Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menunjang produksi bahan galian yang di tambang hingga mencapai target produksi, metode pembongkaran material yang menutupi bahan galian (overburden) dilakukan dengan cara yang ekonomis, cepat serta tidak mengurangi nilai bahan galian yang akan di ambil. Pembongkaran material penutup biasa dilakukan dengan menggunakan alat - alat gali seperti excavator. Ketika dalam proses pembongkaran tersebut ketika suatu massa batuan yang menutupi bahan galian yang akan diambil sudah tidak bisa di hancurkan dengan alat - alat bantu tersebut, metode yang diterapkan adalah dengan melakukan peledakan untuk menghancurkan material penutup tersebut. Namun pemilihan metode peledakan tersebut tidak luput dari berbagai pertimbangan, salah satunya adalah menyangkut ongkos yang akan dikeluarkan oleh suatu perusahaan tambang untuk membeli alat dan bahan yang akan dipergunakan untuk proses peledakannya, ongkos yang dikeluarkan tentulah harus mengimbangi hasil dari pendapatan suatu perusahaan tambang tersebut dalam menjual bahan hasil tambangnya. 1.2 Maksud Dan Tujuan 1.2.1 Maksud 1

description

laporan akhir kegiatan peledakan industri dan militer

Transcript of Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

Page 1: Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menunjang produksi bahan galian yang di tambang hingga

mencapai target produksi, metode pembongkaran material yang menutupi bahan

galian (overburden) dilakukan dengan cara yang ekonomis, cepat serta tidak

mengurangi nilai bahan galian yang akan di ambil. Pembongkaran material

penutup biasa dilakukan dengan menggunakan alat - alat gali seperti excavator.

Ketika dalam proses pembongkaran tersebut ketika suatu massa batuan yang

menutupi bahan galian yang akan diambil sudah tidak bisa di hancurkan dengan

alat - alat bantu tersebut, metode yang diterapkan adalah dengan melakukan

peledakan untuk menghancurkan material penutup tersebut.

Namun pemilihan metode peledakan tersebut tidak luput dari berbagai

pertimbangan, salah satunya adalah menyangkut ongkos yang akan dikeluarkan

oleh suatu perusahaan tambang untuk membeli alat dan bahan yang akan

dipergunakan untuk proses peledakannya, ongkos yang dikeluarkan tentulah

harus mengimbangi hasil dari pendapatan suatu perusahaan tambang tersebut

dalam menjual bahan hasil tambangnya.

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum kali ini yaitu adalah untuk memahami dan mengerti

tentang bahan peledak khususnya yang sering dipergunakan dalam proses

penambangan.

1.2.2 Tujuan

Mengetahui karakteristik dan sifat fisik dari bahan peledak

Mengetahui klasifikasi dari bahan peledak

Mengetahui komposisi kimia bahan peledak

1

Page 2: Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Bahan Peledak

Bahan peledak sendiri yaitu kumpulan bahan kimia yang mampu mengurai

dengan cepat dan menghasilkan ledakan atau kumpulan dari unsur padat , cair

atau gas yang berkondisi metastabil dan dapat melakukan reaksi kimia dengan

cepat tanpa ada unsur lainnya. Penguraian yang terjadi akan menghasilkan gas

dengan temperature dan tekanan yang tinggi sehingga dapat melakukan kerja

mekanis ke skelilingnya. Bahan peledak yang digunakan harus mempunyai

stabilitas kimia yang baik pada berbagai kondisi seperti gesekan, impak ataupun

panas.

Foto 2.1Proses Peledakan Tambang Terbuka

2.2 Sifat Fisik Bahan Peledak

Merupakan suatu kenampakan nyata dari sifat bahan peledak ketika

menghadapi perubahan kondisi lingkungan sekitarnya. Sifat Fisik bahan peledak

antara lain :

Density

Adalah angka yang menyatakan perbandingan berat per volume. Densitas

bahan peledak adalah berat bahan peledak per unit volume dinyatakan

dalam satuan gr/cc.

2

Page 3: Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

Sensivity

Adalah sifat yang menunjukkan tingkat kemudahan inisiasi bahan peledak

atau ukuran minimal booster yang diperlukan. Sifat sensitif bahan peledak

bervariasi tergantung pada kompisisi kimia bahan peledak, diameter,

temperature, dan tekanan ambient.

Water resistance

Adalah ukuran kemampuan suatu bahan peledak untuk melawan air

disekitarnya tanpa kehilangan sensitifitas atau efisiensi

Chemical satability

Adalah kemampuan untuk tidak berubah secara kimia dan tetap

mempertahankan sensitifitas selama dalam penyimpanan di dalam gudang

dengan kondisi tertentu.

Fumes characteristics

Detonasi bahan peledak akan menghasilkan fume, yaitu gas-gas, baik

yang tidak beracun (non-toxic) maupun yang mengandung racun (toxic).

2.3 Klasifikasi Detonasi

Klasifikasi detonasi merupakan proses kimia-fisika yang mempunyai

kecepatan reaksi sangat tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperatur yang

sangat besar. Kecepatan reaksinya sangat cepat dan diawali dengan panas

tersebut menghasilkan gelombang tekanan kejut dan membebaskan energi

dengan mempertahankan gelombang kejut dengan berakhirnya ekspansi hasil

reaksinya. Kecepatan rambat reaksi pada proses detonasi ini berkisar antara

3000 – 7500 m/s, contoh kecepatan reaksi ledak ANFO sekitar 4500 m/s.

Shock compression wave mempunyai daya dorong sangat tinggi dan

mampu merobek retakan yang sudah ada sebelumnya menjadi retakan yang

lebih besar.

2.4 Klasifikasi Bahan Peledak

Untuk klasifikasi bahan peledak, dapat dilihat pada tabel gambar bagan

dibawah dimana bahan peledak dibagi kedalam beberapa bagian.

3

Page 4: Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

Gambar 2.1Klasifikasi Bahan Peledak

Dalam bagan tersebut, bahan peledak dibagi menjadi 3 bagian, yaitu

bahan peledak mekanis, kimia dan nuklir.

Bahan peledak kimia

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia

yang apabila dikenakan panas, benturan, gesekan atau kejutan secara

cepat dengan sendirinya akan bereaksi atau terurai. Penguraian ini

menghasilkan produk yang lebih stabil, umumnya berupa gas-gas yang

memilikin tekanan tinggi, karena gas-gas ini mengambang pada suhu yang

tinggi akibat panas yang dihasilkan dari reaksi eksotermis.

Menurut R. L. Ash (1967) bahan peledak kimia dibagi menjadi :

- Bahan peledak kuat (High explosive), yang memiliki sifat detonasi

dengan kecepatan detonasi 5.000 – 24.000 feet per second. Sifatnya

adalah detonasi, yaitu penyebaran gelombang kejut. Bahan peledak ini

dibagi 2 macam lagi, yaitu : primary explosives, yaitu bahan peledak

yang mudah meledak apabila terkena api, benturan, atau gesekan, dan

jenis lainnya adalah secondary explosterives, yaitu bahan peledak yang

akan meledak apabila ada ledakan yang didahuluinya, misalkan

ledakan dari sebuah detonator, contohnya TNT(Tri Nitro Toluene)

- Bahan peledak lemah (Low explosive), yang memiliki sifat deflagrasi

dengan kecepatan reaksi < 5.000 fps.

Penjelasan mengenai detonasi dan deflagrasi adalah panas merupakan

awal terjadinya proses dekomposisi bahan kimia pembentuk bahan peledak yang

4

Page 5: Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

menimbulkan pembakaran yang dilanjutkan dengan deflagrasi atau ledakan dan

terakhir kemudian mengalami detonasi yang mengakibatkan adanya gelombang

tekan kejut.

Bahan peledak mekanis

Bahan peledak mekanis adalah senyawa bahan peledak mekanis akan

bereaksi dan berubah menjadi gas akibat suatu elemen panas yang

dimasukan dalam bahan peledak tersebut. Contohnya cardox, yaitu bahan

peledak yang terdiri dari suatu tabung dengan penutup yang mudah retak

berisi CO2 cair.

Bahan peledak nuklir

Bahan peledak nuklir adalah bahan peledak yang umumnya terbuat dari

plotonium, uranium 235 atau dari bahan - bahan yang memiliki sifat atom

aktif

2.5 Klasifikasi Bahan Peledak Industri

Bahan peledak industri adalah bahan peledak yang dirancang dan dibuat

khusus untuk keperluan industri, misalnya industri pertambangan, sipil, dan

industri lainnya, di luar keperluan militer.

Gambar 2.2Klasifikasi Bahan Peledak Industri

Jenis dan tipe bahan peledak industri

5

Page 6: Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

- Blasting agent

Blasting agent disebut juga dengan nama nitrocarbonitrate, karena

kandungan utamanya nitrat sebagai oksidator yang diambil dari

ammonium nitrat (NH4NO3) dan karbon sebagai bahan bakarnya,

terkadang dtambah bahan kimia lain, baik yang bukan bahan peledak,

misalkan alumunium atau ferrosilicon, maupun sebagai bahan peledak,

yaitu TNT dan membentuk bahan peledak baru. Campuran bahan –

bahan kimia yang tidak diklasifikasikan sebagai bahan peledak,

dimana campuran tersebut terdiri dari bahan bakar (fuel) dan oksida

2.6 Komposisi Kimia Bahan Peledak

Senyawa tunggal terdiri dari satu macam senyawa saja yang sudah

merupakan bahan peledak. Senyawa tunggal ini dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu :

Senyawa an-organik misalnya : PbN6, Amonium nitrat.

Senyawa organik misalnya : Nitrogliserin, Trinitrotoluena  dan lain-lain.

Campuran yang merupakan penggabungan dari berbagai macam senyawa

tunggal. Misalnya dinamit, black powder, ANFO, dan lain - lain.

Foto 2.2Amonium Nitrat

BAB III

TUGAS DAN PEMBAHASAN

6

Page 7: Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

3.1 Tugas

Dalam tugas kali ini tugas diberi data yang dimasukan dalam grafik dengan

metod Franklin’s 1971, pettifer dan fookes 1994 dan dianalisa.

3.2 Pembahasan

Tabel 3.1Litologi

Litologi PLI (Mpa) Js (m)Batu Lempung CU 0.24 0.08

Batu Kapur CS 1.40 0.76Batu Kapur CR 0.32 0.74Batu Kapur LR 0.48 0.71

Batu Lempung CM 0.20 0.09Batu Kapur LM 1.17 0.54

Batu Lempung CL 2.20 2.20Batu Lempung CS 0.42 0.08

Batu Kapur LL 1.50 0.80Batu Lempung CC 1.70 1.20

Sumber : Hasil Kegiatan Praktikum Peledakan 2015

Dari data yang ada di atas dapat diketahui kekerasan batuan akan

menentukan daerah batuan itu berada dan dapat dilihat juga Js (m) yang

menginformasikan dari data kekar. Grafik yang dipakai untuk data di atas ada 2,

yaitu grafik Franklin’s Excavation chart dan Excavatability Assessment Chart.

Daerah pada setiap grafik :

Tabel 3.2Daerah dari setiap grafik

Franklin’s Excavation chart Excavatability Assessment ChartRig (Gali Bebas) Easy Digging

Rip (Garu) Hard Digging (CAT 245)Blast to Fracture (Peretakan) Easy Ripping (D6-D7)Blast to Loosen (Peledakan) Hard Ripping (D8)

- Very Hard Ripping (D9)- Extremely Hard Ripping (D11)- Blasting Required

Sumber : Hasil Kegiatan Praktikum Peledakan 2015

Dari daerah diatas menggunakan beragam metode untuk mengambil

material tambang. Dari data kekerasan batuan dan jarak kekar dapat diketahui

bahwa dalam pengambilannya dapat menggunakan alat berat atau

menggunakan sistim peledak. Jika kekerasan material batuan dibawah 1 MPA

dapat hanya menggunakan alat berat, tetapi apabila material batuannya melebihi

7

Page 8: Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

1 MPA maka digunakan metode peledakan dikarenakan material batuan tersebut

sangat massive.

8

Page 9: Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

BAB IV

ANALISA

Dalam praktikum kali ini dapat dianalisa bahwa pada setiap data yang

didapat mengindikasikan menggunakan metode yang berbeda pula untuk

penggambilan material tersebut dilihat dari jarak dan kekerasan batuan itu

sendiri. Disini dapat dilihat bahwa dengan lithologi lempung adalah material lunak

yang kekerasannya dibawah 1 MPa dapat menggunakan alat mekanis dalam

penggambilannya, bisa dengan cara gali bebas, dan garu. Dan lithologi kapur

yang keras mingindikasikan bahwa jarak kekar dan kekerasan material itu sendiri

harus menggunakan penambangan dengan cara peledakan, yang dilihat pada

jarak kekar yang sedikit dan tingkat kekerasannya melebihi dari 1 MPa. Dalam

menggunakan penambangan dengan metode peledakan ini dibagi menjadi dua,

yaitu dengan metode peledakan peretakan dan metode peledakan

pembokangran.

9

Page 10: Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

BAB V

KESIMPULAN

Dari laporan ini dapat disimpulkan bahwa bahan peledak merupakan zat

yang berbentuk padat, cair, gas ataupun campurannya yang apabila terkena

suatu aksi, berupa panas, benturan, tekanan, hentakan atau gesekan akan

berupa secara fisik maupun kimiawi menjadi zat lain yang lebih stabil. Dari

klasifikasi yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa klasifiksi tersebut

dibuat berdasarkan kebutuhan yang akan dipakai untuk material yang akan

dihancurkan. Dengan melihat data dalam grafik perbandingan bidang kekar dan

kekarasa material dapat diketahui cara yang akan digunakan dalam metode

penambangannya, apakah dengan menggunakan alat mekanis atau harus

menggunakan metode peledakan, apabila menggunakan metode peledakan lihat

kembali apakah menguntungkan dengan menggunakan metode peledaka

peretakan atau peledakan pembokaran, kembali lagi melihat kebutuhan yang

konsumen inginkan.

10

Page 11: Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

DAFTAR PUSTAKA

Ermanto, 2013. “Pengenalan Bahan Peledak”.

http://www.slideshare.net/ermantomuchlis/pengenalan-bahan-peledak-

21992693. Diakses tanggal 28 September 2015 (pdf, online).

Ipungji, 2014. “Dasar Peledakan Untuk Tambang Umum”.

http://www.slideshare.net/ipungji/dasar-dasar-peledakan-untuk-tambang-

umum. Diakses tanggal 28 September 2015 (pdf, online).

11

Page 12: Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

LAMPIRAN

12

Page 13: Pengantar Kegiatan Peledakan Industri Pertambangan

LITOLOGI

Litologi PLI (Mpa) Js (m)

Batu Lempung CU 0.24 0.08

Batu Kapur CS 1.40 0.76

Batu Kapur CR 0.32 0.74

Batu Kapur LR 0.48 0.71

Batu Lempung CM 0.20 0.09

Batu Kapur LM 1.17 0.54

Batu Lempung CL 2.20 2.20

Batu Lempung CS 0.42 0.08

Batu Kapur LL 1.50 0.80

Batu Lempung CC 1.70 1.20

13