PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMPETENSI...
Transcript of PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMPETENSI...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMPETENSI
TERHADAP KINERJA PEGAWAI
(Studi Kasus Terhadap Pegawai Negeri Sipil Biro Kepegawaian Kementrian Agama RI)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Septiani Nur Hidayati
NIM : 1112081000093
JURUSAN MANAJEMEN
KONSENTRASI SUMBER DAYA MANUSIA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H/2016 M
i
HALAMAN PERSEMBAHAN
بسم هللا الرحمن الرحيم
1. Hasil karya terbaik ini kupersembahkan untuk orang tua tercinta yang
telah memberi kasih sayangnya sepanjang hidupku. Semoga karya ilmiah
yang sederhana ini dapat menjadi setetes embun yang dapat menghibur
dan membasahi tenggorokan duka lara beliau selama mendidik aku.
2. Semoga karya ilmiah ini menjadi teladan dan pemicu bagi adik-adiku
tercinta Dewi Rahmawati, Intan Nur Fauziah, dan Hanifatul Sa’diyah
untuk berkarya dan berbakti kepada Allah SWT.
3. Ya Allah ampunilah ayah bundaku dan kasihinilah mereka sebagaimana
mereka telah memberi kasih sayangnya kepada hamba dan jadikanlah
hamba, beserta adik-adik sebagai hamba yang bertakwa.
4. Ya Allah..... perkayalah pembaca skripsiku ini dengan keilmuan hiasilah
hatinya dengan kesabaran dan kasih sayang; Muliakanlah wajahnya
dengan ketaqwaan dan perindahlah fisiknya dengan kesehatan serta
terimalah amal ibadahnya dengan kelipatgandaan pahala. Karena hanya
Engkau dzat penguasa Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
Amin......
Ananda
Septiani Nur Hidayati
ii
cccccp
iii
iv
v
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Septiani Nur Hidayati
NIM : 1112081000093
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 6 September 2016
Yang Menyatakan
(Septiani Nur Hidayati)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
1. Nama : Septiani Nur Hidayati
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 16 September 1994
3. Usia : 22 tahun
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Alamat : Jl. Jambu Raya, RT 002/008 No 115
Jatimulya, Tambun Selatan, Kab. Bekasi
17515
6. Telepon : 085780133888
7. Agama : Islam
8. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Status : Belum Menikah
10. E-mail : [email protected]
II. Pendidikan Formal
1. TK Putri Kembar 1999-2000
2. SD Negeri Jatimulya 03 2000-2006
3. SMP Negeri 4 Tambun Selatan 2006-2009
4. SMA Negeri 2 Bekasi 2009-2012
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012-2016
III. Pendidikan Non Formal
1. Basic Trainig HMI Komisariat Ekonomi dan Bisnis 2013
2. Kursus Bahasa Inggris Latanza Instituite 2013
vii
3. LKK Nasional HMI Cab. Kab.Bandung, 2015
4. Kursus Komputer LPIA, Aplikasi Perkantoran 2016
IV. Pengalaman Organisasi
1. Pramuka SMPN 4 Tambun Selatan, sebagai Wakil Ketua Putri
(2008-2009)
2. Pramuka SMAN 2 Bekasi, sebagai kepala bidang kewirausahaan
(2011-2012)
3. HMJ Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai anggota
Litbang (2012-2013)
4. HMI Komisariat Ekonomi dan Bisnis, sebagai anggota Bidang
Pemberdaya Perempuan (2014-2015)
5. HMI Komisariat Ekonomi dan Bisnis, sebagai Kepala Bidang
Pemberdaya Perempuan (2015-2016)
6. KOHATI HMI Cabang Ciputat, sebagai Bendahara umum
(2016-sekarang)
viii
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMPETENSI
TERHADAP KINERJA PEGAWAI
(Studi Kasus pada Biro Kepegawaian di Kementerian Agama RI)
Oleh:
Septiani Nur Hidayati
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan
(X1) dan kompetensi (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) di Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI. Sampel diperoleh dengan metode purposive sampling,
dan dipilih 58 responden pegawi negeri sipil sebagai sampel. Sedangkan analisis
data yang diunakan dalam penelitian ini meliputi: uji kualitas data, uji asumsi
klasik, analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis. Hasil uji signifikan
parsial (uji statistik t) dari analisis dan pembahasan penelitian menunjukkan
bahwa: 1) gaya kepemimpinan, dengan nilai thitung 10.39 > ttabel 2,002 dan nilai
signifikansi 0,017. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka 0,000 <
0,05. Dengan demikian berarti bahwa gaya kepemimpinan (X1) memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai secara parsial. 2) kompetensi,
dengan nilai thitung 7,012 > ttabel 2,002 dan nilai signifikansi 0,000. Dengan
menggunakan batas signifikansi 0,05, maka 0,010 < 0,05. Dengan demikian
berarti bahwa kompetensi (X2) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai secara parsial. Sementara hasil uji signifikan simultan (uji f)
menunjukkan bahwa Fhitung 76,133 > Ftabel 3,16. Dengan demikian berarti bahwa
variabel gaya kepemimpinan (X1) dan kompetensi (X2) secara simultan memiliki
pengaruh signifikan pada kinerja pegawai di Biro Kepegawaian Kementerian
Agama RI.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Kompetensi, Kinerja pegawai.
ix
THE INFLUENCE OF LEADERSHIP STYLE AND COMPETENCE ON
EMPLOYES PERFORMANCE
(Case Stuy on the Civil Employees in The Ministry of Religion Republic Indonesia)
By:
Septiani Nur Hidayati
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of leadership style (X1) and
competence (X2) on the employees performance (Y) at the Civil Employees in The
Ministry of Religion Republic Indonesia. The samples were obtained by purposive
sampling methode, and selected 58 respondents administration personnel. While
the analysis of the data used in this research include: quality test, classic
assumption test, multiple liner regression analysis and hypotheses test. The result
of partial significance test (t statistic test) of the analysis and discussion of the
research shows that: 1) leadhership’style with tvalue 10.39 > ttable 2,002 and
significant value of 0,017. By using the limit of significance 0,05, then 0,000 <
0,05. This means that leadership’s style (X1) has a significant influence on the
employees performance partially. 2) competence with tvalue 7,012 > ttable 2,002 and
significant value of 0,000. By using the limit of significance 0,05, then 0,010 <
0,05. This means that competence (X2) has a significant influece on the employees
performance partially. While the result simultaneous significance test (F statistic
test) shows that Fvalue 76,133 > Ftabel 3,16. This means that variables of the
leadership’s style (X1) and competence (X2) simultaneously has significant
influence on the employees performance partially in Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI.
Keywords: leadership style, competence, employees performance
x
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa
mengalir tiada hentinya hingga detik ini. Shalawat serta salam kami haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya
hingga akhir zaman.
Penulis percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan izin dan
ketetapan Allah SWT. Alhamdulillahirabbil ‘alamin, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan
Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus pada Biro Kepegawaian
di Kementerian Agama RI)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
akademis dalam menyelesaikan studi program sarjana (S1) Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan dan skripsi ini bukan merupakan satu hasil proses kerja penulis
saja, namun terdapat pula pihak-pihak yang turut membantu dan berkontribusi
dalam proses penyelesaian penyusunan skripsi ini. Dibalik keberhasilan selalu ada
lingkaran lain yang memberikan semangat, motivasi, bimbingan serta do’a. Untuk
itu dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, penulis menyampaikan rasa
terima kasih dan mempersembahkan gelar ini kepada :
xi
1. Kedua orang tua ku tercinta, Ayahanda Drs. H. Teguh Sarwono, M.Si dan
Ibunda Ngatini, terima kasih atas segala ketulusan kasih sayang yang
diberikan berupa moril dan materil serta kesungguhan do’a yang dipanjatkan.
Do’aku selalu menyertai Bapak dan Ibu selalu.
2. Adik-adik ku tercinta, Dewi Rahmawati, Intan Nur Fauziah dan Hanifatul
Sa’diyah, terima kasih atas segala perhatian, dorongan serta canda tawa yang
kalian berikan, semoga kalian selalu diberikan kemudahan dalam menempuh
pendidikan yang sedang dijalani.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Titi Dewi Warninda M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Ella Patriana, MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Suhendra S.Ag., MM selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan, motivasi, semangat, kemudahan dan perhatian dalam
penyusunan skripsi ini, semoga selalu diberikan limpahan rahmat dari Allah
SWT.
7. Bapak Bahrul Yaman, S.Sos. M.Si selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, motivasi, semangat, kemudahan dan
perhatian dalam penyusunan skripsi ini, semoga selalu diberikan limpahan
rahmat dari Allah SWT.
xii
8. Bapak Fathurozi, Lc, selaku pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan, arahan, motivasi, semangat, kemudahan dan perhatian dalam
membimbing akademik. Semoga selalu diberikan limpahan rahmat dari Allah
SWT.
9. Seluruh staf pengajar, dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta atas segala pengetahuan, pelayanan administrasi
dan penyedia referensi.
10. Sahabat seatap selama empat tahun, Mahda dan Minchah. Terima kasih atas
warna-warni yang kalian torehkan, support yang luar biasa dan persaudaraan
yang kalian ciptakan. Semoga selalu menjadi saudara yang melebihi
persahabatan.
11. Abangda, yunda, adinda Himpunan mahasiswa Islam, Bang Adam Camubar,
Bang Komba, Bang Bandhe, Bang Ojan, Bang Ihsan, Bang Gunawan, Bang
Restu, Bang Hilman, Bang Abi, Bang Wahyu, Ka Cipeh, Ka Siti, Ka Feny,
Ka Tari, Ka Eli, Ka Nuna, Aya, Tika, Wisnu, Riska, Lita. Terima kasih atas
segala bimbingan, kepedulian, perhatian dan kekeluargaan yang kalian
ciptakan. Semoga kesuksesan selalu mengiringi langkah kalian.
12. Sahabat sedari OPAK “Cebe” Zahra, Imas, Maul, Fattiah, Rika, Silvi, Yuvita,
Feby, Dita, Diah senang telah mengenal kalian semua. Terimakasih telah
berbagi waktu dan belajar bersama dalam berbagai keadaan selama masa
perkuliahan.
xiii
13. Seluruh kawan-kawan Manajemen angkatan 2012, khususnya keluarga SDM,
Oby, Yayah, Santi, Abdi, Naufal, Ehan, Kang Opik, Apoy, Syifa, Leli, Devi.
Terimakasih atas supportnya, sukses untuk kita semua.
14. KKN HARMONI 2015, Mahda, Indira, Syarifah, Nufus, Nirma, Ayu, Jaka,
Andi, Ryan, Ibeng, Muadz, Aziz, Fajri, Hilman, Lutfi. Terimakasih
kebersamaan kalian selama sebulan hidup bersama
15. Sahabat-sahabat terkasih, Avia Caesa S.Par, Anisa Kemala S.T, Aldila Zeni
A.Md, dr.Mitta, Defriani S.Komp, drg.Deny, Ivony, Radita S.E, Aprilani,
Adam Sundoro S.Kom, Akbar. Terimakasih selalu mengingatkan disela
waktu bermain dan memberikan motivasi dalam proses penulisan skripsi.
16. Semua pihak yang belum disebut diatas, terimakasih atas segala bantuan
selama proses penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap semoga Allah
SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan kepada penulis, dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi pihak-pihak yang bersangkutan pada
umumnya. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Billahitaufiq wal Hidayah
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 6 September 2016
Septiani Nur Hidayati
Penulis
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACK .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL........................................................................................... xix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xxi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ............................................................................. 9
C. Rumusan Masalah ................................................................................. 10
D. Tujuan Penelitian................................................................................... 10
E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 11
Bab II. LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori ...................................................................................... 12
1. Perilaku Organisasi .......................................................................... 12
xv
a) Definisi Perilaku Organisasi .................................................... 12
b) Tujuan Memahami Perilaku Organisasi ................................... 12
c) Tingkatan Analisis dalam Perilaku Organisasi ......................... 15
2. Manajemen Sumber Daya Manusia ................................................. 16
a) Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia ............................. 16
b) Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ................... 16
3. Gaya Kepemimpinan ....................................................................... 18
a) Definisi Gaya Kepemimpinan ................................................... 18
b) Perbedaan Pemimpin dengan Kepemimpinan ........................... 19
c) Teori Kepemimpinan ................................................................. 21
d) Fungsi Kepemimpinan ............................................................... 24
e) Aplikasi Kepemimpinan dalam Organisasi ............................... 25
f) Atribut-Atribut Pemimpin ......................................................... 26
g) Definisi Gaya Kepemimpinan ................................................... 26
h) Macam-macam Gaya Kepemimpinan ....................................... 28
i) Dimensi dan Indikator Gaya Kepemimpinan ............................ 31
4. Kompetensi ...................................................................................... 32
a) Definisi Kompetensi .................................................................. 32
b) Teori Kompetensi ...................................................................... 33
c) Jenis dan Kategori Kompetensi ................................................. 34
d) Standar Kompetensi ................................................................... 37
e) Aplikasi dan Manfaat Kompetensi ............................................ 38
f) Metode Penilaian Kompetensi ................................................... 41
xvi
g) Dimensi dan Indikator Kompetensi ........................................... 43
5. Kinerja Pegawai ............................................................................... 44
a) Definisi Kinerja ........................................................................ 45
b) Definisi Kinerja Pegawai .......................................................... 46
c) Penilaian Kinerja ...................................................................... 46
d) Metode Penilaian Kinerja ......................................................... 47
e) Tujuan Penilaian Kinerja .......................................................... 50
f) Standar Kinerja ......................................................................... 51
g) Perbedaan Kinerja Sektor Publik dan Sektor Bisnis ................ 53
h) Dimensi dan Indikator Kinerja Pegawai ................................... 54
B. Hubungan Antar Variabel ...................................................................... 55
C. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 60
D. Kerangka Berpikir ................................................................................. 71
E. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 72
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 73
1. Locus, Fokus dan Waktu Penelitian ................................................. 73
B. Metode Penelitian Sampel ..................................................................... 73
1. Populasi Penelitian ........................................................................... 73
2. Sampel Penelitian ............................................................................. 74
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 74
1. Sumber Primer .................................................................................. 75
2. Sumber Sekunder ............................................................................. 77
xvii
D. Metode Analisis Data ............................................................................ 78
1. Uji Statistik Deskriptif .................................................................... 79
2. Uji Kualitas Data ............................................................................ 79
a) Uji Validitas .............................................................................. 79
b) Uji Reliabilitas .......................................................................... 79
3. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 80
a) Uji Normalitas ......................................................................... 80
b) Uji Multikolinearitas ............................................................... 81
c) Uji Heterokedastisitas .............................................................. 82
d) Uji Autokorelasi ...................................................................... 83
4. Metode Analisis Regresi Linear Berganda ..................................... 84
5. Uji Hipotesis ................................................................................... 84
a) Uji Statistik t (Uji Parsial) ....................................................... 85
b) Uji Statistik f (Uji Simultan) ................................................... 85
6. Koefisien Determinasi .................................................................... 86
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................ 88
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Objek Penelitian ...................................................... 89
1. Sejarah Singkat Biro Kepegawaian Kementerian Agama .............. 90
2. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Biro Kepegawaian ....................... 91
3. Tugas Pokok dan Fungsi Biro Kepegawaian ................................... 93
4. Struktur Organisasi Biro Kepegawaian Kementerian Agama ........ 95
B. Karakteristik Responden dan Distribusi Jawaban Responden .............. 96
xviii
C. Analisis dan Pembahasan ..................................................................... 107
1. Hasil Uji Deskriptif ........................................................................ 108
2. Hasil Uji Kualitas Data ............................................................ 109
a) Hasil Uji Validitas .................................................................... 110
b) Hasil Uji Reliabilitas ................................................................ 111
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................. 113
a) Hasil Uji Normalitas ................................................................. 113
b) Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................... 114
c) Hasil Uji Heterokedastisitas ..................................................... 115
d) Hasil Uji Autokorelasi .............................................................. 116
4. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ......................................... 117
5. Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 119
a) Hasil Uji Statistik t (Uji Parsial) ............................................... 120
b) Hasil Uji Statistik f (Uji Simultan) ........................................... 123
c) Koefisien Determinasi .............................................................. 125
6. Hasil Koefisien Determinasi ........................................................... 126
BAB V KESIMPULAN.................................................................................. 127
A. Kesimpulan ........................................................................................ 128
B. Saran ................................................................................................. 129
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 130
LAMPIRAN .................................................................................................. 135
DAFTAR TABEL
xix
No. Keterangan Halaman
1.1 Persentase PNS Biro Kepegawaian dalam mengikuti Diklat. .......................... 5
1.2 Data Pendidikan Formal Pegawai Negeri Sipil Biro Kepegawaian ................. 6
1.3 Data Diklat Teknis Pegawai Negeri Sipil Biro Kepegawaian. ......................... 7
2.1 Perbedaan dan Persamaan Pemimpin dengan Kepemimpinan. ........................ 20
2.2 Perbedaan Kompetensi antara Amerika dengan Inggris. ................................. 34
2.3 Perbedaan Kinerja Sektor Pubik dan Sektor Bisnis ......................................... 53
2.4 Penelitian Terdahulu........................................................................................ 60
3.1 Proportionate Stratified Random Sampling. .................................................... 77
3.2 Penilaian Pengukuran Likert. .......................................................................... 78
3.3 Operasional Variabel. ...................................................................................... 87
4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jabatan Struktural. ............................... 103
4.2 Distribusi Jawaban Responden Variabel Gaya Kepemimpinan. ...................... 105
4.3 Distribusi Jawaban Responden Varabel Kompetensi....................................... 106
4.4 Distribusi Jawaban Responden Varabel Kinerja Pegawai. .............................. 107
4.5 Hasil Statistik Deskriptif. ................................................................................ 109
4.6 Hasil Uji Validitas. .......................................................................................... 111
4.7 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................................... 112
4.8 Hasil Uji Multikolonieritas. ............................................................................ 115
4.9 Hasil Uji Heteroksedositas. ............................................................................. 117
4.10 Hasil Uji Autokorelasi. .................................................................................... 118
4.11 Hasil Uji Regresi Linear Berganda. ................................................................. 120
4.12 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t). ............................................................... 122
4.13 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F). .......................................................... 126
4.14 Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (R2)............................................................ 128
xx
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Karakteristik kompetensi. ......................................................... 37
2.2 Standar kompetensi .................................................................. 38
2.3 Gambar penilaian kinerja PNS ................................................. 49
2.4 Gambar proses penyusunan SKP .............................................. 50
3.1 Kerangka berpikir ..................................................................... 65
4.1 Struktur organisasi biro kepegawaian ...................................... 95
4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ................. 96
4.3 Karakteristik responden berdasarkan usia ................................ 97
4.4 Karakteristik responden berdasarkan masa kerja ..................... 98
4.5 Deskripsi responden berdasarkan pendidikam formal terakhir 99
4.6 Deskripsi responden berdasarkan pendidikam fungsional ....... 99
4.7 Deskripsi responden berdasarkan pendidikan struktural .......... 99
4.8 Deskripsi responden berdasarkan (JFT) ................................... 101
4.9 Deskripsi responden berdasarkan (JFU) ................................... 102
4.10 Deskripsi responden berdasarkan jabatan fungsional ............... 103
4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................... 114
4.12 Scatterplot ................................................................................. 117
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
Lampiran 1 Surat izin penelitian. ................................................................. 136
Lampiran 2 Surat keterangan izin penelitian instansi. ................................. 137
Lampiran 3 Surat Keterangan Pembimbing ................................................. 137
Lampiran 4 Kuesioner penelitian. ................................................................ 138
Lampiran 5 Distribusi frekuensi pernyataan kuesioner. .............................. 144
Lampiran 6 Hasil output spss. ...................................................................... 149
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi Birokrasi adalah suatu perubahan signifikan elemen-elemen
birokrasi seperti kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan,
akuntabilitas, aparatur, pengawasan dan palayanan publik, yang dilakukan secara
sadar untuk memposisikan diri (birokrasi) kembali, dalam rangka menyesuaikan
diri dengan dinamika lingkungan yang dinamis untuk mewujudkan good
governance. (Arumawan dan Sutikno,2015).
Birokrasi di semua tingkatan pemerintahan dituntut untuk lebih adaptif
dan antisipatif terhadap berbagai perubahan yang sedang dan akan terjadi. Namun
rendahnya kinerja birokrasi yang menempatkan daya saing Indonesia menurut
The Global Competitiveness Report 2015-2016 (World Economic Forum) di
peringkat ke-37 dari 140 negara. Dengan demikian menuntut peran serta Aparatur
Sipil Negara yang harus bisa mengikuti arus dan selalu mengasah kompetensi
dirinya. (www.asncpns.com)
Peran aparatur sipil negara dalam menggerakan birokrasi pemerintahan
tentu saja merupakan hal yang vital dan strategis. Undang-Undang Nomor 5 tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) mensyaratkan penerapan kinerja
sebagai basis dan parameter utama beroperasinya birokrasi. Sedangkan dalam hal
pengelolaan aparatur pemerintah, UU ini menggeser orientasi pengelolaan SDM
aparatur dari manajemen administrasi pegawai menjadi manajemen sumber daya
manusia (human capital). (Amril,2015)
2
Kondisi kualitas profesionalitas rata-rata birokrasi yang masih belum
memuaskan, salah satu penyebabnya adalaha karena praktik manajemen sumber
daya manusia yang belum benar. Manusia merupakan faktor paling menentukan
dalam setiap organisasi, termasuk dalam hal birokrasi yang diwakili oleh sumber
daya aparaturnya sebagai birokrat. Birokrat sebagai salah satu unsur kekuatan
daya saing bangsa, bahkan sebagai penentu utamanya, harus memiliki kompetensi
dan kinerja tinggi demi pencapaian tujuan.
Aparatur Sipil Negara (ASN) berada pada sejumlah Kementerian dan
Lembaga Negara Republik Indonesia, yang mempunyai tugas sesuai dengan visi
dan misi masing-masing Kementerian dan Lembaga Negara. Diantara
Kementerian tersebut adalah Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai
instansi pemerintah.
Kementerian Agama RI memiliki satuan kerja salah satunya yaitu Biro
Kepegawaian, dengan visi yaitu mewujudkan sumber daya manusia berkualitas
dan manajemen kepegawaian yang profesional. Sebagai salah satu instansi
pemerintah yang juga melaksanakan reformasi birokrasi yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Tujuan reformasi birokrasi
akan tercapai apabila tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang profesional,
memiliki kompetensi terbaik, mempunyai keunggulan bersaing dalam
menjalankan tugasnya.
Dalam kaitan ini kompetensi yang dibutuhkan dalam pencapaian kinerja
organisasi adalah adanya pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan yang
efektif serta didukung oleh pegawai yang memiliki kinerja yang optimal, dan
3
memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas dan pekerjaanya. Dengan
optimalnya kinerja pegawai membuat organisasi berhasil mewujudkan visi dan
misi.
Setiap organisasi menginginkan untuk memiliki pegawai dengan kinerja
yang terbaik. Dengan kata lain, apabila kinerja pegawai baik, akan meningkatkan
kinerja organisasi pula. Dengan kinerja yang terbaik dari para pegawai, setiap
organisasi akan dengan mudah mencapai tujuannya.
Suatu keberhasilan organisasi dengan mewujudkan visi dan misi sangat
dipengaruhi oleh kinerja pegawai. Hal ini dikarenakan kinerja atau performance
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan staretegis suatu organisasi
(Moeheriono, 2014:95). Pendapat Moeheriono tersebut mengisyaratkan bahwa
kinerja pegawai yang optimal merupakan prasyarat yang harus dipenuhi oleh
organisasi. Selanjutnya kinerja pegawai yang optimal akan terwujud apabila
menajer atau pimpinan dapat menjalankan gaya kepemimpinannya secara efektif.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain
seperti yang ia lihat (Umam, 2010:278). Pendapat Umam tersebut menunjukan
bahwa gaya kepemimpinan memiliki posisi yang strategis dan menentukan dalam
mencapai visi dan misi organisasi.
Berdasarkan observasi pra penelitian di Biro Kepegawaian Kementerian
Agama RI, melakukan wawancara dan memberikan kuisioner kepada Pegawai
4
Sipil Negara (PSN) Biro Kepegawaian di Kementerian Agama RI. Hasil observasi
dan wawancara tesebut diperoleh data dan fakta terkait dengan variabel penelitian
yang dapat diuraikan.
Hasil pra penelitian terhadap 10 responden PNS Biro Kepegawaian yang
ditentukan secara acak dari 10 pertanyaan pendahuluan mengindikasikan bahwa 6
dari 10 responden PNS tidak memiliki ketertarikan dengan gaya kepemimpinan
pimpinan dikarenakan pemimpin birokrasi dalam menjalankan kepemimpinan
dengan kekuasaanya berupa wewenang menuntut kepatuhan dalam memberikan
tugas kepada pegawai lebih terkesan kaku dan sesuai dengan prosedural.
Pimpinan dengan gaya kepemimpinan belum dapat mengoptimalkan
potensi organisasi dengan adanya aturan-aturan yang berlaku sehingga kurang
melakukan improvisasi kebijakan-kebijakan untuk mentoleransi adanya
keberatan, kedaruratan, maupun peristiwa yang tidak terduga dan yang terjadi
pimpinan senatiasa berpatokan pada aturan yang sudah ada. Pimpinan kurang
memahami bawahan yang memiliki perbedaan karakteristik, seperti kemampuan,
pengetahuan sikap, perilaku sehingga mengalami kesulitan mengenal bawahan.
(Sumber: hasil wawancara dengan pegawai Biro Kepegawaian, 2016)
Menurut Rukmana dalam Pasolong (2010:118) bahwa dalam suatu
birokrasi yang baik diharapkan pejabat (pimpinan) yang dapat berperan sebagai
pemimpin (leader) wajib mengikuti serangkaian diklat oleh pimpinan pada tiap
jenjang. Sesuai dengan PP No 101 tahun 2000 bahwa diklat kepemimpinan
(diklatpim) dimaksudkan untuk mencapai persyaratan kepemimpinan birokrasi
guna mencapai kinerja instansi yang baik.
5
Berikut tabel pegawai Biro Kepegawaian dalam mengikuti Diklat
Kepemimpinan:
Tabel 1.1 Presentase PNS Biro Kepegawaian dalam Mengikuti Diklat Kepemimpinan
Jabatan
Stuktural
Jumlah
Pegawai
Jenis Diklat Pegawai yang
Sudah
Mengikuti
DIKLATPIM
Pegawai yang
Belum
Mengikuti
DIKLATPIM
Diklat
pim II
Diklat
pim III
Diklat
pim IV
Eselon II 1 0 - - - 1
Eselon III 4 - 1 - 1 3
Eselon IV 12 - - 6 6 6
TOTAL 17 7 10
Sumber: Simpeg Kementerian Agama RI 29/02/2016 sudah di olah
Berdasarkan tabel 1.1 diatas, dapat diketahui bahwa total pejabat struktural
eselon II,III, dan IV yang telah mengikuti Diklatpim sebanyak 7 orang, sedangkan
10 orang pejabat stukrtural belum mengikuti diklatpim.
Menurut Pasolong (2008:119) menyatakan bahwa pejabat (pimpinan) yang dapat
berperan sebagai pemimpin leader harus mengikuti Diklat kepemimpinan yang
wajib diikuti oleh semua pimpinan pada setiap jenjang. Fakta menunjukan bahwa
di Biro Kepegawaian terdapat beberapa pejabat yang belum mengikuti Diklat
sesuai dengan persyaratan jabatan. Dengan mengikuti serangkaian diklat
kepemimpinan diharapkan pejabat (pimpinan) Biro Kepegawaian dapat berperan
sebagai pemimpin (leaders) yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan
segenap filsafat, ketrampilan dan sikapnya, dan bukan hanya sekedar pimpinan
yang memangku jabatan semata.
Kompetensi dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja. Kompetensi merupakan karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan
dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar
individu yang memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab-akibat dengan
6
kriteria yang dijadikan acuan, efektif, atau berkineja prima atau superior di tempat
kerja atau pada situasi tertentu. (Moeheriono, 2014:16). Pendapat tersebut
menunjukan bahwa kompetensi menjadi penting karena sebagai faktor penentu
sumber daya manusia dalam mencapai kinerja. Bilamana ingin meningkatkan
kinerjanya seharusnya mempunyai kompetensi yang sesuai dengan tugas
pekerjaannya (the right man on the right job).
Hubungan antara kompetensi pegawai dengan kinerja adalah sangat erat
dan penting sekali, bahkan mereka (pegawai) apabila ingin meningkatkan
kinerjanya, seharusnya mempunyai kompetensi yang sesuai dengan tugas
pekerjaannya (the right man on the right job). Maka pengelolaan sumber daya
manusia memang harus dikelola secara benar dan seksama agar tujuan dan sasaran
organisasi dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya manusia yang optimal
(Spencer dalam Moeheriono, 2014: 8). Dalam melakukan perbaikan efisiensi
kinerja yang lebih baik, maka PNS Biro Kepegawaian harus memperhatikan
kompetensi yang dimiliki. Namun masih adanya ketidakcocokan kompetensi
sesuai dengan jabatannya. Hal ini dikarenakan masih ada kurangnya kreativitas
dan percaya diri pegawai dalam mengambil keputusan, dan latar belakang
pendidikan yang tidak sesuai dengan posisi jabatannya serta pegawai yang sudah
lama bekerja ditempatkan tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
(Sumber: wawancara dengan Kepala Bagian Data dan Informasi Biro
Kepegawaian di Kementerian Agama)
Berdasarkan hasil pra penelitian terhadap 10 responden PNS Biro
Kepegawaian yang ditentukan secara acak dari 15 pertanyaan pendahuluan
7
mengindikasikan bahwa 4 dari 10 responden PNS Biro Kepegawaian yang
menempati posisi tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya
Sebagaimana yang disajikan dalam tabel berikut (terlampir pada halaman
selanjutnya):
Tabel 1.2
Data Pendidikan Formal Pegawai Negeri Sipil Biro Kepegawaian
Jabatan Eselon Jumlah
Pegawai
Pendidikan Formal
SLTA D3 S1 S2 S3
Kepala Biro Kepegawaian II 1 - - - - 1
Bagian Data dan Informasi
Kepegawaian:
35 14 2 15 4 -
Kabag Data dan Informasi
Kepegawaian
III 1 - - - 1 -
Kasubag Pengolahan Data
Kepegawaian
IV 1 - - - 1 -
Kasubag Sistem Informasi
Kepegawaian
IV 1 - - - 1 -
Kasubag Tata Naskah IV 1 - - - 1 -
Staf - 31 14 2 15 - -
Bagian Perencanaan dan Penghargaan 34 16 0 11 7 -
Kabag Perencanaan dan Penghargaan III 1 - - - 1 -
Kasubag Perencanaan IV 1 - - - 1 -
Kasubag Penghargaan dan
Kesejahteraan Pegawai
IV 1 - - - 1 -
Kasubag Tata Usaha IV 1 - - - 1 -
Staf - 30 16 0 11 3 -
Bagian Mutasi Pegawai 40 19 1 13 7 -
Kabag Mutasi Pegawai III 1 - - - 1 -
Kasubag Pengangkatan IV 1 - - - 1 -
Kasubag Pemindahan dan Kepangkatan IV 1 - - - 1 -
Kasubag Pemberhentian dan
Pemensiunan
IV 1 - - - 1 -
Staf - 36 19 1 13 3 -
Bagian Assesmen dan Pengembangan
Pegawai
31 12 1 10 8 -
Kabag Assesmen dan Pengembangan
Pegawai
III 1 - - - 1 -
Kasubag Assesmen Jabatan Struktural IV 1 - - - 1 -
Kasubag Assesmen Jabatan Fungsional IV 1 - - - 1 -
Kasubag Pengembangan Pegawai IV 1 - - - 1 -
Staf - 27 12 1 10 4 -
TOTAL 141 61 4 49 26 1
Sumber: Simpeg Kementerian Agama RI 29/02/2016 sudah di olah
Berdasarkan tabel 1.2 diatas, dapat diketahui bahwa pendidikan formal
PNS yang terdapat di Biro Kepegawaian pada umumnya masih berpendidikan
8
SLTA sebanyak 64 orang, pendidikan S1 sebanyak 49 orang, pendidikan S2
sebanyak 26 orang, pendidikan D3 sebanyak 4 orang, dan terkecil pendidikan S3
sebanyak 1 orang.
Menurut Sedarmayanti (2013:381) program diklat Pegawai Negeri Sipil
merupakan instrumen untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu
jabatan PNS guna memudahkan tugas pokok instansi. Berikut data diklat teknis
PNS Biro Kepegawaian:
Tabel 1.3
Data Diklat Teknis Pegawai Negeri Sipil Biro Kepegawaian
Jabatan Jumlah Pegawai
Diklat Teknis
Jumlah Analis
Kepegawaian
Arsiparis Statistisi Pranata
Komputer
Tata
Persuratan
Kepala Biro
Kepegawaian
1 1
Data dan
Informasi
Kepegawaian
35 4 3 2 5 1 15
Perencanaan
dan
Penghargaan
34 5 1 - 2 1 9
Mutasi
Pegawai
40 4 1 - 2 1 8
Assesmen dan
Pengembanga
n Pegawai
31 8 2 - 2 1 13
TOTAL 141 40
Sumber: Simpeg Kementerian Agama 29/02/2016 sudah diolah
Diklat teknis dilaksanakan untuk memberikan keterampilan atau
pengetahuan teknis bagi PNS yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan
tugas pokok instansi. Berdasarkan tabel 1.3 diatas, dapat diketahui bahwa PNS
Biro Kepegawaian yang telah mengikuti Diklat teknis sebanyak 40 orang dari 141
PNS Biro Kepegawaian, sedangkan sisanya belum mengikuti pendidikan diklat
teknis yang terdapat di Biro Kepegawaian. Diklat teknis dilakukan untuk
9
meningkatkan kemampuan mengelola, kemampuan berpikir, dan kemampuan
merencanakan pegawai terhadap kinerjanya namun PNS Biro Kepegawaian belum
seluruhnya melaksanakan diklat teknis sehingga diperlukan kesadaran pegawai
dan dorongan pimpinan serta instansi untuk dapat meningkatkan kompetensi
pegawai melalui diklat guna meningkatkan kinerja pegawai.
Berdasarkan fenomena dan data di atas, terlihat betapa pentingnya gaya
kepemimpinan dan kompetensi terhadap kinerja pegawai Biro Kepagawaian di
Kementerian Agama RI. Untuk itu, penelitian ini mengambil judul “Pengaruh
Gaya Kepemimpinan dan Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai (Studi
Kasus pada Biro Kepegawaian di Kementerian Agama RI).”
B. Pembatasan Masalah
Berhubung pengetahuan dan pengalaman, serta waktu penelitian yang
dimiliki penulis terbatas, maka pembahasan penelitian dalam skripsi ini dibatasi
pada hal-hal berikut:
1. Penelitian analisis ini meneliti pengaruh gaya kepemimpinan, kompetensi
terhadap kinerja pegawai pada Biro Kepegawaian di Kementerian Agama
RI.
2. Lokasi penelitian yang digunakan adalah Biro Kepegawaian di
Kementerian Agama RI, dengan target yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
3. Obyek penelitian yang digunakan adalah pegawai negeri sipil laki-laki dan
perempuan.
C. Rumusan Masalah
10
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan
masalah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh signifikan gaya kepemimpinan secara parsial
terhadap kinerja pegawai pada Biro Kepegawaian di Kementerian Agama
RI?
2. Apakah terdapat pengaruh signifikan kompetensi secara parsial terhadap
kinerja pegawai pada Biro Kepegawaian di Kementerian Agama RI?
3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dan kompetensi secara simultan
terhadap kinerja pegawai pada Biro Kepegawaian Kementerian di Agama
RI?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian pada lembaga
Kementerian Agama RI, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh signifikan gaya kepemimpinan secara parsial
terhadap kinerja pegawai pada Biro Kepegawaian di Kementerian Agama
RI.
2. Untuk mengetahui pengaruh signifikan kompetensi secara parsial terhadap
kinerja pegawai pada Biro Kepegawaian di Kementerian Agama RI.
3. Untuk mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kompetensi secara
simultan terhadap kinerja pegawai pada Biro Kepegawaian di Kementerian
Agama RI.
11
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Instansi
Sebagai gambaran pemikiran dan rekomendasi bagi Kementerian Agama
RI terutama Biro Kepegawaian tentang gaya kepemimpinan dan
kompetensi dalam meningkatkan kinerja pegawai.
2. Bagi Akademisi
Menambah studi kepustakaan dan memberikan wawasan tambahan
referensi penelitian selanjutnya untuk mahasiswa khususnya Fakultas
Ekonomi dan Bisnis dan Jurusan Manajemen konsentrasi Sumber Daya
Manusia tentang gaya kepemimpinan dan kompetensi dalam
meningkatkan kinerja pegawai.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat melakukan suatu perbandingan antara
pengetahuan teoritis dengan praktek yang diterapkan oleh Biro
Kepegawaian di Kementerian Agama RI terhadap gaya kepemimpinan dan
kompetensi yang mempengaruhi kinerja pegawai.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perilaku Organisasi
a) Definisi Perilaku Organisasi
Menurut Thoha (2014:11) perilaku organisasi adalah sebagai suatu
fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya secara
langsung berhubungan dengan pengertian, ramalan, dan pengendalian
terhadap tingkah laku orang-orang di dalam suatu organisasi, dan
bagaimana perilaku orang-orang tersebut mempengaruhi usaha-usaha
pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan menurut Umam (2010:30)
perilaku organisasi (sering disingkat sebagai OB) adalah suatu bidang
studi yang mempelajari dapak perseorangan, kelompok, dan stuktur pada
perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan
tentang hal-hal tersebut demi perbaikan efektivitas organisasi.
Menurut Robbins (2013:57) perilaku organisasi adalah:
Organizational behaviour is a field of study that investigates
the impact that individuals, groups and structure have on
behaviour within organization for the purpose of applying such
knowledge toward improving an organization's effectivenes.
Organization Behaviour
13
Mempelajari tiga determinan perilaku dalam organisasi,
memfokuskan kajiannya kepada aspek-aspek yakni individu, kelompok,
dan struktur pada perilaku agar organisasi berjalan lebih efektif.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
perilaku organisasi adalah ilmu yang mempelajari sikap dan tingkah laku
manusia di dalam organisasi dimana orang tersebut bekerja. Dimana sikap
dan perilaku tersebut dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap kinerja individu tersebut.
b) Tujuan Memahami Perilaku Organisasi
Menurut Nirman (1996) dalam Umam (2010:36) tujuan memahami
perilaku organisasi adalah sebagai berikut:
1. Prediksi
Keteraturan perilaku dalam organisasi memberikan kemungkinan
kepada kita untuk melakukan prediksi atas perilaku-perilaku anggota
organisasi pada masa yang akan datang.
2. Eksplanasi
Menjelaskan berbagai peristiwa yang terjadi dalam organisasi,
berusaha menjawab pertanyaan “mengapa” suatu peristiwa terjadi.
Dengan mempelajari perilaku organisasional, mencoba menjelaskan
(memberikan jawaban) atas pertanyaan-pertanyaan seperti itu.
3. Pengendalian
Semakin banyak perilaku individu atau kelompok dalam organisasi
yang dapat diprediksi dengan tepat dan dapat dijelaskan dengan baik,
14
pemimpin organisasi semakin mudah dalam melakukan fungsi
pengendalian atas karyawan sehingga perilaku individu maupun
kelompok akan menjadi positif dan fokus pada pencapain tujaun.
c) Tingkatan Analisis dalam Perilaku Organisasi
Menurut Umam (2010:34) terdapat tingkatan analisis dalam
perilaku organisasi terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Menganalisis perilaku organisasional dalam tingkatan individu
Setiap individu memiliki kebutuhan dan perbedaan, ketidaksepahaman,
ketidaksesuaian anatar individu yang satu dan yang lain, yang tidak
jarang menimbulkan konflik. Jika tidak dikelola dengan baik, hal
tersebut berujung pada kinerja organisasi yang rendah. Tugas yang
berat sekaligus menantang bagi seorang pemimpin adalah
menyelaraskan perbedaan-perbedaan antar individu sehingga visi dam
misi tujuan organisasi tercapai.
2. Menganalisis perilaku organisasional dari tingkat kelompok
Setiap kelompok mempunyai aturan main yang berbeda, ada norma,
budaya, sikap, keyakinan, etika, dan hal lain yang membentuk pola
perilaku kelompok yang berbeda dan kelompok yang lain. Dengan
demikian, perbedaan antar kelompok pasti ada. Perbedaan merupakan
bibit yang potensial untuk munculnya konflik dalam organisasi. Jika
tidak dikelola dengan baik, kinerja organisasi akan menjadi rendah.
Hal ini adalah tantangan bagi pimpinan organisasi agar konflik yang
muncul bisa berdampak positif bagi organisasi.
15
3. Menganalisis perilaku organisasional dari tingkat organisasi
Setiap organisasi memiliki struktur, norma, budaya, visi, misi, filosofi,
tujuan, strategi, kebijakan dan cara membangun komunikasi di dalam
organisasi. Dalam organisasi mnganut asas desentralisasi,
karyawan/bawahan mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan yang diambil oleh seorang pimpinan.
Sebaliknya, dalam organisasi yang menerapkan struktur organisasi
yang sentralis, karyawan tidak dapat berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan.
Dengan adanya interaksi atau hubungan antar individu dalam
organisasi atau kelompok, maka penelaahan terhadap perilaku organisasi
lebih menitikberatkan pada pendekatan sumber daya manusia, karena
sumber daya manusia meiliki peran yang strategis dalam pencapaian
tujuan organisasi.
Pada pengkajian sumber daya manusia dalam perilaku organisai,
maka aspek kepemimpinan, kompetensi, motivasi, stres, pembinaan karir,
masalah sistem imbalan, hubungan komunikasi, pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan, produktivitas dan atau kinerja, kepuasan,
pembinaan dan pengembangan organisasi merupakan dimensi
pembahasan dalam manajemen sumber daya manusia.
16
2. Manajemen Sumber Daya Manusia
a) Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Rivai dan Sagala (2009) dalam Burhanuddin Yusuf
(2014:28) manajemen sumber daya manusia adalah salah satu bidang dari
manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Proses ini terdapat
dalam fungsi / bidang produksi, pemasaran, keuangan maupun
kepegawaian. Menurut Hasibuan (2012:10) Manajemen sumber daya
manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peran tenaga kerja
agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat. Menurut Handoko (2012:4) menyatakan
manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi
pengembangan pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia
untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi. Menurut
Mangkunegara (2011:2) manajemen sumber daya manusia merupakan
suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap pengadaan pengembangan, pemberian balas jasa,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
Dari definisi mengenai pengertian manajemen sumber daya
manusia tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya
manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian dimana terhadap proses penarikan, seleksi,
17
pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia
untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi.
b) Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya manusia memiliki dua
fungsi menurut Hasibuan (2012:21) yaitu:
1. Fungsi Manajerial
a. Perencanaan, adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif dan
efisien agar sesuai dalam membatu terwujudnya tujuan.
b. Pengorganisasian, adalah kegiatan untuk menggorganisasi semua
pegawai dalam bagan organisasi.
c. Pengarahan, adalah kegiatan mengarahkan semua pegawai agar
mau bekerja sama agar efektif dan efisien dalam tercapainya
tujuan.
d. Pengendalian, adalah kegiatan mengendalikan semua pegawai agar
menaati peraturan organisasi agar sesuai dengan rencana.
2. Fungsi Operasional
a. Pengadaan, adalah proses penarikan, seleksi, penempatan untuk
mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
b. Pengembangan, adalah kegiatan pengingkatan keterampilan
teknis, teoritis, konseptual melalui pendidikan dan pelatihan.
c. Kompensasi, adalah pemberian balas jasa langsung (direct) dan
tidak langsung (inderect) kepada organisasi.
d. Pengintegrasian, adalah kegiatan mempersatukan kepentingan
18
organisasi dan kebutuhan pegawaim agar tercipta kerjasama.
e. Pemeliharaan, adalah kegiatan untuk memelihara atau
meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas pegawai agar
mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
f. Kedisiplinan, adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati
peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
g. Pemberhentian, adalah putusnya hubungan kerja sesorang dari
suatu organisasi
Berdasarkan fungsi-fungsi diatas, unsur manusia adalah faktor
utama yang sangat penting dan memiliki peran yang strategis dalam
pencapaian tujuan organisasi. Pada pengkajian manajemen sumber daya
manusia, maka aspek kepemimpinan dan kompetensi merupakan salah
satu dimensi pembahasan dalam manajemen sumber daya manusia.
3. Gaya Kepemimpinan
a) Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan pada dasarnya berasal dari kata “pimpin” dalam
bahasa asing leadership yang artinya bimbing atau tuntun. Dari kata
“pimpin” melahirkan kata kerja “memimpin” yang artinya membimbing
atau menuntun dan kata benda “pemimpin” yaitu orang yang berfungsi
mempimpin, atau orang yang membimbing atau menuntun. (Pasolong,
2013:1). Definisi kepemimpinan menurut Moheriono (2014:382) adalah
proses oleh seseorang atau kelompok mencoba untuk mempengaruhi
tugas-tugas dan sikap orang lain terhadap sebuah akhir dari hasil yang
19
dikehendaki untuk mencapai visi misi organisasi. Sedangkan menurut
Wirawan (2014:7) Kepemimpinan sebagai proses pemimpin menciptakan
visi dan melakukan interaksi saling mempengaruhi dengan para
pengikutnya untuk merealisasi visi.
Menurut Nawawi (2012:11) pengertian kepemimpinan dilihat dari
kepemimpinan dalam konteks struktural dan non struktural. Menurutnya
bahwa kepemimpinan dalam konteks struktural diartikan sebagai proses
mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan mengarahkan semua
fasilitas untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan tanpa
keikutsertaan anggota kelompoknya merumuskannya. Sedangkan dalam
konteks non struktural, kepemimpinan diartikan sebagai proses
mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan mengarahkan semua
fasilitas untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan secara
bersama-sama pula.
Dari beberapa definisi tesrsebut diatas dapat disimpulkan bahwa,
kepemimpinan di sebuah organisasi memiliki posisi yang strategis dan
penting dalam mencapai visi misi tujuan organisasi karena seorang
pemimpin dituntut memiliki kemampuan mempengaruhi, mendorong, dan
mengarahkan pegawai dengan menggunakan kekuasaan yang diperoleh
agar dapat melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya
untuk mencapai tujuan organisasi.
20
b) Perbedaan Pemimpin dengan Kepemimpinan
Pengertian pemimpin dengan kepemimpinan seringkali dianggap
sama namun keduanya sangatlah berbeda, pemimpin adalah orang yang
tugasnya memimpin, sedangkan kepemimpinan adalah bakat dan atau
sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Pemimpin menurut Wirawan
(2014:9) adalah tokoh atau elit anggota sistem sosial yang dikenal oleh
dan berupaya mempengaruhi para pengikutnya secara langsung atau tidak
langsung Sedangkan kepemimpinan adalah proses pemimpin
menciptakan visi dan melakukan interaksi saling mempengaruhi dengan
para pengikutnya untuk merealisasikan visi. Sedangkan menurut Miftha
Thoha (2012:255) pemimpin adalah seseorang yang memiliki
kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk
alasannya dan kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi
perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu.
Tabel 2.1
Perbedaan dan Persamaan Pemimpin dengan Kepemimpinan
No Aspek Pemimpin Kepemimpinan
1. Fungsi a. Perencana
b. Pelaksana
c. Penyusun kebijakan
d. Tenaga ahli
e. Wakil kelompok luar
a. Fungsi administrasi
b. Fungsi sebagai Top
Manajemen
c. Menciptakan Visi
d. Mengembangkan Budaya
Organisasi
e. Menciptakan Sinergi
f. Menciptakan Perubahan
21
2. Tugas a. Mengantarkan
b. Memelopori
c. Memberi petunjuk
d. Mendidik
e. Menggerakkan
bawahan
a. Selaku penentu arah yang
akan ditempuh dalam usaha
untuk pencapaian tujuan
b. Sebagai integrator yang
efektif, rasional, objektif,
dan netral.
3. Tanggung
Jawab
a. Kewajiban untuk
menyelesaikan
tugas
b. Mempertanggung
jawabkan kepada
atasan atau orang
yang
mendelegasikan
wewenang
mengenai hasil
yang telah dicapai.
a. Menentukan tujuan
pelaksanaan kerja realitas
b. Melengkapai para karyawan
dengan sumber-sumber dana
yang diperlukan untuk
menjalankan tugasnya.
c. Mengkomunikasikan pada
karyawan tentang apa yang
diharapkan dari mereka.
Sumber: Nawawi (2014:24)
Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan pemimpin dan
kepemimpinan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Kepemimpinan adalah suatu gaya atau proses mempengaruhi orang lain
atau sekelompok orang untuk mengerahkan usaha bersama, guna
mencapai sesuatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin
adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau sekelompok
orang untuk mengerahkan usaha bersama, guna mencapai sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan.
c) Teori Kepemimpinan
Teori Kepemimpinan menurut Umam (2010:276) merupakan teori
yang berusaha untuk menerangkan cara pemimpin dan kelompok yang
memimpinnya berperilaku dalam berbagai struktur kepemimpinan,
22
budaya, dan lingkungan. Teori kepemimpinan yang menjadi grand theory
kepemimpinan menurut Umam (2010:277) ada tiga macam, yaitu:
1. Teori sifat (trait theory).
Menurut Sondang, teori ini disebut “teori genetic” atau teori bakat.
Teori ini menjelaskan bahwa eksistensi seorang pemimpin dapat
dilihat dan dinilai berdasarkan sifat-sifat yang dibawa sejak lahir
sebagai sesuatu yang diwariskan.
2. Teori perilaku (behavior theory).
Teori ini berasumsi bahwa kepemimpinan harus dipandang sebagai
hubungan di antara orang-orang, bukan sebagai sifat-sifat atau ciri-ciri
seorang individu. Teori perilaku disebut teori humanistic lebih
menekankan kepada gaya (style) kepemimpinan yang dijalankan oleh
seorang pemimpin. James Owens 1979 dalam Umam (2010:278)
menggambarkan matriks lima gaya kepemimpinan, yaitu: (1) Gaya
kepemimpinan autokratis; (2) Gaya kepemimpinan birokratik; (3)
Gaya kepemimpinan diplomatis; (4) Gaya kepemimpinan partisipatif;
(5) Gaya kepemimpinan free rein leader.
3. Teori lingkungan (environmental theory).
Teori ini beranggapan bahwa munculnya pemimpin-pemimpin itu
merupakan hasil dari waktu, tempat, dan keadaan.
Sedangkan menurut Wirawan (2014:109) teori kepemimpinan
pertama, dapat dikelompokan menjadi teori dekriptif dan teori preskriptif.
Teori deskriptif adalah teori yang melukiskan hakikat, definisi, arti atau
23
makna sesuatu. Teori preskriptif adalah teori yang memberikan preskripsi,
cara melakukanm model-model melakukan sesuatu. Disamping dapat
dibedakan menjadi teori deskriptif dan preskriptif, menurut Wirawan
(2014:109) teori kepemimpinan dapat dikelompokan berdasarkan aspek
dari kepemimpinan yang dibahas dalam teori. Dalam kaitan ini teori
kepemimpinan dapat dikeleompokan menjadi:
1) Teori kepemimpinan umum (general leadership theory) yaitu
membahas kepemimpinan sebagai fenomena komprehensif, mencakup
semua aspek kepemimpinan. Teori kepempimpinan umum sering
disebut sebagai teori gaya kepemimpinan. Dibagi menjadi sebelas
teori yaitu: (1) Teori pemimpin dilahirkan atau dibuat; (2) teori sifat
pemimpin; (3) teori perilaku kepemimpinan; (4) teori kontrak sosial
pemimpin dan pengikut; (5) teori kepemimpinan transformasional; (6)
teori kepemimpinan karismatik; (7) teori kepemimpinan abdi; (8) teroi
kepemimpinan birokrasi; (9) teori kepemimpinan spiritual; (10) teori
kepemimpinan autentik; (11) teori kepemimpinan diri sendiri.
2) Teori gaya kepemimpinan (leadership style theory) yaitu membahas
pola perilaku pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya.
3) Teori kekuasaan (social power theory) yaitu membahas kekuasaan
atau potensi pemimpin dalam mempengaruhi.
4) Teori pengikutan (followership theory) yaitu membahas mengenai
tipologi dan karakteristik pengikut dan perilakunya dalam berinteraksi
dengan pemimpin.
24
5) Teori memotivasi pengikut (motivation theory) yaitu membahas
bagaimana pemimpin memotivasi para pengikutnya.
6) Teori membuat keputusan (decision making theory) yaitu membahas
bagaimana pemimpin membuat keputusan.
7) Teori etika kepemimpinan (leadership ethics theory) yaitu membahas
bagaimana kepemimpinan yang etis.
Menurut Pasolong (2013:85) teori kepemimpinan adalah konsep
konsep kepemimpinan yang telah diuji kebenarannya melalui suatu
penelitian ilmiah, maka dapat dikatakan sebagai teori kepemimpinan.
Menurut Max Weber (1947) dalam Umam (2010:117) telah memberikan
rujukan tentang konsep kepemimpinan organisasi dalam bidang
pemerintahan yang dinamakan kepemimpinan birokrasi (bureaucracy
leadership). Menurut Thoha (2013:160) pemimpin birokrasi merupakan
pemimpin yang diangkat dalam suatu jabatan oleh pejabat yang
berwenang.
d) Fungsi Kepemimpinan
Menurut Wirawan (2014:64) kepemimpinan mempunyai fungsi
tertentu yang berbeda namun secara umum fungsi kepemimpinan
mempunyai pola dasar yang sama dibagi menjadi sembilan, yaitu:
1. Menciptakan Visi
2. Mengembangkan Budaya Organisasi
3. Menciptakan Sinergi
4. Menciptakan Perubahan
25
5. Memotivasi Para Pengikut
6. Memberdayakan Pengikut
7. Mewakili Sistem Sosial
8. Manajer Konflik
9. Membelajarkan Organisasi
e) Aplikasi Kepemimpinan dalam Organisasi
Menurut Yulk (1994) dalam Moeheriono (2014:84) terdapat 3 cara
dalam mengaplikasi kepemimpinan dalam organisasi yaitu:
1) Kepemimpinan dan Perubahan Lingkungan
Terdapat 4 tahap yang harus dilakukan agar pemimpin dapat
mengelola perubahan lingkungan, yaitu:
a) Mengidentifikasi perubahan
b) Menilai posisi organisasi
c) Merencanakan dan melaksanakan perubahan
d) Melakukan evaluasi.
2) Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Cara pemimpin dalam mengembangkan budaya organisasi yaitu:
a) menetapkan visi yang jelas dan langkah yang strategis
b) mengembangkan alat ukur kinerja yang jelas
c) menindaklanjuti tujuan yang telah dicapai
d) menetapkan sistem imbalan yang adil
e) menciptakan iklim kerja yang lebih terbuka dan transparan
f) mengurangi permainan politik dalam organisasi
26
g) mengembangkan semangat kerja tim melalui pengembangan
nilai-nilai inti.
3) Kepemimpinan dan Inovasi
Inovasi berkaitan erat dengan proses penciptaan
pengetahuan. Proses penciptaan pengetahuan dilakukan dengan
melakukan observasi atas kejadian, mengolahnya menjadi data,
lalu data dijadikan informasi, dan informasi diberikan konteks
sehingga menjadi pengetahuan. Pengetahuan inilah yang oleh
pemimpin dijadikan arah atau bekal untuk melakukan inovasi.
Organisasi yang mampu secara terus menerus melakukan
penciptaan pengetahuan disebut sebagai learning organization.
4) Kepemimpinan dan Kompetensi
Suatu persyaratan penting bagi efektivitas atau kesuksesan
pemimpin (kepemimpinan) dan manajer (manajemen) dalam
mengemban peran, tugas, fungsi, atau pun tanggung jawabnya
masing-masing adalah kompetensi.
f) Atribut – Atribut Pemimpin
Variasi atribut-atribut personal tersebut bisa berbeda-beda antara
situasi organisasi satu dengan organisasi lainnya. Organisasi dengan
situ`asi dan karakter tertentu menuntut pemimpin yang memiliki variasi
atribut tertentu pula. Secara umum atribut personal atau karakter yang
harus ada atau melekat pada diri seorang pemimpin adalah:
27
1. Mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih
balk daripada orang-orang yang dipimpinnya,
2. Juara, artinya memiliki prestasi balk akademik maupun non
akademik yang lebih balk dibanding orang-orang yang
dipimpinnya,
3. Tangung jawab, artinya memiliki kemampuan dan kemauan
bertanggungjawab yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang
dipimpinnya,
4. Aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan berpartisipasi
sosial dan melakukan sosialisasi secara aktif lebih balk dibanding
oramg-orang yang dipimpinnya, dan
5. Walaupun tidak harus, sebaiknya memiliki status sosial ekonomi
yang lebih tinggi disbanding orang-orang yang dipimpinnya.
g) Definisi Gaya Kepemimpinan
Seorang pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinanya
dengen segenap filsafat, keterampilam dan sikapnya, secara keseluruhan
di persepsikan oleh pegawai sebagai gaya kepemimpinan (leadership
style). Menurut Pasolong (2013:37) gaya kepemimpinan adalah suatu cara
yang dipergunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi,
mengarahkan, mendorong, dan mengendalikan bawahannya dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Menurut Umam
(2010:278) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang
28
digunakan oleh sesorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.
Hersey dan Blanchard (1993) dalam Nawawi (2014:352)
mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai berikut:
“The leadership style of an individual is the behavior pattern that a
person exhibits wheb attempting to influence the activitiees of others as
perceived by those others. This may be very different from the leader’s
perception of leadership behavior, which we shall define as self-
perception; rather than style”
Sedangkan menurut Moeheriono (2014:386) mendefinisikan gaya
kepemimpinan sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seseorang
pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin.
Perwujudan tersebut biasanya membentuk pola atau bentuk tertentu.
Senada dengan pendapat diatas menurut Nawawi (2014:352) gaya
kepemimpinan sebagai pola perilaku pemimpin dalam mempengaruhi
sikap perilaku dan sebagainya para pengikutnya. Pengertian pola perilaku
bukan dalam pengertian statis akan tetapi dalam pengetian dinamis. Gaya
kepemimpina sesorang dapat berubah-ubah tergantung pada kuantitas dan
kualitas para pengikut, situasi dan budaya sistem sosialnya. Seorang
pemimpin dapat mempergunakan sejumlah pola perilaku atau gaya yang
berbeda dalam mempengaruhi para pengikutnya.
Maka dari definisi diatas dapat disimpulkan gaya kepemimpinan
pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah
29
laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampu NJHannya
dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola
atau bentuk tertentu.
h) Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
Menurut Mac Gregor (1979) dalam Umam (2010:278)
menggambarkam matriks lima gaya kepemimpinan, yaitu:
1. Gaya Kepemimpinan Autokratis
Pemimpin yang autokratis adalah pemimpin yang memiliki
wewenang (authority) dari suatu sumber (misalnya karena posisinya),
pengetahuan, kekuatan atau kekuasaan untuk memberikan
penghargaan ataupun menghukum. Menggunakan authority sebagai
pegangan atau hanya sebagai alat atau metode agar sesuatunya dapat
dijalankan serta diselesaikan. Gaya kepemimpinan autokratis memiliki
dua model. Pertama model garis keras menuntut kepatuhan. Kalau
tidak, ada sanksi tertentu yang diterapkan. Kedua model paternalistik
yaitu menuntut dan mengharapkan kepatuhan dari para anggotanya,
namun kepatuhan ini diatas dasar hubungan yang sering bersifat
pribadi dan diwarnai oleh father knows best, keterganatungan pribadi
bawahan dan berdasarkan pada rewards dan rasa aman.
2. Gaya kepemimpinan Birokratik
Gaya kepemimpinan birokratik adalah gaya kepemimpinan yang
dijalankan dengan menginformasikan kepada para anggota atau
bawahannya apa dan bagaimana sesuatu itu harus dilaksanakan. Akan
30
tetapi, dasar-dasar dari perintah gaya kepemimpinan ini hampir
sepenuhnya menyangkut kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan
peraturan-peraturan yang terkandung dalam organisasi. Menurut
Nawawi (2012:112) ciri khas seorang pemimpin yang birokratis
adalah pandangannya terhadap semua aturan atau ketentuan organisasi
adalah “absolut”, artinya pemimpin mengatur kelompoknya dengan
berpegang sepenuhnya pada aturan-aturan yang telah ditetapkan
dalam organisai. Kreativitas dan inovai hanya berlaku sesuai dengan
garis yang telah ditetapkan dalam organisasi.
Tingkatan kepemimpinan birokrasi menurut Pasolong
(2013:123) yang disebut pemimping tingkat atas (top) adalah pejabat
eselon I, sedangkan pemimpin tingkat menegah (middle) adalah
pejabat eselon II dan eselon III. Selanjutnya pemimpin tingkat bawah
(lower) adalah pejabat eselon IV.
3. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Gaya kepemimpinan diplomatis adalah seorang pemimpin yang
diplomat juga seorang seniman, yang melalui seninya, berusaha
melakukan persuasi secara pribadi. Jadi sekalipun ia memiliki
wewenang atau kekuasaan yang jelas, ia kurang suka mempergunakan
kekuasaannya itu. Ia lebih cenderung memilik cara menjual sesuatu
(motivasi) kepada bawahannya dan mereka menjalankan tugas
pekerjaannya dengan baik.
31
4. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Pemimpin dengan gaya partisipatif adalah pemimpin yang selalu
mengajak secara terbuka kepada anggota atau bawahannya untuk
berpartisipasi atau mengambil bagian secara aktif, baik secara luas
atau dalam batas-batas tertentu dalam pengembalian keputusan,
pengumumnan kebijakan, dan metode-metode operasionalnya. Jenis
pemimpin ini dapat berupa seorang pemimpin yang benar-benar
demokratis ataupun ia berstatus sebagai pemimpin untuk
berkonsultasi.
5. Gaya Kepemimpinaan Free Rein Leade
Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin seakan-akan
menunggang kuda yang melepaskan kedua kendali kudanya.
Walaupun demikian, pemimpin dalam gaya ini bukanlah seorang
pemimpin yang benar-benar memberikan kebebasan kepada anggota
atau bawahannya untuk bekerja tanpa pengawasan sama sekali. Hal
yang dilakukan pemimpin tersebut adalah menetapkan tujuan yang
harus dicapai oleh anggota atau bawahannya untuk bebas bekerja dan
bertindak tanpa pengarahan atau kontrol lebih lanjut, kecuali apabila
mereka memintanya.
32
i) Dimensi dan Indikator Gaya Kepemimpinan
Menurut Umam (2010:278) dimensi dan indikator gaya
kepemimpinan sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan autokratis:
a) Pimpinan berhaluan keras dengan kekuasaannya (authority)
menuntut kepatuhan dalam memberikan tugas kepada pegawai.
b) Pimpinan berhaluan paternalistik menuntut kepatuhan berdasar
hubungan pribadi, rewards dan rasa aman pegawai.
2. Gaya kepemimpinan birokratik
a) Pimpinan memberikan tugas kepada pegawai sesuai dengan
kebijakan, prosedur, dan peraturan yang sudah ditetapkan.
b) Pimpinan dapat kreatif dan inovatif hanya berlaku sesuai ketetapan
dalam organisasi
3. Gaya kepemimpinan diplomatis
a) Pimpinan memberikan semangat kepada pegawai.
b) Pegawai termotivasi untuk menjalankan tugasnya dengan baik.
4. Gaya kepemimpinan partisipatif
a) Pimpinan mengikut sertakan pegawai dalam memberikan pendapat
dan pengambilan keputusan
b) Pegawai merasa pendapatnya dihargai oleh pimpinan
5. Gaya kepemimpinan free rein leade
a) Pimpinan memberikan kepercayaan dan kebebasan kepada pegawai
untuk menetapkan tujuan yang harus dicapai.
b) Pegawai menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
33
4. Kompetensi
a) Definisi Kompetensi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kompetensi merupakan
kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu
hal. Berdasarkan pada arti etimologi, kompetensi diartikan sebagai
kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan
pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.
Kompetensi menurut UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1
ayat 10, “kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan”. Badan Kepegawaian Negara (2003:110)
mendefinisikan kompetensi sebagai kemampuan dan karakteristik yang
dimiliki seseorang Pegawai Negeri Sipil yang berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif, dan efisien.
Menurut Spencer (2008:9) a competency is an underlying
characteristic of an individual that is causally related to criterian
referenced effective and or superior performance in a job or situation.
Yang memilik arti kompetensi merupakan karakteristik yang mendasari
seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam
pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan
kausal atau sebagai sebab-akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan,
34
efektif, atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada
situasi tertentu. Kemudian kompetensi merupakan sebuah karakteristik
dasar seseorang yang mengindikasikan cara berpikir, bersikap dan
bertindak serta menarik kesimpulan yang dapat dilakukan dan
dipertahankan oleh seseorang pada waktu periode tertentu.
Sedangkan Mc.Clelland dalam Moeheriono (2014:6) kompetensi
sebagai karateristik dasar personel yang menjadi faktor penentu sukses
tidaknya seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan atau pada suatu
situasi tertentu Keterampilan dan pengetahuan memiliki peran penting
dalam keberhasilan seseorang, tetapi empat kompetensi lainnya
memainkan peran yang jauh lebih besar. Hal ini sangat terasa pada
pekerjaan yang lebih strategis dan berada dalam hierarki lebih atas dalam
organisasi (Mc.Clelland dalam Veithzal, 2010: 299).
Maka dapat disimpulkan berdasarkan pengertian diatas bahwa
kompetensi yang dibutuhkan saat ini ialah pegawai yang memiliki
karakteristik kerja yang unggul, mampu beradaptasi saat situasi dan
kondisi yang menuntut kemampuan diri dan kualitas kerja yang di
harapkan untuk mengembangkan dirinya agar dapat bekerja secara
mandiri, handal dan terpercaya.
b) Teori Kompetensi
Menurut Sudarmanto (2014:7) dalam persepsi tentang kompetensi,
memang terdapat perbedaan yaitu:
35
1. Kompetensi Pendekatan Amerika Serikat
Pendekatan Amerika cenderung memandang kompetensi dari
“prespektif perilaku” dimana karakteristik perilaku tersebut dapat
menyebabkan kinerja unggul dalam pekerjaannya.yang termasuk
dalam pendekatan Amerika diantaranya adalah definisi: Klemp,
Boyatzis, Spencer, dan Becker. Kompetensi dalam perspektif atau
pendekatan Amerika Serikat sering menggunakan terminologi
“competencies”
2. Kompetensi Pendekatan Inggris
Pendekatan Inggris merujuk pada pengakuan aktivitas dalam bentuk
hasil kerja atau sebagai kemampuan memenuhi syarat efektif.
Menggunakan terminologi “competence” diartikan sebagai
kemampuan untuk menjalankan kemampuan aktivitas dalam
pekerjaan atau fungsi sesuai dengan standar yang diharapkan.
Tabel 2.2
Perbedaan Kompetensi antara Amerika dengan Inggris
Aspek Competencies
USA
Competence
UK
Tujuan Mengidentifikasi kinerja
superior
Mengidentifikasi standar
minimum
Fokus Perorangan/individu Pekerjaan/Jabatan/Peranan
Kesimpulan Karakteristik personal Pekerjaan/ Output
Target Manajer Setiap orang, tetapi juga sedikit
manajer
Sumber: Wood & Payne 1998 dalam Sudarmanto (2014:50)
c) Jenis dan Kategori Kompetensi
Di dalam menjelaskan makna kompetensi lebih jauh dan dalam,
tentu tidak akan lepas dari pemikiran beberapa nama dibawah ini. Richard
E. Boyatzis, seseorang yang telah memopulerkan kompetensi dengan
36
bukunya The Competent Manager, A Model for Effective Performance
pada awal 80-an, semenjak tulisan McClelland yang cukup kontroversial
Testing for Competence Rather Than Intelligence 1973. Kemudian, Lyle
M. Spencer dan Signe Spencer, yang telah “mengodifikasikan”
kompetensi karena tulisan mereka merupakan kristalisasi dari hasil
penelitian pada sektor privat dan publik yang berjudul “Competence at
Work, Model for Superior Performance” pada 1993 (Sudarmanto,
2014:51).
Menurut Spencer (1993) dalam Moeheriono (2014:14) komponen-
komponen kompetensi mencakup beberapa hal, yaitu:
1) Motif (Motive) adalah sesuatu di mana seseorang secara konsisten
berpikir sehingga ia melakukan tindakan. Misalnya orang memiliki
motivasi berprestasi secara konsisten mengembangkan tujuan-tujuan
yang memberi tantangan pada dirinya dan bertanggung jawab penuh
untuk mencapai tujuan tersebut serta mengharapkan feedback untuk
memperbaiki dirinya.
2) Sifat (Traits) adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku
atau bagaimana seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu.
Misalnya percaya diri, kontrol diri, stres atau ketabahan.
3) Konsep Diri (Self Concept) adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki
seseorang. Sikap dan nilai diukur melalui tes kepada responden untuk
mengetahui bagaimana nilai yang dimiliki seseorang, apa yang
menarik bagi seseorang melakukan sesuatu. Misalnya seseorang yang
37
dinilai menjadi pimpinan seyogyanya memiliki perilaku
kepemimpinan sehingga perlu adanya tes tentang leadership ability.
4) Pengetahuan (Knowledge) adalah informasi yang dimiliki seseorang
untuk bidang tertentu. Pengetahuan merupakan kompetensi yang
kompleks. Skor atas tes pengetahuan sering gagal untuk memprediksi
kinerja sumber daya manusia karena skor tersebut tidak berhasil
mengukur pengetahuan dan keahlian seperti apa seharusnya dilakukan
dalam pekerjaan. Tes pengetahuan mengukur kemampuan peserta
tes untuk memilih jawaban yang paling benar, tetapi tidak bisa melihat
apakah seseorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki.
5) Keterampilan (Skill) adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu
tugas tertentu baik secara fisik maupun mental. Misalnya, seorang
programmer komputer membuat suatu program yang berkaitan dengan
sistem informasi manajemen sumber daya manusia.
Dari komponen-komponen tersebut, keterampilan dan pengetahuan
sifatnya dapat dilihat (visible) dan mudah dikembangkan dalam program
pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, sedangkan citra diri,
watak, motif sifatnya tidak tampak (hidden) dan lebih sulit untuk
dikembangkan melalui program pelatihan dan pengembangan SDM.
Penjelasan lebih lanjut sebagaimana Gambar 2.1 di bawah ini: (terlampir
pada halaman selanjutnya)
38
Gambar 2.1
Kompetensi model gunug es dan model lingkaran terpusat
(Sumber: Moeheriono, 2014:24)
d) Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan perumusan tentang kemampuan
yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan
yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai
dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan (Veithzal dan Sagala, 2010: 318).
Menurut Darsono dan Siswandoko (2011:127) untuk mengetahui
kompetensi pekerja harus diadakan ukuran penilaian, yang lazim disebut
standar kompetensi. Standar tersebut meliputi :
2) Karakter Individu, karakter atau watak atau kepribadian merupakan
faktor internal kompetensi. Karakter berpikir rasional, bertindak
39
cermat, cepat akurat, jujur, dan bersedia bekerjasama merupakan dasar
untuk menilai kompetensi seseorang.
3) Tugas kerja, tugas yang sulit dan menantang dan bias diselesaikan
cepat, tepat dan akurat merupakan ukuran penilaian kompetensi
seseorang.
4) Kinerja individu, kinerja yang di atas rata-rata orang lain yang selevel
merupakan ukuran penilaian kompetensi seseorang.
5) Kriteria penilaian, harus obyektif dan jujur dan tidak memihak.
Gambar 2.2
Standar Kompetensi
(Sumber: Darsono dan Siswandoko, 2011:128)
e) Aplikasi dan Manfaat Kompetensi
Menurut Sedarmanyanti (2011:129) kompetensi mempunyai
manfaat, sebagai berikut:
1) Seleksi/ rekrutmen
Seleksi adalah proses mencocokan antara pekerjaan dan calon
pemegang jabatan, baik yang direkrut dari dalam maupun dari luar
perusahaan. Competency based selection (kompetensi berbasis
40
seleksi) berpegang pada hipotesis bahwa semakin cocok kompetensi
yang dimiliki seseorang dengan kompetensi yang di syaratkan suatu
jabatan, maka semakin baik kinerja dan kepuasaan kerja yang dialami
orang tersebut.
Keuntungan penggunaan kompetensi dalam proses seleksi dan
rekrutmen adalah:
a) Menghindari kesalahan perekrutan dan biaya terkait
b) Proses belajar yang lebih cepat dari karyawan baru.
c) Dasar pengambilan keputusan (untuk merekrut) yang kuat,
terkait jelas dengan persyaratan jabatan.
Keberhasilan sistem berbasis kompetensi sangat tergantung kepada:
a) Keakuratan pengukuran kompetensi pegawai.
b) Keakuratan pendefinisian model kompetensi. Kompetensi
terpenting yang disyaratkan pada tiap jabatan agar seseorang
dapat melaksanakan pekerjaan dengan sangat baik.
c) Validasi model yang digunakan dalam mengukur kesesuaian
antara pekerjaan dan calon pemangku jabatan.
2) Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja adalah proses yang menciptakan pemahaman
bersama antara atasan dan bawahan mengenai apa yang harus dicapai
(hasil akhir yang harus dicapai) dan bagaimana mencapainya
(kompetensi yang dibutuhkan), sehingga akan meningkatkan
kemampuan tercapainya sasaran yang ditetapkan. Selama ini, proses
41
manajemen kinerja di banyak organisasi hanya menekankan pada
kinerjanya, yaitu produktivitas, kuantitas pekerjaan, atau kualitas hasil
akhir lainnya yang terjadi di masa lalu.
Keuntungan dari kompetensi dalam proses manajemen kinerja :
a) Pegawai potensial dapat secara tepat diidentifikasi untuk
dikembangkan.
b) Dapat lebih meningkatkan motivasi pegawai (karena “arah”
yang jelas dalam karirnya).
3) Perencanaan Karier dan Suksesi
Proses yang berkesinambungan untuk memilih pegawai kompeten
yang siap naik ke jabatan yang lebih tinggi/lebih strategis, apabila
pada suatu saat jabatan tersebut lowong. Proses penyesuaian pegawai
dengan jabatan dilakukan antara kompetensi pegawai pada saat ini
dengan kompetensi yang disyaratkan jabatan tersebut.
Keuntungan penggunaan kompetensi dalam proses perencanaan karier
dan suksesi adalah:
a) Pegawai yang potensial dapat secara lebih tepat diidentifikasi
untuk seterusnya di kembangkan.
b) Dapat lebih meningkatkan pegawai (karena “arah” yang jelas
dalam karirnya).
4) Pelatihan dan Pengembangan
Kegiatan competency based training and development mencakup
program pelatihan formal, penugasan, monitoring, coaching, dan
42
intervensi terhadap struktur organisasi, proses kerja dan budaya
organisasi untuk meningkatkan kompetensi pegawai. Keuntungan dari
penggunaan kompetensi dalam proses pelatihan dan pengembangan
adalah:
a) Menghemat biaya dengan melakukan pelatihan yang sudah
terfokus pada peningkatan kompetensi.
b) Fokus pada pengembangan kompetensi yang jelas berpengaruh
pada peningkatan kerja.
c) Penggajian adalah sebuah metode untuk menentukan gaji tetap
dan variable untuk karyawan dalam sebuah organisasi. Apabila
sistem penggajian tradisional menentukan besar gaji seseorang
berdasarkan apa atau “bobot” jabatan/pekerjaan, maka
competency based pay juga mempertimbangkan kompetensi
(seperti keahlian, pengalaman, potensi,kreativitas) dari
pemegang jabatan. Menurut sistem ini :
PAY= Job + Performance + Competency
f) Metode Penilaian Kompetensi
Menurut Moheriono (2014:28) terdapat metode dalam mengukur
kompetensi pegawai yaitu:
1) Assessment Center, merupakan metode berbasis kompetensi yang
didesain dengan sudah mengacu dan mengikuti standar internasional,
dengan metode sebagai proses sistematis untuk menilai keterampilan,
pengetahuan, dan kemampuan individu yang dianggap kritikal bagi
43
keberhasilan kinerja yang unggul melalui evaluasi terstandar melalui
perilaku individu dengan menggunakan beragam simulasi dan
isntrumen tes perilaku.
a) Kegunaan Assesment Center Bagi Organisasi
1. Rekrutmen dan promosi pegawai
2. Mendapatkan calon pegawai sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan.
3. Identifikasi (potential candidate)
4. Dapat mengembangkan potensi personilnya secara terus
menerus sehingga didapatkan kinerja yang lebih baik.
5. Dapat dipergunakan untuk mendiagnosa kebutuhan pelatihan
dan pengembangan bagi organisasi (pengembangan pegawai
dan pendayagunaan SDM)
6. Memiliki data base kompetensi personil. (Perencanaan SDM
dan pola karir)
b) Kegunaan Assesment Center Bagi Individu
1. Bekerja pada tempat sesuai dengan kompetensinya;
2. Mengetahui kebutuhan pengembangan dirinya berdasarkan
feedback yang diterimanya;
3. Memotivasi diri untuk meningkatkan kinerja dan;
4. Mengoptimalkan potensi diri.
44
g) Dimensi dan Indikator Kompetensi
Menurut Moeheriono (2014:16) dimensi kompetensi terbagi
menjadi 5 kategori, yaitu:
1) Task skill yaitu keterampilan untuk melaksanakan tugas-tugas rutin
sesuai dengan standar di tempat kerja. Dimensi ini dapat diukur
berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan waktu
2. Adaptasi kerja
3. Mematuhi peraturan
2) Task management skill yaitu keterampilan untuk mengelola
serangkaian tugas yang berbeda yang muncul dalam pekerjaan.
Dimensi ini dapat diukur berdasarkan indikator-indikator sebagai
berikut:
1. Kemampuan mengelola
2. Kemampuan berpikir
3. Kemampuan merencanakan
3) Contingency management skill yaitu keterampilan mengambil
tindakan yang cepat dan tepat bila timbul suatu masalah dalam
pekerjaan. Dimensi ini dapat diukur berdasarkan indikator-indikator
sebagai berikut:
1. Pengambilan keputusan
2. Pengambilan tindakan
3. Memberikan masukan/ide
45
4) Job role environment skill yaitu keterampilan untuk bekerja sama serta
memelihara kenyamanan lingkungan kerja. Dimensi ini dapat diukur
dengan indikator-indikator sebagai berikut:
1. Kerjasama
2. Wawasan
3. Bersosialisasi
5) Transfer skill yaitu keterampilan untuk beradaptasi dengan lingkungan
kerja baru. Dimensi ini dapat diukur dari indikator-indikator sebagai
berikut:
1. Beradaptasi
2. Mudah bergaul
3. Inisiatif
5. Kinerja Pegawai
a) Definisi Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual
performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2014:67).
Menurut Wirawan (2012:5) kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan
atau suatu profesi dalam waktu tertentu.
46
Pendapat menurut Moeheriono (2014:95) kinerja ialah gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi
yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja
ialah suatu tindakan proses atau cara bertindak atau melakukan fungsi
organisasi (Oxford Dictionary dalam Moeheriono, 2014:96). Sedangkan
kinerja berasal dari kata “to perform” dengan beberapa entries yaitu:
a) Melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry of a execute).
b) Memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar (to
discharge of fulfil as vow).
c) Melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or
complete and understaking).
d) Melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin (to
do what is expected of a person machine).
Maka dapat disimpulkan dari pendapat-pendapat diatas bahwa
kinerja merupakan hasil kerja yang dilakukan pegawai sebagai prestasi
kerja sesuai tanggung jawabnya di perusahaan atau organisasi.
b) Definisi Kinerja Pegawai
Perwujudan kerja yang dilakukan oleh karyawan atau organisasi
merupakan langkah untuk tercapainya tujuan organisasi sehingga perlu
diupayakan untuk meningkatkan kinerja. Tetapi hal ini tidak mudah
dilakukan sebab banyak faktor yang mempengaruhi tingkat rendahnya
kinerja seseorang.
47
Menurut Rivai dan Sagala (2010:549) kinerja pegawai adalah hasil
konkret yang dapat diamati dan dapat diukur secara objektif dan
dilakukan secara berkala. Adapun menurut Wirawan (2012:18) kinerja
pegawai adalah keluaran kerja ternilai yang disyaratkan oleh organisasi
tempat kerja ternilai yang dapat terdiri atas hasil kerja, perilaku kerja, dan
sifat pribadi yang ada hubungannnya dengan pekerjaan.
Sedangkan menurut Sedarmayanti (2013:263) kinerja pegawai
adalah hasil kerja seseorang karyawan selama priode tertentu
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misal: standar, target,
sasaran, kriteria yang ditentukan dan disepakati bersama.
Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat di atas,
kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai atas perilaku
kerja, dan sifat pribadi yang ada hubungannnya dengan pekerjaan dengan
membandingkan standar, target, sasaran, kriteria yang ditentukan dan
disepakati bersama.
c) Penilaian Kinerja
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan
perusahaan adalah dengan cara melihat hasil penilaian kinerja pegawai.
Menurut Wirawan (2012:105) penilaian kinerja merupakan pengumpulan
data kinerja para pegawai sepanjang masa evaluasi kinerja melalui
observasi tentang apa yang dilakukan para karyawan kemudian
membandingkannya dengan standar kinerja pegawai.
48
Senada dengan Rivai dan Sagala (2010:549) yang mengungkapkan
bahwa penilaian kinerja adalah menilai kinerja pegawainya atau
mengevaluasai hasil pekerjaan pegawainya terhadap kecakapan,
kemampuan pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaaan atau tugas
yang dievaluasi dengan menggunakan tolak ukur tertentu secara objektif
dan dilakukan secara berkala.
Instrumen penilaian kinerja yang dapat digunakan untuk me review
kinerja, peringkat kinerja, penilaian kinerja, penilaian pegawai dan
sekaligus evaluasi pegawai sehingga dapat diketahui pegawai yang mampu
melaksanakan pekerjaan secara baik, efisien, efektif dan produktif sesuai
dengan tujuan perusahaan (Rivai dan Sagala, 2010:550).
d) Metode Penilaian Kinerja
Menurut Moeheriono (2014:140) terdapat metode penilaian
kinerja, yaitu sebagai berikut:
1. Metode skala rating grafis, bentuk evaluasi kinerja yang paling sering
banyak digunakan terdiri dari deskripsi kinerja yang dinilai dengan
skala.
2. Metode skala rating perilaku, merupakan pengembangan skala rating
grafik dengan menekankan pada kriteria perilaku pegawai secara
spesifik.
3. Management by objectives (MBO), pendekatan dimulai dengan
penetapan tujuan atau sasaran kinerja untuk periodepenilaian yang
akan datang. Kemudian, atasan dan bawahan menetapkan suatu
49
strategi yang tepat untuk mencapai sasaran tersebut kemudian di
evaluasi dalam kaitannya dengan sasaran yang disepakati.
4. Metode skala peringkat (rating scale), dibagi menjadi dua bagian,
yaitu: (1) bagian suatu daftar karakteristik (2) Bidang perilaku yang
akan dinilai dengan bagian skala.
5. Metode daftar pertanyaan (checklist), menggunakan sejumlah
pertanyaan dengan menggunakan formulir isian yang menjelaskan
beraneka macam tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan.hasilnya dalam
bentuk bobot nilai pada lembar checklist.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2011
yang mengatur tentang penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil,
penilaian prestasi kerja kerja berdasarkan penjumlahan persentase SKP
(Sasaran Kerja Pegawai) dan Perilaku Kerja. Peraturan Pemerintah ini
mulai berlaku secara nasional sejak 1 Januari 2014. Adapaun bobot
penilaian prestasi kerja PNS sebagai berikut.
SKP (Sasaran Kerja Pegawai) adalah rencana kerja dan target yang
akan dicapai oleh seorang PNS. SKP memuat kegiatan tugas jabatan dan
target yang harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata
dan dapat diukur. SKP diisi oleh PNS yang bersangkutan. SKP yang telah
disusun harus disetujui dan ditetapkan oleh Pejabat Penilai sebagai kontrak
kerja.
Prestasi Kerja = SKP (60%) + Perilaku
50
Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang
dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Aspek yang dinilai dalam perilaku kerja yaitu orientasi pelayanan,
integritas, komitmen, disiplin, kerjasama, kepemimpinan. Penilaian
Perilaku Kerja dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat penilai
terhadap PNS yang dinilai, penilaian perilaku kerja dapat
mempertimbangkan masukan dari Pejabat Penilai lain yang setingkat di
lingkungan unit kerja masing-masing (BKN, 2013). Berikut mekanisme
penilaian kinerja PNS (gambar terlampir di halaman selanjutnya) :
Gambar 2.3
Mekanisme Penilaian Kinerja PNS
51
Gambar 2.4
Proses Penyusunan SKP PNS
e) Tujuan Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah uraian sistematik, tentang kekuatan atau
kelebihan dan kelemahan yang berkaitan dengan pekerjaan seorang atau
kelompok (Sedarmayanti, 2013:261). Adapun tujuan penilaian kinerja
menurut Rivai dan Sagala (2010:553) yang dapat dibedakan menjadi dua,
diantaranya yaitu :
1. Tujuan Penilaian yang Berorientasi pada Masa Lalu
(a) Mengendalikan perilaku pegawai dengan menggunakannya
sebagai instrumen untuk memberikan ganjaran, hukuman dan
ancaman.
(b) Mengambil keputusan mengenai kenaikan gaji dan promosi.
52
(c) Menempatkan pegawai agar dapat melaksanakan pekerjaaan
tertentu.
2. Tujuan Penilaian yang Berorientasi pada Masa Depan
(a) Merupakan instrumen dalam membantu tiap pegawai mengerti
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan sendiri yang
dikaitkan dengan peran dan fungsi dalam perusahaan.
(b) Adanya ikatan dan kebersamaan antara masing-masing pegawai
dengan (penilai) sehingga tiap pegawai memiliki motivasi kerja
dan merasa senang bekerja, sekaligus mau memberikan kontribusi
sebanyak-banyaknya kepada perusahaan.
(c) Merupakan instrumen untuk memberikan peluang bagi pegawai
mawas diri dan evaluasi diri serta menetapkan sasaran pribadi
sehingga terjadi pengembangan yang direncanakan dan di
monitor sendiri.
(d) Membantu mempersiapkan pegawai untuk memegang pekerjaan
pada jenjang yang lebih tinggi dengan cara terus menerus
meningkatkan perilaku dan kualitas bagi posisi-posisi yang
tingkatnya lebih tinggi.
(e) Membantu dalam berbagai keputusan SDM dengan memberikan
data tiap pegawai secara berkala.
f) Standar Kinerja
Menurut Rivai dan Sagala, (2010:561) standar kinerja merupakan
tolak ukur seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Agar
53
memperoleh nilai tinggi, standar itu harus pula mempunyai nilai
kompetitif, dalam arti bahwa dalam penerapannya harus dapat berfungsi
sebagai alat pembanding anatara prestasi kerja seorang karyawan dengan
karyawan lainnya yang melakukan pekerjaan yang sama. Standar kinerja
yang baik memiliki kriteria, yaitu : (Sedarmayanti, 2013:203).
1. Dapat dicapai yaitu, sesuai dengan usaha yang dilakukan pada kondisi
yang diharapkan.
2. Ekonomis yaitu, biaya rendah / wajar, dikaitkan dengan kegiatan yang
dicakup.
3. Dapat diterapkan yaitu, sesuai kondisi yang ada. Jika terjadi
perubahan kondisi, harus dibangun standar yang setiap saat
disesuaikan dengan kondisi yang ada.
4. Konsisten yaitu, akan membantu keseragaman komunikasi dan operasi
keseluruhan fungsi organisasi.
5. Menyeluruh yaitu, mencakup semua aktivitas yang saling berkaitan
6. Dapat dimengerti yaitu, diekspresikan dengan mudah, jelas untuk
menghindari kesalahan komuniasi/ kekaburan, instruksi yang
digunakan harus spesifik dan lengkap.
7. Dapat diukur yaitu, harus dapat dikomunikasikan dengan ketepatan.
8. Stabil: harus memiliki jangka waktu cukup untuk memprediksi dan
menyediakan usaha yang akan dilakukan.
54
9. Dapat diadaptasi: harus didesain sehingga elemen dapat ditambah,
dirubah, dan dibuat terkini tanpa melakukan perubahan pada seluruh
struktur.
10. Legitimasi: secara resmi disetujui.
11. Seimbang: diterima sebagai dasar perbandingan oleh yang berkaitan
dengan aktivitas yang dilakukan.
12. Fokus pada pelanggan: harus terarah pada hal penting yang diinginkan
pelanggan (internal dan ekstrenal) seperti: siklus waktu, mutu, kinerja,
jadwal, biaya, dan kepuasan pelanggan.
g) Perbedaan Kinerja Sektor Publik dan Sektor Bisnis
Tabel 2.3
Perbedaan Kinerja Sektor Publik dan Sektor Bisnis
No Aspek Perbedaan Sektor Publik Sektor Bisnis
1. Tujuan Organisasi Non profit motive Profit motive
2. Sumber pendanaan Pajak, rektribusi, utang,
obligasi, laba, BUMN/
BUMD, penjualan aset
negara
Pembiayaan internal:
Modal sendiri, laba ditahan,
penjualan aktiva
Pembiayaan eksternal:
Utang bank, obligasi,
penerbitan saham
3. Pertanggung
jawaban
kepada masyarakat
(publik) dan parlemen
(DPRD/DPR)
kepada pemegang saham
dan kreditur
4. Struktur Organisasi Birokratis, kaku, dan
hirarkis
Fleksibel, datar, piramid,
lintas fungsional, dsb
5. Karakteristik
anggaran
Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik
6. Sistem akuntansi Cash accounting Accrual accounting
7. Kriteria
keberhasilan
Ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas
Laba
8. Kecenderungan
sifat
Organisasi politis Organisasi bisnis
9. Dasar operioanal Di luar mekanisme pasar Berdasar mekanisme pasar Sumber: Sinambela (2012:183)
55
h) Dimensi dan Indikator Kinerja Pegawai
Richard I. Henderson (dalam Wirawan, 2012:53) menjelaskan
bahwa dimensi kinerja adalah kualitas-kualitas atau suatu pekerjaan atau
aktivitas-aktivitas yang terjadi di tempat kerja yang konduktif terhadap
pengukuran. Dimensi pekerjaan menyediakan alat untuk melukiskan
keseluruhan cakupan aktivitas di tempat kerja. Dari teori yang dijabarkan
mengenai definisi kinerja, penulis mengunakan dimensi sebagai bahan
acuan untuk mengisi data operasional variabel dari Sedarmayanti
(2011:51) yang meliputi dimensi dan indikator sebagai berikut:
1) Quality of work (kualitas pekerjaan), kualitas kerja diukur dari
persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta
kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan
karyawan. Indikator dari dimensi ini adalah:
(a) Hasil kerja yang diperoleh
(b) Kesesuaian hasil kerja dengan tujuan organisasi
(c) Manfaat hasil kerja
2) Promptness (ketepatan waktu), merupakan tingkat aktivitas
diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut
koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang
tersedia untuk aktivitas lain. Indikator dari dimensi ini adalah:
(a) Penataan rencana kerja
(b) Ketepatan rencana kerja dengan hasil kerja
(c) Ketepatan waktu dalam melaksanakan tugas
56
3) Initiative (prakarsa), memberikan ide-ide untuk menunjang
tercapainya tujuan dan mampu memanfaatkan waktu luang. Indikator
dari dimensi ini adalah:
(a) Pemberian ide/gagasan dalam berorganisasi
(b) Tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan permaslahan yang
dihadapi
4) Capability (kemampuan), mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan apa yang diharapkan dan dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan praktis dan rapi.Indikator dari dimensi ini adalah:
(a) Kemampuan yang dimiliki
(b) Keterampilan yang dimiliki
(c) Kemampuan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki
5) Communication (komunikasi), mampu berkomunikasi dengan baik
dengan atasan/pimpinan dan sesama rekan kerja.Indikator dari
dimensi ini adalah:
(a) Komunikasi internal (kedalam) organisasi
(b) Komunikasi eksternal (keluar) organisasi
(c) Relasi dan kerjasama dalam pelaksanaan tugas
B. Hubungan Antar Variabel
Sebuah model yang baik dapat menjelaskan hubungan antar variabel
penelitian, yakni variabel independen dan variabel dependen. Berikut ini
penjelasan hubungan antar variabel independen dan variabel dependen yang
dikemukakan oleh penelitian sebelumnya :
57
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai
a. Agustin Maria 2012 dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah menggunakan metode penelitian regresi linear
berganda mendapatkan hasil penelitian yaitu menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh secara simultan signifikan dan terhadap
kinerja pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah, gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, pengembangan sumber daya
manusia berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah, disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
b. Resky dan Engkos Achmad Kuncoro pada tahun 2012 dengan judul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi dan dampaknya
terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia, menggunakan regresi linear
berganda, dengan hasil penelitian Gaya kepemimpinan memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya
motivasi. Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap tinggi rendahnya kinerja karyawan.
58
c. Sameer Limbare Indian Journal of Industrial Relations, July 2012
denga judul Leadership Styles & Conflict Management Styles of
Executives, hasil penelitian yakni, Missionary leadership berpengaruh
positif. Appeasement conflict management style berpengaruh positifdan
conflict management style berpengaruh negatif, Missionary leadership
style berpengaruh positif terhadap with resignation, wedrawal,
defusion, confrontation and negatiation conflic management styles,
Developer leadership style berpengaruh negatif terhadap with
resignation, wedrawal, defusion, confrontation and negatiation conflic
management styles, Executive leadership style is berpengaruh positif
dengan appeasement confict management style.
d. Zainal Saida pada tahun 2012 dengan judul Pengaruh Kecerdasan
Spiritual, Gaya Kepemimpinan, dan Insentif terhadap Kinerja Pegawai
Bandara Mutiara Palu menggunakan regresi linear berganda, dengan
hasil penelitian yaitu, variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai Bandar Udara Mutiara Palu.
2. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai
a. Berdasarkan jurnal penelitian sebelumnya yang dilakuan oleh
Arumawan Mei Saputra dan Sutikno pada tahun 2015 dengan judul
Analisis Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Disiplin, Kepuasan Kerja dan
Remunerasi Terhadap Kinerja PNS menggunakan metode penelitian
SEM berbasis Partial Least Square (PLS) mendapatkan hasil penelitian
yaitu menunjukan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap
59
kinerja PNS, untuk responden tenaga kependidikan tidak signifikan dan
ditolak, untuk responden dosen signifikan dan dapat diterima.
b. Menurut peneliti Gunawan, 2015 dengan judul Pengaruh Kompetensi
Terhadap Kinerja Pegawai dan Motivasi sebagai Variabel Intervening
pada Kantor UPTD Pendapatan Wilayah Palu dengan menggunakan
regresi berganda mendapatkan hasil penelitian yaitus kompetensi
berpengaruh positif secara langsung dan signifikan tehadap motivasi
pegawai UPTD Pendapatan Wilayah I Palu, motivasi berpengaruh
positif secara langsung dan signifikan terhadap kinerja pagawai UPTD
Pendapatan Wilayah I Palu. komptensi pegawai berpengaruh positif
secara langsung dan signifikan terhadap kinerja UPTD Pendapatan
Wilayah I Palu. Kompetensi melalui motivasi berpengaruh secara tidak
langsung terhadap kinerja UPTD Pendapatan Wilayah I Palu.
c. Menurut peneliti Maripas Abas M, Ombra A, Associate Professor Shuki
Osman, PhD School of Educational Studies, Universiti Sains Malaysia,
Februari 2013 dengan judul Employability Skills and Task
Performance of Employees in Government Sector. Menggunakan
Statistical Package For Social Sciences (Spss). Hasil penelitian yakni,
terdapat pengaruh positif dan signifikan dari Keterampilan terhadap
kinerja tugas, terdapat pengaruh positif dan signifikan dari kompetensi
terhadap kinerja tugas.
d. Menurut peneliti Febby Fuji Astuti dan Zunaidah tahun 2012 dengan
judul Pengaruh Perubahan Sistem Pengadaan Barang/Jasa dan
60
Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus pada Bagian
Pengadaan Barang/Jasa di Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera
Selatan) menggunakan regresi linear berganda dengan hasil yaitu,
Kedua variabel bebas yaitu variabel pengadaan barang dan jasa dan
variabel kompetnsi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai di Bagian Bagian Pengadaan Barang/Jasa di
Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Selatan), Melalui pengujian
parsial, variabel perubahan sistem pengadaan barang/jasa tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja, dan hanya variabel kompetensi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja, Variabel kompetensi adalah
variabel paling dominan mempengaruhi kinerja pegawai pada Bagian
Pengadaan Barang/Jasa di Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera
Selatan)
e. Srie Wijaya, Chairil, dan Doni dengan judul Telaah Hubungan
Kompetensi, Motivasi dan Kinerja Karyawan PT. Hutama Karya
Jakarta pada tahun 2015 dengan hasil kompetensi berpengaruh terhadap
kinerja karyawan PT. Hutama Karya Jakarta dan Motivasi berpengaruh
terhadap kinerja karyawan PT. Hutama Karya Jakarta.
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
penyusunan penelitian ini. Berikut ini penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
61
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel Metode
Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
1. Arumawan
Mei Saputra
dan Sutikno
MADIC,
Vol.1 No.1,
Oktober 2015
Analisis Pengaruh
Kompetensi,
Motivasi,
Disiplin,
Kepuasan Kerja
dan Remunerasi
Terhadap Kinerja
PNS
Kinerja PNS
(Y)
Kompetensi
Pegawai (X1)
Motivasi Kerja
(X2)
Disiplin Kerja
(X3)
Kepuasan Kerja
(X4)
Remunerasi
(X5)
Menggunakan
metode
penelitian SEM
berbasis
Partial Least
Square (PLS).
1. Kompetensi
berpengaruh positif
terhadap kinerja PNS,
untuk responden tenaga
kependidikan tidak
signifikan dan ditolak,
untuk responden dosen
dapat diterima.
2. Motivasi berpengaruh
positif terhadap Kinerja
PNS.
3. Disiplin berpengaruh
positif terhadap Kinerja
PNS.
4. Kepuasan Kerja
berpengaruh positif
terhadap Kinerja PNS
5. Remunerasi kerja
berpengaruh positif
terhadap Kinerja PNS
Persamaan:
1. Menggunakan
variabel dependen
Kinerja
2. Menggunakan
variabel
independen
Kompetensi
Pegawai
Perbedaan:
1. Menggunakan
Variabel
independen
Motivasi, Disiplin
Kerja, Kepuasan
Kerja,
Remunerasi.
2. Metode penelitian
SEM.
2. Gunawan
e-Jurnal
Katalogis,
Pengaruh
Kompetensi
Terhadap Kinerja
Pegawai dan
Motivasi (Y1)
Kinerja (Y2)
Kompetensi (X)
Regresi 1. Kompetensi
berpengaruh positif
secara langsung dan
signifikan tehadap
Persamaan:
1. Menggunakan
variabel dependen
kinerja
62
Vol.3 No.1,
Januari, 2015
hlm 75-83
Motivasi sebagai
Variabel
Intervening pada
Kantor UPTD
Pendapatan
Wilayah Palu
motivasi pegawai
UPTD Pendapatan
Wilayah I Palu.
2. Motivasi berpengaruh
positif secara langsung
dan signifikan terhadap
kinerja pagawai UPTD
Pendapatan Wilayah I
Palu.
3. Komptensi pegawai
berpengaruh positif
secara langsung dan
signifikan terhadap
kinerja UPTD
Pendapatan Wilayah I
Palu.
4. Kompetensi melalui
motivasi berpengaruh
secara tidak langsung
terhadap kinerja UPTD
Pendapatan Wilayah I
Palu.
2. Menggunakan
variabel
independen
Kompetensi
3. Metode penelitian
Regresi.
Perbedaan:
1. Menggunanakan
variabel dependen
(Y2) Kinerja
3. Srie dan Doni.
Jurnal
Ekonomi
Insentif
Kopwil,
Telaah Hubungan
Kompetensi,
Motivasi dan
Kinerja
Karyawan
(PT. Hutama
Kinerja Karyawan
(Y)
Kompetensi (X1)
Motivasi (X2)
Regresi Linear 1. Kompetensi
berpengaruh terhadap
kinerja karyawan PT.
Hutama Karya
(Persero) Jakarta.
2. Motivasi berpengaruh
Persamaan:
1. Menggunakan
variabel
dependen
Kinerja.
2. Menggunakan
63
Vol.9.1, 2015:
50-55
Karya Jakarta) terhadap kinerja
karyawan PT. Hutama
Karya (Persero)
Jakarta.
variabel
independen
Kompetensi
3. Metode
penelitian
Regresi linear
Perbedaan:
1. Menggunakan
variabel
independen
adalah Motivasi.
4. Maripas Abas
M, Ombra A,
Associate
Professor
Shuki Osman,
PhD.
International
Journal of
Humanities
and Social
Science, Vol.3
No.4,
Februari, 2013
Employability
Skills and Task
Performance of
Employees in
Government
Sector.
Kinerja Tugas (Y)
Keterampilan (X1)
Kompetensi (X2)
Statistical
Package For
Social Sciences
(Spss)
1. Terdapat pengaruh
positif dan signifikan
dari Keterampilan
terhadap kinerja tugas.
2. Terdapat pengaruh
positif dan signifikan
dari kompetensi
terhadap kinerja tugas.
Persamaan:
1. Menggunakan
variabel
independen
adalah
kompetensi.
2. Metode penelitian
SPSS.
Perbedaan:
1. Menggunakan
variabel dependen
kinerja tugas.
2. Menggunakan
variabel
independen
64
ketrempialan.
5. Febby Fuji
Astuti dan
Zunaidah
Jurnal
Manajemen
dan Bisnis
Sriwijaya,
Vol.10 No.20,
Desember
2012
Pengaruh
Perubahan Sistem
Pengadaan
Barang/Jasa dan
Kompetensi
Terhadap Kinerja
Pegawai
(Studi Kasus pada
Bagian
Pengadaan
Barang/Jasa di
Sekretariat DPRD
Provinsi
Sumatera Selatan)
Kinerja (Y)
Perubahan Sitem
Pengadaan Barang
dan Jasa (X1)
Kompetensi (X2)
Regresi Linear
Berganda
1. Kedua variabel bebas
yaitu variabel
pengadaan barang dan
jasa dan variabel
kompetnsi secara
simultan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kinerja
pegawai di Bagian
Bagian Pengadaan
Barang/Jasa di
Sekretariat DPRD
Provinsi Sumatera
Selatan)
2. Melalui pengujian
parsial, variabel
perubahan sistem
pengadaan barang/jasa
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja, dan hanya
variabel kompetensi
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja.
3. Variabel kompetensi
adalah variabel paling
dominan
Persamaan:
1. Menggunakan
variabel
dependen kinerja
2. Menggunakan
variabel
independen
kompetensi.
3. Metode
penelitian
Regresi linear
berganda
Perbedaan:
1. Menggunakan
variabel
independen
pengadaan
barang dan jasa.
65
mempengaruhi kinerja
pegawai pada Bagian
Pengadaan Barang/Jasa
di Sekretariat DPRD
Provinsi Sumatera
Selatan)
6. Agustin Maria
e-Jurnal
Katalogis,
Vol.1 No.1,
Desember
2012, hlm 95-
103.
Pengaruh Gaya
Kepemimpinan,
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia dan
Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja
Pegawai
Sekretariat
Dewan
Perwakilan
Rakyat Daerah
Provinsi Sulawesi
Tengah
Kinerja Pegawai
(Y)
Gaya
Kepemimpinan
(X1)
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia (X2)
Disiplin Kerja
(X3)
Regresi Linear
Berganda
1. Gaya kepemimpinan,
pengembangan sumber
daya manusia dan
disiplin kerja secara
simultan mempunyai
pengaruh signifikan
terhadap kinerja
pegawai pada
Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah.
2. Gaya kepemimpinan
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja
pegawai pada
Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah.
3. Pengembangan sumber
daya manusia
Persamaan:
1. Menggunakan
variabel
dependen Kinerja
2. Menggunakan
variabel
independen gaya
kepemimpinan
3. Metode
penelitian
menggunakan
regresi linear
berganda
Perbedaan:
1. Menggunakan
variabel
independen
adalah sumber
daya manusia dan
didiplin kerja
66
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja
pegawai pada
Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah.
4. Disiplin kerja
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja
pegawai pada
Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah.
7. Resky dan
Engkos
Achmad
Kuncoro
Binus
Business
Review, Vol.
3 No.1, Mei
2012 : 400-
412.
Pengaruh Gaya
Kepemimpinan
terhadap Motivasi
dan dampaknya
terhadap Kinerja
Sumber Daya
Manusia
Kinerja (Y)
Gaya
Kepemimpinan
(X1)
Motivasi (X2)
Regresi Linear
Berganda
1. Gaya kepemimpinan
memiliki pengaruh
yang positif dan
signifikan terhadap
tinggi rendahnya
motivasi. (0,349)2 =
12.18%; (2)
2. Motivasi memiliki
pengaruh yang positif
dan signifikan
terhadap tinggi
rendahnya kinerja
karyawan.
Persamaan:
1. Menggunakan
variabel
dependen Kinerja
2. Menggunakan
variabel
independen gaya
kepemimpinan
3. Metode
penelitian
menggunakan
regresi linear
berganda
67
(0,290)2 = 8,41%
3. gaya kepemimpinan
memiliki pengaruh
yang positif dan
signifikan terhadap
tinggi rendahnya
kinerja karyawan
Perbedaan:
1. Menggunakan
variabel
independen
adalah motivasi
8. Zainal Saida
e-Jurnal
Katalogis,
Vol.1, No.1,
2012: 85-94.
Pengaruh
Kecerdasan
Spiritual, Gaya
Kepemimpinan,
dan Insentif
terhadap
Kinerja Pegawai
Bandara Mutiara
Palu
Kinerja (Y)
Kecerdasan
spiritual (X1)
Gaya
kepemimpinan
(X2)
Insentif (X3)
Regresi Linear
Berganda
1. Variabel kecerdasan
spiritual (X1), gaya
kepemimpinan (X2)
dan Insentif (X3)
secara simultan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
pegawai Bandar
Udara Mutiara Palu.
2. Variabel kecerdasan
spiritual berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kinerja
pegawai Bandar
Udara Mutiara Palu.
3. Variabel gaya
kepemimpinan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
Persamaan:
1. Menggunakan
variabel
dependen Kinerja
2. Menggunakan
variabel
independen gaya
kepemimpinan
3. Metode
penelitian
menggunakan
regresi linear
berganda
Perbedaan:
1. Menggunakan
variabel
independen
adalah
kecerdasan
spiritual dan
68
pegawai Bandar
Udara Mutiara Palu.
4. Variabel insentif
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
pegawai Bandar
Udara Mutiara Palu.
insentif
9. Sameer
Limbare
Indian
Journal of
Industrial
Relations,
The Indian
Journal of
Industrial
Relations.
Vol. 48 No1,
July 2012,
Leadership Styles
& Conflict
Management
Styles of
Executives
Management
Styles of
Executives(Y)
Leadership Styles
(X)
Conflict
linear
regression
1. Missionary
leadership
berpengaruh positif
2. Appeasement conflict
management style
berpengaruh
positifdan conflict
management style
berpengaruh negatif
3. Missionary
leadership style
berpengaruh positif
terhadap with
resignation,
wedrawal, defusion,
confrontation and
negatiation conflic
management styles..
4. Developer leadership
style berpengaruh
Persamaan:
1. Menggunakan
variabel
independen
Leadership Styles
Perbedaan:
1. Metode
penelitian
menggunakan
regresi linear
2. Menggunakan
variabel
dependen adalah
Conflict
Management
Styles of
Executives
69
negatif terhadap with
resignation,
wedrawal, defusion,
confrontation and
negatiation conflic
management styles.
5. Executive leadership
style is berpengaruh
positif dengan
appeasement confict
management style.
70
D. Kerangka Berpikir
Menurut Sekaran dalam Sugiyono (2014:60) pengertian kerangka berpikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Sedangkan menurut Sugiyono (2010:89) kerangka berpikir merupakan penjelasan
secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Kerangka berpikir ini
merupakan suatu argumentasi kita dalam merumuskan hipotesis. Dalam
merumuskan suatu hipotesis, argumentasi kerangka berpikir menggunakan logika
deduktif (untuk metode kuantitatif) dengan memakai pengetahuan ilmiah sebagai
premis premis dasarnya.
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel, yaitu gaya kepemimpinan dan
kompetensi sebagai variabel independen dan kinerja sebagai variabel dependen.
Gaya kepemimpinan diasumsikan mempengaruhi kinerja. Kompetensi
diasumsikan mempengaruhi kinerja dan gaya kepemimpinan dan kompetensi
secara bersama sama di asumsikan mempengaruhi kinerja. Dengan berpijak pada
teori yang diungkapkan sebelumnya. Berdasarkan sifatnya, hubungan antara gaya
kepemimpinan dengan kinerja dan kompetensi dengan kinerja memiliki hubungan
asimetris. Hubungan asimetris berarti variabel independen dan variabel dependen
memiliki hubungan satu arah, dimana variabel independen (gaya kepemimpinan
dan kompetensi) mempengaruhi variabel dependennya (kinerja) namun tidak
sebaliknya. Dijelaskan dalam bagan berikut (terlampir pada halaman selanjutnya):
71
Gambar 2.5
Kerangka Berpikir
H3
H1
H2
X1
GAYA KEPEMIMPINAN
X2
KOMPETENSI
KINERJA
PEGAWAI
(Y)
Metode Penelitian:
1. Uji Statistik Deskriptif
2. Uji Kualitas Data
3. Uji Asumsi Klasik
4. Uji Regresi Berganda
5. Uji Hipotesis
6. Uji Koefisien Determinasi
- Uji Validitas dan Reliabilitas
- Uji Normalitas
- Uji Multikolinearitas
- Uji Heteroksedositas
- Uji Autokorelasi
- Uji statistik t
- Uji statistik F
Hasil
Kesimpulan dan Saran
72
E. Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dalam penelitian merupakan dugaan awal atau
kesimpulan sementara hubungan pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen sebelum dilakukan penelitian dan harus dibuktikan melalui
penelitian. Dimana dugaan tersebut diperkuat melalui teori/jurnal yang mendasari
dan hasil dari penelitian terdahulu. Berdasarkan pada kerangka pemikiran teoritis
di atas, maka dalam penelitian ini peneliti merumuskan Hipotesis Nol (H0) dan
Hipotesis alternatif (Ha) yang kemudian dilakukan pengujian atas Hipotesis Nol
(H0) tersebut untuk membuktikan apakah Hipotesis Nol (H0) tersebut ditolak atau
gagal ditolak. Hipotesis tersebut dapat dinotasikan sebagai berikut:
H01 = Gaya Kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap kinerja pegawai
Ha1 = Gaya Kepemimpinan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
kinerja pegawai
H02 = Kompetensi tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
kinerja pegawai
Ha2 = Kompetensi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja
pegawai
H03 = Gaya Kepemimpinan dan kompetensi secara bersama-sama tidak
berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pegawai
Ha3 = Gaya Kepemimpinan dan kompetensi secara bersama-sama
berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pegawai
73
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Locus, Fokus dan Waktu Penelitian
a) Locus
Penelitian ini dilaksanakan pada Biro Kepegawaian di Kementerian Agama
RI yang beralamat di Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 - 4 Jakarta Pusat.
b) Fokus
Penelitian ini berfokus pada permasalahan mengenai gaya kepemimpinan
dan kompetensi terhadap kinerja pegawai pada Biro Kepegawaian di
Kementerian Agama RI.
c) Waktu Penelitian
Penelitian ini diakukan selama enam (6) bulan mulai dari tanggal 22
Februari 2016 sampai dengan tanggal 5 Agustus 2016.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan
hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lainnya. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh
subyek/obyek itu (Sugiyono,2014:115). Populasi penelitian ini merupakan
74
seluruh pegawai yang bekerja pada Biro Kepegawaian di Kementerian Agama
RI yang berjumlah 141 pegawai.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu (Sugiyono, 2014:116).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini ialah teknik probability
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan
rumus Slovin, yaitu sebagai berikut: (Umar, 2010:65)
Dimana :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Batas kesalahan maksimal yang ditolerir dalam sampel (10%)
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka dihasilkan jumlah sampel
sebagai berikut:
Peneliti menggunakan perhitungan pengambilan sampel dengan
Proportionate Stratified Random Sampling yaitu teknik yang digunakan bila
populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata
75
secara proporsional (Sugiyono, 2014:118). Maka sampel yang akan diambil
yaitu 58 orang.
Tabel 3.1
Proportionate Stratified Random Sampling
Jabatan Eselon Jumlah Populasi Sampel
Kepala Biro Kepegawaian II 1
1
Bagian Data dan Informasi Kepegawaian: 35
Kabag Data dan Informasi Kepegawaian III 1
1
Kasubag Pengolahan Data Kepegawaian IV 1
1
Kasubag Sistem Informasi Kepegawaian IV 1
1
Kasubag Tata Naskah IV 1
1
Staf - 31
10
Bagian Perencanaan dan Penghargaan: 34
Kabag Perencanaan dan Penghargaan III 1
1
Kasubag Perencanaan IV 1
1
Kasubag Penghargaan dan Kesejahteraan Pegawai IV 1
1
Kasubag Tata Usaha IV 1
1
Staf - 30
10
Bagian Mutasi Pegawai: 40
Kabag Mutasi Pegawai III 1
1
Kasubag Pengangkatan IV 1
1
Kasubag Pemindahan dan Kepangkatan IV 1
1
Kasubag Pemberhentian dan Pemensiunan IV 1
1
Staf - 36
13
Bagian Assesmen dan Pengembangan Pegawai: 31
Kabag Assesmen dan Pengembangan Pegawai III 1
1
Kasubag Assesmen Jabatan Struktural IV 1
1
Kasubag Assesmen Jabatan Fungsional IV 1
1
Kasubag Pengembangan Pegawai IV 1
1
Staf - 27
8
TOTAL 141 58
76
C. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Primer
Menurut Sugiyono (2014:137) sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam hal ini peneliti
mengumpulkan data berdasarkan teknik:
a) Interview (wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data karena
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti dan ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam.
1) Wawancara tidak terstruktur
Menurut Sugiyono (2014:140) wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Prdoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
b) Kuesioner (angket)
Menurut Sugiyono (2014:142) kuesioner merupakan teknik
pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja Biro Kepegawaian di
Kementerian Agama RI.
77
Kuesioner diukur dengan menggunakan skala likert, menurut
Sugiyono (2014:93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial, kemudian jawaban-jawaban kuesioner tersebut
diolah dan disusun dalam bentuk tabulasi kemudian dihitung dengan
menggunakan rasio persentase yaitu dimana persentase yang
terbesarlah yang mewakili suatu kesimpulan atas jawaban
permasalahan yang dicari.
Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala lima
alternatif pilihan (skala likert). Variabel kualitas yang berkaitan
diberikan penilaian sebagai berikut (terlampir pada halaman
selanjutnya) :
Tabel 3.2
Penilaian Pengukuran Likert
Kode Kriteria Jawaban Nilai
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
N Netral 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
2. Sumber Sekunder
Menurut Sugiyono (2014:137) sumber sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain, atau dokumen.
a. Studi Kepustakaan (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang
78
sedang diteliti melalui buku, jurnal, internet dan perangkat lain yang
berkaitan dengan penelitian ini.
b. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengutip langsung data yang diperoleh dari Biro Kepegawaian di
Kementerian Agama RI, yang terdiri dari profil, sejarah dan lain
sebagainya.
D. Metode Analisis Data
Data yang terkumpul selanjutnya diuji dan dianalisis dengan SPSS
(Statistical Package for Social Sciences) 22 untuk Windows. Adapun data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, uji kualitas data, analisis
kuantitatif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
1. Uji Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013:19) Statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan
distribusi).
2. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
a) Uji Validitas
Menurut Ghozali (2013:52) uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
79
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Hasil
uji validitas dikatakan valid apabila nilai probabilitasnya lebih kecil dari
0,05 sedangkan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 menunjukkan
bahwa item pernyataan tersebut tidak valid.
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. SPSS dapat mengukur reliabilitas
dengan uji statistik Cronbach Alpha, dengan syarat apabila nilai Cronbach
Alpha > 0,70 menunjukkan instrumen yang digunakan reliable. realibilitas
sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:48).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti
melakukan:
a. Uji Normalitas
Ghozali (2013:160) menyatakan uji normalitas bertujuan untuk
mengukur apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi normal atau mendekati normal.
80
Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara, diantaranya
yaitu dengan melihat kurva probability plot. Normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik.
Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka menunjukan pola distribusi normal yang mengindikasikan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik)
menyebar menjauh dari garis diagonal, maka tidak menunjukan pola
distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013:163).
Kemudian, normalitas data juga dapat dilihat dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov Test. Kolmogorov-Smirnov Test yang paling sering
digunakan di SPSS dalam hal mengecek normalitas (Sufren dan Yonathan,
2013:65). Untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test adalah dengan memperhatikan
angka pada Asymp. Sig. (2-tailed), data berdistribusi normal apabila nilai
signifikansi > 0,05 dan data tidak berdistribusi tidak normal apabila nilai
signifikansi < 0,05 (Sufren dan Yonathan, 2013:68).
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2013:105) Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas
didalam model regresi adalah :
81
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak
yang tidak signifikan mempengaruhi variable dependen.
2) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi, maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi
yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari
multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya
efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya,
serta Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainya. Jika nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF
tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤
0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
c. Uji Heterokedastisitas
Ghozali (2013:139) mengemukakan Uji heteroskedastisitas
bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
82
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi
heteroskesdatisitas.
Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik
Plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual
(SRESID). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar dan kemudian menyempit),
maka mengidikasikan telah terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2013:139).
d. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013:110) uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Cara yang digunakan peneliti untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi adalag dengan menggunakan Uji Durbin-Watson
(DW test). Menurut Santoso (2012:242) untuk mendeteksi adanya
autokorelasi dapat menggunakan uji durbin-watson (D-W). Pengambilan
ada tidaknya autokorelasi dilihat dari pengambilan ketentuan berikut:
83
1) Bila nilai D-W terletak dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif
2) Bila nilai D-W terletak diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi
3) Bila nilai D-W terletak diatas +2 berarti adaautokorelasi negatif
4. Metode Analisis Regresi Berganda
Metode statistik untuk menguji pengaruh antara satu variabel terikat
dan beberapa variabel bebas adalah dengan menggunakan metode regresi
berganda. Dengan bantuan perangkat lunak SPSS 22 (Statistical Package for
Social Sciences) untuk windows. Karena peneliti menggunakan 4 variabel
bebas dan 1 variabel terikat, maka peneliti menggunakan analisis regresi linear
berganda. Menurut Ghozali (2013:7) untuk menguji pengaruh satu variabel
terikat dan beberapa variabel bebas dengan menggunakan regresi berganda.
Menurut Widarjono (2010:9) rumus regresi liner berganda yang
digunakan adalah :
Keterangan :
Y = Kinerja Pegawai
a = Konstanta
β₁- β3 = Koefisien regresi (menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
hubungan nilai variabel independen)
X1 = Gaya Kepemimpinan
X2 = Kompetensi
e = Error
Y = a + b1 X1 + b2 X2+ e
84
5. Uji Hipotesis
a. Uji Statistik t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap
variabel dependen dengan tingkat signifikansi (alpha) 5% (0,05). Jika nilai
probability t lebih besar dari alpha 0,05 maka tidak ada pengaruh secara
parsial dari variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan
jika nilai probability t lebih kecil dari alpha 0,05 maka terdapat pengaruh
secara parsial dari variabel independen terhadap variabel dependen. Selain
itu, dapat juga dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Apabila
thitung lebih besar dari ttabel maka dapat dikatakan bahwa variabel
independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
Sedangkan jika nilai thitung lebih kecil dari ttabel maka dapat dikatakan
bahwa variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2013:98).
b. Uji Statistik f (Uji Simultan)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen untuk mengambil
keputusan hipotesis diterima atau ditolak dengan membandingkan tingkat
signifikansi (alpha) sebesar 5% (0,05). Jika nilai probability F lebih besar
dari alpha 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen dengan kata lain variabel independen
85
secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2013:98). Sebaliknya jika nilai probability F lebih kecil dari
alpha 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu, dapat
juga dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Apabila Fhitung lebih
besar dari Ftabel maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika
nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka dapat dikatakan bahwa variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2013:98).
6. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2013:100) Koefisien Determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. (Ghozali, 2013:100).
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel merupakan upaya penelitian secara rinci,meliputi
nama variabel, konsep variabel, indikator, ukuran dan skala. Dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel yaitu:
86
1. Variabel terikat (Dependent Variable). Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas (Sugiono, 2010: 59). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah kinerja pegawai.
2. Variabel bebas (Independent Variable).Variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiono, 2010: 59). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas ialah gaya kepemimpinan dan
kompetensi.
Tabel 3.3
Operasional Variabel
Variabel Dimensi
Variabel Indikator Skala
Gaya Kepemimpinan
Khaerul Umam
(2010:278)
Gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku
yang digunakan oleh
sesorang pada saat orang
tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku
orang lain seperti yang ia
lihat.
1. Gaya Kepemimpinan
autokratis
1. Pimpinan dengan
kekuasaannya berupa
wewenang menuntut
kepatuhan dalam
memberikan tugas
kepada pegawai.
2. Pimpinan menuntut
kepatuhan berdasar
hubungan berupa
ganjaran rasa aman
pegawai.
Ordinal
2. Gaya
Kepemimpinan
Birokratik
3. Pimpinan
memberikan tugas
kepada pegawai
sesuai dengan
prosedur dan
peraturan yang sudah
ditetapkan.
4. Pimpinan dapat
kreatif dan inovatif
hanya berlaku sesuai
ketetapan dalam
organisasi
Ordinal
87
3. Gaya
Kepemimpinan
Diplomatis
5. Pimpinan
memberikan
semangat kepada
pegawai.
6. Pegawai termotivasi
untuk menjalankan
tugasnya dengan baik.
Ordinal
4. Gaya
Kepemimpinan
Partisipatif
7. Pimpinan mengikut
sertakan pegawai
dalam memberikan
pendapat
8. Pegawai merasa
pendapatnya dihargai
oleh pimpinan
Ordinal
5. Gaya
Kepemimpinan Free Rein
Leade
9. Pimpinan
memberikan
kepercayaan dan
kebebasan kepada
pegawai untuk
menetapkan tujuan
yang harus dicapai.
10. Pimpinan
menjalankan tugasnya
dengan penuh
tanggung jawab
Ordinal
Kompetensi
Moeheriono (2014:16)
Mendefinisikan
kompetensi yaitu
karakteristik yang
mendasari seseorang
berkaitan dengan
efektivitas kinerja individu
dalam pekerjaannya atau
karakteristik dasar
individu yang memiliki
hubungan kausal atau
sebagai sebab-akibat
dengan kriteria yang
dijadikan acuan, efektif,
atau berkinerja prima atau
superior di tempat kerja
atau pada situasi tertentu.
1. Task Skill 11. Ketepatan waktu
12. Adaptasi kerja
13. Mematuhi peraturan
Ordinal
2. Task
Management
Skill
14. Kemampuan
mengelola
15. Kemampuan berpikir
16. Kemampuan
merencanakan
Ordinal
3. Contigency
Management
Skill
17. Pengambilan
keputusan
18. Pengambilan tindakan
19. Memberikan
masukan/ide
Ordinal
4. Job Role
Environment
20. Kerjasama
21. Wawasan
22. Bersosialisasi
Ordinal
5. Transfer Skill
23. Beradaptasi
24. Mudah bergaul
25. Inisiatif
Ordinal
88
Kinerja Pegawai
Mangkunegara
(2011:67)
Kinerja adalah hasil
kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang atau
sekelompok orang
dalam suatu organisasi,
sesuai dengan
wewenang dan
tanggungjawab masing-
masing, dalam rangka
upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan
secara legal, tidak
melanggar hukum dan
sesuai dengan moral
maupun etika.
1. Quality of
work
(kualitas
pekerjaan)
26. Memahami tugas dan
tanggung jawab Hasil
kerja yang diperoleh
27. Kesesuaian hasil kerja
dengan tujuan
organisasi
28. Manfaat hasil kerja
Ordinal
2. Promptness
(ketepatan
waktu
29. Penataan rencana
kerja
30. Ketepatan rencana
kerja dengan hasil
kerja
31. Ketepatan waktu
dalam melaksanakan
tugas
3. Initiative
(prakarsa)
32. Pemberian
ide/gagasan dalam
berorganisasi
33. Tindakan yang
dilakukan untuk
menyelesaikan
permaslahan yang
dihadapi
4. Capability
(kemampuan)
34. Kemampuan yang
dimiliki
35. Keterampilan yang
dimiliki
36. Kemampuan
memanfaatkan
sumber daya yang
dimiliki
5. Communication
(komunikasi) 37. Komunikasi internal
(kedalam) organisasi
38. Komunikasi eksternal
(keluar) organisasi
39. Relasi dan kerjasama
dalam pelaksanaan
tugas
89
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI
Kementerian Agama Republik Indonesia (disingkat Kemenag RI,
dahulu Departemen Agama Republik Indonesia, disingkat Depag RI).
Keberadaan Kementerian Agama sebagai organisasi negara yang membidangi
agama dalam pemerintahan merupakan hasil perjuangan umat Islam
khususnya, dan seluruh bangsa Indonesia pada umumnya. Para pemimpin
Islam ketika itu berhasil memperjuangkan Kementerian Agama atas dasar
pemikiran bahwa Kementerian Agama adalah bagian yang wajar dalam tata
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kementerian Agama
dipimpin oleh seorang Menteri Agama (Menag). Berdirinya pada 3 Januari
1946, sekitar lima bulan setelah proklamasi kemerdekaan kecuali berakar dari
sifat dasar dan karakteristik bangsa Indonesia tersebut di atas juga sekaligus
sebagai realisasi dan penjabaran ideologi Pancasila dan UUD 1945. Ketentuan
juridis tentang agama tertuang dalam UUD 1945 BAB E pasal 29 tentang
Agama ayat 1, dan 2:
1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa;
2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya itu. Dengan demikian agama telah menjadi bagian dari
sistem kenegaraan sebagai hasil konsensus nasional dan konvensi dalam
90
praktek kenegaraan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Kementerian Agama memiliki beberapa satuan kerja yang dinaungi
oleh Sekretariat Jendral meliputi Biro Perencanaan, Biro Kepegawain, Biro
Keuangan dan BUMN, Biro Ortala, Biro Hukum dan KLN, Biro Umum.
Biro Kepegawaian sebagai bagian struktur Kementerian Agama dan
unsur pemerintahan Negara Republik Indonesia. Sebagai salah satu kompenen
atau sub sistem penyelenggaraan yang berusaha semaksimal mungkin
memberdayakan SDM dalam setiap tugas dan mengedepankan aspek
transparansi dan akuntabilitas secara terpadu (integrited) sehingga tercipta
saling kontrol dalam setiap pelaksanaan tugas. Berdasarkan Peraturan Menteri
Agama RI Nomor 10 Tahun 2010 tentang organisasi dan tata kerja
Kementerian Agama, maka dalam pelaksanaan tugasnya Biro Kepegawaian
bertanggung jawab kepada Sekretariat Jendral.
2. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Biro Kepegawaian Kementerian Agama
RI
Sesuai dengan tugas dan fungsi Biro Kepegawaian yang tertuang pada
Peraturan Menteri Agama RI Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agama telah ditetapkan visi dan misi Biro
Kepegawaian.
a. Visi
Mewujudkan sumber daya manusia berkualitas dan manajemen
kepegawaian yang profesional.
91
b. Misi
1) Meningkatkan pengelolaan data, sistem informasi, dan tata
naskah kepegawaian melalui SIMPEG berbasis Iptek mutakhir;
2) Meningkatkan perencanaan, pembinaan disiplin, kesejahteraan
dan penghargaan, serta pelayanan kepegawaian;
3) Meningkatkan pengelolaan dan layanan pengangkatan,
pemindahan dan kepangkatan, serta pemberhentian dan
pemensiunan pegawai;
4) Meningkatkan pelaksanaan assesment dan
pengembangan pegawai.
c. Tujuan
Tujuan merupakan kondisi yang ingin diwujudkan oleh Biro
Kepegawaian dmana tujuan tersebut selaras dengan visi dan misi.
Perumusan tujuan menggambarkan hasil-hasil serta manfaat yang
akan diberikan oleh Biro Kepegawaian. Maka tujuan strategis Biro
Kepegawaian dirumuskan sebagai berikut:
1) Tersedianya data yang akuntabel melalui SIMPEG berbasis Iptek
mutakhir;
2) Tersedianya perencanaan pegawai, pembinaan disiplin serta
pelayanan kepegawaian;
3) Tersedianya pengelolaan dan layanan pengangkatan, pemindahan
dan kepangkatan, serta pemberhentian dan pemensiunan pegawai;
4) Terlaksananya assesment dan pengembangan pegawai.
92
d. Sasaran
Berdasarkan perumusan tujuan Biro Kepegawaian, maka
dirumuskan searah dengan tujuan dalam rangka mewujudkan visi dan
misi organisasi. Perumusan sasaran yang mengacu pada tujuan adalah
sebagai berikut:
1) Meningkatkan efektifitas sistem infromasi manajemen
kepegawaian (SIMPEG) berbasis web;
2) Meningkatkan sistem perencanaan dan penghargaan,
kesejahteraan dan penghargaan pegawai secara optimal;
3) Meningkatkan pelayanan mutasi kepegawaian secara optimal;
4) Meningkatkan pelaksanaan assesment dan pengembangan
pegawai.
3. Tugas Pokok dan Fungsi Biro Kepegawaian
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 10 Tahun 2010
tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Agama, Biro Kepegawaian
mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
a) Tugas Pokok:
Biro Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
data dan informasi kepegawaian, perencanaan dan penghargaan, mutasi,
assesmen, dan pengembangan pegawai di lingkungan Kementerian Agama
serta urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
93
b) Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro
Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
1) Pengelolaan data dan informasi kepegawaian;
2) Pelaksanaan perencanaan dan penghargaan pegawai;
3) Pengelolaan mutasi pegawai;
4) Pengelolaan assesment dan pengembangan pegawai; dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
94
4. Struktur Organisasi Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI
Sumber: profil biro kepegawaian http://ropeg.kemenag.go.id
Biro Kepegawaian
Bagian
Data dan Informasi
Kepegawaian
Bagian
Perencanaan dan
Penghargaan
Bagian Mutasi
Bagian Assesmen
dan Pengembangan
Pegawai
Subbag
Pengelolaan
data
Kepegawaian
Subbag Sistem
Informasi
Kepegawaian
Subbag Tata
Naskah
Subbag
Perencanaan
Kepegawaian
Subbag
Penghargaan
dan
Kesejahteraa
n
Subbag Tata
Usaha Biro
Subbag
Pengangkatan
Subbag
Pemindahan
dan
Kepangkatan
Pegawai
Subbag
Pemberhentian
dan
Pemensiunan
Subbag
Assesment
Jabatan
Struktural
Subbag
Assesment
Jabatan
Fungsional
Subbag
Pengembangan
Pegawai
JFU JFT JFU JFT JFU JFT JFU JFT
95
B. Karakteristik Responden dan Distribusi Jawaban Responden
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil (PNS) Biro
Kepegawaian di Kementerian Agama RI berjumlah 58 orang. Berikut ini
adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian berdasarkan hasil
pengolahan kuesioner yang terdiri dari jenis kelamin, usia, masa kerja,
pendidikan formal, pendidikan fungsional, pendidikan struktural, jabatan
fungsional, jabatan struktural.
a) Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner, maka diperoleh data tentang jenis kelamin responden yang dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.2
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data yang diolah, 2016
Berdasarkan gambar 4.2 diatas, jumlah responden didominasi oleh
jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 36 orang atau 62,1%, sedangkan
jenis kelamin perempuan sebanyak 22 atau 37,9%.
61.70% 38.29%
Laki-laki Perempuan
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
96
b) Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner maka diperoleh data tentang umur responden yang dapat dilihat
pada tabel berikut:
Gambar 4.3
Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Sumber: Data yang diolah, 2016
Berdasarkan gambar 4.3 diatas, responden yang berusia antara
21 – 30 tahun sebanyak 2 atau 3,44%, responden yang berusia antara 31 –
40 tahun sebanyak 7 responden atau 12,06%, responden yang berusia
antara 41 – 50 tahun sebanyak 20 responden atau 34,5%, responden yang
berusia diatas 51 – 58 tahun sebanyak 29 responden atau 50,0%. Usia
responden yang terbanyak adalah usia antara 51-58 tahun sebanyak 29
responden atau 50%.
c) Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner maka diperoleh data tentang umur responden yang dapat dilihat
pada tabel berikut: (terlampir pada halaman berikutnya)
3.44% 12.06%
34.50%
50%
21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-58 tahun
Usia
21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-58 tahun
97
Gambar 4.4
Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja
Sumber: Data yang diolah, 2016
Berdasarkan gambar 4.4 diatas, responden yang masa kerja antara
5 – 10 tahun sebanyak 1 atau 1,7%, responden yang lama bekerja 11 – 15
tahun sebanyak 2 responden atau 3,45%, responden yang lama bekerja 16
– 20 tahun sebanyak 6 responden atau 15,51%, responden yang lama
bekerja 21 – 25 tahun sebanyak 9 responden atau 15,51%, responden yang
lama bekerja 26 – 30 tahun sebanyak 14 responden atau 24,13%,
responden yang lama bekerja 31 – 35 tahun sebanyak 26 responden atau
44,82%. Lama bekerja responden yang terbanyak adalah antara 31 - 35
tahun sebanyak 26 responden atau 44,82%.
d) Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner maka diperoleh data tentang pendidikan terdiri dari pendidikan
formal terakhir, pendidikan fungsional, dan pendidikan struktural yang
dapat dilihat pada tabel berikut: (terlampir pada halaman berikutnya)
1.70% 3.45% 10.34% 15.51% 24.13% 44.82%
5-10 tahun 11-15tahun
16-20tahun
21-25tahun
26-30tahun
31-35tahun
Masa Kerja
5-10 tahun 11-15 tahun 16-20 tahun
21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun
98
1. Pendidikan Formal Terakhir
Gambar 4.5
Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Formal Terakhir
Sumber: Data yang diolah, 2016
2. Pendidikan Fungsional
Gambar 4.6
Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Fungsional
Sumber: Data yang diolah, 2016
3. Pendidikan Struktural
Gambar 4.7
Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Stuktural
Sumber: Data yang diolah, 2016
43.20%
1.70%
34.50%
18.90%
1.70%
SLTA/Sederajat D3 S1 S2 S3
Pendidikan Formal Terakhir SLTA/Sederajat D3 S1 S2 S3
62.10%
13.80% 3.44% 17.24%
3.44%
AnalisKepegawaian
Arsiparis Statistisi PranataKomputer
Tata Persuratan
Pendidikan Non Formal Terakhir Analis Kepegawaian Arsiparis Statistisi
Pranata Komputer Tata Persuratan
0% 5% 5.80%
35.90%
DiklatPIM I DiklatPIM II Diklat PIM III DiklatPIM IV
Pendidikan Struktural
DiklatPIM I DiklatPIM II Diklat PIM III Diklat PIM IV
99
Berdasarkan gambar 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa responden
yang memiliki pendidikan terakhir tingkat SLTA/ Sederajat sebanyak 25
responden atau sebesar 43,2%. Responden yang memiliki pendidikan
terakhir tingkat D3 / Diploma 3 sebanyak 1 responden atau sebesar 1,7%.
Responden yang memiliki pendidikan terakhir tingkat S1 sebanyak 20
responden atau sebesar 34,5%. Responden yang memiliki pendidikan
terakhir tingkat Pasca Sarjana / S2 sebanyak 11 responden atau sebesar
18,9%. Responden yang memiliki pendidikan terakhir tingkat Pasca
Sarjana / S3 sebanyak 1 responden atau sebesar 1,7%.
Berdasarkan gambar 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa responden
yang memiliki pendidikan non formal terakhir, diklat analis kepegawaian
sebanyak 18 responden atau sebesar 62,1%. Responden yang memiliki
pendidikan non formal terakhir, diklat arsiparis sebanyak 4 responden
atau sebesar 13,8%. Responden yang memiliki pendidikan non formal
terakhir, diklat statistisi sebanyak 1 responden atau sebesar 3,4%.
Responden yang memiliki pendidikan non formal terakhir, diklat pranata
komputer sebanyak 5 responden atau sebesar 17,2%. Responden yang
memiliki pendidikan non formal terakhir, diklat tata persuratan sebanyak 1
responden atau sebesar 3,4%.
Berdasarkan gambar 4.7, diatas, dapat diketahui bahwa responden
yang memiliki pendidikan struktural terakhir, DiklatPIM I sebanyak 0
responden atau sebesar 0%. DiklatPIM II sebanyak 1 responden atau
sebesar 5,8%. Responden yang memiliki pendidikan struktural terakhir,
100
DiklatPIM III sebanyak 1 responden atau sebesar 5,8%. responden yang
memiliki pendidikan struktural terakhir, DiklatPIM IV sebanyak 6
responden atau sebesar 35,90%.
e) Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner maka diperoleh data tentang jabatan fungsional, yaitu jabatan
fungsional tertentu (JFT) dan jabatan fungsional umum (JFU) yang dapat
dilihat pada gambar berikut:
1. Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)
Gambar 4.8
Karakteristik Responden berdasar Jabatan Fungsional Tertentu
Sumber: Data yang diolah, 2016
Berdasarkan gambar 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa responden
yang memiliki pendidikan non formal terakhir, diklat analis kepegawaian
sebanyak 18 responden atau sebesar 62,1%. Responden yang memiliki
pendidikan non formal terakhir, diklat arsiparis sebanyak 4 responden
atau sebesar 13,8%. Responden yang memiliki pendidikan non formal
terakhir, diklat statistisi sebanyak 1 responden atau sebesar 3,4%.
Responden yang memiliki pendidikan non formal terakhir, diklat pranata
komputer sebanyak 5 responden atau sebesar 17,2%. Responden yang
62.10%
13.80% 3.44% 17.24%
AnalisKepegawaian
Arsiparis Statistisi Pranata Komputer
Jabatan Fungsional Tertentu
Analis Kepegawaian Arsiparis Statistisi Pranata Komputer
101
memiliki pendidikan non formal terakhir, diklat tata persuratan sebanyak 1
responden atau sebesar 3,4%.
2. Jabatan Fungsional Umum (JFU)
1) Jabatan Fungsional Tertentu
Gambar 4.9
Karakteristik Responden berdasar Jabatan Fungsional Tertentu
Sumber: Data yang diolah, 2016
Berdasarkan gambar 4.9 diatas, dapat diketahui bahwa responden
yang memiliki pendidikan non formal terakhir, diklat analis kepegawaian
sebanyak 18 responden atau sebesar 62,1%. Responden yang memiliki
pendidikan non formal terakhir, diklat arsiparis sebanyak 4 responden
atau sebesar 13,8%. Responden yang memiliki pendidikan non formal
terakhir, diklat statistisi sebanyak 1 responden atau sebesar 3,4%.
Responden yang memiliki pendidikan non formal terakhir, diklat pranata
komputer sebanyak 5 responden atau sebesar 17,2%. Responden yang
memiliki pendidikan non formal terakhir, diklat tata persuratan sebanyak 1
responden atau sebesar 3,4%.
3.44%
Tata Persuratan
Jabatan Fungsional Umum
Tata Persuratan
102
f) Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Struktural
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner maka diperoleh data tentang jabatan responden yang dapat
dilihat pada gambar berikut:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden berdasarkan Jabatan Struktural
Frequency Percent Valid Percent
Valid Kepala Biro Kepegawaian
Kabag Data dan Informasi Kepegawaian
Kasubag Pengolahan Data Kepegawaian
Kasubag Sistem Informasi Kepegawaian
Kasubag Tata Naskah
Kabag Perencanaan dan Penghargaan
Kasubag Perencanaan
Kasubag Penghargaan dan Kesejahteraan
Kasubag Tata Usaha
Kabag Mutasi Pegawai
Kasubag Pengangkatan
Kasubag Pemindahan dan Kepangkatan
Kasubag Pemberhentian dan Pemensiunan
Kabag Assesmen dan Pengembangan
Kasubag Assesmen Jabatan Struktural
Kasubag Pengembangan Pegawai
Staff
Total
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
41
58
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
71.1
100.0
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
71.1
100.0
Sumber: Data yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa responden
yang memiliki jabatan struktural yakni, Kepala Biro Kepegawaian,
Kabag Data dan Informasi Kepegawaian, Kabag Data dan Informasi
Kepegawaian, Kasubag Pengolahan Data Kepegawaian, Kasubag Sistem
Informasi Kepegawaian, Kasubag Tata Naskah,Kabag Perencanaan dan
Penghargaan, Kasubag Perencanaan, Kasubag Penghargaan dan
103
Kesejahteraan, Kasubag Tata Usaha, Kabag Mutasi Pegawai, Kasubag
Pengangkatan, Kasubag Pemindahan dan Kepangkatan, Kasubag
Pemberhentian dan Pemensiunan, Kabag Assesmen dan Pengembangan,
Kasubag Assesmen Jabatan Struktural, Kasubag Pengembangan Pegawai
masing-masing sebanyak 1 responden atau sebesar 1,7%. Responden
yang memiliki jabatan struktural sebagai staff sebanyak 41 responden
atau sebesar 7,1%.
2. Distribusi Jawaban Responden
Model penggambaran mengenai informasi jawaban responden terhadap
butir-butir pernyataan kuesioner pada variabel-variabel penelitian adalah
dengan menggunakan presentase. Berikut ini adalah hasil pengolahan
kuesioner atas tanggapan responden terhadap indikator-indikator yang menjadi
item pertanyaan pada kuesioner dan juga perhitungan skor bagi variabel gaya
kepemimpinan, kompetensi dan kinerja pegawai.
a. Distribusi Jawaban Responden Gaya Kepemimpinan (X1)
Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) pada penelitian ini diukur
melalui 10 pernyataan yang mempresentasikan dimensi dan indikator dari
variabel tersebut. Di dalam kuesioner, 10 pertanyaan pada variabel Gaya
Kepemimpinan berdimensi gaya kepemimpinan autokratis, gaya
kepemimpinan birokratik, gaya kepemimpinan diplomatis, gaya
kepemimpinan partisipatif, dan gaya kepemimpinan free rein leade. Setiap
dimensi mempunyai beberapa indikator yang direpresentasikan dalam
pertanyaan yang dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
104
Tabel 4.2
Distribusi Jawaban Responden Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
No
Pernyataan
Tanggapan responden Skor
STS TS N S SS
% % % % %
1. Pimpinan menuntut
kepatuhan dalam memberikan
tugas kepada pegawai.
5.2 15.5 34.5 38 6.8 100
2. Pimpinan menuntut rasa
aman. 3.4 6.9 24.1 48.3 17.2 100
3. Pimpinan memberikan tugas
kepada pegawai sesuai
dengan prosedur yang sudah
ditetapkan
5.2 15.5 27.6 37.9 13.8 100
4. Pimpinan berkomunikasi
dengan baik. 5.2 6.9 20.7 48.3 19 100
5. Pimpinan memberikan
semangat kepada pegawai. 0 10.3 60.3 29.3 0 100
6. Pegawai termotivasi untuk
menjalankan tugasnya dengan
baik.
0 8.6 34.5 50 6.9 100
7. Pimpinan mengikut sertakan
pegawai dalam pengambilan
keputusan.
5.2 10.3 20.7 48.3 15.5 100
8. Pegawai merasa pendapatnya
dihargai oleh pimpinan. 3.4 1.7 44.8 36.2 13.8 100
9. Pimpinan memberikan
kepercayaan kepada pegawai
untuk menetapkan tujuan
yang harus dicapai.
5.2 6.9 20.7 48.3 19.0 100
10. Pimpinan menjalankan
tugasnya dengan penuh
tanggung jawab.
3.4 8.6 20.7 48.3 19 100
Rata-rata 2.4 7 23.8 50.7 16.1 100
Sumber : Data Primer yang diolah, 2016
Dari data yang telah telah diolah pada tabel 4.2 diatas, menunjukkan
bahwa mayoritas responden menjawab Setuju (S) dengan persentase sebesar
50,7% dari 100%, sisanya menjawab Netral (N) sebesar 23,8%, Sangat
Setuju (SS) sebesar 16,1%, Tidak Setuju (TS) sebesar 7% dan Sangat Tidak
Setuju (STS) sebesar 2,4%.
105
b. Distribusi Jawaban Responden Kompetensi (X2)
Variabel Kompetensi (X2) pada penelitian ini diukur melalui 15
pernyataan yang mempresentasikan indikator-indikator dari variabel
tersebut. Hasil variabel kompetensi dijelaskan pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi (X2)
No
Pernyataan Variabel
Kompetensi
Tanggapan responden
Skor STS TS N S SS
% % % % %
1. Saya selalu melaksanakan
pekerjaan tepat waktu. 0 0 8.6 7.41 17.2 100
2. Saya mengerjakan tugas sesuai
dengan standar yang telah
ditentukan.
5.2 10.3 20.7 48.3 15.5 100
3. Saya dapat mematuhi aturan-
aturan yang ada di Instansi. 0 0 1.7 62.1 36.2 100
4. Saya dapat mengelola tugas
dengan baik. 0 0 5.2 67.2 27.6 100
5. Saya mampu berpikir dengan
baik dalam melaksanakan
tugas.
3.4 6.9 24.1 48.3 17.2 100
6. Saya dapat merencanakan
pekerjaan dengan baik. 0 0 3.4 77.6 19.0 100
7. Saya mampu mengambil
keputusan dengan baik. 0 0 8.6 82.8 8.6 100
8. Saya dapat mengambil tindakan
dengan hati-hati. 0 0 5.2 72.4 22.4 100
9. Saya mampu memberikan
masukan dengan baik. 0 1.7 5.2 81.0 12.1 100
10. Saya merasa nyaman dengan
sesama rekan kerja. 0 3.4 8.6 56.9 31 100
11. Saya dapat mengembangkan
keahlian yang dimiliki oleh
rekan kerja.
0 1.7 13.8 77.6 6.9 100
12. Saya mampu menciptakan
keakraban dengan sesama
rekan kerja.
0 0 6.4 59 34.6 100
13. Saya dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan kerja. 0 0 7.7 62.8 29.5 100
14. Saya mudah bergaul dalam
lingkungan kerja. 0 0 5.1 67.9 26.9 100
15. Saya memiliki gagasan dari
hasil pemikiran sendiri. 0 12.1 0 75.9 12.1 100
Rata-rata 0.6 3.5 10.3 63.1 22.1 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
106
Dari data yang telah telah diolah pada tabel 4.3 diatas,
menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab Setuju (S) dengan
persentase sebesar 63,1% dari 100%, sisanya menjawab Sangat Setuju
(SS) sebesar 22,1%, Netral (N) sebesar 10,3%, , Tidak Setuju (TS)
sebesar 3.5% dan Sangat Tidak Setuju (STS) sebesar 0.6%.
c. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja Pegawai (Y)
Variabel Kinerja (Y) pada penelitian ini diukur melalui 14
pernyataan yang mempresentasikan indikator-indikator dari variabel
tersebut. Hasil tanggapan terhadap variabel kinerja pegawai dijelaskan
pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Pegawai
No
Pernyataan Variabel Kinerja Tanggapan responden
Skor STS TS N S SS
% % % % %
1
Kualitas kerja yang saya hasilkan
sesuai dengan beban yang sudah
ditetapkan
3.4 5.2 29.3 44.8 17.2 100
2
Saya selalu menyelesaikan
pekerjaan sesuai standar kualitas
yang ditetapkan
0 3.4 8.6 56.9 31.0 100
3 Hasil kerja yang baik memberi
manfaat yang baik bagi saya 0 3.4 31 56.9 8.6 100
4
Saya selalu membuat rencana
kerja sebelum melaksananakan
tugas
0 0 6.9 62.1 31 100
5
Hasil kerja/Volume yang dicapai
sesuai dengan yang sudah saya
tentukan
3.4 5.2 31 44.8 15.5 100
6 Saya selalu menyelesaikan tugas
tepat waktu 1.7 3.4 27.6 60.3 6.9 100
7
Dalam setiap kesempatan yang
ada, saya dapat memberikan
ide/gagasan bagi kemajuan
organisasi
1.7 6.9 22.4 48.3 20.7 100
107
8
Saya memberikan ide/gagasan
untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi
1.7 12.1 29.3 37.9 19 100
9 Saya memiliki kemampuan
menyelesaikan tugas dengan baik 3.4 6.9 19 48.3 22.4 100
10 Saya terampil dalam mengelola
pekerjaan dengan praktis dan rapi 3.4 6.9 20.7 48.3 20.7 100
11
Saya mampu mengelola pekerjaan
dengan sumber daya yang dimiliki
perusahaan
0 8.6 34.5 50 6.9 100
12
Saya memiliki komunikasi yang
baik dengan atasan dan rekan
kerja
1.7 8.6 22.4 46.6 20.7 100
13
Saya mampu menjalin komunikasi
yang baik dengan pihak diluar
perusahaan yang berkaitan dengan
pekerjaan
3.4 6.9 24.1 48.3 17.2 100
14
Saya mampu menjalin kerjasama
dengan tim dalam melaksanakan
pekerjaan
1.7 6.9 22.4 48.3 20.7 100
Rata-rata 1.82 6.02 23.6 50 18.6 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Dari data yang telah telah diolah pada tabel 4.4 diatas,
menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab Setuju (S) dengan
persentase sebesar 50% dari 100%, sisanya menjawab Netral (N) sebesar
23,6%, Sangat Setuju (SS) sebesar 18,6%, Tidak Setuju (TS) sebesar
6,02% dan Sangat Tidak Setuju (STS) sebesar 1,82%.
C. Analisis dan Pembahasan
Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: statistik
deskriptif, uji kualitas data (uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik (uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi),
serta uji hipotesis (uji signifikan parameter individual (uji statistik t) dan hasil
108
analisis regresi linear berganda, uji signifikan simultan (uji statsitik F) dan uji
koefisien determinasi (R2)).
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013:19), statistik deskriptif adalah pemberian
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum range, kurotsis dan
skewness (kemencengan distribusi).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi gaya
kepemimpinan, kompetensi dan kinerja pegawai dilihat dari statistik deskriptif
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Gaya Kepemimpinan 58 13 46 35.22 7.039
Kompetensi 58 53 73 60.97 4.626
Kinerja Pegawai 58 28 67 52.83 8.613
Valid N (listwise) 58
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Tabel 4.5 menjelaskan bahwa variabel gaya kepemimpinan, jawaban
minimum responden sebesar 13 dan maksimum sebesar 46, dengan rata-rata
total jawaban 35,22 dan standar deviasi 7,039. Variabel kompetensi jawaban
minimum sebesar 53 dan maksimum sebesar 73, dengan rata-rata total jawaban
60,97 dan standar deviasi 4,626. Variabel kinerja pegawai jawaban minimum
sebesar 28 dan maksimum sebesar 67, dengan rata-rata total jawaban 52,83 dan
standar deviasi 8,613.
109
2. Hasil Uji Kualitas Data
a) Hasil Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Hasil uji validitas dikatakan valid apabila nilai
probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 sedangkan nilai probabilitas lebih
besar dari 0,05 menunjukkan bahwa item pernyataan tersebut tidak valid
(Ghozali, 2013:52). Dasar pengambilan keputusannya adalah:
Jika rhitung > rtabel = pernyataan di anggap valid
Jika rhitung < rtabel = pernyataan di anggap tidak valid
Pada uji validitas dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel
untuk degree of freedom (df) = n - 2 (n adalah jumlah sampel pembentuk
regresi). Kuesioner penelitian ini menggunakan 58 responden, penentuan
rtabel adalah (df) = 58 - 2 = 56. Dengan menggunakan tingkat signifikansi
sebesar 5%, maka nilai rtabel adalah 0,2586.
Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung
(correlated item-total correlation) dengan nilai r tabel, jika r hitung > r
table (pada taraf signifikansi 5%) maka pernyataan tersebut dinyatakan
valid. Hasil pengujian diperoleh sebagai berikut: (terlampir pada halaman
selanjutnya)
110
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Item
Pernyataan
r hitung r tabel Keterangan
Gaya Kepemimpinan (X1)
P1 0,565 0,258 Valid
P2 0,821 0,258 Valid
P3 0,711 0,258 Valid
P4 0,918 0,258 Valid
P5 0,426 0,258 Valid
P6 0,539 0,258 Valid
P7 0,906 0,258 Valid
P8 0,616 0,258 Valid
P9 0,918 0,258 Valid
P10 0,922 0,258 Valid
Kompetensi (X2) P1 0,556 0,258 Valid
P2 0,317 0,258 Valid
P3 0,653 0,258 Valid
P4 0,531 0,258 Valid
P5 0,322 0,258 Valid
P6 0,625 0,258 Valid
P7 0,398 0,258 Valid
P8 0,707 0,258 Valid
P9 0,637 0,258 Valid
P10 0,549 0,258 Valid
P11 0,531 0,258 Valid
P12 0,673 0,258 Valid
P13 0,615 0,258 Valid
P14 0,636 0,258 Valid
P15 0,429 0,258 Valid
Kinerja (Y)
P1 0,733 0,258 Valid
P2 0,293 0,258 Valid
P3 0,657 0,258 Valid
P4 0,272 0,258 Valid
P5 0,716 0,258 Valid
P6 0,717 0,258 Valid
P7 0,881 0,258 Valid
P8 0,708 0,258 Valid
P9 0,896 0,258 Valid
P10 0,900 0,258 Valid
P11 0,545 0,258 Valid
P12 0,682 0,258 Valid
P13 0,781 0,258 Valid
P14 0,923 0,258 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
111
Dari hasil tersebut, maka diperoleh data yang menyatakan bahwa
dari 39 item pertanyaan yang diberikan kepada 58 responden ditemukan
nilai Pearson Correlation lebih besar dari 0,258 (rtabel) yang berarti valid.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang diajukan kepada
responden dari setiap pertanyaan tiap variabel pada penelitian ini mampu
mengukur apa yang diinginkan oleh responden.
b) Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus alpha. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-
masing variabel diperoleh data sebagai berikut: (terlampir pada halaman
selanjutnya)
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
N of
Items
Keterangan
Gaya Kepemimpinan 0,912 10 Reliabel
Kompetensi 0,787 15 Reliabel
Kinerja Pegawai 0,924 14 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan melihat hasil
perhitungan nilai cronbach alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha (α) > 0,70 yaitu apabila dilakukan
penelitian ulang dengan waktu dan variabel yang berbeda akan
112
menghasilkan kesimpulan yang sama, tetapi sebaiknya bila alpha (α) <
0,70 maka dianggap kurang handal, artinya bila variabel-variabel tersebut
dilakukan penelitian ulang dengan waktu yang berbeda akan menghasilkan
kesimpulan yang berbeda.
Hasil pengujian reliabilitas dalam tabel 4.8 menunjukkan bahwa
semua variabel dalam penelitian mempunyai koefisien alpha (α) yang
cukup besar yaitu > 0,70 sehingga dapat dikatakan semua konsep
pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel yang
berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
kuesioner yang handal.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a) Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai data distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data norma atau mendekati normal.
Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu melihat
penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of
Regression Standardized Residual. Sebagai dasar pengambilan
keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis
diagonal maka residual tersebut telah normal.
113
Gambar 4.11
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variabel: Kinerja Pegawai (Y)
Dari grafik P-P Plot diatas terlihat bahwa sebaran data memusat
pada nilai rata-rata dan median atau nilai P-P terletak digaris diagonal,
maka dapat dikatakan bahwa data penelitian ini memiliki penyebaran dan
terdistribusi normal. Dengan normalnya data pada penelitian ini maka
penelitian ini dapat diteruskan.
Untuk menegaskan hasil uji normalitas diatas maka peneliti
melakukan uji Kolmogorov-Smirnov dengan hasil sebagai berikut:
(terlampir pada halaman selanjutnya)
Tabel 4.8
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
N 58
Normal Parametersa,b
Mean 52.8275862
Std. Deviation 7.38212958
Most Extreme Differences Absolute .111
Positive .064
Negative -.111
Test Statistic .111
Asymp. Sig. (2-tailed) .070c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
114
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov diatas, terlihat nilai
Asymp. Sig memiliki nilai 0,70 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data
pada penelitian ini terdistribusi secara normal dan model regresi tersebut
layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen yaitu Kinerja Pegawai
berdasarkan masukan variabel independen yaitu gaya kepemimpinan dan
kompetensi. Maka data penelitian layak digunakan sebagai penelitian.
b) Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk mendeteksi adanya problem
multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel
independen. (terlampir pada halaman berikutnya)
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -2.654 7.912 -.336 .739
Gaya
Kepemimpinan .941 .091 .769 10.396 .000 .881 1.135
Kompetensi .366 .138 .197 2.659 .010 .881 1.135
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.9 diatas terlihat bahwa nilai Tolerance semua
variabel independen > 0,10 dan nilai VIF semua variabel independen <
10,00, yang ditunjukkan dengan nilai Tolerance untuk gaya kepemimpinan
sebesar 0,881 dan kompetensi sebesar 0,881. Serta nilai VIF untuk gaya
kepemimpinan sebesar 1,135 dan kompetensi sebesar 1.135.
115
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi tidak terdapat problem multiko atau dapat dikatakan bebas dari
problem multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
c) Hasil Uji Heterokedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan yang lain. Jika varians
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas. (terlampir pada halaman selanjutnya)
Gambar 4.12
Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan gambar 4.12, grafik Scatterplot menunjukkan bahwa
titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi tidak terdapat indikasi heteroskedastisitas dan dapat digunakan
dalam penelitian ini.
116
d) Hasil Uji Autokorelasi
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat menggunakan uji
Durbin-Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
dapat dilihat dari ketentuan berikut (Santoso, 2012:242).
1) Angka DW di bawah -2, berarti terdapat autokorelasi positif.
2) Angka DW di antara -2 sampai 2, berarti tidak terdapat
autokorelasi.
3) Angka DW diatas 2, berarti terdapat autokorelasi negatif.
Tabel 4.11
Hasil Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .857a .735 .725 4.517 1.488
a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Gaya Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil uji autokorelasi, nilai hitung Durbin-Watson
sebesar 1,488. Hasil ini menunjukkan dalam model regresi tidak terjadi
autokorelasi karena nilai hitung Durbin-Watson lebih besar dari -2 dan
lebih kecil dari 2.
117
4. Hasil Analisis Regresi Berganda
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
linear berganda. Ghozali (2013:7) mengatakan regresi linear berganda
digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel terikat (dependen) dan dua
atau lebih variabel bebas (independen). Tujuan penerapan metode ini adalah
untuk meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel terikat (dependen)
yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independen).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara gaya
kepemimpinan dan kompetensi (variabel Independen) terhadap kinerja pegawai
(variabel dependen) digunakan analisis regresi linear berganda yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Y= a + b1 X1 + b2 X2 +e
Keterangan:
Y = Kinerja Pegawai
a = Konstanta regresi berganda
β₁ = Koefisien regresi Gaya Kepemimpinan (menunjukkan
angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada hubungan nilai variabel independen)
β2 = Koefisien regresi Kompetensi (menunjukkan angka
peningkatan atau penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada hubungan nilai variabel independen)
X1 = Variabel Gaya Kepemimpinan
X2 = Variabel Kompetensi
e = Error
118
Berikut ini merupaskan hasil uji regresi linear berganda:
Tabel 4.12
Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.654 7.912 -.336 .739
Gaya Kepemimpinan
.941 .091 .769 10.396 .000
Kompetensi .366 .138 .197 2.659 .010
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel diatas, maka nilai konstanta dan koefisien
regresi dapat dibentuk menjadi:
Y= -2,654 + 0,941X1 + 0,366 X2
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta (a) adalah menunjukan besarnya nilai kinerja pegawai
(Y). Variabel gaya kepemimpinan dan kompetensi dinyatakan konstan
dengan nilai kinerja pegawai sebesar -2,654
b. Koefisien regresi variabel gaya kepemimpinan (X1) sebesar 0,941
maka menyatakan bahwa adanya pengaruh antara gaya kepemimpinan
dengan kinerja pegawai, jika semakin baik gaya kepemimpinan maka
kinerja pegawai akan meningkat positif. Dimana semakin baik gaya
kepemimpinan maka semakin meningkatkan kinerja pegawai.
c. Koefisien regresi variabel kompetensi (X2) sebesar 0,366 maka
menyatakan bahwa adanya pengaruh antara kompetensi dengan
kinerja pegawai, jika semakin baik kompetensi yang dimiliki pegawai
maka kinerja pegawai akan meningkat positif. Dimana semakin baik
dan tinggi kompetensi maka semakin meningkatkan kinerja pegawai.
119
5. Hasil Uji Hipotesis
a) Hasil Uji Statistik t (Uji Parsial)
Uji statistik t ini bertujuan unuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Uji t dilakukan dengan cara
membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error
dari perbedaan rata-rata dua sampel (Ghozali, 2013:98-99). Untuk menguji
pengaruh masing-masing variabel bebas yang digunakan dalam penelitian
ini secara persial digunakan uji t dengan tingkat signifikan 5%.
Adapun pengambilan keputusan yaitu dengan cara
membandingkan antara thitung dengan ttabel dengan kriteria (Sujarweni,
2013:93) :
1. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas:
a) Jika signifikan t < tingkat kesalahan ( α 0,05 ), maka H0 ditolak,
Ha diterima (berarti ada pengaruh).
b) Jika signifikan t > tingkat kesalahan ( α 0,05 ), maka H0
diterima, Ha ditolak (berarti tidak ada pengaruh).
2. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai thitung:
a) Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak Ha diterima (berarti ada
pengaruh).
b) Jika thitung < ttabel, maka H0 ditolak Ha ditolak (berarti tidak ada
pengaruh).
120
Dengan penentuan ttabel:
n – 1 = 58 – 1 = 57 (57)
Adapun nilai ttabel berasal dari n-1 (n merupakan jumlah sampel)
yang kemudian hasil dari n-1 dapat dilihat pada form ttabel. Pada penelitian
ini jumlah sampel berjumlah 58-1= 57 dan bila dilihat dari form ttabel
dengan memakai tingkat kesalahan penelitian 5% (0.05) maka akan
mendapat nilai 2,002.
Tabel 4.13
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji statistik t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.654 7.912 -.336 .739
Gaya
Kepemimpinan .941 .091 .769 10.396 .000
Kompetensi .366 .138 .197 2.659 .010
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, hasil constant sebesar -2,654 hal ini
berarti variabel depdenden yaitu kinerja pegawai sangat dipengaruhi oleh
variabel independen yaitu (gaya kepemimpinan dan kompetensi). Apabila
salah satu variabel independen itu tidak ada maka kinerja pegawai akan
mengalami penurunan.
Dengan hasil coefficients pada uji-t dan membandingkan tingkat
probabilitas 0,05 dengan nilai signifikansi dan thitung 10.39 > ttabel 2,002.
n – 1
121
Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen adalah sebagai
berikut:
1) Hipotesis 1: Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai
Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel gaya kepemimpinan
(X1) dengan sig. sebesar 0,000 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih
kecil dari nilai probabilitas 0,05 (0,000 < 0,05), dan
nilai thitung 10.39 > ttabel 2,002. Hal tersebut menunjukkan bahwa
hipotesis dalam penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian hal ini menunjukkan bahwa hipotesis H1 adalah gaya
kepemimpinan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja
pegawai Biro Kepegawaian di Kementerian Agama RI. Dengan
demikian, jika gaya kepemimpinan terhadap pegawai tinggi dalam
mengarahkan dan memimpin instansi maka kinerja pegawai dalam
menjalanka kewajiban tugasnya sebagai seorang pegawai negeri sipil
(PNS) pun tinggi.
Hasil ini didukung oleh Agustin Maria (2012) dengan judul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Pengembangan Sumber Daya Manusia
dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dengan hasil
penelitian gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
122
pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah.
2) Hipotesis 2: Pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai
Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel kompetensi (X2)
dengan sig. sebesar 0,010 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih kecil
dari 0 nilai probabilitas 0,05 (0,010 < 0,05), dan nilai thitung 7,012 > ttabel
2,002. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
H0 ditolak Ha diterima. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis 2 adalah kompetensi berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap kinerja pegawai Biro Kepegawaian di Kementerian Agama RI.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Arumawan dan Sutikno pada tahun 2015 dengan
judul Analisis Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Disiplin, Kepuasan
Kerja dan Remunerasi Terhadap Kinerja PNS mendapatkan hasil
penelitian bahwa variabel kompetensi berpengaruh positif signifikan
dan dapat diterima terhadap kinerja PNS di Universitas Negeri
Semarang. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan
Moeheriono (2014:16) mendefinisikan kompetensi yaitu karakteristik
yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu
dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki
hubungan kausal atau sebagai sebab-akibat dengan kriteria yang
dijadikan acuan, efektif, atau berkinerja prima atau superior di tempat
kerja atau pada situasi tertentu.
123
Kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh
setiap pegawai. Pegawai yang berkompeten akan lebih mudah
menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Begitu juga
sebaliknya pegawai yang tidak memiliki kompetensi sesuai dengan
jabatannya akan lebih sulit dalam menyelesaikan pekerjaannya. Biro
Kepegawaian harus lebih memperhatikan kompetensi dari setiap
pegawai agar sesuai dengan deskripsi jabatan yang ada. Kesesuaian
kompetensi dan jabatan pegawai akan berpengaruh terhadap kinerja dari
pegawai tersebut.
b) Hasil Uji Statistik f (Uji Simultan)
Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk mengukur
besarnya pengaruh variabel independen atau variabel bebas yakni gaya
kepemimpinan (X1) dan kompetensi (X2) yang dimasukkan dalam model
regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada
tingkat signifikan harus lebih kecil dari 0,05 (Ghozali, 2013:98). Adapun
pengambilan keputusan yaitu dengan cara membandingkan antara Fhitung
dengan Ftabel dengan kriteria (Sujarweni, 2010:95) :
a. Jika Fhitung > Ftabel = H0 ditolak
b. Jika Fhitung < Ftabel = H0 diterima
124
Hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah:
Tabel 4.14
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji statistik f)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3106.263 2 1553.131 76.133 .000b
Residual 1122.013 55 20.400
Total 4228.276 57
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
b. Predictors: (Constant), Kompetensi, Gaya Kepemimpinan
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.14 menunjukan hasil perhitungan diperoleh
signifikansi sebesar 0,000b. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05
maka nilai signifikansi F sebesar 0,000 menunjukkan lebih kecil dari 0,05
(0,000 < 0,05), maka dapat dikatan terdapat pengaruh signifikan antara
variabel bebas gaya kepemimpinan (X1), dan kompetensi (X2) secara
simultan terhadap variabel terikat kinerja pegawai (Y).
Adapun nilai Ftabel berasal dari perhitungan dengan menggunakan
rumus:
df1 = k – 1
df2 = n – k
Keterangan:
k = jumlah variabel bebas dan terikat
n = jumlah sampel pembentuk regresi
Dengan menggunakan rumus perhitungan diatas, maka didapatkan
hasil sebagai berikut:
df1 = 3 – 1 = 2
df2 = 58 – 3 = 55
125
Pada form Ftabel dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar
5% didapatkan nilai 3,16.
3) Hipotesis 3 : Pengaruh gaya kepemimpinan dan kompetensi secara
simultan terhadap kinerja pegawai
Hasil hipotesis 3 dapat dilihat dari tabel 4.14 yang menunjukan bahwa
nilai Fhitung 76,133 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000b. Karena
tingkat signifikansi 0,05 maka nilai signifikansi F sebesar 0,000
menunjukkan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).
Dan hasil Fhitung 76,133 > Ftabel 3,16 dengan demikian Ha3 di
terima, sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh antara gaya
kepemimpinan dan kompetensi secara simultan terhadap kinerja pegawai
Biro Kepegawaian dapat di terima. Hal ini menunjukan bahwa kesesuaian
gaya kepemimpinan dan kompetensi yang dimiliki menghasilkan kinerja yang
optimal sehingga dapat mencapai tujuan Biro Kepegawaian di Kementerian
Agama RI.
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Muhammad Dzulkifl (2010)
yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Disiplin Kerja,
Kompetensi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai. (Studi Kasus pada
Direktorat Budidaya Florikultura Pasar Minggu Jakarta Selatan). Hasil dari
penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama
(simultan) antara gaya kepemimpinan, motivasi, disiplin kerja, kompetensi dan
budayaorganisasi terhadap kinerja pegawai dengan signifikansi 0,000 dan
Fhitung 16,14,133 > Ftabel 2,41 .
126
6. Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi dapat dikatakan kuat apabila dalam menerangkan variasi
variabel independen terhadap variabel dependen antara 0 (nol) dan 1 (satu)
(Ghozali, 2013:100). Nilai adjusted R Square menandakan kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:100).
Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .857a .735 .725 4.517
a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Gaya Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Terlihat pada tabel 4.15 diatas, menunjukkan bahwa besarnya nilai
Adjusted R Square adalah 0,725. Hal tersebut berarti variabel bebas (gaya
kepemimpinan dan kompetensi) dalam penelitian ini mampu menjelaskan
variabel kinerja pegawai sebesar 72,5%. Dimana sisanya yaitu 27,5%
(100% - 72,5% = 27,5%) dijelaskan oleh faktor-faktor di luar variabel-variabel
tersebut yang tidak di teliti dalam penelitian ini.
127
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk memperoleh pengertian yang komprehensif dan integral terhadap
hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh signifikan secara parsial gaya kepemimpinan terhadap
kinerja pegawai negeri sipil pada Biro Kepegawaian di Kementerian Agama
RI. Hal ini didasarkan pada hasil uji t sebesar 10,396 dan tingkat signifikan
sebesar 0,00. Hal ini memiliki implikasi berarti semakin baik gaya
kepemimpinan seorang pemimpin bisa berpengaruh pada kinerja pegawai.
2. Terdapat pengaruh signifikan secara parsial kompetensi terhadap kinerja
pegawai pada Biro Kepegawaian di Kementerian Agama RI. Hal ini
didasarkan pada hasil uji t sebesar 2,659 dan tingkat signifikan sebesar 0,10.
Hal ini berarti semakin baik kompetensi yang dimiliki pegawai maka dapat
semakin baik kinerja pegawai.
3. Secara bersama-sama (simultan) terdapat pengaruh signifikan gaya
kepemimpinan dan kompetensi terhadap kinerja pegawai pada Biro
Kepegawaian di Kementerian Agama RI. Hal ini didasarkan pada hasil uji f
sebesar 76,133 dan tingkat signifikan sebesar 0,000. Hal ini berarti semakin
tinggi nilai gaya kepemimpinan yang dan kompetensi dimiliki pegawai maka
dapat semakin baik pula kinerja pegawai.
128
Gaya kepemimpinan berperan penting dalam mengarahkan
pegawainya melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan instansi. Seorang
pemimpin mampu mengatasi masalah dengan keputusan-keputusan yang
bijaksana. Pemimpin yang baik selalu mengetahui apa yang diinginkan oleh
anak buahnya dan berinteraksi dengan baik secara profesional maupun
personal. Motivasi yang menjadi pendorong rasa semangat pegawai untuk
melakukan pekerjaan tersebut dengan ikhlas tanpa merasa tekanan yang
menimbulkan stres kerja akibat beban kerja yang dihadapkan kepada pegawai
dalam melakukan pekerjaannya. Kompetensi menjadi dasar kemampuan
dalam menetapkan posisi dan tugas yang sesuai dengan keahlian masing-
masing pegawai berdasarkan pendidikan formal, pendidikan fungsional dan
pendidkan struktural guna meningkatkan kompetensi yang telah ada. Semua
variabel ini mempengaruhi kinerja pegawai.
Gaya kepemimpinan dan kompetensi memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai Biro Kepegawaian di Kementerian Agama RI, baik
secara parsial dan simultan (bersama-sama). Penelitian ini menunjukan bahwa
variabel tersebut perlu diperhatikan dan juga terus menerus mengalami
peningkatan kinerja untuk kemajuan instansi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah diuraikan penulis
diatas maka penulis akan memberikan saran sebagai bentuk sumbangsih
dalam meningkatkan kinerja pegawai. Saran tersebut adalah sebagai berikut:
129
1. Bagi pimpinan
Disarankan, bagi pimpinan yakni Kepala Biro Kepegawaian, kepala
bagian dan kepala sub bagian yang terdapat pada Biro Kepegwaian di
Kementerian Agama RI untuk memperhatikan apa yang menjadi
kebutuhan dan keinginan pegawai ketika pegawai memiliki kesulitan;
memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi; selalu memberikan
semangat secara berkala ataupun terus menerus agar termotivasi untuk
menjalankan tugasnya dengan baik guna meningkatkan kinerja yang
lebih baik dari sebelumnya; dapat secara kreatif dan inovatif dalam
dalam mengondisikan dan memberikan tugas kepada pegawai sesuai
prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan; dan pimpinan dapat
menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan kondisional, Selain itu,
pimpinan hendaknya mau merumuskan kebijakan yang dapat
meningkatkan kompetensi yang dimiliki pegawai guna tecapainya tujuan
organisasi.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Memperluas populasi dan sampel penelitian yang digunakan,
Dengan banyaknya jumlah populasi dan sampel digunakan untuk
melihat kinerja suatu organisasi secara lebih obyektif dan
menyeluruh. Diharapkan penelitian selanjutnya memilih populasi
yang lebih besar agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
b. Memperbanyak jumlah responden yang menjadi objek penelitian.
Dengan banyaknya populasi yang diteliti, maka jumlah responden
130
yang dipilih dalam penelitian juga akan menjadi lebih banyak. Salah
satu cara untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik adalah
dengan meningkatkan taraf signifikansi responden jika
menggunakan rumus slovin dalam menentukan jumlah sampel.
131
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Maria. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah” e-Jurnal Katalogis,
Vol.1 No.1, Desember 2012, hlm 95-103.
Arumawan, Sutikno, ”Analisis Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Disiplin,
Kepuasan Kerja dan Remunerasi Terhadap Kinerja PNS”, MADIC, Vol.1
No.1, Oktober 2015
Darsono, dan Tjatjuk Siswandoko. “Manajemen Sumber Daya Manusia Abad
21”, Nusantara Consulting, Jakarta, 2011.
Davis, Keith dan John W. “Perilaku dalam Organisasi”. Jilid 1, Edisi 7,
Erlangga, Jakarta, 1985.
Dessler, Garry. Human Resources Management. London: Prentice Hall. Salemba
Empat , 2005
Febby, Zunaidah, Pengaruh Peerubahan Sistem Pengadaan Barang/Jasa dan
Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Bagian Pengadaan
Barang/Jasa di Sekretaris DPRS Provinsi Sumatera Selatan), Jurnal
Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol.10 No.20, Desember 2012
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21”,
Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
Gunawan, Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai dan Motivasi
Sebagai Variabel Intervening pada Kantor UPTD Pendapatan Wilayah I
Palu”, e-Jurnal Katalogis, Vol.3 No.1, Januari 2015: 75-83
Handoko, Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogjakarta,
BPFE, 2012
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen sumber daya manusia. Edisi revisi Cetakan
Keenam, Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2012
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia: Dasar dan Kunci
Keberhasilan, Jakarta, PT. Midas Surya Grafindo, 2012
Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan
Abnormal Itu?, Jakarta, Rajawali Pers, 2009
132
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. “ Perilaku Organisasi “, Jilid 2, Jakarta:
Salemba, 2005
Majalah Ikhlas Beramal Edisi 91, Januari-Februari 2015
Mangkunegara, Prabu Anwar. ”Evaluasi Kinerja SDM, Cetakan Ketujuh”
Bandung: Rafika, 2014
Mangkunegara, Prabu Anwar. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT.
Remaja Rosda Karya, Bandung, 2011
Maripaz,dkk, “Employability Skills and Task Performance of Employees in
Goverment Sector”, International Journal of Humanities and Social Science,
Vol.3 No.4, Februari, 2013
Mathis, L. Robert dan Jackson, John H. “Manajemen Sumber Daya Manusia”,
Edisi 10, Salemba empat, Jakarta, 2011.
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Rajawali Pers, Jakarta,
2014
Nawawi, Hadari. “Evaluasi dan Manajemen Kinerja Di Lingkungan Perusahaan
dan Industri”. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2012.
Pasolong, Harbani, Kepemimpinan Birokrasi, Alfabeta, Bandung, 2013
Resky, Engkos. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi dan
Dampaknya Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia”, Binus Business
Review, Vol. 3 No.1, Mei 2012 : 400-412.
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala. “Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan”, Cetakan ke-3, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,
2010.
Riyadi, Slamet. “Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Manufaktur
di Jawa Timur”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 13 No.1, Maret
2011: 40-45.
Robbins, Stephen P. And Timothy A. Judge. Organizational Behavior. New
Jersey: Pearson Education, Inc., 2013
133
Sameer Limbare, “Leadership Styles & Conflict Management Styles of
Executives”, The Indian Journal of Industrial Relations, Vol. 48 No1, July
2012,
Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, Edisi Revisi, PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta, 2012.
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Bandung, PT Refika Aditama, 2013.
Sofyan dan Yohanis. “The Influence of Human Resources Management Strategy
and Competence on Employee Performance with the Mediation of Work
Motivation, Organizational Comitment and Work Culture”, International
Journal of Business and Management Invention, Vol.4, 2015:15-27
Srie dan Doni. “Telaah Hubungan Kompetensi, Motivasi dan Kinerja Karyawan”
Jurnal Ekonomi Insentif Kopwil, Vol.9.1, 2015: 50-55
Sudarmanto, “Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM”. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2014
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif & RND”, Alfabeta, Bandung, 2014
Sufren dan Yonathan Natanael. “Mahir Menggunakan SPSS Secara Otodidak”.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2013.
Teguh, Oey, “Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja SPG
PD. Sumber Jaya, International Journal of Business and Management
Invention, Vol. 2, 1 Mei 2011: 387-389, Binus Business Review.
Thoha, Miftah. Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta, PT. RajaGrafindo
Persada, 2010.
Thoha, Miftah. Manajemen Kepegawaian Sipil Di Indonesia, Jakarta, Kencana
Prenada Media Group, 2007
Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta, PT.
Raja Grafindo, 2014
Tulus, M. Agus, Manajemen Sumber Daya Manusia: Buku Panduan Mahasiswa,
Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1995
Umam, Khaerul, Perilaku Organisasi, Bandung, Pustaka Setia, 2010
134
Umar, Husein , Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta, PT
Raja Grafindo Persada, 2010
Wibowo , Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta, Rajawali Pers, 2014
Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta, Rajawali Pers, 2012.
Widodo, Joko, Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja, Jawa Timur, Bayumedia
Publishing, 2008
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi, dan
Penelitian, Jakarta, Salemba Empat, 2012
Wirawan, Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan
Penelitian, Jakarta, Rajawali Pers, 2014
Yama, Indo. “Modul: Metodologi Penelitian Disertai Contoh Kasus Dengan
Analisis SPSS”, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2008.
Zainal, Saida. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual, Gaya Kepemimpinan, dan
Insentif terhadap Kinerja Pegawai Bandara Mutiara Palu”, e-Jurnal
Katalogis, Vol.1, No.1, 2012: 85-94.
Internet:
http://ropeg.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=236598 Diakses pada 23
Agustus 2015 pukul 00.12
http://ropeg.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=219901 Diakses pada 1
September 2015 pukul 10.21
http://www.lampost.co/berita/tak-maksimal-dpr-kritik-kinerja-kemenag Diakses
pada 4 September 2015 pukul 17.32
135
LAMPIRAN
136
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian
137
Lampiran 2 : Surat Keterangan Izin Penelitian Instansi
138
Lampiran 3 : Surat Keterangan Pembimbing
139
Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian
PENGANTAR
Hal : Permohonan pengisian kuesioner
Lampiran : Satu berkas
Yth : Bapak/Ibu responden di Biro Kepegawaian Kementerian Agama
RI
Ditempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE).
Nama : Septiani Nur Hidayati
NIM : 1112081000093
Fakultas/Jurusan : FEB/ Manajemen
Bersamaan dengan surat ini, saya mengharapkan Bapak/Ibu untuk menjadi
responden yang akan memberikan informasi yang saya butuhkan dengan cara
mengisi kuesioner secara lengkap yang terlampir bersamaan surat ini. Segala
informasi yang diperoleh dari kuesioner yang Bapak/Ibu jawab tidak akan
mempengaruhi status Bapak/Ibu sebagai karyawan dan dijamin kerahasiaannya.
Demikian pengantar ini dibuat. Atas perhatian, bantuan, dan kerjasama Bapak/Ibu
saya ucapkan terimakasih.
Jakarta, Agustus 2016
Hormat saya
Peneliti
Septiani Nur Hidayati
140
KUISIONER PENELITIAN
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMPETENSI TERHADAP
KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
(STUDI KASUS BIRO KEPEGAWAIAN DI KEMENTERIAN AGAMA RI)
A. No. Responden : ________ (Diisi oleh peneliti)
Tanggal/Bulan/Tahun :_______/_______/ 2016
Petunjuk Pengisian : Jawablah pertanyaan atau pernyataan berikut ini dengan
mengisi jawaban pada titik-titik yang telah disediakan atau dengan memberi tanda cek
(√) pada kotak pilihan jawaban yang telah disediakan. Jawablah pertanyaan-
pertanyaan tersebut dengan sejujurnya. Kuesioner ini hanya dipergunakan untuk bahan
penelitian semata.
Keterangan :
Kode Kriteria Nilai
STS Sangat Tidak Setuju 1
TS Tidak Setuju 2
N Netral 3
S Setuju 4
SS Sangat Setuju 5
B. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
Umur :
No. HP :
Lama bekerja :
Jabatan :
Pendidikan Terakhir :
SLTA Diploma 1 Diploma 2 Diploma 3
Diploma 4 S1 S2 S3
Pangkat/Golongan :
Pengatur Muda/IIa Penata Muda/IIIa Pembina Muda/IVa
Pengatur Muda tk.I/IIb Penata Muda tk.I/IIIb Pembina Muda/IVb
Pengatur/II c Penata/III c Pembina /IVc
Pengatur tk.I/IId Penata tk.I/IIId Pembina tk.I/IVd
141
1. Gaya Kepemimpinan (X1)
No.
Pernyataan
STS TS N S SS
1 2 3 4 5
1. Pimpinan menuntut kepatuhan dalam
memberikan tugas kepada pegawai.
2. Pimpinan menuntut rasa aman.
3. Pimpinan memberikan tugas kepada pegawai
sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan.
4. Pimpinan berkomunikasi dengan baik.
5. Pimpinan memberikan semangat kepada
pegawai.
6. Pegawai termotivasi untuk menjalankan
tugasnya dengan baik.
7. Pimpinan mengikut sertakan pegawai dalam
pengambilan keputusan.
8. Pegawai merasa pendapatnya dihargai oleh
pimpinan.
9. Pimpinan memberikan kepercayaan kepada
pegawai untuk menetapkan tujuan yang harus
dicapai
10. Pimpinan menjalankan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab.
2. Kompetensi (X2)
No.
Pernyataan
STS TS N S SS
1 2 3 4 5
11. Saya selalu melaksanakan pekerjaan tepat
waktu.
12. Saya mengerjakan tugas sesuai dengan standar
yang telah ditentukan.
13. Saya dapat mematuhi aturan-aturan yang ada di
Instansi.
14. Saya dapat mengelola tugas dengan baik.
15. Saya mampu berpikir dengan baik dalam
melaksanakan tugas.
16. Saya dapat merencanakan pekerjaan dengan
baik.
17. Saya mampu mengambil keputusan dengan
baik.
142
18. Saya dapat mengambil tindakan dengan hati-
hati.
19. Saya mampu memberikan masukan dengan
baik.
20. Saya merasa nyaman dengan sesama rekan
kerja.
21. Saya dapat mengembangkan keahlian yang
dimiliki oleh rekan kerja.
22. Saya mampu menciptakan keakraban dengan
sesama rekan kerja.
23. Saya dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja.
24. Saya mudah bergaul dalam lingkungan kerja.
25. Saya memiliki gagasan dari hasil pemikiran
sendiri.
3. Kinerja Pegawai (Y)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 2 3 4 5
26. Kualitas kerja yang saya hasilkan sesuai dengan
beban yang sudah ditetapkan
27. Saya selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai
standar kualitas yang ditetapkan
28. Hasil kerja yang baik memberi manfaat yang
baik bagi saya
29. Saya selalu membuat rencana kerja sebelum
melaksananakan tugas
30. Hasil kerja/Volume yang dicapai sesuai dengan
yang sudah saya tentukan
31. Saya selalu menyelesaikan tugas tepat waktu
32. Dalam setiap kesempatan yang ada, saya dapat
memberikan ide/gagasan bagi kemajuan
organisasi
33. Saya memberikan ide/gagasan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi
34. Saya memiliki kemampuan menyelesaikan tugas
dengan baik
35. Saya terampil dalam mengelola pekerjaan
dengan praktis dan rapi
143
36. Saya mampu mengelola pekerjaan dengan
sumber daya yang dimiliki perusahaan
37. Saya memiliki komunikasi yang baik dengan
atasan dan rekan kerja
38. Saya mampu menjalin komunikasi yang baik
dengan pihak diluar perusahaan yang berkaitan
dengan pekerjaan
39. Saya mampu menjalin kerjasama dengan tim
dalam melaksanakan pekerjaan
***TERIMAKASIH***
144
Lampiran 5: Distribusi Frekuensi Pernyataan Kuesioner
No. GAYA KEPEMIMPINAN
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 24
2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 36
3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 3 30
4 3 3 3 1 2 3 2 3 1 2 23
5 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 35
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
7 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 38
8 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 13
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
10 2 3 2 2 4 3 2 4 2 2 26
11 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 46
12 4 5 5 4 3 4 4 3 4 4 40
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
14 3 4 4 5 3 4 5 5 5 5 43
15 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 35
16 5 4 4 5 3 3 5 3 5 5 42
17 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 37
18 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 31
19 1 1 1 1 2 5 1 3 1 1 17
20 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19
21 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 30
22 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
24 4 3 4 4 3 3 4 2 4 4 35
25 2 5 4 5 4 4 5 4 5 5 43
26 1 4 1 5 2 5 1 4 5 5 33
27 2 5 2 5 2 3 2 3 5 5 34
28 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32
29 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 40
30 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 41
31 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 41
32 3 4 4 4 2 5 4 4 4 4 38
33 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 39
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
35 3 3 5 3 3 3 3 4 3 3 33
36 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 37
145
37 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 40
38 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 40
39 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
40 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 31
41 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 37
42 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 40
43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
44 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38
45 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 23
46 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
47 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 31
48 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 30
49 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 30
50 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 36
51 3 5 4 5 3 4 5 5 5 5 44
52 3 5 4 5 3 4 5 5 5 5 44
53 2 4 4 5 3 4 5 5 5 5 42
54 3 4 4 5 3 4 5 5 5 5 43
55 2 4 4 5 3 4 5 5 5 5 42
56 3 5 4 4 3 4 4 4 4 4 39
57 2 5 4 4 3 4 4 5 4 4 39
58 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 36
No.
Variabel Kompetensi
TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 5 2 5 5 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 64
2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
3 4 3 4 4 2 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 60
4 4 2 5 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 61
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 3 4 58
6 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 71
7 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 67
8 4 1 4 5 1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 60
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
10 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
11 4 5 4 3 5 4 4 4 2 4 4 4 5 5 4 61
12 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 62
13 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
14 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
146
15 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 58
16 3 5 5 4 4 4 3 5 4 5 3 5 5 5 3 63
17 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 64
18 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 53
19 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
20 5 2 5 5 2 5 5 5 4 2 4 3 4 4 5 60
21 4 3 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 68
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
23 4 3 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 57
24 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 58
25 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 64
26 4 1 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 62
27 5 2 4 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 5 63
28 4 3 5 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 56
29 3 4 4 4 5 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 54
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
31 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 72
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 59
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 58
35 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 57
36 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 65
37 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 59
38 3 4 3 4 5 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 53
39 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 65
40 5 3 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 61
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
42 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
43 4 3 5 5 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 64
44 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 59
45 4 2 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 59
46 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 62
47 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
48 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 57
49 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 55
50 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
51 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 72
52 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 73
53 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
147
54 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 72
55 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 58
56 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
57 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
58 4 4 5 3 4 3 4 5 5 4 4 4 5 4 4 62
No. Kinerja Pegawai
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 5 5 4 5 5 4 2 3 2 2 3 5 3 3 51
2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 48
3 5 4 4 5 5 4 3 3 3 3 4 4 2 3 52
4 3 4 4 5 3 4 5 5 5 5 3 3 3 5 57
5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 54
6 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
7 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 55
8 1 5 5 5 1 5 3 3 1 1 2 1 1 2 36
9 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 54
10 2 4 4 4 2 4 2 4 2 2 3 2 3 2 40
11 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 63
12 5 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 58
13 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 42
14 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 61
15 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 51
16 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 3 5 4 5 62
17 3 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 54
18 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 46
19 1 4 3 4 1 1 1 2 1 1 5 3 1 1 29
20 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 28
21 3 5 3 5 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 46
22 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
23 3 5 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 45
24 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 5 3 4 51
25 4 4 4 4 4 4 5 2 5 5 4 5 5 5 60
26 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 67
27 4 3 5 4 4 4 5 4 5 5 3 5 5 5 61
28 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 46
29 5 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 5 4 56
30 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 58
31 4 5 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 56
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 58
148
33 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 59
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 57
35 5 4 3 4 5 3 3 5 3 3 3 4 3 3 51
36 3 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 55
37 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 58
38 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 53
39 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
40 3 5 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 46
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
42 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 58
43 3 5 3 5 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 47
44 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 50
45 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 33
46 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
47 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 48
48 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 44
49 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 43
50 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 50
51 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 66
52 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 66
53 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 61
54 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 63
55 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 61
56 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 59
57 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 58
58 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 50
149
Lampiran 6: Hasil Output SPSS Hasil Uji Validitas untuk Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL
P1 Pearson Correlation 1 .353** .504
** .383
** .527
** .062 .593
** -.011 .383
** .394
** .565
**
Sig. (2-tailed)
.007 .000 .003 .000 .646 .000 .935 .003 .002 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P2 Pearson Correlation .353** 1 .547
** .772
** .224 .363
** .658
** .496
** .772
** .788
** .821
**
Sig. (2-tailed) .007
.000 .000 .091 .005 .000 .000 .000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P3 Pearson Correlation .504** .547
** 1 .494
** .287
* .332
* .696
** .302
* .494
** .506
** .711
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
.000 .029 .011 .000 .021 .000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P4 Pearson Correlation .383** .772
** .494
** 1 .237 .451
** .793
** .540
** 1.000
** .992
** .918
**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .000
.074 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P5 Pearson Correlation .527** .224 .287
* .237 1 .151 .432
** .129 .237 .211 .426
**
Sig. (2-tailed) .000 .091 .029 .074
.257 .001 .334 .074 .112 .001
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P6 Pearson Correlation .062 .363** .332
* .451
** .151 1 .340
** .511
** .451
** .455
** .539
**
Sig. (2-tailed) .646 .005 .011 .000 .257
.009 .000 .000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P7 Pearson Correlation .593** .658
** .696
** .793
** .432
** .340
** 1 .519
** .793
** .796
** .906
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .009
.000 .000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P8 Pearson Correlation -.011 .496** .302
* .540
** .129 .511
** .519
** 1 .540
** .549
** .616
**
Sig. (2-tailed) .935 .000 .021 .000 .334 .000 .000
.000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P9 Pearson Correlation .383** .772
** .494
** 1.000
** .237 .451
** .793
** .540
** 1 .992
** .918
**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .000 .074 .000 .000 .000
.000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P10 Pearson Correlation .394** .788
** .506
** .992
** .211 .455
** .796
** .549
** .992
** 1 .922
**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .112 .000 .000 .000 .000
.000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
TOTAL Pearson Correlation .565** .821
** .711
** .918
** .426
** .539
** .906
** .616
** .918
** .922
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
150
Hasil Uji Validitas untuk Variabel Kompetensi (X2)
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 TOTAL
P1 Pearson Correlation 1 -.164 .423** .384
** -.125 .556
** .414
** .495
** .339
** .155 .435
** .352
** .304
* .258 .490
** .556
**
Sig. (2-tailed)
.219 .001 .003 .351 .000 .001 .000 .009 .245 .001 .007 .020 .050 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P2 Pearson Correlation -.164 1 -.089 -.115 .658** -.085 -.080 .038 .096 .110 .017 -.036 -.013 -.045 -.102 .317
*
Sig. (2-tailed) .219
.507 .392 .000 .527 .549 .776 .473 .410 .901 .791 .922 .739 .447 .015
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P3 Pearson Correlation .423** -.089 1 .546
** -.028 .370
** .244 .514
** .504
** .326
* .136 .547
** .604
** .451
** .275
* .653
**
Sig. (2-tailed) .001 .507
.000 .834 .004 .065 .000 .000 .012 .310 .000 .000 .000 .037 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P4 Pearson Correlation .384** -.115 .546
** 1 -.137 .584
** .158 .446
** .438
** .274
* .213 .396
** .203 .275
* .267
* .531
**
Sig. (2-tailed) .003 .392 .000
.307 .000 .237 .000 .001 .037 .109 .002 .127 .037 .043 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P5 Pearson Correlation -.125 .658** -.028 -.137 1 -.089 .087 .040 .060 .020 -.030 -.085 -.019 -.020 .037 .322
*
Sig. (2-tailed) .351 .000 .834 .307
.504 .514 .764 .655 .881 .821 .526 .890 .883 .783 .014
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P6 Pearson Correlation .556** -.085 .370
** .584
** -.089 1 .464
** .579
** .448
** .140 .294
* .464
** .222 .449
** .471
** .625
**
Sig. (2-tailed) .000 .527 .004 .000 .504
.000 .000 .000 .293 .025 .000 .094 .000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P7 Pearson Correlation .414** -.080 .244 .158 .087 .464
** 1 .335
* .424
** -.232 .323
* .073 .145 .154 .423
** .398
**
Sig. (2-tailed) .001 .549 .065 .237 .514 .000
.010 .001 .079 .014 .585 .276 .249 .001 .002
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P8 Pearson Correlation .495** .038 .514
** .446
** .040 .579
** .335
* 1 .543
** .265
* .272
* .465
** .371
** .457
** .424
** .707
**
Sig. (2-tailed) .000 .776 .000 .000 .764 .000 .010
.000 .044 .039 .000 .004 .000 .001 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P9 Pearson Correlation .339** .096 .504
** .438
** .060 .448
** .424
** .543
** 1 .231 .287
* .405
** .285
* .236 .286
* .637
**
Sig. (2-tailed) .009 .473 .000 .001 .655 .000 .001 .000
.081 .029 .002 .030 .075 .029 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P10 Pearson Correlation .155 .110 .326* .274
* .020 .140 -.232 .265
* .231 1 .465
** .632
** .393
** .549
** -.098 .549
**
Sig. (2-tailed) .245 .410 .012 .037 .881 .293 .079 .044 .081
.000 .000 .002 .000 .463 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P11 Pearson Correlation .435** .017 .136 .213 -.030 .294
* .323
* .272
* .287
* .465
** 1 .263
* .360
** .319
* .273
* .531
**
Sig. (2-tailed) .001 .901 .310 .109 .821 .025 .014 .039 .029 .000
.046 .006 .015 .038 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P12 Pearson Correlation .352** -.036 .547
** .396
** -.085 .464
** .073 .465
** .405
** .632
** .263
* 1 .605
** .583
** .124 .673
**
Sig. (2-tailed) .007 .791 .000 .002 .526 .000 .585 .000 .002 .000 .046
.000 .000 .354 .000
151
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P13 Pearson Correlation .304* -.013 .604
** .203 -.019 .222 .145 .371
** .285
* .393
** .360
** .605
** 1 .666
** .123 .615
**
Sig. (2-tailed) .020 .922 .000 .127 .890 .094 .276 .004 .030 .002 .006 .000
.000 .358 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P14 Pearson Correlation .258 -.045 .451** .275
* -.020 .449
** .154 .457
** .236 .549
** .319
* .583
** .666
** 1 .130 .636
**
Sig. (2-tailed) .050 .739 .000 .037 .883 .000 .249 .000 .075 .000 .015 .000 .000
.331 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P15 Pearson Correlation .490** -.102 .275
* .267
* .037 .471
** .423
** .424
** .286
* -.098 .273
* .124 .123 .130 1 .429
**
Sig. (2-tailed) .000 .447 .037 .043 .783 .000 .001 .001 .029 .463 .038 .354 .358 .331
.001
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
TOTAL Pearson Correlation .556** .317
* .653
** .531
** .322
* .625
** .398
** .707
** .637
** .549
** .531
** .673
** .615
** .636
** .429
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .015 .000 .000 .014 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas untuk Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 TOTAL
P1 Pearson Correlation 1 .024 .259* .052 .981
** .374
** .510
** .365
** .566
** .559
** .382
** .699
** .584
** .571
** .733
**
Sig. (2-tailed)
.855 .049 .701 .000 .004 .000 .005 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P2 Pearson Correlation .024 1 .311* .632
** .033 .330
* .103 .235 .095 .104 .195 .108 .020 .156 .293
*
Sig. (2-tailed) .855
.017 .000 .806 .012 .442 .075 .477 .438 .142 .421 .881 .241 .026
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P3 Pearson Correlation .259* .311
* 1 .368
** .247 .899
** .554
** .558
** .460
** .475
** .358
** .273
* .426
** .554
** .657
**
Sig. (2-tailed) .049 .017
.004 .062 .000 .000 .000 .000 .000 .006 .038 .001 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P4 Pearson Correlation .052 .632** .368
** 1 .035 .359
** .165 .265
* .090 .106 -.030 .077 -.085 .165 .272
*
Sig. (2-tailed) .701 .000 .004
.793 .006 .217 .044 .501 .429 .826 .563 .526 .217 .039
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P5 Pearson Correlation .981** .033 .247 .035 1 .362
** .488
** .355
** .547
** .538
** .365
** .699
** .560
** .550
** .716
**
Sig. (2-tailed) .000 .806 .062 .793
.005 .000 .006 .000 .000 .005 .000 .000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P6 Pearson Correlation .374** .330
* .899
** .359
** .362
** 1 .629
** .590
** .534
** .547
** .269
* .239 .501
** .629
** .717
**
Sig. (2-tailed) .004 .012 .000 .006 .005
.000 .000 .000 .000 .041 .071 .000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P7 Pearson Correlation .510** .103 .554
** .165 .488
** .629
** 1 .606
** .925
** .944
** .373
** .491
** .707
** .958
** .881
**
Sig. (2-tailed) .000 .442 .000 .217 .000 .000
.000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000
152
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P8 Pearson Correlation .365** .235 .558
** .265
* .355
** .590
** .606
** 1 .597
** .587
** .416
** .253 .496
** .606
** .708
**
Sig. (2-tailed) .005 .075 .000 .044 .006 .000 .000
.000 .000 .001 .055 .000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P9 Pearson Correlation .566** .095 .460
** .090 .547
** .534
** .925
** .597
** 1 .982
** .416
** .568
** .765
** .964
** .896
**
Sig. (2-tailed) .000 .477 .000 .501 .000 .000 .000 .000
.000 .001 .000 .000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P10 Pearson Correlation .559** .104 .475
** .106 .538
** .547
** .944
** .587
** .982
** 1 .422
** .563
** .760
** .983
** .900
**
Sig. (2-tailed) .000 .438 .000 .429 .000 .000 .000 .000 .000
.001 .000 .000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P11 Pearson Correlation .382** .195 .358
** -.030 .365
** .269
* .373
** .416
** .416
** .422
** 1 .413
** .363
** .398
** .545
**
Sig. (2-tailed) .003 .142 .006 .826 .005 .041 .004 .001 .001 .001
.001 .005 .002 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P12 Pearson Correlation .699** .108 .273
* .077 .699
** .239 .491
** .253 .568
** .563
** .413
** 1 .517
** .573
** .682
**
Sig. (2-tailed) .000 .421 .038 .563 .000 .071 .000 .055 .000 .000 .001
.000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P13 Pearson Correlation .584** .020 .426
** -.085 .560
** .501
** .707
** .496
** .765
** .760
** .363
** .517
** 1 .747
** .781
**
Sig. (2-tailed) .000 .881 .001 .526 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .005 .000
.000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
P14 Pearson Correlation .571** .156 .554
** .165 .550
** .629
** .958
** .606
** .964
** .983
** .398
** .573
** .747
** 1 .923
**
Sig. (2-tailed) .000 .241 .000 .217 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000
.000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
TOTAL Pearson Correlation .733** .293
* .657
** .272
* .716
** .717
** .881
** .708
** .896
** .900
** .545
** .682
** .781
** .923
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .026 .000 .039 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji Reabilitas untuk Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
.912 .906 10
Uji Reabilitas untuk Variabel Kompetensi (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
.787 .841 15
153
Uji Reabilitas untuk Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.924 .918 14
a. Hasil Uji Normalitas
Secara grafik Normal Probability plot dan Histogram
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 58
Normal Parametersa,b
Mean 52.8275862
Std. Deviation 7.38212958
Most Extreme Differences Absolute .111
Positive .064
Negative -.111
Test Statistic .111
Asymp. Sig. (2-tailed) .070c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
154
b. Hasil Uji Heteroskedositas
c. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -2.654 7.912 -.336 .739
Gaya Kepemimpinan .941 .091 .769 10.396 .000 .881 1.135
Kompetensi .366 .138 .197 2.659 .010 .881 1.135
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
d. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .857a .735 .725 4.517 1.488
a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Gaya Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.654 7.912 -.336 .739
Gaya Kepemimpinan .941 .091 .769 10.396 .000
Kompetensi .366 .138 .197 2.659 .010
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
155
Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.654 7.912 -.336 .739
Gaya Kepemimpinan .941 .091 .769 10.396 .000
Kompetensi .366 .138 .197 2.659 .010
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
b. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik f)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3106.263 2 1553.131 76.133 .000b
Residual 1122.013 55 20.400
Total 4228.276 57
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
b. Predictors: (Constant), Kompetensi, Gaya Kepemimpinan
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .857a .735 .725 4.517
a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Gaya Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai