Pengaruh Indeks Bias Zat Cair Sebagai Pengganti Jaket Pelindung Serat Optik Plastik Yang...

5
PENGARUH INDEKS BIAS ZAT CAIR SEBAGAI PENGGANTI JAKET PELINDUNG SERAT OPTIK PLASTIK YANG DIBENGKOKKAN TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS CAHAYA KELUARAN Ardiyanto Nugroho, Heru Kuswanto, Nur Kadarisman Prodi Fisika, Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Jl. Colombo 1, Karangmalang, Sleman, Yogyakarta Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan intensitas cahaya keluaran serat optik akibat pengaruh indeks bias zat cair sebagai pengganti jaket pelindung, dan untuk mengetahui pengaruh panjang pengelupasan jaket pelindung terhadap intensitas cahaya keluaran serat optik. Bagian tengah serat optik dikelupas jaket pelindungnya yang kemudian dicelupkan ke dalam berbagai zat cair dengan indeks bias berbeda-beda untuk mengetahui perubahan intensitas cahaya keluaran. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah nilai indeks bias zat cair dan panjang pengelupasan jaket pelindung. Variabel terikat dalam penelitian adalah intensitas cahaya keluaran serat optik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar indeks bias zat cair, intensitas cahaya akan mengalami pelemahan. Hal ini disebabkan karena cahaya mengalami pembiasan dan tidak terjadi pemantulan internal total pada indeks bias zat cair yang lebih besar dari indeks bias selongsong, akibatnya intensitas cahaya keluaran akan semakin kecil. Kata Kunci: Probe Sensor Optik, Serat Optik Plastik, Indeks Bias ABSTRACT This study aims to determine the change in light intensity output of the optical fiber due to the effect of the liquids refractive index as the replacement of buffer coating, and to investigate the effect of scaling the length of buffer coating on the optical fiber output light intensity. At the center of the optical fiber buffer coating exfoliated and then dipped into various liquids with different refractive index to assess changes in the intensity of light output. The independent variable in this study is the value of the refractive index of the liquid and length of peeling of buffer coating. The dependent variable in this study is the intensity of the light output of the optical fiber. The results of this study indicate that the greater the refractive index of the liquid, the light intensity will be weakened. This is caused by light refraction and total internal reflection does not occur if the refractive index of the liquid is greater than the refractive index of the cladding, consequently the intensity of the light output will be smaller. Keywords: Optical Sensor Probe, Plastic Optical Fiber, Index of refraction A. PENDAHULUAN Serat optik adalah salah satu media transmisi yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dan kecepatan sangat tinggi, sehingga sangat baik digunakan sebagai saluran komunikasi jarak jauh. Selain digunakan

description

Fisika

Transcript of Pengaruh Indeks Bias Zat Cair Sebagai Pengganti Jaket Pelindung Serat Optik Plastik Yang...

  • PENGARUH INDEKS BIAS ZAT CAIR SEBAGAI PENGGANTI JAKET

    PELINDUNG SERAT OPTIK PLASTIK YANG DIBENGKOKKAN TERHADAP

    PERUBAHAN INTENSITAS CAHAYA KELUARAN

    Ardiyanto Nugroho, Heru Kuswanto, Nur Kadarisman

    Prodi Fisika, Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

    Jl. Colombo 1, Karangmalang, Sleman, Yogyakarta

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui perubahan intensitas cahaya

    keluaran serat optik akibat pengaruh

    indeks bias zat cair sebagai pengganti jaket

    pelindung, dan untuk mengetahui

    pengaruh panjang pengelupasan jaket

    pelindung terhadap intensitas cahaya

    keluaran serat optik. Bagian tengah serat

    optik dikelupas jaket pelindungnya yang

    kemudian dicelupkan ke dalam berbagai

    zat cair dengan indeks bias berbeda-beda

    untuk mengetahui perubahan intensitas

    cahaya keluaran. Variabel bebas dalam

    penelitian ini adalah nilai indeks bias zat

    cair dan panjang pengelupasan jaket

    pelindung. Variabel terikat dalam

    penelitian adalah intensitas cahaya

    keluaran serat optik. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa semakin besar indeks

    bias zat cair, intensitas cahaya akan

    mengalami pelemahan. Hal ini disebabkan

    karena cahaya mengalami pembiasan dan

    tidak terjadi pemantulan internal total pada

    indeks bias zat cair yang lebih besar dari

    indeks bias selongsong, akibatnya

    intensitas cahaya keluaran akan semakin

    kecil.

    Kata Kunci: Probe Sensor Optik, Serat

    Optik Plastik, Indeks Bias

    ABSTRACT

    This study aims to determine the

    change in light intensity output of the

    optical fiber due to the effect of the liquids

    refractive index as the replacement of

    buffer coating, and to investigate the effect

    of scaling the length of buffer coating on

    the optical fiber output light intensity. At

    the center of the optical fiber buffer

    coating exfoliated and then dipped into

    various liquids with different refractive

    index to assess changes in the intensity of

    light output. The independent variable in

    this study is the value of the refractive

    index of the liquid and length of peeling of

    buffer coating. The dependent variable in

    this study is the intensity of the light

    output of the optical fiber. The results of

    this study indicate that the greater the

    refractive index of the liquid, the light

    intensity will be weakened. This is caused

    by light refraction and total internal

    reflection does not occur if the refractive

    index of the liquid is greater than the

    refractive index of the cladding,

    consequently the intensity of the light

    output will be smaller.

    Keywords: Optical Sensor Probe, Plastic

    Optical Fiber, Index of refraction

    A. PENDAHULUAN

    Serat optik adalah salah satu media

    transmisi yang dapat menyalurkan

    informasi dengan kapasitas besar dan

    kecepatan sangat tinggi, sehingga sangat

    baik digunakan sebagai saluran

    komunikasi jarak jauh. Selain digunakan

  • sebagai sarana transmisi, serat optik juga

    dikembangkan sebagai sensor. Serat optik

    yang digunakan sebagai sarana komunikasi

    adalah serat optik kaca, sedangkan untuk

    sensor digunakan serat optik plastik. Serat

    optik plastik digunakan untuk sensor

    karena mudah diubah-ubah dan lebih

    mudah diberi perlakuan. Perlakuan

    tersebut dapat dilakukan dengan

    mengganti cladding dan jaket pelindung

    atau dengan memberi perlakuan serat optik

    secara langsung [2].

    Serat optik berkaitan erat dengan

    pembiasan dan pemantulan. Prinsip dasar

    serat optik adalah menggunakan prinsip

    pembiasan. Cahaya dapat mengalir dalam

    serat optik karena peristiwa pemantulan

    internal sempurna. Hal ini dipengaruhi

    indeks bias dari teras, selongsong, dan

    jaket pelindung.

    Indeks bias suatu bahan dapat

    mempengaruhi pembiasan dan pemantulan

    cahaya dalam serat optik. Hal itu juga akan

    berpengaruh pada kecepatan dan intensitas

    cahaya pada serat optik. Pengelupasan

    jaket pelindung dan pembengkokan serat

    optik pada bagian yang dicelupkan zat cair

    dengan indeks bias berbeda-beda akan

    mempengaruhi intensitas cahaya keluaran.

    Pembengkokan menyebabkan adanya

    cahaya yang keluar dari serat optik,

    sedangkan zat cair akan berfungsi untuk

    membiaskan dan atau memantulkan

    cahaya yang keluar dari serat optik.

    Perlakuan tersebut mengakibatkan terjadi

    pembiasan dan pemantulan yang berbeda

    dari masing-masing indeks bias zat cair.

    Jika ada perbedaan pembiasan dan

    pemantulan dari setiap indeks bias, maka

    akan terjadi pula perbedaan intensitas

    cahaya keluaran pada serat optik. Dengan

    menganalisis perubahan intensitas yang

    dihasilkan tiap zat cair dengan indeks bias

    berbeda-beda, dapat diketahui pengaruh

    indeks bias zat cair terhadap perubahan

    intensitas cahaya keluaran serat optik.

    B. KAJIAN TEORI

    Serat optik plastik terdiri dari teras

    (core), selongsong (cladding), dan jaket

    pelindung seperti pada Gambar 1. Teras

    dan selongsong dibuat berbeda indeks

    bias, agar bisa terjadi pemantulan internal

    total. Serat optik berfungsi untuk

    membawa cahaya dari satu tempat ke

    tempat lain. Serat optik didasarkan pada

    prinsip pembiasan. Prinsip ini menentukan

    perilaku cahaya ketika melewati satu

    medium ke medium lain, dan diuraikan

    dalam hukum Snellius.

    Gambar 1. Struktur serat optik plastik [5]

    Pada serat optik, teras mempunyai

    indeks bias 1 yang lebih besar dari indeks

    bias selongsong 2. Untuk sinar yang

  • masuk ke serat optik, jika sinar datang

    (antara permukaan core dan cladding)

    lebih besar dari sudut kritis, maka sinar

    akan mengalami total internal reflection.

    Karena peristiwa total internal reflection

    ini, berkas cahaya dapat terus merambat

    sepanjang serat optik [1,5].

    1. Persamaan Fresnel

    Gelombang cahaya mengalami

    refleksi dan refraksi bersamaan saat

    merambat dari medium dengan indeks bias

    1 ke medium dengan indeks bias 2. Jika

    gelombang cahaya tegak lurus dengan

    bidang gambar, maka koefisien refleksi r

    dan koefisien tansmisi t diberikan oleh

    persamaan [4]

    = +

    (1)

    =2

    +

    Sedangkan jika gelombang cahaya sejajar

    dengan bidang, maka persamaan koefisien

    refleksi dan koefisien transmisi adalah

    sebagai berikut:

    = +

    (2)

    =2

    +

    2. Hilangnya Daya akibat

    Pembengkokan Makro

    Hilangnya daya akibat

    pembengkokan makro terjadi ketika

    cahaya melalui serat optik yang

    dilengkungkan dengan jari-jari lebih lebar

    dibandingkan dengan diameter serat optik,

    sehingga menyebabkan hilangnya daya.

    Gambar 2. Pembengkokan makro [6]

    Berdasarkan prinsip pemantulan dan

    pembiasan cahaya, jika sudut datang lebih

    kecil dari sudut kritis, maka mode cahaya

    tidak dipantulkan secara sempurna

    melainkan lebih banyak dibiaskan keluar

    dari inti serat optik. Sedangkan untuk

    sudut datang lebih besar dari sudut kritis,

    sebagian besar mode cahaya akan

    dipantulkan kembali masuk ke dalam

    selongsong seperti pada Gambar 2 [3,6].

    C. METODE PENELITIAN

    Untuk mengukur keluaran cahaya

    LED setelah melalui serat optik, peralatan

    diset-up sebagai berikut:

    serat optik

    Serat optik yang

    dikelupas jaket

    pelindungnya

    Gambar 3. Pengukuran intensitas cahaya

    keluaran pada serat optik

    zat cair

  • 0 1 2 3 4 5

    0,610

    0,615

    0,620

    0,625

    0,630

    0,635

    0,640

    0,645

    Inte

    nsi

    tas

    Cah

    aya

    (W

    )

    Panjang Pengelupasan (cm)

    n = 1,35

    n = 1,48

    n = 1,51

    D. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Gambar 4. Grafik hubungan antara

    panjang pengelupasan dengan intensitas

    cahaya

    Gambar 5. Grafik hubungan indeks bias

    dengan intensitas cahaya ternormalisasi

    Hubungan antara panjang

    pengelupasan dengan intensitas cahaya

    keluaran menghasilkan grafik seperti

    Gambar 4. Dari semua data ada kesamaan

    nilai intensitas tertinggi untuk setiap

    panjang pengelupasan yaitu mendekati 2

    cm. Hal ini dikarenakan pada panjang

    pengelupasan ini adalah panjang

    pengelupasan yang memungkinkan

    terjadinya pemantulan cahaya yang paling

    banyak. Selain itu data juga menunjukkan

    bahwa pada panjang pengelupasan ini

    mempunyai penurunan intensitas yang

    paling besar untuk setiap perubahan nilai

    indeks bias. Dengan data ini dapat

    diartikan bahwa panjang pengelupasan

    mendekati 2 cm merupakan panjang

    pengelupasan yang paling sensitif untuk

    sensor karena dengan perubahan indeks

    bias sedikit mendapatkan hasil perubahan

    intensitas yang besar.

    Grafik hubungan indeks bias zat

    cair dengan intensitas cahaya keluaran

    ternormalisasi menunjukan penurunan

    intensitas secara linier dengan nilai indeks

    bias dari 1,35 sampai 1,60 seperti Gambar

    5. Penurunan intensitas disebabkan karena

    cahaya mengalami pembiasan dan tidak

    terjadi pemantulan internal total pada

    indeks bias zat cair yang lebih besar dari

    indeks bias selongsong, akibatnya

    intensitas cahaya keluaran akan semakin

    kecil. Pada grafik Gambar 5 diperoleh nilai

    koefisien korelasi (R) yang lebih kecil dari

    -0,95. Hal ini menunjukkan hasil

    penelitian yang sudah baik. Semakin kecil

    nilai R menunjukkan semakin banyak titik

    yang ada pada grafik linier yang terbentuk.

    Data nilai koefisien determinasi (R2)

    menunjukkan nilai yang lebih dari 0,9.

    Semakin besar nilai koefisien determinasi

    menunjukkan semakin besar hubungan

    variabel bebas terhadap variabel terikat.

    E. KESIMPULAN

    1. Semakin besar indeks bias zat cair,

    akan semakin berkurang intensitas

    cahaya keluaran dari serat optik.

    1,25 1,30 1,35 1,40 1,45 1,50 1,55 1,60 1,65 1,70 1,75 1,80

    0,960

    0,965

    0,970

    0,975

    0,980

    0,985

    0,990

    0,995

    Inte

    nsi

    tas

    Cah

    aya

    Ter

    no

    rmal

    isas

    i

    Indeks Bias

    Percobaan 1

    Percobaan 2

  • 2. Hubungan antara panjang

    pengelupasan jaket pelindung dengan

    intensitas keluaran serat optik

    menghasilkan grafik Gaussian dengan

    intensitas cahaya keluaran tertinggi

    pada pengelupasan mendekati 2 cm.

    REFERENSI

    [1] Anuradha De. (2005). Optical Fibre

    and Laser Principle and Aplications.

    New Delhi: New Age Internastional

    Ltd.

    [2] Crisp dan Barry. (2005). Introduction

    to Fiber Optic third edition. England:

    Elsevier.

    [3] Harsono. (2010). Rugi-Rugi Pada

    Serat Optik Bermode Tunggal Dan

    Jamak Dengan Sebaran Indeks Bias

    Undakan Akibat Pelilitan Pada

    Silinder Secara Malar. Tesis

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET,

    Surakarta.

    [4] Hecht. (2002). Optics fourth edition.

    San Fracisco: Pearson Education.

    [5] Keiser. (1991). Optical Fiber

    Communications. Singapore: Mc

    Graw-Hill Publishing Company.

    [6] Martins, Andr. et al. (2006).

    Modeling of Bend Losses in Single

    Mode Optical Fibers. Portugal:

    Departemento de Electrnica,

    Telecomunicaes e Informatica da

    Universidade de Averio.