Pengaruh Iklan XL Terhadap Persepsi Mahasiswa IM Telkom Gegerkalong KUMPUL

download Pengaruh Iklan XL Terhadap Persepsi Mahasiswa IM Telkom Gegerkalong KUMPUL

of 35

Transcript of Pengaruh Iklan XL Terhadap Persepsi Mahasiswa IM Telkom Gegerkalong KUMPUL

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh iklan kontroversial XL terhadap minat beli produk XL. Operator seluler saling bersaing dalam menawarkan produknya agar menarik minat konsumen.Berbagai strategi dilakukan oleh operator seluler untuk menarik minat masyarakat terhadap produknya, salah satunya melalui media komunikasi seperti radio, televisi, brosur, pamflet, internet dll. Di antara media komunikasi lainnya, televisi dianggap memiliki fungsi yang lebih efektif dalam menarik minat masyarakat terhadap suatu produk. Hal ini memicu para operator seluler untuk membuat iklan semenarik mungkin dan seunik mungkin demi menarik minat masyarakat terhadap produknya. Namun tidak sedikit para operator yang melanggar etika-etika periklanan maupun etika-etika yang ada di masyarakat demi membuat iklan yang unik dan menarik. Para operator seolah olah tidak peduli terhadap dampak yang dapat ditimbulkan oleh iklan tersebut terhadap masyarakat.Padahal dari iklan tersebut dapat membentuk persepsi masyarakat terhadap operator tersebut, baik persepsi positif maupun negatif.Dalam penelitian ini dianalisis pengaruh iklan XL terhadap minat beli produk XL. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa IM Telkom di Gegerkalong.Sampel penelitian ini adalah 100 mahasiswa IM Telkom di Gegerkalong yang dianggap telah cukup mewakili populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel digunakan simple random sampling.Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Kausal.

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi Profil XL PT Excelcomindo Pratama Tbk. (XL atau Perseroan) didirikan pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari yang bergerak di bidang perdagangan dan jasa umum. Sekarang berubah nama menjadi PT. XL Axiata Tbk. Pada tahun 1995, seiring dengan kerjasama antara Rajawali Group pemegang saham dengan beberapa investor asing (Nynex, AIF dan Mitsui), PT Grahametropolitan Lestari mengubah nama menjadi PT Excelcomindo Pratama dengan kegiatan utama usahanya sebagai penyelenggara jasa teleponi dasar. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996 dengan menyediakan jasa teleponi dasar menggunakan teknologi GSM 900. Dalam perkembangannya, XL juga memperoleh Izin Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler untuk teknologi DCS 1800, Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup, Izin Penyelenggaraan Jasa Internet (Internet Services Protocol/ISP) dan Izin Penyelenggaraan Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (Voice over Internet Protocol/VoIP). Pada tahun 2006, XL memperoleh Izin Penyelenggaraan Seluler untuk teknologi 3G dan meluncurkannya secara komersial pada bulan September 2006. Hingga saat ini, XL telah mendirikan lebih dari 13.000 menara Base Transceiver Station (BTS) di seluruh Indonesia untuk melayani 22 juta pelanggannya. Dan XL berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan cakupan wilayah selulernya di masa

2

mendatang, agar kebutuhan komunikasi para pelanggan dapat senantiasa berjalan kapanpun, di manapun. Untuk memberikan pelayanan dan dukungan terbaik bagi para pelanggannya, hingga kwartal I tahun 2007 telah tersedia lebih dari 156 gerai XL Center di seluruh Indonesia, didukung oleh layanan Contact Center yang selalu siap menyediakan informasi kepada pelanggan selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Pada tahun 2006, XL resmi memperoleh lisensi 3G, dan selain menggelar layanan 3G yang inovatif, pelanggan XL semakin dimanjakan dengan hadirnya dukungan Video Contact Center, layanan dukungan pelanggan berbasis teknologi 3G. Pemegang saham XL saat ini adalah: Indocel Holding Sdn. Bhd. (59,67%), merupakan perusahaan yang dimiliki 100% oleh TM International (L) Limited (TMIL). TM International (L) Limited merupakan anak perusahaan Telekom Malaysia Berhad (TM) yang khusus menangani investasi international. Khazanah Nasional Berhad (16,81%), merupakan organisasi investasi milik Pemerintah Malaysia . PT Telekomindo Primabhakti (15,97%), merupakan anak perusahaan Rajawali Corporation, yang memiliki bisnis telekomunikasi, hotel, kebutuhan konsumen, dan ritel. AIF (Indonesia) Limited (7,38%), merupakan perusahaan pendanaan swasta yang bermarkas di Hong Kong. Visi dan Misi

3

Menjadi juara seluler Indonesia memuaskan pelanggan, pemegang saham dan karyawan XL berupaya sepenuhnya untuk bisa memenuhi kebutuhan para pelanggan melalui layanan yang berkualitas tinggi.

Strategi Inisiatif pemasaran yang inovatif dilakukan dengan cara memperluas jangkauan layanan, serta menawarkan produk dan layanan unggulan yang lebih mudah dijangkau pelanggan melalui lebih dari 156 XL Center dan hampir 34.000 outlet XL Kita di hampir semua kota besar di Indonesia. Berbagai inisiatif ini berhasil meningkatkan jumlah pelanggan hingga mencapai lebih dari 22 juta pelanggan pada semester 1 2008. Selain solusi konsumer, XL juga mengembangkan layanan pasar korporat yang sedang berkembang pesat dengan meningkatkan sinergi dengan TMI. Saat ini XL dalam serat proses untuk lebih lanjut mengembangkan jaringan optik digital mencakup

seluruh Pulau Jawa; jaringan gelombang mikro digital berkapasitas tinggi di Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi; dan kabel jaringan serat optik digital bawah laut yang menghubungkan Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sulawesi danKalimantan.

Perkembangan XL Axiata

4

Sejak 2010 XL memfokuskan diri pada layanan data dengan mengalokasikan 30% belanja modal. Itu akan kita lanjutkan tahun 2011, sehingga XL proyeksikan laba tahun ini tumbuh 9%-10%. Industri telekomunikasi pada 2011 rata-rata tumbuh 8% dari posisi tahun lalu. Adapun, saham XL Axiata ditarget pada level Rp6.800 per unit. Kemarin, harga saham berkode EXCL itu naik 0,95% ke Rp5.250 per unit. 1.2 Latar Belakang Masalah Bisnis telekomunikasi berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir ini. Kondisi geografis Indonesia mendukung industri seluler berkembang pesat dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan kebutuhan telekomunikasi. Hal ini menyebabkan munculnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, khususnya operator seluler.Kondisi ini telah mengubah secara drastis respon konsumen dalam memilih operator seluler, konsumen telahmemiliki ekspektasi yang lebih besar dan lebih menantang daripada sebelumnya. Oleh karena itu, operator seluler saling bersaing dalam menawarkan produknya agar menarik minat konsumen, antara lain dengan memberikan promosi seperti penawaran bonus kartu perdana (starter pack), bonus isi ulang, bonus pemakaian pulsa, pemberian hadiah melalui penukaran poin dan tarif sms maupun panggilan yang murah. Masing-masing operator seluler menerapkan berbagai strategi dalam menjaring konsumen sebanyakbanyaknya. Salah satunya melalui media komunikasi, contohnya radio, televisi, surat kabar, brosur, pamflet dan baliho. Operator seluler harus dapat menciptakan iklan yang menarik sehingga dapat menjangkau masyarakat luas.Di antara media komunikasi, televisi dapat menyampaikan pesan lebih efektif dibandingkan media komunikasi yang lainnya. Iklan televisi mampu

5

mempromosikan produk dengan cara yang berbeda dan unik sesuai dengan kreativitas dan keinginan pengiklannya. Dengan begitu, operator seluler berlomba-lomba membuat iklan seunik mungkin tanpa memperhatikan etikaetika yang berlaku di masyarakat.Padahal, iklan sangatlah berdampak besar bagi masyarakat luas, yang pada akhirnya dapat menciptakan dampak positif ataupun negatif terhadap citra perusahaan.Pada saat ini, iklan yang sedang ramai diperbincangkan adalah iklan XL yang mengundang kontroversial dari berbagai pihak, antara lain KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia). XL mempromosikan produknya dengan iklan-iklan yang unik, contohnya orang utan yang disamakan dengan model Luna Maya, pernikahan manusia dengan kambing, penggunaan teks proklamasi sebagai bahan untuk promosi, sampai menggunakan model yang terlihat seperti hantu. Hal ini, menimbulkan banyak persepsi yang berbedabeda sehingga yang terekam di ingatan masyarakat adalah kontroversialnya iklan tersebut. Jadi, pesan yang ingin disampaikan oleh XL tidak tersampaikan dengan tepat. Masalah yang diakibatkan oleh iklan XL tersebut membuat operator lain mengetahui iklan seperti apa yang sopan dan sesuai dengan norma etika yang ada sehingga dapat diterima masyarakat. Selain itu, iklan XL yang kontroversial ini bisa saja membuat para pelanggannya beralih ke operator lain. Bagi pihak XL sendiri peluang yang muncul akibat masalah ini XL menjadi familiar di telinga masyarakat, tetapi bukan karena keunggulannya akan tetapi kontroversi dari iklannya. Penulis berharap dengan adanya masalah tersebut pihak XL dapat mengubah konsep iklannya sesuai dengan etika pariwara Indonesia. Akan tetapi, tantangan yang akan dihadapi oleh pihak XL adalah mengembalikan citra perusahaan dan memperbaiki persepsi masyarakat yang negatif terhadap

6

produknya.

Setelah

itu,

XL

dapat

kembali

bersaing

dengan

kompetitornya.Dari latar belakang yang dikemukakan maka penelitian ini mencobauntuk meneliti hal tersebut yaitu dengan mengambil topik yang berkaitandengan ANALISIS PENGARUH IKLAN XL TERHADAP MINAT BELI PRODUK XL DI KALANGAN MAHASISWA IM TELKOM (Studi pada Mahasiswa IM Telkom kampus Gegerkalong)

1.3 Perumusan Masalah

a. Bagaimana persepsi mahasiswa IM Telkom Gegerkalong terhadapiklan XL?

b. Bagaimana minat beli mahasiswa IM Telkom Gegerkalong terhadapproduk XL?

c. Bagaimana pengaruh iklan XL terhadap minat beli produk XL padamahasiswa IM Telkom Gegerkalong?

1.4 Tujuan Penelitian

a. Menjelaskan persepsi mahasiswa IM Telkom Gegerkalong terhadapiklan XL.

b. Menjelaskan minat beli mahasiswa IM Telkom Gegerkalongterhadap produk XL.

7

c. Mencari hubungan pengaruh iklan XL terhadap minat beli produkXL pada mahasiswa IM Telkom Gegerkalong 1.5 Kegunaan Penelitian

a. Hasil penelitian mengenai hubungan antara iklan XL dengan minatbeli produk XL di kalangan mahasiswa IM Telkom Gegerkalong diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan masukan bagi perusahaan XL, terutama untuk menerapkan konsep iklan yang tepat pada iklan selanjutnya sehingga dapat diterima oleh masyarakat. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan melengkapi khazanah keilmuan bidang pemasaran, khususnya yang terkait dengan bidang periklanan. Di samping itu, beberapa temuan yang terungkap dalam penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi penelitian berikutnya. (Kegunaan untuk pengembangan ilmu).

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Widayati (2002), Pengaruh Penerimaan Image Celebrity Endorser pada Iklan Dove Sampo Terhadap Minat Beli menurut hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh variabel kredibilitas penerimaanimage selebrity endorser yang didalamnya terdapat variabel keahlian (ekspertise), daya tarik (attractiveness), dan kepercayaan (trust worthiness) maka dapat ditarikkesimpulan sebagai berikut :Pada iklan Dove sampo yang ditayangkan ditelevisi diketahui nilai R Squared Adjusted sebesar 0,779 dan nilai F hitung sebesar 112,700. Hal ini menunjukkanbahwa secara bersama-sama variabel penerimaan image bintang iklan Dovesampo mampu berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat belikonsumen. Pengaruh positif ini mempunyai arti bahwa apabila terjadi perubahanpada kredibilitas penerimaan image bintang iklan Dove sampo, maka akan diikutidengan perubahan minat beli konsumen terhadap Dove sampo, dan perubahan itubersifat sebanding. Apabila kredibilitas penerimaan image bintang iklan (endorser) Dove sampo meningkat, maka minat beli konsumen juga akanmeningkat dan begitupun sebaliknya. Menurut Yulita Sari (Tahun 2002) yang berjudul : Strategi Promosi dalam memasarkan produk kosmetik di PT AVON Cabang Palembang dan

9

Menyimpulkan bahwa kegiatan promosi yang bersifat periklanan belum dimanfaatkan dengan baik, terlihat belum adanya iklan-iklan dari kegiatan usaha tersebut dan kegiatan promosi penjualan yang dilakukan hanya sebagian kecil dengan cara memajangkan produk pada etalase kantor perusahaan serta pameran-pameran. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Mochammad Yuliostiano & Retno Tanding Suryandari (2003), menyatakan bahwa semua variabel predictor yaitu persepsi terhadap produk, persepsi terhadap model persepsi terhadap iklan, serta sikap terhadap merek dan sikap terhadap iklan secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan dalam pembentukan minat beli konsumen pada iklan. Terdapat sebuah penemuan bahwa keterlibatan pembuatan iklan (adexecution involvement) tinggi dan keterlibatan pesan iklan (ad message) rendah, aspek peripheral dari iklan bekerja lebih dominan (Mackenzie dan Lutz, 1989). Dalam kondisi ini, sikap terhadap iklan menjadi dominan mempengaruhi sikap terhadap iklan dan pengaruh hal-hal yang berhubungan dengan pesan menjadi minimal (Muehlin, Laczmick, dan Stoltman, 1991)

2.2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.2.1 Customer Buying Behavior James F Engel et al (1994) Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

10

Schiffman dan Kanuk (1994) Istilah perilaku Konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Loudon dan Albert (1993) Perilaku konsumen adalah proses keputusan dan aktivitas fisik individu yang terlibat dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, atau memberikan barang dan jasa yang diperolehnya. Kotler dan Amstrong (1997) perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal. Ujang Sumarwan (2000) secara sederhana, studi perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai berikut, Apa yang dibeli konsumen? (what they buy?), mengapa konsumen membelinya? (why they buy it?), kapan mereka membelinya? (when they buy it?), dimana mereka membelinya? (where they buy itu?), berapa sering mereka membelinya? (how often they buy itu?), berapa sering mereka menggunakannya? (how often they use it?)

11

2.2.2 Strategi Pemasaran

12

Chang and Campo (1980) melihat marketing strategy sebagai suatu isu sentral dan krusial dalam fungsi pemasaran. Guiltiman dan Paul (1985) melihat strategi pemasaran sebagai "a broad means of achieving given aims." Kotler (1976) mengartikan strategi pemasaran sebagai "the grand design to achieve an objective." McCarthy dkk. (1998,p.41) mendefinisikan marketing strategy sebagai "the specification of target market and related marketing mix." Rao dan Steckel (1995, p.3) menemukan bahwa kebanyakan para menejer mendefinisikan strategi pemasaran sebagai "the way you go about accomplishing your objectives." Dan terakhir pengertian yang lebih spesipik disampaikan oleh Zikmund dan DAmico (1989, p.669) yang menyatakan bahwa: Marketing strategy includes the identification and evaluation of opportunities, analysis of market segments, selection of a target market or of target markets, and planning an appropriate marketing mix. Dari beberapa pengertian strategi pemasaran yang dikemukakan oleh para penulis di atas, didapat gambaran bahwa strategi pemasaran pada hakikatnya merupakan serangkaian upaya yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Untuk kepentingan kita dalam merancang strategi pemasaran, kita akan berpijak pada pengertian strategi pemasaran yang disampaikan oleh William Zikmund dan Michael DAmico. Cravens (1994) berkomentar bahwa dalam langkah kedua, disamping menganalisis segmen pasar dan memilih pasar sasaran, adalah sangat penting bagi perusahaan untukmenentukan positioning strategy (strategi penempatan pasar). Maksudnya, dalam langkah kedua tersebut pihak perusahaan harus menentukan posisi produknya di pasaran;bagaimana

13

produk dan atau merk yang ia ciptakan akan dipersepsikan dan diposisikanoleh para konsumen. Menurut Guiltinan dan Paul (1992), definisi strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan. Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu : 1. Daur hidup produk Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran. 2. Posisi persaingan perusahaan di pasar Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar. 3. Situasi ekonomi

14

Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi. 2.2.3 Iklan Kata iklan berasal dari bahasa Yunani, yang artinya lebih kurang adalah menggiring orang pada gagasan. Adapun pengertian periklanan secara komprehensif menurut Kotler (2003), Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya. (Suhandang, 2005:13) Caples, Jhon, (1997) menyatakan bahwa periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal, promosi dan ide, barang ataupun jasa oleh sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Sedangkan menurut Darmadi Durianto (2003) periklanan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan Ada beberapa tujuan iklan yaitu memberikan informasi

(informative), bersifat mengajak (persuasive), dan menjadi suatu pengingat (remind). Penjeasan lebih lengkapnya dapat dilihat di tabel di halaman berikut :

15

Karakteristik Iklan Karakteristik iklan yang baik : 1. Mempunyai sasaran yang jelas,dengan menentukan target konsumen ada target utama dan target kedua,ini juga untuk menentukan media pasang iklan dan penetapan target konsumen tergantung pada kualitas,harga,distribusi(jangkauan pemasaran). 2. 3. Mempunyai fokus atas hal yang ingin di komunikasikan dariproduk dan jasa yang di iklankan. Mempunyai daya tarik tertentu hingga konsumen yang di sasarnya bisa berhenti untuk memperhatikan isi iklan,selain kata kata menarik,daya tarik iklan muncul dari desain layout yang menarik.

16

4.

Sajikan iklan dengan menarik karena suatu iklan dengan isi pesan bagus jika tidak di sajikan bagus tak akan menarik.

5. Komunikasi iklan memiliki empat unsur utama yaitu : Pengirim iklanadalah produsen atau dalam bisnis periklanan di wakili biro iklan; Isi iklan dalam iklan ada headline kalimat singkat tidak lebih dari 10 kata dan di harapkan konsumen langsung dapat banyak informasi mengenai produk dan jasa, body copy adalah informasi tambahan bila konsumen tertarik; Media komunikasi tempat iklan di sajikan baik di media cetak,media elektronik atau media lainnya antara lain media internet yang penetrasinya di indonesia masih kurang,billboard dll; Penerima iklan konsumen yang di sasar produk barang atau jasa kita 6. Pilihlah slogan dengan kata kata padat dan berisi yang merupakan gambaran terhadap headline di mana konsumen dapat membaca lebih detail.

2.2.4 Persepsi Menurut Kotler (1997) persepsi adalah proses memilih, menata,menafsir stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu.Stimuli adalah rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan nonverbal yang dapat mempengaruhi respon seseorang (Sodik, 2003).Assael (1995) dalam Sodik (2003) menyebutkan bahwa persepsi terhadap suatu produk untuk melalui proses itu sendiri konsumen terkait yang dengankomponennya (kemasan, bagian produk, bentuk) serta komunikasi yangditunjukkan mempengaruhi perilaku mencerminkanproduk melalui latar kata-kata, gambar dan simbolisasi

17

atau melaluistimuli lain yang diasosiasikan dengan produk (harga, tempat, penjualan,dampak dari negara pejualan). Informasi yang diperoleh dan diproseskonsumen akan membentuk preferensi (pilihan) seseorang terhadap suatuobyek. Preferensi akan membentuk sikap konsumen terhadap suatu obyek,yang pada gilirannya akan sikap ini seringkali secara langsung akanmempengaruhi apakah konsumen akan membeli suatu produk atau tidak. 2.2.5 Minat beli Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Mehta (1994: 66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pengertian minat beli menurut Howard (1994) ( Durianto dan Liana, 2004:44) adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencanakonsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produkyang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat belimerupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencanapembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukanoleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatuproduk, baik para pemasar maupun ahli

18

ekonomi menggunakan variabel minatuntuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Sedangkan definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor (1995) (Thamrin, 2003: 142) adalah merupakan bagian dari komponen perilakukonsumen dilaksanakan. Rossiter dan Percy (1998: 126) mengemukakan bahwa minat belimerupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatuproduk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevanseperti mengusulkan (pemrakarsa) merekomendasikan (influencer), memilih,dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yangmemaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyaimotivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah,maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan.Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebutberminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atautidak. 2.2.6 Kerangka Pemikiran dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untukbertindak sebelum keputusan membeli benar-benar

19

2.2.7 Hipotesis Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Kuncoro,2003:48). Berdasarkan perumusan masalah dan tinjauan teori, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis deskriptif sebagai berikut :

20

Ho : H1 :

Iklan XL tidak berpengaruh terhadap minat beli produk XL padamahasiswa IM Telkom Gegerkalong. Iklan XL berpengaruh terhadap minat beli produk XL pada mahasiswa IM Telkom Gegerkalong.

Iklan XLVariable independen

Minat beliVariabel dependen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian yang Digunakan Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yang dengan analisis kausal (sebab akibat), yakni mendeskripsikan hubungan

21

sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan kata lain, terdapat hubungan sebab akibat yang dapat diteliti antara variabel iklan kontroversial XL dan variabel minat beli mahasiswa IM Telkom Gegerkalong. 3.2 Operasionalisasi Variabel dan Skala Pengukuran Iklan XL yang kontroversial menimbulkan dampak bagi masyarakat, dampak ini merupakan variabel yang akan dibahas pada penelitian ini. Penelitian ini terdiri dari 2variabel yaitu iklan XL (X) yang di dalamnya terdapat variable informative (X1), variable persuasive (X2), variable remind (X3) sedangkan minat beli dilambangkan dengan (Y) 3.3 Data dan Teknik Pengumpulan 1. Data primer, pada penelitian ini diperoleh dari lapangan dengan memberi kuesioner. Kuesioner tersebut antara lain berupa profil responden serta data tentang persepsi dan preferensi konsumen terhadap operator ponsel prabayar 2. serta atribut yang mempengaruhi konsumen dalam berlangganan. Data sekunder Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari internet, majalah serta brosur-brosur untuk mendapat data yang relevan dengan penelitian ini. Sedangkan teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui : 1. Kuisioner dengan skala Likert.

22

Dengan membuat suatu daftar pertayaan yang akan diisi oleh responden untuk memperoleh data berupa jawaban yang akan dianalisis. Dalam kuesioner ini terdapat 2 bagian : Bagian I mengisi data responden yaitu nama, pengguna XL atau tidak, jenis kelamin, pemasukan. Bagian II mengenai daftar pertanyaan yang akan diisi responden. Skala Likert adalah skala yang digunakan secara luas yang meminta responden menandai derajat persetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing dari serangkaian pernyataan mengenai objek stimulasi. (Naresh, 2005, hlm. 298). Dalam penelitian ini skala yang digunakan terdiri dari :

2.

Sangat tidak setuju ( STS ) dengan bobot nilai 1 Tidak setuju ( TS ) dengan bobot nilai 2 Setuju ( S ) dengan bobot nilai 3 Sangat setuju ( SS ) dengan bobot nilai 4

Observasi

Pengumpulan data dengan cara mendatangi obyek penelitian. Beberapa uji dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.3.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan dalam penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Uji validitas akan dilakukan dengan menghitung koefesien korelasi antar subjek pada item pertanyaan dengan skor test yang diperoleh dari hasil kuesioner, yaitu dengan

23

mencari nilai koefesien korelasi (r) dari masing-masing pertanyaan dan dibandingkan dengan nilai kritik tabel korelasi r. Bila r hitung > r tabel, maka pertanyaan/variabel tersebut adalah signifikan. Hal ini berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut memiliki validitas konstrak, yaitu memiliki konsistensi internal yang berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut mengukur aspek yang sama. 3.3.2. Uji Reliabilitas Keandalan atau reliabilitas diartikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak (free from random error). Kesalahan acak akan menurunkan tingkat keandalan hasil pengukuran. Jika ingin merasa yakin bahwa nilai dari kuesioner dapat mencerminkan tingkat pengaruh keputusan konsumen secara andal, penelitian yang dilakukan harus menunjukkan tingkat keandalan data yang tinggi.

3.4 Teknik Sampling Populasi dalam penelitian ini mahasiswa IM Telkom di Gegerkalong. Populasi dipilih dengan menggunakan metode non probability sampling dan teknik pengambilan sampel digunakan convenience sampling. Non Probability sampling adalah pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dalam penelitian. Pada penelitian ini, mahasiswa IM Telkom yang dijadikan responden adalah yang menggunakan

24

jasa operator seluler selain XL. Sedangkan untuk teknik pengambilan sampel digunakan convenience sampling. Convenience sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan ke setiap anggota populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk kita pilih sebagai sampel. Sebelum mengadakan penganalisisan dilakukan juga pengujian data untuk menjaga agar data yangdiperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin.Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir adalah 10%.Jumlah populasi diperkirakan 1500 orang.Sehingga sampel yang digunakan di penelitian ini adalah 100 orang. N= = = 93,75 3.5 Analisis Data Analisis data dengan menggunakan metode Statistik.Data-data statistik yang bisa diperoleh dari hasil sensus, survei, atau pengamatan lainnya. Umumnya masih acak, mentah dan tidak terorganisir dengan baik (raw data). Data-data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau persetasi grafis, sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan. Penyajian Tabel dan Grafik yang digunakan dalam statistik Deskriptif seperti ( Santoso, 2005, hlm.150) : N 1 + N e2 1500 1 + 1500 (0.1)2

25

1. Tables 2. Distribusi Frekuensi 3. Presentasi grafis seperti Histogram, Pie chart dan lainnya.

3.6 Pengujian Hipotesis Teknik analisis hipotesis yang digunakan dinamakan Path Analysis (Analisis jalur). Tujuannya untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung dari seperangkat variable penyebab terhadap seperangkat variable akibat. Alat bantu analisis yang digunakan adalah program aplikasi statistik yaitu software SPSS (Statistics for Products and Services Solution) for windows ver 11.5.

26

27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANModel Summary Adjusted R Model 1 R .657a R Square .432 Square .414 Std. Error of the Estimate .39377

a. Predictors: (Constant), X3_remind, X1_komunikasi, X2_persuasif

KD = R2 x 100% KD = 0.432 x 100% = 43.2 % Error = 100% - 43.2% = 56.8% Jadi, tingkat eror pada possibility jawaban kuesioner cukup besar, yaitu sebesar 56.8 %

28

Correlations X1_komunika si X1_komunikasi Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X2_persuasif Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X3_remind Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 100 .485** .000 100 .551** .000 100 100 .617** .000 100 100 1 X2_persuasif X3_remind .485** .000 100 1 .551** .000 100 .617** .000 100 1

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Range % 0.00 0.25 > 0.25 0.5 >0.5 0.75 >0.75 1.00

Kategori Korelasi Sangat lemah Cukup Kuat Sangat kuat

X1_komunikasi X2_persuasif X3_remind

X1_komunikasi Sangat kuat Cukup Kuat

X2_persuasif Cukup Sangat kuat Kuat

X3_remind Kuat Kuat Sangat kuat

29

ANOVAb Sum of Model 1 Regress ion Residua l Total 26.207 99 14.885 96 .155 Squares 11.322 df 3 Mean Square F Sig. .000a

3.774 24.33 9

a. Predictors: (Constant), X3_remind, X1_komunikasi, X2_persuasif b. Dependent Variable: Y_minatbeli

ANALISIS REGRESI (Uji F) F hitung > F table H0 Ditolak, H1 Diterima F hitung < Ftable H0 Diterima, H1 Ditolak

F hitung = 24.339 F hitung > F table H0 Ditolak, H1 Diterima F hitung < F table H0 Diterima, H1 Ditolak

30

F table V1 V1 =K1 = 4 -1 =3(X) V2 V2 =nK = 100 4 = 96 ( Y ) Teknik Interpolasi Rumus : C = Co + { (C1-C0) / (B1-B0) x (B-B0) } 50 = 2.79 100 = 2.70 C = 2.79 + { (2.70-2.79) / (100-50) x (96-50) } C = 2.7072 F hitung > F table 24.339 > 2.7072 H0 Ditolak, H1 Diterima Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara X1, X2, X3 secara simultan terhadap Y.

31

Coefficientsa Standardize Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) X1_komunika si X2_persuasif X3_remind .128 .471 .106 .109 .121 .452 1.206 4.305 .231 .000 B .636 .223 Std. Error .305 .116 .182 d Coefficients Beta t 2.083 1.925 Sig. .040 .057

a. Dependent Variable: Y_minatbeli

ANALISIS REGRESI (Uji T) T hitung > T table H0 Ditolak, H1 Diterima T hitung < T table H0 Diterima, H1 Ditolak T hitung X1 = 1.925 X2 = 1.206 X3 = 4.305

T table

32

Df = n 2 Df = 100 2 = 98

T Tabel Teknik Interpolasi Rumus : C = C0 + { (C1-C0) / (B1-B0) x (B-B0) } 80 = 1.6641 100 = 1.6602 C = 1.6641 + { (1.6602-1.6641) / (100-80) x (98-80) } = 1.66059

Dari hasil perhitungan didapat: X1 = 1.925 > 1.66059 H0 ditolak, H1 diterima Terdapat pengaruh X1 secara parsial terhadap Y X2 = 1.206 < 1.66059 H0 diterima, H1 ditolak Tidak terdapat pengaruh X2 secara parsial terhadap Y

X3 = 4.305 > 1.66059 H0 ditolak, H1 diterima Terdapat pengaruh X3 secara parsial terhadap Y

33

Jadi, dapat disimpulkan bahwa variable yang memiliki pengaruh terhadap minat beli produk XL mahasiswa IM Telkom Gegerkalong adalah X1 (Komunikasi) dan X3 (Remind), sedangkan X2 (Persuasif) tidak memiliki pengaruh terhadap minat beli produk XL mahasiswa IM Telkom Gegerkalong.

DAFTAR PUSTAKA http://www.bataviase.co.id/node/552759 www.xl.co.id Hubungan Investor Informasi untuk Investor

34

http://id.shvoong.com/business-management/advertising-pressrelease/2028132-pengertian-dan-fungsi-periklanan/ fitrian.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Pengertian+Pemasaran.doc http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2069503-pengertianpemasaran-marketing/ prayudi.wordpress.com/2008/.../xl-spesialis-iklan-kontroversi/ fajarindra.blogspot.com/.../kontroversi-iklan-xl-versi-orang-utan.html tv.infogue.com/kontroversi_iklan_xl_versi_orang_utan didikpurwanto.blogspot.com/2011/01/iklan-kontroversial.html Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 5, No 10 Desember 2007 rac.uii.ac.id/server/document/Public/2008052502120404311218.pdf digilib.unsri.ac.id/.../Artikel-03%20(M%20NASIR%20IBRAHIM)rev01.pdfwardoyo.staff.gunadarma.ac.id/.../PROPOSAL+Keputusan+membel i.pdf Lovelock,Christopher.2005,Manajemen Pemasaran Jasa.Jakarta:indeks

35