pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

93
PENGARUH IBU BEKERJA TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DI SMA SURABAYA SELATAN KARYA ILMIAH HAPSARI DHAMAYANTI SEKOLAH MENENGAH ATAS AL HIKMAH FULL DAY SCHOOL JALAN KEBONSARI ELVEKA V SURABAYA 2007-2008

Transcript of pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Page 1: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

PENGARUH IBU BEKERJA TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DI SMA SURABAYA

SELATAN

KARYA ILMIAH

HAPSARI DHAMAYANTI

SEKOLAH MENENGAH ATASAL HIKMAH FULL DAY SCHOOLJALAN KEBONSARI ELVEKA V

SURABAYA2007-2008

Page 2: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Ilmiah yang berjudul “PENGARUH IBU BEKERJA TERHADAP

INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DI SMA SURABAYA

SELATAN” telah dipresentasikan di depan penguji dan pembimbing

di SMA Al-Hikmah Full Day School pada tanggal 16 Mei 2008.

Surabaya, 16 Mei 2008

Pembimbing Penguji

Myrna Retnani S. Psi, Psi Ani Christina S.Psi

Page 3: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukut kita kehadirat

Allah SWT, atas segala berkah dan rahmat yang dilimpahkan kepada kita.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada baginda Rasulullah SAW.

Karya Ilmiah dengan judul “Pengaruh Ibu Bekerja terhadap Intensitas

Komunikasi dalam Keluarga di SMA Surabaya Selatan” ini disusun dan

ditujukan untuk memenuhi nilai tugas akhir di kelas XI.

Penulis tidak sendiri dalam penyusunan Karya Ilmiah ini, banyak pihak-

pihak yang begitu berjasa karena telah membantu penyelesaian Karya Ilmiah ini.

Ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Yang pertama, Allah SWT atas kesempatan yang telah diberikan untuk

mengembangkan diri melalui tugas Karya Ilmiah ini.

2. Ustadzah Myrna Retnani S.Psi, Psi selaku guru Bimbingan Konseling dan

sebagai guru pembimbing yang sudah begitu sabar dalam memberi

bimbingan dan mau meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan.

3. Kepada adik-adik dan teman-teman yang sudah mau meluangkan

waktunya untuk mengisi angket yang telah disebarkan.

4. Teman-teman seangkatan, kelas XI IPA1, XI IPA 2 (Seva, Rury, Wardah,

Osyi), XI IPS 1, DAN XI IPS 2 (Hanum, Andjani, Sari, Karin, Emi, Atina,

Putri, Yuyun, Tacha, dan Tirta) karena telah memberikan dukungan.

5. Beberapa orang yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

diwawancarai.

Page 4: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

6. Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini.

Harapan penulis ialah Karya Ilmiah ini dapat diterima dan berguna bagi

masyarakat. Penulis juga mempunyai harapan kepada para pembaca untuk

memaklumi apabila ada kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Surabaya, 29 April 2008

Penulis

Page 5: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

ABSTRACT

Hapsari Dhamayanti. The Influence of Working Mother for The Intensity of Family Communication in South Surabaya. Al Hikmah Senior High School paper work.

Family, is the basic of young generation. Every activity wich is carrying out from family give big contribution for the children development, especially from mother.

Nowadays, many mothers decide to work outside. It can increase the earning of the family, but it can decrease the intensity of family communication. Because of that phenomenon, the writer finally decides to do the survey. The aim of the survey is understand how the influence of working mother for the intensity of family communication.

The populations of this survey are all the students from Al Hikmah Senior High School, from X grade until XI grade, 20 people from Al Falah Senior High School, 20 people from 15 Senior High School, and 18 Senior High School. Writer use Quantitative method (using questionnaire) that have been done by 181 students and Qualitative method (interview) that have been done to 6 students of Al Hikmah Senior High School.

The questionnaire consist of 39 statements, wich is using a theory from Sharon L Hanna with alternative answer (never, rare, sometimes, often, always).

The result of this survey is there is no influence of working mother for the intensity of family communication. And because no influence, there is no impact too if mother decide to work outside.

Page 6: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Kata Pengantar ii

Abstract iv

Daftar Isi v

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Penelitian 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Peran Ibu Bekerja 4

2.2 Komunikasi Keluarga 8

2.2.1 Komunikasi 8

2.2.2 Komunikasi dalam Keluarga 9

2.2.3 Hubungan ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga 10

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 14

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 14

3.1.1 Tempat Penelitian 14

3.1.2 Waktu Penelitian 14

3.2 Populasi 14

3.3 Variabel Penelitian 16

Page 7: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

3.4 Alat dan Bahan Penelitian 16

3.5 Cara Kerja Penelitian 17

3.6 Rancangan Tabulasi Data 19

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 20

4.1 Hasil Penelitian 20

4.1.1 Data Komunikasi Keluarga 20

4.1.2 Hasil Data Statistik 21

4.1.2.1 Jenis Pekerjaan Ibu 21

4.1.2.2 Intensitas Komunikasi dalam Keluarga 23

4.1.2.3 Perbandingan Intensitas Komunikasi dalam Keluarga 26

4.1.3 Data Hasil Wawancara 27

4.2 Pembahasan 37

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN 39

5.1 Simpulan 39

5.2 Saran 39

5.2.1 Saran bagi Peneliti 40

5.2.2 Saran bagi Subjek Peneliti 40

DAFTAR PUSTAKA 41

LAMPIRAN 42

Page 8: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga, merupakan dasar pembentukan generasi bangsa. Segala aktivitas

yang dilakukan keluarga memberikan kontribusi yang besar bagi pekembangan

anak. Oleh karena itu, peran ibu sangat berpengaruh bagi perkembangan anak.

Ibu yang tidak bekerja adalah ibu yang menjalankan fungsinya sebagai ibu

rumah tangga yang meluangkan hampir seluruh waktunya untuk mengurus

pekerjaan di rumah dan merawat anak. Hal ini sesuai dengan tugas utama seorang

ibu.

Tetapi, akibat adanya krisis moneter, harga-harga semakin melambung

tinggi sehingga banyak kebutuhan yang tidak terpenuhi. Untuk memenuhi

kebutuhan tersebut, banyak ibu rumah tangga yang memutuskan untuk ikut

membantu perekonomian keluarga dengan bekerja. Selain untuk membantu

perekonomian keluarga, penyebab lainnya adalah rasa ingin mengembangkan diri

sesuai dengan bakat, minat, dan latar belakang pendidikan.

Sebagaimana kita ketahui, saat ini fungsi seorang ibu telah bergeser. Dari

mengurus rumah tangga dan merawat anak, menjadi bekerja dan membantu

perekonomian keluarga. Akibat adanya paradigma tersebut pandangan masyarakat

berubah. Sehingga masyarakat memiliki perbedaan penilaian terhadap wanita

yang memiliki pendidikan tinggi dan bekerja dengan wanita yang memilih untuk

menjadi ibu rumah tangga. Masyarakat akan mendukung wanita yang

Page 9: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

berpendidikan dan bekerja karena masyarakat menganggap sekolah adalah untuk

mencari uang. Karena status itulah, ibu mandapat dorongan untuk beraktifitas di

luar rumah.

Dengan ibu bekerja, sangat membantu perekonomian keluarga, tingkat

keuangan keluarga dapat meningkat, sehingga keluarga yang kedua orang tuanya

bekerja dapat memenuhi seluruh kebutuhannya. Tetapi, dengan bekerjanya

seorang ibu, kehadiran ibu tidak lagi 24 jam di rumah dan hal ini mengurangi

kualitas komunikasi seorang ibu didalam keluarga.

Apabila seorang ibu lebih banyak meluangkan waktunya untuk beraktifitas

di luar rumah, dapat mengakibatkan dampak yang negatif bagi kepribadian anak.

Akibat merasa tidak diperhatikan, anak-anak dapat melakukan hal-hal negative

yang mereka anggap dapat menarik perhatian orang tuanya, seperti keterlibatan

anak dalam penggunaan narkoba.

Untuk itu, ibu yang bekerja diluar rumah harus bijak dalam mengatur

waktu. Bekerja memang suatu hal yang sangat membantu perekonomian keluarga,

tetapi tetap harus diingat bahwa tugas utama seorang ibu adalah mengatur rumah

tangga dan meluangkan waktunya untuk mangurus dan berkomunikasi dengan

anak.

1.2 Perumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi pada

keluarga?

1.2.2 Dampak apa saja yang terjadi apabila ibu terlalu sibuk dalam bekerja?

Page 10: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui peran ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi pada

keluarga.

1.3.2 Mengetahui dampak yang terjadi apabila ibu terlalu sibuk bekerja.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi orang tua

1.4.1.1 Orang tua memperoleh wawasan tentang komunikasi

keluarga.

1.4.1.2 Menjadi bahan pertimbangan bagi orang tua khususnya ibu

untuk memilih aktifitas di luar rumah.

1.4.2 Manfaat bagi remaja.

1.4.2.1 Agar para remaja mengetahui pola interaksi yang tepat

untuk diterapkan dalam keluarga.

Page 11: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran Ibu Bekerja

Secara alami, wanita diciptakan untuk menjadi seorang istri dan ibu rumah

tangga. Sedangkan, pria diciptakan untuk menjadi suami dan mencari nafkah.

Tetapi, seiring dengan perkembangan teknologi dan tututan zaman, peran ini juga

telah bergeser. Saat ini semakin banyak wanita yang memutuskan untuk bekerja.

Keputusan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Tuntutan hidup

Saat ini, harga kebutuhan hidup semakin meningkat. Penghasilan dari seorang

suami belum tentu mencukupi kebutuhan rumah tangga. Akibatnya, banyak ibu

rumah tangga yang memutuskan untuk membantu perekonomian keluarga.

b. Pendapatan tambahan untuk keleluasaan financial.

Fenomena ibu bekerja tidak hanya terjadi di keluarga yang perekonomiannya

lemah. Beberapa wanita karir di kota besar memiliki suami yang sudah cukup

mapan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Beberapa wanita berpendapat, apabila mereka memiliki penghasilan sendiri,

mereka dapat leluasa mengatur dan menggunakan uang. Selain itu, beberapa ibu

bekerja untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu keuangan keluarga mereka

mengalami penurunan.

Page 12: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

c. Aktualisasi diri dan prestise.

Saat ini jumlah perempuan yang mengenyam pendidikan sampai dengan

pergururan tinggi telah meningkat secara drastis. Saat mereka telah menyelesaikan

jenjang pendidikan tersebut, mereka pasti ingin melakukan sesuatu dalam dunia

kerja, baik karena ingin melakukan sesuatu dalam hidup mereka, ingin mandiri

dalam segi finansial, maupun karena tertantang untuk mengamalkan ilmunya dan

berperan dalam masyarakat. Saat mereka sudah memiliki karir yang mapan dan

memutuskan untuk menikah, mereka merasa sayang untuk melepaskan karir

karena sudah memiliki kedudukan yang tinggi dan mendapatkan gaji yang tinggi.

selain itu, banyak wanita yang menganggap bahwa karir telah memberikan status

yang tinggi.

d. Pengembangan bakat menjadi komersil.

Banyak ibu rumah tangga yang mendapatkan penghasilan bukan karena

mereka menjadi wanita karir, tetapi karena mengembangkan bakat yang telah

mereka miliki sehingga menghasilkan sesuatu.

Contohnya, ketika ada seorang ibu yang memiliki bakat membuat kue.

Karena kue buatannya enak, akhirnya ibu tersebut membuat toko kue yang lama

kelamaan menjadi terkenal dan akhirnya mendapat penghasilan tambahan yang

cukup besar.

e. Kejenuhan di rumah.

Penyebab lain dari ibu yang memutuskan untuk bekerja adalah kejenuhan

untuk terus mengurus rumah. Kebanyakan ibu yang merasa jenuh tersebut merasa

lebih senang jika beraktifitas di luar rumah karena mereka memiliki kesempatan

Page 13: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

untuk bercanda ria dengan rekan sekantor. Mereka sebenarnya bukan orang

idealis, tetapi mereka lebih suka mengikuti trend dan tidak berpikir panjang untuk

masalah pendidikan anak. . (Yulia,2007:6-12)

Dengan bekerjanya ibu, terdapat manfaat positif dan negatif bagi sang ibu

bekerja maupun bagi keluarga.

Beberapa manfaat positifnya adalah :

a. Mendukung perekonomian keluarga.

Dengan bekerjanya ibu, akan menambah pemasukan keluarga, sehingga

kebutuhan rumah tangga akan terpenuhi dengan baik.

b. Meningkatkan harga diri dan pemantapan identitas

Dengan bekerjanya ibu rumah tangga, memungkinkan ibu tersebut

mengekspresikan dirinya sendiri. Dan apabila dalam pekerjaannya ia

mendapatkan sebuah prestasi, maka akan muncul kebanggaan tersendiri.

Melalui bekerja, ibu tersebut dapat menemukan arti dan identitas diri, dalam

pencapaian tersebut akan mendatangkan rasa percaya diri dan kebahagiaan.

c. Mendapat relasi yang sehat dan positif dengan keluarga.

Ibu rumah tangga yang memutuskan bekerja akan memiliki lingkup

pergaulan yang lebih luas dan bervariasi, sehingga ia akan memiliki pola pikir

yang terbuka dan berwawasan yang lebih luas dibanding ibu yang tidak bekerja.

Dengan demikian dikeberadaan wanita sebagai istri dapat menjadi teman bertukar

pikiran, serta saling membagi harapan, dan tanggung jawab.

Page 14: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

d. Sarana untuk memenuhi kebutuhan sosial.

Sebagai manusia, ibu juga mempunyai kebutuhan untuk bersosialisai

dengan orang lain. Dengan bekerja, seorang ibu dapat bertemu dengan banyak

orang sehingga ia dapat saling berbagi perasaan, pandangan, dan solusi.

e. Peningkatan kemampuan dan kompetensi.

Dengan bekerja, seorang ibu akan menyesuaikan diri dengan tuntutan,

tuntutan tanggung jawab maupun tuntutan kemampuan dan kompetensi. Untuk

itu, dituntut kreatifitas untuk menemukan segi-segi yang bisa dikembangkan demi

kemajuan dirinya. Peningkatan kemampuan dan kompetensi yang terus menerus

akan mendatangkan nilai lebih serta rasa pecaya diri yang mantap. (http://www.e-

psikologi.com/epsi/individual.asp)

Sedangkan dampak positif bagi sang anak adalah :

a. Anak yang kedua orang tuanya bekerja memiliki kematangan sosial yang lebih

tinggi dibandingkan dengan anak yang salah satu orang tuanya tidak bekerja.

Kematangan social adalah kemampuan seseorang untuk memahami kebutuhan

orang lain. (digilib.itb.ac.id)

Selain dampak positif, keputusan seorang ibu untuk bekerja juga memiliki

dampak negatif. Berikut ini dampak negatif yang akan terjadi apabila seorang ibu

memutuskan untuk bekerja.

a. Melemahnya ikatan emosi dengan anak.

Pada saat ibu bekerja, otomatis anak akan diasuh oleh pengasuh. Pada saat

sang anak membutuhkan pertolongan, sang pengasuhlah yang memberikan

Page 15: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

perhatian yang dibutuhkan anak tersebut. Sehingga, lama kelamaan sang anak

akan lebih menyayangi sang pengasuh dibandingkan dengan ibunya sendiri.

b. Anak menjadi korban

Tidak semua pengasuh anak mengasuh dengan kasih sayang. Dalam

beberapa kasus, terdapat pengasuh anak yang ketahuan menyiksa anak baik secara

fisik maupun secara mental. Sehingga anak akan menjadi korban ketika sang ibu

sedang bekerja.

c. Kurangnya daya juang anak.

Kebanyakan pengasuh anak cenderung memanjakan karena mereka

merasa sebagai orang upahan yang bekerja sehingga mereka akan berusaha

bersungguh – sungguh supaya anak asuhannya tidak rewel dan menangis, oleh

karena itu, para pengasuh mengasuh anak bagaikan raja. Pelayanan yang

berlebihan inilah yang menyebabkan anak menjadi manja dan tidak mandiri.

d. Hilangnya momen yang tak terulang lagi.

Semakin sering ibu meluangkan waktunya diluar rumah, semakin sering

pula sang ibu melewatkan saat-saat pertumbuhan sang anak, dan saat-saat itu tidak

akan terulang lagi. (Yulia,2007:14-18)

2.2 Komunikasi Keluarga

2.2.1 Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan, ide atau gagasan dari

satu pihak ke pihak yang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan

menggunakan kata-kata (lisan). Apabila tidak ada bahasa verbal komunikasi dapat

Page 16: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

dilakukan dengan cara menggunakan gerak – gerik badan, menunjukkan sikap

tertentu, misalnya tersenyum, mengeleng atau menganggukkan kepala. Cara

komunikasi ini disebut dengan komunikasi verbal.

  Didalam komunikasi, terdapat komponen-komponen yang menyusun

komunikasi, komponen tersebut adalah:

Pengirim : pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.

Penerima : pihak yang menerima pesan dari orang lain.

Pesan : isi atau maksud yang akan disampaikan oleh pengirim.

Umpan balik : tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang sudah

disampaikan.

Secara ringkas, proses komunikasi adalah sebagai berikut :

1. Komunikator (orang yang mengirim pesan) mengirim pesan kepada orang

yang dimaksud.pesan yang dikirim dapat berupa bahasa maupun lewat

symbol yang busa dimengerti kedua belah pihak.

2. Pesan disampaikan melalui suatu media.

3. Komunikan (orang yang menerima pesan) menerima pesan

4. Komunikan memberikan umpan balik atas pesan yang telah dikirimkan.

(id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi)

2.2.2 Komunikasi dalam keluarga

Komunikasi dalam keluarga, sesungguhnya tidak hanya terbatas dalam

bentuk kata-kata. Komunikasi, adalah ekspresi dari sebuah kesatuan yang sangat

kompleks : bahasa tubuh, senyuman, peluk kasih, ciuman sayang, dan kata-kata.

Page 17: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Tetapi saat ini kualitas interaksi dalam keluarga modern dewasa ini cenderung

menurun. Masing-masing anggota keluarga memiliki kesibukannya masing-

masing.. Akhirnya, komunikasi yang tercipta di dalam keluarga, adalah

komunikasi yang sifatnya informatif dan superfisial (hanya sebatas permukaan).

Agar dalam keluarga terjadi komunikasi yang berkualitas, diperlukan

usaha-usaha tertentu. Usaha tersebut adalah :

Membina dan memupuk komunikasi dalam keluarga.

Meluangkan waktu untuk saling mengungkapkan isi hati atau kekesalan

yang berkaitan dengan aktifitas sehari-hari.

Menciptakan suasana harmonis dalam keluarga. Hal ini dapat dilakukan

apabila setiap anggota keluarga menyadari dan menjalankan tugas dan

kewajiban masing-masing dan menikmati haknya sebagai anggota

keluarga. (Gunarsa,2001:205-208)

2.2.3 Hubungan ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam

keluarga

Seperti yang telah kita ketahui, saat ini banyak ibu rumah tangga yang

akhirnya memutuskan untuk membantu perekonomian keluarga dengan cara

bekerja. Dengan bekerjanya seorang ibu, maka anak akan terlantar karena ibu

masih ada di tempat bekerja saat mereka membutuhkannya. Tetapi hal ini dapat

disiasati dengan menggunakan pembantu, sehingga kebutuhan anak dapat

terpenuhi walaupun ibu tidak ada di rumah. Namun, ketika sang ibu menyerahkan

tanggung jawab tersebut kepada pembantu dan bekerja, intensitas pertemuan akan

berkurang dan mengakibatkan menurunnya kualitas komunikasi dalam keluarga.

Page 18: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Survei paling koperenhensif yang pernah diadakan mengenai remaja

mengatakan bahwa remaja yang memiliki komunikasi yang baik dengan orang

tuanya (dalam artian, ibu tidak bekerja dan merawat langsung anaknya dirumah),

akan lebih sehat daripada yang tidak. Interaksi langsung yang sering terjadi antara

orang tua dan anak sangat berperan penting dalam pembentukan karakter dan

moral anak yang lebih baik. (http://ichsan.wordpress.com/theres-hope-for-

working-parents/)

Jika seorang ibu bekerja, maka peran ibu dalam pembentukan karakter

dan moral anak akan berkurang karena ibu jarang berada di rumah. Jika hal itu

terjadi, maka bukan tidak mungkin anak akan merasa tidak diperhatikan

melakukan segala cara untuk menarik perhatian ayah dan ibunya, seperti dengan

melakukan kenakalan- kenakalan atau menggunakan narkoba.

Untuk menghindari hal-hal tersebut, orang tua yang bekerja, khususnya

para ibu, harus lebih meluangkan sebagian besar waktu untuk berkomunikasi dan

berinteraksi dengan anaknya, semakin banyak interaksi dan komunikasi yang

dilakukan bersama, kualitas komunikasi akan meningkat dan dapat mengurangi

kemungkinan terjadinya kenakalan dan kasus narkotika yang akhir-akhir ini

marak terjadi di kalangan remaja.

Orang tua, khususnya ibu, memiliki tanggung jawab dalam mengasuh

anaknya. Tanggung jawab tersebut adalah :

1. Membangun cinta dan rasa percaya pada anak.

Dalam mengasuh anak, orang tua, terutama ibu diharap dapat

membangun rasa cinta. Hal itu dapat berupa kontak fisik, seperti mencium,

Page 19: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

memeluk, membelai dan sebagainya. Selain itu, orang tua diharap dapat

membangun rasa percaya pada anak, sehingga anak dapat merasa bahwa

orang tua mempercayai segala hal yang ia lakukan, dan ia tidak akan

menyia-nyiakan kepercayaan tersebut.

2. Membangun harga diri pada anak.

Harga diri merupakan dasar bagi pertumbuhan positif dalam

hubungan kemanusiaan, belajar, kreativitas, dan tanggung jawab pribadi.

Untuk menumbuhkan harga diri tersebut, orang tua dapat

mengkomunikasikan perasaan positif, dan memberikan pujian. Dan

apabila anak melakukan suatu kesalahan, orang tua diharap tidak langsung

memarahinya, tetapi memberikan sebuah kritik yang membangun.

3. Menunjukkan minat dan perhatian pada anak secara aktif.

Dengan menunjukkan minat dan perhatian, anak akan merasa

bahwa orang tuanya peduli dengan kegiatan yang ia lakukan. Contohnya

adalah dengan cara selalu menyempatkan diri untuk datang ketika ada

pertemuan di sekolah sang anak.

4. Membangun kepekaan emosi antar anggota keluarga.

Membangun kepekaan emosi antar keluarga dapat dilakukan

dengan cara mengajak anak untuk menceritakan masalah yang sedang

dihadapinya dan memberikan masukan hal apa yang seharusnya ia

lakukan. Dengan begitu, diharapkan kepekaan emosi pada anak dapat

terbangun.

Page 20: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

5. Mengajarkan bagaimana cara membangun hubungan sosial

yang positif.

Membangun hubungan positif yang baik dapat dilakukan dangan

cara mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi yang bail dengan orang

lain, dimulai dari berkomunikasi di lingkungan keluarga.

6. Menjamin kesejahteraan anak. (Sharon L,2003:341-336)

Page 21: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

B A B IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Komunikasi keluarga

Berdasarkan dari penelitian yang sudah dilakukan, peneliti dapat

menyebutkan hasil-hasil dari setiap pernyataan yang telah dijawab oleh para

responden dengan cara memilih salah satu pernyataan yang dijawab pada lajur

jawaban. Lajur jawaban meliputi :

Bila tipe pernyataan Favourable :

Tidak Pernah : diberi skor 1

Jarang : diberi skor 2

Kadang : diberi skor 3

Sering : diberi skor 4

Selalu : diberi skor 5

Bila Tipe pernyataan Unfavourable :

Tidak Pernah : diberi skor 5

Jarang : diberi skor 4

Kadang : diberi skor 3

Sering : diberi skor 2

Selalu : diberi skor 1

Page 22: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

4.1.2 Hasil Data Statistik

Berdasarkan kegiatan penulis yang telah dilakukan, telah ditemukan hasil

– hasil yang berhubungan dengan mengetahui pengaruh ibu bekerja pada tingkat

komunikasi keluarga di beberapa Sekolah Menengah Atas di Surabaya. Hasil

didapat setelah mengadakan penyebaran angket.

4.1.2.1 Jenis Pekerjaan Ibu

Penelitian ini dilakukan kepada seluruh siswa kelas X dan kelas XI di

SMA Al Hikmah, dan masing-masing 20 orang di SMA AL Falah, SMAN 15

Surabaya, dan SMAN 18 Surabaya dengan perincian sebagai berikut :

NO Nama SekolahJumlah Angket yang disebar

Jumlah angket yang sah

1 SMA Al Hikmah 121 872 SMA Al Falah 20 173 SMAN 15 Surabaya 20 184 SMAN 18 Surabaya 20 20

TOTAL 181 142Tabel 2.1 Tabel Perincian Penyebaran Angket

Dari data diatas, dapat ditemukan bahwa ada 142 angket yang sah

(memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut). Dan peneliti menggolongkan angket

tersebut menjadi tiga bagian, yaitu bagian ibu bekerja (full time), ibu bekerja (part

time, kurang dari 7 jam), dan ibu yang tidak bekerja. Berikut rinciannya :

Pekerjaan ibu Jumlah Presentase

Page 23: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

ibu bekerja (full time) 37 26.06%

ibu bekerja (part time) 21 14.79%

ibu tidak bekerja 84 59.15%Tabel 2.2 Tabel Presentase Pekerjaan Ibu

Tabel diatas digambarkan dengan grafik sebagai berikut :

Pekerjaan Ibu (Dalam Bentuk Persen %)

26.06

14.79

59.15

ibu bekerja (full time) ibu bekerja (parttime)

ibu tidak bekerja

ibu bekerja(full time)

ibu bekerja(part time)

ibu tidakbekerja

Gambar 1.1 Grafik Presentase Pekerjaan Ibu

Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (59.15%) ibu

dari sample penelitan tidak bekerja, sedangkan 26.06% memiliki ibu yang bekerja

secara full time (dari pagi sampai dengan sore). Dan sisanya yang sebesar 14.79%

memiliki ibu yang bekerja secara part time (memiliki jam kerja yang tidak terlalu

lama).

4.1.2.2 Intensitas Komunikasi dalam Keluarga.

Page 24: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Setelah mengetahui jumlah dan presentase antara ibu bekerja secara full

time, ibu bekerja secara part time, dan ibu yang tidak bekerja, penulis kemudian

menentukan tingkat intensitas komunikasi dalam keluarga dengan menghitung

angket yang telah diisi dengan baik dan sah. Berikut adalah hasil tingkat intensitas

yang dijelaskan dalam table dan grafik :

A. Ibu Bekerja (Full Time)

Intensitas komunikasi Jumlah presentase (%)

Tidak pernah 0 0%

Jarang 1 2.7%

Kadang 12 32.4%

Sering 22 59.5%

Selalu 2 5.4%Tabel 2.3 Presentase Ibu Bekerja

Tabel diatas digambarkan dengan grafik sebagai berikut :

Gambar 1.2 Grafik Presentase Ibu Bekerja

Ibu Bekerja (Dalam Bentuk Persen %)

0 2.7

32.4

59.5

5.4

tidak pernah jarang kadang sering selalu

intensitas komunikasi

tidak pernah

jarang

kadang

sering

selalu

Page 25: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa dari seluruh subjek penelitian

ibu bekerja secara full time, yang berada pada kategori “sering” berkomunikasi

dengan keluarga sebanyak 59.5%

a. Ibu Bekerja (Part Time)

Intensitas komunikasi Jumlah presentase (%)

Tidak pernah 0 0%

Jarang 0 0%

Kadang 7 35%

Sering 13 65%

Selalu 0 0%Tabel 2.4 Tabel Presentase Ibu Bekerja (Part Time)

Tabel diatas digambarkan dengan grafik sebagai berikut :

Ibu Bekerja Part Time (Dalam Bentuk Persen %)

0 0

35

65

0

tidak pernah jarang kadang sering selalu

intensitas komunikasi

tidak pernah

jarang

kadang

sering

selalu

Gambar 1.3 Grafik Presentase Ibu Bekerja (Part Time)

Page 26: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa dari seluruh subjek penelitian

ibu bekerja secara full time, yang berada pada kategori “sering” berkomunikasi

dengan keluarga sebanyak 65%

C. Ibu yang tidak Bekerja

Intensitas komunikasi Jumlah presentase (%)

Tidak pernah 00%

Jarang 1 1.2%

Kadang 15 18.1%

Sering 61 73.5%

Selalu 6 7.2%Tabel 2.5 Presentase Ibu yang Tidak Bekerja

Tabel diatas digambarkan dengan grafik sebagai berikut :

Ibu Tidak Bekerja (Dalam Bentuk Persen %)

0.0 1.2

18.1

73.5

7.2

tidakpernah

jarang kadang sering selalu

intensitas komunikasi

tidak pernah

jarang

kadang

sering

selalu

Gambar 1.4 Grafik Presentase Ibu Tidak Bekerja

Page 27: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa dari seluruh subjek penelitian

ibu bekerja secara full time, yang berada pada kategori “sering” berkomunikasi

dengan keluarga sebanyak 73.5%

4.1.2.3 Perbandingan Intensitas Komunikasi dalam Keluarga

Dari data-data yang telah diisi oleh sample, diperoleh hasil sebagai

berikut:

Intensitas komunikasi ibu bekerja (full time) ibu bekerja (part time) ibu tidak bekerja

tidak pernah 0 0 0.0

Jarang 2.7 0 1.2

Kadang 32.4 35 18.1

Sering 59.5 65 73.5

Selalu 5.4 0 7.2Tabel 2.6 Tabel Presentase Perbandingan Intensitas Komunikasi

Tabel diatas digambarkan dengan grafik sebagai berikut

:

Perbandingan Intensitas Komunikasi (dalam bentuk persen %)

02.7

32.4

59.5

5.40 0

35

65

00.0 1.2

18.1

73.5

7.2

tidakpernah

jarang kadang sering selalu

ibu bekerja(full time)

ibu bekerja(part time)

ibu tidakbekerja

Gambar 1.5 Grafik Presentase Perbandingan Intensitas Komunikasi

Page 28: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Dari grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa baik ibu bekerja full time,

part time maupun tidak bekerja memiliki intensitas komunikasi yang sering

dengan keluarganya.

4.1.3 Data Hasil Wawancara.

Wawancara dilakukan kepada 2 orang siswa yang memiliki ibu yang

bekerja secara full time, 2 orang orang siswa yang memiliki ibu yang bekerja

secara part time, dan 2 orang siswa yang memiliki ibu yang tidak bekerja. Penulis

mengungkapkan pandangan objektif para narasumber dan melalui panduan

wawancara yang telah dibuat. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan 6 orang

narasumber :

A. Narasumber yang memiliki ibu yang bekerja secara full time.

Wawancara ini dilakukan kepada siswi yang berasal dari kelas XI IPS2 di SMA

Al Hikmah yang berusia 16 tahun. Berikut data yang diperoleh dari hasil

wawancara :

1. Menurut dirinya sendiri, cara yang sering digunakan oleh ibunya untuk

menunjukkan kasih sayangnya adakah dengan memberikan kontak fisik

seperti memberikan belaian dan menanyakan kebutuhan yang diperlukan.

2. Cara yang dilakukan untuk mensupport kegiatan narasumber adalah

memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh narasumber dan memenuhi

fasilitas yang dibutuhkan (seperti kendaraan).

Page 29: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

3. Selanjutnya, narasumber mengatakan bahwa ibunya tidak pernah sibuk

dengan urusannya sendiri dan selalu meluangkan waktunya untuk

keluarga.

4. Jika memiliki masalah, ia tidak pernah menceritakan masalahnya kepada

ibunya.

5. Ketika melakukan suatu kesalahan, ibunya selalu menasihati agar tidak

melakukan hal tersebut lagi.

6. Dikarenakan tidak pernah menceritakan masalahnya kepada ibunya,

narasumber tidak memiliki topik yang digunakan ketika sedang curhat

kepada ibunya, tetapi, ibunya biasa menceritakan masalah di kantor

kepadanya.

7. Narasumber menganggap bahwa ibunya sudah berlaku cukup adil

kepadanya, walaupun terkadang tidak adil.

8. Ibunya selalu membahas masalah masa depan dengan narasumber dan

memberikan saran-saran.

9. Narasumber merasa orang tuanya selalu berdiskusi dengannya sebelum

memutuskan sesuatu.

10. Orang tuanya selalu mendengarkan keluh kesah dan keinginan dari

narasumber.

Wawancara yang kedua dilakukan kepada siswi yang berasal dari kelas XI IPS2

di SMA Al Hikmah yang berusia 16 tahun. Berikut data yang diperoleh dari hasil

wawancara :

Page 30: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

1. Menurut dirinya sendiri, cara yang sering digunakan oleh ibunya untuk

menunjukkan kasih sayangnya adalah memberikan perhatian kepada

kegiatan sekolahnya seperti menanyakan tugas dan lain-lain.

2. Cara yang dilakukan untuk mensupport kegiatan narasumber adalah dengan

menanyakan kegiatan apa yang akan dilakukan dan memenuhi kebutuhan

yang diperlukan.

3. Selanjutnya, narasumber mengatakan bahwa terkadang ibunya sibuk sendiri

dengan urusan di kantor.

4. Jika memiliki masalah, ia tidak pernah menceritakan masalahnya kepada

ibunya karena ia merasa ibunya tidak enak untuk diajak sharing.

5. Ketika melakukan suatu kesalahan, biasanya ibunya memberi nasihat atau

memarahinya.

6. Karena tidak pernah menceritakan masalahnya kepada ibunya, narasumber

tidak dapat menyebutkan hal-hal yang dapat diceritakan, begitu pula dengan

ibunya.

7. Narasumber menganggap bahwa ibunya terkadang tidak adil, karena lebih

mengutamakan kebutuhan saudaranya dibandingkan kebutuhannya, tetapi ia

menerima hal itu karena saudaranya memang lebih membutuhkan perhatian.

8. Ibunya selalu membahas tentang masa depan, bahkan terkadang terlalu

berlebihan.

9. Narasumber merasa orangtuanya selalu mengajaknya untuk berdiskusi

dalam memutuskan sesuatu.

Page 31: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

10. Orang tuanya selalu mendengarkan keluh kesah, tetapi tidak selalau

mendengarkan keinginan dari narasumber.

Dari dua wawancara yang telah dilakukan diatas kepada dua

narasumber yang memiliki ibu yang bekerja secara full time, dapat

disimpulkan bahwa cara ibu untuk menunjukkan kasih sayangnya dengan cara

memberikan kontak fisik seperti ciuman, belaian, atau pelukan dan

memberikan perhatian. Cara yang biasanya digunakan ibunya untuk

mensupport kegiatan mereka adalah dengan memenuhi kebutuhan dan fasilitas

yang diperlukan untuk menunjang kegiatan tersebut.

Mereka menganggap bahwa ibu mereka sudah cukup meluangkan

waktunya untuk keluarga, walaupun terkadang ibunya larut akan kesibukan

kantor. Ketika mereka melakukan kesalahan biasanya ibunya memberikan

nasihat, dan terkadang memarahi apabila kesalahannya sudah keterlaluan.

Ketika mereka memiliki kesalahan, mereka tidak pernah melakukan

sharing dengan ibunya, begitu pula dengan ibunya, walaupun tekadang ibunya

menceritakan masalahnya dikantor. Dan kedua narasumber menganggap

bahwa orangtuanya mendengarkan keluh kesahnya dan cukup mendengarkan

keinginannya.

Kedua narasumber juga menganggap ibunya cukup adil walaupun

terkadang ibunya lebih memperhatikan saudaranya.Selain itu ibu mereka

sering membicarakan tentang masa depan dan selalu mengajak diskusi dalam

memutuskan sesuatu.

Page 32: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

B. Narasumber yang memiliki ibu yang bekerja secara part time.

Wawancara ini dilakukan kepada siswi yang berasal dari kelas XI IPS2 di

SMA Al Hikmah yang berusia 16 tahun. Berikut data yang diperoleh dari hasil

wawancara :

1. Menurut dirinya sendiri, cara yang sering digunakan oleh ibunya untuk

menunjukkan kasih sayangnya adalah memberikan perhatian kepada

kegiatan sekolahnya seperti menanyakan tugas dan lain-lain, menanyakan

kesehatan, seperti apakah dia sudah makan atau belum, dan lain-lain.

2. Cara yang dilakukan untuk mensupport kegiatan narasumber adalah dengan

memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan, membantu kegiatannya.

3. Selanjutnya, narasumber mengatakan bahwa ibunya sibuk sendiri dengan

urusan di kantor, tapi cukup perhatian.

4. Ketika memiliki masalah, ia pernah sekali menceritakan dan tidak pernah

menceritakan masalahnya kepada ibunya karena ia merasa ibunya tidak enak

untuk diajak sharing.

5. Ketika melakukan suatu kesalahan, ibunya memarahinya terlebih dahulu

baru akan menasihatinya.

6. Biasanya narasumber akan melakukan sharing kepada ibunya ketika ia

memiliki masalah keuangan (meminta uang jajan). Sedangkan ibunya

biasanya mengajak narasumber untuk sharing ketika ada masakah pekerjaan

atau kelelahannya ketika bekerja.

Page 33: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

7. Narasumber menganggap bahwa ibunya tidak adil, karena lebih

mengutamakan kebutuhan saudaranya dibandingkan kebutuhannya, tetapi ia

menerima hal itu karena saudaranya memang lebih membutuhkan perhatian.

8. Ibunya jarang membahas masalah masa depan dengan narasumber.

9. Narasumber merasa orangtuanya selalu mengajaknya untuk berdiskusi

dalam memutuskan sesuatu.

10. Orang tuanya tidak pernah mendengarkan keluh kesahnya karena ia

menganggap bahwa orang tuanya cuek.

Wawancara yang kedua dilakukan kepada siswi yang berasal dari kelas XI

IPA2 di SMA Al Hikmah yang berusia 17 tahun. Berikut data yang diperoleh dari

hasil wawancara :

1. Menurut dirinya sendiri, cara yang sering digunakan oleh ibunya untuk

menunjukkan kasih sayangnya adalah memberikan perhatian kepada

kegiatan sekolahnya, memenuhi fasilitas, mengajak bicara, dan bertanya

seputar masalahnya.

2. Cara yang dilakukan untuk mensupport kegiatan narasumber adalah dengan

memenuhi fasilitas.

3. Selanjutnya narasumber mengatakan bahwa ibunya tidak pernah sibuk

dengan urusannya sendiri.

4. Jika ia memiliki masalah, ia selalu menceritakan masalahnya kepada ibunya

dan ibunya selalu memberi tanggapan dan nasihat.

.

Page 34: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

5. Ketika melakukan suatu kesalahan, ibunya selalu mengingatkan dan

memberi nasihat.

6. Narasumber akan melakukan sharing kepada ibunya ketika ia memiliki

masalah dalam bentuk apapun. Sedangkan ibunya biasanya mengajak

narasumber untuk sharing ketika ada masalah dalam bentuk apapun juga.

7. Narasumber menganggap bahwa ibunya selalu adil, tidak pernah membeda-

bedakan.

8. Ibunya selalu membahas masalah masa depan dengan narasumber.

9. Narasumber merasa orangtuanya terkadang mengajaknya untuk berdiskusi

dalam memutuskan sesuatu.

10. Orang tuanya sering mendengarkan keluh kesahnya tetapi tidak selalu.

Dari dua wawancara yang telah dilakukan diatas kepada dua narasumber

yang memiliki ibu yang bekerja secara part time (kurang dari 7 jam), dapat

disimpulkan bahwa cara ibu untuk menunjukkan kasih sayangnya dengan cara

memberikan perhatian kepada kegiatan sekolahnya, memenuhi fasilitas,

mengajak bicara dan lain-lain. Cara yang biasanya digunakan ibunya untuk

mensupport kegiatan mereka adalah dengan memenuhi kebutuhan yang

dibutuhkan.Mereka menganggap bahwa ibu mereka sudah cukup meluangkan

waktunya untuk keluarga. Ketika mereka melakukan kesalahan biasanya ibunya

memberikan nasihat, menginagtkan, atau memarahi.

Ketika mereka memiliki masalah, mereka melakukan sharing dengan

ibunya, masalah yang dibicarakan adalah keuangan atau sekolah begitu pula

Page 35: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

dengan ibunya. Dan kedua narasumber menganggap bahwa orangtuanya

mendengarkan keluh kesahnya dan cukup mendengarkan keinginannya.

Kedua narasumber juga menganggap ibunya cukup adil walaupun

terkadang ibunya lebih memperhatikan saudaranya. Selain itu ibu mereka

sering membicarakan tentang masa depan dan mengajak diskusi dalam

memutuskan sesuatu.

C. Narasumber yang memiliki ibu yang tidak bekerja.

Wawancara ini dilakukan kepada siswi yang berasal dari kelas XI IPS2 di

SMA Al Hikmah yang berusia 16 tahun. Berikut data yang diperoleh dari hasil

wawancara :

1. Menurut dirinya sendiri, cara yang sering digunakan oleh ibunya untuk

menunjukkan kasih sayangnya adalah memberi perhatian seperti

mengingatkan makan, dan merawatnya ketika sakit.

2. Cara yang dilakukan untuk mensupport kegiatan narasumber adalah dengan

mengingatkan untuk belajar.

3. Selanjutnya narasumber mengatakan bahwa ibunya terkadang sibuk dengan

urusannya sendiri.

4. Ketika memiliki masalah, ia pernah sekali menceritakan dan tidak pernah

menceritakan masalahnya kepada ibunya karena ia merasa ibunya tidak enak

untuk diajak sharing.

Page 36: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

5. Ketika melakukan suatu kesalahan, ibunya selalu mengajak bicara, lalu

memberi nasihat, terkadang karena keras, berakhir dengan pertengkaran.

6. Narasumber akan melakukan sharing kepada ibunya ketika ia memiliki

masalah dalam bentuk apapun. Sedangkan ibunya biasanya mengajak

narasumber untuk sharing ketika ada masalah dalam bentuk masalah keluarga

atau kesehatan.

7. Narasumber menganggap bahwa ibunya tidak adil, karena lebih

mengutamakan kebutuhan saudaranya dibandingkan kebutuhannya.

8. Ibunya selalu membahas masalah masa depan dengan narasumber.

9. Narasumber merasa orangtuanya tidak mengajaknya untuk berdiskusi dalam

memutuskan sesuatu.

10. Kalau ayahnya selalu mendengarkan keluh kesah dan keinginan narasumber,

sedangkan ibunya tidak terlalu sering.

Wawancara yang kedua dilakukan kepada siswi yang berasal dari kelas XI

IPA2 di SMA Al Hikmah yang berusia 16 tahun. Berikut data yang diperoleh dari

hasil wawancara :

1. Menurut dirinya sendiri, cara yang sering digunakan oleh ibunya untuk

menunjukkan kasih sayangnya adalah memberi perhatian tentang sekolah.

2. Cara yang dilakukan untuk mensupport kegiatan narasumber adalah dengan

menelepon, menanyakan keadaan, memperhatikan seluruh kegiatannya.

3. Selanjutnya, narasumber mengatakan bahwa ibunya tidak pernah sibuk

dengan urusannya sendiri.

Page 37: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

4. Jika memiliki masalah, ia menceritakan masalahnya kepada ibunya, dan

mandapat tanggapan yang baik.

5. Ketika melakukan suatu kesalahan, ibunya selalu mengajak bicara, lalu

memberi nasihat, jika sudah keterlaluan, ibunya akan memarahinya.

6. Narasumber akan melakukan sharing kepada ibunya ketika ia memiliki

masalah dalam hubungan pertemanan, dan cinta. Sedangkan ibunya biasanya

mengajak narasumber untuk sharing ketika ada masalah dalam bentuk masalah

keluarga.

7. Narasumber menganggap bahwa ibunya terkadang tidak adil, karena lebih

mengutamakan kebutuhan saudaranya dibandingkan kebutuhannya.

8. Ibunya selalu membahas masalah masa depan dengan narasumber.

9. Narasumber merasa orangtuanya selalu mengajaknya untuk berdiskusi dalam

memutuskan sesuatu.

10. Orang tuanya sering mendengarkan keluh kesahnya tetapi tidak selalu.

Dari dua wawancara yang telah dilakukan diatas kepada dua narasumber

yang memiliki ibu yang tidak bekerja, dapat disimpulkan bahwa cara ibu untuk

menunjukkan kasih sayangnya dengan cara memberikan perhatian dalam bentuk

apapun. Cara yang biasanya digunakan ibunya untuk mensupport kegiatan

mereka adalah dengan mengingatkan untuk belajar, dan memperhatikan seluruh

kegiatannya. Mereka menganggap bahwa ibu mereka sudah cukup meluangkan

waktunya untuk keluarga. Ketika mereka melakukan kesalahan biasanya ibunya

Page 38: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

memberikan nasihat, mengingatkan secara halus, atau memarahi apabila sudah

keterlaluan.

Ketika mereka memiliki masalah, mereka melakukan sharing dengan

ibunya, masalah yang dibicarakan adalah keuangan atau sekolah begitu pula

dengan ibunya. Dan kedua narasumber menganggap bahwa orangtuanya

mendengarkan keluh kesahnya dan cukup mendengarkan keinginannya.

Kedua narasumber juga menganggap ibunya cukup adil walaupun

terkadang ibunya lebih memperhatikan saudaranya. Selain itu ibu mereka

sering membicarakan tentang masa depan dan mengajak diskusi dalam

memutuskan sesuatu.

4.2 Pembahasan

Dari seluruh kegiatan yang didedikasikan untuk penelitian ini, penulis

menemukan bahwa beberapa SMA di kawasan Surabaya Selatan terdapat siswa

dan siswi yang memiliki ibu yang bekerja secara full time dengan presentase

sebesar 26.06%, ibu yang bekerja secara part time dengan presentase sebesar

14.79%, dan ibu yang tidak bekerja dengan presentase sebesar 59.15%.

Dari karakteristik subjek penelitian, sebagian besar memiliki ibu yang

tidak bekerja.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

Intensitas komunikasi antara Ibu yang bekerja full time, ibu bekerja secara part

time, dan ibu yang tidak bekerja tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Page 39: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Hal ini dapat disebabkan karena ibu yang bekerja secara full time maupun part

time dapat mengakses informasi tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga

dari media manapun. Seperti dari media cetak, maupun internet yang memuat

banyak informasi. Selain itu, kemajuan teknologi juga memudahkan para ibu

untuk melakukan komunikasi walaupun tidak bertatap muka. Contoh dari

teknologi tersebut adalah telepon dan teknologi generasi ke tiga (3G).

Saat ini jumlah perempuan yang mengenyam pendidikan sampai dengan

pergururan tinggi telah meningkat secara drastis. (Yulia,2007) Dengan tingginya

tingkat pendidikan tersebut, semakin menyadarkan pada ibu yang bekerja atas

pentingnya komunikasi dalam keluarga.

Dari penelitian yang sudah yang dilakukan tampak bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara ibu yang tidak bekerja dengan ibu yang bekerja.

Hal ini dikarenakan banyaknya fasilitas yang tersedia untuk berkomunikasi

walaupun tidak secara langsung. Sehingga, dapat disarankan bagi wanita saat ini

untuk dapat berperan tidak hanya dilingkungan keluarganya, tetapi juga berperan

dalam lingkungan sosialnya dengan cara bekerja.

Page 40: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat

Penelitian ini dilakukan di beberapa sekolah di Surabaya Selatan. Sekolah

tersebut adalah : Sekolah Menengah Atas (SMA) Al Hikmah Full Day School

Surabaya, Sekolah Menengah Atas (SMA) Al Falah Surabaya, Sekolah

Menengah Atas Negeri (SMAN) 15 Surabaya, dan Sekolah Menengah Atas

Negeri (SMAN) 18 Surabaya.

3.1.2 Waktu

Penelitian yang dilakukan di SMA Al Hikmah, dilaksanakan pada tanggal 24

Maret 2008. Sedangkan penelitian yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas

(SMA) Al Falah Surabaya, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 15 Surabaya,

dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 18 Surabaya, dilaksanakan pada

tanggal 2 April 2008. Dengan perincian sebagai berikut :

NO Nama Sekolah Hari Tanggal Waktu

1 SMA Al Hikmah Senin 24-Mar-08 08.00-12.002 SMA Al Falah Rabu 2-Apr-08 09.00-10.00

3SMAN 15 Surabaya Rabu 2-Apr-08 10.15-11.00

4SMAN 18 Surabaya Rabu 2-Apr-08 11.20-12.30

Tabel 1.1 Tabel waktu Penelitian (penyebaran angket)

Page 41: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya

akan diduga.

Penelitian ini akan dilakukan kepada seluruh siswa dan siswi Sekolah

Menengah Atas (SMA) Al Hikmah Full Day School Surabaya, dari kelas X,

sampai dengan kelas XI. Baik siswa-siswi program Ilmu Pengetahuan Alam,

maupun program Ilmu Pengetahuan Sosial. 20 siswa dari Sekolah Menengah Atas

(SMA) Al Falah Surabaya, 20 siswa dari Sekolah Menengah Atas Negeri

(SMAN) 15 Surabaya, dan 20 siswa dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

18 Surabaya.

Alasan pemilihan subjek penelitian karena subjek penelitian memiliki karakter

yang relatif homogen. Misalnya latar belakang pendidikan dan pekerjaan wali

murid yang relatif sama.

Berikut rincian populasi penelitian di Sekolah Menengah Atas (SMA) Al

Hikmah :

a. Siswa putra

Jumlah seluruh siswa putra yang terdapat pada Sekolah Menengah Atas

(SMA) Al Hikmah Full Day School Surabaya sebanyak 63 siswa, dengan

perincian sebagai berikut :

Siswa kelas X1 (sepuluh satu) dengan jumlah 22 siswa.

Siswa kelas X2 (sepuluh dua) dengan jumlah 20 siswa.

Siswa kelas XI IPA 1 (sebelas IPA 1) dengan jumlah 10 siswa.

Page 42: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Siswa kelas XI IPS 1 (sebelas IPS 1) dengan jumlah 11 siswa.

b. Siswa Putri

Jumlah seluruh siswa putri yang terdapat pada Sekolah Menengah Atas

(SMA) Al Hikmah Full Day School Surabaya sebanyak 58 siswa, dengan

perncian sebagai berikut :

Siswa kelas X3 (sepuluh satu) dengan jumlah 18 siswa.

Siswa kelas X4 (sepuluh dua) dengan jumlah 17 siswa.

Siswa kelas XI IPA 2 (sebelas IPA 2) dengan jumlah 12 siswa.

Siswa kelas XI IPS 2 (sebelas IPS 2) dengan jumlah 11 siswa.

Perincian dari populasi sample :

NO Nama SekolahJumlah Angket yang disebar

1 SMA Al Hikmah 1212 SMA Al Falah 203 SMAN 15 Surabaya 204 SMAN 18 Surabaya 20

Tabel 1.2 Tabel Perincian Populasi Sampel

3.3 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat dua variable. Variable tersebut adalah variabel

bebas dan variabel tidak bebas.

Variabel bebas : peran ibu bekerja

Variabel tidak bebas : komunikasi dalam keluarga.

3.4 Alat & Bahan Penelitian

Alat:

Page 43: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Angket

Guide wawancara

3.5 Cara Kerja Penelitian

2. Peneliti menyiapkan angket yang berisi sekumpulan pertanyaan-

pertanyaan indicator yang disimpulkan dari teori-teori yang telah

ditemukan sebelumnya.

3. Menyebarkan angket kepada siswa.

Peneliti merumuskan 39 pertanyaan. Dalam angket tersebut, digunakan 5

option jawaban yaitu Tidak Pernah, Jarang, Kadang, Sering, dan Selalu. Dalam

angket tersebut, terdapat dua jenis pernyataan, yaitu Favourable, dan

Unfavourable. Pernyataan Favourable adalah ernyataan yang memiliki makna

positif. Sedangkan pernyataan Unfavourable adalah pernyataan yang memiliki

makna yang negatif.

Untuk lebih jelasnya mengenai angket, akan dijelaskan melalui table berikut

ini :

I. Membangun cinta dan rasa percaya pada anak Jenis1 Ibu mencium saya ketika saya melakukan hal baik F2 Ibu mengadakan acara keluarga dirumah F3 Ibu saya tidak mengijinkan saya untuk pergi bersama teman U4 Disela kesibukannya, ibu masih bisa bercanda dengan keluarga F5 Ibu mempercayai perkataan saya F6 Saya merasa kekurangan kasih sayang ketika ibu bekerja U7 Saya merasa bangga dengan ibu saya F

II. Membangun harga diri pada anak  1 Ibu mencela ketika saya berbuat salah U2 Ibu memukul saya ketika saya bersalah U3 Ibu memuji saya ketika saya berbuat baik F4 Ibu membentak saya melakukan kesalahan U5 Ibu menyalahkan segala sesuatu yang saya kerjakan U6 Ibu menasihati saya ketika saya bersalah F

Page 44: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

7 Ibu saya memarahi saya didepan orang lain U8 Ibu memeluk saya ketika saya melakukan hal baik F

III. Menunjukkan minat dan perhatian pada anak secara aktif  1 Ibu menunjukkan ketertarikan pada kegiatan yang saya lakukan F2 Ibu menanyakan tugas sekolah F3 Ibu mensupport semua kegiatan saya F4 Ibu tidak menemani saya saat belajar U5 Ibu saya tidak punya waktu dan tidak datang saat pertemuan sekolah U

IV. Membangun Kepekaan Emosi antara Angggota Keluarga  1 Ibu bisa merasakan apa yang saya rasakan tanpa perlu saya mengatakan F2 Ibu saya memberi semangat saat saya bersedih F3 Saat semua keluarga berkumpul, saya merasa biasa saja walaupun ibu tidak dirumah U4 Ibu mengetahui apapun yang saya kerjakan F5 Ibu memahami segala perilaku saya F6 Saya menceritakan masalah saya kepada ibu F7 Walau ibu disamping saya, saya merasa ada batas antara saya dengan ibu U8 Ibu tidak punya waktu untuk mendengarkan keluh kesah saya dengan penuh perhatian U

V. Mengajarkan bagaimana cara membangun hubungan sosial yang positif.  1 Ibu intens berkomunikasi dengan ayah F2 Saya menceritakan cita-cita saya kepada ibu F3 ibu intens berkomunikasi dengan saudara2 saya F4 Intensitas pertemuan saya dengan ibu saya banyak F5 Ibu mengajarkan untuk bersifat sabar F

VI. Pengaruh Ibu yang Bekerja terhadap Intensitas Komunikasi  1 Saya merasa diabaikan oleh ibu U2 Ibu melampiaskan kekesalannya pada keluarga ketika mendapat masalah dikantor U3 Meskipun sibuk, ibu memperhatikan kebutuhan keluarga F4 Ibu bisa membagi waktu antara kesibukannya dengan mengurus keluarga F5 Ibu lebih mengutamakan urusan pekerjaan daripada berkumpul dengan keluarga U6 Ibu sibuk dengan urusannya sendiri U

Tabel 1.3 Tabel Indikator Intensitas Komunikasi

4. Mengumpulkan angket yang telah terisi dengan data.

5. Melakukan wawancara. wawancara dengan merumuskan panduan

wawancara terlebih dahulu. Panduan wawancara yang digunakan dapat

dilihat sebagai berikut :

Bagaimana cara yang sering oleh ibu untuk menunjukkan kasih

sayangnya?

Bagaimana cara ibu kalian untuk mensupport kegiatan kalian ?

Apakah ibu kalian sibuk dengan urusannya sendiri ?

Page 45: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Pernahkah kamu curhat kepada ibumu? Dan bagaimana reaksinya?

Apabila kamu melakukan kesalahan, hal apa yang dilakukan oleh

mamamu?

Hal apa saja yang biasanya dicurhatin kamu ke ibu atau ibu ke

kamu?

Apakah orang tuamu bersikap adil kepadamu dan ke saudara-

saudaramu?

Apakah orang tuamu selalu membicarakan tentang masa depanmu?

Apakah orang tuamu berdiskusi denganmu sebelum memutuskan

sesuatu?

Apakah orang tuamu selalu mendengarkan keluh kesah dan

keinginanmu?

6. Mengolah dan menganalisis data.

7. Menyusun hasil dan pembahasan.

8. Menyusun kesimpulan dan saran.

3.6 Rancangan Tabulasi Data

Kegiatan pengambilan data dilakukan dengan peneliti menggunakan metode

kuantitatif (angket) yang dihitung dengan metode statistik deskriptif dan metode

kualitatif (wawancara) yang diolah dengan menyusun simpulan.

B A B V

Page 46: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan untuk penelitian ini, dapat

disimpulkan bahwa pengaruh Ibu bekerja terhadap Intensitas Komunikasi dalam

keluarga tidak ada. Hal ini dibuktikan dari data hasil penelitian yang menyatakan

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara Intensitas komunikasi Ibu

bekerja secara full time, Ibu bekerja secara part time, dan ibu yang tidak bekerja.

Hal tersebut dapat disebabkan karena ibu yang bekerja dapat mengakses

informasi tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga dari media manapun.

Selain itu, kemajuan teknologi juga memudahkan para ibu untuk melakukan

komunikasi walaupun tidak bertatap muka. Contoh dari teknologi tersebut adalah

telepon dan teknologi generasi ke tiga (3G).

Dan dikarenakan pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi

dalam keluarga tidak ada dikarenakan tidak ada perbedaan yang signifikan, maka

tidak ada dampak yang terjadi akibat ibu bekerja.

5.2 Saran

Penelitian ini tidak lepas dari kesalahan dan kelemahan. Karena itu

diberikan saran dan masukan kepada penelitian selanjutnya yang melakukan

penelitian terhadap hal yang sama :

5.2.1 Saran bagi Peneliti

Page 47: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

5.2.1.1 Metode analisis sebaiknya menggunakan analisis statistik yang lebih

komprehensif (dengan menggunakan program SPSS) agar reliabilitas

dan validitasnya lebih teruji.

5.2.1.2 Diharapkan agar sample yang digunakan lebih luas, sehingga

Informasi yang didapat lebih valid.

5.2.2 Saran bagi Subjek Peneliti

5.2.2.1 Disarankan bagi wanita saat ini untuk dapat berperan tidak hanya

dilingkungan keluarganya, tetapi juga berperan dalam lingkungan

sosialnya dengan cara bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Page 48: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

. 2007.Sukses dalam Karir dan Rumah Tangga. Penerbit Buku

Kompas : Jakarta.

. 2007. Membangun Komunikasi Bijak Orangtua dan Anak.

Penerbit Buku Kompas : Jakarta.

Yulia, Anna. 2007. Working Mom & Kids. Penerbit Elex Media Komputindo :

Jakarta

Gunarsa, Singggih D. 2001. Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga.

Penerbit PT BPK Gunung Mulia : Jakarta.

Hanna, Sharon L. 2003. Person to Person : Positive Relationships Don’t Just

Happen. Prentince Hall : New Jersey.

Fickry. 2007. Teori Komunikasi Klasik : Teori Informasi. defickry.wordpress.com

Ichsan. 2006. There’s Hope for Working Parents. http://ichsan.wordpress.com

Jacinta F. Rini. 2002. Wanita Bekerja. www.e-psikologi.com

Ubaydillah,AN.2003. Antara Rumah dan Kantor. www.e-psikologi.com

Pitaloka,Ardiningtiyas.2003. Pendidikan, Perempuan dan Masyarakat. www.e-

psikologi.com

. Komunikasi. id.wikipedia.org

Bean,Reynold dan Harris Clemes. 1995. Bagaimana Kita Meningkatkan Harga

Diri Anak. Jakarta. Binarupa Aksara

Page 49: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

DAFTAR TABEL

Page 50: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Tabel 1.1 Tabel waktu Penelitian (penyebaran angket) 14

Tabel 1.2 Tabel Perincian Populasi Sampel 16

Tabel 1.3 Tabel Indikator Intensitas Komunikasi 17

Tabel 2.1 Tabel Perincian Penyebaran Angket 22

Tabel 2.2 Tabel Presentase Pekerjaan Ibu 22

Tabel 2.3 Presentase Ibu Bekerja 23

Tabel 2.4 Tabel Presentase Ibu Bekerja (Part Time) 24

Tabel 2.5 Presentase Ibu yang Tidak Bekerja 25

Tabel 2.6 Tabel Presentase Perbandingan Intensitas Komunikasi 26

Page 51: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Presentase Pekerjaan Ibu 22

Gambar 1.2 Grafik Presentase Ibu Bekerja 23

Gambar 1.3 Grafik Presentase Ibu Bekerja (Part Time) 24

Gambar 1.4 Grafik Presentase Ibu Tidak Bekerja 25

Gambar 1.5 Grafik Presentase Perbandingan Intensitas Komunikasi 26

Page 52: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Lampiran Angket

Berikut ini adalah quisioner atau angket yang dibuat dan disebarkan guna

memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.

Angket Kualitas Komunikasi dalam Keluarga

Kelas :

Usia :

Asal sekolah :

Jenis Kelamin : Perempuan / Laki-laki (coret salah satu)

Apakah ibumu bekerja ?

a. Ya

b. Tidak

Bila “ya”, berapa lama ibumu meninggalkan rumah untuk bekerja :

Jam ……… sampai dengan ……….

Saya Hapsari D. murid kelas XI IPS 2 SMA Al Hikmah, memohon bantuan kepada teman – teman

sekalian untuk mengisi angket dalam rangka tugas karya ilmiah sekolah. Saya berharap teman – teman

mengisi angket dengan sungguh – sungguh, karena dalam angket ini tidak ada jawaban benar atau salah

melainkan jawaban yang benar berasal dari diri teman – teman. Terimakasih atas kesediaan teman –

teman meluangkan waktu untuk mengisi angket ini.

Page 53: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Tandai () pada salah satu jawaban yang paling tepat

NO PernyataanTidak Pernah Jarang Kadang Sering Selalu

1 Ibu mencela ketika saya berbuat salah          

2 Ibu mencium saya ketika saya melakukan hal baik          

3Ibu saya tidak mengijinkan saya untuk pergi bersama teman          

4 Ibu memukul saya ketika saya bersalah          

5 Ibu mengadakan acara keluarga dirumah          

6 Ib memuji saya ketika saya berbuat baik          

7Ibu menunjukkan ketertarikan pada kegiatan yang saya lakukan          

8 Saya merasa diabaikan oleh ibu          

9 Ibu menanyakan tugas sekolah          

10 Ibu intens berkomunikasi dengan ayah          

11 Ibu mensupport semua kegiatan saya          

12 Ibu membentak saya melakukan kesalahan          

13 Ibu menyalahkan segala sesuatu yang saya kerjakan          

14 Ibu tidak menemani saat saya belajar          

15Ibu saya tidak punya waktu dan tidak datang pada saat pertemuan sekolah          

16Walau ibu disamping saya, saya merasa ada batas antara saya dengan ibu          

17 Saya menceritakan masalah saya kepada ibu          

18 Ibu mengajarkan untuk bersifat sabar          

19Ibu tidak punya waktu untuk mendengarkan keluh kesah saya dengan penuh perhatian          

20Ibu bisa merasakan apa yang saya rasakan tanpa perlu saya mengatakan          

21 Ibu saya memberi semangat saat saya bersedih          

22Ibu melampiaskan kekesalannya pada keluarga ketika mendapat masalah dikantor          

NO PernyataanTidak Pernah Jarang Kadang Sering Selalu

Page 54: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

23 Ibu saya memarahi saya didepan orang lain          

24Meskipun sibuk, ibu memperhatikan kebutuhan keluarga          

25Disela kesibukannya, ibu masih bisa bercanda dengan keluarga          

26 Ibu mempercayai perkataan saya          

27Saya merasa kekurangan kasih sayang ketika ibu bekerja          

28Saat semua keluarga berkumpul, saya merasa biasa saja walaupun ibu tidak dirumah          

29Ibu bisa membagi waktu antara kesibukannya dengan mengurus keluarga          

30 Ibu memeluk saya ketika saya melakukan hal baik          

31 Saya menceritakan cita-cita saya kepada ibu          

32 Ibu mengetahui apapun yang saya kerjakan          

33 ibu intens berkomunikasi dengan saudara2 saya          

34 Intensitas pertemuan saya dengan ibu saya banyak          

35Ibu lebih mengutamakan urusan pekerjaan daripada berkumpul dengan keluarga          

36 Ibu menasihati saya ketika saya bersalah          

37 Ibu memahami segala perilaku saya          

38 Ibu sibuk dengan urusannya sendiri          

39 Saya merasa bangga dengan ibu saya          

Lampiran Verbatim Wawancara

Page 55: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Berikut ini merupakan lampiran dari wawancara yang dilakukan penulis

terhadap salah satu narasumber yang memiliki ibu yang bekerja dari kelas XI IPS-

2 yang berusia 16 tahun.

Penulis : Gimana sih cara mamamu nunjukin rasa sayangnya ke kamu?

Narasumber : heh? Gimana ya? Di elus-elus, trus ditanyain mau apa.. pokoknya

nawar-nawarin gitu..

Penulis : ooh.. dielus.. hehehe.. Trus kalo kamu ada kegiatan diluar, gimana cara

mamamu ngesupport kamu?

Narasumber : ya kalo kegiatannya diluar rumah ya dianterin, trus ditanyain perlu

kebutuhan apa..

Penulis : Pernah gak mamamu sibuk sama urusannya sendiri?

Narasumber : Gak

Penulis : Eh, pernah gak sih kamu curhat kemamamu? Trus kalo curhat, reaksinya

mamamu gimana?

Narasumber : Gak

Penulis : Geje kamu tu.. Kalo kamu bikin salah, mamamu gimana?

Narasumber : Yo biasa ae, Cuma dinasehatin doang.

Penulis : Kamu kan gak pernah curhat ke mamamu, tapi pernah gak mamamu

curhat ke kamu?

Narasumber : Pernah lah.. Biasane se mamaku curhat tentang temen – temen

kantornya, masalah di kantor, yo ngono iku.

Penulis : Kalo ngomongin tentang masa depan?

Page 56: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Narasumber : Yo pernah.

Penulis : Tentang?

Narasumber : Mau kuliah dimana, trus nyuru nabung, buat masa depan.

Penulis : Ortumu ngajak diskusi gak kalo mau mutusin sesuatu ?

Narasumber : Iya, kayak kalo mau liburan, musti nanya mau kemana..

Penulis : Mamamu adil gak sama kamu ?

Narasumber : iya, tapi kadang-kadang adekku dibeliin,tapi aku gak.. males aku..

Penulis : Tapi mamamu slalu dengerin keluh kesah sama keinginanmu kan?

Narasumber : iyo jelas.

Selanjutnya, merupakan lampiran dari wawancara yang dilakukan penulis

terhadap salah satu narasumber yang memiliki ibu yang bekerja dari kelas XI IPS-

2 yang berusia 16 tahun.

Penulis : Gimana sih cara mamamu nunjukin rasa sayangnya ke kamu?

Narasumber : Sek.. Biasanye se nyium-nyium gak jelas, pokoke ngono… sampe

risih sendiri aku. Trus sering nanyain tugas yang belum, nyuru belajar.. standar

lah..

Penulis : Trus kalo kamu ada kegiatan diluar, gimana cara mamamu ngesupport

kamu?

Narasumber : nanya mau ngapain ae, trus nanya aku butuh apa, trus dibeliin

barang yang dibutuhin deh.

Penulis : Pernah gak mamamu sibuk sama urusannya sendiri?

Page 57: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Narasumber : Yo kadang-kadang. Biasanya si sibuk telepon ma temen

sekantornya.. Muales aku nek wes koyok ngono.

Penulis : Ooh.. Sabar ae yo.. Eh, pernah gak sih kamu curhat kemamamu? Trus

kalo curhat, reaksinya mamamu gimana?

Narasumber : gak! Gak enak pek curhat ma emak..

Penulis : Kalo kamu bikin salah, mamamu gimana?

Narasumber : biasanya sih ngasi nasihat, trus baru deh dimarain.

Penulis : Ealah, sama nasibnya kayak aku. Kamu kan gak pernah curhat ke

mamamu, tapi pernah gak mamamu curhat ke kamu?

Narasumber : gak.

Penulis : Mamamu adil gak ?

Narasumber : Kadang adil, kadang gak. Kadang mamaku tuh lebih sering beliin

adekku daripada aku..

Penulis : Mamamu ernah ngomongin tentang masa depan ?

Narasumber : sering yo.. malah hiperbola. Sering ngomongin tentang suami-suami

segala.. bete aku nek wes ngomongin koyok ngono..

Penulis : Ehehehehe.. Kalo ngajak diskusi?

Narasumber : Yo pastine..

Penulis : Mnurutmu, ortumu udah dengerin keluh kesah sama keinginanmu gak

si?

Narasumber : Keluh kesah si iya.. tapi kalo keinginan si kadang-kadang..

Page 58: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Lampiran wawancara selanjutnya merupakan hasil wawancara yang

dilakukan penulis terhadap salah satu narasumber yang memiliki ibu yang bekerja

secara part time dari kelas XI IPS-2 yang berusia 17 tahun.

Penulis : Gimana sih cara mamamu nunjukin rasa sayangnya ke kamu?

Narasumber : Nanyain gimana di sekolah, trus sudah makan ato belon, aku kan

tinggalnya pisah, jadi biasanya dianterin makan.

Penulis : Trus kalo kamu ada kegiatan diluar, gimana cara mamamu ngesupport

kamu?

Narasumber : beli’in barang yang dibutuhin, dicariin, dibantuin.

Penulis : Pernah gak mamamu sibuk sama urusannya sendiri?

Narasumber : Iya sering.. Tlalu sibuk ma kerjaannya..

Penulis : pernah gak sih kamu curhat kemamamu? Trus kalo curhat, reaksinya

mamamu gimana?

Narasumber : pernah dan gak mau nyoba lagi, soalnya ibuku slalu nyalahin aku

terus.. makanya males.

Penulis : Kalo kamu bikin salah, mamamu gimana?

Narasumber : dimarain dulu, baru dinasehatin.

Penulis : aneh deh.. hehehehe.. bcanda kok.. apa yang biasa kamu curhatin ke

mama dan apa yang biasanya mama curhatin ke kamu?

Narasumber : kalo aku curhatnya kalo aku gak punya uang.. jadi maksudnya

minta uang wehehehe.. kalo ibuku si tentang capek kerja.

Penulis : Mamamu adil gak sama kamu ?

Page 59: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Narasumber : ya.. soalnya aku ngerti kalo adekku tuh lebih kecil, jadi lebih butuh

perhatian,,

Penulis : Kalo ngomongin tentang masa depan ?

Narasumber : Gak sering, tapi pernah.

Penulis : ngajak diskusi ?

Narasumber : Ya

Penulis : pertanyaan terakhir ni,, Mnurutmu, ortumu udah dengerin keluh kesah

sama keinginanmu gak si?

Narasumber : Gak, soalnya ortuku cuek..

Berikut ini merupakan lampiran dari wawancara yang dilakukan penulis

terhadap salah satu narasumber yang memiliki ibu yang bekerja dari kelas XI

IPA-2 yang berusia 17 tahun.

Penulis : Gimana sih cara mamamu nunjukin rasa sayangnya ke kamu?

Narasumber : ngajak ngobrol, nanya-nanya,perhatian, ngasi fasilitas.

Penulis : Trus kalo kamu ada kegiatan diluar, gimana cara mamamu ngesupport

kamu?

Narasumber : ngasi fasilitas yang memadai.

Penulis : Pernah gak mamamu sibuk sama urusannya sendiri?

Narasumber : Gak

Penulis : Eh, pernah gak sih kamu curhat kemamamu? Trus kalo curhat, reaksinya

mamamu gimana?

Narasumber : sering, dan selalu memberi tanggapan dan nasehat.

Page 60: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Penulis : Kalo kamu bikin salah, mamamu gimana?

Narasumber : ngingetin, naseharin, yo ngono iku..

Penulis apa yang biasa kamu curhatin ke mama dan apa yang biasanya mama

curhatin ke kamu?

Narasumber : kalo aku curhatnya kalo aku skolah, pokoknya semuanya.. kalo

ibuku si tentang masalahnya sendiri.

Penulis : Mamamu adil gak sama kamu ?

Narasumber : adil, dan nggak pernah beda-bedain

Penulis : Kalo ngomongin tentang masa depan ?

Narasumber : Ya. Aku mau kerja apa.. ya apa aku nanti..

Penulis : ngajak diskusi ?

Narasumber : kadang-kadang

Penulis : pertanyaan terakhir ni,, Mnurutmu, ortumu udah dengerin keluh kesah

sama keinginanmu gak si?

Narasumber : ya keseringan. Tapi gak selalu...

Lampiran wawancara selanjutnya merupakan hasil wawancara yang

dilakukan penulis terhadap salah satu narasumber yang memiliki ibu yang tidak

bekerja dari kelas XI IPS-2 yang berusia 16 tahun.

Penulis : Gimana sih cara mamamu nunjukin rasa sayangnya ke kamu?

Narasumber : ngasi perhatian, kayak ngingetin makan, trus kalu aku lagi sakit,

bener-bener dirawat, gak kayak kalo aku lagi sehat, dicuekin..

Page 61: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Penulis : Trus kalo kamu ada kegiatan diluar, gimana cara mamamu ngesupport

kamu?

Narasumber : biasa. Ngingetin belajar, nanya ada yang sudah atu nggak, perasaan

Cuma gitu doang..

Penulis : Pernah gak mamamu sibuk sama urusannya sendiri?

Narasumber : Kadang, kalo lagi sibuk di kantor papa, pulangnya suka malem, trus

kalo aku mgomong, kadang gak ditanggepin.

Penulis : Eh, pernah gak sih kamu curhat kemamamu? Trus kalo curhat, reaksinya

mamamu gimana?

Narasumber : Pernah. Mama malah nyalahin aku, soalnya mama bilang aku masih

kayak anak kecil..

Penulis : Kalo kamu bikin salah, mamamu gimana?

Narasumber : marahin. Pertamanya dipanggil, trus ditanyain, kalo aku udah

jawab, lang diceramahin, eh akhirnya bertengkar.

Penulis apa yang biasa kamu curhatin ke mama dan apa yang biasanya mama

curhatin ke kamu?

Narasumber : kalo aku curhatnya tentang masalah sekolah, temn, pacar pokoknya

semuanya.. kalo ibuku si tentang papa, adek.

Penulis : Mamamu adil gak sama kamu ?

Narasumber : gak! Menurutku gak terlalu tu.. soalnya yang lebih dapet perhatian

itu adekku..

Penulis : Kalo ngomongin tentang masa depan ?

Narasumber : Slalu.. nanyain aku mau kuliah dimana, kerja dimana

Page 62: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Penulis : ngajak diskusi ?

Narasumber : Ndak, misalnya kalo aku milih sekolah, aku gak bisa milih, selalu

dipilihin sama mamaku.

Penulis : pertanyaan terakhir ni,, Mnurutmu, ortumu udah dengerin keluh kesah

sama keinginanmu gak si?

Narasumber : kalo papa iya..kalo mama kadang kadang.

Lampiran wawancara yang terakhir merupakan hasil wawancara yang

dilakukan penulis terhadap salah satu narasumber yang memiliki ibu yang tidak

bekerja dari kelas XI IPA-2 yang berusia 16 tahun.

Penulis : Gimana sih cara mamamu nunjukin rasa sayangnya ke kamu?

Narasumber : biasanya nanyain kebutuhan, trus menuhin kebutuhanku.. kayak

buku..

Penulis : Trus kalo kamu ada kegiatan diluar, gimana cara mamamu ngesupport

kamu?

Narasumber : biasa. Biasanya selalu nelponin, nanya aku dimana, selalu care sama

kegiatanku

Penulis : Pernah gak mamamu sibuk sama urusannya sendiri?

Narasumber : gak

Penulis : Eh, pernah gak sih kamu curhat kemamamu? Trus kalo curhat, reaksinya

mamamu gimana?

Narasumber : sering, dan selalu nanggapin dengan baik.

Page 63: pengaruh ibu bekerja terhadap intensitas komunikasi dalam keluarga

Penulis : Kalo kamu bikin salah, mamamu gimana?

Narasumber : ditegur secara halus, kalo udah keterlaluan baru dimarahin.

Penulis apa yang biasa kamu curhatin ke mama dan apa yang biasanya mama

curhatin ke kamu?

Narasumber : kalo aku curhatnya tentang masalah temen, cowok pokoknya

semuanya.. kalo ibuku si tentang keluarga

Penulis : Mamamu adil gak sama kamu ?

Narasumber : Kadang adil, kadang gak. Kadang mamaku tuh lebih sering beliin

kakakku daripada aku..

Penulis : Kalo ngomongin tentang masa depan ?

Narasumber : Slalu.. ditanyain sama dibilangin kalo kuliah harus dimana, nikah

sama orang yang baek, ya gitu..

Penulis : ngajak diskusi ?

Narasumber : ya

Penulis : pertanyaan terakhir ni,, Mnurutmu, ortumu udah dengerin keluh kesah

sama keinginanmu gak si?

Narasumber : tergantung, kalo mama lagi sumpek ya gak didengerin..