Pengantar Ilmu Sejarah

56
BAB I PENGERTIAN A. ASAL KATA SEJARAH Dilihat dari asal katanya, sejarah berasal dari bahasa Arab “Syajaratun” yang artinya pohon kayu, keturunan, asal-usul, atau silsilah. Di dalam pohon terdapat bagian-bagian seperti batang, ranting, daun, akar dan buah. Bagian-bagian dari pohon itu menunjukkan adanya aspek-aspek kehidupan yang satu sama lain saling berhubungan untuk membentuk sesuatu itu menjadi hidup. Ada dinamika yang bersifat aktif. Dinamika ini terus menerus terjadi beriringan dengan waktu dan ruang di mana kehidupan itu ada. Lambang pohon itu menunjukkan adanya pertumbuhan dan perkembangan. Dalam bahasa Indonesia juga ternyata banyak ditemukan istilah-istilah yang mengarahkan kita kepada pemahaman tentang pengertian sejarah seperti babad dalam bahasa Jawa, tambo dari bahasa Minangkabau, pustaka, dan cerita. Kata babad menurut Pigeud berarti cerita sejarah. Selain itu, kata babad dapat pula diartikan dalam bahasa Jawa yang berarti “memangkas”. Hasil dari pembabadan ini ialah suasana terang. Kalau babad dikaitkan dengan kata sejarah, berarti sejarah itu bertugas memberikan penerangan tentang suatu keadaan. Riwayat/hikayat : cerita yang diambil dari kehidupan Kisah : cerita tentang kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau Tarikh (Turki) : menunjukkan tradisi dalam sejarah Islam Geschiedenis (Belanda) : sesuatu yang telah terjadi ; geschieden = terjadi 1

description

MENGUASAI ILMU SEJARAH

Transcript of Pengantar Ilmu Sejarah

Page 1: Pengantar Ilmu Sejarah

BAB IPENGERTIAN

A. ASAL KATA SEJARAH

Dilihat dari asal katanya, sejarah berasal dari bahasa Arab “Syajaratun” yang artinya pohon kayu, keturunan, asal-usul, atau silsilah. Di dalam pohon terdapat bagian-bagian seperti batang, ranting, daun, akar dan buah. Bagian-bagian dari pohon itu menunjukkan adanya aspek-aspek kehidupan yang satu sama lain saling berhubungan untuk membentuk sesuatu itu menjadi hidup. Ada dinamika yang bersifat aktif. Dinamika ini terus menerus terjadi beriringan dengan waktu dan ruang di mana kehidupan itu ada. Lambang pohon itu menunjukkan adanya pertumbuhan dan perkembangan.

Dalam bahasa Indonesia juga ternyata banyak ditemukan istilah-istilah yang mengarahkan kita kepada pemahaman tentang pengertian sejarah seperti babad dalam bahasa Jawa, tambo dari bahasa Minangkabau, pustaka, dan cerita. Kata babad menurut Pigeud berarti cerita sejarah. Selain itu, kata babad dapat pula diartikan dalam bahasa Jawa yang berarti “memangkas”. Hasil dari pembabadan ini ialah suasana terang. Kalau babad dikaitkan dengan kata sejarah, berarti sejarah itu bertugas memberikan penerangan tentang suatu keadaan.

Riwayat/hikayat : cerita yang diambil dari kehidupan

Kisah : cerita tentang kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau

Tarikh (Turki) : menunjukkan tradisi dalam sejarah Islam

Geschiedenis (Belanda) : sesuatu yang telah terjadi ; geschieden = terjadi

Geschichte (Jerman) : sesuatu yang telah terjadi ; geschehen = terjadi

History (Inggris) : aktivitas manusia yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa tertentu yang disusun dalam hubungan yang kronologis

Historia (Yunani) : pengetahuan yang diperoleh melalui penyelidikan (= ilmu) / inkuiri

B.DEFINISI

1

Page 2: Pengantar Ilmu Sejarah

E.H. Carr : “sejarah adalah dialog yang tak pernah selesai antara masa sekarang dan lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya”

Moh. Hatta : “Sejarah dalam wujudnya memberikan pengertian tentang masa lampau. Sejarah bukan sekadar melahirkan ceritera dari kejadian masa lalu sebagai masalah. Sejarah tidak sekadar kejadian masa lampau, tetapi pemahaman masa lampau yang di dalamnya mengandung berbagai dinamika, mungkin berisi problematika pelajaran bagi manusia berikutnya.”

Herodotus : “sejarah ialah satu kajian untuk menceritakan suatu perputaran jatuh bangunnya seseorang tokoh, masyarakat dan peradaban”

Ismaun : “Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang kisah mengenai peristiwa-peristiwa yang benar-benar telah terjadi atau berlangsung dalam segala aspeknya pada masa yang lampau. Sejarah merupakan catatan atau rekaman pilihan yang disusun secara teliti tentang segala aspek kehidupan umat manusia pada masa lampau”

Ibnu Khaldun : “Sejarah merupakan catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu”

Roeslan Abudlgani : “Sejarah ialah ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadiannya; dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang serta arah progres masa depan”

C. Sejarah Sebagai Kisah, Peristiwa, Seni dan Ilmu

1. Sejarah Sebagai Peristiwa adalah kejadian, kenyataan, aktualitas yang sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada masa lalu. Tidak semua peristiwa di masa lalu dianggap sebagai sejarah. Suatu peristiwa dianggap sebagai peristiwa sejarah jika peristiwa itu dapat dikaitkan dengan peristiwa yg lain sebagai bagian dari proses atau dinamika dalam suatu konteks historis. Antara peristiwa-peristiwa itu terdapat

2

Page 3: Pengantar Ilmu Sejarah

hubungan sebab akibat. Penyebab merupakan hal yg menyebabkan suatu peristiwa dapat terjadi Kesinambungan antara peristiwa yg satu ke peristiwa yg lain dalam hubungan sebab akibat terdapat dalam konteks waktu, pelaku, dan tempat

2. Sejarah Sebagai Kisah adalah cerita berupa narasi yang disusun berdasarkan pendapat seseorang, memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau.Disebut sejarah sebagai subyektif yang artinya sejarah tersebut telah mendapatkan penafsiran dari penyusun cerita sejarah. Dalam hal ini sejarawan mempunyai peran sebagai ”The Man Behind the Pen”, artinya mereka menyusun cerita sejarah berdasarkan jejak-jejak sejarah (sejarah sebagai peristiwa) namun tetap dipengaruhi oleh sudut pandang sejarawan itu sendiri.

3. Sejarah Sebagai Ilmu adalah suatu susunan pengetahuan tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di dalam masyarakat manusia pada masa lalu yang disusun secara sistematis dan menggunakan metode yang didasarkan atas asas-asas, prosedur dan serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah. Syarat pokok sejarah disebut sebagai ilmu adalah :

Objek yang definitif (peristiwa penting yang berkaitan dengan aktivitas manusia dan yang sudah terjadi)

Metode yang efisien Pokok permasalahan

4. Sejarah Sebagai Seni. Sebagaimana seni, sejarah juga membutuhkan intuisi, emosi dan gaya bahasa. Dalam melihat sejarah sebagai seni yg akan memakai intuisi. Sejarawan harus dapat membayangkan apa yg sebenarnya sedang terjadi dan apa yg terjadi sesudahnya. Pemahaman dengan cara imajinatif mampu menjadikan fakta sejarah lebih hidup dan lebih berarti. Oleh Karena itu, dalam penulisan kisah sejarah harus menggunakan bahasa yang indah, komunikatif, menarik dan isinya mudah dimengerti.

TABEL

N Sebaga Deskripsi

3

Page 4: Pengantar Ilmu Sejarah

o i

1 Peristiwa

Sebagai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah selesai

2 Kisah Hasil karya atau cipta orang yang menuliskan (D’men behind D’pen)

3 Ilmu

Tidak kurang tidak lebih, bukan cerita, tetapi cabang dari Ilmu Pengetahuan karena mempunyai objek, metode dan pokok permasalahan

4 Seni Pengetahuan rasa yang memerlukan paham yang dalam *I2GE

Note *I2GE itu yang diperlukan sebagai seni, yakni : Intuisi, Ilham

atau kata hati

Imajinasi Gaya bahasa Emosi

BAB IIPERBEDAAN, PENYEBAB DAN HUBUNGAN ILMU

SEJARAH DENGAN ILMU LAINNYA

A. PERBEDAAN SEJARAH DENGAN ILMU-ILMU ALAM

TABEL

No Ilmu Alam Ilmu Sejarah

1Percobaan dalam ilmu alam dapat diulang – ulang

Percobaannya tidak dapat diulang sebab hanya sekali terjadi, bersifat unik

2Objek dalam ilmu alam adalah semua makhluk hidup

Objek dalam sejarah adalah segala peristiwa dalam aktivitas manusia

3Hukum atau dalilnya pasti

Hukumnya sangat bergantung pada pengalaman manusia yang telah direkam sebagai dokumen untuk diteliti sejarawan guna menemukan fakta sejarah

4 Tujuan untuk menemukan hukum-

Tujuannya untuk menuliskan hal-hal yang bersifat khas dan bersifat

4

Page 5: Pengantar Ilmu Sejarah

hukum yang bersifat umum dan Nomotheis (berupa pendapat tunggal)

ideografis (berupa banyak pendapat yang saling berkaitan)

5

Ketepatan dalam pengambilan kesimpulan lebih besar

Kesimpulan terlihat dari kebenaran suatu pola / kecenderungan dari suatu peristiwa sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan melihat masa yang akan datang. Sehingga kesimpulan dari sejarah tidak bisa langsung diakui oleh banyak orang, karena akan terus diperbaharui sejauh orang mampu menemukan bukti-bukti yang ada.

6

Percobaan/eksperimen di laboratorium/lapangan, yaitu mewujudkan kembali bentuk semula dari gejala-gejala semula

Percobaan / eksperimen dilakukan dengan peninggalan dari peristiwa (tidak dapat diwujudkan kembali), sumber terbatas

B. PERBEDAAN ILMU SEJARAH DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA

Walaupun sejarah merupakan bagian dari ilmu sosial, namun tetap tedapat perbedaan di antara keduanya. Di antaranya :

1. Berdasarkan tujuan : Tujuan sejarah adalah mempelajari hal-hal yang unik, tunggal, idiografis, dan sekali. Sedangkan ilmu sosial lebih tertarik pada hal-hal yang umum, ajeg, nomotetis

2. Berdasarkan pendekatannya : Sejarah mempunyai pendekatan yang diakronis, yaitu memanjang dalam waktu namun menyempit dalam ruang. Sedangkan ilmu sosial mempunyai pendekatan sinkronis, yaitu menyempit dalam waktu namun melebar dalam ruang

3. Berdasarkan konteks waktu : Sejarah menitik beratkan pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Sedangkan ilmu sosial menitik beratkan pada masa kini dan masa yang kan datang

5

Page 6: Pengantar Ilmu Sejarah

4. Berdasarkan obyek kajian : Sejarah lebih menitik beratkan pada apa, siapa, kapan, dan bagaimana peristiwa terjadi. Sedangkan ilmu sosial lebih pada masalah sosial yang kaitannya dengan nilai-nilai moral serta pranata-pranata sosial

5. Berdasarkan subyek peneliti : Sejarawan akan merekonstruksi peritiwa-peristiwa sejarah secara obyektif untuk diambil hikmahnya sebagai guru yang baik “historia megistra vitae” dan “experience is the best teacher”. Sedangkan ilmuwan sosial lebih menekankan pada ramalan dan pengendalian

C. PENYEBAB TERJADINYA HUBUNGAN ILMU SEJARAH DENGAN ILMU SOSIAL

1. Sejarah yang hanya mendiskripsikan dan menceritakan (deskripsi dan naratif) tidak bisa lagi menjelaskan berbagai masalah yang serba kompleks. Sehingga diperlukan pendekatan yang logis untuk dapat mengungkapkannya

2. Pendekatan multidimensional atau social scientife adalah yang paling tepat untuk dipergunakan sebagai cara untuk menyelesaikan masalah yang lebih kompleks

3. Ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkembangan yang tepat sehinggga dapat memberikan konsep dan teori yang merupakan alat analitis yang relevan sekali untuk keperluan analisis historis

4. Studi sejarah tidak hanya mencakup apa, siapa, kapan, dan bagaimana peristiwa terjadi, tetapi juga ingin mencakup berbagai struktur masyarakat, pola kelakuan, proses dalam bidang dan lain-lain. Kesemunya itu menuntut adanya alat analitis yang tajam dan mampu mengeksploitasi fakta, pola dan sebagainya

5. Ilmu sejarah memiliki alat-alat analitis yang sangat kurang. Sehingga perlu meminjam alat-alat analitis ilmu sosial. Sejarah tidak mempunyai kebutuhan menciptakan teori dan istilah-istilah khusus serta cukup memakai bahasa sehari-hari.

D. HUBUNGAN ILMU SEJARAH DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA

Sejarah dan ilmu sosial memiliki hubungan timbal balik. Karena pada dasarnya sejarah adalah bagian dari ilmu sosial. Sejarah dan ilmu sosial mempunyai ikatan yang tidak terpisahkan. Seperti yang telah dijelaskan di atas sejarah pada dasarnya ialah ilmu

6

Page 7: Pengantar Ilmu Sejarah

diakronik, yaitu memanjang dalam waktu dan menyempit dalam ruang. Sedangkan ilmu sosial adalah ilmu yang sinkronik, yaitu menyempit dalam waktu dan melebar dalam ruang. Sehinggga ketika sejarah dan ilmu sosial bersentuhan, maka sejarah kan menjadi ilmu yang diakronis sekaligus sinkronis, yaitu melebar dalam waktu, melebar pula dalam ruang. Dengan demikian, sejarah dapat menjadi ilmu yang mampu menyangkup segalanya. Oleh karena itu seorang sejarawan harus bisa berpikir ganda, baik diakronis maupun sinkronis.

1. Hubungan Sejarah dengan Sosiologi

Gejala sosial sangatlah wajar dan relevan untuk dipelajari dengan pendekatan sosiologis. Misalnya saja perubahan sosial. Perubahan sosial merupakan tema yang cukup luas cakupannya. Perubahan sosial secara intern juga mencakup transformasi struktur pada sistem produksi, sistem sosial , dan politik.

Analitis historis yang memakai perspektif struktural hanya bisa dijelaskan dengan pertolongan ilmu sosial pada umumnya dan sosiologi pada khususnya. Selain itu sejarah analitis dan sejarah struktural hanya dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan sosiologis pada khususnya dan ilmu sosial pada umumnya. Dengan perkembangan jenis-jenis sejarah tersebut terbuka kesempatan luas munculnya sejarah – sejarah baru. Antara lain, sejarah politik gaya baru, sejarah sosial, sejarah sosiologi, sosiologi sejarah, sejarah agraris. Sejarah sosiologi menunjuk pada sejarah yang disusun dengan pendekatan sosiologi, yang dilakukan oleh seorang sejarawan, sedangkan sosiologi sejarah adalah studi sosiologi mengenai suatu kejadian atau gejala di masa lampau, yang dilakukan oleh sosiolog. Hasil dari keduanya mungkin tidak banyak berbeda.

Dalam perkembangannya sampai sekarang rupanya lebih banyak karya sosiologi sejarah. Penggarapan sejarah oleh seorang sosiolog didasarkan atas bahan-bahan sejarah yang diperoleh oleh sejarawan. Sosiolog tidak dapat melakukan kritik sumber. Pendekatan sosiologi dapat saja dilakukan oleh sejarawan yang telah menguasai konsep dan teori tantang sosiologi. Pada sejarawan masih ada kewajiban melakukan kritik sumber yang pengkajiannya menuntut hal itu.

2. Hubungan Sejarah dengan Antropologi

7

Page 8: Pengantar Ilmu Sejarah

Hubungan antara sejarah dan antropologi dilihat karena keduanya mempunyai persamaan yang menempatkan manusia sebagai subyek dan obyek dalam kajiannya. Di samping terdapat perbedaan, keduanya juga memiliki persamaan, bila sejarah membatasi pada penggambaran suatu peristiwa sebagai proses di masa lampau dalam bentuk cerita enmalig (sekali terjadi), hal ini tidak termasuk bidang kajian antrpologi, namun jika suatu penggambaran sejarah menampilkan masyarakat di masa lampau dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, politik, religi, dan keseniannya. Maka gambaran tersebut mencakup unsur-unsur kebudayaan masyarakat, dalam hal ini ada persamaan bahkan tumpang tindih antara sejarah dan antropologi

Dalam studi antropologi diperlukan pula penjelasan tentang struktur sosial berupa lembaga-lembaga, pranata, dan sistem-sistem, yang semuanya itu akan dapat dijelaskan lebih rinci apabila diungkapkan bahwa struktur itu adalah hasil dari suatu perkembangan di masa lampau. Karena antropologi juga mempelajari obyek yang sama, yaitu tiga jenis fakta yang terdiri atas artifact, sociofact, dan mentifact, di mana semua itu adalah produk historis dan hanya dapat dijelaskan dengan melacak sejarah perkembangannnya. Fakta adalah petunjuk suatu kejadian sebagai suatu konstruk maka fakta adalah hasil strukturasi oleh seorang obyek. Begitu pun artifact sebagai benda fisik adalah konkret dan merupakan hasil buatan. Artifact menunjukkan kepada proses pembuatan yangtelah terjadi di masa lampau. Sebagai analoginya, sociofact yang menunjuk kapada kejadian sosial (interaksi antara aktor dan proses aktivitas kolektif ) yang telah mengkristalisasi sebagai pranata, lembaga , organisasi, dan lain sebagainya. Jelaslah bahwa untuk memahami struktur dan karakteristik sociofact perlu dilacak asal usulnya., proses pertumbuhannya, sampai wujud sekarang. Pendeknya, segala sesuatu dan keadaan yang kita hadapi dewasa ini tidak lain adalah hasil dari perkembangan masa lampau jadi produk sejarahnya.

3. Hubungan Sejarah dengan Psikologi

Dalam cerita sejarah, pelaku sejarah senantiasa mendapat sorotan yang tajam, baik sebagai individu maupun kelompok. Sebagai individu, tidak lepas dari peranan faktor-faktor internal yang bersifat psikologis, seperti motivasi, minat, konsep diri dan sebagainya yang selalu berinteraksi dengan faktor-fakor eksternal

8

Page 9: Pengantar Ilmu Sejarah

yang bersifat sosiologis, seperti lingkungan keluarga, lingkungan sosial budaya, dan sebagainya.

Begitu pula dalam pelaku yang bersifat kelompok menunjuk sifat kolektif, yaitu gejala yang menjadi obyek khusus psikologi sosial. Dalam peristiwa sejarah, perilaku kolektif sangat mencolok, antara lain sewaktu ada huru hara, gerakan sosial, protes yang revolusioner, semuanya menuntut penjelasan berdasarkan psikologi dari motivasi, sikap, dan tindakan. Dalam hal tersebut psikologi berperan untuk mengungkap beberapa faktor tersembunyi sebagai bagian proses mental.

4. Hubungan Sejarah dengan Ilmu Politik

Sejarah acapkali identik dengan politik, sejauh keduanya menunjukkan proses yang mencakup keterlibatan para pelaku dalam interaksinya serta peranannya dalam usahanya memperoleh apa, siapa, kapan, dan bagaimana.

Sampai sekarang pun sejarah politik masih menonjol, walaupun tidak terlalu dominan seperti masa lampau. Pengaruh politik dan ilmu-ilmu sosial sangat besar dalam penulisan sejarah politik atau disebut sejarah politik gaya baru. Apabila politik didefinisikan sebagai distribusi kekuasaan maka sudah jelas faktor sosial, ekonomi, dan kultural, dapat menjadi pengaruh. Barang siapa yang mempunyai status atau menduduki posisi tinggi maka ia dapat mempunyai kesempatan untuk memperoleh kekuasaan. Dia lebih mudah mengambil peranan sebagai pemimpin. Berdasarkan relasinya, ada sumber daya ekonomi untuk melakukan peranan politiknya, artinya menyebarkan pengaruhnya. Kalau dapat dibenarkan status sering membawa kekayaan, namun tidak selalu benar kekayaan dapat membawa status dan kekuasaan.

Dalam distribusi kekuasaan, faktor kultural juga merupakan penentu, sebab jenis otoritas dan struktur kekuasaan sangat dipengaruhi oleh orientasi nilai-nilai pandangan hidup para pelaku. Kerangka konseptual ilmu politik menyediakan banyak alat analitis untuk menguraikan berbagai unsur politik, aspek politik, kelakuan pelaku, nilai-nilai yang melembaga sebagai sistem politik dan lain sebagainya.

5. Hubungan Sejarah dengan Ilmu Ekonomi

9

Page 10: Pengantar Ilmu Sejarah

Mulai abad 20 sejarah ekonomi dalam berbagai aspeknya semakin menonjol, apalagi setelah proses modermisasi, dimana hampir setiap bangsa di dunia lebih memfokuskan pada pembangunan ekonomi. Terutama proses industrialisasi beserta transformasi sosialnya menuntut kajian ekonomi dari sistem agraris menuju ke sistem industrial. Terbentuknya jaringan transportasi, perdagangan, jaringan daerah industri dan bahan mentah menyebabkan munculnya sistem ekonomi global. Sistem ini mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam, tidak hanya di bidang ekonomi melainkan juga bidang politik. Hal ini dicerminkan oleh pertumbuhan kapitalisme. Dengan adanya ekspansi politik yang mendukungnya maka timbulah the scramble for coconies, perebutan jajahan atau imperialisme. Hal ini menyebabkan kompleksitas sistem ekonomi membutuhkan pendekatan-pendekatan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, ilmu politik dll.

Untuk mengkaji fenomena ekonomis di negeri yang sedang berkembang perlu pula dipergunakan ilmu bantu seperti antropologi ekonomi. Dalam pendekatannya, sistem ekonomi berangkat dari pola produksi, distribusi dan konsumsi yang sering ditentukan oleh sistem sosial dan stratifikasinya. Akhirnya, kesemuanya dipengaruhi oleh faktor kultural, selanjutnya dalam perkembangannya sejarah ekonomi mengalami pula differensiasi dan subspesialisasi, antara lain :

Sejarah pertanian Sejarah kota Sejarah formasi

kapital

Sejarah bisnis Sejarah perburuan

6. Hubungan Sejarah dengan Geografi

Setiap peristiwa sejarah senantiasa memiliki lingkup temporal dan spasial (waktu dan ruang), kedua-duanya merupakan faktor yang membatasi gejala sejarah tertentu sebagai unit (kesatuan), apakah itu perang, riwayat hidup, kerajaan dan sebagainya. Pertanyaan tentang dimana sesuatu terjadi sudah barang tentu menunjukkan kepada dimensi geografis, yaitu apabila yang dikaji adalah proses sejarah nasional. Mengenai kedekatan ilmu geografi dan sejarah tersebut, ibarat sekutu lama sejak zaman geografiwan dan sejarahwan Yunani Kuno Herodotus. Menurutnya,

10

Page 11: Pengantar Ilmu Sejarah

sejarah dan geografi sudah demikian terkait, ibarat terkaitnya pelaku, waktu dan ruang secara terpadu sehingga dapat dikatakan secara kiasan bahwa suatu daerah atau tempat mempunyai karakteristik atau ciri khas karena bekas-bekas peristiwa sejarah yang terjadi di tempat tersebut.

Proses sejarah mengintregasikan daerah-daerah tertentu sebagai unit kultural atau politik. Pada hakikatnya peta politik menunjukkan bahwa negara-negara nasion adalah unit wilayah yang terbentuk oleh proses sejarah, mungkin dalam jangka pendek atau jangka panjang yang merupakan produk historis. Peta geografi kultural mewujudkan mozaik daerah-daerah yang sama kebudayaannya tetapi terpisah satu dari yang lain.

Apabila dalam kerangka negara nasional tanah air dan bangsa merupakan identitas negara dan rakyatnya, hal itu disebabkan karena tanah air sebagai wilayah negara yang terjadi dalam perkembangan sejarah rakyat tersebut, dengan kata lain, bagaimana proses intregasi sepanjang nasa telah berhasil menyatukan sebagai bangsa. Dalam hubungan ini menjadi jelas bahwa proses sejarahlah yang membentuk nation.

E. Kegunaan Ilmu-ilmu Sosial bagi Ilmu Sejarah

Kegunaan ilmu sosial dalam sejarah itu bervariasi. Yakni : Yang menolak sama sekali Yang menggunakan secara implisit Yang menggunakan secara eksplisit

Yang menolak sama sekali penggunaan ilmu-ilmu sosial berpendapat : Karena penggunaan ilmu sosial akan berarti hilangnya jati diri sejarah sebagai ilmu yang diakui keberadaannya, jadi sejarah cukup dengan common sense (akal sehat, nalar umum, akal sehari-hari) dan penggunaan dokumen secara kritis.

Karena penggunaan ilmu-ilmu sosial hanya akan menjadikan sejarah sebagai ilmu yang tertutup secara akademis dan personal.  Secara akademis, tanpa ilmu sosial, sejarah bersifat multidisipliner sedangkan dengan ilmu sosial, sejarah akan kehilangan sifat kemandiriannya sebagai the ultimate interdisciplinarian.  Secara personal, sejarah akan punya peristilahan teknis dan ini tidak menguntungkan.

11

Page 12: Pengantar Ilmu Sejarah

Adapun penggunaan ilmu-ilmu sosial meliputi :

1. Konsep. Bahasa Latin conceptus berarti gagasan atau ide.  Sadar atau tidak, sejarawan banyak menggunakan konsep ilmu-ilmu sosial.

2. Teori. Bahasa Yunani theoria berarti, diantaranya, “kaidah yang mendasari gejala, yang sudah melalui verifikasi”; ini berbeda dengan hipotesis. Teori-teori dalam ilmu sosial banyak digunakan oleh sejarawan untuk membantu mengungkap sejarah.

3. Permasalahan. Dalam sejarah banyak sekali permasalahan ilmu-ilmu sosial yang dapat diangkat menjadi topik-topik penelitian sejarah.

4. Pendekatan. Pendekatan ilmu sosial digunakan oleh semua tulisan sejarah yang melibatkan penelitian suatu gejala sejarah dengan jangka yang relative panjang (aspek diakronis) dan yang melibatkan penelitian aspek ekonomi, masyarakat, atau politik (aspek sinkronis).

BAB IIIILMU BANTU SEJARAH

Ilmu bantu sejarah memiliki pengertian Ilmu-ilmu yang dapat dijadikan sumber-sumber utama bagi para sejarawan dalam penelitian dan penyusunan kembali (rekonstruksi) sejarah. Ilmu bantu sejarah memiliki fungsi sebagai  berikut: sebagai “alat (tools”) yang membantu analisis secara kritis dan ilmiah. Ilmu bantu tersebut berfungsi sebagai pendukung sejarah atau disebut auxiliary sciences or sister disciplines. Ilmu bantu sejarah sangat membantu sejarawan agar karya yang dihasilkan benar-benar ilmiah.

A. MACAM-MACAM ILMU BANTU SEJARAH

1. Paleontologi

Suatu Ilmu yang mempelajari tentang bentuk–bentuk kehidupan zaman purba yang pernah ada di muka bumi, terutama

12

Page 13: Pengantar Ilmu Sejarah

pada fosil-fosil disebut paleontology.  Kata fosil berasal dari kata Yunani yaitu fissilis yang berarti  apa yang digali atau dikeluarkan dari dalam tanah. Kemudian kata ini mempunyai arti khusus mengenai semua sisa-sisa binatang dan tumbuh-tumbuhan yang pernah hidup pada zaman Palaezoikum dan Mesozoikum.

Relik-relik (sisa-sisa) binatang dan tumbuh-tumbuhan itu tetap terpelihara karena telah membantu serta tersimpan selama ratusan juta tahun yang lalu. Dalam kajian paleontologi sangat erat hubungannya dengan ilmu geologi, ilmu fisika, ilmu botani (tumbuh-tumbuhan), zoologi (ilmu hewan). Untuk mengetahui usia fosil-fosil yang telah di temukan maka dapat menggunakan metode Radio carbon agar dapat menentukan usia fosil-fosil tersebut sampai ratusan tahun. Dari temuan fosil-fosil tersebut  itu dapat disusun melalui evolusi perkembangan hewan dan tumbuh-tumbuhan yang dikaitkan dengan lapisan geologi pada masa hidupnya.  Bagi ilmu sejarah, paleontologi berperan ketika manusia masih di anggap belum ada di muka bumi ini. Maka dari itu bantuan dari paleontologi bagi sejarah ialah ilmu ini dapat menunjukkan secara hipotesis pada lapisan geologi mana atau kira-kira kapan manusia mulai ada dalam evolusi geologi.

Di Indonesia fosil-fosil binatang purba tersebut semisal gajah, kerbau, badak dalam ukuran raksasa yang ditemukan di daerah lembah Sangiran, Pacitan, Jawa Timur. Di antara fosil-fosil binatang purba tersebut kemudian banyak yang disimpan di dalam Musium Geologi Bandung.

2. Paleontropologi

Paleontropologi  adalah ilmu yang mempelajari tentang fosil-fosil  manusia-manusia purba yang sering juga disebut sebagai antropologi ragawi. Yang dijadikan sebagai objek ilmu Paleoantropologi ialah manusia-manusia purba itu sendiri. Ilmu ini bertujuan untuk merekontruksi asal-muasal manusia, evolusi, pesebarannya, lingkungan, cara hidup dan budayanya.

Di Indonesia fosil-fosil manusia ditemukan pada lapisan pleistosen. Semula berawal dari temuan E. Dubois (1890) temuannya yaitu tulang rahang di dekat desa trinil, di pinggir aliran bengawan solo, tidak jauh dari Ngawi. Kemudian setelah itu ditemukan di tempat yang berbeda namun waktunya juga berbeda. Peneliti-peneliti lain yaitu G.H.R. Von Koeningswald dan

13

Page 14: Pengantar Ilmu Sejarah

F. Weidenrich antara tahun 1931-1934 menemukan sebelas fosil manusia purba namun fosil tersebut lebih sempurna daripada pithecanthropus erectus mungkin sudah merupakan manusia sehingga mereka beri nama Homo Soloensis (manusia solo).

3. Arkeologi

Arkeologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda kuno. Dunia arkeologi sangat erat kaitannya dengan asumsi tentang rentang waktu yang sangat panjang. Arkeologi mencakup masa sejarah maupun prasejarah. Arkeologi juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia dan kebudayaannya, yaitu dapat dijelaskan bahwa manusia yang berinteraksi dengan lingkungannya dapat menghasilkan kebudayaan, kebudayaan yang dihasilkan adalah sebuah benda-benda kuno yang dikaji dalam arkeologi ini.

Di Indonesia sendiri masa prasejarah berakhir pada abad ke empat. Arkeologi salah satu sumber besar dalam penghimpunan sejarah di banyak tempat. Objek-objek yang dikaji dalam arkeologi adalah artefak, ekofak, fitur dan situs. Situs tertua adalah situs warka di kawasan Mesopotamia yang sekarang merupakan wilayah Irak bagian selatan. Dalam masanya, manusia selalu meninggalkan benda-benda yang pada awalnya sebagai fungsi praktis. Arkeologi mencoba menginterpretasikan dan merekontruksi budaya ataupun peristiwa yang trjadi di masa itu.

4. Paleografi

Paleografi adalah salah satu ilmu bantu sejarah yang mempelajari tentang tulisan-tulisan yang ada di masa lampau (tulisan kuno). Paleografi umumnya mengidentifikasi tulisan-tulisan kuno yang tertulis pada papirus, tablet-tablet tanah liat, perkamen (vellum), kertas, daun lontar, dan lain sebagainya. Paleografi ini termasuk ilmu membaca dalam menentukan waktu (tanggal) dibuatnya tulisan-tulisan kuno. Dalam tulisan-tulisan kuno tersebut biasanya sulit untuk diterjemahkan sehingga butuh pengungkapan arti dari tulisan-tulisan kuno yang ditemukan. Terkadang arti dari tulisan-tulisan kuno tersebut merupakan sejarah tentang terjadinya sesutau yang dianggap penting, Selain berguna untuk membaca tulisan-tulisan kuno, Paleografi juga digunakan untuk mempelajari tulisan tangan karya sastra yang

14

Page 15: Pengantar Ilmu Sejarah

biasanya tidak menyebutkan bilamana dan dimana karya tulis itu ditulis, serta tidak diketahui pengarangnya.

5. Epigrafi

Epigrafi adalah ilmu bantu sejarah yang mempelajari tentang cara membaca, menunjukkan waktu (tanggal), mengidentifikasi tulisan-tulisan kuno yang ditulis di atas benda yang keras. Persamaan antara Epigrafi dan Paleografi adalah terletak pada pembahasannya yaitu tulisan-tulisan kuno. Perbedaan antara keduanya ialah terletak pada materi yang digunakan untuk menulis.Salah satu contoh yang diteliti oleh ilmu epigrafi ini adalah Prasasti. Prasasti merupakan sumber tertulis yang dapat memberikan informasi tentang peristiwa-peristiwa masa lampau, bisa juga dalam prasasti itu, menggambarkan tentang raja maupun ratu yang ada pada masa lampau.

6. Ikonografi

Ikonografi Ialah ilmu yang mempelajari tentang arca atau patung-patung dari zaman prasejarah sampai sejarah. Arca pada zaman prasejarah adalah bangunan yang umumnya melambangkan nenek moyang dan menjadi tempat pemujaan. Arca dan patung yang ditemukan di Indonesia terbuat dari tanah liat, batu, dan logam (perunggu, perak dan emas).

Pada zaman sejarah arca lebih ditujukan untuk menggambarkan orang-orang yang di anggap penting, seperti raja dan ratu. Patung-patung yang melukiskan tokoh sejarah itu misalnya Rajasa (pendiri kerajaan singgosari), Prajnaparamita (menggambarkan Ken Dedes), Kertanegara, Kertarajasa Jawardana (Raden Wijaya pendiri Majapahit), Hayam Wuruk, Gajah Mada Aditiawarman dan putrid Tribuana.  Arca-arca dan patung-patung ini dapat berdiri sendiri atau merupakan dari bangunan-bangunan keagamaan seperti kuil, gereja, atau candi.

7. Numistatik

Numismatik ialah ilmu yang mempelajari tentang mata uang (coins), asal usul, teknik pembuatan, sejarah, mitologi, dan seninya. Mata uang ialah alat tukar menukar pada zamannya, mata uang koin ini beratnya tidak sama. Mata uang itu tidak hanya berupa logam namun ada juga yang berupa kertas, namun

15

Page 16: Pengantar Ilmu Sejarah

orang pada zaman dahulu itu senang memakai uang logam dikarenakan uang tersebut awet, tahan lama dan tidak robek seperti halnya uang kertas. Bagi sejarah Indonesia mata uang lamamerupakan sumber penting karena menunjukkan adanya kegiatan ekonomi, hubungan-hubungan dagang antara kepulauan Indonesia dan luar Indonesia, juga hubungan politik dan kebudayaan. Mata uang tertua berupa dinar emas ditemukan dalam ekskavasi di bekas keraton Ratu Boko, Ygyakarta. 

8. Ilmu Keramik

Keramik adalah nama umum untuk tembikar, cina dan porselin. Pengetahuan tentang keramik merupakan ilmu bantu sejarah dan kesenian yang penting. Hasil kajian tentang benda-benda ini merupakan bahan penting untuk penyusunan sejarah baik pada periode pra sejarah dan sejarah. Dari kajian tentang keramik akan diketahui perkiraan waktu, pemilik atau pendukung kebudayaan keramik, lalu lintas perdagangan dan interaksi antar daerah dan bangsa.

Tembikar di Indonesia biasanya berupa alat-alat dapur yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Pecahan tembikar ini telah ditemukan pada masa mesolitikum (batu madya) seperti sampah dapur (kjokkenmoddinger) yang ditemukan di pantai timur Sumatra. Pada masa neolitikum (batu baru), tembikar yang ditemukan telah dihias dan diperhalus.

Pengetahuan mengenai asal-usul nenek moyang atau keturunan keluarga seseorang atau oraang-orang.biasanya pada zaman dahulu pararaja-raja membuat silsilah keluarganya dengan cara menggambarkan sebuah pihon dimana rantingnya yang pling muda adalah keturunan mereka yang masih bayi, dan daun yang telah gugur adalah mereka yang sudah meninggal. Penulisan sejarah keluarga (family history) umumnya menggunakan genealogi sebagai dasarnya.

9. Filologi

 Filologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang naskah-naskah kuno. Naslkah-naskah kuno tersebut di tulis dalam bahasa jawa kuno, sunda kuno, atau melayu. Beberapa contoh naskah-naskah itu ialah :

16

Page 17: Pengantar Ilmu Sejarah

Negarakertagama Pararaton Kidung Sundayana Babad Tanah Jawi

Carita Parahiyangan Hikayat Raja-raja Pasai Sejarah Melayu

10. Bahasa

Bahasa sangatlah penting dalam membantu Ilmu sejarah karena dengan memiliki pengetahuan bahasa yang memadai akan sangat membatu dalam melakukan penelitian dan penulisan sejarah terutama dalam melakukan penelitian pada bangsa asing. Pengetahuan itu tidak harus menjadikannya ahlidalam bahasa, akan tetapi dapat berguna dalam memahami apa yang di tulis dalam bahasa asing.

Dokumen-dokumen adalah sumber pertama sejarah (primary sources) yang disimpan di arsip-arsip ditulis dalam bahasa daerah atau bahasa asing tertentu. Apabila ingin melakukan penelitian sejarah tentang suatu daerah atau bangsa asing syaratnya harus mengerti bahasa asing yang di perlukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Misalnya apabila ingin melakukan penelitian terhadap sejarah Indonesia mengenai periode pertengahan pertama abad ke-20 atau abad sebelumnya, maka selain bahasa daerah, atau bahasa melayu, atau bahasa Indonesia, maka sejarawan juga harus mengetahui bahsa Belanda karena banyak dokumen-dokumen yang di tulis dalam bahsa belanda.

11. Statistik

Statistik membantu ilmu sejarah menjadi ilmiah karena menggunakan fakta dan data kuantitatif. Statistik tidak harus dianggap sebagai subjek yang mempunyai hubungan hanya dengan ilmu-ilmu fisika, kimia, ekonomi, dan sosiologi. Statistik itu bukan sebuah ilmu (science) melainkan sebuah metode ilmiah (scientific method). Statistik digunakan sebagai metode ilmiah dalam ilmu-ilmu social seperti antropologi, sosiologi, psikologi social, ekonomi, politik dan sejarah. Untuk sejarah, statiktik menggunakan fakta atau data kuantitatif masa lampau dalam pengumpulan, penyajian, pembahasan dan penafsirannya.

17

Page 18: Pengantar Ilmu Sejarah

12. Etnografi

Etnografi adalah salah satu cabang ilmu antropologi yang menjelaskan tentang kebudayaan di dalam suku bangsa. Etnografi berasal dari kata etnic yaitu etnis dan logos yang artinya ilmu, jadi dapat dikatakan etnografi adalah ilmu yang mempelajari tentang etnik. Pada awalnya Eropa menjajah Afrika, Asia, Amerika, Australia, dan Oceania, namun pada abad ke 16, bangsa Eropa mulai peduli terhadap bangsa yang dijajahnya dan mempelajari perbedaan budaya dari masing-masing bangsa, sehingga muncullah ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan yaitu antropologi dan cabang yang mengkhususkan membahas tentang etnic disebut Etnografi. Koentjaraningrat (1997:92) menjelaskan Etnografi merupakan bagian kajian antropologi yang secara holistis mendeskripsikan kebudayaan satu masyarakat, dan yang semestinya berdasarkan pemahaman atas hasil penelitian lapangan (fieldwork) dari hukum masa yang lebih akhir.

Penelitian lapangan yaitu meneliti satu kelompok suku bangsa dalam satuan kecil di masyarakat. Kelompok suku bangsa yang dimaksud adalah mulai dari tingkat desa, kecamatan, kota, pulau kecil, provinsi, bahkan satu Negara sekaligus. Suku bangsa adalah kolektiva yang memiliki kesadaran akan kesatuan kebudayaan, yang sering kali ditandai oleh kesatuan bangsa (koentjaraningrat 1969). Di Indonesia etnografi itu tidak hanya berupa tulisan-tulisan tentang suatu kebudayaan, suku bangsa namun ada bukti yang mendukung yaitu gambar, foto, film, dan dokumentasi-dokumentasi dari hasil penelitian suatu kebudayaan. Etnografi di Indonesia itu dibuat oleh para musuh, pendeta, penyair, agama nasrani, sarjana-sarjana bahasa-bahasa Indonesia (Nusantara) penyelidik alam, pegawai pemerintahan jajahan.

13. Ilmu Sosial

Untuk mempelajari masyarakat dan budayanya, maka seorang peniliti tentu sangat membutuhkan ilmu yang digunakan untuk mempelajarinya. Ilmu-ilmu social seperti ekonomi, sosiologi, psikologi, antropologi, politikologi menjadi salah satu ilmu yang penting dalam perkembangan ilmu sejarah. Konsep-konsep ilmu sejarah inilah yang digunakan sebagai alat untuk mengkaji sejarah yang analitis-kritis serta ilmiah.

18

Page 19: Pengantar Ilmu Sejarah

Ilmu-ilmu bantu ini digunakan sejarawan sebagai sumber utama dalam penyusunan kembali (rekontruksi) peristiwa sejarah. Untuk merekontruksi peristiwa sejarah, ilmu-ilmu bantu ini disesuaikan dengan periode dan topik.

Pada periode pra sejarah, hindu-budha, Islam, serta kedatangan bengsa Eropa ke Indonesia, ilmu-ilmu bantu yang digunakan ialah ilmu paleografi, palontropologi, arkeologi, paleologi, numismatik, ikonografi, filologi, ilmu-ilmu keramik, epigrafi. Sedangkan pada periode awal sejarah modern dan kontemporer, ilmu-ilmu sosial, bahan-bahan etnografi, statistik, lebih sering digunakan dalam penyusunan sejarah.

BAB IVMETODOLOGI ILMU SEJARAH

Metode adalah sebuah cara atau prosedur untuk berbuat dan mengerjakan sesuatu dalam sebuah sistem yang teratur dan terencana. Terdapat prasyarat yang ketat dalam melakukan sebuah penelitian. Metodologi adalah sebuah ilmu yang mengkaji tentang metode. Menurut Sartono Kartodirdjo, metode dibedakan dengan metodologi. Metode lebih kepada cara bagaimana memperoleh pengetahuan (how to know), sedangkan metedologi adalah cara bagaimana mengetahui apa yang diketahui (to know how to know)].

Metodologi harus memperhatikan kerangka pemikiran tentang konsep, kategori, model, hipotesis, dan prosedur umum dalam sebuah teori. Sedangkan, teori adalah kaidah yang mendasari sebuah gejala dan sudah dilakukan vertifikasi. Dengan memahami kerangka teori dan konsep, penulis dapat menjelaskannya secara kritis.

Terdapat dua kelompok besar aliran penulis sejarah, yaitu :

1. Sejarah Naratif (narrative history), yaitu penulisan sejarah berupa narasi tanpa memanfaatkan teori dan metodologi.

2. Sejarah Analitis (analytical history), yaitu penulisan sejarah yang memanfaatkan teori dan metodologi.Untuk membuat sebuah analisis diperlukan kerangka teori dan konsep

19

Page 20: Pengantar Ilmu Sejarah

pemikiran. Dalam penulisan sejarah naratif kerangka teori tidak terlalu dianggap penting karena sudah secara langsung di deskripsikan. Sedangkan, dalam penulisan sejarah analitis inilah diperlukan kehadiran teori dan konsep. Dalam rangka penulisan sejarah analitis inilah diperlukan suatu metode dan metodologi.

Sebagai sebuah prosedur, metode Ilmu Sejarah mengajukan beberapa prasyarat, yaitu :

A. HEURISTIK

Berasal dari Bahasa Yunani heuristiken yang berarti menemukan atau mengumpulkan sumber. Sumber yang dimaksud adalah sumber sejarah yang tersebar berupa catatan, kesaksian, dan fakta-fakta lainnya. Bahan-bahan sebagai sumber sejarah kemudian dijadikan alat, bukan tujuan. Dengan kata lain orang harus mempunyai data lebih dulu untuk menulis sejarah. Kajian tentang sumber-sumber adalah suatu ilmu tersendiri yang disebut heuristik.

Sumber-sumber sejarah dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Sumber kebendaan (material sources). Sumber tertulis (record), seperti; dokumen, arsip, dll. Sumber fisik berupa benda, seperti; artefak, keramik,

tempat kejadian, dll.2. Sumber non kebendaan (immaterial sources), berupa tradisi,

kepercayaan, dll.3. Sumber lisan, berupa kesaksian, hikayat, dll.

Tantangan bagi seorang peneliti dalam proses heuristik biasanya adalah :

1. Sumber tulisan. Tempat sumber tulisan itu didapatkan. Kondisi fisik yang sudah tua dan tidak utuh lagi. Masalah Bahasa dan jenis tulisan. Mengenai keberadaan sumber tersebut, sebagai sumber

primer, sekunder, atau tersier.2. Sumber benda.

Ketebatasan pengetahuan budaya mengenai kegunaan benda tersebut.

Pengetahuan mengenai bahan serta teknik pengolahan.

20

Page 21: Pengantar Ilmu Sejarah

Kondisi fisik yang tidak utuh lagi.3. Sumber lisan.

Status narasumber sebagai pelaku atau saksi. Keterbatasan informasi mengenai apa yang dilakukan, di

lihat, dan di dengar. Faktor kesehatan dan usia narasumber. Tingkat pendidikan narasumber. Keturunan/generasi narasumber.

Sumber sejarah adalah yang bisa memberi penjelasan tentang peristiwa masa lampau. Data dan informasi yang di dapat akan menjadi bahan untuk melakukan interpretasi akan sebuah peristiwa. Seorang peneliti harus melakukan klasifikasi sumber untuk menentukan hubungan antara sumber dan peristiwa. Selain itu, klasifikasi juga digunakan untuk memberi peringkat keshahihan sumber tersebut.

Ada banyak cara untuk memilah informasi dalam sejarah, Antara lain:

1. Berdasarkan kurun waktu (kronologis).2. Berdasarkan wilayah (geografis).3. Berdasarkan Negara (nasional).4. Berdasarkan kelompok atau suku bangsa (etnis).5. Berdasarkan topik atau pokok bahasan (topical).

Dalam pemilahan tersebut, harus diperhatikan bagaimana cara penulisannya. Perhatikan masalah temporal dan spasial dari tema yang dipilih. Jika hal tersebut tidak dijelaskan, maka sejarawan mungkin akan terjebak ke dalam falsafah ilmu lain, misalnya sosiologi.

Ada beberapa teknik terkait heuristik :

Studi kepustakaan, studi mengenai sumber-sumber tertulis berupa naskah, buku, serta jurnal yang diterbitkan.

Studi kearsipan, arsip biasanya di dapat dari sebuah lembaga baik Negara maupun swasta.

Wawancara, dapat dilakukan langsungsung dengan individu maupun kelompok.

Observasi, pengamatan secara langsung di lapangan bersama objek.

21

Page 22: Pengantar Ilmu Sejarah

Keempat studi tersebut dapat dilakukan tanpa harus secara tertib, tergantung pada relevansi dan kebutuhan penulis.

B. KRITIK (VERIFIKASI) SUMBER

Bekal utama seorang peneliti sejarah adalah sifat tidak percaya terhadap semua sumber sejarah. Peneliti harus lebih dahulu mempunyai prasangka yang jelek atau ketidak percayaan terhadap sumber sejarah yang tinggi. Peneliti sejarah mengejar kebenaran (truth). Padahal kebenaran sumber harus diuji lebih dahulu dan setelah hasilnya memang benar maka sejarawan baru percaya adanya kebenaran itu (truth). Banyak sumber sejarah yang meragukan dan jangan-jangan memang sengaja dipalsukan untuk mengecoh pendapat publik.

Kritik merupakan produk proses ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkakn dan agar terhindar dari fantasi, manipulasi atau fabrikasi dan sebagai upaya untuk mendapatkan otentisitas dan kredibilitas sumber. Sumber-sumber pertama harus dikritik. Sumber harus diverifikasi atau diuji kebenarannya dan diuji akurasinya atau ketepatannya. Metedologi sejarah memikirkan bagaimana menguji sumber-sumber itu agar menghasilkan fakta keras (hard fact).

Dengan demikian sumber sejarah dapat digunakan dengan aman . Dalam hal ini yang selalu diingat bahwa sumber itu harus :

Dapat dipercaya (Credible). Penguatan saksi mata (Eyewitness). Benar (Truth). Tidak dipalsukan (Unfabricated). Handal (Reliable).

1. Kritik Eksternal (Luar)

Kritik Eksternal adalah usaha mendapatkan otentisitas sumber dengan melakukan penelitian fisik terhadap suatu sumber. Kritik eksternal mengarah pada pengujian terhadap aspek luar dari sumber. Otentisitas mengacu pada materi sumber yang sezaman. Jenis-jenis fisik dari materi sumber, katakan dokumen atau arsip adalah kertas dengan  jenis, ukuran, bahan, kualitas, dan lain-lain. Dokumen ditulis dengan tangan atau diketik, ataukah ketik

22

Page 23: Pengantar Ilmu Sejarah

komputer. Demikian pula jenis tintanya apakah kualitas bagus, atau jenis isi ulang.

Akan diragukan jika dikatakan dokumen pada masa Penjajahan Jepang digunakan kertas kualitas bagus, sebab pada waktu itu ada dalam kondisi perang dan semuanya serba mengalami penurunan kualitas. Jadi, kritik eksternal adalah kritik fisik yang sesuai dengan anak zaman.

2. Kritik internal (Dalam)

Kritik Internal adalah kritik yang mengacu pada kredibilitas sumber, artinya apakah isi dokumen ini terpercaya, tidak dimanipulasi, mengandung bias, dikecohkan, dan lain-lain. Kritik internal ditujukan untuk memahami teks. Pemahaman isi teks diperlukan latar belakang pikiran dan budaya penulisnya. Mengapa demikian karena apa yang tersurat sangat berbeda dengan yang tersirat diperlukan pemahaman dari dalam (from within).

Isi teks sering multi interpretable, bermakna ganda dan sering dimaksudkan sesuai dengan sudut pandang penulisnya. Dalam teks itu banyak hal yang tersembunyi dan tidak disampaikan dalam bahasa lugas, tetapi dalam bahasa tertutup dan  penuh metafora. Tugas peneliti teks adalah membuka ketertutupan ini sehingga menghasilkan informasi terpercaya. Dengan kata lain, peneliti harus mampu membuka “amplop informasi”.

Jika seorang mahasiswa kos menulis surat dengan istilah mengalami “kecelakaan” kepada orang tuanya di kota lain, maka orang tuanya harus membuat interpretasi terhadap hal-hal yang tersirat dari suratnya itu. Kata “kecelakaan” harus dikaitkan dengan konteksnya, misalnya untuk perbaikan sepeda motornya yang lecet minta dikirim 25 juta rupiah. Ada apa dengan kata “kecelakaan”?

Otentisitas

Kita umpamakan saja, kita temukan sebuah surat, notulen rapat, dan daftar langganan majalah Sarotomo. Kertasnya sudah menguning, baik surat, notulen, atau daftar baru menemukan dokumen saja sudah suatu prestasi, rasanya tidak sampai hati untuk tidak mempercayai. Untuk mengetahui keaslian sumber,

23

Page 24: Pengantar Ilmu Sejarah

rasanya terlalu mengada-ada, sebab untuk apa orang memalsukan dokumen yang tak berharga itu..?

Surat, Notulen, dan daftar itu harus kita teliti kertasnya, tintanya, gaya tulisannya, bahasanya, kalimatnya, ungkapannya, kata-katanya, hurufnya, dan semua penampilan luarnya untuk mengetahui otensititasnya. Selain kepada dokumen tertulis, juga kepada artifak, sumber lisan, dan sumber kuantitatif, kita harus membuktikan keasliannya.

Kredibilitas

Baru sesudah kita tentukan bahwa dokumen itu otentik, kita akan meneliti apakah dokumen itu bisa dipercaya. Taruhlah kita akan meneliti Surat Pengangkatan sebagai Ketua Koperasi Batik. Harus kita buktikan apakah benar Sarekat Islam punya Koperasi Batik, tahun itu ketua koperasinya Lowong, orang itu adalah anggota Sarekat Islam. Dan Kredibilitas foto, misalnya foto ucapan selamat dalam upacara penyumpahan, itu akan Nampak dalam pertanyaan apakah waktu itu sudah lazim ada upacara selamat atas pengangkatan seseorang. Kalu semuanya positif, tidak ada cara lain kecuali mengakui bahwa dokumen itu Credible

C. Interpretasi

Setelah fakta-fakta disusun, dilakukanlah interpretasi. Interpretasi sangat esensial dan krusial dalam metodologi sejarah. Interpretasi atau penafsiran bersifat individual, sehingga seringkali subjektif. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang sang penulis.

Fakta-fakta sejarah yang berhasil dikumpulkan belum bnyak bercerita. Fakta-fakta tersebut harus disusun dan digabungkan satu sama lain sehingga membentuk sebuah cerita peristiwa sejarah. Hubungan kausalitas antar fakta-fakta menjadi penting untuk melanjutkan pekerjaan melakukan interpretasi. Orang sering kali mengalami kegagalan interpretasi yang disebabkan beberapa fakta yang ternyata tidak memilliki kausalitas, misalnya dalam menginterpretasikan sejarah politik kolonial bangsa Eropa.

Dalam melakukan interpretasi, fakta-fakta yang akan digunakan harus diseleksi dahulu, mana fakta yang mempunyai hubungan kausalitas antara satu dengan lainnya.

24

Page 25: Pengantar Ilmu Sejarah

Sebagai kelanjutan dari proses sebelumnya, interpretasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

Interpretasi Analisis, yaitu dengan mengurai kata satu persatu sehingga memperluas perspektif terhadap fakta tersebut.

Interpretasi Sintesis, yaitu dengan mengumpulkan beberapa fakta dan menarik kesimpulan dari fakta-fakta itu.

Dari proses kedua cara tersebut dapat dibedakan, tetapi hasil yang diharapkan sama. Namun demikian, istilah dalam kajian sejarah selalu menikuti historical analysis dan historical interpretation, jarang menggunakan historical synthesis.

Dalam melakukan interpretasi, penulis juga dituntut untuk imaginatif. Penulis diharapkan berimajinasi agar dapat masuk dan merasakan apa yang terjadi dalam kurun waktu tersebut.

Beberapa interpretasi mengenai sejarah yang muncul dalam aliran-aliran filsafat dapat di kelompokkan sebagai berikut :

Interpretasi Monistik, ialah interpretasi yang bersifat tunggal atau suatu penafsiran yang hanya mencatat peristiwa besar dan perbuatan orang yang terkemuka. Interpretasi ini meliputi:

Interpretasi Teologis, yang menekankan pada takdir Tuhan. Interpretasi Geografis, yang peranan sejarah ditentukan oleh

faktor geografis. Interpretasi Ekonomi, yang secara deterministik menunjukkan

bahwa factor ekonomi sangat berpengaruh. Interpretasi Rasial, yang penafsirannya ditentukan oleh

peranan rasa tau suku bangsa. Interpretasi Pluralistik, interpretasi semacam  ini dimunculkan

oleh para filosof abad ke-19 yang mengemukakan bahwa sejarah akan mengikuti perkembangan-perkembangan sosial, budaya, politik, dan ekonomi yang menunjukkan pola peradaban yang bersifat multikompleks.

Ilmu sejarah adalah ilmu yang bersifat terbuka seperti ilmu-ilmu lainnya. Sejarah akan menerima penemuan-penemuan baru lainnya asalkan bisa dipertanggung jawabkan secara metodologis.

D. HISTORIGRAFI

25

Page 26: Pengantar Ilmu Sejarah

Historiografi adalah fase akhir dalam proses penelitian sejarah. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Penulisan sejarah merupakan representasi kesadaran penulis sejarah dalam masanya.

Pengikasan sejarang itu jelas sebagai suatu kenyataan subjektif, karena setiap orang dapat mengwmukakan pendapatnya terhadapa apa yang telah terjadi itu dengan berbagai interpretasi yang erat kaitannya dengan sikap hidup, pendekatan dan orientasinya.

Penulis sejarah yang menganut relativisme historis, mengedepakan sikap netral dalam penulisan sejarah. Kecendrungan subjektif selalu mewarnai bentuk-bentuk penulisan sejarah. Hal ini karena, kerangka pengungkapan atau penggambaran atau penggambaran atas kenyataan sejarah itu ditentukan oleh penulis sejarah atau sejarawan akademis, sedangkan kejadian sejarah aktualitas itu juga dipilih dengan konstruksi menurut kecendrungan seorang penulis.

Ibnu Khaldun menyatakan bahwa, terdapat beberapa faktor yang dianggap sebagai kelemahan dalam penulisan sejarah (historiografi), yaitu :

Sikap pemihakan kepada penukil berita sejarah. Sejarawan terlalu percaya pada penukil bertia sejarah. Sejarawan gagal menangkap maksud dari apa yang didengar

dan dilihat serta menurunkan laporan atas  dasar kekeliruan yang salah.

Sejarawan memberikan asumsi tak beralasan tentang sumber berita.

Ketidaktahuan sejarawan dalam mencocokan keadaan dengan kebenaran yang sebenarnya.

Kecendrungan sejarawan untuk mendekatkan diri kepada penguasa atau orang yang berpengaruh.

Sejarawan tidak mengetahui watak berbagai kondisi yang muncul dalam peradaban.

Kepribadian sejarawan merupakan faktor dominan yang dapat menjuruskan penulisan sejarah menjadi subjektif, maka sudah sepatutnya seluruh kesadaran sejarawan hendaknya diselimuti oleh sistem kebudayaan.

26

Page 27: Pengantar Ilmu Sejarah

Hasil penulisan sejarah tidak seluruhnya relatif, karena dalam karya seperti  itu dapat pula diperoleh hal-hal yang absolut, yakni yang tidak diragukan keshashihannya. Penafsiran terhadap peristiwa sejarah akan beragam dalam historiografi, yang barang kali jumlahnya sebanyak oaring yang menulisnya.

Sejarah Singkat Perkembangan Historiografi di Indonesia

Dalam perkembangan historiografi di Indonesia, terdapat beberapa corak yang memiliki karakteristik yang berbeda. Jenisnya, Antara lain: historiografi tradisional (cenderung masih didominasi oleh aspek magic religious, kisah sejarahnya adalah milik kolektif), historiografi kolonial (menonjolkan peranan bangsa Belanda dan memberikan tekanan pada aspek politis, ekonomis, dan institusional, kisah sejarahnya cenderung bersifat mitos), dan historiografi nasional. Ketiga corak tersebut belum bertitik tolak dari kepentingan ilmiah.

Setelah proklamasi, terdapat upaya dominan untuk melihat sejarah dari aspek nasional. Historiografi yang berkembang adalah sejarah ideologis yang menanamkan suatu nilai terutama semangat nasionalisme, heroisme dan patriotisme.

Historiografi Indonesia modern mulai diperkenalkan sekitar tahun 1957, tepatnya pada saat penyelenggaraan Seminar Sejarah Nasional pertama di Yogyakarta. Tahun itu dianggap sebagai titik tolak kesadaran sejarah baru.

E. EKSPLANASI

Eksplanasi merupakan perluasan pertanyaan faktual untuk mengetahui alasan dan jalannya sebuah peristiwa. Mengapa dan Bagaimana merupakan pertanyaan analistis-kritis yang juga menuntut jawaban yang analistis-kritis yang bermuara pada penjelasan dan sintesis sejarah.

1. Kaidah-Kaidah Penjelasan Sejarah

Regularity (keajekan, keteraturan, konsistensi)

Regularity adalah penjelasan antar peristiwa yang mengandung prediksi sejarah menjadi pejelasan dalam peristiwa (inner

27

Page 28: Pengantar Ilmu Sejarah

coherence). Artinya secara ajek gejal-gejala muncul dimana saja terjadi suatu peristiwa.

Contoh : pejelasan sejarah tentang sebab-musabab Revolusi Indonesia. Sekali diterangkan bahwa revolusi itu adalah revolusi pemuda, maka semua tempat peristiwa harus disebabkan oleh pemuda, baik dipusat maupun di daerah.

Generalisasi

Adalah persamaan karakteristik tertentu. “suatu bagian yang menjadi cirri sebuah kelompok, juga menjadi ciri dari kelompok yang lain pula”. Konsep-konsep sejarah seperti “feodalisme”, “puritanisme”, dan “pergerakan nasional” semuanya mengandung generalisasi konseptual

Inferensi Statistik, Metode Statistik.

Inferensi statistik dan metode statistik menjadi andalan dalam generalisasi. Data yang berupa angka dikumpulkan, ditabulasi, digolong-golongkan atau dikelompokkan sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu kesimpulan

Pembagian waktu dalam sejarah

Sejarawan melakukan klasifikasi atas waktu, sejarawan membuat periodisasi. Realitas sejarah sendiri terus-menerus mengalir tanpa sekat-sekat, dan pembabakan waktu adalah hasil konseptualisasi sejarawan, suatu rasionalisasi. Rasionalisasi bukan generalisasi. Rasionalisasi lahir dari pemikiran teoritis, sedangkan generalisasi adalah hasil dari gejala empiris.

Narrative History

Sejarah adalah cerita masa lalu. Tugas sejarawan adalah menyusun bersama secara teratur. Susunan yang teratur itu sendiri tidak terdapat dalam gejala sejarah, tetapi justru tugas sejarawanlah untuk membuatnya teratur. Cara sejarawan menyusun adalah dengan merekonstruksi masa lalu,

28

Page 29: Pengantar Ilmu Sejarah

menghubungkan fakta yang satu dengan yang lainnya, sehingga terbentuklah suatu cerita.

Multi-Interpretable

Bahwa ilmu sejarah yang dipahami sebagai menafsirkan, memahami dan mengerti, cukup menjelaskan adanya subjektivisme dan relativisme dalam penjelasan sejarah. Sehingga sejarah bakal Multi-Interpretable.

2. Model - Model Eksplanasi

1. KausalitasModel ini berupaya menjelaskan peristiwa sejarah dengan merangkai berbagai fakta dalam sintesis hubungan sebab akibat (cause-effect).Penjelasan dalam hukum kausalitas dimulai dengan mencari sejumlah sebab untuk peristiwa yang sama. Sebab yang banyak tersebut disebut kemajemukan sebab (multiplicity of causes).

2. Covering Low`ModelModel ini berpendapat bahwa setiap penjelasan dalam sejarah harus bisa diterangkan oleh hukum umum (general law) atau hipotesis universal (universal hypothesis) atau hipotesis dalam bentuk universal (hypothesis of universal form).Menurut teori CLM, tidak ada perbedaan antara ilmu alam dengan sejarah. Penjelasan sejarah diperoleh dengan menempatkan peristiwa-peristiwa itu di bawah hipotesis, teori, dan hukum umum.

3. HermeneutikaHermeneutika menekankan secara jelas antara ilmu alam dengan ilmu kemanusiaan. Penganut hermeneutika berpendapat bahwa perbuatan manusia hanya bisa diterangkan dengan kajian ideografik (kekhususan, partikularistik) daripada nomotetik (keumuman, generalistik).Pengertian hermeneutika erat hubungannya dengan penafsiran teks-teks dari masa lalu dan penjelasan pelaku sejarah.

4. Model Analogi

29

Page 30: Pengantar Ilmu Sejarah

Analogi berperan penting dalam proses kreativitas intelektual. Analogi berperan ke dalam maupun luar. Ke dalam, analogi dapat meningkatkan suatu yang tidak disadari oleh inferensi awal ke tingkat rasional alam pikiran. Ke luar, analogi bekerja sebagai pengalihan pikiran seseorang kepada orang lain.Penggunaan analogi dalam eksplanasi sejarah berpotensi menimbulkan kekeliruan. Karena itu, sejarawan dituntun lebih selektif dalam menggunakannya.

Analogi juga berkaitan dengan metafora. Beberapa contoh metafora sejarah, Antara lain :

Machiavellian, diambil dari nama Niccolo Machiavelli untuk menggambarkan dokrin politik seseorang yang menggunakan berbagai cara untuk mencapai tujuan politiknya.

Cut the Gordian Knot, dari nama Raja Gordius dari Phrygia kuno untuk menggambarkan penggunaan cara-cara drastic tanpa bersussah payah.

Pyrrhic Victiry, dari nama Raja Pyrrhus dari Epirus untuk menggambarkan sebuah kondisi dimana kemenangan perang diperoleh dengan kerugian besar.

Carthaginian Peace, dari nama Kartago yang dilakukan Romawi untuk menghindari kebangkitan sebuah kekuatan.

5. MotivasiEksplanasi model motivasi dibagi atau dua bagian :

Bentuk eksplanasi kausal, suatu perbuatan inteligen, sedangkan sebab merupakan pikiran dibelakang perbuatan itu.

Bentuk tingkah laku yang berpola, menekankan penggunaan pendekatan psikohistoris yang berpijak pada teori psikoanalisis dai Sigmund Freud.

Kelemahan pendekatan ini terletak pada keterbatasan-keterbatasan metode psikoanalisis sendiri, selain prosedur historiografi yang kurang memadai. Kecendrungan sejarawan

30

Page 31: Pengantar Ilmu Sejarah

tetap pada eksplanasi rasional yang dikungkung dalam metode historisme.

BAB VKEKUATAN SEJARAH

Orang yang sedang memancing di pinggir sungai dan senar pancingnya dibawa arus, pasti berpikir bahwa air di tempat itu deras, lalu ia berpindah tempat, sesuai dengan naluri pemancingannya. Akan tetapi, yang sering dilupakannya ialah air itu menjadi deras karena tanahnya terlalu miring. Bahkan ia lupa bahwa air itu mengalir ke bawah, karena tanah di bawah sungai itu menurun.

Demikian juga kalau kita sedang menunggu Angkutan Kota di pinggir jalan, kita hanya melihat bahwa mobil-mobil hilir mudik. Yang kita lupakan ialah jalan itu berhubungan dengan jalan lain terus-menerus dan membentuk jaringan. Tanah miring yang menggerakan air sungai diatasnya dan jaringan jalan tempat Angkutan Kota dan mobil-mobil hilir mudik itu adalah kekuatan-kekuatan sejarah yang menggerakan tetapi luput dari pandangan karena letaknya yang tersembunyi atau terlalu abstrak untuk di bayangkan.

Demikianlah, orang hanya mengenal peristiwa-peristiwa di permukaan, tetapi tidak mengetahui apa yang memungkinkan peristiwa itu terjadi. Carl G.Gustavson dalam A Preface of History mengidentifikasi enam kekauatan sejarah, yaitu ekonomi, agama, institusi (terutama politik), teknologi, ideology dan militer. Kita masih dapat menambahkannya : individu, seks, umur, golongan, etnis dan ras, mitos dan budaya.

1. Ekonomi sebagai kekuatan sejarah

Dari sejarah dunia kita belajar bahwa terciptanya Jalan Sutera dari Tiongkok ke Eropa ialah karena kepentingan ekonomi. Eksplorasi Eropa ke dunia Timur sebagian besar karena alasan ekonomi. Kedatangan orang-orang Eropa di Amerika bagian

31

Page 32: Pengantar Ilmu Sejarah

selatan, perdagangan perbudakan dan kedatangan para pengejar “American Dream” karena alasan itu pula.

Barangkali karena alasan ekonomilah Trunojoyo menyerang Mataram, Madura selalu bersaing dengan Jawa dan arena blokade Belanda telah menghentikan arus ekonomi dari Jawa ke Madura, terpaksalah sebagian elit politik M.adura menerima pembentukan Negara Madura sesudah Proklamasi 1945.

2. Agama sebagai kekuatan sejarah

Munculnya agama Kristen, masuknya Kristen ke Eropa, dan terbentuknya Zaman Pertengahan di Eropa sebagian besar dapat dijelaskan dengan agama. Demikian juga gerakan Kontra Reformasi.

Pada zaman pergerakan nasional, gerakan yang khusus keagamaan diantaranya ialah Muhammadiyah (1912) dan Nahdlatul Ulama (1926). Muhammadiyah adalah gerakan “amar ma’ruf nahi munkar” yang berusaha kembali kepada sumbernya yaitu al-Qur’an dan Hadist. Karena itu ia harus menghadapi budaya Jawa yang dianggap penuh kurafat dan ajaran Islam yang ada dianggap penuh bid’ah.

Reaksi terhadap Muhammadiyah yang antimazhab dan Syarekat Islam yang penuh politik, lahirlah Nahdlatul Ulama yang menegaskan kembali pentingnya mazhab yang jumlahnya empat (Syafi’i, Hambali, Maliki dan Hanafi) dan sebuah gerakan agama yang non politik.

3. Institusi sebagai kekuatan sejarah

Sejak zaman klasik, Yunani selalu bermusuhan dengan Sparta dan Persia karena perbedaan institusi. Yunani selalu digambarkan sebagai sebuah Republik yang demokratis sementara Sparta dan Persia adalah tirani.

Dalam sejarah Indonesia, institusi, terutama Negara juga merupakan kekuatan yang menggerakan sejarah. Yang akan menulis sejarah politik, mungkin puas dengan melihat institusi politik. Akan tetapi, bagi penulis sejarah sosial atau sejarah

32

Page 33: Pengantar Ilmu Sejarah

ekonomi dapat melihat kekuatan sejarah di belakang institusi. Sejarah itu bisa berlapis-lapis.

4. Ideologi sebagai kekuatan sejarah

Gerakan Nasionalisme merupakan ideologi yang melahirkan banyak lembaga politik. Sebagai gerakan yang dipengaruhi oleh romantisme, nasionalisme juga juga mempunyai pengaruh dalam kesusastraan. Poedjangga Baroe yang didefinisikan seni sebagai gerakan sukma, terbagi ke dalam dua kubu. Kubu pertama melihat Indonesia lebih sebagai Timur dan kubu kedua yang lebih memilih Barat sebagai model.

5. Militer sebagai kekuatan sejarah

Selain bangsa Belanda, pada zaman Belanda diangkat orang-orang Indonesia sebagai tentara. Para raja pribumi juga diwajibkan untuk membentuk pasukan. Demikianlah, misalkan, Barisan Madura dipakai Belanda untuk memadamkan Perang Aceh. Dalam Perang Dipenogoro peran serdadu Belanda tidak terpisahkan dari penyelesaian perang. Mereka lebih professional dari tentara Dipenogoro yang kebanyakan pasti direkrut dari penduduk.

Dan masih banyak lagi komponen lainnya yang menjadi kekuatan sejarah. Kekuatan sejarah itu berjalan seperti api dalam sekam. Kita mengira politik itu menentukan, sehingga kita membayar mahal untuk pesta demokrasi, untuk memegang kekuasaan dan kemenangan. Kita tidak tahu bahwa politik itu hanya sepersekian dari kekuatan sejarah. Kadang kekuatan-kekuatan sejarah itu berjalan sendiri, kadang-kadang terjadi secara bersamaan. Sebuah revolusi terjadi bila kekuatan-kekuatan sejarah bergabung.

BAB VIPREDIKSI SEJARAH

33

Page 34: Pengantar Ilmu Sejarah

Prediksi dalam sejarah (history of future), bisa diartikan sebagai pembuatan proyeksi ke depan atau ke masa depan. Hal ini dianggap sangat perlu, karena tanpa pandangan atau proyeksi ke depan tadi, sejarah serupa seseorang yang meloncat dalam gelap, yaitu melangkah tanpa arah pasti.

Hanya saja, seperti disebutkan Kuntowijoyo, prediksi dalam sejarah bukanlah tugas pokok sejarawan, tetapi yang menjadi tugas utama sejarawan adalah merekonstruksi masa lampau. Menurut sejarawan dan budayawan muslim ini, tentang prediksi itu, awal kali muncul, yang ada hanya ramalan (prediksi cuaca), ramalan bisnis dan ramalan statistic. Akan tetapi kalaupun sejarawan mau membuat prediksi dalam sejarah, yaitu berbicara tentang masa depan, ia harus ekstra hati-hati. Sebab, sejarah tidak memiliki fakta untuk itu. Prediksi sejarah menurut Kuntowijoyo, hanya ekstrapolasi, atau pemikiran berdasarkan historical trend.

Tidak jauh berbeda dengan Kuntowijoyo, untuk melakukan prediksi historis ini, Louis Gottschalk, menawarkan langkah operasional lebih konkrit dan dianggap dapat membantu ahli sejarah. Pertama, operasional pemikiran dengan penuh hati-hati, sejarawan melakukan prediksi-prediksi sendiri. Kedua, operasional dengan membuat analogi sejarah atau mengqiyaskan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, serta dengan mengusut trend-trend sejarah.

Perlu dibedakan antara ramalan atau prediksi dalam sejarah dengan prediksi dalam politik atau sosiologi. Dalam politik dan sosiologi, prediksi cenderung didasarkan pada fenomena social, dan ramalan dalam bidang ini diperlukan sebagai antisipasi-antisipasi ke depan agar terindar dari kebijakan-kebijakan keliru dan bahaya. Akan tetapi prediksi dalam sejarah harus dilandaskan pada data masa lalu itu sendiri. Dengan peristiwa masa lalu itulah, prediksi kecenderungan masa depan diprioritaskan secara optimal.

BAB VII

GUNA DAN FUNGSI SEJARAH

34

Page 35: Pengantar Ilmu Sejarah

A. FUNGSI INTRINSIK

1. Sejarah sebagai ilmuSejarah sebagai ilmu artinya siapa saja dapat mengaku sebagai sejarawan secarah sah asal hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sebagai ilmu.

2. Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampauTerhadap sejarah setelah orang mengetahui masa lampaunya

pasti akan melestarikan atau menolaknya.

3. Sejarah sebagai pernyataan pendapatBanyak penulis sejarah yang menggunakan ilmunya untuk

menyatakan pendapat.

4. Sejarah sebagi profesiTidak semua lulusan sejarah dapat tertampung dalam profesi kesejarahannya dan malah tidak sedikit yang menjadi guru di luar ilmunya.

B. FUNGSI EKSTRINSIK

Fungsi sejarah yang penting untuk dipahami adalah fungsi edukatif yang mencakup :

1. Sejarah sebagi pendidikan moralJika pendidikan moral harus berbicara tentang benar dan salah maka sejarah harus berbicara dengan fakta. Fakta sangat penting dalam sejarah tanpa fakta tidak boleh bersuara.

2. Sejarah sebagai pendidikan penalaranMempelajari sejarah secara kritis atau menulis sejarah secara ilmiah akan mendorong meningkatkan daya nalar orang yang bersangkutan.

3. Sejarah sebagai pendidikan politikSejarah mengandung pendidikan politik karena peristiwa tertentu menyangkut tindakan politik atau kegiatan bersifat politik.

4. Sejarah sebagai pendidikan kebijakan

35

Page 36: Pengantar Ilmu Sejarah

Kebijakan di masa lampau sangat mungkin dapat dija dikan bahan acuan dalam menghadapi kehidupan di masa kini.

5. Sejarah sebagai pendidikan perubahan

Sejarah adalah proses yang menyangkut perubahan. Pada dasarnya kehidupan manusia terus berubah, walaupun kadar perubahan dari waktu ke waktu tidak sama. Perubahan itu karena di sengaja atau tidak di sengaja. Sejarah bisa relevan dengan perubaan asalkan tidak mempelajari waktu yang terlalu jauh.

6. Sejarah sebagai pendidikan keindahanPengalaman estetik akan datang melalui mata waktu kita antara lain datang ke monumen, cand, istana dan membaca. Kita hanya diminta untuk membuka hati dan perasaan.

7. Sejarah sebagai alat bantuSejarah sebagai pengetahuan dan ilmu dapat membantu menjelaskanpermasalahan yang dikaji oleh ilmu-ilmu lain seperti antropologi, sosiologi, ekonomi, politik, hukum dll.

8. Sejarah sebagai latar belakangTanpa mengetahui sejarah latar belakang maka seseorang tidak akan menjadi terampil.

9. Sejarah sebagai buktiSejarah selalu dipakai untuk membenarkan perbuatan.

C. GUNA SEJARAH

Sejarah mempunyai beberapa kegunaan atau manfaat antara lain :

A. Kegunaan EdukatifBanyak manusia yang belajar dari sejarah. Belajar dari pengalaman yang pernah di lakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang di alaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya. Dengan belajarsejarah seseorang akan senantiasa berdialog anatara masa kini dan masa lampau sehingga bisa memperoleh nilai-

36

Page 37: Pengantar Ilmu Sejarah

nilai penting yang berguna bagi kehidupannya. Nilai-nilai itu dapat berupa ide-ide maupun konsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan masalah kini dan selanjutnya untuk merealisasikan harapan masa yang akan datang.

B. Kegunaan InspiratifBerbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada para pembaca dan pendengarnya. Belajar sejarah disamping akan diperoleh ide-ide atau konsep-konsep baru kreatif yang berguna bagi pemecahan masalah masa kini, juga penting untuk memperoleh inspirasi dan semangat bagi mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa, semangat nasionalisme maupun dalam upaya mnumbuhkan harga diri bangsa.

C. Kegunaan RekreatifSejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui penulisan sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Membaca menjadi media hiburan yang rekreatif.

D. Kegunaan InstruktifKegunaan instruktif sejarah berkaitan dengan fungsi sejarah dalam menunjang bidang-bidang teknologi, dalam artian bahwa studi tahu hasil penelitian sejarah yang menyangkut penemuan-penemuan teknik sepanjangsejarah kehidupan manusia, dimana sejarah masing-masing penemuan tersebut diperlukan bagi usaha menjelaskan prinsip-prinsip kerja teknik-teknik tertentu dalam masa setelahnya

BAB VIIIJENIS-JENIS SEJARAH

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, maka berimbas terhadap semakin beraneka ragamnya kajian topik sejarah yang diteliti oleh para ahli. Tema sejarah terbagi menjadi beberapa jenis yang didasarkan pada objek yang dikaji, wilayah yang menjadi kajian dan aspek-aspek lainnya. Berikut deskripsi tentang jenis-jenis sejarah berdasarkan objek atau tema yang dikaji :

1. Sejarah Politik

37

Page 38: Pengantar Ilmu Sejarah

Sejarah politik merupakan sejarah yang membicarakan soal keterkaitan atau hubungan timbal balik antara aktivitas manusia dengan pemerintah.

2. Sejarah EkonomiSejarah ekonomi merupakan mengenai perekonomian, yaitu aktivitas masnusia dalam mengelola sumber daya dalam rangka memenuhi kebutuhannya, terutama kebutuhan jasmani.

3. Sejarah KebudayaanSejarah kebudayaan merupakan sejarah tentang kebudayaan, dengan kebudayaan, kebutuhan manusia (rohani dan jasmani) dapat terpenuhi. Hal itu dapat terwujudkan karena manusia memiliki akal dan budi sehingga berbeda dengan makhluk lainnya. Apabila kebutuhan pokok manusia terpenuhi, manusia akan beranjak menikmati kebutuhan psikisnya dengan menikmati hasil budaya, di antaranya kesenian. Maka timbullah sejarah kesenian seperti seni suara, seni tari, seni ukir dll.

4. Sejarah TeknologiSejarah teknilogi menggambarkan bagaimana manusia menciptakan cara atau alat-alat agar apa yang dikehendaki mudah di peroleh. Ditinjau dari cara membuat sesuatu, pada mulanya manusia menggunakan tangan. Demi kebutuhan yang terus meningkat, dipergunakanlah mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan efektif. Jenis teknologi yang digunakan pun terus ber-evolusi.

5. Sejarah SosialSejarah sosial mempunyai bahan garapan yang amat luas dan beraneka ragam. Kebanyakan sejarah sosial juga mempunyai hubungan dengan sejarah ekonomi, sejarah politik, sejarah budaya dan bidang-bidang lainnya.

6. Sejarah GeografiSejarah geografi ini dikaitkan dengan masalah sejarah yang memiliki keterkaitan dengan geografi, untuk menjawab pertanyaan “dimana peristiwa itu terjadi?” baik secara langsung maupun tidak langsung.peristiwa sejarah dalam sejarah geografi ini dikaitkan dengan tempat dan lokasi kejadiannya. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan tentang

38

Page 39: Pengantar Ilmu Sejarah

geografi (ilmu geografi) sangat diperlukan, kemudian muncul pertanyaan “mengapa di tempat tersebut?”. Selain itu, pengetahuan geografi juga penting dalam perjalanan sejarah bangsa.

7. Sejarah PendidikanSejarah pendidikan merupaka uraian tentang proses perkembangan pendidikan di suatu daerah. Secara umum pendidikan dibedakan atas tingkat dasar, menengah dan tinggi. Dari kualitas dan suatu tingkat pendidikan setempat dapatlah diketahui sudah maju atau tidakkah pendidikan masyarakat tersebut.

8. Sejarah NasionalSejarah nasional menceritakan sejarah bangsa Indonesia mulai sejak awal pertumbuhannya sampai sekarang. Sejarah nasional memuat bagaimana keadaan masyarakat nenek moyang kita, kepercayaannya, serta hasil budayanya. Setelah kedatangan Hindu-Budha, diceritakan pula masuk dan perkembangan Islam serta kedatangan bangsa barat yang melakukan penjajahan sampai akhirnya bangsa nusantara (pribumi) melakukan perlawanan untuk melepasakan diri dari belenggu penjajahan.

9. Sejarah DuniaSejarah dunia menceritakan peristiwa penting sejumlah Negara, hubungan antar Negara serta peristiwa dan fakta dari sejumlah Negara yang memepengaruhi Negara-negara yang ada di belahan bumi lainnya. Jadi sejarah dunia menceritakan bagaimana situasi Negara-negara diseluruh kawasan dunia ini dan hubungannya satu dengan yang lainnya.

10. Sejarah LokalSejarah lokal mengandung pengertian tentang sejarah pada suatu daerah atau tempat tertentu yang tidak menyebar ke daerah lain. Peristiwa-peristiwa yang muncul hanyalah dari daerah tertentu dan memuat masalah-masalah di daerah tersebut.

BAB IXKONSEP SEJARAH

39

Page 40: Pengantar Ilmu Sejarah

Beberapa konsep yang dikembangkan dalam ilmu sejarah. Antara lain :

A. Perubahan

Konsep perubahan merupakan istilah yang mengacu kepada suatu hal yang menjadi tampil beda. Konsep tersebut demikian penting dalam sejarah dan pembelajaran sejarah, mengingat sejarah itu sendiri pada hakekatnya adalah perubahan

Kita sering mendengar sindiran “tidak ada di dunia ini yang abadi, kecuali perubahan itu sendiri”. Bahkan, seorang futuris ternama Amerika Serikat, Alvin Toffler (1981) mengemukakan bahwa “perubahan tidak sekadar penting dalam kehidupan, tetapi perubahan itu sendiri adalah kehidupan”.

B. Peristiwa

Konsep peristiwa memiliki arti sebagai kejadian yang menarik maupun luar biasa karena memilik keunikan. Dalam penelitian sejarah, peristiwa selalu menjadi objek kajian, mengingat salah satu karakteristik ilmu sejarah adalah mencari keunikan - keunikan yang terjadi pada peristiwa tertentu, dengan penekanan pada tradisi – tradisi relativisme.

C. Sebab dan Akibat

Istilah sebab merujuk kepada pengertian faktor – faktor determinan fenomena pendahulu yang mendorong terjadinya suau perubahan, perbuatan, maupun peristiwa berikutnya, sekaligus sebagai suatu kondisi yang mendahului peristiw. Sedangkan akibat adalah sesuatu yang menjadikan kesudahan atau hasil dari suatu pebuatan maupun dampak dan peristiwa

D. Nasionalisme

Konsep nasionalisme, secara sederhana memiliki arti rasa kebangsaan, di mana kepentingan Negara dan bangsa mendapat perhatian besar dalam kehidupan bernegara.

40

Page 41: Pengantar Ilmu Sejarah

E. Kemerdekaan atau Kebebasan

Konsep kemerdekaan atau kebebasan adalah nilai utama dalam kehidupan politik bagi setiap Negara dan bangsa, maupun umat manusia yang senantiasa diagung-agungkan, sekalipun tidak selamanya dipraktikkan.

Arti penting kemerdekaan ini dapat dilihat pada ketentuan yang mengatur hak-hak asasi manusia universal yang disetujui dengan suara bulat oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Tanggal 10 Desember 1948.

F. Kolonialisme

Konsep kolonialisme merujuk kepada bagian imperialisme dalam ekspansi bangsa-bangsa Eropa Barat ke berbagai wilayah lainnya di dunia sejak abad ke-15 dan 16. Pada puncak perkembangannya, kolonialisme merajalela pada abad ke-19. Dimana hampir setiap Negara Eropa memiliki daerah jajahan di Asia, Afrika dan Amerika.

G. Revolusi

Konsep revolusi merujuk pada suatu pengertian tentang perubahan sosial politik yang radikal, berlangsung cepat dan besar-besaran. Revolusi terjadi ketika berbagai kesulitan perang dan krisis keuangan Negara berhasil diatasi, namun memiliki institusi-institusi yang rentan terhadap revolusi.

Skocpol yang mengidentifikasi tiga cirri yang menyebabkan kerentanan Revolusi tersebut, yaitu :

1. Lembaga militer Negara sangat inferior terhadap militer dari Negara-negara pesaingnya

2. Elite yang oyonom mampu menentang ataumenghadang implementasi kebijaksanaan yang dijalankan pemerintah pusat

3. Kaum petani memiliki organisasi pedesaan yang otonom

H. Peradaban

41

Page 42: Pengantar Ilmu Sejarah

Konsep peradaban atau civilization merupakan konsep yang merujuk pada suatu entitas kultural seluruh pandangan hidup manusia yang mencakuo nilai, norma, institusi dan pola pikir terpenting dari suatu masyarakat yang terwariskan dari generasi ke generasi. Selain itu, peradaban menunjuk kepada suatu corak maupun tingkatan moral yang menyangkut penilaian terhadap totalitas kebudayaan. Jadi, peradaban jauh melebihi luasnya dari suatu kebudayaan yang saling memengaruhi.

I. Perbudakan

Pada hakekatnya, konsep perbudakan atau slavery adalah suatu istilah yang menggambarkan suatu kondisi dimana seseorang maupun kelompok tidak memiliki kedudukan dan peranan sevagai manusia yang memiliki hak asasi sebagai manusia yamg layak

J. Waktu

Konsep waktu dalam hal ini (hari, tanggal, bukan, tahun, windu, abad dan milenium) merupakan konsep esensial dalam sejarah. Begitu penting nya mengenai waktu yang digunakan baik dalam riset historis dan empiris dalam perspektif kronologis, fungsionalis, strukturalis maupun simbolis.

Secara alternative, ilmuwan atau sejarawan dapat menggunakan penempatan subjektif dari saat kemarin, sekarang dan yang akan datang. Mengenai pentingnya pemahaman tentang waktu, menurut Sztompka terdapat enam fungsi waktu, yaitu :

1. Sebagai penyelaras tindakan2. Sebagai koordinasi3. Sebagai bagian dalam tahapan atau rentetan peristiwa4. Menempati ketepatan5. Menentukan ukuran 6. Untuk membedakan suatu masa tertentu dengan lainnya.

42

Page 43: Pengantar Ilmu Sejarah

43

Page 44: Pengantar Ilmu Sejarah

44