PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT … · Usaha warung sate kelinci dimulai sejak tahun...

12
1 PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN WARUNG SATE KELINCI DI KOTA BATU Narisah 1) , Bambang Ali Nugroho 2) , dan Budi Hartono 2) 1. Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang 2. Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang Jl. Veteran Malang (65145), Indonesia (Email : [email protected]) ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di warung sate kelinci Jln. Patimura 126 dan Jln. Suropati, Kota Batu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tingkat kepuasan pelanggan, dan pengaruh bauran pemasaran pada tingkat kepuasan pelanggan warung sate kelinci Kota Batu. Pengambilan sampel secara accidental sampling sebanyak 100 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah data primer yakni observasi langsung, dan pengisian kuisioner untuk memperoleh data sekunder. Analisis data yang dipakai adalah uji validitas, uji reliabilitas, analisis diskriptif, analisis faktor, dan uji regresi. Para pelanggan merasa puas dan sesuai dengan harapan mereka dengan sate kelinci di Kota Batu, sehingga mereka ingin membeli sate kelinci lagi dan ingin mengajak teman-teman untuk membeli sate kelinci. Kepuasan pelanggan sate kelinci di warung Jln. Patimura 126 paling dipengaruhi oleh “produk dan pelayanan”, dan “tempat dan harga”, sedangkan di Jln Suropati paling dipengaruhi oleh “tempat berjualan”, “pelayanan warung”, dan “harga terjangkau dan diskon”. Kata kunci: “produk dan pelayanan”, “tempat dan harga”, dan “harga terjangkau dan diskon” EFFECT OF MARKETING MIX ON CONSUMER SATISFACTION TOWARD RABBIT SATAY STALL IN BATU CITY Narisah 1) , Bambang Ali Nugroho 2) , dan Budi Hartono 2) ABSTRACT This research was conducted at Rabbit Satay Stall in Patimura and Suropati Streets, Batu City. The purpose of this research was to investigate the consumer satisfaction in purchasing rabbit satay and to determine marketing mix factors that influence on consumer satisfaction. One hundred cosumers were selected by accidental sampling method. Survey method that used a structured quistionnaire was employed to obtain primary data, whereas secondary data were gathered from this stall and related sources. Descriptive, factor analysis, and regression analysis were implemented to analyse the datas. Research request indicated that consumers satisfaction toward rabbit sate was represented by the criteria of the product that can meet the consumer expectation, consumer buying repetition, and invite others to buy rabbit satay. Consumers satisfaction were influenced by “product and services”, and “place and price” for Rabbit Satay Stall in Patimura Street, while its satisfaction was related to “place of sell”, “services of stall”, and “affordable and discount” for Rabbit Satay Stall in Suropati Street. Key words: “product and services”, “place and price”, and “affordable and discount”

Transcript of PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT … · Usaha warung sate kelinci dimulai sejak tahun...

1

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN

PELANGGAN WARUNG SATE KELINCI DI KOTA BATU

Narisah1)

, Bambang Ali Nugroho2)

, dan Budi Hartono2)

1. Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang

2. Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang

Jl. Veteran Malang (65145), Indonesia

(Email : [email protected])

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di warung sate kelinci Jln. Patimura 126 dan Jln. Suropati,

Kota Batu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tingkat kepuasan pelanggan, dan

pengaruh bauran pemasaran pada tingkat kepuasan pelanggan warung sate kelinci Kota Batu.

Pengambilan sampel secara accidental sampling sebanyak 100 orang. Metode penelitian yang

digunakan adalah data primer yakni observasi langsung, dan pengisian kuisioner untuk

memperoleh data sekunder. Analisis data yang dipakai adalah uji validitas, uji reliabilitas,

analisis diskriptif, analisis faktor, dan uji regresi. Para pelanggan merasa puas dan sesuai

dengan harapan mereka dengan sate kelinci di Kota Batu, sehingga mereka ingin membeli

sate kelinci lagi dan ingin mengajak teman-teman untuk membeli sate kelinci. Kepuasan

pelanggan sate kelinci di warung Jln. Patimura 126 paling dipengaruhi oleh “produk dan

pelayanan”, dan “tempat dan harga”, sedangkan di Jln Suropati paling dipengaruhi oleh

“tempat berjualan”, “pelayanan warung”, dan “harga terjangkau dan diskon”.

Kata kunci: “produk dan pelayanan”, “tempat dan harga”, dan “harga terjangkau dan diskon”

EFFECT OF MARKETING MIX ON CONSUMER SATISFACTION

TOWARD RABBIT SATAY STALL IN BATU CITY

Narisah1)

, Bambang Ali Nugroho2)

, dan Budi Hartono2)

ABSTRACT

This research was conducted at Rabbit Satay Stall in Patimura and Suropati Streets,

Batu City. The purpose of this research was to investigate the consumer satisfaction in

purchasing rabbit satay and to determine marketing mix factors that influence on consumer

satisfaction. One hundred cosumers were selected by accidental sampling method. Survey

method that used a structured quistionnaire was employed to obtain primary data, whereas

secondary data were gathered from this stall and related sources. Descriptive, factor analysis,

and regression analysis were implemented to analyse the datas. Research request indicated

that consumers satisfaction toward rabbit sate was represented by the criteria of the product

that can meet the consumer expectation, consumer buying repetition, and invite others to buy

rabbit satay. Consumers satisfaction were influenced by “product and services”, and “place

and price” for Rabbit Satay Stall in Patimura Street, while its satisfaction was related to

“place of sell”, “services of stall”, and “affordable and discount” for Rabbit Satay Stall in

Suropati Street.

Key words: “product and services”, “place and price”, and “affordable and discount”

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Meningkatnya jumlah penduduk,

tingkat pendapatan, pendidikan dan

kesadaran masyarakat terhadap peranan

zat-zat makanan, khususnya protein

hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi

bagi manusia menjadikan faktor

pendorong meningkatnya permintaan dan

konsumsi produk-produk peternakan.

Produk-produk peternakan diataranya

adalah telur, susu, dan daging. Daging bisa

berasal dari daging ayam, kambing, sapi,

kuda, dan kelinci. Jika dibandingkan

dengan daging ayam, sapi, domba dan

babi, daging kelinci mengandung lemak

dan kolestrol jauh lebih rendah, tetapi

proteinnya lebih tinggi. Kandungan lemak

kelinci hanya sebesar 8%, sedangkan

daging ayam 12%, daging sapi 24%,

daging domba atau kambing 14%, dan

daging babi 21%. Kadar kolestrol daging

kelinci sekitar 164 mg/100 g,

sedangkandaging ayam, daging sapi,

daging domba, dan daging babi berkisar

220-250 mg/g daging. Kandungan protein

daging kelinci mencapai 21% sementara

ternak lain hanya 17-20% (Kastadisastra,

2000).

Meningkanya permintaan produk

peternakan ini kemudian ditanggapi oleh

para pelaku bisnis kuliner menjadi peluang

usaha untuk mendapatkan konsumen dan

keuntungan sebanyak-banyaknya,

sehingga timbul suatu persaingan diantara

bisnis kuliner yang ada. Suatu usaha akan

sukses apabila mengutamakan kepuasan

bagi para konsumennya. Kepuasan

pelanggan akan datang dengan sendirinya

bila produk atau jasa yang dijual

perusahaan sesuai atau melampaui apa

yang diinginkan oleh konsumen. Apabila

perusahaan melakukan suatu kesalahan

yang merusak citranya maka hal ini akan

menimbulkan akibat buruk bagi

perusahaan sebab konsumen akan

meninggalkan perusahaan dan menjadi

pelanggan dari perusahaan pesaingnya.

Kepuasan pelanggan merupakan

salah satu faktor penentu keberhasilan

perusahaan. Selain itu kepuasan pelanggan

dapat menjadi alat bersaing bagi suatu

perusahaan dalam menghadapi para

pesaingnya. Perusahaan yang berhasil

menjaga para konsumennya selalu merasa

puas, akan memperoleh keunggulan

bersaing dan hampir tidak terkalahkan

dalam bisnis. Para pelanggan yang puas

biasannya lebih setia, lebih sering

membeli, dan rela membayar lebih banyak

untuk membeli produk atau jasa

perusahaan tersebut. Konsumen tetap

menjadi pelanggan yang setia bila

perusahaan itu sedang mengalami

kesulitan. Kepuasan konsumen pada

akhirnya dapat menciptakan kesetiaan

konsumen kepada perusahaan. Warung

sate kelinci di Kota Batu adalah

perusahaan kuliner yang berorientasi pada

kepuasan pelanggan sehingga mampu

bersaing di dunia usaha makanan.

Perkembangan Warung sate kelinci di

Kota Batu tidak terlepas dari upaya yang

selalu dilakukan oleh pihak perusahaan

untuk dapat memaksimalkan serta

memberikan kepuasan bagi semua

pelanggannya.

Rumusan Masalah

Permasalahan yang muncul sebagai

berikut:

1. Apakah pelanggan merasa puas atau

tidak tehadap sate kelinci di Kota

Batu?

2. Apa faktor yang paling mempengaruhi

tingkat kepuasan pelanggan sate

kelinci di Kota Batu?

3

Tujuan

Tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Menjelaskan tingkat kepuasan

pelanggan terhadap sate kelinci di

Kota Batu.

2. Menganalisis unsur-unsur bauran

pemasaran (produk, harga, tempat,

dan pelayanan) dan karakteristik

responden (jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir, pekerjaan,

pendapatan, asal, jumlah berkunjung,

dan sumber informasi) manakah yang

menurut para pelanggan yang paling

berpengaruh terhadap tingkat

kepuasan para pelanggan warung sate

kelinci Kota Batu. Jika unsur-unsur

bauran pemasaran dianggap sesuai

dengan harapan para pelanggan maka

memuaskan.

Kegunaan

Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan informasi dan

pertimbangan kepada instansi ataupun

perusahaan terkait dengan kepuasan

pelanggan, dan unsur-unsur bauran

pemasaran yang paling berpengaruh

terhadap tingkat kepuasan para pelanggan.

Terutama pemimpin perusahaan harus

memperhatikan faktor apa saja yang

dianggap pelanggan agar mereka merasa

puas. Serta dapat dijadikan sebagai

informasi bagi peneliti lain yang tertarik

untuk mendalami bidang sosial ekonomi

peternakan.

MATERI DAN METODE

PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan di

warung sate kelinci berlokasi di Jalan

Patimura 126 dan Jalan Suropati Kota

Batu. Penelitian dilaksanakan pada tanggal

20 Januari 2014 sampai 10 Pebruari 2014.

Metode Penelitian

Pengambilan data dilakukan

dengan metode survei. Data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi

data primer dan data sekunder. Data

primer merupakan data yang diperoleh

dengan melakukan observasi langsung

melalui wawancara dengan pihak manajer

restoran dan responden, serta pengisian

kuisioner yang disebarkan kepada

pelanggan warung sate kelinci Kota Batu.

Kuisioner yang disebarkan terdiri atas

pertanyaan-pertanyaan yang bersifat

tertutup (ada alternatif jawaban).

Kuesioner yang digunakan terdapat

alternatif jawaban yang tersedia dengan

skala ordinal (skala likert) dengan

menggunakan lima tingkat skala alternatif

jawaban yang terdiri dari:

1. Sangat Tidak Puas (STP) = nilai 1

2. Tidak Puas (TP) = nilai 2

3. Netral (N) = nilai 3

4. Puas (P) = nilai 4

5. Sangat Puas (SP) = nilai 5

Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil dari

peneltian ini merupakan seluruh

pengunjung pada warung sate kelinci di

Kota Batu. Populasi berukuran besar dan

jumlahnya tidak diketahui secara pasti.

Pengambilan sampel dilakukan dengan

metode accidental sampling dan purposive

sampling. Penentuan sampel jika

populasinya besar dan jumlahnya tidak

diketahui secara pasti dapat menggunakan

rumus menurut (Nurdiansah, 2013) yakni:

n =Z2

4 Moe 2=

1,962

4(0,1)2= 96

4

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan

dalam penentuan sampel

95% = 1,96

Moe = Margin of error atau kesalahan

maksimum yang bisa ditoleransi,

biasanya 10%

Diketahui bahwa jumlah sampel

yang digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 96 orang sehingga dibulatkan

menjadi 100 untuk memperkecil kesalahan

generalisasi. Sejumlah 100 responden

tersebut kemudian dibagi masing-masing

warung sejumlah 50 responden.

Analisa Data

1. Analisis Faktor

Analisis faktor bermanfaat untuk

mengurangi pengukuran-pengukuran dan

tes-tes yang beragam supaya menjadi

sederhana. Analisis faktor pada penelitian

ini dibantu dengan program SPSS untuk

mendapatkan loading factor. Loading

faktor digunakan untuk mengetahui apakah

ada korelasi antara satu item terhadap

faktor yang terbentuk. Hasil dari masing-

masing loading factor selanjutnya

digunakan untuk mengetahui persamaan

regresi.

2. Regresi Berganda

Analisis statistik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda dengan mempergunakan

program SPSS. Analisis regresi linier

berganda untuk menghitung besarnya

pengaruh secara kuantitatif dari suatu

perubahan (variabel X) terhadap kejadian

lainnya (variabel Y), maka digunakan

rumus menurut Akdom dan Riduwan

(2007) sebagai berikut:

eXbXbXbXbaY 44332211

Keterangan:

Y = Kepuasan pelanggan

X1 = Produk

X2 = Harga

X3 = Tempat

X4 = Pelayanan

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

e = error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Usaha Warung Sate Kelinci Jalan

Patimura 126

Usaha warung sate kelinci dimulai

sejak tahun 1997 oleh Bapak H. Hasan

Djumain di Jalan Patimura No. 126 Kota

Batu. Warung Sate Kelinci Jalan Patimura

126 mampu menjual sate sebanyak 12.300

tusuk tiap minggunya. Pasokan daging

kelinci diperoleh dari berbagai daerah di

Jawa Timur yakni dari Kepanjen, Blitar,

Magetan, dan Kediri. Pasokan daging

kelinci yang digunakan sebagai sate

kelinci memiliki beberapa kriteria

diantaranya: pengiriman daging dalam

bentuk karkas, kelinci umur 4 bulan,

disimpan di freezer. Warung sate kelinci

Jalan Patimura 126 buka untuk hari Senin-

Jum'at yaitu pukul 07.00-21.00, sedangkan

untuk hari Sabtu, Minggu, dan hari besar

para warung tetap buka dan tutup pukul

22.00.

Profil Usaha Warung Sate Kelinci Jalan

Suropati

Usaha warung sate kelinci milik

Bapak Solikin dimulai sejak tahun 2008

bertempat di daerah Kota Malang, karena

dirasa tempat yang kurang strategis dan

pengunjung yang kurang banyak kemudian

setelah 6 bulan tempat berjualan berpindah

ke Jalan Suropati. Warung Sate Kelinci

Jalan Suropati mampu menjual sate

5

sebanyak 885 tusuk tiap minggunya.

Pasokan kelinci yang digunakan sebagai

sate kelinci berasal dari wilayah Kota

Batu. Warung sate kelinci Jalan Suropati

buka pukul 16.00-22.00, dan untuk hari

Jum'at dan hari-hari besar tutup.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang

diteliti adalah jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir, pekerjaan pelanggan,

pendapatan per bulan, asal pelanggan,

jumlah berkunjung pelangaan, dan sumber

informasi.

Gambar 1. Distribusi responden

berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik para responden

berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat

bahwa sebagian besar pengunjung laki-laki

di warung sate kelinci Jalan Patimura 126

dan Jalan Suropati adalah laki-laki dengan

jumlah masing-masing 52% dan 62%. Hal

ini dikarenakan laki-laki merupakan tulang

punggung keluarga dan memiliki waktu

diluar rumah lebih banyak daripada

perempuan.

Gambar 2. Distribusi responden

berdasarkan usia

Sebagian besar konsumen dari

kedua warung sate kelinci didominasi usia

>40 tahun dan 20-29 tahun, hal ini bisa

diartikan bahwa pada warung sate kelinci

di Jalan Patimura 126 dan Jalan Suropati

diminati oleh semua kalangan usia.

Gambar 3. Distribusi responden

berdasarkan pendidikan terakhir

Tingkat pendidikan sangat

mempengaruhi pola pikir masyarakat akan

kebutuhan gizi pada makanan, khususnya

protein hewani. Berdasarkan gambar

tersebut diketahui bahwa responden paling

banyak di warung sate kelinci Jalan

Patimura 126 adalah berpendidikan sarjana

yakni 50%, sedangkan di Jalan Suropati

paling banyak adalah berpendidikan SMA

yakni 46%.

6

Gambar 4. Distribusi responden

berdasarkan pekerjaan

Jenis pekerjaan mempengaruhi

tingkat pendapatan serta tingkat konsumsi

para resonden. Berdasarkan penjelasan

diatas diketahui bahwa responden paling

banyak yang berkunjung di warung sate

kelinci adalah berprofesi sebagai karyawan

swasta yakni secara berurutan 24% pada

warung sate kelinci Jalan Patimura 126

dan 30% pada warung sate kelinci Jalan

Suropati.

Gambar 5. Distribusi responden

berdasarkan pendapatan

Tingkat pendapatan sangat

mempengaruhi tingkat konsumsi

responden. Berdasarkan penjelasan diatas

diketahui bahwa responden paling banyak

yang berkunjung di warung sate kelinci

adalah pada Jalan Patimura 126 sebanyak

42% berpenghasilan >Rp 4.000.000 per

bulan, hal ini dikarenakan kebanyakan dari

mereka adalah kaum konsumtif yang

hanya membeli jika mereka ingin, tanpa

memikirkan setelahnya. Sedangkan pada

Jalan Suropati 30% <Rp 1.000.000 per

bulan, hal ini dikarenakan orang-orang

penasaran akan rasa dari sate kelinci dan

pengaruh dari harga sate yang lebih murah.

Gambar 6. Distribusi responden

berdasarkan asal pelanggan

Responden paling banyak yang

berkunjung di warung sate kelinci adalah

pada Jalan Patimura 126 Jalan Suropati

adalah paling banyak berasal dari Malang

yakni secara berurutan 42% dan 64%. Hal

ini dikarenakan kebanyakan dari para

pelanggan memang sudah menjadi

pelanggan tetap warung sate kelinci Jalan

Suropati. Lokasi warung yang strategis

menjadi tujuan para pelanggan untuk

7

kembali lagi membeli sate kelinci di Kota

Batu.

Gambar 7. Distribusi responden

berdasarkan jumlah berkunjung

Jumlah pengunjung paling banyak

diketahui pada Jalan Patimura 126 adalah

berkunjung >3 kali yakni 48%, hal ini

berarti mereka telah berlangganan

membeli sate kelinci di warung sate kelinci

Jalan Patimura 126. Sedangkan jumlah

pengunjung paling banyak diketahui pada

Jalan Suropati adalah berkunjung 1 kali

yakni 50%, hal ini dikarenakan letaknya

yang strategis dan banyak masyarakat

Malang yang masih penasaran dengan rasa

sate kelinci.

Gambar 8. Distribusi responden

berdasarkan sumber informasi

Berdasarkan hasil grafik tersebeut

diketahui perbedaan pengunjung terbanyak

sumber mengetahui letak warung dari

mana saja. Pengunjung warung sate kelinci

Jalan Patimura 126 paling banyak

pengunjung mengerti letak warung

berdasarkan rekomendasi teman yakni

44%, dan Jalan Suropati mengerti letak

warung berdasarkan kebetulan lewat yakni

56%.

8

Hasil Analisis Faktor

Tabel 1. Analisis faktor warung sate kelinci Jalan Patimura 126

Tabel 2. Analisis faktor warung sate kelinci Jalan Suropati

9

a. Indeks I “Produk yang dihasilkan”

Indeks “produk yang dihasilkan”

terbentuk dari produk atau sate yang

diberikan oleh warung Jalan Suropati

ketika bekunjung dengan sebesar 34,97%

dari total variabel bebas atau bauran

pemasaran. Indeks “produk yang

dihasilkan” dalam hal ini terdiri dari

kemudahan mendapat sate sebesar 0,88%,

konsistensi rasa sate sebesar 0,81%,

kecepatan penyajian sate sebesar 0,77%,

penampilan sate menarik untuk

dikonsumsi sebesar 0,65%, dan rasa sate

sesuai harapan para pelanggan sebesar

0,61%. Berdasarkan hasil penelitian,

warung Jalan Suropati telah mampu

menyediakan sate dalam jumlah banyak

dan sesuai dengan harapan pelangganya.

Warung Jalan Suropati mampu

memberikan produk atau sate dengan rasa

yang konsisten pada tiap tusuknya dan

menghasilkan rasa sate kelinci yang sesuai

dengan selera pelanggannya. Hal ini yang

menjadikan minat pelanggan untuk

berkunjung lagi.

b. Indeks II "Tempat Berjualan"

Indeks “tempat berjualan”

terbentuk dari gabungan tempat yang

disediakan oleh warung Jalan Suropati

ketika bekunjung dengan nilai sebesar

14,82% dari total variabel bebas atau

bauran pemasaran. Indeks “tempat

berjualan” dalam hal ini adalah keluasan

tempat parkir sebesar 0,80%, kemudahan

menemukan warung 0,75%, penataan

interior dan eksterior yang rapi 0,73%.

Area parkir yang luas merupakan wujud

warung ingin mendapatkan banyak

pelanggan. Letaknya yang berada di

pinggir jalan raya membuat sangat mudah

menemukan letak warung sate kelinci.

Selain itu dengan penataan interior dan

eksterior yang rapi membuat para

pelanggan merasa nyaman ketika berada di

warung sate kelinci Jalan Suropati.

c. Indeks III "Pelayanan Warung"

Indeks “pelayanan warung”

terbentuk dari gabungan pelayanan yang

diberikan oleh warung Jalan Suropati

ketika para pelanggan bekunjung dengan

nilai sebesar 8,28% dari total variabel

bebas atau bauran pemasaran. Indeks

“pelayanan warung” dalam hal ini adalah

penampilan pelayan rapi sebesar 0,78%,

pengetahuan pelayan akan menu sebesar

0,77%, ketepatan pelayananan sebesar

0,66%, cepat menanggapi keluhan sebesar

0,58%, dan keramahan pelayan sebesar

0,46%. Semua variabel pelayanan telah

diterapkan dengan baik oleh warung sate

kelinci Jalan Suropati yang digunakan

untuk memuaskan para pelanggannya

sehingga para pelanggan akan kembali

membeli sate kelinci di warung tersebut.

d. Indeks IV "Tempat Berjualan”

Indeks “tempat berjualan”

terbentuk dari gabungan tempat yang

disediakan oleh warung Jalan Suropati

ketika bekunjung dengan nilai sebesar

6,11% dari total variabel bebas atau bauran

pemasaran. Indeks “tempat berjualan”

dalam hal ini adalah kemudahan dapat

tempat duduk sebesar 0,87%, kebersihan

warung sebesar 0,7%, dan

bertanggungjawab atas keamanan sebesar

0,69%. Penyediaan tempat duduk dalam

jumlah kurang banyak menjadikan kendala

bagi para peanggan untuk mendapat

tempat duduk, namun warung sate kelinci

Jalan Suropati telah menjaga kebersihan

dan kerapian warung makan dan

bertanggung jawab terhadap keamanan dan

kenyamanan pelanggan dengan cara

melakukan penjagaan pada tempat parkir.

10

e. Indeks V " Harga terjangkau dan

Diskon "

Indeks “harga terjangkau dan

diskon” terbentuk dari gabungan harga

yang diberikan oleh warung Jalan Suropati

ketika bekunjung dengan nilai sebesar

5,62% dari total variabel bebas atau bauran

pemasaran. Indeks “harga terjangkau dan

diskon” dalam hal ini adalah kesesuaian

harga dengan menu sebesar 0,87%, harga

relatif terjangkau sebesar 0,75%, dan

pemberian diskon apabila membeli sate

dalam jumlah banyak sebesar 0,58%.

Pemberian harga yang sesuai dengan menu

menjadikan para pelanggan merasa puas

dan tetap menjadi langganan di waarung

sate kelinci Jalan Suropati.

Tabel 3. Analisis regresi berganda tingkat

kepuasan pelanggan warung Jalan

Patimura 126

Model persamaan regresi linier

berganda yang didapatkan adalah sebagai

berikut:

Y = 11,609 + 0,355 “Produk dan

Pelayanan warung” + 0,804 “Tempat

dan Harga sate kelinci”

Tabel 3 menunjukkan model

regresi tersebut memiliki koefisien

determinasi (R-Square) sebesar 56,70%.

Hal ini berarti bahwa model regresi yang

didapatkan mampu menjelaskan pengaruh

antara variabel-variabel X terhadap Y

sebesar 56,70% dan sisanya sebesar

43,30% dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak dilakukan pada penelitian ini. Hasil

regresi berganda menunjukkan bahwa

variabel “produk dan pelayanan warung”,

“tempat dan harga sate” mempengaruhi

konsumen terhadap kepuasan pelanggan

warung sate kelinci di Jalan Patimura 126.

Tabel 4. Analisis regresi berganda tingkat

kepuasan pelanggan warung

Jalan Suropati

Model persamaan regresi linier

berganda yang didapatkan adalah sebagai

berikut:

Y = 11,659 + 0,467 “Tempat berjualan” +

0,637 “Pelayanan warung” + 0,663

“Harga Terjangkau dan Diskon”

11

Tabel 4 menunjukkan model

regresi tersebut memiliki koefisien

determinasi (R-Square) sebesar 60,00%.

Hal ini berarti bahwa model regresi yang

didapatkan mampu menjelaskan pengaruh

antara variabel-variabel X terhadap Y

sebesar 60,00% dan sisanya sebesar

40,00% dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak dilakukan pada penelitian ini. Hasil

regresi berganda menunjukkan bahwa

variabel “tempat berjualan”, “pelayanan

warung” dan “harga terjangkau dan

diskon” mempengaruhi konsumen

terhadap kepuasan pelanggan warung sate

kelinci di Jalan Suropati.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan

pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Para pelanggan merasa puas dan

sesuai dengan harapan pelanggan

dengan sate kelinci di Kota Batu,

sehingga pelanggan ingin membeli

sate kelinci lagi dan ingin

mengajak teman-teman pelanggan

untuk membeli sate kelinci di Kota

Batu.

2. Kepuasan pelanggan sate kelinci di

warung Jalan Patimura 126 paling

dipengaruhi oleh “produk dan

pelayanan”, dan “tempat dan

harga”, sedangkan kepuasan

pelanggan sate kelinci di warung

Jalan Suropati paling dipengaruhi

oleh “tempat berjualan”,

“pelayanan warung”, dan “harga

terjangkau dan diskon”.

Saran

1. Lebih meningkatkan keramahan

pada kedua warung sate kelinci.

Karena dengan ramahnya

pelayanan yang diberikan maka

pelanggan pun akan segan dan

berkeinginan untuk kembali ke

warung sate kelinci.

2. Warung sate kelinci Jalan Suropati

perlu menambah jumlah tempat

duduk, luas area parkir, dan variasi

menu. Dengan semakin banyaknya

tiga hal tersebut maka akan

menambah jumlah pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, A. F. R. 2012. Analisis Pengaruh

Harga, Kualitas Produk, Dan

Kualitas Layanan Terhadap

Kepuasan Pelanggan (Studi pada

Waroeng Spesial Sambal cabang

Lampersari Semarang). Skripsi.

Fakultas Ekonomika Dan Bisnis.

Universitas Diponegoro. Semarang

Aritorang, D. 2003. Laju Pertumbuhan

Kelinci Rex Satin dan

Persilangannya yang Diberi Lactosim

Dalam Sistem Pemeliharaan Intensif.

Vol 8. Hal: 164-169

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS.

Cetakan keempat. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro. Semarang

Hutomo,A.S.2013. Pengaruh Kualitas

Produk dan Tingkat Kepuasan

Konsumen terhadap Loyalitas

Pelanggan pada Produk Makanan

Tela Krezz Cabang Bekasi. Skripsi.

Universitas Gunadarma

Kastadisastra, H. R. 2000. Beternak

Kelinci Unggul. Kanisius.

Yogyakarta

12

Kesuma, D., A.S.D. Nova, D. Christianto,

Sumarno. 2010. Pemanfaatan

Daging Kelinci Dalam Pola

Konsumsi Masyarakat Sebagai

Alternatif Pencegahan Asma

Bronkial. Fakultas Kedokteran.

Universitas Brawijaya. Malang

Ketabi, F. 2012. The Effect of the

Marketing Mix of Services to Attract

Customers, Banks (Case Study

Tejarat Bank, Branches of

Kermanshah Province). J. Basic.

Appl. Sci. Res., Volume 2, No. 9, hal:

8632-8639

Kirya, I.K. 2004. Variabel-varibel yang

Mempengaruhi Anggota untuk

Berbelanja pada Koperasi Unit Desa

Di Kabupaten Buleleng Propinsi

Bali. Kumpulan Artikel Seminar

Hasil Penelitian. Universitas

Brawijaya. Malang

Kotler, P. 1999. Manajemen Pemasaran

Analisis, Perencanaan, Implementasi

dan Kontrol. Edisi 11, Jilid 1.

Prenhalindo. Jakarta

Kotler, P. dan Armstrong. 2000. Dasar-

dasar Pemasaran. Bagian 1 dan 2.

Prenhallindo. Jakarta

Lupiyoadi, R. 2001. Manajemen

Pemasaran Jasa Teori dan Praktek.

Rinerka Cipta. Jakarta

Mucai, G.P. 2013. Extended Marketing

Mix and Customer’s Satisfaction in

Classified Non-Star Hotels in Meru

Municipality Kenya. International

Review of Management and Business

Research. Vol. 2, Issue.3, hal: 691-

696

Ngatmo dan Bodroastuti. 2013. Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi

Kepuasan Pelanggan Pada PT. Sido

Muncul Semarang. Skripsi. Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Widya

Manggala. Semarang

Nurdiansah, C. 2013. Analisis Pengaruh

Kewajaran Harga, Kualitas Layanan

dan Kualitas Produk terhadap

Kepuasan Pelanggan dalam Upaya

Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

pada Rumah Makan “Angkringan

Cekli” Kudus. Skripsi. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis. Universitas

Diponegoro. Semarang

Nurlia, C., R.D. Asiah, dan Indar, 2012.

Hubungan Bauran Pemasaran

Dengan Keputusan Pasien Rawat

Inap Memilih Layanan Kesehatan Di

Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Tahun 2011. Jurnal AKK, Volume 1,

No. 1, hal: 1-55

Owen, C.J. and M. Minor.2002. Perilaku

Konsumen. Jilid 2 Edisi kelima.

Penerbit Erlangga. Jakarta

Pupuani, N.W. dan S. Eka. 2013.Pengaruh

Bauran Pemasaran terhadap

Kepuasan Konsumen dan Perilaku

Pembelian Ulang (Studi Kasus pada

Produk Pasta Gigi Merek Pepsodent

di Kota Denpasar). Hal: 683-702

Prawiro, F.O. 2012. Analisis Kepuasan

Konsumen Waroeng Steak And

Shake Kota Wisata Batu. Skripsi.

Fakultas Peternakan. Universitas

Brawijaya. Malang