PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang...

13
1 PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK Seiring terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh faktor-faktor teknis maupun non- teknis pada sistem distribusi jaringan listrik yang dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan-peralatan listrik sehingga mengakibatkan kerugian bagi PLN.(1) Agar dapat Mengamankan peralatan dari kerusakan yang lebih luas akibat gangguan, Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaaan, Secepatnya membebaskan pemadaman karena gangguan, dan Membatasi daerah pemadaman akibat gangguan.(1) Maka dari itu perlu adanya suatu pengaman peralatan listrik yang berfungsi untuk menghindari hal-hal tersebut dengan cara memasang pengaman-pengaman berupa switch sikring. Dengan memasang switch sikring itu maka dapat mengurangi reksiko-reksiko yang terjadi akibat tegangan dan arus lebih yang dapat merugikan pihak PLN.(2) Fuse Cut Out (FCO) merupakan sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang berbeban pada jaringan distribusi yang bekerja denga cara meleburkan bagian dari komponennya (fuse link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan dengan ukurannya itu. Disamping itu FCO merupakan peralatan proteksi yang bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat ini akan memutuskan rangkaian listrik yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus yang melewati kapasitas kerjanya. Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada cut out akan putus, dan tabung ini akan lepas dari pegangan atas, dan menggantung di udara, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke sistem. (3) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan distribusi berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik ke pihak pelanggan. Karena fungsinya tersebut maka keandalan menjadi sangat penting dan untuk itu jaringan distribusi perlu dilengkapi dengan alat pengaman Ada tiga fungsi sistem pengaman dalam jaringan distribusi a. Mencegah atau membatasi kerusakan pada jaringan beserta peralatannya dari akibat adanya gangguan listrik b. Menjaga keselamatan umum dari akibat gangguan listrik c. Meningkatkan kelangsungan pelayanan tenaga listrik kepada konsumen 1.2 Tujuan Agar dapat mampu bekerja secara optimal, sistem pengaman yang baik harus mampu : a. Melakukan koordinasi dengan sistim pengaman yang lain GI b. Mengamankan peralatan dari kerusakan yang lebih luas akibat gangguan c. Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaaan d. Secepatnya membebaskan pemadaman karena gangguan e. Membatasi daerah pemadaman akibat gangguan f. Mengurangi frekuensi pemutusan permanen karena gangguan Sedangkan persyaratan yang harus dimiliki oleh alat pengaman atau sistem pengaman adalah: a. Sensitifitas (kepekaan) Suatu pengaman bertugas mengamankan suatu alat atau bagian tertentu dari sistem tenaga listrik termasuk dalam jangkauan pengamanannnya merupakan daerah pengaman tugas suatu pengaman mendeteksi adanya gangguan yang terjadi didaerah pengamanannya harus cukup

Transcript of PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang...

Page 1: PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang dapat menyebabkan pemadaman total tanpa bisa meminimalisir percabangannya. 2. Percepetan

1

PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT)

ABSTRAK

Seiring terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh faktor-faktor teknis maupun non-

teknis pada sistem distribusi jaringan listrik yang dapat mengakibatkan kerusakan pada

peralatan-peralatan listrik sehingga mengakibatkan kerugian bagi PLN.(1) Agar dapat

Mengamankan peralatan dari kerusakan yang lebih luas akibat gangguan, Membatasi

kemungkinan terjadinya kecelakaaan, Secepatnya membebaskan pemadaman karena gangguan,

dan Membatasi daerah pemadaman akibat gangguan.(1)

Maka dari itu perlu adanya suatu pengaman peralatan listrik yang berfungsi untuk

menghindari hal-hal tersebut dengan cara memasang pengaman-pengaman berupa switch sikring.

Dengan memasang switch sikring itu maka dapat mengurangi reksiko-reksiko yang terjadi akibat

tegangan dan arus lebih yang dapat merugikan pihak PLN.(2)

Fuse Cut Out (FCO) merupakan sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang berbeban

pada jaringan distribusi yang bekerja denga cara meleburkan bagian dari komponennya (fuse

link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan dengan ukurannya itu. Disamping itu FCO

merupakan peralatan proteksi yang bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat ini akan

memutuskan rangkaian listrik yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus yang melewati

kapasitas kerjanya. Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada cut out

akan putus, dan tabung ini akan lepas dari pegangan atas, dan menggantung di udara, sehingga

tidak ada arus yang mengalir ke sistem. (3)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jaringan distribusi berfungsi untuk

menyalurkan tenaga listrik ke pihak

pelanggan. Karena fungsinya tersebut maka

keandalan menjadi sangat penting dan untuk

itu jaringan distribusi perlu dilengkapi

dengan alat pengaman

Ada tiga fungsi sistem pengaman dalam

jaringan distribusi

a. Mencegah atau membatasi kerusakan

pada jaringan beserta peralatannya dari

akibat adanya gangguan listrik

b. Menjaga keselamatan umum dari akibat

gangguan listrik

c. Meningkatkan kelangsungan pelayanan

tenaga listrik kepada konsumen

1.2 Tujuan

Agar dapat mampu bekerja secara

optimal, sistem pengaman yang baik harus

mampu :

a. Melakukan koordinasi dengan sistim

pengaman yang lain GI

b. Mengamankan peralatan dari kerusakan

yang lebih luas akibat gangguan

c. Membatasi kemungkinan terjadinya

kecelakaaan

d. Secepatnya membebaskan pemadaman

karena gangguan

e. Membatasi daerah pemadaman akibat

gangguan

f. Mengurangi frekuensi pemutusan

permanen karena gangguan

Sedangkan persyaratan yang harus

dimiliki oleh alat pengaman atau sistem

pengaman adalah:

a. Sensitifitas (kepekaan)

Suatu pengaman bertugas mengamankan

suatu alat atau bagian tertentu dari sistem

tenaga listrik termasuk dalam jangkauan

pengamanannnya merupakan daerah

pengaman tugas suatu pengaman

mendeteksi adanya gangguan yang terjadi

didaerah pengamanannya harus cukup

Page 2: PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang dapat menyebabkan pemadaman total tanpa bisa meminimalisir percabangannya. 2. Percepetan

2

sensitif untuk mendeteksi dengan nilai

minimum dan bila perlu mentripkan PMT

atau Pelebur untuk memisahkan bagian

yang terganggu dengan bagian yang sehat

b. Selektifitas (ketelitian)

Selektifitas dari pengaman adalah

kwalitas kecermatan dalam mengadakan

pengamanan bagian yang terbuka dari

suatu sistem oleh karena terjadinya

gangguan diusahakan seminimal

mungkin jika dapat tercapai maka

pengamanan demikian disebut

pengamanan selektif.

c. Keandalan ( Realibilitas)

Dalam keadaan normal pengaman tidak

boleh bekerja, tetapi harus pasti dapat

bekerja bila diperlukan. Pengaman tidak

boleh salah bekerja, jadi susunan alat-alat

penga,man harus dapat diandalkan.

Keandalan keamanan tergantung kepada

desain, pengerjaan dan perawatannya

d. Kecepatan. (Speed)

Makin cepat pengaman bekerja tidak

hanya dapat memperkecil kerusakan

tetapi juga dapat memperkecil

kemungkinan meluasnya akibat-akibat

yang ditimbulkan oleh gangguan

1.3 Rumusan Masalah

Batasan masalah yang disajikan

penulis dalam laporan ini meliputi:

1. Gangguan yang dapat menyebabkan

pemadaman total tanpa bisa

meminimalisir percabangannya.

2. Percepetan pemadaman yang terjadi di

jaringan listrik.

1.4 Sistematika penulisan

Sistematika penulisan dimaksudkan

untuk memberikan gambaran secara garis

besar tentang apa yang akan dikemukakan

dalam pokok bahasan. Sitematika pada

laporan proyek akhir ini terdiri dari 5 bab

yang meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang masalah,

tujuan, Metodologi, rumusan masalah,

dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Membahas tinjauan pustaka tentang

spesifikasi dan jenis FCO dan Fuse link

pengaman lebur/fuse cut out.

BAB III METODE PENELITIAN

Menampilkan tentang jenis, type,

material, karakteristik dan cara kerja

beserta cara pemasangannya

BAB IV HASIL PENELITIAN

Membahas analisa spesifikasi sesuai

standart PLN (SPLN)

BAB V PENUTUP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fuse Cut Out

A. Pengertian Fuse Cut Out (F C O)

Fuse Cut Out merupakan sebuah alat

pemutus rangkaian listrik yang berbeban

pada jaringan distribusi yang bekerja dengan

cara meleburkan bagian dari komponennya

(fuse link) yang telah dirancang khusus dan

disesuaikan ukurannya untuk itu.

Perlengkapan fuse ini terdiri dari sebuah

rumah fuse (fuse support), pemegang fuse

(fuse holder) dan fuse link sebagai pisau

pemisahnya dan dapat diindetifikasi dengan

hal-hal seperti berikut :

Tegangan Isolasi Dasar ( TID ) pada

tingkat distribusi

Utamanya digunakan untuk

penyulang TM dan proteksi trafo

Page 3: PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang dapat menyebabkan pemadaman total tanpa bisa meminimalisir percabangannya. 2. Percepetan

3

Konstruksi mekanis didasarkan

pemasangan pada tiang /crossarm

Dihubungkan ke sistim distribusi

dengan batas-batas tegangan

operasinya

B. Klasifikasi Fuse Cut Out

Jenis-jenis fuse untuk tegangan tinggi dapat

dilihat pada gambar 1 dibawah ini

Pada gambar ini diperlihatkan

fuse yang dirancang untuk

penggunaan pada tegangan tinggi

dapat dibedakan dalam 2 ( dua )

macam yaitu Cutout Distribusi

(Distribution Cutouts), dilapangan

sering disebut: Fuse Cut Out

disingkat FCO dan Fuse TM (Power

Fuse ) yang sering disebut MV Fuse

atau Fuse pembatas arus. Dilapangan

keperluan dan cara pemasangan

kedua jenis fuse ini berbeda. Fuse cut

out banyak dipergunakan pada

saluran saluran percabangan dengan

konstruksi saluran udara terbuka

sedangkan MV fuse banyak

dipergunakan pada panel panel

cubicle dengan saluran kabel atau

campuran .

Gambar 1. Klasifikasi Fuse Tegangan Tinggi

Page 4: PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang dapat menyebabkan pemadaman total tanpa bisa meminimalisir percabangannya. 2. Percepetan

4

Fuse cut out distribusi diklasifikasi

dalam 2 macam fuse yaitu : Fuse letupan

(Expulsion Fuse) dan Fuse Liquid (Liquid

Filled Fuse) Namun pada kenyataannya

dilapangan fuse cutout letupan (expulsion)

lebih banyak dipakai untuk jaringan

distribusi dibanding dengan power fuse,

istilah letupan (expulsi) merupakan suatu

tanda yang dipergunakan fuse sebagai

tanda adanya busur listrik yang melintas

didalam tabung fuse yang kemudian

dipadamkannya. Peristiwa yang terjadi

pada bagian dalam tabung fuse ini adalah

peristiwa penguraian panas secara partial

akibat busur dan timbulnya gas yang di

deionisasi pada celah busurnya sehingga

busur api segera menjadi padam pada saat

arus menjadi nol.

Tekanan gas yang timbul pada

tabung akibat naiknya temperatur dan

pembentukan gas menimbulkan terjadinya

pusaran gas didalam tabung dan ini

membantu deionisasi lintasan busur api.

Tekanan yang semakin besar pada tabung

membantu proses pembukaan rangkaian,

setelah busur api padam partikel-partikel

yang dionisasi akan tertekan keluar dari

ujung tabung yang terbuka. Klasifikasi

fuse cutout yang kedua adalah fuse cutout

liquid, fuse jenis ini tidak dikenal di

wilayah PT PLN . Namun menurut

referensi Fuse Cut Out semacam ini dapat

digunakan untuk jaringan distribusi dengan

saluran kabel udara .

C. Jenis-Jenis Fuse Cut Out Letupan

Ada 2 jenis fuse letupan

(expulsion) yang diklasifikasi sebagai Fuse

Cut-Out (FCO) distribusi yaitu:

Fuse cut out bertabung fiber

(Fibre tube fuse)

Fuse link terbuka (Open link fuse)

a. Fuse cut out bertabung fiber (Fibre

tube fuse)

Fuse cut-out bertabung fiber

mempunyai fuse link yang dapat diganti-

ganti (interchangeability) dan terpasang

didalam pemegang fuse (fuse holder)

berbentuk tabung yang terbuat dari bahan

serat selulosa. Fuse ini dapat dipergunakan

baik untuk Fuse Cut-Out terbuka (open

fuse cut-out) atau Fuse Cut-Out tertutup

(enclosed fuse cutout), fuse cut-out terbuka

dapat dilihat pada gambar 2.Pada gambar

ini terlihat fuse bertabung fiber dipasang

diantara 2 (dua) isolator dan jaringan

listrik dihubungkan pada kedua ujung fuse

holdernya pada fuse cut out tertutup,

tabung fuse terpasang disebelah dalam

pintu fuse cut out dan seluruh kontak

listriknya terpasangkan pada rumah fuse

yang terbuat dari porselain seperti terlihat

pada gambar 3

Kedua Fuse Cutout ini dapat

dipergunakan pada jaringan-jaringan

dengan sistim delta atau jaringan dengan

sistim bintang tanpa pentanahan demikian

juga pada jaringan - jaringan yang

menggunakan sistim netral ditanahkan

apabila tegangan pemutusan fuse cutout

secara individual tidak melebihi tegangan

maksimum pengenal rancangan dan

tahanan isolasi ketanah sesuai dengan

kebutuhan operasinya.

Page 5: PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang dapat menyebabkan pemadaman total tanpa bisa meminimalisir percabangannya. 2. Percepetan

5

b. Fuse Cut-Out Link Terbuka (Open

Link)

Fuse cut out link terbuka terdiri

dari sebuah fuse link yang tertutup di

dalam sebuah tabung fiber yang relatif

kecil dengan dilengkapi kabel penghubung

tambahan pada fuse link-nya untuk

memperpanjang kedua ujung tabungnya.

Terlihat pada gambar 4:

Gambar. 4

Fuse Cut out tipe Open Link

Kabel penghubung tambahan ini kemudian

dihubungkan ke pegas kontak beban pada

rumah fuse (fuse support) untuk kerja

secara mekanik. Kerja pegas ini

dimaksudkan untuk menjamin pemisahan

agar kedua ujung dari fuse terbuka pada

saat fuse bekerja dan ini dipakai karena

kemampuan pemutusan pada tabung fiber

yang kecil relatif terbatas. Fuse cut out ini

dirancang untuk dipakai pada tegangan 17

kV, selain itu fuse ini mempunyai arus

pengenal pemutusan yang lebih rendah

dari pada fuse cut out bertabung fiber.

Gambar 2

Gambar 3.

Fuse Cut out terbuka Fuse Cut out tertutup

Page 6: PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang dapat menyebabkan pemadaman total tanpa bisa meminimalisir percabangannya. 2. Percepetan

6

2.2 Fuse Link

a. Standar Fuse link

Ada sejumlah standar yang dianut

fuse link, salah satu standar pengenal fuse

link yang terdahulu dikenal dengan sebutan

pengenal N. Pengenal N dispesifikasi fuse

link tersebut mampu untuk disalurkan arus

listrik sebesar 100 % secara kontinue dan

akan melebur pada nilai tidak lebih dari 230

% dari angka pengenalnya dalam waktu 5

menit. Pada praktek dilapangan ketentuan

tersebut kurang memuaskan penggunanya

karena hanya satu titik yang dispesifikasi

pada kerakteristik arus-waktu sehingga fuse

link yang dibuat oleh sejumlah pabrik yang

berbeda mempunyai keterbatasan dalam

memberikan jaminan koordinasi antar fuse

link. Setelah fuse link dengan pengenal N

kemudian muncul standar industri fuse link

dengen pengenal K dan pengenal T pada

tahun 1951.

Pengenal K untuk menyatakan fuse

link dapat bekerja memutus jaringan listrik

yang berbeban dengan waktu kerja lebih

“cepat” dan pengenal T untuk menyatakan

fuse link bekerja memutus jaringan listrik

yang berbeban dengan waktu kerja lebih

”lambat”. Fuse link tipe T dan tipe K ini

merupakan rancangan yang universal karena

fuse link ini bisa ditukar tukar

(interchangeability) kemampuan elektris

dan mekanisnya yang dispesifikasi dalam

standar.

Fuse link tipe K dan tipe T yang

diproduksi suatu pabrik secara mekanis akan

sama dengan fuse link tipe K dan tipe T

yang diproduksi pabrik lain.

Karakteristik listrik link tipe K dan

fuse link tipe T sudah distandarisasi dan

sebagai titik temu nilai arus maksimum dan

minimum yang diperlukan untuk melelehkan

fuse link ditetapkan pada 3 titik waktu

dalam kurva karakteristik Kondisi ini lebih

menjamin koordinasi antara fuse link yang

dibuat oleh beberapa pabrik menjadi lebih

baik dari pada yang dimiliki fuse link N.

b. Ketersediaan Tipe Dan Angka

Pengenal Fuse Link

Seiring dengan perubahan teknologi

dan kebutuhan dalam peningkatan mutu

pelayanan tenaga listrik. beragam tipe dan

angka pengenal fuse cut out letupan

(expulsion) yang diproduksi dan dijual

dipasaran pada masa kini. Salah satu

perusahaan pembuat fuse link menyediakan

beberapa tipe yang diantaranya adalah tipe

K, T, H, N, D, S untuk sistim distribusi

dengan tegangan sampai 27 kV dan tipe

EK, ET dan EH untuk sistem distribusi

dengan tegangan sampai 38 kV dengan

pengenal seperti terlihat pada table 1.

Page 7: PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang dapat menyebabkan pemadaman total tanpa bisa meminimalisir percabangannya. 2. Percepetan

7

Tabel 1

Ketersediaan tipe dan rating fuse link yang diproduksi pabrik

BAB 3 METODE

PENELITIAN

3.1 Jenis, Type, dan Karakteristik Yang

Digunakan Sesuai Standar PLN

SPLN 64 1985 Untuk keperluan

peningkatan efisiensi dan tingkat keandalan

pelayanan sistem di PT PLN (Persero), jenis,

tipe dan karakteristik perlu dipilih Fuse Cut

out yang sesuai dengan sistem dan kondisi

yang ada di lingkungan PT PLN (Persero)

sebagai perusahaan yang mengelola

distribusi tenaga listrik. Untuk keperluan ini

PLN merumuskan kebijaksanaanya dalam

standar PLN : SPLN 64 : 1985 mengenai

Petunjuk dan Penggunaan Pelebur Pada

Sistem Tegangan Menengah.

Sesuai dengan Standard kemampuan dari

fuse link Cut out (FCO) yang diproduksi

oleh sejumlah pabrik yang telah

dikemukakan di fuse cut out dan pada

pemilihan arus pengenal fuse link FCO.

Untuk menentukan arus pengenal (rating)

fuse link yang dipilih dapat dilakukan

sebagai berikut :

A ru s k o n t in y u y a n g d i

i j in k a n J e n i s w a k tu

A ru s P e n g e n a l ( % P e n g e n a l ) k e r j a

( A )

H

( T a h a n S u r ja )

D - T im a h

(T a h a n S u r ja )

K – T im a h

( C e p a t )

K – P e ra k

( C e p a t )

N – T im a h

( C e p a t )

T – T im a h

( L a m b a t )

S – T e m b a g a

( S a n g a t L a m b a t )

E K

( C e p a t )

E T

( L a m b a t )

E H

(S a n g a t L a m b a t ) 1 ,2 ,3 ,5 1 0 0 S a n g a t l a m b a t 1 3 s /d 2 2

6 s /d 1 0 0 1 5 0 L a m b a t 1 0 s /d 1 3 .1

6 s /d 1 0 0 1 5 0 C e p a t 6 s /d 8 .1

3 s /d 2 0 0 1 5 0 S a n g a t l a m b a t 1 5 s /d 2 0

1 s /d 2 0 0 1 5 0 L a m b a t 1 0 s /d 1 3 .1

5 s /d 2 0 0 1 0 0 C e p a t 6 s /d 1 1

6 s /d 1 0 0 1 0 0 C e p a t 6 s /d 8 ,1

1 s /d 2 0 0 1 5 0 C e p a t 6 s /d 8 ,1

1 -1 ,5 -2 -3 -4 -5 -7 -1 0 -1 5 -2 0 1 0 0 S a n g a t l a m b a t 7 s /d 4 6

T ip e F u s e L in k

R a s io K e c e p a ta n

K e r ja

1 -2 -3 -5 -8 1 0 0 S a n g a t l a m b a t 6 s /d 1 8

Page 8: PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang dapat menyebabkan pemadaman total tanpa bisa meminimalisir percabangannya. 2. Percepetan

8

- Pilih fuse link Cut Out ( FCO ) yang

sesuai dengan standar dalam hal ini PLN

dalam SPLN 64 :1985 menentukan

pilihan type K T dan H

- Bagilah Arus beban maksimum yang

sudah ditentukan dengan kemampuan

arus kontinue fuse link

- Koordinasi yang sebaik baiknya dengan

alat proteksi yang lain (PMT, PBO dan

Fuse Cut out ) baik yang berada di sisi

sebelah hulu (sumber) dan sebelah

hilirnya (beban)

- Perhatikan Batas ketahanan penghantar

terhadap arus hubung singkat

- Perhatikan pula kemampuan pemutusan

dari Fuse Cut Out khususnya bagi FCO

yang terpasang dekat dengan sumber

tenaga.

3.2 Cara Kerja / Langkah Kerja

a. Pemasangan FCO

FCO pada jaringan distribusi

tegangan menengah biasanya dipergunakan

pada saluran saluran percabangan untuk

mengamankan saluran percabangan dari

adanya gangguan hubung singkat dan untuk

mengamankan sistim dari gangguan hubung

singkat pada trafo distribusi .

Konstruksi Pemasangan dari Fuse

Cut Out ini dapat dilihat seperti gambar

gambar berikut

Gambar 6 bagian – bagian

dari kontruksi FCO

Gambar 5 Pemasangan FCO untuk

Proteksi Saluran

Page 9: PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang dapat menyebabkan pemadaman total tanpa bisa meminimalisir percabangannya. 2. Percepetan

9

Tabel 2 Bagian – bagian dari kontruksi FCO

a. Proteksi terhadap saluran jaringan

tegangan rendah

Sebagai penghantar saluran biasanya

digunakan jenis kabel udara dengan isolasi

dari bahan XLPE atau kabel tanah dengan

isolasi dari bahan PVC.

Arus hubung singkat akan

menyebabkan pelunakan pada isolasi, maka

pengamanan dilakukan dengan pembatasan

besarnya arus dan lamanya waktu tejadinya

arus gangguan yang dikoordinasikan dengan

karakteristik fuse yang mengamankannya.

Fuse yang digunakan adalah jenis

pembatasan arus TR , dengan persyaran

sebagai berikut :

Tegangan pengenal pelebur harus sesuai

dengan tegangan jaringan

Arus pengenal harus lebih besar dari

arus beban penghantar (1,1 1,2 arus

beban maksimum)

Arus beban maksimum sebaiknya

sebesar 0,8 x kha penghantar

Arus pengenal pelebur harus lebih kecil

dari arus hubung singkat di titik terjauh

Besarnya arus hubung singkat pada JTR

ditentukan oleh jarak gangguan.

A. Porcelain insulator with higher Creepage

distance and greater insulation properties. G.

Crank shaft support / lower housing in

Brass.

B. Upper eye bolt connector in Tin plated

brass. H. Trigger in stainless steel.

C. Upper contact - silver plated ETP

Copper. I.

Stainless steel spring provides toggle

action for fuse link ejector.

D.

Galvanized steel hooks for load break

tools & guiding the fuse tube during

closure.

J. Lower eye bolt connector in Tin plated

Brass.

E.

Fuse tube holder coated with UV resistant

paint, impervious to water & constructed

in Epoxy resin with special arc quenching

liner.

K. Crank shaft.

F. Lower contact in ETP grade copper duly

silver plated. L. Galvanized mounting Brackets.

Page 10: PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang dapat menyebabkan pemadaman total tanpa bisa meminimalisir percabangannya. 2. Percepetan

10

1U

Hubung singkat 3 phasa I hs 3F = --------

R

1,1V3U

Hubung singkat fasa-fasa I hs F-F = -----------

2R

1,1U

Hubung singkat 3 fasa ke tanah I hs 3F- T = -----------------

R + RN + RS

1,1U

Hubung singkat fasa netral I hs F- N = -----------

R + RN

b. Cara Pemilihan Arus Pengenal ( Rating

) Fuse Link FCO

Pemilihan Arus Pengenal Fuse link FCO

untuk Proteksi Percabangan

Pemilihan arus pengenal (Rating)

fuse link Cut Out ( FCO ) untuk saluran

cabang sangat penting untuk dilakukan

dengan sebaik baiknya dalam rangka

koordinasi sistem untuk memperoleh

penampilan sistem yang optimal dengan

harapan target perusahaan dalam

pencapaian kepuasan pelanggan dan

peningkatan penjualan KWh dengan

mengecilkan tingkat SAIDI dan SAIFI di

harapkan dapat terpenuhi Salah satu metode

pemutusan arus hubung singkat permanen

(persistant) yang efektif adalah dengan

memasang fuse pada tiap tiap percabangan

atau anak cabangnya ( sub branch)

Kesalahan dalam menentukan

pilihan rating fuse link tentu akan memupus

harapan perusahaan. Sering kerjanya (Trip)

PMT Penyulang di Gardu Induk oleh

karena sering terjadi gangguan di saluran

saluran cabang atau terutama saluran-

saluran anak cabang perlu dipertimbangkan

untuk penempatan FCO yang sesuai dengan

kebutuhan Salah satu yang harus

dipertimbangkan dalam pemilihan arus

pengenal FCO untuk proteksi saluran

cabang atau saluran anak cabang adalah

besarnya nilai arus beban maksimum yang

akan atau dapat mengalir pada saluran

cabang atau anak cabang yang dimaksud.

Dengan demikian fuse link cut out

yang dipilih selain harus tahan terhadap arus

beban ,juga harus bisa dikoordinasikan

dengan alat proteksi yang lain dan

mempunyai kemampuan pemutusan

terhadap arus hubung singkat yang mungkin

terjadi dan dapat melindungi penghantar

yang diamankan dari kerusakan akibat arus

lebih.

Pemilihan rating arus fuse link yang

benar adalah tidak akan lebur atau terjadi

kerusakan oleh gangguan sesaat (no-

persistant) yang terjadi disebelah hilirnya

karena recloser yang akan membuka

rangkaian dengan operasi instantaneous

Page 11: PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang dapat menyebabkan pemadaman total tanpa bisa meminimalisir percabangannya. 2. Percepetan

11

tanpa memutuskan fuse link Pada saat

gangguan tetap fuse link pertama pada

sebelah sumber dari gangguan akan

melebur dan membuka rangkaian setelah

operasi recloser.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Untuk menentukan spesifikasi FCO dan

Fuse Link yang di gunakan maka harus

sesuai dengan Ketentuan Umum SPLN,

yaitu:

Frekwensi kerja : 50 Hz

Tegangan pengenal : 20 kV, 24 kV

untuk sistim 20 KV 3 fasa dengan

netral ditanahkan

Tingkat isolasi pengenal :

- Tegangan ketahanan impulse : polaritas

positif dan negatif

Antara kutub - tanah dan kutub – kutub

( TID ) 125 kV (puncak)

Antara jarak isolasi dari rumah fuse 60

kV (efektif )

- Tegangan ketahanan sistim 50 Hz (

kering/ basah selama 1 menit )

Antara kutub - tanah dan kutub – kutub

( TID ) 50 kV (efektif)

Antara jarak isolasi dari rumah fuse 60

kV (efektif )

Kondisi standar suhu, tekanan dan

kelembaban 20 0

C, 760 mmHg dan 11

g /m3 Air

Suhu : suhu udara maksimum 40 0

C

suhu udara rata-rata 24 jam maks 37 0 C

Arus pengenal dalam amper dan arus

pemutusan dalam kilo amper : fuse

link

Arus pengenal dan arus pemutusan

pengena fuse link dipilih dari seri R10 Bagi

jenis pembatas arus dalam keadaan khusus

bila diperlukan tambahan boleh diambil dari

seri R 20

Seri R 10. : 1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 –

4 – 6,3 – 8 dan kelipatan 10 nya

Seri R 20 : 1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 –

1,8 – 2 – 2,24 – 2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55

– 4 – 4,5 – 5 – 5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9

dan kelipatan 10 nya

Batas kenaikan suhu

Fuse link dan rumah fuse (fuse

support) harus dapat dilewati arus

pengenalnya secara terus menerus tanpa

melewati batas kenaikan suhunya seperti

tertera pada tabel 4

Untuk pasangan luar tekanan angin

tidak melebihi 700 N / m 2

Udara sekitar tidak tercemar oleh debu,

asap, gas korosif, gas mudah terbakar

uap atau garam

Ketinggian dari permukaan laut tidak

melebihi 1000 m

3.2 Spesifikasi Fuse Cutout Jenis

Letupan ( Expulsion Fuse )

Macam macam angka pengenal

Pengenal fuse

Tegangan pengenal : 24 KV

Arus pengenal fuse dalam amper

Seri R 10. ( A ) :

1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8

dan kelipatan 10 nya

Seri R 20. ( A ) :

Page 12: PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang dapat menyebabkan pemadaman total tanpa bisa meminimalisir percabangannya. 2. Percepetan

12

1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 –

2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 –

5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan

10 nya

Kemampuan pemutusan pengenal

dalam kilo ampere

Seri R 10. ( kA ) :

1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8

dan kelipatan 10 nya

Seri R 20. ( kA ) :

1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 –

2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 –

5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan

10 nya

Frequensi pengenal : 50 Hz

Pengenal rumah fuse ( Fuse Support )

Tegangan pengenal : 24 KV

Arus maksimum pengenal :

Nilai-nilai standar dari arus pengenal rumah

fuse adalah :

50 A, 100 A, 200A, 400A.

Tingkat isolasi pengenal

o Tegangan Ketahanan Impulse : Polaritas

positif dan negatif

Antara kutub - tanah dan kutub – kutub

( TID ) 125 kV (puncak)

Antara jarak isolasi dari rumah fuse

145 kV ( puncak )

o Tegangan Ketahanan sitim 50 Hz (

kering / basah selama 1 menit )

Antara kutub - tanah dan kutub – kutub

( TID ) 50 kV (puncak)

Antara jarak isolasi dari rumah pelebur

60 kV ( efektif )

Pengenal pemikul batang pelebur (

fuse holder )

Tegangan pengenal : 24 KV

Arus maksimum

Seri R 10. ( A ) :

1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8

dan kelipatan 10 nya

Seri R 20. ( A ) :

1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 –

2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 –

5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan

10 nya

Kemampuan pemutusan pengenal

dalam KA

Seri R 10. ( kA ) :

1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8

dan kelipatan 10 nya

Seri R 20. ( kA ) :

1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 –

2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 –

5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan

10 nya

Pengenal fuse link

Arus pengenal

Seri R 10. ( A ) :

1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8

dan kelipatan 10 nya

Seri R 20. ( A ) :

1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 –

2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 –

5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan

10 nya

Tegangan maksimum : 24 kV

Karakteristik pelebur

Batas kenaikan suhu

Page 13: PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT) ABSTRAK · penulis dalam laporan ini meliputi: 1. Gangguan yang dapat menyebabkan pemadaman total tanpa bisa meminimalisir percabangannya. 2. Percepetan

13

Anak dan rumah pelebur ( Fuse link

dan Fuse holder ) harus dapat dilewati arus

pengenalnya secara terus menerus tanpa

melewati batas kenaikan suhunya seperti

tertera pada tabel Batas Suhu dan Kenaikan

Suhu berbagai komponen

Kelas pelebur jenis letupan dibagi

dalam dua kelas yaitu :

o Fuse letupan (expulsion ) kelas 1

dipergunakan untuk proteksi

sekelompok trafo berkapasitas besar

o Fuse letupan (eexpulsion ) kelas 2

dipergunakan untuk proteksi trafo-

trafo kecil untuk proteksi kapasitor

atau untuk keperluan seksionalisasi

jaringan distribusi tegangan menengah

dengan saluran udara

Karakteristik waktu–arus fuse link

Pabrik harus menyediakan kurva-kurva yang

diperoleh dari pengujian jenis

karakteristik waktu sesuai yang

ditentukan pada publikasi IEC 282-2

1974 .

Konstruksi

Pelebur yang dipilih pada umumnya

tipe buka-jatuh (drop out) dimana tabung,

fuse holder dan fuse linknya akan jatuh dan

menggantung bila fuse linknya telah bekerja

(putus)

Pembukaan tanpa pemadaman dapat

dilakukan dengan tambahan alat kerja kerja

keadaan bertegangan (hot stick) yang

dilengkapi dengan alat pemadam busur atau

dengan dengan lengan pemutus pelebur.

BAB 5 KESIMPULAN

Dengan melihat hasil penelitian di

atas, maka kita perlu untuk memasang FCO

denga Fuse Link yang tepat jenis dan

ukurannya agar dapat bekerja secara efektif

dan mampu dalam mengurangi zona padam.

Sesuai dengan spesifikasi dari SPLN

kita pula bisa memilih jenis-jenis FCO dan

Fuse Link yang bisa di gunakan.

. DAFTAR PUSTAKA

1. PT. PLN (persero), PUSDIKLAT

CIBOGO.2011. Proteksi Sistem

Distribusi. BOGOR 2. etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85

789/.../D3-2015-327969-introduction.pdf

3. http://dunialistrikelektron.blogspot.co.id/

2015/04/prinsip-kerja-fuse-cut-out-

fco.html