PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN...

131
PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN COACHING LEADERSHIP PERCEPTION TERHADAP KETANGGUHAN MENTAL ATLET BOLA BASKET JABODETABEK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh : Dinda Tiara Sella 11140700000031 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 / 2019 M

Transcript of PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN...

Page 1: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN

COACHING LEADERSHIP PERCEPTION TERHADAP

KETANGGUHAN MENTAL ATLET BOLA BASKET

JABODETABEK

Skripsi

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

Dinda Tiara Sella

11140700000031

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 / 2019 M

Page 2: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Page 3: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Page 4: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Page 5: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

v

MOTTO

“Dengan Semangat dan Berpikir Positif, Semua Hal yang

Tidak Mungkin Bisa Menjadi Mungkin.”

Page 6: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B) Desember 2019

C) Dinda Tiara Sella

D) Pengaruh coping strategy, group cohesion, dan coaching leadership

perception terhadap ketangguhan mental atlet bola basket Jabodetabek.

E) xii + 85 halaman + lampiran

F) Ketangguhan mental merupakan faktor psikologis yang harus dimiliki oleh

atlet untuk dapat memberikan performa yang baik sehingga mampu

memenangkan suatu pertandingan. Ketangguhan mental didefinisikan

sebagai ketidakmampuan atlet untuk menyerah, memiliki ketahanan fisik,

psikis dan tetap fokus meskipun berada dibawah tekanan (Nicholls,

Polman & Levy, 2008). Atlet yang tangguh secara mental dapat mengatasi

tekanan, memiliki kepercayaan diri yang kuat, memiliki kemampuan

konsentrasi yang baik, dan motivasi. Tujuan dari penelitian ini mencoba

untuk mengetahui pengaruh coping strategy, group cohesion, dan

coaching leadership perception terhadap ketangguhan mental atlet bola

basket Jabodetabek.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah

responden berjumlah 221 atlet yang berstatus atlet mahasiswa di

universitas negeri dan swasta. Pengambilan sampel menggunakan non-

probality sampling. Alat ukur ketangguhan mental yang peneliti gunakan

yaitu Sport Mental Toughness Questionnaire (SMTQ) yang dikembangkan

oleh (Sheard, Golby & Wersch, 2009), teori coping strategy dari Brief

Cope yang disusun oleh Carver (1997), teori group cohesion dari Group

Enviroment Questionnaire (GEC), dan teori coaching leadership

perception dari Leadership Scale for Sport (LSS) dikembangkan oleh

Cheilladurai dan Saleh (1980). CFA (Comfirmatory Faktor Analysis)

digunakan untuk menguji validitas alat ukur dan teknik analisis data yang

digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah regresi berganda.

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor, disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan coping strategy, group cohesion dan coaching

leadership perception terhadap ketangguhan mental atlet bola basket

jabodetabek dengan sumbangan pengaruh sebesar 64,2%. Berdasarkan

hasil uji hipotesis minor terdapat empat variabel yang signifikan yaitu

problem-focused coping, group integration task, democratic behavior dan

training and instruction.

G) Bahan bacaan: 43; buku: 4 + jurnal: 39 + artikel online: 4.

Page 7: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology, Syarif Hidayatullah State Islamic University,

Jakarta

B) December 2019

C) Dinda Tiara Sella

D) The effect of coping strategy, group cohesion, and coaching leadership

perception on the mental toughness of basketball athletes in Jabodetabek

E) xii + 85 pages + attachments

F) Mental toughness is a psychological factor that must be possessed by

athletes to provide good performance so that they can win the game.

Mental toughness is determined as an athlete's inability to graduate, has

physical, psychological endurance and remains focused under stressful

conditions (Nicholls, Polman & Levy, 2008). Tough athletes can handle

stress, have strong confidence, have good concentration skills, and

motivation. The purpose of this study is to determine the effect of coping

strategy, group cohesion and coaching leadership perception on the mental

toughness of basketball athletes in Jabodetabek.

This research used quantitative approach with a total of 221 respondents

athletes who are students in private and state universities. The sampling

technique used in this study used a non-probability sampling. The

measuring instrument that used by researchers were a mental toughness

measurement tool, the Sport Mental Toughness Questionnaire (SMTQ)

developed by (Sheard, Golby & Wersch, 2009), the coping strategy of the

Brief Cope compiled by Carver (1997), the group cohesion of the

Environment Group Questionnaire (GEC), and the coaching leadership

perception of the Leadership Scale for Sport (LSS) developed by

Cheilladurai and Saleh (1980).CFA (Comfirmatory Factor Analysis) is

used to test the validity of measuring instruments and data analysis

techniques used to answer research questions is multiple regression.

Based on the results of the major hypothesis test, it was concluded that

there was a significant influence on coping strategy, group cohesion, and

coaching leadership perception on the mental toughness of jabodetabek

basketball athletes with a contribution of 64,2%. Based on the results of

the minor hypothesis test there are four significant variables namely

problem focused-coping, group integration task, democratic behavior and

training & instruction.

G) Reading material: 43; books: 4 + journals: 39 + online articles: 4.

Page 8: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan

kehadirat baginda nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para

sahabatnya yang telah membawa ilmu kepada umat manusia di muka bumi.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti memperoleh bantuan dari berbagai

pihak, maka dari itu peneliti hendak memberikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Zahrotun Nihaya, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2019-2024, beserta

jajarannya.

2. Bapak Ikhwan Lutfi, M.Psi selaku penguji I skripsi. Terimakasih sudah

memberikan banyak masukan, arahan dan saran sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan tepat waktu.

3. Ibu Yufi Adriani, Ph.D selaku penguji II skripsi yang telah sangat amat baik

dalam membimbing dan mengarahkan selama peneliti menghadapi ujian

skripsi dari ujian hasil sampai munaqosah.

4. Ibu Zulfa Indira Wahyuni, M. Psi, Psikolog, selaku dosen pembimbing

seminar proposal dan pembimbing skripsi. Terimakasih sudah sabar

mengarahkan, membimbing, dan selalu memotivasi dalam melakukan

penelitian ini, mulai dari semprop hingga peneliti mampu menyelesaikan

skripsi ini. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dalam melakukan penelitian

ini mulai dari gonta-ganti judul, revisi, namun saya sangat bersyukur bisa

dibimbing oleh beliau, sehingga saya lebih menghargai sebuah proses dan

tidak pantang menyerah.

5. Ibu Dr. Rena Latifa, M. Psi selaku dosen pembimbing akademik. Terimakasih

sudah membimbing peneliti dengan sangat ikhlas sejak awal perkuliahan

selalu memberikan nasihat urusan akademik selama peneliti menjalani

perkuliahan di Fakultas Psikologi.

6. Kepada semua Dosen-dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang selalu dengan tulus dan ikhlas membantu dan membimbing

peneliti dalam mempelajari ilmu psikologi.

7. Kedua orang tua saya : Papa Deden Zaitul dan Mama Nursaadah. Mereka

selalu ada buat peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini selalu memberi

semangat di saat titik terendah peneliti dan selalu menanti-nantikan kapan

peneliti wisuda, tidak ada doa yang terbaik kecuali doa dan restu dari papa

dan mama.

8. Kepada kakak saya : Mas Budi, Abang Dika, Mba Fitri, Adek Gibran, Adek

Rere, Adek Sheza, tante Heri, Nenek Datuk dan Mbah. Terimakasih sudah

menjadi social support buat peneliti mulai dari pendanaan, memberikan

semangat dan nasehat yang tak henti-henti.

9. Kepada Ramadhani Saptaji, terimakasih sudah menemani peneliti dalam

menyelesaikan penelitian ini.

Page 9: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

ix

10. Buat teman-teman : Hanny, Dwika, Conny, Umil, Nurul, Widia, Hasan, Ica,

Atikah, Syifa Nadia, Ditha, Faisal, Dani. Terimakasih sudah memberikan

semangat dan masukan kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

11. Seluruh responden penelitian atlet bola basket di jabodetabek. Karena

kesedian dari kalian maka penelitian ini dapat diselesaikan.

12. Tim Basket UIN Jakarta dan Tim Basket Fakultas Psikologi UIN Jakarta,

terimakasih sudah memberikan banyak pengalaman yang sangat amat luar

biasa.

Jakarta, 20 Desember 2019

Peneliti

Page 10: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

PERNYATAAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. x

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 9

1.2.1. Pembatasan Masalah ................................................................ 9

1.2.2. Perumusan Masalah ............................................................... 10

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 12

1.3.1. Tujuan Penelitian ................................................................... 12

1.3.2. Manfaat Teoritis ..................................................................... 12

1.3.3 Manfaat Praktis ....................................................................... 12

BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1. Ketangguhan Mental ......................................................................... 13

2.1.1. Defenisi Ketangguhan Mental ............................................... 13

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketangguhan Mental ..... 15

2.1.3. Dimensi Ketangguhan Mental................................................ 18

2.1.4. Pengukuran Ketangguhan Mental .......................................... 19

2.2. Coping Strategy ............................................................................... 20

2.2.1. Defenisi Coping Strategy ....................................................... 20

2.2.2. Dimensi Coping Strategy ........................................................ 21

2.2.3. Pengukuran Coping Strategy .................................................. 25

2.3. Group Cohesion ................................................................................ 26

2.3.1. Defenisi Group Cohesion ....................................................... 26

2.3.2. Dimensi Group Cohesion ....................................................... 28

2.3.3. Pengukuran Group Cohesion ................................................. 29

2.4. Coaching Leadership Perception ..................................................... 29

2.4.1. Definisi Coaching Leadership Perception ............................. 29

2.4.2. Dimensi Coaching Leadership Perception ............................ 30

2.4.3. Pengukuran Coaching Leadership Perception ....................... 32

2.5. Kerangka Berfikir ............................................................................. 32

2.6. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 39

2.5.1 Hipotesis mayor ....................................................................... 39

2.5.2 Hipotesis minor ........................................................................ 39

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel ......................................................................... 43

Page 11: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

xi

3.1.1 Teknik Pengambilan Sampel ..................................................... 43

3.2. Variabel Penelitian ........................................................................... 44

3.2.1 Defenisi Operasional ................................................................ 44

3.3. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 46

3.3.1 Ketangguhan Mental ................................................................ 48

3.3.2 Coping Strategy ....................................................................... 49

3.3.3 Group Cohesion ....................................................................... 49

3.3.4 Coaching Leadership Perception ............................................ 50

3.4.UJi Validitas Konstruk ...................................................................... 51

3.4.1 Uji validitas konstruk skala Ketangguhan Mental .................. 53

3.4.2 Uji validitas konstruk skala Coping Strategy .......................... 54

3.4.3 Uji validitas konstruk skala Group Cohesion ......................... 57

3.4.4 Uji validitas konstruk skala Coaching Leadership Perceptio..60

3.5. Teknik Analisis Data ........................................................................ 64

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik Subyek Penelitian ....................................................... 66

4.2. Hasil Analisis Deskriptif .................................................................. 68

4.3 Kategorisasi Skor Variabel ............................................................... 68

4.4. Hasil Uji Hipotesis............................................................................ 70

4.4.1. Pengujian hipotesis mayor ...................................................... 70

4.3.2. Pengujian hipotesis minor ...................................................... 71

4.3.3. Pengujian proporsi varians ...................................................... 76

BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 79

5.2. Diskusi .............................................................................................. 80

5.3. Saran ................................................................................................. 83

5.3.1. Saran teoritis........................................................................... 83

5.3.2. Saran Praktis .......................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 86

LAMPIRAN ......................................................................................................... 90

Page 12: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor skala model likert ..................................................................... 46

Tabel 3.2 Blue print skala Ketangguhan Mental ............................................... 48

Tabel 3.3 Blue print skala Coping Strategy ...................................................... 49

Tabel 3.4 Blue print skala Group Cohesion ...................................................... 50

Tabel 3.5 Blue print skala Coaching Leadership Perception ........................... 51

Tabel 3.6 Muatan faktor skala Ketangguhan Mental ........................................ 54

Tabel 3.7 Muatan faktor skala Problem-focused coping .................................. 55

Tabel 3.8 Muatan faktor skala Emotional-focused coping ............................... 56

Tabel 3.9 Muatan faktor skala Less Usefull Coping ....................................... 57

Tabel 3.10 Muatan faktor skala Group-Intergration Task .................................. 58

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

3.11

3.12

3.13

3.14

3.15

3.16

3.17

3.18

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

Muatan faktor skala Group-Integration Social ................................ 58

Muatan faktor skala Individual Attraction to the Group Social ..... 59

Muatan faktor skala Individual Attraction to the Group Task ........ 60

Muatan faktor skala Democratic Behavior ..................................... 61

Muatan faktor skala Social Support ................................................. 61

Muatan faktor skala Positive feedback............................................. 62

Muatan faktor skala Autocratic Behavior ........................................ 63

Muatan faktor skala Training and Instruction ................................. 63

Karakteristik subjek penelitian ......................................................... 66

Tabel analisis deskriptif .................................................................... 68

Norma skor variabel .......................................................................... 69

Kategorisasi skor variabel ................................................................. 69

Proporsi varians seluruh variabel ...................................................... 70

Signifikansi seluruh variabel ............................................................. 71

Koefisien regresi setiap variabel ....................................................... 72

Proporsi varians setiap variabel ........................................................ 76

Page 13: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bola basket adalah olahraga berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan

masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan

memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Permainan bola basket juga lebih

kompetitif karena tempo permainan cenderung lebih cepat jika dibandingkan

dengan olahraga bola yang lain, seperti bola voli dan sepak bola. Bola basket

bukan hanya sebagai olahraga beregu melainkan sebagai olahraga pendidikan atau

olahraga prestasi, bola basket merupakan salah satu olahraga kompetisi yang

selalu dipertandingkan dalam tingkat lokal, regional, nasional bahkan

internasional sehingga tercipta atlet yang berprestasi. Atlet merupakan

olahragawan yang terlatih kekuatan, ketangkasan dan kecepatannya untuk diikut

sertakan dalam pertandingan dan mampu berprestasi baik ditingkat daerah,

nasional bahkan internasional (KBBI, 2018).

Untuk dapat meningkatkan prestasi atlet perlu memiliki mental yang

tangguh, ketangguhan mental merupakan faktor psikologis yang harus dimiliki

oleh atlet untuk dapat memberikan performa yang baik sehingga mampu

memenangkan suatu pertandingan (Nicholls, Polman & Levy, 2008). Pada saat

bertanding atlet memiliki semangat yang tinggi, tidak pantang menyerah, tidak

mudah terganggu oleh masalah-masalah pribadi, sehingga ia dapat memiliki fisik

prima dan strategi bertanding yang tepat, dengan demikian terlihatlah bahwa jika

Page 14: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

2

atlet memiliki mentalitas yang kuat atlet dapat mencapai prestasi puncak, atau

prestasi yang lebih baik dari sebelumnya.

Timnas basket putra Indonesia harus memetik kekalahan di laga pertama

Sea Games 2019 Filipina. Dimana timnas basket putra Indonesia dikalahkan

Thailand dengan skor 76-98 poin yang diraih oleh Thailand, hal ini terjadi

dikarenakan timnas basket Indonesia membuat 29 turnover yang bisa

dimanfaatkan oleh Thailand (detiksport,2019). Kekalahan yang dialami timnas

basket putra Indonesia dapat mengubah menjadi sebuah kekuatan pada

pertandingan kedua timnas basket Indonesia bertemu dengan Malaysia, timnas

basket Indonesia dapat mengunci kemenangan 67-59 poin. Hal ini selaras dengan

penelitian yang dilakukan Clough & Earle (dalam Nicholls & Polman, 2009)

menyatakan bahwa seorang atlet yang tangguh secara mental memiliki rasa

kepercayaan diri yang tinggi dan keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa mereka

dapat mengatasi sebuah tantangan, orang-orang ini relatif tidak terpengaruh oleh

persaingan dan kesulitan.

Jones (dalam Weinberg, Butt & Culp, 2011) ciri-ciri atlet yang tangguh

secara mental dapat mengatasi tekanan, memiliki kepercayaan diri yang kuat,

memiliki kemampuan konsentrasi yang baik. Ketangguhan mental merupakan

ketidakmampuan atlet untuk menyerah, memiliki ketahanan fisik, psikis dan tetap

fokus meskipun berada dibawah tekanan (Nicholls, Polman & Levy, 2008).

Middleton (dalam Tribbert, 2013) mendefinisikan ketangguhan mental sebagai

keyakinan yang tak tergoyahkan untuk mencapai tujuan meskipun ada tekanan

atau kesulitan. Sedangkan menurut Loehr (dalam Golby & Sheard, 2004) atlet

Page 15: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

3

yang tangguh secara mental adalah atlet memiliki pemikir yang disiplin yang

mengatasi tekanan dengan cara yang memungkinkan mereka untuk tetap merasa

santai, tenang dan bersemangat karena mereka memiliki kemampuan untuk

meningkatkan aliran energi positif mereka dalam mengahadapi situasi kesulitan.

Tribbert Jane (2013) menyatakan bahwa atlet harus tangguh secara mental

dalam semua situasi, bukan hanya pada situasi yang sulit. Misalnya, atlet basket

nasional melawan lawan atlet yang memiliki prestasi tingkat regional, atlet

berperingkat nasional mungkin tidak mengalami kesulitan ketika bertanding,

tetapi masih perlu menemukan cara untuk termotivasi dalam menyelesaikan

pertandingan dengan mencapai performa yang baik. Ketangguhan mental

merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian pretasi atlet maksudnya

adalah seorang atlet bisa saja memiliki bakat yang hebat namun jika tidak

memiliki mental yang tangguh maka seorang atlet tidak mungkin mencapai

prestasi puncak pada saat kompetisi.

Hal ini terjadi pada klub basket CLS Knights Indonesia dalam liga basket

indonesia atau dikenal dengan Indonesian Basket Ball League (IBL). CLS

Knights Indonesia mengalami sebuah penurunan prestasi, dimana dalam

pertandingan Asean Basketball League (ABL) telah menelan lima kekalahan

beruntun dari enam pertandingan yang sudah dijalani yang diselenggarakan di

Bangkok, Rabu (29/11/2017). CLS Knights sudah kalah sejak kuarter pertama

dengan skor ketinggalan 14-32 point, dimana pada saat kuarter ke tiga CLS

Knights mulai perlahan mengejar untuk menipiskan ketinggalan nyaris dan

membuahkan hasil dikuarter ke empat, tembakan tree point yang dilakukan oleh

Page 16: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

4

kapten tim Sandy Febiansyakh membuat CLS Knights hanya tertinggal delapan

point dengan skor 83-91 point.

Situasi yang dialami oleh klub basket CLS Knights tersebut

membutuhkan sebuah ketangguhan mental, dimana kekalahan yang dialami tim

basket CLS Knights Indonesia tetap berupaya untuk terus bermain sebaik-

baiknya dan mampu mengubah situasi ini menjadi sebuah kekuatan. Jones (dalam

Tibbert, Andersen & Morris, 2015) menyatakan atlet yang tangguh secara mental

memiliki keinginan yang tinggi untuk berhasil dan tidak pantang menyerah

meskipun tidak ada lagi harapan untuk memenangkan pertandingan. Norris

(dalam Middleton, Marsh & Martin, 2000) mengatakan bahwa ketangguhan

mental penting untuk diteliti karena dapat memberikan pengaruh terhadap

performa atlet.

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi ketangguhan mental, salah

satu variabel yang diduga memiliki pengaruh yang kuat adalah coping strategy.

Lazarus dan Folkman (dalam Beckford, Poudevigne & Irving, 2016) coping

strategy merupakan usaha yang dilakukan individu dengan mengubah kognitif

dan perilaku secara terus-menerus untuk mengelola tuntutan eksternal dan

internal. Atlet yang dapat mengatasi stres secara efektif memiliki mental yang

tangguh, sehingga apabila atlet mampu untuk mengelola tuntutan eksternal dan

internal maka akan dapat meningkatkan ketangguhan mental seorang atlet (Jones,

Hanton & Connaughton,2007).

Page 17: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

5

Penelitian yang telah dilakukan oleh Nicholls et al., (2008) menyatakan

bahwa secara signifikan coping strategy mempengaruhi ketangguhan mental

seorang atlet. Gaudreau dan Blondin (2002) mendefinisikan coping strategy

sebagai upaya perilaku dan kognitif dari individu untuk mengelola tuntutan

internal dan eksternal yang dihadapi selama situasi stres tertentu. Anshel &

Kaissidis (1997) mendefinisikan coping strategy merupakan proses dimana

seseorang secara sadar merespons sebuah situasi stres yang dialami selama

pertandingan olahraga. Lazarus dan Folkman (dalam Crocker & Graham, 1995)

coping mengacu pada upaya kognitif yang sadar dan prilaku minimalisir dan

mengatasi tuntutan internal dan eksternal yang dinilai sebagai keadaan berat

melebihi kemampuan yang dimiliki atlet.

Carver, Scheier & Weintraub (1989) mengklasifikasi coping strategy

menjadi tiga kelompok besar yaitu berfokus pada pemecahan masalah (problem-

focused coping), coping yang berfokus pada emosi (emotion focused coping) dan

coping yang berfokus bagaimana cara mengelola tuntutan yang dapat

menimbulkan stres (Less useful coping). Sedangkan Lazarus dan Folkman (dalam

Gaudreau, 2002) membedakan antara dua aspek dari coping. Aspek pertama ,

task-oriented coping (TOC) mengacu pada tindakan yang digunakan untuk

mengubah atau menguasai beberapa aspek dari situasi yang dianggap sebagai stres

atau tekanan. Emotion-oriented coping (EOC) mengacu pada tindakan yang

dilakukan untuk mengubah makna situasi yang penuh tekanan serta untuk

mengatur emosi negatif yang dihasilkan.

Page 18: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

6

Coping strategy yang dilakukan seorang atlet dapat mempengaruhi

ketangguhan mental, ketika seorang atlet memiliki problem-focused coping yang

rendah dan mengalami kekalahan pada saat pertandingan yang belum berakhir,

maka ketangguhan mental atlet tersebut juga dianggap rendah karena tidak dapat

menghadapi stres dengan baik. Hal ini yang akan berdampak pada performa atlet

seperti kurangnya motivasi yang dapat membuat fisik ikut melemah sehingga

semakin sulit untuk mengejar ketertinggalan. Sebaliknya apabila problem-focused

coping yang dilakukan seseorang atlet dengan efektif, maka atlet tetap dapat

tenang pada saat keadaan tertinggal, sehingga pikiran positif dalam diri atlet dapat

memberi semangat serta dapat memacu motivasi diri sendiri dan teman satu tim.

Berhasil tidaknya kerjasama dalam tim banyak dipengaruhi oleh faktor

psikologis dalam tim bersangkutan. Kemampuan untuk bekerja sama dalam

olahraga berkelompok sering disebut dengan “group cohesion”. Group cohesion

erat hubungannya dengan kepuasan dan performa atlet (Husdarta, 2010). Group

cohesion berhubungan pula dengan kerja sama pada saat kompetisi, dimana

anggota kelompok bahu membahu untuk mencapai kemenangan.

Pillai & Williams (2003) mengemukakan group cohesion yang kuat yang

ditandai oleh ketertarikan individu pada anggota kelompok dan termotivasi untuk

tetap bersama dalam kelompok, secara emosional memiliki ikatan yang kuat

dengan kelompok dan dapat memberi pengaruh terhadap kondisi psikologis

anggota dalam kelompok. Carron (dalam Spink, Ulvick & Crozier, 2014)

mengatakan bahwa group cohesion memiliki hubungan positif antara anggota

Page 19: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

7

berkaitan dengan memahami kelompok dalam mencapai keberhasilan suatu tugas

dengan sungguh-sungguh, dimana pada saat kompetisi group cohesion terlihat

dari usaha tim dalam mencapai kinerja secara maksimal dengan menunjukkan

kerjasama dalam tim serta performa yang baik.

Group cohesion dapat mempengaruhi ketangguhan mental atlet dimana

pada saat kekalahan tim basket CLS Knights Indonesia tetap kompak dan saling

memberikan dukungan satu sama lain, dimana kapten tim Sandy Febiansyakh

juga mengatakan bahwa kekalahan ini memang menyakitkan tapi selalu ada sisi

positif yang dapat dipelajari hal ini membuat tim basket CLS terus berupaya

bermain dengan baik sampai akhir meskipun pada akhirnya tetap mengalami

kekalahan.

Hal ini didukung oleh penelitian Jowett dan Chaundy (2004) mengatakan

bahwa group cohesion berkaitan dengan sejauh mana anggota tim berinteraksi

satu sama lain dan saling membahu antara tim agar anggota tim terus tetap

kompak dan tidak pantang menyerah untuk mencapai tujuan yang sama.

Kekompakan tim sangat memiliki pengaruh besar terhadap mentalitas atlet dalam

suatu tim, dimana pengaruh positif dari kapten tim Sandy Febiansyakh CLS

Knight Indonesia meskipun kalah sejak kuarter pertama namun kekompakan

dalam tim tetap selalu terjaga sehingga tim basket CLS Knight Indonesia mampu

menyelesaikan pertandingan dengan tetap menunjukan performa yang baik hal ini

merupakan pengaruh dari sebuah kelompok dalam tim.

Dalam mengembangkan ketangguhan mental atlet, pelatih memiliki peran

yang cukup sentral, dimana persepsi atlet terhadap kepemimpinan pelatih akan

Page 20: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

8

membentuk kekuatan mental atlet yang dapat meningkatkan motivasi sehingga

atlet menjadi lebih kuat dan tidak mudah menyerah (Phillips dan Jubenville,

2009). Chelladurai (dalam Alfermann, Lee & Wurth, 2005 ) mengatakan bahwa

kepemimpinan pelatih memiliki dampak yang sangat besar terhadap performance

dan psikologis atlet. Penelitian yang dilakukan oleh Gould (dalam Weinberg, Butt

dan Clup, 2011) menemukan 82% pelatih menilai ketangguhan mental sebagai

atribut psikologis yang dapat menentukan kesuksesan atlet . Smith & Smoll

(dalam Alfermann, Lee & Wiirth, 2005) mengatakan persepsi seorang atlet

terhadap prilaku kepemimpinan pelatih sangat berpengaruh terhadap mental atlet

pada saat kompetisi, dimana pelatih merupakan role model bagi atlet yang

berpengaruh terhadap psikologis atlet dan motivasi mereka.

Schliesman (dalam Turman, 2003) menyatakan bahwa persepsi atlet

terhadap prilaku kepemimpinan pelatih menggunakan pendekatan prilaku

demokratis mencerminkan kebebasan pelatih untuk melibatkan atlet dalam

pengambilan keputusan sehingga dapat membuat seorang atlet merasa dihargai

dan menambah kepercayaan diri atlet dalam melaksanakan pertandingan,

sedangkan perilaku dukungan sosial pelatih memiliki pengaruh signifikan

terhadap ketangguhan mental, dimana pelatih menggunakan pendekatan perilaku

dukungan sosial yang mencerminkan keterlibatan pelatih dalam pemenuhan

kebutuhan interpersonal atlet yang memberikan dampak positif terhadap

pencapaian kesuksesan atlet pada saat kompetisi.

Crust dan Azadi (2008) mengatakan bahwa pelatih yang menggunakan

pendekatan prilaku training dan instruction memiliki pengaruh yang signifikan

Page 21: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

9

terhadap ketangguhan mental atlet, dalam hal ini pelatih bertanggung jawab penuh

untuk melatih dan memberikan instruksi kepada atlet sehingga atlet mengetahui

teknik apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai target dalam suatu

pertandingan dan atlet akan lebih percaya diri untuk mencapainya. Penelitian yang

dilakukan oleh Isberg (dalam Anton dan Rodriguez, 2011) mengatakan bahwa

atlet lebih menyukai pelatih yang komunikatif sehingga akan membentuk

hubungan interpersonal yang positif seperti, jika pelatih saya menyemangati saya

maka saya akan termotivasi dan dapat membuat mental lebih kuat, namun jika

atlet memegang citra negatif pelatih atlet akan merasa tidak nyaman sehingga

dapat mempengaruhi penampilan atlet pada saat kompetisi dan membuat mental

atlet menjadi lemah.

Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek ketangguhan

mental merupakan faktor psikologis yang harus dimiliki oleh atlet untuk dapat

memberikan performa yang baik pada saat pertandingan, sehingga peneliti tertarik

memilih coping strategy, group cohesion dan coaching leadership perception

yang menjadi salah satu variabel yang sangat berperan penting dalam

ketangguhan mental atlet.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketangguhan mental atlet sangat beragam,

namun pada penelitian ini peneliti hanya memilih coping strategy, group cohesion

dan coaching leadership perception. Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak

meluas, maka peneliti membatasi penelitiannya sebagai berikut:

Page 22: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

10

1. Ketangguhan mental merupakan kumpulan sikap, prilaku dan emosi yang

dimiliki oleh atlet untuk dapat bertahan melalui situasi yang sulit pada saat

pertandingan (Sheard, Golby & Wersch, 2009).

2. Carver, Scheier dan Weintraub (1989) mendefinisikan coping strategy

merupakan bentuk respons seseorang dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

3. Carron, Brawley & Widmeyer (1985) mendefinisikan group cohesion sebagai

proses dinamis yang tercermin dalam kencendrungan kelompok untuk tetap

dapat bersatu dalam mengejar tujuan dan sasaran.

4. Cheilladurai (dalam Turman, 2003) bahwa coaching leadership perception

merupakan persepsi pelatih yang mempengaruhi atlet dan kelompok terhadap

pencapaian performa yang diinginkan. Dalam penelitian ini lebih berfokus

pada bagaimana persepsi atlet terhadap kepemimpinan pelatih dengan menilai

prilakunya.

5. Responden yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah atlet bola basket

dengan rentang usia 17-25 tahun yang ada dalam klub bola basket di wilayah

Jabodetabek.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan coping strategy, group cohesion dan

coaching leadership perception terhadap ketangguhan mental atlet bola

basket?

Page 23: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

11

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan problem-focused coping terhadap

ketangguhan mental atlet bola basket?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan emotional-focused coping terhadap

ketangguhan mental atlet bola basket?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan less usefull coping terhadap

ketangguhan mental atlet bola basket?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan group intergration task terhadap

ketangguhan mental atlet bola basket ?

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan group intergration social terhadap

ketangguhan mental atlet bola basket ?

7. Apakah ada pengaruh yang signifikan individual attraction to group social

terhadap ketangguhan mental atlet bola basket ?

8. Apakah ada pengaruh yang signifikan individual attraction to group task

terhadap ketangguhan mental atlet bola basket ?

9. Apakah ada pengaruh yang signifikan democratic behavior tehadap

ketangguhan mental atlet bola basket ?

10. Apakah ada pengaruh yang signifikan social support tehadap ketangguhan

mental atlet bola basket ?

11. Apakah ada pengaruh yang signifikan positive feedback tehadap ketangguhan

mental atlet bola basket ?

12. Apakah ada pengaruh yang signifikan autocratic behavior tehadap

ketangguhan mental atlet bola basket ?

Page 24: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

12

13. Apakah ada pengaruh yang signifikan training and instruction tehadap

ketangguhan mental atlet bola basket ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian.

1.3.1 Tujuan Penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur secara keseluruhan tentang pengaruh

antara coping strategy, group cohesion dan coaching leadership perception

terhadap ketangguhan mental atlet bola basket, serta ingin mengetahui variabel

yang memberikan kontribusi terbesar terhadap ketangguhan mental atlet bola

basket.

1.3.2. Manfaat Teoritis.

Hasil penelitian mengenai ketangguhan mental atlet bola basket ini diharapkan

dapat memberikan kontribusi bagi bidang keilmuan psikologi, khususnya

psikologi klinis dan psikologi olahraga. Dapat dijadikan refrensi bagi peneliti

selanjutnya yang ingin membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan

ketangguhan mental dalam bidang olahraga.

1.3.3 Manfaat Praktis.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan

gambaran bagi individu yang berprofesi sebagai atlet olahraga khususnya bola

basket mengenai pentingnya mengetahui coping strategy, group cohesion dan

coaching leadership perception pada setiap atlet dalam mempengaruhi

ketangguhan mental. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi refrensi dan

pembelajaran yang lebih bagi guru olahraga dan pelatih dalam membina atletnya.

Page 25: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Ketangguhan Mental.

2.1.1 Definisi Ketangguhan Mental.

Crust Lee & Azadi Kayvon (2010) ketangguhan mental baru-baru ini menarik

perhatian yang signifikan dari para peneliti psikologi olahraga yang mencoba

memahami bagaimana faktor psikologis dapat mendukung kesuksesan dalam

olahraga. Ketangguhan mental merupakan istilah yang digunakan untuk

menggambarkan kemenangan dan mampu mengatasi kesulitan serta

menunjukan ketekunan yang gigih tanpa menghiraukan kesulitan. Slack, Butt

& Maynard (2014) ketangguhan mental merupakan kumpulan nilai-nilai, sikap,

emosi dan perilaku yang mempengaruhi cara individu dalam mengatasi sebuah

tekanan yang bersifat negatif. Menurut Sheard, Golby & Wersch, (2009)

bahwa ketangguhan mental merupakan kumpulan sikap, prilaku dan emosi

yang dimiliki oleh atlet untuk dapat bertahan melalui situasi yang sulit pada

saat pertandingan.

Gucciardi, Gordon & Dimmock, (2008) mendefinisikan ketangguhan

mental adalah kumpulan nilai, sikap, perilaku, dan emosi yang memungkinkan

individu untuk bertahan dalam mengatasi setiap rintangan, kesulitan atau tekanan

yang dihadapi tetapi juga untuk menjaga konsentrasi dan motivasi ketika hal-hal

berjalan dengan baik untuk secara konsisten mencapai tujuan individu. Sedangkan

Sheard Michael (2009) atlet yang memiliki ketangguhan mental adalah individu

Page 26: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

14

yang disiplin yang mampu menanggapi tekanan dengan cara yang memungkinkan

mereka untuk tetap rileks, tenang dan berenergi karena mereka memiliki

kemampuan untuk meningkatkan aliran energi positif meskipun berada dalam

tahap kesulitan. Clough (dalam Cowden & Anshel, 2014) menyatakan individu

yang tangguh secara mental adalah individu yang cendrung ramah dan mereka

dapat tetap tenang dan rileks dalam banyak situasi dan memiliki tingkat

kecemasan yang lebih rendah dari pada yang lain, dengan rasa percaya diri yang

tinggi dan keyakinan yang tak tergoyahkan mereka mampu untuk tetap tenang dan

rileks pada saat situasi kompetitif.

Jones (dalam Crust & Azadi, 2010) menyatakan bahwa atlet yang tangguh

secara mental 'lebih baik' dalam kondisi psikologis dalam menghadapi keadaan

yang menuntut dari lawan. Jones, Hanton & Connaughton (2007) menyatakan

individu yang memiliki mentallitas yang tangguh adalah individu yang mampu

mengatasi tuntutan kompetisi dengan baik dan dapat bersaing lebih baik dari pada

orang lain atau lawan bertanding dalam performa olahraga, maksudnya adalah

individu akan lebih dapat konsisten dan superrior karena mereka tetap tetap

fokus, percaya diri pada saat pertandingan dan dapat mengendalikan situasi

meskipun berada di bawah tekanan.

Nicholls et al.,(2009) menyatakan bahwa seorang atlet yang tangguh

secara mental memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi dan keyakinan yang tak

tergoyahkan bahwa mereka dapat mengendalikan situasi, seperti tetap fokus, tidak

pantang menyerah dan mampu menyelesaikan pertandingan dengan baik

meskipun pada saat pertandingan berlasung mereka mengalami kesulitan. Jones

Page 27: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

15

(dalam Tibbert Stephanie, 2013) ketangguhan mental merupakan sisi psikologis

yang dimiliki secara alami atau yang dapat dikembangkan oleh seseorang,

kemampuan mental ini ditandai oleh kemampuan mengatasi tuntutan pada saat

kompetisi, bertanding lebih konsisten, fokus dan percaya diri dan dapat

mengendalikan situasi dari pada lawan meskipun berada dibawah situasi yang

tertekan.

Goldberg (dalam Tibbert Stephanie, 2013) mendefinisikan ketangguhan

mental sebagai ketahanan psikis yang memungkinkan atlet untuk pulih dari

kemunduran dan kegagalan dari waktu hal ini adalah merupakan penolakan untuk

berhenti bermimpi, tidak peduli dengan situasi apapun. Loehr (dalam Mleziva,

2014) dengan ketangguhan mental atlet dapat meningkatkan kemampuan dalam

menangani berbagai tekanan seperti stres, fisik, mental maupun emosional, agar

seorang atlet dapat berada dalam performa ideal berbagai keterampilan harus

dicapai seperti, percaya diri, tenang pada saat bertanding, memiliki emosi positif,

dan tetap fokus meskipun mengalami kesulitan pada saat bertanding.

Dari beberapa definisi diatas peneliti menggunakan teori ketangguhan

mental dari Sheard, Golby & Wersch, (2009) bahwa ketangguhan mental

merupakan kumpulan sikap, prilaku dan emosi yang dimiliki oleh atlet untuk

dapat bertahan melalui situasi yang sulit pada saat pertandingan.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketangguhan Mental.

Golby (dalam Nicholls, Polman & Levy, 2008) ketangguhan mental merupakan

salah satu keterampilan psikososial yang paling penting untuk seorang atlet untuk

Page 28: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

16

mencapai keberhasilan dalam kompetisi olahraga. Adapun atribut atau faktor yang

dapat mempengaruhi ketangguhan mental diantaranya yaitu :

1. Kesatuan kelompok (team unity).

Team Unity dapat dikatakan sebagai kohesi kelompok, dimana kohesi

kelompok mencerminkan rasa kesatuan anggota kelompok untuk tetap

terikat atau menyatu atau tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya

meninggalkan kelompok. Kohesi kelompok erat hubungannya dengan

kepuasan dan performa atlet (Husdarta, 2010)

2. Motivasi

Motivasi dapat dilihat sebagai suatu kecendrungan untuk berprilaku

secara selektif ke suatu arah tertentu yang dikendalikan oleh adanya

konsekuensi tertentu, dan prilaku tersebut akan bertahan sampai sasaran

prilaku dapat dicapai (Satiadarma, 2000). Motivasi internal merupakan

faktor yang sangat berpengaruh penting untuk meningkatkan ketangguhan

mental dimana tingkat motivasi seorang atlet akan mempengaruhi mental

dalam bertanding.

3. Coping Strategy

Carver, Scheier dan Weintraub (1989) mendefinisikan coping strategy

merupakan bentuk respons seseorang dalam mengatasi masalah yang

dihadapi. Definisi ini menekankan konstruksi alami atau perkembangan

yang memungkinkan atlet bermental tangguh melakukan coping dalam

tuntutan latihan dan bersaing lebih baik dari pada lawan.

Page 29: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

17

4. Kepribadian

Nicholls et al., (2009) menyatakan bahwa seorang atlet yang tangguh

secara mental memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi dan keyakinan

yang tak tergoyahkan bahwa mereka dapat mengendalikan situasi, seperti

tetap fokus, tidak pantang menyerah dan mampu menyelesaikan

pertandingan dengan baik meskipun pada saat pertandingan berlasung

mereka mengalami kesulitan.

5. Pelatih

Pelatih dianggap konsentrasi yang paling penting dalam ketangguhan

mental atlet karena para pelatih dinilai memiliki efektivitas dalam

memperkuat karakteristik mental menjadi lebih tinggi dibanding atlet

yang lakukan sendiri, Smith & Smoll (dalam Alfermann, Lee & Wiirth,

2005) mengatakan persepsi seorang atlet terhadap prilaku kepemimpinan

pelatih sangat berpengaruh terhadap mental atlet pada saat kompetisi,

dimana pelatih merupakan role model bagi atlet yang berpengaruh

terhadap psikologis atlet dan motivasi mereka.

6. Psychological Performance Strategy.

Crust et al., (2010) mendefenisikan psychological performance strategy

adalah keterampilan psikologis dalam pengembangan ketangguhan mental

untuk mengungkapkan strategi dengan menetapkan tujuan, self-talk, dan

citra yang digunakan untuk mengatasi kecemasan dan membantu

mempersiapkan kompetisi.

Page 30: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

18

2.1.3 Dimensi Ketangguhan Mental.

Menurut Sheard et al. (2009) terdapat tiga dimensi ketangguhan mental yang

dimiliki seseorang yaitu :

1. Confidence

Kepercayaan diri yang tinggi dapat digambarkan sebagai keyakinan diri

atau harga diri. Namun, kepercayaan diri tidak hanya mengacu pada

keyakinan tentang kemampuan individu untuk melakukan atau mencapai

tujuan (self-efficacy), tetapi juga kemampuan seseorang untuk bangkit

kembali dari kegagalan dan meningkatkan potensi, dan lebih baik dari

mental dan emosional lawan. Sebuah keyakinan diri yang tak tergoyahkan

dalam kemampuan atlet untuk mencapai tujuan kompetisi merupakan

atribut yang paling penting dari ketangguhan mental.

2. Control

Atlet yang memiliki kontrol yang tinggi memiliki fokus yang baik pada

tugas yang ada dalam menghadapi gangguan kompetisi, dan mendapatkan

kembali kontrol psikologisnya. Individu yang memiliki tingkat kontrol

yang tinggi mampu menjaga emosinya, tetap tenang dan santai saat

berada disituasi yang tertekan. Atlet dengan tingkat kontrol yang tinggi

akan memiliki locus of control internal dan melihat ke dalam diri untuk

penjelasan mengenai kemenangan, kerugian, dan penampilan yang buruk

dari pada faktor eksternal seperti wasit, rekan satu tim dan lain-lain.

Page 31: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

19

3. Consistency

Penampilan yang baik dianggap hasil dari upaya, konsentrasi, tekad dan

sikap yang kosisten. Ketekunan dan tujuan komitmen merupakan kunci

dari komponen ketangguhan mental. Atlet konsisten selalu berusaha

untuk menampilkan tekad, tanggung jawab pribadi, tidak pantang

menyerah dan memberikan yang terbaik dalam kompetisi, dimana atlet

yang konsisten tidak perlu diberitahu untuk mengatur dan berusaha

mencapai tujuan, atlet akan memberikan upaya terbaik setiap saat dan

tekun dalam menghadapi kesulitan. Atlet yang konsisten menjadi orang-

orang yang paling diandalkan dan dipercaya oleh pelatih dan rekan

timnya, karena kehandalan dan stabilitasnya dalam setiap situasi.

Konsentrasi ini mencakup pendekatan mental dan fisik yang teguh untuk

kinerja yang optimal diolahraga yang diinginkan oleh atlet dan pelatih.

2.1.4 Pengukuran Ketangguhan Mental.

Peneliti menemukan beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur

ketangguhan mental, diantaranya adalah :

1. MTQ48 (Mental Toughness Questionnaire 48).

Alat ukur ini dikembangkan oleh Clough (dalam Nicholls & Polman,

2008). Terdiri dari 48 item, yang mengukur empat dimensi yaitu,

comitment, control, challange dan confidence.

Page 32: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

20

2. MTS (Mental Toughness Scale).

Alat ukur ini dikembangkan oleh Madrigal, Hamill & Gill (2013). Mental

Toughness Scale terdiri dari 30 item yang mengukur empat dimensi yaitu,

training, attitude, competition dan post competition.

3. SMTQ (Sport Mental Toughness Questionnaire).

Alat ukur ini dikembangkan oleh Sheard (2009). Sport Mental Toughness

Questionnaire terdiri dari 14 item yang mengukur tiga dimensi yaitu,

confidence, control dan consistency.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur Sport Mental Toughness

Questionnaire dari Sheard (2009) karena alat ukur ini memiliki nilai realibilitas

yang cukup tinggi alfa cronbach 0.81.

2.2 Coping Strategy.

2.2.1 Definisi Coping Strategy.

Crocker & Isaak (dalam Cresswell & Hodge, 2004) coping strategy

didefinisian sebagai suatu proses upaya prilaku dan kognitif dari individu untuk

dapat mengatasi tuntutan-tuntutan baik itu berasal dari individu (internal) maupun

tuntutan yang berasal dari lingkungan (eksternal) yang dinilai sebagai beban yang

melebihi sumber daya individu. Lazarus dan Folkman (dalam Gaudreau et al.,

2002) coping strategy telah didefinisikan sebagai upaya kognitif dan perilaku

yang terus berubah untuk mengatasi berbagai macam tuntutan baik dari eksternal

maupun internal yang melebihi kapasitas orang tersebut. Sedangkan Carver et al.,

(1989) mendefinisikan coping strategy merupakan bentuk respons seseorang

dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

Page 33: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

21

Monat & Lazarus (dalam Coolidge, Segal, Hook & Stewart, 2000) coping

strategy digambarkan sebagai upaya individu untuk dapat mengatur, mengurangi,

menimalisir, mengtasi dan mentoleransi situasi tuntutan atau ancaman yang dinilai

sebagai keadaan berat melebihi kemampuan yang dimiliki individu (stres) yang di

anggap melebihi atau membebani sumber dayanya. Lazarus dan Folkman (dalam

Gaudreau & Blodin, 2002) membedakan dua style utama dari coping. Pertama,

task-oriented coping (TOC), mengacu pada tindakan yang digunakan untuk dapat

mengubah atau menguasai beberapa aspek dari situasi yang dianggap dapat

menimbulkan tekanan (stres). Kedua terdapat coping-oriented coping (EOC),

mewakili tindakan yang digunakan untuk mengubah makna situasi yang menekan

serta untuk mengatur emosi negatif yang dihasilkan.

Dari beberapa definisi diatas peneliti menggunakan teori coping strategy

dari Carver, Scheier dan Weintraub (1989) mendefinisikan coping strategy

merupakan bentuk respons seseorang dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

2.2.2 Dimensi Coping Strategy.

Menurut Carver et al., (1989) terdapat tiga dimensi coping strategy yang dimiliki

seseorang yaitu :

1. Problem-focused coping

Problem-focused coping bertujuan untuk memecahkan masalah atau

melakukan sesuatu untuk dapat mengubah masalah yang dihadapi.

Problem-focused coping digunakan ketika seseorang berasa bahwa ia

dapat melakukan sesuatu untuk dapat mengatasi situasi yang dialami.

Problem-focused coping terdiri dari:

Page 34: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

22

a. Active coping

Active coping merupakan suatu proses pengambilan langkah-

langkah aktif dalam mengatasi stessor. Active coping ini terlihat

dalam melakukan tindakan nyata, meningkatkan usaha dan

mencoba untuk terus dapat mengatasi masalah secara bertahap.

b. Planning

Planning berkaitan dengan perencanaan tentang langkah apa yang

harus diambil dalam mengatasi situasi yang dapat menimbulkan

stres dan terus memikirkan bagaimana cara terbaik untuk dapat

mengatasi masalah tersebut. Misalnya, memikirkan cara yang

terbaik untuk memecahkan suatu masalah atau merencanakan

langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi suatu

sumber stres.

c. Seeking of instrumental social support

Seeking of instrumental social support merupakan bagian dari

penyelesaian masalah yang bersifat instrumental seperti mencari

saran, bantuan serta informasi yang dapat membantu individu

menyelesaikan masalah.

2. Emotional-focused coping

Coping jenis ini bertujuan untuk mengurangi dan mengelola tekanan

emosial yang berhubungan dengan situasi tertentu. Emotional-focused

coping digunakan ketika seseorang merasa bahwa situasi yang dialami

Page 35: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

23

merupakan sesutau yang harus dijalani. Emotional-focused coping terdiri

dari :

a. Seeking social support for emotional reasons

Usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencari dukungan

sosial dengan cara meminta dukungan moral, simpati, atau

pemahaman akan peristiwa yang sedang dialami.

b. Positive reframing

Individu menilai suatu situasi yang dapat menimbulkan stres

secara positif, lebih menekankan pada cara mengelola emosi,

yang mengarahkan seseorang untuk secara aktif terus dapat

melakukan tindakan-tindakan problem-focused coping.

c. Denial

Seseorang menolak kehadiran sumber stessor atau bertindak

seakan-akan sumber stres tersebut tidak ada atau tidak nyata.

d. Acceptance

Suatu perilaku coping penting pada situasi yang mana seseorang

harus menerima atau menyesuaikan diri dengan keadaan yang

dialami.

e. Turning to religion

Pendekatan dengan agama merupakan salah satu coping strategy

individu untuk menerima hal buruk dengan

menginterpretasikannya menjadi suatu hal yang positif. Turning to

Page 36: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

24

religion ini meliputi meminta pertolongan pada Tuhan dengan

rajin beribadah, berdoa dan sebagainya.

3. Less usefull coping

Less usefull coping merupakan pengurangan usaha untuk mengatasi

masalah dan pengalihan pada suatu kegiatan. Coping ini berpotensi

menghambat penggunaan active coping. Coping ini bisa menjadi tidak

berfungsi apabila digunakan dengan waktu yang lama. Coping ini terdiri

dari :

a. Venting

Kecendrungan untuk fokus pada masalah atau rasa kecewa yang

dialami. Misalnya, ketika seseorang menggunakan masa

berkabung dalam masa kehilangan orang yang dicintai sebagai

cara untuk bangkit dari rasa duka tersebut. Namun, jenis coping

yang fokus pada emosi-emosi negatif tertutama untuk waktu yang

lama sehingga dapat menghabat penyesuaian diri seseorang

terhadap masalah yang dialami.

b. Behavioral disengagement

Menurunnya usaha-usaha yang dilakukan individu dalam

menghadapi stressor, bahkan individu menyerah melakukan usaha

untuk mengatasi masalah tersebut. Behavioral disengagement

disebut juga dengan istilah helplessness atau tidak berdaya.

Behavioral disengagement dapat terjadi ketika seseorang pesimis

terhadap usaha coping yang ia lakukan.

Page 37: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

25

c. Self distraction

Self distraction merupakan variasi dari behavioral disengagement,

coping ini menggunakan aktifitas alternatif untuk mengatasi stres.

Contohnya, seperti melamun, tidur dan menonton telivisi.

d. Subtance use

Subtance use merupakan bentuk coping dengan menggunakan zat-

zat yang bersifat akditif bagi individu agar individu merasa

nyaman.

e. Humor

Humor merupakan bentuk coping dengan melakukan tindakan

mengejek masalah yang ada.

d. Self blame

Self blame merupakan bentuk coping dengan melakukan tindakan

menyalahkan diri sendiri atas berbagai permasalahan yang timbul.

2.2.3 Pengukuran Coping Strategy.

Peneliti menemukan beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur

coping strategy, diantaranya adalah : COPE (Coping Orientations

Experienced). Carver (1997) membuat alat ukur COPE yang lebih ringkas

atau disebut dengan Brief COPE, sedikit berbeda dengan COPE inventory,

karena pada Brief COPE satu subdimensi diukur dengan dua item, namun

pada COPE Inventory satu subdimensi diukur menggunakan empat item.

Selain itu ada tiga subdimensi yang dirubah namanya yaitu positive

reinterpretation and growth menjadi positive reframing, focus on and venting

Page 38: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

26

of emotions menjadi venting dan mental disengagement menjadi self

distraction. Restraint dan suppression of competing activities dihilangkan

karena pada penelitian sebelumnya tidak berpengaruh signifikan (Carver,

1997). Sehingga pada saat ini Brief COPE mengukur tiga dimensi, yaitu

problem-focused coping, emotional-focused coping dan less usefull coping.

Dengan 14 subdimensi self-distraction, active coping, denial, substance use,

use of emotional support, use of instrumental support, behavioral

disengagement, venting, positive reframing, planning, humor, acceptance,

religion dan self-blame dengan jumlah item 27.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur Brief COPE yang

diadaptasi dari instrument bakunya yang berbahasa Inggris kemudian

diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Selain itu alat ukur ini lebih baru

dibandingkan COPE inventory dan jumlah item yang lebih ringkas sehingga tidak

menghabiskan banyak waktu dalam pengerjaannya.

2.3 Group Cohesion.

2.3.1 Definisi Group Cohesion.

Kohesi kelompok atau kohesi tim (group/team cohesion) seperti dipaparkan R.H

Cox (dalam Husdarta, 2010) adalah “a dynamic process that is reflected i the

tendency of a group to remain united in the pursuit of its goals and objectives”.

Jadi kohesi kelompok mencerminkan rasa kesatuan anggota kelompok untuk tetap

terikat atau menyatu dan tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya

meninggalkan kelompok. Menurut Filho, Dobersek, Gershgoren, Becker &

Tenenbaum (2014) mendefinisikan group cohesion sebagai proses dinamis yang

Page 39: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

27

mencerminkan kecendrungan dalam berkelompok untuk tetap bersama dan tetap

bersatu dalam mengejar tujuan instrumental untuk memenuhi kebutuhan atau

kepuasan afektif anggotanya. Festinger (dalam Pescosolido & Saavedra, 2012)

mendefinisikan group cohesion sebagai keseluruhan kekuatan sosial yang dapat

mengikat anggota untuk tetap dalam sebuah kelompok. Sebuah tim yang memiliki

kekuatan pemersatu yang kuat antar anggota dapat menimbulkan kekompakan

dalam satu tim.

Carron & Brawley (2012) group cohesion didefinisikan sebagai proses

dinamis yang tercermin dalam kencendrungan kelompok untuk tetap dapat bersatu

dalam mengejar tujuan dan sasrannya. Festinger, Schachter (dalam Carron,

Widmeyer & Brawley, 1985) mengemukakan bahwa group cohesion merupakan

sebuah kekuatan alamiah yang menyebabkan anggota tetap berada dalam

kelompok, hal ini dipengaruhi oleh kemenarikan kelompok dan anggotanya serta

sejauh mana kelompok bisa memenuhi kebutuhan atau tujuan individu. Goodman

(dalam Beauchamp & Eys, 2007) mendefinisikan group cohesion sebagai hal

komitmen anggota untuk tugas kelompok, dimana anggota menjalankan segala

konsekuensi yang diperlukan untuk memenuhi tugas sehingga mencapai apa yang

ditujukan dalam sebuah kelompok.

Dari beberapa definisi diatas peneliti menggunakan teori Carron, Brawley

& Widmeyer (2012) group cohesion didefinisikan sebagai proses dinamis yang

tercermin dalam kencendrungan kelompok untuk tetap dapat bersatu dalam

mengejar tujuan dan sasarannya.

Page 40: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

28

2.3.2 Dimensi Group Cohesion.

Menurut Carron & Brawley (2012) terdapat dua kategori utama yaitu : pertama

integrasi kelompok (group intergration) yang mengacu pada anggota terhadap

kelompok sebagai totalitas. Kedua, ketertarikan individu terhadap kelompok

(individual attractions to the group) yang mempresentasikan katertarikan personal

masing-masing anggota pada kelompok. Dari kedua kategori tersebut kemudian

dibagi lagi menjadi orientasi sosial dan orientasi tugas. Kategori ini berhubungan

dengan sejauh mana setiap individu tertarik dan saling bekerjasama untuk tujuan

kelompok yang telah ditentukan. Apabila dihubungkan dengan GI dan ATG maka

terdapat empat dimensi pada group cohesion, yaitu :

1. Group Integration-Task (GI-T)

Group Integration-Task merupakan kedekatan individu dalam

menyelesaikan tugas yang ada dalam kelompok.

2. Group Integration-Social (GI-S)

Group Integration-Social merupakan kedekatan individu terhadap

kelompok sosialnya.

3. Individual Attraction to Group Social (ATG-S)

Individual Attraction to Group Social merupakan ketertarikan individu

terhadap anggota kelompok sosialnya.

4. Individual Attraction to Group Task (ATG-T)

Individual Attraction to Group Task merupakan ketertarikan individu

terhadap tugas yang ada dalam kelompoknya.

Page 41: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

29

2.3.3 Pengukuran Group Cohesion.

Alat yang akan digunakan penelitian ini untuk mengukur group cohesion adalah

Group Environment Questionnaire (GEQ) yang dikembangkan oleh Carron &

Brawley (2012). GEC terdiri dari 18 item dan mengukur empat dimensi yaitu :

Group Integration-Task (5 item), Group Integration-Social (4 item), Individual

Attraction to Group-Social (5 item), dan Individual Attraction to Group Task (4

item).

2.4 Coaching Leadership Perception.

2.4.1 Definisi Coaching Leadership Perception.

Mylsidayu Apta (2014) persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia

dengan lingkungannya, dimana setelah individu menginderakan objek di

lingkungannya, kemudian ia memproses hasil penginderaannya itu sehingga

timbul makna tentang suatu objek. Adapun Cheilladurai (dalam Turman, 2003)

coaching leadership perception merupakan persepsi pelatih yang mempengaruhi

atlet dan kelompok terhadap pencapaian performa yang diinginkan. Dapat

disimpulkan bahwa coaching leadership perception adalah sebagai makna yang

timbul dari atlet terhadap sebuah kepemimpinan pelatih yang diterapkan oleh

pelatih terhadap atlet.

Ball (Chelladurai & Saleh, 1980) menjelaskan bahwa olahraga tim

memiliki kesesuaian dengan deskripsi olahragaa formal. Dijelaskan bahwa

olahraga tim memilik ciri: (a) terdapat identitas yang jelas; (b) memiliki daftar

anggota, termasuk daftar jabatan dan status; (c) memiliki aktivitas yang

Page 42: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

30

terprogram dan divisi tenaga kerja sebagai usaha mencapai tujuan khusus; dan (d)

memiliki tata cara penggantian anggota dan perpindahan anggota dari satu posisi

ke posisi lain. Sage (Cheilladurai & Saleh, 1980) menganalogikan olahraga tim

sebagai sebuah organisasi formal, maka posisi pelatih dapat disamakan dengan

manajemen. Northouse (dalam Loughead & Hardy, 2005) mendefinisikan

coaching leadership perception merupakan prilaku pelatih yang mempengaruhi

individu dan anggota tim untuk mencapai tujuan atau goals yang akan dicapai.

Dari beberapa definisi diatas, peneliti menggunakan teori coaching

leadership perception yang dikembangkan oleh Cheilladurai (dalam Turman,

2003) bahwa coaching leadership perception merupakan persepsi pelatih yang

mempengaruhi atlet dan kelompok terhadap pencapaian performa yang

diinginkan.

2.4.2 Dimensi Coaching Leadership Perception.

Cheilladurai dan Saleh (1980) menjelaskan bahwa terdapat lima dimensi pada

coaching leadership perception, yaitu :

1. Democratic Behavior

Mencerminkan kebebasan pelatih untuk melibatkan atlet dalam proses

pengambilan keputusan terkait dengan penentuan target tim dan

bagaimana cara meraih target. Diharapkan atlet mampu bermain secara

total karena merasa dilibatkan secara utuh.

Page 43: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

31

2. Social Support

Dalam konteks ini dukungan sosial mencerminkan keterlibatan pelatih

dalam pemenuhan kebutuhan interpersonal atlet. Prilaku yang ditampilkan

oleh pelatih dapat secara langsung memenuhi kebutuhan interpersonal

atlet. Pelatih juga dapat membangun iklim sosial yang saling memenuhi

kebutuhan interpersonal atlet. Penting untuk dicatat, bahwa dukungan

sosial yang diberikan tidak berkaitan dengan baik atau buruknya performa

yang ditampilkan oleh atlet.

3. Positive Feedback

Mencerminkan umpan balik berupa pujian dan penghargaan pelatih atas

kontribusi dan performa atlet. Dalam setiap kompetisi, hanya terdapat satu

pemenang dari sejumlah partisipan. Seorang atlet atau sebuah tim mungkin

tampil dengan pontensi maksimal namun mengalami kekalahan. Lebih

jauh, dalam olahraga tim, kontribusi yang diberikan oleh atlet dengan

posisi tertentu mungkin belum disadari dan belum diketahui, sehingga

penting bagi pelatih untuk mengekspresikan apresiasi dan memberikan

pujian pada atlet atas performanya. Positive feedback dari seorang pelatih

menjadi sangat krusial dalam menjaga tingkat motivasi atlet.

4. Autocratic Behavior

Mencerminkan seorang pelatih harus memberikan jarak pada dirinya dari

atlet dan menekankan kekuasaannya sebagai seorang pelatih. Diharapkan

akan timbul kepatuhan atas keputusan yang telah ditetapkan. Atlet

cendrung merasakan tekanan setiap pelatih memunculkan suatu prilaku.

Page 44: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

32

5. Training and Instruction

Mencerminkan fungsi utama seorang pelatih, yakni meningkatkan level

performa atlet. Dimana pelatih bertanggung jawab untuk melatih dan

memberikan instruksi kepada atlet dalam usaha membantu atlet mencapai

performa maksimal. Pelatih juga diharapkan untuk menginstruksikan atlet

bagaimana menguasai skill tertentu dan mengajarkan teknik dan taktik

dalam bola basket. Dalam konteks olahraga tim, pelatih juga

mengkordinasikan setiap aktivitas atlet dalam tim.

2.4.3 Pengukuran Coaching Leadership Perception.

Alat ukur yang digunakan penelitian ini untuk mengukur coaching leadership

perception adala Leadership Scale for Sport (LSS) yang dikembangkan oleh

Cheilladurai et al., (1980). LSS mengukur lima prilaku coaching leadership, yaitu

(a) democratic behavior (9 item), (b) social support (8 item), (c) positive feedback

(5 item), (d) autocratic behavior (4 item), (e) training and instruction (9 item).

2.5 Kerangka Berfikir

Ketangguhan mental merupakan kumpulan nilai, sikap, prilaku dan emosi.

Ketangguhan mental mampu membuat atlet bertahan dan melalui beragam

hambatan, kesusahan atau tekanan yang dialami. Dalam dunia olahraga

ketangguhan mental merupakan salah satu faktor psikologis yang harus dimiliki

oleh atlet, seorang atlet bola basket akan menghadapi beragam situasi yang

menekan secara psikologis seperti bermain sebagai tim tamu, menghadapi tekanan

supporter ketika bertanding, keputus wasit dan yang lain.

Page 45: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

33

Situasi yang menekan tersebut membutuhkan sebuah ketangguhan mental.

Jika seorang atlet memiliki ketangguhan mental yang lemah, ketika menghadapi

situasi yang bersifat menekan tersebut maka akan dapat menimbulkan reaksi yang

negatif seperti, gugup ketika bertanding, kehilangan konsentrasi, dan prilaku yang

diluar kendali atlet, namun apabila atlet memiliki mentalitas yang tangguh akan

memperlihatkan kegigihan yang luar biasa meskipun secara objektif sudah tidak

ada harapan untuk memenangkan pertandingan lagi. Dalam keadaan yang seperti

ini justru sering kali muncul semacam kekuatan baru yang didasari oleh adanya

ketangguhan mental untuk terus berupaya bermain sebaik-baiknya (Satiadarma,

2001). Ketangguhan mental merupakan faktor psikologis yang harus dimiliki atlet

untuk dapat memberikan performa yang baik sehingga mampu memenangkan

suatu pertandingan. Reaksi yang muncul atas beragam situasi yang penuh tekanan

cendrung bersifat positif seperti memiliki tingkat motivasi yang lebih karena tensi

pertandingan yang meningkat, tetap mampu fokus meskipun tertinggal point pada

saat pertandingan tetap berusaha melakukan hasil yang terbaik.

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi ketangguhan mental, salah

satu variabel yang diduga memiliki pengaruh yang kuat adalah coping strategy.

Lazarus & Folkman (dalam Crocker et al., 1995) Coping strategy merupakan

usaha yang dilakukan individu dengan mengubah kognitif dan perilaku secara

terus-menerus untuk mengelola tuntutan eksternal dan internal yang dinilai

membebani atau melebihi sumber daya, sehingga apabila atlet mampu untuk

mengelola tuntutan eksternal dan internal maka akan meningkatkan ketangguhan

mental atlet. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Nicholls et al.,(2008)

Page 46: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

34

menyatakan bahwa secara signifikan coping strategy mempengaruhi ketangguhan

mental atlet.

Coping strategy dalam penelitian ini terdiri atas tiga dimensi yaitu

problem-focused coping merupakan metode untuk memecahkan masalah atau

sebuah tindakan untuk mengatasi situasi yang dianggap sebagai sumber stres

(Carver et.al, 1989). Misalnya apabila atlet memiliki problem-focused coping

yang rendah ketika mengalami kekalahan disaat pertandingan yang belum

berakhir, maka ketangguhan mental atlet tersebut juga dianggap rendah karena

tidak dapat menghadapi stres dengan baik. Hal ini akan berdampak pada atlet

seperti kurangnya motivasi, semangat dan dapat membuat fisik ikut melemah

hingga pertandingan berakhir sehinga semakin sulit mengejar ketertinggalan skor.

Sebaliknya, apabila atlet tetap dapat tenang pada saat keadaan tertinggal, maka

pikiran positif dalam diri atlet dapat memberi semangat serta dapat memacu

motivasi diri sendiri dan teman satu tim, meskipun pada akhirnya mengalami

sebuah kekalahan atlet tetap dapat menerima dengan lapang dada karena sudah

berusaha semaksimal mungkin. Hal ini dapat dikatakan atlet tersebut memiliki

ketangguhan mental yang tinggi, semakin tinggi problem-focused coping maka

semakin tinggi pula ketangguhan mental pada atlet tersebut.

Emotional-focused coping, merupakan usaha untuk mengurangi atau

mengelola tekanan emosional yang diasosiasikan dengan situasi (Carver et.al,

1989). Setiap atlet akan berbeda dalam mengatasi rasa tertekan yang dirasakan

atlet tersebut, namun terkadang prilaku emosional yang dialami oleh satu individu

dapat mempengaruhi rekan satu tim. Misalnya saat atlet sedang mengalami

Page 47: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

35

sebuah kekalahan dan waktu pertandingan yang tersisa hanya sedikit, atlet merasa

stres dan tertekan sehingga menjadi kasar dengan lawan bertandingnya hal ini

dapat memicu sebuah perkelahian. Dapat dikatakan atlet yang berprilaku seperti

itu memiliki ketangguhan mental yang rendah, namun sebaliknya apabila atlet

dapat mengatur emosi dengan tenang pada saat keadaan skor tertinggal,

prilakunya akap tetap santai dan tidak akan merugikan lawan bertanding, maka

atlet tersebut memiliki ketangguhan mental yang tinggi. Dapat diartikan bahwa

semakin tinggi emotion-focused coping maka semakin tinggi pula ketangguhan

mental pada atlet tersebut.

Less useful coping merupakan coping yang berpotensi menghambat

pengunaan active coping. Less useful coping diyakini memiliki pengaruh terhadap

ketangguhan mental . Tidak jauh berbeda dengan emotional-focused coping,

penggunaan less useful coping berkepanjangan dapat berdampak buruk bagi

ketangguhan mental atlet.

Group cohesion dalam kelompok atlet juga dibutuhkan untuk membentuk

ketangguhan mental seorang atlet guna pencapaian performance yang berhasil.

Group Integration Task merupakan bagaimana kedekatan anggota kelompok

dalam menyelesaikan tugasnya. Carron (dalam Spink, Ulvick & Crozier, 2014)

mengatakan bahwa group cohesion memiliki hubungan positif antara anggota

berkaitan dengan memahami kelompok dalam mencapai keberhasialan suatu tugas

dengan sungguh-sungguh, dimana pada saat kompetisi group cohesion terlihat

dari usaha tim dalam mencapai kinerja secara maksimal dengan menunjukan

kerjasama dalam tim serta performa yang baik. Dalam bola basket, group

Page 48: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

36

integration task dapat terlihat dari pola defense yang dilakukan tim. Defense yang

terlihat baik dimainkan oleh sebuah tim belum tentu dapat dimainkan dengan

sama baiknya oleh tim yang lain. Group integration sosial, merupakan kedekatan

anggota kelompok dalam aktivitas sosial, hal ini akan menambah kekompakan

tim, yang kemudian mempengaruhi performance individu dan kelompoknya serta

makin meningkatkan ketangguhan mental diri atlet.

Faktor lainnya yang memiliki pengaruh terhadap ketanggguhan mental

adalah coaching leadership perception. Untuk membentuk seorang atlet untuk

memiliki ketangguhan mental yang kuat merupakan sebuah proses yang komplek

dan panjang, proses pembinaan ketangguhan mental atlet bergantung pada sosok

seorang pelatih. Sebagai sosok sentral dalam pengembangan ketangguhan mental

seorang atlet, pelatih harus dapat memberikan bimbingan, latihan dan aktivitas

yang disesuaikan dengan kondisi seorang atlet (Weinberg et al., 2011).

Hal ini bertujuan memaksimalkan dampak positif yang akan diperoleh

seorang atlet. Peran pelatih dapat dilihat dari bagaimana prilaku pelatih tersebut

dalam berinteraksi dengan atlet yang melakukan role model, persepsi atlet

terhadap pelatih mempengaruhi prilaku atlet. Kepemimpinan pelatih menurut

Cheilladurai (dalam Turman Paul, 2003) mendefinisikan coaching leadership

perception sebagai prilaku pelatih yang mempengaruhi atlet dan kelompok

terhadap pencapaian performance yang memiliki interaksi kompleks antara pelatih

dengan atlet berhubungan dengan performance atlet. Dapat disimpulkan bahwa

coaching leadership perception adalah sebagai makna yang timbul dari atlet

terhadap sebuah kepemimpinan pelatih yang diterapkan oleh pelatih terhadap

Page 49: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

37

atlet. Mengacu pada keutamaan mengenai petunjuk dan bimbingan yang diberikan

selama proses pelatihan, memberikan dukungan sosial, dan memberikan feedback

menurut jenis dan frekuensi. Kepemimpinan pelatih yang disukai oleh atlet

mengacu pada petunjuk dan bimbingan yang diberikan selama proses pelatihan,

dukungan sosial, jenis dan frekuensi feedback yang diberikan.

Dalam hal ini perilaku kepemimpinan seorang pelatih terdiri dari training

and instruction dimana pelatih bertanggung jawab untuk membantu atlet

mencapai potensi fisik maksimal. Kedua, democratic behavior dimana pelatih

memberikan kesempatan kepada atlet untuk dapat mengambil keputusan sesuai

dengan target tim. Ketiga social support mencerminkan keterlibatan pelatih

dalam pembuahan kebutuhan interpersonal atlet. Keempat positive feedback

pelatih memberikan penghargaan atas konstribusi dan performa atlet baik secara

verbal maupun prilaku. Kelima, autocratic behavior dimana seorang pelatih harus

memberi jarak pada dirinya dari atlet dan menekankan kekuasaannya sebagai

seorang pelatih.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti bertujuan untuk melihat pengaruh

coping strategy, group cohesion dan coaching leadership perception terhadap

ketangguhan mental. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, maka dalam

penelitian ini peneliti membuat kerangka pemikiran guna mengetahui variabel

yang berpengaruh serta hubungan dari masing-masing variabel. Secara singkat

kerangka berfikir penelitian ini dapat diilustrasikan pada gambar 2.1 berikut :

Page 50: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

38

Gambar 2.1 Ke

Gambar 2.1 Kerangka berpikir penelitian.

Coaching Leadership Perseption

Coping strategy

Problem-focused coping

Emotional-focused coping

Less usefull coping

Group Cohesion

Group Integration Task

(GI-T)

Group Integration

Social (GI-S)

Individual Attraction to

Group Task (ATG-S)

Ketangguhan

mental

Positive Feedback

Social Support

Democratic Behavior

Individual Attraction to

Group Social (ATG-T)

Autocratic Behavior

Training and Instruction

Page 51: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

39

2.6. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijabarkan, maka peneliti menyusun

hipotesis yang akan diuji sebagai berikut.

2.5.1 Hipotesis Mayor :

Ha : Ada pengaruh yang signifikan coping strategy ( problem-focused coping,

emotional-focused coping, less usefull coping), group cohesion (group

intergration task, group intergration social, individual attraction to group

social, individual attraction to group task) dan coaching leadership

perception (democratic behavior, social support, positive feedback,

autocratic behavior, training and instruction) terhadap ketangguhan

mental atlet bola basket.

2.5.2 Hipotesis Minor :

Ha1 : ada pengaruh yang signifikan antara problem-focused coping terhadap

ketangguhan mental atlet bola basket

Ha2 : ada pengaruh yang signifikan antara emotional-focused coping terhadap

ketangguhan mental atlet bola basket.

Ha3 : ada pengaruh yang signifikan antara less usefull coping terhadap

ketangguhan mental atlet bola basket.

Ha4 : ada pengaruh yang signifikan antara group intergration task terhadap

ketangguhan mental atlet bola basket.

Page 52: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

40

Ha5 : ada pengaruh yang signifikan antara group intergartion social terhadap

ketangguhan mental atlet bola basket.

Ha6 : ada pengaruh yang signifikan antara individual attraction to group social

terhadap ketangguhan mental atlet bola basket.

Ha7 : ada pengaruh yang signifikan antara individual attraction to group task

terhadap ketangguhan mental atlet bola basket.

Ha8 : ada pengaruh yang signifikan antara democratic behavior terhadap

ketangguhan mental atlet bola basket.

Ha9 : ada pengaruh yang signifikan antara social support terhadap ketangguhan

mental atlet bola basket.

Ha10 : ada pengaruh yang signifikan antara positive feedback terhadap

ketangguhan mental atlet bola basket.

Ha11 : ada pengaruh yang signifikan antara autocratic behavior terhadap

ketangguhan mental atlet bola basket.

Ha12 : ada pengaruh yang signifikan antara training and instruction terhadap

ketangguhan mental atlet bola basket.

Page 53: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

43

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel.

Populasi dalam penelitian ini yaitu atlet bola basket yang ada disuatu klub

universitas di wilayah Jabodetabek, terdiri dari wanita dan laki-laki dengan

rentang usia 17-25 tahun. Atlet tersebut telah mengikuti minimal kompetisi

LIBAMA (Liga Bola Basket Mahasiswa di Jabodetabek). Dengan status atlet

universitas, lokal, regional, nasional dan internasional.

3.1.1 Teknik Pengambilan Sampel.

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode nonprobability sampling. Metode tersebut dilakukan karena penulis tidak

mengetahui secara pasti jumlah populasi yang memenuhi kriteria dalam penelitian

ini. Dengan teknik purposive sampling, yaitu memperoleh sampel representatif

dengan cara meliputi wilayah atau kelompok yang diguga sebagai anggota

sampelnya.

Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel ialah atlet bola basket di

universitas yang sudah mengikuti kompetisi LIBAMA (Liga Bola Basket

Mahasiswa Jabodetabek). Terdiri dari klub basket Universitas Gunadarma

sebanyak 15 atlet, klub basket Universitas Perbanas sebanyak 18 atlet, klub basket

Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti (STMT) sebanyak 21 atlet, klub

basket Universitas Budi Luhur sebanyak 22 atlet, klub basket Universitas Negeri

Jakarta sebanyak 12 atlet, klub basket Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah

Page 54: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

44

Jakarta sebanyak 20 atlet, klub basket Universitas Pancasila sebanyak 23 atlet,

klub basket Universitas Esa Unggul sebanyak 24 atlet, klub basket Universitas

Indonesia sebanyak 18 atlet, klub basket Universitas Nasional sebanyak 21 atlet

dan klub basket universitas Tarumanegara sebanyak 27 atlet sehingga total

keseluruhan subjek dalam penelitian ini berjumlah 221 atlet. Perbedaan jumlah

subjek karena terdapat perbedaan jumlah pemain yang berlatih pada masing-

masing klub.

3.2 Variabel Penelitian.

Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel terikat (Dependent Variabel)

yaitu ketangguhan mental. Sedangkan Independent Variabel meliputi coping

strategy (problem-focused coping, emotional-focused coping dan less usefull

coping),group cohesion (group integration task, group integration social,

individual attraction to group social, individual attraction to group task) dan

coaching leadership perception (democratic behavior, social support, positive

feedback, autocratic behavior, training and instruction)

3.2.1 Definisi operasional variabel

3.2.1.1 Dependent Variable

Menurut Sheard, Golby & Wersch, (2009) bahwa ketangguhan mental merupakan

kumpulan sikap, prilaku dan emosi yang dimiliki oleh atlet untuk dapat bertahan

melalui situasi yang sulit pada saat pertandingan (Sheard, Golby & Wersch,

2009).

Page 55: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

45

Menurut Sheard et al. (2009) terdapat tiga dimensi ketangguhan mental yang

dimiliki seseorang yaitu : confidence, control dan consistency.

3.2.1.2 Independent Variabel

1. Carver, Scheier dan Weintraub (1989) mendefinisikan coping strategy

merupakan bentuk respons seseorang dalam mengatasi masalah yang

dihadapi. Dalam variabel ini coping strategy terbagi menjadi tiga dimensi,

yaitu problem-focused coping yang bertujuan untuk memecahkan suatu

masalah atau melakukan seseuatu untuk dapat mengubah masalah yang

dihadapi. Kedua emotional-focused coping, coping jenis ini bertujuan untuk

dapat mengurangi dan mengelola tekanan emosional yang berhubungan

dengan situasi tertentu. Ketiga, less usefull coping adalah pengurangan usaha

untuk mengatasi masalah dan pengalihan pada suatu kegiatan.

2. Carron, Brawley & Widmeyer (1998) group cohesion didefenisikan sebagai

proses dinamis yang tercermin dalam kelompok untuk tetap dapat bersatu

dalam mengejar tujuan dan sasrannya. Dari defenisi tersebut Carron &

Brawley (2012) membagi group cohesion menjadi empat dimensi, yang

pertama group intergration-task (GI-T) merupakan kedekatan individu

terhadap tugas yang ada dalam kelompok. Kedua, group intergration-social

(GI-S) merupakan kedekatan individu terhadap kelompok sosialnya. Ketiga,

individual attraction to group social (ATG-S) merupakan ketertarikan

individu terhadap anggota kelompok sosialnya. Keempat individual attraction

task (ATG-T) merupakan ketertarikan individu terhadap tugas yang ada

dalam kelompoknya.

Page 56: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

46

3. Cheilladurai (dalam Turman, 2003) bahwa coaching leadership perception

merupakan persepsi pelatih yang mempengaruhi atlet dan kelompok terhadap

pencapaian performa yang diinginkan. Cheilladurai dan Reimer (1998)

membagi coaching leadership perception menjadi lima dimensi, yang

pertama adalah democratic behavior mencerminkan kebebasan pelatih untuk

melibatkan atlet dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan

penentuan target tim dan bagaimana cara meraih target. Kedua, social support

mencerminkan keterlibatan pelatih dalam pemenuhan kebutuhan

interpersonal atlet. Ketiga, positive feedback mencerminkan umpan balik

berupa pujian dan penghargaan pelatih atas kontribusi dan performa atlet.

Keempat, autocratic behavior mencerminkan seorang pelatih harus

memberikan jarak pada dirinya dari atlet dan menekankan kekuasaannya

sebagai seorang pelatih dan terakhir training dan instruction mencerminkan

fungsi utama seorang pelatih, yakni meningkatkan level performa atlet.

3.3. `Instrumen Pengumpulan Data.

Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan pengisian skala atau

kuesioner. Metode penelitian data menggunakan metode skala Likert. Skala Likert

menggunakan empat kategori respon. Skala ini dipilih untuk menghindari jawaban

yang berada ditengah-tengah (netral) dengan bobot nilai sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skor skala model Likert

Skala Favorable Unfavorable

(STS) Sangat Tidak Sesuai 1 4

(TS) Tidak Sesuai 2 3

(S) Sesuai 3 2

(SS) Sangat Sesuai 4 1

Page 57: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

47

Sebelum mengisi kuisioner, partisipan diminta untuk mengisi inform

consent sebagai bentuk kesediaan mengikuti penelitian dan informasi mengenai

identitas partisipan yang berisi pertanyaan mengenai biodata responden, seperti:

nama responden, usia, jenis kelamin, bergabung dalam klub basket sejak tahun,

jumlah waktu latihan, asal universitas dan prestasi tingkat tinggi (universitas,

lokal, regional, nasional dan internasional). Setelah itu, partisipan diminta untuk

mengisi kuesioner yang terdiri dari empat aspek pengukuran. Waktu pengerjaan

tidak dibatasi dan partisipan diminta mengisi paket kuesioner secara lengkap, lalu

paket yang telah diisi diserahkan kembali kepada penulis.

Pada pengukuran ketangguhan mental, partisipan diminta untuk menceklis pilihan

1 = sangat tidak sesuai sampai 4 = sangat sesuai pada setiap pernyataan. Aspek

kedua adalah coping strategy, partisipan diminta menceklis pilihan 1 = sangat

tidak sesuai sampai 4 = sangat sesuai pada setiap pernyataan. Ketiga aspek group

cohesion, partisipan diminta menceklis pilihan 1 = sangat tidak sesuai sampai 4 =

sangat sesuai pada setiap pernyataan. Aspek terakhir adalah coaching leadership

perception partisipan diminta menceklis pilihan 1 = sangat tidak sesuai sampai 4

= sangat sesuai pada setiap pernyataan. Alat ukur penelitian yang dilakukan dalam

penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

Page 58: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

48

3.3.1 Ketangguhan Mental

Dalam penelitian ini ketangguhan mental diukur dengan menggunakan alat ukur

Sport Ketangguhan mental Quetionnaire (SMTQ) yang dikembangkan oleh Sheard,

Golby & Wersch, (2009) memiliki nilai realibitas yang cukup tinggi cronbach alpha

sebesar (α = 0,70). Dengan nilai dimensi confidence (0,80), control (0.74) dan

consistency (0,71). Pada penelitian ini Sport Ketangguhan mental Quetionnaire

terdiri dari 14 item yang mengukur tiga dimensi confidence, control, consistency.

Pengukuran ini menggunakan skala Likert dengan empat rentangan (1 = sangat

tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = sesuai, dan 4 = sangat sesuai).

Tabel 3.2

Blueprint skala Ketangguhan mental

Dimensi Indikator Item

Favorable

Item

Unfavorable

Jumlah

Confidence Yakin terhadap

kemampuan yang

dimiliki,mempercayai

kemampuan diri.

1, 5, 6, 11, 14 6

Control Mampu mengkontrol

pertandingan,

persepsi akan hasil.

4 2, 7, 9 4

Consistency Mengatur dan

mematuhi pelatih,

pantang menyerah

dan grit, tekat untuk

memenuhi tuntutan

kinerja.

Jumlah

3, 12 8, 10 4

14

Seperti yang sudah dijelaskan dalam tabel 3.2, skala ketangguhan mental

terdiri dari 14 item pertanyaan yang wajib dijawab oleh responden dengan

memilih kondisi yang paling sesuai dengan diri responden, sesuai atau tidak

sesuai.

Page 59: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

49

3.3.2 Coping Strategy.

Untuk mengukur coping strategy, penulis menggunakan dan mengadaptasi alat

ukur Brief COPE yang disusun oleh Carver (1997). Terdapat tiga dimensi yang

diukur dalam alat ukur ini yaitu problem-focused coping, emotional-focused

coping, less usefull coping dan memiliki 27 item. Pengukuran dengan skala Likert

dengan empat rentangan (1 = sengat tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = sesuai, 4 =

sangat sesuai).

Tabel 3.3

Blueprint skala Coping Strategy

Dimensi Indikator Item

Jumlah

Problem-focused

coping Active coping

Planning

Use of instrumental

support

2

14,25

10,23

1

2

2

Emotional-focused

coping Acceptance

Religion

Use of emotional

support

Positive reframing

Denial

20,24

22,27

5,15

12,17

3,8

2

2

2

2

2

Less usefull coping Self-distraction

Humor

Behavioral

disengagement

Venting

Self blame

Subtance Use

Jumlah

1,19

18,28

6,16

9,21

13,26

4,11

2

2

2

2

2

2

27

3.3.3 Group Cohesion

Untuk mengukur group cohesion, peneliti menggunakan alat ukur yang sudah ada

yaitu Group Enviroment Quetionnaire (GEQ). Alat ukur ini terdiri dari empat

dimensi, yaitu group integration-task (GI-T), group intergration-social ( GI-S),

individual attraction to group-social (ATG-S) dan individual attraction to group

Page 60: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

50

task (ATG-T). Item dalam GEQ berjumlah 18 item. Pengukuran dengan skala

Likert dengan empat rentangan (1 = sengat tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 =

sesuai, 4 = sangat sesuai).

Tabel 3.4

Blueprint skala Group Cohesion

Dimesi Indikator Item

Favorable

Item

unfavorable

Jumla

h

Group Integration-Task Kedekatan individu

terhadap tugas yang

ada dalam kelompok

10,12,16 14,18 5

Group integration-

social

Kedekatan individu

terhadap tugas yang

ada dalam kelompok

sosialnya.

15 11,13,17 4

Individual attraction to

group social

Ketertarikan individu

terhadap anggota

dalam kelompok

sosialnya

5,9 1,3,7 5

Individual attraction to

group task

Ketertarikan individu

terhadap tugas yang

ada dalam kelompok.

Jumlah

2,4,6,8 4

18

3.3.4 Coaching Leadership Perception.

Untuk mengukur coaching leadership perception, peneliti mengadaptasi alat ukur

yang sudah ada yaitu Leadership Scale for Sport (LSS) yang dikembangkan oleh

Cheilladurai dan Saleh (1980). Item dalam LSS terdiri dari 35 item. Pengukuran

menggunakan skala Likert dengan empat rentangan (1 = sangat tidak sesuai, 2 =

tidak sesuai, 3 = sesuai, dan 4 = sangat sesuai).

Page 61: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

51

3.5 Blueprint skala coaching leadership perception

Dimensi Indikator No.Item Jumlah

Democratic behavior

Terlibat dalam mengambil

keputusan, terlibat dalam

pelatihan.

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9

9

Social support

Hubungan interpersonal pemain 11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18

8

Positive feedback

Pujian dari pelatih, evaluasi

dari pelatih

19, 20, 21, 22, 23 5

Autocratic behavior

Patuh terhadap pelatih,

merasakan tekanan dari pelatih

24, 25, 26, 27 4

Training and

instruction

Pemberian instruksi,

pencapaian pontensi fisik, level

performa, menguasai sksill,

mendapatkan teknik dan taktik

Jumlah

10, 28, 29, 30, 31,

32, 33, 34, 35

9

35

3.4 Uji Validitas Konstruk.

Sebelum melakukan analisis data penelitian sesuai dengan model yang telah

dihipotesiskan, peneliti terlebih dahulu menguji validitas konstruk dari setiap

instrumen penelitian yang digunakan. Uji validitas dilakukan dengan maksud

untuk melihat apakah setiap item yang digunakan benar-benar mengukur suatu

konstruk yang hendak diukur. Untuk melakukan uji validitas konstruk alat ukur,

peneliti menggunakan metode Confimatory Factor Analysis (CFA), peneliti

menggunakan bantuan software Lisrel v.8.70.

Confiamtory Factor Analysis merupakan suatu metode untuk menguji

suatu konstruk yang telah diteorikan. Dalam melakukan uji validitas

menggunakan CFA, peneliti memerlukan gambaran yang spesifik mengenai: a)

jumlah faktor; b) variable yang mencerminkan suatu faktor; dan c) apakah suatu

Page 62: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

52

faktor saling berkorelasi dengan faktor lainnya. Confirmatory Factor Analysis

merupakan salah satu metode yang cukup kuat karena dalam penggunaannya telah

dilandaskan oleh suatu teori tertentu, sehingga dapat melihat seberapa tepat suatu

item mengukur konstruk tertentu secara lebih presisi. Menurut Umar (2014),

logika dalam melakukan Confirmatory Factor Analysis adalah sebagai berikut:

1. Terdapat sebuah konstruk yang dapat didefinisikakn secara operasional,

sehingga dapat direpresentasikan oleh pertanyaan maupun pernyataan untuk

mengukur konstruk tersebut. Konstruk yang dapat didefinisikan ini disebut

faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan dengan

melakukan analisis terhadap item-itemnya. Diteorikan bahwa setiap item

hanya mengukur satu faktor saja, artinya setiap item dari suatu konstruk

bersifat unidimensional (hanya mengukur konstruk yang hendak diukur, tidak

mengukur hal lain).

2. Confirmatory Factor Analysis dilakukan dengan mengestimasi matriks

korelasi antar item. Sebelum peneliti dapat mengetahui apakah suatu item

benar-benar mengukur suatu konstruk tertentu, peneliti perlu mengetahui

terlebih dahulu apakah matriks korelasi berdasarkan konstruk yang telah

diteorikan (Σ) sama dengan matriks yang diperoleh dari data lapangan (S).

Apabila tidak ada perbedaan antara matriks Σ dengan matriks S, maka model

yang diestimasi dinyatakan fit. Adapun dalam menentukan model fit, dapat

dilihat dari taraf signifikansi model dengan melihat besaran p-value (>0,05).

Apabila p-value > 0,05 artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara

model dari teori dengan data empiris yang diperoleh dari lapangan.

Page 63: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

53

3. Setelah model fit diperoleh, maka langkah selanjutnya ialah melihat apakah

setiap item memang benar-benar mengukur konstruk yang dimaksud atau

tidak. Terdapat dua kriteria utama dalam menentukan validitas item

menggunakan CFA: a) factor loading (muatan faktor) setiap item harus

bernilai positif; dan b) item memiliki nilai t-value sebesar > 1,96. Apabila

kedua kriteria tersebut terpenuhi, maka item dinyatakan valid dan dapat

digunakan untuk analisis penelitian.

3.4.1 Uji Validitas Skala Ketangguhan Mental

Uji validitas konstruk pada skala ketangguhan mental dilakukan

menggunakan software Lisrel, dari 14 item yang diuji, terdapat 13 item yang

valid dan terdapat satu item yang tidak valid. Dari hasil awal analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan Chi-square

= 447,78, degree of freedom (df) = 77, P-value = 0,00000, RMSEA = 0,148.

Karena P-value >0,05 dan RMSEA <0,05 maka model dinyatakan tidak fit.

Oleh karena itu peneliti melakukan modifikasi sebanyak 25 kali, maka

diperoleh model fit dengan nilai Chi-square = 68,08, degree of freedom (df) =

52, P-value = 0,06656, RMSEA = 0,037 sudah sesuai dengan kriteria model

fit, artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima dan

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu ketangguhan mental.

Selanjutnya, peneliti ingin melihat item mana yang memang mengukur apa

yang hendak diukur atau valid dan mana yang tidak valid dengan kriteria item

valid yaitu memiliki nilai t-value>1,96.

Page 64: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

54

Adapun factor loading, standard error, dan t-value dari masing-masing item

tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.6

Muatan faktor skala ketangguhan mental

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0,75 0,06 12,37 Valid

2 0,69 0,06 11,83 Valid

3 0,78 0,06 13,81 Valid

4 0,49 0,06 7,72 Valid

5 0,53 0,06 8,37 Valid

6 -0,42 0,07 -6,35 Tidak Valid

7 0,40 0,06 6,20 Valid

8 0,58 0,06 9,45 Valid

9 0,39 0,06 6,05 Valid

10 0,35 0,06 5,43 Valid

11 0,85 0,06 15,36 Valid

12 0,90 0,05 16,70 Valid

13 0,69 0,06 11,60 Valid

14 0,89 0,05 16,67 Valid Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

Berdasarkan tabel 3.6 dapat diketahui bahwa terdapat satu item yang memiliki

nilai T-value< 1,96 yaitu item 6. Dengan demikian item tersebut harus di-drop dan

tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Sehingga terdapat 13 item yang

telah memenuhi kriteria dan digunakan untuk menghitung factor score dan true

score.

3.4.2 Uji validitas konstruk skala Coping Strategy

1. Dimensi Problem-focused Coping

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi-square = 4,11 , degree of freedom (df) = 3 ,

P-value = 0,25033, RMSEA = 0,041. Karena P-value >0,05 dan RMSEA

<0,05 maka model dinyatakan tidak fit. Oleh karena itu peneliti melakukan

modifikasi sebanyak satu kali, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-

square = 4,11 , degree of freedom (df) = 3 , P-value = 0,25033 , RMSEA =

Page 65: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

55

0,41 . Seluruh item dinyatakan valid dengan factor loading, standard

error, dan t-value dari masing-masing item tertera pada table berikut:

Tabel 3.7

Muatan faktor Problem-focused Coping No Faktor Loading St. Error T-value Keterangan

1 0,80 0,06 13,72 Valid

2 0,96 0,05 17,91 Valid

3 0,31 0,07 4,59 Valid

4 0,41 0,07 6,06 Valid

5 0,80 0,06 13,80 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

2. Dimensi Emotional-focused Coping

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi-square =389,31 , degree of freedom (df) = 35

, P-value = 0,00000 , RMSEA = 0,215 . Karena P-value >0,05 dan

RMSEA <0,05 maka model dinyatakan tidak fit. Oleh karena itu peneliti

melakukan modifikasi sebanyak 12 kali, maka diperoleh model fit dengan

nilai Chi-square = 34,19 , degree of freedom (df) = 23 , P-value = 0,06243

, RMSEA = 0,04 . Dari total 10 item terdapat satu item yang kriteria nilai

t-value<1,96 yaitu pada item no satu maka item tersebut harus di-drop dan

tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Dengan factor loading,

standard error, dan t-value dari masing-masing item tertera pada table

berikut:

Page 66: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

56

Tabel 3.8

Muatan faktor skala emotional-focused coping.

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0,07 0,08 0,92 Tidak Valid

2 0,23 0,08 3,02 Valid

3 0,71 0,08 8,80 Valid

4 0,36 0,07 4,88 Valid

5 0,28 0,08 3,71 Valid

6 0,29 0,08 3,79 Valid

7 0,58 0,08 6,95 Valid

8 0,54 0,07 7,37 Valid

9 0,32 0,08 4,18 Valid

10 0,46 0,08 6,03 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

3. Dimensi Less Usefull Coping

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi-square = 355,69, degree of freedom (df) = 54,

P-value = 0,00000, RMSEA = 0,159. Karena P-value >0,05 dan RMSEA

<0,05 maka model dinyatakan tidak fit. Oleh karena itu peneliti melakukan

modifikasi sebanyak 12 kali, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-

square = 48,53 degree of freedom (df) = 35, P-value = 0,06384, RMSEA =

0,0. Seluruh item dinyatakan valid dengan factor loading, standard error,

dan t-value dari masing-masing item tertera pada table berikut:

Page 67: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

57

Tabel 3.9

Muatan faktor skala Less Usefull Coping

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan 1 0,50 0,06 7,95 Valid 2 0,90 0,06 14,71 Valid 3 0,43 0,07 6,33 Valid 4 0,27 0,07 3,91 Valid 5 0,64 0,06 10,28 Valid 6 0,76 0,07 11,16 Valid 7 0,58 0,06 9,03 Valid 8 0,36 0,06 5,77 Valid

9 0,52 0,06 8,33 Valid

10 0,39 0,08 5,02 Valid

11 0,52 0,06 8,51 Valid

12 0,14 0,06 2,25 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

3.4.3 Uji validitas konstruk skala Group Cohesion

1. Dimensi Group-Integration Task (GI-T)

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi-square = 19,48, degree of freedom (df) = 5,

P-value = 0,00156, RMSEA = 0,115. Karena P-value >0,05 dan RMSEA

<0,05 maka model dinyatakan tidak fit. Oleh karena itu peneliti melakukan

modifikasi sebanyak empat kali, maka diperoleh model fit dengan nilai

Chi-square = 0,72, degree of freedom (df) = 1, P-value = 0,39568, RMSEA

= 0,0000. sudah sesuai dengan kriteria model fit, artinya model dengan

satu faktor (unidimensional) dapat diterima dan seluruh item mengukur

satu faktor saja yaitu group-integration task.

Dari total lima item terdapat satu item yang kriteria nilai t-value<1,96

yaitu item lima maka item tersebut harus di-drop. Adapun factor loading,

standard error, dan t-value dari masing-masing item tertera pada tabel

berikut:

Page 68: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

58

Tabel 3.10

Muatan faktor skala group-intergration task

No Faktor

Loading

St.

Error

T-

value

Keterangan

1 0,77 0,08 10,06 Valid

2 0,74 0,08 9,69 Valid

3 0,38 0,08 4,97 Valid

4 0,41 0,08 5,45 Valid

5 -0,38 0,19 -1,96 Tidak Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa nilai T-value pada item no lima

tidak valid (t<1,96) dan bermuatan negatif. Dengan demikian item no lima

tersebut harus di-drop dan tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya.

Sehingga terdapat empat item yang telah memenuhi kriteria dan digunakan

untuk menghitung factor score dan true score.

2. Dimensi Group-Intergration Social (GI-S)

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi-square = 6,89, degree of freedom (df) = 2, P-

value = 0,03186, RMSEA = 0,105. Karena P-value >0,05 dan RMSEA

<0,05 maka model dinyatakan tidak fit. Oleh karena itu peneliti melakukan

modifikasi sebanyak satu kali, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-

square = 0,60, degree of freedom (df) = 1, P-value = 0,43860, RMSEA =

0,0000. Seluruh item dinyatakan valid dengan factor loading, standard

error, dan t-value dari masing-masing item tertera pada table berikut:

Tabel 3.11

Muatan faktor skala group-integration social

No Faktor

Loading

St.

Error

T-

value

Keterangan

1 0,04 0,11 3,59 Valid

2 0,75 0,17 4,43 Valid

3 0,45 0,12 3,85 Valid

4 0,31 0,09 3,35 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

Page 69: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

59

3. Dimensi Individual Attraction to the Group Social (ATG-S)

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi-square = 8,68, degree of freedom (df) = 5, P-

value = 0,12268, RMSEA = 0,058. Karena P-value >0,05 dan RMSEA

<0,05 maka model dinyatakan tidak fit. Oleh karena itu peneliti melakukan

modifikasi sebanyak satu kali, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-

square = 3,86, degree of freedom (df) = 4, P-value = 0,42524, RMSEA =

0,0000. Seluruh item dinyatakan valid dengan factor loading, standard

error, dan t-value dari masing-masing item tertera pada table berikut:

Tabel 3.12

Muatan faktor skala attraction to the group social (ATG-S)

No Faktor

Loading

St.

Error

T-

value

Keterangan

1 0,77 0,06 12,39 Valid

2 0,46 0,07 6,69 Valid

3 0,25 0,07 3,51 Valid

4 0,65 0,06 10,23 Valid

5 0,93 0,06 15,86 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

4. Dimensi Individual Attraction to the Group Task (ATG-T)

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi-square = 53,38, degree of freedom (df) = 2,

P-value = 0,00000, RMSEA = 0,342. Karena P-value >0,05 dan RMSEA

<0,05 maka model dinyatakan tidak fit. Oleh karena itu peneliti

melakukan modifikasi sebanyak dua kali, maka diperoleh model fit

dengan nilai Chi-square = 0,00, degree of freedom (df) = 0, P-value =

1,00000, RMSEA = 0,000. Seluruh item dinyatakan valid dengan factor

loading, standard error, dan t-value dari masing-masing item tertera pada

table berikut:

Page 70: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

60

Tabel 3.13

Muatan faktor skala Individual Attraction to the Group Task (ATG-T)

No Faktor Loading St. Error T-value Keterangan

1 0,51 0,08 6,70 Valid

2 0,64 0,08 8,44 Valid

3 0,89 0,08 10,81 Valid

4 0,54 0,07 7,35 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

3.4.4 Uji validitas konstruk skala Coaching Leadership Perception

1. Dimensi Democratic Behavior

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi-square =6,47 , degree of freedom (df) = 2 , P-

value = 0,03929 , RMSEA = 0,101 . Karena P-value >0,05 dan RMSEA

<0,05 maka model dinyatakan tidak fit. Oleh karena itu peneliti melakukan

modifikasi sebanyak enam kali, maka diperoleh model fit dengan nilai

Chi-square = 27,03 , degree of freedom (df) = 21 , P-value = 0,16986 ,

RMSEA = 0,036 . Dari total 9 item terdapat satu item yang kriteria nilai t-

value<1,96 yaitu pada item no satu maka item tersebut harus di-drop dan

tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Dari tabel di atas, dapat

terlihat bahwa nilai T-value pada item no lima tidak valid (t<1,96) dan

bermuatan negatif. Dengan demikian item no lima tersebut harus di-drop

dan tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Adapun factor

loading, standard error, dan t-value dari masing-masing item tertera pada

table berikut:

Page 71: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

61

Tabel 3.14

Muatan faktor skala democratic behavior

No Faktor

Loading

St.

Error T-Value Keterangan

1 0,62 0,06 9,68 Valid

2 0,88 0,06 15,28 Valid

3 0,78 0,06 12,81 Valid

4 0,48 0,07 6,91 Valid

5 -0,23 0,07 -3,23 Tidak Valid

6 0,42 0,07 6,01 Valid

7 0,32 0,07 4,48 Valid

8 0,47 0,07 7,00 Valid

9 0,45 0,07 6,58 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

2. Dimensi Social Support.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi-square = 135,62, degree of freedom (df) = 20,

P-value = 0,00000, RMSEA = 0,162. Karena P-value >0,05 dan RMSEA

<0,05 maka model dinyatakan tidak fit. Oleh karena itu peneliti melakukan

modifikasi sebanyak tujuh kali, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-

square = 15,24 degree of freedom (df) = 13, P-value = 0,29283, RMSEA =

0,028. Seluruh item dinyatakan valid dengan factor loading, standard error,

dan t-value dari masing-masing item tertera pada table berikut:

Tabel 3.15

Muatan faktor skala social support

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0,68 0,06 10,67 Valid

2 0,78 0,06 12,91 Valid

3 0,72 0,06 11,57 Valid

4 0,68 0,06 10,96 Valid

5 0,76 0,07 11,02 Valid

6 0,70 0,06 11,44 Valid

7 0,33 0,07 4,94 Valid

8 0,44 0,07 6,46 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

Page 72: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

62

3. Dimensi Positive Feedback.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi-square = 58,21, degree of freedom (df) = 5, P-

value = 0,00000, RMSEA = 0,220. Karena P-value >0,05 dan RMSEA <0,05

maka model dinyatakan tidak fit. Oleh karena itu peneliti melakukan

modifikasi sebanyak lima kali, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-

square = 0,00 degree of freedom (df) = 0, P-value = 1,00000, RMSEA =

0,000. Seluruh item dinyatakan valid dengan factor loading, standard error,

dan t-value dari masing-masing item tertera pada table berikut:

Tabel 3.16

Muatan faktor skala positive feedback

No Faktor Loading St. Error T-value Keterangan

1 0,36 0,10 3,36 Valid

2 0,95 0,20 4,73 Valid

3 1,14 0,24 4,70 Valid

4 0,29 0,09 3,11 Valid

5 0,37 0,10 3,65 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96.

4. Dimensi Autocratic Behavior.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi-square = 4,76, degree of freedom (df) = 2, P-

value = 0,09270, RMSEA = 0,079. Karena P-value >0,05 dan RMSEA <0,05

maka model dinyatakan tidak fit. Oleh karena itu peneliti melakukan

modifikasi sebanyak satu kali, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-

square = 0,02 degree of freedom (df) = 1, P-value = 0,87896, RMSEA =

0,000. Dari total empat item terdapat satu item yang kriteria nilai t-

value<1,96 yaitu pada item no satu maka item tersebut harus di-drop dan

tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Adapun factor loading,

Page 73: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

63

standard error, dan t-value dari masing-masing item tertera pada table

berikut:

Tabel 3.17

Muatan faktor skala autocratic behavior

No Faktor Loading St. Error T-value Keterangan 1 0,00 0,07 -0,04 Tidak Valid 2 0,49 0,07 7,17 Valid 3 0,75 0,10 7,23 Valid

4 0,78 0,11 7,19 Valid Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

5. Dimensi Training and Instruction.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor

ternyata tidak fit dengan Chi-square = 185,18, degree of freedom (df) = 27,

P-value = 0,00000, RMSEA = 0,163. Karena P-value >0,05 dan RMSEA

<0,05 maka model dinyatakan tidak fit. Oleh karena itu peneliti melakukan

modifikasi sebanyak 10 kali, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-

square = 21,88 degree of freedom (df) = 17, P-value = 0,18947, RMSEA =

0,036. Seluruh item dinyatakan valid dengan factor loading, standard error,

dan t-value dari masing-masing item tertera pada table berikut:

Tabel 3.18

Muatan faktor skala Training and Instruction

No Faktor Loading St. Error T-Value Keterangan

1 0,17 0,06 2,92 Valid

2 0,26 0,04 6,13 Valid

3 0,31 0,04 6,96 Valid

4 0,62 0,04 15,05 Valid

5 0,60 0,04 14,06 Valid

6 0,68 0,04 16,63 Valid

7 0,68 0,04 16,06 Valid

8 0,74 0,04 17,02 Valid

9 0,84 0,05 18,41 Valid

Keterangan: Valid = T-value>1,96, Tidak Valid = T-Value<1,96

Page 74: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

64

3.5 Teknik analisis data

Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan multiple regression

analysis yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh independent variable

terhadap dependent variabel. Penggunaan metode multiple regression analysis

dilakukan karena peneliti hendak meneliti lebih dari satu IV yang mempengaruhi

DV. Selain itu, multiple regression analysis juga digunakan untuk mengungkap

seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh IV terhadap DV. Dalam melakukan

analisis, peneliti menggunakan software SPSS v.21.0. Adapun rumus persamaan

regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 +b8X8 + b9X9 + b10X10

+ b11X11 + b12X12 + e

Keterangan :

Y’ = Prediksi DV (Ketangguhan Mental Atlet)

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Problem-focused coping

X2 = Emotional-focused coping

X3 = Less Usefull Coping

X4 = Group-integration task (GI-T)

X5 = Group-integration social (GI-S)

X6 = Individual attraction to the group social (ATG-S)

X7 = Individual attraction to the group task (ATG-T)

X8

= Democratic Behavior

X9 = Social Support

X10

= Positive Feedback

X11

= Autocratic Behavior

Page 75: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

65

X12

= Training and Instruction

e = Residual

Pertama-tama, peneliti melakukan analisis regresi untuk melihat pengaruh

IV terhadap DV. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan IV

terhadap DV, peneliti melihat besaran proporsi varians (R2) yang diperoleh

melalui rumus:

=

Kemudian peneliti melihat signifikansi dari hasil regresi yang telah dilakukan

dengan menggunakan uji F. Model dikatakan signifikan apabila memiliki taraf

signifikansi sebesar <0,05. Adapun proses uji F dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus:

F =

Keterangan :

F = taraf signifikansi

R2 = proporsi varians

k = degree of freedom

N = jumlah sampel

Selanjutnya, peneliti juga melakukan pengujian untuk mengetahui masingmasing

IV yang signifikan terhadap DV. Pengajuan ini dilakukan dengan cara uji T, yaitu

melihat taraf signifikansi koefisien masing-masing IV. Adapun proses uji T

dilakukan dengan menggunakan rumus:

t =

Keterangan :

t = taraf signifikansi koefisien b

b = koefisien regresi

sb = standard error

Page 76: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

66

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Tabel 4.1

Karakteristik subjek penelitian

No Karakteristik Subjek Jumlah Presentase (%)

1 Jenis Kelamin Laki-laki 93 42,08%

Perempuan 128 57,91%

Total 221 100,00%

2 Frekuensi Latihan 2xseminggu 2 0,90%

3xseminggu 168 76,01%

>3xseminggu 51 23,07%

Total 221 100,00%

3 Prestasi Tertinggi Tingkat Internasional 5 2,26%

Lokal 37 16,74%

Nasional 36 16,28%

Regional 55 24,88%

Universitas 88 39,81%

Total 221 100,00 %

4 Asal Universitas UNJ 12 5,42%

UIN 20 9,04%

PERBANAS 18 8,14%

UBL 22 9,95%

UP 23 10,40%

GUNDAR 15 6,78%

STMT 21 9,50%

UNAS 21 9,50%

UNTAR 27 12,21%

UI 18 8,14%

UEU 24 10,85%

Jumlah 221 100,00%

Subjek dalam penelitian ini adalah atlet basket di universitas yang sudah

mengikuti kompetisi LIBAMA (Liga Bola Basket Mahasiswa Jabodetabek).

Terdiri dari klub basket UNJ sebanyak 12 atlet, klub basket UIN 20 atlet, klub

Page 77: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

67

basket Perbanas sebanyak 18 atlet, klub basket UBL sebanyak 22 atlet, klub

basket UP sebanyak 23 atlet, klub basket Gundar sebanyak 15 atlet, klub basket

STMT sebanyak 21 atlet, klub basket Unas sebanyak 21 atlet, klub basket Untar

sebanyak 27 atlet, klub basket UI 18 atlet dan klub basket UEU sebanyak 24 atlet.

Perbedaan jumlah subjek karena terdapat perbedaan jumlah pemain yang berlatih

pada masing-masing klub.

Berdasarkan pada tabel 4.1 di atas, dapat diinformasikan bahwa jumlah

subjek dalam penelitian ini berjumlah 221 atlet yang didominasi oleh perempuan

yaitu berjumlah 128 atlet dengan persentase 57,91% dan sisanya laki-laki

berjumlah 93 atlet dengan persentase 42,08%. Dapat diketahui bahwa subjek

dalam penelitian ini memiliki jumlah waktu latihan yang berbeda-beda, atlet

dengan waktu latihan 2xseminggu berjumlah 2 orang dengan persentase 2,26%,

kemudian untuk jumlah waktu latihan 3xseminggu berjumlah 168 orang dengan

persentase 76,1% dan untuk waktu latihan( >)3xseminggu berjumlah 51 orang

dengan persentase 23,07%.

Subjek dalam penelitian ini memiliki prestasi tingkat internasional

berjumlah 5 orang dengan persentase 2,26%, prestasi tingkat lokal berjumlah 37

orang dengan persentase 16,74%, prestasi tingkat nasional 36 orang dengan

persentase 16,28%, prestasi tingkat regional berjumlah 55 orang dengan

persentase 24,88% dan prestasi tingkat universitas berjumlah 88 orang dengan

persentase 39,81%.

Page 78: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

68

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Pada tabel 4.2 dapat diketahui jumlah subjek penelitian sebanyak 221 atlet dengan

skor ketangguhan mental terendah adalah less usefull coping dengan nilai min

23,11 dan tertinggi ATG-S dengan nilai max 79,82. Skor standar deviasi

ketangguhan mental sebesar 9,55768. Adapun nilai minimum, maksimum dan

standar deviasi setiap variabel tercantum pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Tabel Analisis Deskriptif

No. Variabel N Min Max Mean Std.Dev

1. Ketangguhan Mental 221 33,54 71,70 50,0000 9,55768

2. Problem-focused Coping 221 33,10 68,25 50,0000 9,37372

3. Emotional-focused Coping 221 25,09 75,16 50,0000 8,14924

4. Less Usefull Coping 221 23,11 70,60 50,0000 9,10174

5. Group Intergration Task 221 33,20 68,04 50,0000 8,26925

6. Group Intergration Social 221 30,40 65,21 50,0000 8,14928

7. ATG-S 221 37,23 79,82 50,0000 9,20263

8. ATG-T 221 29,89 63,52 50,0000 8,86820

9. Democratic Behavior 221 31,86 73,70 50,0000 9,04192

10. Social Support 221 28,06 72,31 50,0000 9,09050

11. Positive Feedback 221 26,68 70,22 50,0000 8,99023

12. Autocratic Behavior 221 31,78 67,61 50,0000 8,41859

13. Training and Instruction 221 25,63 68,17 50,0000 9,06285

4.3 Kategorisasi Skor Variabel

Peneliti membagi klasifikasi masing-masing variabel dengan membaginya

menjadi tiga klasifikasi skor, yaitu skor rendah dan tinggi. Sebelum

mengkategorisasi skor masing-masing variabel, terlebih dahulu ditetapkan norma

dari skor dengan menggunakan mean dan standar deviasi yang berlaku untuk

semua variabel seperti pada tabel 4.3 berikut:

Page 79: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

69

Tabel 4.3

Norma Skor Variabel

No. Kategori Rumus

1. Rendah X < Mean – 1 SD

2. Tinggi X > Mean + 1 SD

Kategorisasi skor tiap variabel dapat diperoleh dan digolongkan ke dalam

kategori rendah dan tinggi. Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa kategorisasi skor

responden pada seluruh variabel rata-rata berada dalam kategori rendah hanya

variabel group intergration task 44,30% atau 98 orang. Dan skor variable pada

seluruh variabel rata-rata berada dalam kategori tinggi tertinggi hanya attraction

to the group social yaitu 55,70% atau 123 orang. Dengan menggunakan norma

yang telah ditetapkan, ketegorisasi skor masing-masing variabel diperoleh hasil

seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Kategorisasi variabel

No. Dimensi Rendah Tinggi

Jumlah % Jumlah %

1 Ketangguhan Mental 120 54,30% 101 45,70%

2 Problem-focused Coping 115 52,00% 106 48,00%

3 Emotional-focused Coping 117 52,90% 104 47,10%

4 Less Usefull Coping 107 48,40% 114 51,60%

5 Group Intergration Task 98 44,30% 123 55,70%

6 Group Intergration Social 112 50,70% 109 49,30%

7 ATG-S 98 44,30% 123 55,70%

8 ATG-T 103 46,60% 118 53,40%

9 Democratic Behavior 118 53,40% 102 46,20%

10 Social Support 104 47,10% 117 52,90%

11 Positive Feedback 101 45,70% 120 54,30%

12 Autocratic Behavior 103 46,60% 118 53,40%

13 Training and Instruction 111 50,20% 110 49,80%

Page 80: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

70

4.4 Hasil Uji Hipotesis

4.4.1 Pengujian hipotesis mayor

Pada tahap uji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan analisi regresi berganda

sebagaimana telah dijelaskan pada bab 3. Dalam melakukan analisis regresi,

peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 21. Terdapat tiga hal yang

dapat dilihat dalam melakukan analisis regresi. Pertama, dengan menggunakan

analisis regresi, pveneliti dapat melihat seberapa besar (%) pengaruh yang

diberikan independent variable terhadap dependent variable dengan melihat nilai

R-square. Kedua, melihat apakah seluruh independent variable yang digunakan

berpengaruh signifikan terhadap dependent variable melalui uji F. Ketiga, melihat

signifikansi dari setiap koefisien independent variable yang digunakan melalui uji

t.

Langkah pertama yang peneliti lakukan ialah melihat seberapa besar independent

variable berpengaruh terhadap dependent variable dengan melihat besaran R-

Square. Adapun besarnya R-Square dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Proporsi Varians Seluruh Veriabel

Model R R Square Adjudted R Square Std. Erros of the Estimete

1. .801 .642 .621 5.88114

Berdasarkan tabel diatas, analalisis regresi menghasilkan nilai R-Square sebesar

0,642 atau 64,2%. Dengan demikian besarnya pengaruh independent variable

(coping strategy dimensi problem-focused coping, emotional-focused coping, less

usefull coping), (group cohesion dimensi group intergration task, group

intergration social, individual attraction to group social, individual attraction to

group task, coaching leadership perception (democratic behavior, social support,

Page 81: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

71

positive feedback, autocratic behavior dan training and instruction terhadap

dependent variable (ketangguhan mental) ialah sebesar 64,2% sedangkan sisanya

35,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.

Setelah mengetahui besarnya pengaruh seluruh independent variable

terhadap dependent variable, langkah selanjutnya ialah menghitung signifikansi

model penelitian dengan seluruh independent variable melalui uji F. Adapun hasil

uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Signifikansi seluruh Variabel

Model

Sum f Squares DF Mean Square F Sig.

1. Regression 12902,584 12 1075.215 31.087 ,000

Residual 7194,260 208 34.588

Total 20096,844 220

Berdasarkan tabel di atas, taraf signifakansi (p) pada penelitian ini ialah

sebesar 0,000. Adapun syarat model dikatakan signifikan adalah apabila p < 0,05.

Dengan demikian hipotesis noll ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang

signifikan coping strategy dimensi problem-focused coping, emotional-focused

coping, less usefull coping; group cohesion dimensi GI-T (group intergration

task), GI-S (group intergration social), ATG-S (attraction to the group social),

ATG-T (attraction to thr group task); dan coaching leadership perception

dimensi (democratic behavior, social support, positive feedback, autocratic

behavior, training and instruction).

4.3.2 Pengujian hipotesis minor

Uji hipotesis minor yaitu dengan melihat nilai koefisien variabel menggunakan uji

t. Sama halnya dengan uji F, koefisien variabel dikatakan signifikan apabila nilai

Page 82: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

72

p < 0,05. Adapun hasil perhitungan koefisien masing-masing variabel terhadap

ketangguhan mental dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.7

Koefisien Regresi Setiap Variabel

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std.Error Beta

(Constant) -3,932 6,512 -,604 ,547

1. Problem-f coping ,164 0,65 ,161 2,520 ,012*

2. Emotional-f coping -,042 0,63 -0,36 -,659 ,510

3. Less usefull coping ,090 ,061 ,086 1,477 ,141

4. GI-T ,696 ,050 ,602 13,837 ,000*

5. GI-S ,079 ,074 ,067 1,055 ,292

6. ATG-S ,066 ,058 ,064 1,149 ,252

7. ATG-T -,095 ,069 -,089 -1,375 ,171

8. Democratic Behavior 1,64 ,064 ,155 2,584 ,010*

9. Social Support -,057 ,064 -,054 -,896 ,371

10. Positive Feedback -,049 ,057 -0,47 -,869 ,386

11. Autocratic Behavior -,103 0,62 -,091 -1,662 0,98

12. Training & Instruction ,167 ,062 ,158 2,681 ,008*

Berdasarkan tabel di atas, terdapat empat koefisien independent variable yang

memiliki nilai P < 0,05 yaitu problem-focus coping, group intrgration task (GI-T),

democratic behavior dan training and instruction. Maka dari itu yaitu problem-

focus coping, group intrgration task (GI-T), democratic behavior dan training and

instruction berpengaruh signifikan terhadap ketangguhan mental. Berdasarkan

tabel koefisien regresi di atas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Ketangguhan Mental = -3,932 +0.164*Problem-focused coping -0.042

*Emotional-focused coping +0.090*Less Usefull Coping

+0.696*GI-T +0.079*GI-S +0.066*ATG-S -0.095 *ATG-

T +1,64*Democratic Behavior -0.057*Social Support -

0.049*Positive feedback -0.103 *Autocratic Behavior

+0.167 *Training and Instruction

Page 83: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

73

Setelah memperoleh persamaan regresi, penjelasan mengenai masing-masing

koefisien adalah sebagai berikut:

1. Variabel coping strategy dimensi problem-focused coping memiliki nilai

koefisien regresi sebesar 0.164 dengan nilai signifikasi 0.012. Dengan

demikian, hipotesis nihil yang menyatakan “tidak ada pengaruh coping

strategy dimensi problem-focused coping terhadap ketangguhan mental”

ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari coping strategy dimensi

problem-focused coping terhadap ketangguhan mental.

2. Variabel coping strategy dimensi emotional-focused coping memiliki nilai

koefisien regresi sebesar -0.042 dengan nilai signifikasi 0.510. Dengan

demikian, hipotesis nihil yang menyatakan “tidak ada pengaruh coping

strategy dimensi emotional-focused coping terhadap ketangguhan mental”

diterima. Dapat diartikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan

coping strategy dimensi emotional-focused coping terhadap ketangguhan

mental.

3. Variabel coping strategy dimensi less usefull coping memiliki nilai koefisien

regresi sebesar 0.090 dengan nilai signifikasi 0.141. Dengan demikian,

hipotesis nihil yang menyatakan “tidak ada pengaruh coping strategy dimensi

less usefull coping terhadap ketangguhan mental” diterima. Dapat diartikan

bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan coping strategy dimensi less

usefull coping terhadap ketangguhan mental.

4. Variabel group cohesion dimensi GI-T memiliki nilai koefisien regresi

sebesar 0.696 dengan nilai signifikasi 0.000. Dengan demikian, hipotesis nihil

yang menyatakan “tidak ada pengaruh group cohesion dimensi GI-T

terhadap ketangguhan mental” ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan

dari group cohesion dimensi GI-T terhadap ketangguhan mental.

Page 84: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

74

5. Variabel group cohesion dimensi GI-S memiliki nilai koefisien regresi

sebesar 0.079 dengan nilai signifikasi 0.292. Dengan demikian, hipotesis

nihil yang menyatakan “tidak ada pengaruh group cohesion dimensi GI-S

terhadap ketangguhan mental” diterima. Dapat diartikan bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan group cohesion dimensi GI-S terhadap

ketangguhan mental.

6. Variabel group cohesion dimensi ATG-S memiliki nilai koefisien regresi

sebesar 0.066 dengan nilai signifikasi 0.252. Dengan demikian, hipotesis nihil

yang menyatakan “tidak ada pengaruh group cohesion dimensi ATG-S

terhadap ketangguhan mental” diterima. Dapat diartikan bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan group cohesion dimensi ATG-S terhadap

ketangguhan mental.

7. Variabel group cohesion dimensi ATG-T memiliki nilai koefisien regresi

sebesar -0.095 dengan nilai signifikasi 0.171. Dengan demikian, hipotesis

nihil yang menyatakan “tidak ada pengaruh group cohesion dimensi ATG-T

terhadap ketangguhan mental” diterima. Dapat diartikan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan group cohesion dimensi ATG-T terhadap

ketangguhan mental.

8. Variabel coaching leadership perception dimensi democratic behavior

memiliki nilai koefisien regresi sebesar 1,64 dengan nilai signifikasi 0.010.

Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan “tidak ada pengaruh

coaching leadership perception dimensi democratic behavior terhadap

ketangguhan mental” ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari

coaching leadership perception dimensi democratic behavior terhadap

ketangguhan mental.

Page 85: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

75

9. Variabel coaching leadership perception dimensi social support memiliki

nilai koefisien regresi sebesar -0.057 dengan signifikasi 0.371. Dengan

demikian, hipotesis nihil yang menyatakan “tidak ada pengaruh coaching

leadership perception dimensi social support terhadap ketangguhan mental”

diterima. Dapat diartikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan

coaching leadership perception dimensi social support terhadap ketangguhan

mental.

10. Variabel coaching leadership perception dimensi positive feedback memiliki

nilai koefisien regresi sebesar -0.049 dengan signifikasi 0.386. Dengan

demikian, hipotesis nihil yang menyatakan “tidak ada pengaruh coaching

leadership perception dimensi positive feedback terhadap ketangguhan

mental” diterima. Dapat diartikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang

signifikan coaching leadership perception dimensi positive feedback terhadap

ketangguhan mental.

11. Variabel coaching leadership perception dimensi autocratic behavior

memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0.103 dengan signifikasi 0.98.

Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan “tidak ada pengaruh

coaching leadership perception dimensi autocratic behavior terhadap

ketangguhan mental” diterima. Dapat diartikan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan coaching leadership perception dimensi autocratic

behavior terhadap ketangguhan mental.

12. Variabel coaching leadership perception dimensi training and instruction

memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.167 dengan signifikasi 0.008.

Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan “tidak ada pengaruh

coaching leadership perception dimensi training and instruction terhadap

ketangguhan mental” ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari

Page 86: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

76

coaching leadership perception dimensi training and instruction terhadap

ketangguhan mental.

4.3.3 Pengujian proporsi varians

Selanjutnya, peneliti mencoba untuk mengetahui proporsi varians untuk masing-

masing IV. Untuk mengetahui proporsi varians dari masing-masing IV, peneliti

melakukan perhitungan nilai R-Square Change dengan cara melakukan analisis

regresi satu persatu menggunakan metode stepwise. Dengan melakukan cara ini,

peneliti dapat mengetahui besarnya R-Square Change setiap kali menambahkan

IV ke dalam analisis regresi, Besar R-Square Change untuk masing-masing IV

pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Proporsi Varians Setiap Variabel

Model R R

Square

Adjusted

R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,470a ,221 ,217 8,45612 ,221 62,052 1 219 ,000

2 ,472b ,223 ,216 8,46540 ,002 ,520 1 218 ,472

3 ,510c ,260 ,250 8,27631 ,038 11,075 1 217 ,001

4 ,780d ,608 ,600 6,04176 ,347 191,199 1 216 ,000

5 ,780e ,609 ,600 6,04452 ,001 ,802 1 215 ,371

6 ,780f ,609 ,598 6,05827 ,000 ,025 1 214 ,875

7 ,783g ,613 ,600 6,04291 ,004 2,090 1 213 ,150

8 ,792h ,628 ,614 5,94095 ,015 8,374 1 212 ,004

9 ,793i ,629 ,612 5,94992 ,001 ,361 1 211 ,549

10 ,793j ,629 ,611 5,96233 ,000 ,122 1 210 ,727

11 ,794k ,630 ,610 5,96758 ,001 ,631 1 209 ,428

12 ,801l ,642 ,621 5,88114 ,012 7,189 1 208 ,008

Berdasarkan tabel di atas, penjelasan untuk masing-masing R-Square Change

adalah sebagai berikut:

Page 87: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

77

1. Variabel coping strategy dimensi problem-focused coping memberikan

sumbangan varians sebesar 22,1% dalam proporsi varians ketangguhan

mental. Sumbangan tersebut signifikan dengan taraf sig F Change = .000

(p<0,05).

2. Variabel coping strategy dimensi emotional-focused coping sebesar 0,2%

dalam proporsi varians ketangguhan mental. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan taraf nilai sig F Change = 0.472 (p>0,05).

3. Variabel coping strategy dimensi less usefull coping sebesar 3,8% dalam

proporsi varians ketangguhan mental. Sumbangan tersebut signifikan

dengan taraf sig F Change = 0.001 (p<0,05).

4. Variabel group cohesion dimensi GI-T sebesar 34,7% dalam proporsi varians

ketangguhan mental. Sumbangan tersebut signifikan dengan taraf sig F

Change = .000 (p<0,05).

5. Variabel group cohesion dimensi GI-S sebesar 0,1% dalam proporsi varians

ketangguhan mental. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan taraf sig F

Change = 0.371 (p>0,05).

6. Variabel group cohesion dimensi ATG-S sebesar 0% dalam proporsi varians

ketangguhan mental. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan taraf sig F

Change = 0.875(p>0,05).

7. Variabel group cohesion dimensi ATG-T sebesar 0,4% dalam proporsi

varians ketangguhan mental. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan

taraf sig F Change = 0.150(p>0,05).

Page 88: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

78

8. Variabel coaching leadership perception dimensi democratic behavior sebesar

1,5% dalam proporsi varians ketangguhan mental. Sumbangan tersebut

signifikan dengan taraf sig F Change = 0.004 (p<0,05).

9. Variabel coaching leadership perception dimensi social support sebesar 0,1%

dalam proporsi varians ketangguhan mental. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan taraf sig F Change = 0.549(p>0,05).

10. Variabel coaching leadership perception dimensi positive feedback sebesar

0% dalam proporsi varians ketangguhan mental. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan taraf sig F Change = 0.727 (p>0,05).

11. Variabel coaching leadership perception dimensi autocratic behavior sebesar

0,1% dalam proporsi varians ketangguhan mental. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan taraf sig F Change = 0.428 (p>0,05).

12. Variabel coaching leadership perception dimensi training and instruction

sebesar 1,2% dalam proporsi varians ketangguhan mental. Sumbangan

tersebut signifikan dengan taraf sig F Change = ,008 (p<0,05).

Page 89: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

79

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang

didapat dari penelitian ini ialah, terdapat pengaruh yang signifikan dari variable

coping strategy (dimensi; problem-focused coping, emotional-focused coping, dan

less usefull coping), variabel group cohesion (dimensi; group intergration task

(GI-T), group intergration social (GI-S), individual attraction to group social

(ATG-S) dan individual attraction to group task (ATG-T), variabel coaching

leadership (dimensi; democratic behavior, social support, positive feedback,

autocratic behavior, dan training and instruction) berpengaruh signifikan

terhadap ketangguhan mental atlet bola basket jabodetabek. Sumbangan pengaruh

dari seluruh variabel terhadap ketangguhan mental yaitu sebesar 64,2%. Oleh

karena itu dapat disimpulakan masih ada faktor lain yang berpengaruh terhadap

ketangguhan mental atlet.

Apabila dilihat dari signifikansi nilai koefisien masing-masing

independent variable, terdapat empat variabel yang berpengaruh signifikan

terhadap ketangguhan mental, yaitu variabel coping strategy dimensi; problem-

focused coping, variabel group cohesion dimensi; group intergration task (GI-T),

variabel coaching leadership dimensi; democratic behavior, dan dimensi training

and instruction. Selain itu terdapat delapan variabel yang tidak signifikan,

variabel tersebut yaitu, emotional-focus coping, less usefull coping, group

intergration socia (GI-S), individual attraction to group social (ATG-S),

Page 90: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

80

individual attraction to group task (ATG-T), social support, positive feedback,

autocratic behavior.

Dari hasil pengujian proporsi varians terdapat lima variabel (<0.05)

dengan kata lain signifikan. Variabel tersebut adalah problem-focus coping, less

usefull coping, group intergration task, democratic behavior dan training and

instruction. Selain itu terdapat tujuh variabel yang tidak signifikan, variabel

tersebut yaitu, emotional-focus coping, group intergration social, individual

attraction to group social, individual attraction to group task, social support,

positive feedback, autocratic behavior.

5.2 Diskusi

Berdasarkan uraian penulisan diatas variabel coping strategy dari dimensi

problem-focused coping memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketangguhan

mental atlet. Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Nicholls et al., (2008)

yang menyatakan bahwa secara signifikan problem-focused coping

mempengaruhi ketangguhan mental seorang atlet. Dalam penelitian ini juga

memiliki hasil yang signifikan dan bernilai positif, artinya semakin effektif

problem-focused coping yang dilakukan oleh atlet maka akan semakin tinggi juga

ketangguhan mental atlet. Maka dari itu peneliti ini mengungkapkan bahwa

dengan melakukan problem-focused coping, atlet yang berada dalam kondisi

pertandingan dimana skor mereka tertinggal dan atlet bisa dalam keadaan tetap

tenang, maka pikiran positif dalam diri atlet dapat memberi semangat serta dapat

memacu motivasi diri dan motivasi untuk tim, meskipun hasil akhir kompetisi

Page 91: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

81

tidak sesuai atlet tetap dapat menerima hasil akhir karena sudah berusaha

semaksimal mungkin.

Dimensi dari coping strategy yang tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap ketangguhan mental atlet yaitu, emotional-focused coping merupakan

usaha untuk mengurangi atau mengelola tekanan emosional yang diasosiasikan

dengan situasi, bertujuan untuk mengurangi atau mengatur emosi negatif yang

ditimbulkan oleh situasi yang menekan. Sedangkan less usefull coping merupakan

pengurangan usaha untuk mengatasi masalah dan pengalihan pada suatu kegiatan

dan tidak akan efektif ketika apabila digunakan dengan waktu yang lama. Hal ini

dikarenakan dengan tidak adanya usaha dari atlet untuk menyelesaikan masalah

yang sedang dihadapi, maka hal tersebut akan berdampak pada penampilan atlet

pada saat bertanding sehingga menjadi tidak fokus dan kurangnya percaya diri

serta kurangnya motivasi.

Dalam hasil penelitian lainnya juga ditemukan bahwa variabel group

cohesion dimensi; group intergration task (GI-T) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap ketangguhan mental atlet. Hasil penelitian ini selaras dengan

Carron (dalam Spink et al., 2014) mengatakan bahwa group integration task

memiliki hubungan positif antara anggota kelompok dalam keberhasilan tugas

dalam mencapai keberhasilan suatu tugas. Dalam penelitian ini juga memiliki

hasil yang signifikan dan bernilai positif, artinya semakin tinggi group

intergration task maka akan semakin tinggi juga ketangguhan mental atlet.

Atlet yang berhasil melaksanakan tugas dengan baik kepercayaan dirinya

akan meningkat dan mampu mendorong atlet lain untuk bisa melakukan hal yang

Page 92: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

82

sama. Dalam basket dapat melihat group integration task pada saat atlet

melakukan pergerakan reboun dengan cepat dan membuat zona defense yang

tepat. Sementara itu, dalam penelitian ini terdapat tiga dimensi dari variabel group

cohesion dimensi group integration task, individual attraction to group social,

individual attraction to group task tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap ketangguhan mental atlet.

Pada variabel coaching leadership dimensi democratic behavior dalam

penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa

democratic behavior tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

ketanguhan mental dan bernilai negatif (p > 0,05) Crust dan Azadi (2008). Namun

hal ini menarik untuk dibahas dikarnakan hasil dalam penelitian ini dimensi

democratic behavior signifikan terhadap ketangguhan mental atlet dan bernilai

positif. Hal ini terjadi ketika pelatih melibatkan atlet dalam mengambil sebuah

keputusan membuat seorang atlet merasa dihargai dan menambah kepercayaan

diri atlet dalam melaksanakan pertandingan. Arah hubungan yang positif

menandakan bahwa semakin tinggi prilaku kepemimpinan democratic behavior

maka semakin tinggi pula ketangguhan mental atlet basket di jabodetabek.

Variabel training and instruction juga memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap ketangguhan mental atlet. Selaras dengan penelitian Crust et al., (2008)

yang mengatakan bahwa pelatih yang menggunakan pendekatan prilaku training

dan instruction memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketangguhan mental

atlet. Dalam penelitian ini juga memiliki hasil yang signifikan dan bernilai positif,

artinya semakin tinggi persepsi atlet terhadap prilaku kepemimpinan training and

Page 93: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

83

instruction pelatih maka akan tinggi juga ketangguhan mental atlet tersebut.

Dalam hal ini pelatih bertanggung jawab penuh untuk melatih dan memberikan

instruksi kepada atlet dalam usaha membantu atlet mencapai pontensi fisik yang

maksimal. Dengan pelatih memberikan training dan instruction kepada atlet,

maka atlet akan mengetahui apa saja teknik, cara serta strategi yang harus dia

lakukan untuk mencapai target dalam suatu pertandingan dan atlet akan lebih

percaya diri untuk mencapainnya.

Sedangkan variabel social support, positive feedback dan autocratic

behavior memiliki pengaruh yang tidak signifikan dan bernilai negatif (p > 0,05),

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Crust et al., (2008). Dalam hal ini

atlet yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi akan kemampuan mereka

menunjukkan preferensi yang lebih rendah untuk perilaku kepemimpinan social

support, positive feedback dan autocratic behavior. Karena dengan kepercayaan

diri yang tinggi, atlet klub basket di jabodetabek lebih untuk mampu mengatasi

kesulitan dan tantangan tanpa mengandalkan dukungan orang lain

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran

yang terbagi menjadi saran teoritis serta saran praktis.

5.3.1 Saran teoritis

Untuk pengembangan pada penelitian selanjutnya, peneliti memberikan saran-

saran sebagai berikut:

Page 94: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

84

1. Berdasarkan hasil analisis regresi, sumbangan efektif dari hasil penelitian

pada penelitian coping strategy, group cohesion dan coaching leadership

perception terhadap ketangguhan mental menunjuukan pengaruh kesecara

keseluruhan sebesar 64,2%` dan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain.

Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar melakukan penelitian untuk

menguji faktor lain yang mempengaruhi ketangguhan mental seperti

psychological performance strategies (Crust et.al, 2010)

2. Penelitian selanjutnya disarankan meneliti ketangguhan mental pada jenis

olahraga yang berbeda atau bisa membandingkan ketangguhan mental

antara olahraga beregu dengan olahraga individu.

3. Disarakan agar penelitian selanjutnya merubah karakteristik sampel yang

digunakan misalnya sampel yang digunkan yaitu atlet elit di Indonesia

yang telah bermain pada tingkat Internasional atau divisi tertinggi.

5.3.2 Saran praktis

1. Coping strategy merupakan salah satu hal penting yang ada dalam diri

atlet ketika atlet berada dalam suatu masalah sehingga bagi para atlet

dapat mengetahui strategi apa yang harus dilakukan ketika menghadapi

suatu masalah.

2. Bagi para pembina atlet perlu melakukan psikoedukasi tentang

pengembangan diri. Dimana atlet di latih untuk memahami

kepribadiannya, mengenai potensi baik dan buruk yang ada pada dirinya.

Serta perlunya melakukan psikoedukasi yang menekankan pada Group

Page 95: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

85

Intergration Social (GI-S), Individual Attraction to Group Social (ATG-

S), dan Individual Attraction to Group Task (ATG-T)

3. Pentingnya pendampingan psikologis bagi atlet bola basket, jadi dalam

pelatihan tidak hanya ada pelatih fisik atau teknik saja melainkan juga

dibutuhkan pelatih yang khusus menangani aspek psikologis atlet.

Page 96: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

86

DAFTAR PUSTAKA

Alfermann, D., Lee, M. J., & Würth, S. (2005). Perceived leadership behavior and

motivational climate as antecedents of adolescent athletes’ skill

development, 7 (2), 14–36.

Anshel, M. H., & Kaissidis, A. N. (1997). Coping style and situational appraisals

as predictors of coping strategies following stressful events in sport as a

function of gender and skill level. 263–276.

Anton, A. J. M., & Rodriguez, G. S. (2011). Basketball players’ perception of

their coaches, 12(4), 374–377. doi.org/10.2478/v10038-011-0044-4

Beauchamp, M. R,. & Eys, M. A. (2007). Group dynamics in exercise and sport

psychology. eBookstore.tandf.co.uk, Sports Psychological Aspects.

Beckford, T. S., Poudevigne, M., Irving R. R., & Golden, K. D. (2016). Mental

Toughness and Coping Skills in Male Sprinters. Journal Of Human Sport

& Exercise. https://doi.org/10.14/jhse.2016.113.01

Carron, A. V, & Brawley, L. R. (2012). Conceptual and measurement issues.

Journal of Sport Psychology. doi.org/10.1177/1046496412468072, 43 (6)

726-743.

Carron, A. V, Brawley, L. R. & Widmeyer, W. N. (1985). The development of an

instrument to measure cohesion in sport teams: the group environment

questionnaire. Journal of Sport Psychology, 7, 244-266.

Carver, C. S. (1997). You want to measure coping but your protocol’s too long :

consider the brief cope. Journal of Personality and Social Psychology, 4, 92–

100.

Carver, C. S., & Scheier, M. F., & Weintraub, J. K. (1989). Assessing coping

strategies : a theoretically based approach. Journal of Pesonality and Social

Psychology, 56(2), 267–283.

Chelladurai, P., & Saleh, S. D. (1980). Dimensions of leader behavior in sports:

deveiopment of a leadership Scale. Journal of Sport Psycholog, 2,34-45.

Coolidge, F. L., Ph, D., Segal, D. L., Ph, D., Hook, J. N., & Stewart, S. (2000).

Personality disorders and coping among anxious older Adults. 14 (2), 157–

172.

Page 97: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

87

Cowden, R. G., Anshel, M. H., & Fuller, D. K. (2014). Comparing athletes ’ and

their coaches’ perceptions of athletes’ ketangguhan mental among elite

tennis players. Journal of Sport Behavior, 37, 221-235.

Cresswell, S., Hodge, K., (2004). Coping skills: role of trait sport confidence and

trait anxiety, 98,433-438.

Crocker, P. R. E., & Graham, T. R. (1995). Coping by competitive athletes with

performance stress : gender differences and relationships with affect, 325–

338.

Crust, L., & Azadi, K. (2010). Ketangguhan mental and athletes’use of

psycological strategies. European Journal of Sport Science, 10 (1), 43-51.

Filho, E., Dobersek, U., Gershgoren, L,. Becker, B., & Tenenbaum, G. (2014).

The cohesion-performance relationship in sport : a 10-year retrospective

meta-analysis. Sport Sci Health, 10, 165-177. doi.org/10.1007/s11332-014-

0188-7

Gaudreau, P., & Blondin, J. P. (2002). Development of a questionnaire for the

assessment of coping strategies employed by athletes in competitive sport

settings. Journal Psychology of Sport and Exercise, 3, 1–34.

Gaudreau, P., Blondin, J. P., & Lapierre, A. (2002). Athletes’ coping during a

competition : relationship of coping strategies with positive affect , negative

affect , and performance-goal discrepancy. Psychology of Sport and

Exercise, 3, 125–150.

Golby, J., & Sheard, M. (2004). Ketangguhan mental and hardiness at different

levels of rugby league. 37, 933–942. doi.org/10.1016/j.paid.2003.10.015

Gucciardi, D. F., Gordon, D. F., & Dimmock, J. A. (2008). Towards an

understanding of ketangguhan mental in australian football. Journal of

Applied Sport Psychology, 20, 261-281.

Husdarta, H. J. S. (2010). Psikologi olahraga. Bandung: Alfabeta.

Jones, G. (2002). What is the thing called ketangguhan mental an investigation of

elite sport performers. Journal of Applied Sport Psychology, 14, 205-218.

Jones, G., Hanton, S., & Connaughton, D. (2007). A framework of ketangguhan

mental in the world’s best performers. The Sport Psychologist, 21, 243–264.

Jowett, S., & Chaundy, V. (2004). An Investigation Into the Impact of Coach

Leadership and Coach-Athlete Relationship on Group Cohesion. Group

Page 98: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

88

Dynamics: Theory, Research, and Practice, 8(4), 302–311.

doi:10.1037/1089-2699.8.4.302

Loughead, T. M., & Hardy, J. (2005). An examination of coach and peer leader

behaviors in sport. Journal Psychology of Sport and Exercise, 6, 303–312.

doi.org/10.1016/j.psychsport.2004.02.001

Madrigal, L., Hamill, S., & Gill, D. L. (2013). Mind over matter: the development

of the ketangguhan mental scale (mts). The Sport Psychologist, 27(1), 62–

77. doi:10.1123/tsp.27.1.62

Middleton, S. C., Marsh, H. W., Martin, A. J., Richards, G. E., & Perry, C.

(2002). Discovering ketangguhan mental : a qualitative study of ketangguhan

mental in elite athletes. Journal of Sport Psychology

Mleziva, M. E. (2014). Effects of a short term mental skills training program on

ketangguhan mental. Tesis. University of Northern lowa.

Mylsidayu, A. (2014). Psikologi Olahraga. Jakarta : Bumi Aksara

Nicholls, A. R, Polman, R. C. J., Levy, A. R., & Backhouse, S. H . (2008).

Ketangguhan mental, optimism, pessimism, and coping pamong athletes.

Personality and Individual Differences. doi.org/10.1016/j.paid.2007.11.011,

44, 1182-1192.

Nicholls, A. R., Polman, R. C. J., Levy, A. R., & Backhouse, S. H.

(2009). Ketangguhan mental in sport: Achievement level, gender, age,

experience, and sport type differences. Personality and Individual

Differences, 47(1), 73–75. doi:10.1016/j.paid.2009.02.006

Pescosolido, A. T., & Saavendra, R. (2012). Cohesion and sports teams : a review.

Journal of Sport Psychology, 744-758. doi.org/10.1177/1046496412465020

Phillips, M. B., & Jubenville, C. B. (2009). Student-athletes’ perceptions of men’s

basketball head coaches’ competencies at 15 Selected NCCAA division II

christian colleges. Journal of Sport Administration & Supervision, 1 (1), 39–

51. doi.org/10.3883/v1i1

Pillai, R., & Williams, E. A. (2003). Transformational leadership, self-efficacy,

group cohesiveness, commitment, and performance, Vol. 17 No. 2.

doi.org/10.1108/09534810410530584

Satiadarma, M. (2001). Dasar-dasar Psikologi Olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan

Page 99: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

89

Sheard, M. (2009). A cross-national analysis of ketangguhan mental and

hardiness in elite university rugby league teams. Journal of Perceptual and

Motor Skills, 1. 213–223. doi.org//10.2466

Sheard, M., Golby, J. & Wersch, A. V. (2009). Progress towards construct

validation of the sport ketangguhan mental questionnaire. European Journal

of Psychological Assessment. doi.org/10.1027/1015-5759.25.3.186

Slack, L. A, Butt, J., & Maynard, I. (2014). Understanding ketangguhan mental in

elite football officiating : perceptions of English Premier League referees.

Centre for Sport and Exercise Science 10, 4–24.

Spink, K. S., Ulvick, J. D., Crozier, A. J., & Wilson, K. S. (2014). Group cohesion

and adherence in unstructured exercise groups. Journal Psychology of Sport

and Exercise. 15, 293-298. 13. doi.org/10.1016/j.psychsport.

Tibbert, S. Jane,. (2013). Ketangguhan mental and overtraining behaviors. Tesis.

Victoria University.

Tibbert, S. J., Andersen, M. B., & Morris, T. (2015). What a difference a

“mentally toughening” year makes: the acculturation of a rookie. Psychology

of Sport and Exercise, 17, 68–78. doi:10.1016/j.psychsport.

Turman, P. D., (2003). Athletic coaching from an instructional communication

perspective: the influence of coach experience on high school wrestlers’

preferences and perceptions of coaching behaviors across a season, 52 (2),

73-86, doi: 10.1080/03634520302465.

Weinberg, R., Butt, J., & Culp, B. (2011). Coaches’ views of ketangguhan mental

and how it is built. International Journal of Sport and Exercise Psychology,

9(2), 156–172. doi:10.1080/1612197x.2011.567106

Page 100: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

90

LAMPIRAN

Page 101: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

91

KUESIONER PENELITIAN

PENDAHULUAN

Assalaamu „alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh

Responden Yth,

Saya Dinda Tiara Sella mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan penelitian terhadap atlet bola basket dalam

rangka penyusunan skripsi. Saya memohon kesediaan saudara/i untuk menjadi

responden dengan mengisi kuesioner ini.

Kuesioner ini terdiri dari beberapa isian dan pernyataan. Saudara/i dimohon

membaca, memahami, dan menjawab setiap isian dan pernyataan tersebut. Dalam

setiap pernyataan tidak ada jawaban yang benar atau salah, saudara/i dimohon untuk

menilai gambaran diri anda sendiri.

Seluruh data yang saudara/i berikan murni hanya untuk penelitian dan dijamin

kerahasiaannya. Saya berterima kasih atas kesediaannya, semoga setiap urusan kita

dimudahkan, aamiin.

Hormat Saya

Dinda Tiara Sella

Page 102: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

92

IDENTITAS RESPONDEN DAN PERNYATAAN

PERSETUJUAN PARTISIPASI

Dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia untuk berpartisipasi

dalam penelitian ini : (WAJIB DIISI)

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin : *(a) Laki-laki (b) Perempuan

Berlatih Basket sejak tahun :

Jumlah waktu latihan : *(a) 1 X Seminggu (b) 2 X Seminggu (c) 3 X

Seminggu (d) > 3 X Seminggu.

Asal Universitas :

Prestasi Tertinggi tingkat : *(a) Universitas (b) Lokal (c) Regwional

(d) Nasional (e) Internasional

Tanda Tangan

Responden

Page 103: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

93

SKALA 1

PETUNJUK PENGISIAN: Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Jawablah sesuai

dengan yang paling menggambarkan diri saudara/i di kolom jawaban yang disediakan

dengan tanda centang ( √ ). Adapun pilihan jawabannya adalah:

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju SS=Sangat Setuju

NO.

PERNYATAAN

STS

TS

S

SS

1 Saya memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan pada

kemampuan saya

2 Saat dibawah tekanan, saya dapat membuat keputusan

dengan keyakinan dan komitmen

3 Saya bertanggung jawab untuk target yang sudah saya

tetapkan

4 Saya mudah menyerah dalam situasi sulit

5 Saya mudah terganggu dan kehilangan konsentrasi

6 Saya menganggap tantangan sebagai peluang positif

7 Saya marah dan frustasi ketika hal-hal tidak berjalan

sesuai keinginan saya

8 Saya bisa mengatasi keraguan dalam diri saya

9 Saya khawatir memberikan kinerja yang buruk

10 Saya merasa cemas dengan kejadian yang tidak bisa

dikendalikan atau tidak bisa saya kontrol

11 Saya bisa mendapatkan kembali ketenangan jika saya

memiliki waktu untuk beristirahat sejenak

12 Saya memiliki kemampuan untuk tetap tampil baik saat

berada di bawah tekanan

13 Saya berkomitmen untuk menyelesaikan tugas-tugas yang

harus saya lakukan

14 Saya memiliki kualitas yang berbeda yang membuat saya

berbeda dari pesaing yang lain

Page 104: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

94

SKALA 2

PETUNJUK PENGISIAN: Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Jawablah sesuai

dengan yang paling menggambarkan diri saudara/i di kolom jawaban yang disediakan

dengan tanda centang ( √ ). Adapun pilihan jawabannya adalah:

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju SS =Sangat Setuju

NO.

PERNYATAAN

STS

TS

S

SS

1 Tim kami kompak untuk memberikan penampilan yang

baik guna mencapai tujuan

2 Beberapa orang dalam tim lebih senang pergi sendiri

dibanding pergi bersama dengan tim

3 Ketika salah satu dari anggota tim memiliki masalah,

anggota tim lain saling membantu sehingga kami dapat

kembali bersama

4 Anggota tim kami tidak jalan bersama diluar latihan

maupun pertandingan

5 Anggota tim tidak berkomunikasi secara terbuka

terbuka tentang tanggung jawab masing-masing atlet

selama latihan atau kompetisi

6 Anggota tim kami jarang nongkrong bersama

7 Tim ini selalu meluangkan waktu bersama saat tidak

ada pertandingan

8 Saya tidak senang dengan tingkat kemampuan tim saya

terhadap keinginan untuk menang

9 Anggota tim memiliki perbedaan pendapat terhadap

penampilan tim

10 Saya tidak senang dengan jumlah waktu bermain yang

saya dapatkan di tim ini

11 Bagi saya tim ini adalah group sosial yang paling

penting yang saya miliki

12 Saya tidak akan merindukan teman atau anggota satu

tim ketika masa pertandingan berakhir

13 Tim ini tidak memberikan saya kesempatan untuk

meningkatkan kinerja pribadi saya

14 Saya tidak suka cara dan gaya permainan di tim ini

15 Saya lebih senang berada dikelompok lain di banding

tim ini

16 Kami semua bertanggung jawab atas kesalahan dan

penampilan tim yang buruk

17 Beberapa teman terbaik saya ada di tim ini

18 Saya tidak senang menjadi bagian dari aktivitas sosial

tim ini

Page 105: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

95

SKALA 3

PETUNJUK PENGISIAN: Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Jawablah sesuai

dengan yang paling menggambarkan diri saudara/i di kolom jawaban yang disediakan

dengan tanda centang ( √ ). Adapun pilihan jawabannya adalah:

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju SS =Sangat Setuju

NO.

PERNYATAAN

STS

TS

S

SS

1 Ketika saya memiliki masalah, saya mendapatkan saran

atau bantuan dari orang lain tentang apa yang harus saya

lakukan

2 Saat memiliki masalah, saya berdoa dan beribadah

3 Ketika memiliki masalah, saya mencoba untuk melihat

masalah tersebut dengan sudut pandang yang berbeda

untuk membuatnya tampak lebih positif

4 Saya mencari suatu hal yang baik dalam permasalahan

yang sedang saya hadapi

5 Saya belajar untuk menerima masalah yang saya miliki

6 Saya menjadikan masalah sebagai bahan tertawaan

7 Saya telah menerima kenyataan bahwa saya sedang

memiliki masalah

8 Saya membuat lelucon tentang masalah yang tengah saya

hadapi

9 Saya sudah menyerah untuk menyelesaikan masalah yang

saya miliki

10 Saya telah berpikir keras terkait langkah apa yang harus

diambil untuk mengatasi maslah yang tengah saya hadapi

11 Saya melakukan aktivitas lain untuk mengalihkan pikiran

saya dari masalah yang sedang dihadapi

12 Saat memiliki masalah, saya mengekspresikan perasaan

negatif saya

13 Saya sudah menyerah untuk menyelesaikan masalah yang

sedang saya hadapi

14 Saya berusaha tetap fokus untuk menyelesaikan

pertandingan

15 Ketika sedang memiliki masalah, saya meminum alkohol

atau menggunakan obat-obatan untuk membuat diri saya

merasa lebih baik

16 Saya mengkritik diri saya atas masalah yang tengah saya

hadapi

17 Ketika memiliki masalah, saya berusaha menemukan

Page 106: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

96

kenyamanan dalam agama atau keyakinan spriritual

18 Saya menyalahkan diri sendiri atas hal-hal yang terjadi

19 Saya telah menggunakan obat-obatan atau minuman

alkohol untuk membantu saya melalui masalah yang

tengah saya hadapi

20 Saya mendapat dukungan emosional dari tim, saat

memiliki masalah

21 Ketika saya memiliki masalah, saya menceritakannya agar

perasaan tidak menyenangkan tersebut hilang

22 Saya berusaha membuat situasi menjadi lebih baik

23 Saya melakukan sesuatu untuk tidak selalu memikirkan

masalah yang sedang saya hadapi, seperti pergi ke

bioskop, menonton tv, membaca, melamun, tidur atau

berbelanja

24 Saya mencoba membuat strategi untuk menyelesaikan

masalah yang tengah saya hadapi

25 Saya telah menolak untuk percaya bahwa saya sedang

menghadapi masalah

26 Ketika memiliki masalah, saya mendapatkan kenyamanan

dan pengertian dari seseorang

27 Saat sedang mendapatkan masalah, saya mengatakan pada

diri sendiri bahwa “ini tidak nyata”

Page 107: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

97

SKALA 4

PETUNJUK PENGISIAN: Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Jawablah sesuai

dengan yang paling menggambarkan diri saudara/i di kolom jawaban yang disediakan

dengan tanda centang ( √ ). Adapun pilihan jawabannya adalah:

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju SS =Sangat Setuju

NO.

PERNYATAAN

STS

TS

S

SS

1 Pelatih meminta pendapat pemain dalam menentukan

strategi permainan dalam kompetisi

2 Pelatih selalu meminta persetujuan pemain dalam

mengambil keputusan yang penting

3 Pelatih membebaskan pemain dalam mengambil

keputusan

4 Pelatih mendorong pemain untuk memberikan saran

dalam sesi pelatihan

5 Pelatih memberikan kebebasan pada tim untuk

menentukan tujuan

6 Pelatih memberikan kebebasan pada saya untuk mencoba

melakukan sesuatu meskipun salah

7 Ketika memberikan arahan yang penting, pelatih

meminta pendapat pemain

8 Pelatih memperbolehkan pemain bermain sesuai dengan

kemampuannya sendiri

9 Pelatih membiarkan kebebasan pada pemain untuk

memutuskan strategi permainan yang akan digunakan

dalam pertandingan

`10 Pelatih memberikan instruksi kepada pemain tentang apa

yang harus di lakukan dalam menghadapi berbagai

situasi dalam pertandingan

11 Pelatih membantu pemain dalam menyelesaikan

masalah, meskipun itu masalah pribadi

12 Pelatih membantu pemain dalam menyelesaikan konflik

13 Pelatih mau memperhatikan kesejahteraan pemain

14 Pelatih memberikan bantuan kepada pemain secara

personal

15 Pelatih mengekspresikan perasaan yang ia rasakan

kepada pemain

16 Pelatih memberi kesempatan pemain untuk curhat

padanya

17 Pelatih menjalin hubungan dekat dengan pemain

Page 108: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

98

18 Pelatih mengajak pemain berkunjung ke rumahnya

19 Pelatih memuji pemain yang tampil bagus di depan

pemain lainnya

20 Pelatih memberitahy pemain ketika dia melakukan

pekerjaan yang sangat bagus

21 Pelatih menghargai kinerja bagus yang sudah dilakukan

pemin

22 Pelatih memberikan apresiasi pada pemain yang

penampilannya bagus

23 Pelatih memberikan pujian pada pemain

24 Pelatih tidak menjelaskan tindakannya kepada pemain

25 Pelatih tidak mau berkompromi dengan pemain

26 Pelatih menutup dirinya dengan pemain

27 Pelatih berbicara satu arah saja tanpa meminta feedback

dari pemain

28 Pelatih memastikan bahwa setiap atlet berkerja sesuai

kapasitasnya

29 Pelatih mengkoreksi kesalahan yang pemain lakukan

ketika latihan

30 Pelatih menjelaskan kepada setiap atlet mengenai teknik

dan taktik dalam pertandingan

31 Satu persatu pemain diberikan instruksi penguasaan skill

dalam bermain bola basket

32 Pelatih menjelaskan dengan detail apa yang diharapkan

33 Pelatih menjelaskan kepada pemain apa yang harus

dilakukan dan tidak harus dilakukan oleh pemain

34 Pelatih memberitahu kelebihan dan kekurangan masing-

masing pemain

35 Pelatih menjelaskan kontribusi setiap atlet dalam tim

Page 109: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

99

Lampiran 2

Syntax Lisrel dan Path Diagram

1. Mental Thaugness

UJI VALIDITAS KOSTRUK KETANGGUHAN MENTAL

DA NI=14 NO=221 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14

PM SY FI=KM.COR

MO NX=14 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

KM

FR TD 10 9 TD 5 4 TD 13 6 TD 13 5 TD 11 6 TD 14 2 TD 11 10 TD 11 4 TD 14

1

FR TD 11 1 TD 5 1 TD 14 4 TD 12 1 TD 12 10 TD 3 2 TD 8 7 TD 8 2 TD 8 3

FR TD 5 2 TD 13 9 TD 9 3 TD 12 7 TD 12 6 TD 14 12 TD 14 5

PD

OU SS TV MI

Page 110: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

100

2. GI-T

UJI VALIDITAS KOSTRUK

DA NI=5 NO=221 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5

PM SY FI=GIT.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

GIT

FR TD 5 4 TD 5 1 TD 4 3 TD 5 2

PD

OU SS TV MI

3. GI-S

Page 111: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

101

UJI VALIDITAS KOSTRUK GIS

DA NI=4 NO=221 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=GIS.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

GIS

FR TD 3 1

PD

OU SS TV MI

4. ATG-S

UJI VALIDITAS KOSTRUK ATGS

DA NI=5 NO=221 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5

PM SY FI=ATGS.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

ATGS

FR TD 2 1

PD

OU SS TV MI

Page 112: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

102

5. ATG-T

UJI VALIDITAS KOSTRUK ATGT

DA NI=4 NO=221 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=ATGT.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

ATGT

FR TD 4 1 TD 2 1

PD

OU SS TV MI

6. Problem Fucus Coping

Page 113: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

103

UJI VALIDITAS KOSTRUK PFCOPING

DA NI=5 NO=221 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5

PM SY FI=PFCOPING.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

PFCOPING

FR TD 4 3 TD 5 4

PD

OU SS TV MI

7. Emotional Focus Coping

UJI VALIDITAS KOSTRUK EFC

DA NI=10 NO=221 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

PM SY FI=EFC.COR

MO NX=10 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

EFC

FR TD 9 5 TD 6 2 TD 10 6 TD 6 4 TD 5 4 TD 10 9 TD 10 5 TD 8 4

Page 114: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

104

FR TD 5 2 TD 7 3 TD 10 1 TD 8 2

PD

OU SS TV MI

8. LUC

UJI VALIDITAS KOSTRUK LUC

DA NI=12 NO=221 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12

PM SY FI=LUC.COR

MO NX=12 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

LUC

FR TD 6 2 TD 11 7 TD 9 8 TD 7 1 TD 7 6 TD 11 4 TD 4 1

FR TD 10 8 TD 10 6 TD 11 5 TD 12 5 TD 4 3 TD 9 5

FR TD 10 2 TD 11 9 TD 5 3 TD 6 4 TD 6 3 TD 12 11

PD

OU SS TV MI

Page 115: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

105

9. DB

UJI VALIDITAS KOSTRUK DEMOCRATIC BEHAVIOR

DA NI=9 NO=221 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

PM SY FI=DB.COR

MO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

DB

FR TD 7 1 TD 7 4 TD 9 8 TD 5 1 TD 4 3 TD 6 4

PD

OU SS TV MI

Page 116: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

106

10. SS

UJI VALIDITAS KOSTRUK SOCIAL SUPPORT

DA NI=8 NO=221 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

PM SY FI=SS.COR

MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

SS

FR TD 8 4 TD 8 2 TD 7 4 TD 7 3 TD 5 2 TD 5 1 TD 5 3

PD

OU SS TV MI

11. PF

Page 117: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

107

UJI VALIDITAS KOSTRUK POSITIVE FEEDBACK

DA NI=5 NO=221 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5

PM SY FI=PD.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

PD

FR TD 5 4 TD 5 2 TD 3 2 TD 4 1 TD 4 3

PD

OU SS TV MI

12. AB

UJI VALIDITAS KOSTRUK AUTOCRATIC BEHAVIOR

DA NI =4 NO=221 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=AB.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

AB

FR TD 4 1

PD

OU SS TV MI AD=OFF ME=UL

Page 118: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

108

13. TI

UJI VALIDITAS KOSTRUK TI

DA NI=9 NO=221 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

PM SY FI=TI.COR

MO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY AD=OFF ME=UL

LK

TI

FR TD 5 3 TD 3 1 TD 3 2 TD 5 2 TD 2 1 TD 9 1 TD 4 2 TD 4 3 TD 4 1 TD 6 1

PD

OU SS TV MI

Page 119: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

109

Lampiran 3

Tabel Regresi

Model R R Square Adjusted R

Square

Change Statistics

R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,801a ,642 ,621 ,642 31,087 12 208 ,000

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 12902,584 12 1075,215 31,087 ,000b

Residual 7194,260 208 34,588

Total 20096,844 220

a. Dependent Variable: KETANGGUHAN_MENTAL

b. Predictors: (Constant), TRAINING_AND_INSTRUCTION, ATGS, AUTOCRATIC_BEHAVIOR,

EMOTIONAL_F_COPING, GIT, ATGT, DEMOCRATIC_BEHAVIOR, POSITIVE_FEEDBACK,

LESS_USEFULL_COPING, SOCIAL_SUPPORT, GIS, PROBLEM_F_COPING

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -3,932 6,512 -,604 ,547

PROBLEM_F_COPING ,164 ,065 ,161 2,520 ,012

EMOTIONAL_F_COPING -,042 ,063 -,036 -,659 ,510

LESS_USEFULL_COPING ,090 ,061 ,086 1,477 ,141

GIT ,696 ,050 ,602 13,837 ,000

GIS ,079 ,074 ,067 1,055 ,292

ATGS ,066 ,058 ,064 1,149 ,252

ATGT -,095 ,069 -,089 -1,375 ,171

DEMOCRATIC_BEHAVIOR ,164 ,064 ,155 2,584 ,010

SOCIAL_SUPPORT -,057 ,064 -,054 -,896 ,371

POSITIVE_FEEDBACK -,049 ,057 -,047 -,869 ,386

AUTOCRATIC_BEHAVIOR -,103 ,062 -,091 -1,662 ,098

TRAINING_AND_INSTRUC

TION ,167 ,062 ,158 2,681 ,008

Page 120: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

110

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KETANGGUHAN_MENTAL 221 33,54 71,70 50,0000 9,55768

PROBLEM_F_COPING 221 33,10 68,25 50,0000 9,37372

EMOTIONAL_F_COPING 221 25,09 75,16 50,0000 8,14924

LESS_USEFULL_COPING 221 23,11 70,60 50,0000 9,10174

GIT 221 33,20 68,04 50,0000 8,26925

GIS 221 30,40 65,21 50,0000 8,14928

ATGS 221 37,23 79,82 50,0000 9,20263

ATGT 221 29,89 63,52 50,0000 8,86820

DEMOCRATIC_BEHAVIOR 221 31,86 73,70 50,0000 9,04192

SOCIAL_SUPPORT 221 28,06 72,31 50,0000 9,09050

POSITIVE_FEEDBACK 221 26,68 70,22 50,0000 8,99023

AUTOCRATIC_BEHAVIOR 221 31,78 67,61 50,0000 8,41859

TRAINING_AND_INSTRUC

TION 221 25,63 68,17 50,0000 9,06285

Valid N (listwise) 221

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 ,470a ,221 ,217 8,45612 ,221 62,052 1 219 ,000

2 ,472b ,223 ,216 8,46540 ,002 ,520 1 218 ,472

3 ,510c ,260 ,250 8,27631 ,038 11,075 1 217 ,001

4 ,780d ,608 ,600 6,04176 ,347 191,199 1 216 ,000

5 ,780e ,609 ,600 6,04452 ,001 ,802 1 215 ,371

6 ,780f ,609 ,598 6,05827 ,000 ,025 1 214 ,875

7 ,783g ,613 ,600 6,04291 ,004 2,090 1 213 ,150

8 ,792h ,628 ,614 5,94095 ,015 8,374 1 212 ,004

9 ,793i ,629 ,612 5,94992 ,001 ,361 1 211 ,549

10 ,793b ,629 ,611 5,96233 ,000 ,122 1 210 ,727

11 ,794c ,630 ,610 5,96758 ,001 ,631 1 209 ,428

12 ,801d ,642 ,621 5,88114 ,012 7,189 1 208 ,008

Page 121: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Page 122: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Page 123: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Page 124: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Page 125: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Page 126: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Page 127: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Page 128: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Page 129: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Page 130: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Page 131: PENGARUH COPING STRATEGY, GROUP COHESION DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52118... · 2020. 9. 3. · A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif