PENGARUH INFLASI, TINGKAT BAGI HASIL, UKURAN...
Transcript of PENGARUH INFLASI, TINGKAT BAGI HASIL, UKURAN...
PENGARUH INFLASI, TINGKAT BAGI HASIL, UKURAN
PERUSAHAAN, DAN FINANCING DEPOSIT TO RATIO (FDR)
TERHADAP JUMLAH DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
LAILATUL JANNAH
NIM : 1113081000101
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Lailatul Jannah
Tempat, Tanggal
Lahir
: Surabaya, 19 Mei 1993
Alamat Rumah : Jl. Kapuk kamal rawa melati No.45, Tegal alur,
Kalideres Jakarta Barat
Ayah : Mozanni
Ibu : Saidah
No HP : 0878 8096 5856
Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1999 – 2005 MI Tahdzibun Nufus Jakarta Barat
2005 – 2008 SMPN 190 Jakarta Barat
2008 – 2012 SMA Darunnajah Jakarta Selatan
2012 – 2015 Program Profesional TI Perbankan Syariah
CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
Pelatihan Asurasi Syariah 2016
Pelatihan Sharia Banking 2015
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
Bagian Kesenian Organisasi Darunnajah Jakarta 2012
Panitian Pekan Olahraga Seni dan Pramuka 2012
vi
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of inflation, Rate of Revenue Sharing, Firm Size and Financing To Deposit Ratio (FDR) partially or simultaneously to Total Deposit Mudharabah Islamic Banks in Indonesia Period 2011-2015. In this study, using non probably sampling for sample collection. The analytical method used is the panel data regression analysis. The model chosen is a model Fixed Effect. Based on the test results F that inflation, Rate of Revenue Sharing, Firm Size and Financing To Deposit Ratio (FDR) simultaneously affect the amount of the Deposit Mudharabah Islamic Banks. Based on the test results t is known that the amount of Rate of Revenue Sharing, Firm Size and Financing To Deposit Ratio (FDR) affect the amount of Mudharabah deposits and inflation does not affect the amount of the Deposit Mudharabah. And based on the Adjusted R Square of 0.984209 indicates that the ability of independent variables in explaining the dependent variable (Number of Mudharabah deposits) amounted to 98.42%, while the remaining 1.58% is explained by other variables not included in this study. Keywords : Inflation, Rate of Revenue Sharing, Firm Size and Financing To
Deposit Ratio (FDR) and Total Deposits Mudharabah.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Inflasi, Tingkat Bagi
Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR) secara parsial maupun simultan terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015. Dalam penelitian ini menggunakan metode non probably sampling untuk pengambilan sampelnya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel. Model yang terpilih adalah model Fixed Effect. Berdasarkan hasil uji F bahwa Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR) secara simultan berpengaruh terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Jumlah Deposito Mudharabah dan Inflasi tidak berpengaruh terhadap Jumlah Deposito Mudharabah. Dan berdasarkan hasil Adjusted R Square sebesar 0.984209 menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Jumlah Deposito Mudharabah) adalah sebesar 98,42%, sisanya sebesar 1,58% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR) dan Jumlah Deposito Mudharabah.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang telah menciptakan kita dalam
keadaan mencintai agamanya dan berpegang pada syariat-Nya. Shalawat dan
salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang telah
berjihad untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau
yang mulia, dan semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk
keluarganya dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya,
sehingga mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis, Bapak Mozanni dan Ibu Saidah yang selalu
memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih
penulis, cinta,dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas. Kalian
adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera menyelesaikan
skripsi ini.
2. Teruntuk adik penulis, M. Ribtul Fikri dan M. Azril Rizky yang selalu
memberi motivasi kepada penulis untuk menjadi kakak yang baik, semoga
kita dapat selalu anak yang selalu bisa menjadi kebanggan ibu dan bapak.
3. Teruntuk nenek penulis, Jumiati yang selalu memberikan dukungan dan
selalu mendoakan penulis sehingga penulis bisa segera menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr.
Amilin, SE.Ak., M.Si selaku Wadek I FEB, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid
selaku Wadek II FEB, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA selaku
Wadek III FEB, yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
ix
5. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE, MM dan Ibu Amalia, MSM sebagai Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan
untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini
serta motivasinya yang begitu besar pada penulis.
6. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Ibu Ela Patriana., MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Bapak Sopyan, SE., MM selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini.
9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih semua ilmu yang
Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.
10. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas
kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam
mengurus kebutuhan administrasi, keuangan dan lain-lainnya.
11. Teman seperjuangan selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih atas
motivasi dan dukungan kalian semua.
12. Sahabat-sahabat yaitu Nur Anisha, Najwa Fithrati, Ayu Indah Wati,
Khridmadanty Angelita, Siti Sarah Anggraeni, Dedeh Rahmawati, Dwi
Ratna sari, Putri Nilam Bachry dan Riani Alfianita terimakasih atas motivasi
dan dukungan kalian semua.
13. Teman-teman “Ganbate” yang selalu memberikan motivasi dan dukungan
kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-teman “Kosan Kuning” yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
15. Keluarga besar KKN Green Sosial 2015 yang telah memberikan pengalaman
dan pelajaran yang begitu berharga selama masa KKN, yang menjadikan
pribadi penulis lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Semoga kekeluargaan
kita tetap terjaga.
x
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,
arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil
penelitian ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, baik dunia perbankan, dunia akademisi, para pembaca serta
bagi penulis sendiri sebagai proses pengembangan diri.
Jakarta, 08 Februari 2017
Penulis,
(Lailatul Jannah)
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH............................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ iv
ABSTRACT ......................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusn Masalah ..................................................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 11
BAB II ............................................................................................................... 14
LANDASAN TEORI ......................................................................................... 14
A. Landasan Teori ................................................................................... 14
1. Bank Syariah ....................................................................................... 14
2. Konsep Dasar Bank Syariah ................................................................. 15
3. Akad pada Dana Pihak Ketiga .............................................................. 16
4. Inflasi .................................................................................................. 23
5. Bagi Hasil ............................................................................................ 25
6. Ukuran Perusahaan .............................................................................. 28
7. Rasio Keuangan Bank .......................................................................... 30
8. Deposito Mudharabah .......................................................................... 34
B. Keterkaitan antar Variabel X dengan Variabel Y ..................................... 36
xii
C. Penelitian Sebelumnya ............................................................................ 41
D. Kerangka Berpikir ............................................................................... 47
E. Hipotesis .............................................................................................. 48
BAB III.............................................................................................................. 51
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 51
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 51
B. Teknik Penentuan Sampel ....................................................................... 51
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 53
D. Metode Analisis Data .............................................................................. 54
1. Estimasi Data Panel ............................................................................. 54
2. Tahap Analisis Data ............................................................................. 56
3. Uji Asumsi Klasik................................................................................ 58
4. Model Regresi ..................................................................................... 61
5. Uji Statistik .......................................................................................... 62
E. Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 66
BAB IV ............................................................................................................. 69
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................... 69
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 69
B. Analisa Deskriptif ................................................................................... 85
C. Analisis dan Pembahasan ........................................................................ 87
D. Interpretasi Data ...................................................................................... 99
BAB V ............................................................................................................. 106
PENUTUP ....................................................................................................... 106
A. Kesimpulan ........................................................................................... 106
B. Saran ..................................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 110
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... 116
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Perkembangan Jumlah Deposito Mudharabah ............................ 4
Tabel 1. 2 Perkembangan Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan
dan Financing Deposit To Ratio (FDR) ....................................................... 5
Tabel 2. 1 Perhitungan Bagi Hasil ............................................................. 27
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu................................................................. 41 Tabel 3. 1 Pengambilan Sampel Penelitian ................................................ 53
Tabel 3. 2 Asumsi Aplikasi Persamaan Regresi Pada Data Pool ................ 55
Tabel 4. 1 Analisa Deskriptif ................................................................... 85
Tabel 4. 2 Hasil Uji Chow ........................................................................ 87
Tabel 4. 3 Hasil Uji Hauman ................................................................... 88
Tabel 4. 4 Hasil Uji Normalitas ............................................................... 89
Tabel 4. 5 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................... 90
Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedestisitas ................................................... 91
Tabel 4. 7 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 91
Tabel 4. 8 Hasil Uji Regresi Data Panel ................................................... 92
Tabel 4. 9 Hasil Uji F .............................................................................. 94
Tabel 4. 10 Hasil Uji t .............................................................................. 95
Tabel 4. 11 Hasil Koefisien Determinasi ................................................. 98
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Perkembangan Tingkat Bagi Hasil .....................................................7
Gambar 1. 2 Perkembangan Ukuran Perusahaan ....................................................8
Gambar 1. 3 Perkembangan Financing Deposit To Ratio (FDR) ............................9 Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 47
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian 2011-2015 .............................................................. 116
Lampiran 2 Analisa Deskriptif .......................................................................... 117
Lampiran 3 Model Common Effect .................................................................... 118
Lampiran 4 Model Fixed Effect ......................................................................... 119
Lampiran 5 Model Random Effect ..................................................................... 120
Lampiran 6 Uji Chow ........................................................................................ 121
Lampiran 7 Uji Hausman .................................................................................. 121
Lampiran 8 Uji Normalittas .............................................................................. 122
Lampiran 9 Uji Heterokedastisitas ..................................................................... 122
Lampiran 10 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 122
Lampiran 11 Uji Autokorelasi ........................................................................... 123
Lampiran 12 Uji Regresi Data Panel .................................................................. 123
Lampiran 13 Koefisien Determinasi .................................................................. 124
Lampiran 14 Tabel Distribusi F ( Prob 0.05) ...................................................... 125
Lampiran 15 Tabel Distribusi t .......................................................................... 127
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan
bank sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuntungan. Mereka
menganggap bank merupakan lembaga keuangan yang aman dalam
melakukan berbagai macam aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang
sering dilakukan masyarakat di negara maju dan negara berkembang antara
lain aktivitas penyimpanan dan penyaluran dana. Bank dapat menghimpun
dana masyarakat secara langsung dari nasabah. Bank merupakan lembaga
yang di percaya oleh masyarakat dari berbagai macam kalangan dalam
menempatkan dananya secara aman. Di sisi lain, bank berperan
menyalurkan dana kepada masyarakat (Ismail, 2011:29-30).
Bank menurut Undang-Undang no. 21 tahun 2008 mengatakan,
adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningktakan taraf hidup rakyat
(www.bi.go.id)
Tidaklah mengherankan apabila pemerintah dalam suatu negara terus
menerus melakukan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui
perbaikan dan peningkatan kinerja bank sebagai lembaga keuangan dan
lokomotif pembangunan ekonomi. Lembaga keuangan bank yang
2
mempunyai peranan yang strategis dalam membangun suatu perekonomian
negara (Muhammad, 2005:1).
Perkembangan bank syariah di Indonesia semakin meningkat sejak
krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998. Ketika bank
konvensional banyak mengalami negative spread (tingkat suku bunga
pinjaman lebih rendah dari pada suku bunga tabungan) dalam bisnisnya,
sementara bank syariah mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi. Hal
ini menunjukkan bahwa bank syariah memiliki keunggulan, sehingga
mampu bertahan menghadapi keadaan yang sangat sulit bagi dunia
perbankan.
Melihat kenyataan ini, Syariah Islam sebagai suatu syariat yang
dibawa oleh Rasul terakhir mempunyai keunikan tersendiri, ia bukan saja
komprehensif, tetapi juga universal. Sifat-sifat istimewa ini mutlak
diperlukan sebab tidak akan ada syariat lain yang datang untuk
menyempurnakannya (Veithzal Rivai dkk, 2007:732).
Dengan adanya perubahan regulasi tentang perbankan ini menjadi
momen strategis untuk umat Islam di Indonesia untuk mendirikan lembaga
keuangan yang berbasis nilai-nilai syariah (Islam) selanjutnya yang dikenal
dengan sebutan bank syariah yang tidak bertentangan dengan isi al-Qur’an
dan hadits Rasulullah SAW dalam mengembangkan lembaga-lembaga
keuangan Islam.
Bank syariah di Indonesia lahir sejak 1992. Bank syariah pertama di
Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia. Bank syariah memiliki sistem
3
operasional yang berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah
memberikan layanan bebas bunga kepada nasabahnya. Dalam sistem
operasional bank syariah, pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam
semua bentuk transaksi. Bank syariah tidak mengenal sistem bunga, baik
bunga yang diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga yang
dibayar kepada penyimpan dana di bank syariah (Ismail, 2011:32).
Undang-Undang Perbankan Syariah No.21 Tahun 2008 menyatakan
bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank
syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah (BUS)
dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) (UU No.21/2008, 1 dan 7)
(www.bi.go.id).
Sampai Bulan Juni tahun 2015 Perbankan Syariah memiliki Bank
Umum Syariah (BUS) sebanyak 12 Bank. PT. Bank Muamalat Indonesia,
PT. Bank Victoria Syariah, Bank BRI Syariah, B.P.D Jawa Barat Banten
Syariah, Bank BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega
Indonesia, Bank Panin Syariah, PT. Bank Syariah Bukopin, PT. BCA
Syariah, PT. Maybank Syariah Indonesia dan PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Syariah (www.bi.go.id).
Salah satu faktor yang digunakan untuk menilai tingkat
keberhasilan bank adalah dengan melihat besarnya Dana Pihak Ketiga
4
(DPK). DPK merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari
masyarakat baik individu maupun badan usaha (Muhammad, 2005:265).
Perkembangan dana pihak ketiga pada bank syariah tidak terlepas
dari berbagai macam faktor yang mendasarinya. Salah satu bentuk dana
pihak ketiga pada bank syariah adalah deposito mudharabah, perubahan
yang terjadi pada faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi deposito
mudharabah baik secara positif dan negatif.
Tabel 1. 1
Perkembangan Jumlah Deposito Mudharabah
2011 2012 2013 2014 2015
JDM 7395508.5 8374728.625 9757619.75 12433482.88 12446579.88
Sumber: Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2011-2015 (data diolah)
Pada Tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah
deposito mudharabah naik setiap tahunnya. Dilihat pada tahun 2012
mengalami kenaikan dari Rp 7.395.509 menjadi Rp 8.374.728, mengalami
kenaikan kembali pada tahun 2013 menjadi Rp 9.757.619, pada tahun
2014 dan tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi Rp 12.433.482 dan Rp
12.446.579. Dengan jumlah deposito yang semakin meningkat ini dapat
mempengaruhi bank dalam memenuhi kewajiban bank. Selain itu juga
sebagai gambaran bagi deposan untuk dapat menginvestasikan dananya
pada bank syariah.
5
Fatwa DSN Nomor 3 Tahun 2000 menyatakan bahwa deposito ada
dua jenis pertama deposito yang tidak dibenarkan secara syari’ah, yaitu
deposito yang berdasarkan perhitungan bunga dan deposito yang
dibenarkan, yaitu deposito berdsarkan prinsip Mudharabah. Dalam
transaksi deposito mudharabah, nasabah bertindak sebagai pemiliki dana
(shahibul maal) dan bank bertindak sebagai pengelola (mudharib)
(www.bi.go.id)
Hasibuan (2006:71) dalam bukunya Dasar-Dasar Perbankan
menyebutkan bahwa selain dipengaruhi oleh faktor-faktor internal bank itu
sendiri, perbankan syariah juga dipengaruhi oleh indikator-indikator
moneter dan finansial lainnya. Terdapat beberapa faktor yang diduga
berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah, diantaranya adalah
inflasi, jumlah bagi hasil, ukuran perusahaan, dan financing deposit to
ratio (FDR).
Tabel 1. 2 Perkembangan Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing
Deposit To Ratio (FDR)
2011 2012 2013 2014 2015
Inflasi 4.344 4.300 6.994 8.344 3.869
TBH 123806 130357.5 146991.125 136498.75 136694.375
UP 14080012.06 19450819.87 21935394.29 23615364.01 19500656.90
FDR 91 92 94 90 89
Sumber: Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2011-2015 (data diolah)
6
Pada Tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan inflasi
bank umum syariah setiap tahunnya megalami perubahan. Pada tahun
2014 mengalami kenaikan dimana pada tahun 2013 yaitu 6.994% menjadi
8.344% pada tahun 2014. Perkembangan tingkat bagi hasil bank umum
syariah rata-rata setiap tahunnya mengalami kenaikan dimana pada tahun
2012 yaitu Rp 130357.5 menjadi Rp 146991.125 pada tahun 2013, dan
mengalami peningkatan yang stabil pada tahun berikutnya yaitu tahun
2014 dan tahun 2015. Perkembangan ukuran perusahaan bank umum
syariah rata-rata setiap tahunnya mengalami kenaikan. Walaupun pada
tahun 2014 yaitu Rp 23615364.01 mengalami penurunan pada tahun 2015
menjadi Rp 19500656.90. Dan Financing Deposit To Ratio (FDR) rata-
rata mengalami peningkatan yang pada tahun 2011 sampai 2013, dan pada
tahun 2014 sampai 2015 mengalami penurunan dari 94% pada tahun 2013
menjadi 90% pada tahun 2014. Dari hasil perkembangan inflasi, tingkat
bagi hasil, ukuran perusahaan dan financing deposit to ratio (FDR)
menjadi gambaran bagi deposan untuk dapat mempertimbangkan
mendepositokan dananya pada bank syariah.
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara
umum dan terus menerus (Murni, 2009:196). Perkembangan perbankan
syariah di Indonesia diharapkan terus bertumbuh untuk mendorong
aktifitas perekonomian produktif masyarakat. Dengan karakteristik
perbankan syariah yang memiliki hubungan sangat erat dengan sektor
ekonomi riil produktif, secara konseptual perkembangan perbankan
7
syariah akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kondisi
perekonomian nasional, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada
perbankan syariah. Kecenderungan penurunan inflasi mendorong
peningkatan aset perbankan syariah begitu pula sebaliknya kenaikan
inflasi dapat menurunkan asset perbankan syariah (www.bi.go.id).
Bagi hasil adalah sistem pembagian hasil usaha dimana pemilik
modal bekerjasama dengan pengelola modal untuk melakukan kegiatan
usaha. Apabila kegiatan usaha menghasilkan keuntungan maka dibagi
berdua dan ketika mengalami kerugian ditanggung bersama pula. Sistem
bagi hasil menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang
tereksploitasi (Ascarya, 2008:26). Akad berpola bagi hasil pada
prinsipnya, merupakan suatu transaksi yang mengupayakan suatu nilai
tambah (added value) dari suatu kerja sama antarpihak dalam
memperroduksi barang dan jasa (Ascarya, 2008:214).
Gambar 1. 1 Perkembangan Tingkat Bagi Hasil
110000115000120000125000130000135000140000145000150000
2011 2012 2013 2014 2015
Tingkat Bagi Hasil
8
Sumber: Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah
di Indonesia periode 2011-2015 (data diolah)
Berdasarkan Grafik 1.2 menerangkan bahwa jumlah bagi hasil
pada perbankan syariah setiap tahunnya naik secara stabil meskipun pada
2014 terdapat penurunan namun tidak menurun secara drastis yaitu dari Rp
146991.125 menjadi Rp 136498.75.
Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecendrungan
menggunakan modal asing juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan
karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk
menunjang operasionalnya dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah
dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi (Halim,
2009:93).
Gambar 1. 2 Perkembangan Ukuran Perusahaan
Sumber: Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah
di Indonesia periode 2011-2015 (data diolah)
Berdasarkan Grafik 1.3 menerangkan bahwa ukuran perusahaan
pada perbankan syariah setiap tahunnya naik secara stabil meskipun pada
0.00
5000000.00
10000000.00
15000000.00
20000000.00
25000000.00
2011 2012 2013 2014 2015
Ukuran Perusahaan
9
2015 terdapat penurunan namun tidak menurun secara drastis yaitu dari Rp
23615364.01 menjadi Rp 19500656.90.
Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga perantara keuangan
atau financial intermediary. Fungsi intermediasi ini dapat ditunjukkan oleh
Financing to Deposit Ratio (FDR). Financing to Deposit Ratio (FDR)
adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana
yang diterima oleh bank (Dendawijaya, 2009:82).
Gambar 1. 3 Perkembangan Financing Deposit To Ratio (FDR)
Sumber: Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah
di Indonesia periode 2011-2015 (data diolah)
Berdasarkan Grafik 1.4 menerangkan bahwa financing deposit to
ratio (FDR) pada perbankan syariah setiap tahunnya naik secara stabil
meskipun pada 2014 terdapat penurunan namun tidak menurun secara
drastic yaitu sebesar 4%.
Ada beberapa penelitian yang diduga berpengaruh terhadap jumlah
deposito mudharabah diantaranya, pertama penelitian Nisa Lydia dan
Tatik Maryati (2015) menunjukan bahwa Inflasi berpengaruh signifikan
86878889909192939495
2011 2012 2013 2014 2015
FDR
10
terhadap jumlah deposito mudharabah, namun hasil berbeda ditunjukan
oleh Nur Anisah (2013) yang menunjukan Inflasi tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan deposito mudharabah. Kedua, Penelitian Aprilia
Dwi dan Wuryanti (2013) menunjukan bahwa jumlah bagi hasil
berpengaruh signifikan terhadap deposito mudharabah. Dan penelitian
Heru Maulana (2015) menujukan bahwa jumlah bagi hasil berpengaruh
signifikan terhadap jumlah penghimpunan deposito mudharabah. Ketiga
yang diduga berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah adalah
ukuran perusahaan. Penelitian Ani Andriyanti dan Wasilah (2010)
menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan deposito mudharabah. Dan terakhir yang diduga
berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah adalah financing
deposit to ratio (FDR). Penelitian Teguh Dwi dan Setiawan (2014)
menunjukan bahwa financing deposit to ratio berpengaruh signifikan
terhadap jumlah deposito mudharabah.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis bermaksud untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Inflasi, Tingkat Bagi
Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR)
Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah
Di Indonesia Periode 2011-2015.”
B. Rumusn Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
11
1. Apakah variabel inflasi, tingkat bagi hasil, ukuran perusahaan dan
financing deposit to ratio (FDR) berpengaruh secara simultan
terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah?
2. Apakah variabel inflasi, tingkat bagi hasil, ukuran perusahaan, dan
financing deposit to ratio (FDR) berpengaruh secara parsial terhadap
jumlah deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a Untuk mengetahui apakah variabel inflasi, tingkat bagi hasil,
ukuran perusahaan dan financing deposit to ratio (FDR) secara
simultan berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah
pada Bank Umum Syariah.
b Untuk mengetahui apakah inflasi, tingkat bagi hasil, ukuran
perusahaan dan financing deposit to ratio (FDR) secara parsial
berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank
Umum Syariah.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk
mengeimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang penulis
12
peroleh dari bangku kuliah pada program S1 Jurusan
Manajemen. Penelitian ini juga memberikan pengetahuan dan
pemahaman tentang pengaruh inflasi, tingkat bagi hasil, ukuran
perusahaan dan financing deposit to ratio (FDR) terhadap
jumlah deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah.
b Bagi Perbankan Syariah
Pengaruh inflasi, tingkat bagi hasil, ukuran perusahaan dan
financing deposit to ratio (FDR) terhadap jumlah deposito
mudharabah menjadi topik yang dapat dibahas lebih lanjut.
Kajian penelitian ini dapat bermanfaat untuk evaluasi
perkembangan sistem perbankan syariah mengenai Dana Pihak
Ketiga (DPK) yaitu deposito mudharabah.
c Bagi Nasabah
Peneltian ini diharapkan menjadi informasi yang penting dan
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi nasabah bank
syariah terutama pada produk deposito mudharabah.
d Bagi Mahasiswa
Dengan adanya penelitian yang penulis lakukan, diharapkan
penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan referensi untuk
penelitian lebih lanjut (bagi yang berminat) di masa yang akan
datang.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan
hokum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau
penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Bank Syariah, atau
yang biasa disebut Islamic Banking di Negara lain, berbeda dengan
bank konvensional. Perbedaan utamanya terletak pada landasan
operasi yang digunakan. Bank konvensional beroperasi berlandaskan
bunga, bank syariah beroperasi berdasarkan bagi hasil, ditambah
dengan jual beli dan sewa (Rivai dkk, 2007:733).
Bentuk utama produk bank syariah terutama menggunakan pola
bagi hasil, sesuai dengan karakteristiknya. Selain pola bagi hasil, bank
syariah juga mempunyai produk-produk pendanaan dan pembiayaan
dengan pola non bagi hasil. Dalam produk pendanaan, bank syariah
dapat juga menggunakan prinsip wadi’ah, qardh, maupun ijarah.
Dalam produk pembiayaan, bank syariah dapat juga menggunakan
pola jual beli (dengan prinsip murabahah, salam, dan istishna) dan
15
pola sewa (dengan prinsip ijarah dan ijarah wa iqtina) (Ascarya,
2008:2).
2. Konsep Dasar Bank Syariah
Bank syariah menjalankan fungsi penghimpunan dana
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Organisasinya dilengkapi
Dewan Pengawas Syariah (DPS) guna menjamin bahwa
operasionalnya tidak menyimpang dari kaidah syariah. Penempatan
dana di bank syariah bersifat investasi sehingga perolehan (return)
yang didapat tidak bisa dipastikan karena praktik bisnis bisa
menguntungkan atau mengalami kerugian sebagai konsekuensi
investasi. Yang bisa dipastikan hanya porsi bagi hasil (nisabah) antara
bank dengan nasabah dalam bentuk persentase (Ikatan Bankir
Indonesia, 2014:7).
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang berfungsi
memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas
investasi atau jual beli, serta memberikan pelayanan jasa
simpanan/perbankan bagi para nasabah. Mekanisme kerja bank syariah
adalah sebagai berikut. Bank syariah melakukan kegiatan
pengumpulan dana dari nasabah melalui deposito/investasi maupun
titipan giro dan tabungan. Dana yang terkumpul kemudian
diinvestasikan pada dunia usaha melalui investasi sendiri (nonbagi
hasil/trade financing) dan investasi dengan pihak lain (bagi
16
hasil/investment financing). Ketika ada hasil (keuntungan), maka
bagian keuntungan untuk bank dibagi kembali antara bank dan
nasabah pendanaan. Di samping itu, bank syariah dapat memberikan
jasa perbankan kepada nasabahnya (Ascarya, 2008:30).
3. Akad pada Dana Pihak Ketiga
Dalam menjalankan perannya sebagai lembaga perantara, bank
syariah menawarkan berbagai macam produk. Produk tersebut
merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh bank syariah
dalam menyalurkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana
kepada pihak yang memerlukan dana. Salah satu produk yang populer
pada perbankan syariah yaitu produk yang berdasarkan prinsip bagi
hasil yang dikenal dengan istilah mudharabah. Ada juga produk bank
syariah dalam penghimpunan dana yaitu wadi’ah dan mudharabah.
Prinsip Wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah
yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ah yad dhamanah
berbeda dengan Wadi’ah yad amanah. Dalam wadi’ah yad dhamanah,
pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang
dititipi. Sementara itu, dalam hal wadi’ah yad dhamanah, pihak yang
dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga
ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. Sedangkan Mudharabah,
penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik
modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola).
17
Mudharabah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahib al-
maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh pendapatan
atau keuntungan. Pendapatan dan keuntungan tersebut dibagi
berdasarkan nisbah yang telah disepakati di awal akad (Wirdyaningsih
dkk, 2005:105).
Mudharabah adalah sistem kerja sama usaha antara dua pihak
atau lebih di mana pihak pertama (shahib al-maal) menyediakan
seluruh (100%) kebutuhan modal (sebagai penyuntik sejumlah dana
sesuai kebutuhan pembiayaan proyek), sedangkan nasabah sebagai
pengelola (mudharib) mengajukan permohonan pembiayaan dan untuk
itu nasabah sebagai pengelola (mudharib) menyediakan keahliannya.
Landasan syariah mudharabah lebih mencerminkan agar setiap umat
dianjurkan untuk melakukan usaha, seperti tertera dalam Al-Qur’an
dan Al-Hadits berikut:
Surat Al-Jumu’ah [2]:10, yang artinya:”Apabila telah ditunaikan
shalat maka bertebaran engkau di muka bumi dan carilah karunia
Allah SWT…”
HR Thabrani, yang artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas
bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke
mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya
tidak dibawa mengarungi lautan menuruni lembah yang berbahaya,
atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang
bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah
18
syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW. Dan Rasulullah pun
membolekannya” (Rivai, 2007:471).
a Rukun Mudharabah
Adapun rukun mudharabah adalah sebagai berikut (Karim,
2009:205):
1. Pelaku
Akad mudharabah harus ada minimal dua pelaku.
Pihak pertama bertindak sebagai pemilik modal (shahibul
maal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana
usaha.
2. Objek mudharabah
Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai objek
mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan
kerjanya sebagai objek mudharabah. Modal yang
diserahkan bisa berbentuk uag atau barang yang dirinci
berapa nilai uangnya. Sedangkan kerja yang diserahkan
bisa berbentuk keahlian, keterampilan, selling skill,
management skill, dll.
3. Persetujuan kedua belah pihak
Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat
untuk mengingatkan diri dalam akad mudharabah.
4. Nisbah keuntungan
19
Nisbah ini merupakan rukun yang khas dalam akad
mudharabah, yang tidak ada dalam akad jual beli, Nisbah
ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh
kedua belah pihakyang ber-mudharabah. Mudharib
mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan shahibul
maal mendapatkan imbalan atas penyertaan modalnya.
Nisbah keuntungan inilah yang akan mencegah terjadinya
perselisihan antara kedua belah pihak mengenai cara
pembagian keuntungan. Nisbah keuntungan ini harus
dinyatakan dalam bentuk persentase bukan dalam bentuk
nominal rupiah tertentu. Nisbah keuntungan ditentukan
berdasarkan kesepakata, bukan berdasarkan porsi setoran
modal.
Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang telah dituangkan dalam kontrak. Apabila
mengalami kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal
selama kerugian tersebut bukan dikarenakan kelalaian si
pengelola. Seandainya kerugian tersebut disebabkan oleh
kecurangan atau kelalaian si pengelola maka si pengelola
harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Antonio,
2009:95).
b Syarat-Syarat Mudharabah
20
Syarat-syarat mudharabah adalah sebagai berikut (Iska,
2011:187):
1. Modalnya harus berbentuk tunai dan tidak boleh berbentuk
utang.
2. Dapat diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan antara
modal dengan keuntungan.
3. Pembagian keuntungan antara pemilik modal dengan
pekerja harus jelas seperti setengah, sepertiga atau
seperempat, sebagaimana yang dilaksanakan oleh
Rasulullah SAW dengan penduduk Khaibar. Artinya, tidak
diperbolehkan jika pembagian untuk pekerja ditentukan
hanya beberapa dirham/rupiah saja.
4. Pelaksanaannya harus bersifat mutlak, yaitu pemodal tidak
boleh membatasai atau mengikat pekerja untuk berusaha
pada tempat, waktu, barang atau dengan orang tertentu saja.
Karena persyaratan yang mengikat seringkali dapat
menyimpangkan tujuan akad mudharabah yaitu
keuntungan, sebagaimana pendapat mazhab Malik dan
Syafi’i.
c Bentuk-bentuk Mudharabah
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak
penyimpan dana, mudharabah terbagi dua yaitu (Karim,
2009:109-111):
21
1. Mudharabah mutlaqah (URIA), tidak ada pembatasan bagi
bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah
tidak memberikan persyaratan apapun kepada bank, ke
bisnis apa dana yang disimpannya itu hendak disalurkan,
atau menetapkan penggunaan akad-akad tertentu, ataupun
mensyaratkan dananya diperuntukkan bagi nasabah
tertentu. Jadi bank memiliki kebebasan penuh untuk
menyalurkan dana ini ke bisnis manapun yang diperkirakan
menguntungkan.
2. Mudharabah muqayyadah (RIA) ada dua jenis, yaitu:
Mudharabah muqayyadah on balance sheet dan
Mudharabah muqayyadah of balance sheet. Mudharabah
muqayyadah on balance sheet merupakan simpanan khusus
dimana pihak pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat
tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. Misalnya
disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, atau
disyaratkan digunakan dengan akad tertentu, atau
disyaratkan digunakan untuk nasabah tertentu. Mudharabah
muqayyadah of balance sheet merupakan penyaluran dana
mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya, di mana
bank bertindak sebagai perantara yang mempertemukan
antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana
22
dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi
oleh bank dalam mencari bisnis (pelaksana usaha).
d Penerapan Mudharabah dalam Perbankan Syariah
Penerapan mudharabah dalam perbankan antara lain
(Antonio, 2009:97):
1) Tabungan berjangka yaitu tabungan yang dimaksudkan
untuk tujuan khusus seperti tabungan haji, tabungan qurban
dsb.
2) Deposito biasa.
3) Deposito spesial (special investment) dimana dana yang
dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya
murabahah saja atau ijarah saja.
Sedangkan pada sisi pembiayaan, mudharabah
diterapkan untuk:
1) Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan
dan jasa.
2) Investasi khusus disebut juga mudharabah muqayyadah di
mana
sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus
dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul
maal.
23
4. Inflasi
Dalam ekonomi, inflasi memiliki pengertian suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Dengan
kata lain, inflasi merupakan proses suatu peristiwa dan bukan tinggi-
rendahnya tingkat harga. Artinya harga yang dianggap tinggi belum
tentu menunjukkan inflasi, dianggap inflasi jika terjadi proses
kenaikan harga yang terus menerus dan saling mempengaruhi
(Rodoni& Ali, 2014: 195).
Inflasi adalah kenaikan tingkat harga yang secara terus menerus,
mempengaruhi individu, pengusaha atau pemerintah (Mishkin,
2008:13).
Inflasi merupakan suatu keadaan perekonomian di mana tingkat
harga dan biaya-biaya umum naik; misalnya naiknya harga beras,
harga bahan bakar, harga mobil, upah tenaga kerja, harga tanah, sewa
barang-barang modal (Zakaria, 2009:61).
Inflasi yang tinggi merupakan masalah ekonomi. Tenaga beli
uang (pendapatan) turun. Masyarakat yang pendapatannya tetap akan
dirugikan sedangkan yang berpenghasilan tidak tetap kadangkala
diuntungkan. Dengan demikian inflasi dapat mempengaruhi distribusi
pendapatan (Nopirin, 2000:14).
Menurut Bank Indonesia inflasi adalah meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau
24
dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu
meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.
Inflasi merupakan variabel penghubung antara tingkat bunga dan
nilai tukar efektif, di mana dua variabel ini merupakan variabel penting
dalam menentukan pertumbuhan dalam sektor produksi.
Menurut Paul A. Samuelson, inflasi dapat digolongkan menurut
tingkat keparahannya, yaitu sebagai berikut (Adiwarman Karim,
2008:137):
1. Moderate inflation
Karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga yang
lambat. Umumnya disebut sebagai inflasi satu digit. Pada tingkat
inflasi seperti ini orang-orang masih mau memegang uang dan
menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang daripada dalam
bentuk aset riil.
2. Galopping inflation
Inflasi tingkat ini terjadi pada tingkatan 20% sampai
dengan 200% pertahun. Pada tingkatan inflasi seperti ini orang
hanya mau memegang uang seperlunya saja, sedangkan
kekayaan disimpan dalam bentuk asset-aset riil. Orang akan
menumpuk barang-barang, membeli rumah dan tanah. Pasar uang
akan mengalami penyusutan dan pendanaan akan dialokasikan
melalui cara-cara selain dari tingkat bunga serta orang tidak akan
memberikan pinjaman kecuali dengan tingkat bunga yang amat
25
tinggi. Banyak perekonomian yang mengalami inflasi seperti ini
tetap berhasil walaupun sistem harga yang berlaku sangat buruk.
Perekonomian seperti ini cenderung mengakibatkan terjadinya
gangguan-gangguan besar pada perekonomian karena orang-
orang akan cenderung mengirimkan dananya untuk berinvestasi
di luar negeri dari pada di dalam negeri (Capital Outflow).
3. Hyper inflation
Inflasi jenis ini terjadi pada tingkatan yang sangat tinggi
yaitu sampai triliunan persen per tahun. Walaupun sepertinya
banyak pemerintahan yang perekonomiannya dapat bertahan
menghadapi galopping inflation, akan tetapi tidak pernah ada
pemerintahan yang dapat bertahan menghadapi jenis inflasi ini.
Contohnya adalah Weimar Republic di Jerman pada tahun 1920-
an.
5. Bagi Hasil
Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah
dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak
nasabah dan pihak bank syariah. Dalam hal terdapat dua pihak yang
melakukan perjanjian usaha, maka hasil atas usaha yang dilakukan
oleh kedua pihak atau salah satu pihak, akan dibagi sesuai dengan
porsi masing-masing pihak yang melakukan akad perjanjian.
Pembagian hasil usaha dalam perbankan syariah ditetapkan dengan
menggunakan nisbah. Nisbah yaitu persentase yang disetujui oleh
26
kedua pihak dalam menentukan bagi hasil atas usaha yang
dikerjasamakan (Ismail, 2011:95-96)
Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil harus
dilaksanakan dengan transparan dan adil. Hal ini disebabkan untuk
mengetahui tingkat bagi hasil pada periode tertentu itu tidak dapat
dijalankan kecuali harus ada laporan keuangan atau pengakuan yang
terpercaya. Pada tahap perjanjian kerjasama ini disetujui oleh para
pihak, maka semua aspek yang berkaitan dengan usaha harus
disepakati dengan kontrak, agar antar pihak dapat saling mengingatkan
(Ridwan, 2004:120).
Prinsip perhitungan bagi hasil pendapatan sangat penting untuk
ditentukan di awal dan untuk diketahui oleh kedua belah pihak yang
akan melakukan kesepakatan kerja sama bisnis karena apabila hal ini
tidak dilakukan, maka berarti telah menjadi gharar, sehingga transaksi
menjadi tidak sesuai dengan prinsip syariah. Dalam praktek di
lapangan terdapat istilah revenue sharing dan profit sharing. Adapun
revenue yang dimaksud dalam dasar bagi hasil bank syariah dan yang
di praktekkan selama ini adalah pendapatan dikurangi harga pokok
yang dijual. Dalam akuntansi, konsep ini biasa dinamakan dengan
gross profit (Yaya dkk, 2009:370-371).
Dalam praktek di lapangan terdapat istilah revenue sharing dan
profit sharing. Adapun revenue yang dimaksud dalam dasar bagi hasil
bank syariah dan di praktekkan selama ini adalah pendapatan
27
dikurangi harga pokok yang dijual. Dalam akuntansi, konsep ini biasa
dinamakan gross profit (Yaya dkk, 2009:371). Prinsip perhitungan
bagi hasil dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. 1 Perhitungan Bagi Hasil
Uraian Jumlah Metode Bagi Hasil
Penjualan Xx
Harga Pokok Penjualan (xx)
Laba Kotor Xx Gross Profit Sharing
Beban (xx)
Laba/Rugi bersih Xx Profit Sharing
Sumber: Yaya dkk, 2009:371
Rumus gross profit sharing:
Rumus profit sharing:
Bagi hasil untuk investasi mudharabah yang berasal dari
deposito dibayarkan pada tanggal valuta, tanggal pada saat deposito
ditempatkan. Bagi hasil untuk deposito mudharabah, dilakukan setiap
bulan, meskipun jangka waktu deposito mudharabah adalah 3 bulan, 6
bulan, 12 bulan, maupun 24 bulan. Dasar perhitungannya adalah data
keuangan pada bulan laporan. Misalnya, deposito berjangka dengan
Bagi Hasil = Persentase Nisbah x Laba Rugi Bersih
Bagi Hasil = Persentase Nisbah x Laba Rugi Bersih
28
jangka waktu 3 bulan yang ditempatkan pada tanggal 11 Februari,
maka pembayaran bagi hasil dimulai pada tanggal 11 Maret. Dasar
perhitungannya adalah laporan keuangan pada per 28 Februari (Ismail,
2011:104). Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil diantaranya,
investment rate, total dana investasi, jenis dana, nisbah, metode
perhitungan bagi hasil, dan kebijakan akuntansi.
6. Ukuran Perusahaan
Menurut Agnes Sawir (2004:101-102) ukuran perusahaan
dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir
setiap studi untuk alasan yang berbeda: Pertama, ukuran perusahaan
dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana
dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke
pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham.
Meskipun mereka memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan
sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan
sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang
dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan harga sedemikian
rupa agar investor mendapatkan hasil yang memberikan return lebih
tinggi secara signifikan.
Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar
dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih
29
pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran spesial
yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan perusahaan
kecil. Semakin besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar
kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan
preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar
hutang.
Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return
membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak
laba. Pada akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain
yang mempengaruhi struktur keuangan. Karakteristik lain tersebut
seperti perusahaan sering tidak mempunyai staf khusus, tidak
menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem
akuntansi mereka menjadi suatu sistem manajemen. Penentuan
perusahaan ini berdasarkan kepada total asset perusahaan. Total aktiva
dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan
bahwa nilai aktiva relative lebih stabil dibandingkan dengan nilai
market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam
Sudarmadji, 2007).
Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecendrungan
menggunakan modal asing juga akan semakin besar. Hal ini
disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar
pula untuk menunjang operasionalnya dan salah satu alternatif
30
pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak
mencukupi (Halim, 2009:93).
7. Rasio Keuangan Bank
Rasio keuangan dihitung berdasarkan financial statement yang
telah tersedia, yang terdiri dari a) balance sheet atau neraca, dan b)
income statement atau laporan laba rugi. Untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan tersebut, yaitu a) analisis trend (historical
analysis), b) norma industry: kita harus membandingkan dengan
industry sejenis. Perlu diperhatikan metode akuntansi yang digunakan
oleh perusahaan lain, apakah sama dengan perusahaan kita (Rodoni &
Ali, 2014:24).
Kinerja keuangan bank merupakan ukuran-ukuran tertentu yang
dapat mengukur keberhasilan suatu bank dalam menghasilkan suatu
laba, suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar atau berdasarkan sasaran,
standar, dan kriteria yang ditetapkan (Kasmir, 2012:310).
Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data
keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara
dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya
dinyatakan secara numerik, baik dalam presentase atau kali. Hasil
perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja
31
keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur
untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan
tersebut (Riyadi, 2006:155).
Pembagian rasio keuangan:
a. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah jumlah dana tunai yang diperlukan
perusahaan untuk membiayai pengeluarannya dan biasanya
sangat tergantung pada sifat bisnis perusahaan tersebut. Pada
umumnya manajemen kurang menyukai penggunaan
benchmarktertentu untuk rasio likuiditasnya. Walaupun begitu,
perusahaan pada umumnya kekurangan likuid aset segera
sebelum episode kepailitan terjadi dan biasanya perusahaan
tersebut meminjam lebih banyak lagi untuk mengelola kewajiba
jangka pendeknya (Rodoni & Ali, 2014:191)
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali
pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat
mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir,
2012:315).
Financing to Deposit Ratio (FDR) Fungsi utama bank
adalah sebagai lembaga perantara keuangan atau financial
intermediary. Fungsi intermediasi ini dapat ditunjukkan
32
oleh Financing to Deposit Ratio (FDR). Financing to
Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara seluruh jumlah
kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh
bank (Dendawijaya, 2009:82).
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio antara
seluruh jumlah kredit yang diberikan dengan dana yang
diterima bank. Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda-
beda tergantung antara lain pada kekhususan bank,
besarnya bank dan sebagainya. FDR dirumuskan sebagai
berikut:
(Dendawijaya, 2005:116)
b. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai factor
pendorong dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas.
Dalam jangka panjang, perusahaan harus menghasilkan
keuntungan yang cukup dari usahanya sehingga mampu
membayar kewajibannya. Kerugian yang terus-menerus akan
segera memperburuk aspek solvabilitas perusahaan dan apabila
perusahaan akan memperluas usahanya, perusahaan memerlukan
retained earning untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka
FDR =
푥100%
33
pendek, kerugian segera akan menurunkan likuiditas perusahaan.
Lebih lanjut, profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan dari
luar. (Rodoni & Ali, 2014:192)
Rasio profitabilitas adalah perbandingan laba (setelah
pajak) dengan modal (modal inti) atau laba (sebelum pajak)
dengan total aset yang dimiliki bank pada periode tertentu. Agar
hasil perhitungan rasio mendekati pada kondisi yang sebenarnya
(real), maka posisi modal atau aset di hitung secara rata-rata
selama periode tersebut (Riyadi, 2006:155).
Menurut Lukman Dendawijaya (2009:118) analisis rasio
rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur
tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank
yang bersangkutan. Adapun jenis-jenis rasio profitabilitas adalah
sebagai berikut:
Return On Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan manjemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba)secara keseluruhan yang
dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank
tersebut dari segi penggunaan asset. Rumus untuk mencari
Return On Assets adalah sebagai berikut:
ROA =퐼푛푐표푚푒푏푒푓표푟푒푖푛푐표푚푒푡푎푥푒푥푝푒푛푠푒푇표푡푎푙퐴푠푠푒푡푠 푥100%
34
Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba
bersih bank dengan modl sendiri. Rumus untuk mencari
Return On Equity adalah sebagai berikut:
8. Deposito Mudharabah
Deposito, menurut Undang-Undang No. 21 tahun 2008 adalah
investasi dana berdasarkan Akad Mudharabah atau Akad lain yang
tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan Akad antar Nasabah
Penyimpan dan Bank Syariah dan/atau UUS. Deposito merupakan
dana yang dapat diambil sesuai dengan perjanjian berdasarkan jangka
waktu yang disepakati. Penarikan deposito hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu, misalnya deposito diperjanjikan jangka waktunya satu
bulan, maka deposito dapat dicairkan setelah satu bulan (Ismail,
2011:91).
Deposito berjangka adalah simpanan pihak ketiga (rupiah dan
valuta asing) yang diterbitkan atas nama nasabah pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antar penyimpanan dengan bank yang bersangkutan
(Veithzal Rivai, 2007:417).
Deposito sebagai salah satu produk perbankan dalam perbankan
syariah menggunakan skema mudharabah. Hal ini sejalan dengan
ROE = 푁푒푡퐼푛푐표푚푒퐸푞푢푖푡푦퐶푎푝푖푡푎푙푥100%
35
tujuan dari nasabah menggunakan instrument deposito yakni sebagai
sarana investasi dalam memperoleh keuntungan (Anshori, 2007:95).
Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang
ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu,
sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan nasabah
investor (Ismail, 2011:91).
Landasan syariah mudharabah lebih mencerminkan agar setiap
umat dianjurkan untuk melakukan usaha, seperti tertera dalam Al-
Qur’an dan Al-Hadits berikut (Rivai dkk, 2007:471).
HR Ibnu Majah No. 2280, kitab at-Tijarah, yang artinya: “dari
Shalih bin Shuhaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tiga hal
yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh,
muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.”
Berdasarkan Fatwa DSN-MUI Nomor 3 Tahun 2000 menyatakan
bahwa deposito yang dibenarkan dalam syariah adalah deposito yang
berdasarkan prinsip mudharabah. Dalam transaksi deposito
mudharabah, nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal)
dan bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib). Adapun
ketentuannya adalah sebagai berikut:
36
a. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau
pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau
pengelola dana.
b. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan mengembannya, termasuk didalamnya mudharabah
dengan pihak lain.
c. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai
dan bukan piutang.
d. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
e. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito
dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
f. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan
nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. (www.bi.go.id).
Dari beberapa pendapat di atas, maka pengertian deposito
mudharabah adalah simpanan masyarakat yang disimpan kepada bank
syariah, dapat berupa rupiah ataupun valuta asing dimana
penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan jangka waktu yang
telah disepakati antara nasabah dengan pihak bank syariah yang
menggunakan prinsip syariah (bagi hasil) dengan akad mudharabah.
Biasanya memiliki jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan.
B. Keterkaitan antar Variabel X dengan Variabel Y
37
1. Pengaruh Inflasi Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah
Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk naik
secara umum dan terus menerus selama peride tertentu. Tingkat inflasi
yang tinggi mengakibatkan masyarakat yang mempunyai penghasilan
tetap akan mengurangi alokasikan dana investasinya untuk
mempertahankan tingkat konsumsi. Dan sebaliknya, jika tingkat
inflasi menurun nasabah akan memiliki dana yang besar untuk alokasi
investasi.
Kenaikan inflasi juga menyebabkan masyarakat tidak tertarik
untuk meletakkan dananya pada bank karena nilai mata uang semakin
menurun. Meskipun deposito memberikan bagi hasil, namun jika
tingkat inflasi lebih tinggi dibanding tingkat suku bunga, maka nilai
mata uang tetap menurun.
Penelitian Haron dan Azmi (2005) yang menunjukkan bahwa
inflasi berhubungan negatif dengan deposito yang dihimpun bank. Hal
ini disebabkan ketika inflasi mengalami kenaikan, maka para nasabah
akan mencairkan dananya untuk mempertahankan tingkat
konsumsinya.
Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi
perekonomian karena dapat melemahkan semangat menabung dan
sikap terhadap menabung dari masyarakat serta menimbulkan
gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan
38
(nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka, dan fungsi dari unit
perhitungan (Karim, 2008 : 139).
2. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah
Pada dasarnya, deposito mudharabah merupakan tempat
berinvestasi nasabah dalam bank syariah. Para nasabah dalam
menempatkan dananya di bank syariah tentunya dipengaruhi oleh
motif untuk mendapatkan keuntungan sehingga jika tingkat bagi hasil
yang diberikan bank syariah semakin tinggi maka alokasi dana
investasi yang disimpan di bank syariah akan semakin besar.
Dalam teori penawaran uang, jika harga naik maka barang yang
ditawarkan mengalami kenaikan, begitupun sebaliknya. Hasil
penelitian Lidya dan Maryati (2015) menunjukkan bahwa bagi hasil
berpengaruh positif dan signifikan sehingga apabila bagi hasil naik
maka simpanan deposito mudharabah akan mengalami kenaikan dan
begitupun sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motif
masyarakat menabung di Bank Syariah mandiri adalah mencari
keuntungan, apabila bagi hasil yang ditawarkan tinggi, maka
masyarakat akan lebih memilih meyimpan dananya di bank syariah
daripada bank konvensional.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah
Peningkatan total asset menunjukkan bahwa kemampuan bank
dalam beroperasi semakin bagus dan kemampuan untuk bisa
melakukan perngembangan semakin luas. Aset yang besar juga
39
memiliki kecenderungan kuat dalam menghasilkan profit yang tinggi.
Deposan pada umumnya menyimpan dananya di bank dengan motif
profit maximitation. Semakin besar ukuran bank, maka masyarakat
akan cenderung menyimpan uangnya di bank tersebut karena
masyarakat berpikir akan merasa aman menyimpan dananya di sana
dan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi.
Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh
Andriyanti dan Wasilah (2010) yang menunjukkan bahwa ukuran
(yang diproksikan total aset) mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap deposito mudharabah 1 bulan Bank Muamalat
Indonesia. Juga konsisten dengan penelitian Herlanika (2011) yang
menunjukkan bahwa ukuran bank syariah dan unit-unit usaha syariah
berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah.
4. Pengaruh Financing Deposit To Ratio (FDR) Terhadap Jumlah
Deposito Mudharabah
Fiancing Deposit To Ratio (FDR) adalah antara jumlah kredit
yang diberikan bank dan diterima oleh bank. FDR ditentukan oleh
perbandingan antara jumlah perbandingan dan jumlah perbandingan
yang diberikan oleh dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup
giro, simpanan berjangka (deposito) dan tabungan. Rasio ini
menunjukkan seberapa besar kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengendalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditas.
40
Semakin tinggi rasio ini, maka semakin rendah pula kemampuan
likuiditas bank tersebut jika ada deposan menarik dananya sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.
Hal ini akan turut memoengaruhi deposan dalam memilih dimana
akan menghimpun dananya (Nasution, 2003).
Penelitian Andriyanti dan Wasilah (2010), Fiancing Deposit To
Ratio (FDR) merupakan perbandingan antara tingkat pembiayaan
yang disalurkan oleh bank syariah terhadap dana pihak ketiga (DPK)
yang berhasil dihimpun dari dana masyarakat. Apabila tingkat FDR
semakin besar, maka akan semakin baik pula bank tersebut dalam
menjalankan fungsi intermedinasinya. Hal ini disebabkan dana
pembiayaan merupakan dana yang dibutuhkan dalam investasi yang
akan menggerakkan faktor riildan dinilai mampu utuk memicu
pertumbuhan ekonomi.
41
C. Penelitian Sebelumnya
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti/Tahun/Judul
Penelitian
Variabel dan Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Gerry Budiman, Robby Kumaat dan Wensy (2016) Pengaruh Suku Bunga Dan Pendapatan Perkapita Terhadap Jumlah Dana Deposito Berjangka
Variabel Dependen: Deposito Berjangka
Variabel Independen: Suku Bunga dan Pendapatan Perkapita Metode Penelitian: Analisis Regresi Linier
Bahwa variabel Pendapatan perkapita (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah dana deposito berjangka. Dan Suku Bunga memnpunyai pengaruh negatif terhadap deposito berjangka 12 bulan dimana dalam hal ini realita bertentangan dengan teori.
42
Pada Bank Umum Di Provinsi Sulawesi Utara (Periode 2009-2013)
Berganda
2. Rika Putri Nur Alinda dan Akhmad Riduwan (2016) Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank dan Nisbah Bagi Hasil pada Deposito Mudharabah
Variabel Independen: Nisbah Bagi Hasil Variabel Dependen: Deposito Mudharabah
Variabel Independen: Tingkat Suku Bunga Metode Penelitian: Analisis Regresi Linier Berganda
Bahwa variabel Tingkat Suku Bunga (TSB) tidak berpengaruh terhadap Total Deposito Mudharabah dan Nisbah Bagi Hasil (NBH) berpengaruh positif terhadap total deposito mudharabah (TDM) di Bank BRI Syariah.
No.
Peneliti/Tahun/Judul
Penelitian
Variabel dan Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Nisa Lidya Muliawati dan Tatik Maryati (2015) Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs, Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito pada PT. Banks Syariah Mandiri 2007-2012
Variabel Independen: Inflasi, Bagi Hasil Variabel Dependen: Deposito
Variabel Independen: Kurs, Suku Bunga Metode Penelitian: Analisis Regresi Linier Multiple
Bahwa Variabel inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap deposito mudharabah. Variabel kurs berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Variabel suku bunga simpanan berjangka 1 bulan berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Dan variabel jumlah bagi hasil deposito mudharabah berpengaruh positif signifikan terhadap deposito
43
mudharabah. 4. Rianti Pratiwi dan
Asshiddiqi Lukmana (2015) Pengaruh Kurs Valuta Asing dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Volume Deposito Mudharabah USD Perbankan Syariah (Periode Januari 2011 – Maret 2015)
Variabel Independen: Tingkat Bagi Hasil
Variabel Independen: Kurs Valuta Asing Variabel Dependen: Volume Deposito Mudharabah Metode Penelitian: Analisis Regresi Linier Berganda
Bahwa variabel kurs USD berpengaruh positif signifikan dan variabel bagi hasil deposito mudharabah USD berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap volume deposito mudharabah USD. Secara simultan, variabel bagi hasil deposito dan kurs valuta asing berpengaruh signifikan terhadap volume deposito mudharabah USD.
No.
Peneliti/Tahun/Judul
Penelitian
Variabel dan Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5. Heru Maulana (2015) Pengaruh Tingkat Bagi Hasil, Inflasi, Dan Likuiditas Terhadap Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah Yang Terdaftar Di BI Tahun 2011-2014
Variabel Independen: Tingkat Bagi Hasil, Inflasi Variabel Dependen: Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Deposito Mudharabah
Variabel Independen: Likuiditas Metode Penelitian: Analisis Regresi Linier Berganda
Bahwa variabel tingkat bagi hasil secara parsial berpengaruh signifikan, variabel inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan dan variabel FDR secara parsial berpengaruh terhadap jumlah penghimpunan dana pihak ketiga.
44
6. Volta Diyanto dan
Enni Savitri (2015)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan
Deposito
Mudharabah
Variabel
Independen:
Tingkat
Bagi Hasil,
Financing
Deposit To
Ratio dan
Deposito
Mudharaba
h
Variabel
Independen:
Suku Bunga
Metode
Penelitian:
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Variabel tingkat suku
bunga, tingkat bagi hasil,
dan financing deposit to
ratio secara parsial
berpengaruh signifikan
terhadap deposito
mudharabah.
Dan tingkat suku bunga,
tingkat bagi hasil, dan
financing deposit to ratio
bersama-sama berpengaruh
secara simultan.
No.
Peneliti/Tahun/Judul
Penelitian
Variabel dan Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7. Evi Natalia, Moch. Dzulkirom AR, Sri Mangesti Rahayu (2014) Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah (Studi
Variabel Independen: Tingkat Bagi Hasil
Variabel Independen: Suku Bunga Deposito Bank Variabel Dependen: Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah Metode Penelitian: Analisis
Variabel tingkat bagi hasil deposito bank syariah secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah dan Variabel suku bunga deposito bank umum secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah.
45
pada Bank Syariah Mandiri Periode 2009-2012)
Regresi Linier Berganda
8. Teguh Dwi Muktivo dan Ngadirin Setiawan, M.S (2014) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Deposito Mudharabah (Berjangka 6 Bulan) Pada Bank Syariah Mandiri
Variabel Independen: Tingkat Bagi Hasil, Inflasi dan Financing To Deposito Ratio (FDR) Variabel Dependen: Jumlah Deposito Mudharabah
Metode Penelitian: Analisis Regresi Linier Berganda
Bahwa variabel tingkat bagi hasil berpengaruh negatif dan signifikan, variabel inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan, variabel FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah (berjangka 6 bulan)
No.
Peneliti/Tahun/Judul
Penelitian
Variabel dan Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
9. Aprilia Dwi Safitri dan Wuryanti (2013) Analisis Tingkat Bagi Hasil, Tingkat Suku Bunga Terhadap Jumlah Tabungan dan Jumlah Deposito Mudharabah Pada Bank Muamalat Di Indonesia
Variabel Independen: Tingkat Bagi Hasil Variabel Dependen: Jumlah Deposito Mudharabah
Variabel Independen: Tingat Suku Bunga Variabel Dependen: Jumlah Tabungan Metode Penelitian: Analisis Regresi Linier Berganda
Bahwa variabel bagi hasil berpengaruh positif signifikan terhadap tabungan mudharabah, variabel suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap tabungan mudharabah. Dan variabel bagi hasil berpengaruh positif signifikan terhadap deposito mudharabah, variabel suku bunga berpengaruh negative signifikan terhadap deposito mudharabah.
46
10. Kristianingsih dan Rosma Pakpahan (2012) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Deposito Mudharabah (Studi Kasus Di Bank Syariah Mandiri)
Variabel Independen: Bagi Hasil Variabel Dependen: Jumlah Deposito Mudharabah
Varaibel Independen: Suku Bunga dan Jumlah Kantor Cabang Metodi Penelitian: Regresi Sampel
Bahwa bagi hasil berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah, variabel suku bunga bank umum berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah, dan variabel jumlah kantor cabang pada Bank Syariah Mandiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah.
No.
Peneliti/Tahun/Judul
Penelitian
Variabel dan Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
11. Ani Andriyanti dan Wasilah (2010)
Variabel Independen: Bagi Hasil, Financing Deposit To Ratio (FDR), Inflasi, Ukuran Perusahaan. Variabel Dependen: Deposito Mudharabah
Variabel Independen: Suku bunga deposito berjangka 1 bulan pada bank umum konvensional Metode Analisis: Analisis regresi berganda denga metode kuadrat
Bahwa variabel tingkat suku bunga deposito berjangka 1 bulan, tingkat bagi hasil, inflasi dan ukuran bank berpengaruh signifikan terhadap deposito mudharabah, sedangkan FDR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan .
47
terkecil (least square)
Sumber: Kumpulan Penelitian Terdahulu
D. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yag
tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dan kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi
dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat
disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan
keduanya (Abdul Hamid, 2010:15). Kerangka pemikiran dalam penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir
Variabel Dependen:
Jumlah Deposito Mudharabah (Y)
Variabel Bebas atau Independen:
Inflasi (X1), Tingkat Bagi Hasil (X2), Ukuran
Perusahaan (X3) dan Financing Deposit To Ratio
(FDR) (X4)
Laporan Keuangan Bank Umum Syariah Periode 2011-2015
Model Regresi Data Panel
Common Effect
Uji Chow
Fixed Effect
Uji Hausman
Random Effect Fixed Effect
48
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab
akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis
dapat dibedakan dalam hipotesis deskriptif, hipotesis argumentatif, hipotetis
kerja, dan hipotesis statistic atau hipotesis nol. Hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah hipotesis statistic atau hipotesis nol yang
bertujuan untuk memeriksa ketidakbenaran sebuah dalil atau teori yang
selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah (Abdul Hamid,
2006:16).
Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis di
bawah ini pada dasarnya merupakan jawaban sementara terhadap suatu
Uji Dasar Asumsi Klasik
Normalitas, Multikolinieritas, Heteroskedastisitas, Autokorelasi
Interpretasi dan Kesimpulan
Hasil Pengujian Model
Common Effect/Fixed Effect/Random Effect
Uji Hipotesis 1. Uji F 2. Uji t 3. Adjusted R2
49
masalah yang harus dibuktikan kebenarannya, adapun hipotesis yang
dirumuskan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a Inflasi diduga berpengaruh secara parsial terhadap jumlah deposito
mudharabah.
H0:β1 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh antara inflasi secara parsial
terhadap jumlah deposito mudharabah.
Ha:β1 ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh antara inflasi secara parsial
terhadap jumlah deposito mudharabah.
b Tingkat bagi hasil diduga berpengaruh secara parsial terhadap jumlah
deposito mudharabah.
H0:β2 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh antara tingkat bagi hasil
secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah.
Ha:β2 ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh antara tingkat bagi hasil terhadap
jumlah deposito mudharabah.
c Ukuran perusahaan diduga berpengaruh secara parsial terhadap jumlah
deposito mudharabah.
H0:β3 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan
secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah.
Ha:β3 ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan secara
parsial terhadap jumlah deposito mudharabah.
d Financing deposit to ratio (FDR) diduga berpengaruh secara parsial
terhadap jumlah deposito mudharabah.
50
H0:β4 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh antara financing deposit to
ratio (FDR) secara parsial terhadap jumlah deposito
mudharabah.
Ha:β4 ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh antara financing deposit to ratio
(FDR) secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah.
e Inflasi, tingkat bagi hasil, ukuran perusahaan dan financing deposit to
ratio (FDR) diduga berpengaruh secara simultan terhadap jumlah
deposito mudharabah.
H0:β5 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh antara inflasi, tingkat bagi
hasil, ukuran perusahaan dan financing deposit to ratio secara
simultan terhadap jumlah deposito mudharabah.
Ha:β5 ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh antara inflasi, tingkat bagi hasil,
ukuran perusahaan dan financing deposit to ratio (FDR) secara
simultan terhadap jumlah deposito mudharabah.
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Data yang diambil menggunakan data sekunder.
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan lembaga pengumpulan data
dan dipublikasikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Objek yang
dijadikan untuk penelitian ini adalah bank umum syariah di Indonesia
periode 2011-2015. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel
independen inflasi, tingkat bagi hasil, ukuran perusahaan dan financing
deposit to ratio (FDR). Sedangkan terhadap jumlah deposito mudharabah
diproksikan sebagai variabel dependen.
Batasan pengambilan data dalam kurun waktu 5 tahun yaitu sejak
tahun 2011-2015. Penelitian ini dilakukan dimulai dari pengumpulan data
yang berhubungan langsung dengan objek penelitian. Penelitian ini masuk
dalam kelompok data panel.
B. Teknik Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan subyek dari penelitian yang dilakukan. Menurut
Sugiyono (2010:115-116) dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan
sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyau kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
52
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel
adalah sebagian dari populasi. Populasi tidak hanya berupa orang tetapi
juga bisa sebuah obyek dan benda-benda alam lainnya. Dalam penelitian ini,
populasi yang digunakan adalah seluruh Bank Umum Syariah.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010:116). Sampel yang terdapat pada
penelitian ini adalah Bank Umum Syariah. Adapun teknik/metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel
berdasarkan kemudahan (Convenience Sampling). Convenience Sampling
berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan,
mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Abdul Hamid, 2010:18).
Metode ini dipilih karena peneliti mengambil data dari Bank Umum Syariah
yang sudah memiliki laporan keuangan pada publikasi Bank Indonesia dan
website-nya.
Dalam penelitian ini metode penentuan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Noor, 2011:155). Adapun pertimbangan yang dimaksud sebagai
berikut:
a Bank umum syariah yang laporan keuangannya sudah teraudit BI
b Bank umum syariah yang telah berdiri selama kurang lebih 5 tahun
53
c Bank syariah yang memenuhi ketentuan dari variabel terkait yaitu,
Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit
To Ratio (FDR).
Tabel 3. 1 Pengambilan Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Sampel Penelitian
1. Populasi bank umum syariah periode
2011-2015
12
2. Bank syariah yang sudah
mempublish laporan keuangannya
dan terpublish oleh Bank Indonesia
12
3. Jumlah sampel perusahaan yang
telah berdiri selama kurang lebih 5
tahun
11
4. Bank umum syariah yang sudah
memenuhi ketentuan variabel terkait
yaitu, Inflasi, Tingkat Bagi Hasil,
Ukuran Perusahaan dan Financing
Deposit To Ratio (FDR).
8
Jumlah sampel penelitian 8
(Bank BCA Syariah, Bank
Muamalat Indonesia,
Bank Bukopin Syariah,
Bank BRI Syariah, Bank
BNI Syariah, BJB
Syariah, Bank Syariah
Mandiri, dan Bank Panin
Syariah)
Sumber: Hasil olah data
C. Teknik Pengumpulan Data
54
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
berupa data laporan tahunan (annual report) bank umum syariah yang
diterbitkan pada periode 2012-2015. Data sekunder adalah data yang
diperoleh dalam bentuk data yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah
oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi (Muhammad,
2008:102).
Penelitian menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu
(cross sections) yang diambil dari data historis deposito mudharabah yang
dihimpun dari masing-masing Bank Syariah pada laporan keuangan
publikasi bank pada Bank Indonesia dengan melihat laporan neraca dan laba
rugi dari tahun 2012-2015 yang diperoleh dari situs www.bi.go.id.
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
Studi Kepustakaan (Library Research), merupakan teknik pengambilan data
yang dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis
literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan
dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori
dan konsep yang tersusun. Penulis melakukan peneltian dengan membaca
dan mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
1. Estimasi Data Panel
Di dalam dataran aplikasi praktis terdapat banyak data
(ekonometri) yang merupakan kombinasi dari data bertipe cross-
section dan time series (yakni sejumlah variabel diobservasi atas
55
sejumlah kategori dan dikumpulkan dalam satu jangka waktu tertentu)
(Rosadi, 2012:271).
Pada penelitian ini pengolahan data menggunakan Eviews 8.0
untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen dan menggunakan pula Microsoft Excel 2007 untuk
mempermudah pengelolaan data seperti pembuatan grafik, tabel, dan
lain-lain.
a. Common Effect Model
Dalam menganalisis data runtun waktu, kita dapat memakai
asumsi berdasarkan empat kriteria berikut ini:
Tabel 3. 2 Asumsi Aplikasi Persamaan Regresi Pada Data Pool
Konstanta Koefisien Regresor
Objek Waktu
Sama Sama Semua Semua waktu Berbeda Sama Semua Semua waktu
Sama Berbeda Semua Semua waktu Berbeda Berbeda Antarindividu Semua waktu Berbeda Berbeda Antarindividu Antar waktu
Teknik yang paling sederhana mengasumsikan bahwa data
gabungan yang ada, menunjukkan kondisi yang sesungguhnya.
Hasil analisis regresi dianggap berlaku pada semua obyek pada
semua waktu. Metode ini sering disebut common effect
(Winarno, 2015 : 9.14).
b. Fixed Effect Model
56
Model yang dapat menunjukan perbedaan konstanta antar
objek, meskipun dengan koefisien regresor yang sama. Model ini
dikenal dengan model regresi fixed effect (efek tetap). Efek tetap
disini maksudnya adalah bahwa satu objek, memiliki konstanta
yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian
juga dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke
waktu (time invariant). Untuk membedakan satu objek dengan
objek lainnya, digunakan variabel semu (dummy). Oleh karena
itu, model ini sering disebut dengan Least Squares Dummy
Variabels (LSDV) (Winarno, 2015:9.15).
c Random Effect Model
Random Effect digunakan untuk mengatasi kelemahan
metode efek tetap yang menggunakan variabel semu, model
mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu,
metode efek random menggunakan residual, yang diduga
memiliki hubungan antarwaktu dan antar objek. (Winarno,
2015:9.17).
2. Tahap Analisis Data
Dalam penelitian, harus dilakukan pemilihan antara tiga model
yang ada yaitu common effect model, fixed effect model, dan random
effect model. Pemilihan model dapat dilakukan dengan uji chow dan
uji hausman.
a. Uji Chow
57
Uji Chow digunakan untuk memilih salah satu model pada
regresi data panel, yaitu antara Fixed Effect Model dengan
Common Effect Model. Hipotesis nol pada uji ini adalah bahwa
intersip sama, atau dengan katalain model yang tepat untuk
regresi data panel adalah Common Effect Model, dan hipotesis
alternatifnya adalah intersip tidak sama atau model yang tepat
untuk regresi data panel atau Fixed Effect Model. Dalam
melaksanakan Uji Chow menggunakan Eviews dapat
menggunakan likehood ratio. Untuk menentukan model yang
lebih baik antara CE dan FE dilihat dari nilai probabilitasnya
untuk Cross-section F. Jika nilainya > 0,05 maka model yang
terpilih adalah CE, tetapi jika nilainya < 0,05 maka model yang
terpilih adalah FE (Iqbal:2015).
b. Uji Hausman
Uji Hausman bertujuan untuk melihat apakah terdapat efek
random dalam panel data. Dalam perhitungan statistik uji
hausman diperlukan asumsi bahwa banyaknya kategori cross
section lebih besar dibandingkan jumlah variabel independen
(termasuk konstanta) dalam model. Lebih lanjut dalam estimasi
statistik uji hausman diperlukan estimasi variansi cross-section
yang positif, yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh model.
Apabila kondisi-kondisi ini tidak dipenuhi maka hanya dapat
digunakan model Fixed Effect (Rosadi, 2012:274).
58
Uji Hausman dilakukan untuk membandingkan/memilih
model mana yang terbaik antara FE dan RE. Untuk menentukan
model yang lebih baik antara FE dan RE dapat dilihat dari nilai
probabilitas untuk Cross-section random. Jika nilainya > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa model RE lebih tepat, tetapi
jika nilainya < 0,05 maka model yang terpilih adalah FE
(Iqbal:2015).
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji
kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah data berdistribusi normal. Dalam
analisis multivariate, para peneliti menggunakan pedoman kalau
tiap variabel terdiri atas 30 data, maka data tersebut berdistribusi
normal. Apabila analisis melibatkan 3 variabel, maka diperlukan
data sebanyak 3 x 30 = 90. Meskipun demikian, untuk menguji
dengan lebih akurat, diperlukan alat analisis Eviews
menggunakan dengan dua cara, yaitu dengan histogram dan uji
Jarque-Bera.
Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka
data terdistribusi normal. Bila probabilitas lebih besar dari 5%,
maka data berdistribusi normal (hipotesis nolnya adalah data
berdistribusi normal). Jarque-Bera adalah uji statistik untuk
59
mrngrtahui apakah data berdistribusi normal. Uji ini mengukur
perbedaan skewness dan kurtosis data dan dibandingkan dengan
apabila datanya bersfat normal. Rumus yang digunakan:
Keterangan :
S = Skewness
K = Kurtosis
k = koefisien
H0 pada data berdistribusi normal, uji Jarque-Bera
diditribusi dengan X2 dengan derajat bebas (degree od freedom)
sebesar 2. Probability menunjukkan kemungkinan niai jarque-
bera melebihi nilai terobservasi dibawah hipotesis nol. Pada
angka Jarque-Bera diatas sebesar 0,8637 (lebih besar dari 5%),
kita tidak dapat menolak H0 bahwa data berdistribusi normal
(Winarno, 2015:5.41).
b. Uji Heteroskedastisitas
Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan
dengan melakukan Uji White dengan menggunakan software
Eviews. Uji White menggunakan residual kuadrat sebagai
variabel dependen, dan variabel independennya terdiri atas
variabel independen yang sudah ada, ditambah dengan kuadrat
Jarque − Bera = 푆 ( )
60
variabel independen. Nilai probabilitas lebih kecil dari 훼 =5%
maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut bersifat
heterokedastisitas. (Winarno, 2015:5.17 & 8.6)
Heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang
tidak konstan. Masalah heteroskedastisitas dengan demikian
lebih sering muncul pada data cross section daripada data time
series. Salah satu asumsi metode OLS adalah bahwa varian
variabel gangguan sama (homoskedastisitas) (Widarjono,
2010:84).
Untuk mendeteksi apakah terjadi heteroskedastisitas
dengan uji White dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Tidak
adanya heteroskedastisitas bisa dilihat dari nilai probabilitas Chi
squares lebih besar dari 훼 =5% yang berarti tidak signifikan
(Widarjono, 2009:129).
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas.
Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier
antarvariabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel
independen, maka multikolinieritas tidak akan terjadi pada
persamaan regresi sederhana (yag terdiri atas satu variabel
dependen dan satu variabel dependen) (Winarno, 2015:5.1).
61
Jika koefisien korelasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka
kita duga ada multikolinearitas dalam model. Sebaliknya jika
koefisien korelasi kurang dari 0,85 maka diduga model tidak
mengandung unsur multikolinearitas. (Widarjono, 2010:77).
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi (autocorrelation) adalah hubungan antara
residual satu observasi dengan residual observasi lainya.
Autokolerasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtun
waktu (time series), karena berdasarkan sifatnya, data masa
sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya.
Meskipun demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai
pada data yang bersifat antar objek (cross section) (Winarno,
2015:5.29).
Pada uji autokorelasi metode yang digunakan yaitu
Bruesch-Godfrey atau Uji Langrange-Multiplier. Nilai Prob. F
dapat juga disebut sebagai nilai probabilitas F hitung. Nilai Prob.
F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%) sehingga,
berdasarkan uji hipotesis, H0 diterima yang artinya tidak terjadi
autokorelasi. Sebaliknya, apabila nilai Prob. F hitung lebih kecil
dari 0,05 maka dapat disimpulkan terjadi autokorelasi
(Iqbal:2015).
4. Model Regresi
62
Dibawah ini merupakan persamaan regresi yang digunakan
dalam penelitian ini menurut Winarno (2015: 9.10). Adapun bentuk
persamaanya adalah :
Dengan keterangan sebagai berikut :
Y : Deposito Mudharabah, Variabel Terikat (Y)
β0 : Konstanta
β1, β2, β3, β4: Koefisien regresi
X1 : Inflasi, variabel bebas pertama (X1)
X2 : Jumlah bagi hasil, variabel bebas kedua (X2)
X3 : Ukuran perusahaan, variabel bebas ketiga (X3)
X4 : Financing deposit to ratio (FDR), variabel bebas ketiga
(X4)
e : Disturbance Error
5. Uji Statistik
a Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua
variabel independen terhadap variabel depend bisa dilihat dengan
menggunakan nilai probabilitasnya. Nilai probabilitas
(significance) lebih kecil dari α = 5%, artinya secara serentak
variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen (Widarjono, 2010:24).
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e
63
Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang
lebih popular disebut sebagai uji F (ada juga yang menyebutnya
sebagai uji simultan model) merupakan tahapan awal
mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak.
Layak (andal) disini maksudnya adalah model yang diestimasi
layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel
bebas terhadap variabel terikat. Apabila nilai prob. F dihitung
lebih kecil dari tingkat kesalahan/eror alpha (α) 0,05 (yang telah
ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang
diestimasi layak, sedangkan apabila nilai prob. F hitung lebih
besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
model regresi yang diestimasi tidak layak (Iqbal:2015).
Menurut Widarjono (2010:24) untuk menolak hipotesis H0
uji F ini bisa dilihat dengan menggunakan tabel distribusi F,
keputusan menolak atau menerima H0 sebagai berikut:
Jika F hitung > F kritis, maka menolak H0 berarti secara
bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel
dependen. Sebaliknya, jika F hitung < F kritis maka menerima H0
yang berarti secara bersama-sama semua variabel independen
tidak mempengaruhi variabel dependen.
Dalam mencari nilai F hitung dan nilai F kritis dari tabel
dari tabel distribsi F. Nilai F kritis berdasarkan besarnya α dan df
dimana besarnya ditentukan oleh numerator (k-1) dan df untuk
64
denumerator (n-k). Dimana n = jumlah observasi dan k = jumlah
parameter estimasi termasuk intersep atau konstantas
(Widarjono, 2009:68-69).
b Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk membuktikan apakah variabel
indipenden secara individu mempengaruhi variabel dependen.
Ada dua hipotesis yang diajukan oleh setoap peneliti yaitu
hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). hipotesis nol
merupakan angka numerik dari nilai parameter populasi.
Hipotesis nol ini dianggap benar sampai kemudian bias
dibuktikan salah berdasarkan data sampel yang ada. Sementara
itu hipotesis alternatif merupakan lawan dari hipotesis nol.
Hipotesis ini harus benar ketika hipotesis nol terbukti salah. Di
dalam melakukan uji t ini seorang peneliti harus menentukan
apakah menggunakan uji satu sisi atau uji dua sisi. Uji hipotesis
satu sisi dipilih jika kita mempunyai dasar teori atau dugaan kuat
dan sebaliknya uji dua sisi dipilih peneliti jika peneliti tidak
mempunyai landasan teori atau dugaan awal yang kuat
(Widarjono, 2010:25).
Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya.
Keputusan menolak atau menerima H0 sebagai berikut:
- Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka H0 ditolak atau
menerima Ha.
65
- Jika nilai t hitung < niai t kritis maka H0 diterima atau
menolak Ha.
Jika menolak hipotesis nol H0 atau menerima hipotesis
aternatif Ha berarti secara statistik variabel independen
signifikan mempengaruhi variabel dependen dan sebaliknya, jika
menerima H0 dan menolak Ha berarti secara statistik variabel
independen tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Keputusan menolak H0 atau menerima Ha dapat juga dijelaskan
melalui distribusi probabilitas t.
Nilai t diperoleh dari nilai t kritis dari distribusi tabel t
dengan α dan degree of freedom (df) tertentu. Degreeof freedom
(df) jumlah observasi dikurangi dengan jumlah parameter
estimasi (k) dan dalam hal ini yaitu n-k, dimana n adalah jumlah
observasi dan k jumlah parameter estimasi (Widarjono, 2010:26).
Hasil uji t dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Apabila
nilai prob. t hitung (ditunjukkan pada Prob.) lebih kecil dari
tingkat kesalahan (α) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat
dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikatnya, sedangkan apabila nilai prob. t hitung lebih
besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikatnya (Iqbal, 2015)
c Uji Koefisien Determinasi (R2)
66
Koefisien determinasi (R2) digdunakan untuk mengukur
seberapa baik garis regresi sesuai dengan data aktualnya
(goodness of fit). Koefisien determinasi ini mengukur prosentase
total variasi variabel dependen (Y) yang dijelaskan oeh variabel
independen didaam garis regresi. (Widarjonno, 2010: 19).
Dalam bahasa statistik, menguji googness of fit dari model
yang kita buat, dengan menghitung koefisien determinasi yang
dilambangkan R2. Nilai R2 selalu berada di anatara 0 dan 1.
Semakin besar nilai R2, semakin baik kualitas model, karena
semakin dapat menjelaskan hubungan antara variabel dependen
dengan independen (Winarno, 2015:4.9).
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orangtua kegiatan yang mempunyai varian tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pada umumnya
dibedakan menjadi 2 jenis yakni variabel bebas (independen) dan variabel
terikat (dependen) (Sugiyono, 2010:112).
1. Variabel Independen (X1)
Inflasi adalah kenaikan tingkat harga yang secara terus menerus,
mempengaruhi individu, pengusaha atau pemerintah (Mishkin,
2008:13). Data inflasi ini didapat dari www.bi.go.id Berdasarkan PMK
No.66/PMK.011/2012 tentang Sasaran Inflasi dalam bentuk persentase
(%) masing-masing dengan deviasi ±1%.
67
2. Variabel independen (X2)
Bagi hasil adalah sistem pembagian hasil usaha dimana pemilik modal
bekerjasama dengan pengelola modal untuk melakukan kegiatan
usaha. Apabila kegiatan usaha menghasilkan keuntungan maka dibagi
berdua dan ketika mengalami kerugian ditanggung bersama pula.
Sistem bagi hasil menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang
tereksploitasi (Ascarya, 2008:26). Maksud dari variabel ini adalah total
jumlah bagi hasil deposito mudharabah yang diterima oleh hak pihak
ketiga bukan bank (nasabah) simpanan deposito mudharabah selama
tahun 2011 sampai dengan 2015. Data diperoleh dari laporan laba rugi
Bank Umum Syariah pada laporan keuangan publikasi bank di Bank
Indonesia. Data dalam bentuk satuan jutaan Rupiah (Rp).
3. Variabel independen (X3)
Ukuran perusahaan, semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka
kecendrungan menggunakan modal asing juga akan semakin besar.
Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang
besar pula untuk menunjang operasionalnya dan salah satu alternatif
pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak
mencukupi (Halim, 2009:93). Data ukuran perusahaan diperoleh dari
laporan neraca Bank Umum Syariah pada laporan keuangan publikasi
bank di Bank Indonesia. Data dalam bentuk satuan jutaan Rupiah (Rp).
4. Variabel independen (X4)
68
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara seluruh jumlah
kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank
(Dendawijaya, 2009:82). Data diperoleh dari laporan laba rugi Bank
Umum Syariah pada laporan keuangan publikasi bank di Bank
Indonesia. Data dalam bentuk persentase (%).
5. Variabel dependen (Y)
Jumlah deposito mudharabah merupakan variabel terikat atau
dependent (Y). Mudharabah adalah akad kerja sama antara pemilik
modal dengan pengelola di mana keuntungan di bagi berdasarkan
akad. Deposito Mudharabah adalah simpanan berdasarkan prinsip bagi
hasil yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Dalam
penelitian ini berupa deposito mudharabah rupiah atau valas periode
2012 sampai dengan 2015 yang diperoleh dari laporan neraca Bank
Umum Syariah pada laporan keuangan publikasi bank di Bank
Indonesia. Data dalam bentuk satuan jutaan Rupiah (Rp).
69
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Bank Umum
Syariah (BUS) yang sudah terdaftar di Bank Indonesia dalam periode yaitu
tahun 2011 hingga tahun 2015. Dimana pemilihan sampel dalam penelitian
ini menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Noor, 2011:155), dimana sampel ini dipilih
berdasarkan pertimbangan dari peneliti yang berdasarkan beberapa kriteria-
kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, maka Bank Umum Syariah (BUS) yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah PT. BCA Syariah, PT. Bank Muamalat Indonesia, PT.
Bank Syariah Bukopin, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah, B.P.D Jawa
Barat Banten Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Panin Syariah.
1. Sejarah Singkat BCA Syariah
Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat
dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat
mengenai ekonomi syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi
kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta
Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris
Dr. Irawan Soerodjo, S.H, M.Si, PT.Bank Central Asia, Tbk (BCA)
70
mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang
nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah.
Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar
Rapat Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan
Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang
perubahan kegiatan usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB
menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010.
Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar
saham ke BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar
99,9997% dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003%
dimiliki oleh PT BCA Finance. Perubahan kegiatan usaha Bank dari
bank konvensional menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh
Gubernur Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI No.
12/13/KEP.GBI DG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan memperoleh
izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi
beroperasi sebagai bank umum syariah. (website BCA Syariah).
2. Sejarah Singkat Bank Muamalat
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius
Tsani 1412 H atau 1 November 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan
operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan
71
dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-
Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank
Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari
komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian Perseroan.
Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut
di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa
Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. Pada tanggal
27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat
berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama
dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang
terus dikembangkan. Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis
moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian
Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet
di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis.
Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih
dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas
mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga
modal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank
Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara
positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di
Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara
72
resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh
karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-
masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank
Muamalat.
Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil
membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi
setiap kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi
pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan
perbankan syariah secara murni. Saat ini Bank Mumalat memberikan
layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah melalui 457 gerai yang
tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh
aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh
Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000 merchant debet.
BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang
telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia.
Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama
dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System
(MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM
di Malaysia. Selain itu Bank Muamalat memiliki produk shar-e gold
dengan teknologi chip pertama di Indonesia yang dapat digunakan di
170 negara dan bebas biaya diseluruh merchant berlogo visa.
Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat
berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak
73
hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel
bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut
diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan
internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award
bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir.
Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in
Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai
Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global
Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in
Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong). Bank
Muamalat terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. (website
Bank Muamalat).
3. Sejarah Singkat Bukopin Syariah
PT Bank Syariah Bukopin (selanjutnya disebut Perseroan)
sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula
masuknya konsorsium PT Bank Bukopin, Tbk., diakuisisinya PT Bank
Persyarikatan Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh PT Bank
Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut berlangsung secara bertahap
sejak 2005 hingga 2008, dimana PT Bank Persyarikatan Indonesia
yang sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo Internasional
didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor
102 tanggal 29 Juli 1990 Merupakan bank umum yang memperolah
Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 1.659/ KMK.013/1990
74
tanggal 31 Desember 1990 tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2
(dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum
dengan nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh
kegiatan operasi berdasarkan surat Bank Indonesia (BI) nomor
24/1/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin
Usaha Bank Umum dan Pemindahan Kantor Bank. Pada tahun 2001
sampai akhir 2002 proses akuisisi oleh Organisasi Muhammadiyah dan
sekaligus perubahan nama PT Bank Swansarindo Internasional
menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia yang memperoleh
persetujuan dari (BI) nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24 Januari
2003 yang dituangkan ke dalam akta nomor 109 Tanggal 31 Januari
2003.
Perkembangannya kemudian PT Bank Persyarikatan Indonesia
melalui tambahan modal dan asistensi oleh PT Bank Bukopin, Tbk.,
maka pada tahun 2008 setelah memperolah izin kegiatan usaha bank
umum yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah melalui Surat
Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor
10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang
Pemberian Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional
Menjadi Bank Syariah, dan Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan
Indonesia Menjadi PT Bank Syariah Bukopin dimana secara resmi
mulai efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008, kegiatan
75
operasional Perseroan secara resmi dibuka oleh Bapak M. Jusuf Kalla,
Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004 -2009.
Sampai dengan akhir Desember 2014 Perseroan memiliki
jaringan kantor yaitu 1 (satu) Kantor Pusat dan Operasional, 11
(sebelas) Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu, 4
(empat) Kantor Kas, 1 (satu) unit mobil kas keliling, dan 76 (tujuh
puluh enam) Kantor Layanan Syariah, serta 27 (dua puluh tujuh) mesin
ATM BSB dengan jaringan Prima dan ATM Bank Bukopin. (website
Bank Bukopin Syariah).
4. Sejarah Singkat BRI Syariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah
mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui
suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17
November 2008 PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi.
Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang
semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi
kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam. Dua tahun lebih
PT. Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan sebuah bank ritel
modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah
dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.
Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence) dan
menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan
76
prinsip syariah. Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah
industri perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang
mengikuti logo perusahaan.
Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat
terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRI Syariah yang
mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi
warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih
sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk. Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah
pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha
Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke
dalam PT. Bank BRISyariah (proses spin off) yang berlaku efektif
pada tanggal 1 Januari 2009.
Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku
Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan
Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah.
Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik
dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga.
Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI
Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan
berbagai ragam produk dan layanan perbankan. Sesuai dengan visinya,
saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis sinergi dengan PT. Bank
77
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan
Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan
penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan
prinsip Syariah. (website BRI Syariah).
5. Sejarah Singkat BNI Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan
sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya
yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan
masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan
berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal
tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI
dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara
dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28
Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di
Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih
kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di
dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap
memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan
Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH. Ma’ruf
Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS
sehingga telah memenuhi aturan syariah.
78
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin
usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan
UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer
dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana
pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai
Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010
tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif
yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah.
Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan
perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan
produk perbankan syariah juga semakin meningkat. Juni 2014 jumlah
cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang
Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment
Point. BNI Syariah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
(website BNI Syariah).
6. Sejarah Singkat BJB Syariah
Pendirian Bank BJB Syariah diawali dengan pembentukan
Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh
79
keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan syariah pada saat
itu. Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha syariah,
manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
Tbk. berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha
syariah serta mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki
peningkatan share perbankan syariah, maka dengan persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk. diputuskan untuk menjadikan Divisi/Unit Usaha
Syariah menjadi Bank Umum Syariah. Sebagai tindak lanjut keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk. maka pada tanggal 15 Januari 2010 didirikan
Bank BJB Syariah berdasarkan Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat
oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah mendapat pengesahan dari
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010. Pada saat
pendirian Bank BJB Syariah memiliki modal disetor sebesar
Rp.500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah), kepemilikan saham
Bank BJB Syariah dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk. dan PT Global Banten Development, dengan
komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus sembilan puluh lima milyar
rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp.5.000.000.000
(lima milyar rupiah). Pada tanggal 6 Mei 2010 Bank BJB Syariah
80
memulai usahanya, setelah diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank
Indonesia Nomor 12/629/DPbS tertanggal 30 April 2010, dengan
terlebih dahulu dilaksanakan cut off dari Divisi/Unit Usaha Syariah PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. yang menjadi
cikal bakal Bank BJB Syariah . Kemudian, pada tanggal 21 juni 2011,
berdasarkan akta No 10 tentang penambahan modal disetor yang
dibuat oleh Notaris Popy Kuntari Sutresna dan telah mendapat
pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor
AHU-AH.01.10-23713 Tahun 2011 tanggal 25 Juli 2011, PT Banten
Global Development menambahkan modal disetor sebesar Rp.
7.000.000.000 (tujuh milyar rupiah), sehingga saham total seluruhnya
menjadi Rp. 507.000.000.000 (lima ratus tujuh milyar rupiah), dengan
komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus Sembilan puluh lima milyar
rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar
Rp.12.000.000.000 (dua belas milyar rupiah). Pada tanggal 31 Juli
2012, berdasarkan akta nomor 27 perihal Pelaksanaan Putusan RUPS
Lainnya Tahun 2012, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk dan PT Banten Global Development menambahkan
model disetor sehingga total modal PT Bank Jabar Banten Syariah
menjadi sebesar Rp 609.000.000.000,- (enam ratus sembilan milyar
rupiah), dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten, Tbk sebesar Rp 595.000.000.000,- (lima ratus sembilan
81
puluh lima milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar
Rp 14.000.000.000,- (empat belas milyar rupiah). Akta Pendirian PT.
Bank Jabar Banten Syariah terakhir diubah dengan Berita Acara Rapat
Umum Pemegang Saham Lainnya nomor 03 tanggal 19 Februari 2014
yang dibuat dihadapan Notaris Maryanti Tirtowijoyo, S.H., M.kn, dan
disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
nomor AHU-AH-04317.AH.01.10-10438.
Hingga saat ini Bank BJB Syariah berkedudukan dan berkantor
pusat di Kota Bandung, Jalan Braga No 135, dan telah memiliki 8
(delapan) kantor cabang, 44 (empat puluh empat) kantor cabang
pembantu, 54 (empat puluh enam) jaringan Anjungan Tunai Mandiri
(ATM) yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI
Jakarta dan 49.630 jaringan ATM Bersama. Pada tahun 2013
diharapkan Bank BJB semakin memperluas jangkauan
pelayanannya yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan
DKI Jakarta. (website BJB Syariah).
7. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri
Hadir dengan cita-cita membangun negeri. Nilai-nilai perusahaan
yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam
kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal
pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya
merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan
moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan
82
moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi
termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam
dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.
Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang
didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.
Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank
konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan
Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar
dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa
bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan
penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank
Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru
bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.
Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan
perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai
83
respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi
peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking
system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional
menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan
Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga
kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank
yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto,
SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB
menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank
Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25
Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur
Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui
perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank
Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25
Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah
Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu
memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-
nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah
84
Mandiri dalam kiprahnya di Perbankan Indonesia. BSM hadir untuk
bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
(website Bank Syariah Mandiri).
8. Sejarah Singkat Panin Syariah
Bank Panin Syariah Tbk (PNBS) didirikan di Malang tanggal 08
Januari 1972 dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja. Kantor
pusat PNBS beralamat di Gedung Panin Life Center Lt.3 Jl. Letjend S.
Parman Kav.91 Jakarta Barat 11420 – Indonesia dan memiliki 12
kantor cabang. PNBS beberapa kali melakukan perubahan nama,
antara lain: PT Bank Pasar Bersaudara Djaja, per 08 Januari 1972. PT
Bank Bersaudara Jaya, per 08 Januari 1990. PT Bank Harfa, per 27
Maret 1997. PT Bank Panin Syariah, per 03 Agustus 2009. PNBS
memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia tanggal 6
Oktober 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah
pada tanggal 02 Desember 2009. Induk usaha PNBS adalah Bank Pan
Indonesia Tbk (Bank Panin) (PNBN), sedangkan induk usaha terakhir
adalah PT Panin Investment. Pemegang saham yang memiliki 5% atau
lebih saham Bank Panin Syariah Tbk, antara lain: Bank Panin (induk
usaha) (51,86%) dan Dubai Islamic Bank PJSC-2048594000 (39,50%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
PNBS adalah menjalankan kegiatan jasa umum perbankan dengan
Prinsip Syariah (Bank Umum Syariah). Pada tanggal 30 Desember
2013, PNBS memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa
85
Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
PNBS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.750.000.000 dengan nilai
nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp100,- per
saham disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma
sebagai insentif sebanyak 950.000.000 dengan pelaksanaan sebesar
Rp110,- per saham. Setiap pemegang saham Waran berhak membeli
satu saham perusahaan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal
15 Juli 2014 sampai dengan 14 Januari 2017. Saham dan waran
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15
Januari 2014. (website Bank Panin Syariah).
B. Analisa Deskriptif
Analisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan program
Microsoft Excel 2013 dan Software Eviews 8.0. Analisa deskriptif
memberikan gambaran atau deskriptif nilai mean, nilai minimum dan nilai
maximum dari variabel yang diamati oleh peneliti.
Tabel 4. 1
Analisa Deskriptif
Sample: 2011 2015 JDM INF TBH UP FDR
Mean 10081587 5.570000 135.5743 14.73217 91.51050
Maximum 32862934 8.400000 636.9280 18.30074 167.7000
Minimum 393044.0 3.350000 3.798000 7.104226 72.95000
Observations 40 40 40 40 40
86
Sumber : Data diolah (Eviews 8)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, nilai Observations menunjukkan
banyaknya data yang digunakan dalam penelitian sebanyak 40 data yang
merupakan sampel selama periode penelitian dari tahun 2011 hingga tahun
2015.
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata jumlah deposito
mudharabah Bank Umum Syariah pada 8 bank yang diteliti yaitu sebesar
10081587 atau Rp. 10.081.587.000.000. Jumlah deposito mudharabah
tertinggi sebesar 32862934 terdapat pada Bank Muamalat tahun 2014,
sedangkan jumlah deposito mudharabah terendah sebesar 393044.0
terdapat pada Bank Panin Syariah tahun 2011.
Nilai rata-rata inflasi pada analisa deskrptif diatas adalah sebesar
5.570000 atau sekitar 5.57%. Inflasi tertinggi sebesar 8.400000 atau setara
8.4 terdapat pada Bank Panin Syariah tahun 2012, sedangkan inflasi
terendah sebesar 3.350000 atau setara 3.35% pada tahun 2015.
Nilai rata-rata tingkat bagi hasil pada analisa deskriptif diatas adalah
sebesar 135.5743, tingkat bagi hasil tertinggi sebesar 636.9280 terdapat
pada Bank Syariah Mandiri tahun 2011, sedangkan tingkat bagi hasil
terendah sebesar 3.798000 terdapat pada Bank BCA Syariah tahun 2011.
Nilai rata-rata ukuran perusahaan pada hasil analisa deskriptif diatas
adalah sebesar 14.73217. Ukuran perusahaan tertinggi sebesar 18.30074
terdapat pada Bank BJB Syariah tahun 2015, sedangkan ukuran
87
perusahaan terendah sebesar 7.104226 terdapat pad Bank BCA Syariah
tahun 2011.
Nilai rata-rata financing deposit to ratio (FDR) pada hasil analisa
deskriptif diatas adalah sebesar 91.51050 atau setara 91.5%. financing
deposit to ratio (FDR) tertinggi sebesar 167.7000 atau setara 167.7%
terdapat pada Bank Panin Syariah tahun 2011, sedangkan financing
deposit to ratio (FDR) terendah sebesar 72.95000 atau setara 72.95%
terdapat pada Bank BJB Syariah tahun 2011.
C. Analisis dan Pembahasan
1. Estimasi Model Data Panel
a Uji Chow
Uji Chow digunakan untuk memilih salah satu model pada
regresi data panel, yaitu antara fixed effect model dengan
common effect model
Tabel 4. 2
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 42.554664 (7,28) 0.0000
Cross-section Chi-square 98.173313 7 0.0000
Sumber: Data diolah (Eviews 8)
88
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
probabilitas Cross Section F adalah 0.0000 atau < 0.05 maka
model yang terpilih adalah Fixed Effect, yang berarti penelitian
ini harus dilakukan uji selanjutnya untuk menentukan Fixed
Effect Model atau Random Effect Model yang terpilih
menggunakan uji Hausman.
b Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk menentukan Fixed Effect
Model atau Random Effect Model yang terpilih setelah dilakukan
uji chow sebelumnya.
Tabel 4. 3
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 31.508588 4 0.0000
Sumber: Data diolah (Eviews 8.0)
Berdasarkam tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa
nilai probabilitas Cross Section Random adalah 0.0000 atau <
0.05, maka model yang terpilih adalah Fixed Effect Model
bukan Random Effect Model, yang berarti penelitian ini
menggunakan model Fixed Effect.
89
2. Uji Asumsi Klasik
a Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai
residual terdistribusi normal atau tidak.
Tabel 4. 4
Hasil Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
-1.5e+07 -9999975 -4999975 25.0000 5000025 1.0e+07 1.5e+07
Series: ResidualsSample 2011 2015Observations 40
Mean -2.44e-10Median -694936.9Maximum 14328262Minimum -12933315Std. Dev. 5821860.Skewness 0.440721Kurtosis 3.456221
Jarque-Bera 1.641795Probability 0.440037
Sumber: Data diolah (Eviews 8)
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa setalah
dilakukan uji Normalitas data dengan menggunakan eviews 8.0
maka semua variabel pada pengujian model ini menunjukan
bahwa penelitian diatas berdistribusi normal atau dapat
dikatakan bahwa persyaratan normalitas dapat dipenuhi. Hal ini
dapat dilihat dari Jarque Bera pada penelitian ini sebesar
1.641795 dengan probailiti 0.440037 diatas tingkat signifikansi
0.05. Oleh karena itu penelitian tersebut berdistribusi normal,
90
sehingga dapat dikatakan persyaratan normalitas dapat
terpenuhi.
b Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya penyimpangan hubungan linear antar variabel
independen dalam model regresi.
Tabel 4. 5
Hasil Uji Multikolinearitas
TBH INF UP FDR
TBH 1.000000 0.031625 0.255201 -0.088325
INF 0.031625 1.000000 -0.047275 0.002558
UP 0.255201 -0.047275 1.000000 0.033754
FDR -0.088325 0.002558 0.033754 1.000000
Sumber: Data diolah (Eviews 8)
Dapat dilihat dari tabel 4.5 diatas, menunjukan bahwa tidak
ada variabel yang memiliki nilai korelasi diatas 0.85. Dengan
demikin dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian dengan uji
multikolinearitas ini tidak terdapat korelasi diantara variabel
bebas.
c Uji Heteroskedestisitas
91
Uji heteroskedestisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Tabel 4. 6
Hasil Uji Heteroskedestisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.761760 Prob. F 0.6971
Obs*R-squared 11.96103 Prob. Chi-Square 0.6094
Scaled explained SS 6.915968 Prob. Chi-Square 0.9379
Sumber: Data diolah (Eviews 8)
Pada Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas
dari Chi-Square sebesar 0.6094 yang lebih besar dari nilai α
sebesar 0.05, karena nilai probabilitas Chi-Square lebih besar
dari α= 5% maka Ho diterima dan menolak Ha sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam model ini tidak ada masalah
heteroskedastisitas.
d Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat hubungan antara
residual satu observasi dengan residual observasi lainya.
Tabel 4. 7
Hasil Uji Autokorelasi
92
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 2.866137 Prob. F 0.0716
Obs*R-squared 5.924866 Prob. Chi-Square 0.0517
Sumber: Data diolah (Eviews 8)
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa nilai F-statistic
mempunyai probabilitas sebesar 0.0716, dimana hal tersebut lebih
besar dari nilai signifikan sebesar 0.05 berarti dapat disimpulkan
bahwa model ini terbebas dari autokorelasi.
3. Analisis Regresi Data Panel
Tabel 4. 8
Hasil Uji Regresi Data Panel
Dependent Variable: (JDM) Method: Panel Least Squares Date: 12/27/16 Time: 23:31 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 8 Total panel (balanced) observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. (INF) 0.041622 0.070092 0.593819 0.5574
(TBH) 0.353467 0.075113 4.705777 0.0001 (UP) 8.047585 1.331145 6.045614 0.0000
(FDR) -1.022591 0.227572 -4.493489 0.0001 C -2.797468 3.705711 -0.754907 0.4566 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.988663 Mean dependent var 15.52319
Adjusted R-squared 0.984209 S.D. dependent var 1.185571 S.E. of regression 0.148979 Akaike info criterion -0.726694 Sum squared resid 0.621455 Schwarz criterion -0.220030 Log likelihood 26.53388 Hannan-Quinn criter. -0.543500 F-statistic 221.9850 Durbin-Watson stat 1.457294 Prob(F-statistic) 0.000000
93
Sumber: Data diolah (Eviews 8)
Persamaan regresi data panel yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e
= -2.797468 + 0.041622 X1 + 0.353467 X2 + 8.047585 X3 + e
Keterangan :
Y : Deposito Mudharabah, Variabel Terikat (Y)
X1 : Inflasi, variabel bebas pertama (X1)
X2 : Jumlah bagi hasil, variabel bebas kedua (X2)
X3 : Ukuran perusahaan, variabel bebas ketiga (X3)
X4 : Financing deposit to ratio (FDR), variabel bebas ketiga (X4)
e : Disturbance error
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukan bahwa variabel jumlah
bagi hasil, ukuran perusahaan dan financing deposit to ratio
berpengaruh terhadap variabel Pembiayaan Murabahah, hal ini
berdasarkan pada nilai probabilitas variabel tingkat bagi hasil sebesar
0.0001, ukuran perusahaan, sebesar 0.0000 dan financing deposit to
ratio sebesar 0.0001, dimana nilai tersebut < 0.05.
94
4. Uji Hipotesis
a. Uji Simultan (Uji F)
Tabel 4. 9
Hasil Uji F
R-squared 0.988663 Mean dependent var 15.52319
Adjusted R-squared 0.984209 S.D. dependent var 1.185571
S.E. of regression 0.148979 Akaike info criterion -0.726694
Sum squared resid 0.621455 Schwarz criterion -0.220030
Log likelihood 26.53388 Hannan-Quinn criter. -0.543500
F-statistic 221.9850 Durbin-Watson stat 1.457294
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data diolah (Eviews 8)
Berdasarkan Tabel 4.9 hasil perhitungan dari uji F
menunjukan bahwa nilai F-statistic sebesar 221.9850 dengan
tingkat signifikansi (prob) 0.000000. Karena tingkat
signifikansi (prob) kurang dari dari 0.05. Maka dapat
disimpulkan bahwa Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran
Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR) secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Jumlah
95
Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah periode
2011-2015.
Hasil uji F jika dilihat dengan menggunakan tabel
distribusi F probabilitas 0.05:
- Nilai F kritis α = 5%, numerator (k-1 = 5-1 = 4) dan df
untuk denominator (n-k = 40-5 = 35).
- Maka didapat nilai F kritis sebesar 2.64, didapat dari
numerator = 4 dan denominator = 35 (dilihat pada tabel
distibusi F (0.05)).
- Berdasarkan tabel 4.9, F hitung (F Statistic) sebesar
221.9850 > F kritis sebesar 2.64 (dilihat pada tabel distibusi
f (0.05)), berarti F hitung > F kritis, maka menolak H0
berarti secara bersama-sama variabel independen (Inflasi,
Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing
Deposit To Ratio (FDR)) mempengaruhi variabel dependen
(Jumlah Deposito Mudharabah).
b. Uji Parsial (Uji t)
Tabel 4. 10
Hasil Uji t
Dependent Variable: (JDM)
Method: Panel Least Squares
Date: 12/27/16 Time: 23:31
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40
96
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
(INF) 0.041622 0.070092 0.593819 0.5574
(TBH) 0.353467 0.075113 4.705777 0.0001
(UP) 8.047585 1.331145 6.045614 0.0000
(FDR) -1.022591 0.227572 -4.493489 0.0001
C -2.797468 3.705711 -0.754907 0.4566
Sumber: Data diolah (Eviews 8)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual (parsial)
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi
0.05. Apabila probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka hasilnya
terdapat pengaruh dari variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen.
Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji t, bahwa variabel inflasi
tidak berpengaruh terhadap terhadap profitabilitas, sedangkan
bahwa variabel jumlah bagi hasil, ukuran perusahaan dan
financing deposit to ratio (FDR) berpengaruh terhadap
profitabilitas. Maka penulis menjelaskan hasil perhitungan uji t
pada masing-masing variabel paa hipotesis dibawah ini:
1) Inflasi
Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai probabilitas
0.5574 yang berarti lebih besar dari nilai α = 0.05. Maka
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak yang
berarti bahwa variabel Inflasi tidak berpengaruh terhadap
Jumlah Deposito Mudharabah.
97
Hasil uji t jika dilihat dengan menggunakan tabel
distribusi t bahwa, nilai t hitung (t-Statistic) Inflasi
sebesar 0.593819 < nilai t kritis sebesar 2.03224, dapat
disimpulkan bahwa Ha ditolak yang berarti bahwa Inflasi
tidak berpengaruh terhadap Jumlah Deposito
Mudharabah.
2) Tingkat Bagi Hasil
Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai probabilitas
0.0001 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0.05. Maka
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang
berarti bahwa variabel Tingkat Bagi Hasil berpengaruh
terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.
Hasil uji t jika dilihat dengan menggunakan tabel
distribusi t bahwa, nilai t hitung (t-Statistic) Jumlah Bagi
Hasil sebesar 4.705777 > nilai t kritis sebesar 2.03224,
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang berarti berarti
bahwa Tingkat Bagi Hasil berpengaruh terhadap Jumlah
Deposito Mudharabah.
3) Ukuran Perusahaan
Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai probabilitas
0.0000 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0.05. Maka
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang
98
berarti bahwa variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.
Hasil uji t jika dilihat dengan menggunakan tabel
distribusi t bahwa, nilai t hitung (t-Statistic) Ukuran
Perusahaan sebesar 6.045614 > nilai t kritis sebesar
2.03224, dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang
berarti berarti bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.
4) Financing Deposit To Ratio (FDR)
Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai probabilitas
0.0001 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0.05. Maka
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang
berarti bahwa variabel Financing Deposit To Ratio (FDR)
berpengaruh terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.
Hasil uji t jika dilihat dengan menggunakan tabel
distribusi t bahwa, nilai t hitung (t-Statistic) Financing
Deposit To Ratio (FDR) sebesar -4.493489 < nilai t kritis
sebesar -2.03224, dapat disimpulkan bahwa Ha diterima
yang berarti berarti bahwa Financing Deposit To Ratio
(FDR) berpengaruh terhadap Jumlah Deposito
Mudharabah.
c. Koefisien Determinasi
Tabel 4. 11
99
Hasil Koefisien Determinasi
R-squared 0.988663 Mean dependent var 15.52319
Adjusted R-squared 0.984209 S.D. dependent var 1.185571 S.E. of regression 0.148979 Akaike info criterion -0.726694 Sum squared resid 0.621455 Schwarz criterion -0.220030 Log likelihood 26.53388 Hannan-Quinn criter. -0.543500 F-statistic 221.9850 Durbin-Watson stat 1.457294 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data diolah (Eviews 8)
Dari tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R
Square (R2) sebesar 0.984209. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan variabel independen (Inflasi, Tingkat Bagi Hasil,
Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR)
dalam menjelaskan variabel dependen (Jumlah Deposito
Mudharabah) adalah sebesar 98.42%, sisanya sebesar 1.58%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini misalnya Suku Bunga, Return On Asset, Kurs
Valuta Asing, dll.
D. Interpretasi Data
1. Pengaruh Inflasi Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah
Sebagaimana hasil peneltian menggunakan Eviews 8 yang telah
dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel inflasi tidak
memiliki pengaruh terhadap variabel jumlah deposito mudharabah.
Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.11 dimana nilai
probabilitas variabel Inflasi adalah sebesar 0.5574. Nilai probabilitas
100
kurang dari tingkat signifikansi 0.05, sehingga dipastikan bahwa
variabel ini tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito muharabah.
Inflasi tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah
disebabkan karena dalam kondisi inflasi yang naik turun sehingga
nasabah pada bank syariah kesulitan untuk memilih investasi selain
deposito karena, investasi di tempat lain kemungkinan akan memiliki
resiko yang lebih tinggi dibandingkan resiko penurunan nilai uang
akibat terjadinya inflasi.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Nur Anisah (2013) yang menyebutkan bahwa inflasi tidak berpengaruh
terhadap pertumubuhan deposito mudharabah. Sehingga menolak
hipotesis yang telah diajukan peneiti. Nasabah bank syariah tampaknya
sudah terbiasa dengan inflasi yang terjadi di Indonesia, sehingga sudah
dapat merencanakan alokasi dana untuk konsumsi dan dana investasi.
Sehingga, fluktuasi tingkat inflasi tidak mempengaruhi jumlah
deposito mudharabah.
2. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil terhadap Jumlah Deposito Mudharabah
Sebagaimana hasil peneltian menggunakan Eviews 8 yang telah
dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel tingkat bagi hasil
memiliki pengaruh terhadap variabel tingkat deposito mudharabah.
Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.11 dimana nilai
probabilitas variabel tingkat Bagi Hasil adalah sebesar 0.0001. Nilai
probabilitas kurang dari tingkat signifikansi 0.05, sehingga dipastikan
101
bahwa variabel ini berpengaruh terhadap jumlah deposito muharabah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat bagi hasil berpengaruh
positif, nilai koefisien pada variabel tingkat bagi hasil sebesar
0.353467. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa jika variabel tingkat
bagi hasil mengalami kenaikan satu-satuan maka menyebabkan
peningkatan pada nilai jumlah deposito muharabah sebesar 0.353467
dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Dengan
demikian tingkat bagi hasil menjadi faktor motivasi nasabah dalam
mencari profit (keuntungan) yang lebih besar sehingga nasabah bank
syariah cenderung menyimpan dananya dalam bentuk deposito
mudharabah.
Hal penelitian ini mendukung penelitian Heru (2015)
menyebutkan bahwa tingkat bagi hasil berpengaruh signifikan
terhadap jumlah penghimpunan deposito mudharabah perbankan
umum syariah. Hal ini mungkin disebabkan deposito mudharabah
yang dihimpun oleh bank bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pihak
bank yaitu dengan menyalurkan kembali semua dana deposito
mudharabah yang dihimpun kepada masyarakat luas secara kredit
untuk mendapatkan pendapatan dari penyaluran dana, dan selanjutnya
seluruh pendapatan dari penyaluran dana akan di himpun dalam satu
rekening, setelah terhimpun setiap periode pengembalian dana
deposito mudharabah pendapatan dari penyaluran dana tersebut akan
dibagi hasil sesuai dengan dana yang di investasikan oleh deposan dan
102
nisbah bagi hasil yang di sepakati oleh bank dan deposan pada saat
perjanjian sesuai dengan periode investasi, semakin besar pendapatan
yang di himpun oleh pihak bank maka akan semakin besar juga tingkat
bagi hasil yang akan dibagikan antara deposan dengan bank.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Jumlah Deposito Mudharabah
Sebagaimana hasil peneltian menggunakan Eviews 8 yang telah
dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan
memiliki pengaruh terhadap variabel jumlah deposito mudharabah.
Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.11 dimana nilai
probabilitas variabel ukuran perusahaan adalah sebesar 0.0000. Nilai
probabilitas kurang dari tingkat signifikansi 0.05, sehingga dipastikan
bahwa variabel ini berpengaruh terhadap jumlah deposito muharabah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif, nilai koefisien pada variabel ukuran perusahaan
sebesar 8.047585. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa jika variabel
ukuran perusahaan mengalami kenaikan satu-satuan maka
menyebabkan peningkatan pada nilai jumlah deposito muharabah
sebesar 8.047585 dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap
konstan. Dengan demikian ukuran bank (ukuran perusahaan)
merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh bank.
Peningkatan total asset menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam
beroperasi semakin bagus dan kemampuan untuk bisa melakukan
103
pengembangan semakin luas. Asset yang besar juga memiliki
kecenderungan kuat dalam menghasilkan profit yang tinggi.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Nur anisah (2013) yang menyebutkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap pertumbuhan deposito mudharabah. Dimana
penelitian ini pengukuran terhadap ukuran bank diproksi dengan
pertumbuhan total aset yang dimiliki bank syariah. Peningkatan total
asset menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam beroperasi semakin
bagus dan kemampuan untuk bisa melakukan perngembangan semakin
luas. Dan deposan pada umumnya menyimpan dananya di bank
dengan motif profit maximitation. Semakin besar ukuran bank, maka
masyarakat akan cenderung menyimpan uangnya di bank tersebut
karena masyarakat berpikir akan merasa aman menyimpan dananya di
sana dan memperoleh keuntungan.
4. Pengaruh Financing Deposit To Ratio terhadap Jumlah Deposito
Mudharabah
Sebagaimana hasil peneltian menggunakan Eviews 8 yang telah
dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel financing deposit to
ratio (FDR) memiliki pengaruh terhadap variabel jumlah deposito
mudharabah. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel
4.11 dimana nilai probabilitas variabel financing deposit to ratio
(FDR) adalah sebesar 0.0001. Nilai probabilitas kurang dari tingkat
104
signifikansi 0.05, sehingga dipastikan bahwa variabel ini berpengaruh
terhadap jumlah deposito muharabah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financing deposit to
ratio (FDR) berpengaruh negatif, nilai koefisien pada variabel
financing deposit to ratio (FDR) sebesar -1.22591. Hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa jika variabel ukuran perusahaan mengalami
kenaikan satu-satuan maka menyebabkan penurunan pada nilai jumlah
deposito muharabah sebesar -1.22591 dan jika variabel financing
deposit to ratio (FDR) mengalami penurunan satu-satuan maka
menyebabkan kenaikan pada nilai jumlah deposito muharabah sebesar
-1.22591. financing deposit to ratio (FDR) memilki pengaruh negatif
yang signifikan bahwa jika financing deposit to ratio (FDR) meningkat
maka nasabah akan memilih dimana akan menyimpan dananya, tetapi
tidak semua financing deposit to ratio (FDR) sebagai acuan utama
nasabah dalam menyimpan dananya pada bank umum syariah.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dwi
Muktivo dan Setiawan (2014) yang menyebutkan bahwa financing deposit to
ratio berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah.
Menunjukan pengaruh positif financing deposit to ratio (berjangka 6 bulan).
Berarti paada saat FDR (X3) meningkat sebesar 1 satuan menyebabkan
Jumlah Deposito Mudharabah (berjangka 6 bulan) mengalami peningkatan
sebesar 5,1%. Nilai R square menunjukkan 0.095 artinya bahwa FDR
memberikan kontribusi sebesar 0.095 atau 9.5% terhadap Jumlah
Deposito Mudharabah (berjangka 6 bulan) dan 90.5% Jumlah Deposito
105
Mudharabah (berjangka 6 bulan). Berarti keadaan tersebut menunjukkan
bahwa naik turunnya financing deposit to ratio merupakan salah satu faktor
untuk menentukan besarnya jumlah deposito mudharbah (berjangka 6
bulan).
106
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan hasil penelitian dengan
melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi data panel,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Pada hasil uji simultan (uji F) menunjukan bahwa secara bersama-
sama dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu, Inflasi,
Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To
Ratio (FDR) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap
Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah periode
2011-2015 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000000.
b. Pada hasil uji parsial (uji t) menunjukan bahwa variabel independen
yaitu Inflasi yang tidak berpengaruh terhadap Jumlah Deposito
Mudharabah. Sedangkan, variabel independen yaitu Tingkat Bagi
Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR)
berpengaruh terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.
c. Pada hasil R2 bahwa nilai Adjusted R Square (R2) sebesar 0.984209.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen
(Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing
Deposit To Ratio (FDR) dalam menjelaskan variabel dependen
(Jumlah Deposito Mudharabah) adalah sebesar 98.42%, sisanya
107
sebesar 1.58% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini misalnya Suku Bunga, Return On Asset, Kurs Valuta
Asing, dll.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diberikan saran-saran sebagai berikut:
a Bagi Bank Umum Syariah:
1) Bank syaraih disarankan lebih memperhatikan manajemen
perusahaan dalam menentukan kebijakan dalam menentukkan
Tingkat Bagi Hasil untuk Jumlah Deposito Mudharabah agar lebih
kompetitif. Selain itu manajemen perusahaan perlu memperhatikan
faktor lain selain inflasi, ukuran perusahaan dan financing deposit to
ratio (FDR) agar kondisi perusahaan tetap stabil.
2) Bank umum syariah harus lebih memperhatikan pemakaian
deposito mudharabah secara benar dan sesuai. Sebab deposito
mudharabah dalam perbankan syariah, nasabah sebagai shahibul
maal (pemilik dana) dan bank sebagai mudharib (pengelola
dana). Dimana agar saat deposan ingin mengambil uang yang
disimpan pada bank tersebut, bank harus bisa memberikan
uangnya beserta bagi hasil yang akan didiperoleh deposan.
b Bagi Peneliti Selanjutnya:
1) Untuk peneliti selanjutnya perlu menambah variabel penelitian yang
lain selain Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan
108
Financing Deposit To Ratio (FDR) seperti tingkat bunga pada bank
konvensional, BOPO dan lain-lain.
2) Dalam penelitian ini hanya menggunakan 8 sampel Bank Umum
Syariah di Indonesia dengan kurun waktu lima tahun yaitu tahun
2011 sampai dngan tahun 2015. Oleh karena itu, diharapkan peneliti
selanjutnya dapat menambah jumlah obyek yang akan diteliti,
misalnya dengan menambahkan Unit Usaha Syariah, BPRS dan
lain-lain. Dan mengembangkan penelitian dengan cara melakukan
uji dan menggunakan metode yang lebih akurat sehingga
memperoleh kesimpulan yang lebih valid.
110
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir. “Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan”. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah dari Teori Ke Praktik”. 1st
edition.Gema Insani Press , Jakarta, 2009. Anshori, Abdul Ghofur. ”Perbankan Syariah di Indonesia”. Gajah Mada
University Press, Jakarta, 2007. Andriyanti, Ani dan Wasiah. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 Bulan) Bank Muamalat Indonesia (BMI)”. Jurnal, Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010, Purwokerto, 2010.
Anisah, Nur. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Bank Syariah”. STEI PGRI Dewantara, 2013. Ascarya. “Akad dan Produk Bank Syariah”. Edisi 2, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2008.
Budiman, Gerry. dkk. “Pengaruh Suku Bunga dan Pendapatan Perkapita Terhadap Jumlah Dana Deposito Berjangka pada Bank Umum di Provinsi Sulawesi Utara (Periode 2009.1-2013.4)”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 16 No. 03, 2016.
Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Ed. 2, Galia Indonesia,
Bogor, 2005. Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Galia Indonesia, Jakarta,
2009. Devita Purnamasari, Irma dan Suswinarno. “Akad Syariah”. Cetakan 1,
Kaifa, Bandung, 2011.
Diyanto, Volta dan Savitri. ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Deposito Mudharabah Bank Syariah”. Pekbis Jurnal, Vo;7, No.3, Riau, November 2015.
111
Dwi, Aprilia dan Wuryanti. “Analisis Tingkat Bagi Hasil, Tingkat Suku Bunga Terhadap Jumlah Tabungan Dan Jumlah Deposito Mudharabah Pada Bank Muamalat Di Indonesia”. Prestasi Vol. 12 No.2. ISSN: 1411-1497, Semarang, Desember 2013.
Dwi, Teguh dan Setiawan. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah
Deposito Mudharabah (Berjangka 6 Bulan) Pada Bank Syariah Mandiri”. Jurnal Profita 2014, Hal 11-21, Yogyakarta, 2014.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS
23”. Edisi 8. Badan Penerbit UNDIP. Semarang, 2016. Halim, Abdul. “Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah”.
Salemba Empat, Jakarta, 2009. Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”. FEB UIN Jakarta,
Jakarta,2012. Haron, S. dan W. N. W. Azmi.“Measuring Depositors’ of Malaysian Islamic
Banking System: A Co-integration Approach.” Proceeding 6th International Conference On Islamic Economic and Finance Vol.2, 2005.
Hasibuan, Malayu S.P. “Dasar-Dasar Perbankan, Cetakan Kelima”. Bumi
Aksara, Jakarta, 2006.
Herlanika, R. “Pengaruh Suku Bunga Deposito, Tingkat Bagi Hasil, Inflasi, Pendapatan Domestik Bruto dan Ukuran Perusahaan terhadap Jumlah Deposito Mudharabah Nerjangka 1 Bulan pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2011.
Husni, Azhary. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghimpunan
Dana Pihak Ketiga pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode: Januari 2006-Desemberb 2007”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Ikatan Bankir Indonesia. “Memahami Bisnis Bank Syariah”. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2014. Iska, Syukri. “Sistem Perbankan Syariah di Indonesia dalam Pespektif Fikih
Ekonomi”. Fajar Media Press, Yogyakarta, 2012. Ismail, Drs. “Perbankan Syariah”. Kencana, Jakarta, 2011. Karim, Adiwarman. “Ekonomi Makro Islami”. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2008.
112
Karim, Adiwarman. “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”. 3rd
edition, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009. Kasmir. “Pemasaran Bank”. Edisi 1, Kencana, Jakarta, 2005. Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Edisi Revisi, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2012. Kristianingsih dan Pakpahan, Rosma. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Deposito Mudharabah (Studi Kasus Di Bank Syariah Mandiri)”. Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi. Vol. 4, No. 1 61-82 Mei, Bandung, 2012.
Kuncoro, Mudrajad. “Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi”. BPFE, Yogyakarta, 2002.
Lidya, Nisa dan Maryati, Tatik. “Analisis Pengaruh Inlfasi, Kurs, Suku
Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Pada PT. Bank Syariah Mandiri 2007-2012”. Jurnal Nasional Cendekiawan,ISSN:2460-8696, 2015.
Lind, Douglas A. dkk, “Basic Statistics for Business and Economics”, Mc
Graw Hill Education (Asia), Singapore, 2008.
Maulana, Heru. “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil, Inflasi, dan Likuiditas Terhadap Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah Yang Terdaftar Di BI Tahun 2011-2014”. Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, 2015.
Mishkin, Federic. “Ekonomi, Uang, Perbankan dan Pasar Keaungan”. Edisi
Sembilan, jilid 2. Salemba Empat, Jakarta, 2008. Mishkin, Federic. “Ekonom Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan”. 8th
edition, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Muhammad. “Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di
Indonesia”. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005.
Muhammad. “Manajemen Bank Syariah”. UPPN AMP YKPN, Yogyakarta, 2005. Muhammad. “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam”. Rajawali pers,
Jakarta, 2008.
113
Murni, Asfia. “Ekonomi Makro”. Refika Aditama, Bandung, 2009. Nasution, C.S. ”Manajemen Kredit Syariah Bank Muamalat”. Kajian
Ekonomi dan Keuangan, Vol.7, No3. 2003.
Natalia, Evi. dkk. “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah (Studi Pada PT. Bank Syariah Mandiri Periode 2009-2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 9 No.1 April, Malang, 2014.
Noor, Juliansyah. “Metodologi Penelitian”. Kencana Prenada Media Group,
2012.
Nopirin. “ Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro”. BPFE, Yogyakarta, 2000.
Nur Asiyah, Binti. “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”. Teras, Yogyakarta, 2014.
Rahcmawati, Erna dan Ekki Syamsulhakim. “Factor Affecting Mudaraba
Deposits in Indonesia”. Jurnal, 2nd International Islamic Banking and Finance Conference 2004 (Refereed Paper), 2004.
Ridwan, Muhammad. “Manajemen Baitul maal Wat Tanwil (BMT)”. Press,
Yogyakarta, 2004. Rivai, Veithzal. dkk. “Bank and Financial Instituation Management
Conventional And Sharia System”. 1st edition, PT Raja Gafindo Persada, Jakarta, 2007.
Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management”. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006. Rodoni, Ahmad & Ali, Herni. “Manajemen Keuangan Modern” Mitra
Wacana Media. Jakarta, 2014 Rosadi, Dedi. “Ekonometrika & Runtun Waktu Terapan Dengan Eviews”.
Andi. Yogyakarta, 2012. Sudarmadji, Ardi Murdoko, Lana Sularto. 2007. ”Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”. Procedding PESAT, vol. 2, 21-22 Agustus 2007, Auditorium Kampus Gunadarma.
114
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 2009.
Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. Andi, Yogyakarta, 2011.
Puspopranoto, Sawaldjo. “Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan
(konsep, teori dan realita)”. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta, 2004. Putri, Rika dan Riduwan, Ahmad. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan
Nisbah Bagi Hasil Pada Deposito Mudharabah”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi: Volume 5, Nomor 1, Januari, ISSN: 2460-0585, Surabaya, 2016.
Pratiwi, Rianti dan Lukmana, Asshiddiqi. “Pengaruh Kurs Valuta Asing dan
Tingkat Bagi Hasil Terhadap Volume Deposito Mudharabah USD Pada Perbankan Syariah (Periode Januari 2011-Maret 2015). Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah. Vol. 3.1, April, ISSN (cet): 2355-1755, Jakarta, 2015.
Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”. Edisi Ketiga,
EKONISIA, Yogyakarta, 2009. Widarjono, Agus. “Analisis Multivariat Terapan”. Unit Penerbit dan
Percetakan STIM YKPN, 2010. Winarno, Wing Wahyu. ”Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews Edisi 4”. UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2015. Wirdyaningsih, Karnaen, P., Dewi, G. dan Barlinti, Y.S. “Bank dan
Asuransi Islam Indonesia”. Prenada Media, Jakarta, 2005. Wuryatiningsih. ”Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Salemba Empat,
Jakarta, 2002. Yaya, Rizal. Dkk. “Akuntansi Perbankan Syariah”. Salemba Empat, Jakarta,
2009. Zakaria, Junaiddin.” Pengantar Teori Ekonomi Makro”. GP Press, Jakarta,
2009. Iqbal, Muhammad. “Operasionalisasi Regresi Data Panel Dengan Eviews 8
”, Perbanas, 2015. Dari http://docplayer.info/81351-Operasionalisasi-regresi-data-panel-dengan-eviews-8.html diakses pada 19 Desember 2016.
115
Iqbal, Muhammad. “Pengolahan Data dengan Regresi Linear Berganda Dengan Eviews 8 ”, Perbanas, 2015. Dari http://dosen.perbanas.id/wp-content/uploads/2015/08/Regresi-Linier-Berganda-Eviews.pdf diakses pada 19 Desember 2016.
www.bi.go.id
http://www.bankmuamalat.co.id/profil-bank-muamalat Diakses pada 20
Desember 2016
http://www.bcasyariah.co.id/sejarah-singkat-bcasyariah Diakses pada 20
Desember 2016
http://www.bjbsyariah.co.id/tentang-bjb-syariah/sekilas-bjbsyariah Diakses
pada 20 Desember 2016
http://www.syariahbukopin.co.id/id/tentang-kami/profil-perusahaan Diakses
pada 20 Desember 2016
http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah Diakses pada 20 Desember
2016
http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah Diakses pada 20 Desember 2016
http://www.panin.co.id/sejarah-panin-syariah Diakses pada 20 Desember
2016
https://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profil-
perusahaan/sejarah/ Diakses pada 20 Desember 2016
116
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian 2011-2015
Bank Tahun JDM* INF** TBH* UP* FDR** BCAS 2011 677736 4 3.798000 7.104226259 78.8 BCAS 2012 985547 4.3 8.970000 7.379132964 79.9 BCAS 2013 1409122 5.57 16.080000 7.621391126 83.5 BCAS 2014 2009943 8.36 22.430000 8.004499157 91.2 BCAS 2015 2858733 7.5 23.807000 8.377839166 91.4 BMI 2011 19733952 6.5 207.395000 10.38180868 76.76 BMI 2012 25016940 4.3 208.582000 10.69787706 94.15 BMI 2013 26016940 5.7 300.806000 10.8918926 99.99 BMI 2014 32862934 8.36 249.234000 11.04199645 84.14 BMI 2015 27751031 3.35 202.024000 10.95382987 90.3 BUKS 2011 1917143 3.79 20.467000 14.81982206 83.54 BUKS 2012 2322244 4.3 25.812000 15.10090887 91.98 BUKS 2013 2591998 8.38 27.771000 15.28389468 100.29 BUKS 2014 3267039 8.23 34.765000 15.45654733 92.89 BUKS 2015 3808983 3.35 43.815000 15.57803927 90.56 BRIS 2011 7901067 3.79 65.174000 16.23149782 90.55 BRIS 2012 9393326 4.3 93.036000 16.4608988 100.96 BRIS 2013 10916883 8.38 116.222000 16.67203329 102.7 BRIS 2014 12653000 8.36 115.656000 16.82815073 93.9 BRIS 2015 14772700 3.35 128.509000 17.00311229 84.16 BNIS 2011 3245319 5.3 12.066000 15.95167347 78.6 BNIS 2012 3702313 4.3 16.708000 16.18063026 84.99 BNIS 2013 4916755 5.57 54.685000 16.50393639 97.86 BNIS 2014 8873253 8.36 99.232000 16.78552043 92.6 BNIS 2015 10404894 3.35 139.302000 16.95177261 91.94 BJBS 2011 1771096 3.79 23.812000 17.81276876 72.95 BJBS 2012 2744766 4.3 21.435000 18.07594676 74.09 BJBS 2013 2944172 5.57 46.397000 18.07760199 96.47 BJBS 2014 4338007 8.36 57.767000 18.14441736 93.18 BJBS 2015 3602214 3.35 57.927000 18.30074147 88.13 BSM 2011 23524711 3.79 636.928000 17.70061447 86.03 BSM 2012 21826644 4.3 629.465000 17.80872638 94.4 BSM 2013 26834253 8.38 543.973000 17.97384662 89.37 BSM 2014 31287537 8.36 420.136000 18.01954625 81.92
117
BSM 2015 31287537 3.35 364.436000 18.06927759 81.99 PANINS 2011 393044 3.79 20.808000 13.83401921 167.7 PANINS 2012 1006049 4.3 46.853000 14.5765416 105.66 PANINS 2013 2430835 8.4 69.995000 15.21 90.4 PANINS 2014 4176150 8.36 112.957000 15.64 94.04 PANINS 2015 5086655 3.35 133.735000 15.78 96.43 Ket:
Dalam Rupiah ** Dalam Persen
Lampiran 2 Analisa Deskriptif
Date: 12/27/16
Time: 13:00
Sample: 2011 2015
JDM INF TBH UP FDR
Mean 10081587 5.570000 135.5743 14.73217 91.51050
Median 4257079. 4.300000 61.55050 15.86584 90.88000
Maximum 32862934 8.400000 636.9280 18.30074 167.7000
Minimum 393044.0 3.350000 3.798000 7.104226 72.95000
Observations 40 40 40 40 40
118
Estimasi Model Data Panel
Lampiran 3 Model Common Effect
Dependent Variable: (JDM)
Method: Panel Least Squares
Date: 12/27/16 Time: 23:28
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
(INF) 0.084797 0.203518 0.416657 0.6795
(TBH) 0.883724 0.064126 13.78107 0.0000
(UP) -0.229687 0.281812 -0.815035 0.4206
(FDR) -2.246156 0.548894 -4.092152 0.0002
C 22.38851 2.513639 8.906812 0.0000
R-squared 0.868055 Mean dependent var 15.52319
Adjusted R-squared 0.852975 S.D. dependent var 1.185571
S.E. of regression 0.454593 Akaike info criterion 1.377639
Sum squared resid 7.232909 Schwarz criterion 1.588749
Log likelihood -22.55278 Hannan-Quinn criter. 1.453970
F-statistic 57.56546 Durbin-Watson stat 0.581963
Prob(F-statistic) 0.000000
119
Lampiran 4 Model Fixed Effect
Dependent Variable: (JDM)
Method: Panel Least Squares
Date: 12/27/16 Time: 23:31
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
(INF) 0.041622 0.070092 0.593819 0.5574
(TBH) 0.353467 0.075113 4.705777 0.0001
(UP) 8.047585 1.331145 6.045614 0.0000
(FDR) -1.022591 0.227572 -4.493489 0.0001
C -2.797468 3.705711 -0.754907 0.4566
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.988663 Mean dependent var 15.52319
Adjusted R-squared 0.984209 S.D. dependent var 1.185571
S.E. of regression 0.148979 Akaike info criterion -0.726694
Sum squared resid 0.621455 Schwarz criterion -0.220030
Log likelihood 26.53388 Hannan-Quinn criter. -0.543500
F-statistic 221.9850 Durbin-Watson stat 1.457294
Prob(F-statistic) 0.000000
120
Lampiran 5 Model Random Effect
Dependent Variable: (JDM)
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 12/27/16 Time: 23:36
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
(INF) 0.107603 0.068733 1.565532 0.1265
(TBH) 0.640841 0.054197 11.82424 0.0000
(UP) 1.714224 0.636680 2.692442 0.0108
(FDR) -1.378740 0.218193 -6.318909 0.0000
C 14.30413 1.961120 7.293860 0.0000
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.536351 0.9284
Idiosyncratic random 0.148979 0.0716
Weighted Statistics
R-squared 0.843154 Mean dependent var 1.913583
Adjusted R-squared 0.825229 S.D. dependent var 0.476242
S.E. of regression 0.199096 Sum squared resid 1.387367
F-statistic 47.03738 Durbin-Watson stat 1.609989
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.664014 Mean dependent var 15.52319
Sum squared resid 18.41793 Durbin-Watson stat 0.397087
121
Tahap Analisis Data
Lampiran 6 Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 42.554664 (7,28) 0.0000
Cross-section Chi-square 98.173313 7 0.0000
Lampiran 7 Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 31.508588 4 0.0000
122
Uji Asumsi Klasik
Lampiran 8 Uji Normalittas
0
2
4
6
8
10
12
-1.5e+07 -9999975 -4999975 25.0000 5000025 1.0e+07 1.5e+07
Series: ResidualsSample 2011 2015Observations 40
Mean -2.44e-10Median -694936.9Maximum 14328262Minimum -12933315Std. Dev. 5821860.Skewness 0.440721Kurtosis 3.456221
Jarque-Bera 1.641795Probability 0.440037
Lampiran 9 Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.761760 Prob. F 0.6971
Obs*R-squared 11.96103 Prob. Chi-Square 0.6094
Scaled explained SS 6.915968 Prob. Chi-Square 0.9379
Lampiran 10 Uji Multikolinearitas
TBH INF UP FDR
TBH 1.000000 0.031625 0.255201 -0.088325
INF 0.031625 1.000000 -0.047275 0.002558
UP 0.255201 -0.047275 1.000000 0.033754
FDR -0.088325 0.002558 0.033754 1.000000
123
Lampiran 11 Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 2.866137 Prob. F 0.0716
Obs*R-squared 5.924866 Prob. Chi-Square 0.0517
Lampiran 12 Uji Regresi Data Panel
Dependent Variable: (JDM)
Method: Panel Least Squares
Date: 12/27/16 Time: 23:31
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
(INF) 0.041622 0.070092 0.593819 0.5574
(TBH) 0.353467 0.075113 4.705777 0.0001
(UP) 8.047585 1.331145 6.045614 0.0000
(FDR) -1.022591 0.227572 -4.493489 0.0001
C -2.797468 3.705711 -0.754907 0.4566
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.988663 Mean dependent var 15.52319
Adjusted R-squared 0.984209 S.D. dependent var 1.185571
S.E. of regression 0.148979 Akaike info criterion -0.726694
Sum squared resid 0.621455 Schwarz criterion -0.220030
Log likelihood 26.53388 Hannan-Quinn criter. -0.543500
F-statistic 221.9850 Durbin-Watson stat 1.457294
Prob(F-statistic) 0.000000
124
Lampiran 13 Koefisien Determinasi
R-squared 0.988663 Mean dependent var 15.52319
Adjusted R-squared 0.984209 S.D. dependent var 1.185571
S.E. of regression 0.148979 Akaike info criterion -0.726694
Sum squared resid 0.621455 Schwarz criterion -0.220030
Log likelihood 26.53388 Hannan-Quinn criter. -0.543500
F-statistic 221.9850 Durbin-Watson stat 1.457294
Prob(F-statistic) 0.000000
125
Lampiran 14 Tabel Distribusi F ( Prob 0.05)
df in the denominato
r (N2) df in the numerator (N1)
1 2 3 4 5
1 161 199 216 225 230
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71
126
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48
37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47
38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46
39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45
127
Lampiran 15 Tabel Distribusi t
pr
df
satu sisi
0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001 dua sisi
0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
128
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688