pengantar sosiologi.doc

12
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA POKOK BAHASAN : Perilaku Sosial Oleh : Dra. Siti Komsiah DESKRIPSI Setiap masyarakat pasti memiliki aturan, norma, dan nilai yang harus ditaati oleh masyarakatnya, dan dalam berperilaku seorang anggota masyarakat harus menyatu dan menyesuaikan dengan perilaku orang lain. Apabila dalam seorang individu berperilaku sesuai dengan tata aturan yang telah ditetapkan oleh masyarakat maka kondisi seperti itu disebut dengan konformitas. Tetapi sebaliknya apabila individu berperilaku tidak sesuai dengan aturan yang ada dalam masyarakat maka disebut dengan penyimpangan. Dalam modul ini kita akan membahas perilaku sosial tersebut mulai dari pengertian, fungsi, konsekuensi, penyebab samapi dengan relativitasnya. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Siti Komsiah, S.IP, M.Si PENGANTAR SOSIOLOGI 6 MODUL PENGANTAR SOSIOLOGI (3 SKS)

description

Materi Sosiologi

Transcript of pengantar sosiologi.doc

Page 1: pengantar sosiologi.doc

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS MERCU BUANAJAKARTA

POKOK BAHASAN :Perilaku Sosial

Oleh : Dra. Siti Komsiah

DESKRIPSI

Setiap masyarakat pasti memiliki aturan, norma, dan nilai yang harus ditaati oleh

masyarakatnya, dan dalam berperilaku seorang anggota masyarakat harus

menyatu dan menyesuaikan dengan perilaku orang lain. Apabila dalam seorang

individu berperilaku sesuai dengan tata aturan yang telah ditetapkan oleh

masyarakat maka kondisi seperti itu disebut dengan konformitas. Tetapi

sebaliknya apabila individu berperilaku tidak sesuai dengan aturan yang ada

dalam masyarakat maka disebut dengan penyimpangan. Dalam modul ini kita

akan membahas perilaku sosial tersebut mulai dari pengertian, fungsi,

konsekuensi, penyebab samapi dengan relativitasnya.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat

1. Memahami dan mampu menjelaskan kembali pengertian-pengertian perilaku

penyimpang dan konformitas

2. Memahami dan mampu menjelaskan fungsi dan disfungsi perilaku menyimpang

3. Memahami dan mampu menjelaskan teori perilaku menyimpang biologis,

psikologis dan sosiologis

4. Memahami dan mampu menjelaskan relativitas dari perilaku menyimpang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Siti Komsiah, S.IP, M.Si PENGANTAR SOSIOLOGI

6

MODUL PENGANTAR SOSIOLOGI (3 SKS)

Page 2: pengantar sosiologi.doc

PERILAKU SOSIAL

A. Perilaku Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari biasanya kita akan selalu berhadapan dengan

sejumlah tata aturan dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya kita masuk

dalam lingkungan masyarakat tertentu pasti ada aturan makan, berbicara, berjalan,

berkendaraan, berpakaian dan lain sebagainya. Jadi dalam hidup bermasyarakat kita

harus menyatu dan menyesuaikan perilaku kita dengan perilaku orang lain. Artinya kita

harus berperilaku sesuai dengan tata aturan yang telah ditetapkan oleh masyarakat,

kondisi seperti itu dalam sosiologi disebut dengan konsep konformitas.

Seperti telah dijelaskan dalam modul sosialisasi, bahwa dalam proses sosialisasi

seseorang akan mendapatkan pengeratahuan, ketrampilan, norma, nilai dan sebagainya

sehingga tindakan individu tersebut akan sesuai dengan norma yang disosialisasikan.

Sebagai salah satu tujuan sosialisasi adalah konformitas, karena seseorang

disosialisasikan agar berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat. Sehingga

konformitas berhubungan erat dengan sosialisasi karena sosialisasi menghasilkan

konformitas.

Pada saat individu berinteraksi dan disosialisasikan untuk menyesuaikan diri

dengan perilaku orang lain, dan akhirnya individu tersebut dalam berperilaku menyatu

dan menyesuaikan diri dengan orang lain maka itulah yang dalam sosiologi dinamakan

dengan konformitas. Jadi bisa dikatakan bahwa konformitas itu adalah:Bentuk interaksi

yang didalammya seseorang berprilaku terhadap orang lain sesuai dengan keinginan

kelompok. Misalnya:

Anak laki-laki berperilaku seperti anak laki-laki karena orang tuanya

mensosialisasikan hal-hal yang berhubungan dengan laki-laki.

Orang Aceh berperilaku seperti orang Aceh, Orang Jawa berperilaku seperti

orang Jawa sesuai dengan di mana seseorang tersebut disosialisasikan.

Pada Umumnya sebenarnya seseorang itu sudah cenderung konformis atau

menyesuaikan dengan pendapat orang lain, Misalnya:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Siti Komsiah, S.IP, M.Si PENGANTAR SOSIOLOGI

Page 3: pengantar sosiologi.doc

Dari hasil penelitian ternyata orang akan memberikan pendapat sama kalau

berada dalam ruang sama, tapi akan mempunyai pendapat yang berbeda kalau

ditanya dalam ruang yang berlainan. Artinya bahwa dalam kehidupan

masyarakat, individu selalu berusaha untuk mengikuti norma yang berlaku dalam

masyarakat atau mengikuti apa yang dilakukan oleh orang lain.

Pada saat diberikan edaran sumbangan seseorang akan memberikan

sumbangan mengikuti orang terbanyak . Artinya individu akan melihat orang lain

memberi jumlah berapa untuk sumbangan, dan dia akan mengikuti jumlah

sumbangan tersebut.

Dalam pengumpulan tanda tangan pemilihan Dekan, seorang biasanya akan

memilih berdasarkan suara terbanyak. Dari sebagaian besar orang memilih

siapa, maka kecenderungan individu akan mengikutinya.

Dalam pelanggaran lalu lintas, biasanya kalau yang didepannya orang

melanggar lampu lalu lintas, maka dibelakangnya akan mengikuti pula.

Dari contoh-contoh diatas diatas jelas pada dasarnya manusia itu akan berusaha atau

ingin bertindak adan bertingkah laku mengikuti apa yang dilakukan oleh orang lain, dan

tidak ingin dianggap berbeda dengan individu yang lain. Hal inilah yang disebut dengan

konformitas.

Disisi lain di dalam kehidupan bermasyarakat, selain adanya individu yang

berperilaku sesuai dengan aturan yang ada di masyarakat pasti ada juga individu yang

yang berperilaku tidak sesuai dengan aturan yang ada dalam masyarakat. Perilaku

inilah yang dalam sosiologi dinamakan dengan perilaku menyimpang.

B. Perilaku Menyimpang

Seperti yang telah dijelaskan diatas, meskipun masyarakat telah berusaha agar

tiap anggotanya berprilaku sesuai dengan harapan masyarakat, namun dalam tiap

masyarakat kita jumpai adanya anggota yang menyimpang atau nonkonformitas.

Perilaku individu yang berjalan diluar jalur dari norma yang telah ditetapkan. Norma

hanya menyatakan kepada individu apa yang harus dan dan apa yang tidak boleh

dikerjakan, tetapi norma tidak menjelaskan apa yang sebenarnya dilakukan oleh

manusia. Sehingga perilaku yang kita anggap benar seringkali bertentangan dengan

perilaku yang diterima oleh masyarakat. Jelasnya bahwa kehidupan sosial ditandai tidak

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Siti Komsiah, S.IP, M.Si PENGANTAR SOSIOLOGI

Page 4: pengantar sosiologi.doc

hanya dengan kepatuhan atau konformitas tetapi juga ditandai dengan adanya

penyimpangan. Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap oleh sebagian

besar orang sebagai sesuatu yang berada diluar batas toleransi.

Dalam kehidupan sehari-hari semua masyarakat akan selalu berusaha untuk

membentuk dan mengontrol semua perilaku dari individu-individu yang terlibat dalam

sistem masyarakat secara keseluruhan, melalui adanya kepatuhan terhadap nilai dan

norma yang telah ditetapkan. Ketika ada perilaku individu yang tidak lagi mematuhi nilai-

norma yang telah ditetapkan maka munculah perilaku menyimpang. Seperti yang telah

disebutkan diatas perilaku penyimpangan itu adalah: Prilaku yang oleh sejumlah orang

dianggap sebagai hal yang tercela atau diluar batas toleransi. Misalnya:

Anak laki-laki berprilaku seperti anak perempuan dan anak perempuan

berperilaku seperti anak laki-laki. Artinya disini individu tidak berperilaku seperti

yang pada umumnya atau seharusnya.

Seorang mahasiswa yang berangkat ke kampus dengan memakai baju pesta

atau baju renang. Artinya disini disini telah terjadi penyimpangan atau perilaku

menyimpang, karena seseorang memekai baju tidak pada tempatnya atau tidak

pada mestinya.

Seorang mahasiswa yang ingin mendapatkan nilai A, tetapi dia lakukan jalan

salah atau segala cara untuk mendapat nilai A tersebut dengan menyontek.

Disini juga dapat dikatakan telah terjadi penyimpangan, karena seharusnya

untuk mendapatkan nilai A mahasiswa tersebut harus belajar bukan nyontek.

Kehadiran perilaku menyimpang bukan suatu perilaku yang hadir begitu saja tanpa

alasan yang jelas, melainkan karena pada dasarnya ada sebagian orang dalam

masyarakat yang membutuhkanya. Perilaku menyimpang seringkali dikaitkan dengan

prostitusi, perjudian, penggunaan narkoba, dan lain-lain yang sebenarnya dapat tidak

muncul jika mereka tidak memberikan pelayanan, yang sebenarnya secara diam-diam

memang dibutuhkan oleh mereka.

C. Konsekuensi Sosial Perilaku Menyimpang

Pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa perilaku menyimpang adalah

suatu perilaku yang buruk, karena perilaku tersebut dapat menimbulkan masalah sosial.

Pandangan tersebut karena akibat negatif yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Siti Komsiah, S.IP, M.Si PENGANTAR SOSIOLOGI

Page 5: pengantar sosiologi.doc

yang disebut dengan disfungsi. Tetapi perilaku menyimpang juga memiliki konsekuensi

positif yang disebut dengan fungsi.

Disfungsi perilaku menyimpang (konsekuensi negatif) bisa menimbulkan

terancamnya kehidupan sosial karena tatanan sistem yang sudah ada tidak berjalan

sebagai mana mestinya. Pelanggaran terhadap norma dapat menganggu status quo,

membuat kehidupan sosial menjadi tidak menentu, ketegangan, konflik dan

mengancurkan kepercayaan masyarakat.

Meskipun perilaku menyimpang dapat menyebabkan terjadinya disorganisasi social,

ternyata perilaku menyimpang juga mempunyai fungsi yang positif yaitu: Menghasilkan

konformitas, Memperkuat ikatan social, Menyebabkan perubahan.

D. Teori tentang Perilaku Menyimpang

Hal lain yang juga harus kita perhatikan dalam perilaku menyimpang ini adalah

mengapa seseorang melakukan suatu penyimpangan apa penyebabnya. Hal ini dijawab

oleh beberapa teori:

a. Penjelasan biologis. Dalam penjelasan ini banyak diberikan oleh ilmu

kedokteran, bahwa perilaku neyimpang penyebabnya adalah karena adanya

kelainan dalam biologis seseorang. Misalnya prilaku waria ini adalah karena

memeang terjadi kesalahan hormon dalam tubuh seseorang, dimana horman

perempuan ada dalam tubuh seorang lai-laki, atau misalnya lagi pernah

dilakukan penelitian terhadap narapidana ternyata yang memiliki ciri-ciri fisik

sama itu biasanya akan melakukan kejahatan yang sama. Bahkan ada yang

pernah melakukan penelitian bahwa dari sejumlah orang tertentu yang pernah

melakukan kejahatan merupakan keturunan dari orang yang pernah melakukan

kejahatan.

b. Penjelasan psikologis. Dalam penjelasan ini dikatakan bahwa perilaku

menyimpang ini adalah karena faktor psikologis, artinya yang menyebabkan

seseorang melakukan tindakan penyimpangan adalah faktor kejiwaan orang

tersebut yang dalam ilmu psikologis disebut dengan Id,

c. Penjelasan psikologis. Ilmu sosiologis memiliki pandangan yang berbeda tentang

faktor penyebab dari perilaku menyimpang ini. Menurut sosiologis penyebab dari

perilaku menyimpang ini ada empat perspektif untuk menjelaskanya yaitu:

1. Perspektif struktural. Dalam perspektif ini perilaku menyimpang itu

dipandang sebagai perilaku yang terjadi dalam masyarakat mana terjadi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Siti Komsiah, S.IP, M.Si PENGANTAR SOSIOLOGI

Page 6: pengantar sosiologi.doc

ketidaksesuaian antara apa yang telah ditetapkan oleh masyarakat berkaitan

dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat dengan apa yang dijalankan

oleh masyarakat atau seorang individu. Seperti terlihat dalam tabel berikut ini:

  Cara adaptasi Tujuan budaya Cara yang ditetapkan

1. Konformitas menerima menerima

2. inovasi menerima menolak

3. ritualisme menolak menerima

4. retritisme menolak menolak

5. rebelion Menolak dan

menerima

Menolak dan

menerima

2. Perspektif Tranmisi budaya dan Differential association atau pergaulan yang

berbeda. Perilaku menyimpang timbul karena terjadinya transmisi budaya yang

menyimpang dari satu individu ke individu lainnya baik secara langsung maupun

tidak langsung. Teori asosiasi differensial: apa yang dipelajari individu dan pada

siapa ia belajar Maksudnya kalau seseorang bergaul dengan lingkungan yang

berbeda maka dia akan memiliki tindakan yang berbeda pula. Misalnya kalau dia

bergaul dengan pecandu maka dia akan kemungkinan menjadi pecandu pula. Jadi

dalam hal ini perilaku menyimapng adalah suatu proses yang dipelajari melalui

proses sosialisasi.

3. Perspektif Labelling, pemberian julukan, cap, merek atau etiket.. Individu

yang dicap sebagai penyimpang akan memasuki karir sebagai penyimpang

sebenarnya. Seseorang akan melakukan hal yang menyimpang apabila diberi

julukan punya perilaku menyimpang pula. Misalnya seseorang yang pemalas

apabila lingkungannya memberikan julukan pemalas, maka

kecenderungannya individu tersebut akan berkembang menjadi orang yang

malas seperti julukan yang dia dapatkan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Siti Komsiah, S.IP, M.Si PENGANTAR SOSIOLOGI

Page 7: pengantar sosiologi.doc

4. Perspektif Fungsi. Keseragaman dalam kesadaran moral semua anggota

masyarakat tidaklah mungkin, karena tiap individu itu berbeda karena dipengaruhi

oleh faktor keturunan, lingkungan fisik dan lingkungan sosial, sehingga orang yang

berwatak jahat selalu ada dan kejahatan akan selalu ada. Tetapi ternyata kejahatan

itu juga perlu ada untuk mengembangkan moralitas dan hukum. Artinya dengan

adanya orang-orang yang menyimpang maka hukum, aturan dan moralitas itu bisa

berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. Misalnya kalau

masa belum ada internet belum ada hukum yang mengatur tentang cyber crime.

5. Perspektif Konflik Perilaku menyimpang didefinisikan oleh kelompok

berkuasa untuk melindungi kepentingan sendiri. Menurut perspektif ini

terjadinya perilaku menyimpang adalah karena adanya pengaturan sosial

yang melahirkan ketidak merataan sosial dan kompetisi. Misalnya

E. Perilaku menyimpang Primer dan Sekunder

Primer: melibatkan pelanggaran terjhadap norma tetapi bersifat sementara,

individu yang terlibat dalam penyimpangan primer tidak merasa dirinya

menyimpang dan tidak dianggap orang lain sebagai penyimpangan

Sekunder: Individu menganggap dirinya melakukan penyimpangan dan akan

mengulanginya lagi.

F. Relativitas Perilaku Menyimpang

Penyimpangan bukan sesuatu yang melekat pada bentuk perilaku tertentu , tetapi

ditentukan oleh:

1. Waktu. Suatu tindakan menyimpang atau tidak sangatlah relative, di suatu

masa /waktu suatu tindakan bisa dikatakan menyimpang tapi dilain waktu

mungkin sebaliknya malah suatu perbuatan yang diharuskan. Misalnya Sekitar

tahun 1960, laki-laki berambut panjang, pakai anting dianggap

menyimpang tapi tahun 1990-an laki-laki berambut panjang dan memakai

anting bukan lagi dianggap perbuatan/tindakan yang menyimpang

menyimpang tetapi malah sebaliknya dianggap model rambut yang lagi

tren dikalangan remaja.

2. Tempat. Menyimpang tidaknya suatu perbuatan juga akan tergantung pada

tempatnya dimana tindakan tersebut dilakukan, diasutu tempat suatu perbuatan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Siti Komsiah, S.IP, M.Si PENGANTAR SOSIOLOGI

Page 8: pengantar sosiologi.doc

mungkin dianggap biasa tapi ditempat lain justru sesuatu yang harus dilakukan

atau dianggap sesuatu perbuatan yang biasa dan bukan perbuatan yang

menyimpang. Misalnya Melukis wanita telanjang dikelas seni rupa bukan hal

menyimpang tapi telanjang di kelas sosiologi pasti dianggap hal yang

menyimpang. Contoh lain misalnya memakai baju resmi pada suatu pesta pasti

dianjurkan tapi memakai baju resmi di kolam renang pasti akan dapat peringatan

karena berenang harus memakai pakaian renang.

3. Situasi. Perbuatan menyimpang juga ditentukan oleh situasinya seperti apa,

misalnya bertanya pada orang yang tahu akan sesuatu yang tidak diketahui atau

menyangkut ilmu pengetahuan pasti sesuatu yang diharuskan, tetapi kalau

bertanya pada saat ujian pasti dianggap suatu perbuatan yang melanggar aturan

dan dianggap perbuatan menyimpang.

4. Satus sosial. Menyimpang tidaknya suatu perbuatan juga ditentukan oleh status

sosial seseorang, dimana status sosial tertentu akan memiliki aturan yang

berbeda dengan status sosial yang lain. Misalnya merokok sebenarnya adalah

suatu perbuatan yang biasa saja kalau yang melakukannya adalah laki-laki, tapi

di Indonesia kalau yang melakukan merokok adalah perempuan maka merokok

itu dianggap sebagai perbuatan menyimpang.

Dari contoh-contoh diatas dapat kita simpulkan bahwa menyimpang tidaknya suatu

perbuatan itu sangat relative tergantung pada waktu, tempat, situasi dan status sosial

tetapi, selain itu menyimpang tidaknya suatu perbuatan juga ditentukan pula oleh

definisi sosial yaitu: yang bersumber pada kelompok yang berkuasa atau pada

masyarakat umum. Jadi tercela tidaknya suatu perbuatan itu tidak melekat pada

perbuatan itu sendiri melainkan tergantung pada definisi sosial.

Akhirnya bisa kita simpulkan bahwa Penyimpangan bukan sesuatu yang melekat

pada bentuk perilaku tertentu , tetapi ditentukan oleh definisi sosial yaitu: yang

bersumber pada kelompok yang berkuasa atau pada masyarakat umum.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Siti Komsiah, S.IP, M.Si PENGANTAR SOSIOLOGI