PENGARUH INFLASI, TINGKAT BAGI HASIL, UKURAN...

144
PENGARUH INFLASI, TINGKAT BAGI HASIL, UKURAN PERUSAHAAN, DAN FINANCING DEPOSIT TO RATIO (FDR) TERHADAP JUMLAH DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: LAILATUL JANNAH NIM : 1113081000101 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017

Transcript of PENGARUH INFLASI, TINGKAT BAGI HASIL, UKURAN...

PENGARUH INFLASI, TINGKAT BAGI HASIL, UKURAN

PERUSAHAAN, DAN FINANCING DEPOSIT TO RATIO (FDR)

TERHADAP JUMLAH DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM

SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2015

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

LAILATUL JANNAH

NIM : 1113081000101

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017

i

ii

iii

iv

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Lailatul Jannah

Tempat, Tanggal

Lahir

: Surabaya, 19 Mei 1993

Alamat Rumah : Jl. Kapuk kamal rawa melati No.45, Tegal alur,

Kalideres Jakarta Barat

Ayah : Mozanni

Ibu : Saidah

No HP : 0878 8096 5856

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1999 – 2005 MI Tahdzibun Nufus Jakarta Barat

2005 – 2008 SMPN 190 Jakarta Barat

2008 – 2012 SMA Darunnajah Jakarta Selatan

2012 – 2015 Program Profesional TI Perbankan Syariah

CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

Pelatihan Asurasi Syariah 2016

Pelatihan Sharia Banking 2015

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

Bagian Kesenian Organisasi Darunnajah Jakarta 2012

Panitian Pekan Olahraga Seni dan Pramuka 2012

vi

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of inflation, Rate of Revenue Sharing, Firm Size and Financing To Deposit Ratio (FDR) partially or simultaneously to Total Deposit Mudharabah Islamic Banks in Indonesia Period 2011-2015. In this study, using non probably sampling for sample collection. The analytical method used is the panel data regression analysis. The model chosen is a model Fixed Effect. Based on the test results F that inflation, Rate of Revenue Sharing, Firm Size and Financing To Deposit Ratio (FDR) simultaneously affect the amount of the Deposit Mudharabah Islamic Banks. Based on the test results t is known that the amount of Rate of Revenue Sharing, Firm Size and Financing To Deposit Ratio (FDR) affect the amount of Mudharabah deposits and inflation does not affect the amount of the Deposit Mudharabah. And based on the Adjusted R Square of 0.984209 indicates that the ability of independent variables in explaining the dependent variable (Number of Mudharabah deposits) amounted to 98.42%, while the remaining 1.58% is explained by other variables not included in this study. Keywords : Inflation, Rate of Revenue Sharing, Firm Size and Financing To

Deposit Ratio (FDR) and Total Deposits Mudharabah.

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Inflasi, Tingkat Bagi

Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR) secara parsial maupun simultan terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015. Dalam penelitian ini menggunakan metode non probably sampling untuk pengambilan sampelnya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel. Model yang terpilih adalah model Fixed Effect. Berdasarkan hasil uji F bahwa Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR) secara simultan berpengaruh terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Jumlah Deposito Mudharabah dan Inflasi tidak berpengaruh terhadap Jumlah Deposito Mudharabah. Dan berdasarkan hasil Adjusted R Square sebesar 0.984209 menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Jumlah Deposito Mudharabah) adalah sebesar 98,42%, sisanya sebesar 1,58% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR) dan Jumlah Deposito Mudharabah.

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang telah menciptakan kita dalam

keadaan mencintai agamanya dan berpegang pada syariat-Nya. Shalawat dan

salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang telah

berjihad untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau

yang mulia, dan semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk

keluarganya dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya,

sehingga mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Mozanni dan Ibu Saidah yang selalu

memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih

penulis, cinta,dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas. Kalian

adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera menyelesaikan

skripsi ini.

2. Teruntuk adik penulis, M. Ribtul Fikri dan M. Azril Rizky yang selalu

memberi motivasi kepada penulis untuk menjadi kakak yang baik, semoga

kita dapat selalu anak yang selalu bisa menjadi kebanggan ibu dan bapak.

3. Teruntuk nenek penulis, Jumiati yang selalu memberikan dukungan dan

selalu mendoakan penulis sehingga penulis bisa segera menyelesaikan

skripsi ini.

4. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr.

Amilin, SE.Ak., M.Si selaku Wadek I FEB, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid

selaku Wadek II FEB, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA selaku

Wadek III FEB, yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

ix

5. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE, MM dan Ibu Amalia, MSM sebagai Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan

untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini

serta motivasinya yang begitu besar pada penulis.

6. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Ibu Ela Patriana., MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Bapak Sopyan, SE., MM selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah

mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini.

9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih semua ilmu yang

Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.

10. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas

kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam

mengurus kebutuhan administrasi, keuangan dan lain-lainnya.

11. Teman seperjuangan selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih atas

motivasi dan dukungan kalian semua.

12. Sahabat-sahabat yaitu Nur Anisha, Najwa Fithrati, Ayu Indah Wati,

Khridmadanty Angelita, Siti Sarah Anggraeni, Dedeh Rahmawati, Dwi

Ratna sari, Putri Nilam Bachry dan Riani Alfianita terimakasih atas motivasi

dan dukungan kalian semua.

13. Teman-teman “Ganbate” yang selalu memberikan motivasi dan dukungan

kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman “Kosan Kuning” yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

15. Keluarga besar KKN Green Sosial 2015 yang telah memberikan pengalaman

dan pelajaran yang begitu berharga selama masa KKN, yang menjadikan

pribadi penulis lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Semoga kekeluargaan

kita tetap terjaga.

x

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut

berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,

arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil

penelitian ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak, baik dunia perbankan, dunia akademisi, para pembaca serta

bagi penulis sendiri sebagai proses pengembangan diri.

Jakarta, 08 Februari 2017

Penulis,

(Lailatul Jannah)

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH............................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ iv

ABSTRACT ......................................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusn Masalah ..................................................................................... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 11

BAB II ............................................................................................................... 14

LANDASAN TEORI ......................................................................................... 14

A. Landasan Teori ................................................................................... 14

1. Bank Syariah ....................................................................................... 14

2. Konsep Dasar Bank Syariah ................................................................. 15

3. Akad pada Dana Pihak Ketiga .............................................................. 16

4. Inflasi .................................................................................................. 23

5. Bagi Hasil ............................................................................................ 25

6. Ukuran Perusahaan .............................................................................. 28

7. Rasio Keuangan Bank .......................................................................... 30

8. Deposito Mudharabah .......................................................................... 34

B. Keterkaitan antar Variabel X dengan Variabel Y ..................................... 36

xii

C. Penelitian Sebelumnya ............................................................................ 41

D. Kerangka Berpikir ............................................................................... 47

E. Hipotesis .............................................................................................. 48

BAB III.............................................................................................................. 51

METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 51

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 51

B. Teknik Penentuan Sampel ....................................................................... 51

C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 53

D. Metode Analisis Data .............................................................................. 54

1. Estimasi Data Panel ............................................................................. 54

2. Tahap Analisis Data ............................................................................. 56

3. Uji Asumsi Klasik................................................................................ 58

4. Model Regresi ..................................................................................... 61

5. Uji Statistik .......................................................................................... 62

E. Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 66

BAB IV ............................................................................................................. 69

ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................... 69

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 69

B. Analisa Deskriptif ................................................................................... 85

C. Analisis dan Pembahasan ........................................................................ 87

D. Interpretasi Data ...................................................................................... 99

BAB V ............................................................................................................. 106

PENUTUP ....................................................................................................... 106

A. Kesimpulan ........................................................................................... 106

B. Saran ..................................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 110

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... 116

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Perkembangan Jumlah Deposito Mudharabah ............................ 4

Tabel 1. 2 Perkembangan Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan

dan Financing Deposit To Ratio (FDR) ....................................................... 5

Tabel 2. 1 Perhitungan Bagi Hasil ............................................................. 27

Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu................................................................. 41 Tabel 3. 1 Pengambilan Sampel Penelitian ................................................ 53

Tabel 3. 2 Asumsi Aplikasi Persamaan Regresi Pada Data Pool ................ 55

Tabel 4. 1 Analisa Deskriptif ................................................................... 85

Tabel 4. 2 Hasil Uji Chow ........................................................................ 87

Tabel 4. 3 Hasil Uji Hauman ................................................................... 88

Tabel 4. 4 Hasil Uji Normalitas ............................................................... 89

Tabel 4. 5 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................... 90

Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedestisitas ................................................... 91

Tabel 4. 7 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 91

Tabel 4. 8 Hasil Uji Regresi Data Panel ................................................... 92

Tabel 4. 9 Hasil Uji F .............................................................................. 94

Tabel 4. 10 Hasil Uji t .............................................................................. 95

Tabel 4. 11 Hasil Koefisien Determinasi ................................................. 98

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Perkembangan Tingkat Bagi Hasil .....................................................7

Gambar 1. 2 Perkembangan Ukuran Perusahaan ....................................................8

Gambar 1. 3 Perkembangan Financing Deposit To Ratio (FDR) ............................9 Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 47

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian 2011-2015 .............................................................. 116

Lampiran 2 Analisa Deskriptif .......................................................................... 117

Lampiran 3 Model Common Effect .................................................................... 118

Lampiran 4 Model Fixed Effect ......................................................................... 119

Lampiran 5 Model Random Effect ..................................................................... 120

Lampiran 6 Uji Chow ........................................................................................ 121

Lampiran 7 Uji Hausman .................................................................................. 121

Lampiran 8 Uji Normalittas .............................................................................. 122

Lampiran 9 Uji Heterokedastisitas ..................................................................... 122

Lampiran 10 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 122

Lampiran 11 Uji Autokorelasi ........................................................................... 123

Lampiran 12 Uji Regresi Data Panel .................................................................. 123

Lampiran 13 Koefisien Determinasi .................................................................. 124

Lampiran 14 Tabel Distribusi F ( Prob 0.05) ...................................................... 125

Lampiran 15 Tabel Distribusi t .......................................................................... 127

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

bank sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuntungan. Mereka

menganggap bank merupakan lembaga keuangan yang aman dalam

melakukan berbagai macam aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang

sering dilakukan masyarakat di negara maju dan negara berkembang antara

lain aktivitas penyimpanan dan penyaluran dana. Bank dapat menghimpun

dana masyarakat secara langsung dari nasabah. Bank merupakan lembaga

yang di percaya oleh masyarakat dari berbagai macam kalangan dalam

menempatkan dananya secara aman. Di sisi lain, bank berperan

menyalurkan dana kepada masyarakat (Ismail, 2011:29-30).

Bank menurut Undang-Undang no. 21 tahun 2008 mengatakan,

adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningktakan taraf hidup rakyat

(www.bi.go.id)

Tidaklah mengherankan apabila pemerintah dalam suatu negara terus

menerus melakukan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui

perbaikan dan peningkatan kinerja bank sebagai lembaga keuangan dan

lokomotif pembangunan ekonomi. Lembaga keuangan bank yang

2

mempunyai peranan yang strategis dalam membangun suatu perekonomian

negara (Muhammad, 2005:1).

Perkembangan bank syariah di Indonesia semakin meningkat sejak

krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998. Ketika bank

konvensional banyak mengalami negative spread (tingkat suku bunga

pinjaman lebih rendah dari pada suku bunga tabungan) dalam bisnisnya,

sementara bank syariah mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi. Hal

ini menunjukkan bahwa bank syariah memiliki keunggulan, sehingga

mampu bertahan menghadapi keadaan yang sangat sulit bagi dunia

perbankan.

Melihat kenyataan ini, Syariah Islam sebagai suatu syariat yang

dibawa oleh Rasul terakhir mempunyai keunikan tersendiri, ia bukan saja

komprehensif, tetapi juga universal. Sifat-sifat istimewa ini mutlak

diperlukan sebab tidak akan ada syariat lain yang datang untuk

menyempurnakannya (Veithzal Rivai dkk, 2007:732).

Dengan adanya perubahan regulasi tentang perbankan ini menjadi

momen strategis untuk umat Islam di Indonesia untuk mendirikan lembaga

keuangan yang berbasis nilai-nilai syariah (Islam) selanjutnya yang dikenal

dengan sebutan bank syariah yang tidak bertentangan dengan isi al-Qur’an

dan hadits Rasulullah SAW dalam mengembangkan lembaga-lembaga

keuangan Islam.

Bank syariah di Indonesia lahir sejak 1992. Bank syariah pertama di

Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia. Bank syariah memiliki sistem

3

operasional yang berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah

memberikan layanan bebas bunga kepada nasabahnya. Dalam sistem

operasional bank syariah, pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam

semua bentuk transaksi. Bank syariah tidak mengenal sistem bunga, baik

bunga yang diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga yang

dibayar kepada penyimpan dana di bank syariah (Ismail, 2011:32).

Undang-Undang Perbankan Syariah No.21 Tahun 2008 menyatakan

bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang

bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan

usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank

syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah (BUS)

dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) (UU No.21/2008, 1 dan 7)

(www.bi.go.id).

Sampai Bulan Juni tahun 2015 Perbankan Syariah memiliki Bank

Umum Syariah (BUS) sebanyak 12 Bank. PT. Bank Muamalat Indonesia,

PT. Bank Victoria Syariah, Bank BRI Syariah, B.P.D Jawa Barat Banten

Syariah, Bank BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega

Indonesia, Bank Panin Syariah, PT. Bank Syariah Bukopin, PT. BCA

Syariah, PT. Maybank Syariah Indonesia dan PT. Bank Tabungan

Pensiunan Nasional Syariah (www.bi.go.id).

Salah satu faktor yang digunakan untuk menilai tingkat

keberhasilan bank adalah dengan melihat besarnya Dana Pihak Ketiga

4

(DPK). DPK merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari

masyarakat baik individu maupun badan usaha (Muhammad, 2005:265).

Perkembangan dana pihak ketiga pada bank syariah tidak terlepas

dari berbagai macam faktor yang mendasarinya. Salah satu bentuk dana

pihak ketiga pada bank syariah adalah deposito mudharabah, perubahan

yang terjadi pada faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi deposito

mudharabah baik secara positif dan negatif.

Tabel 1. 1

Perkembangan Jumlah Deposito Mudharabah

2011 2012 2013 2014 2015

JDM 7395508.5 8374728.625 9757619.75 12433482.88 12446579.88

Sumber: Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah di

Indonesia periode 2011-2015 (data diolah)

Pada Tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah

deposito mudharabah naik setiap tahunnya. Dilihat pada tahun 2012

mengalami kenaikan dari Rp 7.395.509 menjadi Rp 8.374.728, mengalami

kenaikan kembali pada tahun 2013 menjadi Rp 9.757.619, pada tahun

2014 dan tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi Rp 12.433.482 dan Rp

12.446.579. Dengan jumlah deposito yang semakin meningkat ini dapat

mempengaruhi bank dalam memenuhi kewajiban bank. Selain itu juga

sebagai gambaran bagi deposan untuk dapat menginvestasikan dananya

pada bank syariah.

5

Fatwa DSN Nomor 3 Tahun 2000 menyatakan bahwa deposito ada

dua jenis pertama deposito yang tidak dibenarkan secara syari’ah, yaitu

deposito yang berdasarkan perhitungan bunga dan deposito yang

dibenarkan, yaitu deposito berdsarkan prinsip Mudharabah. Dalam

transaksi deposito mudharabah, nasabah bertindak sebagai pemiliki dana

(shahibul maal) dan bank bertindak sebagai pengelola (mudharib)

(www.bi.go.id)

Hasibuan (2006:71) dalam bukunya Dasar-Dasar Perbankan

menyebutkan bahwa selain dipengaruhi oleh faktor-faktor internal bank itu

sendiri, perbankan syariah juga dipengaruhi oleh indikator-indikator

moneter dan finansial lainnya. Terdapat beberapa faktor yang diduga

berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah, diantaranya adalah

inflasi, jumlah bagi hasil, ukuran perusahaan, dan financing deposit to

ratio (FDR).

Tabel 1. 2 Perkembangan Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing

Deposit To Ratio (FDR)

2011 2012 2013 2014 2015

Inflasi 4.344 4.300 6.994 8.344 3.869

TBH 123806 130357.5 146991.125 136498.75 136694.375

UP 14080012.06 19450819.87 21935394.29 23615364.01 19500656.90

FDR 91 92 94 90 89

Sumber: Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah di

Indonesia periode 2011-2015 (data diolah)

6

Pada Tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan inflasi

bank umum syariah setiap tahunnya megalami perubahan. Pada tahun

2014 mengalami kenaikan dimana pada tahun 2013 yaitu 6.994% menjadi

8.344% pada tahun 2014. Perkembangan tingkat bagi hasil bank umum

syariah rata-rata setiap tahunnya mengalami kenaikan dimana pada tahun

2012 yaitu Rp 130357.5 menjadi Rp 146991.125 pada tahun 2013, dan

mengalami peningkatan yang stabil pada tahun berikutnya yaitu tahun

2014 dan tahun 2015. Perkembangan ukuran perusahaan bank umum

syariah rata-rata setiap tahunnya mengalami kenaikan. Walaupun pada

tahun 2014 yaitu Rp 23615364.01 mengalami penurunan pada tahun 2015

menjadi Rp 19500656.90. Dan Financing Deposit To Ratio (FDR) rata-

rata mengalami peningkatan yang pada tahun 2011 sampai 2013, dan pada

tahun 2014 sampai 2015 mengalami penurunan dari 94% pada tahun 2013

menjadi 90% pada tahun 2014. Dari hasil perkembangan inflasi, tingkat

bagi hasil, ukuran perusahaan dan financing deposit to ratio (FDR)

menjadi gambaran bagi deposan untuk dapat mempertimbangkan

mendepositokan dananya pada bank syariah.

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara

umum dan terus menerus (Murni, 2009:196). Perkembangan perbankan

syariah di Indonesia diharapkan terus bertumbuh untuk mendorong

aktifitas perekonomian produktif masyarakat. Dengan karakteristik

perbankan syariah yang memiliki hubungan sangat erat dengan sektor

ekonomi riil produktif, secara konseptual perkembangan perbankan

7

syariah akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kondisi

perekonomian nasional, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada

perbankan syariah. Kecenderungan penurunan inflasi mendorong

peningkatan aset perbankan syariah begitu pula sebaliknya kenaikan

inflasi dapat menurunkan asset perbankan syariah (www.bi.go.id).

Bagi hasil adalah sistem pembagian hasil usaha dimana pemilik

modal bekerjasama dengan pengelola modal untuk melakukan kegiatan

usaha. Apabila kegiatan usaha menghasilkan keuntungan maka dibagi

berdua dan ketika mengalami kerugian ditanggung bersama pula. Sistem

bagi hasil menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang

tereksploitasi (Ascarya, 2008:26). Akad berpola bagi hasil pada

prinsipnya, merupakan suatu transaksi yang mengupayakan suatu nilai

tambah (added value) dari suatu kerja sama antarpihak dalam

memperroduksi barang dan jasa (Ascarya, 2008:214).

Gambar 1. 1 Perkembangan Tingkat Bagi Hasil

110000115000120000125000130000135000140000145000150000

2011 2012 2013 2014 2015

Tingkat Bagi Hasil

8

Sumber: Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah

di Indonesia periode 2011-2015 (data diolah)

Berdasarkan Grafik 1.2 menerangkan bahwa jumlah bagi hasil

pada perbankan syariah setiap tahunnya naik secara stabil meskipun pada

2014 terdapat penurunan namun tidak menurun secara drastis yaitu dari Rp

146991.125 menjadi Rp 136498.75.

Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecendrungan

menggunakan modal asing juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan

karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk

menunjang operasionalnya dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah

dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi (Halim,

2009:93).

Gambar 1. 2 Perkembangan Ukuran Perusahaan

Sumber: Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah

di Indonesia periode 2011-2015 (data diolah)

Berdasarkan Grafik 1.3 menerangkan bahwa ukuran perusahaan

pada perbankan syariah setiap tahunnya naik secara stabil meskipun pada

0.00

5000000.00

10000000.00

15000000.00

20000000.00

25000000.00

2011 2012 2013 2014 2015

Ukuran Perusahaan

9

2015 terdapat penurunan namun tidak menurun secara drastis yaitu dari Rp

23615364.01 menjadi Rp 19500656.90.

Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga perantara keuangan

atau financial intermediary. Fungsi intermediasi ini dapat ditunjukkan oleh

Financing to Deposit Ratio (FDR). Financing to Deposit Ratio (FDR)

adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana

yang diterima oleh bank (Dendawijaya, 2009:82).

Gambar 1. 3 Perkembangan Financing Deposit To Ratio (FDR)

Sumber: Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah

di Indonesia periode 2011-2015 (data diolah)

Berdasarkan Grafik 1.4 menerangkan bahwa financing deposit to

ratio (FDR) pada perbankan syariah setiap tahunnya naik secara stabil

meskipun pada 2014 terdapat penurunan namun tidak menurun secara

drastic yaitu sebesar 4%.

Ada beberapa penelitian yang diduga berpengaruh terhadap jumlah

deposito mudharabah diantaranya, pertama penelitian Nisa Lydia dan

Tatik Maryati (2015) menunjukan bahwa Inflasi berpengaruh signifikan

86878889909192939495

2011 2012 2013 2014 2015

FDR

10

terhadap jumlah deposito mudharabah, namun hasil berbeda ditunjukan

oleh Nur Anisah (2013) yang menunjukan Inflasi tidak berpengaruh

terhadap pertumbuhan deposito mudharabah. Kedua, Penelitian Aprilia

Dwi dan Wuryanti (2013) menunjukan bahwa jumlah bagi hasil

berpengaruh signifikan terhadap deposito mudharabah. Dan penelitian

Heru Maulana (2015) menujukan bahwa jumlah bagi hasil berpengaruh

signifikan terhadap jumlah penghimpunan deposito mudharabah. Ketiga

yang diduga berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah adalah

ukuran perusahaan. Penelitian Ani Andriyanti dan Wasilah (2010)

menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan deposito mudharabah. Dan terakhir yang diduga

berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah adalah financing

deposit to ratio (FDR). Penelitian Teguh Dwi dan Setiawan (2014)

menunjukan bahwa financing deposit to ratio berpengaruh signifikan

terhadap jumlah deposito mudharabah.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis bermaksud untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Inflasi, Tingkat Bagi

Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR)

Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah

Di Indonesia Periode 2011-2015.”

B. Rumusn Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

11

1. Apakah variabel inflasi, tingkat bagi hasil, ukuran perusahaan dan

financing deposit to ratio (FDR) berpengaruh secara simultan

terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah?

2. Apakah variabel inflasi, tingkat bagi hasil, ukuran perusahaan, dan

financing deposit to ratio (FDR) berpengaruh secara parsial terhadap

jumlah deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a Untuk mengetahui apakah variabel inflasi, tingkat bagi hasil,

ukuran perusahaan dan financing deposit to ratio (FDR) secara

simultan berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah

pada Bank Umum Syariah.

b Untuk mengetahui apakah inflasi, tingkat bagi hasil, ukuran

perusahaan dan financing deposit to ratio (FDR) secara parsial

berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank

Umum Syariah.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk

mengeimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang penulis

12

peroleh dari bangku kuliah pada program S1 Jurusan

Manajemen. Penelitian ini juga memberikan pengetahuan dan

pemahaman tentang pengaruh inflasi, tingkat bagi hasil, ukuran

perusahaan dan financing deposit to ratio (FDR) terhadap

jumlah deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah.

b Bagi Perbankan Syariah

Pengaruh inflasi, tingkat bagi hasil, ukuran perusahaan dan

financing deposit to ratio (FDR) terhadap jumlah deposito

mudharabah menjadi topik yang dapat dibahas lebih lanjut.

Kajian penelitian ini dapat bermanfaat untuk evaluasi

perkembangan sistem perbankan syariah mengenai Dana Pihak

Ketiga (DPK) yaitu deposito mudharabah.

c Bagi Nasabah

Peneltian ini diharapkan menjadi informasi yang penting dan

dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi nasabah bank

syariah terutama pada produk deposito mudharabah.

d Bagi Mahasiswa

Dengan adanya penelitian yang penulis lakukan, diharapkan

penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan referensi untuk

penelitian lebih lanjut (bagi yang berminat) di masa yang akan

datang.

13

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan

hokum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau

penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan

lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Bank Syariah, atau

yang biasa disebut Islamic Banking di Negara lain, berbeda dengan

bank konvensional. Perbedaan utamanya terletak pada landasan

operasi yang digunakan. Bank konvensional beroperasi berlandaskan

bunga, bank syariah beroperasi berdasarkan bagi hasil, ditambah

dengan jual beli dan sewa (Rivai dkk, 2007:733).

Bentuk utama produk bank syariah terutama menggunakan pola

bagi hasil, sesuai dengan karakteristiknya. Selain pola bagi hasil, bank

syariah juga mempunyai produk-produk pendanaan dan pembiayaan

dengan pola non bagi hasil. Dalam produk pendanaan, bank syariah

dapat juga menggunakan prinsip wadi’ah, qardh, maupun ijarah.

Dalam produk pembiayaan, bank syariah dapat juga menggunakan

pola jual beli (dengan prinsip murabahah, salam, dan istishna) dan

15

pola sewa (dengan prinsip ijarah dan ijarah wa iqtina) (Ascarya,

2008:2).

2. Konsep Dasar Bank Syariah

Bank syariah menjalankan fungsi penghimpunan dana

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Organisasinya dilengkapi

Dewan Pengawas Syariah (DPS) guna menjamin bahwa

operasionalnya tidak menyimpang dari kaidah syariah. Penempatan

dana di bank syariah bersifat investasi sehingga perolehan (return)

yang didapat tidak bisa dipastikan karena praktik bisnis bisa

menguntungkan atau mengalami kerugian sebagai konsekuensi

investasi. Yang bisa dipastikan hanya porsi bagi hasil (nisabah) antara

bank dengan nasabah dalam bentuk persentase (Ikatan Bankir

Indonesia, 2014:7).

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang berfungsi

memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas

investasi atau jual beli, serta memberikan pelayanan jasa

simpanan/perbankan bagi para nasabah. Mekanisme kerja bank syariah

adalah sebagai berikut. Bank syariah melakukan kegiatan

pengumpulan dana dari nasabah melalui deposito/investasi maupun

titipan giro dan tabungan. Dana yang terkumpul kemudian

diinvestasikan pada dunia usaha melalui investasi sendiri (nonbagi

hasil/trade financing) dan investasi dengan pihak lain (bagi

16

hasil/investment financing). Ketika ada hasil (keuntungan), maka

bagian keuntungan untuk bank dibagi kembali antara bank dan

nasabah pendanaan. Di samping itu, bank syariah dapat memberikan

jasa perbankan kepada nasabahnya (Ascarya, 2008:30).

3. Akad pada Dana Pihak Ketiga

Dalam menjalankan perannya sebagai lembaga perantara, bank

syariah menawarkan berbagai macam produk. Produk tersebut

merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh bank syariah

dalam menyalurkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana

kepada pihak yang memerlukan dana. Salah satu produk yang populer

pada perbankan syariah yaitu produk yang berdasarkan prinsip bagi

hasil yang dikenal dengan istilah mudharabah. Ada juga produk bank

syariah dalam penghimpunan dana yaitu wadi’ah dan mudharabah.

Prinsip Wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah

yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ah yad dhamanah

berbeda dengan Wadi’ah yad amanah. Dalam wadi’ah yad dhamanah,

pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang

dititipi. Sementara itu, dalam hal wadi’ah yad dhamanah, pihak yang

dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga

ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. Sedangkan Mudharabah,

penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik

modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola).

17

Mudharabah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahib al-

maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh pendapatan

atau keuntungan. Pendapatan dan keuntungan tersebut dibagi

berdasarkan nisbah yang telah disepakati di awal akad (Wirdyaningsih

dkk, 2005:105).

Mudharabah adalah sistem kerja sama usaha antara dua pihak

atau lebih di mana pihak pertama (shahib al-maal) menyediakan

seluruh (100%) kebutuhan modal (sebagai penyuntik sejumlah dana

sesuai kebutuhan pembiayaan proyek), sedangkan nasabah sebagai

pengelola (mudharib) mengajukan permohonan pembiayaan dan untuk

itu nasabah sebagai pengelola (mudharib) menyediakan keahliannya.

Landasan syariah mudharabah lebih mencerminkan agar setiap umat

dianjurkan untuk melakukan usaha, seperti tertera dalam Al-Qur’an

dan Al-Hadits berikut:

Surat Al-Jumu’ah [2]:10, yang artinya:”Apabila telah ditunaikan

shalat maka bertebaran engkau di muka bumi dan carilah karunia

Allah SWT…”

HR Thabrani, yang artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas

bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke

mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya

tidak dibawa mengarungi lautan menuruni lembah yang berbahaya,

atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang

bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah

18

syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW. Dan Rasulullah pun

membolekannya” (Rivai, 2007:471).

a Rukun Mudharabah

Adapun rukun mudharabah adalah sebagai berikut (Karim,

2009:205):

1. Pelaku

Akad mudharabah harus ada minimal dua pelaku.

Pihak pertama bertindak sebagai pemilik modal (shahibul

maal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana

usaha.

2. Objek mudharabah

Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai objek

mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan

kerjanya sebagai objek mudharabah. Modal yang

diserahkan bisa berbentuk uag atau barang yang dirinci

berapa nilai uangnya. Sedangkan kerja yang diserahkan

bisa berbentuk keahlian, keterampilan, selling skill,

management skill, dll.

3. Persetujuan kedua belah pihak

Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat

untuk mengingatkan diri dalam akad mudharabah.

4. Nisbah keuntungan

19

Nisbah ini merupakan rukun yang khas dalam akad

mudharabah, yang tidak ada dalam akad jual beli, Nisbah

ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

kedua belah pihakyang ber-mudharabah. Mudharib

mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan shahibul

maal mendapatkan imbalan atas penyertaan modalnya.

Nisbah keuntungan inilah yang akan mencegah terjadinya

perselisihan antara kedua belah pihak mengenai cara

pembagian keuntungan. Nisbah keuntungan ini harus

dinyatakan dalam bentuk persentase bukan dalam bentuk

nominal rupiah tertentu. Nisbah keuntungan ditentukan

berdasarkan kesepakata, bukan berdasarkan porsi setoran

modal.

Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut

kesepakatan yang telah dituangkan dalam kontrak. Apabila

mengalami kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal

selama kerugian tersebut bukan dikarenakan kelalaian si

pengelola. Seandainya kerugian tersebut disebabkan oleh

kecurangan atau kelalaian si pengelola maka si pengelola

harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Antonio,

2009:95).

b Syarat-Syarat Mudharabah

20

Syarat-syarat mudharabah adalah sebagai berikut (Iska,

2011:187):

1. Modalnya harus berbentuk tunai dan tidak boleh berbentuk

utang.

2. Dapat diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan antara

modal dengan keuntungan.

3. Pembagian keuntungan antara pemilik modal dengan

pekerja harus jelas seperti setengah, sepertiga atau

seperempat, sebagaimana yang dilaksanakan oleh

Rasulullah SAW dengan penduduk Khaibar. Artinya, tidak

diperbolehkan jika pembagian untuk pekerja ditentukan

hanya beberapa dirham/rupiah saja.

4. Pelaksanaannya harus bersifat mutlak, yaitu pemodal tidak

boleh membatasai atau mengikat pekerja untuk berusaha

pada tempat, waktu, barang atau dengan orang tertentu saja.

Karena persyaratan yang mengikat seringkali dapat

menyimpangkan tujuan akad mudharabah yaitu

keuntungan, sebagaimana pendapat mazhab Malik dan

Syafi’i.

c Bentuk-bentuk Mudharabah

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak

penyimpan dana, mudharabah terbagi dua yaitu (Karim,

2009:109-111):

21

1. Mudharabah mutlaqah (URIA), tidak ada pembatasan bagi

bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah

tidak memberikan persyaratan apapun kepada bank, ke

bisnis apa dana yang disimpannya itu hendak disalurkan,

atau menetapkan penggunaan akad-akad tertentu, ataupun

mensyaratkan dananya diperuntukkan bagi nasabah

tertentu. Jadi bank memiliki kebebasan penuh untuk

menyalurkan dana ini ke bisnis manapun yang diperkirakan

menguntungkan.

2. Mudharabah muqayyadah (RIA) ada dua jenis, yaitu:

Mudharabah muqayyadah on balance sheet dan

Mudharabah muqayyadah of balance sheet. Mudharabah

muqayyadah on balance sheet merupakan simpanan khusus

dimana pihak pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat

tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. Misalnya

disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, atau

disyaratkan digunakan dengan akad tertentu, atau

disyaratkan digunakan untuk nasabah tertentu. Mudharabah

muqayyadah of balance sheet merupakan penyaluran dana

mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya, di mana

bank bertindak sebagai perantara yang mempertemukan

antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana

22

dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi

oleh bank dalam mencari bisnis (pelaksana usaha).

d Penerapan Mudharabah dalam Perbankan Syariah

Penerapan mudharabah dalam perbankan antara lain

(Antonio, 2009:97):

1) Tabungan berjangka yaitu tabungan yang dimaksudkan

untuk tujuan khusus seperti tabungan haji, tabungan qurban

dsb.

2) Deposito biasa.

3) Deposito spesial (special investment) dimana dana yang

dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya

murabahah saja atau ijarah saja.

Sedangkan pada sisi pembiayaan, mudharabah

diterapkan untuk:

1) Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan

dan jasa.

2) Investasi khusus disebut juga mudharabah muqayyadah di

mana

sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus

dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul

maal.

23

4. Inflasi

Dalam ekonomi, inflasi memiliki pengertian suatu proses

meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Dengan

kata lain, inflasi merupakan proses suatu peristiwa dan bukan tinggi-

rendahnya tingkat harga. Artinya harga yang dianggap tinggi belum

tentu menunjukkan inflasi, dianggap inflasi jika terjadi proses

kenaikan harga yang terus menerus dan saling mempengaruhi

(Rodoni& Ali, 2014: 195).

Inflasi adalah kenaikan tingkat harga yang secara terus menerus,

mempengaruhi individu, pengusaha atau pemerintah (Mishkin,

2008:13).

Inflasi merupakan suatu keadaan perekonomian di mana tingkat

harga dan biaya-biaya umum naik; misalnya naiknya harga beras,

harga bahan bakar, harga mobil, upah tenaga kerja, harga tanah, sewa

barang-barang modal (Zakaria, 2009:61).

Inflasi yang tinggi merupakan masalah ekonomi. Tenaga beli

uang (pendapatan) turun. Masyarakat yang pendapatannya tetap akan

dirugikan sedangkan yang berpenghasilan tidak tetap kadangkala

diuntungkan. Dengan demikian inflasi dapat mempengaruhi distribusi

pendapatan (Nopirin, 2000:14).

Menurut Bank Indonesia inflasi adalah meningkatnya harga-

harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau

24

dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu

meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

Inflasi merupakan variabel penghubung antara tingkat bunga dan

nilai tukar efektif, di mana dua variabel ini merupakan variabel penting

dalam menentukan pertumbuhan dalam sektor produksi.

Menurut Paul A. Samuelson, inflasi dapat digolongkan menurut

tingkat keparahannya, yaitu sebagai berikut (Adiwarman Karim,

2008:137):

1. Moderate inflation

Karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga yang

lambat. Umumnya disebut sebagai inflasi satu digit. Pada tingkat

inflasi seperti ini orang-orang masih mau memegang uang dan

menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang daripada dalam

bentuk aset riil.

2. Galopping inflation

Inflasi tingkat ini terjadi pada tingkatan 20% sampai

dengan 200% pertahun. Pada tingkatan inflasi seperti ini orang

hanya mau memegang uang seperlunya saja, sedangkan

kekayaan disimpan dalam bentuk asset-aset riil. Orang akan

menumpuk barang-barang, membeli rumah dan tanah. Pasar uang

akan mengalami penyusutan dan pendanaan akan dialokasikan

melalui cara-cara selain dari tingkat bunga serta orang tidak akan

memberikan pinjaman kecuali dengan tingkat bunga yang amat

25

tinggi. Banyak perekonomian yang mengalami inflasi seperti ini

tetap berhasil walaupun sistem harga yang berlaku sangat buruk.

Perekonomian seperti ini cenderung mengakibatkan terjadinya

gangguan-gangguan besar pada perekonomian karena orang-

orang akan cenderung mengirimkan dananya untuk berinvestasi

di luar negeri dari pada di dalam negeri (Capital Outflow).

3. Hyper inflation

Inflasi jenis ini terjadi pada tingkatan yang sangat tinggi

yaitu sampai triliunan persen per tahun. Walaupun sepertinya

banyak pemerintahan yang perekonomiannya dapat bertahan

menghadapi galopping inflation, akan tetapi tidak pernah ada

pemerintahan yang dapat bertahan menghadapi jenis inflasi ini.

Contohnya adalah Weimar Republic di Jerman pada tahun 1920-

an.

5. Bagi Hasil

Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah

dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak

nasabah dan pihak bank syariah. Dalam hal terdapat dua pihak yang

melakukan perjanjian usaha, maka hasil atas usaha yang dilakukan

oleh kedua pihak atau salah satu pihak, akan dibagi sesuai dengan

porsi masing-masing pihak yang melakukan akad perjanjian.

Pembagian hasil usaha dalam perbankan syariah ditetapkan dengan

menggunakan nisbah. Nisbah yaitu persentase yang disetujui oleh

26

kedua pihak dalam menentukan bagi hasil atas usaha yang

dikerjasamakan (Ismail, 2011:95-96)

Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil harus

dilaksanakan dengan transparan dan adil. Hal ini disebabkan untuk

mengetahui tingkat bagi hasil pada periode tertentu itu tidak dapat

dijalankan kecuali harus ada laporan keuangan atau pengakuan yang

terpercaya. Pada tahap perjanjian kerjasama ini disetujui oleh para

pihak, maka semua aspek yang berkaitan dengan usaha harus

disepakati dengan kontrak, agar antar pihak dapat saling mengingatkan

(Ridwan, 2004:120).

Prinsip perhitungan bagi hasil pendapatan sangat penting untuk

ditentukan di awal dan untuk diketahui oleh kedua belah pihak yang

akan melakukan kesepakatan kerja sama bisnis karena apabila hal ini

tidak dilakukan, maka berarti telah menjadi gharar, sehingga transaksi

menjadi tidak sesuai dengan prinsip syariah. Dalam praktek di

lapangan terdapat istilah revenue sharing dan profit sharing. Adapun

revenue yang dimaksud dalam dasar bagi hasil bank syariah dan yang

di praktekkan selama ini adalah pendapatan dikurangi harga pokok

yang dijual. Dalam akuntansi, konsep ini biasa dinamakan dengan

gross profit (Yaya dkk, 2009:370-371).

Dalam praktek di lapangan terdapat istilah revenue sharing dan

profit sharing. Adapun revenue yang dimaksud dalam dasar bagi hasil

bank syariah dan di praktekkan selama ini adalah pendapatan

27

dikurangi harga pokok yang dijual. Dalam akuntansi, konsep ini biasa

dinamakan gross profit (Yaya dkk, 2009:371). Prinsip perhitungan

bagi hasil dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. 1 Perhitungan Bagi Hasil

Uraian Jumlah Metode Bagi Hasil

Penjualan Xx

Harga Pokok Penjualan (xx)

Laba Kotor Xx Gross Profit Sharing

Beban (xx)

Laba/Rugi bersih Xx Profit Sharing

Sumber: Yaya dkk, 2009:371

Rumus gross profit sharing:

Rumus profit sharing:

Bagi hasil untuk investasi mudharabah yang berasal dari

deposito dibayarkan pada tanggal valuta, tanggal pada saat deposito

ditempatkan. Bagi hasil untuk deposito mudharabah, dilakukan setiap

bulan, meskipun jangka waktu deposito mudharabah adalah 3 bulan, 6

bulan, 12 bulan, maupun 24 bulan. Dasar perhitungannya adalah data

keuangan pada bulan laporan. Misalnya, deposito berjangka dengan

Bagi Hasil = Persentase Nisbah x Laba Rugi Bersih

Bagi Hasil = Persentase Nisbah x Laba Rugi Bersih

28

jangka waktu 3 bulan yang ditempatkan pada tanggal 11 Februari,

maka pembayaran bagi hasil dimulai pada tanggal 11 Maret. Dasar

perhitungannya adalah laporan keuangan pada per 28 Februari (Ismail,

2011:104). Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil diantaranya,

investment rate, total dana investasi, jenis dana, nisbah, metode

perhitungan bagi hasil, dan kebijakan akuntansi.

6. Ukuran Perusahaan

Menurut Agnes Sawir (2004:101-102) ukuran perusahaan

dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir

setiap studi untuk alasan yang berbeda: Pertama, ukuran perusahaan

dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana

dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke

pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham.

Meskipun mereka memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan

sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan

sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang

dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan harga sedemikian

rupa agar investor mendapatkan hasil yang memberikan return lebih

tinggi secara signifikan.

Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar

dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih

29

pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran spesial

yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan perusahaan

kecil. Semakin besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar

kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan

preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar

hutang.

Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return

membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak

laba. Pada akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain

yang mempengaruhi struktur keuangan. Karakteristik lain tersebut

seperti perusahaan sering tidak mempunyai staf khusus, tidak

menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem

akuntansi mereka menjadi suatu sistem manajemen. Penentuan

perusahaan ini berdasarkan kepada total asset perusahaan. Total aktiva

dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan

bahwa nilai aktiva relative lebih stabil dibandingkan dengan nilai

market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam

Sudarmadji, 2007).

Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecendrungan

menggunakan modal asing juga akan semakin besar. Hal ini

disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar

pula untuk menunjang operasionalnya dan salah satu alternatif

30

pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak

mencukupi (Halim, 2009:93).

7. Rasio Keuangan Bank

Rasio keuangan dihitung berdasarkan financial statement yang

telah tersedia, yang terdiri dari a) balance sheet atau neraca, dan b)

income statement atau laporan laba rugi. Untuk mengukur kinerja

keuangan perusahaan tersebut, yaitu a) analisis trend (historical

analysis), b) norma industry: kita harus membandingkan dengan

industry sejenis. Perlu diperhatikan metode akuntansi yang digunakan

oleh perusahaan lain, apakah sama dengan perusahaan kita (Rodoni &

Ali, 2014:24).

Kinerja keuangan bank merupakan ukuran-ukuran tertentu yang

dapat mengukur keberhasilan suatu bank dalam menghasilkan suatu

laba, suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana

perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar atau berdasarkan sasaran,

standar, dan kriteria yang ditetapkan (Kasmir, 2012:310).

Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data

keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara

dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan

hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya

dinyatakan secara numerik, baik dalam presentase atau kali. Hasil

perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja

31

keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur

untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan

tersebut (Riyadi, 2006:155).

Pembagian rasio keuangan:

a. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah jumlah dana tunai yang diperlukan

perusahaan untuk membiayai pengeluarannya dan biasanya

sangat tergantung pada sifat bisnis perusahaan tersebut. Pada

umumnya manajemen kurang menyukai penggunaan

benchmarktertentu untuk rasio likuiditasnya. Walaupun begitu,

perusahaan pada umumnya kekurangan likuid aset segera

sebelum episode kepailitan terjadi dan biasanya perusahaan

tersebut meminjam lebih banyak lagi untuk mengelola kewajiba

jangka pendeknya (Rodoni & Ali, 2014:191)

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali

pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat

mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir,

2012:315).

Financing to Deposit Ratio (FDR) Fungsi utama bank

adalah sebagai lembaga perantara keuangan atau financial

intermediary. Fungsi intermediasi ini dapat ditunjukkan

32

oleh Financing to Deposit Ratio (FDR). Financing to

Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara seluruh jumlah

kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh

bank (Dendawijaya, 2009:82).

Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio antara

seluruh jumlah kredit yang diberikan dengan dana yang

diterima bank. Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda-

beda tergantung antara lain pada kekhususan bank,

besarnya bank dan sebagainya. FDR dirumuskan sebagai

berikut:

(Dendawijaya, 2005:116)

b. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai factor

pendorong dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas.

Dalam jangka panjang, perusahaan harus menghasilkan

keuntungan yang cukup dari usahanya sehingga mampu

membayar kewajibannya. Kerugian yang terus-menerus akan

segera memperburuk aspek solvabilitas perusahaan dan apabila

perusahaan akan memperluas usahanya, perusahaan memerlukan

retained earning untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka

FDR =

푥100%

33

pendek, kerugian segera akan menurunkan likuiditas perusahaan.

Lebih lanjut, profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi

kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan dari

luar. (Rodoni & Ali, 2014:192)

Rasio profitabilitas adalah perbandingan laba (setelah

pajak) dengan modal (modal inti) atau laba (sebelum pajak)

dengan total aset yang dimiliki bank pada periode tertentu. Agar

hasil perhitungan rasio mendekati pada kondisi yang sebenarnya

(real), maka posisi modal atau aset di hitung secara rata-rata

selama periode tersebut (Riyadi, 2006:155).

Menurut Lukman Dendawijaya (2009:118) analisis rasio

rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur

tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank

yang bersangkutan. Adapun jenis-jenis rasio profitabilitas adalah

sebagai berikut:

Return On Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan manjemen bank dalam

memperoleh keuntungan (laba)secara keseluruhan yang

dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank

tersebut dari segi penggunaan asset. Rumus untuk mencari

Return On Assets adalah sebagai berikut:

ROA =퐼푛푐표푚푒푏푒푓표푟푒푖푛푐표푚푒푡푎푥푒푥푝푒푛푠푒푇표푡푎푙퐴푠푠푒푡푠 푥100%

34

Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba

bersih bank dengan modl sendiri. Rumus untuk mencari

Return On Equity adalah sebagai berikut:

8. Deposito Mudharabah

Deposito, menurut Undang-Undang No. 21 tahun 2008 adalah

investasi dana berdasarkan Akad Mudharabah atau Akad lain yang

tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan Akad antar Nasabah

Penyimpan dan Bank Syariah dan/atau UUS. Deposito merupakan

dana yang dapat diambil sesuai dengan perjanjian berdasarkan jangka

waktu yang disepakati. Penarikan deposito hanya dapat dilakukan pada

waktu tertentu, misalnya deposito diperjanjikan jangka waktunya satu

bulan, maka deposito dapat dicairkan setelah satu bulan (Ismail,

2011:91).

Deposito berjangka adalah simpanan pihak ketiga (rupiah dan

valuta asing) yang diterbitkan atas nama nasabah pada bank yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut

perjanjian antar penyimpanan dengan bank yang bersangkutan

(Veithzal Rivai, 2007:417).

Deposito sebagai salah satu produk perbankan dalam perbankan

syariah menggunakan skema mudharabah. Hal ini sejalan dengan

ROE = 푁푒푡퐼푛푐표푚푒퐸푞푢푖푡푦퐶푎푝푖푡푎푙푥100%

35

tujuan dari nasabah menggunakan instrument deposito yakni sebagai

sarana investasi dalam memperoleh keuntungan (Anshori, 2007:95).

Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang

ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu,

sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan nasabah

investor (Ismail, 2011:91).

Landasan syariah mudharabah lebih mencerminkan agar setiap

umat dianjurkan untuk melakukan usaha, seperti tertera dalam Al-

Qur’an dan Al-Hadits berikut (Rivai dkk, 2007:471).

HR Ibnu Majah No. 2280, kitab at-Tijarah, yang artinya: “dari

Shalih bin Shuhaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tiga hal

yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh,

muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung

untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.”

Berdasarkan Fatwa DSN-MUI Nomor 3 Tahun 2000 menyatakan

bahwa deposito yang dibenarkan dalam syariah adalah deposito yang

berdasarkan prinsip mudharabah. Dalam transaksi deposito

mudharabah, nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal)

dan bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib). Adapun

ketentuannya adalah sebagai berikut:

36

a. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau

pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau

pengelola dana.

b. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan

berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah dan mengembannya, termasuk didalamnya mudharabah

dengan pihak lain.

c. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai

dan bukan piutang.

d. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan

dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

e. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito

dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

f. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan

nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. (www.bi.go.id).

Dari beberapa pendapat di atas, maka pengertian deposito

mudharabah adalah simpanan masyarakat yang disimpan kepada bank

syariah, dapat berupa rupiah ataupun valuta asing dimana

penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan jangka waktu yang

telah disepakati antara nasabah dengan pihak bank syariah yang

menggunakan prinsip syariah (bagi hasil) dengan akad mudharabah.

Biasanya memiliki jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan.

B. Keterkaitan antar Variabel X dengan Variabel Y

37

1. Pengaruh Inflasi Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah

Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk naik

secara umum dan terus menerus selama peride tertentu. Tingkat inflasi

yang tinggi mengakibatkan masyarakat yang mempunyai penghasilan

tetap akan mengurangi alokasikan dana investasinya untuk

mempertahankan tingkat konsumsi. Dan sebaliknya, jika tingkat

inflasi menurun nasabah akan memiliki dana yang besar untuk alokasi

investasi.

Kenaikan inflasi juga menyebabkan masyarakat tidak tertarik

untuk meletakkan dananya pada bank karena nilai mata uang semakin

menurun. Meskipun deposito memberikan bagi hasil, namun jika

tingkat inflasi lebih tinggi dibanding tingkat suku bunga, maka nilai

mata uang tetap menurun.

Penelitian Haron dan Azmi (2005) yang menunjukkan bahwa

inflasi berhubungan negatif dengan deposito yang dihimpun bank. Hal

ini disebabkan ketika inflasi mengalami kenaikan, maka para nasabah

akan mencairkan dananya untuk mempertahankan tingkat

konsumsinya.

Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi

perekonomian karena dapat melemahkan semangat menabung dan

sikap terhadap menabung dari masyarakat serta menimbulkan

gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan

38

(nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka, dan fungsi dari unit

perhitungan (Karim, 2008 : 139).

2. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah

Pada dasarnya, deposito mudharabah merupakan tempat

berinvestasi nasabah dalam bank syariah. Para nasabah dalam

menempatkan dananya di bank syariah tentunya dipengaruhi oleh

motif untuk mendapatkan keuntungan sehingga jika tingkat bagi hasil

yang diberikan bank syariah semakin tinggi maka alokasi dana

investasi yang disimpan di bank syariah akan semakin besar.

Dalam teori penawaran uang, jika harga naik maka barang yang

ditawarkan mengalami kenaikan, begitupun sebaliknya. Hasil

penelitian Lidya dan Maryati (2015) menunjukkan bahwa bagi hasil

berpengaruh positif dan signifikan sehingga apabila bagi hasil naik

maka simpanan deposito mudharabah akan mengalami kenaikan dan

begitupun sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motif

masyarakat menabung di Bank Syariah mandiri adalah mencari

keuntungan, apabila bagi hasil yang ditawarkan tinggi, maka

masyarakat akan lebih memilih meyimpan dananya di bank syariah

daripada bank konvensional.

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah

Peningkatan total asset menunjukkan bahwa kemampuan bank

dalam beroperasi semakin bagus dan kemampuan untuk bisa

melakukan perngembangan semakin luas. Aset yang besar juga

39

memiliki kecenderungan kuat dalam menghasilkan profit yang tinggi.

Deposan pada umumnya menyimpan dananya di bank dengan motif

profit maximitation. Semakin besar ukuran bank, maka masyarakat

akan cenderung menyimpan uangnya di bank tersebut karena

masyarakat berpikir akan merasa aman menyimpan dananya di sana

dan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi.

Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh

Andriyanti dan Wasilah (2010) yang menunjukkan bahwa ukuran

(yang diproksikan total aset) mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap deposito mudharabah 1 bulan Bank Muamalat

Indonesia. Juga konsisten dengan penelitian Herlanika (2011) yang

menunjukkan bahwa ukuran bank syariah dan unit-unit usaha syariah

berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah.

4. Pengaruh Financing Deposit To Ratio (FDR) Terhadap Jumlah

Deposito Mudharabah

Fiancing Deposit To Ratio (FDR) adalah antara jumlah kredit

yang diberikan bank dan diterima oleh bank. FDR ditentukan oleh

perbandingan antara jumlah perbandingan dan jumlah perbandingan

yang diberikan oleh dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup

giro, simpanan berjangka (deposito) dan tabungan. Rasio ini

menunjukkan seberapa besar kemampuan bank dalam membayar

kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

mengendalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditas.

40

Semakin tinggi rasio ini, maka semakin rendah pula kemampuan

likuiditas bank tersebut jika ada deposan menarik dananya sehingga

kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

Hal ini akan turut memoengaruhi deposan dalam memilih dimana

akan menghimpun dananya (Nasution, 2003).

Penelitian Andriyanti dan Wasilah (2010), Fiancing Deposit To

Ratio (FDR) merupakan perbandingan antara tingkat pembiayaan

yang disalurkan oleh bank syariah terhadap dana pihak ketiga (DPK)

yang berhasil dihimpun dari dana masyarakat. Apabila tingkat FDR

semakin besar, maka akan semakin baik pula bank tersebut dalam

menjalankan fungsi intermedinasinya. Hal ini disebabkan dana

pembiayaan merupakan dana yang dibutuhkan dalam investasi yang

akan menggerakkan faktor riildan dinilai mampu utuk memicu

pertumbuhan ekonomi.

41

C. Penelitian Sebelumnya

Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu

No.

Peneliti/Tahun/Judul

Penelitian

Variabel dan Metode Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Gerry Budiman, Robby Kumaat dan Wensy (2016) Pengaruh Suku Bunga Dan Pendapatan Perkapita Terhadap Jumlah Dana Deposito Berjangka

Variabel Dependen: Deposito Berjangka

Variabel Independen: Suku Bunga dan Pendapatan Perkapita Metode Penelitian: Analisis Regresi Linier

Bahwa variabel Pendapatan perkapita (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah dana deposito berjangka. Dan Suku Bunga memnpunyai pengaruh negatif terhadap deposito berjangka 12 bulan dimana dalam hal ini realita bertentangan dengan teori.

42

Pada Bank Umum Di Provinsi Sulawesi Utara (Periode 2009-2013)

Berganda

2. Rika Putri Nur Alinda dan Akhmad Riduwan (2016) Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank dan Nisbah Bagi Hasil pada Deposito Mudharabah

Variabel Independen: Nisbah Bagi Hasil Variabel Dependen: Deposito Mudharabah

Variabel Independen: Tingkat Suku Bunga Metode Penelitian: Analisis Regresi Linier Berganda

Bahwa variabel Tingkat Suku Bunga (TSB) tidak berpengaruh terhadap Total Deposito Mudharabah dan Nisbah Bagi Hasil (NBH) berpengaruh positif terhadap total deposito mudharabah (TDM) di Bank BRI Syariah.

No.

Peneliti/Tahun/Judul

Penelitian

Variabel dan Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3. Nisa Lidya Muliawati dan Tatik Maryati (2015) Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs, Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito pada PT. Banks Syariah Mandiri 2007-2012

Variabel Independen: Inflasi, Bagi Hasil Variabel Dependen: Deposito

Variabel Independen: Kurs, Suku Bunga Metode Penelitian: Analisis Regresi Linier Multiple

Bahwa Variabel inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap deposito mudharabah. Variabel kurs berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Variabel suku bunga simpanan berjangka 1 bulan berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Dan variabel jumlah bagi hasil deposito mudharabah berpengaruh positif signifikan terhadap deposito

43

mudharabah. 4. Rianti Pratiwi dan

Asshiddiqi Lukmana (2015) Pengaruh Kurs Valuta Asing dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Volume Deposito Mudharabah USD Perbankan Syariah (Periode Januari 2011 – Maret 2015)

Variabel Independen: Tingkat Bagi Hasil

Variabel Independen: Kurs Valuta Asing Variabel Dependen: Volume Deposito Mudharabah Metode Penelitian: Analisis Regresi Linier Berganda

Bahwa variabel kurs USD berpengaruh positif signifikan dan variabel bagi hasil deposito mudharabah USD berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap volume deposito mudharabah USD. Secara simultan, variabel bagi hasil deposito dan kurs valuta asing berpengaruh signifikan terhadap volume deposito mudharabah USD.

No.

Peneliti/Tahun/Judul

Penelitian

Variabel dan Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

5. Heru Maulana (2015) Pengaruh Tingkat Bagi Hasil, Inflasi, Dan Likuiditas Terhadap Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah Yang Terdaftar Di BI Tahun 2011-2014

Variabel Independen: Tingkat Bagi Hasil, Inflasi Variabel Dependen: Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Deposito Mudharabah

Variabel Independen: Likuiditas Metode Penelitian: Analisis Regresi Linier Berganda

Bahwa variabel tingkat bagi hasil secara parsial berpengaruh signifikan, variabel inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan dan variabel FDR secara parsial berpengaruh terhadap jumlah penghimpunan dana pihak ketiga.

44

6. Volta Diyanto dan

Enni Savitri (2015)

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi

Pertumbuhan

Deposito

Mudharabah

Variabel

Independen:

Tingkat

Bagi Hasil,

Financing

Deposit To

Ratio dan

Deposito

Mudharaba

h

Variabel

Independen:

Suku Bunga

Metode

Penelitian:

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Variabel tingkat suku

bunga, tingkat bagi hasil,

dan financing deposit to

ratio secara parsial

berpengaruh signifikan

terhadap deposito

mudharabah.

Dan tingkat suku bunga,

tingkat bagi hasil, dan

financing deposit to ratio

bersama-sama berpengaruh

secara simultan.

No.

Peneliti/Tahun/Judul

Penelitian

Variabel dan Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

7. Evi Natalia, Moch. Dzulkirom AR, Sri Mangesti Rahayu (2014) Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah (Studi

Variabel Independen: Tingkat Bagi Hasil

Variabel Independen: Suku Bunga Deposito Bank Variabel Dependen: Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah Metode Penelitian: Analisis

Variabel tingkat bagi hasil deposito bank syariah secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah dan Variabel suku bunga deposito bank umum secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah.

45

pada Bank Syariah Mandiri Periode 2009-2012)

Regresi Linier Berganda

8. Teguh Dwi Muktivo dan Ngadirin Setiawan, M.S (2014) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Deposito Mudharabah (Berjangka 6 Bulan) Pada Bank Syariah Mandiri

Variabel Independen: Tingkat Bagi Hasil, Inflasi dan Financing To Deposito Ratio (FDR) Variabel Dependen: Jumlah Deposito Mudharabah

Metode Penelitian: Analisis Regresi Linier Berganda

Bahwa variabel tingkat bagi hasil berpengaruh negatif dan signifikan, variabel inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan, variabel FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah (berjangka 6 bulan)

No.

Peneliti/Tahun/Judul

Penelitian

Variabel dan Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

9. Aprilia Dwi Safitri dan Wuryanti (2013) Analisis Tingkat Bagi Hasil, Tingkat Suku Bunga Terhadap Jumlah Tabungan dan Jumlah Deposito Mudharabah Pada Bank Muamalat Di Indonesia

Variabel Independen: Tingkat Bagi Hasil Variabel Dependen: Jumlah Deposito Mudharabah

Variabel Independen: Tingat Suku Bunga Variabel Dependen: Jumlah Tabungan Metode Penelitian: Analisis Regresi Linier Berganda

Bahwa variabel bagi hasil berpengaruh positif signifikan terhadap tabungan mudharabah, variabel suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap tabungan mudharabah. Dan variabel bagi hasil berpengaruh positif signifikan terhadap deposito mudharabah, variabel suku bunga berpengaruh negative signifikan terhadap deposito mudharabah.

46

10. Kristianingsih dan Rosma Pakpahan (2012) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Deposito Mudharabah (Studi Kasus Di Bank Syariah Mandiri)

Variabel Independen: Bagi Hasil Variabel Dependen: Jumlah Deposito Mudharabah

Varaibel Independen: Suku Bunga dan Jumlah Kantor Cabang Metodi Penelitian: Regresi Sampel

Bahwa bagi hasil berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah, variabel suku bunga bank umum berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah, dan variabel jumlah kantor cabang pada Bank Syariah Mandiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah.

No.

Peneliti/Tahun/Judul

Penelitian

Variabel dan Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

11. Ani Andriyanti dan Wasilah (2010)

Variabel Independen: Bagi Hasil, Financing Deposit To Ratio (FDR), Inflasi, Ukuran Perusahaan. Variabel Dependen: Deposito Mudharabah

Variabel Independen: Suku bunga deposito berjangka 1 bulan pada bank umum konvensional Metode Analisis: Analisis regresi berganda denga metode kuadrat

Bahwa variabel tingkat suku bunga deposito berjangka 1 bulan, tingkat bagi hasil, inflasi dan ukuran bank berpengaruh signifikan terhadap deposito mudharabah, sedangkan FDR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan .

47

terkecil (least square)

Sumber: Kumpulan Penelitian Terdahulu

D. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yag

tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran

sistematis dan kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi

dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat

disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan

keduanya (Abdul Hamid, 2010:15). Kerangka pemikiran dalam penelitian

ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

Variabel Dependen:

Jumlah Deposito Mudharabah (Y)

Variabel Bebas atau Independen:

Inflasi (X1), Tingkat Bagi Hasil (X2), Ukuran

Perusahaan (X3) dan Financing Deposit To Ratio

(FDR) (X4)

Laporan Keuangan Bank Umum Syariah Periode 2011-2015

Model Regresi Data Panel

Common Effect

Uji Chow

Fixed Effect

Uji Hausman

Random Effect Fixed Effect

48

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab

akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis

dapat dibedakan dalam hipotesis deskriptif, hipotesis argumentatif, hipotetis

kerja, dan hipotesis statistic atau hipotesis nol. Hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah hipotesis statistic atau hipotesis nol yang

bertujuan untuk memeriksa ketidakbenaran sebuah dalil atau teori yang

selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah (Abdul Hamid,

2006:16).

Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis di

bawah ini pada dasarnya merupakan jawaban sementara terhadap suatu

Uji Dasar Asumsi Klasik

Normalitas, Multikolinieritas, Heteroskedastisitas, Autokorelasi

Interpretasi dan Kesimpulan

Hasil Pengujian Model

Common Effect/Fixed Effect/Random Effect

Uji Hipotesis 1. Uji F 2. Uji t 3. Adjusted R2

49

masalah yang harus dibuktikan kebenarannya, adapun hipotesis yang

dirumuskan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

a Inflasi diduga berpengaruh secara parsial terhadap jumlah deposito

mudharabah.

H0:β1 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh antara inflasi secara parsial

terhadap jumlah deposito mudharabah.

Ha:β1 ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh antara inflasi secara parsial

terhadap jumlah deposito mudharabah.

b Tingkat bagi hasil diduga berpengaruh secara parsial terhadap jumlah

deposito mudharabah.

H0:β2 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh antara tingkat bagi hasil

secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah.

Ha:β2 ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh antara tingkat bagi hasil terhadap

jumlah deposito mudharabah.

c Ukuran perusahaan diduga berpengaruh secara parsial terhadap jumlah

deposito mudharabah.

H0:β3 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan

secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah.

Ha:β3 ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan secara

parsial terhadap jumlah deposito mudharabah.

d Financing deposit to ratio (FDR) diduga berpengaruh secara parsial

terhadap jumlah deposito mudharabah.

50

H0:β4 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh antara financing deposit to

ratio (FDR) secara parsial terhadap jumlah deposito

mudharabah.

Ha:β4 ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh antara financing deposit to ratio

(FDR) secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah.

e Inflasi, tingkat bagi hasil, ukuran perusahaan dan financing deposit to

ratio (FDR) diduga berpengaruh secara simultan terhadap jumlah

deposito mudharabah.

H0:β5 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh antara inflasi, tingkat bagi

hasil, ukuran perusahaan dan financing deposit to ratio secara

simultan terhadap jumlah deposito mudharabah.

Ha:β5 ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh antara inflasi, tingkat bagi hasil,

ukuran perusahaan dan financing deposit to ratio (FDR) secara

simultan terhadap jumlah deposito mudharabah.

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Data yang diambil menggunakan data sekunder.

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan lembaga pengumpulan data

dan dipublikasikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Objek yang

dijadikan untuk penelitian ini adalah bank umum syariah di Indonesia

periode 2011-2015. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel

independen inflasi, tingkat bagi hasil, ukuran perusahaan dan financing

deposit to ratio (FDR). Sedangkan terhadap jumlah deposito mudharabah

diproksikan sebagai variabel dependen.

Batasan pengambilan data dalam kurun waktu 5 tahun yaitu sejak

tahun 2011-2015. Penelitian ini dilakukan dimulai dari pengumpulan data

yang berhubungan langsung dengan objek penelitian. Penelitian ini masuk

dalam kelompok data panel.

B. Teknik Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan subyek dari penelitian yang dilakukan. Menurut

Sugiyono (2010:115-116) dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan

sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyau kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

52

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel

adalah sebagian dari populasi. Populasi tidak hanya berupa orang tetapi

juga bisa sebuah obyek dan benda-benda alam lainnya. Dalam penelitian ini,

populasi yang digunakan adalah seluruh Bank Umum Syariah.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2010:116). Sampel yang terdapat pada

penelitian ini adalah Bank Umum Syariah. Adapun teknik/metode

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel

berdasarkan kemudahan (Convenience Sampling). Convenience Sampling

berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan,

mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Abdul Hamid, 2010:18).

Metode ini dipilih karena peneliti mengambil data dari Bank Umum Syariah

yang sudah memiliki laporan keuangan pada publikasi Bank Indonesia dan

website-nya.

Dalam penelitian ini metode penentuan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Noor, 2011:155). Adapun pertimbangan yang dimaksud sebagai

berikut:

a Bank umum syariah yang laporan keuangannya sudah teraudit BI

b Bank umum syariah yang telah berdiri selama kurang lebih 5 tahun

53

c Bank syariah yang memenuhi ketentuan dari variabel terkait yaitu,

Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit

To Ratio (FDR).

Tabel 3. 1 Pengambilan Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Sampel Penelitian

1. Populasi bank umum syariah periode

2011-2015

12

2. Bank syariah yang sudah

mempublish laporan keuangannya

dan terpublish oleh Bank Indonesia

12

3. Jumlah sampel perusahaan yang

telah berdiri selama kurang lebih 5

tahun

11

4. Bank umum syariah yang sudah

memenuhi ketentuan variabel terkait

yaitu, Inflasi, Tingkat Bagi Hasil,

Ukuran Perusahaan dan Financing

Deposit To Ratio (FDR).

8

Jumlah sampel penelitian 8

(Bank BCA Syariah, Bank

Muamalat Indonesia,

Bank Bukopin Syariah,

Bank BRI Syariah, Bank

BNI Syariah, BJB

Syariah, Bank Syariah

Mandiri, dan Bank Panin

Syariah)

Sumber: Hasil olah data

C. Teknik Pengumpulan Data

54

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

berupa data laporan tahunan (annual report) bank umum syariah yang

diterbitkan pada periode 2012-2015. Data sekunder adalah data yang

diperoleh dalam bentuk data yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah

oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi (Muhammad,

2008:102).

Penelitian menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu

(cross sections) yang diambil dari data historis deposito mudharabah yang

dihimpun dari masing-masing Bank Syariah pada laporan keuangan

publikasi bank pada Bank Indonesia dengan melihat laporan neraca dan laba

rugi dari tahun 2012-2015 yang diperoleh dari situs www.bi.go.id.

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

Studi Kepustakaan (Library Research), merupakan teknik pengambilan data

yang dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis

literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan

dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori

dan konsep yang tersusun. Penulis melakukan peneltian dengan membaca

dan mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.

D. Metode Analisis Data

1. Estimasi Data Panel

Di dalam dataran aplikasi praktis terdapat banyak data

(ekonometri) yang merupakan kombinasi dari data bertipe cross-

section dan time series (yakni sejumlah variabel diobservasi atas

55

sejumlah kategori dan dikumpulkan dalam satu jangka waktu tertentu)

(Rosadi, 2012:271).

Pada penelitian ini pengolahan data menggunakan Eviews 8.0

untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen dan menggunakan pula Microsoft Excel 2007 untuk

mempermudah pengelolaan data seperti pembuatan grafik, tabel, dan

lain-lain.

a. Common Effect Model

Dalam menganalisis data runtun waktu, kita dapat memakai

asumsi berdasarkan empat kriteria berikut ini:

Tabel 3. 2 Asumsi Aplikasi Persamaan Regresi Pada Data Pool

Konstanta Koefisien Regresor

Objek Waktu

Sama Sama Semua Semua waktu Berbeda Sama Semua Semua waktu

Sama Berbeda Semua Semua waktu Berbeda Berbeda Antarindividu Semua waktu Berbeda Berbeda Antarindividu Antar waktu

Teknik yang paling sederhana mengasumsikan bahwa data

gabungan yang ada, menunjukkan kondisi yang sesungguhnya.

Hasil analisis regresi dianggap berlaku pada semua obyek pada

semua waktu. Metode ini sering disebut common effect

(Winarno, 2015 : 9.14).

b. Fixed Effect Model

56

Model yang dapat menunjukan perbedaan konstanta antar

objek, meskipun dengan koefisien regresor yang sama. Model ini

dikenal dengan model regresi fixed effect (efek tetap). Efek tetap

disini maksudnya adalah bahwa satu objek, memiliki konstanta

yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian

juga dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke

waktu (time invariant). Untuk membedakan satu objek dengan

objek lainnya, digunakan variabel semu (dummy). Oleh karena

itu, model ini sering disebut dengan Least Squares Dummy

Variabels (LSDV) (Winarno, 2015:9.15).

c Random Effect Model

Random Effect digunakan untuk mengatasi kelemahan

metode efek tetap yang menggunakan variabel semu, model

mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu,

metode efek random menggunakan residual, yang diduga

memiliki hubungan antarwaktu dan antar objek. (Winarno,

2015:9.17).

2. Tahap Analisis Data

Dalam penelitian, harus dilakukan pemilihan antara tiga model

yang ada yaitu common effect model, fixed effect model, dan random

effect model. Pemilihan model dapat dilakukan dengan uji chow dan

uji hausman.

a. Uji Chow

57

Uji Chow digunakan untuk memilih salah satu model pada

regresi data panel, yaitu antara Fixed Effect Model dengan

Common Effect Model. Hipotesis nol pada uji ini adalah bahwa

intersip sama, atau dengan katalain model yang tepat untuk

regresi data panel adalah Common Effect Model, dan hipotesis

alternatifnya adalah intersip tidak sama atau model yang tepat

untuk regresi data panel atau Fixed Effect Model. Dalam

melaksanakan Uji Chow menggunakan Eviews dapat

menggunakan likehood ratio. Untuk menentukan model yang

lebih baik antara CE dan FE dilihat dari nilai probabilitasnya

untuk Cross-section F. Jika nilainya > 0,05 maka model yang

terpilih adalah CE, tetapi jika nilainya < 0,05 maka model yang

terpilih adalah FE (Iqbal:2015).

b. Uji Hausman

Uji Hausman bertujuan untuk melihat apakah terdapat efek

random dalam panel data. Dalam perhitungan statistik uji

hausman diperlukan asumsi bahwa banyaknya kategori cross

section lebih besar dibandingkan jumlah variabel independen

(termasuk konstanta) dalam model. Lebih lanjut dalam estimasi

statistik uji hausman diperlukan estimasi variansi cross-section

yang positif, yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh model.

Apabila kondisi-kondisi ini tidak dipenuhi maka hanya dapat

digunakan model Fixed Effect (Rosadi, 2012:274).

58

Uji Hausman dilakukan untuk membandingkan/memilih

model mana yang terbaik antara FE dan RE. Untuk menentukan

model yang lebih baik antara FE dan RE dapat dilihat dari nilai

probabilitas untuk Cross-section random. Jika nilainya > 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa model RE lebih tepat, tetapi

jika nilainya < 0,05 maka model yang terpilih adalah FE

(Iqbal:2015).

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji

kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah data berdistribusi normal. Dalam

analisis multivariate, para peneliti menggunakan pedoman kalau

tiap variabel terdiri atas 30 data, maka data tersebut berdistribusi

normal. Apabila analisis melibatkan 3 variabel, maka diperlukan

data sebanyak 3 x 30 = 90. Meskipun demikian, untuk menguji

dengan lebih akurat, diperlukan alat analisis Eviews

menggunakan dengan dua cara, yaitu dengan histogram dan uji

Jarque-Bera.

Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka

data terdistribusi normal. Bila probabilitas lebih besar dari 5%,

maka data berdistribusi normal (hipotesis nolnya adalah data

berdistribusi normal). Jarque-Bera adalah uji statistik untuk

59

mrngrtahui apakah data berdistribusi normal. Uji ini mengukur

perbedaan skewness dan kurtosis data dan dibandingkan dengan

apabila datanya bersfat normal. Rumus yang digunakan:

Keterangan :

S = Skewness

K = Kurtosis

k = koefisien

H0 pada data berdistribusi normal, uji Jarque-Bera

diditribusi dengan X2 dengan derajat bebas (degree od freedom)

sebesar 2. Probability menunjukkan kemungkinan niai jarque-

bera melebihi nilai terobservasi dibawah hipotesis nol. Pada

angka Jarque-Bera diatas sebesar 0,8637 (lebih besar dari 5%),

kita tidak dapat menolak H0 bahwa data berdistribusi normal

(Winarno, 2015:5.41).

b. Uji Heteroskedastisitas

Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan

dengan melakukan Uji White dengan menggunakan software

Eviews. Uji White menggunakan residual kuadrat sebagai

variabel dependen, dan variabel independennya terdiri atas

variabel independen yang sudah ada, ditambah dengan kuadrat

Jarque − Bera = 푆 ( )

60

variabel independen. Nilai probabilitas lebih kecil dari 훼 =5%

maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut bersifat

heterokedastisitas. (Winarno, 2015:5.17 & 8.6)

Heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang

tidak konstan. Masalah heteroskedastisitas dengan demikian

lebih sering muncul pada data cross section daripada data time

series. Salah satu asumsi metode OLS adalah bahwa varian

variabel gangguan sama (homoskedastisitas) (Widarjono,

2010:84).

Untuk mendeteksi apakah terjadi heteroskedastisitas

dengan uji White dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Tidak

adanya heteroskedastisitas bisa dilihat dari nilai probabilitas Chi

squares lebih besar dari 훼 =5% yang berarti tidak signifikan

(Widarjono, 2009:129).

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas.

Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier

antarvariabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel

independen, maka multikolinieritas tidak akan terjadi pada

persamaan regresi sederhana (yag terdiri atas satu variabel

dependen dan satu variabel dependen) (Winarno, 2015:5.1).

61

Jika koefisien korelasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka

kita duga ada multikolinearitas dalam model. Sebaliknya jika

koefisien korelasi kurang dari 0,85 maka diduga model tidak

mengandung unsur multikolinearitas. (Widarjono, 2010:77).

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi (autocorrelation) adalah hubungan antara

residual satu observasi dengan residual observasi lainya.

Autokolerasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtun

waktu (time series), karena berdasarkan sifatnya, data masa

sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya.

Meskipun demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai

pada data yang bersifat antar objek (cross section) (Winarno,

2015:5.29).

Pada uji autokorelasi metode yang digunakan yaitu

Bruesch-Godfrey atau Uji Langrange-Multiplier. Nilai Prob. F

dapat juga disebut sebagai nilai probabilitas F hitung. Nilai Prob.

F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%) sehingga,

berdasarkan uji hipotesis, H0 diterima yang artinya tidak terjadi

autokorelasi. Sebaliknya, apabila nilai Prob. F hitung lebih kecil

dari 0,05 maka dapat disimpulkan terjadi autokorelasi

(Iqbal:2015).

4. Model Regresi

62

Dibawah ini merupakan persamaan regresi yang digunakan

dalam penelitian ini menurut Winarno (2015: 9.10). Adapun bentuk

persamaanya adalah :

Dengan keterangan sebagai berikut :

Y : Deposito Mudharabah, Variabel Terikat (Y)

β0 : Konstanta

β1, β2, β3, β4: Koefisien regresi

X1 : Inflasi, variabel bebas pertama (X1)

X2 : Jumlah bagi hasil, variabel bebas kedua (X2)

X3 : Ukuran perusahaan, variabel bebas ketiga (X3)

X4 : Financing deposit to ratio (FDR), variabel bebas ketiga

(X4)

e : Disturbance Error

5. Uji Statistik

a Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua

variabel independen terhadap variabel depend bisa dilihat dengan

menggunakan nilai probabilitasnya. Nilai probabilitas

(significance) lebih kecil dari α = 5%, artinya secara serentak

variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen (Widarjono, 2010:24).

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e

63

Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang

lebih popular disebut sebagai uji F (ada juga yang menyebutnya

sebagai uji simultan model) merupakan tahapan awal

mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak.

Layak (andal) disini maksudnya adalah model yang diestimasi

layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel

bebas terhadap variabel terikat. Apabila nilai prob. F dihitung

lebih kecil dari tingkat kesalahan/eror alpha (α) 0,05 (yang telah

ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang

diestimasi layak, sedangkan apabila nilai prob. F hitung lebih

besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa

model regresi yang diestimasi tidak layak (Iqbal:2015).

Menurut Widarjono (2010:24) untuk menolak hipotesis H0

uji F ini bisa dilihat dengan menggunakan tabel distribusi F,

keputusan menolak atau menerima H0 sebagai berikut:

Jika F hitung > F kritis, maka menolak H0 berarti secara

bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel

dependen. Sebaliknya, jika F hitung < F kritis maka menerima H0

yang berarti secara bersama-sama semua variabel independen

tidak mempengaruhi variabel dependen.

Dalam mencari nilai F hitung dan nilai F kritis dari tabel

dari tabel distribsi F. Nilai F kritis berdasarkan besarnya α dan df

dimana besarnya ditentukan oleh numerator (k-1) dan df untuk

64

denumerator (n-k). Dimana n = jumlah observasi dan k = jumlah

parameter estimasi termasuk intersep atau konstantas

(Widarjono, 2009:68-69).

b Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk membuktikan apakah variabel

indipenden secara individu mempengaruhi variabel dependen.

Ada dua hipotesis yang diajukan oleh setoap peneliti yaitu

hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). hipotesis nol

merupakan angka numerik dari nilai parameter populasi.

Hipotesis nol ini dianggap benar sampai kemudian bias

dibuktikan salah berdasarkan data sampel yang ada. Sementara

itu hipotesis alternatif merupakan lawan dari hipotesis nol.

Hipotesis ini harus benar ketika hipotesis nol terbukti salah. Di

dalam melakukan uji t ini seorang peneliti harus menentukan

apakah menggunakan uji satu sisi atau uji dua sisi. Uji hipotesis

satu sisi dipilih jika kita mempunyai dasar teori atau dugaan kuat

dan sebaliknya uji dua sisi dipilih peneliti jika peneliti tidak

mempunyai landasan teori atau dugaan awal yang kuat

(Widarjono, 2010:25).

Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya.

Keputusan menolak atau menerima H0 sebagai berikut:

- Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka H0 ditolak atau

menerima Ha.

65

- Jika nilai t hitung < niai t kritis maka H0 diterima atau

menolak Ha.

Jika menolak hipotesis nol H0 atau menerima hipotesis

aternatif Ha berarti secara statistik variabel independen

signifikan mempengaruhi variabel dependen dan sebaliknya, jika

menerima H0 dan menolak Ha berarti secara statistik variabel

independen tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

Keputusan menolak H0 atau menerima Ha dapat juga dijelaskan

melalui distribusi probabilitas t.

Nilai t diperoleh dari nilai t kritis dari distribusi tabel t

dengan α dan degree of freedom (df) tertentu. Degreeof freedom

(df) jumlah observasi dikurangi dengan jumlah parameter

estimasi (k) dan dalam hal ini yaitu n-k, dimana n adalah jumlah

observasi dan k jumlah parameter estimasi (Widarjono, 2010:26).

Hasil uji t dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Apabila

nilai prob. t hitung (ditunjukkan pada Prob.) lebih kecil dari

tingkat kesalahan (α) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat

dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikatnya, sedangkan apabila nilai prob. t hitung lebih

besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa

variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikatnya (Iqbal, 2015)

c Uji Koefisien Determinasi (R2)

66

Koefisien determinasi (R2) digdunakan untuk mengukur

seberapa baik garis regresi sesuai dengan data aktualnya

(goodness of fit). Koefisien determinasi ini mengukur prosentase

total variasi variabel dependen (Y) yang dijelaskan oeh variabel

independen didaam garis regresi. (Widarjonno, 2010: 19).

Dalam bahasa statistik, menguji googness of fit dari model

yang kita buat, dengan menghitung koefisien determinasi yang

dilambangkan R2. Nilai R2 selalu berada di anatara 0 dan 1.

Semakin besar nilai R2, semakin baik kualitas model, karena

semakin dapat menjelaskan hubungan antara variabel dependen

dengan independen (Winarno, 2015:4.9).

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orangtua kegiatan yang mempunyai varian tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pada umumnya

dibedakan menjadi 2 jenis yakni variabel bebas (independen) dan variabel

terikat (dependen) (Sugiyono, 2010:112).

1. Variabel Independen (X1)

Inflasi adalah kenaikan tingkat harga yang secara terus menerus,

mempengaruhi individu, pengusaha atau pemerintah (Mishkin,

2008:13). Data inflasi ini didapat dari www.bi.go.id Berdasarkan PMK

No.66/PMK.011/2012 tentang Sasaran Inflasi dalam bentuk persentase

(%) masing-masing dengan deviasi ±1%.

67

2. Variabel independen (X2)

Bagi hasil adalah sistem pembagian hasil usaha dimana pemilik modal

bekerjasama dengan pengelola modal untuk melakukan kegiatan

usaha. Apabila kegiatan usaha menghasilkan keuntungan maka dibagi

berdua dan ketika mengalami kerugian ditanggung bersama pula.

Sistem bagi hasil menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang

tereksploitasi (Ascarya, 2008:26). Maksud dari variabel ini adalah total

jumlah bagi hasil deposito mudharabah yang diterima oleh hak pihak

ketiga bukan bank (nasabah) simpanan deposito mudharabah selama

tahun 2011 sampai dengan 2015. Data diperoleh dari laporan laba rugi

Bank Umum Syariah pada laporan keuangan publikasi bank di Bank

Indonesia. Data dalam bentuk satuan jutaan Rupiah (Rp).

3. Variabel independen (X3)

Ukuran perusahaan, semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka

kecendrungan menggunakan modal asing juga akan semakin besar.

Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang

besar pula untuk menunjang operasionalnya dan salah satu alternatif

pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak

mencukupi (Halim, 2009:93). Data ukuran perusahaan diperoleh dari

laporan neraca Bank Umum Syariah pada laporan keuangan publikasi

bank di Bank Indonesia. Data dalam bentuk satuan jutaan Rupiah (Rp).

4. Variabel independen (X4)

68

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara seluruh jumlah

kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank

(Dendawijaya, 2009:82). Data diperoleh dari laporan laba rugi Bank

Umum Syariah pada laporan keuangan publikasi bank di Bank

Indonesia. Data dalam bentuk persentase (%).

5. Variabel dependen (Y)

Jumlah deposito mudharabah merupakan variabel terikat atau

dependent (Y). Mudharabah adalah akad kerja sama antara pemilik

modal dengan pengelola di mana keuntungan di bagi berdasarkan

akad. Deposito Mudharabah adalah simpanan berdasarkan prinsip bagi

hasil yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Dalam

penelitian ini berupa deposito mudharabah rupiah atau valas periode

2012 sampai dengan 2015 yang diperoleh dari laporan neraca Bank

Umum Syariah pada laporan keuangan publikasi bank di Bank

Indonesia. Data dalam bentuk satuan jutaan Rupiah (Rp).

69

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Bank Umum

Syariah (BUS) yang sudah terdaftar di Bank Indonesia dalam periode yaitu

tahun 2011 hingga tahun 2015. Dimana pemilihan sampel dalam penelitian

ini menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Noor, 2011:155), dimana sampel ini dipilih

berdasarkan pertimbangan dari peneliti yang berdasarkan beberapa kriteria-

kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan, maka Bank Umum Syariah (BUS) yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah PT. BCA Syariah, PT. Bank Muamalat Indonesia, PT.

Bank Syariah Bukopin, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah, B.P.D Jawa

Barat Banten Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Panin Syariah.

1. Sejarah Singkat BCA Syariah

Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat

dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat

mengenai ekonomi syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi

kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta

Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris

Dr. Irawan Soerodjo, S.H, M.Si, PT.Bank Central Asia, Tbk (BCA)

70

mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang

nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah.

Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar

Rapat Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan

Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang

perubahan kegiatan usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB

menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah

disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010.

Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar

saham ke BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar

99,9997% dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003%

dimiliki oleh PT BCA Finance. Perubahan kegiatan usaha Bank dari

bank konvensional menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh

Gubernur Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI No.

12/13/KEP.GBI DG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan memperoleh

izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi

beroperasi sebagai bank umum syariah. (website BCA Syariah).

2. Sejarah Singkat Bank Muamalat

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius

Tsani 1412 H atau 1 November 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama

Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan

operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan

71

dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-

Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank

Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari

komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat

penandatanganan akta pendirian Perseroan.

Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut

di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa

Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. Pada tanggal

27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat

berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini

semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama

dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang

terus dikembangkan. Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis

moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian

Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet

di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis.

Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih

dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas

mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga

modal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank

Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara

positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di

Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara

72

resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh

karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-

masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank

Muamalat.

Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil

membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi

setiap kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi

pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan

perbankan syariah secara murni. Saat ini Bank Mumalat memberikan

layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah melalui 457 gerai yang

tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh

aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh

Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000 merchant debet.

BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang

telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia.

Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama

dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System

(MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM

di Malaysia. Selain itu Bank Muamalat memiliki produk shar-e gold

dengan teknologi chip pertama di Indonesia yang dapat digunakan di

170 negara dan bebas biaya diseluruh merchant berlogo visa.

Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat

berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak

73

hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel

bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut

diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan

internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award

bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir.

Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in

Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai

Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global

Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in

Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong). Bank

Muamalat terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. (website

Bank Muamalat).

3. Sejarah Singkat Bukopin Syariah

PT Bank Syariah Bukopin (selanjutnya disebut Perseroan)

sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula

masuknya konsorsium PT Bank Bukopin, Tbk., diakuisisinya PT Bank

Persyarikatan Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh PT Bank

Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut berlangsung secara bertahap

sejak 2005 hingga 2008, dimana PT Bank Persyarikatan Indonesia

yang sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo Internasional

didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor

102 tanggal 29 Juli 1990 Merupakan bank umum yang memperolah

Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 1.659/ KMK.013/1990

74

tanggal 31 Desember 1990 tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2

(dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum

dengan nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh

kegiatan operasi berdasarkan surat Bank Indonesia (BI) nomor

24/1/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin

Usaha Bank Umum dan Pemindahan Kantor Bank. Pada tahun 2001

sampai akhir 2002 proses akuisisi oleh Organisasi Muhammadiyah dan

sekaligus perubahan nama PT Bank Swansarindo Internasional

menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia yang memperoleh

persetujuan dari (BI) nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24 Januari

2003 yang dituangkan ke dalam akta nomor 109 Tanggal 31 Januari

2003.

Perkembangannya kemudian PT Bank Persyarikatan Indonesia

melalui tambahan modal dan asistensi oleh PT Bank Bukopin, Tbk.,

maka pada tahun 2008 setelah memperolah izin kegiatan usaha bank

umum yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah melalui Surat

Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor

10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang

Pemberian Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional

Menjadi Bank Syariah, dan Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan

Indonesia Menjadi PT Bank Syariah Bukopin dimana secara resmi

mulai efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008, kegiatan

75

operasional Perseroan secara resmi dibuka oleh Bapak M. Jusuf Kalla,

Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004 -2009.

Sampai dengan akhir Desember 2014 Perseroan memiliki

jaringan kantor yaitu 1 (satu) Kantor Pusat dan Operasional, 11

(sebelas) Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu, 4

(empat) Kantor Kas, 1 (satu) unit mobil kas keliling, dan 76 (tujuh

puluh enam) Kantor Layanan Syariah, serta 27 (dua puluh tujuh) mesin

ATM BSB dengan jaringan Prima dan ATM Bank Bukopin. (website

Bank Bukopin Syariah).

4. Sejarah Singkat BRI Syariah

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,

terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah

mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui

suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17

November 2008 PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi.

Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang

semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi

kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam. Dua tahun lebih

PT. Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan sebuah bank ritel

modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah

dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.

Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence) dan

menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan

76

prinsip syariah. Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah

industri perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang

mengikuti logo perusahaan.

Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat

terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRI Syariah yang

mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi

warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih

sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero), Tbk. Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah

pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha

Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke

dalam PT. Bank BRISyariah (proses spin off) yang berlaku efektif

pada tanggal 1 Januari 2009.

Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku

Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan

Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah.

Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar

berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik

dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga.

Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI

Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan

berbagai ragam produk dan layanan perbankan. Sesuai dengan visinya,

saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis sinergi dengan PT. Bank

77

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan

Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan

penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan

prinsip Syariah. (website BRI Syariah).

5. Sejarah Singkat BNI Syariah

Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan

sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya

yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan

masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan

berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal

tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI

dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara

dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28

Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.

Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di

Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih

kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di

dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap

memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan

Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH. Ma’ruf

Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS

sehingga telah memenuhi aturan syariah.

78

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor

12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin

usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan

UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer

dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana

pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai

Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010

tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif

yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat

Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah.

Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan

perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan

produk perbankan syariah juga semakin meningkat. Juni 2014 jumlah

cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang

Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment

Point. BNI Syariah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

(website BNI Syariah).

6. Sejarah Singkat BJB Syariah

Pendirian Bank BJB Syariah diawali dengan pembentukan

Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

Barat dan Banten Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh

79

keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan syariah pada saat

itu. Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha syariah,

manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten

Tbk. berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha

syariah serta mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki

peningkatan share perbankan syariah, maka dengan persetujuan Rapat

Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat

dan Banten Tbk. diputuskan untuk menjadikan Divisi/Unit Usaha

Syariah menjadi Bank Umum Syariah. Sebagai tindak lanjut keputusan

Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

Barat dan Banten Tbk. maka pada tanggal 15 Januari 2010 didirikan

Bank BJB Syariah berdasarkan Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat

oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah mendapat pengesahan dari

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor

AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010. Pada saat

pendirian Bank BJB Syariah memiliki modal disetor sebesar

Rp.500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah), kepemilikan saham

Bank BJB Syariah dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

Barat dan Banten Tbk. dan PT Global Banten Development, dengan

komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus sembilan puluh lima milyar

rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp.5.000.000.000

(lima milyar rupiah). Pada tanggal 6 Mei 2010 Bank BJB Syariah

80

memulai usahanya, setelah diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank

Indonesia Nomor 12/629/DPbS tertanggal 30 April 2010, dengan

terlebih dahulu dilaksanakan cut off dari Divisi/Unit Usaha Syariah PT

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. yang menjadi

cikal bakal Bank BJB Syariah . Kemudian, pada tanggal 21 juni 2011,

berdasarkan akta No 10 tentang penambahan modal disetor yang

dibuat oleh Notaris Popy Kuntari Sutresna dan telah mendapat

pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor

AHU-AH.01.10-23713 Tahun 2011 tanggal 25 Juli 2011, PT Banten

Global Development menambahkan modal disetor sebesar Rp.

7.000.000.000 (tujuh milyar rupiah), sehingga saham total seluruhnya

menjadi Rp. 507.000.000.000 (lima ratus tujuh milyar rupiah), dengan

komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus Sembilan puluh lima milyar

rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar

Rp.12.000.000.000 (dua belas milyar rupiah). Pada tanggal 31 Juli

2012, berdasarkan akta nomor 27 perihal Pelaksanaan Putusan RUPS

Lainnya Tahun 2012, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk dan PT Banten Global Development menambahkan

model disetor sehingga total modal PT Bank Jabar Banten Syariah

menjadi sebesar Rp 609.000.000.000,- (enam ratus sembilan milyar

rupiah), dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat

dan Banten, Tbk sebesar Rp 595.000.000.000,- (lima ratus sembilan

81

puluh lima milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar

Rp 14.000.000.000,- (empat belas milyar rupiah). Akta Pendirian PT.

Bank Jabar Banten Syariah terakhir diubah dengan Berita Acara Rapat

Umum Pemegang Saham Lainnya nomor 03 tanggal 19 Februari 2014

yang dibuat dihadapan Notaris Maryanti Tirtowijoyo, S.H., M.kn, dan

disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

nomor AHU-AH-04317.AH.01.10-10438.

Hingga saat ini Bank BJB Syariah berkedudukan dan berkantor

pusat di Kota Bandung, Jalan Braga No 135, dan telah memiliki 8

(delapan) kantor cabang, 44 (empat puluh empat) kantor cabang

pembantu, 54 (empat puluh enam) jaringan Anjungan Tunai Mandiri

(ATM) yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI

Jakarta dan 49.630 jaringan ATM Bersama. Pada tahun 2013

diharapkan Bank BJB semakin memperluas jangkauan

pelayanannya yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan

DKI Jakarta. (website BJB Syariah).

7. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri

Hadir dengan cita-cita membangun negeri. Nilai-nilai perusahaan

yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam

kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal

pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya

merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan

moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan

82

moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi

termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam

dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan

masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.

Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang

didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.

Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi

merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank

konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan

Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT

Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar

dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa

bank lain serta mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan

penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank

Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru

bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.

Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan

konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.

Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan

perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai

83

respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi

peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking

system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional

menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan

Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga

kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank

yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank

Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto,

SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB

menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank

Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25

Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur

Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui

perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank

Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25

Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah

Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu

memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-

nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah

84

Mandiri dalam kiprahnya di Perbankan Indonesia. BSM hadir untuk

bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

(website Bank Syariah Mandiri).

8. Sejarah Singkat Panin Syariah

Bank Panin Syariah Tbk (PNBS) didirikan di Malang tanggal 08

Januari 1972 dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja. Kantor

pusat PNBS beralamat di Gedung Panin Life Center Lt.3 Jl. Letjend S.

Parman Kav.91 Jakarta Barat 11420 – Indonesia dan memiliki 12

kantor cabang. PNBS beberapa kali melakukan perubahan nama,

antara lain: PT Bank Pasar Bersaudara Djaja, per 08 Januari 1972. PT

Bank Bersaudara Jaya, per 08 Januari 1990. PT Bank Harfa, per 27

Maret 1997. PT Bank Panin Syariah, per 03 Agustus 2009. PNBS

memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia tanggal 6

Oktober 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah

pada tanggal 02 Desember 2009. Induk usaha PNBS adalah Bank Pan

Indonesia Tbk (Bank Panin) (PNBN), sedangkan induk usaha terakhir

adalah PT Panin Investment. Pemegang saham yang memiliki 5% atau

lebih saham Bank Panin Syariah Tbk, antara lain: Bank Panin (induk

usaha) (51,86%) dan Dubai Islamic Bank PJSC-2048594000 (39,50%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

PNBS adalah menjalankan kegiatan jasa umum perbankan dengan

Prinsip Syariah (Bank Umum Syariah). Pada tanggal 30 Desember

2013, PNBS memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa

85

Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

PNBS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.750.000.000 dengan nilai

nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp100,- per

saham disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma

sebagai insentif sebanyak 950.000.000 dengan pelaksanaan sebesar

Rp110,- per saham. Setiap pemegang saham Waran berhak membeli

satu saham perusahaan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal

15 Juli 2014 sampai dengan 14 Januari 2017. Saham dan waran

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15

Januari 2014. (website Bank Panin Syariah).

B. Analisa Deskriptif

Analisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan program

Microsoft Excel 2013 dan Software Eviews 8.0. Analisa deskriptif

memberikan gambaran atau deskriptif nilai mean, nilai minimum dan nilai

maximum dari variabel yang diamati oleh peneliti.

Tabel 4. 1

Analisa Deskriptif

Sample: 2011 2015 JDM INF TBH UP FDR

Mean 10081587 5.570000 135.5743 14.73217 91.51050

Maximum 32862934 8.400000 636.9280 18.30074 167.7000

Minimum 393044.0 3.350000 3.798000 7.104226 72.95000

Observations 40 40 40 40 40

86

Sumber : Data diolah (Eviews 8)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, nilai Observations menunjukkan

banyaknya data yang digunakan dalam penelitian sebanyak 40 data yang

merupakan sampel selama periode penelitian dari tahun 2011 hingga tahun

2015.

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata jumlah deposito

mudharabah Bank Umum Syariah pada 8 bank yang diteliti yaitu sebesar

10081587 atau Rp. 10.081.587.000.000. Jumlah deposito mudharabah

tertinggi sebesar 32862934 terdapat pada Bank Muamalat tahun 2014,

sedangkan jumlah deposito mudharabah terendah sebesar 393044.0

terdapat pada Bank Panin Syariah tahun 2011.

Nilai rata-rata inflasi pada analisa deskrptif diatas adalah sebesar

5.570000 atau sekitar 5.57%. Inflasi tertinggi sebesar 8.400000 atau setara

8.4 terdapat pada Bank Panin Syariah tahun 2012, sedangkan inflasi

terendah sebesar 3.350000 atau setara 3.35% pada tahun 2015.

Nilai rata-rata tingkat bagi hasil pada analisa deskriptif diatas adalah

sebesar 135.5743, tingkat bagi hasil tertinggi sebesar 636.9280 terdapat

pada Bank Syariah Mandiri tahun 2011, sedangkan tingkat bagi hasil

terendah sebesar 3.798000 terdapat pada Bank BCA Syariah tahun 2011.

Nilai rata-rata ukuran perusahaan pada hasil analisa deskriptif diatas

adalah sebesar 14.73217. Ukuran perusahaan tertinggi sebesar 18.30074

terdapat pada Bank BJB Syariah tahun 2015, sedangkan ukuran

87

perusahaan terendah sebesar 7.104226 terdapat pad Bank BCA Syariah

tahun 2011.

Nilai rata-rata financing deposit to ratio (FDR) pada hasil analisa

deskriptif diatas adalah sebesar 91.51050 atau setara 91.5%. financing

deposit to ratio (FDR) tertinggi sebesar 167.7000 atau setara 167.7%

terdapat pada Bank Panin Syariah tahun 2011, sedangkan financing

deposit to ratio (FDR) terendah sebesar 72.95000 atau setara 72.95%

terdapat pada Bank BJB Syariah tahun 2011.

C. Analisis dan Pembahasan

1. Estimasi Model Data Panel

a Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk memilih salah satu model pada

regresi data panel, yaitu antara fixed effect model dengan

common effect model

Tabel 4. 2

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 42.554664 (7,28) 0.0000

Cross-section Chi-square 98.173313 7 0.0000

Sumber: Data diolah (Eviews 8)

88

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai

probabilitas Cross Section F adalah 0.0000 atau < 0.05 maka

model yang terpilih adalah Fixed Effect, yang berarti penelitian

ini harus dilakukan uji selanjutnya untuk menentukan Fixed

Effect Model atau Random Effect Model yang terpilih

menggunakan uji Hausman.

b Uji Hausman

Uji Hausman digunakan untuk menentukan Fixed Effect

Model atau Random Effect Model yang terpilih setelah dilakukan

uji chow sebelumnya.

Tabel 4. 3

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 31.508588 4 0.0000

Sumber: Data diolah (Eviews 8.0)

Berdasarkam tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa

nilai probabilitas Cross Section Random adalah 0.0000 atau <

0.05, maka model yang terpilih adalah Fixed Effect Model

bukan Random Effect Model, yang berarti penelitian ini

menggunakan model Fixed Effect.

89

2. Uji Asumsi Klasik

a Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai

residual terdistribusi normal atau tidak.

Tabel 4. 4

Hasil Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

-1.5e+07 -9999975 -4999975 25.0000 5000025 1.0e+07 1.5e+07

Series: ResidualsSample 2011 2015Observations 40

Mean -2.44e-10Median -694936.9Maximum 14328262Minimum -12933315Std. Dev. 5821860.Skewness 0.440721Kurtosis 3.456221

Jarque-Bera 1.641795Probability 0.440037

Sumber: Data diolah (Eviews 8)

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa setalah

dilakukan uji Normalitas data dengan menggunakan eviews 8.0

maka semua variabel pada pengujian model ini menunjukan

bahwa penelitian diatas berdistribusi normal atau dapat

dikatakan bahwa persyaratan normalitas dapat dipenuhi. Hal ini

dapat dilihat dari Jarque Bera pada penelitian ini sebesar

1.641795 dengan probailiti 0.440037 diatas tingkat signifikansi

0.05. Oleh karena itu penelitian tersebut berdistribusi normal,

90

sehingga dapat dikatakan persyaratan normalitas dapat

terpenuhi.

b Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada

atau tidaknya penyimpangan hubungan linear antar variabel

independen dalam model regresi.

Tabel 4. 5

Hasil Uji Multikolinearitas

TBH INF UP FDR

TBH 1.000000 0.031625 0.255201 -0.088325

INF 0.031625 1.000000 -0.047275 0.002558

UP 0.255201 -0.047275 1.000000 0.033754

FDR -0.088325 0.002558 0.033754 1.000000

Sumber: Data diolah (Eviews 8)

Dapat dilihat dari tabel 4.5 diatas, menunjukan bahwa tidak

ada variabel yang memiliki nilai korelasi diatas 0.85. Dengan

demikin dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian dengan uji

multikolinearitas ini tidak terdapat korelasi diantara variabel

bebas.

c Uji Heteroskedestisitas

91

Uji heteroskedestisitas digunakan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Tabel 4. 6

Hasil Uji Heteroskedestisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.761760 Prob. F 0.6971

Obs*R-squared 11.96103 Prob. Chi-Square 0.6094

Scaled explained SS 6.915968 Prob. Chi-Square 0.9379

Sumber: Data diolah (Eviews 8)

Pada Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas

dari Chi-Square sebesar 0.6094 yang lebih besar dari nilai α

sebesar 0.05, karena nilai probabilitas Chi-Square lebih besar

dari α= 5% maka Ho diterima dan menolak Ha sehingga dapat

disimpulkan bahwa dalam model ini tidak ada masalah

heteroskedastisitas.

d Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk melihat hubungan antara

residual satu observasi dengan residual observasi lainya.

Tabel 4. 7

Hasil Uji Autokorelasi

92

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.866137 Prob. F 0.0716

Obs*R-squared 5.924866 Prob. Chi-Square 0.0517

Sumber: Data diolah (Eviews 8)

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa nilai F-statistic

mempunyai probabilitas sebesar 0.0716, dimana hal tersebut lebih

besar dari nilai signifikan sebesar 0.05 berarti dapat disimpulkan

bahwa model ini terbebas dari autokorelasi.

3. Analisis Regresi Data Panel

Tabel 4. 8

Hasil Uji Regresi Data Panel

Dependent Variable: (JDM) Method: Panel Least Squares Date: 12/27/16 Time: 23:31 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 8 Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. (INF) 0.041622 0.070092 0.593819 0.5574

(TBH) 0.353467 0.075113 4.705777 0.0001 (UP) 8.047585 1.331145 6.045614 0.0000

(FDR) -1.022591 0.227572 -4.493489 0.0001 C -2.797468 3.705711 -0.754907 0.4566 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.988663 Mean dependent var 15.52319

Adjusted R-squared 0.984209 S.D. dependent var 1.185571 S.E. of regression 0.148979 Akaike info criterion -0.726694 Sum squared resid 0.621455 Schwarz criterion -0.220030 Log likelihood 26.53388 Hannan-Quinn criter. -0.543500 F-statistic 221.9850 Durbin-Watson stat 1.457294 Prob(F-statistic) 0.000000

93

Sumber: Data diolah (Eviews 8)

Persamaan regresi data panel yang diperoleh adalah sebagai

berikut:

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e

= -2.797468 + 0.041622 X1 + 0.353467 X2 + 8.047585 X3 + e

Keterangan :

Y : Deposito Mudharabah, Variabel Terikat (Y)

X1 : Inflasi, variabel bebas pertama (X1)

X2 : Jumlah bagi hasil, variabel bebas kedua (X2)

X3 : Ukuran perusahaan, variabel bebas ketiga (X3)

X4 : Financing deposit to ratio (FDR), variabel bebas ketiga (X4)

e : Disturbance error

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukan bahwa variabel jumlah

bagi hasil, ukuran perusahaan dan financing deposit to ratio

berpengaruh terhadap variabel Pembiayaan Murabahah, hal ini

berdasarkan pada nilai probabilitas variabel tingkat bagi hasil sebesar

0.0001, ukuran perusahaan, sebesar 0.0000 dan financing deposit to

ratio sebesar 0.0001, dimana nilai tersebut < 0.05.

94

4. Uji Hipotesis

a. Uji Simultan (Uji F)

Tabel 4. 9

Hasil Uji F

R-squared 0.988663 Mean dependent var 15.52319

Adjusted R-squared 0.984209 S.D. dependent var 1.185571

S.E. of regression 0.148979 Akaike info criterion -0.726694

Sum squared resid 0.621455 Schwarz criterion -0.220030

Log likelihood 26.53388 Hannan-Quinn criter. -0.543500

F-statistic 221.9850 Durbin-Watson stat 1.457294

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah (Eviews 8)

Berdasarkan Tabel 4.9 hasil perhitungan dari uji F

menunjukan bahwa nilai F-statistic sebesar 221.9850 dengan

tingkat signifikansi (prob) 0.000000. Karena tingkat

signifikansi (prob) kurang dari dari 0.05. Maka dapat

disimpulkan bahwa Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran

Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR) secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Jumlah

95

Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah periode

2011-2015.

Hasil uji F jika dilihat dengan menggunakan tabel

distribusi F probabilitas 0.05:

- Nilai F kritis α = 5%, numerator (k-1 = 5-1 = 4) dan df

untuk denominator (n-k = 40-5 = 35).

- Maka didapat nilai F kritis sebesar 2.64, didapat dari

numerator = 4 dan denominator = 35 (dilihat pada tabel

distibusi F (0.05)).

- Berdasarkan tabel 4.9, F hitung (F Statistic) sebesar

221.9850 > F kritis sebesar 2.64 (dilihat pada tabel distibusi

f (0.05)), berarti F hitung > F kritis, maka menolak H0

berarti secara bersama-sama variabel independen (Inflasi,

Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing

Deposit To Ratio (FDR)) mempengaruhi variabel dependen

(Jumlah Deposito Mudharabah).

b. Uji Parsial (Uji t)

Tabel 4. 10

Hasil Uji t

Dependent Variable: (JDM)

Method: Panel Least Squares

Date: 12/27/16 Time: 23:31

Sample: 2011 2015

Periods included: 5

Cross-sections included: 8

Total panel (balanced) observations: 40

96

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

(INF) 0.041622 0.070092 0.593819 0.5574

(TBH) 0.353467 0.075113 4.705777 0.0001

(UP) 8.047585 1.331145 6.045614 0.0000

(FDR) -1.022591 0.227572 -4.493489 0.0001

C -2.797468 3.705711 -0.754907 0.4566

Sumber: Data diolah (Eviews 8)

Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual (parsial)

terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi

0.05. Apabila probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka hasilnya

terdapat pengaruh dari variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen.

Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji t, bahwa variabel inflasi

tidak berpengaruh terhadap terhadap profitabilitas, sedangkan

bahwa variabel jumlah bagi hasil, ukuran perusahaan dan

financing deposit to ratio (FDR) berpengaruh terhadap

profitabilitas. Maka penulis menjelaskan hasil perhitungan uji t

pada masing-masing variabel paa hipotesis dibawah ini:

1) Inflasi

Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai probabilitas

0.5574 yang berarti lebih besar dari nilai α = 0.05. Maka

dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak yang

berarti bahwa variabel Inflasi tidak berpengaruh terhadap

Jumlah Deposito Mudharabah.

97

Hasil uji t jika dilihat dengan menggunakan tabel

distribusi t bahwa, nilai t hitung (t-Statistic) Inflasi

sebesar 0.593819 < nilai t kritis sebesar 2.03224, dapat

disimpulkan bahwa Ha ditolak yang berarti bahwa Inflasi

tidak berpengaruh terhadap Jumlah Deposito

Mudharabah.

2) Tingkat Bagi Hasil

Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai probabilitas

0.0001 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0.05. Maka

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang

berarti bahwa variabel Tingkat Bagi Hasil berpengaruh

terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.

Hasil uji t jika dilihat dengan menggunakan tabel

distribusi t bahwa, nilai t hitung (t-Statistic) Jumlah Bagi

Hasil sebesar 4.705777 > nilai t kritis sebesar 2.03224,

dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang berarti berarti

bahwa Tingkat Bagi Hasil berpengaruh terhadap Jumlah

Deposito Mudharabah.

3) Ukuran Perusahaan

Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai probabilitas

0.0000 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0.05. Maka

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang

98

berarti bahwa variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh

terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.

Hasil uji t jika dilihat dengan menggunakan tabel

distribusi t bahwa, nilai t hitung (t-Statistic) Ukuran

Perusahaan sebesar 6.045614 > nilai t kritis sebesar

2.03224, dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang

berarti berarti bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh

terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.

4) Financing Deposit To Ratio (FDR)

Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai probabilitas

0.0001 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0.05. Maka

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang

berarti bahwa variabel Financing Deposit To Ratio (FDR)

berpengaruh terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.

Hasil uji t jika dilihat dengan menggunakan tabel

distribusi t bahwa, nilai t hitung (t-Statistic) Financing

Deposit To Ratio (FDR) sebesar -4.493489 < nilai t kritis

sebesar -2.03224, dapat disimpulkan bahwa Ha diterima

yang berarti berarti bahwa Financing Deposit To Ratio

(FDR) berpengaruh terhadap Jumlah Deposito

Mudharabah.

c. Koefisien Determinasi

Tabel 4. 11

99

Hasil Koefisien Determinasi

R-squared 0.988663 Mean dependent var 15.52319

Adjusted R-squared 0.984209 S.D. dependent var 1.185571 S.E. of regression 0.148979 Akaike info criterion -0.726694 Sum squared resid 0.621455 Schwarz criterion -0.220030 Log likelihood 26.53388 Hannan-Quinn criter. -0.543500 F-statistic 221.9850 Durbin-Watson stat 1.457294 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah (Eviews 8)

Dari tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R

Square (R2) sebesar 0.984209. Hal tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan variabel independen (Inflasi, Tingkat Bagi Hasil,

Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR)

dalam menjelaskan variabel dependen (Jumlah Deposito

Mudharabah) adalah sebesar 98.42%, sisanya sebesar 1.58%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam

penelitian ini misalnya Suku Bunga, Return On Asset, Kurs

Valuta Asing, dll.

D. Interpretasi Data

1. Pengaruh Inflasi Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah

Sebagaimana hasil peneltian menggunakan Eviews 8 yang telah

dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel inflasi tidak

memiliki pengaruh terhadap variabel jumlah deposito mudharabah.

Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.11 dimana nilai

probabilitas variabel Inflasi adalah sebesar 0.5574. Nilai probabilitas

100

kurang dari tingkat signifikansi 0.05, sehingga dipastikan bahwa

variabel ini tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito muharabah.

Inflasi tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah

disebabkan karena dalam kondisi inflasi yang naik turun sehingga

nasabah pada bank syariah kesulitan untuk memilih investasi selain

deposito karena, investasi di tempat lain kemungkinan akan memiliki

resiko yang lebih tinggi dibandingkan resiko penurunan nilai uang

akibat terjadinya inflasi.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Nur Anisah (2013) yang menyebutkan bahwa inflasi tidak berpengaruh

terhadap pertumubuhan deposito mudharabah. Sehingga menolak

hipotesis yang telah diajukan peneiti. Nasabah bank syariah tampaknya

sudah terbiasa dengan inflasi yang terjadi di Indonesia, sehingga sudah

dapat merencanakan alokasi dana untuk konsumsi dan dana investasi.

Sehingga, fluktuasi tingkat inflasi tidak mempengaruhi jumlah

deposito mudharabah.

2. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil terhadap Jumlah Deposito Mudharabah

Sebagaimana hasil peneltian menggunakan Eviews 8 yang telah

dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel tingkat bagi hasil

memiliki pengaruh terhadap variabel tingkat deposito mudharabah.

Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.11 dimana nilai

probabilitas variabel tingkat Bagi Hasil adalah sebesar 0.0001. Nilai

probabilitas kurang dari tingkat signifikansi 0.05, sehingga dipastikan

101

bahwa variabel ini berpengaruh terhadap jumlah deposito muharabah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat bagi hasil berpengaruh

positif, nilai koefisien pada variabel tingkat bagi hasil sebesar

0.353467. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa jika variabel tingkat

bagi hasil mengalami kenaikan satu-satuan maka menyebabkan

peningkatan pada nilai jumlah deposito muharabah sebesar 0.353467

dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Dengan

demikian tingkat bagi hasil menjadi faktor motivasi nasabah dalam

mencari profit (keuntungan) yang lebih besar sehingga nasabah bank

syariah cenderung menyimpan dananya dalam bentuk deposito

mudharabah.

Hal penelitian ini mendukung penelitian Heru (2015)

menyebutkan bahwa tingkat bagi hasil berpengaruh signifikan

terhadap jumlah penghimpunan deposito mudharabah perbankan

umum syariah. Hal ini mungkin disebabkan deposito mudharabah

yang dihimpun oleh bank bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pihak

bank yaitu dengan menyalurkan kembali semua dana deposito

mudharabah yang dihimpun kepada masyarakat luas secara kredit

untuk mendapatkan pendapatan dari penyaluran dana, dan selanjutnya

seluruh pendapatan dari penyaluran dana akan di himpun dalam satu

rekening, setelah terhimpun setiap periode pengembalian dana

deposito mudharabah pendapatan dari penyaluran dana tersebut akan

dibagi hasil sesuai dengan dana yang di investasikan oleh deposan dan

102

nisbah bagi hasil yang di sepakati oleh bank dan deposan pada saat

perjanjian sesuai dengan periode investasi, semakin besar pendapatan

yang di himpun oleh pihak bank maka akan semakin besar juga tingkat

bagi hasil yang akan dibagikan antara deposan dengan bank.

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Jumlah Deposito Mudharabah

Sebagaimana hasil peneltian menggunakan Eviews 8 yang telah

dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan

memiliki pengaruh terhadap variabel jumlah deposito mudharabah.

Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.11 dimana nilai

probabilitas variabel ukuran perusahaan adalah sebesar 0.0000. Nilai

probabilitas kurang dari tingkat signifikansi 0.05, sehingga dipastikan

bahwa variabel ini berpengaruh terhadap jumlah deposito muharabah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif, nilai koefisien pada variabel ukuran perusahaan

sebesar 8.047585. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa jika variabel

ukuran perusahaan mengalami kenaikan satu-satuan maka

menyebabkan peningkatan pada nilai jumlah deposito muharabah

sebesar 8.047585 dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap

konstan. Dengan demikian ukuran bank (ukuran perusahaan)

merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh bank.

Peningkatan total asset menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam

beroperasi semakin bagus dan kemampuan untuk bisa melakukan

103

pengembangan semakin luas. Asset yang besar juga memiliki

kecenderungan kuat dalam menghasilkan profit yang tinggi.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Nur anisah (2013) yang menyebutkan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap pertumbuhan deposito mudharabah. Dimana

penelitian ini pengukuran terhadap ukuran bank diproksi dengan

pertumbuhan total aset yang dimiliki bank syariah. Peningkatan total

asset menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam beroperasi semakin

bagus dan kemampuan untuk bisa melakukan perngembangan semakin

luas. Dan deposan pada umumnya menyimpan dananya di bank

dengan motif profit maximitation. Semakin besar ukuran bank, maka

masyarakat akan cenderung menyimpan uangnya di bank tersebut

karena masyarakat berpikir akan merasa aman menyimpan dananya di

sana dan memperoleh keuntungan.

4. Pengaruh Financing Deposit To Ratio terhadap Jumlah Deposito

Mudharabah

Sebagaimana hasil peneltian menggunakan Eviews 8 yang telah

dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel financing deposit to

ratio (FDR) memiliki pengaruh terhadap variabel jumlah deposito

mudharabah. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel

4.11 dimana nilai probabilitas variabel financing deposit to ratio

(FDR) adalah sebesar 0.0001. Nilai probabilitas kurang dari tingkat

104

signifikansi 0.05, sehingga dipastikan bahwa variabel ini berpengaruh

terhadap jumlah deposito muharabah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financing deposit to

ratio (FDR) berpengaruh negatif, nilai koefisien pada variabel

financing deposit to ratio (FDR) sebesar -1.22591. Hal ini dapat

diinterpretasikan bahwa jika variabel ukuran perusahaan mengalami

kenaikan satu-satuan maka menyebabkan penurunan pada nilai jumlah

deposito muharabah sebesar -1.22591 dan jika variabel financing

deposit to ratio (FDR) mengalami penurunan satu-satuan maka

menyebabkan kenaikan pada nilai jumlah deposito muharabah sebesar

-1.22591. financing deposit to ratio (FDR) memilki pengaruh negatif

yang signifikan bahwa jika financing deposit to ratio (FDR) meningkat

maka nasabah akan memilih dimana akan menyimpan dananya, tetapi

tidak semua financing deposit to ratio (FDR) sebagai acuan utama

nasabah dalam menyimpan dananya pada bank umum syariah.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dwi

Muktivo dan Setiawan (2014) yang menyebutkan bahwa financing deposit to

ratio berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah.

Menunjukan pengaruh positif financing deposit to ratio (berjangka 6 bulan).

Berarti paada saat FDR (X3) meningkat sebesar 1 satuan menyebabkan

Jumlah Deposito Mudharabah (berjangka 6 bulan) mengalami peningkatan

sebesar 5,1%. Nilai R square menunjukkan 0.095 artinya bahwa FDR

memberikan kontribusi sebesar 0.095 atau 9.5% terhadap Jumlah

Deposito Mudharabah (berjangka 6 bulan) dan 90.5% Jumlah Deposito

105

Mudharabah (berjangka 6 bulan). Berarti keadaan tersebut menunjukkan

bahwa naik turunnya financing deposit to ratio merupakan salah satu faktor

untuk menentukan besarnya jumlah deposito mudharbah (berjangka 6

bulan).

106

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan pembahasan hasil penelitian dengan

melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi data panel,

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Pada hasil uji simultan (uji F) menunjukan bahwa secara bersama-

sama dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu, Inflasi,

Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To

Ratio (FDR) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap

Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah periode

2011-2015 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000000.

b. Pada hasil uji parsial (uji t) menunjukan bahwa variabel independen

yaitu Inflasi yang tidak berpengaruh terhadap Jumlah Deposito

Mudharabah. Sedangkan, variabel independen yaitu Tingkat Bagi

Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing Deposit To Ratio (FDR)

berpengaruh terhadap Jumlah Deposito Mudharabah.

c. Pada hasil R2 bahwa nilai Adjusted R Square (R2) sebesar 0.984209.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen

(Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan Financing

Deposit To Ratio (FDR) dalam menjelaskan variabel dependen

(Jumlah Deposito Mudharabah) adalah sebesar 98.42%, sisanya

107

sebesar 1.58% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam

penelitian ini misalnya Suku Bunga, Return On Asset, Kurs Valuta

Asing, dll.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

diberikan saran-saran sebagai berikut:

a Bagi Bank Umum Syariah:

1) Bank syaraih disarankan lebih memperhatikan manajemen

perusahaan dalam menentukan kebijakan dalam menentukkan

Tingkat Bagi Hasil untuk Jumlah Deposito Mudharabah agar lebih

kompetitif. Selain itu manajemen perusahaan perlu memperhatikan

faktor lain selain inflasi, ukuran perusahaan dan financing deposit to

ratio (FDR) agar kondisi perusahaan tetap stabil.

2) Bank umum syariah harus lebih memperhatikan pemakaian

deposito mudharabah secara benar dan sesuai. Sebab deposito

mudharabah dalam perbankan syariah, nasabah sebagai shahibul

maal (pemilik dana) dan bank sebagai mudharib (pengelola

dana). Dimana agar saat deposan ingin mengambil uang yang

disimpan pada bank tersebut, bank harus bisa memberikan

uangnya beserta bagi hasil yang akan didiperoleh deposan.

b Bagi Peneliti Selanjutnya:

1) Untuk peneliti selanjutnya perlu menambah variabel penelitian yang

lain selain Inflasi, Tingkat Bagi Hasil, Ukuran Perusahaan dan

108

Financing Deposit To Ratio (FDR) seperti tingkat bunga pada bank

konvensional, BOPO dan lain-lain.

2) Dalam penelitian ini hanya menggunakan 8 sampel Bank Umum

Syariah di Indonesia dengan kurun waktu lima tahun yaitu tahun

2011 sampai dngan tahun 2015. Oleh karena itu, diharapkan peneliti

selanjutnya dapat menambah jumlah obyek yang akan diteliti,

misalnya dengan menambahkan Unit Usaha Syariah, BPRS dan

lain-lain. Dan mengembangkan penelitian dengan cara melakukan

uji dan menggunakan metode yang lebih akurat sehingga

memperoleh kesimpulan yang lebih valid.

109

110

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir. “Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan”. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah dari Teori Ke Praktik”. 1st

edition.Gema Insani Press , Jakarta, 2009. Anshori, Abdul Ghofur. ”Perbankan Syariah di Indonesia”. Gajah Mada

University Press, Jakarta, 2007. Andriyanti, Ani dan Wasiah. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 Bulan) Bank Muamalat Indonesia (BMI)”. Jurnal, Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010, Purwokerto, 2010.

Anisah, Nur. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Deposito

Mudharabah Bank Syariah”. STEI PGRI Dewantara, 2013. Ascarya. “Akad dan Produk Bank Syariah”. Edisi 2, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2008.

Budiman, Gerry. dkk. “Pengaruh Suku Bunga dan Pendapatan Perkapita Terhadap Jumlah Dana Deposito Berjangka pada Bank Umum di Provinsi Sulawesi Utara (Periode 2009.1-2013.4)”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 16 No. 03, 2016.

Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Ed. 2, Galia Indonesia,

Bogor, 2005. Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Galia Indonesia, Jakarta,

2009. Devita Purnamasari, Irma dan Suswinarno. “Akad Syariah”. Cetakan 1,

Kaifa, Bandung, 2011.

Diyanto, Volta dan Savitri. ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Deposito Mudharabah Bank Syariah”. Pekbis Jurnal, Vo;7, No.3, Riau, November 2015.

111

Dwi, Aprilia dan Wuryanti. “Analisis Tingkat Bagi Hasil, Tingkat Suku Bunga Terhadap Jumlah Tabungan Dan Jumlah Deposito Mudharabah Pada Bank Muamalat Di Indonesia”. Prestasi Vol. 12 No.2. ISSN: 1411-1497, Semarang, Desember 2013.

Dwi, Teguh dan Setiawan. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah

Deposito Mudharabah (Berjangka 6 Bulan) Pada Bank Syariah Mandiri”. Jurnal Profita 2014, Hal 11-21, Yogyakarta, 2014.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS

23”. Edisi 8. Badan Penerbit UNDIP. Semarang, 2016. Halim, Abdul. “Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah”.

Salemba Empat, Jakarta, 2009. Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”. FEB UIN Jakarta,

Jakarta,2012. Haron, S. dan W. N. W. Azmi.“Measuring Depositors’ of Malaysian Islamic

Banking System: A Co-integration Approach.” Proceeding 6th International Conference On Islamic Economic and Finance Vol.2, 2005.

Hasibuan, Malayu S.P. “Dasar-Dasar Perbankan, Cetakan Kelima”. Bumi

Aksara, Jakarta, 2006.

Herlanika, R. “Pengaruh Suku Bunga Deposito, Tingkat Bagi Hasil, Inflasi, Pendapatan Domestik Bruto dan Ukuran Perusahaan terhadap Jumlah Deposito Mudharabah Nerjangka 1 Bulan pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2011.

Husni, Azhary. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghimpunan

Dana Pihak Ketiga pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode: Januari 2006-Desemberb 2007”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

Ikatan Bankir Indonesia. “Memahami Bisnis Bank Syariah”. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 2014. Iska, Syukri. “Sistem Perbankan Syariah di Indonesia dalam Pespektif Fikih

Ekonomi”. Fajar Media Press, Yogyakarta, 2012. Ismail, Drs. “Perbankan Syariah”. Kencana, Jakarta, 2011. Karim, Adiwarman. “Ekonomi Makro Islami”. Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2008.

112

Karim, Adiwarman. “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”. 3rd

edition, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009. Kasmir. “Pemasaran Bank”. Edisi 1, Kencana, Jakarta, 2005. Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Edisi Revisi, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2012. Kristianingsih dan Pakpahan, Rosma. “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Deposito Mudharabah (Studi Kasus Di Bank Syariah Mandiri)”. Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi. Vol. 4, No. 1 61-82 Mei, Bandung, 2012.

Kuncoro, Mudrajad. “Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi”. BPFE, Yogyakarta, 2002.

Lidya, Nisa dan Maryati, Tatik. “Analisis Pengaruh Inlfasi, Kurs, Suku

Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Pada PT. Bank Syariah Mandiri 2007-2012”. Jurnal Nasional Cendekiawan,ISSN:2460-8696, 2015.

Lind, Douglas A. dkk, “Basic Statistics for Business and Economics”, Mc

Graw Hill Education (Asia), Singapore, 2008.

Maulana, Heru. “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil, Inflasi, dan Likuiditas Terhadap Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah Yang Terdaftar Di BI Tahun 2011-2014”. Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, 2015.

Mishkin, Federic. “Ekonomi, Uang, Perbankan dan Pasar Keaungan”. Edisi

Sembilan, jilid 2. Salemba Empat, Jakarta, 2008. Mishkin, Federic. “Ekonom Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan”. 8th

edition, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Muhammad. “Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di

Indonesia”. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005.

Muhammad. “Manajemen Bank Syariah”. UPPN AMP YKPN, Yogyakarta, 2005. Muhammad. “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam”. Rajawali pers,

Jakarta, 2008.

113

Murni, Asfia. “Ekonomi Makro”. Refika Aditama, Bandung, 2009. Nasution, C.S. ”Manajemen Kredit Syariah Bank Muamalat”. Kajian

Ekonomi dan Keuangan, Vol.7, No3. 2003.

Natalia, Evi. dkk. “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah (Studi Pada PT. Bank Syariah Mandiri Periode 2009-2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 9 No.1 April, Malang, 2014.

Noor, Juliansyah. “Metodologi Penelitian”. Kencana Prenada Media Group,

2012.

Nopirin. “ Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro”. BPFE, Yogyakarta, 2000.

Nur Asiyah, Binti. “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”. Teras, Yogyakarta, 2014.

Rahcmawati, Erna dan Ekki Syamsulhakim. “Factor Affecting Mudaraba

Deposits in Indonesia”. Jurnal, 2nd International Islamic Banking and Finance Conference 2004 (Refereed Paper), 2004.

Ridwan, Muhammad. “Manajemen Baitul maal Wat Tanwil (BMT)”. Press,

Yogyakarta, 2004. Rivai, Veithzal. dkk. “Bank and Financial Instituation Management

Conventional And Sharia System”. 1st edition, PT Raja Gafindo Persada, Jakarta, 2007.

Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management”. Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006. Rodoni, Ahmad & Ali, Herni. “Manajemen Keuangan Modern” Mitra

Wacana Media. Jakarta, 2014 Rosadi, Dedi. “Ekonometrika & Runtun Waktu Terapan Dengan Eviews”.

Andi. Yogyakarta, 2012. Sudarmadji, Ardi Murdoko, Lana Sularto. 2007. ”Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”. Procedding PESAT, vol. 2, 21-22 Agustus 2007, Auditorium Kampus Gunadarma.

114

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 2009.

Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. Andi, Yogyakarta, 2011.

Puspopranoto, Sawaldjo. “Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan

(konsep, teori dan realita)”. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta, 2004. Putri, Rika dan Riduwan, Ahmad. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan

Nisbah Bagi Hasil Pada Deposito Mudharabah”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi: Volume 5, Nomor 1, Januari, ISSN: 2460-0585, Surabaya, 2016.

Pratiwi, Rianti dan Lukmana, Asshiddiqi. “Pengaruh Kurs Valuta Asing dan

Tingkat Bagi Hasil Terhadap Volume Deposito Mudharabah USD Pada Perbankan Syariah (Periode Januari 2011-Maret 2015). Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah. Vol. 3.1, April, ISSN (cet): 2355-1755, Jakarta, 2015.

Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”. Edisi Ketiga,

EKONISIA, Yogyakarta, 2009. Widarjono, Agus. “Analisis Multivariat Terapan”. Unit Penerbit dan

Percetakan STIM YKPN, 2010. Winarno, Wing Wahyu. ”Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Eviews Edisi 4”. UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2015. Wirdyaningsih, Karnaen, P., Dewi, G. dan Barlinti, Y.S. “Bank dan

Asuransi Islam Indonesia”. Prenada Media, Jakarta, 2005. Wuryatiningsih. ”Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Salemba Empat,

Jakarta, 2002. Yaya, Rizal. Dkk. “Akuntansi Perbankan Syariah”. Salemba Empat, Jakarta,

2009. Zakaria, Junaiddin.” Pengantar Teori Ekonomi Makro”. GP Press, Jakarta,

2009. Iqbal, Muhammad. “Operasionalisasi Regresi Data Panel Dengan Eviews 8

”, Perbanas, 2015. Dari http://docplayer.info/81351-Operasionalisasi-regresi-data-panel-dengan-eviews-8.html diakses pada 19 Desember 2016.

115

Iqbal, Muhammad. “Pengolahan Data dengan Regresi Linear Berganda Dengan Eviews 8 ”, Perbanas, 2015. Dari http://dosen.perbanas.id/wp-content/uploads/2015/08/Regresi-Linier-Berganda-Eviews.pdf diakses pada 19 Desember 2016.

www.bi.go.id

http://www.bankmuamalat.co.id/profil-bank-muamalat Diakses pada 20

Desember 2016

http://www.bcasyariah.co.id/sejarah-singkat-bcasyariah Diakses pada 20

Desember 2016

http://www.bjbsyariah.co.id/tentang-bjb-syariah/sekilas-bjbsyariah Diakses

pada 20 Desember 2016

http://www.syariahbukopin.co.id/id/tentang-kami/profil-perusahaan Diakses

pada 20 Desember 2016

http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah Diakses pada 20 Desember

2016

http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah Diakses pada 20 Desember 2016

http://www.panin.co.id/sejarah-panin-syariah Diakses pada 20 Desember

2016

https://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profil-

perusahaan/sejarah/ Diakses pada 20 Desember 2016

116

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian 2011-2015

Bank Tahun JDM* INF** TBH* UP* FDR** BCAS 2011 677736 4 3.798000 7.104226259 78.8 BCAS 2012 985547 4.3 8.970000 7.379132964 79.9 BCAS 2013 1409122 5.57 16.080000 7.621391126 83.5 BCAS 2014 2009943 8.36 22.430000 8.004499157 91.2 BCAS 2015 2858733 7.5 23.807000 8.377839166 91.4 BMI 2011 19733952 6.5 207.395000 10.38180868 76.76 BMI 2012 25016940 4.3 208.582000 10.69787706 94.15 BMI 2013 26016940 5.7 300.806000 10.8918926 99.99 BMI 2014 32862934 8.36 249.234000 11.04199645 84.14 BMI 2015 27751031 3.35 202.024000 10.95382987 90.3 BUKS 2011 1917143 3.79 20.467000 14.81982206 83.54 BUKS 2012 2322244 4.3 25.812000 15.10090887 91.98 BUKS 2013 2591998 8.38 27.771000 15.28389468 100.29 BUKS 2014 3267039 8.23 34.765000 15.45654733 92.89 BUKS 2015 3808983 3.35 43.815000 15.57803927 90.56 BRIS 2011 7901067 3.79 65.174000 16.23149782 90.55 BRIS 2012 9393326 4.3 93.036000 16.4608988 100.96 BRIS 2013 10916883 8.38 116.222000 16.67203329 102.7 BRIS 2014 12653000 8.36 115.656000 16.82815073 93.9 BRIS 2015 14772700 3.35 128.509000 17.00311229 84.16 BNIS 2011 3245319 5.3 12.066000 15.95167347 78.6 BNIS 2012 3702313 4.3 16.708000 16.18063026 84.99 BNIS 2013 4916755 5.57 54.685000 16.50393639 97.86 BNIS 2014 8873253 8.36 99.232000 16.78552043 92.6 BNIS 2015 10404894 3.35 139.302000 16.95177261 91.94 BJBS 2011 1771096 3.79 23.812000 17.81276876 72.95 BJBS 2012 2744766 4.3 21.435000 18.07594676 74.09 BJBS 2013 2944172 5.57 46.397000 18.07760199 96.47 BJBS 2014 4338007 8.36 57.767000 18.14441736 93.18 BJBS 2015 3602214 3.35 57.927000 18.30074147 88.13 BSM 2011 23524711 3.79 636.928000 17.70061447 86.03 BSM 2012 21826644 4.3 629.465000 17.80872638 94.4 BSM 2013 26834253 8.38 543.973000 17.97384662 89.37 BSM 2014 31287537 8.36 420.136000 18.01954625 81.92

117

BSM 2015 31287537 3.35 364.436000 18.06927759 81.99 PANINS 2011 393044 3.79 20.808000 13.83401921 167.7 PANINS 2012 1006049 4.3 46.853000 14.5765416 105.66 PANINS 2013 2430835 8.4 69.995000 15.21 90.4 PANINS 2014 4176150 8.36 112.957000 15.64 94.04 PANINS 2015 5086655 3.35 133.735000 15.78 96.43 Ket:

Dalam Rupiah ** Dalam Persen

Lampiran 2 Analisa Deskriptif

Date: 12/27/16

Time: 13:00

Sample: 2011 2015

JDM INF TBH UP FDR

Mean 10081587 5.570000 135.5743 14.73217 91.51050

Median 4257079. 4.300000 61.55050 15.86584 90.88000

Maximum 32862934 8.400000 636.9280 18.30074 167.7000

Minimum 393044.0 3.350000 3.798000 7.104226 72.95000

Observations 40 40 40 40 40

118

Estimasi Model Data Panel

Lampiran 3 Model Common Effect

Dependent Variable: (JDM)

Method: Panel Least Squares

Date: 12/27/16 Time: 23:28

Sample: 2011 2015

Periods included: 5

Cross-sections included: 8

Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

(INF) 0.084797 0.203518 0.416657 0.6795

(TBH) 0.883724 0.064126 13.78107 0.0000

(UP) -0.229687 0.281812 -0.815035 0.4206

(FDR) -2.246156 0.548894 -4.092152 0.0002

C 22.38851 2.513639 8.906812 0.0000

R-squared 0.868055 Mean dependent var 15.52319

Adjusted R-squared 0.852975 S.D. dependent var 1.185571

S.E. of regression 0.454593 Akaike info criterion 1.377639

Sum squared resid 7.232909 Schwarz criterion 1.588749

Log likelihood -22.55278 Hannan-Quinn criter. 1.453970

F-statistic 57.56546 Durbin-Watson stat 0.581963

Prob(F-statistic) 0.000000

119

Lampiran 4 Model Fixed Effect

Dependent Variable: (JDM)

Method: Panel Least Squares

Date: 12/27/16 Time: 23:31

Sample: 2011 2015

Periods included: 5

Cross-sections included: 8

Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

(INF) 0.041622 0.070092 0.593819 0.5574

(TBH) 0.353467 0.075113 4.705777 0.0001

(UP) 8.047585 1.331145 6.045614 0.0000

(FDR) -1.022591 0.227572 -4.493489 0.0001

C -2.797468 3.705711 -0.754907 0.4566

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.988663 Mean dependent var 15.52319

Adjusted R-squared 0.984209 S.D. dependent var 1.185571

S.E. of regression 0.148979 Akaike info criterion -0.726694

Sum squared resid 0.621455 Schwarz criterion -0.220030

Log likelihood 26.53388 Hannan-Quinn criter. -0.543500

F-statistic 221.9850 Durbin-Watson stat 1.457294

Prob(F-statistic) 0.000000

120

Lampiran 5 Model Random Effect

Dependent Variable: (JDM)

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 12/27/16 Time: 23:36

Sample: 2011 2015

Periods included: 5

Cross-sections included: 8

Total panel (balanced) observations: 40

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

(INF) 0.107603 0.068733 1.565532 0.1265

(TBH) 0.640841 0.054197 11.82424 0.0000

(UP) 1.714224 0.636680 2.692442 0.0108

(FDR) -1.378740 0.218193 -6.318909 0.0000

C 14.30413 1.961120 7.293860 0.0000

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.536351 0.9284

Idiosyncratic random 0.148979 0.0716

Weighted Statistics

R-squared 0.843154 Mean dependent var 1.913583

Adjusted R-squared 0.825229 S.D. dependent var 0.476242

S.E. of regression 0.199096 Sum squared resid 1.387367

F-statistic 47.03738 Durbin-Watson stat 1.609989

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.664014 Mean dependent var 15.52319

Sum squared resid 18.41793 Durbin-Watson stat 0.397087

121

Tahap Analisis Data

Lampiran 6 Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 42.554664 (7,28) 0.0000

Cross-section Chi-square 98.173313 7 0.0000

Lampiran 7 Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 31.508588 4 0.0000

122

Uji Asumsi Klasik

Lampiran 8 Uji Normalittas

0

2

4

6

8

10

12

-1.5e+07 -9999975 -4999975 25.0000 5000025 1.0e+07 1.5e+07

Series: ResidualsSample 2011 2015Observations 40

Mean -2.44e-10Median -694936.9Maximum 14328262Minimum -12933315Std. Dev. 5821860.Skewness 0.440721Kurtosis 3.456221

Jarque-Bera 1.641795Probability 0.440037

Lampiran 9 Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.761760 Prob. F 0.6971

Obs*R-squared 11.96103 Prob. Chi-Square 0.6094

Scaled explained SS 6.915968 Prob. Chi-Square 0.9379

Lampiran 10 Uji Multikolinearitas

TBH INF UP FDR

TBH 1.000000 0.031625 0.255201 -0.088325

INF 0.031625 1.000000 -0.047275 0.002558

UP 0.255201 -0.047275 1.000000 0.033754

FDR -0.088325 0.002558 0.033754 1.000000

123

Lampiran 11 Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.866137 Prob. F 0.0716

Obs*R-squared 5.924866 Prob. Chi-Square 0.0517

Lampiran 12 Uji Regresi Data Panel

Dependent Variable: (JDM)

Method: Panel Least Squares

Date: 12/27/16 Time: 23:31

Sample: 2011 2015

Periods included: 5

Cross-sections included: 8

Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

(INF) 0.041622 0.070092 0.593819 0.5574

(TBH) 0.353467 0.075113 4.705777 0.0001

(UP) 8.047585 1.331145 6.045614 0.0000

(FDR) -1.022591 0.227572 -4.493489 0.0001

C -2.797468 3.705711 -0.754907 0.4566

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.988663 Mean dependent var 15.52319

Adjusted R-squared 0.984209 S.D. dependent var 1.185571

S.E. of regression 0.148979 Akaike info criterion -0.726694

Sum squared resid 0.621455 Schwarz criterion -0.220030

Log likelihood 26.53388 Hannan-Quinn criter. -0.543500

F-statistic 221.9850 Durbin-Watson stat 1.457294

Prob(F-statistic) 0.000000

124

Lampiran 13 Koefisien Determinasi

R-squared 0.988663 Mean dependent var 15.52319

Adjusted R-squared 0.984209 S.D. dependent var 1.185571

S.E. of regression 0.148979 Akaike info criterion -0.726694

Sum squared resid 0.621455 Schwarz criterion -0.220030

Log likelihood 26.53388 Hannan-Quinn criter. -0.543500

F-statistic 221.9850 Durbin-Watson stat 1.457294

Prob(F-statistic) 0.000000

125

Lampiran 14 Tabel Distribusi F ( Prob 0.05)

df in the denominato

r (N2) df in the numerator (N1)

1 2 3 4 5

1 161 199 216 225 230

2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30

3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01

4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26

5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05

6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39

7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97

8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69

9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48

10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33

11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20

12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11

13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03

14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96

15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90

16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85

17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81

18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77

19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74

20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71

126

21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68

22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66

23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64

24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62

25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60

26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59

27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57

28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56

29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55

30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53

31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52

32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51

33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50

34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49

35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49

36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48

37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47

38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46

39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46

40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45

127

Lampiran 15 Tabel Distribusi t

pr

df

satu sisi

0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001 dua sisi

0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884

2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712

3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453

4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318

5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343

6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763

7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529

8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079

9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681

10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370

11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470

12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963

13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198

14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739

15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283

16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615

17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577

18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048

19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940

20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181

128

21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715

22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499

23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496

24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678

25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019

26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500

27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103

28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816

29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624

30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518

31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490

32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531

33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634

34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793

35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005

36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262

37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563

38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903

39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279

40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688