PENGANTAR REDAKSI · 2019. 2. 13. · usaha pupuk organoplus pada program kegiatan ipteks bagi...
Transcript of PENGANTAR REDAKSI · 2019. 2. 13. · usaha pupuk organoplus pada program kegiatan ipteks bagi...
PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Waca/Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat-Nya Buletin Udayana Mengabdi Volume 18 Nomor 1 Januari 2019 telah
diterbitkan. Mulai tahun 2018, Buletin Udayana Mengabdi terbit 4 (empat) kali
setahun, yaitu bulan Januari, April, Juli dan Oktober. Edisi ini memuat 31 artikel di
bidang pengabdian kepada masyarakat khususnya dalam penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berupa implementasi, penyuluhan dan
sosialisasi konsep, model/prototipe, dan alat, yang merupakan hasil pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Desain konsep, model/prototipe dan alat
merupakan hasil pemikiran/ide ataupun hasil dari penelitian yang kemudian
diimplementasikan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemberdayaan
masyarakat dalam pembangunan.
Penghargaan setinggi-tingginya kami haturkan kepada Penyunting, Penulis dan
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan Buletin Udayana
Mengabdi Volume 18 Nomor 1 Januari 2019. Semoga Buletin ini dapat menambah
wawasan dibidang keilmuan dan teknologi, dan penerapannya di masyarakat. Untuk
meningkatkan mutu baik dari segi isi maupun tampilan, kami harapkan saran dan
kritik untuk perbaikan di edisi berikutnya.
Januari 2019
Redaktur
Buletin Udayana Mengabdi, E-ISSN: 2654-9964 P-ISSN: 1412-0925
Volume 18 Nomor 1, Januari 2019
D A F T A R I S I
PROGRAM PELAYANAN DETEKSI DINI DAN STIMULASI PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS FASE ANAK-ANAK BAGI ORANGTUA DI KOTA DENPASAR
1-5
L.K.P.A. Susilawati, I.M.Rustika, N.K. Ekawati, dan P.N. Widiasavitri
TEKNOLOGI BIOFERMENTASI BERBASIS IMO (INDOGENOUS
MICROORGANISM) UNTUK MEMBUAT PUPUK ORGANIK
DI UD TIMAN AGUNG KELATING TABANAN
6-10
N.W. Siti,N.M. Witariadi, N.N.Soniari dan N. K. Seminari
APLIKASI TRICHODERMA UNTUK MENCEGAH PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN CABAI ORGANIK DI DESA PERING KECAMATAN BLAHBATUH, KABUPATEN GIANYAR
11-15
B.R.T. Putri, N.L.G. Sumardani, I.D.P. Singarsa dan N.N. Yastini
PENGEMBANGAN bADAN uSAHA MILIK DESA (bumdES) MELALUI PRODUKSI VIRGIN COCONUT OIL (vco) DAN TURUNANNYA DI DESA DALANG DAN GADUNG SARI*
16-21
I N. Ardika, N. N. Darmiati, dan I N. Sujana
PENGOLAHAN BERAS MERAH LOKAL PENEBEL (Oryza sativa Var. Barak Cendana) MENJADI PRODUK TEH BERAS MERAH UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA BABAHAN
22-27
N.N. Darmiati , N.M.S. Sukmawati dan N.W. Siti
PENGEMBANGAN DESA BUAHAN SEBAGAI SENTRA AGROWISATA ORGANIC FARMING DI KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI
28-32
N.L. Kartini, dan N.G.K. Roni
PENGEMBANGAN DESA WISATA PINGE KECAMATAN MARGA KABUPATEN
TABANAN BALI 33-37
I.M. Mega, N.W. Suartini, N.L.R. Purnawan, N.N. Candraasih K
SIKAP MOTIVASI DAN MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA FAKULTAS
PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA 38-42
N. L. G. Sumardani, B. R. T. Putri, dan A. A. P. P. Wibawa
Buletin Udayana Mengabdi, E-ISSN: 2654-9964 P-ISSN: 1412-0925
Volume 18 Nomor 1, Januari 2019
PEMBIBITAN DURIAN KUNYIT SEBAGAI USAHA PRODUKINTELEKTUAL KAMPUS
43-47
I.A.L. Dewi, N.M. Pradnyawathi, I.K. Sardiana dan N.N. Darmiati
PENGOLAHAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN PELESTARIAN DANAU BATUR DI DESA BUAHAN KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI PROPINSI BALI
48-52
N.L.M. Pradnyawathi dan N.L. Kartini
PELATIHAN BASIC GUIDING BAGI PEMANDU WISATA LOKAL DALAM
PENGEMBANGAN EKOWISATA AIR TERJUN GEROJOG SAMBEH TIBU NAGA
DI DESA MANGGIS KABUPATEN KARANGASEM
53-57
N.L.R. Purnawan, I D.P. Singarsa, I K. Sardiana
PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA DI DESA TANGGUNTITI KECAMATAN SELEMADEG TIMUR KABUPATEN TABANAN
58-62
I.G.P. Ratna Adi, N.W. Siti, N.K. Kariyati
REVITALISASI SEKAA MANYI (KELOMPOK PEMANEN PADI) UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN WANITA TANI DI DESA REJASA KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN
63-66
N.N. Sonoari, N.W.Siti, N.K. Seminari dan N.M. Wiariadi
APLIKASI TEKNOLOGI FERMENTASI DALAM PEMBUATAN BIOSTARTER BERBASIS DAUN DAN BUAH DI DESA ANTAPAN BATURITI TABANAN
67-70
N.M. S. Sukmawati, N. W. Suniti dan I N. Sujana
PERBAIKAN PROSES PRODUKSI PATUNG PADAS DENGAN MENGGUNAKAN
MATERIAL SISA-SISA PEMBUATAN PATUNG PADAS MELALUI COR
KOMPOSIT
71-75
N.W. Suniti, W.P. Windia, I.M. Radiawan dan N.L.R. Purnawan
VERMIKOMPOS SAMPAH TANAMAN GULMA DANAU MENGGUNAKAN DECOMPOSER CACING TANAH UNTUK MENGHASILKAN PUPUK ORGANIK
76-81
I.G. Suranjaya, N.L. Kartini, N.L.R. Purnawan dan P.E. Suardana
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI BALI MELALUI PELAYANAN
KESEHATAN DI DESA BELOK/ SIDAN KABUPATEN BADUNG 82-88
N.L.E. Setiasih, I.K. Suatha, P. Suastika, D.N.D.I. Laksmi
Buletin Udayana Mengabdi, E-ISSN: 2654-9964 P-ISSN: 1412-0925
Volume 18 Nomor 1, Januari 2019
PENGEMBANGAN AGROWISATA SUBAK GULINGAN DI KECAMATAN
MENGWI KABUPATEN BADUNG 89-94
I.A.L. Dewi, I D.A.S. Yudhari, dan I M. Mega
PELAYANAN KESEHATAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT TERNAK
SAPI BALI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI
DI DESA BURUAN BLAHBATUH GIANYAR
95-98
A.A. G. O. Dharmayudha, Made Suma Anthara, I M. Sukada, dan I B. Komang
Ardana
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JERUK DI DUSUN
PAUSAN DESA BUAHAN KAJA KECAMATAN PAYANGAN 99-104
I N. Puja, I G.P. Ratna Adi dan I D. P. Singarsa
PENGEMBANGAN LEBAH TRIGONA DI DESA SANDA PUPUAN TABANAN 105-108
N. N. C. Kusumawati, I. W. Diara, dan N. N. Yastini
USAHA PUPUK ORGANOPLUS PADA PROGRAM KEGIATAN IPTEKS BAGI
KREATIVITAS KAMPUS 109-113
N.M. Witariadi dan I.K Sardiana
PENGEMBANGAN BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SPP RAMAH LINGKUNGAN DI DESA ANTAPAN KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN
114-119
M. Dewantari dan I.G. Suranjaya
KERAJINAN KAIN ETNIK PEGRINGSINGAN DI DESA TENGANAN KECAMATAN MANGGIS KABUPATEN KARANGASEM BALI
120-123
N.K. Seminari I.N. Puja, A.A. R. Remawa, dan N.M.I. Muliyati
IMPLEMENTASI E-CERDAS CERMAT PADA LOMBA ASAH TERAMPIL GAPOKTAN BUDHI LUHUR
124-128
K.O. Saputra, G. Sukadarmika, M. A. Suyadnya, and N. P. Sastra
PENGANEKARAGAMAN PRODUK OLAHAN DAGING BABI UNTUK
MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA SEMAON KECAMATAN
PAYANGAN KABUPATEN GIANYAR
129-132
Sumardani, N. L. G., T. I. Putri, K. Budaarsa, dan A. W. Puger
PENGEMBANGAN UNIT USAHA IbKIK-INFORMASI GEOSPASIAL MELALUI
JASA PELATIHAN DAN PEKERJAAN INFORMASI GEOSPASIAL 133-137
T.B. Kusmiyarti, R. Suyarto, I K. Sardiana, dan P. P. K. Wiguna
Buletin Udayana Mengabdi, E-ISSN: 2654-9964 P-ISSN: 1412-0925
Volume 18 Nomor 1, Januari 2019
APLIKASI TEKNOLOGI FERMENTASI DALAM PEMBUATAN BIOSTARTER
BERBASIS DAUN DAN BUAH DI DESA ANTAPAN BATURITI TABANAN 138-142
N.M. S. Sukmawati, N. W. Suniti dan I N. Sujana
PELATIHAN PENGGUNAAN FISHFINDER BAGI NELAYAN KEDONGANAN GUNA MENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN
143-148
Y. Suteja, I.G.N.P. Dirgayusa, Widiastuti, I.D.N.N. Putra
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ILMIAH SISWA PAKET B DAN C DI PKBM MENTARI FAJAR MELALUI PELATIHAN SAINS DASAR
149-154
I.W. Sumarjaya, M. Joni, N. N. Rupiasih, dan J. Sibarani
109
VOLUME 18 NOMOR 1, JANUARI 2019
USAHA PUPUK ORGANOPLUS PADA PROGRAM KEGIATAN IPTEKS
BAGI KREATIVITAS KAMPUS
N.M. Witariadi1 dan I.K Sardiana2
ABSTRAK Program kegiatan Ipteks bagi kreativitas kampus bertujuan untuk memacu jiwa kewirausahaan dikalangan
insan kampus dan menyediakan pupuk organoplus bagi petani. Pupuk organoplus merupakan pupuk organik
yang diperkaya mineral Mg (Magnesium) yang berfungsi untuk memperbaiki kualitas buah-buahan. Target
kegiatan ini yaitu tersedianya sarana dan fasilitas produksi dengan kapasitas 50 ton. Metode pelaksanaan
meliputi : bahan baku, proses produksi, manajemen, pemasaran, dan sumberdaya manusia. Kegiatan proses
produksi diawali dari mensuplai bahan baku, produksi, packaging dan selanjutnya pemasaran pupuk. Pupuk
organoplus memiliki keunggulan karena komposisi dan konsentrasi haranya jauh berbeda, dimana kandungan
Mg dan kalium yang tinggi dapat memacu kandungan gula yang lebih tinggi pada buah-buahan. Pangsa pasar
pupuk organoplus memiliki pangsa pasar yang spesifik (khusus), yaitu pelaku pertanian organik untuk tujuan
agrowisata atau konsumsi wisatawan. Pemasaran dilakukan secara langsung, kemitraan dengan Pemda dan
konsiniasi dengan kios pertanian. Dapat disimpulkan bahwa usaha kegiatan pupuk organoplus ini dapat
membantu masyarakat memperoleh pupuk organoplus untuk memperbaiki kualitas buah dengan harga lebih
murah.
Kata kunci: Organoplus, magnesium, kalium , dan pemanis buah
ABSTRACT The Science and Technology activity program for campus creativity aims to stimulate entrepreneurial spirit
among campus people and provide organoplus fertilizer for farmers. Organoplus fertilizer is an organic
fertilizer enriched with mineral Mg (Magnesium) which serves to improve the quality of fruits. The target of
this activity is the availability of production facilities and facilities with a capacity of 50 tons.
Implementation methods include: raw materials, production processes, management, marketing, and human
resources. The production process activities start from supplying raw materials, production, packaging and
then marketing fertilizer. Organoplus fertilizer has advantages because its composition and concentration are
much different, where high content of Mg and potassium can stimulate a higher sugar content in fruits. The
organoplus fertilizer market share has a specific (specific) market share, namely organic farming actors for
agro-tourism or tourist consumption. Marketing is carried out directly, partnerships with local governments
and consultation with agricultural kiosks. It can be concluded that this organoplus fertilizer business can help
people obtain organoplus fertilizer to improve the quality of fruit at lower prices.
Keywords: Organoplus, magnesium, potassium, fruit sweeteners
1 N.M. Witariadi Dosen Fakultas Peternakan universitas Udayana [email protected],id 2 I.K Sardiana Dosen Fakultas Peternakan Universitas Udayana [email protected],id
Usaha Pupuk Organoplus Pada Program Kegiatan IPTEKS Bagi Kreativitas Kampus
110 | BULETIN UDAYANA MENGABDI
1. PENDAHULUAN
Pertanian organik di Bali mengalami perkembangan yang pesat, sejalan dengan kebijakan
pemerintah Provinsi Bali melakukan langkah strategis dalam menuju pertanian organik, dan
mewujudkan Pulau Bersih dan Hijau (Bali Clean and Green) dan pembangunan yang
berkelanjutan. Dalam bidang pertanian menekankan upaya menuju pertanian organik dan ramah
lingkungan,yang seiring dengan semakin berkembangnya “trend” gaya hidup sehat di masyarakat
“back to nature”, menyebabkan permintaan akan produk pertanian organik semakin meningkat.
Latar belakang dikeluarkanya kebijakan ini karena mahalnya harga pupuk kimia sintesis,
munculnya berbagai persoalan lingkungan akibat pencemaran residu pupuk kimia, dan permintaan
akan produk organik untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan agrowisata. Meningkatnya
kebutuhan masyarakat terhadap produk pertanian organik, mendorong petani untuk memproduksi
produk organik. Kebijakan Pemerintah Provinsi Bali dengan memberikan subsidi pupuk organik
sebanyak 19.650 ton pada tahun 2014 meningkat menjadi 23.000 ton pada tahun 2015, dan akan
terus meningkat pada tahun mendatang. Kabupaten Tabanan sebagai sentra pertanian padi dan
sayuran organik diperkirakan mampu menyerap pupuk organik mencapai 10.000 ton/tahun.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa usaha pupuk organoplos memiliki peluang besar.
Persoalan yang dijumpai dilapangan adalah pupuk yang diproduksi masih belum memenuhi standar
kualitas sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Pupuk organik berdasarakan standar nasional
Indonesia (SNI) yaitu mengandung hara untuk tanaman yang lebih lengkap dengan dosis yang
lebih tinggi. Beberapa penelitian untuk menghasilkan pupuk organik yang berkualitas sudah
dilakukan di Universitas Udayana. Perbaikan kualitas pupuk organik untuk memenuhi standar SNI
dilakukan melalui diversifikasi komposisi material, pemanfaatan fermentor yang lebih efektif, dan
perbaikan proses pengolahan. Material tersebut terdiri dari : limbah kotoran ayam, limbah ampas
anggur, dan limbah arang sekam. Kemudian diperkaya dengan bahan mineral alam sumber
magnesium (Mg) yang dihasilkan dari penambangan batu limestone di Bukit Jimbaran Kabupaten
Badung, Bali. Melalui teknik tersebut dihasilkan pupuk dengan komposisi hara NPK lebih tinggi
serta mengandung unsur magnesium dan hara mikro yang signifikan.
Memperhatikan kondisi diatas mendorong untuk mengembangkan formulasi pupuk hasil penelitian
tersebut untuk diproduksi dalam sekala ekonomi untuk tujuan komersial. Usaha ini merupakan
upaya untuk komersialisasi produk intelektual kampus yang dapat menjadi sumber income
generating bagi kampus. Selain itu, usaha produksi produk tersebut juga dapat menjadi wahana
magang bagi mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi kewirausahaan mahasiswa.
2. METODE PELAKSANAAN
Proses produksi pupuk organoplus dimulai dari penyiapan material berupa kotoran ayam, limbah
anggur, batuan magnesium, dan fermentor. Pada tahapan produksi pupuk organoplus ini dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
Gambar 1. Alur Proses Produksi Pupuk Organoplus
Material +
fermentor
(ditutup
terpal)
Diayak pada
mesin
pengayak
Diolah
pada mesin
granulasi
Dikeringkan
pada rotary
drayer
Ditimbang
dan dikemas
(Siap
dipasarkan)
N.M. Witariadi1 dan I.K Sardiana2
VOLUME 18 NOMOR 1, JANUARI 2019 | 111
Bahan baku untuk memproduksi pupuk organoplus antara lain: kotoran ayam petelur (sumber
Nitrogen), limbah anggur dan sebuk arang (sumber Phosphat, Kalium dan karbon), mineral
magnesium karbonat (kadar Mg>20%).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis bahan baku yang dipakai membuat dalam memproduksi organik adalah ayam petelor sebagai
sumber Nitrogen (N), limbah anggur sebagai sumber Phosphat (P) dan Kalium (K). Bahan utama
dicampur dan difermentasi sehingga dihasilkan pupuk organik yang sudah distandardisasi memakai
Peraturan Menteri Pertanian. Kotoran ayam diperoleh dari kelompok peternak ayam binaan
Fakultas Peternakan Universitas Udayana di Desa Babahan Penebel. Kandungan kotoran ayam
adalah sebagai berikut: 2.79 % N, 0.52 % P2O5, 2.29 % K2O. Ampas anggur diperoleh dari
perusahan anggur di Tabanan mempunyai kadar C-organik 45.3%, N 2.98%, P 0.18% dan K
2.26%, selain itu akan memberikan unsur Ca, Mg, Mn, Fe, Cu, dan Zn (Laboratorium Tanah,
2005).
Produksi pupuk organoplus dilakukan melalui tahapan yaitu : Persiapan material pupuk seperti
Fermentor (probiotik) efektif berupa bioinokulan berbasis limbah cairan rumen yang memiliki daya
urai efektif sehingga mampu menguraikan material bahan organik secara lebih cepat dan sempurna.
Limbah kotoran ayam ras diperoleh dari kelompok peternak binaan Universitas Udayana di sentra
peternakan ayam ras masyarakat di Desa Babahan Kecamatan Penebel Kabupaten tabanan. Ampas
anggur yang diperoleh dari pabrik wine di Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan.
Pengolahan diawali dengan pencampuran material pupuk dengan komposisi 500 kotoran ayam,
200 kg arang sekam, 200 kg ampas anggur, 100 kg mineral alam sumber Mg, dan 4 botol
decomposer. Campuran ditimbun dan ditutup rapat dengan terpal dan bagian pinggir terpal diberi
beban sehingga jika ada angin terpal tidak terbuka. Diamkan selama 3 hari, kemudian terpal
dibuka dan timbunan diaduk untuk tujuan pemberian airasi pada proses pengomposan. Proses
pengomposan yang berhasil akan timbul panas dan dapat dirasakan saat pembongkaran gundukan.
Perkirakan setelah 2 minggu pupuk sudah bisa dibongkar dan diangin anginkan supaya
menghilangkan bau amoniak dan sudah dapat dipakai. Pupuk yang sudah masak selanjutnya di
ayak sesuai keinginan kemudian di kemas. Untuk granular, langkah berikutnya di proses dalam
mesin granular untuk selanjutnya dikemas, siap dipasarkan.
Produk pupuk organik hasil kegiatan ini sebelum dipasarkan akan dilakukan pengurusan
sertifikatnya, yaitu untuk memperoleh ijin edar, sertifikat dari Badan Pupuk Nasional, SNI, dan
Departemen Pertanian. Pemakaian pupuk organik di lapangan akan diberikan buku panduan yang
dapat dimengerti dengan mudah oleh kelompok pertanian atau Petugas Penyuluh Lapangan.
Kapasitas produksi usaha pupuk organoplus sebesar 50 ton, dengan harga jual Rp.3.000/kg.
Kendala utama untuk mencapai target kapasitas produksi sangat ditentukan oleh ketersediaan
bahan baku, tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi dan kelancaran permintaan atau
pemasaran. Mengatasi kekurangan bahan baku khususnya ampas anggur dan sekam arang dengan
melakukan kerjasama dengan perusahan anggur dan penyosohan gabah di kabupaten Tabanan.
Limbah kotoran ayam sampai saat ini masih bisa diatasi dengan bekerjasama kepada peternak di
desa Bahahan, Penebel. Kendala juga dialami di tenaga kerja, yang mana saat ini tenaga kerja yang
memproduksi pupuk menggunakan tenaga lokal yang lebih sering libur kartena beberapa alasan
diantaranya acara agama. Menghindari kekurangan produk pupuk, maka diusahakan saat tenaga
kerja tidak banyak kegiatan di desa selalu bekerja, sehingga stok pupuk selalu tersedia. Kendala
pemasaran yang utama adalah produk yang dihasilkan belum dikenal secara luas, maka langkah
prioritas kedepan adalah dengan mengintensifkan aktivitas promosi, menjalin kemitraan dengan
Usaha Pupuk Organoplus Pada Program Kegiatan IPTEKS Bagi Kreativitas Kampus
112 | BULETIN UDAYANA MENGABDI
Produk pupuk organoplus sebagian besar terserap melalui program pemerintah pemberian pupuk
organik bersubsidi bagi petani. Pemasaran lain adalah mensuplai kebutuhan pupuk agrowisata
pertanian organik (stroberri dan sayuran organik di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan), dan
pemasaran langsung kepada konsumen dilakukan dengan membuka otlet di pasar pertanian
Beringkit. Pasar potensial yang menyerap produk pupuk organoplus dalah petani hortikultura dan
sayuran organik di Bali yang kebutuhannya mencapai 22.000 ton per tahun.
Gambar 1. Proses produksi pupuk organoplus
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan usaha pupuk organoplus diatas, dapat disimpulkan bahwa : 1) usaha
ini sangat membantu dalam menyediakan pupuk organik yang memenuhi standar SNI untuk
memperbaiki kualitas tanah dan produk pertanian hortikulura lainya; 2) kapasitas produksi sebesar
50 ton dengan sasaran pemasaran kepada pelaku pertanian organik dan hortikultura.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas dana yang diberikan melalui skema PPUPIK, Rektor Universitas
Udayana melalui ketua LPPM Universitas Udayana yang telah memberikan fasilitas sehingga kegiatan
pengabdian ini terlaksana sesuai dengan rencana.
DAFTAR PUSTAKA
Downey,W.D. dan Ericson,S.P. 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi Kedua, Cetakan Ketiga. Erlangga,
Jakarta.
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Penerbit Prenhallindo, Jakarta
Manullang, M. 2005. Dasar Dasar Manajemen. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Mosher, A. T. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV Yasaguna, Jakarta
Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.
Sardiana, I.K., B.R.T. Putri, I.G. Suranjaya, N.L.R. Purnawan. 2015. Pengembangan Kewirausahaan Di
Universitas Udayana. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : Vol. 6, No. 1, hal. 91-101
N.M. Witariadi1 dan I.K Sardiana2
VOLUME 18 NOMOR 1, JANUARI 2019 | 113
Sardiana, I.K., I.M. Adnyana, I.B.P. Manuaba and I.G.A.M S Agung. 2014. Soil Organic Carbon, Labile
Carbon and Organic Carbon Storage under Organic and Conventional Systems of Chinese Cabbage in
Baturiti, Bali Indonesia. Journal of Biology, Agriculture and Healthcare. Vol. 4. No. 21. Pp. 63-71
Suparta, I.N., Budiartha,I.W., Suciani, Putri,B.R.T., Agribisnis Peternakan Meraih Kesempatan Menuju
Sukses. Pustaka Nayottama, Denpasar.
Suryana. 2008. Kewirausahaan. Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta.