Pengantar Neraca Air Tanah Isi 1
-
Upload
hanna-kartikasari -
Category
Documents
-
view
69 -
download
1
Transcript of Pengantar Neraca Air Tanah Isi 1
TUGAS TERSTRUKTUR IRIGASI DAN DRAINASE
OLEH:
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
Pengantar Neraca Air Tanah Widianto (2012)
Tujuan
1
Memahami konsep “neraca air tanah”. Pemahaman konsep neraca air bermanfaat
untuk menilai berbagai peran strategi manajemen air dalam rangka meminimalkan
kehilangan air dan memaksimalkan pemanfaatan air bagi tanaman terutama pada
pertanian tadah hujan (rainfed agriculture).
Persamaan Neraca Air
Neraca air tanah seperti halnya pembukuan keuangan yang meliputi catatan
pemasukan dan pengeluaran, merupakan perhitungan jumlah air yang masuk yang
keluar dan yang disimpan dalam ruangan zona (mintakat) perakaran dan selama
kurun waktu (periode) tertentu. Persamaan neraca air tanah menolong kita untuk
membuat perkiraan terhadap beberapa variabel yang berpengaruh terhadap jumlah
air dalam tanah.
Dengan menggunakan neraca air tanah kita bisa mengidentifikasi periode di mana
terjadi kekurangan air (water stress) atau kelebihan air (excess) yang memberikan
dampak negatif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Jadi, pengenalan
terhadap hal ini membantu menemukan
praktek manajemen yang tepat untuk menghindarkan terjadinya hambatan guna
meningkatkan produksi tanaman.
Jumlah air dalam lapisan tanah ditentukan oleh faktor-faktor yang memberikan air
dan yang mengambil air dari lapisan tersebut. Sehingga persamaan neraca air
tanah bisa dinyatakan dalam bentuk yang paling sederhana sebagai beikut :
Perubahan air dalam tanah = Jumlah air masuk – Kehilangan air
Penambahan Air ke dalam Tanah :
Air biasanya masuk kedalam tanah melalui tiga cara yang bisa diukur, yaitu hujan
atau presipitasi (P), irigasi (I) dan sumbangan dari air tanah melalui (K). Air
tanah menyumbangkan air ke zona perakaran melalui proses kenaikan air secara
kapiler dan jumlahnya cukup memadai apabila permukaan air tanah dangal (dekat
dengan permukaan tanah).
Jadi, masukan air ke dalam tanah dapat dinyatakan dengan :
2
Pemasukan Air = P + I + K
Pengambilan Air dari dalam Tanah
Air meninggalkan lapisan tanah melalui proses evaporasi atau penguapan dari
permulaan tanah dan/atau transpirasi oleh tanaman yang dikenal dengan istilah
evapotranspirasi (ET), dan drainasi dalam (D). Sebagian air hujan tidak sempat
masuk ke dalam tanah (infiltrasi) karena mengalir di permukaan sebagai limpasan
permukaan atau runoff (LP). Ketiga variabel kehilangan air dari lapisan tanah ini
merupakan faktor negatif dalam persamaan neraca air, yang dinyatakan sebagai
berikut :
Kehilangan Air = ET + D + LP
Neraca Air Tanah
Perubahan kandungan air tanah merupakan perbedaan antara jumlah air yang
masuk dan air yang keluar, dinyatakan melalui persamaan :
Perubahan Jumlah Air dalam Tanah = (P + I + K) – (ET + D + LP)
Air dalam tanah ini berada dalam zona perakaran selama periode waktu tertentu.
Jumlah air ini bisa diukur. Besarnya perubahan jumlah air dalam lapisan ini antara
satu pengukuran dengan pengukuran kedua dipengaruhi oleh sumbangan dari
komponen-komponen persamaan neraca air. Misalnya, jumlah air yang ada dalam
zona perakaran pada saat awal adalah M1 dan pada akhir periode menjadi M2,
maka persamaan neraca air dapat dinyatakan dengan :
M1 – M2 = P + I + K – ET - D – LP
atau
M1 + P + I + K = M2 + ET + D + LP
3
Melalui persamaan ini, kita bisa menghitung salah satu variabel apabila variabel-
variabel lainnya sudah diketahui.
Data kuantitatif curah hujan (P), evapotranspirasi (ET), drainasi dalam (D) dan
kandungan air pada saat tertentu )M1 dan M2) untuk berbagai lokasi dan berbagai
praktek sangat bermanfaat untuk memilih strategi manejemen air yang tepat.
Perhitungan Neraca Air Tanah
Contoh Kasus
Komponen Neraca Air
Kasus 1
(tanaman
jagung)
Kasus 2
(tanaman
gandum)
Periode Waktu 1 Agu – 31 Agu 10 Jun – 30
Sep
Kadar Air dalam profil tanah
(pengamatan awal)
300 mm 150 mm
Curah Hujan 70 mm 600 mm
Irrigasi 0 mm 0 mm
Kapilaritas dari Air Tanah Dalam 0 mm 0 mm
Evapotranspirasi 110 mm 530 mm
Limpasan permukaan 10 mm 70 mm
Drainasi ke lapisan dalam 0 mm 90 mm
Kadar Air dalam profil tanah
(pengamatan akhir)
250 mm 60 mm
Pertanyaan :
1. Berapakah “evapotranspirasi” yang terjadi pada kasus 1 ?
Jawab :
4
M1 + P + I + K = M2 + ET + D + LP
300+70+0+0 = 250+ET+0+10
370 = 260 + ET
ET = 370 – 260
ET = 110
2. Berapa besarnya air yang hilang akibat drainasi ke lapisan lebih dalam pada
kasus 2 ?
Jawab :
M1 + P + I + K = M2 + ET + D + LP
150 + 600 + 0 = 60 + 530 + D + 70
750 = 660 + D
D = 750 – 660
D = 90
3. Kedua contoh kasus di atas merupakan perhitungan neraca air dalam periode
yang agak panjang (20 hari dan 100 hari). Bagaimana jika neraca air ini harus
dihitung setiap minggu (mingguan) dan bagaimana pula jika setiap haris
(harian). Apa yang perlu menjadi perhatian (diskusikan !) ?
Jawab :
jika neraca air dihitung harian, maka perlu dilakukan pengamatan pada setiap
komponen-komponen yang dibutuhkan untuk menghitung neraca air, seperti
kadar air, curah hujan, evapotranspirasi, dll. Namun apabila neraca air
dihitung setiap minggu maka pengamatan dapat dilakukan setiap 1 minggu
sekali saja. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini ialah irigasi dan curah hujan
karena hujan dapat turun kapan saja dan pemberian irigasi juga tentunya
harus disesuaikan dengan intensitas curah hujan, kemampuan tanah dan
karakteristik tanaman. Misalnya, pada tanaman jagung secara umum
5
membutuhkan 2 liter air per tanaman per hari saat kondisi panas dan berangin.
apabila dalam seminggu tidak terjadi hujan dan air tersedia tidak memenuhi
kebutuhan air tanaman, maka perlu dilakukan irigasi. Namun, jika dalam 1
minggu hujan terjadi selama 4 hari dengan curah hujan yang tinggi, maka air
tersedia dapat melebihi kebutuhan air jagung sehingga perlu dilakukan
drainase agar pertumbuhan tanaman jagung tidak terganggu. Irigasi dan
drainase tidak perlu dilakukan apabila jumlah air tersedia sudah dapat
memenuhi kebutuhan jagung (2 liter per tanaman per hari).
Irigasi adalah praktek memberikan air kepada tanaman sesuai dengan kemampuan
tanah dan kebutuhan tanaman. Dari penjelasan dan contoh kasus di atas,
diskusikan dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1. Apakah yang dimaksud dengan “sesuai dengan kemampuan tanah” dalam
pernyataan di atas?
Jawab :
Yang dimaksud dengan kemampuan tanah pada pernyataan di atas adalah
kemampuan tanah dalam menyerap dan menyimpan air di dalam ruang
pori. tanah mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda-beda oleh
karena kemampuan untuk menyimpan dan menyerap air tidak sama.
2. Apakah yang dimaksud dengan “memberikan air sesuai kebutuhan
tanaman” ?
Jawab :
Maksudnya, takaran air yang diberikan pada tanaman harus sesuai dengan
kebutuhan air tanaman. Misalnya pada tanaman jagung dibutuhkan 2 liter
air per tanaman per hari. Jadi air yang harus diberikan pada jagung tidak
boleh kurang/lebih dari 2 liter air per tanaman per hari. Tanaman
memerlukan air dalam jumlah yang berbeda-beda sesuai dengan
karakteristik dan usia tanaman.
3. Jelaskan dengan ringkas, bagaimana cara mengukur setiap komponen
neraca air tersebut !
6
Jawab :
1. Kadar air, dengan menggunakan rumus
2. Curah hujan, Metode Mononobe
I :
Intensitas curah
hujan (mm/jam)
T : Lamanya curah hujan / durasi curah hujan (jam)
R24 :
Curah hujan rencana dalam suatu periode
ulang, yang nilainya didapat dari tahapan
sebelumnya (tahapan analisis frekuensi)
4. Evapotranspirasi metode Blaney-Criddle
ETo = c [p (0,46T + 8)] mm/hari
ETo = evaporasi tetapan
T = temperatur rata-rata (0C) selama bulan yang ditinjau
P = rata-rata prosentase dari jumlah jam siang tahunan, besarnya didapat dari
tabel, dicari berdasar bulan dan letak lintang (misal bulan Januari, 400 lintang
selatan maka P= 0,33)
C = faktor penyesuaian yang tergantung dari harga minimum lengas nisbi
(RHmin), jam penyinaran dan kecepatan angin siang hari
5. Dari komponen-komponen neraca air yang diuraikan di atas, komponen
manakah yang bisa diukur dengan relatif mudah dan komponen mana yang
7
sulit dilakukan pengukuran ? Apa pertimbangannya Sdr mengatakan
demikian ?
Jawab :
6. Dari komponen-komponen neraca air tsb, komponen irigasi adalah yang
selalu menjadi tujuan akhir dari pertanyaan yang diajukan, sehingga
komponen-komponen lainnya harus diketahui. Jika pengukurannya sulit,
maka terpaksa harus dilakukan penaksiran, misalnya terhadap komponen
evapotranspirasi. Jelaskan bagaimana menaksir evapotranspirasi
tanaman ?
Jawab :
Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap, hal ini
terjadi apabila air cair berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh,
baik secara internal pada daun (transpirasi) maupun secara eksternal pada
permukaan-permukaan yang basah. Suatu tajuk hutan yang lebat menaungi
permukaan di bawahnya dari pengaruh radiasi matahari dan angin yang
secara drastis akan mengurangi evaporasi pada tingkat yang lebih rendah.
Transpirasi pada dasarnya merupakan salah satu proses evaporasi yang
dikendalikan oleh proses fotosintesis pada permukaan daun (tajuk).
Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajian-kajian
hidrometeorologi.
8