PENGARUH INFLASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN JUMLAH...
Embed Size (px)
Transcript of PENGARUH INFLASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN JUMLAH...

PENGARUH INFLASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN JUMLAH BAGI
HASIL DEPOSITO TERHADAP JUMLAH DEPOSITO MUDHARABAH
(Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
Rahmaya Ayu Fariza
NIM. 1113081000128
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M

i

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang Bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rahmaya Ayu Fariza
Nomor Induk Mahasiswa : 1113081000128
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan
sumber asli atau tanpa menyebutkan pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 28 Maret 2018
Yang menyatakan,
Rahmaya Ayu Fariza

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Rahmaya Ayu Fariza
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Januari 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Villa Jatirasa Jalan Merpati
Blok B7/8, Jatirasa, Jatiasih
Bekasi Selatan, Jawa Barat
No Telp
:
:
087880901223
II. PENDIDIKAN FORMAL
2013 - 2017 Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen
(MIPS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2012 - 2016 CCIT Fakultas Teknik Universitas
Indonesia, Depok.

vi
2009 - 2012 SMA Negeri 5 Kota Bekasi
2006 - 2009 SMP Negeri 9 Kota Bekasi
2000 - 2006 SD Islam Ar-Rahman Bekasi
1999 - 2000 TK Islam Ar-Rahman Bekasi
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
English Course LBPP LIA Galaxy
English Course ILP
Seminar-seminar
Pelatihan Asuransi Syariah 2016
Sekolah Pasar Modal Syariah BEI 2015
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
Semi Finalis Abang Mpok Kota Bekasi 2017
Anggota Foreign Policy Community of Indonesia Chapter UIN
Jakarta
Member Conference of Indonesian Foreign Policy 2016
Member Invitation Crew Java Jazz Festival 2013-2018
Tim Basket Putri Perwakilan Kota Bekasi 2012

vii
PENGARUH INFLASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN JUMLAH BAGI
HASIL DEPOSITO TERHADAP JUMLAH DEPOSITO MUDHARABAH
(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2012-2016)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Inflasi, Ukuran Perusahaan
dan Jumlah Bagi Hasil Deposito terhadap Jumlah Deposito Mudharabah secara
parsial maupun simultan pada Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Populasi
dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia
selama 5 tahun (2012-2016). Penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling. Setelah diseleksi, populasi sasaran berjumlah 9 bank, diantaranya yaitu
Bank Mandiri Syariah, Bukopin Syariah, BNI Syariah, Panin Syariah, BCA
Syariah, Muamalat, BRI Syariah, Victoria Syariah dan BJB Syariah. Metode
analisis yang digunakan adalah regresi data panel. Model yang terpilih adalah
Fixed Effect. Hasil uji F menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, variabel
Inflasi, Ukuran Perusahaan dan Jumlah Bagi Hasil Deposito berpengaruh secara
simultan terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah. Hasil
uji t menunjukkan bahwa secara parsial, variabel Ukuran Perusahaan dan Jumlah
Bagi Hasil Deposito yang memiliki pengaruh terhadap Deposito Mudharabah.
Berdasarkan hasil Adjust R2
sebesar 0,875650 menunjukkan bahwa dalam
penelitian ini seluruh variabel independen memberikan kontribusi sebanyak 88%
terhadap variabel dependen. Sisanya sebesar 12% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Inflasi, Ukuran Perusahaan, Jumlah Bagi Hasil Deposito, dan
Deposito Mudharabah

viii
THE INFLUENCE OF INFLATION, FIRM SIZE, AND TOTAL PROFIT
SHARING OF DEPOSITS ON MUDHARABAH DEPOSITS
(Case Study at Sharia Commercial Bank in Indonesia Year 2012-2016)
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Inflation, Firm Size and Total Profit
Sharing of Deposits on Mudharabah Deposits partially or simultaneously at
Sharia Commercial Banks period 2012-2016. The population in this study of the
Sharia Commercial Bank operating in Indonesia for 5 years (2012-2016). This
research uses purposive sampling method. After being selected, the target
population amounted to 9 banks, Bank Mandiri Syariah, Bukopin Syariah, BNI
Syariah, Panin Syariah, BCA Syariah, Muamalat, BRI Syariah, Victoria Syariah
and BJB Syariah. The selected model analysis used is balanced panel. The
selected model is Fixed Effect. F test shows that in this research, variable of
Inflation, Firm Size and Number of Profit Sharing affect simultaneously to
Mudharabah Deposit at Sharia Commercial Bank. The result of t test shows that
partially, the variable of Firm Size and Number of Profit Sharing that have an
impact on Mudharabah Deposit. Based on the result of Adjust R2 shows 0.875650
indicates that in this study all independent variables contribute as much as 88%
to the dependent variable. The remaining 12% is influenced by other variables not
included in this study.
Keywords: Inflation, Firm Size, Total Profit Sharing of Deposits, and
Mudharabah Deposits

ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Inflasi, Ukuran Perusahaan dan Jumlah Bagi Hasil
Deposito Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Tahun 2012-2016)”. Shalawat serta salam
senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang
Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kuasa Allah
SWT yang telah memberikan ridha dan rahmat-Nya kepada penulis. Selain itu,
penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi
Manajemen dan Ibu Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Program Studi
Manajemen
3. Bapak Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB selaku Dosen Pembimbing I
atas ketersediaan waktu, arahan dan segala ilmu yang diberikan untuk
membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

x
4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dengan sabar dan ikhlas
memberikan segala ilmu yang dimiliki.
5. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas segala bantuannya.
6. Kedua orang tua penulis tercinta, Papa Ilyuzar dan Mama Ides yang selalu
memberikan dukungan, kasih sayang, kesabaran dan selalu mendoakan
dengan penuh rasa ikhlas. Papa dan Mama menjadi motivasi terkuat
penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
7. Kakak penulis, Rahdian Denoza, SE. yang selalu memberikan dukungan
dan motivasi kepada penulis.
8. Kakak pertama penulis, Almh. Rizkya Oktaviani Fartin.
9. Keluarga besar penulis yang senantiasa memberikan doa dan dukungan.
10. Sepupu terdekat penulis, Chairunissa Maulidina, Alm. Farabi Nuradli,
Hani, Cesario, Adit yang selalu memotivasi dan mengingatkan penulis
agar segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Raditya Adi Baskara, S.Kom yang selalu membantu, memberi dukungan
dan motivasi tiada henti kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
12. Teman-teman terbaik penulis, Anggy Reyna Nabillah, SE., Naila Rizky
Mahmudah, S.Hum., Fira Tri Iriana, A.Md., Nesa Putri Ariandini, SH.,
Soraya Fauzia, SE., Rizkia Tri Handayani yang telah menyemangati dan
banyak memberikan motivasi serta do’a.
13. Teman-teman terbaik semasa kuliah, Vista Qonitah, Tri Wahyu Lestari,
Mitzalina Izzati, Meruni Sani Putri, Annisa Maudya, Latifatuzzarah M,
Ratu Vien Sylvia, Putri Saula, Dimas Pangga Wisesa, Aditya Prihandono,

xi
Asep Septian, Teddy Azhari, Razi, Afief, Chanasya Bayu, Rizky
Ramadhan dan yang lainnya.
14. Sahabat penulis sejak SMP hingga sekarang ”CircusBrotherhood” yang
selalu mengingatkan dan memberi dukungan kepada penulis.
15. Teman-teman MIPS 2013 dan “Penjahat Kelas A Sarjana” yang pernah
sama-sama berjuang menghadapi berbagai masalah yang terjadi, terima
kasih atas kebersamaannya.
16. Teman-teman CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 yang
telah berjuang bersama menyelesaikan kuliah dan proyek TA, terima kasih
banyak atas pengalaman dan ilmunya.
17. KKN Realita 2015 yang selalu bersama-sama selama 1 bulan di Desa
Jayanti, terimakasih atas kebersamaan dan kerjasamanya.
18. Teman-teman “Abang Mpok Kota Bekasi 2017” yang selalu memberi
dukungan, ilmu dan kebersamaannya.
19. Seluruh teman-teman dan keluarga besar penulis yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
20. Seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
segala pihak untuk penyempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini
memberikan manfaat dan wawasan kepada semua pihak yang membaca. Atas

xii
segala kontribusi, doa, dukungan, waktu, tenaga dan kebaikan kalian semua
penulis ucapkan terima kasih banyak, semoga Allah SWT memberikan
keberkahan bagi kalian.
Jakarta, Maret 2018
Rahmaya Ayu Fariza

xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................................................v
ABSTRAK ................................................................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ix
DAFTAR ISI............................................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................xv
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................................1
B. Perumusan Masalah ..........................................................................................................9
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................10
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................11
A. Landasan Teori ................................................................................................................11
B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ............................................30
C. Penelitian Terdahulu .......................................................................................................32
D. Kerangka Berpikir ...........................................................................................................37
E. Hipotesis ..........................................................................................................................39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................41
A. Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................................................41
B. Metode Penentuan Sampel ..............................................................................................41
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................................................44
D. Metode Analisis Data ......................................................................................................45
E. Operasional Variabel Penelitian ......................................................................................53
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ..............................................................................56
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................................56
B. Analisis Deskriptif ..........................................................................................................68

xiv
C. Analisis dan Pembahasan ................................................................................................70
D. Interpretasi Data ..............................................................................................................77
BAB V PENUTUP ......................................................................................................................82
A. Kesimpulan .....................................................................................................................82
B. Saran................................................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................85
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................................89

xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Urutan Negara Berdasarkan Aset Syariah ....................................... 5
Tabel 2. 1 Perhitungan Bagi Hasil ..................................................................... 18
Tabel 2. 2 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ........................ 27
Tabel 2. 3 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 32
Tabel 3. 1 Populasi Penelitian ............................................................................ 43
Tabel 3. 2 Sampel Penelitian .............................................................................. 44
Tabel 4. 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................................ 68
Tabel 4. 2 Hasil Uji Chow ............................................................................................... 70
Tabel 4. 3 Hasil Uji Hausman ........................................................................................ 71
Tabel 4. 4 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................................ 72
Tabel 4. 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................................ 73
Tabel 4. 6 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................... 74
Tabel 4. 7 Hasil Regresi Data Panel .............................................................................. 75

xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 72

xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ................................................................................... 38

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha pembentukan sistem perbankan syariah berdasarkan dari
larangan islam untuk memungut dan meminjam bedasarkan bunga
yang termasuk dalam riba dan investasi untuk usaha yang
dikategorikan haram, misalnya dalam makanan, minuman, dan usaha-
usaha lain yang tidak islami yang hal tersebut tidak diatur dalam bank
konvensional. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di
atur dalam Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang
Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Deregulasi
perbankan dimulai sejak tahun 1983. Pada tahun 1983 tersebut
pemerintah Indonesia pernah berencana menerapkan "sistem bagi
hasil" dalam perkreditan yang merupakan konsep dari perbankan
syariah.
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi
berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan
yang saling menguntungkan bagi masyarakat. Menguntungkan disini
adalah bahwa pihak yang mempunyai dana (nasabah) tetapi tidak bisa
mengelolanya, maka pihak kedua (bank syariah) dapat mengelola dana
tersebut ke dalam sebuah usaha. Keuntungan dan kerugian usaha
tersebut akan dibagi sesuai kesepakatan, sehingga kedua pihak dapat

2
saling bekerjasama. Dalam kegiatan operasionalnya, bank syariah juga
menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, mengedepankan nilai-
nilai kebersamaan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan.
Pada tahun 1988, Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan
Deregulasi Perbankan 1988 (Pakto 88) yang membuka kesempatan
seluas-luasnya kepada bisnis perbankan harus dibuka seluas-luasnya
untuk menunjang pembangunan (liberalisasi sistem perbankan).
Meskipun lebih banyak bank konvensional yang berdiri, beberapa
usaha-usaha perbankan yang bersifat daerah yang berasaskan syariah
juga mulai bermunculan. Tahun 1990, Majelis Ulama Indonesia (MUI)
membentuk kelompok kerja untuk mendirikan Bank Islam di
Indonesia.
Sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut adalah berdirilah
bank syariah pertama di Indonesia yaitu PT Bank Muamalat Indonesia
(BMI), yang sesuai akte pendiriannya, berdiri pada tanggal 1
November 1991. Sejak tanggal 1 Mei 1992, BMI resmi beroperasi
dengan modal awal sebesar Rp 106.126.382.000,-.
Pada awal masa operasinya, keberadaan bank syariah belum
memperoleh perhatian yang optimal dalam tatanan sektor perbankan
nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem
syariah, saat itu hanya diakomodir dalam salah satu ayat tentang "bank

3
dengan sistem bagi hasil" pada UU No. 7 Tahun 1992; tanpa rincian
landasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan.
Pada tahun 1998, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat
melakukan penyempurnaan UU No. 7/1992 tersebut menjadi UU No.
10 Tahun 1998, yang secara tegas menjelaskan bahwa terdapat dua
sistem dalam perbankan di tanah air (dual banking system), yaitu
sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Peluang
ini disambut hangat masyarakat perbankan, yang ditandai dengan
berdirinya beberapa Bank Islam lain, yakni Bank IFI, Bank Syariah
Mandiri, Bank Niaga, Bank BTN, Bank Mega, Bank BRI, Bank
Bukopin, BPD Jabar dan BPD Aceh dll.
Skema produk perbankan syariah ada dua kategori kegiatan
ekonomi, yaitu produksi dan distribusi. Kategori pertama difasilitasi
melalui skema profit sharing (mudharabah) dan partnership
(musyarakah), sedangkan kegiatan distribusi manfaat hasil-hasil
produk dilakukan melalui skema jual beli (murabahah) dan sewa
menyewa (ijarah). Berdasarkan sifat tersebut, kegiatan lembaga
keuangan dan bank syariah dapat dikategorikan sebagai investment
banking dan merchant/commercial banking. Artinya, bank syariah
dapat melakukan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan investasi
(sektor riil) dan moneter. Pembiayaan di sektor riil dapat dilakukan
dengan aktivitas pendanaan berbasis bagi hasil maupun margin
keuntungan untuk produk jual beli, sedangkan untuk moneter, bank

4
syariah melakukan aktivitas tabungan atau deposito dengan mekanisme
bagi hasil.
Pengesahan beberapa produk perundangan yang memberikan
kepastian hukum dan meningkatkan aktivitas pasar keuangan syariah,
seperti: (i) UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah; (ii) UU
No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (sukuk); dan
(iii) UU No.42 tahun 2009 tentang Amandemen Ketiga UU No.8 tahun
1983 tentang PPN Barang dan Jasa. Dengan telah diberlakukannya
Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang
terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan
syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan
akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan
progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata
pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir,
maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung
perekonomian nasional akan semakin signifikan. Lahirnya UU
Perbankan Syariah mendorong peningkatan jumlah BUS dari sebanyak
5 BUS menjadi 12 BUS dalam kurun waktu kurang dari lima tahun
(2012-2016).

5
Tabel 1. 1
Urutan Negara Berdasarkan Aset Syariah (dalam US$)
Ranking (2017) Negara Aset Syariah Miliar US $
1 Saudi Arabia 291
2 Malaysia 137
3 UEA 136
4 Kuwait 89
5 Qatar 72
6 Turki 45
7 Indonesia 22
8 Bahrain 14
9 Pakistan 12 Sumber: Maris Strategies & The Banker, 2017.
Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di
Indonesia, dalam dua dekade pengembangan keuangan syariah
nasional, sudah banyak pencapaian kemajuan, baik dari aspek
lembagaan dan infrastruktur penunjang, perangkat regulasi dan
sistem pengawasan, maupun awareness dan literasi masyarakat
terhadap layanan jasa keuangan syariah. Sistem keuangan syariah
kita menjadi salah satu sistem terbaik dan terlengkap yang diakui
secara internasional. Per Desember 2016, industri perbankan
syariah terdiri dari 12 Bank Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah
yang dimiliki oleh Bank Umum Konvensional dan 162 BPRS
dengan total aset sebesar Rp. 273,494 Triliun dengan pangsa pasar
4,61%. Khusus untuk wilayah Provinsi DKI Jakarta, total aset
gross, pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga (BUS dan UUS)
masing-masing sebesar Rp. 201,397 Triliun, Rp. 85,410 Triliun
dan Rp. 110,509 Triliun.

6
Pada akhir tahun 2013, fungsi pengaturan dan pengawasan
perbankan berpindah dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa
Keuangan. Maka pengawasan dan pengaturan perbankan syariah
juga beralih ke OJK. OJK selaku otoritas sektor jasa keuangan
terus menyempurnakan visi dan strategi kebijakan pengembangan
sektor keuangan syariah yang telah tertuang dalam Roadmap
Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019 yang dilaunching pada
Pasar Rakyat Syariah 2014. Roadmap ini diharapkan
menjadi panduan arah pengembangan yang berisi insiatif-inisiatif
strategis untuk mencapai sasaran pengembangan yang ditetapkan.
Adanya Perbankan syariah di Indonesia bertujuan untuk
mewadahi penduduk di Negara Indonesia yang mayoritas
penduduknya beragama Islam. Namun realitas yang ada, dari 80%
penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak lebih dari 10% di
antara mereka yang bertransaksi secara syar’i lebih-lebih dalam hal
perbankan. Sampai saat ini perbankan syariah di Indonesia belum
mampu menunjukan eksistensinya, banyak masyarakat yang tidak
menaruh kepercayaan terhadap perbankan syariah. Bahkan para
ulama-ulama di negeri ini pun sebagian besar masih menyimpan
uangnya di bank konvensional. Hal tersebut terjadi karena
kurangnya pemahaman mengenai sisitem operasi perbankan
syariah. Sistem dalam bank syariah di anggap sama dengan sistem
operasi yang ada dalam bank konvensional. Upaya-upaya

7
pensosialisaian mekanisme dan syariah di rasa perlu, sehingga
masyarakat tidak lagi terjebak dalam transaksi-transaksi yang tidak
islami dan masyarakat kembali menaruh kepercayaan terhadap
transaksi syariah.
Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh bank
syariah kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif. Secara
bahasa, Mudharabah berasal dari kata Dharb yang artinya
melakukan perjalanan yang umumnya untuk berniaga. Secara
teknis, Antonio (2010) mendefinisikan Mudharabah sebagai akad
kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul
maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak atau
perjanjian akad, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik
modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola.
Apabila kerugian diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si
pengelola maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian
tersebut. (Rizal Yaya, 2014:108).
Perkembangan dana pihak ketiga pada bank syariah tidak
terlepas dari berbagai macam faktor yang mendasarinya. Salah satu
bentuk dana pihak ketiga pada bank syariah adalah deposito
mudharabah, perubahan yang terjadi pada faktor-faktor tersebut
dapat mempengaruhi deposito mudharabah baik secara positif dan

8
negatif. Terdapat beberapa faktor yang diduga berpengaruh
terhadap deposito mudharabah, yaitu Inflasi, Ukuran Perusahaan
dan Jumlah Bagi Hasil Deposito.
Kecenderungan penurunan inflasi mendorong peningkatan
aset perbankan syariah begitu pula sebaliknya kenaikan inflasi
dapat menurunkan aset perbankan syariah (www.bi.go.id).
Pesatnya nilai total aset dari suatu bank atau perusahaan
mempengaruhi tingginya kepercayaan dan keinginan nasabah
untuk investasi atau melakukan transaksi pada bank tersebut karena
nasabah memiliki kepercayaan lebih kepada bank yang nilai dari
ukuran perusahaannya besar.
Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk
naik secara umum dan terus menerus selama periode tertentu.
Apabila tingkat inflasi mengalami kenaikan maka deposito
perbankan syariah akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan
ketika inflasi mengalami kenaikan, maka para nasabah akan
mencairkan dananya untuk mempertahankan tingkat konsumsinya.
Penelitian ini menggunakan variabel Inflasi, Ukuran
Perusahaan dan Jumlah Bagi Hasil Deposito untuk melihat
pengaruhnya terhadap Jumlah Deposito Mudharabah dan data
yang diambil dalam kurun waktu yang berbeda. Dengan
menggunakan data yang terbaru 2012-2016 hasil yang didapat akan
lebih menggambarkan situasi perbankan syariah pada saat ini.

9
Disamping itu, Penelitian ini juga memberikan manfaat yang
paling dominan terhadap Bank Umum Syariah, diharapkan dengan
hasil yang didapat dari penelitian ini manajemen Bank Umum
Syariah mampu menjalankan fungsinya sebagai lembaga
intermediasi dan mampu mengevaluasi hasil operasi perusahaan
dalam mengambil keputusan sehubungan dengan intermediasi
bank.
Dalam penelitian yang dilakukan Nisa dan Tatik (2015)
menyimpulkan bahwa tingkat Inflasi tidak berpengaruh dan
Tingkat Bagi Hasil berpengaruh terhadap Jumlah Deposito
Mudharabah.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka
penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul
“PENGARUH INFLASI, UKURAN PERUSAHAAN, DAN
JUMLAH BAGI HASIL DEPOSITO TERHADAP JUMLAH
DEPOSITO MUDHARABAH (STUDI KASUS BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2012-2016)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruh variabel Inflasi, Ukuran Perusahaan, dan
Jumlah Bagi Hasil Deposito berpengaruh secara simultan

10
terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum
Syariah (BUS) di Indonesia.
b. Bagaimana pengaruh variabel Inflasi, Ukuran Perusahaan, dan
Jumlah Bagi Hasil Deposito berpengaruh secara parsial
terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum
Syariah (BUS) di Indonesia.
c. Menganalisis variabel yang dominan berpengaruh terhadap
Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah
(BUS) di Indonesia.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah diatas maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis pengaruh variabel Inflasi secara parsial
terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum
Syariah.
b. Untuk menganalisis pengaruh variabel Ukuran Perusahaan
secara parsial terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada
Bank Umum Syariah.
c. Untuk menganalisis pengaruh variabel Jumlah Bagi Hasil
Deposito secara parsial terhadap Jumlah Deposito Mudharabah
pada Bank Umum Syariah.
d. Untuk menganalisis pengaruh variabel Inflasi, Ukuran
Perusahaan, dan Jumlah Bagi Hasil Deposito secara simultan

11
terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum
Syariah.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman, penerapan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah
serta sebagai salah satu syarat untuk menjadi Sarjana Ekonomi
(S.E) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bagi Akademisi
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
bahan referensi bagi peneliti sendiri maupun bagi peneliti
selanjutnya sekaligus memberikan sumbangan ilmu pengetahuan
bagi yang tertarik untuk meneliti perbankan syariah.
3. Bagi Perbankan Syariah
Sebagai bahan informasi atau masukan dalam mengatasi
kekurangan-kekurangan yang dihadapi, guna mengevaluasi
perkembangan sistem perbankan syariah mengenai deposito
mudharabah.

12
4. Bagi Nasabah
Penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang akan
menambah wawasan dan pengetahuan bagi nasabah bank terutama
terkait dengan produk deposito mudharabah.
5. Bagi Mahasiswa
Diharapkan penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan
referensi untuk penelitian selanjutnya dalam bidang perbankan
syariah.

11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua belah pihak
dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara
mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak
atau perjanjian akad, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik
modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola. Apabila
kerugian diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola maka
pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. (Rizal Yaya,
2014:108).
a. Bentuk-bentuk Mudharabah
1) Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah Muqayyadah adalah bentuk kerjasama antara
pemilik dana dan pengelola dana, dengan kondisi pengelola
dikenakan pembatasan oleh pemilik dana dalam hal tempat, cara
dan/atau objek investasi. Dalam transaksi ini, bank syariah bersifat
sebagai agen yang menghubungkan shahibul maal dengan
mudharib.

12
2) Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara
pemilik dana dan pengelola tanpa adanya pembatasan oleh pemilik
dana dalam hal tempat, cara, maupun objek investasi. Pemilik dana
memberikan kewenangan yang sangat luas kepada mudharib untuk
menggunakan dana yang diinvestasikan. Kontrak Mudharabah
Muthlaqah dalam perbankan syariah digunakan untuk tabungan
maupun pembiayaan.
3) Mudharabah Musytarakah
Mudharabah Musytarakah dalam bentuk Mudharabah
dimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam
kerjasama investasi. Akad ini merupakan solusi sekiranya dalam
perjalanan usaha, pengelola dana memiliki modal yang dapat
dikontribusikan dalam investasi, sedangkan adanya penambahan
modal ini akan dapat meningkatkan kemajuan investasi.
b. Rukun Mudharabah
Adapun rukun Mudharabah adalah sebagai berikut (Adiwarman
Karim, 2009:205) yaitu:
1) Pelaku
Akad Mudharabah harus ada minimal dua pelaku. Pihak
pertama bertindak sebagai pemilik modal (shahibul maal)
sedangkan pihak kedua yang bertindak sebagai pelaksana usaha.

13
2) Objek Mudharabah
Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai objek
Mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya
sebagai objek Mudharabah. Modal yang diserahkan bisa berbentuk
uag atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya. Sedangkan
kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian, keterampilan,
selling skill, management skill, dll.
3) Nisbah Keuntungan
Nisbah ini merupakan rukun yang khas dalam akad Mudharabah,
yang tidak ada dalam akad jual beli, Nisbah ini mencerminkan imbalan
yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang ber-Mudharabah.
Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan shahibul maal
mendapatkan imbalan atas penyertaan modalnya. Nisbah keuntungan
inilah yang akan mencegah terjadinya perselisihan antara kedua belah
pihak mengenai cara pembagian keuntungan. Nisbah keuntungan ini
harus dinyatakan dalam bentuk persentase bukan dalam bentuk nominal
rupiah tertentu. Nisbah keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan,
bukan berdasarkan porsi setoran modal.
Keuntungan usaha secara Mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang telah dituangkan dalam kontrak. Apabila mengalami
kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut
bukan dikarenakan kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian tersebut
disebabkan oleh kecurangan atau kelalaian si pengelola maka si
pengelola yang harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Antonio,
2009:95).

14
2. Inflasi
Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan dalam tingkat harga umum.
Dalam sistem perekonomian, inflasi dianggap sebagai suatu masalah,
khususnya pada kondisi dengan tingkat inflasi yang tinggi. Hal ini
disebabkan karena inflasi berkaitan dengan perubahan dalam daya beli
atau nilai uang. Daya beli akan turun ketika tingkat harga naik atau
terjadi inflasi. Begitu juga sebaliknya, daya beli uang akan naik apabila
tingkat harga turun atau tidak terjadi inflasi. Menurut Paul A.
Samuelson, inflasi dapat digolongkan menurut tingkat keparahannya,
yaitu sebagai berikut (Adiwarman Karim, 2008:137):
1) Moderate inflation
Karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga yang
lambat. Umumnya disebut sebagai inflasi satu digit. Pada tingkat
inflasi seperti ini orang-orang masih mau memegang uang dan
menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang daripada dalam
bentuk aset riil.
2) Galopping Inflation
Inflasi tingkat ini terjadi pada tingkatan 20% sampai dengan
200% pertahun. Pada tingkatan inflasi seperti ini orang hanya mau
memegang uang seperlunya saja, sedangkan kekayaan disimpan
dalam bentuk asset-aset riil. Orang akan menumpuk barang-barang,
membeli rumah dan tanah. Pasar uang akan mengalami penyusutan

15
dan pendanaan akan dialokasikan melalui cara-cara selain dari
tingkat bunga serta orang tidak akan memberikan pinjaman kecuali
dengan tingkat bunga yang amat tinggi. Banyak perekonomian
yang mengalami inflasi seperti ini tetap berhasil walaupun sistem
harga yang berlaku sangat buruk. Perekonomian seperti ini
cenderung mengakibatkan terjadinya gangguan-gangguan besar
pada perekonomian karena orang-orang akan cenderung
mengirimkan dananya untuk berinvestasi di luar negeri dari pada di
dalam negeri (Capital Outflow).
3) Hyper Inflation
Inflasi jenis ini terjadi pada tingkatan yang sangat tinggi yaitu
sampai triliunan persen per tahun. Walaupun sepertinya banyak
pemerintahan yang perekonomiannya dapat bertahan menghadapi
galopping inflation, akan tetapi tidak pernah ada pemerintahan
yang dapat bertahan menghadapi jenis inflasi ini.
3. Ukuran Perusahaan
Menurut Agnes Sawir (2004:101-102), ukuran perusahaan
dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir
setiap studi untuk alasan yang berbeda. Pertama, ukuran perusahaan
dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana
dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke
pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham.

16
Meskipun mereka memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan
sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan
sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang
dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan harga sedemikian
rupa agar investor mendapatkan hasil yang memberikan return lebih
tinggi secara signifikan.
Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar
dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih
pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran yang
lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan perusahaan kecil.
Semakin besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar
kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan
preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar
hutang.
Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return
membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak
laba. Pada akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain
yang mempengaruhi struktur keuangan. Karakteristik lain tersebut
seperti perusahaan sering tidak mempunyai staf khusus, tidak
menggunakan rencana keuangan dan tidak mengembangkan sistem
akuntansi mereka menjadi suatu sistem manajemen. Penentuan
perusahaan ini berdasarkan kepada total asset perusahaan. Total aktiva
dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan

17
bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market
capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam Sudarmadji,
2007).
Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan
menggunakan modal asing juga akan semakin besar. Hal ini
disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar
pula untuk menunjang operasionalnya dan salah satu alternatif
pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak
mencukupi (Halim, 2009:93).
4. Bagi Hasil
Prinsip perhitungan bagi hasil pendapatan sangat penting untuk
ditentukan di awal dan untuk diketahui oleh kedua belah pihak yang
akan melakukan kesepakatan kerja sama bisnis karena apabila hal ini
tidak dilakukan, maka berarti telah menjadi gharar, sehingga transaksi
menjadi tidak sesuai dengan prinsip syariah (Rizal Yaya dkk,
2009:370).
Dalam praktek di lapangan terdapat istilah revenue sharing dan
profit sharing. Adapun revenue yang dimaksud dalam dasar bagi hasil
bank syariah dan yang di praktekkan selama ini adalah pendapatan
dikurangi harga pokok yang dijual. Dalam akuntansi, konsep ini biasa
dinamakan dengan gross profit (Rizal Yaya dkk, 2009:371).

18
Tabel 2. 1
Perhitungan Bagi Hasil
Sumber: Rizal Yaya dkk, 2009:371
Rumus profit sharing:
Rumus gross profit sharing:
Bagi hasil untuk investasi Mudharabah yang berasal dari deposito
dibayarkan pada tanggal valuta, tanggal pada saat deposito
ditempatkan. Bagi hasil untuk deposito Mudharabah, dilakukan setiap
bulan, meskipun jangka waktu deposito Mudharabah adalah 3 bulan, 6
bulan, 12 bulan, maupun 24 bulan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
bagi hasil diantaranya investment rate, total dana investasi, jenis dana,
nisbah, metode perhitungan bagi hasil, dan kebijakan akuntansi.
Bagi Hasil = Persentase Nisbah x Laba Rugi Bersih
Bagi Hasil = Persentase Nisbah x Laba Rugi

19
5. Deposito Mudharabah
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpanan
dengan bank yang bersangkutan. Deposito mudharabah yaitu investasi
dana berdasarkan akad mudharabah yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu. Kesimpulan pendapat diatas, pengertian deposito mudharabah
adalah simpanan masyarakat yang disimpan kepada bank dan
penarikannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu yang telah
ditentukan dan disepakati antara bank dan nasabah. Biasanya memiliki
jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan.
Modal yang didepositokan harus dinyatakan dalam bentuk tunai
dan bukan piutang. Adapun pembagian piutang harus dinyatakan
dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam pembukaan rekening.
Sebagai mudharib, bank menutup biaya operasional deposito dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya dan bank tidak
diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan nasabah yang bersangkutan.
Siklus kegiatan deposito dimulai dari transaksi pembukaan
deposito oleh nasabah. Pada saat itu, antara nasabah dan bank telah
menyepakati nisbah bagi hasil dasar dan jangka waktu deposito
(tanggal pencairan deposito). Selama jangka waktu deposito, saldo

20
deposito bersifat tetap, karena pengambilan atau penambahan deposito
hanya dilakukan saat jatuh tempo atau saat penutupan jika ingin
diambil sebelum jatuh tempo. Bagi hasil yang diterima oleh nasabah
dimasukkan ke rekening yang lain, dan pajak yang mesti dibayar
langsung diambil dari bagi hasil yang akan diberikan kepada nasabah.
6. Implementasi Prinsip Mudharabah pada Produk Deposito
Dalam kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atau
deposito berdasarkan mudharabah berlaku persyaratan sebagai berikut:
a. Bank bertindak sebagai pengelola dana dan nasabah bertindak
sebagai pemilik dana
b. Dana disetor penuh kepada bank dan dinyatakan dalam jumlah
nominal
c. Pembagian keuntungan dari penggolongan dan investasi
dinyatakan dalam bentuk nisbah
d. Nasabah wajib menginvestasikan minimum dana tertentu yang
jumlahnya ditetapkan oleh pihak bank dan tidak dapat ditarik oleh
nasabah kecuali dalam rangka penutupan rekening
e. Nasabah tidak boleh menarik dana diluar kesepakatan
f. Bank tidak boleh mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa
persetujuan nasabah yang bersangkutan.

21
7. Penerapan Mudharabah dalam Perbankan Syariah
Penerapan mudharabah dalam perbankan Syariah antara lain
(Antonio, 2009:97):
a. Tabungan berjangka yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk
tujuan khusus seperti tabungan haji, tabungan qurban dsb.
b. Deposito biasa
c. Deposito spesial (special investment) dimana dana yang dititipkan
nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja
atau ijarah saja.
8. Bank Syariah
Regulasi mengenai bank syariah di Indonesia tertuang dalam UU
No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Bank syariah adalah
bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip
syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah, Unit
Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS
dapat berusaha sebagai bank devisa dan bank nondevisa. Bank devisa
adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau
yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan seperti
transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, pembukaan letter of
credit dan sebagainya.

22
Berdasarkan Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari
kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja dari kantor cabang dari
suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor
induk dari kantor cabang pembantu syariah dan atau unit syariah
(Soemitra, 2009:61).
8.1 Kegiatan Usaha Bank Syariah
Berdasarkan oleh Peraturan Bank Indonesia Nomor
6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum yang melakukan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip-prinsip syariah, terdapat beberapa
kegiatan usaha yang dilakukan bank syariah, di antaranya:
a. Penghimpun dana (funding)
Dalam menghimpun dana, terdapat dua akad yang
diterapkan oleh bank syariah, yaitu Wadiah dan
Mudharabah.
1) Wadiah
Menurut Yaya, Martawireja dan Abdurahim
(2014:52), wadiah berarti titipan dari satu pihak ke
pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang

23
harus dijaga dan dikembalikan oleh yang penerima
titipan, kapanpun penitip menghendaki.
2) Mudharabah
Berdasarkan PSAK Nomor 105 tentang Akuntansi
mudharabah, mudharabah adalah akad kerjasama
usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (pemilik
dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak
kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola dan
keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan
sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh
pemilik dana.
b. Penyalur dana atau pembiayaan (financing)
Berdasarkan Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang
Perbankan Pasal 1 ayat 12, pembiayaan berdasarkan syariah adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pada pembiayaan yang
dilakukan oleh bank syariah, terbagi ke dalam beberapa jenis
pembiayaan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:

24
1) Pembiayaan dengan prinsip jual beli (Ba‟i)
a) Pembiayaan Murabahah
Menurut Veithzal Rivai (2008:145), murabahah
adalah akad jual beli atas suatu barang, dengan harga yang
disepakati penjual dan pembeli, setelah sebelumnya penjual
menyebutkan dengan sebenarnya harga perolehan atas
barang tersebut dan besarnya keuntungan yang
diperolehnya.
b) Pembiayaan Salam
Berdasarkan PSAK Nomor 103 tentang Akuntansi
Salam, salam adalah akad jual beli barang pesanan
(muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh
penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh
pembeli pada saat disepakati sesuai dengan syarat-syarat
tertentu.
c) Pembiayaan Istishna
Istishna menurut Fatwa DSN-MUI No: 06/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Istishna adalah akad jual
beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati
antara pemesan (Pembeli/Mustashni‟) dan penjual
(Pembuat/Penjual/Shani‟).

25
2) Prinsip Sewa
Kegiatan usaha dengan prinsip sewa yang ada pada bank
syariah adalah akad ijarah. Menurut Andi Soemitra (2009:349)
ijarah adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak
guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan
pembayaran sewa (ujrah), antara perusahaan pembiayaan
sebagai pemberi sewa (mu‟ajjir) dengan penyewa (musta‟jir)
tanpa diikuti pengalihan kepemilikan barang itu sendiri.
3) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
a) Pembiayaan Musyarakah
PSAK Nomor 106 tentang Akuntansi Musyarakah
mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerjasama antara
dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan
kerugian berdasarkan kontribusi dana.
b) Pembiayaan Mudharabah
Menurut ahli fiqih, Mudharabah merupakan suatu
perjanjian dimana seseorang memberikan hartanya kepada
orang lain berdasarkan prinsip dagang dimana keuntungan
yang diperoleh akan dibagi berdasarkan pembagian yang
disetujui oleh para pihak

26
4) Penyediaan jasa-jasa pelayanan perbankan (bank service).
a) Sharf
Menurut PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan
Syariah, sharf adalah akad jual beli suatu valuta dengan
valuta lainnya. Transaksi valuta asing pada bank syariah
hanya dapat dilakukan untuk tujuan lindung nilai (hedging)
dan tidak dibenarkan untuk tujuan spekulatif.
b) Ijarah (Sewa)
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat)
atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui
pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan barang itu sendiri (Karim, 2004:128).
c) Wakalah
Menurut Karim (2004:97) Wakalah dalam aplikasi
perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa
kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan
jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso dan transfer
uang.
d) Kafalah
Berdasarkan fatwa DSN Nomor 11/DSN-
MUI/VI/2000 tentang Kafalah, kafalah adalah jaminan
yang diberikan oleh penanggung (kafiil) kepada pihak

27
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung (makfuul „anhu „ashil).
e) Hawalah
Hawalah (transfer service) adalah pengalihan utang
/piutang dari orang yang berhutang/berpiutang kepada
orang lain yang wajib menanggungnya/menerimanya
(Ascarya, 2008:107).
9. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Berdasarkan definisi bank konvensional dan bank syariah yang
telah dijelaskan di atas, Ismail mengemukakan beberapa perbedaan
antara bank konvensional dan bank syariah, diantaranya adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. 2
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
No Bank Syariah Bank Konvensional
1
.
Return yang dibayar dan/atau
diterima berasal dari bagi hasil
atau pendapatan lainnya
berdasarkan prinsip syariah.
Return baik yang dibayar
kepada nasabah penyimpan
dana dan return yang
diterima dari nasabah
pengguna dana berupa
bunga.
2. Perjanjian dibuat dalam bentuk
akad sesuai dengan syariah
Islam.
Perjanjian menggunakan
hukum positif.

28
3. Orientasi pembiayaan, tidak
hanya untuk keuntungan akan
tetapi juga falah oriented, yaitu
berorientasi pada kesejahteraan
masyarakat.
Orientasi pembiayaan, untuk
memperoleh keuntungan atas
dana yang dipinjamkan.
4. Dewan Pengawas terdiri dari
BI, Bapepam, Komisaris, dan
Dewan Pengawas Syariah
(DPS).
Dewan Pengawas terdiri dari
BI, Bapepam dan Komisaris.
5. Penyelesaian sengketa
diupayakan diselesaikan secara
musyawarah antara bank dan
nasabah, melalui peradilan
agama.
Penyelesaian sengketa
melalui pengadilan negeri
setempat.
6. Dari sisi implementasi GCG,
terdapat sharia compliance,
yaitu kepatuhan pada syariah,
dan prinsip-prinsip universal
GCG yang terdiri dari prinsip-
prinsip transparansi, kejujuran,
kehati-hatian dan kedisiplinan.
Hanya terdapat prinsip-
prinsip universal GCG yang
terdiri dari prinsip-prinsip
transparansi, kejujuran,
kehati-hatian dan
kedisiplinan.
Sumber: Ismail (2011:38)
Mulazid (2016:38)
Dari tabel 2.2 mengenai perbedaan bank syariah dan bank
konvensional, dapat dilihat bahwa perbedaan mendasar antara bank
konvensional dan bank syariah dari sisi pengawasan. Untuk menjamin
teraplikasinya prinsip-prinsip syariah di lembaga perbankan,
diperlukan pengawasan syariah yang diperankan oleh Dewan

29
Pengawas Syariah. Sementara bank konvensional diawasi oleh BI,
Bapepam LK dan Komisaris.
10. Bank Sentral
Dalam sistem keuangan syariah, bank sentral harus menjadi pusat
perbankan syariah yang secara otonom bertanggungjawab
merealisasikan sasaran-sasaran sosio-ekonomi perekonomian Islam.
Bank sentral merupakan institusi primer yang bertanggungjawab
mengimplementasikan kebijakan moneter negara. Kebijakan moneter
menurut ekonomi Islam bertujuan untuk menciptakan keadilan sosio-
ekonomi dan pemertaan pendapatan atau kesejahteraan bagi seluruh
rakyat dengan dasar persaudaraan universal.
Secara fungsional bank sentral harus mampu bertindak sebagai
otoritas yang menegluarkan uang berkoordinasi dengan pemerintah,
mengusahakan stabilitas internal dan ekternal. Bank sentral harus
mampu bertindak sebagai banker bagi pemerintah dan bank
komersial. Bank sentral harus melakukan persiapan untuk kliring dan
penyelesaian cek dan transfer, serta bertindak sebagai lender of the
last resort. Bank syariah juga harus membimbing, melakukan
mensupervisi dan menerbitkan regulasi bank-bank komersial (Chapra,
2000:102).

30
B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
a. Inflasi dengan Jumlah Deposito Mudharabah
Penelitian yang dilakukan oleh Diah dan Iwan (2014)
menyimpulkan bahwa variabel Inflasi berpengaruh signifikan
terhadap deposito mudharabah. Hal ini disebabkan karena perilaku
nasabah bank di Indonesia sebagian masih dipengaruhi oleh
kebijakan moneter, antara lain efek dari kenaikan inflasi
mempengaruhi deposito mudharabah. Apabila terjadi inflasi yang
mengakibatkan daya beli masyarakat menurun sehingga kebutuhan
uang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan konsumsi maka
masyarakat akan menarik dananya di bank.
b. Ukuran Perusahaan dengan Jumlah Deposito Mudharabah
Penelitian yang dilakukan Ani dan Wasilah (2010)
menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap deposito mudharabah. Ukuran
perusahaan yang dilihat dari peningkatan total aset menunjukan
bahwa kemampuan suatu perusahaan atau bank dalam beroperasi
sangat baik. Semakin besar ukuran perusahaan maka ada
kesempatan yang lebih luas juga untuk bank meningkatkan
pendapatannya sehingga bank akan memberikan bagi hasil yang
lebih tinggi kepada para nasabah. Hal ini tentunya akan berujung

31
pada keinginan para nasabah untuk menginvestasikan dananya di
bank syariah.
c. Jumlah Bagi Hasil Deposito dengan Jumlah Deposito Mudharabah
Penelitian yang dilakukan oleh Rika dan Riduwan (2016),
Aprilia dan Wuryanti (2013), Kristrianingsih dan Rosma (2012)
menyimpulkan bagi hasil deposito mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap deposito mudharabah dikarenakan jika
dana deposito mudharabah semakin besar yang dihimpun oleh
bank syariah, maka bagi hasil yang diberikan kepada nasabah juga
semakin besar.

32
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dan menjadi rujukan bagi landasan penelitian ini, antara lain:
Tabel 2. 3
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti dan
Tahun Terbit Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1 Gerry Budiman,
Robby Kumaat
dan Wensy
(2016)
Pengaruh Suku Bunga dan
Pendapatan Perkapita Terhadap
Jumlah Dana Deposito Berjangka
pada Bank Umum di Provinsi
Sulawesi Utara (Periode 2009-
2013)
Variabel Dependen:
Deposito Berjangka
Variabel Independen:
Suku bunga dan
pendapatan perkapita.
Metode penelitian:
Analisis Regresi Linier
Berganda
Bahwa variabel Pendapatan Perkapita
(X2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap jumlah dana
deposito berjangka. Dan suku bunga
mempunyai pengaruh negatif terhadap
deposito berjangka 12 bulan, dimana
dalam hal ini realita bertentangan
dengan teori.
2 Rika Putri Nur
Alinda dan
Akhmad
Riduwan (2016)
Pengaruh Tingkat Suku Bunga
Bank dan Nisbah Bagi Hasil
pada Deposito Mudharabah
Variabel Independen:
Nisbah Bagi Hasil.
Variabel dependen:
Deposito
Mudharabah
Variabel Independen:
Tingkat Suku Bunga.
Metode penelitian:
Analisis Regresi Linier
Berganda
Bahwa variabel Tingkat Suku Bunga
tidak berpengaruh terhadap Total
Deposito Mudharabah dan Nisbah
Bagi Hasil berpengaruh positif
terhadap Total Deposito Mudharabah
di bank BRI Syariah.

33
3 Rianti Pratiwi
dan Asshiddiqi
Lukmana (2015)
Pengaruh Kurs Valuta Asing dan
Tingkat Bagi Hasil Terhadap
Volume Deposito Mudharabah
USD Perbankan Syariah (Periode
Januari 2011-Maret 2015)
Variabel Dependen:
Tingkat Bagi Hasil
Variabel Independen:
Kurs Valuta Asing.
Variabel Dependen:
Volume Deposito
Mudharabah. Metode
Penelitian: Analisis
Regresi Linier Berganda
Bahwa variabel kurs USD berpengaruh
positif signifikan dan variabel bagi
hasil deposito mudharabah USD
berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap volume deposito mudharabah
USD. Secara simultan, variabel bagi
hasil deposito dan kurs valuta asing
berpengaruh signifikan terhadap
volume deposito mudharabah USD.
4 Nisa Lidya
Muliawati dan
Tatik Maryati
(2015)
Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs,
Suku Bunga dan Bagi Hasil
Terhadap Deposito pada PT.
Bank Syariah Mandiri 2007-2012
Variabel Independen:
Inflasi, Bagi Hasil.
Variabel dependen:
Deposito.
Variabel Independen:
Kurs, Suku Bunga.
Metode Penelitian:
Analisis Regresi Linier
Multiple
Bahwa variabel Inflasi berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap
deposito mudharabah. Variabel kurs
berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap Jumlah Deposito
Mudharabah. Variabel Suku Bunga
Simpanan berjangka 1 bulan
berpengaruh signifikan terhadap
Jumlah Deposito Mudharabah. Dan
variabel Jumlah Bagi Hasil Deposito
Mudharabah berpengaruh positif
signifikan terhadap deposito
mudharabah.

34
5 Heru Maulana
(2015)
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil,
Inflasi dan Likuiditas Terhadap
Jumlah Penghimpunan Dana
Pihak Ketiga Deposito
Mudharabah Bank Umum
Syariah yang Terdaftar di BI
Tahun 2011-2014
Variabel Independen:
Tingkat Bagi Hasil,
Inflasi. Variabel
Dependen: Jumlah
Penghimpunan Dana
Pihak Ketiga
Deposito
Mudharabah.
Variabel Independen:
Likuiditas. Metode
Penelitian: Analisis
Regresi Linier Berganda.
Bahwa variabel Tingkat Bagi Hasil
secara parsial berpengaruh signifikan,
variabel inflasi secara parsial tidak
berpengaruh signifikan dan variabel
FDR secara parsial berpengaruh
terhadap Jumlah Penghimpunan Dana
Pihak Ketiga.
6 Ani Andriyanti
dan Wasilah
(2010)
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Jumlah
Penghimpunan Dana Pihak
Ketiga (Deposito Mudharabah
1 Bulan) Bank Muamalat
Indonesia (BMI)
Variabel Independen:
Bagi Hasil, Inflasi,
Ukuran Perusahaan.
Variabel Dependen:
Deposito
Mudharabah
Variabel Independen:
Suku Bunga Deposito
berjangka 1 bulan pada
bank konvensional.
Metode analisis: Analisis
regresi berganda dengan
metode kuadrat terkecil
(least square)
Variabel tingkat suku bunga deposito
berjangka 1 bulan, tingkat bagi hasil,
inflasi, dan ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan

35
7 Evi Natalia,
Moch.
Dzulkirom AR,
Sri Mangesti
Rahayu (2014)
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil
Deposito Bank Syariah dan Suku
Bunga Deposito Bank Umum
Terhadap Jumlah Simpanan
Deposito Mudharabah (Studi
pada Bank Syariah Mandiri
Periode 2009-2012)
Variabel Independen:
Tingkat Bagi Hasil.
Variabel Independen:
Suku Bunga Deposito
Bank. Variabel
Dependen: Jumlah
Simpanan Deposito
Mudharabah. Metode
Penelitian: Analisis
Regresi Linier Berganda
Variabel Tingkat Bagi Hasil Deposito
Bank Syariah secara statistik
berpengaruh negatif signifikan
terhadap Simpanan Deposito
Mudharabah dan variabel Suku Bunga
Deposito Bank Umum secara statistik
tidak berpengaruh signifikan terhadap
Simpanan Deposito Mudharabah.
8 Aprilia Dwi
Savitri dan
Wuryanti (2013)
Analisis Tingkat Bagi Hasil,
Tingkat Suku Bunga Terhadap
Jumlah Tabungan dan Jumlah
Deposito Mudharabah pada
Bank Muamalat di Indonesia
Variabel Independen:
Tingkat Bagi Hasil.
Variabel Dependen:
Jumlah Deposito
Mudharabah
Variabel Independen:
Tingkat Suku Bunga.
Variabel Dependen:
Jumlah Tabungan.
Metode Penelitian:
Analisis Regresi Linier
Berganda
Bahwa variabel Bagi Hasil
berpengaruh positif signifikan terhadap
Tabungan Mudharabah, variabel Suku
Bunga berpengaruh negatif signifikan
terhadap Tabungan Mudharabah. Dan
variabel Bagi Hasil berpengaruh
positif signifikan terhadap Deposito
Mudharabah, variabel Suku Bunga
berpengaruh negatif signifikan
terhadap Deposito Mudharabah.

36
9 Kristianingsih
dan Rosma
Pakpahan (2012)
Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Deposito
Mudharabah (Studi Kasus di
Bank Syariah Mandiri)
Variabel Independen:
Bagi Hasil. Variabel
Dependen: Jumlah
Deposito
Mudharabah
Variabel Independen:
Suku Bunga dan Jumlah
Kantor Cabang. Metode
Penelitian: Regresi
Sampel
Bahwa Bagi Hasil berpengaruh secara
positif tetapi tidak signifikan terhadap
Simpanan Deposito Mudharabah,
variabel Suku Bunga Bank Umum
berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap Simpanan
Deposito Mudharabah dan variabel
Jumlah Kantor Cabang pada Bank
Syariah Mandiri berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Simpanan
Deposito Mudharabah.
10 Diah Iskandar
dan Iwan Firdaus
(2014)
Pengaruh Tingkat Suku Bunga,
Inflasi, dan Kurs Rupiah
Terhadap Deposito Mudharabah
dan Deposito Bank Konvensional
Pada Perbankan Di Indonesia
Variabel Independen:
Inflasi. Variabel
Dependen: Deposito
Mudharabah
Variabel Independen:
Tingkat Suku Bunga,
Kurs Rupiah.
Variabel Dependen:
Deposito Bank
Konvensional.
Bahwa berdasarkan hasil penelitian,
ketiga variabel independen yaitu
Inflasi, Kurs Rupiah dan Tingkat
Bunga SBI berpengaruh signifikan
terhadap deposito mudharabah.
Sumber: Kumpulan penelitian terdahulu

37
Berdasarkan tabel penelitian terdahulu di atas, penelitian ini memiliki
perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Pada umumnya perbedaan
penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada periode
penelitian, metode analisis data, variabel penelitian dan objek penelitian.
Penelitian ini melengakapi kekosongan dari penelitian terdahulu. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan belum adanya penelitian mengenali Pengaruh Inflasi, Ukuran
Perusahaan, dan Jumlah Bagi Hasil Deposito Terhadap Jumlah Deposito
Mudharabah pada BUS di Indonesia selama periode 2012-2016.
D. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang
dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dan
kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah
yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi
kualitatif, dan atau gabungan keduanya (Abdul Hamid, 2010:15). Kerangka
pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

38
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

39
E. Hipotesis
Hipotesis bisa di definisikan sebagai hubungan yang
diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang
diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat di uji. Hipotesis
yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Inflasi diduga berpengaruh secara parsial terhadap Jumlah
Deposito Mudharabah.
H0: β1 = 0 Artinya, Inflasi diduga tidak berpengaruh secara
parsial terhadap jumlah deposito Mudharabah.
H1: β1 ≠ 0 Artinya, Inflasi diduga berpengaruh secara parsial
terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.
2. Ukuran Perusahaan diduga berpengaruh secara parsial terhadap
Jumlah Deposito Mudharabah.
H0: β2 = 0 Artinya, Ukuran Perusahaan diduga tidak
berpengaruh secara parsial terhadap Jumlah
Deposito Mudharabah.
H1: β2 ≠ 0 Artinya, Ukuran Perusahaan diduga berpengaruh
secara parsial terhadap Jumlah Deposito
Mudharabah.

40
3. Jumlah Bagi Hasil Deposito diduga berpengaruh secara parsial
terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.
H0: β3 = 0 Artinya, Jumlah Bagi Hasil Deposito diduga tidak
berpengaruh secara parsial terhadap Jumlah
Deposito Mudharabah.
H1: β3 ≠ 0 Artinya, Jumlah Bagi Hasil Deposito diduga
berpengaruh secara parsial terhadap Jumlah
Deposito Mudharabah.
4. Inflasi, Ukuran Perusahaan dan Jumlah Bagi Hasil Deposito
diduga berpengaruh secara simultan terhadap Jumlah Deposito
Mudharabah.
H0: β4 = 0 Artinya, Inflasi, Ukuran Perusahaan dan Jumlah
Bagi Hasil diduga tidak berpengaruh secara
simultan terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.
H1: β4 ≠ 0 Artinya, Inflasi, Ukuran Perusahaan dan Jumlah
Bagi Hasil diduga berpengaruh secara simultan
terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.

41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Data yang diambil menggunakan data sekunder.
Objek yang dijadikan untuk penelitian ini adalah Bank Umum Syariah
(BUS) di Indonesia periode 2012 sampai tahun 2016. Ruang lingkup
penelitian ini terdiri dari variabel Inflasi, Ukuran Perusahaan dan Jumlah
Bagi Hasil Deposito pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia.
Periode yang diteliti dalam kurun 5 tahun dari tahun 2012 sampai
tahun 2016. Data yang diambil merupakan data tahunan. Jenis data yang
penulis gunakan pada penelitian ini termasuk kelompok data panel.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan subyek dari penelitian yang dilakukan.
Menurut Sugiyono (2010:115-116) dalam penelitian kuantitatif, populasi
diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyau kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan
sampel adalah sebagian dari populasi. Populasi tidak hanya berupa orang

42
tetapi juga bisa sebuah obyek dan benda-benda alam lainnya. Dalam
penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh Bank Umum
Syariah.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010:116). Sampel yang terdapat pada
penelitian ini adalah Bank Umum Syariah. Adapun teknik/metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel
berdasarkan kemudahan (Convenience Sampling). Convenience Sampling
berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan,
mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Abdul Hamid, 2010:18).
Metode ini dipilih karena peneliti mengambil data dari Bank Umum
Syariah yang sudah memiliki laporan keuangan pada publikasi Bank
Indonesia dan website-nya.
Populasi penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang menurut
Bank Indonesia hingga akhir bulan januari 2017 terdapat 12 Bank Umum
Syariah (BUS) diantaranya terdiri dari Bank BNI Syariah, Bank Mega
Syariah, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mandiri, Bank
BCA Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank Panin
Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Victoria Syariah, Bank BTPN
Syariah dan Bank Maybank Syariah Indonesia. (bi.go.id)

43
Adapun teknik/metode pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini dilakukan secara random (non probability sampling) dengan
metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Noor, 2011:155). Kriteria pertimbangan yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu:
1. Laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh semua BUS di
Indonesia periode tahun 2012-2016 dan sudah teraudit Bank
Indonesia (BI).
2. Bank Umum Syariah yang telah berdiri kurun waktu lebih dari 5
tahun.
3. Bank Umum Syariah di Indonesia yang memenuhi kriteria dari
variabel terkait, yaitu Inflasi, Ukuran Perusahaan, dan Jumlah Bagi
Hasil Deposito.
Tabel 3. 1
Populasi Penelitian
Sumber: Bank Indonesia
No. Nama Bank Laporan Keuangan yang
Memenuhi Kriteria
1. PT. Bank Syariah Mandiri
2. PT. Bank Bukopin Syariah
3. PT. BNI Syariah
4. PT. Bank PANIN Syariah
5. PT. BCA Syariah
6. PT. Bank Muamalat Indonesia
7. PT. Bank BRI Syariah
8. PT. Bank Mega Syariah -
9. PT. Bank Jabar Banten Syariah
10. PT. Bank Victoria Syariah
11. PT. Bank Maybank Syariah Indonesia -
12. PT. Bank BTPN Syariah -

44
Dari 12 Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia terdapat 9
bank yang memenuhi kriteria untuk dilakukan penelitian, sedangkan 3
bank lainnya tidak memenuhi kriteria karena tidak terdapat data bagi hasil
deposito mudharabah dalam laporan keuangannya. Bank Umum Syariah
(BUS) yang terpilih diantaranya:
Tabel 3. 2
Sampel Penelitian
No. Nama Bank
1. PT Bank Syariah Mandiri
2. PT Bank Bukopin Syariah
3. PT BNI Syariah
4. PT Bank PANIN Syariah
5. PT BCA Syariah
6. PT Bank Muamalat Indonesia
7. PT BRI Syariah
8. PT Bank Victoria Syariah
9. PT Bank Jabar Banten Syariah
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan informasi dan data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2005:62), data sekunder adalah data yang
tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya
penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen.
Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang
dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan

45
catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian, selain itu
peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari internet. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
berupa data laporan tahunan (annual report) bank umum syariah
yang diterbitkan pada periode 2012-2016. Penelitian menggunakan
data sekunder berupa data runtun waktu (cross sections) yang
diambil dari data historis deposito mudharabah yang dihimpun dari
masing-masing Bank Syariah pada laporan keuangan publikasi
bank pada Bank Indonesia dengan melihat laporan neraca dan laba
rugi dari tahun 2012-2015 yang diperoleh dari situs www.bi.go.id.
2. Riset Kepustakaan
Riset kepustakan yaitu melakukan studi kepustakaan dengan
pengumpulan data yang dilengkapi dengan membaca dan
mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku
dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Terutama di
lembaga pendidikan seperti Univesitas Indonesia, Universitas
Islam Negeri, dan sebagainya.
D. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis hubungan dilakukan dengan analisis
regresi data panel. Digunakan regresi data panel karena regresi sederhana
tidak mencerminkan perilaku variabel ekonomi yang sebenarnya. Sebuah
variabel dependen biasanya tidak dipengaruhi satu variabel tapi

46
dipengaruhi banyak variabel (Widarjono, 2010:14). Hubungan tersebut di
ekspresikan dengan bentuk persamaan yang menghubungkan variabel
independen (X1, X2, X3,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Penelitian
ini menganalisis bagaimana pengaruh antara inflasi, ukuran perusahaan,
dan jumlah bagi hasil deposito terhadap jumlah deposito mudharabah
Bank Umum Syariah (BUS). Penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi data panel dengan menggunakan program komputer (software)
Eviews versi 8 dan Microsoft Excel 2010. Berikut adalah metode yang
digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini:
1. Analisis Regresi Data Panel
Pada analisis regresi data panel, tergantung (terikat)
dipengaruhi oleh dua atau lebih variabel bebas sehingga hubungan
fungsional antara variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X1,
X2, Xn). Kemudian pada model persamaan regresi data panel pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Y = Jumlah Deposito Mudharabah, variabel terikat (Y)
β0 = Intercept (konstanta)
β1 = Koefisien regresi untuk X1
β2 = Koefisien regresi untuk X2
β3 = Koefisien regresi untuk X3

47
X1 = Inflasi, variabel bebas pertama (X1)
X2 = Ukuran Perusahaan, variabel bebas kedua (X2)
X3 = Jumlah Bagi Hasil Deposito, variabel bebas ketiga (X3)
e = Nilai residu
2. Estimasi (Membuat Persamaan) Regresi Data Panel
Dalam metode estimasi model regresi data panel dapat
dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain:
a. Common Effect Model
Menurut Baltagi Dalam Sembodo (2013) model tanpa
pengaruh individu (common effect) adalah pendugaan yang
meggabungkan (pooled) seluruh data time series dan cross
section dan menggunakan pendekatan OLS (Ordinary Least
Square) untuk menduga parameternya. Metode OLS
merupakan salah satu metode populer untuk menduga nilai
parameter persamaan regresi linier.
b. Fixed Effect Model
Pendugaan parameter regresi panel dengan Fixed Effect
Model menggunakan teknik penambahan variabel dummy
sehingga metode ini seringkali disebut dengan Least Square
Dummy Variabel model. Gujarati (2004) mengatakan bahwa
pada Fixed Effect Model diasumsikan bahwa koefisien slope
bernilai konstan tetapi intercept bersifat tidak konstan.

48
c. Random Effect Model
Menurut Nachrowi&Usman dalam Iqbal (2015) pemilihan
metode fixed effect atau metode random effect dapat dilakukan
dengan pertimbangan tujuan analisis, atau ada pula
kemungkinan data yang digunakan sebagai dasar pembuatan
model hanya dapat diolah oleh salah satu metode saja akibat
persoalan teknis matematis yang melandasi perhitungan.
3. Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel
a. Uji Chow
Uji ini digunakan untuk memilih salah satu model pada
regresi data panel, yaitu antara fixed model effect dengan
common effect model. Hipotesis nul pada uji ini adalah bahwa
intersep sama, atau dengan kata lain model yang tepat untuk
regresi data panel adalah common effect model, dan hipotesis
alternatifnya adalah intersep tidak sama atau model yang tepat
untuk regresi data panel adalah fixed effect model.
Menurut Iqbal (2015) dalam melakukan uji chow
menggunakan Eviews dapat menggunakan likelihood ratio.
Untuk menentukan model yang lebih baik antara CE dan FE
dilihat dari nilai probabilitas untuk Cross-section F. Jika
nilainya >0.05 maka model yang terpilih adalah CE, tetapi jika
nilainya <0.05 maka model yang terpilih adalah FE.

49
b. Uji Hausman
Uji hausman bertujuan untuk melihat apakah terdapat efek
random di dalam panel data. Dalam perhitungan statistik uji
hausman diperlukan asumsi bahwa banyaknya kategori cross
section lebih besar dibandingkan jumlah variabel independen
(termasuk konstanta) dalam model. Lebih lanjut dalam
estimasi statistik uji hausman diperlukan estimasi variansi
cross-section yang positif, yang tidak selalu dapat dipenuhi
oleh model. Apabila kondisi-kondisi ini tidak dipenuhi maka
hanya dapat digunakan model fixed effect (Rosadi,2012:274).
4. Uji Asumsi Klasik
Suatu model regresi dapat dikatakan sebagai model yang
baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan
terbebas dari asumsi-asumsi klasik, baik itu multikolineritas,
heteroskedastisistas dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah distandarisasi pada model regresi
berdistribusi normal atau tidak (Suliyanto 2011:67). Apabila
sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan
menggunakan statistik parametrik bisa dilakukan. Sebaliknya,
bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan

50
menggunakan statistik parametrik tidak bisa dilakukan, tetapi
menggunakan statistik non parametrik. Untuk menguji
normalitas sebaran data bisa dilakukan dengan empat cara,
yaitu Chi-Square, Lilifors dan Kormogorov Smirnov dan
Skewness Kurtosis. Pada penelitian ini, Uji normalitas
menggunakan jarque-bera yang bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel
independen maupun keduanya berdistribusi normal atau tidak.
Model yang baik adalah yang memiliki distribusi data yang
normal.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah adanya hubungan linear yang
sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua
variabel bebas (Kuncoro, 2001). Uji multikolonieritas bertujuan
untuk menguji apakah ada model regresi ditemukan adanya
korelasi antara varibel bebas (independen). Model Regresi yang
baik adalah tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas
(Ghozali, 2001).
Jika koefisien korelasi cukup tinggi, yaitu diatas 0.85 maka
kita dapat menduga bahwa terjadi multikolinearitas dalam
model. Sebaliknya, jika koefisien korelasi kurang dari 0.85
maka diduga model tidak mengandung masalah
multikolinearitas (Widarjono, 2010:77).

51
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali,
2011:139). Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing
variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual ada yang
signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas
(varian dari residual tidak homogen).
Model regresi dengan heteroskedastisitas mengandung
konsekuensi serius pada estimasi metode OLS karena tidak lagi
BLUE. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apakah
suatu model regresi mengandung unsur heteroskedastisitas atau
tidak (Widarjono, 2016:115)
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Autokerasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengguna) tidak
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtun waktu (time series) karena

52
“gangguan” pada individu/ kelompok yang sama pada periode
berikutnya (Ghozali, 2013:107).
5. Pengujian Hipotesis
Dalam melakukan pengujian hipotesis, penulis memakai α
= 5% (0,05) atau tingkat kepercayaan 95%. Metode pengujian
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah pemodelan
yang dibangun memenuhi kriteria fit atau tidak. Jika F hitung > F
tabel, maka H0 ditolak dan jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima.
Probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka hasilnya signifikan
berarti terdapat pengaruh dari variabel independen secara
bersama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:98).
b. Uji t
Uji parsial (Uji t) pada dasarnya menunujukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individu dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Probabilitas lebih kecil
dari 0,05, maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh
dari variabel independen secara individu terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2013:98-99).

53
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk membuat
presentase variasi variabel independen terhadap variabel
dependen serta seberapa besar pengaruh dari faktor lain yang
tidak dimasukkan ke dalam penelitian. Jika nilai koefisien
determinasi adalah 1 berarti kuatnya kemampuan fluktuasi
variabel dependen, sebaliknya jika nilainya mendekati angka 0,
maka semakin rendah kemampuan fluktuasi variabel dependen
(Ghozali, 2006:83). Nilai R2
makin mendekati 0 maka
pengaruh semua variabel independen terhadap variabel
dependen makin kecil dan sebaliknya nilai R2
makin mendekati
1 maka pengaruh semua variabel independen terhadap variabel
dependen makin besar.
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel merupakan definisi dari serangkaian variabel
yang digunakan dalam penulisan (Abdul Hamid, 2010:20). Pengertian
operasional variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang
dapat diamati (di observasi) dari definisi operasional tersebut dapat
ditentukan alat pengambilan data yang cocok dipergunakan. Definisi dari
variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

54
1. Inflasi
Inflasi merupakan variabel bebas pertama (X1). Maksud dari
variabel ini adalah merupakan perubahan kenaikan harga-harga umum
secara terus menerus, yang dihitung dari tingkat inflasi di Indonesia
dan dinyatakan dalam persen. Periode tahun 2012 sampai dengan
2016. Data didapat dari website Badan Pusat Statistik. Data dalam
bentuk persentase (%).
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan variabel bebas kedua (X2), maksud
dari variabel ini adalah semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka
kecenderungan menggunakan modal asing juga akan semakin besar.
Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang
besar pula untuk menunjang operasionalnya dan salah satu alternatif
pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak
mencukupi (Halim, 2009:93). Data ukuran perusahaan diperoleh dari
laporan neraca Bank Umum Syariah pada laporan keuangan publikasi
bank di Bank Indonesia. Data dalam bentuk satuan jutaan Rupiah (Rp).
3. Jumlah Bagi Hasil Deposito
Jumlah bagi hasil deposito merupakan variabel bebas ketiga (X3).
Maksud dari variabel ini adalah total jumlah bagi hasil deposito
mudharabah yang diterima oleh hak pihak ketiga bukan bank (nasabah)
simpanan deposito mudharabah selama tahun 2012 sampai dengan
2016. Data diperoleh dari laporan laba rugi Bank Umum Syariah pada

55
laporan keuangan publikasi bank di Bank Indonesia. Data dalam
bentuk satuan jutaan Rupiah (Rp).
4. Jumlah Deposito Mudharabah
Jumlah deposito mudharabah merupakan variabel terikat atau
dependen (Y). Mudharabah adalah akad kerjasama antara pemilik
modal dengan pengelola di mana keuntungan di bagi berdasarkan
akad. Deposito Mudharabah adalah simpanan berdasarkan prinsip bagi
hasil yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan jumlah keseluruhan deposito
mudharabah dengan jangka waktu deposito 1 tahun (12 bulan) baik
berupa deposito mudharabah rupiah atau valas periode 2012 sampai
dengan 2016 yang diperoleh dari laporan neraca Bank Umum Syariah
pada laporan keuangan publikasi bank di Bank Indonesia. Data dalam
bentuk satuan jutaan Rupiah (Rp).

56
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bank Mandiri Syariah
Kehadiran Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak tahun 1999,
sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis
ekonomi dan moneter 1997-1998. Salah satu bank konvensional, PT
Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan
Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi
juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut
dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan
(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank
Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan
tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI
No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat

57
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.
1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank
Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,
PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin
tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. (Website
Bank Syariah Mandiri).
2. Sejarah Singkat Bank Syariah Bukopin
PT BANK SYARIAH BUKOPIN (selanjutnya disebut Perseroan)
sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula
masuknya konsorsium PT Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya PT Bank
Persyarikatan Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh PT Bank
Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut berlangsung secara bertahap
sejak 2005 hingga 2008, dimana PT Bank Persyarikatan Indonesia
yang sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo Internasional
didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor
102 tanggal 29 Juli 1990 merupakan bank umum yang memperolah
Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 1.659/ KMK.013/1990
tanggal 31 Desember 1990 tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2
(dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum
dengan nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh
kegiatan operasi berdasarkan surat Bank Indonesia (BI) nomor
24/1/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin
Usaha Bank Umum dan Pemindahan Kantor Bank.

58
Sampai dengan akhir Desember 2014 Perseroan memiliki jaringan
kantor yaitu 1 (satu) Kantor Pusat dan Operasional, 11 (sebelas)
Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu, 4 (empat) Kantor
Kas, 1 (satu) unit mobil kas keliling, dan 76 (tujuh puluh enam) Kantor
Layanan Syariah, serta 27 (dua puluh tujuh) mesin ATM BSB dengan
jaringan Prima dan ATM Bank Bukopin. (Website Bank Syariah
Bukopin).
3. Sejarah Singkat BNI Syariah
Pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS)
BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan,
Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang
menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin
usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan
UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer
dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana
pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai
Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010
tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif
yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang

59
Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap
pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran
terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin
meningkat.
Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor
Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil
Layanan Gerak dan 20 Payment Point. (Website BNI Syariah).
4. Sejarah Singkat Panin Syariah
Bank Panin Syariah Tbk (PNBS) didirikan di Malang tanggal 08
Januari 1972 dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja. Kantor
pusat PNBS beralamat di Gedung Panin Life Center Lt.3 Jl. Letjend S.
Parman Kav.91 Jakarta Barat 11420 – Indonesia dan memiliki 12
kantor cabang. PNBS beberapa kali melakukan perubahan nama,
antara lain: PT Bank Pasar Bersaudara Djaja, per 08 Januari 1972. PT
Bank Bersaudara Jaya, per 08 Januari 1990. PT Bank Harfa, per 27
Maret 1997. PT Bank Panin Syariah, per 03 Agustus 2009. PNBS
memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia tanggal 6
Oktober 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah
pada tanggal 02 Desember 2009. Induk usaha PNBS adalah Bank Pan
Indonesia Tbk (Bank Panin) (PNBN), sedangkan induk usaha terakhir
adalah PT Panin Investment. Pemegang saham yang memiliki 5% atau

60
lebih saham Bank Panin Syariah Tbk, antara lain: Bank Panin (induk
usaha) (51,86%) dan Dubai Islamic Bank PJSC-2048594000 (39,50%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
PNBS adalah menjalankan kegiatan jasa umum perbankan dengan
Prinsip Syariah (Bank Umum Syariah). Pada tanggal 30 Desember
2013, PNBS memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
PNBS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.750.000.000 dengan nilai
nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp100,- per
saham disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma
sebagai insentif sebanyak 950.000.000 dengan pelaksanaan sebesar
Rp110,- per saham. Setiap pemegang saham Waran berhak membeli
satu saham perusahaan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal
15 Juli 2014 sampai dengan 14 Januari 2017. Saham dan waran
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15
Januari 2014. (Website Bank Panin Syariah).
5. Sejarah Singkat BCA Syariah
Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam
beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai
ekonomi syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan
nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72
tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Dr. Irawan

61
Soerodjo, S.H, M.Si, PT.Bank Central Asia, Tbk (BCA) mengakuisisi
PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang nantinya
menjadi PT. Bank BCA Syariah.
Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat
Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan
Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang
perubahan kegiatan usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB
menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010.
Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham
ke BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997%
dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh
PT BCA Finance. Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank
konvensional menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur
Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI
DG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan memperoleh izin tersebut,
pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai
bank umum syariah. (Website BCA Syariah).
6. Sejarah Singkat Bank Muamalat
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani
1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama

62
Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan
operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,
Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.
Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank
syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa
maupun produk yang terus dikembangkan.
Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3
juta nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di
Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari
4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta
95.000 merchant debet. Penghargaan yang telah diterima antara lain
sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance
News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in
Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The
Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East
Asia (Hong Kong). (Website Bank Muamalat)
7. Sejarah Singkat BRI Syariah
Pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara
resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan
usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian
diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.

63
Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19
Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam
PT. Bank BRISyariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada
tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak
Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama
PT. Bank BRISyariah.
Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari
sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan
berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah
menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai
ragam produk dan layanan perbankan. (Website BRI Syariah).
8. Sejarah Singkat Bank Victoria Syariah
PT Bank Victoria Syariah didirikan untuk pertama kalinya dengan
nama PT Bank Swaguna berdasarkan Akta Nomor 9 tanggal 15 April
1966. Akta tersebut kemudian diubah dengan Akta Perubahan
Anggaran Dasar Nomor 4 tanggal 5 September 1967 yang telah
memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia
(d/h Menteri Kehakiman) berdasarkan Surat Keputusan Nomor:
JA.5/79/5 tanggal 7 November 1967 dan telah didaftarkan pada Daftar

64
Perusahaan di Kantor Panitera Pengadilan Negeri I di Cirebon masing-
masing di bawah Nomor 1/1968 dan Nomor 2/1968 pada tanggal 10
Januari 1968, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 42 tanggal 24 Mei 1968, Tambahan Nomor 62.
Selanjutnya, PT Bank Swaguna diubah namanya menjadi PT Bank
Victoria Syariah sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang
Saham Nomor 5 tanggal 6 Agustus 2009 yang dibuat dihadapan Erni
Rohaini SH, MBA, Notaris Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang
berkedudukan di Jakarta Selatan. Perubahan tersebut telah mendapat
persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia berdasarkan
Surat Keputusan Nomor: AHU-02731.AH.01.02 tahun 2010 tanggal
19 Januari 2010, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 83 tanggal 15 Oktober 2010, Tambahan Nomor
31425.
Terakhir, Anggaran Dasar PT Bank Victoria Syariah diubah
dengan Akta Nomor 45 tanggal 30 Maret 2010 yang dibuat dihadapan
Sugih Haryati, SH, MKn sebagai pengganti dari Notaris Erni Rohaini,
SH, MBA, Notaris Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang berkedudukan
di Jakarta Selatan. Perubahan Anggaran Dasar tersebut ditujukan untuk
merubah pasal 10 ayat 3. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat
dalam database Sisminbakum Departemen Hukum Dan Hak Asasi
Manusia berdasarkan Surat Nomor: AHU-AH.01.10-16130 tanggal 29
Juni 2010.

65
Perubahan kegiatan usaha Bank Victoria Syariah dari bank umum
konvensional menjadi bank umum syariah telah mendapatkan izin dari
Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia
Nomor: 12/8/KEP. GBI/DpG/2010 tertanggal 10 Februari 2010. Bank
Victoria Syariah mulai beroperasi dengan prinsip syariah sejak tanggal
1 April 2010. Adapun kepemilikan saham Bank Victoria pada Bank
Victoria Syariah adalah sebesar 99,99%.
Dukungan penuh dari perusahaan induk PT Bank Victoria
International Tbk telah membantu tumbuh kembang Bank Victoria
Syariah. Bank Syariah Victoria terus berkomitmen untuk membangun
kepercayaan nasabah dan masyarakat melalui pelayanan dan
penawaran produk yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah serta
memenuhi kebutuhan nasabah. (Website Bank Victoria Syariah).
9. Sejarah Singkat BJB Syariah
Pendirian Bank BJB Syariah diawali dengan pembentukan
Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh
keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan syariah pada saat
itu. Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha syariah,
manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
Tbk. berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha

66
syariah serta mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki
peningkatan share perbankan syariah, maka dengan persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk. diputuskan untuk menjadikan Divisi/Unit Usaha
Syariah menjadi Bank Umum Syariah. Sebagai tindak lanjut keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk. maka pada tanggal 15 Januari 2010 didirikan
Bank BJB Syariah berdasarkan Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat
oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah mendapat pengesahan dari
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010. Pada saat
pendirian Bank BJB Syariah memiliki modal disetor sebesar
Rp.500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah), kepemilikan saham
Bank BJB Syariah dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk. dan PT Global Banten Development, dengan
komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus sembilan puluh lima milyar
rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp.5.000.000.000
(lima milyar rupiah). Pada tanggal 6 Mei 2010 Bank BJB Syariah
memulai usahanya, setelah diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank
Indonesia Nomor 12/629/DPbS tertanggal 30 April 2010, dengan
terlebih dahulu dilaksanakan cut off dari Divisi/Unit Usaha Syariah PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. yang menjadi

67
cikal bakal Bank BJB Syariah . Kemudian, pada tanggal 21 juni 2011,
berdasarkan akta No 10 tentang penambahan modal disetor yang
dibuat oleh Notaris Popy Kuntari Sutresna dan telah mendapat
pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor
AHU-AH.01.10-23713 Tahun 2011 tanggal 25 Juli 2011, PT Banten
Global Development menambahkan modal disetor sebesar Rp.
7.000.000.000 (tujuh milyar rupiah), sehingga saham total seluruhnya
menjadi Rp. 507.000.000.000 (lima ratus tujuh milyar rupiah), dengan
komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus Sembilan puluh lima milyar
rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar
Rp.12.000.000.000 (dua belas milyar rupiah). Pada tanggal 31 Juli
2012, berdasarkan akta nomor 27 perihal Pelaksanaan Putusan RUPS
lainnya Tahun 2012, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk dan PT Banten Global Development menambahkan
model disetor sehingga total modal PT Bank Jabar Banten Syariah
menjadi sebesar Rp 609.000.000.000,- (enam ratus sembilan milyar
rupiah), dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten, Tbk sebesar Rp 595.000.000.000,- (lima ratus sembilan
puluh lima milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar
Rp 14.000.000.000,- (empat belas milyar rupiah). Akta Pendirian PT.
Bank Jabar Banten Syariah terakhir diubah dengan Berita Acara Rapat
Umum Pemegang Saham Lainnya nomor 03 tanggal 19 Februari 2014

68
yang dibuat dihadapan Notaris Maryanti Tirtowijoyo, S.H., M.kn, dan
disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
nomor AHU-AH-04317.AH.01.10-10438.
Hingga saat ini Bank BJB Syariah berkedudukan dan berkantor
pusat di Kota Bandung, Jalan Braga No 135, dan telah memiliki 8
(delapan) kantor cabang, 44 (empat puluh empat) kantor cabang
pembantu, 54 (empat puluh enam) jaringan Anjungan Tunai Mandiri
(ATM) yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI
Jakarta dan 49.630 jaringan ATM Bersama. Pada tahun 2013
diharapkan Bank BJB semakin memperluas jangkauan pelayanannya
yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.
(website BJB Syariah).
B. Analisis Deskriptif
Tabel 4. 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
DEPOSITO_MUDHARABAH INFLASI BAGI_HASIL UKURAN_PERUSAHAAN
Mean 29.34127 4.917111 24.54197 29.90100
Median 29.09858 4.300000 24.77968 29.59593
Maximum 31.19402 8.360000 27.02217 31.99834
Minimum 27.14350 3.020000 18.28616 27.56612
Observations 45 45 45 45
Sumber: data diolah eviews 2017

69
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui nilai rata-rata dari
inflasi menunjukan nilai rata-rata dari inflasi pada Bank Umum Syariah di
Indonesia selama periode 2012 sampai 2016 sebesar 4,917111. Nilai
maksimum dari inflasi pada Bank Umum Syariah di Indonesia selama
periode 2012 sampai 2016 adalah sebesar 8,360000. Nilai minimum dari
bagi hasil pada Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode 2012
sampai 2016 adalah sebesar 3,020000.
Variabel bagi hasil nilai rata-rata (mean) pada Bank Umum Syariah
di Indonesia selama periode 2012 sampai 2016 adalah sebesar 24,54197.
Nilai maksimum dari bagi hasil pada Bank Umum Syariah di Indonesia
selama periode 2012 sampai 2016 adalah sebesar 27,02217. Nilai
minimum dari bagi hasil pada Bank Umum Syariah di Indonesia selama
periode 2012 sampai 2016 adalah sebesar 18,28616.
Nilai rata-rata untuk ukuran perusahaan pada Bank Umum Syariah
di Indonesia selama periode 2012 sampai 2016 adalah sebesar 29,90100.
Nilai maksimum dari ukuran perusahaan sebesar 31,99834 terdapat pada
Bank Umum Syariah pada tahun 2012 sampai 2016. Nilai minimum dari
ukuran perusahaan yaitu sebesar 27,56612 terdapat pada Bank Umum
Syariah pada tahun 2012 sampai 2016.
Nilai rata-rata deposito Mudharabah untuk Bank Umum Syariah di
Indonesia selama periode 2012 sampai 2016 adalah sebesar 29,34127.
Nilai maksimum dari bagi hasil sebesar 31,19402 terdapat pada Bank

70
Umum Syariah pada tahun 2012 sampai 2016. Nilai minimum dari bagi
hasil yaitu sebesar 27,14350 terdapat pada Bank Umum Syariah pada
tahun 2012 sampai 2016.
C. Analisis dan Pembahasan
1. Uji Chow
Tabel 4. 2
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 17.587097 (8,33) 0.0000
Cross-section Chi-square 74.736160 8 0.0000
Sumber: Hasil olah data
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa nilai Probabilitas
(Prob.) untuk Cross-section F sebesar 0,0000 yang artinya nilai ini
berada di bawah nilai 0,05 (tingkat signifikansi atau alpha), sehingga
harus dilakukan pengujian lanjutan dengan metode uji Hausman untuk
menentukan model yang paling tepat antara Fixed Effect (FE) dan
Common Effect (CE).

71
2. Uji Hausman
Tabel 4. 3
Hasil Uji Hausman
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa nilai Probabilitas
(Prob.) untuk Cross-section random sebesar 0,0000 yang artinya nilai
ini berada di bawah nilai 0,05 (tingkat signifikansi atau alpha),
sehingga model yang paling tepat untuk penelitian ini adalah Fixed
Effect (FE) dibandingkan dengan Common Effect (CE).
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 26.853777 3 0.0000

72
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
16
-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15
Series: Standardized Residuals
Sample 2012 2016
Observations 45
Mean -4.16e-18
Median -0.012360
Maximum 0.156451
Minimum -0.160945
Std. Dev. 0.066630
Skewness 0.005787
Kurtosis 3.147719
Jarque-Bera 0.041165
Probability 0.979628
Grafik 4. 1 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan grafik 4.1 dapat dilihat hasil dari pengujian
normalitas bahwa data dalam penelitian ini bersifat normal. Hal ini
dilihat berdasarkan nilai Jarque-Bera sebesar 0,041165 lebih kecil
dari 2 dan nilai probabilitas sebesar 0,979628 lebih besar dari
tingkat signifikansi 0,05.
b. Uji Multikolinieritas
Tabel 4. 4
Hasil Uji Multikolinieritas
INFLASI BAGI_HASIL UKURAN_PERUSAHAAN
INFLASI 1.000000 0.016439 -0.037412
BAGI_HASIL 0.016439 1.000000 0.842366
UKURAN_PERUSAHAAN -0.037412 0.842366 1.000000
Sumber: Hasil olah data

73
Jika koefisien korelasi cukup tinggi, yaitu diatas 0,85 maka
kita dapat menduga bahwa terjadi multikolinearitas dalam model.
Sebaliknya, jika koefisien korelasi kurang dari 0,85 maka diduga
model tidak mengandung masalah multikolinearitas (Widarjono,
2010:77).
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat diketahui dari hasil
pengujian pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas karena
nilai seluruh korelasi antar variabel berada dibawah 0,85.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4. 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
F-statistic 0.024107 Prob. F(3,41) 0.9949
Obs*R-squared 0.079235 Prob. Chi-Square(3) 0.9942
Scaled explained SS 0.161855 Prob. Chi-Square(3) 0.9835
Sumber: Hasil olah data
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji diatas, dapat disimpulkan bahwa
dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedasitas. Hal ini didasari pada
nilai Probabilitas Chi-square sebesar 0,9942, dimana nilai ini lebih besar
dari nilai 0,05 (tingkat signifikansi atau alpha), ini berarti Ho diterima,

74
maka disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Tabel 4. 6
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Hasil olah data
Berdasarkan dari tabel 4.6 hasil uji autokorelasi dapat dilihat nilai
Prob-F sebesar 0,1020, dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (tingkat
signifikansi atau alpha) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
masalah autokorelasi dalam penelitian ini.
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 2.425973 Prob. F(2,38) 0.1020
Obs*R-squared 4.981935 Prob. Chi-Square(2) 0.0828

75
4. Analisis Regresi Data Panel
Tabel 4. 7
Hasil Uji Regresi Data Panel
Keterangan :
INFLASI = Nilai inflasi periode 2012-2016
BAGI_HASIL = Nilai bagi hasil periode 2012-2016
UKURAN_PERUSAHAAN = Nilai ukuran perusahan 2012-2016
Dependent Variable: DEPOSITO_MUDHARABAH
Method: Panel Least Squares
Date: 11/16/17 Time: 14:35
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -5.197180 1.228383 -4.230914 0.0002
INFLASI 0.010326 0.006142 1.681163 0.1022
BAGI_HASIL 0.019289 0.025151 2.766951 0.0046
UKURAN_PERUSAHAAN 1.137563 0.049778 22.85282 0.0000
R-squared 0.876738 Mean dependent var 29.34127
Adjusted R-squared 0.875650 S.D. dependent var 1.166551
S.E. of regression 0.076938 Akaike info criterion -2.068452
Sum squared resid 0.195343 Schwarz criterion -1.586676
Log likelihood 58.54018 Hannan-Quinn criter. -1.888851
F-statistic 916.5689 Durbin-Watson stat 2.119278
Prob(F-statistic) 0.000000

76
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah regresi
data panel. Metode ini dirasa tepat karena jenis data yang digunakan
merupakan data gabungan dari time series dan cross section (data
panel).
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa variabel Ukuran
perusahaan dan Jumlah Bagi Hasil Deposito berpengaruh terhadap
variabel Jumlah Deposito Mudharabah, dapat dilihat berdasarkan nilai
probabilitas variabel Ukuran Perusahaan sebesar 0,0000, variabel
Jumlah Bagi Hasil Deposito sebesar 0,0046, dimana kedua nilai
tersebut dibawah nilai signifikansi 5% (0,05).
5. Uji Hipotesis
a. Hasil Uji F (Simultan)
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, hasil perhitungan dari uji F
menunjukkan bahwa nilai probabilitas f-statistik sebesar 0,000000
dimana nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi, Ukuran
Perusahaan, dan Jumlah Bagi Hasil Deposito secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh terhadap Deposito Mudharabah.
b. Hasil Uji t (Parsial)
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dapat dilihat nilai probabilitas
masing-masing variabel, dapat diketahui bahwa variabel Inflasi
tidak berpengaruh terhadap Jumlah Deposito Mudharabah karena

77
nilai probabilitasnya melebihi nilai signifikansi 0,05, sedangkan
variabel Jumlah Bagi Hasil dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.
Hipotesis pertama mengenai variabel Inflasi, diketahui bahwa
nilai probabilitas variabel ini sebesar 0,1022 yang berarti variabel
ini tidak berpengaruh terhadap Jumlah Deposito Mudharabah
karena nilai probabilitas > 0,05.
Hipotesis kedua mengenai variabel Ukuran Perusahaan, nilai
probabilitas variabel ini adalah 0,000 yang berarti bahwa variabel
ini berpengaruh terhadap variabel independen Jumlah Deposito
Mudharabah karena nilai probabilitasnya < 0,05.
Hipotesis ketiga mengenai variabel Jumlah Bagi Hasil
Deposito, dimana nilai probabilitasnya < 0,05 yaitu sebesar 0,0046,
sehingga variabel ini memberikan pengaruh terhadap variabel
independen Jumlah Deposito Mudharabah.
D. Interpretasi Data
1. Pengaruh Inflasi Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah
Sebagaimana hasil peneltian menggunakan Eviews 8 yang telah
dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel inflasi tidak
memiliki pengaruh terhadap variabel jumlah deposito mudharabah.
Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.7 dimana nilai

78
probabilitas variabel Inflasi adalah sebesar 0,1022. Nilai probabilitas
lebih dari tingkat signifikansi 0,05, sehingga dipastikan bahwa variabel
ini tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah.
Hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh Diah
dan Iwan (2014) yang menyebutkan bahwa inflasi berpengaruh
terhadap deposito mudharabah. Sehingga menolak hipotesis yang telah
diajukan peneliti. Nasabah bank syariah tampaknya sudah terbiasa
dengan inflasi yang terjadi di Indonesia, sehingga sudah dapat
merencanakan alokasi dana untuk konsumsi dan dana investasi.
Sehingga, fluktuasi tingkat inflasi tidak mempengaruhi jumlah
deposito mudharabah.
Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Nisa dan Tatik (2015) yang menyimpulkan bahwa
ketika terjadi kenaikan inflasi sebesar satu persen akan mengakibatkan
kenaikan pada tingkat suku bunga sebesar satu persen. Namun karena
dalam ekonomi islam itu tidak diperbolehkan menggunakan tingkat
suku bunga maka pada perbankan syariah akan menaikkan Nisbah
Bagi Hasil yang digunakan sebagai langkah untuk mengatasi agar
nasabah tidak berpaling ke bank konvensional yang menawarkan
bunga lebih tinggi. Sehingga dengan dinaikkannya Nisbah Bagi Hasil
membuat nasabah akan tetap menyimpan dananya pada Deposito
Mudharabah. Dengan bagi hasil tinggi, maka minat masyarakat

79
menabung di perbankan syariah akan mengalami kenaikan karna motif
mencari keuntungan.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Jumlah Deposito Mudharabah
Sebagaimana hasil peneltian menggunakan Eviews 8 yang telah
dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel Ukuran Perusahaan
memiliki pengaruh terhadap variabel jumlah deposito mudharabah.
Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.7 dimana nilai
probabilitas variabel Ukuran Perusahaan adalah sebesar 0,0000. Nilai
probabilitas kurang dari tingkat signifikansi 0,05, sehingga dipastikan
bahwa variabel ini berpengaruh terhadap jumlah deposito
mudharabah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ukuran
Perusahaan berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah,
sehingga menerima hipotesis yang diajukan peneliti.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Ani
Andriyanti dan Wasilah (2010) yang menyebutkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap pertumbuhan deposito mudharabah.
Ukuran bank merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki
perusahaan. Dimana penelitian ini pengukuran terhadap ukuran bank
diproksi dengan pertumbuhan total aset yang dimiliki bank syariah.
Semakin besar ukuran perusahaan maka ada kesempatan yang lebih
luas juga untuk bank meningkatkan pendapatannya sehingga bank
akan memberikan bagi hasil yang lebih tinggi kepada para nasabah.

80
Hal ini tentunya akan berujung pada keinginan para nasabah untuk
menginvestasikan dananya di bank syariah.
3. Pengaruh Jumlah Bagi Hasil terhadap Jumlah Deposito Mudharabah
Sebagaimana hasil peneltian menggunakan Eviews 8 yang telah
dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel Jumlah Bagi Hasil
memiliki pengaruh terhadap variabel Jumlah Deposito Mudharabah.
Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.7 dimana nilai
probabilitas variabel Jumlah Bagi Hasil adalah sebesar 0,0046. Nilai
probabilitas kurang dari tingkat signifikansi 0,05, sehingga dipastikan
bahwa variabel ini berpengaruh terhadap jumlah deposito
mudharabah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jumlah Bagi
Hasil Deposito berpengaruh terhadap Jumlah Deposito Mudharabah,
sehingga menerima hipotesis yang diajukan peneliti.
Hal penelitian ini mendukung penelitian Heru (2015) menyebutkan
bahwa tingkat bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap jumlah
penghimpunan deposito mudharabah perbankan umum syariah. Hal ini
mungkin disebabkan deposito mudharabah yang dihimpun oleh bank
bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pihak bank yaitu dengan
menyalurkan kembali semua dana deposito mudharabah yang
dihimpun kepada masyarakat luas secara kredit untuk mendapatkan
pendapatan dari penyaluran dana, dan selanjutnya seluruh pendapatan
dari penyaluran dana akan di himpun dalam satu rekening, setelah

81
terhimpun setiap periode pengembalian dana deposito mudharabah
pendapatan dari penyaluran dana tersebut akan dibagi hasil sesuai
dengan dana yang di investasikan oleh deposan dan nisbah bagi hasil
yang di sepakati oleh bank dan deposan pada saat perjanjian sesuai
dengan periode investasi, semakin besar pendapatan yang di himpun
oleh pihak bank maka akan semakin besar juga tingkat bagi hasil yang
akan dibagikan antara deposan dengan bank.

82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran dari hasil penelitian yang telah dijelaskan
oleh penulis, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada hasil uji simultan (uji F) menunjukan bahwa variabel independen
yaitu Inflasi, Ukuran Perusahaan dan Jumlah Bagi Hasil Deposito
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Jumlah
Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah periode 2012-2016
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000000.
2. Pada hasil uji parsial (uji t) menunjukan bahwa variabel independen
yaitu Inflasi, tidak berpengaruh terhadap Jumlah Deposito
Mudharabah. Hal ini dikarenakan adanya ketidakpercayaan (trust
issues) nasabah terhadap nilai pasar yang fluktuatif, nasabah bank
syariah sudah terbiasa dengan inflasi yang terjadi di Indonesia
sehingga dapat merencanakan alokasi dana untuk konsumsi dan dana
investasi. Sehingga, fluktuasi tingkat inflasi tidak mempengaruhi
jumlah deposito mudharabah.
3. Variabel independen lainnya yaitu Ukuran Perusahaan dan Jumlah
Bagi Hasil berpengaruh terhadap Jumlah Deposito Mudharabah Bank
Umum Syariah periode tahun 2012-2016.

83
B. Saran
1. Bagi Bank Umum Syariah
a. Bank Umum Syariah disarankan lebih memperhatikan
manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan dalam
menentukan Jumlah Bagi Hasil untuk Jumlah Deposito
Mudharabah agar lebih kompetitif. Selain itu manajemen
perusahaan perlu memperhatikan faktor lain selain Inflasi dan
Ukuran Perusahaan agar kondisi perusahaan tetap stabil.
b. Bank Umum Syariah harus lebih memperhatikan pemakaian
deposito mudharabah secara tepat dan sesuai agar saat deposan
ingin mengambil uang yang disimpan pada bank tersebut, bank
harus bisa memberikan uangnya beserta bagi hasil yang akan
didiperoleh deposan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Untuk peneliti selanjutnya perlu menambah variabel penelitian
yang lain selain Inflasi, Ukuran Perusahaan dan Jumlah Bagi
Hasil. Misalnya tingkat suku bunga, FDR, ROA, LAN, dan lain-
lain.
b. Dalam penelitian ini hanya menggunakan 9 sampel Bank Umum
Syariah di Indonesia dengan kurun waktu lima tahun yaitu tahun
2012 sampai dngan tahun 2016. Oleh karena itu, diharapkan
peneliti selanjutnya dapat menambah jumlah obyek yang akan
diteliti, misalnya dengan menambahkan Unit Usaha Syariah,

84
BPRS dan lain-lain. Dan mengembangkan penelitian dengan cara
melakukan uji dan menggunakan metode yang lebih akurat
sehingga memperoleh kesimpulan yang lebih valid.

85
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanti, Ani, dan Wasilah. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 Bulan) Bank
Muamalat Indonesia (BMI), Purwokerto: Simposium Nasional Akuntansi
XIII Purwokerto”, 2010.
Antonio, M. Syafi’i . “Bank Syariah Dari Teori ke Praktik”. Gema Insani Press,
Jakarta, 2001.
Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah dari Teori Ke Praktik”. 1st edition.
Gema Insani Press , Jakarta, 2009.
Ascarya. “Akad dan Produk Bank Syariah”. Edisi 2, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2008.
Budiman, Gerry., Robby Kumaat, dan Wensy, “Pengaruh Suku Bunga dan
Pendapatan Perkapita Terhadap Jumlah Dana Deposito Berjangka pada
Bank Umum di Provinsi Sulawesi Utara (Periode 2009-2013)”, 2016.
Chapra, M. Umer. “Sistem MoNoner Islam, (ter. Towards a Just MoNonary
System”, Gema Insani Press, Jakarta, 2000.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multiariate Dengan Program SPSS”, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2001.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS”,
Universitas Diponegoro, Semarang, 2006.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19
5th edition”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
Ketujuh”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
Gujarati, Damodar. “Ekonometri Dasar”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1995.
Gujarati. “Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumanto Zain”, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 2004.
Halim, Abdul. “Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah”. Salemba
Empat, Jakarta, 2009.
Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”. FEB UIN Jakarta, Jakarta,
2010.
Iskandar, Diah dan Iwan Firdaus. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga , Inflasi , Dan
Kurs Rupiah Terhadap Deposito Mudharabah dan Deposito Bank
Konvensional Pada Perbankan Di Indonesia”, 2014.

86
Ismail, Drs. “Perbankan Syariah”. Kencana, Jakarta, 2011.
Iqbal, Muhammad. “Operasionalisasi Regresi Data Panel Dengan Eviews 8 ”,
Perbanas, 2015.
Karim, Adiwarman. “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2004.
Karim, Adiwarman. “Ekonomi Makro Islami”. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2008.
Karim, Adiwarman. “Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan”, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2009.
Kristianingsih, dan Rosma Pakpahan. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Deposito Mudharabah (Studi Kasus di Bank Syariah
Mandiri)”, 2012.
Kuncoro, Mudrajat. “Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan
Ekonomi”, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta, 2001.
Lidya, Nisa, dan Tatik Maryati. “Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs, Suku Bunga dan
Bagi Hasil Terhadap Deposito pada PT. Bank Syariah Mandiri 2007-
2012”, 2015.
Maulana, Heru. “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil, Inflasi dan Likuiditas Terhadap
Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Deposito Mudharabah Bank
Umum Syariah yang Terdaftar di BI Tahun 2011-2014”, 2015.
Mulazid, Ade Sofyan. “Pelaksanaan Sharia Compliance Pada Bank Syariah
(Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri, Jakarta)”. Madania, Vol 20,
No. 1, 2016.
Nachrowi, D. N. & H. Usman. “Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika
untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”, Lembaga Penerbit FE UI,
Jakarta, 2006.
Natalia, Evi, Moch. Dzulkirom dan Sri Mangesti. “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil
Deposito Bank Syariah dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap
Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah (Studi Kasus pada Bank Syariah
Mandiri Periode 2009-2012)”, 2014.
Noor, Juliansyah. “Metodologi Penelitian”. Kencana Prenada Media Group, 2012.
Pratiwi, Rianti, dan Asshiddiqi Lukmana. “Pengaruh Kurs Valuta Asing dan
Tingkat Bagi Hasil Terhadap Volume Deposito Mudharabah USD
Perbankan Syariah (Periode Januari 2011-Maret 2015”, 2015.
Putri, Rika, dan Akhmad Riduwan. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank dan
Nisbah Bagi Hasil pada Deposito Mudharabah”, 2016.

87
Rivai, Veithzal. dkk. “Bank and Financial Instituation Management Conventional
And Sharia System”. 1st edition, PT Raja Gafindo Persada, Jakarta, 2007.
Rosadi, Dedi. “Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan Dengan
Eviews”, C.V Andi Offset, Yogyakarta, 2012.
Savitri, Aprilia Dwi, dan Wuryanti. “Analisis Tingkat Bagi Hasil, Tingkat Suku
Bunga Terhadap Jumlah Tabungan dan Jumlah Deposito Mudharabah
pada Bank Muamalat di Indonesia”, 2013.
Sawir, Agnes. “Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan”. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
Sembodo, Heri. “Pemodelan Regresi Panel Pada Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Belanja Daerah”, Universitas
Brawijaya Malang, 2013.
Soemitra, Andri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta, 2009.
Sugiyono. “Memahami Penelitian Kualitatif”. Alfabeta, Bandung, 2005.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 2009.
Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D”, Bandung, 2010.
Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS”. Andi,
Yogyakarta, 2011.
Widarjono, Agus. “Analisis Statistik Multivariat Terapan”. Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2010.
Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2016.
Wuryatiningsih. ”Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Salemba Empat,
Jakarta, 2002.
Yaya, Rizal. Dkk. “Akutansi Perbankan Syariah”. Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja dan Ahim Abdurahim. “Akuntansi
Perbankan Syariah Teori dan Praktek Kontemporer”. Salemba Empat,
Jakarta, 2014.
Laporan Tahunan
https://www.syariahmandiri.co.id/ (di unduh pada 1 juli 2017)
https://www.syariahbukopin.co.id/ (di unduh pada 1 juli 2017)

88
https://www.bnisyariah.co.id/id-id/ (di unduh pada 1 juli 2017)
https://www.paninbanksyariah.co.id/ (di unduh pada 1 juli 2017)
http://www.bcasyariah.co.id/ (di unduh pada 1 juli 2017)
http://www.bankmuamalat.co.id/ (di unduh pada 1 juli 2017)
https://www.brisyariah.co.id/ (di unduh pada 1 juli 2017)
http://bankvictoriasyariah.co.id/ (di unduh pada 1 juli 2017)
http://www.bjbsyariah.co.id/home/ (di unduh pada 1 juli 2017)
Internet
Bank Indonesia, www.bi.go.id (di akses pada 1 Mei 2017)
Otoritas Jasa Keuangan www.ojk.go.id (di akses pada 27 Juni 2017)
Peraturan Bank Indonesia
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 tentang Bank
Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah,
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 122, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 4434 (diunduh pada 20 Agustus 2016)
Peraturan Perundang-Undangan
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perbankan, Undang-Undang No. 10 Tahun
1992. Lembaran Republik Negara Indonesia Tahun 1992 No. 32, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3473
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan, Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1998 No. 182, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 3790

89
DAFTAR LAMPIRAN
A. Data Penelitian Variabel Dependen dan Independen Periode Tahun
2012-2016
Bank Tahun JDM* INF** JBH* UP*
BSM 2012 21.826.640.000.000 4,3 410.608.935.000 54.229.000.000.000
BSM 2013 26.834.260.000.000 5,57 543.973.000.000 63.965.000.000.000
BSM 2014 31.936.000.000.000 8,36 420.136.000.000 66.942.000.000.000
BSM 2015 31.287.536.974.338 3,35 364.449.540.683 70.370.000.000.000
BSM 2016 35.268.859.457.736 3,02 362.082.780.353 78.832.000.000.000
BUKOPINS 2012 2.322.244.169.620 4,3 25.812.313.213 3.616.107.512.472
BUKOPINS 2013 2.591.997.739.317 5,57 27.770.843.800 4.343.000.000.000
BUKOPINS 2014 3.267.039.045.264 8,23 34.764.794.086 5.161.000.000.000
BUKOPINS 2015 3.808.983.400.555 3,35 43.815.345.983 5.830.000.000.000
BUKOPINS 2016 4.338.633.544.240 3,02 49.259.767.483 7.019.000.000.000
BNIS 2012 3.702.313.000.000 4,3 16.708.000.000 10.645.313.000.000
BNIS 2013 4.916.755.000.000 5,57 54.685.000.000 14.708.504.000.000
BNIS 2014 8.873.253.000.000 8,36 99.232.000.000 19.492.112.000.000
BNIS 2015 10.404.894.000.000 3,35 139.302.000.000 23.018.000.000.000
BNIS 2016 12.691.000.000.000 3,02 152.075.000.000 28.314.000.000.000
PANINS 2012 1.006.049.322.000 4,3 46.852.987.000 2.137.000.000.000
PANINS 2013 2.430.835.000.000 5,57 69.995.167.000 4.050.000.000.000
PANINS 2014 4.176.150.000.000 8,36 112.957.122.000 6.206.504.000.000
PANINS 2015 5.086.655.000.000 3,35 133.734.746.000 7.134.235.000.000
PANINS 2016 5.837.088.000.000 3,02 105.992.268.000 8.757.964.000.000
BCAS 2012 985.500.000.000 4,3 9.000.000.000 1.602.200.000.000
BCAS 2013 1.409.122.329.322 5,57 16.080.323.315 2.041.400.000.000
BCAS 2014 2.009.943.059.100 8,36 22.430.477.307 2.994.400.000.000
BCAS 2015 2.858.733.217.898 3,35 23.806.826.859 4.349.600.000.000
BCAS 2016 3.365.265.782.429 3,02 25.528.414.025 4.995.600.000.000
BMI 2012 24.711.431.599.000 4,3 209.901.000.000 44.854.413.000.000
BMI 2013 24.215.226.937.000 5,57 305.724.000.000 54.694.021.000.000
BMI 2014 31.070.416.757.000 8,36 258.438.000.000 62.410.000.000.000
BMI 2015 27.751.031.175.000 3,35 202.024.000.000 57.140.616.713.000
BMI 2016 26.080.777.483.000 3,02 149.900.000.000 55.786.000.000.000

90
BRIS 2012 9.393.326.000.000 4,3 93.036.000.000 14.088.914.000.000
BRIS 2013 10.916.883.000.000 5,57 116.222.000.000 17.400.914.000.000
BRIS 2014 12.653.000.000.000 8,36 115.656.000.000 20.343.249.000.000
BRIS 2015 14.772.700.000.000 3,35 128.509.000.000 24.230.000.000.000
BRIS 2016 15.729.625.000.000 3,02 167.105.000.000 27.687.000.000.000
VICTORIAS 2012 614.144.000.000. 4,3 120.844.674 937.157.000.000
VICTORIAS 2013 1.015.430.413.738 5,57 87.413.434 1.323.398.000.000
VICTORIAS 2014 1.100.705.374.700 8,36 1.621.019.224 1.439.983.000.000
VICTORIAS 2015 1.046.978.055.363 3,35 1.800.719.604 1.379.266.000.000
VICTORIAS 2016 1.158.523.106.555 3,02 860.872.187 1.625.183.000.000
BJBS 2012 2.744.766.211.000 4,3 21.435.552.000 4.239.448.850.000
BJBS 2013 2.944.171.471.000 5,57 46.397.412.000 4.695.088.075.000
BJBS 2014 4.338.007.000.000 8,36 57.766.840.000 6.093.487.708.000
BJBS 2015 4.160.204.000.000 3,35 49.558.524.000 6.439.966.411.000
BJBS 2016 4.623.764.000.000 3,02 31.572.680.000 7.440.000.000.000
Keterangan :
* Dalam rupiah
* Dalam Persentase
B. Regresi Data Panel
Dependent Variable: DEPOSITO_MUDHARABAH Method: Panel Least Squares Date: 11/16/17 Time: 14:35 Sample: 2012 2016 Periods included: 5 Cross-sections included: 9 Total panel (balanced) observations: 45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -5.197180 1.228383 -4.230914 0.0002
INFLASI 0.010326 0.006142 1.681163 0.1022 BAGI_HASIL 0.019289 0.025151 2.766951 0.0046
UKURAN_PERUSAHAAN 1.137563 0.049778 22.85282 0.0000
R-squared 0.876738 Mean dependent var 29.34127 Adjusted R-squared 0.875650 S.D. dependent var 1.166551 S.E. of regression 0.076938 Akaike info criterion -2.068452 Sum squared resid 0.195343 Schwarz criterion -1.586676 Log likelihood 58.54018 Hannan-Quinn criter. -1.888851 F-statistic 916.5689 Durbin-Watson stat 2.119278 Prob(F-statistic) 0.000000

91
C. Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 17.587097 (8,33) 0.0000
Cross-section Chi-square 74.736160 8 0.0000
D. Hasil Uji Hausman
E. Hasil Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
16
-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15
Series: Standardized Residuals
Sample 2012 2016
Observations 45
Mean -4.16e-18
Median -0.012360
Maximum 0.156451
Minimum -0.160945
Std. Dev. 0.066630
Skewness 0.005787
Kurtosis 3.147719
Jarque-Bera 0.041165
Probability 0.979628
Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 26.853777 3 0.0000

92
F. Hasil Uji Autokorelasi
G. Hasil Uji Multikolinearitas
INFLASI BAGI_HASIL UKURAN_PERUSAHAAN
INFLASI 1.000000 0.016439 -0.037412
BAGI_HASIL 0.016439 1.000000 0.842366
UKURAN_PERUSAHAAN -0.037412 0.842366 1.000000
H. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey F-statistic 0.024107 Prob. F(3,41) 0.9949
Obs*R-squared 0.079235 Prob. Chi-Square(3) 0.9942 Scaled explained SS 0.161855 Prob. Chi-Square(3) 0.9835
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.425973 Prob. F(2,38) 0.1020
Obs*R-squared 4.981935 Prob. Chi-Square(2) 0.0828