PENGARUH BIMBINGAN ROHANI ISLAM TERHADAP...
Transcript of PENGARUH BIMBINGAN ROHANI ISLAM TERHADAP...
PENGARUH BIMBINGAN ROHANI ISLAM
TERHADAP KEBERAGAMAAN NARAPIDANA DI
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB
INDRAMAYU
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
Sudin
NIM: 109052000022
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS NEGERI ISLAM
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435.H/2014M
i
ABSTRAK
Sudin
109052000022
Pengaruh Bimbingan Rohani Islam Terhadap Keberagamaan Narapidana di
Lembaga Pemesyarakatan Kelas IIB Indramayu.
Pembimbing: Kholis Ridho, M.Si
Narapidana merupakan salah satu contoh manusia yang melakukan
tindakan negatif berupa tindak kejahatan melanggar hukum dan norma yang
berlaku dimasyarakat. Diantara penyebab orang melakukan tindak kejahatan
adalah karena pengetahuan tentang agama atau mengetahui tentang agama tetapi
tidak mengaplikasikan dalam kehidupan. Narapidana juga merupakan makhluk
Allah yang harus diperlakukan sesuai kodrat mereka sebagai manusia, mereka
juga harus mendapat pertolongan agar mereka dapat kembali ke jalan yang benar,
serta dapat menyelesaikan segala problema yang dihadapi, dan diarahkan kepada
jalan yang baik, yakni jalan yang di ridhai Allah SWT.
Lembaga pemasyarakatan merupakan upaya Pemerintah untuk
melakukkan penempatan khusus terhadap narapidana. Keberadaan Lembaga
Pemasyarakatan bukan hanya sebagai tempat bagi narapidana untuk menjalankan
hukuman, melainkan tempat untuk pembinaan untuk para narapidana. Salah satu
bentuk pembinaannya dengan melakukan pendekatan dalam hal spiritualitasnya,
yaitu dengan melakukan bimbingan rohani.
Dari latar belakang tersebut maka ada beberapa pertanyaan yang ingin
penulis ungkapkan yaitu bagaimana proses pelaksanaan bimbingan rohani pada
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Indramayu? Adakah pengaruh
dari kegiatan bimbingan rohani terhadap keberagamaan narapidana di Lapas kelas
II B Indramayu?
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang
menggunakan penghitungan statistik yaitu skoring dan rangking.
Selanjutnya penulis melakukan uji korelasi pearson untuk mengetahui
tingkat korelasi pengaruh bimbingan rohani terhadap keberagamaan.Dari analisis
data yang dilakukan diperoleh hasil uji korelasi person antara variable independen
dengan variable dependen deperoleh nilai 0,843. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa bimbingan rohani Islam yang dilakukan oleh Lembaga
Pemasyarakatan kelas IIB Indramayu berada pada ketegori sangat berpengaruh
terhadap keberagamaan narapidana.
Dari hasil analisis data menggunakan skoring dan rangking serta
menggunakan uji korelasi pearson maka penulis menyimpulkan bahwa
bimbingan rohani yang dilakukan di lembaga pemasyarakatan kelas IIB
Indramayu berpengaruh terhadap keberagamaan narapidana dengan tingkat
pengaruh yang tinggi,maka dari itu bimbingan rohani di Lembaga Pemasyarakatn
kelas IIB terus ditingkatkan.
Kata kunci: bimbingan, rohani, Islam, keberagamaan, Narapidana.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh…
Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunia-Nya yang tak terhingga,
karena dengan karunia-Nya pula sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
sebagai tugas akhir perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammmad
SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Khusus untuk ayahanda Warlim dan Ibunda Tarinah yang senantiasa
mendo’akan kesuksesanku saya haturkan terimakasih yang tak terhingga, berkat
do’a dan bimbingannya saya bias menjalani hidup dengan semangat dan optimis.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Wadek I Dr. Suparto, M.Ed, Ph. D. Wadek II Drs. Jumroni,
M.Si dan Wadek III Dr. Sunandar, MAg.
2. Dra. Rini Laili Prihatini M.Si Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam, serta,
3. Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam
iii
4. Kholis Ridho, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis. Ucapan terima
kasih tak terhingga kepada beliau yang telah membimbing penulis
menyelesaikan tugas akhir, ditengah-tengah kesibukannya beliau
meluangkan waktu untuk membimbing penulis memberikan arahan,
masukan dan memberi motivasi agar segera dapat menyelesaikan skripsi
ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya
yang mengajar di jurusan BPI yang telah ikhlas memberikan ilmunya
kepada penulis dan semoga ilmu-ilmu yang telah diberikan dapat
bermanfaat nantinya dan menjadi amal shaleh yang tidak terputus
pahalanya bagi dosen-dosen.
6. Segenap staf Akademik dan petugas Perpustakaan Fakultas dan
Perpustakaan Utama yang memberikan pelayanan terbaik kepada
mahasiswa.
7. Lembaga Pemesyarakatan Kelas IIB Indramayu, selaku narasumber dalam
penelitian. Terima kasih telah memberikan kesempatan bagi saya untuk
melaksanakan penelitian.
8. Untuk kakak-kakak saya Wati Kustiani, Sukadi, Jul Rohim. Kalian telah
memberikan dorongan kuat agar saya pasti bisa sukses dan memberikan
contoh yang baik kepada saya.
9. Untuk istriku Indah Lestari dan anaku Adib Al Ashfa. Kalian telah
menjadi semangat dalam manjalankan hidup terutama menyelesaikan studi
ini.
iv
10. Keluargaku di Indramayu, kakek, nenek, paman, bibi, sepupu dan
keponakan-keponakanku Putri Habibah, Aulia, Yusrin Alkatani, Hielda
Shafira, Talitha Tsabita, Hilman Adi Nugraha. Kalian selalu
mengingatkanku akan pentingnya sebuah perubahan dalam hidup.
11. Teman-teman BPI K (Aziz, Hafiz, Akin, Adnan, Samsul, Sholah, Ihsan,
Ubay, Bang Jack Ahmad Ismail, Kohar, Zulfikar, Peppy, Mas Udy, Bagol,
Lili, Laili, Serli, Kokom, Jamiah, Ratna, Sari, Icha dan Ai. Yang selalu
menjadi penyemangat bagi penulis. Terima kasih atas canda dan tawa yang
kalian berikan, kebersamaan yang akan selalu penulis jadikan kenangan
indah.
12. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini.
Terimakasih atas semua yang telah meluangkan waktunya dan berbagi info
serta memberikan motivasi dalam penulisan skripsi sampai akhirnya skripsi
selesai.Semoga Allah membalas segala kebaikan teman-teman semua. Aamiin …
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari sempurna
dan terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kritik dan ssaran yang bersifat
membangun sangatlah penulis harapkan. Akhir kata penulis mengharapkan ridha
Allah dan semoga penelitian ini bermanfaat. Aamiin ….
Wassalaamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Jakarta, 14 agustus 2014
Sudin
ولحمدهلل رب لعا لمين
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan ................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Rohani Islam ............................................................ 11
B. Keberagamaan ............................................................................. 20
C. Narapidana ................................................................................. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................. 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 27
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 27
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 28
E. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian ............................ 29
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 32
G. Uji Instrumen .............................................................................. 33
H. Teknik Analisis Data ................................................................... 34
I. Uji korelasi .................................................................................. 35
BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN
KELAS IIB INDRAMAYU
A. Profil Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Indramayu ................ 36
B. Visi dan Misi ............................................................................... 37
vi
C. Data Pegawai LP Kelas IIB Indramayu ...................................... 37
D. Struktur Organisasi LP Kelas IIB Indramayu ............................. 39
E. Jumlah Penghuni LP Kelas IIB Indramayu ................................. 40
F. Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan ................................ 41
G. Bimbingan Rohani Islam Di LP Kelas IIB Indramayu ............... 45
BAB V TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Uji Validitas dan Reliabelitas ..................................................... 48
B. Temuan Penelitian ....................................................................... 51
1. Deskripsi Responden ............................................................. 51
2. Keberagamaan Narapidana .................................................... 53
3. Pengaruh Bimbingan Rohani Islam ....................................... 55
C. Analisis Data ............................................................................... 57
1. Uji Koefesien Korelasi Variabel ........................................... 57
2. Uji Koefesien Korelasi Subvariabel ...................................... 58
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 62
B. Saran ..................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 64
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Petugas Lapas Klas IIB Indramayu ........................................ 39
Tabel 2 Petugas Lapas Klas IIB Indramayu Berdasarkan Tingkat
Pendidikan .......................................................................................... 40
Tabel 3. Jumlah Penghuni di Lapas Kelas IIB Indramayu Berdasarkan
Status .................................................................................................. 42
Tabel 4. Jadwal Dari Kegiatan Agama ............................................................. 48
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengaruh Bimbingan Rohani Islam
Terhadap Keberagamaan Narapidana Kelas IIB Indramayu .............. 50
Tabel 6. Hasil Uji Reliabelitas Pengaruh Bimbingan Rohani Islam
Terhadap Keberagamaan Narapidana Lapas Kelas Iib Indramayu .... 53
Tabel 7. Identitas Responden Berdasarkan Usia ............................................. 54
Tabel 8 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................... 54
Table 9. Respon Narapidana Terhadap Variable Keberagamaan .................... 55
Table 10 Respon Narapidana Variable Bimbingan Rohani Islam .................... 58
Table 11 Hasi Uji Koefisien Korelasi Variable X Dan Variable Y ................... 60
Table 12 Hasil Uji Korelasi Subvariabel Pembimbing Rohani ......................... 60
Table 13 Hasil Uji Korelasi Subvariabel Metode Bimbingan Rohani .............. 61
Table 14 Uji Korelasi Subvariabel Materi Bimbingan Rohani ......................... 62
1
BAB I
PEBDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk yang unik dan setiap manusia memiliki
kebutuhan hidup yang berbeda-beda, baik dalam memenuhi kebutuhan
biologis, social ataupun kebutuhan akan agama. Agar tercapai kebahagian
lahir dan batin, kebutuhan tersebut harus memiliki keseimbangan antara satu
dengan yang lainnya. Karena jika salah satu kebutuhan diabaikan maka akan
terjadi ketimpangan di dalamnya.
Kebutuhan manusia juga akan terus meningkat dengan perkembangan
zaman dan majunya suatu masyarakat. Dahulu manusia sudah puas apabila ia
dapat menjaga dirinya dari hawa dingin atau hawa panas dengan pakaian
sederhana. Zaman sekarang, pakaian tidak saja untuk menjaga diri atau
menutup aurat tetapi mempunyai fungsi lain yang lebih penting, yaitu untuk
menjaga prestise (harga diri). Ia akan merasa malu atau merasa rendah diri
kalau-kalau pakaiannya tidak bagus, tidak mahal seperti yang lazim dipakai
oleh kenalan-kenalan atau orang-orang yans setingkat dengannya.1
Masyarakat modern yang serba kompleks, sebagai produk dari kemajuan
teknologi, mekanisme, industrialisasi dan urbanisasi memunculkan banyak
masalah social. Maka adaptasi atau penyesuaian diri terhadap masyarakat
1 Zakiyah Darajat, Peran Agama Dalam Kesehatan Mental (Jakarta: Gunung Agung,
2001), h.4
2
modern yang kompleks itu menjadi tidak mudah. Kesulitan mengadakan
adaptasi menyebabkan kebingungan, kecemasan dan konflik-konflik, baik
yang terbuka dan eksternal sifatnya maupun yang tersembunyi dan internal
dalam batin sendiri, sehingga banyak orang yang mengembangkan pola
tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma umum, atau berbuat
semaunya sendiri, demi kepentingan sendiri dan mengganggu atau merugikan
orang lain.2
Masyarakat modern yang serba kompleks itu menumbuhkan aspirasi-
aspirasi materil dan sering disertai oleh ambisi-ambisi sosial yang tidak sehat.
Dambaan pemenuhan kebutuhan yang melimpah-limpah, misalnya untuk
memiliki harta kekayaan dan barang-barang mewah tanpa mempunyai
kemampuan untuk mencapainya dengan jalan wajar, mendorong individu
untuk melakukan tindak kriminal. Dengan kata lain bisa dinyatakan, jika
terdapat diskrepansi (ketidaksesuaian atau pertentangan) antara ambisi-ambisi
dan kemampuan pribadi, maka peristiwa ini dapat mendorong orang
melakukan tindak kriminal. Atau jika terdapat diskrepansi antara aspirasi-
aspirasi dengan potensi-potensi personal, maka akan terjadi maladjustment
ekonomis (ketidak mampuan menyesuaikan diri secara ekonomis), yang
mendorong untuk bertindak jahat atau melakukan tindak pidana.3
2 Kartini Kartono, Patologo Sosial jilid 1(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. v
3 Kartini Kartono, Patologo Sosial jilid 1, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007), h.
140
3
Di Indonesia saat ini tindak pidana menjadi masalah yang sangat
mendasar, karena setiap tahun jumlah tindak pidana di Indonesia semakin
meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007, tercatat ada
330.354 tindak pidana, pada tahun 2008, tercatat pada tahun 2008 tercatat
326.752 tindak pidana, pada tahun 2009 tercatat 344.942 tindak pidana, pada
tahun 2010 tercatat 33249 tindak pidana, pada tahun 2011 tercatat 347605
tindak pidana.4
Sejalan dengan itu yang dimaksud narapidana adalah seseorang manusia
atau anggota masyarakat yang dipisahkan dari induknya dan selama waktu
tertentu itu diproses dalam lungkungan tempat tertentu dengan tujuan, metode
dan system pemasyarakatan.5
Menurut P.A.F Lamintang, pidana penjara
adalah suatu pidana berupa pembatasan kebebasan bergerak dari seorang
terpidana, yang dilakukan dengan menutup orang tersebut di dalam sebuah
lembaga pemasyarakatan, dengan mewajibkan orang itu untuk mentaati semua
peraturan dan tata tertib yang berlaku di dalam lembaga pemasyarakatan.6
Narapidana merupakan salah satu contoh manusia yang melakukan
tindakan negatif berupa tindak kejahatan melanggar hokum dan norma yang
berlaku dimasyarakat. Diantara penyebab orang melakukan tindak kejahatan
adalah karena pengetahuan tentang agama atau mengetahui tentang agama
tetapi tidak mengaplikasikan dalam kehidupan. Dan masyarakat sendiri selama
4
Badan Penelitian Statistik, artikelndiakses pada 24 Maret 2014 dari
http://www.bps.go.id/. 5 Bambang Poernomo, Pelaksanaan Pidana Penjara Dengan Sistem Pemasyarakatan,
(Yogyakarta; liberty, 1986), h.180 6 P.A.F Lamintang, Hukum Penintersier Indonesia, (Bandung: Armico, 1988), h.69
4
ini menganggap narapidana sebagai sekelompok orang bermasalah yang perlu
dijauhi dan diasingkan.
Narapidana juga merupakan makhluk Allah yang harus diperlakukan
sesuai kodrat mereka sebagai manusia, mereka juga harus mendapat
pertolongan agar mereka dapat kembali ke jalan yang benar, serta dapat
menyelesaikan segala problema yang dihadapi, dan diarahkan kepada jalan
yang baik, yakni jalan yang di ridhai Allah SWT.
Sesuai dengan firman Allah SWT:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl:125)
Di sinilah bimbingan rohani sangat diperlukan agar penghuni lembaga
pemasyarakatan lebih menghargai hidup dan kehidupan, adanya taubat serta
memberi kekuatan dalam keimanan juga pergaulan yang wajar sebagaimana
umat manusia di bumi ini.
Allah berfirman di dalam surat Al Baqarah : 160:
5
“…kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan
menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima
taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha
Penyayang.” (Q.S. Al Baqarah : 160)
Hal ini sesuai dengan pengertian bimbingan islam itu sendiri yaitu
proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.7
Lembaga Pemasyarakatan merupakan upaya pemerintah untuk
melakukkan penempatan khusus terhadap narapidana. Lembaga
Pemasyarakatan bukan hanya tempat bagi narapidana untuk menjalankan
hukuman, melainkan tempat untuk pembinaan untuk para narapidana. Salah
satu bentuk pembinaannya dengan melakukan pendekatan dalam hal
spiritualitasnya, yaitu dengan melakukan bimbingan rohani.
Lembaga Pemasyarakatan kelas II B Indramayu merupakn salah satu
lembaga di bawah naungan Kementerian Hukum dan HAM. yang dalam
membina warga binaannya terdapat kegiatan bimbingan rohani. Disamping itu
karena pertimbangan lokasi yang dekat dengan tempat tinggal penulis.
Maka atas dasar itulah, penulis tertarik untuk membahas skripsi yang
berjudul “Pengaruh Bimbingan Rohani Islam Terhadap Keberagamaan
Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Indramayu”.
7 Aunur Rohim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,
2002), h.4
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dari sekian banyak pembinaan yang di lembaga pemasyarakatan
kelas IIB Indramayu, seperti pembinaan keterampilan, pendidikan,
pelayanan medis dan bimbingan rohani, penulis membatasi pada
bimbingan rohani terkait dengan pengaruh bimbingan rohani terhadap
keberagamaan narapidana di lapas kelas IIB Indramayu.
2. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang dirumuskan dalam penelitian yaitu:
1. Bagaimana proses pelaksanaan bimbingan rohani pada narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Indramayu?
2. Adakah pengaruh bimbingan rohani terhadap keberagamaan
narapidana di Lapas kelas II B Indramayu?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui dan menganalisa proses pelaksanaan bimbingan
rohani pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB
Indramayu.
b. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh bimbingan rohani
terhadap keberagamaan narapidana di lapas kelas II B Indramayu.
7
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis : diharapkan penelitian ini memberikan sumbangan
keilmuan dan pengetahuan yang meliputi Bimbingan dan Penyuluhan
Sosial, Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Khususnya pada yang
berkaitan dengan pengaruh bimbingan rohani terhadap keberagamaan
narapidana serta menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi
penulis dalam hal bimbingan dan penyuluhan Islam mengenai
pengaruh bimbingan rohani terhadap keberagamaan narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Indramayu.
b. Manfaat Praktis, diharapkan bisa menjadi sumbangan pemikiran yang
akan menjadi bahan masukan kepada Lembaga Pemasyarakatan Kelas
IIB Indramayu sehingga para narapidana lebih termotivasi untuk
kembali ke jalan yang benar.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skipsi ini penulis melakukan tinjauan pustaka
sebagai acuan dan tambahan pemahaman serta bahan yaitu diantaranya dari
beberapa skripsi sebagai berikut:
1. Siti Marwati, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2003, Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi
“Efektifitas Bimbingan dan Penyuluhan Islam Dalam Meningkatkan
Kesadaran Agama Pada Narapidana Di Rumah Tahanan Negara
(RUTAN) Jakarta Pusat”. Penelitiannya terfokus pada kegiatan
8
bimbingan agama serta tingkat efektivitas bimbingan penyuluhan islam
dalam meningkatkan kesadaran beragama narapidana.
2. Zulmi Auliya, Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum
Konsentrasi Perbandingan Hukum 2012, Fakultas Syariah dan Hukum,
UIN syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi “Pemenuhan Hak
Narapidana Dalam Prespektif Hukum Islam Di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB Bogor”. Penelitiannya mengkaji hak-hak
narapidana, difokuskan pada hambatan dalam pemenuhan hak
narapidana serta upaya yang dilakukan dalam memenuhi hak narapidana
tersebut.
Dari kedua penelitian diatas yang membedakan dengan penelitian ini
penulis menekankan pada pengaruh bimbingan rohani terhadap keberagamaan
narapidana kasus perjudian di Lembaga Pemasyarakatan Klas II.B Indramayu.
E. Sistematika Penulisan
Dalam hal sistematika penulisan ini penulis menggunakan Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan
CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pedoman penulisan skripsi ini.
Sedangkan untuk mempermudah penulisan skripsi ini penulis membagi
ke dalam lima bab. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:
9
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian,, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini terdiri dari, pengertian pembimbing rohani,
metode bimbingan rohani tujuan dan fungsi bimbingan
rohani, pengertian keberagamaan, sikap
kebergamaan,dimensi keagamaan, pengertian narapidana,
tujuan pidana.
BAB III : METODOLOGI PENELITUAN
Bab ini memuat tentang pendekatan dan jenis penelitian,
tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel,
variable penelitian, definisi operasional dan indicator
penelitian, teknik pengumpulan data, uji instrument,teknik
analisis data, uji hipotesis.
BAB IV :GAMBARAN UMUM TENTANG LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KLAS IIB INDRAMAYU
Bab ini memuat tentang profil lembaga, visi misi, data
pegawai, struktur organisasi lembaga, jumlah penghuni
Lapas, pembinaan warga binaan pemasyarakatan,
bimbingan rohani islam di Lapas.
10
BAB V : ANALISIS TEMUAN LAPANGAN
Bab ini memuat tentang uji instrument, hasil dan
pembahasan, analisa data penelitian.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Rohani Islam
1. Pengertian Bimbingan Rohani Islam
a. Bimbingan
Pengertian harfiyah bimbingan adalah; menunjukan, memberi jalan,
atau menuntun orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi
hidupnya dimasa kini atau masa mendatang. istilah bimbingan
merupakan terjemah dari kata bahasa inggris “guidance”, yang berasal
dari kata kerja “to guide” yang berarti menunjukan”.1
Dewa Ketut Sukardi menjelaskan, “bimbingan adalah suatu proses
yang diberikan kepada seseorang agar mengembangkan potensi-
potensinnya yang dimiliki, mengenal diri sendiri, mengatasi persoalan
sehingga ia dapat penentukan sendiri secara bertanggung jawab tanpa
tergantung pada orang lain”2
Mc Daniel menjelaskan, bimbingan adalah bagian dari proses layanan
yang diberikan kepada individu guna membantu mereka memproleh
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam membuat
1 H.M Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT
Golden Terayon Press, 1994), h. 1. 2 Dewa Ketut Sukardi. “Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah”, (Surabaya :
Usaha Nasional, 1982), h. 66.
12
pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interpensi-interpensi yang
diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik”.3
Jones, Staffire dan Strewart menjelaskan, “bimbingan adalah bantuan
yang diberikan kepada Individu dalam membuat pilihan-pilihan dan
penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana.bantuan itu atas prinsip
demokratis yang merupakan tugas setiap individu untuk memilih jalan
hidupnya sendiri sejauh dia tidak mencampuri hak orang lain”.4
Menurut wingkel yang dikutip dari buku Bimbingan dan Penyuluhan,
“bimbingan berarti pemberian bantuan kepada orang atau sekelompok
orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan
mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntunan hidup. Bantuan itu
bersifat psikis (kejiwaan), bukan pertolongan financial, medis dan
sebagainya. Dengan adanya bantuan ini seseorang akhirnya dapat
mengatasi sendiri persoalan yang dihadapinya sekarang dan menjadi
lebih mampu untuk menghadapi masalah yang akan dihadapi kelak.”
Menurut Tolbert: bimbingan adalah seluruh program atau semua
kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan dalam
membantu individu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan
3 Ibid, H. 95
4 Prof. Dr. Drs. Prayitno, MSc Drs Herman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling
(Jakarta Rineka Cipta, 1994) cet. Ke 1. H. 94
13
rencana serta melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek
kehidupannya sehari-hari.5
Menurut Drs. Khairul Umam dan Drs. A. Achyar Aminudin pengertian
bimbingan secara luas ialah suatu proses pemberian bantuan secara
terus-menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk
memahami dirinya, kemampuan untuk menerima dirinya, kemampuan
untuk mengarahkan dirinya, kemampuan untuk merealisasikan dirinya,
sesuai dengan potensi dan kemampuannya dalam mencapai
penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah, maupun
masyrakat.6
Sementara Rochman Natawidjaja mengartikan bimbingan sebagai
proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahmi dirinya,
sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara
wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Dengan
demikian dia akan menikmati kebahagian hidupnya, dan dapat member
sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya.
5 Prof. DR. Nana Syaodih Sukmadinata, Bimbingan Dan Konseling Dalam Praktek
Mengembangkan Potensi Dan Kepribadian Siswa, (Bandung, Maestro, 2007), h. 8 6
Drs khairul Umam, Drs. H. A. Achyar Aminudin, Bimbingan Dan Penyuluhan,
(Bandung, CV Pustaka Setia, 1998), h.12.
14
Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara
optimal sebagai makhluk sosial.7
b. Rohani
Pengertian rohani secara harfiyah berasal dari bahasa arab yang
diawali dari kata ruh yang berarti jiwa, sedangkan dalam kamus bahasa
Indonesia, arti ruhani adalah ruh yang bertalian dengan yang tidak
berbadan jasmani.8
Menurut Imam al-Ghazali seperti yang dikutip Jamaludin Kafie roh
mempunyai dua pengertian, yaitu roh jasmani dan roh rohani. Roh
jasmani yaitu zat halus yang berpusat di ruang hatidan menjalar
keseluruh ruang urat nadi (pembuluh darah) selanjutnya tersebar
keseluruh tubuh, karenanya manusia dapat bergerak (hidup) dan dapat
merasakan berbagai macam perasaanserta dapat berfikir atau
mempunyai kegiatan-kegiatan hidup kejiwaan.
Sedangkan roh rohani adalah bagian dari yang ghoib, dengan roh ini
manusia dapat mengenal diri sendiri dan mengenal Tuhan, serta
menyadari keberadaan orang lain (berkepribadian, berkebutuhan, dan
berprikemanusian) serta tanggungjawab atas segala tingkahlakunya.9
7 Dr Syamsu Yusuf, L. N, Dr. A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling,
(Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 6 8 Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka), cet ke-1, h.830. 9 Jamaludin kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya : Penerbit Indah, 1993), h.16.
15
c. Islam
Islam merupakan agama samawi yang diturunkan oleh Allah Swt.
Kepada hamba-hambaNya melalui para Rasul.10
Islam menurut M. Dawam Raharjo, dapat diartikan sebagai selamat,
damai, sejahtera, menyerah diri untuk tunduk dan taat. Agama Islam
adalah petunjuk dan pedoman hidup yang disampaikan melalui wahyu-
wahyu dari Allah Swt kepada para Nabi dan Rasul, khususnya kepada
Rasulullah Saw. Diungkapkan oleh Sayid Sabiq bahwa Islam adalah
agama Allah Azza wa jalla yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
yang berintikan keimanan dan perbuatan (amal).11
Berdasarkan uraian diatas mengenai bimbingan, rohani, dan Islam,
maka dapat disimpulkan bimbingan rohani yaitu proses pemberian
bantuan dan arahan yang membentuk, memelihara serta meningkatkan
kondisi rohani yang diberikan oleh pembimbing agar dapat memahami
dan mengamalkan agama islam sehingga memilih jalan hidupnya
sesuai dengan norma agama Islam, mandiri, bertanggung jawab hingga
apa yang dilakukan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan
lingkungannya.
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Rohani
a. Tujuan Bimbingan Rohani
10
Dr. H. Abdul Mujib, M. Ag. Kepribadian dalam psikologi Islam, (Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 1
11 H. fuad Nashori & Rachmi Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas Dalam
Prespektif Psikologi Islam, (Jogjakarta : Menara Kudus Jogjakarta, 2002), Cet. Ke-1, h. 71
16
Tujuan bimbingan menurut Ainur Rahim Faqih adalah:
Membantu klien untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri
sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, dan kesempatan yang
ada.
Mebuat proses sosialisasi dan sensituitas kepada kebutuhan orang
lain.
Memberi dorongan di dalam mengarahkan diri, pemecahan
masalah, pengembalian kepuusan dalam keterlibatan diri dalam
masalah yang ada.
Mengembangkan nilai dan sikap menyeluruh serta perasaan sesuai
dengan penerimaan diri.
Membantu di dalam memahami tingkah laku manusia.
Membantu klien untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang
dalam berbagai aspek, fisik, mental dan social.12
Tujuan umum konseling islami adalah agar individu menjadi muslim
yang berbahagia dunia akhirat.13
Menurut M. Lutfi secara umum tujuan
bimbingan dan penyuluhan (konseling) islam adalah “membantu
individu, keluarga dan kelompok masyarakat agar dapat mengenal,
mengarahkan dan mewujudkan dirinya sendiri (mandiri) sebagai
manusia seutuhnya, sehingga terbuak jalannya untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kecuali itu, bimbingan dan
12
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta : VII Press,
2001), Cet. Ke-2, h. 52 13
Erhamwilda, konseling islami, (Yogyakarta Graha Ilmu 2009), h. 119
17
penyuluhan (konseling) dalam islam jiga bertujuan membantu manusia
agar kembali kepada fitri (fithrah), menyadari tugas dan kewajibannya
sebagai makhluk Tuhan yang bertanggung jawab terhadap dirinya,
keluarganya dan masyarakat sekitarnya atau membantu manusia dalam
mewujudkan potensi dan eksistensi dirinya sebagai makhluk pilihan
(mulia) dan memegang tugas kekhalifahan di muka bumi.14
b. Fungsi Bimbingan Rohani
Fungsi bimbingan menurut Dewa Ketut Sukardi:
1. Fungsi pencegahan (Prefentif): sebagai pencegah terhadap
timbulnya masalah.
2. Fungsi pemahaman ; bimbingan menghasilkan pemahaman
tentang sesuatu, pemahaman ini mencakup tentang diri klien,
lingkungan, dan pemahaman lebih luas (budaya/nilai-nilai).
3. Fungsi perbaikan: yang akan menghasilkan terpecahnya atau
teratasinya berbagai masalah.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan; membantu dalam
memelihara dan mengembangkan seluruh pribadinya secara
mantap, terarah, dan berkelanjutan.15
`
3. Metode Bimbingan Rohani
14
Drs. M. Lutfi. MA, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (konseling) Islam,
(Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 99 15
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar PelaksanaanProgram Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008), Cet. Ke-2, h.43
18
Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri
dari penggalan kata “meta” dan “hodos” yang berarti “jalan”. Bila
digabungkan maka metode bisa diartikan “jalan yang harus dilalui”.
Dalam pengertian yang lebih luas, metode bisa pula diartikan sebagai
“segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan
yang diinginkan”.16
Sejalan dengan ruang lingkup tujuan bimbingan, Samsul Munir
Amin menyebutkan beberapa metode yang dapat dilakukan dalam tugas
bimbingan, antara lain sebagai berikut: Interview (wawancara), Group
Guidance (Bimbingan Kelompok), Client Centered Method (Metode yang
dipusatkan pada Keadaan Klien), Directive counseling, Eductive Method
(Metode Pencerahan), dan Psychoanalysis Method.17
Dari metode diatas penulis meneliti tiga metode yaitu:
1. Metode interview (wawancara), karena dalam metode ini terjadi
pertemun empat mata maka lebih tepat untuk memperoleh data yang
diperlukan untuk bimbingan.
2. Group Guidance (Bimbingan Kelompok), metode ini digunakan pada
kegiatan bimbingan rohani yang di ikuti oleh seluruh warga binaan
pemasyarakatan.
3. Directive counseling, metode ini lebih sederhana dan efektif kaera
pembimbing secara langsung memberikan jawaban-jawaban terhadap
problema jamaah.
16
Drs. M. Lutfi. MA, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (konseling) Islam,
(Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 120 17
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : AMZAH 2010), h. 74
19
4. Syarat dan Kemampuan Pembimbing
Seperti yang disebut M. Lutfi menurut pendapat M. arifin: syarat
dan kemampuan pembimbing sebagai berikut:
a. Meyakini akan kebenaran agama yang dianutnya, menghayati dan
mengamalkan, karena ia menjadi pembawa norma agama yang
konsekuen, serta menjadikan dirinya sebagai muslim sejati dikalangan
orang yang dibimbingnya.
b. memiliki sikap dan kepribadian yang menarik, terutama bagi orang
yang dibimbingnya, dan dilingkungan kerja atau masyarakat
sekitarnya.
c. memiliki rasa tanggung jawab, rasa berbakti yang tinggi, dan loyalitas
terhadap profesi yang ditekuninya.
d. memiliki kematangan jiwa dalam menghadapi permaslahan yang
memerlukan pemecahan.
e. mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan berbagai pihak,
terutama dengan klien, dan pihak lain dalam kesatuan tugas atau
profesinya.
f. mempunyai sikap dan perasaan terikat dengan nilai-nilai keislaman
dan kemanusiaan.klien harus di tempatkan sebagai individu yang
normal yang memiliki martabat sebagai makhluk Tuhan.
g. memiliki keyekinan bahwa setiap klien yang dibimbing memiliki
kemampuan dasar (potensi) yang mungkin dikembangkan menjadi
lebih baik.
20
h. memiliki rasa cinta dan kasih saying yang mendalam terhadap
klien,sehingga selalu berupaya untuk mengatasi dan memecahkan
masalahnya.
i. memiliki ketangguhan, kesabaran,dan keuletan dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya.
j. memiliki sikap yang tanggap dan jiwa yang peke terhadap semua
kesulitan yang disampaikan klien.
k. memiliki watak dan kepribadian yang familier, sehingga setiap klien
yang menggunakan jasanya merasa terkesan dan kagum dengan cara
pelayanannya.
l. memiliki jiwa yang progresif (ingin maju) dalam profesinya, sehingga
ada upaya untuk meningkatkannya sesuai dengan perkembangan yang
ada dalam masyarakat.
m. memiliki kepribadian yang bulat dan utuh, sehingga punya
kemampuan dalam menangkap dan menyikapi maslah-masalah
mental/rohaniyah yang dirasakan klien.
n. memiliki pengetahuan dan pengalaman teknis yang dibutuhkan dalam
menjalankan tugas dan profesinya.18
B. Keberagamaan.
1. Pengertian Keberagamaan
Istilah keberagamaan dan religiusitas (religiosity) muncul dari
istilah agama dan religi. Pengertian keberagamaan adalah seberapa jauh
18
Drs. M. Lutfi. MA, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (konseling) Islam,
(Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 158
21
pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan
kaidah, dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. Bagi
seorang muslim, relegiusitas dapat di ketahui dari seberapa jauh
pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan tentang agama
Islam.19
Keagamaan terwujud berdasarkan kesadaran dan pengamalan
beragama pada diri sendiri. Keagamaan merupakan interaksi secara
kompleks antara pengetahuan agama, perasaan agama, dan perilaku
keagamaan dalam diri seseorang.20
2. Sikap Keberagamaan
Sikap merupakan predisposisi untuk bertindak senang atau tidak
senang terhadap objek tertentu yang mencakup komponen kognisi, afeksi
dan konasi. Tiga komponen psikologis kognisi, afeksi dan konasi yang
bekerja secara kompleks merupakan bagian yang menentukan sikap
sesorang terhadap suatu objek, baik berbentuk konkret maupun objek yang
abstrak. Komponen kognisi akan menjawab tentang apa yang dipikirkan
atau dipresepsikan tentang objek. Komponen afeksi terkait dengan apa
yang dirasakan terhadap objek (senang atau tidak senang). Sedangkan
komponen konasi berhubungan dengan kesediaan atau kesiapan terhadap
objek. Dengan demikian, sikap yang dihasilkan seseorang merupakan hasil
dari proses berfikir, merasa dan pemilihan motif-motif tertentu sebagai
reaksi terhadap suatu objek.21
Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri
seseorang yang mendorong seseorang bertingkahlaku yang berkaitan
dengan agama. Sikap keagamaan terbentuk karena adanya konsistensi
19
H. fuad Nashori & Rachmi Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas Dalam
Prespektif Psikologi Islam, (Jogjakarta : Menara Kudus Jogjakarta, 2002), Cet. Ke-1, h. 71 20
Dr. H. Ramayulis, Pengantar Psikologi Agama, h. 83 21
Jalaluddin, Psikologi Agama, Memahami Perilaku Keagamaan dengan
Mengaplikasikan Prinsip-prinsip Psikologi,(Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,2007), h. 228
22
antara kepercayaan terhadap agama sebagai komponen kognitif, perasaan
terhadap agama sebagai komponen afektif dan perilaku terhadap agama
sebagai komponen konatif. Didalam sikap keagamaan antara komponen
kognitif, afektif dan komponen konatif saling berintegrasi sesamanya
secara komplek.22
Pembentukan sikap keberagamaan sangat erat kaitannya dengan
perkembangan agama. Sikap fanatic, sikap toleran, sikap pesimsis, sikap
optimis, sikap tradisional, sikap modern, sikap fatalism, dan sikap fre will
dalam beragama banyak menimbulkan dampak negative dan positif dalam
meningkatkan kehidupan individu dan masyarakat dalam beragama.23
Tiga komponen psikologis dalam sikap keagamaan
a. Aspek Kognitif
Aspek kognitif berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan,
kepercayaan, atau informasi.24
Kesadaran beragama seseorang dengan
aspek kognitif yaitu apabila sesorang mempercayai ajaran agama atas
dasar pertimbangan pemikiran yang matang, bukan sekedar ikut-
ikutan.
b. Aspek Afektif
Aspek afeksi berkaitan dengan apa yang dirasakan, disenangi, atau
dibenci. Aspek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai.
22
Dr. Jamaludin dan Dr. Ramayulis, Pengantar ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Kalam Mulia,
1993), h. 132. 23
Dr. H. Ramayulis, Psikologi Agama (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), h. 97. 24
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi(Bandung: PT. Rosda Karya,1999), h.219.
23
Keadaan dalam diri sesorang yang berkaitan dengan aspek afektif
adalah apabila seseorang bersikap positif terhadap ajaran agama dan
norma-norma agama. Seseorang dikatakan bersikap positif terhadap
ajaran agama apabila dalam dirinya terdapat rasa kepedulian terhadap
ajaran dan norma-norma agama itu sendiri.25
c. Aspek Konatif (Behavioral)
Aspek konatif (behavioral) merujuk kepada perilaku nyata yang dapat
diamati; yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan
berperilaku. Keadaan diri seseorang yang berkaitan dengan aspek
konatif adalah hal-hal yang berhubungan dengan kecenderungan
bertindak atau berperilaku terhadap ajaran agama, dalam arti
kecenderungan untuk mengamalkan ajaran agama
3. Dimensi Keagamaan
Seperti yang di kutip DR. Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori
Suroso, menurut Glock & Stark (Robertson, 1988), ada lima macam
dimensi keberagamaan yaitu:
1. Dimensi keyakinan (ideologis), dimensi ini berisi pengharapan-
pengahrapan dimana orang religious berpegang teguh pada pandangan
teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut.
Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para
penganut diharapkan akan taat.
25
Jalaluddin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Kalam Mulia, 1998), h.131
24
2. Dimensi Praktik agama (ritualistic), dimensi ini mencakup pemujaan,
ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan untuk menunjukan komitmen
terhadap agama yang dianutnya
3. Dimensi penghayatan (eksperiensial), dimensi ini berisikan dan
memperhatikan bahwa agama mengandung pengharapan-
pengaharapan tertentu, dimensi ini berkaitan dengan pengalaman
keagamaan, perasaan-perasaan, presepsi-presepsi, dan sensasi-sensasi
yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok agama
(suatu masyarakat) yang melihat komunikasi, walaupun kecil, dalam
suatu esensi ketuhanan, yaitu dengan Tuhan, kenyataan terakhir,
dengan otoritas transcendental.
4. Dimensi pengetahuan Agama (intelektual), dimensi ini mengacu pada
harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki
sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-
ritus, dan tradisi-tradisi.
5. Dimensi pengamalan (konsekuensial), dimensi ini mengacu pada
identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman,
dan pengetahuan seseorang dari hari kehari. Istilah “kerja” dalam
pengertian teologis digunakan disini. Walaupun agama banyak
menggariskan bagaimana pemeluknya berfikir dan bertindak dalam
kehudupan sehari-hari, tidak sepenuhnya jelas sebatas mana
25
konsekunsi-konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen
keagamaan atau semata-mata berasal dari agama.26
C. Narapidana
Menurut kamus besar bahasa Indonesia narapidana adalah orang yang
sedang menjalani hukuman karena tindak pidana.27
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan menjelaskan : Terpidana adalah seseorang yang dipidana
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hokum
tetap. Narapidana adalah Terpidana yang menjalani pidana hilang
kemerdekaan di LAPAS.28
Menurut Zainul Bahry Narapidana adalah orang yang sedang
menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan karena dipidana
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hokum
tetap.29
26
Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islami Solusi Islam Atas
Problem-problem Psikologi, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1994), h. 78 27
Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai
Pustaka, 1988), Cet. Ke-1, h.608 28
Undang-Undang No.12 TH. 1995 tentang Pemasyarakatan, (Jakarta :Sinar Grafika,
2009), Cet. Ke-5, h. 72 29
Zainul Bahri, Kamus Umum Khusus Bidang Hukum dan Politik, (Bandung, Angkasa,
1996), Cet. Ke-1, h. 188
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu
pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan sesuai metode. Jadi
metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan dalam penelitian.1
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa
angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk
mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut.2
Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan
kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan table,
grafik, bagan, gambar atau tampilan lainnya.3
1 Husaini Usman dan Purnomo Stiady,Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008), h. 41 2 Nanang Martono, metode penelitian kuantitatif analisis isi dan analisis data skunder,
(Jakarta: PT. Raja Grrafindo Jakarta Prsada, 2011), cet. Ke-2, h. 20. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2002), cet. Ke-12, h. 10
27
Adapun jenis penelitian berdasarkan teknik pengumpulan data,
penelitian ini termasuk kedalam penelitian survey. Penelitian ini merupakan
penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian.4
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di Lembaga Pemasyarkatan Klas IIB
Indramayu yang beralamat di Jl. Gatot Subroto No. 04 Indramayu. Adapun
yang menjadi alasan dan pertimbangan pemilihan tempat ini adalah karena di
Lembaga tersebut ada kegiatan yang derkaitan dengan jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam yaitu bimbingan rohani Islam
Adapun waktu penelitian dalam penelitian ini dimulai dari bulan maret
sampai dengan bulan mei 2014.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok besar yang merupakan sasaran
generalisasi peneliti.5 Sesuai dengan judul penelitian ini maka populasinya
adalah seluruh narapidana Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Indramayu
yang mengikuti bimbingan rohani Islam yang berjumlah 597 orang.
Adapun sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti
dan yang dianggap mengambarkan populasinya. Menurut J. Supranto tujuan
teori sampling ialah membuat sampling menjadi lebih efesien, artinya dengan
4 Bambang Prasetyo & Lina miftahul Jannah, metode penelitian Kuantitatif : Teori dan
aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 49. 5 M. Subana, Dasar-Dasar Pnelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005) cet. Ke-2,
h.160
28
biaya yang lebih rendah diperoleh tingkat ketelitian yang sama tinggi atau
dengan biaya yang sama diperoleh tingkat ketelitian yang lebih tinggi.6 Untuk
mendapatkan sampel penulis menggunakan teknik purposive sampling,
merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga
layak dijadikan sampel7. Adapun yang menjadi pertimbangan yaitu:
a. Warga binaan yang bergama Islam mengikuti bimbingan rohani Islam
baca tulis Al Qr an
b. Warga binaan yang bergama Islam mengikuti bimbingan rohani Islam
praktek ibadah
Maka atas pertimbangan tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 30
orang.
D. Variabel Penelitian
dalam penelitian ini, peneliti membagi dua variable:
1. Variabel dependen (variabel terikat) yaitu: keberagamaan narapidana di
Lembaga Pemasyarkatan Kelas IIB Indramayu dilihat dari aspek kognitif,
afektif, dan konatif/psikomotorik.
2. Variabel independen (variable bebas) yaitu: bimbingan rohani Islam di
Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Indramayu dengan sub variabel:
a. Pembimbing rohani Islam
b. Metode bimbingan rohani Islam
6 J. Supranto,Teknik Sampling Untuk Survey dan Eksperimen,( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007),
cet. Ke-4, h. 52 7 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), cet. Ke-1, h. 155
29
c. Materi bimbingan rohani Islam
E. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
1. Variable dependent (variable terikat) yaitu: keberagamaan narapidana di
Lembaga Pemasyarkatan Kelas IIB Indramayu.
Definisi operasional Dimensi Indikator
Keagamaan:
merupakan interaksi
secara kompleks
antara pengetahuan
agama, perasaan
agama, dan perilaku
keagamaan dalam
diri seseorang
a. Aspek kognitif :
Aspek kognitif
berkaitan dengan
transmisi
pengetahuan,
keterampilan,
kepercayaan,
atau informasi.
1. Narapidana mendapat
pengetahuan yang ia tidak tahu
sebelumnya.
2. narapidana mengetahui mana
yang di perintah dan mana
yang dilarang oleh agama
Islam
3. narapidana mendapatkan
wawasan agama seputar
kehidupan sehari-hari.
4. narapidana tahu tata cara sholat
yang benar.
5. narapidana tahu cara-cara
berwudhu
b. Aspek afektif:
Aspek afeksi
berkaitan dengan
apa yang
dirasakan,
disenangi, atau
dibenci. Aspek
1. Narapidana merasakan
perubahan dalam dirinya ketika
sering mengikuti bimbingan
rohani.
2. narapidana menyukai kegiatan
positif.
3. narapidana merasa ingin
30
ini ada
hubungannya
dengan emosi,
sikap, atau nilai.
memperbaiki diri setelah
mengikuti bimbingan rohani
4. narapidana lebih menyukai
membaca al Qur an
5. narpidana merasa ingin
mendekatkan diri kepada Allah
setelah mengikuti bimbingan
rohani
c. Aspek konatif:
Aspek konatif
merujuk kepada
perilaku nyata
yang dapat
diamati; yang
meliputi pola-
pola tindakan,
kegiatan, atau
kebiasaan
berperilaku
1. Bimbingan rohani membuat
narapidana bertambah rajin
melakukan solat lima waktu.
2. Narapidana mengikuti
bimbingan rohani tepat waktu.
3. Narapidana bertambah rajin
melakukan solat sunah setelah
mengikuti bimbingan rohani.
4. Karena mengikuti bimbingan
rohani Narapidana lebih sabar
dalam menghadapi masalah.
5. Narapidana lebih rajin berbuat
baik terhadap sesama teman
setelah mengikuti bimbingan
rohani.
2. Variabel Independent ( variabel bebas) yaitu: bimbingan rohani Islam.
Definisi operasional Dimensi Indikator
Bimbingan rohani
islam: yaitu proses
pemberian bantuan
dan arahan yang
Pembimbing: orang
yang memberikan
1. Memiliki kepribadian yang
menarik.
2. Mampu bekerjasama
3. Memiliki keyakinan agama
31
membentuk,
memelihara serta
meningkatkan
kondisi rohani yang
diberikan oleh
pembimbing agar
dapat memahami dan
mengamalkan agama
islam sehingga
memilih jalan
hidupnya sesuai
dengan norma agama
Islam, mandiri,
bertanggung jawab
hingga apa yang
dilakukan bermanfaat
bagi dirinya sendiri
dan lingkungannya.
bimbingan rohani yang kuat
4. Memiliki kesabaran dalam
melaksanakan tugasnya.
5. Manpu mencontohkan
kebaikan
Metode bimbingan
rohani: segala
sesuatu atau cara
yang digunakan
dalam bimbingan
rohani, dantaranya:
metode wawancara,
bimbingan
kelompok, metode
direktif
1. Cara pembimbing dalam
penyampaian materi sudah
baik
2. Pembimbing selalu
memberikan kesempatan
untuk bertanya kepada jamaah
3. Pembimbing rohani
memberikan nasehat yang
baik
4. Memberikan jawaban sesuai
dengan pertanyaan jamaah.
Pesan atau materi
bimbimbingan
rohani
1. Materi yang diberikan sudah
sesuai dengan keinginan
jamaah (narapidana).
2. Materi seputar ibadah
3. Materi seputar pengetahuan
agama Islam
4. Materinya berpedoman
32
kepada Al-Qur an.
5. Materi yang mudah
dimengerti
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, angket dan dokumentasi.
1. Observasi ialah pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan
tetapi tidak mengajukan pertanyaan. Penulis mengobservasi langsung
kegiatan bimbingan rohani Islam di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB
Indramayu.
2. Angket ialah alat pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan, dengan
cara menyerahkan atau mengirim daftar pertanyaan untuk diisi sendiri
oleh responden. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, dengan
alternatif jawaban telah tersedia oleh penulis dengan skala Likert. Angket
ini diajukan dengan pernyataan mengenai pengaruh bimbingan rohani
Islam terhadap keberagamaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIB Indramayu.
3. Dokumentasi. Hal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan catatan-
catatan tertulis yang dapat menunjang pembahasan yang diperoleh dari
sumber utama mulai dari literatur-literatur yang berupa buku bacaan serta
dokumen lain yang menjelaskan kerangka teoritis dan sumber lain yang
berkaitan dengan judul skripsi.
33
Sumber data yang akan digunakan untuk mendapatkan data lapangan
terdiri dari 2 sumber yang diantaranya yaitu:
1. Sumber data primer, yaitu sumber data yang didapati dari para
responden yang akan diteliti dengan cara mengisi angket. Dalam hal
ini responden adalah warga binaan Lapas Klas IIB Indramayu.
2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang dikumpulkan dari
penelitian kepustakaan untuk membantu dalam mencari konsep
ataupun teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Data
sekunder ini didapatkan dari dokumen-dokumen yang mendukung
untuk penelitian ini seperti buku-buku, surat kabar, majalah, catatan,
dan dokumentasi lainnya.
G. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instumen. Suatu instrumen yang valid
akan memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya intrumen yang kurang
valid berarti validitasnya rendah.8
Pada uji instrument ini peneliti
menggunakan software SPSS 16.0 for windows.
2. Uji Realibilitas
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2010), Edsi Revisi, h. 211.
34
Uji reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukkan sejauh
mana alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan. Instrument dikatakan
reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.9
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali.
Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut mempunyai
kehandalan yang tinggi
H. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data ini, peneliti menggunakan metode analisis
kuantitatif untuk mengetahui pengaruh bimbingan rohani Islam terhadap
keberagamaan narapidana di lembaga pemasyarakatan klas IIB Indramayu
dilakukan dengan skala Likert.
Kategori Singkatan Skor
Setuju S 3
Kurang Setuju KS 2
Tidak Setuju TS 1
Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner,
dimana hasil analisisnya akan dipersentasikan dalam tabel dianalisis
berdasarkan variabel pengaruh bimbingan rohani Islam yang selanjutnya
9 Burhan Bungin, metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta Kencana Prenada Media Group,
2005) cet. Ke-5.h. 96
35
dapat dilihat pengaruhnya terhadap keberagamaan narapidana Lembaga
Pemasyarakatan kelas IIB Indramayu.
I. Uji Koefesien Korelasi
Uji koefesien korelasi bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variable independent terhadap variable dependent. Dalam uji koefesien
korelasi penulis menggunakan korelasi pearson dengan software SPSS
16.0 for windows.
36
BAB IV
GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB
INDRAMAYU
A. Profil Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Indramayu
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Indramayu dibangun pada tahun
1985, digunakan pada Tahun 1987 di atas tanah seluas 27.101 m dengan luas
bangunan 16.299 m dengan kapasitas hunian 267 orang kemudian ada
penambahan bangunan sehingga bertambah tempat hunian menjadi 332 orang,
terdiri dari Blok A, Blok B, Blok C, Blok D, Blok E dan Ruang Blok
Mapenaling.
Lembaga Pemasyarakatan Indramayu sebelumnya bangunan penjara
terletak di jalan RA. Kartini Indramayu, dimana pada masa penjajahan
colonial belanda sekitar tahun 1819 M. fungsi awal dari banunan sebagai
rumah titipan sementara.
Dengan terbitnya surat keputasan menteri Kehakiman RI Nomor:
M.01.PR.07.03. tahun 1985 berubah menjadi Rumah Tahanan Kelas IIb
Indramayu dan pada tahun 1988 bangunan Rutan dipindahkan ke jalan Gatot
Subroto No. 04, kemudian berdasarkan Surat Keputusan menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia RI Nomer: M.05.PR.07.03. Tahun 2003 berubah
setatusnya menjadi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Indramayu sampai
dengan sekarang.
37
B. Visi dan Misi
Visi dari kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI adalah:
masyarakat memperoleh kepastian hokum
Misi dari kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia RI adalah : melindungi
Hak Asasi Manusia
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Lembaga Pemasyarakatan
kelas IIB Indramayu mempunyai visi dan misi sebagai berikut:
Visi: memulihkan kesatuan hubungan hidup dan penghidupan warga binaan
pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan
yang maha esa.
Misi: melaksanakan perawatan, pembinaan dan pembimbingan warga binaan
pemasyarakatan untuk menjadi pribadi yang humanis, taqwa sopan santun,
jujur, dan menjadikan warga Negara yang aktif dan produktif.
Memberikan pelayanan perlindungan dan pemenuhan terhadap hak-hak Warga
Binaan pemasyarakatan dan keluarganya dalam hal mendapatkan kunjungan,
persamaan hak dan kewajiban, rasa aman, nyaman dan berkeadilan.
Sumber daya manusia yang dimiliki
C. Data Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Indramayu
Jumlah petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Indramayu
Tabel 1: Jumlah petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB
Indramayu
URAIAN JUMLAH
Kepala 1 Orang
38
Pejabat Struktural 12 Orang
Staf 69 Orang
Dokter 1 Orang
Total 83 Orang
Petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Indramayu
berdasarkan tingkat pendidikan:
Tabel 2: Petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Indramayu
berdasarkan tingkat pendidikan
TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
SD 0 Orang
SMP 1 Orang
SMA/sederajat 50 Orang
Sarjana Muda 1 Orang
S1 31 Orang
S2 0 Orang
S3 0 Orang
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pegawai di Lembaga
Pemasyarakatan kelas IIB Indramayu dengan tingkat pendidikannya SMP
berjumlah 1 orang, tngkat pendidikan SMA/sederajat berjumlah 50 orang,
tingkat pendidikan Sarjana Muda 1 orang, dan , tingkat pendidikan S1
berjulah 31 orang. Dan mayoritas pegawai yang berpendidikan
39
SMA/sederajat maupun S1 sedang melanjutkan ke tingkat yang lebih
tinggi
D. Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Indramayu
KALAPAS
SUGITO, Bc.IP,SH
KASUBAG TU H. MASTARA, SE
KASUBSIE ABD. ROHMAN,SH
Kaur Umum Rohmanto ,SH
Kepala KPLP SINGGIH,A.md,IP,S.SOS
REGU PENGAMANAN
Kasie Banadik dan Giantja
ANHAR L, S.E
Kasubsie Reg dan Bimkesmas
Saparudin S, S.E
Kasubsi prwtn Napi/ad
Rastono, S.E
Kasubie Bimb. Dan Keg. kerja
H. Nurudin, S.H
Kasie Kamtib Pujonggo, SH
Kasubsi keamanan R. Toto S
Kasubsie pelaporan/tertib
Nanang B. Amd. IP.SH
40
E. Jumlah Penghuni di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Indramayu
Jumlah Penghuni di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Indramayu
Berdasarkan status:
Tabel 3: Jumlah Penghuni di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Indramayu
GOLONGAN ANAK-
ANAK
PEMUDA DEWASA JUMLAH
P W P W P W P W
AI 5 0 9 0 111 3 125 3
AII 1 0 1 0 19 0 21 0
AIII 0 0 12 0 58 0 70 0
AIV 0 0 0 0 0 0 0 0
AV 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 6 0 22 0 188 3 216 3
BI 10 0 38 0 282 9 330 9
BIIA 3 0 7 0 24 2 34 2
BIIB 0 0 0 0 0 0 0 0
BIII 0 0 0 0 3 0 3 0
JUMLAH 13 0 45 0 309 11 367 11
TOTAL 19 0 67 0 497 14 583 14
41
Keterangan:
AI : tahanan titipan kepolisian
AII : tahanan titipan kejaksaan
AIII : tahanan titipan pengadilan negeri
AV : tahanan titipan Mahkama Agung
BI : narapidana yang divonis diatas satu tahun
BIIa : narapidana yang divonis diatas tiga bulan sampai satu
tahun
BIIb : narapidana yang divonis dibawah tiga bulan
BIII : narapidan yang menjalani subside
Jumlah : 597 Orang
F. Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan
Fungsi dan tugas pembinaan pemasyarakatan terhadap Narapidana
dilaksanakan secara terpadu dengan tujuan agar mereka setelah selesai
menjalani pidananya, pembinaannya dan pembimbingannya dapat menjadi
warga masyarakat yang baik. Adapun tahap pembinaannya sebagai berikut:
1. Pembinaan Tahap Awal ( 0 s.d 1/3 masa pidana )
Tahap ini meliputi: Review data / penggalian latar belakang kasus, otivasi,
penstabilan mental emosional dan psikologis, pengenalan program
rehabilitasi, konseling, pengamatan perilaku, dan, Case conference dan
Koordinasi.
42
2. Pembinaan Tahap Lanjutan I ( 1/3 s.d 1/2 masa pidana )
Pada pembinaan tahap lanjutan I ini meliputi: bimbingan mental
keagamaan, bimbingan mental psikologis, bimbingan mental
perseorangan, bimbingan sosial kelompok, pemantauan perilaku,
konseling, dan Case conference dan koordinasi.
3. Pembinaan Tahap Lanjutan II ( 1/2 s.d 2/3 masa pidana )
Pada pembinaan tahap lanjutan II pembinaan meliputi: bimbingan mental
keagamaan, bimbingan mental psikologis, bimbingan sosial perseorangan,
bimbingan mental kemasyarakatan, pemantauan perilaku, konseling,
motivasi, dan Case conference koordinasi.
4. Pembinaan Tahap Akhir ( 2/3 s.d bebas )
Pembinaan tahap akhir meliputi: bimbingan mental kemasyarakatan,
pemantauan perilaku, konseling, motivasi, bimbingan pra kembali ke
masyarakat,dan Case conference dan koordinasi
Proses pembinaan yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIB Indramayu adalah sebagai berikut ;
1. Penerimaan Tahanan
Ada beberapa hal pokok yang harus dilakukan dalam proses penerimaan
Tahanan antara lain :
a. Melakukan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap Tahanan yang
baru masuk.
43
b. Memeriksa keabsahan surat-surat serta berkas yang menyertai Tahanan
tersebut.
c. Memeriksa kesehatan Narapidana tersebut sebelum dimasukan
kedalam blok, apabila diketahui mengidap penyakit menular maka
Tahanan tersebut dipisahkan bloknya dari Tahanan yang lain
d. Apabila Tahanan membawa barang berharga maka dititipkan kepada
pihak Lembaga Pemasyarakatan.
e. Selanjutnya tahanan masuk kedalam blok mapenaling.
2. Tahap Mapenaling
Mapenaling atau masa pengenalan, pengamatan, dan penelitian lingkungan
adalah masa pengenalan sebagai penyesuaian diri Warga Binaan
Pemasyarakatan dengan lingkungan pembinaan di dalam Lapas.
Mencakup kegiatan penjelasan dan pemahaman tentang hak, kewajiban,
dan peraturan tata tertib yang berlaku, proses-proses pembinaan/
perawatan, serta perkenalan dengan para petugas pembinaan maupun
sesama Warga Binaan yang berguna bagi pelaksanaan kegiatan pembinaan
/ perawatan selanjutnya.
3. Tahap Pembinaan Kerohanian
Setelah melewati masa pengenalan lingkungan, WBP diwajibkan
mengikuti kegiatan pembinaan kerohanian yang pelaksanaannya di bagi
menurut agamanya masing-masing. Sehingga diharapkan setelah
Narapidana mengikuti kegiatan tersebut akan muncul kesadaran akan
44
kesalahan yang pernah dilakukannya dan mau berusaha untuk
memperbaiki kesalahannya serta meningkatkan pengetahuan mereka
tentang ajaran agama yang dianutnya.
4. Tahap Pembinaan Kepribadian yang meliputi :
a) Pembinaan fisik yang terkait dengan pelayanan kesehatan dan
makanan.
b) Pembinaan psikis
Pelaksanaan pembinaan psikis dapat berupa rekreasi ataupun
kunjungan. Dan kunjungan ini setiap hari senin sampai sabtu dan hari
Minggu tidak ada jam kunjungan sesuai peraturan yang berlaku.
c) Pembinaan Mental Spiritual
Untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan YME maka
diperlukan bimbingan rohani.
d) Pendidikan dan Pengajaran
Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIB Indramayu yang berupa pengajaran kejar paket A,
pengajaran Iqra’ bagi yang beragama Islam dan pengajaran intensif
bahasa Inggris.
e) Pembinaan Bimbingan Kemasyarakatan
Agar dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat maka
diadakan kegiatan bimbingan kemasyarakatan berupa asimilasi,
45
Pembebasan Bersyarat (PB), Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK), Cuti
Menjelang Bebas (CMB) dan remisi sebagai hak Narapidana.
5. Tahap Pembinaan Kemandirian
Pembinaan ini diberikan melalui kegiatan kerja bagi Narapidana dalam
rangka memberikan keterampilan tertentu. Pembinaan keterampilan
tersebut meliputi :
a) Mencetak batako dan paving blok
b) Membuat perahu-perahuan
c) Pertanian dan persawahan
d) Pencucian Mobil
e) Isi ulang air minum
f) Menjahit
G. Bimbingan Rohani Islam Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Indramayu
Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Indramayu
diberikan kebebasan dalam melaksanakan ibadah. Ada berbagai kegiatan bagi
narapidana yang beragama Islam antar lain pengajian, ceramah, baca tulis Al
qur’an dan shalat berjamaah. Dalam melaksanakan kegitan tersebut, pihak
Lapas bekerjasama dengan berbagai instansi antara lain : Departemen Agama
dan ormas Islam. Untuk bulan puasa Narapidana dapat melaksanakan shalat
terawih dan tadarus Al-Qur’an.
46
Pembinaan agama Islam di LAPAS Kelas IIB Indramayu ini dilakukan
dengan pola pesantren yang didalamnya ada berbagai kegiatan Islami.
Adapun jadwal dari kegiatan agama tersebut antara lain:
Tabel 4: Jadwal Kegiatan Agama
JENIS
KEGIATAN
HARI JAM JAMAAH
Ceramah Rabu, Sabtu 08:30 Semua WBP
Baca tulis Al-Qur
an
Rabu, Kamis 07:00 30 WBP
Shalat berjama’ah Setiap hari Semua WBP
Khotmil Qur an Kamis 20 WBP
Praktek ibadah Rabu, Kamis 07: 30 30 WBP
Pesanren kilat bulan
Ramadhan
15:00 Semua WBP
Sumber : Subsie Bimkemas Lapas Kelas IIB Indramayu
Selain kegiatan diatas ada kegiatan-kegiatan lain dalam rangka
memperingati hari besar Islam seperti : Peringatan 1 Muharram, Peringatan
Maulid Nabi, Peringatan Isra Mi’raj, Gema Ramadhan,Idul Fitri dan Idul
Adha
47
a. Kegiatan periodik mingguan
1) Pengajian rutin pengajar
2) Pengajian warga binaan
3) Pembekalan atau kaderisasi pengurus pengajar
4) Pengajian Yasinan berjamaah
b. Kegiatan ekstra kulikuler
1) Kesenian Islami
a) Qasidah
b) Nasyid
c) Seni Baca Al-Qur’an
d) Puisi dan drama
2) Da’wah
a) Kuliah tujuh menit (kultum) menjelang Shalat Dzuhur
b) MC (pembawa acara) untuk mengantar kultum
c) Murotal (membaca Al-Qur’an) mengundang jamaah Shalat
Dzuhur
3) Aneka Lomba
a) Ceramah atau pidato
b) Hafalan Al-Qur’an
c) MTQ
d) Cerdas cermat
e) Lomba adzan
48
BAB V
TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Uji Instrumen
1. Uji Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur (Kuesioner)
Dalam rangka mendapatkan informasi yang akurat mengenai alat
ukur, maka seluruh pertanyaan yang digunakan dilakukan uji validitas dan
reabilitas. Kuisoner disebar kepada 30 responden dilakukan pada tanggal
30 April 2014. Untuk mengetahui hasil pengolahan validitas dan
realibilitas instrumen penulis menggunakan software SPSS versi 16.
Adapun hasilnya disajikan dalam table-tabel berikut ini.
Tabel 5: Uji Validitas Kuesioner Pengaruh Bimbingan Rohani Islam
Terhadap Keberagamaan Narapidana Kelas Iib Indramayu
PERNYATAAN
corrected
item-total
correlation
(r validitas)
KEPUTUSAN
setelah mengikuti bimbingan rohani saya mendapat
pengetahuan agama yang tidak saya tahu sebelumnya.
1 Valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya mengetahui
mana yang diperintah dan mana yang dilarang oleh
agama Islam.
0.46291
Valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani keyakinan agama
saya meningkat.
0.46291
Valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya mengetahui
tatacara sholat yang benar.
0.46291
Valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya mengetahui
tata cara berwudhu.
0.552158
Valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani mengetahui cara
membaca Al Qur an dengan baik.
0.4
Valid
49
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya mengetahui
macam-macam solat sunnah
0.523217
Valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya merasakan
perubahan keagamaan dalam diri saya.
0.237826
Tidak valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya lebih
menyukai kegiatan sosial keagamaan.
0.545468
Valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya selalu merasa
ingin memperbaiki diri.
0.195646
Tidak valid
Setelah mengikuti bimbingan roahani saya lebih
menyukai membaca Al Qur’an
0.237826
Tidak valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya merasa ingin
lebih mendekatkan diri kepada Allah.
0.1
Tidak valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya merasa
mampu mengendalikan emosi
0.523217
Valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya merasa lebih
khusyu’ dalam beribadah.
0.25
Tidak valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya bertambah
rajin menjalankan solat lima waktu.
0.373101
Valid
Setelah Saya mengikuti bimbingan rohani bertambah
rajin melakukan kegiatan sosial keagamaan
0.628281
Valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya bertambah
rajin melakukan sholat sunnah
0.519701
Valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya lebih sabar
dalam menghadapi masalah.
0.330719
Valid
Setelah mengikuti bimbinga rohani saya lebih sering
berbuat baik terhadap sesama teman.
0.57735
Valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya lebih sering
memakai busana muslim
0.638442
Valid
Setelah mengikuti bimbingan rohani saya rutin berdzikir
setelah selesai solat.
0.25
Tidak valid
Pembimbing rohani memiliki kepribadian yang menarik 1 Valid
Pembimbing rohani mampu bekerjasama dalam
menambah pengetahuan agama jama’ah.
0.507
Valid
Pembimbing agama memiliki keyakinan agama yang
kuat.
0.40572
Valid
Pembimbing rohani memiliki kepribadian yang ramah. 0.051557
Tidak valid
Pembimbing rohani memiliki kesabaran dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing.
0.047235
Tidak valid
50
Pembimbing rohani memiliki keuletan dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing.
0.154672
Tidak valid
Pembimbing rohani mampu mencontohkan kebaikan 0.124226
Tidak valid
Cara pembimbing dalam menyampaikan materi sudah
baik.
0.489106
Valid
Pembimbing selalu memberikan kesempatan bertanya
kepada jama’ah.
0.265372
Tidak valid
Pembimbing rohani selalu mendengarkan problematika
jama’ah.
0.409006
Valid
Pembimbing rohani selalu memberikan nasehat yang
baik
-0.15041
Tidak valid
Pembimbing rohani selalu menyediakan waktu untuk
konsultasi kepada jama’ah.
0.35383
Valid
Pembimbing rohani menyampaikan bimbingan rohani
sesuai dengan masalah yang dihadapi jama’ah.
0.265372
Tidak valid
Pembimbing rohani selalu memberikan jawaban yang
sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh jama’ah.
0.39841
Valid
Materi bimbingan yang di berikan meningkatkan
pengetahuan tentang Agama Islam.
0.271083
Tidak valid
Materi bimbingan yang disampaikan menambah
keyakinan agama saya.
-0.05156
Tidak valid
Materi bimbingan yang diberikan membuat saya merasa
ingin lebih banyak beramal shaleh.
-0.05014
Tidak valid
Materi bimbingan yang diberikan membuat saya lebih
mengerti tatacara membaca Al Qur an
0
Tidak valid
materi ibadah yang diberikan pembimbing
meningkatkan pengetahuan tatacara ibadah yang lebih
baik.
0
Tidak valid
Materi bimbingan rohani mudah dimengerti oleh
jama’ah
0.442287
Valid
Dari data di atas terdapat beberapa item pertanyaan untuk bimbingan
rohani Islam tidak valid, yaitu kurang dari r kritis 0,3, sehingga tidak semua
item pertanyaan dapat diikutsertakan untuk diuji lebih lanjut. Sementara
untuk item pertanyaan yang memiliki Corrected Item-Total Correlation > r
kritis dinyatakan memenuhi kriteria validitas dan dapat diikutsertakan untuk
51
diuji lebih lanjut. Yakni terdapat 41 item pertanyaan, sejumlah 23 item
dinyatakan valid, dan selebihnya 18 item tidak valid.
Table 6. Hasil Uji Reliabelitas Pengaruh Bimbingan Rohani Islam
Terhadap Keberagamaan Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas Iib
Indramayu
PERNYATAAN Reliability
Coefficients
KEPUTUSAN
Cronbach's Alpha
0.970 Reliable
Secara keseluruhan variable pengaruh bimbingan rohani Islam
terhadap keberagamaan narapidana dinyatakan reliable atau memenuhi
criteria reliabilitas, yaitu memiliki reliability coefficients > 0,60.
B. Temuan Penelitian
1. Deskripsi Responden
Dalam penelitian ini yang dijadikan responden adalah warga
binaan Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Indramayu sebanyak 30 orang
yang mengikuti bimbingan rohani Islam.
Dari 30 angket yang disebar penulis mendapatkan referensi
mengenai identitas responden yang diklasifikasikan menjadi dua bagian
yaitu, identitas responden berdasarkan usia dan identitas responden
berdasarkan tingkat pendidikan.
52
Adapun identitas responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 7. Identitas Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Prosentase (%)
21 – 30 tahun 4 13,33
31 – 40 tahun 14 46,66
41 – 50 tahun 10 33,33
51 – 60 tahun 2 6,66
60 tahun ≤ 0 0
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa identitas responden
yang berusia 21-30 tahun berjumlah 4 orang (13,33%), responden yang
berusia 31-40 tahun berjumlah 14 orang (46,66%), responden yang
berusia 41-50 tahun berjumlah 10 (33,33%), responden yang berusia 51-
60 tahun berjumlah 2 orang (6,66%).
Adapun identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat
dilihat pada table berikut ini:
Tabel 8. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendididkan Jumlah Prosentase (%)
Tidak lulus SD 1 3,33
Lulus SD 5 16,66
Lulus SMP/sederajat 10 33,33
Lulus SMA/ sederajat 13 43,33
Lulus Diploma/ S1 1 3,33
Jumlah 30 100
53
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa identitas responden
dengan tingkat pendidikan tidak lulus SD sebanyak 1 orang (3,33%),
responden dengan tingkat pendidikan lulus SD sebanyak 5 orang
(16,66%), responden dengan tingkat pendidikan lulus SMP/sederajat
sebanyak 10 orang (33,33%), responden dengan tingkat pendidikan lulus
SMA/sederajat sebanyak 13 orang (43,33%), sedangkan responden yang
lulus diploma/ S1 berjumlah 1 orang (3,33%).
2. Keberagamaan Narapidana
Keberagamaan dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan
perilaku keberagamaan yang ditunjukan oleh narapidana selama di Lapas.
Pengukuran keberagamaan terdiri dari aspek kognitif, aspek afektif, dan
aspek konatif/psikomotorik. Berikut hasil penelitian dapat dilihat pada
table berikut ini:
Tabel 9. Respon Narapidana Terhadap Variabel
Keberagamaan
NO PERTANYAAN S KS TS Skor Rank
A. ASPEK KOGNITIF KEAGAMAAN
1. setelah mengikuti bimbingan rohani saya
mendapat pengetahuan agama yang tidak saya
tahu sebelumnya.
20 10 0 80 3
2. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya
mengetahui mana yang diperintah dan mana yang
dilarang oleh agama Islam.
21
9 0 81 2
3. Setelah mengikuti bimbingan rohani keyakinan
agama saya meningkat.
21
9
0 81 2
4. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya 21 9 0 81 2
54
mengetahui tatacara sholat yang benar.
5. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya
mengetahui tata cara berwudhu.
19
11 0 79 4
6. Setelah mengikuti bimbingan rohani mengetahui
cara membaca Al Qur an dengan baik.
20 10 0 80 3
7. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya
mengetahui macam-macam solat sunnah
17 13 0 77 6
B. ASPEK AFEKTIF KEBERAGAMAAN
8. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya
merasakan perubahan keagamaan dalam diri
saya.
17 13 0 77 6
9. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya lebih
menyukai kegiatan sosial keagamaan.
16 13 1 75 8
10. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya selalu
merasa ingin memperbaiki diri.
19 11 0 79 4
11. Setelah mengikuti bimbingan roahani saya lebih
menyukai membaca Al Qur’an
17 13 0 77 6
12. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya merasa
ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah.
20 10 0 80 3
13. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya merasa
mampu mengendalikan emosi
17 13 0 77 6
14. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya merasa
lebih khusyu’ dalam beribadah.
20 10 0 80 3
C. ASPEK KONATIF/PSIKOMOTORIK
15. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya
bertambah rajin menjalankan solat lima waktu.
22 8 0 82 1
16. Setelah Saya mengikuti bimbingan rohani
bertambah rajin melakukan kegiatan sosial
keagamaan
16 13 1 75 8
17. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya
bertambah rajin melakukan sholat sunnah
24 16 0 74 9
18. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya lebih
sabar dalam menghadapi masalah.
16 14 0 76 7
19. Setelah mengikuti bimbinga rohani saya lebih
sering berbuat baik terhadap sesama teman.
18 12 0 78 5
20. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya lebih
sering memakai busana muslim
13 16 1 72 10
21. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya rutin
berdzikir setelah selesai solat.
20 10 0 80 3
55
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa respon narapidana Lapas
klas IIB Indrmayu terhadap variabel keberagamaan yang menempati
ranking pertama adalah bahwa bimbingan rohani dapat mempengaruhi
rajinnya ibadah sholat narapidana. Hal tersebut menunjukan bahwa
kegiatan bimbingan rohani Islam bisa mempengaruhi keberagamaan
narapidana terutama ibadah sholat lima waktu. Sedangkan respon
narapidana Lapas klas IIB Indrmayu terhadap variable keberagamaan
yang menempati ranking terakhir adalah setelah bimbingan rohani
narapidana lebih sering memakai busana muslim. Hal ini diduga karena
narapidana sudah memiliki seragam di dalam Lapas dan seragam tersebut
adalah kaos atau oblong yang merupakan bukan termasuk katagori busana
muslim.
3. Pengaruh Bimbingan Rohani Islam
bimbingan rohani yaitu proses pemberian bantuan dan arahan
yang membentuk, memelihara serta meningkatkan kondisi rohani yang
diberikan oleh pembimbing agar dapat memahami dan mengamalkan
agama Islam sehingga memilih jalan hidupnya sesuai dengan norma
agama Islam yang dilaksananakan di Lapas. Pengukuran pengaruh
bimbingan rohani terdiri dari aspek pembimbing rohani, metode
bimbingan rohani, dan materi bimbingan rohani. Adapun hasil
penelitiannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
56
Tabel 10. Respon Narapidana Terhadap Variabel Bimbingan Rohani
Islam.
No Pertanyaan S KS TS Skor Rank
D. PEMBIMBING ROHANI
22. Pembimbing rohani memiliki kepribadian yang
menarik
16 12 2 74 9
23. Pembimbing rohani mampu bekerjasama dalam
menambah pengetahuan agama jama’ah.
18 12 0 78 6
24. Pembimbing agama memiliki keyakinan agama
yang kuat.
18 12 0 78 6
25. Pembimbing rohani memiliki kepribadian yang
ramah.
19 11 0 79 5
26. Pembimbing rohani memiliki kesabaran dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing.
20 10 0 80 3
27. Pembimbing rohani memiliki keuletan dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing.
19 11 0 79 5
28. Pembimbing rohani mampu mencontohkan
kebaikan
24 6 0 84 1
E. METODE BIMBINGAN ROHANI
29. Cara pembimbing dalam menyampaikan materi
sudah baik.
18 11 1 77 7
30. Pembimbing selalu memberikan kesempatan
bertanya kepada jama’ah.
15 14 1 74 9
31. Pembimbing rohani selalu mendengarkan
problematika jama’ah.
12 17 1 71 10
32. Pembimbing rohani selalu memberikan nasehat
yang baik
17 13 0 77 7
33. Pembimbing rohani selalu menyediakan waktu
untuk konsultasi kepada jama’ah.
15 14 1 74 9
34. Pembimbing rohani menyampaikan bimbingan
rohani sesuai dengan masalah yang dihadapi
jama’ah.
17 12 1 76 8
35. Pembimbing rohani selalu memberikan jawaban
yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
oleh jama’ah.
16 14 0 76 8
57
F. MATERI BIMBINGAN ROHANI
36. Materi bimbingan yang di berikan meningkatkan
pengetahuan tentang Agama Islam.
63 18 - 81 3
37. Materi bimbingan yang disampaikan menambah
keyakinan agama saya.
57 22 - 79 5
38. Materi bimbingan yang diberikan membuat saya
merasa ingin lebih banyak beramal shaleh.
51 26 - 77 7
39. Materi bimbingan yang diberikan membuat saya
lebih mengerti tatacara membaca Al Qur an
66 16 - 82 2
40. materi ibadah yang diberikan pembimbing
meningkatkan pengetahuan tatacara ibadah yang
lebih baik.
60 20 - 80 4
41. Materi bimbingan rohani mudah dimengerti oleh
jama’ah
45 28 1 74 9
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa respon narapidana
Lapas kelas IIB Indrmayu terhadap variable bimbingan rohani yang
menempati ranking pertama adalah pembimbing rohani mampu
mencontohkan kebaikan. Hal tersebut menunjukan bahwa
pembimbing rohani mampu menjadi uswatun hasanah. Sedangkan
respon narapidana Lapas kelas IIB Indrmayu terhadap variabel
bimbingan rohani yang menempati ranking terakhir dalah Pembimbing
rohani selalu mendengarkan problematika jama’ah. Hal ini diduga karena
keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pembimbing.
C. Analisa Data Penelitian
1. Uji Koefesien Korelasi Variabel
58
Hasi uji koefisien korelasi variabel bebas pengaruh bimbingan
rohani Islam terhadap variabel terikat atau keberagamaan narapidana.
Berdasarkan hasil dari output SPSS 16.0 for windows diperoleh hasil
sebaga berikut:
Tabel 11. Hasi Uji Koefisien Korelasi Variabel X Dan Variabel Y
INDIKATOR SIGNIFIKANSI
Pearson korelasi 0, 843
Sig. (2 tailed) 0,00
N 30
Dari table diatas dapat dapat dilihat bahwa variable bimbingan
rohani Islam (X) mempunyai pengaruh positif terhadap keberagamaan
narapidana, dengan nilai 0,843 atau 84,3% dan signifikan dengan nilai
0,000. Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
variable bimbingan rohani Islam terhadap keberagamaan narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Indramayu.
2. Uji Koefesien Korelasi Subvariabel
Uji koefesien korelasi sub variable dilakukkan untuk mengetahui
subvariabel mana yang memberikan pengaruh paling signifikan.
a. Uji korelasi subvariabel pembimbing rohani
Berdasarkan hasil penelitian yang diolah dengan menggunakan
software SPSS 16.0 for windows, maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
Table 12 Hasil Uji Korelasi Subvariabel Pembimbing Rohani
59
INDIKATOR SIGNIFIKANSI
Pearson korelasi 0, 871
Sig. (2 tailed) 0,00
N 30
Dari table diatas dapat dapat dilihat bahwa sub variable
pembimbing rohani (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap
keberagamaan narapidana, dengan nilai 0,871 atau 87,1% dan
signifikan dengan nilai 0,000. Hal ini menunjukan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara sub variable pembimbing agama
terhadap keberagamaan narapidana.
b. Uji korelasi subvariabel metode bimbingan rohani
Berdasarkan hasil penelitian yang diolah dengan menggunakan
software SPSS 16.0 for windows, maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
Table 13 Hasil Uji Korelasi Subvariabel Metode Bimbingan Rohani
INDIKATOR SIGNIFIKANSI
Pearson korelasi 0, 643
Sig. (2 tailed) 0,00
N 30
Dari table diatas dapat dapat dilihat bahwa sub variable
metode bimbingan rohani (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap
keberagamaan narapidana, dengan nilai 0,643 atau 64,3% dan
60
signifikan dengan nilai 0,000. Ini berarti bahwa ada pengaruh antara
sub variable pembimbing rohani terhadap keberagamaan narapidana.
c. Uji korelasi subvariabel materi bimbingan rohani.
Berdasarkan hasil penelitian yang diolah dengan menggunakan
software SPSS 16.0 for windows, maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 14. Uji Korelasi Subvariabel Materi Bimbingan Rohani
INDIKATOR SIGNIFIKANSI
Pearson korelasi 0, 814
Sig. (2 tailed) 0,00
N 30
Dari table diatas dapat dapat dilihat bahwa sub variabel materi
bimbingan rohani (X3) mempunyai pengaruh positif terhadap
keberagamaan narapidana, dengan nilai 0,871 atau 87,1% dan
signifikan dengan nilai 0,000. Hal ini menunjukan bahwa ada
pengaruh signifikan antara sub variable bimbingan rohani terhadap
keberagamaan narapidana.
Dengan gambaran ini maka bimbingan rohani dari faktor
pembimbing rohani, memberikan pengaruh yang lebih signifikan
daripada subvariabel metode bimbingan rohani dan materi bimbingan
61
rohani terhadap keberagamaan narapidana di Lapas kelas IIB
Indramayu baik pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
62
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap kegiatan
bimbingan rohani Islam di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Indramayu,
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses bimbingan rohani Islam di Lembaga Pemasyarakatan kelasIIB
Indramayu dilakukan dengan pola pesantren yang di dalamnya ada
berbagai kegiatan antara lain ceramah, khotmil Qur an, praktek ibadah,
dan bimbingan baca tulis Al Qur an. Selain itu seluruh wargabinaan
diwajibkan melaksanakan solat lima waktu berjamaah.
2. Bimbingan rohani Islam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keberagamaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelasIIB
Indramayu. Hal ini terbukti dari nilai korelasi pearson 0,843. Artinya
bahwa hubungan kedua variabel sangat kuat dan memiliki korelasi positif
yang menunjukan hubungan searah. Artinya semakin sering mengadakan
kegiatan bimbingan rohani maka pengaruhnya terhadap keberagamaan
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Indramayu akan
meningkat.
B. Saran
Terpengaruhnya keberagamaan narapidana sangat baik terhadap kegiatan
bimbingan rohani di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Indramayu perlu
63
dipertahankan dan ditingkatkan pengaruh tersebut, penulis menyampaikan
saran sebagai berikut:
1. Kegiatan bimbingan rohani di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB
Indramayu terus ditingkatkan, karena kegiatan ini sangat bermanfaat bagi
narapidana.
2. Pihak Lembaga hendaknya merumuskan meteri agama yang akan
diberikan kepada nara pidana,atau metode yang digunakandalam
bimbingan rohani, serta membuat kader-kader pembimbing rohani untuk
melaksanakan kegiatan bimbingan rohani yang sesuai dengan tingkat
pengetahuan agama narapidana.
3. Untuk para warga binaan pemasyarakatan agar lebih giat lagi mengikuti
bimbingan rohani, dan lebih memanfaatkan lagi kegiatan-kegiatan yang
telah diberikan oleh pihak lembaga.
64
DAFTAR PUSTAKA
A, Hallen. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat pers, 2002.
Arifin, M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta:
Golden Terayon Press, 1992.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1996.
Bakran Adz-Dzaky, M. Hamdani. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta:
PT. Fajar Pustaka Baru, 2001.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Gema Insani
Press, 1999.
Darajat, Zakiyah. Peran Agama Dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung
Agung, 2001.
Erhamwilda, konseling islami. Yogyakarta: Graha Ilmu 2009
Faqih, Aunur Rahim. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam. Yogyakarta: UII
Press, 2002.
Fenti, Hikmawati. Bimbingan Konseling. Jakarta : Rajawali Pers, 2011.
Mujib, Abdul. Kepribadian dalam psikologi Islam, Jakarta PT. Raja Grafindo
Persada, 2005
Moloeng, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2004.
Kartono, Kartini. Patologo Sosial jilid 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007.
Kristi, E. Poerwandari. Pendekatan Kualitatif dalam Peneitian Psikologi. Jakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998.
Lamintang, P.A.F. Hukum Penintersier Indonesia. Bandung: Armico, 1988.
65
Luthfi, M. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam. Ciputat:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Poernomo, Bambang. Pelaksanaan Pidana Penjara Dengan Sistem
Pemasyarakatan. Yogyakarta: Liberty, 1986.
Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofyan. Metodologi Penelitian Survey. Jakarta :
LP3ES, 1995.
Supranto, J. teknik Sampling Untuk Survey dan Eksperimen. Jakarta: Rineka
Cipta, 2007
Umar dan Sartono. Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Bandung: Pustaka Cipta,
1998.
Usman, Husaini dan Akbar, Setiady, Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Angket
PENGARUH BIMBINGAN ROHANI ISLAM TERHADAP
KEBERAGAMAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN
KELAS IIB INDRAMAYU
Petunjuk Pengisisan
1. Angket ini dibuat dan diedarkan dalam rangka penelitian akademik di
bidang bimbingan dan penyuluhan Islam untuk tujuan mengetahui
pengaruh bimbingan rohani Islam terhadap keberagamaan narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Indramayu.
2. Angket ini disebarkan kepada jamaah bimbingan rohani terpilih di
lembaga pemasyarakatan kelas IIB Indramayu.
3. Angket diisi secara subyektif dengan memilih / menyontreng /salah satu
pilihan yang ditawarkan, dengan penjelasan sebagai berikut:
[ S ] Setuju [ KS ] Kurang Setuju [ TS ] Tidak Setuju
4. Demikian angket dibuat, dan terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya,
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pembuat Angket
Sudin
Nomor Kuesioner :
1. Nama Inisial :…………………………….
2. Kasus :……………………………..
3. Usia :
a. 16-20 th. b. 21-30 th. c. 31-40 th. d. 41-50 th. e. 51-60 th.
f. 61 th.≤
4. Pendidikan Terakhir :
a. Tidak lulus SD c. Lulus SMP/sederajat e. lulus
Diploma/ S1
b. Lulus SD d. lulus SMA/ sederajat
PETUNJUK PENGISIAN :
BERILAH TANDA [ ] KOLOM BERIKUT:
[S] Setuju [KS] Kurang Setuju [TS] Tidak Setuju
NO PERTANYAAN S KS TS
A. ASPEK KOGNITIF KEAGAMAAN
1. setelah mengikuti bimbingan rohani saya mendapat pengetahuan
agama yang tidak saya tahu sebelumnya.
2. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya mengetahui mana yang
diperintah dan mana yang dilarang oleh agama Islam.
3. Setelah mengikuti bimbingan rohani keyakinan agama saya
meningkat.
4. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya mengetahui tatacara
sholat yang benar.
5. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya mengetahui tata cara
berwudhu.
6. Setelah mengikuti bimbingan rohani mengetahui cara membaca
Al Qur an dengan baik.
7. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya mengetahui macam-
macam solat sunnah
B. ASPEK AFEKTIF KEBERAGAMAAN
8. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya merasakan perubahan
keagamaan dalam diri saya.
9. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya lebih menyukai
kegiatan sosial keagamaan.
10. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya selalu merasa ingin
memperbaiki diri.
11. Setelah mengikuti bimbingan roahani saya lebih menyukai
membaca Al Qur’an
12. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya merasa ingin lebih
mendekatkan diri kepada Allah.
13. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya merasa mampu
mengendalikan emosi
14. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya merasa lebih khusyu’
dalam beribadah.
C. ASPEK KONATIF/PSIKOMOTORIK
15. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya bertambah rajin
menjalankan solat lima waktu.
16. Setelah Saya mengikuti bimbingan rohani bertambah rajin
melakukan kegiatan sosial keagamaan
17. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya bertambah rajin
melakukan sholat sunnah
18. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya lebih sabar dalam
menghadapi masalah.
19. Setelah mengikuti bimbinga rohani saya lebih sering berbuat baik
terhadap sesama teman.
20. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya lebih sering memakai
busana muslim
21. Setelah mengikuti bimbingan rohani saya rutin berdzikir setelah
selesai solat.
D. PEMBIMBING ROHANI
22. Pembimbing rohani memiliki kepribadian yang menarik
23. Pembimbing rohani mampu bekerjasama dalam menambah
pengetahuan agama jama’ah.
24. Pembimbing agama memiliki keyakinan agama yang kuat.
25. Pembimbing rohani memiliki kepribadian yang ramah.
26. Pembimbing rohani memiliki kesabaran dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pembimbing.
27. Pembimbing rohani memiliki keuletan dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pembimbing.
28. Pembimbing rohani mampu mencontohkan kebaikan
E. METODE BIMBINGAN ROHANI
29. Cara pembimbing dalam menyampaikan materi sudah baik.
30. Pembimbing selalu memberikan kesempatan bertanya kepada
jama’ah.
31. Pembimbing rohani selalu mendengarkan problematika jama’ah.
32. Pembimbing rohani selalu memberikan nasehat yang baik
33 Pembimbing rohani selalu menyediakan waktu untuk konsultasi
kepada jama’ah.
34. Pembimbing rohani menyampaikan bimbingan rohani sesuai
dengan masalah yang dihadapi jama’ah.
35. Pembimbing rohani selalu memberikan jawaban yang sesuai
dengan pertanyaan yang diajukan oleh jama’ah.
F. MATERI BIMBINGAN ROHANI
36. Materi bimbingan yang di berikan meningkatkan pengetahuan
tentang Agama Islam.
37. Materi bimbingan yang disampaikan menambah keyakinan
agama saya.
38. Materi bimbingan yang diberikan membuat saya merasa ingin
lebih banyak beramal shaleh.
39. Materi bimbingan yang diberikan membuat saya lebih mengerti
tatacara membaca Al Qur an
40. materi ibadah yang diberikan pembimbing meningkatkan
pengetahuan tatacara ibadah yang lebih baik.
41. Materi bimbingan rohani mudah dimengerti oleh jama’ah
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.956 21
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.938 20
Correlations
X Y
X Pearson Correlation 1 .843**
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
Y Pearson Correlation .843** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).