PENGARUH IMPLEMENTASI AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP ... · PDF filePenelitian ini menguji...

8

Click here to load reader

Transcript of PENGARUH IMPLEMENTASI AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP ... · PDF filePenelitian ini menguji...

Page 1: PENGARUH IMPLEMENTASI AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP ... · PDF filePenelitian ini menguji pengaruh implementasi akuntansi lingkungan terhadap kinerja ... keahlian karyawan ... 2 .3

Proceedings SNEB 2014: Hal. 1

PENGARUH IMPLEMENTASI AKUNTANSI LINGKUNGAN

TERHADAP KINERJA LINGKUNGAN DAN PENGUNGKAPAN

INFORMASI LINGKUNGAN

(Studi pada Perusahaan Pertambangan Umum yang Mengikuti PROPER

Periode 2008-2009)

Dian Imanina Burhany

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10 Tamalanrea Makassar

[email protected]

Abstrak – Fenomena pemanasan global dan kerusakan lingkungan telah mendorong perusahaan untuk lebih

peduli terhadap aspek lingkungan dan menunjukkan tanggung jawabnya terhadap lingkungan. Dalam hal ini,

implementasi akuntansi lingkungan dapat menjadi alat bantu manajemen untuk meningkatkan kinerja

lingkungan dan selanjutnya mempermudah pengungkapan informasi lingkungan sebagai bentuk

pertanggungjawaban lingkungan kepada stakeholders perusahaan.

Penelitian ini menguji pengaruh implementasi akuntansi lingkungan terhadap kinerja lingkungan dan pengungkapan informasi lingkungan. Populasi target adalah 33 perusahaan pertambangan umum yang

mengikuti PROPER periode 2008-2009 dengan jumlah sampel 30, yaitu sejumlah perusahaan yang merespon

kuesioner. Responden adalah kepala bagian akuntansi perusahaan. Data penelitian terdiri atas data primer dan

data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh melalui

publikasi di internet maupun diperoleh langsung dari perusahaan. Metode analisis jalur dengan bantuan

software Lisrel 8.70 digunakan untuk menguji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) implementasi akuntansi lingkungan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja lingkungan, dan (2) implementasi akuntansi lingkungan dan kinerja lingkungan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan informasi lingkungan, baik secara simultan maupun

parsial. Hasil ini menimbulkan implikasi terhadap perlunya praktik akuntansi perusahaan diperluas dengan

memasukkan aspek lingkungan. Dengan demikian, akuntansi dapat berkontribusi dalam pertanggungjawaban lingkungan perusahaan.

Kata Kunci: Akuntansi Lingkungan, Kinerja Lingkungan, Pengungkapan Informasi Lingkungan.

I. PENDAHULUAN

Dengan fenomena pemanasan global dan semakin

banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi, saat ini

aspek lingkungan menjadi perhatian banyak pihak.

Industri pertambangan merupakan industri yang

dituding memiliki kinerja lingkungan yang buruk. Ini terlihat dari banyaknya kasus kerusakan lingkungan

yang ditimbulkan oleh perusahaan pertambangan

seperti PT Newmont Minahasa Raya, PT Freeport,

dan lain-lain. Harus diakui bahwa terjadi dilema. Di

satu sisi, industri ini berpotensi besar merusak

lingkungan. Namun di sisi lain, pembangunan

membutuhkan sumber energi yang besar yang

diperoleh dari industri ini dan industri ini juga

merupakan sumber pendapatan yang signifikan bagi

negara (Miranti, 2008).

Pembangunan yang mempertimbangkan

kelestarian lingkungan sudah merupakan keharusan. Pembangunan saat ini diarahkan pada pembangunan

yang berkelanjutan atau sustainable development

yaitu pembangunan yang menyeimbangkan aspek

ekologi/lingkungan, ekonomi dan sosial (Herath,

2005). Ini juga sejalan dengan konsep triple bottom

line yang terdiri atas profit, planet, people atau 3P

(Elkington,1999).

Menurut De Beer dan Friend (2006), salah satu

faktor yang dapat membantu peningkatan kinerja

lingkungan adalah akuntansi lingkungan. Peran

akuntansi lingkungan dalam meningkatkan kinerja

lingkungan merujuk pada salah satu peran akuntansi

yaitu sebagai penyedia informasi bagi manajemen. Namun sistem akuntansi manajemen tradisional lebih

sering menggeneralisasi biaya-biaya tidak langsung

termasuk biaya lingkungan ke dalam biaya overhead

sehingga membuatnya tersembunyi dan manajer

kesulitan untuk menelusuri dan mengendalikan biaya

tersebut (Dascalu et al., 2010). Dengan akuntansi

lingkungan khususnya akuntansi manajemen

lingkungan atau environmental management

accounting (EMA), biaya lingkungan diidentifikasi,

ditetapkan dan dialokasikan secara tepat ke produk

atau proses, sehingga memungkinkan manajemen

mencari peluang untuk penghematan biaya (IFAC, 2005). EMA juga menyediakan informasi mengenai

aliran fisik bahan, energi, dan air yang digunakan serta

limbah dan emisi yang dihasilkan, sehingga

memudahkan manajemen melakukan pengelolaan

lingkungan untuk meningkatkan kinerja lingkungan

(Deegan, 2002).

Page 2: PENGARUH IMPLEMENTASI AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP ... · PDF filePenelitian ini menguji pengaruh implementasi akuntansi lingkungan terhadap kinerja ... keahlian karyawan ... 2 .3

Proceedings SNEB 2014: Hal. 2

Penelitian untuk menguji pengaruh akuntansi

lingkungan terhadap kinerja lingkungan antara lain

telah dilakukan oleh Perez et al. (2007) serta Henri

dan Journeault (2010) yang menemukan bahwa

penyediaan informasi lingkungan kepada manajemen

berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan.

Sedangkan Ja'far dan Arifah (2006) menemukan

bahwa full cost environmental accounting

berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan.

Selain kepada pihak internal, akuntansi

lingkungan juga menyajikan informasi lingkungan kepada pihak eksternal. Penelitian yang dilakukan

oleh Northcut (1995); Li dan McConomy (1999);

Cormier dan Magnan (1999) menemukan adanya

pengaruh positif akuntansi lingkungan terhadap

pengungkapan informasi lingkungan. Pengungkapan

yang dimaksud di sini adalah pengungkapan yang

bersifat sukarela sebagai wujud tanggung jawab

lingkungan perusahaan, yang biasanya disajikan

dalam laporan tahunan, sustainability report, website,

atau bentuk pengungkapan sukarela lainnya.

Peningkatan kinerja lingkungan mendorong perusahaan untuk meningkatkan pengungkapan

informasi lingkungan kepada pihak eksternal. Hal ini

didasari oleh voluntary/discretionary disclosure

theory yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung

untuk mengungkapkan good news dan

menyembunyikan bad news secara sukarela

(Verrecchia, 1983; Dye, 1985). Hasil penelitian

Guthrie dan Parker (1990); Al-Tuwaijri et al. (2004);

Clarkson et al. (2008) menemukan pengaruh positif

kinerja lingkungan terhadap pengungkapan informasi

lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Untuk mengukur pengaruh implementasi akuntansi

lingkungan terhadap kinerja lingkungan.

2. Untuk mengukur pengaruh implementasi akuntansi

lingkungan dan kinerja lingkungan terhadap

pengungkapan informasi lingkungan, baik secara

simultan maupun parsial.

Penelitian ini adalah penelitian pengujian

hipotesis (hypotheses testing) atau penelitian

verifikatif, yaitu penelitian yang bertujuan menguji

kebenaran teori atau hasil penelitian sebelumnya yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian. Unit analisis

penelitian adalah organisasi dengan horizon waktu

cross sectional. Populasi penelitian adalah perusahaan

pertambangan umum yang mengikuti program

penilaian kinerja lingkungan oleh Kementerian

Lingkungan Hidup atau PROPER (Program for

Pollution Control, Evaluation and Rating) periode

2008-2009 yaitu sebanyak 33 perusahaan. Jumlah

responden yang menjawab kuesioner adalah berasal

dari 30 perusahaan sehingga jumlah ini yang menjadi

sampel.

Data penelitian terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data variabel

implementasi akuntansi lingkungan dikumpulkan

melalui kuesioner, sedangkan data sekunder yaitu data

variabel kinerja lingkungan dan pengungkapan

informasi lingkungan diperoleh melalui publikasi di

internet maupun diperoleh langsung dari perusahaan.

Data penelitian dianalisis dengan menggunakan

metode analisis jalur (path analysis) dengan bantuan

software Lisrel 8.70.

II. LANDASAN TEORI

2.1. Pengaruh Implementasi Akuntansi

Lingkungan terhadap Kinerja Lingkungan

Burnett dan Hansen (2008) menyatakan bahwa

jika perusahaan ingin meningkatkan kinerja

lingkungannya maka akuntansi harus terlibat di dalamnya untuk melakukan fungsi pengumpulan,

penghitungan, analisis dan pelaporan biaya-biaya

lingkungan dan transaksi lain yang berkaitan dengan

lingkungan agar dapat digunakan oleh manajemen

untuk mengelola aspek lingkungan. Tujuan utama dari

akuntansi lingkungan adalah untuk mengoreksi

kesenjangan informasi (information gap) yang timbul

karena tidak teridentifikasinya biaya dan kerusakan

lingkungan serta penggunaan informasi ini untuk

mendukung keputusan bisnis (Dourala et al., 2003).

Cabang akuntansi lingkungan yang dapat membantu peningkatan kinerja lingkungan adalah

akuntansi manajemen lingkungan atau environmental

management accounting/EMA (Xiaomei, 2004).

Bidang ini identik dengan akuntansi manajemen yang

bertugas menyediakan informasi bagi manajemen.

Dalam EMA, informasi yang disajikan adalah

informasi yang berkaitan dengan aspek lingkungan,

dalam satuan fisik dan satuan moneter. Secara fisik,

data yang dikumpulkan oleh EMA adalah data

mengenai input yang digunakan dalam proses

produksi berupa bahan, air dan energi serta data

mengenai output yang dihasilkan berupa produk dan non-produk (limbah dan emisi). Secara moneter, data

yang dimaksud adalah data biaya yang berhubungan

dengan input dan output tersebut, yang dikeluarkan

oleh perusahaan untuk meminimalkan dampak

lingkungan.

Data fisik digunakan untuk menentukan tingkat

dampak lingkungan yang dihasilkan sehingga dapat

dikendalikan. Berdasarkan data ini dapat dihasilkan

informasi mengenai tingkat emisi gas yang dihasilkan,

jumlah limbah yang dihasilkan dan yang diolah, yang

dibutuhkan untuk menentukan target pengurangan emisi, limbah, dan perlindungan lainnya (Schaltegger

dan Hinrichsen, 1996 dalam Bosshard, 2003).

Adapun data moneter lebih banyak digunakan dalam

pengendalian biaya agar manajemen memiliki dasar

untuk mengelola aspek lingkungan perusahaan agar

dapat mengurangi tingkat polusi, mengurangi limbah,

menghasilkan produk yang ramah lingkungan,

sehingga kinerja lingkungan dapat ditingkatkan

(Bosshard, 2003, IFAC, 2005).

Hansen dan Mowen (2007) melakukan

pendekatan environmental quality cost model yang

diadopsi dari quality cost model dalam total quality management. Fokus dari pendekatan ini adalah upaya

manajemen dalam mengeluarkan biaya lingkungan

untuk mencapai zero damage to the environment atau

nol kerusakan lingkungan. Dengan biaya lingkungan

yang terdiri atas biaya pencegahan lingkungan, biaya

Page 3: PENGARUH IMPLEMENTASI AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP ... · PDF filePenelitian ini menguji pengaruh implementasi akuntansi lingkungan terhadap kinerja ... keahlian karyawan ... 2 .3

Proceedings SNEB 2014: Hal. 3

deteksi lingkungan, biaya kegagalan internal

lingkungan dan biaya kegagalan eksternal lingkungan

ini, kinerja lingkungan dapat ditingkatkan.

Penelitian Ja'far dan Arifah (2006); Perez et al.

(2007); Henri dan Journeault (2010) secara konsisten

menemukan pengaruh positif akuntansi lingkungan

terhadap kinerja lingkungan. Perez et al. (2007)

menemukan bahwa enam asset tak berwujud yaitu

kepedulian karyawan; pemahaman, keterampilan dan

keahlian karyawan mengenai lingkungan; komitmen

manajer; koordinasi lintas fungsi; integrasi isu lingkungan ke dalam proses perencanaan strategis;

dan penggunaan praktik akuntansi manajemen

lingkungan, berpengaruh positif terhadap kinerja

lingkungan. Praktik akuntansi manajemen lingkungan

yang meliputi pengolahan data sampai ke penyediaan

informasi akuntansi lingkungan kepada manajemen

menunjukkan pengaruh yang paling kuat terhadap

peningkatan kinerja lingkungan perusahaan.

Henri dan Journeault (2010) menguji pengaruh

eco-control terhadap kinerja lingkungan. Eco-control

didefinisikan sebagai prosedur dan sistem formal yang menggunakan informasi keuangan dan lingkungan

untuk memelihara atau merubah pola lingkungan.

Melalui pengujian dengan analisis jalur (path

analysis), penelitian ini menemukan bahwa eco-

control berpengaruh terhadap kinerja lingkungan baik

secara parsial maupun ketika diintegrasikan dengan

upaya lingkungan lainnya. Ja'far dan Arifah (2006)

menemukan bahwa manajemen lingkungan proaktif

yang diproksikan dalam 5 indikator yaitu minimisasi

limbah; pencegahan polusi; desain lingkungan;

keunggulan produk; dan full-cost environmental

accounting, terbukti mempengaruhi kinerja lingkungan.

2.2. Pengaruh Implementasi Akuntansi

Lingkungan terhadap Pengungkapan Informasi

Lingkungan

Selain menyediakan informasi lingkungan bagi

pihak internal, akuntansi lingkungan juga

menyediakan informasi kepada pihak eksternal atau

stakeholder perusahaan, yaitu melalui akuntansi

keuangan lingkungan atau environmental financial

accounting/EFA (Burritt, 2002; Xiaomei, 2004).

Informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi

lingkungan merupakan bagian dari keseluruhan

informasi lingkungan yang diungkapkan oleh

perusahaan. Pengungkapan informasi lingkungan

baik dalam laporan tahunan, sustainability report,

atau bentuk pengungkapan lainnya, berisi informasi

yang sangat luas mulai dari strategi dan kebijakan

lingkungan, risiko lingkungan, profil lingkungan,

maupun aspek keuangan lingkungan. Dalam hal ini

akuntansi lingkungan memudahkan perusahaan

melakukan pengungkapan informasi lingkungan

secara keuangan (Burritt, 2002).

Penelitian Northcut (1995) menemukan bahwa

ada hubungan positif antara pilihan akuntansi

lingkungan dengan pengungkapan informasi

lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan.

Demikian juga dengan Li dan McConomy (1999)

yang menemukan bahwa kemampuan untuk menaksir

dan mengendalikan biaya lingkungan berhubungan

dengan pelaporan lingkungan.

Implementasi akuntansi lingkungan ditujukan

untuk menghasilkan informasi yang berkaitan dengan

lingkungan. Dengan demikian maka bagi perusahaan

yang menerapkan akuntansi lingkungan akan ada

tambahan biaya untuk menghasilkan informasi itu.

Hasil penelitian Cormier dan Magnan (1999)

menunjukkan bahwa semakin besar biaya informasi

maka semakin besar juga tingkat pengungkapan

informasi lingkungan oleh perusahaan. Penelitian

Ja'far dan Arifah (2006) menemukan bahwa

manajemen lingkungan proaktif yang diukur dengan

minimisasi limbah; pencegahan polusi; desain

lingkungan; keunggulan produk dan full-cost

environmental accounting, berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan perusahaan dalam

menerbitkan atau tidak menerbitkan pengungkapan

informasi lingkungan dalam laporan tahunan.

Jika pengungkapan informasi lingkungan

dilakukan dalam laporan tahunan maka laporan

tersebut juga berfungsi sebagai media

pertanggungjawaban manajemen. Oleh karena itu

maka informasi lingkungan yang diungkapkan harus

lengkap. Jika perusahaan mengimplementasikan

akuntansi lingkungan maka informasi tersebut akan

lebih mudah diungkapkan karena sudah tersedianya

data (IFAC, 2005).

2.3. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap

Pengungkapan Informasi Lingkungan

Kinerja lingkungan perlu diungkapkan sebagai

wujud pertanggungjawaban perusahaan kepada

stakeholder, karena stakeholder inilah yang akan

menentukan nasib perusahaan sebagaimana

dikemukakan dalam stakeholder theory bahwa

perusahaan membutuhkan dukungan dari stakeholder

untuk melanjutkan eksistensinya (Gray et al., 1995).

Keberhasilan perusahaan juga sangat bergantung

pada keberhasilan manajemen dalam mengelola

hubungan dengan stakeholder (Ten, 2007).

Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan

yang baik cenderung mengungkapkan lebih banyak

informasi lingkungan dibandingkan perusahaan yang

memiliki kinerja lingkungan yang buruk. Hal ini

disebabkan oleh karena perusahaan yang berkinerja

baik ingin kinerjanya itu diketahui oleh stakeholder

dan sebaliknya perusahaan yang berkinerja buruk

tidak ingin kinerjanya itu terlalu diekspos. Hal ini

sesuai dengan voluntary/discretionary disclosure

theory yang menyatakan bahwa perusahaan akan

mengungkapkan lebih banyak hal-hal yang baik atau

good news secara sukarela. Teori ini memprediksi

pengaruh positif kinerja lingkungan terhadap

pengungkapan informasi lingkungan (Verrecchia,

1983; Dye, 1985).

Guthrie dan Parker (1990) menemukan bahwa

pengungkapan informasi lingkungan secara sukarela

Page 4: PENGARUH IMPLEMENTASI AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP ... · PDF filePenelitian ini menguji pengaruh implementasi akuntansi lingkungan terhadap kinerja ... keahlian karyawan ... 2 .3

Proceedings SNEB 2014: Hal. 4

oleh perusahaan yang kinerja lingkungannya buruk

lebih rendah daripada pengungkapan yang dilakukan

oleh perusahaan yang kinerja lingkungannya lebih

baik. Hal ini terjadi karena pengungkapan yang

dilakukan oleh perusahaan merupakan refleksi dari

prioritas sosial, respon terhadap tekanan pemerintah,

akomodasi terhadap tekanan publik dan proteksi atas

hak dan image perusahaan. Jika aktivitas perusahaan

membahayakan masyarakat maka pemerintah akan

melakukan intervensi untuk melindungi hak

masyarakat (Gray et al., 1995). Intervensi itu dapat

mengancam kepentingan dan hak perusahaan

sehingga perusahaan akan melakukan pengungkapan

untuk mempertahankan hak dan image-nya, namun

perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang

buruk akan terbatas pengungkapannya dibandingkan

perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang

baik (Guthrie dan Parker, 1990).

Al-Tuwaijri et al. (2004) juga menemukan

hubungan positif dan signifikan antara kinerja

lingkungan dan pengungkapan informasi lingkungan.

Jika perusahaan menganggap bahwa kinerja

lingkungan yang baik akan mengurangi risiko dan

biaya lingkungan di masa yang akan datang, maka

pengungkapan informasi tersebut akan diterima

sebagai good news oleh investor. Oleh karena itu

maka perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan

yang baik akan mengungkapkan lebih banyak

informasi lingkungan secara sukarela.

Menurut Clarkson et al. (2008), perusahaan

dengan kinerja lingkungan yang baik yang dihasilkan

dari strategi lingkungan yang proaktif, memiliki

dorongan untuk menginformasikan kepada

stakeholder mengenai strateginya itu melalui

pengungkapan informasi lingkungan secara sukarela

dan luas. Mereka akan mengungkapkan kinerja

lingkungan dan informasi lingkungan lainnya secara

lebih terbuka dan jujur. Dengan melakukan hal

tersebut, mereka yakin akan dapat meningkatkan

nilai perusahaan karena investor lebih menyukai

perusahaan yang memiliki potensi kewajiban

lingkungan yang lebih rendah dan pelanggan

menyukai perusahaan dengan image yang baik yang

dihasilkan dari pengungkapan itu. Oleh karena itu

penelitian Clarkson et al. (2008) juga menemukan

hubungan positif dan signifikan antara kinerja

lingkungan yang diukur dengan rasio limbah yang

diolah kembali dan tingkat pengungkapan

lingkungan yang diukur dengan indeks GRI (Global

Reporting Initiative).

Suratno et al. (2006) yang melakukan penelitian

terhadap 19 perusahaan publik di industri manufaktur

yang berpartisipasi dalam PROPER periode 2002-

2005 menemukan bahwa kinerja lingkungan yang

diukur dengan peringkat PROPER berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pengungkapan

informasi lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan

hipotesis penelitian berikut ini:

1. Implementasi akuntansi lingkungan berpengaruh

positif terhadap kinerja lingkungan.

2. Implementasi akuntansi lingkungan dan kinerja

lingkungan berpengaruh positif terhadap

pengungkapan informasi lingkungan, baik secara

simultan maupun parsial.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis jalur untuk hipotesis pertama

disajikan dalam persamaan struktural berikut ini.

Y1 = 0.737*X, Errorvar.= 0.457 , R² = 0.543

(0.128) (0.122)

5.770 3.742

Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y1

yang ditunjukkan oleh nilai R2 yaitu sebesar 0,543 atau

54,30%. Karena nilai thitung > ttabel yaitu 5,770 > 1,701

maka H01 ditolak. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh

positif dan signifikan implementasi akuntansi

lingkungan terhadap kinerja lingkungan.

Berdasarkan hasil ini dapat dijelaskan bahwa

kinerja lingkungan dapat ditingkatkan jika perusahaan

mengimplementasikan akuntansi lingkungan dengan

cara melakukan perhitungan dan pencatatan secara fisik

atas jumlah dan aliran input (bahan, energi dan biaya)

dan output (emisi dan limbah) serta melakukan

perhitungan dan pencatatan secara moneter atas biaya-

biaya lingkungan (biaya pencegahan lingkungan, biaya

deteksi lingkungan dan biaya kegagalan internal

lingkungan). Ini sesuai dengan IFAC (2005) yang

menyatakan bahwa agar dapat mengelola dan

mengurangi dampak lingkungan dari produk dan proses

produksi, perusahaan harus memiliki data yang akurat

mengenai jumlah dan tujuan dari semua energi, air dan

bahan yang digunakan. Harus diketahui berapa yang

digunakan, berapa yang menjadi produk akhir dan

berapa yang menjadi limbah. Informasi fisik

dibutuhkan oleh manajemen untuk menentukan tingkat

dampak lingkungan yang dihasilkan sehingga dapat

dikendalikan. Adapun informasi biaya lingkungan

berguna bagi manajemen agar dapat mengendalikan

biaya tersebut sehingga dapat dilakukan efisiensi

(Burritt, 2002). Pendekatan biaya lingkungan dengan

environmental quality cost model yang diadopsi dari

quality cost model oleh Hansen dan Mowen (2007:780)

memungkinkan perusahaan untuk memprioritaskan

pencegahan kerusakan lingkungan sebelum terjadi.

Hasil ini mengonfirmasi penelitian sebelumnya

oleh Ja'far dan Arifah (2006); Perez et al. (2007); Henri

dan Journeault (2010). Hasil ini juga membuktikan

bahwa indikator akuntansi lingkungan dapat

dikembangkan dengan pendekatan pada dimensi

akuntansi lingkungan fisik dan akuntansi lingkungan

moneter (IFAC, 2005; Hansen dan Mowen, 2007) yang

belum pernah diuji secara empiris sebelumnya.

Hasil analisis jalur untuk hipotesis kedua disajikan

dalam persamaan struktural berikut ini.

Page 5: PENGARUH IMPLEMENTASI AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP ... · PDF filePenelitian ini menguji pengaruh implementasi akuntansi lingkungan terhadap kinerja ... keahlian karyawan ... 2 .3

Proceedings SNEB 2014: Hal. 5

Y2=0.567*X + 0.422*Y1, Errorvar.= 0.148 ,R² = 0.852

(0.109) (0.109) (0.0402)

5.180 3.860 3.674

Besarnya pengaruh variabel X dan Y1 terhadap

variabel Y2 secara simultan yang ditunjukkan oleh nilai

R2 adalah sebesar 0,852 atau 85,20%. Ini menunjukkan

bahwa variabel pengungkapan informasi lingkungan

dapat dijelaskan sebesar 85,20% oleh variabel

implementasi akuntansi lingkungan dan kinerja

lingkungan. Selanjutnya pengujian signifikansi secara

simultan menunjukkan hasil Fhitung Ftabel yaitu 77,72 >

3,354, maka H021 ditolak. Ini berarti bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan implementasi akuntansi

lingkungan dan kinerja lingkungan terhadap

pengungkapan informasi lingkungan secara simultan.

Besarnya pengaruh ini disebabkan oleh adanya

kombinasi dari tersedianya data untuk melakukan

pengungkapan informasi lingkungan dari pencatatan

oleh sistem akuntansi lingkungan (Godschalk, 2008)

dan kecenderungan perusahaan yang berkinerja

lingkungan baik untuk melakukan pengungkapan

informasi lingkungan dan sebaliknya perusahaan

berkinerja buruk untuk tidak atau sedikit saja

mengungkapkan (Verrecchia, 1983; Dye, 2001).

Sementara itu, pengaruh variabel X terhadap

variabel Y2 secara parsial adalah sebesar 0,498 atau

49,8%, sedangkan pengaruh variabel Y1 terhadap

variabel Y2 secara parsial adalah sebesar 0,354 atau

35,4%. Sedangkan pengujian secara parsial

menunjukkan hasil sebagai berikut:

1. Pertama; nilai thitung > ttabel yaitu 5,180 > 1,703 maka

H022 ditolak. Artinya adalah terdapat pengaruh

positif dan signifikan implementasi akuntansi

lingkungan terhadap pengungkapan informasi

lingkungan secara parsial.

2. Kedua; nilai thitung > ttabel yaitu 3,860 > 1,703 maka

H023 ditolak. Jadi dapat diartikan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan kinerja lingkungan

terhadap pengungkapan informasi lingkungan

secara parsial.

Hasil pengujian parsial pertama mengonfirmasi

hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Northcut (1995); Li dan McConomy (1999); serta

Cormier dan Magnan (1999). Implementasi akuntansi

lingkungan, selain memungkinkan penyediaan

informasi bagi manajemen untuk meningkatkan kinerja

lingkungan, juga memudahkan pengungkapan

informasi lingkungan karena sebagian data yang

dibutuhkan dalam pengungkapan informasi lingkungan

berasal dari catatan akuntansi.

Besaran pengaruh implementasi akuntansi

lingkungan terhadap pengungkapan informasi

lingkungan secara parsial adalah 49,80% yang terdiri

atas pengaruh langsung sebesar 32,20% dan pengaruh

tidak langsung melalui kinerja lingkungan sebesar

17,60%. Masih agak rendahnya besaran pengaruh ini

diduga disebabkan oleh karena perusahaan cenderung

menahan dan tidak mengungkapkan terlalu banyak

informasi lingkungan yang bersifat keuangan yang

sebenarnya dihasilkan oleh sistem akuntansi

lingkungan, karena dirasakan tidak perlu untuk

diungkapkan kepada pihak eksternal (stakeholder).

Hasil pengujian parsial kedua juga mengonfirmasi

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Clarkson et

al. (2008); Guthrie dan Parker (1990); Al-Tuwaijri et al.

(2004); Suratno et al. (2006). Hasil ini juga

memperkuat voluntary/discretionary disclosure theory

yang menjelaskan bahwa kinerja lingkungan yang baik

akan mendorong perusahaan untuk melakukan

pengungkapan informasi lingkungan karena merupakan

good news yang perusahaan ingin agar diketahui oleh

publik atau stakeholder (Verrecchia, 1983; Dye, 1985).

Pengaruh kinerja lingkungan terhadap

pengungkapan informasi lingkungan secara parsial

adalah sebesar 35,40% yang terdiri atas pengaruh

langsung sebesar 17,80% dan pengaruh tidak langsung

melalui implementasi akuntansi lingkungan sebesar

17,60%. Besaran pengaruh yang rendah ini diduga

disebabkan oleh karena dengan peringkat PROPER

sebagai indikator kinerja lingkungan, yang secara rata-

rata masih berada pada kategori sedang dengan

kecenderungan rendah, ada kemungkinan perusahaan

tetap melakukan pengungkapan informasi lingkungan

namun dengan sedikit manipulasi sebagai cara

perusahaan untuk melakukan “greenwashing” (Beets

dan Souther, 1999 dalam Ling, 2007). Dengan praktik

“greenwashing”, perusahaan melakukan pengungkapan

informasi seolah-olah kinerjanya lebih baik dari kondisi

atau kinerja yang sebenarnya.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa: (1) Implementasi akuntansi lingkungan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

lingkungan, dan (2) Implementasi akuntansi

lingkungan dan kinerja lingkungan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pengungkapan

informasi lingkungan, baik secara simultan maupun

secara parsial. Hasil ini menimbulkan implikasi

terhadap perlunya praktik akuntansi perusahaan

diperluas dengan memasukkan aspek lingkungan.

Dengan demikian, akuntansi dapat berkontribusi

dalam perbaikan lingkungan dan

pertanggungjawaban lingkungan perusahaan.

REFERENSI

Al-Tuwaijri, S.A., T.E. Christensen, dan K.E. Hughes

II (2004) The relations among environmental

disclosure, environmental performance, and

economic performance: a simultaneous equations

approach. Accounting, Organizations and

Society, Vol. 29, pp. 447-471.

Bosshard, R.E. (2003) Environmental Accounting: A

Case Study of its Application to a Small Business

in Atlantic Canada. Theses, Dalhousie

University Halifax, Nova Scotia. Burnett, R.D. dan D.R. Hansen (2008) Ecoefficiency:

Defining a role for environmental cost

management. Accounting, Organizations and

Page 6: PENGARUH IMPLEMENTASI AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP ... · PDF filePenelitian ini menguji pengaruh implementasi akuntansi lingkungan terhadap kinerja ... keahlian karyawan ... 2 .3

Proceedings SNEB 2014: Hal. 6

Society, Vol. 33, pp. 551-581.

Burritt, R.L. (2002) Stopping Australia Killing the

Environment: Getting the Reporting Edge.

Australian CPA, Vol. 73, No. 3, pp. 70-72.

Clarkson, P.M., Yue Li, G.D. Richardson, dan F.P.

Vasvari (2008) Revisiting the relation between

environmental performance and environmental

disclosure: An empirical analysis. Accounting,

Organizations and Society, Vol. 33, pp. 303-327.

Cormier, D. dan M. Magnan (1999) Corporate

environmental disclosure strategies: determinants, costs and benefits. Journal of

Accounting, Auditing and Finance, pp. 429-51.

Dascalu, C., C. Caraiani, C.I. Lungu, F. Colceag, dan

G.R. Guse (2010) The externalities in social

environmental accounting. International Journal

of Accounting and Information Management,

Vol. 18, No. 1, pp. 19-30.

De Beer, P. dan F. Friend (2006) Environmental

accounting: A management tool for enhaching

corporate environmental and economic

performance. Ecological Economics, Vol. 58, pp. 548-560.

Deegan, C. (2002) The legitimising effect of social

and environmental disclosures - a theoretical

foundation. Accounting, Auditing &

Accountability Journal, Vol. 15, No. 3, pp. 282–

311.

Dourala, N., D. Papadopoulou, Giama dan N.

Moussiopoulos (2003) Environmental

accounting: A decision-making tool for

companies. Proceedings of the 8th International

Conference on Environmental Science and

Technology Lemnos Island, Greece, 8 – 10 September 2003.

Dye, R.A. (1985) Disclosure of non-proprietary

information. Journal of Accounting Research,

Spring, pp. 123-145.

Elkington, J (1999) Triple bottom-line reporting.

Australian CPA, March, pp. 18-21.

Godschalk, Seakle K.B. (2008) Does Corporate

Environmental Accounting Make Business

Sense?. Eco-efficiency in Industry and Science,

Vol. 24, pp. 249-265.

Gray, R., R. Kouhy, dan S. Lavers (1995) Corporate social and environmental reporting: a review of

the literature and a longitudinal study of UK

disclosure. Accounting, Auditing &

Accountability Journal, Vol. 8, No. 2, pp. 47-77.

Guthtrie, J. dan L.D. Parker (1990) Corporate social

disclosure practice: a comparative international

analysis. Accounting, Auditing and

Accountability Journal, pp. 77-108.

Hansen, D.R. dan Mowen, M.M. (2007) Managerial

Accounting. 8th Edition. South-Western:

Thomson.

Henri, Jean-François dan Marc Journeault (2010) Eco-control: The influence of management control

systems on environmental and economic

performance. Accounting, Organizations and

Society, Vol. 35, pp. 63–80.

Herath, G (2005) Sustainable development and

environmental accounting: the challenge to the

economics and accounting profession.

International Journal of Social Economics, Vol.

32, No.12, pp. 1035-1050.

IFAC (International Federation of Accountants)

(2005) International Guidance Document:

Environmental Management Accounting.

Ja'far, Muhammad dan Dista Amalia Arifah (2006)

Pengaruh Dorongan Manajemen Lingkungan,

Manajemen Lingkungan Proaktif dan Kinerja

Lingkungan terhadap Public Environmental Reporting. Makalah Simposium Nasional

Akuntansi 9 Padang.

Ling, Qianhua (2007) Competitive Strategy, Voluntary

Environmental Disclosure Strategy, and

Voluntary Environmental Disclosure Quality.

Dissertation Oklahoma State University.

Li, Y. dan B. McConomy (1999) An empirical

examination of factors affecting the timing of

environmental accounting standard adoption and

the impact on corporate valuation. Journal of

Accounting, Auditing and Finance, Vol. 14, pp. 279-313.

Miranti, Ermina (2008) Prospek Industri Batubara di

Indonesia. Economic Review, 214.

Northcut, D. (1995) Environmental accounting

policies in firms subject to Superfund cleanup

costs. Working Paper, University of Chicago.

Perez, E.A., C.C. Ruiz, dan F.C. Fenech (2007)

Environmental management systems as an

embedding mechanism: a research note.

Accounting, Auditing & Accountability Journal,

Vol. 20, No. 3, pp. 403-422.

Suratno, Ignatius Bondan, Darsono, dan Siti Mutmainah (2006) Pengaruh Environmental

Performance terhadap Environmental

Disclosure Dan Economic Performance (Studi

Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-

2004). Makalah pada Simposium Nasional

Akuntansi 9. Padang, 23-26 Agustus 2006.

Ten, E.E. (2007) Applying stakeholder theory to

analyze corporate environmental performance,

Evidence from Australian listed companies.

Asian Review of Accounting, Vol. 15, No. 2, pp. 164-184.

Verrecchia, R. (1983) Discretionary disclosure.

Journal of Accounting and Economics, Vol. 5,

pp. 179-194.

Xiaomei, Li (2004) Theory and practice of

environmental management accounting

experience of implementation in China.

International Journal of Technology

Management and Sustainable Development, Vol.

3, No. 1, pp. 47-57.

Biodata Penulis

Dian Imanina Burhany, memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi (S.E.), Jurusan Akuntansi Universitas

Hasanuddin Makassar, lulus tahun 1992. Memperoleh

gelar Magister Science (M.Si.) Program Pasca Sarjana

Page 7: PENGARUH IMPLEMENTASI AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP ... · PDF filePenelitian ini menguji pengaruh implementasi akuntansi lingkungan terhadap kinerja ... keahlian karyawan ... 2 .3

Proceedings SNEB 2014: Hal. 7

Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran

Bandung, lulus tahun 2004. Memperoleh gelar Doktor

(Dr.) Program Pasca Sarjana Doktor Ilmu Ekonomi

Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun 2011.

Saat ini menjadi Dosen di Politeknik Negeri Ujung

Pandang.

Page 8: PENGARUH IMPLEMENTASI AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP ... · PDF filePenelitian ini menguji pengaruh implementasi akuntansi lingkungan terhadap kinerja ... keahlian karyawan ... 2 .3

Proceedings SNEB 2014: Hal. 8