PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI...

20
PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO YOGYAKARTA Oleh Marhadianto Ramadani 10020134211 Dosen Pembimbing : Agus Suwahyono, S.Sn M.Pd ABSTRAK Musik adalah ekspresi jiwa seseorang yang diungkapkan dalam bentuk nada yang membentuk sebuah lagu. Musik sendiri sangatlah mendunia bahkan musik sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Dalam era ekarang musik juga mempunyai banyak beberapa jenis aliran musik. Salah satu faktor munculnya beberapa jenis musik yaitu dikarenakan kebutuhan pribadi manusia yang menikmati musik tersebut, karena musik sendiri dapat dipercaya bahwa bisa merasakan perasaan apa yang dirasakan oleh seseorang yang mendengarkan. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan jenis observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Untuk memperoleh validitas data yang valid menggunakan triangulasi tekhnik. Hasil penelitian menunjukkan Kelompok musik satria jogja ini merupakan anak jalanan. Angklung percusion merupakan kelompok musik dengan formasi angklung dan adanya beberapa perkusi yang mendukung. Kreatifitas dari kelompok ini sangatlah tidak terbatas, karena tiap pribadi masing-masing anggota mempunya kreatifitas dan kemauan untuk memajukan kelompoknya. Disini dapat juga dibuktikan dari pengamen- pengamen tersebut kualitasnya pun tidak kalah bagus dengan para seniman atau pemusik yang sudah terkenal dan kreatifitas mereka dalam bermusik pun juga sangat baik. Kata Kunci : Pengamen Jalanan, Kehidupan Sosial, Malioboro Yogyakarta

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : MARHADIANTO RAMADANI

Transcript of PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI...

Page 1: PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO YOGYAKARTA

PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO

YOGYAKARTA

OlehMarhadianto Ramadani

10020134211Dosen Pembimbing : Agus Suwahyono, S.Sn M.Pd

ABSTRAK

Musik adalah ekspresi jiwa seseorang yang diungkapkan dalam bentuk nada yang membentuk sebuah lagu. Musik sendiri sangatlah mendunia bahkan musik sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Dalam era ekarang musik juga mempunyai banyak beberapa jenis aliran musik. Salah satu faktor munculnya beberapa jenis musik yaitu dikarenakan kebutuhan pribadi manusia yang menikmati musik tersebut, karena musik sendiri dapat dipercaya bahwa bisa merasakan perasaan apa yang dirasakan oleh seseorang yang mendengarkan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan jenis observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Untuk memperoleh validitas data yang valid menggunakan triangulasi tekhnik.

Hasil penelitian menunjukkan Kelompok musik satria jogja ini merupakan anak jalanan. Angklung percusion merupakan kelompok musik dengan formasi angklung dan adanya beberapa perkusi yang mendukung. Kreatifitas dari kelompok ini sangatlah tidak terbatas, karena tiap pribadi masing-masing anggota mempunya kreatifitas dan kemauan untuk memajukan kelompoknya. Disini dapat juga dibuktikan dari pengamen-pengamen tersebut kualitasnya pun tidak kalah bagus dengan para seniman atau pemusik yang sudah terkenal dan kreatifitas mereka dalam bermusik pun juga sangat baik.

Kata Kunci : Pengamen Jalanan, Kehidupan Sosial, Malioboro Yogyakarta

Page 2: PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Musik adalah ekspresi jiwa seseorang

yang diungkapkan dalam bentuk nada

yang membentuk sebuah lagu. Musik

sendiri sangatlah mendunia bahkan musik

sudah menjadi bagian dari hidup mereka.

Dalam era ekarang musik juga mempunyai

banyak beberapa jenis aliran musik. Salah

satu faktor munculnya beberapa jenis musik

yaitu dikarenakan kebutuhan pribadi

manusia yang menikmati musik tersebut,

karena musik sendiri dapat dipercaya

bahwa bisa merasakan perasaan apa yang

dirasakan oleh seseorang yang

mendengarkan.

Selain aliran musik seorang pemusik

pun mulai berkembang pada masa sekarang

ini. Dulu semua beranggapan bahwa

seorang pemusik lahir dari kalangan

seniman yang handal. Atau bahkan mereka

beranggapan bahwa orang kalangan

kebawah atau golongan rakyat biasa tidak

mampu atau dikatakan layak dalam

bermusik. Namun pada jaman sekarang ini

anggapan tersebut sudah mulai dihapus

oleh masyarakat, itu terbukti dengan adanya

pemusik-pemusik yang lahir dari golongan

bawah atau bisa dikatakan mereka tidak

menempuh sekolah musik. Contohnya

sudah banyak, yaitu para pemusik yang dari

komunitas pengamen atau penyanyi cafe

sudah mampu untuk membuktikan kualitas

dalam bermusik dan sudah dapat

membuktikan bahwa seorang kalangan

bawah atau yang tidak mempunyai

background seniman handal pun dapat

untuk berkarya bagus.

Namun dalam perkembangan jaman

yang semakin kompleks, budaya ngamen

ini juga ikut berkembang menjadi salah satu

peluang untuk mencari nafkah dari

sementara orang. Seperti banyaknya

pengamen yang saat ini terlihat di sekeliling

kita, sebernarnya juga menyimpan

bermacam-macam motif. Ada yang

melakukannya untuk mencari identitas, ada

yang melakukan karena iseng, ada pula

yang jadi pengamen karena memang harus

mengejar nafkah.

Page 3: PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO YOGYAKARTA

Kebanyakan para pengamen atau

penyanyi jalanan ini selalu tampil sebagai

dirinya sendiri. Hingga tak jarang lagu-lagu

yang mereka bawakan menjadi versi lain

yang tak kalah menarik dari komposisi

versi aslinya. Contohnya lagu-lagu popular

dari kelompok Koes Plus misalnya, hampir

setiap pengamen pernah membawakannya.

Namun sulit mencari yang membawakan

dalam bentuk yang sama. Hampir semua

mempunyai versi atau gaya berbeda dalam

membawakannya. Musik tradisional adalah

musik yang hidup di masyarakat secara

turun temurun, dipertahankan sebagai

sarana hiburan. Tiga komponen yang saling

memengaruhi diantaranya Seniman, musik

itu sendiri dan masyarakat penikmatnya.

Pengamen atau sering disebut pula

sebagai penyanyi jalanan, sementara musik-

musik yang dimainkan umumnya disebut

sebagai Musik Jalanan. Pengertian antara

musik jalanan dengan penyanyi jalanan

secara terminologi tidaklah sederhana,

karena musik jalanan dan penyanyi jalanan

masing-masing mempunyai disiplin dan

pengertian yang spesifik bahkan dapat

dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna

musik yang berkembang di dunia kesenian.

Bila keberadaan para pengamen ini

bisa mendapatkan arahan secara edukasi

yang tepat dan berkesinambungan, bukan

tidak mungkin dunia ngamen ini akan

menjadi semacam lahan mentah dari

pencarian bentuk-bentuk musik pop

Indonesia, yang kian hari terasa semakin

canggih dibidang skill atau keterampilan

teori, namun semakin tipis dalam karakter,

terutama bila menyentuh akar tradisi dan

budaya yang semestinya menjadi ujung

tombak untuk dikembangkan secara lebih

luas ke dunia musik internasional sebagai

aset bangsa dan negara.

Peneliti memilih topik tentang

“pengamen jalanan dalam konteks

kehidupan bermusik di daerah yogyakarta”

karena,saat ini banyak sekali seniman atau

pemusik yang lahir atau muncul dari

golongan pengamen. Disini juga dibuktikan

dari pengamen-pengamen tersebut

kualitasnya pun tidak kalah bagus dengan

Page 4: PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO YOGYAKARTA

para seniman atau pemusik yang sudah

terkenal dan kreatifitas mereka dalam

bermusik pun juga sangat baik. Jadi

pengamen atau musisi jalanan pun tidak

bisa dikatakan memiliki kemampuan

bermusik yang minim dan tuk bermusik

pun tidak harus dengan teori-teori yang

didapat dengan sekolah musik terlebih

dahulu.

Kehidupan sosial pengamen juga

perlu diperhatikan dan mungkin sangat

menarik untuk dibahas. Hubungannya

dengan bermusik adalah mereka bisa

menjadi pengamen atas dasar latar belakang

ekonomi, kesenangan pribadi, atau karena

tidak adanya lahan dan kesempatan untuk

menunjukkan kreatifitas bermusiknya.

Mengetahui bagaimana seorang

pengamen mampu bermain alat musik dan

bagaimana teknik-teknik permainan musik

mereka serta cara mereka tampil dan bisa

membawa suasana saat mereka mengamen

dan ditonton oleh masyarakatsangat

menarik untuk dibahas. Disini saya akan

terjun langsung ke lokasi dan melakukan

observasi langsung pada pengamen dan

juga tempat dimana mereka mengamen.

II. PEMBAHASAN

A.Sejarah berdirinya Satria Jogja angklung

percussion

Fenomena musisi jalanan merupakan

satu hal yang seolah telah menjadi lazim di

kota-kota besar, khususnya di Yogyakarta.

Fenomena ini sangat terlihat terutama di

pusat kota, yakni di sepanjang jalan

Malioboro.

Sejauh ini, keberadaan mereka tidak

mendapatkan perhatian khusus dari

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. Hal

ini terlihat dari kuantitas mereka yang tidak

terdata dengan jelas oleh Pemkot

Yogyakarta (cenderung meningkat dari

tahun ke tahun), tiadanya kebijakan yang

memberi perhatian terhadap kehidupan

mereka (kalaupun ada, cenderung hanya

menyingkirkan mereka), dan lain

sebagainya. Di samping itu, komunitas-

komunitas yang mewadahi para musisi

Page 5: PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO YOGYAKARTA

jalanan terlihat kurang bisa memperbaiki

keberadaan mereka.

Mereka biasa disebut dengan

pengamen, atau lebih kerennya, mereka

lebih suka disebut dengan, Penyanyi

Jalanan. Sementara musik yang mereka

mainkan sering mereka sebut sebagai,

Musik Jalananan. Sebenarnya pengertian

musik jalanan dan penyanyi jalanan

tidaklah sesederhana terminologi yang

mereka sebutkan seperti di atas. Sebab,

musik jalanan dan penyanyi jalanan

mempunyai disiplin dan pengertian yang

spesifik, bahkan merupakan suatu bentuk

dari sebuah warna musik yang berkembang

di dunia kesenian.

Pengamen mengumpulkan

sumbangan dan tips dari masyarakat dalam

berbagai wadah dan dengan metode yang

berbeda tergantung pada jenis mengamen

mereka melakukan. Untuk berjalan dengan

bertindak kasus instrumen atau kaleng

khusus atau kotak sering digunakan. Untuk

lingkaran menunjukkan pelaku biasanya

akan mengumpulkan uang di akhir acara.

meskipun beberapa pemain juga akan

mengumpulkan selama acara untuk

memastikan semua penonton memiliki

kesempatan untuk menunjukkan

penghargaan untuk keterampilan mereka.

Satria jogja adalah suatu kelompok

musik tradisional dengan formasi angklung

dan alat perkusi, dengan itulah kelompok

satria jogja ini menanamai angklung

percussion. Mereka merupakan seniman

asli Jogja yang bekerja dibidang musik.

Tujuan awal mereka mendirikan grup

musik ini ialah karena selain mereka

mencari rejeki melalui musik pengamen,

mereka juga ingin melestarikan alat dan

musik tradisional yang ada di Indonesia

agar semua para penonton yang

menyaksikan bisa mengetahui bahwa musik

tradisional masih ada dan mampu untuk

menjadi pengiring lagu-lagu modern saat

ini.

Page 6: PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO YOGYAKARTA

B.Perkembangan Kelompok Musik Satria

Jogja

Pengamen adalah suatu kegiatan yang

dimana pelakunya harus menyanyikan

sebuah lagu untuk menghibur masyarakat

agar mereka merasa terhibur dan dapat

memberikan mereka uang sebagai hasil dari

mereka menyanyi. Pengamen biasanya

melakukan aksinya dipinggiran jalan sekitar

lampu merah atau di dalam angkutan umum

seperti angkotan kota atau angkot, bis kota

atau damri, dan kereta api. Pengamen atau

sering disebut pula sebagai penyanyi

jalanan, sementara musik-musik yang

dimainkan umumnya disebut sebagai Musik

Jalanan. Pengertian antara musik jalanan

dengan penyanyi jalanan secara terminologi

tidaklah sederhana, karena musik jalanan

dan penyanyi jalanan masing-masing

mempunyai disiplin dan pengertian yang

spesifik bahkan dapat dikatakan suatu

bentuk dari sebuah warna musik yang

berkembang di dunia kesenian.

Namun saat ini dengan seiringnya

waktu yang berjalan perkembangan

pengamen tidak hanya dilakukan oleh

orang-orang yang mencari nafkah atau

lahan mereka dalam mencari uang saja.

Namun saat ini mengamen sering dilakukan

oleh sekelompok anak muda untuk

menghabiskan waktu mereka di waktu

senggang.

Dengan mengusung tema angklung

percussion, satria Jogja mulai dengan hanya

mempunyai beberapa orang dan mereka

adalah teman dekat masing-masing. Awal

mula mereka mengamen di kawasan

malioboro dan sekitarnya. Dengan

membawakan lagu modern dan tradisional

para pengunjung sangat tertarik dengan

konsep bermusik yang mereka bawakan,

karena memang jarang sekali seorang

pengamen jalanan mengamen dengan

konsep angklung percussion.

Banyak dari penonton atau wisatawan

yang suka akan karya dan konsep mereka,

sehingga satria Jogja mendapat saweran

atau imbalan uang atas kerja keras mereka.

Dari hasil itulah pada akhirnya mereka

dapat memperluas bermusiknya dengan

Page 7: PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO YOGYAKARTA

membeli alat-alat baru dan merekrut

anggota seniman yang lain. Tidak hanya

itu, kelompok musik satria jogja juga sudah

mempunyai tempat berkumpul para

seniman jalanan yang diberi nama rumah

atap. Di rumah tersebut lah para seniman

jalanan dapat berkumpul dan belajar

bermusik secara sederhana dan apa adanya.

Hingga saat ini kelompok musik

satria jogja masih mengamen di kawasan

malioboro, dan sekarang mereka juga

mengisi suatu acara resmi seperti nikahan,

khitanan ataupun acara bersih desa dll.

Karena keunikan serta sadar akan budaya

tradisional, kelompok satria Jogja diberi

penghargaan oleh Sultan Hamgkubowono

atas karya mereka melestarikan budata dan

menjadi penghiburan yang positif untuk

wisatawan yang datang ke Yogyakarta.

C. Kehidupan Sosial

Pengamen jalanan adalah lukisan

sosial yang ada dalam kehidupan

masyarakat sekarang ini, bahkan sudah

sejak dahulu kala mereka ada. Pro kontra

kehadiran mereka dalam tataran sosial

sering mengintimidasi kaum pengamen.

Terkadang pandangan negatif masyarakat

yang di sematkan kepada pengamen jalanan

menjadikan mereka seolah – olah penjahat

yang siap untuk membahayakan. Akan

tetapi tidak semua pandangan – pandangan

negatif masyarakat tersebut benar, karena

pada realita dewasa ini masih banyak

“musisi jalanan” yang mana mereka benar –

benar menjual kreatifitas dan kualitas suara

yang mereka miliki sebagai modal.

Sekarang keberadaan mereka tidak

dianggap sebagai benalu yang merugikan

orang lain, justru musisi jalanan menjadi

daya tarik tersendiri dengan segala

kreatifitas lewat alunan musik yang di

tampilkan. Bahkan di beberapa tempat

khususnya wilayah Jogja seperti Jl.

Malioboro banyak kelompok – kelompok

pengamen angklung yang menambah

eksotisme kota Yogyakarta. Menjadikan

mereka sebuah pusat hiburan wisatawan.

Selain kelompok mereka, masih banyak

pengamen – pengamen yang memiliki

Page 8: PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO YOGYAKARTA

kreatifitas dan kualitas suara yang bisa di

katakan layak sebagai penyanyi seperti

kelompok – kelompok pengamen yang ada

di Kawasan Wisata Kopi Joss Tugu ataupun

lokasi – lokasi lainnya.

Memanglah terkadang penampilan

yang seperti preman membuat mereka

dipandang urakan, berandal atau sebutan

lainnya. Namun kenyataannya jauh dari

sebutan – sebutan seperti itu. Meskipun ada

berbagai jenis pengamen jalanan, entah itu

pengamen jalanan yang baik, suka malak

atau menebar terror, atau bahkan pengamen

penjahat sekalipun. Mereka memilih jalan

kehidupan dengan mengamen, bukan

meminta karena mereka menjual suara, dan

mereka menikmatinya. Faktor pendidikan

yang rendah, sempitnya lapangan pekerjaan

dan desakan kebutuhan hidup menjadikan

mereka memilih pekerjaan ini. Hasil yang

di dapatkan pun tidak sebesar hasil korupsi

pejabat.

Kelompok musik satria jogja ini

merupakan anak jalanan, mereka mencari

nafkah melalui musik dan karyanya untuk

menghibur orang lain. Dalam kehidupan

sosialnya kelompok ini awalnya tidak

mempunyai tempat tinggal, namun karena

kegigihannya akhirnya mereka memilik

sebuah tempat yang diberi nama rumah atap

untuk teman-teman jalanan mereka yang

tidak mempunyai tempat tinggal.

Di rumah atap itu para anak jalanan

belajar untuk menjadi pribadi yang lebih

baik, mempunyai keterampilan. Jadi di

tempat itulah para anak jalanan yang

dulunya seorang preman atau penjambret

sekalipun mempunyai tempat untuk

berkembang menjadi pribadi yang baik.

Mereka bisa dibina melalui keterampilan

sesuai bidangnya, tujuannya agar mereka

mampu mencari pekerjaan dengan

mempunyai keterampilan tersebut

D.Kreatifitas Kelompok Satria Jogja

(Angklung Percusion)

Angklung percusion merupakan

kelompok musik dengan formasi angklung

dan adanya beberapa perkusi yang

mendukung. Kreatifitas dari kelompok ini

Page 9: PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO YOGYAKARTA

sangatlah tidak terbatas, karena tiap pribadi

masing-masing anggota mempunya

kreatifitas dan kemauan untuk memajukan

kelompoknya. Salah satu upaya yang

dilakukan kelompok ini adalah dengan

mengikuti perkembangan musik atau lagu

populer jaman sekarang, tentunya dengan

aransement yang mereka buat sendiri.

Kelompok angklung percusion sendiri

mempunyai idealis dengan tidak

meninggalkan tradisi atau musik tradisional

yang sudah mereka jalani sejak awal

berdiri.

Selain mengikuti perkembangan

musik populer sat ini , kelompok angklung

percusion juga menambahkan model

kreatifitasnya di sisi penampilan , yaitu

para pemainnya bersautan untuk menyanyi,

sehingga sangat menimbulkan rasa antusias

penonton yang tinggi. Jadi pada intinya

kreatifitas dri kelompok angklung

percusion ini sangatlah tidak terbatas tapi

mereka tetap beridealis untuk

mempertahankan model bermusik secara

tradisional namun dikemas dan ditampilkan

secara modern yang apik.

Pada dasarnya seseorang yang

bermusik dengan baik tidak hanya ada pada

kalangan musisi atas (artis), namun pada

masa sekarang ini dan dengan

perkembangan jaman semua orang dapat

bermusik dengan baik tanpa harus

mengikuti pembelajaran dasar tentang

musik. Majunya teknologi seperti adanya

youtube, soundcloud dan berbagai macam

aplikasi dan media sosial yang ada sangat

memudahkan para pengguna diseluruh

lapisan masyarakat dapat belajar tentang

berkreativitas dengan musik. Salah satunya

yang memanfaatkan perkembangan jaman

ini adalah pengamen atau musisi jalanan.

Para musisi jalanan ini memanfaatkan

perkembangan ini untuk belajar bagaimana

berkreatif dengan musik, bagaimana

menampilkan pertunjukkan dengan baik

sehingga masyarakat yang melihat dapat

tertarik dengan mereka. Sekarang ini musisi

jalanan mempunyai kreativitas bermusik

dengan baik, tidak perlu belajar musik di

Page 10: PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO YOGYAKARTA

lembaga musik atau perkuliahan tentang

dasar musik seorang musisi jalanan dapat

menampilkan performa yang kreativitasnya

sama dengan musisi atas, dengan

perbedaannya kalangan musisi atas

karyanya dapat dipertanggungjawabkan

dengan hasil full scorenya sedangkan

musisi jalanan hanya sebatas berkreativitas

untuk tujuan menghibur masyarakat yang

melihat penampilan mereka.

III. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilaksanakan oleh peneliti tentang

Pengamen Jalanan Satria Jogja “Angklung

Percussion” kehidupan Sosial Bermusik

yang berada di Daerah Malioboro

Yogyakarta dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Fenomena musisi jalanan merupakan

satu hal yang seolah telah menjadi lazim di

kota-kota besar, khususnya di Yogyakarta.

Satria jogja adalah suatu kelompok musik

tradisional dengan formasi angklung dan

alat perkusi, dengan itulah kelompok satria

jogja ini menanamai angklung percussion.

2. Awal mula mereka mengamen di

kawasan malioboro dan sekitarnya. Dengan

membawakan lagu modern dan tradisional

para pengunjung sangat tertarik dengan

konsep bermusik yang mereka bawakan.

3. Kelompok musik satria jogja ini

merupakan anak jalanan, mereka mencari

nafkah melalui musik dan karyanya untuki

menghibur orang lain.

4. Tujuan awal mereka mendirikan grup

musik ini ialah karena selain mereka

mencari rejeki melalui musik pengamen,

mereka juga ingin melestarikan alat dan

musik tradisional yang ada di Indonesia

5. Angklung percusion merupakan

kelompok musik dengan formasi angklung

dan adanya beberapa perkusi yang

mendukung.

Page 11: PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO YOGYAKARTA

B. Saran

Setelah menyimak lebih dalam latar

belakang dari Pengamen Jalanan Satria

Jogja “Angklung Percussion” dalam

Konteks kehidupan Sosial Bermusik di

Daerah Malioboro Yogyakarta, muncul

beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Para Ilmuwan :

Peneliti ini merupakan penelitian

tentang kehidupan dan latar belakang

Pengamen Jalanan Satria Jogja

“Angklung Percussion”. Oleh karena itu

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

dari sisi lain untuk mendapatkan data-

data yang lebih mendalam tentang

kehidupan Pengamen Jalanan Satria

Jogja “Angklung Percussion”.

2. Bagi Pengamen Jalanan Satria Jogja

“Angklung Percussion” :

Sebagai seniman hendaknya dapat

membawa dampak positif bagi

masyarakat luas dengan karya-karya

yang mereka ciptakan.

3. Bagi Masyarakat Umum :

Jangan pernah menganggap

sebelah mata kepada musisi jalanan.

Karena dapat dibuktikan dari

pengamen-pengamen tersebut

kualitasnya pun tidak kalah bagus

dengan para seniman atau pemusik

yang sudah terkenal dan kreatifitas

mereka dalam bermusik pun juga sangat

baik. Berbagai masalah sosial yang ada

di Indonesia adalah masalah kita

bersama. Jangan pernah menganggap

kecil orang yang tidak mempunyai

harta, tetapi pandanglah kecil orang

yang tidak mempunyai hati.

4. Bagi Pemerintah :

Hendaknya instansi pemerintah di

Yogyakarta lebih memperhatikan

bagaimana nasib dan kehidupan sosial

para musisi jalanan ini, karena para

musisi jalanan ini juga sebagian

menjadi daya tarik untuk para

wisatawan yang berkunjung di

Yogyakarta.

Page 12: PENGAMEN JALANAN SATRIA JOGJA “ANGKLUNG PERCUSSION” DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL BERMUSIK DI DAERAH MALIOBORO YOGYAKARTA

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, H. 2003. Ilmu Sosial Dasar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik.

Yogyakarta: Kanisius

Kodijat, Latifah. 1983. Istilah-Istilah Musik.

Jakarta : Djambatan.

Mack, Dieter,1994. Musik Populer,

Yogyakarta: yayasan Pustaka Nusatama.

Moleong, L. J. 2005. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tim Redaksi, 2005. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Ke III. Jakarta: Balai

Pustaka.