pengamatan jamur

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin maju. Pengetahuan manusia akan beberapa hal pun bertambah. Hal ini yang mendasari para peneliti melakukan penelitian terhadap beberapa jenis makhluk hidup yang berukuran kecil atau biasa disebut dengan mikroorganisme dengan ketersediaan peralatan teknologi yang memadai. Salah satu jenis kehidupan yang diamati adalah jamur (fungi). Jamur adalah organisme yang tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof, fungi atau jamur ada yang bersel satu dan ada juga yang multiseluler. Yang bersel banyak tubuhnya berbentuk benang disebut hifa dan bercabang-cabang membentuk miselium. Jamur (fungi) banyak kita temui disekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama dimusim hujan, karena jamur menyukai habitat yang lembab. Beberapa ahli membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast).

Transcript of pengamatan jamur

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin maju. Pengetahuan manusia akan beberapa hal pun bertambah. Hal ini yang mendasari para peneliti melakukan penelitian terhadap beberapa jenis makhluk hidup yang berukuran kecil atau biasa disebut dengan mikroorganisme dengan ketersediaan peralatan teknologi yang memadai.

Salah satu jenis kehidupan yang diamati adalah jamur (fungi). Jamur adalah organisme yang tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof, fungi atau jamur ada yang bersel satu dan ada juga yang multiseluler. Yang bersel banyak tubuhnya berbentuk benang disebut hifa dan bercabang-cabang membentuk miselium.

Jamur (fungi) banyak kita temui disekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama dimusim hujan, karena jamur menyukai habitat yang lembab. Beberapa ahli membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast).

Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval.

Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai sistem pembulu seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Jamur umumnya berbentuk seperti benang, bersel banyak, dan semua bagian dari jamur memiliki potensi untuk tumbuh. Karena jamur tidak mempunyai klorofil yang berarti jamur tidak bisa memasak makanannya sendiri, maka jamur memanfaatkan sisa-sisa bahan organik dari makhluk hidup yang telah mati maupun yang masih hidup.

Oleh karena itu, hal yang melatarbelakangi percobaan ini ialah agar praktikan dapat memahami dan mengerti tentang fungi dan dapat membedakan jamur yang yeast dan jamur yang mold.

1.2 Tujuan percobaan

a. Mengetahui ciri-ciri jamurb. Mengetahui hasil pembesaran pada mikroskopc. Mengetahui jenis jamur yang terdapat pada roti yang dibawa

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Jamur (fungi) adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia kehidupan jamur (fungi) merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi. Sebagian besar tubuh jamur (fungi) terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetative yang berfungsi menyerap nutrient dari lingkungan, dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi (Gandjar, 1999).

Jamur (fungi) tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Jamur (fungi) dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Kapang (mold) merupakan jamur (fungi) yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir (yeast) merupakan jamur (fungi) bersel tunggal dan tidak berfilamen. Jamur (fungi) merupakan organisme menyerupai tanaman, tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yaitu;a. Tidak mempunyai klorofilb. Mempunyai dinding sel dengan komposisi berbeda.c. Berkembang biak dengan spora.d. Tidak mempunyai batang, cabang, akar dan daun.e. Tidak mempunyai sistem vesicular seperti pada tanaman.f. Bersifat multiseluler.(Gandjar, 1999).

Jamur (fungi) ada yang bersifat parasit dan ada yang bersifat saprofit. Jamur (fungi) digolongkan bersifat paarasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya jamur (fungi) tersebut mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya. Sedangkan, jamur (fungi) digolongkan bersifat saprofit apabila dalam memenuhi kebutuhan makannya jamur (fungi) tersebut mengambil dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Jamur (fungi) dapat mensitetis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa, atau maltose), sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa jamur (fungi) yang dapat mensitetis vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada juga yang tidak dapat mensitetis sendiri sehingga harus mendapatkan dari substrat, misalkan dari substrat, misalkan tiamin dan biotin (Dwidjoseputro, 1994).

Baik jamur yang tingkat rendah maupun jamur yang tingkat tinggi umumnya mempunyai ciri yang khas, yaitu berupa benang tunggal bercabang-cabang yang disebut miselium, atau berupa kumpulan benang-benang yang padat menjadi satu. Hanya golongan ragi (sacharomycetes) yang tubuhnya berupa sel-sel tunggal. Ciri kedua adalah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa heterotof. Sifat ini menguatkan pendapat, bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di dalam evolusi (Waluyo,2005)

Golongan jamur mencakup lebih daripada 55.000 spesies, jumlah ini jauh melebihi jumlah spesies bakteri. Tentang klasifikasinya belum ada ketentuan pendapat yang menyeluruh diantara para ahli taksonomi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang tubuhnya tidak mempunyai diferensiasi, oleh karena itu disebut tumbuhan tallus (tallophyta), lengkapnya thallophyta yang tidak berklorofil. Ganggang adalah thallophyta yang berkrolofil.

Jamur berkembang biak secara vegetative dan generative dengan berbagai macam spora. Macam-macam spora yang terjadi dengan tiada perkawinan adalah;a. Spora yang biasanya terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompok-kelompok kecil, masing-masing mempunyai membran serta inti sendiri. Sel tempat terjadinya spora ini disebut sporangium dan sporanya disebut sporangiospora.b. Konidiospora yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah. Didalam hal ini tidak ada sporangium, tiap spora disebut konidiospora atau konidia saja, sedang tangkai pembawa konidia disebut konidiosfor.c. Pada beberapa spesies, bagian-bagian miselium dapat membesar serta berdinding tebal, bagian itu merupakan alat membesar atau berdinding tebal, bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut klamidiospora (spora yang berkulit tebal).d. Jika bagian-bagian miselium tidak menjadi lebih besar daripada aslinya, maka bagian-bagian ini disebut artospora (serupa batu bata), oidiospora atau oidia (serupa telut) saja.(Waluyo, 2005)

Kebanyakan spesies jamur dapat membiak secara vegetative maupun secara generative. Pembiakan generative atau secara seksual dilakukan dengan isogamate atau dengan heterogamate (arisogamet). Pada beberapa spesies perbedaan morfologi antara jenis sel kelamin itu belum nampak sehingga semuanya kita sebut isogamate, kadang-kadang kita beri tanda pengenal (+) dan (), untuk membedakan jenisnya. Pada beberapa spesies lain tampak adanya perbedaan mengenai besar kecilnya gamet-gamet, sehingga untuk itu ada penyebutan mikrogamet (sel kelamin jantan) dan makrogamet (sel kelamin betina). Didalam keadaan yang serba optimum, maka jamur membiak dengat cepat sekali, hanya kekeringanlah merupakan faktor pembatasbagi pertumbuhannnya (Waluyo, 2005).

Beberapa fungi, meskipun sapiofitik dapat juga menyerbu inang yang hidup lalu tumbuh denagn subur disitu sebagai parasit. Sebagai parasit mereka menimbulkan penyakit pada tumbuhan dan hewan termasuk manusia. Akan tetapi diantara 500.000 spesies cendawan, hanya kurang lebih 100 yang patogenik terhadap manusia. Kematian infeksi oleh cendawan selain penyakit kulit sangat tinggi. Hal ini boleh jadi disebabkan oleh diagnosis yang terlambat atau yang salah selama penyakit itu menjalar atau karen tidak tersedianya antibiotik. Antibiotik non-toksik yag secara medis tepat guna. Banyak cendawan patogenik misalnya Hitoplasma Capsulatum, yang menyebabkan hitoplasmosis (infeksi mikosis pada sistem retikolendotelium yang meliputi banyak organ). Dapat juga hidup sebagai saprofit, fungsi seperti itu menujukkan dimorfisme, artinya mereka dapat ada dalam bentuk uniseluler seperti halnya khamir ataupun dalam bentuk bening (filamen) seperta halnya kapang. Fase-fase khamir timbul bilamana organisme itu hidup sebagai parasit atau patogen dalam jaringan, sedangkan bentuk kapang bila organisme itu merupakan saprofit dalam tanah atau dalam medium laburatorium. Identifikasi laburatorium untuk cendawan-cendawan patogenik acapkali tergantung kepada dapat atau tidaknya dimorfisme ini dipertunjukkan (Waluyo, 2005).

Cendawan dapat bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan jasad-jasad renik lainnya lebih kurang mampu. Sebagai contoh, khamir dan kapang dapat tumbuh dalam suatu substrat atau medium berisikan konsentrasi gula yang dpat mebghambat kebanyakan bakteri. Demikian pula, kapang dan khamir umumnya dapat bertahan terhadap keadaan yang lebih asam daripada kebanyakan mikroba yang lain (Pelczar, 2008)

Jamur adalah kelompok organisme eukariota, dan dimasukkan kelompok ini karena sel-selnya sudah memiliki membran inti sel. Ciri-ciri jamur yaitu, selnya eukariotik, bentuk tubuhnya ada uniseluler dan multiseluler. Tidak memiliki klorofil , cara hidupnya adalah hidup sebagai tumbuhan heterotrof, memiliki dinding sel yang disebut kitin, dan dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Jamur dibagi menjadi enam divisi, yaitu:a. Myxomycota (sudah bukan merupakan kelompok jamur)b. Oomycota (sudah bukan merupakan kelompok jamur)c.Zygomycota Ciri-ciri jamur : Hifa tidak bersekat Reproduksi : Seksual : Dengan perkawinan hifa Aseksual : Dengan spora vegetatif dan fragmentasimiselium Contoh : Rhyzopus oryzaed. Ascomycota Ciri-ciri jamur : Hifa bersekat, sporanya bernama askospora Reproduksi : Seksual : Pembetukkan askospora Aseksual : Membentuk konidia spora dan tunas Contoh : Neuspora crassa (jamur oncom)e. Basidiomycota Ciri-ciri jamur: Hifa bersekat, tubuh berbentuk, dapat dilihat tanpa mikroskop Reproduksi : Seksual : Dengan perkawinan hifa Aseksual : Spora konidia Contoh : Auricolasia polythicaf. Deuteromycota Ciri-ciri jamur: Hifa bersekat, tidak memiliki alat reproduksi seksual Reproduksi : Aseksual : Dengan konidia Contoh : Chladosporium ( yang menyebabkan penyakit kulit )( Waluyo, 2005)

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik. Jamur ada yang tergolong mikrobia ada juga yang tidak. Jamur yang tergolong mikrobia contohnya adalah khamir dan jamur benang atau molds. Khamir adalah jamur yang tumbuh dalam bentuk uniseluler dan biasanya memperbanyak diri dengan cara tunas. Jamur ini tersebar di alam, dapat ditemukan di tanah, debu, serta buah, dan daun pada banyak tanaman. Nampak seperti permukaan buih atau sedimen tebal pada jus buah dan cairan saccharine ( Waluyo, 2005).

Contoh jamur yang kedua adalah jamur benang atau molds. Molds adalah jamur berfilamen yang bersifat parasit dan berkembak biak dengan spora seksual dan aseksual. Merupakan suatu kelompok heterogenis yang besar dari suatu tumbuhan, seperti organisme yang membentuk subdivisi Thallophyta. Contoh molds adalah Rhizopus sp, Penicillium sp, Aspergillus sp, dan Monilia sp (Dwidjoseputro, 1994).

Salah satu makhluk hidup yang memiliki daya reproduksi tinggi adalah fungi. Fungi merupakan kelompok mikrobia eukariotik heterotrofik yang tersebar luas di alam dan bersifat saprofit. Pembagian fungi didasarkan atas sifat khas struktur dan cara reproduksinya, yaitu Zigomycetes, Ascomycetes, Basydiomycetes, dan Deutromycetes (Dwidjoseputro, 1994).

Pada umumnya, sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat beragam ukurannya, berkisar antara 1 sampai 5 m lebarnya dan panjangnya dari 5 sampai 30 m atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang dalam hal ukuran dan bentuk-bentuk sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya (Pelczar, 2008).

Tubuh atau talus suatu kapang pada dasar nya terdiri dari sua bagian, yaitu miselium dan spora (sel resisten, istirahat, atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa gilamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10 m, dibandingkan dengan sel bakteri yang berdiameter 1 m (Pelczar, 2008).

Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama. Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu:1. Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.2. Septat dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori di tengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari ruang ke ruang yang lainnya. Sungguhpun setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membran sebagaimana halnya pada sel yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.3. Septat dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.(Pelczar, 2008)

Miselium dapat vegetatif (somatik) atau reproduktif. Beberapa hifa dari miselium somatik menembus ke dalam medium untuk mendapat zat makanan. Miselium reproduksi bertangung jawab untuk pembentukkan spora dan biasanya tumbuh meluas ke udara dari medium. Miselium suatu kapang deapat merupakan jaringan yang terjalin lepas atau dapat merupakan struktur padat yang terjalin lepas atau dapat merupakan struktur padat yang terorganisasi, seperti pada jamur (Pelczar, 2008).

Fungi akan terus menjadi bahan bagi penelaahan ilmiah dasar, terutama yang berkaitan dengan morfogenesis (proses terorganisasinaya sel-sel menjadi struktur jaringan). Mereka akan menjadi semakin penting di dalam proses-proses komersial untuk menyediakan produk-produk yang bermanfaat, termasuk antibiotik seperti penisilin. Namun terdapat kebutuhan yang lebih banyak akan bahan-bahan antifungi, sejajar dengan bahan antibakteri, yang daya racunnya lebih rendah namun lebih efektif untuk penyakit-penyakit mikotik. Adanya kesadaran yang lebih tinggi mengenai mikotoksin dan toksisitasnya akan memerlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap serangan kapang pada produk-produk pangan (Pelczar, 2008).

Prinsip kerja mikroskop adalah obyek ditempatkan di ruang dua lensa obyektif sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik dan diperbesar. Lensa okuler mempunyai peran seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan yaitu dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata berakomodasi maksimum. Pilihan jenis pengamatan ini dapat dilakukan dengan cara menggeser jarak benda terhadap lensa obyektif yang dilakukan dengan tombol soft adjustment (tombol halus yang digunakan untuk menemukan fokus) (anonim, 2013).

Jamur yang terdapat pada roti ini termasuk jenis jamur Zygomycota karena membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut Zigospora. Zygomycota berhabitat di darat, di tanah, atau pada sisa organisme mati. Zygomicota merupakan kelompok utama yang penting untuk membentuk mikoriza ( simbiosis jamur dengan akar tanaman ). Anggota Zygomycota terutama adalah jamur yang hidup sebagai saprofit. Zygomycota memiliki miselium yang bercabang banyak dan tidak bersekat-sekat. Hifanya bersifat senositik. Septa ditemukan hanya pada saat sel bereproduksi. Salah satu contoh Zygomycota yang penting adalah Rhizopus stolonifer. Jamur ini biasanya tumbuh pada roti dan makanan lain. Yang termasuk dalam zygomycota adalah rhizopus sp. Rhizopus sp mampu memecah amilum menjadi dekstrosa, protein, dan lemak dalam kedelai menjadi molekul yang lebih kecil. Apabila tumbuh pada makanan atau buah-buahan dapat bersifat merugikan karena mengakibatkan pembusukan. Yang termasuk jenis rhizopus sp adalah rhizopus stolonifer, rhizopus stolonifer merupakan jamur yang biasa tumbuh pada roti basi (anonim, 2013)

BAB IIIMETODELOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan tempat

Praktikum kedua ini tentang Pengamatan Jamur Mikroskopis dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 pukul 15.0020.00 WITA. Praktikum ini dilaksanakan di Laboraturium Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan bahan

3.2.1. Alat1. Mikroskop2. Object Glass3. Cover Glass4. Jarum Ose5. Pinset6. Pipet Tetes7. Bunsen8. Korek api9. Alumunium foil10. Kertas saring11. Pisau silet12. Laminator air flow cabinet13. Cawan petri14. Spatula

3.2.2. Bahan1. Aquadest2. Alcohol 70%3. Roti berjamur

3.3. Langkah kerja

1. Disterilisasikan tangan praktikan dengan mencuci tangan menggunakan sabun cair, dibilas dengan air bersih dan disemproykan alcohol.2. Disterilisasikan cover glass dan object glass dengan mencuci menggunakan sabun cair, dibilas dengan air bersih dan disemprotkan dengan alcohol.3. Dipanaskan jarum ose diatas lampu bunsen hingga berpijar.4. Diangin-anginkan beberapa saat hingga jamur osen tidak terlalu panas.5. Diambil sampel jamur pada roti yang berjamur dengan menggunakan jarum ose, dan kemudian diletakkan diatas object glass. 6. Ditetesi dengan aquadest sebanyak 1 tetes dengan menggunakan pipet tetes.7. Ditutupi object glass dengan cover glass.8. Diletakkan object glass diatas meja preparat.9. Diamati sampel roti berjamur dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10x , dan masing-masing perbesaran okuler 4x, 10x, 40x, dan 100x.10. Digambar hasil pengamatan.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1. Hasil pengamatan jamur mikroskopisNoGambarKeterangan

1Perbesaran Okuler : 4xPerbesaran Objektif : 10xPerbesaran Total : 40xKeterangan:1. Spora2. Koloni3. Hifa

2Perbesaran Okuler : 10xPerbesaran Objektif : 10xPerbesaran Total : 100xKeterangan:1. Spora2. Koloni3. Hifa

3Perbesaran Okuler : 40xPerbesaran Objektif : 10xPerbesaran Total : 400xKeterangan:1. Spora2. Koloni3. Hifa

4Perbesaran Okuler : 100xPerbesaran Objektif : 10xPerbesaran Total : 1000xKeterangan:1. Spora2. Koloni

4.2. Pembahasan

Praktikum kali ini membahas mengenai Pengamatan Jamur Mikroskopis. Jamur yang diamati adalah jamur roti. Dalam percobaan kali ini, hal pertama yang dilakukan adalah mensterilkan tangan praktikan dengan cara dicuci dibawah air mengalir menggunakan sabun cair. Hal ini berfungsi agar kotoran-kotoran dan bakteri yang masih dapat dihilangkan dapat hilang dari tangan praktikan. Kemudian, tangan yang sudah dicuci dikeringkan menggunakan tissu. Setelah kering, tangan disemprotkan dengan alcohol 70% . Hal ini dilakukan untuk membunuh kuman. Disiapkan object glass dan cover glass, sterilisasikan dengan cara dicuci dibawah air mengalir menggunakan sabun, setelah itu dikeringkan menggunakan tissu. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang terdapat pada object glass dan cover glass terebut. Dipanaskan jarum ose dengan menggunakan lampu bunsen sampai jarum ose berpijar kemudian diangin-anginkan sebentar, hal ini dilakukan agar jarum ose steril dan bebas dari mikroorganisme. Tujuan dari diangin-anginkannya jarum ose adalah agar pada saat pengambilan jamur, jamur tidak mati. Kemudian, diambil jamur dari roti dengan cara di slice-kan jarum ose hanya pada bagian jamurnya saja lalu diletakkan di object glass dan ditetesi dengan aquadest sebanyak 1 tetes. Hal ini bertujuan agar object glass dan cover glass dapat menempel, karena object glass dan cover glass tidak dapat menempel dalam keadaan kering. Setelah itu, letakkan object glass pada mikroskop. Kemudian dilakukan pembesaran objektif 10x, dan pembesaran okuler 4x, 10x, 40x, dam 100x. Fungsi dari dilakukannya pembesaran okuler 4x, 10x, 40x, dan 100x adalah agar praktikan dapat mengamati jamur dan dapat mengamati bagian-bagian apa saja yang terdapat dalam jamur.

Pada percobaan pertama yaitu perbesaran okuler 4x dan objektif 10x dapat dilihat ada spora, koloni, dan hifa di dalam jamur yang diamati. Pada perbesaran kedua yaitu perbesaran okuler 10x dan objektif 10x dapat dilihat ada spora, koloni, dan hifa didalam jamur yang diamati. Pada percobaan ketiga yaitu perbesaran okuler 40x dan objektif 10x dapat dilihat ada spora, koloni, hifa di dalam jamur yang diamati. Dan yang terakhir pada percobaan keempat yaitu perbesaran okuler 100x dan objektif 100x dapat dilihat ada spora dan koloni.

Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat, dan haustoria dapat menembus jaringan substrat.

Spora jamur dibedakan menjadi dua, yaitu spora aseksual dan spora seksual. Spora aseksual membelah secara mitosis dan spora seksual membelah secara meiosis. Contoh spora aseksual adalah zoospora, endospora, dan konidia. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua sel inti yaitu melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium menyebabkan terjadinya Singami, yaitu penyatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam tiga tahap, yaitu plasmogami, kariogami, dan meiosis. Pada tahap plasmogami, terjadi penyatuan dua protoplas membentuk sel yang mengandung dua inti yang tidak menyatukan diri selama pembelahan sel (stadium dikariot). Pada saat bersamaan, terjadi pula pembelahan inti bersama. Setelah pembentukan benda buah, terjadilah peleburan sel haploid (kariogami) inti zigot yang diploid. Setelah ini, baru terjadi meiosis, yaitu pembelahan sel dan pengurangan jumlah kromosom menjadi haploid kembali. Beberapa tipe spora seksual adalah askospora, basidiospora, zigospora, dan oospora. Perkawinan jamur Ascomycota menghasilkan askospora. Basidiospora adalah spora yang dihasilkan oleh jamur Basidiomycota. Askospora terdapat di dalam askus dan berjumlah 8 spora, sedangkan basidiospora terdapat di dalam basidium dan berjumlah 4 spora.Adapun perbedaan jamur dan bakteri adalah, jamur adalah organisme yang tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang bersel satu, tetapi sebagian besar bersel banyak, inti sel sudah memiliki membrane inti (eukariotik). Dinding sel tersusun atas zat kitin. Tubuh jamur tersusun atas benang-benang halus yang disebut hifa. Hidup di tempat kaya akan zat organik, lembab, dan kurang cahaya. Reproduksi aseksual melalui pembelahan dan secara seksual melalui peleburan inti sel dari dua sel induk. Sedangkan bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membrane inti sel. Organisme ini masuk ke dalam domain prokariota. Organisme uniseluler. Hidup bebas atau parasit, ada juga yang hidup di lingkungan ekstrim. Dinding selnya mengandung peptigokligen. Mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung. Mengalami inovulasi, yaitu perubahan bentuk yang yang disebabkan fakta makanan, suhu, lingkungan. Bakteri juga pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur. Perkembangbiakan dengan cara aseksual (pembelahan biner) dan paraseksual dengan konjugasi, transformasi, dan transduksi.

Setelah jamur pada roti diamati, ternyata warna dari jamur roti keabu-abuan. Jamur roti masuk ke dalam divisi Zygomycota. Jamur pada divisi ini memiliki ciri-ciri tubuhnya multiseluler dan terdiri atas hifa tidak bersekat. Jamur roti masuk ke dalam kelas Eurotimycetes dan juga jamur roti masuk ke dalam ordo Eurotiales. Jamur roti masuk kedalam filum trichocomaceae dan juga jamur roti masuk kedalam spesies penicillium requeforti.

Ada beberapa klasifikasi jamur, yaitu:1. AcrasiomycetesJamur ini merupakan kelompok jamur lendir selular, yang hidup bebas di dalam tanah, biasanya diisolasi dari tanah humus. Bentuk vegetatifnya berupa sel berinti satu yang amoeboid, seperti protozoa uniselular atau merupakan amoeba haploid, dan disebut juga pseudoplasmodium. Ciri-ciri sel jamur ini adalah dapat bergerak diatas media padat (pseudopodia), makan dengan cara fagositosis, misalnya dengan memakan bakteri. Sifatnya yang mirip fungi adalah adanya stadium badan buah, dan terbentuknya spora. Struktur spora seperti bentuk kista dari amoeba. Perkembang biakan jamur ini dimulai dari berkecambahnya spora, kemudian sel memperbanyak diri membentuk pseudoplasmodium, selanjutnya sel-sel beragregasi dan akan membentuk badan buah, akhirnya terbentuk sporokarp yang menghasilkan spora kembali. Contoh jamur ini adalah Dictyostelium mucoroides dan D. discoideum.

2. MyxomycetesJamur ini merupakan jamur lendir sejati. Jamur ini dapat ditemukan pada kayu terombak, guguran daun, kulit kayu, dan kayu. Bentuk vegetatifnya disebut plasmodium. Cara makan dengan fagositosis. Perkembang biakan jamur ini dimulai dari sel vegetatif haploid hasil perkecambahan spora. Sel tersebut setelah menggandakan diri akan mengadakan plasmogami dan kariogami yang menghasilkan sel diploid. Sel diploid yang berkembang menjadi plasmodium yang selnya multinukleat tetapi uniselular, selanjutnya membentuk badan buah yang berbentuk sporangium. Sporangium tersebut menghasilkan spora haploid. Contoh jamur ini adalah Lycogala epidendron, Cribraria rufa , dan Fuligo septica.

3. PhychomycetesJamur ini termasuk jamur benang yang mempunyai hifa tidak bersepta, sel vegetatif multinukleat, atau disebut thalus soenositik. Secara vegetatif dapat memperbanyak diri dengan potongan-potongan hifa, dan menghasilkan spora aseksual dalam sporangium (sporangiospora). Perkembang biakan secara generatif dengan membentuk spora seksual. Berdasarkan cara terbentuknya spora dibagi menjadi 2macam, yaitu: (a) Oospora, hasil peleburan antara gamet-gamet yang tidak sama besarnya(b) Zygospora, hasil peleburan gamet-gamet yang sama besarnya. Berdasarkan tipe sporanya maka jamur ini juga dapat dikelompokkan dalam Oomycetes dan Zygomycetes. Zoopagales. Jamur yang penting dari kelompok Mucorales adalah Mucor sp. dan Rhizopus sp. Rhizopus nigricans adalah jamur roti, R. oryzae, R. olygosporus, dan R. stolonifer adalah jamur yang biasa digunakan pada fermentasi tempe

4. AscomycetesCiri jamur ini mempunyai hifa bersepta, dan dapat membentuk konidiofor. Secara vegetatif dapat berkembang biak dengan potongan hifa, dan pada beberapa jenis dapat menghasilkan konidia secara aseksual. Fase konidi jamur ini disebut juga fase imperfect. Fungi yang hanya dalam bentuk fase imperfect disebut fungi imperfecti (Deuteromycetes). Secara generatif dapat membentuk badan buah yang disebut askokarp, yang di dalamnya terdapat askus (kantong) yang menghasilkan askospora. Askospora merupakan hasil kariogami dan meiosis. Pembentukan askospora ada 4 cara, yaitu:1. Konjugasi langsung seperti pada khamir.2. Pembelahan sel miselium.3. Peleburan sel-sel kelamin kemudian oogonium menjadi askus.4. Dari hifa askogen timbul organ-organ tertentu yang mengandung inti ruang rangkap.

Berdasarkan bentuknya dapat dibedakan 3 macam askus, yaitu:1. Cleistothecium, bentuknya bulat, kasar dan tidak mempunyai lubang khusus untuk jalan keluarnya spora.2. Perithecium, bentuk bulat seperti labu, mempunyai osteol untuk jalan keluarnya spora.3. Apothecium, bentuk seperti cawan atau mangkuk, bagian permukaan terdiri atas himenium yang mengandung askus-askus dalam lapisan palisade, dari lapisan tersebut dapat dilepaskan askospora. Contoh jamur ini yang penting adalah genus Aspergillus dan Penicillium. Jamur ini umumnya dapat menghasilkan pigmen hitam, coklat, merah, dan hijau. Pigmen tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis jamur tersebut. Jamur ini umumnya dapat merombak bahan organik seperti kayu, buah, kulit, dan sisa-sisa tanaman. Spesies seperti P. roqueforti dan P. camemberti dapat digunakan untuk flavour (aroma). Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum untuk produksi antibiotik penisilin. Jamur Aspergillus niger untuk fermentasi asam sitrat, Aspergillus oryzae dan Aspergillus wentii untuk fermentasi kecap.4. BasidiomycetesCiri khusus jamur ini yaitu mempunyai basidium yang berbentuk seperti gada, tidak bersekat, dan mengandung 4 basidiospora di ujungnya. Pada jamur tertentu mempunyai hymenium atau lapisan-lapisan dalam badan buah. Hymenium terdapat pada mushroom, maka disebut juga Hymenomycetes. Hymenium terdiri dari basidia, hifa steril, parafisa, dan cysts. Basidia berasal dari hifa dikariotik, sel ujungnya membesar, inti ikut membesar, 2 inti melebur menghasilkan 1 inti diploid, kemudian membelah reduksi menjadi 4 inti haploid yang menjadi inti basidiospora. Tipe kelamin basidiospora terdiri atas 2 negatif dan 2 positif. Contoh jamur ini adalah Pleurotus sp (Jamur Tiram), Cyantus sp., dan khamir Sporobolomyces sp. 5. DeuteromycetesSemua jamur yang tidak mempunyai bentuk (fase) seksual dimasukkan ke dalam kelas Deuteromycetes. Jamur ini merupakan bentuk konidial dari klas Ascomycetes, dengan askus tidak bertutup atau hilang karena evolusi. Jamur ini juga tidak lengkap secara seksual, atau disebut paraseksual. Proses plasmogami, kariogami dan meiosis ada tetapi tidak terjadi pada lokasi tertentu dari badan vegetatif, atau tidak terjadi pada fase perkembangan tertentu. Miseliumnya bersifat homokariotik. Contoh jamur ini adalah beberapa spesies Aspergillus, Penicillium, dan Monilia.

Mikroskop merupakan salah satu alat optik yang berfungsi membantu kita untuk melihat benda-benda atau organ yang berukuran relatif kecil dan sulit dilihat dengan mata biasa. Benda-benda atau organ yang dapat dilihat menggunakan mikroskop lazim disebut sebagai benda berukuran mikroskopis. Mikroskop sangat membantu manusia dalam bidang kesehatan, khususnya kedokteran, contohnya para ilmuwan menggunakan mikroskop untuk meneliti bakteri dan virus yang dapat menyebabkan penyakit serta sel-sel yang dapat menyebabkan kanker. Sehingga mereka mampu menemukan obatnya dan mampu menyelamatkan nyawa orang lain. Selain itu, mikroskop juga sangat bermanfaat di bidang pendidikan untuk memberi ilmu kepada para siswa mengenai cara penggunaan dan manfaatnya. Bagian-bagian mikroskop antara lain adalah;

1. Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif2. Lensa Okuler, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.3. Tabung Mikroskop, tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.4. Makrometer (Pemutar kasar), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.5. Mikrometer (Pemutar halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.6. Revolver, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.7. Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.8. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.9. Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan. 10. Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.11. Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.12. Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.13. Kaki mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.14. Sendi inklanasi (Pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

Faktor kesalahan yang terjadi pada praktikum Pengamatan Jamur Mikroskopis yaitu:1. Kesalahan pada saat mengambil jamur dari sampel dengan menggunakan jarum ose. Karena sampel juga ikut terambil oleh jarum ose.2. Kesalahan pada saat mencari fokus pada mikroskop, sehingga jamur yang diteliti tidak tampak.3. Kurang telitinya dalam memakai object glass dan cover glass sehingg object glass dan cover glass pecah.4. Kurang diangin-anginkannya jarum ose setelah dipijarkan, sehingga dapat menimbulkan jamur mati pada saat di slice oleh jarum ose.

Fungsi aseptik adalah untuk mempertahankan suatu benda atau objek agar tehindar bebas dari mikroorganisme. Aseptik ada dua macam yaitu;1. Aseptik medisTeknik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah penyebaran mikroorganisme. Misalnya dengan cara: Mmencuci tangan, mengganti linen tempat tidur, dan menggunakan cangkir untuk obat.2. Aseptik bedah Teknik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dari suatu daerah.

BAB VPENUTUP

5.1. Kesimpulan

a. Ciri-ciri jamur yaitu, selnya eukariotik, bentuk tubuhnya ada uniseluler dan multiseluler. Tidak memiliki klorofil , cara hidupnya adalah hidup sebagai tumbuhan heterotrof, memiliki dinding sel yang disebut kitin, dan dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual.b. Pada perbesaran okuler 4x dan objektif 10x dapat dilihat spora, koloni, dan hifa. Pada perbesaran okuler 10x dan objektif 10x dapat dilihat spora, koloni, hifa. Pada perbesaran 40x dan objektif 10x dapat dilihat spora, koloni, dan hifa. Pada perbesaran okuler 100x dan objektif 10x dapat dilihat spora dan koloni.c. Jamur roti masuk ke dalam divisi Zygomycota. Jamur pada divisi ini memiliki ciri-ciri tubuhnya multiseluler dan terdiri atas hifa tidak bersekat. Jamur roti masuk ke dalam kelas Eurotimycetes dan juga jamur roti masuk ke dalam ordo Eurotiales. Jamur roti masuk kedalam filum trichocomaceae dan juga jamur roti masuk kedalam spesies penicillium requeforti.

5.2. Saran

Sebaiknya pada praktikum Pengamatan Jamur Mikroskopis tidak hanya menggunakan roti berjamur saja, tapi juga bisa mengamati hal lain. Misalnya saja jamur yang terdapat pada kayu, tanah, dan lain-lain. Hal ini bertujuan agar praktikan mengetahui jamur yang terdapat pada hal-hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim.2010.http://sulistyaindriani.wordpress.com/2010/07/12/bagianbagian mikroskop-dan-fungsinya/.diakses pada tanggal 1 Mei 2014 pukul 01.30 WITA2. Anonim.2012. http://atjoex.blogspot.com/2012/06/definisi-mikroskop.html.diakses pada tanggal 1 Mei 2014 pukul 01.30 WITA3. Anonim.2013.http://zonabiokita.blogspot.com/2013/06/mengenal-divisi-zygomycotina-dan.html.diakses pada tanggal 5 Mei 2014 pukul 01.28 WITA4. Dwidjoseputro, D.1994. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan5. Gandjar, Indrawati.1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta : UI Press6. Pelczar, Micheal. 2006. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press7. Waluyo, Lud.2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press