Pengantar Rangkaian Transistor

44
Pengantar Rangkaian Transistor

description

Pengantar Rangkaian Transistor. Defenisi & Fungsi. Transistor adalah komponen elektronika yang dapat berfungsi sebagai penguat baik arus maupun tegangan dan juga berfungsi sebagai Saklar ( maksimum cut-off dan minimum Saturasi ) - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Pengantar Rangkaian Transistor

Page 1: Pengantar Rangkaian  Transistor

Pengantar Rangkaian Transistor

Page 2: Pengantar Rangkaian  Transistor

Defenisi & FungsiTransistor adalah komponen

elektronika yang dapat berfungsi sebagai penguat baik arus maupun tegangan dan juga berfungsi sebagai Saklar (maksimum cut-off dan minimum Saturasi)

Fungsi Utama sebagai Amplifier mempunyai faktor Penguat Arus (Current gain) yang disebut dengan hFE.

Page 19: Pengantar Rangkaian  Transistor

Bias TransistorMasalah pemberian bias

berkaitan dengan:◦penentuan arus dc pada collector

yang harus dapat dihitung, diprediksi dan tidak sensitif terhadap perubahan suhu dan variasi harga β yang cukup besar.

◦Penentuan lokasi titik kerja dc pada bidang iC – vCE yang memungkinkan simpangan sinyal tetap linier.

Page 20: Pengantar Rangkaian  Transistor

20

Pemberian bias pada rangkaian BJT

Masalah pemberian bias berkaitan dengan:• penentuan arus dc pada collector yang harus dapat dihitung, diprediksi dan tidak sensitif terhadap perubahan suhu dan variasi harga β yang cukup besar.• penentuan lokasi titik kerja dc pada bidang iC – vCE yang memungkinkan simpangan sinyal tetap linier.

Page 21: Pengantar Rangkaian  Transistor

21

Gambar 19. Pemberian bias pada BJT(a) Menetapkan harga VBE yang tetap(b) Menetapkan harga IB yang tetap

Contoh pemberian bias yang tidak baik

Page 22: Pengantar Rangkaian  Transistor

22

Cara klasik pengaturan bias untuk rangkaian diskrit

Gambar 20(a). Cara klasik pemberian bias untuk BJT menggunakan sebuah catu daya.

Gambar 20(b) menunjukkan rangkaian yang sama dengan menggunakan rangkaian ekivalen Thévenin-nya.

Page 23: Pengantar Rangkaian  Transistor

23

1

21

21

21

2

BE

BEBBE

B

CCBB

RRVV

I

RRRR

R

VRR

RV

Untuk membuat IE tidak sensitif terhadap suhu dan variasi β, rangkaian harus memenuhi dua syarat berikut:

1

B

E

BEBB

RR

VV

Page 24: Pengantar Rangkaian  Transistor

24

Untuk memenuhi persyaratan di atas. • Sebagai ‘rule of thumb’, VBB ≈ ⅓ VCC, VCB (atau VCE) ≈ ⅓ VCC dan ICRC ≈ ⅓ VCC

• Pilih R1 dan R2 sehingga arus yang melaluinya berkisar antara 0,1IE – IE.

Pada rangkaian pada gambar 20, RE memberikan umpan balik negatif sehingga dapat men-stabil-kan arus dc emitter.

Jika IE ↑ → VRE dan VE ↑. Jika tegangan pada base hanya ditentukan oleh pembagi tegangan R1, R2, yaitu bila RB kecil, maka tegangan ini akan tetap konstan, sehingga jika VE ↑ → VBE ↓ → IC (dan IE) ↓.

Page 25: Pengantar Rangkaian  Transistor

25

Contoh soal 5:Rancanglah rangkaian pada gambar 20 sehingga IE = 1 mA dengan catu daya VCC = +12V. Transistor mempunyai harga nominal β = 100.

Jawab:Ikuti ‘rule of thumb’:⅓ tegangan catu daya dialokasikan untuk tegangan pada R2, ⅓ lainnya untuk tegangan pada RC dan sisanya untuk simpangan sinyal pada collector.

VB = +4 VVE = 4 – VBE ≈ 3,3 V

k 3,313,3

E

EE I

VR

Pilih arus pada pembagi tegangan = 0,1IE = 0,1 x 1 = 0,1 mA

Page 26: Pengantar Rangkaian  Transistor

26

Abaikan arus base, jadi

V4

k 1201,0

12

21

2

21

CCVRRR

RR

Jadi R2 = 40 kΩ dan R1 = 80 kΩ

Pada tahap ini, dapat dihitung IE yang lebih akurat dengan memperhatikan arus base yang tidak nol.

mA 93,0

10140//80

)(3,3

7,04

kk

IE

Ternyata lebih kecil dari harga yang diinginkan. Untuk mengembalikan IE ke harga yang diinginkan kurangi harga RE dari 3,3 kΩ dengan suku kedua dari penyebut (0,267 kΩ). Jadi harga RE yang lebih tepat adalah RE = 3 kΩ yang akan menghasilkan IE = 1,01 mA ≈ 1 mA.

Page 27: Pengantar Rangkaian  Transistor

27

Disain 2: jika diinginkan untuk menarik arus yang lebih tinggi dari catu daya dan resistansi masukan penguat yang lebih kecil, kita dapat menggunakan arus pada pembagi tegangan sama dengan IE (yaitu 1 mA), maka R1 = 8 kΩ dan R2 = 4 kΩ

mA 199,0027,03,37,04

EI

Pada disain ini harga RE tidak perlu diganti

k 41

812

mA 1 mA 99,0199,0

12

C

EC

C

CC

R

II

IV

R

Page 28: Pengantar Rangkaian  Transistor

p.155 - ContohDiketahui

R1=6k8, R2=1k, Rc=3k dan Re=750, gambarkanlah garis beban dc dan tunjukkan titik Q-nya

Page 29: Pengantar Rangkaian  Transistor

29

Cara kerja dan model sinyal kecil

Gambar 24 (a) Rangkaian konseptual untuk menunjukkan cara kerja transistor sebagai penguat(b) Rangkaian (a) tanpa sinyal vbe untuk analisa DC (bias)

Page 30: Pengantar Rangkaian  Transistor

30

EBJ diberi forward bias oleh sebuah batere VBE. CBJ diberi reverse bias oleh catu daya DC VCC melalui resistor RC. Sinyal yang akan diperkuat, vbe, ditumpangkan pada VBE.

Langkah pertama keadaan bias DC dengan men-set vbe sama dengan nol. (Lihat gambar 24(b))

Hubungan antara arus dan tegangan DC:

CCCCCEC

CB

CE

VVSC

RIVVV

II

II

eII TBE

Untuk bekerja pada mode aktif, VC harus lebih besar dari (VB – 0,4) dengan harga yang memungkinkan simpangan sinyal pada collector.

Page 31: Pengantar Rangkaian  Transistor

31

Arus collector dan transkonduktansi.

Jika sinyal vbe dipasangkan seperti pada gambar 24(a) total tegangan base – emitter vBE menjadi

vBE =VBE + vbe

Dan arus collector menjadi:

Tbe

TbeTBE

TbeBETBE

VvCC

VvVVS

VvVS

VVSC

eIi

eeI

eIeII

Page 32: Pengantar Rangkaian  Transistor

32

Jika vbe << VT maka:

T

beCC V

vIi 1

Persamaan (pendekatan) di atas hanya berlaku untuk vbe lebih kecil dari 10 mV, dan ini dikenal dengan pendekatan sinyal kecil. Maka arus collector total:

be

cm

bemc

beT

Cc

beT

CCC

v

ig

vgi

vV

Ii

vV

IIi

gm disebut transkonduktansi

Page 33: Pengantar Rangkaian  Transistor

33

Penguatan tegangan

Untuk mendapatkan tegangan sinyal keluaran, maka kita alirkan arus collector melalui sebuah resistor. Total tegangan collector:

vC = VCC – iCRC = VCC – (IC + ic)RC

= (VCC – ICRC) – icRC

= VC – icRC

VC adalah tegangan bias dc pada collector, dan tegangan sinyal adalah:

vc = –icRC = –gmvbeRC

= (–gmRC)vbe

Page 34: Pengantar Rangkaian  Transistor

34

Jadi penguatan tegangan dari penguat, Av adalah

Cmbe

cV Rg

vv

A

gm sebanding dengan arus bias collector, jadi

T

CCv V

RIA

Page 35: Pengantar Rangkaian  Transistor

35

Analisa Sinyal dan Analisa DCArus dan tegangan pada rangkaian penguat terdiri dari dua komponen: komponen dc dan komponen sinyal.Komponen DC ditentukan dari rangkaian dc pada gambar 24(b), sedangkan cara kerja sinyal BJT dapat diperoleh dengan menghilangkan sumber DC, seperti pada gambar 26.

Gambar 26 Rangkaian penguat pada gambar 24b dengan sumber DC dihilangkan (di hubung singkat)

Page 36: Pengantar Rangkaian  Transistor

36

Model Hybrid - π

Gambar 27 (a) BJT sebagai VCCS (penguat transkonduktansi)

Gambar 27 (b) BJT sebagai CCCS (penguat arus)

Page 37: Pengantar Rangkaian  Transistor

37

Pada gambar 27(a), BJT digambarkan sebagai VCCS yang mempunyai resistansi masukan (melihat ke arah base) rπ, dengan sinyal kendali vbe. Hubungan arus dan tegangan pada rangkaian ini:

ebe

bebe

mbe

bembe

e

beb

bemc

rv

rv

rv

rgrv

vgrv

i

rv

i

vgi

11

1

Pada gambar 27(b) BJT digambarkan sebagai CCCS, dengan sinyal kendali ib. Hubungan arus sebagai berikut:

bm

bmbem

irg

rigvg

Page 38: Pengantar Rangkaian  Transistor

Aplikasi rangkaian ekivalen sinyal kecil.

Proses yang sistimatis dalam menganalisa penguat transistor:

1. Tentukan titik kerja dc BJT, terutama arus collector dc IC.

2. Hitung harga-harga parameter model sinyal kecil: gm = IC/VT, rπ = β/gm dan re = VT/IE = α/gm.

3. Hilangkan semua sumber dc dengan mengganti sumber tegangan dc dengan hubung singkat, dan sumber arus dc dengan hubung terbuka.

4. Ganti BJT dengan salah satu model rangkaian ekivalen.5. Analisa rangkaian yang didapat untuk menentukan

penguatan tegangan, resistansi masukan dan lain-lain.

38

Page 39: Pengantar Rangkaian  Transistor

39

Contoh soal 6:Analisa penguat transistor pada gambar 28(a) dan tentukan penguatan tegangannya. Asumsikan β = 100

Gambar 28 (a) rangkaian

Page 40: Pengantar Rangkaian  Transistor

40

Gambar 28 (b) analisa dc (c) model sinyal kecil

Page 41: Pengantar Rangkaian  Transistor

41

Tentukan titik kerja. Asumsikan vi = 0.

V1,333,210

mA 3,2023,0100

mA 023,0100

7,03

CCCCC

BC

BB

BEBBB

RIVV

II

RVV

I

Karena VB (+0,7 V) < VC → transistor bekerja pada mode aktif.

Page 42: Pengantar Rangkaian  Transistor

42

Tentukan parameter model sinyal kecil:

k 09,192

100

mA/V 92mV 25mA 3,2

8,10mA 99,03,2

mV 25

m

T

Cm

E

Te

gr

VI

g

IV

r

Page 43: Pengantar Rangkaian  Transistor

43

Model rangkaian ekivalen terlihat pada gambar 28(c).Perhatikan tidak ada sumber tegangan dc. Terminal rangkaian yang terhubung ke sebuah sumber tegangan dc yang konstan selalu dapat dianggap sebagai sinyal ‘ground’.

V/V04,3

04,33011,092

011,009,101

09,1

i

ov

ii

Cbemo

ii

BBibe

vv

A

vv

Rvgv

vv

Rrr

vv

Tanda negatif menunjukkan pembalikan fasa.