PENGARUH ASAP TERHADAP SISTEM KOMUNIKASI PADA … · Keberadaan kabut asap dengan tingkat...
Transcript of PENGARUH ASAP TERHADAP SISTEM KOMUNIKASI PADA … · Keberadaan kabut asap dengan tingkat...
PENGARUH ASAP TERHADAP SISTEM
KOMUNIKASI PADA FREKUENSI 900 MHZ
Oleh :
ARIF GUNAWAN
2209204810
PEMBIMBING
Dr.Muhammad Rivai, ST,MT
Eko Setijadi, ST, MT,Ph.D
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan jasa layanan komunikasi yang semakin
meningkat, menuntut sebuah kualitas layanan yang handal.
Dalam perjalanan sistem propagasi gelombang radio mengalami
banyak hambatan yang menyebabkan terjadinya penurunan atau
redaman energi yang didistribusikannya.
Hambatan tersebut dapat berupa redaman free space atau
redaman pada gelombang di udara terbuka. Keberadaan kabut
asap dengan tingkat intensitas yang tinggi tentunya berdampak
terhadap proses ini. Salah satunya adalah redaman yang di
akibatkan kabut asap.
METODOLOGI
Metodologi penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan:
A. Tinjauan Pustaka
B. Perancangan
1. Pembuataan Module Sensor Gas
2. Pembuatan Ruang Simulator
3. Pembuatan Pemancar 900 MHz
C. Pengukuran
D. Analisa
E. Kesimpulan dan Saran
TINJAUAN PUSTAKA Pembakaran biomass merupakan pembakaran vegitasi, termasuk hutan, perkebunan , padang
rumput, dan lahan pertanian . Pembakaran sempurna tidak pernah tercapai pada kondisi
pembakaran biomas, hasil dari pembakaran biomas yang tidak sempurna berupa karbon
monoksida (CO), Methan (CH4), non Methan hydrocarbon (NMHCs), dan partikel karbon. Hasil
analisis pembakaran gambut di propinsi Riau seperti tabel berikut . (Elias, Inyoman jaya
Wistara, IPB, 2009).
Sensor
Sensor adalah piranti yang mentransform (mengubah)
suatu nilai (isyarat/energi) fisik ke nilai fisik yang lain.
sering disebut juga sebagai Trasduser.
sensor yang di gunakan adalah berupa sensor gas yaitu :
1. TGS2612 sebagai sensor gas Methan
2. TGS2442 sebagai sensor gas CO
3. TGS2201 sebagai sensor gasoline
4. TGS4161 Sebagai sensor CO2
5. LM35 Sebagai sensor suhu
SENSORSensor TGS2612 adalah sensor yang di gunakan untuk mendeteksi gas Methan
Sensor ini membutuhkan dua tegangan input yaitu
tegangan pemanas (VH) sebesar 5 Volt DC dan
tegangan rangkaian (VC) yang juga sebesar 5 Volt
DC. Tegangan pemanas (VH) digunakan untuk
mengintegrasi agar mempertahankan elemen sensor
pada suhu tertentu
Sensor TGS2442 adalah sensor yang di gunakan untuk mendeteksi gas CO
Dimana dalam siklus 1 detik pada kondisi VH memberikan tegangan 4.8V yangpada (RH) untuk 14ms pertama, diikuti oleh 0V untuk pulsa pulsa berikutnyaadalah 986 ms tersisa. Untuk tegangan VC 5 Volt proses yang terjadi saat 0 Volt dimulai dalam 995 ms, dan pada posisi 5.0V untuk 5 ms berikut Proses iniberlangsung terus menerus. Kedua transistor untuk mengatur kerja dari sensor .
Sensor TGS2201 adalah sensor yang di gunakan untuk mendeteksi gasoline
Tegangan pemanas (VH) yang di hubungkan ke
tahanan pemanas terintegrasi dengan dua buah
tahanan RS1 dan RS2 untuk mempertahankan
suhu yang optimal. Tegangan VC diberikan untuk
mengukur tegangan keluaran VRL1 dan VRL2
pada tahanan RL1 dan RL2 , dan nilai RL yang di gunakan
adalah bernilai 10 Kohm
Sensor CDM 4161 adalah sensor yang di gunakan untuk mendeteksi gas CO2
Elemen sensitif sensor ini terdiri dari elektrolit padat yang dibentuk diantara dua
elektroda, bersama tahanan pemanas (RH). Dengan memantau perubahan pada
electromotive force (EMF) yang dibangkitkan diantara dua elaktroda, memungkinkan
untuk mengukur konsentrasi gas CO2.
PERANCANGAN MODULE SENSORBlok diagram perancangan sensor
Dalam pembuatan module sensor menggunakan suhu (LM35), sensor TGS2201
(gasoline), TGS4161(gas Co2), TGS2442 (gas CO), dan sensor TGS2612 (gas Metan).
Hasil pembacaan sensor diproses oleh mikrokontroler dan kemudian hasilnya di
tampilkan dalam LCD , untuk terkoneksi dengan Port serial pada PC hasil
pembacaan di teruskan ke komunikasi serial yaitu MAX 232 dan hasil
pembacaanya di tampilkan di PC
S e n s o r
L m 3 5
T G S 2 4 4 2
T G S 2 2 0 1
T G S 2 6 1 2
T G S 4 1 6 1
A m p
M i k r o
L C D
R S 2 3 2 PC
PEMBUATAN RUANG SIMULATOR
Dalam pembuatan ruang simulator ditentukan oleh panjang gelombang
dan jarak medan frekuensi. Dimana panjang rungan harus lebih besar dari
jarak medan (fard field), dengan frekuensi 900 Mhz ,
panjang 120 cm ,lebar 50 cm, tinggi 40 cm, terbuat dari plat besi
PEMBUATAN PEMANCAR 900 MHZ
Rangkaian transciever modul KYL-200U
RUANG PENGUKURAN
Pada Pengukuran pertama di dalam ruang simulator adalah
pengukuran tanpa asap ,dengan asap serta asap dan
penurunan suhu pada frekuensi 900 MHz
Spectrum Analyzer
900 Mhz (RX)
Sensor Gas
Ruang Pengukuran
Antena Antena
Computer
TX
KYL 200U
Atenuator
50 dBM
2.Pengukuran kedua di dalam ruangan jarak antara transmitter
dan receiver : 6 meter dengan variasi frekuensi disekitar
900MHz
Signal Generator
900 Mhz (TX)Spectrum Analyzer
900 Mhz (RX)
Sensor Gas
Ruang Pengukuran
Antena Antena
Computer
PENGUKURAN
Pengukuran tanpa asap (kondisi normal)
Pengukuran dengan pemberian asap
Pengukuran dengan asap dan penurunan suhu
Pengukuran dengan asap dan perbedaan
frekuensi
HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA I
Pada pengukurana pertama di lakukan di dalam ruang simulator,
mengunakan pemancar dengan daya -1 dBm yang telah di attenuasi
menjadi -54,31 dBm atau 3706.80 pW. Metode pengukuran yang
dilakukan dengan 3 kondisi yaitu :
1. Tanpa Asap
2. Dengan Asap
3. Dengan Asap dan penurunan suhu
Adapun hasil pengukuran sebagai berikut :
Kondisi suhu Methane Gasoline CO CO2Daya Terima
Tanpa asap 31.36 oC 1 ppm 41 ppm 14.75 ppm 96 ppm 0.128 pW
Dengan asap 32,35oC 5 ppm 91.5 ppm 15 ppm 96.5 ppm 0.018 pW
Denga asap dan
penurunan suhu26.54 oC 5.14 ppm 91.26 ppm 15.65 ppm 95.95 ppm
0.055 pW
y = 0,219x + 106,1
105,6
105,8
106
106,2
106,4
106,6
106,8
107
107,2
107,4
4 5 5,25 5,75 6
Re
da
ma
n (
dB
m)
Perubahan jumlah metan (ppm)
Pengaruh Kenaikan Konsentrat Metan Terhadap
Redaman
Redaman
Linear (Redaman)
y = 0,051x + 106,3
105,6
105,8
106
106,2
106,4
106,6
106,8
107
107,2
107,4
Re
da
ma
n (
dB
m)
Perubahan jumlah gasoline (ppm)
Pengaruh Kenaikan Konsentrat Gasoline Terhadap
Redaman
Redaman
Linear (Redaman)
y = 0,088x + 106,1
105,6105,8
106106,2106,4106,6106,8
107107,2107,4
0,2
5
0,2
75
0,3
0,3
25
0,3
5
0,3
75
0,4
0,6
5
0,9
1,4
2,0
91
46
34
15
2,4
Re
da
ma
n (
dB
m)
Perubahan CO (ppm)
Pengaruh Kenaikan Konsentrat CO Terhadap Redaman
Redaman
Linear (Redaman)
y = 0,107x + 106,1
105,6
105,8
106
106,2
106,4
106,6
106,8
107
107,2
107,4
Re
da
ma
n (
dB
m)
Perubahan CO2 (ppm)
Pengaruh Kenaikan Konsentrat CO2 Terhadap
Redaman
Redaman
Linear (Redaman)
y = 1,381x + 65,27
101
101,5
102
102,5
103
103,5
104
26 26,5 27 27,5 28
Re
da
ma
n (
dB
m)
Jumlah Konsentrat Suhu
pengaruh suhu terhadap redaman
Suhu
Linear (Suhu)
y = 2,949x + 86,84
101
101,5
102
102,5
103
103,5
104
4,8 5 5,2 5,4 5,6 5,8
Re
da
ma
(d
Bm
)
Jumlah konsentrat methan (ppm)
Pengaruh Konsentrat Metan terhadap Redaman
Series1
Linear (Series1)
y = 2,079x - 88,09
98,5
99
99,5
100
100,5
101
101,5
102
102,5
103
103,5
104
90 90,5 91 91,5 92 92,5
Re
da
ma
n (
dB
m)
Jumlah konsentrat gasoline (ppm)
pengaruh konsentrat gasoline terhadap redaman
Series1
Linear (Series1)
y = 3,485x + 47,11
98,5
99
99,5
100
100,5
101
101,5
102
102,5
103
103,5
104
15 15,2 15,4 15,6 15,8 16 16,2
Re
da
ma
n (
dB
m)
jumlah konsentrat CO (ppm)
pengaruh konsentrat CO terhadap redaman
Series1
Linear (Series1)
Berdasarkan ke dua kondisi diatas redaman terbesar terjadi
pada mendapatkan efek asap dalam keadaan suhu
ruang, seperti yang di tunjukan pada tabel diatas
Kondisi Redaman (dB)
Dengan asap 8.52
Dengan asap penurunan suhu 3.67
PENGUKURAN DAN ANALISA II
a. Pengukuran Tanpa Asap
Pada pengukuran dengan metode perbedaan frekuensi, di sekitar
frekuensi 900MHz, dengan daya yang sama -1 dBm dengan jarak
pengukuran antara antena TX dan RX berjarak 6 Meter dalam kondisi
normal
dengan daya terima sebesar 484.89 pW
Kondisi Normal suhu Methane Gasoline CO CO2
Normal 32 oC 1 ppm 49 ppm 14 ppm 95 ppm
b. Pengukuran dengan asap
Pengukuran ini dilakukan dengan pemberian efek asap pada tiap-tiap
pengkuran perbedaan frekuensi.
adapun besar konsentrat pada masing-masing pengkuran
Berdasarkan pengukuran terlihat gas CO (15 ppm),CO2 (97 ppm) yang
berarti kandungan gas keduanya tidak mempengaruhi redaman. Dan daya
terima :
Frekuensi suhu Methane Gasoline CO CO2
850 MHz 32 oC 1.021 ppm 49 ppm 15 ppm 97 ppm
900 MHz 33 oC 1.085 ppm 49.15 ppm 15 ppm 97 ppm
915 MHz 33 oC 1.045 ppm 68.94 ppm 15 ppm 97 ppm
950 MHz 33 oC 1.458 ppm 70.04 ppm 15 ppm 96.60 ppm
1000 MHz 33 oC 1.873 ppm 70.22 ppm 15 ppm 96.56 ppm
NO Frekuensi Daya Terima
1 850 MHz 372.480 pW
2 900 MHz 354.318 pW
3 915 MHz 204.504 pW
4 950 MHz 149.561 pW
5 1000 MHz 117.191 pW
Besarnya redaman pada masing-masing frekuensi
NO Frekuensi Redaman (dB)
1 850 MHz 1.145
2 900 MHz 1.102
3 915 MHz 1.874
4 950 MHz 2.478
5 1000 MHz 2.884
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
850 MHz 900 MHz 915 MHz 950 MHz 1000 MHz
Redaman (dB)
Redaman (dB)
Untuk nilai konsentrat yang sama pada gas Methan 1,11 ppm , proses
redaman terbesar pada frekuensi 915 MHz , dan 1 Ghz, seperti pada grafik
dibawah ini
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
850 MHz 900 MHz 915 MHz 950 MHz 1000 MHz
Redaman (dB)
methan 1.11 ppm
Untuk nilai suhu yang sama yaitu 32 oC dan maka redaman terbesar pada
frekuensi 1 Ghz, seperti tabel di bawah
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
850 MHz 900 MHz 915 MHz 950 MHz 1000 MHz
Redaman (dB)
suhu 32
celcius
KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian dari pengukuran kandungan asap dari pembakarangambut mengandung unsur methan, gasoline (hidro carbon), CO, dan CO2, danini sesuai dengan penelitian sebelumnya.(Elias, I nyoman, IPB 2009). Padapengujian yang pertama dapat disimpulkan bahwa unsur Methan (5.14 ppm)dan Gasoline (91,5 ppm) memberikan pengaruh redaman terhadap dayaterima, sedangkan gas Co dan CO2 relatif konstan. Kondisi suhu memberipengaruh yang kecil terhadap redaman. Pengujian kedua adalah dengan metodeperbedaan frekuensi di saat terjadinya asap. Dalam pengujian ini terlihatperubahan pada kandungan Methan (1,8 ppm) dan Gasoline (70,2 ppm)memberikan pengaruh redaman yang besar terhadap daya terima. Sebagairekomendasi dari hasil penelitian ini bagi penyedia jasa layanan komunikasi yangmenggunakan frekuensi 900 MHz, agar lebih selektif dalam menentukan titikpemasangan BTS 900 Mhz karena lahan gambut yang terbakar akanmenghasilkan methan, gasoline, CO, dan CO2 yang cukup besar dan memberikanpengaruh redaman terhadap daya terima. Dengan kondisi suhu yang cukuptinggi di rasakan pemilihan frekuensi 900 MHz sebagai jalur komunikasi GSM dirasakan sudah tepat. Karena frekuensi ini memiliki redaman yang kecil akibatperubahan suhu di bandingkan dengan frekuensi lain diatasnya seperti 915MHz, 950 MHz, 1 GHz.
SEKIAN TERIMA KASIH