PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan...

70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA TERHADAP LABA FISKAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Universitas Sebelas Maret Surakarta OLEH UNGGUL ADI PURNAMA F0306113 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2010

Transcript of PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan...

Page 1: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA

TERHADAP LABA FISKAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada

Universitas Sebelas Maret Surakarta

OLEH

UNGGUL ADI PURNAMA

F0306113

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2010

Page 2: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Sesungguhnya ALLAH SWT memiliki semua cara untuk memenuhi permintaan hamba-Nya.

( Penulis )

Semakin keras anda meperlakukan diri anda, semakin lunak hidup memperlakukan anda.

( Penulis )

Page 4: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini, kepada orang-orang yang sangat dekat dalam hidupku:

Keluargaku

Adalah suatu kesukesesan besar dapat mempersembahkan karya ini sebagai salah satu bentuk rasa terimakasih atas segala

cinta dan kasih sayang yang diberikan.

Keluarga Besar Ayahku

Sekiranya apa yang telah aku lewati ini, memberi sedikit banyak pengharapan untuk menggapai seluruh cinta dan cinta

Keluarga Besar Ibuku

Semua yang telah, sedang, dan akan terjadi akan aku ingat sebagai kenanganyang tak terlupakan

Page 5: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur poenulis panjatkan kepada ALLAH SWT, sumber segala

cinta kasih dan karunia, karena dengan segala keterbatasan yang ada, penulis

akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana pada FE-UNS.

Sepanjang proses penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima sumbang

saran pemikiran dari berbagai pihak, dorongan semangat dari para sahabat, dan

berbagai bantuan lain yang turut menunjang penyelesaian skripsi ini. Karenanya,

pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bp. Prof Bambang Sutopo, Mcom, selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNS yang

telah memberikan surat ijin penelitian.

2. Bp. Drs. Eko Arief Sudaryono, Msi, Ak, selaku pembimbing skripsi, atas

segala kesabaran dan pengertiannya dari awal hingga akhir penulisan skripsi

ini.

3. Ibu. Dra. Muthmainah, Msi, Ak, Selaku pembimbing akademis yang telah

memberikan bimbingannya dari awal hingga akhir.

4. Bp. Timin, selaku petugas administrasi jurusan akuntansi atas bantuannya

selama kuliah.

Page 6: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Bp. Man, Selaku penjaga parkir FE-UNS, atas kesetiaanya menjaga motor-

motor mahasiswa FE-UNS.

6. Mas Muhammad Taufik Hidayat, SE, Selaku Pembimbing Asistensi Agama

Islam semester satu, Atas bimbingannya di bidang Agama.

7. Mas Edi Yulianto, selaku guru mengaji, atas petunjuknya dibidang Agama.

8. KEI (Kajian Ekonomi Islam) FE UNS, sebagai sebuah organisasi yang telah

memberi kesempatan kepada penulis untuk belajar berorganisasi selama tiga

periode kepengurusan.

9. Sahabat-sahabatku di KEI FE-UNS kepengurusan 2007.

10. Sahabat-sahabatku di KEI FE-UNS kepengurusan 2008.

11. Sahabat-sahabatku di KEI FE-UNS kepengurusan 2009.

12. Anak-anak cowok akuntansi 2007, yang telah menerima penulis, yang

merupakan angkatan 2006, dalam pergaulan baik di dalam maupun di luar

kampus.

13. (Alm). Aji Eko Prianto ( suatu kali dalam hidupku, engkau telah bayak

menorehkan kebersamaan yang kini tinggal menjadi kenangan........)

Semoga ALLAH SWT membalas segala kebaikan yang kalian berikan dan

mohon maaf atas segala kesalahan yang penulis lakukan. Akhir kata, semoga skripsi

ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Page 7: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Surakarta,Desember 2010

Unggul Adi Purnama

Page 8: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI...........................................................................................

HALAMAN JUDUL................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI............................ ii

HALAMAN PENGESAHAN OLEH TIM PENGUJI SKRIPSI................... iii

HALAMAN MOTTO.............................................................................. .... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... .... v

KATA PENGANTAR.............................................................................. vi

DAFTAR ISI.......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL................................................................................... ix

DAFTER GAMBAR ............................................................................... x

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 4

BAB II Kajian Teori

A. Landasan Teori ............................................................................... 5

1. Beda Tetap .......................................................................... 5

2. Beda Sementara .................................................................. 17

3. Laba Fiskal ........................................................................... 18

B. Penelitian Sebelumnya ................................................................... 31

C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 33

Page 9: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Hipotesis ........................................................................................ 34

BAB III Metode Penelitian ................................................................................... 36

A. Populasi dan Sampel ..................................................................... 36

B. Variabel Penelitian ........................................................................ 37

C. Sumber Data .................................................................................. 38

D. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 38

E. Uji Analisis ...................................................................................... 39

BAB IV Hasil Analisis dan Penelitian ..................................................................... 46

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 46

B. Hasil Analisis Data .......................................................................... 46

1. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 46

2. Uji Hopotesis ....................................................................... 51

BAB V Kesimpulan dan Implikasi ........................................................................ 60

A. Kesimpulan ................................................................................... 60

B. Saran .................................................................................. 61

C. Keterbatsan Penelitian........................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Descrptive Statistics

Tabel 2 Hasil Uji Normalitas

Tabel 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4 Dasar Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Tabel 5 Rangkuman Hasil Uji Multikolinieritas

Tabel 6 Pengaruh Variabel-variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat

Tabel 7 Pengaruh Yang Diberikan Secara Bersama-sama variabel Bebas

terhadap variabel Terikat

Page 11: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 Kerangka Pemikiran

GAMBAR 2 Kurva Uji T

GAMBAR 3 Kurva Uji F

Page 12: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Beda Tetap

a. Pengertian Beda Tetap

Setiap perusahaan berkewajiban melaporkan hasil yang

diperolehnya kepada otoritas perpajakan yang berwenang sesuai

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Sebagian besar perusahaan melaporkan laba yang diperolehnya

kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara

melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan akuntasi

sehingga dapat diketahui laba yang dikenakan pajak atau yang

dikenal dengan sebutan laba fiskal. Koreksi fiskal yang

dilakukan tersebut mengakibatkan terjadinya perbedaan antara

laba akuntansi dan laba fiskal. Salah satunnya adalah beda

tetap. Menurut Siti Resmi ( 2005: 333 ) beda tetap adalah

perbedaan yang disebabkan oleh adanya perbedaan pengakuan

pendapatan dan beban antara standar akuntansi keuangan dan

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Perbedaan ini sangat menentukan perbedaan pada laba akuntansi

dan laba fiskal.

Page 13: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Penyebab Beda tetap

Menurut Early Suandy ( 2008: 79 ) terdapat beberapa penyebab

terjadinya beda tetap antara lain:

1) Adanya Pengeluaran /Beban yang tidak dapat dikurangkan dari

Penghasilan Bruto ( Dilakukan Koreksi Fiskal Positif )

a) Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apa pun

seperti dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi

kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha

koperasi

b) Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan

pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota.

c) Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali

cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank, yang dalam

hal ini sampai tahun pLajak 197 maksimun 3 % ( tiga Persen)

dari rata-rata saldo awal dan saldo piutang, dan sejak tahun

pajak 1998 ;

1. 5 % ( lima persen ) dari kredit yang digolongakan

dalam perhatian khusus

2. 15 % ( lima belas persen) dari kredit yang digolongkan

kurang lancar

3. 50 % ( lima puluh persen ) dari kredit yang

digolongkan diragukan

Page 14: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

4. 100 % ( seratus persen ) dari kredit yang digolongkan

macet, m,asing-masing setelah dikurangi dengan nilai

agunan

5. Sewa guna usaha dengan hak opsi maksimun 2.5 % (

dua setengah persen ) dari rata-rata saldo awal dan

saldo akhir piutang

6. Cadangan premi untuk perusahaan asuransi kerugian

sebesar 40 % ( empat puluh persen ) dari jumlah premi

tanggung sendiri, yang diterima atau diperoleh dalam

tahun pajak yang bersangkutan

7. Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan

yang dihitung dengan menggunakan metode satuan

produksi yang didasarkan pada jumlah taksiran biaya

reklamasi

d) Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa,

asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh

wajib pajak orang pribadi, kecuali jika dibayarkan oleh pihak

pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai

penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan.

e) Penggantian/imbalan sehubungan dengan pekerjaan/jasa yang

diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali :

Page 15: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1. Di daerah tertentu ( daerah terpenncil )

2. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaa, berupa sarana

dan fasilitas di lokasi bekerja untuk tempat tinggal,

termasuk perumahan bagi karyawan dan keluarganya,

makanan dan minuman bagi pegawai, pelayanan

kesehatan, pendidikan dan pengangkutan, olahraga

tidak termasuk golf, boating, dan pacuan kuda bagi

pegawai dan keluarganya sepanjang fasilitas dan sarana

tersebut tidak tersedia sehingga pemberi kerja harus

menyediakan sendiri.

3. Di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

(KAPET)

4. Merupakan keharusan dalam rangka

pelaksanaanpekerjaan untuk keamanan setempat ;

misalnya, penyediaan makanan dan minuman serta

penginapan untuk awak kapal/pesawat, antar jemput

pegawai atau yang berkenaan dengan situasi

lingkungan kerja misalnya pakaian seragam pegawai

hotel dan penyiar TV, makanan tambahan bagi operator

komputer/pengetik, makan dan minum cuma-cuma bagi

pegawai restoran.

f) Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada

pemegang saham/pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Page 16: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang

dilakukan.

g) Harta yang dihibahkan, bantuan ( kecuali untuk GNOTA )

atau sumbangan, dan warisaan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 (3) huruf a dan huruf b.

h) Pajak penghasilan, kecuali PPh Pasal 26 ( tidak termasuk

dividen ) sepanjang PPh dimaksud ditambahkan sebagai

dasar penhitungan untuk pemotongan PPh Pasal 26.

i) Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan

pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya.

j) Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma,

atau perseroan komanditer

k) Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta

sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan

pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan

l) Biaya entertainment, representasi, jamuan tamu, dan

sejenisnya, kecuali Wajib Pajak dapat membuktikan bahwa

biaya tersebut telah benar-benar dikeluarkan ( formal ) dan

benar ada hubungannya dengan kegiatan perusahaan untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

perusahaan ( materiil ), dengan melampirkan pada SPT daftar

nominatif yang berisi nama, tempat atau alamat, jenis, dan

jumlah entertainment yang telah diberikan, nama, posisi,

Page 17: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

nama perusahaan, jenis usaha relasi yang menerima

entertainment.

m) Pajak masukan yang faktur pajaknya tidak memenuhi

ketentuan dalam pasal 13 ayat (5) atau ayat (6) UU PPN

Masukan yang berkenaan dengan barang dan jasa

sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf

b, huruf e, huruf f, huruf g, dan huruf i dalam UU PPh.

n) Penghapusan piutang tak tertagih ( piutang usaha ) kecuali

Wajib Pajak telah :

1. membebankan piutang tak tertagih segala kerugian

perusahaan dalam Laporan Keuangan Komersial.

2. Menyerahkan dan mendaftarkan guguatan perdata atas

nama debitor serta jumlah piutangtak tertagih kepada

Pengadilan Negeri, atau menyerahkan dan

mendaftarkan penyelesaian penagihan atas nama

debitor serta jumlah taktertagih kepada Badan Urusan

Piutang dan Lelang Negara.

3. Telah mengumumkan daftar nama debitor yang

penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan

Negeri atau BUPLN, dalam suatu penerbitan tertentu

seperti penerbitan internal pada asosiasi tersebut atau

penerbitan lainnya.

Page 18: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

4. Menyerahakan dan melaporkan kepada Dirjen

Pajak’Daftar Piutang Tak Tertagih yang

Dihapuskan’yang mencantumkan nama, alamat,

NPWP, dan jumlahnya.

o) Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

penghasilan :

1. Yang bukan merupakan Objek Pajak

2. Yang pengenaan pajaknya bersifat final

3. Yang telah dikenakan pemotongan atau pemungutan

pajak yang bersifat final.

p) Bunga pinjaman ( seluruhnya ), dalam hal jumlah rata-rata

pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari jumlah

rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka

atau tabungan lainnya di dalam negeri, kecuali :

1. Dana pinjaman tersebut disimpan /ditempatkan dalam

bentuk rekening giro yang atas jasanya dikenakan PPh

yang bersifat final.

2. Adanya keharusan bagi Wajib Pajak untuk menempatkan

dana dalam jumlah perundang-undangan yang berlaku,

sepanjang jumlah deposito dan tabungan tersebut semata-

mata untuk memenuhi keharusan tersebut.

Page 19: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3. Dapat dibuktikan bahwa penempatan deposito atau

tabungan tersebut dananya berasal dari tambahan modal

dan sisa laba setelah pajak.

q) Bunga pinjaman (sebagian) yaitu jumlah selisih beban bunga

sebenarnya dengan yang diperkenankan dalam hal jumlah-

jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata

dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau

tabungan lainnya.

Beban bunga yang diperkenankan dihitung dari “Tingkat bunga

Pinjaman rata-rata dikurangi rata-rata deposito/tabungan”.

2) Adanya Pendapatan yang Ditambahkan dengan Penghasilan

Lainnya ( Dilakukan Koreksi Fiskal Negatif )

a) Bantuan, sumbangan ; termasuk zakat yang

diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil

zakat yang dibentuk atau disahkan oleh

pemerintah dan para penerima zakat yang berhak.

b) Harta hibahan yang diterima oleh badan

keagamaan, badan pendidikan, badan sosial, atau

pengusaha kecil termasuk koperasi yang

ditetapkan Menteri Keuangan ; sepanjang tidak

ada hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan,

atau penguasaan antara pihak-pihak yang

bersangkutan.

Page 20: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c) Warisan

d) Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh

badan sebagai pengganti saham atau sebagai

pengganti penyertaan modal.

e) Dividen atau bagian laba yang diterima atau

diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak

dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik

Negara ( BUMN ), atau Badan Usaha Milik

Daerah ( BUMD ), dari penyertaan modal pada

badan usaha yang didirikan yang didirikan dan

bertempat kedudukan Indonesia dengan syarat

dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan ;

dan bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik

Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah yang

menerima dividen paling rendah 25 % ( dua

puluh lima persen ) dari jumlah modal yang

disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar

kepemilikan saham tersebut.

f) Iuran yang diterima/diperoleh dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan menteri Keuangan,

baik yang dibayar oelh apemberi kerja maupun

pegawai, dan penghasilan dana pensiun tersebut

dari modal yang ditanamkan dalam bidang-

Page 21: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

bidang tertentu yaitu deposito, sertifikat deposito,

tabungan pada bank Indonesia, sertifikat BI,

obligasi yang diperdagangkan di pasar modal di

Indonesia ; saham pada PT yang tercatat di bursa

efek Indonesia.

g) Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh

perusahaan reksa dana selama 5 ( lima ) tahun

pertama sejak pendirian perusahaan atau

pemberian ijin usaha.

h) Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh

perusahaan modal ventura ( perusahaan yang

kegiatan usahanya membiayai perusahaan

pasangan usaha dalam bentuk penyertaan modal

untuk suatu jangka waktu tertentu ) berupa bagian

laba dari pasangan usaha yang didirikan dan

menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia dan

keuntungan dengan syarat badan pasangan usaha

tersebut :

1. Merupakan perusahaan kecil atau

menengah, yaitu yang penjualan bersihnya

setahun tidak melebihi Rp. 5.000.000.000,

atau yang menjalankan kegiatan dalam

Page 22: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sektor usaha yang dietetapkan oleh Menteri

Keuangan.

2. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa

efek Indonesia.

i) Bunga yang berasal dari deposito tabungan, baik

yang ditempatkan di dalam negeri maupun di luar

negeri melalui bank yang didirikan di Indonesia

atau cabang, bank luar negeri di Indonesia,

termasuk jasa giro serta Diskonto Sertifikat Bank

Indonesia.

j) Penghasilan yang berasal dari penjualan saham

pendiri dan bukan pendiri di bursa efek.

k) Penjualan saham milik Perusahaan Modal

Ventura.

l) Penghasilan yang diterima sehubungan dengan

usaha sebagai penyalur/dealer/agen produk

Pertamina dan premix berupa premium, solar,

pelumas, gas LPG, minyak tanah dan premix

yang telah dibayar/dipungut PPh bersifat final.

m) Penghasilan yang diterima sehubungan dengan

usaha sebagai penyalur/grosir tepung terigu dan

gula pasir dari bulog.

Page 23: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

n) Penghasilan yang diterima sehubungan dengan

usaha sebagai penyalur/distributor rokok dari

pabrik rokok.

o) Penghasilan atas penjualan hasil produksi industri

rokok putih dan kretek di dalam negeri.

p) Penghasilan yang berasal dari pengalihan hak atas

tanah dan/bangunan sepanjang merupakan barang

dagangan atau yang melakukan pengalihan orang

pribadi.

q) Penghasilan yang diterima dari hasil persewaan

tanah dan/bangunan berupa tanah, rumah susun,

apartemen, kondominum, gedung perkantoran,

rumah kantor, ruko, gudang, dan industri.

r) Selisih penilaian kembali asset.

s) Bunga atau diskonto obligasi yang dijual di bursa

efek.

t) Hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun

yang diberikan melalui cara undian.

u) Penghasilan Wajib Pajak yang bergerak di bidang

usaha pelayaran dalam negeri dari pengangkutan

orang dan/barang yang dimuat dari satu

pelabuhan ke palabuhan yang lain di Indonesia

Page 24: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dan/atau dari pelabuhan di Indonesia ake

pelabuhan luar negeri dan/atau sebaliknya.

2. Beda Sementara

a. Pengertian Beda sementara

Bagi negara pajak adalah salah satu sumber penerimaan

penting yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran

negara, sebaliknya bagi perusahaan,pajak merupakan beban

yang akan mengurangi laba bersih. Keputusan bisnis sebagian

besar dipengaruhi oleh pajak, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Keputusan bisnis yang baik jika berhubungan

dengan pajak bisa menjadi keputusan bisnis yang kurang baik,

begitu juga sebaliknya. Minimalisasi beban pajak dapat

dilakukan dengan cara menggunakan metode pengakuan

penghasilan dan beban yang berbeda antara laporan keungan

akuntansi dan laporan keuangan fiskal yang mengakibatkan

beda sementara. Beda sementara adalah perbedaan yang

disebabkan adanya perbedaan waktu dan metode pengakuan

pendapatan dan beban tertentu berdasarkan standar akuntansi

keungan dan peraturan perpajakan yang berlaku (Early

suandy,2008:89 )

Page 25: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b. Penyebab Beda Sementara

Menurut Harnanto (2008: 9) beda sementara terjadi karena

beberapa hal antara lain :

a) Membayar pajak saat ini lebih besar sehingga

mengakibatkan pembayaran pajak pada masa mendatang

lebih kecil.

b) Membayar pajak saat ini lebih kecil sehingga mengakibatkan

pembayaran pajak pada masa mendatang lebih besar.

3. Laba Fiskal

a. Pengertian Laba Fiskal

Laba fiskal atau penghasilan kena pajak (taxable income)

merupakan laba yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan

yang berlaku, yaitu Undang-Undang nomor 7 Tahun 1983

sebagaimana yang diubah terakhir kali dengan Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, beserta

peraturan pelaksanaannya (Early Suandy, 2008).

Penghasilan Kena Pajak berdasarkan prinsipo taxability

deductability, dengan prinsip ini suatu biaya baru dapat

dikurangkan dari penghasilan bruto, apabila pihak yang menerima

pengeluaran atas biaya yang bersangkutan, melaporkannya sebagai

penghasilan dan penghasilan tersebut dikenakan pajak (taxable).

Misalnya tunjangan yang diberikan oleh perusahaan kepada

Page 26: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

karyawan dapat dianggap sebagai biaya dan mengurangi laba kotor

jika karyawan yang menerima tunjangan tersebut mengakui

tunjangan yang diberikan sebagai bagian dari pengahasilan bruto

dan dikenakan pajak ( PPh Pasal 21 ).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi laba fiskal

Untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak, minimal ada lima

komponen yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Penghasilan yang menjadi objek

b. Penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak

c. Penghasilan yang pajaknya dikenakan secara final

d. Biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto

e. Biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto

a. Penghasilan Yang Menjadi Objek Pajak

Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Pajak

Penghasilan, objek pajak adalah penhasilan, yaitu setiap

tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh

Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar

Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk

menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan

nama dan dalam bentuk apapun, termasuk :

Page 27: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

1) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau

jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji,upah,

tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasiuang

pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali

ditentukan lain dalam undang-undang ini.

2) Hadiah dari undian, pekerjaan atau kegiatan dan

penghargaan.

3) Laba usaha

4) Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta,

termasuk :

a) Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,

persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti

saham atau penyertaan modal.

b) keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan

badan lainnya karena pengalihan harta kepada

pemegang saham , sekutu atau anggota

c) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan,peleburan,

pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha.

d) Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah,

bantuan, atau sumbangan, kecuali yang diberikan

kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus

satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan,

badan sosial, atau pengusaha kecil termasuk koperasi

Page 28: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang

tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan,

pemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang

bersangkutan.

5) Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah

dibebankan sebagai biaya.

6) Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena

jaminan pengembalian utang.

7) Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk

dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan

pembagian sisa hasil usaha koperasi.

8) Royalti

9) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan

harta

10) Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala

11) Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai

dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan peraturan

pemerintah

12) Keuntungan karena selisih kurs mata unag asing

13) Selisih karena penilaian kembali aset

14) Premi asuransi

Page 29: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

15) Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari

anggotanya yang terdiri atas Wajib Pajak yang menjalankan

usaha atau pekerjaan bebas.

16) Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan

yang belum dikenakan pajak

b. Penghasilan yang Dikecualikan sebagai Objek Pajak

Pengecualian objek pajak diatur dalam Pasal 4 ayat (3)

Undang-Undang Pajak Penghasilan yaitu :

a. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang

diterima oleh

b. badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang

dibentuk atau

c. disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat

yang

d. berhak

2) Harta hibahan yang diterima oloeh keluarga sedarah dalam

garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan

pendidikan, badan social, pengusaha kecil termasuk koperasi

yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada

hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau

penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.

Page 30: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

a. Warisan

b. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf b

sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti

penyertaan modal

c. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan

pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam

bentuk natura dan / atau kenikmatan dari Wajib Pajak

atau pemerintah

d. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada Orang

Pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan,

asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna,

dan asuransi beasiswa.

e. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh

perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri,

koperasi, Badan Usaha milik Negara ( BUMN ), Badan

Usaha Milik Daerah ( BUMD ), dari penyertaan modal

pada badan usahayang didirikan dan bertempat

kedudukan di Indonesia dengan syarat :

1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan

2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara,

Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen

paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah

Page 31: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif

di luar kepemilikan saham tersebut.

f. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun

yang pendiriannyatelah disahkan oleh Menteri

Keuangan, baik dibayar oleh pemberi kerja maupun

pegawai.

g. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana

pensiun sebagaimana dimaksudkan dalam huruf g,

dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan

dengan keputusan Menteri Keuangan.

h. Bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan

komanditer (commanditaire vennootschap – CV )

yang modalnya tidak terbagi atas saham-

saham,persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi.

i. Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh

perusahaan reksadana selama lima tahun pertama

sejak pendirian perusahaanatau pemberian izin

usaha.

j. Penghasilan yang diterima atau diperoleh

Perusahaan Modal Ventura berupa bagian laba dari

badan pasangan usaha yang didirikan dan

menjalankan dean menjalankan usaha atau kegiatan

Page 32: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha

tersebut :

1. Merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang

menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha

yang ditetapkan dengan keputusan Menteri

Keuangan.

2. Sahamnya tidak diperdagangkandi bursa efek di

Indonesia

c. Penghasilan yang Pajaknya Dikenakan secara Final

Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Pajak Penghasilan

memberikan wewenang kepada pemerintah untuk mengatur

beberapa pajak tertentu secara khusus di luar yang diatur dalam

pasal 4 ayat (1) yang dikenal dengan istilah PPh final.

Penghasilan yang pajaknya dikenakan secara final terdiri atas :

1) Transaksi penjualan efek di bursa efek, penjualan saham

pendiri ( 0,6% x nilai transaksi) dan penjualan saham biasa

( 0,1% x Nilai transaksi )

2) Hadiah undian ( 20 % x jumlah bruto )

3) Bunga deposito, tabungan, serta diskonto Sertifikat BI ( 20

% x nilai penghasilan bruto )

Page 33: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

4) Penghasilan hak atas tanah dan bangunan oleh Wajib Pajak

real est ( 2 % x nilai penjualan rumah sakit ) serta tanah dan

bangunan lainnya ( 5 % x nilai penjualan )

5) Penghasilan dan sewa atas tanah/bangunan Orang Pribadi (

10 % x nilai sewa ) dan badan ( 6 % x nilai sewa )

6) Penghasilan pelayaran dalam negeri ( 1,2% x peredaran

bruto )

7) Pelayaran/ penerbangan luar negeri ( 2,64 % x peredaran )

8) Penghasilan jasa konstruksi untuk pelaksana ( 2 % x nilai

jasa pelaksanan konstruksi ) serta untuk perencanaan dan

pengawasan ( 4 % x nilai jasa perencanaan konstruksi dan

jasa pengawasan konstruksi )

Penghasilan yang diikecualikan dari objek pajak dan

penghasilan yang pajaknya dikenakan final tidak perlu lagi

dilaporkan pada SPT PPh Badan.

d. Biaya yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto

Biaya-biaya yang boleh dikurangkan dalam rangka

menghitung Penghasilan Kena Pajak diatur dalam Pasal 6

Undang-Undang Pajak Penghasilan,terdiri atas :

a. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

penghasilan, termasuk biaya pembelian bahan, biaya

berkenaandengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,

Page 34: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang

diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti, biaya

perjalanan, biaya pengolahan limbah, piutangyang nyata-

nyata tidak dapat ditagih, premi asuransi, biaya

administrasi dan pajak kecuali Pajak Penghasilan.

b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta

berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk

memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai

masa manfaat lebih dari satu tahun.

c. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah

disahkan oleh Menteri Keuangan.

d. Kerugian karena penjualan atau penagihan harta yang

dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang

dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

penghasilan.

e. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing

f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang

dilakukan di Indonesia

g. Biaya beasiswa, magang dan pelatihan

h. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan

syarat:

1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi

komersial

Page 35: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada

Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang dan Lelang

Negara ( BUPLN ) atau adanya perjanjian tertulis

mengenai penghapusan/pembebasan utangantara kreditor

dengan debitur

3. Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atauy

khusus

4. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak

dapat ditagih kepada Dirjen Pajak

e. Biaya yang Tidak Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto

Biaya-biaya yang tidak dapat dikurangkan dalam rangka

menghitung Penghasilan Kena pajak adalah :

1) Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun

seperti dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh

perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan

pembagian sisa hasil usaha koperasi

2) Biaya yang dibebankan atas dikeluarkan untuk

kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau

anggota

3) Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali

cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan sewa

usaha dengan hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi dan

Page 36: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dana cadangan biaya reklamasi untuk usaha

pertambangan, yang ketentuan damn syarat-syaratnya

ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan

4) Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi

jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa yang

dibayar oleh Wajib Pajak Orang Pribadi, kecuali jika

dibayar oleh orang pemberi kerja dan premi tersebut

dihitung sebagai poenghasilan bagi Wajib Pajak yang

bersangkutan

5) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan

atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan

kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman

bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan

dalam bentuk natura, dan kenikmatandi daerah tertentu

dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan, yang

ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan

6) Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada

saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan

istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan

dengan pekerjaan yang dilakuakan

7) Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan, kecuali

zakat atas penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan oleh

Wajib Pajak Orang Pribadi pemeluk agama Islam dan atau

Page 37: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh

pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau

lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh

pemerintah

8) Pajak Penghasilan ( PPh)

9) Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk

kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi

tanggungannya

10) Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan firma

atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi

atas saham

11) Sanksi administrasi berupa bunga, denda, kenaikan, serta

sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan

pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan

12) Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan

memelihara penghasilan yang mempunyaio masa manfaat

dari satu tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan

sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan atau

amortisasi.

Page 38: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

B. Penelitian Sebelumnya

Hanlon (2005) menemukan adanya perbedaan antara jumlah laba yang

dihitung dengan menggunakan standar akuntansi keuangan dan laba yang

dihitung dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Selanjutnya Hanlon

(2005) menyatakan bahwa perbedaan antara laba menurut standar akuntasi

keuangan dan laba menurut peraturan perpajakan yang berlaku disebabkan

karena perbedaan peraturan antara standar akuntansi keuangan dan

peraturan perpajakan yang mengatur mengenai tata cara perhitungan laba.

Menurut Wilson (2008) perbedaan peraturan cara perhitungan laba

antara standar akuntansi keuangan dan peraturan perpajakan disebabkan

oleh perbedaan tujuan diantara keduannya. Sudrajat (2010) dalam

penelitiannya mengemukakan pendapat bahwa standar akuntansi keuangan

digunakan untuk melaporkan kinerja keuangan kepada pihak eksternal,

sedangkan peraturan perpajakan bertujuan untuk menghitung besarnya

pajak.

Hutagaol (2006) berpendapat bahwa dengan adanya perbedaan cara

perhitungan laba antara standar akuntansi keuangan dan peraturan

perpajakan tersebut mengakibatkan terjadinya beda tetap dan beda

sementara yang menyebabkan terjadinya perbedaan besarnya jumlah laba

menurut standar akuntansi keuangan dan menurut peraturan

perpajakan.Menurut penelitian yang dilakukan Surjaya (2001) laba fiskal

atau penghasilan kena pajak dipengaruhi oleh laba komersial,beda tetap,dan

beda semenetara. Pendapat ini didukung oleh penelitian Mill dan

Page 39: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Newsberry (2001) yang menyatakan bahwa perbedaan temporer disebabkan

oleh perbedaan persyaratan waktu pengakuan pendapatan dan biaya. Tanya

Tang (2006) juga mengakui bahwa perbedaan permanen dapat

mempengaruhi laba fiskal atau penghasilan kena pajak.

Plesko dan Manzon (2002) dalam penelitiannya tidak hanya

menggunakan komponen perbedaan temporer melainkan juga memasukkan

unsur perbedaan permanen sebagai variabel yang mempengaruhi laba fiskal

atau penghasilan kena pajak. Penelitian serupa juga dilakukan oleh

Barragado dan Weiden (2004) yang menguji komponen pembentuk laba

fiskal dengan memasukkan komponen perbedaan permanen selain

perbedaan temporer. Hasil pengujian pada Wijayanti (2008) juga

menghasilkan bukti empiris bahwa banyak perusahaan telah menggunakan

beda tetap dan beda sementara untuk mengurangi jumlah laba fiskal agar

jumlah pajak yang harus dibayar berkurang.

Penelitian-penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya,

dimana beda tetap dan beda sementara mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap laba fiskal (Djamaludin, 2008).

Page 40: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

C. Kerangka Pemikiran

John Hutagaol (2006)

Bagan kerangka pemikiran John Hutagaol (2006) diatas menunjukkan beberapa

variabel yang saling berkaitan dalam penelitian yaitu

Y = laba fiskal

1yxP = Parameter struktural yang menunjukkan besarnya

pengaruh varuabel 1Y

terhadap variabel X

1Y = Beda Tetap

2yxP

= Parameter struktural yang menunjukkan besarnya

pengaruh variabel terhadap variabel X

2X = Beda sementara

Page 41: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Secara ringkas kerangka pemikiran diatas dapat diterangkan sebagai

berikut :

Setiap perusahaan berkewajiban untu membuat laporan keuangan

akuntansi atau komersial untuk melaporkan keuangan dari kegiatan bisnis

yang dilakukan.Laba akuntansi tersebut disusun berdasarkan Standar

Akuntansi Keuangan. Namun untuk keperluan perpajakan,perusahaan

diwajibkan menghitung laporan keuangan fiskal untuk mengetahui laba

fiskal yang akan dikenakan pajak. Salah satu cara yang dilakukan dalam

menyusun laporan keuangan fiskal adalah dengan melakukan rekonsiliasi

fiskal laporan keuangan akuntansi, sehingga dapat ditemukan beda tetap dan

beda sementara yang kemudian dapat digunakan untuk menyusun laporan

keuangan fiskal guna menentukan laba fiskal

D. Hipotesis

Untuk memberikan jawaban sementara terhadap permasalahan yang

ada dalam penelitian ini maka perlu diajukan suatu hipotesis. Hipotesis

adalah pernyataan mengenai sesuatu hal yang masih harus diuji

kebenarannya (Djarwanto dan Pangestu S 2008:183 )

Dalam penelitian ini,penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. HA1: Beda tetap mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba fiskal.

2. HA2: Beda sementara mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba fiskal.

Page 42: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Page 43: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Masri Singarimbun (2007:152) mengemukakan bahwa Populasi atau

Universe adalah keseluruahan dari unit analisa yang ciri-cirinya kan diduga.

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian populasi

mencakup semua objek yang akan diteliti dengan ciri-ciri atau sifat tertentu

yang diduga dalam wilayah penelitian.

Dalam penelitian ini jumlah keseluruhan populasi adalah seluruh

perusahaan manufaktur di BEI.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2006 : 56) bahwa sampel adalah sebagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Jumlah sampel yang akan diambil akan menggunakan rumus

slovin.Rumus slovin ini dirmuskan sebagai berikut:

= ( ) + 1Dimana: N = Jumlah Populasi

n = Jumlah Sampel

e = (1-tingkat ketepatan)

1 = Angka konstanta

Page 44: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Sesuai rumus slovin diatas,maka jumlah sampel yang akan diambil

dengana tingkat ketepatan 90%, dalam penelitian ini adalah:

= ( )= 34 perusahaan

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknuk random

sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menuliskan nama

setiap perusahaan pada setiap kertas kecil kemudian keretas-kertas kecil

tersebut dilipat-lipat kemudian lipatan-lipatan itu dikocok lalu setelah itu

diambil 34 lipatan yang akan dijadikan sampel.

2. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Yaitu variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel

lain.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah beda tetap dan beda

sementara.

b. Variabel Terkait

Yaitu variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh

variabel yang mendahuluinya. Variabel terkait dalam penelitian ini adalah

laba fiskal.

Page 45: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3. Sumber Data

a. Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber-sumber

lain,misalnya literatur,referensi,internet maupun data-data yang lain.

4. Instrument Pengumpulan Data

Dari hasil laporan keuangan akuntansi yang diperoleh peneliti selanjutnya

akan menentukan beda tetap dan beda sementara.

Beda tetap yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Penggantian Obat

b. Pph pasal 21 yang ditanggung perusahaan

c. Biaya antar jemput karyawan

d. Biaya perjalanan

e. Biaya koran dan dan majalah

f. Biaya telepon

g. Biaya lain-lain

h. Pengobatan dan uang makan

i. Sewa rumah mess

j. Sumbangan

k. Pendapatan bunga deposito

Beda sementara yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Depresiasi

b. Penghapusan piutang tak tertagih

c. Kerugian akibat penilaian kembali persediaan

Page 46: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

d. Kerugian akibat selisih kurs

Hasil dari nilai beda tetap dan beda waktu tersebut selanjutnya di analisis

dengan memperganakan SPSS untuk mengetahui sejauh mana beda tetap dan beda

waktu tersebut memberikan pengaruh terhadap laba fiskal.

5. Uji analisis

a. Uji Asumsi Klasik

Rumus regresi diturunkan dari asumsi-asumsi tertentu, maka

data yang akan diregresi harus memenuhi asumsi-asumsi regresi

untuk mendapatkan nilai estimasi yang akan bersifat BLUE (Best,

Linear, Unbiased dan Estimator). Untuk itu perlu diadakan pengujian

asumsi klasik yang meliputi 4 uji, yaitu :

1. Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi variabel penganggu (e) memiliki distribusi

normal atau tidak. Untuk menguji normalitas, dapat digunakan

Kolmogorov – Smirnov Test. Setelah pengujian dilakukan

dengan bantuan program SPSS, output dapat dilihat pada baris

paling bawah yang berisi Asymp. Sig. (2-tailed).

Interpretasinya adalah jika pada = 5% p > 0,05 maka

distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas,

Page 47: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

sebaliknya jika p < 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak

normal.

b. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan jika varian dari

e tidak konstan. Masalah heteroskedastisitas umum terjadi

dalam data cross section (Setiaji, 2006 : 45). Hal ini dapat

dideteksi dengan menggunakan uji Glejser yang meregresikan

nilai absolut residual terhadap variabel independen yang

digunakan dalam suatu model regresi. Jika variabel independen

ternyata signifikan (sig < 0,05) mempengaruhi absolut residual,

ini berarti bahwa dalam data terdapat heteroskedastisitas.

Apabila ternyata tidak signifikan (sig > 0,05), berarti bahwa

asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Model yang baik adalah

model yang mempunyai asumsi homoskedastisitasnya

terpenuhi.

c. Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara sesama urutan

pengamatan dari waktu ke waktu atau secara ruang. Untuk

memeriksa ada tidaknya autokorelasi, dipergunakan Uji Durbin

– Watson dengan formula :

Page 48: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

d = 2

21.

1t

tt

e

ee

Keterangan :

Bila DW terletak di antara dU dan 4 – dU, maka tidak ada

autokorelasi.

Bila DW lebih rendah dari dL, berarti ada autokorelasi

positif.

Bila DW lebih besar daripada 4 – dL, maka ada

autokorelasi negatif.

Bila DW terletak di antara batas atas (dU) dan batas

bawah (dL) atau 4-dU dan 4 - dL, maka tidak dapat disimpulkan.

Dimana,

DW = nilai Durbin –Watson d statistik.

du = nilai batas atas (dari tabel).

dL = nilai batas bawah (dari tabel).

d. Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan korelasi yang nyata di

antara variabel independen dalam sebuah model. Untuk

mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

Variance Inflation Factor (VIF) atau Tolerance. Jika nilai VIF

> 10 atau Tolerance < 0,1 maka hal tersebut menunjukkan

bahwa multikolinearitas terjadi antar variabel bebas.

Page 49: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Sebaliknya, apabila VIF < 10 atau tolerance > 0,1 maka tidak

terjadi multikolinearitas.

b. Uji Hipotesa

Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini adalah model umum persamaan regresi linier berganda

(Multipple Regression Analysis) yang diikuti dengan uji-t dan uji F.

Pengolahan data tersebut menggunakan Software Statistika SPPS for

Windows 13.

a. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui apakah

hipotesis penelitian terbukti atau tidak. Analisis ini untuk

menguji kemampuan variabel laporan keuangan dalam

memprediksi laba fiskal. Model dalam penelitian ini adalah

Yt = α+x1β1+ x2β2 + e

Keterangan:

Y = Laba Fiskal

α = Intercept persamaan regresi

β = Koefisien regresi variable independen

t = Periode Amatan

e = Koefisien error

x1 = Beda Tetap

x2 = Beda Sementara

Page 50: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

b. Uji-t dan Uji F

Pengujian hipotesa tentang kemampuan variabel

independen dalam memprediksi variabel dependen dapat

menggunakan alat analisa statistik berupa uji F dan uji t.

1. Uji t

Uji t ini digunakan untuk menguji pengaruh masing

– masing variabel independen terhadap variabel dependen

secara individual. Adapun rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut.

thitung = 32211 XPXPY yxyx

(John Hutagaol,2006 )

Dimana :

Y = laba fiskal

1yxP = Parameter struktural yang menunjukkan besarnya

pengaruh varuabel1Y terhadap variabel X

1X = Beda Tetap

2yxP = Parameter struktural yang menunjukkan besarnya

pengaruh variabel terhadap variabel X

2X = Beda sementara

Langkah berikutnya setelah nilai p hitung diketahui akan

dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikansi ( ) 5%

Page 51: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

untuk mengetahui apakah hipotesis yang dirumuskan ditolak

atau diterima .Adapun kriteria untuk menerima atau menolak

hipotesis adalah sebagai berikut ini.

Daerah tolak H null Daerah terima H null Daerah tolak H null

(- / 2, n-k) ( / 2,n-k)

Gambar 3. Kurva Uji t

Hnull diterima jika – p hitung > - t tabel dan t hitung < p tabel

Hnull ditolak jika – p hitung < - t tabel dan t hitung > p tabel

2. Uji F

Uji ini digunakan untuk menguji apakah keempat variabel

independen secara simultan / bersama – sama mempunyai

pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Rumus uji F adalah sebagai berikut:

Page 52: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Keterangan:

R² = koefisien of determinansi

n = jumlah sampel

k = treatment

Langkah berikutnya setelah nilai Fhitung diketahui akan

dibandingkan dengan F tabel pada taraf signifikansi ( ) 5%

untuk mengetahui apakah hipotesa yang dirumuskan

ditolak atau diterima . Adapun kriteria untuk menerima

atau menolak hipotesis adalah sebagai berikut :

Daerah terima H null daerah tolak H null

F ; k – 1; k (n-1)

Gambar 2.. Kurva Uji F

Jika F hitung > F tabel pada maka Hnull ditolak, dan F hitung < F tabel

maka Hnull diterima

Page 53: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

46

BAB IV

HASIL ANALISIS PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang diambil dalam penelitian adalah perusahaan

manufakur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dengan kriteria

mempunyai laporan keuangan secara berturut minimal dalam 3 tahun akhir.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak.

B. Hasil Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Hasil analisis data menggunakan software bantuan SPSS for Windows .

13 terhadap data yang dipergunakan dalam penelitian ini.

Tabel 1

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

ABSLabaFiskal 2211.0274 5869.02999 34

ABSBdTetap 231.4319 348.11801 34

ABSBdSementara 311.5528 1050.76863 34

Page 54: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2. Uji Asumsi Klasik.

a. Uji Normalitas.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran

data yang digunakan dalam penelitian terdistribusi secara normal

atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan metode

Kolmogorov Smirnov.

Rangkuman hasil uji normalitas adalah sebagaimana

disajikan pada Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2

Hasil Uji Normalitas

Correlations

ABSLabaFiskal ABSBdTetap ABSBdSementara

Pearson Correlation ABSLabaFiskal 1.000 .701 .509

ABSBdTetap .701 1.000 .566

ABSBdSementara .509 .566 1.000

Sig. (1-tailed) ABSLabaFiskal . .000 .001

ABSBdTetap .000 . .000

ABSBdSementara .001 .000 .

N ABSLabaFiskal 34 34 34

ABSBdTetap 34 34 34

ABSBdSementara 34 34 34

Page 55: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Berdasarkan hasil perhitungan uji Kolmogorov Smirnov

dapat diketahui bahwa beda sementara p-value berturut-turut dari

Beda Tetap, Beda Sementara dan Laba Fiskal adalah sebesar 0,545;

0,263 dan 0,890. Nilai p-value ternyata lebih besar dari a (p >

0,05), maka dapat disimpulkan seluruh data memiliki sebaran data

yang normal.

b. Uji Heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas ini digunakan untuk mengetahui

apakah semua variabel bebas mempunyai varian kesalahan

pengganggu yang sama dalam model regresi. Kriteria dari uji ini

yaitu jika thitung > ttabel atau thitung < - ttabel atau sig. < 0,05 berarti

terjadi heteroskedastisitas. Dan jika –ttabel < thitung atau thitung< ttabel

atau sig. > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagaimana disajikan

pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel thitung ttabel Sig a Kesimpulan

Beda Tetap

Beda Sementara

5,167

1,411

1,400

1,400

0,060

0,764

0,05

0,05

tidak terjadi

tidak terjadi

Sumber : Hasil Olah Data

Page 56: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Dari hasil tersebut pada tingkat signifkasi 5 % semua

koefisien regresi tersebut tidak signifikan (yaitu dengan tingkat

signifikansi > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas dalam persamaan.

c. Uji Autokorelasi.

Suatu asumsi penting dari model linear klasik adalah tidak

adanya autokolerasi atau kondisi yang berurutan diantara gangguan

atau distribusi yang masuk dalam fungsi regresi. Autokolerasi dapat

diartikan sebagai kolerasi yang terjadi diantara anggota-anggota dari

serangkaian observasi yang terletak berderetan secara series dalam

bentuk waktu (jika time series) atau korelasi antara tempat yang

berdekatan, jika datanya cross sectional.

Uji autokorelasi yang digunakan untuk mendeteksi ada

tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin Watson. Jika nilai Durbin

Watson (DW-test) terletak antar d U dan (4-d U ) maka tidak terjadi

autokorelasi dalam model.

Dasar untuk pengambilan keputusan uji autokorelasi adalah

sebagaimana disajikan pada Tabel 4 berikut ini :

Tabel 4

Dasar Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Variabel Kesimpulan

Page 57: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

DW < Dl terdapat autokorelasi

dL < DW < dU tidak dapat disimpulkan

dU > DW > 4-dU tidak terdapat autokorelasi

4 - dU < DW < 4 – dL tidak dapat disimpulkan

DW > 4 – dL terdapat autokorelasi

Sumber : Gujarati, Damador (2004)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin Watson

sebesar 1,911 pada tabel statistik dengan menggunakan level of

signifikan 5 %, K = 2 dan N = 34 diperoleh dL = 1,333 dan dU =

1,580.

Karena nilai 1,911 berada di atas batas atas dU dan berada di

bawah 4 - dU maka dapat disimpulkan bahwa regresi yang diteliti

telah terbebas dari masalah autokorelasi.

d. Uji Multikolinearitas.

Multikolinearitas artinya ada suatu hubungan yang sempurna

antara beberapa variabel bebas dalam model regresi. Uji ini

dilakukan untuk mengetahui apabila dalam model terdapat korelasi

sempurna diantara masing-masing variabel bebasnya. Variabel yang

tidak menyebabkan multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF

(Vairance Inflation Factor) yang lebih kecil dari 10. Selain itu juga

Page 58: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dapat dilihat tidak terjadi multikolinieritas jika R2 < 0,9. Dari hasil

analisis koefisien determinasi didapat bahwa nilai R2 < 0,9.

Pada penelitian ini diperoleh Tolerance Value dan Variance

Inflation Factor sebagaimana disajikan pada Tabel 5 berikut ini :

Tabel 5

Rangkuman Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Toleransi VIF Kesimpulan

Beda tetap

Beda Sementara

0,933

0,933

1,072

1,072

tidak terjadi

tidak terjadi

Sumber : Hasil Olah Data

Berdasarkan Tabel 5 tersebut di atas, nampak bahwa model

regresi tersebut tidak terjadi multikolinieritas karena nilai VIF < 10

dan Tolerasi > 0,1; serta diperkuat dengan hasil uji koefisien

determinasi yang menunjukkan bahwa nilai R2 adalah 0,411

sehingga tidak melebihi 0,9.

3. Uji Hipotesis.

a. Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Linier Regression

analysis).

Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier

berganda (multiple linier regression analysis) dengan software SPSS.

Analisis regresi linier berganda dapat dilakukan, karena antara empat

variabel X dan satu variabel Y terdapat hubungan kausalitet atau

Page 59: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

fungsional. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh beda

tetap (X1), beda sementara (X2), terhadap Laba fiskal (Y).

Adapun rumus analisis regresi linier berganda (multiple linear

regression analysis) yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Kin : Laba Fiskal.

a : Koefisiean intercept (konstanta).

X1 : Beda Tetap

X2 : Beda Sementara

b1 : Koefisien variabel beda tetap

b 2 : Koefisien variabel sementara

b 3 : Koefisien variabel lokasi

e : Standar eror (epsilon), yaitu pengaruh variabel lain yang

tidak masuk ke dalam model, tetapi ikut mempengaruhi

laba fiskal.

Hasil analisis dengan menggunakan rumus analisis regresi

linier berganda (multiple linear regression analysis) adalah sebagai

berikut :

Y = e...... bbb 332211 ++++ XXXa

Y =4,117 + 0,469 X1 + 0,128 X2 + e

Page 60: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Dari persamaan tersebut di atas, dapat diperoleh penjelasan

sebagai berikut :

1) Apabila X1 (beda tetap) terdapat pertambahan 1 butir, maka Y

(laba fiskal) akan bertambah 0,469 butir.

2) Apabila X2 (beda sementara) terdapat pertambahan 1 butir maka

Y (laba fiskal) akan bertambah 0,128 butir.

3) Apabila X1 (beda tetap), dan X2 (beda sementara), tidak ada

pertambahan, maka Y(laba fiskal) akan mengalami perubahan

sebesar 4,117 butir. Dengan kata lain jika pada populasi tersebut

tidak terdapat peningkatan beda tetap, dan beda sementara, maka

akan terjadi perubahan laba fiskal pegawai pada populasi

tersebut.

b. Uji Ketepatan Parameter (Uji t /t test).

Uji ketepatan parameter (uji t/t test) dipergunakan untuk

menentukan seberapa signifikan variabel-variabel beda tetap, beda

sementara, lokasi dan promosi berpengaruh terhadap laba fiskal.

Jika p-value < nilai t taka variabel tersebut signifikan. Sebaliknya

jika p-value > nilai t maka variabel tersebut tidak signifikan.

Hasil uji ketepatan parameter (uji t/t test) adalah sebagaimana

disajikan pada Tabel 4 berikut ini :

Page 61: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 4

Pengaruh Variabel-variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat

Variabel p-value Nilai t Keterangan

Beda tetap 0,00 0,1 Signifikan

Beda sementara 1,411 0,1 Signifikan

Sumber : Hasil Olah Data

Dari tabel tersebut juga tampak bahwa variabel beda tetap

ternyata memiliki pengaruh signifikan terhadap laba fiskal.

Dari tabel tersebut juga tampak bahwa variabel beda

sementara ternyata tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba

fiskal.

c. Uji Ketepatan Model (Uji F/Overall Test).

Uji ketepatan model (uji F / overall test) digunakan untuk

melakukan pengujian signifikasi semua variabel bebas secara

serentak atau bersama-sama terhadap variabel terikat. Jika hasil yang

didapat dari pengujian tersebut nilai p-value < nilai f, maka variabel

bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika hasil

Page 62: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

yang didapat p-value < niali f, maka variabel bebas tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat.

Hasil uji ketepatan model (uji F / overall test) sebagaimana

disajikan pada Tabel 12 berikut :

Tabel 5

Pengaruh Yang Diberikan Secara Bersama-sama

Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat

Variabel p-value Nilai f Kesimpulan

laba fiskal 0.00 0,1 mempengaruhi

Sumber : Hasil Olah Data

Dari hasil perhitungan dan yang tampak pada Tabel 12 di atas,

dapat disimpulkan bahwa variabel-varibel bebas (beda tetap, dan

beda sementara), ternyata secara bersama-sama atau simultan,

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (laba fiskal), karena

nilai p-value < nilai f.

d. Uji Koefisien Determinasi (R2).

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur

besarnya kemampuan menerangkan dari variabel bebas terhadap

Page 63: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

variabel terikat dalam suatu model regresi (goodnes of fit) dari

persamaan regresi. Nilai R2 berkisar antara 0 < R2 < 1. Jika R2

semakin mendekati 1, maka berarti model semakin tepat. Apabila

nilai R2 = 1 maka berarti model tersebut sangat sempurna, karena

sumbangan variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat adalah

100%. Sebuah model tidak dapat digunakan untuk membuat ramalan

jika R2 = 0.

Dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan analisis statistik

terhadap 20 perusahaan didapat nilai R Square (R2 ) 0,529 dan nilai

Adjusted R Square (Adjusted R2 ) 0,499.

Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa

model yang dipergunakan variabel-variabel bebasnya memberikan

sumbangan positif yaitu sebesar 52,90 % terhadap variabel terikat.

D. Interpretasi Hasil Penelitian.

Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana telah diuraikan di muka,

dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

1. Hasil Uji Asumsi Klasik.

a. Uji Normalitas :

Dari hasil uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov Test

menunjukkan bahwa semua variabel penelitian nilai p-value

berturut-turut dari beda tetap, beda sementara, dan laba fiskal adalah

Page 64: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

lebih besar dari a (p > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

penyebaran data berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas :

Dari hasil uji heteroskedastisitas, menunjukkan bahwa nilai

signifikan masing-masing variabel beda tetap dan beda sementara,

lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti nilai signifikan semua variabel

> 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi.

Dari hasil uji autokorelasi, menunjukkan bahwa nilai Durbin

Watson (DW-test) adalah sebesar 1,933. Hal ini berarti bahwa

Durbin Watson berada di atas batas atas dU dan berada di bawah 4 -

dU maka dapat disimpulkan bahwa regresi yang diteliti telah

terbebas dari masalah autokorelasi.

d. Uji Multikolinearitas.

Dari hasil uji multikolinearitas, menunjukkan bahwa nilai

VIF < 10, serta diperkuat dengan hasil uji koefisien determinasi

yang menunjukkan bahwa nilai R2 adalah 0,529, maka dapat

disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat

multikolinearitas.

Page 65: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2. Hasil Uji Hipotesis.

a. Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Linier Regression

Analysis).

Dari hasil analisis regresi berganda menyatakan bahwa beda

tetap, dan beda sementara, berpengaruh positif terhadap laba fiskal,

yang dibuktikan dari keseluruhan koefisien variabel dalam persamaan

bertanda positif :

b. Uji Ketepatan Parameter (Uji t /t test).

Dari hasil uji ketepatan parameter (uji t/t test) menunjukkan

bahwa untuk beda tetap p-value < nilai t. Hal ini berarti bahwa

variabel-variabel beda tetap secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap laba fiskal.

Dari hasil uji ketepatan parameter (uji t/t test) menunjukkan

bahwa untuk beda sementara p-value > nilai t. Hal ini berarti bahwa

variabel-variabel beda sementara secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap laba fiskal.

c. Uji Ketepatan Model (Uji F/Overall Test).

Dari hasil uji ketepatan model (uji F/overall test),

menunjukkan bahwa nilai p-value < nilai f. Hal ini berarti bahwa

semua variabel bebas yaitu beda tetap, beda sementara dan kepusasan

Y =4,177 + 0,469 X1 + 0,128X2

Page 66: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

kerja, secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat laba fiskal.

d. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) :

Dari hasil uji koefisien determinasi (R 2 ) menunjukkan bahwa

nilai R Square (R2 ) 0,529 dan nilai Adjusted R Square (Adjusted R2 )

0,499. Hal ini berarti bahwa determinasi variabel beda tetap, beda

sementara, lokasi dan prmosi dalam mempengaruhi laba fiskal adalah

sebesar 52,90 %.

Page 67: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa variabel beda tetap dan

beda sementara terhadap laba fiskal. Hal ini dibuktikan dari

keseluruhan koefisien variabel yang bertanda positif.

2. Berdasarkan hasil nilai t diketahui bahwa :

a. Terdapat pengaruh signifikan beda tetap terhadap laba fiskal.

b. Terdapat pengaruh tidak signifikan beda sementara terhadap laba

fiskal.

3. Berdasarkan hasil nilai F diketahui bahwa terdapat pengaruh signifikan

beda tetap dan beda sementara secara simultan terhadap laba fiskal.

4. Dari analisis koefisien determinasi diperoleh angka R2 sebesar 0,529.

Ini berarti bahwa sumbangan variabel beda tetap, dan beda sementara

terhadap variasi (naik turunnya) laba fiskal sebesar 52,9% dan sisanya

47,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

model.

Page 68: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

5. Berdasarkan uji asumsi klasik yang dilakukan dapat diketahui bahwa

data memenuhi asumsi regresi, sehingga estimasi yang diperoleh

bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator).

B. Implikasi

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka implikasi yang dapat

dikemukakan adalah :

1. Kepada para pelaku usaha.

Penanganan beda tetap, dan beda sementara, dengan baik dapat

meningkatkan laba fiskal. Sehingga pada saat melakukan pelaporan

pajak tidak akan terdapat perubahan antara laba real dengan laba fiscal

2. Kepada otoritas perpajakan yang berwenang

Dapat mempermudah pemeriksaan penghitungan laba fiskal

yang digunakan untuk besarnya jumlah pajak yang seharusnya dibayar

3. Bagi peneliti yang lain

Diharapkan dapat meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi laba

fiskal selain faktor beda tetap dan beda sementara.

C. Keterbatasan Hasil Penelitian.

Hasil penelitian pengaruh beda tetap, dan beda sementara, terhadap

laba fiskal, ini masih mengandung keterbatasan, antara lain sebagai berikut :

1. Terdapat beberapa variabel yang berpengaruh terhadap laba fiskal,

seperti : Rugi fiskal yang dapat dikompensasi, Kredit pajak, dll.

Page 69: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Dalam penelitian ini peneliti hanya mencari pengaruh beda tetap, beda

sementara, terhadap laba fiskal.

2. Penelitian ini dilaksanakan hanya untuk perusahaan manufaktur.

Alangkah baiknya bila ruang lingkup penelitian berikutnya, dilakukan

pada perusahaan lain selain manufaktur.

Page 70: PENGARUH BEDA TETAP DAN BEDA SEMENTARA LABA FISKAL …/Pengaruh... · kepada otoritas perpajakan yang berwenang dengan cara melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I tidak ada