Pengaruh Budaya

59
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “PENGARUH BUDAYA, SUB BUDAYA TERHADAP PERILAKU KONSUMEN”. Makalah ini telah dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai media untuk membantu menyelesaikan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Selama proses penyusunan tugas ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Ibu Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari, SE., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Perilaku Konsumen 2. Teman – teman kelompok dua yang telah memberikan semua bantuannya. 3. Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan. Semoga seluruh amal dan kebaikan yang diberikan dapat diterima dan mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik dari berbagai sumber yang dapat membangun sangat kami harapkan sehingga menjadi lebih baik untuk nanti ke depannya. 1

description

Perilaku Konsumen Pengaruh Budaya

Transcript of Pengaruh Budaya

KATA PENGANTARPuji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai PENGARUH BUDAYA, SUB BUDAYA TERHADAP PERILAKU KONSUMEN.Makalah ini telah dibuat denganbeberapa bantuan dari berbagai media untuk membantu menyelesaikan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Selama proses penyusunan tugas ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:1. Ibu Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari, SE., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Perilaku Konsumen1. Teman teman kelompok dua yang telah memberikan semua bantuannya.1. Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan.Semoga seluruh amal dan kebaikan yang diberikan dapat diterima dan mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik dari berbagai sumber yang dapat membangun sangat kami harapkan sehingga menjadi lebih baik untuk nanti ke depannya.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Denpasar, April 2015

Penulis DAFTAR ISIKATA PENGANTAR.....1DAFTAR ISI2BAB I PENDAHULUAN....31.1 Latar Belakang...31.2 Rumusan Masalah..................41.3 Tujuan Penulisan....4BAB II PEMBAHASAN....52.1 Pengertian budaya, sub-budaya dan lintas budaya....................................................52.2 Sifat dan nilai budaya ..............................................................................202.3 Pengukuran budaya......................................................212.4 Sub-budaya dan interaksinya...........222.5 Berbagai keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh budaya dan sub-budaya.242.6 Analisis konsumen lintas budaya.272.7Alternatif strategi multinasional : strategi gobal dan strategi local..32

STUDI KASUS.36

BAB III PENUTUP..383.1 Kesimpulan..................383.2 Saran-Saran..................38

DAFTAR PUSTAKA40

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Di era yang semakin berkembang sekarang banyak budaya yang bermunculan dan tidak luput dari kemajuan teknologi yang semakin cangih untuk melakukan aktifitas seperti halnya bertransaksi uang kepada orang lain ataupun keluarga tanpa harus mengambilnya dulu ke bank jauh jauh. Budaya membeli sekarang juga sudah lebih praktis seperti saat lapar dan tidak ada makan di rumah lebih lagi malas untuk keluar rumah, sekarang tingal angakat telepon dan menekan tombol yang ingin di tuju makanan beberapa saat kemudian sudah datang.Sebuah budaya biasanya terlahir karena factor keluarga, teman, keabat, lingkungan, organisasi, dan lain lain. Bagaimana cara kita berbicara kepada orang lain yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Dengan kata lain faktor budaya merupakan faktor paling utama dalam perilaku pengambilan keputusan dan perilaku pembelian. Menurut suatau analisis, lahirnya masyarakat konsumsi pertama kali muncul di Inggris pada abad ke XVII ketika ada bebarapa kejadian penting yang berlangsung. pengaruh budaya dapat mempengaruhi berbagai makna budaya dalam masyarakat dalam suatu proses yang berkesinambungan dan timbal balik yang hamper mirip dengan analisis roda konsumen. Budaya konsumsi yang muncul juga dipengaruhi oleh strategi pemasaran, konsumsi massal meningkat sejalan dengan semakin banyaknya orang yang memiliki pendapatan. Gambaran singakat kejadian yang kompleks di awal terbentuknya masyarakat konsumsi modern menunjukan pentingnya budaya dalam uapaya memahami perilaku konsumen.Konsumen adalah makhluk social, yaitu makhluk yang hidup bersama dengan orang lain, berinteraksi dengan sesamanya. Orang-orang sekeliling inilah yang disebut sebagai lingkungan social konsumen. Konsumen saling berinteraksi satu sama yang lain, saling mempengaruhi dalam membentuk perilaku, kebiasaan, sikap, kepercayaan dan nilai-nilai yang dianggap penting. Salah satunya unsur lingkungan social adalahbudaya.

1.1 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah :1. Apakah pengertian dari budaya, sub-budaya dan lintas budaya?2. Bagaimanakah sifat dan nilai budaya?3. Apa saja yang menentukan pengukuran suatu budaya?4. Bagaimanakah sub-budaya dan interaksinya?5. Bagaimana berbagai keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh budaya dan sub-budaya?6. Bagaimanakah analisis konsumen lintas budaya?7. Apa saja alternatif strategi multinasional : strategi global dan strategi local?

1.2 Tujuan PenulisanBeberapa tujuan penulisan dari makalah ini adalah :1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari budaya, sub-budaya dan lintas budaya2. Mahasiswa dapat menjelaskan sifat dan nilai budaya3. Mahasiswa dapat menentukan bagaimana pengukuran suatu budaya4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sub-budaya dan interaksinya5. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh budaya dan sub-budaya6. Mahasiswa dapat mengerti mengenai analisis konsumen lintas budaya7. Mahasiswa dapat menjelaskan apa saja alternatif strategi multinasional : strategi global dan strategi local

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Budaya, Sub-Budaya dan Lintas BudayaA. Pengertian BudayaSalah satu unsur lingkungan sosial adalah budaya ( culture ). Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol, yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya buka hanya bersifat abstrak tetapi bisa berbentuk objek material seperti rumah, kendaraan, peralatan elektronik, pakaian, indang-undang, makanan, minuman, musik, teknologi, dan bahasa.MenurutPeter dan Olson (1999) ,arti/makna budaya adalah jika sebagian besar dari orang yang berada di dalam sebuah kelompok sosial memiliki pemahaman mendasar yang sama terhadap makna tersebut.Engel,Blackwell dan Miniard (1995) menyebutkan 10 sikap dan perilaku yang sangat dipengaruhi oleh budaya , yaitu : Kesadaran diri dan ruang (sense of self and space). Komunikasi dan bahasa. Pakaian dan penampilan. Makanan dan kebiasaan makan. Waktu dan kesadaran akan waktu. Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga pemerintah. Nilai dan norma. Kepercayaan dan sikap. Proses mental dan belajar. Kebiasaan kerja.

B. Unsur-Unsur Budaya1. Nilai (Value)Nilai adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat., Nilai mengarahkan seseorang untuk berperilaku yang sesuai dengan budayanya.Nilai akan mempengaruhi sikap seseorang, yang kemudian sikap akan mempengaruhi perilaku seseorang.Contoh nilai-nilai yang dianut orang Indonesia : Laki-laki adalah kepala rumah tangga. Menghormati orang tua dan orang yang lebih tua. Hamil diluar nikah adalah aib.2. Norma (Norms)Norma adalah aturan masyarakat tentang sikap baik dan buruk, tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Norma di bagi dua yang pertama norma yang disepakati berdasakan aturan pemerintah, biasanya berbentu peraturan , undang-undang. Norma yang kedua adalah norma yang ada dalam budaya dan bisa di pahami dan dihayati jika orang tersebut berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang sama.3. Kebiasaan (Customs)Kebiasaan adalah berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang diterima secara budaya. Kebiasaan diturunkan dari generasi ke generasi secara turun temurun.4. Larangan (Mores)Larangan adalah berbagai bentuk kebiasaan yang mengandung aspek moral, biasanya berbentuk tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang dalam suatu masyarakat. Pelanggaran terhadap larangan tersebut akan mengakibatkan sangsi sosial. Biasanya bersumber dari budaya atau nilai-nilai agama.5. Konvensi (Conventions)Konvensi menggambarkan norma dalam kehidupan sehari-hari, anjuran atau kebiasaan bagaimana seseorang harus bertindak sehari-hari, dan biasanya berkaitan dengan perilaku konsumen yang rutin dilakukan konsumen. Contohnya minum teh dan kopi dengan gula, memasak menggunakan garam, anak yang menyebut orang tuanya ayah/ibu, ayah/bunda, papa/mama, umi/abi, mami/papi.6. MitosMitos menggambarkan sebuah cerita atau kepercayaan yang mengandung nilai dan idealisme bagi suatu masyarakat. Mitos sering kali sulit di buktikan kebenarannya. Contohnya pada masyarakat jawa mengenai raja-raja dan wali songo.

7. SimbolSimbol adalah segala sesuatu (benda, nama , warna, konsep) yang memiliki arti penting lainnya ( makna budaya yang diinginkan). Contoh bendera warna kuning yang dipasang disuatu tempat adalah simbol bahwa ada warga yang meninggal di daerah tersebut.8. Budaya dan Konsumsi .Budaya mempengaruhi bagaimana individu mengambil keputusan, budya adalah variable utamadalam penciptaan dan komunikasi makna didalam produk. Persepsi konsumen terhadap sesuatu termasuk bagaimana cara berpikir, percaya, dan bertindak ditentukan oleh lingkungan budaya sekitar konsumen itu berada serta kelompok yang berhubungan dengan konsumen. Kebudayaan mengimplikasikan sebuah cara hidup yang dipelajari secara total dan diwariskan. hal ini mengandung arti bahwa kebudayaan tidak hanya mencakup tindakan yang berlandaskan naluri tapi juga dipelajari.Kebudayaan mempengaruhi perilaku pembelian karena budaya menyerap ke dalam kehidupan sehari-hari. Budaya menetapkan apa yang kita dengar dan makan, dimana kita tinggal dan kemana kita bepergian. Budaya mempengaruhi bagaimana kita membeli dan menggunakan produk dan kepuasan kita tehadap produk-produk tersebut.

C. Pengaruh Budaya Terhadap Perilaku KonsumenProduk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, karena produk mampu membawa pesan makna budaya. Makna budaya akan dipindahkan ke produk dan jasa, dan produk kemudian dipindahkan ke konsumen dalam bentuk pemilikan produk (possession ritual), pertukaran (exchange ritual), pemakaian (grooming ritual), dan pembuangan (divestment ritual).1. Budaya PopulerMowen dan Minor (1998) mengartikan budaya populer sebagai budaya masyarakat banyak yang mudah dipahami dan tidak memerlukan pengetahuan khusus.a. IklanIklan dalam berbagai bentuknya seperti iklan media cetak atau pun elektronik. Setiap hari konsumen disajikan beragam iklan produk dan jasa melalu berbagai media. Konsumen pun bisa menikmati iklan-iklan mancanegara yang ditayangkan di tanah air, karena iklan telah menjadi budaya internasional.b. TelevisiTelevisi adalah medium untuk menyampaikan banyak hal kepada masyarakat : sosial, politik, hiburan, olahraga, beragam berita, dan iklan komersial. Budaya hiburan seperti sinetron, film, ruang konsultasi, musik, quis, ceramah agama, dan kerohanian. Beberapa nama stasiun televisi, sctv, rcti, metro tv, tv one, trans tv, trans 7 , indosiar, riau tv dll.c. MusikMusik telah menjadi budaya populer yang sangat penting. Musik juga banyak dipakai oleh iklan iklan produk dan jasa. Konsumen indonesia sangat terbuka dalam menerima jenis musik dari mancanegara.d. RadioAda fungsi radio yang tidak bisa digantikan, konsumen bisa mendengarkan radio sambil bekerja, mengemudi dan melakukan kegiatan lainnya. Sejak penggunaan telepon selular, radio meciptakan budaya baru yaitu interaktif antara pendengar dan penyiar radio, radio bisa menyiarkan langsung kejadian kejadian penting di masyarakat.e. Pakaian danAsesorisPakaian menggambarkan suatu budaya dan bangsa. Konsumen selalu membutuhkan pakaian dan asesoris berbeda untuk tujuan yang berbeda. Kebutuhan pakaian dan asesoris yang berbeda antar waktu dan situasi ini yang menyebabkan permintaan selalu meningkat.f. Permainan (Games)Seiring dengan berkembangnya teknologi alat-alat elektronik seperti komputer, playstation, nintendo, PSP dll, maka berkembang pula segala macam jenis permainan. Setiap era selalu memiliki budaya permainan populer yang berbeda.g. FilmFilm telah mewarnai kehidupan masyarakat indonesia dan dunia. Film bisa di tonton di bioskop televisi, vcd dll dari anak-anak hingga dwasa. Film menjadi hiburan bagi konsumen. Semua jenis prosuk, iklan produk di tayangkan pada saat pemutaran film.h. KomputerKomputer, internet dan telepon genggam menjadi ciri budaya modern suatu bangsa pada dekade ini termasuk ciri budaya populer yang membawa perubahan pada perilaku konsumen. Dahulu hanya menggunakan mesin ketik untuk mengolah data, menulis dokumen. Kehadiran internet konsumen bisa berkomunikasi dengan dunia luar. Pemakaian telepon genggam juga memiliki perilaku yang baru bisa mengirim kabar dengan cepat conothnya penggunaan SMS.

2. Strategi Pemasaran dengan dan Memperhatikan BudayaBeberapa strategi pemasaran bisa dilakukan dengan pemahaman budaya suatau masyarakat, pemasardapat merencanakan strategi pemasaran pada penciptaan produk, segmentasi dan promosi. Pemahaman tentang budaya suatu masyarakat dan bangsa akan memberikan inspirasi mengenai produk yang dibutuhkan oleh konsumen.Contohnya pada masyarakat indonesia telah mempercayai perawatan kecantikan, menjaga kebugaran tubuh dan menyembuhkan berbagai penyakit menggunakan tumbuh-tumbuhan , kewirausahaan pun memanfaatkan pengetahuan budaya tersebut untuk membuat produk tradisional seperti jamu. Produsen jamu Nyonya Meneer memiliki 3000 karyawan dan mendistribusikan produknya keseluruh propinsi di indonesia bahkan mengekspor ke jiran malaysia.a. Penciptaan Ragam PodukBeragamnya budaya dalam berbagai masyarakat bagi pemasar seharusnya menjadi peluang sangat baik. Dalam suatau budaya tertentu, banyak sekali ritual-ritual budaya yang membutuhkan barang-barang yang dijadikan sebagai symbol tertentu.b. Segmentasi PasarRitual budaya yang dijalankan masyarakat dapat merupakan suatu segmen pasar tersendiri. misalnya, ritual mudik lebaran dapat dijadikan satu segmen pasar pasar mudik lebaran.c. PromosiSetelah segmentasi dilakukan, strategi promosi dapat difokuskan segmen sasaran saja agar efektif dan efisien. pemahaman budaya bisa dijadikan dasar untuk memposisikan produk melalui iklan, Iklan dirancang sehingga mempisisikan produk untuk ritual budaya-budaya

D. Tinjauan Sub BudayaSubbudaya adalah kelompok budaya berbeda yang ada sebagai sebuah segmen yang dapat dikenali dalam suatiu masyarakat yang lebih besar dan lebih kompleks, para nggotanya mempunyai kepercayaan, nilai-nilai, dan kebiasaan yang membedakan mereka dari para anggota masyarakat yang sama pada waktu yang sama, mereka memegang kepercayaan yang dominan dalam masyarakat secara keseluruhan. Subbudaya mempunyai focus yang lebih sempit dari pada budaya. Pembagian subbudaya didasarkan pada berbagai macam variable sosiobudaya dan demografis seperti kebangsaan, agama, lokasi geografis, ras, usia, gender, dan status pekerjaan.Dalam setiap budaya terdapat kelompok-kelompok yang lebih kecil dimana memberika sosialisasi dan identifikasi lebih spesifik bagi para anggotanya, kelompo-kelompok ini disebut sub-budaya, dimana didalamnya teradapat sekelompok orang tertentu dalam sebuah masyarakat yang sama-sama memiliki makna budaya yang sama untuk tanggapan afeksi dan kognisi, prilaku, dan faktor lingkungan.Budaya local yang berkembang pada umumnya mengikuti etnis masing-masing. variable lainnya yang mempengaruhi budaya local adalah agama, geografis, dan regional, usia serta jenis kelamin, variable tersebut disebut dengan sub-budaya, dalam beberapa hal karakteristik produk dapat disesuaikan dengan kebutuhan segmen pasar tertentu, karena para konsumen secara simulan adalah anggota beberapa kelompok subbudaya, pemasar harus menentukan untuk kategori prosuk tersebut bagaimana kenggotaan subbudaya tertentu saling berinteraksi untuk mempengaruhhi guna mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.1. Afeksi dan KognisiPenilaian afeksi dan kognisi adalah penilaian terhadap suka atau tidak suka, perasaan emosional yang tindakannya cenderung ke arahberbagai objek atau ide serta kesipan seseorang untuk melakukan tindakan atau aktifitas, Sikap sangat mempengaruhi keyakinan, begitu pula sebaliknya, keyakinan menentukan sikap. Dalam hubungannya dengan perilaku konsumen, sikap dan keyakinan sangat berpengaruh dalam menentukan suatu produk, merek, dan pelayanan. sikap dan keyakinan konsumen terhadap suatu produk atau merek dapat diubah melalui komunikasi yang persuasive dan pemberian informasi yang efektif kepada konsumen.2. PerilakuPerilaku merupakan suatu bentuk kepribadian yang dapat diartikan sebagai bentuk sifat-sifat yang ada pada diri individu, yang ditentukan oelh faktor internaldan faktor eksternal.3. Faktor LingkunganBerdasarkan teori Gestal dan lapangan dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan merupakan kekuatan yang sangat berpengaruh pada perilaku konsumen. Penggunaan objek secara keseluruhan akan lebih baik dari pada hanya bagian-bagian. misalnya menampilkan produk, merek, dalam iklan, surat kabar, media masa.E. Sub Budaya Demografi1. Sub-Budaya EtnisEtnis dapat diartikan sebagai kelompok orang yang mempunyai norma dan nilai spesifik yang sama dalam persepsi dan kognisi yang berbeda dengan persepsi dan kognisi kelompok lain dalam masyarakat yang lebih luas, nilai ini dapat terbentuk dari segi fisik, agama, geografis atau faktor lainnya namun tidak mutlak. Misalnya Etnis Sunda pada umum berkulit sawo matang dan beragama Islam berbeda dengan Etnis Papua yang berkulit hitam dan beragama kristen pada umumnya. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil, pualau yang penghuninya maupun yang tidak berpenghuni.Apabila kita memahaman keragaman yang ada di dalam setiap etnis seperti halnya, norma yang dianut, kebiasaannya, sejarahnya dan lain-lain, maka kita akan dapat merancang suatu strategi pemasaran yang tepat yang tidak melanggar nilai-nilai dan norma yang dianut oleh Etnis tertentu.Di Indonesia biasanya untuk sub-budaya Etnis pemasar melakukan strategi yang pada umumnya berhubungan dengan produk makanan misalnya seperti yang dilakukan oleh indomie dengan memasarkan produk mie instan selera nusantara. Selain itu beberapa kota besar di jawa banyak sekali terdapat tempat-tempat makanan/ restoran yang mengkhususkan produk makanan/ masakan dari etnis tertentu misalnya: Rumah Makan Padang, Rumah Makan Sunda, Rumah Makan Betawi dan lain-lain, dengan harapan orang-orang dari etnis tertentu tertarik untuk makan di tempat tersebut.

2. Sub-Budaya Agamakarena bervariasi dan pluraris serta sifatnya yang pribadi membuat kelompok agama mempunyai pengaruh penting bagi konsumsi suatu masyarakat, kelompok keagamaan akan memperlihatkan preferensi dan tabu yang spesifik.Pemasar hendaknya dapat memperhatikan secara seksama preferensi dan tabu yang spesifik atas barang yang dihasilkan karena akan mempengaruhi perilaku pembeli dari sub-budaya kelompok kagamaan yang dimaksud.Bagi pemasar di Indonesia, dimana mayoritas penduduknya beragama Islam mengharuskan mereka untuk mendapatkan sertifikasi halal untuk setiap produk yang berhubungan dengan makanan. Konsumen yang beragama Islam lebih cenderung memperhatikan kehalalan suatu produk, sebelum dia membeli produk tersebut, seperti perusahaan yang memproduksiAjinomotoyang beberapa waktu lalu mempromosikan produknya secara gencar mengenai kehalalan produknya Di Bali yang sebagian besar penduduknya beragama Hindu, mengharuskan seorang pemasar untuk tidak memasarkan produk makanan yang mengandung daging sapi. Bagi pemeluk agama Budha dan agama Kristen Advent yang tidak mengkonsumsi daging merupakan pasar tersendiri bagi seorang pemasar, misalnya dengan membuka rumah makan/ restoran vegetarian.

3. Sub-Budaya Geografis dan RegionalDaerah geografis suatu negara kadang mengembangkan budayanya sendiri. Daerah barat daya merika Serikat dikenal karena gaya hidup kasual yang meninjolkan busana yang nyaman, hiburan luar rumah, dan olahraga yang aktif dan juga tampak lebih inovatif ke arah produk baru sperti bedak kosmetisbila dibandingkan dengan sifat konservatif dan malu-malu yang mencirikan beberapa daerah negara tersebut.Di Indonesia masyarakat perkotaan/ kota besar pada umumnya menyukai jenis hiburan yang berhubungan dengan alam, lain halnya dengan masyarakat yang tinggal di daerah kabupaten atau kota kecil yang lebih memilih berlibur ke kota. Selain gaya hidup iklim juga menghasilkan suatu inti dari nilai-nilai di dalam suatu daerah geografis. Contohnya, Indonesia ada daerah-daerah tertentu yang iklimnya agak dingin, seperti daerah Jawa barat (lembang), perusahaan juga harus menyesuaikan produk apa yang sesuai untuk di pasarkan di daerah tersebut, misalnya baju/ pakaian hangat(sweater).Di Indonesia misalnya untuk produk mobil, pada daerah indonesia bagian barat khususnya daerah Sumatera yang masyarakatnya yang sebagian besar berusaha di bidang perkebunan lebih memilih/mengutamakan menggunakan kendaraan jenis jeep. Di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung saat ini masyarakat lebih memilih menggunakan mobil dengan ukuran kecil, pemasaran dalam hal ini Suzuki memasarkan mobil dengan nama Karimun dan Daihatsu dengan merek Ceria. Untuk wilayah Indonesia bagian timur khususnya daerah Papua yang masyarakatnya secara ekonomi masih kurang dibandingkan dengan masyarakat daerah lain, maka jenis kendaraan roda dua akan lebih diminati.

4. Sub-Budaya UsiaKelompok usia dapat juga dianalisis sebagai sebuah sub-budaya karena sering memiliki nilai dan perilaku yang berbeda, namun pemasaran harus berhati-hati dalam mensegmen konsumen jika didasarkan pada usia mereka yang sebenarnya, karena sebagian konsumen dewasa merasa mereka masih muda, sebaliknya ada pula konsumen remaja yang menganggap dirinya sudah dewasa, hal semacam diatas dapat ditemukan misalnya dalam pernyataan saya merasa masih muda, saya tidak menyadari bahwa saya sudah tua atau saya merasa sudah cukup dewasa, pernyataan seperti di atas membuat seorang pemasar harus menganalisis usia subjektif atau usia kognitif (usia yang dianggap sebagai usia yang dapat bagi diri pribadi seseorang), namun tetap mengtamakan usia kronologi atau usia nyata.5. Sub-Budaya Jenis KelaminUntuk beberapa tujuan pemasaran, perbedaan jenis kelamin mungkin cukup signifikan untuk memandang kedua jenis kelamin sebagai suatu sub-budaya yang berbeda. Kepemilikan produk dipandang oleh sebagian pria sebagai cara untuk mendominasi dan mengungkapkan kekuasaan atas orang lain, membedakan dirinya dari orang lain dan mungkin bentuk terselubung dari agresi terhadap orang lain. Wanita, sebaliknya, cenderung menilai tinggi barang milik yang dapat memperkuat hubungan personal dan sosial. Sebagian pemasar melihat bahwa sangat bermanfaat untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berbeda untuk sub-budaya pria dan wanita. Misal: Samsung yang mengeluarkan produk handphone yang diberi nama Samsung Queen A-400 yang dkhususkan untuk wanita dan Samsung Blue Cool yang dikhususkan untuk pria, Mie instans yang bermerek Cinta Mie yang mengandung Vitamin E untuk kulit (kecantikan) diprioritaskan untuk para wanita.

F. LINTAS BUDAYA (CROSS CULTURAL CONSUMEN BEHAVIOR)Dalam melakukan pemasaran yang melintasi batas-batas negara dituntut suatu interaksi dengan orang-orang dan lembaga-lembaga serta organisasi yang dikelola dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda.Memahami tingkah laku konsumen bagi perusahaan yang memasarkan produknya dalam batas-batas suatu negara sudah cukup sulit. Pemasar internasional harus memahami perbedaan dan menyesuaikan produk serta program pemasarannya untuk memenuhi budaya dan kebutuhan unik konsumen dalam berbagai pasar..Perbedaan-perbedaan kultural (culture difference) sangat mempengaruhi perilaku pasar. Supaya berhasil dikancah mancanegara, perusahaan harus memahami kultur negara-negara tujuan dan mempelajari bagaimana mengadaptasinya. Oleh karena itu, pemasar internasional perlu sedapat mungkin membiasakan diri dengan sifat kultural dari setiap negara, dimana mereka menggeluti lapangan usaha.Secara umum bahwa kebudayaan harus memiliki tiga karateristik1. Kebudayaan dipelajari, artinya, kkebudayaan diperoleh setiap orang sepanjang masa melalui keanggotaan mereka di dalam suatu kelompok yang menurunkan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya.2. Kebudayaan bersifat kait-mengkait, artinya setiap unsur dalam kebudayaan sangat berkaitan erat satu sama lain, misalnya unsur agama berkaitan erat dengan unsur perkawina, unsur bisnis berkaitan erat dengan unsur status sosial.3. Kebudayaan dibagikan, artinnya prinsip-prinsip serta kebudayaan menyebar kepada setiap annggota yang lain dalam suatu kelompok.Dari titik pandang seorang pemasar, suatu cara memperoleh pemahaman kebudayaan adalah menganalisis elemen-elemen kebudayaan dalam suatu negara, sebagai berikut:1. Kehidupan materialMengacu pada kehidupan ekonomi, yakni apa yang dilakukan olehmanusia untuk memperoleh nafkah.2. Interaksi sosialInteraksi sosial membangun aturan-aturan yang dimainkan seseorang dalam masyarakat, serta pola kekuasaan dan kewajiban mereka.3. BahasaKomunikasi terungkap melalui kata-kata, gerak-gerik, air muka, dan gerakan tubuh lainnya. Oleh karena itu, seorang pemasar internasional harus berhati-hati dalam menangani persoalan bahasa dalam trensaksi-transaksi dagang, kontrak, negosiasi, reklame, dan sebagainya.4. EstetikaEstetika meliputi seni(arts), drama, musik, kesenian rakyat dan arsitektur yang terdapat dalam masyarakat. Nilai estetika dari suatu masyarakat tampak pada corak, bentuk, warna, ekspresi, simbol, gerak-gerik, emosi, perawakan yang bernilai dan berkaitan dengan suatu budaya tertentu. Atribut-atribut ini memiliki pengaruh pada desain/ model dan promosi untuk produk yang berbeda.5. Nilai dan sikapSetiap kultur mempunyai seperangkat nilai dan sikap yang mempengaruhi hampir segenap aspek perilaku manusia dan membawa keteraturan pada suatu masyarakat/ individu-individunya.6. Agama dan kepercayaanAgama mempengaruhi pandangan hidup, makna dan konsep suatu kebudayaan. Oleh karena prinsip dan sikap agama mungkin sangat mempengaruhi pemasaran barang dan jasa, maka pemasar internasional harus peka terhadap prinsip agama tuan rumah dimana mereka akan melakukan pemasaran.7. EdukasiEdukasi meliputi proses penerusan keahlian, gagasan, sikap dan juga pelatihan dalam disiplin tertentu. Salah satu fungsi edukasi adalah mentransmisikan kultur dan tradisi yang ada ke generasi baru. Meskipun demikian edukasi dapat pula digunakan untuk melakukan perubahan kultural.8. Kebiasaaan-kebiasaan dan tata karmaKebiasaan (customs) adalah praktek-praktek yang lazim/mapan. Tata krama(manners) adalah perilaku-perilaku yang dianggap tepat di dalam suatu masyarakat tertentu. Para manajer harus memperhatikan perbedaan-perbedaan dalam cara produk digunakan.9. Etika dan MoralPengertian dari apa yang disebut benar dan apa yang salah didasarkan pada kebudayaan. Contoh: perbedaan perangai orang-orang jepang dan orang-orang korea juga menggambarkan masalah etika. Orang-orang jepang bersifat formal dan berhati-hati, sedangkan orang korea bersifat informal dan ramah.

G. Analisis Lintas BudayaAnalisis lintas budaya adalah perbandingan sistematik dari berbagai similaritas dan perbedaan dalam aspek-aspek fisik dan perilaku kultur. Dalam pemasaran, analisis lintas budaya digunakan dalam rangka mendapatkan suatu pengertian atas segmen-segmen pasar dalam dan di seberang batas-batas nasional. Tujuan analisis ini ialah menentukan apakah pemasaran, dapat digunakan di dalam satu atau lebih pasar asing ataukah harus dimodifikasi untuk memenuhi kondisi lokal. Dalam pemasaran, analisis lintas budaya sering memerlukan pengidentifikasian implikasi kultur terhadap peran-peran pembelian keluarga, fungsi produk, desain produk, aktivitas promosi dan penjualan, sistem saluran dan penentuan harga

1. Misinterpretasi Penilaian Lintas BudayaSecara konseptual analisis kultural itu dapat didasarkan pada yang manapun dari ketiga pendekatan sebagai berikut:a. Pendekatan etnosentrime,Menganggap kamilah yang terbaik. Banyak perusahaan AS salah karena menganggap bahwa apa yang baik di tempat sendiri pasti baik juga di pasar-pasar luar negeri.b. Pendekatan asimilasi,Menganggap bahwa karena Amerika adalah wadah percampuran budaya, maka ciri-ciri khas budaya yang tampak di masyarakat Amerika pasti cocok di manapun.c. Pendekatan keunggulan pandangan tuan rumah,Memberi perhatian pada keadaan pasar dan menekankan kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada ciri khas budaya setempat, budaya tuan rumah.Berikut adalah garis besar analisis antar budaya mengenai tingkah laku konsumen:1. Menentukan motivasi yang relevan dalam suatu budaya.2. Menentukan karateristik pola tingkah laku.3. Menentukan bidang nilai budaya mana yang relevan dengan produk ini.4. Menentukan bentuk karateristik dalam membuat keputusan.5. Mengevaluasi metode promosi yang cocok dengan budaya setempat.6. Menentukan lembaga yang cocok untuk produk ini menurut pikiran konsumen.

2. Adaptasi BudayaAdaptasi budaya(cultural adaptation) mengacu pada penentuan kebijaksanaan bisnis yang sesuai dengan ciri khas budaya suatu masyarakat. Secara esensial, ada tiga lingkup yang tercakup dalam adaptasi bisnis luar negeri: produk, institusi dan individu.1. Produk dapat dipasarkan ke luar negeri, dengan dimodifikasi hingga cocok dengan iklim, spesifikasi elektronik, preferensi warna, dan minat luar negeri, atau produk itu dirancang ulang sama sekali agak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.2. Tingkah laku institusi meliputi adaptasi organisasi dan interaksi-interaksi bisnis untuk mencocokkan dengan perspektif negara setempat. Misalnya: perusahaan AS di Spanyol mengizinkan para pekerjanya untuk istirahat siang.3. Adaptasi tanggapan individu terhadap situasi negara-negara setempat harus benar-benar bebas dari SRC( berdasarkan kriteria sendiri/self-reference criterion). Adaptasi seperti ini dituntut dalam segala hal arti waktu, tingkah laku sosial, interaksi dalam keluarga, dan lain-lain.

3. Perilaku Pembeli dalam Suasana GlobalDalam rangka memahami perilaku pembeli luar negeri, pemasar internasional perlu melakukan empat tugas pokok yang sama dengan yang dibutuhkan oleh pemasar domestik, tetapi di dalam dan di luar pasar-pasar asing:1. Mengidentifikasi similaritas dan perbedaan di dalam yang sedang ditinjau.2. Memilih model, konsep dan teknik perilaku pembeli untuk pasar yang sedang ditelaah.3. Memodifikasi penerapannya untuk memenuhi karateristik pasar.4. Menafsirkan hasilnya dalam konteks pasar tersebut.

4. Membedakan Strategi Lokal dan Global1. Pasar industrial(industrial market)Didalam pasar ini pertimbangan-pertimbangan kultural dan sosial memainkan peran yang relatif kurang penting dalam keputusan pembelian mereka2. Pasar Konsumsi(Consumer Market)Pasar konsumsi terdiri atas pembeli-pembeli yang berkepentingan dalam pemuasan kebutuhan/keinginan pribadi. Mereka lebih umumnya lebih rentan terhadap kekuatan kultural dan sosial dibandingkan para pembeli industrial.

H. BAURAN PEMASARAN DALAM LINTAS BUDAYA1. Organisasi PerusahaanTerdapat tiga cara dalam menyusun organisasi agar produk yang dihasilkan mampu menembus pasar sasaran luar negeri.a. Perusahaan tetap berada di dalam negeri, dan menjual produk keluar negeri melalui proses ekspor. Mereka menggunakan jasa perusahaan pasar luar negeri sasaran sebagai agen penjualan. Model seperti ini memerlukan pencarian informasi mengenai budaya lokal secara lebih banyak.b. Perusahaan dapat membuat perusahaan patungan dengan pihak dalam negeri pasar sasaran, disebut juga sebagai cara aliansi strategi. Model ini jelas lebih dapat diandalkan dalam memahami budaya lokal sehingga strategi-strategi yang dikembangkan tidak bertentangan dengan budaya lokal.c. Dengan mendirikan perusahaan di negara dimana produk akan dipasarkan dan kepemilikan tidak di bagi dengan pengusaha dalam negeri. Resiko yang dialami bisa berupa nasionalisasi, pembatasan dari pemerintah, dan lain-lain. Model ini adalah odel yang paling berisiko, walaupun memang potensi profitnya juga tinggi.2. Rencana StandarisasiBerikut adalah unsur-unsur marketing mix yang perlu dimengerti oleh pemasar internasional dalam hubungannya dengan kebudayaan suatu negara.a. Perencanaan ProdukPerencanaan produk internasional terdiri atas empat jenis: Membuat produk yang sama untuk setiap negara tujuan(straight extention)nmerupakan strategi perencanaan produk yang akan dijual kepasar internasional dengan menciptakan produk yang sama di seluruh pasar luar negeri. Adaptasi Produk (produk adapattion) pendekatan ini biasanya dipakai untuk produk-produk yang memerlukan penyesuaian dalam ukuran karena ada ketidakcocokan pengguna. Pendekatan backward invention pendekatan ini dipakai untuk memasarkan produk ke negara-negara yang berkembang. Pendekatan forward invention pendekatan ini dilakukan terus menerus menciptakan produk yang unggul.

b. Perencanaan DistribusiDistribusi produk internasional memerlukan jalur yang panjang. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan distribusi produk adalah jalur distribusi yang tersedia di negara tujuan, ketepatan menggunakan saluran distribusi, perbedaan praktek distribusi dengan negara tujuan, biaya dan faktor-faktor lain.c. Perencanaan PromosiAlasan melakukan promosiglobal dan lokal adalah bahwa nama merek perusahaan perlu mendunia, tetapi secara lokal merek perusahaan juga bisa diterima oleh berbagai budaya yang ada. Praktek-praktek promosi khususnya periklanan mungkin yang paling rentan terhadap kesalahan kultural.

d. Penentuan HargaHarga atas produk yang tersedia dibayar konsumen tergantung pada nilai perkiraan dan aktual dari produk tersebut.

2.2 Sifat Dan Nilai BudayaBudaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya yaitu : Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal tersebut berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan. Budaya adalah hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut. Kerumitan dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang memberikan ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat.Variasi nilai perubahan dalam nilai budaya terhadap pembelian dan konsumsiNilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana dalam hal ini dimasukkan kedalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi nilai-nilai lainnya yaitu merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh yang utama dalam praktek pemasaran.Sebagai contoh, jika masyarakat menilai aktifitas kolektif, konsumen akan melihat kearah lain pada pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan promosi untuk menjadi seorang individual. Dan begitu juga pada budaya yang individualistik. Sifat dasar dari nilai yang terkait ini termasuk individual/kolektif, kaum muda/tua, meluas/batas keluarga, maskulin/feminim, persaingan/kerjasama, dan perbedaan/keseragaman.

2.3 Pengukuran BudayaPemasar dapat menggunakan berbagai prosedur untuk mengukur kandungan budaya yaitu melalui analisis kandungan budaya, penelitian etnografis dan pengukuran nilai. Pendekatan yang umum dipakai adalah dengan penelitian konsumen melalui wawancara, survei, telepon bahkan fokus group). Analisis kandungan budaya dapat dilakukan dengan mengamati obyek material yang ada dalam kelompok sosial, misalnya komik yang beredar di kalangan anak-anak sering berisi tentang nilai-nilai persahabatan, nilai agama, bahkan ini dapat diamati selama periode waktu tertentu, seperti perubahan peran wanita yang bekerja dalam puluhan tahun terakhir sehingga iklan dapat disentuhkan dengan keberadaan mereka.Pengukuran nilai cenderung dilakukan secara langsung untuk melihat nilai dominan, dengan alat penilaian tertentu seperti rangking nilai yang dominan dan menggunakan metode statistik tertentu.Beberapa perubahan pemasaran yang dapat mempengaruhi kebudayaan, seperti :1. Tekanan pada kualitas2. Peranan wanita yang berubah3. Perubahan kehidupan keluarga4. Sikap yang berubah terhadap kerja dan kesenangan5. Waktu senggang yang meningkat6. Pembelian secara impulsif

2.4 Sub-Budaya Dan Interaksinya Subbudaya adalah kelompok budaya berbeda yang ada sebagai sebuah segmen yang dapat dikenali dalam suatiu masyarakat yang lebih besar dan lebih kompleks, para nggotanya mempunyai kepercayaan, nilai-nilai, dan kebiasaan yang membedakan mereka dari para anggota masyarakat yang sama pada waktu yang sama, mereka memegang kepercayaan yang dominan dalam masyarakat secara keseluruhan. Subbudaya mempunyai focus yang lebih sempit dari pada budaya. Pembagian subbudaya didasarkan pada berbagai macam variable sosiobudaya dan demografis seperti kebangsaan, agama, lokasi geografis, ras, usia, gender, dan status pekerjaan.Dalam setiap budaya terdapat kelompok-kelompok yang lebih kecil dimana memberikan sosialisasi dan identifikasi lebih spesifik bagi para anggotanya, kelompo-kelompok ini disebut sub-budaya, dimana didalamnya teradapat sekelompok orang tertentu dalam sebuah masyarakat yang sama-sama memiliki makna budaya yang sama untuk tanggapan afeksi dan kognisi, prilaku, dan faktor lingkungan.Budaya local yang berkembang pada umumnya mengikuti etnis masing-masing. variable lainnya yang mempengaruhi budaya local adalah agama, geografis, dan regional, usia serta jenis kelamin, variable tersebut disebut dengan sub-budaya, dalam beberapa hal karakteristik produk dapat disesuaikan dengan kebutuhan segmen pasar tertentu, karena para konsumen secara simulan adalah anggota beberapa kelompok subbudaya, pemasar harus menentukan untuk kategori prosuk tersebut bagaimana kenggotaan subbudaya tertentu saling berinteraksi untuk mempengaruhhi guna mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.Afeksi dan KognisiPenilaian afeksi dan kognisi adalah penilaian terhadap suka atau tidak suka, perasaan emosional yang tindakannya cenderung ke arahberbagai objek atau ide serta kesipan seseorang untuk melakukan tindakan atau aktifitas, Sikap sangat mempengaruhi keyakinan, begitu pula sebaliknya, keyakinan menentukan sikap. Dalam hubungannya dengan perilaku konsumen, sikap dan keyakinan sangat berpengaruh dalam menentukan suatu produk, merek, dan pelayanan. sikap dan keyakinan konsumen terhadap suatu produk atau merek dapat diubah melalui komunikasi yang persuasive dan pemberian informasi yang efektif kepada konsumen.

PerilakuPerilaku merupakan suatu bentuk kepribadian yang dapat diartikan sebagai bentuk sifat-sifat yang ada pada diri individu, yang ditentukan oelh faktor internaldan faktor eksternal.Faktor LingkunganBerdasarkan teori Gestal dan lapangan dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan merupakan kekuatan yang sangat berpengaruh pada perilaku konsumen. Penggunaan objek secara keseluruhan akan lebih baik dari pada hanya bagian-bagian. misalnya menampilkan produk, merek, dalam iklan, surat kabar, media masa.

2.5 Berbagai Keputusan Pembelian Yang Dipengaruhi Oleh Budaya Dan Sub-BudayaPerilaku pembelian konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling luas dan paling dalam adalah faktor budaya.1. Faktor BudayaBudaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku, agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat disana.

>>KulturKultur (kebudayaan) adalah determinan yang paling fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang. Anak memperoleh serangkaian nilai (values), persepsi, preferensi, dan perilaku melalui keluarganya dan institusi-institusi utama lainnya. Seorang anak yang dibesarkan di Asia mendapat nilai-nilai hubungan keluarga dan pribadi, kepatuhan, kepercayaan, respek terhadap orang lain terutama yang lebih tua, dan kesalehan. Contoh kasus : Sebuah restoran cepat saji asal amerika serikat (McDonalds tm) di Singapura memanfaatkan kesempatan dalam karakteristik orang singapura yang takut kalah atau kisau dalam terminologi lokal. McDonalds meluncurkan Kisau Burger sandwich ayam yang diasinkan. Mereka juga menciptakan karakter Mr. Kisau McDonalds yang akan memberitahukan kepada anda bahwa ada 42 biji wijen pada rotinya dan menghitungnya sehingga anda tidak akan tertipu. Konsumen tertarik dengan burger baru tersebut karena burger tersebut dihubungkan dengan karakter Mr.Kisau tadi.

>>Sub KulturSetiap kultur terdiri dari sub-sub kultur yang lebih kecil yang memberikan identitas dan sosialisasi yang lebih spesifik bagi para anggotanya. Sub-kultur mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub kultur membentuk segmen pasar yang penting dan para pemasar kerap kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Salah satu contohnya adalah pentingnya fengshui bagi orang cina, khususnya mereka yang berasal dari kalangan bisnis di Hongkong, Malaysia, dan Singapura. Mereka telah lama dikenal bergantung pada fengshui dalam pemilihan kantornya, agar bisa memperoleh lama dan keberuntungan serta kemakmuran. Para pembeli rumah dari etnis tionghoa ini menghindari nomor 4 karena lafal angka empat mirip dengan kata mati sehingga mereka kerap kali menganggap konotasinya sama.

>>Kelas SosialSebenarnya semua masyarakat manusia menunjukan stratifikasi sosial. Stratifikasi kadang-kadang berupa sistem kasta seperti di masyarakat India tradisional, di mana anggota dari kasta yang berbeda dibesarkan untuk peraran-peranan tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Yang lebih lanjut adalah stratifikasi dalam bentuk kelas sosial. Kelas sosial udalah divisi atau .Kelompok yang relatij homogen dan tetap dalam sualu masyarakat, yang tersusun secara hirarkis dan anggota-anggotnya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang mirip. Para ilmuwan sosial mengidentifikasi tujuh kelas sosial di bawah ini :Kelas sosial merniliki beberapa karakteristik. Pertama, orang-orang dalam masing-masing kelas social cenderung untuk berperilaku yang lebih mirip daripada orang yang berasal dari dua kelas social yang berbeda. Kedua, orang dipersepsikan mempunyai posisi yang lebih tinggi atau lebih rendah menurut kelas social mereka, Ketiga, kelas sosial seseorang ditemukan oleh sejumlah variabel, seperti pekerjaan, penghasilan, kekayaan, pendidikan, dan orientasi nilai, dan bukan oleh salah satu variable) tunggal tertentu. Keempat, individu-individu dapat pindah dari satu, kelas sosial ke kelas sosial yang lain -naik atau turun- selama hidup mereka. Tingkat mobilitas ini bervariasi, tergantung pada rigiditas atau kekakuan stratifikasi social dalam masyarakat tertentu.Kelas-kelas sosial menunjukan preferensi produk dan merek dalam bidang-bidang ter-tentu seperti pakaian, perabotan rumah, kegiatan pada waktu luang, dan kendaraan. Beberapa pemasar memfokuskan usaha mereka pada satu kelas social. Misalnya Shang Palace di Shangrila Hotel Singapura berfokus pada pelanggan kelas atas, sedangkan kios makanan di pusat penjaja terbuka berfokus pada pelanggan kelas menengah dan bawah. Kelas-kelas social berbeda dalam preferensi media mereka, di mana konsumen kelas atas memilih media majalah dan buku sedangkan konsumen kelas bawah memilih televisi. Bahkan dalam sebuah kategori media, seperti TV, konsumen kelas atas lebih menyukai siaran berita dan drama, sedangkan konsumen kelas bawah lebih.menyukai Opera sabun dan acara kuis. Terdapat juga perbedaan bahasa di antara kelas-Kelas social Para pemasang iklan harus menyusun kopi iklan (copy) dan dialog yang benar-benar sesuai dengan kelas social yang dituju.

2. Faktor sosialSelain faktor budaya, perilaku konsumen di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, peran, dan status sosial. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.Keluarga meruapkan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.Peran dan status sosial seseorang menunjukkan kedudukan orang itu setiap kelompok sosial yang ia tempati. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Dalam faktor ini dibedakan menjadi Organisasi, Kelompok Rujukan, Keluarga, dan Media

2.6 Analisis Konsumen Lintas BudayaUntuk menentukan apakah akan memasuki pasar luar negeri dan bagaimana caranya, para pemasar perlu melakukan bentuk analisis konsumen lintas budaya. Analisis konsumen lintas budaya didefinisikan sebagai usaha untuk menentukan sejauh mana para konsumen dari dua Negara atau lebih sama atau berbeda. Analisis tersebut dapat memberikan kepada para pemasar pengertian mengenai karakteristik psikologi, sosial, dan budaya konsumen luar negeri yang ingin mereka targetkan, sehingga mereka dapat merancang strategi pasar yang efektif untuk pasar pasar nasional tertentu yang mereka tuju.Dalam konteks yang lebih luas, analisis konsumen lintas budaya mungkin juga termasuk perbandingan kelompok kelompok subbudaya dalam satu Negara (seperti orang Kanada Inggris, dan Kanada Perancis, orang Amerika Cuba dan Amerika Meksiko di Amerika Serikat, atau orang Protestan dan katolik di Irlandia Utara). PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARMANUSIATujuan utama anlisis konsumen lintas budaya adalah untuk menentukan bagaimana persamaan para konsumen dalam dua masyarakat atau lebih dan bagaimana perbedaan mereka. Pengertian mengenai persamaan dan perbedaan yang terdapat diantara bangsa bangsa sangat penting bagi para pemasar multinacional, yang harus memikirkan berbagai strategi yang tepat untuk menjangkau konsumen dipasar - pasar luar negeri tertentu. Semakin besar persamaan antara bangsa bangsa semakin layak untuk menggunakan strategi yang sama disetiap bangsa. Sebaliknya, jika kepercayaan, nilai nilai, dan kebiasaan budaya negara negara tertentu yang dibidik dirasakan sangat berbeda, maka strategi pasar yang sangat khusus ditetapkan untuk setiap negara. Negara negara tertentu, menemukan bahwa mereka harus menekankan sejarah dan arsitektur di Meksiko ; Teknologi militer di Cina dan Brazil, serial mengerjakannya sendiri di Rusia; dan ilmu dan teknologi di Australia.Keberhasilan perusahaan memasarkan produk atau jasa di sejumlah negara asing mungkin dipengaruhi oleh seberapa samanya kepercayaan, nilai nilai , dan kebiasaan yang menentukan penggunaan produk diberbagai negara, sebagai contoh, berbagai iklan TV yang mencakup seluruh dunia dari perusahaan penerbangan internacional yang besar (American Airlines , Continental Airlines, Air France, Lufthansa, SAS, Sabena, Swissair, Uited Airlines, dan US Airways/British Airways) cenderung menggambarkan kemewahan dan kemanjaan yang diberikan kepada para wisatawan internacional kelas bisnis dan kelas satu. Alasan untuk daya tarik lintas budayanya yang umum adalah bahwa perusahaan ini berbicara kepada tipe individu yang sama di seluruh duniawisatawan bisnis internacional kelas atas yang banyak sekali kesamaannya.Dampak WaktuKetika pengusaha Amerika mulai berbisnis dengan para mitra mereka di negara negara lain. Salah satu hal pertama yang harus mereka sadari adalah bahwa irama hidup berbeda dari satu bangsa ke bangsa lain. Sebagai contoh, walaupun pesta ulang tahun anak anak di Amerika Serikat berlangsung rata rata sekitar 2 jam, orang Brazil bersedia menunggu agak lebih lama dari 2 jam untuk tamu yang datang terlambat di sebuah pesta ulang tahun. Karena itu orang Brazil masih menunggu tamu tamu yang datang ketika para orang tua anak anak Amerika datang untuk membawa anak anak mereka pulang. Yang menarik , berbeda dengan Amerika Serika, Lebih sedikit orang Brazil yang memakai arloji.Berapa waktu yang digunakan untuk bekerja juga merupakan isu yang berbeda dari negara ke negara. Di Amerika Serikat, sekitar 80% waktu kerja dihabiskan untuk melaksanakan tugas dan barangkali 20% digunakan untuk kegiatan sosial. Tetapi di negara negara seperti India dan Nepal, perbandingannya mendekati 50% untuk masing masing; dan di jepang, waktu sosial, seperti minum teh dengan teman sekerja ditengah haris, dianggap merupakan bagian dari pekerjaan. Penelitian mengenai irama hidup di 31 negara (yang mendasarkan semua kecepatan kepada berapa lama para pejalan kaki memerlukan waktu berjalan sejauh 60 kaki, menit menit yang diperlukan pegawai pos ntuk menyelesaikan sebuah transaksi pembelian perangko, dan ketepatan jam publik) mengungkapkan perbedaan lintas- budaya yang besar sementara siws mempunyai irama hidup yang tercepat , Meksiko yang paling lambat.KELAS MENENGAH GLOBAL YANG BERTUMBUHKelas menengah yang bertumbuh di negara negara yang sedang berkembang merupakan fenomena yang sangat menarik bagi para pemasar global yang sering ingin sekali mengenal para pelanggan baru untuk berbagai produk mereka. Media verita telah memberikan liputan yang luas terhadap gagasan bahwa kelas mengengah yang berkembang dengan cepat di negara - negara Asia, Amerika Selatan , dan Eropa Timur didasarkan kepada kenyataan bahwa walaupun penghasilan per kapita mungkin rendah, namun terdapat daya beli yang besar di negara seperti Cina, dimana penghasilan $1.500 sebagian besar merupakan penghasilan yang dapat dibelanjakan dengan bebas ini berarti bahwa keluarga Cina dengan penghasilan $1.500 merupakan kelas menengah dan merupakan pelanggan yang ditargetkan untuk TV, VCR, dan komputer. Sudah tentu, pola umum pertumbuhan kelas menengah yang sama ini juga telah diamati diberbagai bagian Amerika Selatan, Asia, dan Eropa TimurAKULTURASI MERUPAKAN SUDUT PANDANG PEMASARAN YANG DIBUTUHKAN.Terlalu banyak pemasar, yang memikirkan perluasan internacional, melakukan kekliruan strategis dengan mempercayai bahwa jika produknya disukai oleh konsumen lokal atau domestik, maka setiap orang akan menyukainya. Sudut pandang yang bias ini meningkatkan kemungkinan gagalnya pemasaran diluar negeri, hal ini menggambarkan kurangnya pengertian mengenai karakteristik psikologis, sosial, budaya, dan lingkungan yang khas dari berbagai budaya yang jelas berbeda. Untuk mengatasi pandangan yang sempit dan kabur secara budaya tersebut, para pemasar harus juga mengalami semacam proses akulturasi. Mereka harus mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan pemakaian atau kemungkinan pemakaian produk dan kategori produk mereka di negara negara asing dimana mereke rencanakan akan beroperasi.Dalam hal ini, akulturasi lintas budaya merupakan proses rangkap bagi pemasar. Pertama, para pemasar harus mengorientasikan diri mereka sepenuhnya ke nilai nilai, kepercayaan. Dan kebiasaan masyarakat baru tersebut untuk mengatur posisi dan memasarkan produk mereka dengan tepat (menjadi sensitif terhadap dan konsisten dengan sikap dan nilai nilai tradicional atau yang berlaku). Kedua, agar produk agar baru secara budaya diterima oleh masyarakat luar negeri, mereka harus mengembangkan strategi yang mendorong para anggota masyarakat tersebut untuk mengubah ataupun menghentikan tradisi mereka sendiri (mengubah sikap mereka dan mungkin mengubah perilaku mereka). Untuk menjelaskan hal ini, suatu usaha pemasaran sosial yang direncanakan untuk mendorong konsumen di negara negara yang sedang berkembang memberikan vaksinasi polio untuk anak anak mereka akan membutuhkan proses akulturasi 2 langah. Pertama, pemasar harus memperoleh gambaran yang mendalam mengenai sikap dan kebiasaan masyarakat pada saat itu terhadap obat pencegahan dan konteks yang berhubungan dengan itu. Kemudian, pemasar harus merencanakan strategi promosi yang akan meyakinkan para anggota pasar yang ditargetkan untuk memvaksinasi anak anak mereka, walaupun untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan perubahan dalam sikap sekarang ini.Karakteristik Khusus Analisis Lintas- BudayaSebuah perusahaan, yang berencana menjalankan bisnis di negara negara asing, sering mengalami kesulitan melakukan riset konsumen lintas-budaya. Misalnya, di negara-negara Islam di Timur Tengah sulit melakukan riset pasar yang bergaya Barat. Di Saudi Arabiamenghentikan orang di jalan dianggap menyalahi hukum, dan kelompok fokus tidak dapat dilakukan karena berkumpul empat orang atau lebih (dengan pengecualian keluarga dan pertemuan agama) adalah melawan hukum. Perusahaan Amerika yang ingin melakukan bisnis di Rusia sedikit sekali memperoleh informasi mengenai konsumen dan statistik pasar. Demikian pula, Informasi riset pasar di Cina biasanya tidak memadai, dan survei yang mengajukan pertanyaan pribadi menimbulkan kecurigaan. Jadi para pemasar telah menguasahakan cara lain untuk memperoleh data yang mereka butuhkan. Sebagai contoh, Grey Advertising telah memberikan kamera kepada anak anak Cina, sehingga mereka dapat mengambil gambar gambar apa yang mereka sukai dan tidak sukai, daripada harus menjelaskannya kepada orang asing ; A.C. Nielsen mengadakan kelompok fokus di beberapa pub, dan ruang bermain anak anak, daripada diruang ruang konperensi, dan Leo Burnett telah mengirim beberapa peneliti ke Cina untuk hanya berkumpul dan mengobrol dengan para konsumen.Menggunakan Teknik PenelitianWalaupun berbagai teknik penelitian dasar yang sama dengan yang digunakan untuk mempelajari konsumen domestik berguna untuk mempelajari konsumen di berbagai neger asing, dalam anlisis lintas budaya terdapat beban tambahan,karena pemakaian bahasa dan kata kata sering berbeda antara satu bangsa dengan bangsa lain. Isu lain dalam riset pasar internacional adalah mengenai skala pengukuran. Di Amerika Serikat, skala 5 atau 7 poin mungkin memadai, tetapi di negara negara lain, mungkin dibutuhkan skala 10 atau bahkan 20 poin. Selanjutnya, fasilitas penelitian, seperti layanan wawancara per telepon, mungkin atau mungkin tidak tersedia di negara negara atau bagian bagian dunia tertentu.Untuk emnghindari masalah pengukuran penelitian tersebut, para peneliti konsumen harus membiasakan diri mereka dengan pelayanan penelitian yang tersedia di negara yang mereka nilai sebagai potensi pasar, dan harus mempelajari cara merancang studi riset pasar yang akan menghasilkan data yang berguna. Para peneliti juga harus ingat bahwa perbedaan budaya dapat menyebabkan metodologi penelitian yang standard tidak cocok.

2.7 Alternatif Strategi Multinasional : Strategi Global Dan Strategi LokalBeberapa pemasar telah memperdebatkan bahwa pasar pasar dunia semakin lama menjadi mirip dan karena itu berbagai strategi pasar yang dibakukan, menjadi semakin mungkin digunakan. Sebaliknya, para pemasar yang lain merasa bahwa sebagai perbedaan di antara dari konsumen berbagai bangasa terlalu besar untuk memungkinkan pemakaian strategi pasar yang baku. Dalam pengertian yang praktis,tantangan mendasar bagi kebanyakan eksekutif yang memikirkan pemasaran multinacional adalah memutuskan apakah akan menggunakan kebutuhan kebutuhan dan nilai nilai bersama sebagai strategi segmentasi (yaitu, menarik perhatian konsumen di negara negara yang berbeda dari sudut kebutuhan, nilai nilai dan tujuan mereka bersama), atau menggunakan batas batas nacional sebagai strategi segmentasi (atau menggunakan strategi pasar yang relatif berbeda,lokal,atau khusus bagi anggota budaya atau negara tertentu).MENYUKAI MERK DUNIASemakin banyak perusahaan menciptakan berbagai produk dengan merk dunia yang diproduksi, dikemas, dan ditempatkan dengan cara yang persis sama dimanapun produk itu dijual. Bagi arloji tangan merk mewah kelas dunia seperti Patek Philippe wajar sekali menciptakan kampanye iklan global atau seragam untuk mencapai pasar targetnya yang berkelas atas diseluruh dunia. Walaupun teks iklan tersebut dalam bahasa-bahasa khusus yang ditargetkan, orang dapat berspekulasi bahwa kebanyakan pelanggan target Patek Phillippe yang kaya dapat membaca dan menulis dalam bahasa inggris. Walaupun demikian, untuk memaksimumkan daerah aman mereka, tepat jika berbicara dengan mereka dalam bahasa ibu mereka.Para pemasar berbagai produk yang mempunyai daya tarik yang luas atau hapir merupakan pasar masal juga menganut strategi merk dunia. Misalnya, Playtex, telah beralih dari strategi iklan lokal menurut masing masing negara ke strategi iklan global. Perusahan perusahaan multinacional lainnya seperti General Motors, Gillette, Estee Lauder, Unilever, Parker Pen, dan Fiatm juga menggunakan iklan global untuk berbagai produk dan jasa.Para pemasar yang lain juga menggunakan strategi merk dunia. Sebagai contoh, Anda mungkin mengira bahwa Procter & Gamble, yang memasarkan lebih 300 merk ke seluruh dunia, merupakan perusahaan yang banyak sekali mempunyai merk dunia. Walaupun demikian, baru baru ini terungkap bahwa dari 16 merknya yang terbesar, hanya tiga yang benar benar merupakan merk dunia Always/Whisper,Pringles, dan Pantene. Beberapa merk P&G lainnya, seperti Pampers, Tide/Ariel, Safeguard, dan Oil of Olay, baru saja mulai membangun posisi yang umum di pasar dunia.PEMASARAN GLOBAL YANG ADAPTIFBerbeda dengan strategi komunikasi pemasaran yang menekankan pesan yang umum, beberapa perusahaan menggunakan strategi yang menyesesuaikan pesan pesan iklan mereka dengan nilai nilai khusus budaya tertentu. McDonalds merupakan contoh perusahaan yang berusaha melokalisir iklannya kepada konsumen di setiap pasar lintas budaya di mana perusahaan ini beroperasi, sehingga menjadikannya sebuah perusahaan global. Sebagai contoh, Ronald McDonald yang kita semua kenal dinamai kembali sebagai Donald McDonald di Jepang, karena bahasa jepang tidak mengandung bunyi R.MacDonald sekarang ini benar-benar merupakan perusahaan multi-lokal. Levis dan Reebok juga cenderung mengikuti strategi yang memperhitungkan perbedaan budaya dalam menciptakan citra merk untuk berbagai produk mereka. Levis cenderung memposisikan jeansnya untuk para konsumen Amerika, dengan menekankan citra kelompok sosial, walaupun perusahaan ini menggunakan lebih banyak lagi citra individualistis dan menurut gender ketika berkomunikasi dengan para konsumen Eropa.Para pemasar lain, juga merasa bahwa konsep merk dunia mungkin akan berkembang lebih jauh. Procter & Gamble mempunyai beberapa merk yang walaupun dipasarkan dengan merk yang sama di seluruh dunia, rasa dan aroma setiap produk mungkin bervariasi dari negara ke negara. Puncak usaha pemasaran pepsi yang baru dijepang termasuk berbagai iklan yang melibatkan seorang pahlawan besar Amerikapahlawan yang tidak pernah dilihat kebanyakan orang Amerika dan mungkin tidak akan disukai jika mereka melihatnya. Walaupun Pepsi memperhatikan bahwa iklan global sedang digemari di Madison Avenue, kadang kadang bermanfaat juga jika mengubah bentuknya. Majalah Cosmopolitan, di samping terbit dalam 12 bahasa, juga menyesuaikan isi editorial ke 28 edisi internationalnya dengan pasar lokal. Dengan cara yang sama, majalah Forbes menargetkan para pembaca bisnis dalam sejumlah bahasa yang berbeda. Dengan menggunakan isi editorial yang disesuaikan dan membedakannya dari edisi untuk Amerika Serikat.Beberapa perusahan menerapkan strateg campuran. Misalnya, Coca-cola , Unilever. Playtex, dan Black & Decker menambah strategi global mereka dengan keputusan lokal. Dalam melakukan pendekatan yang dapat disesuaikan tersebut, para pemasang iklan global yang mempunyai pengetahuan mengenai perbedaan lintas budaya dapat menyeseuaikan pesan pesan tambahan mereka secara lebih efektif untuk menyeseuaikan dengan masing masing pasar lokal. Sebagai contoh, sebuah studi telah menunjukkan bahwa para konsumen Amerika Serikat lebih memfokuskan kepada pernyataan pernyataan berkaitan dengan produk yang dimuat dalam iklan, sedangkan para konsumen Taiwan lebih memfokuskan kepada kepantasan iklan, seperti kualitas estetikanya. Juga ada bukti yang dikemukakan bahwa iklan iklan spanyol mungkin berisi lebih banyak daya penarik gabungan dibandingkan iklan Amerika Serikat, karena kecenderungan budaya Spanyol kepada sifat feminim dalam norma norma misalnya (Norma norma masyarakat Amerika Serikat cenderung memantulkan sifat maskulin). Karena konsep dan kata katanya sering tidak mudah diterjemahkan dan banyak daerah di negara itu yang mempunyai bahasa sendiri, para pemasang iklan di Cina mungkin akan lebih efektif jika mereka lebih mengandalkan simbol simbol daripada teks. Juga penting dicatat bahwa para konsumen diberbagai negara di dunia mempunyai keterbukaan yang sangat berbeda terhadap iklan.KERANGKA UNTUK MENILAI STRATEGI MULTINASIONALPara pemasar multinasional menghadapi tantangan untuk menciptakan berbagai program pemasaran dan periklanan yang dapat mengkomunikasikan secara efektif dengan berbagai macam pasar yang ditargetkan. Untuk membantu tugas yang mengesankan ini, berbagai kerangka telah dikembangkan untuk menentukan tingkat mana uasaha usaha pemasaran dan periklanan harus dibuat global atau lokal.Untuk memungkinkan para pemasar internacional menilai posisi produk mereka dipasar pasar tertentu diluar neger.keempat kemungkinan yang dipertimbangkan kerangka keputusan ini berkisar dari perusahaan yang memasukkan strategi global ( atau membakukan produk maupun program komunikasi) sampai pada mengembangkan strategi yang sepenuhnyalokal (atau menyesuaikan produk maupun program komunikasi) untuk setiap pasar yang khusus. Ditengahnya, ada dua strategi campuran. Keempat sel ini mungkin mewakili kemungkinan pertumbuhan perusahaan. Untuk menentukan sel mana yang mewakili strategi terbaik bagi perusahaan, pemasar harus melakukan anlisis konsumen lintas budaya untuk memperoleh reaksi konsumen terhadap alterntif penetapan produk dan promosi. Untuk menjelaskan kepentingan strategis keseragaman produk, Frito-Lay , perusahan makanan kecil raksasa Amerika Serikat, Telah membakukan kualitas dan mengurangin banyaknya merk lokal dari perusahaan perusahaan keripik kentang yang dimilikinya di seluruh dunia. Usaha ini memungkinkan mereka maju terus dengan penampilan visual global bersama yang menonolkan logo dan merk global Lay. Uasahanya didorong oleh penelitian yang mengungkapkan bahwa keripik kentang merupakan makanan kecil yang mempunyai daya tarik yang tersebar luas di sebagian besar dunia.Standadisasi produk kelihatan sangan sukses untuk berbagai produk dengan ketelibatan tinggi yang mendekati perpaduan antara tujuan teknologi tinggi dan kemampuan yang tinggi. Dengan kata lain, produk produk yang dari sudut manapun lebih sesuai untuk ditempatkan sebagai merk merk global. Sebaliknya, produk dengan keterlibatan rendah, yang berada pada pertengahan perpaduan teknologi tinggi/keterampilan yang tinggi lebih cocok dipasarkan sebagai merk lokal, dengan menggunakan keputusan pasar demi pasar.

STUDI KASUSDalam studi kasus kali ini kami akan mengangkat mengenai kasus di dalam perusahaan Nestle, Nestleadalah salah satu perusahaan besar dan berkelas internasional yang berkantor pusat di Switzerland dan pada tahun 1866 yang lebih dari 100 tahun yang lalu yang pada saat ini juga telah dikenal perusahaan yang bergerak dalam industri formula bayi. Nestle pada tahun 1974-an mulai memasuki dan memasarkan produk formula bayinya di dunia ketiga seperti negara-negara di afrika selatan, pedalaman meksiko,dan philipinaPada umumnya pemasaran internasional dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah go publik di negaranya sehingga melakukan peningkatan market share salah satunya mengambil segmen lebih luas dan memasarkan produknya ke seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan ini telah membuktikan eksistensinya secara berkala dan jangka panjang sehingga merasa mampu untuk melakukan pemasaran produknya ke berbagai kalangan konsumen yang berbeda budaya serta perilakunya yaitu go internasionalStrategi pemasaran global juga harus mempelajari perbedaan budaya sebelum perencanaan strategi iklannya. Iklan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga menarik bagi pelanggan di pasar internasional. Beberapa budaya menunjukkan sikap terbuka terhadap iklan, sementara yang lain mungkin tidak memiliki sikap seperti itu terbuka dan mungkin tidak ingin menjadi sasaran langsung. Iklan-iklan harus dibuat setelah penelitian yang cermat dari pasar internasional dan selalu dengan menjaga pengawasan yang ketat pada perbedaan budayaPerbedaan budaya ada karena berbagai alasan. Tiga alasan dasar dari perbedaan budaya-1) Orang-orang dari budaya yang berbeda melihat hal-hal dengan cara yang berbeda.2) Orang-orang dari budaya yang berbeda memiliki cita-cita dan ideologi yang berbeda3) Orang-orang dari budaya yang berbeda memiliki selera yang berbeda, sikap, gaya hidup, adat istiadat dan ritualSatu lagi alasan penting di balik perbedaan budaya yangjarangdisebutkan, tetapi tidak dapat diabaikan, adalah faktor ras dan agama. Ras dan agama adalah dua pilar dari perbedaan budaya, mungkin mereka tidak terlihat jelas di bidang pemasaran, tetapi intervensi yang kuat dari ras dan agama dalam membangun perbedaan budaya tidak bisa dipungkiri. Agar berhasil dalam pemasaran sangat penting untuk memahami dasar-dasar perbedaan-perbedaan budayaStrategi pemasaran yang baik global adalah suatu keharusan untuk berhasil di dunia bisnis internasional. Strategi pemasaran global harus direncanakanuntuk menyesuaikanberbagai jenis budaya. Sangat penting untuk mengingat pentingnya budaya lokal dan nasional, pada saat yang sama orang tidak boleh mengabaikan budaya bisnis, budaya sosial dan budaya politik. Sebuah strategi pemasaran yang sukses adalah salah satu yang selalu menghubungkan seluruh budaya ini, dan tidak pernah mengabaikan faktor-faktoryangmempengaruhiperbedaan budaya. Sebuah strategi pemasaran yang lemah adalahsalah satunya denganmengabaikan perbedaan budaya, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan runtuhnya bisnis global. Salah satu contoh dari strategi pemasaran global yang salah dan mempengaruhi citra sebuah perusahaan internasional adalah Nestldi Afrika. Nestle bangga dengan produk nya yang dapat dikatakan nyaris sempurna , tetapi perusahaan gagal untuk mempertimbangkan perbedaan budaya sebelum perencanaan strategi pemasaran, ini menghasilkan respon negatif karena susu bubuk produksi Nestle dipandang dan dikritik sebagai penyebab tambahan kekurangan gizi pada bayi Afrika. Nestle gagal untuk merencanakan strategi pemasaran dengan mengingat perbedaan budaya, hal itu tidak mempertimbangkan tingkat buta huruf di Afrika, maupun kemungkinanpenggunaan yang kurang tepat mengenaisusu bubuk di Afrika, sehinggamemunculkan kritik dan menuai kegagalan di Afrika .Lebih lanjut lagi ,Nestle mendapat kecaman dari berbagai pihak yang berkepentingan seperti ibu-ibu bayi, organisasi kesehatan lokal negara, dan pemerintah lokal karena produk susu bayinya diindikasikan telah terkontaminasi dan malnutrisi untuk bayi yang mengakibatkan kematian pada bayi. Susu bubuk yang beredar di negara mereka yang diproduksi oleh Nestle dianggap merupakan hasil produksi untuk percobaan penggunaan pemakaian pada bayi guna menemukan solusi terbaik dan evaluasi untuk produk-produk baru selanjutnya. Banyak pendapat khususnya diNegara- negara Afrikaini mengatakan Nestle membunuh bayi generasi muda mereka dan Nestle tidak mempunyai etika dan berperilaku tidak bermoral.Hal inilah yang dilupakan oleh Nestle mengenai persepsi masyarakat Afrika .Kesalahan dan kelalaian persepsi dalam pemakaian produk formula bayi khususnya susu bubuk oleh personal atau pemakainya merupakan salah satu faktor penyebab bisa terjadinya kematian pada bayi usia 1 2 tahun, karena dapat terjadi kontaminasi buatan serta kurangnya pengetahuan mendasar pentingnya air susu ibu. Dimana ibu-ibu diNegara Afrika inimenganggap bahwa susu bubuk formula dapat membuat bayi terlihat lebih tumbuh dan bersinar adalah kurang tepat menurut Nestle. Dikatakan oleh Nestle bahwa air susu ibu tetaplah yang utama dan tidak dapat tergantikan oleh susu bubuk formula apapun.BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanBudaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol, yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya bukan hanya bersifat abstrak tetapi bisa berbentuk objek material seperti rumah, kendaraan, peralatan elektronik, pakaian, undang-undang, makanan, minuman, musik, teknologi, dan bahasa. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Suatu budaya boleh saja di lestarikan dan di jaga utuh ,tetapi suatu budaya jangan di jadikan sebuah konsumsi yang berlebihan atau beban,gunakan budaya sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan kalau tidak sesuai malah akan jadi salah kaprah.Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, karena produk mampu membawa pesan makna budaya. Makna budaya akan dipindahkan ke produk dan jasa, dan produk kemudian dipindahkan ke konsumen dalam bentuk pemilikan produk (possession ritual), pertukaran (exchange ritual), pemakaian (grooming ritual), dan pembuangan (divestment ritual)Dalam pemasaran, analisis lintas budaya sering memerlukan pengidentifikasian implikasi kultur terhadap peran-peran pembelian keluarga, fungsi produk, desain produk, aktivitas promosi dan penjualan, sistem saluran dan penentuan harga. Etnis dapat diartikan sebagai kelompok orang yang mempunyai norma dan nilai spesifik yang sama dalam persepsi dan kognisi yang berbeda dengan persepsi dan kognisi kelompok lain dalam masyarakat yang lebih luas, nilai ini dapat terbentuk dari segi fisik, agama, geografis atau faktor lainnya namun tidak mutlak3.2 SaranBerdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran agar dapat dijadikan pertimbangan, yaitu:1. Sering melakukan pembaharuan informasi, karena ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan.1. Teori-teori yang ada dalam makalah ini belum mencakup teori dari seluruh pakar psikologi maupun pakar ekonomi dan para tokoh ahli lainnya. Agar mendapat informasi yang lebih akurat, pembaca harus mencari informasi dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berbeda.1. Membagikan ilmu yang pembaca dapatkan dari makalah ini kepada orang lain agar ilmu yang pembaca dapatkan menjadi ilmu yang berkah.

DAFTAR PUSTAKALeon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk. 2004. Perilaku Konsumen Edisi Ketujuh. Indonesia: PT Indekshttp://organisasi.org/perilaku-konsumen-ringkasan-rangkuman-resume-mata-kuliah-ekonomi-manajemen (diakses pada 20 April 2015)

Sri Suprapti, Ni Wayan. 2010. Perilaku Konsumen Pemahaman Dasar Dan Aplikasinya Dalam Strategi Pemasaran. Denpasar: Udayana University Press

40