PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA...

141
1 PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA BINAAN PRIA PADA RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) KELAS I CIPINANG JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh MOHAMMAD CHOTIB IQBAL NIM: 1113052000025 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Transcript of PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA...

Page 1: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

1

PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP

KECERDASAN EMOSI WARGA BINAAN PRIA

PADA RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN)

KELAS I CIPINANG JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Disusun Oleh

MOHAMMAD CHOTIB IQBAL

NIM: 1113052000025

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

v

PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP

KECERDASAN EMOSI WARGA BINAAN PRIA

PADA RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN)

KELAS I CIPINANG JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Disusun Oleh

Mohammad Chotib Iqbal

Nim: 1113052000025

Pembimbing

M. Jufri Halim. M.Si

NIP. 19730726201411 1 002

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 3: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

v

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PENGARUH BIMBINGAN AGAMA

TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA BINAAN

PRIA PADA RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN)

KELAS I CIPINANG JAKARTA TIMUR telah diujikan

munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9 Juni 2020. Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Sosial pada Program Studi Bimb ingan dan Penyuluhan Islam.

Jakarta, 09 Juni 2020

Sidang Muinaqasyah

Ketua Sidang

Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si

NIP. 19650301 199903 1 001

Sekretaris Sidang

Artiarini Puspita Arwan, M.Psi

NIP. 19861109 201101 2 016

Penguji I

Drs. Azwar Chatib, M.Si

NIP. 19550501 198503 1 006

Penguji II

Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si

NIP. 19690607 1995 2 003

Pembimbing

M. Jufri Halim. M.Si

NIP. 19730726201411 1 002

Page 4: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

v

Page 5: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

v

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

FORMULIR PENDAFTARAN UJIAN SKRIPSI

(Untuk Fakultas)

Nama : Mohammad Chotib Iqbal

NIM : 11130520000025

Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 15 November 1994

Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Alamat : Jl. Wahid Khasim, No. 22 RT.001/003

Limo, Depok

Telepon & Handphone: 081295977629

Judul Skripsi : Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap

Kecerdasan Emosi Warga Binaan Pada Rumah Tahanan Negara

(Rutan) Kelas I Cipinang Jakarta Timur.

Diisi oleh Fakultas Jurusan:

Hari & Tgl Ujian : Selasa, 09 Juni 2020

Pukul : 10:00-11:00

Tempat : Daring via Google Meet

Tim Penguji :

1. Ketua : Noor Bekti Negoro, SE., M.Si.

2. Sekretaris : Artiarini Puspita A., M.Psi.

3. Penguji I : Drs. Azwar Chatib, M.Si.

4. Penguji II : Rini L. Prihatini, M.Si.

5. Pembimbing : M. Jufri Halim, M.Si.

Jakarta, 05 Juni 2020

a.n Dekan

Sekretaris Jurusan

Artiarini Puspita A., M.Psi.

NIP. 198611092011012016

Page 6: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

i

ABSTRAK

Mohammad Chotib Iqbal, 1113052000025, Pengaruh

Bimbingan Agama Terhadap Kecerdasan Emosi Warga

Binaan Pria Pada Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I

Cipinang Jakarta Timur, di bawah Bimbingan M. Jufri

Halim, M. Si.

Berdasarkan data Podes periode tahun 2011-2018 jumlah

desa/kelurahan yang menjadi ajang konflik massal cenderung

meningkat, dari sekitar 2.500 kelurahan pada tahun 2011 menjadi

sekitar 2.800 kelurahan pada tahun 2014, dan kembali meningkat

menjadi sekitar 3.100 kelurahan pada tahun 2018. Berdasarkan

data tersebut, terlihat bahwa tingginya tingkat kriminalitas yang

terjadi. Keadaan seperti ini sangat dibutuhkan seseorang untuk

memberikan bimbingan agama kepada para warga binaan, agar

terbangun kecerdasan emosi para warga binaan didalam maupun

setelah kembali ke masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

bimbingan agama terhadap kecerdasan emosi, dan untuk

mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kecerdasan

emosi dari bimbingan agama warga binaan Rutan Cipinang.

Penelitian ini menggunakan teori bimbingan agama dan

kecerdasan emosi. Metodologi penelitian yang digunakan adalah

pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif, sampel dalam

penelitian ini berjumlah 60 Responden dengan menggunakan

teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji regresi

linier sederhana, uji regresi linear berganda, uji koefision korelasi

dan determinasi, uji F-test dan uji T-test.

Hasil penelitian ini menemukan: (1) Terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara variabel bimbingan agama terhadap

kecerdasan emosi warga binaan pada Rumah Tahanan Negara

(Rutan) Kelas I Cipinang, dengan F-test nilai siginifikansinya

sebesar (0,002b) atau kurang dari 0,05. (2) Faktor dominan yang

mempengaruhi bimbingan agama terhadap kecerdasan emosi

warga binaan pada Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I

Cipinang adalah pada aspek afektif.

Kata Kunci: Bimbingan Agama, Kecerdasan Emosi, Warga

Binaan.

Page 7: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur milik Allah semata

yang memberikan ilmu sebagai salah satu sumber cahaya dan

telah memberikan kenikmatan yang tak terhingga kepada setiap

makhluknya. Karena berkat rahmat dan karunianya penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “ Pengaruh Bimbingan

Agama Terhadap Kecerdasan Emosi Pada Rumah Tahanan

Negara (RUTAN) Kelas I Cipinang Jakarta Timur “

Shalawat serta salam kepada baginda alam Nabi besar

Muhammad SAW, yang telah memberikan contoh suri tauladan

yang baik kepada umatnya.

Pada penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih

banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Hal ini

dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan

penulis. Oleh sebab itu dengan hati yang terbuka penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga

penulis dapat mengembangkan pengetahuan dan memperbaiki

kesalahan – kesalahan yang ada dikemudian hari. Adapun dalam

penyusunan penelitian ini tidak semata – mata hasil kerja sendiri,

melainkan juga berkat bimbingan dan dorongan dari pihak –

pihak yang membantu, baik materi maupun secara spritiual,

selain itu tentu penulis juga sangat berterimakasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian ini yang

diantaranya :

1. Prof Dr. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc MA. Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

iii

2. Bapak Suparto, M.Ed., Ph.D. sebagai Dekan, Dr. Siti

Napsiyah, S.Ag,. BSW, MSW., Wakil Dekan I Bidang

Akademik, Dr. Sihabuddin N, M.Ag,. Wakil Dekan II

Bidang Administrasi, Cecep Sastra Wijaya MA., Wakil

Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.

3. Ir. Noor Bekti Nugroho, SE, M.Si dan Artiarini Puspita

Arwan, M.Psi, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

4. Kepada Bapak M. Jufri Halim, M.Si, selaku Dosen

Pembimbing, yang telah membimbing penulisan skripsi

ini sampai dengan selesai.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang

bermanfaat kepada penulis selama menempuh pendidikan

di UIN Syraif Hidayatullah Jakarta.

6. Bagian Tata Usaha (TU) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Khususnya

Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang telah

membuatkan surat – surat untuk pengantar penelitian

lapangan.

7. Kedua orang tua penulis Ayahanda H. Hardi Sarwan dan

Ibunda Hj. Sukaesih, Spd yang selalu memberikan

motivasi, perhatian dan do’a kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini,

berserta adik penulis Syukron Athoilla Rasyid yang

Page 9: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

iv

membuat penulis selalu bersemangat untuk

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada Kepala Rutan dan jajarannya terkhusus kepada

Kanda Mubarok, selaku pembimbing serta penyuluh di

tempat penelitian penulis di Rutan Kelas I Cipinang.

9. Ahmad Yusuf Afiffurohman, selaku Direktur Utama PT.

AFA Grup Internasional yang telah memberikan semangat

baik materi maupun spiritual, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

10. Kepada sahabat penulis, M. Irfan Najmi, S.Sos, Ulan

Fakhri, Adam Yuliawan, S.Sos. dan seluruh rekan - rekan

BPI angkatan 2013.

11. Kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi dan

semangat kepada penulis, penulis mohon maaf tidak dapat

menyebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang berlipat

gandakan dan menjadi amal kebaikan di akhirat kelak, selain itu

penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan

pembaca pada umumnya.

Jakarta, 01 Mei 2020

Penulis

Muhammad Chotib Iqbal

1113052000025

Page 10: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................... 8

1. Batasan Masalah......................................................... 8

2. Rumusan Masalah ...................................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 9

1. Tujuan Penelitian ....................................................... 9

2. Manfaat Penelitian ..................................................... 9

D. Tinjauan Kajian Terdahulu................................................ 10

E. Sistematika Penulisan ........................................................ 14

BAB II TINJAUAN TEORITIS ......................................................... 17

A. Bimbingan Agama............................................................. 17

1. Pengertian Bimbingan Agama ................................... 17

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama ...................... 24

3. Metode Bimbingan Agama ........................................ 26

4. Materi Bimbingan Agama .......................................... 33

B. Kecerdasan Emosi ............................................................. 41

1. Pengertian Kecerdasan Emosi .................................... 41

2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi ................................ 46

C. Narapidana ........................................................................ 48

1. Definisi Narapidana ................................................... 48

Page 11: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

vi

2. Jenis Sanksi Pidana .................................................... 49

3. Tahap Pembinaan Narapidana ................................... 51

4. Hak dan Kewajiban Narapidana ................................ 52

D. Kerangka Berpikir ............................................................. 54

E. Hipotesis Penelitian ........................................................... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 56

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................ 56

1. Pendekatan Penelitian ................................................ 56

2. Jenis Penelitian ........................................................... 57

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 57

1. Tempat Penelitian....................................................... 57

2. Waktu Penelitian ........................................................ 58

C. Sumber Data ...................................................................... 58

D. Populasi dan Sampel ......................................................... 59

1. Populasi ...................................................................... 59

2. Sampel ........................................................................ 59

E. Variabel Penelitian ............................................................ 60

F. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian .................. 61

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 67

1. Observasi .................................................................... 67

2. Kuesioner ................................................................... 68

3. Dokumentasi .............................................................. 68

H. Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 69

1. Uji Validitas ............................................................... 69

2. Uji Reliabilitas ........................................................... 70

I. Teknik Analisis Data ......................................................... 72

Page 12: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

vii

1. Uji Regresi Linear Sederhana .................................... 73

2. Uji Regresi Linear Berganda ...................................... 74

3. Uji Koefisien Determinasi.......................................... 75

4. Uji F-test (Simultan) .................................................. 76

5. Uji T-test (Parsial) ...................................................... 77

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS DATA .... 78

A. Gambaran Umum Lembaga Rumah Tahanan Negara

(Rutan) Kelas I Cipinang.................................................. 78

1. Latar Belakang Lembaga Rutan Kelas I Cipinang ..... 78

2. Sejarah Singkat Lembaga Rutan Kelas I Cipinang .... 79

3. Visi dan Misi Lembaga Rutan Kelas I Cipinang ....... 79

4. Keadaan dan Bangunan Lembaga Rutan Kelas I

Cipinang .................................................................... 80

5. Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural Lembaga

Rutan Kelas I Cipinang .............................................. 81

6. Struktur Organisasi Lembaga Rutan Kelas I

Cipinang ..................................................................... 83

B. Temuan dan Hasil Analisis Data ....................................... 84

1. Klasifikasi Responden ............................................... 84

2. Uji Regresi Linear Sederhana .................................... 87

3. Uji Regresi Linear Berganda ...................................... 90

4. Uji Regresi Pengaruh Antar Variabel ........................ 93

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 101

A. Kesimpulan........................................................................ 101

B. Saran .................................................................................. 102

Page 13: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk individual tidak hanya dalam

arti makhluk keseluruhan jiwa raga, tetapi juga dalam arti bahwa

setiap orang itu merupakan pribadi yang khas menurut corak

kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan sendiri.1

Pada

intinya dikatakan makhluk individu karena untuk membedakan

antara individu yang satu dengan individu lainnya.

Segi utama lainnya yang perlu diperhatikan adalah bahwa

manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial. Sejak ia

dilahirkan, ia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya, yaitu makanan,

minuman dan lain-lain.2

Selain itu, manusia juga membutuhkan agama sebagai nutrisi

hati, pengarah dan landasan untuk pembentukan dan

pengembangan kepribadian manusia. Nilai-nilai keagamaan

memainkan peranan dalam masyarakat selama nilai- nilai tersebut

dikenal dan diyakini oleh setiap anggota masyarakat.3 Maka dari

itu nilai-nilai keagamaan menjadi penting bagi semua manusia

sebagai landasan hidup.

1 W. A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama,

2004), h. 24 2 Ibid., h. 26

3 Nottingham Elizabeth K, Agama dan Masyarakat, Suatu Pengantar

Sosiologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h. 44

Page 14: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

2

Agama dalam kehidupan manusia mempunyai pengaruh

yang sangat besar. Menurut Zakiyah Daradjat ada tiga fungsi

agama terhadap mereka yang meyakini kebenarannya, yaitu:

a) Memberikan bimbingan dalam hidup.

b) Menolong dalam menghadapi kesukaran.

c) Menentramkan batin.4

Agama memberikan patokan dan tuntunan berupa perintah

dan larangan kepada manusia dalam aktualisasi kehidupan. Suatu

hal yang berhubungan dengan agama menjadi penting, karena

agama berperan dalam pembentukan tingkah laku dan

pengarahan penggunaan akal untuk perbaikan hidup manusia dan

kaitannya disini adalah keagamaan Islam. Islam adalah agama

samawi terakhir yang berfungsi sebagai rahmat dan nikmat bagi

manusia seluruhnya, maka Allah SWT mewahyukan agama Islam

dalam nilai kesempurnaan tertinggi.5

Tidak dapat dipungkiri agama adalah pedoman atau landasan

dasar setiap manusia, agama adalah aturan yang harus ditaati,

maka dari itu agama dapat dikatakan sebagai arahan, acuan serta

batasan. Agama merupakan risalah yang disampaikan Allah SWT

kepada Nabi SAW sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-

hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam

menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur

hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah SWT,

dirinya sebagai hamba Allah SWT, manusia dan masyarakat serta

4 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 56 5 Ibid., h. 57

Page 15: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

3

alam sekitarnya.6 Hukum yang dimaksud disini ialah sebagai alat

keseimbangan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat yang

mengatur pemeliharaan hubungan antara manusia dengan Sang

Khalik, manusia dengan manusia, dan manusia dengan

lingkungannya.

Dakwah Islam adalah suatu kegiatan ajakan baik dalam

bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang

dilakukan secara sadar dan berencana. Dakwah Islam adalah

usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun

secara kelompok, supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian,

kesadaran, sikap penghayatan, serta pengamalan terhadap ajakan

agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya tanpa adanya

unsur-unsur paksaan.7 Ruang geraknya pun begitu luas, tidak

sebatas di kalangan umat yang bebas di dunia luar saja, namun

juga di kalangan umat yang sulit untuk melihat dunia luar.

Salah satu individu atau kelompok yang sangat

membutuhkan Dakwah Islam atau Bimbingan agama adalah

narapidana atau warga binaan, karena mereka merupakan

kelompok yang rentan akan kehilangan rasa kesadaran beragama

setelah memasuki Lapas atau Rutan. Selain mereka kehilangan

rasa stabilitas emosional, mereka juga harus menanggung sanksi

hukum yang berat dan harus siap menanggung sanksi moral

6 Zakiyah Darajat, dkk, Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1984), h.58 7 M Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 6

Page 16: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

4

ketika mereka keluar nanti. Perasaan bersalah membuatnya selalu

berfikir “saya tidak berguna lagi”.8

Tingginya orang yang melakukan tindak kejahatan yang

menyebabkan menurunnya kesadaran beragama terlihat dari

tingginya jumlah kriminalitas di Indonesia. Data registrasi Polri

mencatat bahwa tingkat kejahatan (crime rate) selama periode

tahun 2015-2017 mengalami penurunan. Jumlah orang yang

terkena tindak kejahatan setiap 100 ribu penduduk pada tahun

2015 sekitar 140 orang, menjadi 130 orang pada tahun 2016, dan

menurun menjadi 129 orang pada tahun 2017.

Data Susenas yang menggambarkan persentase penduduk

menjadi korban kejahatan di Indonesia selama periode tahun

2016–2017 juga memperlihatkan pola yang mirip. Persentase

penduduk korban kejahatan mengalami penurunan dari 1,22

persen pada tahun 2016 menjadi 1,18 persen pada tahun 2017.

Berdasarkan data Podes periode tahun 2011-2018 jumlah

desa/kelurahan yang menjadi ajang konflik massal cenderung

meningkat, dari sekitar 2.500 desa pada tahun 2011 menjadi

sekitar 2.800 desa/kelurahan pada tahun 2014, dan kembali

meningkat menjadi sekitar 3.100 desa/kelurahan pada tahun

2018.9

Terlihat pula Pada artikel yang telah tayang di Kompas.com

dengan judul "Jumlah Narapidana Melonjak, Uang Makan Capai

8 Kartini Kartono, Patologi Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2007), h. 196 9

Statistik Kriminal 2018, Sub Direktorat Statistik Politik dan

Keamanan,http://bps.go.id/website/pdf_publikasi/watermark%20_Statistik_Kri

minal_2018.pdf, diakses pada tanggal 6 Mei 2019

Page 17: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

5

Rp 1,3 Triliun", dari jumlah narapidana di Indonesia yang berada

di Lapas dan Rutan selama periode tahun 2015-2018. Jumlah napi

tahun 2018 di 526 lapas di Indonesia mencapai 242.903 orang.

Padahal tahun 2015 lalu, jumlahnya hanya sekitar 160-170 ribu

orang. Sementara itu kapasitas lapas rata-rata hanya 124.000

orang.10

Dari hasil tersebut membuat Saya tertarik untuk

melakukan penelitian di salah satu Rumah Tahanan Negara

(Rutan) yang ada di Jakarta yaitu di Rutan Kelas I Cipinang.

Jumlah hunian di Rutan Kelas I Cipinang berjumlah melebihi

kapasitas yaitu 4600 pada tahun 2019.

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa tingginya tingkat

kriminalitas yang terjadi. Keadaan seperti ini sangat dibutuhkan

seseorang untuk memberikan bimbingan agama kepada para

warga binaan, agar terbangun kecerdasan emosi para warga

binaan didalam maupun setelah kembali ke masyarakat. Banyak

kejadian warga binaan yang terjerumus kembali ke Rutan karena

tidak dapat mengendalikan emosionalnya, maka dari itu

diperlukan bimbingan agama yang dapat menimbulkan

kecerdasan emosi agar tidak melakukan hal negatif atau kriminal

kembali.

Kecerdasan emosi menurut Yamarulis adalah kecerdasan

yang berkaitan dengan pengendalian nafsu-nasfu impulsive dan

agresif sehingga seseorang akan terarah untuk bertindak secara

hati-hati, waspada, tenang dan sabar.11

Sebagian dari mereka

10

Yoga Sukmana, Jumlah Narapidana Melonjak, Uang Makan Capai

Rp 1,3 Triliun, https://nasional.kompas.com/read/jumlah-narapidana-melonjak-

uang-makan-capai-rp-13-triliun, diakses pada 7 Mei 2019 11 Yamarulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 95

Page 18: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

6

amat merasa terganggu dan tidak nyaman dengan keadaan

mereka.

Mereka merasa mempunyai kesalahan fatal yang sulit

diperbaiki, oleh karena itu penting bagi para warga binaan untuk

mampu keluar dari berbagai sesuatu yang menekan baik dari

dalam dirinya seperti muncul perasaan rendah diri, minder,

frustasi, mengisolasi diri, yang mengabaikan munculnya

penolakan terhadap diri, maupun juga sikap dari masyarakat,

entah itu positif maupun negatif. Untuk keluar dari situasi

tersebut individu harus secara cerdas memaknai setiap masalah

yang dihadapi dan mampu merespon secara tepat, sehingga ketika

nanti harus beradaptasi dengan lingungan sosialnya individu tidak

mengalami kesulitan dan mampu membawa diri dengan baik.

Dalam hal ini kecerdasan memiliki peran yang sangat penting

baik itu kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual.12

Kecerdasan emosional atau EQ bukan didasarkan pada

kepintaran seseorang, melainkan pada sesuatu yang dahulu

disebut karakteristik pribadi. Penelitian-penelitian sekarang

menemukan bahwa keterampilan sosial dan emosional ini

mungkin bahkan lebih penting bagi keberhasilan hidup

ketimbang kemampuan intelektual. Dengan kata lain memiliki

EQ tinggi mungkin lebih penting dalam pencapaian keberhasilan

ketimbang IQ tinggi yang diukur berdasarkan uji standar terhadap

kecerdasan kognitif verbal dan nonverbal.

12

Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, terj. T. Hermaya, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2004), cet. 14, h. 7

Page 19: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

7

Kecerdasan emosi tidak muncul dari pemikiran intelek yang

jernih, tetapi dari pekerjaan hati manusia. Kecerdasan emosional

menuntut individu untuk belajar mengakui dan menghargai

perasaan diri sendiri dan orang lain serta untuk menanggapinya

dengan tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan energy

dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya, seseorang yang

memiliki kecerdasan emosional mudah menyerap segala

peristiwa maupun keadaan yang membahayakan sekalipun

menjadi peristiwa yang penuh tantangan dan menyenangkan.13

Goleman menyebutkan beberapa unsur pembentukan

kecerdasan emosional, seperti, “keyakinan, rasa ingin tahu, niat,

kendali diri, keterkaitan, kecakapan berkomunikasi, dan

koperatif”. Unsur keyakinan inilah kemudian yang diajarkan oleh

suatu agama dalam menyikapi segala hal, termasuk dalam urusan

bagaimana menyikapi dan meluapkan emosi.14

Agama (khususnya

Islam) telah mengajarkan etika kepada manusia tentang

bagaimana meregulasi emosi dengan baik. Oleh karenanya, orang

yang beragama seharusnya memiliki kecerdasan emosi yang

tinggi dibanding orang yang tidak beragama.

Harapan seseorang yang memiliki masalah seperti warga

binaan yang berada di Lapas adalah dapat memiliki kecerdasan

emosi untuk mengontrol dirinya dan tidak mengulangi kesalahan

kembali. Salah satu program yang ada di Rutan yang dapat

berdampak pada kecerdasan emosi adalah bimbingan agama.

13 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, terj. T. Hermaya, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2004), cet. 14, h. 273 14 Ibid., h. 274

Page 20: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

8

Penelitian ini menarik untuk diteliti karena untuk mengukur

tingkat pengaruh bimbingan agama yang telah diberikan oleh

pembimbing Agama yang berada di Rutan kepada warga binaan

terhadap kecerdasan emosi. Seringkali pembimbing Agama

memberikan bimbingan agama tanpa mengetahui apakah dapat

menimbulkan hasil yang positif kepada para warga binaan. Ada

beberapa hal yang mendorong mengapa laki-laki yang diteliti

dalam hal ini, bahwa yang menarik perhatian peneliti adalah

kenyataan yang tak dapat dipungkiri yaitu terdapat perbedaan

antara kaum laki-laki dan kaum wanita dalam hal emosi, dimana

laki-laki lebih cenderung mengalami tingkat emosi atau

tempramen yang lebih tinggi dibanding wanita.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas

I Cipinang Jakarta Timur Jakarta. Rutan ini memiliki peranan

yang sama seperti Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah

Tahanan Negara lainnya yang ada di Indonesia, yang berkaitan

dengan bimbingan agama bagi warga binaan di Rumah Tahanan

Negara. Adapun judul penelitian ini adala Adapun judul

penelitian ini adalah “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap

Kecerdasan Emosi Warga Binaan Pria pada Rumah Tahanan

Negara (Rutan) Kelas I Cipinang Jakarta Timur”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Batasan dari penelitian ini adalah:

Page 21: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

9

a. Penelitian terfokus pada program bimbingan agama

Islam terkait materi, metode dan media di Rutan

Kelas I Cipinang Jakarta Timur.

b. Penelitian memfokuskan pada Responden yang aktif

mengikuti kegiatan bimbingan agama Islam di

Rutan Kelas I Cipinang Jakarta Timur.

c. Batasan kecerdasan emosi terfokus pada kesadaran

diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan

keterampilan sosial warga binaan.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan

masalah yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap

kecerdasan emosi warga binaan pria pada Rutan

Kelas I Cipinang Jakarta Timur ?

b. Apa faktor dominan yang mempengaruhi bimbingan

agama terhadap kecerdasan emosi warga binaan pria

pada Rutan Kelas I Cipinang Jakarta Timur ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh bimbingan

agama terhadap kecerdasan emosi warga binaan pria

pada Rutan Kelas I Cipinang Jakarta Timur.

Page 22: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

10

b. Untuk mengetahui faktor dominan yang

mempengaruhi bimbingan agama terhadap

kecerdasan emosi warga binaan pria pada Rutan

Kelas I Cipinang Jakarta Timur.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai berikut:

a. Untuk pengembangan kurikulum Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang berkaitan dengan mata

kuliah.

b. Sebagai referensi tempat untuk pelaksanaan mata

kuliah Praktikum Profesi Mikro Jurusan Bimbingan

dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi.

c. Untuk lembaga dapat dijadikan bahan evaluasi

dalam pelaksanaan bimbingan agama pada warga

binaan.

D. Tinjauan Kajian Terdahulu

Pada penyusunan skripsi ini, penulis sebelumnya

mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusun menjadi

suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh

adalah mencari informasi serta mengumpulkan terlebih dahulu

terhadap objek penelitian untuk dijadikan sebuah karya ilmiah.

Maksud dari mencari dan mengumpulkan informasi ini adalah

untuk mengetahui apakah objek yang penulis teliti ini

Page 23: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

11

sebelumnya sudah ada yang melaksanakan penelitian dalam suatu

karya ilmiah. Tinjauan pustaka yang penulis telusuri yaitu:

1. Hoirunnisa dengan judul penelitian “Pengaruh

Pembinaan Agama Islam Terhadap Tingkat Rasa

Percaya Diri Warga Binaan Wanita Pada Rumah

Tahanan Negara Kelas II A Pondok Bambu Jakarta

Timur”. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2016. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis

penelitian survey. Hasil dari penelitian yang dilakukan

Hoirunnisa bahwa pembinaan keagamaan berpengaruh

positif terhadap kesadaran beragama Residen. Kelebihan

penelitian ini adalah pembahasannya terfokus pada

kegiatan pengaruh pembinaan Agama Islam yang

memang rutin dilaksanakan oleh Lembaga tersebut

sebagai upaya untuk mengembalikan dan menumbuh

kembangkan aspek keagamaan dalam diri agar kelak

dapat memiliki kepercayaan diri dan dapat diterima

kembali di dalam masyarakat. Kekurangan penelitian ini

belum dijelaskan tahapan-tahapan secara runtut

mengenai proses pembinaan Agama yang lebih luas.

2. Fajriah Septiani dengan judul penelitian “Efektivitas

Metode Bimbingan Agama Dalam Membina Akhlak

Remaja di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat

Leuwisadeng Bogor”. Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan

Page 24: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

12

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

Jenis penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan

jenis penelitian survey. Hasil penelitian dapat diketahui

bahwa Efektivitas metode Bimbingan Agama efektif

atau tidak dalam dalam bimbingan agama di Pondok

Pesantren Nurul Hidayah Pusat. Kelebihan dari

penelitian ini adalah menggunakan Metode bimbingan

agama yang digunakan di pondok pesantren Nurul

Hidayah pusat yaitu metode ceramah yakni penyampaian

informasinya melalui lisan dengan cara berkelompok.

Kekurangan penelitian ini adalah harus melakukan

inovasi-inovasi dalam pelaksanaan program bimbingan

agama agar terkesan tidak monoton.

3. M.Yusuf Affifurahman dengan judul penelitian

“Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Tingkat

kesadaran Beragama santri di Pondok Pesantren Al-

Hikmah Jepara Jawa Tengah”. Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Program Studi Bimbingan dan

Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2015. Skripsi ini saudara M.Yusuf Affifurahman

membahas tentang perngaruh bimbngan terhadap santri,

dan mengukur tingkat kesadaran beragama santri setelah

diberikan program kegiatan Bimbingan Agama,

penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan jenis penelitian survey dan design yang

digunakan adalah penelitian experimental, data yang

diperoleh menggunakan kuisioner kemudian dilakukan

Page 25: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

13

pengujian analisis regresi linier sederhana untuk

mengetahui hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen. Kelebihan dari penelitian ini adalah

menggunakan metode penelitian experimental, yang

tidak semua peneliti melakukannya. Kekurangan dari

penelitian ini adalah melakukan penelitian di Pesantren,

dimana memiliki bimbingan agama yang rutin dan

menimbulkan asumsi adanya pengaruh bimbingan

agama terhadap kesadaran beragama para Santri.

4. Dede Badriyah dengan judul penelitian “Pengaruh

Remunerasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

Pada Pengadilan Agama Tigaraksa”. Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Program Studi Manajemen

Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.

Dalam skripsi ini saudara Dede Badriyah membahas

tentang pengaruh Remunerasi terhadap produktivitas

kerja pada pegawai pengadilan agama Tigaraksa, dalam

skripsi ini peneliti mengukur seberapa pengaruh

remunerasi terhadap tingkat produktivitas kinerja

pegawai dalam skripsi ini saudara dede menggunakan

metode penulisan kuantitatif sebagai hasil dari pada

peneleitian, hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh

yang signifikan antara remunerasi terhadap produktivitas

kerja pegawai. Kelebihan dari penelitian ini adalah

melakukan penelitian terkait pegawai di Pengadilan

Agama, yang terkesan sulit dan tertutup untuk

dilakukannya penelitian. Kekurangan dari penelitian ini

Page 26: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

14

adalah melakukan penelitian terkait pengaruh remunerasi

terhadap produktivitas kerja, yang menimbulkan asumsi

adanya pengaruh didalamnya.

5. Irhamna Rhomadlon dengan judul penelitian “Pengaruh

Pembinaan Mental Islam Terhadap Pemahaman Dan

Kesadaran Keagamaan Anggota di Markas Korps

Brimob Kelapa Dua Depok”. Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013.

Penelitian ini berisi tentang Pengaruh Pembinaan Mental

Islam Terhadap Pemahaman Dan Kesadaran Keagamaan

Anggota di Markas Korps Brimob Kelapa Dua Depok.

Penelitian ini menggunakan metodelogi penelitian

kuantitatif dengan jenis penelitian Survey dan desain

yang digunakan adalah penelitian interfensial. Data

diperoleh menggunakan kuisioner (skala likert)

kemudian dilakukan pengujian analisis regresi linier

sederhana untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen. Hasil penelitian ini

adalah bahwa adanya pengaruh positif terhadap

pemahaman dan kesadaraan keagamaan anggota brimob

di markas kelapa dua. Kelebihan dari penelitian ini

adalah melakukan penelitian di Korps Brimob yang tidak

semua memiliki kesempatan tersebut. Kekurangan dari

penelitian ini adalah tidak dijelaskan secara rinci

pemahaman dan kesadaran keagamaan seperti apa yang

Page 27: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

15

didapatkan para Brimob setelah mendapatkan pembinaan

mental.

Dari semua tinjauan pustaka di atas penelitian yang akan di

laksanakan memiliki perbedaan sebagai berikut:

1. Lokasi penelitian skripsi ini yaitu di bimbingan agama

terhadap kecerdasan emosi pada Rutan Kelas I Cipinang

Jakarta Timur. Lokasi penelitian ini berbeda dengan

tinjauan pustaka di atas.

2. Penelitian ini terfokuskan pada pengaruh bimbingan

agama terhadap kecerdasan emosi di bimbingan agama

terhadap kecerdasan emosi pada Rutan Kelas I Cipinang

Jakarta Timur.

3. Metode yang digunakan skripsi ini yaitu metode

kuantitatif experiment.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini peneliti mengacu pada pedoman

penulisan karya ilmiah (Skripsi) yang diterbitkan oleh CeQDA

(Center for Quality Development and Assurance) Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2013/2014. Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi

dalam lima bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Isi dari bab ini membahas hal-hal yang menyangkut latar

belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

Page 28: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

16

tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menguraikan tentang bimbingan agama dan

kecerdasan emosi yang mencakup landasan teori yang

berhubungan dengan penelitian yang memuat pengertian dan

tujuan bimbingan agama dan kecerdasan emosi, metode dan

materi bimbingan agama, pelaksanaan bimbingan agama di

Rutan Kelas I A Cipinang Jakarta Timur.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai pendekatan dan jenis

penelitian, tempat dan waktu penelitian, sumber data,

populasi dan sampel, variabel penelitian, hipotesis penelitian,

definisi operasional dan indikator variabel, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, instrument

pengumpulan data, uji validitas, uji reliabilitas.

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS

DATA

a. Gambaran umum Rutan Kelas I Cipinang Jakarta Timur.

Bab ini berisi tentang sejarah Rutan Kelas I Cipinang Jakarta

Timur, visi misi Rutan Kelas I Cipinang Jakarta Timur,

struktur organisasi Rutan Kelas I Cipinang Jakarta Timur,

sarana dan prasarana Rutan Kelas I Cipinang Jakarta Timur,

keadaan warga binaan di Rutan Kelas I Cipinang Jakarta

Page 29: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

17

Timur, dan jenis bimbingan agama Rutan Kelas I Cipinang

Jakarta Timur.

b. Temuan dan Analisis Data tentang bimbingan agama pada

warga binaan. Bab ini juga menguraikan tentang data-data

hasil penelitian, hasil angket, klasifikasi responden, deskripsi

hasil penelitian, dan analisis data.

BAB V PENUTUP

Bab ini membahas secara singkat mengenai kesimpulan

berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian yang menjawab

rumusan masalah di Bab I dan saran-saran serta rekomendasi

yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 30: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

17

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Bimbingan Agama

1. Pengertian Bimbingan Agama

Pengertian harfiyyah “bimbingan” adalah “menunjukan,

memberi jalan, atau menuntun” orang lain ke arah tujuan

yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini, dan masa

mendatang. Istilah “bimbingan” merupakan terjemahan dari

bahasa Inggris yaitu “guidance” yang berarti

“menunjukan”.15

Secara terminologi, bimbingan adalah suatu usaha

membantu orang lain dengan mengungkapkan dan

membangkitkan potensi yang dimilikinya sehingga dengan

potensi itu ia akan memiliki kemampuan untuk

mengembangkan dirinya secara wajar dan optimal, yakni

dengan memahami dirinya maupun mengambil keputusan

untuk hidupnya. Maka dengan itu ia akan dapat mewujudkan

kehidupan yang baik, berguna dan bermanfaat untuk masa

kini dan masa yang akan datang.16

Kemudian menurut Dra. Dewa Ketut Sukardi juga

memberikan definisi, bimbingan yaitu sosok pemberian

bantuan yang di berikan kepada seseorang atau sekelompok

orang secara terus menerus dan sistematis oleh pembimbing

15

M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1982), Cet. Ke- 1, h. 1 16

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 6

Page 31: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

18

agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang

mandiri.17

Dalam kamus Bimbingan dan Konseling, Bimbingan

adalah proses bantuan pertolongan, menunjukkan jalan, dan

memberikan pengarahan. Bimbingan adalah bantuan yang

ditujukan untuk membantu individu dalam memahami diri

(bakat, minat, kemauan) dan lingkungan agar mampu

membuat keputusan sehingga tercapai perkembangannya

secara maksimal untuk kepentingan dirinya dan

masyarakat.18

Adapun definisi bimbingan sendiri para ahli mempunyai

pendapat yang berbeda-beda berdasarkan sudut pandang

masing-masing. Diantara pendapat para ahli tentang definisi

bimbingan adalah sebagai berikut:

a. Djumhur dan Moh. Surya, bimbingan adalah suatu

proses pemberian bantuan yang terus menerus dan

sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah

yang di hadapinya, agar tercapai kemampuan untuk

memahami dirinya (self understanding), kemampuan

untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan

untuk mengarahkan dirinya (self direction), dan

kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self

realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya

17

Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta:

PT. Rineka Cipta), Cet. Ke- 1, h. 2 18

Tantawy R, Kamus Bimbingan dan Konseling (Jakarta : PT.

Pamator, 1997), h. 13

Page 32: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

19

dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan,

baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat.19

b. DR. Moh Surya, bimbingan adalah suatu proses

pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis

dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai

kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri,

pengerahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai

tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian

diri dengan lingkungan.20

c. Menurut H. M. Umar dan Sartono, pengertian

bimbingan yang formulatif adalah “bantuan yang

diberikan kepada individu agar dengan potensi yang

dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal

dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan,

mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa

depan yang baik”.21

Dari pendapat di atas kita dapat memahami bahwa yang

dimaksud bimbingan adalah proses pemberian bantuan

secara psikis atau kejiwaan yang terus menerus baik kepada

individu, keluarga maupun kelompok. Terutama kepada

warga binaan Rutan Cipinang untuk mengenali segala

potensi yang dimiliki dan guna penyesuaian diri terhadap

tuntutan hidup sehingga mampu mengatasi hambatan guna

19

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 7 20

Hallen. A, Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Quantum Teaching,

2005), Cet. Ke- 3, h. 4 21

Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV.

Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke-1, h. 9

Page 33: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

20

merencanakan masa depan yang lebih baik dan mampu

menghadapi kesulitan-kesulitan dalam kehidupan.

Fungsi pokok pembinaan mencakup tiga hal, yaitu:

1. Penyampaian informasi dan pengetahuan (Kognitif)

2. Perubahan dan pengembangan sikap (Afektif)

3. Latihan dan pengembangan kecakapan serta

keterampilan (Psikomotorik).22

Pengertian agama berdasarkan asal kata, yaitu al-Dien,

religi, (relegere, religare) dan agama al-Dien (semit) yang

berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa

Arab, kata ini mengandung arti menguasai, menundukan,

patuh, utang, balasan dan kebiasaan. Sedangkan dari kata

religi (latin) atau releger berarti “mengikat”. Adapun kata

agama terdiri dari a = tidak; gam = pergi, mengandung arti

tidak pergi, tetap di tempat atau di warisi turun temurun.23

Agama menurut para ahli sebagai berikut:

a. Agama menurut M. Arifin dibagi menjadi dua

aspek, yaitu:

1. Aspek Subjektif (Pribadi Manusia)

Agama mengandung pengertian tentang tingkah

laku manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai

keagamaan yang berupa getaran batin, yang

mengatur dan menggerakan tiangkah laku tersebut

kepada pola hubungan dengan masyarakat serta

22 A. Mangundharjana, Pengembangan:Arti dan Metodenya,

(Yogjakarta: Kanisius, 1995), h. 14 23

Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2007), h. 12

Page 34: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

21

alam sekitarnya. Dari aspek inilah manusia dengan

tingkah lakunya itu merupakan perwujudan

(manifestasi) dari “pola hidup” yang telah

membudaya dalam batinya, di mana nilai-nilai

keagamaan telah membentuknya menjadi rujukan

(referensi) dari sikap, dan orientasi hidup

seharihari.24

2. Aspek Objektif (Doktriner)

Agama dalam pengertian ini mengandung nilai-

nilai ajaran Tuhan yang bersifat menuntun manusia

ke arah tujuan yang sesuai dengan kehendak ajaran

tersebut. Agama dalam pengertian ini belum masuk

dalam batin manusia, atau belum membudaya dalam

tingkah laku manusia, karena masih berupa doktrin

(ajaran) yang objektif berada di luar diri manusia.

Oleh karena itu secara formal, agama dilihat dari

aspek objektif dapat diartikan sebagai “Peraturan

yang berisifat Ilahi (dari Tuhan) yang menuntun

orang-orang berakal budi ke arah ikhtiar untuk

mencapai kesejahteraan hidup di dunia, dan

memperoleh kebahagian hidup di akhirat”.25

b. Menurut Zakiah Darajat, agama adalah kebutuhan

jiwa atau psikis manusia yang akan mengatur dan

24

M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama, (Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1982), Cet. Ke- 1, h. 1 25

Ibid., h. 2

Page 35: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

22

mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan

dan cara menghadapi tiap-tiap masalah.26

c. Harun Nasution merumuskan empat unsur yang

terdapat dalam agama ialah:

1. Kekuatan ghaib; manusia merasa dirinya lemah

dan berhajat pada kekuatan ghaib sebagai

tempat minta tolong. Oleh karena itu manusia

merasa harus mengadakan hubungan baik

dengan kekuatan ghaib tersebut. Hubungan baik

dapat di wujudkan dengan mematuhi perintah

dan larangan kekuatan ghaib itu.

2. Keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di

dunia ini dan hidupnya di akhirat tergantung

pada adanya hubungan baik dengan kekuatan

ghaib yang dimaksud. Dengan hilangnya

hubungan baik itu, kesejahteraan dan

kebahagiaan yang dicari akan hilang pula.

3. Respon yang bersiat emosional dari manusia.

Respon itu bisa mengambil bentuk perasaan

takut seperti yang terdapat dalam agama-agama

primitif, atau perasaan cinta seperti yang

terdapat pada dalam agama monoteisme.

Adapun definisi tentang bimbingan agama secara utuh

berdasarkan pendapat para ahli yaitu sebagai berikut:

26

Zakiah Darajat, Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1982), Cet. Ke-3, h. 52

Page 36: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

23

a. M. Arifin mendefinisikan bimbingan dan

penyuluhan agama adalah segala kegiatan yang

dilakukan oleh seorang dalam rangka memberikan

bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-

kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar

orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena

timbul kesadaran dan penyerahan diri terhadap

kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada

diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup

masa sekarang dan masa depannya.27

b. Rasyidan, mendefinisikan bimbingan dan

penyuluhan agama sebagaimana dikutip oleh Imam

Sayuti Farid dalam bukunya yang berjudul pokok-pokok

bahasan tentang bimbingan dan penyuluhan agama

sebagai teknik dakwah adalah suatu proses pemberian

bantuan kepada individu atau kelompok masyarakat,

dengan tujuan untuk memfungsikan seoptimal mungkin

nilai-nilai keagamaan dalam kebulatan pribadi atau

tatanan masyarakat, sehingga dapat memberikan manfaat

bagi dirinya dan masyarakat.28

Dengan demikian berdasarkan pengertian-pengertian

diatas, konsep bimbingan agama yang digunakan oleh

peneliti adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus-

27

M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Bimbingan dan Penyuluhan

Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 25 28

Imam Sayuti Farid, Pokok-pokok Bahasan tentang Bimbingan

Penyuluhan Agama sebagai Tenik Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 2007), h.

25

Page 37: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

24

menerus yang diberikan oleh pembimbing agama kepada

warga binaan tentang nilai-nilai ajaran Agama sehingga

warga binaan mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungannya serta mampu menghadapi segala persoalan

hidupnya dengan potensi yang dimilikinya, karena timbulnya

kesadaran dan penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan

Yang Maha Esa, sehingga memperoleh kebahagiaan hidup di

dunia maupun di akhirat.

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama

a. Tujuan Bimbingan Agama

Secara umum, tujuan bimbingan agama adalah

membantu individu mewujudkan dirinya sebagai

manusia seutuhnya, agar mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan di akhirat.29

Dalam menjalankan

kehidupannya, manusia pasti mengalami hambatan-

hambatan dalam mewujudkan keinginannya, sehingga

diperlukan bimbingan agama, untuk itulah bimbingan

agama berusaha untuk membantu individu agar mampu

menghadapi masalah dalam hidupnya. Bimbingan agama

memiliki tujuan-tujuan antara lain:

1. Membantu individu agar tidak menghadapi

masalah

2. Membantu individu menghadapi masalah yang

dihadapi

29

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,

(Yogyakarta: UII Press, 2001), h. 35

Page 38: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

25

3. Membantu individu memelihara dan

mengembangkan situasi dan kondisi yang lebih

baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah

bagi dirinya dan orang lain.30

Bila dicermati secara umum tujuan-tujuan tersebut

bisa pula dirumuskan menjadi “membantu individu,

keluarga dan kelompok masyarakat agara dapat

mengenal, mengarahkan dan mewujudkan dirinya

sendiri (mandiri) sebagai manusia seutuhnya, sehingga

terbuka jalannya untuk mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan di akhirat.

Kecuali itu, bimbingan dan penyuluhan (konseling)

dalam Islam juga bertujuan membantu manusia agar

kembali kepada fitri (fithrah), menyadari tugas dan

kewajibannya sebagai makhluk Tuhan yang bertanggung

jawab terhadap dirinya, keluarganya dan masyarakat

sekitarnya, atau membantu manusia dalam mewujudkan

potensi dan eksistensi dirinya sebagai makhluk pilihan

(mulia) dan memegang tugas kekhalifahan di muka bumi

dengan adanya kegiatan bimbingan dan penyuluhan

(konseling) maka setiap individu akan terbantu dalam

memelihara dan mewujudkan amanah yang diberikan

Tuhan kepadanya. Karna itu pula, maka manusia akan

mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya

30

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,

(Yogyakarta: UII Press, 2001), h. 36

Page 39: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

26

bagi kepentingan hidup dunia global (fana) dan

kehidupan di akhirat (yang abadi)”.31

b. Fungsi Bimbingan Agama

Memperhatikan tujuan bimbingan agama di atas,

Ainur Rahim Faqih merumuskan fungsi dari bimbingan

agama yaitu:

1. Fungsi Preventif, yaitu membantu individu

menjaga atau mencegah timbulnya masalah

bagi dirinya.

2. Fungsi Kuratif atau Korektif, yaitu membantu

individu memecahkan masalah yang sedang

dihadapi atau dialaminya.

3. Fungsi Preservatif, yaitu membantu individu

agar situasi yang semula tidak baik menjadi

lebih baik, dan kebaikan itu bertahan lama.

4. Fungsi Development dan pemeliharaan, yaitu

membantu individu memelihara dan

mengembangkan situasi dan kondisi yang baik,

sehingga tidak memungkinkannya menjadi

sebab masalah baginya.32

3. Metode Bimbingan Agama

Metode atau metodik berasal dari kata Yunani, yaitu

“meta” yang berarti melalui dan “hodos” berarti jalan atau

cara. Metodik berarti cara yang harus ditempuh untuk

31

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 99 32

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,

(Yogyakarta: UII Press, 2001), h. 36

Page 40: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

27

mencapai tujuan tertentu. Metode berarti suatu cara kerja

yang sistematis dan umum, seperti cara kerja ilmu

pengetahuan.33

Dalam Bahasa Arab, metode dikenal dengan istilah

“thariqah” yang berarti langkah-langkah strategis

dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.34

Dengan

kata lain, metode dapat dipahami sebagai cara yang ditempuh

agar hal yang akan disampaikan dapat diterima atau difahami

dengan baik, mudah dan efisien sehingga dapat mewujudkan

tujuan tertentu. Berbagai cara ditempuh oleh seorang

pembina dalam menyampaikan bimbingan agama. Agar

proses bimbingan berjalan dengan lancar, maka perlu dipilih

cara yang tepat dalam menyampaikan metode bimbingan.

Menurut H.M. Arifin, metode yang dapat digunakan

dalam bimbingan agama, antara lain sebagai berikut:

a. Wawancara

Salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan

yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana

sebenarnya hidup beragama pada saat tertentu yang

memerlukan bantuan. Saya melakukan wawancara

dengan satu petugas pembimbing agama Islam dan tiga

orang warga binaan wanita.

b. Metode group guidance (bimbingan secara

kelompok)

33

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam,

(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 10 34

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam

Mulia, 2005), h. 23

Page 41: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

28

Bimbingan kelompok adalah cara

pengungkapan jiwa/batin serta pembinaannya melalui

kegiatan kelompok, seperti ceramah, diskusi, seminar,

simposium, atau dinamika kelompok (group dinamics).35

Dalam proses pembinaan kelompok ini pembina

hendaknya mengarahkan minat dan perhatian warga

binaan kepada hidup kebersamaan dan saling tolong-

menolong dalam memecahkan permasalahan yang

menyangkut kepentingan mereka bersama. Pembinaan

agama juga hendaknya mengendalikan dan mengamati

setiap klien atau warga binaan mengenai keaktifan dalam

kegiatan kelompok.

c. Metode non-directif (cara yang tidak mengarah)

Metode ini dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Metode client centered, yaitu pengungkapan

tekanan batin yang dirasakan menjadi

penghambat mereka dalam belajar dengan sistem

pancingan yang berupa satu dua pertanyaan

terarah. Selanjutnya mereka diberi kesempatan

seluas-luasnya untuk menceritakan segala uneg-

uneg (tekanan batin) yang disadari sebagai

hambatan jiwanya.36

Pembina bersikap

memperhatikan, mendengarkan serta mencatat

35

H.M. Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan

Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985), h. 109 36

Ibid., h. 111

Page 42: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

29

point-point penting yang dianggap rawan untuk

diberi bantuan.

2. Metode educatif, yaitu cara mengungkapkan

tekanan perasaan yang menghambat

perkembangan belajar dengan menggali sampai

tuntas perasaan yang menyebabkan hambatan

dan ketegangan, dengan cara client centered,

yang diperdalam dengan permintaan/pertanyaan

yang motivatif dan persuasif (meyakinkan) untuk

mengingat serta mendorong agar berani

mengungkapkan perasaan tertekan sampai ke

akar-akarnya. Pada akhirnya, pembina

memberikan petunjuk-petunjuk tentang usaha apa

sajakah yang baik dengan cara yang tidak

bernada imperatif (wajib). Akan tetapi hanya

berupa anjuran-anjuran yang tidak mengikat.37

3. Metode psikoanalitis (penganalisaan jiwa) yaitu

menganalisa gejala-gejala tingkah laku, baik

melalui mimpi (kondisi tidak sadar), ataupun

melalui tingkah laku yang serba salah, dengan

menitikberatkan pada perhatian atas hal-hal apa

sajakah perbuatan salah itu terjadi berulang.

Dengan demikian, maka akhirnya akan diketahui

bahwa masalah pribadi mereka akan terungkap

dan selanjutnya disadarkan kembali (dicerahkan)

37

H.M. Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan

Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985), h. 112

Page 43: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

30

agar masalah tersebut dianggap telah selesai dan

tidak perlu dianggap suatu hal yang

memberatkan, dan sebagainya.38

Oleh karena itu nilai-nilai iman dan taqwa

harus dibangkitkan dalam pribadi warga binaan,

sehingga terbentuklah dalam pribadinya sikap

tawakkal dan optimisme dalam menempuh

kehidupan baru.

4. Metode direktif (metode yang bersifat

mengarahkan)

Metode ini lebih bersifat mengarahkan

kepada mereka untuk berusaha mengatasi

kesulitan (problem) yang dihadapi. Pengarahan

yang diberikan ialah dengan memberikan secara

langsung jawaban-jawaban terhadap

permasalahan yang menjadi sebab kesulitan.39

Adapun metode yang digunakan dalam bimbingan

agama di Lapas dan Rutan adalah sebagai berikut:

1. Metode pembinaan berdasarkan situasi

Metode ini digunakan untuk merubah cara berfikir

narapidana atau warga binaan untuk tidak bergantung

pada situasi yang menyertai, tetapi menguasai situasi

tersebut. Dalam hal ini, digunakan dua macam

pendekatan, yaitu pendekatan dari atas (top down

38

H.M. Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan

Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985), h. 113 39

Ibid., h. 114

Page 44: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

31

approach) dan pendekatan dari bawah (bottom down

approach).

2. Metode pembinaan perorangan (Individual

Treatment)

Metode ini diberikan kepada narapidana secara

perorangan oleh petugas pembimbing Lapas atau Rutan.

3. Metode pembinaan kelompok (Classical

Treatment)

Dalam pembinaan secara kelompok dapat dilakukan

dengan metode ceramah, peragaan/demonstrasi, tanya jawab,

diskusi, dan pemberian tugas. Adapun metode tersebut

adalah sebagai berikut:40

1. Metode Ceramah

Metode Ceramah ialah penerangan dan penuturan

secara lisan oleh petugas pembimbing agama dari

dalam Lapas atau Rutan maupun pembina dari luar.

Pembina keagamaan menerangkan atau menjelaskan

apa yang akan disampaikan dengan lisan di depan

warga binaan.41

Metode ceramah merupakan metode

yang sudah lama dipakai dalam proses pembelajaran.

Metode ini sering dibarengi dengan metode tanya

jawab.

2. Metode tanya jawab

40

Harsono.C.I, Sistem Baru Pembinaan Narapidana, (Jakarta:

Djambatan, 1995), h. 342 41

Ibid., h. 344

Page 45: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

32

Metode tanya jawab adalah cara penyajian

pembinaan dalam bentuk pertanyaan yang harus

dijawab. Cara yang ditempuh biasanya pembimbing

agama mengajukan pertanyaan kepada warga binaan

tentang materi yang telah diajarkan. Pembimbing

agama mengharapkan jawaban yang diberikan

narapidana berupa fakta. Pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan biasanya bukan hanya sebatas dari

pembimbing agama dan narapidana menjawab, akan

tetapi pertanyaan ini biasa muncul dari narapidana

kemudian pembimbing agama menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh narapidana tersebut. Ada kalanya

jawaban itu juga bisa berasal dari narapidana yang

lain dalam proses pembelajaran yang sedang

berlangsung tersebut.

3. Metode demonstrasi atau peragaan

Metode demonstrasi yaitu metode mengajar

dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas

suatu pengertian atau untuk memperlihatkan

bagaimana suatu proses pembentukan tertentu kepada

narapidana. Pada metode demonstrasi, titik tekannya

adalah memperagakan tentang jalannya suatu proses

tertentu. Biasanya pembimbing agama

memperagakan terlebih dahulu, kemudian narapidana

mengikutinya.42

42

Harsono.C.I, Sistem Baru Pembinaan Narapidana, (Jakarta:

Djambatan, 1995), h. 350

Page 46: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

33

4. Metode diskusi

Metode diskusi adalah cara mengajar atau

menyajikan materi melalui pengajuan masalah yang

pemecahannya dilakukan secara terbuka. Dalam

sebuah diskusi semua anggota narapidana ikut

terlibat. Di antara prinsip-prinsip diskusi antara lain:

adanya ketua dan anggota, topik yang diangkat jelas

dan menarik, narapidana wanita saling memberi dan

menerima serta suasana berjalan tanpa tekanan.

5. Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas diterapkan dalam materi

tertentu setelah disampaikan oleh pembimbing

agama, kemudian narapidana diminta untuk

meringkas kembali di dalam blok sel masing-masing.

Pemberian tugas ini biasanya juga digunakan juga

dalam penugasan untuk shalat sunah. Metode ini

diterapkan agar narapidana dapat bertanggung

jawab.43

Dengan demikian dari penjelasan diatas bahwa dalam

penelitian ini menggunakan metode perorangan yang

terdiri dari individu tersebut dan metode kelompok yang

terdiri dari wawancara, tanya jawab, demonstrasi atau

perorangan, diskusi, dan pemberian tugas.

43

Harsono.C.I, Sistem Baru Pembinaan Narapidana, (Jakarta:

Djambatan, 1995), h. 363

Page 47: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

34

4. Materi Bimbingan Agama

Materi yang dipakai dalam pembimbing agama adalah

semua yang terkandung dalam Al-Qur’an yaitu sebagai

berikut:

a. Aqidah

Aqidah menurut bahasa berasal dari kata aqada,

ya‟qidu, aqdan atau aqidatan yang artinya mengikatkan.

Bentuk jama’ dari aqidah adalah aqaid yang berarti

simpulan atau ikatan iman. Dari kata itu muncul pula

kata I‟tiqad yang berarti kepercayaan. Sedangkan aqidah

secara etimologis berarti ikatan atau sangkutan. Secara

praktis, aqidah berarti kepercayaan, keyakinan, atau

iman.44

Aqidah menurut Zuhairi adalah bersifat I’tikad

batin, berfungsi mengajarkan ke-Esaan Allah, Esa

sebagai Tuhan yang mencipta, mengatur, dan

meniadakan ala mini.45

Aqidah dalam Islam adalah

bersifat i‟tiqad bathiniyah yang mencakup masalah-

masalah yang erat hubungannya dengan iman kepada:

1. Iman kepada Allah

Kata “iman” berasal dari bahasa Arab yang artinya

percaya. Sedangkan percaya berarti pengakuan

terhadap adanya sesuatu yang bersifat ghaib, atau

sesuatu itu benar. Iman kepada Alah berarti

44

E. Hassan Saleh, Study Islam Diperguruan Tinggi Pembinaan

IMTAQ dan Pengembangan Wawasan, (Jakarta: ISTN, 2000), h. 55 45

Zuhairi, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1983), h. 50

Page 48: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

35

menyakini bahwa Allah adalah satu-satunya tempat

mengabdi, menghambakan diri, serta mengadu

(tauhid al-ibadah), dan Allah sebagai satu-satunya

pembuat peraturan yang sempurna (tauhid al-tasyri).

2. Iman kepada Malaikat-Nya

Iman kepada malaikat adalah meyakini malaikat

adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur

(cahaya) dan bahwa malaikat adalah makhluk yang

paling taat dan tidak sekalipun berbuat maksiat.

3. Iman kepada Kitab-KitabNya

Pengertian kepada kitab-kitab Allah adalah

meyakini bahwa kitab Allah itu benar datang dari

Allah SWT kepada para nabi atau rasul yang berisi

wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh

umat manusia. Salah satu kitab Allah adalah Al-

Qur’an, dengan membaca dan memahami isi Al-

Qur’an, maka manusia akan merasa dekat dengan

Allah dan tenang dalam menghadapi segala hal.

4. Iman kepada Rasul-RasulNya

Iman kepada Rasul adalah percaya dengan

sepenuh hati bahwa Rasul adalah orang-orang yang

telah dipilih oleh Allah SWT untuk menerima

wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh

umat manusia agar menjadi pedoman hidup demi

memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Page 49: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

36

5. Iman kepada Hari Akhir

Hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh

hati bahwa Allah telah menetapkan hari akhir

sebagai tanda akhir dari kehidupan di dunia dan

awal dari kehidupan di akhirat. Karena itu, manusia

janganlah lengah, lupa diri ataupun terpesona

dengan kehidupan di dunia yang sifatnya hanya

sementara.

6. Iman kepada Qadha dan Qadhar

Iman kepada Qadha dan Qadhar artinya

percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa

Allah SWT telah menentukan segala sesuatu bagi

semua makhluk hidup.46

Dengan demikian dapat simpulkan bahwa aqidah

merupakan keimanan seseorang baik dalam sikap,

ucapan maupun tindakannya.

b. Syari’ah

Secara bahasa syari’ah adalah jalan (ke sumber mata

air) yang harus ditempuh (oleh setiap umat Islam).

Sedangkan menurut istilah makna syari’ah adalah sistem

norma (kaidah) yang mengatur hubungan manusia

dengan Allah Swt, hubungan manusia dengan manusia

dalam kehidupan sosial dan hubungan manusia dengan

46

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya:

Al-Ikhlas, 1983), h. 60

Page 50: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

37

benda dan alam lingkungan hidupnya.47

Syari’ah terdiri

dari beberapa aspek yaitu:

1. Ibadah

Ibadah (dalam arti sempit) seperti, thaharah,

shalat, zakat, puasa, haji bila mampu. Ibadah

tersebut hukumnya wajib. Ibadah secara umum

memiliki arti mengikuti segala hal yang di cintai

Allah dan di ridhoi-Nya, baik perkataan maupun

perbuatan lahir dan batin.

2. Muamalah

Kata muamalah berasal dari fiil madhi amala

yang berarti bergaul dengannya, berurusan

(dagang). Sedangkan muamalah adalah ketetapan

Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan

sesamanya, dan dengan lingkungannya (alam

sekitar)nya. Muamalah berarti aturan-aturan

(hukum) Allah yang mengatur hubungan manusia

dengan sesama dan lingkungan

sekitarnya.Kaitannya dengan hubungan antar

sesama manusia, maka dalam muamalah ini

mengatur hal-hal yang berkaitan dengan masalah

ekonomi, politik, sosial, hukum, dan kebudayaan.48

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

syari’ah merupakan hukum Allah guna mengatur

47

Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2000), h. 134 48

Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1992), h. 1

Page 51: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

38

hubungan antara manusia dengan Allah dan manusia

dengan manusia lainnya.

c. Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim

mashdar dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai

dengan timbangan tsulasi majid af‟ala, yuf‟ilu if‟alan

yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi‟ah

(kelakuan, tabi’at, watak dasar), al-„adat (kebiasaan,

kelaziman), al-maru‟ah (peradaban yang baik), dan al-

din (agama).49

Terdapat beberapa pengertian akhlak menurut para

ahli, yaitu:

1. Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah sifat

yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya

untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan

pemikiran dan pertimbangan.

2. Menurut Imam Al-Ghazali yang dikenal sebagai

Hujjatul Islam (Pembela Islam) karena

kepiawaianya dalam membela Islam dari

berbagai faham yang dianggap menyesatkan, Ia

mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam

dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam

perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa

memerlukan pemikiran dan pertimbangan.50

49

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006), h. 1 50

Ibid., h. 2

Page 52: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

39

3. Menurut Zuhairi, akhlak adalah suatu amalan

yang bersifat pelengkap penyempurna bagi

kedua amal yaitu akidah dan syari’ah dan

mengajarkan tentang cara pergaulan hidup

manusia.51

Dengan demikian, akhlak merupakan sifat jiwa yang

berhubungan dengan niat baik dan buruk yang berada

didalam jiwa manusia tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan sehingga melahirkan suatu perbuatan yang

tanpa disengaja dan tanpa dibuat-buat. Maka dari itu

dalam pembinaan agama Islam sangat perlu diadakan

pembinaan akhlak, dimana akan mengarahkan manusia

kea rah tujuan hidup yang bahagia dunia dan akhirat.

Macam-macam akhlak menurut Mohammad Ardani

yaitu, sebagai berikut:52

a. Akhlak Al-Karimah

Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat

amat jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan

manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia,

akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Akhlak terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan

kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia

memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu,

51

Zuhairi, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1983), h. 60 52

Mohammad Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Mitra Cahaya

Utama, 2005), Cet ke-2, h. 49

Page 53: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

40

yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan

menjangkau hakekatnya.

2. Akhlak terhadap diri sendiri

Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat

diartikan menghargai, menghormati, menyayangi

dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya,

karena sadar bahwa dirinya itu sebgai ciptaan dan

amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan

dengan sebaik-baiknya.

3. Akhlak terhadap sesama manusia

Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan

eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak

bergantung pada orang lain, untuk itu, ia perlu

bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan

orang lain. Islam menganjurkan berakhlak yang baik

kepada saudara, karena ia berjasa dalam ikut serta

mendewasakan kita, dan merupakan orang yang

paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan

dengan memuliakannya, memberikan bantuan,

pertolongan dan menghargainya.

b. Akhlak Al-Mazmumah

Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah

sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik

seagaimana tersebut di atas. Dalam ajaran Islam tetap

membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar

Page 54: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

41

dapat dipahami dengan benar, dan dapat diketahui cara-

cara menjauhinya.53

Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai

berbagai macam akhlak yang tercela, di antaranya:

1. Berbohong ialah memberikan atau

menyampaikan informasi yang tidak sesuai

dengan yang sebenarnya.

2. Takabur atau sombong ialah merasa atau

mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi

orang lain. Pendek kata merasa dirinya lebih

hebat.

3. Dengki ialah rasa atau sikap tidak senang atas

kenikmatan yang diperoleh orang lain.

Bakhil atau kikir ialah sukar baginya mengurangi

sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk orang

lain.54

B. Kecerdasan Emosi

1. Pengertian Kecerdasan Emosi

Pada makna paling harfiah, Oxford English Dictionary

mendefinisikan emosi sebagai “Any agitation or distrubance

of mind, feeling, passion, any vehement or excited mental

53

Mohammad Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Mitra Cahaya

Utama, 2005), Cet ke-2, h. 49 54

Mohammad Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Mitra Cahaya

Utama, 2005), Cet ke-2, h. 56

Page 55: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

42

state”.55

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa emosi

adalah keadaan yang sangat mempengaruhi perilaku

individu. Emosi merupakan reaksi terhadap perangsang dari

luar maupu dalam diri individu yang berkaitan dengan

perubahan fisiologis dan psikis.

Menurut Lazarus sebagaimana dikutip oleh Riani

Mashar mengatakan bahwa emosi dapat didefinisikan

sebagai “Keadaan yang kompleks pada diri organisme, yang

meliputi perubahan secara badaniah dalam bernapas, detak

jantung, perubahan kelenjar-dan kondisi mental, seperti

keadaan menggembirakan yang ditandai dengan perasaan

yang kuat dan biasanya disertai dengan dorongan yang

mengacu pada suatu bentuk perilaku.56

Menurut Lewis dan Haviland-Jones emosi dapat

diartikan sebagai aktivitas badaniah secara eksternal, atau

reaksi meyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap

peristiwa atau suatu kondisi mental tertentu.57

Sedangkan

menurut Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, dalam

bukunya, Executive EQ, kata emotion bisa didefinisikan

dengan gerakan (movement), baik secara metamorphosis

maupun literal; kata emotion adalah kata yang menunjukkan

gerakan perasaan.58

55

Netty Hartaty, TAZKIYA Journal of Psikologi vol.6 no.1, (Ciputat:

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h.55 56

Riani Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi

Pengembangannya, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, h. 16 57

Ibid., h. 18 58

Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung:

ALFABETA, 2005), Cet. 1, h. 176

Page 56: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

43

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa emosi

adalah keadaan yang sangat mempengaruhi perilaku

individu. Emosi merupakan reaksi terhadap perangsang dari

luar maupu dalam diri individu yang berkaitan dengan

perubahan fisiologis dan psikis.

Para peneliti berdebat tentang emosi mana yang benar-

benar dapat dianggap sebagai emosi primer. Sejumlah

teoritikus mengelompokkan emosi dalam golongan-golongan

besar. Jenis-jenis emosi tersebut adalah:

a. Amarah: beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal

hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung,

bermusuhan, dan yang paling hebat, tindak

kekerasan dan kebencian patologis.

b. Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis,

mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan

jika menjadi patologis – depresi hebat.

c. Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was,

waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, dan jika

menjadi patologi, fobia dan panik.

d. Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang,

senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi,

takjub, rasa terpesona, rasa terpenuhi, kegirangan

luar biasa, dan batas ujungnya-mania.

e. Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan,

kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran,

kasih.

f. Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.

Page 57: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

44

g. Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka,

mau muntah.

h. Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina,

aib, dan hati hancur lebat.59

Petunjuk tentang emosi manusia terdapat dalam al-

Quran, dan lebih ditekankan pada jenis-jenis emosi yang

dimiliki manusia itu sendiri dan kapan emosi itu muncul.

Allah dalam al-Qur’an menjelaskan tentang jenis-jenis emosi

manusia seperti :

a. Takut. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah

Al-Anfal:2, Asy- Syu’ara:14, Az-Zumar:13.

b. Marah. Emosi ini antara lain dijelaskan dalam surah

Al-A’raf: 150; dan Ali Imran: 119.

c. Cinta. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah

al-Baqarah : 165; Al-Adiyat :8.

d. Senang atau gembira. Emosi ini dijelaskan antara

lain dalam surah Ar-Rad: 26; Al-Insan: 11.

e. Benci. Emosi benci dijelaskan dalam surah An-nisa:

19 dan A-hasyr :10.

f. Cemburu. Emosi ini dijelaskan Allah dalam surah

Yusuf : 8-9.

g. Dengki/iri hati. Penjelasan emosi ini diungkapkan

dalam surah An-nisa: 54, Al-Falaq: 5.

h. Penyesalan. Emosi ini dijelaskan dalam surah al-

Qiyamah: 1-2, Al- Maidah 30-31.

59

Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, Terj. T. Hermaya,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), cet. 14, h. 412-413.

Page 58: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

45

i. Sedih. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah

Yusuf: 84-86, Ali-Imran: 176.

j. Bahagia. Penjelasan tentang emosi bahagia ini

dikemukakan dalam surah Ar-Ra’d: 26, Yunus: 57-

58.60

Kecerdasan manusia yang dianggap sebagai faktor

penting yang dapat mempengaruhi terhadap prestasi

seseorang, yakni kecerdasan emosional. Istilah kecerdasan

emosional pertama kali dilontaran pada tahun 1990 oleh

Salovey dan John Mayer yang menerangkan kualitas

kecerdasan emosional yang penting bagi keberhasilan.

Kualitas-kualitas ini antara lain adalah empati,

mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan

amarah, kemandirian, kemampuan menyesuakan diri,

disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi,

ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan sikap hormat.61

Istilah kecerdasan emosional dalam Islam dapat pula

dijumpai dalam konsep lahir batin yang terdapat dalam

ajaran Islam. Menurut petunjuk al-Qur’an bahwa setiap

ciptaan Tuhan seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, air,

udara, tanah, dan sebagainya memiliki jiwa. Yaitu selain

mengisyaratkan adanya sifat kasih saying dan kekuasaan

60

Netty Hartaty, TAZKIYA Journal of Psikologi vol.6 no.1, (Ciputat:

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h.56 61

Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emosional Intelligence pada

Anak, ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 5

Page 59: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

46

Tuhan yang terdapat di balik ciptaan tersebut juga semua itu

memiliki jiwa emosi.62

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional

merupakan suatu kemampuan dan keterampilan yang

dimiliki seseorang dalam hubungannya dengan diri sendiri

maupun dengan orang lain dalam hal menilai dan mengelola

emosi diri, sehingga mampu mengatasi kesulitan, tantangan

dan hambatan hidup dalam menjalin hubungan dengan orang

lain.

2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi

Menurut Salovey ada lima aspek dalam kecerdasan

emosional yaitu:

a. Mengenali Emosi Diri

Kesadaran diri (mengenali perasaan sewaktu

perasaan itu terjadi) merupakan dasar kecerdasan

emosional. Kemampuan untuk memantau perasaan dari

waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan

psikologi dan pemahaman diri. Ketidakmampuan untuk

mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat

individu ada dalam kekuasaan perasaan.

Kesadaran diri adalah kemampuan individu untuk

menyadari emosi yang sedang dialaminya, dapat

mengenal emosi itu, memahami kualitas, intensitas, dan

62

Abudin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan

Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2003), Cet. 1, h. 49

Page 60: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

47

durasi emosi yang sedang berlangsung serta tahu

penyebab terjadinya.63

b. Mengelola Emosi

Menangani perasaan agar perasaan terungkap

dengan baik adalah kecakapan yang bergantung pada

kesadaran diri.Mengelola emosi ini meliputi kemampuan

menghibur diri sendiri, melepas kecemasan, kemurungan

atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang timbul

karena gagalnya keterampilan dasar.

c. Memotivasi Diri Sendiri

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan

adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk

memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan

menguasai diri sendiri. Orang yang memiliki

keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan

efektif dalam hal apapun yang dikerjakan.

d. Mengenali Emosi Orang Lain

Empati, kemampuan yang juga bergantung pada

kesadaran diri emosional, yang merupakan keterampilan

dasar “bergaul”. Kemampuan berempati yaitu

kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan

orang lain, ikut berperan dalam pergulatan arena

kehidupan. Orang yang empatik lebih mampu

menangkap sinyal-sinyal yang tersembunyi yang

mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau

63

Netty Hartaty, TAZKIYA Journal of Psikologi vol.6 no.1, (Ciputat:

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 62

Page 61: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

48

dikehendaki orang lain. Semakin individu terbuka

kepada emosi diri sendiri, maka individu akan semaki

terampil membaca perasaan.

Emosi jarang diungkapkan dengan kata-kata, emosi

jauh lebih sering

diungkapkan melalui isyarat. Kunci untuk memahami

perasaan orang lain adalah mampu membaca pesan

nonverbal, diantaranya nada bicara, gerak-gerik, ekspresi

wajah, dan sebagainya.

e. Membina Hubungan dengan Orang Lain

Seni membina hubungan sebagian besar merupakan

keterampilan mengelola emosi orang lain. Keterampilan

ini menunjang popularitas, kepemimpinan, dan

keberhasilan antar pribadi.64

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada

intinya aspek kecerdasan emosi ada tiga yaitu,

mengelola emosi diri sendiri, mengenali emosi orang

lain, dan membina hubungan dengan orang lain.

Kecerdasan emosional dapat menstabilkan kondisi

psikologis dengan adanya kesadaran seseorang baik pada

diri sendiri maupun orang lain, bagaimana sesorang

dapat mengelola emosinya, dan mereka dapat bertahan

dengan berbagai tekanan serta dapat menjalin hubungan

baik dalam lingkungan sendirinya.

64

Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, Terj. T. Hermaya,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), cet. 14, h. 58-59

Page 62: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

49

Dalam mengembangkan kecerdasan emosional, tentunya

tidak begitu saja dapat terbentuk dengan baik dalam diri pibadi

seseorang. Kecerdasan emosional ini dipengaruhi oleh faktor-

faktor seperti otak, keluarga, dan lingkungan.

C. Hubungan Antara Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Emosi

Seseorang yang memiliki religiusitas tinggi cenderung lebih

tenang dalam menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi

karena mereka merasa telah menyerahkan semua permasalah

kepada Tuhannya. Selain itu, seseorang yang memiliki

religiusitas tinggi juga berfikir bahwa ketika ia beraktivitas dalam

kehidupan sehari-hari adalah sebuah ibadah sehingga kelelahan

fisik yang dialami tidak akan terasa. Ketika seseorang memiliki

ketenangan di dalam hatinya dalam menghadapi permasalahan

yang terjadi dan berfikir semua yang dilakukan adalah sebuah

ibadah maka ia akan mampu mengelola dirinya dengan baik.

Kemampuan mengelola diri tidak lepas dari kecerdasan

emosi yang dimiliki. Kecerdasan emosi menurut Daniel Goleman

merupakan kemampuan untuk memotivasi diri dan bertahan

menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak

melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan

menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan

berfikir, berempati dan berdoa.65

65 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, terj. T. Hermaya,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), cet. 14, h. 169

Page 63: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

50

Kecerdasan emosional merupakan suatu bentuk kemampuan

memahami, memantau, mengendalikan perasaan dan emosi diri

sendiri maupun orang lain serta menggunakan perasaan-perasaan

tersebut untuk memandu pikiran dan tindakan diri. Kecerdasan

ini merupakan hasil belajar manusia melalui lingkungan dan

pergaulannya.

Pada perkembangannya manusia dipengaruhi oleh faktor

intrinsik dan faktor ekstrinsik. Kepribadian seseorang sangat

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosial dan budaya setempat.

Kecerdasan emosional memiliki relevansi yang sangat penting

dalam proses pembentukan dan pengembangan perilaku

keagamaan seseorang. Seseorang yang memiliki pemahaman

agama yang tinggi akan berimplikasi langsung pada tindakan dan

perilaku mereka yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan dapat

memanage emosional mereka.

Dengan demikian, sangat jelas bahwa kecerdasan emosional

merupakan potensi fitrah manusia, yang jika difungsikan secara

baik dan efektif memiliki hubungan yang sangat besar dengan

perilaku keagamaan manusia dalam menentukan sikap dan tujuan

yang mencerminkan kepribadiannya sebagai seorang manusia

yang berperilaku baik tanpa harus menghilangkan konsep agama

sebagai landasan hidup manusia.

D. Narapidana

1. Pengertian Narapidana

Narapidana secara terminologi berarti orang yang

sedang menjalani pidana hilang kemerdekaan di lembaga

Page 64: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

51

pemasyarakatan.34

Arti dari pidana itu sendiri secara

terminologi adalah hukuman yang dijatuhkan terhadap

orang yang terbukti bersalah melakukan delik berdasarkan

putusan yang berkekuatan hukum yang tetap.35

Menurut Yusfar Lubis, narapidana adalah seorang

terhukum yang dikenakan pidana dengan menghilangkan

kemerdekaannya ditengah-tengah masyarakat yang telah

mendapat keputusan pengadilan (hakim).66

Pidana penjara

(KUHP, 10) yaitu pidana yang berupa hilang kemerdekaan

seumur hidup atau sementara waktu yang harus dijalani

narapidana di lembaga pemasyarakatan.36

2. Jenis Sanksi Pidana

Jenis sanksi yang digunakan dalam konsep KUHP,

terdiri dari jenis “pidana” dan “tindakan”. Masing-masing

jenis sanksi ini terdiri dari:

a. Pidana

1. Pidana Pokok

a) Pidana penjara.

b) Pidana tutupan.

c) Pidana pengawasan.

d) Pidana denda.

e) Pidana kerja sosial.

2. Pidana tambahan

a) Pencabutan hak-hak tertentu.

66

Yusfar Lubis, Metodologi Dakwah Terhadap Narapidana, (Jakarta:

Proyek Penerangan Departemen Agama, 1978), h. 13

Page 65: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

52

b) Perampasan barang-barang tertentu dan

tagihan.

c) Pengumuman putusan hakim.

d) Pembayaran ganti kerugian.

e) Pemenuhan kewajiban.

b. Tindakan

1. Untuk orang yang tidak atau kurang mampu

bertanggung jawab (“tindakan” dijatuhkan

tanpa pidana):

a) Perawatan di rumah sakit jiwa.

b) Penyerahan kepada pemerintah.

c) Penyerahan kepada seseorang.

2. Untuk orang pada umumnya yang mampu

bertanggung jawab (dijatuhkan bersama-sama

dengan pidana):

a) Pencabutan surat izin mengemudi.

b) Perampasan keuntungan yang diperoleh

dari tindak pidana.

c) Perbaikan akibat-akibat tindak pidana

d) Latihan kerja.

e) Rehabilitasi

f) Perawatan di dalam suatu lembaga.67

Menurut konsep hanya ada tiga kategori pengelompokan

tindak pidana, yaitu:

67

Barda Nawawi. Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana

(Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru), (Jakarta: Kencana, 2011),

h. 83

Page 66: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

53

1. Hanya diancam pidana denda (untuk delik yang

bobotnya dinilai kurang dari 1 tahun penjara).

2. Hanya diancam pidana penjara atau denda secara

alternatif (untuk delik yang diancam dengan pidana

penjara 1 – 7 tahun).

3. Hanya diancam dengan pidana penjara (untuk

delik yang diancam dengan pidana penjara lebih

dari 7 tahun).

3. Tahap Pembinaan Narapidana

Tahap pembinaan narapidana dilakukan melaui 3 tahap

pembinaan yaitu :

a. Tahap awal (awal masuk s.d 1/3 masa pidana)

Pada tahap ini pembinaannya meliputi pemeriksaan

badan maupun barang bawaan, pendataan data diri

narapidana, pemberian barang invertaris. Setelah ini bagi

narapidana tindak pidana ringan mereka bisa langsung

mengikuti kegiatan pembinaan, namun bagi narapidana

tindak pidana berat harus melalui proses kurungan sunyi

terlebih dahulu.

b. Tahap pembinaan I (1/3 s.d 1/2 masa pidana)

Pada tahap ini narapidana menjalani pembinaan

kedisiplinan dan ketertiban, pembinaan mental (agama

dan kerokhanian), pembinaan intelektual dan wawasan

kebangsaan, keterampilan dan pembinaan fisik.Semua

pembinaan ini bertujuan untuk menjadikan narapidana

sebagai manusia yang lebih baik dan mampu

bertanggungjawab.

Page 67: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

54

c. Tahap pembinaan II (1/2 sampai akhir masa pidana)

Pada tahap ini pembinaannya diarahkan pada

pembauran atau perlibatan dengan masyarakat luar,

kegiatan yang biasanya dilakukan antara lain : cuti

mengunjungi keluarga, pelepasan bersyarat, cuti

menjelang bebas, dan kerja bakti, olahraga, ibadah di

luar. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan

kesadaran kepada narapidana untuk secepatnya bisa

menyerap dan menyesuaikan diri dengan norma yang

berlaku dan berkembang di masyarakat.68

4. Hak dan Kewajiban Narapidana

Undang-undang nomor 12 tahun 1995 tentang

pemasyarakatan pada pasal 14 ayat (1), sangat jelas mengatur

hak-hak seorang warga binaan atau narapidana selama

menghuni lembaga pemasyarakatan yaitu :

a. Melakukan ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaannya.

b. Mendapatkan perawatan, baik perawatan rohani

maupun jasmani.

c. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran.

d. Mendapatkan pengajaran dan makanan yang layak.

e. Menyampaikan keluhan.

f. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran

media massa lainnya yang tidak dilarang.

68

Barda Nawawi. Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana

(Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru), (Jakarta: Kencana, 2011),

h. 197

Page 68: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

55

g. Menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum,

atau orang tertentu lainnya.

h. Mendapatkan upah atau premi atas perkerjaan yang

telah dilakukan.

i. Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi).

j. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk

cuti mengunjungi keluarga.

k. Mendapatkan pembebasan bersyarat.

l. Mendapatkan cuti menjelang bebas.

m. Mendapatkan hak-hak lainnya sesuai perundangan

yang berlaku.69

Sedangkan kewajiban warga binaan aalah sebagaimana

yang ada di Pasal 15, yaitu:

1) Narapidana wakib mengikuti secara tertib program

pembinaan dan kegiatan tertentu.

2) Ketentuan mengenai program pembinaan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih

lanjut dengan Peraturan Pemerintah.70

D. Kerangka Berpikir

Sesuai latar belakang dan teori yang sudah ada, maka dapat

disimpulkan dalam suatu kerangka berpikir sebagai berikut:

69

Undang-Undang Pemasyarakatan, (Bandung: Fokusindo Mandiri,

2014), h. 9 70

Barda Nawawi. Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana

(Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru), (Jakarta: Kencana, 2011),

h. 214

Page 69: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

56

Diagram 1

Kerangka Berpikir Berdasarkan Subtes

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat

sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya

masih lemah sehingga harus di uji secara empiris.71

Berdasarkan

perumusan masalah yang telah dikemukakan maka hipotesis yang

akan di jawab dan di buktikan dalam penelitian ini adalah:

71

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), edisi revisi IV, h. 31

Bimbingan Agama (X)

(Mangndharjana)

Afektif

Kognitif

Psikomotorik

Kecerdasan Emosi (Y)

(Salovey)

Keterampilan Sosial

Motivasi

Pengaturan diri

Kesadaran diri

Empati

Page 70: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

57

: Tidak ada pengaruh signifikan bimbingan agama

terhadap kecerdasan emosi pada Rutan Kelas I A Cipinang

Jakarta Timur.

: Ada pengaruh signifikan bimbingan agama terhadap

kecerdasan emosi pada Rutan Kelas I A Cipinang Jakarta

Timur.

Dengan ketentuan sebagai berikut:

Sig < 0,05 maka ditolak dan diterima

Sig > 0,05 maka diterima dan ditolak

Page 71: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

56

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif, karena pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan

data yang akurat setelah perhitungan yang tepat. Penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara

random, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapakan.

Penelitian kuantitatif sifatnya objektif, sehingga kita bisa

melihat langsung sebuah keadaan.72

Adapun alasan peneliti menggunakan penelitian

kuantitatif adalah karena penelitian kuantitatif bersifat

mutlak sesuai dengan tata cara perhitungan statistik yang

terukur dan peneliti ingin menguji teori tentang bimbingan

keagamaan dan kecerdasan emosi, menunjukkan hubungan

antar variabel pengaruh bimbingan agama dengan kecerdasan

emosi untuk mendapatkan tingkat objektivitas yang tinggi,

memberikan deskripsi statistik.

72

Sugiyono ,Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

dan R & D (Bandung : Alfabeta, 2008), h. 14

Page 72: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

57

2. Jenis Penelitian

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian experimental. Menurut

Sugiyono, Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian

yang menjawab pertanyaan “jika kita melakukan sesuatu

pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah yang

akan terjadi?”. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau

tidak pada suatu keadaan yang di control secara ketat maka

kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut

dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen.

Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan.73

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berusaha

mengambil sampel dengan menggunakan kuesioner untuk

mengetahui pengaruh pengaruh bimbingan agama terhadap

kecerdasan emosi warga binaan pria pada Rutan Kelas I

Cipinang Jakarta Timur.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Adapun lokasi penelitian skripsi ini yaitu di Rutan Kelas

I Cipinang Jakarta Timur, yang berlokasi di Jalan Raya

Bekasi Timur No 170 A, Jakarta Timur, DKI Jakarta,

73

Sugiyono ,Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

dan R & D (Bandung : Alfabeta, 2008), h. 25

Page 73: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

58

Indonesia. Tempat ini merupakan salah satu fasilitas

penahanan yang berada dalam wilayah kerja kantor Wilayah

Kementrian Hukum dan HAM DKI Jakarta.

Adapun yang dijadikan alasan dan pertimbangan

pemilihan lokasi penelitian ini adalah:

a. Rutan Kelas I Cipinang Jakarta Timur memiliki

kegiatan bimbingan agama yang rutin dilakukan.

b. Peneliti belum menemukan hasil penelitian

tentang pengaruh bimbingan agama terhadap kecerdasan

emosi warga binaan pria pada Rutan Kelas I Cipinang

Jakarta Timur.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai sejak bulan Juni sampai

Agustus 2019 dengan melakukan survei lokasi, penyerahan

surat penelitian dari UIN Jakarta kepada Kementerian

Hukum dan HAM Jakarta Timur, persetujuan Kepala Rutan

Kelas I Cipinang Jakarta Timur untuk melakukan penelitian

skripsi, serta mentor untuk peneliti. Selanjutnya peneliti

melakukan penelitian lanjutan, yaitu menggali data dan

mengenai program pembinaan agama di Rutan Kelas I

Cipinang Jakarta Timur.

C. Sumber Data

Maksud dari sumber data seperti yang dikutip Sinta Paramita

dari bukunya Kristi Purwandari yaitu unsur utama yang dijadikan

sasaran dalam penelitian untuk memperoleh data-data konkret,

dan yang dapat memberikan informasi untuk memperoleh data

Page 74: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

59

yang diperlukan dalam penelitian ini.74

Sumber data dalam

penelitian ini dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari

sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek

penelitian.75

Sumber data pertama dalam penelitian ini yaitu

warga binaan di Rutan Kelas I A Cipinang Jakarta Timur.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber

kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan.76

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

berupa dokumen-dokumen, catatan-catatan dan buku-buku.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.77

Sesuai judul penelitian

diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

74

Shinta Paramita “Efektifitas Penanganan Masalah Rumah Tangga

Melalui Lembaga Pelayanan Konsultasi di Masjid Agung Al Azhar Jakarta,”

(Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri

Jakarta, 2009), h. 10 75

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:

Kencana, 2010) h. 122 76

Ibid., h. 123 77

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 80

Page 75: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

60

warga binaan yang beragama Islam yaitu berjumlah 120

Responden.

2. Sampel

Sedangkan sampel adalah bagian dari kumpulan objek

penelitian (populasi) yang dipelajari dan diamati.78

Penentuan sampel penelitian ini harus dilakukan sehingga

diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Berdasarkan populasi diatas maka penetapan sampel

dilakukan dengan teknik purposive sampling, adalah salah

satu teknik sampling non random sampling dimana peneliti

menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan

ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian

sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan

penelitian.79

Teknik ini dapat dilakukan dengan kriteria yang

kita inginkan.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:

a. Beragama Islam

b. Mengikuti kegiatan bimbingan agama di Rutan

Berdasarkan kriteria yang disebutkan diatas, peneliti

hanya mengambil 50% dari populasi, maka mendapatkan

hasil 60 Responden dari 120 populasi.

78

Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1994), h. 78 79

Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2011), edisi 1-2, h. 145

Page 76: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

61

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel

independen sebagai variabel X dan variabel dependen sebagai

variabel Y.

1. Variabel bebas (independent variable) (X)

Variabel independen atau juga disebut variabel bebas

adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen.80

Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas yaitu

pembinaan agama Islam yang terdiri dari:

a. Kognitif, yang meliputi Aqidah, Syariah, Akhlak,

b. Afektif, yang meliputi minat, menyukai, menerima,

memperhatikan, semangat untuk berubah.

c. Psikomotorik, yang meliputi berani bertanya, berani

berbicara didepan, mampu membaca Al-Qur’an

2. Variabel terikat (dependent variable) (Y)

Variabel dependen atau sering juga disebut variabel

terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.81

Dengan

demikian dapat diketahui bahwa kecerdasan emosi

merupakan variabel terikat dalam penelitian ini yang

meliputi:

a. Kesadaran diri

b. Pengaturan diri

80

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 39 81

Ibid., h. 40

Page 77: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

62

c. Motivasi

d. Empati

e. Keterampilan sosial

F. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian

Berikut adalah tabel definisi operasional dan indikator dalam

penelitian ini :

Tabel 1. Definisi Operasional dan Indikator Variabel

Penelitian

Variabel

Definisi

Operasional

Sub Variabel

Indikator

Bimbingan

Agama (X)

Bimbingan

Agama yaitu

merupakan

sebuah proses

pemberian

bantuan yang

berupa

bimbingan

keagamaan

yang diberikan

terus menerus

dan sistematis

oleh

pembimbing

agama, Ustadz

atau kyai

kepada yang

terbimbing

(warga binaan

Rutan)

1. Penyampaian

informasi dan

pengetahuan

(Kognitif)

a. Aqidah

Percaya

kepada Allah,

Percaya

kepada

malaikat-

malaikat,

percaya

kepada Al-

Qur’an

b. Ibadah

adalah

sebutan yang

mencakup

seluruh apa

yang dicintai

dan diridhoi

Allah Azza

1. Penyampaian

Informasi dan

pengetahuan

(Kognitif)

1) Warga binaan

meyakini bahwa

segala sesuatu yang

terjadi diatas muka

bumi ini adalah

atas seizin Allah

2) Warga binaan

meyakini bahwa

Allah menciptakan

malaikat.

3) Warga binaan

merasa bahwa

segala ucapan dan

tindakan yang

dilakukan di catatat

oleh malaikat

4) Warga binaan

meyakini Al-

Page 78: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

63

wa Jalla, baik

berupa

ucapan,

perbuatan

1. Sholat

2. Zakat

3. Puasa

4. Haji

c. Akhlak

Akhlak kepad

sesama

manusia dan

akhlak

kepada diri

sendiri

2. Perubahan dan

pengembangan

sikap (Afektif)

a. Merasakan

b. Menyukai

c. Minat

d. Menerima

e. Memperhatik

an

f. Menanggapi

3. Pengembangan

keterampilan

(Psikomotorik)

a. Berani

bertanya

b. Berani

berbicara

didepan

c. Mampu

membaca Al-

Qur’an

Qur’an sebagai

penyejuk jiwa.

5) Warga binaan

memhami makna

dari dua kalimat

syahadat

6) Warga binaan

mengetahui sholat

adalah rukun islam

kedua

7) Warga binaan

mengetahui puasa

adalah rukun islam

ketiga

8) Warga binaan

memiliki

pengetahuan bahwa

haji merupakan

media untuk

berlatih

menghadapi

kesulitan dan

merendahkan diri

9) Warga binaan

berpakaian sesuai

dengan tuntunan

agama (menutup

aurat).

10) Warga binaan

mengetahui mana

perbuatan baik dan

mana perbuatan

buruk

11) Islam

mengajarkan untuk

saling

menghormati dan

menghargai kepada

sesama manusia

12) Warga binaan

Page 79: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

64

menjauhkan diri

dari kebiasaan

berkata-kata kasar

dan tidak

bermanfaat.

13) Warga binaan

mengetahui 99

Asmaul Husna

2. Perubahan dan

Pengembangan

Sikap (Afektif)

1) Warga binaan

merasakan adanya

manfaat dari proses

bimbingan

agama di Lapas

2) Warga binaan

merasa termotivasi

setelah mengikuti

bimbingan

agama di Lapas

3) Warga binaan

menyukai

bimbingan agama

di Lapas

4) Warga binaan

mengakui

kesalahannya dan

ingin berubah

menjadi

lebih baik.

5) Warga binaan

merasa ada

perubahan sikap

yang membaik

setelah

mengikuti

pembinaan agama.

6) Warga binaan

merasa semakin

Page 80: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

65

dekat dengan Allah

setelah mengikuti

bimbingan agama

di Lapas

3. Pengembangan

keterampilan

(Psikomotorik)

1) Warga binaan

bertanya saat

bimbingan agama.

2) Warga binaan

merubah sikapnya

menjadi lebih baik

3) Warga binaan

menjadi rajin

ibadah setelah

mengikuti

bimbingan

agama

4) Warga binaan

menaati peraturan-

peraturan di Lapas

5) Warga binaan

menjalakan

kewajibannya

terhadap Tuhan

Yang Maha

Esa

6) Warga binaan

dapat

mengimplementasi

kan setiap ilmu

yang didapat

dalam proses

bimbingan agama

di Lapas

Page 81: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

66

Kecerdasan

Emosi (Y)

Kecerdasan

emosional

merupakan suatu

kemampuan dan

keterampilan

yang dimiliki

seseorang dalam

hubungannya

dengan diri

sendiri maupun

dengan orang lain

dalam hal menilai

dan mengelola

emosi diri,

sehingga mampu

mengatasi

kesulitan,

tantangan dan

hambatan hidup

dalam menjalin

hubungan dengan

orang lain

1. Kesadaran diri

2. Pengaturan diri

3. Motivasi

4. Empati

5. Keterampilan

sosial

1. Kesadaran diri

a. Warga binaan

mengenali emosi

diri sendiri dan

efeknya

b. Warga binaan

mengetahui

kekuatan dan

kelemahan diri

c. Warga binaan

keyakinan terhadap

kemampuan diri

sendiri

2. Pengaturan diri

a. Mampu

mengontrol dan

menahan emosi

yang mendesak

b. Memiliki sifat

dapat dipercaya

jujur dan integritas

c. Bertanggung

jawab atas apa

yang dilakukan

d. Mampu

menyesuaikan diri

e. Terbuka

terhadap gagasan-

gagasan baru

3. Motivasi

a. Memiliki

dorongan

berprestasi

b. Komitmen

dengan apa yang

dilakukan

c. Inisiatif

d. Optimisme,

gigih

4. Empati

Page 82: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

67

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik

pengumpulan data, antara lain sebagai berikut:

1. Observasi atau pengamatan

a. Memahami

orang lain

b. Berusaha

memberikan

pelayanan terbaik

bagi orang lain

c. Dapat

memanfaatkan

jaringan

d. Pertemanan

e. Mampu

membaca arus-arus

emosi sebuah

kelompok

5. Keterampilan

sosial

a. Memiliki

kemampuan

melakukan

Persuasi

b. Komunikatif

c. Dapat menjadi

penengah dalam

konflik

d. Membangun

jaringan dengan

teman sebaya

bekerjasama

dengan teman

sebaya

e. Bekerjasama

dengan teman

sebaya

Page 83: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

68

Observasi atau pengamatan merupakan susunan proses

pengamatan dan ingatan baik biologis maupun psikologis.82

Semua bentuk penelitian psikologis, baik kualitatif maupun

kuantitatif mengandung aspek observasi didalamnya yang

diarahkan pada kegiatan memerhatikan secara akurat,

mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan

hubungan antar aspek fenomena tersebut.83

Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara mengamati kegiatan bimbingan agama yang dilakukan

pembimbing agama terhadap Warga binaan di Rutan Kelas I

Cipinang Jakarta Timur.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan

cara tanya jawab secara langsung dan tertulis. Pengumpulan

data menggunakan kuesioner ini diberikan oleh peneliti

kepada 60 Responden yang mengikuti bimbingan agama

untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama terhadap

kecerdasan emosi pada Warga binaan di Rutan Kelas I

Cipinang Jakarta Timur.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik mencari data mengenai

hal-hal atau wariabel yang beruba catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda

82

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2011), Cet. Ke-14, h. 145. 83

E. Kristi Perwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Perilaku

Manusia, (Depok: LPSP3-UI, 2011), Cet. Ke-4, h. 134.

Page 84: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

69

dan sebagainya.84

Peneliti mendokumentasikan kegiatan

bimbingan agama, serta mencari dokumen-dokumen tertulis

lain yang relevan dengan kebutuhan penelitian.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Pada pembuatan kuesioner, teknik pengukurannya

menggunakan skala likert dengan 4 kategori pilihan jawaban.

Penggunaan skala likert dipilih karena dapat mempermudah

subyek penelitian. Adapun 4 kategori jawaban dalam Skala Likert

adalah sebagai berikut85

:

Tabel 2. Skala Likert

Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Selanjutnya untuk mengetahui apakah instrumen tersebut

tepat untuk melakukan pengukuran dan untuk mengukur

konsistensi instrumen penelitian, maka dilakukan uji validitas dan

uji reliabilitas instrument.

84

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), edisi revisi IV, h. 236. 85

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei,

(Jakarta: LP3ES, 1995), h. 110.

Page 85: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

70

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen86

.

Suatu hasil penelitian dikatakan valid apabila instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data penelitian tersebut

valid. Sehingga uji validitas sangat penting dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana ketepatan/kebenaran suatu

instrumen untuk dijadikan sebagai alat ukur.

Pendekatan yang digunakan untuk uji validitas dalam

penelitian ini adalah construct validity, yaitu untuk mengukur

construct tertentu sesuai dengan yang diharapkan. Rumus

yang digunakan untuk mengukur validitas penelitian ini

adalah rumus korelasi Pearson Product Moment dan

menggunakan program SPSS 20 for Windows.

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan pada

60 responden, maka diperoleh skor sebesar 0.30 pada taraf

signifikansi sebesar 5%. Selanjutnya setelah dilakukan uji

validitas dengan teknik Product Moment pada skala

bimbingan agama sebanyak 60 responden, dari 19 item butir

pernyataan yang diujikan, tidak terdapat item yang tidak

valid atau 0 item pernyataan. Maka skala bimbingan agama

terdapat 19 butir pernyataan yang valid. Sedangkan pada

skala kecerdasan emosi, dari 30 butir pernyataan yang

diujikan terdapat 9 butir pernyataan yang tidak valid dan 21

butir pernyataan yang valid.

86

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 211

Page 86: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

71

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan sejauh

mana suatu hasil pengukuran relatif konsisiten, apabila

pengukuran diulang dua kali atau lebih. Jadi, dengan kata

lain reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan.

Teknik perhitungan reliabilitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah reability analysiz dengan metode

Cronbach Alpha. Rumus untuk menentukan koefisien

reliabilitas alfa cronbach adalah sebagai berikut:

{

}

Item instrument dikatakan reliabel atau mempunyai

kehandalan yang tinggi apabila diperoleh nilai alfa cronbach

> 0.6.87

Adapun hasil uji reliabilitas variabel pembinaan agama

Islam berdasarkan perhitungan dengan bantuan program

SPSS for Window versions 20.0 diperoleh tabel hasil output

sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Output Uji Reliabilitas Variabel X

(Bimbingan Agama)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.920 19

87

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivarians dengan Program

SPSS, (Semarang: UNDIP, 2003), hal. 41.

Page 87: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

72

Dengan demikian apat kita lihat dari hasil output tabel 3.

Hasilnya dapat diketahui nilai Cronbach Alfa untuk variabel

bimbingan agama sebesar 0.920.

Adapun hasil uji reliabilitas variabel kecerdasan emosi

berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPSS for

Window versions 20.0 diperoleh tabel hasil output sebagai

berikut:

Tabel 4. Hasil Output Uji Reliabilitas Variabel Y

(Kecerdasan Emosi)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.814 21

Dengan demikian dapat kita lihat dari hasil output tabel

4. Hasilnya dapat diketahui nilai Cronbach Alfa untuk

variabel kecerdasan emosi sebesar 0.814.

Dari kedua tabel hasil output uji reliabilitas dapat dilihat

bahwa uji reliabilitas variabel bimbingan agama

mendapatkan nilai tertinggi yaitu 0.920 dibandingkan uji

reliabilitas variabel kecerdasan emosi dengan nilai 0.814.

Hasilnya dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alfa untuk

kedua variabel dikatakan sempurna (reliabel), karena

diperoleh nilai alfa cronbach > 0.6.

I. Teknik Analisis Data

Page 88: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

73

Pada tahap ini data akan dimanfaatkan sedemikian rupa

sehingga diperoleh kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai

untuk menjawab persoalaan yang diajukan dalam penelitian.

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis

kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan kemudian

diolah melalui tiga tahap yaitu editing, coding dan tabulating.88

1. Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang

telah dikumpulkan karena kemungkinan data yang telah

dikumpulkan tidak logis dan meragukan. Tujuannya

untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat

pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.

2. Coding yaitu pemberian kode-kode pada tiap-tiap data

yang termasuk dalam kategori yang sama.

3. Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel yang berisikan data

yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang

dibutuhkan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode deskriptif analisis dengan cara

mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data

yang berwujud angka kemudian menguraikan naratif.89

1. Uji Regresi Linier Sederhana

88

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2004), hal. 24. 89

Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan

Ilmu-Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2010), h. 336.

Page 89: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

74

Oleh karena dalam penilitian ini terdiri dari dua variabel

yaitu satu variabel independen dan satu variabel dependen

maka untuk mengetahui berapa besar pengaruh bimbingan

agama terhadap kecerdasan emosi di Rutan Kelas I Cipinang

Jakarta Timur. Uji statistik regresi linier sederhana

digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya hubunga

dua variabel melalui koefesien regresinya.90

Kemudian, dengan uji regresi linier sederhana pula akan

diketahui sejauh mana perubahan nilai variabel dependen

terhadap perubahan nilai variabel independen. Adapun

persamaan regresi linier sedarhana adalah:91

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Variabel dependen (kecerdasan emosi di

Rutan Kelas I Cipinang Jakarta Timur).

a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan).

b = Angka arah atau koefesien regresi, yang

menunjukkan angka peningkatan ataupun

penurunan variabel dependen yang

didasarkan pada perubahan variabel

independen.

90

Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan

Ilmu-Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2010), h. 103. 91

Sugiyono, Statistik untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.

261.

Page 90: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

75

X = Variabel independen yang mempunyai nilai

tertentu (bimbingan agama di Rutan Kelas I

A Cipinang Jakarta Timur)

2. Uji Regresi Linier Berganda

Uji regresi linier berganda untuk mengetahui bagaimana

hubungan fungsional ataupun kausal antara beberapa variabel

independen dengan variabel dependen. Menurut Fred N.

Kerlinger persamaan umum regresi linier berganda adalah

sebagai berikut92

:

Y= ao+a1X1+a2X2+a3X3+….+anXn

Keterangan:

Y = Variabel dependen (kecerdasan emosi)

X = Variabel independen (bimbingan agama)

ao = Nilai konstanta

a1 = Angka arah atau koefisien regresi untuk variable

bebas ke-1

an = Angka arah atau koefisien regresi untuk variable

ke-n

3. Uji Koefesien Determinasi

Uji koefesien determinasi yaitu untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan varians dari variabel dependen. Koefesien ini

juga disebut koefesien penentu, karena varians yang terjadi

92

Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan

Ilmu-Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2010), h. 929.

Page 91: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

76

pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians

yang terjadi pada variabel independen.93

Dalam output SPSS 20.0 for windows, koefesien

determinasi dapat diketahui dari nilai R square pada tabel

model summary. Dimana interval nilai R square yaitu antara

nol sampai dengan satu. Nilai koefesien determinasi atau R

square besarnya adalah kuadrad dari koefesien korelasi ( ).

Dengan demikian koefesien determinasi dapat dihitung

dengan rumus:94

KD = x 100%

Dimana: KD = Koefesien Determinasi (angka atau

indeks yang digunakan untuk

mengetahui besarnya sumbangan

suatu variabel terhadap variasi

variabel yang lain)

= Kuadrat Koefesien Korelasi (Nilai

R square dalam output SPSS 20.0

for wondows)

4. Uji F-test (Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel

terikat. Hasil uji F dapat dilihat dalam tabel ANOVA dalam

kolom sig. Menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05), jika

nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat

93

Sugiyono, Statistik untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012),

hal. 231. 94

Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS,

(Yogyakarta: Andi, 2006), h. 123.

Page 92: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

77

pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara

variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun, jika nilai

signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas

terhadap variabel terikat. Uji F bisa dilakukan dengan

bantuan software SPSS 20.0.

5. Uji T-test (Parsial)

Uji koefesien korelasi parsial yaitu uji statistik untuk

menganalisis bila peneliti bermaksud mengetahui pengaruh

atau mengetahui hubungan antara variabel independen dan

dependen, dimana salah satu variabel independennya dibuat

tetap atau dikendalikan.95

Adapun untuk mengetahui

signifikan atau tidak koefesien korelasi parsial yang di

peroleh maka dilakukan uji t dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:96

Dimana: t = Koefesien korelasi parsial

n = Jumlah sampel

r = Koefesien korelasi

m = Banyaknya variabel

Selanjutnya, harga t hitung yang diperoleh dibandingkan

dengan harga t tabel, dengan ketentuan dk = n – muntuk taraf

95

Sugiyono, Statistik untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012),

h. 235. 96

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 184.

Page 93: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

78

kesalahan 5% uji dua pihak. Adapun angka signifikansi dalam

output SPSS 20.0 for windows terdapat pada tabel anova dan

tertulis Sig. Dari nilai signifikansi tersebut untuk mengetahui

apakah ada hubungan linier antara variabel bimbingan agama dan

kecerdasan emosi di Rutan Kelas I Cipinang Jakarta Timur.

Page 94: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

78

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Lembaga Rumah Tahanan Negara

(Rutan) Kelas I Cipinang

1. Latar Belakang Lembaga Rutan Kelas I Cipinang

Secara filosofis Pemasyarakatan adalah sistem

pemidanaan yang sudah jauh bergerak meninggalkan filosofi

Retributif (pembalasan), Deterrence (penjeraan), dan

Resosialisasi. Sehingga pemidanaan ditujukan untuk

memulihkan atau menyatukan kembali terpidana dengan

masyarakatnya(reintegrasi) sesuai dengan Undang-Undang

No. 12 Tahun 1995 Pasal 2.

Rumah Tahanan Negara atau lebih sering disebut Rutan

didirikan pada setiap ibukota kabupaten atau kota. Dan

apabila perlu, dapat dibentuk pula Cabang Rutan. Di dalam

lingkungan Rutan, ditempatkan para tahanan yang statusnya

masih dalam proses penyidikan, penuntutan, dan masa

pemeriksaan atau banding di tingkat Pengadilan Negeri,

Pengadilan tinggi ataupun Mahkamah Agung. Dalam Sistem

Pemasyarakatan, Rutan merupakan instansi yang terlibat

dalam penegakan hukum tahap pre-adjudikasi.

Pada tahap inilah Sistem Pemasyarakatan berperan

dalam memberikan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

bagi setiap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Page 95: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

79

2. Sejarah Singkat Lembaga Rutan Kelas I Cipinang

Sejarah Rutan Klas 1 cipinang sebagai salah satu Unit

Pelaksanaan Teknis Pemasyarakatan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DKI Jakarta

dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.05.PR.07.03

Tahun 2007 tanggal 27 Februari 2007 Tentang Pembentukan

Rumah Tahanan Negara Klas 1 Cipinang menimbang bahwa

dalam rangka peningkatan pelaksanaan tugas

pemasyarakatan dibidang perawatan tahanan dan untuk

mengatasi peningkatan kapasitas hunian maka perlu dibentuk

Rutan yang tertib, aman, lancar dan terkendali.

Rutan Klas 1 Cipinang mulai beroperasi pada tanggal 14

April 2008 sesuai SK. Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta

Nomor : W7.PK.01-1437 tanggal 08 April 2008, dan

diresmikan oleh Bp. Patrialis Akbar selaku Menteri

Kemenkumham RI pada tanggal 27 April 2010.

3. Visi dan Misi Lembaga Rutan Kelas I Cipinang

Visi : “Profesionalisme dalam memberikan pelayanan

prima dan kepastian hokum kepada masyarakat”

Misi : “Optimalisasi kinerja dan pelayanan dalam rangka

REFORMASI BIROKRASI”

Motto : “Bersama Pasti Bisa”

Maklumat Pelayanan : “Kami berjanji melayani dengan

ikhlas dan professional dalam segala bidang”

Page 96: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

80

4. Keadaan dan Bangunan Lembaga Rutan Kelas I

Cipinang

Rumah Tahanan Negara Klas 1 Cipinang memiliki luas

tanah sebanyak 25.757 m2. Adapun rincian bangunan pada

Rutan Klas 1 Cipinang adalah sebagai berikut :

a. Gedung I Kantor Utama : 928,8 m2

b. Gedung II Kantor Umum : 1.107 m2

c. Gedung III Kantor KPR dan Yantah : 699,6 m2

d. Gedung Dapur RUTAN dan Gudang Beras : 477 m2

e. Gedung Instalasi Gardu Listrik : 120 m2

f. Blok Hunian Type 7 (ACHMAD ARIEF) : 5.160

m2

g. Blok Hunian Type 3 (BAHARUDDIN LOPA) :

3.228 m2

h. Blok Hunian Type 5 (R.A KOESNOEN & DR.

SAHARDJO) : 5.160 m2

i. Masjid Nurul Iman : 256 m2

j. Gereja Galilea : 147,6 m2

k. Vihara Dharma Boddhi : 64,8 m2

l. Areal Lapangan Rumput : 2.154,6 m2

m. Luas Halaman Depan : 1.610 m2

Seluruh bangunan dimanfaatkan secara maksimal sesuai

dengan peruntukan dan pemanfaatannya guna menunjang

kelancaran pelaksanaan tugas RUTAN Kelas 1 Cipinang.

Page 97: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

81

5. Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural

Lembaga Rutan Kelas I Cipinang

a. Kepala Seksi Pengelolaan:

Mengkoordinasikan pengurusan keuangan,

perlengkapan, rumah tangga dan kepegawaian

berdasarkan peraturan yang berlaku guna memberikan

pelayanan Dibidang keuangan, perlengkapan,

kepegawaian dan kerumahtanggaan dalam lingkungan

Rumah Tahanan Negara.

b. Kepala Seksi Pelayanan Tahanan

Mengkoordinasikan tugas pelayanan tahanan yang

berkaitan dengan administrasi dan perawatan, bantuan

dan penyuluhan hukum, serta bimbingan kegiatan kerja.

c. Kepala Kesatuan Pengamanan:

Mengkoordinasikan tugas pengamanan dan

ketertiban dengan melakukan pengaturan jadwal

penjagaan, penggunaan peralatan pengamanan dan

pembagian petugas jaga agar terciptanya suasana aman

dan tertib dalam lingkungan Rumah Tahanan Negara

d. Kepala Urusan Tata Usaha

Mengelola tata persuratan dan kearsipan Rumah

Tahanan Negara dengan mencatat dan mengendalikan

arus surat serta kearsipan untuk memperlancar pekerjaan

dan informasi padaRumah Tahanan Negara.

e. Kepala SUB Seksi Administrasi dan Perawatan

Mengkoordinasikan, mengorganisasikan dan

mengawasi penerimaan, pendaftaran tahanan baru dan

Page 98: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

82

barang-barang bawaan untuk perawatan, penempatan

dan penyusunan statistic dan dokumentasi serta

mengurus kesehatan tahanan.

f. Kepala SUB Seksi Bantuan Hukum dan Penyuluhan

Tahanan

Memberikan bantuan hukum, penyuluhan,

pendidikan, kegiatan agama, olahraga dan kesenian bagi

warga binaan.

g. Kepala SUB Seksi Bimbingan Kegiatan

Melakukan pembinaan terhadap warga binaan

berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam

rangka peningkatan bakat dan ketrampilan warga binaan

Rumah Tahanan Negara.

h. Kepala SUB Seksi Keuangan dan Perlengkapan

Melaksanakan pengelolaan keuangan dan

perlengkapan Rutan sesuai dengan ketentuan

danperaturan yang berlaku untuk memberikan pelayanan

dana dan perlengkapan dalam menunjangtugas Rumah

Tahanan Negara.

i. Dokter

Memberikan pemeriksaan pada warga binaan untuk

mendiagnosa penyakit warga binaan dan memberikan

terapi secara cepat dan tepat.

j. Perawat

Memberikan pelayanan kesehatan kepada warga

binaan sesuai diagnosa penyakit yang terjadi.

Page 99: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

83

k. Petugas Blok

Melakukan pemantauan dan pengawasan pembagian

makanan, pelaksanaan pembinaan,layanan kesehatan dan

areal blok hunian, melakukan pemanggilan narapidana

dan tahanan,melaporkan setiap bentuk gangguan

Kamtib, melaporkan kondisi penghuni bangunan, sarana

prasarana blok.

l. Petugas P2U Pengaman Pintu Utama

Mengawasi keluar masuknya orang dan barang,

melaporkan setiap

6. Struktur Organisasi Lembaga Rutan Kelas I

Cipinang

Berikut Struktur Organisasi Lembaga Rutan Kelas I

Cipinang :

Page 100: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

84

B. Temuan dan Hasil Analisis Data

1. Klasifikasi Responden

Hasil analisis mengenai profil responden diperoleh data

mengenai responden yang menjadi sampel dalam penelitian

ini, antara lain: kasus, usia, dan pendidikan terakhir.

Selanjutnya akan dijelaskan dalam bentuk tabel beserta

uraiannya.

a. Karakteristik Responden berdasarkan Kasus

Tabel 5. Karakteristik Responden berdasarkan Kasus

No Kasus Frekuensi Presentase

1 Kriminal 6 Responden 10 %

2 Narkoba 19 Responden 31.67 %

3 Perlindungan anak 1 Responden 1.67 %

4 Penggelapan 1 Responden 1.67 %

5 27 1 Responden 1.67 %

6 82 1 Responden 1.67 %

7 112 1 Responden 1.67 %

8 114 1 Responden 1.67 %

9 170 1 Responden 1.67 %

10 245 1 Responden 1.67 %

11 263 1 Responden 1.67 %

12 280 1 Responden 1.67 %

13 281 1 Responden 1.67 %

14 310 1 Responden 1.67 %

15 340 1 Responden 1.67 %

Page 101: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

85

No Kasus Frekuensi Presentase

16 351 1 Responden 1.67 %

17 362 1 Responden 1.67 %

18 363 9 Responden 15 %

19 365 3 Responden 5 %

20 368 3 Responden 5 %

21 374 2 Responden 3.33 %

22 381 1 Responden 1.67 %

23 480 1 Responden 1.67 %

24 506 1 Responden 1.67 %

Berdasarkan tabel 5, maka sebagian besar Responden

dalam penelitian ini memiliki kasus Narkoba, 363

(Pencurian) dan Kriminal.

b. Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Tabel 6. Karakteristik Responden berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Presentase

1 Remaja awal

12 – 16 tahun 0 Responden 0 %

2 Remaja akhir

17 – 25 tahun 25 Responden 41.67 %

3 Dewasa awal

26 – 35 tahun 17 Responden 28.3 %

4

Dewasa akhir

36 – 45 tahun

12 Responden 20 %

Page 102: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

86

No Usia Frekuensi Presentase

5 Lansia awal

46 – 55 tahun 2 Responden 3.33 %

6 Lansia akhir

56 – 65 tahun 4 Responden 6.67 %

Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa karakteristik

Responden berdasarkan usia adalah sebanyak 0 responden

remaja awal berusia 12-16 tahun, kemudian remaja akhir

sebanyak 25 responden berusia 17-25 tahun. Selanjutnya

dewasa awal sebanyak 17 responden berusia 26-35 tahun,

selanjutnya dewasa akhir sebanyak 12 responden berusia 36-

45 tahun, 2 responden lansia awal berusia 46 – 55 tahun, dan

terakhir lansia akhir sebanyak 4 responden berusia 56 – 65

tahun.

Berdasarkan jumlah tersebut, maka sebagian besar

responden dalam penelitian ini adalah remaja akhir berusia

17-25 tahun sebanyak 25 responden. Dengan demikian

responden dalam penelitian ini berada dalam usia produktif.

c. Karakteristik Responden berdasarkan Agama

Tabel 8. Karakteristik Responden berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi Presentase

1 Islam 12 Responden 20 %

2 Kristen 19 Responden 31.67 %

3 Konghucu 1 Responden 1.67 %

4 Hindu 18 Responden 30 %

5 Budha 7 Responden 11.67 %

Page 103: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

87

d. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan

Tabel 8. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Presentase

1 SD 12 Responden 20 %

2 SMP 19 Responden 31.67 %

3 MTs 1 Responden 1.67 %

4 SMA 18 Responden 30 %

5 SMK 7 Responden 11.67 %

6 STM 1 Responden 1.67 %

7 S1 2 Responden 3.33 %

Berdasarkan tabel 8, diketahui bahwa karakteristik

responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah sebanyak

12 responden pada pendidikan terakhir SD, 19 responden

pada pendidikan terakhir SMP, kemudian 1 responden

berpendidikan terakhir MTs, 18 responden pendidikan

terakhir SMA, 7 responden berpendidikan SMK, 1 responden

berpendidikan STM dan terakhir 2 responden lulusan S1

(Sarjana).

2. Uji Regresi Linear Sederhana

Pada tahap awal penelitian ini dilakukan uji regresi

linear sederhana untuk mengetahui pengaruh antara variabel

bimbingan agama (X) dan variabel kecerdasan emosi (Y).

1. Koefisien Regresi Linear Sederhana

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah

dengan menggunakan bantuan software SPSS 20.0, maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Page 104: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

88

Tabel 8. Koefisien Regresi Linear Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Sig.

B Std. Error

1 (Constant) 38.295 8.697 .000

Bimbingan Agama .393 .124 .002

a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosi

Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa bimbingan

agama berpengaruh terhadap kecerdasan emosi para

warga binaan, dapat dilihat dengan nilai Sig <0,05 (Sig =

0,002) maka dengan kata lain Ho ditolak.

Uji tersebut dapat dijelaskan bahwa bimbingan

agama berpengaruh terhadap kecerdasan emosi para

warga binaan positif secara signifikan. Sebagaimana

Abudin Nata menjelaskan bahwa istilah kecerdasan

emosional dalam Islam dapat pula dijumpai dalam

konsep lahir batin yang terdapat dalam ajaran Islam.

Menurut petunjuk al-Qur’an bahwa setiap ciptaan Tuhan

seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, air, udara, tanah,

dan sebagainya memiliki jiwa. Yaitu selain

mengisyaratkan adanya sifat kasih sayang dan kekuasaan

Tuhan yang terdapat di balik ciptaan tersebut juga semua

itu memiliki jiwa emosi.97

Dalam hal ini yaitu pemahaman mengenai kegiatan

bimbingan agama yang berada di Rutan Kelas I

97

Abudin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan

Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2003), Cet. 1, h. 49.

Page 105: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

89

Cipinang sangat berpengaruh terhadap kecerdasan

emosi.

Hal ini menunjukkan bahwa responden dapat

menerapkan kognitif, afektif dan psikomotorik

bimbingan agama yang diberikan pada pembimbing

agama yang berupa akhlak, ibadah, aqidah dengan cara

melaksanakan ibadah shalat lima waktu berjamaah di

Masjid Rutan dan mengaji bersama para pembimbing

agama, karena dengan melaksanakan shalat dapat

menentramkan hati dan jiwa responden, dengan begitu

bimbingan agama yang disampaikan oleh pembimbing

agama akan lebih mudah diterima oleh responden dan

akan menimbulkan kecerdasan emosi terhadap

lingkungan sekitar.

Berdasarkan model persamaan regresi dapat

diperoleh sebagai berikut:

Y = 38.295+0.393X

Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari setiap

bimbingan agama yang diberikan pembimbing agama

maka akan diikuti kenaikan nilai kecerdasan emosi

sebesar 0.393. Oleh karena itu, semakin baik bimbingan

agama maka kecerdasan emosi warga binaan di Rutan

Kelas I Cipinang juga akan semakin meningkat.

2. Koefisien Determinasi

Berikut merupakan hasil tabel koefisien determinasi

dalam penelitian ini:

Page 106: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

90

Tabel 9. Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .384a .148 .133 6.400

a. Predictors: (Constant), Bimbingan Agama

Berdasarkan tabel 9, terlihat bahwa nilai R yang

merupakan simbol nilai dari koefisien korelasi. Nilai

korelasi diatas adalah 0.384. Nilai ini dapat di

interpretasikan bahwa ada hubungan bimbingan agama

dan kecerdasan emosi.

Melalui tabel ini pula diperoleh R Square atau

koefisien determinasi yang menunjukkan seberapa bagus

model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel

bebas dan terikat. Nilai koefisien determinasi yang

diperoleh adalah 0.148, yang artinya bahwa variabel X

memiliki pengaruh 14.8% terhadap variabel Y dan

85.2% dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Uji Regresi Linear Berganda

Uji regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui

pengaruh bimbingan agama terhadap kecerdasan emosi

secara siginifikan atau terperinci.

1. Koefisien Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah hubungan

secara linear antara dua atau lebih variabel independen

(X1, X2, X3) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini

Page 107: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

91

untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen, apakah masing-

masing variabel independen berhubungan positif atau

negatif. Uji regresi linear berganda dilakukan dengan

menggunakan bantuan software SPSS 20.0.

Setelah dilakukan pengolahan data maka didapat

hasil sebagai berikut:

Tabel 10. Koefisien Regresi Linear Berganda

zCoefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 37.648 10.012 3.760 .000

Kognitif -.138 .398 -.055 -.347 .730

Afektif 1.568 .765 .517 2.048 .045

Psikomotorik -.138 .655 -.051 -.211 .834

a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosi

Berdasarkan tabel 10, maka diperoleh persamaan

regresi linear berganda yaitu: Y = 37.648, pengaruh

positif -0.138 X1_Kognitif, pengaruh positif 1.568

X2_Afektif dan pengaruh positif -0138

X3_Psikomotorik.

Besarnya nilai bimbingan agama adalah 37.648.

Nilai -0.138 merupakan nilai koefisien regresi yang

menunjukkan bahwa akan terjadi peningkatan variabel

kecerdasan emosi sebesar -0.138 yang didasarkan pada

Page 108: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

92

perubahan variabel bimbingan agama aspek kognitif.

Nilai 1.156 merupakan nilai koefisien regresi yang

menunjukkan bahwa akan terjadi peningkatan variabel

kecerdasan emosi sebesar 1.156 yang didasarkan pada

perubahan variabel bimbingan agama aspek afektif. Nilai

-0.138 merupakan nilai koefisien regresi yang

menunjukkan bahwa akan terjadi peningkatan variabel

kecerdasan emosi sebesar -0.138 yang didasarkan pada

perubahan variabel bimbingan agama aspek

psikomotorik.

Hal tersebut diketahui bahwa terdapat hubungan

yang positif antara bimbingan terhadap kecerdasan

emosi para warga binaan di Rutan Kelas I Cipinang.

Aspek yang paling berpengaruh terhadap kecerdasan

emosi adalah aspek afektif, yang artinya aspek mengenai

perubahan dan pengembangan sikap para warga binaan.

Pada intinya bimbingan agama memiliki hubungan

positif untuk perkembangan kecerdasan emosi

responden.

2. Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi berfungsi untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan varians dari variabel

dependen dapat diketahui dari nilai R square koefisien

determinasi pada tabel Model Summary.

Pada hasil pengolahan data menggunakan SPSS 20.0

for Window maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Page 109: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

93

Tabel 11. Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .441a .194 .151 6.333

a. Predictors: (Constant), Psikomotorik, Kognitif, Afektif

Berdasarkan tabel 11, dapat diketahui bahwa nilai

koefesien determinasi (R Square) yaitu sebesar 0.194,

hal ii menunjukan bahwa pengaruh variable X1,X2 dan

X3 berpengaruh secara stimultan terhadap variable Y.

adalah sebesar 19.4 %

KD = x 100 %

= 0.194 x 100 %

= 19.4 %

Menurut hasil tersebut menunjukkan bahwa

bimbingan agama mempunyai pengaruh sebesar 19.4%

terhadap kecerdasan emosi Residen. Selebihnya,

dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar bimbingan

agama misalnya lingkungan, keterampilan dan lain-lain.

4. Uji Regresi Pengaruh Antar Variabel

1. Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji T)

Adapun hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol

(H0) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol (H0)

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan

bimbingan agama dengan kecerdasan emosi Residen di

Rutan Kelas I Cipinang.

Page 110: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

94

Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) menyatakan ada

pengaruh yang signifikan bimbingan agama dengan

kecerdasan emosi Residen di Rutan Kelas I Cipinang.

Uji T dilakukan dengan menggunakan program SPSS,

maka uji hipotesis dilakukan dengan membandingkan

signifikansi yang diperoleh dengan taraf probabilitas

0.05 dengan cara pengambilan keputusan sebagai

berikut:

a. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

b. Jika signifikansi < 0,05 maka Ha diterima

Pengujian koefisien regresi parsial (Uji t) digunakan

untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bimbingan

agama dengan kecerdasan emosi Residen di Rutan Kelas

I Cipinang. Uji t dimaksudkan untuk mengetahui

pengaruh masing-masing aspek yang terdapat didalam

variabel bebas (bimbingan agama) terhadap variabel

terikat (kecerdasan emosi), signifikan atau tidak, disini

terdapat tiga aspek didalam bimbingan agama yaitu:

X1: Kognitif (Materi, Metode dan Media),

X2: Afektif (Pemahaman Materi), dan

X3: Psikomotorik (Pengaplikasian),

Penelitian ini menggunakan perbandingan t hitung dan

t tabel dengan taraf signifikan 5% dan N 60, sedangkan

tabel distribusi t dicapai pada α = 5% : 2 = 2,5% (Uji 2

sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k = 60 – 1 = 59 (n

jumlah responden dan k adalah jumlah variabel

independen).

Page 111: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

95

Hasil diperoleh dari t tabel adalah 2.001. Pada

pengujian ini menggunakan bantuan program SPSS 20.0

for Window untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel

sebagai berikut:

Tabel 12. Hasil Persamaan Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 38.295 8.697 4.403 .000

Bimbingan

Agama .393 .124 .384 3.171 .002

a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosi

Berdasarkan tabel 12. Model persamaan regresi

dapat diperoleh sebagai berikut:

Y = 38.295+0.393X

Hasil persamaan diatas menunjukkan bahwa dari

setiap bimbingan agama yang diberikan pembimbing

agama maka akan diikuti kenaikan nilai kecerdasan

emosi sebesar 3.93 %.

1) Hasil Uji T

Berikut merupakan hasil uji koesfisien parsial :

Page 112: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

96

Tabel 13. Hasil Uji Koefisien Parsial (Uji T)

Terlihat pada tabel 13 mengenai Hasil Uji

Koefisien Parsial (Uji T) :

a. Variabel bimbingan agama dalam aspek

kognitif (X1) terhadap kecerdasan emosi (Y)

Terlihat pada tabel 13 Model X1_Kognitif

terdapat nilai sig 0.730. Nilai sig lebih besar dari

nilai probabilitas 0.05 atau nilai 0.730>0.05, maka

H1 ditolak dan Ho diterima. Data tersebut

menunjukkan bahwa aspek kognitif tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan

emosi.

b. Variabel bimbingan agama dalam aspek afektif

(X2) terhadap kecerdasan emosi (Y)

Terlihat pada tabel 13 Model X2_Afektif

terdapat nilai sig 0.045. Nilai sig lebih kecil dari

nilai probabilitas 0.05 atau nilai 0.045<0.05, maka

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 37.648 10.012 3.760 .000

Kognitif -.138 .398 -.055 -.347 .730

Afektif 1.568 .765 .517 2.048 .045

Psikomotorik -.138 .655 -.051 -.211 .834

a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosi

Page 113: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

97

H2 diterima dan Ho ditolak. Data tersebut

menunjukkan bahwa aspek afektif memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan

emosi.

c. Variabel bimbingan agama dalam aspek

psikomotorik (X3) terhadap kecerdasan emosi

(Y)

Terlihat pada tabel 13 Model X3_Psikomotorik

terdapat nilai sig 0.834. Nilai sig lebih besar dari

nilai probabilitas 0.05 atau nilai 0.834>0.05, maka

H3 ditolak dan Ho diterima. Data tersebut

menunjukkan bahwa aspek psikomotorik tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan emosi.

Berdasarkan pemaparan diatas menunjukkan

bahwa aspek afektif memiliki pengaruh yang paling

signifikan terhadap kecerdasan emosi warga binaan.

Salah satu contoh aspek afektif adalah dengan

adanya rasa menyukai dan minat terhadap kegiatan

bimbingan agama yang berdampak pada perubahan

sikap para warga binaan.

2) Hasil Analisis Uji T

Berikut merupakan analisis hasil Uji T:

Page 114: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

98

Tabel 14. Analisis Hasil Uji T

Berdasarkan tabel 14 menunjukkan bahwa

aspek afektif memiliki pengaruh signifikan terhadap

kecerdasan emosi. Nilai yang paling besar

berpengaruh signifikan adalah aspek afektif.

2. Uji Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis ini digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh antara

bimbingan agama dan kecerdasan emosi warga

binaan di Rutan Kelas I Cipinang, secara simultan

dengan menggunakan uji F. Pada pengujian ini

menggunakan bantuan program SPSS 20.0 for

Windows.

Uji F yaitu pengujian yang dilakukan secara

bersama-sama (simultan) antara pengaruh variabel

Variabel Independen Thitung Ttabel Kesimpulan

X1 Kognitif -0.347 2.001 Ho diterima, tidak

terdapat pengaruh yang

signifikan X1 terhadap Y

X2 Afektif 2.048 2.001 Ho ditolak, terdapat

pengaruh signifikan X2

terhadap Y

X3 Psikomotorik -0.211 2.001 Ho diterima, tidak

terdapat pengaruh

signifikan X3 terhadap Y

Page 115: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

99

bebas terhadap variabel terikat. Pada hal ini adalah

pengaruh yang signifikan antara bimbingan agama

dan kecerdasan emosi warga binaan di Rutan Kelas

I Cipinang. F tabel dicari pada distribusi nilai r tabel

statistik pada signifikansi rumus F tabel = (k; n-k).

Dimana “k” adalah jumlah variabel independen,

sementara “n” adalah jumlah responden atau sampel

penelitian. Pada penelitian ini jumlah “k” adalah 1

yakni variabel bimbingan agama. Sementara jumlah

“n” adalah 60 warga binaan di Rutan Cipinang

(responden).

Selanjutnya nilai ini kita masukkan ke dalam

rumus, maka menghasilkan angka (1; 60-1) = (1;

59). Angka ini kita jadikan acuan untuk mencari

atau melihat nilai F tabel pada distribusi F tabel

statistik. Maka ditemukan F tabel adalah sebesar

2.76.

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan

program SPSS for Windows versions 20.0 diperoleh

hasil tabel ANOVA sebagai berikut:

Tabel 15. Hasil Output Uji Koefisien Simultan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 540.917 3 180.306 4.495 .007b

Residual 2246.333 56 40.113

Total 2787.250 59

a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosi

b. Predictors: (Constant), Psikomotorik, Kognitif, Afektif

Page 116: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

100

Pada tabel 15 dengan hasil analisis data

menggunakan perhitungan SPSS diperoleh F hitung

sebesar 4.495. Hal ini menunjukkan F hitung

(4.495) > Ftabel (2.76) dan tingkat signifikansi

0.007<0.05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

nilai signifikansi uji serempak (uji F) diperoleh nilai

0.007, dengan demikian nilai signifikansi yang

diperoleh lebih kecil daripada probabilitas α yang

ditetapkan (0.007<0.05). Jadi Ho di tolak dan Ha

diterima.

Data tersebut menunjukkan adanya pengaruh

yang signifikan antara bimbingan agama dan

kecerdasan emosi warga binaan di Rutan Kelas I

Cipinang dengan nilai signifikansi 0.007. Bila

dilihat dari perbandingan antara nilai F hitung

dengan F tabel, maka hasil pengujian menunjukkan

pengaruh yang bersifat positif. Oleh karena itu, dari

hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa

bimbingan agama berpengaruh terhadap kecerdasan

emosi para responden.

Hal yang mempengaruhi bimbingan agama

terhadap kecerdasan emosi adalah, warga binaan

merasa adanya manfaat dari bimbingan agama yang

diberikan pembimbing agama yang berdampak pada

perubahan dan pengembangan sikap dari warga

binaan. Selain itu warga binaan merasa semakin

Page 117: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

101

dekat dengan Allah karena selalu diberikan motivasi

yang mengarahkan hal kebaikan dan membuat

warga binaan menyadari kesalahannya.

Hal tersebut dikarenakan Responden

memahami materi pembinaan keagamaan berupa

materi aqidah, ibadah, akhlak yang diberikan oleh

pembimbing agama. Maka, semakin baik bimbingan

agama maka kecerdasan emosi warga binaan di

Rutan Kelas I Cipinang juga akan semakin baik.

Page 118: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

101

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah

Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Cipinang mengenai “Pengaruh

Bimbingan Agama Terhadap Kecerdasan Emosi Warga binaan

Pria” maka kesimpulan yang didapat adalah:

1. Pengaruh bimbingan agama terhadap kecerdasan emosi

warga binaan pada Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I

Cipinang adalah berpengaruh positif dan signifikan, dengan

nilai siginifikansinya sebesar (0.002b) atau kurang dari 0.05.

Hal tersebut dikarenakan Responden memahami semua

aspek yang diberikan oleh pembimbing agama. Hal ini

berarti semakin besar pemberian bimbingan agama maka

kecerdasan emosi warga binaan pada Rumah Tahanan

Negara (Rutan) Kelas I Cipinang juga akan semakin baik.

2. Faktor dominan yang mempengaruhi bimbingan agama

terhadap kecerdasan emosi warga binaan pada Rumah

Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Cipinang adalah pada aspek

afektif (perubahan dan pengembangan sikap). Salah satu

aspek afektif didalamnya terkait materi, metode dan media

bimbingan agama yang diberikan pembimbing agama di

Lapas Cipinang. Hal ini berarti semakin besar nilai masing-

masing aspek dari bimbingan agama, maka semakin besar

pula kecerdasan emosi pada warga binaan pada Rumah

Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Cipinang. Apabila dilihat

dari masing-masing aspek, terlihat bahwa aspek kognitif

Page 119: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

102

mempunyai nilai t hitung (-0.347) lebih kecil dari t tabel

(2.001). Aspek afektif mempunyai nilai t hitung (2.048) lebih

besar dari t tabel (2.001). Aspek psikomotorik mempunyai

nilai t hitung (-0.211) lebih kecil dari t tabel (2.001).

Berdasarkan pemaparan diatas menunjukkan bahwa aspek

afektif memiliki pengaruh signifikan terhadap kecerdasan emosi

pada Warga binaan pria di Rutan Kelas I Cipinang dengan nilai t

hitung (2.048) lebih besar dari t tabel (2.001).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data yang telah

dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Cipinang

diharapkan untuk terus meningkatkan pelaksanaan kegiatan

bimbingan agama dan menjadikannya sebagai wadah bagi

para Warga Binaan dalam meningkatkan pengetahuan

(kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) mereka agar

dapat mengatur kecerdasan emosinya, karena dari hasil

penelitian ini peneliti hanya mendapatkan satu aspek dari

ketiga aspek bimbingan agama yang memiliki kontribusi

terhadap kecerdasan emosi Warga Binaan yaitu aspek

pengembangan sikap (afektif).

2. Untuk pembimbing agama sudah bagus dalam

memberikan bimbingan agama. Agar lebih di perbarui dan

perbanyak kembali untuk metode, materi dan media

bimbingan agama.

3. Untuk program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar dapat dijadikan bahan

Page 120: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

103

rujukan dalam membuat program-program praktikum dan

penelitian.

Page 121: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad, Daud. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada. 2000.

Ardani, Mohammad. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Mitra Cahaya

Utama. 2005.

Arief, Barda, Nawawi. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana

(Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru). Jakarta:

Kencana. 2011.

Arifin, H, M. Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan

Penyuluhan Agama. Jakarta: Bulan Bintang. 1985.

Arifin, M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama. Jakarta: PT. Golden Terayon Press. 1982.

Arifin, M. Pokok-pokok Pikiran Bimbingan dan Penyuluhan

Agama. Jakarta: Bulan Bintang. 1979.

Arifin, M. Psikologi Dakwah. Jakarta: Bumi Aksara. 2000.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2002.

As, Asmaran. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. 1992.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta:

Kencana. 2010.

Daradjat, Zakiah. Metode Khusus Pengajaran Agama Islam.

Jakarta: Bumi Aksara. 1995.

Darajat, Zakiah. Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental.

Jakarta: Bulan Bintang. 1982.

Page 122: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung:

ALFABETA. 2005.

Faqih, Ainur, Rahim. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam.

Yogyakarta: UII Press, 2001.

Farid, Imam, Sayuti. Pokok-pokok Bahasan tentang Bimbingan

Penyuluhan Agama sebagai Tenik Dakwah. Jakarta: Bulan

Bintang. 2007.

Gerungan, W, A. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama

2004.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivarians dengan Program

SPSS. Semarang: UNDIP. 2003.

Goleman, Daniel. Kecerdasan Emosional, Terj. T. Hermaya.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2004.

Harsono, C, I. Sistem Baru Pembinaan Narapidana. Jakarta:

Djambatan. 1995.

Hartaty, Netty. TAZKIYA Journal of Psikologi vol.6 no.1.

Ciputat: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2006.

Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta:

Bumi Aksara. 2004.

K, Nottingham, Elizabeth. Agama dan Masyarakat, Suatu

Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo

Persada. 1997.

Kartono, Kartini. Patologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

2007.

Lubis, Yusfar. Metodologi Dakwah Terhadap Narapidana.

Jakarta: Proyek Penerangan Departemen Agama. 1978.

Page 123: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

Lutfi, M. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah. 2008.

Mangundharjana, A. Pengembangan:Arti dan Metodenya.

Yogjakarta: Kanisius. 1995.

Mashar, Riani. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi

Pengembangannya. Jakarta: Kencana. 2011.

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. 2006.

Nata, Abudin. Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan

Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2003.

Paramita, Shinta. Efektifitas Penanganan Masalah Rumah

Tangga Melalui Lembaga Pelayanan Konsultasi di Masjid

Agung Al Azhar Jakarta. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan

Komunikasi. Universitas Islam Negeri Jakarta. 2009.

Perwandari, E, Kristi. Pendekatan Kualitatif untuk Perilaku

Manusia. Depok: LPSP3-UI. 2011.

R, Tantawy. Kamus Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT.

Pamator. 1997.

Rahmat, Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. 2007.

Rahmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. 1994.

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam

Mulia. 2005.

Ratna, Nyoman, Kutha. Metodologi Penelitian Kajian Budaya

dan Ilmu-Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.

Page 124: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

Saleh, E. Hassan. Study Islam Diperguruan Tinggi Pembinaan

IMTAQ dan Pengembangan Wawasan. Jakarta: ISTN.

2000.

Sarwono, Jonathan. Analisis Data Penelitian Menggunakan

SPSS. Yogyakarta: Andi. 2006.

Shapiro, Lawrence, E. Mengajarkan Emosional Intelligence pada

Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2003.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. Metode Penelitian

Survei. Jakarta: LP3ES. 1995.

Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta:

Rajawali Pers. 2011.

Statistik Kriminal 2018. Sub Direktorat Statistik Politik dan

Keamanan,http://bps.go.id/website/pdf_publikasi/watermar

k%20_Statistik_Kriminal_2018.pdf. diakses pada tanggal 6

Mei 2019

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta. 2009.

Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. 2008.

Sugiyono. Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. 2012.

Sukardi, Dewa, Ketut. Proses Bimbingan dan Penyuluhan.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sukmana, Yoga. Jumlah Narapidana Melonjak, Uang Makan

Capai Rp 1,3 Triliun.

https://nasional.kompas.com/read/jumlah-narapidana-

melonjak-uang-makan-capai-rp-13-triliun. diakses pada 7

Mei 2019.

Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya:

Al-Ikhlas. 1983.

Page 125: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: CV.

Pustaka Setia. 1998.

Undang-Undang Pemasyarakatan. Bandung: Fokusindo Mandiri.

2014.

Yamarulis, Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia. 2002.

Zuhairi. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Surabaya:

Usaha Nasional. 1983.

Page 126: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

DAFTAR KUESIONER

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan ini saya “Mohammad Chotib Iqbal” mahasiswa Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bermaksud untuk melaksanakan penelitian dalam rangka tugas akhir karya

ilmiah (skripsi) yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap

Kecerdasan Emosi pada Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I A

Cipinang Jakarta Timur”, berkenaan dengan hal ini saya berharap

kesediaan Ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya sebagai

data yang akan digunakan dalam penelitian. Jawaban pertanyaan ini tidak

dilhat salah atau benar. Atas perhatian dan perkenaan Ibu, saya ucapkan

terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

A. Identitas Responden

1. Nama : …………………………..

2. Kasus : …………………………..

3. Usia : …………………………….

4. Pendidikan terakhir : …………….

B. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah setiap pernyataan dengan baik dan teliti.

2. Isilah dengan jujur dan benar.

3. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi ceklis ( √ )

dari setiap pernyataan yang dianggap paling tepat dengan

menggunakan skala berikut:

SS = Sangat Setuju

Page 127: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

C. Daftar Pernyataan Bimbingan Agama

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya mengetahui makna dari dua kalimat syahadat

2 Saya tahu sholat adalah rukun Islam kedua

3 Haji merupakan media untuk berlatih menghadapi

kesulitan dan

merendahkan diri

4 Saya mengetahui batasan menutup aurat bagi laki

laki dan perempuan

5 Saya mengetahui mana perbuatan baik dan buruk

6 slam mengajarkan untuk saling menghormati dan

menghargai

kepada sesama manusia

7 Islam tidak mengajarkan berkata kata kasar dan

tidak

Bermanfaat

8 Asmaul husna ada 99

9 Setiap manusia ingin menjadi manusia yang lebih

baik lagi

10 Saya merasa adanya manfaat dari materi bimbingan

agama di

Lapas

11 Saya termotivasi setelah mengikuti bimbingan

Page 128: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

agama di Lapas

12 Menurut saya, bimbingan agama di Lapas

sangatlah

berpengaruh positif

13 Bimbingan agama membutat saya sadar, bahwa

yang saya

lakukan itu salah

14 Saya merasa semakin dekat dengan Allah, setelah

mengikuti

bimbingan agama di Lapas

15 Saya tidak malu untuk bertanya pada saat

bimbingan agama

16 Saya mempraktekan materi bimbingan yang

disampaikan

17 Saya rajin beribadah setelah mengikuti bimbingan

18 Saya melaksanakan kewajiban saya kepada Tuhan

yang Maha

Esa

19 Saya selalu menuruti peraturan-peraturan yang ada

di lapas

D. Daftar Pernyataan Kecerdasan Emosi

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya tidak mudah bergaul dengan teman yang baru

saya kenal

2 Ketika terjadi perdebatan diantara teman, saya tidak

pernah berupaya memisahkannya

3 Saya segera bertanya ketika tidak mengerti

penjelasan pembimbing

Page 129: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

4 Saya merasa kesulitan membujuk teman melakukan

sesuatu kebaikan

5 Perasaan saya mudah berubah-ubah

6 Saya siap menerima resiko atas keputusan yang

saya ambil

7 Saya tetap berusaha sebaik mungkin meskipun

banyak yang mengatakan bahwa saya tidak mampu

8 Setelah saya marah, saya menyesal bahawa hal

tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran

agama

9 Saya dapat bersabar meskipun saat ini saya ingin

sekali marah

10 Ada keinginan kuat dalam diri saya untuk

mendapat kesembuhan

11 Ketika saya berbicara teman-teman memperhatikan

saya

12 Saya tidak tahu apa kelebihan dalam diri saya

13 Saya berusaha untuk selalu berkata jujur

14 Ketika menghadapi kondisi pertengkaran saya akan

mengajak teman-teman yang bertengkar untuk

menenangkan diri telebih

Dahulu

15 Saya merasa tenang dalam menyampaikan

pendapat saya dihadapan teman-teman

16 Saya tidak mengakui kesalahan yang saya perbuat

17 Saya dapat merasakan kesedihan teman-teman saya

18 Saya berteman dengan Residen dari berbagai

Page 130: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

daerah

19 Saya selalu berusaha untuk melakukan sesuatu

yang bermanfaat untuk orang lain

20 Saya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan

baru

21 Ketika saya menemukan seseorang yang

membutuhkan bantuan saya akan membantunya

22 Saya dapat merasakan kesedihan yang dirasakan

orang lain

23 Saya tidak pernah berpendapat didalam kelompok

karena saya tidak yakin dengan pendapat saya

sendiri

24 Seringkali saya mengingkari janji yang telah saya

perbuat

25 Ketika saya membutuhkan bantuan banyak teman

yang mau menolong

26 Seringkali saya menyerah mengerjakan sesuatu

yang sulit

27 Saya tidak dapat bekerja sama dalam kelompok /

group

28 Mengenal banyak teman membuat saya banyak

memahami berbagi hal

29 Saya mendengarkan dengan seksama apabila teman

saya menceritakan masalah pribadinya

30 Saya lebih memilih mengerjakan segala sesuatunya

seorang diri

Page 131: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

Demikian jawaban ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa paksaan dari

pihak manapun.

Jakarta, 21 Agustus 2019

Responden

(………………..)

Page 132: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 133: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA
Page 134: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA
Page 135: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

Uji Validitas

No R Tabel R Hitung Validitas

Variabel X

1 0,30 0,589 Valid

2 0,30 0,518 Valid

3 0,30 0,523 Valid

4 0,30 0,728 Valid

5 0,30 0,585 Valid

6 0,30 0,551 Valid

7 0,30 0,509 Valid

8 0,30 0,640 Valid

9 0,30 0,661 Valid

10 0,30 0,816 Valid

11 0,30 0,599 Valid

12 0,30 0,687 Valid

13 0,30 0,428 Valid

14 0,30 0,707 Valid

15 0,30 0,886 Valid

16 0,30 0,769 Valid

17 0,30 0,738 Valid

18 0,30 0,730 Valid

19 0,30 0,683 Valid

Variabel Y

20 0,30 0,169 Tidak Valid

21 0,30 0,419 Valid

22 0,30 0,621 Valid

23 0,30 0,402 Valid

24 0,30 -0,024 Tidak Valid

25 0,30 0,474 Valid

26 0,30 0,565 Valid

27 0,30 0,480 Valid

28 0,30 0,456 Valid

29 0,30 0,524 Valid

30 0,30 0,286 Tidak Valid

31 0,30 -0,069 Tidak Valid

32 0,30 0,452 Valid

33 0,30 0,375 Valid

Page 136: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

34 0,30 0,457 Valid

35 0,30 0,323 Valid

36 0,30 0,403 Valid

37 0,30 0,358 Valid

38 0,30 0,367 Valid

39 0,30 0,433 Valid

40 0,30 0,601 Valid

41 0,30 0,268 Tidak Valid

42 0,30 0,238 Tidak Valid

43 0,30 0,339 Valid

44 0,30 0,213 Tidak Valid

45 0,30 0,575 Valid

46 0,30 0,512 Valid

47 0,30 0,414 Valid

48 0,30 0,243 Tidak Valid

49 0,30 0,279 Tidak Valid

Reliabilitas variable X

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.920 19

Reliabilitas variable Y

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.814 21

Koefisien Regresi Linear Sederhana

Page 137: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 38.295 8.697 4.403 .000

Bimbingan Agama .393 .124 .384 3.171 .002

a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosi

Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .384a .148 .133 6.400

a. Predictors: (Constant), Bimbingan Agama

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 411.825 1 411.825 10.055 .002b

Residual 2375.425 58 40.956

Total 2787.250 59

a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosi

b. Predictors: (Constant), Bimbingan Agama

Koefisien Regresi Linear Berganda

Page 138: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 37.648 10.012 3.760 .000

Kognitif -.138 .398 -.055 -.347 .730

Afektif 1.568 .765 .517 2.048 .045

Psikomotorik -.138 .655 -.051 -.211 .834

a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosi

Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .441a .194 .151 6.333

a. Predictors: (Constant), Psikomotorik, Kognitif, Afektif

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 540.917 3 180.306 4.495 .007b

Residual 2246.333 56 40.113

Total 2787.250 59

a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosi

b. Predictors: (Constant), Psikomotorik, Kognitif, Afektif

DOKUMENTASI

Page 139: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA
Page 140: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA
Page 141: PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KECERDASAN EMOSI WARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51722/1/MOHA… · TERHADAP KECERDASAN EMOSI. WARGA BINAAN PRIA PADA