PENGARUH DEBT COVENANT FINANCIAL DISTRESS, STRUKTUR ...

118
PENGARUH DEBT COVENANT, FINANCIAL DISTRESS, STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN POLITICAL COST TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi Disusun Oleh : Nebila Rizkillah NIM 11140820000007 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Transcript of PENGARUH DEBT COVENANT FINANCIAL DISTRESS, STRUKTUR ...

PENGARUH DEBT COVENANT, FINANCIAL DISTRESS, STRUKTUR

KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN POLITICAL COST TERHADAP

KONSERVATISME AKUNTANSI

(Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2013-2017)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Disusun Oleh :

Nebila Rizkillah

NIM 11140820000007

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

ii

iii

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Nebila Rizkillah

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Agama : Islam

4. Alamat : Kp. Dukupinang Rt. 03 Rw. 03 Kel. Bojong

Nangka Kec. Kelapa Dua Kab. Tangerang

15810

5. Telepon : 083813960269

6. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD (2002-2008) : MI Miftahul Huda Medang

2. SMP (2008-2011 ) : MTS Negeri Pagedangan

3. SMA (2011-2014 ) : SMA Negeri 17 Kabupaten Tangerang

4. S1 ( 2014-2019) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota OSIS MTs Megeri Pagedangan (2010-2011)

2. Ketua Drumband MTs Negeri Pagedangan (2008-2011)

3. Rohis SMA Negeri 17 Kabupaten Tangerang (2012-2014)

4. Anggota Himpunana Mahasiswa Jurusan Akuntansi Divisi Penelitian dan

Pengembangan (2016)

5. Anggota Divisi Humpubdekdok Company visit PT Astra Internasional Tbk

(2016)

6. Anggota Divisi Accounting Fair Kegiatan Gebyar Lomba Akuntansi

(2016)

7. Bendahara KKN GALAKSI 039 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2017)

8. Anggota Komunitas Pencinta Masjid Assyarief Al Azhar BSD (2015-

2019)

vii

IV. LATAR BELAKANG ORANG TUA

1. Ayah : Tatang Wahyudi

2. Ibu : Neneng Amaliah

viii

The Effect Of Debt Covenant, Financial Distress Managerial Ownership

Stucture and Political Cost to Accounting Conservatism

ABSTRACT

This research aims to examine the effect of debt covenant, financial distress

managerial ownership structure and political cost to accounting conservatism to

pharmacy companies that listed in the Indonesia Stock Exchange during the

period 2013-2017. The sample of this research was chosen by using purposive

sampling and obtained data 30 companies with 6 companies per annum. This

hypothesis testing in this research used multiple linier regression model.

Simultaneously, the result indicates that debt covenant, financial distress,

managerial ownership structure and political cost have significantly effect to

accounting conservatism. Partially, the result indicates that debt covenant has not

effect to accounting conservatism, But Financial distress, managerial ownership

structure and political cost have significantly effect to accounting conservatism.

Keywords: Debt covenant, financial distress, managerial ownership structure,

political cost, accounting conservatism.

ix

Pengaruh Debt Covenant, Financial Distress, Struktur Kepemilikan

Manajerial dan Political Cost terhadap Konservatisme akuntansi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt covenant, financial

distress, struktur kepemilikan manajerial dan political cost terhadap

konservatisme akuntansi pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode 2013-2017. Sampel penelitian ini dipilih dengan

menggunakan purposive sampling dan diperoleh data sebanyak 30 perusahaan

dengan pertahunnya yaitu 6 perusahaan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan model regresi linier berganda.

Secara simultan, hasil penelitian menunjukan bahwa debt covenant,

financial distress, struktur kepemilikan manajerial dan political cost berpengaruh

signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Secara parsial, hasil penenlitian ini

menunjukan debt covenant tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntasi,

Tetapi financial distress, Struktur kepemilikan manajerial dan political cost

memiliki pengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Kata kunci: Debt covenant, financial distress, struktur kepemilikan manajerial,

political cost, konservatisme akuntansi.

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat

rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar

Muhammad SAW semoga sampai kepada keluarganya, para sahabatnya dan

selaku kita para umatnya.

Penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Debt Covenant, Financial

Distress, Struktur Kepemilikan Manajerial dan Political Cost terhadap

Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017)” yang dimaksudkan

untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sangat bersyukur atas selesainya

penulisan dan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa banyak pihak

yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, maka dari itu penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-

besarnnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayah Tatang Wahyudi dan Mamah Neneng

Amaliah yang telah memberikan semangat, dukungan, kasih sayang, dan doa

yang tiada henti-hentinya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Kakak dan kakak ipar penulis, Nefita Octafiani dan Sugeng Aji Prasetyo yang

selalu mengingatkan dan memberikan doa, motivasi dan inspirasi kepada

penulis.

3. Ibu Zuwesty Eka Putri, S.E., M.Ak selaku dosen Pembimbing Skripsi yang

telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan pengarahan

dan bimbingan dalan penulisan skripsi ini.

xi

4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

serta selaku Dosen Pembimbing Akademik.

7. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Terima kasih untuk semua ilmu pengetahuan yang telah

diajarkan kepada penulis. Semoga ilmu yang telah diberikan bisa bermanfaat

bagi penulis di kemudian hari.

8. Seluruh staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.

9. Abangku, Yusuf Adika yang selalu memberikan dukungan, doa serta

semangat. Terimakasih atas semua bantuan dan telah sabar menghadapi keluh

kesah penulis.

10. Keluarga besar Akuntansi 2014, terimakasih atas inspirasi dan doanya serta

motivasi yang diberikan kepada penulis.

11. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang

membangun dari berbagai pihak.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Januari 2019

Nebila Rizkillah

xii

DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI..................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 11

A. Tinjauan Literatur .................................................................................. 11

1. Positif Accounting Theory (Teori Akuntansi Positif) .................... 11

2. Agency Theory (Teori Agensi) ...................................................... 13

xiii

3. Konservatisme Akuantansi ............................................................. 15

4. Debt Covenant ................................................................................ 17

5. Financial Distress .......................................................................... 18

6. Struktur Kepemilikan Manajerial ................................................... 20

7. Political Cost .................................................................................. 22

B. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................... 24

C. Rumusan Hipotesis ................................................................................ 29

1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi ....... 29

2. Pengaruh Finansial Distress terhadap Konservatisme Akuntansi . 30

3. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap

KonservatismeAkuntansi ............................................................... 32

4. Pengaruh Political Cost terhadap KonservatismeAkuntansi ........ 34

D. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 37

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 38

B. Metode Penentuan Sampel .................................................................... 38

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 39

D. Metode Analisis Data ............................................................................ 39

1. Statistik Deskriptif .......................................................................... 40

2. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 40

a. Uji Normalitas ......................................................................... 40

b. Uji Multikolonieritas ............................................................... 41

c. Uji Autokorelasi ...................................................................... 43

xiv

d. Uji Heteroskedastitas ............................................................... 43

3. Uji Hipotesis ................................................................................... 45

a. Uji Regresi Linier Berganda .................................................... 45

b. Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2) ............................... 46

c. Uji t .......................................................................................... 47

d. Uji F ......................................................................................... 48

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ..................................................... 48

1. Variabel Dependen ......................................................................... 49

a. Konservatisme Akuntansi (Y) ................................................ 49

2. Variabel Independen ....................................................................... 50

a. Debt Covenant (X1) ............................................................... 50

b. Financial Distress (X2) .......................................................... 51

c. Struktur Kepemilikan Manajerial (X3) .................................. 52

d. Political Cost ........................................................................... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 56

A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ................................................ 56

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ......................................................... 57

1. Hasil Statistik Deskriptif ................................................................ 57

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................. 59

a. Hasil Uji Normalitas ................................................................ 59

b. Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................... 60

c. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 61

d. Hasil Uji Heteroskedastitas ..................................................... 62

xv

3. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 63

a. Hasil Uji Uji Regresi Linier Berganda .................................... 63

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2) ..................... 64

c. Hasil Uji t ................................................................................ 65

d. Hasil Uji F ............................................................................... 66

C. Pembahasan ........................................................................................... 67

1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi ....... 67

2. Pengaruh Financial Distress terhadap Konservatisme Akuntansi . 68

3. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap

KonservatismeAkuntansi ............................................................... 69

4. Pengaruh Political Cost terhadap KonservatismeAkuntansi ........ 71

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 73

A. Kesimpulan ............................................................................................ 73

B. Saran ...................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76

LAMPIRAN ........................................................................................................... 80

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................................... 24

Tabel 3.1 Ringkasan Operasional Variabel ............................................................ 54

Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian ..................................................................... 56

Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan ........................................................................ 57

Tabel 4.3 Hasil Uji Deskriptif ................................................................................ 58

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 60

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................... 60

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................... 62

Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 62

Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ......................................................... 63

Tabel 4.9 Hasil UjiKoefisien Determunasi Berganda (R2) .................................... 64

Tabel 4.10 Hasil Uji t ............................................................................................. 65

Tabel 4.11 Hasil Uji F ............................................................................................ 66

Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis .................................................. 72

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 36

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas........................................................................... 60

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengelola sumber daya, yang

menghasilkan barang atau jasa untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan suatu

perusahaan yaitu memaksimalkan laba dan mensejahteraan para pemegang

saham. Oleh karena itu manajer sebagai agen perlu mengolah sumber daya

yang dipercayakan kepadanya demi memaksimalkan laba perusahaan. Laba

perusahaan tercermin di dalam laporan keuangan perusahaan. Laporan

keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam

mengelola sumber daya perusahaan dan dijadikan informasi keuangan oleh

pihak-pihak yang memiliki kepentingan.

Laporan keuangan harus dibuat berdasarkan Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) yang telah disusun oleh Dewan Standar Akuntansi

Keuangan (DSAK). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan

kebebasan bagi perusahan untuk memilih metode maupun estimasi akuntansi

yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Kebebasan manajemen

dalam memilih metode akuntansi ini membuat laporan keuangan suatu

perusahaan berbeda dengan laporan keuangan perusahaan lainnya, hal ini

berdasarkan laporan keuangan harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip –

prinsip akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku umum agar dapat

2

menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan

bermanfaat bagi setiap penggunanya.

Laporan keuangan menjadi sebuah informasi ekonomi bagi pihak-pihak

yang meiliki kepentingan. Pihak-pihak yang memiliki kepentingan yaitu

pihak intenal dan pihak eksternal. Pihak internal yaitu pemilik perusahaan,

manajer atau pimpinan perusahaan dan karyawan. Salah satu pihak internal

adalah manajer, laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kinerja

suatu perusahaan serta menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat.

Pihak eksternal yaitu investor, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor

lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Salah satu pihak eksternal

adalah investor, laporan keuangan dijadikan bahan pertimbangan investor

dalam berinvestasi. Tentunya Laporan keuangan ini sangat diperlukan oleh

banyak pihak. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan tersebut harus

memenuhi prinsip, atau standar yang berlaku agar relevan dan dapat

dipertanggungjwabkan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (2014) tentang tentang

penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan

adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,

dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga

menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber

daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan

tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang

3

meliputi, aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan

dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam

kapasitasnya sebagai pemilik, dan arus kas.

Salah satu prinsip yang dianut dalam proses pelaporan keuangan adalah

prinsip konservatisme akuntansi. Definisi konservatisme menurut FASB

dalam Hellman (2007) adalah reaksi kehati-hatian atas ketidakpastian untuk

mencoba memastikan bahwa ketidakpastian tersebut dan risiko yang melekat

dapat dipertimbangkan secara memadai. Menurut (Suwardjono, 2014)

konservatisme adalah sikap atau aliran (mazhab) dalam menghadapi

ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar muncul

(outcome) yang terjelek dari ketidakpastian tersebut. Sikap konservatif juga

mengandung makna sikap berhati-hati dalam menghadapi risiko dengan cara

bersedia mengorbankan sesuatu untuk mengurangi atau menghilangkan

risiko. Konservatisme akuntansi apabila diterapkan maka akan menghasilkan

laba dan aset yang cenderung rendah, serta beban dan liabilitas yang

cenderung tinggi. Hal ini di dasarkan pada prinsip konsevatisme akuntansi

yang pada umumnya akan segera mengakui biaya atau rugi yang

kemungkinan besar akan terjadi tetapi tidak mengantisipasi (mengakui lebih

dahulu) untung atau pendapatan yang akan datang walaupun

kemungkinannya besar terjadi (Ramadhoni, 2014). Kecenderungan seperti itu

terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan

pendapatan dan mempercepat pengakuan biaya (Novita, 2017).

4

Terdapat beberapa kasus kecurangan yang terjadi secara tidak langsung

mengindikasikan rendahnya tingkat konservatisme akuntansi yang diterapkan

perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. Diantaranya yaitu

PT Indofarma tersangkut kasus skandal overstate dalam penyajian laporan

keuangan, berdasarkan hasil pemeriksaan BAPEPAM terbukti PT Indofarma

Tbk melaporkan Nilai Barang Dalam Proses dinilai lebih tinggi dari nilai

yang seharusnya (overstated) dalam penyajian nilai persediaan barang dalam

proses pada tahun buku 2001 sebesar Rp 28,87 miliar. Akibat overstated

persedian sebesar Rp 28,87 miliar tersebut, maka Harga Pokok Penjualan

akan understated dan menyebabkan laba bersih juga akan mengalami

overstated dengan nilai yang sama pula (Detikfinance, 2004). Selain itu,

Perusahaan besar asal Jepang Toshiba Corp., memperkirakan kerugian

tahunan mencapai 550 miliar yen atau USD 4,5 miliar pada tahun fiskal yang

berakhir Maret 2016. Tersiar kabar bahwa para eksekutif perusahaan kerap

menekan bawahannya secara sistematis untuk menaikkan laba untuk

menyembunyikan hasil buruk perusahaan (Beritasatu, 2015).

Adanya manipulasi laporan keuangan tersebut dapat menurunkan

kepercayaan pengguna terhadap laporan keuangan yang disajikan perusahaan.

Manipulasi laporan keuangan tersebut dapat terjadi karena adanya

penyalahgunaan wewenang oleh manajer perusahaan tentang metode

akuntansi dan kebijakan yang diambil oleh perusahaan.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyebutkan ada beberapa

metode yang dapat diterapkan guna mengahasilkan laporan keuangan yang

5

konservatif. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdapat beberapa

penerapan prinsip konservatisme akuntansi yaitu PSAK No. 14 memberikan

kebijakan kepada manajemen untuk menghitung biaya persediaan. PSAK No.

16 mengenai aset tetap dan pilihan dalam menghitung penyusutan. PSAK No.

19 mengenai aset tidak terwujud yang berkaitan dengan amortisasi. PSAK

No. 20 mengenai pengakuan biaya riset dan pengembangan.

Perusahaan dapat memilih metode akuntansi yang dianggap sesuai

dengan konidisi perusahaan dan mengantisipasi kondisi perekonomian yang

tidak menentu atau tidak stabil. Penggunaan prinsip konservatisme akuntasi

didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan akan menghadapi ketidakpastian

ekonomi dimasa yang akan datang, sehingga pengukuran dan pengakuan

untuk angka-angka tersebut dilakukan dengan hati-hati (Novita, 2017).

Prinsip akuntansi yang belaku umum memberikan fleksibelitas bagi

manajemen dalam menentukan metode maupun estimasi akuntansi yang

digunakan. Adanya fleksibelitas yang dimiliki oleh manajemen ini dapat

dimanfaatkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan setiap perusahaan. Kebebasan manajemen dalam

memilih metode akuntansi yang digunakan dapat membuat laporan keuangan

yang cenderung hati-hati atau konservatif dan juga optimis. Adanya

kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan biasanya dikarenakan

manajemen terlalu optimis menyajikan laporan keuangan sehingga terjadi

overstate yang dapat menyesatkan bahkan merugikan pengguna laporan

keuangan.

6

Prinsip konservatisme akuntansi masih dianggap sebagai suatu prinsip

yang kontroversial karena terdapat banyak pendapat pro dan kontra yang

muncul atas penerapan prinsip ini. Pihak yang kontra terhadap penerapan

prinsip konservatisme berpendapat bahwa dengan diterapkannya prinsip

konservatisme akuntansi dalam menyusun laporan keuangan maka akan dapat

menghasilkan laporan keuangan yang cenderung bias karena tidak

mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnyanya. Namun

disisi lain pihak yang pro terhadap penerapan prinsip konservatisme karena

dengan diterapkannya prinsip konservatisme akuntansi dapat mengurangi

biaya keagenan dan mengurangi asimetri informasi. Selain itu pihak yang pro

atau mendudukung penerapan akuntansi berpendapat bahwa dengan

diterapkannya prinsip konservatisme akuntansi dalam menyusun laporan

keuangan maka akan dapat bermanfaat untuk menghindari perilaku

opportunistik manajer yang hendak memanipulasi laba.

Terlepas dari perdebatan tersebut, prinsip akuntansi konservatif masih

digunakan. Adapun alasan prinsip ini masih dipergunakan adalah karena

kecenderungan untuk melebih-lebihkan laba dalam pelaporan keuangan dapat

dikurangi dengan menerapkan sikap pesimisme untuk mengimbangi

optimisme yang berlebihan dari manajer (Noviantari dan Ratnadi, 2015).

Tetapi, penggunaan prinsip konservatisme akuntansi juga tidak dapat

digunakan secara berlebihan karena akan mengakibatkan kesalahan dalam

penyajian laba atau rugi periodiknya yang tidak dapat mencerminkan kondisi

perusahaan sebenarnya.

7

Penelitian-penelitian sebelumnya terkait konservatisme akuntansi sudah

banyak dan hasilnya pun sangat bervariasi. Penelitian tersebut antara lain

dilakukan oleh Sari dkk (2014) meneliti Pengaruh Struktur Kepemilikan Institutional,

Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur Kepemilikan Publik, Debt Covenant dan Growth

Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi pada perusahaan manufaktur

menghasilkan kesimpulan bahwa struktur kepemilikan institusional tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel konservatisme, struktur kepemilikan manajerial berpengaruh

negatif signifikan terhadap variabel konservatisme, struktur kepemilikan publik berpengaruh

positif tidak signifikan terhadap variabel konservatisme, debt covenant berpengaruh positif

signifikan terhadap variabel konservatisme, growth opportunities berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap variabel konservatisme.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wulandari dkk (2014) meneliti

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt Covenant Dan Growth Opportunities

terhadap Konservatisme Akuntansi menghasilkan kesimpulan struktur kepemilikan

manajerial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, debt covenant dan growth

opportunities berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015)

meneliti Pengaruh Financial Distress, Ukuran Perusahaan, dan Leverage pada

Konservatisme Akuntansi pada perusahaan manufaktur menghasilkan kesimpulan bahwa

financial distress berpengaruh negatif pada konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan

berpengaruh positif pada konservatisme akuntansi, leverage berpengaruh negatif terhadap

konservatisme akuntansi.

Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Pambudi (2017) meneliti

Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Debt Covenant terhadap

Konservatisme Akuntansi pada perusahaan manufaktur, menghasilkan

kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan

8

terhadap konservatisme akuntansi dan debt covenant tidak berpengaruh

signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Berdasarkan latar belakang dan hasil penelitian-penelitian terdahulu

yang berbeda-beda, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait

konservatisme akuntansi yang digunakan sebagai variabel dependen

sedangkan variabel independennya adalah Debt Covenant, Financial Distres,

Struktur Kepemilikan Manajerial dan political cost. Dengan demikian,

peneliti memberi judul penelitian ini “Pengaruh Debt Covenant, Financial

Distress, Struktur Kepemilikan Manajerial dan Political Cost Terhadap

Konservatisme Akuntansi”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan

permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?

2. Apakah financial distress berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi?

3. Apakah struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi?

4. Apakah political cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?

9

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka secara rinci

tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh debt covenant terhadap konservatisme akuntansi.

2. Menganalisis pengaruh financial distress terhadap konservatisme

akuntansi.

3. Menganalisis pengaruh struktur kepemilikan manjerial terhadap

konservatisme akuntansi.

4. Menganalisis pengaruh political cost terhadap konservatisme akuntansi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat,

praktis maupun teoritis, yaitu:

1. Bagi perusahaan, untuk membantu manajer lebih memahami prinsip

konservatisme, dan menjadi bahan pertimbangan manajer untuk memilih

atau tidak dalam menerapkan prinsip konservatisme dalam

perusahaaannya, demi menciptakan laporan yang berkualitas.

2. Bagi para investor dan calon investor, untuk memberikan informasi dan

membantu para investor dalam membuat keputusan investasi, sehingga

dapat berhati-hati atas informasi yang disajikan pada laporan keuangan

perusahaan.

3. Bagi mahasiswa jurusan akuntansi, dapat dijadikan bahan referensi dan

pembanding bagi penelitian selanjutnya.

10

4. Bagi penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan dan ilmu

pengetahuan, terutama berkenaan dengan prinsip konservatisme.

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Positive Accounting Theory (Teori Akuntansi Positif)

Teori akuntansi positif menjelaskan bahwa manajer memiliki

dorongan atau motivasi untuk dapat memaksimalkan kesejahteraannya.

Teori akuntansi positif menjelaskan mengenai hal-hal yang mendorong

manajemen untuk memilih metode akuntansi untuk mencapai tujuan

tertentu.

Teori akuntansi positif memprediksi bahwa manajer cenderung

akan menutupi kinerja yang buruk dengan cara meningkatkan laba.

Kecenderungan manajer untuk menaikkan laba dapat didorong oleh

adanya empat masalah pengontrakan yaitu informasi asimetrik, masa

kerja terbatas manajer, kewajiban terbatas manajer, dan asimetri

pembayaran (asymmetric payoff). Pemegang saham dan kreditur

berusaha menghindari kelebihan pembayaran kepada manajer dengan

meminta penyelenggaraan akuntansi yang konservatif (Watts, 2003).

Menurut Watts dan Zimmerman 1990 terdapat tiga hipotesis teori

akuntansi positif (positive accounting theory). Tiga hipotesis tersebut

adalah:

12

1. Hipotesis program bonus (the bonus plan hypothesis)

Hipotesis ini menyatakan bahwa perusahaan yang

menggunakan bonus plan akan cenderung untuk menggunakan

metode-metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba yang

dilaporkan pada periode berjalan. Hal ini dilakukan untuk

memaksimumkan bonus yang akan mereka peroleh karena

seberapa besar tingkat laba yang dihasilkan sering kali dijadikan

dasar dalam mengukur keberhasilan kinerja. Jika besarnya bonus

tergantung pada besarnya laba, maka perusahaan tersebut dapat

meningkatkan bonusnya dengan meningkatkan laba setinggi

mungkin. Dengan demikian, diperkirakan bahwa perusahaan yang

mempunyai kebijakan pemberian bonus yang berdasarkan pada

laba akuntansi, akan cenderung memilih prosedur akuntansi yang

meningkatkan laba tahun berjalan.

2. Hipotesis perjanjian hutang (the debt covenant hypothesis)

Hipotesis ini berkaitan dengan syarat-syarat yang harus

dipenuhi perusahan di dalam perjanjian hutang (debt covenant).

Sebagian perjanjian, hutang mempunyai syarat-syarat yang harus

dipenuhi peminjam selama masa perjanjian. Pelanggaran terhadap

perjanjian hutang (debt covenant) dapat menimbulkan suatu biaya

serta dapat menghambat kinerja manajemen. Sehingga dengan

meningkatkan laba, perusahaan berusaha untuk mencegah atau

setidaknya menunda hal tersebut.

13

3. Hipotesis biaya politik (the political cost hypothesis)

Dalam hipotesis ini dinyatakan bahwa semakin besar biaya

politis yang dihadapi oleh perusahaan maka semakin besar pula

kecenderungan perusahaan menggunakan pilihan akuntansi yang

dapat mengurangi laba, karena perusahaan yang memiliki tingkat

laba yang tinggi dinilai akan mendapat perhatian yang luas dari

kalangan konsumen dan media yang nantinya juga akan menarik

perhatian pemerintah dan regulator sehingga menyebabkan

terjadinya biaya politis, diantaranya muncul intervensi pemerintah,

pengenaan pajak yang lebih tinggi, dan berbagai macam tuntutan

lain yang dapat meningkatkan biaya politis.

2. Agency Theory (Teori Keagenan)

Teori ini memegang peran penting dalam praktik bisnis

perusahaan. Agency theory menekankan pentingnya pemilik perusahaan

(pemegang saham) menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga-

tenaga profesional (disebut agen) yang lebih mengerti dalam

menjalankan bisnis sehari-hari. Tujuan dari dipisahkannya pengelolaan

dari kepemilikan perusahaan, yaitu agar pemilik perusahaan memperoleh

keuntungan yang maksimal dengan biaya yang efesien dengan

dikelolanya perusahaan oleh tenaga-tenaga profesional. Prinsip utama

teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi

wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima

14

wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerjasama

(Jensen dan Meckling, 1976).

Konsep agency theory menurut Jensen dan Meckling (1976)

mendefinisikan teori agensi merupakan hubungan keagenan sebagai

suatu kontrak yang mana satu atau lebih principal (pemilik)

menggunakan orang lain atau agen (manajer) untuk menjalankan aktifitas

perusahaan. Principal menyediakan fasilitas dan dana untuk kebutuhan

operasi perusahaan, sedangkan agen sebagai pengelola berkewajiban

untuk mengelola perusahaan sebagaimana dipercayakan oleh pemegang

saham (principal), untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara

pemilik sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen yang menjalankan

perusahaan, maka akan muncul permasalahan agensi karena masing-

masing pihak tersebut akan selalu berusaha untuk memaksimalkan fungsi

utilitasnya (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam praktiknya di perusahaan

ternyata agen dalam aktifitasnya kadangkala tidak sesuai dengan kontrak

kerja yang disepakati dari awal untuk meningkatkan kemakmuran

pemegang saham, melainkan cenderung untuk kepentingan sendiri,

sehingga muncullah suatu konflik keagenan.

Lubis (2011) menjelaskan gambaran tentang teori keagenan, dari

sudut pandang teori agensi, pemilik perusahaan (principal) membawahi

manajer (agen) untuk melaksanakan kinerja yang efisien. Principal dan

agen sebenarnya merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan

15

pribadi masing-masing. Agen tidak akan melakukan hal yang terbaik

untuk kepentingan pemilik. Hal ini disebabkan agen juga memiliki

kepentingan memaksimalkan kesejahteraannya. Adanya perbedaan

kepentingan ini yang nanti akan berakibat menimbulkan asimetri

informasi dan juga konflik kepentingan antara agen dengan principal,

dimana masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi

diri sendiri.

3. Konservatisme Akuntansi

Suwardjono (2014) mendefinisikan konservatisme sebagai sikap

atau aliran (mazhab) dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil

tindakan atau keputusan atas dasar munculan (outcome) yang terburuk

dari ketidakpastian tersebut. Konservatisme merupakan konsep dasar

yang menjadi landasan penentuan perlakuan akuntansi dalam kondisi

ketidakpastian (Apriani 2015). Konservatisme juga merupakan reaksi

yang hati-hati dalam menghadapi ketidakpastian yang melekat dalam

perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko

yang inheren dalam lingkungan bisnis sudah cukup dipertimbangkan.

Penerapan prinsip konservatisme akuntansi dalam laporan keuangan

mengimplikasikan kehati-hatian dalam mengakui dan mengukur

pendapatan dan aset.

Sikap konservatif juga mengandung makna sikap berhati-hati

dalam menghadapi risiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu

16

untuk mengurangi atau menghilangkan risiko (Suwardjono, 2014).

Anthony et. al., (2007) menyatakan bahwa konsep konservatisme ini

sering diungkapkan sebagai preferensi terhadap understatement daripada

overstatement dari laba bersih dan aset bersih ketika berhadapan dengan

ketidakpastian pengukuran. Selama beberapa dekade, konsep

konservatisme dinyatakan secara informal sebagai "tidak

mengantisipasi keuntungan tetapi mengantisipasi semua kerugian,"

Konservatisme merupakan suatu prinsip kehati-hatian yang dihadapkan

pada pilihan solusi yang sangat kecil kemungkinannya akan

menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi aset dan laba. Prinsip

konservatisme adalah suatu prinsip yang mengimpikasikan bahwa nilai

terendah dari aset dan pendapatan serta nilai tertinggi dari kewajiban dan

beban yang sebaiknya dipilih untuk dilaporkan. Oleh karena itu, prinsip

konservatisme mengharuskan bahwa akuntan menampilkan sikap

pesimistis secara umum ketika memilih teknik akuntansi untuk

pelaporan keuangan (Belkaoi, 2011).

Menurut watts (2003) konsep konservatisme yaitu menggambarkan

adanya penundaan pengakuan terhadap arus kas masuk masa datang,

yaitu dengan diakuinya biaya atau rugi yang kemungkinan terjadi tetapi

tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang

kemungkinan terjadinya besar. Dengan demikian, konsep konservatisme

dapat diartikan melaporkan informasi akuntansi terendah dari nilai untuk

17

aset dan pendapatan, serta melaporkan informasi akuntansi yang

tertinggi untuk nilai kewajiban dan beban.

Konservatisme menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan

karena dapat mengurangi pembayaran kepada pihak-pihak yang

bersangkutan, seperti pembayaran pajak dan biaya politik lainnya.

Intinya, konservatisme akuntansi tidak mengantisipasi laba yang belum

terjadi. Konservatisme juga menyebabkan laba pada peride kini menjadi

understatement dan mengarahkan pada overstatement pada periode-

periode berikutnya,sebagai akibat understatement terhadap biaya pada

peiode tersebut (Pambudi 2017).

4. Debt Covenant

Menurut Fatmariani (2013) debt covenant (kontrak utang)

merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-

tindakan manajer terhadap kepentingan kreditor, seperti pembagian

deviden yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat yang

telah ditentukan. Debt covenant adalah kontrak yang ditujukan pada

peminjam oleh kreditur untuk membatasi aktivitas yang mungkin

merusak nilai pinjaman dan recovery pinjaman (Cochran, 2001 dalam

Verawaty, 2011).

Perusahaan yang telah go public tentunya tidak akan lepas dari

hutang yang dapat digunakan untuk memperluas usahanya. Fatmariani

(2013) mengungkapkan bahwa terkait dengan renegosiasi kontrak

18

hutang, debt covenant cenderung untuk berpedoman pada angka

akuntansi. Lebih lanjut debt covenant mengindikasikan bahwa manajer

cenderung untuk menyatakan secara berlebihan laba dan aset untuk

mengurangi renegosiasi biaya kontrak hutang (Pambudi, 2017).

Kontrak hutang berisi perjanjian (covenant) yang mengharuskan

peminjam memenuhi syarat-syarat yang disepakati dalam perjanjian

hutang. Watts dan Zimmerman (1990) mengindentifikasikan perjanjian

seperti pembatasan dividen dan pembatasan pembelian kembali saham,

pembatasan modal kerja, pembatasan merger, pembatasan akuisisi,

pembatasan investasi, pembatasan pelepasan aset, pembatasan

pembiayaaan masa depan merupakan debt covenant. Kontrak tersebut

didasarkan pada teori akuntansi positif, yaitu hipotetsis debt covenant,

yang menyatakan semakin dekat suatu perusahan melanggar perjanjian

kontrak hutang, maka manajer cenderung untuk memilih dan menerapkan

metode akuntansi utuk mentransfer laba periode mendatang ke laba

periode berjalan.

5. Financial Distress

Perusahaan sering dihadapkan pada suatu masalah salah satunya

adalah kebangkrutan atau kepailitan, hal tersebut dapat dihindari dengan

cara memprediksi penyebab-penyebab yang yang dapat mengakibatkan

kebangkrutan yaitu dengan melihat adanya financial distress. Financial

distress merupakan munculnya sinyal atau gejala awal kebangkrutan

19

terhadap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu

perusahaan, atau juga kondisi yang terjadi sebelum terjadinya

kebangkrutan atau likuidasi (Fahmi, 2013). Financial distress dimulai

dari ketidakmampuan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya,

terutama kewajiban yang bersifat jangka pendek (Putri, 2017).

Altman (1968) membagi financial sitress menjadi empat definisi,

antara lain:

1) Economic failure (Kegagalan Ekonomi)

Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan

dimana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya,

termasuk biaya modal. Bisnis ini dapat melanjutkan operasinya

sepanjang kreditur mau menyediakan modal dan pemiliknya mau

menerima tingkat pengembalian (rate of return) di bawah tingkat

bunga pasar.

2) Business failure (Kegagalan bisnis)

Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang

menghentikan kegiatan operasional perusahaan dikarenakan adanya

ketidakmampuan untuk menghasilkan laba atau penghasilan yang

diperoleh tidak cukup untuk menutupi pengeluarannya.

3) Insolvency in bankruptcy

Insolvency dapat dibedakan dalam 2 kategori yaitu:

20

a) Technical insolvency

Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical

insolvency jika tidak dapat memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh

tempo. Ketidakmampuan membayar hutang secara teknis

menunjukkan kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, yang

jika diberi waktu, perusahaan mungkin dapat membayar hutangnya

dan survive. Di sisi lain, jika technical insolvency adalah gejala

awal kegagalan ekonomi, ini mungkin menjadi perhentian pertama

menuju bencana keuangan (financial disaster).

b) Insolvency in Bankcrupty sense

Insolvency in Bankcrupty sense terjadi ketika total kewajiban

lebih besar dari nilai pasar total aset perusahaan. Hal ini

menyebabkan perusahaan memiliki ekuitas negatif.

4) Legal Bankcupty

Legal Bankcupty merupakan sebuah bentuk formal

kebangkrutan dan telah disahkan secara hukum.

6. Struktur Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan merupakan salah satu faktor intern perusahaan yang

menentukan kemajuan perusahaan. Pemilik atau yang dikenal dengan

pemegang saham adalah penyedia dana bagi perusahaan. Saham

merupakan bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan sebanding

dengan jumlah saham yang dimilikinya. Seseorang pemegang saham ikut

21

memiliki segala sesuatu yang menjadi milik perusahaan dan juga ikut

dalam hal menanggung risiko dan kewajiban perusahaan (Wulandari dkk

2014).

Struktur kepemilikan manajerial mencerminkan persentase jumlah

saham yang dimiliki manajemen dari seluruh jumlah saham yang ada

dalam perusahaan (Wulandari dkk, 2014). Menurut Aida dalam Sabrinna

(2010) kepemilikan saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang

dimiliki oleh para manajemen. Pada dasarnya pemilihan metode

akuntansi juga dipengaruhi oleh manajer. Dengan kata lain kepemilikan

manajer menentukan kebijakan dan pilihan manajemen terhadap metode

akuntansi termasuk konservatif.

Suatu ancaman bagi perusahaan apabila manajer bertindak untuk

kepentingan pribadi bukan untuk kepentingan perusahaan. Pemegang

saham dan manajer memiliki kepentingan masing-masing dalam

memaksimalkan tujuannya. Manajer bertindak untuk kepentingan pribadi

yaitu memperoleh bonus dari pihak investor dan pemegang saham

memiliki kepentingan yaitu mendapatkan dividen atas saham. Salah satu

cara untuk menyelarasakan antara kepentingan pemilik dan manajemen

adalah dengan melibatkan manajemen dalam struktur kepemilikan yang

lebih besar.

Dengan meningkatnya kepemilikan saham oleh manajer maka akan

berdampak baik bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan karena

manajer memiliki tanggung jawab untuk mensejahterakan pemilik yang

22

tidak lain adalah dirinya sendiri (Sari dkk, 2014). Dengan demikian

manajer akan berhati-hati dalam mengawasi kinerja perusahaan.

7. Political Cost

Political cost adalah biaya politik perusahaan yang timbul dari

adanya konflik kepentingan antara perusahaan (manajer) dengan

pemerintah, dimana perusahaan dianggap ikut bertanggung jawab atas

kepentingan sosial masyarakat. Pemerintah sebagai wakil dari

masyarakat memiliki kewenangan untuk melakukan pengalihan kekayaan

dari perusahaan kepada masyarakat sesuai dengan peraturan yang berlaku

(peraturan perpajakan maupun peraturan lainnya) (Oktomegah, 2012).

Proses pengalihan kekayaan tersebut didasarkan pada informasi

akuntansi, seperti laba perusahaan atau informasi akuntansi lainnya

(Novita, 2017). Semakin besar tingkat pendapatan atau penjualan

perusahaan, membuat semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan.

Dalam political cost hypothesis, perusahaan besar diprediksikan

lebih sensitif terhadap adanya biaya politik daripada perusahaan kecil

(Watts dan Zimmerman, 1990). Perusahaan besar biasanya lebih diawasi

oleh pemerintah dan masyarakat. Biaya politis mencakup semua biaya

atau transfer kekayaan yang harus ditanggung perusahaan terkait

tindakan-tindakan antitrust, regulasi, subsidi pemerintah, tarif pajak,

tuntutan buruh, dan sebagainya (Nasir et al, 2014). Jika perusahaan besar

23

mempunyai laba yang tinggi secara relatif permanen, maka pemerintah

dapat terdorong untuk menaikkan pajak dan meminta layanan publik

yang lebih tinggi kepada perusahaan.

24

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

1 Pambudi

(2017)

Pengaruh

Kepemilikan

Manajerial dan Debt

Covenant Terhadap

Konservatisme

Akuntansi

Variabel kepemilikan

manajerial, debt

covenant dan

konservatisme

akuntansi.

Alat uji statistik

analisis regresi

berganda.

Penelitian pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar

di BEI periode tahun 2010-

2012.

- Kepemilikan manajerial berpengaruh

positif signifikan terhadap

konservatisme akuntansi.

- Debt covenant tidak berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi.

2 Novita

(2017)

Pengaruh

Kepemilikan

Manajerial, Debt

Covenant, Dan

Growth

Opportunities Pada

Perusahaan Go

Public Terhadap

Konservatisme

Akuntansi

Variabel kepemilikan

manajerial, debt

covanant dan

konservatisme

akuntansi.

Variabel growth

opportunities.

Penelitian pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar

di BEI periode tahun 2011-

2016.

Metode analisis data yang

digunakan adalah analisis

regresi logistik (logistic

regression).

- Kepemilikan Manajerial berpengaruh

positif terhadap Konservatisme

Akuntansi.

- Debt Covenant tidak berpengaruh

terhadap Konservatisme Akuntansi.

- Growth Opportunities berpengaruh

positif terhadap Konservatisme

Akuntansi.

Berlanjut ke halaman berikutnya

25

No Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

3 Putri

(2017)

Pengaruh Kesulitan

Keuangan, Risiko

Litigasi, Dan Leverage

Terhadap

Konservatisme

Akuntansi

Variabel kesulitam

keuangan dan

konservatisme

akuntansi.

Alat uji analisis

regresi linier

berganda.

Variabel risiko litigasi dan

leverage.

Penelitian pada perusahaan

trading yang terdaftar di

BEI periode tahun 2012-

2014.

- Kesulitan keuangan secara partial

tidak berpengaruh signifikan terhadap

konservatisme akuntansi.

- Risiko litigasi secara partial tidak

berpengaruh signifikan terhadap

konservatisme akuntansi.

- Leverage secara partial berpengaruh

negatif signifikan terhadap

konservatisme akuntansi.

4 Sulastiningsih

dan Husna

(2017)

Pengaruh Debt

Covenant, Bonus

Plan, Political Cost

dan risiko litigasi

terhadap penerapan

konservatisme

akuntansi

Variabel debt

covenant dan

konservatisme

akuntansi.

Alat Uji analisis

regresi linier

berganda.

Variabel bonus plan,

political cost dan risiko

litigasi.

Penelitian pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar

di BEI periode tahun 2010-

2014.

- Debt covenant tidak berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi.

- Bonus plan tidak berpengaruh

signifikan terhadap konservatisme

akuntansi.

- political cost tidak secara signifikan

berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi.

- risiko litigasi secara signifikan

berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi.

Berlanjut ke halaman berikutnya

26

No Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

5 Iskandar

(2016)

Pengaruh Debt

Covenant, Bonus Plan,

dan Political Cost

terhadap

Konservatisme

Akuntansi

Variabel

konservatisme

akuntansi, debt

covenant, political

cost.

Alat uji statistik

analisis regresi

berganda.

Variabel bonus plan.

Sampel penelitian

perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI

periode tahun 2012-2015.

-Debt covenant berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap

konservatisme akuntansi.

-Bonus plan berpengaruh negatif

signifikan terhadap konservatisme

akuntansi.

-Political cost berpengaruh signifikan

terhadap konservatisme akuntansi

6 Ridiyani dan

Kusmuriyanto

(2015)

Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi

Penerapan

Konservatisme

Akuntansi

Variabel financial

distress dan

konservatisme

akuntansi. Alat uji

statistik analisis

regresi berganda.

Variabel mekanisme good

corporate governance,

leverage dan pertumbuhan

perusahaan. Sampel

penelitian perusahaan

manufaktur yang terdaftar

di BEI periode tahun 2011-

2013.

- Kepemilikan institusional dan

financial distress berpengaruh negatif

terhadap konservatisme akuntansi.

- Leverage dan pertumbuhan

perusahaan berpengaruh positif

terhadap konservatisme akuntansi.

- Kepemilikan manajerial dan

komisaris independen tidak

berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi.

- Hasil pengujian simultan

menunjukkan bahwa seluruh variabel

berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi.

Berlanjut ke halaman berikutnya

27

No Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

7 Noviantari dan

Ratnadi

(2015)

Pengaruh Financial

Distress, Ukuran

Perusahaan, dan

Leverage pada

Konservatisme

Akuntansi

Variabel financial

distress dan

konservatisme

akuntansi.

Alat uji analisis

regresi linier

berganda.

Variabel ukuran perusahaan

dan leverage.

Penelitian pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar

di BEI periode tahun 2010-

2013.

- Financial distress berpengaruh

negatif pada konservatisme akuntansi.

- Ukuran perusahaan berpengaruh

positif pada konservatisme akuntansi.

- Leverage berpengaruh negatif

terhadap konservatisme akuntansi.

8 Apriani

(2015)

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi

Konservatisme

Akuntansi pada

Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar Di BEI

(2008-2011)

Variabel kepemilikan

manajerial dan

konservatisme

akuntansi.

Alat uji statistik

analisis regresi linier

berganda.

Variabel insetif pajak,

tingkat utang, political cost.

Penelitian pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia

periode tahun 2008-2011.

- Intensif pajak berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi.

- Kepemilikan manajerial tidak

berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi.

- Tingkat utang tidak berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi.

- Political cost tidak berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi.

9 Dewi dan

Suryanawa

(2014)

Pengaruh Struktur

Kepemilikan

Manajerial, Leverage,

Dan Financial

Distress Terhadap

Konservatisme

Akuntansi

Variabel struktur

kepemilikan

manajerial, financial

distress dan

konservatisme

akuntansi.

Alat uji analisis

regresi linier

berganda.

Variabel leverage.

Penelitian pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar

di BEI periode tahun 2009-

2011.

- Struktur kepemilikan manajerial dan

leverage mempunyai pengaruh

signifikan positif pada konservatisme

akuntansi.

- Financial distress mempunyai

pengaruh signifikan negatif terhadap

konservatisme akuntansi.

Berlanjut ke halaman berikutnya

28

No Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

10 Wulandari dkk

(2014)

Pengaruh Struktur

Kepemilikan

Manajerial, Debt

Covenant Dan Growth

Opportunities

terhadap

Konservatisme

Akuntansi

Variabel struktur

kepemilikan

manajerial, debt

covenant dan

konservatisme

akuntansi.

Alat uji statistik

analisis regresi

berganda.

Variabel growth

opportunities.

Penelitian pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar

di BEI peiode tahun 2010-

2012.

- Struktur Kepemilikan Manajerial

tidak berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi.

- Debt covenant dan growth

opportunities berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi.

11 Sari dkk

(2014)

Pengaruh Struktur

Kepemilikan

Institutional, Struktur

Kepemilikan

Manajerial, Struktur

Kepemilikan Publik,

Debt Covenant dan

Growth Opportunities

Terhadap

Konservatisme

Akuntansi

Variabel struktur

kepemilikan

manajaerial, debt

covenant dan

konservatisme

akuntansi.

Alat uji statistik

analisis regresi

berganda.

Variabel struktur

kepemilikan instusional,

stuktur kepemilikan publik

dan growth opportunities.

Penelitian pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar

di BEI periode tahun 2010-

2012.

- Struktur kepemilikan institusional

tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel konservatisme.

- Struktur kepemilikan manajerial

berpengaruh negatif signifikan

terhadap variabel konservatisme.

- Struktur kepemilikan publik

berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap variabel konservatisme.

- Debt covenant berpengaruh positif

signifikan terhadap variabel

konservatisme.

- Growth opportunities berpengaruh

positif tidak signifikan terhadap

variabel Konservatisme.

Sumber : Diolah dari berbagai referensi

29

C. Rumusan Hipotesis

1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi

Dalam teori akuntansi positif Watts dan Zimmerman (1990)

menyatakan tiga hipotesis yaitu, bonus plan hypothesis, debt covenant

hypothesis, dan political cost hypothesis. Lebih lanjut debt covenant

hypothesis menyatakan bahwa ketika perusahaan mulai mendekati

terjadinya pelanggaran terhadap perjanjian hutang maka manajer

perusahaan akan berusaha untuk menghindari terjadinya perjanjian

hutang tersebut dengan memilih metode-metode akuntansi yang dapat

meningkatkan laba. Debt covenant hypothesis memprediksikan bahwa

manajer ingin meningkatkan laba dan aset untuk mengurangi biaya

renegoisasi biaya kontrak hutang ketika perusahaan berusaha melanggar

kontrak hutangnya.

Debt covenant merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi

pinjaman dari tindakan-tindakan manajer terhadap kepentingan kreditor

seperti deviden yang berlebihan, pinjaman tambahan, atau membiarkan

modal kerja dan kekayaan pemilik berada di bawah tingkat yang telah

ditentukan, yang mana semuanya menurunkan keamanan (atau

menaikkan risiko) bagi kreditur yang telah ada. Dalam menyikapi adanya

pelanggaran atas perjanjian hutang yang telah jatuh tempo, manajer akan

berupaya menghindarinya dengan memilih kebijakan akuntansi yang

menguntungkan dirinya, seperti menstransfer laba periode mendatang ke

periode berjalan, karena hal tersebut dapat mengurangi risiko. Hal ini

30

bertentangan dengan konsep konservatif ditunjukkan dengan tindakan

pengakuan pendapatan lebih awal (menstransfer laba periode mendatang

ke periode berjalan) yang seharusnya tidak cepat mengakui pendapatan

melainkan segera mengakui adanya beban (Fatmariani, 2013).

Untuk mengidentifikasi debt covenant adalah dengan menggunakan

proksi dari tingkat leverage. Leverage merupakan perbandingan total

hutang dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Rasio tersebut

digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang

dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko hutang tidak

tertagih. Ketika perusahaan mempunyai hutang relatif tinggi, maka

kreditor mempunyai hak lebih besar untuk mengetahui dan mengawasi

penyelenggaraan operasional perusahaan. Hak yang lebih besar tersebut

untuk mengurangi asimetri informasi di antara kreditor dengan manajer

perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif

sebagai berikut:

H1: Debt Covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

2. Pengaruh Financial distress terhadap Konservatisme Akuntansi

Perusahaan yang mengalami kondisi keuangan yang bermasalah

dapat mendorong pergantian manajer. Tentunya, kondisi ini sangat

dihindari oleh manajer. Kegagalan manajer dapat tercermin melalui

laporan keuangan yang disajikan. Manajer yang mengalami kegagalan

dalam mengelola perusahaan akan ditujukan dengan kondisi keuangan

31

yang buruk, dan kondisi tersebut mencerminkan tingkat kesulitan

keuangan perusahaan yang tinggi.

Kesulitan keuangan merupakan tahap penurunan kondisi keuangan

yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi.

Financial distress dimulai dengan ketidakmampuan perusahaan

memenuhi kewajiban-kewajibannya, terutama kewajiban yang bersifat

jangka pendek termasuk kewajiban likuiditas, dan juga termasuk

kewajiban dalam kategori solvabilitas (Fahmi, 2013). Prediksi mengenai

perusahaan yang mengalami financial distress dijadikan suatu analisis

yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti kreditur,

investor maupun manajemen.

Keadaan perusahaan yang mengalami Financial distress dapat

mendorong pemegang saham untuk mengganti manajer perusahaan

karena manajer dianggap tidak mampu mengelola perusahaan dengan

baik. Hal tersebut akan mendorong manajer untuk menyajikan laporan

keuangan yang tidak menerapakan prinsip konservatisme akuntansi.

Sehingga ketika financial distress tinggi akan memberikan pengaruh

untuk menyajikan laporan keuangan yang tidak menganut prinsip

konservatisme agar laporan keuangan tidak menyajikan beban, biaya dan

hutang yang lebih tinggi (Putri, 2017).

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai

berikut:

32

H2: Financial Distress berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi.

3. Pengaruh Struktur Kepemilikan Managerial terhadap Akuntansi

Jensen dan Meckling (1976) membentuk suatu teori yang

menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh manajemen akan

menurunkan permasalahan agensi karena semakin banyak saham yang

dimiliki oleh manajemen maka semakin kuat motivasi mereka untuk

bekerja dalam meningkatkan nilai saham perusahaan. Hal ini pernah

diungkap oleh Wardhani (2008) yang menyatakan bahwa apabila inside

directors dan manajemen menjalankan fungsi pengawasannya dengan

baik, maka ia akan mensyaratkan informasi dari pelaporan keuangan

yang memiliki kualitas tinggi sehingga mereka akan menuntut

penggunaan prinsip konservatisme yang lebih tinggi pula. Apabila

kepemilikan saham oleh pihak manajer lebih tinggi, maka perusahaan

cenderung akan menerapkan prinsip akuntansi yang konservatif

(Risdiyani dan Kusmuriyanto, 2015).

Semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajmen

memunculkan perasaan rasa memiliki manajer terhadap suatu perusahaan

tersebut sehingga manajer tidak hanya memikirkan bonus yang akan

didapatkan apabila labanya tinggi tetapi manajer juga lebih

mementingkan kontinuitas perusahaan dalam jangka panjang sehingga

manajer tertarik untuk mengembangkan perusahaan (Novita 2017).

33

Kepemilikan oleh inside directors dan manajemen ini dapat

berperan sebagai fungsi monitoring dalam proses pelaporan keuangan,

dan juga dapat menjadi faktor pendorong dilakukannya ekspropriasi

terhadap pemegang saham minoritas. Apabila inside directors dan

manajemen menjalankan fungsi monitoringnya dengan baik, maka ia

akan mensyaratkan informasi dari pelaporan keuangan yang memiliki

kualitas tinggi sehinga mereka akan menuntut penggunaan prinsip

konservatisme yang lebih tinggi pula (Risdiyani dan Kusmuriyanto,

2015).

Kepemilikan manajerial berkaitan erat dengan penerapan prinsip

konservatisme akuntansi dalam pelaporan keuangan. Manajer cenderung

menjadi sumber informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini ataupun

masa yang akan datang. Keterbatasan pandangan serta keterbatasan

tanggung jawab manajer menyebabkan timbulnya suatu masalah

keagenan antara manajer dan pemegang saham.

Biaya keagenan timbul karena usaha manajer untuk memindahkan

kekayaan perusahaan pada dirinya dan mengabaikan peran utamanya,

yaitu mengatur perusahaan secara efektif serta menciptakan nilai bagi

pemegang saham (LaFond dan Roychowdhury dalam Fatmariani, 2013).

Hasil penelitian LaFond dan Roychowdhury menyatakan bahwa

kepemilikan manajerial berhubungan negatif signifikan dengan

konservatisme akuntansi. Semakin rendah kepemilikan manajerial maka

permintaan ditetapkannya konservatisme akuntansi semakin tinggi. Oleh

34

karena itu, konservatisme muncul sebagai suatu mekanisme potensial

yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah keagenan antara manajer

dan pemegang saham karena adanya pemisahan fungsi kepemilikan dan

pengendalian perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis

alternatif sebagai berikut:

H3: Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi.

4. Pengaruh Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi

Political cost hypothesis memprediksikan bahwa perusahaan besar

lebih sensitif daripada perusahaan kecil terkait dengan biaya politis

(Watts & Zimmerman, 1990). Biaya politis timbul karena adanya konflik

kepentingan antara perusahaan (manajer) dan pemerintah sebagai

pembuat kebijakan. Perusahaan besar dapat menimbulkan biaya politis.

Perusahaan besar cenderung melaporkan keuangannya secara konservatif

untuk mengurangi biaya politis. Dalam suatu perusahaan besar yang

memiliki biaya politik tinggi, akan mendorong manajer untuk memilih

metode akuntansi yang menangguhkan laba yang dilaporkan dari periode

sekarang ke periode masa mendatang sehingga dapat memperkecil laba

yang dilaporkan. Adanya biaya politik dikarenakan profitabilitas

perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian media dan konsumen.

Ukuran perusahaan atau firm size seringkali digunakan untuk

menjelaskan political cost hypothesis.

35

Ukuran perusahaan yang besar cenderung memiliki risiko

perusahaan dan intensitas modal yang tinggi, begitu juga sebaliknya.

Biaya politik bervariasi terhadap risiko perusahaan, dan perusahaan yang

berisiko tinggi lebih besar kemungkinannya untuk memilih portofolio

prosedur yang menurunkan laba atau laporan keuangan cenderung

konservatif (Priambodo & Purwanto, 2015). Hal tersebut menunjukkan

semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar pula biaya politis yang

harus dibayarkan, sehingga untuk mengurangi biaya tersebut manajer

perusahaan berusaha melaporkan labanya secara konservatif agar laba

tidak terlalu tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif

sebagai berikut:

H4: Political Cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

36

D. Kerangka Pemikiran

Skema Kerangka berpikir pada penelitian “Pengaruh Debt Covenant,

Financial Distress, Struktur Kepemilikan Manajerial dan Political Cost

terhadap Konservatisme Akuntansi” dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Berlanjut ke halaman berikutnya

Prinsip akuntansi yang

constraint diantaranya adalah

conservatism, yaitu reaksi yang

hati-hati terhadap laporan

keuangan menghadapi

ketidakpastian yang melekat

pada perusahaan.

Kasus-kasus overstatement

laporan keuangan perusahaan atas

perintah manajemen.

GAP

Pengaruh Debt Covenant, Financial Distress, Struktur Kepemilikan

Manajerial Dan Political Cost Terhadap Konservatisme Akuntansi

Basis Teori: Positive Accounting Theory, Agency Theory.

Konservatisme

Akuntansi (Y)

Debt Covenant (X1)

Struktur Kepemilikan Manajerial (X3)

Financial Distress (X2)

Political Cost (X4)

37

Lanjutan Gambar 2.1

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Metode Analisis : Regresi

Linear Berganda

Hasil Yang Diharapkan

Kesimpulan dan Saran

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausalitas yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel. Tujuan penelitian ini

untuk memperlihatkan ada atau tidaknya pengaruh dari debt covenant (X1),

financial distress (X2), struktur kepemilikan manajerial (X3) dan political

cost (X4) sebagai variabel independen terhadap variabel dependen yaitu

konservatisme akuntansi (Y). Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan

farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013 sampai

dengan tahun 2017.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan farmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013 sampai dengan tahun

2017. Metode Penentuan sampel yang digunakan peneliti dalam melakukan

penelitian adalah metode pemilihan sampel (purposive sampling) dengan

teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling), yaitu metode

pemilihan sampel secara tidak acak yang artinya sampel dipilih secara

sengaja sesuai persyaratan informasi yang diperlukan. Elemen populasi

dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberikan

informasi berdasarkan pertimbangan dengan kriteria sebagai berikut:

39

1. Perusahaan farmasi yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.

2. Perusahaan farmasi yang mempublikasikan laporan tahunan di Bursa

Efek Indonesia secara konsisten dan lengkap selama periode tahun 2013

sampai dengan tahun 2017.

3. Perusahaan farmasi yang mempublikasikan laporan keuangannya

dinyatakan dalam mata uang rupiah.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data penelitian yang didapatkan secara tidak langsung atau

didapatkan melalui media perantara. Data sekunder didapatkan dari berbagai

sumber seperti buku, jurnal, skripsi, artikel dan media lainnya. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari media internet dengan

cara mendownload laporan tahunan perusahaan farmasi yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia periode 2013 sampai dengan tahun 2017 melalui situs

resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan alamat website www.idx.co.id.

D. Metode Analisis Data

Alat analisis yang digunakan berupa Microsoft Excel dan Eviews.

Microsoft Excel digunakan untuk mengumpulkan data setiap variabel yang

akan dimasukan ke dalam Eviews. Sedangkan Eviews berfungsi untuk

menganalisis data dan perhitungan statistik. Program Eviews yang digunakan

40

dalam penelitian ini adalah Eviews 9. Setelah data-data diolah oleh Eviews,

maka selanjutnya dilakukan analsis. Adapun analisis yang dilakukan sebagai

berikut:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan data,

peringkasan data, penyamplingan dan penyajian hasil peringkasan

tersebut. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, sum,

range, nilai maksimum, nilai minimum, kurtosis dan skewness

(kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2016). Di dalam penelitian ini

analisis statistik deskriptif digunakaan untuk mengetahui gambaran

mengenai debt covenant, financial distress, struktur kepemilikan

manajerial, polical cost dan konservatisme akuntansi.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan

penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik yang

digunakan didalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji

multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen, variabel independen atau kedua-

duanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika variabel tidak

41

terdistribusi secara normal maka hasil uji statistik akan terdegradasi

(Ghozali, 2016).

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan

metode Jarque-Bera. Uji Jarque-Bera merupakan salah satu untuk

menguji data apakah terdistribusi normal atau tidak. Uji Jarque-Bera

menggunakan ukuran skewness dan kurtosis, dimana statistik

Jarque-Bera mengikuti distribusi chi-kuadrat dengan derajat bebas

dua untuk sampel besar (Kabasarang et.al, 2012).

Pengujian menggunakan statistik Jarque-Bera dengan

hipotesis sebagai berikut (Kabasarang et.al, 2012):

1) H0: populasi yang berdistribusi normal

2) HA: populasi yang tidak terdistribusi normal

Model penelitian dapat dilihat melalui uji normalitas dengan

Jarque-Bera dengan kriteria (Hidayat, 2017):

1) Jika probability < 0,05, maka HA diterima dan H0 ditolak

2) Jika probability > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak

b. Uji Multikolonieritas

Multikolinearitas merupakan peristiwa dimana terjadi linier

yang mendekat sempurna antar dua variable bebas. Uji

multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara

variable bebas atau tidak. menguji apakah model regresi ditemukan

42

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Data

multikolinearitas berhubungan dengan data standard error yang

akan terjadi, apabila uji data menunjukkan multikolinearitas yang

tinggi maka koefisien regresi X akan sulit ditentukan dan

mempunyai nilai standard yang tinggi, begitupun yang terjadi

sebaliknya.

Menurut Suliyanto (2011) multikolinearitas merupakan

peristiwa dimana terjadi linier yang mendekat sempurna antar dua

variable bebas. Adanya multikolinieritas atau korelasi yang tinggi

antar variabel independen dapat dideteksi dengan beberapa cara,

salah satunya yaitu Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Untuk mengetahui data memiliki gejala multikolinearitas atau

tidak dengan menggunakan uji VIF dapat dilakukan pengambilan

keputusan sebagai berikut:

1) H0: sampel data tidak terjadi masalah multikolinearitas

2) HA: sampel data terjadi masalah multikolinearitas

Uji multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai Variance

Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan:

1) Jika centered VIF > 10,00, maka HA diterima dan H0 ditolak

2) Jika centered VIF < 10,00, maka H0 diterima dan HA ditolak

43

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi kolerasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokolerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual

(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya. Dengan kata lain masalah ini ditemukan apabila kita

menggunakan data runtut waktu (Ghozali, 2016). Adapun hipotesis

dari pengujian autokorelasi serial, yaitu:

1) H0: sampel data tidak terjadi masalah autokorelasi serial

2) HA: sampel data terjadi masalah autokorelasi serial

Uji autokorelasi serial dilakukan dengan menggunakan

metode Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test dengan

ketentuan:

1) Jika prob. chi square < 0,05, maka HA diterima dan H0 ditolak

2) Jika prob. chi square > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak

d. Uji Heteroskedastitas

Uji Heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik

44

adalah yang Homoskesdastisitas atau tidak terjadi

Heteroskesdastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung

situasi heteroskesdastisitas karena data ini menghimpun data yang

mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) (Ghozali, 2016).

Uji grafik plot, uji park, uji glejser, dan uji white merupakan

beberapa cara yang dapat dilakukan dalam melakukan uji

heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan uji white yang

merupakan salah satu pengujian untuk menguji heteroskedastisitas.

Uji white yang pada prinsipnya meregresi residual yang

dikuadratkan dengan variabel bebas pada model. Adapun uji

hipotesis dalam uji heteroskedastisitas sebagai berikut:

1) H0: sampel data tidak terjadi masalah heteroskedastisitas

2) HA: sampel data terjadi masalah heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan menggunakan uji white

dengan ketentuan:

1) Jika prob. Obs* R square < 0,05, maka HA diterima dan H0

ditolak

2) Jika prob. Obs* R square > 0,05, maka H0 diterima dan HA

ditolak

45

3. Uji Hipotesis

a. Uji Regresi Linier Berganda

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan model regresi linier berganda. Model regresi linier

berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel

independen terhadap satu variabel dependen. Adapun variabel-variabel

independen dalam penelitian ini adalah debt covenant, financial distress,

struktur kepemilikan manajemen dan political cost. Sedangkan variabel

dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi. Untuk

menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut digunakan rumus

persamaan regresi sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Konservatisme Akuntansi (KA)

= Konstanta

= Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y

apabila berubah 1 satuan

= Debt Covenant (LEV)

= Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y

apabila berubah 1 satuan

= Financial Distress (FD)

46

= Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y

apabila berubah 1 satuan

= Struktur Kepemilikan Manajerial (MOWN)

= Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y

apabila berubah 1 satuan

= Political Cost (PC)

= Kesalahan regresi (regression error)

b. Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1

(satu). Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien

determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena

adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,

sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki

data koefisien determinasi tinggi (Ghozali, 2016).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi

adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan

47

ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2

pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu

banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2

pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti

R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel

independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2016).

c. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016). Uji

statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

dari masing-masing variabel independen secara individual terhadap

variabel dependen yang diuji pada nilai signifikansi 0,05. Adapun

hipotesis dari uji t, yaitu:

1) H0 = variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

2) HA = variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Dalam pengambilan keputusan uji t dapat dilihat melalui

probability dengan ketentuan sebagai berikut:

48

1) Jika probability > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak

2) Jika probability < 0,05, maka H0 ditolak dan HA diterima

d. Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui

pengaruh dari semua variabel independen yang secara bersama-sama

mempengaruhi variabel independen yang diuji pada tingkat

signifikansi 0,05. Adapun hipotesis dalam uji F, yaitu:

1) H0 = variabel independen bersama-sama tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.

2) HA = variabel independen bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel dependen.

Pengambilan keputusan dalam uji F dapat dilihat melalui kriteria:

1) Jika sig.F > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak

2) Jika sig.F < 0,05, maka H0 ditolak dan HA diterima

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari setiap variabel didalam

penelitian beserta operasional dan pengukurannya. Adapun operasionalisasi

variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

49

1. Variabel Dependen

a. Konservatisme Akuntansi (Y)

Konservatisme akuntansi merupakan reaksi kehati-hatian

perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa yang

akan datang dengan lebih cepat mengakui kerugian atau beban

daripada keuntungan atau pendapatan. Implikasi dari konservatisme

akuntansi yaitu sikap kehati-hatian dalam pengakuan dan

pengukuran pendapatan dan aset yang pada umumnya terlihat dari

penggunaan metode akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan

dengan laba dan aset yang lebih rendah serta menghasilkan laporan

keuangan dengan hutang dan beban yang lebih tinggi. Penelitian ini

menggunakan ukuran berbasis akrual berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Givoly dan Hyan (2000). Skala dari variabel ini

adalah:

Dimana:

CONACit = Konservatisme akuntansi untuk perusahaan i pada

periode t

NIit = Net Income ditambah dengan depresiasi untuk

perusahaan i pada periode t

CFOit = Cash Flow dari kegiatan operasional untuk perusahaan

i pada periode t

50

Pada penelitian Givoly dan Hayn (2000) mengeluarkan akrual

depresiasi karena akrual positif yang akan membalik ketika aset tetap

diperoleh dan tidak tertangkap dalam perbedaan antara laba dan

aliran kas. Dalam penelitian Wicaksono (2012), hasil dari CONACC

di atas dikalikan -1 lalu dibagi dengan total aset sehingga semakin

besar nilai positif rasio maka semakin konservatif. Dengan demikian,

rumus mencari total akrual adalah sebagai berikut:

Dimana:

TACCit = Total Accrual untuk perusahaan i pada periode t

NIit = Net income ditambah dengan depresiasi dan amortisasi

untuk perusahaan i pada periode t

CFOit = Cash flow dari kegiatan operasional untuk perusahaan i

pada periode t

Tait = Total asset untuk perusahaan i pada periode t

2. Variabel Independen

a. Debt Covenant (X1)

Debt covenant adalah kontrak yang ditujukan pada peminjam

oleh kreditur untuk membatasi aktivitas yang mungkin merusak nilai

pinjaman dan recovery pinjaman (Cochran, 2001 dalam Verawaty,

51

2011). Debt covenant (kontrak utang) merupakan perjanjian untuk

melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan manajer

terhadap kepentingan kreditor. Berdasakan penelitian yang telah

dilakukan oleh Novita (2017), dalam penelitian ini pengukuran debt

covenant dilakukan dengan menggunakan pengukuran leverage.

Leverage merupakan perbandingan total hutang terhadap total aset

yang dimiliki perusahaan. Skala dari variabel ini adalah:

b. Financial Distress (X2)

Financial distress adalah gejala-gejala awal terhadap

penurunan kondisi laporan keuangan perusahaan. Tingkat kesulitan

keuangan yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan tersebut

memiliki potensi kebangkrutan yang cukup tinggi. Pengukuran yang

digunakan untuk menghitung financial distress dalam penelitian ini

mengadopsi model Altman (1968) adalah sebagai berikut:

Keterangan

Q1 = Working Capital / Total Asset

Q2 = Retained Earnings / Total Asset

52

Q3 = Earnings Before Interest and Taxes / Total Asset

Q4 = Market Value Equity / Book Value of Total Debt

Q5 = Sales / Total Asset

Apabila nilai Z < 1,81 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.

Jika 1,81 < Z < 2,99 maka perusahaan dikategorikan grey area.

Dan jika Z > 2,99 maka perusahaan dikategorikan sehat.

c. Struktur Kepemilikan Manajerial (X3)

Struktur kepemilikan manajerial merupakan susunan dari

jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dalam suatu

perusahaan. Managerial ownership adalah pemegang saham dari

pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan

keputusan perusahaan. Struktur kepemilikan manajerial

mencerminkan persentase jumlah saham yang dimiliki manajemen

dari seluruh jumlah saham yang ada dalam perusahaan. Menurut

Apriani (2015) pengukuran struktur kepemilikan manajerial

menggunakan Managerial ownership (MOWN). Skala dari variabel

ini adalah:

53

d. Politicasl Cost (X4)

Biaya politis muncul dari konflik antara perusahaan dengan

pemerintah yang memiliki wewenang untuk melakukan pengalihan

kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai peraturan yang

berlaku. Political cost mengungkapkan bahwa perusahaan besar

kemungkinan menghadapi biaya politis lebih besar dibanding

perusahaan kecil. Variabel ini diproksikan dengan ukuran

perusahaan. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat

diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan dan menunjukkan

kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang cenderung mudah

dilihat dan menjadi perhatian sejumlah para pemegang kepentingan

perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural

total aset. Berdasakan penelitian yang telah dilakukan oleh

Sulastiningsih dan Husna (2017), dalam penelitian ini pengukuran

political cost dilakukan dengan menggunakan pengukuran seberapa

besar ukuran perusahan. Skala dari variabel ini adalah:

54

Definisi operasional di atas dapat diringkas dalam tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi

Operasional Pengukuran Skala

Dependen (Y)

Konservatisme

Akuntansi

Givoly & Hyan

(2000)

Reaksi kehati-

hatian perusahaan

dalam

menghadapi

ketidakpastian

ekonomi di masa

yang akan datang

dengan lebih

cepat mengakui

kerugian atau

beban daripada

keuntungan atau

pendapatan.

Rasio

Independen

(X1)

Debt Covenant

Novita

(2017)

kontrak yang

ditujukan pada

peminjam oleh

kreditur untuk

membatasi

aktivitas yang

mungkin merusak

nilai pinjaman

dan recovery

pinjaman.

Leverage (LEV) =

Total Hutang / Total Aset

Rasio

Independen

(X2)

Financial

Distres

Altman

(1968)

Gejala-gejala

awal terhadap

penurunan

kondisi laporan

keuangan

perusahaan.

Z = 0,012Q1 + 0,014Q2 +

0,033Q3 + 0,006Q4 +0,999Q5

Nominal

Independen

(X3)

Struktur

Kepemilikan

Manajerial

Apriani

(2015)

Susunan dari

jumlah saham

yang dimiliki oleh

pihak manajemen

dalam suatu

perusahaan.

Managerial ownership

(MOWN) =

Jumlah Saham yang Dimiliki

Manajemen /

Jumlah Saham Beredar

Rasio

Berlanjut kehalaman Berikutnya

55

Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

Independen (X4)

Political Cost

Sulatiningsih

dan Husna

(2017)

Biaya politis timbul

dari konflik antara

perusahaan dengan

pemerintah yang

memiliki wewenang

untuk melakukan

pengalihan kekayaan

dari perusahaan

kepada masyarakat

sesuai peraturan yang

berlaku (peraturan

perpajakan maupun

peraturan lainnya)

Size = Ln Total Asset Nominal

56

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada Penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan farmasi

sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Metode penentuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Purposive Sampling. Berdasarkan kriteria sampel, diperoleh sampel

penelitian sebanyak 6 perusahaan pertahun dimana periode pengamatan yang

digunakan untuk periode 2013 sampai dengan 2017 sehingga total

keseluruhan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30.

Mengenai rincian sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Rincian Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah

Perusahaan farmasi yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2017

10

Perusahaan farmasi yang tidak mempublikasikan laporan tahunan

di bursa efek indonesia secara konsisten dan lengkap selama

periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2017

(2)

Perusahaan yang sudah delisting (1)

Perusahaan yang terdeteksi outlier (1)

Perusahaan yang dapat menjadi sampel 6

Total keseluruhan sampel selama 5 tahun (6 x 5) 30

Sumber : Data Sekunder yang diolah tahun 2019

57

Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan

farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017 berjumlah

10 perusahaan. Dari 10 perusahaan terdapat 1 perusahaan yang mengalami

delisting, 2 perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangan tahunan di

bursa efek indonesia secara konsisten dan lengkap dan 1 perusahaan

terdeteksi outlier. Selanjutnya, 6 perusahaan yang termasuk sampel adalah

perusahaan farmasi yang memiliki data lengkap untuk dilakukan penelitian

terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Adapun nama perusahaan yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian

ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2

Daftar Nama Perusahaan

No Nama Perusahaan Kode Emiten

1 PT Daya Varia Laboratoria Tbk DVLA

2 PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF

3 PT Kalbe Farma Tbk KLBF

4 PT Merck Tbk MERK

5 PT Tempo Scan Pacific Tbk TSPC

6 PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Mucul Tbk SIDO

Sumber: www.idx.co.id

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi

Konservatisme Akuntansi (KA), Debt Covnenat (LEV), Financial

58

Distress (FD), Struktur Kepemilikan Manajerial (MOWN) dan Political

Cost (PC) diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif

KA LEV FD MOWN PC

Mean -0.044217 0.257654 1.324664 1.80E-05 28.76962 Median -0.128745 0.261555 1.352420 0.000000 28.72224 Maximum 0.254950 0.578010 1.877100 9.00E-05 30.44140 Minimum -0.399960 0.066190 0.950480 0.000000 27.18730 Std. Dev. 0.173706 0.119496 0.267831 3.35E-05 0.986864 Skewness 0.462754 0.557948 0.134541 1.636651 0.007433 Kurtosis 2.116786 3.633969 1.953474 3.880930 1.972992

Jarque-Bera 2.045790 2.058923 1.459526 14.36319 1.318708 Probability 0.359553 0.357199 0.482023 0.000760 0.517185

Sum -1.326510 7.729610 39.73992 0.000540 863.0886 Sum Sq. Dev. 0.875039 0.414096 2.080265 3.25E-08 28.24309

Observations 30 30 30 30 30

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019

Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel dependen yaitu

konservatisme akuntansi (KA) menunjukkan nilai minimum sebesar

-3,99960 dan nilai maksimum sebesar 0,254960 dengan rata-rata (mean)

-0,044217 sedangkan standar deviasi sebesar 0,173706.

Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel independen yaitu debt

covenant (LEV) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,066190 dan nilai

maksimum sebesar 0,578010 dengan rata-rata (mean) 0,257654

sedangkan standar deviasi sebesar 0,119496.

Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel independen yaitu

financial distress (FD) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,950480

59

dan nilai maksimum sebesar 1,877100 dengan rata-rata (mean) 1,324664

sedangkan standar deviasi sebesar 0,267831.

Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel independen yaitu

struktur kepemilikan manajerial (MOWN) menunjukkan nilai minimum

sebesar 0,000000 dan nilai maksimum sebesar 0,00009 dengan rata-rata

(mean) 0,00018 sedangkan standar deviasi sebesar 0,00033.

Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel independen yaitu

political cost (PC) menunjukkan nilai minimum sebesar 27,18730 dan

nilai maksimum sebesar 30,44140 dengan rata-rata (mean) 28,76962

sedangkan standar deviasi sebesar 0,986864.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukannya pengujian regresi, terlebih dulu dilakukan

uji asumsi klasik yang bertujuan untuk memastikan bahwa penggunaan

model regresi dalam penelitian ini layak untuk digunakan. Uji asumsi

klasik yang digunakan didalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji

multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan uuntuk mengetahui data terdistribusi

normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan metode Jarque-Bera

dengan ketentuan (Hidayat, 2017):

1) Jika probability < 0,05, maka HA diterima dan H0 ditolak

2) Jika probability > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak

60

Gambar 4.4

Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10

Series: ResidualsSample 0001 0030Observations 30

Mean -3.03e-16Median 0.018603Maximum 0.102412Minimum -0.211955Std. Dev. 0.085105Skewness -0.607848Kurtosis 2.408909

Jarque-Bera 2.284135Probability 0.319158

Sumber: Data Sekunder yang diolah 2019

Hasil uji normalitas sesuai gambar 4.4 adalah nilai jarque bera

sebesar 2,284135 dengan probability sebesar 0,319158 > 0,05

sehingga H0 diterima atau yang berarti residual terdistribusi normal.

b. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah

terjadi korelasi atau hubungan antar satu variabel bebas dengan

variabel bebas lainnya. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat

melalui tabel 4.5.

61

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinieritas

Variance Inflation Factors Date: 02/17/19 Time: 05:18 Sample: 0001 0030 Included observations: 30

Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF C 0.578362 2065.132 NA

LEV 0.022708 6.501790 1.119181 FD 0.005522 35.96314 1.367137

MOWN 683688.2 3.433979 2.643025 PC 0.000666 1971.621 2.240022

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019

Hasil uji multikolinearitas dalam tabel 4.5 menunjukkan

centered VIF untuk LEV sebesar 1,119181 < 10,00 maka H0

diterima yang berarti tidak terjadi masalah multikolinearitas pada

variabel LEV. Begitu juga hasil yang ditunjukkan oleh FD, MOWN

dan PC dengan nilai centered VIF masing-masing sebesar 1,367137,

2,643025 dan 2,240022 yang ketiganya menunjukkan angka dibawah

10,00 yang berarti tidak terjadi masalah multikolinearitas pada

variabel FD MOWN dan PC.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi serial korelasi dilakukan dengan

menggunakan metode Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test

dengan ketentuan:

1) Jika prob. chi square < 0,05, maka HA diterima dan H0 ditolak

62

2) Jika prob. chi square > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.778742 Prob. F(2,23) 0.0830

Obs*R-squared 5.838208 Prob. Chi-Square(2) 0.0540 Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.6 nilai Prob Chi Square(2) yang

merupakan nilai prob. chi square uji Breusch-Godfrey Serial

Correlation LM, yaitu sebesar 0,0540 > 0,05 sehingga H0 diterima

atau yang berarti tidak ada masalah autokorelasi serial.

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji

white dengan ketentuan:

1) Jika prob. Obs* R square < 0,05, maka HA diterima dan H0

ditolak

2) Jika prob. Obs* R square > 0,05, maka H0 diterima dan HA

ditolak

Tabel 4.7

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.531367 Prob. F(14,15) 0.0425

Obs*R-squared 21.07836 Prob. Chi-Square(14) 0.0996 Scaled explained SS 10.31162 Prob. Chi-Square(14) 0.7391

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019

63

Dalam tabel 4.7 menjelaskan bahwa nilai prob. Obs*R square

adalah 0,0996 > 0,05 sehingga H0 diterima dan HA ditolak yang

dapat ditafsirkan bahwa variabel dalam penelitian ini terbebas dari

heteroskedastisitas.

3. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Uji regresi linier berganda untuk mengetahui persamaan yang

menyatakan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat

dilihat melalui tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.618255 0.760501 7.387573 0.0000

LEV 0.224494 0.150691 1.489768 0.1488 FD -0.212999 0.074308 -2.866450 0.0083

MOWN 2130.245 826.8544 2.576324 0.0163 PC -0.190357 0.025814 -7.374167 0.0000

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.8 maka analisis regresi linier berganda

dapat dirumuskan:

Y : 5,618255 + 0,224494 X1 – 0,212999 X2 + 2130,245 X3

– 0,190357 + e

64

Dimana:

Y = Konservatisme akuntansi (KA)

X1 = Debt Covenant (LEV)

X2 = Financial Distress (FD)

X3 = Struktur Kepemilikan Manajerial (MOWN)

X4 = Political Cost (PC)

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2)

Uji koefisien determinasi berganda (R2) merupakan uji untuk

mengetahui berapa besar pengaruh seluruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Output uji koefisien determinasi dapat dilihat pada

R-squared dan Adjusted R-squared sesuai tabel 4.9.

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2)

R-squared 0.759959 Mean dependent var -0.044217

Adjusted R-squared 0.721553 S.D. dependent var 0.173706 S.E. of regression 0.091661 Akaike info criterion -1.790419 Sum squared resid 0.210045 Schwarz criterion -1.556886 Log likelihood 31.85629 Hannan-Quinn criter. -1.715710 F-statistic 19.78723 Durbin-Watson stat 2.269591 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019

Dari tabel 4.9 yang telah disajikan di atas dapat kita lihat

bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0,721553 yang menjelaskan bahwa

variabel-variabel independen yaitu debt covenant, financal distress,

struktur kepemilikan manajerial dan political cost yang ada di dalam

65

penelitian ini dapat menjelaskan sebesar 72,16% dari variabel

dependen yang ada di dalam penelitian ini yaitu konservatisme

akuntansi. Sedangkan sisanya sebesar 27,84% dipengaruhi variabel

lain diluar penelitian.

c. Hasil Uji t

Uji t merupakan uji statistik yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas secara individual (parsial) terhadap variabel

terikat.

Dalam pengambilan keputusan uji t dapat dilihat melalui

probability dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika probability > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak

2) Jika probability < 0,05, maka HA diterima dan H0 ditolak

Tabel 4.10

Hasil Uji t

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.618255 0.760501 7.387573 0.0000

LEV 0.224494 0.150691 1.489768 0.1488 FD -0.212999 0.074308 -2.866450 0.0083

MOWN 2130.245 826.8544 2.576324 0.0163 PC -0.190357 0.025814 -7.374167 0.0000

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019

Dapat dilihat pada tabel 4.10 bahwa LEV 0,1488 > 0,05 maka

H1 ditolak yang berarti bahwa Debt Covenant (LEV) tidak

berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi (KA). Hasil dari FD

0,0083 < 0,05 maka H2 diterima yang berarti bahwa Financial

66

Distress (FD) berpengaruh signifikan terhadap Konservatisme

Akuntansi (KA). Hasil dari dengan MOWN 0,0163 < 0,05 maka H3

diterima yang berarti bahwa Struktur Kepemilikan Manajerial

(MOWN) berpengaruh signifikan terhadap Konservatisme

Akuntansi (KA). Begitu pula dengan nilai Political Cost

0,0000 < 0,05 maka H4 diterima yang berarti Political Cost

berpengaruh signifikan terhadap Konservatisme Akuntansi (KA).

d. Hasil Uji F

Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2016). Berikut adalah hasil uji F:

Tabel 4.11

Hasil Uji F

R-squared 0.759959 Mean dependent var -0.044217

Adjusted R-squared 0.721553 S.D. dependent var 0.173706 S.E. of regression 0.091661 Akaike info criterion -1.790419 Sum squared resid 0.210045 Schwarz criterion -1.556886 Log likelihood 31.85629 Hannan-Quinn criter. -1.715710 F-statistic 19.78723 Durbin-Watson stat 2.269591 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019

Dari output tabel 4.11 menunjukkan Probability (F-statistic)

sebesar 0,000000 < 0,05 yang berarti menyatakan bahwa variabel

independen bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

67

C. Pembahasan

1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi

H1: Debt Covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi

Pengujian hipotesis mengenai pengaruh debt covenant yang

diproksikan dengan leverage (LEV) terhadap konservatisme akuntansi

(KA) memperlihatkan koefisien regresi sebesar 0,224494 dan nilai

t hitung sebesar 1,489768 dengan nilai signifikansi sebesar 0,1488 lebih

besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini,

yaitu 0,05 (5%). Artinya debt covenant tidak berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi. Dengan demikian hipotesis alternatif yang

menyatakan bahwa debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi ditolak, sehingga debt covenant tidak dapat mempengaruhi

tingkat konservatisme akuntansi pada perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt covenant tidak

mempengaruhi para manajer perusahaan farmasi untuk menerapkan

metode akuntansi yang konservatif. Hal ini bisa disebabkan karena

beberapa perusahaan akan tetap memperpanjang kontrak utangnya

walaupun dikenakan biaya tambahan atas perpanjangan utang tersebut

dengan alasan perusahaan masih membutuhkan dana untuk kegiatan

operasionalnya. Para manajer perusahaan akan memilih metode

akuntansi yang dapat meningkatkan laba perusahaan mereka dalam

mengurangi biaya renegosiasi kontrak utang ketika kontrak utang akan

berakhir.

68

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fatmariani (2013), Pambudi (2017), Sulastiningsih dan Husna (2017),

Novita (2017). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Lasdi (2009), Oktomegah (2012), Noviantari dan Ratnadi

(2015) dan Putri (2017).

2. Pengaruh Financial distress terhadap Konservtaisme Akuntansi

H2: Financial distress berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Pengujian hipotesis mengenai pengaruh financial distress (FD)

terhadap konservatisme akuntansi (KA) memperlihatkan koefisien

regresi sebesar -0,212999 dan nilai t hitung sebesar -2,866450 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,0083 lebih kecil daripada tingkat signifikansi

yang digunakan pada penelitian ini, yaitu 0,05 (5%). Artinya financial

distress berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Dengan

demikian hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa financial distress

berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi diterima, sehingga

financial distress dapat mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi

pada perusahaan.

Hasil pengujian ini menemukan adanya pengaruh negatif antara

financial distress terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini dikarenakan

apabila konservatisme diterapkan maka akan bergunakan untuk

menghindari konflik dengan kreditor. Apabila tingkat kesulitan keuangan

yang dimiliki perusahaan tinggi, maka manajer perusahaan akan

69

melaporkan laba yang tinggi untuk menghindari tuntutan dari kreditor

dan pihak eksternal perusahaan. Hal ini berarti bahwa ketika perusahaan

berada dalam kondisi kesulitan keuangan yang tinggi, perusahaan tidak

menerapkan metode akuntansi yang konservatif dalam perhitungan

labanya. Adanya pelaporan laba perusahaan yang tinggi, akan membuat

pemegang saham dan kreditor tidak menuntut perusahaan atas pinjaman

dan investasinya. Adanya asimetri informasi akan membuat manajer

menutupi kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ningsih (2013), Dewi dan Suryanawan (2014), Risdiyani dan

Kusmuriyanto (2015), Noviantari dan Ratnadi (2015) dan Yanti dkk

(2017). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Putri (2017) dan Nuraini (2017).

3. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap

konservatisme akuntansi

H3: Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi.

Pengujian hipotesis mengenai pengaruh struktur kepemilikan

manajerial (MOWN) terhadap konservatisme akuntansi (KA)

memperlihatkan koefisien regresi sebesar 2130,245 dan nilai t hitung

sebesar 2,576324 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0163 lebih kecil

daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu

70

0,05 (5%). Artinya struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi. Dengan demikian hipotesis alternatif yang

menyatakan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi diterima, sehingga struktur

kepemilikan manajerial dapat mempengaruhi tingkat konservatisme

akuntansi pada perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukan besarnya persentase jumlah saham

manajer yang tinggi terhadap suatu perusahaan membuat manajer tidak

hanya memikirkan bonus yang akan didapatkan apabila labanya tinggi.

Besarnya persentase jumlah saham yang dimiliki manajer yang tinggi

terhadap suatu perusahaan membuat manajer mempunyai rasa memiliki

terhadap perusahaan yang tinggi sehingga membuat mereka tidak ingin

melaporkan laba secara berlebihan. Karena laba yang dinilai tidak

berlebihan, maka akan terdapat cadangan dana yang tersembunyi yang

dapat digunakan perusahaan untuk memperbesar perusahaan dengan

meningkatkan jumlah investasi. Dengan adanya peningkatan nilai

perusahaan tersebut, diharapkan investor maupun calon investor dapat

menilai perusahaan secara positif sehingga tertarik untuk menanamkan

investasi baru.

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Novita (2017) dan Pambudi (2017), Sari dkk (2014). Hasil penelitian ini

tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dkk

(2014), Risdiyani dan Kusmuriyanto (2015) dan Apriani (2015).

71

4. Pengaruh political cost terhadap konservatisme akuntansi

H3: Political cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Pengujian hipotesis mengenai pengaruh political cost (PC)

terhadap konservatisme akuntansi (KA) memperlihatkan koefisien

regresi sebesar -0,190357 dan nilai t hitung sebesar -7,374167 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,0000 lebih kecil daripada tingkat signifikansi

yang digunakan pada penelitian ini, yaitu 0,05 (5%). Artinya political

cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Dengan demikian

hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa political cost berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi diterima, sehingga political cost dapat

mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi pada perusahaan.

Hasil pengujian ini menemukan adanya pengaruh negatif antara

political cost yang ditunjukan dengan ukuran perusahaan terhadap

konservatisme akuntansi. Dimana apabila perusahaan berukuran besar,

asimetri informasi relatif lebih kecil karena perusahaan yang berukuran

besar mengungkapkan lebih banyak informasi kepada publik, dimana hal

tersebut dapat mengurangi permintaan atas akuntansi yang konservatisme

akuntansinya. Hal ini dapat disebabkan perusahaan besar memiliki

aktivitas operasional yang lebih kompleks dibandingkan perusahaan kecil

sehingga manajemen menggunakan akuntansi yang lebih agresif (kurang

konservatif) untuk menunjukkan laba perusahaan yang tinggi.

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Widayanti (2011), Oktomegah (2012) dan Iskandar (2016). Hasil

72

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sulastiningsih dan Husna (2017) dan dan Apriani (2015).

Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan di atas maka

ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Pernyataan Hasil

H1

Debt covenant berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi

Ditolak

H2

Financial distress berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi

Diterima

H3

Struktur kepemilikan manajerial

berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi

Diterima

H4

Political Cost berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi

Diterima

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh debt Covenant, Financial

distress, struktur kepemilikan manajerial dan political cost terhadap

konservatisme akuntansi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode tahun 2013 hingga 2017. Teknik pengambilan sampel

dengan purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 6 perusahaan

selama periode 2013 hingga 2017. Analisis data dilakukan dengan analisis

statistik deskriptif dan regresi linier berganda dengan bantuan software

Eviews 9. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan

maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Debt covenant tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fatmariani (2013), Pambudi (2017), Sulastiningsih dan Husna (2017),

Novita (2017). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Lasdi (2009), Oktomegah (2012), Noviantari dan Ratnadi

(2015) dan Putri (2017).

2. Financial distress berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hasil

penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ningsih (2013), Dewi dan

Suryanawan (2014), Risdiyani dan Kusmuriyanto (2015), Noviantari dan

74

Ratnadi (2015) dan Yanti dkk (2017). Namun tidak sejalan dengan

penelitian Putri (2017) dan Nuraini (2017).

3. Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan Novita (2017), Pambudi

(2017) dan Sari dkk (2014). Namun tidak sejalan dengan penelitian

Wulandari dkk (2014), Risdiyani dan Kumuriyanto (2015) dan Apriani

(2015).

4. Political cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hasil

penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widayanti

(2011), Oktomegah (2012) dan Iskandar (2016). Hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulastiningsih dan Husna

(2017) dan dan Apriani (2015).

B. Saran

Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan yang dirasakan oleh peneliti

selama penelitian ini, maka peneliti memberikan saran untuk perkembangan

penelitian selanjutnya terkait dengan konservatisme akuntansi yang

diterapkan dalam perusahaan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat

memberikan hasil yang lebih maksimal dan lebih berkualitas dengan

mempertimbangkan saran di bawah ini:

1. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya untuk

menambahkan atau mengganti variabel-variabel lain selain variabel yang

75

telah dimasukkan dalam penelitian ini seperti good corporate

governance, risiko litigasi, intensitas modal dan growth opportunities.

2. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya dapat memperluas

ruang lingkup penelitian, sehingga tidak terbatas pada hanya satu industri

saja.

3. Peneliti menyarankan untuk menambah rentang waktu periode penelitian

agar hasil yang didapatkan lebih konsisten.

76

DAFTAR PUSTAKA

Altman, Edward. 1968. “Financial Rations, Descriminant Analysist and The

Prediction of Corporate Bankrupt”y. The Journal of Finance, Vol. XXIII.

No. 4.

Anthony, Robert N, et al. 2007. “Accounting Text & Cases”. Edisi 12, Boston:

McGraw Hill.

Apriani, Meri. 2015. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konservatisme

Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI (2008-

2011)”. JOM FEKON Vol. 2 No. 1

Belkaoui, Ahmed Riahi. 2011. “Accounting Theory: Teori Akuntansi”. Buku 2,

Edisi 5, Jakarta: Salemba Empat.

Beritasatu, 2015. Diakses tanggal 1 September 2018 dari

http://www.beritasatu.com/duni a/334446-toshiba-proyeksikan-rekor-kerugi

an-us-45-m.html.

Bursa Efek Indonesia. 2018. Laporan Keuangan dan Tahunan. www.idx.co.id.

Diakses pada 1 September 2018.

Detikfinance, 2004. Diakses tanggal 1 September 2018 dari

https://m.detik.com/finance/bursa-dan-valas/d-238077/bapepam-dendaman

tan-direksi-indofarma-rp-500-juta.

Dewi, Ni Kd Sri Lesatari dan I ketut Suryanawa. 2014. “Pengaruh Struktur

Kepemilikan Manajerial, Leverage, dan Financial Distress terhadap

Konservatisme Akuntansi”. Jurnal Akuntansi 7.1.

Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta

Fatmariani. 2013. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Debt Convenant dan Growth

Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaa

Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi Universitas

Negeri Padang.

Ghozali, Imam. 2016. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

23”, Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.

Givoly, Dan dan Hayn. 2000. “The Changing Time-series Properties of Earnings,

Cash Flows and Accruals: Has Financial Reporting Become More

Conservative?”. Journal of Accounting and Economics 20 287-320.

77

Hellman, Niclas. 2007. “Under IFRS accounting conservatism”. Stockholm

School of Economics.

Iskandar, Okto Reyhansyah. 2016. “Pengaruh Debt Covenant, Bonus Plan, dan

Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur Subsektor Industri Barang Konsumsi yang

Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015)”, STIE Indonesia Banking School.

Jensen, M. C. dan Meckling, W. H. 1976. “Theory of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial

Economics, Volume 3, No. 4, hal. 305-360.

Lasdi, Lodovicus. 2009. “Pengujian Determinan Konservatisma Akuntansi”.

Jurnal Akuntansi Kontemporer.

Lubis, Arfan ikhsan. 2011. “Akuntansi Keperilakuan”. Vol. 2, Jakarta: Salemba

Empat.

Kabasarang, Dian Christiani. 2012. Adi Setiawan, Bambang Susanto, “Uji

Normalitas dengan Menggunakan Statistik Jarque-Bera”. Prociding,

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Nasir, Azwir. Elfi Ilham dan Yusniati. 2014. “Pengaruh Struktur Kepemilikan

Manajerial, Risiko Litigasi, Likuiditas, dan Political Cost terhadap

Konservatisme Akuntansi”, Jurnal Ekonomi, Vol. 22 No. 2.

Ningsih, Euis. 2013. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan dan

Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. Jurnal Akuntansi,

1(1):11.

Noviantari, Ni Wayan dan Ni Made Dwi Ratnadi. 2015. “Pengaruh Financial

Distress, Ukuran Perusahaan dan Leverage pada Konservatisme akuntansi”.

Jurnal Akuntansi 11.3 (2015): 646-660.

Novita, Elva Chelia. 2017. “Pengaruh kepemilikan manajerial, Debt covenant dan

Growrth Opportunities pada Perusahaan Go Public terhadap Konservatisme

Akuntansi”. JOM FEKON Vol. 4 No. 2.

Nuraini, Ifa. 2017. “Pengaruh Growth Opportunities, Leverage dan Financial

Distress terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Farmasi”.

Artikel Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Perbanas Surabaya.

Oktomegah, Calvin. 2012. “Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan

Konservatisme Pada Perusahaan Manufaktur di BEI”. Jurnal ilmiah

Mahasiswa Akuntansui – Vol. 1, No. 1.

78

Pambudi, Januar Eky. 2017. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Debt

Covenant Terhadap Konservatisme Akuntansi”. Competitive , Vol. 1 No. 1.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Penyajian Laporan Laporan

Keuangan. 2014. Ikatan Akuntansi Indonesia.

Priambodo, Muhammad Setio dan Agus Purwanto. 2015. “Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruh Tingkat Konservatisme Perusahaan-Perusahaan di

Indonesia”. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 4 No. 4.

Putri, Anike Geovani. 2017. “Pengaruh Kesulitan Keuangan, Risiko Litigasi, dan

Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Dagang yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2012-2014)”. JOM FEKON, 4(1):1337-

1350.

Ramadhoni, Zirman, Mudrika. 2014. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan

Perusahaan, Risiko Litigasi, Struktur Kepemilikan Manajerial dan Debt

Convenant Terhadap Konservatisme Akuntansi “. JOM FEKON Vol.1 No.

2.

Risdiyani, Fani dan Kusmuriyanto. 2015. “Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Akuntansi”. Accounting Analysis

Journal 4 (3).

Sari, Dewi Nadia, Yusralaini dan Al-Azhar L. 2014. “Pengaruh Struktur

Kepemilikan Institutional, Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur

Kepemilikan Publik, Debt covenant dan Growth Opportunities Terhadap

Konservatisme Akuntansi”. JOM FEKON Vol 1. No. 2.

Sulastiningsih dan Jaza Anil Husna. 2017. “Pengaruh Debt Covenant, Bonus Plan,

Political Cost, dan Risiko Litigasi terhadap Penerapan Konservatisme

Akuntansi pada Peusahaan Manufaktur”. Jurnal Kajian Bisnis, Vol. 25 No.

1:110-125.

Sulistyanto, Sri. 2008. “Manajemen Laba: Teori Dan Model Empiris”. Jakarta: PT

Grasindo.

Suwardjono. 2014. “Teori Akuntansi Perekayasaan Laporan Keuangan”. Edisi

ketiga, Yogyakarta: BPFE.

Wardhani, Ratna. 2008. “Tingkat Konservatisme Akuntansi Di Indonesia Dan

Hubugannya Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme

Good Corporate Governance”. SNA 11. Ikatan Akuntan Indonesia.

79

Watts, R. L. dan Zimmerman, J. L. 1990. “Positive Accounting Theory”. Prentice

Hall, Englewood Cliff, New Jersey.

Watts, R. 2003. “Conservatism in Accounting part II: Evidence and Research

Opportunities”. Accounting Harizons 17, 287-301.

Wicaksono, Windra Septian dan Herry Laksito. 2012. “Uji Empiris Pengaruh

Faktor-Faktor Konservatisme Akuntansi Dalam Perpajakan”. Diponegoro

Journal of Accounting.

Widayati, Endah. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan

Perusahaan terhadap Konservatisma Akuntansi”. Universitas Diponegoro.

Wulandari, Indah., Andreas, Ilham, Elfi. 2014. “Pengaruh Struktur Kepemilikan

Manajerial, Debt Covenant dan Growth Opportunities Terhadap

Konservatisme Akuntansi“. JOM FEKON Vol. 1 No. 2.

Verawaty. 2011. “Earnings Management Ditinjau dari Sudut Ethnics”. Jurnal

MbiA Universitas Bina Darma.

Yanti, Kadek Bella, Made Arie Wahyuni dan Putu Julianto.2017. “Pengaruh

Struktur Kepemilikan Manajerial, Tingkat Utang, dan Tingkat Kesulitan

Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi”. Journal S1 Ak

Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8

No: 2 Tahun 2017).

LAMPIRAN – LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Daftar Nama Perusahaan

Lampiran 1

Perusahaan Farmasi yang Menjadi Sampel

No. Nama Perusahaan Kode Emiten

1 PT Daya Varia Laboratoria Tbk DVLA

2 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF

3 PT Kalbe Farma Tbk KLBF

4 PT Merck Tbk MERK

5 PT Tempo Scan Pacific Tbk TSPC

6 PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Mucul Tbk SIDO

LAMPIRAN 2

Perhitungan Variabel

Dependen

Lampiran 2

Perhitungan Variabel Dependen (Konservatisme Akuntansi)

1 DVLA 2013 125.796.473.000 - 187.109.920.000 106.931.180.000 1.190.054.288.000 -0,14138 - 1 0,14138

2 KAEF 2013 215.642.329.977 422.313.741.061 253.783.664.733 2.471.939.548.890 0,15541 - 1 0,15541-

3 KLBF 2013 1.970.452.449.686 1.627.900.848.394 927.163.654.212- 11.315.061.275.026 0,39996 - 1 0,39996-

4 MERK 2013 175.444.757.000 68.565.005.000- 133.099.062.000 696.946.318.000 -0,03762 - 1 0,03762

5 TSPC 2013 638.535.108.795 736.165.546.442 448.669.480.614 5.407.957.915.805 0,17123 - 1 0,17123-

6 SIDO 2013 405.943.000.000 200.101.000.000 54.114.000.000 2.951.507.000.000 0,18700 - 1 0,18700-

7 DVLA 2014 80.929.476.000 - 206.636.956.000 104.436.317.000 1.236.247.525.000 -0,18616 - 1 0,18616

8 KAEF 2014 236.531.070.864 456.236.813.214 286.309.255.381 2.968.184.626.297 0,13694 - 1 0,13694-

9 KLBF 2014 2.121.090.581.630 1.874.810.267.561 2.316.125.821.045 12.425.032.367.729 0,13519 - 1 0,13519-

10 MERK 2014 181.472.234.000 - 74.346.344.000 289.826.497.000 716.599.526.000 -0,25495 - 1 0,25495

11 TSPC 2014 584.293.062.124 809.301.105.665 512.956.089.428 5.592.730.492.960 0,15746 - 1 0,15746-

12 SIDO 2014 415.193.000.000 274.066.000.000 369.322.000.000 2.821.399.000.000 0,11340 - 1 0,11340-

13 DVLA 2015 107.894.430.000 - 234.056.067.000 214.166.823.000 1.376.278.237.000 -0,24728 - 1 0,24728

14 KAEF 2015 252.972.506.074 492.000.230.643 175.966.862.348 3.236.224.076.311 0,17582 - 1 0,17582-

15 KLBF 2015 2.057.881.244.459 2.160.877.301.037 2.316.125.821.045 13.696.417.381.439 0,13891 - 1 0,13891-

16 MERK 2015 142.545.462.000 - 80.555.558.000 203.711.206.000 641.646.818.000 -0,22087 - 1 0,22087

17 TSPC 2015 529.218.651.807 910.137.817.881 778.361.981.647 6.284.729.009.203 0,10517 - 1 0,10517-

18 SIDO 2015 437.475.000.000 342.698.000.000 432.896.000.000 2.796.111.000.000 0,12420 - 1 0,12420-

19 DVLA 2016 152.083.400.000 - 253.802.184.000 187.475.539.000 1.531.365.558.000 -0,18885 - 1 0,18885

20 KAEF 2016 271.597.947.663 541.239.880.425 198.050.928.789 4.612.562.541.064 0,13329 - 1 0,13329-

21 KLBF 2016 2.350.884.933.551 2.459.135.208.145 2.427.641.532.150 15.226.009.210.657 0,15647 - 1 0,15647-

22 MERK 2016 153.842.847.000 93.078.358.000- 169.161.270.000 743.934.894.000 -0,14571 - 1 0,14571

23 TSPC 2016 545.493.536.262 954.935.748.917 491.655.348.447 6.585.807.349.438 0,15317 - 1 0,15317-

24 SIDO 2016 480.525.000.000 395.915.000.000 464.748.000.000 2.987.614.000.000 0,13780 - 1 0,13780-

25 DVLA 2017 162.249.293.000 - 274.211.432.000 230.738.193.000 1.640.886.147.000 -0,20885 - 1 0,20885

26 KAEF 2017 331.707.517.461 545.006.107.576 198.050.928.789 6.096.148.972.533 0,11133 - 1 0,11133-

27 KLBF 2017 2.452.251.410.604 2.815.467.860.875 2.008.316.536.066 16.616.239.416.335 0,19616 - 1 0,19616-

28 MERK 2017 144.677.294.000 105.146.313.000- 195.831.865.000 847.006.544.000 -0,18453 - 1 0,18453

29 TSPC 2017 557.339.581.996 1.066.178.320.662 554.164.330.634 7.434.900.309.021 0,14383 - 1 0,14383-

30 SIDO 2017 533.799.000.000 454.203.000.000 640.695.000.000 3.158.198.000.000 0,10997 - 1 0,10997-

x -1 TACCitNo. Kode Emiten Tahun Net Income Depresiasi Arus Kas Dari

Aktivitas Operasi Total Aset CONACCit

Data Sekunder yang diolah (2019)

LAMPIRAN 3

Perhitungan Variabel

Independen

Lampiran 3

Perhitungan Variabel Independen (Debt Covenant)

1 DVLA 2013 1.190.054.288.000 275.351.336.000 0,23138

2 KAEF 2013 2.471.939.548.890 847.584.859.909 0,34288

3 KLBF 2013 11.315.061.275.026 2.815.103.309.451 0,24879

4 MERK 2013 696.946.318.000 184.727.696.000 0,26505

5 TSPC 2013 5.407.957.915.805 1.545.006.061.565 0,28569

6 SIDO 2013 2.951.507.000.000 326.051.000.000 0,11047

7 DVLA 2014 1.236.247.525.000 273.816.042.000 0,22149

8 KAEF 2014 2.968.184.626.297 1.157.040.676.384 0,38981

9 KLBF 2014 12.425.032.367.729 2.607.556.689.283 0,20986

10 MERK 2014 716.599.526.000 162.908.670.000 0,22734

11 TSPC 2014 5.592.730.492.960 1.460.391.494.410 0,26112

12 SIDO 2014 2.821.399.000.000 186.740.000.000 0,06619

13 DVLA 2015 1.376.278.237.000 402.760.903.000 0,29264

14 KAEF 2015 3.236.224.076.311 1.374.127.253.841 0,42461

15 KLBF 2015 13.696.417.381.439 2.758.131.396.170 0,20138

16 MERK 2015 641.646.818.000 168.103.536.000 0,26199

17 TSPC 2015 6.284.729.009.203 1.947.588.124.083 0,30989

18 SIDO 2015 2.796.111.000.000 197.797.000.000 0,07074

19 DVLA 2016 1.531.365.558.000 451.785.946.000 0,29502

20 KAEF 2016 4.612.562.541.064 2.341.155.131.870 0,50756

21 KLBF 2016 15.226.009.210.657 2.762.162.069.572 0,18141

22 MERK 2016 743.934.894.000 161.262.425.000 0,21677

23 TSPC 2016 6.585.807.349.438 1.950.534.206.746 0,29617

24 SIDO 2016 2.987.614.000.000 229.729.000.000 0,07689

25 DVLA 2017 1.640.886.147.000 524.586.078.000 0,31970

26 KAEF 2017 6.096.148.972.533 3.523.628.217.406 0,57801

27 KLBF 2017 16.616.239.416.335 2.722.207.633.646 0,16383

28 MERK 2017 847.006.544.000 231.569.103.000 0,27340

29 TSPC 2017 7.434.900.309.021 2.352.891.899.876 0,31647

30 SIDO 2017 3.158.198.000.000 262.333.000.000 0,08306

LEVNo. Kode Emiten Total Liabilitas Total Aset Tahun

Data Sekunder yang diolah (2019)

Perhitungan Variabel Independen (Financial Distress)

1 DVLA 2013 1.190.054.288.000 913.983.962.000 215.473.310.000 698.510.652.000 0,58696

2 KAEF 2013 2.471.939.548.890 1.810.614.614.537 746.123.148.554 1.064.491.465.983 0,43063

3 KLBF 2013 11.315.061.275.026 7.497.319.451.543 2.640.590.023.748 4.856.729.427.795 0,42923

4 MERK 2013 696.946.318.000 588.237.590.000 147.818.253.000 440.419.337.000 0,63193

5 TSPC 2013 5.407.957.915.805 3.991.115.858.814 1.347.465.965.403 2.643.649.893.411 0,48884

6 SIDO 2013 2.951.507.000.000 2.366.910.000.000 324.747.000.000 2.042.163.000.000 0,69191

7 DVLA 2014 1.236.247.525.000 925.293.721.000 178.583.390.000 746.710.331.000 0,60401

8 KAEF 2014 2.968.184.626.297 2.040.430.857.906 854.811.681.427 1.185.619.176.479 0,39944

9 KLBF 2014 12.425.032.367.729 8.120.805.370.192 2.385.920.172.489 5.734.885.197.703 0,46156

10 MERK 2014 716.599.526.000 595.338.719.000 129.820.145.000 465.518.574.000 0,64962

11 TSPC 2014 5.592.730.492.960 3.714.700.991.066 1.237.332.206.210 2.477.368.784.856 0,44296

12 SIDO 2014 2.821.399.000.000 1.860.438.000.000 181.431.000.000 1.679.007.000.000 0,59510

13 DVLA 2015 1.376.278.237.000 1.043.830.034.000 296.298.118.000 747.531.916.000 0,54315

14 KAEF 2015 3.236.224.076.311 2.100.921.793.619 1.088.431.346.892 1.012.490.446.727 0,31286

15 KLBF 2015 13.696.417.381.439 8.748.491.608.702 2.365.880.490.863 6.382.611.117.839 0,46601

16 MERK 2015 641.646.818.000 483.679.971.000 132.435.895.000 351.244.076.000 0,54741

17 TSPC 2015 6.284.729.009.203 4.304.922.144.352 1.696.486.657.073 2.608.435.487.279 0,41504

18 SIDO 2015 2.796.111.000.000 1.707.439.000.000 184.060.000.000 1.523.379.000.000 0,54482

19 DVLA 2016 1.531.365.558.000 1.068.967.094.000 374.427.510.000 694.539.584.000 0,45354

20 KAEF 2016 4.612.562.541.064 2.906.737.458.288 1.696.208.867.581 1.210.528.590.707 0,26244

21 KLBF 2016 15.226.009.210.657 9.572.529.767.897 2.317.161.787.100 7.255.367.980.797 0,47651

22 MERK 2016 743.934.894.000 508.615.377.000 120.622.129.000 387.993.248.000 0,52154

23 TSPC 2016 6.585.807.349.438 4.385.083.916.291 1.653.413.220.121 2.731.670.696.170 0,41478

24 SIDO 2016 2.987.614.000.000 1.794.125.000.000 215.686.000.000 1.578.439.000.000 0,52833

25 DVLA 2017 1.640.886.147.000 1.175.655.601.000 441.622.865.000 734.032.736.000 0,44734

26 KAEF 2017 6.096.148.972.533 3.662.090.215.984 2.369.507.448.768 1.292.582.767.216 0,21203

27 KLBF 2017 16.616.239.416.335 10.043.950.500.578 2.227.336.011.715 7.816.614.488.863 0,47042

28 MERK 2017 847.006.544.000 569.889.512.000 184.971.088.000 384.918.424.000 0,45445

29 TSPC 2017 7.434.900.309.021 5.049.363.864.387 2.002.621.403.597 3.046.742.460.790 0,40979

30 SIDO 2017 3.158.198.000.000 1.628.901.000.000 208.507.000.000 1.420.394.000.000 0,44975

Total Aset lancar Q1No.Kode

EmitenTahun Total Aset Modal Kerja

Total Liabilitas

Lancar

Data Sekunder yang diolah (2019)

Perhitungan Variabel Independen (Financial Distress)

1 DVLA 2013 1.190.054.288.000 556.874.481.000 0,46794

2 KAEF 2013 2.471.939.548.890 999.160.383.798 0,40420

3 KLBF 2013 11.315.061.275.026 7.633.188.370.750 0,67460

4 MERK 2013 696.946.318.000 472.257.105.000 0,67761

5 TSPC 2013 5.407.957.915.805 3.152.489.729.106 0,58294

6 SIDO 2013 2.951.507.000.000 432.085.000.000 0,14639

7 DVLA 2014 1.236.247.525.000 613.163.957.000 0,49599

8 KAEF 2014 2.968.184.626.297 1.180.157.774.439 0,39760

9 KLBF 2014 12.425.032.367.729 8.900.997.960.322 0,71638

10 MERK 2014 716.599.526.000 513.729.339.000 0,71690

11 TSPC 2014 5.592.730.492.960 3.394.369.263.871 0,60693

12 SIDO 2014 2.821.399.000.000 442.278.000.000 0,15676

13 DVLA 2015 1.376.278.237.000 642.829.395.000 0,46708

14 KAEF 2015 3.236.224.076.311 1.444.833.609.822 0,44646

15 KLBF 2015 13.696.417.381.439 10.006.397.634.607 0,73059

16 MERK 2015 641.646.818.000 433.581.765.000 0,67573

17 TSPC 2015 6.284.729.009.203 3.614.246.377.022 0,57508

18 SIDO 2015 2.796.111.000.000 510.695.000.000 0,18264

19 DVLA 2016 1.531.365.558.000 755.855.409.000 0,49358

20 KAEF 2016 4.612.562.541.064 1.672.566.665.324 0,36261

21 KLBF 2016 15.226.009.210.657 11.415.504.887.067 0,74974

22 MERK 2016 743.934.894.000 542.710.952.000 0,72951

23 TSPC 2016 6.585.807.349.438 3.915.351.093.086 0,59451

24 SIDO 2016 2.987.614.000.000 613.914.000.000 0,20549

25 DVLA 2017 1.640.886.147.000 806.512.172.000 0,49151

26 KAEF 2017 6.096.148.972.533 1.884.351.974.559 0,30911

27 KLBF 2017 16.616.239.416.335 12.787.858.133.966 0,76960

28 MERK 2017 847.006.544.000 575.475.924.000 0,67942

29 TSPC 2017 7.434.900.309.021 4.205.418.414.456 0,56563

30 SIDO 2017 3.158.198.000.000 749.666.000.000 0,23737

Q2No.Kode

EmitenTahun Total Aset

Saldo Laba/ Retained

Earning

Data Sekunder yang diolah (2019)

Perhitungan Variabel Independen (Financial Distress)

1 DVLA 2013 1.190.054.288.000 175.756.777.000 0,14769

2 KAEF 2013 2.471.939.548.890 284.125.432.299 0,11494

3 KLBF 2013 11.315.061.275.026 2.572.522.717.231 0,22735

4 MERK 2013 696.946.318.000 234.707.739.000 0,33677

5 TSPC 2013 5.407.957.915.805 829.935.403.086 0,15347

6 SIDO 2013 2.951.507.000.000 582.658.000.000 0,19741

7 DVLA 2014 1.236.247.525.000 105.866.443.000 0,08564

8 KAEF 2014 2.968.184.626.297 315.611.059.635 0,10633

9 KLBF 2014 12.425.032.367.729 2.763.700.548.048 0,22243

10 MERK 2014 716.599.526.000 205.058.431.000 0,28615

11 TSPC 2014 5.592.730.492.960 742.732.619.498 0,13280

12 SIDO 2014 2.821.399.000.000 545.651.000.000 0,19340

13 DVLA 2015 1.376.278.237.000 144.437.708.000 0,10495

14 KAEF 2015 3.236.224.076.311 338.135.061.189 0,10448

15 KLBF 2015 13.696.417.381.439 2.720.881.244.459 0,19866

16 MERK 2015 641.646.818.000 193.940.841.000 0,30225

17 TSPC 2015 6.284.729.009.203 707.110.932.867 0,11251

18 SIDO 2015 2.796.111.000.000 560.399.000.000 0,20042

19 DVLA 2016 1.531.365.558.000 214.417.056.000 0,14002

20 KAEF 2016 4.612.562.541.064 383.025.924.670 0,08304

21 KLBF 2016 15.226.009.210.657 3.091.188.460.230 0,20302

22 MERK 2016 743.934.894.000 214.916.161.000 0,28889

23 TSPC 2016 6.585.807.349.438 718.958.200.369 0,10917

24 SIDO 2016 2.987.614.000.000 629.082.000.000 0,21056

25 DVLA 2017 1.640.886.147.000 226.147.921.000 0,13782

26 KAEF 2017 6.096.148.972.533 449.710.762.422 0,07377

27 KLBF 2017 16.616.239.416.335 3.241.186.725.992 0,19506

28 MERK 2017 847.006.544.000 205.784.642.000 0,24296

29 TSPC 2017 7.434.900.309.021 744.090.262.873 0,10008

30 SIDO 2017 3.158.198.000.000 681.889.000.000 0,21591

Q3No.Kode

EmitenTahun Total Aset

Laba Sebelum Bunga

dan Pajak (EBIT)

Data Sekunder yang diolah (2019)

Perhitungan Variabel Independen (Financial Distress)

1 DVLA 2013 1.120.000.000 2.200 2.464.000.000.000 275.351.336.000 8,94857

2 KAEF 2013 5.554.000.000 590 3.276.860.000.000 847.584.859.909 3,86611

3 KLBF 2013 46.875.122.110 1.250 58.593.902.637.500 2.815.103.309.451 20,81412

4 MERK 2013 22.400.000 189.000 4.233.600.000.000 184.727.696.000 22,91806

5 TSPC 2013 4.500.000.000 3.250 14.625.000.000.000 1.545.006.061.565 9,46598

6 SIDO 2013 15.000.000.000 700 10.500.000.000.000 326.051.000.000 32,20355

7 DVLA 2014 1.120.000.000 1.690 1.892.800.000.000 273.816.042.000 6,91267

8 KAEF 2014 5.554.000.000 1.465 8.136.610.000.000 1.157.040.676.384 7,03226

9 KLBF 2014 46.875.122.110 1.830 85.781.473.461.300 2.607.556.689.283 32,89726

10 MERK 2014 22.400.000 160.000 3.584.000.000.000 162.908.670.000 22,00006

11 TSPC 2014 4.500.000.000 2.865 12.892.500.000.000 1.460.391.494.410 8,82811

12 SIDO 2014 15.000.000.000 610 9.150.000.000.000 186.740.000.000 48,99861

13 DVLA 2015 1.120.000.000 1.300 1.456.000.000.000 402.760.903.000 3,61505

14 KAEF 2015 5.554.000.000 870 4.831.980.000.000 1.374.127.253.841 3,51640

15 KLBF 2015 46.875.122.110 1.320 61.875.161.185.200 2.758.131.396.170 22,43372

16 MERK 2015 448.000.000 6.775 3.035.200.000.000 168.103.536.000 18,05554

17 TSPC 2015 4.500.000.000 1.750 7.875.000.000.000 1.947.588.124.083 4,04346

18 SIDO 2015 15.000.000.000 550 8.250.000.000.000 197.797.000.000 41,70943

19 DVLA 2016 1.120.000.000 1.755 1.965.600.000.000 451.785.946.000 4,35073

20 KAEF 2016 5.554.000.000 2.750 15.273.500.000.000 2.341.155.131.870 6,52392

21 KLBF 2016 46.875.122.110 1.515 71.015.809.996.650 2.762.162.069.572 25,71023

22 MERK 2016 448.000.000 9.200 4.121.600.000.000 161.262.425.000 25,55834

23 TSPC 2016 4.500.000.000 1.970 8.865.000.000.000 1.950.534.206.746 4,54491

24 SIDO 2016 15.000.000.000 520 7.800.000.000.000 229.729.000.000 33,95305

25 DVLA 2017 1.120.000.000 1.960 2.195.200.000.000 524.586.078.000 4,18463

26 KAEF 2017 5.554.000.000 2.700 14.995.800.000.000 3.523.628.217.406 4,25578

27 KLBF 2017 46.875.122.110 1.690 79.218.956.365.900 2.722.207.633.646 29,10100

28 MERK 2017 448.000.000 8.500 3.808.000.000.000 231.569.103.000 16,44434

29 TSPC 2017 4.500.000.000 1.800 8.100.000.000.000 2.352.891.899.876 3,44257

30 SIDO 2017 15.000.000.000 545 8.175.000.000.000 262.333.000.000 31,16268

Q4No.Kode

EmitenTahun Saham Beredar

Harga Saham

Penutupan Nilai Pasar Ekuitas Total Liabilitas

Data Sekunder yang diolah (2019)

Perhitungan Variabel Independen (Financial Distress)

1 DVLA 2013 1.190.054.288.000 1.101.684.170.000 0,92574

2 KAEF 2013 2.471.939.548.890 4.348.073.988.385 1,75897

3 KLBF 2013 11.315.061.275.026 16.002.131.057.048 1,41423

4 MERK 2013 696.946.318.000 1.193.952.302.000 1,71312

5 TSPC 2013 5.407.957.915.805 6.854.889.233.121 1,26756

6 SIDO 2013 2.951.507.000.000 2.372.364.000.000 0,80378

7 DVLA 2014 1.236.247.525.000 1.103.821.775.000 0,89288

8 KAEF 2014 2.968.184.626.297 4.521.024.379.759 1,52316

9 KLBF 2014 12.425.032.367.729 17.368.532.547.558 1,39787

10 MERK 2014 716.599.526.000 863.207.535.000 1,20459

11 TSPC 2014 5.592.730.492.960 7.512.115.037.587 1,34319

12 SIDO 2014 2.821.399.000.000 2.197.907.000.000 0,77901

13 DVLA 2015 1.376.278.237.000 1.306.098.136.000 0,94901

14 KAEF 2015 3.236.224.076.311 4.860.371.483.524 1,50186

15 KLBF 2015 13.696.417.381.439 17.887.464.223.321 1,30600

16 MERK 2015 641.646.818.000 983.446.471.000 1,53269

17 TSPC 2015 6.284.729.009.203 8.181.481.867.179 1,30180

18 SIDO 2015 2.796.111.000.000 2.218.536.000.000 0,79344

19 DVLA 2016 1.531.365.558.000 1.451.356.680.000 0,94775

20 KAEF 2016 4.612.562.541.064 5.811.502.656.431 1,25993

21 KLBF 2016 15.226.009.210.657 19.374.230.957.505 1,27244

22 MERK 2016 743.934.894.000 1.034.806.890.000 1,39099

23 TSPC 2016 6.585.807.349.438 9.138.238.993.842 1,38757

24 SIDO 2016 2.987.614.000.000 2.561.806.000.000 0,85748

25 DVLA 2017 1.640.886.147.000 1.575.647.308.000 0,96024

26 KAEF 2017 6.096.148.972.533 6.127.479.369.403 1,00514

27 KLBF 2017 16.616.239.416.335 20.182.120.166.616 1,21460

28 MERK 2017 847.006.544.000 1.156.648.155.000 1,36557

29 TSPC 2017 7.434.900.309.021 9.565.462.045.199 1,28656

30 SIDO 2017 3.158.198.000.000 2.573.840.000.000 0,81497

Penjualan Q5No.Kode

EmitenTahun Total Aset

Data Sekunder yang diolah (2019)

Perhitungan Variabel Independen (Financial Distress)

1 DVLA 2013 0,58696 0,46794 0,14769 8,94857 0,92574 0,00704 0,00655 0,00487 0,05369 0,92482 0,99698

2 KAEF 2013 0,43063 0,40420 0,11494 3,86611 1,75897 0,00517 0,00566 0,00379 0,02320 1,75721 1,79503

3 KLBF 2013 0,42923 0,67460 0,22735 20,81412 1,41423 0,00515 0,00944 0,00750 0,12488 1,41282 1,55980

4 MERK 2013 0,63193 0,67761 0,33677 22,91806 1,71312 0,00758 0,00949 0,01111 0,13751 1,71141 1,87710

5 TSPC 2013 0,48884 0,58294 0,15347 9,46598 1,26756 0,00587 0,00816 0,00506 0,05680 1,26629 1,34218

6 SIDO 2013 0,69191 0,14639 0,19741 32,20355 0,80378 0,00830 0,00205 0,00651 0,19322 0,80298 1,01307

7 DVLA 2014 0,60401 0,49599 0,08564 6,91267 0,89288 0,00725 0,00694 0,00283 0,04148 0,89199 0,95048

8 KAEF 2014 0,39944 0,39760 0,10633 7,03226 1,52316 0,00479 0,00557 0,00351 0,04219 1,52164 1,57770

9 KLBF 2014 0,46156 0,71638 0,22243 32,89726 1,39787 0,00554 0,01003 0,00734 0,19738 1,39647 1,61676

10 MERK 2014 0,64962 0,71690 0,28615 22,00006 1,20459 0,00780 0,01004 0,00944 0,13200 1,20338 1,36266

11 TSPC 2014 0,44296 0,60693 0,13280 8,82811 1,34319 0,00532 0,00850 0,00438 0,05297 1,34185 1,41301

12 SIDO 2014 0,59510 0,15676 0,19340 48,99861 0,77901 0,00714 0,00219 0,00638 0,29399 0,77823 1,08794

13 DVLA 2015 0,54315 0,46708 0,10495 3,61505 0,94901 0,00652 0,00654 0,00346 0,02169 0,94806 0,98627

14 KAEF 2015 0,31286 0,44646 0,10448 3,51640 1,50186 0,00375 0,00625 0,00345 0,02110 1,50036 1,53491

15 KLBF 2015 0,46601 0,73059 0,19866 22,43372 1,30600 0,00559 0,01023 0,00656 0,13460 1,30469 1,46167

16 MERK 2015 0,54741 0,67573 0,30225 18,05554 1,53269 0,00657 0,00946 0,00997 0,10833 1,53116 1,66550

17 TSPC 2015 0,41504 0,57508 0,11251 4,04346 1,30180 0,00498 0,00805 0,00371 0,02426 1,30050 1,34151

18 SIDO 2015 0,54482 0,18264 0,20042 41,70943 0,79344 0,00654 0,00256 0,00661 0,25026 0,79264 1,05861

19 DVLA 2016 0,45354 0,49358 0,14002 4,35073 0,94775 0,00544 0,00691 0,00462 0,02610 0,94681 0,98988

20 KAEF 2016 0,26244 0,36261 0,08304 6,52392 1,25993 0,00315 0,00508 0,00274 0,03914 1,25867 1,30878

21 KLBF 2016 0,47651 0,74974 0,20302 25,71023 1,27244 0,00572 0,01050 0,00670 0,15426 1,27117 1,44835

22 MERK 2016 0,52154 0,72951 0,28889 25,55834 1,39099 0,00626 0,01021 0,00953 0,15335 1,38960 1,56896

23 TSPC 2016 0,41478 0,59451 0,10917 4,54491 1,38757 0,00498 0,00832 0,00360 0,02727 1,38618 1,43035

24 SIDO 2016 0,52833 0,20549 0,21056 33,95305 0,85748 0,00634 0,00288 0,00695 0,20372 0,85662 1,07650

25 DVLA 2017 0,44734 0,49151 0,13782 4,18463 0,96024 0,00537 0,00688 0,00455 0,02511 0,95928 1,00119

26 KAEF 2017 0,21203 0,30911 0,07377 4,25578 1,00514 0,00254 0,00433 0,00243 0,02553 1,00413 1,03898

27 KLBF 2017 0,47042 0,76960 0,19506 29,10100 1,21460 0,00565 0,01077 0,00644 0,17461 1,21339 1,41085

28 MERK 2017 0,45445 0,67942 0,24296 16,44434 1,36557 0,00545 0,00951 0,00802 0,09867 1,36421 1,48585

29 TSPC 2017 0,40979 0,56563 0,10008 3,44257 1,28656 0,00492 0,00792 0,00330 0,02066 1,28528 1,32207

30 SIDO 2017 0,44975 0,23737 0,21591 31,16268 0,81497 0,00540 0,00332 0,00713 0,18698 0,81416 1,01698

0,012 Q1 0,014Q2 0,033Q3 0,006Q4 0,999Q5 ZQ1 Q2 Q3 Q4 Q5No.Kode

EmitenTahun

Data Sekunder yang diolah (2019)

Perhitungan Variabel Independen (Stuktur Kepemilikan Manajerial)

1 DVLA 2013 0 1.120.000.000 0,00000

2 KAEF 2013 125.000 5.554.000.000 0,00002

3 KLBF 2013 4.372.500 46.875.122.110 0,00009

4 MERK 2013 0 22.400.000 0,00000

5 TSPC 2013 0 4.500.000.000 0,00000

6 SIDO 2013 0 15.000.000.000 0,00000

7 DVLA 2014 0 1.120.000.000 0,00000

8 KAEF 2014 125.000 5.554.000.000 0,00002

9 KLBF 2014 4.372.500 46.875.122.110 0,00009

10 MERK 2014 0 22.400.000 0,00000

11 TSPC 2014 0 4.500.000.000 0,00000

12 SIDO 2014 0 15.000.000.000 0,00000

13 DVLA 2015 0 1.120.000.000 0,00000

14 KAEF 2015 125.000 5.554.000.000 0,00002

15 KLBF 2015 4.372.500 46.875.122.110 0,00009

16 MERK 2015 0 448.000.000 0,00000

17 TSPC 2015 0 4.500.000.000 0,00000

18 SIDO 2015 0 15.000.000.000 0,00000

19 DVLA 2016 0 1.120.000.000 0,00000

20 KAEF 2016 125.000 5.554.000.000 0,00002

21 KLBF 2016 4.372.500 46.875.122.110 0,00009

22 MERK 2016 0 448.000.000 0,00000

23 TSPC 2016 0 4.500.000.000 0,00000

24 SIDO 2016 0 15.000.000.000 0,00000

25 DVLA 2017 0 1.120.000.000 0,00000

26 KAEF 2017 42.500 5.554.000.000 0,00001

27 KLBF 2017 4.372.500 46.875.122.110 0,00009

28 MERK 2017 0 448.000.000 0,00000

29 TSPC 2017 0 4.500.000.000 0,00000

30 SIDO 2017 0 15.000.000.000 0,00000

No. Tahun MOWNKode Emiten Saham Manajerial Saham Beredar

Data Sekunder yang diolah (2019)

Perhitungan Variabel Independen (Political Cost)

1 DVLA 2013 1.190.054.288.000 27,80502

2 KAEF 2013 2.471.939.548.890 28,53602

3 KLBF 2013 11.315.061.275.026 30,05716

4 MERK 2013 696.946.318.000 27,26997

5 TSPC 2013 5.407.957.915.805 29,31889

6 SIDO 2013 2.951.507.000.000 28,71334

7 DVLA 2014 1.236.247.525.000 27,84310

8 KAEF 2014 2.968.184.626.297 28,71897

9 KLBF 2014 12.425.032.367.729 30,15073

10 MERK 2014 716.599.526.000 27,29778

11 TSPC 2014 5.592.730.492.960 29,35249

12 SIDO 2014 2.821.399.000.000 28,66825

13 DVLA 2015 1.376.278.237.000 27,95040

14 KAEF 2015 3.236.224.076.311 28,80543

15 KLBF 2015 13.696.417.381.439 30,24816

16 MERK 2015 641.646.818.000 27,18730

17 TSPC 2015 6.284.729.009.203 29,46914

18 SIDO 2015 2.796.111.000.000 28,65925

19 DVLA 2016 1.531.365.558.000 28,05718

20 KAEF 2016 4.612.562.541.064 29,15980

21 KLBF 2016 15.226.009.210.657 30,35403

22 MERK 2016 743.934.894.000 27,33522

23 TSPC 2016 6.585.807.349.438 29,51594

24 SIDO 2016 2.987.614.000.000 28,72550

25 DVLA 2017 1.640.886.147.000 28,12626

26 KAEF 2017 6.096.148.972.533 29,43868

27 KLBF 2017 16.616.239.416.335 30,44140

28 MERK 2017 847.006.544.000 27,46497

29 TSPC 2017 7.434.900.309.021 29,63721

30 SIDO 2017 3.158.198.000.000 28,78102

No. Kode Emiten Tahun Total Aset Ln Total Aset

Data Sekunder yang diolah (2019

LAMPIRAN 4

Hasil Perhitungan Variabel

Dependen dan Independen

Lampiran 4

Hasil Perhitungan Variabel Dependen dan Variabel Independen

1 DVLA 2013 0,14138 0,23138 0,99698 0,00000 27,80502

2 KAEF 2013 -0,15541 0,34288 1,79503 0,00002 28,53602

3 KLBF 2013 -0,39996 0,24879 1,55980 0,00009 30,05716

4 MERK 2013 0,03762 0,26505 1,87710 0,00000 27,26997

5 TSPC 2013 -0,17123 0,28569 1,34218 0,00000 29,31889

6 SIDO 2013 -0,18700 0,11047 1,01307 0,00000 28,71334

7 DVLA 2014 0,18616 0,22149 0,95048 0,00000 27,84310

8 KAEF 2014 -0,13694 0,38981 1,57770 0,00002 28,71897

9 KLBF 2014 -0,13519 0,20986 1,61676 0,00009 30,15073

10 MERK 2014 0,25495 0,22734 1,36266 0,00000 27,29778

11 TSPC 2014 -0,15746 0,26112 1,41301 0,00000 29,35249

12 SIDO 2014 -0,11340 0,06619 1,08794 0,00000 28,66825

13 DVLA 2015 0,24728 0,29264 0,98627 0,00000 27,95040

14 KAEF 2015 -0,17582 0,42461 1,53491 0,00002 28,80543

15 KLBF 2015 -0,13891 0,20138 1,46167 0,00009 30,24816

16 MERK 2015 0,22087 0,26199 1,66550 0,00000 27,18730

17 TSPC 2015 -0,10517 0,30989 1,34151 0,00000 29,46914

18 SIDO 2015 -0,12420 0,07074 1,05861 0,00000 28,65925

19 DVLA 2016 0,18885 0,29502 0,98988 0,00000 28,05718

20 KAEF 2016 -0,13329 0,50756 1,30878 0,00002 29,15980

21 KLBF 2016 -0,15647 0,18141 1,44835 0,00009 30,35403

22 MERK 2016 0,14571 0,21677 1,56896 0,00000 27,33522

23 TSPC 2016 -0,15317 0,29617 1,43035 0,00000 29,51594

24 SIDO 2016 -0,13780 0,07689 1,07650 0,00000 28,72550

25 DVLA 2017 0,20885 0,31970 1,00119 0,00000 28,12626

26 KAEF 2017 -0,11133 0,57801 1,03898 0,00001 29,43868

27 KLBF 2017 -0,19616 0,16383 1,41085 0,00009 30,44140

28 MERK 2017 0,18453 0,27340 1,48585 0,00000 27,46497

29 TSPC 2017 -0,14383 0,31647 1,32207 0,00000 29,63721

30 SIDO 2017 -0,10997 0,08306 1,01698 0,00000 28,78102

Political

Cost (PC)No. Kode Emiten Tahun

Konservatisme

Akuntansi (KA)

Debt

Covenant

(LEV)

Financial

Distress

(FD)

Struktur

Kepemilikan

Manajerial

(MOWN)

Data Sekunder yang diolah (2019)

LAMPIRAN 5

Hasil Output Eviews

Hasil Uji Deskriptif

KA LEV FD MOWN PC Mean -0.044217 0.257654 1.324664 1.80E-05 28.76962 Median -0.128745 0.261555 1.352420 0.000000 28.72224 Maximum 0.254950 0.578010 1.877100 9.00E-05 30.44140 Minimum -0.399960 0.066190 0.950480 0.000000 27.18730 Std. Dev. 0.173706 0.119496 0.267831 3.35E-05 0.986864 Skewness 0.462754 0.557948 0.134541 1.636651 0.007433 Kurtosis 2.116786 3.633969 1.953474 3.880930 1.972992

Jarque-Bera 2.045790 2.058923 1.459526 14.36319 1.318708 Probability 0.359553 0.357199 0.482023 0.000760 0.517185

Sum -1.326510 7.729610 39.73992 0.000540 863.0886 Sum Sq. Dev. 0.875039 0.414096 2.080265 3.25E-08 28.24309

Observations 30 30 30 30 30

Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10

Series: ResidualsSample 0001 0030Observations 30

Mean -3.03e-16Median 0.018603Maximum 0.102412Minimum -0.211955Std. Dev. 0.085105Skewness -0.607848Kurtosis 2.408909

Jarque-Bera 2.284135Probability 0.319158

Hasil Uji Multikolonieritas

Variance Inflation Factors Date: 02/17/19 Time: 05:18 Sample: 0001 0030 Included observations: 30

Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF C 0.578362 2065.132 NA

LEV 0.022708 6.501790 1.119181 FD 0.005522 35.96314 1.367137

MOWN 683688.2 3.433979 2.643025 PC 0.000666 1971.621 2.240022

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.778742 Prob. F(2,23) 0.0830

Obs*R-squared 5.838208 Prob. Chi-Square(2) 0.0540

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 2.531367 Prob. F(14,15) 0.0425

Obs*R-squared 21.07836 Prob. Chi-Square(14) 0.0996 Scaled explained SS 10.31162 Prob. Chi-Square(14) 0.7391

Hasil Uji Regresi

Dependent Variable: KA

Method: Least Squares

Date: 02/17/19 Time: 05:12

Sample: 0001 0030

Included observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.618255 0.760501 7.387573 0.0000

LEV 0.224494 0.150691 1.489768 0.1488

FD -0.212999 0.074308 -2.866450 0.0083

MOWN 2130.245 826.8544 2.576324 0.0163

PC -0.190357 0.025814 -7.374167 0.0000

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

R-squared 0.759959 Mean dependent var -0.044217

Adjusted R-squared 0.721553 S.D. dependent var 0.173706

S.E. of regression 0.091661 Akaike info criterion -1.790419

Sum squared resid 0.210045 Schwarz criterion -1.556886

Log likelihood 31.85629 Hannan-Quinn criter. -1.715710

F-statistic 19.78723 Durbin-Watson stat 2.269591

Prob(F-statistic) 0.000000

Hasil Uji t

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.618255 0.760501 7.387573 0.0000

LEV 0.224494 0.150691 1.489768 0.1488

FD -0.212999 0.074308 -2.866450 0.0083

MOWN 2130.245 826.8544 2.576324 0.0163

PC -0.190357 0.025814 -7.374167 0.0000

Hasil Uji F

R-squared 0.759959 Mean dependent var -0.044217

Adjusted R-squared 0.721553 S.D. dependent var 0.173706

S.E. of regression 0.091661 Akaike info criterion -1.790419

Sum squared resid 0.210045 Schwarz criterion -1.556886

Log likelihood 31.85629 Hannan-Quinn criter. -1.715710

F-statistic 19.78723 Durbin-Watson stat 2.269591

Prob(F-statistic) 0.000000