PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, CITRA MEREK, DAN...
Transcript of PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, CITRA MEREK, DAN...
PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, CITRA MEREK, DAN
KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN
(Studi Kasus pada Pembeli Smartphone Xiaomi di Jabodetabek)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
SUFYAN ALFARISI
11140810000049
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sufyan Alfarisi
NIM : 11140810000052
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen (Pemasaran)
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap karya karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya ini, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap untuk dikenakan
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 15 Juli 2019
Sufyan Alfarisi
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Sufyan Alfarisi
2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Oktober 1995
3. Alamat : Jl. Pajak I RT. 004 RW. 04 N0. 33A Cipadu Jaya,
Larangan, Kota Tangerang
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Sofyan Hadi
6. Nama Ibu : Nurhasanah
7. Nomor Telepon : 081218018865
8. Email : [email protected]
9. Motto : “Siapa yang sedikit ilmunya, banyak ingkarnya”
B. Pendidikan Formal
1. SDN Cipadu 2
2. SMPN 46 Jakarta
3. SMAN 90 Jakarta
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
C. Pengalaman Organisasi
1. Kerohanian Islam SMAN 90 Jakarta 2012-2013
2. Forum Komunikasi Alumni Rohis SMAN 90 Jakarta 2014-2016
3. Anggota Departemen Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan
Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Masa Bakti 2015
4. Anggota Departemen Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan
Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Masa Bakti 2016
5. Anggota Komisi Aksi dan Advokasi Senat Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Masa Bakti 2017
6. Anggota Biro Politik Mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Masa Khidmat 2016-2017
vii
ABSTRACT
This research aims to determine the effect of country of origin, brand
image, and product quality on purchase decision. This research is a
case study with quantitive approach. The data used in this research is
the primary data of collected through a questionnaire using incidental
sampling technique. Data analysis techniques in the research were
multiple linear analysis using stastitical software product and service
solutions (SPSS) 23. The Result of this research shows that country of
origin, brand image, and product quality variables have significant
effect partially and simultaneously on purchase decision variable.
Keywords: country of origin, brand image, product quality, purchase
decision.
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh country of origin,
citra merek, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan metode kuantitatif. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
dikumpulkan melalui kuesioner menggunakan teknik incidental
sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis
linear berganda menggunakan software statistical product and service
solutions (SPSS) 23. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel country of origin, citra merek, dan kualitas produk memiliki
pengaruh signifikan parsial dan simultan terhadap keputusan
pembelian.
Kata kunci: country of origin, citra merek, kualitas produk, keputusan
pembelian
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, CITRA MEREK, DAN
KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI
KASUS PADA PEMBELI SMARTPHONE XIAOMI DI JABODETABEK)”
dengan baik. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
program Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan
dukungan, bantuan, bimbingan, semangat, dan doa dari orang-orang terbaik yang
ada di lingkungan penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah subhanahu wa taala yang tak pernah berhenti memberikan rahmat-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan
skripsi ini.
2. Keluarga besar, ayah Sofyan Hadi, ibunda Nurhasanah, Kakak Nur Hidayah,
adik Rahul Alwari dan Hanna Salsabila yang terus memberikan semangat dan
suntikan moril maupun materiel kepada penulis. Dan mereka yang menjadi
motivasi terbesar penulis untuk menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.
Tanpa ada doa dan bantuan mereka penulis tidak mungkin dapat melewati
seluruh hambatan di perkuliahan.
3. Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP., selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau adalah
orang yang selalu memikirkan kemajuan mahasiswa Ekonomi UIN Jakarta.
Terimakasih atas bimbingan dan ilmu yang Bapak berikan. Semoga Bapak
mendapat keberkahan dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta dapat
lebih maju ke depannya.
x
4. Ibu Murdiyah Hayati, MM dan Ibu Amalia, SE., MSM., selaku Kepala
Program Studi Manajemen dan Sekretaris Jurusan Program Studi
Manajemen. Terima kasih atas ilmu dan bimbingan yang Ibu berikan selama
saya menjadi mahasiswa Manajemen UIN Syarif Hidayatullah.
5. Ibu Leis Suzanawaty, SE., M.Si., MM selaku dosen pembimbing skripsi
penulis yang telah meluangkan banyak waktu serta memberikan ilmu dan
bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya jurusan Manajemen
yang telah menyalurkan ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalamannya
kepada penulis selama menuntut ilmu di FEB UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Gojek Indonesia yang telah peduli pada saya sebagai anak bangsa menjadi
sponsor bagi penulis hingga tuntas.
8. Grab Indonesia yang mencurahkan perhatian pada penulis melalui dukungan
sponsor baik secara finansial maupun nonfinansial hingga tuntas.
9. Siti Rosita Sari, kekasih penulis yang selalu memberikan semangat yang
sangat penting demi motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
10. Muhammad Afdal Alfaruq secara khusus merupakan sahabat terbaik penulis
yang sangat berjasa membantu secara teknis dengan maksimal perjuangan
penyelesaian skripsi.
11. Prasetya Adi Pratama, Fadly Syahril, Dimas Akbar, Dimas Gusti, Dwiky
Ramadhany, Ria Benedita, Nela Kurnia, M. Husni, yang memberikan
dukungan moril tidak henti-hentinya kepada penulis..
12. Teman-teman kelompok KKN 26 yang telah membantu saya menyelesaikan
Kuliah Kerja Nyata dan memberikan waktu yang berharga selama dan
sesudah KKN.
13. Teman-teman Manajemen Angkatan 2014 khususnya teman-teman
konsentrasi pemasaran yang telah menjadi teman seperjuangan untuk
menyelesaikan studi strata 1 saya.
14. Para senior dan alumni di kampus yang tidak pernah bosan untuk terus
memberikan wejangan dan nasihat nya agar saya bisa menjadi pribadi yang
lebih baik.
xi
15. Teman-teman BPH dan pengurus HMJ manajemen periode 2015 dan periode
2016 yang membantu saya dalam menyelesaikan tanggung jawab saya. Tanpa
ada bantuan dari kalian tanggung jawab yang berat tersebut tidak akan dapat
saya selesaikan.
16. Teman-teman BPH dan pengurus SEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
periode 2017 yang telah membantu saya mengimplementasikan ilmu saya di
organisasi dan juga membantu saya menyelesaikan tanggung jawab berat
saya. Terimakasih telah menjadi penguru yang baik dan selalu menghibur
saya ketika saya sedang gundah gulana.
17. Sahabat/i PMII KOMFEIS angkatan 2014 yang telah berjuang bersama dan
merasakan suka dan duka menjadi anggota PMII KOMFEIS. Semoga Allah
menunjukkan kita ke jalan yang penuh kebenaran.
18. Junior–junior yang ada di lingkungan kampus baik HMJ, SEMA U, PMII
KOMFEIS yang terus memberi saya semangat untuk menyelesaikan skripsi
ini.
19. Seluruh orang-orang spesial dalam hidup saya yang mengajarkan makna
kehidupan di dalam masa perkuliahan ini.
Akhir kata, penulis memahami bahwasanya tak ada satupun di dunia ini yang
sempurna, tak terkecuali skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kepada
pembaca berkenan memberikan saran yang membangun guna memberikan
koreksi pada skripsi ini dan diadakan perbaikan untuk penulis berikutnya.
Jakarta, 15 Juli 2019
Sufyan Alfarisi
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ………………………..ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI…………………………………..iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ………………….iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………v
ABSTRACT ............................................................................................................vii
ABSTRAK ……………………………………………………………………...viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………...ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………xiv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………....xv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………xvi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..1
A. Latar Belakang Penelitian ………………………………………………...1
B. Perumusan Masalah ……………………………………………………..16
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………………….16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………..18
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ………………….18
1. Country of Origin …………………………………………………...18
2. Merek ……………………………………………………………….22
3. Kualitas Produk ……………………………………………………..28
4. Keputusan Pembelian ……………………………………………….32
B. Keterkaitan Antarvariabel …………………………………………...…..42
C. Penelitian Terdahulu ……………………………………………………..45
D. Kerangka Pemikiran ………..……………………………………………48
E. Hipotesis …………………………………………………………………49
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………..50
A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………………….50
B. Metode Penentuan Sampel ………………………………………………50
C. Metode Pengumpulan Data ……………………………………………...51
D. Metode Analisis Data ……………………………………………………53
1. Uji Kualitas Data ……………………………………………………53
2. Uji Asumsi Klasik …………………………………………………..54
3. Analisis Regresi Linear Berganda …………………………………..57
E. Operasional Variabel Penelitian …………………………………………60
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN …………………………………..64
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ……………………………………..64
B. Analisis dan Pembahasan ………………………………………………..65
1. Deskripsi Data Responden ………………………………………….65
2. Hasil Uji Kualitas Data ……………………………………………..69
3. Analisis Deskriptif …………………………………………………..75
4. Hasil Uji Asumsi Klasik …………………………………………….82
5. Analisis Regresi Linear Berganda …………………………………..88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………..97
A. Kesimpulan ………………………………………………………………97
B. Saran ……………………………………………………………………..97
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….....101
LAMPIRAN ……………………………………………………………………108
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pangsa Pasar Merek Smartphone di Dunia Kuartal III Tahun 2018 …...5
Tabel 1.2 Pangsa Pasar Vendor Smartphone di Indonesia Tahun 2014-2015 ……8
Tabel 1.3 Pangsa Pasar Vendor Smartphone di Indonesia Q2 Tahun 2016 ……..10
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………………………………………………….42
Tabel 3.1 Operasional Variabel ………………………………………………….61
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ………………………………………..…...65
Tabel 4.2 Usia Responden ……………………………………………………….66
Tabel 4.3 Pendidikan Akhir Responden …………………………………………67
Tabel 4.4 Pekerjaan atau Kegiatan Responden ………………………………….68
Tabel 4.5 Pendapatan Per Bulan Responden …………………………………….69
Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Country of Origin …………………………….71
Tabel 4.7 Uji Validitas Citra Merek ……………………………………………..71
Tabel 4.8 Uji Validitas Kualitas Produk ………………………………………...72
Tabel 4.9 Uji Validitas Keputusan Pembelian …………………………………..73
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas ………………………………………………………74
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Country of Origin ………75
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Citra Merek …………….77
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk …….…..78
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian …..81
Tabel 4.15 Uji Kolgomorov-Smirnov …………………………………………...84
Tabel 4.16 Uji Heterokedestisitas ……………………………………………….86
Tabel 4.17 Uji Multikolinearitas ……………………………………………...…87
Tabel 4.18 Analisis Regresi Linear Berganda …………………………………...88
Tabel 4.19 Hasil Uji t ……………………………………………………………91
Tabel 4.20 Hasil Uji F …………………………………………………………...95
Tabel 4.21 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ……………………………….96
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pangsa Pasar Vendor Smartphone di Indonesia Tahun 2011-2013 ....7
Gambar 1.2 Lima Besar Market Share Perusahaan Smartphone di Indonesia
Kuartal Kedua Tahun 2017 ………………………………………...11
Gambar 1.3 Lima Besar Market Share Perusahaan Smartphone di Indonesia
Kuartal Kedua Tahun 2018 ………………………………………..12
Gambar 1.4 Lima Besar Market Share Perusahaan Smartphone di Indonesia
Kuartal Ketiga Tahun 2019 ………………………………………..13
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ………………………………………………..48
Gambar 4.1 Kurva Uji Normalitas Data ………………………………………...83
Gambar 4.2 Uji Heterokedestisitas Scatterplot ………………………………….85
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ………………………………………………108
Lampiran 2.1 Uji Validitas Variabel Country of Origin ……………………….114
Lampiran 2.2 Uji Validitas Variabel Citra Merek ...…………………………...116
Lampiran 2.3 Uji Validitas Variabel Kualitas Produk …………………………117
Lampiran 2.4 Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian …………………...120
Lampiran 3.1 Uji Reliabilitas Variabel Country of Origin …………………….121
Lampiran 3.2 Uji Reliabilitas Variabel Citra Merek …………………………..121
Lampiran 3.3 Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Produk ………………………121
Lampiran 3.4 Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian ………………...121
Lampiran 4.1 Uji Normalitas …………………………………………………..122
Lampiran 4.2 Uji Kolgomorov-Smirnov ……………………………………….122
Lampiran 4.3 Uji Heterokedesitas ……………………………………………...123
Lampiran 4.4 Uji Glejser ……………………………………………………….123
Lampiran 5 Uji Multikolinearitas ………………………………………………124
Lampiran 6 Uji Analisis Linear Berganda ……………………………………..124
Lampiran 6.1 Uji t ……………………………………………………………...125
Lampiran 6.2 Uji F ……………………………………………………………..125
Lampiran 6.3 Koefisien Determinasi …………………………………………..125
Lampiran 7.1 Data Uji Validitas dan Reliabilitas Country of Origin ………….126
Lampiran 7.2 Data Uji Validitas dan Reliabilitas Citra Merek ………………...127
Lampiran 7.3 Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kualitas Produk ……………128
Lampiran 7.4 Data Uji Validitas dan Reliabilitas Keputusan Pembelian ……...129
Lampiran 8.1 Data Penelitian Country of Origin ………………………………130
Lampiran 8.2 Data Penelitian Citra Merek …………………………………….132
Lampiran 8.3 Data Penelitian Kualitas Produk ………………………………...135
Lampiran 8.4 Data Penelitian Keputusan Pembelian …………………………..139
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Era globalisasi ini merupakan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi
perusahaan yang beroperasi di dunia, dimana dengan adanya era globalisasi
ini akan memperluas pasar produk sehingga keadaan tersebut memicu
persaingan yang ketat. Dalam situasi demikian, tidak ada lagi pilihan lain
bagi perusahaan kecuali berusaha untuk menghadapinya atau sama sekali
keluar dari arena persaingan. Perusahaan harus meningkatkan efektifitas dan
nilai pelanggan, seperti yang dikemukakan Bestari (2003) bahwa respon yang
paling baik untuk melindungi pasar yaitu dengan melakukan inovasi terus
menerus (continuous innovation). Perusahaan terus berusaha mengingkatkan
efektifitas kompetitif dan nilai perusahaan di mata konsumennya.
Dengan adanya globalisasi tersebut pasti akan diiringi dengan
perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi pada dekade terakhir ini
memberikan pengaruh yang besar bagi dunia industri komunikasi. Untuk
melakukan suatu kontak tidak perlu melakukan tatap muka langsung,
melainkan dapat menggunakan media. Media yang hampir setiap orang punya
untuk melakukan kontak yaitu telepon seluler. Telepon seluler saat ini tidak
hanya berfungsi untuk melakukan panggilan atau perpesanan saja, telepon
seluler mampu melakukan aktifitas video call, pertemanan secara virtual
(jejaring sosial), di mana telepon seluler tersebut kita biasa sebut dengan
telepon seluler (ponsel) pintar atau smartphone.
2
Sesuai arti kata smartphone yaitu telepon seluler (ponsel) pintar, ia
mempunyai kemampuan layaknya komputer yang didukung oleh sebuah
sistem operasi canggih. Keberadaan smartphone sebagai perangkat gerak
(mobile) yang memungkinkan penggunanya untuk tetap terhubung melalui
fasilitas telepon maupun internet. Tentunya hal ini harus diiringi dengan
teknologi yang canggih dan sistem interface yang sangat mudah dipahami
oleh konsumen.
Pengguna telepon seluler pintar (smartphone) di Indonesia terus
bertumbuh pesat. Lembaga riset Digital Marketing Emarketer
memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia
lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi
negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah
Cina, India, dan Amerika (kominfo.go.id, diakses pada 7 Maret 2019).
Salah satu smartphone Cina yang sedang berkembang pesat ialah
Xiaomi. Xiaomi, perusahaan teknologi asal negeri tirai bambu yang didirikan
pada tahun 2010, sering dianggap sebagai Apple dari Cina. Perusahaan ini
menjadi “unicorn” paling berharga di dunia pada tahun 2014, dengan valuasi
pribadi senilai lebih dari US$46 miliar (sekitar Rp598,66 triliun) (http:
id.techinasia.com, diakses pada 7 Maret 2019).
Keberhasilan Xiaomi sendiri merupakan fenomena yang menarik untuk
diteliti. Mengingat sebelumnya produk Cina melekat sebagai produk yang
berkualitas rendah. Seperti yang ditulis oleh David Volodzko (2015) berjudul
How „Made in China‟ Became a Stigma dimuat di The Diplomat, ia
3
memaparkan bagaimana produk Cina awalnya selalu mendapat stigma buruk
dari konsumen.
Ia mengambil contoh bagaimana skandal susu pada 2008, insektisida
dalam pangsit, telur yang tercemar melamin, urea dalam kacang panjang,
beras plastik hingga formaldehid dalam bir merusak reputasi produk Cina dan
menjadi pengalaman buruk bagi konsumen pada masa lalu.
Selain pada produk makanan, Cina yang saat itu baru mulai merambah
industri ponsel pintar juga diterpa isu miring bahwa produk Cina itu hanya
unggul pada harga yang murah namun memiliki kualitas rendah. Di awal
kemunculannya, ponsel Cina memang dibanderol dengan harga yang jauh di
bawah produk AS yaitu Apple atau Samsung dari Korea Selatan.
Pandangan konsumen bahwa “harga menentukan kualitas” membuat
produk Cina tak banyak dilirik meski awalnya harga murah itu untuk menarik
konsumen yang selama ini dihadapkan pada harga ponsel Apple atau
Samsung yang mahal. Stigma buruk pada produk Cina ini juga menjadi salah
satu batu sandungan kala vendor ingin melebarkan pasarnya ke dunia Barat.
Di mata konsumen, produk Barat memiliki kualitas bagus, menangkap tren,
dan lebih mutakhir dibandingkan Cina (https://www.techinasia.com/chinese-
smartphone-makers-eager-sell-phones-west Nov, 2014 diakses pada 10 Mei
2019).
Lionel (2009) dalam makalah berjudul “‟Made In China‟ – Political and
Cultural Valuation of Brand Images, Trade, and Commodities”
mengungkapkan merek Cina atau produk-produk berlabel “made in Cina”
memang kadung diberi cap negatif oleh masyarakat. Label “made in Cina”
4
berkorelasi dengan produk murah, cepat jadi, kualitas rendah, hingga yang
paling menonjol terkait isu pembajakan.
Stigma-stigma negatif yang disandang produk-produk buatan Cina acap
kali menjadi antitesis dari produk-produk buatan Jepang atau Amerika
Serikat.
Produk asal Cina kerap dihantui oleh stigma keraguan atas kualitasnya
hal itu pula yang disadari oleh salah satu produsen smartphone asal Negeri
Tirai Bambu lain, yakni Oppo. (https//www.cnnindonesia.com diakses pada
10 Mei 2019). Padahal merujuk apa yang diungkapkan The Economist pada
2015, 70 persen produksi ponsel dunia dilakukan di Cina. Stigma negatif
seakan mengaburkan kenyataan terang itu.
Membalikkan persepsi tentu satu tantangan khusus. Kraft (2010)
mengatakan bahwa mengubah pandangan negatif itu memerlukan pemasaran
tempo lama, uang yang besar, dan kemampuan humas yang mumpuni untuk
membentuk brand yang kuat, sehingga mampu menangkal atau setidaknya
mengaburkan stigma tersebut.
Namun stigma negatif terhadap produk Cina dalam hal ini khususnya
perlahan luntur. Setidaknya sesuai laporan International Data Corporation
(IDC), smartphone Xiaomi kini menjadi produsen ponsel terbesar keempat di
dunia. Untuk urutan pertama masih dipegang oleh Samsung, dan kedua
ditempati oleh Apple. Di posisi ketiga ditempati oleh Huawei, sedangkan
Xiaomi sendiri berada pada urutan empat.
5
Tabel 1.1
Pangsa Pasar Merek Smartphone di Dunia pada Kuartal III Tahun 2018
Period Apple Samsung Huawei Xiaomi OPPO Others
2017Q1 14,7% 23,2% 10,0% 4,3% 7,5% 40,2%
2017Q2 11,8% 22,9% 11,0% 6,2% 8,0% 40,1%
2017Q3 12,4% 22,1% 10,4% 7,5% 8,1% 39,6%
2017Q4 19,6% 18,9% 10,7% 7,1% 6,9% 36,8%
2018Q1 15,7% 23,5% 11,8% 8,4% 7,4% 33,2%
2018Q2 12,1% 21,0% 15,9% 9,5% 8,6% 32,9%
2018Q3 13,2% 20,3% 14,6% 9,5% 8,4% 33,9%
Sumber: IDC Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker, 2018Q3 (Diolah
peneliti, Mei 2019).
Dalam tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pada kuartal ketiga tahun 2018,
pangsa pasar tertinggi di dunia smartphone diraih oleh Samsung. Tetapi harus
diketahui bahwa pangsa pasar Xiaomi di dunia sudah mencapai 4 besar.
Bahkan di Indonesia sendiri mampu menjadi nomor dua di bawah Samsung
dan menyalip Vivo.
Xiaomi juga telah mengumumkan laporan hasil kinerja
(http://blog.mi.com/ diakses pada 10 Mei 2019) sepanjang kuartal ketiga
2018. Berkat sejumlah terobosan salah satunya ekspansi intens di luar Cina,
pendapatan mereka tembus 50,846 miliar Yuan atau sekitar Rp106,7 triliun,
naik 49,1 persen dari periode yang sama.
Masih dalam laporan tersebut untuk keuntungan bersih, Xiaomi
mengantongi 2,481 miliar Yuan atau sekitar Rp5,2 tiriliun. Adapun laba yang
6
disesuaikan non-IFRS (Standar Pelaporan Keuangan Internasional) sebesar
2,855 miliar Yuan atau sekitar Rp6,1 triliun, naik 17,3 persen dari tahun ke
tahun.
Selain itu, pendapatan internasional Xiaomi diklaim tumbuh 112,7 persen
dari periode yang sama. Menurut Canalys, pengapalan smartphone ke Eropa
Barat meningkat 386 persen dari periode yang sama sekaligus peringkat
keempat dalam hal pengiriman smartphone pada kuartal ketiga 2018.
Masih dari laporan tersebut, Xiaomi juga menyinggung soal strategi
multi-merek yang menargetkan segmen pengguna berbeda. Strategi ini
merujuk pada kehadiran sub-merek baru POCOPHONE, serta Black Shark
yang menyasar pada gamer. Selain itu, Xiaomi juga telah mengambil alih
bisnis smartphone Meitu sebagai bagian dari strategi ekspansi mereka.
Beberapa tahun belakangan ini, kia sudah melihat persaingan di pasar
smartphone. Merek-merek dari Cina seperti Oppo, Vivo, dan Xiaomi tentu
saja, bersaing sengit dengan merek-merek yang sudah lebih dulu mapan.
Sebutlah seperti Samsung, misalnya.
Peneliti akan memaparkan fenomena persaingan smartphone tersebut di
Indonesia berdasarkan data survei StatCounter dan International Data
Corporation sebagai berikut.
7
Gambar 1.1 Pangsa Pasar Vendor Smartphone di Indonesia
Tahun 2011-2013
(Diolah peneliti, Agustus 2019)
Menurut survei StatCounter pada gambar 1.1 menunjukkan tentang
persentase pangsa pasar atau market share hasil penjualan unit smartphone
oleh masing – masing vendor di Indonesia.
Di tahun 2011 hingga 2013, terlihat bahwa vendor Nokia bertahan di
urutan pertama dalam penguasaan pangsa pasar smartphone di Indonesia
dengan angka persentase 49,68%. Secara garis besar, strategi pemasaran
Nokia didasarkan pada desain beragam jenis ponsel untuk semua jenis
segmen pasar. Artinya Nokia menjalankan strategi multi product for multi
market segment.
Disusul peringkat ketiga oleh vendor smartphone Samsung dengan angka
16,68%. Product Marketing Senior Manager Samsung Indonesia, Fabian
8
Kayatmo menjelaskan, bahwa sistem operasi Android dengan 200.000
aplikasi di market sudah menjadi nomor satu pada akhir 2010. Meski pada
tahun 2012 jumlah pengguna Android di Indonesia masih sedikit,
pertumbuhannya di tiap bulan terus meningkat, seperti pada Februari 2011
pertumbuhan ponsel Android mencapai 8%. Fabian menyatakan, strategi
pemasaran Samsung tahun 2012 lebih pada customer- central desire, atau
berdasar pada kebutuhan dan keinginan konsumen. Lalu disusul oleh RIM
(Research In Motion, perusahaan pengusung merek BlackBerry) dengan
angka 9,19% di peringkat keempat.
Tabel 1.2 Pangsa Pasar (Market Share) Vendor Smartphone di Indonesia
Tahun 2014-2015
Vendor 2015
Shipment
Volumes
2015
Market
Share
2014
Shipment
Volumes
2014
Market
Share
YoY
Growth
Samsung 7.3 24.8% 6.8 27.0% 7.5%
Asus 4.7 15.9% 1.4 5.6% 231.4%
Smartfren 3.2 10.8% 2.6 10.2% 23.7%
Advan 2.8 9.6% 2.3 9.2% 21.5%
Lenovo 1.9 6.5% 1.4 5.8% 31.3%
Others 9.5 32.5% 10.6 42.2% -9.8%
Total 29.3 100% 25.0 100% 17.1%
Sumber: IDC Asia/Pacific Quarterly Mobile Phone Tracker, Februari 2018
(Diolah peneliti, Agustus 2019).
9
Pada tabel 1.2 di atas dapat dilihat pangsa pasar smartphone Indonesia
tahun 2014 dikuasai oleh vendor Samsung sebagai peringkat pertama
dengan persentase angka 27%, dan di peringkat kedua ada Smartfren dengan
persentase angka 10,2%. Kemudian disusul di peringkat ketiga oleh merek
smartphone lokal yaitu Advan dengan angka 9,2% dan peringkat keempat
dengan persentase angka 5,8% oleh vendor Lenovo yang sebelumnya
populer dengan merek laptopnya di tahun 2014 mulai unjuk gigi di industri
smartphone.
Masih dengan data pada tabel yang sama yaitu tabel 1.2 pangsa pasar
smartphone di Indonesia tahun 2015 untuk peringkat jawara masih ditempati
oleh vendor Samsung dengan angka 24,8 %, meski ada penurunan market
share 7,5% dari tahun sebelumnya. Sedangkan di peringkat kedua ada
vendor ASUS dengan pencapaian pangsa pasar 15,9 % yang menggeser
Smartfren di posisi ketiga hanya dengan pencapaian pangsa pasar 10,8%.
Kemudian di posisi keempat terisi oleh vendor lokal Advan dengan
persentase pangsa pasar sebesar 9,6%, dan peringkat kelima ditempati oleh
Lenovo dengan persentase pangsa pasar 6,5%.
Pada periode 2014 – 2015 tersebut Samsung berhasil mempertahankan
posisi nomor satu sebagai pemimpin pangsa pasar smartphone Android di
Indonesia. Andreas Rompis ,Vice President IM Business PT. Samsung
Electronics Indonesia, menjelaskan strategi utama Samsung adalah dengan
berusaha memahami kebutuhan konsumen melalui riset, kemudian
mengembangkan produk sesuai kebutuhan dan selera konsumen.
10
Tabel 1.3 Pangsa Pasar Vendor Smartphone di Indonesia
Kuartal II (Q2) 2016
Merek Negara Produsen Market Share
Samsung Korea Selatan 26%
Oppo Cina 19%
ASUS Taiwan 9%
Advan Indonesia 8%
Lenovo Cina 6%
Sumber: International Data Corporation Q2 2016
(Diolah Peneliti, Agustus 2019)
Tampilan data pada tabel 1.3 menurut survei International Data
Corporation (IDC) Q2 2016 menunjukkan pangsa pasar smartphone di
Indonesia kuartal kedua tahun 2016 posisi teratas masih dikuasai oleh vendor
Samsung dengan angka 26 %. Sedangkan diperingkat kedua ada vendor Oppo
mulai merangsek masuk dengan pencapaian pangsa pasar 19% yang
menggeser ASUS menjadi posisi ketiga dengan pencapaian pangsa pasar 9%.
Kemudian di posisi keempat muncul kembali vendor lokal Advan dengan
persentase pangsa pasar sebesar 8%, dan peringkat kelima ditempati oleh
Lenovo yang menurun, dengan persentase pangsa pasar 6 %.
11
Gambar 1.2 Lima Besar Market Share Perusahaan Smartphone di
Indonesia Kuartal Ke-2 Tahun 2017
Sumber: IDC Asia/Pacific Quarterly Mobile Phone Tracker 4Q2017
(Diolah peneliti, Agustus 2019).
Berdasarkan gambar 1.2 di atas menunjukkan bahwa pada kuartal empat
tahun 2017, Samsung menempati posisi pertama dengan pangsa pasar sebesar
31,8% meningkat sebesar 3% dari tahun sebelumnya yakni pada kuartal
empat tahun 2017. Namun, Oppo yang berada di posisi kedua memiliki
lonjakan pangsa pasar yang tinggi sebesar 6,3% dari kuartal empat tahun
2017. Di posisi ke-4 ada Advan yang naik ke posisi tiga menggeser ASUS,
dimana ASUS sendiri menghadapi penurunan pangsa pasar menjadi 6,5%
dari tahun sebelumnya. Di posisi ke-5 ditempati oleh Vivo menenggelamkan
Lenovo.
12
Gambar 1.3 Lima Besar Market Share Perusahaan Smartphone di
Indonesia Kuartal Ke-2 Tahun 2018
Sumber: International Data Corporation (IDC) 2Q18
(Diolah peneliti, Mei 2019)
Berdasarkan gambar 1.3, dari segi penjualan smartphone di Indonesia,
Xiaomi tampil dengan angka market share yang beda-beda tipis dengan
Samsung. Menurut data yang dirilis September 2018 tersebut oleh
International Data Corporation, Xiaomi berada di urutan kedua dalam hal
market share, dengan angka sebesar 25%. Posisinya berada persis di bawah
Samsung yang meraih pangsa pasar sebesar 27%. Sementara dari sumber
yang sama tercatat pengiriman smartphone ke Indonesia pada kuartal kedua
2018 mencaapai 9,4 juta unit.
13
Gambar 1.4 Lima Besar Market Share Perusahaan Smartphone
di Indonesia Kuartal Ketiga Tahun 2019
Sumber: IDC Asia/Pacific Quarterly Mobile Phone Tracker 4Q2017
(Diolah peneliti, Agustus 2019).
Berdasarkan gambar 1.4, pada kuartal ke-2 tahun 2019 menunjukkan
bahwa Samsung masih menjadi raja smartphone di Indonesia dengan
mencapai pangsa pasar (market share) sebesar 26,9%. Sedangkan yang
menarik perhatian adalah OPPO dan Vivo berhasil mengalahkan Xiaomi yang
mana sebelumnya pada kuartal ke-2 tahun 2018 Xiaomi berada di peringkat
ke-2 kali ini tergusur. OPPO menempati posisi ke-2 dengan pangsa pasar
sebesar 21,5% sedangkan Vivo sebesar 17%. Xiaomi sendiri harus rela
berada di posisi ke-3 dengan pangsa pasar sebesar 16,8%. Di posisi ke-5 ada
pemain baru sub-brand dari OPPO yaitu realme yang mecapai pangsa pasar
sebesarr 6,1%.
Berdasarkan hal-hal di atas, menunjukkan bahwa Xiaomi mengalami
kemajuan baik dalam memperbesar pangsa pasar ataupun meningkatkan
14
volume penjualan sehingga meningkatkan pendapatan. Namun keberhasilan
Xiaomi tersebut tentu mengalami banyak persaingan sengit dengan
kompetitor, dimana data terakhir menunjukkan bahwa OPPO dan Vivo
berhasil menggeser posisi Xiaomi. Oleh karena itu penting bagi Xiaomi ialah
bagaimana Xiaomi dapat mempertahankan atau memperbesar lagi pangsa
pasar smartphone, mengingat tentu dalam memutuskan pembelian produk
konsumen didasarkan banyak pertimbangan.
Banyak faktor atau pertimbangan yang dapat memengaruhi konsumen
dalam melakukan pembelian, misalnya faktor country of origin. Simamora
(2000) mengatakan bahwa negara asal (country of origin) juga memiliki
pengaruh besar pada persepsi terhadap kualitas produk. Menurut Listiana
(2013), country of origin adalah persepsi negara asal didefinisikan sebagai
penilaian konsumen secara umum terhadap negara asal merek produk,
berdasarkan informasi yang diterima dari berbagai sumber, yang terbentuk
dari tiga dimensi meliputi keyakinan terhadap negara, keyakinan terhadap
orang-orang di negara tersebut dan keinginan interaksi dengan negara
tersebut. Sedangkan menurut Parkvithee dan Miranda (2016) bahwa
konsumen peduli terhadap dari negara mana produk itu berasal dan di mana
produk itu dibuat.
Selain country of origin, faktor yang menyebabkan konsumen
memutuskan membeli suatu produk ialah citra merek. Citra merek adalah
sekumpulan keyakinan, ide, kesan, dan persepsi dari seseorang, suatu
komunitas, atau masyarakan tentang suatu merek (Kotler, 2003). Ferrinadewi
(2008) mengatakan citra merek merupakan konsep yang diciptakan oleh
15
konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Dewanti et al.
(2010) menyatakan bahwa konsumen dengan citra yang positif terhadap
merek tertentu, akan lebih memungkinkan untuk melakukan keputusan
pembelian. Sari (2013) menyatakan bahwa pada umumnya asosiasi merek
yang membentuk citra merek menjadi pijakan konsumen dalam melakukan
keputusan pembeliannya.
Faktor lain yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan
pembelian yaitu kualitas produk. Kualitas produk menurut Kotler dan Keller
(2009:143) adalah totalitas dan karakteristik produk atau jasa yang
bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau tersirat. Sumpu dan Tumbel (2018) menyatakan bahwa
kualitas produk merupakan faktor pendukung yang dibutuhkan sebuah produk
dalam bersaing dengan produk-produk lainnya dimana ketika sebuah produk
memiliki kualitas yang baik tentunya akan meningkatkan keputusan
pembelian terhadap produk tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul: PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, CITRA
MEREK, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN SMARTPHONE XIAOMI (Studi Kasus pada Pembeli
Xiaomi Jabodetabek).
16
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka
permasalahan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah country of origin berpengaruh secara parsial terhadap keputusan
pembelian Smartphone Xiaomi?
2. Apakah citra merek berpengaruh secara parsial terhadap keputusan
pembelian Smartphone Xiaomi?
3. Apakah kualitas produk berpengaruh secara parsial terhadap keputusan
pembelian Smartphone Xiaomi?
4. Apakah country of origin, citra merek, dan kualitas produk berpengaruh
secara simultan terhadap keputusan pembelian Smartphone Xiaomi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
a. Untuk menganalisis pengaruh country of origin terhadap keputusan
pembelian secara parsial.
b. Untuk menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan
pembelian secara parsial.
c. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian secara parsial.
d. Untuk menganalisis pengaruh country of origin, citra merek, dan
kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara simultan.
17
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Sebagai tambahan pengetahuan serta sarana untuk memahami
pengetahuan teoritis yang diperoleh dari literatur maupun
perkuliahan untuk membandingkan dengan penerapannya dan
dapat mengetahaui serta mempelajari masalah-masalah yang terkait
dengan pengaruh country of origin, citra merek, dan kualitas
produk terhadap keputusan pembelian.
b. Bagi akademisi
Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya sumber pustaka,
dan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan teori,
terutama yang berkaitan dengan manajemen pemasaran dalam hal
ini strategi pemasaran, khususnya untuk memahami lebih dalam
mengenai pengaruh country of origin, citra merek, dan kualitas
produk terhadap keputusan pembelian.
c. Bagi perusahaan
Adanya input informasi bagi perusahaan yang dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan, dan jika memungkinkan dapat
dijadikan pedoman untuk melakukan perbaikan dalam pengambilan
keputusan saat ini maupun masa yang akan datang.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil
1. Country of Origin
a. Definisi Country of Origin
Country of origin merupakan negara asal produk dihasilkan.
Untuk menunjukkan country of origin (COO) seringkali ditulis kata
“made in” pada kemasan produk. Banyak orang kemudian sangat
familiar dengan kata “made in” sehingga ketika melihat kata “made
in” pada produk kemasan, mereka langsung mengartikan produk
tersebut berasal dari negara tertentu. Misalkan jika pada kemasan
produk tersebut berasal dari “made in USA” mereka akan
mengartikan produk tersebut berasal dari Amerika Serikat (Keegan,
2007). Negara asal atau country of origin (COO) merupakan
informasi yang sering digunakan oleh konsumen ketika
mengevaluasi suatu produk (Listiana, 2013). Persepsi negara-asal
adalah asosiasi dan kepercayaan mental seseorang akan suatu produk
yang dipicu oleh negara asal produk (Kotler, 2009). Negara yang
menjadi tempat asal suatu produk disebut dengan istilah country of
origin yang secara umum dianggap sebagai bagian dari karakteristik
suatu produk (Cordell, 1992 dalam Permana, 2014).
Negara asal atau country of origin (COO) didefinisikan Pappu,
et al., (2006) sebagai “negara di mana produk dibuat”. Sedangkan
Ahmed, et al., (2004) negara asal dipahami sebagai efek yang
19
muncul dalam persepsi konsumen yang dipengaruhi oleh lokasi di
mana suatu produk dihasilkan. Lokasi atau negara tempat suatu
produk dihasilkan akan memengaruhi persepsi orang mengenai
kualitas produk tersebut. Sedangkan menurut Jaffe dan Nebenzahl
(2001), country of origin merupakan bayangan mental atau image
akan sebuah produk dan negara.
Menurut Srikatanyoo dan Gnoth (2002), country of origin
merupakan suatu keyakinan kognitif tentang industrialisasi suatu
negara, suatu mutu nasional, dan informasi lainnya yang
berhubungan dengan produk dan jasa perusahaan. Sedangkan
Setiyaningsih (2008) mendefinisikan country of origin sebagai
negara dimana suatu produk diproduksi yang mana dampak dari
COO terhadap persepsi konsumen atau penilaian konsumen terhadap
suatu produk tersebut berpengaruh terhadap ekuitas dari sebuah
merek.
Berdasarkan beberapa definisi mengenai negara asal di atas
maka dapat disimpulkan bahwa negara asal berhubungan dengan
persepsi atau bayangan mental seseorang terhadap kualitas produk
berdasarkan negara asal produk atau merek dibuat, dimana persepsi
atas kualitas produk tersebut tidak akan sama apabila diproduksi di
negara lain dan berpengaruh terhadap ekuitas sebuah merek.
20
b. Indikator-indikator Country of Origin
Larosche et al. (2005) dalam Listiana (2013) mengatakan bahwa
country of origin (COO) adalah persepsi negara asal yang
didefinisikan sebagai penilaian konsumen secara umum terhadap
negara asal merek produk, berdasarkan informasi yang diterima dari
berbagai sumber, yang terbentuk dari 3 (tiga) dimensi meliputi
keyakinan terhadap negara, keyakinan terhadap orang-orang di
negara tersebut dan keinginan interaksi dengan negara tersebut.
Pengukuran variabel COO melalui indikator-indikator sebagai
berikut:
Country Beliefs:
1) Negara dimana merek X berasal adalah negara yang inovatif
dalam manufacturing/pabrikasi.
2) Negara dimana merek X berasal adalah negara yang memiliki
tingkat pendidikan dan penguasaan teknologi tinggi.
3) Negara dimana merek X berasal adalah negara yang baik dalam
desain produk.
4) Negara dimana merek X berasal adalah negara yang memiliki
reputasi (terhormat).
5) Negara dimana merek X berasal merupakan negara maju.
People Affect:
1) Negara dimana merek X berasal adalah negara yang memiliki
tenaga kerja yang kreatif.
21
2) Negara dimana merek X berasal adalah negara yang memiliki
tenaga kerja yang berkualitas tinggi.
Desired Interaction:
1) Negara dimana merek X berasal adalah negara yang ideal untuk
dikunjungi.
c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Country of Origin
Menurut Setiyaningsih (2008), terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi pengetahuan konsumen mengenai country of origin
dari suatu merek, yaitu sebagai berikut:
1) Tingkat pendidikan konsumen.
Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka makin tinggi
seseorang cenderung mempunyai pengetahuan lebih mengenai
negara dan budaya lain, dan lebih memahami perbedaan. Orang
tersebut dapat lebih memahami perbedaan. Orang tersebut dapat
lebih menerima produk-produk dari luar negeri, dan mengurangi
sikap etnosentrisme.
2) Kelas sosial dan ekonomi.
Seseorang yang mempunyai kelas sosial dan ekonomi yang
tinggi diasumsikan mempunyai fasilitas lebih untuk
mendapatkan informasi, akan lebih sering berpergian dan lebih
terbuka dengan budaya lain. Hal tersebut menjadikan mereka
lebih menyadari dan memperhatikan merek-merek internasional
dan negara asal merek tersebut.
22
3) Level mempelajari budaya negara lain (foreign travel).
Berpergian (travel) merupakan suatu cara untuk mengetahui
dan mempelajari budaya lain (cross cultural). Pada dasarnya,
orang yang berpergian (traveller) cenderung lebih sadar dan
memperhatikan budaya, produk dan ide-ide lain yang bukan dari
daerah dimana orang tersebut berasal. Orang yang berpergian ke
negara lain, mempunyai pengetahuan mengenai merek-merek
internasional dan country of origin dari merek tersebut.
2. Merek
a. Pengertian Merek
Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1 dalam
Tjiptono (2015), merek adalah “tanda yang berupa gambar, nama, kata,
huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa”.
Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Tjiptono
(2015) merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau
kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa
dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan
mereka dengan para pesaing. Penetapan merek sudah ada selama berabad-
berabad sebagai sarana untuk membedakan barang dari satu produsen
dengan produsen lainnya.
23
Menurut Kotler dan Armstrong (2016) merek adalah sebuah nama,
istilah, tanda, simbol, atau desain, atau gabungan dari keseluruhannya,
untuk mengidentifikasi sebuah produk atau jasa dari satu atau beberapa
perusahaan dan menjadi sebuah pembeda dari para pesaingnya.
Menurut Alma (2007) merek adalah suatu tanda atau simbol yang
memberikan identitas suatu barang atau jasa dari pesaingnya yang
dirancang sebagai identitas perusahaan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka merek adalah suatu
dimensi (nama, kata, huruf, warna, lambang, atau kombinasi dari dimensi-
dimensi tersebut) yang mendiferensiasikan barang atau jasa dari
pesaingnya yang dirancang sebagai identitas perusahaan.
b. Manfaat Merek
Merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen,
merek berperan penting sebagai sarana identifikasi produk dan perusahaan,
bentuk proteksi hukum, signal jaminan kualitas, sarana menciptakan
asosiasi dan makna unik (diferensiasi), sarana keunggulan kompetitif, dan
sumber financial returns (Tjiptono, 2015).
Sementara bagi konsumen, merek berperan krusial sebagai identifikasi
sumber produk, penetapan tanggung jawab pada produsen atau distributor
spesifik, pengurang risiko, penekan biaya pencarian internal dan eksternal,
janji atau ikatan khusus dengan produsen, alat simbolis yang
memproyeksikan citra diri, dan signal kualitas (Tjiptono, 2015).
24
Menurut Alma (2012:134) merek atau brand akan memberikan
manfaat kepada beberapa pihak, di antaranya:
1) Produsen dan Penjual
(a) Memudahkan penjual dalam mengolah pesanan-pesanan dan
menekan maalah.
(b) Memberi peluang bagi penjual dalam mengelompokan pasar
ke dalam segmen-segmen tertentu.
(c) Membantu penjual dalam mengelompokan pasar ke dalam
segmen-segmen tertentu.
(d) Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik.
(e) Memberikan pertahanan terhadap persaingan harga yang
ganas.
2) Pembeli atau Konsumen
(a) Dapat membedakan produk tanpa harus memeriksa secara
teliti.
(b) Konsumen mendapat informasi tentang produk.
(c) Meningkatkan efisiensi.
c. Citra Merek
1) Pengertian Citra Merek
Brand image describes the extrinsic of the product or service, including
the ways in which the brand attempts to meet customers psychological or
social needs. Menurut Aaker dalam Aris Ananda (2013:69), brand image
is how customers and other perceive the brand. Sedangkan menurut
25
Tjiptono (2015:49), citra merek adalah deskripsi asosiasi dan keyakinan
konsumen terhadap merek tertentu. Citra merek (brand image) adalah
pengamatan dan kepercayaan yang digenggam konsumen, seperti yang
dicerminkan di asosiasi atau di ingatan konsumen. Rangkuti (2009)
mendefinisikan citra merek ialah persepsi merek yang dihubungkan
dengan asosiasi merek yang melekat dalam ingatan konsumen.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan para ahli di atas,
dapat diambil kesimpulan bahwa citra merek adalah asosiasi atau
kepercayaan yang ada dalam benak konsumen untuk menjadi pembeda
dari merek yang lainnya seperti lambang, desain huruf, atau warna khusus.
2) Dimensi Citra Merek
Keller dalam Martinez et al. (2008), menyatakan bahwa pengukuran
citra merek dapat dilakukan berdasarkan aspek kekuatan (strength),
keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand associations), dan kesukaan
(favourability of brand associations).
a) Kesukaan asosiasi merek (favorability of brand association)
Favorability mengarah pada kemampuan merek tersebut untuk
diingat oleh konsumen. Termasuk dalam kelompok favourable
ini antara lain: kemudahan merek untuk diucapkan, kemampuan
merek untuk tetap diingat konsumen, maupun kesesuaian antara
kesan merek di benak konsumen dengan citra yang diinginkan
perusahaan atas merek bersangkutan. Pengukuran sebuah merek
tidak hanya dari tampilan fisik namun juga ada manfaat yang
26
dijanjikan dan tingkat keuntungan yang diperoleh pemakai jasa
sebuah layanan.
b) Kekuatan asosiasi merek (strength of brand association)
Kekuatan asosiasi merek ditentukan dari pengalaman langsung
konsumen dengan merek, pesan-pesan yang sifatnya non
komersial maupun yang sifatnya komersial. Pada awalnya,
asosiasi merek dibentuk dari kombinasi antara kuantitas
perhatian konsumen pada merek dan ketika konsumen
menemukan relevansi juga konsistensi antara konsep dirinya
dengan merek.
Strength mengarah pada berbagai keunggulan yang dimiliki
merek bersangkutan bersifat fisik, dan ditemukan pada merek
lainnya. Keunggulan merek ini mengacu pada atribut-atribut
fisik atas merek bersangkutan sehingga bisa dianggap sebuah
kelebihan dibandingkan dengan merek lainnya. Termasuk pada
kelompok strength ini antara lain: penampilan fisik produk,
keberfungsian semua fasilitas dari produk, harga produk,
maupun fasilitas dari produk yang bersangkutan.
c) Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association)
Sebuah brand haruslah unik dan menarik sehingga produk
tersebut memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru para pesaing.
Keunikan suatu produk akan memberikan kesan yang cukup
membekas terhadap ingatan pelanggan akan keunikan brand.
Sebuah brand yang memiliki ciri khas haruslah dapat
27
melahirkan keinginan pelanggan untuk mengetahui lebih jauh
dimensi brand yang terkandung di dalamnya. Keunikan sebuah
merek dapat meyainkan konsumen bahwa merek tersebut
memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan merek
lainnya. Termasuk keunikan merek antara lain variasi layanan
dan harga, serta diferensiasi.
3) Komponen Citra Merek
Ada tiga komponen citra merek menurut Sulistian (2011:33), sebagai
berikut:
a) Citra Pembuat (Corporate Image)
Merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen
terhadap perusahaan yang membuat suatu barang atau jasa. Bagi
perusahaan manfaat merek adalah:
(1) Merek memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri
masalah-masalah yang muncul.
(2) Merek memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau
ciri khas produk.
(3) Merek memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang
setia dan menguntungkan.
(4) Merek membantu penjual melakukan segmentasi pasar.
b) Citra Pemakai atau Konsumen (User or Customer Image)
(1) Merek dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli mengenai
mutu.
28
(2) Merek membantu menarik perhatian pembeli terhadap produk-
produk baru yang mungkin bermanfaat bagi merek.
c) Citra Produk (Product Image)
Yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap
suatu barang atau jasa, seperti mengenai hal berikut:
(1) Kualitas produk asli atau palsu.
(2) Berkualitas baik.
(3) Desain menarik.
(4) Bermanfaat bagi konsumen.
3. Kualitas Produk
a. Pengertian Produk
Kotler dan Armstrong (2016) mendefinisikan produk sebagai
“we define a product as anything that can be offered to a market for
attention, acquisition, use, or consumption that might satisfy a want
or need. Product more than just tangible objects, such as cars,
computers, or mobile phones. Broadly defined, product also include
services, events, persons, places, organizations, and ideas, or
mixture of these.” Yang berarti produk merupakan sesuatu yang
dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
digunakan, atau dikonsumsi yang memungkinkan untuk memenuhi
keinginan atau kebutuhan. Produk lebih dari sekedar objek nyata,
seperti mobil, komputer, atau ponsel. Definisi lebih luas, produk juga
29
mencakup layanan, peristiwa, orang, tempat, organisasi, dan ide-ide,
atau gabungan dari itu semua.
Menurut Tjiptono, (2015) dari sudut pandang produsen atau
pemasar, produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan,
dan/atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar bersangkutan. Berdasarkan perspektif konsumen,
produk adalah segala sesuatu yang diterima pelanggan dari sebuah
pertukaran dengan pemasar. Produk mencakup berbagai macam tipe,
diantaranya barang fisik (seperti mobil, smartphone, televisi, sepatu,
arloji), jasa (universitas, restoran, hotel, bank, rumah sakit), event
(konser musik, pameran lukisan, piala dunia, olimpiade),
pengalaman (Disneyland, Dunia Fantasi, Sea World), orang atau
pribadi (Justin Bieber, Mr. Bean, Super Junior, Lionel Messi,),
tempat (obyek wisata, baik berupa Negara, kawasan, provinsi,
maupun kota; beberapa contoh tagline promosi antara lain :
Yogyakarta-“Never Ending Asia”, Malaysia-“Truly Asia”,
“Amazing Thailand”,”Uniquely Singapore”,Taiwan-“The Heart of
Asia”, Macau-“A Heritage of Two Cultures”,”Hong Kong : Live It,
Love It!”), property (real estate, saham, obligasi), organisasi (Ikatan
Akuntan Indonesia, Pramuka, PBB, Green Peace), informasi (bursa
efek, searcg engines), dan ide (Keluarga Berencana di Indonesia;
kampanye pemerintah Singapura agar para wanita lulusan perguruan
tinggi menikah dan punya anak).
30
Jadi, produk merupakan sesuatu yang dibuat oleh produsen
berupa benda nyata maupun benda tidak nyata yang di dalamnya
memiliki manfaat yang dapat dikonsumsi oleh konsumen.
b. Pengertian Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2012) arti dari kualitas produk
adalah “the ability of a product to perform its function, it includes
the product‟s overall durability, reliability, precision, ease of
operation and repair, and other valued attributes” yang artinya
kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu
termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan
pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.
Tjiptono (2006) mendefinisikan kualitas produk adalah suatu
kondisi dinamis, yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Definisi lain kualitas produk menurut Lupiyoadi dan Hamdani
(2006) adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang berkaitan
dalam memenuhi persyaratan. Menurut Purnama (2006), kualitas
produk adalah kesesuaian antara kebutuhan dan keinginan atas
produk ke dalam spesifikasi produk yang dihasilkan. Juga menurut
Cannon, dkk (2008), kualitas produk adalah kemampuan produk
untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan pelanggan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kualitas merupakan suatu produk dan jasa yang melalui
31
beberapa tahapan, di mana dalam produk atau jasa tersebut terdapat
nilai intrinsik yang berupa derajat karakteristik dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan sehingga sesuai dengan nilai
suatu produk atau jasa tersebut.
c. Dimensi Kualitas Produk
Menurut Tjiptono (2008) kualitas mencerminkan semua dimensi
penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits). Kualitas
suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui
dimensi-dimensinya. Dimensi persepsi kualitas produk menurut
Tjiptono (2008) adalah:
1) Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik
operasi dasar sebuah produk seperti kecepatan, efisiensi, kemudahan
dan kenyamanan dalam penggunaan.
2) Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur
produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus
diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap
produk maka semakin besar pula daya produk. Misalnya,
smartphone tahan dalam usia yang lama (awet).
3) Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi),
yaitu sejauh mana karakteristik dasar dari sebuah produk memenuhi
spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat
pada produk. Dalam hal ini antara apa yang telah dibayarkan oleh
konsumen sesuai dengan apa yang diharapkan dalam produk
tersebut. Misalnya, smartphone telah lulus standar.
32
4) Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang
untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan
konsumen terhadap produk, seperti: dual camera, auto focus, finger
print lock, dan sensor-sensor.
5) Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan
bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu.
Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk
tersebut dapat diandalkan.
6) Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana
penampilan produk, seperti desain yang menarik, dan pilihan warna
yang menarik.
7) Perceived quality (kesan kualitas), yaitu citra dan reputasi
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
8) Serviceability, meliputi kemudahan dalam layanan servis,
kemudahan dalam mendapatkan spare part dan aksesori.
3. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Kotler dan Armstrong (2004)
adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian
dimana konsumen benar-benar membeli. Sedangkan menurut
Tjiptono (2007) menyatakan dalam keputusan membeli barang
seringkali terdapat lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses
pertukaran dan pembeliannya. Umumnya terdapat lima peranan yang
33
dapat dilakukan seseorang yaitu initiator, influencer, decider, buyer,
dan user.
b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Keputusan Pembelian
Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan pembelian
konsumen secara amat rinci untuk menyatakan pertanyaan mengenai
apa yang dibeli konsumen, bagaimana dan berapa banyak mereka
membeli, serta mengapa mereka membeli. Menurut Kotler (2003)
salah satu cara untuk membentuk hal tersebut adalah dengan
mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pembelian.
1) Faktor Budaya
(a) Budaya (culture) adalah kumpulan nilai dasar, persepsi,
keinginan, dan perilaku yang dipelajari oleh anggota
masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya.
(b) Subbudaya (subculture) adalah kelompok masyarakat yang
berbagi sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan
situasi yang umum.
(c) Kelas Social (social class) adalah pembagian yang relatif
dan berjenjang dalam masyarakat dimana anggotanya
berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.
2) Faktor Sosial
(a) Kelompok. Kelompok (group) adalah dua atau lebih orang
yang berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.
34
(b) Keluarga. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen
yang penting dalam masyarakat, seperti suami, istri, dan
anak-anak.
(c) Peran dan status. Maksudnya peran terdiri dari aktivitas
yang diharapkan dilakukan seseorang yang ada di
sekitarnya. Setiap peran membawa status yang
mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh
masyarakat.
3) Faktor Pribadi
(a) Usia dan tahap siklus hidup. Membeli juga dibentuk oleh
siklus hidup keluarga mengenai tahap-tahap yang mungkin
dilalui keluarga sesuai kedewasaannya. Dari usia muda,
usia pertengahan, dan usia tua.
(b) Pekerjaan. Maksudnya adalah pekerjaan seseorang
memngaruhi barang dan jasa yang mereka beli.
(c) Gaya hidup. Gaya hidup (lifestyle) adalah pola kehidupan
seseorang yang diwujudkan dalam psikografinya. Gaya
hidup yang dimaksud adalah mengenai aktivitas (pekerjaan,
hobi, berbelanja, olahraga, dan kegiatan sosial), minat
(makanan, mode, keluarga, dan rekreasi), opini (isu sosial,
bisnis, produk).
(d) Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian (personality)
mengacu pada karakteristik psikologi unik seseorang yang
35
menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan
lama terhadap lingkungan orang itu sendiri.
4) Faktor Psikologis
(a) Motivasi. Motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan kuat
yang mendorong seseorang untuk mencari keputusan atas
kebutuhan tersebut.
(b) Persepsi. Persepsi adalah proses dimana orang memilih,
mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk
membentuk gambaran dunia yang berarti.
(c) Pembelajaran. Maksudnya adalah perubahan dalam perilaku
seseorang yang timbul dari pengalaman.
(d) Keyakinan dan sikap. Keyakinan (belief) aalah pemikiran
deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Sikap
(attitude) adalah evaluasi, perasaan, dan tendensi yang
relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau
ide.
c. Proses Keputusan Pembelian
Kotler dan Keller (2009:235) mengemukakan bahwa terdapat
lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pengambilan
keputusan pembelian, yaitu:
36
1) Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah
atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh
rangsangan internal atau eksternal. Dalam kasus pertamayaitu
yang dicetuskan oleh rangsangan internal, salah satu kebutuhan
umum seseorang misalkan harus mencapai ambang batas tertentu
dan mulai menjadi pendorong untuk mencari air minum. Dalam
kasus kedua, kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan eksternal,
seseorang bisa mengagumi mobil baru rekan kerjanya yang
memicu pemikiran tentang kemungkinan melakukan pembelian.
Para pemasar (marketeer) perlu mengidentifikasi keadaan
yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan
informasi dari sejumlah konsumen. Pemasar kemudian dapat
menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat
konsumen untuk membeli produknya.
2) Pencarian informasi
Seseorang konsumen yang terangsang terdorong untuk
mencari informasi yang lebih layak. Dalam hal ini dapat dibagi ke
dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang
lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang
hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level
selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif untuk mencari
informasi: mencari bahan bacaan, menelepon temannya,
37
mengunjungi toko untuk mengetahui detail mengenai produk
tertentu.
Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-
sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan
pengaruh relatif setiap sumber tersebut terhadap keputusan
pembelian selanjutnya. Sumber informai konsumen terdiri atas
empat kelompok, yaitu:
(a) Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan.
(b) Sumber komersial meliputi iklan, pramuniaga toko, kemasan,
pajangan toko.
(c) Sumber umum meliputi media massa, organisasi penentu
peringkat konsumen.
(d) Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, dan
penggunaan produk.
Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu
berbeda-beda, tergantung pada kategori produk dan karakteristik
pembeli. Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar
informasi tentang produk tertentu dari sumber komersial yaitu
sumber yang didominasi oleh pemasar. Namun, informasi yang
paling efektif berasal dari sumber pribadi atau sumber publik
yang merupakan wewenang independen. Setiap sumber informasi
melakukan fungsi berbeda dalam memengaruhi keputusan
pembelian. Informasi komersial biasanya menjalankan fungsi
pemberi informasi, dan sumber pribadi menjalankan fungsi
38
legitimasi atau evaluasi. Contohnya, dokter sering mengenal obat
baru dari sumber komersial namun berpaling ke para dokter lain
untuk mendapatkan informasi sebagai dasar evaluasi.
Melalui pengumpulan informasi, konsumen tersebut
mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur merek
tersebut. Masing-masing konsumen hanya akan mengetahui
sebagian dari merek-merek (kumpulan kesadaran). Beberapa
merek akan memenuhi kriteria pembelian awal (kumpulan
pertimbangan). Ketika seseorang mengumpulkan lebih banyak
informasi, hanya sedikit merek tersisa sebagai calon untuk dipilih
(kumpulan pilihan). Merek-merek dalam kumpulan pilihan itu
semuanya mungkin dapat diterima.
3) Evaluasi alternatif
Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan
oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua
situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan,
dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi
konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model
tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas
produk dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar
akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen.
Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua,
konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga,
konsumen memandang masing-masing produk sebagai
39
sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam
memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan itu.
Para konsumen memberikan perhatian besar pada atribut
yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar produk tertentu
sering mendapat disegmentasi berdasarkan atribut yang menonjol
bagi kelompok konsumen yang berbeda-beda.
Dalam tahap ini, seruan-seruan periklanan yang rasional dan
emosional memainkan peranan penting. Bagaimana konsumen
memproses informasi mengenai merek yang bersaing dan
membuat pertimbangan nilai terakhir dalam semua situasi
pembelian.
4) Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi
merek produk yang ada dalam kumpulan pilihan mereka.
Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek
yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian,
konsumen bisa mengambil beberapa sub keputusan seperti
penyalur dan metode pembayaran (keputusan tentang cara dan
prosedur pembelian). Dijelaskan lebih lanjut oleh Tjiptono
(2012:184) pada pilihan penyalur, setiap pembeli mempunyai
pertimbangan yang berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur
bisa dikarenakan faktor letak toko yang dekat dan strategis,
persediaan barang yang lengkap dan beragam, dan lain-lain.
40
Sedangkan mengenai metode pembayaran, konsumen dapat
menentukan metode pembayaran yang akan digunakan pada saat
transaksi pembelian. Konsumen mungkin akan menggunakan cara
pembayaran: bayar tunai, cek, kartu kredit, kartu debit, kartu
ATM, kartu kredit melalui lembaga keuangan dan kredit melalui
toko.
Kotler (2007:242) mengungkapkan dua faktor yang berada di
antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama
adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi
alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal:
pertama, intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif
yang disukai konsumen, dan kedua, motivasi konsumen untuk
menuruti orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan
semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen akan
semakin mengubah niat pembeliannya. Keadaan sebaliknya
berlaku preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan
meningkat jika orang yang konsumen sukai juga sangat menyukai
merek yang sama. Pengaruh orang lain menjadi rumit jika
beberapa orang yang dekat dengan konsumen memiliki pendapat
yang saling berlawanan.
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi
yang dapat muncul dan mengubah nilai pembelian. Preferensi dan
bahkan niat pembelian bukan merupakan peramal perilaku
pembelian yang benar-benar handal.
41
Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, dan
menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko
yang dipikirkan (perceived risk). Besarnya risiko yang dipikirkan
berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan,
besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri
konsumen. Para konsumen mengembangkan rutinitas tertentu
untuk mengurangi risiko seperti penghindaran keputusan,
pengumpulan informasi dari teman-teman dan preferensi atas
nama merek dalam negeri serta garansi. Para pemasar harus
memahami faktor-faktor yang menimbulkan perasaan dalam diri
konsumen akan adanya risiko dan memberikan informasi serta
dukungan untuk mengurangi risiko yang dipikirkan itu.
5) Perilaku pasca pembelian
Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli oleh
konsumen, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian.
Setelah pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami
suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau
ketidakpuasan konsumen terhadap produk akan memengaruhi
tingkah laku konsumen berikutnya. Konsumen yang merasa puas
akan memperlihatkan peluang membeli dalam kesempatan
berikutnya dan akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba
baik tentang produk yang bersangkutan serta
merekomendasikannya kepada orang lain. Apabila konsumen
dalam melakukan pembelian merasa ketidakpuasan dengan
42
produk yang telah dibelinya, maka konsumen akan mengubah
sikapnya terhadap merek tersebut menjadi sikap yang negatif,
bahkan mungkin tidak akan melakukan pembelian ulang terhadap
produk tersebut. Oleh karena itu, pemasar harus memantau
kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan
pembelian produk pasca pembelian.
B. Keterkaitan Antarvariabel
1. Pengaruh Country of Origin terhadap Keputusan Pembelian
Penelitian yang dilakukan oleh Putra dkk. (2014) menyatakan bahwa
country of origin berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone
Xiaomi. Hendra (2013) juga melakukan penelitian berkaitan dengan
country of origin dimana hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan variabel country of origin terhadap keputusan pembelian. Hasil
penelitian Suria dkk. (2016) juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh
signifikan variabel country of origin terhadap keputusan pembelian.
Sedangkan Javed dan Hasnu (2016) juga melakukan penelitian pula terkait
country of origin, dimana hasilnya menyatakan bahwa variabel country of
origin memengaruhi terhadap keputusan pembelian. Hal ini mengartikan
bahwa country of origin menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam
melakukan pembelian suatu produk yang diinginkan.
2. Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian
Citra merek menurut Aaker dalam Aris Ananda (2013:69)
menggambarkan nilai ekstrinsik produk atau jasa, termasuk cara-cara
43
dimana merek berupaya memenuhi kebutuhan psikologis atau sosial
pelanggan. Hal ini membuat citra merek menjadi salah satu pertimbangan
konsumen dalam memutuskan pembelian suatu produk. Sesuai
penelitian yang dilakukan oleh Prabawa (2016) yang berjudul “Pengaruh
Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi”
hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara brand image
terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi. Hal ini sejalan pula
dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2018) hasilnya
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara citra
merek terhadap keputusan pembelian. Sedangkan hasil penelitian Rizan
(2015) menyatakan bahwa terhadap pengaruh signifikan variabel citra
merek secara parsial terhadap keputusan pembelian. Hal ini mengartikan
bahwa citra merek menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam
melakukan pembelian suatu produk yang diinginkan.
3. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
Penelitian yang dilakukan oleh Sumpu dan Tumbel (2018)
menyatakan bahwa secara parsial kualitas produk berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Penelitian yang lain dilakukan oleh Mariana
(2015) menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh secara parsial
dan simultan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan Rahayu (2017)
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan pengaruh yang
signifikan antara variabel kualitas produk terhadap keputusan pembelian.
Ketiga penelitian tersebut menyatakan bahwa jika kualitas produk baik
44
maka konsumen cenderung akan membeli produk tersebut. Hal ini
mengartikan bahwa kualitas produk menjadi salah satu pertimbangan
konsumen dalam membeli suatu produk.
45
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun) Judul Hasil Penelitian
1. Putra, dkk
(2014)
Pengaruh Country of
Origin dan Price
terhadap Keputusan
Pembelian (Survei
terhadap Konsumen
Xiaomi di Indonesia,
Malaysia, Singapura,
dan Filipina).
Terdapat pengaruh
country of origin dan
price terhadap keputusan
pembelian
2. Hendra, Nata
(2013)
Pengaruh Country of
Origin dan Merek
terhadap Keputusan
Pembelian (Studi pada
Pengguna Produk
Smartphone Samsung
di Universitas Kristen
Maranatha)”
Terdapat pengaruh
variabel independen
yaitu country of origin
dan merek terhadap
variabel dependen yaitu
keputusan pembelian
3. Suria, dkk.
(2016)
Pengaruh Country of
Origin terhadap Citra
Merek dan
Dampaknya bagi
Keputusan Pembelian
Terdapat pengaruh
signifikan variabel
country of origin
terhadap keputusan
pembelian
46
No. Peneliti
(Tahun) Judul Hasil Penelitian
4.
Javed dan
Hasnu
(2016)
Impact of Country-of-
Origin on Product
Purchase Decision
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
variabel country of origin
mempengaruhi keputusan
pembelian
5. Prabawa
(2016)
Pengaruh Brand
Image terhadap
Keputusan Pembelian
Smartphone Xiaomi
Terdapat pengaruh antara
brand image terhadap
keputusan pembelian
6.
Setiawati,
Elis
(2018)
Pengaruh Harga dan
Citra merek terhadap
Keputusan Pembelian
Televisi Samsung
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
variabel harga, dan citra
merek berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian
7. Rizan, dkk.
(2015)
Pengaruh Citra Merek
dan Kualitas Produk
terhadap Keputusan
Pembelian (Studi
Banding Konsumen
Indomie dan Mie
Sedap)
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
terhadap pengaruh
signifikan variabel citra
merek dan kualitas
produk secara parsial dan
simultan terhadap
keputusan pembelian
8.
Sumpu dan
Tumbel
(2018)
Analisis Pengaruh
Citra Merek dan
Kualitas Produk
terhadap Keputusan
Pembelian
Smartphone Samsung
Ditemukan bahwa secara
parsial citra merek tidak
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Kualitas produk secara
parsial berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap keputusan
47
No. Peneliti
(Tahun) Judul Hasil Penelitian
pembelian. Secara
simultan citra merek, dan
kualitas produk
berpengaruh secara
positif dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian
9. Mariana
(2015)
Pengaruh Kualitas
Produk dan Harga
terhadap Keputusan
Pembelian Produk
Terdapat pengaruh baik
secara parsial dan
simultan variabel kualitas
produk dan harga
terhadap keputusan
pembelian
10.
Rahayu,
Suharni
(2017)
Pengaruh Kualitas
Produk terhadap
Keputusan Pembelian
pada Majalah Media
Asuransi
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang
kuat dan pengaruh
signifikan variabel
kualitas produk terhadap
keputusan pemelian
48
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini secara
sistematis dan sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Country of
Origin (X1) Citra Merek
(X2)
Kualitas
Produk (X3)
Keputusan
Pembelian (Y)
Uji Kualitas Data
1. Uji validitas
2. Uji reliabilitas
Uji asumsi klasik
1. Normalitas
2. Multikolinieritas
3. Heteroskedastisitas
Analisis Regeresi Linear Berganda
1. Uji t (parsial)
2. Uji F (simultan)
3. Koefisien Determinasi
Kesimpulan
49
E. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis
yang merupakan dugaan sementara dalam menguji suatu penelitian, yaitu:
1. Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara country of origin terhadap
keputusan pembelian Smartphone Xiaomi secara parsial.
Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara country of origin terhadap
keputusan pembelian Smartphone Xiaomi secara parsial.
2. Ho : β2 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara citra merek terhadap
keputusan pembelian Smartphone Xiaomi secara parsial.
Ha : β2 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan
pembelian Smartphone Xiaomi secara parsial.
3. Ho : β3 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara kualitas produk terhadap
keputusan pembelian Smartphone Xiaomi secara parsial.
Ha : β3 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara antara kualitas produk terhadap
keputusan pembelian Smartphone Xiaomi secara parsial.
4. Ho : β1,2,3,4 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara country of origin, citra
merek, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian Smartphone
Xiaomi secara simultan.
5. Ha : β1,2,3,4 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara antara country of origin, citra
merek, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian Smartphone
Xiaomi secara simultan.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Wilayah dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis membatasi wilayah di Jabodetabek.
Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari 2018 hingga Mei 2019.
2. Variabel Penelitian
Berdasarkan pokok masalah dan hipotesis, maka variabel yang
akan diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam
yaitu variabel independen yang diberi simbol “X” dan variabel dependen
yang diberi simbol “Y”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
country of origin, citra merek, dan kualitas produk. Sedangkan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2016:80).
Maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pembeli smartphone Xiaomi yang berdomisili di Jabodetabek.
51
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2016:81) sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun teknik
sampel yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
non-probability sampling, menurut Sugiyono (2016:84) non-probability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan
metode incidental sampling, adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan / incidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2016:85).
Sedangkan untuk ukuran sampel penelitian menurut Roscoe dalam
buku Resarch Methods For Business (Sugiyono, 2014) menyatakan
bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30
sampai dengan 500. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel
sebanyak 100 responden.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan 2 jenis data, yaitu:
1. Data Primer
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2013:14) data primer merupakan
data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau objek penelitian. Data
primer biasanya diperoleh dengan wawancara langsung kepada objek
52
atau dengan pengisian kuesioner (daftar pertanyaan) yang dijawab oleh
objek penelitian. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data primer dengan langkah
menyebarkan kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2016:142). Kuesioner
dalam penelitian ini menggunakan pendekatan skala Likert, skala Likert
adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2016:93). Dalam skala Likert, variabel yang diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang
dapat berupa pertanyaan ataupun pernyataan. Jawaban setiap item
instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif,
maka jawaban itu dapat diberi skor.
2. Data Sekunder
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2013:14) data sekunder
merupakan data yang sudah diterbitkan atau digunakan pihak lain. Data
sekunder yang digunakan peneliti dalam penelitian ini bersumber dari
buku-buku, jurnal, dan penggunaan media internet untuk memperoleh
informasi, serta data-data yang diperlukan.
53
D. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
kualitas data, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linear berganda.
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2016:52) uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan sah atau valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian validitas ini dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)= n – 2, dalam hal ini
adalah jumlah sampel, dan alpha=0,05 (dengan uji dua sisi). Serta
dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan, ialah
sebagai berikut:
1) Jika r hitung> r tabel maka pertanyaan dianggap valid.
2) Jika r hitung< r tabel maka pertanyaan dianggap tidak valid.
Pengujian validitas ini dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)= n – 2, dalam hal ini
adalah jumlah sampel, dan alpha=0,05 (dengan uji dua sisi). Serta
dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan, ialah
sebagai berikut:
3) Jika r hitung> r tabel maka pertanyaan dianggap valid.
4) Jika r hitung< r tabel maka pertanyaan dianggap tidak valid.
54
b. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2016:47) uji reliabilitas adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel
atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu.
Dalam penelitian ini, cara yang digunakan untuk menguji
reliabilitas kuesioner adalah dengan mengukur reliabilitas dengan uji
statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memiliki Cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali 2016:48).
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik dalam penelitian ini, penulis
melakukan uji normalitas, uji heteroskedestisitas, dan uji multikolineartias.
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016:154) uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak dalam
penelitian adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
1) Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
55
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Namun demikian, hanya dengan melihat histogram hal ini dapat
menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang
lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot untuk
menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak. Pada
prinsipnya, normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan uji
normalitas adalah:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
2) Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-
hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa
sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan di samping uji grafik
dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2016:156). Selain dengan
melihat kurva probability plot, uji normalitas juga dapat dilakukan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam uji ini, apabila nilai
56
sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi dengan normal. Namun
jika nilai sig. > 0,05 maka data berdistribusi dengan normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2016:134). Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:
1) Uji Scatterplot
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2016:134)
2) Uji Glejser
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
uji glejser yaitu dengan tujuan menguji apakah dalam model regresi
linier terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Apabila koefisien korelasi dari masing-
masing variabel bebas ada signifikan pada tingkat kekeliruan di
57
bawah 5%, mengindikasikan adanya gejala heteroskedastisitas dan
jika nilai signifikan pada tingkat kekeliruan diatas 5%,
mengindifikasikan tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antara sesama variabel independen sama
dengan nol. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan
nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff yang umum
dipanggil untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2016:104).
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Sunyoto (2014:139), Analisis regresi berganda adalah suatu
analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dua atau lebih
variabel bebas (X1,2,3……n) terhadap variabel terikat (Y) dengan
menggunakan program SPSS 23 for windows.
Menurut Ghozali (2016:94), selain mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen.
58
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian,
sedangkan variabel independennya adalah country of origin, citra merek,
dan kualitas produk.
Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda
dengan menggunakan program SPSS yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Y = α + b1X1 + b2X2 +b3X3+ е
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian
α = Konstanta
b1-b4= Koefisien Variabel Independen
X1 = Country of Origin
X2 = Citra Merek
X3 = Kualitas Produk
е = Error
Pembuktian hipotesis dilakukan melalui tiga pengujian, yakni uji
statistik t, uji statistik F, dan uji determinasi.
a. Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variasi dependen (Ghozali, 2016:97). Cara
melakukan uji t adalah dengan melihat jumlah degree of freedom (df).
Bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat
kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat
59
ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata
lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu
variabel independen secara individual memengaruhi variabel
dependen. Kemudian dengan membandingkan antara thitung dengan
ttabel. Apabila nilai thitung > ttabel berarti ada pengaruh yang signifikan
antara variabel bebas terhadap variabel terikat, atau bisa juga dengan
siginifikansi di bawah 0,05 yang menyatakan bahwa suatu variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
b. Uji statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi
variabel dependen. Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan
membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai Fhitung lebih besar daripada nilai Ftabel, maka Ho ditolak
dan menerima Ha (Ghozali, 2016:96).
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisen determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2016:95).
60
E. Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel memberikan batasan dan penjelasan
mengenai ukuran variabel yang digunakan dalam penelitian. Metode
pengukuran sikap yang digunakan dengan skala Likert, maka variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument
yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2016:93).
Skor yang diberikan pada tiap-tiap pertanyaan adalah sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Ragu-Ragu (RR)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
61
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Negara dimana merek
Country beliefs X berasal adalah negara Likert
yang inovatif dalam
manufacturing/pabrikasi
Country of Origin Negara dimana merek
(X1) X berasal adalah negara Likert
(Listiana, 2013) yang memiliki tingkat
pedidikan dan
penguasaan teknologi
tinggi
Negara dimana merek
X berasal adalah negara
yang baik dalam desain Likert
produk
Negara dimana
merek X berasal adalah
negara yang memiliki Likert
reputasi (terhormat)
Negara dimana
merek X berasal adalah Likert
62
Variabel Dimensi Indikator Skala
negara maju
People affect Negara dimana
merek X berasal
adalah negara yang Likert
memiliki tenaga kerja
yang kreatif
Negara dimana
merek X berasal
adalah negara yang Likert
memiliki tenaga kerja
berkualitas tinggi
Desired Interaction Negara dimana
Merek X berasal Likert
adalah negara yang
ideal untuk dikunjungi
Citra Merek (X2) Favourable Kemudahan merek
Kotler dan Keller untuk diucapkan Likert
dalam Martinez Kemampuan merek
et al. (2008) untuk diingat
konsumen
Strengthness Penampilan fisik
produk Likert
Uniqueness Variasi produk
Diferensiasi produk
Kualitas Produk Performance Kecepatan
(X3) Smartphone irit Likert
63
Variabel Dimensi Indikator Skala
Kemudahan dalam
penggunaan
Kenyamanan dalam
penggunaan
Tjiptono (2008) Durability Tahan lama Likert
Conformance Lulus standar Likert
Features Fitur tambahan Likert
Reliability Tidak mudah rusak Likert
Aesthetics Desain menarik
Pilihan warna Likert
Menarik
Perceived Quality
Citra dan reputasi
produk Likert
Serviceability
Kemudahan
layanan servis
Spare part dan
aksesori mudah
ditemukan
Keputusan Letak toko yang
Pembelian (Y) Penyalur Strategis
Kotler dan Keller Produk yang Likert
Beragam
(2012:184) Metode Metode
pembayaran pembayaran yang Likert
mudah
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Xiaomi adalah perusahaan elektronik dari Cina yang berkantor pusat
di Beijing. Didirikan pada tahun 2010, perusahaan ini dengan cepat telah
menjadi salah satu perusahaan teknologi terkemuka di Cina. Xiaomi
merupakan distributor smartphone terbesar ke-4 di dunia yang merancang,
mengembangkan, dan menjual smartphone, smartwatch, aplikasi seluler,
dan elektronik konsumen. Sejak merilis smartphone pertamanya di bulan
Agustus 2011, Xiaomi telah memperoleh pangsa pasar di Cina. Pendiri serta
CEO Xiaomi adalah Lei Jun, yang merupakan orang terkaya ke-23 di Cina
menurut Forbes. Perusahaan ini kini bervaluasi mencapai lebih dari 10 miliar
USD dan memiliki lebih dari 5000 karyawan, yang berasal
dari Cina, Malaysia, Singapura, India, Filipina, dan Indonesia.
Xiaomi saat ini merupakan produsen smartphone terbesar keempat di
dunia, diikuti oleh Oppo di urutan kelima. Samsung masih tetap di urutan
pertama meskipun produksinya menurun, dan diikuti Apple di urutan kedua.
Xiaomi juga menjadi vendor smartphone terbesar di Cina pada tahun 2014,
setelah menyalip Samsung. Sedangkan di Indonesia, Xiaomi menjadi
penantang Samsung dimana Xiaomi berada di urutan kedua setelah Samsung
yang masih merajai pangsa pasar smartphone di Indonesia.
65
B. Analisis dan Pembahasan
1. Deskripsi Data Responden
Deskripsi data responden memberikan gambaran mengenai
karakteristik responden yang digunakan untuk melengkapi penelitian
meliputi jenis kelamin, rentang usia, pendidikan akhir, dan pekerjaan
responden.
Responden dalam penelitian ini adalah laik-laki/perempuan yang
pernah melakukan pembelian smartphone Xiaomi. Jumlah responden
adalah sebanyak 100 orang. Adapun uraian gambaran umum responden
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Karakteristik responden menurut jenis kelamin
Berdasarkan hasil pengumpulan data mengenai karakteristik
menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Keterangan Jumlah Persentase
Pria 44 44%
Wanita 66 66%
Total 100 100%
Sumber: Diolah dari data primer, 2019
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa responden terbanyak berjenis
kelamin wanita yaitu berjumlah 66 responden atau sebesar 66%,
sedangkan sisanya pria berjumlah 44 responden atau sebesar 44%.
66
b. Karakteristik responden menurut usia
Hasil pengumpulan data mengenai karakteristik menurut usia dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Usia Responden
Keterangan Jumlah Persentase
> 17 s/d 25 tahun 47 47%
> 25 s/d 32 tahun 33 33%
> 32 s/d 45 tahun 20 20%
> 45 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Diolah dari data primer, 2019
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa responden yang berusia lebih
dari 17 – 25 tahun berjumlah 47 responden atau sebesar 47% dan
memiliki jumlah terbesar. Selanjutnya responden yang berusia lebih
dari 25 – 32 tahun berjumlah 33 responden atau sebesar 33%, dan
jumlah responden yang berusia lebih dari 32 – 45 tahun berjumlah 20
responden atau sebesar 20% serta tidak ada responden yang berusia
lebih dari 45 tahun.
c. Karakteristik responden menurut pendidikan akhir
Hasil pengumpulan data mengenai karakteristik menurut
pendidikan akhir dapat dilihat pada tabel berikut ini:
67
Tabel 4.3
Pendidikan Akhir Responden
Keterangan Jumlah Persentase
SMA/SMK atau
Sederajat
33 33%
Akademi/D1/D2/D3 12 12%
S1 42 42%
S2 10 10%
S3 3 3%
Lain-lain 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Diolah dari data primer, 2019
Berdasarkan tabel 4.3 data menunjukkan 33 responden atau sebesar
33% berpendidikan akhir SMA/SMK atau Sederajat, 12 responden atau
sebesar 12% berpendidikan akhir Akademi/D1/D2/D3, 42 responden
atau sebesar 42% berpendidikan akhir S1, dan yang berpendidikan
akhir S2 10 responden atau sebesar 10%, 3 responden atau sebesar 3%
berpendidikan S3, serta 0 responden yang memiliki pendidikan akhir
lain-lain.
68
d. Karakteristik responden menurut pekerjaan
Hasil pengumpulan data mengenai karakteristik menurut pekerjaan
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Pekerjaan Responden
Keterangan Jumlah Persentase
Mahasiswa/Pelajar 46 46%
Karyawan Swasta 13 13%
PNS 16 16%
Wirausaha 12 12%
Lain-lain 13 13%
Total 100 100%
Sumber: Diolah dari data primer, 2019
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui dari 100 responden yang pernah
membeli smartphone Xiaomi terdiri dari 46 orang atau 46% responden
adalah mahasiswa/pelajar, 13 orang atau 13% responden adalah
karyawan swasta, 16 orang atau 16% responden adalah PNS, 12 orang
atau 12% responden adalah wirausaha, dan 13 orang atau 13%
responden memiliki profesi yang beragam.
69
e. Karakteristik responden menurut pendapatan perbulan
Hasil pengumpulan data mengenai karakteristik menurut
pendapatan perbulan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Pendapatan Perbulan Responden
Keterangan Jumlah Persentase
>0 s/d 2 Juta 46 46%
>2 s/d 4 Juta 24 24%
>4 s/d 6 Juta 18 18%
>6 Juta 12 12%
Total 100 100%
Sumber: Diolah dari data primer, 2019
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui dari 100 responden yang pernah
membeli smartphone Xiaomi terdiri dari 46 orang atau 46% responden
berpendapatan perbulan >0 s/d 2 juta, 24 orang atau 24% responden
berpendapatan perbulan >2 s/d 4 juta, 18 orang atau 18% responden
berpendapatan perbulan >4 s/d 6 juta, dan 12 orang atau 12% responden
berpendapatan per bulan >6 juta.
2. Hasil Uji Kualitas Data
Sebelum kuesioner dibagikan kepada 100 responden, peneliti
melakukan prasurvei kepada 30 orang responden dengan memberikan 27
butir pernyataan yang dibagi menjadi 4 bagian variabel utama, yaitu:
country of origin, citra merek, kualitas produk, dan keputusan pembelian
70
untuk menguji validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan yang
diajukan.
a. Hasil Uji Validitas
Menurut Ghozali (2016:52) uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan sah aau valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitungdengan r
tabeluntuk degree of freedom (df)= n – 2, dalam hal ini adalah jumlah
sampel, dan alpha=0,05 (dengan uji dua sisi). Nilai r tabel yaitu sebesar
0,361 yang didapat dari degree of freedom (df) = n – , dalam hal ini n
adalah jumlah sampel pretes tyaitu 30 responden. Maka (df) = 30-2 =
28, pada rtabel dengan alpha = 5% atau 0,05 dan (df) = 28, didapati rtabel
sebesar 0,361. Maka suatu pernyataan atau indikator dinyatakan valid
apabila rhitung> 0,361 dan sebaliknya.
Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel
yang digunakan dalam penelitian ini: country of origin, citra merek,
kualitas produk, dan keputusan pembelian pembelian dengan 30
sampel responden. Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk
setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
71
1) Uji Validitas Country of Origin
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Country of Origin
Nomor
Butir Pertanyaan
Nilai r
Hitung
Nilai r
Tabel Keterangan
COO 1 0,901 0,361 Valid
COO 2 0,839 0,361 Valid
COO 3 0,817 0,361 Valid
COO 4 0,635 0,361 Valid
COO 5 0,674 0,361 Valid
COO 6 0,814 0,361 Valid
COO 7 0,831 0,361 Valid
COO 8 0,548 0,361 Valid
Tabel 4.6 menunjukkan variabel country of origin mempunyai
kriteria valid untuk semua item pernyataan. Hal ini dapat dilihat dari
nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel yaitu 0,361.
2) Uji Validitas Citra Merek
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Citra Merek
Nomor
Butir Pertanyaan
Nilai r
Hitung
Nilai r
Tabel
Keterangan
CM 1 0,749 0,361 Valid
72
Nomor
Butir Pertanyaan
Nilai r
Hitung
Nilai r
Tabel
Keterangan
CM 2 0,752 0,361 Valid
CM 3 0,727 0,361 Valid
CM 4 0,733 0,361 Valid
CM 5 0,749 0,361 Valid
Tabel 4.7 menunjukkan variabel citra merek mempunyai kriteria
valid untuk semua item pernyataan. Hal ini dapat dilihat dari nilai r
hitung yang lebih besar dari r tabel yaitu 0,361.
3) Uji Validitas Kualitas Produk
Tabel 4.8
Hasil Uji Kualitas Produk
Nomor
Butir Pertanyaan
Nilai r
Hitung
Nilai r
Tabel
Keterangan
KP 1 0,792 0,361 Valid
KP 2 0,792 0,361 Valid
KP 3 0,876 0,361 Valid
KP 4 0,735 0,361 Valid
KP 5 0,776 0,361 Valid
KP 6 0,778 0,361 Valid
KP 7 0,778 0,361 Valid
KP 8 0,659 0,361 Valid
KP 9 0,739 0,361 Valid
73
Nomor
Butir Pertanyaan
Nilai r
Hitung
Nilai r
Tabel
Keterangan
KP 10 0,689 0,361 Valid
KP 11 0,807 0,361 Valid
KP 12 0,644 0,361 Valid
KP 13 0,718 0,361 Valid
4) Uji Validitas Keputusan Pembelian(KPe)
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian
Nomor
Butir Pertanyaan
Nilai r
Hitung
Nilai r
Tabel
Keterangan
KPe 1 0,873 0,361 Valid
KPe 2 0,923 0,361 Valid
KPe 3 0,701 0,361 Valid
Tabel 4.9 menunjukkan variabel keputusan pembelian
mempunyai kriteria valid untuk semua item pernyataan. Hal ini dapat
dilihat dari nilai r hitungyang lebih besar dari r tabel yaitu 0,361.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari
instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,70. Tabel 4.10
74
menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach’s
Alpha
Keterangan
Country of Origin 0,895 Reliabel
Citra Merek 0,795 Reliabel
Kualitas Produk 0,936 Reliabel
Keputusan Pembelian 0,773 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukkan nilai cronbach‟s alpha atas variabel
country of origin sebesar 0,895, citra merek sebesar 0,795, kualitas
produk sebesar 0,936, keputusan pembelian sebesar 0,773. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini
reliabel karena mempunyai nilai cronbach‟s alpha lebih dari 0,70. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan
mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu
diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan
jawaban sebelumnya.
75
3. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif dimaksudkan untuk menganalisis data berdasarkan
hasil yang telah diperoleh dari jawaban seluruh responden terhadap
masing-masing indikator pengukur variabel. Statistik deskriptif pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Country of Origin (X1)
Variabel X1 pada penelitian ini menggunakan 8 butir pernyataan
yang disebarkan kepada 100 responden dan mempersentasekan
indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap
country of origin dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Country of Origin
Country of Origin
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Negara asal smartphone
Xiaomi yaitu Cina adalah
negara yang inovatif dalam
manufacturing/pabrikasi.
0% 0% 7% 54% 39%
2. Negara asal smartphone
Xiaomi yaitu Cina memiliki
tingkat pendidikan dan
penguasaan teknologi tinggi.
0% 8% 6% 45% 41%
76
No. Pernyataan STS TS R S SS
3. Negara asal smartphone
Xiaomi yaitu Cina
merupakan negara yang baik
dalam mendesain produk.
0% 3% 9% 49% 39%
4. Negara asal smartphone
Xiaomi yaitu Cina memiliki
reputasi.
0%
0%
11%
49%
40%
5. Negara asal smartphone
Xiaomi yaitu Cina adalah
negara maju.
0% 0% 10% 54% 36%
6. Negara asal smartphone
Xiaomi yaitu Cina memiliki
tenaga kerja yang kreatif.
0% 2% 11% 55% 32%
7. Negara asal smartphone
Xiaomi yaitu Cina memiliki
tenaga kerja berkualitas
tinggi.
0% 2% 7% 53% 38%
8. Negara asal smartphone
Xiaomi yaitu Cina adalah
negara yang ideal untuk
dikunjungi.
0% 4% 10% 52% 34%
Rata-rata 0% 2,4% 8,8% 51,4% 37,4%
Sumber: Diolah dari data primer, 2019
77
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pada variabel country of origin
mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 51,4%. Dan dari 8
butir pernyataan yang paling mendapatkan respon positif adalah
pernyataan nomor 6, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden
menjawab “setuju” sebesar 55% pada pernyataan nomor 6.
b. Citra Merek (X2)
Variabel X2 pada penelitian ini menggunakan 5 butir pernyataan
yang disebarkan kepada 100 responden dan mempersentasekan
indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap citra
merek dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Citra Merek
Citra Merek
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Merek “Xiaomi” mudah
diucapkan.
0%
3%
14%
51%
32%
2. Merek “Xiaomi” mudah
diingat..
0% 5% 15% 49% 31%
3. Penampilan fisik merek
smartphone Xiaomi
menarik.
0%
2%
18%
52%
28%
4. Smartphone merek
Xiaomi bervariasi.
0%
7%
9%
54%
30%
78
No. Pernyataan STS TS R S SS
5. Smartphone merek
Xiaomi lain daripada
yang lain
0%
7%
13%
53%
27%
Rata-rata 0% 4,8% 14% 52% 29,6%
Sumber: Diolah dari data primer, 2019
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa pada variabel citra merek
mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 52%. Dan dari 5 butir
pernyataan yang paling mendapatkan respon positif adalah pernyataan
nomor 4, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden menjawab
“setuju” sebesar 54% pada pernyataan nomor 4.
c. Kualitas Produk (X3)
Variabel X2 pada penelitian ini menggunakan 13 butir pernyataan
yang disebarkan kepada 100 responden dan mempersentasekan
indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap citra
merek dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk
Kualitas Produk
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Smartphone Xiaomi
memiliki kecepatan yang
baik.
0% 0% 1% 57% 42%
79
No. Pernyataan STS TS R S SS
2. Smartphone Xiaomi
memiliki baterai yang efisien
(irit).
0% 0% 1% 58% 41%
3. Smartphone Xiaomi mudah
digunakan. 0% 0% 1% 57% 42%
4. Smartphone Xiaomi nyaman
digunakan.
0%
0%
5%
53%
42%
5. Smartphone Xiaomi tahan
lama (awet). 0% 0% 2% 52% 46%
6. Smartphone Xiaomi telah
lulus standar. 0% 1% 2% 55% 43%
7. Smartphone Xiaomi
memiliki fitur-fitur tambahan
yang menarik seperti (dual
camera, auto focus, finger
print lock, dan sensor-
sensor).
0% 1% 0% 59% 40%
8. Smartphone Xiaomi tidak
mudah rusak. 0% 2% 1% 60% 37%
9. Smartphone Xiaomi
memiliki desain yang
menarik.
0% 0% 2% 60% 38%
80
No. Pernyataan STS TS R S SS
10. Smartphone Xiaomi
memiliki pilihan warna yang
menarik
0% 0% 3% 55% 42%
11. Kualitas smartphone Xiaomi
sangat meyakinkan sesuai
dengan citra dan reputasi.
0% 0% 4% 55% 41%
12. Smartphone Xiaomi
memiliki kemudahan dalam
layanan servis.
0% 0% 4% 58% 38%
13. Spare part dan aksesori
mudah didapatkan. 0% 1% 3% 64% 32%
Rata-rata 0% 0,4% 2,2% 57,1% 40,3%
Sumber: Diolah dari data primer, 2019
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa pada variabel kualitas produk
mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 57,1%. Dan dari 13
butir pernyataan yang paling mendapatkan respon positif adalah
pernyataan nomor 13, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden
menjawab “setuju” sebesar 64% pada pernyataan nomor 13.
d. Keputusan Pembelian (Y)
Variabel Y pada penelitian ini menggunakan 3 butir pernyataan
yang disebarkan kepada 100 responden dan mempersentasekan
81
indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap
keputusan pembelian dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4. 14
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Saya memutuskan untuk
melakukan pembelian
smartphone Xiaomi
karena toko-toko
tersedia dengan mudah
dan strategis.
0% 3% 14% 54% 29%
2. Saya memutuskan untuk
melakukan pembelian
smartphone Xiaomi
karena memiliki produk-
produk yang beragam.
0% 8% 6% 45% 41%
3. Saya memutuskan untuk
melakukan pembelian
smartphone Xiaomi
karena tata cara
pembayaran yang mudah
0% 0% 1% 56% 43%
82
No. Pernyataan STS TS R S SS
(tunai, kartu kredit, kartu
debit, kartu ATM, kredit
melalui lembaga
keuangan dan kredit
melalui toko).
Rata-rata 0% 3,6% 7% 51,6% 37,6%
Sumber: Diolah dari data primer, 2019
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa pada variabel keputusan
pembelian mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 51,6%. Dan
dari 4 butir peryataan yang paling mendapatkan respon positif adalah
pernyataan nomor 3, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden
menjawab “setuju” sebesar 56% pada pernyataan nomor 3.
4. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Data yang baik dan layak dalam penelitian adalah yang memiliki
distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2016:154). Dalam
uji normalitas terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik. Uji normalitas data dengan analisis grafik menggunakan
pengelolahan SPSS versi 23.0 menghasilkan grafik sebagai berikut:
83
Gambar 4.1
Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas Data
Sumber: Hasil output data SPSS yang telah diolah, 2019
Pada gambar kurva p-plot di atas terlihat titik-titik menyebar di
sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal. Berarti dari kurva ini menunjukkan bahwa model regresi
layak dipakai karena asumsi normalitas.
Selain uji grafik, peneliti juga melengkapi pengujian normalitas
dengan uji statistik untuk menegaskan hasil uji normalitas grafik di atas.
84
Tabel 4.15
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Hasil output data SPSS yang telah diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, nilai sig. > 0,05 yaitu sebesar 0,200.
Yang berarti bahwa data berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Heteroskedestisitas
Uji heteroskedestisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
modelregresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedestisitasdan jika berbeda disebut heteroskedestisitas (Ghozali,
2016:134). Uji heterokedestisitas dapat dilakukan dengan 2 langkah,
yaitu secara grafik dan secara statistik, berdasarkan hasil pengolahan
data maka hasil uji scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal
Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation 1,03347252
Most Extreme
Differences
Absolute ,071
Positive ,071
Negative -,054
Test Statistic ,085
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c
85
Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedestisitas Scatterplot
Sumber: Hasil output data SPSS yang telah diolah, 2019
Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar 4.2 di atas dapat
dilihat bahwa titik-titik menybar secara acak serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Selain itu, untuk menegaskan hasil uji heteroskedastisitas, peneliti
juga melakukan uji statistik dengan menggunakan uji glejser. Jika nilai
signifikansi di bawah 5% atau 0,05 maka terdapat gejala
heteroskedastisitas sedangkan Jika nilai signifikansi di atas 5% atau 0,05
maka tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil
pengolahan data hasil uji glejser dapat dilihat sebagai berikut:
86
Tabel 4.16
Hasil Uji Heterokedestisitas Glejser
B
S
umber: Hasil output data SPSS yang telah diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, tidak ada variabel bebas yang
memiliki signifikansi di bawah 0,05. Variabel country of origin (X1)
memiliki signifikansi 0,513, variabel citra merek (X2) memiliki
signifikansi 0,068, variabel kualitas produk (X3) memiliki signifikansi
0,055. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi
tidak ada masalah heterokedastisitas atau bebas dari heterokedastisitas.
c. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antara sesama variabel
independen sama dengan nol. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardi-
zed
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,218 1,143 ,191 ,849
COO -,017 ,027 -,071 -2,376 ,513
CM -,047 ,026 -,189 -1,687 ,068
KP ,038 ,020 ,212 1,940 ,055
a. Dependent Variable: Abs_RES
87
nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF
< 10 dan nilai tolerance > 0,1, maka model regresi bebas dari
multikolonieritas (Ghozali,2016:105).
Tabel 4.17
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Hasil output data SPSS yang telah diolah, 2019
Berdasarkan hasil tabel 4.17 di atas, uji hasil Variance Inflation
Factor (VIF) masing-masing variabel independen memiliki VIF < 10
dan tolerance > 0,1 yaitu variabel country of origin (X1) memiliki nilai
tolerance 0,832 dan nilai VIF 1,202, variabel citra merek (X2) yang
memiliki nilai tolerance 0,935 dan nilai VIF 1,069, variabel kualitas
produk (X3) memiliki nilai tolerance 0,818 dan nilai VIF 1,223. Maka
dapat dinyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat
multikolonieritas antara variabel dependen dengan variabel independen
yang lain sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Stand-
ardized
Coeffi-
cients T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std.
Error Beta
Toler-
ance VIF
1 (Constant) -,169 1,730 -,098 ,922
COO ,168 ,040 ,369 4,167 ,000 ,832 1,202
CM ,031 ,039 ,068 ,809 ,421 ,935 1,069
KP ,113 ,030 ,339 3,797 ,000 ,818 1,223
a. Dependent Variable: Kpe
88
5. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Sunyoto (2014:139), Analisis regresi berganda adalah suatu
analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dua atau lebih
variabel bebas (X1,2,3……n) terhadap variabel terikat (Y) dengan
menggunakan program SPSS 23 for windows.
Menurut Ghozali (2016:94), selain menukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian,
sedangkan variabel independennya adalah country of origin , citra merek,
dan kualitas produk.
Tabel 4.18
Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2,822 2,125 -1,328 ,187
COO ,165 ,039 ,362 4,194 ,000
CM ,140 ,063 ,175 2,210 ,030
KP ,116 ,029 ,348 4,037 ,000
a. Dependent Variable: Kpe
Sumber: Hasil output data SPSS yang telah diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 4.18 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + е
Y= -2,822 + 0,165 X1+ 0,140X2 + 0,116X3 + e
89
Keterangan:
Y = keputusan pembelian
α = konstanta
X1 = country of origin
X2 = citra merek
X3 = kualitas produk
b1 = koefisien country of origin
b2 = koefisien citra merek
b3 = koefisien kualitas produk
e = error
Melalui persamaan dan tabel 4.18 tersebut juga terlihat bahwa
koefisien regresi variabel country of origin (X1) bernilai positif sebesar
0,165 yang artinya ketika country of origin meningkat, maka akan
meningkatkan keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk
smartphone Xiaomi.
Kemudian, koefisien regresi variabel citra merek (X2) bernilai positif
sebesar 0,140 yang artinya ketika citra merek meningkat, maka akan
meningkatkan keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk
smartphone Xiaomi.
Selanjutnya, variabel kualitas produk (X3) bernilai positif sebesar
0,116 yang artinya ketika kualitas produk meningkat, maka akan
meningkatkan keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk
smartphone Xiaomi.
Country of origin memiliki nilai koefisien regresi paling besar
diantara variabel lainnya dengan nilai sebesar 0,165, hal ini menunjukkan
90
bahwa country of origin paling memberi pengaruh terhadap keputusan
pembelian.
a. Hasil Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variasi dependen (Ghozali, 2016:97). Cara melakukan uji t
adalah dengan melihat jumlah degree of freedom (df). Bila jumlah
degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan
sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t
lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima
hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen
secara individual memengaruhi variabel dependen. Kemudian dengan
membandingkan antara thitung dengan ttabel. Apabila nilai thitung > ttabel
berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat, atau bisa juga dengan siginifikansi di bawah 0,05 yang
menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen.Berikut adalah hasil uji t dalam
penelitian ini:
91
Tabel 4.19
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std.
Error Beta
1 (Constant) -2,822 2,125 -1,328 ,187
COO ,165 ,039 ,362 4,194 ,000
CM ,140 ,063 ,175 2,210 ,030
KP ,116 ,029 ,348 4,037 ,000
a. Dependent Variable: Kpe
Sumber: Hasil output data SPSS yang telah diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, diperoleh thitung untuk X1 sebesar
4,194, X2 sebesar 2,210, dan X3 sebesar 4,037. Untuk menentukan ttabel
digunakan lampiran statistika tabel t, dengan menggunakan ∞/2 , n- k –
1. Maka didapatkan hasil 0,05/2, 100-3-1 = 0,025, 96. Sehingga
didapatkan ttabel 1,988
Berikut ini analisis dari uji parsial antara country of origin, citra
merek, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian smartphone
Xiaomi. Berikut akan dijelaskan pengujian masing-masing variabel
secara parsial dari hasil uji t.
1) Pengaruh country of origin (X1) terhadap keputusan pembelian
(Y)
Terlihat bahwa thitung untuk variabel country of origin adalah
4,194. Hal ini mengartikan bahwa nilai thitung> ttabel(4,194 >1,988).
Maka dapat disimpulkan bahwa country of origin berpengaruh
secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Tanda positif
menunjukkan variabel country of origin memberikan pengaruh
92
positif terhadap keputusan pembelian, dimana ketika country of
origin dinilai semakin baik, maka akan keputusan pembelian akan
meningkat. Sehingga dengan hal ini Ho ditolak dan Ha diterima.
Menurut Kotler dan Keller (2009:338) pemasar ingin
menggunakan persepsi negara asal yang positif untuk menjual
produk dan jasa mereka. Bila produk suatu perusahaan dihasilkan di
negara yang tidak menguntungkan bagi produk tersebut maka
perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya
(Budiarto dan Tjiptono, 2007:141). Country of origin merupakan
salah satu elemen penting yang mampu memengaruhi keputusan
pembelian konsumen.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra,
dkk. (2014) yang berjudul “Pengaruh Country of Origin dan Price
terhadap Keputusan Pembelian” yang menyatakan bahwa country of
origin berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
2) Pengaruh citra merek (X2) terhadap keputusan pembelian (Y)
Terlihat bahwa thitung untuk variabel citra merek adalah 2,210.
Hal ini mengartikan bahwa nilai thitung> ttabel(2,210>1,988). Maka
dapat disimpulkan bahwa citra merek berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan pembelian. Tanda positif menunjukkan variabel
citra merek memberikan pengaruh positif terhadap keputusan
pembelian, di mana ketika citra merek dinilai semakin baik, maka
akan keputusan pembelian akan meningkat. Sehingga dengan hal ini
Ho ditolak dan Ha diterima.
93
Menurut Tjiptono (2015:49), citra merek adalah deskripsi
asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek. Citra merek
(brand image) adalah pengamatan dan kepercayaan yang digenggam
konsumen, seperti yang dicerminkan diasosiasi atau di ingatan
konsumen. Sedangkan Dewanti et. Al (2010) menyatakan bahwa
konsumen dengan citra yang positif terhadap merek tertentu akan
memungkinkan untuk melakukan keputusan pembelian.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabawa
(2016) yang berjudul “Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan
Pembelian Smartphone Xiaomi” yang menyatakan bahwa citra
merek berpengaruh parsial dan simultan terhadap keputusan
pembelian.
3) Pengaruh kualitas produk (X3) terhadap keputusan pembelian
(Y)
Terlihat bahwa thitung untuk variabel kualitas produk adalah
4,037. Hal ini mengartikan bahwa nilai thitung> ttabel(4,037>1,988).
Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian. Tanda positif
menunjukkan variabel kualitas produk memberikan pengaruh positif
terhadap keputusan pembelian, di mana ketika kualitas produk
dinilai semakin baik, maka akan keputusan pembelian akan
meningkat. Sehingga dengan hal ini Ho ditolak dan Ha diterima.
Kualitas produk menurut Kotler dan Keller (2009:143) adalah
totalitas dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada
94
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau
tersirat. Sumpu dan Tumbel (2018) menyatakan bahwa kualitas
produk merupakan faktor pendukung yang dibutuhkan sebuah
produk dalam bersaing dengan produk-produk lainnya dimana ketika
sebuah produk memiliki kualitas yang baik tentunya akan
meningkatkan keputusan pembelian terhadap produk tersebut.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumpu
dan Tumbel (2018)yang berjudul “Analisis Pengaruh Citra Merek
dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Smartphone
Samsung” yang menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
b. Hasil Uji Statitik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel
dependen. Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan
membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel.
Bila nilai Fhitung lebih besar daripada nilai Ftabel, maka Ho ditolak dan
menerima Ha (Ghozali, 2016:96). Berikut adalah hasil uji F pada
penelitian ini:
95
Tabel 4.20
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 79,779 3 26,593 21,414 ,000b
Residual 119,221 96 1,242
Total 199,000 99
a. Dependent Variable: Kpe
b. Predictors: (Constant), KP, CM, COO
Sumber: Hasil output data SPSS yang telah diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.20 di atas, diperoleh Fhitung sebesar 21,414.
Untuk menentukan Ftabel digunakan lampiran statistika tabel F, dengan
menggunakan tingkat signifikansi 0,05, dengan df 1 (jumlah variable -
1) atau 4-1 = 3 dan df 2 (n-k-1) atau 100-3-1 = 96. Maka didapatkan
hasil Ftabel sebesar 2,70.
Hal ini mengartikan bahwa nilai Fhitung> Ftabel, yaitu 21,414 > 2,70.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti variabel independen yaitu country of origin, citra merek,
dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian.
c. Hasil Koefisen Determinasi
Koefisen determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisen determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
96
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2016:97). Berikut adalah hasil analisis koefisien
determinasi dalam penelitian ini:
Tabel 4. 21
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,633a ,401 ,382 1,114
a. Predictors: (Constant), KP, CM, COO
Sumber: Hasil output data SPSS yang telah diolah, 2019
Berdasarkan kepada tabel 4.21 di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa penelitian ini memiliki nilai sebesar 0,382. Nilai tersebut dapat
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh country of origin, citra
merek, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian smartphone
Xiaomi. Koefisien determinasi tersebut memiliki maksud bahwa
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah
sebesar 38,2%. Sisanya sebesar 61,8% dipengaruhi variabel lain selain
variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis
pengaruh country of origin, citra merek, dan kualitas produk terhadap
keputusan pembelian dengan menggunakan model regresi linear berganda,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Country of origin berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan
pembelian (studi kasus pada pembeli smartphone Xiaomi).
2. Citra merek berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian
(studi kasus pada pembeli smartphone Xiaomi).
3. Kualitas produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan
pembelian (studi kasus pada pembeli smartphone Xiaomi).
4. Country of origin, citra merek, dan kualitas produk berpengaruh secara
simultan terhadap keputusan pembelian (studi kasus pada pembeli
smartphone Xiaomi).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk Perusahaan
a. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel country of origin
berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini
membuktikan bahwa semakin baiknya country of origin, maka akan
98
semakin tinggi keputusan pembelian. Namun jika dilihat dari hasil
pembahasan analisis deskriptif pada tabel 4.11 halaman 66, pada
pernyataan nomor 2 di variabel country of origin yang berbunyi
“Negara asal smartphone Xiaomi yaitu Cina memiliki tingkat
pendidikan dan penguasaan teknologi tinggi.” terdapat sejumlah 8%
responden menjawab “tidak setuju”. Hal ini dapat menjadi dasar
untuk memberi saran kepada perusahaan Xiaomi yaitu memberikan
kesan kepada masyarakat bahwa negara Cina kini sudah maju dari
segi pendidikan dan teknologi dengan cara memberikan iklan sebuah
gambaran tentang kemajuan pendidikan negara Cina, terus
memberikan baik melalui media informasi maupun secara langsung
kepada konsumen bahwa memang sekarang negara Cina memiliki
sistem pendidikan yang maju, dan terus menerus memaparkan bahwa
Cina merupakan negara yang juga maju dari segi teknologi, hal ini
didukung oleh fakta yang dikutip oleh Tempo (16/7/2018) bahwa
teknologi memang sudah menjadi kehidupan bagi negara Cina,
dimana mereka sudah mampu memiliki teknologi visual yang
canggih, teknologi dalam pembuatan robot, teknologi di bidang
medis, teknologi canggih pada sistem perkeretaapian, perkebunan,
dan konstruksi, juga tentunya teknologi canggih pada produk
elektronik tentunya smartphone.
b. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel citra merek berpengaruh
positif signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini
membuktikan bahwa semakin baiknya citra merek, maka akan
99
semakin tinggi keputusan pembelian. Namun jika dilihat dari hasil
pembahasan analisis deskriptif pada tabel 4.11 halaman 68-69, pada
pernyataan nomor 4 yang berbunyi “Smartphone merek Xiaomi
bervariasi”.dan nomor 5 “Smartphone merek Xiaomi lain daripada
yang lain” pada variabel citra merek yang terdapat masing-masing
sejumlah 7% responden menjawab “tidak setuju”. Hal ini dapat
menjadi dasar untuk memberi saran kepada perusahaan Xiaomi
untuk mengembangkan smartphone Xiaomi agar lebih variatif di
mata konsumen baik dari segi desain, dan tren yang sedang terjadi.
Xiaomi juga disarankan untuk membuat produknya memiliki ciri
khas yang membuat smartphone berbeda dari produk smartphone
lain ataupun sesama produk asal negara Cina lainnya, dengan
memberikan diferensiasi produk yang kuat berupa harga yang murah
dengan spesifikasi tinggi.
c. Hasil penelitian menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh
positif signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini
membuktikan bahwa semakin baiknya kualitas produk, maka akan
semakin tinggi keputusan pembelian. Namun jika dilihat dari hasil
pembahasan analisis deskriptif pada tabel 4.11 halaman 70, pada
pernyataan nomor 8 yang berbunyi “Smartphone Xiaomi tidak
mudah rusak” di variabel kualitas produk. Hal ini dapat menjadi
dasar untuk memberikan saran kepada perusahaan Xiaomi untuk
memperbaiki kualitas smartphone agar tidak mudah dengan cara
mengembangkan produknya dari segi hardware maupun software
100
agar lebih kuat, untuk itu disarankan Xiaomi tidak ragu-ragu
berinvestasi besar di bidang R&D guna meningkatkan kualitas
produknya. Disarankan Xiaomi juga terus-menerus memberikan
edukasi kepada konsumen tentang bagaimana cara penggunaan
smartphone agar tidak mudah rusak baik melalui media cetak
maupun media online, karena sebagian besar kerusakan smartphone
terjadi karena human error (www.digitalponsel.com diakses pada 20
Juni 2019).
.
2. Untuk Penelitian Selanjutnya
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melibatkan jumlah sampel
yang lebih besar, sehingga hasil yang diperoleh lebih dapat
digeneralisasikan. Selain itu, penelitian selanjutnya juga disarankan
untuk meneliti variabel-variabel lain yang juga mungkin berperan dalam
memberi pengaruh terhadap keputusan pembelian, sehingga dapat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam
bidang manajemen pemasaran.
101
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A. dalam Aris Ananda. 2011. “Manajemen Ekuitas
Merek:Memanfaatkan Nilai dari Suatu Merek”. Spektrum Mitra Utama.
Jakarta.
Ahmed, Z.U., Johnson, J.P. and Boon, L.C. 2004. “Does Country of Oriin Matter
for Low Involvement Products”. International Marketing Review Vol. 21
No. 1 pp. 102-201.
Alma, Buchari. 2007. “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”. Edisi
Revisi. CV. Alfabeta. Bandung.
Alma, Buchari. 2012. “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”. Edisi
Revisi. CV. Alfabeta. Bandung.
Bestari. 2003. “Dasar-dasar Pemasaran.” Cetakan Pertama. Yogyakarta: Unit
Penerbitan Fakultas Ekonomi (UPFE).
Canon, Joseph P., Willia,D. Perreault Jr. dan Jerome McCarthy. 2008. Alih
Bahasa: Diana Angelica dan Ria Cahyani. “Dasar-dasar Pemasaran:
Pendekatan Manajerial Global”. Buku 2. Edisi 16. Salemba Empat.
Jakarta.
Dewanti, Retno; Ishak Ismail; M Jalu Tasrihanto; Aditya Prabowo. 2010.
Analaysis of Influence Brand Trust and Brand Image Towards Purchase
Decision The Privat Label Product And Their Impact on Brand Loyalti.
International Jurnal of busines and Mannagement. 2 (2). Pp : 1-19.
Ferrinadewi, Erna, 2008,. “Merek dan Psikologi Konsumen”. Edisi Pertama.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
102
Jaffe, Eugeune D. and Israel D., Nebenzahl. 2001. “National Image and
Competitive Advantage: The Teory and Practice of Country of Origin
Effect. Denmark: Copenhagen Business School Press.
Javed, Asad,., Hasnu, Syed Amjad Farid. 2013. “The Impact of Country-of-Origin
on Product Purchae Decision”. Journal of Marketing and Consumer
Research-An Open Acces International Journal, 1, 31-51.
Ghozali, Imam. 2016. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23 Update PLS Regresi”. Edisi 8. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang
Hendra, Nata. 2013. “Pengaruh Country of Origin dan Merek terhadap
Keputusan Pembelian (Studi pada Pengguna Produk Smartphone
Samsung di Universitas Kristen Maranatha)”. Univeristas Kristen
Maranatha.
Keegan, Warren J. 2007. “Manajemen Pemasaran Global”. Edisi Keenam Jilid 1.
PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.
Kotler, Philip. 2003. “Manajemen Pemasaran”. Edisi Kesebelas. Indeks
Kelompok Gramedia. Jakarta.
Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2004. “Dasar-Dasar Pemasaran”. Edisi
kesembilan. PT Indeks. Jakarta.
Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2012. “Prinsip-prinsip Pemasaran”. Edisi
13 Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2016. “Principles of Marketing”. Global
Edition, Pearson Education Limited. New York.
103
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2009. “Manajemen Pemasaran”. Edisi
ketiga belas. Erlangga. Jakarta.
Kraft, Marie. 2010. “Surviving The „Made In China‟ Stigma: Challenges for
Chinese Multinational Corporation. University of Southern California
Dissertations and Thesis.
Leonardo, dan Soelasih, Yasintha. 2014. “Jurnal Analisis Pengaruh Kualitas
Produk, Harga, dan Lingkungan Fisik Perusahaan Kue Lapis Legit XYZ
Terhadap Kepuasan Konsumen Dalam Membangun Word Of Mouth
Positif”. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta. Jakarta.
Lionel, Obadia. 2009. “‟Made In China‟ – Political and Cultural Valuation of
Brand Images, Trade, and Commodities”. Emerald Group Publishing
Limited, Bingley pp. 255-281.
Listiana, Erna. 2013. “Pengaruh Country of Origin terhadap Perceived Quality
dengan Moderasi Etnosentris Konsumen.” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.
8 (1).
Mariana. 2015. “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan
Pembelian Produk”. Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman.
Martinez et. al. 2009. “Modeling The Brand Extension Influence of Brand
Image”. Journal of Business Research p50-60.
Pappu, R., Quester, P.G. and Cooksey, R.W. 2006. “Consumer-based Brand
Equity and Country-of-Origin Relationships. Some Empirical Evidence:.
Journal of Consumer Research Vol. 29 No.4. pp 13-18
Parkvithee, Narissara dan Andres Miranda, Mario. 2012. The interaction effect of
country of origin, brand equity, and purchase involvement on consumer
104
puchase intentions of clothing labels. Asia Pacific Journal of Marketing
and Logistics 24 (1): 7-22.
Permana, Haryanto. 2014. “Pengaruh Country of Origin, Brand Image, dan
Persepsi Kualitas terhadap Intens Pembelian”. Jurnal Manajemen Vol.
XVIII No. 03 Oktober 2014: 365-380.
Prabawa, Aditya Bayu. 2016. “Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan
Pembelian Smartphone Xiaomi”. Universitas Telkom. Bandung.
Purnama, Nursya’bani. 2006. ”Manajemen Kualitas, Perspektif Global”.
Ekonisia. Jakarta.
Putra, Andi Satria, Suharyono, dan M. Kholid Mawardi. 2016. “Pengaruh
Country of Origin dan Price terhadap Keputusan Pembelian (Survei
terhadap Konsumen Xiaomi di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan
Filipina)”. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 40 No. 2 Tahun 2016.
Rahayu, Suharni. 2017. “Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan
Pembelian pada Majalah Media Asuransi”. Jurnal Pemasaran Kompeitif
Tahun 2017.
Rambat, Lupiyoadi, dan A. Hamdani. 2006. “Manajemen Pemasaran Jasa”. Edisi
Kedua. Salemba Empat. Jakarta.
Rangkuti, F. 2009. “Strategi Promosi yang Kreatif”. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Rizan, Muhammad, Kartika Lestari Handayani, Agung Kresnamurty. 2015.
“Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan
Pembelian”. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) Vol 6. No.
1 Tahun 2015.
105
Sari, Anisa. 2013. “Pengaruh Citra Merek dan Keluarga terhadap Keputusan
Pembelian Honda”. Jurnal Ilmu Manajemen 1 (1). Pp : 285-296.
Setiawati, Elis. 2018. “Pengaruh Harga dan Citra Merek terhadap Keputusan
Pembelian Televisi Samsung di Perumahan Villa Grand Tomang
Tangerang”. Jurnal Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu & Call For
Papers.
Setiyaningsih, Rahmawati. 2008. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Ekuitas Merek untuk Meningkatkan Minat Beli Ulang (Studi Kasus pada
Kedai Kopi Dome di Surabaya)”. Universitas Diponegoro. Semarang.
Simamora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Edisi Kedua.
Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2014. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Alfabeta.
Bandung.
Sugiyono. 2016. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Alfabeta.
Bandung.
Suharyadi dan Purwanto S.K. 2009. “Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern”. Salemba Empat. Jakarta
Sulistian, Ogi. 2011. “Pengaruh Brand Image terhadap Loyaluas Pelanggan
Rokok Gudang Garam Filter”. Fakultas Ekonomi Universitas Kuningan.
Kuningan.
Suria, dkk. 2016. “Pengaruh Country of Origin terhadap Citra Merek dan
Dampaknya bagi Keputusan Pembelian”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 38 No. 1. September 2016.
106
Srikatanyoo, Natthawut dan Gnoth, Jurgen. 2002. “Contry Image and
International Tertiary Education”. The Journal of Brand Management 10
p.139-146.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Alfabeta,
Bandung.
Sumpu, Nofita dan L. Tumbel, Altje. 2018. “Analisis Pengaruh Citra Merek dan
Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung”.
Jurnal EMBA Vol. 6 No. 4..
Tjiptono, Fandy. 2006. “Manajemen Jasa”. Edisi pertama. ANDI. Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2007. “Strategi Pemasaran”. Edisi kedua. ANDI. Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2007. “Strategi Pemasaran”. Edisi ketiga. ANDI. Yogyakarta
Tjiptono, Fandy. 2008. “Strategi Pemasaran”. Edisi 3. ANDI. Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2015. “Strategi Pemasaran”. Edisi 4. ANDI. Yogyakarta
http://www.blog.mi.com/ Diakses pada 10 Mei 2019.
http://www.cnnindonesia/teknologi /20160831191129-185-155214/samsung-
oppo-asus-kuasai-pasar-smartphon-indonesia/ Diakses pada 10 Mei 2019.
https://www.idc.com/ Diakses pada 10 Mei 2019.
www.idtechninasia.com Diakses pada 7 Maret 2019
www.kominfo.go.id Diakses pada 7 Maret 2019.
107
https://www.techinasia.com/chinese-smartphone-makers-eager-sell-phones-west
Nov, 2014. Diakses pada 10 Mei 2019
www.tempo.com Diakses pada 10 Mei 2019
https://www.thediplomat.com /2015/07/how-made-in-china-became-a-stigma/
Diakses pada 7 Maret 2019
108
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/I Responden Penelitian
Di tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, saya:
Nama : Sufyan Alfarisi
NIM : 11140810000049
Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Manajemen Pemasaran.
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi
dengan judu “PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, CITRA MEREK,
DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN SMARTPHONE XIAOMI (Studi Kasus pada Pembeli
Smartphone Xiaomi di Jabodetabek”. Untuk mendukung keberhasilan
pelaksanaan penelitian ini, saya memohon ketersediaan Bapak/Ibu/Sdr/I
untuk mengisi daftar pernyataan yang saya ajukan. Kesediaan
Bapak/Ibu/Sdr/I merupakan bantuan yang sangat bernilai bagi saya.
109
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I meluangkan waktu untuk mengisi
dan menjawab semua pernyataan dalam kuesioner ini, saya mengucapkan
terima kasih.
Hormat saya,
Sufyan Alfarisi
SCREENING QUESTION
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan
kepada Bapak/Ibu/Sdr/I untuk menceklis (√) pernyataan berikut ini
1. Apakah Anda pernah melakukan pembelian SMARTPHONE XIAOMI?
( ) Pernah , silakan lanjutkan ( ) Tidak pernah, terima kasih
2. Apakah Anda berdomisili di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi)?
( ) Ya , silakan lanjutkan ( ) Tidak, terima kasih
IDENTITAS RESPODEN
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada
Bapak/Ibu/Sdr/I untuk menceklis (√) pernyataan berikut ini:
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
Usia berkisar antara : ( ) > 17 s/d 25 tahun ( ) > 25 s/d 32 tahun
( ) > 32 s/d 45 tahun ( ) > 45 tahun
110
Pekerjaan : ( ) Mahasiswa/Pelajar ( ) Karyawan Swasta
( ) PNS ( ) Wirausaha
( ) Lain-lain
Pendidikan terakhir : ( ) SMA/SMK atau Sederajat
( ) Akademi/D1/D2/D3
( ) S1 ( ) S2
( ) S3 ( ) Lain-lain
Pendapatan perbulan : ( ) > 0 s/d 2 Juta ( ) > 2 s/d 4 Juta
( ) > 4 s/d 6 Juta ( ) > 6 Juta
CARA PENGISIAN
KUESIONER
Setiap pernyataan terdiri dari lima alternatif jawaban, pilihlah salah satu
jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Sdr/I paling tepat, dengan memberikan tanda
ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan dengan pilihan jawaban
sebagai berikut:
1. (STS) : Sangat Tidak Setuju = 1
2. (TS) : Tidak Setuju = 2
3. (R) : Ragu-ragu = 3
4. (S) : Setuju = 4
5. (SS) : Sangat Setuju = 5
111
DAFTAR PERNYATAAN
Country of Origin
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Negara asal smartphone Xiaomi yaitu Cina
adalah negara yang inovatif dalam
manufacturing/pabrikasi.
2. Negara asal smartphone Xiaomi yaitu Cina
memiliki tingkat pendidikan dan penguasaan
teknologi tinggi.
3. Negara asal smartphone Xiaomi yaitu Cina
merupakan negara yang baik dalam
mendesain produk.
4. Negara asal smartphone Xiaomi yaitu Cina
memiliki reputasi.
5. Negara asal smartphone Xiaomi yaitu Cina
adalah negara maju.
6. Negara asal smartphone Xiaomi yaitu Cina
memiliki tenaga kerja yang kreatif.
7. Negara asal smartphone Xiaomi yaitu Cina
memiliki tenaga kerja berkualitas tinggi.
8. Negara asal smartphone Xiaomi yaitu Cina
adalah negara yang ideal untuk dikunjungi.
112
Citra Merek
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Merek “Xiaomi” mudah diucapkan.
2. Merek “Xiaomi” mudah diingat.
3. Penampilan fisik smartphone merek Xiaomi
menarik.
4. Smartphone merek Xiaomi bervariasi.
5. Smartphone merek Xiaomi lain daripada
yang lain.
Kualitas Produk
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Smartphone Xiaomi memiliki kecepatan yang
baik.
2. Smartphone Xiaomi memiliki baterai yang
efisien (irit).
3. Smartphone Xiaomi mudah digunakan.
4. Smartphone Xiaomi nyaman digunakan.
5. Smartphone Xiaomi tahan lama (awet).
6. Smartphone Xiaomi telah lulus standar.
7. Smartphone Xiaomi memiliki fitur-fitur
tambahan yang menarik seperti (dual camera,
auto focus, finger print lock, dan sensor-
sensor).
8. Smartphone Xiaomi tidak mudah rusak.
113
No. Pernyataan STS TS R S SS
9. Smartphone Xiaomi memiliki desain yang
menarik.
10. Smartphone Xiaomi memiliki pilihan warna
yang menarik
11. Kualitas smartphone Xiaomi sangat
meyakinkan sesuai dengan citra dan reputasi
Xiaomi yang dikenal di pasaran.
12. Smartphone Xiaomi memiliki kemudahan
dalam layanan servis.
13. Spare part dan aksesori mudah didapatkan.
Keputusan Pembelian
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Saya memutuskan untuk melakukan
pembelian smartphone Xiaomi karena toko-
toko tersedia dengan mudah dan strategis.
2. Saya memutuskan untuk melakukan
pembelian smartphone Xiaomi karena
memiliki produk-produk yang beragam.
3. Saya memutuskan untuk melakukan
pembelian smartphone Xiaomi karena tata
cara pembayaran yang mudah (tunai, kartu
kredit, kartu debit, kartu ATM, kredit melalui
lembaga keuangan dan kredit melalui toko).
114
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Validitas
2.1 Variabel Country of Origin
Correlations
COO1 COO2 COO3 COO4 COO5 COO6 COO7 COO8 SKOR_TOTAL
COO1 Pearson Correlation 1 .892** .803
** .469
** .436
* .635
** .726
** .489
** .901
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .009 .016 .000 .000 .006 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
COO2 Pearson Correlation .892** 1 .661
** .439
* .331 .549
** .647
** .520
** .839
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .015 .074 .002 .000 .003 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
COO3 Pearson Correlation .803** .661
** 1 .519
** .402
* .582
** .664
** .360 .817
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .028 .001 .000 .050 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
COO4 Pearson Correlation .469** .439
* .519
** 1 .493
** .494
** .289 .149 .635
**
Sig. (2-tailed) .009 .015 .003 .006 .005 .122 .432 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
COO5 Pearson Correlation .436* .331 .402
* .493
** 1 .893
** .447
* .071 .674
**
Sig. (2-tailed) .016 .074 .028 .006 .000 .013 .710 .000
115
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
COO6 Pearson Correlation .635** .549
** .582
** .494
** .893
** 1 .618
** .127 .814
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .001 .005 .000 .000 .503 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
COO7 Pearson Correlation .726** .647
** .664
** .289 .447
* .618
** 1 .663
** .831
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .122 .013 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
COO8 Pearson Correlation .489** .520
** .360 .149 .071 .127 .663
** 1 .548
**
Sig. (2-tailed) .006 .003 .050 .432 .710 .503 .000 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SKOR_TOTAL Pearson Correlation .901** .839
** .817
** .635
** .674
** .814
** .831
** .548
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
116
2.2 Variabel Citra Merek
Correlations
CM1 CM2 CM3 CM4 CM5 SKOR_TOTAL
CM1 Pearson Correlation 1 .674** .348 .397
* .320 .749
**
Sig. (2-tailed) .000 .060 .030 .085 .000
N 30 30 30 30 30 30
CM2 Pearson Correlation .674** 1 .615
** .201 .258 .752
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .288 .169 .000
N 30 30 30 30 30 30
CM3 Pearson Correlation .348 .615** 1 .352 .417
* .727
**
Sig. (2-tailed) .060 .000 .057 .022 .000
N 30 30 30 30 30 30
CM4 Pearson Correlation .397* .201 .352 1 .805
** .733
**
Sig. (2-tailed) .030 .288 .057 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
CM5 Pearson Correlation .320 .258 .417* .805
** 1 .749
**
Sig. (2-tailed) .085 .169 .022 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
SKOR_TOTAL Pearson Correlation .749** .752
** .727
** .733
** .749
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
117
2.3 Variabel Kualitas Produk
Correlations
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 SKOR_TOTAL
KP1 Pearson
Correlation 1 1.000
** .867
** .427
* .484
** .566
** .566
** .283 .364
* .484
** .680
** .566
** .424
* .792
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .019 .007 .001 .001 .130 .048 .007 .000 .001 .019 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
KP2 Pearson
Correlation 1.000
** 1 .867
** .427
* .484
** .566
** .566
** .283 .364
* .484
** .680
** .566
** .424
* .792
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .019 .007 .001 .001 .130 .048 .007 .000 .001 .019 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
KP3 Pearson
Correlation .867
** .867
** 1 .549
** .623
** .707
** .707
** .424
* .509
** .484
** .680
** .566
** .566
** .876
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000 .000 .000 .019 .004 .007 .000 .001 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
KP4 Pearson
Correlation .427
* .427
* .549
** 1 .628
** .560
** .560
** .431
* .492
** .502
** .448
* .431
* .690
** .735
**
Sig. (2-tailed) .019 .019 .002 .000 .001 .001 .017 .006 .005 .013 .017 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
118
KP5 Pearson
Correlation .484
** .484
** .623
** .628
** 1 .929
** .929
** .489
** .558
** .282 .508
** .196 .489
** .776
**
Sig. (2-tailed) .007 .007 .000 .000 .000 .000 .006 .001 .131 .004 .300 .006 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
KP6 Pearson
Correlation .566
** .566
** .707
** .560
** .929
** 1 1.000
** .550
** .617
** .196 .433
* .100 .400
* .778
**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .000 .001 .000 .000 .002 .000 .300 .017 .599 .029 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
KP7 Pearson
Correlation .566
** .566
** .707
** .560
** .929
** 1.000
** 1 .550
** .617
** .196 .433
* .100 .400
* .778
**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .000 .001 .000 .000 .002 .000 .300 .017 .599 .029 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
KP8 Pearson
Correlation .283 .283 .424
* .431
* .489
** .550
** .550
** 1 .926
** .489
** .433
* .250 .400
* .659
**
Sig. (2-tailed) .130 .130 .019 .017 .006 .002 .002 .000 .006 .017 .183 .029 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
KP9 Pearson
Correlation .364
* .364
* .509
** .492
** .558
** .617
** .617
** .926
** 1 .558
** .505
** .309 .463
** .739
**
Sig. (2-tailed) .048 .048 .004 .006 .001 .000 .000 .000 .001 .004 .097 .010 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
KP10 Pearson
Correlation .484
** .484
** .484
** .502
** .282 .196 .196 .489
** .558
** 1 .791
** .783
** .489
** .689
**
Sig. (2-tailed) .007 .007 .007 .005 .131 .300 .300 .006 .001 .000 .000 .006 .000
119
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
KP11 Pearson
Correlation .680
** .680
** .680
** .448
* .508
** .433
* .433
* .433
* .505
** .791
** 1 .722
** .577
** .807
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .013 .004 .017 .017 .017 .004 .000 .000 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
KP12 Pearson
Correlation .566
** .566
** .566
** .431
* .196 .100 .100 .250 .309 .783
** .722
** 1 .700
** .644
**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .001 .017 .300 .599 .599 .183 .097 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
KP13 Pearson
Correlation .424
* .424
* .566
** .690
** .489
** .400
* .400
* .400
* .463
** .489
** .577
** .700
** 1 .718
**
Sig. (2-tailed) .019 .019 .001 .000 .006 .029 .029 .029 .010 .006 .001 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SKOR_TOTAL Pearson
Correlation .792
** .792
** .876
** .735
** .776
** .778
** .778
** .659
** .739
** .689
** .807
** .644
** .718
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
120
2.4 Variabel Keputusan Pembelian
Correlations
KPe1 KPe2 KPe3 KPe4
KPe1 Pearson Correlation 1 .762** .422
* .873
**
Sig. (2-tailed) .000 .020 .000
N 30 30 30 30
KPe2 Pearson Correlation .762** 1 .459
* .923
**
Sig. (2-tailed) .000 .011 .000
N 30 30 30 30
KPe3 Pearson Correlation .422* .459
* 1 .701
**
Sig. (2-tailed) .020 .011 .000
N 30 30 30 30
SKOR_TOTAL Pearson Correlation .873** .923
** .701
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
121
LAMPIRAN 3
HASIL UJI RELIABILITAS
3.1 Variabel Country of Origin
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.895 8
3.2 Variabel Citra Merek
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.795 5
3.3 Variabel Kualitas Produk
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.936 13
3.4 Variabel Keputusan Pembelian
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.773 3
122
LAMPIRAN 4
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
4.1 Uji Normalitas
4.2 Uji Kolgomorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal
Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.03347252
Most Extreme
Differences
Absolute .071
Positive .071
Negative -.054
Test Statistic .085
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c
123
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
4.4 Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardi-zed
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 0.218 1.143 .191 .849
COO -.017 .027 -.071 -2.376 .513
CM -.047 .026 -.189 -1.687 .068
KP .038 .020 .212 1.940 .055
a. Dependent Variable: Abs_RES
124
LAMPIRAN 5
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
LAMPIRAN 6
ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.822 2.125 -1.328 .187
COO .165 .039 .362 4.194 .000
CM .140 .063 .175 2.210 .030
KP .116 .029 .348 4.037 .000
a. Dependent Variable: Kpe
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Stand-
ardized
Coeffi-
cients T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error
Beta Toler-
ance VIF
1 (Constant) -.169 1.730 -.098 .922
COO .168 .040 .369 4.167 .000 .832 1.202
CM .031 .039 .068 .809 .421 .935 1.069
KP .113 .030 .339 3.797 .000 .818 1.223
a. Dependent Variable: Kpe
125
6.1 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.822 2.125 -1.328 .187
COO .165 .039 .362 4.194 .000
CM .140 .063 .175 2.210 .030
KP .116 .029 .348 4.037 .000
a. Dependent Variable: Kpe
6.2 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 79.779 3 26.593 21.414 .000b
Residual 119.221 96 1.242
Total 199.000 99
a. Dependent Variable: Kpe
b. Predictors: (Constant), KP, CM, COO
6.3 Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .633
a .401 .382 1.114
a. Predictors: (Constant), KP, CM, COO
126
LAMPIRAN 7
DATA HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
7.1 Variabel Country of Origin
NO Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Total
1 5 5 5 5 5 5 5 5 40
2 3 2 3 3 4 3 3 4 25
3 4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 3 4 4 4 3 30
5 4 4 4 3 3 3 4 5 30
6 5 5 5 5 3 3 5 5 36
7 3 3 4 4 3 3 4 4 28
8 4 4 4 4 4 4 4 4 32
9 5 5 5 3 4 4 5 5 36
10 3 4 3 4 3 2 2 4 25
11 4 4 4 4 4 4 4 4 32
12 5 5 5 5 5 5 5 5 40
13 5 5 5 5 5 5 5 5 40
14 4 4 4 4 4 4 4 4 32
15 4 4 4 4 4 4 4 4 32
16 5 5 5 4 4 4 5 5 37
17 5 5 5 5 5 5 5 5 40
18 4 4 4 5 5 4 4 4 34
19 4 4 4 4 4 4 4 4 32
20 5 5 4 5 4 4 5 5 37
21 4 4 4 4 4 4 4 4 32
22 4 4 5 5 5 5 4 3 35
23 4 4 4 4 4 4 4 4 32
24 5 5 4 4 5 5 5 4 37
25 5 4 5 5 4 4 3 3 33
26 3 2 4 4 4 3 4 4 28
27 5 5 5 5 4 4 4 4 36
28 4 4 4 5 5 5 4 4 35
29 4 4 4 5 4 4 4 4 33
30 5 5 5 5 5 5 5 5 40
127
7.2 Variabel Citra Merek
No
TOTAL
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
1 4 4 4 4 4 20
2 3 3 4 5 5 20
3 5 5 5 5 5 25
4 4 3 4 4 3 18
5 4 5 5 2 2 18
6 4 4 4 4 4 20
7 3 4 4 3 4 18
8 3 4 3 4 4 18
9 5 4 4 4 5 22
10 2 2 4 4 4 16
11 4 4 4 4 4 20
12 4 4 5 5 4 22
13 5 5 5 5 5 25
14 5 5 5 5 5 25
15 5 5 5 5 5 25
16 4 4 4 5 5 22
17 5 5 5 5 5 25
18 4 3 3 4 3 17
19 4 4 4 4 4 20
20 5 5 3 4 3 20
21 4 4 4 4 4 20
22 4 4 4 4 4 20
23 4 4 4 4 4 20
24 5 3 3 4 4 19
128
25 4 4 4 4 4 20
26 4 4 4 4 4 20
27 5 5 5 5 5 25
28 4 5 5 4 4 22
29 4 4 4 4 4 20
30 5 5 5 5 5 25
7.3 Variabel Kualitas Produk
No. Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 TOTAL
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 60
5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 60
6 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 60
7 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 57
8 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 63
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 63
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
12 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 60
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
16 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 59
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 59
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
20 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 5 4 4 58
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
24 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 55
25 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 53
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
27 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 58
28 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 58
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
129
7.4 Variabel Keputusan Pembelian
NO Q1 Q2 Q3 Total
1 5 5 5 15
2 3 2 4 9
3 4 4 4 12
4 4 4 5 13
5 4 4 5 13
6 5 5 5 15
7 3 3 4 10
8 4 4 4 12
9 4 5 5 14
10 4 4 5 13
11 4 4 4 12
12 4 5 5 14
13 5 5 5 15
14 4 4 4 12
15 4 4 4 12
16 5 5 4 14
17 5 5 5 15
18 4 4 5 13
19 4 4 4 12
20 5 5 5 15
21 4 4 4 12
22 4 4 4 12
23 4 4 4 12
24 4 5 4 13
25 4 4 4 12
26 4 2 4 10
27 5 5 4 14
28 4 4 5 13
29 4 4 4 12
30 5 5 5 15
130
LAMPIRAN 8
DATA PENELITIAN
8.1 Variabel Country of Origin
NO Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Total
1 5 5 5 5 5 5 5 5 40
2 3 2 3 3 4 3 3 4 25
3 4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 3 4 4 4 3 30
5 4 4 4 3 3 3 4 5 30
6 5 5 5 5 3 3 5 5 36
7 3 3 4 4 3 3 4 4 28
8 4 4 4 4 4 4 4 4 32
9 5 5 5 3 4 4 5 5 36
10 3 4 3 4 3 2 2 4 25
11 4 4 4 4 4 4 4 4 32
12 5 5 5 5 5 5 5 5 40
13 5 5 5 5 5 5 5 5 40
14 4 4 4 4 4 4 4 4 32
15 4 4 4 4 4 4 4 4 32
16 5 5 5 4 4 4 5 5 37
17 5 5 5 5 5 5 5 5 40
18 4 4 4 5 5 4 4 4 34
19 4 4 4 4 4 4 4 4 32
20 5 5 4 5 4 4 5 5 37
21 4 4 4 4 4 4 4 4 32
22 4 4 5 5 5 5 4 3 35
23 4 4 4 4 4 4 4 4 32
24 5 5 4 4 5 5 5 4 37
25 5 4 5 5 4 4 3 3 33
26 3 2 4 4 4 3 4 4 28
27 5 5 5 5 4 4 4 4 36
28 4 4 4 5 5 5 4 4 35
29 4 4 4 5 4 4 4 4 33
30 5 5 5 5 5 5 5 5 40
31 5 5 4 4 5 5 5 5 38
32 4 2 3 3 4 3 3 4 26
33 4 4 4 4 4 4 4 4 32
34 4 4 4 3 4 4 4 3 30
35 4 2 4 3 3 3 4 5 28
131
36 3 2 4 3 3 3 4 2 24
37 3 3 4 4 3 3 4 4 28
38 4 4 4 4 4 4 4 4 32
39 5 5 5 3 4 4 5 5 36
40 3 4 3 4 3 2 2 4 25
41 4 4 4 5 4 4 4 4 33
42 5 5 5 5 5 5 5 5 40
43 5 5 5 5 5 5 5 5 40
44 4 4 4 4 4 4 4 4 32
45 4 5 5 4 4 4 4 4 34
46 4 4 4 4 4 4 4 4 32
47 5 5 5 5 5 4 4 4 37
48 5 5 5 5 5 5 5 5 40
49 5 5 5 5 5 4 4 4 37
50 4 4 4 4 4 4 4 4 32
51 5 5 5 5 5 4 4 4 37
52 4 4 4 4 4 4 4 4 32
53 4 4 4 4 4 4 4 4 32
54 4 4 4 4 4 4 4 4 32
55 4 4 4 4 4 5 5 5 35
56 4 2 4 4 4 4 4 4 30
57 4 4 4 4 4 4 4 4 32
58 5 5 5 4 4 4 4 3 34
59 5 4 4 4 4 4 4 5 34
60 4 4 4 5 5 5 5 4 36 61 5 5 5 5 5 5 5 5 40 62 4 5 5 5 5 3 4 4 35 63 4 4 4 4 4 5 5 5 35 64 4 5 5 5 4 4 4 5 36 65 5 5 4 4 4 4 5 5 36 66 4 3 5 5 5 5 5 5 37 67 5 5 4 4 4 4 5 5 36 68 4 5 5 5 5 4 4 4 36 69 5 4 4 4 4 5 5 3 34 70 4 4 4 5 5 4 4 4 34 71 4 4 5 5 5 5 5 5 38 72 4 5 5 5 5 5 5 5 39 73 5 5 5 4 4 4 4 4 35 74 4 4 5 5 5 5 5 5 38 75 5 5 4 4 4 4 4 4 34 76 5 5 5 4 4 4 4 5 36 77 5 5 5 5 5 5 4 4 38 78 4 4 4 4 4 4 5 5 34
132
79 4 4 4 4 5 5 5 5 36 80 5 2 5 4 5 5 5 5 36 81 4 4 5 5 5 5 5 5 38 82 5 5 5 5 5 4 4 4 37 83 4 5 5 5 4 4 4 4 35 84 4 4 5 5 5 5 5 4 37 85 4 4 4 4 4 4 5 5 34 86 4 5 5 5 5 5 4 4 37 87 5 5 5 5 4 4 4 4 36 88 4 2 3 3 4 4 3 4 27
89 4 3 5 5 5 5 5 5 37
90 5 4 3 5 5 4 4 3 33
91 5 5 3 5 5 4 5 3 35
92 4 5 2 4 4 5 5 2 31
93 4 5 4 4 4 5 5 4 35
94 5 3 2 4 4 5 3 2 28
95 5 3 4 4 4 5 3 4 32
96 5 4 3 4 4 4 4 3 31
97 4 4 2 4 5 4 4 2 29
98 5 5 3 4 3 4 5 3 32
99 4 5 4 4 3 4 5 4 33
100 4 4 4 3 4 3 3 4 29
8.2 Variabel Citra Merek
No. Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 TOTAL
1 4 4 4 4 4 20
2 3 3 4 5 5 20
3 5 5 5 5 5 25
4 4 3 4 4 3 18
5 4 5 5 2 2 18
6 4 4 4 4 4 20
7 3 4 4 3 4 18
8 3 4 3 4 4 18
9 5 4 4 4 5 22
10 2 2 4 4 4 16
11 4 4 4 4 4 20
12 4 4 5 5 4 22
13 5 5 5 5 5 25
14 5 5 5 5 5 25
15 5 5 5 5 5 25
16 4 4 4 5 5 22
133
17 5 5 5 5 5 25
18 4 3 3 4 3 17
19 4 4 4 4 4 20
20 5 5 3 4 3 20
21 4 4 4 4 4 20
22 4 4 4 4 4 20
23 4 4 4 4 4 20
24 5 3 3 4 4 19
25 4 4 4 4 4 20
26 4 4 4 4 4 20
27 5 5 5 5 5 25
28 4 5 5 4 4 22
29 4 4 4 4 4 20
30 5 5 5 5 5 25
31 4 4 4 4 4 20
32 3 3 4 5 5 20
33 4 4 4 4 4 20
34 4 3 4 4 3 18
35 4 5 5 2 2 18
36 4 3 4 3 2 16
37 3 4 4 3 4 18
38 3 4 3 2 2 14
39 5 2 3 2 5 17
40 3 3 4 4 4 18
41 4 4 4 4 4 20
42 4 4 5 5 4 22
43 5 5 5 5 5 25
44 5 5 5 5 5 25
45 5 5 5 5 5 25
46 4 4 4 5 5 22
47 5 5 5 5 5 25
48 4 3 3 4 3 17
49 4 4 4 4 4 20
50 5 5 3 4 3 20
51 4 4 4 4 4 20
52 4 4 4 4 4 20
53 4 4 4 4 4 20
54 5 3 3 4 4 19
55 4 4 4 4 4 20
56 4 4 4 4 4 20
57 2 2 3 3 3 13
58 4 5 5 2 2 18
59 4 4 4 4 4 20
134
60 5 5 5 5 5 25
61 4 4 4 4 4 20
62 4 4 4 4 4 20
63 4 5 4 5 4 22
64 5 5 5 5 5 25
65 5 5 3 2 2 17
66 5 4 4 4 5 22
67 3 2 3 2 3 13
68 3 4 4 4 2 17
69 4 4 4 4 4 20
70 4 4 4 4 4 20
71 4 5 5 5 4 23
72 5 4 4 4 4 21
73 5 5 5 5 5 25
74 5 4 4 4 4 21
75 5 5 3 4 4 21
76 4 4 3 3 4 18
77 4 5 5 4 4 22
78 4 4 4 4 4 20
79 4 4 4 4 4 20
80 4 4 4 4 4 20
81 4 5 5 4 5 23
82 2 2 2 3 3 12
83 3 3 3 4 4 17
84 3 3 2 3 3 14
85 3 4 4 5 5 21
86 5 5 5 5 5 25
87 5 5 5 5 5 25
88 5 4 5 5 4 23
89 4 4 4 4 4 20
90 4 4 4 4 4 20
91 3 3 3 5 4 18
92 3 4 4 3 3 17
93 5 5 5 5 5 25
94 5 5 5 5 5 25
95 5 4 4 5 4 22
96 5 5 4 4 4 22
97 4 4 4 4 4 20
98 4 3 3 4 3 17
99 4 4 4 4 4 20
100 4 3 3 3 3 16
135
8.3 Variabel Kualitas Produk
NO. Q1 Q1 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 TOTAL
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 60
5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 60
6 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 60
7 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 57
8 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 63
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 63
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
12 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 60
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
16 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 59
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 59
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
20 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 5 4 4 58
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
136
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
24 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 55
25 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 53
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
27 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 58
28 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 58
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
32 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 55
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 56
35 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 60
36 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 59
37 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 51
38 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50
39 5 5 5 3 3 3 5 5 5 5 5 4 4 57
40 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 2 44
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
42 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 60
43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
46 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 59
47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
137
48 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 59
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
50 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 60
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 55
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
54 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 55
55 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 50
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
57 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 53
58 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 58
59 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 56
60 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
61 4 4 4 5 5 5 5 3 4 4 3 3 4 53
62 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 56
63 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 57
64 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 60
65 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 58
66 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 59
67 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 57
68 5 5 5 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 55
69 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 54
70 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 59
71 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 59
72 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 59
138
73 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 58
74 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 58
75 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 60
76 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 58
77 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 57
78 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 57
79 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 61
80 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 58
81 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 59
82 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 57
83 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 56
84 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 57
85 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 3 3 4 55
86 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 61
87 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 47
88 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
89 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 60
90 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 57
91 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 57
92 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 57
93 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 61
94 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 60
95 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 60
96 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 57
97 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 60
139
98 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 57
99 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 58
100 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 53
8.4 Variabel Keputusan Pembelian
NO Q1 Q2 Q3 Total
1 5 5 5 15
2 3 2 4 9
3 4 4 4 12
4 4 4 5 13
5 4 4 5 13
6 5 5 5 15
7 3 3 4 10
8 4 4 4 12
9 4 5 5 14
10 4 4 5 13
11 4 4 4 12
12 4 5 5 14
13 5 5 5 15
14 4 4 4 12
15 4 4 4 12
16 5 5 4 14
17 5 5 5 15
18 4 4 5 13
140
19 4 4 4 12
20 5 5 5 15
21 4 4 4 12
22 4 4 4 12
23 4 4 4 12
24 4 5 4 13
25 4 4 4 12
26 4 2 4 10
27 5 5 4 14
28 4 4 5 13
29 4 4 4 12
30 5 5 5 15
31 5 5 5 15
32 5 2 4 11
33 3 4 4 11
34 5 4 4 13
35 4 2 4 10
36 4 2 5 11
37 3 3 3 9
38 3 4 4 11
39 5 5 5 15
40 4 4 4 12
41 4 4 4 12
42 5 5 5 15
43 5 5 5 15
141
44 4 4 4 12
45 4 5 4 13
46 5 4 5 14
47 5 5 5 15
48 4 5 5 14
49 4 5 4 13
50 5 4 5 14
51 4 5 4 13
52 4 4 4 12
53 4 4 4 12
54 5 4 4 13
55 4 4 4 12
56 5 2 5 12
57 3 4 5 12
58 4 5 5 14
59 4 4 4 12
60 5 4 5 14 61 4 5 4 13 62 5 5 4 14 63 5 4 4 13 64 4 5 5 14 65 5 5 4 14 66 5 3 5 13 67 4 5 4 13 68 4 5 5 14
142
69 4 4 4 12 70 5 4 4 13 71 4 4 4 12 72 5 5 5 15 73 4 5 4 13 74 4 4 5 13 75 4 5 5 14 76 4 5 5 14 77 3 5 4 12 78 5 4 5 14 79 5 4 4 13 80 5 2 4 11 81 4 4 5 13 82 3 5 4 12 83 3 5 4 12 84 4 4 4 12 85 4 4 4 12 86 4 5 5 14 87 4 5 4 13 88 3 2 4 9
89 4 3 5 12
90 4 4 4 12
91 3 5 4 12
92 3 5 5 13
93 2 5 5 12
143
94 4 3 5 12
95 2 3 5 10
96 4 4 4 12
97 3 4 4 11
98 2 5 5 12
99 3 5 4 12
100 4 4 5 13