PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes...

82
PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DI DESA BENO HARAPAN KUTAI TIMUR RINGKSASAN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Konsentrasi: Kepemerintahan Desa Disusun Oleh: Vincentius Fransiskus (16610054) PROGRAM PASCASARJANA (S-2) SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA 201

Transcript of PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes...

Page 1: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP KESEJAHTERAAN

PETANI DI DESA BENO HARAPAN KUTAI TIMUR

RINGKSASAN TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan

Konsentrasi: Kepemerintahan Desa

Disusun Oleh:

Vincentius Fransiskus

(16610054)

PROGRAM PASCASARJANA (S-2)

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

201

Page 2: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai
Page 3: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai
Page 4: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

vii

DAFTAR ISIA. Latar Belakang ................................................................................................... 1B. Kerangka Teori................................................................................................... 5

1. BUMDes........................................................................................................52. Desa Mandiri .................................................................................................63. Efektivitas BUMDes .................................................................................... 84. Nawa Cita dan Kompelentari Catur Sakti dan Tri Sakti ............................ 115. Resource Based View..................................................................................126. Undang-Undang Terkait BUMDes............................................................. 137. Pertanian ..................................................................................................... 148. Kesejahteraan Masyarakat.......................................................................... 159. Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa ......................................1910. Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa

dan Kesejahteraan Masyarakat ....................................................................21C. Metode Penelitian............................................................................................. 22

1. Jenis Penelitian.......................................................................................... 222. Populasi dan Sampel ................................................................................. 223. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 234. Teknik Analisis Data................................................................................. 23

D. Analisis Data .................................................................................................... 24E. Pembahasan ...................................................................................................... 25F. Kesimpulan dan Saran ...................................................................................... 27

1. Kesimpulan................................................................................................. 272. Saran ........................................................................................................... 28

Page 5: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi menjadi salah satu hal penting yang harus

dipertimbangkan dalam pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan ekonomi

merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup perubahan

struktur, sikap hidup dan kelembagaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi,

pengurangan ketidakmerataan distribusi pendapatan dan pemberantasan kemiskinan

(Todaro, dalam Irawan dan Suparmoko 1999). Secara garis besar, Pembangunan

ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang

seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita (Irawan, 2002).

Hal teserbut serupa dengan pendapat yang dikemukakan Prof. Meier (dalam

Adisasmita, 2005) yang mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai proses

kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang

menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam

jangka panjang. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan

ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus melalui

serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya

peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka

panjang (Sadono Sukirno, 1985). Menurut Todaro & Smith (2003) dalam Lincolin

Page 6: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

2

Arsyad (2010:11) menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi suatu

Negara ditunjukkan oleh tiga nilai pokok yaitu:

(1) berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

pokoknya (sustenance),

(2) meningkatnya rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai manusia,

dan

(3) meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom from

servitude) yang merupakan salah satu dari hak asasi manusia

Akhirnya disadari bahwa definisi pembangunan ekonomi (Lincolin Arsyad,

2010) itu sangat luas bukan hanya sekadar bagaimana meningkatkan GNP per tahun

saja. Pembangunan dilakukan tidak hanya ditingkat nasional tetapi juga dilakukan

pada tingkat yang lebih kecil, yaitu daerah provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa.

Seringkali pembangunan diwilayah yang lebih kecil mampu memberikan hasil yang

mendukung pembangunan diwilayah yang lebih besar. Pada tingkat yang lebih kecil,

pembangunan dilakukan ditingkat daerah setingkat provinsi maupun setingkat

kabupaten atau kota (Widodo, 2006). Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu

proses pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta

untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan

kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah (Lincolin Arsyad ,2010).

Page 7: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

3

Menurut Lincolin Arsyad (2010:379) Perencanaan pembangunan ekonomi

daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumber

daya publik yang tersedia didaerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor

swasta dalam menciptakan nilai sumber daya swasta secara tanggung jawab.

Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan perencanaan secara

seimbang yang teliti mengenai penggunaan sumber data publik dan sektor swasta,

petani, pengusaha kecil, koperasi, pengusaha besar dan organisasi-organisasi sosial

harus mempunyai peran dalam proses perencanaan. Melalui perencanaan

pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah dilihat secara keseluruhan sebagai suatu

unit ekonomi (economic entity) yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang

berinteraksi satu sama lain, (Arsyad 1999).

Ada tiga implikasi pokok dari perencanaan pembangunan ekonomi daerah

antara lain sebagai berikut (Lincolin Arsyad, 2010:383):

1. Perencanan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan

pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional,

daerah tersebut merupakan bagain darinya, keterkaitan secara mendasar

antara keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.

2. Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah

dan sebaliknya yang baik didaerah belum tentu baik secara nasional.

Page 8: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

4

3. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah, misalnya

administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas biasanya sangat

berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat.

Dari penejelasan-penjelasan diatas dapat diketahui bahwa Pertumbuhan

ekonomi menyokong pembangunan nasional yang tentu dipengaruhi oleh

pembangunan daerah-daerah di Indonesia. Untuk meningkatkan pembangunan ditiap

provinsi, maka pemerintah pusat mendorong pembangunan secara mandiri.

Pemerintah daerah tentu memahami berbagai keterbatasan dalam proses

pembangunan tiap wilayah kabupaten/kota, oleh sebab itu tiap-tiap kabupaten/kota

diperbolehkan untuk melakukan pembangunan secara mandiri.

Hal ini juga berlaku pada tingkat desa. Desa merupakan salah satu bentuk

penyelenggaraan pemerintahan yang berada dibawah pemerintah daerah. Desa

sekarang telah menjadi arus pemerintahan yang beralih dari paradigma sentralisasi ke

desentralisiasi menjadikan desa sebagai pemerintahan yang diharapkan dapat berdiri

secara mandiri tanpa bergantung oleh pemerintah daerah secara keseluruhan.

Salah satu bentuk otoritas desa terbukti dengan kehadiran BUMDes. Sebagai

unit terkecil dari negara, desa secara riil langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.

Indonesia memiliki 74.093 desa (BPS, 2013), dimana lebih dari 32 ribu desa masuk

dalam kategori desa tertinggal (Susetiawan, 2011). Salah satu strategi untuk

menanggulangi hal ini adalah mewujudkan kewirausahaan desa dimana sumber daya

dan fasilitas yang disediakan secara spontan oleh komunitas masyarakat desa untuk

Page 9: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

5

merubah kondisi sosisal pedesaan (Ansari, 2013). Terbitnya UU Nomor 6 Tahun

2014 dan terbitnya PP Nomor 47 Tahun 2015 menghendaki adanya desa yang

mandiri dan otonom dalam pengelolaan sumber daya yang dimilikinya dimana

BUMDes diharapkan berperan dalam peningkatan perekonomian pedesaan (Prabowo,

2014). Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah usaha desa yang dibentuk atau

didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya

dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat (Wihoho,2013). Untuk mencapai

tujuan pembangunan nasional, desa merupakan agen pemerintah terdepan yang dapat

menjangkau kelompok sasaran riil yang akan disejahterakan, yaitu dengan

membentuk suatu badan usaha atau disebut dengan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) (Ramadan et al, 2013).

BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang

dilimpahkan kepada desa sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia.

Dampak arus desentralisasi juga turut memberi perubahan terhadap tatakelola

pemerintahan tingkat desa yang merupakan subsistem pemerintahan daerah. Sehingga

desa memiliki kewenangan untuk mengurus kepentingan masyarakatnya.

Masyarakat merupakan sekelompok orang yang memiliki perasaan sama atau

menyatu sama lain karena mereka saling berbagi identitas, kepentingan yang sama,

perasaan yang memiliki dan biasanya satu tempat yang sama. Fungsi masyarakat

yaitu penyedia dan pendistribusi barang-barang dan jasa, lokasi kegiatan bisnis dan

usaha, keamanan publik, sosialisasi, wadah dilingkungan bersama atau gotong

royong, kontrol sosial, organisasi dan partisipasi politik.

Page 10: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

6

Desa yang mandiri nantinya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Untuk menjadikan desa sebagai entitas yang mandiri, diperlukan pengaturan desa.

Pengaturan desa antara lain bertujuan mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi

masyarakat desa untuk pengembangan potensi dan aset desa guna kesejahteraan

bersama, serta memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi

kesenjangan pembangunan Nasional. Menurut Sumpeno (2011), strategi

pembangunan desa merupakan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh seluruh

perangkat organisasi, yang berisi program untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan

yang ditetapkan.

Program/kegiatan yang bersifat instan langsung dirasakan secara ekonomi dan

fisik karena dianggap lebih mudah dalam pelaksanaannya, kasat mata, mudah diukur,

menyerap lapangan kerja, dan argumentasi lainnya. Hal ini juga yang menjadi alasan

mengapa beberapa daerah lebih mengupayakan pembangunan infrastruktur fisik

dibanding non fisik, karena kondisi geografis, akses yang terbatas dan keterisolasian,

memerlukan penanganan segera dengan pertimbangan keterbatasan anggaran. Isu

lain, menyangkut kesesuaian dan kesinambungan rencana pembangunan desa (RPJM

Desa) dengan rencana pembangunan ditingkat kabupaten/kota yang seringkali sulit

dipadukan. Kecenderungan ini tentunya perlu dikelola dengan baik dengan

mengupayakan sistem perencanaan pembangunan yang komprehensif dan

terintegrasi. Dimana kebutuhan pembangunan ekonomi dan prasarana fisik dapat

seiring dengan penguatan masyarakat dalam mendorong perubahan sosial, penguatan

kelembagaan, kemitraan, distribusi sumber daya yang adil, memperkecil kesenjangan

Page 11: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

7

antarkawasan, kerjasama lintas sektor, lintas budaya dan perdamaian secara lestari

(Supeno, 2011).

Beberapa strategi yang secara umum diimplementasikan dalam membangun

kemandirian desa antara lain: (1) membangun kapasitas warga dan organisasi

masyarakat sipil didesa yang kritis dan dinamis, (2) memperkuat kapasitas

pemerintahan dan interaksi dinamis antara organisasi warga dalam penyelenggaran

pemerintahan desa, (3) membangun sistem perencanaan dan penyelenggaraan desa

yang responsif dan partisipatif, dan (4) membangun kelembagaan ekonomi lokal yang

mandiri dan produktif, Desa Mandiri, Desa Membangun (Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015).

Akan tetapi pada kenyataannya, pembangunan pedesaan dirasa masih kurang

sehingga masih banyak pedesaan yang tertinggal. Padahal telah banyak cara yang

telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengentaskan masalah ketertinggalan desa

tersebut, seperti meningkatkan anggaran untuk pembangunan desa dari tahun ke

tahun agar mampu mengurangi jumlah desa yang tertinggal, dan beberapa program

lainnya.

Salah satu upaya pembangunan ekonomi BUMDes yang dilaksanakan dengan

baik akan menunjang perkembangan masyarakat dan menyokong kehidupan

masyarakat, sehingga tujuan untuk mencapai kesejahteraan dapat tercapai. Selain itu

pembangunan yang semula cendrung dipusatkan pada daerah perkotaan membuat

arus urbanisasi meningkat. Adanya BUMDes diharapkan dapat menjadi pusat

ekonomi kreatif yang akan menarik minat masyarakat desa, secara khusus kaum

Page 12: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

8

muda desa yang biasanya cendrung mencari pekerjaan diperkotaan, sehingga hal ini

akan menekan arus urbanisai. Dalam upaya mengembangkan desa dan kesejahteraan

masyarakat desa, maka diterbitkanlah suatu Undang-Undang khusus, yaitu Undang-

Undang No 6 Tahun 2014.

Pengaturan desa antara lain bertujuan mendorong prakarsa, gerakan dan

partisipasi masyarakat desa untuk pengembangan potensi dan aset desa guna

kesejahteraan bersama, serta memajukan perekonomian masyarakat Desa serta

mengatasi kesenjangan pembangunan Nasional. …………………………………….

http://www.presidenri.go.id/desa/memajukan-ekonomi-desa-melalui-bumdes.html

diakses pada tanggal 12 April 2017

Skala prioritas yang dilakukan KPDT bagi pembangunan daerah berbasis

pedesaan antara lain mencakup:

(1) pengembangan kelembagaan;

(2) pemberdayaan masyarakat;

(3) pengembangan ekonomi lokal, dan

(4) pembangunan sarana dan prasarana.

Skala prioritas tersebut diharapkan mampu menstimulus dan menggerakkan

roda perekonomian dipedesaan dengan didirikannya lembaga ekonomi desa, salah

satunya adalah BUMDes (Badan Usaha Milik Desa Dalam rangka untuk mengatasi

kesenjangan antar wilayah dan antara desa dan kota, Pemerintah menyadari perlu ada

perubahan paradigma dalam melihat desa.

Page 13: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

9

Sehubungan dengan itu, dalam upaya untuk mempercepat pengentasan daerah

tertinggal, Kementerian Negera Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

melakukan perubahan paradigma pembangunan daerah tertinggal yang sebelumnya

berbasis pada kawasan menjadi berbasis pada pedesaan (base on village).

Pembangunan yang berbasis pedesaan sangat penting dan perlu untuk memperkuat

fondasi perekonomian negara, mempercepat pengentasan kemiskinan dan

pengurangan kesenjangan perkembangan antar wilayah. Sebagai solusi bagi

perubahan sosial, desa sebagai basis perubahan.

Dalam konteks itu maka sumber-sumber pertumbuhan ekonomi harus

digerakkan ke pedesaan sehingga desa menjadi tempat yang menarik sebagai tempat

tinggal dan mencari penghidupan. Infrastruktur desa, seperti irigasi, sarana dan

prasarana transportasi, listrik, telepon, sarana pendidikan, kesehatan dan sarana-

sarana lain yang dibutuhkan, harus bisa disediakan sehingga memungkinkan desa

maju dan berkembang. https://www.kemendesa.go.id/view/detil/66/pembangunan-

pedesaan?page=home, diakses pada 12 Juni 2017.

Dalam Undang-Undang No 6 Tahun 2014 pasal 1 ayat 1 ditegaskan bahwa

desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI). Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam

Page 14: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

10

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan

anggota masyarakat agar mencapai kesejahteraan.

Upaya memajukan dan mensejahterakan desa semakin serius dengan

diterbitkannya UU No. 06 Tahun 2014 tentang Desa. Salah satu kebijakan yang diatur

dalam Undang-undang ini dengan hal terkait dengan BUMDes. Pasal 54 ayat 2, huruf

(e) menyatakan bahwa salah satu hal strategis dalam penyelenggaraan pemerintah

desa adalah pembentukan BUMDes. BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang

berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan dan

usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Pendirian

BUM Desa disepakati melalui Musyawarah Desa, hal ini sesuai dengan Pasal 88 Ayat

1.

Sebagaimana disebut didalam UU Desa pasal 72 ayat 2, pendapatan asli Desa

terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi serta gotong royong. Hasil

usaha yang dimlaksud dalam pasal ini termasuk hasil dari BUMDes. BUMDes

dikelola dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan serta dapat

menjalankan usaha dibidang ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Adanya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 ini memungkinkan aparatur

desa mandiri dalam melakukan pembangunan desa. Pembangunan desa yang baik

pada akhirnya akan meningkatkan kualitas dan taraf hidup masyarakat serta

berdampak pada kesejahteraan. Pembangunan tersebut dapat terwujud dengan

Page 15: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

11

bantuan BUMDes yang diharapkan memberikan dampak baik bagi kehidupan

masyarakat desa, artinya Undang-Undang No 6 Tahun 2014 melalui pasal-pasalnya

yang hadir dalam perwujudan BUMDes diharapkan mampu memberikan dampak

positif bagi masyarakat desa. BUMDes diharapkan mampu menggerakkan roda

perekonomian dipedesaan dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki desa,

mengikutsertakan masyarakat desa dalam pengelolaannya dan pada akhirnya mampu

memberikan kesejahteraan bagi masyarakat desa.

Penelitian yang dilakukan oleh Andrian Sari dengan judul “Pengaruh

BUMDes terhadap Perekonomian di Kecamatan Kabupaten Serdang” menujukan

bahwa terdapat pengaruh sebelum dan sesudah dengan adanya BUMDes. Penelitian

sejenis juga pernah dilakukan oleh Dantika Ovi Era Tama dan Yanuardi, dengan

judul ”Dampak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pada Kesejahteraan masyarakat

di Desa Karangrejek Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul”, hasil dari

peneitian ini adalah BUMDesa Karangrejek telah berhasil memberi dampak yang

positif bagi peningkatan perekonomian desa dan kesejahteraan masyarakat,

berdampak terhadap kesehatan masyarakat desa, meningkatkan pembangunan desa

serta tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi.

Penelitian tantang BUMDes juga telah dilakukan oleh Rufaidah Aslamiah,

dengan judul ” Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Untuk Mensejahterakan

Masyarakat Desa Panggungharjo Melalui Kelompok Usaha Pengelola Sampah

(KUPAS) Panggung Lestari, Sewon, Bantul, Yogyakarta”, hasil dari penelitian ini

menujukan adanya BUMDes KUPAS membantu mengatasi permasalahan sampah

Page 16: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

12

sehingga dapat dikelola dengan baik, dan membantu terpenuhinya kebutuhan

kesehatan dan ekonomi masyarakat, serta dapat dimaksimalkannya kesempatan

sosial.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian untuk

mengetahui “Pengaruh Efektivitas BUMDes terhadap Kesejahteraan Pertani di Desa

Beno Harapan Kutai Timur”. Perbedaan antara penelitiaan ini dengan penelitian

terdahulu adalah lokasi penelitian, penelitian memilih Desa Beno Harapan dan

indikator yang menggunakan indikator kesejahteraan yang dikeluarkan oleh BPS.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh efektivitas BUMDes terhadap kesejahteraan Petani

di Desa Beno Harapan Kutai Timur?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas BUMDes

terhadap kesejahteraan petani di desa Beno Harapan Kutai Timur

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh efektivitas BUMDes

terhadap kesejahteraan petani di desa Beno Harapan Kutai Timur

E. Kerangka Teori

Page 17: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

13

1. BUMDes

Menurut UU Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 6, BUMDes adalah badan

usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui

penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna

mengelola aset, jasa pelayanan dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya

kesejahteraan masyarakat desa. Terbitnya UU Nomor 6 Tahun 2014 dan terbitnya PP

Nomor 47 Tahun 2015 menghendaki adanya desa yang mandiri dan otonom dalam

pengelolaan sumber daya yang dimilikinya dimana BUMDes diharapkan berperan

dalam peningkatan perekonomian pedesaan (Prabowo, 2014). Wihoho (2013)

menejlaskan bahwa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah usaha desa yang

dibentuk atau didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan

pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat. Untuk mencapai

tujuan pembangunan nasional, desa merupakan agen pemerintah terdepan yang dapat

menjangkau kelompok sasaran riil yang akan disejahterakan, yaitu dengan

membentuk suatu badan usaha atau disebut dengan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) (Ramadan et al, 2013).

Hal tersebut juga senada dengan PERMENDES Nomor 4 Tahun 2015

Tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik

Desa. Selain itu, definisi dari BUMDes juga tertulis dalam Permendagri No. 39

Tahun 2010, bahwa BUMDes adalah usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh

pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh

pemerintah desa dan masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun

Page 18: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

14

2004 Ayat 1 yang menyatakan bahwa desa dapat mendirikan badan usaha milik desa

sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Artinya desa dapat menentukan sendiri

badan usaha milik desa yang dianggap sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa.

Buku panduan BUMDes yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan

Nasional Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan (PKDSP) Fakultas Ekonomi

Universitas Brawijaya menjelaskan yang dimaksud dengan “kebutuhan dan potensi

desa” adalah:

a. Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok;

b Tersedia sumberdaya desa yang belum dimanfaatkan secara optimal

terutama kekayaan desa dan terdapat permintaan di pasar;

c. Tersedia sumberdaya manusia yang mampu mengelola badan usaha

sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat;

d. Adanya unit-unit usaha yang merupakan kegiatan ekonomi warga

masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi;

BUMDes merupakan wahana untuk menjalankan usaha di desa.

Sedangkan yang dimaksud dengan “usaha desa” adalah jenis usaha yang

meliputi pelayanan ekonomi desa seperti antara lain:

a. Usaha jasa keuangan, jasa angkutan darat dan air, listrik desa, dan usaha

sejenis lainnya;

b. Penyaluran sembilan bahan pokok ekonomi desa;

c. Perdagangan hasil pertanian meliputi tanaman pangan, perkebunan,

peternakan, perikanan, dan agrobisnis;

Page 19: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

15

d. Industri dan kerajinan rakyat

BUMDes sendiri berbeda dengan lembaga ekonomi lain. Dalam buku paduan

BUMDes PKDSP Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, terdapat 7 (tujuh) ciri

utama yang membedakan BUMDes dengan lembaga ekonomi komersial pada

umumnya yaitu:

1. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama;

2. Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat (49%)

melalui penyertaan modal (saham atau andil);

3. Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari

budaya lokal (local wisdom);

4. Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada potensi dan hasil

informasi pasar;

5. Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan

anggota (penyerta modal) dan masyarakat melalui kebijakan desa (village

policy);

6. Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab, dan Pemdes;

7. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (Pemdes, BPD,

anggota).

Selain definisi, PERMENDES Nomor 4 Tahun 2015 secara khusus membahas

tentang BUMDes, termasuk tujuan dari BUMDes. Pada pasal 3 PERMENDES ini

menyebutkan tujuan-tujuan pendirian BUMDes. Tujuan-tujuan itu sebagai berikut:

a. Meningkatkan perekonomian Desa;

Page 20: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

16

b. Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa;

c. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi

Desa;

d. Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan

pihak ketiga;

e. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan

layanan umum warga;

f. Membuka lapangan kerja;

g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan

umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa;

h. meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa.

Secara garis besar, hal tersebut serupa dengan Pasal 78 Peraturan Pemerintah

Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa Ayat 1, bahwa dalam rangka meningkatkan

pendapatan masyarakat dan desa, Pemerintah Desa mendirikan Badan Usaha Milik

Desa. Artinya BUMDes mengambil peran dalam rangka meningkatkan pendapatan

masyarakat, yang akhinrya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan peningkatan perekonomian desa. Selain itu, dalam Surat Keputusan

Bersama Tiga Menteri (Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Mentei Desa)

pada Bagian Ketiga, dijelaskan bahwa pengembangan ekonomi lokal, seperti pasar

desa, kios desa, pelelangan ikan milik desa dan penyeluran pinjaman bergulir untuk

usaha kepada kelompok masyarakat melalui pembentukan dan pengembangan

Page 21: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

17

BUMDes. Artinya, BUMDes berperan sebagai fasilitator bagi pengembangan

ekonomi lokal.

Secara garis besar, baik PERMENDES Nomor 4 Tahun 2015, Peraturan

Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005, dan UU Nomor 6 Tahun 2014 memberikan poin

penting yang menekankan pada peran serta tujuan BUMDes sebagai lembaga yang

diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat desa. Hal utama yang penting dalam

upaya penguatan ekonomi desa adalah memperkuat kerjasama (cooperatif),

membangun kebersamaan/menjalin kerekatan disemua lapisan masyarakat desa.

Sehingga itu menjadi daya dorong (steam engine) dalam upaya pengentasan

kemiskinan, pengangguran, dan membuk akses pasar. Terdapat 6 (enam) prinsip

dalam mengelola BUMDes yaitu:

1. Kooperatif. Semua komponen yang terlibat didalam BUMDes harus

mampu melakukan kerjasama yang baik demi pengembangan dan

kelangsungan hidup usahanya.

2. Partisipatif. Semua komponen yang terlibat didalam BUMDes harus

bersedia secara sukarela atau diminta memberikan dukungan dan

kontribusi yang dapat mendorong kemajuan usaha BUMDes.

3. Emansipatif. Semua komponen yang terlibat didalam BUMDes harus

diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama.

4. Transparan. Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan

masyarakat umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat

dengan mudah dan terbuka.

Page 22: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

18

5. Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung jawabkan

secara teknis maupun administratif.

6. Sustainabel. Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan

oleh masyarakat dalam wadah BUMDes.

Dalam UU tentang Desa Pasal 88, 89 dan 90 disebutkan bahwa:

Pasal 88

1. Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah Desa.

2. Pendirian BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan

Peraturan Desa.

Pasal 89

Hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan untuk:

a. pengembangan usaha; dan

b. Pembangunan Desa, pemberdayaan masyarakat Desa, dan pemberian bantuan

untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir

yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

Pasal 90

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan

Pemerintah Desa mendorong perkembangan BUM Desa dengan:

a. memberikan hibah dan/atau akses permodalan;

b. melakukan pendampingan teknis dan akses ke pasar; dan

c. memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber daya alam di Desa.

Page 23: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

19

Dapat diartikan bahwa pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah

Desa yang bearti BUMDes berdiri atas keinginan masyarakat, dan berdiri berdasarkan

perdes. Hasil usaha BUMDesa dimanfaatkan untuk pengembangan usaha dan

Pembangunan Desa, dan hal hal lain terkait pengembangan Desa termasuk kaitannya

dengan pengembangan SDM. Pengembangan BUMDes melibatkan dorongan dari

Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah

Desa yang secara besinergi melalui hibah dan/atau akses permodalan, melakukan

pendampingan teknis dan akses ke pasar; dan memprioritaskan BUMDesa dalam

pengelolaan sumber daya alam di Desa. Artinya pengembangan BUMDes dilakukan

bersama-sama oleh tiap lapisan pemerintahan, hal ini menjadikan kesuskesan dan

keberhasilan BUMDes tidak serta mereta dalah sepenuhnya tanggung jawab sebuah

desa itu sendiri.

2. Desa Mandiri

Kepala Bidang (Kabid) Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa (DPMD) Provinsi Kalimantan Barat, Ahmad Salafuddin mengatakan desa

mandiri adalah sebuah bentuk hasil penilaian yang dilakukan per tahun oleh

Kementerian Desa melalui regulasi yang dikeluarkan yakni Permendesa Nomor 2

Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun (IDM).

Desa Mandiri mencerminkan kemauan masyarakat Desa yang kuat untuk

maju, menghasilkan produk/karya Desa yang membanggakan dan kemampuan Desa

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Untuk mecapai desa mandiri, pembangunan

Page 24: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

20

sarana dan prasarana menjadi sesuatu yang teramat penting. Pembangunan sarana dan

prasarana ini membutuhkan daya dukung yang memadai, pengetahuan lokal,

sumberdaya lokal dan keterampilan lokal yang terdapat didesa. Dalam konteks lain

menurut Prof. Ahmad Erani (2016), pembangunan sarana dan prasarana desa

merupakan pengejawantahan dari Nawa Kerja Menteri Desa dan Program Unggulan

Kerja Mengabdi Desa yang teridiri atas:

a. Jaring Komunitas Wiradesa (JKWD);

b. Lumbung Ekonomi Desa (LED); dan

c. Lingkar Budaya Desa (LBD)

Tiga konsep tersebut mencakup upaya-upaya untuk mengembangkan

keberdayaan dan pembangunan masyaakat Desa dibidang ekonomi, sosial dan

kebudayaan yang juga merupakan konteks mengbangun desa seusai dengan UU No 6

Tahun 2014.

Program Jaring Komunitas Wiradesa, seperti dipaparkan oleh Menteri

kelahiran Pati, Jawa Tengah ini, akan diarahkan untuk mengarusutamakan penguatan

kapabilitas manusia sebagai inti pembangunan desa. Sehingga mereka menjadi

subyek-berdaulat atas pilihan-pilihan yang diambil. Sedangkan Program Lumbung

Ekonomi Desa didesain untuk mendorong muncul dan berkembangnya geliat

ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai pemilik dan partisipan gerakan ekonomi

di desa. “Lingkar Budaya Desa sebagai program yang bertujuan untuk

mempromosikan pembangunan yang meletakkan partisipasi warga dan komunitas

sebagai akar gerakan sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain”.

Page 25: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

21

………………………………………………

https://biz.kompas.com/read/2015/10/24/080128728/Tiga.Program.Menteri.Marwan.

Atasi.Kemiskinan.Desa, diakses pada 12 Juni 2018.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembangunan desa, pengembangan ekonomi

desa, kemandirian desa serta kesejahteraan desa memerlukan daya dukung yang

memadai, pengetahuan lokal, sumberdaya lokal dan keterampilan lokal yang terdapat

didesa itu sendri. Dapat diartikan bahwa Sumber Daya Manusia memegang peran

penting. Sama halnya dengan keberadaan BUMDes. Keberadaan BUMDes menjadi

lebih berarti ketika terdapat manajemen sumber daya manusia yang baik, sehingga

BUMDes berjalan secara efektif dan dapat memberikan dampak positif bagi

masyarakat.

Beberapa peluang pengembangan ekonomi desa melalui BUMDes dengan

fokus menggerakkan potensi lokal antara lain;

a. Bisnis sosial sederhana yang memberikan pelayanan umum kepada

masyarakat dengan memperoleh keuntungan finansial. Peluang

pengembangan jenis-jenis usaha dalam klasifikasi ini paling menarik

karena kebutuhan dan potensi di desa relatif tersedia. Tapi potensi

keuntungannya memang relatif terbatas karena fungsi sosialnya haruslah

lebih ditonjolkan.

b. Bisnis penyewaan barang untuk melayani kebutuhan masyarakat desa dan

ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli Desa, misalnya menjalankan

kegiatan usaha penyewaan yang meliputi alat transportasi, perkakas pesta,

Page 26: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

22

gedung pertemuan, rumah toko (ruko), tanah milik desa, dan barang

sewaan lainnya. Peluang BUMDes untuk menjalankan jenis-jenis usaha ini

juga sangat besar karena usaha ini relatif mudah untuk dijalankan. Tapi,

hati-hati menyewakan fasilitas publik. Jangan sampai desa dapat dicap

"komersil" oleh warganya karena membebani biaya sewa pada fasilitas

atau barang publik yang biasanya bebas biaya sewa,

c. Usaha perantara (brokering) yang memberikan jasa pelayanan kepada

warga. Kegiatan usaha perantara yang dapat dikembangkan, misalnya jasa

pembayaran listrik, jasa penyaluran pupuk bersubsidi, dan pasar desa untuk

memasarkan produk yang dihasilkan masyarakat.

d. Bisnis yang berproduksi dan/atau berdagang barang-barang tertentu untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dipasarkan pada skala pasar

yang lebih luas. Misalnya, pemasaran hasil perikanan, sarana produksi

pertanian, produksi kerajinan desa, dan pemasaran komoditas atau produk

unggulan desa.

e. Bisnis keuangan yang memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala mikro yang

dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi desa yang dapat memberikan akses

kredit dan peminjaman yang mudah diakses oleh masyarakat desa.

Pengembangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Lembaga Kredit Mikro

(LKM), dan koperasi merupakan contoh jenis usaha yang dapat

dikembangkan dalam klasifikasi usaha ini. Peran bisnis keuangan ini

Page 27: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

23

adalah menghubungkan warga yang memiliki kelebihan dana dengan

warga yang membutuhkan dana.

f. Usaha bersama (holding) sebagai induk dari unit-unit usaha yang

dikembangkan masyarakat desa baik dalam skala lokal desa maupun

kawasan perdesaan. Misalnya, pengembangan kapal desa berskala besar

untuk mengorganisasi nelayan kecil agar usahanya menjadi lebih ekspansif,

desa wisata yang mengorganisasi rangkaian jenis usaha dari kelompok

masyarakat, terminal agribisnis desa/kawasan pedesaan yang mengatur tata

niaga beberapa komoditas unggulan desa, dan kegiatan usaha bersama yang

mengkonsolidasikan jenis usaha lokal lainnya.

Dengan beberapa panduan tersebut, pendirian usaha BUMDes harus

dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan seksama sehingga usaha tersebut

dapat memberikan keuntungan bagi BUMDes itu sendiri, masyarakat dan desa.

Sehingga tujuan untuk menjadi desa mandiri mampu dicapai dengan lebih baik.

https://pontianak.tribunnews.com/2019/01/30/apa-itu-desa-mandiri-dan-bagaimana-

penilaiannya-ini-penjelasan-dpmd-kalbar.

BUMDes memiliki beberapa keunikan, Yunanto (2014) menjelaskan

keunikan BUMDes sebagai berikut:

1. BUMDes merupakan sebuah usaha desa milik kolektif yang digerakkan oleh

aksi kolektif antara pemerintah desa dan masyarakat. BUMDes merupakan

Page 28: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

24

bentuk public and community partnership atau kemitraan antara pemerintah

desa sebagai sektor publik dengan masyarakat setempat.

2. BUMDes lebih inklusif dibanding dengan koperasi, usaha pribadi maupun

usaha kelompok masyarakat yang bekerja diranah desa. Koperasi memang

inklusif bagi anggotanya, baik di tingkat desa maupun tingkat yang lebih

luas, namun koperasi tetap ekslusif karena hanya untuk anggota.

Dalam buku Desa Mandiri, Desa Membangun oleh Kurniawan (2015), salah

satu strategi yang dipraktekan dalam menjadikan desa mandiri adalah dengan

membangun kelembagaan ekonomi lokal yang mandiri dan produktif. Saat ini

banyaksekali tumbuh inisiatif desa membangun keberdayaan ekonomi lokal.

Keberhasilan dibidang ekonomi tersebut tidak lepas dari kemampuan desa

membangun perencanaan yang konsisten, partisipatif dan disepakati dalam dokumen

perencanaan dan penganggaran desa (RPJMDesa, RKP Desa dan APB Desa).

Sebagai contoh, Desa Bleberan di Kabupaten Gunungkidul berhasil mendirikan dan

mengembangkan desa wisata dengan mengoptimalkan potensi wisatanya berupa air

terjun Sri Gethuk dan GoaRancang Kencono. BUM Desa dibentuk sebagai lembaga

yang bertanggung jawab mengelola ekonomi wisata desa tersebut.

Hal tersebut juga berlaku pada BUMDes lainnya, membangun kelembagaan

ekonomi local. Kelembagaan ekonomi local tersebut dapat berupa BUMDes .

BUMDes dapat bergerak pada bidang usaha papaun yang sekiranya selaras dengan

Page 29: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

25

potensi dan kebutuhan desa. Pada desa Beno Harapan, BUMDes dibentuk dalam

wujud koperasi yang menjual kebutuhan pertanaian dan perkebunan.

3. Efektivitas BUMDes

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah usaha desa yang dibentuk atau

didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya

dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat (Wiboho,2013). Pada intinya

BUMDes tetaplah sebuah organisasi yang harus dinilai efektivitasnya.

Konsep efektivitas yang dikemukakan Richard (1995) memaparkan efektivitas

adalah sesuatu yang menunjukkan tingkatan keberhasilan kegiatan manajemen

didalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Komaruddin

Sastradipoera, 1989:126). Stephen P. Robbins (2002: 22) mengartikan efektivitas

sebagai suatu yang menunjukkan tingkatan keberhasilan kegiatan manajemen

didalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengertian efektivitas menurut para ahli pada hakekatnya memiliki kesamaan

makna yaitu menitikberatkan pada tingkat keberhasilan dan pencapaian tujuan

yang ditetapkan sebelumnya. Seperti yang telah diungkapkan \, Richard M.

Steers (1995) ada tiga konsep yang dapat digunakan untuk meneliti efektivitas

kegiatan organisasi untuk melihat apakah organisasi dapat mencapai sasaran dan

tujuannya, yaitu:

Page 30: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

26

(1) Konsep optimisasi tujuan.

(2) Konsep perspektif sistem.

(3) Tekanan terhadap perilaku.

Pandangan lain terkait ukuran untuk efektivitas organisasi dikemukakan

Richard M. Steers (1995), dalam Mastur (2014) sebagai berikut:

1. Efektivitas keseluruhan, yaitu sejauhmana organisasi melaksanakan seluruh

tugas pokoknya atau mencapai semua sasarannya.

2. Produktivitas, yaitu kuantitas atau volume dari produk atau jasa pokok

yang dihasilkan organisasi. Dapat diukur menurut tiga tingkatan: tingkat

individual, kelompok dan keseluruhan organisasi.

3. Efisiensi, yaitu sesuatu yang mencerminkan perbandingan antara beberapa

aspek unit terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi tersebut.

4. Laba, yaitu penghasilan atas penanaman modal yang dipakai untuk

menjalankan organisasi. Jumlah dari sumberdaya yang masih tersisa

setelah semua biaya dan kewajiban dipenuhi, kadang-kadang dinyatakan

dalam persentase.

5. Pertumbuhan, yaitu penambahan dalam hal-hal seperti tenaga kerja,

fasilitas yang ada dalam organisasi, harga, penjualan, laba, modal, bagian

Page 31: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

27

pasar, dan penemuan-penemuan baru. Suatu perbandingan antara keadaan

organisasi sekarang dengan keadaan masa sebelumnya.

6. Stabilitas, yaitu pemeliharaan struktur, fungsi, dan sumberdaya sepanjang

waktu, khususnya dalam periode-periode sulit.

7. Semangat kerja, yaitu kecenderungan anggota organisasi berusaha lebih

keras mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang meliputi perasaan

terikat, kebersamaan tujuan, dan perasaan memiliki.

8. Kepuasan, yaitu kompensasi atau timbal balik positif yang dirasakan

seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi.

9. Penerimaan tujuan organisasi, yaitu diterimanya tujuan-tujuan organisasi

oleh setiap pribadi dan oleh unit-unit dalam organisasi. Kepercayaan

mereka bahwa tujuan organisasi tersebut adalah benar dan layak.

10. Keterpaduan, konflik-konflik, kekompakan, yaitu dimensi berkutub

dua. Yang dimaksud kutub keterpaduan adalah fakta bahwa para anggota

organisasi saling menyukai satu sama lain, bekerja sama dengan baik,

berkomunikasi sepenuhnya dan secara terbuka, dan mengkoordinasikan

usaha kerja mereka. Pada kutub yang lain terdapat organisasi penuh

pertengkaran baik dalam bentuk kata-kata maupun secara fisik, koordinasi

yang buruk, dan berkomunikasi yang tidak efektif.

Page 32: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

28

11. Keluwesan adaptasi, yaitu kemampuan organisasi untuk mengubah standar

operasi prosedur (SOP) guna menyesuaikan diri terhadap perubahan.

12. Penilaian oleh pihak luar, yaitu penilaian mengenai organisasi atau unit

organisasi oleh mereka (individu atau organisasi) dalam lingkungannya,

yaitu pihak-pihak dengan siapa organisasi ini berhubungan.

Poin-poin dalam penilaian evektifitas inilah yang akan digunakan untuk

menilai efektivitas BUMDes. Pada akhirnya diharapkan dengan keefektivan

BUMDes, BUMDes akan mengalami pengembangan dan dapat mempengaruhi

kesejahteraan secara lebih dalam.

4. Nawa Cita dan Komplementari Catur Sakti dan Tri Sakti

Nawa Cita merupakan gagasan diera kepemimpinan Joko Widodo yang

berisis sembilan agenda prioritas pembangunan yaitu:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara;

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintah

yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya;

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa dalam kerangka negara kesatuan;

Page 33: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

29

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing dipasar internasional;

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik;

8. Melakukan revolusi karakter bangsa;

9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Kurniawan (2015) menyatakan bahwa Irisan sinergis antara UU Desa dengan

Nawa Cita adalah sama-sama menjadikan potensi modal sosial bangsa sebagai

landasan filosofis arah kebijakan pembangunan. UU Desa mengembangkan apa yang

disebut oleh ketua Pansus RUU Desa DPR RI “catur sakti”. Nawa Cita

mengembangkan apa yang disebut “Tri Sakti” dengan penjabaran sebagai berikut:

Tabel 1.1

Perbandingan Catur Sakti dan Tri Sakti Nawa Cita

Catur Sakti UU Desa Tri Sakti Nawa Cita

Desa bertenaga secara social Berdaulat dalam politik

Desa berdaulat secara politik Berdikari dalam ekonomi

Page 34: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

30

Desa bermartabat secara budaya Berkepribadian dalam budaya

Desa mandiri secara ekonomi

. Secara empirik, desa-desa di Indonesia memiliki modal sosial yang tinggi.

Masyarakat desa sudah lama mempunyai beragam ikatan sosial dan solidaritas sosial

yang kuat, sebagai penyangga penting kegiatan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan. Swadaya dan gotong royong telah terbukti sebagai penyangga utama

“otonomi asli” desa. Ketika kapasitas negara tidak sanggup menjangkau sampai level

desa, swadaya dan gotong royong merupakan sebuah alternatif permanen yang

memungkinkan berbagai proyek pembangunan prasarana desa tercukupi (Eko, et., al.

2014).

Berdaulat secara politik mengandung pengertian bahwa desa memiliki

prakarsa dan emansipasi lokal untuk mengatur dan mengurus dirinya meski pada saat

yang sama negara tidak hadir. Meski negara hadir, terkadang kehadirannya

berlebihan sehingga berpotensi memaksakan (imposition) kehendak prakarsa

kebijakan pusat yang justru akan melumpuhkan prakarsa local (Kurniawan, 2015) .

Kedaulatan desa dari sisi ekonomi mengandung makna kemampuan desa

dalam menjaga, mengelola hingga mengoptimalkan fungsi ekonomi aset-aset alam

yang berada didalamnya. Ketika negara terjebak dalam model pengelolaan sumber

daya alam untuk pertumbuhan ekonomi semata, desa mempeloepori pengelolaan

Page 35: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

31

sumber daya alam secara berkelanjutan. Dengan pengelolaan sumber daya alam

secara berkelanjutan keseimbangan alam dapat terlestarikan, sementara orientasi

kesejahteraan rakyat tercapai secara berjangka panjang. Cara desa dalam menjaga

asset ekonomi ini berbalikan dengan model pemerintah yang bersifat ekstraktif

karena menyerahkan pengelolaan alam kepada sektor privat dari pada mengutamakan

shareholder ditingkat komunitas lokal. Sementara lingkungan kelembagaan ekonomi

desa yang lebih inklusif malah tidak menjadi referensi model pengembangan

ekonomi local (Kurniawan, 2015).

Dapat disimpulkan bahwa keberadaan Tri Sakti Nawa Cita memberikan ruang

bagi desa untuk berkembang mandiri, berprilaku dalam budaya berarti memiliki pola

khas budayanya sendiri seperti kebiasaan melakukan gotong royng serta musyawarah

, berdaulat secara politik berarti memberikan kebebasan berpolitik dimana desa dapat

membuat aturannya secara mandiri dan mengurus dirinya sendiri. Dan berdikari

ekonomi diartikan sebagai kemandirian desa dalam mengelola aset desa, serta

melakukan kegiatan ekonomi mandiri .

Tri Sakti Nawa Cita ini juga merupakan pendorong hadirnya BUMDes sebab

dalam pembentukannya diperlukan keterlibatan masyarakat dalam permusyawaratan

guna menentukan bentuk usaha BUMDes, dengan adanya kedaulatan politik desa

dapat mengatur dan mengurus dirinya sendiri artinya keputusan serta aturan dalam

pelaksanaan BUMDes secara teknis diatur oleh desa dan kehadiran BUMDes

merupakan bentuk nyata dari berdikari ekonomi desa.

Page 36: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

32

5. Teori resource based view

Teori ini secara garis besar menjelaskan bahwa usaha yang dilakukan harus

memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing. Desa mandiri dapat terwujud

dengan sumber daya yang berasal dari desa itu sendiri. Mengacu pada teori ini,

BUMDes dituntut memiliki ciri khas serta keunggulan kompetitif supaya dapat

memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan kesejahteraan. Secara lebih

spesifik berdasarkan teori resource based view, maka desa harus memiliki sumber

daya tersebut haruslah bernilai, langka, tidak disubstitusi, dan tidak diimitasi (Barney,

1991).

Keunggulan kompetitif tersebut ditentukan oleh modal sosial, modal

manusia, dan modal finansial (DeMassis et al., 2011). Modal sosial terkait dengan

relasi antar orang dalam organisasi (modal sosial internal) dan antara organisasi

dengan pihak luar (modal sosial eksternal) (DeMassis et al., 2011). Menurut World

Bank (1998) modal sosial adalah suatu masyarakat termasuk institusi, relasi, sikap,

dan nilai yang memandu interaksi antara orang dan kontribusi pada ekonomi dan

pembangunan sosial. Dalam modal sosial diperlukan nilai saling berbagi serta

pengorganisasian peran yang diekspresikan dalam hubungan personal, kepercayaan

dan tanggung jawab bersama. Modal manusia diartikan sebagai pengetahuan dan

keterampilan yang melekat pada orang (Hatch et al,, 2004 dalam DeMassis et al.,

Page 37: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

33

2011). Modal manusia dapat diasosiasikan dengan dedikasi dan komitmen yang

tinggi (Cabrera-Suarez et al., 2001), motivasi (1988), dan relasi personal yang tinggi

(Trevinyo-Rodriguez et al., 2006)

6. Undang-Undang Terkait BUMDes

1. UU No. 6 Tahun 2014 ini terdapat 4 Bab (6 pasal) yang menjelaskan mengenai

BUMDesa, terdiri atas:

a. Bab I Pasal 1 mengenai definisi BUMDes

b. Bab V Pasal 54 mengenai pembentukan BUMDes sebagai hal strategis

dalam penyelenggaranaan pemerintah desa

c. Bab IX Pasal 85 mengenai BUMDes sebagai salah satu badan/lembaga

yang menjadi pelaku pengembangan kawasan pedesaan

d. Bab X Pasal 87 Mengenai Semangat yang melandasi pendirian dan

pengelolaan BUMDesa

e. Bab X Pasal 88 mengenai pendirian BUMDes

f. Bab X Pasal 89 mengenai Manfaat berdirinya BUMDes

g. Bab X Pasal 90 mengenai arah pengembangan bisnis BUMdes yang

bermanfaat bagi masyarakat desa.

2. PERMENDES Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan

Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa

3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa

Page 38: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

34

7. Pertanian

Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan dengan penduduk yang

mayoritasnya memliki mata pencaharian dibidang pertanian dan perkebunan.

Sehingga pertanian dan pekebunan merupakan sektor yang berperan penting dalam

perekonomian nasional. Hal ini juga dikarenakan sektor pertanian dan perkebunan ini

sendiri mampu menyerap tenaga kerja, dan berperan sebagai sarana pertumbuhan

ekonomi serta penyumbang devisa.

Pertanian adalah pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati

terutama tanaman produktif yang menghasilkan dan dapat dipergunakan sebagai

kehidupan manusia. Sedangkan pengertian pertanian dalam arti sempit adalah suatu

proses becocok tanam disuatu lahan yang telah disiapkan sebelumnya dalam skala

kecil pola perdagangan lokal, serta mengunakan cara manual tanpa terlalu banyak

memakai menejemen. Sedangkan Perkebunan adalah sistem pertanian dengan

orientasi skala besar yang tentunya untuk diperdagangkan dari hasil suatu komoditi

hasil pertanian. Biasanya perkebunan banyak untuk orientasi tanaman keras atau

tanaman masa hidup jangka panjang yang dibudidayakan dan menggunakan pola

menejemn yang baik. https://perkebunan.org/articles/pengertian-pertanian-dan-

perkebunan, diakses pada 15 Juni 2018.

Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 38/38/Permentan/OT.140/8/2008

tentang Pedoman Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olahan Karet, perkebunan

adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan atau

Page 39: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

35

media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan

barang dan jasa hasil tanaman tersebut dengan dengan bantuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi

pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.

Sedangkan menurut Mubyarto (1995), pertanian dalam arti luas mencakup

pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk

didalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan

perikanan (dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan

perikanan laut). Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian

memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat

ditunjukkan dari banyaknya penduduk yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian

atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian.

Kemudian menurut Nasution (1995) dalam Salikin (2003), pertanian

berkelanjutan merupakan kegiatan pertanian yang berupaya untuk memaksimalkan

manfaat sosial dari pengelolaan sumberdaya biologis dengan syarat memelihara

produktivitas dan efisiensi produksi komoditas pertanian, memelihara kualitas

lingkungan hidup dan produktivitas sumberdaya sepanjang masa. Kemudian

Soekartawi (1995) dalam Salikin (2003), mengemukakan terdapat tiga alasan

mengapa pembangunan pertanian Indonesia harus berkelanjutan yaitu:

1. Sebagai negara agraris, peranan sektor pertanian Indonesia dalam sistem

perekonomian nasional masih dominan. Kontibusi sektor pertanian

Page 40: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

36

terhadap produk domestik bruto adalah sekitar 20 % dan menyerap 50 %

lebih tenaga kerja di pedesaan.

2. Agrobisnis dan agroindustri memiliki peranan yang sangat vital dalam

mendukung pembangunan sektor lainnya.

3. Pembangunan pertanian berkelanjutan menjadi keharusan agar sumberdaya

alam yang ada sekarang ini dapat terus dimanfaatkan untuk waktu yang

relatif lama. Sektor pertanian tetap menduduki peran vital yang mendukung

kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia.

Dapat disimpulkan bahwa pemerintah harus memberikan perhatian

khusus bagi bidang pertanian dan perkebunan, hal tersebut dilakukan demi menopang

swasembada pangan sehingga Indonesia menjadi lebih mandiri dalam hal pangan.

Oleh sebab itu, pemerintah berusaha terus melakukan upaya-upaya berkelanjutan

guna meningkatkan kemampuan bidang agrarian Indonesia.

8. Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti (Kamus Besar

Bahasa Indonesia), Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik,

kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan

sehat dan damai. Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda.

Sejahtera memliki arti khusus resmi atau teknikal (lihat ekonomi kesejahteraan),

seperti dalam istilah fungsi kesejahteraan sosial. Dalam kebijakan sosial,

kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan

Page 41: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

37

masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide negara sejahtera (Yunika,

2014)

Berdasarkan Indonesian Human Devalopment Report 2004 bahwasanya

Kesejahteraan masyarakat pada dasarnya adalah buah dari pelayanan publik yang

dilakukan pemerintah. Dengan pelayanan publik yang baik maka kesejahteraan

masyarakat juga berpeluang besar untuk membaik. Kesejahteraan masyarakat

,Pertumbuhan Ekonomi (Keuangan, Industri), Perawatan Masyarakat(Kesehatan,

Kesejahteraan Sosial), Pengembangan Manusia (Pendidikan) sendiri dapat dilihat dari

berbagai indikator. Salah satu indikator yang dapat dipakai adalah Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) yang mengukur capaian umum suatu daerah dalam tiga

dimensi utama pembangunan manusia, yaitu panjangnya usia (diukur dengan angka

harapan hidup), pengetahuan (diukurdengan capaian pendidikan), dan kelayakan

hidup (diukur dengan pendapatan yang telah disesuaikan).

Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan

Masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Sedangkan

menurut Ambaddar (2008), menjelasan bahwa Kesejahteraan Masyarakat adalah

salah satu pendekatan yang harus menjadi prinsip utama bagi seluruh unit-unit

kepemerintahan maupun pihak korporasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya

dalam memberikan pelayanan sosial. Sedangkan, Kesejahteraan Masyarakat menurut

Page 42: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

38

Giarci dalam Subejo dan Supriyanto (2004) adalah suatu hal yang memiliki pusat

perhatian dalam membantu masyarakat pada berbagai tingkatan umur untuk tumbuh

dan berkembang melalui berbagai fasilitas dan dukungan agar mereka mampu

memutuskan, merencanakan dan mengambil tindakan untuk mengelola dan

mengembangkan lingkungan fisiknya serta kesejahteraan sosial.

Biro Pusat Statistik Indonesia (2000) melihat tingkat kesejahteraan rumah

tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuruan, antara

lain adalah:

1. Tingkat pendapatan keluarga;

2. Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran

untuk pangan dengan non-pangan;

3. Tingkat pendidikan keluarga;

4. Tingkat kesehatan keluarga, dan;

5. Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.

Menurut Todaro dan Stephen C. Smith (2006) dalam Hukom (2016),

kesejahteraan masyarakat menunjukkan ukuran hasil pembangunan masyarakat dalam

mencapai kehidupan yang lebih baik yang meliputi:

1. Peningkatan kemampuan dan pemerataan distribusi kebutuhan dasar seperti

makanan, perumahan, kesehatan dan perlindungan;

2. Peningkatan tingkat kehidupan, pendapatan, pendidikan yang lebih baik dan

peningkatan atensi terhadap budaya dan nilai-nilai kemanusiaan;

Page 43: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

39

3. Memperluas skala ekonomi dan ketersediaan pilihan social dari individu dan

bangsa

Hal ini berarti kesejahteraan dapat diukur dari pemerataan distribusi

kebutuhan dasa, meningkatnya pendapatan, tingkat kehidupan dan pendidikan. Pada

akhirnya hal-hal ini mencerminkan tujuan dari kesejahteraan yang telah diamanatkan

dalam undang-undang.

Konsep kesejahteraan lainnya juga dikemukakan oleh Nasikun (1993) dimana

kesejahteraan dapat dirumuskan sebagai padanan makna dari konsep martabat

manusia yang dapat dilihat dari empaat indicator yaitu:

1. Rasa Aman

2. Kesejahteraan

3. Kebebasan

4. Jati diri

Sedangkan menurut Kolle (1974) dalam Bintarto (1989), kesejahteraan dapat

diukur dari beberapa aspek kehidupan antara lain:

1. Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitas rumah,

bahan pangan dan sebagianya;

2. Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh,

lingkungan alam, dan sebagainya;

3. Dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas

pendidikan, lingkungan budaya, dan sebagainya;

Page 44: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

40

4. Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika,

keserasian penyesuaian, dan sebagainya.

Pendapat dari Brudeseth (2015) menyatakan kesejahteraan sebagai kualitas

kepuasan hidup yang bertujuan untuk mengukur posisi anggota masyarakat dalam

membangun keseimbangan hidup mencakup antara lain :

(a) kesejahteraan materi,

(b) kesejahteraan bermasyarakat,

(c) kesejahteraan emosi,

(d) keamanan

Secara umum kesejahteraan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian seperti

disebutkan Albert dan Hahnel dalam Sugiarto (2007) dalam Yusrial (2014) yaitu :

classical utilitarian, neo classical welfare theory, new contractarian approach.

Dalam tiga pendekatan mengenai kesejahteraan diatas dapat disimpulkan bahwa

kesejahteraan tersebut akan selalu berhubungan dengan tingkat kepuasan (utility) dan

kesenangan (pleasure) seseorang yang dapat diraih dalam hidupnya. Kesejahteraan

hidup realitasnya memiliki banyak indikator keberhasilan yang dapat diukur,

sehingga banyak cara dan pendekatan yang digunakan saat ini dalam mengukur

tingkat kesejahteraan masyarakat.

Terdapat berbagai perkembangan pengukuran tingkat kesejahteraan dari sisi

fisik, seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia), Physical

Quality Life Index (Indeks Mutu Hidup); Basic Needs (Kebutuhan Dasar); dan

GNP/Kapita (Pendapatan Perkapita). Todaro (2003) menjelaskan, untuk mengukur

Page 45: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

41

tingkat kesejahteraan kelompok masyarakat menengah ke bawah digunakan indikator

seperti : kesehatan, gizi, pendidikan, serta pendapatan.

Dari seluruh konsep kesejahteraan yang telah dikemukakan oleh para ahli,

dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan dinilai dari berbagai sudut pandang dan

aspek yang pada akhirnya akan menjelaskan bagaimana seseorang/sekelompok

orang/masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya hingga mencapai taraf yang

disebut sejahtera.

Tujuan dari kesejahteraan berdasarkan UU Nomor 11 Pasal 3 Tahun 2009,

adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup.

2) Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian.

3) Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani

masalah kesejahteraan sosial.

4) Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan

kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan.

5) Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial

Konsep tersebut selaras dengan indikator BPS (2005) dalam penelitian Eko

Sugiharto (2007), indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan

lebih spesifik pada kesejahteraan keluarga yang terdiri dari delapan, yaitu

pendapatan, konsumsi atau pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas

tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan

Page 46: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

42

kesehatan, kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan, dan kemudahan

mendapatkan fasilitas transportasi.

Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indikator

keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk. (2005:15)

menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat

direpresentasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya

kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang

lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu merupakan

cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan menengah

kebawah.

Menurut BPS (2005) dalam penelitian Eko Sugiharto (2007) indikator yang

digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ada delapan, yaitu pendapatan,

konsumsi atau pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal,

kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan,

kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan, dan kemudahan mendapatkan

fasilitas transportasi.

1) Indikator pendapatan digolongkan menjadi 3 item yaitu:

a. Tinggi (> Rp. 10.000.000)

b. Sedang (Rp. 5.000.000)

c. Rendah (< Rp. 5.000.000)

2) Indikator pengeluaran digolongkan menjadi 3 item yaitu:

Page 47: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

43

a. Tinggi (> Rp. 5.000.000)

b. Sedang (Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000)

c. Rendah (< Rp. 1.000.000)

3) Indikator tempat tinggal yang dinilai ada 5 item yaitu jenis atap rumah,

dinding, status kepemilikan rumah, lantai dan luas lantai.

4) Indikator fasilitas tempat tinggal yang dinilai terdiri dari 12 item, yaitu

pekarangan, alat elektronik, pendingin, penerangan, kendaraan yang dimiliki,

bahan bakar untuk memasak, sumber air bersih, fasilitas air minum, cara

memperoleh air minum, sumber air minum, fasilitas MCK, dan jarak MCK

dari rumah.

6) Indikator kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan terdiri dari 5 item

yaitu jarak rumah sakit terdekat, jarak toko obat, penanganan obat-obatan,

harga obat-obatan, dan alat kontrasepsi.

7) Indikator kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan terdiri dari 3

item yaitu biaya sekolah, jarak ke sekolah, dan proses penerimaan.

8) Indikator kemudahan mendapatkan transportasi terdiri 3 item, yaitu ongkos

kendaraan, fasilitas kendaraan, dan status kepemilikan kendaraan.

9. Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Dikutip dari buku Desa Mandiri, Desa Membangun ( 2015), lahirnya Undang-

Undang No.6 Tahun 2014 Tentang Desa mengembang paradigma dan konsep baru

kebijakan tata kelola desa secara nasional. UU Desa ini tidak lagi menempatkan desa

sebagai latar belakang Indonesia, tapi halaman depan Indonesia. UU Desa yang

Page 48: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

44

disahkan pada akhir tahun 2013 lalu juga mengembangkan prinsip keberagaman,

mengedepankan azas rekognisi dan subsidiaritas desa. Lain daripada itu, UU Desa ini

mengangkat hak dan kedaualatan desa yang selama ini terpinggirkan karena

didudukan pada posisi sub nasional. Padahal, desa pada hakikatnya adalah entitas

bangsa yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam

bagian penjelasan UU tersebut dinyatakan bahwa tujuan UU No.6 Tahun 2014 adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada

dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

2. Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem

ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi

seluruh rakyat Indonesia;

3. Melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa;

4. Mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk

pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;

5. Membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif,

terbuka, serta bertanggung jawab;

6. Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna

mempercepat perwujudan kesejahteraan umum;

Page 49: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

45

7. Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan

masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian

dari ketahanan nasional;

8. Memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan

pembangunan nasional; dan

9. Memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.

Tabel 1.2

Perbedaan Desa Lama dan Baru dalam Perspektif UU Desa

Desa Lama Desa BaruPayung Hukum UU No. 32/2004 dan PP No. 72/2005 UU No. 6/2014

Asas utama Desentralisasi-residualitas Rekognisi-subsidiaritas

Kedudukan Sebagai organisasi pemerintahanyang berada dalam sistempemerintahan kabupaten/kota (localstate government)

Sebagaipemerintahanmasyarakat,hybrid antara selfgoverningcommunity danlocal selfgovernment.

Posisi dan perankabupaten/kota

Kabupaten/kota mempunyaikewenangan yang besar dan luasdalam mengatur dan mengurus desa.

Kabupaten/kotamempunyaikewenangan yangterbatas danstrategis dalammengatur danmengurus desa;termasukmengatur danmengurus bidangurusan desa yang

Page 50: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

46

tidak perluditanganilangsung olehpusat.

Delierykewenangan danprogram

Target Mandat

Politik tempat Lokasi: Desa sebagai lokasi proyekdari atas

Arena: Desasebagai arena bagiorang desa untukmenyelenggarakanpemerintahan,pembangunan,pemberdayaan dankemasyarakatan

Posisi dalampembangunan

Obyek Subyek

Modelpembangunan

Government driven developmentatau community driven development

Village drivendevelopment

Pendekatan dantindakan

Imposisi dan mutilasi sectoral Fasilitasi,emansipasi dankonsolidasi

UU Desa menempatkan desa sebagai subyek pembangunan. Pemerintah

supradesa menjadi pihak yang menfasilitasi tumbuh kembangnya kemandirian dan

kesejahteraan desa melalui skema kebijakan yang mengutamakan rekognisi dan

subsidiaritas.Supra desa tak perlu takut dengan konsekuensi pemberlakukan kedua

azas tersebut. Dengan menjadi subyek pembangunan justru desa tidak lagi akan

Page 51: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

47

menjadi entitas yang merepotkan tugas pokok pemerintah kabupaten, provinsi bahkan

pusat. Justru desa akan menjadi entitas negara yang berpotensi mendekatkan peran

negara dalam membangun kesejahteraan, kemakmuran dan kedaulatan bangsa baik

dimata warga negaranya sendiri maupun negara lain.

Pendekatan Pembangunan Desa yang bertujuan untuk menyejahterakan

masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa,

membagi kedalam 2 jenis pendekatan yaitu desa membangun dan pembangunan desa

yang diintegrasikan dalam perencanaan Pembangunan Desa. Pembangunan desa

meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Pembangunan Desa dapat

dilakukan melalui pengadaan BUMDes yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan

kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pengembangan potensi ekonomi

lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

Pembangunan desa mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan

kegotongroyongan guna mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial.

10. Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa dan Kesejahteraan

Masyarakat Desa

Latar belakang indeks desa membangun dalam PERMENDes Nomor 2 tahun

2016 menjelaskan hubungan erat antara undang-undang desa dengan kesejahteraan

mayarakat desa. Dalam PERMENDes tersebut dijelaskam bahwa Undang-Undang

Page 52: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

48

Desa memberi jalan bagi terwujudnya kehidupan masyarakat Desa yang maju, kuat,

demokratis dan mandiri. Kewenangan Desa ditegaskan di dalam Undang-Undang

Desa untuk memperkuat posisi Desa. Pelaksanaan kewenangan berdasar hak asal usul

dan kewenangan lokal berskala Desa dengan dukungan pembiayaan dari Dana Desa

dapat menjadi pendorong kuat bagi Desa untuk maju dan mandiri.

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa desa yang maju,

kuat, demokratis dan mandiri merupakan cerminan dari kesejahteraan masyarakat

desa. Undang-undang desa memberikan jalan bagi desa untuk menjadi subyek

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, sehingga undang-undang ini

mendorong desa menjadi pelopor kesejahteraan bagi masyarakat desa itu sendiri.

Artinya Undang-Undang Desa memberikan pengaruh bagi kesejahteraan masyarakat

desa melalui berbagi kebijakan-kebijakan yang tertera didalamnya.

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran menjelaskan tentang alur berpikir dan hubungan yang

menunjukkan keterkaitan BUMDes dengan kesejahteraan masyarakat. Indikator-

indikator dalam penelitian ini antara lain: pendapatan, konsumsi atau pengeluaran

keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota

keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan

anak kejenjang pendidikan, dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi.

1) Indikator pendapatan digolongkan menjadi 3 item yaitu:

a. Tinggi (> Rp. 10.000.000)

Page 53: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

49

b. Sedang (Rp. 5.000.000)

c. Rendah (< Rp. 5.000.000)

2) Indikator pengeluaran digolongkan menjadi 3 item yaitu:

a. Tinggi (> Rp. 5.000.000)

b. Sedang (Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000)

c. Rendah (< Rp. 1.000.000)

3) Indikator tempat tinggal yang dinilai ada 5 item yaitu jenis atap rumah,

dinding, status kepemilikan rumah, lantai dan luas lantai.

4) Indikator fasilitas tempat tinggal yang dinilai terdiri dari 12 item, yaitu

pekarangan, alat elektronik, pendingin, penerangan, kendaraan yang dimiliki,

bahan bakar untuk memasak, sumber air bersih, fasilitas air minum, cara

memperoleh air minum, sumber air minum, fasilitas MCK, dan jarak MCK

dari rumah.

6) Indikator kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan terdiri dari 5 item

yaitu jarak rumah sakit terdekat, jarak toko obat, penanganan obat-obatan,

harga obat-obatan, dan alat kontrasepsi.

7) Indikator kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan terdiri dari 3

item yaitu biaya sekolah, jarak ke sekolah, dan proses penerimaan.

8) Indikator kemudahan mendapatkan transportasi terdiri 3 item, yaitu ongkos

kendaraan, fasilitas kendaraan, dan status kepemilikan kendaraanBerdasarkan

uraian diatas maka akan digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Page 54: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

50

Gambar 2.1

Kerangka Hipotesis

G. Hipotesis

Sehubungan dengan pengertian yang telah diuraikan dan pengamatan

sementara yang dilakukan. Maka dalam hal ini penulis menentukan hipotesis sebagai

berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh efektivitas BUMDes terhadap kesejahteraan

petani di desa Beno Harapan.

H1: Terdapat pengaruh efektivitas BUMDes terhadap kesejahteraan petani di

desa Beno Harapan.

H. Definisi Konsepsional dan Definisi Operasional

1. Definisi Konsepsional

Dari penjelasan diatas dan sesuai dengan judul penelitian, maka ada dua

konsep pokok yang dirumuskan yaitu:

Perkembangan BUMDes Kesejahteraan Petani

+

Page 55: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

51

1. BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan

usaha lainnya untuk sebesarbesarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

2. Kesejahteraan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,

dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

2. Definisi Operasional

Berdasarkan pendapat diatas yang berhubungan dengan BUMDes dan

kesejahteraan masyarakat maka perumusan indikator-indikator yang dipergunakan

untuk mengukur variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

1. Kesejahteraan:

1) Indikator pendapatan digolongkan menjadi 3 item yaitu:

a. Tinggi (> Rp. 10.000.000)

b. Sedang (Rp. 5.000.000)

c. Rendah (< Rp. 5.000.000)

2) Indikator pengeluaran digolongkan menjadi 3 item yaitu:

a. Tinggi (> Rp. 5.000.000)

b. Sedang (Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000)

c. Rendah (< Rp. 1.000.000)

3) Indikator tempat tinggal yang dinilai ada 5 item yaitu jenis atap rumah,

dinding, status kepemilikan rumah, lantai dan luas lantai.

Page 56: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

52

4) Indikator fasilitas tempat tinggal yang dinilai terdiri dari 12 item, yaitu

pekarangan, alat elektronik, pendingin, penerangan, kendaraan yang dimiliki,

bahan bakar untuk memasak, sumber air bersih, fasilitas air minum, cara

memperoleh air minum, sumber air minum, fasilitas MCK, dan jarak MCK

dari rumah.

6) Indikator kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan terdiri dari 5 item

yaitu jarak rumah sakit terdekat, jarak toko obat, penanganan obat-obatan,

harga obat-obatan, dan alat kontrasepsi.

7) Indikator kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan terdiri dari 3

item yaitu biaya sekolah, jarak ke sekolah, dan proses penerimaan.

8) Indikator kemudahan mendapatkan transportasi terdiri 3 item, yaitu ongkos

kendaraan, fasilitas kendaraan, dan status kepemilikan kendaraan.

2. Efektivitas BUMDes

Ukuran untuk efektivitas organisasi dikemukakan Richard M. Steers (1995),

dalam Mastur (2014) sebagai berikut:

1) Efektivitas keseluruhan, yaitu sejauhmana organisasi melaksanakan seluruh

tugas pokoknya atau mencapai semua sasarannya.

2) Produktivitas, yaitu kuantitas atau volume dari produk atau jasa pokok yang

dihasilkan organisasi. Dapat diukur menurut tiga tingkatan: tingkat

individual, kelompok dan keseluruhan organisasi.

3) Efisiensi, yaitu sesuatu yang mencerminkan perbandingan antara beberapa

aspek unit terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi tersebut.

4) Laba, yaitu penghasilan atas penanaman modal yang dipakai untuk

menjalankan organisasi. Jumlah dari sumberdaya yang masih tersisa setelah

Page 57: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

53

semua biaya dan kewajiban dipenuhi, kadang-kadang dinyatakan dalam

persentase.

5) Pertumbuhan, yaitu penambahan dalam hal-hal seperti tenaga kerja, fasilitas

yang ada dalam organisasi, harga, penjualan, laba, modal, bagian pasar, dan

penemuan-penemuan baru. Suatu perbandingan antara keadaan organisasi

sekarang dengan keadaan masa sebelumnya.

6) Stabilitas, yaitu pemeliharaan struktur, fungsi, dan sumberdaya sepanjang

waktu, khususnya dalam periode-periode sulit.

7) Semangat kerja, yaitu kecenderungan anggota organisasi berusaha lebih keras

mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang meliputi perasaan terikat,

kebersamaan tujuan, dan perasaan memiliki.

8) Kepuasan, yaitu kompensasi atau timbal balik positif yang dirasakan

seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi.

9) Penerimaan tujuan organisasi, yaitu diterimanya tujuan-tujuan organisasi oleh

setiap pribadi dan oleh unit-unit dalam organisasi. Kepercayaan mereka

bahwa tujuan organisasi tersebut adalah benar dan layak.

10) Keterpaduan, konflik-konflik, kekompakan, yaitu dimensi berkutub

dua. Yang dimaksud kutub keterpaduan adalah fakta bahwa para anggota

organisasi saling menyukai satu sama lain, bekerja sama dengan baik,

berkomunikasi sepenuhnya dan secara terbuka, dan mengkoordinasikan usaha

Page 58: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

54

kerja mereka. Pada kutub yang lain terdapat organisasi penuh pertengkaran

baik dalam bentuk kata-kata maupun secara fisik, koordinasi yang buruk, dan

berkomunikasi yang tidak efektif.

11) Keluwesan adaptasi, yaitu kemampuan organisasi untuk mengubah standar

operasi prosedur (SOP) guna menyesuaikan diri terhadap perubahan.

12) Penilaian oleh pihak luar, yaitu penilaian mengenai organisasi atau unit

organisasi oleh mereka (individu atau organisasi) dalam lingkungannya, yaitu

pihak-pihak dengan siapa organisasi ini berhubungan.

I. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah jenis penelitian verivikatif atau

uji hipotesis yaitu penelitian yang menjelaskan dan mencari hubungan sebab akibat

antara dua variabel atau lebih. Sehingga, penelitian ini bersifat menerangkan

hubungan sebab akibat antara variabel BUMDes dan variable kesejahteraan

masyarakat di desa Beno Harapan

2. Populasi dan Sampel

2.1 Populasi

Sugiono (2009:90) memberikan pengertian bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

Page 59: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

55

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

petani di desa Beno Harapan.

2.2 Sampel

Dalam menentukan besarnya sampel tidak ada ketentuan yang mutlak berapa

persen sampel yang harus diambil. Sugiono (2012:81) mengatakan sample adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila

populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang ada dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Tingkat ketelitian atau

kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan

tenaga yang tersedia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Solvin untuk

menentukan jumlah sampel penelitian. Rumus ini dipilih karena peneliti tidak

menegtahui secara pasti prilaku dari populasi penelitian.

Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau formula untuk menghitung jumlah

sampel minimal apabila perilaku dari sebuah populasi tidak diketahui secara pasti.

Rumus ini pertama kali diperkenalkan oleh Slovin pada tahun 1960. Rumus slovin ini

biasa digunakan dalam penelitian survey dimana biasanya jumlah sampel besar

sekali, sehingga diperlukan sebuah formula untuk mendapatkan sampel yang sedikit

tetapi dapat mewakili keseluruhan populasi.

Page 60: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

56

Dengan rumus:

Keterangan:

N = Populasi

n = sample

e = margin error

Penelitian ini diteliti dengan tingkat kepercayaan 90%, maka tingkat

kesalahan adalah 10%. Sehingga peneliti dapat menentukan batas minimal sampel

yang dapat memenuhi syarat margin of error 10% dengan memasukkan margin error

tersebut ke dalam formula atau rumus slovin.

Berdasarkan notasi rumus besar sampel penelitian minimal oleh Slovin diatas,

maka dengan total populasi 178 orang, maka bisa tentukan minimal sampel yang

akan diteliti dengan perhitungan sebagai berikut:

n = N / (1 + (N x e²))

Sehingga:

n = 178 / (1 + (178 x 0,1²))

n = 178 / (1 + (178 x 0,001))

n = 178 / (1 + 1,78)

n = 178 / 2,78

Page 61: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

57

n = 64,02

Apabila dibulatkan maka besar sampel minimal dari 178 populasi pada margin

of error 10% adalah sebesar 64,2 yang kemudian digenapkan menjad 65 orang.

Namun dalam peneitian ini peneliti mengambil sampel 100 orang sehingga tidak

terlalu dekat dengan batas minimal sampel.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menghimpun data dilapangan, maka penulis menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Penelitian kepustakaan (library research), artinya dilakukan dengan cara

mengumpulkan toeri dan konsep dari perpustakaan berupa buku-buku ilmiah dan

litaratur yang bisa digunakan sebagai bahan pendukung dalam penelitian ini.

2. Penelitian lapangan (Field word research) meliputi:

a. Observasi, yaitu mengadakan penelitian secara langsung terhadap obyek yang

akan diteliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dan dibutuhkan.

b. Angket, yaitu teknik pengumpulna data dengan membuat daftar pertanyaan-

pertanyaan tertulis kepada setiap responden sebagai sampel dan kemudian

diminta untuk memilih salah satu jawaban yang telah disediakan untuk

mempermudah mendapatkan keterangan menganai masalah yang dibahas.

.

4. Teknik Analisis Data

Page 62: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

58

Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis

penulis menggunakan statistik parametris. Adapun teknik yang dipakai untuk menguji

hipotesis adalah dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment, persamaan

regresi kemudian untuk membuktikan kebenaran hipotesis.

Mengenai kriteria atau skor menurut Sugiono (2009 :110) masing-masing

penelitian ada yang menggunakan jenjang 3 (1,2,3), jenjang 5 (1,2,3,4,5) dan jenjang

7 (1,2,3,4,5,6,7).

Setelah dilakukan pemberian skor terhadap jawaban kemudian data tersebut

dimasukkan ke dalam tabel berikut:

Tabel 1.1: Hasil Pengumpulan Data

Responden X Y XY X2 Y2

1

2

∑ ∑x ∑y ∑xy ∑ X2 ∑ Y2

Selanjutnya untuk menghitung hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikat digunakan analisis koefisien korelasi dengan rumus korelasi product moment

sebagai berikut:

2222 )()(

)()(.

iiii

iiiixy

YYNXXN

YXYXNr

(Sugiyono, 2012:183)

Di Mana:

= Koefisien korelasi antara X dan Y

Page 63: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

59

X = Variabel Bebas

Y = Variabel Terikat

Dimana nilai “r” atau koefisien korelasi yang dihasilkan oleh rumus,

mempunyai arti sebagai berikut:

Tabel 1.2: Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2003: 216)

Kemudian untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis

regresi Linear sederhana. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis ini

antara lain:

Y = a + b X (Sugiyono, 2012:188)

Selanjutnya untuk mengetahui nilai konstanta dan nilai koefisien regresi

menggunakan:

n

XbYa

22

XXn

YXXYnb

Keterangan:

X = Variabel bebas

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

Page 64: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

60

Selanjutnya untuk melihat pengaruh tersebut dengan mengetahui nilai

koefisien regresi (b). Nilai tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Adapun kesimpulan yang

dapat diambil adalah sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh efektivitas BUMDes terhadap kesejahteraan

petani di desa Beno Harapan.

H1: Terdapat pengaruh BUMDes terhadap kesejahteraan petani di desa Beno

Harapan.

Page 65: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA BENO HARAPAN

A. Keadaan Geografis

Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan

Timur. Ibu kota dari kabupaten ini terletak di Sangatta. Kabupaten Kutai Timur

memiliki luas wilayah 35.747,50 km² atau 17% dari luas provinsi Kalimantan Timur

dan berpenduduk sebanyak 255.367 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010)

dengan kepadatan 4,74 jiwa/km². Kutai Timur memiliki 18 kecamatan, salah satunya

adalah Batu Ampar. Kecamatan Batu Ampar terdiri dari 6 desa diantaranya Batu

Timbau, Batu Timbau Ulu, Himba Lestari, Mawai Indah, Mugi Rahayu, Telaga dan

Beno Harapan.

B. Sejarah Desa

Sejarah desa Beno Harapan awalnya merupakan wilayah hutan belantara yang

merupakan HPH PT. KIANI Hutani Lestari yang bekerjasama dengan proyek hutan

tanaman industri (HTI). Pada tahun 1990 PT. Kiani Lestari bersama dengan

departemen transmigrasi membangun pemukiman transmigrasi sebanyak 300 unit

rumah serta sarana umum dengan luas 375 Ha yang terdiri dari pekarangan lahan

usaha dan lahan karet.

Pada tahun 1991 warga transmigrasi mulai didatangkan dengan jumah total

300 KK yang berasal dari jawa tengah, jawa timur dan warga asli kutai timur. Warga

Page 66: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

62

tersebut memperoleh pembinaan yang dikepalai seorang KUPT (Kepala Unit

Pemukiman Transmigrasi) dari departemen Transmigrasi. Transmigrasi ini bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan karyawan PT. Kiani Hutani Lestari. Selain mendapatkan

bimbingan dan status sebagai karyawan, warga juga mendapatkan lahan pertanian

seluas 0.25 Ha/KK.

Selama tahun 1991-1993 pemukiman ini disebut UPT. SP. Selanjutnya

dibentuklah pejabat sementara kepala desa persiapan UPT. SP. 1 yang ditunjuk oleh

KUPT dan disetujui oleh Tokoh masarakat dan warga UPT. SP. 1.

Tahun 1994 KUPT dan pejabat sementara desa, tokoh masyarakat dan

perwakilan warga SP. 1 mengadakan pertemuan yang bertujuan membentuk nama

untuk wilayah tersebut. Seorang warga bernama Ancalong mengusulkan nama desa

Beno Harapan. Hal tersebut dikarenakan sungai Beno Harapan terletak ditengah

hutan yang diharapkan akan memberikan kesejukan serta harapan yang dapat menjadi

kenyataan untuk menuju kehidupan yang sejahtera aman dan damai.

Pada tahun 2000 kegiatan operasional PT. Kiani Hutani Lestari dinyatakan

ditutup. Pada saat itu sebagian besar warga desa Beno Harapan adalah karyawan

sehingga banyak yang kehilangan mata pencaharian dan memutuskan untuk pindah

atau pulang ke kampung halaman. Kepala desa Beno Harapan berusaha untuk

mencari solusi agar warga tetap bertahan di desa. Atas himbawan bapak bupati kutai

timur pada saat itu kepala desa diamanahkan untuk membagi lahan seluas 5 Ha untuk

setiap KK. Pembagian lahan tersebut adalah lahan yang berada disepanjang jalan

Page 67: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

63

poros yang menghubungkan kecamatan muara bengkal dengan kabupaten Kutai

Timur.

Pemberian lahan tersebut serta pembangunan jalan poros menyokong dan

membangun perekonomian masyarakat desa. Hal ini ditandai dari pertambahan

jumlah KK sebesar 187 KK. Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Kutai Timur

Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pembentukan Kecamatan Sangatta Selatan,

Kecamatan Teluk Pandan, Kecamatan Rantau Pulung, Kecamatan Kaubun,

Kecamatan Karangan, Kecamatan Batu Ampar dan Kecamatan Long Mesangat dalam

wilayah Kabupaten Kutai Timur. PERDA ini berisikan tentang pembetukan batas

wilayah yang salah satunya Kecamatan Batu Ampar, yang salah satu wilayahnya

adalah desa Beno Harapan.

Berikut ini adalah daftar nama kepala desa Beno Harapan dari tahun 1991-

2019:

Tabel 2.1

Daftar Kepala Desa Beno Harapan Periode 1991-2023

No Periode Nama Keterangan

1 1991-1993 Supomo PJS Kepala Desa

2 1994-1995 Samuji PJS Kepala Desa

3 1996-1999 Mulyadi Kepala Desa Terpilih

4 2000-2001 Purwono. S PJ Kepala Desa

5 2001-2009 Suryadi Kepala Desa Terpilih

6 2009-2015 Marno Kepala Desa Terpilih

7 2015-2017 Agus Salim PJ Kepala Desa

8 2017-2023 Ahmad Kurtubi Kepala Desa Terpili

Page 68: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

64

Tabel 2.2

Data Penduduk Berdasarkan RT

No RT Laki-laki Perempuan Penduduk Berdasarkan RT1 01 80 75 155

2 02 72 76 138

3 03 99 66 175

4 04 91 81 172

5 05 68 51 119

6 06 109 82 191

Tabel 2.3

Data Penduduk Berasarkan Usia dan Jenis Kelamin

No Klasifikasi UsiaPenduduk Berdasarkan RTL P L + P

1 0 – 5 33 33 662 6 – 10 60 36 963 11 – 16 56 61 1174 17 – 25 94 73 1675 26 – 58 244 207 4516 59 + 35 23 58

Jumlah 522 433 955

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM

yang pada akhirnya berpengaruh pada peningkatan perekonomian dalam jangka

panjang. tingginya tingkat pendidikan searah dengan tingkat kecakapan dan

Page 69: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

65

keterampilan masyarakat. Mayoritas penduduk desa Beno Harapan hanya mampu

menyelesaikan pendidikan ditingkat 9 Tahun atau SD dan SMP.

Hal ini terjadi diakibatkan di Desa Beno Harapan hanya terdapat Sekolah

dasar dan Sekolah Menegah Pertama sedangkan untuk Sekolah Menegah atas Atau

Kejuruan terdapat di desa lain. Hal ini menjadi kendala bagi masyarakat desa Beno

Harapan dalam mengakses pendidikan karena jarak tempuh yang tergolong jauh,

tetapi seiring berjalannya waktu jarak tempuh dan kondisi jalan tidak lagi menjadi

hambatan bagi anak-anak yang ingin memperoleh pendidikan. Berikut ini tabel

menurut tingkat pendidikan penduduk Desa Beno Harapan

Tabel 2.4

Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NoJenis

PendidikanLaki-laki Perempuan

PendudukBerdasarkanPendidikan

Presentase

1 Tidak Sekolah 132 106 238 24.922 TK 0 0 03 SD 170 161 331 34.664 SMP 81 69 150 15.715 SMA 126 77 203 21.266 S1 13 20 33 3.467 S2 0 0 08 S4 0 0 0

Jumlah 522 433 955 100

3. Jenis Pekerjaan

Penduduk desa Beno Harapan memiliki beragam pekerjaan yang pada

akhirnya menjadi cikal bakal terbentuknya pengelompokan pekerjaan.

Pengelompokan tesebut dapat dilihat pada table dibawah ini

Page 70: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

66

Tabel 2.5

Data Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Laki-laki PerempuanPenduduk Berdasarkan

Pekerjaan Presentase

1 Belum/Tidak Bekerja 237 164 401 42%

2Mengurus Rumah

Tangga0 214 214 22%

3 Petani/Pekebun 169 9 178 19%4 Pedagang 2 0 2 0%5 Pelajar/Mahasiswa 34 24 58 6%6 Karyawan Honorer 6 11 17 2%7 Karyawan Swasta 46 1 47 5%8 Wiraswasta 12 1 13 1%9 Perangkat Desa 7 0 7 1%

10 PNS 9 9 18 2%Jumlah 522 433 955 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat di

Desa Beno Harapan memiliki pekerjaan yang berbeda-beda. Total masyaraka yang

bekerja sebanyak 58% dengan presentase 18,64% sebagai petani/pekebun. Presentase

tersebut menjadikan bidang pertanian dan perkebunan sebagai bidang vital yang

menjadi penopang sebagian besar perekonomian penduduk desa. Sehingga

menjadikannya sebagai bidang yang mendapat perhatian khusus.

C. BUMDes Karya Mandiri

Bumdes desa Beno Harapan didirikan pada tahun 2017. Seperti fakta yang

telah diperoleh bahwa sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai pertani

Page 71: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

67

atau pekebun yakni sebanyak 18,64% (jumlah profesi dengan prsentase terbesar).

Jarak antara desa ke kecamatan, kabupaten dan provinsi masing-masing memiliki

jarak ± 12 km, ± 181 km dan 240 km dengan medan jalan yang relatif buruk terutama

dimusim hujan.

Hal ini menyebabkan akses ke kebutuhan-kebutuhan tertentu menjadi lebih

sulit, sebagai contoh kebutuhan akan bahan bakar dan secara khusus kebutuhan

pertanian dan perkebunan. Beberapa kebutuhan pertanian dan perkebunan dapat

diperoleh dari kabupaten, tetapi sebagian besar harus diperoleh dari provinsi. Inilah

yang menjadi salah satu alasan dibentuknya BUMDes Karya Mandiri.

Alasan kedua adalah akses jalan yang sulit, serta waktu tempuh yang lama,

menyebabkan barang hasil perkebunan dan pertanian menjadi lebih sulit dipasarkan.

Pada saat inilah, tengkulak mengambil peran sebagai penyambung rantai transaksi

dengan mematok tarif yang jauh lebih murah kepada para petani dan menjual kembali

dengan harga yang lebih tinggi ke pasar. Dengan alasan inilah keberadaan BUMDes

yang semakin dibutuhkan.

Dari segi kelembagaan, keberadaan BUMDes akan membantu warga apabila

BUMDes dibentuk sesuai dengan karakteristik desa.C

1. Mengangkat nama-nama pengurus BUMDES Karya Mandiri Desa Beno Harapan

Kecamatan Batu Ampar Tahun anggaran 2017-2022;

2. Pengurus BUMDES sebagaimana tersebut dalam DIKTUM Kesatuan, mempunyai

tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:

a. Menjalankan BUMDES;

Page 72: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

68

b. Mewakili BUMDES didalam dan diluar pengadilan;

c. Memberikan laporan tahunan kepada komisaris atau penasehat tentang

keadaan serta perkebangan BUMDES dan usaha-usahanya serta keuangan

yang meliputi hasil usaha dan laporan perubahan kekayaan BUMDES; dan

d. Harus melaksanakan segala ketentuan dalam AD-ART

3. Dalam melaksanakan tugasnya pengurus BUMDES diberikan honorarium sesuai

dengan ketentuan yang berlaku dalam AD-ART BUMDES

4. Semua biaya yang timbul akibat dari penerbitan keputusan ini dibebankan kepada

dokumen pelaksana anggaran alokasi dana desa (DPA-DD) Desa Beno Harapan

tahun anggaran 2017.

5. Keputusan ini berlaku sejak tanggal 18 Maret 2017, dan apabila dikemudian hari

terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diadakan perbaikan sebagai mana

mestinya.

Setelah dikeluarkannya keputusan kepala desa tersebut ditetapkanlah

musyawarah desa yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 15 Mei 2017 yang

bertempat di Balai Desa Beno Harapan yang berlangsung pada pukul 09.00 WITA

sampai 12.00 WITA. Dalam musyawarah ini terdapat 4 topik pembahasan atau

permusyawaratan yaitu:

1. Mengenai pembentukan badan pengurus usaha milik desa (BUMDES) Desa Beno

Harapan kecamatan Batu Ampar kabupaten Kutai Timur

Page 73: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

69

2. Membahas mengenai pemberdayaan masyarakat dalam keaktifan sebagai pelaku

pembangunan kerja nyata dan mewujudkan program pemerintah dalam

pembangunan desa maju

3. Pembahasan mengenai desa mandiri terpadu

4. Nama BUMDES dan wilayah kerja BUMDES

Dalam musyawah desa tersebut, rapat dipimpin oleh Ahmad Kurtubi selaku

kepala desa dengan notulen saudara Pairan yang menjabat sebagai KASI

Pemerintahan serta narasumber Redin Latie yang merupakan Ketua BPD. Setelah

pembahasan materi dan topik telah disepakati bersama bahwa:

a. Nama BUMDES: BUMDES Karya Mandiri

b. Wilayah BUMDES: Terletak pada wilayah pemerintahan desa beno harapan

c. Badan pengawas: BPD Desa Komisaris, Kepala Desa: Ahmad Kurtubi

o Redin Latie

o Budi Sungkowo

o Malwiyarni

o Rikki

o Tuti

o Agus Setia Budi

o Pirman Ginting

d. Direktur Utama:

o Ketua: Tusirin

Page 74: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

70

o Sekertaris: Dina Aprilliana

o Bendahara: H. Suriani

e. Kepala Usaha: H. Sapran

BUMDes di Desa Beno Harapan pada akirnya resmi dinamakan BUMDes

Karya Mandiri. BUMDes ini merupakan badan usaha yang menyediakan berbagai

produk kebutuhan pertanian dan perkebunan, secara khusus pupuk. Pupuk yang dijual

merupakan pupuk yang secara umum dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Selain itu

BUMDes ini juga membantu masyarakat dalam menjual hasil panen, sehingga peran

tengkulak yang merugikan pekebun dan petani dapat diminimalisir. Resminya

pembentukan BUMDes ini menjadi awal baru bagi Desa Beno Harapan dalam

memperkuat kemandirian desa.

Page 75: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Ambadar. (2008). CSR dalam Praktik di Indonesia Wujud Kepedulian Dunia Usaha.PT Elek Media Komputerindo. Jakarta.

Aslamiah, Rufaidah. ”Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) UntukMensejahterakan Masyarakat Desa Panggungharjo Melalui Kelompok UsahaPengelola Sampah (KUPAS) Panggung Lestari, Sewon, Bantul, Yogyakarta”,Yogyakarta.

BAPPENAS and UNDP Indonesia (2004). Indonesia Human Development Report.The Economics Democracy: Financing Human Development in Indonesia.Published Jointly by BPS- Statistic Indonesia.

Barney, J. B. (1991). Firm Resources and Sustained Competitive Advantage. Journalof Management, Vol. 17:

Bintarto, (1989). Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Penerbit GhaliaIndonesia: Jakarta.

De Massis, A., Chua, J. H., & Chrisman, J. J. (2008). Factors Preventing Intra‐FamilySuccession.FamilyBusiness Review, 21(2), 183-199.

Era Tama dan Yanuardi. ”Dampak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) padaKesejahtraan masyarakat di Desa Karangrejek Kecamatan WonosariKabupaten Gunungkidul”. Yogyakarta

Hukom, A. (2016) Pengaruh Kinerja Keuangan Daerah, Kinerja PembangunanEkonomi dan Perubahan Struktur Ekonomi terhadap KesejahteraanMasyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah, Tesis. Universitas Udayana

Mubyarto (1995) . Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta :.LP3ES.

Nasikun, (1993). Sistem Sosial Indonesia. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Panduan BUMDes . Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika SistemPembangunan (PKDSP) Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Malang

Salikin, K.A (2003). Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius, Yogyakarta.

Subejo, Supriyanto. (2004) Metodologi Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat,Bahan Kuliah: Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan, Universitas Gajah MadaYogyakarta.

Page 76: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

Sugiharto, Eko (2007) “Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Desa Benua BaruIlir Berdasarkan Indikator Badan Pusat Statistik”. Jurnal Sosial EkonomiPerikanan EPP.Vol. 4. No.2.2007:32-36

Sugiharto, et al. (2007). “Studi Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan diKampung Gurimbang Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau”. Jurnal IlmuPerikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 – ISSN 1402-2006.

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:Alfabeta.

Todaro, M. P. dan S. C. Smith, (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jilid1. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Peraturan dan Undang-Undang :

Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Desa

Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang No 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahtraan Sosial

Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2005 Tentang Desa

Permendes No 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, danPembubaran Badan Usaha Milik Desa

Permendagri No 39 Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik Desa

Peraturan Menteri Pertanian No. 38/38/Permentan/OT.140/8/2008 tentang PedomanPengolahan dan Pemasaran Bahan Olahan Karet,

Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri (Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangandan Mentei Desa)

buku Desa Mandiri, Desa Membangun (2015)

Page 77: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

Website:

http://www.presidenri.go.id/desa/memajukan-ekonomi-desa-melalui-bumdes.html

http://www.kemenegpdt.go.id/

https://www.kemendesa.go.id/view/detil/66/pembangunan-pedesaan?page=home

http://www.presidenri.go.id/desa/memajukan-ekonomi-desa-melalui-bumdes.html

diakses pada tanggal 12 April 2017

https://biz.kompas.com/read/2015/10/24/080128728/Tiga.Program.Menteri.Marwan.Atasi.Kemiskinan.Desa, diakses pada 12 Juni 2018.

https://news.detik.com,

https://pontianak.tribunnews.com/2019/01/30/apa-itu-desa-mandiri-dan-bagaimana-

penilaiannya-ini-penjelasan-dpmd-kalbar.

https://perkebunan.org/articles/pengertian-pertanian-dan-perkebunan, diakses pada 15

Juni 2018.

Page 78: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

xi

Intisari

Terbitnya UU Nomor 6 Tahun 2014 dan terbitnya PP Nomor 47 Tahun 2015menghendaki adanya desa yang mandiri dan otonom dalam pengelolaan sumber daya yangdimilikinya dimana BUMDes diharapkan berperan dalam peningkatan perekonomian pedesaan(Prabowo, 2014). Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah usaha desa yang dibentuk ataudidirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan olehpemerintah desa dan masyarakat (Wihoho,2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh perkembangan BUMDes terhadap kesejahtraan petani di desa Beno Harapan.

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan total sampel penelitianadalah 100 orang. Penelitian ini memakai populasi sebesar 187 orang yang merupakan petani diDesa Beno Harapan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhanauntuk melihat pengaruh efektivitas BUMDes terhadap kesejahtraan petani.

Hasil uji hipotesis adalah usaha BUMDes berpengaruh positif terhadap kesejahtraan,dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.291. BUMDes membantu dengan menyediakan pupuk,bibit dan hal-hal lain yang berkaitan dengan bidang pertanian/perkebunan. Yang mengurangibiaya sehingga memperbesar keuntungan. Keuntungan tersebut pada akhrinya menjadi sumberuntuk memenuhi biaya-biaya dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Kemampuan menuhikebutuhan tersebut mengangkat drajat hidup dan kesejahtraan masyarakat, sehingga masyarakatdapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik.Kata Kunci: BUMDes, Kesejahteraan

Page 79: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

xii

Abstract

The issuance of Law Number 6 Year 2014 and the issuance of Government RegulationNumber 47 Year 2015 requires the existence of an independent and autonomous village inmanaging its resources where BUMDes are expected to play a role in improving the ruraleconomy (Prabowo, 2014). Village-Owned Enterprises (BUMDes) are village businesses formedor established by village governments whose capital ownership and management are carried outby village governments and the community (Wihoho, 2013). This study aims to determine theeffect of the development of BUMDes on the welfare of farmers in the village of Beno Harapan.

The research method used is quantitative, with a total study sample of 100 people. Thisstudy used a population of 187 people who were farmers in Beno Harapan Village. The analysisused in this study is a simple regression to see the effect of effectiveness of BUMDes on farmers'welfare.

The results of the hypothesis test are BUMDes efforts have a positive effect on prosperity,with a regression coefficient value of 0.291. BUMDes helps by providing fertilizer, seeds andother matters related to agriculture / plantations. Which reduces costs thereby increasing profits.These benefits ultimately become a source to meet the costs of meeting basic needs. The ability tomeet these needs raises the level of life and prosperity of the community, so that people can havea better quality of life.Keywords: BUMDes, Welfare

Page 80: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul “Pengaruh Efektivitas

BUMDes terhadap Kesejahteraan Petani di Desa Beno Harapan Kutai Timur

Penulisan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Magister pada

program Ilmu Perintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tesis dapat terselesaikan dengan baik berkat adanya

dukungan, bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan tesis ini. Maka

dengan setulus hati penulis ingin megucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan YME yang selalu menyertai dan memberkati penulis dalam penyusunan tesis

ini.

2. Bapak Dr. Supardal, M.Si, selaku Direktur Program Magister (S-2) Sekolah Tinggi

Pembangunan Desa APMD Yogyakarta/Dosen Penguji II yang dengan sabar

membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

3. Ibu RR Leslie Retno Angeningsih Ph.D dan Bapak Gregorius Sahdan, S.IP., selaku

dosen pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis untuk dapat

menyelesaikan tesis ini dengan baik.

4. Seluruh dosen serta segenap karyawan dan staf Sekolah Tinggi Pembangunan Desa

APMD Yogyakarta atas ilmu dan bantuan yang telah diberikan selama ini.

5. Keluarga penulis yang tercinta, Bapak L. Nainggolan dan Ibu T. Hutahaean, serta

saudara-saudari yang telah mendukung penulis sampai menyelesaikan tesis ini.

Page 81: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

v

6. Bapak Kepala Desa Beno Harapan dan Perangkat Desa Beno Harapan, Kecamatan

Batu Ampar, Kabupaten Kutai Timur yang telah memberikan izin bagi penulis dalam

mengumpulkan data dan informasi yang terkait dalam penulisan tesis ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Magister Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

Desa (STPMD) “APMD” Yogyakarta.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan selama masa perkuliahan dan penyelesaian penelitian ini.

Penulis juga menyampaikan permohonan maaf apabila dalam penulisan tesis ini masih

jauh dari sempurna karena adanya keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis. Penulis

mengharapkan kritik dan saran membangun untuk bisa menjadi lebih baik dalam penulisan

lainnya. Semoga tesis ini berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, terutama dibidang Ilmu

Pemerintahan.

Yogyakarta, 16 Oktober 2019

Penulis,

Page 82: PENGARUH EFEKTIVITAS BUMDES TERHADAP ...repo.apmd.ac.id/1059/1/PENGARUH EFEKTIFITAS BUMDES...BUMDes merupakan upaya penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan kepada desa sesuai

vi

MOTTO

“Hidup adalah seni menggambar tanpa penghapus”

-John W. Gardner

Tanpa niat dan usaha, semua akan berakhir sia-sia.

-Vincent