PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K....

97
PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NUSANTARA CIPUTAT TAHUN 2012 Skripsi diajukan sebagai tugas akhir strata-1 (S-1) untuk memenuhi Persyaratan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) NOVI FARDILLA 108104000001 PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012 M/1434 H

Transcript of PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K....

Page 1: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA

DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NUSANTARA

CIPUTAT TAHUN 2012

Skripsi diajukan sebagai tugas akhir strata-1 (S-1) untuk memenuhi

Persyaratan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

NOVI FARDILLA

108104000001

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012 M/1434 H

Page 2: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini
Page 3: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini
Page 4: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim,..

Dari semua tlah Kau tetapkan

Hidupku dalam tangan-Mu

Dalam takdir-Mu

Rencana indah yang tlah Kau siapkan

Bagi masa depanku yang penuh harapan

Harapan kesuksesan terpangku di pundak

Sebagai janji kepada mereka… Ayah dan Ibu....

Kini ku persembahkan skripsi ini Sebagai ungkapan syukur dan terima kasihku

Untuk orangtua tercinta, Untuk dosen yang tlah berjasa

Untuk semua orang yang ku cintai, Untuk saudara tersayang

Untuk sahabat dan teman-teman yang selama ini bersama memetik ilmu

di Univesitas islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini,,

Terima kasihku tiada terhingga untuk semua

Dengan niat yang lurus, iklhas dan berani bermimpi

Dan rasa kasih sayang ini yang membuatku sangat bersemangat

Yang mengalahkan rasa takut

Diriku tiada apa-apa tanpa mereka

Dan sujud syukurku padamu Ya Rabb

Alhamdullillahirabbil’alamiin…

Page 5: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli Saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang Saya gunakan dalam penulisan ini telah Saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullan Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli Saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka Saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Januari 2013

NOVI FARDILLA

Page 6: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

iii

RIWAYAT HIDUP

Nama : NOVI FARDILLA

Tempat, Tanggal Lahir : Karawang, 12 November 1990

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Malaka II RT/RW 07/03 No.122 Pisang Sambo

Tirtajaya, Karawang, Jawa Barat

Anak ke : Pertama dari dua bersaudara

Telepon : 085778748079

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. SDN Pisang Sambo IV Karawang tahun 1995-2001

2. Madrasah Miftahul falah Karawang tahun 1997-2001

3. SMP Negeri 1 Tirtajaya Karawang tahun 2001-2004

4. SMA Negeri 3 Karawang tahun 2004-2007

5. S1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008-2012

Page 7: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

iv

Pengalaman Organisasi :

1. Anggota Pramuka SMP 1 Tirtajaya Karawang tahun 2001-2004

2. Anggota Paskibra SMP 1 Tirtajaya Karawang tahun 2001-2004

3. Bendahara OSIS SMP 1 Tirtajaya Karawang tahun 2002-2004

4. Sekretaris BEMJ Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahu

2010-2012

Page 8: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

v

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Januari 2013

Novi Fardilla, NIM : 108014000001

Pengalaman Seksualitas Remaja di Sekolah Menengah Kejuruan Nusantara

Ciputat Tahun 2012

xiv + 72 Halaman + 2 Tabel + 1 Bagan+ 5 Lampiran

ABSTRAK

Remaja cenderung melakukan perilaku seksualitas karena rasa ingin tahu yang tinggi

dan sumber informasi seksualitas yang tidak memadai. Penelitian ini bertujuan untuk

mengekplorasi pengalaman seksualitas remaja.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi

deskriptif. Partisipan utama berjumlah enam orang yang meliputi dari remaja dan satu

orang partisipan pendukung yaitu guru BP SMK Nusantara Ciputat. Data yang berupa

hasil rekaman partisipan diperoleh melalui wawanara mendalam dan dianalisis

dengan tekhnik Collaizi. .

Penelitian ini mengidentifikasikan tiga tema yaitu: 1) makna seksualitas pada remaja,

yaitu suatu hubungan seksual; 2) perilaku seksual pada remaja, yaitu berpegangan

tangan, berciuman, sentuhan dan oral seks; dan 3) sumber dan informasi seksualitas

pada remaja, yaitu internet, majalah, koran, pelajaran dan teman sebaya. Hasil

penelitian ini diharapkan memberikan gambaran seksualitas pada remaja khususnya

bagi sekolah dan petugas kesehatan, agar remaja dapat meningkatkan kesehatan

seksual dan reproduksi. Diperlukan penelitian lanjutan berupa eksplorasi lebih

mendalam mengenai berbagai dimensi seksualitas pada remaja.

Kata kunci : Pengalaman, Seksualitas, Remaja

Daftar bacaan : 49 (2001-2012)

Page 9: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

vi

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOLL OF NURSING

Undergraduate Thesis, Januari 2013

Novi Fardilla, ID Number : 108104000001

Experience of adolescent sexuality in Senior High School Nusantara Ciputat

2012

xiv + 72 pages + 2 Tables + 1 chart + 5 attachments

ABSTRACT

Teens tend to perform sexual behavior because the highest of curiosity and

inadequate resources about sexuality. This study aimed to explore the experience of

adolescent sexuality.

This research is a qualitative with descriptive phenomenological approach. Major

participants of this research is six tenageers and minor participants is counselor of the

SMK Nusantara Ciputat. Data obtained through in-depth interviews and analyzed

with Collaizi techniques.

This study identified three themes, namely: 1) the meaning of sexuality in

adolescence, which is a sexual intercouse; 2) sexual behavior in adolescents, ie

handrails, kissing, touching and oral sex, and 3) sources and information on

adolescent sexuality, the internet, magazines, newspapers, lessons and peers. The

results of this study are expected to provide an overview of sexuality in teenagers,

especially for schools and health care, so tenageers can improve sexual and

reproductive health. Further research is needed in the form of more in-depth

exploration of the various dimensions of sexuality in teenagers.

Keywords : Experience, Sexuality, Teenagers

The reading list : 49 (2001-2012)

Page 10: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhmdulillahi rabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

yang berjudul “Pengalaman seksualitas Remaja di Sekolah Menengah Kejuruan

Nusantara Ciputat tahun 2012”.

Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan besar Nabi

Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan sehingga penulis tetap semangat

dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam penyelesaian skripsi, penulis sadar bahwa

skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof.Dr (hc). Dr. Muhammad Kamil Tadjuddin, Sp. And dan Dr. Arif

Sumantri, SKM,M.Kes, selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas

kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri Syarif

Hidatullah Jakarta.

2. Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan

3. Ibu Puspita Palupi, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat selaku pembimbing I dan

Ibu Raihanna, SKM, MMA selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikannya masukan, nasihat,

Page 11: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

viii

petunjuk dan arahan serta motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi

ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan dan membimbing penulis, serta

staff akademik atas bantuannya yang telah memudahkan penulis dalam

proses belajar di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Orangtua tercinta (Bapak Ahmad Paridi dan Ibu Sarmanah) dan Adikku

Muhammad Rafik Abdillah yang telah memberikan kasih sayang yang tulus

dan selalu mendoakan serta memberikan motivasi.

6. Seluruh angkatan 2008 yang telah bersama-sama dengan penulis melewati

hari-hari baik suka maupun duka dalam menyelesaikan kuliah di PSIK UIN

Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu,

kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Tangerang, Januari 2013

Penulis

Page 12: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

ix

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................ ii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 8

1. Tujuan Umum ................................................................................................. 8

2. Tujuan Khusus ................................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 8

1. Manfaat Ilmiah .................................................................................................. 8

2. Manfaat Praktis ............................................................................................... 9

E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 11

A. Pengalaman ........................................................................................................ 11

B. Konsep Seksualitas .............................................................................................. 12

1. Definisi seksualitas......................................................................................... 12

2. Komponen seksualitas .................................................................................... 12

3. Klasifikasi seksualitas .................................................................................... 13

4. Dimensi seksualitas ........................................................................................ 15

C. Seksualitas pada Remaja ..................................................................................... 16

D. Perilaku Seksual .................................................................................................. 17

E. Konsep Remaja ................................................................................................... 23

F. Permasalahan Seksualitas Remaja ...................................................................... 29

G. Kerangka Teori .................................................................................................... 33

BAB III KERANGKA KONSEP .................................................................................. 34

A. Kerangka Konsep ................................................................................................ 34

B. Daftar Istilah ........................................................................................................ 35

Page 13: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

x

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 36

A. Jenis Penelitian ..................................................................................................... 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 37

C. Partisipan ............................................................................................................. 37

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 38

E. Instrument Penelitian .......................................................................................... 41

F. Validasi ............................................................................................................... 41

G. Analisa Data ........................................................................................................ 43

H. Etika Penelitan .................................................................................................... 46

BAB V HASIL PENELITIAN ....................................................................................... 47

A. Gambaran umum wilayah penelitian .................................................................... 47

B. Hasil penelitian...................................................................................................... 48

1. Karakteristik partisipan ................................................................................... 48

2. Hasil analisa tematik ....................................................................................... 50

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................................ 57

A. Interpretasi hasil penelitian dan diskusi ................................................................ 57

B. Keterbatasan penelitian ......................................................................................... 69

BAB VII PENUTUP ......................................................................................................... 71

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 71

B. Saran ...................................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... xi

LAMPIRAN

Page 14: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar persetujuan partisipan

Lampiran 2 Pedoman wawancara

Lampiran 3 Analisa tematik

Lampiran 4 Surat permohonan pengambilan data

Lampiran 5 surat pengambilan data

Page 15: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Analisa data .............................................................................................. 45

Tabel 5.5 Karakteristik partisipan utama ..................................................................... 50

Page 16: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ...................................................................................... 33

Page 17: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu periode peralihan masa kanak-kanak

menuju masa dewasa dengan kematangan fisik, kognitif, sosial dan

emosional yang cepat pada anak laki-laki untuk mempersiapkan diri

menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan untuk mempersiapkan diri

menjadi perempuan dewasa (Departement Kesehatan RI, 2005 & Wong,

2009). Rentang usia remaja berkisar antara 12 sampai 18 tahun (Hurlock,

2004). Depkes (2000) memaparkan bahwa batasan usia remaja antara 10

sampai 19 tahun dan belum kawin.

Depkes (2011) mengungkapkan bahwa populasi remaja di

Indonesia sebesar 63,4 juta jiwa dan berada pada jenjang sekolah

menengah pertama hingga ke perguruan tinggi. Masa remaja dikenal

dengan masa pubertas yang sangat mempengaruhi keadaan fisiologis,

psikologis maupun sosial remaja (Wong, 2009). Masa pubertas

merupakan kematangan hormonal serta organ-organ reproduksi mulai

berfungsi dan seks sekunder yang mulai muncul sehingga mempengaruhi

perubahan tubuh dan emosional (Wong, 2009 & Santrock, 2003).

Masa pubertas terbagi dalam tiga fase prapubertas, pubertas dan

pascapubertas. Prapubertas merupakan periode sekitar dua tahun sebelum

pubertas ketika remaja pertama kali mengalami perubahan fisik yang

Page 18: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

2

menandakan kematangan seksual. Pubertas merupakan titik pencapaian

kematangan seksual. Pascapubertas merupakan periode satu sampai dua

tahun setelah pubertas (Wong, 2009). Pubertas merupakan periode yang

sulit bagi remaja yang mempengaruhi keadaan fisik and psikologis

remaja, sehingga membutuhkan penyesuaian diri yang baik (Badan

Kependudukan Keluarga Berencana Nasional, 2005). Pubertas merupakan

suatu rangkaian perubahan fisik dan fisiologis yang mengubah seorang

anak menjadi manusia dewasa dengan kemampuan reproduksinya dan

pubertas ini muncul dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas gonad,

selain itu pubertas juga merupakan munculnya ciri seksual sekunder (Hull

& Johnston, 2008).

Perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu yang terwujud

di gerakan atau sikap dan ucapan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).

Perilaku seksual merupakan bentuk tingkah laku yang ditunjukan dengan

dorongan hasrat seksual, baik dilakukan dengan lawan jenis maupun

sesama jenis, bentuk-bentuk tingkah laku ini bermacam-macam, mulai

dari perasaan tertarik, berkencan, bercumbu hingga bersenggama

(BKKBN, 2005). Perilaku seksual ini mencakup berdandan, merayu,

mengoda, bersiul juga yang terkait dengan aktivitas dan hubungan seksual

(Persatuan Keluarga Berencana Indonesia, 2009). Perilaku seksual remaja

yang berkaitan dengan berpacaran telah menjurus pada hubungan seksual

bebas. Perilaku seksual remaja meliputi, berpegangan tangan (16%),

berpelukan (13%), mencium pipi (12%). Perilaku yang sudah menjurus

Page 19: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

3

pada hubungan seks awal (foreplay) meliputi cium pipi (9%), necking

(mencium leher) (9%), meraba organ seksual (4%), petting (2 %) dan

hubungan seksual (1%) (BKKBN, 2005).

Godeau (2004) melakukan survey kepada 33.943 remaja pada 24

negara yang salah satunya Eropa Barat yang menunjukkan 13,2% remaja

telah melakukan hubungan seksual sejak usia 15 tahun dan tidak

menggunakan alat kontrasepsi, sementara 82% lainnya menggunakan alat

kontrasepsi. Sukmadevi (2006) melaporkan bahwa siswi SMP dan SMA

di Jawa Barat sebesar 42,3% telah melakukan hubungan seksual pertama

kali saat di bangku sekolah. Studi lain menunjukkan 63% remaja di

beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, telah melakukan

hubungan seks pranikah, namun sebagian besar remaja memiliki

pengetahuan yang kurang sehingga mereka meyakini berhubungan seks

satu kali tidak menyebabkan kehamilan (BKKBN, 2008).

BKKBN (2005) melaporkan bahwa pengetahuan remaja mengenai

seksual dan dampak dari seks bebas masih sangat rendah, informasi

utama mereka didapatkan dari teman sebaya (65%), film porno (35%),

sekolah (19%) dan orang tua (5%), selain itu remaja tersebut mengakui

lebih nyaman berbicara mengenai seksualitas dengan temannya sebesar

81%. Kesrepro (2008) melaporkan bahwa remaja sering tidak

mendapatkan informasi yang transparan tentang masalah seksual dan

kesehatan reproduksi, sehingga mereka seringkali kurang siap dalam

melakukan hubungan seksual atau kurang mampu mencegah diri mereka

Page 20: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

4

dari kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) dan penyakit menular

seksual (PMS), selain itu dampak-dampak dari perilaku seksual yang

negatif meliputi, pernikahan dini, kehamilan tidak diinginkan (KTD),

aborsi, depresi, AIDS, dan penyakit menular seksual.

Pernikahan dini di Indonesia dipengaruhi oleh faktor budaya dan

agama, selain itu, dipengaruhi oleh undang-undang perkawinan yang

menyebutkan perempuan yang berusia enam belas tahun diperbolehkan

untuk menikah (KPAI, 2007). Pemaparan lainnya oleh KPAI (2008)

bahwa 34,5% dari 2,5 juta pasangan hidup di Indonesia merupakan

tindakan pernikahan dini. Seiring dengan kurangnya pengetahuan remaja

mengenai seksual, juga mempengaruhi meningkatnya angka kehamilan

yang tidak diinginkan yang berakhir dengan aborsi, sebanyak 21% dari

63% remaja yang pernah berhubungan seksual melakukan aborsi

(BKBBN, 2006). Tidak semua kehamilan yang diterima baik

kehadirannya, dua pertiga dari 75 juta kehamilan yang tidak diinginkan

di dunia berakhir dengan aborsi yang disengaja dan 20 juta diantaranya

dilakukan secara tidak aman (Kesrepro, 2007). Aborsi yang tidak aman

sering menyebabkan kematian pada remaja, angka kematian akibat aborsi

mencapai sekitar 11 % dari angka 390 per 100.000 kelahiran (Permana,

2012). Aborsi tidak aman berkontribusi 13% terhadap kematian ibu di

dunia (WHO, 2000 dalam Kesrepro, 2007).

WHO (2007) mengungkapkan bahwa jumlah penderita AIDS di

dunia ada sebanyak 33.300.000 kasus dan di Asia sebanyak 4.900.000

Page 21: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

5

kasus. Penderita HIV/AIDS di Indonesia pada tahun 2002 sebanyak

110.000 tahun 2006 sebanyak 193.000 dan pada tahun 2007 sampai 2008

jumlah kasus ini menjadi 270.000 orang, hal ini merupakan ancaman

HIV/AIDS di Indonesia menyebabkan perilaku seksual dan kesehatan

reproduksi pada remaja sering terjadi, selain itu 20 sampai 25% dari

semua infeksi HIV di dunia terjadi pada remaja (Depkes RI, 2008).

Perempuan lebih rentan tertular HIV 2,5 kali dibandingkan laki-laki

(UNAINDS, 2004).

Synovate (2004) melaporkan bahwa 44% dari 450 responden di

Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan mengaku sudah mempunyai

pengalaman seksual pada usia 16 tahun sampai 18 tahun, sedangkan 16%

mengaku mempunyai pengalaman seksual sudah mereka dapat antara

usia 13 tahun sampai 15 tahun. Hull (2010) melaporkan hasil

penelitiannya di Jakarta bahwa 14% laki-laki dan 7% perempuan dari

3006 responden usia 20 tahun sampai 34 tahun yang saat ini sedang

berkencan, melakukan hubungan seksual dengan pasangan mereka.

Mengenai konsepsi pra nikah dan kelahiran dalam perkawinan, Hull

(2010) juga menegaskan bahwa dari 1.386 responden setidaknya

memiliki satu anak dan telah menikah setidaknya satu kali dan sebanyak

10 persen dari kelahiran adalah konsepsi pranikah.

Purbo (2004) memaparkan dalam penelitiannya bahwa Media

televisi seperti iklan, infotainment, hiburan/musik, dan film mempunyai

kontribusi terhadap perilaku seks di kalangan remaja. Media lain seperti

Page 22: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

6

majalah, buku, internet, dan VCD ternyata juga mempunyai andil yang

besar terhadap perubahan perilaku seksual dikalangan remaja. Disarankan

kepada orang tua dan pendidik (guru) sejak dini memberikan bimbingan,

pengawasan dan pelajaran kepada anak-anaknya dari pengaruh buruk

media dan pemilik TV swasta hendaknya menyiarkan acara-acara yang

memiliki nilai pendidikan.

Studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Nusantara pada

partisipan yang berusia 17 tahun dan 18 tahun mengungkapkan bahwa

mereka telah terpapar dengan tindakan pacaran pada saat mereka di

bangku sekolah dasar. Aktivitas seksual yang pernah mereka lakukan di

antaranya berpegangan tangan, merangkul, bercium pipi dan bibir.

Tindakan tersebut dilakukan tanpa paksaan dari pasangan melainkan

merupakan kesepakatan bersama kedua belah pihak.

Penelitian-penelitian mengenai seksualitas pada remaja telah

banyak dilakukan, namun penelitian yang menggali tentang pengalaman

seksualitas pada remaja belum banyak dilakukan, seiring dengan

meningkatnya berbagai masalah kesehatan reproduksi pada remaja

perempuan, oleh karena itu peneliti ingin mengekplorasikan lebih dalam

tentang bagaimana pengalaman seksualitas remaja berdasarkan ungkapan

atau cerita langsung dari mereka.

Page 23: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

7

B. Rumusan Masalah

Keingintahuan remaja mengenai seksualitas serta dorongan seksual

telah menyebabkan remaja untuk melakukan aktivitas seksual remaja,

yang akhirnya menimbulkan persoalan pada remaja yang berkaitan

dengan perilaku seksual. Perilaku seksual remaja salah satunya dalam

berpacaran telah menjurus pada hubungan seks bebas. Perilaku seksual

meliputi pegang tangan (16%), pelukan (13%), mencium pipi (12%).

Sedangkan perilaku yang sudah menjurus pada hubungan seks awal

(foreplay) adalah cium pipi (9%), necking (9%), meraba organ seksual

(4%), petting (2%) dan hubungan seksual (1%) (BKKBN, 2005). Kondisi

ini menunjukkan betapa sudah sangat mengkhawatirkannya perilaku

remaja saat ini.

Studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Nusantara pada

partisipan yang berusia 17 tahun dan 18 tahun mengungkapkan bahwa

mereka telah terpapar dengan tindakan pacaran pada saat mereka di

bangku sekolah dasar. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai

seksualitas cenderung lebih banyak meneliti terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku seksual yang terjadi pada remaja, oleh karena itu

peneliti ingin melakukan penelitian tentang pengalaman seksualitas

remaja.

Page 24: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

8

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perilaku

seksual remaja di SMK Nusantara Ciputat.

2. Tujuan Khusus

a. Tereksplorasinya makna seksualitas bagi remaja di SMK

Nusantara Ciputat

b. Tereksplorasinya perilaku seksual remaja di SMK Nusantara

Ciputat

c. Tereksplorasinya jenis dan sumber informasi tentang perilaku

seksual remaja di SMK Nusantara Ciputat

D. Manfaat

1. Manfaat Ilmiah

a. Menjadi data dasar bagi peneliti selanjutnya dalam

mengembangkan dan memperkaya penelitian selanjutnya

tentang seksualitas khususnya remaja

b. Memberikan informasi kesehatan reproduksi mengenai

pendidikan tentang seksualitas dan dampaknya terhadap

kesehatan remaja

Page 25: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

9

2. Manfaat Praktis

a. Institusi pendidikan

Penelitian ini untuk mengembangan kurikulum

pendidikan keperawatan serta sebagai pengembangan

instrumen pengkajian khususnya seksualitas remaja.

b. Bagi SMK Nusantara Ciputat

Hasil penelitian ini mampu menjadi landasan program

kegiatan bimbingan, pembinaan dan konseling dalam upaya

peningkatan pengetahuan tentang seksualitas dan upaya untuk

mengurangi prilaku seksual yang menyimpang pada remaja di

SMK Nusantara Ciputat.

c. Bagi masyarakat

Memberikan informasi terutama bagi remaja mengenai

gambaran tentang perilaku seksual dalam upaya peningkatan

kesehatan reproduksi remaja.

d. Bagi institusi pelayanan keperawatan

Memberikan landasan dalam upaya promosi kesehatan

dan landasan dalam pengembangan evidence based

keperawatan.

Page 26: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

10

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini untuk melihat pengalaman remaja terhadap

seksualitas. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui pengalaman

seksualitas ini menggunakan metode wawancara yang dilakukan oleh

peneliti kepada partisipan, format wawancara dapat berubah sesuai

wawancara yang dilakukan dilapangan oleh peneliti, sampel penelitian ini

adalah siswa atau siswi di SMK Nusantara Ciputat. Penelitian ini akan

dilakukan di SMK Nusantara Ciputat pada bulan Agustus 2012.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif. Data yang

digunakan adalah data primer dengan melakukan wawancara secara

mendalam kepada partisipan.

Page 27: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman

Pengalaman merupakan sesuatu yang pernah dialami (dijalani,

dirasai. ditanggung) (KBBI, 2005). Pengalaman berasal dari kata dasar

alami yang artinya mengalami, melakoni, menempuh, mengarungi,

mendapat, menyelami dan merasakan. Pengalaman tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan manusia sehari-harinya dan pengalaman juga diberikan

kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi pedoman serta

pembelajaran manusia (Endarmoko, 2006). Pengalaman juga dapat

diartikan sebagai memori episodik, yaitu memori yang menerima dan

menyimpan peristiwa-peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada

waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi

(Notoadmojo, 2005)

Pengalaman merupakan akumulasi dari setiap kejadian dan

penyikapan terhadap permasalahan yang dialami, dalam

mengaktualisakan setiap kejadian sering orang mengalami kesulitan.

Pengalaman langkah awal dari pelaksanaan setiap rencana dimana

pengalaman merupakan referensi. Makin bannyak pengalaman yang

dimiliki seseorang, akan semakin dewasa dalam menata kehidupan

(Yudantara, 2006).

Page 28: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

12

B. Konsep Seksualitas

1. Definisi

Seksualitas merupakan keseluruhan emosi, sikap, kesukaan

dan perilaku yang terkait dengan ekspresi seksualitas diri dan

erotisme (Stright, 2005). Seksualitas memiliki makna yang lebih

luas yang mencakup daya tarik seksual dan karakteristik yang

bersifat biologis maupun sosial, seksualitas bersentuhan dengan

wilayah sosial yang mengkonstruksi sifat, karakter, perilaku sosial

dari masing-masing jenis kelamin (Munfarida, 2009). Seksualitas

salah satu issue kesehatan yang essensial dan menjadi sesuatu yang

kurang diketahui bagi remaja sehingga pelayanan kesehatan seksual

masih dihindari dikarenakan ketidaknyamanan remaja untuk

membicarakannya dan merupakan sesuatu hal yang masih tabu

(Berg, 2001).

2. Komponen

Komponen seksualitas menurut Imran (2004) yaitu orientasi

seksual, identitas gender (perasaan seseorang apakah dia laki-laki

atau perempuan secara psikologis), dan peran gender sosial

(pemenuhan tuntutan budaya mengenai perilaku-perilaku feminin

dan maskulin).

Page 29: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

13

Orientasi seksual adalah ketertarikan kepada lawan jenis

dimana seseorang itu lebih tertarik secara seksual dan cenderung

mengekspresikan dirinya kedalam aktivitas seksual (Imran, 2004).

Demartoto (2006) memaparkan bahwa orientasi seksual dalam

melakukan aktivitas seksual dikategorikan menjadi dua, yaitu orang

yang secara seksual tertarik dengan lawan jenis (heteroseksual) dan

orang yang secara seksual tertarik dengan kelamin yang sejenis

(homoseksual).

Homoseksual yang terjadi Indonesia merupakan hal yang

tidak lazim terjadi. Indonesia mempunyai norma-norma yang

melarang orientasi seksual tersebut, laki-laki yang tertarik kepada

laki-laki disebut gay, sedangkan perempuan yang tertarik pada

perempuan disebut dengan lesbian (BKKBN, 2006). Peran seksual

merupakan cara bagaimana menerima dan mengembangkan peran

sesuai dengan alat kelaminnya, selain itu peran seksual ini

menentukan identitas diri apakah sesuai dengan alat kelamin atau

menyimpang (Imran, 2004).

3. Klasifikasi Seksualitas

Melliana (2006) mengklasifikasikan seksualitas menjadi tiga

macam, yaitu seksualtitas reproduktif, seksualitas erotis dan

seksualitas gender. Seksualitas reproduktif yang berfokus pada hal

biologis dan konsep reproduksi, aspek anatomi dan fisiologi,

Page 30: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

14

perilaku, dan sikap manusia terhadap tubuh mereka, terutama

terhadap alat kelaminnya, serta proses reproduksi. Seksualitas erotis

yang berfokus pada kenikmatan yang dihasilkan oleh alat kelamin

manusia, perilaku atau sikap antar individu dan proses fisiologi

yang dapat menciptakan kenikmatan erotis atau hal-hal yang

berpengaruh terhadap sensasi yang ditimbulkan akibat kenikmatan

erotis.

Seksualitas reproduktif berbeda dengan seksualitas erotis,

sepasang laki-laki dan perempuan saat berhubungan seksual tidak

selalu mengalami kenikmatan erotis dari hubungan seksual mereka,

demikian pula sebaliknya, mereka dapat merasakan kenikmatan

erotis dari hubungan seksual tanpa memikirkan hal-hal yang

berhubungan dengan kemungkinan untuk berhubungan seksual,

melalui aktivitas seperti masturbasi, aktivitas antara pasangan

homoseksual, dan penggunaan alat kontrasepsi yang cukup efektif

dalam berhubungan seksual. Seksualitas gender yang terfokus pada

pembagian sosial manusia menurut jenis kelaminnya, yaitu laki-laki

dan perempuan. Pada konteks ini, seksualitas berkenaan dengan

tuntutan sosial, pola perilaku, dan perilaku individu yang akan

memperjelas perbedaan antara laki-laki dan perempuan (Melliana,

2006).

Page 31: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

15

4. Dimensi Seksualitas

Kesrepro (2010) dan Negara (2007) memaparkan bahwa

seksualitas terdiri dari beberapa dimensi yaitu : 1) dimensi biologis;

2) dimensi psikososial; 3) dimensi perilaku; 4) dimensi cultural; dan

5) dimensi klinis. Dimensi biologis yang berkaitan dengan

reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga

kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan

dorongan seksual. Faktor biologi ini mengontrol perkembangan

seksual dari konsepsi sampai kelahiran dan kemampuan

bereproduksi setelah pubertas. Sisi biologi seksualitas juga

mempengaruhi dorongan seksual, fungsi seksual, dan kepuasan

seksual.

Dimensi psikososial yang erat kaitannya dengan bagaimana

menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual, identitas peran atau

jenis yang meliputi faktor psikis yaitu emosi, pandangan, dan

kepribadian, yang berkolaborasi dengan faktor sosial, yaitu

bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungannya secara

seksual. Dimensi sosial yang dilihat yaitu bagaimana seksualitas

muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh

lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang

akhirnya membentuk perilaku seksual (Kesrepro, 2010 dan Negara,

2007).

Page 32: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

16

Dimensi perilaku yang menerjemahkan seksualitas menjadi

perilaku seksual, yaitu perilaku yang muncul berkaitan dengan

dorongan atau hasrat seksual. Dimensi kultural menunjukan

perilaku seksual menjadi budaya yang ada di masyarakat dan

menekankan pada konstruksi kultural terhadap seksualitas yang

menjadikan makna dan norma-norma seksualitas berbeda dari

budaya yang satu dengan budaya yang lain. Dimensi klinis

menangani persoalan-persoalan fisik seperti penyakit, trauma dan

masalah-masalah perasaan atau psikis, seperti kecemasan, rasa

bersalah, malu, depresi dan konflik, yang dapat mengganggu fungsi

reproduksi dan seksualitas (Kesrepro, 2010 dan Negara, 2007).

C. Seksualitas pada Remaja

Perkembangan seksualitas remaja diawali ketika terjalinnya

interaksi antar lawan jenis, baik itu interaksi antar teman maupun

interaksi ketika berkencan (Taufik & Anganthi, 2005). Sarwono

(2005) menjelaskan bahwa karakteristik seksualitas remaja

perempuan mencakup pada karakteristik seksual primer dan

sekunder. Karakteristik seksual primer pada remaja perempuan

terjadi pertumbuhan organ rahim dan ovarium yang memproduksi

ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan. Karakteristik seksual

sekunder pada remaja perempuan juga mengalami pertumbuhan

bulu-bulu pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada

Page 33: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

17

kelenjar yang bakal memproduksi air susu di buah dada, serta

pertumbuhan pada pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara

proporsional (Sarwono, 2005).

Remaja laki-laki mengalami pubertas pada usia antara 12

sampai 16 tahun. Cirri-ciri seks sekunder pada laki-laki sepertu

suara besar, tumbuh kumis, tumbuh jambang, tumbuh jakun,

tumbuh rambut pada ketiak, otot-otot mulai membesar (kekar) dan

dada tampak menjadi lapang. Selain itu, jua telah terjadi

spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses pembentukan

sperma atau sel kelamin laki-laki. Spermatogenesis terjadi di dalam

testis (buah zakar). Hal ini menunjukan bahwa testis mengalami

pubertas lebih cepat (Sarwono, 2005).

Pertumbuhan primer dan sekunder pada remaja selanjutnya

muncul hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan

seksualnya. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar pada remaja,

karena secara alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi

untuk menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi

pengembangbiakan dan mempertahankan keturunan (Mu’tadin,

2010).

D. Perilaku Seksual

Perilaku seksual merupakan perilaku yang melibatkan

sentuhan fisik dari masing-masing anggota tubuh antara laki-laki

Page 34: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

18

dan perempuan dan segala yang mencakup tingkah laku yang

didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun

sesama jenis (Noor, 2004). Perilaku seksual tercermin dalam

bentuk-bentuk tingkah laku yang beraneka ragam, mulai dari

perasaan tertarik kepada lawan jenis seperti berkencan, bercumbu

dan senggama atau bersetubuh . Perilaku seksual tidak berdampak

buruk, jika tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang

bersangkutan atau lingkungan sosial, akan tetapi sebagian perilaku

seksual yang dilakukan sebelum waktunya justru akan

menimbulkan dampak psikologis yang sangat serius dan yang

paling parah bahkan akan menimbulkan depresi (Mu’tadin, 2010).

Perilaku seksual bebas atau perilaku seksual pranikah adalah

perilaku seksual yang dilakukan oleh seseorang tanpa melalui

proses pernikahan menurut agama dan kepercayaan. Remaja

diharapkan sudah menemukan orientasi seksualitasnya, karena hal

ini berkaitan dengan dampak yang akan diterima oleh remaja dari

dampak sosial maupun psikologisnya (Noor, 2004). Rasa ingin tahu

remaja terhadap masalah seksual sangat penting dalam

pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis,

karena dengan matangnya fungsi-fungsi seksual maka timbul pula

dorongan-dorongan dan keinginan-keinginan untuk pemuasan

seksual. Remaja biasanya sudah mengembangkan perilaku

seksualnya dengan lawan jenis dalam bentuk pacaran atau

Page 35: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

19

percintaan yang merupakan kesempatan para remaja melakukan

sentuhan fisik, mengadakan pertemuan untuk melakukan aktifitas

seksual bahkan untuk melakukan hubungan seksual (Soetjiningsih,

2004).

Mu’tadin (2002) menjelaskan bahwa perilaku seksual

pranikah pada remaja tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan

dipengaruhi oleh faktor tertentu, yaitu pada diri remaja baik secara

internal maupun eksternal. Faktor internal, perilaku seksual

pranikah yang didorong oleh rasa sayang dan cinta dan didominasi

oleh perasaan kedekatan dan gairah yang tinggi terhadap

pasangannya. Faktor eksternal yang meliputi teman sebaya, media

televisi, hubungan dalam keluarga khususnya orangtua.

Perilaku seksual berbeda dengan hubungan seksual, perilaku

seksual merupakan aktivitas seksual yang dilakukan dalam upaya

memenuhi dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan

kesenangan organ kelamin atau seksual melalui berbagai perilaku,

sedangkan hubungan seksual adalah kontak seksual yang dilakukan

berpasangan dengan lawan jenis atau sesama jenis, contohnya

pegangan tangan, cium kening, cium basah, petting, intercourse

(PKBI, 2009). Wahyudi (2000) dalam Purnawan (2004),

memaparkan bahwa perilaku seksual secara rinci dapat berupa:

Page 36: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

20

a. Berfantasi, merupakan perilaku membayangkan dan

mengimajinasikan aktivitas seksual yang bertujuan untuk

menimbulkan perasaan erotisme.

Perempuan yang sedang berada dalam fase subur lebih

condong berpikiran ke arah hal-hal erotis dan perempuan

hanya berfantasi seksual sekali seminggu (Fellicia, 2012)

b. Berpegangan tangan, aktivitas ini tidak terlalu menimbulkan

rangsangan seksual yang kuat namun biasanya muncul

keinginan untuk mencoba aktivitas yang lain.

c. Berciuman, yang terdiri dari berciuman bibir dan berciuman.

Ariyanto (2008) melaporkan bahwa 57% dari 138 di salah

satu Universitas ternama di Indonesia menunjukkan perilaku

seksual yang paling banyak dilakukan adalah berciuman bibir.

d. Meraba, merupakan kegiatan bagian-bagian sensitif rangsang

seksual, seperti leher, breast, paha, alat kelamin dan lain-lain.

Arianto (2008) melaporkan bahwa 57% dari 138 partisipan

telah melakukan aktivitas seksual meraba-raba alat kelamin

dilakukan setelah 5, 6 bulan selama berkencan.

e. Berpelukan, aktivitas ini menimbulkan perasaan tenang,

aman, nyaman disertai rangsangan seksual terutama bila

mengenai daerah sensitif.

f. Masturbasi merupakan perilaku merangsang organ kelamin

untuk mendapatkan kepuasan seksual.

Page 37: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

21

g. Oral seksual, merupakan aktivitas seksual dengan cara

memasukkan alat kelamin ke dalam mulut pasangan. Arianto

(2008) melaporkan 57% dari 138 partisipan telah melakukan

aktivitas seksual oral seksual yang dilakukan setelah 6,2 bulan

selama berkencan.

h. Petting, merupakan seluruh aktivitas non intercourse (hingga

menempelkan alat kelamin).

i. Intercourse (hubungan seksual), merupakan aktivitas seksual

dengan memasukan alat kelamin, 6,5 % dari 138 partisipan

telah melakukan sexual intercourse dengan waktu rata-rata

yang diperlukan adalah 10,1 bulan selama berkencan

(Arianto, 2008).

Budaya seksual bebas di kalangan remaja mulai mengancam

masa depan bangsa Indonesia. Pemerintah telah menemukan

indikator bahwa makin sulitnya menemukan remaja perempuan

yang masih memiliki keperawanan (virginity) di kota-kota besar

(BKKBN, 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

seksual menurut PKBI (2009) yaitu sebagai berikut :

a. Pengalaman seksual

Makin banyak pengalaman mendengar, melihat,

mengalami hubungan seksual makin kuat stimulasi yang

dapat mendorong munculnya perilaku seksual yang meliputi

informasi media massa seperti film, internet, gambar dan

Page 38: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

22

majalah; obrolan dari teman sebaya/pacar tentang pengalaman

seksual; melihat orang-orang yang sedang berpacaran atau

melakukan hubungan seksual.

b. Faktor-faktor kepribadian.

Faktor-faktor harga diri seperti harga diri, kontrol diri,

tanggung jawab, tolerance for stress, coping stress,

kemampuan membuat keputusan, nilai-nilai yang dimilikinya.

Remaja yang memiliki harga diri positif, mampu mengelola

dorongan dan kebutuhanya secara adekuat, memiliki

penghargaan yang kuat terhadap diri dan orang lain, mampu

mempertimbangkan resiko perilaku sebelum mengambil

keputusan, mampu meningkatkan diri pada teman sebaya

secara sehat proporsional, cenderung mencari penyaluran

dorongan seksualnya secara sehat dan bertangung jawab.

c. Pemahaman dan penghayatan nilai-nilai agama

Remaja yang memiliki penghayatan yang kuat tentang

nilai-nilai tentang keagamaan, integritas yang baik (konsitensi

antara nilai sikap dan perilaku) juga cenderung menampilkan

perilaku seksual yang selaras dengan nilai-nilai yang

diyakininya serta mencari kepuasan dan perilaku yang

produktif.

d. Peran keluarga dalam menjalankan fungsi kontrol afeksi atau

kehangatan, pemahaman nilai moral dan keterbukaan

Page 39: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

23

komunikasi. Keluarga yang mampu berfungsi secara optimal

membantu remaja untuk menyalurkan dorongan seksualnya

dengan cara yang selaras dengan norma dan nilai yang

berlaku serta menyalurkan energi psikis secara produktif.

e. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.

Remaja yang memiliki pengetahuan secara benar dan

proporsional tentang kesehatan reproduksi cenderung

memahami resiko perilaku serta alternatif cara yang dapat

digunakan untuk menyalurkan dorongan seksual secara sehat

dan bertanggung jawab.

E. Remaja

1. Pengertian

Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kana

menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007)

adalah 12 sampai 24 tahun. Namun, jika pada usia remaja seseorang

sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa dan bukan lagi

remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih

tergantung pada orang tua, maka tetap digolongkan kedalam

kelompok remaja. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia

berada diantara fase anak dan dewasa yang ditandai dengan

perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis dan emosi (Efendi &

Makhfudli, 2009).

Page 40: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

24

Proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap

perkembangan remaja:

a. Remaja awal (early adolescent)

Seorang remaja pada tahap ini masih merasa bingung

akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri

dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan

itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat

tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.

Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah

berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini

ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego

menyebabkan para remaja awal ini sulit dimengerti dan

dimengerti orang dewasa.

b. Remaja madya (middle adolescent)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-

kawan. Mereka senang kalau banyak teman yang

mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai

diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama

dengan dirinya. Selain itu, Mereka berada dalam kondisi

kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau

Page 41: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

25

tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau

pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya.

c. Remaja akhir (late adolescent)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode

dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu:

1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi

intelek.

2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan

orang-orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman

baru.

3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah

lagi.

4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri

sendiri) diganti dengan keseimbangan antara

kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

5) Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya

(private self) dan masyarakat umum (Sarwono, 2010).

Remaja mengalami ketertarikan atau kebersamaan dengan

kelompok sebaya, seperti bagaimana cara berpakaian, berbicara,

berbahasa, hobi, serta sikap dan perilaku. Remaja tidak mau

berbeda dengan kelompok sebaya karena ingin diterima dan diakui

oleh kelompoknya. Kelompok sebaya berperan penting dalam

Page 42: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

26

pembentukan sikap dan perilaku para remaja, melalui kehidupan

kelompok, remaja dapat berperan, memutuskan, dan

mengekspresikan dirinya dalam menetukan sikapnya. Kelompok

sebaya memiliki nilai positif, perkembangan remaja pun positif, jika

tidak, remaja akan terjerumus pada perbuatan yang menyimpang

dan tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, remaja harus mampu

memilih dan memutuskan nilai-nilai yang baik dan positif bagi

diriya dan masa depannya (Martono & Joewana, 2009).

Sifat-sifat negatif remaja berangsur-angsur berkurang sejalan

dengan kematangan kepribadiannya, jika remaja berhasil mengatasi

konflik, remaja akan menjadi dewasa. Dewasa berarti memiliki jati

diri yang mantap, emosi yang stabil dan bertanggung jawab.

Artinya, kejiwaan yang sehat, selaras dan seimbang. Masa remaja

adalah masa yang sulit, karena pengaruh luar terutama tekanan

kelompok sebaya yang sangat berpengatuh besar. Tekanan

kelompok adalah pengaruh kelompok kepada seseorang terhadap

perasaannya, cara berpikir, cara bertindak, berpakaian, dan

sebagainya. Tekanan yang didapat remaja bersifat positif atau

negative, misalnya pengaruh yang positif yaitu bergabung dalam

organisasi sekolah, olahraga serta memperoleh nilai yang baik

disekolah dan pengaruh negatif antara lain merokok, membolos dari

Page 43: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

27

sekolah, memakai narkoba, mengambil barang tanpa sepengetahuan

yang punya serta tawuran (Martono & Joewana, 2008).

Ada empat sumber tekanan terjadap kehidupan remaja,

pertama perorangan yaitu segala kenginan, kepercayaan, harapan

dan cita-cita. Kedua, keluarga yaitu kepercayaan dan harapan dari

anggota keluarganya. Ketiga, media yaitu komunikasi media massa

(tv, majalah, radio, film, internet, billiboard, dan lain-lain).

Keempat kelompok sebaya yaitu pikiran, harapan, perilaku dan

norma yang diterima dan berlaku bagi remaja (Martono & Joewana,

2008).

2. Pubertas Remaja

Masa perkembangan remaja dimulai dengan masa pubertas

dengan usia kurang lebih antara 12 sampai 14 tahun adalah suatu

masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembangan sangat

cepat. Pertengahan masa remaja merupakan masa yang lebih stabil

untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan

permulaan remaja yaitu umur 14 tahun sampai umur 16 tahun dan

remaja akhir yang kira-kira berumur 18 tahun sampai umur 20

tahun ditandai dengan transisi untuk mulai bertanggung jawab,

membuat pilihan dan berkesempatan untuk mulai menjadi dewasa

(Esti, 2002).

Page 44: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

28

Pubertas merupakan suatu rangkaian perubahan fisik yang

membuat individu matur mampu berproduksi dan hampir setiap

organ dan sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan ini. Remaja

yang sedang mengalami pubertas awal akan berbeda dengan

pubertas akhir dalam munculnya karakteristik tubuh bagian luar

karena perubahan tinggi, proporsi tubuh dan adanya tanda-tanda

perkembangan seksual pertama dan kedua. Pubertas umumnya

sama bagi setiap remaja, akan tetapi waktu dan kecepatan tiap-tiap

anak berbeda. Rata-rata remaja perempuan mulai terjadi perubahan

pubertas pada usia 1 sampai 2 tahun lebih awal daripada anak laki-

laki, seperti pada permulaan kecepatan dan perubahan tubuh.

Beberapa remaja pada 18 tahun sampai 24 tahun sudah mengalami

pubertas (Esti, 2002).

Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yaitu

suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik,

hormonal, dan seksual serta mampu mengadakan proses reproduksi

(Nita, 2008). Perubahan fisik pada masa pubertas merupakan hasil

aktivitas hormonal dibawah pengaruh sistem saraf pusat, walaupun

semua aspek fungsi fisiologis berinteraksi secara bersama-sama,

perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertambuhan fungsi

fisik dan munculnya perkembangan karakteristik seksual sekunder.

Perubahan yang tidak tampak jelas terlihat pada perubahan

Page 45: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

29

fisiologis dan kematangan neurogonad yang disertai dengan

kemampuan untuk bereproduksi (Wong, 2008).

Perbedaan fisik antara kedua jenis kelamin ditentukan

berdasarkan karakteristik seksual yaitu, karakteristik seksual primer

merupakan organ eksternal dan internal yang melaksanakan fungsi

reproduktif (misalnya ovarium, uterus, payudara, penis) dan

karakteristik seksual sekunder merupakan perubahan yang terjadi di

seluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan hormonal (misalnya

perubahan suara, munculnya rambut pubertas dan bulu pada wajah,

dan penumpukan lemak) tetapi tidak berperan langsung dalam

reproduksi (Wong, 2008).

F. Permasalahan seksualitas remaja

Perkembangan teknologi yang semakin modern membuat remaja

menjadi semakin mudah dan semakin cepat untuk mendapatkan

informasi-informasi melalui layanan internet, termasuk mengenai

seksualitas. Kondisi seperti ini sangat meresahkan para orangtua untuk

melakukan pengajaran mengenai seksualitas dan para orangtua merasa

khawatir terhadap anaknya yang dapat melakukan hal-hal yang tidak

diingankan, seperti perilaku seksual yang menyimpang (Rosmansyah,

2012).

Orang tua merasa takut dan khawatir saat membicarakan masalah

seksual dengan anaknya, karena para orangtua beranggapan bahwa pada

Page 46: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

30

saat memberikan pengajaran tentang seksualitas, dikhawatirkan anak

justru akan berperilaku yang menyimpang, seperti melakukan hubungan

seksual pranikah (Kesrepro, 2012). Banyak masalah yang terjadi pada

saat remaja, yaitu depresi remaja, kehamilan diluar nikah, pernikahan

dini, penyakit menular seksual dan aborsi.

Depresi remaja merupakan penyebab yang paling umum, adanya

depresi ini adanya proses pendewasaan yang mereka hadapi, termasuk

mestruasi yang didapatkan oleh remaja perempuan, dan mimpi basah

didapatkan oleh remaja laki-laki (Kesrepro, 2012). Selain itu putus

dengan pacar juga membuat remaja menjadi depresi, dan akan mengubah

perilaku remaja menjadi agresif terhadap perilakunya (Kesrepro, 2012).

Banyak remaja telah melakukan hubungan seksual pranikah

sehingga mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan

diluar pernikahan bagi masyarakat timur merupakan sesuatu yang tabu,

karena hal ini mengindikasikan wanita yang mengalaminya dianggap

sebagai wanita yang tidak bisa menjaga kehormatannya dan keluarganya

(Kesrepro, 2012). Beberapa dampak psikologis bagi perempuan yang

hamil di luar pernikahan meliputi rendahnya kepercayaan diri, jatuhnya

nama baik keluarga, depresi dan aborsi. Turunnya kepercayaan diri yang

disebabkan karena gunjingan masyarakat berdampak pada kepercayaan

diri perempuan, walaupun kehamilan itu belum diketahui oleh masyarakat

umum, namun kebanyakan wanita hamil di luar nikah mengalami

Page 47: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

31

perasaan malu dan kepercayaan diri yang turun secara drastis (Permana,

2012).

Jatuhnya nama baik keluarga dikarenakan seorang wanita yang

hamil sebelum nikah tidak dianggap sebagai perempuan yang baik,

kecuali jika kehamilannya disebabkan karena kasus perkosaan.

Kehamilan yang tidak diinginkan ini justru akan memperburuk nama baik

keluarganya di masyarakat. Depresi dan ingin bunuh diri yang berdampak

paling berbahaya yang bisa menimpa perempuan. Apalagi jika pria yang

menghamilinya justru lari dan tidak mau bertanggungjawab sehingga dia

menghadapi perasaan malu itu sendiri tanpa dibantu oleh pasangannya.

Melakukan tindakan aborsi illegal karena daripada menanggung malu

karena aib akibat perbuatan sendiri, lebih baik segera menggugurkan

kandungannya meskipun dia tahu itu merupakan dosa. Kehamilan di luar

pernikahan juga membuat remaja untuk melakukan tindakan aborsi yang

tidak aman, dikarenakan tidak ada penerimaan terhadap janin yang

dikandungnya. Angka kematian akibat aborsi mencapai sekitar 11 % dari

angka 390 per 100.000 kelahiran hidup (Permana, 2012).

Pernikahan dini berdasarkan Tafsir Al-Qur’an Tematik bahwa

pernikahan dini adalah pernikahan yang salah satu pasangannya belum

cukup umur. Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 Bab II tentang syarat-

syarat perkawinan disebutkan pada Pasal 7 ayat (1), “Perkawinan hanya

diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak

perempuan sudah mencapai umur 16 tahun”, jadi pernikahan dini itu

Page 48: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

32

menurut hukum di Indonesia, apabila calon pengantin pria belum

mencapai umur 19 tahun, sedangkan calon pengantin perempuan belum

mencapai umur 16 tahun.

Penyakit menular seksual disebut juga penyakit masyarakat, tidak

hanya menyerang secara fisik namun juga psikis dan biasanya orang yang

mengidap infeksi seksual akan dikucilkan dari pergaulan (penyakit

menular seksual, 2011). Hidup yang terlalu bebas dengan cara berganti-

ganti pacar merupakan salah satu penyebab seseorang dapat terkena

infeksi menular seksual dan remaja tidak bisa mendeteksi apakah

pasangannya itu memiliki perilaku yang sehat atau tidak, karena infeksi

menular seksual tidak dapat dilihat (penyakit menular seksual, 2011).

WHO (2007) menungkapkan bahwa jumlah penderita AIDS di

dunia ada sebanyak 33.300.000 dan di Asia sebanyak 4.900.000 kasus.

Penderita HIV/AIDS di Indonesia pada tahun 2002 sebanyak 110.000,

tahun 2006 sebanyak 193.000 dan pada tahun 2007-2008 jumlah kasus ini

menjadi 270.000 orang, hal ini merupakan ancaman HIV/AIDS di

Indonesia menyebabkan perilaku seksual dan kesehatan reproduksi pada

remaja sering terjadi (Depkes RI, 2008). Diperkirakan 20-25% dari semua

infeksi HIV di dunia terjadi pada remaja (Depkes RI, 2008).

Page 49: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

33

G. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Dimodifikasi dari PKBI (2009) dan Wong (2008)

Remaja :

a.Perubahan fisik:

-pubertas

-pertumbuhan seks

primer

-pertumbuhan seks

sekunder

b.Psikologis:

-rasa ingin tahu

yang besar

-perubahan emosi

-perubahan

intelegensi

Pengalaman seksual

-makna seksualitas

-perilaku seksual

-sumber dan jenis informasi

seksual

Page 50: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

34

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang sudah diuraikan sebelumnya,

bahwa masa remaja merupakan masa yang beresiko terhadap konteks

seksualnya, karena masa remaja masa peralihan dari anak-anak ke masa

dewasa. Rasa ingin tahu remaja terhadap masalah seksualitas sangat

penting dalam pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan

jenis, karena dengan matangnya fungsi-fungsi seksual maka timbul pula

dorongan-dorongan dan keinginan-keinginan untuk pemuasan seksual.

Remaja biasanya sudah mengembangkan perilaku seksualnya dengan

lawan jenis dalam bentuk pacaran atau percintaan yang merupakan

kesempatan para remaja melakukan sentuhan fisik, mengadakan

pertemuan untuk melakukan aktifitas seksual bahkan untuk melakukan

hubungan seksual (Soetjiningsih, 2004).

Perubahan-perubahan itu selanjutnya akan membuat remaja

mempengaruhi gambaran diri remaja tersebut termasuk seksualitasnya.

Pengalaman remaja tentang seksualitas sangat bergantung pada

informasi-informasi yang mereka dapat, pergaulan teman sebaya dan

pada saat melihat orang lain pacaran. Oleh karena itu remaja sering

menyalah gunakan informasi tersebut sehingga akan menimbulkan

Page 51: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

35

prilaku seksual yang menyimpang. Oleh karena itu peneliti ingin

mengetahui pengalaman seksualitas remaja yang akhir-akhir ini selalu

digambarkan negatif oleh masyarakat sekarang.

B. Definisi Istilah

1. Pengalaman seksualitas remaja merupakan sesuatu yang pernah

dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) oleh remaja terkait dengan

ekspresi sekualitas diri dan erotisme.

2. Perilaku seksual merupakan perilaku yang melibatkan sentuhan

fisik dari masing-masing anggota tubuh antara laki-laki dan

perempuan dan segala yang mencakup tingkah laku yang didorong

oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis.

Perilaku seksual tercermin dalam bentuk-bentuk tingkah laku yang

beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik kepada lawan jenis

seperti berkencan, bercumbu dan senggama atau bersetubuh.

3. Jenis dan sumber informasi seksualitas merupakan hal-hal yang

didapat oleh remaja tentang seksualitas yang meliputi informasi

media massa. Remaja merasa tertarik dengan hal yang berkaitan

dengan seksualitas karena tapada tahap ini remaja mempunyai rasa

keingintahuan yang tinggi, yang akhirnya remaja memutuskan

untuk mencari semua informasi tentang seksualitas.

Page 52: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

36

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan

desain fenomenologi deskriptif. Penelitian kualitatif ini dapat

memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab akibat

dalam lingkup pikiran orang setempat, memperoleh penjelasan yang

kaya dan bermanfaat karena penelitian kualitatif isinya adalah narasi

kata-kata (Siswanto, 2005 dalam Prastowo, 2010). Dengan

menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis yang

disampaikan oleh partisipan yang didapatkan dengan melakukan

wawancara mendalam (Moleong, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengalaman yang pernah dialami oleh remaja dan melalui

pendekatan ini peneliti berharap mendapatkan informasi yang

mendalam tentang pengalaman-pengalaman seksualitas remaja.

Fenomenologi merupakan suatu ilmu yang memiliki tujuan

untuk menjelaskan suatu fenomena, penampilan dari sesuatu yang

khusus, misalnya pengalaman hidup seseorang (Streubert, 1995).

Fokus utama dalam fenomenologi adalah pengalaman nyata. Hal yang

akan dikaji adalah deskripsi mengenai bagaimana pengalaman orang

lain dan apa maknanya bagi mereka (Saryono & Mekar, 2010).

Pendekatan ini diharapkan peneliti dapat menggali informasi secara

mendalam mengenai pengalaman seksualitas remaja.

Page 53: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

37

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di SMK I Nusantara Ciputat

Tanggerang Selatan. Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan

hampir 70% siswa-siswi di SMK Nusantara Ciputat telah melakukan

tindakan pacaran. Penelitian ini telah dilaksanakan selama bulan

Agustus sampai bulan Oktober 2012. Peneliti mengambil data

penelitian pada saat siswa-siswi tidak sedang dalam proses belajar

disekolah, sehingga tidak mengganggu aktifitas sekolah dan partisipan

bisa lebih fokus kepada pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

C. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja yang duduk

di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan diwawancarai

secara langsung oleh peneliti tanpa ada orang yang

mempengaruhi peneliti. Pemilihan partisipan ini dilakukan

dengan prinsip kesesuain (appopriateness) dan kecukupan

(adequancy). Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan teknik Snowball, yaitu dengan cara menghubungi

siswa dan siswi yang pernah menjadi partisipan pada saat studi

pendahuluan, dan meminta rekomendasi satu orang temannya

untuk dijadikan partisipan dalam penelitian ini, dan selanjutnya

meminta rekomendasi kembali kepada pasrtisipan satu dan

seterusnya.

Page 54: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

38

1. Partisipan utama

Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja dengan

rentang usia 14 sampai 17 tahun di SMA Nusantara Ciputat

dengan jumlah 6 orang, dengan kriteria :

a. Remaja yang dapat berkomunikasi dengan baik, sehinga

dapat menjawab pertanyaan dari peneliti

b. Remaja yang pernah berpacaran minimal lebih dari satu

kali

2. Partisipan Pendukung

Partisipan pendukung dalam penelitian ini adalah Guru BP

di SMA Nusantara Ciputat yang berjumlah 1 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara melakukan teknik wawancara mendalam (indept

interview) yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan

Oktober 2012 dengan pedoman wawancara yang telah disiapkan

sebelumnya.

2. Tahap Pengumpulan Data

a. Tahap persiapan pengumpulan data

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti

mengurus izin terlebih dahulu kepada pihak sekolah dan

telah dilakukan pada saat melakukan studi pendahuluan.

Page 55: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

39

Selanjutnya peneliti mengadakan pertemuan dengan

partisipan utama untuk menjelaskan tujuan dan manfaat

penelitian.

b. Prosedur pengumpulan data

Pada saat melakukan pengumpulan data, sebelum

peneliti menghubungi partisipan yang telah menjadi

sampel pada saat melakukan studi pendahuluan untuk

meminta satu siswa atau siswi untuk menjadi partisipan

pertama pada penelitian ini. Peneliti menghubungi

partisipan pertama dan menjelaskan maksud dan tujuan

peneliti, selanjutnya peneliti meminta kontrak waktu untuk

melakukan wawancara.

Maleong (2001) dijelaskan bahwa wawancara adalah

percakapan dengan maksud untuk maksud tertentu. Pada

metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung

(face to face) untuk mendapatkan informasi secara jelas

dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan

permasalahan penelitian. Pada saat dilakukan wawancara

peneliti berhadapan langsung dengan partisipan untuk

mendapatkan informasi yang sangat jelas dan peneliti

dapat menggali jawaban dari partisipan. Selain itu, peneliti

menggunakan metode wawancara yang tidak terstruktur,

karena peneliti ingin mengajukan pertanyaan yang lebih

Page 56: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

40

luas dan lebih leluasa dan ingin menggali lebih dalam

pengalaman yang dialami oleh partisipan.

Wawancara mendalam merupakan wawancara

semiterstruktur dan berlangsung selama paling tidak satu

jam dan bertujuan untuk mengumpulkan deskripsi yang

mendalam dari semua responden (West & Turner, 2008).

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

mempersiapkan wawancara mendalam, yaitu; 1)

memastikan bahwa alat-alat yang diperlukan benar-benar

telah disiapkan; 2) menghubungi partisipan; 3) menepati

waktu sesuai dengan yang telah disepakati dengan

partisipan; 4) kemukakan pertanyaan ringan sebagai

pembuka dan selanjutnya disesuaikan dengan pertanyaan

yang lebih penting; 5) upayakan menjadi pendengar yang

baik dan mengupayakan sikap-sikap adaptif; dan 6)

mengakhiri wawancara mendalam dengan apresiasi tinggi

(Pawito, 2007).

Wawancara juga didasarkan oleh pedoman

wawancara yang sebelumnya telah disiapkan peneliti,

sehingga pertanyaan menjadi sistematis dan tidak

menyimpang jauh dari apa yang akan diteliti.

Page 57: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

41

E. Instrumen penelitian

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti

sendiri, bagaimana cara mendapatkan hasil yang baik tergantung

peneliti dalam mengelola atau memperdalam suatu data. Instrumen

tambahan dari penelitian ini adalah pedoman wawancara mendalam

(indepth interview) dengan menggunakan alat untuk mencatat dan alat

perekam (tape recorder/handphone)

F. Validasi Data

1. Kredibilitas (Creadibility)

Kredibilitas merupakan kriteria untuk memenuhi nilai

kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Cara

memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian yaitu:

a. Memperpanjang masa pengamatan (prolonged

engagement), memungkinkan peningkatan derajat

kepercayaan data yang dikumpulkan, dapat menguji

informasi dari responden dan untuk membangun

kepercayaan para responden terhadap peneliti.

b. Pengamatan yang terus-menerus (persistent observation)

c. Triangulasi

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara

cross-check data dari sumber yang berupa partisipan

Page 58: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

42

berbeda-beda. Datanya harus memperkuat atau tidak

ada kontradiksi dengan yang lainnya.

2. Transferabilitas (Transferabitity)

Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat

diterapkan pada situasi yang lain dengan subyek lain yang

memiliki tipologi yang sama. Penelitan tentang seksualitas

dengan partisipan remaja memungkinkan untuk dilakukan

penelitian ditempat lain dengan karakteristik remaja yang sama.

3. Dependabilitas (Defendability)

Dependabilitas yaitu apakah hasil penelitian mengacu

pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data,

membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat

interpretasi untuk menarik kesimpulan. Kriteria ini dapat

digunakan untuk menilai apakah proses penelitian kualitatif

bermutu atau tidak.

Peneliti dalam melakukan pengumpulan data kepada

semua partisipan dilakukan pemeriksaan kembali data yang

diperoleh dengan terus menghubungi partisipan untuk

mendapatkan suatu data yang lebih mendalam dan dilakukan

pengecekan ulang kembali kepada partisipan tentang hal-hal

yang menjadi pertanyaan peneliti.

Page 59: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

43

4. Konfirmabilitas (Konfirmability)

Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat

dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan

data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan

lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil

penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak

berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat

lebih objektif (Saryono & Mekar, 2010).

Peneliti dalam mengumpulkan data dilakukan pengecekan

ulang kembali, dengan tujuan mendapatkan hasil yang akurat

dan terbukti kebenaran. Pada saat melakukan penelitian peneliti

melakukan pertemuan kembali dengan partisipan untuk

mengulang data yang didapat peneliti.

G. Analisa Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana

pengalaman remaja terhadap seksualitas. Analisa data yang akan

digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik Colaizzi

(1978). Langkah-langkah analisis data berdasarkan Colaizzi (1978)

dalam Streubert (2003), meliputi:

1. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran

menyeluruh tentang fenomena yang diteliti yaitu pengalaman

seksualitas remaja.

Page 60: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

44

2. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir

mengenai pengalaman pengalaman seksualitas meliputi makna

seksualitas remaja, perilaku seksual remaja serta sumber dan

informasi seksualitas pada remaja. Data yang dianggap penting

kemudian dilakukan pengkodean data.

3. Membaca semua gambaran semua informan secara berulang-

ulang dari fenomena yang dialami partisipan mengenai

pengalaman partisipan terhadap seksualitas sampai diperoleh

pemahaman yang benar

4. Mengulang catatan asli dan kutipan pertanyaan penting dengan

mengelompokkan kata kunci dari para partisipan mengenai

pengalaman partisipan terhadap pengalaman seksualitas

5. Mengatur kumpulan membentuk pegertian dari kelompok tema

dengan membuat kategori-kategori.

6. Peneliti kemudian menulis gambaran tempat dan merumuskan

tema.

7. Selanjutnya mengintegrasi hasil analisis ke dalam bentuk

deskriptif

8. Peneliti mengulang validasi data ke partisipan atas gambaran

yang diberikan untuk mengklarifikasi data hasil penelitian

9. Jika data baru ditanyakan selama validasi, gabungkan sehingga

menjadi gambaran yang lengkap ( Streubert dan Carpenter,

2003).

Page 61: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

45

Tabel 4.1

Teknik analisa data

Sumber: Colaizzi ,1978, dalam Streubert & Carpenter, 1999, dalam Saryono &

Mekar, 2010

H. Etika Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti meyakinkan bahwa responden perlu

mendapat perlindungan dari hal-hal yang merugikan selama

penelitian, dengan memperhatikan aspek-aspek self determination,

privacy, anonymity, confidentially dan protection from discomport

Menggabungkan data yang baru

diperoleh saat dilakukan validasi

Memiliki gambaran yang jelas

tentang fenomena yang diteliti

Mencatat data yang diperoleh

(hasil wawancara)

Kembali ke responden untuk

klarifikasi data hasil penelitian

Mengintegrasikan hasil analisis ke

dalam bentuk deskriptif

Membaca transkrip secara

berulang-ulang

Merumuskan tema

Mengelompokkan kata kunci

Membuat kategori-kategori

Page 62: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

46

(Polit, 2006). Peneliti juga membuat Informed consent sebelum

penelitian dilakukan.

a. Self Determination

Partisipan diberi kebebasan untuk menentukan apakah

bersedia atau tidak mengikuti kegiatan penelitian dengan

sukarela, setelah semua informasi yang berkaitan dengan

penelitian dijelaskan dengan menandatangani Informed Consent

yang telah disediakan.

Pada saat peneliti memulai wawancara, sebelumnya

peneliti menanyakan apakan partisipan bersedia untuk dilakukan

wawancara atau tidak.

b. Privacy

Peneliti juga menjaga kerahasiaan atas informasi yang

diberikan responden untuk kepentingan penelitian. Nama

responden akan dirahasiakan sebagai ganti digunakan nomor

responden.

c. Anonymity

Pada saat peneliti menanyakan nama partisipan, peneliti

memberitahukan bahwa nama yang akan terpampang di kertas

Informed consent adalah nama inisial saja.

d. Confidentially

Peneliti menjadi kerahasiaan identitas responden dan

informasi yang diberikan. Semua catatan dan data responden

disimpan sebagai dokumentasi penelitian.

Page 63: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

57

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi

1. Makna seksualitas pada remaja

Seksualitas memiliki makna yang lebih luas mencakup daya tarik

seksual dan karakteristik yang bersifat biologis maupun sosial, seksualitas

bersentuhan dengan wilayah sosial yang mengkonstruksi sifat, karakter,

perilaku sosial dari masing-masing jenis kelamin (Munfarida, 2009).

Seksualitas salah satu isu kesehatan yang essensial dan menjadi sesuatu

yang kurang diketahui bagi remaja sehingga pelayanan kesehatan seksual

masih dihindari dikarenakan ketidaknyamanan remaja untuk

membicarakannya dan merupakan sesuatu hal yang masih tabu (Berg,

2001).

Perkembangan seksualitas remaja diawali ketika terjalinnya interaksi

antar lawan jenis, baik itu interaksi antar teman maupun interaksi ketika

berkencan (Taufik & Anganthi, 2005). Sarwono (2005) menjelaskan bahwa

karakteristik seksualitas remaja mencakup pada karakteristik seksual primer

dan sekunder. Seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada

remaja, selanjutnya muncul hasrat dan dorongan untuk menyalurkan

keinginan seksualnya. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar pada

remaja, karena secara alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi

untuk menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi

mempertahankan keturunan (Mu’tadin, 2010).

Page 64: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

58

Hasil penelitian ini melaporkan beberapa makna seksualitas bagi

remaja merupakan suatu hubungan intim. Hal ini sesuai dengan penjelasan

Jackson dan Scoot dalam Munti (2005) menyatakan bahwa seksualitas

sebagai suatu fenomena psikologis dan biologis manusia. Selanjutnya

Munti (2005) memaparkan kembali bahwa seksualitas secara umum

memiliki makna yang lebih luas, meliputi hasrat-hasrat erotis, praktik-pratik

dan identitas-identitas erotis yang mencakup perasaan-perasaan dan

hubungan seksual. Sebuah revolusi global seksualitas dalam konteks ini

terjadi diwilayah intim.

Makna seksualitas dalam penelitian ini hanya mengarah pada aspek

biologis yaitu yang berkaitan dengan reproduksi dan alat kelamin, termasuk

bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ

reproduksi dan dorongan seksual saja bukan mencakup keseluruhan, seperti

halnya menurut Munfarida (2009) menyatakan bahwa seksualitas memiliki

makna yang lebih luas yang mencakup daya tarik seksual dan karakteristik

yang bersifat biologis maupun sosial, seksualitas bersentuhan dengan

wilayah sosial yang mengkonstruksi sifat, karakter, perilaku sosial dari

masing-masing jenis kelamin. Hal ini juga sesuai dengan beberapa dimensi

seksualitas yaitu, dimensi biologis, dimensi psikososial, dimensi perilaku,

dimensi sosial dan dimensi Kultural. Dimensi biologis yang berkaitan

dengan reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga

kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi. Dimensi

psikososial yang erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi

sebagai makhluk seksual, identitas peran atau jenis yang meliputi faktor

psikis yaitu emosi, pandangan, dan kepribadian, yang berkolaborasi dengan

Page 65: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

59

faktor sosial, yaitu bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungannya

secara seksual.

Dimensi sosial yang dilihat yaitu bagaimana seksualitas muncul

dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam

membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk

perilaku seksual. Dimensi perilaku yang menerjemahkan seksualitas

menjadi perilaku seksual, yaitu perilaku yang muncul berkaitan dengan

dorongan atau hasrat seksual. Dimensi kultural menunjukan perilaku

seksual menjadi budaya yang ada di masyarakat dan menekankan pada

konstruksi kultural terhadap seksualitas yang menjadikan makna dan

norma-norma seksualitas berbeda dari budaya yang satu dengan budaya

yang lain. Dimensi klinis menangani persoalan-persoalan fisik seperti

penyakit, trauma dan masalah-masalah perasaan atau psikis, seperti

kecemasan, rasa bersalah, malu, depresi dan konflik, yang dapat

mengganggu fungsi reproduksi dan seksualitas (Kesrepro, 2010; Negara,

2007 & PKBI, 2000).

Seks dan seksualitas seharusnya dibedakan, seks merupakan hal yang

mencakup alat kelamin dan seksualitas merupakan segala sesuatu yang

berhubungan dengan keperibadian sebagai laki-laki atau sebagai

perempuan, dan seks merupakan bagian dari seksualitas (Hadiwardoyo,

2010). Seksualitas selalu terpaut dengan status manusia sebagai bagian inti

keluarga dan manusia yang memiliki fungsi seksual dalam arti yang

mendasar dan tidak hanya diindentikan pada lingkup hubungan seksual.

Seksualitas selalu ditempatkan dalalm konteks seluruh pribadi manusia

sebagai makhluk yang memiliki badan, jiwa dan roh yaitu bagaimana cara

Page 66: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

60

menjalin hubungan dengan sesama dan cara bereaksi terhadap sesama

(Chang, 2009).

PKBI (2010) menyatakan bahwa seksualitas merupakan suatu proses

yang terjadi sepanjang kehidupan manusia, dimulai dari saat lahir sebagai

bayi hingga secara fisik menjadi mandiri, lepas dari ibunya dan akan

berakhir ketika seorang meninggal dunia. Ilmu yang mempelajari

seksualitas adalah seksologi yang terdiri dari aspek sosial budaya, biologis,

klinis, psikososial, dan perilaku. Seksualitas merupakan bagian dari

kehidupan manusia, baik pria maupun perempuan.

Pemahaman holistik tentang seksualitas merumuskan kembali

seksualitas sebagai suatu kekuatan hidup yang penting, yang bersifat

organik dan melekat kepada totalitas pribadi seseorang, filsafat holistik

menegaskan bahwa pengungkapan seksualitas dapat dilakukan dengan

berbagai cara, tidak hanya melalui alat kelamin saja, seksualitas juga dapat

diungkapkan melalui peran sosial, peran gender, dan peran keluarga.

Misalnya afeksi, kasih, dan keakraban yang bersifat non-genital (bukan alat

kelamin) memang diungkapkan juga secara erotis, sensual, dan genital

(Krabil, 2008). Hal ini sesuai dengan beberapa dimensi seksualitas yaitu,

dimensi biologis, dimensi psikososial, dimensi perilaku, dimensi sosial dan

dimensi cultural. Dimensi biologis yang berkaitan dengan reproduksi dan

alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan

secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual (Kesrepro, 2010;

Negara, 2007 & PKBI, 2000).

Makna seksualitas lainnya dalam penelitian ini merupakan suatu

rangsangan. Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan Chang (2009)

Page 67: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

61

mengungkap bahwa seksualitas merupakan kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan perasaan, fantasi seksual, rangsangan-rangsangan

serta hubungan persebadanan untuk kesenangan atau mengahasilkan

keturunan. Ambiguitas seksualitas terletak pada pelayanan terhadap

kelahiran, serta pelayanan terhadap perwujudan cinta kasih antara suami

istri. Sesuai dengan tahapan seksual yang meliputi hasrat, eksitasi, plateau,

orgasme dan resolusi. Eksitasi merupakan hasrat seks dengan terangsang.

Dua orang yang tertarik satu sama lain akan merasakan keterangsangan

menjalar ditubuh mereka (Kesrepro, 2008). Wujud rangsangan juga

bervariasi meliputi khayalan, bau, suara, dan fisik seperti sentuhan dan

belaian (Heffner dan Schust, 2005).

2. Perilaku seksual pada remaja

Rasa ingin tahu remaja terhadap masalah seksual sangat penting

dalam pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis,

karena dengan matangnya fungsi-fungsi seksual maka timbul pula

dorongan-dorongan dan keinginan-keinginan untuk pemuasan seksual.

Remaja biasanya sudah mengembangkan perilaku seksualnya dengan lawan

jenis dalam bentuk pacaran atau percintaan yang merupakan kesempatan

para remaja melakukan sentuhan fisik, mengadakan pertemuan untuk

melakukan aktifitas seksual bahkan untuk melakukan hubungan seksual

(Soetjiningsih, 2004).

Perilaku seksual merupakan perilaku yang melibatkan sentuhan fisik

dari masing-masing anggota tubuh antara laki-laki dan perempuan dan

segala yang mencakup tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik

Page 68: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

62

dengan lawan jenis maupun sesama jenis (Noor, 2004). Perilaku seksual

tercermin dalam bentuk-bentuk tingkah laku yang beraneka ragam, mulai

dari perasaan tertarik kepada lawan jenis seperti berkencan, bercumbu dan

senggama atau bersetubuh (Mu’tadin, 2010).

Perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja dalam penelitian ini

meliputi berpegangan tangan, berciuman, sentuhan dan oral seks. Hal-hal

yang dasar seperti berpegangan tangan merupakan awal untuk melakukan

aktivitas yang lain. Hal itu sesuai dengan salah satu bentuk perilaku seksual

menurut Wahyudi dalam Purnawan (2004), yang menyatakan bahwa

berpegangan tangan merupakan aktivitas yang tidak terlalu menimbulkan

rangsangan seksual yang kuat namun biasanya muncul keinginan untuk

mencoba aktivitas yang lain. Irawati (2002) juga memaparkan bahwa

remaja melakukan berbagai macam perilaku seksual yang beresiko yang

terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yang dimulai dari berpegangan tangan.

Penelitian dari BKKBN (2005) memaparkan perilaku seksual remaja

meliputi, berpegangan tangan (16%), berpelukan (13%), mencium pipi

(12%). Perilaku yang sudah menjurus pada hubungan seks awal (foreplay)

meliputi cium pipi (9%), necking (mencium leher) (9%), meraba organ

seksual (4%), petting (2%) dan hubungan seksual (1%). Hal itu

menunjukan bahwa berpegangan tangan merupakan perilaku seksual yang

sering dilakukan oleh remaja dengan persentase 16%.

Partisipan telah melakukakan perilaku seksual sejak di bangku SMP

yang meliputi cium bibir, Salah satu partisipan utama mengungkapkan

bahwa pernah, mencium dada, meraba-raba dada perempuan dan oral seks.

Hal tersebut dilakukan atas kesepakatan bersama kedua belah pihak.

Page 69: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

63

Perilaku seksual yang terjadi dipengaruhi oleh perilaku-perilaku

teman sebayanya agar tidak merasa ditolak dan dibaikan oleh teman

sebayanya. Soetjiningsih (2006) memaparkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku seksual remaja adalah hubungan remaja dengan

orang tuanya, tekanan negatif kelompok sebaya, pemahaman tingkat agama

dan penerimaan informasi dari berbagai media tentang seksualitas yang

mempengaruhi perilaku seksual. Salah satu aspek paling kritis dalam masa

remaja adalah menyangkut pergaulan, baik pergaulan sesama jenis maupun

lawan jenis, jika tidak berhati-hati dalam bertindak, maka pergaulan remaja

akan menjurus ke hal-hal yang negatif seperti perilaku seksual yang

menyimpang.

Perilaku seksual tidak terjadi dengan sendirinya melainkan di

motivasi oleh faktor-faktor internal yang tidak dapat diamati secara

langsung (tidak kasat mata), sehingga individu tergerak untuk melakukan

perilaku seksual yang bebas. Motivasi merupakan penggerak perilaku.

Motivasi tertentu akan mendorong seseorang untuk melakukan perilaku

tertentu pula. Pada seorang remaja, perilaku seksual bebas dapat dimotivasi

oleh rasa sayang dan cinta dengan didominasi oleh perasaan kedekatan dan

gairah yang tinggi terhadap pasangannya, tanpa disertai komitmen yang

jelas atau karena pengaruh kelompok. Remaja ingin menjadi bagian dari

kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah dianut oleh

kelompoknya, dalam hal ini kelompoknya telah melakukan perilaku seksual

bebas. Faktor lain yang dapat mempengaruhi seorang remaja melakukan

seks bebas karena didorong oleh rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba

segala hal yang belum diketahui. Ini merupakan ciri-ciri remaja pada

Page 70: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

64

umumnya. Remaja ingin mengetahui banyak hal yang hanya dapat

dipuaskan serta diwujudkannya melalui pengalaman mereka sendiri

(Sarwono, 2008).

3. Sumber dan informasi seksualitas pada remaja

Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam mencari sumber

informasi terkait dengan seksualitas cenderung didapatkan dari berbagai

macam media, diantaranya media internet, majalah, koran, telepon genggan

dan media televisi. Pada penelitian ini memaparkan bahwa remaja

mendapatkan informasi meliputi media dan teman sebaya.

Rokhmawati (2008) memaparkan bahwa paparan media massa, baik

cetak maupun elektronik mempunyai pengaruh terhadap remaja untuk

melakukan perilaku seksual yang menyimpang. Hal ini mengakibatkan

remaja cenderung menggunakan media informasi elektronik secara negatif,

padahal dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik pasal 4

menyebutkan bahwa informasi yang didapatkan bertujuan untuk,

mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi

dunia; mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat; meningkatkan efektivitas

dan efisiensi pelayanan publik; membuka kesempatan seluas-luasnya

kepada setiap orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di

bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal

mungkin dan bertanggung jawab; dan memberikan rasa aman, keadilan,

dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi

Informasi.

Page 71: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

65

Informasi seksualitas dari media massa (baik cetak maupun

elektronik) yang cenderung bersifat pornografi dan pornoaksi dapat menjadi

referensi yang tidak mendidik bagi remaja, karena remaja yang sedang

dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru yang dilihat dan

didengarnya dari media massa tersebut, maka dari itu sumber yang lain baik

dan bertanggung jawab diperlukan oleh remaja, agar remaja tidak salah

dalam mendapatkan informasi. Orang yang memberikan informasi berupa

video porno ke dalam media elektronik internet merupakan tindakan yang

tidak boleh dilakukan, hal ini sesuai Undang-Undang Informasi dan

Transaksi Elektronik Pasal 27 ayat 1, yaitu setiap orang dengan sengaja

dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau

membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen

Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.

Media televisi seperti iklan, infotainment, hiburan/musik, dan film

mempunyai kontribusi terhadap perilaku seksual dikalangan remaja. Media

lain seperti majalah, buku, internet, dan VCD ternyata juga mempunyai

andil yang besar terhadap perubahan perilaku seksual dikalangan remaja.

Disarankan kepada orang tua dan pendidik (guru) kiranya, sejak dini

memberikan bimbingan, pengawasan dan pelajaran kepada anak-anaknya

dari pengaruh buruk media. Pemilik TV swasta hendaknya menyiarkan

acara-acara yang memiliki nilai pendidikan (Purba, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian Kenneavy et al. (2006) media massa

adalah sumber informasi yang sangat penting dalam memberikan informasi

mengenai perilaku seksual kepada remaja. Pengaruh yang kuat antara media

massa dan perkembangan remaja juga telah dijelaskan oleh hasil penelitian

Page 72: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

66

yang dilakukan oleh Baumgardner et al. (2004) yaitu, perilaku kekerasan

yang diperoleh dari media massa (video game, televisi, film dan internet)

merupakan kontributor utama dalam menciptakan sikap agresif dan perilaku

kekerasan dalam kehidupan sehari-hari.

Suryoputro (2006) yang memaparkan remaja mendapatkan suatu

pendapat atau saran tentang seks dari teman sebayanya, remaja cenderung

menerima, karena remaja itu mempunyai ketakutan atau kecemasan bila

tidak melakukannya akan di asingkan dalam suatu kelompok tersebut. Hal

ini sesuai dengan yang dinyatakan Gunarsa (2004) bahwa bila suatu

kelompok remaja sudah menuntut hak bertindak kolektif yang membatasi

kebebasan individu, maka hilanglah kesempatan emansipasi dalam

kelompok. Dalam kelompok-kelompok dengan kohesi yang kuat,

berkembang norma-norma kelompok tertentu, remaja akan lebih

mementingkan perannya sebagai anggota kelompok daripada

mengembangkan pola dirinya sendiri.

Menurut Santrock (2007) fungsi utama dari teman sebaya yaitu

memberikan sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar

keluarga, sehingga hubungan dengan teman sebaya yang baik dapat

membawa anak ke perilaku yang baik dan begitu sebaliknya. Dampak

negatif dari kelompok teman sebaya dan media massa yaitu dapat

membawa remaja terlibat dalam kenakalan remaja seperti terlibat narkoba,

free seks, tawuran serta ketidakmampuan untuk membina hubungan yang

baik dengan orang lain (Santrock 2007; Goleman 2007). Pengaruh negatif

dari teman sebaya dan media massa yang besar menuntut setiap individu

Page 73: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

67

agar dapat menguasai keterampilan-keterampilan sosial dan kemampuan

penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitar (Desmita, 2009).

Bester (2007) memaparkan bahwa kurangnya waktu luang remaja

untuk berinteraksi dengan lingkingannya dapat memberikan dampak negatif

terhadap perkembangan sosial dan kepribadian remaja karena kelompok

teman sebaya akan menciptakan lingkungan sosial yang mengajar dan

mengasah tanggung jawab sosial. Meijs (2010) juga memaparkan bahwa

interaksi yang positif dengan teman sebaya dapat membantu remaja

membangun perasaan menjadi anak populer dan kemudian berdampak pada

tindakan prososial seperti kemampuan memecahkan masalah sosial,

membangun hubungan pertemanan, dan memiliki perilaku sosial yang

positif. White (2010) menyebutkan bahwa remaja yang memiliki tingkat

agresivitas tinggi dengan teman sebaya akan lebih mudah terlibat dalam

perilaku seksual Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2009)

pada remaja fase akhir, menyebutkan bahwa keterampilan sosial yang

dimiliki oleh seseorang sangat dipengaruhi oleh keikutsertaannya dalam

organisasi. Sementara itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ruhidawati

(2005) menunjukkan bahwa sebagian besar remaja lebih memilih

menghabiskan waktunya dengan kelompok teman sebayanya dan

menceritakan masalah yang dihadapi dengan kelompok teman sebaya

daripada dengan orang tua (Ghozali, 2004).

Informasi seksual yang benar dapat berfungsi sebagai instrument

pencegahan pernikahan dini sekaligus berfungsi sebagai alat propaganda

program keluarga berencana (KB) yang murah, namun efektif. Sebagai

contoh, penjelasan tentang bahaya pernikahan dini atau kehamilan dini dan

Page 74: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

68

penerangan tentang usia ideal untuk menikah akan mendorong para remaja

menunda pernikahan dini karena menyadari kekeliruan yang berpotensi

mengancam kesehatan, baik bayi yang mereka lahirkan maupun mereka

sebagai orang tua (Surbakti, 2009).

Informasi dan sumber yang didapatkan semua partisipan tidak

memaparkan bahwa informasi yang mereka dapat berasal dari orangtua.

Padahal Bilamana orang tua mampu memberikan pemahaman mengenai

perilaku seksual kepada anak-anaknya, maka anak-anaknya cenderung

mengontrol perilaku seksualnya itu sesuai dengan pemahaman yang

diberikan orang tuanya. Hal ini terjadi karena pada dasarnya pendidikan

seks yang terbaik adalah yang diberikan oleh orang tua sendiri. Kesulitan

yang timbul kemudian adalah apabila pengetahuan orang tua kurang

memadai menyebabkan sikap kurang terbuka dan cenderung tidak

memberikan pemahaman tentang masalah-masalah seks anak. Akibatnya

anak mendapatkan informasi seks yang tidak sehat. Pendidikan seksual

yang diberikan sepatutnya berkaitan dengan norma-norma atau peraturan

yang berlaku di masyarakat, mencakup apa yang dilarang, apa yang

dilazimkan dan bagaimana melakukannya tanpa melanggar aturan-aturan

yang berlaku di masyarakat (Sarwono, 2008).

Page 75: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

69

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang peneliti temukan dalam proses penelitian tentang

pengalaman seksualitas remaja antara lain:

1. Proses wawancara mendalam kepada partisipan cukup sulit untuk mendapat

kepercayaan, karena hal-hal yang ditanyakan merupakan hal yang bersifat

pribadi.

2. Kontrak waktu kepada partisipan cukup sulit untuk melakukan proses

pengumpulan data, karena partisipan mempunyai kewajiban untuk sekolah.

3. Membina hubungan saling percaya kepada partisipan cukup sulit, karena

pada awal wawancara, peneliti telah memaparkan bahwa yang akan peneliti

tanyakan merupakan seputar seksualitas.

4. Proses menganalisa data dalam penelitian kualitatif cukup sulit untuk

mendapatkan tema, kategori dan sub tema yang didapat dari hasil

wawancara mendalam.

Page 76: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

71

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan 3 tema, yaitu : 1) makna seksualitas

pada remaja; 2) perilaku seksual pada remaja dan 3) sumber dan

informasi pada remaja. Makna seksualitas berdasarkan ungkapan-

ungkapan remaja merupakan suatu hubungan seksual antara laki-laki dan

perempuan dan suatu rangsangan. Perilaku seksual yang dilakukan oleh

remaja siswa atau siswi SMK I Nusantara ciputat meliputi 1) berpegangan

tangan; 2) pelukan; 3) merangkul; 4) cium pipi; 5) berciuman bibir,

mencium dada, sentuhan bahkan sampai Oral seks. Sumber dan jenis

informasi yang didapat dan sering didapatkan oleh remaja siswa atau

siswi SMK I Nusantara Ciputat adalah media internet, televisi, majalah

dan handphone, selain itu dari pergaulan teman sebaya mereka mendapat

informasi tentang seksualitas.

Page 77: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

72

B. Saran

1. Bagi SMK I Nusantara Ciputat

a. Memberikan materi khusus tentang Seksualitas mencakup

makna, perilaku seksual, dampak dan akibat perilaku seksual

menyimpang

b. Memberikan peringatan tegas kepada siswa/siswi yang

mempunyai sarana seksualitas yang negatif, seperti video

porno dalam telepon genggam

c. Mangadakan workshop tentang pendidikan seksual secara

rutin

d. Meningkatkan pembelajaran yang lebih religious, seperti

acara keputerian

2. Peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk dilakukan

penelitian mengenai seksualitas dengan melakukan pendekatan

kepada partisipan dengan cara bergaul dengan remaja agar data

yang didapat lebih banyak dan akurat

3. Institusi pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan

terkait seksualitas remaja terutama pada bidang keperawatan

maternitas.

Page 78: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

73

4. Pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran bagi

perawat atau tenaga kesehatan lain terutama masalah-masalah yang

berkaitan dengan kesehatan seksual remaja yang selama ini masih

dianggap tabu baik oleh masyarakat maupun tenaga kesehatan itu

sendiri dan masih belum banyak mendapatkan perhatian. Hasil

penelitian ini juga berguna bagi perawat sebagai landasan dalam

memberikan promosi kesehatan seksual remaja.

Page 79: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2003

Andi Prastowo. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif.

Jogjakarta : DIVA Press. 2010

Berg, Judith. Dimensions of Sexuality in the Perimenipausal Trasitions: A Model a

Practice. Jurnal. 2001

BKKBN. Perasaan dan Harapan Remaja Memasuhi Masa Pubertas.

http://ceria.bkkbn.go.id/ceria/penelitian/detail/351. 2001, diakses pada tanggal

7 Februari 2012

Chang, William. Bioetika. Kanisius:Yogyakarta.2009

Demartoto, Argyo. Seks, Gender dan Seksualitas. Jurnal. 2006

Departemen Kesehatan. Profil Kesehatan kepulauan Riau. Jakarta: Depkes RI. 2007

___________________.Capacity Buiding Bagi Konselor Sebaya dan Pengelola

Program Kesehatan Remaja. Jakarta: Depkes RI. 2005

___________________. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI. 2011

Endarmoko, Edo. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.2006

Ghozali, LF. Pengaruh Teman Sebaya dan Media Massa terhadap Perilaku seksual

.2011

Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (alih bahasa Istiwidayati dan Soedjarwo). Jakarta :

Erlangga. 2004

Heffner, Linda J & Schust Danny J. Sistem Reproduksi ed. 2. Boston. 2005

KPAI. Perkawinan Dini Menyebabkan Tingginya Perceraian.

http://www.kpai.go.id/publikasi-mainmenu-33/beritakpai/73-perkawinan-

dini-penyebab-tingginya-angka-perceraian.html. 2007, diakses pada

tanggal 23 Desember 2011

______Anak Hasil Nikah Siri Rentan Eksploitasi. http://www.kpai.go.id/home-

mainmenu-1/88-anak-hasil-nikah-siri-rentan-eksploitasi.html?date=2018-02-

01.2008, diakses pada tanggal 16 Desember 2011

Page 80: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

Imran, Noor. Relasi Seksual dan Isu Gender. Jakarta: Fisip UI. 2004

Irawati dan Prihyugiarto Irwan. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Terhadap

Perilaku Seksual Pria Nikah Pada Remaja Di Indonesia: BKKBN. 2005

Jayadi, Ahkam. Perlindungan konsumen dan Pemberdayaan Perempuan. Di akses

dari http://www.kesrepro.info/?q=taxonomy/term/1&page=51. 2007, pada

tanggal 08 Januari 2012

Kuntari, Titik. Prinsip-Prinsip Pengobatan dalam Islam. Jurnal. Yogyakarta :

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia diakses dari

http://medicine.uii.ac.id/upload/klinik/elearning/ikm/prinsip-prinsip-

pengobatan-dalam- islam-fkuii-tk.pdf . 2007, pada tanggal 07 Januari 2012

Krabil, Hesberger Anne. Seksualitas Pemberian Allah. PT.BPK Gunung Mulia:

Jakarta. 2008

Moleong, L J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja. 2004

Martono, Lydia Harlina, dan Satya Joewana. Pencegahan dan Penanggulangan

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka (Persero).

2006

Munfarida, Elya. Kritik dan Wacana Seksualitas Perempuan. Jurnal. 2009

Mu’tadin, Z. Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.Yogyakarta: Andi

Offset. 2002

Munti, Ratna Batara. Demokrasi Keintiman: Seksualitas di Era Global. LKIS:

Yogyakarta.2005

Melliana, Anastasia. Menjelajah Tubuh Perempuan dan Mitos Kecantikan.

Yogyakarta: LKIS. 2006

Negara, Made Oka. Mengurai Persoalan Kehidupan Seksual dan Reproduksi

Perempuan. Jurnal. 2007

PKBI. Perkembangan Seksualitas Remaja. BKKBN: Jakarta. 2009

Santrock, JW. Adolescence: Perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga. 2003

Sarwono, W. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali. 2005

Synovate. Perbandingan Antara Pengaruh Layanan Informasi dan Konseling

Terhadap Sikap Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Jurnal

Penelitian Kesehatan. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1110715.pdf.

2010

Page 81: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

Sudibio. Tingkat Pengetahuan dan Sikap remaja SMA Santo Thomas Mengenai Seks

Bebas. Skripsi. Universitas Sumatra Utara. 2008

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto. 2004

Taufik & Anganthi, Nisa. Seksualitas Remaja: Perbedaan Seksualitas Antara Remaja

yang Tidak Melakukan Hubungan Seksual dan Remaja yang Melakukan

Hubungan Seksual. Jurnal. 2005

UNAIDS. Mari Bergabung Menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia.

http://data.unaids.org/Topics/Partnership-Menus/PDF/indonesiacover-id.pdf.

2004

________. International Technical Guidance on Sexuality Education: An evidence-

informed approach for schools, teacher and healtheducators. Geneva:

UNAIDS. 2009.

Purba, Robo Alexander. Dampak Media Televisi Terhadap Perilaku Seksual Remaja

Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2004. Skripsi.

2004. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/33319 diakses pada

tanggal 16 Juli 2012

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta. 2007

Purnomo, Aloys Budi. Agama dan Kekerasan pada Perempuan. Diakses dari

http://www.kesrepro.info/?q=taxonomy/term/1&page=51. 2007, pada tanggal

07 Desember 2010

Purnawan, Iwan. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual pada Anak

Jalanan di Stasiun Kereta Api Lempuyangan Jogjakarta. Program Studi Ilmu

Keperawatan, Fakultas Kedokteran UGM. 2004

Permana, Herri. Seks Remaja dan aborsi. 2012 dikutip dari

http://www.aborsi.org/artikel.htm

Saryono dan Mekar, Dwi Anggraeini. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang

Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. 2010

Sri Esti Wuryani. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo. 2002

Stright, Barbara R. Keperawatan Ibu- Bayi baru lahir. Jakarta: EGC. 2005

Suryoputro, dkk. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di

Jawa Tengah: Implikasinya Terhadap Kebijakan dan Layanan Kesehatan

Seksual dan Reproduksi. 2006

Page 82: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

Yudantara, I ketut Gede. Mengubah Ketidakpastian Menjadi Kekuatan. PT Elek

Media Komputindo: Jakarta. .2006

West, Richard & Turner, H Lynn. Introducing Communication Theory : Analysis and

Aplication. Jakarta: Salemba. 2008

Wong, L Donna. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik ed 6. Jakarta: EGC. 2009

xiv

Page 83: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini
Page 84: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini
Page 85: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini
Page 86: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini
Page 87: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini
Page 88: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini
Page 89: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini
Page 90: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini
Page 91: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

Guru BP

Pengantar :

Dengan hormat,

Sebelumnya Saya mengucapkan terima kasih atas kesedian Bapak/Ibu Guru

SMK Nusantara Ciputat untuk menjadi partisipan dalam peneltian Saya. Jawaban-

jawaban yang Bapak/Ibu berikan akan menjadi data dalam penelitian Saya, dan

Bapak/Ibu bisa menjawab sesuai hal yang pernah terjadi di SMK Nusantara Ciputat

ini. Untuk memudahkan Saya dalam melakukan wawancara, Saya akan menggunakan

alat bantu yang berupa alat perekam.

A. Identitas Pewawancara

1. Nama pewawancara :

2. Tanggal wawancara :

3. Waktu wawancara :

4. Tempat wawancara :

B. Indentitas Partisipan

1. Nama :

2. Usia :

3. Jenis kelamin :

4. Agama :

5. Posisi pekerjaan :

Page 92: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

C. Pengalaman seksualitas siswa/siswi SMA Nusantara Ciputat

1. Berapa banyak yang Bapak/Ibu ketahui siswi SMA Nusantara Ciputat yang

melakukan pacaran?

2. Dalam 10 tahun terakhir, adakah siswi SMA Nusantara Ciputat yang

dikeluarkan dari Sekolah ini akibat tindakan seksual?

3. Apakah Bapak/Ibu pernah memanggil/mengintrogasi siswi SMA Nusantara

Ciputat, karena melakukan tindakan pacaran yang terlalu berlebihan?

4. Kalau ada, bagaimana Bapak/Ibu atau sekolah ini menyikapinya?

5. Apa yang Bapak/Ibu ketahui mengenai seksualitas?

6. Biasanya apa yang dilakukan siswi SMK Nusantara Ciputat pada saat

pacaran?

Page 93: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

Remaja

Pengantar :

Dengan hormat,

Sebelumnya Saya mengucapkan terima kasih atas kesedian Anda untuk

menjadi partisipan dalam peneltian Saya. Jawaban-jawaban yang Anda berikan tidak

ada yang salah dan bersifat bebas sehingga Anda bisa menjawab sesuai pengalaman

dan hal yang pernah terjadi pada Anda. Untuk memudahkan Saya dalam melakukan

wawancara, Saya akan menggunakan alat bantu yang berupa alat perekam.

A. Identitas Pewawancara

1. Nama pewawancara :

2. Tanggal wawancara :

3. Waktu wawancara :

4. Tempat wawancara :

B. Indentitas Partisipan

1. Nama :

2. Usia :

3. Agama :

Page 94: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

C. Pengalaman seksualitas

1. Apa yang Kamu ketahui tentang Seksualitas?

2. Apa saja yang termasuk perilaku Seksual?

3. Informasi apa yang sering Kamu dapatkan/cari mengenai seksual?

4. Biasanya, Kamu mendapatkan informasi tersebut dari mana?

5. Dari yang Kamu sebutkan mengenai perilaku seksual, yang biasanya Kamu

lakukan bersama teman/ pacar Kamu apa saja?

Page 95: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

ANALISA TEMATIK

No Pernyataan Signifikan Kategori Sub Tema Tema

Informan

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

1 Suatu hubungan intim, yang

dilakukan oleh pasangan lawan jenis

perempuan dan laki-laki.

Hubungan Intim Makna seksualitas

pada remaja

√ √ √ √ √

2 Suatu rangsangan untuk berbuat

yang tidak-tidak, rangangan untuk

berhubungan seksual,

Rangsangan √ √

4 Berpegangan tangan , pegangan

tangan sama tangan dia, tangan saling

menempel, bergandengan tangan

Pegangan

tangan

Perilaku seksual

pada remaja

√ √ √ √ √ √

5 Mencium pipi palingan kak,, Cium pipi Berciuman

√ √ √

6 Saya berciuman bibir saat pas waktu √ √ √

Page 96: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

SMP kak

7 Saya pernah melakukan cupang,

cupang itu melakukan ciuman, tapi

lebih dari ciuman bibir, bisa

didada,dimana saja anggota tubuh

lain

Cium dada

8 Saya pernah melakukan grepe, grepe

itu menyentuh dada perempuan,

Sentuhan

9 Saya pernah melakukan spongan,

spongan itu mengisap alat kelamin

laki-laki kak,,

Oral seks

8 Saya dapet informasi dari majalah Majalah Media

Sumber dan

Informasi seksual

pada remaja

√ √ √ √ √ √ √

Page 97: PENGALAMAN SEKSUALITAS REMAJA DI SEKOLAH · PDF fileREMAJA . DI S. EKOLAH . M. ENENGAH . K. EJURUAN. NUSANTARA . ... FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... Ayah dan Ibu.... Kini

9 Saya mendapatkan informasi

seksualitasnya dari koran,

Koran

10 Saya mendapatkan informasinya dari

internet,

Internet

√ √ √ √ √ √ √

11 Saya mendapatkan infornasi nya itu

dari televisi

Televisi

12 Dari sekolah juga bisa dapet

informasi nya

Pelajaran

sekolah

√ √

13 Ngobrol sama teman, sering curhat

juga

Teman Sebaya

√ √