PENGARUH CASH HOLDING, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …repository.umrah.ac.id/1904/1/ILA...
Transcript of PENGARUH CASH HOLDING, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …repository.umrah.ac.id/1904/1/ILA...
1
PENGARUH CASH HOLDING, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,
UKURAN PERUSAHAAN, RESIKO KEUANGAN, DAN PROFITABILITAS
TERHADAP INCOME SMOOTHING PADA PERUSAHAAN INDUSTRI
DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2013-2016
Ila Candrawati1, Prima Aprilyani Rambe2, Fatahurrazak3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepulauan Riau
Email : [email protected]
ABSTRAK
Ila Candrawati, 2018: The Effect Of Cash Holding, Institutional Ownership, Firm
Size, Financial Risk And Profitability Towards Income
Smoothing On The Basic Industry And Chemical Listed On
Indonesia Stock Exchange From 2013-2016. lecturer: Prima
Aprilyani Rambe, Fatahurrazak
The aim of the research is to obtain find the effect of Cash Holding,
Institutional Ownership, Firm Size, Financial Risk And Profitability Towards Income
Smoothing The Basic Industry And Chemical Listed On Indonesia Stock Exchange
From 2013-2016. The sample is determined by purposive sampling. The type of data
is used data from www.idx.co.id. Data were analyzed by using multiple linear
regression test. The results of the study showed that the cash holding and the firm size
affect to the income smoothing. While the institutional ownership, the financial risk
and profitability don’t affect to the income smoothing.
Keyword : Cash Holding, Institutional Ownership, Firm Size, Financial Risk,
Profitability And Income Smoothing
PENDAHULUAN
Dengan semakin berkembangnya perekonomian, setiap perusahaan ingin
menunjukan kemampuan terbaik untuk unggul dibandingkan dengan kompetitornya,
oleh karena itu mendorong manajemen bekerja lebih efektif dan efisien agar
perusahaan mampu bertahan dan menjaga eksistensinya sekaligus meningkatkan
kinerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan. Kinerja
manajemen tergambarkan dalam laporan keuangan. Dalam laporan keuangan
memiliki tujuan yaitu untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang
2
membutuhkan tentang suatu perusahaan. Disamping itu juga skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut (Kasmir, 2016).
Pada laporan keuangan akan mendefenisikan tingkat laba rugi perusahaan.
Namun para investor cenderung hanya memperhatikan laba yang dihasilkan bukan
bagaimana cara laba itu dapat diperoleh sehingga memotivasi manajer melakukan
tindakan pemerataan laba agar laba yang dihasilkan sesuai dengan keinginan.
Income smoothing adalah cara yang digunakan oleh manajemen untuk
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan
(Sari,2014). Income smoothing menjadi penting karena ini dapat menimbulkan
perilaku yang tidak semestinya yang muncul sebagai akibat dari konflik yang timbul
diantara pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan laporan keuangan
perusahaan. Income smoothing ini juga dilakukan untuk memperbaiki citra
perusahaan, meningkatkan relasi-relasi usaha, meningkatkan persepsi pihak eksternal
terhadap kemampuan manajemen dan meningkatkan kompensasi manajemen. Selain
itu, income smoothing dilakukan manajemen untuk memberikan informasi yang
relavan dalam melakukan prediksi terhadap laba dimasa yang akan datang.
Kebijakan cash holding yang dikendalikan oleh manajer dapat meningkatkan
motivasi manajer untuk melakukan kepentingan pribadi diatas kepentingan pemilik
perusahaan (Mambraku, 2014). Menurut Jensen (1986) dalam teori keagenan,
manajer memiliki insentif untuk memperbesar free cash flow perusahaan. Manajer
memiliki cash holding dengan tujuan menghindari financial distress dimasa depan,
melakukan investasi ketika financial constraint meningkat dan menekan biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh pendanaan eksternal dan membiayai proyek
yang sesuai dengan kepentingan manajer. Dampak yang terjadi kemudian adalah
timbulnya tindakan oportunis agen dimana informasi eksternal perusahaan yang
disampaikan kepada pemilik tidak sesuai dengan tujuan untuk memberikan persepsi
kinerja perusahaan yang baik dicerminkan dari laba pada laporan keuangan
perusahaan.
Adanya kepemilikan institusional dalam jumlah besar dapat mengurangi insentif
manajemen untuk mengelola laba secara agresif. Hal ini terbukti bahwa investor
institusional yang aktif dan menguasai saham dalam jumlah besar dapat mengurangi
tindakan perataan laba, apabila mereka memberikan tekanan dan pengawasan kepada
manajemen perusahaan (Butar dan Sudarsi, 2012).
Perusahaan yang berukuran besar memiliki kecenderungan untuk melakukan
perataan laba dibandingkan perusahaan berukuran kecil karena perusahaan berukuran
besar mendapatkan perhatian lebih dari para investor , pemerintah dan masyarakat
(Dewi dan Sujana, 2014).
Investor memiliki resiko dalam berinvestasi pada perusahaan yang memiliki
tingkat hutang yang tinggi. Pratama (2012) berpendapat bahwa semakin besar hutang
perusahaan maka semakin besar pula resiko yang dihadapi investor, oleh karena itu
investor menginginkan tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi
tersebut perusahaan cenderung untuk melakukan tindakan perataan laba.
Tingkat profitabilitas yang stabil dapat menarik minat investor dalam
menanamkan investasinya karena perusahaan dianggap baik dalam mengahasilkan
3
laba. Menurut Adi (2015) tingkat profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan pajak
yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pemerintah, sebaliknya jika terjadi
penurunan laba yang cukup signifikan akan memperlihatkan bahwa kinerja
manajemen kurang memuaskan. Oleh sebab itu, terdapat kemungkinan bahwa
manajer melaporkan laba yang tidak fluktuasi melalui praktek income smoothing.
Kebutuhan akan informasi laba yang dapat menggambarkan keadaan perusahaan
yang sesungguhnya menjadi penting karena ketepatan akan informasi laba yang
disajikan dalam laporan keuangan tersebut akan mempengaruhi keputusan investor
dipasar modal ataupun keputusan kreditur untuk meminjamkan dananya bagi
perusahaan. Sehingga dengan adanya penelitian ini investor maupun kreditur dapat
mengetahui dengan jelas faktor apa saja yang mempengaruhi manajemen perusahaan
untuk melakukan perataan laba (income smoothing).
Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor yang dapat mempengaruhi income
smoothing pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2016. Penelitian ini berfokus pada industri dasar dan kimia
karena peneliti menghindari terjadinya bias terhadap hasil penelitian yang disebabkan
perbedaan karakteristik perusahaan. Sektor ini memberikan kontribusi terhadap
perkembangan pembangunan, industri dan perekonomian di Indonesia, dan juga
merupakan industri strategi karena memproduksi barang-barang yang dibutuhkan
oleh industri lain.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perlu
dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Cash Holding, Kepemilikan
Institusional, Ukuran Perusahaan, Risiko Keuangan, Dan Profitabilitas
terhadap Income Smoothing Pada Perusahaan Industri Dasar Dan Kimia Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016”
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Teori Agensi
Teori agensi merupakan model yang digunakan untuk menformulasikan
permasalahan antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal). Sebagai agen,
manajer bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik dengan
memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Sebagai
pengelola perusahaan, manajer tentu lebih mengetahui tentang informasi perusahaan
dan juga prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan dengan pemilik
perusahaan. Dengan ketidakseimbangan penguasa informasi akan memicu munculnya
kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi. Dengan adanya asimetri informasi
antara manajemen dengan pemilik, hal ini memberikan kesempatan kepada pihak
manajer untuk melakukan income smoothing sehingga akan menyesatkan pemilik
mengenai kinerja ekonomi perusahaan.
Income Smoothing (Perataan Laba)
Income smoothing adalah pengurangan fluktuasi laba dari tahun ke tahun dengan
memindahkan pendapatan dari tahun-tahun yang tinggi pendapatannya ke periode-
periode yang kurang menguntungkan (Belkaoui. 2012). Pendapat Abiprayu (2011)
4
menyimpulkan bahwa praktik perataan laba meliputi usaha untuk memperkecil
jumlah laba yang dilaporkan jika laba aktual lebih besar dari laba normal, dan usaha
untuk memperbesar laba yang dilaporkan jika laba lebih kecil dari laba normal.
Cash Holding
Kas sebagai asset lancar sangat mudah disembunyikan atau dipindahkan serta
saat diinginkan. Oleh karena karakteristik tersebut kas merupakan aset yang paling
mungkin untuk digunakan dan mungkin dibelanjakan dengan tidak tepat. Kas akan
tersedia dalam perusahaan ketika keuntungan melebihi kebutuhan investasinya.
Ketika perusahaan memiliki kas yang berlimpah maka kelebihan uang tunai itu akan
dibayar dalam bentuk dividen kepada pemegang saham. Manajemen memilih untuk
menimbunkan kas tersebut dari pada harus dibayarkan kepada pemegang saham.
Manajer menggunkan cash holding untuk meminimalisir pendanaan eksternal dan
operasional perusahaan. Oleh karena cash holding sangat mudah dikendalikan oleh
manajer sehingga memotivasi manajer untuk melakukan kepentingan pribadi. Hal ini
dapat meningkatkan praktik income smoothing oleh karena karakteristik jumlah kas
yang tersedia dalam perusahaan. Oleh karena itu, semakin tinggi kepemilikan kas
atau semakin tinggi kas yang ada dalam perusahaan maka semakin tinggi praktik
income smoothing. Penelitian Mambraku (2014) dan Sarwinda dan Afriyenti (2015)
menyatakan bahwa cash holding yang dimiliki perusahaan berpengaruh terhadap
praktik income smoothing.
H1 : Diduga Cash holding berpengaruh terhadap income smoothing
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan jumlah saham perusahaan yang dimiliki
institusi. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak
manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi
income smoothing. Tindakan pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan dan pihak
investor institusional dapat membatasi perilaku para manajer dan mendorong manajer
untuk lebih menfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga
mengurangi perilaku oportunistik atau mementingkan diri sendiri. Penelitian Santoso
dan Salim (2012) dan Ansori (2014) menyatakan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap income smoothing.
H2 : Diduga kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap income smoothing
Ukuran Perusahaan
Perusahaan yang berukuran besar biasanya menerima perhatian lebih dari
pihak eksternal, diantaranya pemerintah. Pemerintah cenderung membebankan
berbagai biaya yang dianggap sesuai dengan kemampuan perusahaan. Semakin besar
perusahaan semakin rentan kebijakan pemerintah dan menjadi sorotan para investor,
dimana perusahaan besar akan dituntut oleh pemerintah untuk memberikan
kontribusi, diantaranya membayar pajak. Jadi, perusahaan besar memiliki
kecendrungan yang lebih besar untuk melakukan perataan laba untuk menghindari
fluktuasi laba yang terlalu drastis karena akan menyebabkan bertambahnya pajak.
5
Penelitian Abiprayu (2011) dan Dewi dan Sujana (2014) mengungkapkan hal yang
sama bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tindakan income
smoothing.
H3 : Diduga ukuran perusahaan berpengaruh terhadap income smoothing
Risiko Keuangan
Risiko keuangan adalah tambahan risiko yang dibebankan kepada para
pemegang saham biasa sebagai hasil dari keputusan untuk mendapatkan pendanaan
melalui hutang. Semakin besar hutang perusahaan maka semakin besar pula risiko
yang akan ditanggung oleh investor sehingga investor akan meminta tingkat
keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung
untuk melakukan praktik income smoothing untuk menghindari pelanggaran
perjanjian hutang. Penelitian Aji dan mita (2010) dan Ayu dan Bagus (2014)
menemukan bahwa risiko keuangan mempunyai pengaruh terhadap income
smoothing.
H4 : Diduga risiko keuangan berpengaruh terhadap income smoothing
Profitabilitas
ROA menunjukan kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba dengan
memanfaatkan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasi. Semakin besar
perubahan ROA menunjukan semakin besar kemampuan manajemen dalam
menghasilkan laba. Hal ini mempengaruhi investor dalam memprediksi laba dan
memprediksi risiko dalam investasi, sehingga memberikan dampak pada kepercayaan
investor terhadap perusahaan. Jadi, perusahaan akan melakukan perataan laba agar
laba yang dilaporkan tidak berfluktuasi, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
investor terhadap perusahaan. Dewi dan Sujana(2014) yang menyatakan bahwa
profitabilitas memiliki pengaruh terhadap praktik income smoothing.
H5 : Diduga profitabilitas berpengaruh terhadap income smoothing
6
Kerangka Pemikiran
Variabel Dependen
Income Smoothing
penelitian ini menggunakan discretionary accrual sebagai proksi income smoothing
dengan menggunakan model Jones. Discretionary accrual (DCA) dihitung dengan
cara menggunakan non-discretionary accrual (NDCA) dari total accrual (TCA),
dengan tahapan (Mambraku,2014):
1. Mengukur total accrual dengan menggunakan model jones yang dimodifikasi.
Total Accrual (TAC) = laba tahun berjalan – arus kas operasi
2. Menghitung nilai accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi linier
sederhana atau OLS (Ordinary Least Square):
TACt/At-1 = α1(1/At-1) + α2((∆REVt-∆RECt)/At-1) + α3(PPEt/At-1) + e
3. Menghitung non-discretionary accrual model (NDA) sebagai berikut:
NDAt = α1(1/At-1) + α2((∆REVt-∆RECt)/At-1) + α3(PPEt/At-1)
4. Menghitung discretionary accruals
DACt = (TACt / At-1) - NDAt
Keterangan:
DCAt : discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
TACt : total accruals perusahaan i pada tahun t
At-1 : total aset perusahaan i pada tahun t-1
∆REVt: perubahan pendapatan perusahaan i di tahun t dikurangi pendapatan di tahun
t-1
Cash holding (X1)
Kepemilikan institusional(X2)
Ukuran perusahaan (X3)
Resiko keuangan (X4)
Profitabilitas (X5)
Income smoothing (Y)
H1
H2
H3
H4
H5
H6
7
∆RECt: perubahan piutang bersih perusahaan i di tahun t dikurangi piutang bersih
tahun t-1
PPEt : aset tetap perusahaan i pada tahun t
Variabel Independen
Cash Holding
Cash holding merupakan asset yang paling likuid yang berfungsi sebagai alat
yang digunakan oleh manajer dalam menjalankan operasional perusahaan. Kebijakan
perusahaan untuk memegang kas merupakan langkah untuk melindungi perusahaan
dari cash shortfall. Variabel tersebut dapat diukur sebagai berikut (Mambraku, 2014):
𝑐𝑎𝑠ℎ ℎ𝑜𝑙𝑑𝑖𝑛𝑔 =kas dan setara kas
total aset
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh
pihak institusi sebagaimana ditunjuk pada komposisi pemilik saham. Kepemilikan
institusional dinyatakan dalam rumus (Santoso dan Salim, 2012).
𝐾𝐼 =jumlah saham yang dimiliki institusi
total saham yang beredar
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu indikator yang dapat menunjukan kondisi atau
karakteristik suatu perusahaan atau skala yang dapat mengklasifikasikan besar
kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan diukur menggunakan total aset. Total
aset digunakan dengan dasar bahwa besarnya total aset bisa mencerminkan harta atau
kekayaan yang dimiliki perusahaan (Effendi, 2013).
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 = Total aset
Risiko Keuangan
Risiko keuangan adalah tambahan risiko yang dibebankan kepada para pemegang
saham biasa sebagai hasil dari keputusan mendapatkan pendanaan melalui utang.
Risiko keuangan diukur menggunakan rasio leverage yang berguna untuk
menunjukan kualitas kewajiban perusahaan serta berapa besar perbandingan antara
kewajiban tersebut dengan aktiva perusahaan. Rasio leverage dinyatakan dalam
rumus (Kasmir, 2016):
𝐿𝐸𝑉 =total utang
total aset
Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari
aktivitas normal bisnisnya. Tingkat profitabilitas perusahaan diproksi dengan Return
on Asset (ROA) yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanam dalam aktiva yang digunakan untuk operasi
8
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROA dinyatakan dalam rumus
(Hery,2016):
𝑅𝑂𝐴 =laba bersih
total aset
Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan sektor
Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
penelitian yaitu dari tahun 2013-2016 . Penentuan sampel menggunakan metode
purposive sampling yaitu sampel atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan
kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun
2013-2016
2. Perusahaan industri dasar dan kimia yang menerbitkan laporan keuangan tahunan
pada tahun 2013-2016
3. Perusahaan industri dasar dan kimia yang menggunakan satuan mata uang rupiah
dalam laporan keuangan
4. Perusahaan industri dasar dan kimia yang memperoleh laba pada tahun 2013-
2016
5. Perusahaan industri dasar dan kimia yang menyajikan data-data yang dibutuhkan
dalam laporan keuangan tahunan pada tahun 2013-2016
Hasil Pengambilan Sampel Periode 2013-2016
No Kriteria sampel Jumlah
1 Perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa
efek Indonesia tahun 2013-2016
57
2 Perusahaan industri dasar dan kimia yang tidak menerbitkan
laporan keuangan pada tahun 2013-2016
(7)
3 Perusahaan industri dasar dan kimia yang tidak menggunakan
satuan mata uang rupiah dalam laporan keuangan
(12)
4 Perusahaan industri dasar dan kimia yang menghasilkan rugi
pada tahun 2013-2016
(18)
5 Perusahaan industri dasar dan kimia yang tidak menyajikan
data-data yang dibutuhkan dalam laporan keuangan tahunan
pada tahun 2013-2016
(8)
Total sampel 12
Metode Analisis Data
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya
pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap satu veriabel dependen
dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas
9
yaitu: Income Smoothing (Y), Cash Holding (X1), Kepemilikan Institusional (X2),
Ukuran Perusahaan (X3), Risiko Keuangan (X4), Profitabilitas (X5).
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji
multikolonieritas, uji autokorelasi.
Pengujian Hipotesis Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas / independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Uji t dilakukan dengan menghitung nilai statistik t, dimana jika t-hitung > t
tabel maka hipotesis veriabel independen secara persial mempengaruhi variabel
dependen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari
nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, nilai maksimum (max), nilai minimum
(min), sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2013).
Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CH 48 .004900 .631476 .15392565 .171870316
KI 48 .032216 .940115 .65046416 .207442596
UP 48 .13 19.76 2.6235 4.70579
LEV 48 .038219 .866431 .39454488 .232274981
ROA 48 .006452 .260610 .04828053 .046934327
IS 48 -.0893 .1096 -.014828 .0423962
Valid N (listwise) 48
Sumber : data diolah SPSS versi 20
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 48
Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation .02226566
Most Extreme Differences
Absolute .147
Positive .147 Negative -.138
Kolmogorov-Smirnov Z 1.019 Asymp. Sig. (2-tailed) .250
10
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : data diolah SPSS versi 20
Dari hasil output pada tabel diatas dapat dilihat nilai kolmogorov-smirnov adalah
1.019 dan signifikannya 0.250 dimana lebih besar dari 0.05 (0.250 > 0.05) maka data
berdistribusi normal.
Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas menggunakan Uji Park Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -7.514 1.499 -5.013 .000
CH -1.519 2.639 -.134 -.575 .568
KI -.514 1.458 -.055 -.353 .726
UP .111 .065 .269 1.701 .096
LEV -1.753 2.049 -.209 -.856 .397
ROA .952 7.224 .023 .132 .896
a. Dependent Variable: LnE2
Sumber : data diolah SPSSversi 20
Berdasarkan uji park pada tabel dapat dilihat nilai signifikan cash holding
sebesar 0.568, kepemilikan institusional 0.726, ukuran perusahaan 0.096, risiko
keuangan 0.397 dan profitabilitas sebesar 0.896. Karena signifikan lebih besar dari
0.05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terhindar dari masalah
heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .851a .724 .691 .0235537 1.245
a. Predictors: (Constant), ROA, KI, UP, CH, LEV b. Dependent Variable: IS
Sumber : data diolah SPSSversi 20
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai DW sebesar 1,245. Nilai ini
dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson. Dari tabel statistik Durbin-Watson
didapat nilai dL sebesar 1,111 dan nilai dU sebesar 1.583 dengan jumlah variable
independen (k=5) dan jumlah sampel (n=48). Oleh karena nilai DW lebih besar dari
nilai dL dan lebih kecil dari dU atau dL < d < dU (1,111 < 1.245 < 1.583). Maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif sehingga data terbebas dari
autokorelasi.
11
Uji Multikolonieritas
Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -.043 .018 -2.395 .021
CH .173 .031 .700 5.482 .000 .403 2.483
KI -.009 .017 -.045 -.529 .599 .907 1.103
UP -.005 .001 -.517 -5.977 .000 .876 1.142
LEV .044 .024 .239 1.784 .082 .366 2.733
ROA .051 .086 .056 .587 .561 .721 1.387
a. Dependent Variable: IS
Sumber : data diolah SPSS versi 20
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolonieritas
antara variabel independen dengan nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan VIF untuk
setiap variabel < 10.
Pengujian Hipotesis
Analisis Regresi Berganda
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.043 .018 -2.395 .021
CH .173 .031 .700 5.482 .000
KI -.009 .017 -.045 -.529 .599
UP -.005 .001 -.517 -5.977 .000
LEV .044 .024 .239 1.784 .082
ROA .051 .086 .056 .587 .561
a. Dependent Variable: IS
Sumber : data diolah SPSS versi 20
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
IS = (0.043) + 0.173 CH - 0.009 KI – 0.005 SIZE + 0.044 LEV + 0.051 ROA + e
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien regresi cash holding, leverage dan
ROA memiliki koefisien dengan arah positif. Sedangkan kepemilikan institusional
dan ukuran perusahaan memiliki koefisien dengan arah negatif.
12
Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Hasil Uji Statistik F ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression .061 5 .012 22.055 .000b
Residual .023 42 .001
Total .084 47 a. Dependent Variable: IS b. Predictors: (Constant), ROA, KI, UP, CH, LEV
Sumber : data diolah SPSS versi 20
Dari hasil output SPSS pada tabel diatas menunjukkan hasil simultan dengan
nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari 0.05 dan nilai F hitung > F tabel (22,055 >
2.45). berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan HA diterima, yaitu variabel independen cash holding, kepemilikan
institusional, ukuran perusahaan, risiko keuangan dan profitabilitas secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap income smoothing. Hal ini menunjukan
semakin tinggi cash holding, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, risiko
keuangan dan profitabilitas secara bersama-sama (simultan) maka akan cenderung
perusahaan melakukan income smoothing.
Koefisien Determinasi (R2)
Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .851a .724 .691 .0235537
a. Predictors: (Constant), ROA, KI, UP, CH, LEV b. Dependent Variable: IS
Sumber : data diolah SPSS versi 20
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square (R2)
sebesar 0.691 atau 69.1% yang berarti bahwa income smoothing dapat dijelaskan oleh
variasi dari variabel independen yaitu cash holding, kepemilikan institusional, ukuran
perusahaan, risiko keuangan dan profitabilitas. Sedangkan sisanya (100% - 69.1% =
30.9%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain selain yang digunakan dalam penelitian
ini.
13
Uji Persial (Uji t)
Hasil Uji Statistik t Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.043 .018 -2.395 .021
CH .173 .031 .700 5.482 .000
KI -.009 .017 -.045 -.529 .599
UP -.005 .001 -.517 -5.977 .000
LEV .044 .024 .239 1.784 .082
ROA .051 .086 .056 .587 .561
a. Dependent Variable: IS
Variabel cash holding memiliki nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari 0.05
(0.000 < 0.05) dan nilai t hitung > t tabel (5,482 > 2.018). Artinya bahwa cash
holding berpengaruh terhadap income smoothing. Dengan demikian HA diterima dan
H0 ditolak.
Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai signifikan 0.599 lebih besar
dari 0.05 (0.599 > 0.05) dan nilai -t hitung > -t tabel (-0.529 > -2.018). Artinya bahwa
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap income smoothing. Dengan
demikian HA ditolak dan H0 diterima.
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari
0.05 (0.000 < 0.05) dan nilai -t hitung < -t tabel (-5.977 < -2.018). Artinya bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap income smoothing. Dengan demikian HA
diterima dan H0 ditolak.
Variabel risiko keuangan memiliki nilai signifikan 0.082 lebih besar dari 0.05
(0.082 > 0.05) dan nilai t hitung < t tabel (1.784 < 2.018). Artinya bahwa risiko
keuangan tidak berpengaruh terhadap income smoothing. Dengan demikian HA
ditolak dan H0 diterima.
Variabel profitabilitas memiliki nilai signifikan 0.561 lebih besar dari 0.05
(0.561 > 0.05) dan nilai t hitung < t tabel (0.587 < 2.018). Artinya bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap income smoothing. Dengan demikian HA
ditolak dan H0 diterima.
Pembahasan
Pengaruh Cash Holding Terhadap Income Smoothing
Hasil penelitian variabel ini mendukung penelitian sebelumnya. Sarwinda dan
Afriyenti (2015) dan Mambraku (2014) yang menyebutkan bahwa cash holding
berpengaruh signifikan terhadap income smoothing karena dengan besarnya kas yang
berada diperusahaan menjadi salah satu pemicu yang cukup besar bagi manajemen
untuk melakukan kepentingan pribadi sehingga manajer cenderung untuk melakukan
income smoothing.
14
Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Income Smoothing
Hasil penelitian pada variabel ini mendukung penelitian sebelumnya.
Prabayanti dan Yasa (2011), Butar (2012) dan Dwiastuti (2017) yang menyatakan
bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap income
smoothing. Hal ini menandakan bahwa tinggi atau rendahnya kepemilikan
institusional tidak mempengaruhi manajemen untuk melakukan income smoothing.
Tidak adanya pengaruh kepemilikan institusional ini dapat disebabkan karena
manajer merasa terikat oleh target yang diberikan oleh investor institusi sehingga
membuat para manajer tetap terlibat untuk melakukan praktik income smoothing.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Santoso dan Salim (2012) dan Ansori
(2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
income smoothing.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Income Smoothing
Hasil penelitian variabel ini mendukung penelitian sebelumnya. Abiprayu
(2011), Dewi dan Sujana (2014) dan Sari (2014) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap income smoothing. Hal ini
menandakan bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaan semakin rendahnya
praktik income smoothing yang dilakukan oleh perusahaan karena perusahaan yang
berukuran besar lebih diperhatikan publik dan pemerintahan. Penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian Aji dan Mita (2010) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap income smoothing.
Pengaruh Risiko Keuangan Terhadap Income Smoothing
Hasil penelitian variabel ini mendukung penelitian sebelumnya. Pratama (2012)
yang menyatakan bahwa risiko keuangan tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap income smoothing. Hal ini menandakan bahwa dengan tinggi atau rendahnya
tingkat risiko keuangan perusahaan tidak mempengaruhi manajemen untuk
melakukan praktik income smoothing. Karena dapat merugikan perusahaan akibat
kehilangan kepercayaan dari kreditur. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
Aji dan Mita (2010), Ayu dan Bagus (2014) dan Adi (2015) yang menyatakan bahwa
risiko keuangan berpengaruh signifikan terhadap income smoothing.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Income Smoothing
Hasil penelitian variabel ini mendukung penelitian sebelumnya. Aji dan Mita
(2010), Abiprayu (2011), Pratama (2012) dan Adi (2015) yang menyatakan bahwa
profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap income smoothing. Hal ini
menandakan bahwa tinggi atau rendahnya tingkat profitabilitas perusahaan tidak
mempengaruhi manajemen untuk melakukan praktik income smoothing. Karena
profitabilitas telah menjadi perhatian utama yang dilihat oleh publik terutama investor
dan kreditur sehingga perusahaan akan berusaha untuk tidak melakukan tindakan
yang membahayakan kredibilitas perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Ayu dan Bagus (2014) dan Dewi dan Sujana (2014) yang menyatakan
bahwa profitabilitas memiliki pengaruh terhadap income smoothing.
15
Pengaruh cash holding, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, risiko
keuangan dan profitabilitas terhadap income smoothing
Dari hasil pengujian menunjukkan hasil simultan dengan nilai signifikan 0.000
lebih kecil dari 0.05 dan nilai F hitung > F tabel (22.055 > 2.45) yang berarti
pengaruh cash holding, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, risiko
keuangan dan profitabilitas terhadap income smoothing. Hal ini menunjukan semakin
tinggi cash holding, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, risiko keuangan
dan profitabilitas secara bersama-sama (simultan) maka akan cenderung perusahaan
melakukan income smoothing.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisis data maka diperoleh kesimpulan dalam penelitian
ini bahwa cash holding dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap income
smoothing sedangkan kepemilikan institusional, risiko keuangan dan profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap income smoothing. Berikut hasil penelitian yang
diperoleh dalam penelitian ini :
1. Cash holding berpengaruh terhadap income smoothing pada peusahaan industri
dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam waktu empat tahun
penelitian yaitu 2013-2016.
2. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap income smoothing pada
peusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam
waktu empat tahun penelitian yaitu 2013-2016.
3. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap income smoothing pada peusahaan
industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam waktu
empat tahun penelitian yaitu 2013-2016.
4. Risiko keuangan tidak berpengaruh terhadap income smoothing pada peusahaan
industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam waktu
empat tahun penelitian yaitu 2013-2016.
5. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap income smoothing pada peusahaan
industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam waktu
empat tahun penelitian yaitu 2013-2016.
6. Cash holding, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, risiko keuangan dan
profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap income smoothing pada
perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dalam waktu empat tahun penelitian yaitu 2013-2016.
Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang diambil, saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini hanya menggunakan lima variabel independen dan empat
tahun penelitian saja. Oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk
menambah variabel atau mengganti dengan variabel lain dan menambah tahun
penelitian yang memungkinkan untuk mendapat hasil yang lebih akurat.
16
2. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan perusahaan industri dasar dan
kimia, bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan perusahaan jenis
industri lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abiprayu.2011. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage,
Kualitas Audit, Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Perataan Laba. Skripsi.
Universitas Diponegoro
Adi, Prima.2015. Pengaruh Profitabilitas Resiko Keuangan, Nilai Perusahaan,
Kepemilikan Manajerial, Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Praktik
Perataan Laba. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 2, No.1
Aji Dan Mita.2010. Pengaruh Profitabilitas, Resiko Keuangan, Nilai Perusahaan, Dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Praktik Perataan Laba. UI
Ansori, Ema Rosyidah.2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan
Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu &
Riset Akuntansi, Vol.3, No.11. STIESIA. Surabaya
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2011. Accounting Teory (Terjemahan). Jakarta : Salemba
Empat
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2012. Accounting Teory (Terjemahan). Jakarta : Salemba
Empat
Brigham, Eugene F dan Houston. 2006. Fundamental Of Financial Manajement:
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat
Butar, Linda Kurniasih.2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage,
dan Kepemilikan Institusional terhadap Perataan Laba. Dinamika Akuntansi,
Keuangan dan Perbankan, Vol.1, No.2. Hal 143-158. ISSN:1979-4878
17
Dewi Dan Sujana.2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Pada
Praktik Perataan Laba Dengan Jenis Industri Sebagai Variabel Pemoderasi
Di BEI. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.2, 170-184
Dwiastuti, Luciana.2017. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Institusional,
Financial Leverage dan Ukuran KAP Terhadap Perataan Laba Dengan
Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi. JOM Fekon Vol.4 No.1.
Universitas Riau
Effendi,Sofyan.2013. Pengaruh Corporate Governance Dan Kualitas Auditor
Terhadap Manajemen Laba. Skripsi. Universitas Diponegoro
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang: Universitas Diponegoro
Harahap, Sofyan.2008. Teori Akuntansi. Jakarta : Rajawali Pers
Hery.2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Grasindo
Jensen, M. C and Meckling, W. H. 1976. Theory of the firm : Managerial Behavior,
Agency costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics,
Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Avalaible from:
http://papers.ssrn.com
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers
Mambraku, Milka.2014. Pengaruh Cash Holding Dan Struktur Kepemilikan
Manajerial Terhadap Income Smoothing. Skripsi. Universitas Diponegoro
Peranasari Dan Dharmadiaksa.2014. Perilaku Income Smoothing, Dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.1, 140-
153
Putri ,Dian.2016. Pengaruh Profitabilitas, Resiko Keuangan, Nilai Perusahaan Dan
Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Perataan Laba (Income
Smoothing) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014). Skripsi. Universitas Lampung
18
Prabayanti dan Yasa.2011. Perataan Laba dan Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. FE.
Universitas Udayana
Pratama, Dika.2012. Pengaruh Profitabilitas, Resiko Keuangan, Nilai Perusahaan,
Struktur Kepemilikan Manajerail Dan Dividen Payout Ratio Terhadap
Perataan Laba. Jurnal Akuntansi Dan Investasi, Vol.13, No.1, 35-43
Santoso dan Salim.2012. Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage, Dividen,
Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, dan Kelompok Usaha
Terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Non-Finansial yang Terdaftar di
BEI. CBAM-FE. UNISSULA
Sari, Lusi.2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap
Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. UNP
Sarwinda Dan Afriyenti.2015. Pengaruh Cash Holding, Political Cost, Dan Nilai
Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yan Terdaftar Di BEI 2009-2013). SNEMA. UNP
Swastika, R.Panji.2017. Pengaruh Leverage, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Proporsi Dewan Komisaris Independen Terhadap Income
Smooting Pada Perusahaan Manufaktur yang listed di BEI periode 2011-
2014. Skripsi. UII Yogyakarta
www.idx.co.id