PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI...
-
Upload
alim-sumarno -
Category
Documents
-
view
157 -
download
0
description
Transcript of PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI...
PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO
YOGYAKARTA
OlehMarhadianto Ramadani
10020134211Dosen Pembimbing : Agus Suwahyono, S.Sn M.Pd
ABSTRAK
Musik adalah ekspresi jiwa seseorang yang diungkapkan dalam bentuk nada yang membentuk sebuah lagu. Musik sendiri sangatlah mendunia bahkan musik sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Dalam era ekarang musik juga mempunyai banyak beberapa jenis aliran musik. Salah satu faktor munculnya beberapa jenis musik yaitu dikarenakan kebutuhan pribadi manusia yang menikmati musik tersebut, karena musik sendiri dapat dipercaya bahwa bisa merasakan perasaan apa yang dirasakan oleh seseorang yang mendengarkan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan jenis observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Untuk memperoleh validitas data yang valid menggunakan triangulasi tekhnik.
Hasil penelitian menunjukkan Kelompok musik satria jogja ini merupakan anak jalanan. Angklung percusion merupakan kelompok musik dengan formasi angklung dan adanya beberapa perkusi yang mendukung. Kreatifitas dari kelompok ini sangatlah tidak terbatas, karena tiap pribadi masing-masing anggota mempunya kreatifitas dan kemauan untuk memajukan kelompoknya. Disini dapat juga dibuktikan dari pengamen-pengamen tersebut kualitasnya pun tidak kalah bagus dengan para seniman atau pemusik yang sudah terkenal dan kreatifitas mereka dalam bermusik pun juga sangat baik.
Kata Kunci : Pengamen Jalanan, Kehidupan Sosial, Malioboro Yogyakarta
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Musik adalah ekspresi jiwa seseorang
yang diungkapkan dalam bentuk nada
yang membentuk sebuah lagu. Musik
sendiri sangatlah mendunia bahkan musik
sudah menjadi bagian dari hidup mereka.
Dalam era ekarang musik juga mempunyai
banyak beberapa jenis aliran musik. Salah
satu faktor munculnya beberapa jenis musik
yaitu dikarenakan kebutuhan pribadi
manusia yang menikmati musik tersebut,
karena musik sendiri dapat dipercaya
bahwa bisa merasakan perasaan apa yang
dirasakan oleh seseorang yang
mendengarkan.
Selain aliran musik seorang pemusik
pun mulai berkembang pada masa sekarang
ini. Dulu semua beranggapan bahwa
seorang pemusik lahir dari kalangan
seniman yang handal. Atau bahkan mereka
beranggapan bahwa orang kalangan
kebawah atau golongan rakyat biasa tidak
mampu atau dikatakan layak dalam
bermusik. Namun pada jaman sekarang ini
anggapan tersebut sudah mulai dihapus
oleh masyarakat, itu terbukti dengan adanya
pemusik-pemusik yang lahir dari golongan
bawah atau bisa dikatakan mereka tidak
menempuh sekolah musik. Contohnya
sudah banyak, yaitu para pemusik yang dari
komunitas pengamen atau penyanyi cafe
sudah mampu untuk membuktikan kualitas
dalam bermusik dan sudah dapat
membuktikan bahwa seorang kalangan
bawah atau yang tidak mempunyai
background seniman handal pun dapat
untuk berkarya bagus.
Namun dalam perkembangan jaman
yang semakin kompleks, budaya ngamen
ini juga ikut berkembang menjadi salah satu
peluang untuk mencari nafkah dari
sementara orang. Seperti banyaknya
pengamen yang saat ini terlihat di sekeliling
kita, sebernarnya juga menyimpan
bermacam-macam motif. Ada yang
melakukannya untuk mencari identitas, ada
yang melakukan karena iseng, ada pula
yang jadi pengamen karena memang harus
mengejar nafkah.
Kebanyakan para pengamen atau
penyanyi jalanan ini selalu tampil sebagai
dirinya sendiri. Hingga tak jarang lagu-lagu
yang mereka bawakan menjadi versi lain
yang tak kalah menarik dari komposisi
versi aslinya. Contohnya lagu-lagu popular
dari kelompok Koes Plus misalnya, hampir
setiap pengamen pernah membawakannya.
Namun sulit mencari yang membawakan
dalam bentuk yang sama. Hampir semua
mempunyai versi atau gaya berbeda dalam
membawakannya. Musik tradisional adalah
musik yang hidup di masyarakat secara
turun temurun, dipertahankan sebagai
sarana hiburan. Tiga komponen yang saling
memengaruhi diantaranya Seniman, musik
itu sendiri dan masyarakat penikmatnya.
Pengamen atau sering disebut pula
sebagai penyanyi jalanan, sementara musik-
musik yang dimainkan umumnya disebut
sebagai Musik Jalanan. Pengertian antara
musik jalanan dengan penyanyi jalanan
secara terminologi tidaklah sederhana,
karena musik jalanan dan penyanyi jalanan
masing-masing mempunyai disiplin dan
pengertian yang spesifik bahkan dapat
dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna
musik yang berkembang di dunia kesenian.
Bila keberadaan para pengamen ini
bisa mendapatkan arahan secara edukasi
yang tepat dan berkesinambungan, bukan
tidak mungkin dunia ngamen ini akan
menjadi semacam lahan mentah dari
pencarian bentuk-bentuk musik pop
Indonesia, yang kian hari terasa semakin
canggih dibidang skill atau keterampilan
teori, namun semakin tipis dalam karakter,
terutama bila menyentuh akar tradisi dan
budaya yang semestinya menjadi ujung
tombak untuk dikembangkan secara lebih
luas ke dunia musik internasional sebagai
aset bangsa dan negara.
Peneliti memilih topik tentang
“pengamen jalanan dalam konteks
kehidupan bermusik di daerah yogyakarta”
karena,saat ini banyak sekali seniman atau
pemusik yang lahir atau muncul dari
golongan pengamen. Disini juga dibuktikan
dari pengamen-pengamen tersebut
kualitasnya pun tidak kalah bagus dengan
para seniman atau pemusik yang sudah
terkenal dan kreatifitas mereka dalam
bermusik pun juga sangat baik. Jadi
pengamen atau musisi jalanan pun tidak
bisa dikatakan memiliki kemampuan
bermusik yang minim dan tuk bermusik
pun tidak harus dengan teori-teori yang
didapat dengan sekolah musik terlebih
dahulu.
Kehidupan sosial pengamen juga
perlu diperhatikan dan mungkin sangat
menarik untuk dibahas. Hubungannya
dengan bermusik adalah mereka bisa
menjadi pengamen atas dasar latar belakang
ekonomi, kesenangan pribadi, atau karena
tidak adanya lahan dan kesempatan untuk
menunjukkan kreatifitas bermusiknya.
Mengetahui bagaimana seorang
pengamen mampu bermain alat musik dan
bagaimana teknik-teknik permainan musik
mereka serta cara mereka tampil dan bisa
membawa suasana saat mereka mengamen
dan ditonton oleh masyarakatsangat
menarik untuk dibahas. Disini saya akan
terjun langsung ke lokasi dan melakukan
observasi langsung pada pengamen dan
juga tempat dimana mereka mengamen.
II. PEMBAHASAN
A.Sejarah berdirinya Satria Jogja angklung
percussion
Fenomena musisi jalanan merupakan
satu hal yang seolah telah menjadi lazim di
kota-kota besar, khususnya di Yogyakarta.
Fenomena ini sangat terlihat terutama di
pusat kota, yakni di sepanjang jalan
Malioboro.
Sejauh ini, keberadaan mereka tidak
mendapatkan perhatian khusus dari
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. Hal
ini terlihat dari kuantitas mereka yang tidak
terdata dengan jelas oleh Pemkot
Yogyakarta (cenderung meningkat dari
tahun ke tahun), tiadanya kebijakan yang
memberi perhatian terhadap kehidupan
mereka (kalaupun ada, cenderung hanya
menyingkirkan mereka), dan lain
sebagainya. Di samping itu, komunitas-
komunitas yang mewadahi para musisi
jalanan terlihat kurang bisa memperbaiki
keberadaan mereka.
Mereka biasa disebut dengan
pengamen, atau lebih kerennya, mereka
lebih suka disebut dengan, Penyanyi
Jalanan. Sementara musik yang mereka
mainkan sering mereka sebut sebagai,
Musik Jalananan. Sebenarnya pengertian
musik jalanan dan penyanyi jalanan
tidaklah sesederhana terminologi yang
mereka sebutkan seperti di atas. Sebab,
musik jalanan dan penyanyi jalanan
mempunyai disiplin dan pengertian yang
spesifik, bahkan merupakan suatu bentuk
dari sebuah warna musik yang berkembang
di dunia kesenian.
Pengamen mengumpulkan
sumbangan dan tips dari masyarakat dalam
berbagai wadah dan dengan metode yang
berbeda tergantung pada jenis mengamen
mereka melakukan. Untuk berjalan dengan
bertindak kasus instrumen atau kaleng
khusus atau kotak sering digunakan. Untuk
lingkaran menunjukkan pelaku biasanya
akan mengumpulkan uang di akhir acara.
meskipun beberapa pemain juga akan
mengumpulkan selama acara untuk
memastikan semua penonton memiliki
kesempatan untuk menunjukkan
penghargaan untuk keterampilan mereka.
Satria jogja adalah suatu kelompok
musik tradisional dengan formasi angklung
dan alat perkusi, dengan itulah kelompok
satria jogja ini menanamai angklung
percussion. Mereka merupakan seniman
asli Jogja yang bekerja dibidang musik.
Tujuan awal mereka mendirikan grup
musik ini ialah karena selain mereka
mencari rejeki melalui musik pengamen,
mereka juga ingin melestarikan alat dan
musik tradisional yang ada di Indonesia
agar semua para penonton yang
menyaksikan bisa mengetahui bahwa musik
tradisional masih ada dan mampu untuk
menjadi pengiring lagu-lagu modern saat
ini.
B.Perkembangan Kelompok Musik Satria
Jogja
Pengamen adalah suatu kegiatan yang
dimana pelakunya harus menyanyikan
sebuah lagu untuk menghibur masyarakat
agar mereka merasa terhibur dan dapat
memberikan mereka uang sebagai hasil dari
mereka menyanyi. Pengamen biasanya
melakukan aksinya dipinggiran jalan sekitar
lampu merah atau di dalam angkutan umum
seperti angkotan kota atau angkot, bis kota
atau damri, dan kereta api. Pengamen atau
sering disebut pula sebagai penyanyi
jalanan, sementara musik-musik yang
dimainkan umumnya disebut sebagai Musik
Jalanan. Pengertian antara musik jalanan
dengan penyanyi jalanan secara terminologi
tidaklah sederhana, karena musik jalanan
dan penyanyi jalanan masing-masing
mempunyai disiplin dan pengertian yang
spesifik bahkan dapat dikatakan suatu
bentuk dari sebuah warna musik yang
berkembang di dunia kesenian.
Namun saat ini dengan seiringnya
waktu yang berjalan perkembangan
pengamen tidak hanya dilakukan oleh
orang-orang yang mencari nafkah atau
lahan mereka dalam mencari uang saja.
Namun saat ini mengamen sering dilakukan
oleh sekelompok anak muda untuk
menghabiskan waktu mereka di waktu
senggang.
Dengan mengusung tema angklung
percussion, satria Jogja mulai dengan hanya
mempunyai beberapa orang dan mereka
adalah teman dekat masing-masing. Awal
mula mereka mengamen di kawasan
malioboro dan sekitarnya. Dengan
membawakan lagu modern dan tradisional
para pengunjung sangat tertarik dengan
konsep bermusik yang mereka bawakan,
karena memang jarang sekali seorang
pengamen jalanan mengamen dengan
konsep angklung percussion.
Banyak dari penonton atau wisatawan
yang suka akan karya dan konsep mereka,
sehingga satria Jogja mendapat saweran
atau imbalan uang atas kerja keras mereka.
Dari hasil itulah pada akhirnya mereka
dapat memperluas bermusiknya dengan
membeli alat-alat baru dan merekrut
anggota seniman yang lain. Tidak hanya
itu, kelompok musik satria jogja juga sudah
mempunyai tempat berkumpul para
seniman jalanan yang diberi nama rumah
atap. Di rumah tersebut lah para seniman
jalanan dapat berkumpul dan belajar
bermusik secara sederhana dan apa adanya.
Hingga saat ini kelompok musik
satria jogja masih mengamen di kawasan
malioboro, dan sekarang mereka juga
mengisi suatu acara resmi seperti nikahan,
khitanan ataupun acara bersih desa dll.
Karena keunikan serta sadar akan budaya
tradisional, kelompok satria Jogja diberi
penghargaan oleh Sultan Hamgkubowono
atas karya mereka melestarikan budata dan
menjadi penghiburan yang positif untuk
wisatawan yang datang ke Yogyakarta.
C. Kehidupan Sosial
Pengamen jalanan adalah lukisan
sosial yang ada dalam kehidupan
masyarakat sekarang ini, bahkan sudah
sejak dahulu kala mereka ada. Pro kontra
kehadiran mereka dalam tataran sosial
sering mengintimidasi kaum pengamen.
Terkadang pandangan negatif masyarakat
yang di sematkan kepada pengamen jalanan
menjadikan mereka seolah – olah penjahat
yang siap untuk membahayakan. Akan
tetapi tidak semua pandangan – pandangan
negatif masyarakat tersebut benar, karena
pada realita dewasa ini masih banyak
“musisi jalanan” yang mana mereka benar –
benar menjual kreatifitas dan kualitas suara
yang mereka miliki sebagai modal.
Sekarang keberadaan mereka tidak
dianggap sebagai benalu yang merugikan
orang lain, justru musisi jalanan menjadi
daya tarik tersendiri dengan segala
kreatifitas lewat alunan musik yang di
tampilkan. Bahkan di beberapa tempat
khususnya wilayah Jogja seperti Jl.
Malioboro banyak kelompok – kelompok
pengamen angklung yang menambah
eksotisme kota Yogyakarta. Menjadikan
mereka sebuah pusat hiburan wisatawan.
Selain kelompok mereka, masih banyak
pengamen – pengamen yang memiliki
kreatifitas dan kualitas suara yang bisa di
katakan layak sebagai penyanyi seperti
kelompok – kelompok pengamen yang ada
di Kawasan Wisata Kopi Joss Tugu ataupun
lokasi – lokasi lainnya.
Memanglah terkadang penampilan
yang seperti preman membuat mereka
dipandang urakan, berandal atau sebutan
lainnya. Namun kenyataannya jauh dari
sebutan – sebutan seperti itu. Meskipun ada
berbagai jenis pengamen jalanan, entah itu
pengamen jalanan yang baik, suka malak
atau menebar terror, atau bahkan pengamen
penjahat sekalipun. Mereka memilih jalan
kehidupan dengan mengamen, bukan
meminta karena mereka menjual suara, dan
mereka menikmatinya. Faktor pendidikan
yang rendah, sempitnya lapangan pekerjaan
dan desakan kebutuhan hidup menjadikan
mereka memilih pekerjaan ini. Hasil yang
di dapatkan pun tidak sebesar hasil korupsi
pejabat.
Kelompok musik satria jogja ini
merupakan anak jalanan, mereka mencari
nafkah melalui musik dan karyanya untuk
menghibur orang lain. Dalam kehidupan
sosialnya kelompok ini awalnya tidak
mempunyai tempat tinggal, namun karena
kegigihannya akhirnya mereka memilik
sebuah tempat yang diberi nama rumah atap
untuk teman-teman jalanan mereka yang
tidak mempunyai tempat tinggal.
Di rumah atap itu para anak jalanan
belajar untuk menjadi pribadi yang lebih
baik, mempunyai keterampilan. Jadi di
tempat itulah para anak jalanan yang
dulunya seorang preman atau penjambret
sekalipun mempunyai tempat untuk
berkembang menjadi pribadi yang baik.
Mereka bisa dibina melalui keterampilan
sesuai bidangnya, tujuannya agar mereka
mampu mencari pekerjaan dengan
mempunyai keterampilan tersebut
D.Kreatifitas Kelompok Satria Jogja
(Angklung Percusion)
Angklung percusion merupakan
kelompok musik dengan formasi angklung
dan adanya beberapa perkusi yang
mendukung. Kreatifitas dari kelompok ini
sangatlah tidak terbatas, karena tiap pribadi
masing-masing anggota mempunya
kreatifitas dan kemauan untuk memajukan
kelompoknya. Salah satu upaya yang
dilakukan kelompok ini adalah dengan
mengikuti perkembangan musik atau lagu
populer jaman sekarang, tentunya dengan
aransement yang mereka buat sendiri.
Kelompok angklung percusion sendiri
mempunyai idealis dengan tidak
meninggalkan tradisi atau musik tradisional
yang sudah mereka jalani sejak awal
berdiri.
Selain mengikuti perkembangan
musik populer sat ini , kelompok angklung
percusion juga menambahkan model
kreatifitasnya di sisi penampilan , yaitu
para pemainnya bersautan untuk menyanyi,
sehingga sangat menimbulkan rasa antusias
penonton yang tinggi. Jadi pada intinya
kreatifitas dri kelompok angklung
percusion ini sangatlah tidak terbatas tapi
mereka tetap beridealis untuk
mempertahankan model bermusik secara
tradisional namun dikemas dan ditampilkan
secara modern yang apik.
Pada dasarnya seseorang yang
bermusik dengan baik tidak hanya ada pada
kalangan musisi atas (artis), namun pada
masa sekarang ini dan dengan
perkembangan jaman semua orang dapat
bermusik dengan baik tanpa harus
mengikuti pembelajaran dasar tentang
musik. Majunya teknologi seperti adanya
youtube, soundcloud dan berbagai macam
aplikasi dan media sosial yang ada sangat
memudahkan para pengguna diseluruh
lapisan masyarakat dapat belajar tentang
berkreativitas dengan musik. Salah satunya
yang memanfaatkan perkembangan jaman
ini adalah pengamen atau musisi jalanan.
Para musisi jalanan ini memanfaatkan
perkembangan ini untuk belajar bagaimana
berkreatif dengan musik, bagaimana
menampilkan pertunjukkan dengan baik
sehingga masyarakat yang melihat dapat
tertarik dengan mereka. Sekarang ini musisi
jalanan mempunyai kreativitas bermusik
dengan baik, tidak perlu belajar musik di
lembaga musik atau perkuliahan tentang
dasar musik seorang musisi jalanan dapat
menampilkan performa yang kreativitasnya
sama dengan musisi atas, dengan
perbedaannya kalangan musisi atas
karyanya dapat dipertanggungjawabkan
dengan hasil full scorenya sedangkan
musisi jalanan hanya sebatas berkreativitas
untuk tujuan menghibur masyarakat yang
melihat penampilan mereka.
III. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilaksanakan oleh peneliti tentang
Pengamen Jalanan Satria Jogja “Angklung
Percussion” kehidupan Sosial Bermusik
yang berada di Daerah Malioboro
Yogyakarta dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Fenomena musisi jalanan merupakan
satu hal yang seolah telah menjadi lazim di
kota-kota besar, khususnya di Yogyakarta.
Satria jogja adalah suatu kelompok musik
tradisional dengan formasi angklung dan
alat perkusi, dengan itulah kelompok satria
jogja ini menanamai angklung percussion.
2. Awal mula mereka mengamen di
kawasan malioboro dan sekitarnya. Dengan
membawakan lagu modern dan tradisional
para pengunjung sangat tertarik dengan
konsep bermusik yang mereka bawakan.
3. Kelompok musik satria jogja ini
merupakan anak jalanan, mereka mencari
nafkah melalui musik dan karyanya untuki
menghibur orang lain.
4. Tujuan awal mereka mendirikan grup
musik ini ialah karena selain mereka
mencari rejeki melalui musik pengamen,
mereka juga ingin melestarikan alat dan
musik tradisional yang ada di Indonesia
5. Angklung percusion merupakan
kelompok musik dengan formasi angklung
dan adanya beberapa perkusi yang
mendukung.
B. Saran
Setelah menyimak lebih dalam latar
belakang dari Pengamen Jalanan Satria
Jogja “Angklung Percussion” dalam
Konteks kehidupan Sosial Bermusik di
Daerah Malioboro Yogyakarta, muncul
beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Para Ilmuwan :
Peneliti ini merupakan penelitian
tentang kehidupan dan latar belakang
Pengamen Jalanan Satria Jogja
“Angklung Percussion”. Oleh karena itu
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dari sisi lain untuk mendapatkan data-
data yang lebih mendalam tentang
kehidupan Pengamen Jalanan Satria
Jogja “Angklung Percussion”.
2. Bagi Pengamen Jalanan Satria Jogja
“Angklung Percussion” :
Sebagai seniman hendaknya dapat
membawa dampak positif bagi
masyarakat luas dengan karya-karya
yang mereka ciptakan.
3. Bagi Masyarakat Umum :
Jangan pernah menganggap
sebelah mata kepada musisi jalanan.
Karena dapat dibuktikan dari
pengamen-pengamen tersebut
kualitasnya pun tidak kalah bagus
dengan para seniman atau pemusik
yang sudah terkenal dan kreatifitas
mereka dalam bermusik pun juga sangat
baik. Berbagai masalah sosial yang ada
di Indonesia adalah masalah kita
bersama. Jangan pernah menganggap
kecil orang yang tidak mempunyai
harta, tetapi pandanglah kecil orang
yang tidak mempunyai hati.
4. Bagi Pemerintah :
Hendaknya instansi pemerintah di
Yogyakarta lebih memperhatikan
bagaimana nasib dan kehidupan sosial
para musisi jalanan ini, karena para
musisi jalanan ini juga sebagian
menjadi daya tarik untuk para
wisatawan yang berkunjung di
Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, H. 2003. Ilmu Sosial Dasar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik.
Yogyakarta: Kanisius
Kodijat, Latifah. 1983. Istilah-Istilah Musik.
Jakarta : Djambatan.
Mack, Dieter,1994. Musik Populer,
Yogyakarta: yayasan Pustaka Nusatama.
Moleong, L. J. 2005. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tim Redaksi, 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ke III. Jakarta: Balai
Pustaka.