Pengamatan Arsitektur dan Perilaku - temuilmiah.iplbi.or.id · Bangunan merupakan suatu bentuk...

8
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 159 Pengamatan Arsitektur dan Perilaku Studi Kasus Paud GMIM Karunia Tumpaan–Kakas Verly Lodewyk Makalew (1) , Judy Obed waani (2) (1) Mahasiswa S2, Magister Program Studi Arsitektur PascaSarjana Universitas Sam Ratulangi Manado. (2) Program Studi Arsitektur PascaSarjana Universitas Sam Ratulangi Manado. Abstrak Bangunan merupakan suatu bentuk karya seni arsitektur yang dituangkan dalam bentuk nyata untuk memenuhi tuntutan kebutuhan manusia akan tempat bernaung sesuai dengan fungsinya. Desain arsitektur tidak lepas dari perilaku manusia sebagai pembentuknya dan hubungan manusia dengan lingkungan fisiknya. Fenomena ini menunjuk pada pola–pola perilaku pribadi, yang berkaitan dengan lingkungan fisik yang ada, terkait dengan perilaku interpersonal manusia atau perilaku sosial manusia. Pembahasan Arsitektur Perilaku PAUD GMIM Karunia di Desa Tumpaan Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa merupakan Penelitian yang bertujuan untuk menggali dan menggambarkan unsur-unsur atribut lingkungan apa saja yang terjadi di PAUD GMIM Karunia di Desa Tumpaan, Kakas-Minahasa melalui pengamatan perilaku anak PAUD maupun pemakai lainnya. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan Peta Perilaku (Behavioral Mapping). Peta perilaku dapat berupa place-centered map dan person centered map. Dalam penelitian ini digunakan metode place centered map dan person centre map dan Design Guide Lines untuk melihat bagaimana manusia mengaturdirinyadalamsuatulokasitertentu(Sommerdkk,1980). Kata-kunci : Arsitektur Perilaku manusia, Pengamatan, PAUD Dalam Konteks perancangan lingkungan hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah persepsi lingkungan yakni interpretasi tentang suatu seting oleh individu didasarkan latar belakang budaya, nalar dan pengalaman indi- vidu tersebut. Hal ini yang akan mempen-garuhi keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan peran- cang ( Rapopot 1977). Fenomena ini menunjuk pada pola–pola perilaku pribadi, yang berkaitan dengan lingkungan fisik yang ada, terkait dengan perilaku interpersonal manusia atau perilaku sosial manusia. Pembahasan perilaku di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) ”Karunia” di GMIM (Gereja Masehi Injili Minahasa) Jemaat Sola-Gratia Tumpaan- Wilayah Pakolor Indah Kecamatan Kakas Kabu- paten Minahasa merupakan pengamatan terha- dap interaksi pengguna bangunan bagi anak didik dengan guru/bunda, anak didik dengan anak didik maupun pemakai/pengguna lainnya dengan lingkungan sekitar guna mencermati pola perilaku pengguna bangunan tersebut. Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas sehingga rumusan masalahnya adalah: Atribut lingkungan apa saja yang ditemukan pada pengamatan Arsitektur dan Perilaku di PAUD ”Karunia” GMIM Sola-Gratia Tumpaan, Wilayah Pakolor Indah, Kecamatan Kakas- Kabupaten Minahasa ? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menda- patkan atribut lingkungan melalui fenomena perilaku yang ada di PAUD Karunia Tumpaan tersebut. Dengan adanya penulisan ini diharapkan mampu menyajikan data deskriptif dan gambar/grafis /image tentang fenomena Perilaku & atribut lingkungan di PAUD GMIM ”Karunia” Desa Tum- paan, Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa.

Transcript of Pengamatan Arsitektur dan Perilaku - temuilmiah.iplbi.or.id · Bangunan merupakan suatu bentuk...

TEMU ILMIAH IPLBI 2015

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 159

Pengamatan Arsitektur dan Perilaku Studi Kasus Paud GMIM Karunia Tumpaan–Kakas

Verly Lodewyk Makalew(1), Judy Obed waani(2)

(1) Mahasiswa S2, Magister Program Studi Arsitektur PascaSarjana Universitas Sam Ratulangi Manado. (2) Program Studi Arsitektur PascaSarjana Universitas Sam Ratulangi Manado.

Abstrak

Bangunan merupakan suatu bentuk karya seni arsitektur yang dituangkan dalam bentuk nyata untuk

memenuhi tuntutan kebutuhan manusia akan tempat bernaung sesuai dengan fungsinya. Desain

arsitektur tidak lepas dari perilaku manusia sebagai pembentuknya dan hubungan manusia dengan

lingkungan fisiknya. Fenomena ini menunjuk pada pola–pola perilaku pribadi, yang berkaitan dengan

lingkungan fisik yang ada, terkait dengan perilaku interpersonal manusia atau perilaku sosial

manusia. Pembahasan Arsitektur Perilaku PAUD GMIM Karunia di Desa Tumpaan Kecamatan Kakas

Kabupaten Minahasa merupakan Penelitian yang bertujuan untuk menggali dan menggambarkan

unsur-unsur atribut lingkungan apa saja yang terjadi di PAUD GMIM Karunia di Desa Tumpaan,

Kakas-Minahasa melalui pengamatan perilaku anak PAUD maupun pemakai lainnya. Metode

penelitian yang digunakan adalah dengan Peta Perilaku (Behavioral Mapping). Peta perilaku dapat

berupa place-centered map dan person centered map. Dalam penelitian ini digunakan metode place

centered map dan person centre map dan Design Guide Lines untuk melihat bagaimana manusia

mengaturdirinyadalamsuatulokasitertentu(Sommerdkk,1980).

Kata-kunci : Arsitektur Perilaku manusia, Pengamatan, PAUD

Dalam Konteks perancangan lingkungan hal

yang sangat penting untuk diperhatikan adalah

persepsi lingkungan yakni interpretasi tentang

suatu seting oleh individu didasarkan latar

belakang budaya, nalar dan pengalaman indi-

vidu tersebut. Hal ini yang akan mempen-garuhi

keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan peran-

cang ( Rapopot 1977).

Fenomena ini menunjuk pada pola–pola perilaku

pribadi, yang berkaitan dengan lingkungan fisik

yang ada, terkait dengan perilaku interpersonal

manusia atau perilaku sosial manusia.

Pembahasan perilaku di PAUD (Pendidikan Anak

Usia Dini) ”Karunia” di GMIM (Gereja Masehi

Injili Minahasa) Jemaat Sola-Gratia Tumpaan-

Wilayah Pakolor Indah Kecamatan Kakas Kabu-

paten Minahasa merupakan pengamatan terha-

dap interaksi pengguna bangunan bagi anak

didik dengan guru/bunda, anak didik dengan

anak didik maupun pemakai/pengguna lainnya

dengan lingkungan sekitar guna mencermati

pola perilaku pengguna bangunan tersebut.

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas

sehingga rumusan masalahnya adalah:

Atribut lingkungan apa saja yang ditemukan

pada pengamatan Arsitektur dan Perilaku di

PAUD ”Karunia” GMIM Sola-Gratia Tumpaan,

Wilayah Pakolor Indah, Kecamatan Kakas-

Kabupaten Minahasa ?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menda-

patkan atribut lingkungan melalui fenomena

perilaku yang ada di PAUD Karunia Tumpaan

tersebut.

Dengan adanya penulisan ini diharapkan mampu

menyajikan data deskriptif dan gambar/grafis

/image tentang fenomena Perilaku & atribut

lingkungan di PAUD GMIM ”Karunia” Desa Tum-

paan, Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa.

Pengamatan Arsitektur dan Perilaku

E 160 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

Menemukan data, indikasi dan analisa sebab-

akibat dan mengumpulkan data yang terukur

tentang fenomena perilaku anak didik di PAUD

GMIM Karunia Desa Tumpaan-Kakas dalam

suatu Setting Ruang yang terbentuk pada

komunitas ini.

Pengantar

Pengertian Teori Atribut

Atribut lingkungan dirumuskan oleh weisman

(1981) sebagai suatu produk dari organisasi,

individu dan setting fisik. Model sistem lingku-

ngan dan perilaku digambarkan Weisman dalam

suatu bagan, lihat diagram 01.

Atribut lingkungan (Weisman, 1981) tersebut

meliputi: 1. Perangsang indera (sensory stimulation)

2. Kontrol (control)

3. Adaptabilitas (adaptability)

4. Legibilitas (legibility)

5. Aksesibilitas (accessibility)

6. Kesesakan (crowdedness)

7. Kenyamanan (comfortability)

8. Privasi (privacy)

9. Sosialitas (sociality)

10. Teritorialitas (territoriality)

11. Ruang personal (personal space)

12. Personalitas (personality)

13. Kejenuhan (surfeited)

14. Visiabilitas (visiability)

Pada penelitian ini hanya beberapa yang diba-

has, yang merupakan wujud minimal utama,

mewakili atribut tersebut di atas.

Diagram 01.

Skema Model Sistem Perilaku Lingkungan

Lewin (Sarwono, 1992) membuat rumusan

bahwa tingkah laku (B=behavior) adalah fungsi

dari keadaan pribadi orang yang bersangkutan

(P= person) dan lingkungan dimana orang itu

berada (E=environment), dapat diformulakan

sebagai B=f(P,E).

Metode

Pemetaan Perilaku (Behavior Mapping)

Pengamatan menggunakan metode Pemetaan

Perilaku (Behavior Mapping) yaitu suatu teknik

survei yang dikembangkan oleh Ittelson sejak

tahun 1970an merupakan teknik yang sangat

populer dan banyak dipakai. Menurut Ittelson,

pemetaan perilaku, secara umum akan mengi-

kuti prosedur yang terdiri dari 5 (lima) unsur

dasar, yaitu:

1. Sketsa dasar area atau seting yang akan

diobservasi.

2. Definisi yang jelas tentang bentuk–bentuk

perilaku yang akan diamati, dihitung, dideskrip-

sikan dan didiagramkan.

3. Infomasikan satu rencana waktu yang jelas pada

saat kapan pengamatan akan dilakukan.

4. Prosedur sistematis yang jelas harus diikuti

selama observasi.

5. Sistem coding/penandaan yang efisien untuk

lebih mengefisienkan pekerjaan obsevasi.

Pemetaan Perilaku meliputi suatu peta kenyata-

an atau rencana dari suatu area pada lokasi

manusia dan area menunjukan aktivitas manu-

sia, pengamatan terhadap perilaku peng-guna

ruang/bangunan berdasarkan person-center

maps dan place-centered dan Place-Centered

Maps serta phisycal trace yaitu :

a. Person-Centered Maps

Teknik survei perilaku ini menekankan pada

pergerakan manusia pada suatu periode waktu

tertentu. Dengan demikian teknik ini akan

berkaitan tidak hanya satu tempat atau lokasi

akan tetapi dengan beberapa tempat atau

lokasi. Teknik ini pun hanya berhadapan dengan

seseorang yang khusus diamati. Tujuannya yaitu

untuk mendapatkan pemetaan terhadap peng-

guna bangunan Sekolah PAUD Karunia Tumpaan

-Kakas dan menggambarkan pola perilaku peng-

guna dan aktivitasnya.

b. Place-Centered Maps

Dalam penelitian ini digunakan metode place

centered map untuk melihat bagaimana manu-

sia mengatur dirinya dalam suatu lokasi tertentu

(Sommer dkk, 1980). Teknik survei ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana manusia atau

sekelompok manusia memanfaatkan, menggu-

nakan atau mengakomodasikan perilakunya da-

lam suatu situasi waktu dan tempat tertentu.

Dalam teknik ini, langkah pertama yang harus

Verly Lodewyk Makalew

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 161

dilakukan adalah membuat sketsa suatu tempat

atau setting, meliputi suatu unsur fisik yang

diperkirakan mempengaruhi perikalu pengguna

ruang tersebut. Peneliti dapat meng-gunakan

peta dasar yang telah dibuat sebelumnya. Akan

tetapi, yang perlu diingat adalah bahwa peneliti

harus akrab dengan situasi tem-pat atau area

yang akan diamati serta me-nentukan simbol

atau tanda sketsa atas setiap perilaku. Kemu-

dian dalam satu kurun waktu tertentu, peneliti

mencatat berbagai peri-laku yang terjadi dalam

tempat tersebut dengan menggambarkan simbol

-simbol pada peta dasar yang telah disiapkan.

c. Physical Trace

Pengamatan ini bertujuan untuk mendapatkan

tanda-tanda yang ditinggalkan pengguna atau

anak didik setelah melakukan aktifitas. Tanda-

tanda ini sebagai alat bantu dalam menganalisa

hasil pengamatan tersebut.

Tinjauan Lokasi Dan Data Organisasi

Lokasi penelitian di Desa Tumpaan, Kecamatan

Kakas Kabupaten Minahasa. Kawasan ini meru-

pakan area wilayah pesisir pantai yang berfungsi

sebagai lingkungan hunian & perke-bunan.

Gambar 01.Peta Kabupaten Minahasa dan Sekitarnya

Eksisting Site

Gambar 02. Peta Eksisting Site

Keterangan : A : Gedung Gereja Jemaat GMIM Sola-Gratia Tumpaan

B : Pastori GMIM Sola-Gratia Tumpaan

C : Bekas Gedung SD

D : Area Perkebunan

E : Area Pemukiman

F : Laut Maluku

Gambar 3. Tampak Depan Gedung PAUD Karunia

Tumpaan-Kakas

Gambar 04

Seting Perabot Ruang Tamu sebelum kegiatan PAUD

Lokasi B, merupakan Pastori GMIM. Pastori

adalah sarana penunjang pelayanan jemaat,

yang difungsikan sebagai fungsi hunian bagi

pendeta dan keluarga. Oleh pihak penyeleng-

gara/pengelola PAUD, Ruang Tamu Pastori dite-

tapkan sebagai fungsi ruang kelas PAUD, se-

hingga muncul kebutuhan/ perubahan tata letak

perabot di dalam ruangan tersebut.

Adapun kondisi Bangunan, yaitu ; - Luas total Lahan = 600m2

- Luas Bangunan Konsistori & Pastori = 96m2

- Luas Kelas PAUD = 28m2

- Dinding batako

- Lantai rabat cor beton

Desa Tumpaan – Kakas Kabupaten Minahasa

Pengamatan Arsitektur dan Perilaku

E 162 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

- Kuda-kuda atap kayu

- Penutup atap seng gelombang

- Belum ada plafon

Gambar 05. Perubahan Setting Ruang Tamu Pastori

menjadi Ruang Kelas saat aktivitas Belajar PAUD

Gambar 06. Suasana belajar di dalam ruang

Kelas

Profil Organisasi Dan Kebijakan PAUD

PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) GMIM Karunia

Tumpaan yang didirikan pada tanggal 4 April

2015. Berikut ini adalah gambaran umum

organisatoris (organization) dan kebijakan/Atu-

ran (policies) dari adalah sebagai berikut :

Usia dini merupakan masa emas perkembangan.

Pada masa ini telah terjadi lonjakan luar biasa

pada perkembangan anak yang tidak terjadi

pada periode berikutnya. Para ahli menyebutnya

sebagai usia emas (golden age). Untuk melejit-

kan potensi perkembangan tersebut, setiap anak

membutuhkan asupan gizi seimbang, perlin-

dungan kesehatan, asuhan penuh kasih sayang

dan rangsangan pendidikan yang sesuai dengan

tahapan perkembangan dan kemampuan ma-

sing-masing anak. Seiring bertambahnya usia,

anak-anak membutuhkan rangsangan pendidi-

kan yang lebih lengkap, baik yang diperolehnya

dari dalam rumah maupun yang diperolehnya di

luar rumah. Oleh karena itu, dalam kesadaran

akan pentingnya rangsa-ngan pendidikan di luar

rumah diterima oleh anak-anak sejak usia dini,

maka dirasa perlu untuk melaksanakan program

PAUD di desa Tumpaan dan sekitarnya. Untuk

itulah, Lembaga gereja dalam hal ini Jemaat

GMIM Sola-Gratia Tumpaan terpanggil untuk

turut serta mengam-bil bagian dalam pendidikan

bagi anak-anak usia dini, mengingat di lingku-

ngan jemaat GMIM Sola-Gratia Tumpaan dan

sekitarnya masih banyak anak usia 2-6 tahun

yang belum terlayani oleh kegiatan PAUD di luar

rumah. Lembaga PAUD “KARUNIA” Tumpaan ini

berada di bawah naungan Badan Pekerja Majelis

Jemaat GMIM “Sola-Gratia” Tumpaan. Lembaga

pendidikan ini dibentuk untuk memberikan pen-

didikan dasar kepada anak-anak baik dalam hal

akademik maupun pembentukan perilaku yang

sesuai dengan nilai kesopanan dan etika di

lingkungan demi terwujudnya anak-anak usia

dini yang sehat, cerdas, ceria serta memiliki

kesiapan baik fisik, jasmani dan rohani dalam

memasuki tahapan pendidikan selanjutnya.

Dasar Pemikiran, Visi Dan Misi Sekolah

a. Dasar Pemikiran

Matius 18:5 : “Dan barangsiapa menyambut

seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia

menyambut Aku.”

b. Visi

Menjadi lembaga pendidikan prasekolah

yang mampu membentuk tunas-tunas muda

Kristiani yang percaya kepada Tuhan, penuh

kasih, sehat, cerdas, dan kreatif serta memi-

liki kesiapan fisik dan mental untuk mema-

suki pendidikan lebih lanjut.

c. Misi

- Membentuk pribadi yang mengasihi Tuhan

dan mengasihi sesama

- Membentuk keilmuan dan pengetahuan da-

sar anak.

- Mendidik anak mampu berkomunikasi

dengan lancar dan percaya diri

- Membentuk dan mengembangkan jiwa kein-

dahan, kreatifitas dan keterampilan anak.

Verly Lodewyk Makalew

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 163

- Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan

partisipasi aktif masyarakat dalam

memberikan layanan PAUD.

Anak Didik & Jadwal Pelaksanaan

Kegiatan

Anak didik PAUD GMIM “KARUNIA” Tumpaan ini

berusia 2-6 tahun sebanyak 20 orang anak.

Jadwal pelaksanaan pendidikan dilaksanakan 5

(lima) kali dalam seminggu, yaitu hari Senin,

Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, pukul 08.00 –

11.00 wita.

Gambar 07.

Person-Centered Maps _ Sample 05

Analisis, Interpretasi dan Kesimpulan

Hal-hal berikut ini dapat diusulkan dan

disarankan baik bagi pihak pemerintah, maupun

bagi pihak pengelola/penyelenggara PAUD Karu-

nia Tumpaan-Kakas di Jemaat GMIM Sola Gratia

Tumpaan Wilayah Pakolor Indah, Kecamatan

Kakas, Kabupaten Minahasa, antara lain;

Orientasi

Berdasarkan tingkat pemetaan kognisi ini

(Gbr.7), akan berdampak pada cepat lambatnya

orientasi yang dilakukan pengunjung tersebut.

Hal ini terlihat pada penjelasan di bawah ini

yaitu :

a. Tingkat Pengenalan Lingkungan

Tinggi

Pengguna hanya membutuhkan waktu

yang pendek untuk menentukan akses

masuk dan ketika berada di dalam ruang

kelas mengadakan orientasi lagi untuk

memilih posisi tempat duduk di dalam

ruang kelas. Pengguna atau anak didik ini

dikalrifikasi sebagai pengguna yang tetap

dan aktif bersekolah sehingga tingkat

pengenalan lingkungannya tinggi.

b. Tingkat Pengenalan Lingkungan

Sedang

- Pengunjung membutuhkan sedikit waktu

untuk mencari atau memilih tempat duduk

yang akan digunakan.

- Biasanya penggguna pernah datang tetapi

membutuhkan orientasi untuk memastikan

tempat duduk dan meja yang akan di-

pakai.

- Proses memilih tempat duduk dan meja

dilakukan pada saat berjalan/bergerak di

dalam ruang kelas dan

- Orientasi yang dilakukan adalah dengan

memilih jalur jalan yang tidak terhalang

pandangannya kepada guru/bunda oleh

orang lain atau benda lainnya.

c. Tingkat Pengenalan Lingkungan

Rendah

Pengguna belum pernah datang, sehingga

perlu didampingi/ditemani dari orang

dewasa, seperti orang tua atau guru

(disebut; bunda). Walaupun telah tersedia

tempat duduk dan meja, tetapi pengguna

yang masih balita belum menangkap ada-

nya penjelasan.

Sehingga orientasi di lakukan secara

praktis ditetapkan /ditentukan absolut oleh

orang dewasa untuk memudahkan pemi-

lihan tempat duduk dan meja, dimana hal

ini bisa mengurangi waktu orientasi.

Secara keseluruhan, uraian di atas sangat

erat hubungannya dengan pemetaan kog-

nisi. Semakin sering pengguna atau anak

didik datang dan aktif di sekolah, semakin

kuat pula pemetaan pengenalan terhadap

ruang tersebut, sehingga tingkat ketergan-

tungannya pada lingkungan menjadi lebih

rendah.

Pendekatan disain seting lingkungan, ru-

ang, maupun perabot dapat disarankan

seperti Gbr.08 di bawah ini.

Pengamatan Arsitektur dan Perilaku

E 164 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

Gambar 08.Design Guide Lines 01

Aksesbilitas

Gambar 09. Person-Centered Maps _ Sample 01

Berdasarkan pengamatan di lapangan (Gbr.09),

konsep yang didapat dari pengguna yang da-

tang di sekolah PAUD tersebut, untuk mencapai

kebutuhan terhadap akses yang aktraktif &

menarik serta mampu meningkatkan pemah-

aman lingkungan melalui citra lingkungan yang

dari perilaku pengguna atau anak didik yang

berada di ruang kelas PAUD Tumpaan Kakas

pendekatan seting lingkungan adalah dengan

membuat Zebra Cross, Tangga, ruang berkum-

pul (lihat Gbr.10).

Gambar 10. Design Guide Lines 02

Teritorialitas Dalam Arsitektur

Gambar 11. Person-Centered Maps _ Sample 02

Gambar 12. Place-Centered Maps _ Sample 05

Verly Lodewyk Makalew

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 165

Berdasarkan pemetaan perilaku (Gbr.11 & Gbr.

12), untuk mencapai tingkat teritorialitas ber-

dasarkan perilaku pengguna adalah dengan me-

nata letak perabot di dalam ruang seperti tem-

pat duduk, meja, lemari kabinet, lemari arsip.

Disamping itu ruang tamu Pastori GMIM yang

juga ditetapkan menjadi ruang kelas PAUD

merupakan teritori yang sengaja dibuat untuk

keamanan, dan kenyamanan belajar dan ber-

main bagi anak–anak didik PAUD Karunia Tum-

paan melalui pendekatan seting lingkungan

seperti; papan nama (identitas), tangga, pagar,

gerbang utama pekarangan, Zone Merah, alas

lantai bergambar, meja & kursi berwarna-warni

(lihat Gbr.13).

Gambar 13. Design Guide Lines 03

Privasi

Untuk mendapatkan privasi belajar di dalam

ruang PAUD kelas ada tiga cara, yaitu:

a) penghalang visual dan suara (fisikal),

b) penghindaran dari pandangan atau visual

(behavioral),

c) penjauhan jarak (spasial). Sehingga seting

lingkungan yang dapat disarankan(lihat Gbr.14);

1) Vegetasi (pepohanan) yang ditanam &

Gorden yang dipasang di jendela meru-

pakan upaya penghalang visual (kategori

fisikal).

2) Pindah tempat duduk/posisi belajar di

dalam ruang yang merupakan upaya pe-

narikan jarak (kategori spasial).

Gambar 14. Design Guide Lines 04

Adaptabilitas

Adaptasi juga merupakan keinginan yang dilaku-

kan secara berulang dan mengakibatkan peru-

bahan. Mungkin ini sebabnya di mata hukum,

adaptasi adalah suatu karya yang didasarkan

pada satu atau lebih karya yang sudah ada

sebelumnya, tetapi diulangi kembali sehingga

mengalami perubahan. Untuk mendapatkan pe-

rubahan adaptasi yang baik dari anak didik

PAUD di dalam ruang kelas, maka dibutuhkan ;

a. Aktivitas, kegiatan teladan yang dilakukan

berulang-ulang

b. Memberikan kesempatan kepada anak–

anak untuk memperoleh/merasakan pe-

ngalaman saling menerima dan menghargai

di dalam kasih kepada sesama.

Pengamatan Arsitektur dan Perilaku

E 166 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

Gambar 15. Design Guide Lines 05

Personal Space

Gambar 16. Place-Centered Maps _ Sample 04

Berdasarkan gambaran pemetaan perilaku

(Gbr.16 & Gbr. 17), untuk mengatur tingkat

keakraban atau juga keintiman sesorang dengan

yang orang lainnya. Disarankan perlu penga-

turan jarak jauh-dekat dalam berkomukasi di

antara anak-anak didik PAUD sebagai kebutuhan

lahiriah manusia, maka pada gbr 18, perlu

adanya seting perabot dan pengaturan sistem

aktivitas bermain dan belajar di dalam Ruang

Belajar maupun Rg. Santai sebagai tempat ber-

kumpul anak–anak PAUD.

Gambar 17. Place-Centered Maps _ Sample 03

Gambar 18.Design Guide Lines 06

DAFTAR PUSTAKA 1. Haryadi & B. Setiawan, Agustus 2010. Arsitektur,

Lingkungan dan Perilaku. Pengantar ke Teori,

Metodologi dan Aplikasi. Penerbit Gadjah Mada

University Press. Indonesia.

2. Deddy Halim, PhD, 2005. Psikologi Arsitektur.

Pengantar Kajian Lintas Disiplin. Penerbit PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia.

3. Joyce Marcella Laurens, Jakarta 2004. Arsitektur

Dan Perilaku Manusia. Penerbit PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia bekerja sama dengan

Iniversitas Kristen Petra, Surabaya.

4. J. Lang, 1987. Creating Architecture Theory. The

Role of the Behavioral Sciences in Environmental

Design. Penerbit Van Nostrand Reinhold

Company. New York.

5. DR. Judy O. Waani, ST, MT, 2015. Hand Out

Materi Kuliah Arsitektur dan Perilaku Manusia.

Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi

Manado.

6. Johnny L. Matson, Social Behavior and Skill in

children, (Heidelberg: Springer Science Business

Media, LLC, 2009), p.14