PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN...

25
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK KONSERVATISME AKUNTANSI VIVI MARTHALIA SARI NPM: 0741031096 Telp: 085279990076 Email: [email protected] Pembimbing 1: Hi. Harsono Edwin P., S.E., M.Si. Pembimbing 2: Retno Yuni N. S, S.E., M.Sc., Akt Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung This study aimed to determine the effect of corporate governance, leverage and firm size on accounting conservatism practices in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2009-2011. The samples in this study were obtained by using purposive sampling. Based on the criteria, it acquired 31 companies were selected as sample. Then, hypothesis testing is done using multiple linear regression analysis previously performed classical assumption test first. The results showed that statistically independent commissioner, istitutional ownership and leverage has no effect on the practice of accounting consevatism. Meanwhile, the firm size variables affect the practice of accounting conservatism. Keywords: Accounting Conservatism, Independent Commissioner, Institutional Ownership, Leverage and Company Size.

Transcript of PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN...

Page 1: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK KONSERVATISME

AKUNTANSI

VIVI MARTHALIA SARI

NPM: 0741031096 Telp: 085279990076

Email: [email protected] Pembimbing 1: Hi. Harsono Edwin P., S.E., M.Si.

Pembimbing 2: Retno Yuni N. S, S.E., M.Sc., Akt

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

This study aimed to determine the effect of corporate governance, leverage and

firm size on accounting conservatism practices in manufacturing companies listed

on the Indonesia Stock Exchange during the period 2009-2011. The samples in

this study were obtained by using purposive sampling. Based on the criteria, it

acquired 31 companies were selected as sample. Then, hypothesis testing is done

using multiple linear regression analysis previously performed classical

assumption test first. The results showed that statistically independent

commissioner, istitutional ownership and leverage has no effect on the practice of

accounting consevatism. Meanwhile, the firm size variables affect the practice of

accounting conservatism.

Keywords: Accounting Conservatism, Independent Commissioner, Institutional

Ownership, Leverage and Company Size.

Page 2: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja

manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Laporan keuangan

menjadi penting bagi penggunanya (pihak internal maupun eksternal) untuk

mengambil keputusan dalam membantu aktivitas ekonomi dari suatu perusahaan,

bilamana laporan tersebut dapat memberikan informasi yang akurat dan

berkualitas. Laporan keuangan tersebut harus memenuhi tujuan, aturan serta

prinsip – prinsip akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku umum agar

dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan

bermanfaat bagi setiap penggunanya dan informasi laba adalah fokus utama dalam

pelaporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan

suatu perusahaan selama satu periode tertentu. Pengguna laporan keuangan,

terutama investor dan kreditor, dapat menggunakan informasi laba dan

komponennya untuk membantu mereka dalam: (1) mengevaluasi kinerja

perusahaan, (2) mengestimasi daya melaba dalam jangka panjang, (3)

memprediksi laba di masa yang akan datang, dan (4) menaksir risiko investasi

atau pinjaman kepada perusahaan. Untuk mewujudkan manfaat tersebut, maka

diperlukan prinsip-prinsip akuntansi yang akan menghasilkan angka-angka yang

relevan dan reliabel (Juanda, 2007).

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan memilih metode

akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Kebebasan

dalam metode ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan laporan keuangan

yang berbeda-beda di setiap perusahaan. Karena aktivitas perusahaan yang

dilingkupi dengan ketidakpastian maka penerapan prinsip konservatisme

menjadi salah satu pertimbangan perusahaan dalam akuntansi dan laporan

keuangannya. Konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui

pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah,

dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi (Sari dan Adhariani, 2009). Hadirnya

Page 3: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

3

konsep konservatisme akuntansi memberikan alternatif yang dapat digunakan

oleh manajemen dalam menentukan metode maupun estimasi akuntansi.

Masalah keagenan antara manajer dan pemegang saham muncul sebagai akibat

dari pemisahan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan. Ketika persentase

saham yang dimiliki oleh manajemen lebih rendah dari saham yang dimiliki oleh

pemegang saham, maka besar kemungkinan akan terjadi masalah keagenan.

Persentase kepemilikan saham yang lebih rendah yang dimiliki manajer dapat

mendorong manajer untuk melakukan tindakan oportunistik yang akan

menguntungkan dirinya sendiri. Hal tersebut membuat manajer mengabaikan

tugas utamanya, yaitu menciptakan nilai bagi pemegang saham. Oleh karena itu,

mekanisme corporate governance dapat menjembatani masalah keagenan yang

ada.

Corporate governance sebagai suatu bentuk tata kelola perusahaan dibutuhkan

untuk meyakinkan pemegang saham bahwa dana yang ditanamkan dalam

perusahaan akan dikelola dengan baik oleh manajemen. Tujuan dari corporate

governance diantaranya agar para pemegang saham dapat memperoleh haknya

untuk memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya agar

perusahaan melaksanakan kewajibannya untuk melakukan pengungkapan

(disclosure) secara akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi

kinerja perusahaan serta kepemilikannya. Para kreditor sebagai pihak eksternal

mendesak agar laporan keuangan disusun dengan berpedoman pada konsep

konservatisme. Maksud utama mereka adalah untuk menetralisir optimisme para

usahawan yang terlalu berlebihan dalam melaporkan hasil usahanya. Oleh karena

itu, karakteristik dari manajemen puncak perusahaan akan mempengaruhi

tingkatan konservatisme yang akan digunakan perusahaannya dalam menyusun

laporan keuangannya (Wardhani, 2008). Pada penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ahmed dan Duellman (2007) menyatakan bahwa terdapat

hubungan antara praktek akuntansi yang konservatis dengan dengan karakteristik

board of directors.

Page 4: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

4

Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) melengkapi bukti empiris tentang pengaruh

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, rasio leverage dan ukuran

perusahaan (size) terhadap konservatisme akuntansi; (2) Mengkaji ulang

penelitian terdahulu untuk mengetahui apakah hasil penelitian tersebut masih

konsisten; (3) Menambah wawasan penulis mengenai hal-hal apa saja yang dapat

berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

II. LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Konservatisme Akuntansi

Konservatisme sebagai reaksi kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian

yang melekat dalam perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa

ketidakpastian dan risiko inheren dalam lingkungan bisnis sudah cukup

dipertimbangkan. Selain merupakan konvensi penting dalam laporan keuangan,

konservatisme mengimplikasikan kehati-hatian dalam mengakui dan mengukur

pendapatan dan aset. Konsep konservatisme menyatakan bahwa dalam keadaan

yang tidak pasti, manajer perusahaan akan menentukan pilihan perlakuan atau

tindakan akuntansi yang didasarkan pada keadaan, harapan, kejadian, atau hasil

yang dianggap kurang menguntungkan (Dewi, 2004). Konservatisme merupakan

antisipasi terhadap kerugian daripada laba. Menurut Watts (2003) dalam Kiryanto

dan Supriyanto (2006), mengantisipasi laba berarti mencatat laba sebelum ada

klaim secara hukum dihubungkan dengan aliran kas dimasa yang akan datang dan

sebaliknya tidak mengantisipasi laba berarti belum mencatat laba sebelum ada

klaim secara hukum dihubungkan dengan aliran kas dimasa yang akan datang.

2.2. Pengukuran Konservatisme Akuntansi

Para peneliti biasanya menggunakan tiga bentuk pengukuran untuk menyatakan

konservatisme, yaitu (Watts, 2003b):

a. Net asset measures

Page 5: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

5

Salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui konservatisme

laporan keuangan seperti yang digunakan oleh Beaver dan Ryan (2000) adalah

nilai aset yang understatement dan kewajiban yang overstatement. Proksi

pengukuran ini menggunakan rasio market to book value of equity yang

mencerminkan nilai pasar ekuitas relatif terhadap nilai buku ekuitas

perusahaan. Book value dihitung menggunakan nilai ekuitas pada tanggal

neraca yaitu tanggal 31 Desember dan Market value diukur menggunakan

harga penutupan saham pada tanggal pengumuman agar dapat merefleksi

respon pasar atas laporan keuangan (Fala, 2007). Rasio yang bernilai > 1,

mengindikasi penerapan akuntansi yang konsevatif karena perusahaan

mencatat nilai perusahaan lebih rendah dari nilai pasarnya (Dewi, 2004).

b. Earnings/accrual measure

Pada tipe ini, konservatisme diukur dengan menggunakan akrual, yaitu selisih

antara laba bersih dengan arus kas. Pengukuran konservatisme ini dilakukan

oleh Dewi (2004) dan Sari (2004), yaitu:

Cit = NIit – CFit

Cit : tingkat konservatisme perusahaan i pada waktu t

NIit : laba bersih sebelum extraordinary item ditambah depresiasi dan

amortisasi

CFit : arus kas dari kegiatan operasi

Semakin kecil ukuran akrual suatu perusahaan, menunjukkan bahwa

perusahaan tersebut semakin menerapkan prinsip akuntansi yang konservatis.

c. Earnings/stock relation measure

Stock market price berusaha untuk merefleksi perubahan nilai asset pada saat

terjadinya perubahan baik perubahan atas rugi ataupun laba dalam nilai

asset- stock return tetap berusaha untuk melaporkannya sesuai dengan

waktunya. Untuk menyediakan estimasi dari konservatisme, Basu (1997)

dalam Sari dan Adhariani (2008) menyatakan bahwa konservatisme

Page 6: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

6

menyebabkan kejadian-kejadian yang merupakan kabar buruk atau kabar baik

terefleksi dalam laba yang tidak sama (asimetri waktu pengakuan). Hal ini

disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

kejadian yang diperkirakan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan

harus segera diakui sehingga mengakibatkan kabar buruk lebih cepat

terefleksi dalam laba dibandingkan kabar baik. Ia memprediksi bahwa

pengembalian saham dan earnings cenderung merefleksikan kerugian dalam

periode yang sama, tetapi pengembalian saham merefleksi keuntungan lebih

cepat daripada earnings. Basu (1997) meregres laba tahunan pada return

saham tahunan yang sama:

NI = ßо+ß1NEG+ß2RET+ß3RET*NEG+ε

NI : laba bersih sebelum extraordinary item dibagi dengan nilai pasar

ekuitas pada awal tahun

RET : return saham

NEG : variable indikator, bernilai satu jika RET negatif dan bernilai nol jika

RET positif

ß2 : mengukur ketepatan waktu dari laba dengan respon terhadap return

positif (goodnews)

ß3 : mengukur ketepatan waktu dari laba incremental dengan respon

terhadap return negatif (badnews)

2.3. Pengembangan Hipotesis

Komisaris independen merupakan bagian dewan komisaris yang tidak berasal dari

pihak terafiliasi, yaitu pihak yang tidak mempunyai hubungan bisnis dan

kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan

komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. Salah satu fungsi utama

komisaris independen adalah untuk menjalankan fungsi monitoring yang bersifat

independen terhadap kinerja manajemen perusahaan. Komisaris independen dapat

Page 7: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

7

menyeimbangkan kekuatan pihak manajemen dalam pengelolaan perusahaan

melalui fungsi monitoringnya.

Penelitian Lara, Osma, Penalva (2005) pada listed firms di Spanyol menunjukkan

bahwa komisaris independen melakukan sistem pemonitoran yang intensif dan

menuntut laporan keuangan yang lebih berkualitas. Dalam menjalankan fungsinya

sebagai pengambil keputusan dan pihak yang memonitor manajemen, komisaris

independen akan sangat membutuhkan informasi yang akurat dan berkualitas

sehingga mereka akan mensyaratkan tingkat konservatisme yang tinggi. Dengan

demikian konservatisme merupakan alat yang sangat berguna bagi komisaris

independen dalam menjalankan fungsinya tersebut.

Ha1 : Komisaris independen berpengaruh positif terhadap praktik

konservatisme akuntansi.

Kepemilikan institusional bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan.

Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan

aktiva perusahaan. Dengan demikian proporsi kepemilikan institusional

bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan manajemen

(Faizal, 2004). Dengan adanya kepemilikan institusional yang tinggi maka

pemegang saham institusional ini dapat menggantikan atau memperkuat fungsi

pemonitoran dari dewan dalam perusahaan (Ahmed dan Duellman, 2007)

sehingga kepentingan para pemegang saham dapat terlindungi dan secara tidak

langsung dapat menuntut adanya informasi yang transparan dari pihak

manajemn perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional ini maka

semakin besar pula pemonitoran yang dilakukan terhadap pihak manajemen

perusahaan dan semakin besar pula tuntutan akan adanya informasi yang

transparan. Oleh karena itu, dengan adanya investor institusional ini, maka dapat

mendorong pihak manajemen perusahaan menerapkan prinsip akuntansi yang

konservatif. Dalam penelitian yang dilakukan Ahmed dan Duellman (2007)

menyimpulkan adanya hubungan yang negatif antara persentase inside directors

Page 8: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

8

dalam dewan dengan konservatisme dan hubungan positif antara persentase

kepemilikan oleh outside directors dan konseravtisme. Sedangkan penelitian

Faizal (2004) menjelaskan kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi.

Ha2 : Kepemilikan institusional berpengaruh postif terhadap praktik

konservatisme akuntansi.

Rasio leverage menggambarkan struktur modal perusahaan. Dimana struktur

modal adalah perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen,

utang jangka panjang, saham preferen dan daham biasa (Sartono, 2001 dalam

Dewi, 2004). Semakin tinggi tingkat leverage, semakin besar kemungkinan

perusahaan akan melanggar perjanjian kredit, sehingga perusahaan akan

berusaha melaporkan laba sekarang lebih tinggi yang dapat dilakukan dengan

cara mengurangi biaya-biaya yang ada. Perusahaan dengan tingkat leverage yang

tinggi cenderung menggunakan akuntansi yang konservatif. Hal ini karena

semakin tinggi tingkat leverage, maka semakin besar kemungkinan konflik yang

akan muncul antara pemegang saham dan pemegang obligasi yang pada

akhirnya akan mempengaruhi permintaan kontraktual terhadap akuntansi yang

konservatif (Ahmed dan Duelman, 2007). Widyaningrum (2008) menyatakan

bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi.

Sedangkan, dalam penelitian Rahmawati (2010) menjelaskan leverage

berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Hasil

penelitian Almilia (2004) menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio hutang maka

semakin besar probabilitas perusahaan akan menyajikan laporan keuangan yang

cenderung tidak konservatif atau optimis.

Ha3 : Tingkat leverage berpengaruh negatif terhadap praktik konservatisme

akuntansi.

Page 9: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

9

Pada umumnya manajer melakukan penurunan laba dikarenakan untuk

meminimalkan risiko politik berupa biaya-biaya politik. Ukuran perusahaan akan

mempengaruhi tingkat biaya politis yang dihadapi perusahaan sehingga akan

mempengaruhi penggunaan prinsip akuntansi yang konservatif (Wardhani,

2008). Yang dimaksud biaya politis disini yaitu pajak yang dikenakan perusahaan

oleh pemerintah, karena semakin besar ukuran perusahaan, maka pajak yang

ditanggung semakin besar pula sehingga hal ini akan mempengaruhi penggunaan

prinsip akuntansi yang konservatif pula.

Perusahaan berukuran besar mempunyai laba tinggi secara relatif permanen,

maka pemerintah akan terdorong untuk menaikkan pajak dan meminta layanan

publik yang lebih tinggi kepada pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan

berukuran besar akan cenderung melaporkan laba rendah secara relatif

permanen dengan menyelenggarakan akuntansi konservatif. Dengan demikian

maka laba yang dilaporkan akan menjadi lebih kecil sehingga pajak yang harus

dibayar semakin kecil pula. Hasil penelitian Almilia (2004) menunjukkan bahwa

semakin kecil ukuran perusahaan maka semakin besar probabilitas perusahaan

akan menyajikan laporan keuangan yang cenderung konservatif. Sedangkan,

dalam penelitian Fitri Rahmawati (2010) menjelaskan ukuran perusahaan

berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi.

Ha4 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik konservatisme

akuntansi.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Sumber data yang digunakan adalah data laporan keuangan perusahaan yang

terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai 2011.

3.1. Model Analisis Data

Page 10: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

10

Pengujian dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dengan

persamaan sebagai berikut:

CNSRVTSM = α + b1 KOM_IDP + b 2 INST_OWN + b3 LEV + b4 SIZE + €it

Keterangan :

CNSRVTSM : Tingkat konservatisme dengan ukuran akrual

α : Konstanta

b1 – b2 : Koefisien regresi

KOM_INDP : Proporsi komisaris independen

INST_OWN : Persentase kepemilikan saham oleh institusional

LEV : Leverage (tingkat hutang) perusahaan

SIZE : Ukuran perusahaan

€ : Error

3.2. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Variabel Dependen

Konservatisme Akuntansi (CNSRVTSM)

Pengukuran konservatisme dalam pengujian ini dilakukan dengan metode

perhitungan accruals.

Variabel Independen

(1) Komisaris Independen (KOMINDP)

Dalam Rahmawati (2010) komisaris independen dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Jumlah komisaris independen

KOM_INDP =

Total dewan komisaris

Page 11: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

11

(2) Kepemilikan Institusional (INST_OWN)

Menurut Faizal (2004) kepemilikan institusional dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

∑ lembar saham investor institusional

INST_OWN =

∑ saham yang beredar

(3) Rasio Leverage (LEV)

Menurut Widyaningrum (2008) rasio leverage dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

∑ Total Hutang

LEV =

∑ Total Aset

(4) Ukuran perusahaan (SIZE)

Persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

Natural Logaritma (Ln) nilai total aset perusahaan

4. ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1. Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

dengan laporan keuangan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Total

sampel yang digunakan 31 perusahaan. Proporsi komisaris independen rata-rata

sebesar 0.336. hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah mulai menaati aturan

yang disyaratkan oleh Bapepem yaitu 33% yang dikeluarkan sejak tahun 2002.

Variabel kepemilikan institusional rata-rata sebesar 0.228, semakin besar nilai

INSTOWN maka semakin efisien pemanfaatan aset perusahaan oleh manajemen.

Pada variabel leverage rata-rata sebesar 0.575 .Nilai dari LEV menunjukan tingkat

Page 12: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

12

sejauh mana aset perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Perusahaan

dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung menggunakan akuntansi yang

konservatif. Sedangkan variabel ukuran perusahaan ditunjukkan dengan nilai rata-

rata sebesar 25.803. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar SIZE, maka pajak

yang ditanggung perusahaan semakin besar pula maka akan mempengaruhi

penggunaan prinsip akuntansi yang konservatif.

4.2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian atas asumsi klasik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,

variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal

atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas data, pada penelitian ini

menggunakan metode analisis grafik dan melihat normal probability plot.

Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal probability plot

di atas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi

normal yang mendekati normal. Dari gambar di atas terlihat titik-titik menyebar

mendekati garis diagonal serta penyebarannya di sekitar garis diagonal. Sehingga

Page 13: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

13

dapat dikatakan berdistribusi normal dan model regresi layak untuk dipakai dalam

penelitian ini.

Hal ini diperkuat dengan menggunakan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-

Smirnov, uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

HA : data residual tidak berdistribusi normal

Tabel 1. Hasil Uji Statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N Normal Parametersa,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

93 24.86823 2.381714 .155 .088 -.155 1.499 .022

Hasil pengujian normalitas dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-

Smirnov menunjukkan bahwaa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1.499.

Dengan hasil signifikan atau kurang dari 0.05 yaitu sebesar 0.022. Hal ini berarti

H0 tidak dapat ditolak yang berarti data residual terdistribusi normal. Hasil ini

konsisten dengan uji normalitas dengan histogram dan normal probability plot.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independent variabel). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi

apakah terjadi problem multikol dapat melihat nilai tolerance dan lawannya

Page 14: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

14

variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang diperkenankan adalah 10, jika

nilai VIF lebih dari 10 maka dapat dikatakan terjadi multikolinearitas, yaitu terjadi

hubungan yang cukup besar antara variabel-variabel bebas, dan angka tolerance

mempunyai angka > 0,10, maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah

multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Independen Tolerance VIF Kesimpulan

KOMINDP 0.966 1.035 Tidak ada multikolinearitas

INSTOWN 0.987 1.013 Tidak ada multikolinearitas

LEV 0.995 1.005 Tidak ada multikolinearitas

SIZE 0.970 1.031 Tidak ada multikolinearitas

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen tidak

mempunyai masalah multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi. Untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam suatu model

regresi, dapat digunakan uji Durbin watson (Uji DW).

Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi

Page 15: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

15

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .565a .318 .288 2.009802 1.940

Dari tabel di atas dapat diketahui DW sebesar 1.940 dari jumlah sampel 93

dengan variabel berjumlah 4 ( n = 93, k = 4 ) dan tingkat signifikansi 0,005.

Dengan data tersebut maka batas dL = 1.579 dan dU = 2.421.

Tabel 4. Interpretasi Hasil Autokorelasi Durbin Watson

Nilai d Hipotesis Nol Keputusan

0 < d < 1.579 Tidak ada autokorelasi positif Tolak

1.579 < d < 1.755 Tidak ada autokorelasi positif No decision

2.421 < d < 4 Tidak ada autokorelasi negatif Tolak

2.245 < d < 2.421 Tidak ada autokorelasi negatif No decision

1.579 < d < 2.421 Tidak ada autokorelasi, positif

atau negatif

Tidak ditolak

Dari tabel di atas, maka dapat dilihat hasil uji autokorelasi dengan nilai Durbin-

Watson sebesar 1.940 dimana nilai d lebih dari 1.579 dan kurang dari 2.421,

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ditolak H0 yang menyatakan bahwa

tidak ada autokorelasi positif atau negatif (Ghozali, 2009).

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah faktor pengganggu mempunyai variasi

sama atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak

Page 16: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

16

terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas dalam

persamaan regresi digunakan metode dengan menggunakan plot pada regresi. Jika

pada grafik scatterplot ada pola tertentu seperti titik-titik (point-point) yang ada

membentuk suatu pola tertentu yang teratur, bergelombang, melebar, kemudian

menyempit) maka telah terjadi heteroskedasitas, jika tidak ada pola yang jelas

serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

Berdasarkan grafik scatter plot di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik berpencar,

titik tidak membentuk pola tertentu, serta tersebar baik di bawah angka 0 pada

sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan regresi dalam penelitian ini tidak terjadi

heteroskedastisitas.

4.3. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit Test)

Goodness of Fit Test berguna untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel

yang dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R2), dimana koefisien

determinasi ini berguna untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Jika nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel independen amat terbatas.

Sedangkan nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel independen. Namun karena penggunaan koefisien determinasi memiliki

kelemahan mendasar yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan ke dalam model, maka banyak peneliti yang menganjurkan untuk

menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi.

Page 17: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

17

Tabel 5. Hasil Uji Goodness Of Fit

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .565a .319 .288 2.009802 1.940

Nilai adjusted R2 yang diperoleh dari pengujian regresi yang telah dilakukan

sebesar 0.288 yang menunjukkan bahwa variabel independen (komisaris

independen, kepemilikan institusional, leverage, dan size) mampu menjelaskan

variabel dependen (praktik konservatisme akuntansi) sebesar 28.8% sedangkan

sisanya 71.2% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk

dalam model regresi ini. Standar Error of Estimates (SEE) sebesar 2.009802.

Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam

memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2009).

4.4. Signifikansi Model Regresi

Signifikansi model regresi ini diuji dengan melihat antara F-tabel dan F-hitung

sedangkan signifikansi koefisien variabel independen secara individual dihitung

dengan melihat perbandingan t-tabel dan t-hitung untuk tiap koefisien variabel.

Hasil analisis regresi disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 6. Signifikansi Model Regresi

ANOVA b

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression

Residual

Total

166.417

355.459

521.876

4

88

92

41.604

4.039

10.300

.000a

Dari hasil analisis regresi ini, didapat F-hitung sebesar 10.300 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.000. Karena probabilitas 0.000 yang artinya lebih kecil

Page 18: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

18

daripada 0.5, maka model regresi ini (CNSRVTSM = α + b1 KOMINDP + b2

INSTOWN + b3 LEV + b4 SIZE + €) dapat digunakan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa secar bersama-sama variabel proporsi komisaris independen,

persentase kepemilikan institusional, leverage dan size mempengaruhi praktik

konservatisme akuntansi. Atau dengan kata lain, model regresi penelitian ini

adalah signifikan.

4.5. Pengujian Hipotesis

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan besarnya nilai probabilitas (p-

value) masing-masing koefisien regresi variabel independen dibandingkan dengan

tingkat signifikansi (α).

Tabel 7. Hasil Pengujian Hipotesis

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant)

KOMINDP

INSTOWN

LEV

SIZE

12.537

1.453

.512

-.792

.472

2.123

1.226

1.098

.427

.076

.106

-.041

-.163

.554

5.906

1.185

.467

-1.854

6.205

.000

.239

.642

.067

.000

Tabel 8. Simpulan Pengujian Hipotesis

Hipotesis Uraian Nilai

Signifikansi

Kesimpulan

Ha1 Proporsi komisaris independen tidak

berpengaruh secara signifikan

terhadap praktik konservatisme

akuntansi

0.239 Ha1 tidak

terdukung

Ha2 Persentase kepemilikan institusional 0.642 Ha2 tidak

Page 19: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

19

tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap praktik konservatisme

akuntansi

terdukung

Ha3 Rasio leverage tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap praktik

konservatisme akuntansi

0.067 Ha3 tidak

terdukung

Ha4 Ukuran perusahaan berpengaruh

secara signifikan terhadap praktik

konservatisme akuntansi

0.000 Ha4

terdukung

4.5.1. Pengaruh proporsi komisaris independen terhadap praktik

konservatisme akuntansi

Berdasarkan hasil pengujian variabel indepedensi dewan komisaris terhadap

praktik konservatisme akuntansi dengan ukuran akrual, menunjukkan nilai

variabel komisaris independen sebesar 0.239 dengan signifikansi sebesar 0.000

dan > 0.05 yang berarti bahwa model regresi tersebut tidak signifikan. Dengan

demikian komisaris independen tidak berpengaruh terhadap konsrvatisme

akuntansi atau dengan kata lain secara statistik Ho tidak dapat ditolak yang artinya

secara statistik H1 yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antara indepedensi

dewan komisaris terhadap praktik konservatisme akuntansi tidak terdukung .

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wardhani (2008) yang mana tidak

dapat membuktikan pengaruh dari indepedensi dewan komisaris terhadap praktik

konservatisme akuntansi yang diukur dengan ukuran akrual. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) tidak berhasil didukung dalam

penelitian ini.

Hasil penelitian yang tidak signifikan menandakan bahwa pemonitoran yang

dijalankan dewan komisaris independen kurang optimal atau belum efektif

sebagai alat untuk memonitoring manajemen. Hal ini disebabkan masih ada

perusahaan yang belum mematuhi peraturan dari BAPEPAM yang mensyaratkan

Page 20: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

20

adanya komisaris independen dalam perusahaan sekurang-kurangnya 30% dari

jumlah keseluruhan dewan komisaris yang ada (Wardhani, 2008). Hal ini dapat

dilihat dalam statistik deskriptif yaitu dengan adanya perusahaan yang masih

mempunyai komposisi komisaris independen hanya sebesar 2% dari jumlah total

komisaris yang ada. Selain itu, pemonitoran yang kurang efektif ini diakibatkan

karena tingkat leverage perusahaan yang tinggi dan ukuran perusahaan yang besar

sehingga permintaan akan diterapkannya akuntansi yang konservatif menjadi

meningkat, serta diperlukan lebih banyak lagi jumlah komisaris independen untuk

pemonitoran manajemen perusahaan. Tetapi fungsi monitoring yang kurang

efektif ini telah digantikan oleh fungsi monitoring dari kepemilikan institusional

yang mana kepemilikan institusional ini berpengaruh secara signifikan terhadap

praktik konservatisme akuntansi karena disini fungsi dari kepemilikan

institusional ini dapat menggantikan atau memperkuat fungsi pemonitoran dari

dewan perusahaan.

4.5.2. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap praktk konservatisme

akuntansi

Berdasarkan hasil pengujian variabel kepemilikan institusional terhadap praktik

konservatisme akuntansi, menunjukkan nilai variabel kepemilikan institusional

sebesar 0.642 dengan signifikansi sebesar 0.000 dan > 0.05 yang berarti bahwa

model regresi tersebut tidak signifikan. Dengan demikian kepemilikan

institusional tidak berpengaruh terhadap konsrvatisme akuntansi atau dengan kata

lain secara statistik Ho tertolak yang artinya scara statistik H2 yang menyatakan

tidak terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional terhadap praktik

konservatisme akuntansi tidak terdukung .

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Ahmed dan Duellman

(2007) dan Wardhani (2008), yang dalam hal ini hasil penelitiannya tidak dapat

membuktikan pengaruh kepemilikan institusional sebagai alternatif dari

mekanisme corporate governance terhadap praktik konservatisme akuntansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional sebagai

alternative dari mekanisme corporate governance dapat menjadi salah satu alat

Page 21: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

21

monitoring yang efektif untuk menggantikan atau memperkuat fungsi monitoring

dewan dalam mengurangi permasalahan agensi antara pemegang saham dengan

pihak manajer perusahaan.

4.5.3. Pengaruh Leverage terhadap praktik konservatisme akuntansi

Berdasarkan hasil pengujian variabel leverage terhadap praktik konservatisme

akuntansi dengan ukuran akrual, menunjukkan nilai variabel leverage sebesar

0.067 dengan signifikansi sebesar 0.000 dan > 0.05 yang berarti bahwa model

regresi tersebut tidak signifikan. Dengan demikian leverage tidak berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi atau dengan kata lain secara statistik Ho tidak

dapat ditolak yang artinya secara statistik H3 yang menyatakan tidak terdapat

pengaruh antara leverage terhadap praktik konservatisme akuntansi tidak

terdukung.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wardhani (2008) yang membuktikan adanya pengaruh leverage terhadap praktik

konservatisme akuntansi yang diukur dengan ukuran akrual dan LaFond(2007).

4.5.4. Pengaruh size terhadap praktik konservatisme akuntansi

Berdasarkan hasil pengujian variabel ukuran perusahaan terhadap praktik

konservatisme akuntansi menunjukkan nilai variabel ukuran perusahaan sebesar

0.000 dengan signifikansi sebesar 0.000 dan < 0.05 yang berarti bahwa model

regresi tersebut signifikan. Dengan demikian ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap praktik konservatisme akuntansi atau dengan kata lain secara statistik Ho

tertolak yang artinya secara statistik H4 yang menyatakan terdapat pengaruh

antara ukuran perusahaan terhadap praktik konservatisme akuntansi terdukung.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardhani

(2008) yang dalam hal ini tidak dapat membuktikan pengaruh dari ukuran

perusahaan terhadap praktik konservatisme akuntansi. Penelitian ini konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum (2008) yang dapat

membuktikan pengaruh ukuran perusahaan terhadap praktik konservatisme

Page 22: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

22

akuntansi. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan yang

digunakan dalam sampel cukup besar, rata-rata 25.803 dalam hitungan logaritma

natural. Dalam hal ini, untuk mengelola aset perusahaan yang cukup besar

tersebut diperlukan tersebut agar manajer perusahaan tidak dapat memanipulasi

laporan keuangan yang ada.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini mengindikasi

bahwa perusahaan-perusaaan besar cenderung menggunakan prinsip konservatif

dalam laporan keuangannya. Hal ini terkait dengan biaya politis yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana S., 2004. Pengujian size hypothesis dan debt/equity Hypothesis

yang mempengaruhi tingkat Konservatisma laporan keuangan perusahaan

Dengan tehnik analisis multinomial logit. http://www.google.com.

Ahmed, AS., Duellman, S., 2007. Accounting Conservatism and Board of Director

Characteristics: An Empirical Analysis. http://www.ssrn.com.

Anggraini, Fivi, 2008. Pengaruh Earnings Management Terhadap Konservatisme

Akuntansi. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 10 No. 1, April: 23-36.

Dewi, A. A. A. Ratna, 2004. Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap

Earnings Response Coefficient. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7 No. 2,

Mei: 207-223.

Page 23: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

23

Faizal, 2004. Analisis Agency Costs, Struktur Kepemilikan Dan Mekanisme

Corporate Governance. Makalah SNA VII, Denpasar.

Fala, Dwiyana A.S., 2007. Pengaruh Konservatisma Akuntansi Terhadap Penilaian

Ekuitas Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance. Makalah

SNA X, Makasar

Fitdini, Junda Eka, 2009. Hubungan Struktur Kepemilikan, Ukuran Dewan, Dewan

Komisaris Independen, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Likuiditas dengan

Kondisi Financial Distress. Skripsi, Undip.

Ghozali, Imam, 2009. Ekonometri Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17,

Semarang: Badan Penerbit, Undip.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan: Per 1 Juli 2009,

Salemba Empat, Jakarta.

Juanda, Ahmad, 2007. Pengaruh Risiko Litigasi Dan Tipe Strategi Terhadap

Hubungan Antara Konflik Kepentingan Dan Konservatisma Akuntansi.

Makalah SNA X, Makasar.

LaFond, Ryan., and Sugata Roychowdhury., 2007. Managerian Ownership and

Accounting Conservatism. http://www.ssrn.com.

Lara, Juan M. G, et al., 2005. Board of directors‟ characteristics and conditional

accounting conservatism: Spanish evidence. http://www.ssrn.com.

Page 24: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

24

Mayangsari, Sekar dan Wilopo, 2002. Konservatisme Akuntansi, Value Relevance

dan Discretionary Accruals: Implikasi Empiris Model Feltham-Ohlson (1996).

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 5 No. 3 September: 291-310

Rahmawati, Fitri, 2010. Pengaruh Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu

Mekanisme Corporate Governance Terhadap Konservatisme Akuntansi Di

Indonesia. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang.

Sari, Dahlia, 2005. Hubungan Antara Konservatisme Akuntansi Dengan Konflik

Bondholders-Shareholders Seputar Kebijakan Dividen Dan Peringkat Obligasi

Perusahaan. Makalah SNA VIII

Sari, Cynthia., Adhariani, Desi, 2008. Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan

Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Makalah SNA XII

Surat Keputusan Menteri BUMN No Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002

tentang penerapan praktik GCG pada BUMN

Universitas Lampung, 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Lampung. Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Wardani, Ratna, 2006. Mekanisme Corporate Governance Dalam Perusahaan

Yang Mengalami Permasalahan Keuangan (Financially Distressed Firm).

Makalah SNA IX, Padang.

Widya, 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan

Terhadap Akuntansi Konservatif. Makalah SNA VIII

Widya, 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan

Terhadap Akuntansi Konservatif. Makalah SNA VIII.

Page 25: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/25022013-0741031096.pdf · disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa

25

Widyaningrum, 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, leverage, dan Risiko

Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi. Skripsi Universitas Diponegoro,

Semarang.

www.bapepam.go.id

www.idx.co.id

085768645002