Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

31
Pengaruh Bahasa Gaul terhadap perkembangan Bahasa Indonesia Rabu,, 05 Oktober 2011 Pengaruh Bahasa Gaul terhadap perkembangan Bahasa Indonesia I. Latar belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya. Ragam berbahasa seperti ini memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi, integrasi, campur kode, alih

description

bahasa

Transcript of Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

Page 1: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

Pengaruh Bahasa Gaul terhadap perkembangan Bahasa Indonesia

Rabu,, 05 Oktober 2011Pengaruh Bahasa Gaul terhadap perkembangan Bahasa IndonesiaI. Latar belakangBahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.Berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya. Ragam berbahasa seperti ini memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi, integrasi, campur kode, alih kode maupun bahasa gaul.Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun 1980-

Page 2: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman.Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.Dewasa ini, bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa gaul. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu. Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999.

II. PembahasanMunculnya “Bahasa Gaul” Di Kalangan Masyarakat (Remaja) Salah satu dampak dari pembangunan dan perkembangan jaman adalah modernisasi, di mana segala hal yang ada di lingkungan kita harus selalu ter up-to date. Dampak dari modernisasi yang paling terlihat adalah gaya hidup, seperti cara berpakaian, cara belajar, aplikasi teknologi yang makin maju maupun cara bertutur kata (pemakaian bahasa). Dilihat dari cara bertutur kata atau dalam pemakaian bahasa, dewasa ini munculnya “Bahasa Gaul” sangat fenomenal terutama terlihat pada kalangan masyarakat (remaja) khususnya yang ingin diakui sebagai remaja jaman sekarang yang gaul, funky, dan keren. Kemunculan bahasa gaul ini dapat menggeser penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.Dalam sebuah milis (2006) disebutkan bahwa bahasa gaul memiliki sejarah sebelum penggunaannya populer seperti sekarang ini. Berikut ini merupakan sejarah bahasa gaul tersebut, antara lain yaitu :1. Nih YeeUcapan ini terkenal di tahun 1980-an, tepatnya November 1985. pertama

Page 3: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

kali yang mengucapkan kata tersebut adalah seorang pelawak bernama Diran. Selanjutnya dijadikan bahan lelucon oleh Euis Darliah dan popular hingga saat ini.2. Memble dan KeceDalam milis tersebut dinyatakan bahwa kata memble dan kece merupakan kata-kata ciptaan khas Jaja Mihardja. Pada tahun 1986, muncul sebuah film berjudul Memble tapi Kece yang diperankan oleh Jaja Mihardja ditemani oleh Dorce Gamalama.3. BooKata ini popular pada pertengahan awal 1990-an. Penutur pertama kata Boo…adalah grup GSP yang beranggotakan Hennyta Tarigan dan Rina Gunawan. Kemudian kata-kata dilanjutkan oleh Lenong Rumpi dan menjadi popular di lingkungan pergaulan kalangan artis. Salah seorang artis bernama Titi DJ kemudian disebut sebagai artis yang benar-benar mempopulerkan kata ini.4. NekSetelah kata Boo… populer, tak lama kemudian muncul kata-kata Nek… yang dipopulerkan anak-anak SMA di pertengahan 90-an. Kata Nek… pertama kali di ucapkan oleh Budi Hartadi seorang remaja di kawasan kebayoran yang tinggal bersama neneknya. Oleh karena itu, lelaki yang latah tersebut sering mengucapkan kata Nek… 5. JayusDi akhir dekade 90-an dan di awal abad 21, ucapan jayus sangat popular. Kata ini dapat berarti sebagai ‘lawakan yang tidak lucu’, atau ‘tingkah laku yang disengaca untuk menarik perhatian, tetapi justru membosankan’. Kelompomk yang pertama kali mengucapkan kata ini adalah kelompok anak SMU yang bergaul di kitaran Kemang.Asal mula kata ini dari Herman Setiabudhi. Dirinya dipanggil oleh teman-temannya Jayus. Hal ini karena ayahnya bernama Jayus Kelana, seorang pelukis di kawasan Blok M. Herman atau Jayus selalu melakukan hal-hal yang aneh-aneh dengan maksud mencari perhatian, tetapi justru menjadikan bosan teman-temannya. Salah satu temannya bernama Sonny Hassan atau Oni Acan sering memberi komentar jayus kepada

Page 4: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

Herman. Ucapan Oni Acan inilah yang kemudian diikuti teman-temannya di daerah Sajam, Kemang lalu kemudian merambat populer di lingkungan anak-anak SMU sekitar.6. JaimUcapan jaim ini di populerkan oleh Bapak Drs. Sutoko Purwosasmito, seorang pejabat di sebuah departemen, yang selalu mengucapkan kepada anak buahnya untuk menjaga tingkah laku atau menjaga image.7. GituLoh…(GL)Kata GL pertama kali diucapin oleh Gina Natasha seorang remaja SMP di kawasan Kebayoran. Gina mempunyai seorang kakak bernama Ronny Baskara seorang pekerja event organizer. Sedangkan Ronny punya teman kantor bernama Siska Utami. Suatu hari Siska bertandang ke rumah Ronny. Ketika dia bertemu Gina, Siska bertanya dimana kakaknya, lantas Gina ngejawab di kamar, Gitu Loh. Esoknya si Siska di kantor ikut-ikutan latah dia ngucapin kata Gitu Loh…di tiap akhir pembicaraan.2.1 “Bahasa Gaul” Di Kalangan RemajaBahasa gaul adalah dialek bahasa Indonesia nonformal yang digunakan oleh komunitas tertentu atau di daerah tertentu untuk pergaulan (KBBI, 2008: 116). Bahasa gaul identik dengan bahasa percakapan (lisan). Bahasa gaul muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya penggunaan teknologi komunikasi dan situs-situs jejaring sosial.Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsana dan Partana, 2002:150).Menurut Owen (dalam Papalia: 2004) remaja mulai peka dengan kata-kata

Page 5: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

yang memiliki makna ganda. Mereka menyukai penggunaan metafora, ironi, dan bermain dengan kata-kata untuk mengekspresikan pendapat, bahkan perasaan mereka. Terkadang mereka menciptakan ungkapan-ungkapan baru yang sifatnya tidak baku. Bahasa seperti inilah yang kemudian banyak dikenal dengan istilah “Bahasa Gaul” atau Bahasa Alay.”Indra Sarathan, dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran berpendapat, munculnya fenomena bahasa alay di kalangan generasi muda adalah sebuah bentuk pemberontakan. Pemberontakan hanya akan terjadi jika ada sesuatu yang salah. Lalu apa yang salah ? “Bukan karena bahasa Indonesia yang kaku, melainkan metode pembelajaran di kelas yang mungkin kaku. Padahal tata bahasa Indonesia termasuk yang fleksibel dan mudah dipelajari,” ujarnya.Sobana Hardjasaputra dalam sebuah tulisannya yang berjudul “Bahasa Nasional yang Belum Menasional” menyebutkan sejumlah hal yang menyebabkan bahasa Indonesia bisa semakin “tidak menasional”, di antaranya pengaruh bahasa media massa dan “bahasa gaul” bagi kalangan remaja. Oleh karena terbiasa menggunakan “Bahasa Gaul”, dalam pembicaraan formal pun para remaja lupa untuk berbicara dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Inilah yang gawat. Selain itu, pengaruh budaya Barat yang sulit dibendung, akibat perkembangan teknologi juga akan berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang semakin tidak merakyat.2.3 Pengaruh Media Terhadap Perkembangan Bahasa IndonesiaMenjamurnya internet dan situs-situs jejaring sosial juga berdampak signifikan terhadap perkembangan bahasa gaul. Penikmat situs-situs jejaring sosial yang kebanyakan adalah remaja, menjadi agen dalam menyebarkan pertukaran bahasa gaul. Tulisan seorang remaja di situs jejaring sosial yang menggunakan bahasa ini, akan dilihat dan bisa jadi ditiru oleh ribuan remaja lain.Bila ditelusuri, bahasa gaul juga muncul di kalangan anak sekolah dasar karena pengaruh lingkungan. Umumnya mereka menyerap dari

Page 6: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

percakapan orang-orang dewasa di sekitarnya. Atau meniru dari media massa, semisal dari adegan percakapan di televisi maupun mengikuti tren bahasa gaul di media cetak. Yang pasti, bahasa gaul akan selalu muncul dan berkembang sesuai zaman masing-masing. Beberapa tahun lalu, istilah “memble aje” atau “Biarin, yang penting kece” sempat ngetren. Istilah-istilah tersebut lantas tenggelam dengan sendirinya, tergantikan oleh istilah lain. Di antaranya, “so what gitu loh”, “jayus”, dan “Kesian deh lo!”Mengapa anak usia SD? Tak lain karena dorongan untuk meniru lingkungan amat kuat dalam diri anak usia sekolah dasar. Ini merupakan tanda bahwa mereka tengah berusaha untuk beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Tak heran kalau ada temannya yang menggunakan bahasa gaul sebagai bahasa sehari-hari biasanya ia juga akan menggunakan bahasa yang sama saat berkomunikasi dengan teman-temannya.Untuk itu perlu dipahami bahwa menyerap bahasa gaul yang tengah menjadi tren merupakan bagian dari konformitas terhadap lingkungan. Pahami pula jika hal ini merupakan salah satu tahapan perkembangan kepribadian anak usia sekolah. Yang dimaksud konformitas adalah meleburkan diri pada lingkungan agar mendapat pengakuan. Dalam perkembangan sosial anak usia SD, konformitas memang amat diperlukan karena akan meningkatkan self esteem (harga diri) anak. Jadi, biarkan saja anak ikut tren yang memang diperlukan bagi perkembangan sosialnya. Yang harus diajarkan pada anak adalah soal penempatan, dalam arti kapan dan kepada siapa bahasa tersebut boleh digunakan.2.4 Struktur Dalam Pemakaian “Bahasa Gaul”Pada dasarnya ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek. Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang

Page 7: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

tidak lengkap. Hal itu dapat dilihat dari :• Pengunaan awalan eKata emang itu bentukan dari kata memang yang disisipkan bunyi e. Disini jelas terlihat terjadi pemendekan kata berupa mengilangkan huruf depan (m). Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu dari kata aslinya.• Kombinasi k, a, gKata kagak bentukan dari kata tidak yang bunyinya tid diganti kag. Huruf konsonan pada kata pertama diganti dengan k huruf vocal i diganti a. Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak menjadi kagak.• Sisipan eKata temen merupakan bentukan dari kata teman yang huruf vocal a menjadi e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.Contoh lain yang merupakan jenis-jenis padanan kata yang ada dalam kamus alay:• Barang abal yang dipamerin ketemen terus dia ngaku beli di singapore. amrik . dan sbgainya. “eh liat nih gue beli gelang dijerman gituloh asli kalo ga salah sih dirupiahin 500 ribu ya.” padahal dia beli di itc aja!! yang 10 ribu 5 hahaha.• Tulisan gede-kecil. “aLoW kLiAnZ hArUz ADd GwE YaH!!” atau dengan a ngggka “K4Ng3nZ dWEcChh” NNNNNZZZZZ- minta di add di shotout, “j9n lupa ett ghw”-gaya dengan bibir monyong, telunjuk nempel bibir, gaya tangan dengan oke dipinggir kepala dan foto dari atas-.nge post bulbo cuma buat kasih tau dia lagi online & minta comment.- iya : ia- kamu: kamuh,kammo,kamoh,kamuwh,kamyu,qamu,etc- aku : akyu,aq,akko,akkoh,aquwh,etc- maaf: mu’uph,muphs,maav,etc- sorry: cowyie,cory,tory(?),etc- add : ett,etths,aad,edd,etc- for : vo,fur(zz),pols,etc- lagi : agi,agy

Page 8: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

- makan: mums,mu’umhs,etc- lucu : lutchuw,uchul,luthu,etc- siapa: cppa,cp,ciuppu,siappva,etc- apa : uppu,apva,aps,etc- narsis: narciezt,narciest,etc• Tulisannya gede kecil dan pake angka (idihh) sebenarnya masih banyak kata-kata atau frase yang belum aku tuliskan, paling tidak contoh diatas itu membuktikan bahwa memang adanya kata-kata alay.2.5 Langkah – Langkah Pencegahan Pergeseran Pemakaian Bahasa Indonesiaa) Menjadikan Lembaga Pendidikan Sebagai Basis Pembinaan BahasaBahasa baku sebagai simbol masyarakat akademis dapat dijadikan sarana pembinaan bahasa yang dilakukan oleh para pendidik. Para pakar kebahasaan, misalnya Keraf, 1979:19; Badudu, 1985:18; Kridalaksana, 1987:4-5; Sugono, 1994:8, Sabariyanto, 2001:3; Finoza, 2002:7; Alwi dkk., (eds.) 2003:5; serta Arifin dan Amran, 2004:20 memberikan batasan bahwa bahasa Indonesia baku merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam dunia pendidikan berupa buku pelajaran, buku-buku ilmiah, dalam pertemuan resmi, administrasi negara, perundang-undangan, dan wacana teknis yang harus digunakan sesuai dengan kaidah bahasa yang meliputi kaidah fonologis, morfologis, sintaktis, kewacanaan, dan semantis.b) Perlunya Pemahaman Terhadap Bahasa Indonesia yang Baik dan BenarBahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma yang berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia (Sugono, 1994: 8). Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Sedangkan Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa itu meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati secara konsisten, pemakaian bahasa dikatakan benar, begitu juga sebaliknya.

Page 9: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

c) Diperlukan Adanya Undang-Undang KebahasaanDengan adanya undang-undang penggunaan bahasa diarapkan masyarakat Indonesia mampu menaati kaidahnya agar tidak mencintai bahasa negara lain di negeri sendiri. Sebagai contoh nyata, banyak orang asing yang belajar bahasa Indonesia merasa bingung saat mereka berbicara langsung dengan orang Indonesia asli, karena Bahasa yang mereka pakai adalah formal, sedangkan kebanyakan orang Indonesia berbicara dengan bahasa informal dan gaul.d) Peran Variasi Bahasa dan PenggunaannyaVariasi bahasa terjadi akibat adanya keberagaman penutur dalam wilayah yang sangat luas. Penggunaan variasi bahasa harus disesuaikan dengan tempatnya (diglosia), yaitu antara bahasa resmi atau bahasa tidak resmi. Variasi bahasa tinggi (resmi) digunakan dalam situasi resmi seperti, pidato kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan, khotbah, suat menyurat resmi, dan buku pelajaran. Variasi bahasa tinggi harus dipelajari melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah. Sedangkan variasi bahasa rendah digunakan dalam situasi yang tidak formal, seperti di rumah, di warung, di jalan, dalam surat-surat pribadi dan catatan untuk dirinya sendiri. Variasi bahasa ini dipelajari secara langsung dalam masyarakat umum, dan tidak pernah dalam pendidikan formal.e) Menjunjung Tinggi Bahasa Indonesia di Negeri SendiriSebenarnya apabila kita mendalami bahasa menurut fungsinya yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, maka bahasa Indonesia merupakan bahasa pertama dan utama di negara Republik Indonesia. Bahasa daerah yang berada dalam wilayah republik bertugas sebagai penunjang bahasa nasional, sumber bahan pengembangan bahasa nasional, dan bahasa pengantar pembantu pada tingkat permulaan di sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain. Jadi, bahasa-bahasa daerah ini secara sosial politik merupakan bahasa kedua.Selain bahasa daerah, bahasa-bahasa lain seperti bahasa Cina, bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Belanda, bahasa Jerman, dan bahasa Perancis berkedudukan sebagai bahasa asing. Di dalam kedudukannya

Page 10: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

sebagai bahasa asing, bahasa-bahasa terebut bertugas sebagai sarana perhubungan antarbangsa, sarana pembantu pengembangan bahasa Indonesia, dan alat untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern bagi kepentingan pembangunan nasional. Jadi, bahasa-bahasa asing ini merupakan bahasa ketiga di dalam wilayah negara Republik Indonesia.b. Struktur Bahasa Gaul yang digunakan ketua HMIRagam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti “memang – emang”.Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya. (Nyoman Riasa)1) Pengunaan awalan eKata emang itu bentukan dari kata memang yang disispi bunyi e. Disini jelas terjadi pemendekan kata berupa mengilangkan huruf depan (m). Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu dari kata aslinya.

2) Kombinasi k, a, gKata kagak bentukan dari kata tidak yang bunyinya tid diganti kag. Huruf konsonan pada kata pertama diganti dengan k huruf vocal i diganti a. Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak menjadi kagak.3) Sisipan eKata temen merupakan bentukan dari kata teman yang huruf vocal a menjadi e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.c. sms menggunakan bahasa gaul yang merusak bahasa indonesia

Page 11: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

Maraknya pemakaian jalur komunikasi yang murah, efisien, dan murah, juga dapat melahirkan dampak yang negatif dalam penggunaan tata bahasa. Pemakaian singkatan di dalam menggunakan sms kerap kali membuat masyarakat menjadi terbawa arus di dalam menuliskan kata-kata baku, sepeti menulis surat, catatan dan sebagainya.Terkadang pemakaian kata yang tak baku di dalam memanfaatkan layanan sms sering kali menimbulkan keraguan atau makna ganda bagi si penerima, tak heran pesan yang kita kirim lewat sms bisa menghasilkan arti yang berbeda dari yang kita maksudkan, mungkin bagi mereka yang mengerti mungkin dengan mudah ia dapat mengartikannya, tapi bagi mereka yang baru pertamakali melihat singkatan seperti ini mungkin ia akan akan bertanya-tanya apa maksud yang hendak di sampaikan oleh si pengirim.Contohnya saja adalah :KTG KMU DI SKLHPD TGL 120307 SSDHISTHT JAM 11.00Bagi si penulis mungkin dengan mudah ia dapat mengartikan yaitu, ” Kutungu kamu di sekolah pada tanggal 12-03-2007 sesudah istirahat jam 11.00.” Tapi bagi mereka yang tidak mengerti mungkin ia akan kesulitan dalam mengartikannya atau dari singkatan-singkatan di atas akan lahir arti yang berbeda-beda.Dampak dari pemakaian singkatan pada sms adalah, banyak orang yang menulis surat dan sebagainya menggunakan singkatan yang tak baku. Contohnya mempergunakan singkatan kata “yang” menjadi “yg” dan terkadang di dalam instansi pemerintahan juga masih di temukan pemakaian singkatan yang tak baku, kecuali Telegram. Karena pada pemakaian telegram kita di haruskan untuk membuat kata sesingkat-singkatnya, hal ini di karenakan setiap huruf di kenakan biaya. Seiring waktu berlalu sangat jarang sekali orang yang mau mempergunakan telegram, karena pemakaian layanan sms selain efisien, murah, dan cepat.

Page 12: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

III. KesimpulanDapat kita simpulkan banyaknya kalangan remaja menggunakan bahasa gaul adakah akibat dari perkembangan zamanyang kian mengalami kamjuan baik dari dunia pendidikan sampai teknologi.Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja.Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru.

                                                                                             by : Roy Salomo

SELESAIPENGARUH BAHASA ALAY TERHADAP KEMAMPUAN REMAJA BERBAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1            Latar Belakang Permasalahan

Sebagai bangsa yang terdiri atas ratusan suku bangsa dengan ratusan bahasa dan

aneka ragam kebudayaan yang tersebar luas di atas untaian belasan ribu pulau, bangsa

Indonesia patut berbangga hati atas bahasa Melayu yang secara alami telah menyebar ke

seluruh Nusantara dan secara perlahan-lahan tetapi mantap tumbuh subur dan berkembang

sampai akhirnya menjadi Bahasa Indonesia.

Namun sayang, rasa kebanggaan itu ternyata tidak diikuti dengan penguasaan

akan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Di era globalisasi seperti ini, kemajuan dan

perkembangan teknologi sangatlah pesat. Kemajuan dan perkembangan tersebut tentunya

Page 13: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Apalagi dengan masuknya budaya asing

yang akan semakin mempengaruhi kehidupan dan pergaulan, terutama pada remaja. Dengan

semakin majunya teknologi dan ditambah dengan pengaruh budaya asing tersebut, maka akan

mengubah sikap, perilaku serta kebiasaan mereka. Hal tersebut tidak hanya mengubah gaya

hidup, seperti cara berpakaian, tetapi juga dapat mengubah cara seseorang (dalam hal ini

remaja) dalam berinteraksi serta berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini tentunya berkaitan

erat dengan penggunaan bahasa.

Seiring perkembangan jaman, penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan

benar pada masyarakat terutama pada kalangan remaja secara perlahan mulai tidak nampak.

Hal itu terjadi karena munculnya modifikasi bahasa, yang sering disebut dengan ‘bahasa

alay’. Bahasa alay mulai muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya penggunaan

jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan lain sebagainya. Bahkan bukan hanya dalam

dunia maya (seperti facebook dan twitter), bahasa alay juga banyak ditemukan di televisi,

radio, majalah, bahkan koran. Terutama pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan remaja,

misalnya acara-acara ditelevisi yang menjadi totonan utama dan memang ditujukan kepada

para remaja. Hal tersebut membuat penyebaran bahasa alay di kalangan remaja menjadi

semakin pesat.

Masa remaja merupakan masa-masa dimana seseorang sedang mencari identitas,

ingin mendapat pengakuan, dan masih sangat labil sehingga remaja sering memiliki hasrat

untuk meniru segala sesuatu yang dianggapnya menarik tanpa melihat sisi negatif yang akan

ditimbulkan. Menurut Erikson (1968), “Remaja memasuki tahapan psikososial yang disebut

sebagai identity versus role confusion. Hal yang dominan terjadi pada tahapan ini adalah

pencarian dan pembentukan identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang

memiliki identitas sendiri yang terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa. Penggunaan

bahasa baru  ini merupakan bagian dari proses perkembangan mereka sebagai identitas

independensi mereka dari dunia orang dewasa dan anak-anak”. Hal itulah yang mendorong

remaja untuk menggunakan bahasa alay. Mereka menganggap bahwa bahasa alay itu sangat

menarik. Pada awalnya mungkin mereka hanya mendengar bahasa alay dari orang lain dan

tidak mengerti apa maksud dari bahasa alay yang orang lain katakan tersebut, namun karena

mereka merasa bahasa alay tersebut sangat menarik, maka mereka berusaha untuk mencari

tahu dan mempelajarinya. Setelah itu mereka akan merealisasikan bahasa alay tersebut dalam

kehidupan sehari-hari mereka.

Selain itu, remaja tidak ingin selalu terpaku dalam bahasa baku, yang harus

digunakan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang dianjurkan. Seperti yang

Page 14: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

diketahui bahwa remaja tidak begitu suka dengan adanya aturan-aturan. Itulah sebabnya

mengapa mereka lebih banyak memilih menggunakan bahasa alay daripada bahasa Indonesia.

Apalagi beberapa dari mereka beranggapan bahwa bahasa alay adalah bahasa gaul, sehingga

seseorang yang tidak menggunakannya akan dianggap kuno, ketinggalan jaman, bahkan

‘ndeso’ yang berarti kampungan. Dengan adanya pernyataan tersebut, maka remaja akan

semakin tertantang dan berlomba-lomba untuk mencari tahu bahkan menciptakan sendiri

bahasa-bahasa yang menurut mereka pantas untuk disebut sebagai bahasa alay dan dapat

digunakan oleh remaja-remaja lainnya.

Kebanyakan dari mereka yang menggunakan bahasa alay tidak begitu mengerti

dan memahami pentingnya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Jika hal itu

dibiarkan, maka akan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa

Indonesia di negara ini. Antara lain, remaja akan sulit untuk berbahasa Indonesia dengan baik

dan benar. Padahal disekolah maupun ditempat kerja nanti kita diharuskan untuk

menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Tidak mungkin jika ulangan atau

tugas dikerjakan menggunakan bahasa alay. Selain itu, penggunaan bahasa alay dapat

mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata yang dimaksud. Bahkan bisa

terjadi kesalahpahaman antar orang yang berkomunikasi atau bisa saja terjadi salah persepsi,

karena sulit dipahami saat bahasa tersebut digunakan sebagai pengucapan dan sulit dibaca

saat digunakan sebagai penulisan. Karena tidak semua orang mengerti akan maksud dari

kata-kata alay tersebut. Hal itu sangat memusingkan dan membutuhkan waktu yang lama

untuk sekedar memahaminya.

Dengan penggunaan bahasa alay oleh remaja yang semakin berkembang ini, bisa

jadi suatu saat nanti anak cucu kita (masyarakat) sudah tidak lagi mengenal bahasa baku dan

tidak lagi memakai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) sebagai pedoman dalam berbahasa,

kemudian menganggap remeh bahasa Indonesia. Jika hal ini terus berlangsung,

dikahawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan

dikalangan anak-anak. Padahal bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan

juga sebagai identitas bangsa. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa,

harusnya mampu menjadi tonggak dalam mempertahankan bangsa Indonesia ini. Salah satu

yang bisa kita lakukan adalah dengan menjaga, melestarikan, dan menjunjung tinggi bahasa

Indonesia. Seperti dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi, “Kami putra-putri

Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.

Page 15: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

Berdasarkan latar belakang di atas, itulah penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimana pengaruh bahasa alay terhadap kemampuan remaja berbahasa Indonesia yang baik

dan benar.

1. 2            Batasan Masalah

Batasan masalah bertujuan untuk membatasi hal-hal yang akan dibahas. Adapun

batasan masalah yaitu:

a.       Awal mula digunakannya bahasa alay dikalangan remaja.

b.      Perkembangan bahasa alay dikalangan remaja.

c.       Karasteristik bahasa alay dikalangan remaja.

d.      Upaya-upaya tiap individu dalam meningkatkan penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan

benar guna meninggalkan bahasa alay.

1. 3            Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka dapat saya

rumuskan masalah sebagai berikut :

a.    Bagaimana awalmula digunakannya bahasa alay dikalangan remaja?

b.    Bagaimana perkembangan bahasa alay dikalangan remaja saat ini?

c.    Bagaimana karasteristik bahasa alay dikalangan remaja?

d.   Apa saja upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam meningkatkan penguasaan bahasa

Indonesia yang baik dan benar guna meninggalkan bahasa alay?

1. 4            Tujuan Penelitian

1. 4.1                               Tujuan Penelitian Secara Umum

a.    Menjelaskan awal mula digunakannya bahasa alay di kalangan remaja.

b.   Menjelaskan perkembangan bahasa alay di kalanagan remaja saat ini.

c.    Menjelaskan karasteristik bahasa alay di kalangan remaja.

d.   Mengetahui upaya-upaya yang ditempuh dalam meningkatkan penguasaan bahasa Indonesia

guna meninggalkan bahasa alay.

1. 4.2                               Tujuan Penelitian Secara Khusus

Tujuan penelitian secara khusus ialah supaya para pembaca dan terutama saya pribadi

dapat mengetahui pengaruh bahasa alay terhadap kemampuan remaja berbahasa indonesia

yang baik dan benar.

Page 16: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

1. 5            Manfaat Penelitian

1. 5.1      Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini, dapat dijadikan acuan bagi masyarakat (dalam hal ini remaja)

akan pengaruh bahasa alay terhadap kemampuan remaja berbahasa Indonesia yang baik dan

benar.

1. 5.2      Manfaat Praktis

1.5.2.1           Bagi Remaja

Manfat yang diperoleh bagi remaja sebagai berikut :

a.    Menambah pengetahuan bagi remaja.

b.    Memberikan pemahaman kepada remaja akan pengaruh bahasa alay.

1.5.2.2           Bagi Peneliti

Sebagai tambahan refrensi bagi semua pihak yang bermaksud

melakukan penelitian di masa yang akan datang.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1              Pengertian Bahasa

Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Fonem

adalah unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari satu

kata. Sintaks adalah penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan sistematis yang

berlaku pada bahasa tertentu (dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

Sedangkan menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi

antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat

untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang

mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati

Page 17: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

bersama.  Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi

mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat

komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.

Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari.

Tanpa bahasa, kita tidak akan bisa hidup dengan orang lain. Karena kita berkomunikasi

dengan orang lain menggunakan bahasa. Sebagai masyarakat Indonesia, tentunya kita

memiliki bahasa negara yaitu bahasa Indonesia. Seperti tercantum pada Undang-Undang kita

yang berbunyi “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia”. Oleh karenanya, sebagai warga

negara yang patuh terhadap bangsa haruslah kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik

dan benar. Baik disini bisa diartikan dengan menggunakan ragam bahasa yang tepat dan

serasi sesuai dengan sasaran dan jenis pemakaiannya. Sedangkan benar disini dapat diartikan

dengan menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah yang berlaku. Jadi maksud dari

penggunaan bahasa dengan baik dan benar adalah penggunaan ragam bahasa yang tepat

sesuai dengan sasarannya dan juga sesuai dengan kaidah yang berlaku dimasyarakat.

2.2              Fungsi Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi

sebagai berikut.

a.    Sebagai lambang kebanggaan nasional.

b.    Sebagai lambang jati diri atau identitas nasional.

c.    Sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial, budaya, dan

bahasanya.

d.   Sebagai alat perhubungan antar budaya dan antar daerah.

Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai

berikut.

a.       Sebagai bahasa resmi negara.

b.      Sebagai bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.

c.       Sebagai bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional, baik kepentingan

perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan maupun untuk kepentingan pemerintahan.

d.      Sebagai bahasa resmi di dalam kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan

teknologi modern.

2.3              Bahasa Alay

Kata ‘Alay’ bisa diartikan sebagai Anak layangan, Anak lebay, Anak kelayapan,

dan lain sebagainya. Dimana anak-anak tersebut sering didefinisikan sebagai anak-anak yang

Page 18: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

berkelakuan ‘tidak biasa’ atau dapat dikatakan berlebihan. Anak-anak ini ingin diketahui

statusnya diantara teman-teman sejawatnya, mereka ingin selalu memperlihatkan ke-eksis-an

atau kenarsisan mereka dalam segala hal. Misalnya dalam hal berpakaian, bertingkah laku,

serta berbahasa (baik lisan maupun tulis). Sesuai dengan pengertian tersebut, maka dapat

diketahui bahwa bahasa alay adalah bahasa yang digunakan oleh anak-anak alay.

Menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik, Universitas Padjajaran,

bahasa alay merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas mereka.

Penggunaan bahasa sandi tersebut menjadi masalah jika digunakan dalam komunikasi massa

atau dipakai dalam komunikasi secara tertulis. Dalam ilmu bahasa, bahasa alay termasuk

sejenis bahasa ‘diakronik’. Yaitu bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok dalam kurun

waktu tertentu. Ia akan berkembang hanya dalam kurun tertentu. Perkembangan bahasa

diakronik ini, tidak hanya penting dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau

mungkin juga politik. Sebab, bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan

berkembang karena fenomena sosial tertentu.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1         Awal Mula Penggunaan Bahasa Alay

Dengan semakin berkembangnya teknologi, terutama berkembangnya situs

jejaring sosial, seperti facebook dan twitter. Pada tahun 2008, muncul suatu bahasa baru

dikalangan remaja, yang disebut dengan bahasa “Alay”. Kemunculannya dapat dikatakan

fenomenal, karena cukup menyita perhatian.  Bahasa baru ini seolah menggeser penggunaan

bahasa Indonesia dikalangan segelintir remaja. Mereka lebih tertarik untuk mengunakan

bahasa alay yang dapat digunakan sesuai keinginan mereka daripada menggunakan bahasa

Indonesia yang kaku dan baku.

Namun jika diteliti lebih lanjut, penggunaan bahasa alay ini sudah ada jauh

sebelum bahasa alay berkembang di facebook maupun twitter, yaitu ditandai dengan

maraknya penggunaan singkatan dalam mengirim pesan pendek atau SMS (short message

service). Hanya saja pada saat itu belum disebut dengan bahasa alay. Selain itu ada banyak

tambahan variasi yang menyebabkan bahasa tersebut kemudian disebut dengan bahasa alay. 

Misalnya dalam bentuk SMS biasa, “km lg ngapa?” yang maksudnya adalah “kamu lagi

Page 19: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

ngapain?”, dan dalam bentuk SMS alay menjadi, “xm Gy nGaps?”. Tujuan awalnya adalah

sama yaitu untuk mengirimkan pesan yang singkat, padat, dan dapat menekan biaya.

3.2         Perkembangan Bahasa Alay

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa bahasa alay sudah mulai berkembang

pesat seiring dengan berkembangnya teknologi. Yang sebelumnya hanya digunakan oleh

kalangan tertentu, sekarang bahasa alay sudah dapat digunakan oleh berbagai kalangan, tak

terkecuali anak-anak. Yang semula hanya digunakan dalam bentuk tulisan, sekarang bahasa

alay sudah banyak ditemukan dalam bentuk lisan. Bagaimana caranya? Banyak cara yang

digunakan untuk berbahasa alay dalam bentuk lisan, salah satunya yaitu dengan

memonyongkan bibir atau mendesah mengikuti kata-kata yang mereka ucapkan.

Bagi mereka yang sudah terbiasa dan menyukai kebiasaan mereka berbahasa

alay, hal tersebut merupakan kesenangan dan kebanggaan tersendiri. Mereka menginginkan

untuk menjadi yang paling ‘keren’ dari teman-temannya. Mereka menganggap bahwa bahasa

alay merupakan bentuk kreativitas yang harus mereka kembangkan untuk mencapai sebuah

kepuasan dan untuk mendapatkan pujian dari teman-temannya. Namun  dalam pandangan

orang lain yang tidak terbiasa mendengar atau menggunakan bahasa alay, hal tersebut justru

sangat ‘norak’ dan kampungan. Mereka tidak mau menerima adanya bahasa alay karena

mereka terganggu dan menganggap bahasa alay adalah bahasa yang sangat sulit untuk

dipahamai serta tidak mudah dimengerti.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Alay untuk generasi muda saat ini

sudah sangat tidak mengindahkan efesiensi, melainkan hanya sekedar trend belaka.

3.3         Krakteristik Bahasa Alay

Seiring dengan semakin banyaknya penggunaan bahasa alay pada kalangan

remaja, variasi atau karasteristiknya pun semakin beragam. Antara lain:

a.    Pemakaian huruf besar kecil yang berantakan dalam satu kalimat,

         contohnya: “kaMu Lagi nGapaiN?”

b.    Penggunaan angka sebagai pengganti huruf,

         contohnya: “k4mu L49i n94p4in?”

c.    Penambahan atau pengurangan huruf-huruf  dalam satu kalimat,

         contohnya: “amue agie ngapaein?”

d.   Menambahkan atau mengganti salah satu huruf dalam kalimat,

         contohnya: “xmoe agie ngaps?”

Page 20: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

e.    Penggunaan simbol-simbol dalam kalimat,

         contohnya: “k@mu L@g! nG@p@!n?”

Contoh-contoh tersebut masih sangat sedikit, itu artinya masih banyak lagi

variasi-variasi atau karasteristik penggunaan bahasa alay di kalangan remaja saat ini.

Karasteristik tersebut juga  tidak dapat diketahui dan dijelaskan secara pasti karena kata-kata

dalam bahasa alay itu sendiri tidak mempunyai standar yang pasti, hanya disesuaikan oleh

mood atau teknik penulisan si pembuat kalimat.

3.4         Upaya-Upaya Peningkatan Penguasaan Bahasa Indonesia Guna Meninggalkan Bahasa Alay

Khusus mengenai upaya penguasaan bahasa Indonesia yang dimaksud disini

adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh setiap individu dalam meningkatkan penguasaan

bahasa Indonesianya guna meninggalkan bahasa alay.

Pertama, tanamkan kesadaran (motivasi) bahwa penguasaan bahasa Indonesia

dengan baik merupakan modal dasar untuk sukses di segala bidang.

Kedua, usahakan sebanyak mungkin untuk membaca, baik surat kabar, majalah,

buku-buku pelajaran, terlebih lagi buku-buku tentang kebahasaan. Biasakanlah dalam

kegiatan sehari-hari selalu ada waktu untuk membaca, walaupun hanya beberapa menit,

sebab dengan banyak membaca wawasan kita akan semakin bertambah, termasuk dalam hal

kebahasaan.

Ketiga, usahakan agar bersikap kritis dalam membaca, artinya jangan hanya asal

membaca, tapi juga harus diperhatikan dan dimengerti dengan baik bentuk bahasa yang

dibaca, struktur kalimatnya,bentuk kata-katanya, ejaannya, tata tulisnya, dan sebagainya.

Keempat, hal lain yang harus diperhatikan oleh penutur bahasa Indonesia adalah

berpegang teguh peda prinsip “berbeda bentuk berbeda arti”. Dengan prinsip ini, orang akan

selalu sadar dalam memilih penggunaan kata-kata, apakah akan menggunakan kata-kata baku

yang sesuai ejaan atau kata nonbaku yang tidak sesuai dengan ejaan.

Page 21: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

BAB IV

PENUTUP

4.1              Kesimpulan

Tata bahasa Indonesia saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Masyarakat

Indonesia sudah tidak bisa lagi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,

terutama pada kalangan remaja. Hal tersebut terjadi karena adanya budaya asing dan berbagai

variasi bahasa yang mereka anggap sebagai kreatifitas. Mereka lebih memilih menggunakan

bahasa baru tersebut daripada bahasa Indonesia, karena mereka takut dikatakan sebagai

remaja yang kampungan dan ketinggalan jaman. Bahasa baru itu mereka sebut dengan

“bahasa Alay”.

Penggunaaan bahasa Alay sudah semakin berkembang dikalangan remaja saat ini.

Hal tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan

perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Karena masyarakat Indonesia nantinya akan

melupakan dan tidak lagi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Ada pun upaya dalam meinggalkan bahasa alay untuk meningkatkan penguasaan

bahasa Indonesia itu harus dimulai dari diri sendiri, sebab untuk merubah sesuatu hal apa pun

yang besar harus dimulai dari dalam diri kita sendiri. Begitu pula dengan penguasaan bahasa

Indonesia dan meninggalkan bahasa alay, dengan menerapkan hal-hal yang sudah diberikan

penulis di atas, bukan tidak mungkin kemampuan dalam penguasaan bahasa Indonesia kita

akan meningkat.

4.2              Saran

Sebenarnya sah-sah saja bagi mereka (terutama remaja) yang menggunakan

bahasa alay, karena hal tersebut merupakan bentuk kreatifitas yang mereka buat. Namun

sebaiknya penggunaan bahasa alay dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi atau

tidak digunakan pada situasi-situasi yang formal. Misalnya pada saat berbicara dengan teman.

Teman disini adalah mereka yang mengetahui dan mengerti bahasa alay tersebut. Tetapi juga

jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia kita. Karena biar bagaimanapun

bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa kebanggaan kita dan wajib untuk dijaga, dilestarikan,

serta dijunjung tinggi. Seperti dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi, “Kami

putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.

Page 22: Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia