PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

47
PENGANTAR FARMAKOLOGI

description

bahan ajar

Transcript of PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Page 1: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

PENGANTAR FARMAKOLOGI

Page 2: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

DEFINISI Farmakologi: Adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan

obat dan seluruh aspeknya, yaitu sifat kimiawi dan fisiknya, aktifitas fisiologisnya, dan nasibnya dalam organisme hidup

Farmakologi Klinik : Menyelidiki semua interaksi ini antara obat dan khususnya tubuh manusia serta penggunaannya dalam pengobatan penyakit.

Farmakoterapi : mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejala-gejalanya. Penggunaan ini didasarkan atas pengetahuan tentang hubungan atara khasian obat dan sifat-sifat fisiologi atau mikrabiologi dari penyakit.

Page 3: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Cakupan Farmakologi

Farmakokinetika Farmakodinamika

Page 4: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

FARMAKOKINETIKA

Adalah proses pergerakan obat untuk mencapai tempat kerjanya. Dengan kata lain farmakokinetika adalah proses yang dilakukan oleh tubuh terhadap obat. Ada Empat proses yang dilalui obat sebelum mencapai tempat kerjanya yaitu :

- Absorbsi- Distribusi- Metabolisme - Ekskres

Page 5: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

ABSORBSI OBAT

Adalah pergerakan partikel-partikel obat dari tempat pemberiannya (saluran gastrointestinal atau dari otot pada pemberian im) ke dalah aliran darah atau cairan tubuh. Absorbsi obat dapat terjadi dengan tiga cara yaitu:

- Absorbsi Aktif- Absorbsi Pasif- Pinositosis 

Page 6: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan
Page 7: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan
Page 8: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan
Page 9: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan
Page 10: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan
Page 11: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan
Page 12: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan
Page 13: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan
Page 14: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan
Page 15: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan
Page 16: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Absorbsi Aktif

Absorbsi aktif adalah penyerapan obat melalui permukaan vili mukosa saluran cerna. Proses absorbsi aktif membutuhkan pembawa (Carrier) untuk melawan perbedaan konsentrasi Contohnya : Garam garam seperti Lithium, kalium

 

Page 17: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Absorbsi Pasif

Adalah pergerakan obat masuk ke pembuluh darah atau cairan tubuh melalui proses diffusi (pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah). Proses diffusi ini tidak memerlukan energi. Contohnya obat golongan alkaloida

Page 18: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Pinositosis

Adalah proses absorbsi dimana obat menembus membran dengan proses “Menelan”

Obat yang mengalami proses ini adalah obat-obat yang mempunyai berat molekul besar seperti polipeptida. Contoh : Vaksin Polio

 

Page 19: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Absorbsi Obat Dipengaruhi Oleh

  - Faktor Formulasi Obat -Stabilitas Obat terhadap asam lambung dan

enzim pencernaan -Ada atau tidaknya makanan di dalam

saluran cerna - Motilitas Saluran Cerna - Derajat First Pass Metabolisme

Page 20: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Bioavailabilitas

adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proporsi dari obat yang diberikan yang mencapai aliran darah. Bila obat diberikan secra intravena, maka bioavailabilitasnya adalah 100% (F=1) sedangkan untuk obat-obat oral, bioavailabilitasnya bervariasi, tergantung jumlah obat yang di absorbsi dan adanya faktor-faktor yang berpengaruh.

Page 21: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Distribusi Obat

Adalah proses dimana obat menjadi berada dalam cairan tubuh dan jaringan tubuh. Distribusi obat terjadi bila sudah terjadi absorbsi, dimana obat telah mencapai sirkulasi darah.

Ketika obat didistribusikan, obat akan berikatan dengan protein plasma. Derajat ikatan dengan protein plasma ini berbeda-beda, ada obat yang derajat ikatannya tinggi, misal diazepam (98%), ada juga yang derajat ikatannya dengan protin plalsma sangat rendah contohnya aspirin (49%).

Page 22: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Distribusi Obat (Lanj)

Fraksi obat yang berikatan dengan protein plasma bersifat inaktif, artinya dia tidak memberikan efek secara farmakologis. Hanya obat-obat yang bebas atau yang tidak berikatan dengan protein plasma yang bersifat aktif dan dapat menimbulkan respon farmakologis.

Page 23: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Metabolisme Obat

Hati adalah tempat utama untuk metabolisme obat, organ lain yang juga marupakan tempat metabolisme obat adalah saluran gastointestinal dan paru-paru . Metabolisme dapat merubah obat menjadi aktif atau inaktif.

Page 24: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Metabolisme Obat (Lanj)

Beberapa obat di ubah oleh enzim hati menjadi metabolit aktif, menyebabkan peningkatan respon farmakologik. Meskipun demikian kadang-kadang metabolisme obat dapat menghasilkan metabolit yang lebih aktif secara farmakologis. Contohnya levodopa (suatu obat antiparkinson) di hati akan diubah menjadi dopamin yang aktif secara farmakologis.

Efek utama yang dihasilkan dari metabolisme obat adalah : Membuat obat menjadi lebih larut air (hidrofilik). Setelah proses ini obat akan di ekskresikan melalui ginjal.

Page 25: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Eliminasi Obat Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute lain

adalah melalui empedu, paru-paru, saliva, keringat dan air susu ibu.

Obat dalam bentuk bebas (tidak terikat protein), yang larut air akan di filtrasi oleh ginjal.

PH Urine dapat mempengaruhi ekskresi obat. Obat-obat yang bersifat asam akan lebih cepat diekskresikan melalui urine bila urine bersifat basa. Contohnya aspirin, suatu asam lemah, akan lebih mudah diekskresikan bila di minum bersama natrium bikarbonat.

Oleh sebab itu Na Bikarbonat sering digunakan pada kasus keracunan aspirin. Sebaliknya vitamin C dapat membuat urine menjadi asam, sehingga menghambat ekskresi aspirin.

Page 26: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Eliminasi Obat

Waktu paruh ekskresi (t ½) adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu obat untuk mecapai separuh konsentrasi obat yang di eliminasi. Metabolisme dan ekskresi dapat mempengaruhi waktu paruh obat. Contohnya pada kelainan fungsi hati dan ginjal, waktu paruh obat akan menjadi lebih lama. Bila obat diberikan secara terus-menerus, maka dapat terkadi penumpukan obat di dalam tubuh.

 

Page 27: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Penerapan Farmakokinetika

1.   Memperkirakan kadar obat dalam plasma , jaringan dan urine sebagai dasar untuk pengaturan dosis2.   Menghitung pengaturan dosis optimum untuk setiap pasien secara individual3. Menghubungkan konsentrasi obat dengan aktivitas farmakologik4. Menilai perbedaan laju absorbsi obat dengan perbedaan formula5. Menggambarkan perubahan penyakit yang mempengaruhi laju

absorbsi, distribusi dan metabolisme obat6.    Memperkirakan kemungkinan akumulasi obat7.    Menjelaskan interaksi obat

Page 28: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

FARMAKODINAMIKA

Farmakodinamika mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan mekanisme kerja obat. Respon obat dapat menghasilkan efek fisiologis utama dan sekunder, atau kedua-duanya. Salah satu contoh adalah antihistamin difenhidramin (benadryl). Efek utama adalah untuk mengobati gejala-gejala alergi, efek sekundernya adalah menekan susunan saraf pusat, menyebabkan rasa kantuk. Efek sekunder ini biasa disebut Efek samping

Page 29: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan
Page 30: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Teori Reseptor Kebanyakan obat dapat menghasilkan efeknya

pada tempat tertentu di permukaan sel yang disebut reseptor. Senyawa kimia natural seperti neurotransmitter berikatan pada sisi ini dan mencetuskan respon di sel.

Sebuah sel dapat mempunyai beberapa tipe reseptor setiap reseptor mempunyai affinitas (daya ikat) dengan beberapa senyawa di dalam tubuh. Ikatan obat-reseptor dapat menghasilkan efek Agonis atau Antagonis .

Page 31: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Agonis adalah obat yang meningkatkan respons fisiologis normal

Antagonis adalah obat yang menghambat respon fisiologis

Hampir semua obat, agonis maupun antagonis ada yang mempunyai efek spesifik dan ada pula yang mempunyai efek non spesifik.  

Page 32: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Sebuah reseptor yang terdapat pada tempat yang berbeda dalam tubuh mengahsilkan berbagai macam respon fisiologis, tergantung dimana reseptor itu berada,

contohnya reseptor kolinergik terdapat di kandung kemih, paru-paru, pembuluh darah, dan mata. Sebuah obat yang merangsang reseptor kolinergik akan bekerja berbagai tempat tersebut. Obat-obat yang bekerja seperti ini dianggap sebagai nonspesifik. Contohnya: Urecholin (Betanekol); dapat diresepkan untuk retensi urine pasca bedah untuk meningkatkan kontraksi kandung kemih. Obat ini juga dapat merangsang reseptor kolinergik di tempat lain seperti penurunan denyut jantung, penurunan tekanan darah, peningkatan asam lambung.

Page 33: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

PERMASALAHAN OBAT YANG SERING TIMBUL DI MASYARAKAT

Reaksi obat yang tidak diinginkan Interaksi Obat Kesalahan dalam pemberian obat Penggunaan obat yang tidak rasional Kepatuhan dalam mengikuti aturan pakai

Page 34: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Reaksi Obat yang tidak Diinginkan

Efek samping Obat: Adalah efek yang ditimbulkan akibat dari segala khasiat obat yang tidak sesuai dengan tujuan terapi yang terjadi pada dosis terapi

Page 35: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

PROSES PENEMUAN DAN PROSES PENEMUAN DAN PENGEMBANGAN OBATPENGEMBANGAN OBAT

Dunia kesehatan/kedokteran pada dewasa ini dibanjiri oleh ribuan obat baru

Sebelum suatu senyawa obat dikembangkan dan digunakan untuk pengobatan penyakit, senyawa tersebut harus melewati berbagai proses penelitian yang bertujuan menjamin efektifitas dan keamanan senyawa tersebut.

Page 36: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Penelitian intensif dlakukan oleh laboratorium universitas, lembaga pemerintah, dan terutama pabrik farmasi .

Penelitian tersebut terdiri dari :

1. Pencarian senyawa baru

2. Uji Praklinis

3. Uji Klinis

Page 37: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Ad. 1. Pencarian Senyawa Ad. 1. Pencarian Senyawa BaruBaru Adalah mngusahakan menyaring senyawa yang

potensial dapat berguna dalam pengobatan dari zat yang tidak berkhasiat

Pencarian senyawa baru dapat dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut:

1. Penapisan (Screening)2. Mempelajari Pengobatan Tradisional3. Ditemukan secara kebetulan4. Mengubah struktur kimia dari senyawa yang telah

ada.

Page 38: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Proses penapisan (Screening )Proses penapisan (Screening )

Adalah menyaring melalui percobaan farmakologik pada hewan percobaan atau pada preparat jaringan.

Keuntungan dari proses ini adalah dapat dengan segera diketahui apakah zat tersebut berkhasiat tertentu atau tidak.

Kerugiannya: Jika hasil negatif, bukan berarti senyawa tersebut mutlak tidak berkhasiat.

Page 39: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Mempelajari Pengobatan Mempelajari Pengobatan TradisionalTradisional

Pengobatan tradisional adalah pengobatan yang lazim digunakan secara turun temurun dalam suatu populasi masyarkat.

Cara ini umumnya lebih banyak mempunyai efek “Plasebo”

Tapi ada beberapa obat yang ditemukan dengan cara ini diantaranya efedrin, curare, digitalis, dan reserpin.

Page 40: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Ditemukan Secara KebetulanDitemukan Secara Kebetulan

Penemuan obat secara kebetulan artinya adalah observasi terhadap efek obat tersebut terjadi secara kebetulan dan penelitian lebih lanjut membuktikan khasiat obat tersebut.

Sebagai contoh adalah observasi yang dilakukan alexander flemming sehigga ditemukan penisilin.

Page 41: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Mengubah Struktur Kimia Mengubah Struktur Kimia Senyawa yang Telah adaSenyawa yang Telah ada

Cara ini adalah dengan mengidentifikasi reseptor obat dan membuat senyawa yang dapat memasuki reseptor tersebut.

Cara ini masih belum dilaksanakan secara luas, karena belum semua reseptor obat dapat diidentifikasi.

Page 42: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Ad. 2. Uji PraklinisAd. 2. Uji Praklinis

Tujuan dari uji praklinis adalah untuk megetahui bahaya potensial dari penggunanan obat untuk mencegah terjadinya bahaya tersebut pada manusia yang menggunakannya.

Percobaan biasanya dilakukan terlebih dahulu pada hewan percobaan dan p[ada tahap terkahir dilakukan pada sukarelawan untuk mengetahui efek samping obat dan dosis pemakaian pada manusia.

Page 43: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Uji prakilis biasanya memakan waktu sampai 6.5 tahun terdiri dari :

1. Penelitian Farmasi: Meliputi penentuan sifat kualitatif atau kuantitatif, stabilitas, sifat fisikokimia obat, inkompatibilitas dan formula obat

2. Penelitian Farmakokinetik dan Farmakodinamik: meliputi absorbsi obat, distribusi, biotransformasi ekskresio dan efek obat terhadap struktur dan fungsi tubuh dan cara kerja obat.

3. Penelitian Toksikologi: Penentuan LD50, kelainan yang timbul akibat pemberian obat, efek obat terhadap kehamilan, efek karsinogen

Page 44: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Ad.3 Uji KlinisAd.3 Uji Klinis Merupakan tahap akhir dalam rangkaian penelitian

yang harus dilakukan sebelum obat dapat dipasarkan. Uji klinik dapat memakan waktu sampai dengan 7 tahun.

Tujuan dari uji klinis adalah untuk menilai kenjuran obat dibandingkan dengan obat plasebo.

Biasanya pasien dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu kelompok perlakuan dengan obat yang akan dinilai, kelompok obat stnadar dan kelompok plasebo.

Page 45: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Uji Klinik terdiri dari 4 Fase yaitu1. Uji Klinik fase I- Menggunakan 20-80 orang sukarelawan sehat- Ditujukan untuk mengatahui tingkat keamanan dan dosis obat.2. Uji Klinik fase II- Menggunakan 100-300 sukarelawan sakit- Ditujukan untuk mengetahui efektifitas dan mencari efek samping

obat3. Uji Klinik fase III- Menggunakan 1000-3000 Sekarelawan sakit- Ditujuan untuk mengevaluasi efektifitas, efek samping dan rekai

penggunaan obat jangka lama.4. Post Marketing Surveilance- Survei mengenai feketifitas dan keamana obat setelah dipasarkan

Page 46: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Kelemahan Penelitian Obat Kelemahan Penelitian Obat PremarketingPremarketing1. Penelitian premarketing biasanya dibatasi waktu,

sehingga efek yang terjadi setelah penggunaan kronik tidak bisa dideteksi.

2. Jumlah sampel yang diteliti sedikit, sehingga efek yang jarang, misalnya dengan angka kejadian kurang dari 1/1000 tidak teramati

3. Populasi yang diteliti relatif sempit, biasanya subjek yang dipakai adalah dewasa muda, dengan status sosial rendah, orang usia lanjut, adak-anak, wanita hamil dan menyusui tidak terlibat.

4. Terbatasnya kelompok pembanding: Kelompok pembanding Cuma terdiri dari plasebo.

Page 47: PENGANTAR FARMAKOLOGI keperawatan

Metode Penelitian Metode Penelitian FarmakoepidemiologiFarmakoepidemiologi

Case report dan Case series Case control Cohort Sudies: Retrospektif, Prospektif Metode komputer: Disain Quasi-

eksperimental.