PENGARUH FASILITAS PERPUSTAKAAN DAN PELAYANAN …/Pengaruh-Fasilitas... · menyebut namaku dalam...
Transcript of PENGARUH FASILITAS PERPUSTAKAAN DAN PELAYANAN …/Pengaruh-Fasilitas... · menyebut namaku dalam...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH FASILITAS PERPUSTAKAAN DAN PELAYANAN
PUSTAKAWAN TERHADAP MINAT BACA MASYARAKAT
DI PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI
SKRIPSI
Oleh:
DONI FREDIYANTO
K7407061
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGARUH FASILITAS PERPUSTAKAAN DAN PELAYANAN
PUSTAKAWAN TERHADAP MINAT BACA MASYARAKAT
DI PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI
Oleh:
DONI FREDIYANTO
K7407061
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Doni Frediyanto. PENGARUH FASILITAS PERPUSTAKAAN DAN
PELAYANAN PUSTAKAWAN TERHADAP MINAT BACA
MASYARAKAT DI PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN
BOYOLALI. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Menganalisis bagaimana pengaruh
fasilitas perpustakaan terhadap minat baca masyarakat di Perpustakaan Daerah
Kabupaten Boyolali. (2) Menganalisis bagaimana pengaruh pelayanan
pustakawan terhadap minat baca masyarakat di Perpustakaan Daerah Kabupaten
Boyolali. (3) Menganalisis pengaruh fasilitas perpustakaan dan pelayanan
pustakawan secara bersama-sama terhadap minat baca masyarakat di
Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan
metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Perpustakaan
Daerah Kabupaten Boyolali. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah random sampling, sebanyak 73 pengunjung atau 15% dari
rata-rata jumlah pengunjung perpustakaan setiap bulan. Teknik pengumpulan data
yaitu dengan menggunakan metode angket. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear ganda.
Dengan hasil persamaan garis linier ganda = 3,852 + 0,377 X1 + 0,415
X2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada pengaruh
positif yang signifikan antara fasilitas perpustakaan terhadap minat baca
pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali. Hal ini terbukti dari hasil
analisis regresi yang memperoleh thitung > ttabel yaitu 5,333 > 2,000 pada taraf
signifikansi 5%. (2) Ada pengaruh positif yang signifikan antara pelayanan
pustakawan terhadap minat baca pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten
Boyolali. Hal ini terbukti dari hasil analisis regresi yang memperoleh thitung > ttabel
yaitu 5,563 > 2,000 pada taraf signifikansi 5%. (3) Ada pengaruh positif yang
signifikan antara fasilitas perpustakaan dan pelayanan pustakawan terhadap minat
baca pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali. Hal ini terbukti dari
hasil analisis regresi yang memperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 56,195 > 3,15 pada
taraf signifikansi 5%. Sumbangan relatif fasilitas perpustakaan (X1) terhadap
minat baca (Y) sebesar 48,6% dan sumbangan relatif pelayanan pustakawan (X2)
terhadap minat baca (Y) sebesar 51,4%. Untuk sumbangan efektif fasilitas
perpustakaan (X1) terhadap minat baca (Y) sebesar 29,9% dan pelayanan
pustakawan (X2) terhadap minat baca (Y) sebesar 31,7%.
Kata kunci: Fasilitas Perpustakaan, Pelayanan Pustakawan, Minat Baca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Doni Frediyanto. THE EFFECT OF LIBRARY FACILITY AND
LIBRARIAN’S SERVICE ON THE SOCIETY’S READING INTEREST IN
LOCAL LIBRARY OF BOYOLALI REGENCY. Skripsi, Surakarta: Teacher
Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, July 2012.
The objectives of research are: (1) to analyze the effect of library facility
on the society’s reading interest in Local Library of Boyolali Regency, (2) to
analyze the effect of librarian’s service on the society’s reading interest in Local
Library of Boyolali Regency, and (3) to analyze the effect of library facility and
librarian’s service simultaneously on the society’s reading interest in Local
Library of Boyolali Regency.
This study employed a quantitative research approach with a descriptive
method. The population of research was the visitors of Local Library of Boyolali
Regency. The sampling technique used in this research was random sampling,
consisting of 73 visitors or 15% of average number of library visitor every month.
Technique of collecting data used in this research was a multiple linear regression
analysis technique.
From the result of multiple linear equation = 3.852 + 0.377 X1 + 0.415
X2. Based on the result of research, it could be concluded that: (1) there was a
significant effect of library facility on the society’s reading interest in Local
Library of Boyolali Regency. It could be seen from the result of regression
analysis obtaining tstatistic > ttable of 5.333 > 2.000 at significance level of 5%. (2)
there was a significant effect of librarian’s service on the society’s reading interest
in Local Library of Boyolali Regency. It could be seen from the result of
regression analysis obtaining tstatistic > ttable of 5.563 > 2.000 at significance level of
5%. (3) There was a significant effect of library facility and librarian’s service on
the society’s reading interest in Local Library of Boyolali Regency. It could be
seen from the result of regression analysis obtaining Fstatistic > Ftable of 56.195 >
3.15 at significance level of 5%. The relative contribution of library facility (X1)
on reading interest (Y) was of 48.6% and the relative contribution of librarian’s
service (X2) on reading interest (Y) was of 51.4%. Meanwhile, the effective
contribution of library facility (X1) on reading interest (Y) was of 29.9% and the
relative contribution of librarian’s service (X2) on reading interest (Y) was of
31.7%.
Keywords: Library Facility, Librarian’s Service, Reading Interest.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Seorang guru menggandeng tangan, membuka pikiran, menyentuh hati,
membentuk masa depan. Seorang guru berpengaruh selamanya, tanpa tahu kapan
berakhirnya.
( Henry Adam )
Membaca menjadikan seseorang berisi, berunding menjadikan dia siap dan
menulis menjadikan ia saksama.
( Robert Bridges )
Tidak ada yang lebih indah daripada menikmati dan mensyukuri dari apa yang
kita miliki saat ini.
( Doni Renjez )
Mendapatkan apa yang kamu inginkan merupakan kebahagiaan yang besar, tetapi
tidak menginginkan lebih dari yang telah kamu dapatkan merupakan kebahagiaan
yang bahkan lebih besar.
( Menedem )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur ke hadirat Allah SWT, kupersembahkan karya ini untuk:
“Bapak dan Ibu”
Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tidak
terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. Tiada kasih sayang
yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.
“Ninuk Arifah”
Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian dan
semangatmu.
Seseorang yang kelak menjadi pengisi sela-sela jemariku.
Rekan-rekan PAP 2007
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat,
dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Fasilitas Perpustakaan dan Pelayanan Pustakawan Terhadap Minat
Baca Masyarakat di Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak mengalami
hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya peneliti dapat
menyelesaikannya. Oleh karena itu merupakan suatu kebahagiaan bagi peneliti,
peneliti mengucapkan rasa terima kasih atas segala bantuannya kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta beserta segenap jajarannya, yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial yang telah menyetujui permohonan ijin
menyusun skripsi.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ijin
penyusunan skripsi.
4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah
memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi.
5. Dr. Djoko Santosa, TH, M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar
senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
6. Susantiningrum, S.Pd., SE., M.AB, selaku Pembimbing II yang dengan sabar
senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK PAP yang
telah memberi bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
8. Aris Dwi Sugeng Utomo AP.MM, selaku Kepala Kantor Perpustakaan Arsip
dan Dokumentasi Kabupaten Boyolali yang telah memberikan ijin kepada
peneliti untuk mengadakan penelitian di Perpustakaan Daerah Kabupaten
Boyolali.
9. Drs. Subroto, selaku Kepala Seksi Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali
yang telah membantu dalam perijinan dan pengumpulan data penelitian.
10. Darsono, A.Md, selaku pustakawan di Perpustakaan Daerah Kabupaten
Boyolali yang telah membimbing dan membantu dalam perijinan dan
pengumpulan data penelitian.
11. Umiyatun, A.Md, selaku pelaksana pelayanan perpustakaan di Perpustakaan
Daerah Kabupaten Boyolali yang telah membantu dalam pengumpulan data
penelitian.
12. Erna Setyowati Puji Astuti, S.Sos, selaku pelaksana pelayanan perpustakaan di
Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali yang telah membantu dalam
pengumpulan data penelitian.
13. Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat dan baktiku. Terimakasih selalu
menyebut namaku dalam setiap do’a, atas kasih sayang, motivasi dan
kesabaran yang diberikan selama ini.
14. Adikku tersayang, Ninuk Arifah yang membanggakan. Terima kasih atas
senyummu dalam setiap perjumpaan.
15. Terimakasih kepada keluarga besar Mbah Putri atas dukungan moril maupun
materiil.
16. Liya Ikasari, bagian yang tak terpisahkan dari semua keberhasilan yang aku
raih.
17. Keluarga Besar PSN FC dan Animal (Mas Ayah dan Tonggeng), terimakasih
atas kebersamaan yang melelahkan dan semangat kalian.
18. Seluruh Keluarga PAP ’07 ( Khususnya Kelas A), Adin (Kenclung), Ahyar
(Ijo), Fendry (Pampam), Ady (Cebong), Ika Ratna, Anggun, Supri (Tua),
Mbak Ratna, Niken, Restina, Anggri, Elin, Yunita, Ambar, Ari Tama, Putra,
Hafit, Bunga, Mpiit, Nea, Toto, Gesang, Risma, Iud, Tika, Aulia, Rumining,
Della, Surati, Kristin, Tisna, Ita, dan teman - teman yang lain yang belum
kesebut. Terimakasih atas kerjasama, kekompakan dan semuanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
19. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-per satu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, maka
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Peneliti
harapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca
umumnya serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Juli 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v
HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah............................................................................... 4
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 7
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan .................................... 7
1. Pengertian Perpustakaan ..................................................................... 7
2. Fasilitas ............................................................................................... 8
3. Fasilitas Perpustakaan ......................................................................... 9
4. Pustakawan .......................................................................................... 11
5. Minat Baca .......................................................................................... 24
6. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 38
B. Kerangka Berpikir ................................................................................... 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
C. Hipotesis .................................................................................................. 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 43
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 43
B. Rancangan / Desain Penelitian ................................................................ 43
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 44
D. Teknik Pengambilan Sampel................................................................... 45
E. Pengumpulan Data .................................................................................. 46
F. Validasi Instrumen Penelitian ................................................................. 50
G. Analisis Data ........................................................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 57
A. Deskripsi Data ......................................................................................... 57
1. Gambaran Umum Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali ............ 57
2. Hasil Uji Coba (Try Out) Angket ........................................................ 61
3. Penyajian Data ..................................................................................... 64
B. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................................... 68
1. Uji Normalitas Data ............................................................................ 68
2. Uji Linieritas ....................................................................................... 69
3. Uji Multikolinieritas ............................................................................ 70
4. Uji Autokorelasi .................................................................................. 71
5. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................ 71
C. Pengujian Hipotesis ................................................................................. 72
1. Analisis Regresi Ganda ....................................................................... 72
2. Uji Hipotesis Pertama .......................................................................... 73
3. Uji Hipotesis Kedua ............................................................................ 74
4. Uji Hipotesis Ketiga ............................................................................ 74
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................................. 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 79
A. Kesimpulan ............................................................................................. 79
B. Implikasi .................................................................................................. 80
C. Saran ........................................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 82
LAMPIRAN ........................................................................................................ 85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir .......................................................................... 41
Gambar 2.2. Skema Hipotesis ............................................................................ 42
Gambar 4.1. Linieritas Pengaruh Fasilitas Terhadap Minat Baca ..................... 67
Gambar 4.2. Linieritas Pengaruh Pelayanan Terhadap Minat Baca ................... 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Angket Fasilitas Perpustakaan ............................ 61
Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Angket Pelayanan Pustakawan ........................... 62
Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Angket Minat Baca ............................................. 63
Tabel 4.4. Hasil Uji Reliabilitas Angket ............................................................. 64
Tabel 4.5. Deskripsi Data Fasilitas Perpustakaan ............................................... 65
Tabel 4.6. Deskripsi Data Pelayanan Pustakawan .............................................. 66
Tabel 4.7. Deskripsi Data Minat Baca ................................................................ 67
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Data .................................................................. 68
Tabel 4.9. Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................. 71
Tabel 4.10. Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 71
Tabel 4.11. Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 72
Tabel 4.12. Hasil Analisis Regresi Ganda .......................................................... 72
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................ 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Matriks Spesifikasi Data Responden ............................................... 85
Lampiran 2 Surat Pengantar Angket ................................................................... 86
Lampiran 3 Angket Responden ........................................................................... 87
Lampiran 4 Hasil Try Out Angket Fasilitas Perpustakaan .................................. 91
Lampiran 5 Hasil Try Out Angket Pelayanan Pustakawan ................................. 92
Lampiran 6 Hasil Try Out Angket Minat Baca ................................................... 93
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Angket Fasilitas Perpustakaan .......................... 94
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Angket Pelayanan Pustakawan ......................... 100
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Angket Minat Baca ........................................... 102
Lampiran 10 Hasil Uji Reliabilitas Angket Fasilitas Perpustakaan .................... 104
Lampiran 11 Hasil Uji Reliabilitas Angket Pelayanan Pustakawan ................... 106
Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas Angket Minat Baca ..................................... 107
Lampiran 13 Daftar Nama Pengunjung Perpustakaan Sebagai Sampel ............. 108
Lampiran 14 Skor Hasil Angket Fasilitas Perpustakaan ..................................... 110
Lampiran 15 Skor Hasil Angket Pelayanan Pustakawan .................................... 112
Lampiran 16 Skor Hasil Angket Minat Baca ...................................................... 114
Lampiran 17 Data Induk Penelitian .................................................................... 116
Lampiran 18 Statistik Deskriptif Data Penelitian ............................................... 118
Lampiran 19 Histogram Fasilitas Perpustakaan .................................................. 119
Histogram Pelayanan Pustakawan ................................................ 119
Lampiran 20 Histogram Minat Baca ................................................................... 120
Lampiran 21 Uji Normalitas Data Fasilitas Perpustakaan .................................. 121
Lampiran 22 Uji Normalitas Data Pelayanan Pustakawan ................................. 122
Lampiran 23 Uji Normalitas Data Minat Baca ................................................... 123
Lampiran 24 Uji Linearitas Pengaruh Fasilitas Terhadap Minat Baca ............... 124
Lampiran 25 Uji Linearitas Pengaruh Pelayanan Terhadap Minat Baca ............ 125
Lampiran 26 Uji Multikolinieritas ...................................................................... 126
Lampiran 27 Uji Autokorelasi ............................................................................ 128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Lampiran 28 Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 129
Lampiran 29 Uji Hipotesis .................................................................................. 131
Lampiran 30 Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ............. 133
Lampiran 31 Tabel r ............................................................................................ 134
Lampiran 32 Tabel L ........................................................................................... 135
Lampiran 33 Tabel t ............................................................................................ 136
Lampiran 34 Tabel F ........................................................................................... 137
Lampiran 35 Jadwal Penyusunan skripsi ............................................................ 138
Lampiran 36 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari PD I FKIP UNS ........................ 139
Lampiran 37 Surat Permohonan Riset dari PD III .............................................. 140
Lampiran 38 Surat Permohonan Riset kepada Dekan FKIP UNS ...................... 141
Lampiran 39 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Pembimbing ............................. 142
Lampiran 40 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi pengaruh yang
besar terhadap kehidupan manusia. Belum lagi di era globalisasi seperti saat
sekarang ini, negara kita mengalami persaingan yang luar biasa di berbagai
bidang. Dalam upaya menjawab tantangan ini peranan sumber daya perlu
diprioritaskan. Perkembangan sumber daya yang diprioritaskan adalah
perkembangan sumber daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan sumber
daya manusia adalah melalui pendidikan. Dengan adanya pendidikan, maka
manusia dapat memperoleh ilmu baru yang dapat memperdalam pengetahuannya.
Pada pembukaan UUD 1945 telah disebutkan bahwa salah satu tujuan
negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan pengadaan fasilitas perpustakaan
di daerah-daerah yang bertujuan untuk menyediakan informasi dan berbagai
sumber ilmu pengetahuan yang dapat membantu memperluas wawasan melalui
koleksi bahan pustaka, majalah ilmiah dan karya ilmiah. Melalui perpustakaan,
seseorang dapat mencari dan memilih buku referensi, lalu membacanya untuk
memperoleh informasi yang diinginkan. Syarat mutlak seseorang untuk dapat
memanfaatkan perpustakaan adalah mereka harus bisa membaca dan mempunyai
minat baca.
Perpustakaan merupakan komponen penting dalam pendidikan yang tidak
bisa dipisahkan keberadaannya sebagai wujud upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dalam rangka mendukung tumbuh kembangnya pendidikan bangsa maka
diperlukan keberadaan perpustakaan yang unggul. Perpustakaan yang unggul
adalah perpustakaan yang dapat mengetahui kebutuhan dan memuaskan
penggunanya. Kepuasan pengguna menjadi tujuan akhir dari semua kegiatan
perpustakaan dan juga merupakan sasaran akhir suatu jasa informasi
perpustakaan. Untuk itu, perpustakaan selalu dituntut untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kualitas pelayanan. Dengan kualitas pelayanan yang baik, maka seseorang akan
tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan dan melakukan aktivitas membaca.
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang dapat memperluas wawasan bagi
pembaca. Namun, membaca masih menghadapi tantangan yang besar terutama
belum membudayanya kebiasaan membaca. Pada umumnya dengan membaca kita
jadi mengetahui mana hal-hal yang bersifat positif dan negatif. Budaya membaca
disini tidak harus buku belaka, tetapi juga majalah, koran, tabloid, jurnal hasil
penelitian, makalah, atau bacaan yang lainnya.
Rendahnya minat baca, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
rendahnya minat seseorang untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan.
Keadaan tersebut menyebabkan seseorang tidak mempunyai kebiasaan membaca
yang baik, sehingga mempengaruhi kemampuannya dalam memahami suatu
bacaan. Oleh karena itu peningkatan minat baca merupakan kunci utama dalam
menggalakkan media buku sebagai sarana menyebarluaskan informasi serta ilmu
pengetahuan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Jika masyarakat
memiliki minat baca yang tinggi maka akan tertarik untuk memanfaatkan
perpustakaan guna meningkatkan wawasannya.
Kurang diminatinya perpustakaan oleh penggunanya juga dapat
disebabkan karena faktor internal, seperti kurangnya perhatian pada aspek
pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka yang ada, fasilitas yang
terbatas, dan sebagainya. Hal ini akan menimbulkan masalah-masalah tersendiri.
Masalah-masalah tersebut antara lain minimnya jumlah koleksi bahan pustaka
yang tersedia sehingga kurang memberikan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya
minat baca pengunjung yang memanfaatkan jasa perpustakaan. Koleksi bahan
pustaka khususnya buku-buku pengetahuan di perpustakaan belum melayani
ketersediaan buku referensi yang beraneka ragam yang dapat memudahkan
pengunjung untuk mencari informasi. Buku bacaan yang tidak bervariasi seperti
itu menyebabkan seseorang tidak berminat untuk membaca, karena informasi
yang dibutuhkan tidak tersedia dibuku referensi perpustakaan.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas, perpustakaan harus
menyediakan berbagai informasi dan berusaha mempertemukan antara pengguna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dengan informasi yang disediakan. Fungsi, peran, dan usaha perpustakaan hingga
kini tampaknya belum dapat diraih dan terpenuhi sabagaimana mestinya. Hal itu
dapat ditunjukan dengan masih ada keluhan para pengguna perpustakaan yang
merasa kecewa karena pelayan yang tidak memuaskan, lantaran informasi yang
dibutuhkan tidak tersedia di perpustakaan. Agar dapat memberikan layanan yang
baik sesuai fungsinya, perpustakaan memerlukan tenaga dan fasilitas yang
memadai baik dari jumlah dan kualitas yang harus dimilikinya. Untuk
meningkatkan fungsi informasi dalam menunjang tugas belajar mengajar,
perpustakaan harus proaktif dan mempunyai visi jauh kedepan.
Dalam rangka mewujudkan perpustakaan yang layak dan menarik untuk
dikunjungi, maka diperlukan tenaga pustakawan yang handal mengelola
perpustakaan. Pada awalnya pustakawan hanya mengelola pengetahuan yang
tercetak, namun dengan adanya perkembangan teknologi informasi digital yaitu
komputer, maka pustakawan membangun pangkalan data dan literatur dengan
menggunakan komputer. Tujuannya ialah agar data literatur mudah ditemukan
kembali ketika diperlukan.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini sangat
besar pengaruhnya bagi individu maupun organisasi untuk mengakses informasi.
Pengguna akan semakin berharap banyak dalam efisiensi dan efektivitas dalam
akses untuk semua layanan perpustakaan dalam dan melalui jaringan termasuk
katalog, permintaan dan pengiriman dokumen serta kebutuhan lainnya yang dalam
pemakaiannya membutuhkan jaringan internet. Dalam hal ini, maka pustakawan
dituntut untuk dapat menguasai sistem jaringan internet yang akan digunakan
pada perpustakaan yang selanjutnya digunakan sebagai pendorong majunya
keberadaan perpustakaan menjadi lebih berkualitas dan selalu mencermati fungsi
dasar perpustakaan sebagai gudang ilmu, yakni dengan menyeleksi bahan pustaka
sehingga mampu menarik minat baca pengunjung.
Seperti halnya di Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali, perpustakaan
ini masih memiliki beberapa kekurangan dalam hal memberikan pelayanan serta
fasilitas yang menyebabkan kurangnya jumlah pengunjung untuk membaca di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pepustakaan. Lokasi yang kurang strategis dan jumlah koleksi buku yang kurang
lengkap membuat pengunjung merasa kurang puas dan mengurangi minat baca.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang : “PENGARUH FASILITAS
PERPUSTAKAAN DAN PELAYANAN PUSTAKAWAN TERHADAP
MINAT BACA MASYARAKAT DI PERPUSTAKAAN DAERAH
KABUPATEN BOYOLALI”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas akan
muncul berbagai masalah. Menurut Iskandar (2008: 163) “identifikasi masalah
merupakan kelanjutan dari latar belakang masalah”.
Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Fasilitas perpustakaan yang kurang lengkap akan mempengaruhi minat
seseorang untuk membaca buku di perpustakaan.
2. Lokasi yang kurang strategis menyebabkan masyarakat kurang berminat
untuk berkunjung ke perpustakaan.
3. Jumlah koleksi buku yang kurang lengkap menyebabkan masyarakat kurang
berminat untuk membaca di perpustakaan.
4. Belum adanya layanan internet untuk pengunjung menyebabkan masyarakat
kurang tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan.
5. Pelayanan pustakawan yang kurang maksimal akan mempengaruhi minat
seseorang untuk membaca di perpustakaan.
6. Minat baca masyarakat di Kabupaten Boyolali masih rendah sehingga
mempengaruhi minat masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan.
C. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang
dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relevan
dengan penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus
dan mendalam (Iskandar, 2008: 165).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Untuk memudahkan dalam pelaksaaan penelitian serta dapat menjawab
permasalahan secara fokus dan mendalam, maka perlu adanya pembatasan
masalah. Adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian dibatasi pada
fasilitas perpustakaan, pelayanan pustakawan dan minat baca masyarakat di
Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali. Untuk menjelaskan istilah-istilah yang
berkaitan dengan permasalahan tersebut perlu ditegaskan sebagai berikut:
1. Fasilitas perpustakaan berarti segala sesuatu yang bersifat fisik maupun
material, yang dapat memudahkan dan memperlancar terselenggaranya segala
kegiatan yang ada dalam perpustakaan. Fasilitas perpustakaan yang
disediakan akan memudahkan pengunjung dalam mencari informasi di
perpustakaan.
2. Pelayanan pustakawan adalah setiap tindakan atau aktivitas yang pada
dasarnya tidak berwujud fisik yang ditawarkan oleh pustakawan kepada
masyarakat umum sehingga mendatangkan kepuasan atau kemanfaatan.
Pelayanan pustakawan yang maksimal akan menunbuhkan minat masyarakat
untuk berkunjung ke perpustakaan.
3. Unsur-unsur yang mempengaruhi minat baca dalam penelitian ini meliputi
penyediaan fasilitas dan pelayanan yang diberikan pustakawan di
perpustakaan.
D. Rumusan Masalah
Iskandar (2008: 166) menyatakan bahwa “ Rumusan masalah merupakan
uraian dari masalah yang dimunculkan dalam latar belakang yang dikemukakan”.
Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh fasilitas perpustakaan terhadap minat baca masyarakat
di Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali?
2. Apakah ada pengaruh pelayanan pustakawan terhadap minat baca masyarakat
di Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali?
3. Apakah ada pengaruh fasilitas perpustakaan dan pelayanan pustakawan secara
bersama-sama terhadap minat baca masyarakat di Perpustakaan Daerah
Kabupaten Boyolali?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. Tujuan Penelitian
Dalam melaksanakan suatu kegiatan tidak bisa terlepas dari tujuan yang
hendak dicapai. Jika masalah dalam suatu penelitian sudah ditentukan maka
tujuan penelitian tersebut adalah untuk memecahkan masalah yang telah
ditentukan sebelumnya. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan
di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis bagaimana pengaruh fasilitas perpustakaan terhadap minat baca
masyarakat di Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali.
2. Menganalisis bagaimana pengaruh pelayanan pustakawan terhadap minat baca
masyarakat di Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali.
3. Menganalisis pengaruh fasilitas perpustakaan dan pelayanan pustakawan
secara bersama-sama terhadap minat baca masyarakat di Perpustakaan Daerah
Kabupaten Boyolali.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberi wawasan dalam mengembangkan ilmu yang berhubungan dengan
perpustakaan.
b. Untuk meningkatkan teori-teori tentang ilmu perpustakaan yang sudah ada.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan pengembangan bagi pustakawan dalam meningkatkan
pelayanan dan fasilitas perpustakaan yang ada di Perpustakaan Daerah
Kabupaten Boyolali.
b. Dapat dijadikan dasar oleh pustakawan dalam meningkatkan pelayanan dan
fasilitas perpustakaan yang ada di Perpustakaan Daerah Kabupaten
Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
Pada kehidupan sehari-hari khususnya dalam dunia pendidikan,
keberadaan perpustakaan sangat dibutuhkan. Dalam hal ini perpustakaan adalah
sumber informasi bagi pengunjung. Dalam kehidupan sehari-hari, perpustakaan
mempunyai manfaat ganda yaitu memungkinkan peningkatan sumber informasi
dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan diharapkan dapat menyediakan buku-buku
yang bersifat mandiri agar dapat memperbaiki kebiasaan belajar yang lebih efektif
dan efisien. Untuk dapat menciptakan perpustakaan yang menarik bagi
pengunjung maka dibutuhkan peran pustakawan dalam mengelola perpustakaan,
mulai dari fasilitas, ketersediaan buku pustaka, dan pelayanan yang baik.
Keberadaan pustakawan sangat menentukan kualitas dari perpustakaan tersebut,
yang nantinya akan berdampak pada kualitas pelayanan kepada pengunjung.
Dalam kajian teori ini diuraikan lima hal yaitu pengertian perpustakaan, fasilitas,
fasilitas perpustakaan, pustakawan dan minat baca.
1. Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan merupakan suatu sarana pengembangan ilmu pengetahuan
dan sumber informasi bagi para pengunjungnya. Perpustakaan berasal dari kata
“pustaka” yang berarti buku. Pustaka telah dikenal sejak dulu, bahan-bahan itu
disimpan, diolah, kemudian ditata rapi sehingga dapat disebut “Perpustakaan”.
Perpustakaan juga dapat diartikan sebagai tempat dimana bahan pustaka
disimpan menjadi satu sesuai dengan kategori masing-masing dan dapat
dipakai oleh seluruh anggota maupun masyarakat luar. Perpustakaan secara
umum diartikan sebagai sebuah ruangan bagian dari sebuah gedung ataupun
gedung tersendiri yang digunakan untuk menyimpan buku serta terbitan
lainnya. Adanya perpustakaan dinilai sangat membantu berjalannya proses
belajar yang dilakukan di lingkungan tempat belajar, karena perpustakaan
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
menyediakan seluruh informasi tambahan yang tidak diberikan oleh pendidik
saat proses belajar mengajar dilakukan. (Sulistyo,Basuki 1999:5).
Definisi perpustakaan juga dinyatakan oleh ahli lainnya seperti
Syihabuddin Qalyubi (2003:11) yaitu :
Definisi perpustakaan yang menarik menitikberatkan pada fisik, yaitu
suatu koleksi buku-buku dalam suatu gedung atau ruang yang
mewadahinya, yang telah siap dimanfaatkan bagi siapa saja yang
membutuhkannya. Sedangkan definisi perpustakaan yang lebih menarik
menitikberatkan pada aktivitas, yaitu unit kerja yang berupa
penyimpanan buku-buku yang diolah secara teratur dan sistematis
dengan cara tertentu untuk digunakan oleh pemakainya sebagai sumber
informasi.
Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat
1 menyebutkan bahwa “perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya
tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi,
dan rekreasi bagi para pemustaka.”
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan
adalah institusi yang mengelola koleksi dan informasi untuk dipergunakan dan
dimanfaatkan masyarakat pemakai.
2. Fasilitas
Untuk mengemukakan pengertian tentang fasilitas, peneliti dapat
uraikan beberapa batasan dari para ahli. Menurut Zakiah Daradjat “fasilitas
adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar
kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan”.
Sedangkan menurut Suryo Subroto “ fasilitas adalah segala sesuatu
yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dapat
berupa benda-benda maupun uang”. Lebih luas lagi tentang pengertian fasilitas
Suharsimi Arikunto berpendapat, “fasilitas dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala
sesuatu usaha”. Adapun yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dapat berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat
disamakan dengan sarana yang ada.
Dari beberapa pendapat yang dirumuskan oleh para ahli mengenai
pengertian fasilitas dapat disimpulkan bahwa fasilitas adalah segala sesuatu
yang dapat menunjang, mempermudah, dan memperlancar suatu usaha untuk
mencapai tujuan.
3. Fasilitas Perpustakaan
Menurut Fakry Gaffar (1987) dan Depdikbud (1995), sebagaimana
dikutip oleh Yani (2000 : 157) yang termasuk fasilitas perpustakaan adalah: (1)
ruangan, (2) peralatan/perlengkapan, (3) perabotan dan (4) harus difungsikan.
Tapi seiring dengan diketemukannya komputer dan kemudian diterapkannya
ICT (Information and Communication Technology) di perpustakaan, maka
keempat unsur fasilitas pun jadi berkembang sesuai dengan kemajuan
teknologi dan tuntutan pekerjaan yang dihadapi.
Tidak ada definisi yang pasti untuk fasilitas perpustakaan, tetapi
menurut standar dari Western Association (Balakrishnan, 2000 : 189), “The
library facilities accommodate the collections, readers, and staff so as to foster
an atmosphere of inquiry, study, and learning.” Perpustakaan harus cukup
luas, lokasi perpustakaan harus strategis, tersedia ruang untuk belajar dan
melakukan penelitian dan harus bisa diakses oleh pengguna yang cacat fisik,
atau perpustakaan harus menyediakan alternatif yang cocok bagi para
penyandang cacat. Pencahayaan gedung, ventilasi, dan pengontrolan suara
harus kondusif terhadap fungsi perpustakaan. Penggunaan fasilitas harus bebas
dari gangguan. Perpustakaan merupakan pusat terkumpulnya berbagai
informasi dan ilmu pengetahuan baik yang berupa buku maupun bahan
rekaman lainnya yang diorganisasikan untuk dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat. (Mudjito, 2008)
Selain gedung/ruang, perpustakaan membutuhkan perabot dan
perlengkapan lainnya yaitu (Purwati, 2007: 2-7):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
a. Perabot perpustakaan, perabot perpustakaan adalah sarana pendukung
atau perlengkapan perpustakaan sekolah yang digunakan dalam proses
pelayanan pemakai perpustakaan dan merupakan kelengkapan yang harus
ada untuk terselenggaranya perpustakaan. Yang termasuk dalam
perabot/perlengkapan perpustakaan antara lain rak buku, rak majalah, rak
surat kabar, rak atlas dan kamus, papan peraga / pameran, laci penitipan
tas, lemari catalog, lemari multi media, lemari arsip, meja dan kursi
sirkulasi, meja dan kursi baca, meja dan kursi pegawai, kereta buku dan
barang, serta tangga beroda.
b. Peralatan perpustakaan, peralatan perpustakaan adalah barang-barang
yang diperlukan secara langsung dalam mengerjakan tugas/kegiatan di
perpustakaan. Yang termasuk dalam perlengkapan perpustakaan antara
lain: buku pedoman perpustakaan, buku klasifikasi, kartu catalog, buku
induk, kantong buku, lembar tanggal kembali, label, cap inventaris, cap
perpustakaan, bak stempel, kartu pemesanan, mesin ketik/komputer, alat
tulis, selotip, lem, dan lain-lain.
c. Penerangan, harus diatur sehingga tidak terjadi penurunan gairah
membaca atau membuat silau. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menghindari sinar matahari langsungserta memilih jenis yang dapat
memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat dengan kebutuhan,
misalnya : lampu pijar yang memberikan cahaya setempat, lampu
TL/PL/Fluorescent yang memberikan cahaya yang merata, lampu sorot
yang memberi cahaya yang terfokus pada obyek tertentu.
d. Ventilasi, dalam perpustakaan harus diperhatikan selain untuk petugas
juga diperlukan untuk bahan pustaka. Ada 2 macam system ventilasi:
ventilasi pasif, yaitu ventilasi yang didapat dari alam caranya membuat
lubang angina atau jendela pada sisi dinding yang berhadapan serta
sejajar dengan arah angin lokal. Ventilasi aktif adalah menggunakan
sistem penghawaan buatan yaitu menggunakan AC (Air Conditioner).
Karena temperature dan kelembaban ruang perpustakaan yang kontans
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
maka dapat menjaga keawetan koleksi dan peralatan tertentu seperti
koleksi langka dan komputer.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas perpustakaan
berarti segala sesuatu yang bersifat fisik maupun material, yang dapat
memudahkan dan memperlancar terselenggaranya segala kegiatan yang ada
dalam perpustakaan.
4. Pustakawan
a. Definisi Pustakawan
Masih banyak orang yang tidak mengetahui tentang pengertian
pustakawan secara tepat dan benar. Pada umumnya orang mengetahui
bahwa pustakawan adalah orang yang bekerja mengelola bahan pustaka
yang ada di perpustakaan. Pengertian tersebut tidak salah namun belum
tepat dalam rangka pemahaman pengertian pustakawan yang sama, maka
berikut di sampaikan beberapa pengertian pustakawan menurut para ahli.
Menurut UU No 43 Tahun 2007 “Pustakawan adalah seorang yang
memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan / atau pelatihan
kepustakawanan, serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.”
Basyral Hamidy Harahap, dkk (1998:4) menyatakan bahwa :
Pustakawan adalah seseorang yang berijazah dalam bidang
perpustakaan, dokumentasi dan informasi sekurang-kurangnya
tingkat pendidikan profesional dan atau berkualifikasi setingkat yang
diakui oleh Ikatan Pustakawan Indonesia dan berkarya dalam bidang
perpustakaan, dokumentasi dan informasi, sesuai dengan metodologi
keilmuan yang diperolehnya.
Sedangkan Ikatan Pustakawan Indonesia mengemukakan pengertian
pustakawan seperti yang tercantum pada Bab I Kode Etik Pustakawan
Indonesia, “Pustakawan adalah seorang yang telah melaksanakan kegiatan
perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat
sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan,
dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat dikatakankan bahwa
pustakawan adalah seseorang yang berijazah dalam bidang perpustakaan,
dokumentasi dan informasi yang bertanggung jawab memberikan pelayanan
kepada masyarakat atau pengunjung perpustakaan sesuai dengan metodologi
keilmuan yang diperolehnya.
b. Ruang Lingkup Pustakawan
Seiring datangnya pengunjung ke perpustakaan, mereka tidak hanya
sekedar ingin membaca buku, namun juga untuk mencari informasi yang
tersedia di luar bahan pustaka, misalnya melalui karyawan/pustakawan dan
fasilitas internet yang disediakan. Hal ini menuntut pustakawan untuk
menempatkan dirinya pada posisi yang sesuai, karena tidak jarang
pustakawan tidak memiliki pengetahuan yang dibutuhkan oleh pengunjung.
Maka perlu di identifikasi pengetahuan apa saja yang dimiliki oleh
pustakawan.
Pekerjaan pustakawan yang sering dikenal oleh masyarakat awam
adalah memproses buku dan koleksi referensi lain agar siap dan lebih
mudah dipakai oleh pengguna/pengunjung. Kegiatan yang dilakukan
pustakawan tidak hanya melakukan tugas rutin, tetapi melakukan kegiatan
yang bermutu dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan lewat prosedur
kerja yang benar. Pustakawan juga dituntut untuk terus meningkatkan
keahliannya. Dengan keahlian yang semakin meningkat maka pustakawan
mampu memberikan hasil dan mutu kerja yang berbobot serta cakrawala
wawasan yang semakin meningkat.
Sesuai dengan Kode Etik Pustakawan Indonesia, maka dapat
dijelaskan tentang kewajiban umum pustakawan di Indonesia, yaitu:
1) Setiap Pustakawan Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa
profesi pustakawan adalah profesi yang terutama mengemban
tugas pendidikan dan penelitian.
2) Setiap Pustakawan Indonesia dalam menjalankan profesinya
menjaga martabat dan moral serta mengutamakan pengabdian
pada negara dan bangsa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Setiap Pustakawan Indonesia menghargai dan mencintai
kepribadian dan kebudayaan Indonesia.
4) Setiap pustakawan Indonesia mengamalkan ilmu
pengetahuannya untuk kepentingan sesama manusia,
masyarakat, bangsa dan agama.
5) Setiap Pustakawan Indonesia menjaga kerahasiaan informasi
yang bersifat pribadi yang diperoleh dari masyarakat yang
dilayani. (Basyral Hamidy Harahap, 1998:2)
Sampai saat ini masih banyak pustakawan yang tidak bekerja secara
professional. Sedangkan pustakawan telah mengetahui bahwa seharusnya
mereka dapat memberikan informasi dan pelayanan yang baik untuk setiap
pengunjung. Oleh karena itu, pustakawan dituntut untuk memenuhi
kualifikasi-kualifikasi tertentu. Syarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang
pustakawan menurut Basyral Hamidy Harahap, dkk (1998:4) adalah sebagai
berikut:
1) Aspek Profesional
Pustakawan Indonesia berpendidikan formal ilmu perpustakaan.
Pustakawan juga dituntut gemar membaca, terampil, kreatif,
cerdas, tanggap, berwawasan luas, berorientasi kedepan, mampu
menyerap ilmu lain, obyektif (berorientasi pada data), generalis
disatu sisi tetapi memerlukan disiplin ilmu tertentu di pihak lain,
berwawasan lingkungan, menaati etika profesi pustakawan,
mempunyai motivasi tinggi, berkarya dibidang kepustakawanan,
dan mampu melaksanakan penelitian serta penyuluhan.
2) Aspek Kepribadian dan Perilaku
Pustakawan Indonesia harus bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, bermoral Pancasila, mempunyai tanggung jawab
sosial dan kesetiakawanan, memiliki etos kerja yang tinggi,
mandiri, loyalitas tinggi terhadap profesi, luwes, komunikatif
dan bersikap suka melayani, ramah dan simpatik, terbuka
terhadap kemajuan dan perkembangan ilmu dan tegnologi,
berdisiplin tinggi dan menjunjung tinggi etika pustakawan
Indonesia.
Pada dasarnya tugas dan tanggung jawab pustakawan bersifat profesi
bukan teknis. Walaupun demikian pustakawan harus mampu mengerjakan
tugas-tugas yang bersifat teknis. Misalnya mengkatalog, menyampul buku,
mengklasifikasi, menyeleksi bahan, serta melayani peminjaman dan
pengembalian buku. Adapun peran yang dimiliki oleh pustakawan antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
lain seperti yang disebutkan June Abbas dalam Blasisus Sudarsono,
(2006:148) antara lain :
1) Pustakawan sebagai gerbang menuju masa depan maupun masa
lalu.
2) Pustakawan sebagai pengelola pengetahuan.
3) Pustakawan sebagai pengorganisasian jaringan sumber daya
informasi.
4) Pustakawan sebagai mitra masyarakat.
5) Pustakawan sebagai kolaborator dengan penyedia jasa tegnologi
informasi.
6) Pustakawan sebagai teknisi kepustakawanan.
7) Pustakawan sebagai konsultan informasi.
Apabila pustakawan ingin memajukan perpustakaan, maka
pustakawan harus memiliki seluruh persyaratan yang telah ditentukan
sebelumnya dan menjalankan tugasnya secara professional.
c. Tugas Pustakawan Secara Umum
Tugas pustakawan secara umum dibedakan dalam beberapa hal
sebagai berikut :
1) Tugas profesional pustakawan dalam manajemen kepegawaian sebagai
berikut :
a) Merumuskan dan memberikan pertanggung jawaban mengenai
pembentukan staf, menyusun laporan dan penilaian staf,
menyampaikan keputusan pimpinan kepada staf serta memimpin
rapat staf.
b) Menentukan jaminan kerja dan perkembangan gaji, honorarium,
tunjangan keuangan serta kondisi kerja diluar perpustakaan.
c) Menentukan kebijakan dalam prosedur konsultasi bersama, pelatihan
dan pengembangan profesi.
d) Membuat deskripsi pekerjaan, menyusun jadwal kerja kegiatan yang
berkaitan dan menentukan standar kerja serta mengawasi pelaksanaa
kebijakan kesejahteraan dan mengambil tindakan indisipliner.
e) Menulis iklan, pengumuman pekerjaan, melakukan seleksi
pendahuluan terhadap pelamar dan mewawancarai pelamar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
f) Memberikan pengarahan tentang penyusunan arsip kepegawaian.
g) Pembinaan karier pustakawan profesional yang berada dibawah
pengawasan seorang pustakawan profesional.
h) Memberikan nasihat dan bimbingan dalam peningkatan prestasi
kerja individu, memberikan nasihat dalam berbagai masalah,
termasuk masalah pribadi apabila diminta.
2) Tugas profesional pustakawan dalam administrasi umum sebagai
berikut :
a) Mengaitkan perpustakaan dengan kepentingan masyarakat dan
pemakai serta konsultasi dengan lembaga induk.
b) Membuat rencana, meliputi pembukaan kegiatan baru, memilih
lokasi untuk jasa-jasa baru dan merencanakan anggaran.
3) Tugas profesional pustakawan dalam hubungan masyarakat sebagai
berikut :
a) Mengembangkan dan mempertahankan kesadaran minat kelompok
pemakai serta mengatur kunjungan ke perpustakaan.
b) Memilah informasi dari terbitan local dan menyusun, merancang,
menyunting berbagai bahan tercetak serta menulis bahan
perpustakaan yang cocok untuk publikasi.
c) Keikutsertaan dalam semua kegiatan profesional, memberikan
wawancara, memberikan ceramah dan mengatur ceramah,
pertunjukan film, pertunjukan musik, perlombaan dan partisipasi
dalam siaran radio dan televisi serta merencanakan peragaan dan
pameran diluar perpustakaan.
d) Menulis berita yang berkaitan dengan promosi perpustakaan,
merencanakan promosi nasional, merancang dan membuat sarana
promosi dalam bentuk media audio visual serta mengatur
penyebarluasan bahan promosi.
4) Tugas profesional pustakawan dalam pemilihan bahan pustaka sebagai
berikut :
a) Menentukan kebutuhan pemakai dan pembinaan koleksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b) Merumuskan kebijakan pemilihan dan persiapan pemilihan bahan
perpustakaan serta mencatat kebijakan yang telah diputuskan
c) Merumuskan kebijakan dalam kerja sama antar perpustakaan, khusus
yang menyangkut persediaan bahan perpustakaan dan menerima
sumbangan bahan perpustakaan.
d) Menentukan alokasi anggaran untuk unit bahan induk, perpustakaan
cabang, subyek dan koleksi tertentu.
e) Mengikuti perkembangan penerbitan baik dalam maupun luar negeri
dan mengadakan perjanjian dengan penerbit menyangkut pembelian
bahan perpustakaan berdasarkan persetujuan perpustakaan.
f) Memilih terbitan berseri (majalah, surat kabar, dll) dan keputusan
menyangkut penyimpanan terbitan berseri.
g) Menyusun senarai koleksi inti, menilai daftar bacaan serta menyusun
senarai bahan perpustakaan yang diperlukan.
5) Tugas profesional pustakawan dalam pengadaan dan penyiangan
koleksi sebagai berikut :
a) Mengatur anggaran belanja.
b) Berhubungan, termasuk berunding dengan penerbit, agen, toko buku
dan memperoleh persetujuan dari atasan dalam hal pembelian bahan
perpustakaan tertentu dari negara asing.
c) Memutuskan cara pengadaan, merencanakan system pengadaan serta
mengawasi pelaksanaannya.
d) Mengembangkan sistem pencatatan penerbitan berseri.
e) Memeriksa bahan perpustakaan yang langka dan penyiangan bahan
perpustakaan.
6) Tugas profesional pustakawan dalam pengkatalogan, klasifikasi, dan
pengindeksan sebagai berikut :
a) Melakukan deskripsi bibliografi.
b) Memutuskan entri tambahan, menentukan entri analitis dan anotasi.
c) Menyusun dan memelihara katalog, pengkatalogan bahan non buku
dan pengkatalogan ulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
d) Analisis subyek.
e) Mengkilasifikasi, memperluas dan mengembangkan klasifikasi serta
mengklasifikasi ulang.
f) Menentukan tajuk subyek, memperluas dan mengembangkan daftar
tajuk subyek.
g) Rujukan subyek.
h) Mengambil keputusan dalam hal indeks.
i) Menentukan bentuk fisik katalog, daftar terbitan baru, bibliografi.
j) Penggunaan komputer untuk keperluan pengolahan bahan
perpustakaan. (Sudarsono, 2006)
Secara garis besar, tugas pustakawan mencakup kegiatan teknis dan
pelayanan umum serta manajerial. Kegiatan teknis, seperti pembuatan
katalog, klasifikasi dan pelayanan pemanfaatan koleksi pada sirkulasi dan
referensi. Sedangkan kegiatan manajerial merupakan kegiatan non teknis
yang lebih memerlukan kecakapan dan keterampilan personal dibandingkan
dengan kegiatan lainnya. Kegiatan manajerial mencakup layanan kerjasama
perpustakaan dan pihak-pihak lain, promosi dan pengembangan
perpustakaan.
Adanya teknologi informasi yang mulai masuk pada dunia
perpustakaan memiliki dampak yang besar bagi kelangsungan perpustakaan.
Hal itu juga menambah banyaknya variasi pekerjaan yang harus dilakukan
oleh pustakawan. Dengan adanya teknologi informasi yang masuk ke
lingkungan perpustakaan maka layanan informasi menjadi semakin luas dan
cepat. Pustakawan pada era baru ini tidak lagi hanya mengelola layanan
informasi yang berbasis koleksi buku dan bahan cetak saja. Akan tetapi
harus berubah dan berorientasi ke depan, menjadi pustakawan modern yang
dapat memberikan beberapa layanan bentuk cetak maupun elektronik serta
mampu mengatur strategi penelusuran secara cepat dan tepat. Dengan kata
lain dalam waktu yang bersamaan, tantangan pustakawan dalam
meningkatkan minat baca dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
d. Bidang Kegiatan Pustakawan
Dalam melaksanakan kegiatannya, pustakawan memiliki bidang-
bidang kegiatan yang harus dilakukan. Hal ini karena tugas pustakawan
tidak hanya sebagai pengelola bahan pustaka. Soetimah (2002)
menyebutkan bidang kegiatan pustakawan antara lain:
1) Pendidikan
a) Mengikuti pendidikan formal dan mencapai gelar/ijazah.
b) Mengikuti pendidikan dan latihan kedinasan dan mendapat Surat
Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL).
2) Pelaksanaan Perpustakaan
a) Pengembangan koleksi bahan pustaka (kegiatan mensurvei,
menyeleksi bahan pustaka dan menyiangi koleksi perpustakaan).
b) Pengelolaan bahan pustaka (kegiatan perpustakaan yang meliputi
katalogisasi deskriptif, klasifikasi, dan perawatan bahan pustaka).
c) Pelayanan bahan pustaka dan informasi (kegiatan pelayanan kepada
pengunjung perpustakaan dalam pemanfaatan bahan pustaka atau
informasi tertentu).
3) Permasyaratan Perpustakaan
a) Penyuluhan perpustakaan, meliputi:
(1) Penyuluhan kegunaan dan pemanfaatan perpustakaan dan
dokumentasi (pemberian penjelasan kepada masyarakat tentang
kegunaan dan pemanfaatan perpustakaan dan dokumentasi
untuk kegiatan pendidikan, kemasyarakatan, pembangunan dan
sebagainya).
(2) Penyuluhan pengembangan perpustakaan (pemberian
petunjuk/penjelasan/bimbingan tentang cara meningkatkan
kemampuan perpustakaan dalam melayani pemakainya).
b) Pameran perpustakaan dan informasi (kegiatan memberi
keterangan/penjelasan tentang perpustakaan dan informasi kepada
masyarakat dengan menggunakan alat peraga).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c) Publikasi perpustakaan (kegiatan memasyarakatkan perpustakaan
melalui tulisan-tulisan yang dimuat dalam media cetak dan media
massa lainnya).
4) Pengembangan Profesi
a) Penulisan karya tulis ilmiah (karya tulis yang disusun baik oleh
kelompok maupun perorangan yang membahas suatu pokok bahasan
dengan menuangkan gagasan-gagasan tertentu melalui identifikasi
dan deskripsi permasalahan, analisis permasalahan dan saran-saran
pemecahannya).
b) Pengembangan teknologi tepat guna di bidang perpustakaan
(pengembangan teknologi yang menggunakan sumber daya yang ada
untuk memecahkan suatu masalah secara berdaya guna dan berhasil
guna).
c) Bimbingan kepada pustakawan dibawahnya.
5) Penunjang perpustakaan
a) Mengajar:
(1) Mengajar bidang perpustakaan dan informasi pada pendidikan
formal perguruan tinggi/SMTA.
(2) Mengajar bidang perpustakaan dan informasi pada bidang
pendidikan non formal.
b) Melatih:
(1) Melatih untuk siswa/mahasiswa dibidang ilmu perpustakaan dan
informasi.
(2) Melatih untuk petugas perpustakaan dalam hal kegiatan
perpustakaan dan informasi.
c) Membimbing:
Membimbing mahasiswa dalam penulisan skripsi, tesis, disertasi,
yang berkaitan dengan ilmu perpustakaan dan informasi.
d) Memberikan konsultasi:
Memberikan konsultasi teknis dan sarana atau prasarana
perpustakaan dan dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
e) Peran serta dalam seminar/lokakarya atau pertemuan sejenisnya:
Mengikuti seminar-seminar tentang perpustakaan dan
kepustakawanan, baik sebagai pemrakarsa, moderator, pembahas,
nara sumber maupun peserta.
f) Keanggotaan dalam organisasi profesi:
Ikut serta dalam keanggotaan organisasi profesi tingkat
internasional/nasional, sebagai pengurus atau anggota.
g) Keikutsertaan dalam penerbitan ilmiah:
(1) Menyunting risalah pertemuan ilmiah.
(2) Duduk aktif dalam keanggotaan redaksi majalah ilmiah.
h) Memperoleh tanda jasa/penghargaan baik tingkat internasional,
tingkat nasional, maupun tingkat daerah/lokal.
i) Menilai jabatan pustakawan.
j) Duduk sebagai anggota Tim Penilai Jabatan Pustakawan.
Berdasarkan kegiatan pekerjaan pustakawan di atas, maka dapat kita
ketahui bahwa kegiatan pustakawan tidak hanya dilingkup perpustakaan saja
tetapi juga memiliki kegiatan keluar perpustakaan yang meliputi kegiatan
pemasyarakatan perpustakaan dan pengembangan profesi.
e. Kode Etik Pustakawan
Kode etik pustakawan merupakan norma atau aturan yang harus
dipatuhi oleh setiap pustakawan untuk menjaga kehormatan, martabat, citra
dan profesionalisme. Adapun kode etik pustakawan seperti yang tercantum
dalam Bab III pasal 3 Kode Etik Pustakawan Indonesia, yaitu:
1. Berupaya melaksanakan tugas sesuai dengan harapan masyarakat.
2. Berupaya mempertahankan keunggulan kompetensi setinggi
mungkin dan berkewajiban mengikuti perkembangan.
3. Berupaya membedakan antara pandangan atau sikap hidup pribadi
dan tugas profesi.
4. Menjamin bahwa tindakan dan keputusannya, berdasarkan
pertimbangan profesional.
5. Tidak menyalahgunakan posisinya dengan mengambil
keuntungan kecuali atas jasa profesi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
6. Bersifat sopan dan bijaksana dalam melayani masyarakat, baik
dalam ucapan maupun perbuatan. (Zulfikar Zen, 2009:8)
f. Peran Pustakawan dalam Pelayanan Pemakai
Pelayanan pemakai yang diberikan oleh suatu perpustakaan pada
umumnya meliputi pelayanan administrasi, pengadaan koleksi, dan
pendayagunaan koleksi.
1. Pelayanan administrasi meliputi: struktur organisasi, pendaftaran
anggota perpustakaan, peraturan tata tertib penyelenggaraan
perpustakaan, agenda surat menyurat. Keberadaan pengguna harus
didata untuk pengaturan pemanfaatan koleksi. Pengelolaan data
pengguna diolah dalam sistem yang telah ditentukan sehingga pengguna
perpustakaan siap untuk mendayagunakan koleksi yang ada.
2. Pelayanan pengadaan koleksi perpustakaan melaksanakan tugas-tugas
pengadaan sarana dan prasarana penyelenggaraan suatu perpustakaan,
sehingga tujuan pengelolaan perpustakaan dapat berjalan dan
berkelanjutan. Pelayanan pengadaan melaksanakan tugas-tugas
mengadakan koleksi perpustakaan dan juga peralatan sistem yang
digunakan dalam menunjang kelancaran jalannya perpustakaan. Baik
berupa perangkat lunak maupun perangkat keras.
3. Pelayanan pendayagunaan koleksi perpustakaan merupakan jenis
pelayanan perpustakaan yang mengolah informasi sedemikian rupa
sehingga menjadi informasi yang siap pakai. Koleksi harus diberi ciri
atau kode agar dikenali sebagai hak milik suatu perpustakaan atau pusat
informasi tertentu. Kode bisa berupa cap atau tanda gambar tertentu
yang menunjukkan hak kepemilikan. Selain itu, koleksi perlu diatur
penempatannya pada rak-rak atau tempat yang disediakan agar tertata
dan tersusun sesuai dengan pembagian kelompok bidang ilmu
pengetahuan yang sedang berkembang. Pendayagunaan koleksi
informasi dari koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan diharapkan
dapat digunakan sesuai kebutuhan pemakai perpustakaan. Hal ini
sehubungan dengan pelayanan yang diberikan kepada pemakai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
perpustakaan agar informasi yang dibutuhkan siap pakai. Dalam hal
pelayanan pendayagunaan koleksi, peran pemakai perpustakaan
merupakan aset penting dalam penyelengaraan perpustakaan.
Berkembang tidaknya suatu perpustakaan tergantung dari jenis layanan
yang diminta pengguna. Tanpa pengguna, informasi yang disajikan
suatu perpustakaan menjadi informasi yang basi dan tak berguna. (Kode
Etik Pustakawan, 1998)
Berdasarkan uraian jenis pelayanan pemakai yang diberikan suatu
perpustakaan, maka kualitas pelayanan menjadi ukuran manfaat tidaknya
suatu perpustakaan bagi pemakainya. Definisi mengenai kualitas suatu
pelayanan memang tidak dapat diterima secara universal. Menurut Kotler
dalam Tjiptono (2001:6), pelayanan (jasa) didefinisikan sebagai setiap
tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain yang
pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu. Sebagaimana telah dijelaskan di atas,
layanan perpustakaan tidak berorientasi kepada hasil fisik, meskipun
demikian pustakawan tetap diminta untuk kreatif dalam menyajikan
kemasan informasi yang diberikan kepada pemakai.
Menurut definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan (jasa)
adalah setiap tindakan atau aktivitas yang pada dasarnya tidak berwujud
fisik yang ditawarkan dari suatu pihak kepada pihak yang lain sehingga
mendatangkan kepuasan atau kemanfaatan. Pengertian pelayanan yang
dimaksud adalah pelayanan kepada masyarakat umum atau pelayanan
pemakai perpustakaan. Pelayanan mempunyai sifat universal, artinya
berlaku terhadap siapa saja yang menginginkannya. Oleh karenanya,
pelayanan yang memuaskan pemakai memegang peranan penting agar
perpustakaan dapat eksis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Lebih lanjut Moenir (2000:410) mengungkapkan perwujudan
pelayanan yang didambakan adalah :
1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan
pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan yang kadang
dibuat-buat
2. Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu atau sindiran
yang mengarah kepada permintaan sesuatu, baik dengan alasan
untuk dinas maupun kesejahteraan.
3. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap
kepentingan yang sama, tertib dan tidak pandang bulu.
4. Pelayanan yang jujur dan terus terang.
Menurut berbagai definisi tersebut di atas, terdapat beberapa
kesamaan, yaitu :
1. Kualitas meliputi usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan
2. Kualitas mencakup produk, jasa manusia, proses, lingkungan
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa
yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin kurang
berkualitas di masa mendatang) (Tjiptono,1998:40).
Pelayanan perpustakaan sudah selayaknya berorientasi pada
pemakai, sehingga kepuasan pemakai selalu diutamakan dalam rangka
meningkatkan hubungan antara pelanggan dan pengelola. Setiap pelayanan
terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut bisa
berasal dari dalam maupun dari luar sistem penyelenggaraan.
Faktor yang mempengaruhi tersebut di antaranya:
1) Faktor kesadaran para pejabat serta petugas yang berkecimpung
dalam pelayanan
2) Aturan kerja yang melandasi kerja pelayanan
3) Pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimal
4) Faktor ketrampilan petugas
5) Faktor sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan
6) Faktor organisasi yang merupakan alat serta sistem yang
memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan
(Moenir, 2000:88).
Hardjoprakosa (1998 : 306) mengemukakan bahwa pustakawan
berperan sebagai pembina dalam hal memberi informasi tentang koleksi
atau bahan bacaan, menggunkan koleksi atau bahan bacaan, minat baca dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
penulisan sinopsis, serta pemilihan buku yang sesuai dengan kebutuhan
pengunjung.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa mendengarkan “suara pelanggan” merupakan suatu hal yang perlu
dilakukan perpustakaan, baik perpustakaan besar maupun kecil. Jadi
meningkatkan kualitas layanan suatu perpustakaan harus dimulai dari diri
sendiri sebagai pelayan/penyampai informasi terlebih dahulu; yaitu
meningkatakan ketrampilan dan kualitas pribadi sebagai pelayan yang dapat
memberikan kepuasan pemakai. Kewajiban pustakawan terhadap diri sendiri
sebagaimana tercantum dalam kode etik pustakawan. Diantaranya, setiap
pustakawan dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu,
memelihara akhlak dan kesehatan untuk dapat hidup dengan tenteram, dan
bekerja dengan baik; serta selalu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam pergaulan dan bermasyarakat (Kode Etik Pustakawan,
1998:3).
5. Minat Baca
a. Definisi Minat Baca
Setiap individu memiliki minat yang berbeda-beda, minat tersebut
digunakan untuk memberi gambaran dalam kegiatan guna mencapai tujuan.
Menurut W.S Winkel (2004:188) menyatakan “minat diartikan sebagai
kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang
studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi
itu.”
Hilgard dalam Slameto (2003:57) memberi rumusan tentang minat
adalah sebagai berikut “is persisting tendency to pay attention to an enjoy
some activity or content”. Bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, diperhatikan
terus-menerus yang disertai masa senang. Sedangkan menurut Muhibbin
Syah (2003:136) menyatakan “minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Selain itu, pendapat lain juga diungkapkan oleh Slameto (2003:180)
menyatakan “ Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara
diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut semakin besar minat. Minat seseorang dapat menentukan kegiatan
yang akan dipilih, jadi minat antara yang satu dengan yang lain menunjukan
perbedaan. Sebagaimana pendapat Sudirman AM (2001:74) yang
memberikan pengertian minat sebagai berikut:
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atau sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Apa yang
dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh
apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan
minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan
kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat
merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada suatu obyek
(biasanya disertai dengan perasaan senang), karena itu merasa ada
kepentingan dengan obyek tersebut.
Minat dapat timbul karena adanya kebiasaan. Dengan seringnya
seseorang memiliki minat terhadap sesuatu maka orang itu akan terus
menerus berkecimpung pada kegiatan yang didasari atas minatnya tersebut.
Hal ini sesuai dengan pendapat Bernard yang dikutip oleh Sudirman AM
(2001:74) mengungkapkan “ Minat timbul tidak secara tiba-tiba / spontan
melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu
belajar atau bekerja”.
Pendapat tersebut dikuatkan oleh pendapat Marksheffel yang dikutip
oleh Ibrahim Bafadal (2001:192) memberikan pendapatnya mengenai minat
adalah sebagai berikut :
1) Minat bukan hasil pembawaan manusia, tetapi dapat dibentuk dan
diusahakan, dipelajari dan dikembangkan.
2) Minat itu bisa dihubungkan untuk maksud-maksud tertentu untuk
bertindak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3) Secara sempit, minat itu diasosiasikan dengan keadaan sosial
seseorang dan emosi seseorang.
4) Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah kepada
kelakuan atau tabiat manusia.
Sedangkan pendapat Kartini Kartono (2008:192) memberikan
pengertian bahwa, “Minat merupakan momen dari kecenderungan yang
terarah secara intensif kepada satu obyek yang dianggap penting. Minat ini
erat berkaitan dengan kepribadian, dan selalu mengandung unsur afektif /
perasaan, kognitif, dan kemauan”.
Berdasarkan definisi tentang minat diatas pengertian minat
mengandung unsur :
1) Minat timbul karena adanya kebiasaan.
2) Adanya kecenderungan tertarik terhadap sesuatu.
3) Minat dapat dibentuk, dipelajari dan dikembangkan, sehingga minat
bukan menjadi unsur pembawaan dari diri seseorang.
Besar kecilnya minat akan berpengaruh pula pada sikap seseorang
terhadap suatu aktivitas. Begitu pula dalam hal membaca. Bagi pelajar minat
baca merupakan suatu sikap yang sangat dibutuhkan untuk belajar. Dengan
minat baca, memungkinkan mereka untuk dapat menumbuhkan motivasi
belajar mandiri sehingga dapat membantu untuk meraih prestasi yang
maksimal sampai mendapatkan gelar.
Kegiatan membaca dapat memperkaya pengetahuan seseorang,
secara sederhana pengertian membaca yang didefinisikan oleh Joko D.
Muktiono (2003:206) “sebagai proses mengambil makna dari bahasa tulis”.
Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Nurhadi (1995:340)
sebagai berikut “membaca adalah mengidentifikasi simbol-simbol dan
mengasosiasikan dengan makna”. Membaca juga dapat diterjemahkan
sebagai proses mengidentifikasi dan komprehensi yang menelusuri pesan
yang disampaikan melalui sistem bahasa tulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Kegiatan membaca merupakan kegiatan memahami sebuah tulisan.
Mulyono Abdurrohman (1999:200) mendefinisikan pengertian hakikat
membaca sebagai berikut:
Membaca merupakan aktifitas kompleks yang mencakup fisik dan
dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan
jelas, mampu menggerakan mata secara lincah, mengingat simbol-
simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran yang cukup
memahami bacaan.
Dengan membaca, seseorang akan mendapatkan ilmu, ide, dan
pengetahuan baru, serta dapat memperluas pandangan. Sehingga mereka
dapat memiliki kecerdasan yang tinggi yang berguna bagi dirinya dan orang
lain. Menurut Montimer J Adler yang dikutip oleh Prana D Wijaya &
Ahmad S. Harjasusana membuat definisi tentang membaca sebagai berikut
“Adalah sebagai alat utama yang harus dimiliki orang yang menghendaki
kehidupan yang baik”. Selain itu Roger Farr dalam Prana D. Wijaya &
Ahmad S. Harjasuna menyatakan, “Memandang kegiatan membaca sebagai
jantungnya pendidikan lebih jelas lagi membaca itu bisa di umpamakan urat
nadinya pendidikan, ini berarti bahwa tak ada kegiatan mendidik tanpa ada
membaca”.
Berdasarkan definisi di atas, pengertian membaca mengandung
unsur:
1) Aktifitas mental dalam membaca mencangkup ingatan dan pemahaman.
2) Merupakan aktivitas fisik dan mental dalam memahami bahasa tulis.
3) Aktivitas fisik dalam membaca berhubungan dengan indera penglihatan.
Setelah memahami tentang pengertian minat, dalam hal ini akan
lebih di uraikan lagi secara mendalam tentang pengertian minat baca.
Banyak orang yang masih kurang tepat dan benar dalam memahami
pengertian minat baca. Menurut Suyatmi (1996) menyatakan “Minat baca
adalah suatu keadaan yang muncul akibat adanya keinginan yang besar
untuk melakukan kegiatan mambaca didasari oleh rasa keinginan yang besar
dari dirinya maupun dari luar dirinya”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Kebiasaan membaca membantu seseorang untuk memperoleh
informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari dan untuk efektivitas
bagi kelancaran dan peningkatan prestasi serta menjadi kemampuan dasar
yang sangat penting, artinya demi kemajuan masyarakat dan individu.
Untuk mengembangkan minat baca, masyarakat dibimbing agar
dapat merasakan belajar bukan suatu kegiatan yang wajib melainkan suatu
kebutuhan. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan minat membaca adalah suatu keadaan yang muncul akibat adanya
keinginan yang besar untuk melakukan kegiatan membaca dan untuk
mencapai suatu tujuan. Berdasarkan berbagai definisi tentang minat dan
membaca tersebut di atas maka pengertian minat baca memiliki unsur:
1) Adanya pemahaman terhadap suatu bacaan.
2) Adanya kepuasan tersendiri setelah melakukan aktifitas membaca.
3) Adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai setelah melakukan aktifitas
membaca.
4) Ketertarikan dan rasa senang terhadap aktifitas membaca.
5) Timbulnya minat baca bisa terjadi akibat adanya kebiasaan membaca.
Minat baca dibagi menjadi dua, yaitu minat baca terpola dan minat
baca spontan. Minat baca terpola adalah kegiatan membaca yang terjadi
karena faktor dari luar, seperti perintah dari guru. Sedangkan minat baca
spontan adalah kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan atau
inisiatif spontan diri sendiri tanpa dorongan atau perintah pihak luar.
b. Pentingnya Minat Baca
Memiliki minat baca yang besar merupakan sumber motivasi dari
diri seseorang untuk aktif berhubungan langsung dengan segala sesuatu
yang menarik perhatiannya. Menurut pendapat Hurlock yang dikutip oleh
Meitasari (1999:114-116) pentingnya minat adalah sebagai berikut:
1) Minat menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni
seseorang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak.
3) Minat menjadi sember motivasi yang kuat untuk belajar.
Dari pengertian diatas, dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Minat menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni
seseorang.
Seseorang akan gemar membaca apabila aktivitas tersebut
didasari adanya minat atau ketertarikan. Adanya minat untuk membaca
tersebut akan menimbulkan kegiatan membaca dengan perasaan senang,
apabila ia melakukan aktivitas membaca. Perasaan senang ini yang
akhirnya membuat kegiatan membaca bukan lagi menjadi beban namun
merupakan aktivitas yang menggembirakan. Hal ini menjadikan mereka
lebih mudah dalam mempelajari materi yang dibacanya.
2) Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak.
Adanya membaca, maka seseorang dapat membuka wawasan dan
pengetahuaan yang mendukung tercapainya aspirasi yang diinginkan.
Bentuk dan aspirasi anak berkembang dengan baik, jika anak tersebut
memiliki minat yang tinggi terhadap belajarnya, terutama dalam hal
minat baca dan minat yang ia miliki. Dengan banyak membaca, anak
memperoleh ilmu pengetahuan dan wawasan yang baru, terkadang anak
juga dapat mengembangkan aspirasi-aspirasi yang ada dari buku atau
referensi yang ia baca dan dapat mengerti serta memahami isi bacaan dan
dapat mencapai tujuan yang ia harapkan.
3) Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar.
Seseorang yang memiliki minat baca yang tinggi cenderung
memiliki motivasi yang kuat untuk belajar, sehingga akan lebih mudah
untuk meraih prestasi yang tinggi. Seseorang memiliki minat yang tinggi
untuk belajar karena ia menyadari tanpa adanya minat terhadap sesuatu
terutama buku-buku atau referensi yang harus ia pelajari maka ia akan
kesulitan dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu, seseorang yang
memiliki minat yang tinggi terhadap buku bacaan merupakan sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
motivasi yang kuat untuk memahami atau belajar tentang hal yang ia
sukai atau minati. Seseorang yang tidak memiliki minat yang tinggi
terhadap sesuatu hal (dalam hal ini minat belajar), maka ia akan sulit
berubah dan mencapai prestasi yang baik.
Frekuensi membaca yang tinggi dapat meningkatkan pengetahuan
mahasiswa, sehingga hal ini mempengaruhi kematangan daya pikirnya.
Oleh karena itu kegiatan membaca digunakan sebagai sarana untuk
meningkatkan pengetahuan, jalan untuk mengumpulkan data-data dapat
membandingkan sumber-sumber dan untuk mengorganisasikan
pengetahuan. Menurut Mangunhardjo (1994:25) ada beberapa manfaat
apabila seseorang memiliki minat membaca, antara lain :
1) Adanya minat membaca, maka ilmu pengetahuan kita bertambah
karena pandangan kita diperluas dan dijernihkan.
2) Adanya minat membaca, maka cara gaya dan sikap menjadi
dipercaya. Makin mampu melihat kemungkinan dan pilihan seta
dapat bertindak dengan pemikiran yang lebih matang.
3) Adanya minat membaca, maka budi kita akan dilatih bekerja
karenanya dipertajam dan berfungsi makin baik.
Dari hal-hal diatas dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut :
1) Adanya minat membaca, maka ilmu pengetahuan kita bertambah
karena pandangan kita diperluas dan dijernihkan. Banyak membaca
buku-buku atau referensi, maka kita akan mendapatkan pengetahuan atau
informasi yang baru. Apabila kita mampu menelaah isi buku yang dibaca
dengan baik dan bisa menjalankan sesuai yang diinginkan oleh penulis,
maka kita akan lebih mudah dalam bertindak di dalam kehidupan
masyarakat.
2) Adanya membaca, maka cara gaya dan sikap dapat dipercaya. Seringnya
kita membaca, maka kita akan mengalami perubahan dalam cara bergaya
maupun dalam sikap kita sehari-hari. Hal ini terjadi karena wawasan kita
luas sehingga kita bisa meningkatkan kepercayaan kepada orang lain, dan
kita mampu memilih hal yang positif bagi kebaikan kita sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3) Dengan membaca, maka kita akan dilatih bekerja dan berperilaku dengan
lebih baik. Kegemaran membaca dengan rasa senang, akan sangat
mendukung kita untuk lebih suka membaca buku-buku yang nantinya
bermanfaat bagi diri kita sendiri. Kegemaran membaca buku-buku dapat
meningkatkan cara berfikir dalam menghadapi persoalan kehidupan
masyarakat. Jika buku yang kita baca positif, maka dapat melatih jiwa
kita untuk bertindak baik dalam masyarakat.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca
Menumbuhkan minat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
mempengaruhi minat. Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh jika dalam
diri seseorang memiliki kondisi yang baik. Menurut Dimyati Mahmud
“Minat seseorang dipengaruhi minat jasmaninya, status, mental, perasaan
dan lingkungan sosialnya”.
Berdasarkan pendapat tersebut faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi minat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Lingkungan Sosial
Timbulnya minat sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
Lingkungan itu dapat berupa lingkungan pergaulan, lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan teman belajar dan lingkingan sekitarnya
yang dapat membuat individu berminat terhadap suatu bacaan. Minat
membaca akan muncul apabila lingkungan yang ada disekitar individu
mendukungnya. Misalnya, lingkungan keluarga sangat berpengaruh
dalam membantu menumbuhkan minat membaca dengan cara
menyediakan buku dan fasilitas belajar lainnya.
2) Perasaan
Perasaan seseorang kadang tidak stabil. Perubahan perasaan seseorang
juga sangat berpengaruh terhadap munculnya minat untuk melakukan
aktivitas. Seseorang akan berminat membaca manakala perasaannya
senang atau gembira. Sebaliknya, seseorang yang perasaannya benci,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
bosan, atau sedih tidak akan menarik perhatian atau minat terhadap suatu
hal atau aktivitas termasuk membaca.
3) Status Mental
Status mental seseorang berhubungan dengan keadaan batinnya.
Aktivitas membaca seseorang membutuhkan suasana yang tenteram,
tenang dan damai serta tidak terbebani batinnya. Dengan keadaan
tersebut orang akan tertarik sehingga menimbulkan minat untuk
membaca. Sebaliknya, jika kondisi seseorang kacau atau ketakutan
menyebabkan seseorang tersebut tidak memiliki ketertarikan ataupun
minat untuk membaca.
4) Keadaan Jasmani
Keadaan jasmani mempunyai pengaruh dalam melakukan aktivitas atau
kegiatan. Seseorang akan memiliki minat untuk membaca apabila
keadaan jasmaninya sehat. Sebaliknya, apabila seseorang dalam keadaan
jasmani yang sakit, ia akan malas melakukan kegiatan, termasuk kegiatan
membaca karena jasmaninya lemah.
Tidak adanya waktu untuk membaca biasanya terjadi pada
masyarakat ekonomi rendah. Masyarakat ekonomi rendah harus berjuang
dalam hal pekerjaan untuk menghidupi keluarganya. Menurut Arixs (2006:
11) enam penyebabnya adalah sebagai berikut :
1) Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat anak-anak/siswa/
mahasiswa harus membaca buku (lebih banyak lebih baik), mencari
informasi/pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan, mengapresiasi
karya-karya ilmiah, filsafat, sastra dan sebagainya.
2) Banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV yang
mengalihkan perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku, surfing di
internet walaupun yang terakhir ini masih dapat dimasukkan sebagai
sarana membaca. Hanya saja apa yang dapat dilihat di internet bukan
hanya tulisan tetapi hal-hal visual lainnya yang kadangkala kurang tepat
bagi konsumsi anak-anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3) Banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman
rekreasi, tempat karaoke, mall, supermarket dan sebagainya.
4) Budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang kita. Kita
terbiasa mendengar dan belajar berbagai dongeng, kisah, adat-istiadat
secara verbal dikemukakan orangtua, tokoh masyarakat, penguasa pada
zaman dulu.
5) Masyarakat senantiasa disibukkan dengan berbagai kegiatan upacara-
upacara keagamaan serta membantu mencari tambahan nafkah untuk
keluarga, sehingga tiap hari waktu luang sangat minim bahkan hampir
tidak ada untuk membantu anak membaca buku.
6) Sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman
bacaan, masih merupakan barang aneh dan langka.
Koswara (1998 : 300) menyatakan peran proaktif pustakawan
berkaitan dengan upaya menumbuhkan minat baca masyarakat. Pendapat
lain diungkapkan Hardjoprakosa (2005 : 146) bahwa usaha untuk
meningkatkan minat baca dapat dilakukan dengan peningkatan fasilitas
perpustakaan dan program kegiatan minat baca, dengan menambah jumlah
berbagai jenis layanan seperti penyediaan fasilitas membaca yang baik serta
penyediaan armada perpustakaan keliling.
d. Unsur-Unsur Minat Membaca
Unsur-unsur minat menyangkut 5 aspek kegiatan psikis yang satu
dengan yang lainnya saling berhubungan dan bertalian yang tidak dapat
dipisahkan. Aspek-aspek tersebut antara lain motivasi, perasaan senang,
kemauan, perhatian dan kesadaran.
1) Motivasi
Motivasi erat kaitannya dengan minat. Motivasi adalah proses
membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minat-minat.
Seseorang memiliki minat terhadap bidang tertentu cenderung tertarik
perhatiannya dan dengan timbul motivasi untuk mempelajari bidang
tersebut. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan
perilaku individu belajar. Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Oemar
Hamalik (2004:173) menyatakan “Motivasi adalah suatu perubahan
energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif
dan reaksi untuk mencapai ”. Sebagaimana yang diungkapkan Dimyati
dan Mujiono (2002:42) bahwa “Motivasi adalah tenaga yang
menggerakan dan mengarahkan aktivitas seseorang”. Menurut Glietman
dalam Muhibbin Syah (2003:136) menyatakan bahwa “pengertian dasar
motivasi adalah keadaan internal organisme (baik hewan maupun
manusia) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu” .
Dalam pengertian ini motivasi berarti pemasok daya (energizer
untuk bertingkah laku secara terarah).
Motivasi merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya
terhadap suatu kegiatan, demikian halnya dengan kegiatan membaca.
Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik yang bersifat internal maupun
eksternal akan menyebabkan seseorang kurang bersemangat dalam
melakukan suatu kegiatan.
2) Perasaan Senang
Seseorang yang merasa senang biasanya langsung menghayati
apakah suatu obyek baginya berharga / bernilai atau tidak. Bila obyek itu
dihayati sebagai sesuatu yang berharga, maka timbul perasaan senang.
Perasaan senang adalah suatu komponen dalam bersikap positif terhadap
belajar, sikap positif dan perasaan senang merupakan salah satu
komponen bersikap positif terhadap belajar, sikap positif dan perasaan
senang itu memberikan semangat dan energi batin untuk berusaha
semaksimal mungkin.
Demikian halnya dengan siswa yang mempunyai minat baca,
siswa tersebut akan merasa senang dan berantusias untuk melakukan
aktivitas membaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3) Kemauan
Kemauan merupakan dorongan keinginan pada setiap manusia
untuk membentuk dan merealisasikan diri, dan kemampuannya serta
meningkatkatkan taraf kehidupan. Menurut pendapat Kartini Kartono
(2008:104) menyatakan bahwa “Kemauan adalah dorongan dan
kehendak yang terarah pada tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh
pertimbangan akal budi”.
Sedangkan Dimyati & Mujiono (2002 : 90) menyatakan:
Kemauan merupakan tindakan mencapai tujuan secara kuat.
Kemauan seseorang timbul karena adanya (i) keinginan yang kuat
untuk mencapai tujuan. (ii) pengetahuan tentang cara memperoleh
tujuan. (iii) energi dan kecerdasan, dan. (iv) pengeluaran energi
yang tepat untuk mencapai tujuan.
Apabila seseorang sudah menetapkan suatu keputusan tentang
minatnya untuk dikerjakan, maka timbul kemauan pada diri seseorang
untuk bertindak dan melaksanakan keputusan itu. Seseorang siswa yang
ingin memperoleh prestasi yang diinginkannya akan berusaha
mengembangkan kemampuannya dan hal ini dapat diperoleh dengan
membaca. Dengan adanya minat baca akan menimbulkan kemauan
dalam diri siswa tersebut untuk melaksanakan aktivitas membaca untuk
memperoleh tujuan yang hendak dicapainya.
4) Perhatian
Perhatian erat kaitannya dengan minat individu. Bila individu
telah mempunyai minat terhadap suatu obyek, maka terhadap obyek itu
biasanya timbul perhatian yang spontan, secara otomatis perhatian itu
timbul. Menurut Gazali dalam Slameto (2003:56) menyatakan bahwa
“perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-
mata tertuju kepada suatu obyek (benda/ hal atau sekumpulan obyek)”.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bimo Walgito (2004:98)
mengenai perhatian adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh
aktivitas individu yang diyujukan kepada suatu obyek atau
sekumpulan obyek. Kalau individu sedang memperhatikan suatu
benda misalnya, ini berarti bahwa seluruh aktivitas individu
dicurahkan atau dikonsentrasikan kepada benda tersebut.
Menurut Kartini Kartono (2008:111) “Perhatian itu merupakan
reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan
bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi dan pembatasan kesadaran
terhadap satu obyek”.
Dengan demikian minat yang ada pada individu menimbulkan
perhatian individu tersebut untuk melakukan kegiatan yang dapat
mendukung minatnya. Seperti halnya dengan siswa yang mempunyai
minat baca sangat besar akan menjadikan kegiatan membaca sebagai
obyek kegiatan yang menjadi perhatiannya. Semakin tinggi minat
terhadap buku bacaan maka semakin tinggi pula perhatiannya dalam
membaca.
5) Kesadaran
Seseorang disebut berminat terhadap suatu obyek apabila orang
tersebut memiliki kesadaran. Dengan adanya kesadaran akan suatu
kebutuhan akan menimbulkan dorongan untuk bertindak, sehingga
kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Begitu pula pada individu yang
belajar. Mereka belajar dilandasi oleh kesadaran untuk meningkatkan
kemampuan yang dimilikinya. Dengan kesadaran tersebut maka akan
dapat menumbuhkan minat individu tersebut untuk banyak membaca,
karena dengan banyak membaca akan banyak menambah wawasannya
serta memperluas pengetahuannya.
Menjadikan aktivitas membaca sebagai kegiatan yang tak
terpisahkan dari kesibukannya sehari-hari. Begitu pula dengan minat
baca yang ada pada diri peserta didik, minat baca tumbuh sebagai akibat
dari kesadaran mereka untuk meraih prestasi belajar yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
e. Lingkungan yang Mempengaruhi Timbulnya Minat Baca
Mengingat sedemikian besarnya peranan membaca dalam kehidupan
maupun dalam keberhasilan bagi mahasiswa maka seharusnya minat baca
perlu ditumbuhkan sedini mungkin, karena usaha ini tidak akan menuju
sasaran jika tidak mendapatkan dukungan lingkungan. Menurut Oemar
Hamalik (2004:103) menyatakan “Lingkungan adalah sesuatu dari sekitar
yang bermakna atau memberikan pengaruh terhadap individu baik positif
ataupun negatif”.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan lingkungan adalah keluarga,
sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat.
1) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling utama
dan pertama, artinya lingkungan keluarga memberikan andil yang cukup
tinggi dalam rangka menimbulkan minat baca. Motivasi dan dorongan
dalam membaca tak jarang ditimbulkan oleh adanya kebiasaan dan
contoh dari keluarga. Dalam keluarga minat dan kebiasaan dalam
membaca mulai disulut. Jika dalam sebuah keluarga tidak terdapat
teladan dalam kegiatan membaca dan mencintai buku, benih-benih
kecintaan membaca dalam diri anak-anak sulit untuk tumbuh subur. Oleh
karena itu seharusnya keluarga menciptakan iklim yang menumbuhkan
minat baca bagi anak, misalnya memberi keteladanan membaca,
melakukan pengawasan, memberi perhatian ketika anak sedang membaca
dan menyediakan buku atau bacaan yang bermutu.
2) Lingkungan Masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat juga sangat menentukan dalam rangka
menumbuhkan minat baca. Lingkungan ini turut memberikan pengaruh
melalui keadaan lingkungan masyarakat dan juga fasilitas-fasilitas yang
ada yang mendukung seseorang untuk melakukan aktivitas membaca.
Akan tetapi sering dijumpai adanya hal yang negatif di lingkungan
masyarakat yang kurang menguntungkan bagi pelajar dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
mengembangkan minat baca. Misalnya bacaan yang kurang bermutu,
buku bacaan porno dan buku bacan yang kurang sehat. Untuk itu
seseorang harus selektif dalam memilih fasilitas yang disediakan
masyarakat dalam rangka pengembangan minat baca.
3) Lingkungan Sekolah
Selain lingkungan keluarga dan masyarakat, sekolah merupakan tempat
pendidikan formal yang berkewajiban secara moral untuk membina dan
mendidik anak-anak dalam rangka menumbuhkan minat baca. Peranan
sekolah dalam membantu mengembangkan minat baca bagi siswa yaitu
dengan menyediakan perpustakaan dengan koleksi buku-buku yang
mengandung materi pelajaran, dan memberikan motivasi kepada siswa
untuk selalu gemar membaca.
4) Lingkungan Perguruan Tinggi
Lingkungan pendidikan formal tidak hanya berada pada sekolah namun
juga pada perguruan tinggi. Perguruan tinggi adalah tempat seseorang
untuk melanjutkan belajarnya dan memperdalam ilmu yang telah didapat
selama berada pada SD, SMP, dan SMA. Perguruan Tinggi juga
mewajibkan mahasiswanya untuk lebih mandiri lagi dalam menimba
ilmu. Sarana fasilitas yang telah disediakan salah satunya adalah
perpustakaan. Perpustakaan perguruan tinggi lebih banyak menyediakan
koleksi bahan pustaka yang lebih lengkap dibandingkan dengan
perpustakaan sekolah. Sehingga akan lebih efektif lagi untuk menunjang
mahasiswa belajar mandiri.
6. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan penelaahan dari hasil penelitian
yang terdahulu yang diperlukan untuk mempertajam penelitian yang akan
dilakukan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Riky Rafliana (2010) yang berjudul
“Pengaruh Fasilitas dan Kinerja Karyawan Perpustakaan terhadap Minat
Baca Siswa SMK Negeri 2 Magelang Tahun 2009/2010”. Hasil penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pengaruh
fasilitas terhadap minat baca siswa Smk Negeri 2 Magelang tahun
2009/2010 dengan F hitung sebesar 37,579 pada taraf signifikansi 5%.
Besarnya R2 sebesar 0,461.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Puspitasari (2008) yang berjudul
“Pengaruh Pelayanan dan Fasilitas terhadap Kepuasan Pengguna pada
Perpustakaan Kolese St. Ignatius Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pengaruh pelayanan dan
fasilitas terhadap kepuasan pengguna pada Perpustakaan Kolese St. Ignatius
Yogyakarta dengan F hitung (23,563) > F tabel (2,728) pada taraf
signifikansi 5%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Laura A. Linnan, ScD, CHES (2004) yang
berjudul “Public Librarians as a Resource for Promoting Health: Results
from the Health for Everyone in Libraries Project (HELP) Librarian
Survey”. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelayanan pustakawan yang
memuaskan akan meningkatkan minat anggota masyarakat untuk
mengakses informasi kesehatan yang diinginkan di perpustakaan.
Persamaan antara penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian
terdahulu adalah variabel-variabel yang digunakan yaitu fasilitas perpustakaan,
pelayanan pustakawan, dan minat baca. Sedangkan perbedaan penelitian
sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan adalah lokasi penelitian
dan subyek yang diteliti. Penelitian sebelumnya diterapkan pada siswa di SMK
Negeri 2 Magelang (2009/2010) dan pengunjung perpustakaan Kolese St.
Ignatius Yogyakarta (2008) sedangkan penelitian yang peneliti lakukan
diterapkan pada pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali.
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian menjelaskan secara teoritis model
konseptual variabel – variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori –
teori yang berhubungan dengan variabel yang ingin diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1. Pengaruh Fasilitas Perpustakaan Terhadap Minat Baca.
Adanya fasilitas yang lengkap dan memadai di dalam perpustakaan
akan menumbuhkan ketertarikan masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan
tersebut. Selain itu, fasilitas yang lengkap dan memadai akan membuat
pengunjung menjadi merasa nyaman dan tidak cepat jenuh untuk membaca
ataupun mencari informasi yang ada di dalam perpustakaan. Jadi adanya
fasilitas perpustakaan yang lengkap serta memadai akan berpengaruh pada
minat baca masyarakat.
2. Pengaruh Pelayanan Pustakawan Terhadap Minat Baca.
Pelayanan pustakawan yang baik merupakan hal yang tidak boleh
diabaikan untuk menumbuhkan minat baca masyarakat. Pelayanan yang
diberikan oleh pustakawan harus dilakukan semaksimal dan sebaik mungkin
agar dapat menarik minat masyarakat berkunjung ke perpustakaan untuk
mencari referensi bahan pustaka yang dibutuhkan. Jadi jelas bahwa pelayanan
pustakawan turut mempengaruhi minat baca masyarakat.
3. Pengaruh Fasilitas Perpustakaan dan Pelayanan Pustakawan Terhadap
Minat Baca Masyarakat.
Agar dapat menumbuhkan minat baca masyarakat, maka diperlukan
fasilitas yang memadai serta peranan pustakawan dalam mengelola
perpustakaan sebaik mungkin. Dapat dijelaskan bahwa pustakawan mamiliki
tugas untuk menyediakan fasilitas yang lengkap dan memadai agar dapat
menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman bagi masyarakat yang
berkunjung ke perpustakaan. Selain fasilitas, pustakawan juga harus
menyediakan bahan pustaka yang lengkap, beraneka ragam serta menarik
untuk dibaca, sehingga memudahkan masyarakat dalam mencari informasi dari
bahan pustaka. Secara tidak langsung hal tersebut akan akan memunculkan dan
menumbuhkan minat baca pada masyarakat. Dengan demikian maka peran
pustakawan dan fasilitas perpustakaan dalam menumbuhkan minat baca telah
berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dalam penelitian ini, beberapa faktor di atas akan dijadikan sebagai
variabel 1 yaitu fasilitas perpustakaan dan variabel 2 yaitu pelayanan pustakawan
yang akan mempengaruhi minat baca.
Dari keterangan di atas, dapat dituangkan melalui sebuah gambar yaitu
sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
Hipotesis dari penelitian ini dibangun dari hasil kajian teoritis atau melalui proses
menghubung – hubungkan sejumlah bukti empiris.
Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori dan kerangka berpikir,
dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
1. Ada pengaruh yang signifikan fasilitas perpustakaan terhadap minat
baca masyarakat di Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali.
Pemberian
Pelayanan
Penyediaan
Fasilitas
Minat Baca
Masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2. Ada pengaruh yang signifikan pelayanan pustakawan terhadap minat
baca masyarakat di Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali.
3. Ada pengaruh yang signifikan fasilitas perpustakaan dan pelayanan
pustakawan terhadap minat baca masyarakat di Perpustakaan Daerah
Kabupaten Boyolali.
Perumusan hipotesis dalam penelitian ini dapat ditunjukkan dalam skema
di bawah ini :
(H1)
(H3)
(H2)
Gambar 2.2. Skema Hipotesis
Fasilitas
Perpustakaan
( X1)
Pelayanan
Pustakawan
(X2)
Minat Baca
Masyarakat
( Y )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali.
Alasan peneliti memilih melakukan penelitian di Perpustakaan Daerah
Kabupaten Boyolali adalah :
a. Tersedia data yang dibutuhkan.
b. Terdapat masalah yang perlu dicarikan penyelesaiannya.
c. Belum pernah ada penelitian dengan permasalahan yang sama.
d. Instansi tersebut memberi izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 9 bulan terhitung mulai bulan November
2011 sampai bulan Juli 2012. Jadwal penelitian selengkapnya seperti pada
lampiran 35.
B. Rancangan / Desain Penelitian
Rancangan penelitian memaparkan hubungan antara berbagai variabel yang
di teliti. Rancangan penelitian meliputi metode yang nantinya digunakan untuk
memperoleh data. Salah satu cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah
adalah melalui metode penelitian. Tujuan umum pelaksanaan penelitian adalah
untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang digunakan harus
relevan dengan masalah yang dirumuskan.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel–variabel yang
diukur dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan metode
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk memberi uraian
mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan
tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)
berdasarkan indikator–indikator dari variabel yang diteliti tanpa membuat
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang diteliti guna untuk
eksplorasi dan klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel berkenaan
dengan masalah variabel yang diteliti (Iskandar, 2008).
Rancangan penelitian yang disusun dengan baik, berguna untuk peneliti itu
sendiri serta memudahkan pihak lain untuk melakukan evaluasi. Berikut
merupakan rancangan penelitian ini:
1. Variabel bebas (independent variable) adalah fasilitas perpustakaan (X1) dan
pelayanan pustakawan (X2).
2. Variabel terikat (dependent variable) adalah minat baca masyarakat (Y).
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subyek penelitian. Populasi menurut
Singarimbun dalam Iskandar (2008: 68) adalah jumlah keseluruhan dari unit –
unit analisis yang memilki ciri – ciri yang akan di duga. Populasi menurut
Nurul Zuriah (2005) adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Populasi penelitian ini terdiri
dari:
Rata-rata pengunjung perbulan : 480 orang
(pelajar, pegawai, dan masyarakat umum)
Jumlah karyawan : 5 orang
Jumlah pustakawan : 2 orang
Jumlah : 487 orang
2. Sampel
Menurut Iskandar (2008: 69) “Sampel adalah sebagian dari populasi yang
diambil secara representative atau mewakili populasi yang bersangkutan atau
bagian kecil yang diamati”.
Menurut Sugiyono (2005: 91) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pernyataan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa sampel adalah bagian
dari populasi yang akan diamati.
Menurut S. Margono (2005) ada enam hal yang menjadi dasar
pertimbangan sebuah penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel yaitu
ukuran populasi, masalah biaya, masalah waktu, percobaan yang sifatnya
merusak, masalah ketelitian dan masalah ekonomis. Penetapan jumlah sampel
yang digunakan berdasarkan pendapat Winarno Surachmad (2004: 93) yaitu:
”jika populasinya dibawah seratus maka besarnya sampel yang diambil adalah
50%- nya atau keseluruhnya, tetapi apabila dibawah seribu, maka sampelnya
sebesar 15%-nya”.
Berdasarkan pendapat diatas dan dengan pertimbangan jumlah rata-rata
pengunjung (pelajar, pegawai, dan masyarakat umum) setiap bulannya, serta
jumlah karyawan dan pustakawan yang berjumlah 7 orang, maka peneliti
mengambil tindakan untuk mengambil sampel sejumlah 15% dari jumlah
populasi, yaitu 15% x 487 = 73 orang.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Iskandar (2008: 69) menyatakan bahwa “Teknik sampling merupakan
penelitian yang tidak meneliti seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan
hanya sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian yang disebut
sampel”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling acak
(random sampling). Yang dimaksud dengan sampling acak adalah pengambilan
sampel yang dilakukan secara acak atau random dari populasi yang
memungkinkan setiap individu berpeluang untuk menjadi sampel penelitian,
dengan cara rendomisasi atau dengan cara melalui undian. Dalam penelitian ini,
teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
proporsional random sampling. Proporsional sampling dalam penelitian ini
digunakan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata / sampel
wilayah untuk memperoleh sampel yang sesuai dengan wilayah masing-
masingnya. Jadi dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional sampling
karena ingin mengetahui jumlah sampel yang akan diambil. Dalam pengambilan
sampel dengan mempertimbangkan proporsi atau pertimbangan jumlah sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
secara proporsi jumlah rata-rata pengunjung perbulan Perpustakaan Daerah
Kabupaten Boyolali.
E. Pengumpulan Data
Dalam metode pengumpulan data ada beberapa cara yang dapat digunakan,
tetapi tidak semua cara dapat diterapkan dalam setiap jenis penelitian. Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode angket atau kuesioner, metode dokumentasi, dan metode
observasi. Untuk lebih jelasnya dapat peneliti uraikan tentang angket atau
kuesioner, dokumentasi, dan observasi.
1. Metode Angket atau Kuesioner
a. Pengertian Angket
Suharsimi Arikunto (2006: 151) menyatakan “angket adalah sejumlah
pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui”.
Sedangkan Iqbal Hasan (2003: 82) menjelaskan “angket adalah daftar
pertanyaan yang diserahkan kepada responden”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik
pengumpulan data dengan angket adalah penyelidikan mengenai suatu
masalah dengan jalan mengedarkan pertanyaan kepada responden untuk
mendapatkan informasi, keterangan, tanggapan, atau hal yang diketahui
secara tertulis. Jadi angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang
diajukan kepada responden dan jawabanya diberikan secara tertulis.
b. Jenis-Jenis Angket
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 152) mengemukakan bahwa
angket dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari sudut
pandang yang digunakan, yaitu:
1) Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada:
a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada
responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.
b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, maka ada:
a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab
tentang orang lain.
3) Dipandang dari bentuknya, maka ada:
a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan
kuesioner tertutup.
b) kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
c) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal
membubuhkan tanda chek (√ ) Pada kolom yang sesuai.
d) Rating-scala ( skala bertingkat ), yaitu sebuah pertanyaan diikuti
oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan,
misalnya dimulai dari setuju sampai dengan sangat tidak setuju.
Dipandang dari cara menjawabnya dalam penelitian ini digunakan
angket jenis tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban yang
telah disediakan dan bila dipandang dari bentuknya, angket yang digunakan
dalam penelitian ini adalah angket dengan rating-scale (skala bertingkat).
Alasannya dapat memberikan beberapa alternative jawaban kepada
responden sehingga dapat memilih jawaban yang paling tepat sesuai
dengan pendapatnya.
c. Alasan Penggunaan Angket
Alasan digunakanya angket sebagai alat atau instrumen pengumpulan
data, bahwa angket mempunyai beberapa keuntungan seperti yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto ( 2006: 153) yaitu:
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
3) Dapat dijawab responden menurut kecepatanya masing-masing,
dan menurut waktu senggang responden.
4) Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.
d. Langkah-Langkah Menyusun Angket
Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan tujuan pembuatan angket
Tujuan penyusunan angket dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh data tentang Lingkungan Fisik dan Pengawasan
dihubungkan dengan efektivitas kerja pegawai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2) Menentukan aspek-aspek yang akan diukur
Untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang akan disusun,
perlu dibuat suatu matriks yang disebut matrik spesifikasi data. Matrik ini
merupakan penjabaran dari aspek-aspek yang akan diukur untuk
memperjelas permasalahan yang akan dituangkan ke dalam angket. Isi
dari matriks ini harus sesuai dan mengarah pada masalah dan tujuan
penelitian. Adapun isi dari matriks spesifikasi data ini antara lain batasan
dari konsep yang akan diteliti, variabel-variabel serta indikator-indikator
yang perlu di identifikasi dan diukur.
3) Menyusun petunjuk pengisian angket.
4) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan variabel-variabel
yang akan diteliti.
Pernyataan-pernyataan yang dibuat harus sesuai dengan aspek-
aspek yang tertuang dalam matriks spesifikasi data yang telah disusun.
Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator dan selanjutnya
dijabarkan menjadi sub indikator yang dapat diukur. Adapun penyusunan
pernyataan dalam penelitian ini menggunakan skala bertingkat (rating-
scale) dan untuk menentukan nilai jawaban angket dari masing-masing
angket digunakan modifikasi skala likert.
Menurut Sugiyono (2008: 87) mengemukakan bentuk skala likert
dengan kategori penelitian sebagai berikut:
(a) Sangat setuju
(b) Setuju
(c) Ragu-ragu
(d) Tidak setuju
(e) Sangat tidak setuju
Alternatif ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif jawaban
tersebut mempunyai arti ganda dan dapat menimbulkan kecenderungan
responden untuk memilih alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai
dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 241) sebagai berikut:
Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan 5
alternatif, karena responden cenderung memilih alternative yang
ada ditengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang
dirasakan alternatif pilihannya hanya 4 saja. Alternatif “Sangat
setuju” dan “Setuju” ada disisi atau kubu awal (kubu akhir) sedang
dua pilihan lain, yaitu “Tidak setuju” dan “Sangat tidak setuju”
disisi atau kubu akhir (awal). Dalam hal ini dapa kita pahami
karena “Sangat setuju” dan “Setuju” sebenarnya berada pada sisi
“Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga
dengan pilihan “Sangat tidak setuju” yang pada dasarnya adalah
juga “Tidak setuju”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka setiap instrumen mempunyai 4
alternatif jawaban dari yang sangat positif sampai ke sangat negatif yang
dapat berupa kata sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Mengenai cara penilaian terhadap angket yang dipakai dalam
penilaian ini adalah sebagai berikut:
(a) Setiap pertanyaan terdiri dari 4 pilihan jawaban.
(b) Dalam menjawab pertanyaan, responden mamilih salah satu
alternative jawaban yang sesuai, dengan cara memberikan tanda
chek (√ ) pada kolom jawaban yang dipilih.
(c) Apabila pertanyaan yang dibuat positif diberikan penilaian sebagai
berikut:
Jawaban sangat setuju nilai = 4
Jawaban setuju nilai = 3
Jawaban tidak setuju nilai = 2
Jawaban sangat tidak setuju nilai = 1
(d) Apabila pertanyaan yang dibuat negatif diberikan penilaian sebagai
berikut:
Jawaban sangat setuju nilai = 1
Jawaban setuju nilai = 2
Jawaban tidak setuju nilai = 3
Jawaban sangat tidak setuju nilai = 4
5) Membuat surat pengantar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
6) Mengadakan uji coba (try out)
Setelah angket disusun, angket tersebut perlu diuji-cobakan untuk
mengetahui letak kelemahan atau hal-hal yang akan menyulitkan
responden dalam menjawab pertanyaan. Selain itu uji coba angket ini
bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket tersebut.
7) Revisi angket
Setelah angket di uji-cobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk
revisi.
8) Memperbanyak angket
Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel,
diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel
angket.
9) Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah diperbanyak
dan sudah menggunakan umpan balik dari responden sebagai alat
pengumpul data yang kemudian dianalisis.
2. Metode Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (2006: 158) berpendapat bahwa “metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda
dan sebagainya”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
dokumentasi yang dimaksudkan untuk memperoleh data tentang jumlah
pegawai, struktur organisasi, sejarah instansi dan keterangan lain yang
diperlukan.
F. Validasi Instrumen Penelitian
Validasi instrumen penelitian dilakukan melalui uji validitas dan reliabilitas,
sebagai berikut :
(a) Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi dengan
baik atau valid/tingkat kesahihan untuk dijadikan alat ukur. Penelitian ini untuk
menguji tingkat validitas kuesioner menggunakan formula korelasi Product
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Moment dari Pearson dengan angka kasar seperti yang dikemukakan oleh
Suharsimi Arikunto (2006: 170) sebagai berikut:
2222
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi variabel x dan y
X : jumah skor-skor X
Y : jumlah skor-skor Y
N : jumlah responden
Hasil dari xyr dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product moment.
Apabila hasil yang diperoleh hitungr > tabelr dengan taraf signifikan 5% maka
kuesioner tersebut valid.
(b) Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan uji untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan sebagai alat pengumpul data. Penelitian
ini menggunakan rumus alpha. Adapun rumus tersebut menurut Suharsimi
Arikunto (2006:180) adalah sebagai berikut:
2
2
11 11
t
b
k
kr
Keterangan:
11r = Reliabilitas instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b = Jumlah varians butir
2
t = Varians total
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Hasil 11r dikonsultasikan dengan tabel product moment. Apabila hasil
yang diperoleh hitungr > tabelr dengan taraf signifikan 5% maka angket tersebut
reliabel.
G. Analisis Data
Setelah data terkumpul dengan lengkap dan benar, kemudian dilakukan
analisis data. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel, tidak
lain sebenarnya adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya
sebaran data yang akan dianalisis (Suharsimi Arikunto, 2005: 301). Apabila
data distribusi normal, berarti data tersebut dapat dipakai untuk penelitian
ini sebagai salah satu syarat analisis regresi linear yang nantinya digunakan
untuk menguji hipotesis. Langkah yang dilakukan dalam uji ini adalah
dengan menggunakan One sample Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan taraf signifikan 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal
jika signifikasi lebih besar dari 0,05 (Duwi Priyatno, 2008:28).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini
biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi.
Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity yaitu dengan
analisis compare means. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05.
Dasar pengambilan keputusannya jika nilai signifikansi pada Linearity
kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel terdapat
hubungan yang linear ( Duwi Priyatno, 2008 : 36).
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas merupakan pengujian apakah pada model regresi
ditemukan adanya masalah di antara variabel independen. jika terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik
adalah jika tidak terjadi korelasi di antara variabel. Metode regresi penuh
digunakan untuk menguji adanya mulitkolinearitas yaitu dengan melihat
pola Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi
dinyatakan bebas multikolinearitas apabila Tolerance Value di atas angka
0,1 atau VIF kurang dari 10 (Ghozali, 2001:92). Dari penjelasan tersebut
dapat disimpulkan jika nilai toleransi di bawah angka 0,1 atau VIF di atas
10, maka terjadi gejala multikolinearitas.
d. Uji Autokorelasi
Pendekatan yang sering digunakan untuk menguji autokorelasi adalah
dengan menggunakan uji Durbin-Watson (Ghozali, 2001: 85). Cara untuk
mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan menggunakan Durbin
Watson (DW) statistic. Jika nilai Durbin Watson statistic yang mendekati 2
(dua) mengindikasikan tidak terdapat autokorelasi.
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam regresi linier ada
korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan
penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi atau biasa disebut
korelasi serial dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi diantara anggota
observasi yang terletak berderetan secara series dalam bentuk waktu (jika
datanya time series) atau korelasi antara tempat yang berdekatan bila adanya
cross sectional. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi
adalah uji Durbin-Waston. Pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi (Santosa, 2000) sebagai berikut :
1) Angka Durbin-Watson di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka Durbin-Watson di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Angka Durbin-Watson di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
e. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian apakah dalam sebuah
model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varians residual satu pengamatan ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, sedangkan
jika pengamatan berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2001:105).
Salah satu cara yang dilakukan untuk menguji ada/tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan metode Glesjer. Uji Glesjer dilakukan
dengan dua tahap regresi berikut ini:
1) Melakukan regresi tanpa memperhatikan gejala heteroskedastisitas,
kemudian menentukan nilai absolute residual.
2) Melakukan regresi dengan residual dari hasil tersebut sebagai variabel
dependen. Regresi ini dilakukan satu persatu dengan masing-masing
variabel independen.
3) Apabila nilai thitung < ttabel, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Sebaliknya jika thitung > ttabel, maka terjadi heteroskedastisitas.
2. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Ganda
Korelasi ganda digunakan untuk mencari hubungan antara dua
variabel bebas atau lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan
variabel terikatnya. Bentuk persamaan regresi ganda adalah sebagai berikut:
2211 XbXbaY
Di mana :
Y = Efektivitas kerja
a = Elemen konstanta
b1-b2 = Koefisien regresi
X1 = Lingkungan Kerja Fisik
X2 = Pengawasan
(Duwi Priyatno, 2008: 73)
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
(independen) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang nyata atau
tidak terhadap variabel tidak bebas (dependen). Pada pembahasan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
dilakukan dengan uji ANOVA atau F test dengan menggunakan analisis
regresi.
Adapun langkah-langkah pengujianya sebagai berikut:
1) Menentukan rumusan hipotesis antara 0H dan aH
0H : Artinya tidak terdapat pengaruh antara 1X dan
2X terhadap Y
aH : Artinya terdapat pengaruh antara 1X dan
2X terhadap Y
2) Menentukan level significance ( ) = 0,05
3) Keputusan.
0H diterima jika probabilitas > 0,05
0H ditolak jika probabilitas < 0,05
Nilai probabilitas diambil dari nilai signifikansi pada ANOVA di
model regresi.
c. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
Pada pembahasan ini dilakukan dengan uji t dengan menggunakan analisis
regresi.
Menurut Silalahi (1999:315) untuk menguji hipotesis ini, dilakukan
dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel, dengan rumus t hitung
sebagai berikut:
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah data
t hitung = r n – 2
1 - r2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Adapun langkah-langkah pengujian analisis regresi adalah sebagai
berikut.
Pengujian X terhadap Y
1) Menentukan Hipotesis
0H : Artinya tidak terdapat pengaruh X terhadap Y
aH : Artinya terdapat pengaruh X terhadap Y
2) Menentukan level significance ( ) = 0,05
3) Keputusan
0H Diterima jika probabilitas > 0,05
0H Ditolak jika probabilitas < 0,05
Nilai probabilitas diambil dari nilai signifikansi pada kolom
coefficient di model regresi.
d. Menghitung sumbangan relative dan sumbangan efektif masing-masing
prediktor terhadap kriterium ( Y )
Sumbangan relative dan sumbangan efektif digunakan untuk
mengetahui seberapa sumbangan murni masing-masing prediktor terhadap
kriterium Y.
1) Menghitung sumbangan relative 1X dan
2X terhadap Y dengan rumus.
1X = %100)(
11 xREGJK
yxb
%100)(
222 x
REGJK
yxbX
2) Menghitung sumbangan efektif 1X dan
2X terhadap Y dengan rumus.
Untuk 1X SE %
1X = SR % 1X x 2R
Untuk 2X SE %
2X = SR %2X x 2R
( Sutrisno Hadi, 2002 : 44-45 )
Keterangan 2R = SE adalah sumbangan efektif garis regresi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali
a. Sejarah Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali
Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali adalah milik masyarakat
Boyolali, selain karena keanggotaannya khusus untuk masyarakat
Boyolali, pembiayaan juga berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Boyolali. Berdasarkan UU RI Nomor 43 Th. 2007
tentang Perpustakaan Daerah, Perpustakaan adalah institusi pengelola
koleksi karya tulis, karya cetak, dan / atau karya rekam secara profesional
dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan,
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Boyolali,
Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali menjadi salah satu Seksi di
Kantor Informasi Komunikasi dan Kehumasan Kabupaten Boyolali,
selanjutnya berdasarkan Peraturan Bupati Boyolali No. 14 Tahun 2008
Tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah dan
Satuan Polisi Pamong Praja menjadi salah satu Seksi pada Kantor
Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Boyolali. Perpustakaan
Daerah Kabupaten Boyolali merupakan penggabungan dari perpustakaan
khusus Bagian Hukum dan Organisasi dengan Bagian Sosial Setda
Boyolali.
b. Lokasi
Pepustakaan Daerah Kabupaten Boyolali terletak di Jalan
Pandanaran No. 73 Boyolali. Perpustakaapn tersebut mempunyai luas
tanah sekitar 1.6836 M2 (78 M X 21 M) dan luas bangunan 459 M2
sehingga pengunjung dapat leluasa memanfaatkan perpustakaan.
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
c. Visi dan Misi Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali
1) Visi
Visi Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali adalah terwujudnya
masyarakat membaca dan belajar menuju masyarakat madani yang
sadar informasi.
2) Misi
Misi Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali adalah:
a) Menciptakan dan mengembangkan kebiasaan membaca.
b) Pemerataan memperoleh informasi bagi seluruh lapisan
masyarakat.
c) Mengembangkan kemitraan di bidang perpustakaan, dokumentasi
dan informasi.
d) Mengembangkan jaringan informasi, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta budaya.
e) Tersimpan dan tersebarluaskannya hasil budaya masyarakat Jawa
Tengah dan tentang Jawa Tengah.
3) Tugas dan Fungsi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten
Boyolali
Tugas dan Fungsi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten
Boyolali adalah sebagai berikut:
a) Melakukan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang perpustakaan.
b) Merumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.
c) Memberikan dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah
sesuai dengan lingkup tugasnya.
d) Membina dan melaksanakan tugas sesuai dengan lingkup
tugasnya.
e) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
d. Kegiatan Perpustakaan Daerah
Kegiatan yang terdapat di Perpustakaan Daerah Kabupaten
Boyolali adalah sebagai berikut:
1) Pengadaan
Pengadaan Bahan pustaka yang dilakukan saat ini adalah
dengan cara menyeleksi Bahan pustaka dari katalog penerbit terbaru
oleh Pustakawan, selanjutnya pembelian bahan pustaka diserahkan
kepada pihak ke tiga dengan sistem lelang. Selain dengan pembelian
kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali juga menerima
bantuan bahan pustaka baik dari perseorangan maupun dari instansi.
Sedangakan tukar-menukar bahan pustaka dilakukan juga dengan
perpustakaan daerah kabupaten / kota lainnya.
2) Pengolahan
Kegiatan pengolahan di Perpustakaan Daerah Kabupaten
Boyolali diantannya:
a) Pengecapan (Stempel) bahan pustaka, buku yang datang hasil
pembelian, hadiah, dan tukar-menukar harus distempel. Stempel
jenisnya ada 3 (tiga) yaitu stempel kepemilikan bentuknya bulat
diameter 3 cm letak stempel di halaman judul dan halaman
rahasia, stempel inventaris bentuknya kotak ukuran 4 X 6 cm
letak stempel di halaman judul, dan stempel atas, bawah, samping
buku bentunya kotak memanjang dengan ukuran 2 X 7 cm.
b) Klasifikasi, bahan pustaka yang telah distempel selanjutnya
diklasifikasi sesuai dengan subjeknya.
c) Katalogisasi, langkah setelah diklasifikasi adalah pembuatan
katalog sesuai dengan pedoman AACR-2 (Anglo American
Cataloguing Rules).
d) Inventarisasi, bahan Pustaka yang dimiliki perpustakaan harus
diberi nomor inventaris, untuk mengetahui jumlah koleksi
perpustakaan secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
3) Layanan
Layanan yang ada di Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali
antara lain sebagai berikut:
a) Layanan Sirkulasi
b) Layanan Berkala
c) Layanan Referensi
d) Layanan Audio Visual
e) Layanan Keanggotaan
f) Layanan Perpustakaan Keliling
Kegiatan Perpustakaan Keliling meliputi :
(1) Pelayanan baca ditempat
(2) Layanan Story Telling
(3) Layanan Pinjam Paket Bahan Pustaka
Syarat dikunjungi Layanan Perpustakaan Keliling :
(1) Diutamakan pada lokasi / daerah yang jangkauannya jauh
dari layanan Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali
(2) Sudah mempunyai Perpustakaan
(3) Dapat bekerjasama dalam pelayanan perpustakaan
(4) Pengajuan pelayanan melalui surat yang ditujukan kepada
Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali.
Lokasi yang dikunjungi Perpustakaan Keliling sebanyak
48 pos layanan yang tersebar di seluruh Kecamatan Kabupaten
Boyolali yang terdiri dari SD, MI, SMP, MTs, SMA, MA,
Ponpes, desa dan Rumah Tahanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2. Hasil Uji Coba (Try Out) Angket
Sebelum angket diberikan kepada sampel penelitian, maka terlebih
dulu dilaksanakan try-out (uji coba) angket. Uji coba ini dilaksanakan untuk
mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kehandalan (reliabilitas) angket
untuk menjadi alat pengumpul data penelitian. Uji coba angket diberikan
kepada 20 orang pengunjung perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali yang
tidak menjadi anggota sampel penelitian namun masih dalam lingkup
populasi. Hasil uji validitas dan reliabilitas angket adalah sebagai berikut:
a. Uji Validitas Angket
1) Uji Validitas Angket Fasilitas Perpustakaan (X1)
Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment.
Item angket dinyatakan valid jika harga rxy lebih besar dari rtabel pada
taraf signifikansi ( ) = 5% dengan df= 20 adalah sebesar 0,444.
Rangkuman hasil uji validitas angket dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Uji Validitas Angket Fasilitas
Perpustakaan
No. item rxy rtabel (5%;20) Keterangan
1 0,562 0,444 Valid
2 0,789 0,444 Valid
3 0,701 0,444 Valid
4 0,645 0,444 Valid
5 0,508 0,444 Valid
6 0,179 0,444 Tidak Valid
7 0,553 0,444 Valid
8 0,620 0,444 Valid
9 0,282 0,444 Tidak Valid
10 0,546 0,444 Valid
11 0,489 0,444 Valid
12 0,514 0,444 Valid
13 0,788 0,444 Valid
14 0,548 0,444 Valid
15 0,596 0,444 Valid
16 0,739 0,444 Valid
17 0,541 0,444 Valid
18 0,154 0,444 Tidak Valid
19 0,575 0,444 Valid
20 0,562 0,444 Valid
Sumber : Data primer diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Hasil perhitungan uji validitas terhadap angket fasilitas
perpustakaan menunjukkan bahwa dari 20 butir terdapat 3 item yang
tidak valid yaitu nomor 6, 9 dan 18 sehingga item-item tersebut harus
didrop. Item nomor 6, 9, dan 18 tidak valid karena nilai rxy lebih kecil
dari rtabel pada taraf signifikansi 5% (0,444). Berdasarkan hasil tersebut
maka angket fasilitas perpustakaan tinggal 17 item angket yang valid.
2) Uji Validitas Angket Pelayanan Pustakawan (X2)
Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment.
Item angket dinyatakan valid jika harga rxy lebih besar dari rtabel pada
taraf signifikansi ( ) = 5% dengan df= 20 adalah sebesar 0,444.
Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Uji Validitas Angket Pelayanan
Pustakawan
No. item rxy rtabel (5%;20) Keterangan
21 0,632 0,444 Valid
22 0,745 0,444 Valid
23 0,652 0,444 Valid
24 0,701 0,444 Valid
25 0,792 0,444 Valid
26 0,772 0,444 Valid
27 0,685 0,444 Valid
28 0,767 0,444 Valid
29 0,655 0,444 Valid
30 0,603 0,444 Valid
31 0,788 0,444 Valid
Sumber : Data primer diolah
Hasil perhitungan uji validitas terhadap angket pelayanan
pustakawan menunjukkan bahwa dari 11 butir semuanya terbukti
valid, sehingga seluruh item dapat digunakan untuk mengambil data
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
3) Uji Validitas Angket Minat Baca (Y)
Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment.
Item angket dinyatakan valid jika harga rxy lebih besar dari rtabel pada
taraf signifikansi ( ) = 5% dengan df= 20 adalah sebesar 0,444.
Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Uji Validitas Angket Minat Baca
No. item rxy rtabel (5%;20) Keterangan
32 0,678 0,444 Valid
33 0,620 0,444 Valid
34 0,751 0,444 Valid
35 0,674 0,444 Valid
36 0,617 0,444 Valid
37 0,621 0,444 Valid
38 0,564 0,444 Valid
39 0,561 0,444 Valid
40 0,687 0,444 Valid
41 0,750 0,444 Valid
Sumber : Data primer diolah
Hasil perhitungan uji validitas terhadap angket minat baca
menunjukkan bahwa dari 10 butir semuanya terbukti valid, sehingga
seluruh item dapat digunakan untuk mengambil data penelitian.
b. Uji Reliabilitas Angket
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana angket
dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan tetap konsisten jika dilakukan
dua kali pengukuran atau lebih pada kelompok yang sama dengan alat
ukur yang sama. Uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Adapun hasil uji reliabilitas angket adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Angket
Variabel rxy
Critical
Value Keterangan
Fasilitas perpustakaan 0,8687 0,6 Reliabel
Pelayanan pustakawan 0,8965 0,6 Reliabel
Minat baca 0,8437 0,6 Reliabel
Sumber : Data primer diolah
Hasil uji reliabilitas terhadap angket fasilitas perpusatakaan
memperoleh koefisien reliabilitas (r11) sebesar 0,8687, dimana nilai
tersebut lebih besar dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa angket ini
reliabel atau handal (Ghozali, 2001: 39).
Hasil uji reliabilitas terhadap angket pelayanan pustakawan dan
minat baca memperoleh nilai koefisien masing-masing sebesar 0,8965 dan
0,8437, keduanya juga lebih besar dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedua angket ini juga reliabel atau handal.
3. Penyajian Data
Setelah dilakukan uji coba angket dan hasilnya semua item angket
adalah valid serta memiliki koefisien reliabilitas sangat tinggi, maka angket
tersebut digunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian kepada 73 orang
pengunjung perpustakaan sebagai sampel penelitian. Setelah diskor dan
ditabulasi maka hasilnya dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Data Hasil Angket Fasilitas Perpustakaan (X1)
Data tentang Fasilitas Perpustakaan diperoleh melalui angket yang
terdiri dari 17 item pertanyaan dengan empat alternatif jawaban dan skor 1,
2, 3, dan 4, sehingga jumlah skor maksimal jika responden memperoleh
skor 4 untuk seluruh item pertanyaan adalah 68 dan jumlah skor minimal
apabila memperoleh nilai 1 adalah 17. Dari hasil skoring angket fasilitas
perpustakaan pada pengunjung perpustakaan daerah Kabupaten Boyolali
diperoleh skor tertinggi 65 dan skor terendah adalah 50 dengan rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
skor sebesar 58,178, median sebesar 58, serta standar deviasi (simpangan
baku) sebesar 3,791 (Lampiran 18).
Tabel 4.5. Deskripsi Data Fasilitas Perpustakaan Daerah Kabupaten
Boyolali
Nilai
Jumlah sampel 73
Mean 58,178
Trimmed Median 58,259
Median 58
Variansi 14,371
Standar Deviasi 3,791
Skor Minimum 50
Skor Maximum 65
Sumber : Data primer diolah
Mengacu pada tabel tersebut, dapat diketahui rata-rata skor fasilitas
perpustakaan yang diperoleh dari 73 pengunjung perpustakaan sebagai
sampel penelitian tersebut adalah 58,178 dengan perolehan skor terendah
sebesar 50 dan perolehan skor tertinggi sebesar 65 dengan demikian
besarnya rentangan antara skor tertinggi dengan skor terendah adalah 15.
Besarnya variansi skor sebesar 14,371 menunjukkan bahwa rata-rata
penyimpangan kuadrat masing-masing skor terhadap rata-ratanya adalah
14,371. Selanjutnya akar rata-rata penyimpangan kuadrat masing-masing
skor terhadap rata-ratanya, yang disebut dengan standar deviasi adalah
sebesar 3,791.
Perolehan angka trimmed mean sebesar 58,259 menunjukkan
bahwa rata-rata data sesudah data tersebut diambil 5% data terkecil dan
5% data terbesar adalah 58,259. Hal ini bermakna bahwa dalam data
tersebut tidak terdapat outliers, karena perolehan angka mean relatif sama
dengan angka trimmed mean.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
b. Data Hasil Angket Pelayanan Pustakawan (X2)
Data tentang pelayanan pustakawan diperoleh melalui angket yang
terdiri dari 11 item pertanyaan dengan empat alternatif jawaban dan skor 1,
2, 3, dan 4, sehingga jumlah skor maksimal jika responden memperoleh
skor 4 untuk seluruh item pertanyaan adalah 44 dan jumlah skor minimal
apabila memperoleh nilai 1 adalah 11. Dari hasil skoring angket pelayanan
pustakawan pada pengunjung perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali
diperoleh skor tertinggi 43 dan skor terendah adalah 28 dengan rata-rata
skor sebesar 35,616, median sebesar 36, serta standar deviasi (simpangan
baku) sebesar 3,589 (Lampiran 18).
Tabel 4.6. Deskripsi Data Pelayanan Pustakawan Perpustakaan Daerah
Kabupaten Boyolali
Nilai
Jumlah sampel 73
Mean 35,616
Trimmed Median 35,614
Median 36,000
Variansi 12,879
Standar Deviasi 3,589
Skor Minimum 28
Skor Maximum 43
Sumber : Data primer diolah
Mengacu pada tabel tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata skor
tanggapan responden terhadap pelayanan pustakawan yang diperoleh dari
73 pengunjung perpustakaan tersebut adalah 35,616 dengan perolehan skor
terendah sebesar 28 dan perolehan skor tertinggi sebesar 43, dengan
demikian besarnya rentangan antara skor tertinggi dengan skor terendah
adalah 15. Besarnya variansi skor sebesar 12,879 menunjukkan bahwa
rata-rata penyimpangan kuadrat masing-masing skor terhadap rata-ratanya
adalah 12,879. Selanjutnya akar rata-rata penyimpangan kuadrat masing-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
masing skor terhadap rata-ratanya, yang disebut dengan standar deviasi
adalah sebesar 3,589.
Perolehan angka trimmed mean sebesar 35,614 menunjukkan
bahwa rata-rata data sesudah data tersebut diambil 5% data terkecil dan
5% data terbesar adalah 35,614. Hal ini bermakna bahwa dalam data
tersebut tidak terdapat outliers, karena perolehan angka mean relatif sama
dengan angka trimmed mean.
c. Data Hasil Angket Minat Baca (Y)
Data tentang minat baca diperoleh melalui angket yang terdiri dari
10 item pertanyaan dengan empat alternatif jawaban dan skor 1, 2, 3, dan
4, sehingga jumlah skor maksimal jika responden memperoleh skor 4
untuk seluruh item pertanyaan adalah 40 dan jumlah skor minimal apabila
memperoleh nilai 1 adalah 10. Dari hasil skoring angket minat baca pada
pengunjung perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali diperoleh skor
tertinggi 40 dan skor terendah adalah 27 dengan rata-rata skor sebesar
32,863, median sebesar 33, serta standar deviasi (simpangan baku) sebesar
3,190 (Lampiran 18).
Tabel 4.7. Deskripsi Data Minat Baca Pengunjung Perpustakaan Daerah
Kabupaten Boyolali
Nilai
Jumlah sampel 73
Mean 32,863
Trimmed Median 32,792
Median 33,000
Variansi 10,176
Standar Deviasi 3,190
Skor Minimum 27
Skor Maximum 40
Sumber : Data primer diolah
Mengacu pada tabel tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata skor
minat baca yang diperoleh dari 73 pengunjung perpustakaan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
adalah 32,863 dengan perolehan skor terendah sebesar 27 dan perolehan
skor tertinggi sebesar 40, dengan demikian besarnya rentangan antara skor
tertinggi dengan skor terendah adalah 13. Besarnya variansi skor sebesar
10,175 menunjukkan bahwa rata-rata penyimpangan kuadrat masing-
masing skor terhadap rata-ratanya adalah 10,175. Selanjutnya akar rata-
rata penyimpangan kuadrat masing-masing skor terhadap rata-ratanya,
yang disebut dengan standar deviasi adalah sebesar 3,190.
Perolehan angka trimmed mean sebesar 32,792 menunjukkan
bahwa rata-rata data sesudah data tersebut diambil 5% data terkecil dan
5% data terbesar adalah 32,792. Hal ini bermakna bahwa dalam data
tersebut tidak terdapat outliers, karena perolehan angka mean relatif sama
dengan angka trimmed mean.
B. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilaksanakan untuk mengetahui apakah data berasal dari
populasi yang memiliki sebaran atau distribusi normal. Uji normalitas data
dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors melalui uji Kolmogorov-
Smirnov dalam program SPSS Release 15.0. Untuk menerima atau menolak
asumsi kenormalan data adalah dengan membandingkan Lomaks dengan nilai
kritis yang diambil dari daftar nilai kritis uji Lilliefors pada taraf nyata ( ) =
0,05. Jika Lomaks < Ltabel, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi
normal (Lampiran 21, 22, dan 23).
Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Variabel LoMaks Ltabel
(5%;N=73) Keterangan
Fasilitas Perpustakaan
Pelayanan Pustakawan
Minat baca
0,101
0,089
0,089
0,104
0,104
0,104
Normal
Normal
Normal
Sumber : Data primer diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Dari hasil perhitungan uji normalitas ternyata semua harga Lomaks lebih
kecil dari Ltabel (dengan = 0,05 dan N = 73), sehingga data-data tersebut
dinyatakan memiliki distribusi yang normal atau memiliki sebaran data yang
normal.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat berupa garis lurus (hubungan linier)
atau tidak.
a. Uji Linieritas Fasilitas Perpustakaan (X1) terhadap Minat Baca (Y)
Dari hasil analisis data diperoleh harga Fhitung sebesar 1,311, harga
ini dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi ( ) = 5% dan
derajat bebas (10;59) sebesar = 1,99. Hasilnya adalah 1,311 < 1,99, maka
regresi variabel fasilitas perpustakaan terhadap minat baca adalah
merupakan regresi linier atau berupa garis lurus (lampiran 24). Uji
linieritas pengaruh fasilitas perpustakaan terhadap minat baca dapat
digambarkan sebagai berikut:
Sumber : Data primer diolah
Gambar 4.1.
Linieritas Pengaruh Fasilitas Perpustakaan Terhadap Minat Baca
y = 0,5623x + 0,1507
R2 = 0,4465
20
25
30
35
40
45
45 50 55 60 65 70
Fasilitas Perpustakaan
Min
at
Baca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
b. Uji Linieritas Pelayanan Pustakawan (X2) terhadap Minat Baca (Y)
Dari hasil analisis data diperoleh harga Fhitung sebesar 1,092, harga
ini dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi ( ) = 5% dan
derajat bebas (14;57) sebesar = 1,84. Hasilnya adalah 1,092 < 1,84, maka
regresi variabel pelayanan pustakawan terhadap minat baca adalah
merupakan regresi linier atau berupa garis lurus (lampiran 25). Uji
linieritas pengaruh pelayanan pustakawan terhadap minat baca dapat
digambarkan sebagai berikut:
Sumber : Data primer diolah
Gambar 4.2.
Linieritas Pengaruh Pelayanan Pustakawan Terhadap Minat Baca
3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi
di antara variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Pengujian
multikolinieritas dilakukan dengan melihat besarnya Tolerance Value dan
Variance Inflation Factor (VIF). Hasil pengujian multikolinieritas dapat
dilihat pada lampiran 26 dan secara ringkas dapat ditunjukkan dalam tabel 4.9
berikut.
y = 0,603x + 11,385
R2 = 0,4602
20
25
30
35
40
45
25 30 35 40 45
Pelayanan Pustakawan
Min
at
Ba
ca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 4.9. Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Fasilitas Perpustakaan 0,778 1,286 Bebas multikolinieritas
Pelayanan pustakawan 0,778 1,286 Bebas multikolinieritas
Sumber: Data primer diolah
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa semua variabel bebas
yang memiliki tolerance lebih dari 0,1 (>0,1) dan semua variabel bebas
memiliki nilai VIF kurang dari 10 (<10). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
ada gejala multikolinieritas dalam model regresi.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi
di antara anggota dari serangkaian observasi. Untuk menguji adanya
pengaruh autokorelasi dalam penelitian ini digunakan metode Durbin-Watson
(D-W) test. Hasil perhitungan uji autokorelasi dengan uji Durbin-Watson
dapat dilihat pada lampiran 27 dan hasilnya adalah sebagai berikut.
Tabel 4.10. Hasil Uji Autokorelasi
Variabel D-W -2 < D-W < +2 Keterangan
Fasilitas perpustakaan
dan pelayanan
Pustakawan terhadap
minat baca
1,764 -2 < 1,764 < +2
Tidak ada
masalah
autokorelasi
Sumber: Data primer diolah
Pengujian tersebut memperoleh nilai D-W sebesar 1,764 yang berarti
berada di antara –2 sampai dengan +2. Oleh karena itu dapat dinyatakan
bahwa tidak ada gangguan autokorelasi yang serius dalam model regresi.
5. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi memiliki variansi yang sama (homoskedastisitas) dari residual
satu ke pengamatan yang lain. Jika asumsi ini tidak dipenuhi, maka terjadi
heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada
lampiran 28 dan secara ringkas dapat ditunjukkan dalam tabel 4.11 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 4.11. Hasil Uji Heteroskedastisitas pada taraf signifikansi 5%
Variabel T p-value Sign.* Keterangan
Fasilitas Perpustakaan -0,877 0,384 p>0,05 Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Pelayanan pustakawan 1,779 0,148 p>0,05 Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Sumber: Data primer diolah
Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan tidak ada gangguan
heteroskedastisitas, karena nilai t tidak signifikan pada taraf signifikansi 5%
(p>0,05). Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tidak ada
masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan
yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila
fakta-fakta empiris atau data yang terkumpul dapat mendukung pernyataan
hipotesis, dan sebaliknya hipotesis akan ditolak apabila fakta empiris tidak
mendukung. Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan uji t dalam
regresi, sedangkan untuk menguji hipotesis ketiga menggunakan uji F regresi
(Lampiran 29).
1. Analisis Regresi Ganda
Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi linier berganda
diperoleh hasil sebagai berikut (Lampiran 29):
Tabel 4.12. Hasil Analisis Regresi Ganda
Koefisien thitung Sign. Keterangan
Konstanta 3,852
Fasilitas Perpustakaan 0,377 5,333 0,000 Signifikan
Pelayanan pustakawan 0,415 5,563 0,000 Signifikan
R2 0,616
Fhitung 56,195 0,000
Sumber: data primer diolah (Lampiran 29)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Berdasarkan hasil di atas maka diperoleh persamaan garis regresi
sebagai berikut:
= 3,852 + 0,377.X1 + 0,415.X2
Nilai koefisien X1 (0,377) pada persamaan tersebut menunjukkan
bahwa setiap peningkatan fasilitas perpustakaan akan diikuti dengan
peningkatan minat baca. Nilai koefisien X2 (0,415) pada persamaan tersebut
menunjukkan bahwa setiap peningkatan pelayanan pustakawan akan diikuti
dengan peningkatan minat baca.
Perhitungan selanjutnya menunjukkan bahwa koefisien regresi ganda
(R2) sebesar 0,616 yang berarti efektifitas garis regresi sebesar 61,6%. Ini
dapat diartikan bahwa kedua variabel bebas (fasilitas perpustakaan dan
pelayanan pustakawan) berpengaruh sebesar 61,6% terhadap minat baca,
sedangkan 38,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti,
misalnya kesempatan, motivasi, kebutuhan, tingkat pendidikan, dan lain-lain.
Hasil perhitungan sumbangan relatif (Lampiran 30) variabel fasilitas
perpustakaan (X1) terhadap minat baca adalah sebesar 48,6%, sedangkan
variabel pelayanan pustakawan (X2) memberikan sumbangan relatif sebesar
51,4%. Selanjutnya variabel fasilitas perpustakaan memberikan sumbangan
efektif sebesar 29,9%, sedangkan pelayanan pustakawan memberikan
sumbangan efektif sebesar 31,7% terhadap minat baca. Berdasarkan besarnya
sumbangan efektif dapat diketahui bahwa pelayanan pustakawan memberikan
pengaruh lebih besar terhadap minat baca.
2. Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan ada pengaruh positif fasilitas
perpustakaan terhadap minat baca pengunjung perpustakaan. Hasil uji t
memperoleh nilai thitung sebesar 5,333 dengan p=0,000 (Lampiran 29),
sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan df (73) sebesar 2,000.
Dikarenakan thitung > ttabel (5,333 > 2,000) dengan p<0,05 maka dapat
dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dari fasilitas perpustakaan
terhadap minat baca pengunjung perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Nilai thitung adalah positif artinya fasilitas perpustakaan yang lengkap
akan berdampak pada peningkatan minat baca pengunjung perpustakaan.
Sedangkan fasilitas perpustakaan yang minim akan berdampak pada
penurunan pencapaian minat baca pengunjung perpustakaan.
3. Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan ada pengaruh positif pelayanan
pustakawan terhadap minat baca pengunjung perpustakaan. Hasil uji t
memperoleh nilai thitung sebesar 5,563 dengan p=0,000 (Lampiran 29),
sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan df (73) sebesar 2,000.
Dikarenakan thitung > ttabel (5,563 > 2,000) dengan p<0,05 maka dapat
dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dari pelayanan pustakawan
terhadap minat baca pengunjung perpustakaan.
Nilai thitung adalah positif artinya semakin baik pelayanan pustakawan
maka minat baca pengunjung perpustakaan juga semakin meningkat.
Sebaliknya semakin kurang baik pelayanan pustakawan maka minat baca
pengunjung perpustakaan juga semakin berkurang.
4. Uji Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan ada pengaruh positif dari fasilitas
perpustakaan dan pelayanan pustakawan terhadap minat baca pengunjung
perpustakaan. Pengujian hipotesis ketiga menggunaka uji F. Selanjutnya dari
hasil perhitungan SPSS (Lampiran 29) diperoleh harga F regresi yang
didapatkan sebesar 56,195 dengan p=0,000, sedangkan Ftabel pada taraf
signifikansi 5% dengan df (2;70) = 3,15. Berarti hipotesis ketiga dapat
diterima, bahwa fasilitas perpustakaan dan pelayanan pustakawan
berpengaruh positif terhadap minat baca pengunjung perpustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Tabel 4.13. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
No Variabel Uji Ringkasan Perhitungan
Keterangan Hasil Tabel
1
Pengaruh X1
terhadap Y
Uji t dalam
regresi
thitung = 5,333
p=0,000
ttabel =
2,000
N = 73 pada taraf
signifikansi 5% t hit >
ttabel, maka ada
pengaruh yang
bermakna positif
2
Pengaruh X2
terhadap Y
Uji t dalam
regresi
thitung = 5,563
p=0,000
ttabel =
2,000
N = 73 pada taraf
signifikansi 5% t hit >
ttabel, maka ada
pengaruh yang
bermakna positif
3 Pengaruh X1
dan X2
terhadap Y
Analisis
Regresi
Ganda
Fhit = 56,195
R2 = 0,616
Ftabel =
3,15
N = 73 pada paraf
signifikansi 5% F hit >
Ftabel, maka signifikan
secara statistik (ada
pengaruh secara
bersama-sama)
Sumber : Data primer diolah
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Pengaruh Fasilitas Perpustakaan terhadap Minat Baca
Hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan uji t
menunjukkan bahwa ada pengaruh positif fasilitas perpustakaan terhadap
minat baca. Hal terbukti dari nilai thitung > ttabel (5,333 > 2,000) pada taraf
signifikansi 5%. Artinya tinggi rendahnya minat baca ditentukan oleh
kelengkapan fasilitas perpustakaan. Semakin lengkap fasilitas perpustakaan,
maka semakin tinggi pula minat baca.
Perpustakaan merupakan salah satu di antara sarana dan sumber
belajar yang efektif untuk menambah pengetahuan melalui beraneka bacaan.
Berbeda dengan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari secara klasikal
di sekolah, perpustakaan menyediakan berbagai bahan pustaka yang secara
individual dapat digumuli oleh peminatnya masing-masing. Tersedianya
beraneka bahan pustaka memungkinkan setiap orang memilih apa yang sesuai
dengan minat dan kepentingannya. Apabila masyarakat menambah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
pengetahuannya melalui pustaka pilihannya, maka akan meningkatan taraf
kecerdasan masyarakat itu.
Perpustakaan harus menyediakan bahan bacaan yang dapat menjadi
sumber informasi dan pengetahuan bagi khalayak pembaca dalam
kawasannya. Perpustakaan tentu bukan saja merupakan “penggudangan
buku”, melainkan menjadi tempat penyimpanan informasi, edukasi dan
rekreasi. Ketiga kebutuhan ini dapat dilayani oleh perpustakaan yang
menyesuaikan koleksinya dengan minat khalayak pembaca dalam
kawasannya.
Berkaitan dengan peran penting tersebut, suatu perpustakaan bukan
hanya menyediakan ruang buku dan ruang baca yang diatur berdasarkan suatu
sistem tertentu tetapi letak perpustakaan, bentuk ruang, penataan perabot dan
perlengkapan perlu diperhatikan oleh penyelenggara pepustakaan.
Fasilitas perpustakaan penting untuk diperhatikan dalam pengelolaan
perpustakaan karena seringkali ketiadaan tempat baca, ketiadaan koleksi,
ketiadaan sarana pendukung, dan sarana prasarana lainnya akan menurunkan
minat seseorang untuk berkunjung dan membaca di perpustakaan. Hal
penting dalam pengelolaan fasilitas harus diperhatikan 3 hal yakni: nyaman,
terbuka, dan kemudahan bagi pengguna. Tata letak harus dapat menunjukkan
bahwa perpustakaan dapat difungsikan dengan baik. Desain harus
memperhatikan aspek estetika dan ergonomis. Akses ke bahan pustaka ruang,
dan informasi harus mudah bagi semua pengguna. Harus diperhatikan
masalah arus ”lalu-lintas” pengguna, keselamatan dan keamanan. Ruangan
sedapat mungkin mengakomodir kebutuhan pengguna, juga tentunya untuk
keperluan penyimpanan dan pengolahan. Jika aspek-aspek ini dipenuhi,
maka orang yang berkunjung ke perpustakaan akan lebih nyaman sehingga
minat baca akan meningkat.
2. Pengaruh Pelayanan Pustakawan terhadap Minat Baca
Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan uji t
menunjukkan bahwa ada pengaruh positif pelayanan pustakawan terhadap
minat baca. Hal terbukti dari nilai thitung > ttabel (5,563 > 2,000) pada taraf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
signifikansi 5%. Artinya tinggi rendahnya minat baca ditentukan oleh kualitas
pelayanan pustakawan. Semakin baik pelayanan pustakawan, maka semakin
tinggi pula minat baca.
Penerimaan hipotesis kedua tersebut sesuai dengan pendapat Sulistyo
(2003: 24) bahwa sumber daya manusia atau staf pengelola perpustakaan
merupakan kunci utama dalam kesuksesan sebuah perpustakaan. Inovasi dan
ide-ide kreatifnya akan membawa perpustakaan menjadi perpustakaan yang
berdayaguna dan juga nyaman digunakan oleh pengunjung perpustakaan.
Untuk itu, pengelolaan perpustakaan membutuhkan pengelola yang cukup
tahu masalah manajemen, mempunyai ide-ide segar dan bekerja secara
profesional di perpustakaan. Pustakawan merupakan orang yang
bertanggungjawab secara penuh terhadap perpustakaan. Pustakawan harus
mempunyai kemampuan untuk mengelola perpustakaan, memahami visi dan
misi perpustakaan, dan juga memahami kebutuhan membaca masyarakat.
Dari beberapa hal yang telah dikemukan di atas, menunjukkan adanya
peran besar pustakawan dalam rangka menumbuhkan minat baca dalam
masyarakat. Pustakawan dalam upaya menumbuhkan minat baca masyarakat,
tidak hanya bertumpu pada apa yang pernah diterapkan didalam mengelola
informasi dan bahan pustaka yang dimiliki kemudian menunggu pengguna
yang datang dan tidak melengkapi sarana perpustakaan dengan teknologi
informasi yang mutakhir.
3. Pengaruh Fasilitas Perpustakaan dan Pelayanan Pustakawan terhadap
Minat Baca
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari fasilitas perpustakaan dan pelayanan pustakawan terhadap
minat baca. Hal ini terbukti dari hasil analisis yang memperoleh Fhitung > Ftabel
(56,195 > 3,15). Artinya tinggi rendahnya minat baca ditentukan oleh fasilitas
perpustakaan dan pelayanan pustakawan.
Kebiasaan membaca merupakan sesuatu yang penting dan fundamental
yang harus dikembangkan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas SDM.
Namun fakta di masyarakat, kurangnya minat baca dikarenakan tidak adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
waktu membaca dan langkanya buku bacaan. Salah satu upaya untuk
merangsang daya minat baca masyarakat yaitu dengan adanya penyediaan
perpustakaan yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
Ditinjau dari fasilitas, perpustakaan harus dapat menyediakan sarana
dan prasarana dimana pustakawan dan pengguna perpustakaan dapat
menggunakan internet. Dalam hal ini, perpustakaan menyediakan sejumlah
komputer sebagai terminal yang terhubung ke internet. Penyediaan layanan
akses ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang bersumber dari web,
yang diperlukan untuk mendukung kegiatan proses belajar-mengajar,
pencarian data, penelitian dan lain sebagainya. Penggunaan jasa internet ini
perlu adanya pengontrolan dari pustakawan agar pengguna tidak membuka
situs-situs yang merusak moral. Dengan adanya internet, perpustakaan akan
terus didatangi masyarakat dalam hal mencari informasi dan sekaligus
menjadi tempat membaca yang ideal bagi masyarakat. Permasalahan yang
lain adalah koleksi buku yang lambat diperbaharui atau ketinggalan
informasi. Hal ini yang membuat masyarakat jarang mendatangi
perpustakaan, masyarakat lebih memilih jasa internet untuk mencari
informasi. Sebaiknya perpustakaan menyediakan buku-buku terbaru sesuai
dengan perkembangan zaman agar masyarakat lebih tertarik untuk membaca.
Ditinjau dari segi pustakawan, peran yang disandang petugas
perpustakaan ini cukup penting karena pustakawan melaksanakan misi dan
tujuan perpustakaan, membangun minat baca serta melakukan penilaian
kunjungan dan kemajuan. Pustakawan mempunyai pengetahuan dan kemahiran
dalam sistem informasi. Pustakawa memiliki peran dalam menata ruang baca
sedemikian menarik, menyenangkan, dan nyaman, baik untuk kemudahan
akses maupun interiornya agar orang tertarik untuk datang dan membaca.
Pustakawan juga perlu mengenalkan buku-buku bacaan apa saja yang baik
dan sesuai dengan jenjang usia dan pendidikan pengunjung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya dan mengacu pada perumusan masalah, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Fasilitas perpustakaan berpengaruh positif terhadap minat baca pengunjung
Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali. Hal ini terbukti dari hasil analisis
regresi yang memperoleh thitung > ttabel yaitu 5,333 > 2,000 pada taraf
signifikansi 5%. Hipotesis 1 terbukti, yaitu “Ada pengaruh yang signifikan
fasilitas perpustakaan terhadap minat baca masyarakat di Perpustakaan
Daerah Kabupaten Boyolali”.
2. Pelayanan pustakawan berpengaruh positif terhadap minat baca pengunjung
Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali. Hal ini terbukti dari hasil analisis
regresi yang memperoleh thitung > ttabel yaitu 5,563 > 2,000 pada taraf
signifikansi 5%. Hipotesis 2 terbukti, yaitu “Ada pengaruh yang signifikan
pelayanan pustakawan terhadap minat baca masyarakat di Perpustakaan
Daerah Kabupaten Boyolali”.
3. Fasilitas perpustakaan dan pelayanan pustakawan berpengaruh positif
terhadap minat baca pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali.
Hal ini terbukti dari hasil analisis regresi yang memperoleh Fhitung > Ftabel
yaitu 56,195 > 3,15 pada taraf signifikansi 5%. Hasil persamaan garis
regresi: = 3,852 + 0,377.X1 + 0,415.X2. Persamaan menunjukkan bahwa
minat baca ditentukan oleh fasilitas perpustakaan dan pelayanan pustakawan.
Hipotesis 3 terbukti, yaitu “Ada pengaruh yang signifikan fasilitas
perpustakaan dan pelayanan pustakawan terhadap minat baca masyarakat di
Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali”.
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas maka dapat diambil implikasi
penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan penelitian
yang akan datang, di samping itu dapat pula digunakan sebagai acuan dalam
meningkatkan minat dan budaya membaca di kalangan masyarakat daerah
melalui penyediaan perpustakaan daerah yang berfasilitas lengkap dan
pustakawan yang profesional.
2. Implikasi Praktis
a. Fasilitas perpustakaan di Perpustakaan Daerah Kabupaten Boyolali sudah
baik dan dapat diterima pengunjung perpustakaan sehingga perlu
dipertahankan atau bahkan ditingkatkan kualitasnya, sehingga semakin
banyak orang yang berkunjung ke Perpustakaan Daerah Kabupaten
Boyolali.
b. Pelayanan pustakawan yang sudah baik perlu dipertahankan atau bahkan
ditingkatkan dengan memberikan pelatihan manajemen perpustakaan
bagi pustakawan, sehingga perpustakaan semakin berkembang.
c. Minat baca yang masih rendah perlu ditingkatkan dengan memberikan
sosialisasi dan promosi budaya membaca.
C. Saran
1. Kepada pengunjung perpustakaan dan masyarakat
a. Diharapkan untuk selalu menjaga dan merawat dengan baik fasilitas
perpustakaan agar senantiasa dapat digunakan dengan baik.
b. Pengunjung perpustakaan diharapkan selalu menghormati pustakawan
dengan mentaati tata tertib perpustakaan dan mematuhi tata tertib
peminjaman buku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
2. Kepada Pustakawan
a. Pustakawan hendaknya lebih mengutamakan kebutuhan pengunjung dan
lebih ramah dalam melayani kebutuhan pengunjung perpustakaan. Hal ini
agar pengunjung perpustakaan merasa nyaman dan memiliki minat baca
yang tinggi.
b. Pustakawan perlu menerapkan tata tertib atau peraturan dengan tegas dan
benar-benar menerapkan sanksi bagi pengunjung perpustakaan ada yang
melanggar tata tertib.
3. Kepada Peneliti Lain
Bagi peneliti yang akan datang sebaiknya mengadakan penelitian dengan
populasi yang lebih diperluas dan menambah variabel yang lain karena masih
banyak faktor yang mempengaruhi minat baca masyarakat.
4. Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali
Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali hendaknya memberikan tambahan
sarana dan prasarana yang dapat mendukung terciptanya suasana yang
nyaman dan menyenangkan di perpustakaan, seperti penambahan ruang baca
dan loker penitipan tas.