PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT … · Usaha warung sate kelinci dimulai sejak tahun...
Transcript of PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT … · Usaha warung sate kelinci dimulai sejak tahun...
1
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN
PELANGGAN WARUNG SATE KELINCI DI KOTA BATU
Narisah1)
, Bambang Ali Nugroho2)
, dan Budi Hartono2)
1. Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang
2. Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang
Jl. Veteran Malang (65145), Indonesia
(Email : [email protected])
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di warung sate kelinci Jln. Patimura 126 dan Jln. Suropati,
Kota Batu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tingkat kepuasan pelanggan, dan
pengaruh bauran pemasaran pada tingkat kepuasan pelanggan warung sate kelinci Kota Batu.
Pengambilan sampel secara accidental sampling sebanyak 100 orang. Metode penelitian yang
digunakan adalah data primer yakni observasi langsung, dan pengisian kuisioner untuk
memperoleh data sekunder. Analisis data yang dipakai adalah uji validitas, uji reliabilitas,
analisis diskriptif, analisis faktor, dan uji regresi. Para pelanggan merasa puas dan sesuai
dengan harapan mereka dengan sate kelinci di Kota Batu, sehingga mereka ingin membeli
sate kelinci lagi dan ingin mengajak teman-teman untuk membeli sate kelinci. Kepuasan
pelanggan sate kelinci di warung Jln. Patimura 126 paling dipengaruhi oleh “produk dan
pelayanan”, dan “tempat dan harga”, sedangkan di Jln Suropati paling dipengaruhi oleh
“tempat berjualan”, “pelayanan warung”, dan “harga terjangkau dan diskon”.
Kata kunci: “produk dan pelayanan”, “tempat dan harga”, dan “harga terjangkau dan diskon”
EFFECT OF MARKETING MIX ON CONSUMER SATISFACTION
TOWARD RABBIT SATAY STALL IN BATU CITY
Narisah1)
, Bambang Ali Nugroho2)
, dan Budi Hartono2)
ABSTRACT
This research was conducted at Rabbit Satay Stall in Patimura and Suropati Streets,
Batu City. The purpose of this research was to investigate the consumer satisfaction in
purchasing rabbit satay and to determine marketing mix factors that influence on consumer
satisfaction. One hundred cosumers were selected by accidental sampling method. Survey
method that used a structured quistionnaire was employed to obtain primary data, whereas
secondary data were gathered from this stall and related sources. Descriptive, factor analysis,
and regression analysis were implemented to analyse the datas. Research request indicated
that consumers satisfaction toward rabbit sate was represented by the criteria of the product
that can meet the consumer expectation, consumer buying repetition, and invite others to buy
rabbit satay. Consumers satisfaction were influenced by “product and services”, and “place
and price” for Rabbit Satay Stall in Patimura Street, while its satisfaction was related to
“place of sell”, “services of stall”, and “affordable and discount” for Rabbit Satay Stall in
Suropati Street.
Key words: “product and services”, “place and price”, and “affordable and discount”
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Meningkatnya jumlah penduduk,
tingkat pendapatan, pendidikan dan
kesadaran masyarakat terhadap peranan
zat-zat makanan, khususnya protein
hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi
bagi manusia menjadikan faktor
pendorong meningkatnya permintaan dan
konsumsi produk-produk peternakan.
Produk-produk peternakan diataranya
adalah telur, susu, dan daging. Daging bisa
berasal dari daging ayam, kambing, sapi,
kuda, dan kelinci. Jika dibandingkan
dengan daging ayam, sapi, domba dan
babi, daging kelinci mengandung lemak
dan kolestrol jauh lebih rendah, tetapi
proteinnya lebih tinggi. Kandungan lemak
kelinci hanya sebesar 8%, sedangkan
daging ayam 12%, daging sapi 24%,
daging domba atau kambing 14%, dan
daging babi 21%. Kadar kolestrol daging
kelinci sekitar 164 mg/100 g,
sedangkandaging ayam, daging sapi,
daging domba, dan daging babi berkisar
220-250 mg/g daging. Kandungan protein
daging kelinci mencapai 21% sementara
ternak lain hanya 17-20% (Kastadisastra,
2000).
Meningkanya permintaan produk
peternakan ini kemudian ditanggapi oleh
para pelaku bisnis kuliner menjadi peluang
usaha untuk mendapatkan konsumen dan
keuntungan sebanyak-banyaknya,
sehingga timbul suatu persaingan diantara
bisnis kuliner yang ada. Suatu usaha akan
sukses apabila mengutamakan kepuasan
bagi para konsumennya. Kepuasan
pelanggan akan datang dengan sendirinya
bila produk atau jasa yang dijual
perusahaan sesuai atau melampaui apa
yang diinginkan oleh konsumen. Apabila
perusahaan melakukan suatu kesalahan
yang merusak citranya maka hal ini akan
menimbulkan akibat buruk bagi
perusahaan sebab konsumen akan
meninggalkan perusahaan dan menjadi
pelanggan dari perusahaan pesaingnya.
Kepuasan pelanggan merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan
perusahaan. Selain itu kepuasan pelanggan
dapat menjadi alat bersaing bagi suatu
perusahaan dalam menghadapi para
pesaingnya. Perusahaan yang berhasil
menjaga para konsumennya selalu merasa
puas, akan memperoleh keunggulan
bersaing dan hampir tidak terkalahkan
dalam bisnis. Para pelanggan yang puas
biasannya lebih setia, lebih sering
membeli, dan rela membayar lebih banyak
untuk membeli produk atau jasa
perusahaan tersebut. Konsumen tetap
menjadi pelanggan yang setia bila
perusahaan itu sedang mengalami
kesulitan. Kepuasan konsumen pada
akhirnya dapat menciptakan kesetiaan
konsumen kepada perusahaan. Warung
sate kelinci di Kota Batu adalah
perusahaan kuliner yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan sehingga mampu
bersaing di dunia usaha makanan.
Perkembangan Warung sate kelinci di
Kota Batu tidak terlepas dari upaya yang
selalu dilakukan oleh pihak perusahaan
untuk dapat memaksimalkan serta
memberikan kepuasan bagi semua
pelanggannya.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang muncul sebagai
berikut:
1. Apakah pelanggan merasa puas atau
tidak tehadap sate kelinci di Kota
Batu?
2. Apa faktor yang paling mempengaruhi
tingkat kepuasan pelanggan sate
kelinci di Kota Batu?
3
Tujuan
Tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Menjelaskan tingkat kepuasan
pelanggan terhadap sate kelinci di
Kota Batu.
2. Menganalisis unsur-unsur bauran
pemasaran (produk, harga, tempat,
dan pelayanan) dan karakteristik
responden (jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir, pekerjaan,
pendapatan, asal, jumlah berkunjung,
dan sumber informasi) manakah yang
menurut para pelanggan yang paling
berpengaruh terhadap tingkat
kepuasan para pelanggan warung sate
kelinci Kota Batu. Jika unsur-unsur
bauran pemasaran dianggap sesuai
dengan harapan para pelanggan maka
memuaskan.
Kegunaan
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi dan
pertimbangan kepada instansi ataupun
perusahaan terkait dengan kepuasan
pelanggan, dan unsur-unsur bauran
pemasaran yang paling berpengaruh
terhadap tingkat kepuasan para pelanggan.
Terutama pemimpin perusahaan harus
memperhatikan faktor apa saja yang
dianggap pelanggan agar mereka merasa
puas. Serta dapat dijadikan sebagai
informasi bagi peneliti lain yang tertarik
untuk mendalami bidang sosial ekonomi
peternakan.
MATERI DAN METODE
PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan data dilaksanakan di
warung sate kelinci berlokasi di Jalan
Patimura 126 dan Jalan Suropati Kota
Batu. Penelitian dilaksanakan pada tanggal
20 Januari 2014 sampai 10 Pebruari 2014.
Metode Penelitian
Pengambilan data dilakukan
dengan metode survei. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi
data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang diperoleh
dengan melakukan observasi langsung
melalui wawancara dengan pihak manajer
restoran dan responden, serta pengisian
kuisioner yang disebarkan kepada
pelanggan warung sate kelinci Kota Batu.
Kuisioner yang disebarkan terdiri atas
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
tertutup (ada alternatif jawaban).
Kuesioner yang digunakan terdapat
alternatif jawaban yang tersedia dengan
skala ordinal (skala likert) dengan
menggunakan lima tingkat skala alternatif
jawaban yang terdiri dari:
1. Sangat Tidak Puas (STP) = nilai 1
2. Tidak Puas (TP) = nilai 2
3. Netral (N) = nilai 3
4. Puas (P) = nilai 4
5. Sangat Puas (SP) = nilai 5
Populasi dan Sampel
Populasi yang diambil dari
peneltian ini merupakan seluruh
pengunjung pada warung sate kelinci di
Kota Batu. Populasi berukuran besar dan
jumlahnya tidak diketahui secara pasti.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode accidental sampling dan purposive
sampling. Penentuan sampel jika
populasinya besar dan jumlahnya tidak
diketahui secara pasti dapat menggunakan
rumus menurut (Nurdiansah, 2013) yakni:
n =Z2
4 Moe 2=
1,962
4(0,1)2= 96
4
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan
dalam penentuan sampel
95% = 1,96
Moe = Margin of error atau kesalahan
maksimum yang bisa ditoleransi,
biasanya 10%
Diketahui bahwa jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 96 orang sehingga dibulatkan
menjadi 100 untuk memperkecil kesalahan
generalisasi. Sejumlah 100 responden
tersebut kemudian dibagi masing-masing
warung sejumlah 50 responden.
Analisa Data
1. Analisis Faktor
Analisis faktor bermanfaat untuk
mengurangi pengukuran-pengukuran dan
tes-tes yang beragam supaya menjadi
sederhana. Analisis faktor pada penelitian
ini dibantu dengan program SPSS untuk
mendapatkan loading factor. Loading
faktor digunakan untuk mengetahui apakah
ada korelasi antara satu item terhadap
faktor yang terbentuk. Hasil dari masing-
masing loading factor selanjutnya
digunakan untuk mengetahui persamaan
regresi.
2. Regresi Berganda
Analisis statistik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda dengan mempergunakan
program SPSS. Analisis regresi linier
berganda untuk menghitung besarnya
pengaruh secara kuantitatif dari suatu
perubahan (variabel X) terhadap kejadian
lainnya (variabel Y), maka digunakan
rumus menurut Akdom dan Riduwan
(2007) sebagai berikut:
eXbXbXbXbaY 44332211
Keterangan:
Y = Kepuasan pelanggan
X1 = Produk
X2 = Harga
X3 = Tempat
X4 = Pelayanan
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
e = error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Usaha Warung Sate Kelinci Jalan
Patimura 126
Usaha warung sate kelinci dimulai
sejak tahun 1997 oleh Bapak H. Hasan
Djumain di Jalan Patimura No. 126 Kota
Batu. Warung Sate Kelinci Jalan Patimura
126 mampu menjual sate sebanyak 12.300
tusuk tiap minggunya. Pasokan daging
kelinci diperoleh dari berbagai daerah di
Jawa Timur yakni dari Kepanjen, Blitar,
Magetan, dan Kediri. Pasokan daging
kelinci yang digunakan sebagai sate
kelinci memiliki beberapa kriteria
diantaranya: pengiriman daging dalam
bentuk karkas, kelinci umur 4 bulan,
disimpan di freezer. Warung sate kelinci
Jalan Patimura 126 buka untuk hari Senin-
Jum'at yaitu pukul 07.00-21.00, sedangkan
untuk hari Sabtu, Minggu, dan hari besar
para warung tetap buka dan tutup pukul
22.00.
Profil Usaha Warung Sate Kelinci Jalan
Suropati
Usaha warung sate kelinci milik
Bapak Solikin dimulai sejak tahun 2008
bertempat di daerah Kota Malang, karena
dirasa tempat yang kurang strategis dan
pengunjung yang kurang banyak kemudian
setelah 6 bulan tempat berjualan berpindah
ke Jalan Suropati. Warung Sate Kelinci
Jalan Suropati mampu menjual sate
5
sebanyak 885 tusuk tiap minggunya.
Pasokan kelinci yang digunakan sebagai
sate kelinci berasal dari wilayah Kota
Batu. Warung sate kelinci Jalan Suropati
buka pukul 16.00-22.00, dan untuk hari
Jum'at dan hari-hari besar tutup.
Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang
diteliti adalah jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir, pekerjaan pelanggan,
pendapatan per bulan, asal pelanggan,
jumlah berkunjung pelangaan, dan sumber
informasi.
Gambar 1. Distribusi responden
berdasarkan jenis kelamin
Karakteristik para responden
berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat
bahwa sebagian besar pengunjung laki-laki
di warung sate kelinci Jalan Patimura 126
dan Jalan Suropati adalah laki-laki dengan
jumlah masing-masing 52% dan 62%. Hal
ini dikarenakan laki-laki merupakan tulang
punggung keluarga dan memiliki waktu
diluar rumah lebih banyak daripada
perempuan.
Gambar 2. Distribusi responden
berdasarkan usia
Sebagian besar konsumen dari
kedua warung sate kelinci didominasi usia
>40 tahun dan 20-29 tahun, hal ini bisa
diartikan bahwa pada warung sate kelinci
di Jalan Patimura 126 dan Jalan Suropati
diminati oleh semua kalangan usia.
Gambar 3. Distribusi responden
berdasarkan pendidikan terakhir
Tingkat pendidikan sangat
mempengaruhi pola pikir masyarakat akan
kebutuhan gizi pada makanan, khususnya
protein hewani. Berdasarkan gambar
tersebut diketahui bahwa responden paling
banyak di warung sate kelinci Jalan
Patimura 126 adalah berpendidikan sarjana
yakni 50%, sedangkan di Jalan Suropati
paling banyak adalah berpendidikan SMA
yakni 46%.
6
Gambar 4. Distribusi responden
berdasarkan pekerjaan
Jenis pekerjaan mempengaruhi
tingkat pendapatan serta tingkat konsumsi
para resonden. Berdasarkan penjelasan
diatas diketahui bahwa responden paling
banyak yang berkunjung di warung sate
kelinci adalah berprofesi sebagai karyawan
swasta yakni secara berurutan 24% pada
warung sate kelinci Jalan Patimura 126
dan 30% pada warung sate kelinci Jalan
Suropati.
Gambar 5. Distribusi responden
berdasarkan pendapatan
Tingkat pendapatan sangat
mempengaruhi tingkat konsumsi
responden. Berdasarkan penjelasan diatas
diketahui bahwa responden paling banyak
yang berkunjung di warung sate kelinci
adalah pada Jalan Patimura 126 sebanyak
42% berpenghasilan >Rp 4.000.000 per
bulan, hal ini dikarenakan kebanyakan dari
mereka adalah kaum konsumtif yang
hanya membeli jika mereka ingin, tanpa
memikirkan setelahnya. Sedangkan pada
Jalan Suropati 30% <Rp 1.000.000 per
bulan, hal ini dikarenakan orang-orang
penasaran akan rasa dari sate kelinci dan
pengaruh dari harga sate yang lebih murah.
Gambar 6. Distribusi responden
berdasarkan asal pelanggan
Responden paling banyak yang
berkunjung di warung sate kelinci adalah
pada Jalan Patimura 126 Jalan Suropati
adalah paling banyak berasal dari Malang
yakni secara berurutan 42% dan 64%. Hal
ini dikarenakan kebanyakan dari para
pelanggan memang sudah menjadi
pelanggan tetap warung sate kelinci Jalan
Suropati. Lokasi warung yang strategis
menjadi tujuan para pelanggan untuk
7
kembali lagi membeli sate kelinci di Kota
Batu.
Gambar 7. Distribusi responden
berdasarkan jumlah berkunjung
Jumlah pengunjung paling banyak
diketahui pada Jalan Patimura 126 adalah
berkunjung >3 kali yakni 48%, hal ini
berarti mereka telah berlangganan
membeli sate kelinci di warung sate kelinci
Jalan Patimura 126. Sedangkan jumlah
pengunjung paling banyak diketahui pada
Jalan Suropati adalah berkunjung 1 kali
yakni 50%, hal ini dikarenakan letaknya
yang strategis dan banyak masyarakat
Malang yang masih penasaran dengan rasa
sate kelinci.
Gambar 8. Distribusi responden
berdasarkan sumber informasi
Berdasarkan hasil grafik tersebeut
diketahui perbedaan pengunjung terbanyak
sumber mengetahui letak warung dari
mana saja. Pengunjung warung sate kelinci
Jalan Patimura 126 paling banyak
pengunjung mengerti letak warung
berdasarkan rekomendasi teman yakni
44%, dan Jalan Suropati mengerti letak
warung berdasarkan kebetulan lewat yakni
56%.
8
Hasil Analisis Faktor
Tabel 1. Analisis faktor warung sate kelinci Jalan Patimura 126
Tabel 2. Analisis faktor warung sate kelinci Jalan Suropati
9
a. Indeks I “Produk yang dihasilkan”
Indeks “produk yang dihasilkan”
terbentuk dari produk atau sate yang
diberikan oleh warung Jalan Suropati
ketika bekunjung dengan sebesar 34,97%
dari total variabel bebas atau bauran
pemasaran. Indeks “produk yang
dihasilkan” dalam hal ini terdiri dari
kemudahan mendapat sate sebesar 0,88%,
konsistensi rasa sate sebesar 0,81%,
kecepatan penyajian sate sebesar 0,77%,
penampilan sate menarik untuk
dikonsumsi sebesar 0,65%, dan rasa sate
sesuai harapan para pelanggan sebesar
0,61%. Berdasarkan hasil penelitian,
warung Jalan Suropati telah mampu
menyediakan sate dalam jumlah banyak
dan sesuai dengan harapan pelangganya.
Warung Jalan Suropati mampu
memberikan produk atau sate dengan rasa
yang konsisten pada tiap tusuknya dan
menghasilkan rasa sate kelinci yang sesuai
dengan selera pelanggannya. Hal ini yang
menjadikan minat pelanggan untuk
berkunjung lagi.
b. Indeks II "Tempat Berjualan"
Indeks “tempat berjualan”
terbentuk dari gabungan tempat yang
disediakan oleh warung Jalan Suropati
ketika bekunjung dengan nilai sebesar
14,82% dari total variabel bebas atau
bauran pemasaran. Indeks “tempat
berjualan” dalam hal ini adalah keluasan
tempat parkir sebesar 0,80%, kemudahan
menemukan warung 0,75%, penataan
interior dan eksterior yang rapi 0,73%.
Area parkir yang luas merupakan wujud
warung ingin mendapatkan banyak
pelanggan. Letaknya yang berada di
pinggir jalan raya membuat sangat mudah
menemukan letak warung sate kelinci.
Selain itu dengan penataan interior dan
eksterior yang rapi membuat para
pelanggan merasa nyaman ketika berada di
warung sate kelinci Jalan Suropati.
c. Indeks III "Pelayanan Warung"
Indeks “pelayanan warung”
terbentuk dari gabungan pelayanan yang
diberikan oleh warung Jalan Suropati
ketika para pelanggan bekunjung dengan
nilai sebesar 8,28% dari total variabel
bebas atau bauran pemasaran. Indeks
“pelayanan warung” dalam hal ini adalah
penampilan pelayan rapi sebesar 0,78%,
pengetahuan pelayan akan menu sebesar
0,77%, ketepatan pelayananan sebesar
0,66%, cepat menanggapi keluhan sebesar
0,58%, dan keramahan pelayan sebesar
0,46%. Semua variabel pelayanan telah
diterapkan dengan baik oleh warung sate
kelinci Jalan Suropati yang digunakan
untuk memuaskan para pelanggannya
sehingga para pelanggan akan kembali
membeli sate kelinci di warung tersebut.
d. Indeks IV "Tempat Berjualan”
Indeks “tempat berjualan”
terbentuk dari gabungan tempat yang
disediakan oleh warung Jalan Suropati
ketika bekunjung dengan nilai sebesar
6,11% dari total variabel bebas atau bauran
pemasaran. Indeks “tempat berjualan”
dalam hal ini adalah kemudahan dapat
tempat duduk sebesar 0,87%, kebersihan
warung sebesar 0,7%, dan
bertanggungjawab atas keamanan sebesar
0,69%. Penyediaan tempat duduk dalam
jumlah kurang banyak menjadikan kendala
bagi para peanggan untuk mendapat
tempat duduk, namun warung sate kelinci
Jalan Suropati telah menjaga kebersihan
dan kerapian warung makan dan
bertanggung jawab terhadap keamanan dan
kenyamanan pelanggan dengan cara
melakukan penjagaan pada tempat parkir.
10
e. Indeks V " Harga terjangkau dan
Diskon "
Indeks “harga terjangkau dan
diskon” terbentuk dari gabungan harga
yang diberikan oleh warung Jalan Suropati
ketika bekunjung dengan nilai sebesar
5,62% dari total variabel bebas atau bauran
pemasaran. Indeks “harga terjangkau dan
diskon” dalam hal ini adalah kesesuaian
harga dengan menu sebesar 0,87%, harga
relatif terjangkau sebesar 0,75%, dan
pemberian diskon apabila membeli sate
dalam jumlah banyak sebesar 0,58%.
Pemberian harga yang sesuai dengan menu
menjadikan para pelanggan merasa puas
dan tetap menjadi langganan di waarung
sate kelinci Jalan Suropati.
Tabel 3. Analisis regresi berganda tingkat
kepuasan pelanggan warung Jalan
Patimura 126
Model persamaan regresi linier
berganda yang didapatkan adalah sebagai
berikut:
Y = 11,609 + 0,355 “Produk dan
Pelayanan warung” + 0,804 “Tempat
dan Harga sate kelinci”
Tabel 3 menunjukkan model
regresi tersebut memiliki koefisien
determinasi (R-Square) sebesar 56,70%.
Hal ini berarti bahwa model regresi yang
didapatkan mampu menjelaskan pengaruh
antara variabel-variabel X terhadap Y
sebesar 56,70% dan sisanya sebesar
43,30% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak dilakukan pada penelitian ini. Hasil
regresi berganda menunjukkan bahwa
variabel “produk dan pelayanan warung”,
“tempat dan harga sate” mempengaruhi
konsumen terhadap kepuasan pelanggan
warung sate kelinci di Jalan Patimura 126.
Tabel 4. Analisis regresi berganda tingkat
kepuasan pelanggan warung
Jalan Suropati
Model persamaan regresi linier
berganda yang didapatkan adalah sebagai
berikut:
Y = 11,659 + 0,467 “Tempat berjualan” +
0,637 “Pelayanan warung” + 0,663
“Harga Terjangkau dan Diskon”
11
Tabel 4 menunjukkan model
regresi tersebut memiliki koefisien
determinasi (R-Square) sebesar 60,00%.
Hal ini berarti bahwa model regresi yang
didapatkan mampu menjelaskan pengaruh
antara variabel-variabel X terhadap Y
sebesar 60,00% dan sisanya sebesar
40,00% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak dilakukan pada penelitian ini. Hasil
regresi berganda menunjukkan bahwa
variabel “tempat berjualan”, “pelayanan
warung” dan “harga terjangkau dan
diskon” mempengaruhi konsumen
terhadap kepuasan pelanggan warung sate
kelinci di Jalan Suropati.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan
pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Para pelanggan merasa puas dan
sesuai dengan harapan pelanggan
dengan sate kelinci di Kota Batu,
sehingga pelanggan ingin membeli
sate kelinci lagi dan ingin
mengajak teman-teman pelanggan
untuk membeli sate kelinci di Kota
Batu.
2. Kepuasan pelanggan sate kelinci di
warung Jalan Patimura 126 paling
dipengaruhi oleh “produk dan
pelayanan”, dan “tempat dan
harga”, sedangkan kepuasan
pelanggan sate kelinci di warung
Jalan Suropati paling dipengaruhi
oleh “tempat berjualan”,
“pelayanan warung”, dan “harga
terjangkau dan diskon”.
Saran
1. Lebih meningkatkan keramahan
pada kedua warung sate kelinci.
Karena dengan ramahnya
pelayanan yang diberikan maka
pelanggan pun akan segan dan
berkeinginan untuk kembali ke
warung sate kelinci.
2. Warung sate kelinci Jalan Suropati
perlu menambah jumlah tempat
duduk, luas area parkir, dan variasi
menu. Dengan semakin banyaknya
tiga hal tersebut maka akan
menambah jumlah pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, A. F. R. 2012. Analisis Pengaruh
Harga, Kualitas Produk, Dan
Kualitas Layanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan (Studi pada
Waroeng Spesial Sambal cabang
Lampersari Semarang). Skripsi.
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis.
Universitas Diponegoro. Semarang
Aritorang, D. 2003. Laju Pertumbuhan
Kelinci Rex Satin dan
Persilangannya yang Diberi Lactosim
Dalam Sistem Pemeliharaan Intensif.
Vol 8. Hal: 164-169
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Cetakan keempat. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang
Hutomo,A.S.2013. Pengaruh Kualitas
Produk dan Tingkat Kepuasan
Konsumen terhadap Loyalitas
Pelanggan pada Produk Makanan
Tela Krezz Cabang Bekasi. Skripsi.
Universitas Gunadarma
Kastadisastra, H. R. 2000. Beternak
Kelinci Unggul. Kanisius.
Yogyakarta
12
Kesuma, D., A.S.D. Nova, D. Christianto,
Sumarno. 2010. Pemanfaatan
Daging Kelinci Dalam Pola
Konsumsi Masyarakat Sebagai
Alternatif Pencegahan Asma
Bronkial. Fakultas Kedokteran.
Universitas Brawijaya. Malang
Ketabi, F. 2012. The Effect of the
Marketing Mix of Services to Attract
Customers, Banks (Case Study
Tejarat Bank, Branches of
Kermanshah Province). J. Basic.
Appl. Sci. Res., Volume 2, No. 9, hal:
8632-8639
Kirya, I.K. 2004. Variabel-varibel yang
Mempengaruhi Anggota untuk
Berbelanja pada Koperasi Unit Desa
Di Kabupaten Buleleng Propinsi
Bali. Kumpulan Artikel Seminar
Hasil Penelitian. Universitas
Brawijaya. Malang
Kotler, P. 1999. Manajemen Pemasaran
Analisis, Perencanaan, Implementasi
dan Kontrol. Edisi 11, Jilid 1.
Prenhalindo. Jakarta
Kotler, P. dan Armstrong. 2000. Dasar-
dasar Pemasaran. Bagian 1 dan 2.
Prenhallindo. Jakarta
Lupiyoadi, R. 2001. Manajemen
Pemasaran Jasa Teori dan Praktek.
Rinerka Cipta. Jakarta
Mucai, G.P. 2013. Extended Marketing
Mix and Customer’s Satisfaction in
Classified Non-Star Hotels in Meru
Municipality Kenya. International
Review of Management and Business
Research. Vol. 2, Issue.3, hal: 691-
696
Ngatmo dan Bodroastuti. 2013. Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Kepuasan Pelanggan Pada PT. Sido
Muncul Semarang. Skripsi. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Widya
Manggala. Semarang
Nurdiansah, C. 2013. Analisis Pengaruh
Kewajaran Harga, Kualitas Layanan
dan Kualitas Produk terhadap
Kepuasan Pelanggan dalam Upaya
Meningkatkan Loyalitas Pelanggan
pada Rumah Makan “Angkringan
Cekli” Kudus. Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Universitas
Diponegoro. Semarang
Nurlia, C., R.D. Asiah, dan Indar, 2012.
Hubungan Bauran Pemasaran
Dengan Keputusan Pasien Rawat
Inap Memilih Layanan Kesehatan Di
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar
Tahun 2011. Jurnal AKK, Volume 1,
No. 1, hal: 1-55
Owen, C.J. and M. Minor.2002. Perilaku
Konsumen. Jilid 2 Edisi kelima.
Penerbit Erlangga. Jakarta
Pupuani, N.W. dan S. Eka. 2013.Pengaruh
Bauran Pemasaran terhadap
Kepuasan Konsumen dan Perilaku
Pembelian Ulang (Studi Kasus pada
Produk Pasta Gigi Merek Pepsodent
di Kota Denpasar). Hal: 683-702
Prawiro, F.O. 2012. Analisis Kepuasan
Konsumen Waroeng Steak And
Shake Kota Wisata Batu. Skripsi.
Fakultas Peternakan. Universitas
Brawijaya. Malang