkah

    laku baru sehingga sesuai dengan tingkah laku model.

    9 Sutarjo A. Wiramihardja, Pengantar Psikologi Klinis, (Bandung: PT

    Refika Aditama, 2004), hlm. 96. 10 Singgih dan Gunarsah, Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta:

    Gunung Mulia, 2007), hlm. 221.

     

  • 16

    Reaksi emosional yang dimiliki seseorang dapat

    dihilangkan dengan cara mengamati orang lain yang

    mendekati objek-objek atau situasi-situasi yang ditakuti

    tanpa mengalami akibat yang menakutkan dengan

    tindakan yang dilakukannya11. Pengendalian diripun

    dapat dipelajari melalui pegamatan atas model yang

    dikenai hukuman. Status dan kehormatan model amat

    berarti dan orang-orang pada umumnya dipengaruhi

    oleh tingkah laku model yang menempati status yang

    tinggi dan terhormat dimata pengamat.

    Selain itu, konsep dari modelling atau perilaku meniru

    juga berkaitan dengan ajaran Islam mengenai Uswatun

    Hasanah. Manusia memiliki kecenderungan meniru

    orang lain, maka hendaklah kita menjadi contoh atau

    teladan bagi orang lain, agar apabila orang lain meniru

    kita, orang tersebut akan meniru hal-hal yang baik.

    Sebaliknya, dalam meniru atau menjadikan orang lain

    sebagai contoh atau model, hendaknya kita selalu

    memilih untuk meniru orang yang dapat dijadikan

    contoh atau teladan. Hal ini berarti, kita tidak boleh

    sembarang mencontoh seperti mencontoh perbuatan

    buruk orang lain. Salah satu contoh meniru yang baik

    adalah, meniru cara seseorang dalam berpikir terbuka

    atau berpikir sebelum berbicara dan bertindak. Contoh

    dari meniru yang tidak baik dan dilarang agama adalah

    11 Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi,

    (Bandung: PT. Refika Aditama, 2013), hlm. 222.

     

  • 17

    seperti memprovokasi seseorang atau suatu masalah,

    berkomentar negatif kepada orang lain.

    Modelling disini seperti salah satu metode Nabi

    Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam

    yang sering diajarkan lewat perilaku (uswatun hasanah)

    yang terdapat pada surat QS. Al-Ahzab:21

    Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri)

    Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan

    yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang

    mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)

    hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

    (QS. Al-Ahzab:21).

    2. Aspek Perilaku Modelling

    Perilaku modelling memiliki empat aspek, yaitu atensi,

    retensi, reproduksi motorik dan motivasional. Albert

    Bandura menjelaskan bahwa media massa merupakan

    agen sosialisasi utama selain orang tua, keluarga besar,

    guru, sekolah, sahabat dan seterusnya. Bandura membagi

    prosesnya ke dalam empat aspek, yakni:12

    a. Proses Perhatian (Attention)

    Pada tahapan ini seseorang mengamati peristiwa secara

    langsung atau tidak langsung. Peristiwa atau kejadian

    dapat saja berupa tindakan tertentu, misalnya

    12 Hurley, S dan Nick Charter, Perspectives on Imitation, (Cambridge,

    MA: MIT press, 2005), hlm. 36.

     

  • 18

    pemikiran (abstract modelling), seperti sikap, nilai-

    nilai atau pandangan hidup. Perilaku yang baru tidak

    bias diperoleh kecuali jika perilaku tersebut

    diperhatikan dan dipersepsi oleh pengamat secara

    cemat.

    b. Proses Mengingat (Retention)

    Dari tahapan perhatian atau suatu peristiwa, seseorang

    akan menyimpan peristiwanya ke dalam memorinya

    dalam bentuk imajinasi atau lambang secara verbal

    sehingga menjadi ingatan (memory) yang bisa datang

    kembali. Menurut Bandura, kegiatan-kegiatan yang

    dimodelkan sangat penting dalam mempelajari dan

    mengingat perilaku. Dalam tahap ini, terjadi

    pengkodean perilaku secara simbolik menjadi kode-

    kode visual dan verbal dan menyimpan kode tersebut

    dalam memori jangka panjang.

    c. Proses Reproduksi Motorik (Motoric Reproduction)

    Pada tahapan ini, seseorang akan menyatakan kembali

    pengalaman-pengalaman sebelumnya dan suatu urutan

    perilaku telah dikuasai oleh pengamat. Oleh karena itu,

    seseorang perlu melakukan suatu perilaku berulang kali

    agar hasil ingatan tadi akan meningkat menjadi bentuk

    perilaku.

    d. Proses Motivasional (Motivational)

    Suatu motivasi sangat tergantung pada peneguhan

    (reinforcement) yang mendorong perilaku seseorang ke

    arah pemenuhan tujuan tertentu. Perilaku akan

     

  • 19

    terwujud apabila ada peneguhan, misalnya self

    reinforcement adalah rasa puas diri. Penguatan

    (reinforcement) memiliki peran yang sangat penting

    dalam pembelajaran melalui pengamatan. Jika

    seseorang memperoleh penguatan pada saat meniru

    tindakan suatu model, maka ia akan lebih termotivasi

    untuk menaruh perhatian, mengingat dan memproduksi

    perilaku tersebut. Penguatan dapat mempertahankan

    pembelajaran13. Belajar menggunakan pengamatan

    akan lebih efektif jika memiliki motivasi yang tinggi

    agar dapat menimbulkan suatu perilaku yng baru dalam

    diri seseorang (si peniru model).

    3. Faktor – faktor yang memengaruhi Perilaku Modelling

    Dalam penelitian ini menjelaskan terdapat beberapa faktor

    yang dapat memengaruhi perilaku modelling seseorang,

    yaitu:

    a. Karakteristik model sangat penting dalam perilaku

    modelling ini. Seseorang lebih mungkin mengikuti

    seseorang dengan status tinggi, yang kompeten, dan

    yang memiliki kekuatan atau kredibilitasnnya yang

    tinggi.

    b. Karakteristik dari yang melakukan observasi.

    Seseorang yang tidak memiliki status, kemampuan atau

    kekuatan dapat melakukan modelling, serta lebih

    mudah terpengaruh oleh seseorang yang memiliki

    13 Salim, Muhammad Nur, Strategi Konseling, (Surabaya: Unesa

    University Press, 2005), hlm. 64-65.

     

  • 20

    pengaruh kuat atau memiliki kredibilitas yang tinggi.

    Respon perilaku dapat dibentuk dengan cara

    menampilkan contoh atau model yang menjelaskan

    bagaimana suatu kegiatan/perilaku dilakukan.

    c. Mengetahui konsekuensi berupa penghargaan (reward)

    dan hukuman (punishment) yang akan didapatkan

    ketika meniru perilaku si model.

    B. Intensitas

    1. Pengertian Intensitas

    Intensitas berarti keadaan tingkatan atau ukuran intensnya.

    Intens berarti kekuatan, efek, berkobar-kobar (tentang

    perasaan), sangat emosional (tentang orang). Dengan kata

    lain, yaitu sungguh-sungguh dan terus menerus

    mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yang

    optimal14. Intensitas juga bisa diartikan sebagai kekuatan

    yang mendukung pendapat maupun sikap15. Intensitas

    (intensity) menurut Arthur S. Reber dan Emily S. Reber,

    yaitu kekuatan dari perilaku yang dipancarkan. Menurut

    Ajzen, intensitas yaitu suatu usaha seseorang dalam

    melakukan tindakan tertentu. Suatu tindakan yang

    dilakukan pada kurun waktu tertentu dan memiliki jumlah

    volume tindakan dikatakan memiliki intensitas16. Dalam

    14 KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 438. 15 Chaplin J, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Rajawali Pers,

    2009), hlm. 254. 16 Frisnawati, Awaliya. “Hubungan Antara Intensitas Menonton

    Reality Show dengan Kecenderungan Perilaku Prososial pada Remaja”

     

  • 21

    studi behavioris, pengertian ini termasuk dalam

    pembelajaran dan pengkondisian17. Kesimpulan dari

    berbagai pengertian tersebut, intensitas adalah kekuatan

    atau kesungguhan seseorang ketika mengikuti

    pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang optimal.

    Intensitas menonton akan memengaruhi sikap dan

    tindakan penonton. Penonton akan belajar melalui

    pengamatan atas tingkah laku yang ditampilkan model.

    Pengamatan yang terus menerus atau sering dilakukan

    pada model dan akan memperkuat suatu tindakan maupun

    sikap model dalam tayangan akan ditiru oleh penonton.

    Jika semakin terpusat perhatian dan semakin sering

    pengamatan dilakukan oleh model, maka semakin

    memungkinkan suatu perilaku model ditiru penonton

    dalam kehidupan nyata18. Ketertarikan individu terhadap

    sebuah tontonan akan menarik perhatian individu, aktifitas

    yang sesuai dengan minat akan jauh lebih kuat atau

    intensif dibandingkan dengan aktifitas yang tidak sesuai

    dengan minatnya. Hal ini akan mempermudah

    pemahaman atau penyerapan informasi maupun tayangan

    yang disajikan dalam video, dan dapat menimbulkan

    perasaan senang dan puas ketika menonton sebuah

    tontonan tersebut. Sikap ini bersifat positif karena

    Jurnal Empathy”. Vol. 1. No. 1 Desember 2012, hlm. 52. Yogyakarta:

    Universitas Ahmad Dahlan. 17 Arthur S. Reber dan Emily S. Reber, Kamus Psikologi,

    (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 480. 18 Frisnawati, Awaliya, op. cit, hlm. 49.

     

  • 22

    cenderung mendekati dan menyenangi objek atau

    tayangan19.

    Dari paparan di atas, sama halnya dengan aspek – aspek

    intensitas yang dikemukakan oleh Ajzen, yaitu perhatian,

    penghayatan, durasi, dan frekuensi20. Dalam jurnal “The

    Benefits of Facebook “Friends: “Social Capital and

    College Students’ Use of Online Social Network Sites,

    Journal of Computer-Mediated Communication”

    menjelaskan selain durasi dan frekuensi, intensitas

    memiliki indeks lain, yaitu sikap. Jika jurnal tersebut

    dikaitkan dengan penelitian ini, maka sikap tersebut

    adalah ukuran yang mencakup sejauh mana pengguna

    YouTube aktif terlibat dalam mengakses video beropini

    (Perhatian), seberapa paham terhadap isi pesan yang Gita

    sampaikan dalam video dan sejauh mana followers secara

    emosional menonton video beropini (Penghayatan), serta

    jumlah waktu yang dihabiskan dalam menonton video

    beropini (Durasi dan Frekuensi)21.

    2. Aspek Intensitas

    Dari pendapat para ahli yang telah dijelaskan dalam jurnal

    nasional maupun internasional sebelumnya, dapat kita

    simpulkan bahwa intensitas memiliki beberapa aspek,

    yaitu:

    19 Ibid., hlm. 50. 20 Ibid., hlm. 54. 21 Ellison, N. B., Steinfield, C., & Lampe, C. The Benefits of

    Facebook “Friends:” Social Capital and College Students’ Use of Online

    Social Network Sites”, Journal of Computer-Mediated Communication, Vol

    12, Issue 4, hlm. 1150, Desember 2007, Michigan: Michigan State University.

     

    https://en.wikipedia.org/wiki/East_Lansing,_Michigan

  • 23

    a. Sikap

    Sikap adalah sebagai kesiapan seseorang dalam

    merespon suatu objek atau situasi tertentu baik bersifat

    positif maupun negatif secara konsisten. Sikap dapat

    diartikan sebagai perasaan dan juga pikiran seseorang

    dalam bertingkah laku saat sedang tidak menyukai atau

    menyukai sesuatu. Sikap sebagai suatu kesiapan pada

    diri seseorang untuk bertindak secara tertentu sebelum

    menerima respon bersifat positif atau negatif22.

    Sikap juga memiliki pendorong atau motivasi. Dalam

    bentuknya yang negatif akan terdapat kecenderungan

    untuk menjauhi, menghindari, membenci, bahkan tidak

    menyukai objek tertentu. Jika dalam bentuknya yang

    positif, maka kecenderungan tindakan adalah

    memperhatikan, menyenangi, dan mengharapkan objek

    tertentu. Contohnya, jika seseorang menyukai suatu

    video dalam suatu YouTube Channel, maka dengan

    sendirinya seseorang itu akan mengikuti atau meniru

    suatu perilaku bahkan memahami isi pesan yang ada

    dalam video tersebut. Namun, jika tidak menyukai

    video tersebut, maka seseorang tidak akan meniru atau

    mengikuti suatu perilaku bahkan memahami isi pesan

    yang ada dalam video tersebut.

    22 Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya, 2015), hlm. 39.

     

  • 24

    b. Durasi

    Durasi kegiatan adalah berapa lamanya kemampuan

    penggunaan untuk melakukan kegiatan. Dari aspek ini

    dapat dipahami bahwa motivasi akan terlihat dari

    kemampuan seseorang menggunakan waktunya untuk

    melakukan kegiatan.

    c. Frekuensi

    Frekuensi dapat diartikan dengan kekerapan atau

    kejarangan kerapnya, frekuensi yang dimaksud adalah

    seringnya kegiatan itu dilaksanakan dalam periode

    waktu tertentu. Misalnya, sering mengakses media

    sosial YouTube dalam beberapa kurun waktu.

    C. Media Baru (New Media)

    Saat ini, saluran media dicirikan dengan banyaknya pilihan

    yang membingungkan terdapat ratusan saluran televisi kabel dan

    program siaran sesuai permintaan yang dapat dijumpai setiap

    hari, internet yang memiliki isi beraneka ragam tanpa batas.

    Selanjutnya, saat ini teknologi media baru memberi peluang bagi

    selera dan mengkreasi isi media, seperti Blog, halaman Facebook,

    portal¸ dan catatan harian video YouTube23. Ciri media baru

    adalah saling terhubung, interaktivitas, akses terhadap masyarakat

    sebagai penerima dan pengirim suatu pesan, kegunaan sebagai

    karakter yang terbuka, dan sifatnya di mana saja24.

    23 Berger, dkk, Handbook Ilmu Komunikasi, (Bandung: Nusa Media,

    2014), hlm. 381. 24 McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail (Jakarta: Salemba

    Humanika, 2011), Edisi Ke-6, hlm. 43.

     

  • 25

    Media Baru merupakan istilah yang digunakan untuk

    mengolah media komunikasi yang memiliki latar belakang

    teknologi komunikasi dan informasi, khususnya internet. Media

    baru merupakan bentuk media yang menggabungkan dan

    mengintregasikan data, teks, suara, dan gambar yang disimpan

    dalam format digital, serta diditribusikan melalui jaringan

    berbasiskan kabel optik, satelit, dan sistem transmisi

    microwave25. Adapun beberapa karakteristik media baru menurut

    Martin Lister antara lain: Digitalisasi, Interactive, Hypertext,

    Dipersal, Virtual, Networked, dan Simulated26. Perbedaan media

    baru dari media lama, media baru memungkinkan terjadinya

    percakapan antar banyak pihak, perubahan dan penyebaran

    budaya modernitas, menyediakan kontak global secara instan.

    Teknologi dari New Media akan selalu memanfaatkan

    keunggulan dari digitalisasi, kemampuan untuk memanipulasi

    dan melalui jaringan yang padat serta kompresibel dan

    interaktif27. Contoh dari new media adalah segala sesuatu yang

    terhubung dengan internet, seperti situs dan video game. televisi,

    koran, buku dan majalah bukanlah bagian dari new media.

    Namun, dapat dimungkinkan bila kedua hal tersebut meleburkan

    diri ke dalam digital dan memberikan kemampuan kepada

    penonton sebuah bentuk interaktif28.

    25 Flew, New Media: An Introduction, (Melbourne: Oxford University

    Press, 2002), hlm. 10. 26 Lister, M., Jon D., Seth G., Iain G., and Kieran K, New Media: A

    Critical Introduction, 2nd ed, (London: Routledge, 2009), hlm. 13-53. 27 Ibid., hlm. 106. 28 Kushendrawati, Selu Margaretha, Tesis: Hiperrealitas dalam Media

    Massa, Suatu Kajian Filsafat Jean Baudrillard. Program Pasca Sarjana Ilmu

     

  • 26

    D. Media Sosial

    Menurut Mandibergh, media sosial sebagai media yang

    mewadahi kerjasama antara konten yang dihasilkan oleh

    pengguna. Ciri-ciri media sosial adalah pesannya tidak hanya

    untuk satu orang, tetapi bisa untuk banyak orang (pesan melalui

    SMS atau internet), pesan yang disampaikan tanpa melalui

    Gatekeeper/bebas, pesan yang disampaikan lebih cepat, dan

    penerima pesan yang menentukan waktu interaksi. Media sosial

    membuat pengguna menjadi mudah berpartisipasi, menciptakan

    isi dan berbagi informasi. Dalam dunia virtual, masyarakat

    banyak yang menggunakan jejaring sosial. Media sosial dapat

    membuat penggunanya untuk berinteraksi, berbagi informasi

    maupun hal lain dan dapat juga untuk merepresentasikan diri

    pengguna di dalam dunia virtual29. Media sosial untuk

    bersosialisasi kepada pengguna lain untuk berinteraksi tanpa

    dibatasi ruang dan waktu. Media sosial berperang membangun

    hubungan jarak jauh karena media sosial memiliki jangkauan

    global. Media sosial juga dapat memberi dan mendapatkan

    informasi, melihat peluang pasar maupun sistem administrasi dan

    berbagai kegiatan lain.

    E. YouTube

    YouTube adalah sebuah New Media. New Media adalah

    media komunikasi yang mengacu pada konten yang bisa diakses

    Pengetahuan Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, 2010, hlm.

    16. 29 Nasrullah, Rulli, Media Sosial Perpektif Komunikasi, budaya dan

    sosioteknologi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hlm. 13.

     

  • 27

    kapan saja, di mana saja, pada setiap perangkat digital, memiliki

    kemampuan untuk dilakukannya interaksi antara pemberi dan

    penerima informasi, serta dimungkinkannya partisipasi kreatif

    dari berbagai pihak30. Hal tersebut tentu sangat berbeda dengan

    pengertian media massa yang berusaha menyebar informasi

    secara serentak ke berbagai kalangan. Namun, tidak

    dimungkinkannya partisipasi dari pihak lain selain sumber yang

    menyalurkan informasi.

    YouTube diluncurkan pada bulan Mei 2005. YouTube telah

    memudahkan orang untuk menemukan, menonton, dan

    membagikan beragam video. YouTube menyediakan forum bagi

    orang-orang untuk saling berhubungan, memberikan informasi,

    dan menginspirasi orang lain di seluruh dunia, serta bertindak

    sebagai platform distribusi bagi pembuat konten asli dan

    pengiklan, baik yang besar maupun kecil. YouTube merupakan

    salah satu perusahaan milik Google. YouTube diciptakan oleh

    mantan karyawan PayPal (situs online komersial), yaitu Chad

    Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim pada Februari 2005.

    Sejak awal diluncurkan, YouTube mendapat sambutan baik

    di masyarakat. YouTube adalah video online dan yang utama dari

    kegunaan situs ini ialah sebagai media untuk mencari, melihat

    dan berbagi video yang asli dari segala penjuru dunia melalui

    30 Kushendrawati, Selu Margaretha, Tesis: Hiperrealitas dalam Media

    Massa, Suatu Kajian Filsafat Jean Baudrillard. Program Pasca Sarjana Ilmu

    Pengetahuan Budaya, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, 2010, hlm.

    140.

     

  • 28

    suatu web31. Kehadiran YouTube membawa pengaruh luar biasa

    kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki gairah

    di bidang pembuatan video, mulai dari film pendek, dokumenter,

    hingga Video Blog, tetapi tidak memiliki lahan “untuk

    mempublikasikan karyanya”. YouTube mudah dipergunakan,

    tidak memerlukan biaya tinggi, dan dapat diakses dimanapun

    dengan gadget. Hal itu membuat pembuat video amatir dapat

    dengan bebas mengunggah konten video mereka untuk

    dipublikasikan. Jika video mereka mendapat sambutan baik,

    jumlah viewers akan bertambah.

    F. Followers

    Followers adalah seseorang yang mengikuti aktivitas orang

    lain (following) yang diikutinya dalam akun media sosial. Gita

    Savitri Devi memiliki followers 535.000 dalam akun

    Instagramnya, sedangkan dalam YouTube Gita memiliki 350.000

    Subscriber.

    G. Remaja

    Remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti

    tumbuh menjadi dewasa, atau dengan kata bendanya, yaitu

    adolescentia. Masa remaja sebagai transisi masa kanak-kanak

    menuju masa dewasa yang melibatkan perubahan biologis,

    kognitif, dan sosio-emosional32.

    31 Budiargo, Dian, Berkomunikasi Ala Net-Generation, (Jakarta: PT.

    Elex Media Komputindo, 2015), hlm. 47. 32 Santrock, John W, Remaja, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 20-21.

     

  • 29

    Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia

    10-19 tahun. Namun, menurut Badan Kependudukan dan

    Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), rentang usia remaja

    adalah 10-24 tahun dan belum menikah33. Namun, jika

    pengelompokan usia remaja berdasarkan definisi PBB adalah

    remaja usia 15–24 tahun34. Di Indonesia, batasan remaja yang

    mendekati batasan PBB tentang pemuda adalah kurun usia 14-24

    tahun sebagai usia muda berdasarkan sensus penduduk 198035.

    Menurut Santrock, karakteristik remaja meliputi

    pertumbuhan fisik yang pesat, kesadaran diri yang tinggi, dan

    selalu tertarik untuk mencoba sesuatu yang baru. Remaja

    bukanlah masa berakhirnya terbentuk kepribadian akan tetapi

    merupakan salah satu tahap utama dalam pembentukan

    kepribadian seseorang. Remaja banyak meluangkan waktunya

    bersama teman-teman sebaya. Selain itu, remaja mulai banyak

    menerima informasi dari media massa yang sudah mulai dikenal

    dan dekat dengan mereka. Oleh karena itu, remaja menjadi

    individu yang terbuka terhadap hal-hal baru. Banyak informasi

    yang diterima membuat remaja melakukan pemrosesan informasi

    secara lebih mendalam36.

    33 Lembaga Demografi FEB UI,Ringkasan Studi: Prioritaskan

    Kesehatan Reproduksi Remaja Untuk Menikmati Bonus Demografi, Juni 2017,

    hlm. 2. 34 Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Raja

    Grafindo Persada, 2007), hlm. 13. 35 Baitur, Nur Sultan, “Persepsi Remaja terhadap Kekerasan Verbal

    dalam Acara Ini Talkshow Net.Tv Di Kelurahan Gunung Kelua RT. 11

    Kecamatan Samarinda Ulu”, Vol. 5. No.3, 2017, hlm. 184, Samarinda:

    Universitas Mulawarman. 36 Santrock, John W, Remaja, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 20-21.

     

  • 30

    Menurut Hurlock, masa remaja mempunyai karakteristik

    tertentu meliputi perubahan remaja akan memberikan dampak

    langsung pada individu yang bersangkutan dan akan

    mempengaruhi perkembangan selanjutnya, remaja mencoba gaya

    hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat

    yang paling sesuai dengan dirinya, remaja menjadi yang dewasa

    dan mandiri, remaja mencari identitas diri untuk menjelaskan

    siapa dirinya dan apa pengaruhnya di masyarakat, remaja

    cenderung berperilaku yang kurang baik dan labil, remaja

    cenderung memandang kehidupan dari sebagaimana yang di

    inginkan, dan pada masa remaja akhir menjadi masa ambang

    dewasa yang berarti remaja kesulitan meninggalkan kebiasaan

    pada usia sebelumnya dan didalam meberikan kesan bahwa

    mereka hampir atau sudah dewasa37.

    H. Kerangka Berpikir

    Intesitas mengakses YouTube Channel adalah salah satu

    faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil yang optimal

    ketika seseorang sering mengakses YouTube Channel dengan

    faktor sikap, durasi, dan frekuensi sehingga kemungkinan

    memengaruhi perilaku modelling terhadap seseorang tersebut.

    Penerapan teori belajar sosial adalah pada keterampilan afektif,

    motorik, atau pengaturan diri. Komponennya adalah mengenali

    model yang patut ditiru, menentukan nilai dan fungsional

    37 Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga,

    2003), hlm. 207-211.

     

  • 31

    tingkah laku, dan menjalankan pengolahan kognitif pada si

    belajar38.

    Modelling menekankan pada komponen kognitif dari pikiran,

    pemahaman dan evaluasi. Menurutnya orang belajar melalui

    pengalaman langsung atau pengamatan (mencontoh model).

    Seseorang belajar dari apa yang mereka baca, dengar, lihat di

    media, dan juga dari orang lain serta lingkungan. Contohnya

    mengakses YouTube Channel dapat memengaruhi perilaku

    seseorang sesuai dalam apa yang ada di dalam konten YouTube

    tersebut. Manusia belajar tidak hanya melalui pengalaman

    langsung, melainkan juga melalui peniruan (modelling). Perilaku

    modelling yang terdiri dari 4 aspek, yaitu atensi, retensi,

    reproduksi motorik dan motivasional.

    Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara variabel X dan

    variabel Y, maka penelitian layak untuk diteliti. Kerangka

    berpikir bertujuan untuk mengetahui alur penelitian ini dalam

    pembentukan rumusan masalah. Kerangka berpikirnya sebagai

    berikut:

    Gambar 2.1

    Kerangka Berpikir

    38 Sudana, Nyoman, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta:

    CV Budi Utama, 2017), hlm. 84.

     

  • 32

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Paradigma Penelitian

    Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma positivisme

    yaitu suatu keyakinan dasar yang berakar dari paham ontologi

    realisme yang menyatakan bahwa realitas itu ada (exist) dalam

    kenyataan yang berjalan sesuai dengan hukum alam (natural

    laws). Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk

    mengungkapkan kebenaran realitas yang ada dan bagaimana

    realitas tersebut senyatanya berjalan39. Menurut paradigma ini,

    pandangan dunia empirisme yang objektif dalam memandang

    pengetahuan tersebut mengalami puncaknya pada aliran filsafat

    yang dikenal dengan nama positivisme. August Comte (1798-

    1857) adalah filsafat yang mempelopori kemunculan aliran

    filsafat ini40. Paradigma positivistik (fakta sosial) menganggap

    realitas sebagai sesuatu yang empiris atau benar-benar nyata dan

    dapat diobservasi. Positivisme memandang realitas/fenomena itu

    dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan

    hubungan gejala bersifat sebab akibat. Dalam meneliti, peneliti

    dan obyek yang diteliti bersifat independen dan tidak saling

    berinteraksi. Cara menelitinya bisa dengan percobaan atau

    manipulasi sehingga dapat dikontrol obyektivitasnya. Menurut

    39 Salim, Agus, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta:

    PT Tiara Wacana Yogya, 2001), hlm. 39. 40 Bungin, Burhan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana

    Prenada Media Group, 2008), hlm. 10.

     

  • 33

    positivistik, fenomena sosial dipahami dari perspektif luar

    berdasarkan teori-teori yang ada. Positivistik lebih berusaha

    kearah mencari fakta atau sebab-sebab terjadinya fenomena

    secara objektif, terlepas dari pandangan pribadi yang bersifat

    subjektif.

    B. Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

    kuantitatif dengan metode survei agar lebih terarah dan sesuai

    dengan tujuannya. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk

    mengolah data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian yang

    merupakan data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang

    diangkat. Pendekatan kuantitatif adalah pencarian data/informasi

    dari realitas permasalahan yang ada dengan mengacu pada

    pembuktian konsep/teori yang digunakan41.

    C. Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif karena

    penelitian ini menjelaskan hubungan dan pengaruh variabel-

    variabel yang diteliti. Penelitian asosiatif mengatakan bahwa

    rumusan masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian

    yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau

    lebih yang bersifat sebab akibat sehingga ada variabel independen

    (variabel yang memengaruhi) dan variabel dependen (variabel

    41 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,

    2011), hlm. 14.

     

  • 34

    yang dipengaruhi)42. Tujuan penelitian asosiatif adalah melihat

    apakah ada pengaruh dan seberapa besar pengaruh dari sebab

    akibat atau dari variabel independen dan dependen penelitian.

    Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian dalam

    pengumpulan data untuk menguji hipotesis/dugaan yang telah

    ditetapkan dengan beberapa pertanyaan/angket. Penelitian

    asosiatif ini digunakan untuk mengetahui pengaruh intensitas

    mengakses YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam segmen

    beropini terhadap perilaku modelling followers remaja.

    D. Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    survei. Metode ini digunakan untuk menjelaskan suatu

    generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan

    hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan

    variabel yang lain. Oleh karena itu, penelitian survei

    menggunakan sampel dan hipotesis. Selain itu, digunakan untuk

    mengembangkan dan menyempurnakan teori43. Penelitian ini

    menggunakan statistik inferensial, yaitu statistik yang digunakan

    untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan

    digeneralisasikan atau diinferensialkan kepada populasi dimana

    sampel diambil. Penelitian survei merupakan suatu penelitian

    kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur/sistematis

    yang sama kepada orang banyak, untuk kemudian seluruh

    42 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

    kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.55-56. 43 Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantiatif, (Jakarta:

    Kencana Prenada Media Group, 2005), hlm. 38.

     

  • 35

    jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis44.

    Pada umumnya penelitian ini dilakukan untuk mengambil suatu

    generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.

    E. Ruang Lingkup Penelitian

    1. Subjek dan Objek

    Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah

    YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen

    Beropini dan objeknya adalah perilaku modelling pada

    followers remaja.

    2. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini menggunakan Tempat dan Waktu

    Penelitian, yaitu:

    Tempat

    a. Observasi: Pada YouTube Channel Gita Savitri Devi

    dalam Segmen Beropini

    b. Survei: Penyebaran kuesioner melalui google form

    pada responden yang telah ditentukan, yaitu para

    followersnya

    Waktu

    a. Observasi: Selama dua bulan (April sampai Mei

    2018) melakukan pengamatan pada YouTube

    Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen Beropini.

    44 Prasetyo Bambang dan Miftahul Lina, Metode Penelitian

    Kuantitatif Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005),

    hlm. 143.

     

  • 36

    b. Survei: Selama dua minggu (Juni 2018) menyebarkan

    kuesioner pada responden yang telah ditentukan,

    yaitu para followersnya.

    F. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data menurut cara memperolehnya

    terdiri dari sumber data. Sumber data yang digunakan dalam

    penelitian ini berkaitan dengan sumber informasi yang menjadi

    fokus penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian

    ini ada dua macam, yaitu data primer dan data sekunder, yaitu:

    1. Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung

    dari sumber asli. Data ini dibuat dalam bentuk melalui

    kuesioner yang dibagikan melalui internet (Google Form)

    kepada responden yang telah ditentukan. Data primer

    dapat berupa opini seseorang/kelompok, kejadian atau

    kegiatan, hasil observasi dan hasil pengujian. Metode

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei

    dan observasi. Jika metode survei menggunakan

    kuesioner dengan menggunakan internet, maka memiliki

    teknik berbeda dibandingkan dengan cara mengambil data

    secara manual.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak

    langsung. Data sekunder menggunakan jurnal,

    kepustakaan, dokumen, arsip, dan internet untuk

    melengkapi data primer sebagai sumber data penelitian.

     

  • 37

    G. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara

    tersurat, yaitu berkenaan dengan besarnya anggota

    populasi serta wilayah penelitian yang dicakup. Tujuan

    diadakannya populasi adalah agar kita dapat menentukan

    besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota

    populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi45.

    Populasi adalah keseluruhan dari penelitian yang menjadi

    pusat perhatian dan menjadi sumber data penelitian atau

    individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti46.

    Populasi pada penelitian ini adalah followers remaja Gita

    Savitri Devi terdiri dari 535.000.

    2. Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

    dimiliki oleh Populasi47. Pengambilan sampel dalam

    penelitian ini dengan teknik probability sampling, yaitu

    proportionate stratified random sampling dengan

    menggunakan rumus slovin. Probability sampling adalah

    teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

    yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk

    dipilih menjadi anggota sampel48. Penelitian ini

    45 Usman Husnaini dan Setiady Purnama, Metodologi Penelitian

    Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 43. 46 Martono, Nanang, Metode Penelitian Kuantitatif:Analisis Isi dan

    Analisis Data Sekunder, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 2011), hlm.74. 47 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

    kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.62. 48 Ibid., hlm.63.

     

  • 38

    menggunakan sampel berdasarkan rumus slovin dengan

    batas toleransi kesalahan yang ditetapkan adalah 10%.

    Saya meneliti 100 responden yang terdiri dari followers

    remaja Gita Savitri Devi untuk penelitian saya.

    Keterangan:

    n = Jumlah Sampel yang Dicari

    N = Jumlah Populasi

    e = Nilai Presisi (10%)

    Berdasarkan rumus Slovin di atas, diperoleh jumlah

    sampel yang didapat mewakili populasi dengan

    menggunakan standar Deviasi sebesar 10%.

    n = 535.000 / (1+535.000 (10%)2)

    n = 535.000 / (1+535.000 (10/100)2)

    n = 535.000 / (1+535.000 (0.01)2)

    n = 535.000 / (1+ 5.350)

    n = 535.000 / 5.351

    n = 99,9 = 100 Responden

    H. Teknik Pengambilan Sampel

    Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan teknik

    pengambilan probability sampling, yaitu teknik pengambilan

    sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

    (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel dengan

    jenis proportionate stratified random sampling yang di mana

    pengambilan anggota sampel dari populasi dengan

     

  • 39

    memperhatikan strata (tingkatan). Dalam stratified data

    dikelompokkan dalam tingkatan tertentu, seperti usia, jenjang

    pendidikan dan sebagainya. Kemudian sampel diambil dari setiap

    tingkatan tersebut.

    Alasan peneliti menggunakan proportionate stratified

    random sampling adalah karena Gita Savitri Devi memiliki

    followers banyak dan peneliti mengelompokkan lagi menjadi

    beberapa strata, seperti usia dan tingkat pendidikan. Dikarenakan,

    peneliti ingin mengetahui pada usia berapa dan tingkat

    pendidikan apa yang lebih banyak dipengaruhi oleh video

    beropini.

    I. Variabel Penelitian

    Dalam Penelitian ini memiliki variabel bebas (intensitas) dan

    variabel terikat (perilaku modelling), penjelasannya sebagai

    berikut:

    1. Variabel Bebas atau variabel penyebab (independent

    variable)

    Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau

    memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur,

    dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan

    hubungan antara fenomena yang diobservasi atau

    diamati. Variabel bebas pada penelitian ini adalah

    YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam segmen

    beropini.

     

  • 40

    2. Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent

    variable).

    Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan

    diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel

    bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul,

    berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti

    variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku

    modelling pada followers remajanya Gita Savitri Devi.

    J. Definisi Operasional dan Indikator

    Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu satu

    variabel bebas (independent variable) dan satu variabel terikat

    (dependent variable). Variabel bebas adalah Intensitas

    Mengakses YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen

    Beropini (X), sedangkan variabel terikatnya adalah Perilaku

    Modelling (Y). Definisi operasional dimaksudkan untuk

    menjelaskan makna variabel yang diteliti. Pengertian definisi

    adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur

    suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah

    semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variabel.

    Definisi operasional variabel penelitian sebagai berikut:

    1. Variabel X adalah Intensitas Mengakses YouTube

    Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen Beropini.

    Segmen ini membahas tentang opini Gita tentang masalah

    yang sedang viral di dunia maupun di Indonesia dalam

    YouTube channelnya. Hampir semua videonya Gita

    Savitri Devi mendapat komentar positif. Gita sempat

     

  • 41

    membahas masalah yang lagi viral pada saat itu, seperti

    video tentang fake news, hate speech, pelecehan agama,

    senioritas di Universitas, muslim di ban dan lain

    sebagainya. Hampir semua video Gita mendapatkan like

    banyak. Dilihat dari komentarnya, banyak orang yang

    setuju dengan pendapat Gita tentang masalah-masalah

    yang sedang viral tersebut. Intensitas Mengakses

    YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen

    Beropini, memiliki dimensi Intensitas, yang terdiri dari

    beberapa aspek, yaitu sikap, durasi, dan frekuensi.

    2. Variabel Y adalah Perilaku Modelling. Menurut Bandura,

    sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui

    peniruan maupun penyajian, contoh tingkah laku

    (modelling). Pada modelling ini, kita tidak sepenuhnya

    meniru dan mencontoh perilaku dari orang – orang

    tersebut. Namun, kita juga memperhatikan hal – hal apa

    saja yang baik semestinya untuk ditiru atau dicontoh

    dengan cara melihat bagaimana reinforcement atau

    punishmentnya yang akan ditiru. Modelling merupakan

    belajar melalui observasi dengan menambahkan atau atau

    mengurangi tingkah laku yang teramati dengan

    melibatkan proses kognitif. Perilaku merupakan bagian

    dari teori belajar sosial yang memiliki 4 aspek di

    dalamnya, yaitu atensi, retensi, reproduksi motorik dan

    motivasional.

     

  • 42

    Tabel 3.1

    Dimensi dan Blue Print Variabel X dan Variabel Y

    No Intensitas Item

    Aspek Indikator Favorable Unfavorable

    1 Sikap

    • Perhatian

    • Penghayatan 1,2 3

    2

    Durasi • Rentang

    Waktu

    Mengakses

    8,6 5

    3

    Frekuensi • Tingkat

    keseringan

    mengakses

    4,9 7

    No Perilaku Modelling Item

    Aspek Indikator Favorable Unfavorable

    1 Perhatian

    atau Atensi • Perhatian 1,6,2 3

    2 Mengingat

    atau Retensi

    • Pemahaman

    • Mengingat 4,7,8 10

    3 Reproduksi

    Motorik • Tindakan 5,11,13 9

    4 Penguatan

    atau

    Motivasional

    • Berperilaku konsisten

    12,15,16 14

    K. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

    masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti yang

    diajabarkan dari landasan teori atau kajian teori dan masih harus

    diuji kebenarannya. Hipotesis ini bersifat sementara maka

    dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang terkumpul

    atau penelitian ilmiah. Hiptotesis dinyatakan ditolak atau

    diterima dan harus bersifat analistis.

     

  • 43

    Dalam penelitian asosiatif perlu dibuat hipotesis. Hipotesis

    penelitian harus dirumuskan dalam kalimat positif. Tidak dalam

    kalimat tanya, menyuruh, menyarankan atau kalimat

    mengharapkan. Hipotesis yang digunakan adalah bentuk hipotesis

    asosiatif yang menanyakan antara dua variabel atau lebih49. Oleh

    karena itu, dari rumusan masalah tersebut bisa ditentukan

    hipotesis sebagai berikut:

    Hipotesis dalam bentuk kalimat:

    H0: Tidak ada Pengaruh Intensitas Mengakses YouTube Channel

    Gita Savitri Devi dalam segmen Beropini terhadap Perilaku

    Modelling Followers Remaja.

    H1: Ada Pengaruh Intensitas Mengakses YouTube Channel Gita

    Savitri Devi dalam segmen Beropini terhadap Perilaku Modelling

    Followers Remaja.

    L. Teknik Pengumpulan Data

    1. Studi Kepustakaan

    Studi Kepustakaan adalah mencari informasi dari

    dokumen yang dibutuhkan untuk penelitian yang terpilih

    menjadi populasi, data dari internet atau dari sumber lain

    yang relevan dengan penelitian ini.

    2. Observasi

    Observasi adalah metode pengumpulan data yang

    dilakukan dengan cara mengamati dan mendengar suatu

    peristiwa untuk memahami, mencari jawaban, mencari

    49 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

    (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm. 64-69.

     

  • 44

    bukti terhadap fenomena sosial yang dilakukan dalam

    beberapa kurun waktu tertentu. Prinsip utama observasi

    adalah merangkumkan, mensistematiskan, dan

    menyederhanakan representasi peristiwa. Dalam

    observasi, peneliti tetap merupan penyunting (editor)

    berbagai peristiwa50. Peneliti melakukan observasi dengan

    mengamati secara langsung aktivitas Gita Savitri Devi

    dalam YouTube Channelnya, serta mengamati video-

    video yang banyak mengandung komentar positif dari

    para penontonnya.

    3. Angket atau Kuesioner

    Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data

    dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan yang

    telah disusun oleh peneliti untuk diberikan kepada

    responden guna mendapatkan tanggapan atau informasi.

    Dalam angket atau kuesioner biasanya diberikan

    pertanyaan yang bersifat favorable dan unfavorable.

    Angket ini diberikan atau diisi oleh followers remaja.

    Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor,

    yaitu isi dan tujuan untuk mengukur maka harus ada skala

    yang jelas dalam pilihan jawaban, bahasa yang digunakan

    jangan terlalu sulit dan harus disesuaikan dengan

    kemampuan responden, serta tipe dan bentuk pertanyaan

    apakah terbuka atau tertutup. Jika menggunakan angket

    terbuka, responden memberikan jawaban yang bebas

    50 Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT

    Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 85.

     

  • 45

    tanpa adanya batasan, seperti ya atau tidak atau skala

    setuju sampai tidak setuju, begitupun sebaliknya51.

    M. Teknik Pengolahan Data

    Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan

    semua data yang diperlukan dalam penelitian. Peneliti biasanya

    melakukan beberapa tahap persiapan data untuk memudahkan

    proses analisis data dan interpretasi hasilnya, yaitu pengeditan,

    pemberian kode dan pemrosesan data52.

    1. Pengeditan

    Pengeditan merupakan proses pengecekan dan

    penyesuaian yang diperlukan terhadap data penelitian

    untuk memudahkan proses pemberian kode dan

    pemrosesan data dengan teknik statistik. Data penelitian

    yang dikumpulkan oleh peneliti melalui metode survei

    atau metode observasi perlu diedit dari kemungkinan

    kekeliruan dalam proses pencatatan yang dilakukan oleh

    pengumpul data, pengisian kuesioner yang tidak lengkap

    atau tidak konsisten.

    2. Pemberian Kode (Coding)

    Pemberian kode merupakan proses identifikasi dan

    klarifikasi data penelitian ke dalam skor numerik atau

    karakter simbol. Proses ini diperlukan terutama untuk data

    penelitian yang dapat diklasifikasi, misalnya jawaban dari

    51 Sekaran, Uma, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, (Jakarta:

    Salemba Empat, 2006), hlm. 163. 52 Anshori Muslich dan Iswati Sri, Buku ajar Met