PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PERILAKU REMAJA...
Transcript of PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PERILAKU REMAJA...
PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PERILAKU
REMAJA DI MAJELIS TA’LIM AN-NAJMUTS TSAQIB
KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.)
Oleh
Ridwan Gunawan
NIM: 1113052000032
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M / 1441 H
PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PERILAKU
REMAJA DI MAJELIS TA’LIM AN-NAJMUTS TSAQIB
KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S. Sos)
Disusun oleh:
Ridwan Gunawan
NIM: 1113052000032
Di bawah bimbingan:
Noor Bekti Negoro, M.Si
NIP. 19650301 199903 1 001
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2020 M / 1441 H
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ridwan Gunawan
NIM : 1113052000032
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH
BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PERILAKU REMAJA DI MAJELIS
TA’LIM AN-NAJMUTS TSAQIB KOTA TANGERANG SELATAN” adalah
benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam
penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya
cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses
yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata
skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian penyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Tangerang Selatan, 9 Januari 2020
Ridwan Gunawan
1113052000032
i
ABSTRAK
Ridwan Gunawan, 1113052000032, Pengaruh Bimbingan Agama terhadap
Perilaku Remaja di Majelis Ta’lim An-Najmuts Tsaqib Kota Tangerang
Selatan. Di bawah bimbingan Noor Bekti Negoro, M.Si
Sesungguhnya setiap manusia yang ada di dunia ini ingin sekali merasakan
kenyamanan, kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaan dalam hidupnya. Dengan
beragama, manusia dapat hidup dengan damai, tentram, aman dan bahagia.
ditengah-tengah masyarakat yang banyak mengalami berbagai masalah krisis
akhlak dan moral majelis Annajmuts Tsaqib datang memberikan solusi untuk
mendapatkan bimbingan agama yang diberikan kepada para jamaahnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama
terhadap perilaku remaja di majelis ta’lim An-Najmuts Tsaqib Kota Tangerang
Selatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif analisis. Pengambilan
responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Pengolahan data dilakukan
dengan beberapa teknik analisis seperti uji validitas, reliabilitas, uji normalitas
data, uji homogenitas, dan uji regresi linier sederhana.
Berdasrkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS, dapat
diketahui bahwa bimbingan agama memilki pengaruh terhadap perilaku remaja
yang signifikan. Berdasarkan signifikasi dalam tabel tersebut X memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,008 yakni lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Pengaruh
bimbingan agama terhadap perilaku remaja adalah sedang (R= 0,476) antara
variabel X terhadap Y variabel bimbingan agama X mempengaruhi 22,6%
terhadap variabel Y, sedang sisanya 77,4% diluar model.
Kata Kunci: Bimbingan Agama, Perilaku Remaja.
ii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
nikmat dan karuniaNya penelitian skripsi ini dapat berjalan dengan baik tanpa
halangan yang berarti. Shalawat serta salam juga tidak lupa penulis panjatkan
kepada Nabi besar Muhamad SAW, sebagai suri tauladan dalam menjalankan
kehidupan ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak
luput dari kekurangan dan kesalahan, namun penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat untuk memberikan informasi maupun ilmu pengetahuan.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama
pengerjaan skripsi ini penulis dihadapkan dengan berbagai cobaan, kesulitan,
rintangan dan penuh perjuangan kesabaran yang telah memberikan banyak
pelajaran bagi penulis.
Namun, dengan adanya dukungan dan semangat dari berbagai pihak,
peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya. Karena itu, dalam
kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada:
1. Dr. Suparto, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Dr. Napsiyah, S.Ag, MSW., Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum Dr. Sihabuddin N, M.Ag., dan Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan, Drs. Cecep Castrawijaya, M.A.
2. Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Ir. Noor Bekti Negoro,
SE., M.Si., dan merangkap sebagai dosen pembimbing skripsi ini, yang
telah meluangkan waktu, tenanga, dan pikiran dengan penuh kesabaran
tanpa lelah untuk memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan
skripsi ini.
iii
3. Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyulahn Islam Artiarini Puspita
Arwan, M.Psi.,
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama
menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mohon maaf
apabila ada kesalahan kata atau sikap yang menyinggung selama
perkulihan.
5. Segenap Staf Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah berbaik hati dalam
meberikan buku-buku yang dibutuhkan oleh penulis.
6. Orangtua tercinta, Bapak H. M. Rimin (Alm) dan Ibu Suhaemah yang
sangat luar biasa memerjuangkan dan mendukung penulis untuk bisa
meraih pendidikan setinggi-tingginya, memberikan kasih sayang do’a
yang tak terhingga sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
7. Habib Taufik bin Muhammad Boftem sebagai pengasuh majelis ta’lim
An-Najmuts Tsaqib Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Para seluruh jama’ah majelis ta’lim An-Najmuts Tsaqib Kota Tangerang
Selatan yang telah bersedia sebagai subyek dalam penelitian.
9. Seluruh teman-teman BPI 2013 yang selalu memberikan semangat, saran,
dan masukan kepada penulis.
Semoga apa yang telah penulis lakukan dapat bermanfaat untuk para
pembaca, memberikan nilai kebaikan khususnya bagi penulis maupun pembaca
sekalian dan semoga dapat menjadi kebaikan dalam bidang dakwah dan
komunikasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Aamiin Ya Rabbal Alamiiin.
Tangerang Selatan, 9 Januari 2020
Ridwan Gunawan
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalahan ......................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7
D. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8
E. Sistematika Penulisan ................................................................ 10
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Ruang Lingkup Bimbingan Agama
1. Pengertian Bimbingan ............................................................... 11
2. Pengertian Agama....................................................................... 13
3. Definisi Bimbingan Agama ........................................................ 13
4. Tujuan Bimbingan Agama.......................................................... 15
5. Fungsi Bimbingan Agama .......................................................... 17
6. Metode Bimbingan Agama ......................................................... 18
7. Materi Bimbingan Agama .......................................................... 20
8. Syarat-Syarat Pembimbing Agama ............................................ 22
9. Sasaran Bimbingan Agama ........................................................ 24
B. Ruang Lingkup Perilaku Remaja
1. Pengertian Perilaku .................................................................. 25
2. Pengertian Remaja.................................................................... 25
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Remaja .............. 26
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian. .................................................. 28
B. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 29
C. Metode Penentuan Sampel .............................................................. 29
D. Model Penelitian ............................................................................. 31
E. Desain Penelitian ............................................................................. 31
F. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 32
G. Sumber dan Cara Pengumpulan Data .............................................. 34
H. Teknik Penentuan Data ................................................................... 37
I. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ............................................ 38
BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Profil Kota Tangerang Selatan
1. Kondisi Geografis .................................................................... 47
2. Kondisi Sosial Masyarakat ....................................................... 48
B. Profil Majelis Ta’lim An-Najmuts Tsaqib
1. Sejarah Singkat Majelis Ta’lim An-Najmuts Tsaqib. .............. 48
2. Kegiatan Majelis Ta’lim An-Najmuts Tsaqib .......................... 49
BAB V TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Karakteristik Responden . .............................................................. 50
B. Analisis Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Perilaku Remaja .. 51
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan . ....................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 60
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 33
Tabel 2 Skala Nilai Alternatif Jawaban Kuesioner ........................................ 36
Tabel 3 Blue Print Sebelum diuji ................................................................... 40
Tabel 4 Kriteria Koefisien Reliabilitas .......................................................... 41
Tabel 5 Potensi Fisik Dasar Kota Tangerang Selatan .................................... 46
Tabel 6 Jumlah Penduduk Peragama. ............................................................ 47
Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 49
Tabel 8 karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 49
Tabel 9 Reability Statistics ............................................................................ 51
Tabel 10 Blue Print One – Sample Kolmogorov – Sminov Tewst ................51
Tabel 11 Blue Print Variables Entered / Removed ........................................ 53
Tabel 12 Blue Print Model Summary. .......................................................... 53
Tabel 13 Blue Print Anova............................................................................. 54
Tabel 14 Blue Print Coefficients .................................................................... 55
Tabel 15 Blue Print Validitas ......................................................................... 57
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model Penelitian ........................................................................... 30
Gambar 2 Desain Penelitian ........................................................................... 31
viii
LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi
Lampiran 2 Kuesioner
Lampiran 3 Uji Reliabilitas
Lampiran 4 Surat - Surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sesungguhnya setiap manusia yang ada di dunia ini ingin sekali
merasakan kenyamanan, kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaan dalam
hidupnya. Dengan beragama, manusia dapat hidup dengan damai, tentram,
aman dan bahagia.
Mahmud Syaltut menyatakan bahwa “agama” adalah ketetapan illahi
yang diwahyukan kepada Nabi-Nya yang menjadi pedoman hidup. Sementara
itu Syaikh M. Abdullah Badrun dalam bukunya Makhdal Ila Al-Adyan,
berupaya untuk menjelaskan arti agama dengan merujuk kepada Al-Qur‟an ia
memulai berbahasa dengan pendekatan kebahasaan. Jadi agama adalah
hubungan antara makhluk dan “Khalikhnya”. Hubungan ini mewujudkan
dalam ibadah yang dilakukan dan tercemin pula dalam sikap kesehariannya.1
Dalam kamus sosiologi pengertian agama (religion) mencakup 3 hal:
(1) Kepercayaan kepada hal-hal spiritual, (2) Perangkat kepercayaan dan
praktek-praktek yang dianggap sebagai tujuan sendiri, (3) Idiologi mengenai
hal-hal supranatural.2
Agama juga merupakan kebutuhan yang fitri bagi manusia
sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur‟an surat Ar-Rum:30
ر ٱنهتي فطر ٱنىهاس عهيا ل تبذيم نخهق ٱلله يه حىيفا فطرت ٱلله جك نهذ يه ٱنقيم فأقم نكٱنذ
كهه أكثر ٱنىهاس ل يعهمن ن
Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
allah; (tetaplah atas) fitrah allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyak manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum: 30)
1 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an, (Jakarta: Mizan, 1995), hal. 209.
2 Soejono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: CV. Rajawali, 1990), h. 430.
2
Islam memerintahkan setiap orang dalam beragama mampu
menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi larangan-Nya dengan
penuh tanggung jawab. Orang yang memiliki kesadaran beragama secara
matang dan bertanggung jawab dengan keberagamaanya, akan mendapat
kebahagiaan dan ketenangan yang bisa mematangkan kepribadian serta
kemampuan untuk menganalisa masalah-masalah.3
Banyak umat islam khususnya remaja yang belum bisa menyelesaikan
masalah dalam hidupnya dengan baik bahkan rela menyiksa dirinya sendiri
dikarenakan masalah yang dihadapinya. Tidak sedikit remaja yang bunuh diri
akibat di tolak cintannya oleh kekasih, mabuk-mabukan, memakai NAPZA,
tauran dan sebagainya.
Menurut Zakiyah Darajat, bahwa remaja adalah masa pertumbuhan
fisik cepat dan prosesnya terus berjalan ke depan samapi titik tertentu.
Perubahan yang berlangsung cepat dan tiba-tiba mengakibatkan terjadinya
perubahan lain pada segi sosial dan kejiwaanya, remaja semakin peka dan
sikapnya berubah-ubah, tidak stabil kelakuannya demikian pula kadang ia
patut, ragu, cemas, dan sering melontarkan kritikan, kadang-kadang pada
keluarga, masyarakat atau terhadap adat kebiasaan.4
Oleh sebab itu, pentingnya remaja memperdalam ilmu agama agar
dapat menyelesaikan semua masalah sesuai dengan syariat islam. Untuk
memahami dan memperdalam agama islam dan menjadikan remaja hidup
aman, tentram dan damai diperlukan adanya upaya-upaya bimbingan agama
yang sungguh-sungguh utamanya pada kemampuan penyelesaian masalah.
Di tengah-tengah masyarakat yang banyak mengalami berbagai
masalah krisis akhlak dan moral majelis An-Najmuts Tsaqib datang
memberikan bimbingan agama yang diberikan kepada para jamaahnya. Pada
awalnya majelis ini hanya majelis pengajian biasa yang dipimpin oleh Habib
Taufik Bin Muhammad Boftem, namun seiring waktu majelis ini menjadi
majelis besar yang mana pada setiap kegiatannya di datangi oleh jamaah dari
berbagai daerah.
3 Tusuf Burhanuddin, Kesehatan Mental, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hal. 23.
4 Zakiyah darajat, Remaja Harapan dan Tantangan, (Jakarta: Ruhama, 1995), cet. Ke-2,
hal. 14.
3
Walaupun majelis ini berada di tengah kemajuan kehidupan kota
Tangerang Selatan, akan tetapi nampaknya tidak menghalangi jamaah untuk
datang dalam setiap acaranya. Dalam penulis ada hal yang menarik di sini,
majelis pengajian yang berada di tengah kota besar dimana masyarakat sibuk
dengan segala aktifitasnya masing-masing.
Bimbingan agama yang dilaksanakan di Majelis An-Najmuts Tsaqib
sebenarnya tidak berbeda dengan majelis pada umumnya. Akan tetapi majelis
ini berawal berdiri dari pengobatan salah seorang jamaah yang meminta air
untuk di doakan oleh sang habib dan dengan kuasa allah orang itu bisa
sembuh dari penyakitnya, jamaahnya dari tahun ketahun cenderung
meningkat. Dari peningkatan jamaah yang siknifikan tersebut mengidikasikan
bahwa masyarakat dapat mengambil manfaat setelah mengikuti kegiatan
majelis An- Najmuts Tsaqib.
Jika kita kaitkan antara masyarakat yang banyak mengalami krisis
bimbingan akhlak akibat berbagai kesibukan dalam kehidupan khususnya di
tengah kota besar, dan solusi apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan
ketenangan jiwa, maka dzikir atau mengingat Allah merupakan jawabannya.
Hal ini sejalan dengan apa yang dijelaskan dalam Al Quran surat Ar Ra‟d ayat
28:
تطمئن ٱلقلوب أل بذكر ٱلل ٱلذين ءامنوا وتطمئن قلوبهم بذكر ٱلل
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS Ar Ra‟d, 28)
Oleh karena itu sangat masuk akal apabila kemudian majelis-majelis
yang ada banyak didatangi orang untuk mendapatkan ketengan jiwa.
Islam memberikan kebebasan pada manusia tentang hak kemerdekaan
dan kebebasan berikhtiar di dalam kehidupannya, oleh karena itu, ia pun bebas
mengerjakan amal ma‟ruf, yangn konsekwensinya di beri pahala oleh allah
SWT telah memberikan rambu-rambu kepada manusia dan mengutus para
rosul guna untuk membibing dan menunjukinya mana jalan yang baik dan
mana jalan yang buruk.
4
Dengan diturunkannya al-qur‟an dan hadist sebagai pendoman
kehidupannya (manusia), kemudian dia pun memberikan irodah juziyah
(kehendak manusiawi) berupa hak kemerdekaan yang dituakan sepenuhnya
kepada manusia untuk memilih jalan kebaikan atau kejahataan.5
Bentuk-bentuk perubahan sosial yang luas ini merupakan
konsekuwensi modernisasi industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pada akhirnya berimbas pada tatanan kehidupan masyarakat.
Perubahan-perubahan sosial tersebut baik disadari atau tidak telah
mempengaruhi nilai kehidupan masyarakat, tidak semua orang akan mampu
adjusment (menyesuaikan diri dengan cepat) terhadap perubahan – perubahan
tersebut yang dapat menimbulkan problem- problem sosial.
Problem sosial sederhananya dapat di formulasikan sebagai salah satu
bentuk penyimpangan (deviation) terhadap norma-norma kemasyarakatan
yang merupakan persoalan bagi masyarakat pada umumnya.6
Salah satu
penyimpangan terhadap norma-norma kemasyarakatan adalah pergaulan bebas
atau kenakalan remaja.
Islam adalah agama yang menyerukan kepada amar maruf nahyi
munkar, atau dengan kata lain islam adalah agama dakwah. Dakwah
mengandung arti, ajakan, atau seruan baik lisan, tulisan maupun tingkah laku.
Dakwah merupakan kewajiban individu muslim kapanpun dan dimana pun
berada. Berdakwah tidak dapat dilaksanakan dengan alasan-alasan melainkan
dengan harus mengunakan metode, karena yang diseru adalah manusia yang
mempunyai pendirian.7
Adapun pengertian dakwah menurut prof. H.M. Toha Yahya Umar,
yaitu mengajak manusia dengan cara bijaksana pada jalan yang benar
sebagaimana perintah allah untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan
akhirat.8
5 Mahmud Syaltut, Al Islam Aqidah Wa Syari‟ah. (Jakarta Bulan Bintang:1983), h.95 –
96. 6 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta : PT Rajawali Pers, 1987), Cet.
Ke-8, h.331. 7 H. Naan Rukmana, masjid dan dakwah (Jakarta: Al-Mawardi Prima,2002), Cet Ke-1, h.
164. 8 Rafiuddin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip – Prinsip dan Strategi Dakwah (Bandung:
Pustaka Setia,1997) hal. 31.
5
Allah berfirman di dalam al-Qur‟an Sûrah al-Nahl/16: 125 yang artinya
sebagai berikut:
دلهم بٲلتى هى ك بٲلحكمة وٱلموعظة ٱلحسنة وج دع إلى سبيل رب
ك هو أعلم بمن ضل عن سبيلهۦ و هو أعلم بٲلمهتدي أحسن إن رب
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”.
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia diajak kepada agama allah
melalui tiga cara, dakwah dengan hikmah, mauizhah hasanah, dan al-jidal
(perdebatan).9
Hikmah adalah al-burhan al-aqli (argumentasi yang logis). Maksudnya
argumentasi yang masuk akal, yang tidak dapat dibantah. Argumentasi yang
memuaskan, yang bisa mempengaruhi jiwa siapa saja. Karena manusia tidak
dapat menutupi akalnya dihadapn argumentasi – argumentasi yang pasti serta
pemikiran yang kuat.
Mauizhah hasanah atau peringatan yang baik, itu berari
mempengaruhi perasaan manusia taatkala akal mereka dan dipengaruhi
pemikiran mereka taatkala pemikirannya diseur, sehingga pemahan mereka
terhadap apa yang mereka dakwahkan senantiasa diliputi oleh semangat untuk
melaksanakannya serta beraktivitas untuk meraihnya.
Adapun cara yang ketiga, al-jidal (perdebatan) dengan cara yang baik
dengan bertujuan mencari kebenaran bukan kemenangan. Yaitu diskusi
terbatas pada ide. Dilakukan dengan menyerang dan menjatuhkan
argumentasi-argumentasi yang bathil, lalu memberikan argumentasi-
argumentasi yang jitu dan benar.
9 Anonim, Islam, Dakwah dan Politik (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002) Cet. Ke-1,
hal.33-36.
6
Pada umumnya majelis ta‟lim adalah tempat dimana orang sholeh dan
orang baik berkumpul. Tetapi Remaja di majelis ta‟lim ini memiliki perbedaan
dengan remaja di majelis ta‟lim yang lain. kebanyakan dari jamaah di majelis
ta‟lim ini adalah remaja yang mempunyai banyak masalah, baik masalah
terhadap masyarakat ataupun masalah terhadap keluarganya. Maka hadirlah
majelis ta‟lim ini memberikan pencerahan terhadap remaja-remaja yang
membutuhkan penerangan atau bimbingan.
Majelis annajmuts tsaqib adalah majelis sholawat yang dimana di
dalamnya membaca riwayat dan sejarah rasullah saw, agar bisa meneladani
akhlak baginda nabi Muhammad saw. Majelis ini berdiri pada tanggal 27 Juli
2007, pertama kali majelis ini di bentuk di daerah kampung dukuh pasar rebo
Jakarta timur. Dari sanalah majelis berdiri yang bertujuan mengajak umat
islam untuk cinta kepada rasulullah dan gemar untuk membaca sholawat
khusunya kepada kalangan generasi muda supaya bisa mengenal rasulullah
dan para Aulia Allah SWT.
Majelis ini mulai masuk di Kota Tangerang Selatan pada awal bulan
Febuari 2012 yang bertempat di serua indah ciputat musholah nurul iman.
Berawal dari jamaah 20 orang. Yang dulunya majelis ini bernama majlis
Akhlaqul Karimah dan berganti menjadi annajmuts tsaqib pada tanggal 3
maret 2016.
Majelis ini berlambangkan bunga mawar yang mengartikan kepada
sulthonul aulia tuan Syekh Abdul Qodir Aljailany, beliau adalah ulama besar
yang berasal dari kota Baghdad. Yang mana arti nama annajmuts tsaqib di
ambil dari Al-Qur‟an yang artinya bintang yang cahayanya tembus.
Majelis annajmuts tsaqib di pimpin oleh Alhabib Taufik Rahman
Azwin bin Muhammad Boftem yang biasa di kenal dengan Habib Taufik bin
Muhammad Boftem, beliau kelahiran Jakarta,18 maret 1989. Ayah beliau
bernama Muhammad bin Shaleh Boftem dan ibu beliau bernama Siti Fatmah.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka saya tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “PENGARUH BIMBINGAN AGAMA
TERHADAP PERILAKU REMAJA DI MAJELIS TA’LIM AN-
NAJMUTS TSAQIB KOTA TANGERANG SELATAN”
7
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Batasan Masalah
Batasan dari penelitian ini adalah :
a. Bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian disini adalah
bimbingan agama baik menggunakan metode ceramah, maupun
melalui media penyuluhan seperti ceramah.
b. Pembahasan dalam skripsi ini dibatasi dalam pembahasan yang terkait
dengan ibadah mahdhoh.
c. Perilaku remaja dalam skripsi ini di batasi dalam perilaku terhadap
makhluk , baik perilaku yang baik maupun perilaku yang tercela.
d. Lokasi penulisan ini dibatasi hanya di majelis ta‟lim An-najmuts
Tsaqib kota tangerang selatan.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan yang
dijadikan fokus dalam skripsi ini sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh yang singnifikan antara bimbingan
agama terhadap perilaku remaja di majelis ta‟lim An-Najmuts Tsaqib Kota
Tangerang Selatan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah tersebut, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang:
Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara bimbingan
agama terhadap perilaku remaja di majelis ta‟lim An-Najmuts Tsaqib Kota
Tangerang Selatan.
8
2. Manfaat Penulisan
a. Manfaat akademis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
yang dapat dijadikan bahan acuan tentang bimbingan agama terhadap
perilaku remaja bagi universitas dan khususnya jurusan BPI.
b. Manfaat Teori
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan diharapkan penelitian ini
dapat menambah pengetahuan baru pada mata kuliah bimbingan
penyuluhan islam, ilmu dakwah, dan psikologi perkembangan.
c. Manfaat Praktisis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat,
khususnya para remaja mengenai bimbingan agama.
D. Tinjauan Pustaka
Sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut, maka langkah
pertama adalah meninjau pustakaan serta menelaah skripsi-skripsi terdahulu
yang mempunyai objek dan subjek yang hampir sama. Antara lain:
Irhamna Romadlon Program Studi Bimbingan Dan Penyuluhan Islam
(BPI), Pengaruh Pembinaan Mental Islam Terhadap Pemahaman dan
Kesadaran Keagamaan Anggota di Makrkas Korps Brimob Kelapadua Depok.
(Jakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2013). Penelitian ini berisi tentang Pengaruh Pembinaan Mental Islam
Terhadap Pemahaman dan Kesadaran Keagamaan Anggota di Markas Korps
Brimob Kelapadua Depok. Hasil penelitian ini adalah kegiatan pembinaan
rohani mental Islam berpengaruh positif terhadap pemahaman dan kesadaran
keagamaa anggota Brimob di Markas Kelapadua Depok. Hal yang menarik
dalam penelitian ini adalah penulis banyak memberikan intervensi berupa
saran terhadap proses pembinaan mental yang lebih efektif dengan
menawarkan beragam metode, namum penelitian ini masih kurang dalam
aspek analisis temuan yang kurang tajam, belum dijelaskan secara
9
komprehensif kajian penelitiannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitian survey.10
Ida Rosdiana. Program Bimbingan Penyuluhan Islam, Upaya
Bimbingan Islam Dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama Jama‟ah (Di
Forum Komunikasi Jami‟atul Mubalighin Cicurug Sukabumi). Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 2003.
Dalam penelitian ini Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode diskripsi analisis. Hasil
penelitian ini adalah upaya bimbingan Islam dalam meningkatkan kesadaran
beragama jamaah pada hasilnya berpengaruh positif. Ada hal yang menarik
dalam penelitian ini yaitu pemberian bimbingan islam pada jamaah yang
secara kuantitas mencapai 200 jamaah, dengan jumlah tersebut upaya
bimbingan Islam bisa tersampaiakn kepada masyarakat luas. Namun disisi lain
penelitian yang lakukan oleh Ida Rosidiana ini belum menjelaskan secara
detail bentuk upaya Bimbingan yang dilaksanakan di forum komunikasi
Jami‟atul Mubalighin Cicurug Suka.11
Lilya Makhmudah (2012) efektivitas konseling spiritual teistik untuk
meningkatkan kesadaran beragama mahasiswa: Studi Kuasi Eksperimen
Terhadap Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling UNNES Tahun
Akademik 2011/2012. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian
ini memiliki hasil yang detail dan tujuan penelitian yang dilakukan telah
tercapai, yaitu dengan diperolehnya program bimbingan dan konseling
berbasis konseling spiritual teistik untuk meningkatkan kesadaran beragama.
Efektivitas tersebut nampak dalam peningkatan angka statistik pada aspek
aqidah dan akhlak, setelah mahasiswa memperoleh layanan konseling spiritual
teistik, penelitian ini detail dalam penjelasannya.12
10Irhamna Romadlon, Pengaruh Pembinaan Mental Islam Terhadap Pemahaman dan
Kesadaran Keagamaan Anggota di Makrkas Korps Brimob Kelapadua Depok. (Jakarta: Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 87
11Ida Rosdiana, Upaya Bimbingan Islam Dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama
Jama‟ah (Di Forum Komunikasi Jami‟atul Mubalighin Cicurug Sukabumi), (Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 2003), h. 108
12
Lilya Makhmudah, efektivitas konseling spiritual teistik untuk meningkatkan kesadaran
beragama mahasiswa: Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan
Konseling UNNES Tahun Akademik 2011/2012, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia,
2012), h. 145
10
E. Sistematika Penulisan
Penulisan ini ditulis secara sistematis, dan terbagi menjadi lima bab,
yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN : Terdiri dari latar belakang, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI : Dalam Bab ini membahas secara detail
tentang definisi pengaruh, definisi bimbingan, pengertian remaja dan majelis
ta‟lim, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja.
BAB III METODELOGI PENELITIAN : Terdiri dari pendekatan dan jenis
penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel
penelitian, definisi operasional varibael penelitian, teknuk pengumpulan data,
instrumen penelitian, uji validitas, uji reabilitas, tekhnik analisis data, sumber
data dan teknik penulisan.
BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA : Berisi tentang sejarah dan
perkembangan, visi misi, dan tujuan, struktur organisasi dan pengelolaan,
program kegiatan bimbingan agama, serta sarana dan prasarana.
BAB V TEMUAN DAN ANALISIS DATA : Terdiri dari karakteristik
responden, hasil uji koefisien regresi linear sederhana, uji F-test, t-test dan uji
koefisien kolerasi dan determinasi.
BAB VI PENUTUP : Terdiri dari keimpulan dan saran.
11
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Bimbingan Agama
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan agama berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan agama.
Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris
guidance, sementara guidance sendiri berasal dari kata to guide yang artinya
menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk jalan.13
Sedangkan pengetian
bimbingan secara harfiyah adalah menunjukkan, memberi jalan, atau
menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat lagi hidupnya masa kini,
dan yang akan datang.14
Adapun definisi bimbingan sendiri para ahli mempunyai pendapat
yang berbeda-beda berdasarkan sudut pandang masing-masing. Diantara
pendapat para ahli tentang definisi bimbingan adalah sebagai berikut.
a. Rachman Natawidjaya, bimbingan adalah suatu proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara kesinambungan,
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan, sekolah, keluarga dan masyarakat,
serta kehidupan umumnya. Dengan demikian, ia dapat mengecap
kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang berarti
bagi kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan membantu individu
mencari perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.15
13
M. Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan Untuk Fakultas Tarbiyah, 9
Bandung: Pustaka Setia, 1998), hal. 9
14
M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT
Golden Terayon Press, 1994), hal. 1
15
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hal.5
12
b. Drs. M. Luthfi, MA menjelaskan, bimbingan menurut Djumhur dan
Moh. Surya adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus
menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya, agar mencapai kemampuan untuk memahami
dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya
(self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self
realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam
mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah,
maupun masyarakat.16
c. Winkel sebagaimana dikutip Hamdani mendefinisikan bimbingan
adalah :
1) Usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan,
pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri.
2) Cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk
memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala
kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya.
3) Sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat
memenuhi pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat, dan
menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat
menyesuaikan diri dalam lingkungan tempat mereka hidup.
4) Proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu
dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman
tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, dan memilih,
menentukan, dan menyusun rencana, sesuai dengan konsep
dirinya dan tuntutan lingkungan.17
d. Hallen mendefinisikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian
bantuan yang terus menerus dari seorang pembimbing, yang telah
dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya, dalam rangka
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal
16 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling), (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal.7
17
Hamdani , Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung, Pustaka Setia, 2012), hal.80
13
dengan menggunakan berbagai media dan teknik bimbingan dalam
suaana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian, sehingga
bermanfaat bagi dirinya dan bagi lingkungannya.18
Dari beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan oleh seseorang
dalam membentu serta membangun potensi-potensi yang ada dalam
diri seseorang untuk mengatasi masalah, serta memberikan arahan
secara terus menerus dalam memecahkan masalah yang di hadapi.
Sedangkan agama dalam segi bahasa dikenal dengan kata Ad-Din
yang artinya menguasai, menundukan, patuh, hutang, balasan dan
kebiasaan.
2. Pengertian Agama menurut para ahli:
a. Agama menurut M. Arifin dibagi menjadi dua aspek, yaitu:19
1) Aspek Subjektif (Pribadi Manusia) Agama mengandung
pengertian tentang tingkah laku manusia, yang dijiwai oleh
nilai-nilai keagamaan yang berupa getaran batin, yang
mengatur dan mengerakan tingkah laku tersebut kepada
pola hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya.
Dari aspek inilah manusia dengan tingkah lakunya itu
merupakan perwujudan (manifestasi) dari “pola” pola hidup
yang telah membudaya dalam batinnya, dimana nilai-nilai
keagamaan telah membentuknya menjadi rujukan
(referensi) dari sikap, atau orientasi hidup sehari-hari.
2) Aspek Objektif (Doktriner) Agama dalam pengertian ini
mengandung nilai-nilai ajaran tuhan yang bersifat
menuntun manusia ke arah tujuan yang sesuai dengan
kehendak ajaran tersebut, Agama dalam pengertian ini
belum masuk dalam batin manusia, atau belum membudaya
18 Hamdani , Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung, Pustaka Setia, 2012), hal.82.
19 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta : PT
Golden Terayon Press, 1982), Cet Ke-1, h. 1-2.
14
dalam tingkah laku manusia, karena masih berupa doktrin
(ajaran) yang objektif berada di luar diri manusia. Oleh
karena itu secara formal, agama dilihat dari aspek objektif
dapat diartikan sebagai peraturan yang bersifat Ilahi (dari
Tuhan) yang menuntun orang-orang berakal budi kearah
ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan
memperoleh kebagiaan hidup di akhirat.
b. Menurut Zakiyah Daradjat, agama adalah kebutuhan jiwa atau
psikis manusia yang akan mengatur dan mengendalikan sikap,
pandangan hidup, kelakuan dan cara menghadapi tiap-tiap
masalah.20
Sedangkan menurut Arif Budiman melihat agama
dalam dua kategori yaitu:
1) Agama sebagai keimanan (doktrin), dimana orang percaya
terhadap kehidupan kekal kemudian hari, lalu orang
mengabdikan dirinya untuk kepercayaan tersebut.
2) Agama yang mempengaruhi perilaku manusia. Oleh karena
itu agama indentik dengan kebudayaan.21
Dengan demikian berdasarkan pengertian-pengertian diatas,
bimbingan agama yang digunakan adalah suatu proses yang
diberikan secara terus menerus yang diberikan oleh
pembimbing kepada remaja di majelis ta‟lim An-Najmuts
Tsqib sehingga mampu menyesuaikan diri kembali dengan
lingkungannya serta mampu menghadapi segala persoalan
hidupnya dengan potensi yang dimilikinya, sehingga timbul
kesadaran dan penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan
Yang Maha Esa, sehingga memperoleh kebahagiaan di dunia
dan di akhirat.
20 Zakiah daradjat, Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental, (Jakarta; Bulan Bintang,
1982) cet, ke-3, h.52.
21
Arif Budiman, Agama Demokrasi dan Keadilan, (Jakarta; PT Gramedia, 1993), h.20.
15
3. Tujuan Bimbingan Agama
M. Arifin berpendapat bahwa bimbingan dan penyuluhan agama
dimaksudkan untuk membantu siterbimbing supaya memiliki religius
referenci (sumber pegangan keagamaan) dalam memecahkan problem.
Bimbingan dan penyuluhan agama yang ditujukan kepada terbimbing
membantu siterbimbing agar dengan kesadaran serta kemampuannya
mengamalkan ajaran agamanya.22
Secara garis besar bimbingan agam tentu bertujuan untuk
mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Akan tetapi,
apabila dirinci pokok-pokok dari tujuan bimbingan agama kurang lebih
seperti apa yang dikatakan oleh Samsul Munir Amin bahwa bimbingan
konseling dalam islam memiliki tujuan.23
a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan
kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai
(mutahamainnah), bersikap lapang dada (radhiah) dan mendapatkan
pencerahan taufik dan hidayah tuhannya (mardhiyah).
b. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan
tingkah laku yang dapat memberikan manfaat, baik pada diri sendiri,
lingkungan keluarga, lingkungan kerja, maupun lingkungan sosial dan
alam sekitarnya.
c. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleransi. kesetiakawanan, tolong
menolong, dan rasa kasih sayang.
d. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga
muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada
Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-nya. Serta ketabahan
men erima ujiannya.
22 M. Arifin, Pokok-pokok pikiran Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1979), hal. 29
23
Syamsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hal.
43
16
e. Untuk menghasilkan potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi itu
individu dapat melakukan tugasnya sebagai kholifah dengan baiuk dan
benar, ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup
dan dapat memberikan kemanfaatan dan kedselamatn bagi lingkungan
nya pada berbagai aspek kehidupan.
Adapun secara umum tujuan bimbingan adalah membantu individu
mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai
kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat. Tujuan secara khusus sebagai
berikut:
a. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah,
maksudnya pembimbing berusaha membantu mencegah jangan
sampai individu menghadapi atau menemui masalah. Dengan
kata lain membantu individu mencegah timbul masalah bagi
dirinya sendiri.
b. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi
dan kondisi.
c. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi
dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau
menjadi baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah
bagi dirinya dan orang lain.24
Dapat dipahami bahwa tujuan bimbingan agama dalam penelitian
ini yaitu membantu remaja untuk memahami potensi dan kemampuan
dirinya dalam mengatasi problem atau masalah yang dihadapi sehingga
dia mampu mengembangkan dan mengaktualisasikan diri serta
mengadaptasikan diri kembali dengan lingkungannya secara mandiri.
24 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,
2001), Cet ke2, h.36.
17
4. Fungsi Bimbingan Agama
Drs. M. Luthfi, MA menjelaskan: bimbingan mental mempunyai
lima fungsi yaitu sebgai pencegah, pemaham, perbaikan, pemeliharaan dan
pengembangan jiwa manusia agar menjadi manusia yang sempurna.25
Sedangkan, fungsi bimbingan menurut Syamsu Yusuf adalah sebagai
berikut:26
a. Pemahaman: yaitu membantu klien agar memiliki pemahaman
terhadap dirinya. (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
dan norma agama) berdasarkan pemahaman ini individu
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara
optimal.
b. Preventif: yaitu supaya pembimbing (konselor) untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegahnya.
c. Pengembangan: konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang
memfasilitasi perkembangan klien.
d. Perbaikan (penyembuhan): yaitu fungsi bimbingan yang
bersifat kuratif fungsi ini berkaitan erat dengan upaya
pemberian bantuan pada klien yang telah mengalami masalah.
e. Penyaluran: fungsi bimbingan dalam membantu individu-
individu memilih kegiatan, ekstrakulikuler, jurusan atau
program study.
f. Adaptasi: yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan
khususnya konselor untuk mengadaptasikan program
pendidikan terhadap minat kemampuan dan kebutuhan
individu.
25 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling), (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal.105-106.
26
Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2005), h.16.
18
g. Penyesuaian: fungsi bimbingan dalam membantu individu agar
dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif
terhadap dirinya dan lingkungannya.
5. Metode Bimbingan Agama
Metode berarti jalan yang harus dilalui. Metode sendiri berasal dari dua
kata yaitu meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan. Jadi metode
bimbingan agama adalah jalan atau cara yang dilalui oleh pembimbing unruk
menyampaikan materi-materi agama kepada terbimbing.
Ada beberapa metode yang dapat dilakukan dalam menyampaikan
bimbingan diantaranya yaitu.27
a. Metode Wawancara
Wawancara adalah suatu cara untuk memperoleh fakta-fakta kejiwaan
yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup
kejiwaan terbimbing pada saat tertentu yang memerlukan bantuan. Namun
demikian wawancara akan berjalan dengan baik apabila terpentingnya hal-hal
berikut.
1) Pembimbing harus bersikap kooperatif terhadap terbimbing.
2) Terbimbing harus dapat dipercaya oleh pembimbing sebagai pelindung.
3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi dan kondisi yang
memberikan perasaan damai dan aman serta santai.
4) Pembimbing harus dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tidak
menyinggung perasaan terbimbing.
5) Pembimbing harus dapat menunjukkan etika baiknya menolong
terbimbing mengatasi segala kesulitan yang sedang dihadapi.
6) Masalah yang dinyatakan oleh pembimbing harus benar-benar mengenai
sasaran yang ingin di ketahui. Pembimbing harus menghormati harkat dan
martabat pembimbing.
27 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT Golden
Terayon Press, 1994), hal-5
19
7) Pembimbing harus menyediakan waktu yang cukup terhadap
berlangsungnya berlangsungnya wawancara, serta bersikap sabar, tenang
dan konsisten.
8) Pembimbing harus dapat menyimpan rahasia pribadi terbimbing.
b. Metode Bimbingan Kelompok (group guidance)
Metode kelompok adalah suatu metode pengungkapan jiwa atau batin
pembinaannya melalui kegiatan kelompok, seperti ceramah, diskusi, seminar,
simposium atau dinamika kelompok. Metode ini menghendaki adanya
hubungan timbal balik antara terbimbing dan terbimbing maupun antar
sesama terbimbing.
c. Metode Mengarahkan (direktif)
Metode direktif adalah metode yang bersikap mengarahkan kepada
terbimbing untuk berusaha mengatasi kesulitan yang dihadapi. Pengarahan
yang diberikan kepada terbimbing yaitu dengan memberikan secara langsung
jawaban-jawaban terhadap permasalahan yang menjadi sebab kesulitan yang
dialami terbimbing.
d. Metode tidak mengarahkan (non-direktif)
Metode non-direktif yaitu metode yang memberikan kesempatan kepada
terbimbing untuk men gungkapkan segala permasalahan yang dihadapinya.
Pembimbing lebih bersikap tenang mendengarkan dan memperhatikan serat
mencatat poin-poin permasalahan yang disampaika terbimbing. Sehingga
akan muncul kesadaran pada terbimbing apa yang seharusnya dilakukannya.
e. Metode penganalisahan jiwa (psikoanalitis)
Metode ini berasal dari metode psiko-analisis Freud yang digunakan untuk
mengungkapkan segala tekanan perasaan yang sudah tidak lagi disadari.
Metode ini mengansumsikan bahwa perasaan-perasaan tertekan masa lalu
yang tidak terselesaikan akan menumpuk dan mengendap dalam lapisan jiwa
bawah sadar. Pada saat tertentu, perasaan tersebut akan muncul dalam
berbagai bentuk sepeerti mimpi atau bentuk kesalahan-kesalahan yang tidak
disadari. Oleh karenanya untuk mengatasinya diperlukan psikoanalitis atau
penganalisahan jiwa.
20
f. Metode sosiometri
Metode sosio metri yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui
kedudukan terbimbing dalam hubungan kelompok.
6. Materi Bimbingan Agama
Pokok-pokok materi bimbingan agama yaitu meliputi:28
a. Akidah
Dari segi akidah berarti ikatan atau pengikat. Sedangkan dalam arti
teknis akidah yaitu suatu yang mengikat (mempertalikan) antara jiwa mahluk
yang diciptakan dengan khalik yang menciptakan. Pokok akidah islam yaitu
meng Esakan Allah SWT, yaitu bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah
selain Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 73 yang
artinya :
Artinya: sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:
“bahwasannya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali
tidah ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa, jika mereka tidak berhenti dari
apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka
akan ditimpa siksaan yang pedih. (QS Al Maidah, 73)
Adapun ruang lingkup akidah yaitu:
1) Iman kepada Allah
2) Iman kepada Malaikat-Nya
3) Iman kepada Kitab-kitab-Nya
4) Iman kepada Rasul-rasul-Nya
5) Iman kepada Hari Akhir
6) Iman kepada Qadha dan Qadhar.
28 M. Bambang Pranowo, dkk, Materi Bimbingan dan Penyuluhan Bagi Penyuluh Agama Islam
Terampil, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), hal. 5-35
21
b. Syari‟ah
Syari‟ah dari segi bahasa berarti jalan, sedangkan secara istilah yaitu
sistem norma Ilahi atau peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia
dengan alam lainnya. Allah SWT berfirman dalam Surah Yusuf ayat 40 yang
artinya:
با مه سه ا أوزل ٱلله ءاباؤكم مه يتما أوتم أسماء سمه ۦ إله ه ما تعبذن مه دو ط
كهه أكثر ٱنىهاس إن ٱ ن يه ٱنقيم نك ٱنذ إيهاي ر ا إله أمر أله تعبذ ل يعهمن نحكم إله لله
Artinya: Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah dia Telah
memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang
lurus, tetapi banyak manusia yang tidak mengetahui. (QS Yusuf, 40)
Syari‟ah terdiri dari aspek:
1) Ibadah
Ibadah dalam arti luas adalah segala amalan untuk mendekatkan diri
kepada Allah yang dilakukan dengan niat mencari keridhoannya. Ibadah
diantaranya mencakup;
a. Tharah
b. Shalat
c. Zakat
d. Puasa
e. Haji
2) Muamalah meliputi:
a) Hukum Perdata (Al-qanunu „I Khas)
1) Muamalah (hukum niaga)
2) Munakahat (hukum nikah)
3) Warastah (hukum waris)
b) Hukun Publik (Al-qanunul „I „am) diantaranya yaitu;
1) Jinazah (hukum pidana)
2) Khalifah (hukum kenegaraan)
3) Jihad (hukum perang dan damai)
22
c. Akhlaq
Dari segi bahasa akhlak merupakan jamak dari khuluq yang berarti
buatan dan sangkut pautnya dengan kata khaliq (pencipta) dan
makhluk(yang diciptakan). Khuluk mengandung pengertian sifat yang
senantiasa nampak pada tingkah laku dan telah menjadi tabiat seseorang.
Sedangkan secara istilah akhlak adalah sifat, perangai, tingkah laku yang
berakar pada bathin seseorang yang melahirkan amal perbuatan yang
diselaraskan dengan tujuan manusia diciptakan oleh sang khaliq yaitu Allah
SWT. Akhlak terbagi menjadi dua, yakni:
1) Akhlak terhadap khalik (yang menciptakan yaitu Allah SWT), diantara
akhlak-akhlak terhadap Khalik yaitu:
a) Memuji Allah sebagai tanda bersyukur atas nikmat-Nya yang tiada
terhingga.
b) Meresapkan ke dalam jiwa kecintaan dan kasih sayang ilah kepada
hamba-Nya.
c) Mengakui kekuasaan-Nya yang mutlak dan tunggal yang menentukan
posisi manusia di dunia dan di akhirat.
d) Mengabdi hanya kepada Allah.
e) Memohon pertolongan hanya kepada Allah.
f) Memohon hidayah agar ditunjukkan kejalan yang lurus dan dihindarkan
dari jalan yang sesat.
2) Akhlak terhadap makhluk (yang diciptakan)
a) Akhlak terhadap manusia, yaitu meliputi:
1) Akhlak terhadap diri sendiri
2) Akhlak terhadap keluarga
3) Akhlak terhadap masyarakat
b) Akhlak terhadap makhluk lain bukan manusia, meliputi:
1) Akhlak terhadap tumbuh-tumbuhan (flora)
2) Akhlak terhadap hewan
23
7. Syarat-syarat Pembimbing Agama
Pembimbing adalah orang yang memberikan bimbingan.
Sedangkan terbimbing yaitu orang yang mendapatkan atau menjadi objek
bimbingan. Suatu bimbingan agama akan tercapai tujuannya apabila
bimbingan tersebut berjalan secara efektif, serta didukung oleh
pembimbing yang profesional. Sehingga dengan demikian apa yang
disampaikan oleh pembimbing bisa dipahami oleh terbimbing. Ketika
terbimbing memahami apa yang disampaikan pembimbing maka akan
mudah bagi terbimbing untuk menjalankan materi-materi bimbingan. Oleh
karenanya, dalam hal ini perlu adanya syarat-syarat bagi seorang
pembimbing agar proses bimbingan bisa berjalan sesuai dengan fungsi dan
tujuan bimbingan itu sendiri. Adapun syarat-syarat seorang pembimbing
diantaranya yaitu:29
a. Memiliki syifat baik, setidak-tidaknya setidak-tidaknya sesuai ukuran
siterbantu.
b. Bertawakal berseri (yang memberi kesan akan kebersihan jiwanya)
c. Sabar, utamanya tahan menghadapi siterbantu yang menetang
keinginan untuk diberikan bantuan.
d. Tidak emosional, artinya idak mudah terbawa emosi dan dapat
mengatasi emosi diri siteerbantu.
e. Retorika yang baik, mengatasi keraguan siterbantu dan dapat
meyakinkan bahwa ia dapat memberikan bantuan.
f. Dapat membedakan tingkah laku klien yang berimplikasikan terhadap
hukum wajib, sunah, mubah, makruh, haram terhadap perlunya taubat
atau tidak.
Disamping syarat-syarat yang tersebut diatas, penting juga bagi
seorang pembimbing yaitu mengetahui dan memahami materi bimbingan
yang akan disampaikan sebelum ia melakukan bimbingan. Karena, dengan
demikian pembimbing akan mampu memberikan solusi-solusi yang tepat
bagi terbimbing.
29 Elfi Mu‟awanah dan Rifa Hidayah, Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Bumi Aksara, 20090, hal. 145
24
Keberadaan pembimbing sangatlah penting, oleh karena sangat
wajar apabila seseorang pembimbing harus memenuhi kriteria-kriteria
tertentu yang relevan terhadap kebutuhan efektivitas suatu bimbingan.
Seorang ahli didik dari mesir bernama Zaman Khilafat Fatimiyyah Al
Qaga Syandy juga pernah menetapkan syarat mental-psikologis bagi
pembimbing, yaitu:30
a. Dia harus memiliki bentuk jasmaniah yang bagus
b. Berwajah berseri (yang memberi kesan akan kebersihan jiwanya)
c. Dahi mukanya lebar (yang menandakan akan kecerdasam)
d. Berdahi terbuka, tidak tertutup oleh rambut palanya (tanda sebagai
orang yang terpelajar atau terdidik)
e. Berfikir sehat, tajam dan memahami permasalahan, berwatak
ksatria, jelas ucapan-ucapannya (yang mudah difahami artinya oleh
orang lain), dan bila berbicara arti ucapannya terlebih dahulu
disadari dalam jiwanya, beradap hatinya, bersikap adil,
bertasammuh (luas dada), kata-kata yang diucapkan selalu dipilih
yang baik-baik, menjauhi ucapan/kata-kata yang kabur/tidak jelas
artinya.
8. Sasaran Bimbingan Agama
Sasaran bimbingan agama adalah orang atau sekelompok orang
yang menjadi objek bimbingan dalam kegiatan bimbingan objek
bimbingan sering disebut sebagai terbimbing. Secara umum objek
bimbingan adalah masyarakat luas tanpa ada batasan. Akan tetapi agar
bimbingan bisa berjalan secara efektif maka perlu adanya pengkategorian
objek bimbingan atau sasaran bimbingan. Secara umum/objek bimbingan
agama terdiri menjadi dua yaitu:31
30 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT Golden
Terayon Press, 1994), hal. 31
31 M. Bambang Pranowo, dkk, Pedoman Pembentukkan kelompok Sasaran Penyuluhan
Agama Islam, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2002), hal. 10-19
25
a. Umum, yaitu sasaran bimbingan yang mencangkup masyarakat umum
tanpa ada pengkategorian apapun, sasaran ini memiliki ciri-ciri:
1) Terbimbing tidak terdaftar dan selalu berubah-ubah jumlah
individu yang hadir. Tidak ada struktur organisasinya.
2) Tidak terjadwal dan bersifat sementara.
b. Khusus, yaitu sasaran bimbingan yang ditujukan untuk kelompok
tertentu. Ciri-cirinya yaitu:
1) Memiliki program bimbingan yang terarah dan sistematis.
2) Terorganisasi walaupun sederhana.
3) Bimbingan bersifat terus-menerus dalam jangka waktu yang lam.
B. Ruang Lingkup Perilaku Remaja
1. Pengertian Perilaku
Ada beragam definisi prilaku yang diungkapkan berbagai sumber
diantaranya adalah sebagai berikut:
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (2018) prilaku adalah
tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.
Menurut J. P Chaplin (2008) memberi pengertian dalam dua arti.
pertama, prilaku dalam arti luas didefinikasikan sebagai segala sesuatu
yang dilakukan atau dialami seseorang. Pengertian kedua, prilaku
didefinikasikan dalam arti sempit yaitu segala sesuatu yang mencangkup
reaksi yang dapat diamati.
Menurut John Watson, prilaku yang terbentuk merupakan hasil
pengambisian. Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon
yang membentuk rangkaian kompleks prilaku. Rangkaian kompleks
meliputi pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi, dan pembelajaran. Teori
prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu prilaku tertentu dapat
membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang.
26
Menurut Skinner, merumuskan bahwa prilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh
karena prilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori
Skinner disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon.32
2. Pengertian Remaja
Istilah adolescere atau dewasa remaja berasal dari kata latin yaitu
adolescere yang berarti remaja, yang tumbuh menjadi. Masa remaja tidak
berbeda dengan priode-priode lain dalam rentan kehidupan. Awal masa
remaja berlangsung kira-kira berumur 13-18 tahun, yaitu usia matang
menurut hukum. Pada masa remaja itu dalam arti yang lebih luas yairu
mencangkup kematangan mental atau emosional, sosial dan fisik.
Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget. Sedangkan dalam Kamus prilaku
Chaplin, Adolescense (adolesensia, keremajaan, masa remaja merupakan
priode antara pubertas dan kedewasaan) usia yang diperkirakan antara 12-
21 tahun untuk anak gadis dan 13-22 tahun bagi anak laki-laki.
Masa remaja termasuk masa yang sangat menetukan, karena pada
masa ini anak-anak mengalami perubahan fisik dan juga psikisnya.
Terjadinya perubahan ini menimbulkan kebingungan dikalangan remaja,
karena mereka mengalami gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga
mudah mwnyimpang dari aturan-aturan dan norma-norma sosial yang
berlaku dimasyarakat.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku Remaja
Menurut teori belajar sosial Albert Bandura, perbuatan melihat saja
menggunakan gambaran kognitif dari tindakan secara rinci dasar kognitif
dalam proses belajar dapat diringkas dalam 4 tahapan, yaitu: perhatian atau
atensi, mengingat atau retensi, reproduksi gerak, dan motivasi.33
32 Soekidjo Notoatmodjo, pendidikan dan prilaku kesehatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
33
Mohamaad Asrori, Psikologi Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009),h.24
27
a. Atensi
Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat
mempelajarinya. Subjek memberi perhatian tertuju kepada nilai.
Contohnya, seorang pemain musik yang tidak percaya diri mungkin
Meniru tingkah laku pemain musik terkenal sehingga tidak menunjukkan
gayanya sendiri. Bandura & Walters dalam buku mereka “sosial learning
& personality development” menekankan bahwa hanya dengan
memperhatikan orang lain pembelajaran dapat dipelajari.
b. Retensi
Subjek yang memperhatikan harus merekam pristiwa itu dalam
sistem ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan peristiwa itu kelak
bila diperlukan atau diingini. Kemampuan untuk menyimpan informasi
juga merupakanj baguian penting dari proses belajar.
c. Reproduksi Gerak
Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkah laku, subjek
juga dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkanapa yang
disimpan dalam bentuk tingkah laku. Contohnya, mengendarai mobil,
bermain tenis. Jadi setelah subjek memperhatikan model dan menyimpan
informasi, sekarang saatnya benar-benar melakukan prilaku yang
diamatinya. Praktek lebih lanjt dari prilaku yang dipelajari mengarah pada
kemajuan perbaikan dan keterampilan.
d. Motivasi
Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia
adalah penggerak individu untuk harus melakukan sesuatu, jadi subjek
harus termotivasi untuk meniru prilaku yang telah dimodelkan.34
34 Regina Yanto, dkk Imitation: A Developmental Persevective, (New Jereysey: Lawrence Erlbaum
Associates Publishers, 1978), hal, 32-35
28
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. . Pendekatan dan Desain Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat pengaruh bimbingan agama
terhadap perilaku remaja di majelis ta‟lim Annajmuts Tsaqib Kota Tangerang
Selatan, sehingga dalam penelitian digunakan pendekatan kuantitatif. Pada
pendekatan kuantitatif kegiatan analisis datanya meliputi pengolahan data dan
penyajian data, melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data, dan
melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik.34
Proses penelitian bersifat deduktif, kemudian teori tersebut diverifikasi
untuk menguji kebenaran teori. Untuk dapat menguji teori, maka teori diturunkan
dalam bentuk hipotesis. Hipotesis dapat memudahkan dalam memahami kerangka
berfikir dari sebuah teori.35
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian inferensial yaitu serangkaian tekhnik yang digunakan untuk
mengkaji, menaksir, dan pengambil kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh
dari sample untuk menggambarkan karakteristik suatu populasi.36
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah survei.
Penelitian survei adalah metode penyelidikan tentang perulangan kejadian,
peristiwa, atau masalah dalam berbagai situasi dan lingkungan yang dilakukan
untuk memperoleh keterangan – keterangan faktual guna mendapatkan informasi
tentang variabel dengan menggunakan instrument, seperti kuisioner, wawancara
dan observasi.37
34 Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, h.205-206
35 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2011), hal.45. 36
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, h.2. 37
Andi Prastowo, Memahami Metode – Metode Penelitian (jogjakarta: AR-RUZZ Media,
2011), hal. 177.
29
B. Ruang Lingkup Penelitian
1.Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok yang dapat memberikan
informasi, yaitu remaja majelis ta‟lim Annajmuts Tsaqib Kota Tangerang Selatan.
Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah “ Pengaruh bimbingan akhlak
terhadap perilaku remaja.”
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2018 sampai bulan Agustus
2018. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan yaitu di majelis ta‟lim Annajmuts
Tsaqib. Beralamatkan di jalan Suka Makmur Ciputat Kota Tangerang Selatan.
Alasan memilih lokasi didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :
a. Lokasi penelitian cukup stategis, mudah dijangkau, dan hemat biaya.
b. Penelitian mudah mengakses data yang dibutuhkan .
c. Banyak ditemukan remaja yang kurang baik akhlak dan perilakunya
diluar.
d. Status ekonomi remaja di majelis ta‟lim An- Najmuts Tsaqib rata – rata
menengah kebawah.
e. Ketertarikan peneliti terhadap perilaku remaja di majelis ta‟lim An-
Najmuts Tsaqib.
C. Metode Penentuan Sampel
Populasi penelitian merupakan kelompok subjek yang hendak dikenai
generalisasi dari hasil penelitian. Sebagai populasi kelompok subjek ini harus
memiliki karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek
lainnya. Karakteristik yang dimaksud tidak terbatas hanya lokasi, tetapi bisa
30
terdiri dari karakteristik individunya. 38
Adapun populasi yang diteliti ialah
remaja majelis ta‟lim Annajmuts Tsaqib yang berjumlah 200 orang.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang harus memiliki ciri-
ciri yang dimiliki oleh populasinya.39
Penelitian ini menggunakan purposive
sampling yaitu penarikan sample yang ditetapkan berdasarkan karakteristik atas
elemen populasi dan target yang disesuaikan dengan tujuan masalah penelitian.40
Dalam penelitian ini, tehnik pengambilan sample menggunakan rumus
slovin yaitu sebagai berikut41
Dimana :
n= Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
= Presesi yang ditetapka
Jumlah Remaja di Majelis Ta‟lim Annajmuts Tsaqib yaitu
200. Berdasarkan rumus di atas , jumlah sampel yang diperoleh
untuk penelitian ini dengan nilai presisi yang ditetapkan sebesar
5% berarti memiliki tingkat akurasi 95% adalah sebagai berikut:
( ) = 30
Maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah menjadi 30 orang. Sampel
yang akan diambil dari populasi menggunakan teknik purposive sampling yaitu
penarikan sample yang ditetapkan berdasarkan karakteristik atas elemen populasi
dan target yang disesuaikan dengan tujuan masalah penelitian.42
38 Masri Mansoer dan Elin Driana, Statistik Sosial (Jakarta: Ushul Press, 2009), h.23.
39 Masri Mansoer dan Elin Driana, Statistik Sosial (Jakarta: Ushul Press, 2009), h.24.
40 Masri Mansoer dan Elin Driana, Statistik Sosial (Jakarta: Ushul Press, 2009), h.35.
41 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif : Teori
dan Aplikasinya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006) h.137. 42
Masri Mansoer dan Elin Driana, Statistik Sosial, h.35
31
D. Model Penelitian
Model penelitian merupakan gambaran sederhana tentang hubungan
diantara variabel Prasetyo dan Jannah (2008:75). Dalam penelitian ini terdapat 2
variabel yang akan diteliti yaitu Bimbingan Agama variabel (X), Perilaku remaja
variabel (Y).
Untuk variabel X sebagai variabel independen merupakan variabel yang
ada atau terjadi mendahului variabel terikatnya. Keberadaan variabel ini dalam
penelitian kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau
topik penelitian. Untuk variabel Y sebagai variabel intervening (Antara) adalah
variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diamati dan diukur Tuckman (2007).
Model penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2010)
Gambar 3.1 Model Penelitian
Keterangan:
Bimbingan Agama (X) secara simultan mempengaruhi Perilaku Remaja (Y)
E. Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan
penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan
sistematis. Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam
perencanaan dan pelaksaan penelitian, mulai tahap persiapan sampai tahap
penyusunan laporan Moh. Nazir (2008:84).
Berdasakan rumusan tujuan sebelumnya, metode penelitian yang
digunakan penulis adalah metode deskriptif, yaitu yang mengungkapkan
gambaran masalah yang terjadi pada saat penelitian ini berlangsung. Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu
H3Y
Perilaku Remaja
(Y) Bimbingan
Agama (X)
32
objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang.
Sumber: Sugiyono (2010)
Gambar 3.2 Desain Penelitian
F. Definisi Operasional Variabel
Dalam melakukan operasional variabel dalam penelitian ini, peneliti
melakukan beberapa definisi operasional dari variabel-variabel diantaranya:
a. Rasyidan, mendefinisikan bimbingan dan penyuluhan agama sebagaimana
dikutip oleh imam sayuti farid dalam bukunya yang berjudul pokok-pokok
bahasan tentang bimbingan dan penyuluhan agama sebgai teknik dakwah
adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu atau kelompok
masyarakat, dengan tujuan untuk memfungsikan seoptimal mungkin nilai-
nilai keagamaan dalam kebulatan pribadi atau tatanan masyarakat sehingga
dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan masyarakat.43
43 Imam Sayuti Farid, Pokok-pokok Bahasan tentang Bimbingan Penyuluhan Agama
sebagai Teknik Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 2007), hal.25.
Fakta Teori Rumusan
Masalah
Rumusan
Hipotesa Populasi Pengembangan
Instrumen
Sampel Pengumpulan
Data
Pengujian
Instrumen
Analisis
Data
Kesimpulan
dan Saran
33
b. Menurut Skinner, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau
reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. remaja
berasal dari kata latin yaitu adolescere yang berarti remaja, yang tumbuh
menjadi.
Variabel Teori Definisi Operasional Dimensi Indikator
Bimbingan
Agama
(X1)
Djumhur dan Moh. Surya,
bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan yang terus
menerus dan sistematis kepada
individu dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya,
agar tercapai kemampuan
untuk memahami dirinya (self
understanding), kemampuan
untuk menerima dirinya (self
acceptance), kemampuan
untuk mengarahkan dirinya
(self direction), dan
kemampuan untuk
merealisasikan dirinya (self
realization) sesuai dengan
potensi atau kemampuannya
dalam mencapai penyesuaian
Bimbingan agama
merupakan sebuah
proses pemberian
bantuan yang berupa
bimbingan keagamaan
(Kognitif)
2.
(Afektif)
3.
(Psikomotori
k)
34
Tabel. 3.2 Operasional Variabel Penelitian
G. Sumber dan Cara Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini pada dasarnya
merupakan data primer dan data sekunder.
a. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan langsung
dari objek penelitian seperti observasi dan wawancara.
b. Data sekunder yang berasal dari dokumen atau arsip yang dimiliki oleh
pihak pengelola Lembaga Majelis Ta‟lim Annajmuts Tsaqib seperti
buku-buku, laporan atau referensi yang tersedia di instansi terkait
maupun dari luar instansi.
diri dengan lingkungan, baik
keluarga, sekolah, maupun
masyarakat
Perilaku
Remaja
(Y)
Menurut Skinner, merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari
luar. remaja berasal dari kata latin
yaitu adolescere yang berarti
remaja, yang tumbuh menjadi.
perilaku adalah
tanggapan atau reaksi
individu terhadap
rangsangan atau
lingkungan.
perhatian/ate
nsi,
mengingat/re
tensi,
reproduksi
gerak, dan
motivasi
35
2. Cara Pengumpulan Data/Informasi
Cara pengumpulan data/informasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data
dengan menggunakan dokumen atau catatan tertulis dari pihak pengelola
maupun dari literature yang berkaitan dengan pola yang akan dibahas.
Menurut pendapat Arikunto “Mencari data mengenai hal-hal atau variable
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda dan lain sebagainya”. Sedangkan metode interview
merupakan metode pengumpulan data dengan cara wawancara atau proses
tanya jawab langsung kepada pihak Lembaga Majelis Ta‟lim Annajmuts
Tsaqib yang di gunakan untuk melengkapi data.
Untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan dalam
penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan ( Library Research )
Untuk mendapatkan data sekunder penulis melakukan dengan
cara menelaah terhadap literatur berupa buku-buku kuliah dan data
yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, yang sudah diolah oleh
pihak lain biasanya dalam bentuk publikasi serta bahan-bahan yang
berhubungan dengan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Studi Lapangan (Field Research)
1) Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap instansi
yang akan dijadikan sebagai objek dalam penelitian. Teknik
observasi adalah sebagai pengumpulan data yang mempunyai ciri
yang lebih spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,
seperti wawancara dan kuesioner.44
Dalam penelitian ini Penulis
melakukan pengamatan langsung terhadap Lembaga Majelis
44
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
dan D. Bandung: Alfabeta.
36
Ta‟lim Annajmuts Tsaqib Kota Tangerang Selatan. Untuk
mengetahui lebih jelas kondisi yang terjadi di lokasi tersebut.
2) Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.45
Dalam penelitian ini Penulis
membagikan kuesioner berupa daftar pertanyaan yang diberikan
kepada responden guna untuk diisi sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Pertanyaan yang di berikan adalah sesuai dengan
masalah yang akan diteliti dengan cara memilih jawaban yang telah
disediakan.
Untuk mendukung proses pengumpulan data teknik yang
digunakan penulis untuk dengan mengklasifikasikan nilai dari
masing-masing variabel dengan menggunakan teknis pembuatan
skala Likert sebagai berikut:
Tabel 3.3 Skala Nilai Alternatif Jawaban Kuesioner
Alternatif Jawaban Skala Nilai
Sangat setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
3) Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila penelitian mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Dalam penelitian ini Penulis melakukan tanya jawab
dengan Pembina Majelis Ta‟lim dan Pengurus beserta Jama‟ah
Majelis Ta‟lim Annajmuts Tsaqib.
45 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
dan D. Bandung: Alfabeta.
37
4) Dokumentasi
Menurut Sugiyono yaitu “Dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu”. Dokumen bisa berupa tulisan,
gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.46
Metode ini
digunakan untuk memperoleh data tentang penilaian serta prosedur
kerja pada Lembaga Majelis Ta‟lim Annajmuts Tsaqib.
H. Teknik Penentuan Data
Teknik Penentuan Data dalam penelitian ini dilakukan dengan
beberapa metode, diantaranya:
a. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan
secara langsung guna memperoleh data yang akurat dan erat kaitannya
dengan penelitian ini, data dapat diperoleh dari:
1. Wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya
langsung. Kumar, (2004: 36).
2. Observasi, yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau
gejala-gejala dalam objek penelitian.47
3. Angket (Quesionnaire), yaitu pengumpulan data dilakukan melalui
daftar pertanyaan yang disiapkan untuk tiap responden yang berada di
Majelis Ta‟lim Annajmuts Tsaqib.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu dimana data diperoleh
dengan cara membaca literatur-literatur, bahan-bahan referensi, bahan
kuliah, dan hasil penelitian yang lain yang berhubungan dengan objek
yang diteliti. Hal ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan tambahan
pengetahuan mengenai masalah yang sedang dibahasnya.
46
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
dan D. Bandung: Alfabeta. 47
Nawawi, H. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jogyakarta: Gajah Mada
University.
38
I. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
1. Rancangan Analisis
Rancangan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif dan analisis inferential dengan regresi linier. Regresi
linier digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen. Regresi linier dipilih karena penelitian hanya untuk
mencari kecenderungan dari variabel independen terhadap variabel
dependen. Pemilihan variabel yang berpengaruh dapat digunakan dengan
menggunakan variabel lain yang memiliki nilai sig-t yang melebihi 0,05.
Metode analisis pendukung yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Pengelolaan dan pengolahan data menggunakan program Statistical
Pakage for Social Science (SPSS) versi 21.0, selain itu juga digunakan
Sofwere Microsoft Exel sebagai Sofwere pembantu dalam mengkonversi
data dalam bentuk buku yang disediakan oleh sumber kedalam bentuk
yang lebih representif untuk digunakan pada sofwere utama dengan tujuan
untuk meminimalkan dengan pencatatan manual.
a. Statistik Deskriptif
Menurut Sugiono Analisis deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendepkripsikan atau
menggambarkan data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.48
b. Statistik Inferensial
Menurut Sugiono (2010) Statistik inferensial adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan
untuk populasi. Statistik ini digunakan apabila sampel diambil dari
populasi yang jelas. Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena
kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu
kebenarannya bersifat peluang (probability).
48 Sugiono dan Wibowo . 2002. Statistik Penelitian, Edisi Pertama. Bandung: Alfabeta.
39
Sebuah kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk
populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan)
yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Bila kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang
kesalahan 1% maka taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan
kepercayaan ini disebut taraf signifikan. Pengujian taraf signifikansi dari
hasil suatu analisis akan lebih praktis bila didasarkan pada tabel sesuai
dengan teknik analisis yang digunakan. Misalnya uji-t akan digunakan
tabel t, uji-F akan digunakan tabel F. pada setiap tabel sudah disediakan
untuk taraf signifikansi beberapa persen, suatu analisis dapat
digeneralisasikan.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Validitas
Validitas merupakan derajat kesesuaian atau keabsahan antara
objek dan alat ukur dengan objek yang diobservasi. Suatu instrument yang
valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang
kurang valid berarti memiliki kualitas rendah.
“Validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan
terhadap isi (content) dari suatu instrument, dengan tujuan untuk
mengukur ketepatan instrument yang digunakan dalam suatu penelitian”.49
Uji validitas yang akan digunakan ialah uji validitas empiris, yaitu dengan
cara analisis statistik dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari
setiap butir item dengan jumlah skor seluruh item. Pada penelitian ini uji
validitas untuk variabel: Bimbingan Agama (X), Perilaku Remaja (Y).
49
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
dan D. Bandung: Alfabeta.
40
Tujuan uji validitas adalah mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu instrument pengukuran dalam melakukan fungsi
ukurnya. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas kuesioner yang
diberikan kepada responden adalah korelasi yang dikemukakan oleh
pearson, yang dikenal dengan rumus product moment sebagai berikut:
rxy ( )( )
√ ( ) ( ) ] ( ) ( ) ]
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑XY = Jumlah perkalian antara variabel X dan variabel Y
∑X2 = Jumlah kuadrat nilai X
∑Y2 = Jumlah kuadrat nilai Y
(∑X)2 = Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan
(∑y)2 = Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan
Tabel 4. Blue Print Sebelum diuji
NO Variabel indikator Butir positif Butir
Negatif
Jumlah
1 Bimbingan
Agama
Kognitif 1,2,3,4,5,6,7 7
afektif 8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,20 19,21,22 15
Psikomotorik 21,22,23,24,25,27,28,29,30,31,34,35 26,32,33 13
Jumlah 35
NO Variabel indikator Butir positif Butir
Negatif
Jumlah
2 Perilaku
Remaja
Kepribadian 34,36,37,38,39,40,41,42,44,46,47,
48,49
35,43,45,50 18
Ibadah 52,53,54,55,57,58,59,61,62,63 56,60 12
Akhlak 64,65,66,67,68,69 70 7
Jumlah 37
41
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur kehendak,
ketetapan atau keajekan atau konsistensi suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan handal jika jawaban responden terhadap butir-butir pertanyaan
dalam kuesioner adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.50
Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan
(konsisten) dari suatu instrument. Pengujian ini dimaksudkan untuk
menunjukan hasil sejauh mana pengukuran dapat dipercaya. Hasil
pengukuran dapat dipercaya atau reliabilitas hanya beberapakali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh
hasil relative sama.
Pada penelitian ini reliabilitas dicari dengan menggunakan rumus
alpha atau Cronbach Alpha (α) dikarenakan instrument pertanyaan
kuesioner yang dipakai merupakan rentangan antara beberapa nilai hal ini
menggunakan skala rating 1 sampai dengan 5. Adapun untuk menghitung
reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan
komputerisasi program SPSS versi 21 for windows.
Uji reliabilitas dianalisis dengan menggunakan rumus Cronbach
Alpha sebab skor angket bukan 1 dan 0 melainkan dengan ordinal skor
nilai 1-5. Metode ini diusulkan oleh Cronbach Alpha, sehingga bisa juga
disebut penguji koefisien reliabilitas Cronbach Alpha Ruseffendi,
(2005:160).
50
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Mulitivarate Dengan Program IBM SPSS,
Edisi Kelima. Semarang: Univ. Diponegoro.
42
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
]
]
Keterangan:
r : Koefisien reliabilitas instrumen
k : Jumlah butir pertanyaan
Σ i² : Jumlah varian butir
t² : Jumlah varian total
Kriteria koefisien reliabilitas menurut Ruseffendi, (2005:160)
adalah sebagai berikut:
Tabel. 3.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Nilai Keterangan
r < 0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
0,40 ≤ r < 0,70 Sedang
0,70 ≤ r < 0,90 Tinggi
0,90 ≤ r < ,00 Sangat Tinggi
Sumber: Ruseffendi (2005:160)
3. Pengujian data penelitian (Uji Asumsi Klasik)
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ketepatan data.
Menurut Singgih Santoso (2009:342) mengemukakan bahwa “Sebuah
regresi akan digunakan untuk melakukan peramalan sebuah model yang
baik adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin.
Olek karena itu, sebuah model sebelum digunakan seharusnya memenuhi
beberapa asumsi, yang biasa disebut asumsi klasik”. Dalam penelitian ini
asumsi klasik yang digunakan adalah Uji Normalitas, Uji Homogenitas
43
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali mengemukakan
bahwa, “Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau
medekati normal.51
Jadi uji normalitas buka dilakukan pada masing-
masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Suatu data dikatakan
mengikuti distribusi normal dilihat dari penyebaran data pada sumbu
diagonal dan grafik”. Unuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak maka dengan cara melihat probability plot yang
membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal. Normalitas
dapat dideteksi dengan melihat penyebaran pada titik sumbu diagonal pada
grafik. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika penyebaran disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal. Maka model regresi memenuhi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
normalitas.
Menurut Ghozali “pengujian normalitas juga dapat dilakukan
dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test, jika tingkat
signifikan probabilitas > 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal”.
b. Uji Homogenitas
Menurut Duwi Priyatno (2017:101) uji homogenitas digunakan
untuk mengetahui varian populasi data apakah antara dua kelompok atau
lebih data memiliki varian yang sama atau berbeda. Uji ini sebagai
prasyarat dalam uji hepotesis yaitu independent samples T Test dan One
Way ANOVA
51
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Mulitivarate Dengan Program IBM SPSS,
Edisi Kelima. Semarang: Univ. Diponegoro.
44
Kriteeria pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi lebih
dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok
data adalah sama.
4. Analisis Regresi Linear Sederhana
Uji regresi dilakukan jika terdapat data dari dua variabel riset yang
sudah diketahui yang mana variabel bebas X yang mana variabel terikat Y
sedangkan nilai-nilai Y lain dapat dihitung atau diprediksi berdasarkan
suatu nilai X tertentu.52
Rumus :
Y = a + bX
Dimana :
Y : Variabel tidak bebas (perilaku remaja)
X : Variabel bebas (Bimbingan akhlak)
a : konstan atau harga Y bila X=0
b : koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi
penurunan.
a. Uji Parsial (Uji t)
Hubungan variabel independen secara persial dengan variabel
dependen akan di uji dengan uji t (menguji signifikan korelasi product
moment) dengan membandingkan ttabel denga thitung. Adapun rumus yang
digunakan menurut Sugiyono (2012:184) dalam menguji hipotesis (Uji t)
penelitian ini sebagai berikut:
52 Rachmat Kriyantono, Teknik Pratis Riset Komunikasi, h.180
45
Sumber: Sugiyono, (2012:184)
Keterangan:
t = Probabilitas
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Sampel
2 = Jumlah Variabel Independen
Dengan menggunakan rumus diatas, dapat ditarik kesimpulan dari
hipotesis untuk hasil perhitungan statistik uji t (thitung) dibandingkan
dengan (ttabel) dengan tingkat signifikan 0,05 (5%) dan derajat bebas df =
n-k (jumlah responden dikurangi jumlah variabel bebas).
Berikut adalah kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis H0
adalah sebagai berikut:
1) Jika thitung > ttabel pada α = 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima
(berpengaruh).
2) Jika thitung < ttabel pada α = 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak
(tidak berpengaruh).
Kesimpulan mengenai diterima tidaknya hipotesis setelah
dibandingkan antara thitung dan ttabel dengan hipotesis sebagai berikut:
1) Bimbingan Agama (X1) terhadap Perilaku Remaja (Y)
H0 : ρ1 = 0 Bimbingan Agama tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perilaku remaja.
H1 : ρ1 ≠ 0 Bimbingan Agama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perilaku remaja.
5. Koefisien Determinasi (KD)
Menurut Imam Ghozali (2009;350) “Koefisien deteminasi pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan sebuah model dalam
menerangkan variasi variabel dependen”. Nilai Koefisien Determinasi
adalah antara nol dan satu, nilai R2 yang kecil berarti variasi variabel
dependen yang terbatas dan nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-
variabel independen sudah dapat memberi semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
t = dan t =
46
menunjukan seberapa besar persentase keragaman yang dapat
dijelaskan oleh keragaman X atau dengan kata lain seberapa besar X dapat
memberikan konstribusi terhadap Y”.
Berdasarkan keterangan diatas, maka koefisien determinasi
merupakan bagian dari keragaman total variabel terikat yang dapat
diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas dihitung dengan koefisien
determinasi dengan asumsi dasar faktor-faktor lain diluar variabel
dianggap konstan.
Koefisen determinasi (KD) merupakan besaran nol negative,
besarnya nilai koefisen determinasi adalah antara 0 – 1. KD bernilai 0
(nol) berarti tidak ada hubungan antara X (bebas) dengan variabel Y
(terikat), sebaliknya nilai KD 1 (satu) berarti suatu kecocokan yang
sempurna dari ketepatan perkiraan model.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh/hubungan Bimbingan
Agama (variabel X), Terhadap Perilaku Remaja (variabel Y) pada Majelis
Ta‟lim Annajmuts Tsaqib. Berikut ini adalah rumus koefisien determinasi,
sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2010:231) Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien korelasi antara X dan Y
100% = Perkalian yang dipersentasekan
KD = r2 x 100%
47
BAB IV
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Profil Kota Tangerang Selatan
1. Kondisi Geografis
Kota Tangerang Selatan memiliki luas wilayah 14.719 ha yang
terdiri dari 7 kecamatan, 49 kelurahan dan 5 desa. Kota Tangerang Selatan
sebagai salah satu Kota/Kabupaten dilingkungan Pemerintah Provinsi
Banten, berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi
Jawa Barat. Dengan letak daerah yang begitu strategis, Kota Tangerang
Selatan menjadi kota yang cepat berkembang dan mampu bersaing dengan
kota atau kabupaten lainnya di Indonesia.
Tabel 2.1
Potensi Fisik Dasar Kota Tangerang Selatan
No. Potensi Fisik Dasar Keterangan
1 Luas Wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha
2 Letak Geografis 10638‟ - 10647‟ BT dan 0613‟30”-
0622‟30” LS
3 Batas Wilayah
- Sebelah Utara Kota Tangerang dan Provinsi DKI Jakarta
- Sebelah Timur Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok
- Sebelah Selatan Kota Depok dan Kabupaten Bogor
- Sebelah Barat Kabupaten Tangerang
4 Wilayah Pemerintahan
- Kecamatan 7 Kecamatan
- Kelurahan 49 Kelurahan
- Desa 5 Desa
Sumber: - Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008
- Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk
Penyusunan RT RW Kota Tangerang Selatan (2008)
48
2. Kondisi Sosial Masyarakat
Penduduk Kota Tangerang Selatan 90,14% beragama Islam,
5,25%, beragama Kristen Protestan, Katolik sebesar 3,36%, Hindu sebesar
0,26%, Budha sebesar 0,92%, Konghucu sebesar 0,03%, penganut
kepercayaan 0,001% dan selainnya 0,03%. Sedangkan jumlah penduduk
Kota Tangerang Selatan belum kawin sebesar 50,69%, kawin 46,56%, cerai
hidup 0,66% dan cerai mati 2,09%.
Tabel 2.20
Jumlah Penduduk Per Agama
No. Keterangan Jumlah* Persentase
1 Islam 935.364 90,14%
2 Kristen 54.518 5,25%
3 Katholik 34.867 3,36%
4 Hindu 2.675 0,26%
5 Budha 9.582 0,92%
6 Konghucu 329 0,03%
7 Penganut Kepercayaan 12 0,001%
8 Lainnya 318 0,03%
T O T A L 1.037.665 100%
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan,
2010
Ket: *) Berdasarkan pencatatan dokumen kependudukan (Oktober, 2010)
B. Profil Majelis Ta’lim Annajmuts Tsaqib
1. Sejarah Singkat Majelis Ta‟lim Annajmuts Tsaqib
Majelis annajmuts tsaqib adalah majelis sholawat yang dimana di
dalamnya membaca riwayat dan sejarah rasullah saw, agar bisa meneladani
akhlak baginda nabi Muhammad saw. Majelis ini berdiri pada tanggal 27 Juli
2007, pertama kali majelis ini di bentuk di daerah kampung dukuh pasar rebo
Jakarta timur.
Dari sanalah majelis berdiri yang bertujuan mengajak umat islam
untuk cinta kepada rasulullah dan gemar untuk membaca sholawat khusunya
49
kepada kalangan generasi muda supaya bisa mengenal rasulullah dan para
aulia allah swt.
Dan majelis ini mulai masuk di kota tangerang selatan pada awal bulan
febuari 2012 yang bertempat di serua indah ciputat musholah nurul iman.
Berawal dari jamaah 20 orang dan sekarang sudah ratusan Yang dulunya
majelis ini bernama majlis akhlaqul karimah dan berganti menjadi annajmuts
tsaqib pada tanggal 3 maret 2016.
Majelis ini berlambangkan bunga mawar yang mengartikan kepada
sulthonul aulia tuan syekh abdul qodir aljailany, beliau adalah ulama besar
yang berasal dari kota Baghdad. Yang mana arti nama annajmuts tsaqib di
ambil dari al-qur‟an yang artinya bintang yang cahayanya tembus.
Majelis annajmuts tsaqib di pimpin oleh alhabib taufik rahman azwin
bin Muhammad boftem yang biasa di kenal dengan habib taufik bin
Muhammad boftem, beliau kelahiran Jakarta,18 maret 1989. Ayah beliau
bernama Muhammad bin shaleh boftem dan ibu beliau bernama siti fatmah.54
2. Kegiatan Majelis Ta‟lim Majelis Ta‟lim Annajmuts Tsaqib
Kegiatan Majelis Ta‟lim Annajmuts Tsaqib antara lain : pengajian
rutin seminggu dua kali yang diadakan setiap hari selasa malam rabu dan hari
jum‟at malam sabtu pada pukul 20:00 – 23:00 wib. Adapun selain dari
kegiatan itu dimajelis ta‟lim ini pun diadakan bimbingan agama bersama
habib langsung setelah selesai pengajian, kegiatan ziarah kubur atau
silaturahim kebeberapa ulama. Dan setiap bulannya majelis ta‟lim ini
mengadakan acara Tabligh Akbar sekaligus bakti sosial untuk para yatim dan
dhuafa.
54 Wawancara dengan Habib Taufik bin Muhammad Boftem di kediaman beliau.
50
BAB V
TEMUAN DAN ANALISA
A. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian itu adalah Remaja Majelis Ta‟im Annajumuts
Tsaqib di Serua Ciputat Kota Tangerang Selatan sebanyak 30 orang yang dipilih
secara acak sederhana. Remaja Majelis Ta‟lim tersebut yang pernah mengikuti
kegiatan penyuluhan islam. Adapun karakteristik responden berdasarkan tingkat
pendidikan dan usia terlihat pada tabel 14 dan tabel 15 sebagai berikut:
Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
<SMP 2 6,7 %
>SMA 27 90 %
>S1 1 3,3 %
Jumlah 30 100%
Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Frekuensi Relatif(%)
Laki-laki 18 60 %
Perempuan 12 40 %
30 100%
Berdasarkan tabel 14, terlihat bahwa sebagian besar responden dengan
tingkat pendidikan >SMA. Sedangkan tabel 15 terlihat bahwa sebagian besar
responden berjenis kelamin >Laki-laki. Hal ini terjadi karena dalam
pemilihan responden peneliti mengabaikan pengaruh tingkat pendidikan dan
jenis kelamin terhadap perilaku remaja.
51
B. Analisis Pengaruh bimbingan Agama Terhadap Perilaku Remaja
1. Uji Validitas dan Realibilitas
Untuk mendapat data yang akan dilakukan menyebarannya kepada
30 responden, peneliti terlebih dahulu melakukan try out angket yang
dibagikan 30 responden untuk menguji validitas dan reabilitas dari
seluruh penyataan dalam angket. Angket dibagi menjadi dua varibel,
yaitu variabel bimbingan agama dan varibel perilaku remaja. Dimana
setiap variabel utama tersebut terdiri dari beberapa kisi-kisi
penyataan/indikator.
Koefisien validitas pada tabel Item- total statistic diatas dapat
dilihat dari nilai corrected item-total corelation. Dengan kriteria uji, tolak
H0 jika nilai koefisien validitas lebih tinggi dibandingkan dengan 0,36.
Berdasarkan tabel diatas item yang memiliki koefisien validitras lebih
rendah dibandingkan dengan 0,36 adalah item pertanyaan 1, 4, 5, 6, 10,
11, 15, 20, 22, 24, 25, 26, 36, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 52, 53,
56, maka dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan tersebut di tidak
valid.
Tabel 5.2 Reability Statistics
Sumber: hasil olah data,2019
Berdasarkan tabel reability statistic diatas dapat diketahui bahwa nilai
koefisien reabilitas alpha adalah sebesar 0,843. Dengan kriteria uji, item
dinyatakan realiabel jika nilai koefisien reabilitas lebih dari 0,7. Dengan nilai
cronbach‟s alpha 0,843 (lebih dari 0,7) berdasarkan kaidah Rebilitas Guilford.,
dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian Reliabel.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,843 56
52
2. Uji Normalitas
Tabel 5.3 Blue Print One-Sample Kolmogorov-Smirnov Tewst
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X Y
N 30 30
Normal Parametersa,b
Mean 117,03 67,70
Std. Deviation 6,985 4,684
Most Extreme Differences Absolute ,178 ,109
Positive ,118 ,084
Negative -,178 -,109
Kolmogorov-Smirnov Z ,972 ,599
Asymp. Sig. (2-tailed) ,301 ,866
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2019.
Tabel output SPSS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diatas
menggambarkan hasil uji normalitas data, yaitu:
a. Uji Normalitas Y (Perilkaku Remaja)
N : Menunjukan jumlah sampel yang diambil dalam
penelitian Dalam hal ini jumlah sampelnya adalah 30.
Mean : Menunjukan nilai rerata dari 30 data yaitu sebesar 67,70
Artinya rerata perilaku remaja adalah 67,70 satuan.
Std Deviation : Mengambarkan penyimpangan setiap data terhadap
reratanya. Penyimpangan data terhadap reratanya adalah
sebesar 4,684. Dengan demikian rerata perilaku remaja dari
satu anak ke anak yang lain adalah sebesar 4,684 satuan.
K-Smirnov-Z : menunjukan nilai uji statistik dengan menggunakan
kolmogorov Smirnov (KS). Berdasarkan tabel diatas
diketahui bahwa nilai KS adalah 599.
53
Nilai Sig : menunjukan nilai probabilitas, digunakan untuk menguji
hipotesis normalitas. H0 diterima atau data berdistribusi
normal jika memiliki nilai probabilitas lebih tinggi
dibandingkan 0,05.
Kesimpulan : berdasrkan hasil tabel KS test diatas dapat diketahui
bahwa nilai KS sebesar 599 artinya lebih tinggi
dibandingkan dengan 0,05. Sesuai dengan kriteria uji diatas,
maka H0 diterima yang artinya data data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas X (Bimbingan Agama)
N : Menunjukan jumlah sampel yang diambil dalam
penelitian. Dalam hal ini jumlah sampelnya adalah 30.
Mean : Menunjukan nilai rerata dari 30 data yaitu sebesar 117,03
Artinya rerata perilaku remaja adalah 117,03 satuan.
Std Deviation : Mengambarkan penyimpangan setiap data terhadap
reratanya. Penyimpangan data terhadap reratanya adalah
sebesar 6,985. Dengan demikian rerata perilaku remaja dari
satu anak ke anak yang lain adalah sebesar 6,985 satuan.
K- Smirnov-Z : menunjukan nilai uji statistik dengan menggunakan
kolmogorov Smirnov (KS). Berdasarkan tabel diatas
diketahui bahwa nilai KS adalah 972.
Nilai Sig : menunjukan nilai probabilitas, digunakan untuk menguji
hipotesis normalitas. H0 diterima atau data berdistribusi
normal jika memiliki nilai probabilitas lebih tinggi
dibandingkan 0,05.
Kesimpulan : berdasrkan hasil tabel KS test diatas dapat diketahui
bahwa nilai KS sebesar 972 artinya lebih tinggi
dibandingkan dengan 0,05. Sesuai dengan kriteria uji diatas,
maka H0 diterima yang artinya data data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
54
3. Regresi Linier Sederhana
Tabel 5.4 Blue Print Variables Entered/Removed
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Bimbingan
Agama
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Perilaku Remaja
Sumber. Hasil Olah Data,2019
Penjelasan:
Tabel Output Variables Entered/Removed diatas mengambarkan metode yang
digunakan dalam proses perhitungan analisis regresi. Berdasarkan tabel tersebut,
metode yang digunakan dalam analisis regresi ini adalah metode enter.
Tabel 5.5 Blue Print Model Summary
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,476a ,226 ,199 4,193 1,711
a. Predictors: (Constant), Bimbingan Agama
b. Dependent Variable: Perilaku Remaja
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Penjelasan:
R menunjukan koefisien kolerasi antara varibael X secara keseluruhan
dengan Y. Berdasarkan tabel model summary diatas hubungan diantara variabel X
(Bimbimbingan Agama) secara keseluruhan dengan Y (Perilaku Remaja) sebesar
0,476. Hubingan tersebut mengambarkan hubungan yang cukup kuat antara
bimbingan agama dan perilaku remaja.
55
R Square menunjukan koefisien determinasi dalam model regregsi.
Berdasarkan tabel model summary diatas dapat diketahui bahwa kontribusi
varibael X (Bimbingan agama) secara bersama-sama terhadap variabel Y
(perilaku Remaja) adalah sebesar 0,226. Hal ini menunjukan bahwa bimbingan
agama hanya memberikan kontribusi pengaruh sebasar 22,6 terhadap perilaku
remaja, sedangkan sisanya 87,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Adjusted R Square menunjukan nilai koefisien determinasi untuk regresi
berganda. Karena dalam hal ini analisis yang digunakan adalah analisis regresi
sederhana, maka nilai Adjusted R Square tidak digunakan dalam analsis ini.
Std. Error menunjukan nilai estimasi rentang interval koefisien
detreminasi pada populasi. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai
standar deviasi dalam analisis ini sebesar 4,193. Artinya jika penulis
mengestimasi niali koefisien determasi populasinya maka nilainya berada pada
rentang 0,01 + 4,193.
Tabel 5.6 Blue Print Anova
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 143,941 1 143,941 8,186 ,008a
Residual 492,359 28 17,584
Total 636,300 29
a. Predictors: (Constant), Bimbingan Agama
b. Dependent Variable: Perilaku Remaja
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Tabel output SPSS ANOVA diatas mengambarkan hasil uji F statistik. Uji F
statistik digunakan untuk menguji signifikasi hipotesis simultan. Karena dalam
penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Sehingga
pengijian menggunakan F statistik tidak digunakan dalam analisis ini.
56
Tabel 5.7 Blue Print Coefficients
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 30,373 13,069 2,324 ,028
Bimbingan Agama ,319 ,111 ,476 2,861 ,008
a. Dependent Variable: Perilaku Remaja
Sumber: Hasil Olah Data, 2019
Penjelasan:
B menujukan koefisien regresi, dimana nilai koefisien regresi
mengambarkan nilai Y yang diakibatkan oleh varibael X berdasarkan output
Cofficients diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi untuk variabel X
(Bimbingan Agama) adalah 0,319. Hal ini menunjukan adanya kenaikan perilaku
remaja dengan semakin bertambahnya bimbingan agama. Walaupun pengaruh
dari koefisien regresi ini kecil, namun menunjukan adanya anomali semakin tinggi
(sering) bimbingan agama semakin baik perilaku remaja. Hal ini mungkin
disebabkan karena belum intensifnya bimbingan agama yang diberikan oleh
majelis.
Dengan nilai koefisien regresi tersebut didapat model persamaan reagresi,
yaitu Y = 30,373 + 0,319X dengan interprestasi sebagai berikut:
a. Dalam persamaan regresi tersebut, Y adalah perilaku remaja dan X adalah
bimbingan agama
b. Nilai konstanta sebesar 30,373 menunjukan bahwa jika bimbingan agama,
maka nilai perilaku remaja adalah 30,373.
c. Niali koefisien regresi bimbingan agama adalah 0,319 menunjukan bahwa
setiap kenaikan agama 1 satuan, maka akan meningkatkan perilaku remaja
sebesar 0,319. Koefisien yang bernilai negatif artinya pengaruh positif
antara bimbingan agama dan perilaku remaja. Seperti yang telah
dijabarkan sebelumnya, semakin meninggkatnya bimbingan agama maka
perilaku remaja akan semakin baik, begitu pula sebaliknya.
57
Std Error menunjukan nilai estimasi (estimasi) interval untuk koefisien b,
berdasrkan tabel output coefficients diatas dapat diketahui nilai Std. Error
adalah sebesar 13,069, sedangkan nilai Std. Error untuk variabel X adalah
sebesar 0,111. Beta menujukan nilai koefisien regresi yang sudah
distandarisasi yakni sebesar 0,476.
T mengambarkan statistik uji untuk menguji koefisien regresi.
Dengan kriteria uji, tolak Ho jika nilai T hitung lebih tinggi daripada
tabel. Dalam tabel 5.6 tersebut menunjukan nilai t hitung sebesar 2,861.
Dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat signifikasi 0,025 dengan df
(30-2)= 28, maka diperoleh hasil untuk tabel sebesar 2,048 berdasarkan
hasil tersebut, thitung lebih besar dari tabel (2,861>2,048), maka Ha di
terima, Ho diterima, artinya bahwa bimbingan agama secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap perilaku remaja.
Sig mengambarkan statistik uji untuk menguji koefisien regresi.
Memiliki fungsi yang sama denga T hitung. Dengan kriteria uji, tolak Ho
jika nilai Sig (Probabilitas) lebih rendah dibandingkan 0,05. Berdasarkan
signifikasi dalam tabel tersebut X memiliki nilai signifikansi sebesar
0,008 yakni lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian Ho
ditolak, yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh bimbingan agama
terhadap perilaku remaja.
Kesimpulan:
Berdasrkan hasil perhitungan dengan menggunakan program
SPSS, dapat diketahui bahwa bimbingan agama secara parsial memilki
pengaruh terhadap perilaku remaja yang signifikan.
58
Tabel 4. Blue Print Validitas
NO Variabel Valid Tidak Valid Jumlah
1 Bimbingan
Agama
2,3,7,8,9,12,13,14,16,17,18,19,21.22,23,24,27,
28,29,30,31,32,33
1,4,5,6,10,11,
15,20,25,26,34
Jumlah 23 11 34
NO Variabel Valid Tidak Valid Jumlah
2 Perilaku
Remaja
35,38,39,40,43,49,50,51,53,54,55 36,37,41,42,
44,45,46,47,
48,52,56
Jumlah 11 11 22
59
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan tentang
pengaruh bimbingan agama terhadap perilaku remaja di majelis ta‟lim
Annajmuts Tsaqub Kota Tangerang Selatan yang telah dilakukan, maka
peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan bimbingan agama terhadap
perilaku remaja. dalam tabel tersebut X memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,008 yakni lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05.
2. Pengaruh bimbingan agama terhadap perilaku remaja adalah sedang
(R= 0,476) antara variabel X terhadap Y variabel bimbingan agama X
mempengaruhi 22,6% terhadap variabel Y, sedang sisanya 77,4%
diluar model.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR KUESIONER
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan ini saya “Ridwan Gunawan” mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bermaksud untuk melaksanakan
penelitian dalam rangka tugas akhir karya ilmiah (skripsi) yang berjudul “
Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Perilaku Remaja di Majelis Ta’lim
Annajmuts Tsaqib Kota Tangerang Selatan, maka saya mengharapkan
kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i kiranya berkenan untuk mengisi kuesioner ini dengan
sebenar-benarnya sebagai data yang akan digunakan dalam penelitian. Atas
perhatian dan perkenaan Bapak/Ibu/Sdr/I saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
A. IdentitasResponden
1. Nama:…………………………..
2. Jenis Kelamin:a.Laki-laki b.Perempuan
3. Pendidikan:a.SMP/MTS b.SMA/SMK
B. PetunjukPengisian
a. Bacalah setiap pernyataan dengan baik danteliti.
b. Isilah dengan jujur danbenar.
c. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memeberi ceklis ( √ ) dari
setiap pernyataan yang dianggap paling tepat dengan menggunakan skala
berikut:
SS= SangatSetuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS= Sangat TidakSetuju
PERNYATAAN BUTIR POSITIF DAN BUTIR NEGATIF
BIMBINGAN AGAMA
NO PERNYATAAN SS S TS STS
Kognitif
1 Setelah mengikuti bimbingan agama saya mendaptkan
pengetahuan baru sebelumnya.
2 Setelah mengikuti bimbingan agama saya mengetahui
mana yang diperintahkan dan mana yang di larang oleh
agama islam
3 Saya selalu memperhatikan materi yang disampaikan
oleh pembimbing agama
4 Setelah mengikuti bimbingan agama saya mengetahui
tetacara sholat yang benar.
5 Setelah mengikuti bimbingan agama agama saya
mengetahui tatacara berwudhu.
6 Materi yang disampaikan Habib di majelis ta’lim
annajmuts tsaqib
Membingungkan
7 Setelah mengikuti bimbingan agama mengetahui cara
membaca al-qur’an dengan baik.
8 Setelah mengikuti bimbingan agama saya mengetahui
macam-macam sholat sunah
9 Materi bimbingan agama yang disampaikan oleh
pembimbing agama sangat menarik
10 Saya malas melaksanakan sholat lima waktu
Afektif
SS S TS STS
11 Saya merasakan adanya manfaat setelah mengikuti
bimbingan agama
12 Saya merasa semangat setelah mengikuti bimbingan
agama yang diadakan oleh Majelis Ta’lim Annajmuts
tsaqib
13 Saya merasa lebih tenang setelah mengikuti pengajian
yang diadakan oleh pembimbing agama
14 Saya merasa lebih dekat dengan Allah setelah
mengikuti kegiatan bimbingan agama di Majelis
15 Setelah mengikuti bimbingan saya selalu merasa ingin
memperbaiki diri.
16 Materi bimbingan agama yang di sampaikan oleh
pembimbing agama sangat menarik
17 Setelah mengikuti bimbingan agama keyakinan agama
saya meningkat
18 Saya rajin mengikuti kegiatan bimbingan agama di
Majelis
19 Saya bangga mengikuti kegiatan bimbingan agama
20 Saya malas mengikuti kegiatan bimbingan agama
21 Saya lebih senang mengikuti kegiatan bimbingan
agama dari pada berdiam diri
22 Saya benci dengan kegiatan bimbingan agama
Psikomotorik
SS S TS STS
23 Tingkah laku / prilaku saya berubah menjadi lebih baik
setelah mengikuti kegiatan bimbingan agama
24 Saya akan memperbaiki semua kesalahan yang telah
saya perbuat
25 Saya berani meminta maaf ketika berbuat salah
26 Saya mengabaikan materi yang di sampaikan oleh
habib dalam kehidupan sehari-har
27 Saya menerapkan materi yang di sampaikan oleh
pembimbing agama dalam kehidupan sehari-hari
28 Setelah mengikuti bimbingan agama saya bertambah
rajin menjalankan sholat lima waktu
29 Setelah mengikuti bimbingan agama saya bertambah
rajin melakukan sholat sunah
30 Setelah mengikuti bimbingan saya lebih sabar dalam
menghadapi masalah
31 Setelah mengikuti bimbingan agama saya lebih sering
berbuat baik terhadap sesama teman
32 Setelah mengikuti bimbingan agama saya lebih sering
memakai busana muslim
33 Setelah mengikuti bimbingan agama saya rutin
berdzikir setelah selesai sholat.
PERNYATAAN BUTIR POSITIF DAN BUTIR NEGATIF
PERILAKU REMAJA
NO PERNYATAAN SS S TS STS
Kepribadian
34 Saya dapat menerima diri saya sepenuhnya
35 Saya membuat perencanaan mengenai kegiatan dimasa
yang akan datang
36 Saya jarang menyimpan dendam bahkan ketika orang
lain yang telah berbuat jahat kepada saya
37 Saya bersyukur dengan fisik saya yang sempurna
38 Saya berusaha keras untuk mencapai tujuan saya
39 Menurut teman-teman, saya terlalu kritis pada orang
lain
40 Saya terkadang terlalu mengkhawatirkan hal-hal kecil
41 Saya akan mencuri uang ketika orang lain tidak tahu
42 Saya suka membuat karya seni seperti novel, lagu, atau
lukisan
43 Ketika mengerjakan sesuatu, saya tidak terlalu
memperhatikan secara detail
44 Terkadang orang-orang mengatakan bahwa saya terlalu
keras kepala
45 Saya lebih suka berkerja bersama-sama dari pada
bekerja sendirian
46 Saya perlu seseorang untuk membuat nyaman, ketika
mengalami sesuatu yang menyakitkan
47 Memiliki banyak uang tidak terlalu penting bagi saya.
48 Menurut saya memperhatikan sesuatu secara detail,
sangat membuang-buang waktu.
49 Saya membuat keputusan berdasarkan perasaan saat itu
bukan berdasarkan pemikiran yang matang.
Akhlak
SS S TS STS
50 Saya mentaati perintah Allah, menjalankan semua
perintahnya dan menjauhi semua larangannya
51 Saya mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan
52 Saya menyadari kesalahan dan semua dosa yang telah
saya perbuat di masa lalu
53 Saya mampu mengendalikan diri dari perbuatan tercela
54 Saya mampu bersikap menghormati dan sopan santun
terhadap sesama manusia
55 Saya akan berbuat baik serta terus tolong menolong
dalam hal kebaikan
56 Saya mengabaikan perintah Allah dan selalu
menjalankan semua larangannya
DOKUMENTASI PENELITIAN
Keterangan : sedang berlangsung acara majelis ta'lim An-Najmuts Tsaqib
Keterangan : Pengisian kuisioner oleh jamaah majelis ta'lim An Najmuts
Tsaqib
DOKUMENTASI PENELITIAN
Keterangan : Foto bersama Habib Taufik bin Muhammad Boftem
(pimpinan Majelis Ta’lim An-Najumuts Tsaqib)
Keterangan : Sedang berlangsung acara majelis ta’lim Annajmuts Tsaqib di
Mesjid Nur Asmaul Husna – Alam sutra Tangerang Selatan
DOKUMENTASI PENELITIAN
Keterangan : Foto bersama akhwat majelis ta’lim An-Najmuts Tsaqib
Keterangan : Foto bersama ikhwan majelis ta’lim An-Najmuts Tsaqib
Bimbingan Agama
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16
R1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
R2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
R3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
R4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 1 4 4 4 4 4 4
R5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
R6 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
R7 4 3 3 4 3 2 3 3 3 1 4 3 3 3 4 3
R8 4 3 3 4 3 2 3 3 3 1 4 3 3 3 4 3
R9 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
R10 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4
R11 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
R12 4 4 4 4 4 1 4 3 3 1 4 3 4 4 4 3
R13 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
R14 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
R15 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
R16 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
R17 4 4 4 3 3 1 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4
R18 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
R19 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4
R20 4 4 4 4 4 1 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4
R21 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
R22 3 4 4 3 3 1 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4
R23 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
R24 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
R25 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
R26 4 4 4 4 4 2 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4
R27 4 4 4 4 4 2 4 3 4 1 4 4 4 4 3 4
R28 4 4 3 3 4 1 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4
R29 3 4 4 4 4 1 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3
R30 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4
0,3314 0,5458 0,5348 0,1945 0,1736 -0,0422 0,4562 0,6048 0,8144 0,0294 0,2534 0,6007 0,6393 0,4700 -0,0542 0,6293
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
tidak valid
Valid Valid tidak valid tidak valid tidak valid Valid Valid Valid tidak valid tidak valid Valid Valid Valid tidak valid Valid
B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 Total
R1 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 3 3 3 4 4 3 4 4 59
R2 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 3 4 61
R3 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 2 4 4 4 4 3 4 4 60
R4 4 2 3 3 3 1 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 4 47
R5 4 4 4 1 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 64
R6 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 63
R7 3 3 3 2 3 1 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 54
R8 3 3 3 2 3 1 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 54
R9 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 63
R10 4 4 4 2 4 2 4 3 2 1 3 3 3 4 4 4 3 4 58
R11 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
R12 4 3 4 1 3 1 4 4 4 1 3 4 3 4 4 4 4 3 58
R13 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 63
R14 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
R15 4 4 4 1 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65
R16 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 66
R17 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 62
R18 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 63
R19 3 4 3 1 3 1 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 51
R20 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 62
R21 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 63
R22 4 4 4 1 4 1 4 3 4 1 4 3 3 4 4 3 3 4 58
R23 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 62
R24 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 63
R25 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 63
R26 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 3 3 60
R27 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 62
R28 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 4 4 4 3 3 3 3 3 58
R29 4 4 4 1 4 1 3 3 4 1 3 3 2 3 3 2 2 4 51
R30 4 4 4 2 3 1 4 4 4 1 4 3 2 3 4 3 2 4 56
0,4811 0,6040 0,6836 -0,5320 0,6885 0,4838 0,8020 0,5270 0,3252 0,3952 0,6487 0,8333 0,8274 0,7963 0,6640 0,7255 0,7352 0,2172
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid tidak valid Valid Valid Valid Valid tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid tidak
valid
Perilaku Remaja
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 Total
R1 3 4 4 4 4 4 1 4 2 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 74
R2 4 4 4 4 2 4 1 2 4 3 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 1 71
R3 4 4 4 4 2 3 1 3 4 2 3 2 3 3 3 2 4 4 3 4 4 1 67
R4 4 4 4 4 4 3 1 3 1 2 4 3 3 1 1 2 4 4 3 4 4 1
64
R5 4 4 4 4 4 4 1 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 1 77
R6 4 4 4 4 1 3 1 3 1 2 4 4 2 2 1 4 4 4 4 4 4 1 65
R7 3 4 3 3 4 3 1 3 2 3 3 4 3 1 1 3 3 4 4 3 3 3 64
R8 3 4 3 3 4 3 1 3 2 3 3 4 3 1 1 3 3 4 4 3 3 3 64
R9 4 4 4 4 3 4 1 4 2 2 3 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 71
R10 3 3 3 3 3 4 1 4 2 2 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 2 65
R11 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 4 3 1 1 4 4 4 4 3 4 4 1 70
R12 3 3 4 4 2 3 1 2 1 3 4 4 2 1 1 3 4 4 3 3 4 1 60
R13 4 4 4 4 1 4 1 2 1 3 4 4 4 2 1 3 4 4 3 3 4 1 65
R14 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 4 3 1 1 4 4 4 4 3 4 4 1 70
R15 4 3 4 4 3 3 1 4 2 2 4 3 1 1 4 4 4 4 3 4 4 1 67
R16 4 4 4 4 2 2 1 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 1 70
R17 3 4 4 4 3 3 1 2 3 3 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 1 70
R18 3 4 4 4 1 1 1 3 2 1 4 4 4 1 3 4 4 4 3 3 4 1 63
R19 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 60
R20 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 4 3 4 4 1 74
R21 4 4 4 4 3 4 1 3 2 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 1 72
R22 4 3 4 4 2 4 1 2 2 3 4 4 4 1 4 4 4 3 3 4 4 1 69
R23 3 3 4 4 4 4 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 76
R24 4 3 4 4 3 3 1 3 1 2 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 1 67
R25 4 3 4 4 3 3 1 3 1 2 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 1 67
R26 3 3 4 4 2 2 1 4 1 2 4 3 2 2 2 3 3 4 3 4 3 1 60
R27 3 4 3 4 3 4 1 3 2 2 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 1 69
R28 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 3 3 2 60
R29 4 3 3 4 3 3 1 4 4 3 4 3 4 1 1 4 4 4 3 4 4 1 69
R30 4 3 3 4 2 3 1 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 1 71
0,4048 0,2206 0,3208 0,4952 0,4463 0,6134 0,2540 0,2027 0,4534 0,2247 0,2390 0,3402 0,2688 0,1798 0,3771 0,5098 0,4855 0,2195 0,4381 0,6486 0,6007 -
0,2837
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid tidak valid
tidak valid
Valid Valid Valid tidak valid
tidak valid
Valid tidak valid
tidak valid
tidak valid
tidak valid
tidak valid
Valid Valid Valid tidak valid
Valid Valid Valid tidak valid