PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf ·...

27
Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011 1 Jurnal ilmiah ini merupakan bagian dari Skripsi (S1) pada Program Reguler 2, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang dengan judul: Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Reaksi Investor dengan Environmental Performance Rating dan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi (Muh. Zulfa, 2011). 2 Mahasiswa pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang, Tel. +6285640401110, Email/Facebook/twitter: [email protected] 3 Staf Pengajar pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang dan selaku dosen pembimbing karya ilmiah ini, Tel. +628156516318, email: [email protected] 1 PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP REAKSI INVESTOR DENGAN ENVIRONMENTAL PERFORMANCE RATING dan CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI 1 MUH. ZULFA MINACHUL FALICHIN 2 RR. SRI HANDAYANI 3 ABSTRACT This study aims to analyze and provide empirical evidence of the influence between the three dimensions of disclosure of corporate social responsibility (CSR-disclosure) is based on Global Reporting Initiative (Economy, Environment, and Social) on investor reaction to the abnormal return proxies. Based on inconsistent results among previous studies, proposed a regression model with variables moderating the environmental performance rating (EnP) and corporate governance (CG) are suspected to strengthen the positive relationship between the three dimensions of CSR disclosures by the abnormal return based on the theory of agency. This research is a quantitative model using multiple regression analysis to determine the direction and effect relationship dependent and independent variables. Models with moderating variables were analyzed with multiple regression analysis method of absolute difference value. Multiple regression analysis conducted on 17 samples of non-financial and non-banking companies period of 2008-2010 which followed the Rating Program for Environmental Management in Companies (PROPER), because in fact not all companies listed on the Stock Exchange following the PROPER. The result showed that the higher the economic dimension of CSR disclosures increase the value commulative abnormal return (CAR) significantly. There is an increasing CSR disclosure of Environmental and Social dimensions of each lower and increase the value of CAR is not significant. Variable EnP unable to moderate the relationship the three dimensions of CSR with CAR, while the interaction of CSR-disclosure Economic dimension with positive effect on CAR CG, but CG was not able to strengthen the positive relationship between CSR disclosure Economic dimension with CAR. In addition, CG could reinforce negative correlation dimension of CSR disclosure Environment by CAR, whereas the social dimension of CSR disclosure relationship can not be strengthened or weakened by the CG. Keywords: Economic dimension of Corporate Social Responsibility Disclosure, Environmental dimensions of Corporate Social Responsibility Disclosure, Social dimension of Corporate Social Responsibility Disclosure, cumulative abnormal return, environmental performance, rating, corporate governance.

Transcript of PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf ·...

Page 1: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

1 Jurnal ilmiah ini merupakan bagian dari Skripsi (S1) pada Program Reguler 2, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang dengan judul: Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Reaksi Investor dengan Environmental Performance Rating dan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi (Muh. Zulfa, 2011). 2 Mahasiswa pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang, Tel. +6285640401110, Email/Facebook/twitter: [email protected] 3 Staf Pengajar pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang dan selaku dosen pembimbing karya ilmiah ini, Tel. +628156516318, email: [email protected]

1

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP REAKSI INVESTOR DENGAN ENVIRONMENTAL PERFORMANCE RATING dan

CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI 1

MUH. ZULFA MINACHUL FALICHIN 2

RR. SRI HANDAYANI 3

ABSTRACT

This study aims to analyze and provide empirical evidence of the influence between the three dimensions of disclosure of corporate social responsibility (CSR-disclosure) is based on Global Reporting Initiative (Economy, Environment, and Social) on investor reaction to the abnormal return proxies. Based on inconsistent results among previous studies, proposed a regression model with variables moderating the environmental performance rating (EnP) and corporate governance (CG) are suspected to strengthen the positive relationship between the three dimensions of CSR disclosures by the abnormal return based on the theory of agency.

This research is a quantitative model using multiple regression analysis to determine the direction and effect relationship dependent and independent variables. Models with moderating variables were analyzed with multiple regression analysis method of absolute difference value. Multiple regression analysis conducted on 17 samples of non-financial and non-banking companies period of 2008-2010 which followed the Rating Program for Environmental Management in Companies (PROPER), because in fact not all companies listed on the Stock Exchange following the PROPER.

The result showed that the higher the economic dimension of CSR disclosures increase the value commulative abnormal return (CAR) significantly. There is an increasing CSR disclosure of Environmental and Social dimensions of each lower and increase the value of CAR is not significant. Variable EnP unable to moderate the relationship the three dimensions of CSR with CAR, while the interaction of CSR-disclosure Economic dimension with positive effect on CAR CG, but CG was not able to strengthen the positive relationship between CSR disclosure Economic dimension with CAR. In addition, CG could reinforce negative correlation dimension of CSR disclosure Environment by CAR, whereas the social dimension of CSR disclosure relationship can not be strengthened or weakened by the CG.

Keywords: Economic dimension of Corporate Social Responsibility Disclosure,

Environmental dimensions of Corporate Social Responsibility Disclosure, Social dimension of Corporate Social Responsibility Disclosure, cumulative abnormal return, environmental performance, rating, corporate governance.

Page 2: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

2

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

I. PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini, terdapat berbagai penelitian mengenai pengaruh Corporate Social

Responsibility Disclosure (CSR-disclosure) terhadap reaksi investor atau kinerja pasar

perusahaan. Nurdin dan Cahyandito (2006), membuktikan secara empiris, bahwa secara

simultan pengungkapan tema-tema sosial dan lingkungan dalam annual report perusahaan

berpengaruh terhadap keputusan investor yang dilihat dari perubahan harga saham dan

volume perdagangan saham. Eipstain dan Freedman (2001) dalam Dahlia dan Veronica

(2008) juga menemukan bahwa, investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang

dilaporkan dalam annual report. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Almilia dan

Wijayanto (2007) bahwa, perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang bagus akan

direspon positif oleh para investor melalui peningkatan harga saham dari periode ke periode.

Namun demikian, pada penelitian-penelitian lain telah menunjukan hasil yang tidak

konsisten. Salah satunya adalah penelitian Balabanis et. al (1988) dalam Dahlia dan

Veronica (2008), hipotesis mengenai etika investor menunjukkan bahwa pasar modal

cenderung tidak tertarik terhadap aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan

tersebut, hal ini terbukti secara empiris dimana pengungkapan CSR tidak berpengaruh

terhadap kinerja pasar.

Adanya hasil yang tidak konsisten dari penelitian-penelitian tersebut menimbulkan

keraguan baik bagi akademisi maupun bagi praktisi. Bagi akademisi, sebuah teori akan

menjadi bias kalau hasil uji terhadap teori terhadap teori tersebut adalah tidak konsisten.

Yang menjadi pertanyaan bagi praktisi adalah: apa manfaat yang akan diperoleh dari

pengungkapan CSR? dengan demikian, isu ini menjadi topik yang penting untuk diteliti

kembali, untuk menjawab pertanyaan tersebut dan membuktikan kebenaran sebuah teori.

Ditinjau dari teori agensi, adannya kontradiksi penelitian-penelitian terdahulu dapat

diakibatkan karena adannya faktor beliefs para investor sebagai principal terhadap informasi

yang dipublikasikan (dalam hal ini CSR-disclosure) oleh manajemen sebagai agent. Menurut

Donato et al. (2007), bahwa Investor dapat menganggap informasi CSR hanya sebuah iklan

sehingga isi dari informai terebut tidak akurat dan dapat dilebih-lebihkan. Sebagian investor

merasa tidak percaya terhadap informasi CSR, karena informasi tersebut hanya bersifat

voluntary untuk pengungkapannya, belum ada standar baku yang mengatur pengungkapan

CSR, dan tidak ada yang menjamin kebenaran dari isi laporan tersebut sehingga diragukan

reliabilitas dan verifiabilitas-nya. Untuk meningkatkan reliabilitas dan verifiabilitas informasi

maka perlu penilaian dari pihak independen serta dipastikan bahwa fungsi pengawasan dan

pengendalian perusahaan telah berjalan dengan baik.

Page 3: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

3

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali dan mengembangkan hubungan

pengungkapan CSR dengan reaksi invetor. Pengembangan yang dilakukan adalah dalam hal :

(1) indeks pengungkapan CSR, (2) fungsi variabel moderasi. CSR-disclosure tidak diukur

berdasarkan indeks pengungkapan CSR secara keseluruhan, namun diukur berdasarkan

indeks pengungkapan CSR per dimensi yaitu dimensi Ekonomi, Lingkungan, dan Sosial

berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI). Dengan demikian, arah dan pengaruh masing-

masing dimensi terhadap reaksi investor akan terlihat. Variabel moderasi pada penelitian ini

berfungsi sebagai peningkat faktor beliefs investor terhadap kinerja CSR perusahaan dalam

sebuah pengungkapan. Variabel moderasi yang diharapkan mampu memperkuat hubungan

CSR-disclosure dan reaksi investor adalah enveronmental performance rating oleh pihak

yang independen yaitu Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) dalam Program Penilaian

Peringkat Pengelolaan Lingkungan pada Perusahaan (PROPER). Variabel lain yang dijadikan

moderasi adalah mekanisme corporate governance sesuai peraturan dan pedoman Good

Corporate Governance Indonesia.

Praduga awal bahwa CSR-disclosure mempunyai pengaruh positif terhadap reaksi

investor dan corporate governance maupun environmental performance rating dapat

memperkuat hubugan keduannya. Reaksi investor diproksikan dengan nilai abnormal return.

Hal ini dibenarkan oleh Jogianto (2003), bahwa informasi yang memiliki content bagi

investor dapat dilihat dari ada atau tidaknya abnormal return.

Page 4: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

4

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

II. TELAAH TEORI

Hubungan CSR-Disclosure dan Reaksi Investor yang Ditunjukan Dengan Abnormal Return Saham

Menurut Global Reporting Initiative (GRI) dalam konsep sustainability development

bahwa, keberlanjutan perusahaan akan bergantung pada seberapa besar perusahaan dapat

bertanggungjawab terhadap dampak yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan, yaitu:

dampak Ekonomi, Lingkungan, dan Sosial. Tanggungjawab tersebut dikomunikasikan

kepada stakeholder melalui CSR-disclosure. CSR-disclosure baik dimensi Ekonomi,

Lingkungan atau Sosial berdasarkan GRI dijadikan sebagai sinyal dari manajemen kepada

seluruh stakeholder termasuk investor mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan

datang bahwa perusahaan memberikan guarantee atas keberlangsungan hidup perusahaan

dimasa yang akan datang. Sinyal berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa

perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain karena perduli terhadap dampak

ekonomi, lingkungan dan sosial akibat dari aktivfitas perusahaan.

Laporan CSR yang mencangkup dimensi Ekonomi, Lingkungan dan Sosial diharapkan

memiliki kandungan informasi (content information), sehingga pasar atau investor akan

bereaksi setelah pengumuman tersebut diterima. Reaksi investor menurut Jogianto (2003)

dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan

menggunakan abnormal return. Menurut Jogianto (2003), jika digunakan abnormal return,

maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi

akan memberikan abnormal return kepada pasar dan sebaliknya seperti tampak di gambar

2.1.

Gambar 2.1 Kandungan Informasi suatu pengumuman

Sumber : Jogianto (2003)

Adapun reaksi investor adalah beragam atas sebuah informasi yang memiliki content.

Sebuah informasi yang memberikan keyakinan atas prospek perusahaan yang bagus dimasa

yang akan datang akan direspon dengan peningkatan harga saham. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa semakin besar kandungan informasi yang terdapat pada CSR-disclosure

Pengumuman (disclosure)

Ada abnormal

return

Tidak ada abnormal

return

ADA KANDUNGAN INFORMASI

TIDAK ADA KANDUNGAN INFORMASI

Page 5: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

5

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

baik dimensi Ekonomi, Lingkungan maupun dimensi Sosial dapat berpengaruh terhadap

besarnya return. Semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR sesuai harapan investor, semakin

tinggi pula return saham yang sebenarnya terjadi (reality return). Dengan kata lain, kelebihan

return dari yang diharapkan oleh investor akan meningkat dengan adanya sebuah goodnews

tersebut. Adanya selisih dari return realisasi dan return yang diharapkan adalah abnormal

return. Dari uraian tersebut maka, hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah:

H1a = CSR-disclosure dimensi Ekonomi berpengaruh positif terhadap Abnormal Return

H1b = CSR-disclosure dimensi Lingkungan berpengaruh positif terhadap Abnormal Return

H1c = CSR-disclosure dimensi Sosial berpengaruh positif terhadap Abnormal Return

Peran Enveronmental Performance Rating Dalam Memperkuat Hubungan Antara CSR-disclosure dan Reaksi Investor Yang Ditunjukan Dengan Adanya Abnormal Return

Ditinjau dari teori agensi, manajemen yang bertindak sebagai agent menyusun CSR-

disclosure dengan harapan agar laporan tersebut dapat menjadi goodnews bagi investor

(principal). Namun apabila pada kenyataanya, kinerja sosial dan lingkungan yang dilakukan

perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

dimasa yang akan datang, maka sebisa mungkin manajer akan menutupi kinerja yang buruk

kepada para investor maupun stakeholder lainya dengan memanfaatkan fleksibilitas dalam

penyampaian CSR kepada stakeholder. Maka CSR-disclosure tidak menjadi badnews yang

akan menurunkan reputasi manajer itu sendiri dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Dengan demikian, timbul adanya adverse section dimana manajer lebih mengetahui

informasi kinerja sosial yang sebenarnya dari pada para inverstor.

Dalam hal tersebut diatas, juga terjadi conflict of interest antara manajemen selaku

penyusun laporan dan investor selaku pengguna laporan. Investor jangka panjang

mengharapkan prospek return dimasa yang akan datang dan kepastian adannya sustainability

development. Disisi lain, manajemen cenderung memiliki daya pikir terbatas mengenai

presepsi masa mendatang (bounded rationality), sehingga aktivitas CSR dianggap tidak perlu

dengan pertimbangan cost yang terjadi saat ini dan benefit dimasa yang akan datang yang

susah diukur nilai ekonomisnya. Selain itu, manajer juga bersifat self interest dimana manajer

akan lebih suka untuk memakmurkan dirinnya sendiri dari pada mengeluarkan banyak biaya

untuk bertanggungjawab kepada pihak lain. Oleh karena itu, CSR-disclosure hanya dijadikan

sebagai instrument of advertising, manajemen menghindari informasi yang relevan (Donato

et al., 2007). Dengan demikian harus ada pihak yang independen untuk menilai kinerja CSR

perusahaan.

Page 6: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

6

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

Kementrian Negara Lingkungan Hidup (KLH) dapat dikatakan sebagai pihak yang

independen antara pihak manajemen (agent) maupun Investor (principal), Sehingga

informasi yang disampaikan KLH dalam bentuk PROPER adalah lebih transparan dan

reliabel. Informasi berbentuk PROPER dapat membentuk suatu kepercayaan baru dikalangan

para investor mengenai kinerja CSR perusahaan. Selanjutnya, kepercayaan itu dapat

mengubah fungsi demand dan supply investor terhadap sekuritas yang diterbitkan perusahaan

sehingga berpengaruh terhadap harga saham. Peningkatan harga saham yang tak terduga akan

meningkatkan return berupa capital gain diatas return yang diharapkan investor. Oleh sebab

itu, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara CSR-disclosure baik dimensi Ekonomi,

Lingkungan, dan Sosial dan reaksi investor yang ditunjukan dengan Abnormal Return dapat

diperkuat oleh informasi berbentuk PROPER. Dari uraian diatas, maka hipotesis kedua dalam

penelitian ini adalah:

H2a = Environmental Performance Rating memperkuat hubungan positif CSR – Disclosure

dimensi Ekonomi dengan Abnormal Return

H2b = Environmental Performance Rating memperkuat hubungan positif CSR – Disclosure

dimensi Lingkungan dengan Abnormal Return

H2c = Environmental Performance Rating memperkuat hubungan positif CSR – Disclosure

dimensi Sosial dengan Abnormal Return

Peran Mekanisme Internal Corporate Governance Dalam Memperkuat Hubungan Antara CSR-disclosure dan Reaksi Investor Yang Ditunjukan Dengan Adanya Abnormal Return

CSR-disclosure ditunjukan kepada pengguna laporan termasuk shareholder atau

investor dengan maksud sebagai signal bahwa perusahaan memiliki keperdulian terhadap

dampak dari aktivitas yang telah dilakukan dan taat peraturan. Perusahaan mengharapkan

investor akan bereaksi positif terhadap itikad baik yang dilakukan perusahaan kepada

lingkungan sekitarnya, sehingga meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan harga

saham. Namun demikian, disclosure menjadi tidak berarti dan diragukan reliabilitasnya

ketika subjek pengungkap memiliki kepentingan yang berbeda dengan investor sebagai

pengguna laporan. Investor mengharapkan manajerial perusahaan dapat meningkatkan

kemakmuran mereka tanpa mengorbankan pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk

karyawan, masyarakat sekitar, dan lingkungan. Di lain pihak, manajerial seringkali bertindak

demi kepentingan pribadi (self interest) tanpa memandang kepentingan investor apalagi

stakeholder lainnya.

Page 7: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

7

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

Tanpa fungsi monitoring yang baik terhadap tata kelola perusahaan (good corporate

governance), menejerial perusahaan dapat memanfaatkan fleksibilitas dalam menyusun

laporan sedemikian rupa sehingga kinerja perusahaan terlihat baik dengan tujuan

meningkatkan reputasi tanpa upaya yang benar-benar dilakukan. Dengan demikian, fungsi

monitoring perusahaan menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat

kepercayaan (trust) invertor terhadap kinerja perusahaan.

Fungsi monitoring yang baik, menjadi guarantee bagi investor terhadap sebuah

pengungkapan kinerja perusahaan termasuk CSR-disclosure. Adanya guarantee menjadikan

CSR-disclosure memiliki content sehingga dapat mempengaruhi investor dalam pengambilan

keputusan investasi (decesion making). Penelitian Rustiarini (2010) secara empiris

membuktikan adannya pengaruh corporate governance pada hubungan antara pengungkapan

CSR dengan nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa salah satu tujuan

pelaksanaan corporate governance adalah meningkatkan kepercayaan investor dan

stakeholder lainnya terhadap pengungkapan CSR, sehingga diharapkan dengan adannya

peningkatan penerapan corporate governance akan meningkatkan kualitas pengungkapan

CSR (CSR-disclosure).

Dari uraian diatas, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah:

H3a = Mekanisme Internal Corporate Governance memperkuat hubungan positif CSR –

Disclosure dimensi Ekonomi dengan Abnormal Return

H3b = Mekanisme Internal Corporate Governance memperkuat hubungan positif CSR –

Disclosure dimensi Lingkungan dengan Abnormal Return

H3c = Mekanisme Internal Corporate Governance memperkuat hubungan positif CSR –

Disclosure dimensi Sosial dengan Abnormal Return

Page 8: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

8

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

III. METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

Variabel Dependen : Abnormal Return

abnormal return merupakan return tidak normal yang ditunjukan oleh selisih antara

return realiasi dengan return ekspektasi (expected return). Return realisasi adalah return

yang diharapkan investor, sedangkan kelebihan atau kekurangan dari return yang diharapkan

adalah abnormal return (AR). Pengukuran expected return untuk menghitung abnormal

return dalam penelitian ini menggunakan market-adjusted model. Periode jendela yang

digunakan untuk menghitung abnormal return adalah 121 hari melibatkan 60 hari sesudah

dan sebelum dan 1 hari pada saat dipublikasikannya annual report masing-masing

perusahaan kemudian AR selama 121 hari diakumulasikan menjadi commulative abnormal

return (CAR) Berikut adalah rumus untuk menghitung AR dan CAR:

1-t

1itit

IHSI

IHSIIHSI −−=Rt

1mt

1mtmtmt IHSG

IHSGIHSG

−−=R mtitAR RR= it −

Dimana:

ARit : Abnormal return untuk perusahaan i pada hari ke-t

Rit : Return harian perusahaan i pada hari ke-t

Rm : Return indeks pasar pada hari ke-t

IHSIit : Indeks harga saham individual perusahaan i pada waktu t

IHSIit-1 : Indeks harga saham individual perusahaan i pada waktu t-1

IHSGmt : Indeks Harga Saham Gabungan pada waktu t

IHSGmt-1: Indeks Harga Saham Gabungan pada waktu t-1.

CARit= ∑a=t1

121

ARi,a

Dimana:

CAR it : Cumulative Abnormal Return perusahaan i pada waktu t

Variabel Independen : Dimensi CSR-disclosure

CSR-disclosure diukur berdasarkan konsep oleh GRI. Ada 3 dimensi pengungkapan

(Ekonomi, Lingkungan dan Sosial) dimana dimensi sosial diperluas menjadi 4 konstruk, jadi

total 6 konstruk pengungkapan dengan total item adalah 79 item, yaitu: Ekonomi: 9 item,

Lingkungan: 30 item, Sosial: 40 item (terbagi dalam, praktek tenaga kerja: 14 item, hak asasi

manusia: 9 item, masyarakat: 8, dan tanggungjawab produk: 9 item). Penilaian

pengungkapannya menggunakan pendekatan dikotomi, yaitu setiap item CSR dalam

Page 9: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

9

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan.

Selanjutnya, skor dari setiap item untuk masing-masing dimensi dijumlahkan dibagi skor

yang diharapkan untuk memperoleh indeks setiap dimensi pengungkapan pada masing-

masing perusahaan sampel. Rumus yang digunakan untuk mengukur indeks dimensi CSR-

disclosure adalah sebagai berikut:

CSDI-ECj =∑ X IjEC

n j EC CSDI-ENj =

∑ X IjEN

n j EN CSDI-SOj =

∑ X IjSO

n j SO

Dimana:

CSDI – ECJ = Corporate Sosial Disclosure Indeks - Parameter Ekonomi Perusahaan j

CSDI – ENJ = Corporate Sosial Disclosure Indeks - Parameter Lingkungan Perusahaan j

CSDI – SOJ = Corporate Sosial Disclosure Indeks - Parameter Sosial Perusahaan j

�� �� = Jumlah item yang diharapkan untuk parameter Ekonomi pada perusahaan j,

nj= 9

�� �� = Jumlah item yang diharapkan untuk parameter Lingkungan pada perusahaan

j, nj=30

�� �� = Jumlah item yang diharapkan untuk parameter Masyarakat pada perusahaan

j, nj = 40

Xij = 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan.

Variabel Pemoderasi (1): Environmental Performance Rating

Tabel 3.1 Skor Peringkat PROPER

Peringkat Kriteria Skor Emas Sangat sangat baik 7 Hijau Sangat baik 6 Biru Baik 5 Peringkat Kriteria Skor Biru minus Cukup 4 Merah Buruk 3 Merah minus Sangat buruk 2 Hitam Sangat sangat buruk 1

Variabel Moderasi (2): Corporate Governance

Tabel 3.2 Definisi Oprasional Variabel Corporate Governance

No Organ Definisi Pedoman Pengukuran Skala 1. Komisaris

Independen Organ perusahaan yang diangkat oleh RUPS sebagai fungsi

-Keputusan Direksi PT. Bursa Efek

Proporsi komisaris independen

Rasio

Page 10: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

10

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

No Organ Definisi Pedoman Pengukuran Skala pengawas pengelolaan

perusahaan dan penasehat direksi yang memiliki sikap mental independen

Jakarta BEJ Nomor: Kep-315/BEJ/06-2000 -Keputusan Direksi PT. BEI Nomor: Kep-305/BEJ/07-2004 - ASX

yang dimiliki perusahaan

2. Komite Audit

Komite yang bertugas untuk membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa laporan keuangan dan non keuangan disajikan secara wajar, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan audit internal dan eksternal dilaksanankan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen

Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-A dalam Lampiran I Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-305/BEJ/07-2004

Jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan dan sesuai dengan kriteria

Rasio

3. Komite Nominasi dan Remunerasi

Bertugas membantu Dewan Komisaris dalam menetapkan kriteria pemilihan calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta sistem remunerasinya, membantu Dewan Komisaris mempersiapkan calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan mengusulkan besaran remunerasinya

-Pedoman Umum GCG Indonesia (oleh KNKG)

Jumlah komite Nominasi dan Remunerasi yang dimiliki perusahaan dan sesuai dengan kriteria

Rasio

Page 11: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

11

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

No Organ Definisi Pedoman Pengukuran Skala 4. Komite

Manajemen Resiko

Komite yang bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji sistem manajemen risiko yang disusun oleh Direksi serta menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh perusahaan

-Pedoman Umum GCG Indonesia (oleh KNKG)

Jumlah komite Manajemen Resiko yang dimiliki perusahaan

Rasio

5. Komite GCG

Komite yang bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji kebijakan GCG secara menyeluruh yang disusun oleh Direksi serta menilai konsistensi penerapannya, termasuk yang bertalian dengan etika bisnis dan tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility).

-Pedoman Umum GCG Indonesia (oleh KNKG)

Jumlah komite GCG yang dimiliki perusahaan dan sesuai dengan kriteria

Rasio

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan dan non perbankan yang

list di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2010 dan mengikuti PROPER (Program

Penilaian Peringkat Pengelolaan Lingkungan pada Perusahaan) selama periode penelitian.

Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode judgement

sampling, yaitu salah satu bentuk purposive sampling dengan mengambil sampel yang telah

ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian selama periode penelitian

(Sakaran, 2006). Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel, yaitu:

1. Perusahaan yang terdaftar di BEI dan sahamnya aktif diperdagangkan selama periode

2008-2009, perusahaan tidak mengalami delisting selama periode tersebut (121 hari

periode jendela) karena variabel dependen (abnormal return) diukur berdasarkan data

harga saham harian dan IHSG pada saat closing.

2. Perusahaan mempublikasikan annual report. Penyampaian annual report ke BAPEPAM

adalah wajib berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-134/BL/2006

Page 12: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

12

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

lampiran peraturan no. X.K.6, sedangkan publikasi tidak diwajibkan. Dengan demikian,

tidak semua perusahaan yang terdaftar di BEI mempublikasikan atau memberikan izin

untuk mempublikasikan annual report kepada masyarakat luas.

Metode Analisis

Atas objek penelitian dilakukan 4 tahapan analisis dengan berurutan yaitu: (1) Analisis

Statistik Deskriptif, (2) Analisis Faktor, (3) Uji Asumsi Klasik, (4) Regresi Berganda. Tahap

yang pertama adalah analisis deskriptif, analisis ini digunakan untuk mendeskripsifkan

variabel-variabel dalam penelitian. Alat yang digunakan untuk menggambarkan dan

mendeskripsikan adalah rata-rata, median, maksimum, minimum, dan standar devisiasi,

sedangkan nilai kurtosis dan skewness untuk melihat kemencengan data, untuk selanjutnya

membuang data outlier yaitu data yang memiliki nilai z diatas 2,5.

Analisis yang kedua adalah analisis faktor. Analisis faktor digunakan untuk meringkas

informasi (summarize) informasi yang ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu set

dimensi baru atau variabel faktor. Untuk dapat dilakukan analisis faktor maka matrik data

harus memililki korelasi yang cukup. Uji yang dilakukan untuk melihat interkorelasi antar

variabel dan dapat tidaknya analisis faktor dilakukan adalah measure of sampling adequency

(MSA). Nilai MSA bervariasi dari 0 sampai 1, jika nilai MSA < 0,50 maka analisis faktor

tidak dapat dilakukan. Selain itu, digunakan anti image matrices untuk mengetahui variabel

yang memiliki nilai korelasi < 0,50 untuk selanjutnya dibuang dan tidak digunakan lagi untuk

analisis faktor selanjutnya.

Analisis yang ketiga adalah uji asumsi klasik. Menurut Ghozali (2006), bahwa dalam

pengujian persamaan regresi berganda terdapat beberapa asumsi-asumsi dasar yang harus

dipenuhi terlebih dahulu, asumsi-asumsi tersebut adalah model regresi tidak terjadi

multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan data terdistribusi secara normal.

Setelah memenuhi asumsi klasik maka dilakukan Regresi Berganda untuk menguji hipotesis.

Model regresi yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel pemoderasi adalah uji nilai

selisih mutlak (absolute difference value). Penelitian ini menggunakan uji nilai selisih mutlak

dengan alasan yaitu (1) model ini mampu mengatasi multikolinearitas yang umumnya terjadi

sangat tinggi apabila menggunakan uji interaksi, (2) model ini memasukkan variabel efek

utama dalam analisis regresi, sedangkan uji residual hanya memasukkan efek interaksi saja.

Dengan demikian terdapat 3 model dalam penelitian ini. Model pertama digunakan untuk

menguji hipotesis 1, model kedua untuk uji hipotesis 2, dan model ketiga untuk menguji

hipotesis ketiga. Adapun rumus persamaan ketiga model sebagai berikut:

Page 13: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

13

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

Model regresi 1: CAR = a + b1CSDI-EC + b2CSDI-EN + b3CSDI-SO + e Model regresi 2: CAR = a + b1ZCSDI-EC + b2ZCSDI-EN + b3ZCSDI-SO + b4ZEnP + b6AbsCSDI-EC_EnP + b6AbsCSDI-EN_EnP + b7AbsCSDI-SO_EnP + e Model regresi 3: CAR = a + b1ZCSDI-EC + b2ZCSDI-EN + b3ZCSDI-SO + b4ZCG + b5AbsCSDI-EC_CG + b6AbsCSDI-EN_CG + b7AbsCSDI-SO_CG + e Dimana: CAR : Comulative Abnormal Return CUTV : Comulative Unexpected Trading Volume CSDI-EC : Corporate Sosial Disclosure Index – Economic CSDI-EN : Corporate Sosial Disclosure Index – Environmental CSDI-SO : Corporate Sosial Disclosure Index – Social EnP : Environmental Performance Rating CG : Corporate Governance CSDI-EC_EnP : �ZCSDI-EC - ZEnP� CSDI-EN_EnP : �ZCSDI-EN - ZEnP� CSDI-SO_EnP : �ZCSDI-SO - ZEnP� CSDI-EC_CG : �ZCSDI-EC - ZCg� CSDI-EN_CG : �ZCSDI-EN – ZCg� CSDI-SO_CG : �ZCSDI-SO - ZCg� Abs : Transformasi ke nilai absolute Z : z-score (standardized)

Analisis yang dilakukan terhadap hasil regres ketiga model yaitu: uji statistik F, uji

koefisien determinasi (R2), dan uji statistik t. Uji F digunakan untuk menguji kelayakan

model regresi (fit test). Dalam penelitian ini nilai signifikansi untuk uji hipotesisi adalah 10%

(Uji 2 sisi), Jika angka signifikansi F <α (0,1) maka model dikatakan layak untuk

memprediksi variabel independen. Kemudian Koefisien Diterminasi, digunakan untuk

menggambarkan kemampuan model menjelaskan variasi yang terjadi dalam variabel

dependen (Ghozali, 2005). Yang terakhir adalah Uji t, digunakan untuk mengetahui ada

tidaknnya pengaruh secara linier antara variabel independen dan variabel dependen Jika

angka signifikansi t<α (0,1) maka dapat dikatakan ada pengaruh yang signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen.

Page 14: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

14

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Analisis Faktor

Asumsi yang mendasari dapat tidaknya digunakan analisis faktor adalah data matrik

harus memililiki korelasi yang cukup (sufficient correlation) (Ghozali, 2006). Pada tabel 4.1

nilai kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequency (KMO-MSA) > 0,50 yaitu 0,813

dan bartlett test dengan Chi-squeres= 127,520 signifikan pada 0,000. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa uji analisis faktor dapat dilanjutkan.

Tabel 4.1 KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .813

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 127.520

df 10

Sig. .000

Tabel 4.2

Anti-image Matrices

Kom.In K.Audit K.NR K.MR K.GCG

Anti-image Covariance Kom.In .911 -.008 -.138 .018 .037

K.Audit -.008 .608 -.050 -.031 -.071

K.NR -.138 -.050 .296 -.089 -.070

K.MR .018 -.031 -.089 .202 -.126

K.GCG .037 -.071 -.070 -.126 .207

Anti-image Correlation Kom.In .582a -.010 -.266 .042 .086

K.Audit -.010 .944a -.117 -.087 -.200

K.NR -.266 -.117 .848a -.364 -.282

K.MR .042 -.087 -.364 .773a -.614

K.GCG .086 -.200 -.282 -.614 .778a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA) Sumber: Data skunder yang diolah, 2011

Untuk mendapatkan faktor skor yang akan digunakan pada analisis data selanjutnya,

maka pada analisis faktor tiap variabel yang akan diredukasi harus memiliki nilai korelasi >

50%. Pada tabel 4.2, anti-image corelation variabel Kom.In, K.Aud, K.NR, K.MR, dan

K.GCG berturut-turut adalah 58%, 94%, 85%, 77% dan 78%. Dengan demikian, pada

analisis faktor hanya melalui satu tahap tanpa membuang variabel. Pada tabel 4.3, SPSS

mengelompokan keempat variabel (Kom.Ind, K.Aud, K.NR, K.MR, K.GCG) menjadi satu

faktor berdasarkan nilai eigen value > 1, yaitu 3,170. Faktor 1 mampu menjelaskan variasi

sebesar 63,406%.

Page 15: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

15

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

Tabel 4.3 Total Variance Explained

Component

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 3.170 63.406 63.406 3.170 63.406 63.406

2 .974 19.484 82.889 3 .516 10.324 93.214 4 .213 4.258 97.472 5 .126 2.528 100.000 Extraction Method: Principal Component Analysis.

Sumber: Data skunder yang diolah, 2011 Tabel 4.4

Component Matrix a

Component

1

Kom.In .254

K.Audit .756

K.NR .904

K.MR .926

K.GCG .926

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Sumber: Data skunder yang diolah, 2011

Pada tabel 4.4 nampak bahwa keempat variabel memiliki loading factor yang tinggi

dan mengelompok menjadi satu, Jadi jelas dapat disimpulkan bahwa factor score dapat

digunakan sebagai variabel baru yaitu corporate governance atau sebuah dimensi baru yang

menjelaskan keempat konstruk yaitu Kom.In, K.Aud, K.NR, K.MR, K.GCG dan semuannya

valid.

Uji Hipotesis

Model Regresi 1

Model Regresi 1 digunakan untuk mengguji hipotesis pertama yang dibagi menjadi 3

hipotesis yaitu H1a, H1b, dan H1c. Hasil uji dengan regresi berganda ini diintepretasikan

berdasarkan hasil dari statistik F, koefisien determinasi, dan statistik t. Statistik F digunakan

untuk mengetahui kelayakan sebuah model (fit test). Berdasarkan tabel 4.5, nilai sig. < 10%

yaitu 7,9%, dengan demikian model 1 layak untuk memprediksi variabel CSDI-Ec, CSDI-En,

dan CSDI-So.

Koefisien determinasi digunakan untuk mencari kontribusi variabel independen

terhadap variabel dependen. Berikut ini adalah nilai koefisien determinasi (Adj. R2) dari

output SPSS versi 16.0 Pada tabel 4.6, menunjukan nilai adjusted R Squere sebesar 0,091.

Page 16: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

16

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

Hal ini berarti bahwa 9,1% variasi CAR dapat dijelaskan oleh 3 variabel dimensi CSR-

disclosure yaitu dimensi ekonomi (CSDI-Ec), dimensi sosial (CSDI-En), dimensi lingkungan

(CSDI-So), sedangkan 90,9% lainnya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor diluar ketiga

variabel independen tersebut.

Tabel 4.5 Statistik F Model Regresi 1

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .525 3 .175 2.436 .079a

Residual 2.871 40 .072 Total 3.396 43

a. Predictors: (Constant), CSDI.So, CSDI.Ec, CSDI.En b. Dependent Variable: CAR

Tabel 4.6

Koefisien Determinasi Model Regresi 1 Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .393a .154 .091 .26791

a. Predictors: (Constant), CSDI.So, CSDI.Ec, CSDI.En

Sumber: Data skunder yang diolah, 2011

Tabel 4.7 digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen

pada model regresi 1 terhadap variabel dependen. Dari output spss model regresi 1, dapat

dijelaskan bahwa tidak semua dimensi CSR-disclosure dapat berpengaruh positif terhadap

nilai cumulative abnormal return. Variabel CSDI-Ec menunjukan nilai coefficient beta 2.500.

Coefficient beta positif menunjukan hubungan antara CAR dan CSDI-Ec adalah positif.

Semakin tinggi pengungkapan CSDI-Ec, semakin tinggi nilai CAR. Selain itu, pada model

regresi 1 menunjukan nilai t sebesar 2,677 sig. 0,011 < 0,1. Dengan demikian CSDI-Ec

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR. Dengan demikian, hipotesis 1a yang

menyatakan bahwa “CSR-disclosure dimensi Ekonomi berpengaruh positif terhadap

Abnormal Return” diterima.

Beda halnya dengan CSDI-Ec, CSDI-En menunjukan nilai coefficient beta negatif

yaitu -0,476, sehingga pengaruh antara CAR dan CSDI-En adalah negatif. Semakin tinggi

CSDI-En, semakin kecil nilai CAR. Namun demikian, hubungan antara keduannya adalah

tidak signifikan. Nilai t pada CSDI-En adalah -0,872 sig. 0,388 > 0,1. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1b yang menyatakan bahwa “CSR-disclosure dimensi

Lingkungan berpengaruh positif terhadap abnormal return” ditolak.

Page 17: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

17

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

Tabel 4.7 Statistik t Model Regresi 1

Coefficients a

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.563 .227 -2.484 .017

CSDI.Ec 2.500 .934 .433 2.677 .011

CSDI.En -.476 .546 -.174 -.872 .388

CSDI.So .268 1.093 .046 .245 .808

a. Dependent Variable: CAR Sumber: Data skunder yang diolah, 2011

CSDI-So menujukan pengaruh yang sama dengan CSDI-Ec terhadap CAR. CSDI-So

menunjukan nilai coefficient beta positif yaitu 0,268. Sehingga pengaruh antara CAR dan

CSDI-So adalah positif. Semakin tinggi CSDI-So, semakin besar nilai CAR. Namun

demikian, hubungan antara keduannya adalah tidak signifikan. Nilai t pada CSDI-So adalah

0,245 sig. 0,808 > 0,1. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1b yang

menyatakan bahwa “CSR-disclosure dimensi Sosial berpengaruh positif terhadap cumulative

abnormal return” ditolak.

Model Regresi 2

Model Regresi 2 digunakan untuk mengguji hipotesis kedua yang dibagi menjadi 3

hipotesis yaitu H2a, H2b, dan H2c. Hasil uji dengan regresi berganda ini diintepretasikan

berdasarkan hasil dari statistik F, koefisien determinasi, dan statistik t. Berdasarkan tabel

4.29, nilai F adalah 1,091 sig. 0,389 > 0,1%, sehingga model regresi 2 tidak layak untuk

memprediksi variabel AbsCSDI.Ec_EnP, AbsCSDI.En_EnP, AbsCSDI.So_EnP. Dengan

demikian koefisien determinasi dan uji statistik t dalam model ini diabaikan.

Tabel 4.8 Statistik F Model Regresi 2

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .594 7 .085 1.091 .389a

Residual 2.801 36 .078 Total 3.396 43

a. Predictors: (Constant), AbsCSDI.So_EnP, Zscore: EnP, Zscore: CSDI.So, Zscore: CSDI.Ec, AbsCDI.Ec_EnP, AbsCDI.En_EnP, Zscore: CSDI.En

b. Dependent Variable: CAR Sumber: Data skunder yang diolah, 2011

Page 18: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

18

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

hipotesis 2 yang menyatakan bahwa “Environmental Performance Rating

memperkuat hubungan positif antara CSR – Disclosure dimensi Ekonomi (untuk H2a),

Lingkungan (untuk H2b), dan Sosial (untuk H2c) dengan Abnormal Return” ditolak.

Model Regresi 3

Tabel 4.9 Statistik F Model Regresi 3

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.207 7 .172 2.835 .018a

Residual 2.189 36 .061 Total 3.396 43

a. Predictors: (Constant), AbsCSDI.So_CG, AbsCSDI.Ec_CG, Zscore: CSDI.So, Zscore: CSDI.Ec, Zscore: REGR factor score 1 for analysis 1, AbsCSDI.En_CG, Zscore: CSDI.En

b. Dependent Variable: CAR Sumber: Data skunder yang diolah, 2011

Model Regresi 3 digunakan untuk mengguji hipotesis ketiga yang dibagi menjadi 3

hipotesis yaitu H3a, H3b, dan H3c. Hasil uji dengan regresi berganda ini diintepretasikan

berdasarkan hasil dari statistik F, koefisien determinasi, dan statistik t. Berdasarkan tabel

4.30, nilai F adalah 2,835 sig. 0,018 < 0,1, sehingga model regresi 3 layak untuk

memprediksi variabel AbsCSDI.Ec_CG, AbsCSDI.En_CG, AbsCSDI.So_CG.

Pada tabel 4.10, dapat dilihat bahwa model regresi 3 memperoleh nilai adjusted R

Squere sebesar 0,230. Hal ini berarti bahwa 23% variasi CAR dapat dijelaskan oleh 3 variabel

dimensi CSR-disclosure yaitu dimensi ekonomi (CSDI-Ec), dimensi sosial (CSDI-En),

dimensi lingkungan (CSDI-So), dan nilai selisih mutlak antara masing-masing variabel

dimensi CSR tersebut dengan variabel corporate governance (CG). Sedangkan 77% lainnya

dapat dijelaskan oleh faktor-faktor diluar variabel-variabel independen tersebut.

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi Model Regresi 3

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .596a .355 .230 .24658

a. Predictors: (Constant), AbsCSDI.So_CG, AbsCSDI.Ec_CG, Zscore: CSDI.So, Zscore: CSDI.Ec, Zscore: REGR factor score 1 for analysis 1, AbsCSDI.En_CG, Zscore: CSDI.En

Sumber: Data skunder yang diolah, 2011

Hasil uji statistik t pada tabel 4.11 menunjukan bahwa pengaruh CG terhadap

hubungan variabel-variabel CSR-disclosure terhadap CAR adalah bervariasi. Variabel

AbsCSDI-Ec_CG menunjukan nilai t 2,699 sig. 0,011 > 0,1, sehingga nilai selisih mutlak

Page 19: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

19

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

(absolute difference value) antara CSDI-Ec dengan CG dapat mempengaruhi nilai CAR

secara signifikan. Arah pengaruh antara kedua variabel adalah positif ditunjukan dengan nilai

coefficient beta yang positif yaitu 0,145. Namun demikian nilai standardized coeficient beta

Variabel CSDI-Ec sebelum dan sesudah dimoderasi relatif sama (perbedaan tidak signifikan)

yaitu berurutan 0,433 dan 0,407 artinya hubungan CSDI-Ec dan CAR tidak dipengaruhi oleh

adanya CG. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3a yang menyatakan

“Mekanisme Internal Corporate Governance memperkuat hubungan postif antara CSR –

Disclosure dimensi Ekonomi dengan Abnormal Return” ditolak.

Tabel 4.11 Statistik t Model Regresi 3

Coefficients a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .027 .086 .309 .759

Zscore: CSDI.Ec .103 .047 .349 2.170 .037

Zscore: CSDI.En -.081 .056 -.292 -1.443 .158

Zscore: CSDI.So .032 .052 .112 .620 .539

Zscore: REGR factor score 1 for analysis 1

.034 .047 .122 .728 .471

AbsCSDI.Ec_CG .145 .054 .407 2.699 .011

AbsCSDI.En_CG -.146 .079 -.297 -1.846 .073

AbsCSDI.So_CG .008 .076 .016 .103 .919

a. Dependent Variable: CAR Sumber: Data skunder yang diolah, 2011

AbsCSDI-En_CG menunjukan nilai t -1,846 sig. 0,73 < 0,1, sehingga nilai selisih

mutlak antara CSDI-En dan CG berpengaruh signifikan terhadap CAR. Nilai coefficient beta

negatif yaitu -1,46. Nilai negatif berarti variabel moderat dapat memperlemah hubungan

psositif antara variabel independen dengan dependen. Pada model regresi 1 menunjukan

hubungan CSDI-En dan CG adalah negatif, sehingga nilai coefficient beta negatif

menunjukan bahwa variabel CG mampu memperkuat hubungan negatif antara CSDI-En

dengan CAR. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3b yang menyatakan

“Mekanisme Internal Corporate Governance memperkuat hubungan CSR – Disclosure

dimensi Lingkungan dengan Abnormal Return” ditolak.

Lain halnya dengan variabel AbsCSDI-Ec_CG dan AbsCSDI-En_CG, AbsCSDI-So_CG

tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai CAR. Nilai t adalah 0,103 sig. 0,919 < 0,1,

sehingga CG tidak mampu memperkuat ataupun memperlemah hubungan kedua variabel.

Dengan demikian, hipotesis 3c yang menyatakan “Mekanisme Internal Corporate

Page 20: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

20

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

Governance memperkuat hubungan positif antara CSR – Disclosure dimensi Sosial dengan

Abnormal Return” ditolak.

Pembahasan

Hubungan CSR-Disclosure dan Reaksi Investor yang Ditunjukan Dengan Abnormal Return Saham

Hubungan masing-masing dimensi CSR-disclosure terhadap reaksi investor adalah

berbeda-beda. Pengungkapan CSR dimensi ekonomi ternayata memiliki pengaruh positif dan

signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa CSDI-Ec merupakan gooodnews bagi investor,

semakin tinggi pengungkapan CSR dimensi Ekonomi berdasarkan standar GRI semakin

tinggi pula nilai abnormal return. Alasan yang logis untuk menjelaskan hal ini adalah: (1)

Perusahaan telah melakukan pengkomunikasian pesan CSR dimensi Ekonomi secara tepat

sehingga makna CSR dapat diterima dengan baik oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan,

(2) CSR dimensi Ekonomi berdasarkan GRI mampu meningkatkan net asset perusahaan

sehingga dengan adanya CSR dimensi Ekonomi, investor mengharapkan adanya peningkatan

distribusi kemakmuran kepada mereka. Hasil ini mendukung pernyataan Sayekti dan sensi

(2007), bahwa investor mengapresiasi informasi CSR yang diungkapan dalam laporan

tahunan perusahaan, sekaligus membantah hasil yang ditunjukan oleh dahlia dan Veronika

(2008) bahwa CSR-disclosure tidak berpengaruh terhadap nilai abnormal return

Dimensi lain selain dimensi Ekonomi adalah dimensi Lingkungan dan dimensi Sosial.

Hasil uji hubungan yang tidak signifikan antara CSR-disclosure dan abnormal return telah

mengidentifikasikan bahwa CSR-disclosure dimensi Lingkungan dan Sosial tidak memiliki

content information dan menolak azas kebermanfaatan (usefulness). Pengungkapan CSR

dimensi Lingkungan dan Sosial tidak memiliki kandungan informasi sehingga tidak

dimanfaatkan investor untuk menilai kinerja dan keberlangsungan hidup perusahaan

(sustainability development). Pengungkapan CSR dimensi Lingkungan dan Sosial tidak

berdampak pada psikis investor untuk menjual, membeli atau mempertahankan saham

perusahaan. Tidak ada aksi dari investor yang akan mengubah fungsi demand dan supply

sampai terbentuk ekuilibrium baru dari pengungkapan kedua dimensi CSR tersebut. Hasil ini

menegaskan hasil dari penelitian Donato et. al (2007) bahwa CSR-disclosure dimensi

Ekonomi dan Sosial. Donato et. al memberikan alasan atas hasil penelitiannya bahwa

sebagian besar investor memiliki persepsi rendah untuk masalah CSR.

Beberapa alasan lain dikemukakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan hasil

tersebut. Dari segi teoritis: Pertama, kinerja sosial dan lingkungan hanya bagian kecil dari

Page 21: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

21

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

faktor yang mempengaruhi harga saham. Persepsi investor terhadap resiko, kondisi ekonomi

dan sentimen politik juga menjadi penentu harga saham. Kedua, pasar tidak cukup kuat.

Investor lebih mengutamakan data pasar modal historis untuk menilai investasinya, sehingga

harga saham tidak cukup mampu direfleksi oleh informasi-informasi seperti CSR-disclosure

dimensi Lingkungan dan Sosial. Ketiga, dikutip dari Suwarjono (2006) bahwa, pasar sering

berperilaku yang tak terprediksi (idiosinkratik).

Dari segi Praktik: CSR-disclosure merupakan penyampaian atas aktivitas yang telah

dilakukan untuk menunjukan keperdulian perusahaan terhadap kehidupan sosial dan

lingkungan sekitar. Penyampaian CSR-disclosure dalam annual report adalah wajib

berdasarkan UU. PT No. 40 Pasal 66. Namun demikian, annual report merupakan media

pelaporan historis selama satu tahun. Pada annual report, CSR merupakan ringkasan kegiatan

sosial dan lingkungan selama satu tahun. Banyak media penyampaian lain selain annual

report yang lebih cepat dan akurat seperti media elektronik, internet dan sebagainya,

sehingga informasi CSR pada annual report dapat disebut sebagai corny information.

Investor menganggap bahwa informasi CSR pada annual report adalah basi, karena mereka

telah mengetahui sebelumnya melalui media-media lain seperti yang telah disebutkan diatas.

Hasil yang mengejutkan adalah pengaruh dimensi Lingkungan terhadap CAR adalah

negatif walaupun tidak signifikan. Hal ini dapat disebabkan karena investor lebih

berpandangan jangka pendek. Kontradiksi dengan sifat investor tersebut, CSR dimensi

Lingkungan mempunyai pandangan jangka panjang. Sekali lagi berhubungan dengan adanya

peningkatan kemakmuran investor, CSR dimensi Lingkungan tidak akan merefleksikan

harapan investor tersebut dalam jangka pendek. CSR dimensi Lingkungan bahkan dapat

menurunkan net asset perusahaan karena cost environmental (effort) yang tidak mampu

menciptakan pendapatan (accomplishment). Dengan demikian, semakin tinggi pengungkapan

tanggungjawab perusahaan terhadap Lingkungan, semakin tinggi ketakutan investor bahwa

perusahaan tidak dapat menciptakan peningkatan kemakmuran kepada mereka sehingga

menurunkan daya beli investor terhadap saham perusahaan secara berlebihan.

Peran Enveronmental Performance Rating Dalam Hubungan Antara CSR-disclosure dan Reaksi Investor

Sesuai dengan asumsi teori agensi, bahwa manajer dapat memanupulasi laporan yang

dibuatnya untuk pengguna yang berkepentingan dengan memanfaatkan fleksibilitas pelaporan

guna kepentingan pribadi. Dengan demikian, CSR-diclosure dapat diragukan kebenarannya

oleh investor, sehingga investor tidak akan bereaksi terhadap laporan tersebut. Adannya

Page 22: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

22

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

penilaian kinerja sosial dan lingkungan oleh pihak independen dalam bentuk PROPER

diharapkan dapat membentuk kepercayaan baru sehingga dapat menguatkan CSR-disclosure

terhadap reaksi investor. Namun pada kenyataanya, penelitian ini tidak menunjukan bukti

empiris hubungan yang signifikan antara nilai residual CSDI dan EnP dengan CAR.

PROPER dan CSR-disclosure merupakan suatu jenis pengungkapan dengan tema yang

sama yaitu berhubungan dengan kinerja sosial dan lingkungan perusahaan. Dengan adanya

hasil tersebut diatas menunjukan telah terjadi kontradiksi antara pandangan jangka pendek

investor dengan pandangan jangka panjang CSR, sehingga laporan dengan tema sosial dan

lingkungn tidak akan dijadiakan acuan bagi investor untuk mempengaruhi kebijakan investasi

mereka (decesion making). Selain itu, pasar tidak cukup kuat, investor lebih mengutamakan

data pasar modal historis untuk menilai investasinya, sehingga harga saham tidak mampu

direfleksi oleh informasi-informasi tentang sosial dan lingkungan sekalipun informasi

tersebut didukung oleh pihak yang independen. Abnormal return yang terjadi pada penelitian

merleksikan adanya faktor-faktor lain selain pengungkapan CSR pada annual report.

Peran Corporate Governance Dalam Hubungan Antara CSR-disclosure dan Reaksi Investor

Peran mekanisme corporate governance diharapkan mampu meminimalisasi praktek

manajerial yang tidak baik yang akan merugikan shareholder dan stakeholder perusahaan.

Good corporate governance diharapkan menjadi guarantee bagi investor atas pengungkapan

kinerja perusahaan. Argumentasi yang berdasarkan agency theory tersebut telah dibantah

oleh hasil penelitian ini. Hasil analisis telah membuktiksn secara empiris bahwa peran

corporate governance tidak amapu memperkuat hubungan positif CSR-disclosure dengan

reaksi investor yang ditunjukan dengan adanya abnormal return. Tanpa atau adanya

corporate governance tidak mengubah kuat atau lemahnya pengaruh CSR dimensi Ekonomi

dengan abnormal return. Menurut Dahlia dan Veronika (2008), hal ini dapat diakibatkan

karena Investor hanya menggunakan data pasar modal historis untuk menilai investasinnya.

Hasil ini juga didukung oleh penelitian Rustiarini (2010), bahwa interaksi antara CSR-

disclosure dan corporate governance dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan namun

pengaruhnya tidak dapat memperkuat hubungan sebelum terjadi interaksi.

Kontradiksi dengan hal tersebut diatas, CG memperkuat pada hubungan negatif antara

CSDI-En dengan CAR. Semakin tinggi nilai corporate governance semakin kuat pengaruh

negatif antara CSR dimensi Lingkungan terhadap reaksi investor. Hal ini berkaitan dengan

luas pengungkapan, dengan adanya good corporate governance, manajerial dituntut

Page 23: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

23

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

transparan untuk mengunkapkan seluruh tanggungjawab perusahaan terhadap Lingkungan

tanpa ada yang disembunyikan sehingga informasi mengenai kinerja Lingkungan menjadi

simetris. Pada dasarnya, CSR dimensi Lingkungan berpengaruh negatif terhadap reaksi

investor (hasil uji hipotesis 1). Dengan demikian, semakin tinggi nilai corporate governance,

semakin tinggi transparasi perusahaan memngungkapkan kinerja Lingkugan, semakin tinggi

tingkat keraguan investor terhadap pengembalian kas dimasa yang akan datang dan

peningkatan kemakmuran bagi mereka. Dana telah dikeluarkan berlebih untuk keperdulian

lingkungan, dimana cost yang keluar tidak dapat menciptakan pendapatan pada jangka

pendek, sehinggal semakin bereaksi negatif terhadap CSR-disclosure dimensi Lingkungan

dengan dimoderasi CG.

CG tidak mampu memperkuat atau memperlemah hubungan antara CSR dimensi Sosial

dengan reaksi investor. Kualitas CSR dimensi Sosial tidak mudah diukur dan sebagian besar

perusahaan menggunakan pengungkapan CSR sebagai tambahan alat periklanan, sehingga

menghindari memberikanin informasi yang relevan. Sekalipun perusahaan telah meyakinkan

adanya good corporate governance namun paradigma investor tidak berubah bahwa

pengungkapan CSR bekaitan dengan dimensi Sosial oleh manajerial merupakan couse related

marketing. Ilmu marketing tidak logis untuk dikaitkan dengan fungsi corporate governance,

sehingga corporate governance tidak dapat mempengaruhi hubungan CSR dimensi Sosial

dengan reaksi investor baik memperkuat atau memperlemah.

Page 24: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

24

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

V. SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris hubungan

antara CSR-disclosure dengan cumulatite abnormal return dan peran environnmental

performance rating dan corporate governance sebagai moderating variabel. Berdasarkan

hasil analisis didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Hanya CSR-disclosure dimensi Ekonomi yang menunjukan adanya pengaruh positif

signifikan terhadap CAR, sehingga semakin besar perusahaan mengungkapkan CSR

dimensi ekonomi, semakin tinggi nilai abnormal return. Kedua dimensi CSR yang lain

(dimensi Lingkungan dan Sosial) tidak menunjukan adanya pengaruh yang signifikan

terhadap CAR.

2. Environnmental performance rating tidak dapat memoderasi hubungan positif antara

masing-masing dari ketiga dimensi CSR terhadap CAR.

3. Interaksi antara CSR-disclosure dimensi Ekonomi dan corporate governance

berpengaruh positif terhadap CAR, namun tidak dapat memperkuat hubungan positif

antara CSR-disclosure dimensi Ekonomi dan corporate governance. Sedangkan

hubungan negatif antara CSR-disclosure dimensi Lingkungan dengan CAR diperkuat

corporate governance, namun corporate governance tidak dapat memoderasi hubungan

positif CSR-disclosure dimensi Sosial terhadap CAR baik memperkuat atau

memperlemah.

Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yaitu:

1. Variabel CSR hanya diukur melalui annual report, sedangkan media pengungkapan CSR

sangat luas tidak hanya pada annual report

2. Corporate governance hanya diproksikan pada mekanisme internal yaitu organ-organ

dalam perusahaan sebagai infrastruktur yang menjalankan sistem corporate governance.

3. Model regresi berganda tidak mampu menjelaskan kompleksitas hubungan masing

masing variabel seperti pengaruh simultan variabel-variabel independen terhadap variabel

dependen

Saran

Implikasi pada penelitian ini adalah bahwa perusahaan dihimbau dapat melakukan

kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan berkesinambungan, berkelanjutan

dan mengungkapakanya secara transparan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan

Page 25: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

25

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

melalui peningkatan harga saham. Selain itu, perusahaan perlu meningkatkan perhatiannya

terhadap pembentukan Komisaris Independen, Komite Audit, Komite Manajemen Resiko,

dan Komite GCG. Komite-komite tersebut sebagai infrastruktur perusahaan dalam

menjalankan sistem corporate governance untuk menciptakan good corporate governance.

Interaksi Corporate governance dengan CSR-disclosure dimensi Ekonomi terbukti secara

empiris memberikan reaksi positif atas sebuah pengungkapan CSR dimensi Ekonomi.

Sedangkan Saran yang diberikan bagi penelitian yang akan datang adalah:

1. Mempertimbangkan media-media lain selain annual report untuk mengukur CSR

perusahaan sehingga dapat lebih menggambarkan kinerja sosial dan lingkungan

perusahaan yang sebenarnya. Media yang dapat digunakan adalah sustainability report,

media cetak (majalah CSR, majalah Corporate Governance, dan majalah-majalah bisnis

lainnya), serta official website perusahaan.

2. Melakukan pengukuran corporate governance dengan lebih baik. Pengukuran internal

mekanisme corporate governance sebaiknya tidak hanya diukur berdasarkan ada atau

tidaknya organ-oragan internal perusahaan sebagai infrastruktur corporate governance,

melainkan juga efektivitas pelaksanaan corporate governance dalam sebuah perusahaan

berdasarkan Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-A dalam Lampiran I Keputusan Direksi

PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-305/BEJ/07-2004 maupun peraturan-peraturan lain

dan pedoman terkait corporate governance.

3. Mengembangkan model dan menggunakan alat analisis yang lebih baik, seperti path

analysis sehingga dapat dilakukan uji parsial, uji simultan, maupun hubungan timbal

balik variabel-variabel CSR terhadap abnormal return,, variabel-variabel CSR terhadap

CG, CG terhadap abnormal return dan, Begitu juga dengan variabel EnP.

Page 26: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

26

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini Fr. Reni Retno. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta)”. Padang, 23-26 Agustus: Simposium Nasional Akuntansi IX.

Arifin. 2005, “Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance pada Perusahaan di Indonesia” . Semarang: Badan Penerbit UNDIP

Chariri, Anis. 2008, “Kritik Sosial Pemakaian Teori dalam Penelitian Pengungkapan Sosial dan Lingkungan”. Jurnal Maksi, Vol. 8 No. 2 Agustus, pp151-169

Dahlia, Lely dan Veronica Siregar. 2008. “ Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap kinerja Perusahaan”. Pontianak, Kalbar, 23 Juli : Simposium Nasional Akuntansi 11.

Darmawati, Reni Dkk. 2005, “Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 8 No. 1 Januari, pp 65-81

Donato, Francesca, G. Fiori, M. F. Izzo. 2007. “Corporate Social Responsibility and Firms Performance” . http: //www.ssrn.com, 12 Januari 2010

Faisal. 2005. “ Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 8 No. 1 Januari, pp 175-190

Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP

Herremans, Irene, et al. 1993. “ An Investigation of Corporate Social Responsibility Reputation and Economic Performance” . Accounting, Organization and Society, Vol. 18, no. 7/8, pp. 587-604.

Husnan, Suad 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.

Jogianto, Hartono 2000, “Perilaku Reaksi Harga dan Volume Perdagangan Saham terhadap Pengumuman Deviden” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, no. 2, pp 203-213

Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE

Linda, C. R. dan J. LeMaster, 2007. “Voluntary Corporate Social Responsibility Disclosure SEC, CSR Seal of Approval ” Business & Society, Vol. 46, no 3, pp 370-385.

Manurung, A.H. 1997, “Portofolio Bursa Efek Jakarta” (Kapitalisasi Besar, Kecil dan Campuran), Jakarta: Manajemen dan Usahawan No.12 th XXVI.

Myra, Agustina Dkk., 2005, ”Perilakau Reaksi Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham atas Pengumuman Deviden”. http: //www.univpancasila.ac.id, 30 Juli 2010

Nurdin E. dan Fani M. C., 2006. “ Pengungkapan Tema-Tema Sosial dan Lingkungan Dalam Laporan Tahunan Terhadap Reaksi Investor”. Http: //www.lm.fe.unpad.ac.id/uploads/file/26.pdf , 2 Desember 2009

Page 27: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …eprints.undip.ac.id/27877/1/Jurnal.pdf · 2013-03-17 · perusahaan adalah buruk dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan

27

Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011

Rakhiemah, Aldila N., 2009. “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Financial”. Palembang: Simposium Nasional Akuntasi 12.

Rustiarini, Ni Wayan, 2010. “Pengaruh Corporate Governance Pada Hubungan Corporate Sosial Responsibility dan Nilai Perusahaan”. Purwokerto: Simposium Nasional Akuntasi 13.

Sakaran, Uma, 2006. Reserch Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat.

Sari, Nirmala, 2010. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perbankan Nasional”. Semarang: Skripsi FE UNDIP.

Samsul, Mohamad, 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.

Sayekti, Yosefa dan Wondabio, L Sensi. 2007. “Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning Response Coeficient”. Makasar, 26-28 Juli: Simposium Nasional Akuntansi IX.

Sembiring, E Resmanda. 2005. “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di BEI”. Solo, 15-66 September: Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Siaputra, Lani dan A. Surja, A, 1996. “Pengaruh Pengumuman Deviden Terhadap Perubahan Harga saham Sebelum dan Sesudah Ex-Devident date di Bursa Efek Jakarta” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8, no. 1,, pp 71-77

Solihin, Ismail. 2008, Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat.

Suratno, Ign Bondan, Darsono dan Siti Mutmainah. 2006. “Pengaruh Enveronmental Performance terhadap Enveronmental Disclosure dan Economic Performance (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2004)”. Padang, 23-26 Agustus: Simposium Nasional Akuntansi IX.

Sularso, R. Andi. 2003 “ Pengaruh Pengumuman Deviden Terhadap Perubahan Harga Saham (Return) Sebelum dan Sesudah EX-Divident Date di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, No. 1, Mei: 1-17

Suwardjono, 2006. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Wahyu, Dheni. 2009, “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Volume Perdagangan dan Kurs Terhadap Return Saham Sektor Properti yang Listed di BEI”. Semarang: Tesis S2 Program Pasca arjana UNDIP.

Wiley, john. 2003. Resech Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat.

Wulan, S Tanjung. 2009, “Pengaruh CSR Terhadap Kinerja keuangan dan Kinerja pasar Perusahaan’. Semarang: Skripsi FE UNDIP.

Yuaningsing, Ni Wayan dan Made G.W. 2007. ”Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responcibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi”. Universitas Udayana: http: //ejournal.unud.ac.id/abstrak/ok%20wirakusuma-yuniasih.pdf, 20 Desember 2010