Pengaruh Globalisasi Terhadap Pertumbuhan Konsumsi Masyarakat Indonesia

download Pengaruh Globalisasi Terhadap Pertumbuhan Konsumsi Masyarakat Indonesia

of 41

description

Some old paper about observation in How consumptions grade in Indonesia effected by globalization

Transcript of Pengaruh Globalisasi Terhadap Pertumbuhan Konsumsi Masyarakat Indonesia

Pengaruh Globalisasi Terhadap Tingkat Pertumbuhan Konsumsi Masyarakat Indonesia Tahun 2003-2011 : Analisa Kualitatif

Aulia Irfan Mufti, Oktaviana Safitri, M. Akbar Anugrah, Wildan A. Yahya

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Pengaruh Globalisasi Terhadap Tingkat Pertumbuhan Konsumsi Masyarakat Indonesia Tahun 2003-2011 : Analisa Kualitatif1.1 Latar Belakang

Globalisasi merupakan sebuah peristiwa sosial yang kompleks. Globalisasi memiliki dampak dan pengaruh yang luas terhadap kehidupan manusia di berbagai belahan dunia. Ketidakterbatasan informasi menyebabkan akses terhadap informasi ataupun data menjadi sangat cepat. Hal ini memiliki multiplier effect yang beragam, baik efek positif ataupun efek negatif bagi perkembangan kehidupan manusia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia offline menjelaskan definisi globalisasi sebagai berikut, Globalisasi adalah sebuah proses masuknya ke dalam ruang lingkup dunia. Berdasarkan definisi tersebut, penulis menafsirkan bahwa globalisasi adalah proses yang tidak terbatas. Artinya globalisasi menyebabkan segala aspek kehidupan manusia menjadi saling terikat dan tergantung. Terlebih lagi globalisasi juga didukung dengan perkembangan teknologi yang pesat sehingga proses sosial ini akan semakin gencar di kemudian hari.

Globalisasi memiliki berbagai bentuk. Globalisasi politik, globalisasi ekonomi, globalisasi teknologi, dan globalisasi budaya merupakan macam bentuk dari globalisasi. Terlepas dari jenisnya, globalisasi jelas memberi peranan yang besar dalam kehidupan manusia.

Salah satu aspek yang terkena dampak globalisasi adalah tingkat konsumsi masyarakat. Globalisasi memberikan banyak opsi atau pilihan bagi masyarakat untuk menghabiskan pendapatannya. Tingkat konsumsi menjadi semakin sensitif terhadap perubahan pola konsumsi masyarakat karena dipengaruhi oleh pergeseran preferensi konsumsi masyarakat itu sendiri. Dengan banyaknya opsi atau pilihan konsumsi, manusia cenderung untuk meningkatkan pengeluaran dibandingkan dengan sebelumnya.

Secara geografis, globalisasi memiliki dampak yang menyeluruh terhadap penduduk dunia. Dengan keadaan demikian, Indonesia pun turut terkena dampak globalisasi. Terlebih lagi, Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Hal ini menyebabkan Indonesia merupakan sasaran empuk bagi negara-negara maju untuk memasarkan produknya. Dengan begitu, hal ini juga akan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, penulis memilih judul PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PERTUMBUHAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA : ANALISA KUALITATIF.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam karya ilmiah ini, antara lain, adalah sebagai berikut.1. Apa yang dimaksud globalisasi ?

2. Apa yang dimaksud konsumsi ?3. Bagaimana tingkat konsumsi masyarakat Indonesia sebelum globalisasi ?

4. Bagaimana tingkat konsumsi masyarakat Indonesia setelah globalisasi ?

5. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap tingkat konsumsi masyarakat Indonesia berdasarkan tingkatan kelas masyarakat ?

6. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap tingkat konsumsi masyarakat Indonesia berdasarkan klasifikasi umur masyarakat ?

7. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap tingkat konsumsi masyarakat Indonesia berdasarkan wilayah dan budaya ?

1.3 Tujuan Pembahasan

Yang menjadi tujuan pembahasan karya ilmiah ini adalah

1. membandingkan teori yang didapatkan penulis selama perkuliahan dengan fakta yang ada,

2. menambah wawasan penulis dan pembaca tentang pengaruh globalisasi terhadap tingkat konsumsi masyarakat di Indonesia, dan3. menambah pengalaman penulis dalam menyusun karya ilmiah.

1.4 Kerangka Teori1.4.1 Teori konsumsi.

Konsumsi adalah pemakaian atas barang dan jasa yang dilakukan oleh manusia agar memenuhi kebutuhan hidupnya. Konsumsi secara umum dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, umur, wilayah geografi, kebudayaan, dan sebagainya. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, tingkat pertumbuhan konsumsi dalam suatu negara cenderung fluktuatif dan tidak pasti.

1.4.1.1 Teori konsumsi John Keyness

John Keyness menyatakan dalam teorinya bahwa konsumsi dipengaruhi oleh kekuatan pendapatan sebagai dasar pembelanjaan manusia. Beliau berpendapat bahwa tingkat kecenderungan konsumsi atau marginal prosperity to consume suatu masyarakat berada antara nol sampai dengan satu setiap pertambahan pendapatan. Kesimpulannya adalah masyarakat kelas bawah cenderung untuk menghabiskan pendapatannya untuk konsumsi hingga batas atau titik yang menjelaskan pertemuan antara pendapatan dan kebutuhan konsumsi. Hal tersebut menegaskan bahwa tingkat konsumsi masyarakat kelas bawah cenderung tinggi daripada tingkat konsumsi masyarakat kelas lainnya.

John Keyness menambahkan bahwa pada suatu tingkat pendapatan tertentu tingkat konsumsi masyarakat cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh selisih antara pendapatan dan konsumsi yang menyebabkan timbulnya tabungan. Tabungan adalah sebagian pendapatan yang tidak dipergunakan untuk konsumsi. Dengan adanya tabungan, masyarakat memiliki tendensi untuk berhati-hati dalam konsumsi.

Jadi, kesimpulannya adalah pendapatan merupakan variable terpenting dalam tingkat konsumsi masyarakat. Pendapatan bahkan bisa menentukan seberapa besar tingkat konsumsi dan kemungkinan tingkat tabungan suatu golongan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, rumus konsumsi Keyness ditulis sebagai berikut

C = a + By, a > 0 , 0 < b < 1

Keterangan :C= konsumsi,

a = konstanta,

B= Margin Prospensity to Consume (MPC), dany= pendapatan disposable

1.4.1.2 Teori konsumsi Milton FriedmanMilton Friedman mengemukakan teori yang berbeda dengan John M.Keyness. Friedman menyatakan bahwa ada dua jenis pendapatan pada masyarakat yaitu pendapatan permanen dan pendapatan sementara.

Secara umum, pendapatan permanen adalah pendapatan yang menentukan faktor kekayaan seseorang. Sedangkan pendapatan sementara adalah pendapatan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya (Guritno, 1998).

Friedman berpendapat tidak ada hubungan yang pasti antara pendapatan permanen dan pendapatan sementara. Artinya adalah pendapatan sementara tidak bisa memengaruhi tingkat konsumsi masyarakat seseorang. Oleh karena itu, pendapatan sementara dapat diabaikan dalam perhitungan tingkat pertumbuhan konsumsi masyarakat pada suatu wilayah.

Friedman juga menambahkan bahwa preferensi konsumsi pada masyarakat itu sangat tergantung dengan budget atau anggaran yang dimiliki. Semakin tinggi anggaran belanja, masyarakat cenderung untuk meningkatkan tingkat konsumsi karena merubah pola konsumsi yang sesuai dengan anggaran yang tersedia. Hal tersebut dapat dinyatakan dalam kurva berikut.

Gambar I.1 Kurva Garis Anggaran dan Preferensi KonsumsiSumber : Khairani Siregar. 2008. Analisi Determinan Konsumsi Masyarakat di Indonesia. Medan. USU Repository. Hal.28.

Gambar I.1 menjelaskan hubungan antara kurva preferensi konsumsi dan budget line atau garis anggaran konsumen. Artinya konsumen akan berusaha untuk mencapai kepuasan tertinggi dengan menyesuaikan terhadap anggaran yang dimilikinya. Gambar I.1 menunjukkan pada saat kurva preferensi dan budget line bertemu di titik J adalah jumlah konsumsi maksimum yang akan memberikan kepuasan kepada konsumen.

1.5 Sumber Data

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan dua macam sumber data yaitu:

1. Buku

2. Internet

3. Jurnal Ilmiah

1.6 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh dan menganalisis data, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data dalam penulisan karya ilmiah ini. Metode tersebut adalah :1. Studi Kepustakaanyaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan yang berlaku, artikel dari surat kabar, dan majalah serta literatur lainnya yang berkaitan dengan obyek penulisan karya ilmiah. Studi kepustakaan bertujuan untuk memberikan landasan teori kepada penulis yang relevan dalam menyusun karya ilmiah.2. Internet Research atau Studi Internetyaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempelajari, dan mengolah data-data yang bersumber dari website lembaga pemerintah, website analis, website surat kabar, dan jurnal penelitian online. 2.1 Gambaran Umum Globalisasi Menurut asal katanya, globalisasi diambil dari kataglobal, yang maknanya ialahuniversal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu prosessosial, prosessejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dannegaradi dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan koeksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,ekonomi, danbudaya masyarakat.

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negaraadikuasa sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya akan mengendalikanekonomidunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain sepertibudayadanagama.2.1.1 Pengertian globalisasi.Globalisasiadalah keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentukinteraksiyang lain sehingga batas-batas suatunegaramenjadi semakin sempit. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama denganinternasionalisasisehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.Scholteberpendapat bahwa ada beberapa definisi yang berkaitan dengan globalisasi, antara lain.1. Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai proses meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini, masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.2. Liberalisasi: Globalisasi juga bisa diartikan dengan semakin menurunnya batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.3. Universalisasi: Globalisasi digambarkan sebagai mekanisme penyebaran hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.4. Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi, namun menekankan pada penyebaran budaya dari barat.5. Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, tiap-tiap negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

Berikut ini beberapa pengertian tentang globalisasi dari beberapa ahli :

1. Achmad Suparman

Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.

2. Martin AlbrownGlobalisasi menyangkut seluruh proses di mana penduduk dunia terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas global.3. M. WatersGlobalisasi adalah sebuah proses sosial di mana halangan-halangan yang bersifat geografis pada tatanan sosial dan budaya semakin menyusut dan setiap orang semakin sadar bahwa mereka semakin dekat satu sama lain. 4. Emmanuel Ritcher

Jaringan kerja global yang secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar pencar dan terisolasi dalam planet ini ke dalam ketergantungan yang saling menguntungkan dan persatuan dunia.5. Robert Cox

Karakteristik globalisasi adalah kecenderungan menyatunya produksi dan pembagian kerja secara internasional, perpindahan penduduk dari selatan ke utara, lingkungan kompetisi baru yang mempercepat proses itu, dan internasionalisasi negara membuat negara sebagai agen globalisasi baru.6. R. Robertson

Proses mengecilnya dunia dan meningkatnya kesadaran akan dunia sebagai satu kesatuan ke saling ketergantungan dan kesadaran global akan dunia yang menyatu pada abad ke-20.7. Bank Dunia

Kebebasan dan kemampuan individu dan perusahaan untuk memprakasai transaksi ekonomi dengan orang orang dari negara lain.8. IMFMeningkatnya saling ketergantungan ekonomi antara negara negara di dunia yang ditandai oleh peningkatan dan keragaman volume transaksi barang dan jasa lintas negara dan penyebaran teknologi yang meluas dan cepat. 9. Ensiklopedia Wikipedia Indonesia

Sebuah perubahan sosial berupa bertambahnya keterkaitan diantara transkulturasi dan perkembangan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi budaya dan ekonomi internasional.2.1.2 Sejarah globalisasi

Banyak sejarawan menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional, padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antar bangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Pada awalnya, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antar negeri sekitar tahun 1000 hingga 1500. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluruh pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi di zaman modern.

Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia.

Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antar bangsa dunia. Berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.

Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indonesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.

Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antar negara pun mulai kabur.

2.2 Gambaran Umum Konsumsi Masyarakat IndonesiaManusia memiliki kebutuhan yang beraneka ragam. Manusia menginginkan agar semua kebutuhannya dapat terpenuhi. Alat pemuas kebutuhan manusia terdiri dari barang dan jasa yang jumlahnya sangat terbatas. Oleh karena itu, manusia selalu mencari cara terbaik agar bisa mengatasi keterbatasannya tersebut.

Adapun pengertian konsumsi dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu konsumsi langsung dan konsumsi tak langsung. Konsumsi langsung merupakan pengonsumsian barang atau jasa yang langsung dilakukan oleh penggguna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya, makanan, minuman, dan pakaian yang langsung dipakai oleh pengguna. Di sisi lain, konsumsi tak langsung merupakan pengonsumsian barang dan jasa yang tidak secara langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna barang. Contohnya, pembelian bahan baku pabrik yang akan diproses lebih lanjut untuk keperluan penciptaan barang. Pembelian bahan baku dapat dikategorikan sebagai tindakan konsumsi, tetapi bukan merupakan konsumsi langsung.

Konsumsi adalah salah satu kegiatan ekonomi selain produksi dan distribusi. Sebagai akhir dari rangkaian proses tersebut, konsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan menggunakan barang atau jasa untuk kebutuhan hidup, sedangkan konsumtif lebih diarahkan pada perilaku yang ditunjukkan oleh pemakai, dalam hal ini konsumen. Tanpa disadari setiap harinyakita melakukan konsumsi. Dari pemenuhan kebutuhan pokok sampai pelengkap, yaitu kebutuhan primer (pangan, sandang dan papan), sekunder (barang elektronik, parabotan rumah tangga, kebutuhan sehari-hari) dan kebutuhan tersier (pendidikan, kesehatan, transportasi, wisata, asuransi dan lain-lain).2.2.1 Pengertian konsumsi.Terdapat beberapa pengertian mengenai konsumsi antara lain

1. menurut drs. Hananto dan Sukarto T.JKonsumsi adalah bagian dari penghasilan yang dipergunakan untuk membeli barang barang atau jasajasa guna memenuhi hidup.2. menurut Albert C MayersKonsumsi adalah penggunaan barang-barang dan jasa yang langsung dan terakhir guna memenuhi kebutuhan hidup manusia3. menurut ilmu ekonomiKonsumsi adalah setiap kegiatan memanfaatkan, menghabiskan kegunaan barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan demi menjaga kelangsungan hidup4. menurut KBBIKonsumsi adalah (1) pemakaian barang hasil produksi, (2) barang barang yang langsung memenuuhi keperluan kita.2.2.2 Faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi masyarakat.Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah (government consumption) dan konsumsi rumah tangga (household consumption/private consumption). Dalam tulisan ini penulis akan lebih focus terhadap konsumsi rumah tangga. Ada beberapa alas an yang mendasarinya :1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki pors terbesar dalam pengeluaran agregat. Berbeda dengan konsumsi pemerintah yang bersifat eksogenus, konsumsi rumah tangga bersifat endogenus. Dalam arti, besarnya konsumsi rumah tangga berkaitan erat dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya

2. Perkembangan masyarakat begitu cepat yang juga mengakibatkan cepat berubahnya perilaku konsumsi dari rumah tangga.

Banyak faktor yag memengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga. Faktor-faktor tersebut antara lain

1. Faktor Ekonomi

a. Pendapatan Rumah Tangga ( Household Income )Pendapatan rumah tangga memiliki peran besar terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin baik tingkat pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang lebih baik.b. Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth )Yang tercakup dalam pengertian kekayaaan rumah tangga adalah kekayaan rill (rumah, tanah, dan mobil) dan finansial (deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga). Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposable.c. Jumlah Barang-Barang Konsumsi Tahan Lama dalam Masyarakat

Pengeluaran konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh jumlah barang-barang konsumsi tahan lama (consumer durable). Pengaruhnya terhadap konsumsi bisa berpengaruh positif (menambah) dan negatif (mengurangi). Barang-barang tahan lama biasanya harganya mahal, yang unutk memperolehnya dibutuhkan waktu untuk menabung. Apabila membelinya secara tunai, maka sebaiknya kita menabung terlebih dahulu. Namun apabila membelinya dengan cara kredit, masa untuk menghemat adalah setelah pembelian barang.d. Tingkat Bunga (Interest Rate )

Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin mahal. Bagi mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya dengan meminjam dari bank atau menggunakan kartu kredit, biaya bunga akan semakin membebani mereka. Oleh karena itu, mereka lebih baik menunda atau mengurangi konsumsi.e. Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future)Faktor-faktor internal yang digunakan untuk memperkirakan prospek masa depan rumah tangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang menjanjikan, dan banyak anggota keluarga yang telah bekerja. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi antara lain kondisi perekonomian domestik dan internasional dan kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah.f. Kebijakan Pemerintah Mengurangi Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Keinginan pemerintah unutk mengurangi ketimpangan dalam distribusi pendapatan teryata akan menyebabkan bertambahnya pengeluaran konsumsi masyarakat secara keseluruhan.

2. Faktor Demografi

a. Jumlah PendudukJumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relatif rendah. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi.

b. Komposisi PendudukPengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :1) Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15-64 tahun), makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk yang bekerja, penghasilan juga makin besar.2) Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga makin tinggi, sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga makin berpendidikan tinggi maka kebutuhan hidupnya makin banyak.3) Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban), pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif dibanding masyarakat pedesaan.3. Faktor-faktor NonekonomiFaktor-faktor nonekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor sosial budaya masyarakat. Hal ini bisa diamati dari perubahan pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai. Hal-hal tersebut muncul di lingkungan masyarakat karena adanya pengaruh dari kelompok yang memiliki strata lebih kuat dalam tataran sosial.2.2.3 Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia.

Indonesia merupakan negara kepulauan. Ada sekitar 16.000 pulau yang tersebar di seluruh nusantara. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara prulalistik yang memiliki banyak ragam suku dan budaya. Hal ini menyebabkan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah lain.

Perkembangan zaman atau globalisasi memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan konsumsi masyarakat Indonesia tiap tahunnya. Dengan berkembangnya pasar bebas, masyarakat Indonesia menjadi lebih terbuka terhadap perkembangan produk baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Hal tersebut telah menyebabkan bertambahnya alternatif atau pilihan produk konsumsi bagi masyarakat Indonesia.

2.2.3.1 Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia sebelum globalisasi.

Hal terpenting dari globalisasi adalah ketidakterbatasan waktu dan informasi. Kedua hal tersebut menyebabkan berbagai perubahan terhadap pola pikir masyarakat, terutama masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia. Oleh karena itu, globalisasi telah memberikan perbedaan mendasar pada pola maupun pertumbuhan konsumsi masyarakat Indonesia.Wikipedia.org menjelaskan bahwa globalisasi secara lengkap terjadi pada tahun 2003. Pada tahun tersebut sistem digital mulai menggantikan sistem analog sebagai pusat data (database) informasi di seluruh dunia. Dengan demikian penulis berasumsi bahwa era sebelum globalisasi adalah sebelum tahun 2003. Berikut merupakan tabel informasi tentang pertumbuhan konsumsi masyarakat Indonesia dari tahun 1997 hingga tahun 2002.

Tabel II.1 Pertumbuhan Konsumsi Masyarakat Indonesia 1997-2002

NomorTahunPengeluaran Konsumsi MakananPengeluaran Konsumsi Non-MakananProporsi Terhadap PDB

1199763.59%36.41%66.01%

2199865.12%34.88%62.18%

3199962.94%37.06%64.33%

4200060.18%39.82%63.19%

5200159.16%40.84%67.32%

6200258.47%41.53%70.67%

Diolah dari www.bps.go.idBerdasarkan Tabel II.1 penulis mendapatkan beberapa hal penting terkait pola konsumsi masyarakat Indonesia yakni

1. sebelum globalisasi masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan lebih besar untuk menghabiskan pendapatannya pada konsumsi barang berupa makanan daripada barang nonmakanan,2. proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan cenderung menurun setiap tahun sedangkan persentase pengeluaran untuk konsumsi nonmakanan cenderung meningkat,

3. pengeluaran masyarakat masih menjadi proporsi terbesar bagi PDB karena persentasenya selalu lebih dari lima puluh persen terhadap PDB,

4. dan proporsi tingkat konsumsi terhadap PDB cenderung fluktuatif meskipun pada dua tahun terakhir berdasarkan Tabel I.1, persentasenya cenderung meningkat drastis.

Berdasarkan poin-poin tersebut penulis menyimpulkan bahwa pengeluaran masyarakat Indonesia untuk konsumsi memiliki peran yang signifikan terhadap Pendapatan Nasional pada era sebelum globalisasi. Hal ini ditandai dengan besarnya proporsi pengeluaran konsumsi masyarakat terhadap PDB sehingga pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan penyumbang terbesar terhadap PDB Indonesia pada era sebelum globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa sebelum globalisasi perkembangan ekonomi Indonesia masih didominasi oleh kekuatan ekonomi dalam negeri.

2.2.3.2 Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia setelah globalisasi.

Globalisasi memberikan dampak yang komprehensif bagi seluruh belahan dunia, termasuk bagi Indonesia. Baik secara positif atau negatif, globalisasi turut berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Globalisasi ekonomi membuat Indonesia turut berperan serta dalam perdagangan bebas. Hal ini menyebabkan peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia sehingga pendapatan per kapita Indonesia pun meningkat. Dengan meningkatnya pendapatan per kapita, masyarakat Indonesia memiliki tendensi untuk berperilaku konsumtif.

Secara garis besar terdapat kemungkinan bahwa pola konsumsi masyarakat Indonesia sendiri akan mengalami pergeseran yang cukup signifikan. Berikut merupakan tabel 2.2 yang memberikan informasi mengenai pertumbuhan konsumsi masyarakat Indonesia setelah globalisasi.

Tabel II.2 Pertumbuhan Konsumsi Masyarakat Indonesia 2003-2011

NomorTahunPengeluaran Konsumsi MakananPengeluaran Konsumsi NonmakananProporsi Terhadap PDB

1200356.89%43.11%67.03%

2200454.59%45.41%66.54%

3200551.37%48.63%65.41%

4200653.01%46.99%62.70%

5200749.24%50.76%63.50%

6200850.17%49.83%61%

7200950.62%49.38%58.60%

8201051.43%48.57%56.60%

9201149.45%50.55%54.60%

Diolah dari www.bps.go.idBerdasarkan data yang diperoleh dari tabel II.2, penulis mendapatkan beberapa hal penting terkait pertumbuhan konsumsi masyarakat Indonesia yakni

1. ada tendensi penurunan yang cukup signifikan pada proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan dari tahun 2003-2011,

2. terdapat pergeseran dominasi pola konsumsi dari makanan menjadi nonmakanan,3. dan penurunan proporsi pengeluaran untuk konsumsi terhadap PDB secara drastis.Penulis menyimpulkan globalisasi memberikan pengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Pola konsumsi masyarakat ternyata mengalami pergeseran peruntukan pengeluaran dari makanan menjadi nonmakanan. Selain itu, globalisasi pun membuat penurunan terhadap kontribusi konsumsi masyarakat terhadap PDB. Dengan demikian bisa diartikan bahwa globalisasi menyebabkan perubahan paradigma penggunaan pendapatan pada konsumsi masyarakat.2.3 Analisis Pengaruh Globalisasi terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat Indonesia

Tanpa kita sadari bahwa globalisasi telah menjadi motor dari kapitalisme dunia barat tdan berhasil masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan manusia. Globalisasi menciptakan kesatuan budaya(monokultur)dalam setiap aspek kehidupan manusia modern. Kitaseolahdipaksa untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang sama, model pakaian yang sama, tontonan yang sama, perilaku yang sama dan sebagainya. Contohnya adalah produk minumancoca colayang berasal dari Amerika Serikat telah menjadi ikon globalisasi, sehingga masyarakat tidak susah untuk mendapatkannya. Karena hampir di setiap negeri dan sampai polosok desa pun, coca cola bisa Anda dapatkan. Hal ini ditunjang dengan strategi pemasarankorporat yang mendunia serta mengusung slogandi mana saja minumcoca cola. Untuk produk makanan, telah menjamur berbagai macam makanan cepat saji (fast food) yang turut meramaikan pasar Indonesia. Namun di negara asalnya makanan tersebut disebut sebagai makanan sampah(junk food), karena overkalori danberpotensimenyebabkan beberapa penyakit. Walaupun begitu, makanan cepat sajisangat diminatimasyarakat Indonesia.Akibatnya, kedudukan kapitalisme semakin kokoh.

Globalisasi membawa perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat yang semula tradisional produktif ke modern konsumtif. Sifat konsumtif ini membawa sebuah tata nilai materialistik yang mempengaruhi pola pikir, sikap dan tingkah laku manusia.2.3.1 Analisis menurut tingkatan kelas masyarakat.

Analisis menurut tingkatan kelas masyarakat ini didasarkan pada tingkat pendapatannya. Tingkatan kelas masyarakat ini dibagi dalamtiga strata pendapatan yang mewakili masyarakat berpendapatan relatif rendah, masyarakat berpendapatan relatif sedang dan masyarakat berpendapatan relatif tinggi.

1. Masyarakat kelas bawah dengan pendapatan relatif rendah yaitu rumah tangga dengan tingkat pendapatan sampai dengan Rp. 1.000.000,- yang dikelompokkan menjadi dua bagian :a. Kelompok berpendapatan Rp. 500.000 atau kurang.

b. Kelompok berpendapatan antara Rp. 500.001 sampai dengan Rp. 1.000.000.2. Masyarakat kelas menengah dengan pendapatan relatif sedang yaitu rumah tangga dengan tingkat pendapatan Rp. 1.000.001 sampai dengan Rp. 7.500.000 dikelompokkan menjadi tiga bagian :

a. Kelompok berpendapatan Rp. 1.000.001 sampai dengan Rp. 2.500.000.

b. Kelompok berpendapatan Rp. 2.500.001 sampai dengan Rp. 5.000.000.c. Kelompok berpendapatan Rp. 5.000.001 sampai dengan Rp. 7.500.000.3. Masyarakat kelas atas, dengan pendapatan relatif tinggi yaitu rumah tangga dengan tingkat pendapatan di atas Rp. 7.500.000 dikelompokkan menjadi dua bagian :

a. Kelompok berpendapatan Rp. 7.500.001 sampai dengan Rp. 10.000.000.

b. Kelompok berpendapatan Rp. 10.000.001 ke atas.

Tiap-tiap kelompok masyarakat dapat dihitung tingkat rata-rata konsumsinya sesuai dengan klasifikasi yang telah ada. Berikut merupakan tabel II.3 tentang rata-rata konsumsi masyarakat berdasarkan golongan pendapatan.

Tabel II.3 Rata-Rata Konsumsi Pangan dan Nonpangan pada Setiap Kelompok Pendapatan

NoKelompok Pendapatan

(Rp.000)Konsumsi.Pangan

( Rp. 000)Konsumsi Nonpangan

( Rp. 000)Persentase PanganPersentase Nonpangan

1 Kurang dari 5003607582,7617,24

2 500,001 1.00053621071,8528,15

31.000,001 2.50082843565,5634,44

42.500,001 - 5.0001.7302.02946,0253,98

55.000,001 - 7.5003.0264.14742,1957,81

67.500,001 10.0003.6155.18041,1058,90

7Di atas 10.0004.3007.25037,2362,77

Sumber : data primer, diolah oleh Ida Bagus Eka Kartika.Data pada tabel II.3 memperlihatkan rerata masing-masing kelompok pendapatan. Tabel II.3 menunjukkan semakin tinggi tingkat pendapatan keluarga, persentase konsumsi untuk pangan secara realistis terlihat menurun, mulai dari 82, 76 % pada kelompok berpendapatan kurang dari Rp. 500.000 sampai dengan hanya 37,23 % pada kelompok pendapatan keluarga yang relatif tertinggi, yaitu di atas Rp. 10.000.000. Sedangkan untuk konsumsi non pangan mengalami kenaikan, mulai dari 17,24 % pada kelompok berpendapatan kurang dari Rp. 500.000 sampai dengan 62,77 % pada kelompok pendapatan keluarga yang relatif tertinggi, yaitu di atas Rp. 10.000.000. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada berbagai tingkat kelas masyarakat memiliki perbedaan dalam mengalokasikan pendapatan yang mereka miliki untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga mereka baik itu untuk konsumsi pangan maupun konsumsi non pangan.

Masyarakat yang termasuk dalam kategori masyarakat kelas bawah menggunakan pendapatan yang mereka miliki untuk konsumsi pangan dengan persentase yang lebih besar dibandingkan untuk konsumsi non pangan. Hal ini menunjukkan bahwa pada masyarakat kelas bawah kebutuhan akan makanan lebih utama dibandingkan dengan kebutuhan non pangan, karena jumlah pendapatan mereka yang kecil menimbulkan rentang batas kemampuan ekonomi yang jelas.Pada masyarakat kelas menengah, persentase pendapatan yang mereka alokasikan untuk konsumsi pangan lebih kecil dibandingkan dengan yang dialokasikan oleh masyarakat kelas bawah, sedangkan persentase pendapatan yang dialokasikan untuk konsumsi non pangan lebih besar dibandingkan yang dialokasikan oleh masyarakat kelas bawah. Hal ini menunjukkan bahwa pada masyarakat kelas menengah kebutuhan mereka untuk konsumsi non pangan semakin besar.

Pada masyarakat kelas atas, persentanse pendapatan yang mereka alokasikan untuk konsumsi pangan adalah paling kecil dbandingkan kedua kelompok lainnya, sedangkan untuk konsumsi non pangan adalah paling besar dibandingkan dua kelompok lain. Hal ini menunjukkan bahwa pada masyarakat kelas atas, pendapatan yang mereka peroleh sebagian besar digunakan untuk melakukan konsusmsi non pangan.

Penurunan konsumsi pangan dan kenaikan pada konsumsi non pangan tersebut sesuai dengan sifat dasar manusia. Dalam mengalokasikan pendapatannya, manusia akan mengurutkan penggunaan pendapatan tersebut berdasarkan prioritas kebutuhan mereka. Secara sederhana, prioritas tersebut dapat dibagi menjadi tiga yaitu :1. kebutuhan primer,

2. kebutuhan sekunder,dan

3. kebutuhan tersier.

Pada awalnya masyarakat akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan primernya, selanjutnya jika kebutuhan tersebut telah terpenuhi maka mereka akan mulai mengalokasikan pendapataannya untuk memenuhi kebutuhan sekunder. Setelah kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder tersebut terpenuhi barulah mereka akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersier.

Hal tersebutlah yang menyebabkan semakin tinggi kelas masyarakat seseorang maka persentase pendapatan untuk konsumsi pangan mereka akan semakin menurun sedangkan konsumsi non pangan mereka semakin meningkat.

2.3.2 Analisisi menurut kelompok umur masyarakat.

Seperti yang telah kita ketahui, globalisasi sendiri merupakan suatu proses antar individu, kelompok yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Globalisasi sendiri terbentuk karena adanya kemajuan teknologi zaman sekarang yang semakin canggih. Namun dalam menanggapi globalisasi, Ada masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi itu sendiri, namun ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi.Globalisasi sangat berpengaruh terhadap setiap aspek kehidupan masyarakat di Indonesia, terutama pada aspek kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat diperkirakan semakin meningkat seiring berlangsungnya proses globalisasi, dari kebutuhan yang bersifat primer, sekunder maupun tersier. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari masyarakat sekarang.1. Munculnya Pola Hidup Konsumtif

Modernisasi dan globalisasi mendorong perkembangan industri yang pesat untuk penyediaan barang kebutuhan masyarakat sehingga tingkat konsumsi masyarakat juga akan meningkat.

2. Gaya Hidup Kebarat-baratan

Modernisasi dan globalisasi memunculkan sifat kebarat-baratan dari generasi muda. Dari gaya kehidupan kebarat-baratan ini, hal ini akan membuat seseorang merelakan uangnya secara cuma-cuma untuk mendapatkan barang yang dia inginkan. Budaya ini juga mulai menggeser budaya asli menuju hal negatif seperti anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

Pada analisis kali ini, pengaruh globalisasi terhadap pola konsumsi masyarakat digolongkan berdasarkan tingkatan usia menjadi 4 kalangan, yaitu kalangan anak-anak, kalangan remaja, kalangan dewasa, dan kalangan manula. 2.3.2.1 Pengaruh globalisasi terhadap konsumsi golongan anak-anak.

Pada kalangan anak-anak, pengaruh globalisasi dalam tingkat konsumsi tidak terlalu berpengaruh karena ada orang tua yang berperan sebagai pengendali dalam kebutuhan sang anak. Sebagai contoh ketika sang anak ingin dibelikan sebuah mainan atau game yang cukup mahal, maka kebanyakan orang tua akan melarang anaknya tersebut untuk membeli mainan tersebut, karena orang tua mengetahui bahwa barang tersebut hanya membuat si anak semakin malas. Kecuali ketika sang anak ingin dibelikan sebuah buku, maka orang tua tidak akan berpikir panjang, karena yang diinginkan oleh orang tua kepada anaknya adalah asupan pendidikan yang sebesar-besarnya agar anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berwawasan.

Namun ada juga orang tua yang membelikan anaknya barang yang cukup mahal, seperti alat komunikasi atau mainan, asalkan anak tersebut tidak menggunakannya terlalu berlebihan. Oleh karena itu, pengaruh globalisasi terhadap tingkat konsumsi kalangan anak-anak di Indonesia tidak terlalu besar.

Namun, globalisasi mempengaruhi aspek budaya terhadap anak-anak Indonesia. Budaya yang seharusnya dilestarikan oleh anak-anak Indonesia, justru ditinggalkan oleh mereka, dan mereka justru lebih sering meniru budaya kebarat-baratan. Permainan asli anak-anak Indonesia semakin ditinggalkan, contohnya permainan congklak, dakon dan lain sebagainya. Seharusnya permainan tradisional Indonesia ini harus dilestarikan secara turun-menurun hingga anak cucu kita nanti. Anak-anak Indonesia sekarang ini justru memilih memainkan alat elektronik seperti gameboot, handphone atau gadget lainnya yang justru dapat membuat anak tersebut menjadi malas untuk belajar dan menggunakan waktunya untuk bermain permainan yang merupakan produk kemajuan teknologi tersebut.

Anak-anak di Indonesia juga seharusnya melestarikan lagu-lagu dan tarian-tarian khas Indonesia. Sebenarnya,Indonesia memiliki banyak sekali lagu dan tarian yang memiliki nilai etika dan estetika yang tinggi, namun jika tidak dilestarikan, perlahan-lahan budaya ini akan diklaim oleh negara lain. Seperti lagu rasa sayang-sayange, lagu yang berasal dari daerah Maluku ini diklaim oleh Negara Malaysia bahwa lagu ini berasal dari Melayu.

Oleh karena itu hal ini tidak dapat dibiarkan lagi, anak-anak Indonesia boleh saja menggunakan produk teknologi sekarang ini, namun mereka juga harus melestarikan kebudayaan Indonesia yang semakin lama semakin luntur oleh globlalisasi dan modernisasi. 2.3.2.2 Pengaruh globalisasi terhadap konsumsi golongan remaja.

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan remaja. Pengaruh globalisasi terhadap remaja juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak remaja kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Memang pengaruh globalisasi yang sangat besar terjadi pada kalangan remaja.

Seperti yang kita lihat selama ini, teknologi di dunia semakin maju. Banyak perusahaan-perusahaan yang semakin bersaing dalam menunjukkan performanya, kita ambil contoh adalah perusahaan alat komunikasi. Semakin meningkatnya teknologi, semakin meningkat juga kualitas dari alat komunikasi tersebut. Jaman dulu, alat komunikasi jarak jauh hanya berbentuk surat menyurat. Kemudian, seiring meningkatnya teknologi, maka munculah telepon di Indonesia. Biasanya telepon digunakan di setiap rumah. Pada teknologi ini, kita sudah mulai bisa berbicara dan mendengar satu sama lain. Kemudian seiring waktu berjalannya proses globalisasi, munculah telepon genggam atau yang biasa kita sebut dengan handphone. Dengan handphone, kita dapat melakukan komunikasi jarak jauh secara lisan dan tulisan. Sebelumnya, handphone hanya bisa dipakai untuk telepon dan SMS, namun sekarang handphone juga dapat digunakan untuk mengakses internet seperti browsing chatting, kemudian dapat dipakai untuk pendeteksi letak wilayah melalui sistem GPS.

Hal tersebut sangat mempengaruhi pola pikir para remaja sekarang di Indonesia, karena pada umumnya remaja Indonesia tidak mau disebut ketinggalan zaman. Maka dari itu, mereka berbondong-bondong untuk membeli alat komunikasi secanggih mungkin, jadi dapat menyesuaikan dengan yang lainnya. Pola pikir ini akan menular kepada remaja-remaja yang lain, dan seterusnya sehingga menunjukkan bahwa globalisasi sangat menyebar dengan cepat pada kalangan remaja.

Juga, remaja sekarang sangat mengagungkan gaya barat yang sudah masuk ke bangsa kita dan semakin banyak yang cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Dari tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari sampai gaya berpakaian sekalipun. Banyak remaja sekarang yang sudah menyalahi aturan sopan-santun, dapat dicontohkan dengan banyaknya remaja yang tidak mematuhi orang tuanya, dari yang membantah setiap perkataan orang tuanya hingga pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Jelas orang tua sangat prihatin melihat keadaan seperti ini. Kemudian semakin banyak remaja yang memakai baju yang terbuka, khususnya remaja perempuan, seperti ketika keluar rumah hanya mengenakan rok pendek/mini, baju yang terbuka hingga bagian tubuhnya dipamerkan kepada setiap yang melihat. Oleh karena itu, peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mengendalikan pola hidup anak remajanya. 2.3.2.3 Pengaruh globalisasi terhadap tingkat konsumsi golongan dewasa.

Globalisasi juga mulai mempengaruhi pola di kalangan masyarakat dewasa. Akan tetapi, bagi orang dewasa globalisasi tidak begitu mempengaruhi kehidupan mereka seperta halnya remaja jaman sekarang. Orang dewasa terutama di Indonesia sendiri kebanyakan masih memilih cara konvensional juga masih kental dengan tradisi dan budaya daerahnya.

Teknologi sebagai salah satu bentuk dari globalisasi, terutama dalam hal teknologi di bidang informasi, di anggap berguna dan memudahkan kehidupan mereka. Teknologi komunikasi sekarang ini seperti handphone dan internet membuat para orang dewasa lebih mudah dalam berkomunikasi jarak jauh dengan keluarga, seperti anak dan sanak saudara. Meskipun dianggap berguna dan berpengaruh dalam kehidupan orang dewasa, alat komunikasi tidak dianggap penting halnya seperti anak anak remaja. Para remaja cenderung menginginkan alat komunikasi terbaru dengan beragam fiturnya, sedangkan bagi para orang dewasa, alat komunikasi yang dapat di gunakan untuk telepon dan meengirim pesan saja sudah cukup. Maka dapat di simpulkan meskipun teknologi komunikasi berperan dalam kehidupan orang dewasa, kebutuhan akan alat komunikasi tidak akan menimbulkan sikap konsumtif seperti halnya pada remaja. 2.3.2.4 Pengaruh globalisasi terhadap tingkat konsumsi golongan manula.

Globalisasi juga berpengaruh pada tinggkat konsumsi di kalangan manula, akan tetapi pengaruhnya sangat kecil. Contohnya kebanyakan manula tidak menggunakan alat komunikasi seperti handphone bahkan laptop, malahan alat-alat tersebut dianggap menyulitkan bagi mereka. Bagi orang dewasa dan remaja, alat komunikasi dengan fitur kecil dan mudah dibawa bawa sangat cocok bagi kegiatan harian mereka, sedangkan bagi para manula tombol-tombol dan layar handphone yang terlalu kecil dianggap menggangu. Para manula juga tidak mengikuti trend baju terbaru seperti halnya remaja dan dewasa, mereka lebih suka baju-baju harian atau bahkan baju adat daerah kelahirannya, sedangkan remaja justru kurang suka menggunakan baju adat daerahnya. Maka itu dapat disimpulkan, globalisasi hampir tidak berpengaruh pada tinggkat konsumsi di kalangan manula.Oleh karena itu, pola konsumsi masyarakat seharusnya dikendalikan sedemikan mungkin, agar tidak menimbulkan sifat hedonisme yang terlalu berlebihan terhadap setiap masyarakat. Alahkah baiknya kalau kita menaruh uang kita untuk ditabung atau diinvestasikan, agar uang kita dapat bermanfaat untuk masa depan.

2.3.3 Analisis menurut wilayah.

Salah satu hal yang menjadi titik perhatian pada isu globalisasi adalah adanya budaya konsumerisme. Pengaruh globalisasi, seperti pada kata dasarnya global, sebenarnya mengacu pada hilangnya batas semu yang memberi jarak pada pola konsumsi pada wilayah/daerah satu dengan yang lainnya. Terlebih dengan adanya teknologi informasi yang semakin maju, maka konsumen akan dipermudah untuk memperoleh informasi terkait perilaku konsumsi, produk, dan gaya hidup. Namun tidak dapat dipungkiri, di Indonesia masih terdapat batas yang jelas antara perilaku konsumsi di satu daerah dengan yang lainnya.

Masyarakat yang hidup di daerah perkotaan memiliki pola konsumsi yang variatif, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Efek globalisasi yang terbawa masuk melalui media massa menimbulkan suatu budaya baru yang mengakar ke masyarakat perkotaan. Mereka memilih untuk mengonsumsi produk-produk yang bervariatif, didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi sebagai dampak dari akses informasi yang luas. Selain itu, masyarakat perkotaan juga dipenuhi dengan kejenuhan atas budaya tradisional yang cenderung miskin inovasi sehingga mereka memilih untuk mencoba hal baru. Tingkat pendapatan yang lebih tinggi di perkotaan juga mendorong adanya perilaku konsumerisme yang lebih tinggi daripada masyarakat yang hidup di desa. Dengan begitu, masyarakat perkotaan dapat secara leluasa menggunakannya untuk membeli produk yang mereka inginkan.

Sedangkan perilaku yang berbeda terjadi pada masyarakat pedesaan. Budaya tradisional yang masih terasa kental dalam kehidupan bermasyarakatnya secara tidak langsung membentuk perisai kultur atas globalisasi yang berusaha merangkak masuk. Masyarakat di desa memilih untuk tetap melakukan pola konsumsi yang sudah bertahan sejak dulu. Pola konsumsi masyarakat di desa cenderung bersifat homogen, akses informasi yang terbatas membuat masyarakat pedesaan menutup diri dari adanya pengaruh baru. Produk-produk yang dikonsumsi pun tidak jauh dari jenis-jenis produk hasil bumi yang dibudidayakan secara swadaya. Tingkat pendapatan yang rendah juga memberikan batasan khusus terhadap produk yang dapat mereka konsumsi. Pemilihan produk tersebut dilakukan berdasarkan urutan prioritas kebutuhan daripada sekedar keinginan untuk kepuasan sesaat.

3.1 Kesimpulan

Globalisasi merupakan sebuah proses yang menyebabkan munculnya hubungan antarmanusia yang saling terkait dan saling bergantung dalam tiap sendi kehidupan manusiatanpa dibatasi oleh batas batas negara. Sedangkan konsumsi merupakan setiap kegiatan memakai, menggunakan, atau menikmati barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan. Adanya globalisasi telah menimbulkan berbagai perubahan dalam berbagai segi kehidupan manusia termasuk di dalamnya adalah perubahan dalam tingkat konsumsi masyarakat.

Adanya globalisasi membuat terjadinya pergeseran pola konsumsi masyarakat yang menyebabkan perbedaan tingkat konsumsi masyarakat pada masa sebelum dan sesudah globalisasi. Sebelum globalisasi masyarakat cenderung untuk melakukan konsumsi berupa makanan. Sedangkan setelah globalisasi,terjadi pergeseran peruntukan pengeluaran dari makanan menjadi nonmakanan.

Seiring dengan adanya globalisasi, tingkat konsumsi masyarakat juga mengalami perbedaan dalam beberapa kategori yaitu berdasarkan kelas masyarakat, berdasarkan umur, dan berdasarkan wilayah. Perbedaan-perbedaan tersebut menunjukkan seberapa besar pengaruh globalisasi bagi tiap orang dalam berbagai kategori tersebut. Globalisasi memang memberikan pengaruh bagi masyarakat, namun tentunya terdapat perbedaan seberapa besar globalisasi tersebut mempengaruhi masyarakat.

Berdasarkan pada kelas masyarakat yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu kelas bawah, kelas menengah, dan kelas atas, terdapat perbedaan dalam tingkat konsumsi bagi masing masing kelas masyarakat tersebut. Semakin tinggi kelas masyarakat seseorang maka besar persentase pendapatan mereka yang digunakan untuk konsumsi makanan semakin menurun, sedangkan untuk yang nonmakanan semakin meningkat.

Berdasarkan kelompok masyarakat yang dibagi menjadi anak-anak, remaja, dewasa, manula, juga terdapat pebedaan dalam seberapa besar globalisasi mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat pada berbagai kategori umur tersebut. Pada kalangan anak-anak, pengaruh globalisasi dalam tingkat konsumsi tidak terlalu berpengaruh karena ada orang tua yang berperan sebagai pengendali dalam kebutuhan sang anak, terkait dengan konsumsi dapat dicontohkan pada mainan, globalisasi telah memberikan pengaruh berupa pergeseran penggunaan mainan tradisional yang semakin terlupan dan diganti oleh mainan moderen. Pada kalangan remaja, tingkat konsumsi mereka lebih tearah pada konsumsi nonmakanan berupa pembelian alat elektronik atau pakain yang cenderung mengikuti gaya barat, remaja dapat dikataka paling terpengaruh dalam hal globalisasi ini karena mereka masih dalam masa transisi yang menyebabkan mereka mudah dipengarhi untuk melakukan hal-hal baru. Pada masyarakt dewasa, mereka juga terpengaruh oleh globalisasi namun tidak seperti halnya seperti pada remaja. Karena orang dewasa dapat memilah-milah mana hal yang perlu diikuti dan mana yang tidak. Yang terakhir, pada manula, manula inilah yang paling sedikit terpengaruhi oleh adanya globalisasi yang disebabkan terutama oleh kurangnya perhatian terhadap perkembangan teknologi sehingga tidak terlalu terpengaruh oleh globalisasi.Berdasarkan wilayah pengaruh globalisasi dibagi dalam dua kategori yaitu pengaruh globalisasi pada pedesaan dan perkotaan. Pola konumsi masyarakat perkotaan lebih variatif dibandingkan pada masyarakat pedesaan. Salah satu sebabnya yaitu masih kentalnya nilai-nilai tradisional di pedesaan sehingga masyaraktnya cenderung untuk tetap memilih mempertahankan pola konsumsi mereka yang homogeny.

3.2 SaranGlobalisasi memang dapat memberikan dampak positif dan dampak negatif termasuk didalamnya dalam hal tingkat konsums masyarakat. Nilai-nilai positif dari globalisasi hendaknya dipertahanka bahkan dapat dikembangkan guna menciptakan masyarakat yang lebih baik kedepanya. Sedangkan terkait nilai-nilai negatif dari globalisasi ini maka perlu adanya kesadaran dari masyarakat untuk berperan aktif guna mencegah perkembangan dari nilai-nilai yang negatif tersebut. Salah satu hal yang dapat kita lakukan yaitu dengan mencintai dan menggunakan produk dalam negeri, jangan hanya karena demi alasan untuk dapat terlihat lebih keren, bergaya, maupun berkelas masyarakat lebih memilih menggunakan produk luar negeri dan tidak menggunakan produk dalam negeri. Karena dengan menggunakan produk dalam negeri kita juga akan ikut berperan dalam memajukan perekonomian Negara kita tercinta ini.tentunya terdapat perbedaan seberapa besar globalisasi tersebut mempengaruhi masyarakat.

Berdasarkan pada kelas masyarakat yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu kelas bawah, kelas menengah, dan kelas atas, terdapat perbedaan dalam tingkat konsumsi bagi masing masing kelas masyarakat tersebut. Semakin tinggi kelas masyarakat seseorang maka besar persentase pendapatan mereka yang digunakan untuk konsumsi makanan semakin menurun, sedangkan untuk yang nonmakanan semakin meningkat.

Berdasarkan kelompok masyarakat yang dibagi menjadi anak-anak, remaja, dewasa, manula, juga terdapat pebedaan dalam seberapa besar globalisasi mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat pada berbagai kategori umur tersebut. Pada kalangan anak-anak, pengaruh globalisasi dalam tingkat konsumsi tidak terlalu berpengaruh karena ada orang tua yang berperan sebagai pengendali dalam kebutuhan sang anak, terkait dengan konsumsi dapat dicontohkan pada mainan, globalisasi telah memberikan pengaruh berupa pergeseran penggunaan mainan tradisional yang semakin terlupan dan diganti oleh mainan moderen. Pada kalangan remaja, tingkat konsumsi mereka lebih tearah pada konsumsi nonmakanan berupa pembelian alat elektronik atau pakain yang cenderung mengikuti gaya barat, remaja dapat dikataka paling terpengaruh dalam hal globalisasi ini karena mereka masih dalam masa transisi yang menyebabkan mereka mudah dipengarhi untuk melakukan hal-hal baru. Pada masyarakt dewasa, mereka juga terpengaruh oleh globalisasi namun tidak seperti halnya seperti pada remaja. Karena orang dewasa dapat memilah-milah mana hal yang perlu diikuti dan mana yang tidak. Yang terakhir, pada manula, manula inilah yang paling sedikit terpengaruhi oleh adanya globalisasi yang disebabkan terutama oleh kurangnya perhatian terhadap perkembangan teknologi sehingga tidak terlalu terpengaruh oleh globalisasi.Berdasarkan wilayah pengaruh globalisasi dibagi dalam dua kategori yaitu pengaruh globalisasi pada pedesaan dan perkotaan. Pola konumsi masyarakat perkotaan lebih variatif dibandingkan pada masyarakat pedesaan. Salah satu sebabnya yaitu masih kentalnya nilai-nilai tradisional di pedesaan sehingga masyaraktnya cenderung untuk tetap memilih mempertahankan pola konsumsi mereka yang homogeny.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik.2002. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Dalam Berita Resmi Statistik No. 07/V/18, Februari, hlm 1-8.

Badan Pusat Statistik.2003. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Dalam Berita Resmi Statistik No. 08/V/17, Februari, hlm 1-11.

Badan Pusat Statistik.2004. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Dalam Berita Resmi Statistik No. 09/V/16, Februari, hlm 1-11.

Badan Pusat Statistik.2005. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Dalam Berita Resmi Statistik No. 12/VIII/16, Februari, hlm 1-9.

Badan Pusat Statistik.2006. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Dalam Berita Resmi Statistik No. 10/II/16, Februari, hlm 1-8.

Badan Pusat Statistik.2007. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Dalam Berita Resmi Statistik No. 10/II/18, Februari, hlm 1-7.

Badan Pusat Statistik.2008. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Dalam Berita Resmi Statistik No. 10/II/15, Februari, hlm 1-7.

Badan Pusat Statistik.2009. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Dalam Berita Resmi Statistik No. 11/II/17, Februari, hlm 1-9.

Badan Pusat Statistik.2010. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Dalam Berita Resmi Statistik No. 12/II/18, Februari, hlm 1-9.

Badan Pusat Statistik.2011. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Dalam Berita Resmi Statistik No. 13/III/18, Februari, hlm 1-8.

Badan Pusat Statistik.2012. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Dalam Berita Resmi Statistik No. 14/III/06, Februari, hlm 1-8.

Guritno. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.Prathama, Rahardja dan Mandala Manurung. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi). Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fkultas Ekonomi Universitas Indonesia.Siregar, Khairani. 2008. Analisis Determinan Konsumsi Masyarakat di Indonesia. Tesis. Medan: Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Waluyo, Eko. 2009. Teori dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Konsumsi 23 Juni 2009. Diunduh dari http://ekosmax.wordpress.com/2011/02/01/teori-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-konsumsi /01/01/2013 http://www.bps.go.idhttp://www.wikipedia.org

Multiplier Effect adalah efek berganda dari sebuah peristiwa terhadap aspek-aspek yang saling berkaitan.

Pendapatan disposable adalah pendapatan yang sudah bisa digunakan setelah dikurangi pajak penghasilan dan tabungan.

Ontologi adalah cabang ilmu filsafat yg berhubungan dng hakikat hidup.

40