Pengantar CSR

27
PENGANTAR PENGANTAR CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Oleh: Hanny Djuanita Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Kebumian & Energi Universitas Trisakti (Semester Gasal dan Genap 2013/2014)

Transcript of Pengantar CSR

PENGANTAR PENGANTAR

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Oleh:

Hanny Djuanita

Jurusan Teknik Pertambangan

Fakultas Teknologi Kebumian & Energi

Universitas Trisakti

(Semester Gasal dan Genap 2013/2014)

PERKEMBANGAN CSR DARI MASA KE MASAPERKEMBANGAN CSR DARI MASA KE MASA

� Pada awal tahun 1950-an tanggung jawab dunia usaha yang lebih luas telah menjadi

topik pembahasan di AS

� Konsep CSR mulai dipopulerkan pada 1953 dengan terbitnya buku “Social

Responsibilities of the Businessman” (Howard R. Bowen)

� Pada tahun 1960-an persoalan kemiskinan dan keterbelakangan mulai mendapat

perhatian lebih luas dari berbagai kalanganperhatian lebih luas dari berbagai kalangan

� Sejalan dengan meningkatnya perhatian terhadap aspek CSR ini, maka konsep-

konsep/gagasan CSR terus berkembang

PERKEMBANGAN CSR DARI MASA KE MASA (lanjutan)PERKEMBANGAN CSR DARI MASA KE MASA (lanjutan)

� Konvergensi berbagai gagasan tentang CSR dimulai di awal tahun 1990-an,

tepatnya setelah Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro

tahun 1992 yang menetapkan rumusan Sustainable Development sebagai hal yang

harus dilakukan/ditaati

� Dengan demikian maka CSR telah mengalami berbagai perubahan selama beberapa

dasawarsa

� Pada mulanya bentuk paling umum yaitu kegiatan filantropi atau kedermawanan,

hingga

� Tanggung jawab atas perlindungan lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan

sosial

PERKEMBANGAN CSR DARI MASA KE MASA (lanjutan)PERKEMBANGAN CSR DARI MASA KE MASA (lanjutan)

� Sepuluh tahun kemudian, “World Summit on Sustainable Development” di

Yohannesburg (2002), telah melahirkan konsep mengenai Social Responsibility,

selain Economic and Environment Sustainability

� Perkembangan terakhir adalah dirumuskannya ISO 26000 mengenai Guidance on

Social Responsibility pada akhir 2010

PERKEMBANGAN CSR DARI MASA KE MASA (lanjutan)PERKEMBANGAN CSR DARI MASA KE MASA (lanjutan)

� Dalam ISO 26000 ini:

CSR merupakan tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari

semua keputusan dan kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang

diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan

pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan

harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-

norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secaranorma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara

menyeluruh

PERUBAHAN PARADIGMA CSRPERUBAHAN PARADIGMA CSR

� Konteks pembangunan saat ini, keberhasilan sebuah perusahaan tidak lagi diukur

dari keuntungan bisnis semata, melainkan juga dilihat dari sejauh mana kepedulian

perusahaan terhadap aspek sosial dan perusahaan

� Artinya keberlanjutan usaha adalah prioritas utama. Keberlanjutan tanpa ditopang

kepedulian terhadap aspek lingkungan dan sosiall, berpotensi menimbulkan kendala,

dan damppaknya menghambat pencapaian tujuandan damppaknya menghambat pencapaian tujuan

� Terkait dng konsep Pembangunan Berkelanjutan, diartikan sebuah bisnis tidak akan

berjalan optimal jika tidak mampu menjaga cadangan sumber daya (resource) yang

meliputi aspek sosial, dalam hal ini SDM , dan aspek lingkungan atau SDA

� Mengapa keberlanjutan ditentukan oleh aspek sosial dan lingkungan, bukan semata-

mata keuntungan bisnis?

PERUBAHAN PARADIGMA CSRPERUBAHAN PARADIGMA CSR

� Karena:

1. Aspek sosial dan lingkungan merupakan parameter untuk mengetahui apakah ada

dampak positif atau negatif dari kehadiran perusahaan sebagai komunitas baru

terhadap komunitas lokal (masyarakat setempat)

2. Perusahaan perlu mendapatkan izin lokal (local licence) sebagai bentuk legalitas

secara kultural jika keberadaannya diterima masyarakat. Artinya perusahaan kadangsecara kultural jika keberadaannya diterima masyarakat. Artinya perusahaan kadang

merasa cukup dengan izin legal, tetapi mengabaikan izin lokal dalam bentuk

kepedulian terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan

� Deskripsi di atas menggambarkan perubahan paradigma CSR. Dahulu perusahaan

memaknai CSR sebagai sebuah beban atau biaya resiko, karena tidak menghasilkan

timbal balik terhadap keuntunan perusahaan

PERUBAHAN PARADIGMA CSRPERUBAHAN PARADIGMA CSR

� Saat ini:

Perusahaan semakin menyadari bahwa CSR bukan lagi beban, melainkan bagian

dari modal, dimana keberlanjutan perusahaan tidak hanya ditentukan oleh profit

(keuntungan), tetapi juga daya dukung planet (lingkungan alam), dan people

(masyarakat)

� Tanggung jawab sosial dan lingkungan akan semakin besar disandang oleh� Tanggung jawab sosial dan lingkungan akan semakin besar disandang oleh

perusahaan pengelola sumber daya alam (ekstraktif), perkebunan dan perusahaan

beresiko tinggi terhadap perubahan lingkungan alam dan sosial.

� Parameter keberlanjutan ditentukan oleh sejauh mana perusahaan mampu

mengelola hubungan dengan masyarakat dan lingkungan melalui program CSR

DEFINISI CSRDEFINISI CSR

� Perkembangan CSR tidak bisa terlepas dari konsep Pembangunan Berkelanjutan (

Pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa

mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan

mereka)

� Konsep Pembangunan Berkelanjutan dibangun di atas tiga pilar yaitu sosial,

ekonomi, dan lingkungan yang berhubungan dan saling mendukung satu samaekonomi, dan lingkungan yang berhubungan dan saling mendukung satu sama

lainnya. (kembali ditegaskan di The United Nation 2005 World Summit Outcome)

� Pengenalan konsep Pembangunan Berkelanjutan ini memberikan dampak kepada

perkembangan definisi dan konsep CSR selanjutnya.

DEFINISI CSRDEFINISI CSR

� Terdapat setidaknya sepuluh definisi CSR yang dikemukakan para pakar maupun

lembaga internasiomnal

� Dengan berbagai definisi yang sangat beragam, CSR sejatinya merupakan operasi

bisnis yang berkomitment tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan

secara finansial, melainkan pula untuk pembangunan sosial ekonomi dan lingkungan

kawasan secara holistik, melembaga, dan berkelanjutankawasan secara holistik, melembaga, dan berkelanjutan

� Definisi dari Bank Dunia (2007), yang diambil dari WBCSD pada tahun 2002

“CSR adalah komitmen untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi terhadap

pembangunan berkelanjutan, melalui kerjasama dengan semua pemangku

kepentingan guna memperbaiki kehidupan mereka dengan cara yang bermanfaat

bagi bisnis, agenda pembangunan berkelanjutan maupun masyarakat pada

umumnya”

RUANG LINGKUP CSRRUANG LINGKUP CSR

� Pada hakekatnya CSR menjadi pijakan komprehensif dalam aspek ekonomi, sosial,

kesejahteraan dan lingkungan

� Dalam CSR tercakup empat landasan pokok yang satu dengan lainya saling

berkaitan (Tanari, 2009)

� Landasan pokok CSR dalam aktivitas ekonomi:� Landasan pokok CSR dalam aktivitas ekonomi:

� Kinerja keuangan berjalan baik

� Investasi modal berjalan sehat

� Kepatuhan dalam pembayaran pajak

� Tidak terdapat praktik suap

� Tidak ada konflik kepentingan

� Tidak dalam keadaan mendukung rezim yang korup

� Menghargai hak atas kemampuan intelektual

� Tidak melakukan sumbangan politis

RUANG LINGKUP CSRRUANG LINGKUP CSR

� Landasan pokok CSR dalam isu lingkungan hidup:

� Tidak melakukan pencemaran

� Tidak berkontribusi dalam perubahan iklim

� Tidak berkontribusi atas limbah

� Tidak melalukan pemborosan air

� Tidak melakukan praktek pemborosan energi

� Tidak melakukan penyerobotan lahan� Tidak melakukan penyerobotan lahan

� Tidak berkontribusi dalam kebisingan

� Menjaga keanekaragaman hayati

� Landasan CSR dalam isu sosial:

� Menjamin kesehatan karyawan dan masyarakat yang terkena dampak

� Tidak mempekerjakan anak

� Memberikan dampak positif terhadap masyarakat

RUANG LINGKUP CSRRUANG LINGKUP CSR

� Melakukan proteksi konsumen

� Menjunjung keberanekaragaman

� Menjaga privasi

� Melakukan praktik derma sesuai dengan kebutuhan

� Bertanggung jawab dalam proses perekrutan SDM

� Akses untuk memperoleh barang- dengan harga wajar

� Landasan CSR dalam isu kesejahteraan:

� Memberikan kompensasi terhadap karyawan

� Memanfaatkan subsidi dan kemudahan yang diberikan Pemerintah

� Menjaga kesehatan karyawan

� Menjaga keamanan kondisi tempat kerja

� Menjaga keselamatan dan kesehatan kerja

� Menjaga keseimbangan kerja/hidup

RUANG LINGKUP CSRRUANG LINGKUP CSR

� Landasan di atas memberikan suatu gambaran bahwa CSR bukanlah hal yang

parsial, melainkan suatu urusan yang komprehensif

� Point-point di atas dapat dijadikan sebagai indikator sejauh mana keseriusan

perusahaan dalam menerapkan CSR

� Selain aspek di atas , kesungguhan perusahaan dalam menerapkan CSR bisa juga� Selain aspek di atas , kesungguhan perusahaan dalam menerapkan CSR bisa juga

diukur dengan menggunakan indikator Piramida CSR. Piramida CSR adalah konsep

dasar dari CSR yang dikembangkan oleh Archie B Carrol

� Piramida CSR dapat digunakan untuk mengetahui berada dalam tipe apa

perusahaan dalam menerapkan CSR

KONSEP DASAR CSRKONSEP DASAR CSR

� Landasan teori tentang CSR diperkenalkan oleh Archie B. Carroll (Univ. of Georgia)

yang disebut sebagai Four-Part Model of CSR atau Konsep Quadruple Bottom Line

� dikembangkan mulai tahun 1979

� Model CSR yang terdiri dari 4 bagian (disebut juga sebagai Piramida Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan) adalah sbb:

Tanggung jawab etik

Tanggung jawab

Filantropis

Menjadi warga yang baik

Menyumbangkan sumber daya kepada

masyarakat, memperbaiki kualitas hidup

Tanggung jawab ekonomi

Menghasilkan laba

Landasan tanggung jawab sosial lainnya

Tanggung jawab hukum

Mematuhi hukum

Hukum merupakan ketentuan masyarakat tentang

yang benar dan salah. Menghormati aturan main

Tanggung jawab etik

Berperilaku etis

Kewajiban untuk melakukan apa yang benar,

adil, dan patut. Jangan merusak

Gambar 1. Piramida CSR menurut Archie B. Carroll

KONSEP DASAR CSR (lanjutan)KONSEP DASAR CSR (lanjutan)

� Pengertian “filantropis” bukan hanya dalam arti kedermawanan, tetapi

Upaya-upaya dunia bisnis dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat termasuk

kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, kebudayaan serta partisipasi karyawan

dalam kegiatan sosial

� Konsep Triple Bottom Line (John Elkington, 1998)

� Menerapkan ketiga unsur pembangunan berkelanjutan dalam CSR� Menerapkan ketiga unsur pembangunan berkelanjutan dalam CSR

� Memandang ketiganya sebagai kesatuan-kesatuan dinamis yang berinteraksi

satu sama lain � digambarkan: masyarakat bergantung kepada ekonomi, dan

ekonomi bergantung pada ekosistem global

Konsep Dasar CSR (lanjutan)

� Ketiga Bottom Line tidak statis, melainkan senantiasa bergerak karena

siklus-siklus serta konflik antara unsur sosial, politik, ekonomi, dan

lingkungan hidup

� Dalam CSR mengacu Triple Bottom Line maka tugas dunia usaha

mengoptimalkan ketiga komponen tadi di dalam kerangka besar strategi

bisnis

� Pada akhirnya

Menilai kinerja perusahaan dalam aspek ekonomi, lingkungan dan

sosial, dan bukan laba usaha semata-mata

STAKEHOLDERSSTAKEHOLDERS

� Dalam melakukan praktik CSR tidak bisa lepas kaitanya dengan pemangku

kepentingan (stakeholders)

� Definisi stakeholders: Kelompok-kelompok yang mempengaruhi dan/atau

dipengaruhi oleh organisasi tersebut sebagai dampak dari aktivitas-aktivitasnya

(Tanari, 2009)

� Stakeholders dalam entitas perusahaan terbagi kedalam 7 jenis� Stakeholders dalam entitas perusahaan terbagi kedalam 7 jenis

� Pelanggan

� Berhak atas produk berkualitas

� Berhak mendapatkan harga yang layak

STAKEHOLDERS (LANJUTAN)STAKEHOLDERS (LANJUTAN)

� Masyarakat

� Berhak mendapatkan perlindungan dari kejahatan bisnis

� Berhak mendapatkan dampak hubungan yang baik dari keberadaan perusahaan

� Pekerja� Pekerja

� Mendapatkan jaminan keamanan dalam bekerja

� Mendapatkan jaminan keselamatan

� Mendapatkan perlakuan yang adil dan tidak ada diskriminasi

� Mendapatkan kesejahteraan yang layak

STAKEHOLDERS (LANJUTAN)STAKEHOLDERS (LANJUTAN)

� Masyarakat

� Berhak mendapatkan perlindungan dari kejahatan bisnis

� Berhak mendapatkan dampak hubungan yang baik dari keberadaan perusahaan

� Pekerja� Pekerja

� Mendapatkan jaminan keamanan dalam bekerja

� Mendapatkan jaminan keselamatan

� Mendapatkan perlakuan yang adil dan tidak ada diskriminasi

� Mendapatkan kesejahteraan yang layak

STAKEHOLDERS (LANJUTAN)STAKEHOLDERS (LANJUTAN)

� Pemegang saham

� Berhak mendapatkan harga saham yang layak dan keuntungan saham

� Lingkungan

� Mendapat jaminan terhadap perlindungan alam� Mendapat jaminan terhadap perlindungan alam

� Mendapatkan hak rehabilitasi

� Pemerintah

� Mendapatkan laporan atas pemenuhan persyaratan hukum

� LSM

� Menjalankan fungsi kontrol baik terhadap regulasi maupun komitmen perusahaan

KAIDAH KESUKARELAAN DALAM CSRKAIDAH KESUKARELAAN DALAM CSR

� Konsensus di negara-negara industri:

CSR merupakan tanggung jawab perusahaan yang dilakukan dengan sukarela serta

melampaui ketentuan perundang-undangan (beyond legal compliance)

KEBIJAKAN DAN LANGKAH MELAMPAUI KEPATUHAN TERHADAP HUKUM

PERILAKU BISNIS BERLANDASKAN ETIKA

Kebijakan Lingkungan Pengembangan

Masyarakat

Kebijakan Tenaga

Kerja

Filantropi Perusahaan

Perundang-

undangan

tentang

Perusahaan

Perundang-

undangan

tentang

Lingkungan

Perundang-

undangan

tentang HAM

Perundang-

undangan

tentang

Tenaga Kerja

Perundang-

undangan

tentang

Korupsi

Perundang-

undangan

tentang Pasar

Modal

KEPATUHAN TERHADAP KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN

Gambar 2. CSR Melampaui Ketentuan Perundang-undangan

� Dalam pelaksanaannya, beberapa pemerintah negara bertindak pula sebagai

fasilitator untuk mendorong dunia usaha melaksanakan prinsip kesukarelaan

tersebut

KAIDAH KESUKARELAAN DALAM CSR (lanjutan)KAIDAH KESUKARELAAN DALAM CSR (lanjutan)

� Di Indonesia, penerapan CSR telah masuk dalam wilayah regulasi atau hukum.

Ketentuan kewajiban penerapan CSR diatur Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas

� Isi

(1). Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

bersangkutan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab

sosial dan lingkungansosial dan lingkungan

(2). Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban perseroan yang

dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang

pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran

(3). Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenakan sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

� Dengan adanya regulasi tersebut, CSR telah bergeser dari sebuah “tanggung jawab”

menjadi “kewajiban”

IMPLEMENTASI CSRIMPLEMENTASI CSR

Penekanan Berbeda Dalam CSR

Negara Maju Negara Berkembang

Perilaku Etis

dalam Berbisnis

Filantropi

Community

Development

Kepedulian

Lingkungan*

Ketenagakerjaan*

HAM*

Anti Korupsi

*Dil luar dan melebihi kentuan

perundang-undangan

Gambar 3. Disparitas Dalam Pelaksanaan Program CSR

PBB dan CSRPBB dan CSR

� PBB juga melakukan advokasi pelaksanaan CSR di seluruh dunia � Global

Compact

� Global Compact merupakan komitmen dunia usaha terhadap pelaksanaan bisnis

secara berkelanjutan dan bertanggung jawab

� Kesepuluh pokok tersebut:

Hak Azasi Manusia

1. Mendukung dan menghormati perlindungan atas hak azasi manusia1. Mendukung dan menghormati perlindungan atas hak azasi manusia

2. Menghindarkan keterlibatan dalam pelanggaran atas hak azasi manusia

Standar Perburuhan

3. Kebebasan berserikat dan pengakuan atas hak berunding secara kolektif

4. Penghapusan kerja paksa

5. Penghapusan kerja oleh anak-anak

6. Penghapusan diskriminasi dalam pekerjaan

PBB dan CSRPBB dan CSR

Lingkungan

7. Mendukung pendekatan berlandaskan kehati-hatian terhadap lingkungan

8. Mendukung tanggung jawab atas lingkungan yang lebih besar

9. Mendorong penerapan teknologi yang ramah lingkungan

Anti Korupsi

10. Berjuang melawan segenap bentuk korupsi, termasuk pemerasan dan suap

PEMAHAMAN TENTANG CSR DEWASA INIPEMAHAMAN TENTANG CSR DEWASA INI

1. Prinsip kesukarelaan (Voluntary)

Kebijakan perusahaan yang melebihi keharusan yang diatur dalam hukum

2. Pengelolaan atau internalisasi externalities

CSR bukan biaya tapi investasi

3. Orientasi terhadap pemangku kepentingan yang beragam

Bukan semata-mata kepentingan pemegang saham

4. Penyelarasan tanggung jawab sosial dan ekonomi4. Penyelarasan tanggung jawab sosial dan ekonomi

CSR tidak boleh berdampak negatif terhadap aspek ekonomi penyelenggaraan

bisnis

5. Praktek dan tata nilai

Merupakan pengejawantahan dari suatu falsafah atau tata nilai yang dianut

6. Melampaui filantropi

Fungsi inti perusahaan (produksi, marketing, manajemen) harus berdampak positif

terhadap masyarakat