PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, NON PERFORMING...
Transcript of PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, NON PERFORMING...
PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, NON
PERFORMING FINANCING (NPF), CAPITAL
ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP
PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA (TAHUN 2015-2018)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
BUDIATI KHAMIDAH
NIM : 63010150195
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
i
PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, NON
PERFORMING FINANCING (NPF), CAPITAL
ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP
PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA (TAHUN 2015-2018)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
BUDIATI KHAMIDAH
NIM : 63010150195
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
skripsi Saudara:
Nama : Budiati Khamidah
NIM : 63010150195
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi : S1 Perbankan Syariah
Judul : PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, NON PERFORMING
FINANCING (NPF), DAN CAPITAL DEQUACY RATIO (CAR)
TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA.(TAHUN 2015-2018)
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 03 September 2019
Pembimbing
Nur Huri Mustofa, M. SI
NIP. 19730325 201411 1 001
iii
PENGESAHAN
PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, NON PERFORMING FINANCING
(NPF), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP
PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA(TAHUN 2015-2018)
DISUSUN OLEH
BUDIATI KHAMIDAH
NIM: 63010150195
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Istitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada
Tangg al 09 September 2019 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Susunan Penguji
Ketua Penguji : Dr. Abdul Aziz, NP, M.M. _____________________
Sekretaris Penguji : Nur Huri Mustofa, M.SI _____________________
Penguji I : Fetria Eka Yudiana, M.Si. _____________________
Penguji II : Yusvita Nena Arinta, M.Si. _____________________
Salatiga, 09 September 2019
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam,
Dr. Anton Bawono, M.Si.
iv
NIP. 19740320 200312 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Budiati Khamidah
Nim : 63010 15 0195
Program Studi : S1 Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi da n Bisnis Islam
Judul Skripsi :Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Non Performing Financing
(NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah di
Indonesia (Tahun 2015-2018)
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benarkarya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Salatiga, 03 September 2019
Penulis,
Budiati Khamidah
NIM. 630101 15 0195
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Budiati Khamidah
Nim : 63010 15 0195
Program Studi : S1 Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul Skripsi :Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Non Performing Financing
(NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Prof
itabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia
(Tahun 2015-2018)
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar bebas dari plagiat dan
apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketertiban yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaiman
mestinya.
Salatiga, 03 September 2019
Penulis,
Budiati Khamidah
NIM. 630101 15 0195
vi
KESEDIAAN DI PUBLIKASIKAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Budiati Khamidah
Nim : 63010 15 0 195
Program Studi : S1 Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul Skripsi :Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Non Performing Financing
(NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah di
Indonesia (Tahun 2015-2018).
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain . Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk di Publikasikan oleh Perpustakaan IAIN
Salatiga
Salatiga, 03 September 2019
Penulis,
Budiati Khamidah
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Karunia Allah yang paling lengkap adalah
kehidupan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan
(Ali bin Abi Thalib)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahakan untuk :
Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, rahmat, hidayah, rezeki
dan semua yang aku butuhkan.
Diriku sendiri yang telah berjuang menyelesaikan skripsi ini dengan
penuh pengorbanan. Terus kejar mimpi-mimpi itu. Jangan Menyerah !
Ibuku Sri Haryati dan Bapakku Sukimin, terimakasih atas dukungan dan
doa yang telah kalian berikan. Semoga aku bisa membuat kalian menjadi
orang tua yang paling bahagia di dunia ini.
Adikku yang telah mendukungku dan selalu memberikan semangat
untuk membahagiakan orang tua kita.
Teman spesialku yang selalu mendukungku, menemani perjuanganku dan
setia menungguku.
Bapak, Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang
selalu membimbing dan mengajarkan saya banyak ilmu sampai skripsi
ini dapat terselesaikan.
Sahabat-sahabat seperjuanganku CiblekSquad yang selalu menemaniku.
Serta teman-teman PS-S1 angkatan tahun 2015 semuanya yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu.
ix
ABSTRAK
Khamidah, Budiati. 2019. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Non Performing
Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio(CAR) Terhadap Profitabilitas (ROA)
pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2015-2018). Skripsi, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
Pembimbing: Nur Huri Mustofa, M.SI.
Penelitian ini dilatar belakangi adanya persaingan yang ketat antara bank syariah
dan bank konvensional. Di mana dalam persaingan ini bank syariah dan bank
konvensional saling bersaing guna mendapatkan profit yang diinginkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Inflasi, Suku
Bunga, NPF, CAR, terhadap ROA pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2015-2018.
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia
yang berjumlah 14 bank, dan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah 12 bank. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
regresi berganda. Uji stasioneritas ditujukan untuk mengetahui apakah data layak
untuk digunakan, uji statistik yang terdiri dari uji t untuk menguji variabel secara
parsial, serta uji F untuk menguji antar variabel secara bersama-sama. Uji asumsi
klasik yang terdiri dari uji multikolinieritas, uji heteroskedasitas, dan uji
autokorelasi.
Hasil penelitian menunjukkan seluruh variabel lolos dalam uji asumsi klasik.
.Sedangkan pada uji statistik menunjukan variabel Inflasi berpengaruh positif
tetapi tidak signifikan terhadap ROA, variabel Suku Bunga berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap ROA, NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap
ROA dan CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.kemampuan
predikdi keempat variabel independent menunjukkan besarnya Adjusted R2
adalah 0.520, hal ini berarti bahwa kontribusi variabel independen mempengaruhi
variabel dependen adalah sebesar 52% sedangkan sisanya 48% dijelaskan oleh
variabel lain diluar model regresi.
Kata kunci : Inflasi, Suku Bunga, Non Performing Financing (NPF), Capital
Adequacy Ratio (CAR), dan Profitabilitas (ROA)
i
x
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Inflasi, Suku Bunga, Non Performing Financing (NPF), dan Capital Adequacy
Ratio (CAR) Terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah di
Indonesia (Periode 2015-2018)”. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menghantarkan dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.
Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
dalam ilmu perbankan syariah. Banyak pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun spiritual, maka penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
3. Ari Setiawan, M.M. selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Nur Huri Mustofa, M.SI selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberi arahan, masukan dan menyempurnakan skripsi ini.
xi
5. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Eonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan
wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
6. Ibu saya dan Bapak saya yang telah memberikan do’a, kasih sayang,
semangat dan dukungan.
7. Teman-teman S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga angkatan 2015 terima kasih atas kebersamaan dan
kegembiraannya selama kuliah.
8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut
membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan
yang terbaik dari Allah SWT, amiin.
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh
karena itu segala saran dan kritik membangun sangat diharapkan. Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 03 september 2019
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
HALAMAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv
HALAMAN BEBAS PLAGASI ............................................................ v
HALAMAN KESEDIAAN PUBLIKASI .............................................. vi
HALAMAN MOTTO ............................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. viii
ABSTRAK .............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian .................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan .................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 10
xiii
A. Telaah Pustaka ............................................................................ 10
B. Kerangka Teori............................................................................ 22
1. Teori signal............................................................................ 22
2. Pengertian Bank Syariah ....................................................... 23
3. Analisis Rasio Keuangan ...................................................... 25
a. Pengertian Rasio Keuangan ............................................ 25
b. Jenis-jenis Rasio Keuangan............................................. 25
1) Rasio Likuiditas ........................................................ 26
2) Rasio Solvabilitas ...................................................... 26
3) Rasio Aktivitas .......................................................... 26
4) Rasio Profitabilitas .................................................... 27
5) Rasio Penilaian .......................................................... 27
4. Profitabilitas (ROA) .............................................................. 28
5. Inflasi..................................................................................... 29
6. Suku Bunga ........................................................................... 30
7. Non Performing Financing (NPF) ........................................ 31
8. Capital Adequacy Ratio (CAR) ............................................ 33
C. Kerangka Penelitian .................................................................... 34
D. Hipotesis ..................................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 40
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 40
B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 40
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 41
xiv
1. Populasi ................................................................................. 41
2. Sampel ................................................................................... 42
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 43
E. Definisi dan Konsep Operasional ............................................... 43
1. Variabel Dependen(Y) .......................................................... 43
2. Variabel Independen(X) ........................................................ 44
a. Inflasi............................................................................... 44
b. Suku Bunga ..................................................................... 45
c. Non Performing Financing(NPF) ................................... 46
d. Capital Adequacy Ratio(CAR) ....................................... 46
F. Instrumen Penelitian.................................................................... 47
1. Statistik Deskriptif ................................................................ 47
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 47
a. Uji Normalitas ................................................................. 47
b. Uji Multikolinieritas ........................................................ 48
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 50
d. Uji Autokorelasi .............................................................. 50
3. Analisis Regresi Berganda .................................................... 51
4. Koefisien Determinasi ........................................................... 52
5. Uji Statistik F ........................................................................ 54
6. Uji Statistik T ........................................................................ 55
G. Alat Analisis ................................................................................ 56
BAB IV ANALISIS DATA .................................................................... 57
xv
A. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................... 57
B. Analisis Data ............................................................................... 59
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 59
a. Uji Normalitas ................................................................. 59
b. Uji Multikolonieritas ....................................................... 60
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 61
d. Uji Autokorelasi .............................................................. 62
2. Uji Statistik ........................................................................... 66
a. Uji Koefisiensi Determinasi ............................................ 66
b. Uji Statistik F .................................................................. 67
c. Uji Statistik T .................................................................. 68
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 69
1. Pengaruh Inflasi terhadap ROA ............................................ 69
2. Pengaruh Suku Bunga terhadap ROA ................................... 70
3. Pengaruh NPF terhadap ROA ............................................... 71
4. Pengaruh CAR terhadap ROA .............................................. 72
BAB V PENUTUP .................................................................................. 74
A. Kesimpulan ................................................................................. 74
B. Saran ............................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................. 19
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian ROA ........................................................... 29
Tabel 2.3 Kriteria Penilaian NPF ............................................................ 32
Tabel 2.4 Kriteria Penilaian CAR ........................................................... 34
Tabel 3.1 Kriteria Penentuan Sampel...................................................... 42
Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 58
Tabel 4.2 Uji Normalitas ......................................................................... 60
Tabel 4.3 Uji Multikolonieritas ............................................................... 61
Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 62
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi ...................................................................... 63
Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 64
Tabel 4.7 Uji Statistik F .......................................................................... 65
Tabel 4.8 Uji Statistik T .......................................................................... 66
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ..................................... 70
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ............................................................ 35
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I Data Utama
LAMPIRAN II Hasil Uji Statistik Deskriptif
LAMPIRAN III Hasil Uji Normalitas
LAMPIRAN IV Hasil Uji Multikolonieritas
LAMPIRAN V Hasil Uji Heteroskedastisitas
LAMPIRAN VI Hasil Uji Autokorelasi
LAMPIRAN VII Hasil Uji Koefisien Determinan
LAMPIRAN VIII Hasil Uji Statistik F
LAMPIRAN IX Hasil Uji Statistik
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asia Tenggara mengalami krisis moneter pada tahun 1998 yang mampu
merubah perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Hal ini berimbas terhadap
beberapa bank konvensional dilikuidasi karena tidak mampu melaksanakan
kewajibannya terhadap nasabah sebagai akibat dari kebijakan bunga yang
tinggi yang ditetapkan pemerintah selama krisis berlangsung, namun tidak
bagi bank syariah. Sebagai perbankan yang tidak menganut system bunga
menyebabkan bank syariah tidak mengalami pergerakan negatif. Bank syariah
tidak memiliki kewajiban untuk membayar bunga simpanan kepada para
nasabahnya. Bank syariah hanya membayar bagi hasil kepada nasabahnya
sesuai dengan keuntungan yang diperoleh bank dari hasil investasi yang
dilakukannya. (Tri Wahyuningsih, dkk. 2016)
Perbankan memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka memenuhi
kebutuhan keuangan masyarakat. Bank juga merupakan salah satu lembaga
keunganan yang memiliki peranan penting dalam perekonomian di suatu
negara sebagai lembaga keuangan Intermediary. Bank berperan dalam
memobilisasi dana masyarakat yang digunakan untuk membiayai kegiatan
investasi serta memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran.
Selain menjalankan kedua fungsi tersebut, bank juga berfungsi sebagai media
2
dalam mentransmisikan kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral.
(Apriani dan Denis, 2016).
Pada era modern ini, perbankan syariah telah menjadi salah satu fenomena
yang global, termasuk Indonesia yang merupakan salah satu Negara yang
masyarakatnya mayoritas beragama islam. Pertumbuhan perbankan syariah di
Indonesia merupakan yang paling pesat baik dari pertambahan bank itu sendiri
maupun dari segi asetnya. (Sartika, 2012:18). Menurut Undang-Undang
Perbankan Syariah No.21 Tahun 2008 menyatakan bahwa perbankan syariah
adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha
syariah, mencangkup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya bedasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah
Kinerja bank yang sehat sangat diperlukan untuk kelancaran fungsi bank
sebagai lembaga intermediary (perantara) yakni menyalurkan dana dari pihak
debitur kepada pihak kreditur. Laporan keuangan bank merupakan sumber
utama penilaian kinerja bank. Rasio yang dihitung dalam laporan keuangan
dapat menjadi dasar penilaian kinerja bank (Almila dan Herdiningtyas, 2005).
Analisis rasio profitabilitas menurut (Dendawijaya, 2009:118) adalah
alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabiltas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu rasio-rasio
dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan
bank. Rasio profitabilitas ialah rasio yang bertujuan untuk dapat mengetahui
3
kemampuan perusahaan didalam menghasilkan laba selama periode tertentu
serta memberikan gambaran mengenai tingkat efektifitas manajemen didalam
melaksanakan kegiatan operasinya.
Umumnya dalam industri perbankan dalam mengukur tingkat
profitabilitas adalah Return on Asset (ROA). Pendapat ini didukung oleh
Siamat (2007) yang mengatakan bahwa indikator yang digunakan untuk
mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan adalah Return on Equity
(ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on Asset (ROA) pada
industri perbankan.
Menurut (Dendawijaya, 2009:118) Return On Asset (ROA) ini
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang
secara terus menerus (Nopirin, 2007:25). Kenaikan harga dari satu atau dua
macam barang saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi kecuali kenaikan
tersebut membawa dampak terhadap kenaikan harga sebagian besar barang-
barang lain. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Arifin (2015) yang
menyatakan bahwa variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
inflasi maka akan berdampak meningkatnya Return On Assets pada perbankan
syariah..
4
Suku Bunga, ada beberapa teori tentang suku bunga, yaitu Teori Klasik
dan Teori Keynes. Teori Klasik tentang tingkat bunga adalah sebagai berikut
(Nopirin, 2009 : 70). Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat
bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat
untuk menabung. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat
akan lebih terdorong untuk mengorbankan/mengurangi pengeluaran untuk
konsumsi guna menambah tabungan.
Sedangkan Keynes mempunyai pandangan yang berbeda, yaitu
(Nopirin, 2009:90) Tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter.
Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang
(ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi
(GNP), sepanjang uang ini mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat
bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi
dan dengan demikian akan mempengaruhi GNP.
Menurut Desi Marilin .S dan Rohmawati.K (2012) menyatakan bahwa
variabel suku bunga SBI berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas
bank. Pengujian secara serentak menunjukkan bahwa antara seluruh variabel
independen (suku bunga SBI dan inflasi) berpengaruh secara signifikan positif
terhadap variabel kinerja keuangan perusahaan (ROA). Sedangkan menurut
penelitian Erni (2012) menyatakan suku bunga memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah..
Non Performing Financing (NPF) Menurut Apriani dan Denis
(2016:470) Non Performing Financing (NPF) merupakan indikator
5
pembiayaan bermasalah yang perlu diperhatikan karena sifatnya yang
fluktuatif dan tidak pasti sehingga penting untuk diamati dengan perhatian
khusus. NPF merupakan salah satu instrument penilaian kinerja sebuah bank
syariah yang menjadi intrepretasi penilaian pada aktiva produktif, khususnya
dalam penilaian pembiayaan bermasalah.
Apabila semakin rendah NPF maka bank tersebut akan semakin
mengalami keuntungan. Sebaliknya, bila tingkat NPF tinggi bank tersebut
akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit
macet. Menurut Nuraini (2013) dari hasil penelitian menunjukkan bahwa NPF
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Penelitian tersebut didukung oleh Luh Empira, dkk (2015) menyatakan bahwa
NPF atau NPL perpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Profitabilitas
Bank (ROA)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan indikator terhadap kemampuan
bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-
kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Bedasarkan
ketentuan yang dibuat Bank Indonesia dalam rangka tata cara penilaian tingkat
kesehatan bank, terdapat ketentuan bahwa modal bank terdiri atas modal inti
dan modal pelenkap (Dendawijaya, 2009:121). Menurut Kadek Ayu Krisna
Dewi, dkk (2014) terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel CAR
terhadap Profitablitas Bank. Sedangkan penelitian Nuraini (2013) variabel
CAR berpengaruh signifikan terhadap variabel ROA. Berdasarkan hasil yang
berlainan dari penelitian terdahulu, maka diperlukan penelitian lebih lanjut
6
mengenai pengaruh Inflasi, Suku Bunga, CAR, NPF terhadap profitabilitas.
Dari latar belakang diatas penulis akan membuat penelitian yang berjudul:
“Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Non Performing Financing (NPF),
Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada
Bank Umum Syariah”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang
dapat teridentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap profitabolitas (ROA) bank syariah?
2. Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas (ROA) bank
syariah?
3. Bagaimana pengaruh NPF terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah?
4. Bagaimana pengaruh CAR terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis bagaimana pengaruh inflasi terhadap profitabolitas (ROA)
bank syariah.
2. Menganalisis bagaimana pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas
(ROA) bank syariah.
7
3. Menganalisis bagaimana pengaruh NPF terhadap profitabilitas (ROA)
bank syariah.
4. Menganalisis bagaimana pengaruh CAR terhadap profitabilitas (ROA)
bank syariah.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-
pihak yang berkepentingan. Secara besar penelitian ini berguna bagi:
1. Penulis
Kegunaan penelitian ini bagi penulis yaitu digunakan sebagai
wawasan serta untuk dapat membandingkan teori yang telah didapat di
bangku perkuliahan dengan situasi dan kondisi yang ada pada perusahaan
dan kenyataan kerja sehari-hari.
2. Bank Syariah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan memberikan suatu
informasi serta dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan di dalam
menentukan kebijakan bank syariah untuk kegiatan selanjutnya.
3. IAIN Salatiga
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi maupun literatur untuk penelitian selanjutnya.
8
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini berisi prnjrlasan tentang isi yang terkandung dari
masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi ini. Skripsi ini
disajikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan dari peneliti yang
dilakukan.
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan teori yang disajikan dalam penelitian berisi tentang ringkasan
penelitian terdahulu, kerangka teori yang berkaitan dengan topik penelitian,
kerangka penelitian yang berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan
model penelitian yang akan diuji, serta hipotesis yang berasal dari jurnal
penelitian dan bukan skripsi yang menjadi pedoman dalam analisis data.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi
dan sampel, teknik pengumpulan data, skala pengukuran , definisi konsep dan
operasional, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian, serta alat analisis
yang digunakan dalam penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini menjelaskan tentang statistic deskriptif serta analisis data
penelitian.
9
BAB V PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan penelitian yang telah dilakukan
serta saran yang dapat diberikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut beberapa
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan
variabel yang diambil oleh peneliti.
Penelitian tentang tingkat profitabilitas pada perbankan telah
banyak dilakukan diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh :
Arifin(2015). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui
bahwa secara parsial, variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi inflasi maka akan berdampak meningkatnya Return On Assets pada
perbankan syariah. Variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Return On Equit (ROE). Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi inflasi maka akan berdampak meningkatnya Return On Equity pada
perbankan syariah. Sedangkan variabel suku bunga BI berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi suku bunga BI maka akan berdampak menurunnya
Return On Assets pada perbankan syariah. Variabel suku bunga BI
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Equit (ROE). Hal
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suku bunga BI maka akan
berdampak menurunnya Return On Equity pada perbankan syariah.
11
Riski (2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian
hipotesis secara parsial (uji t) yaitu hasil uji menunjukkan bahwa Capital
Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh tidak signifikan terhadap
profitabilitas (ROA). Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,141 >
0,05. Hal ini dikarenakan peraturan Bank Indonesia yang mengharuskan
CAR minimal sebesar 8% mengakibatkan bank-bank berusaha menjaga
CAR yang dimilikinya sesuai dengan peraturan. Selain itu, hal ini juga
dapat terjadi dikarenakan pada penelitian ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi nilai CAR perusahaan perbankan. Faktor itu antara lain
faktor ekstern dan faktor intern. Faktor ekstern seperti halnya keadaan
perekonomian yang tidak menentu yang terjadi pada tahun 2008 setahun
sebelum periode penelitian. Non Performing Loan (NPL) berpengaruh
negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi 0,026 < 0,05.
Nur Aini (2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara
partial variabel CAR berpengaruh positif signifikan terhadap variabel
perubahan Laba, ini dapat dimaknai bahwa semakin besar CAR diikuti
dengan semakin besarnya Perubahan Laba. Kondisi demikian
dimungkinkan karena CAR adalah rasio modal bank terhadap Aset
tertimbang menurut risiko, dengan adanya rasio CAR yang besar
menunjukkan modal bank yang besar pula, sehingga bank dapat leluasa
12
menempatkan dana dari modal tersebut untuk portofolio asset produktif,
dan akan berdampak terhadap penghasilan bunga / laba. Dariuji statistik
menemukan bertentangan dengan hipotesis yang diajukan yaitu NPL
berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa walaupun NPL naik karena kewajiban bunga dari debitur sebagian
belum terbayar, Perubahan Laba tetap dapat meningkat, jika total kredit
yang diberikan juga naik, sehingga pendapatn bunga pinjaman yang belum
terbayar, dapat tertutup oleh kenaikan bunga pinjaman akibat realisasi
pinjaman baru. Selain itu adanya trend kenaikan suku bunga kredit yang
tidak diimbangi kenaikan suku bunga simpanan yang proporsional,
sehingga pendapatan bunga pinjaman meningkat lebih tinggi jika
dibanding dengan biaya bunga simpanan. Selain itu peningkatan
pendapatan diluar bunga atau fee base income yang mampu menutup
penurunan pendapatan bunga karena NPL. Adanya pendapatan dari
angsuran pinjaman yang telah hapus buku atau NPL lama, maupun adanya
pendapatan dari pencadangan penghapusan aktiva produktif (PPAP) dari
NPL yang membaik kembali kualitasnya
Desi dan Rohmawati (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa secara bersama-sama variabel
inflasi, suku bunga, nilai tukar valas dan jumlah uang beredar mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap ROA perbankan syariah di Indonesia.
Hasil secara parsial suku bunga, nilai tukar valas dan jumlah uang beredar
13
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel
inflasi mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA
perbankan syariah. Hal ini disebabkan, pada saat inflasi tinggi maka
masyarakat lebih percaya terhadap perbankan syariah dibandingkan
dengan perbankan konvensional. Dan pembiayaan perbankan syariah yang
masih lebih diarahkan kepada aktivitas perekonomian domestik.
Tri,dkk (2016). Hasil penelitan CAR menunjukkan nilai t hitung
sebesar 0,068<t tabel 2,00172, dengan tingkat signifikan sebesar 0,946
berada lebih besar dari α = 0,05, sehingga hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel CAR tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Hasil
penelitan NPF menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,291 > t tabel 2,00172,
dengan tingkat signifikan sebesar 0,002 berada lebih kecil dari α = 0,05,
sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel NPF signifikan
terhadap profitabilitas. Dari hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan
pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai
berikut :
1.Hasil pengujian mendapatkanbahwa Capital Adequacy Ratio/CAR
berpengaruh positiftidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
2.Hasil pengujian mendapatkan bahwa Non Performing Financing/NPF
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
14
Ayu (2013). Pengujian pada penelitian ini menunjukkan inflasi
berpengaruh positif terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia tahun
2008-2010. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semakin besar inflasi
maka ROA bank syariah semakin besar. Pengujian pada penelitian ini
menunjukkan suku bunga BI berpengaruh negatif terhadap ROA pada
Bank Syariah di Indonesia tahun 2008-2010. Meningkatnya suku bunga BI
akan diikuti peningkatan suku bunga tabungan, sehingga akan
mengakibatkan nasabah memindahkan dananya ke bank konvensional,
untuk memperoleh pengembalian yang lebih tinggi. Naiknya suku bunga
bank konvensional akan mempengaruhi kegiatan operasional bank syariah
yaitu dalam hal pembiayaan dan penyaluran dana. Bila hal tersebut terjadi,
maka pendapatan dan profit bank syariah akan menurun. Berdasarkan
analisis hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa suku bunga BI berpengaruh negatif terhadap ROA.
Namun pada pengujian inflasi menunjukkan hasil bahwa terdapat
pengaruh positif terhadap ROA. Dan secara bersama-sama inflasi, suku
bunga BI, dan produk domestik bruto (GDP) berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
Apriani dan Denis (2016). Berdasarkan hasil penelitian ini, Capital
Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
profitabilitas bank umum syariah dengan nilai p-value sebesar 0,0378 <
α=0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini, Non Performing Financing
15
(NPF) tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas
bank umum syariah dengan nilai p-value sebesar 0,2437 < α=0,05.
Berdasarkan perhitungan statisitik F (Uji F) nilai p-value keseluruhan
variabel independen (CAR, FDR, BOPO, dan NPF) yaitu sebesar
0,000436 < α=0,05 yang berarti Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing
to Deposit Ratio (FDR), Efisiensi Operasional (BOPO), Non Performing
Financing (NPF) berpengaruh signifikan secara bersama-sama (parsial)
terhadap profitabilitas bank umum syariah. Berdasarkan hasil analisa
koefisien determinasi (R2) menunjukan hasil sebesar 0,504332 atau
sebesar 50,43% hal ini menunjukan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR),
Financing to Deposit Ratio (FDR), Efisiensi Operasional (BOPO), Non
Performing Financing (NPF) mampu menerangkan sebesar 50,43%
variabel Return On Asset (ROA) sedangkan sisanya yang sebesar 49,57%
diterangkan oleh variabel-va riabel lain di luar penelitian ini.
Edhi dan Muhammad (2013 Berdasar hasil analisis data yang telah
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variable CAR, NPF,
Inflasi dan Suku Bunga tidak berpengaruh. Penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan. Pertama, kemampuan model dalam menerangkan
variabel independen hanya sebesar 41,5 % artinya ROA dapat dijelaskan
oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang telah diteliti tersebut. Sehingga
penelitian yang telah dilakukan kurang mampu mencermikan kinerja
keuangan bank syariah. Kedua, pendeknya periode pengamatan sehingga
16
hasilnya tidak mewakili profitabilatas bank syariah. Atas dasar hasil
analisis yang didapat, maka disarankan bagi pihak manajemen agar dapat
meningkatkan ROA maka harus bank lebih selektif dalam mengeluarkan
biaya operasional BOPO agar ROA meningkat. Pihak Bank sebaiknya
mempertahankan modalnya (CAR) agar tetap di 8% sesuai peraturan BI.
Selain menjaga kepercayaan masyarakat juga akan menjaga kesehatan
bank. Pihak bank juga tetap mempertahankan prinsip syariah yang jauh
dengan prinsip riba (bunga). Sehingga perubahan suku bunga hanya
berpengaruh kecil terhadap profitabilitas bank syariah. Selain itu pihak
bank sebaiknya selektif dalam menyalurkan pembiayaan ke masayarakat.
Sehingga besarnya NPF dapat ditekan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan profitabilitas bank.
Rima (2014). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : CAR berpengaruh positif
terhadap ROA, artinya tinggi atau rendahnya CAR dapat memprediksi
tinggi atau rendahnya ROA. NPF tidak berpengaruh negatif terhadap
ROA, karena nilai rata-rata NPF bank syariah di Indonesia dalam
penelitian tergolong masih rendah sehingga diasumsikan bahwa tingkat
kredit macetnya juga rendah dan tidak sampai berefek terhadap laba bank
syariah.
17
Slamet dan Agung (2014). Berdasarkan penelitian yang diteliti
menghasilkan bahwa, nilai signifikansi variabel NPF menunjukkan nilai di
atas tingkat signifikan yang ditetapkan sebesar 5% (α = 0,05) yang artinya
bahwa secara parsial NPF tidak berpengaruh terhadap ROA. H5 = NPF
Berpengaruh Positif Terhadap ROA Bank Umum Syariah Ditolak. Hal ini
dikarenakan ada ketidakkonsistenan dalam hubungan antara pembiayaan
jual beli dengan ROA, yang menyebabkan NPF tidak berpengaruh
terhadap ROA. Dari adanya hasil tersebut, bank umum syariah diharapkan
lebih efektif dan selektif dalam menyalurkan pembiayaan. Karena
penyaluran pembiayaan adalah ujung tombak pelayanan jasa perbankan,
oleh sebab itu bank syariah harus memperhatikan penyaluran
pembiayaannya agar bisa menurunkan NPF yang berimbas naiknya
ROA.Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Wibowo (2013) yang menyatakan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap
ROA bank umum syariah.
Putri (2015). Berdasarkan pembahasa yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, NPF
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA Perbankan Syariah
di Indonesia. Secara simultan variabel PDB, kurs, NPF, dan BOPO secara
bersama-sama berpengaruh terhada Profitabilitas (Return On asset) Bank
Syariah di Indonesia. Dari keempat variabel (PDB, kurs, NPF, dan
18
BOPO), variabel BOPO yang berpengaruh signifikan terhadap
Profitabilitas (Return On Asset) Bank Syariah di Indonesia.
Fitri dan Joni (2014). Berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan CAR dan NPF berpengaruh
positif terhadap ROA, BI rate dan BOPO berpengaruh negatif terhadap
ROA, namun inflasi tidak berpengaruh terhadap ROA. Secara bersama-
sama inflasi, BI rate, CAR, NPF dan BOPO berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Bagi bank syariah diharapkan agar pihak manajemen bank
umum syariah mampu mengoperasikan modal yang tersedia melalui
kegiatan operasional perbankan, sehingga CAR yang tinggi mampu
meningkatkan profitabilitas perbankan dan tidak menjadi dana yang
menganggur serta menekan biaya operasional dan meningkatkan
pendapatan operasional dengan cara menekan biaya promosi,
meminimalkan pembiayaan bermasalah, memperbaiki manajemen
investasi dan efisiensi terhadap kinerja karyawan, sehingga profit yang
dihasilkan akan maksimal.
Penelitian yang dilakukan ini berbeda dengan penelitian-penelitian
terdahulu. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan variabel bebas
Inflasi, Suku Bunga, NPF, dan CAR dimana variabel tersebut belum
banyak digunakan atau diteliti. Data yang diambil dalam penelitian ini
19
adalah data 4 tahun terakhir yaitu tahun 2015-2018 yang mendekati waktu
penelitian.
Tabel 2.1
Ringkasan penelitian terdahulu
Gap Peniliti Temuan
Isu : Inflasi Terhadap Profitabilitas (ROA)
Research Gap:
Terdapat perbedaan hasil pada penelitian Inflasi terhadap Profitabilitas (ROA)
Inflasi tidak memiliki
pengaruh terhadap
Profitabilitas (ROA)
Fitri Zulifiah dan Joni
Susilowibowo (2014)
Berdasarkan analisis data yang
telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa inflasi
tidak berpengaruh terhadap
(ROA)
Ayu Yunita Sahara
(2013)
Penelitian ini menunjukkan
inflasi berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap ROA
pada Bank Syariah di
Indonesia tahun 2008-2010.
Edhi Satrio Wibowo
dan Muhammad
Syaichu (2013)
Penelitian menunjukkan
bahwa inflasi memiliki arah
negatif namun tidak
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ROA.
Hal ini menunjukkan bahwa
meskipun inflasi mengalami
kenaikan, namun laba yang
dipeorleh bank syariah tidak
mengalami penurunan yang
signifikan dan sebaliknya.
Inflasi memiliki
pengaruh terhadap
Profitabilitas (ROA)
Arifin Ahmad (2015) Penelitian ini menunjukkan
bahwa secara parsial inflasi
berpengaruh positif signifikan
terhadap ROA.
Erni Kurniasih (2012) Inflasi berpengaruh negatif
signifikan terhadap (ROA)
Gap Penelitian Temuan
Isu : Suku Bunga Terhadap Profitabilitas (ROA)
Research Gap :
20
Terdapat perbedaan hasil pada penelitian Suku Bunga terhadap Profitabiltas
(ROA)
Suku Bunga tidak
memiliki pengaruh
terhadap profitabilitas
(ROA)
Edhi Satrio Wibowo
dan Muhammad
Syaichu (2013)
Penelitian ini menunjukkan
bahwa suku bunga tidak
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ROA.
Ayu Yunita Sahara
(2013)
Penelitian ini menunjukkan
suku bunga BI berpengaruh
negatif tidak signifikan
terhadap ROA pada Bank
Syariah di Indonesia tahun
2008-2010.
Suku Bunga memiliki
pengaruh terhadap
Profitabilitas (ROA)
Arifin Ahmad (2015) Hasil penelitian menunjukkan
bahwa suku bunga
berpengaruh negatif signifikan
terhadap ROA.
Erni Kurniasih (2012) Suku Bunga BI berpengaruh
positif signifikan terhadap
tingkat profitabilitas (ROA)
Gap Penelitian Temuan
Isu : Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas (ROA)
Research Gap :
Terdapat perbedaan hasil pada penelitian Non Performing Financing (NPF)
terhadap Profitabilitas (ROA)
NPF tidak memiliki
pengaruh terhadap
Profitabilitas(ROA)
Apriani Simatupang,
dan Denis Franzlay
(2016)
Berdasarkan hasil penelitian
ini, NPF tidak berpengaruh
signifikan secara parsial
terhadap Profitabilitas
(ROA) bank umum syariah
Luh Empira, dkk.
(2015)
Dari hasil penelitian
menunujukan bahwa rasio
NPL atau NPF berpengaruh
positif dan tidak signifikan
terhadap Profitabilitas
(ROA)
Erni Kurniasih (2012) Penelitian ini menunjukkan
NPF memiliki pengaruh
negatif tidak signifikan
terhadap profitabilitas
(ROA)
NPF memiliki
pengaruh terhadap
Profitabiltas (ROA)
Tri wahyuningsih, dkk
(2016)
Penelitian ini menunjukkan
bahwa NPF berpengaruh
positif signifikan terhadap
ROA.
Riski Agustiningrum
(2012)
Non Performing Loan
(NPL) berpengaruh negatif
signifikan terhadap
21
profitabilitas (ROA). Hal
ini dapat dilihat dari nilai
signifikansi 0,026 < 0,05
maka hipotesis kedua
diterima. Hal ini sejalan
dengan kajian teoritis yang
telah diungkapkan bahwa
NPL mempunyai pengaruh
negatif terhadap
profitabilitas.
Gap Penilitian Temuan
Isu : Capital Eduquacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)
CAR tidak memiliki
pengaruh terhadap
Profitabilitas (ROA)
Erni Kurniasih (2012) Penelitian ini menunjukkan
CAR memilki pengaruh
negatif tidak signifikan
terhadap tingkat profitabilitas
(ROA)
CAR memiliki
pengaruh signifikan
terhadap Profitabilitas
(ROA)
Kadek Ayu, K. (2014) Hasil penelitian
menunujukan rasio CAR
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Profitabilitas.
Nuraini (2013) Hasil penelitian
menunujukn bahwa hasil
penelitian rasio CAR
berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas (ROA)
22
B. Kerangka Teori
1. Teori Signal (Signaling Theory)
Sinyal (Signal) adalah suatu tindakan yang diambil oleh
manajemen suatu perusahaan untuk memberikan petunjuk kepada
investor tentang bagaimana manajemen menilai prospek perusahaan
tersebut. (Brigham, 2013:186).
Signaling theory adalah teori yang membahas tentang naik
turunnya harga di pasar, sehingga akan memberikan pengaruh pada
keputusan investor. Suatu sinyal diberikan dengan tujuan untuk
mengurangi informasi asimetris (asymmetric information)
Informasi asimetris adalah situasi dimana manajer memiliki
informasi yang berbeda (lebih baik) tentang prospek perusahaan
dibandingkan dengan yang dimiliki oleh pihak luar atau investor
(Brigham, 2013:186). Pemberian sinyal berupa laporan keuangan yang
diungkap oleh manajemen bertujuan untuk memberikan informasi
yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut menerapkan kebijakan
akuntansi konservatisme menghasilkan laba yang lebih berkualitas
karena prinsip ini menengah perusahaan melakukan tindakan
membesar-besarkan laba dan menyajikan laba dan aktiva yang tidak
overstate sehingga memberikan sinyak perusahaan tersebut lebih baik
daripada perusahaan lain.
23
2. Pengertian Bank syariah
Undang-Undang Perbankan Syariah No.21 Tahun 2008
menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencangkup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya bedasarkan prinsip syariah dan
menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan
rakyat syariah (Ismail, 2010:20)
Perkembangan bank syariah di berbagai negara Islam lainnya
memberikan dampak pengaruh yang positif bagi perkembangan bank
syariah di Indonesia. Hal ini terbukti pada awal tahun 1980-an telah
banyak diskusikan mengenai keberadaan bank syariah sebagai
alternatif perbankan yang berbasis Islam dan sekaligus juga sebagai
penopang kekuatan ekonomi Islam di Indonesia. Perbentukan Bank
Syariah ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan
lokakaryanya tentang bunga Bank. Lokakarya tersebut menghasilkan
terbentuknya sebuah tim perbankan yang bertugas untuk melakukan
pendekatan dan konsultasi manfaat Bank Syariah. (Arifin. 2015)
Perbankan syariah memiliki tujuan yang sama seperti perbankan
konvensional, yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan
keuntungan dengan cara meminjamkan modal, menyimpan dana,
membiayai kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai. Akan
24
tetapi perbedaanya terdapat pada prinsip pelaksanaanya yaitu
berdasarkan prinsip hukum Islam yang melarang unsur-unsur di bawah
ini (Antonio, 2001: 1):
a. Perniagaan atas barang-barang haram
b. Bunga (riba)
c. Perjudian dan spekulasi yang disengaja (maysir)
d. Ketidakjelasan dan manipulatif (gharar).
Menurut (Antonio, 2001: 1) prinsip-prinsip bank syariah adalah
sebagai berikut:
a. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah). Al-Wadiah dapat
diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik
individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan
kapan saja si penitip menghendaki.
b. Prinsip Bagi Hasil. Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi
tatacara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola
dana.
c. Prinsip Jual Beli. Prinsip ini merupakan suatu sistem yang
menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih
dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen
bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank
menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga
beli ditambah keuntungan.
25
d. Prinsip Sewa (Al-Ijarah). Al-ijarah adalah akad pemindahan hak
guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa
diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri. e.
Prinsip Jasa (Fee-Based Service). Prinsip ini meliputi seluruh layanan
non pembiayaan yang diberikan bank.
3. Analisis Rasio Keuangan
Dengan diperolehnya suatu laporan keuangan pada perusahaan,
akan dapat diketahui tentang kondisi keuangan suatu perusahaan
secara menyeluruh. Kemudian setelah diperoleh suatu laporan
keuangan maka perlu dilakukannya analisis agar kita bisa mengerti dan
paham atas posisi keuangan yang sedang terjadi pada perusahaan saat
ini.
a. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut (Hery, 2016:139) Analisis rasio adalah analisis yang
dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada
pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis
rasio keuangan ini dapat mengungkapkan hubungan yang penting
antar perkiraan laporan keuangan dan dapat digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
b. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Menurut (Hery, 2016:142-144) secara garis besar setidaknya ada 5
(lima) jenis rasio keuangan yaitu sebagai berikut:
26
1) Rasio Likuiditas
Rasio ini merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
yang segera jatuh tempo. Rasio likuiditas diperlukan untuk
kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan. Rasio
likuiditas terdiri dari: Rasio Lancar, Rasio Sangat Lancar atau
Rasio Cepat dan Rasio Kas.
2) Rasio Solvabiltas atau Rasio Struktur Modal atau Rasio
Laverage.
Rasio ini merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiabannya. Sama
halnya dengan rasio likuiditas, rasio solvabilitas juga
diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis
risiko keuangan. Rasio Solvabilitas terdiri dari: Rasio Utang,
Rasio Utang terhadap Ekuitas, Rasio utang jangka panjang
terhadap ekuitas, Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan, Rasio
laba operasional terhadap kewajiban.
3) Rasio Aktivitas
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
perusahaan atau untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Rasio ini dikenal juga
sebagai rasio pemanfaat asset, yaitu rasio yang digunakan
27
untuk menilai efektivitas dan intensitas asset perusahaan dalam
menghasilkan penjualan. Rasio ini terdiri atas: Perputaran
Piutang Usaha, Perputaran Persediaan, Perputarean Modal
Kerja, Perputaran Aset Tetap, Perputaran Total Aset.
4) Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, Rasio tingkat
pengembalian atas investasi dan Rasio kinerja operasi.
Rasio Tingkat Pengembalian atas Investasi adalah rasio yang
digunakan untuk menilai kompensasi financial atas
penggunaan asset atau ekuitas terhadap laba bersi (laba setelah
bunga dan pajak) Rasio ini terdiri atas: Hasil pengembalian
atas asset (Return On assets) dan Hasil pengembalian atas
Ekuitas (Return On Equity).
5) Rasio Penilaian atau Rasio Ukuran Pasar
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk
mengestimasi nilai intrinsik perusahaan (Nilai Saham). Rasio
ini terdiri atas: Laba per lembar saham biasa, Rasio harga
terhadap laba, imbal hasil deviden.
28
4. Profitabilitas (ROA)
Menurut (Dendawijaya, 2009:118) profitabilitas adalah alat untuk
menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabiltas
yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu rasio-rasio dalam
kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan
bank. Rasio profitabilitas ialah rasio yang bertujuan untuk dapat
mengetahui kemampuan perusahaan didalam menghasilkan laba
selama periode tertentu serta memberikan gambaran mengenai tingkat
efektifitas manajemen didalam melaksanakan kegiatan operasinya.
Menurut (Hery, 2016:143) Profitabilitas (profitability)
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan
dalam rasio profitabilitas ini adalah ROA (return on asset). Menurut
(Dendawijaya, 2009:118) Return On Asset (ROA) Rasio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
29
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian ROA
Peringkat Kriteria Keterangan
1 ROA > 1,5% Sangat Sehat
2 1,2% < ROA ≤ 1,5% Sehat
3 0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukp Sehat
4 0% < ROA ≤ 0,5% Kurang Sehat
5 ROA ≤ 0% Tidak Sehat
Sumber : www.bi.go.id
5. Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang
secara terus menerus (Nopirin, 2000:25). Kenaikan harga dari satu atau
dua macam barang saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi kecuali
kenaikan tersebut membawa dampak terhadap kenaikan harga sebagian
besar barang-barang lain. Sedangkan menurut (Sukirno 2006:14),
inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku
dalam sesuatu perekonomian. Jadi, dari kesimpulan di atas inflasi
merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum
dan terus-menerus.
Menurut (Boediono, 1998:161) ada tiga syarat untuk dapat
dikatakan terjadi inflasi, yaitu:
1) Adanya kenaikan harga. Harga suatu komoditas dikatakan naik
jika menjadi lebih tinggi dari pada harga periode sebelumnya.
30
2) Kenaikan tersebut terjadi terhadap harga-harga barang secara
umum.
3) Kenaikan tersebut berlangsung cukup lama. Dengan demikian
harga yang terjadi hanya pada satu jenis barang. Atau kenaikan
yang terjadi hanya sementara waktu tidak dapat disebut inflasi.
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat
inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK
dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket
barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Menurut (sodiq,
2014) perhitungan inflasi dengan IHK yaitu dengan rumus:
6. Suku Bunga
Ada beberapa teori tentang suku bunga, yaitu Teori Klasik dan
Teori Keynes. Teori Klasik tentang tingkat bunga adalah sebagai
berikut (Nopirin, 2009 : 70). Tabungan menurut teori klasik adalah
fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi
pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya, pada tingkat
bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk
mengorbankan/mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna
menambah tabungan. Investasi juga tergantung/merupakan fungsi dari
tingkat bunga, Makin tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan
31
investasi juga makin kecil. Makin rendah tingkat bunga, maka akan
lebih terdorong untuk melakukan investasi.
Sedangkan Keynes mempunyai pandangan yang berbeda, yaitu
(Nopirin, 2009:90) Tingkat bunga merupakan suatu fenomena
moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan
permintaan akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Uang akan
mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP), sepanjang uang ini
mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya
akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi dan
dengan demikian akan mempengaruhi GNP.
Rumus yang digunakan untuk mendapatkan suku bunga SBI yaitu :
( ) ( ) ( ) ( )
7. Non Performing Financing (NPF)
Menurut Apriani dan Denis (2016:470) Non Performing
Financing (NPF) merupakan indikator pembiayaan bermasalah yang
perlu diperhatikan karena sifatnya yang fluktuatif dan tidak pasti
sehingga penting untuk diamati dengan perhatian khusus. NPF
merupakan salah satu instrument penilaian kinerja sebuah bank syariah
yang menjadi intrepretasi penilaian pada aktiva produktif, khususnya
dalam penilaian pembiayaan bermasalah.
32
NPF mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi rasio
ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk.
Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat
fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi
bank syariah. Tingkat kesehatan pembiayaan (NPF) ikut
mempengaruhi pencapaian laba bank. Bertambahnya NPF akan
mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan
dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan
laba dan berpengaruh buruk pada ROA.(Edhi dan Muhammad. 2013:4)
Rumus yang digunakan untuk menghitung Non Performing
Financing (NPF) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Kriteria Penilaian NPF
Peringkat Kriteria Keterangan
1 NPF < 2% Lancar
2 NPF 2% - 5% Perhatian Khusus
3 NPF 5% - 8% Kurang Lancar
4 NPF 8% - 12% Diragukan
5 NPF > 12% Macet
Sumber : www.bi.go.id
33
8. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Menurut Rida dan Edy (2014:133) Modal merupakan aspek
penting bagi suatu unit bisnis perbankan, sebab beroperasi atau
dipercaya suatu bank, salah satunya dipengaruhi oleh kondisi
kecukupan modalnya yang menggambarkan kemampuan perusahaan
perbankan untuk mengoperasikan seluruh kegiatan yang sudah
ditetapkan dan mampu menjadi dasar penentuan kegiatan yang akan
diadakan selanjutnya. Rasio ini memperlihatkan seberapa jauh seluruh
aktiva yang mengandung resiko ikut dibiayai dari dana modal bank
sendiri, di samping memperoleh dana dari sumber-sumber di luar bank
seperti dana masyarakat, pinjaman dan lain sebagainya. Hubungan
CAR dengan profitabilitas bisa dijelaskan bahwa semakin tinggi modal
yang dimiliki menunjukkan bahwa bank semakin mampu menyerap
risiko, oleh karena itu semakin tinggi CAR akan semakin banyak
modal yang dimiliki untuk mengcover penurunan asset dan laba akan
semakin meningkat.
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dan kerugian-kerugian
bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Berdasarkan
ketentuan yang dibuat Bank Indonesia dalam rangka tata cara penilaian
tingkat kesehatan bank, terdapat ketentuan bahwa modal bank terdiri
atas modal inti dan modal pelengkap. (Dendawijaya. 2009:121)
34
Rumus yang digunakn untuk menghitung Capital Adequacy
Ratio (CAR) adalah sebagai berikut:
x 100%
Tabel 2.4 Kriteria Penilaian CAR
Peringkat Kriteria Keterangan
1 CAR ≥ 12% Sangat Sehat
2 9% ≤ CAR < 12% Sehat
3 8% ≤ CAR < 9% Cukp Sehat
4 6% ≤ CAR < 8% Kurang Sehat
5 CAR < 6% Tidak Sehat
Sumber : www.bi.go.id
C. Kerangka Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
landasan teori, dan penelitian terdahulu maka dalam penelitian ini
hipotesis yang akan digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas
yang berpengaruh terhadap variabel terkait sebagai berikut:
35
H1
H2
H3
H4
Gambarr 2.1 Kerangka Penelitian
D. Hipotesis
1. Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang
secara terus menerus (Nopirin, 2000:25). Kenaikan harga dari satu atau
dua macam barang saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi kecuali
kenaikan tersebut membawa dampak terhadap kenaikan harga sebagian
besar barang-barang lain. Sedangkan menurut (Sukirno 2006:14),
inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku
dalam sesuatu perekonomian. Jadi, dari kesimpulan di atas inflasi
merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum
dan terus-menerus.
Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Arifin (2015) yang
menyatakan bahwa variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan
Inflasi
Suku Bunga Profitabilitas
(ROA)
NPF
CAR
36
terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi inflasi maka akan berdampak meningkatnya Return On
Assets pada perbankan syariah. Maka uraian tersebut dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah
2. Pengaruh Suku Bunga terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum
Syariah
Suku Bunga dalam Teori Klasik adalah sebagai berikut (Nopirin,
2009 : 70). Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat
bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan
masyarakat untuk menabung. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih
tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau
mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan.
Investasi juga tergantung/merupakan fungsi dari tingkat bunga, Makin
tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin
kecil. Makin rendah tingkat bunga, maka akan lebih terdorong untuk
melakukan investasi.
Sedangkan Keynes mempunyai pandangan yang berbeda, yaitu
(Nopirin, 2009:90) Tingkat bunga merupakan suatu fenomena
moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan
permintaan akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Uang akan
37
mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP), sepanjang uang ini
mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya
akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi dan
dengan demikian akan mempengaruhi GNP.
Pernyataan ini didukung oleh peneliti terdahulu yang dilakukan
oleh Desi (2012) yang menyatakan bahwa suku bunga mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) bank umum
syariah dan juga penelitian Erni (2012) yang menyatakan suku bunga
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat profitabilitas
Bank Umum Syariah. Maka uraian tersebut dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H2: Suku Bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah
3. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas
(ROA) Bank Umum Syariah
Non Performing Financing (NPF) merupakan indikator
pembiayaan bermasalah yang perlu diperhatikan karena sifatnya yang
fluktuatif dan tidak pasti sehingga penting untuk diamati dengan
perhatian khusus. NPF merupakan salah satu instrument penilaian
kinerja sebuah bank syariah yang menjadi intrepretasi penilaian pada
aktiva produktif, khususnya dalam penilaian pembiayaan bermasalah.
(Apriani dan Denis, 2016)
38
Apabila semakin rendah NPF maka bank tersebut akan semakin
mengalami keuntungan. Sebaliknya, bila tingkat NPF tinggi bank
tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat
pengembalian kredit macet. Hasil pengujian Tri wahyuningsih (2016)
mendapatkan bahwa Non Performing Financing (NPF) berpengaruh
positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Maka uraian tersebut
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: NPF berpengaruh positif dan signifikan terhadap
terhadap ROA bank umum syariah.
4. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas
(ROA) Bank Umum Syariah
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dan kerugian-kerugian
bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Berdasarkan
ketentuan yang dibuat Bank Indonesia dalam rangka tata cara penilaian
tingkat kesehatan bank, terdapat ketentuan bahwa modal bank terdiri
atas modal inti dan modal pelengkap. (Dendawijaya. 2009:121)
Pernyataan tersebut didukung oleh peneliti Nuraini (2013) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi CAR yang dicapai oleh bank
menunjukkan kinerja bank semakin baik dan keuntungan bank akan
semakin meningkat, sehingga CAR berpengaruh positif terhadap
39
perubahan laba. Maka uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H4: Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif
signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengenai analisis pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Non
Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantitatif
(Pengukuran). Pendekatan kuantitatif memusatkan perhatian pada gejala-
gejala yang mempunyai karakteristik tertentu di dalam kehidupan manusia
yang dinamakan variabel. Dalam pendekatan kuantitatif hakikat-hakikat
hubungan di antara variabel-variabel dianalisis dengan menggunakan teori
yang objektif (Sujarweni, 2015:39)
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2019. Pada penelitian
ini peneliti tidak melakukan observasi langsung ke Bank Syariah yang
terdaftar di Indonesia, tetapi melalui media perantara seperti laporan
keuangan tahunan (annual report) dari website resmi seperti
www.bcasyariah.co.id dan website resmi bank lainnya, peniliti juga
mengambil data resmi dari website www.bi.go.id dan www.ojk.go.id
41
,peneliti juga mengambil karangan ilmiah serta sumber lain yang
berhubungan dengan penelitian ini.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sujarweni, 2015:80)
Populasi dari penelitian ini mencangkup data bank syariah yang
terdaftar di Indonesia pada tahun 2015-2018. Data bank tersebut
adalah sebagai berikut :
1) PT. Bank Syariah Mandiri
2) PT. Bank BCA Syariah
3) PT. Bank BRI Syariah
4) PT. Bank BNI Syariah
5) PT. Bank Bukopin Syariah
6) PT. Bank Syariah Mega Indonesia
7) PT. Bank Muamalat Indonesia
8) PT. Bank Panin Syariah
9) PT. Bank Victoria Syariah
10) PT. Bank Maybank Syariah Indonesia
11) PT. Bank Jabar Banten Syariah
12) PT. Bank Aceh Syariah
42
13) PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki
oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Ukuran sampel atau
jumlah yang diambil merupakan hal yang penting jika peneliti
melakukan penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif.
(Sujarweni, 2015:81)
Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling.
Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu. (Sujarweni,2015:88).
Kriteria-kriteria dalam penentuan sampel penelitian ini adalah :
a. Bank Syariah yang terdaftar di Indonesia.
b. Bank Syariah yang secara konsisten bertahan dalam lima tahun
dari tahun 2014-2018.
c. Bank Syariah yang mempublikasikan laporan keuangan
tahunannya secara lengkap selama periode 2014-2018.
Tabel 3.1
Kriteria penentuan sampel
NO Kriteria Jumlah
1. Bank Syariah yang terdaftar di Indonesia 14
2. Bank yang tidak mempublikasikan laporan
keuangannya pada tahun 2014-2018
1
3. Bank yang mempublikasikan laporan
keuangan dan melampirkan data dalam
laporan keuangannya pada tahun 2015-2018
13
43
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian
arsip yang memuat peristiwa masa lalu. Data sekunder ini dapat diperoleh
oleh peneliti dari jurnal, majalah, buku, data statistik maupun dari internet
(Bawono, 2006:30)
Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini berupa laporan
keuangan tahunan yang dipublikasikan dari masing-masing perusahaan.
Selain itu data-data penelitian ini juga berasal dari sumber-sumber yang
relevan antara lain jurnal, buku dan website. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah pengumpulan data menggunakan observasi tidak
langsung yaitu dengan mengumpulkan data-data laporan keuangan
tahunan Bank Syariah yang terdaftar di Indonesia tahun 2014-2018.
E. Definisi Konsep dan Operasional
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain. Atau sering disebut sebagai variabel output, criteria,
konsekuen (Sugiono, 2010 : 4). Return On Asset (ROA) Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar
44
ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
oleh bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan asset. (Dendawijaya, 2009:118)
Untuk menghitung Return On Asset (ROA) menggunakan rumus
sebagai berikut:
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel yang tidak dapat dipengaruhi
oleh variabel lain namun dapat mempengaruhi variabel dependen
sehingga mampu merubah variabel dependen tersebut. Variabel ini
disebut juga variabel stimulus, predictor, ontecedent . Dalam
penelitian ini dependen yang digunakan adalah Inflasi, suku bungan,
NPF, CAR. Definisi dari masing-masing variabel sebagai berikut:
a. Inflasi (X1)
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-
barang secara terus menerus (Nopirin, 2000:25). Kenaikan harga
dari satu atau dua macam barang saja tidak dapat dikatakan
sebagai inflasi kecuali kenaikan tersebut membawa dampak
terhadap kenaikan harga sebagian besar barang-barang lain.
Untuk menghitung tingkat inflasi menggunakan rumus
sebagai berikut:
45
b. Suku Bunga (X2)
Teori Klasik tentang tingkat bunga adalah sebagai berikut
(Nopirin, 2009 : 70). Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi
dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula
keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya, pada tingkat
bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk
mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna
menambah tabungan.
Sedangkan Keynes mempunyai pandangan yang berbeda,
yaitu (Nopirin, 2009:90) Tingkat bunga merupakan suatu
fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh
penawaran dan permintaan akan uang (ditentukan dalam pasar
uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP),
sepanjang uang ini mempengaruhi tingkat bunga.
Rumus untuk menghitung tingkat suku bunga adalah
sebagai berikut:
( ) ( ) ( ) ( )
46
c. Non Performing Financing (X3)
Menurut Apriani dan Denis (2016:470) Non Performing
Financing (NPF) merupakan indikator pembiayaan bermasalah
yang perlu diperhatikan karena sifatnya yang fluktuatif dan tidak
pasti sehingga penting untuk diamati dengan perhatian khusus.
NPF merupakan salah satu instrument penilaian kinerja sebuah
bank syariah yang menjadi intrepretasi penilaian pada aktiva
produktif, khususnya dalam penilaian pembiayaan bermasalah.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Non Performing
Financing (NPF) adalah sebagai berikut:
d. Capital Adequacy Ratio (X4)
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dan kerugian-
kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.
Berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank Indonesia dalam rangka
tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, terdapat ketentuan
bahwa modal bank terdiri atas modal inti dan modal pelengkap.
(Dendawijaya. 2009:121)
Rumus yang digunakn untuk menghitung Capital Adequacy
Ratio (CAR) adalah sebagai berikut:
47
x 100%
F. Instrument Penelitian
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
maksimum dan nilai minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi). (Ghozali, 2013:19)
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan yaitu: uji normalitas,
multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi yang secara
rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal (Ghozali, 2013: 160). Screening terhadap
normalitas data merupakan langkah awal yang harus dilakukan
untuk setiap analisis multivariate, khususnya jika tujuannya
adalah inferesi. Jika terdapat normalitas, maka residual akan
berdistribusi secara normal dan independen. Yaitu perbedaan
antara nilai prediksi dengan skor yang sesungguhnya atau error
akan mendistribusi secara simetri disekitar nilai means sama
48
dengan nol. Jadi salah satu cara mendeteksi normalitas adalah
lewat pengamatan nilai residual (Ghozali,2018:27)
Untuk mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan
dengan Non-parametrik statistic dengan uji kolmogorov-Smirnov
(K-S). Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis
pengujian yaitu:
1) Hipotesis Nol (Ho) : data terdistribusi secara normal
2) Hipotesis Alternatif (HA) : data tidak terdistribusi secara
normal
Nilai K-S dengan variabel probabilitas signifikansi
dibawah α = 0,05 maka dinyatakan terdistribusi secara normal.
Sebaliknya apabila nilai signifikansi di atas α = 0,05 maka data
dinyatakan tidak terdistribusi secara normal
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
kolerasi di antara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.
Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai
kolerasi antar variabel independen sama dengan nol (Ghozali,
2018:107). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas
didalam model regresi adalah sebagai berikut:
49
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-
variabel independen banyak yang tidak signifikan
mempengaruhi variabel independen.
2) Menganalisis matrik kolerasi variabel-variable independen.
Jika antar variabel independen ada kolerasi ada kolerasi
yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya
korelasi yanh tinggi antar variabel independen tidak berarti
bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat
disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih
variabel independen.
3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya, dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran
ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam
pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi
variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel
independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
50
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai
Tolerance≤10. Atau sama dengan nilai VIF≤10. Setiap
peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih
dapat ditolerir.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisiatas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2018: 137). Model regresi yang baik adalah yang
Hemoskedastisitas atau tidak terjadi Hetereskedastisitas. Salah
satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas
yaitu dengan uji White. Pada dasarnya uji white mirip dengan
kedua uji Park dan Glejser. Menururt White, uji ini dapat
dilakukan dengan meregres residual kuadrat (U2t) dengan
variabel independen, variabel independen kuadrat dan perkalian
(interaksi) variabel independen.(Ghozali,2018:142-143)
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi ini bertujuan menguji apakah dalam
model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan penggangggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
51
(sebelumnya). Pengujian ini muncul karena residual tidak bebas
dari satu observasi ke observasi lain (Ghozali,2018:111)
Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari
autokorelasi, maka dapat ditentukan cara untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan Uji Run test.
3. Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh hubungan antara
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Sesuai
dengan model yang dikembangkan dalam penelitian ini maka metode
analsis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analsis regresi
linier berganda.
Regresi linier berganda ini digunakan untuk menganalisisa data
yang bersifat multivariate. Analisis ini digunakan untuk meramalkan
nilai variabel dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih
dari satu (minimal dua), sehingga analisa regresi berganda sering
disebut juga analisa multivariate, karena variabel yang dipengaruhi
naik turunnya variabel dependen (Y) lebih dari satu variabel
independen (X). kondisi variabel independen (X) dalam
mempengaruhi variabel dependen (Y) bervariasi bisa positif bisa juga
negatif, atau beraneka ragam kondisi yang mempengaruhi. Sehingga
regresi berganda ini lebih real dengan kenyataan di lapangan, bahwa
sesuatu hal pasti dipengaruhi oleh banyak hal. Sedangkan untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional atau hubungan
52
kausal antara beberapa variabel independen mempengaruhi variabel
dependen dapat dilakukan dengan diuji dengan statistic
(Bawono,2006:84-85)
Persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y = a + b1x1 + b2x2+ b3x3 + b4x4 + e
Keterangan:
Y = Return On Aset (ROA)
a = konstanta
b1-b = koefisiensi regresi masing-masing variabel
x1 = Inflasi
x2 = Suku Bunga
x3 = Non Performing Financing (NPF)
x4 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
e = error/ variabel gangguan
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilia koefisiensi determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
53
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisiensi determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam
model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2
pasti
meningkat tidak peduli apakh variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak
peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada
saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2
nilai
Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2018:97)
Dalam kenyataan Adjusted R2
dapat bernilai negatif , walaupun
yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati dalam
(Ghozali, 2018:97) jika dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R2
negatif, maka nilai Adjusted R2
dianggap bernilai nol. Secara
sistematis jika nilai R2
=1, maka Adjusted R2 = R
2 = 1 sedangkan jika
nilai R2
= 0, maka Adjusted R2
= (1-k)/(n-k). jika k>1, maka Adjusted
R2
akan bernilai negatif.
54
5. Uji statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.
Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter
dalam model sama dengan nol, atau :
Ho : b1 = b2 =………=bk = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara silmultan sama
dengan nol, atau :
HA : b1 ≠ b2 ≠……≠ bk ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut :
Quick look :bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima
hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen
55
Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F menurut tabel,
maka Ho ditolak dan menerima HA. (Ghozali, 2018:98).
6. Uji statistik T
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelasan/independen secara individu dalam
menerangkan variabel dependen. Hipotesi no (Ho) yang hendak diuji
adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau Ho : bi = 0,
artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya
(HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau HA : bi ≠
0, artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:
Quick look: bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau
lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5% maka Ho yang
menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam
nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif,
yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen.
Membandingkan nilai statistik t dengan titik krisis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibanding nilai t
56
tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa
suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen (Ghozali, 2018: 99)
G. Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah IBM
SPSS Statistic 16 merupakan sebuah program komputer statistik yang
berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data statistik secara
cepat dan tepat,
57
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2018 tentang
perbankan Syariah, bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas
Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Prinsip
syariah yang dimaksud adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan
perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang
memiliki kewenaangan dalam menetap fatwa di bidang syariah.
Penelitian ini adalah penelitian data sekunder yang berupa laporan
keuangan tahunan (annual report) perbankan syariah yang terdaftar di
Indonesia tahun 2015-2018. Perbankan syariah yang dijadikan objek
penelitian ini terdiri dari 12 (dua belas) Bank Umum syariah di Indonesia
yaitu: Bank Syariah Mandiri, Bank BCA Syariah, Bank BRI Syariah,
Bank BNI Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Syariah Mega Indonesia,
Bank Muamalat Indonesia, Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah,
Bank Maybank Syariah Indonesia, Bank Jabar Banten Syariah, Bank
Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 48 sampel. Sementara
itu, untuk periode laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini
akan digambarkan dalam tabel 4.1 sesuai dengan hasil uji deskriptif.
58
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Periode Laporan Keuangan Tahunan 2015-2018
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INFLASI 48 3.17 4.83 3.7000 .66993
SUKU BUNGA 48 4.25 7.50 5.6050 1.26397
NPF 48 .32 22.04 4.4017 4.12020
CAR 48 11.51 40.90 19.9010 6.31365
ROA 48 -10.77 12.40 1.0177 3.65121
Valid N (listwise) 48
Sumber : Data diolah, 2019
Output hasil uji statistik deskriptif tersebut di atas menunjukkan
jumlah data pengamatan ada 48. Dengan penjabaran tiap variabel sebagai
berikut:
1. Dari 48 data pengamatan nilai Inflasi terkecil (minimum) adalah 3.17
dan nilai terbesar (maksimum) adalah 4.83. Rata-rata nilai Inflasi dari
48 data pengamatan adalah 3.7000 dengan standar deviasi sebesar
66993
2. Dari 48 data pengamatan nilai Suku Bunga terkecil (minimum) adalah
4.25 dan nilai terbesar (maksimum) adalah 7.50. Rata-rata nilai Suku
Bunga dari 48 data pengamatan adalah 5.6050 dengan standar deviasi
sebesar 1.26397
3. Dari 48 data pengamatan nilai NPF terkecil (minimum) adalah .32 dan
nilai terbesar (maksimum) adalah 22.04. Rata-rata nilai NPF dari 48
data pengamatan adalah 4.4017 dengan standar deviasi sebesar 4.12020
59
4. Dari 48 data pengamatan nilai CAR terkecil (minimum) adalah 11.51
dan nilai terbesar (maksimum) adalah 40.90. Rata-rata nilai CAR dari
48 data pengamatan adalah 19.9010 dengan standar deviasi sebesar
6.31365
5. Dari 48 data pengamatan nilai ROA terkecil (minimum) adalah -10.77
dan nilai terbesar (maksimum) adalah 12.40. Rata-rata nilai ROA dari
48 data pengamatan adalah 1.0177 dengan standar deviasi sebesar
3.65121
B. Analisis Data
Hasil analisis data pada penelitian ini yang berupa uji asumsi dan
regresi linier berganda, adalah sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal (Ghozali, 2013: 160). Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk menguji normalitas data yaitu dengan metode
kolmogorov-smirnov test >0.05. Hasil uji kolmogorov-smirnov
dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
60
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 48
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.42082215
Most Extreme Differences Absolute .187
Positive .187
Negative -.144
Kolmogorov-Smirnov Z 1.296
Asymp. Sig. (2-tailed) .069
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data Diolah, 2019
Berdasarkan hasil tabel 4.2 besarnya nilai K-S adalah
1.296 dan signifikansi 0.069 yang berarti lebih dari nilai α=0.05,
maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas
(independen) (Ghozali,2013:105). Hasil uji multikolinieritas dapat
dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
61
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.825 2.863 -.288 .775
INFLASI .284 .899 .052 .316 .754 .375 2.664
SUKU BUNGA -.057 .480 -.020 -.119 .906 .370 2.699
NPF -.517 .101 -.584 -5.134 .000 .791 1.264
CAR .170 .065 .294 2.614 .012 .806 1.241
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, maka dapat diketahui bahwa
hasil perhitungan nilai menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 yang
berarti tidak ada kolerasi antar variabel independen. Hasil
perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga
menunjukkan hal yang sama yakni tidak ada variabel independen
yang memiliki VIF lebih dari 10. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam
model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau
satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2018: 137).
62
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .589a .347 .286 10.20099
a. Predictors: (Constant), CAR, SUKU BUNGA, NPF, INFLASI
b. Dependent Variable: RES_KUADRAT
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarakan tabel 4.4 di atas, R2
memiliki nilai 0.347
maka diperoleh nilai C2
hitung = 16.656, dimana C2 = n*R
2 =
48*0.347 = 16.656 dan nilai C2
tabel = 65.171, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak mengandung
adaya heteroskedastisitas karena C2 hitung < C
2 tabel = 16.656 <
65.171
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi ini bertujuan menguji apakah dalam
model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan penggangggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Pengujian ini muncul karena residual tidak bebas
dari satu observasi ke observasi lain (Ghozali,2018:111)
Menurut (Ghozali, 2013:110) Runs test merupakan bagian
dari statistik non-parametrik yang dapat digunakan untuk
menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika
antar variabel tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan
63
bahwa residual adalah acak atua random. Hasil uji autokorelasi
dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardiz
ed Residual
Test Valuea -.12368
Cases < Test Value 24
Cases >= Test Value 24
Total Cases 48
Number of Runs 19
Z -1.605
Asymp. Sig. (2-tailed) .109
a. Median
Sumber : Data Diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, hasil output SPSS menunjukkan
nilai signifikan 0.109 yang berarti lebih dari nilai α=0.05, maka
dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak terjadi sutokorelasi.
2. Uji Statistik
a. Uji Koefisien Determinan
Koefisien determinan (R2) pada intinya digunakan untuk
menjelaskan variansi ROA oleh variabel Inflasi, Suku Bunga, NPF,
dan CAR. Koefisiensi determinasi mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisiensi determinan adalah antara nol dan satu. Hasil uji
koefisien determinan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
64
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .749a .560 .520 2.53092
a. Predictors: (Constant), CAR, SUKU BUNGA, NPF, INFLASI
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data diolah, 2019
Output dalam tabel 4.6 menunjukkan besarnya Adjusted R2
adalah
0.520, hal ini berarti bahwa kontribusi variabel independen
mempengaruhi variabel dependen adalah sebesar 52% sedangkan
sisanya 48% dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi.
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat. Koefisien regresi diuji secara serentak
menggunakan ANOVA, untuk mengetahui apakah keserempakan
tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap model.
Uji ini dilakukan untuk membandingkan pada nilai signifikan
α=5%. Hasil Uji Statistik penelitian ini adalah sebagi berikut:
65
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 351.136 4 87.784 13.704 .000a
Residual 275.438 43 6.406
Total
626.573 47
a. Predictors: (Constant), CAR, SUKU BUNGA, NPF, INFLASI
b. Dependent Variable: ROA
Sumber data diolah , 2019
Berdasarkan output dari tabel 4.7 di atas, maka diperoleh
nilai F sebesar 13.704 dan signifikan 0.000 lebih kecil dari 0.05.
hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (Inflasi, Suku
bunga, NPF dan CAR) secara simultan atau bersama-sama
berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen yakni
ROA Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia periode 2015-
2018
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelasan/independen secara individu
dalam menerangkan variabel dependen. (Ghozali, 2013:99) Hasil
pengujian terhadap t-statistik dengan standar signifikansi α = 5%
yaitu jika sig < α, maka hipotesis diterima. Dalam penelitian ini,
hasil uji t terdapat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
66
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.825 2.863 -.288 .775
INFLASI .284 .899 .052 .316 .754
SUKU BUNGA -.057 .480 -.020 -.119 .906
NPF -.517 .101 -.584 -5.134 .000
CAR .170 .065 .294 2.614 .012
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data diolah, 2019
Keterangan :
1) Konstanta -0.825 menyatakan bahwa jika rata-rata variabel
independen konstan, maka rata-rata tingkat ROA akan
turun sebesar 0.825 satuan.
2) Koefisien regresi Inflasi sebesar 0.248 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 satuan nilai NPF maka akan
menaikkan ROA sebesar 0.248 satuan.
3) Koefisien regresi Suku bunga sebesar -0.057 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 satuan nilai Suku bunga maka
akan menurunkan ROA sebesar 0.091 satuan.
67
4) Koefisien regresi NPF sebesar -0.517 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 satuan nilai NPF maka akan
menurunkan ROA sebesar 0.157 satuan.
5) Koefisien regresi CAR sebesar 0.170 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 satuan nilai CAR maka akan
menaikkan ROA sebesar 0.170 satuan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Inflasi terhadap ROA
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh variabel Inflasi terhadap
ROA pada Bank Umum Syariah dapat diketahui bahwa, peningkatan
atau penurunan nilai Inflasi selama periode 2015-2018 berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah. Hal
ini ditunjukkan nilai profitabilitas sebesar (0,754) > α (0,05) dan
koefisiensinya 0,284 sehingga H1
ditolak. Artinya secara parsial
terdapat pengaruh positif tidak signifikan antara variabel Inflasi
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah.
Kondisi ini mendukung hasil penelitian dari Ayu (2013) yang
menyatakan inflasi berpengaruh positif terhadap ROA dimana hasil
pengujian tersebut menunjukkan bahwa semakin besar inflasi maka
ROA bank syariah semakin besar. Hasil penelitian ini juga sesuai
dengan penelitian A.A. Putri Suardani (2009) serta Novianto Satrio
Utomo (2009) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif
68
terhadap Return On Asset (ROA). Jika peningkatan harga yang dapat
dinikmati oleh perusahaan lebih tinggi daripada biaya produksi yang
dikeluarkan, maka profitabilitas perusahaan akan naik.
2. Pengaruh Suku Bunga terhadap ROA
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh variabel Suku Bunga
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah dapat diketahui bahwa,
peningkatan atau penurunan nilai Suku Bunga selama periode 2015-
2018 berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA pada Bank
Umum Syariah. Hal ini ditunjukkan nilai profitabilitas sebesar (0,906)
> α (0,05) dan koefisiensinya -0,057 sehingga H2 ditolak. Artinya
secara parsial terdapat pengaruh negatif tidak signifikan antara variabel
Suku Bunga terhadap ROA pada Bank Umum Syariah.
Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Ayu (2013) yang
menunjukkan suku bunga BI berpengaruh negatif terhadap ROA pada
Bank Syariah di Indonesia tahun 2008-2010. Meningkatnya suku
bunga BI akan diikuti peningkatan suku bunga tabungan, sehingga
akan mengakibatkan nasabah memindahkan dananya ke bank
konvensional, untuk memperoleh pengembalian yang lebih tinggi.
3. Pengaruh NPF terhadap ROA
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh variabel terhadap ROA
pada Bank Umum Syariah dapat diketahui bahwa, peningkatan atau
penurunan nilai NPF selama periode 2015-2018 berpengaruh negatif
69
signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah. Hal ini
ditunjukkan nilai profitabilitas sebesar (0,000) < α (0,05) dan
koefisiensinya -0,517 sehingga H3 ditolak. Artinya secara parsial
terdapat pengaruh negatif signifikan antara variabel NPF terhadap
ROA pada Bank Umum Syariah.
Pernyataan ini hampir sama dengan penelitian Riski
Agustiningkrum (2012) yang meneliti NPL berpengaruh negartif
signifikan terhadap ROA. Menurut Kamus Besar Bank Indonesia NPL
atau NPF adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang
berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Termin NPL
diperuntukkan bagi bank umum sedangkan NPF untuk bank Syariah.
Dalam penelitian Riski yang menyatakan NPL berpengaruh negatif
signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikansi 0,026 < 0,05. Hal ini sejalan dengan kajian teoritis yang
telah diungkapkan bahwa NPL mempunyai pengaruh negatif terhadap
profitabilitas.
4. Pengaruh CAR terhadap ROA
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh variabel terhadap ROA pada
Bank Umum Syariah dapat diketahui bahwa, peningkatan dan
penurunan nilai NPF selama periode 2015-2018 berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah. Hal ini
ditunjukkan nilai profitabilitas sebesar (0,012) < (0,05) dan
koefisiensinya 0,170 sehingga H4 diterima. Artinya secara parsial
70
terdapat pengaruh positif signifkan antara variabel CAR terhadap
ROA pada Bank Umuk Syariah.
Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Nuraini (2013) yang
menunjukkan bahwa secara parsial variabel CAR berpengaruh positif
signifikan terhadap variabel perubahan laba, ini dapat dimaknai bahwa
semakin besar CAR diikuti semakin besarnya perubahan laba. Kondisi
demikian dimungkinkan karena CAR yang adalah rasio modal bank
terhadap asset tertimbang menurt risiko, dengan adanya rasio CAR
yang besar menunjukkan modal bank yang besar pula, sehingga bank
dapat leluasa menempatkan dana dari modal tersebut untuk portofolio
asset produktif, dan akan berdampak terhadap penghasilan laba.
Berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan, dapat dilihat
hasil uji hipotesis dari masing-masing variabel yang dijelaskan dalam
tabel berikut:
Tabel 4.9
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
No Hipotesis Hasil
1. Inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA Ditolak
2. Suku Bunga berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA Ditolak
3. NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA Ditolak
4. CAR berpengaruh positif signifikan tehadap ROA Diterima
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil pengujian yang dilakukan
terhadap hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel Inflasi tidak berpengaruh terhadap ROA. Hal ditunjukkan
bahwa peningkatan atau penurunan nilai Inflasi selama periode
2015-2018. Berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
ROA pada Bank Umum Syariah. Jika peningkatan harga yang dapat
dinikmati oleh perusahaan lebih tinggi daripada biaya produksi yang
dikeluarkan, maka profitabilitas perusahaan akan naik.
2. Variabel Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap ROA. Hal ini
ditunjukkan bahwa peningkatan atau penurunan nilai Suku Bunga
selama periode 2015-2018 berpengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah.
Meningkatnya suku bunga BI akan diikuti peningkatan suku bunga
tabungan, sehingga akan mengakibatkan nasabah memindahkan
dananya ke bank konvensional, untuk memperoleh pengembalian
yang lebih tinggi.
3. Variabel NPF berpengaruh terhadap ROA. Hal ini ditunjukkan
bahwa peningkatan atau penurunan nilai NPF selama periode 2015-
2018 berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA pada Bank
72
Umum Syariah. Meningkatkan nilai NPF atau kredit bermasalah
(macet) maka tingkat profitabilitas bank akan mengalami
penurunan.
4. Variabel CAR berpengaruh terhadap ROA. Hal ini ditunjukkan
bahwa peningkatan dan penurunan nilai NPF selama periode 2015-
2018 berpengaruh positif signifikan terhadap ROA pada Bank
Umum Syariah. Dengan adanya rasio CAR yang besar
menunjukkan modal bank yang besar pula, sehingga bank dapat
leluasa menempatkan dana dari modal tersebut untuk portofolio
asset produktif, dan akan berdampak terhadap penghasilan laba.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitianyang telah dilakukan, berikut
merupakan saran-saran yang dapat peneliti berikan:
1. Bagi Manajemen
Perbankan harus dapat menjaga tingkat kesehatan bank, baik dari
faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas,
likuiditas. Jika kelima faktor tersebut terjaga dengan baik maka krisis
perbankan tidak akan terjadi dan kepercayaan nasabah tetap terjaga dengan
baik sehingga fungsi perbankan dapat berjalan dengan baik. Dengan
demikian perbankan membantu terciptanya perekonomian yang baik di
suatu negara.
73
2. Bagi Investor
a. Para calon nasabah sebaiknya memperhatikan informasi-informasi
mengenai inflasi dan suku bunga BI yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia karena dengan adanya informasi tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memperediksi kinerja perbankan yang
kemudian mengambil keputusan yang tepat sehubungan dengan
kebutuhan para nasabah.
b. Untuk menilai kinerja perbankan yang sehat hendaknya calon
nasabah selain melihat dari sisi pengaruh Inflasi, Suku Bunga,
kredit bermasalah (NPF) dan juga tingkat kecukupan modal
(CAR) hendaknya memperhatikan faktor eksternal di luar
pengaruh-pengaruh tersebut, seperti : unsur informasi, issue, atau
news, kondisi persaingan, kebijakan pemerintah dalam jangka
pendek dan jangka panjang serta variabel lainnya yang dapat
memberikan dasar pertimbangan dalam penjelasan mengenai
kondisi kinerja keuangan perbankan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
referensi bagi peneliti selanjutnya di bidang yang sama yang akan
datang untuk dikembangkan dan diperbaiki, misalnya dengan
memperpanjang periode paradigma pengamatan sehingga dapat
lebih mencerminkan hasil penelitian.
74
b. Penelitian selanjutnya dapat memperbanyak jumlah variabel yang
dipergunakan, karena masih banyak variabel lain yang berpengaruh
pada kinerja keuangan perbankan syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiningrum, Riski. 2012. “Analisis Pengaruh CAR, NPL, Dan LDR
Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan”. Bali : Universitas Udayana. Bali
Ahmad, Arifin 2015. “Analisis Pengaruh Inflasi Dan Suku Bunga BI
Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Di Indonesia (Studi
Kasus Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014)”.
Almila, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas. 2005. “Analisis Rasio
CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga
Perbankan Perioda 2000-2002”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol
7, No. 2, Nopember.
Apriani Simatupang dan Denis Franzlay, 2016. “Capital Adequacy
Ratio(CAR), Non Performing Financing (NPF), Efisiensi Operasional
(BOPO) Dan Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia”. Jurnal Administrasi
Kantor, Vol.4, No.2, Hlm.466 - 485
Bawono, Anton. dan Arya Fendha Ibnu Shina. 2006. “Multivariate Analysis
Dengan SPSS”. Salatiga. Penerbit: STAIN Salatiga press
Boediono, 1998. “Ekonomi Moneter”. Yogyakarta. Penerbit : BPFE
Brigham, E.F, dan Joel, F.H. 2013. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”.
Edisi kesebelas, buku 1. Jakarta. Penerbit: Salemba Empat.
Burhan, M. Bungin. 2005. “Metodologi Penelitian Kuantitatif”. Jakarta:
Perdana Media.
Dendawijaya, Lukman. 2009. “Manajemen Perbankan”. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Dewi, Kadek Ayu Krisna, Ni Kadek Sinarwati, & Nyoman Ari. 2014.
“Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to deposit Ratio
(LDR), dan perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank
Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012”. e-
Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akutansi
Program S1, Vol 2, No. 1 Tahun 2014
Ghozali, Imam. 2018, “Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM
SPSS 25 Edisi 9” Semarang. Penerbit: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro
Hermina, Rida dan Edy Suprianto. 2014. “Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR,
Dan BOPO Terhadap Profitabilitas (ROE) Pada Bank Umum Syariah
(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di BEI 2008 – 2012)”. Jurnal
Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, Hal. 129 – 142
Hery, 2016. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta. Penerbit : PT.Grasindo.
Ismail. 2010. “Manajemen Perbankan: dari teori menuju aplikasi”. Jakarta.
Penerbit : Kencana.
______. 2013. “Perbankan Syariah”, Jakarta. Penerbit : Kencana Prenada
Media Group.
Kasmir. 2009. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, Jakarta. Penerbit :
PT. Raja Grafindo Persada.
Kurniasih, Erni. 2012. “Pengaruh Capital Adequity Ratio (CAR) Non
Performing Financing (NPF) Financing To Deposit Ratio (FDR) Biaya
Opersasional Pendapatan Operasional (BOPO) Suku Bunga dan
Inflasi Terhadap Profitabilitas (Perbandingan Bank Umum Syariah
dan Bank Umum Konvensional Periode 2007-2011)”. Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Luh Empira, Nyoman Trisna Herawati, & Luh Gede Erni Sulindawati. 2015.
“Analisis Pengaruh NIM, BOPO, LDR DAB NPL Terhadap
Profitabilitas (Bank Umum Swasta Nasional Yang Terdaftar Pada BEI
Periode 2009-2013)”. e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan
Ganesha. Vol. 3 No. 1 Tahun 2015.
Mulawarman, Dedi Aji. 2006. “Menyibak Akuntansi Syariah: Rekonstruksi
Teknologi Akuntansi Syariah dari Wacana ke Aksi.” Yogyakarta:
Kreasi Wacana.
Nopirin. 2000, “Ekonomi Moneter Buku II”. Yogyakarta : BPFE
______. 2007, “Ekonomi Moneter”. Yogyakarta : BPFE
______. 2009. “Ekonomi Moneter Buku I”. Yogyakarta:BPFE.
Nuraini. 2013. “Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO Dan Kualitas Aktiva
Produktif Terhadap Perubahan Laba (ROA) Studi Empiris Pada
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI”. Vol. 2. No. 1. Hal. 14-
25.
Putri, Asrina. 2015. “Analisis Pengaruh PDB, Nilai Tukar Rupiah, Non
Performing Finance (NPF), Bopo Terhadap Profitabilitas. (ROA)
Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2008-2013”. Jom FEKON
Vol. 2 No. 1. Februari 2015.
Sahara, Ayu Yanita. 2013. “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Bi, Dan
Produk Domestik Bruto Terhadap Return On Asset (ROA) Bank
Syariah Di Indonesi”., Jurnal Ilmu Manajemen. Vol.1 No.1
Sartika, Dewi. 2012. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan
Modal, Kualitas Aktiva Produktif Dan Likuiditas Terhadap Return On
Asset (ROA)”. Makasar : Universitas Hasannudin.
Swandayani, Desi Marilin dan Rohmawati Kusumaningtyas. 2012.
“Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Valas Dan Jumlah Uang
Beredar Terhadap Profitabilitas Pada Perbankan Syariah Di
Indonesia Periode 2005-2009”. Jurnal Akutansi AKRUAL 3 (2)
(2012): 147-166
Simorangkir,O.P. 2004. “Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non
Bank”. Jakarta:Ghalia Indonesia.
Slamet Riyadi dan Agung Yulianto (2014). “Pengaruh Pembiayaan Bagi
Hasil, Pembiayaan Jual Beli, Financing to Deposit Rasio (FDR) dan
Non Performing Fianancing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia”. Accounting Analysis Journal. Vol. 3 No.4
Sugiono, Arief, dan Edy, Untung, 2016 . “Analisa Laporan Keuangan” .
Jakarta. Penerbit: PT Grasindo.
Sujarweni, V.M. 2015. “Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi”.
Yogyakarta. Penerbit : Pustakabarupress.
Sukirno, Sadono, 2006. “Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan
Dasar Kebijakan”. Edisi Kedua, Jakarta: Penerbit Kencana Prenada
Media Group.
Wahyuningsih, Tri. 2016. “Pengaruh CAR, NPF, FDR, BOPO, Dan GWM
Terhadap Laba Perusahaan (ROA) Pada Bank Umum Syariah Di
Indonesia”. Periode 2010-2015. Universitas Pandanaran. Semarang
Wibowo, Edhi, S dan Muhammad S. 2013. “ Pengaruh Suku Bunga, Inflasi,
CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah”. Vol.2,
No.2, Hlm. 1-10.
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
Yuliani. 2007. “Hubungan Efisiensi Operasional Dengan Kinerja
Profitabilitas Pada Sektor Perbankan Yang Go Publik Di Bursa Efek
Jakarta”. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 5 No 10
Desember 2007.
Yunita, Rima. 2014. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Profitabilitas
Perbankan Syariah Di Indonesia. (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Di
Indonesia Tahun 2009 –2012)”.Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli
2014, Hal. 143 - 160
Zulifiah Fitri dan Joni Susilowibowo. 2014. “Pengaruh Inflasi, Bi Rate,
Capital Adequacy Ratio (Car), Non Performing Finance (Npf), Biaya
Operasional Dan Pendapatan Operasional (Bopo) Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2008-2012”. Jurnal Ilmu
Manajemen Vol.2 No.3
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN I
Data Utama
No Bank Umum Syariah Tahun Inflasi Suku Bunga NPF CAR ROA
1 Bank Mandiri Syariah
2015 4.83 7.5 6.06 12.85 0.56
2016 3.3 4.75 4.92 14.01 0.59
2017 3.5 4.25 4.53 15.89 0.59
2018 3.17 5.92 3.97 15.59 0.79
2 Bank BCA Syariah
2015 4.83 7.5 0.7 34.3 1
2016 3.3 4.75 0.5 36.7 1.1
2017 3.5 4.25 0.32 29.4 1.2
2018 3.17 5.92 0.35 24.3 1.2
3 Bank BRI Syariah
2015 4.83 7.5 3.89 13.94 0.77
2016 3.3 4.75 3.19 20.63 0.95
2017 3.5 4.25 4.75 20.05 0.51
2018 3.17 5.92 4.97 29.72 0.43
4 Bank BNI Syariah
2015 4.83 7.5 2.53 15.48 1.43
2016 3.3 4.75 2.94 14.92 1.44
2017 3.5 4.25 2.89 20.14 1.31
2018 3.17 5.92 2.93 19.31 1.42
5 Bank Bukopin Syariah
2015 4.83 7.5 2.99 16.31 0.79
2016 3.3 4.75 7.63 15.15 1.12
2017 3.5 4.25 7.85 19.2 0.02
2018 3.17 5.92 5.71 19.31 0.02
6 Bank Mega Syariah
2015 4.83 7.5 2.81 22.85 1.97
2016 3.3 4.75 3.3 23.53 2.63
2017 3.5 4.25 2.95 22.19 1.56
2018 3.17 5.92 2.15 20.54 0.93
7 Bank Muamalat Indonesia
2015 4.83 7.5 7.11 12 0.2
2016 3.3 4.75 3.83 12.74 0.22
2017 3.5 4.25 4.43 13.62 0.11
2018 3.17 5.92 3.87 12.34 0.08
8 Bank Panin Syariah
2015 4.83 7.5 2.63 20.3 1.12
2016 3.3 4.75 2.26 18.17 0.37
2017 3.5 4.25 12.52 11.51 -10.77
2018 3.17 5.92 4.81 23.15 0.26
9 Bank Victoria Syariah
2015 4.83 7.5 9.8 16.14 -2.36
2016 3.3 4.75 7.21 15.98 -2.19
2017 3.5 4.25 4.59 19.29 0.36
2018 3.17 5.92 4 22.07 0.32
10 Bank Maybank Syariah
2015 4.83 7.5 35.15 38.4 -20.13
2016 3.3 4.75 43.99 55.06 -9.51
2017 3.5 4.25 0 75.83 5.5
2018 3.17 5.92 0 163.07 -6.86
11
Bank Jabar Banten (BJB)
Syariah
2015 4.83 7.5 2.91 15.85 2.04
2016 3.3 4.75 17.91 18.25 -8.09
2017 3.5 4.25 22.04 16.25 -5.69
2018 3.17 5.92 4.58 16.43 0.54
12 Bank Aceh Syariah
2015 4.83 7.5 2.3 19.44 2.83
2016 3.3 4.75 1.39 20.74 2.48
2017 3.5 4.25 1.38 21.5 2.51
2018 3.17 5.92 1.04 19.67 2.38
13 Bank BTPN Syariah
2015 4.83 7.5 1.25 19.9 5.2
2016 3.3 4.75 1.53 23.8 9
2017 3.5 4.25 1.67 28.9 11.2
2018 3.17 5.92 1.39 40.9 12.4
LAMPIRAN II
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INFLASI 48 3.17 4.83 3.7000 .66993
SUKU BUNGA 48 4.25 7.50 5.6050 1.26397
NPF 48 .32 22.04 4.4017 4.12020
CAR 48 11.51 40.90 19.9010 6.31365
ROA 48 -10.77 12.40 1.0177 3.65121
Valid N (listwise) 48
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS BCOV R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4
/SAVE RESID.
LAMPIRAN III
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 48
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.42082215
Most Extreme Differences Absolute .187
Positive .187
Negative -.144
Kolmogorov-Smirnov Z 1.296
Asymp. Sig. (2-tailed) .069
a. Test distribution is Normal.
LAMPIRAN IV
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.825 2.863 -.288 .775
INFLASI .284 .899 .052 .316 .754 .375 2.664
SUKU
BUNGA -.057 .480 -.020 -.119 .906 .370 2.699
NPF -.517 .101 -.584 -5.134 .000 .791 1.264
CAR .170 .065 .294 2.614 .012 .806 1.241
a. Dependent Variable: ROA
LAMPIRAN V
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .589a .347 .286 10.20099
a. Predictors: (Constant), CAR, SUKU BUNGA, NPF, INFLASI
b. Dependent Variable: RES_KUADRAT
LAMPIRAN VI
Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.12368
Cases < Test Value 24
Cases >= Test Value 24
Total Cases 48
Number of Runs 19
Z -1.605
Asymp. Sig. (2-tailed) .109
a. Median
LAMPIRAN VII
Hasil Uji Koefisien Determinan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .749a .560 .520 2.53092
a. Predictors: (Constant), CAR, SUKU BUNGA, NPF, INFLASI
b. Dependent Variable: ROA
LAMPIRAN VIII
Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 351.136 4 87.784 13.704 .000a
Residual 275.438 43 6.406
Total 626.573 47
a. Predictors: (Constant), CAR, SUKU BUNGA, NPF, INFLASI
b. Dependent Variable: ROA
LAMPIRAN IX
Hasil Uji Statistik T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.825 2.863 -.288 .775
INFLASI .284 .899 .052 .316 .754
SUKU BUNGA -.057 .480 -.020 -.119 .906
NPF -.517 .101 -.584 -5.134 .000
CAR .170 .065 .294 2.614 .012
a. Dependent Variable: ROA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Budiati Khamidah
TTL : Boyolali, 07 April 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Dsn. Gatak 02/09, Ds. Tanduk Kec. Ampel Kab. Boyolali
Telepon : 085725628134
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
Periode/Tahun Sekolah/Institusi/Universitas Jurusan
2003 - 2009 SDN Gladagsari -
2009 - 2012 SMPN 2 Ampel -
2012 - 2015 SMKN 1 Kaliwungu TKJ
2015 - 2019 IAIN Salatiga S1 Perbankan Syariah
Pengalaman Organisasi
2010 : OSIS SMPN 2 Ampel
2012 : OSIS SMKN 1 Kaliwungu
2015 : Anggota Getar IAIN Salatiga