Pengantar Kebudayaan Jepang

3
Data-data dasar tentang Jepang Geografi Luas Jepang sekitar 1/5 luas Indonesia. Wilayah Jepang terdiri dari kepulauan. Bangsa Jepang adalah bangsa pemakan ikan terbesar di dunia. Dewasa ini Jepang adalah sebagai negara industri, dimana sebagian besar penduduknya hidup sebagai salaryman. Alam/Musim Alam/Iklim Jepang memiliki 4 musim, yaitu haru, natsu, aki dan fuyu. Pola hidup orang Jepang sangat dikendalikan oleh musim. Sandang, pangan papan mereka bergantung dari musim. Putaran musim merupakan kalender bagi orang Jepang. Haru atau musim semi merupakan awal dari putaran kalender Jepang. Sekolah, bekerja dan kegiatan lain biasanya dimulai dari musim semi. Penduduk Penduduk Jepang berjumlah 127. 619 juta jiwa. Terdiri dari 62.304 juta jiwa laki-laki dan 65.315 juta jiwa perempuan. (2005). Jepang sebagai bangsa yang memiliki harapan hidup terpanjang di dunia. Mata pencaharian Sebagai negara industri, mata pencaharian orang Jepang sebagian besar adalah salaryman (orang gajian). Pendapatan /kapita mereka adalah 39.000 US $ Hiburan Bagi orang Jepang, gaishoku atau makan di luar merupakan suatu hiburan yang paling popular (2005). Berikutnya adalah wisata domestik, utamanya jalan-jalan menginap di onsen (pemandian air panas/belerang). Agama/kepercayaan Sistem kepercayaan Orang Jepang secara statistik pada umumnya memeluk agama Shinto atau Budha. Di dalam kehidupan mereka selain dari dua agama yang dominan dianutnya itu banyak terdapat aliran-aliran agama baru yang pada dasarnya berafiliasi kepada dua agama di atas. Sebagaimana tercermin dari jumlah penduduk beragama di Jepang yang jumlahnya hampir dua kali lipat jumlah penduduk 1

description

kebudayaan

Transcript of Pengantar Kebudayaan Jepang

Data-data dasar tentang JepangGeografiLuas Jepang sekitar 1/5 luas Indonesia. Wilayah Jepang terdiri dari kepulauan. Bangsa Jepang adalah bangsa pemakan ikan terbesar di dunia. Dewasa ini Jepang adalah sebagai negara industri, dimana sebagian besar penduduknya hidup sebagai salaryman.

Alam/MusimAlam/Iklim Jepang memiliki 4 musim, yaitu haru, natsu, aki dan fuyu. Pola hidup orang Jepang sangat dikendalikan oleh musim. Sandang, pangan papan mereka bergantung dari musim. Putaran musim merupakan kalender bagi orang Jepang. Haru atau musim semi merupakan awal dari putaran kalender Jepang. Sekolah, bekerja dan kegiatan lain biasanya dimulai dari musim semi.

PendudukPenduduk Jepang berjumlah 127. 619 juta jiwa. Terdiri dari 62.304 juta jiwa laki-laki dan 65.315 juta jiwa perempuan. (2005). Jepang sebagai bangsa yang memiliki harapan hidup terpanjang di dunia.

Mata pencaharianSebagai negara industri, mata pencaharian orang Jepang sebagian besar adalah salaryman (orang gajian). Pendapatan /kapita mereka adalah 39.000 US $

HiburanBagi orang Jepang, gaishoku atau makan di luar merupakan suatu hiburan yang paling popular (2005). Berikutnya adalah wisata domestik, utamanya jalan-jalan menginap di onsen (pemandian air panas/belerang).

Agama/kepercayaanSistem kepercayaanOrang Jepang secara statistik pada umumnya memeluk agama Shinto atau Budha. Di dalam kehidupan mereka selain dari dua agama yang dominan dianutnya itu banyak terdapat aliran-aliran agama baru yang pada dasarnya berafiliasi kepada dua agama di atas. Sebagaimana tercermin dari jumlah penduduk beragama di Jepang yang jumlahnya hampir dua kali lipat jumlah penduduk Jepang yang sesungguhnya, mereka juga mengenal berbagai sistem kepercayaan. Kebijakan pemerintah Jepang tidak memberikan perlakukan istimewa terhadap agama yang mana pun yang dianut oleh penduduknya. Penduduk Jepang memiliki kebebasan di dalam menganut agama. Mereka bisa dengan bebas mengunjungi otera, dan dengan leluasa kapan saja mereka bisa memuja jinja. Dalam perkawinan banyak diantara mereka yang meminta doa restu kannushi atau pendeta di gereja, sementara ketika musibah atau duka melanda, mereka biasanya meminta doa dari obosan.bisa minta doa restu

ShintoAgama Shinto dianggap oleh orang Jepang sebagai agama asli, agama para leluhur mereka. Agama ini merupakan anutan lebih dari separuh penduduk Jepang. Omiya, jinja, atau jingu adalah rumah ibadah mereka yang bersfiliasi kepada Shinto. Adapun yang didewakan atau yang dijadikan symbol dewa di dalam keyakinan mereka ini bisa berbentuk kagami (cermin), tama dan ken. Tapi adakalanya symbol ini dalam bentuk lain seperti benda-benda sacral (tumbuh-tumbuhan, hewan dll). Istilah Shinto di dalam data sejarah kebudayaan Jepang baru muncul di abad ke-8. Sebelumnya orang system kepercayaan orang Jepang ini dikenal dengan istilah uji gami (dewa klen), yaitu system pemujaan terhadap dewa klen. Masyarakat Jepang yang terdiri dari klen-klen, dimana masing-masing klen memiliki dewa sendiri-sendiri. Dapat diartikan dewa klen ini sebagai dewa leluhur dari masing-masing kelompok atau marga (di masyarakat Batak di Indonesia)nya. Klen yang dipandang paling kuat dari situlah biasanya muncul yang menjadi penguasa (Tenno). BudhaAgama Budha menyebar ke Jepang dari Cina melalui Korea pada pertengahan abad ke-6. Penerimaan agama Budha meninggalkan suatu episode dramatis yang tertuang di dalam babad Jepang Kojiki (712).

Agama-agama baruMenjelang berakhirnya zaman Edo (abad ke-19), banyak bermunculan shinshuukyou (agama baru), baik yang berafiliasi kepada Budha mau pun kepada Shinto. Seperti misalnya agama Tenri yang berpusat di kota Tenri daerah distrik Kansai.

Sistem kepercayaanSistem kepercayaan yang dimaksudkan adalah shomin shinko yaitu kepercayaan rakyat. Kepercayaan rakyat, kepercayaan dari orang-orang yang bukan orang desa, bukan orang miskin, bukan orang bodoh, bukan orang yang bukan pejabat, tapi orang-orang yang dalam percayanya digerakkan oleh : ini memiliki cirri-ciri antara lain: religious-magis; tekstual-nontekstual fungsional-nonfungsionalShomin shinko ini merupakan kepercayaan rakyat orang Jepang yang akan berbentuk sebagai : uranai; tabo gejala-gejala magisSistem kepercayaan ini mendominasi warna keagamaan orang Jepang.

MatsuriMatsuri atau upacara keagamaan, dewasa ini lebih dipandang sebagai festival. Matsuri terbagi dalam tiga kategori yaitu, pertama tsukagirei. Upacara-upacara yang dilakukan sepanjang lingkaran hidup mulai dari obi-iwai, upacara lima bulan si jabang bayi di dalam rahim ibunya sampai dengan nenkihouyou, yaitu upacara peringatan arwah bagi yang sudah meninggal, seperti otsuya, shonanoka, shijukunichi dan seterusnya, sampai dengan seseorang sudah dianggap menjadi kami atau dewa. Kedua, nenchugyouji, yaitu upacara yang dilakukan secara periodik setiap tahunnya. Seperti halnya haru matsuri, natsu matsuri, aki matsuri dan fuyu matsuri. Yang ketiga, adalah nin-i-girei, yaitu upacara yang diselenggarakan secara aksidental. Artinya, upacara yang dilakukan karena disebabkan oleh kejadian, peristiwa tertentu yang dialami oleh masing-masing individu.

3