PENGANTAR MESIN LAS.pdf

13
3 nd NATIONAL TRAINER SKILL COMPETITION PENGANTAR MESIN LAS KEMENTRIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIFITAS BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI SERANG Jalan Raya Pandeglang Km.03 Telp/Fax. (0254) 200160 SERANG - BANTEN

description

mesin lasweldingSMAW

Transcript of PENGANTAR MESIN LAS.pdf

  • 3nd NATIONAL TRAINER SKILL COMPETITION

    PENGANTAR MESIN LAS

    KEMENTRIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIFITAS

    BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI SERANG Jalan Raya Pandeglang Km.03 Telp/Fax. (0254) 200160

    SERANG - BANTEN

  • 2

    POINTER PENGANTAR MESIN LAS SMAW

    1. Mesin las listrik yang dapat kita temui di dalam dunia industri diantaranya

    - Carbon Arc Welding (GAW)

    - Shielded Metal - Arc Welding (SMAW)

    - Flux Core Arc Welding ( FCAW)

    - Gas Metal Arc Welding (GMAW)

    - Gas Tungsten Arc welding (GTAW)

    - Submerged Arc Welding (SAW)

    - Plasma Arc Welding (PAW)

    - Stud Welding (SW)

    2.

    Las Listrik adalah suatu metode penyambungan dua benda dengan cara

    mencairkan dua sisi logam menjadi satu. Dua sisi logam yang akan

    disatukan, dipanaskan sampai temperatur cukup tinggi (+ 6000o

    F)sehingga sisi-sisi

    logam tersebut mencair dan membeku bersama-sama.

  • 3

    Busur las adalah sumber panas dalam proses pengelasan. Busur las ini

    ditimbulkan diantara ujung elektrode dan benda yang dilas. Busur las

    terjadi di dalam gas ion. Ini ditimbulkan apabila arus dikontakkan antara

    elektrode dan benda kerja. Kontak (korsluiting) ini dinamakan BUSUR

    dan menimbulkan pelepasan listrik yang diperlukan untuk pencairan

    dengan LAS LISTRIK.

    3.

    Arus las yang ditimbulkan oleh transformer dialirkan ke elektrode dan ke

    benda kerja. Benda kerja dihubungkan dengan kebel massa dari sirkuit

    listrik sedangkan kabel yang satu lagi dihubungkan dengan elektrode.

    Apabila elektrode disentuhkan dengan benda kerja yang dipasang kabel

    massa, maka busur las akan timbul pada ujung elektrode dimana

    temperaturnya mencapai + 6000o F. Temperatur setinggi ini mampu untuk

    mencairkan elektrode dan bahan. Untuk bersama-sama mencair dan

    menjadi satu (tersambung). Dalam hal ini 1/2 panas diberikan ke elektrode

    dan yang 1/2 lagi diberikan ke benda kerja.

  • 4

    4. a). PRINSIP KERJA MESIN LAS DCRP

    Apabila elektron mengalir dari terminal negatif (katoda) mesin las menuju

    ke benda kerja. Dalam hal ini elektron kembali ke terminal positif (anoda)

    mesin las dari elektrode.

    b). PRINSIP KERJA MESIN LAS DCSP

    Elektron mengalir dari terminal negatif (katoda) mesin las menuju ke

    elektrode. Elektron terus mengalir melintasi busur ke dalam benda kerja

    dan ke terminal positif (anoda) mesin las.

    5. Voltage adalah satuan dari tekanan listrik dapat diukur dengan

    menggunakan voltmeter.

    Ampere adalah satuan dari arus listrik dapat diukur dengan menggunakan

    Ammeter.

  • 5

    Selama proses pengelasan apabila busur las panjang, maka ampere akan

    bertambah dan voltage akan berkurang. Justru karena fluktuasi naik/

    turun, maka perlu dijaga busur las sependek mungkin

    6. Arc Blow bisa terjadi apabila menggunakan mesin las DC. Yaitu apabila

    arus yang mengalir Di benda kerja membentuk medan magnet sehingga

    busur las tidak stabil dan susah diarahkannya sehingga transfer logam

    menjadi sulit. Meskipun dengan mengganti polarity, ternyata tidak akan

    mengatasi masalah. Pengelasan dalam waktu yang lama dengan

    temperatur yang tinggi biasanya mengakibatkan hal ini.

    Cara mengatasi Arc Blow

    - Lakukan las pengikat (tack weld) yang agak besar dan saat

    pengelasan panjang busur las sependek mungkin

    - Menurunkan arus las sehingga panasnya turun

    - Ubah posisi klem negatif pada benda kerja sehingga tidak terjadi

    medan magnet

    - Lakukan back step welding

    - Lilitkan kabel ground pada benda kerja (melawan medan magnet)

    - Sebaiknya gunakan mesin las AC saja

    7. Syarat syarat kabel las

    - Flexibel karena dibuat dari kawat serabut (nyaman dipakai dan

    mudah pemasangannya)

    - Berisolasi bagus

    - Konstruksinya cukup kuat

  • 6

    - Panjang sesuai kebutuhan

    - Sebaiknya dibuat dari unsur tembaga (high electric coductivity)

    - Diameternya sesuai dengan arus yang akan digunakan

    8. Faktor yang perlu diperhatikan (kabel las) daam pemasangan

    - Mempunyai kontak yang baik

    - Bersih dari kotoran

    - Hati-hati jangan sampai rusak isolasinya

    - Cukup erat/ kencang pemasangannya

    - Panjang kabel sependek mungkin (sesuaikan dengan kondisi tempat

    kerja)

    9. Panjang/ pendek kabel las mempengaruhi arus las yang mengalir, karena

    :makin panjang kabel las, maka tahanannya makin besar sehingga arusnya

    menjadi kecil. Untuk memperoleh panas yang sama, maka arus las harus

    diperbesar meskipun menggunakan ukuran diameter elektrode sama

    apabila jaraknya lebih jauh

    10. Electrode Holder menjadi panas

    - Terlalu lama dalam pemakaiannya

    - ada pemasangan/ sambungan yang kendor sehingga menimbulkan

    celah dan adanya percikan bunga api

    - cara mengatasinya agar tidak panas adalah; semua sambungan

    harus bersih dan cukup erat pemasangannya

    11. Yang perlu diperhatikan pada saat memilih mesin las

    - Kondisi mesin las dalam keadaan baik

    - Tipe mesin las (AC atau DC)

    - Kapasitas mesin harus sesuai dengan kebutuhan

    - Arus Stabil (telah dikalibrasi)

    - Kondisi arus listrik yang tersedia ditempat kerja

    - Pilih yang lebih nyaman dan ekonomis

  • 7

    12. Macam-macam posisi pengelas

    - Downhand biasanya bisa besar

    - Horizontal biasanya arus kecil karena ada gravitasi sehingga

    cairan mudah jatuh

    - Vertical biasanya sedang

    - Overhead biasanya arus kecil karena ada gravitasi sehingga cairan

    mudah jatuh

    13. Polarity las

    - Polarity las adalah penentuan pemasangan kabel las pada mesin las

    dengan pertimbangan agar arus yang mengalir melalui elektrode

    maupun benda kerja dapat diatur sedemikian rupa sehingga

    diperoleh pendistribusian arus yang lebih tepat dengan kebutuhan

    pengelasan.

    - Penentuan polarity tergantung pada banyak faktor diantaranya :

    jenis bahan yang akan dilas

    posisi pengelasan

    jenis bahan elektrode

    tipe salutan elektrode

    14. Tipe mesin las DC diantaranya:

    - Tipe motor generator (Digerakkan dengan motor listrik)

    - Generator yang digerakkan dengan motor bakar ( Contoh :

    digerakkan dengan Diesel)

    - Tipe Rectifier (alat penyearah arus dari AC ke DC)

    - Kombinasi mesin las AC dan DC

    15. Prinsip terjadinya perubahan arus las pada transformer. Apabila kumparan

    dijauhkan dengan inti maka terjadi sedikit perpotongan garis gaya magnet

    dengan demikian arus las akan berkurang. Dan sebaliknya apabila

    perpotongan garis gaya makin banyak, maka arus las akan makin banyak/

  • 8

    tinggi.

    16. Transformer mesin las AC juga dapat menghasilkan arus DC yaitu dengan

    menambah suatu alat penyearah arus (RECTIFIER) pada mesin las

    17. Ketika menggunakan mesin las AC maka 1/2 panas yang ditimbulkan oleh mesin las diberikan pada elektrode dan

    yang 1/2 panas lagi diberikan pada benda kerja

    18. Keuntungan menggunakan mesin las AC

    - Tidak ada magnetic blow (arc blow)

    - Busur api las lebih stabil

    - Kualitas hasil pengelasan lebih bagus

    - Mudah menghandelnya

    - Penembusan cukup baik

    - Pengelasan bisa lebih cepat, karena ampere bisa lebih tinggi dan

    bisa menggunakan elektrode yang diameternya lebih besar

  • 9

    19. Yang dimaksud dengan open circuit voltage dan arc voltage

    Opencircuit voltage :

    - Voltage yang mengalir antara terminal-terminal mesin las

    - Voltage saat mesin las hidup tapi tidak dipergunakan untuk

    mengelas

    Arc voltage :

    Yaitu voltage pada saat elektrode disentuhkan ke pemukaan benda

    kerja. Besarnya arc voltage ini tergantung dari tipe elektrode dan

    panjang busur las. Apabila panjang busur bertambah, maka arusnya

    turun dan voltagenya akan naik.

    20. Timbulnya busur listrik yaitu apabila

    - mesin las telah dihidupkan

    - kabel las telah dihubungkan dengan baik ke elektrode dan benda

    kerja

    - ujung elektrode telah disentuhkan ke permukaan benda kerja, dan

    terjadi kortsluiting, sehingga timbul busur listrik diantara ujung

    elektrode dan permukaan benda kerja.

    1. Proses penyalaan busur api las ada 2 macam

    Sistem goresan

    Sistem tusuk

  • 10

    2. Sudut kemiringan elektrode dalam proses pengelasan, rata-rata 20o

    3. Menggunakan konversi klasifikasi elektrode. Biasanya mengacu kepada

    standard AWS atau ASTM (Amerika sebagai patokan).

    4. Panjang pendek busur las akan mempengaruhi proses maupun hasil

    pengelasan karena :

    - busur panjang : panas tinggi, banyak spatter, rigi-rigi lebar,

    rigi-rigi datar, kemungkinan busur las mati

    mendadak.

    - busur pendek : rigi-rigi kecil dan tinggi, porosity,

    kemungkinan elektrode lengket ke benda kerja

    5. Cara menyambung dan mengakhiri rigi-rigi las agar hasilnya baik

    - Cara menyambung rigi-rigi las

    Apabila busur

    diberhentikan pada B,

    harus dinyalakan lagi

    pada A dan digerakkan

    lagi ke B untuk

    melanjutkan pengelasan

  • 11

    - Cara mengakhiri rigi-rigi las

    Apabila selesai

    mengelas, umumnya

    ujung akhir akan

    membentuk kawah.

    Untuk mengisi kawah

    tersebut, balikkan

    gerakan arah pengelasan

    sampai ujung akhir rigi-

    rigi dicapai, berhenti

    sebentar sampai kawah

    terisi dan selanjutnya

    angkat elektrode pelan-

    pelan sampai busur las

    mati

    6. Perlunya menaikkan arus las apabila menggunakan elektrode yang

    diameternya lebih besar

    - untuk mencairkan elektrode yang berdiameter kecil memerlukan

    panas sedikit saja (arus rendah)

    - untuk mencairkan elektrode yang berdiameter besar memerlukan

    panas yang lebih besar (arus lebih tinggi)

    7. Sisa elektrode yang sebaiknya diganti dengan elektrode baru, biasanya

    setelah mencapai panjang 1,5 (+ 3,5 cm)

    8. Faktor yang harus diperhatikan agar memperoleh hasil pengelasan yang

    bagus :

    - Bahan elektrode sesuai dengan bahan yang akan dilas

    - Arus las yang sesuai untuk elektrode yang akan dipakai

    - Kesesuaian polarity dalam mesin las DC

  • 12

    - Batasi gerak menyamping yang terlalu besar selama pengelasan

    - Pertahankan busur las pendek saja

    - Jaga kestabilan dan kecepatan jalannya pengelasan

    - Ketepatan pengendalian menurunkan elektrode karena ujungnya

    mencair

    9. Untuk mengelas plat tipis dengan menggunakan mesin DC sebaiknya

    menggunakan DCSP.

    Karena sekitar 2/3 jumlah panas yang dihasilkan dengan DCSP diberikan

    ke benda kerja dan yang 1/3 nya diberikan ke elektrode.

    10. Kita perlu merubah arus las pada waktu menggunakan elektrode yang

    diameternya berbeda-beda karena :

    Setiap satuan luas penampang elektrode memerlukan jumlah panas

    tertentu. Diameter elektrode yang kecil mempunyai luas penampang yang

    lebih kecil dan memerlukan panas sedikit untuk mencairkannya.

    Sebaliknya elektrode yang berdiameter besar, luas penampangnya lebih

    besar dan memerlukan panas yang lebih banyak untuk mencairkannya.

    DEFORMASI adalah perubahan bentuk dan ukuran /penyetelan akibat panas las

    . Sebabnya adalah :

    1. Ketidak seimbangan masukan panas (heat input)

    2. Konstruksi desain

    3. Koefisien muai dari material yang dilas.

    4. Urutan pengelasan (weld squence)

    Akibatnya :

    1. Terjadi tegangan internal berupa :

    a. Tegangan sisa (residual stress)

    b. Tegangan thermal

    c. Tegangan geser (displacement stress)

    Stress ini timbul akibat terkekangnya deformasi oleh penjepitan (clamping)

    dan penguncian (tack welding).

  • 13

    Deformasi dapat dicegah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

    a. Penyetelan sesempurna mungkin (di bawah batas toleransi

    maksimum yang diijinkan)

    b. Pengelasan sesuai dengan prosedur las yang telah terkualifikasi

    (heat input seimbang/uniform)

    c. Juru las bersertifikat / terampil

    d. Pengelasan sesuai dengan urut-urutan yang benar

    e. Sedapat mungkin menggunakan material yang berkoefisien muai

    kecil.

    Contoh gambar

    LAS SUDUT (FILLET WELD) LAS KAMPUH (BUTT WELD)