PENGARUH DEBT COVENANT FINANCIAL DISTRESS, STRUKTUR ...
Transcript of PENGARUH DEBT COVENANT FINANCIAL DISTRESS, STRUKTUR ...
PENGARUH DEBT COVENANT, FINANCIAL DISTRESS, STRUKTUR
KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN POLITICAL COST TERHADAP
KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2017)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Disusun Oleh :
Nebila Rizkillah
NIM 11140820000007
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Nebila Rizkillah
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Agama : Islam
4. Alamat : Kp. Dukupinang Rt. 03 Rw. 03 Kel. Bojong
Nangka Kec. Kelapa Dua Kab. Tangerang
15810
5. Telepon : 083813960269
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD (2002-2008) : MI Miftahul Huda Medang
2. SMP (2008-2011 ) : MTS Negeri Pagedangan
3. SMA (2011-2014 ) : SMA Negeri 17 Kabupaten Tangerang
4. S1 ( 2014-2019) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota OSIS MTs Megeri Pagedangan (2010-2011)
2. Ketua Drumband MTs Negeri Pagedangan (2008-2011)
3. Rohis SMA Negeri 17 Kabupaten Tangerang (2012-2014)
4. Anggota Himpunana Mahasiswa Jurusan Akuntansi Divisi Penelitian dan
Pengembangan (2016)
5. Anggota Divisi Humpubdekdok Company visit PT Astra Internasional Tbk
(2016)
6. Anggota Divisi Accounting Fair Kegiatan Gebyar Lomba Akuntansi
(2016)
7. Bendahara KKN GALAKSI 039 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2017)
8. Anggota Komunitas Pencinta Masjid Assyarief Al Azhar BSD (2015-
2019)
viii
The Effect Of Debt Covenant, Financial Distress Managerial Ownership
Stucture and Political Cost to Accounting Conservatism
ABSTRACT
This research aims to examine the effect of debt covenant, financial distress
managerial ownership structure and political cost to accounting conservatism to
pharmacy companies that listed in the Indonesia Stock Exchange during the
period 2013-2017. The sample of this research was chosen by using purposive
sampling and obtained data 30 companies with 6 companies per annum. This
hypothesis testing in this research used multiple linier regression model.
Simultaneously, the result indicates that debt covenant, financial distress,
managerial ownership structure and political cost have significantly effect to
accounting conservatism. Partially, the result indicates that debt covenant has not
effect to accounting conservatism, But Financial distress, managerial ownership
structure and political cost have significantly effect to accounting conservatism.
Keywords: Debt covenant, financial distress, managerial ownership structure,
political cost, accounting conservatism.
ix
Pengaruh Debt Covenant, Financial Distress, Struktur Kepemilikan
Manajerial dan Political Cost terhadap Konservatisme akuntansi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt covenant, financial
distress, struktur kepemilikan manajerial dan political cost terhadap
konservatisme akuntansi pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2013-2017. Sampel penelitian ini dipilih dengan
menggunakan purposive sampling dan diperoleh data sebanyak 30 perusahaan
dengan pertahunnya yaitu 6 perusahaan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan model regresi linier berganda.
Secara simultan, hasil penelitian menunjukan bahwa debt covenant,
financial distress, struktur kepemilikan manajerial dan political cost berpengaruh
signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Secara parsial, hasil penenlitian ini
menunjukan debt covenant tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntasi,
Tetapi financial distress, Struktur kepemilikan manajerial dan political cost
memiliki pengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Kata kunci: Debt covenant, financial distress, struktur kepemilikan manajerial,
political cost, konservatisme akuntansi.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW semoga sampai kepada keluarganya, para sahabatnya dan
selaku kita para umatnya.
Penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Debt Covenant, Financial
Distress, Struktur Kepemilikan Manajerial dan Political Cost terhadap
Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017)” yang dimaksudkan
untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sangat bersyukur atas selesainya
penulisan dan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa banyak pihak
yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, maka dari itu penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ayah Tatang Wahyudi dan Mamah Neneng
Amaliah yang telah memberikan semangat, dukungan, kasih sayang, dan doa
yang tiada henti-hentinya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Kakak dan kakak ipar penulis, Nefita Octafiani dan Sugeng Aji Prasetyo yang
selalu mengingatkan dan memberikan doa, motivasi dan inspirasi kepada
penulis.
3. Ibu Zuwesty Eka Putri, S.E., M.Ak selaku dosen Pembimbing Skripsi yang
telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan pengarahan
dan bimbingan dalan penulisan skripsi ini.
xi
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
serta selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terima kasih untuk semua ilmu pengetahuan yang telah
diajarkan kepada penulis. Semoga ilmu yang telah diberikan bisa bermanfaat
bagi penulis di kemudian hari.
8. Seluruh staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
9. Abangku, Yusuf Adika yang selalu memberikan dukungan, doa serta
semangat. Terimakasih atas semua bantuan dan telah sabar menghadapi keluh
kesah penulis.
10. Keluarga besar Akuntansi 2014, terimakasih atas inspirasi dan doanya serta
motivasi yang diberikan kepada penulis.
11. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Januari 2019
Nebila Rizkillah
xii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 11
A. Tinjauan Literatur .................................................................................. 11
1. Positif Accounting Theory (Teori Akuntansi Positif) .................... 11
2. Agency Theory (Teori Agensi) ...................................................... 13
xiii
3. Konservatisme Akuantansi ............................................................. 15
4. Debt Covenant ................................................................................ 17
5. Financial Distress .......................................................................... 18
6. Struktur Kepemilikan Manajerial ................................................... 20
7. Political Cost .................................................................................. 22
B. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................... 24
C. Rumusan Hipotesis ................................................................................ 29
1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi ....... 29
2. Pengaruh Finansial Distress terhadap Konservatisme Akuntansi . 30
3. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap
KonservatismeAkuntansi ............................................................... 32
4. Pengaruh Political Cost terhadap KonservatismeAkuntansi ........ 34
D. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 37
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 38
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................... 38
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 39
D. Metode Analisis Data ............................................................................ 39
1. Statistik Deskriptif .......................................................................... 40
2. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 40
a. Uji Normalitas ......................................................................... 40
b. Uji Multikolonieritas ............................................................... 41
c. Uji Autokorelasi ...................................................................... 43
xiv
d. Uji Heteroskedastitas ............................................................... 43
3. Uji Hipotesis ................................................................................... 45
a. Uji Regresi Linier Berganda .................................................... 45
b. Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2) ............................... 46
c. Uji t .......................................................................................... 47
d. Uji F ......................................................................................... 48
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ..................................................... 48
1. Variabel Dependen ......................................................................... 49
a. Konservatisme Akuntansi (Y) ................................................ 49
2. Variabel Independen ....................................................................... 50
a. Debt Covenant (X1) ............................................................... 50
b. Financial Distress (X2) .......................................................... 51
c. Struktur Kepemilikan Manajerial (X3) .................................. 52
d. Political Cost ........................................................................... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 56
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ................................................ 56
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ......................................................... 57
1. Hasil Statistik Deskriptif ................................................................ 57
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................. 59
a. Hasil Uji Normalitas ................................................................ 59
b. Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................... 60
c. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 61
d. Hasil Uji Heteroskedastitas ..................................................... 62
xv
3. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 63
a. Hasil Uji Uji Regresi Linier Berganda .................................... 63
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2) ..................... 64
c. Hasil Uji t ................................................................................ 65
d. Hasil Uji F ............................................................................... 66
C. Pembahasan ........................................................................................... 67
1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi ....... 67
2. Pengaruh Financial Distress terhadap Konservatisme Akuntansi . 68
3. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap
KonservatismeAkuntansi ............................................................... 69
4. Pengaruh Political Cost terhadap KonservatismeAkuntansi ........ 71
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 73
A. Kesimpulan ............................................................................................ 73
B. Saran ...................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76
LAMPIRAN ........................................................................................................... 80
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................................... 24
Tabel 3.1 Ringkasan Operasional Variabel ............................................................ 54
Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian ..................................................................... 56
Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan ........................................................................ 57
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskriptif ................................................................................ 58
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 60
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................... 60
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................... 62
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 62
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ......................................................... 63
Tabel 4.9 Hasil UjiKoefisien Determunasi Berganda (R2) .................................... 64
Tabel 4.10 Hasil Uji t ............................................................................................. 65
Tabel 4.11 Hasil Uji F ............................................................................................ 66
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis .................................................. 72
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 36
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas........................................................................... 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengelola sumber daya, yang
menghasilkan barang atau jasa untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan suatu
perusahaan yaitu memaksimalkan laba dan mensejahteraan para pemegang
saham. Oleh karena itu manajer sebagai agen perlu mengolah sumber daya
yang dipercayakan kepadanya demi memaksimalkan laba perusahaan. Laba
perusahaan tercermin di dalam laporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam
mengelola sumber daya perusahaan dan dijadikan informasi keuangan oleh
pihak-pihak yang memiliki kepentingan.
Laporan keuangan harus dibuat berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang telah disusun oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan
kebebasan bagi perusahan untuk memilih metode maupun estimasi akuntansi
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Kebebasan manajemen
dalam memilih metode akuntansi ini membuat laporan keuangan suatu
perusahaan berbeda dengan laporan keuangan perusahaan lainnya, hal ini
berdasarkan laporan keuangan harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip –
prinsip akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku umum agar dapat
2
menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan
bermanfaat bagi setiap penggunanya.
Laporan keuangan menjadi sebuah informasi ekonomi bagi pihak-pihak
yang meiliki kepentingan. Pihak-pihak yang memiliki kepentingan yaitu
pihak intenal dan pihak eksternal. Pihak internal yaitu pemilik perusahaan,
manajer atau pimpinan perusahaan dan karyawan. Salah satu pihak internal
adalah manajer, laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kinerja
suatu perusahaan serta menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat.
Pihak eksternal yaitu investor, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor
lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Salah satu pihak eksternal
adalah investor, laporan keuangan dijadikan bahan pertimbangan investor
dalam berinvestasi. Tentunya Laporan keuangan ini sangat diperlukan oleh
banyak pihak. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan tersebut harus
memenuhi prinsip, atau standar yang berlaku agar relevan dan dapat
dipertanggungjwabkan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (2014) tentang tentang
penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang
3
meliputi, aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan
dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik, dan arus kas.
Salah satu prinsip yang dianut dalam proses pelaporan keuangan adalah
prinsip konservatisme akuntansi. Definisi konservatisme menurut FASB
dalam Hellman (2007) adalah reaksi kehati-hatian atas ketidakpastian untuk
mencoba memastikan bahwa ketidakpastian tersebut dan risiko yang melekat
dapat dipertimbangkan secara memadai. Menurut (Suwardjono, 2014)
konservatisme adalah sikap atau aliran (mazhab) dalam menghadapi
ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar muncul
(outcome) yang terjelek dari ketidakpastian tersebut. Sikap konservatif juga
mengandung makna sikap berhati-hati dalam menghadapi risiko dengan cara
bersedia mengorbankan sesuatu untuk mengurangi atau menghilangkan
risiko. Konservatisme akuntansi apabila diterapkan maka akan menghasilkan
laba dan aset yang cenderung rendah, serta beban dan liabilitas yang
cenderung tinggi. Hal ini di dasarkan pada prinsip konsevatisme akuntansi
yang pada umumnya akan segera mengakui biaya atau rugi yang
kemungkinan besar akan terjadi tetapi tidak mengantisipasi (mengakui lebih
dahulu) untung atau pendapatan yang akan datang walaupun
kemungkinannya besar terjadi (Ramadhoni, 2014). Kecenderungan seperti itu
terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan
pendapatan dan mempercepat pengakuan biaya (Novita, 2017).
4
Terdapat beberapa kasus kecurangan yang terjadi secara tidak langsung
mengindikasikan rendahnya tingkat konservatisme akuntansi yang diterapkan
perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. Diantaranya yaitu
PT Indofarma tersangkut kasus skandal overstate dalam penyajian laporan
keuangan, berdasarkan hasil pemeriksaan BAPEPAM terbukti PT Indofarma
Tbk melaporkan Nilai Barang Dalam Proses dinilai lebih tinggi dari nilai
yang seharusnya (overstated) dalam penyajian nilai persediaan barang dalam
proses pada tahun buku 2001 sebesar Rp 28,87 miliar. Akibat overstated
persedian sebesar Rp 28,87 miliar tersebut, maka Harga Pokok Penjualan
akan understated dan menyebabkan laba bersih juga akan mengalami
overstated dengan nilai yang sama pula (Detikfinance, 2004). Selain itu,
Perusahaan besar asal Jepang Toshiba Corp., memperkirakan kerugian
tahunan mencapai 550 miliar yen atau USD 4,5 miliar pada tahun fiskal yang
berakhir Maret 2016. Tersiar kabar bahwa para eksekutif perusahaan kerap
menekan bawahannya secara sistematis untuk menaikkan laba untuk
menyembunyikan hasil buruk perusahaan (Beritasatu, 2015).
Adanya manipulasi laporan keuangan tersebut dapat menurunkan
kepercayaan pengguna terhadap laporan keuangan yang disajikan perusahaan.
Manipulasi laporan keuangan tersebut dapat terjadi karena adanya
penyalahgunaan wewenang oleh manajer perusahaan tentang metode
akuntansi dan kebijakan yang diambil oleh perusahaan.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyebutkan ada beberapa
metode yang dapat diterapkan guna mengahasilkan laporan keuangan yang
5
konservatif. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdapat beberapa
penerapan prinsip konservatisme akuntansi yaitu PSAK No. 14 memberikan
kebijakan kepada manajemen untuk menghitung biaya persediaan. PSAK No.
16 mengenai aset tetap dan pilihan dalam menghitung penyusutan. PSAK No.
19 mengenai aset tidak terwujud yang berkaitan dengan amortisasi. PSAK
No. 20 mengenai pengakuan biaya riset dan pengembangan.
Perusahaan dapat memilih metode akuntansi yang dianggap sesuai
dengan konidisi perusahaan dan mengantisipasi kondisi perekonomian yang
tidak menentu atau tidak stabil. Penggunaan prinsip konservatisme akuntasi
didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan akan menghadapi ketidakpastian
ekonomi dimasa yang akan datang, sehingga pengukuran dan pengakuan
untuk angka-angka tersebut dilakukan dengan hati-hati (Novita, 2017).
Prinsip akuntansi yang belaku umum memberikan fleksibelitas bagi
manajemen dalam menentukan metode maupun estimasi akuntansi yang
digunakan. Adanya fleksibelitas yang dimiliki oleh manajemen ini dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan setiap perusahaan. Kebebasan manajemen dalam
memilih metode akuntansi yang digunakan dapat membuat laporan keuangan
yang cenderung hati-hati atau konservatif dan juga optimis. Adanya
kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan biasanya dikarenakan
manajemen terlalu optimis menyajikan laporan keuangan sehingga terjadi
overstate yang dapat menyesatkan bahkan merugikan pengguna laporan
keuangan.
6
Prinsip konservatisme akuntansi masih dianggap sebagai suatu prinsip
yang kontroversial karena terdapat banyak pendapat pro dan kontra yang
muncul atas penerapan prinsip ini. Pihak yang kontra terhadap penerapan
prinsip konservatisme berpendapat bahwa dengan diterapkannya prinsip
konservatisme akuntansi dalam menyusun laporan keuangan maka akan dapat
menghasilkan laporan keuangan yang cenderung bias karena tidak
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnyanya. Namun
disisi lain pihak yang pro terhadap penerapan prinsip konservatisme karena
dengan diterapkannya prinsip konservatisme akuntansi dapat mengurangi
biaya keagenan dan mengurangi asimetri informasi. Selain itu pihak yang pro
atau mendudukung penerapan akuntansi berpendapat bahwa dengan
diterapkannya prinsip konservatisme akuntansi dalam menyusun laporan
keuangan maka akan dapat bermanfaat untuk menghindari perilaku
opportunistik manajer yang hendak memanipulasi laba.
Terlepas dari perdebatan tersebut, prinsip akuntansi konservatif masih
digunakan. Adapun alasan prinsip ini masih dipergunakan adalah karena
kecenderungan untuk melebih-lebihkan laba dalam pelaporan keuangan dapat
dikurangi dengan menerapkan sikap pesimisme untuk mengimbangi
optimisme yang berlebihan dari manajer (Noviantari dan Ratnadi, 2015).
Tetapi, penggunaan prinsip konservatisme akuntansi juga tidak dapat
digunakan secara berlebihan karena akan mengakibatkan kesalahan dalam
penyajian laba atau rugi periodiknya yang tidak dapat mencerminkan kondisi
perusahaan sebenarnya.
7
Penelitian-penelitian sebelumnya terkait konservatisme akuntansi sudah
banyak dan hasilnya pun sangat bervariasi. Penelitian tersebut antara lain
dilakukan oleh Sari dkk (2014) meneliti Pengaruh Struktur Kepemilikan Institutional,
Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur Kepemilikan Publik, Debt Covenant dan Growth
Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi pada perusahaan manufaktur
menghasilkan kesimpulan bahwa struktur kepemilikan institusional tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel konservatisme, struktur kepemilikan manajerial berpengaruh
negatif signifikan terhadap variabel konservatisme, struktur kepemilikan publik berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap variabel konservatisme, debt covenant berpengaruh positif
signifikan terhadap variabel konservatisme, growth opportunities berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap variabel konservatisme.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wulandari dkk (2014) meneliti
Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt Covenant Dan Growth Opportunities
terhadap Konservatisme Akuntansi menghasilkan kesimpulan struktur kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, debt covenant dan growth
opportunities berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015)
meneliti Pengaruh Financial Distress, Ukuran Perusahaan, dan Leverage pada
Konservatisme Akuntansi pada perusahaan manufaktur menghasilkan kesimpulan bahwa
financial distress berpengaruh negatif pada konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan
berpengaruh positif pada konservatisme akuntansi, leverage berpengaruh negatif terhadap
konservatisme akuntansi.
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Pambudi (2017) meneliti
Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Debt Covenant terhadap
Konservatisme Akuntansi pada perusahaan manufaktur, menghasilkan
kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan
8
terhadap konservatisme akuntansi dan debt covenant tidak berpengaruh
signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Berdasarkan latar belakang dan hasil penelitian-penelitian terdahulu
yang berbeda-beda, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait
konservatisme akuntansi yang digunakan sebagai variabel dependen
sedangkan variabel independennya adalah Debt Covenant, Financial Distres,
Struktur Kepemilikan Manajerial dan political cost. Dengan demikian,
peneliti memberi judul penelitian ini “Pengaruh Debt Covenant, Financial
Distress, Struktur Kepemilikan Manajerial dan Political Cost Terhadap
Konservatisme Akuntansi”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?
2. Apakah financial distress berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi?
3. Apakah struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi?
4. Apakah political cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?
9
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka secara rinci
tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh debt covenant terhadap konservatisme akuntansi.
2. Menganalisis pengaruh financial distress terhadap konservatisme
akuntansi.
3. Menganalisis pengaruh struktur kepemilikan manjerial terhadap
konservatisme akuntansi.
4. Menganalisis pengaruh political cost terhadap konservatisme akuntansi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat,
praktis maupun teoritis, yaitu:
1. Bagi perusahaan, untuk membantu manajer lebih memahami prinsip
konservatisme, dan menjadi bahan pertimbangan manajer untuk memilih
atau tidak dalam menerapkan prinsip konservatisme dalam
perusahaaannya, demi menciptakan laporan yang berkualitas.
2. Bagi para investor dan calon investor, untuk memberikan informasi dan
membantu para investor dalam membuat keputusan investasi, sehingga
dapat berhati-hati atas informasi yang disajikan pada laporan keuangan
perusahaan.
3. Bagi mahasiswa jurusan akuntansi, dapat dijadikan bahan referensi dan
pembanding bagi penelitian selanjutnya.
10
4. Bagi penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan dan ilmu
pengetahuan, terutama berkenaan dengan prinsip konservatisme.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Positive Accounting Theory (Teori Akuntansi Positif)
Teori akuntansi positif menjelaskan bahwa manajer memiliki
dorongan atau motivasi untuk dapat memaksimalkan kesejahteraannya.
Teori akuntansi positif menjelaskan mengenai hal-hal yang mendorong
manajemen untuk memilih metode akuntansi untuk mencapai tujuan
tertentu.
Teori akuntansi positif memprediksi bahwa manajer cenderung
akan menutupi kinerja yang buruk dengan cara meningkatkan laba.
Kecenderungan manajer untuk menaikkan laba dapat didorong oleh
adanya empat masalah pengontrakan yaitu informasi asimetrik, masa
kerja terbatas manajer, kewajiban terbatas manajer, dan asimetri
pembayaran (asymmetric payoff). Pemegang saham dan kreditur
berusaha menghindari kelebihan pembayaran kepada manajer dengan
meminta penyelenggaraan akuntansi yang konservatif (Watts, 2003).
Menurut Watts dan Zimmerman 1990 terdapat tiga hipotesis teori
akuntansi positif (positive accounting theory). Tiga hipotesis tersebut
adalah:
12
1. Hipotesis program bonus (the bonus plan hypothesis)
Hipotesis ini menyatakan bahwa perusahaan yang
menggunakan bonus plan akan cenderung untuk menggunakan
metode-metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba yang
dilaporkan pada periode berjalan. Hal ini dilakukan untuk
memaksimumkan bonus yang akan mereka peroleh karena
seberapa besar tingkat laba yang dihasilkan sering kali dijadikan
dasar dalam mengukur keberhasilan kinerja. Jika besarnya bonus
tergantung pada besarnya laba, maka perusahaan tersebut dapat
meningkatkan bonusnya dengan meningkatkan laba setinggi
mungkin. Dengan demikian, diperkirakan bahwa perusahaan yang
mempunyai kebijakan pemberian bonus yang berdasarkan pada
laba akuntansi, akan cenderung memilih prosedur akuntansi yang
meningkatkan laba tahun berjalan.
2. Hipotesis perjanjian hutang (the debt covenant hypothesis)
Hipotesis ini berkaitan dengan syarat-syarat yang harus
dipenuhi perusahan di dalam perjanjian hutang (debt covenant).
Sebagian perjanjian, hutang mempunyai syarat-syarat yang harus
dipenuhi peminjam selama masa perjanjian. Pelanggaran terhadap
perjanjian hutang (debt covenant) dapat menimbulkan suatu biaya
serta dapat menghambat kinerja manajemen. Sehingga dengan
meningkatkan laba, perusahaan berusaha untuk mencegah atau
setidaknya menunda hal tersebut.
13
3. Hipotesis biaya politik (the political cost hypothesis)
Dalam hipotesis ini dinyatakan bahwa semakin besar biaya
politis yang dihadapi oleh perusahaan maka semakin besar pula
kecenderungan perusahaan menggunakan pilihan akuntansi yang
dapat mengurangi laba, karena perusahaan yang memiliki tingkat
laba yang tinggi dinilai akan mendapat perhatian yang luas dari
kalangan konsumen dan media yang nantinya juga akan menarik
perhatian pemerintah dan regulator sehingga menyebabkan
terjadinya biaya politis, diantaranya muncul intervensi pemerintah,
pengenaan pajak yang lebih tinggi, dan berbagai macam tuntutan
lain yang dapat meningkatkan biaya politis.
2. Agency Theory (Teori Keagenan)
Teori ini memegang peran penting dalam praktik bisnis
perusahaan. Agency theory menekankan pentingnya pemilik perusahaan
(pemegang saham) menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga-
tenaga profesional (disebut agen) yang lebih mengerti dalam
menjalankan bisnis sehari-hari. Tujuan dari dipisahkannya pengelolaan
dari kepemilikan perusahaan, yaitu agar pemilik perusahaan memperoleh
keuntungan yang maksimal dengan biaya yang efesien dengan
dikelolanya perusahaan oleh tenaga-tenaga profesional. Prinsip utama
teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi
wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima
14
wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerjasama
(Jensen dan Meckling, 1976).
Konsep agency theory menurut Jensen dan Meckling (1976)
mendefinisikan teori agensi merupakan hubungan keagenan sebagai
suatu kontrak yang mana satu atau lebih principal (pemilik)
menggunakan orang lain atau agen (manajer) untuk menjalankan aktifitas
perusahaan. Principal menyediakan fasilitas dan dana untuk kebutuhan
operasi perusahaan, sedangkan agen sebagai pengelola berkewajiban
untuk mengelola perusahaan sebagaimana dipercayakan oleh pemegang
saham (principal), untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara
pemilik sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen yang menjalankan
perusahaan, maka akan muncul permasalahan agensi karena masing-
masing pihak tersebut akan selalu berusaha untuk memaksimalkan fungsi
utilitasnya (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam praktiknya di perusahaan
ternyata agen dalam aktifitasnya kadangkala tidak sesuai dengan kontrak
kerja yang disepakati dari awal untuk meningkatkan kemakmuran
pemegang saham, melainkan cenderung untuk kepentingan sendiri,
sehingga muncullah suatu konflik keagenan.
Lubis (2011) menjelaskan gambaran tentang teori keagenan, dari
sudut pandang teori agensi, pemilik perusahaan (principal) membawahi
manajer (agen) untuk melaksanakan kinerja yang efisien. Principal dan
agen sebenarnya merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan
15
pribadi masing-masing. Agen tidak akan melakukan hal yang terbaik
untuk kepentingan pemilik. Hal ini disebabkan agen juga memiliki
kepentingan memaksimalkan kesejahteraannya. Adanya perbedaan
kepentingan ini yang nanti akan berakibat menimbulkan asimetri
informasi dan juga konflik kepentingan antara agen dengan principal,
dimana masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi
diri sendiri.
3. Konservatisme Akuntansi
Suwardjono (2014) mendefinisikan konservatisme sebagai sikap
atau aliran (mazhab) dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil
tindakan atau keputusan atas dasar munculan (outcome) yang terburuk
dari ketidakpastian tersebut. Konservatisme merupakan konsep dasar
yang menjadi landasan penentuan perlakuan akuntansi dalam kondisi
ketidakpastian (Apriani 2015). Konservatisme juga merupakan reaksi
yang hati-hati dalam menghadapi ketidakpastian yang melekat dalam
perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko
yang inheren dalam lingkungan bisnis sudah cukup dipertimbangkan.
Penerapan prinsip konservatisme akuntansi dalam laporan keuangan
mengimplikasikan kehati-hatian dalam mengakui dan mengukur
pendapatan dan aset.
Sikap konservatif juga mengandung makna sikap berhati-hati
dalam menghadapi risiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu
16
untuk mengurangi atau menghilangkan risiko (Suwardjono, 2014).
Anthony et. al., (2007) menyatakan bahwa konsep konservatisme ini
sering diungkapkan sebagai preferensi terhadap understatement daripada
overstatement dari laba bersih dan aset bersih ketika berhadapan dengan
ketidakpastian pengukuran. Selama beberapa dekade, konsep
konservatisme dinyatakan secara informal sebagai "tidak
mengantisipasi keuntungan tetapi mengantisipasi semua kerugian,"
Konservatisme merupakan suatu prinsip kehati-hatian yang dihadapkan
pada pilihan solusi yang sangat kecil kemungkinannya akan
menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi aset dan laba. Prinsip
konservatisme adalah suatu prinsip yang mengimpikasikan bahwa nilai
terendah dari aset dan pendapatan serta nilai tertinggi dari kewajiban dan
beban yang sebaiknya dipilih untuk dilaporkan. Oleh karena itu, prinsip
konservatisme mengharuskan bahwa akuntan menampilkan sikap
pesimistis secara umum ketika memilih teknik akuntansi untuk
pelaporan keuangan (Belkaoi, 2011).
Menurut watts (2003) konsep konservatisme yaitu menggambarkan
adanya penundaan pengakuan terhadap arus kas masuk masa datang,
yaitu dengan diakuinya biaya atau rugi yang kemungkinan terjadi tetapi
tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang
kemungkinan terjadinya besar. Dengan demikian, konsep konservatisme
dapat diartikan melaporkan informasi akuntansi terendah dari nilai untuk
17
aset dan pendapatan, serta melaporkan informasi akuntansi yang
tertinggi untuk nilai kewajiban dan beban.
Konservatisme menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan
karena dapat mengurangi pembayaran kepada pihak-pihak yang
bersangkutan, seperti pembayaran pajak dan biaya politik lainnya.
Intinya, konservatisme akuntansi tidak mengantisipasi laba yang belum
terjadi. Konservatisme juga menyebabkan laba pada peride kini menjadi
understatement dan mengarahkan pada overstatement pada periode-
periode berikutnya,sebagai akibat understatement terhadap biaya pada
peiode tersebut (Pambudi 2017).
4. Debt Covenant
Menurut Fatmariani (2013) debt covenant (kontrak utang)
merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-
tindakan manajer terhadap kepentingan kreditor, seperti pembagian
deviden yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat yang
telah ditentukan. Debt covenant adalah kontrak yang ditujukan pada
peminjam oleh kreditur untuk membatasi aktivitas yang mungkin
merusak nilai pinjaman dan recovery pinjaman (Cochran, 2001 dalam
Verawaty, 2011).
Perusahaan yang telah go public tentunya tidak akan lepas dari
hutang yang dapat digunakan untuk memperluas usahanya. Fatmariani
(2013) mengungkapkan bahwa terkait dengan renegosiasi kontrak
18
hutang, debt covenant cenderung untuk berpedoman pada angka
akuntansi. Lebih lanjut debt covenant mengindikasikan bahwa manajer
cenderung untuk menyatakan secara berlebihan laba dan aset untuk
mengurangi renegosiasi biaya kontrak hutang (Pambudi, 2017).
Kontrak hutang berisi perjanjian (covenant) yang mengharuskan
peminjam memenuhi syarat-syarat yang disepakati dalam perjanjian
hutang. Watts dan Zimmerman (1990) mengindentifikasikan perjanjian
seperti pembatasan dividen dan pembatasan pembelian kembali saham,
pembatasan modal kerja, pembatasan merger, pembatasan akuisisi,
pembatasan investasi, pembatasan pelepasan aset, pembatasan
pembiayaaan masa depan merupakan debt covenant. Kontrak tersebut
didasarkan pada teori akuntansi positif, yaitu hipotetsis debt covenant,
yang menyatakan semakin dekat suatu perusahan melanggar perjanjian
kontrak hutang, maka manajer cenderung untuk memilih dan menerapkan
metode akuntansi utuk mentransfer laba periode mendatang ke laba
periode berjalan.
5. Financial Distress
Perusahaan sering dihadapkan pada suatu masalah salah satunya
adalah kebangkrutan atau kepailitan, hal tersebut dapat dihindari dengan
cara memprediksi penyebab-penyebab yang yang dapat mengakibatkan
kebangkrutan yaitu dengan melihat adanya financial distress. Financial
distress merupakan munculnya sinyal atau gejala awal kebangkrutan
19
terhadap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu
perusahaan, atau juga kondisi yang terjadi sebelum terjadinya
kebangkrutan atau likuidasi (Fahmi, 2013). Financial distress dimulai
dari ketidakmampuan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya,
terutama kewajiban yang bersifat jangka pendek (Putri, 2017).
Altman (1968) membagi financial sitress menjadi empat definisi,
antara lain:
1) Economic failure (Kegagalan Ekonomi)
Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan
dimana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya,
termasuk biaya modal. Bisnis ini dapat melanjutkan operasinya
sepanjang kreditur mau menyediakan modal dan pemiliknya mau
menerima tingkat pengembalian (rate of return) di bawah tingkat
bunga pasar.
2) Business failure (Kegagalan bisnis)
Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang
menghentikan kegiatan operasional perusahaan dikarenakan adanya
ketidakmampuan untuk menghasilkan laba atau penghasilan yang
diperoleh tidak cukup untuk menutupi pengeluarannya.
3) Insolvency in bankruptcy
Insolvency dapat dibedakan dalam 2 kategori yaitu:
20
a) Technical insolvency
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical
insolvency jika tidak dapat memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh
tempo. Ketidakmampuan membayar hutang secara teknis
menunjukkan kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, yang
jika diberi waktu, perusahaan mungkin dapat membayar hutangnya
dan survive. Di sisi lain, jika technical insolvency adalah gejala
awal kegagalan ekonomi, ini mungkin menjadi perhentian pertama
menuju bencana keuangan (financial disaster).
b) Insolvency in Bankcrupty sense
Insolvency in Bankcrupty sense terjadi ketika total kewajiban
lebih besar dari nilai pasar total aset perusahaan. Hal ini
menyebabkan perusahaan memiliki ekuitas negatif.
4) Legal Bankcupty
Legal Bankcupty merupakan sebuah bentuk formal
kebangkrutan dan telah disahkan secara hukum.
6. Struktur Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan merupakan salah satu faktor intern perusahaan yang
menentukan kemajuan perusahaan. Pemilik atau yang dikenal dengan
pemegang saham adalah penyedia dana bagi perusahaan. Saham
merupakan bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan sebanding
dengan jumlah saham yang dimilikinya. Seseorang pemegang saham ikut
21
memiliki segala sesuatu yang menjadi milik perusahaan dan juga ikut
dalam hal menanggung risiko dan kewajiban perusahaan (Wulandari dkk
2014).
Struktur kepemilikan manajerial mencerminkan persentase jumlah
saham yang dimiliki manajemen dari seluruh jumlah saham yang ada
dalam perusahaan (Wulandari dkk, 2014). Menurut Aida dalam Sabrinna
(2010) kepemilikan saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang
dimiliki oleh para manajemen. Pada dasarnya pemilihan metode
akuntansi juga dipengaruhi oleh manajer. Dengan kata lain kepemilikan
manajer menentukan kebijakan dan pilihan manajemen terhadap metode
akuntansi termasuk konservatif.
Suatu ancaman bagi perusahaan apabila manajer bertindak untuk
kepentingan pribadi bukan untuk kepentingan perusahaan. Pemegang
saham dan manajer memiliki kepentingan masing-masing dalam
memaksimalkan tujuannya. Manajer bertindak untuk kepentingan pribadi
yaitu memperoleh bonus dari pihak investor dan pemegang saham
memiliki kepentingan yaitu mendapatkan dividen atas saham. Salah satu
cara untuk menyelarasakan antara kepentingan pemilik dan manajemen
adalah dengan melibatkan manajemen dalam struktur kepemilikan yang
lebih besar.
Dengan meningkatnya kepemilikan saham oleh manajer maka akan
berdampak baik bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan karena
manajer memiliki tanggung jawab untuk mensejahterakan pemilik yang
22
tidak lain adalah dirinya sendiri (Sari dkk, 2014). Dengan demikian
manajer akan berhati-hati dalam mengawasi kinerja perusahaan.
7. Political Cost
Political cost adalah biaya politik perusahaan yang timbul dari
adanya konflik kepentingan antara perusahaan (manajer) dengan
pemerintah, dimana perusahaan dianggap ikut bertanggung jawab atas
kepentingan sosial masyarakat. Pemerintah sebagai wakil dari
masyarakat memiliki kewenangan untuk melakukan pengalihan kekayaan
dari perusahaan kepada masyarakat sesuai dengan peraturan yang berlaku
(peraturan perpajakan maupun peraturan lainnya) (Oktomegah, 2012).
Proses pengalihan kekayaan tersebut didasarkan pada informasi
akuntansi, seperti laba perusahaan atau informasi akuntansi lainnya
(Novita, 2017). Semakin besar tingkat pendapatan atau penjualan
perusahaan, membuat semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan.
Dalam political cost hypothesis, perusahaan besar diprediksikan
lebih sensitif terhadap adanya biaya politik daripada perusahaan kecil
(Watts dan Zimmerman, 1990). Perusahaan besar biasanya lebih diawasi
oleh pemerintah dan masyarakat. Biaya politis mencakup semua biaya
atau transfer kekayaan yang harus ditanggung perusahaan terkait
tindakan-tindakan antitrust, regulasi, subsidi pemerintah, tarif pajak,
tuntutan buruh, dan sebagainya (Nasir et al, 2014). Jika perusahaan besar
23
mempunyai laba yang tinggi secara relatif permanen, maka pemerintah
dapat terdorong untuk menaikkan pajak dan meminta layanan publik
yang lebih tinggi kepada perusahaan.
24
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
1 Pambudi
(2017)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial dan Debt
Covenant Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel kepemilikan
manajerial, debt
covenant dan
konservatisme
akuntansi.
Alat uji statistik
analisis regresi
berganda.
Penelitian pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar
di BEI periode tahun 2010-
2012.
- Kepemilikan manajerial berpengaruh
positif signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
- Debt covenant tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.
2 Novita
(2017)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial, Debt
Covenant, Dan
Growth
Opportunities Pada
Perusahaan Go
Public Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel kepemilikan
manajerial, debt
covanant dan
konservatisme
akuntansi.
Variabel growth
opportunities.
Penelitian pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar
di BEI periode tahun 2011-
2016.
Metode analisis data yang
digunakan adalah analisis
regresi logistik (logistic
regression).
- Kepemilikan Manajerial berpengaruh
positif terhadap Konservatisme
Akuntansi.
- Debt Covenant tidak berpengaruh
terhadap Konservatisme Akuntansi.
- Growth Opportunities berpengaruh
positif terhadap Konservatisme
Akuntansi.
Berlanjut ke halaman berikutnya
25
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
3 Putri
(2017)
Pengaruh Kesulitan
Keuangan, Risiko
Litigasi, Dan Leverage
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel kesulitam
keuangan dan
konservatisme
akuntansi.
Alat uji analisis
regresi linier
berganda.
Variabel risiko litigasi dan
leverage.
Penelitian pada perusahaan
trading yang terdaftar di
BEI periode tahun 2012-
2014.
- Kesulitan keuangan secara partial
tidak berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
- Risiko litigasi secara partial tidak
berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
- Leverage secara partial berpengaruh
negatif signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
4 Sulastiningsih
dan Husna
(2017)
Pengaruh Debt
Covenant, Bonus
Plan, Political Cost
dan risiko litigasi
terhadap penerapan
konservatisme
akuntansi
Variabel debt
covenant dan
konservatisme
akuntansi.
Alat Uji analisis
regresi linier
berganda.
Variabel bonus plan,
political cost dan risiko
litigasi.
Penelitian pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar
di BEI periode tahun 2010-
2014.
- Debt covenant tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.
- Bonus plan tidak berpengaruh
signifikan terhadap konservatisme
akuntansi.
- political cost tidak secara signifikan
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
- risiko litigasi secara signifikan
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
Berlanjut ke halaman berikutnya
26
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
5 Iskandar
(2016)
Pengaruh Debt
Covenant, Bonus Plan,
dan Political Cost
terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel
konservatisme
akuntansi, debt
covenant, political
cost.
Alat uji statistik
analisis regresi
berganda.
Variabel bonus plan.
Sampel penelitian
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI
periode tahun 2012-2015.
-Debt covenant berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
-Bonus plan berpengaruh negatif
signifikan terhadap konservatisme
akuntansi.
-Political cost berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme akuntansi
6 Ridiyani dan
Kusmuriyanto
(2015)
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Penerapan
Konservatisme
Akuntansi
Variabel financial
distress dan
konservatisme
akuntansi. Alat uji
statistik analisis
regresi berganda.
Variabel mekanisme good
corporate governance,
leverage dan pertumbuhan
perusahaan. Sampel
penelitian perusahaan
manufaktur yang terdaftar
di BEI periode tahun 2011-
2013.
- Kepemilikan institusional dan
financial distress berpengaruh negatif
terhadap konservatisme akuntansi.
- Leverage dan pertumbuhan
perusahaan berpengaruh positif
terhadap konservatisme akuntansi.
- Kepemilikan manajerial dan
komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
- Hasil pengujian simultan
menunjukkan bahwa seluruh variabel
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
Berlanjut ke halaman berikutnya
27
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
7 Noviantari dan
Ratnadi
(2015)
Pengaruh Financial
Distress, Ukuran
Perusahaan, dan
Leverage pada
Konservatisme
Akuntansi
Variabel financial
distress dan
konservatisme
akuntansi.
Alat uji analisis
regresi linier
berganda.
Variabel ukuran perusahaan
dan leverage.
Penelitian pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar
di BEI periode tahun 2010-
2013.
- Financial distress berpengaruh
negatif pada konservatisme akuntansi.
- Ukuran perusahaan berpengaruh
positif pada konservatisme akuntansi.
- Leverage berpengaruh negatif
terhadap konservatisme akuntansi.
8 Apriani
(2015)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Konservatisme
Akuntansi pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar Di BEI
(2008-2011)
Variabel kepemilikan
manajerial dan
konservatisme
akuntansi.
Alat uji statistik
analisis regresi linier
berganda.
Variabel insetif pajak,
tingkat utang, political cost.
Penelitian pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2008-2011.
- Intensif pajak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
- Kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
- Tingkat utang tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.
- Political cost tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.
9 Dewi dan
Suryanawa
(2014)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan
Manajerial, Leverage,
Dan Financial
Distress Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel struktur
kepemilikan
manajerial, financial
distress dan
konservatisme
akuntansi.
Alat uji analisis
regresi linier
berganda.
Variabel leverage.
Penelitian pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar
di BEI periode tahun 2009-
2011.
- Struktur kepemilikan manajerial dan
leverage mempunyai pengaruh
signifikan positif pada konservatisme
akuntansi.
- Financial distress mempunyai
pengaruh signifikan negatif terhadap
konservatisme akuntansi.
Berlanjut ke halaman berikutnya
28
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
10 Wulandari dkk
(2014)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan
Manajerial, Debt
Covenant Dan Growth
Opportunities
terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel struktur
kepemilikan
manajerial, debt
covenant dan
konservatisme
akuntansi.
Alat uji statistik
analisis regresi
berganda.
Variabel growth
opportunities.
Penelitian pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar
di BEI peiode tahun 2010-
2012.
- Struktur Kepemilikan Manajerial
tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
- Debt covenant dan growth
opportunities berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
11 Sari dkk
(2014)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan
Institutional, Struktur
Kepemilikan
Manajerial, Struktur
Kepemilikan Publik,
Debt Covenant dan
Growth Opportunities
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel struktur
kepemilikan
manajaerial, debt
covenant dan
konservatisme
akuntansi.
Alat uji statistik
analisis regresi
berganda.
Variabel struktur
kepemilikan instusional,
stuktur kepemilikan publik
dan growth opportunities.
Penelitian pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar
di BEI periode tahun 2010-
2012.
- Struktur kepemilikan institusional
tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel konservatisme.
- Struktur kepemilikan manajerial
berpengaruh negatif signifikan
terhadap variabel konservatisme.
- Struktur kepemilikan publik
berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap variabel konservatisme.
- Debt covenant berpengaruh positif
signifikan terhadap variabel
konservatisme.
- Growth opportunities berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap
variabel Konservatisme.
Sumber : Diolah dari berbagai referensi
29
C. Rumusan Hipotesis
1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi
Dalam teori akuntansi positif Watts dan Zimmerman (1990)
menyatakan tiga hipotesis yaitu, bonus plan hypothesis, debt covenant
hypothesis, dan political cost hypothesis. Lebih lanjut debt covenant
hypothesis menyatakan bahwa ketika perusahaan mulai mendekati
terjadinya pelanggaran terhadap perjanjian hutang maka manajer
perusahaan akan berusaha untuk menghindari terjadinya perjanjian
hutang tersebut dengan memilih metode-metode akuntansi yang dapat
meningkatkan laba. Debt covenant hypothesis memprediksikan bahwa
manajer ingin meningkatkan laba dan aset untuk mengurangi biaya
renegoisasi biaya kontrak hutang ketika perusahaan berusaha melanggar
kontrak hutangnya.
Debt covenant merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi
pinjaman dari tindakan-tindakan manajer terhadap kepentingan kreditor
seperti deviden yang berlebihan, pinjaman tambahan, atau membiarkan
modal kerja dan kekayaan pemilik berada di bawah tingkat yang telah
ditentukan, yang mana semuanya menurunkan keamanan (atau
menaikkan risiko) bagi kreditur yang telah ada. Dalam menyikapi adanya
pelanggaran atas perjanjian hutang yang telah jatuh tempo, manajer akan
berupaya menghindarinya dengan memilih kebijakan akuntansi yang
menguntungkan dirinya, seperti menstransfer laba periode mendatang ke
periode berjalan, karena hal tersebut dapat mengurangi risiko. Hal ini
30
bertentangan dengan konsep konservatif ditunjukkan dengan tindakan
pengakuan pendapatan lebih awal (menstransfer laba periode mendatang
ke periode berjalan) yang seharusnya tidak cepat mengakui pendapatan
melainkan segera mengakui adanya beban (Fatmariani, 2013).
Untuk mengidentifikasi debt covenant adalah dengan menggunakan
proksi dari tingkat leverage. Leverage merupakan perbandingan total
hutang dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Rasio tersebut
digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang
dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko hutang tidak
tertagih. Ketika perusahaan mempunyai hutang relatif tinggi, maka
kreditor mempunyai hak lebih besar untuk mengetahui dan mengawasi
penyelenggaraan operasional perusahaan. Hak yang lebih besar tersebut
untuk mengurangi asimetri informasi di antara kreditor dengan manajer
perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif
sebagai berikut:
H1: Debt Covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
2. Pengaruh Financial distress terhadap Konservatisme Akuntansi
Perusahaan yang mengalami kondisi keuangan yang bermasalah
dapat mendorong pergantian manajer. Tentunya, kondisi ini sangat
dihindari oleh manajer. Kegagalan manajer dapat tercermin melalui
laporan keuangan yang disajikan. Manajer yang mengalami kegagalan
dalam mengelola perusahaan akan ditujukan dengan kondisi keuangan
31
yang buruk, dan kondisi tersebut mencerminkan tingkat kesulitan
keuangan perusahaan yang tinggi.
Kesulitan keuangan merupakan tahap penurunan kondisi keuangan
yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi.
Financial distress dimulai dengan ketidakmampuan perusahaan
memenuhi kewajiban-kewajibannya, terutama kewajiban yang bersifat
jangka pendek termasuk kewajiban likuiditas, dan juga termasuk
kewajiban dalam kategori solvabilitas (Fahmi, 2013). Prediksi mengenai
perusahaan yang mengalami financial distress dijadikan suatu analisis
yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti kreditur,
investor maupun manajemen.
Keadaan perusahaan yang mengalami Financial distress dapat
mendorong pemegang saham untuk mengganti manajer perusahaan
karena manajer dianggap tidak mampu mengelola perusahaan dengan
baik. Hal tersebut akan mendorong manajer untuk menyajikan laporan
keuangan yang tidak menerapakan prinsip konservatisme akuntansi.
Sehingga ketika financial distress tinggi akan memberikan pengaruh
untuk menyajikan laporan keuangan yang tidak menganut prinsip
konservatisme agar laporan keuangan tidak menyajikan beban, biaya dan
hutang yang lebih tinggi (Putri, 2017).
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai
berikut:
32
H2: Financial Distress berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
3. Pengaruh Struktur Kepemilikan Managerial terhadap Akuntansi
Jensen dan Meckling (1976) membentuk suatu teori yang
menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh manajemen akan
menurunkan permasalahan agensi karena semakin banyak saham yang
dimiliki oleh manajemen maka semakin kuat motivasi mereka untuk
bekerja dalam meningkatkan nilai saham perusahaan. Hal ini pernah
diungkap oleh Wardhani (2008) yang menyatakan bahwa apabila inside
directors dan manajemen menjalankan fungsi pengawasannya dengan
baik, maka ia akan mensyaratkan informasi dari pelaporan keuangan
yang memiliki kualitas tinggi sehingga mereka akan menuntut
penggunaan prinsip konservatisme yang lebih tinggi pula. Apabila
kepemilikan saham oleh pihak manajer lebih tinggi, maka perusahaan
cenderung akan menerapkan prinsip akuntansi yang konservatif
(Risdiyani dan Kusmuriyanto, 2015).
Semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajmen
memunculkan perasaan rasa memiliki manajer terhadap suatu perusahaan
tersebut sehingga manajer tidak hanya memikirkan bonus yang akan
didapatkan apabila labanya tinggi tetapi manajer juga lebih
mementingkan kontinuitas perusahaan dalam jangka panjang sehingga
manajer tertarik untuk mengembangkan perusahaan (Novita 2017).
33
Kepemilikan oleh inside directors dan manajemen ini dapat
berperan sebagai fungsi monitoring dalam proses pelaporan keuangan,
dan juga dapat menjadi faktor pendorong dilakukannya ekspropriasi
terhadap pemegang saham minoritas. Apabila inside directors dan
manajemen menjalankan fungsi monitoringnya dengan baik, maka ia
akan mensyaratkan informasi dari pelaporan keuangan yang memiliki
kualitas tinggi sehinga mereka akan menuntut penggunaan prinsip
konservatisme yang lebih tinggi pula (Risdiyani dan Kusmuriyanto,
2015).
Kepemilikan manajerial berkaitan erat dengan penerapan prinsip
konservatisme akuntansi dalam pelaporan keuangan. Manajer cenderung
menjadi sumber informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini ataupun
masa yang akan datang. Keterbatasan pandangan serta keterbatasan
tanggung jawab manajer menyebabkan timbulnya suatu masalah
keagenan antara manajer dan pemegang saham.
Biaya keagenan timbul karena usaha manajer untuk memindahkan
kekayaan perusahaan pada dirinya dan mengabaikan peran utamanya,
yaitu mengatur perusahaan secara efektif serta menciptakan nilai bagi
pemegang saham (LaFond dan Roychowdhury dalam Fatmariani, 2013).
Hasil penelitian LaFond dan Roychowdhury menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial berhubungan negatif signifikan dengan
konservatisme akuntansi. Semakin rendah kepemilikan manajerial maka
permintaan ditetapkannya konservatisme akuntansi semakin tinggi. Oleh
34
karena itu, konservatisme muncul sebagai suatu mekanisme potensial
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah keagenan antara manajer
dan pemegang saham karena adanya pemisahan fungsi kepemilikan dan
pengendalian perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis
alternatif sebagai berikut:
H3: Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
4. Pengaruh Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi
Political cost hypothesis memprediksikan bahwa perusahaan besar
lebih sensitif daripada perusahaan kecil terkait dengan biaya politis
(Watts & Zimmerman, 1990). Biaya politis timbul karena adanya konflik
kepentingan antara perusahaan (manajer) dan pemerintah sebagai
pembuat kebijakan. Perusahaan besar dapat menimbulkan biaya politis.
Perusahaan besar cenderung melaporkan keuangannya secara konservatif
untuk mengurangi biaya politis. Dalam suatu perusahaan besar yang
memiliki biaya politik tinggi, akan mendorong manajer untuk memilih
metode akuntansi yang menangguhkan laba yang dilaporkan dari periode
sekarang ke periode masa mendatang sehingga dapat memperkecil laba
yang dilaporkan. Adanya biaya politik dikarenakan profitabilitas
perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian media dan konsumen.
Ukuran perusahaan atau firm size seringkali digunakan untuk
menjelaskan political cost hypothesis.
35
Ukuran perusahaan yang besar cenderung memiliki risiko
perusahaan dan intensitas modal yang tinggi, begitu juga sebaliknya.
Biaya politik bervariasi terhadap risiko perusahaan, dan perusahaan yang
berisiko tinggi lebih besar kemungkinannya untuk memilih portofolio
prosedur yang menurunkan laba atau laporan keuangan cenderung
konservatif (Priambodo & Purwanto, 2015). Hal tersebut menunjukkan
semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar pula biaya politis yang
harus dibayarkan, sehingga untuk mengurangi biaya tersebut manajer
perusahaan berusaha melaporkan labanya secara konservatif agar laba
tidak terlalu tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif
sebagai berikut:
H4: Political Cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
36
D. Kerangka Pemikiran
Skema Kerangka berpikir pada penelitian “Pengaruh Debt Covenant,
Financial Distress, Struktur Kepemilikan Manajerial dan Political Cost
terhadap Konservatisme Akuntansi” dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Berlanjut ke halaman berikutnya
Prinsip akuntansi yang
constraint diantaranya adalah
conservatism, yaitu reaksi yang
hati-hati terhadap laporan
keuangan menghadapi
ketidakpastian yang melekat
pada perusahaan.
Kasus-kasus overstatement
laporan keuangan perusahaan atas
perintah manajemen.
GAP
Pengaruh Debt Covenant, Financial Distress, Struktur Kepemilikan
Manajerial Dan Political Cost Terhadap Konservatisme Akuntansi
Basis Teori: Positive Accounting Theory, Agency Theory.
Konservatisme
Akuntansi (Y)
Debt Covenant (X1)
Struktur Kepemilikan Manajerial (X3)
Financial Distress (X2)
Political Cost (X4)
37
Lanjutan Gambar 2.1
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Metode Analisis : Regresi
Linear Berganda
Hasil Yang Diharapkan
Kesimpulan dan Saran
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausalitas yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel. Tujuan penelitian ini
untuk memperlihatkan ada atau tidaknya pengaruh dari debt covenant (X1),
financial distress (X2), struktur kepemilikan manajerial (X3) dan political
cost (X4) sebagai variabel independen terhadap variabel dependen yaitu
konservatisme akuntansi (Y). Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013 sampai
dengan tahun 2017.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013 sampai dengan tahun
2017. Metode Penentuan sampel yang digunakan peneliti dalam melakukan
penelitian adalah metode pemilihan sampel (purposive sampling) dengan
teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling), yaitu metode
pemilihan sampel secara tidak acak yang artinya sampel dipilih secara
sengaja sesuai persyaratan informasi yang diperlukan. Elemen populasi
dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberikan
informasi berdasarkan pertimbangan dengan kriteria sebagai berikut:
39
1. Perusahaan farmasi yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.
2. Perusahaan farmasi yang mempublikasikan laporan tahunan di Bursa
Efek Indonesia secara konsisten dan lengkap selama periode tahun 2013
sampai dengan tahun 2017.
3. Perusahaan farmasi yang mempublikasikan laporan keuangannya
dinyatakan dalam mata uang rupiah.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data penelitian yang didapatkan secara tidak langsung atau
didapatkan melalui media perantara. Data sekunder didapatkan dari berbagai
sumber seperti buku, jurnal, skripsi, artikel dan media lainnya. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari media internet dengan
cara mendownload laporan tahunan perusahaan farmasi yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia periode 2013 sampai dengan tahun 2017 melalui situs
resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan alamat website www.idx.co.id.
D. Metode Analisis Data
Alat analisis yang digunakan berupa Microsoft Excel dan Eviews.
Microsoft Excel digunakan untuk mengumpulkan data setiap variabel yang
akan dimasukan ke dalam Eviews. Sedangkan Eviews berfungsi untuk
menganalisis data dan perhitungan statistik. Program Eviews yang digunakan
40
dalam penelitian ini adalah Eviews 9. Setelah data-data diolah oleh Eviews,
maka selanjutnya dilakukan analsis. Adapun analisis yang dilakukan sebagai
berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan data,
peringkasan data, penyamplingan dan penyajian hasil peringkasan
tersebut. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, sum,
range, nilai maksimum, nilai minimum, kurtosis dan skewness
(kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2016). Di dalam penelitian ini
analisis statistik deskriptif digunakaan untuk mengetahui gambaran
mengenai debt covenant, financial distress, struktur kepemilikan
manajerial, polical cost dan konservatisme akuntansi.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan
penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik yang
digunakan didalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji
multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen, variabel independen atau kedua-
duanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika variabel tidak
41
terdistribusi secara normal maka hasil uji statistik akan terdegradasi
(Ghozali, 2016).
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan
metode Jarque-Bera. Uji Jarque-Bera merupakan salah satu untuk
menguji data apakah terdistribusi normal atau tidak. Uji Jarque-Bera
menggunakan ukuran skewness dan kurtosis, dimana statistik
Jarque-Bera mengikuti distribusi chi-kuadrat dengan derajat bebas
dua untuk sampel besar (Kabasarang et.al, 2012).
Pengujian menggunakan statistik Jarque-Bera dengan
hipotesis sebagai berikut (Kabasarang et.al, 2012):
1) H0: populasi yang berdistribusi normal
2) HA: populasi yang tidak terdistribusi normal
Model penelitian dapat dilihat melalui uji normalitas dengan
Jarque-Bera dengan kriteria (Hidayat, 2017):
1) Jika probability < 0,05, maka HA diterima dan H0 ditolak
2) Jika probability > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak
b. Uji Multikolonieritas
Multikolinearitas merupakan peristiwa dimana terjadi linier
yang mendekat sempurna antar dua variable bebas. Uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara
variable bebas atau tidak. menguji apakah model regresi ditemukan
42
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Data
multikolinearitas berhubungan dengan data standard error yang
akan terjadi, apabila uji data menunjukkan multikolinearitas yang
tinggi maka koefisien regresi X akan sulit ditentukan dan
mempunyai nilai standard yang tinggi, begitupun yang terjadi
sebaliknya.
Menurut Suliyanto (2011) multikolinearitas merupakan
peristiwa dimana terjadi linier yang mendekat sempurna antar dua
variable bebas. Adanya multikolinieritas atau korelasi yang tinggi
antar variabel independen dapat dideteksi dengan beberapa cara,
salah satunya yaitu Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Untuk mengetahui data memiliki gejala multikolinearitas atau
tidak dengan menggunakan uji VIF dapat dilakukan pengambilan
keputusan sebagai berikut:
1) H0: sampel data tidak terjadi masalah multikolinearitas
2) HA: sampel data terjadi masalah multikolinearitas
Uji multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai Variance
Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan:
1) Jika centered VIF > 10,00, maka HA diterima dan H0 ditolak
2) Jika centered VIF < 10,00, maka H0 diterima dan HA ditolak
43
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi kolerasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokolerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Dengan kata lain masalah ini ditemukan apabila kita
menggunakan data runtut waktu (Ghozali, 2016). Adapun hipotesis
dari pengujian autokorelasi serial, yaitu:
1) H0: sampel data tidak terjadi masalah autokorelasi serial
2) HA: sampel data terjadi masalah autokorelasi serial
Uji autokorelasi serial dilakukan dengan menggunakan
metode Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test dengan
ketentuan:
1) Jika prob. chi square < 0,05, maka HA diterima dan H0 ditolak
2) Jika prob. chi square > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak
d. Uji Heteroskedastitas
Uji Heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik
44
adalah yang Homoskesdastisitas atau tidak terjadi
Heteroskesdastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung
situasi heteroskesdastisitas karena data ini menghimpun data yang
mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) (Ghozali, 2016).
Uji grafik plot, uji park, uji glejser, dan uji white merupakan
beberapa cara yang dapat dilakukan dalam melakukan uji
heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan uji white yang
merupakan salah satu pengujian untuk menguji heteroskedastisitas.
Uji white yang pada prinsipnya meregresi residual yang
dikuadratkan dengan variabel bebas pada model. Adapun uji
hipotesis dalam uji heteroskedastisitas sebagai berikut:
1) H0: sampel data tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
2) HA: sampel data terjadi masalah heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan menggunakan uji white
dengan ketentuan:
1) Jika prob. Obs* R square < 0,05, maka HA diterima dan H0
ditolak
2) Jika prob. Obs* R square > 0,05, maka H0 diterima dan HA
ditolak
45
3. Uji Hipotesis
a. Uji Regresi Linier Berganda
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan model regresi linier berganda. Model regresi linier
berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel
independen terhadap satu variabel dependen. Adapun variabel-variabel
independen dalam penelitian ini adalah debt covenant, financial distress,
struktur kepemilikan manajemen dan political cost. Sedangkan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi. Untuk
menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut digunakan rumus
persamaan regresi sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Konservatisme Akuntansi (KA)
= Konstanta
= Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y
apabila berubah 1 satuan
= Debt Covenant (LEV)
= Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y
apabila berubah 1 satuan
= Financial Distress (FD)
46
= Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y
apabila berubah 1 satuan
= Struktur Kepemilikan Manajerial (MOWN)
= Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y
apabila berubah 1 satuan
= Political Cost (PC)
= Kesalahan regresi (regression error)
b. Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1
(satu). Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien
determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena
adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki
data koefisien determinasi tinggi (Ghozali, 2016).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi
adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan
47
ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2
pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu
banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2
pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti
R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2016).
c. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016). Uji
statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
dari masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen yang diuji pada nilai signifikansi 0,05. Adapun
hipotesis dari uji t, yaitu:
1) H0 = variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
2) HA = variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Dalam pengambilan keputusan uji t dapat dilihat melalui
probability dengan ketentuan sebagai berikut:
48
1) Jika probability > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak
2) Jika probability < 0,05, maka H0 ditolak dan HA diterima
d. Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui
pengaruh dari semua variabel independen yang secara bersama-sama
mempengaruhi variabel independen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0,05. Adapun hipotesis dalam uji F, yaitu:
1) H0 = variabel independen bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
2) HA = variabel independen bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Pengambilan keputusan dalam uji F dapat dilihat melalui kriteria:
1) Jika sig.F > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak
2) Jika sig.F < 0,05, maka H0 ditolak dan HA diterima
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari setiap variabel didalam
penelitian beserta operasional dan pengukurannya. Adapun operasionalisasi
variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
49
1. Variabel Dependen
a. Konservatisme Akuntansi (Y)
Konservatisme akuntansi merupakan reaksi kehati-hatian
perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa yang
akan datang dengan lebih cepat mengakui kerugian atau beban
daripada keuntungan atau pendapatan. Implikasi dari konservatisme
akuntansi yaitu sikap kehati-hatian dalam pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan aset yang pada umumnya terlihat dari
penggunaan metode akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan
dengan laba dan aset yang lebih rendah serta menghasilkan laporan
keuangan dengan hutang dan beban yang lebih tinggi. Penelitian ini
menggunakan ukuran berbasis akrual berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Givoly dan Hyan (2000). Skala dari variabel ini
adalah:
Dimana:
CONACit = Konservatisme akuntansi untuk perusahaan i pada
periode t
NIit = Net Income ditambah dengan depresiasi untuk
perusahaan i pada periode t
CFOit = Cash Flow dari kegiatan operasional untuk perusahaan
i pada periode t
50
Pada penelitian Givoly dan Hayn (2000) mengeluarkan akrual
depresiasi karena akrual positif yang akan membalik ketika aset tetap
diperoleh dan tidak tertangkap dalam perbedaan antara laba dan
aliran kas. Dalam penelitian Wicaksono (2012), hasil dari CONACC
di atas dikalikan -1 lalu dibagi dengan total aset sehingga semakin
besar nilai positif rasio maka semakin konservatif. Dengan demikian,
rumus mencari total akrual adalah sebagai berikut:
Dimana:
TACCit = Total Accrual untuk perusahaan i pada periode t
NIit = Net income ditambah dengan depresiasi dan amortisasi
untuk perusahaan i pada periode t
CFOit = Cash flow dari kegiatan operasional untuk perusahaan i
pada periode t
Tait = Total asset untuk perusahaan i pada periode t
2. Variabel Independen
a. Debt Covenant (X1)
Debt covenant adalah kontrak yang ditujukan pada peminjam
oleh kreditur untuk membatasi aktivitas yang mungkin merusak nilai
pinjaman dan recovery pinjaman (Cochran, 2001 dalam Verawaty,
51
2011). Debt covenant (kontrak utang) merupakan perjanjian untuk
melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan manajer
terhadap kepentingan kreditor. Berdasakan penelitian yang telah
dilakukan oleh Novita (2017), dalam penelitian ini pengukuran debt
covenant dilakukan dengan menggunakan pengukuran leverage.
Leverage merupakan perbandingan total hutang terhadap total aset
yang dimiliki perusahaan. Skala dari variabel ini adalah:
b. Financial Distress (X2)
Financial distress adalah gejala-gejala awal terhadap
penurunan kondisi laporan keuangan perusahaan. Tingkat kesulitan
keuangan yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan tersebut
memiliki potensi kebangkrutan yang cukup tinggi. Pengukuran yang
digunakan untuk menghitung financial distress dalam penelitian ini
mengadopsi model Altman (1968) adalah sebagai berikut:
Keterangan
Q1 = Working Capital / Total Asset
Q2 = Retained Earnings / Total Asset
52
Q3 = Earnings Before Interest and Taxes / Total Asset
Q4 = Market Value Equity / Book Value of Total Debt
Q5 = Sales / Total Asset
Apabila nilai Z < 1,81 maka perusahaan dikategorikan bangkrut.
Jika 1,81 < Z < 2,99 maka perusahaan dikategorikan grey area.
Dan jika Z > 2,99 maka perusahaan dikategorikan sehat.
c. Struktur Kepemilikan Manajerial (X3)
Struktur kepemilikan manajerial merupakan susunan dari
jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dalam suatu
perusahaan. Managerial ownership adalah pemegang saham dari
pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan
keputusan perusahaan. Struktur kepemilikan manajerial
mencerminkan persentase jumlah saham yang dimiliki manajemen
dari seluruh jumlah saham yang ada dalam perusahaan. Menurut
Apriani (2015) pengukuran struktur kepemilikan manajerial
menggunakan Managerial ownership (MOWN). Skala dari variabel
ini adalah:
53
d. Politicasl Cost (X4)
Biaya politis muncul dari konflik antara perusahaan dengan
pemerintah yang memiliki wewenang untuk melakukan pengalihan
kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai peraturan yang
berlaku. Political cost mengungkapkan bahwa perusahaan besar
kemungkinan menghadapi biaya politis lebih besar dibanding
perusahaan kecil. Variabel ini diproksikan dengan ukuran
perusahaan. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan dan menunjukkan
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang cenderung mudah
dilihat dan menjadi perhatian sejumlah para pemegang kepentingan
perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural
total aset. Berdasakan penelitian yang telah dilakukan oleh
Sulastiningsih dan Husna (2017), dalam penelitian ini pengukuran
political cost dilakukan dengan menggunakan pengukuran seberapa
besar ukuran perusahan. Skala dari variabel ini adalah:
54
Definisi operasional di atas dapat diringkas dalam tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi
Operasional Pengukuran Skala
Dependen (Y)
Konservatisme
Akuntansi
Givoly & Hyan
(2000)
Reaksi kehati-
hatian perusahaan
dalam
menghadapi
ketidakpastian
ekonomi di masa
yang akan datang
dengan lebih
cepat mengakui
kerugian atau
beban daripada
keuntungan atau
pendapatan.
Rasio
Independen
(X1)
Debt Covenant
Novita
(2017)
kontrak yang
ditujukan pada
peminjam oleh
kreditur untuk
membatasi
aktivitas yang
mungkin merusak
nilai pinjaman
dan recovery
pinjaman.
Leverage (LEV) =
Total Hutang / Total Aset
Rasio
Independen
(X2)
Financial
Distres
Altman
(1968)
Gejala-gejala
awal terhadap
penurunan
kondisi laporan
keuangan
perusahaan.
Z = 0,012Q1 + 0,014Q2 +
0,033Q3 + 0,006Q4 +0,999Q5
Nominal
Independen
(X3)
Struktur
Kepemilikan
Manajerial
Apriani
(2015)
Susunan dari
jumlah saham
yang dimiliki oleh
pihak manajemen
dalam suatu
perusahaan.
Managerial ownership
(MOWN) =
Jumlah Saham yang Dimiliki
Manajemen /
Jumlah Saham Beredar
Rasio
Berlanjut kehalaman Berikutnya
55
Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala
Independen (X4)
Political Cost
Sulatiningsih
dan Husna
(2017)
Biaya politis timbul
dari konflik antara
perusahaan dengan
pemerintah yang
memiliki wewenang
untuk melakukan
pengalihan kekayaan
dari perusahaan
kepada masyarakat
sesuai peraturan yang
berlaku (peraturan
perpajakan maupun
peraturan lainnya)
Size = Ln Total Asset Nominal
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Pada Penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan farmasi
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Metode penentuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Purposive Sampling. Berdasarkan kriteria sampel, diperoleh sampel
penelitian sebanyak 6 perusahaan pertahun dimana periode pengamatan yang
digunakan untuk periode 2013 sampai dengan 2017 sehingga total
keseluruhan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30.
Mengenai rincian sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Rincian Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Perusahaan farmasi yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2017
10
Perusahaan farmasi yang tidak mempublikasikan laporan tahunan
di bursa efek indonesia secara konsisten dan lengkap selama
periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2017
(2)
Perusahaan yang sudah delisting (1)
Perusahaan yang terdeteksi outlier (1)
Perusahaan yang dapat menjadi sampel 6
Total keseluruhan sampel selama 5 tahun (6 x 5) 30
Sumber : Data Sekunder yang diolah tahun 2019
57
Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017 berjumlah
10 perusahaan. Dari 10 perusahaan terdapat 1 perusahaan yang mengalami
delisting, 2 perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangan tahunan di
bursa efek indonesia secara konsisten dan lengkap dan 1 perusahaan
terdeteksi outlier. Selanjutnya, 6 perusahaan yang termasuk sampel adalah
perusahaan farmasi yang memiliki data lengkap untuk dilakukan penelitian
terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Adapun nama perusahaan yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian
ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan
No Nama Perusahaan Kode Emiten
1 PT Daya Varia Laboratoria Tbk DVLA
2 PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
3 PT Kalbe Farma Tbk KLBF
4 PT Merck Tbk MERK
5 PT Tempo Scan Pacific Tbk TSPC
6 PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Mucul Tbk SIDO
Sumber: www.idx.co.id
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi
Konservatisme Akuntansi (KA), Debt Covnenat (LEV), Financial
58
Distress (FD), Struktur Kepemilikan Manajerial (MOWN) dan Political
Cost (PC) diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
KA LEV FD MOWN PC
Mean -0.044217 0.257654 1.324664 1.80E-05 28.76962 Median -0.128745 0.261555 1.352420 0.000000 28.72224 Maximum 0.254950 0.578010 1.877100 9.00E-05 30.44140 Minimum -0.399960 0.066190 0.950480 0.000000 27.18730 Std. Dev. 0.173706 0.119496 0.267831 3.35E-05 0.986864 Skewness 0.462754 0.557948 0.134541 1.636651 0.007433 Kurtosis 2.116786 3.633969 1.953474 3.880930 1.972992
Jarque-Bera 2.045790 2.058923 1.459526 14.36319 1.318708 Probability 0.359553 0.357199 0.482023 0.000760 0.517185
Sum -1.326510 7.729610 39.73992 0.000540 863.0886 Sum Sq. Dev. 0.875039 0.414096 2.080265 3.25E-08 28.24309
Observations 30 30 30 30 30
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019
Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel dependen yaitu
konservatisme akuntansi (KA) menunjukkan nilai minimum sebesar
-3,99960 dan nilai maksimum sebesar 0,254960 dengan rata-rata (mean)
-0,044217 sedangkan standar deviasi sebesar 0,173706.
Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel independen yaitu debt
covenant (LEV) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,066190 dan nilai
maksimum sebesar 0,578010 dengan rata-rata (mean) 0,257654
sedangkan standar deviasi sebesar 0,119496.
Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel independen yaitu
financial distress (FD) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,950480
59
dan nilai maksimum sebesar 1,877100 dengan rata-rata (mean) 1,324664
sedangkan standar deviasi sebesar 0,267831.
Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel independen yaitu
struktur kepemilikan manajerial (MOWN) menunjukkan nilai minimum
sebesar 0,000000 dan nilai maksimum sebesar 0,00009 dengan rata-rata
(mean) 0,00018 sedangkan standar deviasi sebesar 0,00033.
Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel independen yaitu
political cost (PC) menunjukkan nilai minimum sebesar 27,18730 dan
nilai maksimum sebesar 30,44140 dengan rata-rata (mean) 28,76962
sedangkan standar deviasi sebesar 0,986864.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukannya pengujian regresi, terlebih dulu dilakukan
uji asumsi klasik yang bertujuan untuk memastikan bahwa penggunaan
model regresi dalam penelitian ini layak untuk digunakan. Uji asumsi
klasik yang digunakan didalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji
multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan uuntuk mengetahui data terdistribusi
normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan metode Jarque-Bera
dengan ketentuan (Hidayat, 2017):
1) Jika probability < 0,05, maka HA diterima dan H0 ditolak
2) Jika probability > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak
60
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10
Series: ResidualsSample 0001 0030Observations 30
Mean -3.03e-16Median 0.018603Maximum 0.102412Minimum -0.211955Std. Dev. 0.085105Skewness -0.607848Kurtosis 2.408909
Jarque-Bera 2.284135Probability 0.319158
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2019
Hasil uji normalitas sesuai gambar 4.4 adalah nilai jarque bera
sebesar 2,284135 dengan probability sebesar 0,319158 > 0,05
sehingga H0 diterima atau yang berarti residual terdistribusi normal.
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah
terjadi korelasi atau hubungan antar satu variabel bebas dengan
variabel bebas lainnya. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat
melalui tabel 4.5.
61
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas
Variance Inflation Factors Date: 02/17/19 Time: 05:18 Sample: 0001 0030 Included observations: 30
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 0.578362 2065.132 NA
LEV 0.022708 6.501790 1.119181 FD 0.005522 35.96314 1.367137
MOWN 683688.2 3.433979 2.643025 PC 0.000666 1971.621 2.240022
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019
Hasil uji multikolinearitas dalam tabel 4.5 menunjukkan
centered VIF untuk LEV sebesar 1,119181 < 10,00 maka H0
diterima yang berarti tidak terjadi masalah multikolinearitas pada
variabel LEV. Begitu juga hasil yang ditunjukkan oleh FD, MOWN
dan PC dengan nilai centered VIF masing-masing sebesar 1,367137,
2,643025 dan 2,240022 yang ketiganya menunjukkan angka dibawah
10,00 yang berarti tidak terjadi masalah multikolinearitas pada
variabel FD MOWN dan PC.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi serial korelasi dilakukan dengan
menggunakan metode Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test
dengan ketentuan:
1) Jika prob. chi square < 0,05, maka HA diterima dan H0 ditolak
62
2) Jika prob. chi square > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 2.778742 Prob. F(2,23) 0.0830
Obs*R-squared 5.838208 Prob. Chi-Square(2) 0.0540 Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.6 nilai Prob Chi Square(2) yang
merupakan nilai prob. chi square uji Breusch-Godfrey Serial
Correlation LM, yaitu sebesar 0,0540 > 0,05 sehingga H0 diterima
atau yang berarti tidak ada masalah autokorelasi serial.
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji
white dengan ketentuan:
1) Jika prob. Obs* R square < 0,05, maka HA diterima dan H0
ditolak
2) Jika prob. Obs* R square > 0,05, maka H0 diterima dan HA
ditolak
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 2.531367 Prob. F(14,15) 0.0425
Obs*R-squared 21.07836 Prob. Chi-Square(14) 0.0996 Scaled explained SS 10.31162 Prob. Chi-Square(14) 0.7391
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019
63
Dalam tabel 4.7 menjelaskan bahwa nilai prob. Obs*R square
adalah 0,0996 > 0,05 sehingga H0 diterima dan HA ditolak yang
dapat ditafsirkan bahwa variabel dalam penelitian ini terbebas dari
heteroskedastisitas.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Uji regresi linier berganda untuk mengetahui persamaan yang
menyatakan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat
dilihat melalui tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.618255 0.760501 7.387573 0.0000
LEV 0.224494 0.150691 1.489768 0.1488 FD -0.212999 0.074308 -2.866450 0.0083
MOWN 2130.245 826.8544 2.576324 0.0163 PC -0.190357 0.025814 -7.374167 0.0000
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.8 maka analisis regresi linier berganda
dapat dirumuskan:
Y : 5,618255 + 0,224494 X1 – 0,212999 X2 + 2130,245 X3
– 0,190357 + e
64
Dimana:
Y = Konservatisme akuntansi (KA)
X1 = Debt Covenant (LEV)
X2 = Financial Distress (FD)
X3 = Struktur Kepemilikan Manajerial (MOWN)
X4 = Political Cost (PC)
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Uji koefisien determinasi berganda (R2) merupakan uji untuk
mengetahui berapa besar pengaruh seluruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Output uji koefisien determinasi dapat dilihat pada
R-squared dan Adjusted R-squared sesuai tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2)
R-squared 0.759959 Mean dependent var -0.044217
Adjusted R-squared 0.721553 S.D. dependent var 0.173706 S.E. of regression 0.091661 Akaike info criterion -1.790419 Sum squared resid 0.210045 Schwarz criterion -1.556886 Log likelihood 31.85629 Hannan-Quinn criter. -1.715710 F-statistic 19.78723 Durbin-Watson stat 2.269591 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019
Dari tabel 4.9 yang telah disajikan di atas dapat kita lihat
bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0,721553 yang menjelaskan bahwa
variabel-variabel independen yaitu debt covenant, financal distress,
struktur kepemilikan manajerial dan political cost yang ada di dalam
65
penelitian ini dapat menjelaskan sebesar 72,16% dari variabel
dependen yang ada di dalam penelitian ini yaitu konservatisme
akuntansi. Sedangkan sisanya sebesar 27,84% dipengaruhi variabel
lain diluar penelitian.
c. Hasil Uji t
Uji t merupakan uji statistik yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas secara individual (parsial) terhadap variabel
terikat.
Dalam pengambilan keputusan uji t dapat dilihat melalui
probability dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika probability > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak
2) Jika probability < 0,05, maka HA diterima dan H0 ditolak
Tabel 4.10
Hasil Uji t
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.618255 0.760501 7.387573 0.0000
LEV 0.224494 0.150691 1.489768 0.1488 FD -0.212999 0.074308 -2.866450 0.0083
MOWN 2130.245 826.8544 2.576324 0.0163 PC -0.190357 0.025814 -7.374167 0.0000
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019
Dapat dilihat pada tabel 4.10 bahwa LEV 0,1488 > 0,05 maka
H1 ditolak yang berarti bahwa Debt Covenant (LEV) tidak
berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi (KA). Hasil dari FD
0,0083 < 0,05 maka H2 diterima yang berarti bahwa Financial
66
Distress (FD) berpengaruh signifikan terhadap Konservatisme
Akuntansi (KA). Hasil dari dengan MOWN 0,0163 < 0,05 maka H3
diterima yang berarti bahwa Struktur Kepemilikan Manajerial
(MOWN) berpengaruh signifikan terhadap Konservatisme
Akuntansi (KA). Begitu pula dengan nilai Political Cost
0,0000 < 0,05 maka H4 diterima yang berarti Political Cost
berpengaruh signifikan terhadap Konservatisme Akuntansi (KA).
d. Hasil Uji F
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2016). Berikut adalah hasil uji F:
Tabel 4.11
Hasil Uji F
R-squared 0.759959 Mean dependent var -0.044217
Adjusted R-squared 0.721553 S.D. dependent var 0.173706 S.E. of regression 0.091661 Akaike info criterion -1.790419 Sum squared resid 0.210045 Schwarz criterion -1.556886 Log likelihood 31.85629 Hannan-Quinn criter. -1.715710 F-statistic 19.78723 Durbin-Watson stat 2.269591 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019
Dari output tabel 4.11 menunjukkan Probability (F-statistic)
sebesar 0,000000 < 0,05 yang berarti menyatakan bahwa variabel
independen bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
67
C. Pembahasan
1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi
H1: Debt Covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh debt covenant yang
diproksikan dengan leverage (LEV) terhadap konservatisme akuntansi
(KA) memperlihatkan koefisien regresi sebesar 0,224494 dan nilai
t hitung sebesar 1,489768 dengan nilai signifikansi sebesar 0,1488 lebih
besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini,
yaitu 0,05 (5%). Artinya debt covenant tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Dengan demikian hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi ditolak, sehingga debt covenant tidak dapat mempengaruhi
tingkat konservatisme akuntansi pada perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt covenant tidak
mempengaruhi para manajer perusahaan farmasi untuk menerapkan
metode akuntansi yang konservatif. Hal ini bisa disebabkan karena
beberapa perusahaan akan tetap memperpanjang kontrak utangnya
walaupun dikenakan biaya tambahan atas perpanjangan utang tersebut
dengan alasan perusahaan masih membutuhkan dana untuk kegiatan
operasionalnya. Para manajer perusahaan akan memilih metode
akuntansi yang dapat meningkatkan laba perusahaan mereka dalam
mengurangi biaya renegosiasi kontrak utang ketika kontrak utang akan
berakhir.
68
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fatmariani (2013), Pambudi (2017), Sulastiningsih dan Husna (2017),
Novita (2017). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lasdi (2009), Oktomegah (2012), Noviantari dan Ratnadi
(2015) dan Putri (2017).
2. Pengaruh Financial distress terhadap Konservtaisme Akuntansi
H2: Financial distress berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh financial distress (FD)
terhadap konservatisme akuntansi (KA) memperlihatkan koefisien
regresi sebesar -0,212999 dan nilai t hitung sebesar -2,866450 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,0083 lebih kecil daripada tingkat signifikansi
yang digunakan pada penelitian ini, yaitu 0,05 (5%). Artinya financial
distress berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Dengan
demikian hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa financial distress
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi diterima, sehingga
financial distress dapat mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi
pada perusahaan.
Hasil pengujian ini menemukan adanya pengaruh negatif antara
financial distress terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini dikarenakan
apabila konservatisme diterapkan maka akan bergunakan untuk
menghindari konflik dengan kreditor. Apabila tingkat kesulitan keuangan
yang dimiliki perusahaan tinggi, maka manajer perusahaan akan
69
melaporkan laba yang tinggi untuk menghindari tuntutan dari kreditor
dan pihak eksternal perusahaan. Hal ini berarti bahwa ketika perusahaan
berada dalam kondisi kesulitan keuangan yang tinggi, perusahaan tidak
menerapkan metode akuntansi yang konservatif dalam perhitungan
labanya. Adanya pelaporan laba perusahaan yang tinggi, akan membuat
pemegang saham dan kreditor tidak menuntut perusahaan atas pinjaman
dan investasinya. Adanya asimetri informasi akan membuat manajer
menutupi kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ningsih (2013), Dewi dan Suryanawan (2014), Risdiyani dan
Kusmuriyanto (2015), Noviantari dan Ratnadi (2015) dan Yanti dkk
(2017). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Putri (2017) dan Nuraini (2017).
3. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap
konservatisme akuntansi
H3: Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh struktur kepemilikan
manajerial (MOWN) terhadap konservatisme akuntansi (KA)
memperlihatkan koefisien regresi sebesar 2130,245 dan nilai t hitung
sebesar 2,576324 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0163 lebih kecil
daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu
70
0,05 (5%). Artinya struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Dengan demikian hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi diterima, sehingga struktur
kepemilikan manajerial dapat mempengaruhi tingkat konservatisme
akuntansi pada perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukan besarnya persentase jumlah saham
manajer yang tinggi terhadap suatu perusahaan membuat manajer tidak
hanya memikirkan bonus yang akan didapatkan apabila labanya tinggi.
Besarnya persentase jumlah saham yang dimiliki manajer yang tinggi
terhadap suatu perusahaan membuat manajer mempunyai rasa memiliki
terhadap perusahaan yang tinggi sehingga membuat mereka tidak ingin
melaporkan laba secara berlebihan. Karena laba yang dinilai tidak
berlebihan, maka akan terdapat cadangan dana yang tersembunyi yang
dapat digunakan perusahaan untuk memperbesar perusahaan dengan
meningkatkan jumlah investasi. Dengan adanya peningkatan nilai
perusahaan tersebut, diharapkan investor maupun calon investor dapat
menilai perusahaan secara positif sehingga tertarik untuk menanamkan
investasi baru.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Novita (2017) dan Pambudi (2017), Sari dkk (2014). Hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dkk
(2014), Risdiyani dan Kusmuriyanto (2015) dan Apriani (2015).
71
4. Pengaruh political cost terhadap konservatisme akuntansi
H3: Political cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh political cost (PC)
terhadap konservatisme akuntansi (KA) memperlihatkan koefisien
regresi sebesar -0,190357 dan nilai t hitung sebesar -7,374167 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,0000 lebih kecil daripada tingkat signifikansi
yang digunakan pada penelitian ini, yaitu 0,05 (5%). Artinya political
cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Dengan demikian
hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa political cost berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi diterima, sehingga political cost dapat
mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi pada perusahaan.
Hasil pengujian ini menemukan adanya pengaruh negatif antara
political cost yang ditunjukan dengan ukuran perusahaan terhadap
konservatisme akuntansi. Dimana apabila perusahaan berukuran besar,
asimetri informasi relatif lebih kecil karena perusahaan yang berukuran
besar mengungkapkan lebih banyak informasi kepada publik, dimana hal
tersebut dapat mengurangi permintaan atas akuntansi yang konservatisme
akuntansinya. Hal ini dapat disebabkan perusahaan besar memiliki
aktivitas operasional yang lebih kompleks dibandingkan perusahaan kecil
sehingga manajemen menggunakan akuntansi yang lebih agresif (kurang
konservatif) untuk menunjukkan laba perusahaan yang tinggi.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Widayanti (2011), Oktomegah (2012) dan Iskandar (2016). Hasil
72
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sulastiningsih dan Husna (2017) dan dan Apriani (2015).
Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan di atas maka
ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Pernyataan Hasil
H1
Debt covenant berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi
Ditolak
H2
Financial distress berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi
Diterima
H3
Struktur kepemilikan manajerial
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi
Diterima
H4
Political Cost berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi
Diterima
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh debt Covenant, Financial
distress, struktur kepemilikan manajerial dan political cost terhadap
konservatisme akuntansi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2013 hingga 2017. Teknik pengambilan sampel
dengan purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 6 perusahaan
selama periode 2013 hingga 2017. Analisis data dilakukan dengan analisis
statistik deskriptif dan regresi linier berganda dengan bantuan software
Eviews 9. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan
maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Debt covenant tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fatmariani (2013), Pambudi (2017), Sulastiningsih dan Husna (2017),
Novita (2017). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lasdi (2009), Oktomegah (2012), Noviantari dan Ratnadi
(2015) dan Putri (2017).
2. Financial distress berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ningsih (2013), Dewi dan
Suryanawan (2014), Risdiyani dan Kusmuriyanto (2015), Noviantari dan
74
Ratnadi (2015) dan Yanti dkk (2017). Namun tidak sejalan dengan
penelitian Putri (2017) dan Nuraini (2017).
3. Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan Novita (2017), Pambudi
(2017) dan Sari dkk (2014). Namun tidak sejalan dengan penelitian
Wulandari dkk (2014), Risdiyani dan Kumuriyanto (2015) dan Apriani
(2015).
4. Political cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hasil
penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widayanti
(2011), Oktomegah (2012) dan Iskandar (2016). Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulastiningsih dan Husna
(2017) dan dan Apriani (2015).
B. Saran
Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan yang dirasakan oleh peneliti
selama penelitian ini, maka peneliti memberikan saran untuk perkembangan
penelitian selanjutnya terkait dengan konservatisme akuntansi yang
diterapkan dalam perusahaan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
memberikan hasil yang lebih maksimal dan lebih berkualitas dengan
mempertimbangkan saran di bawah ini:
1. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya untuk
menambahkan atau mengganti variabel-variabel lain selain variabel yang
75
telah dimasukkan dalam penelitian ini seperti good corporate
governance, risiko litigasi, intensitas modal dan growth opportunities.
2. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya dapat memperluas
ruang lingkup penelitian, sehingga tidak terbatas pada hanya satu industri
saja.
3. Peneliti menyarankan untuk menambah rentang waktu periode penelitian
agar hasil yang didapatkan lebih konsisten.
76
DAFTAR PUSTAKA
Altman, Edward. 1968. “Financial Rations, Descriminant Analysist and The
Prediction of Corporate Bankrupt”y. The Journal of Finance, Vol. XXIII.
No. 4.
Anthony, Robert N, et al. 2007. “Accounting Text & Cases”. Edisi 12, Boston:
McGraw Hill.
Apriani, Meri. 2015. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konservatisme
Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI (2008-
2011)”. JOM FEKON Vol. 2 No. 1
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2011. “Accounting Theory: Teori Akuntansi”. Buku 2,
Edisi 5, Jakarta: Salemba Empat.
Beritasatu, 2015. Diakses tanggal 1 September 2018 dari
http://www.beritasatu.com/duni a/334446-toshiba-proyeksikan-rekor-kerugi
an-us-45-m.html.
Bursa Efek Indonesia. 2018. Laporan Keuangan dan Tahunan. www.idx.co.id.
Diakses pada 1 September 2018.
Detikfinance, 2004. Diakses tanggal 1 September 2018 dari
https://m.detik.com/finance/bursa-dan-valas/d-238077/bapepam-dendaman
tan-direksi-indofarma-rp-500-juta.
Dewi, Ni Kd Sri Lesatari dan I ketut Suryanawa. 2014. “Pengaruh Struktur
Kepemilikan Manajerial, Leverage, dan Financial Distress terhadap
Konservatisme Akuntansi”. Jurnal Akuntansi 7.1.
Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta
Fatmariani. 2013. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Debt Convenant dan Growth
Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaa
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi Universitas
Negeri Padang.
Ghozali, Imam. 2016. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23”, Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.
Givoly, Dan dan Hayn. 2000. “The Changing Time-series Properties of Earnings,
Cash Flows and Accruals: Has Financial Reporting Become More
Conservative?”. Journal of Accounting and Economics 20 287-320.
77
Hellman, Niclas. 2007. “Under IFRS accounting conservatism”. Stockholm
School of Economics.
Iskandar, Okto Reyhansyah. 2016. “Pengaruh Debt Covenant, Bonus Plan, dan
Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur Subsektor Industri Barang Konsumsi yang
Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015)”, STIE Indonesia Banking School.
Jensen, M. C. dan Meckling, W. H. 1976. “Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial
Economics, Volume 3, No. 4, hal. 305-360.
Lasdi, Lodovicus. 2009. “Pengujian Determinan Konservatisma Akuntansi”.
Jurnal Akuntansi Kontemporer.
Lubis, Arfan ikhsan. 2011. “Akuntansi Keperilakuan”. Vol. 2, Jakarta: Salemba
Empat.
Kabasarang, Dian Christiani. 2012. Adi Setiawan, Bambang Susanto, “Uji
Normalitas dengan Menggunakan Statistik Jarque-Bera”. Prociding,
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Nasir, Azwir. Elfi Ilham dan Yusniati. 2014. “Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial, Risiko Litigasi, Likuiditas, dan Political Cost terhadap
Konservatisme Akuntansi”, Jurnal Ekonomi, Vol. 22 No. 2.
Ningsih, Euis. 2013. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan dan
Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. Jurnal Akuntansi,
1(1):11.
Noviantari, Ni Wayan dan Ni Made Dwi Ratnadi. 2015. “Pengaruh Financial
Distress, Ukuran Perusahaan dan Leverage pada Konservatisme akuntansi”.
Jurnal Akuntansi 11.3 (2015): 646-660.
Novita, Elva Chelia. 2017. “Pengaruh kepemilikan manajerial, Debt covenant dan
Growrth Opportunities pada Perusahaan Go Public terhadap Konservatisme
Akuntansi”. JOM FEKON Vol. 4 No. 2.
Nuraini, Ifa. 2017. “Pengaruh Growth Opportunities, Leverage dan Financial
Distress terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Farmasi”.
Artikel Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Perbanas Surabaya.
Oktomegah, Calvin. 2012. “Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan
Konservatisme Pada Perusahaan Manufaktur di BEI”. Jurnal ilmiah
Mahasiswa Akuntansui – Vol. 1, No. 1.
78
Pambudi, Januar Eky. 2017. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Debt
Covenant Terhadap Konservatisme Akuntansi”. Competitive , Vol. 1 No. 1.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Penyajian Laporan Laporan
Keuangan. 2014. Ikatan Akuntansi Indonesia.
Priambodo, Muhammad Setio dan Agus Purwanto. 2015. “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruh Tingkat Konservatisme Perusahaan-Perusahaan di
Indonesia”. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 4 No. 4.
Putri, Anike Geovani. 2017. “Pengaruh Kesulitan Keuangan, Risiko Litigasi, dan
Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Dagang yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2012-2014)”. JOM FEKON, 4(1):1337-
1350.
Ramadhoni, Zirman, Mudrika. 2014. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan
Perusahaan, Risiko Litigasi, Struktur Kepemilikan Manajerial dan Debt
Convenant Terhadap Konservatisme Akuntansi “. JOM FEKON Vol.1 No.
2.
Risdiyani, Fani dan Kusmuriyanto. 2015. “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Akuntansi”. Accounting Analysis
Journal 4 (3).
Sari, Dewi Nadia, Yusralaini dan Al-Azhar L. 2014. “Pengaruh Struktur
Kepemilikan Institutional, Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur
Kepemilikan Publik, Debt covenant dan Growth Opportunities Terhadap
Konservatisme Akuntansi”. JOM FEKON Vol 1. No. 2.
Sulastiningsih dan Jaza Anil Husna. 2017. “Pengaruh Debt Covenant, Bonus Plan,
Political Cost, dan Risiko Litigasi terhadap Penerapan Konservatisme
Akuntansi pada Peusahaan Manufaktur”. Jurnal Kajian Bisnis, Vol. 25 No.
1:110-125.
Sulistyanto, Sri. 2008. “Manajemen Laba: Teori Dan Model Empiris”. Jakarta: PT
Grasindo.
Suwardjono. 2014. “Teori Akuntansi Perekayasaan Laporan Keuangan”. Edisi
ketiga, Yogyakarta: BPFE.
Wardhani, Ratna. 2008. “Tingkat Konservatisme Akuntansi Di Indonesia Dan
Hubugannya Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme
Good Corporate Governance”. SNA 11. Ikatan Akuntan Indonesia.
79
Watts, R. L. dan Zimmerman, J. L. 1990. “Positive Accounting Theory”. Prentice
Hall, Englewood Cliff, New Jersey.
Watts, R. 2003. “Conservatism in Accounting part II: Evidence and Research
Opportunities”. Accounting Harizons 17, 287-301.
Wicaksono, Windra Septian dan Herry Laksito. 2012. “Uji Empiris Pengaruh
Faktor-Faktor Konservatisme Akuntansi Dalam Perpajakan”. Diponegoro
Journal of Accounting.
Widayati, Endah. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan
Perusahaan terhadap Konservatisma Akuntansi”. Universitas Diponegoro.
Wulandari, Indah., Andreas, Ilham, Elfi. 2014. “Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial, Debt Covenant dan Growth Opportunities Terhadap
Konservatisme Akuntansi“. JOM FEKON Vol. 1 No. 2.
Verawaty. 2011. “Earnings Management Ditinjau dari Sudut Ethnics”. Jurnal
MbiA Universitas Bina Darma.
Yanti, Kadek Bella, Made Arie Wahyuni dan Putu Julianto.2017. “Pengaruh
Struktur Kepemilikan Manajerial, Tingkat Utang, dan Tingkat Kesulitan
Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi”. Journal S1 Ak
Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8
No: 2 Tahun 2017).
Lampiran 1
Perusahaan Farmasi yang Menjadi Sampel
No. Nama Perusahaan Kode Emiten
1 PT Daya Varia Laboratoria Tbk DVLA
2 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
3 PT Kalbe Farma Tbk KLBF
4 PT Merck Tbk MERK
5 PT Tempo Scan Pacific Tbk TSPC
6 PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Mucul Tbk SIDO
Lampiran 2
Perhitungan Variabel Dependen (Konservatisme Akuntansi)
1 DVLA 2013 125.796.473.000 - 187.109.920.000 106.931.180.000 1.190.054.288.000 -0,14138 - 1 0,14138
2 KAEF 2013 215.642.329.977 422.313.741.061 253.783.664.733 2.471.939.548.890 0,15541 - 1 0,15541-
3 KLBF 2013 1.970.452.449.686 1.627.900.848.394 927.163.654.212- 11.315.061.275.026 0,39996 - 1 0,39996-
4 MERK 2013 175.444.757.000 68.565.005.000- 133.099.062.000 696.946.318.000 -0,03762 - 1 0,03762
5 TSPC 2013 638.535.108.795 736.165.546.442 448.669.480.614 5.407.957.915.805 0,17123 - 1 0,17123-
6 SIDO 2013 405.943.000.000 200.101.000.000 54.114.000.000 2.951.507.000.000 0,18700 - 1 0,18700-
7 DVLA 2014 80.929.476.000 - 206.636.956.000 104.436.317.000 1.236.247.525.000 -0,18616 - 1 0,18616
8 KAEF 2014 236.531.070.864 456.236.813.214 286.309.255.381 2.968.184.626.297 0,13694 - 1 0,13694-
9 KLBF 2014 2.121.090.581.630 1.874.810.267.561 2.316.125.821.045 12.425.032.367.729 0,13519 - 1 0,13519-
10 MERK 2014 181.472.234.000 - 74.346.344.000 289.826.497.000 716.599.526.000 -0,25495 - 1 0,25495
11 TSPC 2014 584.293.062.124 809.301.105.665 512.956.089.428 5.592.730.492.960 0,15746 - 1 0,15746-
12 SIDO 2014 415.193.000.000 274.066.000.000 369.322.000.000 2.821.399.000.000 0,11340 - 1 0,11340-
13 DVLA 2015 107.894.430.000 - 234.056.067.000 214.166.823.000 1.376.278.237.000 -0,24728 - 1 0,24728
14 KAEF 2015 252.972.506.074 492.000.230.643 175.966.862.348 3.236.224.076.311 0,17582 - 1 0,17582-
15 KLBF 2015 2.057.881.244.459 2.160.877.301.037 2.316.125.821.045 13.696.417.381.439 0,13891 - 1 0,13891-
16 MERK 2015 142.545.462.000 - 80.555.558.000 203.711.206.000 641.646.818.000 -0,22087 - 1 0,22087
17 TSPC 2015 529.218.651.807 910.137.817.881 778.361.981.647 6.284.729.009.203 0,10517 - 1 0,10517-
18 SIDO 2015 437.475.000.000 342.698.000.000 432.896.000.000 2.796.111.000.000 0,12420 - 1 0,12420-
19 DVLA 2016 152.083.400.000 - 253.802.184.000 187.475.539.000 1.531.365.558.000 -0,18885 - 1 0,18885
20 KAEF 2016 271.597.947.663 541.239.880.425 198.050.928.789 4.612.562.541.064 0,13329 - 1 0,13329-
21 KLBF 2016 2.350.884.933.551 2.459.135.208.145 2.427.641.532.150 15.226.009.210.657 0,15647 - 1 0,15647-
22 MERK 2016 153.842.847.000 93.078.358.000- 169.161.270.000 743.934.894.000 -0,14571 - 1 0,14571
23 TSPC 2016 545.493.536.262 954.935.748.917 491.655.348.447 6.585.807.349.438 0,15317 - 1 0,15317-
24 SIDO 2016 480.525.000.000 395.915.000.000 464.748.000.000 2.987.614.000.000 0,13780 - 1 0,13780-
25 DVLA 2017 162.249.293.000 - 274.211.432.000 230.738.193.000 1.640.886.147.000 -0,20885 - 1 0,20885
26 KAEF 2017 331.707.517.461 545.006.107.576 198.050.928.789 6.096.148.972.533 0,11133 - 1 0,11133-
27 KLBF 2017 2.452.251.410.604 2.815.467.860.875 2.008.316.536.066 16.616.239.416.335 0,19616 - 1 0,19616-
28 MERK 2017 144.677.294.000 105.146.313.000- 195.831.865.000 847.006.544.000 -0,18453 - 1 0,18453
29 TSPC 2017 557.339.581.996 1.066.178.320.662 554.164.330.634 7.434.900.309.021 0,14383 - 1 0,14383-
30 SIDO 2017 533.799.000.000 454.203.000.000 640.695.000.000 3.158.198.000.000 0,10997 - 1 0,10997-
x -1 TACCitNo. Kode Emiten Tahun Net Income Depresiasi Arus Kas Dari
Aktivitas Operasi Total Aset CONACCit
Data Sekunder yang diolah (2019)
Lampiran 3
Perhitungan Variabel Independen (Debt Covenant)
1 DVLA 2013 1.190.054.288.000 275.351.336.000 0,23138
2 KAEF 2013 2.471.939.548.890 847.584.859.909 0,34288
3 KLBF 2013 11.315.061.275.026 2.815.103.309.451 0,24879
4 MERK 2013 696.946.318.000 184.727.696.000 0,26505
5 TSPC 2013 5.407.957.915.805 1.545.006.061.565 0,28569
6 SIDO 2013 2.951.507.000.000 326.051.000.000 0,11047
7 DVLA 2014 1.236.247.525.000 273.816.042.000 0,22149
8 KAEF 2014 2.968.184.626.297 1.157.040.676.384 0,38981
9 KLBF 2014 12.425.032.367.729 2.607.556.689.283 0,20986
10 MERK 2014 716.599.526.000 162.908.670.000 0,22734
11 TSPC 2014 5.592.730.492.960 1.460.391.494.410 0,26112
12 SIDO 2014 2.821.399.000.000 186.740.000.000 0,06619
13 DVLA 2015 1.376.278.237.000 402.760.903.000 0,29264
14 KAEF 2015 3.236.224.076.311 1.374.127.253.841 0,42461
15 KLBF 2015 13.696.417.381.439 2.758.131.396.170 0,20138
16 MERK 2015 641.646.818.000 168.103.536.000 0,26199
17 TSPC 2015 6.284.729.009.203 1.947.588.124.083 0,30989
18 SIDO 2015 2.796.111.000.000 197.797.000.000 0,07074
19 DVLA 2016 1.531.365.558.000 451.785.946.000 0,29502
20 KAEF 2016 4.612.562.541.064 2.341.155.131.870 0,50756
21 KLBF 2016 15.226.009.210.657 2.762.162.069.572 0,18141
22 MERK 2016 743.934.894.000 161.262.425.000 0,21677
23 TSPC 2016 6.585.807.349.438 1.950.534.206.746 0,29617
24 SIDO 2016 2.987.614.000.000 229.729.000.000 0,07689
25 DVLA 2017 1.640.886.147.000 524.586.078.000 0,31970
26 KAEF 2017 6.096.148.972.533 3.523.628.217.406 0,57801
27 KLBF 2017 16.616.239.416.335 2.722.207.633.646 0,16383
28 MERK 2017 847.006.544.000 231.569.103.000 0,27340
29 TSPC 2017 7.434.900.309.021 2.352.891.899.876 0,31647
30 SIDO 2017 3.158.198.000.000 262.333.000.000 0,08306
LEVNo. Kode Emiten Total Liabilitas Total Aset Tahun
Data Sekunder yang diolah (2019)
Perhitungan Variabel Independen (Financial Distress)
1 DVLA 2013 1.190.054.288.000 913.983.962.000 215.473.310.000 698.510.652.000 0,58696
2 KAEF 2013 2.471.939.548.890 1.810.614.614.537 746.123.148.554 1.064.491.465.983 0,43063
3 KLBF 2013 11.315.061.275.026 7.497.319.451.543 2.640.590.023.748 4.856.729.427.795 0,42923
4 MERK 2013 696.946.318.000 588.237.590.000 147.818.253.000 440.419.337.000 0,63193
5 TSPC 2013 5.407.957.915.805 3.991.115.858.814 1.347.465.965.403 2.643.649.893.411 0,48884
6 SIDO 2013 2.951.507.000.000 2.366.910.000.000 324.747.000.000 2.042.163.000.000 0,69191
7 DVLA 2014 1.236.247.525.000 925.293.721.000 178.583.390.000 746.710.331.000 0,60401
8 KAEF 2014 2.968.184.626.297 2.040.430.857.906 854.811.681.427 1.185.619.176.479 0,39944
9 KLBF 2014 12.425.032.367.729 8.120.805.370.192 2.385.920.172.489 5.734.885.197.703 0,46156
10 MERK 2014 716.599.526.000 595.338.719.000 129.820.145.000 465.518.574.000 0,64962
11 TSPC 2014 5.592.730.492.960 3.714.700.991.066 1.237.332.206.210 2.477.368.784.856 0,44296
12 SIDO 2014 2.821.399.000.000 1.860.438.000.000 181.431.000.000 1.679.007.000.000 0,59510
13 DVLA 2015 1.376.278.237.000 1.043.830.034.000 296.298.118.000 747.531.916.000 0,54315
14 KAEF 2015 3.236.224.076.311 2.100.921.793.619 1.088.431.346.892 1.012.490.446.727 0,31286
15 KLBF 2015 13.696.417.381.439 8.748.491.608.702 2.365.880.490.863 6.382.611.117.839 0,46601
16 MERK 2015 641.646.818.000 483.679.971.000 132.435.895.000 351.244.076.000 0,54741
17 TSPC 2015 6.284.729.009.203 4.304.922.144.352 1.696.486.657.073 2.608.435.487.279 0,41504
18 SIDO 2015 2.796.111.000.000 1.707.439.000.000 184.060.000.000 1.523.379.000.000 0,54482
19 DVLA 2016 1.531.365.558.000 1.068.967.094.000 374.427.510.000 694.539.584.000 0,45354
20 KAEF 2016 4.612.562.541.064 2.906.737.458.288 1.696.208.867.581 1.210.528.590.707 0,26244
21 KLBF 2016 15.226.009.210.657 9.572.529.767.897 2.317.161.787.100 7.255.367.980.797 0,47651
22 MERK 2016 743.934.894.000 508.615.377.000 120.622.129.000 387.993.248.000 0,52154
23 TSPC 2016 6.585.807.349.438 4.385.083.916.291 1.653.413.220.121 2.731.670.696.170 0,41478
24 SIDO 2016 2.987.614.000.000 1.794.125.000.000 215.686.000.000 1.578.439.000.000 0,52833
25 DVLA 2017 1.640.886.147.000 1.175.655.601.000 441.622.865.000 734.032.736.000 0,44734
26 KAEF 2017 6.096.148.972.533 3.662.090.215.984 2.369.507.448.768 1.292.582.767.216 0,21203
27 KLBF 2017 16.616.239.416.335 10.043.950.500.578 2.227.336.011.715 7.816.614.488.863 0,47042
28 MERK 2017 847.006.544.000 569.889.512.000 184.971.088.000 384.918.424.000 0,45445
29 TSPC 2017 7.434.900.309.021 5.049.363.864.387 2.002.621.403.597 3.046.742.460.790 0,40979
30 SIDO 2017 3.158.198.000.000 1.628.901.000.000 208.507.000.000 1.420.394.000.000 0,44975
Total Aset lancar Q1No.Kode
EmitenTahun Total Aset Modal Kerja
Total Liabilitas
Lancar
Data Sekunder yang diolah (2019)
Perhitungan Variabel Independen (Financial Distress)
1 DVLA 2013 1.190.054.288.000 556.874.481.000 0,46794
2 KAEF 2013 2.471.939.548.890 999.160.383.798 0,40420
3 KLBF 2013 11.315.061.275.026 7.633.188.370.750 0,67460
4 MERK 2013 696.946.318.000 472.257.105.000 0,67761
5 TSPC 2013 5.407.957.915.805 3.152.489.729.106 0,58294
6 SIDO 2013 2.951.507.000.000 432.085.000.000 0,14639
7 DVLA 2014 1.236.247.525.000 613.163.957.000 0,49599
8 KAEF 2014 2.968.184.626.297 1.180.157.774.439 0,39760
9 KLBF 2014 12.425.032.367.729 8.900.997.960.322 0,71638
10 MERK 2014 716.599.526.000 513.729.339.000 0,71690
11 TSPC 2014 5.592.730.492.960 3.394.369.263.871 0,60693
12 SIDO 2014 2.821.399.000.000 442.278.000.000 0,15676
13 DVLA 2015 1.376.278.237.000 642.829.395.000 0,46708
14 KAEF 2015 3.236.224.076.311 1.444.833.609.822 0,44646
15 KLBF 2015 13.696.417.381.439 10.006.397.634.607 0,73059
16 MERK 2015 641.646.818.000 433.581.765.000 0,67573
17 TSPC 2015 6.284.729.009.203 3.614.246.377.022 0,57508
18 SIDO 2015 2.796.111.000.000 510.695.000.000 0,18264
19 DVLA 2016 1.531.365.558.000 755.855.409.000 0,49358
20 KAEF 2016 4.612.562.541.064 1.672.566.665.324 0,36261
21 KLBF 2016 15.226.009.210.657 11.415.504.887.067 0,74974
22 MERK 2016 743.934.894.000 542.710.952.000 0,72951
23 TSPC 2016 6.585.807.349.438 3.915.351.093.086 0,59451
24 SIDO 2016 2.987.614.000.000 613.914.000.000 0,20549
25 DVLA 2017 1.640.886.147.000 806.512.172.000 0,49151
26 KAEF 2017 6.096.148.972.533 1.884.351.974.559 0,30911
27 KLBF 2017 16.616.239.416.335 12.787.858.133.966 0,76960
28 MERK 2017 847.006.544.000 575.475.924.000 0,67942
29 TSPC 2017 7.434.900.309.021 4.205.418.414.456 0,56563
30 SIDO 2017 3.158.198.000.000 749.666.000.000 0,23737
Q2No.Kode
EmitenTahun Total Aset
Saldo Laba/ Retained
Earning
Data Sekunder yang diolah (2019)
Perhitungan Variabel Independen (Financial Distress)
1 DVLA 2013 1.190.054.288.000 175.756.777.000 0,14769
2 KAEF 2013 2.471.939.548.890 284.125.432.299 0,11494
3 KLBF 2013 11.315.061.275.026 2.572.522.717.231 0,22735
4 MERK 2013 696.946.318.000 234.707.739.000 0,33677
5 TSPC 2013 5.407.957.915.805 829.935.403.086 0,15347
6 SIDO 2013 2.951.507.000.000 582.658.000.000 0,19741
7 DVLA 2014 1.236.247.525.000 105.866.443.000 0,08564
8 KAEF 2014 2.968.184.626.297 315.611.059.635 0,10633
9 KLBF 2014 12.425.032.367.729 2.763.700.548.048 0,22243
10 MERK 2014 716.599.526.000 205.058.431.000 0,28615
11 TSPC 2014 5.592.730.492.960 742.732.619.498 0,13280
12 SIDO 2014 2.821.399.000.000 545.651.000.000 0,19340
13 DVLA 2015 1.376.278.237.000 144.437.708.000 0,10495
14 KAEF 2015 3.236.224.076.311 338.135.061.189 0,10448
15 KLBF 2015 13.696.417.381.439 2.720.881.244.459 0,19866
16 MERK 2015 641.646.818.000 193.940.841.000 0,30225
17 TSPC 2015 6.284.729.009.203 707.110.932.867 0,11251
18 SIDO 2015 2.796.111.000.000 560.399.000.000 0,20042
19 DVLA 2016 1.531.365.558.000 214.417.056.000 0,14002
20 KAEF 2016 4.612.562.541.064 383.025.924.670 0,08304
21 KLBF 2016 15.226.009.210.657 3.091.188.460.230 0,20302
22 MERK 2016 743.934.894.000 214.916.161.000 0,28889
23 TSPC 2016 6.585.807.349.438 718.958.200.369 0,10917
24 SIDO 2016 2.987.614.000.000 629.082.000.000 0,21056
25 DVLA 2017 1.640.886.147.000 226.147.921.000 0,13782
26 KAEF 2017 6.096.148.972.533 449.710.762.422 0,07377
27 KLBF 2017 16.616.239.416.335 3.241.186.725.992 0,19506
28 MERK 2017 847.006.544.000 205.784.642.000 0,24296
29 TSPC 2017 7.434.900.309.021 744.090.262.873 0,10008
30 SIDO 2017 3.158.198.000.000 681.889.000.000 0,21591
Q3No.Kode
EmitenTahun Total Aset
Laba Sebelum Bunga
dan Pajak (EBIT)
Data Sekunder yang diolah (2019)
Perhitungan Variabel Independen (Financial Distress)
1 DVLA 2013 1.120.000.000 2.200 2.464.000.000.000 275.351.336.000 8,94857
2 KAEF 2013 5.554.000.000 590 3.276.860.000.000 847.584.859.909 3,86611
3 KLBF 2013 46.875.122.110 1.250 58.593.902.637.500 2.815.103.309.451 20,81412
4 MERK 2013 22.400.000 189.000 4.233.600.000.000 184.727.696.000 22,91806
5 TSPC 2013 4.500.000.000 3.250 14.625.000.000.000 1.545.006.061.565 9,46598
6 SIDO 2013 15.000.000.000 700 10.500.000.000.000 326.051.000.000 32,20355
7 DVLA 2014 1.120.000.000 1.690 1.892.800.000.000 273.816.042.000 6,91267
8 KAEF 2014 5.554.000.000 1.465 8.136.610.000.000 1.157.040.676.384 7,03226
9 KLBF 2014 46.875.122.110 1.830 85.781.473.461.300 2.607.556.689.283 32,89726
10 MERK 2014 22.400.000 160.000 3.584.000.000.000 162.908.670.000 22,00006
11 TSPC 2014 4.500.000.000 2.865 12.892.500.000.000 1.460.391.494.410 8,82811
12 SIDO 2014 15.000.000.000 610 9.150.000.000.000 186.740.000.000 48,99861
13 DVLA 2015 1.120.000.000 1.300 1.456.000.000.000 402.760.903.000 3,61505
14 KAEF 2015 5.554.000.000 870 4.831.980.000.000 1.374.127.253.841 3,51640
15 KLBF 2015 46.875.122.110 1.320 61.875.161.185.200 2.758.131.396.170 22,43372
16 MERK 2015 448.000.000 6.775 3.035.200.000.000 168.103.536.000 18,05554
17 TSPC 2015 4.500.000.000 1.750 7.875.000.000.000 1.947.588.124.083 4,04346
18 SIDO 2015 15.000.000.000 550 8.250.000.000.000 197.797.000.000 41,70943
19 DVLA 2016 1.120.000.000 1.755 1.965.600.000.000 451.785.946.000 4,35073
20 KAEF 2016 5.554.000.000 2.750 15.273.500.000.000 2.341.155.131.870 6,52392
21 KLBF 2016 46.875.122.110 1.515 71.015.809.996.650 2.762.162.069.572 25,71023
22 MERK 2016 448.000.000 9.200 4.121.600.000.000 161.262.425.000 25,55834
23 TSPC 2016 4.500.000.000 1.970 8.865.000.000.000 1.950.534.206.746 4,54491
24 SIDO 2016 15.000.000.000 520 7.800.000.000.000 229.729.000.000 33,95305
25 DVLA 2017 1.120.000.000 1.960 2.195.200.000.000 524.586.078.000 4,18463
26 KAEF 2017 5.554.000.000 2.700 14.995.800.000.000 3.523.628.217.406 4,25578
27 KLBF 2017 46.875.122.110 1.690 79.218.956.365.900 2.722.207.633.646 29,10100
28 MERK 2017 448.000.000 8.500 3.808.000.000.000 231.569.103.000 16,44434
29 TSPC 2017 4.500.000.000 1.800 8.100.000.000.000 2.352.891.899.876 3,44257
30 SIDO 2017 15.000.000.000 545 8.175.000.000.000 262.333.000.000 31,16268
Q4No.Kode
EmitenTahun Saham Beredar
Harga Saham
Penutupan Nilai Pasar Ekuitas Total Liabilitas
Data Sekunder yang diolah (2019)
Perhitungan Variabel Independen (Financial Distress)
1 DVLA 2013 1.190.054.288.000 1.101.684.170.000 0,92574
2 KAEF 2013 2.471.939.548.890 4.348.073.988.385 1,75897
3 KLBF 2013 11.315.061.275.026 16.002.131.057.048 1,41423
4 MERK 2013 696.946.318.000 1.193.952.302.000 1,71312
5 TSPC 2013 5.407.957.915.805 6.854.889.233.121 1,26756
6 SIDO 2013 2.951.507.000.000 2.372.364.000.000 0,80378
7 DVLA 2014 1.236.247.525.000 1.103.821.775.000 0,89288
8 KAEF 2014 2.968.184.626.297 4.521.024.379.759 1,52316
9 KLBF 2014 12.425.032.367.729 17.368.532.547.558 1,39787
10 MERK 2014 716.599.526.000 863.207.535.000 1,20459
11 TSPC 2014 5.592.730.492.960 7.512.115.037.587 1,34319
12 SIDO 2014 2.821.399.000.000 2.197.907.000.000 0,77901
13 DVLA 2015 1.376.278.237.000 1.306.098.136.000 0,94901
14 KAEF 2015 3.236.224.076.311 4.860.371.483.524 1,50186
15 KLBF 2015 13.696.417.381.439 17.887.464.223.321 1,30600
16 MERK 2015 641.646.818.000 983.446.471.000 1,53269
17 TSPC 2015 6.284.729.009.203 8.181.481.867.179 1,30180
18 SIDO 2015 2.796.111.000.000 2.218.536.000.000 0,79344
19 DVLA 2016 1.531.365.558.000 1.451.356.680.000 0,94775
20 KAEF 2016 4.612.562.541.064 5.811.502.656.431 1,25993
21 KLBF 2016 15.226.009.210.657 19.374.230.957.505 1,27244
22 MERK 2016 743.934.894.000 1.034.806.890.000 1,39099
23 TSPC 2016 6.585.807.349.438 9.138.238.993.842 1,38757
24 SIDO 2016 2.987.614.000.000 2.561.806.000.000 0,85748
25 DVLA 2017 1.640.886.147.000 1.575.647.308.000 0,96024
26 KAEF 2017 6.096.148.972.533 6.127.479.369.403 1,00514
27 KLBF 2017 16.616.239.416.335 20.182.120.166.616 1,21460
28 MERK 2017 847.006.544.000 1.156.648.155.000 1,36557
29 TSPC 2017 7.434.900.309.021 9.565.462.045.199 1,28656
30 SIDO 2017 3.158.198.000.000 2.573.840.000.000 0,81497
Penjualan Q5No.Kode
EmitenTahun Total Aset
Data Sekunder yang diolah (2019)
Perhitungan Variabel Independen (Financial Distress)
1 DVLA 2013 0,58696 0,46794 0,14769 8,94857 0,92574 0,00704 0,00655 0,00487 0,05369 0,92482 0,99698
2 KAEF 2013 0,43063 0,40420 0,11494 3,86611 1,75897 0,00517 0,00566 0,00379 0,02320 1,75721 1,79503
3 KLBF 2013 0,42923 0,67460 0,22735 20,81412 1,41423 0,00515 0,00944 0,00750 0,12488 1,41282 1,55980
4 MERK 2013 0,63193 0,67761 0,33677 22,91806 1,71312 0,00758 0,00949 0,01111 0,13751 1,71141 1,87710
5 TSPC 2013 0,48884 0,58294 0,15347 9,46598 1,26756 0,00587 0,00816 0,00506 0,05680 1,26629 1,34218
6 SIDO 2013 0,69191 0,14639 0,19741 32,20355 0,80378 0,00830 0,00205 0,00651 0,19322 0,80298 1,01307
7 DVLA 2014 0,60401 0,49599 0,08564 6,91267 0,89288 0,00725 0,00694 0,00283 0,04148 0,89199 0,95048
8 KAEF 2014 0,39944 0,39760 0,10633 7,03226 1,52316 0,00479 0,00557 0,00351 0,04219 1,52164 1,57770
9 KLBF 2014 0,46156 0,71638 0,22243 32,89726 1,39787 0,00554 0,01003 0,00734 0,19738 1,39647 1,61676
10 MERK 2014 0,64962 0,71690 0,28615 22,00006 1,20459 0,00780 0,01004 0,00944 0,13200 1,20338 1,36266
11 TSPC 2014 0,44296 0,60693 0,13280 8,82811 1,34319 0,00532 0,00850 0,00438 0,05297 1,34185 1,41301
12 SIDO 2014 0,59510 0,15676 0,19340 48,99861 0,77901 0,00714 0,00219 0,00638 0,29399 0,77823 1,08794
13 DVLA 2015 0,54315 0,46708 0,10495 3,61505 0,94901 0,00652 0,00654 0,00346 0,02169 0,94806 0,98627
14 KAEF 2015 0,31286 0,44646 0,10448 3,51640 1,50186 0,00375 0,00625 0,00345 0,02110 1,50036 1,53491
15 KLBF 2015 0,46601 0,73059 0,19866 22,43372 1,30600 0,00559 0,01023 0,00656 0,13460 1,30469 1,46167
16 MERK 2015 0,54741 0,67573 0,30225 18,05554 1,53269 0,00657 0,00946 0,00997 0,10833 1,53116 1,66550
17 TSPC 2015 0,41504 0,57508 0,11251 4,04346 1,30180 0,00498 0,00805 0,00371 0,02426 1,30050 1,34151
18 SIDO 2015 0,54482 0,18264 0,20042 41,70943 0,79344 0,00654 0,00256 0,00661 0,25026 0,79264 1,05861
19 DVLA 2016 0,45354 0,49358 0,14002 4,35073 0,94775 0,00544 0,00691 0,00462 0,02610 0,94681 0,98988
20 KAEF 2016 0,26244 0,36261 0,08304 6,52392 1,25993 0,00315 0,00508 0,00274 0,03914 1,25867 1,30878
21 KLBF 2016 0,47651 0,74974 0,20302 25,71023 1,27244 0,00572 0,01050 0,00670 0,15426 1,27117 1,44835
22 MERK 2016 0,52154 0,72951 0,28889 25,55834 1,39099 0,00626 0,01021 0,00953 0,15335 1,38960 1,56896
23 TSPC 2016 0,41478 0,59451 0,10917 4,54491 1,38757 0,00498 0,00832 0,00360 0,02727 1,38618 1,43035
24 SIDO 2016 0,52833 0,20549 0,21056 33,95305 0,85748 0,00634 0,00288 0,00695 0,20372 0,85662 1,07650
25 DVLA 2017 0,44734 0,49151 0,13782 4,18463 0,96024 0,00537 0,00688 0,00455 0,02511 0,95928 1,00119
26 KAEF 2017 0,21203 0,30911 0,07377 4,25578 1,00514 0,00254 0,00433 0,00243 0,02553 1,00413 1,03898
27 KLBF 2017 0,47042 0,76960 0,19506 29,10100 1,21460 0,00565 0,01077 0,00644 0,17461 1,21339 1,41085
28 MERK 2017 0,45445 0,67942 0,24296 16,44434 1,36557 0,00545 0,00951 0,00802 0,09867 1,36421 1,48585
29 TSPC 2017 0,40979 0,56563 0,10008 3,44257 1,28656 0,00492 0,00792 0,00330 0,02066 1,28528 1,32207
30 SIDO 2017 0,44975 0,23737 0,21591 31,16268 0,81497 0,00540 0,00332 0,00713 0,18698 0,81416 1,01698
0,012 Q1 0,014Q2 0,033Q3 0,006Q4 0,999Q5 ZQ1 Q2 Q3 Q4 Q5No.Kode
EmitenTahun
Data Sekunder yang diolah (2019)
Perhitungan Variabel Independen (Stuktur Kepemilikan Manajerial)
1 DVLA 2013 0 1.120.000.000 0,00000
2 KAEF 2013 125.000 5.554.000.000 0,00002
3 KLBF 2013 4.372.500 46.875.122.110 0,00009
4 MERK 2013 0 22.400.000 0,00000
5 TSPC 2013 0 4.500.000.000 0,00000
6 SIDO 2013 0 15.000.000.000 0,00000
7 DVLA 2014 0 1.120.000.000 0,00000
8 KAEF 2014 125.000 5.554.000.000 0,00002
9 KLBF 2014 4.372.500 46.875.122.110 0,00009
10 MERK 2014 0 22.400.000 0,00000
11 TSPC 2014 0 4.500.000.000 0,00000
12 SIDO 2014 0 15.000.000.000 0,00000
13 DVLA 2015 0 1.120.000.000 0,00000
14 KAEF 2015 125.000 5.554.000.000 0,00002
15 KLBF 2015 4.372.500 46.875.122.110 0,00009
16 MERK 2015 0 448.000.000 0,00000
17 TSPC 2015 0 4.500.000.000 0,00000
18 SIDO 2015 0 15.000.000.000 0,00000
19 DVLA 2016 0 1.120.000.000 0,00000
20 KAEF 2016 125.000 5.554.000.000 0,00002
21 KLBF 2016 4.372.500 46.875.122.110 0,00009
22 MERK 2016 0 448.000.000 0,00000
23 TSPC 2016 0 4.500.000.000 0,00000
24 SIDO 2016 0 15.000.000.000 0,00000
25 DVLA 2017 0 1.120.000.000 0,00000
26 KAEF 2017 42.500 5.554.000.000 0,00001
27 KLBF 2017 4.372.500 46.875.122.110 0,00009
28 MERK 2017 0 448.000.000 0,00000
29 TSPC 2017 0 4.500.000.000 0,00000
30 SIDO 2017 0 15.000.000.000 0,00000
No. Tahun MOWNKode Emiten Saham Manajerial Saham Beredar
Data Sekunder yang diolah (2019)
Perhitungan Variabel Independen (Political Cost)
1 DVLA 2013 1.190.054.288.000 27,80502
2 KAEF 2013 2.471.939.548.890 28,53602
3 KLBF 2013 11.315.061.275.026 30,05716
4 MERK 2013 696.946.318.000 27,26997
5 TSPC 2013 5.407.957.915.805 29,31889
6 SIDO 2013 2.951.507.000.000 28,71334
7 DVLA 2014 1.236.247.525.000 27,84310
8 KAEF 2014 2.968.184.626.297 28,71897
9 KLBF 2014 12.425.032.367.729 30,15073
10 MERK 2014 716.599.526.000 27,29778
11 TSPC 2014 5.592.730.492.960 29,35249
12 SIDO 2014 2.821.399.000.000 28,66825
13 DVLA 2015 1.376.278.237.000 27,95040
14 KAEF 2015 3.236.224.076.311 28,80543
15 KLBF 2015 13.696.417.381.439 30,24816
16 MERK 2015 641.646.818.000 27,18730
17 TSPC 2015 6.284.729.009.203 29,46914
18 SIDO 2015 2.796.111.000.000 28,65925
19 DVLA 2016 1.531.365.558.000 28,05718
20 KAEF 2016 4.612.562.541.064 29,15980
21 KLBF 2016 15.226.009.210.657 30,35403
22 MERK 2016 743.934.894.000 27,33522
23 TSPC 2016 6.585.807.349.438 29,51594
24 SIDO 2016 2.987.614.000.000 28,72550
25 DVLA 2017 1.640.886.147.000 28,12626
26 KAEF 2017 6.096.148.972.533 29,43868
27 KLBF 2017 16.616.239.416.335 30,44140
28 MERK 2017 847.006.544.000 27,46497
29 TSPC 2017 7.434.900.309.021 29,63721
30 SIDO 2017 3.158.198.000.000 28,78102
No. Kode Emiten Tahun Total Aset Ln Total Aset
Data Sekunder yang diolah (2019
Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Dependen dan Variabel Independen
1 DVLA 2013 0,14138 0,23138 0,99698 0,00000 27,80502
2 KAEF 2013 -0,15541 0,34288 1,79503 0,00002 28,53602
3 KLBF 2013 -0,39996 0,24879 1,55980 0,00009 30,05716
4 MERK 2013 0,03762 0,26505 1,87710 0,00000 27,26997
5 TSPC 2013 -0,17123 0,28569 1,34218 0,00000 29,31889
6 SIDO 2013 -0,18700 0,11047 1,01307 0,00000 28,71334
7 DVLA 2014 0,18616 0,22149 0,95048 0,00000 27,84310
8 KAEF 2014 -0,13694 0,38981 1,57770 0,00002 28,71897
9 KLBF 2014 -0,13519 0,20986 1,61676 0,00009 30,15073
10 MERK 2014 0,25495 0,22734 1,36266 0,00000 27,29778
11 TSPC 2014 -0,15746 0,26112 1,41301 0,00000 29,35249
12 SIDO 2014 -0,11340 0,06619 1,08794 0,00000 28,66825
13 DVLA 2015 0,24728 0,29264 0,98627 0,00000 27,95040
14 KAEF 2015 -0,17582 0,42461 1,53491 0,00002 28,80543
15 KLBF 2015 -0,13891 0,20138 1,46167 0,00009 30,24816
16 MERK 2015 0,22087 0,26199 1,66550 0,00000 27,18730
17 TSPC 2015 -0,10517 0,30989 1,34151 0,00000 29,46914
18 SIDO 2015 -0,12420 0,07074 1,05861 0,00000 28,65925
19 DVLA 2016 0,18885 0,29502 0,98988 0,00000 28,05718
20 KAEF 2016 -0,13329 0,50756 1,30878 0,00002 29,15980
21 KLBF 2016 -0,15647 0,18141 1,44835 0,00009 30,35403
22 MERK 2016 0,14571 0,21677 1,56896 0,00000 27,33522
23 TSPC 2016 -0,15317 0,29617 1,43035 0,00000 29,51594
24 SIDO 2016 -0,13780 0,07689 1,07650 0,00000 28,72550
25 DVLA 2017 0,20885 0,31970 1,00119 0,00000 28,12626
26 KAEF 2017 -0,11133 0,57801 1,03898 0,00001 29,43868
27 KLBF 2017 -0,19616 0,16383 1,41085 0,00009 30,44140
28 MERK 2017 0,18453 0,27340 1,48585 0,00000 27,46497
29 TSPC 2017 -0,14383 0,31647 1,32207 0,00000 29,63721
30 SIDO 2017 -0,10997 0,08306 1,01698 0,00000 28,78102
Political
Cost (PC)No. Kode Emiten Tahun
Konservatisme
Akuntansi (KA)
Debt
Covenant
(LEV)
Financial
Distress
(FD)
Struktur
Kepemilikan
Manajerial
(MOWN)
Data Sekunder yang diolah (2019)
Hasil Uji Deskriptif
KA LEV FD MOWN PC Mean -0.044217 0.257654 1.324664 1.80E-05 28.76962 Median -0.128745 0.261555 1.352420 0.000000 28.72224 Maximum 0.254950 0.578010 1.877100 9.00E-05 30.44140 Minimum -0.399960 0.066190 0.950480 0.000000 27.18730 Std. Dev. 0.173706 0.119496 0.267831 3.35E-05 0.986864 Skewness 0.462754 0.557948 0.134541 1.636651 0.007433 Kurtosis 2.116786 3.633969 1.953474 3.880930 1.972992
Jarque-Bera 2.045790 2.058923 1.459526 14.36319 1.318708 Probability 0.359553 0.357199 0.482023 0.000760 0.517185
Sum -1.326510 7.729610 39.73992 0.000540 863.0886 Sum Sq. Dev. 0.875039 0.414096 2.080265 3.25E-08 28.24309
Observations 30 30 30 30 30
Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10
Series: ResidualsSample 0001 0030Observations 30
Mean -3.03e-16Median 0.018603Maximum 0.102412Minimum -0.211955Std. Dev. 0.085105Skewness -0.607848Kurtosis 2.408909
Jarque-Bera 2.284135Probability 0.319158
Hasil Uji Multikolonieritas
Variance Inflation Factors Date: 02/17/19 Time: 05:18 Sample: 0001 0030 Included observations: 30
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 0.578362 2065.132 NA
LEV 0.022708 6.501790 1.119181 FD 0.005522 35.96314 1.367137
MOWN 683688.2 3.433979 2.643025 PC 0.000666 1971.621 2.240022
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.778742 Prob. F(2,23) 0.0830
Obs*R-squared 5.838208 Prob. Chi-Square(2) 0.0540
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 2.531367 Prob. F(14,15) 0.0425
Obs*R-squared 21.07836 Prob. Chi-Square(14) 0.0996 Scaled explained SS 10.31162 Prob. Chi-Square(14) 0.7391
Hasil Uji Regresi
Dependent Variable: KA
Method: Least Squares
Date: 02/17/19 Time: 05:12
Sample: 0001 0030
Included observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.618255 0.760501 7.387573 0.0000
LEV 0.224494 0.150691 1.489768 0.1488
FD -0.212999 0.074308 -2.866450 0.0083
MOWN 2130.245 826.8544 2.576324 0.0163
PC -0.190357 0.025814 -7.374167 0.0000
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
R-squared 0.759959 Mean dependent var -0.044217
Adjusted R-squared 0.721553 S.D. dependent var 0.173706
S.E. of regression 0.091661 Akaike info criterion -1.790419
Sum squared resid 0.210045 Schwarz criterion -1.556886
Log likelihood 31.85629 Hannan-Quinn criter. -1.715710
F-statistic 19.78723 Durbin-Watson stat 2.269591
Prob(F-statistic) 0.000000
Hasil Uji t
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.618255 0.760501 7.387573 0.0000
LEV 0.224494 0.150691 1.489768 0.1488
FD -0.212999 0.074308 -2.866450 0.0083
MOWN 2130.245 826.8544 2.576324 0.0163
PC -0.190357 0.025814 -7.374167 0.0000
Hasil Uji F
R-squared 0.759959 Mean dependent var -0.044217
Adjusted R-squared 0.721553 S.D. dependent var 0.173706
S.E. of regression 0.091661 Akaike info criterion -1.790419
Sum squared resid 0.210045 Schwarz criterion -1.556886
Log likelihood 31.85629 Hannan-Quinn criter. -1.715710
F-statistic 19.78723 Durbin-Watson stat 2.269591
Prob(F-statistic) 0.000000